perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERNIKAHAN PASANGAN SUAMI ISTERI ETNIS ARAB ARAB
DAN ARAB JAWA
(Studi Perbandingan Pola Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon Surakarta)
Disusun Oleh :
FENDRA
D1207603
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
PERNIKAHAN PASANGAN SUAMI ISTERI ETNIS ARAB ARAB
DAN ARAB JAWA
(Studi Perbandingan Keterbukaan Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab
dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon Surakarta)
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Saya
bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di
kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata
bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta, Juni 2011
FENDRA
D1207603
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Kegagalan terjadi bila kita menyerah Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada:
...Teman-
... Papa, Mama, Kakak, Adik
Perhatian dan kasih sayangnya tak kan ku lupa
...istri tercinta
Tiada henti-hentinya memberikan semangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PERNIKAHAN PASANGAN
SUAMI ISTERI ETNIS ARAB ARAB DAN ARAB JAWA (Studi
Perbandingan Pola Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan
Arab-Jawa di Pasar Kliwon Surakarta) dapat diselesaikan dengan baik dan lancar
guna sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dalam meraih gelar sarjana Ilmu
Komunikasi Universitas Sebelas Maret.
Dengan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam
penulisan skripsi ini:
1. Bapak Prof. Drs. H. Pawito P.hd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sebelas Maret sekaligus sebagai pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan saran yang bermanfaat
dalam menyelesaikan skripsi penulis. Terima kasih atas saran dan ilmunya
selama bimbingan
2. Drs. Surisno Satrijo Utomo, M. Si, selaku sekretaris S1 Non Reguler Fakultas
Ilmu sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret
3. Ibu Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang
juga telah memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Ibu Dra. Indah Budi R, SE., M, Hum, selaku pembimbing akademik yang
telah memberi banyak nasehat.
5. Seluruh civitas akademika selama penulis mesih menempuh pendidikan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret.
6. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Saya tidak bisa menyebutkan nama pernama,
karena laian semua sama bermakna.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan naskah ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penyusun
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan naskah
ini.
Akhir kata penyusun berharap naskah ini bermafaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
PERNIKAHAN PASANGAN SUAMI ISTERI ETNIS
ARAB ARAB DAN ARAB JAWA Studi Perbandingan Keterbukaan Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon) Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 2011. Pernikahan merupakan hubungan yang dinamik antara dua kepribadian. Ketika dua kepribadian ini telah dapat bersatu dan telah menjadi kesesuaian maka masing-masing akan dapat meningkatkan kualitas hubungan sehari-hari. Penyatuan ini akan meningkat kasih sayang diantara keduanya, yang pada akhirnya menghasilkan kepuasan dari hubungan yang mereka jalani. Namun demikian penyatuan kepribadian ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diciptakan oleh pasangan itu sendiri dalam pernikahanya. Pernikahan berbeda etnis membutuhkan motivasi yang lebih kuat untuk membina dan mempertahankannya dibandingkan pernikahan sesama etnis. Contohnya perkawinan yang terjadi antara etnis arab dengan etnis jawa di kecamatan pasar kliwon Surakarta. Etnis arab memiliki keterikatan dengan budaya yang cukup kuat juga memiliki pola komunikasi dan interaksi yang berbeda dengan masyarakat pribumi, selain itu juga perbedaan ciri fisik yang mencolok menimbulkan kesulitan dalam pergaualan masyarakat pribumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi pada pasangan suami istri sesama etnis arab dengan pasangan suami istri antar etnis arab jawa di kecamatan pasar kliwon, surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pola komunikasi pasangan suami isteri (pasutri) antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa ada kecenderungan persamaan lebih banyak terjadi dibandingkan perbedaannya pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa. (1) Topik permasalahan: (a) Persamaan topik permasalahan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam keluarga, yaitu permasalahan tentang anak dan pekerjaan. (b) Cara menyelesaikan masalah yang ditemui oleh pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dapat diketahui melalui umpan balik komunikasi yang terjadi pada pasangan tersebut dengan cara diskusi. (2) Perbedaan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dalam komunikasi yaitu perbedaan dalam menyelesaikan. Pasangan suami isteri Arab dengan Arab ada kecenderungan suami mempunyai peran dalam memutuskan permasalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACT
-ARABIAN AND ARABIAN-
Openness between the Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple in Pasar Kliwon) Thesis of Communication Science Department, Social and Political Faculty, Sebelas Maret University, 2011.
Marriage is a dynamic relative between two personalities. When the two personalities have been integrated and have become conformity, they will improve the quality of daily relationship. This integration will increase to the affection between both of them, finally resulting in satisfaction from the relationship they undertake. Nevertheless, the personality integration does not come accidentally, but it should be created by the couple in their marriage. The different ethnic marriage maintains the stronger motivation to establish and to maintain it compared with the similar ethnic marriage. For example, the marriage occurs between Arabian and Javanese ethnics in Pasar Kliwon Subdistrict of Surakarta. Arabian ethnic has been strongly tied culturally and also has different communication pattern with the indigenous people; in addition, the prominent difference of physical characteristic leads to the difficulty in indigenous people intercourse.
This research aims to find out the communication pattern occurring in Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple in Pasar Kliwon, Surakarta. This research employed a qualitative method. The data collection was done using interview and documentation techniques. Technique of analyzing data used was
source and method triangulations. Considering the result of research, it can be concluded that the Arabian
Couple and the Arabian-Javanese Couple has more similarities than difference. (1) Problem topics: (a) the similarity of problem topic occurring in the Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple is daily life problem happening in the family, namely the problem of children and work. (b) The method of coping with the problems encountered by the Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple can be found out from the communication feedback occurring in such the couples by means of discussion. (2) The difference emerging in Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple in the term of communication is the difference in the way of coping with it. In Arabian-Arabian couple, husband tends to play a larger role in solving the problems.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Telaah Pustaka
1. Komunikasi ..................................................................................... 10
2. Hambatan-hambatan dalam komunikasi ......................................... 16
3. Komunikasi Interpesonal ................................................................ 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
4. Komunikasi interpersonal dalam keluarga ...................................... 21
5. Akulturasi ........................................................................................ 24
6. Budaya ............................................................................................ 26
7. Pengertian Pernikahan ..................................................................... 29
8. Perkawinan Campur antar Etnis ...................................................... 33
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan penelitian...................................................................... 36
2. Subyek penelitian ............................................................................ 38
3. Tehnik sampling .............................................................................. 38
4. Tehnik Pengumpulan data ............................................................... 39
5. Validitas Data .................................................................................. 41
6. Model Analisis ................................................................................ 44
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Deskripsi Pasar Kliwon ....................................................................... 47
B. Keadaan Alam Kecamatan Pasar Kliwon ............................................ 48
C. Kehidupan Sosial Budaya .................................................................... 49
D. Kependudukan ..................................................................................... 51
BAB III. HASIL DAN ANALISIS
A. Pola Komunikasi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Antara Arab-Arab
1. Pesan ............................................................................................... 54
2. Umpan Balik .................................................................................. 60
3. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan ................................... 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
B. Pola Komunikasi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Antara Arab-Jawa
1. Pesan ............................................................................................... 68
2. Umpan Balik ................................................................................... 73
3. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan .................................... 76
C. Analisis Data
1. Persamaan ....................................................................................... 80
2. Perbedaan ........................................................................................ 94
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 103
B. Saran ..................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah masyarakat majemuk, yaitu sebuah masyarakat
negara yang terdiri atas berbagai masyarakat-masyarakat suku bangsa yang
dipersatukan dan diatur oleh sistem nasional dari masyarakat negara. Selain
masalah suku bangsa banyak faktor lain yang membuat masyarakat Indonesia
bersifat majemuk. Suku bangsa erat kaitannya dengan ras atau etnis.
Masyarakat majemuk dalam suku bangsa disini tidak hanya pada kelompok
etnis asli (native) misalnya Jawa, Sunda, Dayak, Minangkabau dan lain-lain.
Selain kelompok etnis asli juga terdapat kelompok etnis minoritas asing, yaitu
keturunan Eropa dan keturunan Asia. Kelompok minoritas asing Asia meliputi
peranakan keturunan Arab, keturunan Cina, keturunan India, dan keturunan
Pakistan. Melalui sejarah dan perkembangannya kelompok etnis keturunan
Arab adalah kelompok etnis minoritas asing kedua yang paling menonjol di
Indonesia saat ini, setelah kelompok etnis keturunan Cina.
Perkawinan campuran antar etnis merupakan salah satu hal yang
banyak dilakukan oleh warga Negara RI. Dalam tiga dekade ini, jumlah
pernikahan antar etnis di dunia makin menunjukkan peningkatan, dari 310.000
hingga 1.100.000 jumlahnya. Di Solo tepatnya didaerah Pasar Kliwon banyak
sekali warga keturunan Arab. Mereka hidup bermasyarakat dengan orang
pribumi. Perkawinan antar etnis Arab dengan etnis Jawa pun banyak
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dilakukan oleh mereka. Hanya saja etnis Jawa harus dengan adat-istiadatnya
yakni pihak laki-laki harus melamar ke pihak perempuan (nakokake) bertujuan
bahwa pihak perempuan benar-benar masih sendiri atau belum ada yang
punya. Setelah itu barulah pihak laki-laki melamar pada pihak perempuan
bisanya dengan peningset berupa cincin yang diberikan bersama bingkisan
lainnya. Dengan maksud sebagai tanda pengikat bahwa perempuan ini sudah
ada yang memiliki.
Begitu pula di Indonesia. Dari golongan pejabat, seperti Guruh
Soekarno Putra yang melakukan perkawinan antar ras dengan wanita
berkewarganegaraan Uzbekistan, para selebritis Indonesia, yang memutuskan
Kusnaedi, Kiki Fatmala, Ayu Azhari, Fauzi Baadilla, dan masih banyak lagi,
hingga perkawinan campuran antar etnis di Indonesia yang makin sering
terdengar di media massa. Saat ini, makin banyak pula para selebritis pribumi,
yang melakukan perkawinan campur, khususnya dengan warga Indonesia
keturunan Arab. Semua ini dapat terjadi karena sejarah budaya koloni Arab
dari Hadramaut yang mengadakan hijrah ke Indonesia sejak abad pertengahan
(abad ke-13). Hampir semua dari koloni Arab yang datang ke Indonesia
adalah pria. Tujuan awal kedatangan mereka untuk berdagang sekaligus
berdakwah, dan kemudian berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga
dengan masyarakat setempat. Jumlah keturunan Arab di Indonesia saat ini
diperkirakan lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang ada di
tempat leluhurnya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pernikahan merupakan hubungan yang dinamik antara dua
kepribadian. Ketika dua kepribadian ini telah dapat bersatu dan telah menjadi
kesesuaian maka masing-masing akan dapat meningkatkan kualitas hubungan
sehari-hari. Penyatuan ini akan meningkatkan kasih sayang diantara keduanya,
yang pada akhirnya menghasilkan kepuasan dari hubungan yang mereka
jalani. Namun demikian penyatuan kepribadian ini tidak datang dengan
sendirinya, tetapi harus diciptakan oleh pasangan itu sendiri dalam
pernikahannya. Hal ini dapat dilakukan melalui usaha kerja sama dalam
periode waktu tertentu. Karena walaupun telah dipersatukan secara sah dalam
pernikahan, kualitas hubungan suami isteri tidak dapat ditingkatkan jika
masing-masing berusaha berjalan dengan caranya sendiri dan mencari
kebebasan sendiri. Untuk menciptakan keharmonisan tersebut setiap pasangan
suami istri perlu kejujuran dan ketulusan untuk saling berkomunikasi dalam
kehidupan rumah tangganya.
Pernikahan berbeda etnis membutuhkan motivasi yang lebih kuat
untuk membina dan mempertahankannya dibandingkan pernikahan sesama
etnis, Pernikahan berbeda etnis membutuhkan pencapaian kesesuaian yang
lebih rumit. Sebuah pasangan pernikahan berbeda etnis yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda sudah jelas tentu membutuhkan pemahaman
lintas budaya serta sikap saling menghargai yang jauh lebih besar. Pernikahan
selalu diharapkan dapat berjalan seumur hidup, dan pencapaian kesesuaian
antar pasangan juga akan terus terjadi selama sebuah ikatan pernikahan
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pada perkawinan yang terjadi dalam pasangan yang berbeda etnis,
penyesuaian diri, pola komunikasi yang baik antara kedua pasangan, sikap
penerimaan diri, dan cinta tulus dan kasih sayang yang cukup, merupakan
beberapa kunci keberhasilan pernikahan untuk mencapai kepuasan antar
pasangan dalam sebuah pernikahan. Perbedaan latar belakang budaya, cara
pandang dan kebiasaan hidup, dan lain-lain, sangatlah menuntut pasangan
berbeda etnis untuk memberikan penyesuaian diri yang lebih besar
dibandingkan pasangan suami istri yang memiliki etnis sama.
Di antara suku bangsa di Indonesia yang menganut kekerabatan
bilateral adalah orang Jawa. Dalam konteks perkawinan orang Jawa,
kekerabatan yang terjadi menyusul peristiwa perkawinan adalah kekerabatan
yang kemudian disebut dengan istilah Keluarga Batih. Keluarga Batih adalah
kelompok yang diikat oleh lembaga perkawinan dan awalnya hanya terdiri
suami-istri. Struktur dan bentuk keluarga Batih, sekelompok kekerabatan
pertama dari sistem bilateral orang Jawa ini, terdiri atas bapak, ibu, dan anak-
anak yang belum menikah.
Etnis Arab yang merupakan salah satu etnis asing yang berkembang di
Indonesia juga tak luput dari permasalahan interaksi budaya dan komunikasi
antarbudaya. Pada masa penjajahan Belanda etnis asing seperti Arab, Cina,
India dan Jepang digolongkan dalam golongan timur Asing, tidak masuk
dalam masyarakat golongan pribumi tetapi tidak sedikit mereka yang ikut
berjuang mencapai kemerdekaan. Meskipun dalam kenyataannya kelompok
etnis ini masih terikat dengan budaya mereka secara kuat, tetapi bisa dibilang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
etnis Arab mampu hidup berdampingan dengan bangsa pribumi tanpa konflik
antar etnis yang berarti. Bila dibandingkan dengan etnis Cina, etnis Arab
memiliki banyak persamaan, keduanya masih senang hidup berkelompok
dipemukiman tersendiri, masih berusaha mempertahankan budaya-budaya
leluhur. Tetapi keberadaan etnis ini lebih bisa diterima masyarakat setempat,
kehidupan yang harmonis masih bisa terwujud meskipun keduanya saling
mempertahankan apa yang mereka yakini sebagai pedoman hidup. Walaupun
mereka mampu hidup harmonis dengan masyarakat setempat masih belum
bisa dikatakan keduanya berbaur melihat keduanya masih memiliki batasan-
batasan dalam bergaul.
Etnis Arab masih enggan untuk berkumpul dengan masyarakat pribumi
setempat ataupun sebaliknya. Hal ini bila kita lihat dari pergaulan kaum muda,
masing-masing masih senang bergaul dengan sesamanya kurang mampu untuk
berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain. Tidak seperti pendatang
sementara etnis Arab atau etnis asing lainnya yang telah lama tinggal di
Indonesia, atau biasa disebut sebagai orang imigran atau pengungsi selamanya
ini perlu membangun suatu hidup baru untuk kemudian menjadi masyarakat
pribumi. Sebagai etnis yang berbeda pasti etnis-etnis asing akan merasa asing
dengan budaya-budaya pribumi mengingat mereka dibesarkan dengan budaya
yang berbeda, begitu juga masyarakat pribumi akan merasa asing dengan
keberadaan etnis asing ini.
Etnis Arab yang memiliki keterikatan dengan budaya yang cukup kuat
juga memiliki pola komuniksi dan interaksi yang berbeda dengan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pribumi, selain itu juga perbedaan ciri fisik yang mencolok menimbulkan
kesulitan dalam pergaulan masyarakat pribumi.
Dari uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap proses komunikasi antar budaya yang terjadi dalam pasangan suami
istri sesama etnis Arab dengan pasangan suami istri antar etnis Arab-Jawa
yang tinggal di Surakarta. Penelitian dilakukan di Kecamatan Pasar Kliwon.
Karena melihat wilayah tersebut merupakan salah satu barometer hubungan
antar etnis Arab dengan etnis Jawa di Indonesia
B. Rumusan Masalah
Berdasar uraian latar belakang masalah di atas, dapat disusun rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimanakah pola komunikasi yang terjadi pada pasangan suami istri
sesama etnis dengan pasangan suami istri antar etnis Arab Jawa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola komunikasi yang
terjadi pada pasangan suami istri sesama etnis dengan pasangan suami istri antar
etnis Arab Jawa.
D. Manfaat Penelitian
1. Akademis
Bagi Akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah dan
melengkapi kajian mengenai komunikasi yang terjadi dalam rumah tangga
yang berbeda latar belakang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan untuk bisa dijadikan masukan bagi ber-
bagai kalangan termasuk pemerintah, aktivis LSM serta masyarakat se-
tempat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan antar etnis
Arab-Jawa.
E. Telaah Pustaka
Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan,
sementara itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri.
Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya
akan diwariskan pada keturunannya, demikian seterusnya. Pewarisan
kebudayaan makhluk manusia, tidak selalu terjadi secara vertikal atau kepada
anak-cucu mereka, melainkan dapat pula secara horizontal yaitu manusia yang
satu dengan yang lainnya. Berbagai pengalaman makhluk manusia dalam
rangka kebudayaannya diteruskan dan dikomunikasikan kepada generasi
berikutnya oleh individu lain. Berbagai gagasan dapat dikomunikasikannya
kepada orang lain karena ia mampu mengembangkan gagasan-gagasannya itu
dalam bentuk lambang-lambang vokal berupa bahasa, baik lisan maupun
tertulis.
Kebudayaan mengenal ruang dan tempat tumbuh kembangnya, dengan
mengalami perubahan penambahan dan pengurangan. Manusia tidak berada
pada dua tempat atau ruang sekaligus, ia hanya dapat pindah keruang lain pada
masa lain. Pergerakan ini masa ke masa dan dari satu tempat ketempat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
lain. Sebagai akibatnya diberbagai tempat dan waktu yang berlainan
dimungkinkan adanya unsur-unsur persamaan disamping perbedaan-
perbedaan.
Keanekaragaman kebudayaan di Indonesia juga diperkaya dengan
kehadiran pendukung kebudayaan dari bangsa-bangsa lain. Sejak berabad-
abad yang lalu karena penjajahan, hubungan perdagangan, penyebarluasan
agama, ekploitasi kekayaan alam, dan untuk berbagai tujuan lain. Selain orang
Portugis dan Belanda, kawasan nusantara telah didatangi oleh orang-orang
dari Cina daratan, negeri India dan Arab. Banyak diantara pendatang yang
akhirnya mereka menetap di Nusantara (Liliweri, 2007: 47).
Seperti yang telah diteliti Idi (2009: 57) dalam bukunya yang berjudul
Asimilasi Cina Melayu di Bangka. Terjadinya asimilasi orang Cina dan
Melayu di Bangka. Pertama, dalam komunikasi sehari-hari, orang keturunan
Cina di Bangka pada umumnya menggunakan bahasa Cina yang banyak
dipengaruhi bahasa Melayu (Malay) secara fasih. Kedua, adanya kesamaan
ciri-ciri fisik. Hal yang menunjukkan bahwa perkawinan antar etnik Cina dan
Melayu terjadi sejak lama. Hingga sekarang pun perkawinan antar etnik ini
masih dilakukan oleh sebagian orang Cina dan Melayu di Bangka. Ketiga,
adanya kesamaan dalam pakaian dan verifikasi makanan khas. Sebagian
kalangan wanita tua di Bangka terutama yang tinggal di pedesaan Cina, kini
masih mengenakan pakaian kebaya. Yakni jenis pakaian yang lazim
dikenakan oleh wanita Melayu. Sementara itu, dari segi verifikasi makanan
khas, martabak Bangka atau Hok Lo Pan, misalnya merupakan makanan khas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Bangka yang berasal dari Cina daratan. Keempat, adanya kesamaan dalam
jenis pekerjaan orang Cina dan Melayu di Bangka. Misalnya menjadi
pedagang, buruh, sopir, petani, nelayan, buruh timah (swasta) dan buruh
bangunan. Kelima, adanya ritual/seremoni bersama orang Cina dan Melayu.
Ritual tersebut menjadi bagian dari ritual masyarakat Bangka secara umum
(Idi, 2009: 62).
