i
PERANAN HOME INDUSTRY DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(STUDI KASUS DESA SAPIT KECAMATAN SUELA)
Oleh
ANAL FIKRI ARISTO NIM : 160203062
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2020
ii
PERANAN HOME INDUSTRY DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(STUDI KASUS DESA SAPIT KECAMATAN SUELA)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
ANAL FIKRI ARISTO NIM : 160203062
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2020
iii
iv
vi
vii
MOTTO
1
36. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan
tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui".
1 QS. Saba’ 34: Ayat 36.
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT ku persembahkan skripsi ini kepada:
Ibu/bapakku tercinta, ayahanda Rumasta dan ibunda Mariatun yang senantiasa mengasihi dan menyayangiku dengan setulus hati hingga saat ini. Kepada seluruh keluarga besarku yang selalu memberi dukungan serta semua sahabat-sahabatku yang telah setia membantu dari awal proses pembuatan skripsi hingga selesai dan terkhusus untuk almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan menyebut nama
Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan peneliti
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW
yang telah menunjukkan jalan yang lurus bagi seluruh umat manusia.
Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penelti
menyampaikan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Mataram.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Mataram.
3. Dosen pembimbing I, Bapak Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag. dan Dosem
pembimbing II, Ibu Syukriati, M.Hum. yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak H. Bahrur Rosyid, MM selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah,
5. Ibu Atun Wardatun, Ph.D selaku Dosen Wali.
6. Para pemilik dan karyawan usaha Home Industry di Desa Sapit yang telah
memberi izin serta kemudahan dalam mengambil data penelitian.
x
7. Kedua orang tua dan sahabat yang ikut mendukung proses penulisan skripsi ini
sampai selesai.
Peneliti juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan untuk menyempurnakan
selanjutnya. Akhir kata peneliti ucapkan Alhamdulillah, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi peneliti sendiri.
Mataram, 30 Juli 2020
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iii NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... v PENGESAHAN ................................................................................................ vi HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii ABSTRAK ........................................................................................................ xiv BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 9 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................ 10 E. Telaah Pustaka................................................................................. 11 F. Kerangka Teori ................................................................................ 14 G. Metode Penelitian ............................................................................ 26 H. Sistematika Pembahasan ................................................................. 32
BAB II BENTUK DAN PERAN HOME INDUSTRY DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT DESA SAPIT SERTA KENDALA YANG DIHADAPI OLEH PARA PELAKU HOME INDUSTRY DESA SAPIT
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 35 B. Bentuk Usaha Home Industry Desa Sapit ....................................... 38 C. Peran Home industry ....................................................................... 40 D. Kendala yang Dihadapi Oleh Pelaku Usaha Home Industry di
Desa Sapit ........................................................................................ 54
BAB III ANALISIS PERAN HOME INDUSTRY DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA SAPIT
A. Analisis Bentuk Home Industry Desa Sapi ..................................... 57
xii
B. Analisis Peran Home Industry dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Sapit ............................................ 58
C. Analisis Kendala yang Dihadapi Oleh Pelaku Home Industry di Desa Sapit ........................................................................................ 61
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 63 B. Saran ................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Jumlah Dusun Dengan Batas-Batas dan Luas Wilayah Desa Sapit .... 35
Tabel 2.1 Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa Sapit ............................. 37
Tabel 2.2 Bentuk-Bentuk Home Industry yang Ada di Desa Sapit ................... 38
Tabel 2.3 Jumlah Produk Usaha Home Industry Meubel .................................. 42
Tabel 2.4 Jumlah Karyawan/Pekerja Pada Home Industry Desa Sapit ............. 51
Tabel 2.5 Pendapatan Pemilik dan Pekerja Home Industry di Desa Sapit
Sebelum dan Sesudah Adanya Usaha Home Industry ....................... 53
xiv
PERANAN HOME INDUSTRY DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(STUDI KASUS DESA SAPIT KECAMATAN SUELA)
Oleh:
Anal Fikri Aristo NIM : 160203062
Penelititan ini bertujuan untuk mengetahui peranan home industry dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sapit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriftif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan bahwa ada 3 bentuk home industry di Desa Sapit, yaitu home industry “Kopi Sapit”, home industry “Puncak Sari Alam” dan home industry Meubel. Kemudian peran home industry dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sapit sangat penting karena mampu membuka lapangan pekerjaan, mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi oleh para pelaku home industry adalah kendala dalam permodalan, management dan pemasaran.
Berdasarkan hasil analaisis yang peneliti lakukan terkait dengan hasil temuan dilapangan bahwa usaha home industry Desa Sapit sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dengan adanya home industry ini perekonomian masyarakat semakin meningkat , biaya pendidikan dan kesehatan tercukupi serta masyarakat tetap bisa melaksankan Ibadah untuk menyembah Tuhan pemilik Ka’bah dengan begitu masyarakat merasakan hidup aman dan damai. Walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha home industry namun tidak signifikan mempengaruhi perannya dalam mensejahterakan masyarakat karena kendala tersebut merupakan kendala yang cukup ringan.
Kata Kunci : Peranan, Home Industry, Kesejahteraan Masyarakat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal tahun 2020 Amerika Serikat (AS) melalui kantor
perdagangan atau office of the US Trade Refresentative (USTR) di Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) tidak lagi memasukkan Indonesia sebagai negara
berkembang, artinya Indonesia menurut Amerika Serikat kini berstatus negara
maju tak lagi mendapatkan perlakuan istimewa dalam perdagangan. Sehingga
Indonesia berusha memacu diri untuk mensejajarkan dirinya dengan negara-
negara maju yang ada. Upaya-upaya itu dilakukan dengan meningkatkan
pembangunan disegala aspek, baik pembangunan sumber daya manusia,
sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan tekhnologi maupun pembangunan
dalam bidang ekonomi.2
Kegiatan pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk
meningkatkan daya dan taraf hidup masyarakat, karena dengan semakin
meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka kebutuhan masyarakat akan mudah
terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maka dibutuhkan lapangan
pekerjaan yang mampu menyerap setiap angkatan kerja yang ada. Indonesia
sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, belum mampu sepenuhnya
untuk memaksimalkan potensi yang ada untuk mengelola dan memanfaatkan
2Muhammad Idris, “Indonesia Masuk Negara Maju atau Berkembang ? Ini Penjelasan
WTO”,https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2020/02/22/115252426/indonesia-masuk-negara-maju-atau-berkembang-ini-penjelasan-wto, diakses pada 28 Juli 2020, pukul 22.05.
2
sumber daya tersebut berupa modal sosial masyarakat yang cukup besar
khususnya masyarakat yang ada di pedesaan.
Oleh karena itu masyarakat khususnya di pedesaan dituntut untuk
lebih mengembangkan kemampuan atau potensi yang ada pada diri mereka
sendiri sehingga bisa memanfaatkan berbagai peluang usaha yang ada. Dengan
kata lain, segala ide yang dimiliki oleh masyarakat yang beragam sangat
berguna untuk menyumbangkan kreatifitasnya dalam memanfaatkan peluang
usaha yang ada tersebut guna memenuhi kebutuhan sehari harinya.
Salah satu peluang usaha yang sedang digalakkan oleh pemerintah
belakangan ini adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) atau biasa
disebut dengan home industry atau industri rumah tangga.
Home industry adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam skala
kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu. Home berarti rumah,
tempat tinggal ataupun kampung halaman. Sedangkan industry, dapat diartikan
sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya,
home industry (atau biasa ditulis/dieja dengan Home Industri) rumah usaha
produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil
karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.3
Pengertian lain, home industry adalah rumah usaha produk barang
atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
kegiatan usaha ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas
3 Gita Rosalita Armelia dan Anita Damayantie, “Peran PTPN VII dalam Pemberdayaan
Home Indutri Keripik Pisang”, Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 4, 2013, hlm. 339.
3
tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil
adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp 1.000.000.000.4
Kriteria lainnya dalam UU No. 9 Tahun 1995 adalah Milik Warga
Negara Indonnesia, berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, berbentuk
usaha orang perseorangan dan badan usaha yang tidak berbadan hukum atau
badan usaha yang berbadan hukum. 5
Adapun kegiatan sektor industri yang semakin efisien dalam suatu
perekonomian nasional membutuhkan perusahaan-perusahan kecil di bidang
industri pengolahan. Tumbuhnya industri rumah tangga di pedesaan akan
meningkatkan ekonomi desa dengan berbagai macam kegiatan usaha dan
keterampilan masyarakat. Hal ini akan memberikan kemajuan penting bagi
kegiatan pembangunan ekonomi pedesaan.6
Dari beberapa pendapat tentang pengertian home industry di atas
dapat dikatakan bahwa home industry merupakan kegiatan pengolahan barang
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang dilakukan oleh
masyarakat degan berbagai keterampilan yang dimiiki sendiri, yang
4 Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 102. 5https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1995/9TAHUN~1995UU.htm , diakses tanggal 08
Juni 2020, Pukul 22.39 WITA. 6 Ronald Lapcham, Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3ES
anggota IKPI, 1991), Cet. Ke-1, hlm. 142.
4
disesuaikan dengan modal dan kuantitas produksi yang ada, dan mampu
mempergunakan tenaga kerja lokal yang ada. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa home industry dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk
mampu tumbuh dan berkembang membangun prekenomian secara mandiri
lingkup prekonomian rumah tangga khususya dan masyarakat pada umumnya.
Dengan begitu, kesejahteraan akan dapat dirasakan dalam setiap rumah tangga
terutama kesejahteraan dalam bidang prekonomian.
Mengingat dominasi persebaran kemiskinan yang ada di negara kita,
yang mana kemiskinan lebih banyak berada di desa-desa yang disebabkan
terbatasnya lapangan pekerjaan di satu sisi dan sekaligus ketidakmampuan
masyarakat menjadikan sumber daya alam yang ada sebagai sebuah peluang
usaha di sisi yang lain. Maka keberadaan home industry yang berkelanjutan
dapat memberikan andil besar sekaligus dapat dijadikan sektor usaha yang
menduduki peran strategis dalam pembangunan ekonomi di sutau desa
khususnya dan negara pada umumnya.
Seperti desa-desa lain yang ada di Indonesia di mana home industry
terus bermunculan, tumbuh dan berkembang. Begitu juga dengan Desa Sapit
Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur sejak beberapa tahun terakhir
yakni sekitar tahun 2018 terdapat beberapa home industry yang mulai
bermunculan sebagai pilihan usaha bagi masyarakat seperti usaha makanan dan
minuman olahan, kopi, dan meubel, dan home industry lainnya. 7
7Sainep, S. Pd. (Pejabat Kepala Desa sementara), Wawancara, Kantor Desa Sapit, 20
Oktober 2019.
5
Keberadaan serta pertumbuhan home industry yang ada di Desa Sapit
mengalami pasang surut bahkan di awal-awal sebelum adanya istilah UMKM,
usaha ini sudah dilakukan oleh beberapa masyarakat. Namun disebabkan oleh
berbagai faktor, usaha masyarakat ini mengalami stagnasi (mandek), bahkan
hilag sama sekali. 8
Desa Sapit adalah desa yang terletak di lereng gunung Rinjani dan
memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah. Berdasarkan topografi
wilayah, Desa Sapit terletak pada ketinggian antara 600 - 700 meter di atas
permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan antara 25-45 º berupa daerah
dataran. Topografi desa secara umum merupakan hamparan dataran tinggi
bergelombang dan sedikit berbukit. Iklim di Desa Sapit termasuk Iklim Tropis
dengan kelembaban berkisar 75-85 °C dengan suhu rata harian 20,9-32,9 °C.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah petani dan ikuti dengan
mata pecaharian yang lain seperti buruh tani, kerajinan, pertukangan, profesi,
dan bahkan menjadi tenaga kerja luar daerah dan luar negeri. 9
Potensi sumber daya alam Desa Sapit meliputi areal persawahan yang
luas dan banyaknya embung rakyat, sumber daya hutan yang sebagiannya sejak
tahun 2014 telah berstatus menjadi Hutan Kemasyarakatan (HKm). Desa Sapit
juga memiliki potensi pada bidang pariwisata alam, pada sekitar tahun
1989/1990 terdapat dua buah penginapan untuk touris yang keberadaannya
telah menciptakan porter-porter lokal sebagai salah satu pasar kerajinan lokal
8Observasi awal, Desa Sapit 25 Oktober 2019 pukul 15.00 WITA 9Profil Desa Sapit Tahun 2019
6
yang ada saat itu. Akibat krsis ekonomi pada tahun 1998/1999 dan kerusuhan
di Lombok pada tahun 2001 dunia pariwisata dan usaha-usaha masyarakat
(porter, kerajinan lokal) di Desa Sapit mengalami stagnasi sampai sekarang. 10
Sebagaimana dijelaskan di atas, sekitar tahun 2018 di Desa Sapit telah
tumbuh kembali home industry. Di zaman modern ini perkembangan
tekhnologi informatika sangat pesat dan telah dapat diakses ke setiap pelosok
termasuk di pedesaan, membuat pola pikir masyarakat khususnya masyarakat
desa Sapit semakin maju, sehingga dapat melihat peluang-peluang usaha yang
dapat mendatangkan hasil untuk pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Hal ini terlihat dari semakin bertambahnya home industry yang ada di
Desa Sapit, di antaranya home industry yang berdiri pada tanggal 29 Januari
2018, yaitu usaha “Puncak Sari Alam” yang dikelola oleh bapak Darsimin S.E.
