RANGKUMAN
Karena keteledoran manusia dalam aktivitas penggunaan api seperti di
perumahan, pertokoan dan tempat umum lainnya.
Terbakarnya peralatan rumah tangga dan alat produksi yang berpotensi mudah
tersengat api.
Terbakarya bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin, minyak tanah, gas dan
solar.
Terjadinya arus pendek pada aliran listrik.
Faktor alam seperti cuaca panas dan angin besar menimbulkan kebakaran hutan
di suatu wilayah tertentu.
Dalam situasi kebakaran ; kondisi tiupan angin kencang memicu merambatnya
api dengan cepat.
dari dua sumber utama kobaran api, bahan bakar (kompor, gas, lampu minyak) serta hubungan arus listrik, yang muncul gara-gara kelalaian. Semua itu makin diperparah oleh kurangnya kewaspadaan warga.
Padahal, untuk mengurangi bencana kebakaran, yang meningkat dari tahun ke tahun, Paimin menegaskan perlunya kewaspadaan warga, mulai dari tingkat rumah tangga sampai lingkungan. Dinas Kebakaran akan bekerja sama dengan Pertamina dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
http://www.beritabaru.com/index.php?option=com_content&view=article&id=381:penyebab-kebakaran-umumnya-kelalaian-manusia&catid=53:berita-peristiwa&Itemid=58
http://satlakpb.tangerangkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=24:apa-penyebab-kebakaran-&catid=29:kebakaran&Itemid=59
tidak memperhatikan kesemerawutan kabel-kabel listrik yang ada di sekitar lingkungannya. ’’Penyebab kebakaran adalah konsleting listrik, akibat arus pendek ketika lampu menyala. Jika saja kabel-kabel itu diperbaiki PLN, kemungkinan kebakaran tidak terjadi,’’ terangnya seraya menambahkan, agar kabel itu segera di rapikan karena dikhawatirkan peristiwa serupa akan terulang kembali.
http://www.radarkotabumi.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=9458
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran, serta penyelamatan diri
Banyak sekali berita tentang kebakaran rumah di tahun 2007 ini. Banyak korban jiwa dan harta benda yang dilalap si jago merah. Sejauh-manakah kita telah siap untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran di rumah? Apabila rumah anda sudah diansuransikan, bukan berarti anda bisa bersikap masa bodoh terhadap bencana ini. Banyak dokumen yang mungkin anda harus buat lagi, dan yang paling penting adalah kepedulian anda terhadap tetangga sekitarnya. Rumah-rumah di kampung atau bahkan di real-estate saling berhimpitan, hanya dibatasi oleh satu dinding. Bencana kebakaran di rumah anda, berarti ancaman juga bagi tetangga kanan-kiri. Di bawah ini ada beberapa saran sederhana untuk hal-hal yang berhubungan dengan kebakaran di rumah:
Pencegahan
1. Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas detector.
2. Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur.
3. Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.
4. Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti daya yang bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula pembagian beban dan jebes kabel yang dipakai.
5. Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber listrik.
6. Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil (tidak bergerak-gerak, orang Jawa bilang oglak-aglik). Karena ini akan menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.
7. Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan.
8. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki. Karena bisa menyebabkan hubungan pendek.
9. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem pengaman yang sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada.
Penanggulangan
1. Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.
2. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).
3. Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick connection. Pasang beberapa qucik connection di keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa memasang selang anda dengan cepat.
4. Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api.
5. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.
Penyelamatan diri
Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi apabila penghuni rumah sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah dengan seksama.
1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah bersama dengan keluarga.
2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos kobaran api.
Lingkungan yang aman
Banyak kebakaran sudah terlambat untuk dipadamkan karena linkungan sekitar terlalu padat. Jalan terlalu sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran dan sumber air sulit didapatkan. Untuk menciptakan lingkungan yang aman, berarti juga lingkungan harus mempersiapkan diri jika terjadi kebakaran. Lingkungan sekitar perlu dirapikan sehingga apabila ada kondisi darurat dengan mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran, ketahui lokasi pemadam kebakaran terdekat dan apabila ada hydrant disekitar perlu dicheck apakah masih berfungsi. Lingkungan yang aman bisa terwujud apabila warga sekitar memiliki kesadaran akan keselamatan.
