BAB III
PENGKAJIAN
3.1 GAMBARAN RUMAH SAKIT
3.1.1 Gambaran umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil adalah Rumah Sakit Type C milik
pemerintah Kabupaten Pasuruan, yang merupakan Rumah Sakit Rujukan di kabupaten
Pasuruan terletak di jalur poros Surabaya-Banyuwangi, berdiri diatas tanah seluas
kurang lebih 2 Hektar.
3.1.2 Visi
a. Rumah Sakit BLUD yang Profesional dan Berorientasi.
3.1.3 Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima.
b. Menigkatkan kompetensi dan kesejahteraan SDM rumah sakit.
c. Menigkatkan mutu sarana dan prasarana rumah sakit.
d. Mengelola sumber daya secara efektif dan efisien
3.1.4 Tujuan Rumah Sakit
Terwujudnya layanan kesehatan yang prima, merata, terjangkau masyarakat
yang didukung dengan SDM yang profesional dengan unit kerja yang mandiri.
3.1.5 Nilai-Nilai Dasar
a. Sapa, senyum dan sabar
b. Jujur
c. Tanggung jawab
d. Visioner
e. Disiplin
f. Kerjasama
g. Adil
h. Peduli
3.1.6 Sasaran
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan.
b. Menigkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap keluarga miskin (gakin)
3.1.7 Sumber daya manusia
Guna mencapai visi dan misi, RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan didukung oleh 281
Karyawan yang terdiri dari:
a. 108 orang perawat
b. 11 bidan
c. 36 orang dokter dan dokter gigi
d. 126 orang tenaga non medis
3.1.7 Fasilitas pelayanan
a. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap didukung oleh dokter-dokter:
Spesialis bedah
Spesialis penyakit dalam
Spesialis Kebidanan / Kandungan
Spesialis Anak
Spesialis Mata
Spesialis THT
Spesialis Kulit dan Kelamin
Spesialis Radiologi
Spesialis Patologi Klinik
Spesialis Saraf
Spesialis Paru
Spesialis Rehabilitasi Medik
Dokter Umum
Dokter Gigi
b. Pelayanan Rawat Inap
Perawatan Bedah
Perawatan Anak
Perawatan kebidanan & kandungan
Perawatan Penyakit Dalam
Perawatan Perinatologi
Ruang Isolasi
c. Pelayanan 24 jam/ cito
Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Farmasi/Apotek
Pelayanan Laboratorium
Ambulance
Kamar Operasi
d. Fasilitas Instalasi Pengolahan Limbah yang memadai
e. Pelayanan Intensif (NICU)
f. Rawat Inap
VVIP : 4 Tempat tidur
VIP : 9 tempat tidur
Kelas I : 30 tempat tidur
Kelas II : 45 tempat tidur
Kelas III : 13 tempat tidur
Isolasi : 8 tempat tidur
g. Fasilitas lain-lan
General Chek-up
Endoscopy
Bronchoscopy
Ambulance 118
Audiometri
Penyimpanan jenazah
Struktur Organisai
Kepala RuanganKholifah S.kep.NS
KATIMRatna Amd.Kep
PJSIndri
Amd.Kep
PA Yeni Amd.Kep Firda Amd.Keb Uuswatul Amd. Kep Ifan Amd. Kep Eky Amd. Kep Indi Amd. Kep Nani Amd. Kep Ainun Amd. Kep Nabila Amd. Kep Lilik Amd. Kep Zakiyah Amd. Kep Diah Amd. Kep Selly Amd. Kep Frida Amd. Kep
PJSDesi
Amd,Kep
PJSSulifah
Amd.Kep
PJSAgustin Skep.Ns
3.2 Unsur Input
3.2.1. MAN ( SDM )
a. Pasien
Berdasarkan hasil observasi mulai tanggal 24 s/d 26 Maret 2014 manajemen
