USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI TEPUNG
SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU BAGI
PENJUAL PISANG GORENG DI GEGER KALONG GIRANG”
BIDANG KEGIATAN:
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MASYARAKAT
Diusulkan oleh:
Inayah Taibah NIM: 1005244
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
1
1. Judul Kegiatan : “PEMANFAATAN LIMBAH KULIT
PISANG MENJADI TEPUNG SEBAGAI
ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG
TERIGU BAGI PENJUAL PISANG
GORENG DI GEGER KALONG
GIRANG”
2. Bidang Kegiatan :PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Inayah Taibah
b. NIM : 1005244
c. Jurusan : Pendidikan Kimia
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 085323016776
f. Alamat email : [email protected]
4. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Muhamad Nurul Hana S.Pd., M.Pd.
b. NIDN : 0019017102
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln. DR. Setiabudhi No. 224 Bandung.
Telp. 022-2000579
6. Biaya Kegiatan Total : Rp. 12.500.000
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
2
Bandung, 25 Februari 2013
Menyetujui
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan
(Drs. H. Ahmad Mudzakir, M.Si.) (Inayah Taibah)
NIP. 196611211991031002 NIM. 1005244
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
Universitas Pendidikan Indonesia
(Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum) (Muhamad Nurul Hana M,Pd)
NIP. 196310241988031003 NIDN. 0019017102
3
DAFTAR ISI
Daftar Isi 3
A. Judul 4
B. Latar Belakang Masalah 4
C. Perumusan Masalah 5
D. Tujuan 5
E. Luaran yang diharapkan 6
F. Kegunaan 6
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 7
H. Metode Pelaksanaan 8
I. Jadwal Kegiatan 12
J. Rincian Biaya 13
K. Lampiran 14
4
A. Judul
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI TEPUNG SEBAGAI
ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU BAGI PENJUAL PISANG
GORENG DI GEGER KALONG GIRANG
B. Latar Belakang Masalah
Tanaman pisang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Dari
tanaman tersebut, bagian yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya.
Pemanfaatan buah pisang selain dikonsumsi langsung sebagai buah, juga dapat
dimanfaatkan sebagai kripik pisang, kue pisang, agar-agar pisang, dijadikan
pisang goreng, dan berbagai olahan makanan lezat lainnya. Baik dari pemanfaatan
secara langsung maupun tidak langsung tersebut menghasilkan limbah kulit
pisang yang umumnya hanya di buang begitu saja. Hal ini berdampak terhadap
meningkatnya limbah padat yang dibuang ke lingkungan. Limbah ini masih tidak
bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar, melainkan hanya sebagai limbah tak
berguna.
Tabel 2.1. Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang per 100 gram bahan
No
.
Zat Gizi Kadar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Air (g)
Karbohidrat (g)
Lemak (g)
Protein (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Zat besi (mg)
Vitamin B (mg)
Vitamin C (mg)
68,90
18,50
2,11
0,32
715
117
1,60
0,12
17,50
Sumber: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Jatim, Surabaya (1982).
5
Karbohidrat atau Hidrat Arang yang dikandung oleh kulit pisang adalah
amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat
kompleks).
Melalui cara pengolahan yang cukup sederhana, kulit pisang dari jenis
pisang raja dan pisang ambon dapat diolah menjadi bahan baku minuman anggur
(wine) (Anonim, 2008). Menurut Lina Susanti (2006), kulit pisang dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan nata. Berdasarkan penelitian Leyla Noviagustin
(2008), ternyata kulit pisang juga dapat dijadikan tepung. Hal ini dibuktikan
dengan penelitiannya tentang pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai substituen
tepung terigu dalam pembuatan mie. Hasil analisisnya terbukti bahwa pati limbah
kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan substituen tepung terigu dalam
pembuatan mie dengan konsentrasi sebesar 20%.
Tepung merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang
dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit),
diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai
tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.
Oleh karena itu, upaya pemanfaatan limbah pisang menjadi tepung kulit
pisang dirasa efektif karena dapat mengurangi jumlah limbah kulit pisang yang
ada di daerah Geger Kalong Girang dan dapat meningkatkan penghasilan dari
penjual pisang goreng yang ada di daerah Geger Kalong Girang.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami membuat beberapa perumusan
masalah, yaitu:
1. Bagaimana menyikapi permasalahan masyarakat khususnya limbah kulit
pisang dari pedagang pisang goreng?
2. Bagaimana meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan
limbah yang ada di lingkungan sekitar?
3. Bagaimana meningkatkan penghasilan masyarakat khususnya pedagang
pisang goreng?