Usaha ini sudah mampu merekrut pekerja tetap 5-15 orang terutama ibu-ibu
rumah tangga dan pemuda desa yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Usaha
pada bidang pembuatan minuman olahan ini memiliki produk unggulan berupa
Serbat Jahe yang berbahan dasar jahe/jahe merah dan memiliki manfaat yang
cukup banyak salah satunya mampu meningkatkan daya tahan tubuh.11
Selain usaha “Puncak Sari Alam”, ada juga sebuah usaha home
industry yang dikelola oleh salah satu warga Desa Sapit yaitu Anton, S.E.I.
atau yang bergerak di bidang pengolahan minuman berbahan dasar Kopi
dengan salah satu Brand yaitu “Kopi Sapit”. Pengolahan minuman Kopi ini
10Zainul Fikri, SH. (Mantan Kepala Desa Periode 2007-2013), Wawancara, Desa Sapit 2 November 2019.
11Observasi awal, Desa Sapit 2 November 2019 pukul 16.00 WITA
7
berbahan dasar Biji Kopi pilihan, yaitu Biji Kopi Robusta berkualitas yang
ditanam di daerah dataran tinggi +-1000Mdpl dan hanya menggunakan Biji
Kopi yang sudah matang (berwarna merah) .12
Selain itu, di Desa Sapit terdapat juga usaha home industry lainnya
seperti usaha meubel yang dikelola oleh Bapak H. M. Muhammad Hambali
Yahya Ibrahim (papuk tuan Nia) dan anaknya Amaq Zaki , usaha meubel ini
termasuk salah satu usaha yang paling awal berada di Desa Sapit bersamaan
dengan keberadaan pariwisata pada tahun 1989/1990 sebagaimana telah
dijelaskan di atas.
Pada tanggal 01 November 2016 anak-anak muda mendirikan
Kelompok Sadarwisata (Pokdarwis) Desa Sapit yang mengilhami munculnya
usaha penyewaan tenda dan kelengkapannya serta rumah inap yang disediakan
di beberapa rumah warga, salah satunya rumah Jannata S. Tp dengan nama
“Langgar Pusaka Home Stay”, rumah bapak Sukiman Kalim dengan nama
“Dharma Kerti Home Stay” dan rumah Abdurrahman Wahid dengan nama
“Canvas Coffee Home Stay”. Pada tahun 2018 Desa Sapit mendapatkan SK
Desa Wisata oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat. Hal ini setidaknya dapat
dpergunakan sebagai peluang dan sebagai wadah promosi hasil produksi usaha
home industry oleh masyarakat sehingga dapat berkembang dengan cepat dan
mengalami perkembangan yang cukup bagus. 13
12Obsevasi awal, Desa Sapit 3 November 2020 pukul 10.00 WITA 13Didik Kurniawan (Sekretaris POKDARWIS), Wawancara, desa Sapit 08 Juni 2020.
8
Kemudian seiring dengan tumbuh dan berkembangnya home industry
tersebut tentu tidak terlepas dari berbagai masalah dan kesulitan dalam
mengembangkan usaha-usahanya. Adapun beberapa permasalahan yang sering
dihadapi oleh pelaku home indutry di antaranya:
Pertama, permodalan. Modal merupakan faktor penting untuk
memulai suatu usaha. Suatu usaha bisa berjalan dengan baik apabila
tercukupinya modal. Keberadaan home industry yang ada di Desa Sapit rata-
rata memiliki modal yang belum cukup sehingga sulit bagi mereka untuk
mengembangkan usahanya. Kedua, management. Selain Permodalan, para
pelaku home industry juga masih belum maksimal dalam melakukan
management waktu, pekerja dan modal terutama pemasukan (keuntungan) dan
pengeluaran (biaya). Ketiga, pemasaran. Dalam pemasaran hasil usaha perlu
adanya perluasan jangkauan pemasaran. Home Industry yang ada di Desa Sapit
juga masih Mengalami kendala dalam hal pemasaran sehingga jangkauan
pasarnya masih sedikit.14
Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan sebuah kendala
dalam pengembangan suatu usaha. Dengan kurangnya modal berdampak pada
terbatasnya produk yang dihasilkan, sehingga pemasaran produk juga
mengalami hambatan.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiyah berupa skripsi dengan judul
14Observasi awal, desa Sapit 4 November 2019 pukul 14.30 WITA.
9
“Peranan Home Industry dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat (Studi Kasus Desa Sapit Kecamatan Suela)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk usaha home industry masyarakat desa Sapit?
2. Bagaimana peran home industry dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa Sapit?
3. Apa saja kendala yang dihadapi oleh para pelaku home industry di desa
Sapit?
C. Tujuan dan Manfat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tersebut, yaitu:
a. Untuk mengetahui bentuk usaha home industry di desa Sapit
b. Untuk mengetahui peran home industry dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa Sapit.
c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh para pelaku home industry
di desa Sapit.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tersebut, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan
khazanah ilmu pengetahuan, khususnya di jurusan ekonomi atau ekonomi
syariah.
b. Manfaat Praktis
10
1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan
manfaat bagi pengelola home industri desa Sapit.
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi refrensi bagi peneliti-
peneliti dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang
terutama dalam permsalahan yang sama.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang
membangun bagi masyarakat dan pemerintah.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Agar dalam pembahasan lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka
penulis fokuskan penelitian ini pada bagaimana bentuk-bentuk usaha home
industry masyarakat desa Sapit dan bagaimana peranan home industry
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa Sapit serta apa saja
kendala yang di hadapi oleh para pelaku home industry di desa Sapit
Kecamatan Suela.
Peneliti memfokuskan penelitian ini hanya pada tiga hal tersebut. Hal
ini dimaksudkan supaya peneliti dapat fokus sehingga data yang diperoleh
valid, spesifik dan memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang
diperoleh.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten
Lombok Timur dari awal bulan Juni sampai akhir bulan Juli Tahun 2020.
11
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang
literature yang relevan dengan bidang topik tertentu yang memberikan tinjauan
mengenai apa yang telah di bahas atau dibicarakan oleh peneliti terdahulu.
Berdasarkan telaah pustaka terdahulu, peneliti menemukan beberapa penelitian
yang bisa dijadikan refrensi dan pertimbangan, yaitu:
1. Skripsi Sri Handayani, Jurusan Ekonomi Syari’ah, UIN Mataram tahun
2018 dengan judul “Peran Dan Prospek Pengembangan Wisata Edukasi
Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Setanggor
Kecamatan Praya Barat Perspektif Ekonomi Islam”, dalam penelitiannya,
Sri Handayani membahas tentang bagaimana peran dan prospek
pengembangan wisata edukasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di desa setanggor. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa
peran wisata edukasi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Setanggor
adalah membuka lapang kerja yang potensial bagi masyarakat sekitar yang
bekerja sebagai karyawannya, karena dengan adanya objek wisata di desa
Setanggor, kini penduduk setempat memiliki pekerjaan dan penghasilan
merekapun bisa bertambah.
Prospek pengembangan wisata edukasi di desa setanggor dilihat
dari peluang pasar cukup menjanjikan dan memiliki prospek yang cerah.
12
Objek wisata ini tidak pernah sepi peminat, dari kalangan anak muda
sampai dewasa.15
Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama meneliti tentang peran
suatu usaha dalam mensejahterakan masyarakat suatu desa, sedangkan
perbedaannya adalah pada penelitian sebelumnya peneliti membahas
tentang peran dan prospek pengembangan wisata edukasi dalam
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, sedangkan dalam
penelitian ini, peneliti membahas tentang peranan home industri dalam
meningkatkan kesejahteran masyarakat.
2. Skripsi Siti Susana, JurusanEkonomi Islam, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
tahun 2012 dengan judul “Peranan Home Industri Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus
Desa Mengirau Kecamatan Merbau)”, dalam penelitiannya, Siti Susana
membahas tentang bagaimana proses produksi dan peran home industri
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Mengkirau. Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa proses produksi yang di lakukan oleh
pengusaha home industri di desa Mengkirau masih sangat sederhana dan
masih menggunakan system manual.
Home industry merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat desa Mengkirau dan berperan dalam meningkatkan
15Sri Handayani, “Peran Dan Prospek Pengembangan Wisata Edukasi Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat Perspektif Ekonomi Islam”, (Skripsi, UIN mataram, Mataram 2019).
13
prekonomian masyarakat, mengurangi pengangguran dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.16
Persaman dalam penelitian ini, yaitu sama-sama membahas tentang
peranan home industry dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian sebelumnya melakukan
penelitian lebih mendalam tentang perspektif ekonomi islam, namun pada
penelitian ini tidak memprioritaskan tentang perspektif ekonomi islam.
3. Skripsi Baiq Isniati, Jurusan IPS Ekonomi, UIN Mataram tahun 2018
dengan judul “Peran Ekonomi Kreatif Sektor Krajinan Untuk Mengurangi
Tingkat Pengangguran di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari
Kabupaten Lombok Barat”, dalam penelitiannya, Baiq Isniati membahas
tentang bagaimana peran ekonomi kreatif sektor kerajinan (kayu, bamboo
dan ingke) yang di produksi masyarakat untuk mengurangi tingkat
pengangguran di desa Taman Sari. Hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa ekonomi kreatif sector kerajinan (kayu, bambu dan ingke) yang
diproduksi masyarakat Taman Sari Kecamatan Gunungsari memiliki peran
dalam mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan prekonomian
mayarakat dengan terbentuknya lapangan pekerjaan serta memberikan
tambahan pendapatan bagi masyarakat. Selain itu, kehadiran ekonomi
kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari berdampak terhadap sektor
16Siti Susana, “Peranan Home Industry Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Desa Mengirau Kecamatan Merbau)”, (Skripsi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Riau 2012).
14
pariwisata dan juga memperkuat rasa toleransi masyarakat desa Taman
Sari.17
Persaman dalam penelitian ini, yaitu sama-sama membahas tentang
peran suatu usaha industri kecil terhadap prekonomia masyarakat pada suatu
desa. Sedangkan perbedannya adalah pada penelitian sebelumnya
membahas ekonomi kreatif berupa kerajinan (kayu, bambu dan ingke)
dalam mengurangi tingkat pengangguran, namun pada penelitian ini
membahas tentang usaha home industri dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Home Industry
Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman.
Sedangkan Industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang
dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home Industry (atau biasanya
ditulis/dieja dengan “Home Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau
juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas
tercantum dalam UU No.9 Tahun1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil
adalah usaha dengan kekayaan (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha ) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000.
Kriteria lainnya dalam UU No. 9 Tahun 1995 adalah milik WNI,
berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha kelas
17Baiq Isniati, “Peran Ekonomi Kreatif Sektor Krajinan Untuk Mengurangi Tingkat Pengangguran Di Des Ataman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat”, (Skripsi, UIN Mataram, Mataram 2018).
15
menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan
hukum maupun tidak. Home Industri juga dapat berarti industri rumah tangga,
karena termassuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga.18
Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2008 bahwa usaha kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukanoleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
ini.19
Usaha kecil yang dimaksud disini meliputi usaha kecil informal
dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal merupakan usaha yang belum
terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Pengusaaha kecil yang
teermasuk dalam kelompok ini antara lain petani penggarap, pedagang kaki
lima, dan pemulung. Sedangkan yang dimaksud dengan usaha kecil tradisional
adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan
secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya.20
2. Peran dan Fungsi Home Industy
a. Pengertian Peran
18Siti Susana, “Peranan Home Industry Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Desa Mengkirau Kecamatan Merbau)”, (Skripsi, UIN Sultan Syarif Kasim, Riau , 2012).
19UU RI No.20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan menengah), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. Ke-2, hlm. 3.
20Sopiah dan Syihabudin, Manajemen Bisnis Ritel, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008), Cet. Ke-1, hlm. 210.