Selama ini telah banyak kajian tentang asimilasi Cina dan Melayu
dilakukan. Siahaan (2008: 18) telah melakukan penelitian tentang asimilasi
orang Cina dan pribumi di Kalimantan Barat. Penelitian tersebut menemukan
- n Barat. Tindakan politik
orang Cina pada masa lalu telah mempengaruhi buruknya asimilasi mereka
dengan orang pribumi lokal. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh
Tangdiling (2007: 32) tentang perkawinan antar etnik Cina dan Dayak di
Sambas, Kalimantan Timur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
perkawinan orang Cina dan Dayak terjadi karena kesamaan agama, orientasi
ekonomi, dan politik.
Penelitian lainnya oleh Afiyah (2007: 79) tentang perbedaan kepuasan
pada suami pasangan sesama etnis arab dengan suami pasangan perkawinan
campuran antar etnis Arab-Jawa di Surakarta. Menunjukkan bahwa suami arab
yang melakukan pernikahan dengan istri suku Jawa, memiliki kepuasan
pernikahan yang lebih tinggi jika istri adalah seorang ibu rumah tangga
dibanding istri yang bekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup dan
kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi adalah
komponen strategi dalam menciptakan hubungan antar sesama. Menurut
Onong Uchjana Effendi komunikasi adalah proses penyampaian lambang-
lambang yang mengandung makna yang sama oleh seseorang kepada
orang lain, baik agar mengerti maupun agar berubah tingkah lakunya.
Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
communication dan bersumber dari kata communis
Komunikasi adalah proses dimana seseorang
(komunikator) mengoper rangsangan-rangsangan (biasanya lambang-
lambang dalam bentuk kata) untuk merubah tingkah laku orang lain. As
the proses by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals
(communicatees) (Hovland dalam Uchjana, 1991 : 46 )
Komunikasi secara singkat bisa didefinisikan sebagai pertukaran
informasi antara pengirim dan penerima dengan menggunakan bahasa
verbal maupun non verbal (Siagian, 1993: 23). Panuju (2001: 45)
berpendapat bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan
penerimaan berita atau info dari seseorang kepada orang lain. Suatu
komunikasi yang tepat akan memperlancar interaksi sebab informasi yang
disampaikan seseorang dapat diterima dengan mudah oleh penerima
informasi. Pendapat lain yang hampir sama pengertiannya disampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
oleh Arikunto (2003: 93), bahwa komunikasi adalah suatu bentuk proses
penyampaian dan penerimaan informasi atau pesan dari seseorang ke
orang lain dengan memanfaatkan alat-alat komunikasi yang meliputi
semua alat-alat saluran nara sumber (komunikator), dan penerima
informasi atau pesan (komunikan).
Purwanto (2003: 9) menyatakan bahwa komunikasi mempunyai
hubungan yang erat dengan emosi, sebab dalam emosi sebagai
penggerak energi, emosi memuat informasi, dan emosi membangun
interpersonal. Maksudnya, seseorang yang dapat mengontrol emosi saat
melakukan komunikasi dapat menyampaikan inti informasi dengan tepat
sesuai tujuan. Hal ini dapat terjadi sebab emosi sendiri merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi seseorang dapat memberi tanggapan atas
persepsi dalam dirinya saat terjadi proses komunikasi.
Lasswel (dalam Effendy, 2001:10) mengatakan bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
yang menimbulkan efek tertentu. Secara paradigma, komunikasi
mengandung tujuan tertentu. Sehingga dapat disimpulkan jika komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
baik secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Pesan-pesan
dalam komunikasi bisa berupa pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal
terdiri dari kata-kata terucap atau tertulis, sementara pesan non verbal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
adalah seluruh perbendaharaan perilaku, seperti: ekspresi wajah, isyarat
tangan, pakaian, jarak fisik dan nada suara.
Devito (1999: 46) mengemukakan komunikasi adalah suatu prsoses
dimana komponen-komponennya selalu terkait dan bahwa para
komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan
keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara
integral dengan elemen lain. Elemen-elemen komunikasi saling
tergantung, tidak pernah independent, masing-masing komponen saling
mengait dengan komponen lain. Karena sifat saling tergantung ini,
perubahan pada elemen proses akan mengakibatkan perubahan pada
elemen-elemen yang lain. Esensi dalam komunikasi adalah untuk
memperoleh kesamaan makna diantara orang yang terlibat dalam proses
komunikasi antar manusia. Bahwa tingkatan yang paling penting dalam
komunikasi adalah komunikasi antar pribadi yang diartikan sebagai relasi
individual dengan orang lain dalam konteks sosialnya. Melalui proses ini
individu menyesuaikan dirinya dengan orang lain melalui proses yang
disebut pengiriman (transmiting) dan penerimaan (receving).
Thoha (1997: 48) mengatakan ada 5 (lima) faktor yang
mempengaruhi proses komunikasi yaitu (1) the act (perbuatan), perbuatan
komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang yang dapat
dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh
manusia. Pada umumnya lambang-lambang itu dinyatakan dengan bahasa
atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda itu dapat dipergunakan. (2) the
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
scene (adegan), adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini
menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini
menjelaskan apa yang harus dilakukan, symbol apa yang digunakan dan
arti dari apa yang dikatakan. Dengan mengerti adegan merupakan apa
yang dimaksudkan yakni sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan
melalui symbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan. (3) the agent
(pelaku), individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan
komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima
yang terlibat dalam komunikasi ini adalah contoh dari pelaku-pelaku
komunikasi tersebut. Dan peranannya seringkali menggantikan dalam
situasi komunikasi yang berkembang. (4) the agency (perantara), alat-alat
yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya
perantara itu. Alat-alat itu selain dapat berwujud komunikasi lesan, tatap
muka, dapat juga alat komunikasi tertulis seperti surat perintah, memo,
bulletin, nota, surat tugas dan lain sejenisnya. (5) the purpose (tujuan), ada
4 tujuan yaitu:
a. fungsional (the functional goals) ialah tujuan yang secara pokok
bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi/ lembaga.
b. manipulasi (the manipulate goals) ialah tujuan dimaksud untuk
menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang
disampaikan baik sesuai atau pun tidak dengan nilai atau sikapnya
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. keindahan (the aesthetics goals) tujuan ini bermaksud untuk
menciptakan tujuan-tujuan yang kreatif. Komunikasi ini dipergunakan
untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi
dalam kenyataan.
d. Keyakinan (the confidence goals) tujuan ini bermaksud untuk
meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada
lingkungan.
Proses komunikasi dimulai dari berjalannya komunikator dalam
menyampaikan pesan (message) melalui jalur tertentu kemudian pesan
tersebut ditangkap oleh penerima (receiver = audience) dan bila
memungkinkan terjadi umpan balik (feed back) (Panuju, 2001). Lebih
jelasnya proses komunikasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar: 1
Sumber: Panuju (2001)
Komunikator adalah individu (seseorang) atau sekelompok orang
yang mempunyai inisiatif atau prakarsa untuk mengadakan komunikasi
dengan individu (seseorang) atau sekelompok orang. Pesan atau informasi
adalah hal yang ingin disampaikan oleh komunikator. Media adalah sarana
Komunikator Pesan Media Penerima
Umpan Balik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
atau alat untuk menyampaikan pesan. Sedangkan penerima yang disebut
juga dengan komunikan adalah objek dari kegiatan komunikasi bahwa
hasil dari kegiatan yang berupa ide, anjuran, pesan yang ingin disampaikan
komunikator juga diterima oleh komunikan.
Informasi atau pesan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat
kemampuan, pemahaman, kepentingan, dan kebutuhan penerima informasi
agar komunikasi dapat berlangsung efektif. Ketidakmengertian merupakan
sumber disintegrasi dan konflik, karena ketidakmengertian merupakan
rangsangan (stimulus) yang membangkitkan prasangka (prejudice) yang
akhirnya akan mengakibatkan berbagai aksi (Panuju, 2001).
Media merupakan alat yang digunakan untuk melangsungkan
proses komunikasi. Media adalah suatu alat penyampaian berita yang
aktif, media dapat mempengaruhi efektivitas beritanya (Panuju, 2001).
Jadi, media adalah suatu alat yang ada dalam proses komunikasi dan
dipergunakan oleh komunikator untuk dapat berhubungan dengan
komunikan. Berkembangnya suatu teknologi mempengaruhi
perkembangan bidang-bidang lain, demikian juga dalam media. Ada
berbagai macam media yang digunakan dalam proses komunikasi, yaitu:
a. Media auditif yang disalurkan melalui pendengaran yang
berbentuk komunikasi lisan.
b. Media visual yakni informasi yang disalurkan melalui penglihatan yang
salah satunya berbentuk komunikasi tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Media audio visual yakni penyampaian informasi melalui saluran
pendengaran dan penglihatan sehingga berbentuk komunikasi tertulis
(Arikunto, 2003: 65).
Komunikasi yang efektif sebagai wujud hubungan sosial akan
menghasilkan umpan balik. Umpan balik dapat bermacam-macam bentuk,
seperti hasil pelaksanaan suatu tugas atau kegiatan yang diberikan oleh
orang tua dijalankan oleh anak dengan baik, laporan, sikap yang timbul
akibat komunikasi, pertanyaan, reaksi, dan sebagainya. Komunikasi dika-
takan berhasil apabila sikap dan tingkah laku orang lain sesuai dengan
keinginan atau harapan komunikator.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah proses hubungan antara individu satu dengan individu
lainnya atau lebih sehingga terjalin persamaan persepsi antara komunika-
tor dan komunikan mengenai ide, gagasan, dan pandangan sehingga men-
gakibatkan adanya perubahan dari salah satu individu.
2. Hambatan-hambatan dalam komunikasi
Setiap komunikasi yang terjadi belum tentu dapat berjalan dengan
baik, seringkali ada hambatan-hambatan saat melakukan komunikasi.
Hambatan dalam komunikasi oleh Wibisono (2000) ada dua macam, yaitu
perbedaan atribut tertentu dan tidak ada simpati serta empati.
a. Perbedaan atribut tertentu
Setiap individu yang melakukan komunikasi dengan individu
lainnya ada perbedaan atribut-atribut tertentu. Atribut-atribut dalam di-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ri individu tersebut antara lain: pendidikan, bahasa, status sosial, dan
konteks budaya. Dalam suatu situasi pilihan bebas, bilamana seseorang
diberi kesempatan berinteraksi dengan setiap orang dari sejumlah indi-
vidu yang berbeda, maka terdapat kecenderungan yang kuat bagi indi-
vidu untuk memilih individu yang paling mendekati kepribadian atau
atribut dengan individu nara sumber. Bagi individu untuk memilih pe-
nerima yang paling menyerupai dirinya, kesukaannya, keyakinannya,
status sosialnya, dan tingkat pendidikannya dengan tujuan agar komu-
nikasi dapat berjalan efektif.
Komunikasi dikatakan berjalan efektif apabila informasi yang
disampaikan oleh individu ke individu lainnya dapat dipahami dan
mengerti, kemudian dilanjutkan dengan sikap dan perilaku sesuai in-
formasi yang disampaikan. Informasi yang dipahami dan dimengerti
oleh penerima pesan merupakan faktor penting dalam komunikasi, se-
bab ketidakmengertian merupakan sumber disintegrasi dan konflik, ka-
rena ketidakmengertian merupakan rangsangan yang membangkitkan
prasangka, yang akhirnya akan mengakibatkan berbagai konflik atau
perbedaan persepsi.
b. Tidak ada simpati dan empati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang satu terhadap orang
yang lain. Simpati timbul berdasarkan atas penilaian perasaan akan
ketertarikan pada orang lain. Dorongan utama simpati adalah ingin
mengerti dan ingin bekerja sama dengan pihak lain. Adapun empati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
merupakan kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya ke
dalam peranan orang lain. Antara komunikator dan penerima tidak ada
rasa empati, maka ada kemungkinan besar komunikasi yang terjalin
tidak berjalan efektif.
Rasa simpati dan empati memiliki hubungan yang erat.
Ketertarikan seseorang terhadap orang lain akan mendorong orang
yang bersangkutan dapat memproyeksikan dirinya ke dalam peranan
orang lain sehingga komunikasi dapat berjalan efektif. Kebalikannya,
rasa simpati dan empati tidak dimiliki antara komunikator dan
penerima menimbulkan jurang pemisah yang membuat komunikasi
tidak berjalan efektif.
3. Komunikasi Interpesonal
Secara garis besar Ahmadi (1999: 37) membedakan komunikasi
menjadi tiga macam, yaitu: (1) komunikasi massa, yaitu hubungan yang
memanfaatkan perkembangan alat-alat elektronik antara pembicara dan
penerima tidak terjadi kontak secara langsung, (2) komunikasi dalam or-
ganisasi atau perusahaan (lembaga), yaitu komunikasi yang terjadi dalam
suatu perusahaan atau lembaga dan antar perusahaan atau lembaga lain-
nya, dan (3) komunikasi keluarga, yaitu hubungan yang terjadi dalam ke-
luarga dan di luar keluarga.
Komunikasi dalam penelitian ini difokuskan pada komunikasi
keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat.
Dalam keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak serta dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ditambahkan dengan anggota keluarga lainnya. Keluarga, besar
pengaruhnya terhadap suasana psikis pada anggotanya. Selain itu keluarga
juga merupakan wadah yang berfungsi sebagai pengawasan, sosial,
pendidikan, keagamaan, perlindungan dan rekreasi terhadap para
anggotanya (Waruan, 1997).
Komunikasi dalam suatu keluarga oleh Gunarsa dan Yulia (2001)
dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu:
a. Komunikasi Interpersonal, dimana bentuknya bisa terjadi dalam
komunikasi antara orang tua dengan anak, anak dengan anak, orang
tua atau anak dengan anggota keluarga lainnya dalam satu rumah.
b. Komunikasi Intra-keluarga, dimana bentuknya bisa terjadi antara
kelompok-kelompok atau sub-sub unit dalam keluarga tersebut, yaitu
komunikasi antara kelompok orang tua (ayah dan ibu) dengan
kelompok anak dalam satu keluarga.
c. Komunikasi Inter-keluarga, yaitu komunikasi yang terjadi antara ke-
luarga satu dengan keluarga lainnya.
Hakim (2000) berpendapat bahwa komunikasi dalam keluarga
ditemui komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah ko-
munikasi yang terjadi di antara individu, yaitu bagaimana individu menja-
di stimulus yang menimbulkan respon pada individu lain. Komunikasi in-
terpersonal adalah proses penyampaian pesan dari satu individu ke indivi-
du lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
R. Wayne Pace (1979) mengatakan bahwa
communication is communication involving two or more people in face to
menurut sifatnya komunikasi antar pribadi dapat dibedakan
atas dua macam yakni komunikasi diadik (dyadic communication) dan
komunikasi kelompok kecil (small group communication) (Cangara, 2007:
32).
Komunikasi interpersonal merupakan proses yang berlangsung
antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut
Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk percakapan, dialog, dan
wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan
informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam,
dan lebih personal. Sedangkan wawancara sifatnya lebih serius yakni ada
pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi
menjawab. Komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka dimana
anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. (Cangara, 2007:
32-33).
Sendjaja dan Rahardjo (dalam Morrisan, 2008: 20) mengatakan pada
komunikasi antar pribadi, misalnya dalam percakapan dua orang yang
bertatap muka, efek atau dampak komunikasi itu dapat diartikan sebagai
suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling
berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan
(action) yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antar pribadi juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima
pesan secara timbal balik. Dengan demikian komunikasi antar pribadi
bersifat transaksional yaitu tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi
secara serempak menyampikan dan menerima pesan.
Nurudin (2004: 1814) mencirikan komunikasi interpersonal
(antarpribadi) mempunyai struktur jaringan yang tertentu (umpamanya
kerabat, keluarga besar, suku, dan sebagainya) yang sangat kuat karena
ikatan yang telah lama ada, kebiasaan-kebiasaan setempat yang telah lama
tertanam dan sebagainya. Komunikasi di dalam masyarakat Indonesia di
tandai oleh ciri-ciri sistem tradisional; pemuka pendapat sudah tentu dan
mempunyai pengaruh yang jelas sementara arus komunikasi cenderung
berjalan satu arah.
4. Komunikasi interpersonal dalam keluarga
Telah diketahui bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian dan penerimaan berita atau info dari seseorang kepada orang
lain (Panuju, 2001: 36). Adapun interpersonal adalah hubungan antar
pribadi atau hubungan di antara dua orang (Dayakisni dan Huddaniah,
2003: 58). Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi di
antara individu, yaitu bagaimana individu menjadi stimulus yang
menimbulkan respon pada individu lain. Komunikasi interpersonal adalah
proses penyampaian pesan dari satu individu ke individu lain (Hakim,
2000: 29).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat berperan
besar ikut dalam menentukan kesejahteraan anggota keluarga. Keluarga,
besar pengaruhnya terhadap suasana psikis pada anggotanya. Selain itu
keluarga juga merupakan wadah berfungsi sebagai pengawasan, sosial,
pendidikan, keagamaan, perlindungan dan rekreasi terhadap para
anggotanya (Gunarso dan Gunarso, 2001: 103).
Komunikasi interpersonal dalam keluarga perlu dijaga dengan baik.
Dalam hal ini Gunarsa dan Gunarso (2001: 104) berpendapat bahwa
hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan
baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan
yang memberikan rasa aman bagi anak-anak. Hubungan yang serasi ayah-
ibu memberi rasa tenang dan keteladanan bagi anak, anggota keluarga
tidak terombang-ambingkan dan merasa dalam satu keluarga. Orang tua
dapat memberi teladan pada anak dengan cara membina hubungan yang
serasi antara suami dan isteri. Dalam menerapkan pendidikan keluarga
perlu kesatuan prinsip, keseragaman sistem, dan sikap penilaian ayah-ibu
terhadap tindak-tanduk anak. Kesinambungan anak dalam komunikasi
dengan orang tua dan tata cara yang konsisten memberi rasa aman pada
keluarga.
Komunikasi dalam keluarga menggunakan media auditif, yaitu
proses komunikasi melalui pendengaran yang berbentuk komunikasi lisan.
Dikarenakan dalam lingkungan keluarga memiliki hubungan yang erat
antara anggota satu dengan anggota lainnya, dan komunikasi lisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dipandang lebih luwes dan kekeluargaan. Dengan demikian, komunikasi
interpersonal keluarga dikatakan berjalan efektif apabila informasi yang
disampaikan oleh anggota ke anggota keluarga lainnya dapat dipahami dan
dimengerti, kemudian dilanjutkan dengan sikap dan perilaku sesuai
informasi yang disampaikan. Informasi yang dipahami dan dimengerti
oleh penerima pesan merupakan faktor penting dalam komunikasi
interpersonal, sebab ketidakmengertian merupakan sumber disintegrasi
dan konflik, karena ketidakmengertian merupakan rangsangan yang
membangkitkan prasangka, yang akhirnya akan mengakibatkan berbagai
konflik atau perbedaan persepsi.
Persoalan penilaian hubungan (the evaluation of relationship)
merupakan persolan lain yang penting dalam komunikasi antar pribadi.
Menurut Ruben yang dikutip oleh Pawito (2008: 4-6) dalam bukunya
Penelitian Komunikasi Kualitatfi ada enam tahap atau tingkatan hubungan
komunikasi, yaitu:
1) Initiation. Pada tahap ini masing-masing partisipan saling membuat kalkulasi atau menaksir-naksir satu dengan lain, dan mencoba mengu-payakan penyesuaian-penyesuaian. Wujud dari penyesuaian disini mi-salnya, tersenyum, menganggukkan kepala, saling memperkenalkan di-ri dan mengucapkan kata-kata yang bersifat sopan-santun atau basa-basi. Hubungan akan dilanjutkan ataukah tidak akan tergantung pada situasi yang berkembang kemudian.
2) Eksplorasi. Pada tahap ini, partisipan saling berusaha saling mengeta-hui karakter orang lain, misalnya minat, motif, dan nilai-nilai yang di-pegang. Wujud dari eksplorasi ini, misalnya partisipan saling menga-jukan pertanyaan tentang kebiasaan, pekerjaan atau mungkin tempat tinggal.
