Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 4 ISBN: 979363174-0
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI “Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran
Berbasis Pendekatan Saintifik” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS
Surakarta, 21 Juni 2014
MAKALAH UTAMA Rekayasa Molekul
Makrosiklik Untuk Aplikasi Lingkungan dan Medis
ISBN: 979363174-0
REKAYASA MOLEKUL MAKROSIKLIS UNTUK APLIKASI
LINGKUNGAN DAN MEDIS
Suryadi Budi Utomo1,*
1Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
*Keperluan korespondensi, tel/fax: 0271-648939, email: [email protected]
ABSTRAK
Kemampuan molekul makrosiklis kaliksarena sebagai suatu molekul inang (host) bagi banyak molekul maupun ion tamu (guest) merupakan salah satu dari sifat kaliksarena yang paling banyak mendapat perhatian. Penelitian dan pembicaraan ilmiah mengenai metode untuk mensintesis, memodifikasi, dan membentuk konformasi tertentu dari senyawa-senyawa kaliksarena telah banyak dilakukan dalam upaya memperoleh material senyawa kaliksarena baru dengan sifat-sifat khas dan spesifik yang berguna dalam banyak bidang. Aplikasi dan kegunaan senyawa kaliksarena meliputi banyak hal antara lain: (1). dalam bidang lingkungan sebagai molekul inang atau reseptor bagi anion, kation, dan molekul-molekul netral, sebagai katalisator, sebagai material komposit dan liquid kristal (2). dalam bidang kesehatan sebagai biomimik, sebagai senyawa pisiologis, sebagai senyawa pembawa obat, dan senyawa obat (antidotum). Kata Kunci: molekul makrosikli kaliksarena, sintesis, modifikasi, konformasi, dan aplikasi PENDAHULUAN
Molekul makrosiklik seperti
kaliksarena dan kaliksresorsinarena merupakan kelompok senyawa yang lazim
disebut sebagai supra molekul, seperti krown
eter dan siklodekstrin [1,2]. Senyawa kaliksarena ini merupakan oligomer sintetik
yang mengandung cincin aromatis (fenol
atau resorsinol) dalam suatu deret siklis
yang dihubungkan oleh suatu jembatan (metilen atau metin). Sebagian besar dari
senyawa jenis tersebut memiliki geometri
molekul yang unik seperti vas atau jambangan bunga tergantung dari gugus fungsional yang dimiliki. Oleh karena bentuk
konformasi yang khas tersebut kelompok senyawa makrosiklik ini dikenal dengan
sebutan kaliksarena. Penamaan tersebut
berasal dari bahasa Yunani “calixarene” dimana calix berarti vas atau jambangan
yang memperlihatkan bentuk molekulnya,
sedangkan arene menunjukkan adanya residu gugus aril dalam susunan
makrosiklisnya [3]. Sistem siklis tersebut bisa terdiri atas 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 unit fenol. Oleh karena itu penamaan kaliksarena
dikembangkan dengan menyisipkan suatu
angka dalam tanda kurung yang menunjukkan banyaknya monomer yang
dimiliki. Untuk menunjukkan jenis fenol yang
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 5 ISBN: 979363174-0
digunakan, substituen meta maupun para juga dimasukkan ke dalam sistem
penamaan. Tetramer siklis dari p-t-butilfenol
misalnya, dinamakan p-t-butilkaliks[4]arena. Kaliksarena turunan resorsinol, dinamakan
kaliks[n]resorsinarena dan substituen pada
karbon metilen ditunjukkan oleh awalan ”C- substituen”. Untuk penamaan kaliksarena
yang sistematik, nama dasar kaliks[n]arena
dipertahankan, sedangkan identitas substituen ditunjukkan berdasarkan
posisinya melalui angka seperti dalam
Gambar 1.