16
Peran ialah sesuatu yang di harapkan dimiliki oleh yang memiliki
kedudukan dalam masyarakat. 21Peranan peranan ialah bagian dari tugas
utama yang harus dilakukan. 22Pemeranan ialah proses cara atau
perbuatan memahami perilaku yang diharapkan dan dikaitkan dengan
kedudukan seseorang.23
Peranan (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan ( Status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak
dapat dipisahka, karena yang satu tergantung pada yang lain. Tidak ada
peranan tanpa kedudukan dan tidak ada kedudukan tanpa Perana.
Sebagaimana kedudukan, maka setiap orang dapat mempunyai berbagai
macam peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya. Hal itu berarti
bahwa peran tersebut menentukan apa yang di perbuatnya bagi
masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh
masyarakat kepadanya. Peran sangat penting karena dapat mengatur
perilaku seseorang. Sealin itu peran menyebabkan seseorang dapat
meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga
seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku
orang-orang sekelompoknya.24
b. Cakupan Peran
21Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 2002), Cet.Ke-1, hlm. 1132. 22Ibid. 23Ibid. 24J.Dwi Narwoko dan Bagong Suryanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:
Kencana, 2007), Cet. Ke-3, hlm. 158-159.
17
Menurut Soerjono Soekanto bahwa peran itu mencakup 3 hal, yaitu:
1. Peranan meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalaam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.25
c. Peran Usaha Kecil dalam Perekonomian
Dalam hal ini peran dan fungsi home Industri dalam kegiatan ekonomi
masyarakat sangat besar. Adapun peran home industri diantaranya :26
1. Memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Tiap
unit investasi pada sektor industri kecil dapat menciptakan lebih
banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang
sama pada usaha besar maupun menengah. Pada tahun 2003, ternyata
industri kecil menyerap 99,4% dari seluruh tenaga kerja.
2. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal,
memegang peranan utama dalam pengadaan produk dan jasa bagi
masyarakat, dan secara langsung menunjang kegiatan usaha yang
bersekala lebih besar.
25Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996), Cet. Ke-22, hlm. 269. 26Siti Susana, “Peranan Home Indutri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Desa Mengkirau Kecamatan Merbau)”, (Skripsi, UIN Sultan Syarif Kasim, Riau , 2012).
18
3. Industri kecil relatif tidak memiliki utang dalam jumlah besar.
4. Industri kecil memberikan sumbangan sebesar 58,30% dari PDB
nasional tahun 2003, karena masalah yang dihadapi bangsa indonesia
saat ini adalah tingginya tingkat pengangguran.
5. Dapat menumbuhkan usaha didaerah, yang mampu menyerap tenaga
kerja.
6. Akhir-akhir ini peran industri kecil diharapkan sebagai salah satu
sumber peningkatan ekspor non migas.
Untuk meningkatkan penjualan, para perajin industri kecil perlu
memperhatikan aspek pemasaran. Pemasaran prosuk secara langsung
ataupun lewat perantara sebaiknya dioptimalkan. Kerjasama dengan
eksportir swasta, maupun dukungan dari berbagai lembaga terkait
seperrti Pemda, Deperindag, dan dinas kepariwisataan diharapkan dapat
memperrkuat jaringan pemasaran dalam negeri dan luar negeri.
Upaya sebagian kecil perajin industri yang sudah
mempromosikan kreativitas mereka lewat jaringan internet perlu di ikuti
oleh perajin industri kecil yang lain. Dalam hal ini pelaku industri kecil
dapat bekerja dengan paguyuban untuk mengusahakan bantuan dari
pemerintah ataupun lembaga-lembaga swasta yang concern terhadap
perrkembangan industri kecil agar memberikan dukungan dalam bentuk
fasilitas, pelatihan teknologi Informasi (TI) ataupun pendampikangan.
Dengan demikian diharapkan cakupan promosi lebih luas dan efektif
sehingga usaha para perajin dapat lebih berkembang.
19
Para perajin industri kecil yang belum mempunyai ijin usaha,
sedapat mungkin segera mengurusnya. Karena bagi usaha kerrajianan
yang telah berijin, biasanya mempunyai omzet produksinya yang lebih
tinggi dan berani meneima pesanan dalam jumlah besar. Dengan legalitas
usaha, pembeli akan lebih percaya karena keberrlangsungan usaha lebih
terjamin.
Adapun fungsi home industry atau usaha kecil diantaranya :
1. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui
berbagai keterikatan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi,
penyalur dan pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar.
Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor yang
mempunyai kaitan kedepan maupun ke belakang.
2. Industri kecil dapat meningkatkkan efisiensi ekonomi, khususnya
dalam menyerap sumberdaya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel
karena dapat menyerap tenaga kerja dan sumber daya lokal serta
meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi wirausaha
yang tangguh.
3. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan, karena jumlahnya
terrbesar diperkotaan maupun di pedesaan.27
Jadi fungsi home industri dan usaha kecil sangat baik bagi usaha
peningkatan ekonomi nasional.
27Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), Cet. Ke-1, hlm. 77.
20
3. Kesejahteraan
a. Definisi Kesejahteraan
Pengertian kesejahteraan menurut kamus besar bahasa indonesia
berasal dari kata sejahtera yang mempunyai makna aman, sentosa,
sentosa, makmur, dan selamat (terlepas dari segala macam gangguan,
kesukaran, dan sebagainya).28 Kata sejahtera mengandung pengertian
dari bahasa sansekerta “catera” yang berarti payung. Dalam konteks
kesejahteraan, “catera” adalah orang yang sejahtera, yakni orang yang
dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan tau
kekhawatiran sehingga hidupnya aman dan tentram, baik lahir maupun
batin.29
Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 menjelaskan juga
tentang arti dari kesejahteraan. Kesejahteraan di definisikan sebagai suatu
tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spritual
yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan
batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan
pemenuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,
keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban
asasi manusia sesuai dengan pancasila.30
28W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1999), hlm. 887. 291Agung Eko Purwana, “Kesejahteraan Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Justicia
Islamica, Vol. 11, No. 1, 2014, hlm. 6. 30Ibid., hlm. 7.
21
Dalam konteks teori kewarganegaraan, kesejahteraan diartikan
sebagai puncak dari evolusi hak-hak kewarganegaraan. Masyarakat barat
yang demokratis berkembang bermula dari hanya sebagian kecil saja
yang mendapatkan hak-hak sipil, politik dan sosial. Ketika hak-hak sipil
mulai diterapkan secara lebih luas, maka pengertian kewarganegaraan
menuntut untuk dipenuhi secara penuh akan hak-hak sosialnya.
Seseorang tidak dapat dianggap sebagai anggota masyarakat yang penuh
dan sederajat kalau kehidupannya dalam kemiskinan, menempati rumah
yang tidak layak huni, kesehatannya tidak terjaga dengan baik dan
berpendidikan tidak memadai.31
Dari beberapa teori diatas, Konsep kesejahteraan telah
berkembang menuju kesempurnaannya. Kesamaan berbagai konsep ini
tertuju pada tujuan yang sama, yakni sebuah kondisi masyarakat yang
semakin baik. Kondisi kesejahteraan ini merupakan sebuah gambaran
yang dikenalkan bersama, baik oleh pelaku usaha, organisasi massa,
dewan perwakilan, pemerintah, maupun masyarakatnya.32
b. Indikator Kesejahteraan
Untuk bisa mencapai kesejahteraan, tentu perlu diperhatikan apa
indikator kesejahteraan itu, ada beberapa indikator kesejahteraan antara
lain :
31Ibid., hlm. 9. 32Ibid.
22
Pertama, jumlah dan pemerataan pendapatan. hal ini berhubungan
dengan masalah ekonomi. Pendapatan berhubungan dengan lapangan
kerja, kondisi usaha dan faktor ekonomi lainnya. Penyediaan lapangan
kerja mutlak dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat memiliki
pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa itu semua
mustahil manusia dapat mencapai kesejahteraan. Tanda tanda belum
sejahteranya kehidupan masyarakat adalah jumlah dan sebaran
pendapatan yang mereka terima. Kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha agar masyarakat mampu memutar roda perekonomian yang
pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah pendapatan yang mereka
terima. Dengan pendapatan yang mereka terima ini, masyarakat dapat
melakukan transaksi ekonomi.
Kedua, pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau.
Pengertian mudah disini dalam arti jarak dan nilai yang harus dibayar
oleh masyarakat. Pendidikan yang mudah dan murah merupakan impian
semua orang. Dengan pendidikan yang mudah dan murah itu, semua
orang dapat dengan mudah mengakses pendidikan setinggi-tingginya.
Dengan demikian kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang layak
semakin terbuka. Berkat kualitas sumberdaya manusia yang tinggi ini,
lapangan kerja yang dibuka tidak lagi berbasis kekutan otot, tetapi lebih
banyak menggunakan kekutan otak. Sekolah dibangun dengan jumlah
yang banyak dan merata, disertai dengan peningkatan kualitas serta biaya
yang murah. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan tidak hanya
23
terbuka bagi mereka yang mempunyai kekuatan ekonomi atau mereka
yang tergolong cerdas saja. Tapi, semua orang diharuskan untuk
memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Sementara itu, sekolah juga
mampu memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didiknya. Angka melek huruf menjadi semakin tinggi, karena
masyarakat mampu menjangkau pendidikan dengan biaya murah.
Kesejahteraan manusia dilihat dari kemampuan mereka untuk mengakses
pendidikan, serta mampu menggunakan pendidikan itu untuk
mendapatkan kebutuhan hidupnya.
Ketiga, kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata.
Kesehatan merupakan faktor untuk mendapatkan pendidikan dan
pendapatan. Oleh karena itu, faktor kesehatan ini harus ditempatkan
sebagai hal yang utama dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat yang
sakit akan sulit memperjuangkan kesejahteraan dirinya dan keluarganya.
Jumlah dan jenis pelayanan kesehatan harus sangat banyak. Masyarakat
yang membutuhkan layanan kesehatan tidak dibatasi oleh jarak dan
waktu. Setiap saat mereka bisa mengakses layanan kesehatan yang murah
dan berkualitas. Apabila masih banyak keluhan masyarakat tentang
layanan kesehatan, maka itu pertanda bahwa suatu Negara masih belum
mampu mencapai taraf kesejahteraan yang diinginkan oleh rakyatnya.33
c. Indikator Kesejahteraaan dalam Islam
33http://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/icai/indikator_kesejahteraan
_54ff1feda333112e4550f95f, diakses tanggal 25 November 2019, Pukul 08.50 WITA.
24
Kesejahteraan (welfare) adalah kondisi yang menghendaki
terpenuhinya kebutuhan dasar bagi individu atau kelompok baik berupa
kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, sedangkan lawan dari
kesejahteraan adalah kesedihan (bencana) kehidupan.34
Al -Qur’an telah menyinggung indikator kesejahteraan dalam
Surat Quraisy ayat 3-4,
Artinya: “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik)
rumah ini (Ka’bah). yang telah memberikan makanan kepada mereka
untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut”.
berdasarkan ayat di atas, maka kita dapat melihat bahwa indikator
kesejahteraan dalam Al-Qur’an tiga, yaitu menyembah Tuhan (pemilik)
Ka’bah, menghilangkan lapar dan menghilangkan rasa takut.
Indikator pertama untuk kesejahteraan adalah ketergantungan
penuh manusia kepada Tuhan pemilik Ka’bah, indikator ini merupakan
representasi dari pembangunan mental, hal ini menunjukkan bahwa jika
seluruh indikator kesejahteraan yang berpijak pada aspek materi telah
terpenuhi, hal itu tidak menjamin bahwa pemiliknya akan mengalami
kebahagiaan, kita sering mendengar jika ada orang yang memiliki rumah
mewah, kendaraan banyak, harta yang melimpah namun hatinya selalu
gelisah dan tidak pernah tenang bahkan tidak sedikit yang mengakhiri
34Ahmad Zaki Badawi, Mu’jam Mushthalahatu Al-Ulum Al-ijma’iyah, (Beirut, Maktabah
Lubnan: New Impression 1982), hlm. 445.
25
hidupnya dengan bunuh diri, padahal seluruh kebutuhan materinya telah
terpenuhi. Karena itulah ketergantungan manusia kepada Tuhannya yang
diaplikasikan dalam penghambaan (ibadah) kepada-Nya secara ikhlas
merupakan indikator utama kesejahteraan (kebahagiaan yang hakiki)
seseorang sebagaimana yang dialami oleh penduduk Bhutan, Negara
yang memiliki indeks kebahagiaan tertinggi dan merupakan negara
paling aman di dunia.