keperawatan di ruang perinatologi didapatkan data sebagai berikut :
Daftar Diagnosa Penyakit di Ruang Perinatologi
No Diagnosa Jumlah
1 Gagal Nafas
2 Asfikia
3 Sepsis
4 Resiko infeksi
5 Sepsis
6 BBLR
7 BBLSR
Sumber : Buku register ruang Perinatologi
b. Mahasiswa
Jumlah mahasiswa praktek di ruang Perinatalogi
No Kualifikasi Jumlah
1 S1 Keperawatan Prog.Profesi Ners
STIKES Husada Jombang
6
2 S1 Keperawatan Prog.Profesi Ners
STIKES Bina Sehat PPNI
5
3 Akper Pemkot 3
4 Akbid Brawijaya 5
5 Dokter Muda Univ. Wijaya Kusuma 2
Jumlah 21
c. Pegawai
Jumlah pegawai tetap di ruang Perinatologi
No Nama Perawat
Tingkat
Pendidikan Jabatan
1 Kholifah S1 Karu
2 Ratna D3 Katim
3 Indra D3 PJS
4 Yeni D3 PA
5 Firda D3 PA
6 Huswatul D3 PA
7 Sulifah D3 PA
8 Ifan D3 PA
9 Eky D3 PA
10 Indi D3 PA
11 Desi D3 PJS
12 Nany D3 PA
13 Ai'nun S1 PA
14 Nabila D3 PA
15 Agustina S1 PJS
16 Lilik D3 PA
17 Zakiyah D3 PA
18 Diah D3 PA
19 Selly D3 PA
20 Frida D3 PA
21 Sumiah S1 ADMIN
Keterangan:
1. Jumlah pegawai 21 Orang
2. Jumlah Perawat 20 orang
3. Jumlah Admin 1 orang
d. Jumlah tenaga medis di ruang Perinatologi
Dengan komposisi tenaga yang tersedia tersebut menurut perhitungan dapat diketahui
sebagai berikut :
Tabel Analisa kebutuhan tenaga kerja di Ruang Perinatoligi 24 maret 2014
Tgl
Klasifikasi tingkat
ketergantungan
Jumlah
klien
Kebutuhan tenaga perawat
M P T Pagi Sore Malam
2
4/04/14
- - 21 21 11 8 4
Jumlah Rata-rata 21 16 8
Keterangan : M : Mandiri
P : Partial
T : Total
Sumber : Hasil pendataan mahasiswa STIKES Mataram tanggal 08-09 februari 2010
Jumlah pasien x 6 jam= 21 x 6= 126 jam
Keperawatan tidak langsung: 21 x 1 jam= 21
Penyuluhan kesehatan: 21 x 0,25 = 5,25
126+21+5,2521
=152,2521
= 7,2524 jam
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan di ruangan
21x 7,25x 365(365−78 ) x 6,6
=55,711,894
+20 %=29,3+0,2=29 orang
Jumlah kebutuhan perawat perhari
21x 27,56,6
=152,256,6
=23orang
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Spesialis Anak 4
Jumlah 4
UB
TS
Kebutuhan perawat setiap shift
1) Pagi (47%) = 11 orang
2) Sore (36%) = 8 orang
3) Malam (17%) = 4 orang
Gambaran Umum jumlah Tempat Tidur di Ruang Perinatologi adalah sebagai
berikut :
Tanggal 09 februari 2010
Kamar fisiologis
Kamar patologi
Dari hasil observasi di ruang Perinanlogi pada tanggal 24 Maret 2014 diperoleh data
rata-rata jumlah pasien di ruangan Perinatalogi sebanyak 22 orang dimana jumlah
tempat tidur di ruangan tersebut sebanyak 34 buah. Berdasarkan data tersebut diperoleh
nilai BOR :
BOR = Jumlah Pasien x 100%
Jmlah Tempat tidur
= 22 x 100% = 64,70%
34
3.2.2 Mesin dan material
a. Gambaran umum Ruang Perinatalogi
Ruang perinatologi RSUD Bangil adalah ruangan khusus untuk klien
bayi/noenatus, terdiri dari beberapa ruang antara lain: ruang fisiologis, ruang patologis,
ruang menyusui, ruang perawat, dan ruang apotek.
