7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 1/26
BAB I
PENDAHULUAN
PPOK adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencakup bronchitis kronis,
bronkiektasis, emfisiema dan asma . PPOK merupakan kondisi irreversible yang berkaitan
dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru. PPOK
merupakan penyebab kematian ke 5 terbesar di Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang
lebih dari 5! dari populasi de"asa.
Obstruksi #alan napas yang menyebabkan reduksi aliran udara beragam tergantung pada
penyakit. Pada bronchitis kronik dan bronkiolitis, menumpukan lendir dan sekresi yang
sangat banyak menyumbat #alan napas. Pada emfisema, obstruksi pada pertukaran oksigen
dan karbondioksida ter#adi akibat kerusakan dinding alveoli yang disebabkan oleh
overekstensi ruang udara dalam paru-paru. Pada asma, #alan napas bronchial menyempit dan
membatasi #umlah udara yang mengalir dalam paru-paru. Protocol pengobatan tertentu
digunakan dalam semua kelainan ini, meski patafisiologi dari masing-masing kelainan ini
membutuhkan pendekatan spesifik. PPOK sering men#adi simptomatik selama tahun-tahun
usia baya, tetapi insidennya meningkat se#alan dengan peningkatan usia . meskipun aspek-
aspek paru tertentu, seperti kapasitas vital dan volume ekspirasi kuat,menurun se#alan dengan
peningkatan usia, PPOK memperburuk banyak perubahan fisiologi yangberkaitan dengan
penuaan dan mengakibatkan obstruksi #alan napas $dalam bronchitis%dan kehilangan daya
kembang elastic paru $pada emfisema%. Karenanya, terdapat perubahan tambahan dalam rasio
ventilasi perkusi pada pasien lansia dengan PPOK.
&erbagai faktor berperan pada per#alanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitu
factor yang menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti kebiasaan merokok, polusi
udara, polusi lingkungan, infeksi, genetic dan perubahan cuaca. 'era#at obtruksi saluran
nafas yang ter#adi, dan identifikasi komponen yang memugkinkan adanya reversibilitas.
(ahap per#alanan penyakit dan penyakit lain diluar paru seperti sinusitis dan faringitis kronik.
)ang pada akhirnya faktor-faktor tersebut membuat perburukan makin lebih cepat ter#adi.
*ntuk melakukan penatalaksanaan PPOK perlu diperhatikan faktor-faktor tersebut, sehingga
pengobatan PPOK men#adi lebih baik.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 2/26
BAB II
PEMBAHASAN
I. Definisi
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di
saluran nafas yang bersifat progresif nonreversible atau reversible parsial. PPOK terdiri
dari bronchitis kronik dan emfisema atau keduanya. &ronchitis kronik adalah kelainan
saluran nafas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal + bulan dalam setahun,
sekurang-kurangnya tahun berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.
mfisema adalah suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga
udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Pada prakteknya
cukup banyak penderita bronchitis kronik #uga memperlihatkan tanda-tanda emfisema,
termasuk penderita asma persisten berat dengan obstruksi #alan nafas yang tidak
reversible penuh, dan memenuhi kriteria PPOK.$perhimpunan dokter paru
ndonesia,pedoman diagnosis penatalaksanaan di ndonesia //0%
PPOK ditandai adanya obstruksi saluran nafas, biasanya progresif tidak
sepenuhnya reversible dan tidak ada perubahan drastic selama beberapa bulan dan
sebagian besar disebabkan oleh rokok. $national collaborating centre for chronic
conditions //1%
PPOK ditandai adanya obstruksi saluran nafas, biasanya progresif dan tidak
sepenuhnya reversible, keadaan tersebut ada hubungan antara respon inflamasi di paru-
paru oleh partikel berbahaya atau gas. $global initiative for chronic obstructive lung
disease /2/%.
II. Epidemiologi
'i ndonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada Survey
Kesehatan 3umah (angga $SK3(% 240 asma, bronchitis kronis, emfisema menduduki
peringkat ke 5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 2/ penyebab kesakitan
utama. SK3( 'epkes 3 244 menun#ukkan angka kematian karena asma, bronchitis
kronik dan emfisema menduduki peringkat ke 0 dari 2/ penyebab tersering kematian di
ndonesia.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 3/26
Adapun faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut 6
• Kebiasaan merokok yang masih tinggi $laki-laki di atas 25 tahun 0/-7/!%
• Pertambahan penduduk
• 8eningkatnya usia rata-rata penduduk dari 51 tahun pada tahun 240/-an men#adi
0+ tahun pada tahun 244/-an
• ndustrialisasi
• Polusi udara terutama di kota besar, di lokasi industry, dan di pertambangan.
(ingkat morbiditas dan mortalitas PPOK sendiri cukup tinggi di seluruh dunia.
9al ini dibuktikan dengan besarnya ke#adian ra"at inap, seperti di Amerika Serikat
pada tahun /// terdapat #uta penderita PPOK ra"at #alan dan sebesar 2,5 #uta
kun#ungan pada *nit :a"at 'arurat dan 07+./// ke#adian ra"at inap. Angka kematian
sendiri #uga meningkat se#ak tahun 247/ dimana pada tahun ///, kematian karena
PPOK sebesar 54.4+0 pada "anita dan 54.22 pada pria per 2//./// populasi.
Prevalensi PPOK tertinggi di ;egara-negara yang penduduknya masih
mengkonsumsi rokok dan prevalensi PPOK terendah terdapat pada ;egara-negara yang
penduduknya sadar akan bahaya rokok.$global initiative for chronic obstructive lung
disease //1%
PPOK merupakan penyebab kematian ke empat di AS dan ropa, PPOK
diperkirakan akan men#adi penyebab utama ketiga kematian di dunia pada tahun //.
'i inggris pada tahun //+ sekitar 0./// orang meninggal akibat PPOK dengan
persentase 1,4! dari seluruh penyebab kematian, sekitar 21./// pada laki-laki dan
2./// pada perempuan. 'alam +/ tahun terakhir di nggris, ada penurunan angka
kematian pada laki-laki tetapi ter#adi peningkatan angka kematian pada perempuan
sehingga dalam "aktu kedepan perbedaan #enis kelamin tidak pengaruhnya terhadap
kematian akibat PPOK.