Indikator kedua adalah hilangnya rasa lapar (terpenuhinya
kebutuhan konsumsi), ayat di atas menyebutkan bahwa Dialah Allah
yang memberi mereka makan untuk menghilangkan rasa lapar, statemen
tersebut menunjukkan bahwa dalam ekonomi Islam terpenuhinya
kebutuhan konsumsi manusia yang merupakan salah satu indicator
kesejahteraan hendaknya bersifat secukupnya (hanya untuk
menghilangkan rasa lapar) dan tidak boleh berlebih-lebihan apalagi
sampai melakukan penimbunan demi mengeruk kekayaan yang
maksimal, terlebih lagi jika harus menggunakan cara-cara yang dilarang
oleh agama, tentu hal ini tidak sesuai anjuran Allah dalam surat Quraisy
di atas, jika hal itu bisa dipenuhi, maka kita tidak akan menyaksikan
adanya korupsi, penipuan, pemerasan, dan bentuk-bentuk kejahatan
lainnya.
Sedangkan indikator yang ketiga adalah hilangnya rasa takut,
yang merupakan representasi dari terciptanya rasa aman, nyaman, dan
damai. Jika berbagai macam kriminalitas seperti perampokan,
26
pemerkosaan, pembunuhan, pencurian, dan kejahatan-kejahatan lain
banyak terjadi di tengah masyarakat, hal itu menunjukkan bahwa
masyarakat tidak mendapatkan ketenangan, kenyamanan dan kedamaian
dalam kehidupan, atau dengan kata lain masyarakat belum mendapatkan
kesejahteraan. 35
Jadi berdasarkan dari definisi serta indikator kesejahteraan secara
umum bahwa ketima seseorang atau sekelompok orang terpenuhi
kebutuhan hidupnya dari segi ekonomi, pendidikan dan kesehatan,
kemudian indikator kesejahteraan dalam Islam dapat disimpulkan bahwa,
kesejahteraan adalah situasi atau kondisi dimana seseorang atau
sekelompok orang hidup dallam keadaan aman dan damai, bisa
senantiasa menyembah Tuhan (pemilik) ka’bah dan tidak hidup dalamm
keadaan lapar atau kebutuhan makanan terpenuhi.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode utama yang digunakan dalam penelitian inii adalah
kualitatif. Penggunaan metode kualitatif dipandang prosedur penelitian yang
diharapkan menghasilkan data yang deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari sejumlah orang dan perilaku yang dapat diamati.36
Adapun yang menjadi alasan peneliti dalam menggunakan metode
kualitatif deskriptif adalah karena, metode tersebut sangat cocok dengan
35Amirus Sodiq, “Kosep Kesejahteraan dalam Islam”, Equilibrium, Vol. 3, No. 2, Desember 2015. Hlm. 390-391.
36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Banduung: Alfabeta, 2014), hlm. 2.
27
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu tentang Peranan Home
Industry Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus
Desa Sapit Kecamatan Suela), yang diharapkan metode deskriptif tersebut
akan diperoleh gambaran secara nyata mengenai bagaimana peranan home
industry dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Sapit
Kecamatan Suela.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrument
sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaan peneliti dilokasi
penelitian mutlak diperlukan.37
Oleh karena itu pada waktu pengumpulan data dilapangan peneliti
melakukan kajian mendalam dengan cara observasi dan wawancara terhadap
mekanis objek penelitian tanpa diwakili siapapun. Kehadiran peneliti amat
penting karena penelitian ini akan sangat efisien dan efektif dalam
mendapatkan data yang benar-benar tingkat keabsahannya sangat baik
sehingga dengan begitu data yang di dapatkan tidak mengandung
interpretasi banyak. pihak pengelola home industry harus mengetahui
bahwa peneliti melakukan penelitian di tempat tersebut karena
mempermudah bagi peneliti bisa mendapatkan data yang sesuai dengan
judul yang dibuat dan rumusan masalah yang akan diteliti.
3. Lokasi Penelitian
37 Miftahul Huda, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, 2006, hlm. 49.
28
Lokasi penelitian merupakan tempat atau wilayah dimana peneliti
akan melakukan penelitian. Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti
berlokasi di desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.
Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena peneliti
menganggap usaha home industry di desa ini cukup potensial
perkembangannya dalam membantu prekonomian masyarakat terutama
pada home industry yang mengelola hasil perkebunan. Ini dilihat dari hasil
perkebunan masyarakat desa Sapit yg cukup melimpah.
4. Sumber Data
Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-
sumber yang dapat percaya, agar data atau informasi dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan peneliti dan menjawab masalah-masalah
penelitian. Sumber data sangat perlu karena merupakan salah satu hal
utama untuk mendapatkan data yang sesuai dengan judul yang diteliti.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah;
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data utama yang dimbil
secara langsung dari pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang
diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer yaitu
pemilik dan pekerja home industry desa Sapit, diantaranya bapak
Darsimin, S.E., Anton, S.E. dan bapak H. M. Hambali Yahya Ibrahim.
2. Data Sekunder
29
Adapun yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini
adalah dokumen, media, buku, dan surat keterangan maupun arsip-
arsip yang berkaitan dengan objek penelitian ini. Selain itu data
sekunder ini akan peneliti cari lewat kepala desa Sapit dan sebagian
masyarakat yang tau tentang keberadaan home industy ini.
5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data juga merupakan proses penting dalam
melakukan penelitian bahkan menjadi keharusan bagi seorang peneliti.
Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa
metode, yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah metode yang dilakukan untuk mengumpulkan
data dengan cara mengamati hal-hal yang berkaitan dengan tempat,
pelaku kegiatan dan hal-hal yang dianggap relevan dengan data yang
diperlukan.38
Dalam penelitian ini jenis observasi yang digunakan yaitu
observasi langsung. Dimaksud dengan observasi langsung adalah
pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang
diobservasi, dalam arti bahwa pengamatan tidak menggunakan “media-
media transfaran”. Hal ini dimaksud bahwa peneliti secara langsung
melihat atau mengamati apa yang terjadi pada objek penelitian.39
38Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 63. 39Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), Cet. Ke-1, hlm. 143.
30
Dalam kaitannya dengan penelitian ini peneliti akan mengamati
langsung bagaimana peranan home industry dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di desa Sapit
b. Wawancara
Wawancara atau interview dalam penelitian kualitatif adalah
percakapan, seni bertanya dan mendenagar. Wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab,
sambil beratatap muka antara si penanya atau pewawancara dan si
penjawab atau partisipan.40
Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan jenis
wawancara tidak terstruktur dan tatap muka yaitu dengan memberikan
pertanyaan tanpa ada pertanyaan yang direncanakan. Jika responden
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berdasarkan jawaban tersebut
pewawancara kemudian mengembangkan pertanyaan lain yang lebih
terperinci sekaligus menanyakan kembali pertanyaan tersebut kepada
responden untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam.41
Adapun dalam wawancara, peneliti melakukan wawancara
dengan beberapa orang yang terkait dengan home industry yang ada di
desa Sapit, diantaranya pemilik home industry, pekerja home industry,
kepala desa, dan beberapa orang masyarakat desa Sapit. Tujuan
wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana kesejahteraan yang
40Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Cet. Ke-7, hlm. 234. 41Ulber silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), hlm.
314.
31
dirasakan oleh masyarakat terutama dalam bidang ekonomi karena
adanya home industry desa Sapit.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger dan sebagainya.42 Metode dokumentasi adalah
metode yang menggunakan dokumen-dokumen sebagai data mengenai
hal-hal berupa buku, catatan, internet dan lain-lain43
Untuk dokumentasi yang akan peneliti lakukan adalah
mengumpulkan data berupa catatan, audio, video atau gambar tentang:
jumlah penduduk desa Sapit, proses produksi home industry dan pihak-
pihak yang bersangkuran dengan home industy tersebut.
6. Teknik Analisis Data
Mengenai metode analisis data, metode yang digunakan oleh
peneliti adalah menggunakan analisis kualitatif deskriptif, yaitu dengan
cara memaparkan informasi-informasi faktual yang diperoleh dari
lapangan yang bersifat informasi dan keterangan-keterangan, kata-kata
lisan maupun tulisan dan langkah-langkah yang dapat di amati dari orang-
orang yang di teliti. Selanjutnya data yang terkumpul dibahasakan dan di
tafsirkan sehingga diberikan gambaran yang tepat mengenai hal-hal yang
sebenarnya terjadi dengan berbagai teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini.
42Moh. Soehada. Metode Penelitian Sosiologi Agama (kualitatif) (Yogyakarta: SUKA Press UIN Sunan Kalijaga, 2012), hlm. 115.
43 Suharmin Arikunto. Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 188.
32
7. Validitas data
Untuk keabsahan data, langkah-langkah yang dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan kesahihan data dari penelitian ini adalah dengan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Triangulasi
Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan data dengan memanfaatkan
berbagai sumber yang lain. Dalam penelitian ini tidak menuutup
kemungkinan bahwa ada kata-kata yang keliru dan tidak sesuai antara
yang dibicarakan dengan kenyataan sesungguhnya. Sehingga diperlukan
pemerriksaan baik pemeriksaan melalui informan, tehnik pengumpulan
data maupun waktu.
b. Berdiskusi dengan Teman Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengadopsi sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam diskusi analitik dengan teman sejawat.
Pemeriksaan teman sejawat mempunyai tujuan untuk mencari kelemahan
penafsiran yang kurang jelas serta untuk mendiskusikan dengan pihak
yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang sangat relevan, seperti
dengan dosen pembimbing skripsi, dosen peneliti, teman kuliah atau
orang-orang yang menguasai masalah tersebut.
c. Kecukupan Referensi
Selain dari langkah-langkah diatas penelti juga akan melihat
kecukupan refrensi dari permasalahan yang dibahas dalm penelitian ini.
Kecukupan refrensi bisa digunakan sebagai landasan teoritis yang cukup
33
kuat dalam merumuskan masalah, oleh karena itu peneliti akan selalu
berpedoman pada refrensi.
H. Sistematika Pembahasan
Sistem penulisan penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan
skripsi UIN Mataram tahun 2018. Agar hasil penelitian ini tersusun secara
sistematis,
maka peneliti akan menyusunnya kedalam beberapa bab, dianataranya :
BAB I adalah Pendahuluan. Bab ini menguraikan secara ringkas latar
belakang masalah sehingga munculnya keinginan peneliti untuk mengkaji
permasalahan yang menjadi tema dasar penelitian ini. Pada bab ini juga
diuraikan rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian, telaah pustaka
terhadap penelitian yang relevan dan kerangka teoritik yang menjadi acuan
teori dari penelitian yang dilakukan. Selain itu bab ini juga memaparkan
serangkaian tehnik atau metode penelitian yang peneliti gunakan dalam proses
penelitian, yang termasuk didalamnya adalah pendekatan penelitian, kehadiran
peneliti, sumber dan jenis data, metode pengumpulan data, tehnik analisis data,
dan validitas data.
BAB II berisi paparan dan temuan data baik berupa data primer maupun
sekunder dari hasil penelitiian yang dilakukan di lapangan. Bab ini diawali
dengan paparan secara secara deskriptif tentang gamabaran lokasi penelitian,
dan temuan-temuan yang berkaitan dengan penelitian yang berupa profile
home industry, letak gografis dan sosial ekonomi,. Bab ini juga membahas
tentang peranan home industry dan sebagai lanjutannya bagaimanan peranan
34
home industry dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Sapit
Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.
BAB III adalah Pembahasan. Bab ini berisi tentang analisis data dari
hasil temuan yang telah dipaparkan pada bab II sebelumnya. Pada bab ini juga
dipaparkan tentang bagaimana peranan home industry dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok
Timur.
BAB IV adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan
merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian ini serta berisi saran-
saran yang dapat membantu dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
35
BAB II
BENTUK DAN PERAN HOME INDUSTRY DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT DESA SAPIT SERTA KENDALA
YANG DIHADAPI OLEH PARA PELAKU HOME INDUSTRY DESA SAPIT
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Desa Sapit
Desa Sapit merupakan salah satu desa dari 8 (delapan) desa yang ada
di Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur dengan luas wilayah 1440,7
ha dengan tofografi berbukit dan bergelombang. Berupa tanah pertanian,
tegalan, dan pekarangan/pemukiman penduduk. Terletak pada ketinggian
600-700m/dpl beriklim tropis yang memiliki 2 (dua) musim yaitu: musim
hujan dan musim kemarau. Curah hujan rata-rata mencapai 2000-3000
mm/th terjadi pada bulan Nopember-Mei dan musim kemarau terjadi pada
bulan Juni-Oktober, sehingga Desa Sapit tergolong pada klasifikasi iklim
type C.
Desa Sapit terdiri dari 4 (empat) dusun dengan batas-batas, luas
wilayah sebagaimana dipaparkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.