Semoga bermanfaat ……
Baca posting lainnya yang berkaitanan:
http://sbaskoro.wordpress.com/2007/11/01/pencegahan-dan-penanggulangan-kebakaran-serta-serta-penyelamatan-diri/
PROSEDUR PENANGANAN KEBAKARAN DAN KEJADIAN DARURAT
Jika anda mendengar bunyi sirine tanda kebakaran atau teriakan ‘’API……..” dan tanda bahaya lainnya, maka jangan panik, tetapi ikuti instruksi dibawah ini :
1. Hentikan semua pekerjaan, matikan semua peralatan yang menggunakan arus listrik, kompor masak atau sumber api lainnya.
2. Selamatkan barang-barang berharga anda termasuk dokumen-dokumen penting lainnya, jangan membawa barang yang berat selama evakuasi.
3. Pada saat anda keluar, tutup pintu kantor dan mess anda agar asap tidak menyebar “ Tetapi jangan dikunci ” dan segera tinggalkan, serta cari jalan keluar.
4. Berjalan dengan tenang, jangan berlari dan panik saat meninggalkan kantor atau mess, jika pandangan terasa gelap, mendekatlah ke dinding, sambil bergerak maju mencari jalan keluar yang terdekat.
5. Karyawan yang ditugaskan sebagai Team, Evakuasi jangan meninggalkan kantor atau mess sebelum memastikan bahwa tidak seseorang pun tertinggal dikantor, toilet, gudang dan kamar.
6. Semua karyawan diminta untuk ikut membantu menanggulangi semua kemungkinan yang dapat merugikan penghuni mess serta perusahaan.
7. Tetap berkumpul di Evacuation Point sampai situasi aman.
PEDOMAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
PEDOMAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARANOLEH : MUH ROSYID, S.Pd.,M.M.Pd.
KEPALA UPT PEMADAM KEBAKARAN DINAS KESBANGLINMASSOS KABUPATEN KEBUMEN
PENGERTIAN API DAN KEBAKARAN
API : GAS PIJAR YANG MENGELUARKAN PANAS. BILA PANAS YANG DIKELUARKAN ITU MELEBIHI BATAS MAKSIMAL, MAKA DAPAT MENIMBULKAN KEBAKARAN
TERJADINYA API :
PERSENYAWAAN TIGA UNSUR :
1. PANAS
2. BENDA / BAHAN BAKAR
3. UDARA
API TERKENDALI MENJADI KAWAN :
SELAMA API DAPAT DIKENDALIKAN ATAU DIKUASAI, BESAR ATAU KECIL, SELAMA ITU PULA API AKAN MENJADI KAWAN BAHKAN MENGUNTUNGKAN DAN MENGHASILKAN
API TAK TERKENDALI MENJADI LAWAN :
BETAPAPUN KECILNYA API, SELAMA TIDAK DIKENDALIKAN ATAU DIKUASAI DAN MENIMBULKAN KERUGIAN, CACAT BAHKAN KORBAN JIWA MANUSIA MAKA SELAMA ITU PULA API DIKATAKAN MENJADI LAWAN DAN DISEBUT PERISATIWA KEBAKARAN.
