PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN MENIMANG-NIMANG
BOLA SECARA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP
KEMAMPUAN MENIMANG-NIMANG BOLA PADA SSB PUTERA
MARS KARANGANYAR TAHUN 2009
SKRIPSI
Oleh
MURSYIDAN NIM K. 5605036
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN MENIMANG-NIMANG
BOLA SECARA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP
KEMAMPUAN MENIMANG-NIMANG BOLA PADA SSB PUTERA
MARS KARANGANYAR TAHUN 2009
Oleh :
MURSYIDAN NIM K. 5605036
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepalatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Tri Aprilijanto U, M.Kes . Drs. H. Agustiyanto M.Pd NIP. 19640417 199003 1 001 NIP. 19680818 199403 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes.
Sekretaris : Fadilah Umar S.Pd M.Or.
Anggota I : Drs. Tri Aprilijanto U, M.Kes.
Anggota II : Drs. H Agustiyanto M.Pd.
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon .H, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
v
ABSTRAK Mursyidan. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN MENIMANG-NIMANG BOLA SECARA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENIMANG-NIMANG BOLA PADA SSB PUTERA MARS KARANGANYAR TAHUN 2009 . Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh latihan menimang-nimnag bola secara langsung dan tidak langsung terhadap kemampuan menimang-nimang bola. (2) Menentukan latihan mana yang lebih baik ntara latihan menimang-nimang bola secara langsung dan tidak langsung pada SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini siswa usia 10-12 tahun SSB Putera Mars Karanganyar yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive random sampling, kemudian didapat sampel sebanyak 30 orang. Sampel penelitian dibagi dalam 2 kelompok yaitu masing-masing kelompok ada 15 orang dengan ordinal pairing. Kelompok 1 mendapatkan latihan menimang-nimang bola secara langsung, sedangkan kelompok 2 mendapatkan latihan menimang-nimang bola secara tidak langsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran menimang-nimang bola. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5% untuk memenuhi asumsi hasil penelitian dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri uji normalitas dan uji homogenitas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh latihan menimang-nimang bola secara langsung dan tidak langsung pada siswa usia 10-12 tahun SSB Putera Mars Karanganyar. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,29129 dan ttabel sebesar 2,145 dengan taraf signifikasi 5%. (t hit < t tabel 5%). Dari hasil penghitungan (K2) diperoleh nilai thitung sebesar 6.39614 dan (K1) diperoleh thitung 5.99595, ttabel sebesar 2,145 dengan taraf signifikasi 5%. (t hit > t tabel 5%). (2) Latihan menimang-nimang bola secara tidak langsung (K2) lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan menimang-nimang bola pada siswa usia 10-12 tahun SSB Putera Mars. Dengan prosentase peningkatan sebesar 60.74%. Sedangkan (K1) dengan persentase peningkatan sebesar 43.13%. Peningkatan kemampuan menimang-nimang bola pada K1 43.13% < K2 60.74%, dengan selisih17.61%. Jadi ada perbedaan antara K1 dan K2 yang signifikan.
vi
MOTTO
· Lebih baik punya mobil tiga dari pada sakit magg, ok!
(koclok’s boy)
· Harapan adalah tujuan hidup yang perlu dicapai, karena adanya
suatu harapan akan memberi kita kekuatan yang besar untuk
menggapainya dalam menjalani hidup ini. Jangan hidup tanpa
adanya harapan!!!.
(syidan)
· Indahnya sungai ditentukan oleh aliran gemericik airnya,
indahnya awan ditentukan oleh hembusan angin, dan indahnya
kehidupan ditentukan oleh sifat dan perilaku manusia itu
sendiri.
(syidan)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Ø Bapak dan Ibu tercinta
Ø Tangin, Umi, Adi, saudaraku tersayang
Ø ”Ika Tisna Yunianti” yang dengan sabar
menemaniku dalam segala hal
Ø Adik-adik Putera Mars Karanganyar
Ø Teman-teman Angkatan 2005
Ø Teman teman JPOK FKIP UNS dan
Ø Almamater
viii
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan Fakultas Kegururuan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Tri Aprilijanto U, M.Kes. sebagai pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. H. Agustiyanto M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Pembina dan pelatih SSB Putera MARS Karanganyar yang telah memberikan
ijin penelitian.
7. Adik-adik Putera MARS Karanganyar yang telah bersedia menjadi sampel
penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Januari 2010
ix
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ................................…………………………………………………
PENGAJUAN ...............................………………………………………….
PERSETUJUAN .........................…………………………………………..
PENGESAHAN ..............................…………………………………………
ABSTRAK .................……………………………………………………….
MOTTO .....................……………………………………………………….
PERSEMBAHAN .............................………………………………………
KATA PENGANTAR ..................................………………………………
DAFTAR ISI ......................................……………………………………..
DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………
DAFTAR TABEL ....................…………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….
BAB I BAB .......................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
B. Identifikasi Masalah ............................................................................
C. Pembatasan Masalah ............................................................................
D. Perumusan Masalah .............................................................................
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................
A.Tinjauan Pustaka ..................................................................................
1. Permainan Sepakbola ........................................................................
a. Daya Tarik Permainan Sepakbola .................................................
b. Macam-macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola.......................
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola ...........
2. Teknik Dasar Mengenal Bola............................................................
a. Pentingnya Mengenal Bola............................................................
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xii
xiii
xiv
1
1
3
4
4
4
6
6
6
6
6
7
8
9
9
x
b. Menimang-nimang Bola................................................................
3. Latihan ..............................................................................................
a. Prinsip-Prinsip Latihan................................................................
b. Aspek-aspek Latihan ................................................................
c. Prnsip-prinsip Pengembangan Latihan..........................................
d. Tahapan Dalam Latihan Teknik............................................
e. Program Latihan....................................................................
f. Kegiatan Latihan..................................................................
4. Latihan Menimang Bola Secara Langsung...............................
a. Hakikat Latihan Menimang Bola Secara Langsung..............
b. Pelaksanaan Latihan Menimang Bola Secara Langsung......
c. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Menimang Bola
Secara Langsung.................................................................
5. Latihan Menimang Bola Secara Tidak Langsung.....................
a. Pentingnya Modifikasi Latihan .....................................................
b. Hakikat Latihan Menimang Bola Secara Tidak
Langsung.....
c. Pelaksanaan Latihan Menimang Bola Secara Tidak
Langsung..............................................................................
d. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Menimang Bola
Secara Tidak Langsung........................................................
B. Kerangka Pemikiran
C. Perumusan Hipotesis ............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .............................................................
B. Populasi dan Sampel.............................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
D. Metode dan Rancangan Penelitian........................................................
E. Variabel Penelitian................................................................................
F. Teknik Analisis Data ............................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................……………………………….
10
12
13
13
15
15
16
17
18
18
19
21
22
22
22
23
24
25
26
27
27
27
28
28
31
32
36
xi
A. Deskripsi Data ...............……………………………………….
B. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………
1. Uji Reliabilitas……………………………………………..
2 Uji Normalitas……………………………………………….
3. UjiHomogenitas……………………………………………
C. Hasil Analisis Data………………………………………………
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan…………………..
2. Uji perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan…………………..
D. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………..…….
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………. ………
A. Simpulan..................……………………………………………
B. Implikasi ....................…………………………………………
C. Saran .........................…………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................…………………………………
36
37
37
38
39
39
39
40
43
45
45
45
46
47
49
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Cara Menimang-nimang Bola
Gambar 2. Ilustrasi Menimang Bola secara Langsung
Gambar 3. Ilustrasi Latihan Menimang Bola secara Tidak Langsung
Gambar 4. Tes Menimang-nimang Bola
11
20
24
74
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Menimang-nimang Bola………...
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data………………………
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas…………………………………..
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……………………….
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji HomogenitasData…………………….
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1
dan Kelompok 2……………………………………………….
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes
Akhir Pada Kelompok 1……………………………………….
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes
Akhir Pada Kelompok 2……………………………………….
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara
Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………………………
Tabel 10. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan
Peningkatan Kemampuan Menimang-nimang Bola Dalam
Persen Pada K1 dan K…………………................................
36
37
38
38
39
40
40
41
42
42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Photo Kegiatan Penelitian……………………………... Lampiran 2. Data Tes Awal Menimang-nimang Bola….................... Lampiran 3. Uji Reliabilitas Tes awal Menimang-nimang Bola ……
Lampiran 4. Tabel Pembagian Kelompok…………………………... Lampiran 5. Data Tes Akhir Menimang-nimang Bola……………… Lampiran 6. Uji Reliabilitas Tes Akhir Menimang-nimang Bola…... Lampiran 7. Data Peningkatan Tes Awal dan tes Akhir……………. Lampiran 8. Uji Normalitas Data tes akhir Kelompok I……………….....
Lampiran 9. Uji Normalitas Data tes akhir Kelompok II..........................
Lampiran 10. Hasil perhitungan data untuk uji homogenitas.............................
Lampiran 11. Uji T Hasil Tes akhir Kelompok 1 dan 2........................
Lampiran 12. Uji T Hasil Tes Awal dan AkhirKelompok 1 ..................
Lampiran 13. Uji T Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok 2.................
Lampiran 14. Presentase Pengaruh Latihan kemampuan Pada
Menimang-nimang Bola………….
Lampiran 15. Petunjuk Pelaksanaan tes Menimang Bola......................
Lampiran 16. Program Latihan………………………………………...
Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian……………………………
49
55
56
58
59
60
62
63
64
65
66
78
70
72
73
75
79
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan sepakbola merupakan olahraga popular di seluruh dunia. Di
Indonesia permainan sepakbola cukup memasyarakat dan berkembang pesat
sampai di pelosok-pelosok desa. Munculnya klub-klub sepakbola, SSB atau LPSB
merupakan wujud perkembangan sepakbola Indonesia. Diadakannya Liga Super
Indonesia ataupun kompetisi antar klub-klub di Indonesia maupun SSB atau
LPSB merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap sepakbola di tanah air.