Jumlah Dusun Dengan Batas-Batas dan Luas Wilayah Desa Sapit
No Desa/Dusun
Batas-batas Dusun Luas
wilyah Utara Selatan Timur Barat
1
Mt.
Kemong
Sembalun
Bumbung
Desa Suela
Dusun
Sapit
Desa
Bebidas
360,3
36
2 Sapit
Sembalun
Bumbung
Desa Suela
Dusun
Bt.
Cangku
Dusun
Mt.
Kemong
432,4
3 Bt. Cangku
Sembalun
Bumbung
Desa
Suntalangu
Dusun
Bt.
Pandang
Dusun
Sapit
388,8
4 Bt. Pandang
Sembalun
Bumbung
Desa
Suntalangu
Desa
Mekar
Sari
Dusun
Bt.
Cangku
259,2
Sumber Tabel: Profil Desa Sapit 2019
Jumlah penduduk Desa Sapit pada tahun 2019 sebanyak 5.064 Jiwa
(Laki-laki 2.410 jiwa dan perempuan 2.654 jiwa) sedangkan jumlah
penduduk tahun lalu (tahun 2018) sebanyak 3.926 Jiwa (laki-laki 1.937 jiwa
dan perempuan 1.989 jiwa). Dalam kurun waktu 1 tahun persentase
perkembangan penduduk menunjukkan bahwa penduduk berjenis kelamin
perempuan mengalami perkembangan yang lebih banyak dari pada laki-laki,
dimana penduduk laki-laki mengalami peningkatan 24.42 % sedangkan
perempuan 33.43 %.44
2. Mata Pencaharian
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa masyarakat Desa
Sapit memiliki beberapa mata pencaharian pokok diantaranya :
44Profil Desa Sapit Tahun 2019
37
Tabel 2.1 Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa Sapit
Sumber Tabel: Profil Desa Sapit 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa jenis pekerjaan yang paling
mendominasi adalah Pelajar sebanyak 1.275 orang (590 orang laki-laki dan
685 orang perempuan) kemudian diikuti oleh jenis pekerjaan ibu rumah
tangga (233 orang), pengusaha perdagangan hasil bumi(34 orang) dan yang
MATA PENCAHARIAN POKOK
Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan
Tukang Kayu 10 orang -
Karyawan Perusahaan Swasta - 1 orang
Karyawan Perusahaan
Pemerintah
7 orang 2 orang
Pelajar 590 orang 685 orang
Ibu rumah tangga - 2033
Perangkat Desa 7 orang 1 orang
Pengusaha perdagangan hasil
bumi
13 orang 21 orang
Tukang jahit - 5 orang
Karyawan honorer 15 orang 10 orang
Tukang las 3 orang -
Jumlah Total Penduduk 3.403 orang
38
paling sedikit adalah pekerjaan karyawan perusaahaan swasta berjumlah 1
orang.
3. Sosial Masyarakat
Kehidupan masyarakat di Desa Sapit senantiasa saling tolong
menolong dam berbagai hal baik dari aspek kepentingan pribadi maupun
masyarakat, seperti dalam pertanian saling tolong menolong, membangun
rumah, membangun Masjid, membrsihkan lingkusan desa, membangun
bendungan, membangun kandang ternak dan lain-lain. Adapun perkumpulan
yang menjadi wadah tersebut dalam kemsyarakatan desa Sapit yaitu adanya
perkumpulan karang taruna desa, persatuan pelajar dan mahasiswa desa,
kelompok sadar wisata (PokdarWis) dan remaja masjid di tiap-tiap dusun
yang ada di desa Sapit.
B. Bentuk Uaha Home Industry Desa Sapit
Home industry yang ada di desa Sapit ada beberapa bentuk namun
sebagaian sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan para pemilik home industry
sudah tidak bisa menjalankannya lagi, namun ada beberapa home industry yang
masih tetap aktif beroperasi sampai sekarang dan ini merupakan home industry
yang diteliti oleh peneliti sebagai beikut:
Tabel 2.2
Bentuk-Bentuk Home Industry yang Ada di Desa Sapit
Nama Home
Industry
Tahun
Berdiri
Produk
Nama Pemilik
Home Indutry
39
Home industry
Pu cak “ari
Alam
29 januari
Tahun 2018
Serbat Jahe Darsimin, S.E.
Home industry
Meubel
Tahun 1980
Meja, Kursi, Lemari,
Podium, Pintu, Gerbang
dan Ranjang.
H.M. Hambali
Yahya Ibrahim
Home industry
Kopi “apit
Tahun 2016
Kopi Bubuk Robusta
dan Arabika, Biji Kopi
dan Kopi yang sudah
jadi atau siap minum.
Anton, S.E.I.
Sumber Tabel: hasil penelitian pada home industry desa Sapit
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah home industry yang
masih aktif beroperasi di desa Sapit berjumlah 3 home industry. Home industry
meubel merupakan home industry yang paling awal berdiri sekaligus memiliki
produk paling banyak dan home industry “Puncak Sari Alam” merupakan home
industry yang paling terakhir berdiri dan memiliki produk paling sedikit.
Selanjutnya, ketiga home industry di desa Sapit dimiliki oleh perorangan
dan berdiri sendiri tanpa bagian atau penguasaan dari lembaga perusahaan
tertentu. kemudian dari ketiga home industry tersebut hanya usaha home
industry “Puncak Sari Alam” yang sudah memiliki izin P-IRT (Produk Industri
Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan Lombok Timur sementara home
industry lainnya seperti home industry “Kopi Sapit” dan home industry meubel
40
masih dalam tahap proses pembuatan surat izin usaha, sebagaimana
diungkapkan oleh para pemilik home industry tersebut.45
C. Peran Home Industry
1. Sejarah Terbentuknya Home Industri di Desa Sapit
Awal munculnya usaha rumah tangga yang ada di Desa Sapit yaitu
diawali dengan usaha meubel pada tahun 1980an yang pertama kali
dibentuk oleh bapak H.M. Hambali (papuk tuan Nia) di pekarangan
rumanya. Pada tahun tersebut masyarakat belum familiar dengan istilah
home industry sehingga dinamakan dengan usaha rumahan. Seperti yang
beliu ceritkana kepada peneliti bahwa beliu memulai usahnya dengan modal
kejujuran dan alat yang seadanya, beliau memulai usahanya dibantu oleh
istri dan anaknya. Ketika itu beliau hanya menerima pesanan dari orang-
orang terdekat yang membutuhkan lemari, Ranjang kursi dan lain-lain.
namun berkat ketekunan beliau akhirnya usahanya bisa bertahan sekarang.
Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya mulai bermunculan usaha-
usaha home industry yang lain, namun banyak diantaranya yang hanya
berjalan beberapa tahun bahkan beberapa bulan dan akhirnya tutup
disebabkan kurangnya dukungan dan ketekunan baik dari pemilik usaha itu
sendiri, pihak keluarga maupun pihak pemerintah. Namun seiring
berjalannya waktu, masyarakat mulai sadar akan melimpahnya sumber daya
alam yang ada di Desa Sapit apalagi semenjak Desa Sapit mendapat SK
Desa Wisata dari Gubernur Nusa Tenggara Barat pada tahun 2018 yang
45Observasi, Desa Sapit, Juni 2020
41
akhirnya menyebabkan munculnya ide dari beberapa masyarakat untuk
memanfaatkan sumber daya alam tersebut guna membuat produk untuk
dipasarkan di masyarakat desa maupun masyarakat luar desa yang datang
berkunjung untuk berwisata.
Dengan landasan itu, akhirnya berdirilah beberapa home industry baru
pada tahun 2018 diantaranya, usaha home industry “Puncak Sari Alam” dan
usaha home Industry “Kopi Sapit” yang berjalan sampai Sekarang.
2. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana memegang peranan yang cukup penting dalam
menjalankan usaha home industry, karena ketersediaan sarana dan prasarana
seperti tempat produksi, alat produksi baik manual maupun mesin, bahan
baku dan transportasi bisa memberikan kontribusi yang besar bagi kegiatan
operasional. Apabila sarana dan prasarana tersebut tidak tersedia secara
memadai maka akan menghambat proses operasional dan berdampak pada
kurangnya jumlah produksi sehingga berkurangnya keuntungan. Dalam
menjalankan usahanya, para pelaku usaha home industry Desa Sapit
memeliki alat yang cukup memadai.
3. Produk Masing-masing Home Industry
Dari masing-masing home industry yang ada di Desa Sapit, mereka
memiliki produk yang berbeda-beda. Dalam usaha home industry “Kopi
Sapit” hanya memiliki satu produk yaitu kopi, hanya saja jenis kopinya
yang berbeda. Ada kopi jenis arabika dan ada juga jenis kopi robusta.
42
Kemudian dari dua jenis kopi ini pemilik usaha menyiapkan beberapa
varian kopi, yaitu kopi yang sudah jadi, kopi bubuk dan biji kopi.
Sama halnya dengan usaha home industry “Puncak Sari Alam” yang
memiliki hanya satu jenis produk yaitu Serbat jahe. Nama serbat jahe ini di
berikan oleh pemerintah NTB semenjak produk ini masuk dalam program
bantuan Covid-19, sebelumnya bernama Kopi Jahe Instan.
Kemudian berbeda dengan usaha home industry meubel yang dikelola
oleh bapak H. M. Hambali yang memiliki produk lebih dari satu,
diantaranya:
Tabel 2.3
Jumlah Produk Usaha Home Industry Meubel
No. Produk
1. Meja
2. Kursi
3. Lemari
4. Podium
5. Pintu
6. Gerbang
7. Ranjang
Sumber Tabel: hasil penelitian pada home Industry meubel.
Untuk harga setiap produk tergantung jenis bahan dan ukurannya,
biasanya bentuk produk yang di buat juga sesuai permintaan yang di
43
inginkan oleh pelanggan. Misalnya pesanan kursi untuk pribadi berbeda
dengan kursi untuk lembaga (sekolah, perkantoran dan lain-lain).
4. Kondisi Home Industry di Desa Sapit
Kondisi home industry di Desa Sapit berjalan cukup baik, proses
produksi dan pemasaran berjalan lancar walaupun belum maksimal sesuai
dengan harapan, bahkan dalam proses produksi para pelaku usaha home
industry tidak mengenal hari libur, Seperti yang di ungkapkan oleh Amaq
Zaki Anak bapak H. M. Hambali pemilik usaha meubel:
“Ndeqna arak jelo liburta, timakna jelo minggu tetep doang ta megawean karena pesenan tetep daong na arak.”46 “Kita tidak punya hari libur, walaupun hari minggu kita tetap bekerja karena pesenan tetap ada”.
Hal serupa juga disampaikan oleh Agus fatra, salah satu karyawan di
home industry “Puncak Sari Alam” , beliau mengatakan bahwa:
“Ndeqta taok aran kenjelo kekelem tetep doang ta begawean, lelemakta mroduksi, kekelem ta ngemas iya produkno”. 47“
baik pagi, siang atau malam kita tetap bekerja, paginya kita memproduksi, malamnya kita melakukan pengemasan produk.”
Kemudian Anton, SE.I pemilik usaha home industry “Kopi Sapit”
juga mengatakan hal demikian, bahwa:
“kupi sine jak tetepna butuhang ya sik dengan setiap saat, jarina ndeqta wah libur, lalang semendak ta minak. Setiap na arak dengan dateng pasti na mesen kupi.”48
46Amaq Zaki (Anak Pemilik Home Industry Meubel), Wawancara, Desa Sapit 06 Juli
2020 47Agus fatra (Pekerja Home Industry Puncak Sari Alam), Wawancara, Desa Sapit 07 Juli
2020 48Anton, S.E.I. (Pemilik Home Industry Kopi Sapit), Wawancara, Desa Sapit 08 Juli 2020
44
“Kopi sudah menjadi kebutuhan setiap orang, jadi kita tidak pernah libur untuk membuat kopi, setiap ada orang yang datang pasti pesan kopi.”
Selain produksi, begitu juga dengan pesanan. Pada usaha home
industry meubel, pesanan cukup banyak bahkan pelanggan harus rela
mengantri untuk mendapatkan produk yang dipesan karena keterbatasan
waktu dan alat untuk membuat produk tersebut. Dalam pembuatan satu
produk, seperti meja, lemari, kursi, podium dan ranjang membutuhkan
waktu 1-4 minggu bahkan lebih. Oleh karena itu sebelum produk yang satu
selesai maka pesanan untuk produk selanjutnya di tahan sementara. Hal ini
di ungkapkan oleh salah satu karyawannya, Siswandi mengatakan bahwa:
“si skeq pesenanno beggak suenta minak ya, karena tenaga dan waktunta terbatas, jarina harusta tahan juluk pesenan silainno”.49
“Satu pesanan saja membutuhkan waktu yg cukup lama untuk membuatnya karena watu dan tenaga kita terbatas, jadi terpaksa pesenan yang lain harus ditunda dulu.”