Berikut denah ruang Perinatologi:
URUANG
PATOLOGIS
RUANG DOKTER RUANG PERAWAT
RUANG MENYUSUI
APOTEK RUANG FISIOLOGIS
Tidak ada ruang intermediet
Alasannya: Berdasarkan diskusi dengan kepala Ruangan Perinatologi, untuk ruang
perinatologi seharusnya ada ruang intermediet yang digunakan untuk bayi yang berada
dalam proses penyembuhan setelah masuk ruangan patologis
Alat perawatan ruang Perinatologi
No Nama Alat Jumlah Barang
1 Stetoskop 2
2 Timbang Pempers 1
3 Monometer Tabung 10
4 Monometer Sentral 6
5 Monometer Transpost 2
6 Neopaf 1
7 Ambubag Bayii 3
8 Syringe Pucap 3
9 Tabung O2 Transpost 2
10 Kunci Inggris 1
11 Head Box 2
12 Senter 1
13 Kompresor 3
14 Sactiaon 2
15 Bak Instrumen Stenlis / Patih 3/1
16 Meniter Px 3
17 Tranol Kecil/Besar 2
18 Sendok The 1
19 Com Kecil 1
20 Cap Feeding 2
21 Bengkok 15
22 Klem 2
23 Pinsel Serurgi / Anatomi 5
24 Gunting 1
25 Alat Cukur 1
26 Weskom Stenlis 8
27 Hb Sanli 1
28 Termometer Tectal / Ayilar 2
29 Meja Injeksi 1
30 Standar Infus Coda 3/5 9/1
31 CPAP Bable / SLB / Arabela 1
32 Foto TY Besar / Kecil 1
33 Ventilator 1
34 Lampu Tindakan 1
35 Alat LIV 1
36 Cob Lampu / Biasa 19
37 Infant Wommer 4
38 Inkubator / Transport 11/1
39 Metline 2
40 Nabulezer 2
1. Kurangya infar warmer
Alasannya: Berdasarkan hasil diskusi dengan Kepala Ruangan Perinatologi,
penggunaan infar warmer yang tidak efektif, dimana 1 infar warmer digunakan
untuk 2 bayi karena pada prinsipnya 1 infar warmer digunankan untuk 1 bayi.
2. Jarak infar warmer dan inkubator berdekatan
Alasannya: Berdasarkan diskusi dengan kepala ruang Perinatologi, jarak ideal
antara infar warmer dengan inkubator adalah lebih dari 1 meter, tapi kenyataannya
kurang dari 1 meter, hal ini disebakan karena terbatasnya ruang perinatologi baik
yang fisiologis maupun patologis
Administrasi Penunjang
1) Buku Injeksi
2) Lembar Observasi
3) Lembar Dokumentasi
4) Buku TTV
5) Buku Timbang Terima
6) SOP (Standart Operasional Prosedur)
7) SAK (Standart Asuhan Keperawatan)
8) Buku Makanan
9) Buku Obat
10) Buku Inventaris
11) Buku Penerimaan Darah
12) Buku Pasien Pulang
13) Buku Registrasi kematian
14) Buku Wajib Baca
15) Buku Rincian pasien pindah
2.2.3 Method(Cara yang digunakan untuk bekerja)
Dalam hal ini ruang Perinatologi sebagai ruang perawatan penyakit dalam kelas
III mempunyai beberapa standar untuk beberapa tindakan yaitu sebagai berikut :
1. Terdapat standar asuhan keperawatan
2. SK Direktur terkait keperawatan (Kabid Keperawatan)
3. Rencana tahunan, bulanan dan harian
4. Penatalaksanaan obat dengan metode sentralisasi.
5. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan sudah berjalan.