3) Intensifikasi. Pada tahap ini partisipan saling bertanya kepada diri sendiri apakah jalinan komunikasi diteruskan apa tidak. Kendatipun intensifikasi ini pada umumnya sulit diamati, namun yang menentukan apakah jalinan komunikasi diteruskan apa tidak adalah keyakinan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
manfaat dari jalinan komunikasi yang terbentuk atau setidaknya aktivitas komunikasi yang berlangsung. Semakin diyakini manfaat yang diperoleh maka akan semakin berlanjut jalinan hubungan atau
4) Formalisasi. Pada tahap ini partisipan saling sepakat mengenai hal-hal
tertentu, yang kemudian terformalisasikan kedalam berbagai tingkah laku, misalnya, berjanji akan saling bertemu lagi, menandatangani kon-trak bisnis atau saling bercumbu. Sampai sejauh ini jalinan hubungan berjalan lancar dan harmonis.
5) Redefinisi. Pada tahap ini jalinan hubungan dan komunikasi yang ada dihadapkan pada persoalan-persoalan baru dan silih-berganti seiring dengan perjalanan waktu. Kecenderungan kembali saling menaksir-naksir satu dengan lain, membuat kalkulasi-kalkulasi baru tentang hu-bungan yang telah berjalan menjadi dominan. Hasil dari kalkulasi ulang ini akan menentukan apakah hubungan yang harmonis selama ini akan tetap harmonis ataukah justru akan menghadapi persoalan yang semakin berat.
6) Hubungan yang memburuk (deterioration). Gejala semakin membu-ruknya hubungan kadangkala tidak disadari sepenuhya oleh partisipan komunikasi. Penyesuaian-penyesuaian telah senantiasa dicoba untuk diupayakan namun, didalam kenyataan, tidak selalu berhasil. Hal de-mikian terutama dikarenakan adanya perubahan struktur-struktur ke-pentingan, power dan orientasi partisipan yang saling berinteraksi den-gan situasi ekternal.
Uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi interper-
sonal keluarga adalah proses penyampaian pesan dari satu anggota keluar-
ga dengan anggota keluarga lainnya.
5. Akulturasi
Akulturasi banyak berkenaan dengan usaha menyesuaikan diri dan
menerima pola-pola dan aturan-aturan komunikasi dominan. Akulturasi
atau juga bisa disebut sebagai culture contact secara umum bisa
didefinisikan sebagai proses dimana bila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapan pada unsur-unsur suatu kebudayaan
asing berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur kebudayaan asing dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
lambat menerima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses
akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara
unsur kebudayaan asing dan unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian
unsur kebudayaan asing tidak lagi merasa sebagai hal yang berasal dari
luar, akan tetapi telah dianggap sebagai unsur kebudayaan sendiri. Namun
demikian tidak mustahil akan terjadi goncangan kebudayaan (cultural
shock). Kegoncangan kebudayaan itu terjadi apabila masyarakat
mengalami disorentasi dan frustasi, dimana muncul perbedaan yang tajam
antara cita-cita dan kenyataan disertai dengan terjadinya perpecahan-
perpecahan di dalam masyarakat.
Pola-pola akulturasi tidaklah seragam diantara individu-individu,
mereka merespon perubahan baru berdasarkan pengalaman masing-masing
dan bergantung pada potensi akulturasi yang memiliki tiap individu atau
kelompok. Potensi akulturasi menurut Idi (2009: 49) ditentukan oleh
faktor-faktor berikut ini:
a. Kemiripan budaya, karakteristik demografik merupakan faktor penting
sebagai potensi akulturasi. Misalnya orang Eropa ke Amerika akan
lebih berpotensi dari pada orang-orang Asia yang berimigran kesana.
b. Usia seorang individu saat proses akulturasi berlangsung, anak-anak
yang memiliki potensi lebih baik dari pada orang dewasa yang mana
nilai-nilai budaya asli sudah terinternalisasi cukup lama dan kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Latar belakang pendidikan, orang-orang dengan pendidikan tinggi
lebih mampu berkomunikasi dan terbuka dengan lingkungan, dengan
kata lain mereka lebih mampu beradaptasi dengan mudah.
d. Karakteristik kepribadian, sifat seseorang yang senang berteman,
memiliki rasa toleransi yang tinggi dan terbuka bisa mempercepat
proses akulturasi.
e. Pengetahuan tentang budaya setempat sebelum kontak budaya terjadi.
6. Budaya
Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia. Manusia belajar
berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan sesuatu yang patut
menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, praktek-praktek komunikasi
dan kegiatan ekonomi, sosial dan politik semua dilakukan berdasarkan
pola-pola budaya yang terinternalisasi didalam diri individu. Semua yang
menjadi perilaku individu merupakan respon terhadap dan fungsi dari
budaya mereka. Istilah budaya berasal dari istilah bahasa asing yaitu,
culture yang merupakan turunan dari istilah latin colore yang artinya
(Koentjaraningrat, 1993: 45)
Taylor (1991: 29) memberi definisi mengenai kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat-istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan kebudayaan menurut Abu Ahmadi (2000: 27) bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kebudayaan merupakan cara hidup yang dilakukan oleh masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup. Meneruskan spesies
mereka dan mengatur pengalaman sosial yaitu akumulasi obyek
kebendaan.
Menurut Koentjaraningrat (1993: 35) bahwa kebudayaan terdiri
dari nilai dan simbol. Nilai-nilai budaya tidak kasat mata sedangkan
simbol budaya yang merupakan perwujudan nilai itulah yang kasat mata.
nilai-nilai budaya selalu hadir dalam setiap perwujudan, bahkan pada
benda yang tidak dimaksudkan sebagai simbol budaya. Nilai budaya
dapat dirinci dalam empat hal, yaitu: etika, persepsi, sensibilitas dan
estetika. Sistem budaya sebenarnya penuh dengan kompleksitas yang
tidak mudah dipahami secara sekilas.
Kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat. Perbedaan terletak
pada kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dari pada
kebudayaan yang lainnya. Kebudayaan juga memiliki fungsi yang sangat
besar bagi masyarakat. Kebudayaan mengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikap
kalau mereka berhubungan dengan yang lainnya. Masyarakat,
kebudayaan kepribadian dan pribadi individu termasuk perilakunya
memiliki pengaruh timbal balik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar: 2
(Sumber: Susanto, 1998: 35)
Pakar antropologi lainnya Linton (1998: 69) dalam buku The
Cultural Background of Personality menyatakan bahwa kebudayaan
adalah konfigurasi dari tingkah laku dan perbuatan manusia, yang unsur-
unsur pembentukannya didukung serta di teruskan oleh anggota
masyarakat tertentu. Hal yang paling mudah di pahami tentang definisi
kebudayaan di cetuskan oleh Herkovits (1997: 73), Antropolog Amerika
mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan buatan
manusia. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta, 1992: 226) budaya dan kebudayaan di tafsirkan dengan
Selain adat istiadat yang bersumber dari kebiasaan yang mengun-
tungkan tersebut, wujud dari kebudayaan tersebut adalah norma. Dalam
budaya kita sendiri, kita dibekali beberapa aturan untuk berperilaku. Ada
yang benar dan yang salah, tepat atau tidak tepat
masyarakat kebudayaan
individu serta
perilaku
kepribadian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
7. Pengertian Pernikahan
Secara tradisional pernikahan berarti penyediaan rumah dan ruang
bagi istri dan anak oleh suami, serta penyediaan seksual suami, perawatan
anak dan pengaturan rumah tangga oleh istri, akan tetapi seiring dengan
berkembangnya jaman pernikahan mempunyai fungsi yang meluas,
pernikahan juga berarti keintiman, saling berbagi, ketergantungan yang
menyenangkan, dorongan untuk serta saling memelihara (Erni dkk, 2004:
37).
Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan
seseorang. Hampir setiap orang mempunyai keinginan untuk menjalankan
hal tersebut. Dalam undang-undang pernikahan yang dikenal dengan UU
No. 1 tahun 1974, pernikahan merupakan ikatan lahir antara seorang pria
dengan seorang wanita untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasar ke Tuhanan Yang Maha Esa (Endyatna, 2004:
12).
Sebuah perkawinan bukanlah semata-mata sebagai syarat untuk
legitimasi hubungan seksual, tetapi juga merupakan persetujuan timbal
balik antara kedua belah pihak. Sebuah perkawinan berakar pada daya
cinta kasih antar pribadi yang memberi semangat dan berkembang dalam
kesetiaan dan dianggap mampu melampaui batas-batas yuridis dan
sosiologis (Ati, 2003: 26).
Banyak alasan yang menyebabkan seorang individu menikah,
Bringham (2001: 77) menyatakan alasan-alasan untuk menikah adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
cinta, kesamaan, kecocokan, kehamilan di luar nikah, legitimasi, atau
hubungan seks yang dilakukan, pengesahan dan pengakuan hak-hak resmi
anak, keamanan emosi dan keuangan.
Ahmadi (1999: 28-29) bahwa ada beberapa faktor yang mendorong
terjadinya kawin campur antar bangsa, yaitu;
a. Karena tempat-tempat yang ditinggali oleh suatu kelompok, sudah
tidak dominan lagi. Misalnya orang Arab atau China, dulu ditempatkan
dalam koloni khusus oleh Belanda. Di Jakarta, dapat temui, Kampung
Ambon, Kampung Makasar, dan lain-lain. Mengingat perkembangan
penduduk, orang suku atau ras tersebut sudah tidak memungkinkan
lagi tinggal dalam komunitas yang sama. Akibatnya, kekerabatan
menjadi kian longgar. Perkumpulan di antara mereka semakin
membutuhkan energi, biaya dan waktu. Selain itu mereka juga makin
kurang paham budaya aslinya. Mereka bahkan lebih memahami dan
bahkan merasa nyaman dengan budaya setempat. Kepekaan terhadap
dimensi-dimensi tersembunyi atau aturan-aturan tidak tertulis dalam
suatu budaya yang hanya dipahami oleh anggota budaya tertentu, dari
budayanya, kian luntur sehingga mereka merasa bukan bagian dari
budayanya.
b. Pendidikan seseorang yang kian tinggi membuat mereka berpeluang
melihat perspektif-perspektif baru. Kesamaan pandangan menjadi
penting, sementara pilihan pada orang beretnis sama dengan
pendidikan setaraf menjadi kian terbatas, terutama bagi kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
minoritas. Intensitas kumpul dengan etnis sejenis berkurang.
Sementara itu kelompok profesional atau kesibukan dalam kelompok
terdekatnya lebih menyita perhatian, potensi untuk memperoleh
pasangan yang sepemikiran akan kian mudah.
c. Budaya patriarki, bisa jadi membuat perempuan yang ingin
mengaktualisasikan dirinya dimasyarakat, melihat potensi masalah
budaya bila bersuamikan laki-laki dari budaya yang dengan tegas
menunjukkan aktifitas domestik ketimbang publik, pada perempuan.
Keempat, tipe keluarga pluralistik dapat memberikan peluang
perkawinan campuran. Keluarga bertipe pluralis, tidak merasa perlu
mengontrol anak. Keputusan mereka dievaluasi berdasarkan kebaikan.
Orang tua yang pluralistik cenderung bersifat independen dan bahkan
tidak konvensional dalam pandangannya tentang perkawinan. Ketika
anak memiliki calon bukan dari etnisnya dan dapat meyakinkan orang
tuanya bahwa ini pilihan terbaik, orang tua pluralis cenderung dapat
menerima.
d. Figur yang diidolakan seperti ayah, ibu, atau kerabat dekatnya, tidak
mencerminkan contoh pribadi yang diharapkannya. Misalnya figur
penting tersebut melakukan kekerasan fisik maupun psikis, atau tidak
berperilaku seperti yang dikatakannya. Beberapa rekan menyatakan
alasan memilih pasangan bukan dari etnisnya karena orang tuanya
tidak memberikan contoh yang menurutnya baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
e. Faktor ekonomi. Fenomena ini tampaknya lebih kuat terjadi pada
kaum perempuan. Misalnya, perempuan yang memilih pasangan bukan
dari etnisnya karena diantara calon yang tersedia saat itu, calon
pasangan bukan seetnis, lebih berprospek secara ekonomis bagi
kehidupannya kelak dibandingkan calon pasangan satu etnis.
f. Adanya kesepakatan kolektif dibudaya tertentu untuk memberikan
kelonggaran bagi pria untuk kawin dengan etnis lain. Misalnya pada
orang Arab, meski ada keinginan kuat pada keluarga memiliki
menantu orang Arab, namun tantangan terhadap calon menantu wanita
non-Arab tidak setinggi pada calon menantu pria non-Arab.
Clayton (2005: 99) membagi sebab-sebab seorang individu
memasuki dunia pernikahan menjadi dua faktor utama yang masing-
masing faktor terdiri dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Faktor Pendorong
Faktor pendorong terdiri dari tiga hal, yang pertama konformi-
tas pada norma yang berlaku di masyarakat tentang pernikahan yang
legal, seorang individu akan merasa tidak nyaman dan tidak enak jika
tidak mengikuti aturan tersebut. Kedua adalah cinta, perasaan cinta se-
bagai sebuah komitmen emosional diterjemahkan dalam suatu komit-
men sosial yang lebih permanen dan jelas. Dan yang ketiga adalah le-
gitimasi untuk hubungan seksual yang dilakukan, serta legitimasi un-
tuk anak-anak yang dilahirkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Faktor Penarik
Faktor Penarik terdiri dari: kebersamaan yang terus-menerus,
berbagi bersama dalam ide, uang, rumah, waktu, dan kehidupan indi-
vidu yang bersangkutan, serta komunitas antar pasangan.
Dari beberapa definisi di atas secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa pernikahan merupakan suatu penyatuan atau perpaduan dari dua
pribadi yang unik sebagai dasar formal untuk membentuk kehidupan ber-
keluarga yang dilandasi oleh ikatan afeksi (emosi dan cinta) dan komitmen
bersama antara pria dan wanita. Pernikahan merupakan suatu bentuk ko-
munitas sosial yang melibatkan suami istri sebagai pelaku utamanya, se-
bagaimana komunitas sosial lainnya maka dalam dalam pernikahanpun
terjadi interaksi sosial pada pelaku yang terlibat di dalamnya. Kehidupan
pernikahan tidak selalu memberikan kesenangan dan kebahagian bagi in-
dividu yang menjalaninya.
8. Perkawinan Campur antar Etnis
Perkawinan campuran adalah suatu proses asumsi antara kelompok
yang mempunyai kebiasaan, adat, atau kebudayaan yang berbeda-beda
sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis (Jahja, 2003: 33).
Menurut Theodorson dan Theodorson (dalam Aji, 2006) bahwa
perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang yang berbeda
golongan atau latar belakang, baik agama, etnis, maupun latar belakang
yang lain. Yinger (dalam Clayton, 2005: 37) menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
perkawinan campuran sebagai mata rantai penyambung dua kelompok
yang berbeda yang berbentuk sebagai suatu kontrak pernikahan.
Berdasarkan karakteristik pasangan, ada dua bentuk perkawinan
(Schultz, 2001: 44), yaitu:
a. Endogami, yaitu perkawinan dilakukan dengan pasangan yang hanya terbatas pada pasangan dari kelompok etnis yang sama. Perkawinan biasanya dilakukan oleh orang-orang dalam kelom-pok etnis yang sama. Penelitian Belkin dan Goodman tentang perkawinan antar etnis di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 99,8 % etnis kulit putih lebih memilih untuk menikahi sesama kulit putih, dan 99 % etnis kulit berwarna lebih memilih untuk menikah dengan sesama etnisnya .
b. Eksogami, yaitu perkawinan dengan pasangan yang berasal dari luar jaringan hubungan sosial tertentu, misalnya hubungan keluarga. Masyarakat modern biasanya cenderung menganut konsep perkawinan eksogami, tetapi mereka biasanya masih memegang prinsip homogami, yaitu memilih pasangan yang memiliki karakteristik yang sama, misalnya status ekonomi atau status pendidikan. Menurut Cavan dalam Wohing Ati, (2003), perkawinan eksogami biasanya dibatasi oleh sebuah ciri sosial tertentu. Ciri-ciri sosial tersebut haruslah menjadi nilai-nilai dasar yang diterima secara luas dalam masyarakat tertentu, dipegang teguh oleh anggotanya, dan dapat dipakai oleh pengamat untuk membedakan kelompok masyarakat tersebut dari kelompok masyarakat yang lain. Ciri-ciri tersebut misalnya: agama dan kepercayaan, atau kebudayaan atau adat nasional .
Perkawinan antar etnis akan menghadapi banyak kendala karena
perbedaan budaya, termasuk lingkungan sosial dan cara bergaul, dan teru-
tama hubungan dengan keluarga besar pihak pasangan. Oleh karenanya,
dalam menjalani perkawinan campuran antar etnis dibutuhkan keberanian
yang sangat besar, terutama pada perkawinan antar etnis mayoritas dan
minoritas (Budyatna, 2004: 47).
Dapat disarikan bahwa perkawinan campuran antar etnis adalah se-
buah ikatan antara pria dan wanita yang berasal dari latar belakang kelom-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pok etnis yang berbeda yang diakui secara legal dan sosial untuk berproses
menjadi satu kesatuan dengan membawa ciri khas etnis masing-nasing.
Kawin campur antar etnis sangat wajar dan mungkin sekali terjadi di Indo-
nesia yang memiliki variasi kelompok etnis yang sangat heterogen. Suku
Arab-Indonesia atau yang biasa disebut slogan etnis keturunan Arab ada-
lah warga negara Indonesia yang memiliki Keturunan etnis Arab dan etnis
pribumi Indonesia. Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkam-
pungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia misalnya di Ja-
karta (Pekojan), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Atnpel), Malang
(Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kau-
man) dan Probolinggo (Diponegoro) serta masih banyak lagi yang tersebar
di kota-kota seperti Palembang, Banda Aceh, Sigh, Medan, Banjarmasin,
Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Kupang, Papua dan bahkan di Ti-
mor Timur. Pada jaman penjajahan Belanda, mereka dianggap sebagai
bangsa Timur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan suku
India-Indonesia, tapi seperti kaum etnis Tionghoa dan India.
Etnis keturunan Arab memiliki dua ciri sifat utama, yaitu lincah dan
ekspresif. Sifat tersebut antara lain dilatar belakangi oleh letak geografis
Arab, yang umumnya berupa padang pasir, yang membuat mereka harus
bergerak cepat dan berteriak jika hal tersebut diperlukan. Dan sifat para
leluhur Arablah yang pada umumnya mempengaruhi sifat warga etnis
keturunan Arab di manapun mereka berada, termasuk warga keturunan
Arab yang menetap di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Mata pencaharian warga keturunan Arab yang pada umumnya ada-
lah pedagang, juga membuat orang Arab bersifat lincah dan ekspresif. Se-
jak masa kanak-kanak orang Arab dianjurkan untuk menunjukkan pera-
saan mereka apa adanya, misalnya dengan menangis atau berteriak. Orang
Arab terbiasa bersuara keras untuk mengekspresikan kekuatan dan ketulu-
san, apalagi kepada orang yang mereka sukai. Seperti juga dikemukakan
Asty (2001: 67) bahwa orang Arab menganggap suara lemah sebagai ke-
lemahan atau tipu daya. Tetapi suara keras mereka boleh jadi ditafsirkan
sebagai kemarahan oleh orang yang tidak terbiasa mendengar suara keras
mereka. Cara berkomunikasi suku Arab umumnya bersifat kultural sema-
ta-mata. Gaya komunikasi warga keturunan Arab, seperti gaya komunikasi
orang-orang Timur Tengah umumnya, termasuk gaya komunikasi konteks-
menengah. Mereka berbeda dengan pembicara konteks-tinggi seperti
orang Timur umumnya (dan orang Indonesia khususnya) yang tidak terus
terang, suka berbasa-basi, dan berbelit-belit, serta berbeda dengan pembi-
cara konteks rendah seperti orang Amerika atau orang Jerman yang berbi-
cara langsung dan lugas. Budaya Arab juga sangat mementingkan kera-
mahtamahan terhadap tamu, kemurahan hati, keberanian, kehormatan, dan
harga diri.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Moleong (2008:
8) mengungkapkan bahwa pendekatan kualitatif mempunyai ciri di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
antaranya mempunyai latar alamiah, instrumennya adalah manusia
(peneliti atau orang lain yang membantu), menggunakan metode kualitatif,
analisis data secara induktif, teori dari dasar, deskriptif dan desain bersifat
sementara.
Diperjelas oleh Pawito (2008: 35) bahwa dalam penelitian
komunikasi kualitatif tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-
penjelasan (expalanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi,
mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi
lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan atau pemahaman
(understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau
realitas komunikasi terjadi.