Begitu juga halnya dengan usaha home Industry “Puncak Sari Alam”,
Arisan wadi salah satu karyawannya mengatakan bahwa:
“lumayan begak pesenan doang, rubin si terkahir mauk ita pesenan lekan reseller lek Mataram 3.500 bungkus, sampe betangi ita ngemas ya dit jakan tenyakta endah kanak si ngaji lek kak pikno nulung ita ngemas ya ampokna bau buek.”50
“pesanan cukup banyak, kemarin pesanan terakhir 3.500 bungkus dari reseller yang ada di Mataram, saya dan karyawan lain sampai lembur untuk mengemasnya. Bahkan kami juga mengajak anak-anak yang belajar ngaji di rumah kakak PIK untuk ikut membantu.”
Sama halnya dengan usaha home industry “Kopi Sapit”, Sapoan salah
satu konsumen mengatakan:
49Siswandi (Pekerja Home Industry Meubel), Wawancara, Desa Sapit 06 juli 2020 50Arisan Wadi (Pekerja Home Industry Puncak Sari Alam), Wawancara, Desa Sapit 08
Juli 2020
45
“ demen ita si wahna arak usaha kupi sapit sine, ta mele ngupi langsung doang ya minang ita, terus kenyang ima naena.”51
“saya senang, semenjak usaha kopi sapit ini ada, saya lebih mudah untuk mendapatkan kopi dan proses pembuatannya cepat.”
Dengan adanya home industry ini, ekonomi pelaku usaha serta
karyawannya mengalami peningkatan yang cukup baik dari sebelumnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Asrul, salah saatu karyawan usaha “Puncak
Sari Alam” bahwa:
“nantakkah na arak usaha sine, arak taokkta meta kepeng ta kadu nyukupang kebuthanta. Mula jak ndarak ta gawek.”52
“untung aja usaha ini ada, sekarang ada tempat saya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebelumnya saya tidak ada pekerjaan.”
Dampak dari adanya usaha home industry tidak hanya meningkatkan
perekonomian pemilik dan karyawan home industry saja, adanya usaha
home industry ini juga berdampak kepada keadaan ekonomi petani, seperti
petani jahe dan petani kopi, mereka bisa langsung menjual hasil pertanian
dan perkebunannya kepada pemilik home industry dengan harga yang lebih
mahal daripada saudagar. Amaq Supian seorang petani kopi sekaligus jahe
mengatakan:
“nantakpo na arak tao ngolah ya hasil pertanianta, ndekta perlu jual ya tipak dengan luar, dit mauk ita endah aji si lebih mahal. Timbang ta jual tipak dengan luar jak mudaan maukta.”53
“untung ada yang bisa mengolah hasil pertanian dan perkebunan kita, kita tidak perlu menjualnya kepada orang luar dan kita juga di kasih harga yang lebih mahal daripada kita jual keluar biasanya harganya lebih murah.”
51Sapoan (Mayarakat Desa Sapit), Wawancara,Desa Sapit 07 Juli 2020 52Asrul (Pekerja Home Industry Puncak Sari Alam), Wawancara, Desa Sapit 08 Juli 2020 53Amaq Supian (Petani Jahe), Wawancara, Desa Sapit 10 Juli 20 20
46
Dengan bertumbuhnya perekonomian masyarakat maka bidang-
bidang penting lainnya juga ikut kena dampaknya, seperti bidang
pendidikan dan kesehatan. Dengan adanya pendapatan yang cukup tinggi,
akhirnya masyarakat mempunyai tabungan untuk membiayai pendidikan
anak-anak mereka dan membiayai kesehatan keluarga mereka. Hal ini
diuangkapkan oleh Kepala Dusun Desa Sapit yaitu Sukrin, S.E. bahwa :
“ita si jari KaDus no seneng gitak ya pada masyarakatta pada tao mandiri miang dirikna pegawean, akhirna bau sikna pada mbiayak anakna sekolah dit arak na kadu rombok-rombok biaya kesehatan keluargana.”54
“saya sebagai Kepala Dusun sangat senang melihat masyarakat bisa mandiri dan bisa membuatkan dirinya pekerjaan, dengan begitu mereka bisa membiayai pendidikan anak-anaknya serta mampu menunjang biaya kesehatan keluarganya.”
Kemudian hal yang tidak kalah penting juga dari sisi spritual,
walaupun kegiatan produksi, pengemasan produk dan peamasarn di setiap
home industry cukup padat namun mereka tetap bisa melaksanakan
kewajiban mereka sebagai seorang hamba yaitu beribadah keapada Allah
Subahanahu Wata’ala khsusunya ibadah wajib Sholat 5 Waktu (Subuh,
dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya), sebagaimana yang di ungkapkan oleh para
pemilik dan pekerja usaha home industry. Salah satunya ketika peneliti
menyakan hal ini kepa bapak Darsimin, S.E.pemilik home industry “Puncak
Sari Alam”, beliau mengatakan:
“timak kenyakanta begawean ba tetepso ta pada mbeng ya sembayang munna wah arak waktu sholat jak”.55
54Sukrin, S.E.(Kepala Dusun Sapit), Wawancara,Desa Sapit 13 Juli 2020 55Darsimin, S.E. (Pemilik Home Industry Puncak Sari Alam), Wawancara, Desa Sapit 08
Juli 2020
47
“Walupun sedang bekerja, saya tetap mempersilahkan mereka (para pekerja) untuk melaksanakan sholat jika sudah tiba waktunya”.
Hal ini memang benar adanya, karena peneliti juga menyaksikannya
secara langsung ketika melakukan observasi penelitian, bapak Darsimin,
S.E. menyediakan tempat sholat untuk karyawannya langsung di rumah
beliau. Begitu juga dengan home industry lainnya, para pemeilik usaha
home industry mempersilahkan dan menyediakan tempat ibadah untuk para
karyawannya, karena mereka menganggap justru dengan mengerjakan
kewajiban ibadahlah usaha mereka bisa berjalan lancar, hal ini di ungkapkan
oleh Amaq Zaki anak pemilik usaha home industry meubel:
“ndeqta rani ningglanag kewajibanta, karena ya salah satuna minak usahanta lancar, nengka munta jerang ya sangna seret rezekinta”.56
“kita tidak berani meninggalkan kewajiban ibadah kita, nanti kaloq kita tinggalkan jangan-jangan rezeki kita kurang lancar”.
5. Eksistensi Home Industry Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Sapit
Upaya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia merupakan hal
yang mendorong masyarakat tertentu untuk membangun sebuah usaha, salah
satunya usaha home industry. Dengan adanya usaha tersebut masyarakat
berharap bisa membantu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat
yang lain. Sebagaimana yang di katakan oleh bapak Darsimin S.E., pemeliki
home industry Puncak Sari Alam :
“sebenarna wah ku megawean laeq le bank nasional, laguq berpikir aku ngumbe saranta minag batur-batur desanta lapangan pekerjaan
56Amaq Zaki, Wawancara,Desa Sapit 06 Juli 2020
48
terutama keluarganta, nah dengan dasar sino ampokku mbukak usaha minuman jahe sine.”57
“Sebenarnya dulu saya pernah bekerja di salah satu Bank Nasional, namun saya berpikir bagaimana ccaranya bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain khususnya orang-orang di desa saya, dengan dasar itulah saya memberanikan diri untuk membangun usaha pengolahan minuman jahe ini, ya walaupun dengan modal yang sedikit dan berbagai tantangan lainnya.”
Akhirnya, dengan tekat dan semangat yang kuat dari para pelaku
usaha home industry di Desa Sapit, kesejahteraan mulai dirasakan oleh
masyarakat sedikit demi sedikit. Salah satunya dengan meningkatnya
pendapatan dari para pemilik maupun karyawan home industry serta para
petani yang ikut andil dalam menyuplai hasil pertaniannya untuk di olah
menjadi berbagai produk. Sebagaimana kesan yang disampaikan oleh Amaq
Arsyad , salah satu petani Jahe:
“si ndeqman na arak dengan tao ngolah jahe sine, kadang bingung ita mbe tipakta gin jual ya, nengka jak langsung doang mblinna ita sik bapak Intan na kadu minak serbat jaheno, nantakkah begak’ maukna belanja anak jarinta.”58
“sebelum ada yang bisa mengolah jahe ini, ketika masa panen kadang saya bingung mau jual jahe ini kemana, tapi sekarang langsung dibeli oleh bapak Intan, lumayan untuk menambah uang jajan anak-anak.”
Hal yang sama juga di katakan oleh papuk Indo :
“sebelumna arak usaha sine, ta ngerep doang lek bale, ba nengka jak arak taokta begawean begak-behgak jari belanjata.”59
“sebelum ada usaha ini, saya diam saja di rumah jadi ibu rumah tangga, tapi sekarang ada tempat kita bekerja, lumayan untuk menambah uang jajan.”
57Darsimin, S.E., Wawancara, Desa Sapit 08 Juli 2020 58Amaq Arsyad (Petani Kopi dan jahe), Wawancara, Desa Sapit 10 juli 2020 59Papuq Indo (Pekerja Home Industry Puncak Sari Alam), Wawancara, Desa Sapit 11 Juli
2020
49
Selanjutnya kesejahteraan dirasakan oleh para pemilik maupun
karyawan home indusutry serta para petani terlihat dari kemampuan mereka
memenuhi kebutuhan keluarga mereka yaitu khsusunya kebutuhan pada
bidang pendidikan dan kesehatan. Dengan meningkatnya pendapatan
mereka maka mereka mempunyai tabungan yang lebih untuk menunjang
biaya pendidikan anak-anak mereka dan biaya kesehatan keluarga mereka.
Sebagaimana yang diutarakan oleh awan, salah satu pekerja pada home
industry meubel, beliau berkata :
“nantak na arakabe usaha home indutry nene, arak kolanta rombok penghasilanta, begak-begak ta kadu bantu biaya kesehatan dengan toakta.”
“untung saja ada usaha home industry ini, saya bisa menambah penghasilan, lumayan untuk membantu biaya kesehatan orang tua saya.”60
Hal senada juga di sampaikan oleh papuq Arja, beiau berkata bahwa :
“siktasi begawean lek usaha sine, mauk ita rombok biaya sekolah anak jarinta.”61
“dengan bekerja di usaha home industry ini, saya punya tambahan dana untuk membiaya sekolah anak-anak saya”.
Dengan begitu, home industry di Desa sapit memilki pengaruh yang
cukup besar terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Sapit karena mampu
membuka lapangan pekerjaan serta mampu menyerap hasil pertanian atau
perkebunan masyarakat walaupun belum berskala besar. Di bandingkan
dengan sebelum adanya home industry tersebut, terkadang masyarakat
bingung untuk menjual hasil pertanian dan perkebunannya kemana,
60Awan (Pekerja Home Industry Meubel), Wawancara, Desa Sapit 13 Juli 2020 61Papuq Arja (Pekerja Home Industry Puncak Sari Alam), Wawancara, Desa Sapit 13 Juli
2020
50
akhirnya ketika ada orang yang menawar dengan harga murah sekalipun
terpaksa diberikan. Tapi sekarang para petani lebih mudh untuk menjual
hasilnya pertaniannya kepada pelaku usaha home indutsry dengan harga
yang relatif tinggi, lebih tinggi dari harga pasaran. Oleh karena itu,
masyarakat Desa Sapit berharap adanya usaha-usaha lain yang mampu
mengolah hasil pertanian atau perkebunan yang liannya, seperti tomat, kol,
ubi, buah kelapa, dan yang lainnya.
Selain daripada itu, pengaruh usaha home industry terhadap
prekonomian masyaraka juga dapat dilihat dari segi pendapatan karyawan,
penyerapan tenaga kerja dan segi prekonomian masyarakat sebagai berikut:
1. Segi Pendapatan Karyawan
Berbicara masalah pendapatan masyarakat tentu tidak terlepas dari
dimana dia bekerja dan apa yang dia kerjakan. Para pekerja home
industry memiliki pendapatan rata-rata Rp 1.000.0000 - Rp 1.500.0000
perbulan tergantung banyaknya orderan yang masuk, semakin banyak
orderan yang masuk tentunya semakin banyak pendapatan yang mereka
terima.