III. Faktor Resiko
PPOK yang merupakan inflamasi lokal saluran nafas paru, akan ditandai dengan
hipersekresi mukus dan sumbatan aliran udara yang persisten. :ambaran ini muncul
dikarenakan adanya pembesaran kelen#ar di bronkus pada perokok dan membaik saat
merokok di hentikan. (erdapat banyak faktor risiko yang diduga kuat merupakan
etiologi dari PPOK. <aktor-faktor risiko yang ada adalah genetik, paparan partikel,
pertumbuhan dan perkembangan paru, stres oksidatif, #enis kelamin, umur, infeksi
saluran nafas, status sosioekonomi, nutrisi dan komorbiditas.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 4/26
2. :enetik
PPOK merupakan suatu penyakit yang poligenik disertai interaksi lingkungan
genetik yang sederhana. <aktor risiko genetik yang paling besar dan telah di teliti
lama adalah defisiensi =2 antitripsin, yang merupakan protease serin inhibitor.
&iasanya #enis PPOK yang merupakan contoh defisiensi =2 antitripsin adalah
emfisema paru yang dapat muncul baik pada perokok maupun bukan perokok,
tetapi memang akan diperberat oleh paparan rokok. &ahkan pada beberapa studi
genetika, dikaitkan bah"a patogenesis PPOK itu dengan gen yang terdapat pada
kromosom >.
. Paparan partikel inhalasi
Setiap individu pasti akan terpapar oleh beragam partikel inhalasi selama
hidupnya. (ipe dari suatu partikel, termasuk ukuran dan komposisinya, dapat
berkontribusi terhadap perbedaan dari besarnya risiko dan total dari risiko ini akan
terintegrasi secara langsung terhadap pa#anan inhalasi yang didapat. 'ari berbagai
macam pa#anan inhalasi yang ada selama kehidupan, hanya asap rokok dan debu-
debu pada tempat ker#a serta ?at-?at kimia yang diketahui sebagai penyebab
PPOK.
a. 8erokok tembakau
8erokok adalah faktor risiko tersering pada PPOK. Perokok memiliki
prevalensi lebih tinggi dari ge#ala pernafasan dan kelainan fungsi paru-paru,
penurunan <@2 tahunan, dan tingkat kematian yang terbesar dibanding
bukan perokok. 3isiko PPOK pada perokok berhubungan dengan #umlah yang
dikonsumsi, usia, lama merokok, dan status merokok saat ini dapat
memprediksi kematian PPOK.
Paparan asap rokok pasif $#uga dikenal sebagai asap tembakau lingkungan atau
(S- environmental tobacco smoke% #uga dapat menyebabkan ge#ala-ge#ala
pernapasan dan PPOK dengan meningkatkan beban total paru-paru dari
partikel dan gas yang terhirups. 8erokok selama kehamilan #uga dapat
menimbulkan risiko bagi #anin, dengan mempengaruhi pertumbuhan paru-paru
dan perkembangan dalam rahim dan mungkin mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh.
b. Peker#aan $'ebu bahan-bahan kimia%
8eskipun bahan-bahan ini tidak terlalu men#adi sorotan men#adi penyebab
tingginya insidensi dan prevalensi PPOK, tetapi debu-debu organik dan
inorganik berdasarkan analisa studi populasi ;9A;S didapati hampir
2/./// orang de"asa berumur +/-75 tahun menderita PPOK terkait karena
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 5/26
peker#aan. American (horacic Society $A(S% sendiri menyimpulkan 2/-/!
paparan pada peker#aan memberikan ge#ala dan kerusakan yang bermakna
pada PPOK.
c. Polusi udara dalam ruangan yang dapat berupa kayu-kayuan, kotoran he"an,
sisa-sisa serangga, batubara, asap dari kompor #uga akan menyebabkan
peningkatan insidensi PPOK khususnya pada "anita.
d. Polusi udara diluar ruangan #uga dapat menyebabkan progresifitas kearah
PPOK men#adi tinggi seperti emisi bahan bakar kendaraan bermotor. Kadar
sulfur dioksida $SO% dan nitrogen dioksida $;O% #uga dapat memberikan
sumbatan pada saluran nafas kecil $&ronkiolitis% yang semakin memberikan
perburukan kepada fungsi paru.
e. Pertumbuhan dan Pembangunan Paru
Pertumbuhan paru yang berhubungan dengan proses yang ter#adi selama
kehamilan, kelahiran, dan paparan selama masa kanak-kanak. 8engurangi
maksimal mencapai fungsi paru-paru $yang diukur dengan spirometri% dapat
mengidentifikasi individu yang berada pada peningkatan risiko untuk
pengembangan OP'. Setiap faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paru-
paru selama kehamilan dan anak memiliki potensi untuk meningkatkan risiko
individu mengembangkan PPOK. Sebagai contoh, sebuah studi besar dan
meta-analisis dikonfirmasi hubungan positif antara berat badan lahir dan
<@2 di masa de"asa.
+. Stres Oksidatif
Paru-paru terus menerus terkena oksidan endogen yang dihasilkan baik dari
fagosit dan #enis sel lain atau eksogen dari polusi udara atau asap rokok. Ketika
keseimbangan antara oksidan dan antioksidan terganggu, kelebihan oksidan dan B
atau penipisan antioksidan, dapat ter#adi stres oksidatif. Stres oksidatif tidak hanya
menghasilkan efek merugikan langsung dalam paru-paru tetapi #uga mengaktifkan
mekanisme molekuler yang memulai radang paru-paru. Cadi, ketidakseimbangan
antara oksidan dan antioksidan dianggap berperan dalam patogenesis PPOK.
1. nfeksi
&aik viral maupun bakteri akan memberikan peranan besar terhadap patogenesis
dan progresifitas PPOK dan kolonisasi bakteri berhubungan dengan ter#adinya
inflamasi pada saluran pernafasan dan #uga memberikan peranan penting terhadap
ter#adinya eksaserbasi. Kecurigaan terhadap infeksi virus #uga dihubungkan
dengan PPOK, dimana kolonisasi virus seperti rhinovirus pada saluran nafas
berhubungan dengan peradangan saluran nafas dan #elas sekali berperan pada
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 6/26
ter#adinya eksaserbasi akut pada PPOK. 3i"ayat tuberkulosis #uga dihubungkan
dengan di temukan obstruksi saluran nafas pada umur D 1/ tahun.
5. Status Sosial konomi
Pola ini mencerminkan paparan polusi udara dalam atau luar ruangan, gi?i buruk,
atau faktor lain yang berkaitan dengan status sosial ekonomi rendah.0. Status :i?i
Peran gi?i sebagai faktor risiko PPOK adalah #elas. 8alnutrisi dan penurunan
berat badan dapat mengurangi kekuatan otot pernafasan dan daya tahan, dengan
mengurangi massa otot pernafasan dan kekuatan dari serat otot yang tersisa.