6
D. Tujuan
1. Melakukan pembuatan tepung dari limbah kulit pisang.
2. Melakukan pembekalan keterampilan kepada masyarakat, khususnya pedagang
pisang goreng, tentang pembuatan tepung dari limbah kulit pisang.
3. Melakukan transfer ilmu pengetahuan meliputi hal-hal yang terkait pengolahan
limbah kulit pisang dan marketing dari tepung kulit pisang yang telah dibuat.
4. Meningkatkan taraf perekonomian masyarakat secara umum, khususnya
pedagang pisang goreng atau masyarakat yang mengolah limbah kulit pisang
menjadi tepung kulit pisang sebagai subtituen tepung terigu dalam pembuatan
pisang goreng, untuk dijual kembali ataupun digunakan untuk mengolah
makanan lainnya.
5. Mengurangi jumlah limbah kulit pisang yang dapat mencemari lingkungan.
E. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan, dalam
kaitannya dengan Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Masyarakat (PKMM)
adalah terwujudnya organisasi pengelolaan limbah kulit pisang di daerah Geger
Kalong Girang.
Di samping itu, kami sebagai mahasiswa yang pada hakikatnya merupakan
agent of change dapat berkontribusi langsung kepada masyarakat yang benar-
benar membutuhkan bimbingan yang berhubungan dengan pengelolaan limbah.
F. Kegunaan
1. Mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah kulit pisang
2. Memberi bekal keterampilan bagi penjual pisang goreng di Geger Kalong
Girang untuk mengolah kulit pisang yang selama ini merupakan limbah
menjadi tepung
3. Memotivasi penjual pisang goreng di Geger Kalong Girang untuk
menggunakan tepung dari kulit pisang sebagai penggant tepung teridu dalam
pembuatan pisang goreng
7
4. Meningkatkan pendapatan penjual pisang goreng, sehingga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat khususnya penjual pisang goreng di Geger Kalong
Girang
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Daerah yang menjadi sasaran kegiatan adalah daerah Geger Kalong
Girang. Daerah ini dikenal karena menyediakan berbagai jenis makanan dan
minuman termasuk pisang goreng. Tempatnya yang strategis, dekat dengan
berbagai instansi, makanan dan minuman yang bervariasi merupakan beberapa
kelebihan daerah tersebut. Namun kelebihan tersebut tidak ditunjang dari segi
pembuangan limbah yang memadai, termasuk pembuangan limbah kulit pisang
mengingat pengelolaan lingkungan yang minim. Daerah tersebut mayoritas dihuni
oleh pedagang makanan dan minuman. Masyarakatnya secara umum mampu
memenuhi kebutuhan dari hasil berdagang namun keadaan ekonominya masih
belum maksimal. Hal ini ditandai dengan minimnya perputaran uang dan
kebutuhan pokok yang belum terpenuhi secara maksimal.
Deskripsi Umum
Geger Kalong Girang adalah jalan yang terletak di sebelah selatan kampus
Universitas Pendidikan Indonesia, berbatasan dengan jalan Geger Kalong Hurip di
sebelah barat, berbatasan dengan klinik jalan Doktor Setiabudi di sebelah timur,
dan berbatasan dengan jalan Geger Kalong Tengah dan jalan Pak Gatot Raya di
sebelah selatan. Geger Kalong Girang merupakan salah satu jalan yang dipenuhi
oleh kos-kosan dari mahasiswa-mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia dan
menampung banyak pedagang makan dan minuman termasuk penjual pisang
goreng. Sebagian besar dari mereka belum dapat meminimalisisasi limbah
khususnya limbah kulit pisang. Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap proses pengolahan limbah kulit pisang. Masyarakatnya
mayoritas memeluk agama Islam.
Analisis Kondisi Pedagang
Untuk mencapai kondisi yang ideal diperlukan transformasi dengan
melibatkan seluruh elemen terkait. Agar transformasi dapat terwujud, selain
8
kondisi ideal yang diinginkan, diperlukan juga pemahaman terhadap kondisi
pedagang di daerah Geger Kalong Girang. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
distorsi dan disorientasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
pemetaan terhadap karakteristik masyarakat Geger Kalong Girang, dan setelah itu
dapat dilakukan penilaian terhadap faktor penentu dalam pemetaan yang sudah
dilakukan. Setelah penilaian dilakukan, penentuan prioritas langkah dapat
ditentukan.
Pemetaan kondisi masyarakat Geger Kalong Girang
Dari analisis sebelumnya, akan ditemukan hubungan saling terkait antara
elemen yang satu dengan lainnya. Salah satunya adalah kesejahteraan.