6. SOP untuk semua kasus sudah tersedia.
7. Timbang terima sudah dilakukan antar shift.
8. Adanya motivasi dari perawat untuk berubah.
9. Struktur organisasi sudah dibuat.
10. Penjadwalan dinas antar shift sudah dijadwal selama 1 bulan.
11. Penilaian kinerja pegawai dilakukan oleh Kepala Ruangan.
12. Memiliki visi, misi dan moto Ruang Perinatologi dan RSSA Malang.
13. Perangkat komputer untuk pengembangan sistem informasi tersedia.
14. Program pengendalian mutu.
15. Metode penugasan ruangan.
16. Program jenjang karir berdasarkan prestasi.
17. Penomeran pada papan identitas pasien dikamar pasien.
18. Penulisan terapi (obat) di papan identitas pasien.
19. Sistem pengendalian infeksi.
DOKUMENTASI
83%
17%
jumlah
1 cukup2 baik3 kurang
Keterangan :
no kriteria jumlah1 cukup 152 baik 83 kurang 0
MPKP
Keterangan :
No kriteria jumlah1 cukup 192 baik 43 kurang 0
3.2.4. PEMBIAYAAN (M4-MONEY)
Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang
diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien sebagian besar dari
JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan
umum (biaya sendiri)
3.2.5. PEMASARAN (M5-MARKET)
Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 24-26
Maret 2014 didapatkan data presentase kapasitas tempat tidur pasien di Ruang
PERINATOLOGI RSUD bangil, yaitu :
a. Tanggal 24 Maret 2014
BOR : 21/34X100%= 61,76%
b. Tanggal 25 Maret 2014
BOR : 22/34X100%= 64,70%
c. Tanggal 26 Maret 2014
BOR : 27/38X100%= 79,41 %
61.76%
64.70%
79.41%Tanggal 24Tanggal 25tanggal 26
No Man Mesin Methode Envirotment Material
Mahasiswa
praktek yang
tidak
melakukan
cuci tangan
sebelum
tindakan
keperawatan
washtafle
yang
disediakan
tidak
digunakan
untuk
mencuci
tangan
Sosialisasi
SOP sudah
dilakukan
pada saat
mahasiswa
orientasi
ruangan
Disetiap
ruangan
disediakan
washtafle untuk
mencuci tangan
Tidak adanya
pemberitahuan tertulis di
setiap pintu masuk
ruangan tentang cuci
tangan pada saat masuk
ruangan, baik ruang
fisiologi atau ruang
patologis.
3.3 Analisis penyebab masalah
3.4 Penyusunan rencana strategi
N
oMasalah Tujuan
Rencana
KegiatanSasaran
Wakt
uTempat
1. Dari hasil
observasi
Menambah
pengetahua
1. Sosialisasi
untu
Mahasiswa
praktek di
31
Maret
Ruang
Perinatolog
yang
dilakukan di
Ruang
Perinatologi
RSUD
Bangil
ditemukan
bahwa
mahasisiwa
praktek
tidak
melakukan
cuci tangan
sebelum dan
sesudah
tindakan
keperawatan
.
n dan
mengurangi
resiko
infeksi
nosokomial
pada pasien
dan petugas
kmeningkatkan
motivasi
perawat
mengurangi
resiko
terjadinya
infeksi
nosokomial
dengan
melakukan cuci
tangan sebelum
dan sesudah
melakukan
tindakan
keperawatan
2. Menempelkan
pemberitahuan
tertulis pada
pintu masuk
ruang fisiologis
dan ruang
patologis
tentang cuci
tangan sebelum
masuk ruangan
Ruang
Perinatolog
i
2014
sampai
denga
n 12
April
2014
i
ANGKET TIMBANG TERIMA
a) Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
b) Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
c) Kedua tim dalam keadaan siap
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
d) Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan malam ke
pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin
oleh ketua tim atau perawat primer
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
e) Dilaksanakan setiap pergantian shift
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
f) Pelaksanaan dimulai dari nurse station
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
g) Timbang terima di lanjutkan melihat langsung kondisi pasien
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
h) Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift
berikutnya
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
i) Perawat shift berikutnya validasi data kepasien
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
j) Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat ini
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
k) Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
l) Penyampaian dilakukan singkat dan jelas
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
m) Perawat menyebutkan identitas pasien
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
n) Perawat menyebutkan diagniosa medis
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
o) Perawat menyebutkan data obyektif
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
p) Perawat menyebutkan data penunjang lain
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
q) Perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
r) Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapan yang
perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
s) Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
t) Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift
berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan
oleh ketua tim
Selalu Kadang-kadang
Dilakukan Tidak pernah
ANGKET SENTRALISASI OBAT
Apakah obat yang telah di resepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan
( bila perlu) dalam kartu control; dan diketahui ( ditanda tangani) oleh keluarga /
klien dalam buku masuk obat.
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan / bila mana
obat tersebut akan habis.
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
obat dan obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
penerimaan obat.
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah obat –obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan olrh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat
dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu
obat yang ada pada klien
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah pada saat pemberian obat , perawat menjelaskan macam obat, kegunaan,
jumlah obat, dan efek samping.