7. Komorbiditas
Asma memiliki faktor risiko terhadap ke#adian PPOK, dimana didapatkan dari
suatu penelitian pada (ucson pidemiologi Study of Air"ay Obstructive 'isease,
bah"a orang de"asa dengan asma akan mengalami 2 kali lebih tinggi risiko
menderita PPOK.
I. Patofisiologi
Perubahan patologi pada PPOK mencakup saluran nafas besar dan kecil bahkan
unit respiratori terminal. (erdapat kondisi pada PPOK yang men#adi dasar patologi
yaitu bronchitis kronis dengan hipersekresi mukusnya dan emfisema paru yang di
tandai dengan pembesaran permanen dari ruang-ruang yang ada, mulai dari distal
bronkiolus terminalis, diikuti destruksi dindingnya tanpa fibrosis yang nyata.
:ambar. Perbandingan bronkus normal dan bronkus pada bornkitis kronis
Penyempitan saluran nafas tampak pada saluran nafas yang besar dan kecil yang
disebabkan oleh perubahan konstituen normal saluran nafas terhadap respon inflamasi
yang persisten. pitel saluran nafas yang dibentuk oleh sel skuamous akan mengalami
metaplasia, sel silia mengalami atropi dan kelen#ar mucus men#adi hipertropi. Proses ini
akan direspon dengan ter#adinya remodelin saluran nafas tersebut, hanya sa#a proses
remodeling ini #ustru akan merangsang dan mempertahankan inflamasi yang ter#adi
dimana ( ' dan limfosit & menginfiltrasi lesi tersebut. Saluran nafas yang kecil akan
memberikan beragam lesi penyempitan pada saluran nafasnya, termasuk hyperplasia selgoblet, infiltrasi sel-sel radang pada mukosa dan submukosa, peningkatan otot polos.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 7/26
Pada emfisema paru yang dimulai dengan peningkatan #umlah alveolar dan septal
dari alveolus yang rusak, dapat terbagi atas 6
• mfisema sentrisinar $sentrilobular%
'imulai dari bronkus respiratori dan meluas ke perifer, terutama mengenai
bagian atas paru sering akibat kebiasaan merokok lama.
• mfisema parasinar $panlobuler%
8elibatkan seluruh alveoli secara merata dan terbanyak pada paru bagian
ba"ah
• mfisema asinar distal $paraseptal%
Eebih banyak mengenai saluran nafas distal, duktus dan sakus alveolar. Proses
terlokalisir di septa atau dekat pleura.Pola kerusakan saluran nafas pada emfisema ini menyebabkan ter#adinya
pembesaran rongga udara pada permukaan saluran nafas yang kemudian men#adikan
paru-paru terfiksasi pada proses inflasi.
nflamasi pada saluran nafas pasien PPOK merupakan suatu respon inflamasi
yang diperkuat terhadap iritasi kronik seperti asap rokok. 8ekanisme ini yang rutindibicarakan pada bronchitis kronis, sedangkan pada emfisema paru, ketidakseimbangan
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 8/26
pada protease serta defisiensi alfa 2 antitripsin men#adi dasar pathogenesis PPOK.
Proses inflamasi yang melibatkan netrofil, makrofag dan limfosit akan melepaskan
mediator-mediator inflamasi dan akan berinteraksi dengan struktur sel pada saluran
nafas dan parenkim. Secara umum, perubahan struktur dan inflamasi saluran nafas ini
meningkat seiring dera#at keparahan penyakit dan menetap meskipun setelah berhenti
merokok.
Peningkatan netrofil, makrofag dan limfosit ( di paru-paru akan memperberat
keparahan PPOK. Sel-sel inflamasi ini akan melepaskan beragam sitokin dan mediator
yang berperan dalam proses penyakit diantaranya adalah leukotrin &1, chemotactic
factors seperti F chemokines, E , (;< alfa, E 2&, (:< &. Selain itu
ketidakseimbangan aktifitas protease atau inaktifasi antiprotease, adanya stress
oksidatif dan paparan faktor resiko #uga akan memacu proses inflamasi seperti produksi
netrofil dan makrofag serta aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear faktor, sehingga
ter#adi lagi pemacuan dari faktor-faktor inflamasi yang sebelumnya telah ada.
9ipersekresi mucus menyebabkan batuk produktif yang kronik serta disfungsi
silier mempersulit proses ekspektorasi, pada akhirnya akan menyebabkan obstruksi
saluran nafas yang kecil dengan diameter G mm dan air traping pada emfisema paru.
Proses ini kemudian berlan#ut pada abnormalitas perbandingan ventilasi perfusi yang
pada tahap lan#ut dapat berupa hipoksemia arterial dengan atau tanpa hiperkapnia.
Progresifitas ini berlan#ut kepada hipertensi pulmonal dimana abnormalitas perubahan
gas yang berat telah ter#adi. <aktor konstriksi arteri pulmonalis sebagai respon dari
hipoksia, disfungsi endotel dan remodeling arteri pulmonalis $hipertrofi dan hyperplasia
otot polos% dan destruksi pulmonal kapiler bad men#adi faktor yang turut memberikan
kontribusi terhadap hipertensi pulmonal.
&elakangan ini banyak bukti terhadap inflamasi sistemik pada PPOK peningkatan
kadar sitokin proinflamasi dan protein fase akut tampak pada PPOK yang stabil,
dimana sebelumnya memang sudah diketahui luas bah"a kedua faktor inflamasi itu
terkait dengan eksaserbasi pada PPOK. nflamasi ini kemudian akan mempengaruhi
banyak system sehingga menelurkan pendapat bah"a PPOK sebagai penyakit multi
komponen.
9ambatan aliran udara pada saluran nafas, terkait dengan perubahan-perubahan
seluler dan structural pada PPOK ketika proses inflamasi tersebut meluas ke parenkim
dan arteri pulmonalis. Asap rokok diamati memang memancing reaksi inflamasi yang
ditandai dengan infiltrasi limfosit (, neutrofil dan makrogfag, pada dinding saluran
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 9/26
nafas. 'isamping itu #uga ter#adi pergeseran akan keseimbangan limfosit ( '1B',
dimana limfosit ( sitotoksik $'% akan menginfiltrasi saluran nafas sentral dan
perifer. ;etrofil yang #uga meningkat pada kelen#ar bronkus pasien dengan PPOK
memberikan yang penting #uga terhadap hipersekresi mucus, dimana hal ini kemudian
memacu ekspresi gen E1 yang mengekspresikan se#umlah besar sel-sel inflamasi pada
subepitel bronkus dan kelen#ar submukosa penghasil secret.