PERBEDAAN API DENGAN KEBAKARAN
API :
1. DIBUTUHKAN
2. MUDAH DIKENDALIKAN
3. MENGUNTUNGKAN
KEBAKARAN :
1. TIDAK DIBUTUHKAN
2. SULIT DIKENDALIKAN
3. MERUGIKAN
KEBAKARAN :
SUATU PERISTIWA YANG DISEBABKAN DARI API YANG TIDAK DAPAT DIKENDALIKAN ATAU DIKUASAI BAIK BESAR MAUPUN KECIL, DISENGAJA ATAU TIDAK DAN MENIMBULKAN KERUGIAN HARTA BENDA, CACAT BAHKAN KORBAN JIWA MANUSIA
SEBAB KEBAKARAN :
1. KELALAIAN
2. KURANGNYA PENGERTIAN DALAM PENANGGULANGAN
3. PERISTIWA ALAM
4. DISENGAJA/ULAH MANUSIA
AKIBAT KEBAKARAN :
1. MENGHAMBAT KELANCARAN PEMERINTAHAN/PEMBANGUNAN
2. MENGHAMBAT KELANCARAN PEREKONOMIAN
3. TIMBULNYA PENGANGGURAN
4. TERGANGGUNYA STABILITAS KAMTIBNAS PSIKOLOGI
KLASIFIKASI KEBAKARAN :
MENURUT PERATURAN MENTRI NAKERTRANS NOMOR : PE-04/80 TANGGAL 14 APRIL 1980 KEBAKARAN DIBEDAKAN MENJADI
KLAS A : KEBAKARAN BENDA PADAT
KLAS B : KEBAKARAN BENDA CAIR/GAS
KLAS C : KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK
KLAS D : KEBAKARAN LOGAM
DENGAN MENGETAHUI KLASIFIKASI KEBAKARAN, MAKA AKAN MEMUDAHKAN DALAM MENENTUKAN / MEMILIH MEDIA PEMADAM YANG SESUAI
PENANGGULANGAN KEBAKARAN :
A. TINDAKAN PENCEGAHAN/PREVENTIF
SEGALA UPAYA YANG DILAKUKAN AGAR KEBAKARAN TIDAK TERJADI KEBAKARAN :
1. MEMBERIKAN PENYULUHAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
2. MENEMPATKAN BARANG-BARANG YANG MUDAH TERBAKAR DI TEMPAT YANG AMAN DAN JAUH DARI API
3. TIDAK MEROKOK DAN MELAKUKAN PEKERJAAN PANAS DI TEMPAT BARANG-BARANG YANG MUDAH TERBAKAR
4. TIDAK MEMBUAT SAMBUNGAN LISTRIK SEMBARANGAN
5. TIDAK MEMASANG STEKER LISTRIK BERTUMPUK-TUMPUK
6. MEMASANG TANDA-TANDA PERINGATAN PADA TEMPAT YANG MEMPUNYAI RESIKO BAHAYA KEBAKARAN TINGGI
7. MENYEDIAKAN APAR DITEMPAT YANG STRATEGIS
8. MATIKAN ALIRAN LISTRIK BILA TIDAK DIGUNAKAN
9. BUANG PUNTUNG ROKOK DI ASBAK DAN MATIKAN APINYA
10. BILA AKAN MENUTUP TEMPAT KERJA, PERIKSA DAHULU HAL-HAL YANG DAPAT MENYEBABKAN KEBAKARAN
B. TINDAKAN PEMADAMAN/REPRESIF
TINDAKAN YANG DILAKUKAN UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN SEBAGAI UPAYA MEMPERKECIL KERUGIAN YANG DITIMBULKAN DAN MENCEGAH AGAR KEBAKARAN TIDAK MELUAS
TEKNIK DAN TAKTIK PENANGGULANGAN KEBAKARAN
A. TEKNIK PENANGGULANGAN KEBAKARAN
KEMAMPUAN MAKSIMAL DALAM MENGGUNAKAN PERALATAN YANG TERSEDIA GUNA MEMADAMKAN KEBAKARAN
B. TAKTIK PENANGGULANGAN KEBAKARAN
KEMAMPUAN MAKSIMAL TENTANG CARA-CARA YANG DIGUNAKAN DALAM RANGKA PEMADAMAN KEBAKARAN
SISTEM PEMADAMAN
A. SISTEM ISOLASI
CARA PEMADAMAN DENGAN TIDAK MEMBERI OKSIGEN PADA BENDA YANG TERBAKAR
MENUTUP DENGAN KARUNG BASAH
MENIMBUN DENGAN TANAH, PASIR ATAU LUMPUR
B. SISTEM PENDINGINAN
CARA PEMADAMAN DENGAN MENURUNKAN SUHU PADA BENDA YANG TERBAKAR
MENYIRAM DENGAN AIR
MENIMBUN DENGAN DAUN, BATANG POHON YANG MENGANDUNG AIR
C. SISTEM URAI
CARA PEMADAMAN DENGAN MEMBAGI-BAGI BENDA YANG TERBAKAR MENJADI BAGIAN KECIL SEHINGGA API MUDAH DIKENDALIKAN