Papuq Indo mengatakan :
“si wahku megawean lek usaha sine, mauk ita mbliang anak jarinta pakaian knaca mbeng ya belanja sekolah, mula jak sekali mbe kenih ta nggitak kepeng.”62 “semenjak saya bekerja di usaha home industry ini, saya dapat membelikan anak dan cucu pakaian dan memberikan mereka uang jajan sekolah setiap hari, kaloq dulu satu bulanpun belum tentu saya dapat uang.”
62Papuq Indo, Wawancara,Desa Sapit 11 Juli 2020
51
Usaha home industry ini sangat berdampat baik pada peningkatan
prekonomian pemilik usaha dan masyarakat, walaupun pendapatan yang
mereka terima tidak terlalu banyak, tapi mampu memberikan penghasilan
bagi yang bekerja.
2. Segi Penyerapan Tenaga Kerja
Adanya usaha home industry di Desa Sapit berdampak baik bagi
masyarakat, dianataranya dapat mengurangi pengangguran, menyerap
tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan yang baru.
Disetiap tempat usaha home industry di Desa Sapit, rata-rata
masyarakat yang bekerja 10-20 orang termasuk pekerja tetap dan tidak
tetap, sehingga home industry di Desa Sapit ini sangat berdampak baik
untuk dikembangkan karena mampu membuka lapangan pekerjaan yang
baru bagi masyarakat, sehingga pengangguran-pengangguran yang ada di
Desa Sapit maupun yang diluar bisa di tampung untuk bekerja di setiap
usaha home industry berdasarkan bidangnya.63
Jumlah pekerja yang ada di usaha home industry Desa Sapit dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.4
Jumlah Karyawan/Pekerja Pada Home Industry Desa Sapit
Nama Home Industry Jumlah Karyawan/Pekerja
Pu cak “ari Ala
(pengolahan Minuman Serbat
15 Orang
63Observasi, Desa Sapit, Juni 2020
52
jahe)
Kopi “apit (pe golaha
minuman berbahan dasar
Kopi)
11 Orang
Usaha Meubel 13 Orang
Sumber Tabel: hasil penelitian pada semua home industry.
Dari data tabe 2.4 diatas yang peneliti peroleh melalui wawancara
kepada setiap pemilik usaha home industry, dapat diketahui bahwa
keberadaan usaha home industry ternyata mampu memberikan dampak
angka pengangguran, ini tentunya berdampak juga bagi peningkatan
ekonomi masyarakat desa Sapit.
3. Segi Peningkatan Prekonomian Masyarakat
Peningkatan perekonomian Masyarakat yang ada di Desa Sapit
secara tidak langsung, secara perlahan-lahan dapat ditingkatkan melalui
usaha home industry ini, karena berdampak kepada masyarakat yang
tidak memiliki pekerjaan, masyarakat yang menjadi petani jahe dan kopi
dan masyarakat lainnya.
Pengembangan usaha home industry sangat perlu dilakukan untuk
menciptakan kekuatan ekonomi di Desa Sapit, agar usaha home industry
ini mampu menjadi kekuatan ekonomi di Desa Sapit, sehingga
kedepannya lebih banyak lagi masyarakat yang merasakan kesejahteraan
terutama dalam segi perekonomian. Peningkatan perekonomian
masyarakat yang ada di Desa Sapit khususnya para pemilik dan
53
karyawan yang bekerja di usaha home industry sebelum dan sesudah
adanya usaha home industry bisa dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.5
Pendapatan Pemilik dan Pekerja Home Industry di Desa Sapit Sebelum dan Sesudah Adanya Usaha Home Industry :
Nama Masyarakat yang bekerja di
usaha home industry
Pendapatan Masyarakat
(perbulan) Sebelum Adanya home
indsutry
Pendapatan Masyarakat
(perbulan) Sesudah Adanya home
indsutry Anton S.E.I. (Pemilik Home Industry Kopi
Sapit)
Rp1.200.0000 Rp3.000.000
Amaq Arta (Pekerja Home Industry Kopi
Sapit)
Rp400.0000 Rp1.200.0000
Amaq Can (Pekerja Home Industry Kopi
Sapit)
Rp630.0000 Rp1.400.0000
Amaq Zaki (Pekerja Home Industry
Meubel)
Rp500.000 Rp4.000.0000
Siswandi (Pekerja Home Industry
Meubel)
Rp600.000 Rp1.500.000
H. M. Hambali (Pemilik Home
Industry Meubel)
Rp500.000 Rp4.000.000
Osi (Pekerja Home Industry Meubel)
Rp650.000 Rp1.500.000
Arisan Wadi (Pekerja Home Industry
Puncak Sari Alam)
Rp450.000 Rp1.500.000
Papuq Indo (Pekerja Home Industry
Puncak Sari Alam)
Rp350.000 Rp1.650.000
Agustin Hariadi (Pekerja Home
Industry Puncak Sari Alam)
Rp800.000 Rp2.300.000
Agus Fatra Wijaya (Pekerja Home
Industry Puncak Sari
Rp1.000.000 Rp2.5000.000
54
Alam) Bapak Darsimin S.E
(Pemilik Home Industry Puncak Sari
Alam)
Rp1.550.000 Rp4.050.000
Sumberl Tabel: hasil penelitian pada semua home indsutry.
Berdasarkan data pada tabel 2.5 yang peneliti peroleh melalui
wawancara dengan masyarakat (pemilik dan pekerja home industry).
Dapat diketahui bahwa keberadaan usaha home industry memberi
dampak peningkatan ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat Desa
Sapit.
D. Kendala yang Dihadapi Oleh Pelaku Usaha Home Industry di Desa Sapit
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, seperti yang dijelaskan pada
bab pertama bahwa para pelaku usaha memiliki beberapa kendala dalam
menjalankan usaha home industry tersebut, diantaranya :
1. Pertama, permodalan. Para pelaku usaha home industry sulit untuk
mengembangkan usahanya seperti membuka cabang baru karena minimnya
modal yang mereka miliki, semua pelaku usaha baik usaha kopi, serbat jahe
maupun meubel mengaku bahwa mereka membangun usahanya
menggunakan modal pribadi tanpa ada dukungan dari keluarga apalagi
pemerintah setempat. Seperti yang di ungkapkan oleh bapak H. M. Hambali,
pemilik usaha meubel :
“lekan laeq sampe nengka, modal pribadi doang kadunta. Malahan laeq jak berukta mulai no modal kejujuran doang kadunta, untung na arak dengan nyaduk ita”
55
“dari dulu sampai sekarang, saya hanya menggunakan modal pribadi. Bahkan dulu waktu pertama mulai saya hanya bermodal kejujuran, untung saja ada orang yang percaya.64
2. Kedua, Management. Selain masih minimnya permodalan, para pelaku
usaha home industry di Desa Sapit juga memiliki kendala dalam
memanajemen waktu dan pekerja termasuk memanagement Modal
(keuntungan dan pengeluaran) yang terus berputar setiap saat. Mereka
belum memiliki sistem yang cukup baik untuk mengelola hasil atau
keuntungan yang mereka dapat dari penjualan produk mereka. terkadang
pengeluran dan pendapatan tidak seimbang sehingga sulit untuk mereka
memutar kembali keuntungan yang mereka dapatkan. Hal ini di keluhkan
oleh Agustin, salah satu pekerja tetap di home industry Puncak Sari Alam :
“untungno, sekeno dateng sekeno buek. Melena ta bde laporan khusus anteqna teratur pemasukan kca pengeluaran ta”.65 “keuntungan yang kita dapatkan, begitu datang, begitu juga yang habis. Sepertinya kita perlu untuk membuat laporan khusus supaya pemasukan dan pengeluaran kita teratur.”
Begitu juga hal yang disampikan oleh Inaq Fatih, istri Anton pemilik
usaha Kopi Sapit, bahwa:
“maukta sibejual buek kadunta belanja mbli kebutuhan keluarganta arakna sisa si maukta ngmbeng karyawanta.”66 “uang yang kita dapatkan dari penjualan, sisa dari memberikan upah pada pekerja kadang habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan kelurga.”
3. Ketiga, Pemasaran. Dalam hal pemasaran rata-rata pelaku home industri di
Desa Sapit menggunakan sistem Reseller atau Dropshiper , Dimana para
64H.M. Hmbali (Pemilik Home Industry Meubel), Wawancara,Desa Sapit 06 Juli 2020 65Agustin (Pekerja Home Industry Puncak Sari Alam), Wawancara, Desa Sapit 08 Juli
2020 66Inaq Fatih (Istri Anton, S.E.I.), Wawancara, Desa Sapit 07 Juli 2020
56
pelaku home industry menyuruh orang lian untuk menjualkan produknya
tanpa harus menggunakan modal untuk menyetock produk terlebih dahulu,
akan tetapi mereka bayar ketika sudah ada yang terjual. Namun dengan
sistem seperti itu,mereka belum bisa maksimal dalam memasarkan produk
mereka karena masih terbatas hanya menjangkau masyarakat di Pulau
Lombok saja, mereka membutuhkan seorang marketing yang benar-benar
profesial khusunya dalam memanfaatkan media Internet atau Sosial Media
seperti Facebook, Instagram dan Whatsaap. Sebagaimana yang di
uangkapkan oleh bapak Darsimin S.E., pemilik home industry Puncak Sari
Alam. Beliau mengatakan:
“butuh ita dengan si tao masarang ita tipak luar daerah, dengan si tao ngadu sosial media no”67 “kita butuh orang yang bisa memasarkan produk keluar daerah, orang yang ahli menggunakan Sosial Media.”
67Darsimin, S.E., Wawancara, Desa Sapit 08 Juli 2020
57
BAB III
ANALISIS PERAN HOME INDUSTRY DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA SAPIT
A. Analisis Bentuk Home Industry Desa Sapit
Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti paparkan pada bab
sebelumnya bahwa di desa Sapit terdapat beberapa bantuk home industry yang
masih aktif beroperasi sampai sekarang dan ini merupukan sampel yang
dijadikan oleh peneliti sebagai tempat penelitian yaitu, usaha home industry
meubel, home industry “Puncak Sari Alam” dan home industry “Kopi Sapit”.
Usaha home industry yang ada di desa Sapit juga sudah memenuhi
sebagaian dari kriteria yang termaktub dalam UU No. 9 Tahun 1995
sebagaimana yang peneliti tulis dalam kerangka teori pada bab sebelumnya
yaitu usaha ini dimiliki oleh WNI, berdiri sendiri, berbentuk badan usaha
perorangan baik berbadan hukum maupun tidak dan bukan merupakan anak
perusahan atau cabang perusahaan tertentu.
Ketiga home indutry ini bisa aktif beroperasi sampai sekarang karena
bahan dasar produk mereka selau tetap ada di bandingkan dengan usaha home
industry lain yang sudah tidak beroperasi. Seperti halnya usaha home industry
“Puncak Sari Alam”, usaha terebut bisa tetap beroperasi karena bahan dasar
produknya seperti jahe banyak tersedia di desa Sapit, selain menanam sendiri
pemelik home industry juga membeli jahe dipara petani yang lain untuk
mencukupi bahan produksinya, sehingga mayarakat juga ikut merasakan
keuntungan dengan adanya uaha home industry tersebut.
58
Dari ketiga usaha home industry tersebut, home industry meubeul
merupakan usaha yang paling banyak produknya dibandingkan dengan home
industry yang lain disebabkan karena memang bahan dasar untuk membuat
produk usaha ini bisa di buat menjadi beberapa produk sesuai dengan
kreativitas para pengelola dan pekerja, beda halnya dengan usaha home
industry yang lain seperti home industry “Puncak sari Alam” yang mengolah
minuman berbahan dasar jahe dan home industry “Kopi Sapit” yang mengolah
minuman berbahan dasar kopi, para pemeilik dan pekerja hanya mampu
berinovasi dalam ranah terbatas karena memang bahan dasar yang mereka olah
hanya bisa menjadi beberapa macam olahan saja.
B. Analisis Peran Home Industry dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Desa Sapit.
Peran usaha home industry di Desa Sapit dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sangat penting terutama dalam menunjang
terlaksananya aktivitas perekonomian. Dengan terlaksananya aktivitas
perekonomian yang baik maka kesejahteraan dalam aspek lain yang berkaitan
dengan perekonomian bisa dirasakan seperti kesejahteraan dalam bidang
pendidikan dan kesehatan sebagaimana yang tertera dalam kerangka teori pada
bagian pendahuluan. Oleh karena itu, usaha home industry di Desa Sapit bisa
dikatakan sangat berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang berkerja disana.
Selain itu, tidak hanya para pemilik dan karyawan home industry saja
yang bisa merasakan kesejahteraan tersebut, namun masyarakat sekitar juga
59
ikut merasakan dampak dari adanya usaha home industry tersebut berupa
meningkatnya pendapatan mereka, seperti masyarakat yang berprofesi sebagai
petani dan pekebun.