Dengan adanya kompetisi tersebut diharapkan muncul pemain-pemain sepakbola
yang terampil dan berprestasi tingkat dunia dan mengangkat persepakbolaan
Indonesia di tingkat internasional.
SSB Putera Mars merupakan suatu wadah atau organisasi sepakbola yang
mempunyai tujuan untuk membina dan melatih anak-anak pemula agar nantinya
menjadi pesepakbola yang terampil dan berprestasi.
Upaya meningkatkan ketrampilan bermain sepakbola harus menguasai
macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Macam-macam teknik dasar
bermain sepakbola harus diajarkan sejak usia dini. Untuk menguasai macam-
macam teknik dasar bermain sepakbola harus belajar secara teratur dan
terprogram, maksud dan tujuan diajarkannya teknik dasar sepakbola yaitu agar
nantinya memiliki ketrampilan berbagai teknik bermain sepakbola. Salah satu
teknik dasar bermain sepakbola yaitu menimang-nimang bola. Kemampuan
merasakan sifat-sifat bola dengan menimang-nimang bola merupakan dasar untuk
mengembangkan teknik yang diperlukan dalam permainan sepakbola lebih lanjut.
Soekatamsi (1986: 39) menyatakan “untuk menjadi pemain yang baik, sebelum
mempelajari teknik dengan bola terlebih dahulu harus mengenal sifat-sifat bola.”
Latihan mengenal sifat-sifat bola harus ditanamkan kepada siswa pada
tahap awal latihan sebelum mempelajari teknik dasar lainnya secara lebih lanjut.
Latihan pada tahap awal kepada siswa pemula diberikan latihan mengenal bola
1
xvi
baik mengenalkan bentuk bola, sifat bola, dan cara memainkan bola. Salah satu
bentuk latihan mengenal sifat-sifat bola yaitu menimang-nimang bola (juggling).
Kemampuan siswa menimang-nimang bola merupakan perwujudan kemampuan
dalam mengenal sifat-sifat bola.
Menimang-nimang bola merupakan teknik mengenal bola yang tidak
mudah. Tidak setiap pemain sepakbola mampu menimang-nimang bola dengan
baik. Ada kalanya seorang pemain yang telah lama berlatih sepakbola, belum
tentu mampu menimang-nimang bola, apalagi bagi siswa yang baru pertama kali
belajar sepakbola. Banyak kendala yang dihadapi siswa pemula dalam menimang-
nimamg bola misalnya, bola mudah jatuh, kurang tenang, bola memantul liar
sehingga gerakan menimang-nimang bola tidak dapat dilakukan secara berulang-
ulang. Untuk meningkatkan kemampuan menimang-nimang bola siswa pemula
perlu diajarkan cara belajar yang tepat. Bentuk latihan untuk meningkatkan
kemampuan menimang-nimang bola di antaranya dengan menimang-nimang bola
secara langsung dan menimang-nimang bola menggunakan tali.
Latihan menimang bola secara langsung dan menggunakan tali
merupakan bentuk latihan yang memiliki karakteristik berbeda. Latihan
menimang bola secara langsung berorientasi pada ketrampilan yang sebenarnya,
sedangkan latihan menimang bola menggunakan tali merupakan bentuk latihan
yang dilakukan dari cara yang mudah dan secara bertahap ditingkatkan ke gerakan
yang sulit. Kedua bentuk latihan tersebut belum diketahui tingkat efektifitasnya
terhadap peningkatan kemampuan menimang-nimang bola, karena bentuk
masing-masing latihan tersebut memiliki kelebihan kelemahan. Di samping itu
juga, kemampuan menimang-nimang bola dipengaruhi oleh kemampuan fisik
yang baik dari siswa itu sendiri.
Latihan menimang bola secara langsung dan menggunakan tali belum
diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan menimang
bola dalam permainan sepak bola. Untuk mengetahui pengaruh latihan menimang
bola secara langsung dan menggunakan tali terhadap kemampuan menimang-
nimang bola, maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teori
maupun praktek melalui penelitian eksperimen.
xvii
Latihan menimang bola secara langsung dan menggunakan tali
dieksperimenkan pada siswa Sekolah Sepak Bola Putera Mars Karanganyar tahun
2009. Siswa Sekolah Sepak Bola Putera Mars menarik untuk diteliti, hal ini
karena tidak semua siswa memiliki penguasaan bola yang baik khususnya
menimang bola. Selain itu juga dalam mengendalikan bola kurang terkontrol,
siswa kurang mampu menjinakkan bola-bola liar. Kondisi semacam ini
disebabkan kurangnya sense of ball. Agar para siswa memiliki sense of ball
dengan baik, maka perlu diberikan latihan mengenal sifat-sifat bola dengan latihan
menimang-nimang bola. Jika siswa kurang mampu dalam mengendalikan bola,
maka akan sulit untuk memilki keterampilan teknik bermain sepakbola.
Untuk mengetahui dan menjawab permasalahan yang muncul dalam
penelitian ini, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan
Pengaruh Metode Latihan Menimang-nimang Bola Secara Langsung dan Tidak
Langsung Terhadap Kemampuan Menimang-nimang Bola Pada SSB Putera Mars
Karanganyar tahun 2009”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tidak semua siswa SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009 meiliki
kemampuan menimang bola yang baik dan perlu ditingkatkan.
2. Perlu solusi tepat untuk meningkatkan kemampuan menimang bola siswa SSB
Putera Mars Karamganyar tahun 2009.
3. Belum diketahui pengaruh latihan menimang bola secara langsung dan tidak
langsung terhadap peningkatan kemampuan menimang bola dalam permainan
sepak bola.
4. Kemampuan menimang bola siswa SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009
belum teruji.
xviii
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar
tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian
sebagai berikut:
1. Perbedaan pengaruh latihan menimang bola secara langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan menimang bola dalam permainan sepakbola.
2. Kemampuan menimang bola siswa SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh latihan menimang bola secara langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan menimang bola dalam permainan sepakbola
pada siswa SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan menimang bola secara
langsung dan tidak langsung terhadap kemampuan menimang bola pada siswa
SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas,maka
penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh latihan menimang bola secara langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan menimang bola dalam permainan sepakbola
pada siswa SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009.
2. Lebih efektif mana antara latihan menimang bola secara langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan menimang bola pada siswa SSB Putera Mars
Karanganyar.
xix
F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini sangat penting untuk diteliti dengan
harapan :
1. Dapat membantu siswa SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009 yang
dijadikan sampel penelitian dalam meningkatkan kemampuan menimang bola,
sehingga akan membantu dalam mempelajari teknik dasar bermain sepakbola
secara lebih lanjut.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan untuk menambah wawasan bagi Pembina
atau pelatih SSB Putera Mars Karanganyar untuk memberikan latihan
menimang bola yang tepat bagi siswanya, sehingga akan membantu dalam
mepelajari teknik dasar bermai sepakbola.
3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk
dikembangkan lebih lanjut.
xx
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Sepakbola
a. Daya Tarik Permainan Sepakbola
Sepakbola merupakan cabang olahraga permainan yang cukup popular
dan memasyarakat. Hampir setiap orang di seluruh dunia mengenal dan
menggemari permainan sepakbola. Seperti diungkapkan Beltasar Tarigan (2001 :
1) bahwa, ”Sepakbola merupakan permainan beregu yang paling popular di dunia
dan bahkan telah menjadi permainan nasional bagi setiap Negara di Eropa,
Amerika selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat ini permainan itu digemari di
Amerika Serikat”.
Permainan sepakbola mempunyai daya tarik tersendiri, jika dibandingkan
dengan cabang olahraga permainan lainnya. Lebih lanjut Beltasar Tarigan (2001 :
2) menytakan “Daya tarik permainan sepakbola adalah ketrampilan
memperagakan kemampuan dalam mengolah bola, penampilan usaha yang
sungguh-sungguh penuh perjuangan, gerakan yang dinamis, disertai dengan
kejutan-kejutan taktik,yang membuat penonton kagum melihatnya”. Hal senada
dikemukakan Joseph A. Luxbacher (1997 : 1) bahwa :
Alasan dari daya tarik sepakbola terletak pada kealamian permainan tersebut. Sepakbola adalah permainan yang menantang secara fisik dan mental. Anda harus melakukan gerakan yang terampil di bawah kondisi permainan yang waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan. Anda harus mampu berlari beberapa mil dalam dalam satu pertandingan, hampir menyamai kecepatan sprinter dan menanggapi berbagai perubahan situasi permainan dengan cepat dan harus memahami taktik permainan individu, kelompok dan beregu. Kemampuam untuk memenuhi semua tantangan ini menentukan penampilan anda di lapangan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga
permainan yang di dalam pelaksanaan permainannya memiliki karakteristik
tersendiri, yaitu penampilan seorang pemain sangat bergantung pada
6
xxi
kemampuannya memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan yaitu,
bagaimana memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau dari posisi lawan
dan kawan, kemampuan fisik dan mental yang baik, kemampuan memperagakan
taktik dan strategi permainan yang baik individu, kelompok maupun tim, usaha
yang sungguh-sungguh dan kerjasama yang kompak untuk memenangkan
pertandingan.
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakan-gerakan
yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan macam-
macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah
dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan. Gerakan-
gerakan badan maupun cara memainkan bola terangkum dalam teknik dasar
bermain sepakbola. Seperti dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa,
“Berdasarkan gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan sepakbola, teknik
sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik bola”. Hal senada dikemukakan
Arma Abdoelah (1981: 416) bahwa :
Unsur-unsur untuk dapat bermain sepakbola secara baik sebenarnya sangat kompleks, karena unsur satu dengan yang lain sangat erat hubungannya dan sukar untuk dipisahkan. Pda garis besarnya teknik sepakbola dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) teknik badan (body technics), ialah gerakan-gerakan dalam sepakbola tetapi tanpa menggunakan bola, (2) teknik denga bola ialah gerakan-gerakan sepakbola dengan menggunakan bola.