Gambar 1. Sistem penomoran substituen pada kaliksarena
SINTESIS MOLEKUL MAKROSIKLIS KALIKSARENA
Molekul makrosiklis kaliksarena
dapat disintesis dari senyawa aromatis baik turunan fenol [3,4] maupun resorsinol
[2,5,6] dengan suatu aldehida dalam
berbagai media dan katalis tergantung dari sifat dan jenis reagennya. Hasil reaksi kondensasi dan siklisasi dari turunan fenol
disebut kaliksarena, sedangkan turunan resorsinol dikenal dengan nama senyawa
kaliksresorsinarena. Kebanyakan senyawa
kaliks[4]resorsinarena dapat disintesis dalam suasan asam.
Kaliks[4]resorsinol atau resorsinarena dapat disintesis secara melibatkan katalis asam klorida selama
beberapa jam hingga terbentuk produk
dengan stereoisomer tertentu yang paling stabil. Reaksi resorsinol-aldehida terinduksi
asam tersebut dapat dilakukan dengan
variasi yang luas baik pada aldehida maupun resorsinol. Beberapa contoh
aldehida alifatis yang telah digunakan
diantaranya etanal, propanal, butanal, pentanal, dodekanal, isopentanal, 3-
fenilpropanal, 5-hidroksipentanal, 6-
kloropentanal, 3-(4-bromofenil)propanal [5] dan formaldehida [7]. Sedangkan aldehida
aromatis diantaranya adalah benzaldehida,
4-bromobenzaldehida [5], 2-hidroksibenzaldehida, 3- nitroksibenzaldehida, 4-aminobenzaldehida
[8], 4-metoksibenzaldehida [2,9], vanilin [6] dan 2-furanaldehida [10].
Reaksi kondensasi terkatalis asam
antara resorsinol dan aldehida secara umum dilakukan dengan memanaskan sampai
refluks dalam campuran pelarut etanol dan
asam klorida. Kondisi reaksi tersebut berbeda untuk jenis aldehida yang berbeda
pula [2,4,5,6,9,10]. Sebagai contoh adalah
reaksi kondensasi dan siklisasi asetaldehida–resorsinol dapat berlangsung
membentuk produk kaliksresorsinarena
pada temperatur mudah dengan
rendemen yang rendah sekitar 0 C [5],
sedangkan untuk memuaskan melalui satu
langkah reaksi tanpa harus menggunakan
cetakan dan teknik yang rumit. Prosedur standar dari pembuata senyawa kaliks[4]
resorsinarena ini lazim dilakukan dalam midia atau pelarut alkohol dengan sedikit asam. Resorsinol dan aldehida direfluks
secara bersama dengan sintesis senyawa
sejenis dengan menggunakan aldehida berbeda berupa 4-metoksibenzaldehida
dibutuhkan kondisi reaksi yang lebih keras
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 6 ISBN: 979363174-0
melalui refluks pada 78 oC selama 24 jam [2,9]. Produk dari reaksi ini tidak diketemukan dalam bentuk oligomer lain
selain dalam bentuk tetramer siklis. Selain
itu, reaksi ini dapat menghasilkan produk tunggal dengan rendemen yang cukup
besar, walaupun secara konformasi
konfigurasi memungkinkan pembentukan
bermaam- macam diastereoisomer. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
reaksi ini bersifat dinamis, kesetimbangan
di antara isomer-isomer menyebabkan
komposisi produk tergantung pada waktu,
dan diduga kontrol kinetik dan termodinamik ikut berperan.
Gambar 2. Reaksi kondensasi aldehida dengan resorsinol terkatalisis asam
REKAYASA DAN MODIFIKASI KALIKSARENA
Perkembangan penelitian tentang
kaliksarena selanjutnya lebih terarah pada upaya memodifikasi kaliksarena yang telah
dikenal dengan menambahkan gugus
fungsi baru. Proses fungsionalisasi dilakukan melalui reaksi-reaksi yang
memungkinkan terjadi pada sistem siklis
kaliks[4]resorsinarena baik pada jembatan metin maupun pada cincin aromatis. Pada
saat ini sintesis kaliks[4]resorsinarena telah
mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam hal modifikasi atau
fungsionalisasi pada dua bagian sisi yang mungkin yaitu pada bagian cincin atas
(upper rim) maupun pada bagian cincin
bawah (lower rim) kaliksarena.