Kesejahteraan dipengaruhi aspek kapital dan koperasi yang dalam hal ini akan
mempengaruhi tingkat pendidikan dan pembangunan fisik. Kemudian diperlukan
pula faktor eksternal sebagai pemercepat aspek kreatif dan mandiri.
H. Metode Penelitian
Merujuk pada bagian tujuan diatas, secara umum ada dua sasaran yang
ingin dicapai dari kegiatan, yaitu memberikan pelatihan proses pembuatan tepung
dari limbah kulit pisang dan memberikan manajemen organisasi kemasyarakatan
wilayah setempat (pemberdayaan dan pengembangan masyarakat). Dengan kedua
sasaran tersebut, masyarakat diharapkan mengalami kemajuan dalam bidang
ekonomi dan sosial.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi pengurusan administrasi untuk melakukan wawancara maupun
survey ke objek pembinaan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pemberian informasi mengenai pembuatan tepung dari limbah kulit pisang
dan informasi mengenai pemanfaatan tepung kulit pisang yang dapat
dilakukan dalam bentuk seminar ataupun talkshow.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain:
Infokus
Layar
9
Handout mengenai pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi tepung
dan pemanfaatan tepung kulit pisang
b. Praktek langsung tentang bagaimana teknik pembuatan tepung dari kulit
pisang dan pemanfaatan tepung kulit pisang
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain:
Limbah kult pisang
Pisau
Wadah pengeringan
Penggiling tepung
Ayakan tepung
Kegiatan ini akan diadakan di sekitar areal penjualan di Geger Kalong
Girang, hal itu dikarenakan agar pelatihan tersebut dapat langsung disaksikan oleh
semua warga Geger Kalong Girang, khusunya para pedagang pisang goreng yang
menggunakan bahan dasar pisang.
Untuk pelaksanaan praktik pembuatan tepung kulit pisang dilakukan
selama 1 minggu karena dalam pengeringan kulit pisang, dibutuhkan waktu 4
hari.
Proses pembuatan tepung kulit pisang meliputi beberapa tahap seperti
terlihat pada Gambar 1 di bawah ini:
10
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Kulit pisang
c. Tahap Manajemen organisasi kemasyarakat (Pemberdayaan dan
Pengembangan Masyarakat)
Pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi tepung diharapkan menjadi
pemicu bagi pengembangan masyarakat dibidang sosial dan ekonomi. Tepung
kulit pisang dapat dijual kembali atau dimanfaatkan sebagai pengganti tepung
terigu untuk pisang goreng.
Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang akan dilakukan terkait
pengembangan masyarakat sekitar, khususnya pedagang pisang goreng.
Semua hal tersebut merupakan kegiatan transfer ilmu pengetahuan dalam
bentuk diskusi/musyawarah antara masyarakat.
Hal-hal yang akan dilakukan antara lain,
1) Musyawarah Masyarakat dan Mahasiswa
Mengenai pengelolaan limbah kulit pisang dan pemanfaatan
limbah kulit pisang menjadi tepung. Inti dialog yang dilakukan adalah
penyadaran kepada warga akan pentingnya kesehatan dan upaya cerdas
dalam pengelolaan limbah kulit pisaang. Penyadaran tersebut dilakukan
untuk keperluan sosial-ekonomi lainnya. Penyadaran tersebut dilakukan
untuk memunculkan rasa nyaman dengan perubahan yang ada. Diskusi
Kulit pisang sebanyak 20 sisir dibersihkan
Kulit pisang dipotong kecil-kecil dengan ukuran lebih kurang 1 cm x 0,5 cm dengan pisau
Kulit pisang direndam dengan air
Dikeringkan dengan penjemuran di bawah sinar matahari sampai kering selama 4 hari
Setelah kering, digiling dengan alat penggiling
Diayak dengan menggunakan ayakan saringan plastik dengan ukuran ayakan 80 mesh
Tepung kulit pisang
11
lainnya dilakukan mengenai teknis pelaksanaan. Semua hal tersebut
dilakukan dengan dimusyawarahkan. Hal tersebut dilakukan untuk
membiasakan iklim berdiskusi.
2) Pembentukan Panitia Pengelola Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang
Pembentukan kepanitian dilakukan untuk menjaga kesinambungan
program ini, mengingat bimbingan dan kontrol tidak dapat dilakukan oleh
pelaksana seterusnya. Oleh karena itu, perlu disusun kepanitiaan mengenai
program tersebut melalui musyawarah diantara warga, sehingga keputusan
yang diambil dapat ditaati bersama.