Menurut Soekatamsi (1995: 16) unsur-unsur teknik tanpa bola terdiri dari:
“(1) lari cepat dan mengubah arah, (2) melompat dan meloncat, (3) gerak tipu
tanpa bola dan, (4) gerakan-gerakan khusus penjaga gawang”.
Teknik dengan bola pada dasarnya yaitu semua gerakan-gerakan dengan
bola (Soekatamsi, 1988: 34). Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola
akan sangat membantu penampilannya dalam sepakbola. Oleh karena itu, setiap
pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama. Lebih
lanjut Soekatamsi (1995: 16) unsur-unsur teknik dengan bola meliputi:
xxii
1) Mengenal bola.
2) Menendang bola.
3) Menerima bola :
a) Menghentikan bola
b) Mengontrol bola
4) Menggiring bola.
5) Menyundul bola.
6) Melempar bola.
7) Gerak tipu dengan bola.
8) Merampas atau merebut bola.
9) Teknik-teknik khusus penjaga gawang.
Unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola pada prinsipnya
memilki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua
teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam
permainan menurut kebutuhannya. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik
akan mendukung penampilan seorang pemain.
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat
bergantung pada penguasaan teknik yang dimiliki. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet,
Parno dan Imam Sadikun (1992: 47) bahwa, “Dalam usaha meningkatkan mutu
permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu
persyaratan yang menentukan”. Menurut Josef Sneyers (1990: 24) bahwa, “dilihat
dari segi taktik, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan
teknik dasar”. Sedangkan Remmy Muchtar (1992: 27) berpendapat, “Untuk dapat
bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa
penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol
bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak
mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain”.
xxiii
Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai
teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peran penting terhadap penampilan
seorang pemain baik secara individu maupun kolektif, serta mendukung
penerapan taktik dan strategi permainan. Dengan penguasaan teknik dasar
bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerjasama yang
kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk
memperoleh kemenangan.
2. Teknik Dasar Mengenal Bola
a. Pentingnya Mengenal Bola
Mengenal bola merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pemain sepakbola. Mengenal bola yang dimaksud adalah
mengenal sifat-sifat bola, agar nantinya akan mendukung dalam mempelajari
teknik dasar bermain sepakbola lebih lanjut. Soekatamsi (1988: 39) menyatakan
bahwa, “Untuk menjadi pemain yang baik, sebelum mempelajari teknik dengan
bola terlebih dahulu harus mengenal sifat-sifat bola “. Agar dalam latihan teknik
dasar bermain sepakbola mmperoleh hasil yang optimal, maka sebelumnya siswa
harus mengetahui dan dapat merasakan sifat-sifat bola.
Pengenalan sifat-sifat bola harus ditanamkan sejak awal pada seorang
pemain dalam berlatih sepakbola. Pada tahap pertama (terutama pemain pemula)
perlu diberikan pengenalan terhadap sifat-sifat bola. Wiel Coever (1985: 19)
“Sasaran yang hendak dicapai pada tahap pembinaan pertama adalah penguasaan
gerak tubuh dan gerak bola dengan sebaik mungkin “. Menurut Josef Sneyers
(1990: 25) bahwa, “Untuk para remaja harus kita luangkan waktu yang cukup
untuk mengajarkan berbagai teknik penguasaan bola. Hal ini dimaksudkan untuk
memupuk suatu feeling terhadap bola pada tiap pemain”. Pendapat lain
dikemukakan Soekatamsi (1988: 39)”Karena bola berbentuk bundar dan bersifat
kenyal (lentur) maka mudah bergerak, bergulir dan memantul ke mana-mana
sehingga sukar dijinakkan. Untuk menjinakkan (menguasai) bola, maka perlu
xxiv
kepada anak-anak atau pemain pemula diperkenalkan lebih dahulu dengan sifat-
sifat bola”.
Berdasarkan pendapat tiga ahli tersebut dsapat disimpulkan
bahwa,mengenal bola merupakan tahap awal yang harus dilatihkan pada setiap
pemain khususnya untuk pemain pemula. Karena sifat bola yang lentur mudah
memantul ke mana-mana, maka seorang pemain harus mampu menjinakkan
(menguasai bola) dengan baik. Gill Harvey (2003: 5) menyatakan, “Meskipun
anda jarang menggunakan teknik memanipulasi bola (juggling) dalam
pertandingan sesungguhnya, teknik ini dapat membantu anda mengembangkan
daya refleks, penguasaan bola secara akurat dan konsentrasi agar dapat bermain
dengan baik“. Dan Robert Kooger (2007: 59) menyatakan bahwa, “Dalam
pertandingan yang sebenarnya, pemain memang tidak akan mempertontonkan aksi
juggling. Keterampilan ini perlu diajarkan untuk mengasah kemampuan mengolah
bola dengan cara yang menyenangkan”. Kemampuan penguasaan bola yang baik
akan mendukung penampilannya dalam bermain sepak bola. Dengan memiliki
penguasaan bola yang baik, maka akan lebih tenang dalam memainkan bola,
konsentrasi lebih baik, sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan lebih efektif dan
efisien.
b. Menimang-nimang bola
Menimang-nimang bola atau juggling merupakan cara memainkan bola
dengan memantul-mantulkan bola menggunakan kaki, paha, dahi, atau,
mengkombinasikan bagian-bagian tersebut secara berulang-ulang. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan penguasaan bola dan kepekaan pemain untuk
mengendalikan bola. Danny Mielke (2007: 15) mengemukakan bahwa, “Juggling
biasanya dianggap sebagai keterampilan kontrol individu, sehingga merupakan
keterampilan yang lebih sering digunakan selama sesi latihan atau aktivitas latihan
fisik”. Teknik ini sangat penting untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar
selanjutnya. Seperti dikemukakan Gill Harvey (2003 : 5) bahwa, “ Begitu anda
telah memiliki dasar dalam merasakan bola, maka anda telah berada pada tahap
xxv
mengembangkan penguasaan bola yang baik. Tahap selanjutnya adalah
melakukan banyak latihan untuk meningkatkan kemampuan anda”.
Mengenalkan sifat-sifat bola merupakan faktor yang penting untuk
mendukung penguasaan bola. Untuk mengenal sifat-sifat bola dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara. Hampir seluruh bagian tubuh dapat digunakan
untuk memainkan bola, kecuali lengan. Jef Sneyer (1988 : 11) menyatakan, “
mengendalikan bola dengan kaki, paha, dada, dan kepala, meneruskan bola tanpa
ditahan, dribbling, tendangan salto, pass pendek dan panjang, melempar bola,
tendangan langsung dan tidak langsung, tendangan sudut yang pendek dan yang
panjang, menyundul bola, memberi efek pada bola dan sebagainya”. Sedangkan
Soekatamsi (1988 : 39-41) berpendapat, “Menimang-nimang bola merupakan
salah satu cara untuk mengenal sifat-sifat bola. Macam-macam cara menimang-
nimang bola dapat dilakukan dengan menggunakan kaki, paha, dahi”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menimang-
nimang bola merupakan teknik mengenal sifat-sifat bola dan upaya meningkatkan
penguasaan bola serta sebagai pra-teknik untuk meningkatkan teknik dasar
bermain sepak bola. Danny Mielke (2007: 14) berpendapat, ”Keterampilan
juggling yang kamu miliki akan sangat membantu dalam mengembangkan
keterampilan menerima bola”. Menimang-nimang bola dapat dilakukan dengan
menggunakan kepala, paha, kaki, dan mengkombinasikan bagian-bagian tersebut.
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar cara menimang-nimang bola sebagai berikut
Gambar 1. Cara Menimang-nimang Bola (Soekatamsi, 1988:41)
xxvi
3. Latihan
Untuk menjelaskan apa sebenarnya latihan itu, akan dikemukakan
beberapa definisi latihan. Suharno HP. (1985 : 7) yang memberikan batasan
bahwa,”Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara
sistematis untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban
fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya.”
Sedangkan Harsono (1989 : 101) memberikan batasan bahwa :
Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban latihan atau pekerjaannya. Sistematis yang dimaksud adalah terencana menurut jadwal, menurut pola dan system tertentu, metodis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Berulang-ulang tujuannya agar gerakan yang sukar menjadi mudah, otomatis dan reflektif pelaksanaannya. Kian hari kian bertambah beban maksudnya ialah setiap kali secara periodik setelah tiba saatnya ditambah bebannya.
Dalam latihan harus mempunyai tujuan yang jelas serta mempunyai
prinsip-prinsip latihan yang berpengaruh terhadap cabang olahraga yang
diikutinya bahkan ada pengaruh terhadap kehidupannya sehari-hari. Tujuan dari
latihan adalah mencapai prestasi maksimal disamping kesehatan serta kesegaran
jasmani atlet.
Latihan dilakukan sebelum masuk puncak pertandingan baik secara
extensive maupun intensif. Usaha-usaha untuk mencapai tujuan latihan haruslah
menganut prinsip-prinsip latihan menurut spesialisasi cabang olahraga yang
ditekuninya. Untuk mencapai mutu prestasi maksimal perlu adanya penekanan
beban latihan secara teratur, terarah dan kontinyu. A. Hamidsyah Noer (1991 : 10)
mengemukakan sebagai berikut :
Urutan penekanan latihan sebagai berikut :
1) Pembentukan kondisi physic (Physical build up).
2) Pembentukan teknik (Technical build up).
3) Pembentukan taktik (Tachtical build up).
4) Pembentukan mental (Mental build up).