Modifikasi bagian cincin atas kaliks[4]resorsinarena dilakukan dengan
reaksi substitusi [11], klorometilasi, tiometilasi [2], nitrasi, [3] dan sikloadisi 1,3- dipolar. Selain itu fungsionalisasi senyawa
kaliksarena yaitu senyawa C-
metilkaliks[4]resorsinarena dengan menggunakan gugus asetat dan oxazina
juga telah dilakukan menghasilkan
makromolekul siklik 2,8,14,20-tetrametil-4,6,10,12,16,18,22,24-oktaasetoksikaliks-
[4]resorsinarena dan N-propildihidro
oxazina C-metilkaliks[4]resorsinarena [12].
a. R = C11H23 X = OMe
b. R = C11H23 X = O-t-Bu c. R = C11H23 X = NEt2
d. R = C7H15 X = OMe e. R = C7H15 X = O-t-Bu f. R = C7H15 X = NEt2
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 7 ISBN: 979363174-0
Gambar 3. Reaksi kaliks[4]resorsinarena dengan turunan ester terkatalisis basa
Modifikasi senyawa kaliksarena
turunan resorsinol juga telah pernah
dilakukan melalui reaksi sejenis substitusi
nukleofilik [3] sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3. Pada reaksi tersebut, langkah
pertama dilakukan penambahan NaH
sebanyak 16 ekivalen terhadap kaliks[4]resorsinarena atau dengan kata lain
2 mol NaH untuk aktivasi satu gugus hidroksi
pada kaliks[4]resorsinarena. Penelitian tentang modifikasi turunan
kaliks[4]arena yang lain juga telah dilakukan
melalui reaksi polimerisasi. Polimer
polipropilkaliks[4]arena disintesis melalui
reaksi polimerisasi kationik terhadap 25-
alliloksi-26,27,28-trihidroksikaliks[4]arena
menggunakan katalis asam. Senyawa 25-
alliloksi-26,27,28- trihidroksi kaliks[4]arena dapat disintesis dari p-t-butilfenol melalui
pengubahan menjadi p-t-butilkaliks[4]arena,
diteruskan dengan dealkilasi, reaksi dengan benzoil klorida [13], allilasi dengan allil bromida, dan hidrolisis dalam suasana basa
[9,14] sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Modifikasi p-t-butilkaliks[4]arena menjadi polimer polipropilkaliks[4]arena karena
Ikatan hidrogen intra molekul Konformasi Kaliksarena
Unit fenol atau resorsinol dalam struktur kaliks[n]arena dapat berotasi pada
sumbu rotasi oksigen menghasilkan beberapa konformasi [2,4]. Jumlah isomer
konformasi kalik[n]arena tergantung pada n dan kestabilannya bergantung pada
kepolaran pelarut. Dalam pelarut non polar (seperti benzena atau kloroform),
konformasi yang dominan adalah kerucut
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 8 ISBN: 979363174-0
distabilkan. Dalam pelarut polar, energi
barrier inversi lebih rendah akibat pemutusan ikatan hidrogen intramolekul
sehingga konformasi yang dominan adalah
berseling. Kaliks[4]arena mempunyai 4 bentuk konformasi yang berbeda yaitu
kerucut (cone), kerucut sebagian (partial
cone), 1,3-berselang (1,3-alternate) dan 1,2-
berselang (1,2-alternate)(Gambar 5).
Kaliksarena lain yang lebih besar seperti kaliks[6]arena mempunyai 8 isomer
konformasi, yaitu kerucut, kerucut sebagian,
1,2-berselang, 1,3-berselang, 1,4-berselang,
1,2,3-berselang, 1,2,4- berselang dan 1,3,5-
berselang.