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah sediaan obat yang ada selanjutnya di cek tiap pagi oleh ketua
ruangan/petugasyang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian di
mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan route pemberian
obat akan di masukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus di lakukan perubahan
dalam kartu sediaan obat
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Apakah pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan oleh perawat pada buku masuk obat dan selanjutnya di informasikan
pada keluarga dengan kartu kusus obat
Selalu kadang-kadang tidak pernah
ANGKET MAKP TIM
1. Ketua tim sebagai perawat profesional mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
2. Penting komunikasi yang efektif, agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
5. Anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada
pasien?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
6. Anggota tim bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
7. Anggota tim memberikan laporan?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
8. Ketua tim membuat perencanaan?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
9. Ketua tim membuat penugasan, supervisi dan evaluasi?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
10. Ketua tim mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien?
Selalu kadang-kadang tidak pernah
ANGKET DISCHARGE PLANNING
1. Setiap pasien yang mau pulang dilakukan discharge planning
Selalu kadang-kadang tidak pernah
2. Setiap pasien yang pulang d berikan healt educatoan
Selalu kadang-kadang tidak pernah
3. Setiap pasien yang mau pulang di ajarkan cara perawatan mandiri di rumah
Selalu kadang-kadang tidak pernah
4. Setiap pasien pulang paksa dilakukan discharge planinning
Selalu kadang-kadang tidak pernah
5. Dorongan untuk melakukan discharge planning timbul dari diri anda sendiri
Selalu kadang-kadang tidak pernah
6. Kepala ruangan memimpin discherge planning
Selalu kadang-kadang tidak pernah
7. Pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station
Selalu kadang-kadang tidak pernah
8. Discharge planning dilakukan setelah pelunasan administrasi
Selalu kadang-kadang tidak pernah
9. Discharge planning yang anda lakukan sesuai dengan prosedur, kerana berpengaruh
pada asuhan keperawatan
Selalu kadang-kadang tidak pernah
10. Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan discharge
planning
Selalu kadang-kadang tidak pernah
Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002)
DOKTER
SURAT PERSETUJUAN
ALUR DISCHARGE PLANNING
PASIEN/KELUARGA
PASIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTIK
PP/PERAWAT
YANG MENERIMA
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
PASIEN/KELUARGA
PENDEKATAN PERAWAT
SENTRALISASI OBAT DARI PERAWATLEMBAR SERAH TERIMA OBATBUKU SERAH TERIMA/MASUK OBAT
ALUR TIMBANG TERIMA
Pasien MRS
Pasien selamadirawat
Pasien KRS
a. Menyambut kedatangan pasienb. Orientasi ruangan , jenis
pasien,peraturan dan dena ruanganc. Memperkenalkan pasien pada teman
sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan yang lain
d. Melakukan pengkajian keperawatan
1. Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain
2. Melakukan asuhan keperawatan3. Penyuluhan kesehatan: penyakit,
perawatan, pengobatan,diet, aktivitas, control
Perencanaan pulang
Penteyelesaian
administrasi
Lain-lain
Program HE:2. Pengobatan/ control3. Kebutuhan nutrisi4. Aktivitasdan
istirahat5. Perawatan di rumah
Perawat Docter Tim
kesehatan lain
Monitoring oleh petugas kesehatan & keluarga
DIAGRAM RUTE/ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT
PASIEN
MASALAH TERATASI BELUM TERATASI TERATASI SEBAGIAN MUNCUL MASALAH BARU
PERKEMBANGAN/KEADAAN PASIEN
TELAH DILAKUKAN
BELUM DILAKUKAN
RANCANA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(DIDUKUNG DATA)
DIAGNOSA MEDISMASALAH KOLABORASI
KEPALA RUANGAN
Perencanaan.
DOKTER
SURAT PERSETUJUAN OBAT DARI PERAWAT
KLIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTIK
KLIEN/KELUARGA
PP/PERAWAT YANG MENERIMA
KLIEN/KELUARGA
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
BUKU SERAH TERIMA/MASUK OBAT
PENDEKATAN PERAWAT
1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan masingmasing.
2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat,transisi dan persiapan
pulang, bersama ketua TIM.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui kondisi,patofisiologi, tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.
Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah Sakit.
Pengorganisasian.
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan .
2. Merumuskan tujuan metode penugasan.
3. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM secara jelas.
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3 ketua TIM, dan ketua
TIM membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuatproses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll.
6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek.
8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di tempat kepada ketua
TIM.
9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya.
11. Identifikasi masalah dan penanganannya.
Pengarahan.
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM.
2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik.
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
ASKEP pasien.
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
7. Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.
Pengawasan.
1. Melalui komunikasi.
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2. Melalui Supervisi.
Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM,
membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan tugas.
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM.
Audit keperawatan.
KETUA TIM
1. Membuat perencanaan.
2. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi.
3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
4. Mengembangkan kemampuan anggota.
5. Menyelenggarakan konfrensi.
ANGGOTA TIM
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya.
2. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM.
3. Memberikan laporan.
Recommended