5) Pembentukan kematangan juara.
xxvii
a. Prinsip-Prinsip Latihan
Di dalam melakukan latihan, perlu pula memperhatikan adanya prinsip-
prinsip latihan. Suharno HP. (1985 : 7) membedakan prinsip-prinsip latihan
sebagai berikut :
1. Prinsip kontinyuitas dalam latihan
2. Kenaikan beban latihan yang teratur
3. Prinsip individual
4. Prinsip interval
5. Prinsip stress (penekanan)
6. Prinsip spesialisasi (spesifik)
Dan prinsip-prinsip latihan menurut A. Hamidsyah Noer (1994 : 91) adalah
sebagai berikut :
Adapun prinsip-prinsip latihan dalam bidang olahraga meliputi :
1. Latihan yang dilakukan hendaknya diulang-ulang
2. Latihan yang diberikan harus cukup berat.
3. Latihan yang diberikan harus cukup meningkat
4. Latihan harus dilakukan secara teratur
5. Kemampuan berprestasi
Dalam usaha-usaha pencapaian suatu tujuan latihan haruslah manganut
prinsip-prinsip latihan tertentu, baik secara umum maupun spesialisasi suatu
cabang olahraga. Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
prinsip-prinsip latihan tersebut terdiri dari latihan yang dilakukan harus berulang-
ulang, latihan harus cukup berat, prinsip individuil, prinsip interval dan prinsip
spesialisasi.
b. Aspek-aspek Latihan
Tujuan serta sasaran dari latihan adalah membantu atlet untuk
meningkatkan ketrampilan dan prestasi yang semaksimal mungkin. Untuk
mencapai tujuan dari latihan tersebut selain melakukan latihan secara
sistematis dan pengulangan secara konstan atau ajek ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan. Lebih lanjut aspek-aspek latihan menurut harsono
xxviii
(1988:100) meliputi : (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik,
(d) latihan mental.
1. Latihan Fisisk
Kondisi fisik sangat penting dan diperlukan karena bisa mempengaruhi
dapat dan tidaknya mengikuti suatu latihan. Tanpa kondisi fisik yang baik
tidak akan dapat mengikuti latihan dengan baik. Komponen fisik yang
perlu diperhatikan adalah daya tahan, kekuatan, kelentukan (fleksebilitas),
power, kecepatan (speed), daya tahan kardiovaskuler dan kelincahan
(agility).
2. Latihan Teknik
Yang dimaksud latihan teknik adalah latihan untuk mempermahir teknik-
teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan salah satu
cabang olahraga yang dilakukan. Misalnya menedang bola, manangkap
bola, passing, dan sebagainya. Latihan teknik dimaksudkan untuk
membentuk dan memperkembang kebiasaaan-kebiasaan motorik.
Kesempurnaan teknik dasar setiap gerakan adalah penting karena akan
menentukan gerakan keseluruhan oleh karena itu teknik dasar harus dilatih
dan dikuasai dengan sempurna.
3. Latihan Taktik
Teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik kini harus dituangkan
dalam pola-pola permainan, bentuk permainan dan formasi serta strategi
dan taktik-taktik bertahan dan penyerangan sehingga berkembang menjadi
gerakan yang sempurna.
4. Latihan Mental
Perkembangan mental atlit tidak kalah pentingnya dari perkembangan
ketiga faktor tersebut diatas, sebaba meskipun perkembangan fisik, taktik
dan teknik sempurna tetapi mentalnya tidak berkeembang, prestasinya
yang tinggi tidak akan dapat dicapai. Latihan mental adalah latihan yang
menekankan pada perkembangan kedewasaan, perkembangan emosional
dan impulsive : misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah,
sportif, percaya diri dan kejujuran dan sebagainya.
xxix
c. Prinsip-Prinsip Pengembangan Latihan
Kemampuan teknik seorang pemain dapat dikembangkan melalui
latihan yang dilakukan secara sistematis, terencana dan mempertimbangkan
prinsip-prinsip latihan. Tujuan latihan teknik adalah agar gerakan yang
dilakukan bias mencapai tingkat otomatisasi sesuai dengan yang dikehendaki
dalam suatu cabang olahraga. Dalam hal ini Sudjarwo (1993) menyatakan
“pada hakekatnya pengembangan teknik merupakan bagian dari usaha
meningkatkan ketrampilan menuju gerakan yang cermat efisien dan efektif ”.
Pendapat tersebut menunjukkan, suatu teknik dikatakan sudah
mencapai tingkat otomatisasi apabila gerakan-gerakan yang dilakukan tanpa
berfikir lagi dan hasilnya lebih cermat, efisien dan efektif. Upaya
mengembangkan dan melatih teknik dalam cabang olahraga tertentu harus
berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut Harsono
(1988:102-1012) prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam latihan
olahraga yaitu (1) prinsip beban lebih, (2) prinsip pengembangan menyeluruh,
(3) prinsip spesialisasi, (4) prinsip individualisasi.
d Tahapan Dalam Latihan Teknik
Suatu teknik olahraga dapat dikuasai melalui latihan secara baik dan
teratur. Di dalam pelaksanaan latihan teknik melalui beberapa tahapan.
Menurut M. Furqon . (1995:113) tahapan dalam latihan teknik terdiri atas, “(1)
tahap pengembangan koordinasi kasar, (2) pengembangan koordinasi halus,
(3) stabilitas dan otomatisasi”. Menurut Sudjarwo (1993:46) menyatakan
bahwa :
Dalam usaha pencapaian hasil teknik olahraga diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut :
(1) Penyusunan kemahiran (acquissition) (2) Penghalusan (refenement) (3) Penggabungan (consolidation) (4) Penerapan (aplication) (5) Penyusunan variabel (variabledisposition)
xxx
Berdasarkan tahapan-tahapan latihan teknik tersebut diatas
menunjukkan, dalam mempelajari teknik olahraga pada dasarnya harus
dilakukan dari tahapan yang lebih mudah, dan secara berangsur-angsur
ditingkatkan sesuai dengan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Dengan kata lain, untuk menguasai suatu teknik olahraga hendaknya
dilakukan dari tahap yang lebih mudah, kemudian ditingkatkan secara
bertahap hingga suatu teknik dapat dikuasai dengan baik dan otomatis.
e Program Latihan
Dalam menyusun program latihan perlu memperhatikan beberapa
faktor, diantaranya beban latihan atau loading. Beban latihan harus ditentukan
dengan tepat agar proses latihan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang
optimal. Beban latihan atau loading merupakan suatu bentuk latihan jasmani
dan rohani atlit untuk mencapai prestasi olahraga. Adapun ciri-ciri beban
latihan jasmani menurut Sudjarwo (1992:15) adalah sebagai berikut :
1. Intensitas
Adalah merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang
betul pelaksanaannya. Apabila kita dapat melaksanakan penuh sesuai
dengan kemampuan ini berarti kita menjalankan intensitas 100%
(maksimal), tingkat intensitas dapat dibedakan :
- 100% atau lebih : kategori super maksimal.
- 100% penuh : kategori maksimal.
- 80% s/d 99% : kategori sub maksimal.
- 60% s/d 79% : kategori medium.
- 59% s/d kebawah : kategori rendah.
2. Duration
Adalah lamanya waktu latihan seluruhnya (penuh) setelah dikurangi
dengan waktu yang dipergunakan untuk latihan.
3. Frekuensi
Adalah berapa kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya.
xxxi
4. Ritme
Merupakan irama dari latihan atau repetisi yang dipergunakan misalnya
berat dan ringannya latihan atau tinggi rendahnya tempo latihan.
Pada penelitian ini program yang dimaksud adalah suatu program
latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan teknik passing dalam
permainan sepakbola. Selain untuk meningkatkan keterampilan melakukan
passing juga bertujuan untuk memupuk kebiasaan bergerak dan memperbaiki
sikap agilitas serta ketrampilan dalam bergerak.
Frekuensi dalam melakukan latihan sebaiknya tiga kali dalam
seminggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Yunus (1992:264)
bahwa :
Secara teoritis latihan yang efektif untuk meningkatkan prestasi, minimal tiga kali dalam seminggu. Dalam menyusun program latihan mingguan ini dibuat berselang sehingga ada hari-hari untuk istirahat (interval) untuk memulihkan kesegaran fisik agar pada akhir latihan berikutnya benar-benar dalam keadaan yang sehat.
Pada penelitian ini ditetapkan frekuensi latihan tiga kali dalam
seminggu yang dilakukan selama satu setengah bulan atau enam minggu yang
terdiri dari 18 kali pertemuan. Setiap pertemuan beban latihan ditingkatkan
dalam intensitasnya. Dan jumlah setnya ditetapkan sebanyak 3 set.
f Kegiatan Latihan
Kegiatan latihan dalam penelitian ini meliputi tiga kegiatan yaitu :
1. Warming up atau pemanasan
Sebelum melakukan suatu latian atau pertandingan, sangatlah
penting untuk melakukan persiapan-persiapn baik fisik maupun psikis.
Persiapan-persiapan demikian dapat dilakukan dengan pemanasan atau
warning up. Menurut Sudjarwo (1992:85) pemanasan adalah proses
adanya perubahan-perubahan fisiologis guna menyiapkan organisme tubuh
untuk menghadapi tugas yang lebih berat. Karena sifatnya menyiapkan
organisme tubuh untuk menghadapi tugas yang lebih berat, maka gerakan-
gerakan yang dilakukan adalah gerakan-gerakan ringan dan sederhana
xxxii
serta tidak memakan tenaga yang banyak. Adapun gerakan-gerakannya
dapat berbentuk jogging atau lari-lari kecil, senam yang mencakup
kekuatan, kelentukan dan peregangan. Apabila pemanasan ini dilakukan
dengan sungguh-sungguh akan dapat membantu atlit untuk mendapatkan
keadaan siap dan kondisi yang baik untuk dapat melakukan kerja yang
maksimal. Tujuan dari pemanasan adalah :
a) Terbentuknya koordinasi gerakan.
b) Mengurangi kemungkinan cidera.
c) Menaikkan suhu badan.
d) Memperlancar sirkulasi darah, melebarkan kapiler memperlancar
pergantian udara di paru-paru.