Gambar 6. Konformasi kaliks[4]resorsinarena berdasarkan cincin makrosiklis
Pada kaliks[4]resorsinarena,
kedelapan gugus fungsional hidroksi terletak pada kedudukan ekstraanular yang
menyebabkan senyawa tersebut lebih
bersifat fleksibel dan cenderung non- planar. Dengan adanya sifat non-planaritas dari senyawa kaliksresorsinarena
menyebabkan senyawa tersebut secara prinsip dapat berada dalam beberapa bentuk
konformasi yang berbeda.
1. Berdasarkan konformasi cincin makrosiklis, kaliksresorsinarena dapat berada dalam lima aransemen yaitu mahkota (C4v), perahu (C2v), kursi (C2h),
wajik (C5), dan pelana kuda (D2d) (Gambar
6). 2. Berdasarkan konfigurasi relatif dari
subtituen (R) pada jembatan metilen, senyawa kaliks[4]resorsinarena memiliki empat penataan dan konformasi yang
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 9 ISBN: 979363174-0
berlainan yaitu cis total (ccc), cis-cis- trans (cct), cis-trans-trans (ctt), dan trans-cis-trans (tct).
APLIKASI DI BERBAGAI BIDANG
Kemampuan kaliksarena sebagai
suatu molekul inang (host) bagi molekul maupun ion tamu (guest) merupakan salah satu dari sifat kaliksarena yang paling
banyak mendapat perhatian. Diskusi dan
pembicaraan ilmiah mengenai metode untuk melakukan sintesis, modifikasi, dan
membentuk konformasi tertentu dari
senyawa-senyawa kaliksarena telah banyak dilakukan dalam upaya
memperoleh material senyawa kaliksarena
baru dengan sifat-sifat khas dan spesifik yang berguna dalam banyak bidang. Aplikasi dan kegunaan senyawa kaliksarena
meliputi banyak hal, namun dalam makalah ini hanya akan dipaparkan pada bidang lingkungan dan kesehatan/medis.
Aplikasi molekul makrosiklis kaliksarena yang terkait dalam bidang lingkungan antara lain: (1) sebagai molekul
inang atau reseptor bagi anion [3], kation [4,15], dan molekul netral [3], (2) sebagai sensor elektrokimia dan optik [16], (3)
sebagai surfaktan, sebagai katalis transfer fasa [17], serta sebagai material komposit
dan liquid kristal [18]. Salah satu contoh penggunaan
kaliksarena yang cukup spektakuler terkait
dengan kemampuannya sebagai senyawa pengekstrak adalah sebagaimana yang telah
dilaporkan oleh Sonoda dkk. [19]. Kedua peneliti tersebut melakukan percobaan ekstraksi ion uranium (UO2+) dari air laut
dengan menggunakan hidroksikaliks[n]arena-p-sulfonat. Para
peneliti ini melaporkan bahwa
hidroksikaliks[n]arena-p-sulfonat ternyata
mampu mengekstrak 81-84% ion UO2+
dari air laut. Selain itu, para peneliti ini juga melaporkan bahwa hidroksikaliks[n]arena-p-sulfonat ternyata juga
memilikikation logam berat [20]. Peneliti
tersebut menggunakan p-tert-
oktilkaliks[4]arena tetrakarboksilat dan p-tert-
oktilkaliks[4]arena tetramida untuk
mengekstraksi berbagai kation logam berat
seperti Pb2+, Pd2+, dan Ag+. Kedua jenis
kaliksarena tersebut menunjukkan kemampuan mengekstraksi yang cukup
baik (52-68%) khususnya terhadap Pb2+
dan Ag+. Keberadaan gugus karboksilat
dan amida pada kedua kelompok senyawa tersebut adalah penting mengingat bahwa kaliksarena induk yang belum mengikat
gugus-gugus tersebut ternyata hanya menunjukkan kemampuan mengekstraksi yang relatif rendah (25-32%). Dalam hal p-
tert-oktilkaliks[4]arena tetramida, kompleks yang terbentuk antara kaliksarena tersebut
dengan Pb2+ dan Ag+ masing-masing adalah kompleks 1:1 dan 1:2.