Selain itu, penelitian ini juga bersifat eksploratif sehingga
bertujuan untuk menjajaki suatu permasalahan secara mendalam (Nawawi,
1995: 21). Penelitian ini masih bersifat terbuka sehingga memungkinkan
peneliti untuk mengalami perubahan orientasi di lapangan. Seperti halnya
penelitian eksploratif maka penelitian ini mempunyai tiga tujuan yang
khas, yaitu:
a. Untuk memuaskan keingintahuan peneliti dalam memperoleh
pemahaman dan pengertian yang lebih mendetail mengenai suatu
permasalahan, yang dalam hal ini tentang keterbukaan komunikasi
antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar
Kliwon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Untuk menguji kelayakan suatu teori dalam memperoleh hasil
penelitian yang lebih cermat, dalam hal ini mengacu pada teori
komunikasi interpersonal.
c. Menyempurnakan metode-metode penelitian.
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah pasutri keturunan Arab yang melaku-
kan pernikahan sesama suku Arab dan pasutri keturunan Arab yang mela-
kukan perkawinan campur antar etnis dengan suku Jawa di Kota Surakarta.
Subjek penelitian terlebih dahulu ditentukan kriteriannya untuk
mencegah terlalu luasnya generalisasi, subjek penelitian ini memiliki ciri:
a. Warga Surakarta.
b. Suami keturunan Arab.
c. Berlatar belakang pendidikan minimal SMA.
d. Subjek sudah menjalani pernikahan lebih dari tiga tahun.
Berdasarkan karakteristik tersebut subjek dalam penelitian ini
berjumlah sepuluh pasang suami isteri yang tinggal di Kecamatan Pasar
Kliwon, 5 pasangan suami isteri etnis Arab dengan Arab dan etnis Arab
dengan Jawa.
3. Teknik sampling
Maksud sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring
sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber, dan bukan dimaksud-
kan untuk mencapai generalisasi. Karena dalam penelitian kualitatif tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mengenal konsep sampel acak (random sampling) dalam penelitian komu-
nikasi kualitatif prinsip keterwakilkan dengan mendasarkan diri pada ran-
dom dan probabilitas tidak dibutuhkan karena dinilai tidak efisien dan ju-
stru dapat menimbulkan kesesatan. Berbeda dengan pendekatan kuantitatif,
prinsip keterwakilan (representative) dalam penelitian komunikasi kualita-
tif adalah representativitas informasi atau data.
Lindolf sebagaimana dikutip oleh Pawito (2007: 90-93) menyaran-
kan beberapa tehnik pengambilan sample penelitian, meliputi: maximum
variation sampling, snowball sampling, theoretical contruct sampling, typ-
ical case sampling, critical case smpling, dan convenience sampling.
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
snowball sampling. Snowball sampling yaitu pengambilan sampel dengan
bantuan key informan, dan dari key informan inilah peneliti dapat menen-
tukan informan lain dan berkembang sesuai petunjuk dari informan key
informan. Demikian seterusnya sampai peneliti dapat mengumpulkan
sepuluh informan.
4. Teknik Pengumpulan data
a. Indepth Interview
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif kualitatif.
Metode yang diambil peneliti adalah dengan menggunakan metode
indepth interview, yaitu wawancara secara mendalam dengan sumber
atau responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Sebagai suatu metode ilmiah, metode wawancara mendalam atau
yang disebut juga dengan wawancara tak terstruktur mirip dengan
percakapan informal (Mulyana, 2006:181). Wawancara dalam
panelitian ini bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-
kata dalam pertanyaan dapat disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan saat wawancara termasuk karakteristik responden. Oleh
karena itu, peneliti hanya membuat interview guide dengan pertanyaan
secara garis besar dan selebihnya menjajaki sesuai jawaban responden.
Wawancara dengan cara mendalam ini dimaksudkan untuk lebih
memfokuskan persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian
(Pawito, 2007: 133).
Berdasar HB Sutopo dalam Metodologi Penelitian Kualitatif
(2002: 78) penelitian ini cenderung bersifat kontekstual, yang hasilnya
tidak mudah digeneralisasikan hanya dengan patokan pemaksaan
terhadap sesuatu yang bersifat khusus. Dengan kata lain Sutopo
mengatakan bahwa penelitian kualitatif ini menggunakan cara berpikir
induktif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian deskriptif selanjutnya
lebih ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif tentang
keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti (Nawawi, 1995:31).
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data
kualitatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Dokumentasi
Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang
sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama
bila sasaran dan kajian mengarah pada latar belakang atau berbagi pe-
ristiwa yang terjadi dimasa lampau yang sangat berkaitan dengan
kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti.
Tehnik dokumentasi disini adalah penelitian mencari, men-
gumpulkan, dan mempelajari dokumen yang mendukung penelitian
seperti arsip, laporan atau literatur lain.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang mendu-
kung analisis dan interpretasi data. Mencatat dokumen disebut content
analysis dan yang dimaksud bahwa penelitian bukan sekedar mencatat
isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga ten-
tang maknanya yang tersirat.
Dokumen yang membantu dalam penelitian ini adalah arsip
yang dimiliki kecamatan Pasar Kliwon, seperti monografi desa, lapo-
ran, peta kecamatan Pasar Kliwon, serta beberapa literatur yang men-
dukung.
5. Validitas Data
Untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh dapat dipertanggung
jawabkan maka dalam penelitian ini digunakan tehnik triangulasi.
Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi juga
diperlukan pada tahap analisis data, terutama ketika peneliti bermaksud
hendak mengemukakan konsep (construct) atau proposisi-proposisi ilmiah
(thesis) yang mengarah pada kesimpulan.
Menurut Patton (dalam Sutopo, 2002: 78) bahwa ada empat teknik
triangulasi, yaitu:
a. Triangulasi data, adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu
kajian, sebagai contoh: mewawancarai orang pada posisi status yang
berbeda atau dengan titik pandang yang berbeda.
b. Triangulasi investigator, penggunaan beberapa evaluator atau ilmuwan
sosial yang berbeda.
c. Triangulasi teori, penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan
seperangkat tunggal data.
d. Triangulasi metodologis, penggunaan metode tunggal seperti
Dalam penelitian ini tehnik triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi data (triangulasi sumber) dan tehnik triangulasi metodologis.
Pelaksanaan triangulasi data, yaitu sebagai berikut:
a. Peneliti berupaya untuk mengakses sumber-sumber yang lebih
bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang
sama. Sumber data yang dimaksud diperoleh dari buku-buku,
penelitian yang sejenis, internet, dan surat kabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Peneliti melakukan uji perbandingan data yang diperoleh dari satu
sumber untuk dibandingkan dengan sumber lain.
c. Peneliti menentukan data yang diperoleh secara konsisten, ada
persamaan antara data satu dengan dengan lainnya.
d. Peneliti memperoleh informasi dari informan yang berbeda-beda
dengan tehnik yang sama (wawancara).
e. Peneliti melakukan pembahasan berdasarkan data teori yang
dipergunakan dan menyimpulkannya.
Menurut Patton (alam Sutopo, 2002: 79) bahwa triangulasi sumber
dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.
Adapun pelaksanaan triangulasi sumber dalam penelitian ini sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
f. Peneliti membandingkan pendapat ahli secara umum dengan
pemikirqan peneliti secara subyektif.
g. Peneliti membandingkan pendapat orang tentang pola komunikasi
pernikahan berbeda etnis dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat.
h. Peneliti membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumentasi yang berkaitan.
6. Model Analisis
Analisis data dilakukan oleh peneliti untuk menarik kesimpulan-
kesimpulan. Menurut Moeleong (2008: 331) mendefinisikan analisis data
sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dalam penelitian komunikasi kualitatif, dikenal beberapa jenis teh-
nik analisis data yang semuanya sangat terjantung pada tujuan penelitian.
Menurut Pawito (2007: 100-101) bahwa analisis data dalam penelitian
komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hen-
dak memberikan makna (making sense of) terhadap data, menafsirkan (in-
terpreting), atau mentransformasikan (transforming) data ke dalam ben-
tuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansa-
kan proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang akhirnya sampai pada kesim-
pulan-kesimpulan final.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Teknik analisis data dalam penelitian ini akan berlangsung seperti
lingkaran dan bersifat tunggal. Karena mulai dari pengumpulan data sam-
pai dengan memilah data yang akan digunakan terus berlangsung selama
proses penelitian. Selama penelitian masih berlangsung dan belum ada ha-
sil jadinya maka kemungkinan-kemungkinan seperti perubahan fokus pe-
nelitian bisa saja terjadi. Hal demikian karena penelitian ini adalah peneli-
tian kualitatif yang memiliki sifat fleksibel.
Miles dan Huberman (dalam Pawito, 2007: 104) menawarkan suatu
tehnik analisis yang lazim disebut dengan interactive model. Tehnik
analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian
kesimpulan (drawing and verifying conclusions).
Sutopo (2002: 81) menyatakan bahwa reduksi data adalah bagian
dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. Reduksi data merupakan
komponen pertama dalam analisis. Reduksi data sudah berlangsung sejak
penelitian mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, mela-
kukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian, dan juga saat
menentukan cara pengumpulan data yang digunakan.
Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Pawito (2007:
104) bahwa dalam penyajian data melibatkan langkah-langkah mengorga-
nisasi data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dili-
batkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data bi-
asanya beraneka ragam perspektif dan merasa bertumpuk maka penyajian
data (data display) pada umumnya diyakini sangat membantu proses anali-
sis. Dengan melihat penyajian-penyajian kita dapat memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Tahapan proses analisis data menggunakan model interaktif dari
Miles dan Huberman (1994:12).
Gambar: 3
Dari skema tahapan analisis data menurut Miles dan Huberman di-
atas dapat dilihat bahwa terjadi perputaran yang tidak mengarah pada satu
titik. Misalnya dari pengumpulan data dapat melalui reduksi data terlebih
dahulu sebelum disajikan begitu saja, kemudian langsung ditarik kesimpu-
lan, dan dapat dilanjutkan dengan pengumpulan data lain ataupun data
yang serupa. Banyak cara yang dapat ditempuh dalam proses analisis data
berdasarkan model tersebut. Karena model ini adalah model interaktif,
maka didalam siklus terdapat panah-panah yang saling berhubungan (tim-
bal balik).
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
Penyajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Daftar Pustaka
Idi, Abdullah. 2009. Asimilasi Cina Melayu di Bangka. Tiara Wacana. Yogyakar-
ta
Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Antropologi.Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Budyatna, M. 2004. Kasus Kawin Campur Pribumi dan Non-Pribumi Cina :
Penerapan Teori Reduksi Ketidakpastian dan Interaksi Awal. Analisis
CSIS, tahun XXIII, 1, 64-74
Koentjaraningrat. 2004. Manusia dari Kebudayaan Indonesia. Jakarta: .Iambatan.
_____________, 2006. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru
......................., 1965.Pengantar Antropologi. Jakarta: Universas
Lexy J. Meleong, 1998. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. LkiS. Yogyakarta
Rahardjo, Turnomo. 2005. Menghargai Perbedaan Kultural: Mindfulness dalam
Komunikasi Antar Etnis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung:
Binacipta
Uchjana Effendy, Onong. 1981. Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Gravindo Persada. Jakarta
Soehartono, Irawan. 1999. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Bandung
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. UMM Press. Malang
Mulyana,dedy, dan jalaluddin rakhmat. 2009. Komunikasi Antarbudaya. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Widagdho, Djoko dkk. 1991. Bandung. Bumi Aksara.
Deddy Mulyana, 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Rosda Karya, hal. 80
Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana
Prenada
Media Group, hal. 101
Agus Salim, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana,
hal. 161-162
H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan
penerapannya dalam
penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University Press, hal. 78,
Lexy J. Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Aspek penting dalam mengkaji kebudayaan adalah bagaimana suatu bangsa
membangun prinsip-prinsip umum dari suatu sistem klarifikasi mereka, seperti
yang pernah dikemukakan oleh Boas (1911: 24-26), demikian pula Durkheim dan
Mauss (1903: 5-6); demikian pula secara khusus Malinowski pernah mengatakan
bahwa
briefly, to grasp the natives point of view, his relation to life, to relise his vision of
his world (1922:25). Bahkan dalam hal ini E.B Tylor sering salah mengerti,
kesalahan yang dikatakan seperti yang diungkapkan peribahasa
(1811: 410) atau ukuran untuk orang
lain selalu didasarkan atas segantang jagung. Karenanya secra jelas tampak pada
definisinya dimana kebudaya itu adalah keseluruhan dari yang termasuk dalam
istilah tadi, dan kedudukan etnografi seharusnya menyusun sesuatu yang
ditemukan dalam model-model konseptual yang berlaku pada masyarakat
tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Goodeneough (1957: 167-68), sebagai
berikut:
Kebudayaan suatu masyarakat terdiri dari dan mengenai sesuatu keteraturan yang
ingin diketahui atau dipercayai, kemudian dioperasionalkan dalam adat-istiadat
atau tata cara (manner) yang diterima oleh warganya, dan jika atu beberapa orang
menerimanya akan dia lakukan....... itu merupakan bentuk-bentuk pemikiran
sebagai model untuk menerima, menghubungkannya dan selanjutnya melakukan
interpretasi atas itu..... deskripsi etnografi, kemudian membutuhkan metode untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
memproses fenomena yang diobservasi, kemudian secara induktif ia
mengkonstruksikan teorinya mengenai bagaimana informan kita
mengorganisasikan fenomena tersebut. Hal itu juga merupakan teori, bukan hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Deskripsi Pasar Kliwon
Pasar Kliwon adalah sebuah kecamatan yang terletak di tenggara kota
Surakarta. Wilayah Pasar Kliwon saat ini terkenal sebagai tempat
perkampungan suku bangsa Arab Indonesia yang biasa disebut sebagai
- ula
terdapat Pasar Klewer, pasar batik terbesar di Indonesia. Kampung Kauman,
yang disebut sebagai kampung wisata Batik, terletak di kecamatan ini, yaitu
disebelah Pasar Klewer. Selain itu keraton Surakarta juga terletak
dikecamatan ini.
Kelurahan pasar kliwon memiliki 4,82km2 dengan kepadatan penduduk
15.418 per km2. Di Kecamatan Pasar Kliwon tercatat terdapat Sembilan
kelurahan, diantaranya:
1. Kelurahan Kampung Baru dengan kode pos 57111
2. Kelurahan Kauman dengan kode pos 57112
3. Kelurahan Kedung Lumbu kode pos 57113
4. Kelurahan Baluwarti dengan kode pos 57114
5. Kelurahan Gajahan dengan kode pos 57115
6. Kelurahan Joyosuran dengan kode pos 57116
7. Kelurahan Semanggi dengan kode pos 57117
8. Kelurahan Pasar Kliwon dengan kode pos 57118
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
9. Kelurahan Sangkrah yang memiliki kode pos 57119
Pasar Kliwon dapat dikatakan merupakan pusat pemerintahan karena di
kecamatan ini terletak pusat pemerintahan kota Surakarta (balai kota). Selain
itu Pasar Kliwon juga merupakan pusat perdagangan di Surakarta. Beberapa
pusat perbelanjaan terletak disini, mulai dari Pusat Grosir Surakarta, Beteng
Trade Center, sampai Pasar Klewer juga terletak di kecamatan ini. Pasar
Klewer merupakan pasar batik yang terkenal sampai di mancanegara.
Selain pusat pemerintahan dan sentra perdagangan, kecamatan Pasar
Kliwon juga kaya akan bangunan bersejarah yang mencerminkan Solo tempo
dulu seperti Kraton Kasunanan Surakarta, Kampung Wisata Kauman, Gereja
St. Antonius, Masjid Agung, Bank Indonesia, dan kawasan Kontroversial
Beteng Vastenburg yang menjadi saksi keberadaan penguasa kolonial
Belanda. Bangunan-bangunan tersebut saling menguatkan satu sama lain yang
menunjukkan ekstensi keberadaan Kraton Surakarta. Dengan berbagai potensi
yang dimilikinya, kecamatan Pasar Kliwon merupakan ujung tombak
pengembangan kota Surakarta
dikembangkan di Surakarta juga terdapat kecamatan ini seperti Galabo
(Gladak Langen Bogan).
B. Keadaan Alam Kecamatan Pasar Kliwon
Kecamatan Pasar Kliwon merupakan dataran rendah yang terletak di
barat sungai terpanjang di Jawa Bengawan Solo. Beberapa kawasan di
Kecamatan Pasar Kliwon merupakan daerah rawan banjir yaitu Kelurahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Sangkrah dan Semanggi yang terletak di sepanjang Bengawan Solo. Kawasan
lain yaitu Kelurahan Joyosuran, Joyontakan, dan Danukusuman yang terdiri
sungai Pepe.
C. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan masyarakat di daerah ini berdampingan dengan sesama,
hubungan yang sangat harmonis antara etnis Jawa dan etnis Arab. Terbukti
sampai pada saat ini kedua etnis tersebut tidak ada kisah pertengkaran yang
melibatkan etnis-etnis tersebut. Tak jarang kedua warga tersebut untuk
berkumpul dan bercerita tentang masalah mereka.
Kebanyakan warga keturunan Arab ini jarang sekali untuk duduk-duduk
santai didepan rumahnya setelah mereka seharian bekerja, karena mereka
lebih memilih untuk berkumpul bersama anak dan istrinya. Mereka berkumpul
dengan penduduk pribumi hanya pada saat-saat tertentu saja.
Untuk bahasa sehari-hari dalam berinteraksi adalah bahasa Indoneisa
dan bahasa Jawa, meskipun terkadang juga terdengar percakapan dengan
bahasa Arab-Indonesia, yaitu bahasa Arab yang tidak baku dicampur dengan
bahasa Indonesia. Untuk interaksi antara etnis Arab dan Jawa kebanyakan
menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi banyak etnis Arab yang sudah sering
menggunakan bahasa Jawa, bahkan tidak sedikit mereka menguasai bahasa
Jawa halus (krama).
Disetiap kampungnya terdapat beberapa organisasi baik formal ataupun
non formal. Namun tidak semua memiliki kesadaran untuk ikut dalam
kegiatan organisasi-organisasi tersebut. Tidak hanya warga keturunan Arab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
yang kurang sadar akan kegiatan organisasi tersebut, melainkan warga
keturunan Jawa juga memiliki kesadaran yang rendah untuk bersosialisasi.
Organisasi formal meliputi PKK, Posyandu, Karang Taruna. Sedangkan
organisasi non formal meliputi Ikatan Remaja Masjid dan Arisan. Kegiatan
formal merupakan kegiatan yang dikoordinir oleh pemerintah sedangkan
kegiatan non formal berdasarkan kesepakatan warga.
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang beranggotakan ibu-ibu
rumah tangga namun ada juga wanita yang belum berkeluarga umumnya
mereka sudah cukup dewasa yang ikut berpartisipasi dikegiatan ini. Jenis
kegiatan yang dilakukan saat PKK antara lain: arisan, pendidikan ketrampilan
seperti memasak, menjahit.
Posyandu merupakan program dari PKK yang dibantu oleh Puskesmas.
Kegiatan Posyandu diselenggarakan sebulan sekali dengan jenis kegiatan
pemberian gizi pada balita dan penimbangan berat badan. Selain itu Posyandu
juga membantu Puskesmas dalam memberikan penyuluhan misalnya tentang
imunisasi atau penyakit-penyakit menular yang sedang mewabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
D. Kependudukan
1. Jumlah kepala keluarga : 21.576
2. Penduduk dalam kel. Umur dan kelamin
Kel. Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 0-4 5-9
10-14 15-19 20-24 25-29 30-39 40-49 50-59 60-
4.167 3.758 3.540 3.849 4.461 4.645 5.970 5.581 4.344 3,114
3.904 3.559 3.847 4.246 4.692 5.055 6.653 5.356 4.406 3.303
8.071 7.317 7.387 8.095 9.153 9.709
12.623 10.937 8.750 6.417
Jumlah 43.438 45.021 88.459
3. Mata Pencaharian (bagi umur 10 tahun keatas)
No Jenis pekerjaan jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Petani sendiri Buruh tani Nelayan Pengusaha Buruh industri Buruh bangunan Pedagang Pengangkutan PNS/TNI Pensiunan Lain-lain
0 0 0
2.506 10.402 7.996 8.037 4.908 3.492 4.374
13.435 Jumlah 55.150
4. Penduduk Menurut Pendidikan (bagi umur 5 tahun keatas)
No Pendidikan jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tamat akademik / PT Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Tidak tamat SD Belum tamat SD Tidak sekolah
8.011 22.965 19.140 16.662 5.759
10.470 1.777
Jumlah 84.784
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
5. Mutasi Penduduk
Mutasi Laki-laki Perempuan jumlah Pindah Datang Lahir Mati > 5 th < 5 th
52 111 54
30
57 104 58
19
109 215 112
49
6. Banyaknya Pemeluk Agama
No Agama jumlah 1. 2. 3. 4. 5.