Pada daftar tabel 2.5 di bab sebelumnya terlihat bahwa pendapatan
pemilik dan karyawan yang bekerja di usaha home industry dari sebelum
adanya home industry dan sesudah adanya home industry mengalami kenaikan
yang cukup signifikan. Kenaikan pendapatan yang didapatkan lebih dari1-2
kali lipat dari pendapatan sebelumnya. Hal ini dirasakan manfaatnya oleh para
karyawan terutama para karyawan yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan
tetap.
Selanjutnya, kesejahteraan masyarakat dapat diketahui sesuai dengan
definisi kesejahteraan yang tertera pada kajian teori di bab sebelumnya
diamana orang yang sejahtera adalah orang yang hidup dalam keadaan aman,
tentram baik lahir maupun batin. Maka dengan adanya home industry ini
kesejahteraaan tersebut bisa masyarakat rasakan, karena perekonomian mereka
bertumbuh, biaya pendidikan dan biaya kesehatan mereka bisa terjangkau
maka hidup mereka menjadi aman dan tentram baik lahir maupun batin.
Kemudian pada bagian indikator kesejahteraan disebutkan bahwa
kesejahteraan didapatkan apabila terjadinya pemerataan pendapatan ,
pendidikan yang semakin mudah dijangkau serta kualitas kesehatan yang
semakin meningkat dan merata. Hal ini juga dirasakan oleh pemilik dan
karyawan home industry sebagaimana yang peneliti tuangkan dalam bab
sebelumnya dari hasil penelitian bahwa dengan adanya usaha home industry ini
60
pendapatan mereka meningkat, biaya pendidikan dan kesehatan mereka
terbantu maka kesejahteraan yang mereka rasakan sesuai dengan indikator
kesejahteraan yang tertulis pada kaian teori.
Begitu juga halnya dengan indikator kesejahteraan menurut persfektif
Islam yang peneliti angkat dalam kerangka teori pada bab sebelumnya, dengan
adanya usaha home industry di desa Sapit para pemilik dan karyawan tetap bisa
melaksanakn kegiatan ibadah mereka khususnya kegiatan ibadah wajib seperti
sholat 5 waktu (Subuh, dzuhur, asar, maghrib dan isya) bahkan para pemilik
usaha home industry langsung menyiapkan tempat sholat para karyawan di
rumah mereka sebagaimana hasil wawancara yang peneliti dapatkan pada bab
sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa dengan adanya home industry di desa
Sapit masyarakat juga merasakan kesejahteraan dari sisi spritual mereka.
Selain dari bidang perekonomian, bidang pendidikan, bidang kesehatan
dan sisi spiritual yang disebutkan diatas, kehadiran usaha home industry juga
memberikan peranan yang sangat penting bagi para pemilik usaha untuk
meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) masyarakat yang
berprofesi sebagai karyawan diusaha mereka. Para karyawan diberikan
pelatihan-pelatihan tentang cara pengolahan SDA yang baik. Hal ini akan
meningkatkan kemampuan dan kreativitas para karyawan dalam mengola SDA
yang ada sehingga kedepannya mereka diharapkan bisa membuka usaha
mereka sendiri tentunya dengan produk yang lebih baik dari hasil pertanian
atau perkebunan yang berbeda.
61
Peran home industry dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat, dengan
meningkatkan pendapatan msayarakat sehingga masyarakat mampu menunjang
kebutuhannya dalam sisi spiritual, bidang pendidikan dan kesehatan sehingga
kesejahteraan bisa masyarakat rasakan yaitu kesejahteraan berupa hidup yang
aman, nyaman dan tentram lahir maupun batin patut untuk disyukuri dan
dipertahankan. Oleh karena itu, usaha home industry ini sangat layak untuk
dikembangkan dan diberikan dukungan baik dari pihak masyarakat maupun
pemerintah karena memiliki potensi yang besar dalam mensejahterakan
masyarakat.
C. Analisi Kendala yang Dihadapi Oleh Pelaku Home Industry di Desa Sapit
Dengan berperannya usaha home industry dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa Sapit khsusunya para pelaku usaha dan para
karyawan yang bekerja, tentu ada beberapa kendala yang mereka hadapi seperti
yang telah peneliti paparkan pada bab sebelumnya yaitu kendala dari segi
permodalan, management dan pemasaran. Namun kendala-kendala tersebut
tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi peran usaha home industry dalam
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena kendala ini
merupakan kendala yang umum dirasakan oleh para pelaku usaha.
Dari beberapa kendala yang ada, sebenarnya para pelaku usaha home
industry tidak telalu sulit dalam memperbaikinya. Seperti halnya kendala
dalam permodalan, para pelaku usaha home industry cukup membuka peluang
untuk masyarakat yang punya modal yaitu peluang untuk bekerjasama dalam
62
mengembangkan usaha home industry tersebut. kerjasamanya bisa dalam
bentuk akad Mudharabah, dimana masayrakat yang memiliki modal (shahibul
maal) mempercayakan sejumlah modalnya kepada pelaku usaha home industry
sebagai pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian bagi hasil diawal atau
bisa dengan akad yang lainnya. maka dengan cara ini para pelaku usaha home
industry akan bisa mengembangkan usahanya.
Kemudian kendala dalam pemasaran, kendala ini juga bisa diatasi dengan
cukup mudah yaitu dengan cara merekrut seseorang yang ahli dalam bidang
pemasaran, baik pemasaran langsung maupun pemasaran tidak langsung
melalui sosial media. Sehingga dengan begitu jangkauan pasar mereka lebih
luas bisa menjangkau pasar yang berada diluar Desa Sapit maupun diluar Pulau
Lombok dan otomatis produk mereka akan lebih banyak yang terjual. Begitu
juga dengan kendala management, para pelaku usaha home industry cukup
menerapkan kedisiplinan dalam mengelola karyawan dan usaha mereka dengan
cara membuat peraturan yang tegas, mengadakan punishment (hukuman) bagi
yang melanggar dan memberikan reward (hadiah) bagi yang rajin dan giat
dalam bekerja. Atau bisa juga merekrut seorang manager yang ahli
dibidangnya sehingga sistem management bisa berjalan dengan lancar.
Jadi kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha home industry tidak
terlalu sulit dan bisa diatasi dengan mudah, sehingga peran home industry
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Sapit bisa maksimal.
63
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulam
Berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bentuk Home Industry yang ada di ada tiga macam, yaitu home industry
meubel, home industry “Puncak Sari Alam” dan home industry “Kopi
Sapit”. Usaha home industry yang ada di desa Sapit juga termasuk dalam
kriteria yang ada di UU No. 9 Tahun 1995 dan UU No. 20 tahun 2008
sebagaimana yang peneliti tulis dalam kerangka teori.
Kemudian, dari ketiga usaha home industry tersebut, home Industry
meubel merupakan home industry yang awal berdiri sekaligus memiliki
produk paling banyak diantara home industry lainnya. Kemudian di ikuti
oleh home industry “Kopi Sapit” dan yang paling terakhir berdiri, yaitu
home industry “Puncak Sari Alam” sekaligus memiliki produk paling
sedikit.
2. Peran home industry dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa
Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur sangat baik karena
mampu membuka lapangan pekerjaan yang potensial untuk masyarakat
sehingga pendapatan masyarakat bisa meningkat cukup signifikan.
Dengan adanya home industry di Desa Sapit membuat masyarakat
bisa memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan dalam bidang ekonomi,
pendidikan dan kesehatan. Bukan hanya itu, kebutuhan dari sisi spiritual
64
seperti melaksanakan kegiatan ibadah tetap bisa mereka kerjakan, Dengan
begitu hidup mereka semakin lebih dari sisi duniawi dan ukhrawi (akhirat)
serta kesejahteraan hidup mereka juga semakin baik.
3. Kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha home industry di Desa Sapit
ada beberapa yaitu kendala dalam minimnya permodalan, kendala dalam
management baik memanagement keuangan (pemasukan dan pengeluaran),
management waktu dan memanagement pekerja.
Namu semua kendala yang ada tidak terlalu berpengaruh dalam
mengurangi peran home industry dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan kendala tersebut bisa diatasi dengan cara membuka peluang
kerjasama bagi masyarakat yang memiliki modal serta merekrut pekerja
yang ahli dalam bidang pemasaran dan meningkatkan kedisiplinan dalam
aktivitas management.
B. Saran
1. Saran bagi pelaku usaha home industry untuk terus menggali dan
memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam yang ada untuk menjadi sebuah
produk yang berkualitas. Selain daripada itu peneliti berharap para pelaku
usaha ihome industry juga terus meningkatkan kemampuanny dalam
kedisiplinan sehingga kendala-kendala yang dihadapi bisa teratasi dengan
baik.
2. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan juga untuk masyarakat yang
bekerja sebagai karyawan supaya mereka juga bisa memanfaatkan Sumber
Daya Alam yang ada dan mampu membuka usaha mereka sendiri.
65
3. Para karyawan diharap untuk lebih tekun dan giat dalam bekerja, jadikan
keluarga sebagai motivasi untuk bisa memenuhi kebutahan hidup mereka
sehingga mereka bisa merasakan kehidupan yang lebih sejahtera lagi.
4. Kepada masyarakat suapaya terus memberikan dukungan dan motivasi
untuk para pelaku usaha home industry dan para karyawan agar usaha home
industry yang di kelola bisa di kembangkan menjadi usaha yang lebih besar
dan lebih banyak lagi, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan untuk
generasi yang sekarang maupun yang akan datang dan mengurangi
pengangguran yang ada.
5. Kepada pemerintah supaya lebih memperhatikan potensi desa yang ada
seperti usaha home industry, suport mereka dengan cara memberi bantuan
modal atau dengan cara lainnya sehingga para pelaku usaha home industry
bisa mengembangkan usaha mereka dan masyarakat lebih giat lagi dalam
mengmebuka usaha-usaha yang lainnya.
6. Penelitian ini masih jauh dari sempurna dan bagi peneliti yang akan datang
masih terbuka kesempatan untuk melakukan penelitian yang sama dengan
tujuan yang berbeda seperti, “peluang usaha home industry menghadapi era
globalisasi”.
66
DAFTAR PUSTAKA
Agung Eko Purwana, “Kesejahteraan Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Justicia Islamica, Vol. 11, No. 1, 2014.
Ahmad Zaki Badawi, Mu’jam Mushthalahatu Al-Ulum Al-ijma’iyah, (Beirut, Maktabah Lubnan: New Impression 1982).
Amirus Sodiq, “Kosep Kesejahteraan dalam Islam”, Equilibrium, Vol. 3, No. 2,
Desember 2015. Berdasarkan Profil Desa dan Kelurahan yang diperoleh di Kantor Desa Sapit Pada
Tanggal 08 Juli 2020. Depdiknas, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusata Bahasa, 2008). Gita Rosalita Armelia dan Anita Damayantie, “Peran PTPN VII dalam
Pemberdayaan Home Indutri Keripik Pisang”, Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 4, 2013.
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013). https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1995/9TAHUN~1995UU.htm, diakses
tanggal 08 Juni 2020, Pukul 22.39 WITA. J.Dwi Narwoko dan Bagong Suryanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
(Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke-3. Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Cet. Ke-7.
Moh. Soehada. Metode Penelitian Sosiologi Agama (kualitatif) (Yogyakarta: SUKA Press UIN Sunan Kalijaga, 2012).
Muhammad Idris, “Indonesia Masuk Negara Maju atau Berkembang? Ini
PenjelasanWTO”,https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2020/02/22/115252426/indonesia-masuk-negara-maju-atau-berkembang-ini-penjelasan-wto, diakses pada 28 Juli 2020, pukul 22.05.
Noor Juliansyah, Metodologi penelitian (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011). Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 2002), Cet.Ke-1.
67
Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet. Ke-1.
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Banduung: Alfabeta, 2014). Ronald Lapcham, Pengusaha Kecil Dan Menengah Di Asia Tenggara, (Jakarta:
LP3ES anggota IKPI, 1991), Cet. Ke-1.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. Ke-22.
Sopiah dan Syihabudin, Manajemen Bisnis Ritel, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008), Cet. Ke-1.
Suharmin Arikunto. Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1991). Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses,
(Jakarta: Salemba Empat, 2006), Cet. Ke-1. Ulber silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009). UU RI No.20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan menengah),
(Jakarta: Sinar Grafika, 2009). W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1999). Yuyus Suryana & Kartib Bayu, Kewirausahaan (Jakarta:Kencana, 2010).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
HOME INDUSTRY “KOPI SAPIT”
HOME INDUSTRY “PUNCAK SARI ALAM”
HOME INDUSTRY MEUBEL