Penggunaan
kaliks[4]resorsinarena untuk ekstraksi, pemisahan, dan prekonsentarsi Ce(IV) juga telah dilaporkan [21]. Cerium (IV)
dapat terekstraksi dalam jumlah besar ke dalam larutan asam kaliks[4]resorsinarena-N-fenil-
asetohidroksamit pada pH 9 dalam pelarut etil asetat dan terambil dari pasir monasit yang juga mengandung beberapa logam
lain seperti torium, uranium dan lantanium. Cerium (IV)-kaliks[4]resorsinarena
membentuk kompleks berwarna kuning
dengan λmax 381 nm, absorpsivitas molar
1,06 × 104 L mol-1 cm-1, dan mengikuti
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 10 ISBN: 979363174-0
Hukum Beer pada daerah konsentrasi 0,4-
selektivitas yang tinggi terhadap UO2 15
mg mL dibanding terhadap ion-ion lain
seperti Zn2+, Cu2+, dan Ca2+. Senyawa kaliksarena sebagai
molekul inang juga telah diterapkan pada ekstraksi. Tinjauan perilaku adsorpsi senyawa polimer polipropilkaliks[4]arena
terhadap Pb(II) dan Cr(III) serta model adsorpsinya juga telah diteliti melalui pengadukan polipropilkaliks[4]arena dalam
larutan sampel pada berbagai variasi
waktu dan konsentrasi. Polipropilkaliks[4]arena dapat menjebak
Pb(II) sebanyak 99,81% pada pH optimum
adsorpsi 4,9 [22]. Pola adsorpsi Pb(II) ke dalam polipropilkaliks[4]arena mengikuti baik
kinetika adsorpsi pseudo order kedua Ho
maupun model kinetika adsorpsi isoterm Langmuir dengan konstata laju, k = 6,81 ×
101 menit-1 dan konstanta kesetimbangan
(K) adsorpsi terhitung sebesar 5,84 × 105 L
mol-1. Polipropilkaliks[4]arena memiliki
kapasitas adsorpsi maksimum terhadap
Pb(II) sebesar 13,05 mg L-1 atau 16,31 mg
g-1 dengan energi adsorpsi sebesar 32,90 kJ
mol-1 [2]. Usaha untuk memperoleh
alternatif adsorben logam berat terus
dilakukan dengan mensintesis senyawa
kaliks[4]resorsinarena dengan gugus aktif yang bervariasi yaitu C-4-
metoksifenilkaliks[4]resorsinarena [9]. Di
samping gugus hidroksi, senyawa tersebut juga memiliki gugus aktif metoksi dan
cincin aromatis. Semua parameter adsorpsi
baik pada sistem batch maupun fixed bed
columm mengindikasikan bahwa C-4- metoksifenilkaliks[4]resorsinarena
merupakan adsorben yang cukup efektif
untuk menjebak kation logam Pb2+ dan
Cr3+. Kapasitas adsorpsi maksimum menurut perhitungan menggunakan model adpsorpsi
fixed bed columm dari C-4- metoksifenilkaliks[4]resorsinarena terhadap logam berat masing-masing sebesar 3,94
mg g-1 untuk Pb(II) dan 1,18 mg g-1 untuk Cr(III).
Disebabkan oleh kemampuannya
sebagai pengompleks yang selektif, maka kaliksarena telah digunakan untuk berbagai keperluan. Penerapan kaliksarena tersebut
antara lain adalah sebagai sensor
elektrokimia. Penerapan kaliksarena dalam bidang sensor ini didasarkan pada
kenyataan selektivitas kaliksarena yang
tinggi terhadap berbagai ion baik ion alkali, maupun ion logam berat. Kaliksarena juga
banyak digunakan sebagai sensor optik
yang cukup unggul karena rendahnya noise yang dihasilkan [16].
