Pembimbing :
Dr. Rini Febrianti, Sp. THT – KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
STASE THT RSUD BANJAR2015
REFERAT : The Unified AirwayShella Ayu Friscillia, S. Ked
2011730099
SENIN, 18 MEI 2015
PENDAHULUAN
Penyakit saluran napas atas sering ditemukan pada bagian otolaryngologists, seperti allergic rhinitis (AR) atau chronic
rhinosinusitis (CRS) yang berdampak negatif terhadap kualitas hidup dan memiliki risiko atau berkembang menjadi penyakit
saluran napas bawah seperti asthma.
Bukti terbaru menunjukkan bahwa saluran napas atas dan bawah merupakan unit fungsional tunggal, dengan karakteristik histologis yang
sama dan mekanisme peradangan yang sama.
Krouse telah mengusulkan 3 kriteria dalam mendukung teori kesatuan jalan napas, sebagai berikut:
1. Pasien dengan penyakit saluran napas atas seperti rhinitis dan rhinosinusitis biasanya memiliki prevalensi yang lebih tinggi dari penyakit saluran napas bawah seperti asthma.
2. Mekanisme patofisiologi antara penyakit saluran napas atas dan bawah biasanya untuk menjelaskan interaksi dari dua proses penyakit tersebut.
3. Pengobatan salah satu bagian dari kesatuan jalan napas harus memperbaiki gejala pada bagian yang terpisah dari system pernapasan.
KrouseJH. The unified airway - - conceptual framework. Otolaryngol Clin North Am 2008; 41: 257 – 266.
Allergic Rhinitis
Rhinitis secara umum didefinisikan sebagai peradangan pada mukosa hidung yang umum mempengaruhi hingga 40 % dari populasi.
Rhinitis alergi adalah jenis yang paling umum dari rhinitis kronis, yang mempengaruhi 10-20 % dari populasi.
Untuk mendukung konsep kesatuan jalan napas, ada hubungan yang jelas antara AR dan asthma. Lebih dari 80% penderita
asthma memiliki rhinitis dan 10% sampai 40% pasien dengan rhinitis memilki asthma.
Table 36.1 Nasal and Nonnasal Symptoms of Allergic Rhinitis
Nasal - Sneezing - Rhinorrhea - Pruritus - Congestion - Smell impairment - Postnasal drip - Eustachian tube dysfunction
Nonnasal - Lacrimation - Conjunctivitis - Itching eyes - Fatigue - Sleep disturbances - Depression - Headache
Palatal pruritus Ear fullness/otalgia Midface pressure Cognitive impairment
Reprinted from Ahmad N, Zacharek MA. Allergic rhinitis and rhinosinusitis. Otolaryngol Clin North Am 2008; 41 : 267 – 281
Chronic Rhinosinusitis
CRS telah didefinisikan sebagai sekelompok gangguan yang ditandai dengan peradangan pada mukosa hidung dan sinus paranasal dengan
durasi minimal 12 minggu. CRS mempengaruhi lebih dari 30 juta orang Amerika dan memiliki beban yang signifikan pada masyarakat
dari sudut pandang biaya dan kualitas hidup.
Benninger MS, Ferguson BJ, Hadley JA, et al. Adult chronic rhinosinusitis : definitions, diagnosis, epidemiology, and pathophyisiology. Otolaryngol Head Neck Surg 2003; 129: S1 – S32.
Seperti asthma dan AR, ciri khas dari CRS adalah peradangan. Pasien dengan CRS memiliki prevalensi 20% dari asthma, sekitar tiga sampai
empat kali lebih besar dari 5% sampai 8% prevalensi asthma pada populasi umum.
Table 36.2 Sign and Symptoms in CRS
Major - Nasal obstruction - Facial pressure - Nasal discharge/postnasal drainage - Purulence - Anosmia/hyposmia
Minor - Cough - Headache - Dental pain - Ear pressure - Fatigue - Halitosis
Reprinted from Joe SA, Thakkar K. Chronic rhinosinusitis and asthma. Otolaryngol Clin North Am 2008; 41 : 297 – 309. Original data from Lanza DC, Kennedy DW. Adult rhinosinusitis defined. Otolaryngol Head Neck Surg 1997;
117: S1 – S7.
Asthma
• Asthma didefinisikan sebagai penyakit radang kronis pada saluran napas. Gejala klasik dari asthma adalah periode berulang dari wheezing, breathlessness, dada sesak, dan batuk khususnya pada malam hari dan/atau di pagi hari.
• Asthma berdampak besar pada masyarakat. Pada 2005, sekitar 23 juta (7,8%) diamerika dilaporkan memiliki asthma, 6,2% diantaranya dibawah usia 18 tahun. Prevalensi asthma di bawah usia 14 tahun di Africa-Amerika 13,6% dari populasi, diikuti oleh Hispanik (9,2%) dan Kaukasia (7,5%).