BILA SISTEM ISOLASI DAN PENDINGINAN TIDAK DAPAT DILAKUKAN
LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN KEBAKARAN :
1. MEMADAMKAN DENGAN ALAT PEMADAM YANG SESUAI, JIKA API TIDAK PADAM, PANGGIL TEMAN TERDEKAT
2. BUNYIKAN ALARM / TANDA BAHAYA KEBAKARAN JIKA API BELUM PADAM
3. HUBUNGI UNIT PEMADAM KEBAKARAN UNTUK MINTA BANTUAN DENGAN IDENTITAS YANG JELAS
4. AMANKAN LOKASI DAN BANTU KELANCARAN PETUGAS PEMADAM
5. BERITAHU PETUGAS PEMADAM TEMPAT SUMBER AIR
6. UTAMAKAN KESELAMATAN JIWA DARI PADA HARTA BENDA
PERHATIKAN FAKTOR PENTING DALAM PEMADAMAN
1. ARAH ANGIN
2. JENIS BENDA YANG TERBAKAR
3. VOLUME BENDA YANG TERBAKAR
4. BERAPA LAMA TELAH TERBAKAR
5. SITUASI, KONDISI DAN LINGKUNGAN
6. KESELAMATAN DIRI :
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN
ASAP TEBAL AKIBAT PROSES KEBAKARAN
KEMUNGKINAN TERJADINYA LEDAKAN
KEMUNGKINAN TERJADINYA RADIASI
SIKAP DAN TINDAKAN DALAM PEMADAMAN KEBAKARAN
A. HARUS SELALU DISERTAI RESQUE OPERATOR
1. TEGAS DAN DISIPLIN
2. YAKIN AKAN KEMAMPUAN DIRI
3. TENANG, WASPADA, TANGGAP AKAN SITUASI
4. KOMPAK DALAM KERJASAMA (TEAM WORK)
5. CEPAT BERTINDAK DAN EFISIEN
B. PERLU LATIHAN SECARA RUTIN
C. MENGENAL ALAT PEMADAM API DAN CARA PENGGUNAANNYA
ALAT PEMADAM API TRADISIONAL
1. PASIR
2. TANAH
3. AIR
4. DLL
SANGAT BAIK UNTUK PEMADAMAN AWAL
TERUTAMA DALAM RUMAH TANGGA ATAU PERKANTORAN YANG TIDAK BEGITU LUAS
ALAT PEMADAM API MODERN
1. KIMIA: -DCP
o -CO2
o -BUSA
o -HERMATIC
2. HIDRANT KEBAKARAN
PENGGUNAAN ALAT PEMADAM TRADISIONAL
PASIR / TANAH:
SANGAT BAIK UNTUK KEBAKARAN LANTAI / TANAH DATAR
DAPAT DIPAKAI UNTUK MEMBENDUNG TUMPAHAN MINYAK, SEHINGGA KEBAKARAN TIDAK MELUAS
DAPAT DIPAKAI UNTUK PEMADAMAN AWAL SEMUA JENIS KEBAKARAN
CARA PEMAKAIAN: (SISTIM ISOLASI)
PASIR / TANAH DITABURKAN MULAI DARI TEPI HINGGA SELURUH PERMUKAAN YANG TERBAKAR TERTUTUP RATA
SELIMUT API / KARUNG GONI:
COCOK UKTUK KEBAKARAN KOMPOR (KEBAKARAN MINYAK) DAN SEMUA JENIS KEBAKARAN, KECUALI KEBAKARAN LISTRIK
BAHAN MURAH DAN MUDAH DIDAPAT
CARA PEMAKAIAN (SISTIM PENDINGINAN) :
BASAHI KARUNG GONI DENGAN AIR KEMUDIAN TUTUPKAN SECARA RATA PADA BAGIAN YANG TERBAKAR, JIKA DENGAN SATU KARUNG TIDAK CUKUP, TAMBAH LAGI.
SYARAT PENEMPATAN APAR
1. PADA JALUR KELUAR,
2. DEKAT DENGAN DAERAH YANG MEMPUNYAI RESIKO KEBAKARAN TINGGI,
3. MUDAH DILIHAT, DIJANGKAU DAN DIAMBIL OLEH PENGGUNA,
4. DIBERI TANDA YANG MENUNJUKKAN TENTANG ADANYA APAR DENGAN WARNA MERAH
CATATAN:
o PADA POSISI YANG SAMA DI SETIAP LANTAI,
o PADA SUDUT-SUDUT KORIDOR,
o DEKAT DENGAN PINTU
PETUNJUK PEMADAMAN MENGGUNAKAN HYDRANT KEBAKARAN
1. MENGGELAR SLANG (FIRE HOUS):
o PEGANG UJUNG SLANG PADA SISI BETINA DAN LEMPARKAN GULUNGAN SLANG KE ARAH API,
o BILA KURANG PANJANG, TAMBAH LAGI DAN SAMBUNGKAN SATU DENGAN LAINNYA,
o SAMBUNGKAN PANGKAL SLANG (SISI BETINA) DENGAN HYDRANT PILAR.