Ramadani dkk. [23] melaporkan
telah membuat elektroda selektif ion perak dengan menggunakan tetrakis(N- propildihidrooksazina)-C-metilkaliks[4]-
resorsinarena sebagai bahan dasar membran. Hasilnya menunjukkan bahwa membran kaliks[4]resorsinarena tersebut
memiliki faktor Nernst 52 mV perdekade
pada daerah linier konsentrasi 10-3-10-1 M
dengan waktu respon yang relatif cepat
yaitu 40 detik. Material liquid kristal (LC) dan
komposit karbon nanotube (CNT) dapat
terorientasi pada medan magnet oleh karena memiliki subseptibilitas (kerentanan) tinggi dari efek diamagnetik
anisotropik. Yonetake dan Takahashi [18] telah membuat kedua material tersebut dengan menggunakan bahan dasar
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 11 ISBN: 979363174-0
senyawa kaliks[4]resorsinarena dan
dendrimernya. Dalam hal ini, senyawa kaliks[4]resorsinarena dan dendrimernya merupakan senyawa siklis dari cincin-cincin
aromatis resorsin yang memiliki karakter anisotropik.
Penerapan kaliksarena dalam
bidang kesehatan antara lain (1) sebagai fasa diam HPLC [24]. dan (2) sebagai antidotum [25], serta (3) pengemban
senyawa obat [26]. Analisis menggunakan High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) telah mendapat perhatian dari
sejumlah peneliti. Nogueira dkk. (2005)
melaporkan penerapan kaliksarena untuk pemisahan asam amino, sedangkan
Hashem dan Jira [24] menggunakan
kaliksarena sebagai fasa diam HPLC untuk pemisahan senyawa trisiklik neuroleptik.
Nikolin dkk. [27] memanfaatkan kaliksarena
untuk analisis bahan obat juga dengan teknik HPLC.
Beberapa molekul kaliksarena
juga telah diterapkan sebagai antidotum. Henge-Napoli dkk. [25] membuktikan bahwa kaliks[4]arena yang
mengandung gugus sulfonato merupakan antidotum yang efektif terhadap uranium pada uji in vivo terhadap
tikus. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemberian tetrakis- N,N,N-
trimetilammoniummetil-C-3,4- dimetoksifenilkaliks[4]-resorsinarena iodida pada mencit yang telah terpapar Cr(VI)
mampu mengurangi konsentrasi logam
tersebut dalam organ hati, ginjal, dan serum antara 78 hingga 90%. Ginjal merupakan organ yang paling banyak
mengalami penurunan konsentrasi logam Cr(VI) [6].
Senyawa kaliksarena juga
berperan dalam bidang kedokteran dan pengobatan, sebagai contoh adalah 4-sulfonato- kaliks[4]arena dan 4-sulfonato-
kaliks[6]arena. Kedua senyawa kaliksarena tersebut bersama dengan siklodekstrin dapat menaikkan tingkat kelarutan obat
niklosamida dalam air. Dengan demikian
obat akan lebih cepat terserap ke reseptor yang sesuai di dalam tubuh sehingga efek
obat akan segera terasa [26].
UPAYA PEMANTAPAN RESEARCH
Penelitian-penelitian bidang kimia tidak bisa berdiri sendiri. Untuk
meningkatkan kualitas penelitian, maka perlu adanya sinergi yang melibatkan Academician (peneliti), Business (indutri),
dan Government (ABG). Dengan adanya penelitian yang berkualitas maka akan
dioperoleh luaran yang berkualitas seperti naiknya jumlah publikasi internasional yang terindeks SCOPUS, meningkatnya jumlah
HKI, dan pemanfaatan hasil penelitian pada industri sebagaimana telah dicanangkan oleh Menristek yang tertuang
dalam Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2015-2019 (Tabel 1).