Struktur panitia tersebut minimal terdiri dari seorang ketua,
bendahara, dan sekretaris, beberapa orang tim teknis, dan penghubung
masyarakat.
3) Pelatihan Manajemen Organisasi
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah memberikan pelatihan
kepada panitia pemanfaatan kulit pisang mnjadi tepung dari pihak warga.
Hal-hal yang diberikan antara lain mengenai penjelasan struktur
kepanitiaan, penyusunan tata tertib pelaksanaan program, mekanisme
pengambilan keputusan bersama, kriteria kepemimpinan dan bagaimana
menjadi pemimpin serta manajer yang baik, pemanfaatan limbah kulit
pisang menjadi tepung dan mekanisme pengawasan program.
Penyampaian keinginan untuk mengadakan pelatihan di Geger
Kalong Girang. Dialog yang dilakukan adalah penyadaran masyarakat
3. Tahap Analisis
Data dan informasi hasil pembinan yang terkumpul kemudian dianalisis
satu persatu dengan menggunakan atau mengacu pada program yang telah
disusun.
4. Tahap Pelaporan
Setelah data yang terkumpul selesai dianalisis kemudian hasilnya
dilaporkan dalam bentuk jurnal laporan akhir.
12
I. Jadwal Kegiatan
Tahap Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4
1. Persiapan Pencarian sumber literatur
Observasi awal ke Lapangan
Pengurusan administrasi penelitian
Penyusunan instrumen dan materi
2.
Pelaksanaan
Pembukaan bersama seluruh masyarakat
Talk show pemanfaatan limbah kulit pisang
Talk show pemanfaatan tepung kulit pisang
Praktik pembuatan tepung kulit pisang
Praktik pembuatan olahan dari tepung kulit pisang
Pelatihan Manajemen Organisasi
Evaluasi dan silaturahmi dengan masyarakat
3. Analisis Analisis kondisi lapangan setelah pelaksanaan
pelatihan
13
4. Pelaporan Analisis data dari hasil analisis kondisi lapangan
Pembuatan jurnal laporan akhir
J. Rancangan Biaya
No Perihal Banyak Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
A. Administrasi
1 Pembuatan Proposal 5 15,000 75,000
2 Laporan Perkembangan Berkala 5 15,000 75,000
3 Materai 1 7,000 7,000
4 Lem 1 5,000 5,000
B. Transportasi
1 Angkut Logistik 1 150,000 150,000
2 Controlling 1 50,000 50,000
C. Alat dan Bahan Pembuatan Tepung
1 Mesin Penggilingan 1 6,000,000 6,000,000
2 Pisau 5 20,000 100,000
3 Ayakan 40 20,000 800,000
4 Sumbangan Peralatan 40 20,000 800,000
14
D. Pengembangan Masyarakat
1 Alat Tulis 40 5,000 200,000
2 Modul 40 10,000 400,000
3 Acara Pelaksanaan 1 300,000 300,000
4 Konsumsi Pelatihan 40 15,000 600,000
5 Logistik Acara 1 500,000 500,000
6 Publikasi Acara 4 25,000 100,000
7 Kaos 44 50,000 2,200,000
8 Biaya Tak Terduga 1 138,000 138,000
TOTAL 12,500,000
K. Lampiran
Lampiran 1:
Peta Daerah Sasaran Kegiatan
Gambar 1 : Peta Daerah Sasaran
15
Gambar 2 : Peta Daerah Sasaran
Lampiran 2:
Biodata Dosen Pendamping
1. Nama Lengkap : Muhamad Nurul Hana S.Pd., M.Pd.
2. N I P : 197101191997021001
3. Golongan/Pangkat : IIIb/Penata Muda Tk.1
4. Jabatan Fungsional : Lektor
5. Jabatan Struktural : Asisten Ahli
6. Fak/Jurusan : FPMIPA / Pendidikan Kimia
7. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
8. Bidang Keahlian : Pengantar Komputer Kimia
9. Alamat : Jln. DR. Setiabudhi No. 224 Bandung.
10. No Telp. : (022) 2000579
BIODATA KETUA KELOMPOK
Nama : Inayah Taibah
Nomor Induk Mahasiswa : 1005244
Fakultas/Program Studi : FPMIPA/ Pendidikan Kimia
16
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
Angkatan : 2010
Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 14 Mei 1991
Nomor Handphone : 085323016776
Email : [email protected]
Alamat Libur : Jalan Perjuangan No 190 RT 01 RW 01 Desa
Sukamantri Kec. Ciawi Kab. Tasikmalaya
Alamat Tinggal : Jalan Geger Asih No 21