2. PEGANG NOZLE:
o AMBIL POSISI DENGAN BENAR (KUDA-KUDA) SETELAH SIAP BERI KODE AGAR AIR SEGERA DIALIRKAN,
o TANGAN KIRI PEGANG UJUNG NOZLE, TANGAN KANAN PADA PANGKAL NOZLE SAMBIL DIJEPIT DENGAN KETIAK.
3. MENGALIRKAN AIR:
o BERI KODE OPERATOR DENGAN TANGAN LURUS KE ATAS,
o UNTUK MENGHENTIKAN ALIRAN AIR, TANGAN ATAS DITURUNKAN DENGAN MEMBUAT GERAKAN MELIPAT SEBATAS SIKU BERULANG-ULANG
AIR : MEDIA YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN
KEUNTUNGAN:
MUDAH DIDAPAT DALAM JUMLAH BANYAK
MUDAH DIANGKUT DAN DIALIRKAN
DAYA SERAP TERHADAP PANAS BESAR
DAYA MENGEMBANG MENJADI UAP BESAR
KELEMAHAN:
TIDAK BISA UNTUK KEBAKARAN LISTRIK,
UNTUK KEBAKARAN MINYAK HARUS DENGAN CARA SPRAY DAN TEKNIK YANG BENAR
http://mick182.blogspot.com/2008/01/pedoman-penanggulangan-bahaya-kebakaran_23.html
Waspadai Bahan-bahan Kimia Berbahaya di Sekitar Kita (Bagian II)Kata Kunci: atmosfer, karbondioksida, no2, nox, ozon
Ditulis oleh Yoky Edy Saputra pada 28-04-2008
7. Karbondioksida (CO2)
Sebelum era industrialisasi, kadar karbondioksida di udara masih rendah, yaitu hanya 280 ppm pada tahun 1860. Dengan semakin banyaknya pembakaran batu bara, minyak bumi, dan gas alam berakibat kadar gas itu meningkat hingga 315 ppm pada tahun 1960. Dewasa ini, terjadi peningkatan kadar CO2 diatmosfer sebesar 1 ppm per tahun. Batu bara terdiri atas sebagian besar karbon, yang apabila dibakar akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida. Gas alam dan minyak bumi termasuk senyawa hidrokarbon. Pembakaran gas alam dan minyak bumi menghasilkan karbondioksida dan uap air.
Kayu dan tumbuh-tumbuhan merupakan senyawa karbohidrat. Karbohidrat terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Apabila karbohidrat itu bereaksi dengan oksigen didalam badan kita maka akan dihasilkan energi. Jadi, pertambahan penduduk dunia akan menyebabkan semakin banyak karbon dioksida yang dibuang ke udara.
Demikian juga dengan semakin luasnya pembabatan hutan, pemanfaatan kembali karbondioksida dari udara dan pengubahannya menjadi oksigen semakin berkurang.
Pada dasarnya karbon dioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar CO2 di udara telah mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca, yang disebut juga dengan pemanasan global. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai.
8. Nitrogen Oksida (NOx)
Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.
Sumber utama NOx pada atmosfer adalah dari jalan lalu lintas. Ini bertanggung jawab untuk sekitar setengah dari total emisi yang ada di Eropa. Sumber utama lainnya adalah dari pembangkit tenaga listrik, pabrik pemanas, dan proses industri.
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxy Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu lingkungan.
Pada sangat konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan industri yang fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru yang berat dan cepat. Pengaruh kesehatan mungkin juga terjadi pada konsentrasi ambien yang jauh lebih rendah seperti pada pengamatan selama peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan menyarankan bahwa penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut, khususnya pada sub-grup populasi orang yang terkena asma.
NO2 terutama berkelakuan sebagai agen pengoksidasi yang kemungkinan merusak membran sel dan protein. Pada konsentrasi tinggi, saluran udara akan menyebabkan peradangan yang akut. Ditambah lagi, penyebaran dalam waktu-singkat berpengaruh terhadap peningkatan resiko infeksi saluran pernapasan.