Islam Kristen katholik Kristen protestan Budha Hindu
69.732 9.223 8.696 662 146
jumlah 88.459 7. Banyaknya Kejadian
1. 2. 3.
Nikah Talak / cerai Rujuk
88 7 0
jumlah 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB III
HASIL DAN ANALISIS
Hasil penelitian ini akan dipaparkan berdasarkan hasil wawancara dengan
para narasumber. Data yang telah dikumpulkan kemudian diproses oleh peneliti
dengan melakukan kategorisasi dan disederhanakan. Cara penyajian wawancara
yaitu dengan menampilkan hasil wawancara yang dianggap dapat menjawab
tujuan penelitian ini dan telah dikelompok-kelompokkan sesuai dengan
pertanyaan penelitian ini. Peneliti mengambil informasi-informasi yang penting
dari hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah-masalah penelitian
yang hendak dicari jawabannya.
Etnis Arab merupakan salah satu etnis asing yang berkembang di
Indonesia juga lepas dari permasalahan interaksi budaya dan komunikasi
antarbudaya. Etnis Arab yang tinggal di Jawa memungkinkan untuk menikah
dengan orang etnis Jawa.
Pernikahan berbeda etnis membutuhkan motivasi yang lebih kuat untuk
membina dan mempertahankannya dibandingkan pernikahan sesama etnis,
Pernikahan berbeda etnis membutuhkan pencapaian kesesuaian yang lebih rumit.
Sebuah pasangan pernikahan berbeda etnis yang memiliki latar belakang budaya
yang berbeda tentu membutuhkan pemahaman lintas budaya serta sikap saling
menghargai yang jauh lebih besar. Pernikahan selalu diharapkan dapat berjalan
seumur hidup, dan pencapaian kesesuaian antar pasangan juga akan terus terjadi
selama sebuah ikatan pernikahan berlangsung.
Pernikahan berbeda etnis disebut juga perkawinan campuran adalah suatu
proses asumsi antara kelompok yang mempunyai kebiasaan, adat, atau
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kebudayaan yang berbeda-beda sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Pada perkawinan yang terjadi pada pasangan yang berbeda etnis, penyesuaian diri,
pola komunikasi yang baik antara kedua pasangan, sikap penerimaan diri, dan
cinta tulus dan kasih sayang yang cukup, merupakan beberapa kunci keberhasilan
pernikahan untuk mencapai kepuasan antar pasangan dalam sebuah pernikahan.
Perbedaan latar belakang budaya, cara pikir dan kebiasaan hidup, sangatlah
menuntut pasangan berbeda etnis untuk memberikan penyesuaian diri yang lebih
besar dibandingkan pasangan suami istri yang memiliki etnis sama guna mencapai
pernikahan yang harmonis.
Dari data yang telah diperoleh terdapat beberapa pola komunikasi
pasangan suami isteri (pasutri) antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa. Sub pola
komunikasi tersebut yaitu pesan atau informasi, umpan balik, dan persoalan yang
sering menjadi perdebatan, dengan paparannya sebagai berikut:
A. Pola Komunikasi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Antara Arab-Arab
1. Pesan
Pesan atau informasi adalah hal yang ingin disampaikan oleh
komunikator. Informasi atau pesan yang disampaikan harus sesuai dengan
tingkat kemampuan, pemahaman, kepentingan, dan kebutuhan penerima
informasi agar komunikasi dapat berlangsung efektif. Ketidakmengertian
merupakan sumber disintegrasi dan konflik, karena ketidakmengertian
merupakan rangsangan yang membangkitkan prasangka yang akhirnya
akan mengakibatkan berbagai aksi. Agar pesan ini dapat disampaikan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dimengerti oleh lawan bicara perlu memperhatikan topik pesan, latar
pesan, dan tujuan pesan.
a. Topik pesan
Topik pesan mempunyai persamaan arti pokok pembicaraan.
Pokok pembicaraan adalah bab apa yang dipercakapkan. Demikian
juga dalam kehidupan sehari-hari, seorang individu akan melakukan
pembicaraan karena ada pokok atau topik pesan yang disampaikan
oleh komunikator.
Seperti dikatakan oleh Munik Abud Abdul Aziz (29 Tahun),
sebagai berikut:
Pastinya kita saling bercerita, setidaknya mengurai beban pikiran terutama yang menyangkut masalah keluarga agar tidak terjadi kesalah pahaman antara kita berdua (W/Munik Abud Abdul Aziz/29 Tahun).
Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa subjek Abud Abdul
Aziz dalam komunikasinya menyampaikan pesan kepada isteri berupa
masalah keluarga yang ditemui dalam kesehariannya. Demikian juga
dengan isterinya menyampaikan pesan tentang kejadian yang dialami
dalam satu hari.
Pesan yang disampaian oleh Abud Abdul Aziz sama seperti
pesan yang disampaikan oleh subjek bernama Alwi Hasan (70 Tahun),
dengan kutipannya di bawah ini.
Iya kami biasa carita dalam kegiatan sehari-hari, agar sama-sama tahu kegiatan yang dilakukan kita masing-masing (W2/Alwi Hasan/70 Tahun). Iya, setidaknya merasa lega dalam arti masalah sedikit berkurang karena bisa berbagi dengan istri saya. Semuanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). Iya,karena suami dan istri adalah pasangan yang berarti kedudukannya sejajar bukan merupakan atasan atau bawahan. Sikap istri menerima begitu juga dengan saya kenapa tidak klu pun kritik itu menjadikan kta lebih baik (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun).
Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara
dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu
merupakan jalinan yang memberikan rasa aman bagi anak-anak.
Hubungan yang serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan
bagi anak, anggota keluarga tidak terombang-ambingkan dan merasa
dalam satu keluarga. Orang tua dapat memberi teladan pada anak
dengan cara membina hubungan yang serasi antara suami dan isteri.
Dalam menerapkan pendidikan keluarga perlu kesatuan prinsip,
keseragaman sistem, dan sikap penilaian ayah-ibu terhadap tindak-
tanduk anak. Kesinambungan anak dalam komunikasi dengan orang
tua dan tata cara yang konsisten memberi rasa aman pada keluarga.
Iya, agar unek-unek yang ada didalam pikiran kita setidaknya kita sama-sama tahu apa yang terjadi
Alhamdulillah selama ini kami tidak ada problem dan kami selalu kalau ada masalah selesaikan secara bersama-sama dan tidak pernah keluar tidak pernah siapa pun karena itu masalah interen jadi gak pernah keluar kebetulan orang tua juga jauh. Saat itu juga kita selesaikan bersama-sama saling menyadari dan saling memahami atas kekurangan dan kelebihannya (H. Sidiq Permana S.Pd./48Tahun).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Latar Pesan
Latar pesan adalah tempat, waktu, dan peristiwa tutur. Tempat di
mana percakapan sedang berlangsung seringkali mempengaruhi
pemilihan alternatif cara berbahasa. Waktu dapat mempengaruhi warna
sopan santun bahasa.
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ketika
santai berdua sambil makan malam atau ketika mereka pergi berdua.
Menurutnya permasalahan sekecil apapun yang menyangkut antara
mereka berdua harus segera diselesaikan setidaknya
Kami menceritakan masalah tersebut kadang pada saat malam hari setelah makan malam bersama kalau tidak pada waktu santai saat berdua dengan istri (Alwi Hasan/70 Tahun).
Waktu yang digunakan pada saat malam hari setelah makan
malam karena kami biasa makan malam dirumah. Jika diluar nanti
dikhawatirkan sampai terdengar pembicaraannya oleh orang lain.
Saya dan istri saya saling bercerita biasanya pada waktu malam (Alwi Hasan/70 Tahun).
Waktu yang digunakan pada saat malam hari setelah makan
malam karena kami biasa makan malam dirumah. Jika diluar nanti
dikhawatirkan sampai terdengar pembicaraannya oleh orang lain.
Kami menceritakan masalah tersebut kadang pada saat malam hari setelah makan malam bersama klu tidak pada waktu santai saat berdua dengan istri (Munik Abud Abdul Aziz/29 Tahun).
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ketika
santai berdua sambil makan malam atau ketika mereka pergi berdua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Menurutnya permasalahan sekecil apapun yang menyangkut antara
mereka berdua harus segera diselesaikan setidaknya
Kadang di rumah kadang saat kita jalan bersama keluarga ataupun pada saat jalan kita berdua saja (Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun).
c. Tujuan tutur
Setiap tuturan yang dilakukan seorang individu pasti ada tujuan,
maksud dan kehendak dari komunikator. Tujuan tuturan yang hendak
memberikan informasi, membujuk, memerintah, dan lain sebagainya
sebagai ungkapan hati penindak tutur akan lawan tutur yang diajak
dalam berbicara. Dengan adanya tujuan tutur yang hendak dicapai
inilah kegiatan peristiwa tutur dapat terjadi. Dalam suatu percakapan
yang melibatkan adanya tanya jawab dan tanggapan, saran dan
sambutan, perintah dan penolakan, tanya dan menjawab, terdapat
paling sedikit dua orang yang ikut aktif dalam percakapan. Ada
percakapan pertanyaan dan jawaban yang selalu diawali dengan
pertanyaan dan diakhiri dengan jawaban.
Pesan yang disampaikan isteri atau suami dalam komunikasi
sebagai salah satu cara untuk menyatakan apa yang dirasakan oleh
pasangan. Menceriterakan kepada pasangan dapat membuat perasaan
orang yang menyampaikan pesan dapat lega. Seperti yang diutarakan
oleh subjek bernama Abdullah Awud Sungkar (40 Tahun), dengan
pernyataannya sebagai berikut:
Iya, setidaknya merasa lega dalam arti masalah sedikit berkurang karena bisa berbagi dengan istri saya. Semuanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). Kami selalu curhat, agar masalah-masalah yang kita miliki dapat mudah terselesaikan dan menjadi tidak berat dalam pikiran kita (W2/ Alwi Hasan/70 Tahun).
Pasangan suami isteri dalam komunikasi sama-sama
menyampaikan pesan tentang apa yang dirasakan atau menjadi beban
pikiran suami atau isteri. Hal ini terjadi pada subjek Sidiq Permana
(48Tahun)
Iya, agar unek-unek yang ada didalam pikiran kita setidaknya kita sama-sama tahu apa yang terjadi (W5/ Sidiq Permana/48Tahun).
Iya, setidaknya merasa lega dalam arti masalah sedikit berkurang karena bisa berbagi dengan istri saya. Semuanya kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun).
Suami yang menyampaikan pesan atau isteri yang
menyampaikan pesan dengan tujuan agar pasangan dapat mengetahui
kegiatan yang dilakukan oleh suami atau isteri. Saat salah satu
menyampaikan pesan, suami atau isteri mendengarkan pesan tersebut
dengan seksama sebagai bukti perhatian terhadap pasangan.
Saya selalu bercerita kepada istri saya, supaya kita sama-sama tahu apa yang dilakukan hari itu juga, biasanya saya bercerita saat saya di rumah atau setelah saya pulang kerja, sikapnya mendengarkan dengan baik klu ada masukan juga saya terima dengan baik agar sama-sama enak nantinya (W6/Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Umpan Balik
Umpan balik merupakan wujud respon komunikan dari pesan yang
di sampaikan oleh komunikator. Umpan balik dalam komunikasi massa
bersifat tertunda, dalam arti umpan balik yang di sampaikan oleh
komunikan tidak langsung di terima oleh komunikator. Misalnya, suami
menyampaikan pesan kepada isteri ada dilakukan secara halus dan sopan,
tetapi ada juga penyamapian pesan dengan sikap marah. Penyamapaian
pesan suami kepada isteri dengan cara halus dapat berpengaruh terhadap
dukungan informasi suaminya. Sebaliknya, pesan suami yang disampaikan
secara kasar akan berdampak pada umpan balik isteri yang menolak pesan.
Penyampaian pesan ini pada pasangan suami isteri dapat berupa kritik,
informasi, membujuk, memerintah, dan sebagainya.
a. Penerima Mendukung Pesan Komunikator
Hubungan interpersonal merupakan salah satu ciri khas kualitas
kehidupan manusia. Karena menjadi kodrat manusia adalah makhluk
monodualisme yang memiliki sifat makhluk individu dan sosial.
Dalam banyak hal individu memerlukan keberadaan orang lain untuk
saling memberi penilaian, membantu, mendukung dan bekerjasama
dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Dukungan sebagai pemberian perasaan nyaman baik secara
fisik maupun psikologis oleh teman atau keluarga atau teman sekerja
kepada seseorang untuk menghadapi stres, individu yang mempunyai
rasa aman karena mendapat dukungan akan lebih efektif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
menghadapi stres dari pada individu yang mendapatkan penolakan dari
orang lain.
Sikap istri saya ketika saya bercerita yang dia lakukan adalah memperhatikan cerita-cerita saya tidak dengan bersamaan melakukan aktivitas lainya intinya dia fokus dengan apa yang saya ceritakan. Lalu setelah saya selesai bercerita dia langsung memberikan masukan-masukan atau saran-saran agar dapat memberikan jalan keluarnya yang terbaik untuk saya. Istri saya termasuk yang tidak pernah bosan-bosannya memberikan saran atau kritik kepada saya. Walaupun kadang tidak sependapat dengan saya (W/Munik Abud Abdul Aziz/29 Tahun).
Iya, karena suami dan istri adalah pasangan yang berarti kedudukannya sejajar bukan merupakan atasan atau bawahan. Sikap istri menerima begitu juga dengan saya kenapa tidak kalau pun kritik itu menjadikan kta lebih baik (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun).
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat
berperan besar ikut dalam menentukan kesejahteraan anggota keluarga.
Keluarga, besar pengaruhnya terhadap suasana psikis pada
anggotanya. Selain itu keluarga juga merupakan wadah berfungsi
sebagai pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan dan
rekreasi terhadap para anggotanya.
Dukungan sosial keluarga memiliki peranan penting untuk
mencegah dari ancaman kesehatan mental. Individu yang memiliki
dukungan sosial yang lebih kecil, lebih memungkinkan mengalami
konsekuensi psikis yang negatif. Keuntungan individu yang
memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan menjadi individu lebih
optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan
datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih
rendah, mempertinggi interpersonal skill (keterampilan interpersonal),
memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih
dapat membimbing individu untuk beradaptasi dengan stres.
Keluarga adalah sumber dukungan sosial yang penting untuk
mengatasi masalah keluarga khususnya orang tua dapat menyediakan
dukungan dan dapat memberikan rasa aman dan memelihara penilaian
positif seseorang terhadap dirinya melalui ekspresi kehangatan,
empati, persetujuan atau yang ditunjukkan oleh sekelompok anggota
lain dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikis oleh
pihak penerima dukungan sehingga pihak penerima dukungan akan
semakin produktif, kreatif, dan mengaktualisasikan potensi diri
sepenuhnya.
b. Penerima Menolak Pesan Komunikator
Setiap individu yang melakukan komunikasi dengan individu
lainnya ada perbedaan atribut-atribut tertentu. Atribut-atribut dalam
diri individu tersebut antara lain: pendidikan, bahasa, status sosial, dan
konteks budaya. Dalam suatu situasi pilihan bebas, bilamana seseorang
diberi kesempatan berinteraksi dengan setiap orang dari sejumlah
individu yang berbeda, maka terdapat kecenderungan yang kuat bagi
individu untuk memilih individu yang paling mendekati kepribadian
atau atribut dengan individu nara sumber. Bagi individu untuk memilih
penerima yang paling menyerupai dirinya, kesukaannya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
keyakinannya, status sosialnya, dan tingkat pendidikannya dengan
tujuan agar komunikasi dapat berjalan efektif.
Konflik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan
keluarga selalu melekat erat dalam jalinan kehidupan. Manusia selalu
berjuang dengan konflik. Hendricks (2004) berpendapat bahwa konflik
bersumber dari perbedaan-perbedaan sikap, pandangan, dan pemikiran
antara individu satu dengan individu lainnya.
Biasanya langsung saya selesaikan karena kalau tidak permasalah yang dulu-dulunya pasti akan diungkit kembali makanya pasti langsung saya selesaikan entah malam hari menjelang tidur atau pagi hari akan berangkat kerja. Saya kan mempunyai hobi mancing tapi istri saya kurang mendukung bagi saya kan memancing itu hiburan tapi permasalah itu tidak terlalu menjadi permasalahan yang berat untuk saya dan istri saya (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun).
Setiap manusia adalah satu kepribadian secara keseluruhan yang
integral, khas, dan terorganisasi, yang menunjukkan eksistensi,
manusia memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan
sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab
atas pilihan dan keberadaannya itu.
Awal komunikasi antar individu yang kurang harmonis secara
langsung sudah menimbulkan hubungan yang tidak baik. Dapat
menimbulkan perbedaan-perbedaan yang dipertahankan dari masing-
masing individu. Agar konflik yang terjadi tidak semakin meningkat
perlu sikap menghindar dan mengganti dengan topik permasalahan
lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Refleksiologi emosi adalah perpindahan gerak dari kerjasama
yang sifatnya terpaksa dan muncul saat konflik meningkat.
Refleksiologi emosi ditandai dengan empat unsur, yaitu: (1)
menyalahkan, (2) merahasiakan sesuatu, (3) perasaan tertekan, dan (4)
kemarahan,
Keduanya-duanya baik suami ataupun istri berperan sama dalam memberikan keputusan, meskipun keputusan terakhir ditangan suami sebagai kepala keluarga. Karena suami istri merupakan pasangan atau patner, kedudukan sejajar tapi suami sebagai kepala keluarga yang akan menetapkan keputusan final yang berarti sudah disetujui juga oleh sang istri. Akan didiskusikan kembali sampai semua merasa tidak ada yang dirugikan (Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun).
Konflik pribadi melibatkan ketidaksesuaian emosi bagi individu
dengan individu lain mengenai sifat, intelektual, kepentingan, dan
tujuan atau nilai-nilai yang berbeda dengan individu lain. Konflik
pribadi individu melibatkan individu untuk mengatasi konflik yang
ditemui, dan menyelesaikan konflik dengan baik
3. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan
Pasutri ini selama ini tidak mendapatkan permasalahan yang
sampai didebatkan, karena setiap mendapatkan permasalahan yang
bertentangan antara mereka berdua maka hendaknya mereka diskusikan
terlebih dahulu, agar sama-sama mendapatkan keinginan dari masing-
masing bagaimana kemauan sang suami dan bagaimana kemauan sang
istri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
a. Persoalan Pekerjaan
Setiap orang untuk mempertahankan hidup harus bekerja.
Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri
dengan buah karya yang dinikmati oleh manusia yang bersangkutan.
Aktivitas kerja mengandung unsur untuk mendapatkan penghasilan
atau imbalan hasil kerja yang telah dilakukan. Tujuan orang bekerja
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. aktivitas kerja melibatkan
fungsi fisik dan mental. Manusia bekerja disesuaikan dengan
kemampuan fisik dan mental manusia yang berkaitan dengan jenis
pekerjaan yang diinginkan.
Suami yang sudah bekerja seharian akan mengalami kelelahan
dan ada kemungkinan menemui permasalahan. Agar permasalahan
tersebut tidak menjadi beban, maka suami perlu membicarakan dengan
orang lain, dalam hal ini adalah isteri. Seperti yang diutarakan oleh
Alwi Hasan berikut ini.
.................kadang masalah usaha, kadang masalah anak-anak kita ya semua masalah-masalah dalam keluarga (W2/ Alwi Hasan/70 Tahun).
Pesan yang disampaikan oleh Alwi Hasan (70 Tahun) kepada
isterinya merupakan cerita kegiatan sehari-hari tentang kegiatan
masing-masing, yaitu kegiatan suami yang bekerja mencari nafkah dan
isteri tentang kegiatannya sebagai ibu rumah tangga, selain itu
pasangan suami isteri tersebut juga berbicara tentang keadaan anak-
anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Segala hal pasti saya ceritakan mulai sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar (41th)
b. Persoalan Anak-anak
Ajaran agama Islam menyebutkan bahwa setiap anak lahir
dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya sebagai Yahuhi, Nasrani ataupun Majusi (H.R. Bukhari
Muslim), maka dalam agama Islam dianjurkan agar anak yang baru
lahir dilantunkan Adzan pada telinga kanannya dan Iqomah pada
telinga kirinya agar yang terekam pertama dalam kehidupan anak
didunia adalah kalimat-kalimat suci dan terkait dengan ke-Tuhan-an.