2. Latihan inti
Latihan inti ditujukan kepada materi atau masalah yang akan
diteliti, dalam hal ini dua latihan yang akan dibandingkan. Latihan untuk
kelompok eksperimen satu adalah latihan menimang-nimang bola secara
langsung, sedangkan latihan untuk eksperimen dua yaitu latihan
menimang-nimang bola seacara tidak langsung.
3. Warming down atau penenangan
Penenangan dilakukan oleh pemain setelah melakukan latihan
atau pertandingan dengan tujuan :
a) Mengurangi ketegangan-ketegangan setelah bertanding.
b) Menghindari rasa sakit atau kekakuan otot esok harinya.
c) Mengembalikan kondisi tubuh seperti semula.
d) Membawa suhu badan dan kerja organ-organ tubuh kembali ke
keadaan yang normal.
4. Latihan Menimang Bola secara Langsung
a. Hakikat Latihan Menimang Bola secara Langsung
Latihan menimang bola secara langsung merupakan bentuk latihan yang
dilakukan dengan cara memantul-mantulkan bola menggunakan satu kaki atau dua
xxxiii
kaki secara bergantian. Latihan menimang bola secara langsung berorientasi pada
bentuk keterampilan yang sebenarnya. Rusli Lutan (1988: 419) menyatakan,
“Pendekatan secara langsung yaitu guru atau pelatih mengajarkan secara langsung
teknik yang sebenarnya. Para siswa diminta untuk melakukan gerakan dalam
teknik dasar. Meskipun demikian, latihan tersebut dapat diatur dalam kondisi yang
paling mudah dari teknik sebenar-benarnya”.
Latihan menimang bola secara langsung merupakan bentuk latihan teknik
menimang bola yang sebenarnya. Dalam hal ini pelatih mengajarkan teknik
menimang bola yang sederhana. Misalnya bola dippantulkan ke kaki kanan
kemudian bola ditangkap, dilanjutkan kaki kiri dan bola ditangkap lagi sampai
gerakan memantul-mantulkan bola dapat dilakukan secara bergantian antara kaki
kanan dan kiri.
Latihan menimang bola secara langsung didasarkan pada kesiapan kondisi
siswa. Gerakan keterampilan menimang bola yang sulit dan kompleks bukan
merupakan kendala dalam latihan menimang bola secara langsung. Pada latihan
menimang bola secara langsung semua siswa dianggap telah siap dengan tugas
ajar yang akan diberikan pelatih. Ditinjau dari hukum belajar gerak, pembelajaran
menimang bola secara langsung termasuk dalam hukum kesiapan (law of
readiness). Sugiyanto dan Agus Krisyanto (1998: 2) menyatakan, “Hukum
kesiapan (law of readiness) menyatakan bahwa belajar akan berlangsung sangat
efektif jika pelaku belajar berada dalam suatu kesiapan untuk memberikan respon.
Dengan kata lain, belajar berlangsung secara efektif bila pelaku telah siap
memberikan respon untuk beradaptasi dengan stimulusnya”.
Latihan menimang bola secara langsung yaitu siswa telah siap dengan
bentuk keterampilan yang akan dipelajari dan telah siap untuk memberikan
respon. Dalam latihan ini siswa telah memiliki kesiapan baik fisik atau biologis,
psikologis dan latar belakang pengetahuan yang baik. Tingkat kesiapan dan latar
belakang yang dimiliki siswa akan mempengaruhi hasil latihan.
b. Pelaksanaan Latihan Menimang Bola secara Langsung
Latihan menimang bola secara langsung yaitu belajar menimang-nimang
bola menggunakan bola ukuran standart untuk anak-anak yaitu bola ukuran nomor
xxxiv
4. Menurut Soektamsi (1988: 24) bahwa, “Ukuran bola standart untuk anak-anak
usia SD yaitu lingkaran bola tidak boleh kurang dari 62 cm dan tidak boleh lebih
dari 65 cm. Pada permulaan berat bola tidak boleh kurang 300 gram dan tidak
boleh lebih dari 350 gram”.
Pelaksanaan latihan menimang bola secara langsung yaitu, pelatih
menerangkan teknik menimang bola yang benar yaitu dari perkenaan kaki, sikap
badan,gerakan kaki, dan selanjutnya pelatih memberikan contoh gerakan
menimang bola yang benar. Pada awalnya menimang bola dapat dilakukan dengan
salah satu kaki saja yaitu dengan cara bola dipantulkan dengan kura-kura kaki
penuh, kemudian ditangkap, kemudian dipantulkan lagi, demikian seterusnya.
Pada tahap latihan ini dilakukan dengan memantul-mantulkan bola dengan salah
satu kaki saja, setalah merasa mahir dilanjutkan secara bergantin antara kaki
kanan dan kiri. Untuk meningkatkan keterampilan menimang bola, gerakan
menimang-nimang bola dapat dilakukan dengan sambil berjalan atau dengan
mengkombinasikan gerakan menimang bola menggunakan kaki, paha atau dahi.
Berikut ini disajikan ilustrasi latihan menimang bola secara langsung
sebagai berikut:
Gambar 2. Ilustrasi Menimang Bola secara Langsung
(Soekatamsi, 1988: 40)
xxxv
c. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Menimang Bola secara Langsung
Setiap bentuk latihan tentu akan memberikan pengaruh terhadap
peningkatan suatu keterampilan, selama latihan tersebut dilakukan dengan baik
dan teratur. Latihan yang dilakukan dengan baik, teratur, sistematis, terprogram
akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kemampuan
seseorang.
Latihan menimang bola secara langsung merupakan bentuk latihan yang
sesuai dengan karakteristik keterampilan yang sebenarnya. Jika satu keterampilan
dipelajari secara terus menerus dan gerakannya menyerupai dengan keterampilan
yang sebenarnya, maka keterampilan tersebut akan dikuasai dengan baik.
Sugiyanto (1998: 361) menyatakan, “Keterampilan gerak akan meningkat
menyertai proses belajar. Makin sering melakukan gerakan, pelajar semakin
terbiasa dengan stimulus yang sejenis, maka kecepatan untuk merespon terhadap
stimulus jenis yang sama akan menjadi semakin cepat”.
Latihan menimang bola secara langsung merupakan bentuk latihan yang
didasarkan pada keterampilan yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut dapat
diidentifikasikan kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan menimang bola
secara langsung antara lain:
1) Siswa akan cepat menguasai keterampilan menimang bola.
2) Keterampilan menimang bola akan menjadi lebih baik kerena keterampilan
yang dipelajari sama dengan keterampilan yang sebenarnya.
Kelemahan latihan menimang bola secara langsung antara lain:
1) Siswa akan mengalami kesulitan melakukan gerakan menimang bola secara
bergantian antara kaki kanan dan kiri.
2) Akan membutuhkan proses latihan yang lebih lama.
xxxvi
5. Latihan Menimang Bola secara Tidak Langsung
a. Pentingnya Modifikasi Latihan
Memodifikasi latihan adalah sangat penting agar tujuan latihan tercapai
dengan baik. Modifikasi dibutuhkan apabila kondisi latihan ini dapat dilakukan
pada berbagai aspek tergantung tingkat kesulitan dari gerakan keterampilan yang
dipelajari. Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 69) menyatakan bahwa
”Modifikasi peralatan berarti guru atau pelatih dapat mengurangi atau menambah
tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan memodifikasi peralatan yang
digunakan untuk melakukan skill itu”. Pendapat lain dikemukakan Yoyo Bahagia
& Adang Suherman (1999/2000 :1) bahwa:
Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan meteri pelajaran atau latihan dengan cara meruntunkan dalam proses aktivitas belajar atau berlatih yang potensial dapat memperlancar siswa dalam latihannya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa dari tingkatnya yang tadinya rendah menjadi lebih tinggi
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modifikasi
merupakan usaha atau cara yang dilakukan oleh seorang pelatih, di mana dalam
pelaksanaan latihan pelatih dapat mengurangi atau menambah tingkat
kompleksitas latihan. Jika ketrampilan yang dipelajari sulit atau rumit, maka
pelatih dapat mengurangi atau menyederhanakan latihan ketrampilan yang
dipelajari terutama untuk pemula. Namun sebaliknya jika ketrampilan yang
dipelajari sederhana sedangkan atlet telah terlatih, maka dapat ditambah tingkat
kompleksitas gerakan yang dipelajari.
b. Hakikat Latihan Menimang Bola secara Tidak Langsung
Latihan menimang bola secara tidak langsung merupakan bentuk latihan
keterampilan yang dilakukan dari cara yang mudah. Hal ini karena, siswa pemula
mengalami kesulitan melakukan gerakan menimang bola, bolanya selalu
memantul liar sehingga sulit dikendalikan. Dengan bola digantung dengan seutas
tali, maka perhatian siswa akan terfokus pada pantulan bola dan bola dapat
xxxvii
dikendalikan dengan baik. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 69)
menyatakan, “Fokus perhatian berlatih yaitu: guru dapat mengurangi atau
menambah fokus perhatian berlatih. Misalnya dalam aktivitas belajar memukul
focus perhatian dapat ditekankan pada penempatan, kecepatan, spin (sintir),
terhadap bola dalam keadaan diam, bergerak, pelan, cepat, melambung dan
sebagainya”.