Untuk penyebaran yang akut, hanya konsentrasi yang sangat tinggi (>1880 Mg/m3, 1ppm) mempengaruhi kesehatan orang ; bilamana, orang dengan asma atau penyakit paru-paru yang akut lebih rentan pada konsentrasi lebih rendah.
Studi epidemiologika ambient dan investigasi toksikologi hewan mendemontrasikan bahwa perpanjangan penyebaran NO2 dapat mengurangi pertahanan paru-paru dan perubahan struktur paru-paru secara signifikan.
9. Ozon (O3)
Ozon merupakan polutan sekunder yang merupakan emisi tidak langsung kedalam udara tetapi dibentuk oleh reaksi fotokimia. Ozon merupakan senyawa yang terdiri daripada tiga atom oksigen setiap molekul. Pada suhu dan tekanan biasa ia berbentuk gas biru. Ozon membentuk cairan biru tua pada suhu bawah -112oC, dan cairan biru tua gelap pada suhu di bawah -193oC. Ozon diketahui menyerap radiasi UV-B. Ozon terbentuk di lapisan ozon. Lapisan ozon dapat terkikis oleh klorofluorokarbon (CFC). Ozon terbentuk melalui interaksi cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk satu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.
Ozon diyakini sebagai bahan beracun dan bahan pencemar biasa. Ozon mempunyai bau yang keras, menusuk hidung. Ozon juga terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus eletrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik.
Ozon merupakan polutan fotokimia yang dibentuk dari senyawa organik volatil, NOx dan CO dengan bantuan radiasi matahari pada panjang gelombang pendek. Ozon dapat masuk kedalam tubuh melalui pernapasan dan dapat menyerang sistem pernapasan karena ozon tidak larut dalam air. Kontaminasi yang akut ke tingkatan ozon yang lebih tinggi dapat menginduksi perubahan pada fungsi paru-paru, peradangan saluran udara dan peningkatan penyakit saluran udara menjadi penyakit yang berhubungan dengan bronkitis.
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/waspadai-bahan-bahan-kimia-berbahaya-di-sekitar-kita-bagian-ii/
Asal Mula Terjadinya Kebakaran
Home Halaman Muka
Sajian Utama Sajian Khusus Komunikasi
Instrumentasi Artikel "Penyebab Kebakaran Karena Listrik" tulisan Ir. Deni Almanda yang dimuat dalam ELEKTRO No. 23, telah membahas mengenai penyebab kebakaran karena listrik. Misalnya akibat kualitas produk rendah, atau hubung singkat (kontsleting), kotak kontak yang tidak disambung dengan sempurna, faktor "human error", beban lebih pada kotak kontak (stop kontak) dsb.nya.
Risiko akibat pemakaian listrik diperkenalkan dalam IEC30364; Electrical Installations in Buildings atau SLI 173-1-2-3-4 dan 7; Instalasi Listrik untuk Bangunan. Kebakaran menyebabkan kehilangan nyawa dan tak hanya meliputi seseorang saja, tetapi dapat terjadi di tempat-tempat di mana banyak manusia berkumpul, seperti pabrik, pusat perbelanjaan dsb.nya. Selain kehilangan nyawa manusia juga mengakibatkan kerugian besar dalam hal materi.
Angka-angka yang didapatkan dari dinas kebakaran DKI, bahwa kerugian kebakaran selama periode 1993 s/d September 1998 adalah kira-kira 487 milyar Rupiah. Sebetulnya untuk mendapat kepastian apa penyebab utama dari kebakaran sering kali sangat sulit. Biasanya bukti yang nyata telah dimusnahkan oleh api, dan tambahan pula kerusakan yang disebabkan pada instalasi listrik karena api sering ditujukan ke busur api (arcing) antara konduktor, karena kerusakan isolasi, dengan demikian diambil kesimpulan yang tentunya salah besar, bahwa terjadinya kebakaran asal mulanya dari listrik.
Menurut Mr. David Latimer; Chairman IEC-TC 64 dalam ceramahnya di BSN tahun yang lalu, Beliu menerangkan bahwa di negaranya U. K. dan pasti juga di negara-negara yang lain, pada umumnya dinas kebakaran tidak mempunyai pengalaman dalam bidang kelistrikan, dan meskipun tidak ada tanda bekas sisa-sisa aktivitas listrik dalam rongsokan (wreckage), bila tidak ada bukti yang nyata dan cepat, terjadinya kebakaran dianggap karena akibat listrik.