-
kegiatan yang berkaitan dengan anak, misalnya ketika menyusui,
ketika memandikan, ketika menina-bobokan, ketika memberikan
makan dan sebagaianya dengan harapan bahwa sejak dini ada
penanaman pembelajaran yang baik.
Masalah anak merupakan masalah penting dalam keluarga,
maka pasangan suami isteri yang memiliki anak akan membicarakan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini juga terjadi pada M.
Abdullah Sungkar, dengan kutipannya sebagai berikut:
Segala hal pasti saya ceritakan mulai sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar (41th).
Masalah anak yang dibicarakan oleh M. Abdullah Sungkar
merupakan masalah utama yang perlu dibicarakan antara dirinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
dengan isterinya. Masalah anak ini juga terjadi pada keluarga Sulaiman
bin Salim Idrus Al-Jufri, pernyataan tersebut dengan kutipannya yaitu:
Masalah anak yang paling sering saya bicarakan kepaa istri saya karena dia baru akan masuk sekolah (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun).
Pasangan suami isteri yang setiap harinya membicarakan
permasalahan karena suami tidak setiap hari berada di rumah karena
harus bekerja sehingga suami perlu mengetahui keadaan anaknya
melalui isteri. Jadi permasalahan tentang anak sering diutamakan
dalam percakapan pasangan suami isteri.
Iya, karena istri saya yang berada dirumah setiap hari sedangkan saya kerja oleh karena itu saya perlu tahu apa yang terjadi dirumah terutama masalah anak-anak Sungkar/39 Tahun).
Berbagai macam permasalahan anak yang dibicarakan oleh
pasangan suami isteri, baik itu masalah sekolah anak ataupun masalah
kegiatan anak sehari-hari.
Semuanya kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri. Kadang dirumah kadang saat kita jalan bersama keluarga ataupun pada saat jalan kita berdua saja (Amad Amir Abdad/35 Tahun).
Masalah-masalah kecil saja yang sering diperdebatkan, segala
sesuatu yang menurut sang suami itu harus dimusyawarahkan pasti
akan dilakukannya. Agar sama-sama saling membantu antara satu
dengan yang lainnya. Didalam satu keluarga apapun harus
didiskusikan terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
B. Pola Komunikasi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Antara Arab-Jawa
1. Pesan a. Topik pesan
Pokok pembicaraan dalam bidang ilmu satu dengan lainnya
mempunyai kode-kode tertentu yang hanya dapat dimengerti oleh
orang-orang yang sama dalam memahami ilmu pengetahuan tersebut.
Iya, karena setidaknya dapat mengurangi beban permasalahan pada diri kita dan istri menjadi tahu dengan apa yang sedang terjadi. Segala hal pasti saya ceritakan mulai dari pekerjaan, sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar/41Tahun). Komunikasi dalam keluarga menggunakan media auditif, yaitu
proses komunikasi melalui pendengaran yang berbentuk komunikasi
lisan. Dikarenakan dalam lingkungan keluarga memiliki hubungan
yang erat antara anggota satu dengan anggota lainnya, dan komunikasi
lisan individu lebih luwes dan kekeluargaan. Dengan demikian,
komunikasi interpersonal keluarga dikatakan berjalan efektif apabila
informasi yang disampaikan oleh anggota ke anggota keluarga lainnya
dapat dipahami dan dimengerti, kemudian dilanjutkan dengan sikap
dan perilaku sesuai informasi yang disampaikan. Informasi yang
dipahami dan dimengerti oleh penerima pesan merupakan faktor
penting dalam komunikasi interpersonal, sebab ketidakmengertian
merupakan sumber disintegrasi dan masalah, karena
ketidakmengertian merupakan rangsangan yang membangkitkan
prasangka, yang akhirnya akan mengakibatkan berbagai masalah atau
perbedaan persepsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Saya selalu bercerita kepada istri saya, supaya kita sama-sama tahu apa yang dilakukan hari itu juga, biasanya saya bercerita saat saya dirumah atau setelah saya pulang kerja, sikapnya mendengarkan dengan baik kalau ada masukan juga saya terima dengan baik agar sama-sama enak nantinya. Jelas mas,karena kita termasuk orang yang menerima kriktik dari orang lain terutama dari keluarga. Karena kritik yang membangun itu dapat memotivasi kita dalam hal apapun. Sikap istri saya ketika saya memberikan saran dia mau menerimanya dengan terbuka (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun).
b. Latar Pesan
Biasanya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
adalah malam hari menjelang tidur atau pagi hari sebelum suami
berangkat kerja. Menurutnya agar permasalahan-permasalahan yang
terjadi segera terselesaikan dan pada saat kerja tidak ada permasalahan
lagi.
Saya tidak bisa menentukan kapan saya menceritakan kepada istri saya, yang pasti saat kita berdua bertemu dan dalam waktu santai. Sikap istri saya selalu terbuka, dia mau mendengarkan apa yang saya sampaikan karena sebaliknya juga begitu (Amad Amir Abdad/35 Tahun).
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalahnya
biasanya saat mereka berdua santai atau saat berduaan kadang sambil
bersendau gurau artinya tidak sama-sama tegang nantinya saat
menceritakan permasalahan itu.
Biasanya dalam keadaan istirahat sore hari atau pada waktu-waktu luang, istri saya selalu menerima setiap apa yang saya ceritakan kepadanya bahkan dia selalu memberikan masukan-masukan kepada saya (Sidiq Permana/48Tahun).
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah biasanya
saat mereka berdua santai atau saat makan malam berdua sambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
berbincang-bincang dengan sang istri yang terlebih dahulu sang suami
membuka pembicaraannya.
Paling setelah pulang saya kerja saat kita bertemu (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun).
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada saat
malam hari setelah makan-makan atau saat akan tidur. Dengan cara
berdiskusi sampai mencapai titik temu permasalahan agar nantinya
tidak terjadi kesalahpahaman antara suami dan istri.
Saat kami dalam keadaan santai atau waktu berduaan kadang sambil bersendau gurau artinya tidak sama-sama tegang nantinya malah tidak jadi cerita. kadang saat berkumpul dengan keluarga, kadangan juga istri saya panggil untuk bicara berdua saja (M. Abdullah Sungkar/41Tahun).
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah
ketika mereka pergi berdua, sang suami juga melihat keadaan sang istri
apakah memungkinkan atau tidak untuk menyelesaikannya.
Biasanya sambil makan malam saya berbincang-bincang dengan istri saya kadang saya yang mulai membuka awal pembicaraan itu kadang waktu keluar jalan bersama anak-anak kadang juga
istri saya ya saling memberi seumpama saya ada masalah dia juga akan memberikan saran-saran kepada saya (Haidar S. Sungkar/47Tahun).
c. Tujuan tutur
Tujuan tutur berupa isi pesan yang disampaikan dalam
komunikasi dapat berupa kabar susah dan gembira. Kabar senang atau
sedih tersebut diutarakan kepada masing-masing pasangan seperti yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Sungkar (39 Tahun).
Kami berdua selalu curhat entah dari kabar susah maupun kabar gembira. Agar sama-sama tahu dan kalau bisa dipecahkan kan bersama kan ringan jadinya. Semuanya dari hal keluarga sampai orang tua kita berdua. Caranya dengan cara mengajaknya bercerita tetapi saya juga melihat keadaan dia, baru capek atau tidak begitu. Semisal dia baru tidak enak diajak ngobrol ya saya tunda dahulu mununggu waktu yang tepat dulu Abdullah Sungkar/39 Tahun).
Iya, karena setidaknya dapat mengurangi beban permasalahan pada diri kita dan istri menjadi tahu dengan apa yang sedang terjadi. Segala hal pasti saya ceritakan mulai dari pekerjaan, sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar/41Tahun).
Komunikasi dalam keluarga ditemui komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi di antara
individu, yaitu bagaimana individu menjadi stimulus yang
menimbulkan respon pada individu lain. Komunikasi interpersonal
adalah proses penyampaian pesan dari satu individu ke individu lain.
Komunikasi antar pribadi, misalnya dalam percakapan dua orang
yang bertatap muka, efek atau dampak komunikasi itu dapat diartikan
sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling
berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan
tindakan yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antar pribadi
juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan
menerima pesan secara timbal balik. Dengan demikian komunikasi
antar pribadi bersifat transaksional yaitu tindakan pihak-pihak yang
berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga pasangan Arab-
Arab dan pasangan suami isteri Arab-Jawa dilakukan secara terbuka,
pasangan suami isteri satu dengan lainnya saling menerima kritik dan
saran selanjutnya didiskusikan.
Iya, karena saya dapat mengetahui apa yang diinginkan istri begitu juga sebaliknya istri juga tahu ada yang saya inginkan. Kalau kita saling terbuka kan enak jadi tidak saling mencurigai. kita slalu percaya satu dengan yang lainnya, terutama komunikasi yang berjalan dengan baik harus kita pertahankan walaupun godaan dari luar begitu besar (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun)
Masalah atau pertentangan pada kondisi tertentu mampu
mengidentifikasi sebuah proses pengelolaan lingkungan dan sumber
daya yang tidak berjalan secara efektif, mempertajam gagasan, bahkan
dapat menjelaskan kesalah pahaman.
Cara saya yaitu dengan dikomunikasikan dan di diskusikan. Sebisa mungkin harus diselesaikan saat itu juga meskipun tidak menutup kemungkinan untuk menunda jika butuh pendapat orang lain. Biasanya kami saat akan tidur dalam menyelesaikannya. Sampai saat ini saya dan istri sejalan tidak ada yang bertentangan (W4/ Amad Amir Abdad/35 Tahun).
Permasalahan yang didiskusikan akan akan membawa dampak
positif, dampak tersebut antara lain dapat menimbulkan kemampuan
mengoreksi diri sendiri, meningkatkan prestasi, pendekatan yang lebih
baik, dan mengembangkan alternatif yang lebih baik pada pasangan
suami isteri.
Jelas, kalau gak terbuka nanti malah tibone seling surup salah tompo, salah pengertian. Makanya harus saling terbuka. Kita kerja untuk mendapatkan yang barokahkan harus saling terbuka dengan istri jadi semua itu berkah klu kita mendapatkan sedikit tapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berkah, istri saya mau menerima dengan terbuka (W9/Haidar S. Sungkar/47Tahun).
Pengambilan keputusan dalam pemahaman luas, dapat
disamakan dengan pemecahan masalah (problem solving).
Pengambilan keputusan dalam definisi lebih sempit dinyatakan sebagai
kegiatan-kegiatan internal (mental) dalam melakukan pilihan dari
beberapa alternatif. Pengambilan keputusan dalam pengertian yang
lebih lengkap mencakup pula penerapan atau konsekuensi secara nyata
dari keputusan yang diambil.
2. Umpan Balik
a. Penerima Mendukung Pesan Komunikator
Sebagai anggota dalam sebuah keluarga, maka individu akan
saling berinteraksi dengan anggota keluarga lain untuk memenuhi
kebutuhannya. Sumber dukungan orang tua berasal dari keluarga yang
termasuk didalamnya ayah, istri dan anak. Dukungan keluarga
merupakan salah satu bentuk yang diperoleh dari individu yang terkait
dalam ikatan atau hubungan darah yang terdiri ayah dan ibu.
Sikap istri saya mendengarkan apa yang saya bercerita, kadang juga memberikan masukan atau solusi kepada saya Abdullah Sungkar/39 Tahun)
Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan
dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan
ibu merupakan jalinan yang memberikan rasa aman bagi anak-anak.
Hubungan yang serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
bagi anak, anggota keluarga tidak terombang-ambingkan dan merasa
dalam satu keluarga. Orang tua dapat memberi teladan pada anak
dengan cara membina hubungan yang serasi antara suami dan isteri.
Dalam menerapkan pendidikan keluarga perlu kesatuan prinsip,
keseragaman sistem, dan sikap penilaian ayah-ibu terhadap tindak-
tanduk anak.
Bisa saya bisa juga istri saya. Saya termasuk orang yang demokratis dalam hal apapun, jadi saya tidak dapat memutuskan hal apapun sesuai dengan kehendak saya, pasti saya akan konsultasikan dulu kepada istri saya. Begitu juga istri saya karena kita satu tujuan mencapai yang terbaik bagi keluarga kita (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun)
anggotanya, juga dirasakan lengkap oleh anggotanya terutama anak-
anaknya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan perlu
diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga
ketidakadaan ayah atau ibu di rumah tetap dirasakan kehadirannya dan
dihayati secara psikologis. Ini diperlukan agar pengaruh, arahan,
bimbingan, dan sistem nilai yang direalisasikan orang tua senantiasa
tetap dihormati, mewarnai sikap dan pola perilaku anak-anaknya
(Soelaeman, 2001). Dengan perkataan lain, setiap tindakan pendidikan
yang diupayakan orang tua harus senantiasa dipertautkan dengan dunia
anak. Dengan demikian, setiap peristiwa yang terjadi tidak boleh
dilihat sepihak dari sudut pendidik, tetapi harus dipandang sebagai
dalam situasi pendidikan.
Di samping itu, orang tua perlu mendasarkan diri dalam sikap saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
mempercayai dalam membantu anak untuk memiliki dan
mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Atas dasar sikap saling
mempercayai ini, mereka akan merasa memiliki kebebasan
berkreativitas guna mengembangkan diri masing-masing
b. Penerima Menolak Pesan Komunikator
Setiap manusia bebas membuat pilihan yang terbaik bagi diri
pribadi sehingga terhindar dari kesengsaraan, keterasingan, kebosanan,
kecemasan, rasa bersalah, dan penderitaan-penderitaan lain.
Penderitaan-penderitaan akan hilang apabila manusia berusaha untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan sehingga
timbul rasa kepuasan dan hidup menjadi penuh makna.
Masalah yang biasanya kurang sejalan dengan istri saya paling yang sepele misal masalah pakaian saat akan pergi jalan-jalan , saya maunya pakaian santai tapi istri saya maunya yang agak formil itu aja tapi itu tidak menjadi masalah buat kita berdua (Haidar S. Sungkar/47Tahun).
Konflik interpersonal merupakan konflik antar individu, dan
konflik dalam diri individu disebut konflik pribadi. Konflik pribadi
melibatkan ketidaksesuaian emosi bagi individu dengan individu lain
mengenai sifat, intelektual, kepentingan, dan tujuan atau nilai-nilai
yang berbeda dengan individu lain. Konflik pribadi individu
melibatkan individu untuk mengatasi konflik yang ditemui, dan
menyelesaikan konflik dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Kita musyawarahkan yang terbaik bagaimana, semuakan begitu. Kita elesaikan saat itu juga tetapi lihat juga kondisinya apakah mungkin atau tidak. Dirumah paling sering karena menurut saya tempat yang paling aman juga tidak dapat didengar orang lain juga sehingga benar-benar hanya kita berdua yang tau. Untuk masalah yang bertentangan dengan istri hampir tidak ada karena menurut istri saya keputusan yang saya ambil adalah keputusan yang tepat (Alwi Hasan/70 Tahun).
Gap interpersonal ini berkaitan erat dengan komunikasi sebagai
problem yang utama. Satu faktor yang membuat gap interpersonal
menjadi lebih kompleks adalah penggunaan strategi komunikasi yang
digunakan tidak memadai saat melakukan komunikasi dengan orang
lain, yaitu saat memberikan perhatian atau tidak dalam memberi
tanggapan pembicaraan orang lain.
3. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan
a. Persoalan Pekerjaan
Sebagai pasangan, suami membutuhkan bantuan dan dukungan
dari isteri untuk meringankan beban kerja suami. Oleh sebab itu, di
saat tertentu suami akan membicarakan masalah pekerjaan yang
dihadapi dengan isterinya.
Semuanya kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri. Kadang dirumah kadang saat kita jalan bersama keluarga ataupun pada saat jalan kita berdua saja (Amad Amir Abdad/35 Tahun).
Persoalan-persoalan yang cenderung diperdebatkan. Hingga saat
ini pasutri tidak menemukan permasalahan yang diperdebatkan karena
mereka sepakat untuk berdiskusi dahulu sebelum mengambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
keputusan. Sang istri juga sering menceritakan tentang pekerjaannya,
sekolah anak dan rumah tangga agar sang suami dapat memberikan
masukan kepadanya sehingga permasalahan yang ada pada sang istri,
suami menjadi tahu dan dapat terselesaikan secara bersama.
Masalah kerja yang paling sering saya bicarakan kepada istri saya karena dia baru akan masuk sekolah. biasanya langsung saya selesaikan karena kalau tidak permasalah yang dulu-dulunya pasti akan diungkit kembali makanya pasti langsung saya selesaikan entah malam hari menjelang tidur atau pagi hari akan berangkat kerja. Saya kan mempunyai hobi mancing tapi istri saya kurang mendukung bagi saya kan memancing itu hiburan tapi permasalah itu tidak terlalu menjadi permasalahan yang berat untuk saya dan istri saya.
b. Persoalan Anak-anak
Anak perlu diasuh karena mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan
dan setiap tahapan mempunyai ciri dan tuntutan tersendiri. Pengasuhan
anak perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan tersebut.
Perkembangan anak dipengaruhi faktor bawaan dan pengaruh
lingkungan. Anak membutuhkan orang lain yang akan membantu
perkembangan keseluruhan dirinya, sekalipun anak juga tergantung
pada fase perkembangannya. Artinya, ada fase dimana anak tergantung
sepenuhnya pada orang lain, misalnya bayi yang baru lahir.
Sebaliknya, ada fase dimana anak dapat melepaskan sebagian besar
ketergantungannya. Tanpa orang lain yang membantu perkembangan
anak, maka anak mungkin masih dapat mengembangkan sesuatu dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
dirinya, namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa anak yang
berkembang tanpa bantuan orang lainnya akan kehilangan hakikat
kemanusiaan dan kesosialannya.
Masalah yang sering diperdebatkan hanya permasalahan yang
tidak begitu penting hanya perbedaan dalam mengenakan pakaian saat
akan pergi bersama. Sang istri berkeinginan mengenakan pakaian
formil sedang sang suami mengenakan pakaian santai. Tetapi itu tidak
akan menjadikan masalah sang suami dan istrinya.
Segala hal pasti saya ceritakan mulai dari pekerjaan, sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya. diselesaikan dengan cara baik-baik tentunya tanpa ada yang merasa disakiti, kiat dalam berumah tangga harus sama-sama dirasakan, susah senang kita rasakan bersama. Sebisa mungkin saat itu juga dari pada berlarut-larut terus permasahan menjadi menumpuk. Dalam menyelesaikan biasanya waktu-waktu santai, setelah makan malam bersama atau pun saat jalan berdua. Untuk saat ini saya dan istri tetap sejalan tidak ada pertentangan antara kami berdua, kuncinya diskusi dahulu sebelum mengambil keputusan tidak sepihak saja yang memutuskan.
Persoalan-persoalan yang cenderung diperdebatkan. Sampai
sekarang pasutri ini hanya mendapatkan persoalan-persoalan yang
sederhana saja artinya tidak begitu berat dan dapat diatasi oleh mereka
berdua dengan jalan berdialog antara keduanya sampai mendapatkan
titik temu permasalahan yang terjadi.
Keluarga yang bahagia itu adalah keluarga yang jauh dari pertengkaran tidak sedikit-dikit ribut karena permasalah yang sebenarnya sepele dan mudah untuk diselesaikan, tujuan dari anggota keluarga sejalan, mensyukuri atas yang diberikan Allah kepada kita, dapat mengatur keuangan pendapatan dengan pengeluaran dan sayang kepada semuanya. Iya karena keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
saya tidak pernah terjadi masalah dengan sesama anggota keluarga sampai saat ini perhatian dan kasih sayang terjalin pada semuanya. Persoalan-persoalan yang cenderung diperdebatkan. Sampai
sekarang sang suami tidak mempunyai permasalahan dengan sang istri
yang sangat serius karena setiap ada permasalahan sang suami
mengajak berdiskusi terlebih dahulu oleh istrinya. Dia juga tidak suka
menunda-nunda dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Kami selalu berusaha menyelesaikan dengan saling mengerti satu sama lainnya tanpa ada yang ditutup-tutupi, klu istri marah kita harus tau keadaannya, masalahnya apa, duduk permasalahanya apa, kalau kita beri masukan harus saling mengerti, saat kita berdua santai misal pergi berdua kemana atau saat libur dirumah, masalah yang biasanya kurang sejalan dengan istri saya paling yang sepele misal masalah pakaian saat akan pergi jalan-jalan , saya maunya pakaian santai tapi istri saya maunya yang agak formil itu aja tapi itu tidak menjadi masalah buat kita berdua.