(;< alfa yang merupakan sitokin proinflamasi yang potensial akan berkordinasi
dan menyebabkan peningkatan sitokin-sitokin lainnya seperti E2 dan E0 yang
kemudian akan menginduksi angiogenesis. Peningkatan sitokin-sitokin diatas selain
berada di saluran nafas, #uga beredar di sirkulasi sistemik. Peningkatan sitokin-sitokin
proinflamasi pada saluran nafas sebagai petanda inflamasi local, #uga akan memberikan
gambran pada peningkatan sel-sel inflamasi secara sistemik, termasuk di dalamnya
netrofil dan limfosit pada gambaran darah tepi.
Asal inflamasi sistemik pada PPOK sebenarnya tidak terlalu #elas dimengerti,
tetapi terdapat beberapa #alur yang diperhitungkan dapat men#elaskan proses tersebut.
8ekanisme pertama yang telah diketahui luas adalah salah satu faktor resiko yaitu asap
rokok.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 10/26
Selain menyebabkan inflamasi pada saluran nafas, asap rokok sendiri secara
independen menyebabkan efek ekstra pulmonal seperti ke#adian kardiovaskuler dan
inflamasi sistemik melalui stress oksidatif sistemik dan disfungsi endotel vascular
perifer dan menariknya ke#adian ini #uga akan dialami perokok pasif meski hanya
terpapar beberapa tahun. 8ekanisme kedua yang bertolak belakang dari mekanisme
pertama menyatakan bah"a respon inflamasi local berdiri sendiri, begitu #uga inflamasi
sistemik. 9al ini dibuktiakn dari penelitian akan kadar (;< alfa dan E pada sputum
yang ternyata meskipun tinggi pada sputum, ternyata tidak menun#ukkan adanya
inflamasi sistemik yang berat. &egitu #uga pada orang sehat yang dipaparkan akan
produk bacterial yang pro inflamasi, lipopolisakarida memang menun#ukkan adanya
proses inflamasi local berupa kenaikan temperature tubuh, reaktifitas saluran nafas dan
penurunan <@2, hanya sa#a ter#adi perbedaan dimana memang inflamasi tampak pada
sub#ek yang mengalami demam, tetapi tidak pada sub#ek yang hanya mengalami
gangguan saluran nafas tanpa demam. 8ekanisme ketiga yang diduga adalah hipoksia,
dan ini merupakan masalah berulang pada PPOK, dimana hipoksia ter#adi akibat
penyempitan saluran nafas, akan mengaktivasi system (;< dan makrofag yang
menyebabkan peningkatan sitokin proinflamasi pada sirkulasi perifer.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 11/26
. !lasifikasi ata" stadi"m PP#!
2. Stadium $mild%
• 9ambatan aliran udara ringan
• Prediksi <@2B<@ G7/!, <@ D/!
• &atuk kronis berdahak
• ndividu tidak sadar fungsi parunya tidak normal
. Stadium $moderate%• 8emburuknya hambatan aliran udara
• Prediksi <@2B<@ G7/!, 5/! G <@2 G/!
• Sesak nafas yang berkembang men#adi batuk kronis
• ndividu sudah mencari perhatian medis
+. Stadium $severe%
• 8akin memburuk hambatan aliran udara
• Prediksi <@2B<@ G7/!, +/!G<@2G5/!
• Sesak nafas semakin parah
• 8engurangi kegiatan individu
• ksaserbasi berulang
1. Stadium @ $very severe%
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 12/26
• Semakin buruk hambatan aliran udara
• Prediksi <@2B<@ G7/!H <@2 G+/! atau prediksi <@2G5/! ditambah
kegagalan pernafasan kronis
• Kualitas hidup terganggu
• ksaserbasi bisa mengancam #i"a
I. Diagnosis
:e#ala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa ge#ala, ge#ala ringan
hingga berat. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan #elas dan tanda inflasi
paru.
'iagnosis OP' harus dipertimbangkan dalam setiap pasien yang telah dyspnea,
batuk kronis atau yang telah memproduksi sputum, dan B atau ri"ayat risiko tertular
terhadap faktor untuk penyakit, terutama merokok ndikator kunci dalam 'iagnosis
OP' Pertimbangkan OP', dan melakukan spirometri, #ika salah satu indikator ini
hadir dalam individu di atas usia 1/. ndikator ini tidak diagnostic sendiri, tetapi
kehadiran beberapa indikator kunci yang meningkatkan kemungkinan diagnose OP',
antara lain 6
I 'ispnea6 progresif $memburuk dari "aktu ke "aktu%.&iasanya lebih buruk dengan
olahraga, setiap hari. 'i#elaskan oleh pasien sebagai Jmeningkat nya upaya untuk bernapas $susah bernapas%, berat, atau terengah-engah.J
I &atuk kronis6 8ungkin sebentar-sebentar dan mungkin tidak produktif.
I Produksi dahak kronis 6 Setiap pola produksi dahak kronis dapat menun#ukkan
OP'.
I Se#arah tertular terhadap faktor risiko6 Asap tembakau, debu, peker#aan dan bahan
kimia, asap dari memasak di rumah dan bahan bakar pemanas.
'iagnosis harus dikonfirmasikan oleh tes spirometri
Eangkah diagnosis dari PPOK 6
A. :ambaran Klinis
a. Anamnesis
- 3i"ayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa ge#ala pernafasan
- 3i"ayat terpa#an ?at iritan yang bermakna di tempat ker#a
- 3i"ayat penyakit emfisema pada keluarga
- (erdapat faktor predisposisi pada masa bayiBanak, misalnya berat badan
lahir rendah $&&E3%, infeksi saluran nafas berulang, lingkungan asap
rokok dan polusi udara
- &atuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi b. Pemeriksaan <isik
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 13/26
• nspeksi
- Pursed-lips breathing $mulut setengah terkatup mencucu% adalah
sikap seseorang yang bernafas dengan mulut mencucu dan
ekspirasi meman#ang. Sikap ini ter#adi sebagai mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan retensi O yang ter#adi sebagai mekanisme
tubuh untuk mengeluarkan retensi O yang ter#adi pada gagal
nafas kronik.
- &arrel chest $diameter antero posterior dan transversal sebanding%
- Penggunaan otot bantu nafas
- 9ipertrofi otot bantu nafas
- Pelebaran sela iga
- &ila telah ter#adi gagal #antung kanan, terlihat denyut vena
#ugularis leher dan edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
Pink puffer adalah gambaran khas pada emfisema, penderita kurus,
kulit kemerahan dan pernafasan pursed lips.