Bertolak pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan menimang bola
menggunakan tali bertujuan untuk memfokuskan pantulan bola dan kontinyuitas
gerakan serta memudahkan mengendalikan bola. Dengan latihan menimang bola
menggunakan tali diharapkan siswa akan selalu tepat memantulkan bola, gerakan
dapat dilakukan secara berulang-ulang, bola tidak memantul liar dan mudah
dikendalikan.
c. Pelaksanaan Latihan Menimang Bola Secara Tidak Langsung
Pelaksanaan latihan menimang bola menggunakan tali yaitu, bola
digantung dengan seutas tali dengan panjang tertentu sesuai keinginan
siswa.(siswa merasa nyaman memantulkan bola menggunakan tali). Pelatih
menjelaskan teknik menimang bola dari perkenaan kaki, gerakan kaki, sikap
badan dan selanjutnya mendemonstrasikannya. Pada awalnya menimang bola
dilakukan dengan satu kaki (kaki kanan), kemudian dengan kaki kiri, setelah
merasa mahir dapat dilakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri. Di
samping itu juga, latihan menimang bola dapat divariasikan sambil berjalan. Pada
akhir latihan (10 menit) sebelum pelatihan selesai, gerakan menimang bola tanpa
menggunakan tali. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki adaptasi terhadap
gerakan keterampilan yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan
ilustrasi gambar gerakan menimang bola menggunakan tali sebagai beikut:
xxxviii
Gambar 3. Ilustrasi Latihan Menimang Bola secara Tidak Langsung.
(Soekatamsi,1988: 40)
d. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Menimang Bola Secara Tidak
Langsung
Latihan menimang bola menggunakan tali bertujuan untuk meningkatkan
kontinyuitas pantulan agar bola tidak mantul melenceng sehingga mudah
dikendalikan. Bola yang memantul dengan baik maka fokus perhatian siswa akan
lebih baik, sehingga gerakan memantulkan bola dapat dilakukan secara berulang-
ulang.
Bertolak dari pelaksanaan latihan menimang bola menggunakan tali dapat
diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan menimang bola
menggunakan tali antara lain:
1. Dapat menimbulkan rasa senang, sehingga motivasi latihan meningkat.
2. Bola dapat dikendalikan dengan baik karena pantulan bola tidak jauh dari
badan.
3. Perhatian siswa menjadi lebih focus dan gerakan memantul-mantulkan bola
dapat dilakukan secara berulang-ulang.
4. Siswa akan memiliki kemampuan awal yang memadai, sehingga akan lebih
cepat beradaptasi terhadap beban yang berbeda dalam bentuk karakteristik
gerakan yang sama.
xxxix
Latihan menimang bola menggunakan tali juga memiliki beberapa
kelemahan. Kelemahan latihan menimang bola menggunakan tali antara lain:
1. Waktu latihan lebih lama.
2. Perlatan yang mudah putus atau rusak.
B. Kerangka Pemikiran
Latihan menimang bola secara langsung dan tidak langsung merupakan
bentuk latihan yang sesuai dengan karakteristik keterampilan yang sebenarnya.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, kedua pembelajaran tersebut jelas berbeda
sehingga hal ini akan mempunyai dampak pengaruh yang berbeda terhadap
peningkatan kemampuan menimang bola.
Latihan menimang bola secara langsung merupakan bentuk latihan yang
sama dengan keterampilan sebenarnya, tetapi pelaksanaannya dilakukan dari cara
yang mudah atau sederhana. Latihan menimang bola dipantulkan pada punggung
kaki kanan atau kaki kiri. Setelah mahir dalam menimang bola, kemudian
dilakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri. Sedangkan latihan
menimang bola tidak langsung yaitu latihan menimang bola dengan bola
digantung dengan seutas tali. Latihan menimang bola menggunakan tali yaitu bola
diberi seutas tali dan pelaksanaannya tali dipegang, kemudian bola dipantul-
pantulkan dengan salah satu kaki (kaki kanan/kaki kiri), setelah mahir dilakukan
secara bergantian.
Berdasarkan karakteristik latihan menimang bola secara langsung dan
tidak langsung tersebut, tentu akan berdampak pada perbedaan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan menimang bola. Perbedaan perlakuan tertentu akan
menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian
diduga, antara latihan menimang bola secara langsung dan tidak langsung
memiliki perbedaan pengaruh terhadap kemampuan menimang bola dalam
permainan sepakbola.
xl
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh latihan menimang bola secara langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan menimang bola dalam permaianan sepakbola
pada siswa SSB Putera Mars Karanganyar tahun 2009
2. Pengaruh latihan menimang bola secara tidak langsung lebih baik
dibandingkan latihan menimang bola secara langsung terhadap kemampuan
menimang bola dalam permainan sepakbola pada siswa SSB Putera Mars
Karanganyar tahun 2009.
xli
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Lapangan Jungke jalan Abdul Rahman
Saleh no. 6 Karanganyar. Alasan peneliti memilih tempat ini karena pada club
tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang menyangkut permasalahan
seperti yang diajukan dalam penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 10 Oktober sampai
tanggal 21 November 2009. Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu dengan
frekuensi latihan tiga kali dalam satu minggu.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB Putera Mars
Karanganyar tahun 2009 usia 10-12 tahun yang berjumlah 40 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah populasi yang diteliti. Dengan demikian sampel
merupakan keseluruhan dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
SSB Putera Mars usia 10-12 tahun yang berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive random sampling. Yaitu
dengan menggunakan sampel penelitian berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a) Siswa yang sehat jasmani dan rokhani
b) Bersedia menjadi sampel penelitian.
c) Siswa yang bersedia mengikuti latihan menimang-nimang bola.
xlii
Dari jumlah siswa yang terpilih kemudian ditetapkan menjadi 2 kelompok
latihan sesuai dengan rancangan penelitian. Yaitu 15 orang mengikuti latihan
menimang bola secara langsung dan 15 orang mengikuti latihan menimang bola
secara tidak langsung.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan tes dan pengukuran. Dan tes yang digunakan adalah tes menimang
bola atau juggling (Soekatamsi 1988: 270). Pengumpulan data menimang bola
dilakukan dua kali yaitu tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah
diberi perlakuan.
D. Metode dan Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan
memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna
mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1995: 21)
mengemukakan “Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada
tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakukan (treatment) terhadap kelompok eksperimen
yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”. Dalam melakukan treatment harus
memperhatikan internal validity (validitas internal) dan eksternal validity
(validitas eksternal).
a. Validitas Eksternal
Campbel dan Stanley (1963) dalam Thomas & Nelson (2001 : 311) yang
dikenali empat perlakuan ke kebeneran eksternal, atau kemampuan untuk
menyamaratakan hasil kepada lain participants, pengaturan, ukuran dan demikian
semua :
xliii
§ Reactive atau efek pengujian interaktif : pretest membuat peserta lebih mengena atau sensitif pada pelatihan yang akan datang. Suatu hasil pelatihan itu tidak dapat efektif tanpa adanya pretest.
§ Interaksi penyimpangan pemilihan dan pelatihan yang bersifat percobaan : ketika suatu kelompok terpilih beberapa karakteristik, pelatihan boleh bekerja hanya pada kelompok yang dikenai proses pada karakteristik tersebut.
§ Efek reaktif tentang pengaturan bersifat percobaan : pelatihan yang efektif di dalam situasi yang dibatasi tidak mungkin efektif di dalam pengaturan.
§ Gangguan pelatihan ganda : kapan peserta melakukan lebih dari satu treatmen, efek dari sebelumnya treatmen dapat mempengaruhi orang-orang pelatihan.
b. Validitas Internal
keberadaan internal adalah dasar minimum tanpa validitas internal
eksperimen / percobaan tidak bisa diinterpretasikan. Yang dikenali di depan
perlakuan kepada eksperimen / percobaan :
1. Sejarah : Peristiwa yang terjadi sepanjang eksperimen yang bukanlah bagian dari perlakuan.
2. Kematangan : Proses di dalam peserta melakukan hasil pada berlalunya waktu.
3. Pengujian : Efek pada suatu test untuk menemukan administrasi berikutnya menggunakan test yang sama.
4. Instrumensasi : menggunakan alat ukur yang sesuai. 5. Kemunduran statistik (statistik regresi) :
Fakta bahwa menggolongkan untuk cara merndom. 6. Penyimpangan pemilihan :
Memilih perbandingan menggolongkan untuk cara nonrandom. 7. Kesempatan pada percobaan hilang :
Hilangnya peserta pada perbandingan kelompok menggolongkan untuk membandingakan nonrandom.
8. Interaksi pemilihan kematangan : Berlalunya waktu pelatihan mempengaruhi satu kelompok tetapi tidak mempengaruhi kelompok yang tidak sama.
9. Pengharapan : Experimenters atau penguji mengantisipasi peserta tertentu akan melaksanakan lebih baik.
xliv
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini sampel yang diambil kemudian dibagi menjadi dua
kelompok. Rancangan penelitian eksperimen pretest – posttest design ini yaitu
KE1 X Postest
Pretest OP
KE2 Y Postest
Keterangan :
OP = Ordinal Pairing
KE1 = Kelompok Eksperimen 1
X = Latihan menimang-nimang bola secara langsung
KE2 = Kelompok Eksperimen 2
Y = Latihan menimang-nimang bola secara tidak langsung
Untuk pembagian kelompok menggunakan ordinal pairing, yaitu setelah
dilakukan tes awal, kemudian hasil dari tes awal dirangking setelah itu dipisahkan
ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2 dengan cara ordinal pairing sehingga
kedua kelompok mempunyai keterampilan yang setara atau seimbang. Adapun
pembagian kelompok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
K1 K2
1 2
4 3
5 6 dan seterusnya
xlv
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent) dan satu
variabel terikat (Dependen).
1) Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu :
a. Latihan menimang bola secara langsung
b. Latihan menimang bola secara tidak langsung
2) Variabel terikat (dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menimang bola.
Rincian difinisi operational variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Latihan Menimang bola secara langsung
Latihan menimang bola secara langsung merupakan bentuk latihan yang
dilakukan dengan cara memantul-mantulkan bola menggunakan satu kaki atau dua
kaki secara bergantian.