Pelajaran pertama diperoleh anak dari keluarga. Keluarga
merupakan primary group bagi anak yang pertama-tama mendidiknya
dan merupakan lingkungan sosial pertama dimana anak berkembang
sebagai mahluk sosial. Di dalam keluarga anak akan memperoleh
bekal yang memungkinkannya untuk menjadi anggota masyarakat
yang baik kelak.
C. Analisis Data
Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat diketahui pola komunikasi
pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
persamaan dan ada perbedaan. Persamaan dan perbedaan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Persamaan
Ada kecenderungan persamaan lebih banyak terjadi dibandingkan
perbedaannya pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab
dengan Jawa. Persamaan-persamaan pola komunikasi pasangan suami
isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa, sebagai berikut:
a. Topik permasalahan
Persamaan topik permasalahan yang terjadi pada pasangan
suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa merupakan
masalah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam keluarga, yaitu
permasalahan tentang anak dan pekerjaan.
Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu cepat,
kesibukan orang tua yang sangat padat dengan dalih untuk mencari
penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup, membuat komunikasi
antara orang tua dan anak sangat sulit untuk terjalin. Padatnya jadwal
bekerja orang tua membuat setiap anak tidak memiliki lagi waktu
untuk bersama-sama dengan orang tuanya. Padahal waktu
kebersamaan antara orang tua dan anak sangatlah penting untuk selalu
dikembangkan dan dijaga kualitasnya. Jika kita mengharapkan anak-
anak kita mampu untuk belajar tanpa harus disuruh, tentunya pada
awalnya membutuhkan dorongan dan bimbingan orang tua. Suatu hal
yang mustahil dapat dicapai oleh orang tua jika mereka mengharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
anak-anaknya dapat belajar dengan sendirinya tanpa dimulai dengan
adanya dukungan orang tua.
Di sinilah peran orang tua untuk dapat mengembangkan
kemampuan anak untuk mulai mencoba menentukan nilai yang ingin
diperolehnya, merencanakan untuk membuat jadwal pelajaran, mampu
membagi waktu antara belajar dan bermain, mampu mempersiapkan
diri dalam menghadapi ulangan sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasinya di sekolah. Oleh karena itu dituntut
perhatian dari orang tua masing-masing sehingga anak mampu
mencapai keberhasilan prestasi yang optimal.
Keluarga merupakan tempat bagi anak untuk memperoleh
dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang
yang berhasil di masyarakat. Di dalam lingkungan keluarga yang
menerapkan disiplin, anak akan memperoleh dasar untuk mulai
mengembangkan sikap sosial dan kebiasaan berperilaku. Keluarga
sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat berperan besar ikut
dalam menentukan kesejahteraan masyarakat. Keluarga, besar
pengaruhnya terhadap suasana psikis pada anggotanya. Selain itu
keluarga juga merupakan wadah berfungsi sebagai pengawasan, sosial,
pendidikan, keagamaan, perlindungan dan rekreasi terhadap para
anggotanya.
Hubungan antar anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara
dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
merupakan jalinan yang memberikan rasa aman bagi anak-anak.
Hubungan yang serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan
bagi anak dan keluarga yang dibentuk, anggota keluarga tidak
terombang-ambingkan dan merasa aman sehingga terjalin
kesinambungan anak dalam komunikasi dengan orang tua.
Segala hal pasti saya ceritakan mulai sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar (41th).
Masalah anak yang dibicarakan oleh M. Abdullah Sungkar
merupakan masalah utama yang perlu dibicarakan antara dirinya
dengan isterinya.
Selain masalah anak-anak, pasangan suami isteri juga
membicarakan tentang masalah pekerjaan. Manusia atau individu
dalam kehidupannya selalu memerlukan bermacam-macam kebutuhan.
Kebutuhan manusia dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan
jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah adalah kebutuhan yang
dapat dilihat dengan pancaindra, seperti pangan, sandang, dan papan.
Sedangkan kebutuhan rohaniah adalah kebutuhan yang hanya dapat
dirasakan oleh jiwa atau rohani, seperti rasa senang, bangga, sedih, dan
sebagainya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi oleh manusia
jika ada kemauan dan kemampuan. Kemauan yang kuat akan
memberikan warna yang kuat dari dalam individu terhadap
keberhasilan dalam mencapai cita-cita. Secara keseluruhan tingkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
laku manusia dituntut untuk mencapai kemajuan dan mewujudkan diri
sendiri di dalam dunianya. Demikian juga dalam usaha mendapatkan
pekerjaan, supaya manusia bekerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan,
maka harus ada integrasi antara tujuan dan kemauan. Adanya tujuan
dan kemauan dalam diri individu akan memotivasi seseorang untuk
meningkatkan pekerjaan sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam
pekerjaan.
Bekerja adalah melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan
buah karya yang dapat dinikmati oleh individu yang bersangkutan.
Tujuan orang bekerja adalah untuk mendapatkan imbalan hasil kerja
yang berupah dan dipergunakan untuk menggantungkan hidupnya
Semuanya kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri. Kadang dirumah kadang saat kita jalan bersama keluarga ataupun pada saat jalan kita berdua saja (Amad Amir Abdad/35 Tahun).
Persoalan-persoalan yang cenderung diperdebatkan. Hingga
saat ini pasutri tidak menemukan permasalahan yang diperdebatkan
karena mereka sepakat untuk berdiskusi dahulu sebelum mengambil
keputusan. Sang istri juga sering menceritakan tentang pekerjaannya,
sekolah anak dan rumah tangga agar sang suami dapat memberikan
masukan kepadanya sehingga permasalahan yang ada pada sang istri,
suami menjadi tahu dan dapat terselesaikan secara bersama.
b. Cara menyelesaikan masalah
Cara menyelesaikan masalah yang ditemui oleh pasangan
suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dapat diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
melalui umpan balik komunikasi yang terjadi pada pasangan tersebut.
Umpan balik dapat bermacam-macam bentuk, seperti hasil
pelaksanaan suatu tugas atau kegiatan yang diberikan oleh orang tua
dijalankan oleh anak dengan baik, laporan, sikap yang timbul akibat
komunikasi, pertanyaan, reaksi, dan sebagainya. Komunikasi
dikatakan berhasil apabila sikap dan tingkah laku orang lain sesuai
dengan keinginan atau harapan komunikator.
Dalam kasus komunikasi tatap muka, umpan balik lebih mudah
diterima. Komunikator dapat mengetahui secara langsung apakah
serangkaian pesan itu dapat diterima oleh komunikan atau tidak.
Komunikatorpun dapat mengatakan sesuatu secara langsung jika dia
melihat komunikan kurang memberikan perhatian atas pesan yang
sedang disampaikan. Reaksi-reaksi verbal dapat diungkapkan secara
langsung oleh komunikan melalui kata-kata menerima, mengerti
bahkan mungkin menolak pesan, sebaliknya reaksi pesan dapat
dinyatakan dengan pesan non verbal seperti menganggukkan kepala
individu setuju dan menggelengkan kepala sebagai ungkapan tidak
setuju.
Komunikasi pasangan suami isteri etnis Arab dengan etnis
Arab dan etnis Arab dengan etnis Jawa dapat terjalin harmonis karena
adanya simpati dan empati pada pasangan. Simpati adalah perasaan
tertariknya orang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul
berdasarkan atas penilaian perasaan akan ketertarikan pada orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Dorongan utama simpati adalah ingin mengerti dan ingin bekerja sama
dengan pihak lain. Adapun empati merupakan kemampuan seseorang
untuk memproyeksikan dirinya ke dalam peranan orang lain. Antara
komunikator dan penerima tidak ada rasa empati, maka ada
kemungkinan besar komunikasi yang terjalin tidak berjalan efektif.
Rasa simpati dan empati memiliki hubungan yang erat.
Ketertarikan seseorang terhadap orang lain akan mendorong orang
yang bersangkutan dapat memproyeksikan dirinya ke dalam peranan
orang lain sehingga komunikasi dapat berjalan efektif. Kebalikannya,
rasa simpati dan empati tidak dimiliki antara komunikator dan
penerima menimbulkan jurang pemisah yang membuat komunikasi
tidak berjalan efektif.
Iya, karena suami dan istri adalah pasangan yang berarti kedudukannya sejajar bukan merupakan atasan atau bawahan. Sikap istri menerima begitu juga dengan saya kenapa tidak kalau pun kritik itu menjadikan kita lebih baik (W4/Amad Amir Abdad/35 Tahun).
Rasa simpatik pasangan membuat pasangan lainnya dapat
menerima apa yang diutarakan oleh suami atau isteri sehingga
hubungan suami isteri dalam menyelesaikan permasalahan dapat saling
memberi dan menerima.
Saling mengisi, saling keterbukaan intinya saling take and give segala sesuatunya dibicarakan bersama jadi akan lebih transparan dan klu hubungannya dengan anak kita bicarakan kepada anak juga. Terbuka aja dengan istri apa adanya itu aja (W/5Sidiq Permana S.Pd./48Tahun).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Sikap saling memberi dan menerima juga terjadi pada keluarga
Abdullah Sungkar sehingga pasang tersebut dapat saling memotivasi
untuk menyelesaikan masalah keluarga.
Iya, tentunya agar kami dapat bersemangat lagi dapat mengambil sikap tidak ada rasa minder ataupun merasa bersalah, dan berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan. Sikapnya mau menerima saran dari saya karena saya selalu memotivasi kepada istri dan anak-anak saya agar semangat tetap ada pada dirinya. Istri saya juga setiap mengambil keputusan pastinya meminta pertimbangan kepada saya agar dia juga tidak keliru dengan keputusannya sendiri (W7/M. Abdullah Sungkar/41Tahun).
Biasanya isteri yang lebih sering meminta suami untuk
memberi masukan atau kritikan. Hal ini dapat terjadi karena isteri
bersikap bahwa suami adalah kepala keluarga yang berhak untuk
mengambil setiap keputusan sehubungan dengan keluarga.
Iya, terutama istri saya yang selalu meminta pendapat atau masukan dari saya, tertermasuk juga orang yang tidak mudah menyerah rasa ingin tahunya sangat besar sekali, terutama dalam hal bisnis kain yang dia jalankan. Yang pasti sangat menerima sekali dengan apa yang saya ceritakan kepadanya, kadang juga memberikan pendapatnya atau saran-saran kepada saya (W8/Haidar S. Sungkar/47Tahun). Iya, karena enggan seperti itu kita dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Sikap istri saya ketika saya berikan saran ataupun kritik kepadanya adalah mendengarkan apa yang saya utarakan kepadanya, mau nerima kalau pun saran yang saya berikan sependapat dengan dia
Kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat. Perbedaan
terletak pada kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dari
pada kebudayaan yang lainnya. Kebudayaan juga memiliki fungsi
yang sangat besar bagi masyarakat. Kebudayaan mengatur agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikap kalau mereka berhubungan dengan yang lainnya.
Masyarakat, kebudayaan kepribadian dan pribadi individu termasuk
perilakunya memiliki pengaruh timbal balik.
Dalam komunikasi penerima memahami pesan yang
disampaikan komunikan sehingga menimbulkan tanggapan bagi
penerima atas informasi atau pesan yang disampaikan oleh komunikan.
Iya, karena saya dan istri saya pasti ada kekurangan apalagi kita sebagai manusia tak lepas dari kesalahan. Apalagi pernikahan kan dari dua insan yang berbeda digabungkan menjadi satu itu perlu memerlukan adaptasi yang tidak sebentar agar tujuan dari pernikahan kita berdua sejalan dan selaras. Misalnya dari hal yang terkecil penginnya istrinya bagaimana dan begitu juga sebaliknya penginnya suaminya bagaimana. Walaupun kadang ada hal-hal tidak disukai istri terhadap apa yang saya lakukan, pasti saya akan menerima kritik dan saran dari istri saya dengan terbuka (Munik Abud Abdul Aziz/29 Tahun). Iya kita saling terbuka apalagi memberikan kritik yang membangun agar kita menjadi lebih maju kenapa tidak, agar sama-sama tercipta satu dengan yang lainnya dan tidak perlu sampai keluar masalah yang ada didalam keluarga kita, ketika saya berikan saran atau kritik dia selalu mengikuti apa yang saya bilang semisal tidak sejalan dengan kehendaknya dia pasti juga akan mengatakannya kepada saya. Saling percaya, perhatian, dan yang paling penting jangan pernah ada orang lain yang ikut campur dalam urusan rumah tangga kita. Komunikasi yang terbuka aja tanpa ada yang ditutup-tutupi (Alwi Hasan/70 Tahun).
Suami yang berketurunan Arab yang bernama Munik abud aziz
yang berumur 29 tahun yang telah menikah selama 9 bulan dengan
wanita Arab. Awal mula mereka berkenalan, yaitu sama-sama
bersekolah disalah satu sekolah swasta dikota Solo sampai akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
menuju kepernikahan. Mereka mempunyai prinsip yang sama kenapa
menikah sesama etnis Arab yaitu agar keturunan mereka yang tinggal
di negara ini tidak hilang.
Kecenderungan dominan memberikan masukan Pasutri ini
sama-sama memberikan masukan jika salah satu mempunyai masalah.
Bahkan mereka bersama-sama memecahkan masalah itu secara
bersama. Pasutri ini saling mengutarakan isi hatinya atau curhat setiap
mempunyai suatu masalah, karena dapat mengurangi beban pikiran.
Didalam keluarga saya, saya serahkan kepada istri saya walaupun kadang istri masih meminta pertimbangan kepada saya dalam memutuskan sesuatu. ada beberapa mengapa keputusan saya berikan kepada istri saya karena waktu dirumah kebanyakan istri saya, kedua istri saya lebih mempunyai ide-ide kreatif dibanding dengan saya dalam hal apapun, ketiga saya tidak bisa fokus ketika ada masalah dengan kerjaan dengan masalah keluarga. Ketika ada ketidak cocokan dalam pengambilan keputusan maka saya akan mengatakan kepada istri dengan alasan yang jelas supaya istri juga bisa mempertimbangkan dengan keputusannya itu. Suami yang berketurunan Arab yang bernama Alwi hasan yang
berumur 70 tahun yang telah menikah selama 28 tahun dengan wanita
Arab. Mereka menikah karena orang tua pihak perempuan
menjodohkan dengan pihak laki-laki. Atas dasar itu mereka menikah
dan sang suami juga menyetujuinya artinya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun. Sang suami menikahinya mempunyai tujuan yaitu,
agar keturunannya tetap ada dan ingin menjadikan keturunannya yang
lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Kecenderungan dominan memberikan masukan. Sampai
sekarang mereka berdua sama-sama memberikan masukan yang
sifatnya membangun agar ketika mempunyai suatu masalah mudah
untuk terselesaikan. Berbagai masalah telah mereka hadapi mulai dari
masalah pekerjaan, anak, hingga masalah yang terdapat dalam
keluarganya.
Suami, sebab istri adalah bawahnya orang laki dari pribahasa
presidennya rumah tangga jadi perempuan harus tunduk pada mengajarkan begitu kan
sekarang orang perempuan ibu itu punya sumpah atau nyumpahi orang itu bahaya sekali tapi sumpahnya bapak gak
ya bapak luar biasa hebatnya. Jika keputusan itu bertentangan dengan yang lain kita akan mencari jalan keluarnya kembali sampai mencapai keputusan yang dikehendaki bersama. Suami yang berketurunan Arab yang bernama Alwi hasan yang
berumur 70 tahun yang telah menikah selama 28 tahun dengan wanita
Arab. Mereka menikah karena orang tua pihak perempuan
menjodohkan dengan pihak laki-laki. Atas dasar itu mereka menikah
dan sang suami juga menyetujuinya artinya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun. Sang suami menikahinya mempunyai tujuan yaitu,
agar keturunannya tetap ada dan ingin menjadikan keturunannya yang
lebih baik.
Kecenderungan dominan memberikan masukan. Sampai
sekarang mereka berdua sama-sama memberikan masukan yang
sifatnya membangun agar ketika mempunyai suatu masalah mudah
untuk terselesaikan. Berbagai masalah telah mereka hadapi mulai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
masalah pekerjaan, anak, hingga masalah yang terdapat dalam
keluarganya.
Keduanya-duanya baik suami ataupun istri berperan sama dalam memberikan keputusan, meskipun keputusan terakhir ditangan suami sebagai kepala keluarga. Karena suami istri merupakan pasangan atau patner, kedudukan sejajar tapi suami sebagai kepala keluarga yang akan menetapkan keputusan final yang berarti sudah disetujui juga oleh sang istri. Akan didiskusikan kembali sampai semua merasa tidak ada yang dirugikan. Suami yang berketurunan Arab yang bernama Munik abud aziz
yang berumur 29 tahun yang telah menikah selama 9 bulan dengan
wanita Arab. Awal mula mereka berkenalan, yaitu sama-sama
bersekolah disalah satu sekolah swasta dikota Solo sampai akhirnya
menuju kepernikahan. Mereka mempunyai prinsip yang sama kenapa
menikah sesama etnis Arab yaitu agar keturunan mereka yang tinggal
di negara ini tidak hilang.
Kecenderungan dominan memberikan masukan. Pasutri ini
sama-sama memberikan masukan jika salah satu mempunyai masalah.
Bahkan mereka bersama-sama memecahkan masalah itu secara
bersama. Pasutri ini saling mengutarakan isi hatinya atau curhat setiap
mempunyai suatu masalah, karena dapat mengurangi beban pikiran.
Keduanya-duanya baik suami ataupun istri berperan sama dalam memberikan keputusan, meskipun keputusan terakhir ditangan suami sebagai kepala keluarga. Karena suami istri merupakan pasangan atau patner, kedudukan sejajar tapi suami sebagai kepala keluarga yang akan menetapkan keputusan final yang berarti sudah disetujui juga oleh sang istri. Akan didiskusikan kembali sampai semua merasa tidak ada yang dirugikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Suami keturunan Arab yang bernama Sulaiman bin Salim Idrus
berumur 29 tahun dan telah menikah selama 2 tahun dengan wanita
Jawa. Memilih tidak menikah dengan sesama Arab karena menurutnya
menikah dengan orang Jawa tidak sulit menikah dengan keturunan
Arab, maksudnya tata cara pernikahan, mulai dari lamaran hingga
upacara pernikahannya serta biaya yang harus dikeluarkan untuk
kelangsungan acara. Selain itu, istrinya merupakan wanita Jawa yang
sederhana dan mau menerima apa adanya.
Kecenderungan dominan memberikan masukan. Pasutri saling
memberikan masukan satu dengan yang lainnya, bila yang satu
berkeluh kesah yang lain mendengarkan dan memberi masukan begitu
saja sebaliknya. Sikap sama-sama saling terbuka untuk bercerita
mengenai kegiatan yang berjalan setiap harinya agar satu sama lain
dapat mengetahui permasalahan apa yang sedang dialami masing-
masing dan untuk meminimalisir terjadinya masalah. Menurutnya, ia
dan istri saling menerima apabila ada masalah dan kritik atau saran
yang sama-sama diberikan karena kritikan tersebut dapat memotivasi
mereka dalam hal apapun.
Tidak dominan saya sebagai suami tidak harus dominan jadi kalau menentukan suatu apapun kami saling bersama dalam arti untuk masa depan anak, untuk sekolah, untuk apapun misalnya contoh membeli kendaraan misalnya kelebihannya honda seperti ini dan yamaha seperti ini baru kita mengambil kesepakatan jadi musyawarah dulu dipertimbangkan baik buruknya untung ruginya dan sebagainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Suami keturunan Arab yang bernama M. Abdullah Sungkar
yang berumur 41 tahun yang telah menikah selama 13 tahun dengan
wanita Jawa. Memilih tidak menikah dengan sesama Arab karena
menurutnya orang Jawa lebih sopan dalam arti lebih menghormati
suaminya dari pada wanita keturunan Arab. Misalnya dalam
memanggil suaminya kebanyakan wanita keturunan Arab langsung
memanggil namanya tidak memakai mas, ayah, ataupun abi.
Menurutnya wanita Jawa mudah diatur dari pada wanita Arab
Kecenderungan dominan memberikan masukan. Pasutri saling
memberikan masukan, tidak ada yang lebih dominan antara satu
dengan yang lain walaupun menurut sang suami, istrinya adalah orang
istri kesempatan untuk berpendapat dan memberikan masukan dalam
rumah tangganya.