&lue bloater adalah gambaran khas pada bronchitis kronik,
penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah
di basal paru, sianosis sentral dan perifer.
• Palpasi
- Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi
- Pada emfisema hipersonor dan batas #antung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke ba"ah
• Auskultasi
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 14/26
- Suara nafas vesikuler atau melemah
- (erdapat ronki dan atau mengi pada "aktu bernafas biasa atau pada
ekspirasi paksa
- ksprasi meman#ang
-&unyi #antung terdengar #auh&. Pemeriksaan Penun#ang
a. Pemeriksaan rutin
2. <aal Paru
• Spirometri
• Obstruksi ditentukan oleh nilai @P2 prediksi $!% dan atau
@P2BK@P $!%. Obstruksi 6 ! @P2 $@P2B@P2 pred% G /!
@P2 ! $@PBK@P% G 75!
• @P2 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk
menilai beratnya PPOK dan memantau per#alanan penyakit• Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan,
AP meter "alaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai
alternative dengan memantau variability harian pagi dan sore, tidak
lebih dari /!
• *#i bronkodilator
• 'ilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan
AP meter
• Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak hisapan, 25-
/ menit kemudian dilihat perubahan nilai @P2 atau AP,
perubahan @P2 atau AP G /! nilai a"al dan G //ml
• *#i bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
. 'arah rutin
+. 3adiologi
• <oto thorak PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru
lain. Pada emfisema terlihat gambaran 6
• 9iperinflasi
•
9iperlusen• 3uang retrosternal melebar
• 'iafragma mendatar
• Cantung menggantung $#antung pendulumBtear dropBeye drop
appearance%
Sedangkan pada keadaan bronchitis kronik 6
• ;ormal
• orakan bronkovaskuler bertambah pada 2! kasus
b. Pemeriksaan khusus
2. <aal paru
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 15/26
• @olume 3esidu $@3%, Kapasiti 3esidu <ungsional $K3<%, Kapasiti Paru
(otal $KP(%, @3BK3<, @3BKP( meningkat
• 'EO menurun pada emfisema
• 3a" meningkat pada bronkitis kronik
• Sga" meningkat• @ariabiliti 9arian AP kurang dari / !
. *#i latih kardiopulmoner
• Sepeda statis $ergocycle%
• Centera $treadmill%
• Calan 0 menit, lebih rendah dari normal
+. *#i provokasi bronkus
• *ntuk menilai dera#at hipereaktiviti bronkus, pada sebagian kecil PPOK
terdapat hipereaktiviti bronkus dera#at ringan.
1. *#i coba kortikosteroid
• 8enilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral
$prednison atau metilprednisolon% sebanyak +/ - 5/ mg per hari selama
minggu yaitu peningkatan @P2 pascabronkodilator D / ! dan
minimal 5/ ml. Pada PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal
paru setelah pemberian kortikosteroid
5. Analisis gas darah
• (erutama untuk menilai 6
• :agal napas kronik stabil
• :agal napas akut pada gagal napas kronik0. 3adiologi
• ( - Scan resolusi tinggi untuk mendeteksi emfisema dini dan menilai
#enis serta dera#at emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto
toraks polos
• Scan ventilasi perfusi untuk mengetahui fungsi respirasi paru
7. lektrokardiografi
• 8engetahui komplikasi pada #antung yang ditandai oleh Pulmonal dan
hipertrofi ventrikel kanan.
. kokardiografi untuk menilai fungsi #antung kanan
4. &akteriologi
• Pemerikasaan bakteriologi sputum pe"arnaan :ram dan kultur
resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih
antibiotik yang tepat. nfeksi saluran napas berulang merupakan
penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di ndonesia.
2/. Kadar alfa-2 antitripsin
• Kadar antitripsin alfa-2 rendah pada emfisema herediter $emfisema
pada usia muda%, defisiensi antitripsin alfa-2 #arang ditemukan di
ndonesia.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 16/26
II. Diagnosis Banding
Suggestive features nvestigation
Asma
:agal #antung
&ronkiektasis
Peny. Paru
intertisial
nfeksi
oportunistik
(uberculosis
SOP(
3i". Keluarga, atopi, non perokok,
usia muda, ge#ala nocturnal.Ortopnu, ri". Peny. Cantung iskemik,
fine lung crackles
Produksi dahak berlebihan, sering
infeksi dada, pneumoni anak, coarse
lung crakles.
&atuk kering, ri". Peny. Caringan
ikat, penggunaan obat seperti
amiodarone, methotreate, fine lungcrackle
&atuk kering, faktor resiko
imunosupresi, demam.
&erat badan menurun, hemoptisis,
keringat malam, faktor resiko untuk
(&, imunosupresi
3i"ayat tuberculosis sebelumnya.
Pemantauan peak flo" dan
pengu#ian reversibilitas.<oto thorak, K:,
ekokardiogram.
8ikroskopik dahak, budaya
dan sensitivitas.