Dari statistik DKI (Lihat Gambar1 dan 2) penyebab utama kebakaran selama periode Januari - September 1998 adalah listrik (48%) dan obyek yang banyak terbakar adalah perumahan (di Perancis gedung-gedung perkantoran). Kejadian-kejadian dari kebakaran tersebut di atas ini dapat dikurangi hanya dengan mendidik pemakai dan tak dapat dihalangi dengan persediaan peraturan untuk instalasi listrik dan persediaan peralatan canggih. Tetapi kerusakan dalam instalasi dapat dan mengakibatkan kebakaran dan dalam tulisan ini ditinjau apa penyebab kebakaran dan bagaimana dapat dicegah dengan perencanaan dan seleksi pemasangan peralatan untuk instalasi listrik.
Seperti juga disebut dalam tulisan ELEKTRO No. 23, kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur :
1. bahan-bahan yang mudah menyala serta harus adanya suhu cetusan api (biasanya 200º - 500º),2. energi menyala menghasilkan suatu sumber panas dengan daya yang cukup dan lama
pengaruhnya,3. adanya gas oksigen dalam jumlah yang cukup.
Bila tiga unsur di atas tidak lengkap, maka persyaratan bahwa dapat terjadinya kebakaran tidak dapat dipenuhinya. Jadi hubung singkat dan gangguan listrik ke bumi adalah kemungkinan sebab terjadinya kebakaran, tetapi belum tentu sumber kebakaran.
Bersamaan dengan koneksi atau sambungan kabel yang tak sempurna, suatu fenomena yang disebut bersamaan dengan "tracking" (jejakan) adalah sumber utama dari kebakaran yang akan dibahas di bawah ini.
Tracking adalah suatu gejala atau kejadian alam, di mana suatu lapisan konduktif didirikan (established) di atas permukaan bahan isolasi. Bila terdapat kerusakan pada isolasi kabel, maka pada mulanya arus yang sangat kecil (miliamps atau microamps) secara sebentar-bentar (intermittant) mengalir di atas permukaan bahan isolasi.
Percikan api yang terjadi karena kesalahan isolasi ini sangat minimal dan gejala tersebut dapat berjalan sangat lama, berbulan-bulan kadang-kadang bertahun-tahun. Jadi tiap-tiap waktu arus mengalir di atas permukaan bahan isolasi, bila sifatnya organik, akan terjadi karbonasi, tetapi sangat sedikit.
Bila lembab bertemu dengan kotoran (debu yang kotor di atas permukaan isolasi), maka akan menghasilkan hubungan konduktif jembatan. Dalam keadaan tersebut, arus rambat (creepage current) yang juga disebut arus tracking akan mengalir dalam tiap-tiap peristiwa tersebut dan kerusakan yang terjadi karenanya akan menambah sampai arus tracking dipertahankan (Gambar 3).
Semula arus kecil sekali (kurang dari 1 mA) dan tak menimbulkan banyak panas, yang pada mulanya cukup untuk mengeringkan lembab, sehingga arus rambat tersebut berhenti mengalir dan baru muncul lagi bila adanya pengaruh lembab yang baru, di mana terdapat percikan api pada celah-celah yang tadinya dalam keadaan kering. Karena proses tersebut berlangsung cukup lama terhadap permukaan isolasi, dan dengan demikian dapat merusak isolasi, sehingga
terbentuknya jembatan-jembatan arang (coal bridges). Titik-titik gangguan ini perlahan-lahan pasti akan memperbesar, begitu pula arus gangguan dan bila terdapat lembab berikutnya, akan menghasilkan arus yang lebih besar, kira-kira 5-50 mA dan mengalir pada kerusakan permukaan di mana adanya jembatan-jembatan arang (Gambar 4).
Untuk arus yang lebih besar lagi melebihi 150 mA dan kemungkinan di sekitarnya adanya bahan yang mudah terbakar, karena pengembangan panas pada titik-titik gangguan (P=UxI) = 230 x 150 mA = 33 Watt, jumlah percikan api bertambah pula.