Table 36.3 Classification of Asthma Severity for Patient ≥ 12 of Age
EVIDENCE FOR THE UNIFIED AIRWAY
• Previous Hypothess
Beberapa pendapat sebelumnya berusaha untuk menjelaskan hubungan antara saluran napas atas dan bawah. Pertama adalah reflek nasobronkial, dimana terdapat reflek langsung antara saluran napas atas dan bawah yang menyebabkan perubahan langsung pada saluran napas bawah setelah rangsangan dari saluran napas atas.
Allergic Rhinitis and Asthma
• Krouse menyatakan, asthma dan AR memiliki hubungan dari sudut epidemiologi, patofisiologi, dan pengobatan.
• Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien asthma dengan AR cenderung menjadi penyakit yang lebih berat dengan biaya perawatan yang lebih tinggi; pengobatan rhinitis dapat meningkatkan kontrol asthma; dan pengobatan dini AR dapat mencegah perkembangan asthma.
• World Health Organization’s Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma terbaru tahun 2008 menyarankan bahwa “pasien dengan AR menetap harus di evaluasi untuk asthma dengan riwayat, pemeriksaan dada, dan jika mungkin dan jika diperlukan penilaian obstruksi aliran udara sebelum dan sesudah bronkodilator."
• Beberapa penelitian termasuk Finnish Twin Cohort Study, yang diikuti 11.000 pasien selama 15 tahun menunjukkan bahwa AR adalah factor risiko untuk pengembangan asthma.
• AR dan asthma memiliki mekanisme patofisiologi yang sama. Seperti yang dikatakan sebelumnya, epitel columnar bersilia semu dalam rongga hidung sama dengan yang ada pada mukosa saluran pernapasan. Proses inflamasi pada keduanya sama. Keduanya melibatkan eosinophil, limfosit, dan sel mononuclear serta sitokin yang sama seperti IL-4, 5, dan 13 yang khas dari respon alergi tipe Th2.
Pengobatan AR membantu meningkatkan kontrol asthma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
menghirup kortikosteroid topical pada pasien asthma dengan AR membantu menurunkan tanggapan yang
berlebih pada bronkus. Beberapa tinjauan dahulu menemukan bahwa terapi medis AR pada pasien asthma
secara signifikan mengurangi risiko asthma terkait dengan rawat inap dan kunjungan gawat darurat.
Chronic Rhinosinusitis and Asthma
• Seperti yang disebutkan di atas, ada hubungan epidemiologi antara asthma dan CRS, khususnya salah satu bentuk eosinophil CRS dengan polip hidung. Ada juga patofisiologi bersama antara dua sudut pandang dari tempat inflamasi yang sama. Kedua penyakit dikarakteristikan dengan respon immunologi tipe Th2 dengan peningkatan sel mast, eosinophil, T-limfosit, IL4, IL5, IL13 dan molekul adhesi sel sejenis.
• Bresciani et al menemukan bahwa beberapa score gejala sinus dan luasnya penyakit sinus berhubungan secara langsung dengan keparahan asthma.
• Berkaitan dengan pengobatan, Ragab et al menyimpulkan bahwa manajemen medis yang efektif pada penyakit sinus kronis memperbaiki gejala asthma dan tanda-tanda peradangan. Dua penelitian yang berbeda melaporkan dibutuhkan penurunan dalam pengobatan asthma untuk memperbaiki fungsi paru, dan kekambuhan asthma lebih sedikit setelah operasi sinus pada pasien asthma dengan CRS.
CONCLUSIONS
• Walaupun hubungan antara saluran napas atas dan bawah telah diduga selama beberapa dekade, bukti terbaru membantu membangun konsep jalan napas terpadu, yaitu, "satu jalan napas, satu penyakit."
• AR, CRS, dan asthma sama dari sudut epidemiologi, patofisiologi, dan terapi. Penanganan penyakit saluran napas atas memperbaiki gejala asthma pada pasien dengan asthma, dan mungkin memperlambat perkembangan asthma pada beberapa pasien.
• Penting bagi otolaryngologists untuk mengakui hubungan ini dan menerapkannya ke perawatan pasien, karena hal ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada morbiditas dan kualitas hidup.
DAFTAR PUSTAKA
• Bailey, Brian J. Textbook of Otolaryngologists• Small and Kim. Allergic rhinitis : Allergy, Asthma & Clinical Immunology
2011, 7 (Suppl 1):S3 http://www.aacijournal.com/content/7/S1/S3. Diakses 15 Mei 2015.
• Bachert et al. World Allergy Organization Journal 2014, 7:25 http://www.waojournal.org/content/7/1/25 ICON: Chronic Rhinosinusitis. Diakses 15 Mei 2015.
• Kim and Mazza Allergy, Asthma & Clinical Immunology 2011, 7(Suppl 1):S2 http://www.aacijournal.com/content/7/S1/S2 Asthma. Diakses 15 Mei 2015.
• Brian J Lipworth, Paul S White. Downloaded from http://thorax.bmj.com/ on May 11, 2015 - Published by group.bmj.com Allergic inflammation in the unified airway: start with the nose. Diakses 11 Mei 2015.
TERIMA KASIH