(es fungsi paru, foto thorak,
biopsy paru, tes autoantiboodi
<oto thorak, mikroskopik
dahak, budaya, sensitivitas,
induksi sputum, lavage
bronchoalveolar
<oto thorak, mikroskopik
dahak, budaya, sensitivitas
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 17/26
III. Penatalaksanaan
'alam penatalaksanaan PPOK menurut :lobal nitiative for hronic Obstructive Eung
'isease //0, terdapat 1 komponen yaitu 6
2. 8enilai dan memonitor penyakit
. 8engurangi faktor resiko
+. Penanganan PPOK saat stabil
1. Penanganan eksaserbasi
$. Menilai dan memonitor pen%akit
Pada pasien yang punya ri"ayat medis terperinci kemudian diduga atau sudah
memiliki PPOK harus dinilai hal diba"ah ini 6
• 8engetahui faktor resiko dari pasien, termasuk intensitas dan durasinya
• 3i"ayat kesehatan, termasuk asma, alergi sinusitis, infeksi pernafasan pada anak-
anak, dan penyakit pernafasan lainnya
• 3i"ayat pada keluarga terhadap PPOK atau penyakit pernafasan kronis lainnya
• Pola dari setiap pengembangan ge#alanya
• 3i"ayat eksaserbasi atau ra"at inap sebelumnya untuk gangguan pernafasan
• Adanya penyakit penyerta seperti #antung, kanker, osteoporosis, dan gangguan
musculoskeletal, yang mungkin #uga berkontribusi terhadap pembatasan
pernafasan
• 'ampak penyakit pada kehidupan pasien, termasuk pembatasan-pembatasan
kegiatan seperti tidak masuk ker#a, dampak ekonomi, berpengaruh terhadap
rutinitas keluarga, dan perasaan depresi atau kecemasan
• 'ukungan keluarga dan lingkungan social tersedia untuk pasien
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 18/26
• 8engurangi faktor resiko, terutama berhenti merokok
Pada pasien PPOK dengan stadium sampai dengan stadium @, selain
menggunakan spirometri, dilakukan #uga tes di ba"ah ini 6
•Pengu#ian bronkodilator untuk menyingkirkan diagnosis asma, terutama pada
pasien dengan ciri yang khas $misalnya ri"ayat asma asma pada "aktu kecil, dan
pada malam hari sering terbangun dengan batuk ataupun sesak%
• <oto rontgen thorak, sebenarnya bukan cara untuk mendiagnosa PPOK tetapi
penting untuk diagnose alternative seperti (& paru dan mengidentifikasi
komorbiditas seperti gagal #antung
• Pengukuran gas darah arteri $Analisa :as 'arah%, dilakukan pada pasien dengan
prediksi <@2 G 5/!, atau dengan tanda-tanda klinis sugestif dari kegagalan
pernafasan atau gagal #antung kanan. (anda-tanda klinis utama dari kegagalan
pernafasan adalah sianosis sedangkan tanda-tanda klinis dari gagal #antung kanan
termasuk edema peritibial dan peningkatan tekanan vena #ugularis. Kegagalan
pernafasan ini ditun#ukkan dengan PaO ./ kPa $0/ mm9g% dengan atau tanpa
PaO D 0,7 kPa $5/ mm9g% sambil menghirup udara at sea level.
• Skreening defisiensi Alfa 2 anti tripsin, tes ini dilakukan bila PPOK berkembang
pada pasien keturunan diba"ah 15 tahun atau ri"ayat keluarga yang kuat dari
PPOK.• PPOK biasanya merupakan penyakit yang progresif. <ungsi paru-paru dapat
memburuk dari "aktu ke "aktu bahkan "alaupun dengan pera"atan terbaik
ge#ala dan fungsi paru-paru harus di monitor untuk mengikuti perkembangan
komplikasi, untuk pengobatan, dan untuk memfasilitasi diskusi pilihan
penanganan terhadap pasien. Komorbiditas PPOK sangat umum pada PPOK dan
harus diidentifikasi.
&. Meng"rangi Faktor ResikoPenghentian merokok merupakan paling efektif dan dari segi biaya intervensi yang
efektif untuk mengurangi resiko PPOK dan memperlambat perkembangannya.
• &ahkan secara singkat, konseling selama + menit mendesak seorang perokok
untuk berhenti bisa men#adi efektif, dan minimum cara ini harus dilakukan dalam
setiap kun#ungan ke penyedia pelayanan kesehatan. Adapun strategi yang
diberikan untuk mengurangi faktor resikonya 6
2. ASK 6 8engidentifikasi semua penggunaan tembakauBperokok di setiap
kun#ungan, memastikan kepada pasien tentang pentingnya berhenti merokok.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 19/26
. ;asehat 6 8endesak semua pengguna tembakau untuk berhenti, dengan cara
yang #elas, kuat, dan pendekatan personal.
+. 8enilai 6 8enentukan kemauan untuk melakukan upaya agar berhenti
merokok. (anyakan setiap perokok #ika bersedia untuk melakukan upaya
berhenti saat ini $misalnya dalam +/ hari berikutnya%.
1. 8embantu 6 8embantu pasien dalam berhenti merokok, menyediakan
konseling praktis, menyediakan pengobatan dengan dukungan social baik dari
dalam maupun dari luar keluarga, merekomendasikan penggunaan
farmakoterapi yang di setu#ui #ika perlu.
5. 8engatur 6 8engatur #ad"al komunikasi baik secara langsung maupun tidak
langsung.
• <armakoterapi $penggantian nikotin, buproprionBnortriptilin dan atau varenicline%
direkomendasikan #ika konseling tidak berhasil untuk membantu pasien dalam
berhenti merokok. Pertimbangan harus diberikan sebelum menggunakan
farmakoterapi pada orang merokok kurang dari 2/ rokok per hari, "anita hamil,
rema#a, dan mereka dengan kontraindikasi medis $penyakit arteri koroner tidak
stabil, ulkus peptik, dan infark miokard atau stroke untuk penggantian nikotin dan
ri"ayat ke#ang untuk bipropion%
• Pencegahan merokok, mendorong kebi#akan control penggunan tembakau, dan
pesan yang #elas, konsisten, berulang untuk tidak merokok. &eker#a sama dengan pemerintah untuk menyetu#ui undang-undang yang menetapkan bebas rokok pada
sekolah, fasilitas umum, lingkungan ker#a, dan mendorong pasien untuk men#aga
rumah bebas dari rokok.
• Polusi udara baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, menerapkan
langkah-langkah untuk mengurangi atau menghindari polusi udara dalam ruangan
dari bahan bakar, memasak dan pemanasan dalam rumah yang ventilasinya
buruk. Sarankan pasien untuk memantau pengumuman public terhadap kualitas
udara dan tergantung pada beratnya penyakit, menghindari aktivitas berat diluar
atau tinggal di dalam rumah saat polusi udara tinggi.
'. Penanganan PP#! saat sta(il
Pada penanganan PPOK stabil harus dipandu dengan beberapa prinsip umum
sebagai berikut 6
• 8enentukan keparahan penyakit secara individual dengan memperhatikan ge#ala-
ge#ala pasien, keterbatasan pernafasan, frekuensi dan keperahan eksaserbasi,
komplikasi, kegagalan pernafsan, komorbiditas, dan status kesehatan secara
umum
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 20/26
• 8elaksanakan rencara pera"atan yang disesuaikan pada penilaian keparahan
penyakit.
• Pilih pera"atan sesuai dengan preferensi nasional dan budaya, keterampilan
pasien, ketersediaan obat local. Pendidikan pasien dapat membantu meningkatkan
keterampilan, kemampuan untuk mengatasi penyakit, dan status kesehatan. 9al
tersebut merupakan cara yang efektif untuk berhenti merokok, memulai diskusi
dan pemahaman tentang petun#uk a"al dan merubah respon terhadap eksaserbasi
akut.
Pengobatan farmakologis dapat mengontrol dan mencegah ge#ala, mengurangi
frekuensi dan tingkat keparahan eksaserbasi, meningkatkan status kesehatan dan
meningkatkan toleransi latihan.