Karena jembatan ini yang juga disebut "tahanan konduktif panas", yang dalam keadaan panas lebih banyak mengalirkan arus dari pada dalam keadaan dingin, maka proses tersebut akan dipercepat. Dengan menambah jumlah percikan api, permukaan arang akan melebar, dan arus rambat akan terus berkembang dan akan mencapai nilai 300 - 500 mA. Antara jembatan-jembatan arang akan timbul jembatan cetusan api yang panas, dan arus gangguan tiba-tiba akan berobah menjadi busur api. Bila busur api menyala, maka terbentuk kelompok-kelompok arang dan setelah setengah gelombang, arang atau karbon tersebut akan menyala dan memancarkan juga elektron-elektron, sehingga busur api tepat menyala dan material akan membakar.
Busur api menyala, sampai arus sisa (leakage current) dapat dieliminir atau diputuskan hanya oleh SPAS (Sakelar Pemutus Arus Sisa) atau elcb (earth leakage circuit breaker) 500 mA atau padam sendiri. Jadi pengamanan pertama untuk menghindari tracking dalam instalasi listrik adalah memilih dengan tepat instalasi dan peralatan supaya cocok dalam lingkungannya di mana peralatan tersebut dipasang.
Pengamanan yang kedua adalah dengan dipasangnya SPAS, karena pengamanan dengan dipasangnya SPAS adalah sangat efektif bila adanya gangguan isolasi ke bumi. Seperti telah dikatakan di atas bahwa gangguan tracking adalah gangguan antara penghantar dan netral atau bumi, maka akan menyebkan elcb atau SPAS bekerja.
SPAS (elcb)Sesuai PUIL 1987 - Pasal 910, bahwa untuk mencegah bahaya kebakaran harus dipasang SPAS dalam instalasi listrik. Dalam banyak hal suatu pengaman lebur (sekering) atau APP hanya mengamankan arus lebih atau arus hubung singkat dan memutus seketika dalam 3 detik bagian sirkuit listrik yang berbaha. Sedangkan dalam hal kerusakan isolasi (penuaan, retak dsb.nya) di mana periode arus rambat beroperasi sangat lama dan karena arus bocor selalu mengalir ke bumi, maka gejala ini hanya dapat dideteksi oleh SPAS atau elcb, red 300 mA dengan waktu tunda (time delay) dari 50 mdet. Di beberapa negara Eropa seperti Jerman dan Perancis, dalam instalasi listrik diharuskan untuk dipasang elcb dari 500mA maupun dalam gedung-gedung perkantoran, sedangkan di U.K. dan Malaysia dengan rating 100mA.
Penyalahgunaan dan Keburukan Instalasi
Keterangan di atas adalah analisa klinis dari asal mula kebakaran dan berdasarkan pada kerja instalasi yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL 1987). Tetapi instalasi
yang baik dapat dihalangi oleh penyalahgunaan instalatir atau pemakai yang menyebabkan kesulitan yang disebut di atas dan juga dalam tulisan Ir. Deni Almanda (ELEKTRO No. 23).
Salah satu penyalahgunaan dalam instalasi listrik yang khas adalah penggunaan yang tidak tepat dari kotak kontak, yang menurut Mr. Latimer merupakan masalah yang umum di seluruh dunia. Sebagai pencegahan diusulkan untuk diadakan pengecekan secara teratur oleh instansi yang berwenang terhadap instalasi listrik dan disediakan kotak kontak yang cukup dalam tempat sesuai kebutuhan pemakai.
KesimpulanKebakaran adalah bahaya yang nyata yang timbul karena pemakaian listrik. Ini mengakibatkan kerusakan material yang cukup besar dan juga kehilangan nyawa manusia. Untuk mengamankan terhadap musibah kebakaran tergantung dari 4 faktor :
1. Peralatan yang dipilih untuk dipasang dalam instalasi listrik harus memenuhi standar yang berlaku dan harus sesuai dengan lingkungannya.
2. Pemasangan peralatan harus mentaati ketentuan dalam PUIL, dan bila cocok sesuai instruksi pabrik peralatan.
3. Instalasi listrik harus diadakan pemeriksaan dan pengujian secara teratur terhadap penyalahgunaan, kerusakan atau pelaksanaan pemasangan yang jelek, termasuk sambungan-sambungan yang lepas.
4. Dipasangnya pengamanan yang cocok terhadap arus bocor, seperti SPAS.
Daftar Acuan