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 12 ISBN: 979363174-0
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Penelitian
Peneliti harus meningkatkan
profesionalitasnya dengan melakukan
penelitian yang mampu memberikan data yang bersifat original dan analisis data yang lengkap baik dari segi identifikasi (uji
TLC, melting point, GC, UV-Vis dan lain- lain) maupun karakterisasi (elemental analysis, FTIR, NMR, MS, SEM, TEM, X-
ray kristalografi, dan lain-lain). Tema penelitian juga relevan
dengan permasalahan dan kebutuhan
yang ada (dunia bisnis dan industri), baik mengacu pada RPJPN 2005-2025 Ristek (pangan, energi, teknologi dan manajemen
transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, teknologi pertahanan dan keamanan, teknologi kesehatan dan obat,
serta material maju (smart material)) maupun Rencana Induk Penelitian (RIP) Dikti.
Pengaruh pemerintah dalam upaya
pemantapan penelitian bidang kimia juga sangat penting. Sayangnya jumlah
anggaran untuk penelitian dan pengembangan di Indonesia masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan
beberapa Negara Asia lainnya. Kondis saat ini dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8 (Battelle 2011).
Ukuran lingkaran = jumlah anggaran litbang tahunan masing-masing Negara
Gambar 7. Posisi Indonesia dalam Litbang Dunia
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 13 ISBN: 979363174-0
Gambar 8. Anggaran Litbang Pemerintah
Sumber: SJR : Scientific Journal Rankings,http://www.scimagojr.com/coun
tryrank.php, diolah oleh Tim KESIMPULAN
Molekul makrosiklis kaliksarena maupun kaliks[4]resorsinarena dapat
disintesis dari senyawa aromatis baik
turunan fenol maupun resorsinol (dengan suatu aldehida dalam berbagai media dan
katalis tergantung dari sifat dan jenis
reagennya. Dengan adanya beberapa gugus aktif yang terdapat pada kaliksarena
menyebabkan molekul tersebut dapat direkayasa dan dimodifikasi sesuai dengan
keinginan dan tujuan penggunaannya
melalui berbagai reaksi yang mungkin.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terimakasih
kepada DP2M DIKTI yang telah mendanai beberapa bagian dari penelitian ini melalui
skim Penelitian Hibah Bersaing 2011/2012,
Penelitian Unggulan PT 2013, dan Penelitian Kompetensi 2014/2015.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Shimizu, S., Moriyama, A., Kito, K.,dan Sasaki, Y., 2003, J. Org. Chem.,
68, 2187-2194.
[2] Utomo, S.B., Jumina, Dwi Siswanta, Mustofa, Kumar, N., 2011, Indo. J.
Chem., 11 (1), 1-8. [3] Gutsche, C.D., 1989, Calixarenes,
Royal Society of Chemistry, Cambridge
[4] Utomo, S.B., Jumina, dan
Wahyuningsih, T.D., 2009, Indo. J.
Chem., 9 (3), 437-444
[5] Tunstad, L.M., Tucker, J.A., Dalcanale, E., Weiser, J., Bryant, J.A., Sherman, J.C., Helgeson, R.C., Knobler, C.B.,
dan Cram, D.J., 1989, J. Org.
Chem., 54, 1305-1312 [6] Utomo, S.B., Jumina, Dwi Siswanta,
and Mustofa, 2013, Indo. J.
Chem., 13(2), 158-165
[7] Cometti, G., Dalcanale, E., Du Vosel, A., dan Levelut, A.M., 1992,
Liquid Crystals, 11, 93. [8] Weinelt, F. dan Schneider, H.J.,1991,
J. Org. Chem., 56, 5527
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 14 ISBN: 979363174-0
5535 [9] Jumina, Sarjono, R.E., Paramita, B.W.,
Siswanta, D., Santosa, S.J.,
Anwar, C., Sastrohamidjojo, H., Ohto, K., dan Oshima, T., 2007, J.
Chin. Chem. Soc., 54, 5, 1167-1178.