Bisa saya bisa juga istri saya. Saya termasuk orang yang demokratis dalam hal apapun, jadi saya tidak dapat memutuskan hal apapun sesuai dengan kehendak saya, pasti saya akan konsultasikan dulu kepada istri saya. Begitu juga istri saya karena kita satu tujuan mencapai yang terbaik bagi keluarga kita.
Suami berketurunan Arab yang bernama Haidar S. Sungkar
yang berumur 47 tahun yang telah menikah selama 4 tahun dengan
wanita Jawa. Ia memilih wanita Jawa karena rumah orang tuanya yang
saling berdekatan dengan rumah orang tua sang istri. Dalam bahasa
memilih tetangganya untuk dijadikan istri. Walaupun berbeda etnis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dengan suaminya pemikirannya bisa sejalan dan merasa cocok dengan
sang istri. Itu yang membuat salah satu alasan mengapa ia memilihnya.
Kecenderungan dominan memberikan masukan. Pasutri saling
memberikan masukan, ketika ada masalah harus diselesaikan secara
menyelesaikannya juga saling mengerti satu sama lain tanpa ada yang
harus ditutup-tutupi. Jika sang istri marah, suami juga harus tahu
keadaannya duduk permasalahan apa. Ketika suami memberikan saran
atau masukan kepada istrinya sikap sang istri mau mendengarkan dan
mau menerimanya.
Keputusan ada ditangan kita bersama, artinya saya tidak bisa memutuskan sendiri, ya kalau yang lainnya setuju, klu tidak kan malah akan menjadi beban untuk yang lain. Jadi setiap apapun harus dibicarakan dengan keluarga terutama kepada istri terlebih dahulu.
Sungkar yang berumur 39 tahun yang telah menikah selama 10 tahun
dengan wanita Jawa. Ia memilih wanita Jawa karena sejak kecil ia
bertempat tinggal yang mayoritas penduduk berketurunan Jawa
sehingga ia tahu sifat-sifatnya wanita Jawa. Keluarga besarnya juga
menyetujui pernikahan mereka walaupun dari latar belakang yang
berbeda.
Menurut pendapat Johnson dan Johnson (dalam Riyanti, 2000)
mengungkapkan bahwa dukungan keluarga meningkatkan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
1) Produktivitas melalui peningkatan motivasi, kualitas penalaran,
kepuasan belajar dan mengurangi dampak stress dalam belajar.
2) Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri melalui
perasaan memiliki, kejelasan identitas diri, peningkatan harga diri,
mengurangi stress dan penyediaan sunber yang dibutuhkan.
3) Kesehatan fisik, individu tidak mudah terserang penyakit.
4) Manajemen reaksi stres melalui perhatian, informasi dan umpan
balik yang diperlukan untuk melakukan coping terhadap stres.
2. Perbedaan
Perbedaan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab
dan Arab dengan Jawa dalam komunikasi yaitu perbedaan dalam
menyelesaikan. Pasangan suami isteri Arab dengan Arab ada
kecenderungan suami mempunyai peran dalam memutuskan
permasalahan. Sedangkan pasangan suami isteri Arab dengan Jawa ada
kecenderungan untuk menyesaikan masalah dengan cara musyawarah.
Suami, sebab istri adalah bawahnya orang laki dari pribahasa arab puan presidennya
islam juga mengajarkan begitu kan sekarang orang perempuan ibu itu punya sumpah atau nyumpahi orang itu bahaya sekali tapi
biasa hebatnya. Jika keputusan itu bertentangan dengan yang lain kita akan mencari jalan keluarnya kembali samapi mencapai keputusan yang dikehendaki bersama (W4/Amad Amir Abdad/35 Tahun). Didalam keluarga saya, saya serahkan kepada istri saya walaupun kadang istri masih meminta pertimbangan kepada saya dalam memutuskan sesuatu. ada beberapa mengapa keputusan saya berikan kepada istri saya karena waktu dirumah kebanyakan istri saya, kedua istri saya lebih mempunyai ide-ide kreatif dibanding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
dengan saya dalam hal apapun, ketiga saya tidak bisa fokus ketika ada masalah dengan kerjaan dengan masalah keluarga. Ketika ada ketidak cocokan dalam pengambilan keputusan maka saya akan mengatakan kepada istri dengan alasan yang jelas supaya istri juga bisa mempertimbangkan dengan keputusannya itu (W/5Sidiq Permana S.Pd./48Tahun). Setiap manusia adalah satu kepribadian secara keseluruhan yang
integral, khas, dan terorganisasi, yang menunjukkan eksistensi, manusia
memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib
atau wujud dari keberadaanya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan
keberadaannya itu. Setiap manusia bebas membuat pilihan yang terbaik
bagi diri pribadi sehingga terhindar dari kesengsaraan, keterasingan,
kebosanan, kecemasan, rasa bersalah, dan penderitaan-penderitaan lain.
Penderitaan-penderitaan akan hilang apabila manusia berusaha untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan sehingga timbul
rasa kepuasan dan hidup menjadi penuh makna.
Tingkah laku seorang individu dipengaruhi oleh kebebasan pilihan
tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan. Agar dalam hubungan
antara individu dengan lingkungan dapat berjalan lancar perlu adanya
keseimbangan antara jiwa dan raga dalam kehidupannya. Hal ini dapat
tercapai apabila dalam tindakan manusia dapat mencapai tujuan hidup
yang diinginkan tanpa melanggar larangan-larangan sosial dalam
kehidupan masyarakat.
Salah satu tipe konflik adalah konflik interpersonal. Konflik
interpersonal merupakan konflik antarindividu, dan konflik dalam diri
individu disebut konflik pribadi. Konflik pribadi melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
ketidaksesuaian emosi bagi individu dengan individu lain mengenai sifat,
intelektual, kepentingan, dan tujuan atau nilai-nilai yang berbeda dengan
individu lain. Konflik pribadi individu melibatkan individu untuk
mengatasi konflik yang ditemui, dan menyelesaikan konflik dengan baik
(Hendricks, 2004).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan konflik pribadi adalah
konflik yang melibatkan ketidaksesuaian emosi bagi individu dengan
individu lain mengenai sifat, intelektual, kepentingan, dan tujuan atau
nilai-nilai yang berbeda dengan individu lain. Konflik dalam pribadi
seseorang membawa akibat pada diri sendiri, orang yang mempunyai
konflik akan mengalami gangguan dalam mengembangkan potensi dan
kebebasan, yang membuat diri merasa sengsara, terasing, bosan, cemas,
rasa bersalah, dan penderitaan-penderitaan lain.
Candra (1992) berpendapat bahwa faktor-faktor konflik yang terjadi
dalam diri pribadi individu adalah:
a. Faktor ketegangan yang diekspresikan, setiap pribadi yang dalam
dirinya menyadari akan ketidakmampuan dalam menghadapi
permasalahan yang ditemui akan timbul ketegangan dan ketegangan
tersebut diekspresikan dalam wujud perilaku sehingga orang lain dapat
melihat ketegangan yang terjadi dalam individu tersebut.
b. Pemenuhan kebutuhan yang berbeda, setiap manusia atau individu
dalam pemenuhan kebutuhan berbeda dengan individu lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Perbedaan yang tidak ditoleransi dapat menimbulkan konflik
antarindividu.
c. Adanya hambatan dalam mencapai tujuan, hambatan yang ditemui saat
melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan merupakan konflik
yang harus diselesaikan oleh individu.
d. Adanya saling ketergantungan antara pribadi satu dengan lainnya,
ketergantungan pada orang lain lama-lama akan menimbulkan konflik,
sebab di saat orang yang menjadi gantungan tidak ada maka orang
yang bersangkutan akan menemui konflik untuk menyelesaikan suatu
kegiatan yang dilakukan.
Masalah dalam lingkungan kerja selalu melekat erat dalam jalinan
kehidupan. Manusia selalu berjuang dengan masalah. Hendricks (2004)
berpendapat bahwa masalah bersumber dari perbedaan-perbedaan sikap,
pindividungan, dan pemikiran antara individu satu dengan individu
lainnya. Priyambodo (2004) masalah adalah ketidaksesuaian antara dua
atau lebih anggota atau kelompok dalam satu organisasi. Salah satu
masalah tersebut adalah masalah antar individu atau antarpersonal dalam
organisasi yang sama disebabkan adanya perbedaan-perbedaan
kepribadian.
Masalah (conflict) adalah suatu kekurangan atau deprivasi dalam
kebutuhan dasar manusia yang sudah berada dalam taraf tidak bisa di
negosiasikan. Masalah identitas menurut Burton merupakan kebutuhan
yang tidak dapat di negosiasikan karena identitas merupakan hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
bersifat mendasar. Untuk melakukan resolusi masalah maka yang harus
diupayakan pertama kali adalah terciptanya kondisi yang memungkinkan
pihak-pihak yang bermasalah untuk saling memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya secara konstruktif. Untuk mengurangi timbulnya kekerasan
dan masalah terbuka Burton mengusulkan dilakukannya langkah
secara lebih proaktif mempromosikan lingkungan yang positif untuk
memungkinkan masyarakat secara konstruktif memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya (Sodik, dkk., 2006).
Keberadaan masalah dalam suatu organisasi tidak dapat
dihindarkan, dengan kata lain bahwa masalah selalu hadir dan tidak dapat
dielakkan. Masalah sering muncul dan terjadi pada setiap kehidupan.
Chung dan Megginson (dalam Kristiato, 2001) menjelaskan masalah
sebagai perjuangan antar kebutuhan, keinginan, gagasan, kepentingan
ataupun orang yang saling bertentangan. Masalah timbul karena
ketidaksesuaian dalam: sasaran, nilai, pikiran, perasaan, dan perilaku.
Mitchell, (dalam Kristiato, 2001) menjelaskan bahwa masalah atau
pertentangan pada kondisi tertentu mampu mengidentifikasi sebuah proses
pengelolaan lingkungan dan sumber daya yang tidak berjalan secara
efektif, mempertajam gagasan, bahkan dapat menjelaskan kesalah
pahaman.
Setiap masalah yang terjadi akan membawa dampak atau akibat
bagi pihak yang terlibat dalam masalah. Dampak atau akibat adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
masalah dalam perusahaan atau organisasi oleh Candra (1992) dibedakan
atas dampak positif dan dampak negatif. Dampak postif dan negatif
tersebut antara lain:
a. Dampak positif
1) Menimbulkan kemampuan mengoreksi diri sendiri.
2) Meningkatkan prestasi.
3) Pendekatan yang lebih baik.
4) Mengembangkan alternatif yang lebih baik.
b. Dampak negatif
1) Subjektif dan emosional.
2) Sikap apriori (sikap menganggap pihak lain selalu salah).
3) Saling menjatuhkan.
4) Frustasi.
Beach dan Connolly (dalam Ardiyanti dan Priambodo, 2005)
berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian dari suatu
peristiwa yang meliputi diagnosa, seleksi tindakan, dan implementasi.
Definisi lain tentang pengambilan keputusan juga dikemukakan oleh
Nigro (Ardiyanti dan Priambodo, 2005) bahwa keputusan ialah pilihan
sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif yang memungkinkan dalam
suatu posisi tertentu untuk merealisasikan tujuan yang diharapkan.
Moordiningsih dan Faturochman (2000) berpendapat bahwa
pengambilan keputusan dalam pemahaman luas, dapat disamakan dengan
pemecahan masalah (problem solving). Pengambilan keputusan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
definisi lebih sempit dinyatakan sebagai kegiatan-kegiatan internal
(mental) dalam melakukan pilihan dari beberapa alternatif. Pengambilan
keputusan dalam pengertian yang lebih lengkap mencakup pula penerapan
atau konsekuensi secara nyata dari keputusan yang diambil.
Pola komunikasi terhadap pengambilan keputusan pada pasangan
sesama etnis Arab dengan pasangan antar etnis Arab Jawa diuariakn
berdasarkan kecenderungan dominan memberikan masukan, persoalan-
persoalan yang cenderung diperdebatkan, dan waktu saat komunikasi
dilakukan. Pasangan suami isteri etnis Arab dengan etnis Arab dan etnis
Arab dengan etnis Jawa memiliki pola komunikasi terhadap pengambilan
keputusan
Moordiningsih dan Faturochman (2000) menjelaskan bahwa
pengambilan keputusan yang sifatnya pemecahan masalah (problem
solving) dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu dan
kelompok. Oleh karena itu, agar diperoleh keputusan yang dapat
memecahkan suatu permasalahan, diperlukan banyaknya informasi yang
tersedia. Hal ini untuk menghindari adanya pengambilan keputusan yang
bias dan tidak mengenai inti permasalahan. Unsur waktu mempunyai arti
yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, terutama berkaitan
dengan peluang untuk mendapatkan kelengkapan informasi serta adanya
masa tenggang yang cukup antara saat pengambilan keputusan dengan
implementasinya.
Carmasi (2006) berpendapat bahwa pengambilan keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
dipengaruhi oleh kombinasi berpikir, keterampilan, dan pengalaman yang
telah peroleh individu dalam kehidupan dan meningkatkan hasil-hasilnya
lewat sebuah proses sistematis untuk menjadi jati diri ideal, pribadi yang
benar-benar diidamkan individu. Beberapa keputusan sesederhana apa
pun, menentukan arah seluruh kehidupan seseorang. Hal dilakukan
individu maupun yang tidak dilakukan berpengaruh terhadap lingkungan
dan cara orang akan bertindak serta bereaksi di antar individu. Kemudian,
lingkungan tersebut juga akan memengaruhi tindakan-tindakan serta
reaksi individu selanjutnya. Dasar untuk mengubah arah dan hasil-hasil
yang dicapai dalam kehidupan individu terletak pada cara mengambil
keputusan. Setiap tindakan dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan
proses yang menafsirkan berbagai peristiwa dan lingkungan. "Menalar"
mengambil penafsiran tersebut dan menentukan kebenarannya. Individu
sering berhenti pada tahap berpikir. Individu menggabungkan emosi yang
telah individu kaitkan dengan peristiwa tersebut dan "memutuskan" hal itu
benar tanpa menalarnya (Carmasi, 2006).
Pengambilan keputusan dikelompokkan oleh Emest Dale
(Djatmiko, 2004) menjadi lima tipe sebagai berikut:
a. Tipe resensif atau defensif. Tipe ini individu semua kebaikan berada di
luar dirinya sehingga individu cenderung melakukan pengambilan
keputusan berdasarkan gagasan penasehatnya serta membebankan
tanggung jawab kepada pihak luar dengan pendelegasian otoritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
secara liberal.
b. Tipe eksploitatif atau agresif. Tipe ini individu semua kebaikan berada
di luar dirinya yang harus dikuasai dengan kekuatan atau kecerdikan.
Ciri tipe ini adalah memanipulasi individu untuk kepentingan pribadi
dengan pengawasan yang ketat dan struktur individu yang kaku
(management by veto).
c. Tipe hoarding. Tipe ini mempunyai kepercayaan yang sangat sedikit
kepada pihak luar. Tipe ini menyusun struktur individu sebagai alat
untuk membentengi kedudukannya. Pengambilan keputusan dilakukan
dengan pertimbangan sendiri.
d. Tipe marketing. Tipe ini individu dirinya sebagai barang dagangan
(komoditi) dan memindividung nilai dirinya sejalan dengan imbalan.
Bagi tipe ini struktur individu dan keputusan harus memberikan
imbalan yang memadai bagi pengambil keputusan.
e. Tipe productive. Tipe ini memiliki kemampuan untuk menggunakan
dan mewujudkan potensi yang dimilikinya. Pengambilan keputusan,
tipe ini cenderung memantau pihak lain dalam mengembangkan
dirinya mencapai kemampuan maksimum dengan mengintegrasikan
keberhasilannya dengan sasaran individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etnis Arab merupakan salah satu etnis asing yang berkembang di
Indonesia juga lepas dari permasalahan interaksi budaya dan komunikasi
antarbudaya. Etnis Arab yang tinggal di Jawa memungkinkan untuk menikah
dengan orang etnis Jawa. Perkawinan yang terjadi pada pasangan yang
berbeda etnis memerlukan pola komunikasi yang baik antara kedua pasangan
guna menuju keberhasilan dalam pernikahan. Pola komunikasi pasangan
suami isteri (pasutri) antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa dapat diungkap
melalui aspek-aspek komunikasi yaitu pesan atau informasi, umpan balik, dan
persoalan yang sering menjadi perdebatan.
1. Pesan atau informasi
Pesan atau informasi adalah hal yang ingin disampaikan oleh
komunikator. Agar pesan ini dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan
bicara perlu memperhatikan topik pesan, latar pesan, dan tujuan pesan.
a. Topik pesan
Topik pean mempunyai persamaan arti pokok pembicaraan.
Pokok pembicaraan adalah bab apa yang dipercakapkan.Topik pesan
pada pasangan suami isteri (pasutri) antara Arab-Arab dan antara
Arab-Jawa ada kesamaan yaitu tentang permasalahan keluarga
terutama anak dan masalah pekerjaan yang ditemui dalam keseharian.
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
b. Latar Pesan
Latar pesan adalah tempat, waktu, dan peristiwa tutur. Tempat di
mana percakapan sedang berlangsung. Waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah pada pasangan pasutri antara Arab-Arab dan
antara Arab-Jawa ada kesamaan yaitu dilaksanakan ketika pasangan
tersebut dalam kondisi santai berdua sambil makan malam, ketika
pasangan bepergian berdua, atau saat pasangan akan tidur.
c. Tujuan tutur
Setiap tuturan yang dilakukan seorang individu pasti ada tujuan,
maksud dan kehendak dari komunikator. Pasangan pasutri antara Arab-
Arab dan antara Arab-Jawa ada kesamaan yaitu dalam komunikasi
sama-sama menyampaikan pesan tentang apa yang dirasakan atau
menjadi beban pikiran suami atau isteri, yang sifatnya memberikan
informasi dan diskusi.
2. Umpan Balik
Umpan balik merupakan wujud respon komunikan dari pesan yang
di sampaikan oleh komunikator.
a. Penerima Mendukung Pesan Komunikator
Pasangan pasutri antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa ada
delapan pasangan yang mendukung komunikator, baik itu dari suami
atau isteri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
b. Penerima Menolak Pesan Komunikator
Awal komunikasi antar individu yang kurang harmonis secara
langsung sudah menimbulkan hubungan yang tidak baik. Dapat
menimbulkan perbedaan-perbedaan yang dipertahankan dari masing-
masing individu. Ada dua pasangan antara Arab-Arab dan antara Arab-
Jawa yang menolak komunikator
c. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan
Persamaan topik permasalahan yang terjadi pada pasangan
suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa merupakan
masalah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam keluarga, yaitu
permasalahan tentang anak dan pekerjaan.
Berdasarkan penjelasan tentang pola komunikasi tersebut dapat
diketahui ada persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan pola
komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persamaan
Ada kecenderungan persamaan lebih banyak terjadi dibandingkan
perbedaannya pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab
dengan Jawa. Persamaan-persamaan pola komunikasi pasangan suami
isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa, sebagai berikut:
a. Topik permasalahan
Persamaan topik permasalahan yang terjadi pada pasangan
suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
masalah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam keluarga, yaitu
permasalahan tentang anak dan pekerjaan.
b. Cara menyelesaikan masalah
Cara menyelesaikan masalah yang ditemui oleh pasangan
suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dapat diketahui
melalui umpan balik komunikasi yang terjadi pada pasangan tersebut
dengan cara diskusi.
2. Perbedaan
Perbedaan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab
dan Arab dengan Jawa dalam komunikasi yaitu perbedaan dalam
menyelesaikan. Pasangan suami isteri Arab dengan Arab ada
kecenderungan suami mempunyai peran dalam memutuskan
permasalahan.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan tentang pernikahan pasangan suami isteri etnis
Arab-Arab dan Arab-Jawa (Studi Perbandingan Keterbukaan Komunikasi
antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon),
maka saran penelitian ini ditujukan kepada subjek penelitian yaitu sebagai
berikut:
1. Bagi pasangan etnis Arab-Arab dan Arab-Jawa disarankan untuk
mempertahankan pola komunikasi yang sudah baik dijalankan, misalkan
dalam menyelesaikan masalah dilakukan dengan cara diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Meningkatkan pola komunikasi yang harmonis dengan cara meningkatkan
intensitas komunikasi dapat dilakukan setiap hari.
2. Bagi pasangan etnis Arab-Arab dan Arab-Jawa yang terjadi perbedaan
dalam pola komunikasi untuk menurunkan perbedaan yang terjadi dengan
cara mengoreksi diri sendiri dan memahami pasangan lebih mendalam,
menghargai, dan menghormati pendapat pasangan.