2. Latihan Menimang bola secara tidak langsung
Latihan menimang bola secara tidak langsung merupakan bentuk latihan
keterampilan yang dilakukan dari cara yang mudah dengan menggunakan tali
3. Kemampuan menimang bola
Menimang-nimang bola atau juggling merupakan cara memainkan bola
dengan memantul-mantulkan bola menggunakan kaki, paha, dahi atau
mengkombinasikan bagian-bagian tersebut secara berulang-ulang.
xlvi
F. Tehnik Analisis Data
1. Prasyarat Analisis Data
a. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui validitas data menggunakan tes uji reliabilitas dengan
ANOVA dari Mulyono B. (2008:44-47) sebagai berikut:
R = A
WA
MS
MSMS -
Keterangan :
R : koefisien reliabilitas
MSA : Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW : Jumlah rata-rata antar kelompok
Untuk menghitung MSA dan MSW harus dicari dulu 6 dari suatu set skor
ialah :
a. Jumlah Kuadrat total : SST = ( )2
2
nk
XX åå -
b. Derajat kebebasan total : dfT = (n)(k) – 1
c. Jumlah kuadrat di antara subjek : SSA = ( )22
nk
X
ki åå -
d. Derajat kebebasan diabtara subjek : dfA = n – 1
e. Jumlah Kuadrat dalam subjek : SSW = å å-k
TX i
22
f. Derajat kebebasan dalam subjek : dfW = n(k-1)
Catatan : å 2X = Jumlah skor kuadrat.
å X = Jumlah skor seluruh subjek
xlvii
n = Jumlah subjek
k = Jumlah skor tiap subjek
Ti = Jumlah skor untuk setiap subjek i
g. Dengan mendapatkan 6 harga tersebut, maka dapat dihitung kuadrat rata-
rata diantara subjek dan kuadrat rata – rata dalam subjek :
MSA = 1-
=n
SS
df
SS A
A
A
MSW = )1( -
=kn
SS
df
SS W
W
W
h. Letakan semua harga yang diperoleh kedalam tabel ANOVA
i. Menghitung R dengan : R = A
WA
MS
MSMS -
b. Uji Normalitas
Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data atau
data berada dalam suatu kurve normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan metode Lillieforse dari Sudjana (2002 : 466) untuk mengetahui
apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Adapun
prosedur uji normalitas tersebut adalah sebagai berikut :
1). Pengamatan X1, X2, …., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …., Zn dengan menggunakan rumus :
Xi - X
Zi =
s
Keterangan :
X = Rata-rata
s = Simpangan baku
xlviii
2). Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z<Xi)
3). Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, …., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka ;
banyaknya Z1, Z2, …., Zn yang < Zi
S(Zi) =
n
4). Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
5). Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya Lo = | F(Zi)- S(Zi)| maksimum.
Kriteria :
Lo≤Ltab : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo>Ltab:sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
berasal dari kelompok yang sama atau setara. Untuk mencari atau menguji
homogenitas data, digunakan rumus untuk mencari uji homogenitas (Sudjana,
1996 : 386) Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
SD2bs
Fdbvb : dbvk =
SD2kt
Keterangan :
db : vb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar
db : vk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil
SD2bs = Varians yang lebih besar
SD2kt = Varians yang lebih kecil
xlix
2. Uji Perbedaan
Untuk menghitung perbedaan peningkatan kemampuan menimang bola
dengan menggunakan rumus t-test dari Thomas dan Nelson (2001:137) sebagai
berikut :
)1(
2
-S
=
NNxd
Mdt
Keterangan :
t = Nilai perbedaan
Md = Mean deviasi
d2 = derajat perbedaan N = jumlah sampel
Adapun uji perbedaannya menggunakan derajat kebebasan N -1 pada taraf
signifikansi 5%. Peningkatan prosentasi dari latihan yang telah dilakukan,
dicari dengan cara sebagai berikut :
Peningkatan prosentasi = %100xtestMpre
Md-
Md = mean posttest – mean pretest
BAB IV
l
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
Setelah dilaksanakan penelitian, diperoleh data. Data yang dikumpulkan
berupa tes menimang-nimang bola. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes
awal dan tes akhir pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok 1 dan
kelompok 2. Data tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan
statistik, seperti terlihat pada lampiran. Berturut-turut disajikan mengenai
deskripsi data, uji persyaratan analisis, hasil analisis data serta pembahasan dan
pengujian hipotesis.
Deskripsi hasil analisis data hasil tes kemampuan menimang bola yang
dilakukan pada kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Menimang-nimang Bola
Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok Tes N Hasil
Terendah
Hasil
Tertinggi Mean SD
Awal 15 20 110 53.333 27.364 Kelompok 1
(Secara
langsung) Akhir 15 30 150 76.333 35.9
Awal 15 20 100 54.333 26.313 Kelompok 2
(Secara
tidak
langsung) Akhir 15 35 175 87.333 44.660
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan
kelompok 1 memiliki rerata kemampuan menimang bola adalah 53.333,
sedangkan setelah mendapat perlakuan memiliki rerata kemampuan menimang
bola adalah 76.333. Adapun rata-rata kemampuan menimang bola pada kelompok
li
2 sebelum diberi perlakuan adalah 54.333, sedangkan setelah mendapat perlakuan
memiliki rata-rata kemampuan menimang bola adalah 87.333.
B. Uji Prasyarat Analisis Data
Sebelum data hasil penelitian dianalisis dengan teknik t-tes, terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan 1) uji reliabilitas, 2) uji
normalitas, 3) uji homogenitas.
1. Uji Reliabilitas
Agar data yang dianalisis adalah hasil dari suatu tes atau pengukuran yang
baik, maka perlu uji reliabilitas. Dalam penelitian ini diadakan uji reliabilitas
tehadap hasil tes awal dan tes akhir kemampuan menimang-nimang bola.
Table 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data
No Hasil Tes Reliabilita Katagori 1 Awal 0, 754003 Cukup 2 Akhir 0, 9075 Tingkat Tinggi
Adapun hasil dari analisis yang dilakukan dengan uji reliabilitas tes awal
diperoleh R = 0,754003 dan uji reliabilitas pada tes akhir diperoleh R = 0,9075.
Hasil tersebut kemudian di konsultasikan dengan tabel kategori reliabilitas tes
termasuk dalam kategori Cukup, dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Adapun
dalam mengartikan katagori koefisien reabilitas tes tersebut dengan menggunakan
pedoman tabel koefisien dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B. (1992:22)
yaitu :
Tabel 3. Tabel Range Katagori Reliabilitas
No Kategori Validita Reliabilita Obyektivita 1 Tingkat Tinggi 0,80 – 1,00 0,90 – 1,00 0,95 – 1,00 2 Tinggi 0,70 – 0,79 0,80 – 0,89 0,85 – 0,94
lii
3 Cukup 0,50 – 0,69 0,60 – 0,79 0,70 – 0,84 4 Kurang 0,30 – 0,49 0,40 – 0,59 0,50 – 0,69 5 Tidak Signifikan 0,00 – 0,29 0,00 – 0,39 0,00 – 0,49
2. Uji Normalitas
Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
sebelum digunakan untuk menganalisis data. Pengujian normalitas data dilakukan
terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 dengan mengikuti uji
Liliefors pada taraf a = 0,05. Hasil pengujian tersebut disajikan dalam tabel 4
berikut ini :
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok N M SD Lo Lt5%
K1 15 53.333 27.364 0.214 0.220
K2 15 54.333 26.313 0.195 0.220
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada K1 diperoleh nilai Lhitung
sebesar 0.214, dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada
taraf signifikansi 5% yaitu 0.220. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
pada K1 termasuk berdistribusi normal. Sedangkan data hasil uji normalitas yang
dilakukan pada K2 diperoleh nilai Lhitung sebesar 0.195, dimana nilai tersebut lebih
kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.220. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada K2 termasuk berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
liii
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka
apabila nantinya kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan, maka perbedaan
tersebut dikarenakan oleh perbedaan rata-rata kemampuan menimang-nimang
bola. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah
sebagai berikut :
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Dari hasil uji homogenitas varians yang tertera dalam tabel di atas,
diperoleh hasil dengan db = 14 lawan 14, angka F tabel 5% = 2,48 Sedangkan harga
F hitung = 0.6492. Yang ternyata lebih kecil dari harga F tabel 5%. Karena F hitung < F
tabel 5%, maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen.
C. Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum dilakukan uji perbedaan dengan t-tes telah diadakan
"Matching", yaitu tes awal yang mempunyai kemampuan setara dipasang-
pasangkan dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok 1 dan kelompok 2.
Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kedua kelompok tersebut.
Dalam penentuan kelompok, kelompok 1 mendapat perlakuan latihan
menimang bola secara langsung dan kelompok 2 mendapat perlakuan dengan
latihan menimang bola secara tidak langsung. Hasil t-test untuk tes awal antara
K1 dan K2 dapat dilihat dalam tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2
Kelompok N SD2 Fo Ft5%
K1 15 1.288,81
K2 15 1.985,24 0.6492 2.48
liv
Kelompok N Mean Md to t t5%
K1 15 53.333
K2 15 54.333 1 0.1020 2.145
Dari rangkuman hasil t-test untuk tes awal di atas, pada K1 dapat
diketahui bahwa rata-rata sebesar 53.333 sedangkan K2 diketahui bahwa rata-rata
sebesar 54.333 dan untuk Mean deviasi sebesar 1. Dengan derajat kebebasan N -
1 = 15 - 1 = 14 pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.145
sedangkan nilai thitung sebesar 0.1020. Ternyata kecil dari angka batas penolakan
hipotesis nol. Maka hipotesis nol diterimal. Dengan demikian tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal menimang-nimang bola pada
kelompok 1 dan kelompok 2.