[10] Utomo, S.B., Jumina, Utami, M.D., 2013, Pengembangan Adsorben
Makrosiklik Molekul Berbasis 2-
furanaldehida, Proseeding Seminar
Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
V (SNKPK V), P.Kimia PMIPA FKIP
UNS, Surakarta, 6 April 2013 [11] Kejal, P.J., Jigar, R.P., Vijay, B.P.,dan
Mitesh, H.P., 2008, Acta Chim.
Slov., 55, 302-307
[12] Sardjono, R.E., Jumina, Sastrohamidjojo, H., Santosa, S.J.,
Anwar, C., Siswanta, D., Ohto, K., dan Oshima, T., 2004, Fungsionalisasi Ligan
C-metil Kaliks[4]resorsinarena oleh
Gugus Asetat dan Oxazina, Prosiding Seminar Nasional
Kimia XV, 9 Oktober 2004,
Yogyakarta, 172-181 [13] Utomo, S.B., Jumina, Wahyuningsih,
T.D., 2006, Sintesis
Senyawa 25,26,27-Tribenzoiloksi-28-Hidroksikaliks[4]arena Berbahan
Dasar 4-t- Butilfenol Sebagai ”Host”
Polimer Makrosiklis, Seminar Klaster
Riset Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 28 Nopember 2006,
268-285 [14] Utomo, S.B., Jumina, Wahyuningsih,
T.D., 2007, Synthesis of 25-
allyloxy26,27,28trihydroxycalix[4]aren
e from 25,26,27,28 tetrahydroxycalix[4]arene Using
K2CO3 as the Catalyst, Proseeding
Seminar Nasional Kimia dan
Pendidikan Kimia, Jurdik Kimia
FMIPA UNY, Yogyakarta, 17
Nopember 2007
[15] Utomo, S.B., Jumina, Dwi Siswanta,
and Mustofa, 2012, Indo. J.
Chem.,12 1, 49-56 [16] McMahon, G., O’Malley, S., Nolan,
K., dan Diamond, D., 2003, Arkivoc,
VII,23-31 [17] Baur, M., Frank, M., Schatz, J., dan
Schildbach, F., 2001,
Tetrahedron,57, 6985-6991 [18] Yonetake, K. dan Takahashi, T., 2006,
Sci. Technol. Adv. Mater., 7, 332–336
[19] Sonoda, M., Nishida, M., Ishii, D., dan
Yoshida, I., 1999, Anal. Sci.,
15, 1207-1213
[20] Ohto, K., Yokomoto, T., Higuchi, H., Oshima, T., Inoue, K., dan
Jumina,2004, Ars Separatria Acta, 3, 62-71
[21] Jain, V.K., Pillai, S.G., dan Kanaiya,
P.H., 2006, J. Braz. Chem. Soc.,
17, 7, 1316-1322 [22] Utomo, S.B., Jumina, dan Ohto, K.,
2008, The pH Influence on the
Adsorption of Pb(II) and Cr(III) by Polypropyllcalix[4]arene, Proceeding
of International Conference on
Chemical Sciences, Held in
Surakarta by Department of
Chemistry PMIPA UNS and Kyushu
University Japan, September 2008, 124-133.
[23] Ramadani, Siswanta, D., dan Jumina,
2006, Sains dan Sibernatika, 19, 2, 243-256
[24] Hashem, H. dan Jira, T.H., 2005, ,
Pharmazie, 60, 3, 186-192
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI 15 ISBN: 979363174-0
[25] Henge-Napoli, M.H., Archimbaud, M., Ansoborlo, E., Metivier, H., dan
Gourmelon, P., 1995, Int. J. Radiat.
Biol., 68, 4, 389-393
[26] Yang, W. dan Villiers, M.M., 2005, AAPS J., 7, 1, 241248
[27] Nikolin, B., Imamovic, B., Medanhodzic-Vuk, S., dan Sober,
M.,2004, Bosn. J. Basic Med. Sci.,
4, 2,5-9.