•
&ronkodilator merupakan obat utama dalam penanggulangan PPOK hal inidisebabkan karena 6
o nhalasi terapi lebih disukai
o &erikan seperlunya untuk meredakan ge#ala intermiten dan secara teratur
untuk mencegah atau mengurangi ge#ala persisten
o Pilihan antara & agonis, antikolinergik, metilanthine, dan terapi kombinasi
tergantung pada ketersediaan obat-obatan dan respon pasien baik terhadap
reaksi obat maupun efek samping obat.
o Pengobatan teratur dengan bronkodilator long acting lebih efektif dan nyaman
dibandingkan pengobatan dengan bronkodilator short acting
o 8enggabungkan bronkodilator dapat meningkatkan efektivitas dan
mengurangi resiko efek samping dibandingkan dengan meningkatkan dosis
tunggal bronkodilator
• :lukokortikoid
Pengobatan teratur dengan inhalasi glukokortikoid hanya sesuai untuk pasien
dengan prediksi <@ G5/! dan ter#adi eksaserbasi berulang $misalnya + kali
dalam 2 tahun terakhir%.
Pengobatan ini telah ditun#ukkan untuk mengurangi frekuensi eksaserbasi dan
dengan demikian meningkatkan status kesehatan, tetapi tidak memodifikasi
penurunan #angka pan#ang pada <@2. 9ubungan dosis respon dan keamanan
#angka pan#ang dari inhalasi glukokortikoid pada PPOK tidak diketahui.
Pengobatan dengan oral dalam "aktu #angka pan#ang tidak dian#urkan.
• @aksin
@aksin influen?a mengurangi penyakit serius dan kematian pada pasien PPOK
sebesar 5/!. @aksin hidup atau mati yang mengandung virus yang di lemahkan
direkomendasikan dan harus diberikan sekali setiap tahun.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 21/26
@aksin pneumokokus polisakarida direkomendasikan untuk pasien PPOK dengan
usia 05 tahun dan usia tua, dan telah terbukti mengurangi pneumonia pada usia
diba"ah 05 tahun dengan prediksi <@2 G 1/!.
• Antibiotik
(idak dian#urkan kecuali untuk infeksi eksaserbasi dan infeksi bakteri lainnya.
• 8ukolitik
Pasien dengan dahak yang kental dapat mengambil manfaat terhadap penggunaan
mukolitik, tetapi manfaat secara keseluruhan sangat kecil. Penggunaan tidak
dian#urkan.
•
Anti tusif merupakan kontraindikasi untuk PPOK stabil
Pera"atan non farmakologi
• 3ehabilitasi
'alam rehabilitasi harus mencakup + hal yaitu pelatihan, konseling gi?i,
pendidikan. (u#uan rehabilitasi paru adalah untuk mengurangi ge#ala penyakit,
meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan partisipasi dalam kegiatan
sehari-hari.
Pasien pada semua tahap penyakit dapat mengambil manfaat dari program
latihan, dengan peningkatan toleransi latihan dan ge#ala dipsnu. Pan#ang
minimum program rehabilitasi yang efektif adalah 0 minggu, semakin lama
program ini berlan#ut maka semakin efektif hasilnya. 8anfaat tidak berkurang
setelah rehabilitasi berakhir, tetapi #ika latihan dilakukan dirumah, status
kesehatan pasien tetap diatas tingkat pra rehabilitasi.
• (erapi oksigen
Pemberian oksigen #angka pan#ang $D 25 #am per hari% untuk pasien dengankegagalan kronis pernafasan meningkatkan kelangsungan hidup memiliki dampak
yang menguntungkan pada hemodinamik paru, karakteristik hematologi,
kapasitas olahraga, mekanik paru-paru, dan kondisi mental.
(u#uan terapi oksigen #angka pan#ang adalah untuk meningkatkan baseline
PaO paling sedikit ,/ kPa $0/ mm 9g% at sea level, dan atau menghasilkan
SaO setidaknya 4/!, yang akan memelihara fungsi organ penting dan
men#amin pengiriman oksigen yang cukup.
8emulai terapi oksigen untuk pasien dengan (ahap @6 Sangat berat PPOK #ika6
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 22/26
I PaO berada pada atau diba"ah 7,+ kPa $55 mm 9g% atau SaO berada pada
atau diba"ah ! dengan atau tanpa hypercapniaH atau
I PO adalah antara 7,+ kPa $55 mm 9g% dan ,/ kPa $0/ mm 9g% atau SaO
adalah !, #ika ada bukti hipertensi paru, edema perifer menun#ukkan gagal
#antung kongestif, atau polycythemia $hematokritD 55!%.
• ntervensi bedah
&ullectomy dan transplantasi paru-paru mungkin dipertimbangkan pada
pasien yang dipilih hati-hati pada (ahap @6 PPOK Sangat berat. Saat ini tidak
ada bukti yang cukup bah"a akan mendukung secara luas penggunaan operasi
reduksi volume paru $E@3S%. (idak ada bukti yang meyakinkan bah"a dukungan
pernapasan mekanis memiliki peran dalam pengelolaan rutin OP' stabil.
). Penanganan eksaser(asi
Sebuah eksaserbasi OP' didefinisikan sebagai peristi"a alami proses
Penyakit yang ditandai dengan perubahan pada pasien seperti dispnea, batuk, dan B
atau dahak yang tidak normal hari per hari, akut pada onset, dan mungkin
memerlukan perubahan dalam pengobatan biasa dalam pasien pada OP'.
Penyebab paling umum dari suatu eksaserbasi adalah infeksi tracheobronchial dan
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 23/26
polusi udara, namun penyebab sekitar sepertiga eksaserbasi parah tidak dapat
diidentifikasi.
ara 8enilai Keparahan ksaserbasi 6
2. Pemeriksaan analisa gas darah $A:'% di rumah sakit 6
• PaO G,/ kPa $0/ mm 9g% dan B atau SaO G4/! dengan atau tanpa PaOD
0,7 kPa, $5/ mm9g% saat bernapas pada udara ruang $room air% menun#ukkan
kegagalan pernapasan.
• Sedang sampai berat asidosis $p9 G7,+0% ditambah hypercapnia $PaO D 0-
kPa, 15-0/ mm 9g% pada pasien dengan kegagalan pernapasan adalah indikasi
untuk pernapasan mekanis.
. F-ray dada6 radiograf dada $posterior B anterior plus lateral%
8engidentifikasi diagnosis alternatif yang bisa meniru ge#ala suatu eksaserbasi.