2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
a. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
Setelah melakukan latihan selama 6 minggu, kemudian diadakan tes
akhir. Dan untuk membuktikan apakah latihan yang diberikan telah menunjukkan
pengaruh yang meyakinkan terhadap kemampuan menimang-nimang bola, maka
dicari dengan uji t-test antara tes awal dan tes akhir pada masing-masing
kelompok. Adapun hasil t-test untuk mengetahui peningkatan prestasi tes awal
ke tes akhir antara K1 dan K2 dapat dilihat dalam tabel 7 berikut ini :
a.1 Hasil Uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada K1
Tabel 7. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir K1
Tes N Mean Md to t t5%
Awal 53.333
Akhir 15
76.333 23 5.99595 2.145
lv
Dari rangkuman hasil t-test di atas, pada K1 dapat diketahui bahwa pada
tes awal rata-rata sebesar 53.333 dan tes akhir sebesar 76.333 untuk Mean deviasi
sebesar 23. Dengan derajat kebebasan 14 (N – 1 = 15 - 1) pada taraf
signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.145 sedangkan nilai to sebesar
5.99595. Berarti to lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan
demikian antara tes awal dan tes akhir pada K1 ada perbedaan yang signifikan.
Berarti bahwa setelah mendapat perlakuan K1 memiliki peningkatan kemampuan
menimang bola yang signifikan.
a.2 Hasil Uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada K2
Tabel 8. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir K2
Tes N Mean Md to t t5%
Awal 54.333
Akhir 15
87.333 33 6.39614 2.145
Dari rangkuman hasil t-test di atas, pada K2 dapat diketahui bahwa pada
tes awal rata-rata sebesar 54.333 dan tes akhir sebesar 87.333 untuk Mean deviasi
sebesar 33. Dengan derajat kebebasan 14 (N – 1 = 15 - 1) pada taraf
signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.145 sedangkan nilai to sebesar
6.39614. Berarti to lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan
demikian antara tes awal dan tes akhir pada K2 ada perbedaan yang signifikan.
Berarti bahwa setelah mendapat perlakuan K2 memiliki peningkatan kemampuan
menimang bola yang signifikan.
a.3 Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Kelompok 1 dan 2
Untuk mengetahui ada perbedaan hasil latihan antara K1dan K2 setelah
diberi perlakuan, dapat dilihat pada hasil t-test untuk tes akhir dari kedua
kelompok dalam tabel 9 berikut ini :
lvi
Tabel 9. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Akhir Antar Kelompok
Kelompok N Mean Md to t t5%
K1 23
K2 15
33 10 2.29129 2.145
Berdasarkan rangkuman di atas, pada tes akhir pada K1 diketahui rata-rata
sebesar 23 dan untuk K2 diketahui rata-rata sebesar 33. Mean deviasi sebesar 6
dengan derajat kebebasan 14 (N – 1 = 15 - 1) pada taraf signifikansi 5%,
ternyata nilai to sebesar 2.29129 sedangkan nilai t tabel sebesar 2,145. Berarti to
lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian pada tes akhir
kemampuan menimang-nimang bola antara K1 dan K2 terdapat perbedaan yana
signifikan.
a.4 Perbedaan Persentase Peningkatan
Untuk mengetahui kelompok yang memiliki persentase peningkatan yang
lebih baik, diadakan perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap
kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan menimang bola
dalam persen pada kelompok 1 dan 2 adalah :
Tabel 10. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kemampuan Menimang Bola Dalam Persen Pada K1 dan K2
Kelompok N Mean
Pretest
Mean
Posttest
Mean
Different
Persentase
Peningkatan
K1 15 53.333 76.333 23 43.13%
K2 15 54.333 87.333 33 60.74%
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan
kemampuan menimang bola sebesar 43.13%. Sedangkan kelompok 2 memiliki
peningkatan kemampuan menimang bola sebesar 60.74%. Dengan demikian dapat
lvii
disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki persentase peningkatan kemampuan
menimang bola yang lebih besar dari pada kelompok 1.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Dari hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan diperoleh
nilai t antara tes awal pada K1 dan K2 sebesar 0.1020, sedangkan ttabel sebesar
2.145. Ternyata t hitung yang diperoleh < t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol
diterima. Dengan demikian K1 dan K2 sebelum diberi perlakuan dalam keadaan
seimbang. Berarti apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang
diberikan selama penelitian dan antara K1 dan K2 berangkat dari titik tolak
kemampuan menimang bola yang sama.
Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir
pada kelompok 1 diperoleh nilai t sebesar 5.99595. Ternyata t hitung = 5.99595 > t
tabel 5% = 2.145, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan menimang
bola yang signifikan. Yang berarti bahwa latihan menimang-nimang bola secara
langsung memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan
menimang bola.
Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir
pada kelompok 2 diperoleh nilai t sebesar 6.39614. Ternyata t hitung = 6.39614 > t
tabel 5% = 2.145, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan menimang
bola yang signifikan. Yang berarti bahwa latihan menimang-nimang bola secara
tidak langsung memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
kemampuan menimang bola.
Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil peningkatan kemampuan
pada K1 dan K2 diperoleh nilai t sebesar 2.29129 sedangkan nilai ttabel sebesar
2,145. Ternyata t yang diperoleh > t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan perlakuan selama 6
minggu, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir K1 dan K2.
lviii
Pengaruh pada latihan menimang bola secara langsung terhadap kemampuan
menimang bola dengan hasil perhitungan diperoleh nilai t hit sebesar 5.99595 dan
pengaruh latihan menimang bola secara tidak langsung terhadap kemampuan
menimang bola dengan hasil perhitungan diperoleh nilai t hit sebesar 6.39614 dan t
tabel sebesar 2,145. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada
perbedaan pengaruh latihan menimang-nimang bola secara langsung dan
menimang-nimang bola secara tidak langsung terhadap kemampuan menimang
bola pada SSB Putera MARS Karanganyar usia 10-12 tahun 2009 ada perbedaan
yang signifikan.
lix
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapatlah disimpukan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh latihan menimang-nimang bola secara langsung
dan tidak langsung pada siswa usia 10-12 tahun SSB Putera MARS
Karanganyar tahun 2009. thitung = 2.29129 > ttabel = 2,145. Dengan thit
menimang-nimang bola secara langsung sebesar 5.99595 dan latihan
menimang-nimang bola secara tidak langsung diperoleh nilai thit sebesar
6.39614.
2. Latihan menimang-nimang bola secara tidak langsung (K2) lebih baik
pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan menimang-nimang bola
pada siswa usia 10-12 tahun SSB Putera MARS Karanganyar tahun 2009.
K1 43.13 % < K2 60.74%, dengan selisih 17.61%.
B. Implikasi
Kesimpulan dari hasil penelitian ini menimbulkan implikasi, adapun
implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bahwa metode melatih teknik dasar sepakbola menimang-nimang bola
(juggling) dilakukan dengan cara memberikan latihan menimang-nimang bola
secara tidak langsung, dan latihan menimang-nimang bola secara langsung untuk
variasi-variasi latihan agar siswa tidak jenuh. Akan tetapi latihan menimang-
nimang bola secara tidak langsung lebih baik digunakan untuk meningkatkan
kemampuan menimang-nimang bola (juggling). Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan metode
latihan khususnya untuk meningkatkan kemampuan menimang-nimang bola
(juggling).
lx
C. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka kepada pelatih sepakbola khususnya di SSB Putera MARS
Karanganyar, disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Latihan menimang-nimang bola secara tidak langsung dapat digunakan
sebagai latihan untuk meningkatkan kemampuan menimang-nimang bola
(juggling). Dan yang latihan menimang bola secara langsung sebagai
tindak lanjut dari latihan menimang bola secara tidak langsung.
2. Latihan menimang-nimang bola dapat dipermudah dengan cara latihan
menimang-nimang bola secara tidak langsung (menggunakan tali) dulu,
kemudian baru diberikan latihan menimang-nimang bola secara langsung.
lxi
DAFTAR PUSTAKA Arma Abdoellah. 1981. Olahraga untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Sastra
Husada. A. Sarumpaet , Zulfar Djazet, Parno dan Imam Sadikun. 1992. Permainan Bola
Besar. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti. Proyek PembinaanTenaga Kependidikan.
Beltasar Tarigan. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran
Bola Basket. Jakarta.Depdikas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Berkerjasama dengan Direktorat jenderal Olahraga.
Danny Mielke. 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung. PT Intan Sejati Gill Harvey. 2003. Teknik Mengontrol Bola. Alih Bahasa. Tim GMS. Jakarta: PT
Gapuramitra Sejati. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Jef Sneyer. 1988. Sepakbola dan Strategi Bermain. Jakarta: PT. Rosda Jaya
Putra. Josef Sneyers. 1990. . Sepak Bola Remaja Petunjuk dan Latihan Bagi kesebelasan
Remaja. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra. Joseph A. Luxbacher. 1997. Sepakbola Langkah-langkah Menuju Sukses. Alih
Bahasa. Agusta Wibawa. Jakarta: PT. Raja Grafindo. M. Furqon H. 1995. Teori Umum Latihan. Alih Bahasa. General Theory Of
Training. Surakarta: UNS Prees.
Remmy Muctar. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud.
Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga kependidikan. Robert Koger. 2007. Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja. Jakarta. PT Saka
Mitra Kompetensi. Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti.
lxii
Rusti Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjakes. Depdiknas. Direktorat Jenderal pendidikan Dasar dan Menengah bagian Proyek Penataran guru SLTP Setara D-III.
Soekatamsi. 1988. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surakarta: Tiga Serangkai.
1995. Sepakbola I. Surakarta: UNS Press.
Sudjarwo, 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta. UNS Prees.
Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta
. 1998. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Depdikbud.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru Penjaskes. SD setara D-II.
Wiel Coever. 1985. Sepakbola Program Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta: PT.
Gramedia.
lxiii