+. K:6 'alam diagnosis hipertrofi ventrikel kanan, aritmia, dan episode iskemik.
1. (es laboratorium Eainnya6
I 'ahak dan antibiogram untuk mengidentifikasi infeksi #ika ada tidak ada
tanggapan terhadap pengobatan antibiotik a"al.
I &iokimia tes untuk mendeteksi gangguan elektrolit, diabetes, dan kurang gi?i.
I Kesuluruhan kadar darah dapat mengidentifikasi polisitemia atau pendarahan.
Penggunaan antibiotic harus diberikan pada pasien dengan keadaan 6
2. 'engan + ge#ala utama berikut 6 'ipsnue meningkat, volume dahak meningkat,
purulen dahak meningkat. 'engan purulen dahak meningkat dan satu ge#ala cardinal lain
+. 8embutuhkan penanganan ventilasi mekanik
ksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengan
kondisi sebelumnya. ksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti
polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi. :e#ala eksaserbasi 6
I Sesak bertambah
I Produksi sputum meningkat
I Perubahan "arna sputum
ksaserbasi akut akan dibagi men#adi tiga 6
a. (ipe $eksaserbasi berat%, memiliki + ge#ala di atas
b. (ipe $eksaserbasi sedang%, memiliki ge#ala di atas
c. (ipe $eksaserbasi ringan%, memiliki 2 ge#ala di atas ditambah infeksi saluran
napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan D /! baseline, atau
frekuensi nadi D /! baseline.
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 24/26
Penyebab eksaserbasi akut 6
• Primer 6 nfeksi trakeobronkial $biasanya karena virus%
• Sekunder 6
o Pnemonia
o :agal #antung kanan, atau kiri, atau aritmiao mboli paru
o Pneumotoraks spontan
o Penggunaan oksigen yang tidak tepat
o Penggunaan obat-obatan $obat penenang, diuretik% yang tidak tepat
o Penyakit metabolik $'8, gangguan elektrolit%
o ;utrisi buruk
o Eingkunagn memburukBpolusi udara
o Aspirasi berulang
o Stadium akhir penyakit respirasi $kelelahan otot respirasi%
Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah $untuk eksaserbasi yang
ringan% atau di rumah sakit $untuk eksaserbasi sedang dan berat%. &ila dalam hari
tidak ada perbaikan penderita harus segera ke dokter.
Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan secara ra"at #alan
atau ra"at inap dan dilakukan di 6
2. Poliklinik ra"at #alan
ndikasi 6
- ksaserbasi ringan sampai sedang
- :agal napas kronik- (idak ada gagal napas akut pada gagal napas kronik
- Sebagai evaluasi rutin meliputi 6
a. Pemberian obat-obatan yang optimal
b. valuasi progresifiti penyakit
c. dukasi
. *nit ga"at darurat
2. (entukan masalah yang menon#ol, misalnya
- nfeksi saluran napas
- :angguan keseimbangan asam basa
- :a"at napas
. (riase untuk ke ruang ra"at atau *
Penanganan di ruang ra"at untuk eksaserbasi sedang dan berat $belum
memerlukan ventilasi mekanik%
- Obat-obatan adekuat diberikan secara intravena dan nebuliser
- (erapi oksigen dengan dosis yang tepat, gunakan ventury mask
- valuasi ketat tanda-tanda gagal napas
- Segera pindah ke * bila ada indikasi penggunaan ventilasi mekanik
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 25/26
+. 3uang ra"at
ndikasi ra"at 6
- saserbasi sedang dan berat
- (erdapat komplikasi
- infeksi saluran napas berat
- gagal napas akut pada gagal napas kronik
- gagal #antung kanan
Selama pera"atan di rumah sakit harus diperhatikan 6
• 8enghindari intubasi dan penggunaan mesin bantu napas dengan cara evaluasi
klinis yang tepat dan terapi adekuat
• (erapi oksigen dengan cara yang tepat
• Obat-obatan maksimal, diberikan dengan drip, intrvena dan nebuliser• Perhatikan keseimbangan asam basa
• ;utrisi enteral atau parenteral yang seimbang
• 3ehabilitasi a"al
• dukasi untuk pasca ra"at
1. 3uang *
ndikasi pera"atan *
2. Sesak berat setelah penangan adekuat di ruang ga"at darurat atau ruang ra"at
. Kesadaran menurun, lethargi, atau kelemahan otot-otot respirsi
+. Setelah pemberian osigen tetap ter#adi hipoksemia atau perburukan
1. 8emerlukan ventilasi mekanik $invasif atau non invasif%
I*. !omplikasi
Komplikasi yang dapat ter#adi pada PPOK adalah 6
2. :agal napas
• :agal napas kronik
9asil A:' Po G 0/ mm9g dan Pco D 0/ mm9g, dan p9 normal, talaksana 6- Caga keseimbangan Po dan Po
- &ronkodilator adekuat
- (erapi oksigen yang adekuat terutama "aktu latihan atau "aktu tidur
- Antioksidan
- Eatihan pernapasan dengan pursed lips breathing
• :agal napas akut pada gagal napas kronik, ditandai oleh 6
- Sesak napas dengan atau tanpa sianosis
- Sputum bertambah dan purulen
- 'emam
- Kesadaran menurun
. nfeksi berulang
7/17/2019 Refreshing PPOK (2)
http://slidepdf.com/reader/full/refreshing-ppok-2 26/26
Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk
koloni kuman, hal ini memudahkan ter#adi infeksi berulang. Pada kondisi kronik ini
imunitas men#adi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limfosit darah.
+. Kor pulmonal
'itandai oleh P pulmonal pada K:, hematokrit D 5/ !, dapat disertai gagal
#antung kanan.
*. Pen+ega,an
2. 8encegah ter#adinya PPOK
- 9indari asap rokok, hindari polusi udara, hindari infeksi saluran napas berulang.
. 8encegah perburukan PPOK
- &erhenti merokok, gunakan obat-obatan adekuat, mencegah eksaserbasi berulang
DAF-AR PUS-A!A
2. OP' :OE' /2/
. Perhimpunan 'okter Paru ndonesia dalam Pedoman 'iagnosis Penatalaksanaan
PPOK di ndonesia //0.
+. Patofisiologi Konsep klinis Proses-proses Penyakit disi 1 hal 0
1. OP' in Primary are 8argaret &arnett //0
5. A& of OP' :raham 'evereu //7
0. (ucson pidemiologi Study of Air"ay Obstructive 'isease
7. """.ne#m.org
8. """.emedicine.org