PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i
MODUL 4
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 2016
DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Rencana Umum dan Panduan Rancangan i
KATA PENGANTAR
Modul Rencana Umum dan Panduan Rancangan bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang rencana umum dan panduan rancangan terhadap Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan.
Buku ini disusun dalam 4 (empat) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Rencana
Umum RTBL, Panduan Rancangan RTBL, serta Penutup. Modul ini disusun secara
sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah.
Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta diklat.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas
tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam
bidang penataan bangunan.
Semarang, Desember 2016
Kepala Balai Uji Coba Sistem Diklat
Perumahan dan Permukiman
ii Rencana Umum dan Panduan Rancangan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................. I
DAFTAR ISI ............................................................................................................. II
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. II
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ....................................................................... V
Deskripsi .................................................................................................... v A.
Persyaratan ............................................................................................... v B.
Metode ...................................................................................................... v C.
Alat Bantu/Media ...................................................................................... v D.
Indikator Keberhasilan .............................................................................. v E.
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 6
Latar Belakang .......................................................................................... 7 A.
Deskripsi Singkat ...................................................................................... 7 B.
Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 7 C.
Materi dan Submateri Pokok ................................................................... 7 D.
Estimasi Waktu ......................................................................................... 8 E.
BAB 2 RENCANA UMUM RTBL .............................................................................. 9
Indikator Keberhasilan ........................................................................... 10 A.
Umum ..................................................................................................... 10 B.
Manfaat Rencana Umum ....................................................................... 10 C.
Komponen Rancangan ........................................................................... 12 D.
Latihan .................................................................................................... 23 E.
Rangkuman ............................................................................................ 23 F.
BAB 3 PANDUAN RANCANGAN RTBL .................................................................. 25
Indikator Keberhasilan ........................................................................... 26 A.
Umum ..................................................................................................... 26 B.
Manfaat Panduan Rancangan ................................................................ 26 C.
Ketentuan Dasar Implementasi Rancangan ........................................... 26 D.
Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan ............................................ 27 E.
Aturan-aturan Dasar .............................................................................. 30 F.
Latihan .................................................................................................... 32 G.
Rangkuman ............................................................................................ 32 H.
BAB 4 STUDI KASUS ............................................................................................. 33
Umum ..................................................................................................... 34 A.
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 41
A. Simpulan ..................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Tindak Lanjut .............................................. Error! Bookmark not defined.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 43
GLOSARIUM ........................................................................................................ 44
iv Rencana Umum dan Panduan Rancangan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur dan Sistematika Penyusunan RTBL ........................................... 11
Gambar 2 Contoh Rencana Tata Guna Lahan .......................................................... 13
Gambar 3 Tata Bangunan ........................................................................................ 16
Gambar 4 Rencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Pola Radial ................. 18
Gambar 5 Area Jalur Hijau ....................................................................................... 20
Gambar 6 Contoh Tata Kualitas Bangunan pada Kawasan Perbelanjaan ................ 22
Gambar 7 Kemudahan Publik dan Ruang Publik ...................................................... 27
Rencana Umum dan Panduan Rancangan v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Deskripsi A.
Modul rencana umum dan panduan rancangan terdiri dari dua kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar tersebut yaitu Pengertian Rencana Umum dalam Penyusunan RTBL, dan pengertian panduan rancangan dalam penyusunan RTBL.
Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena materi ini merupakan tahapan kedua dalam penyususnan RTBL menuju tahapan berikutnya yang tedapat pada pembelajaran modul-modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini.
Persyaratan B.
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat perlu dilengkapi dengan peraturan
perundang-undangan dan pedoman terkait materi rencana umum dan panduan
rancangan.
Metode C.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya
kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
Alat Bantu/Media D.
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:
1. LCD/projector
2. Laptop
3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan /atau bahan ajar.
Indikator Keberhasilan E.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:
1. Rencana umum RTBL;
2. Panduan rancangan RTBL.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 7
PENDAHULUAN
Latar Belakang A.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan merupakan ketentuan- ketentuan tata
bangunan dan Iingkungan pada suatu Iingkungan/ kawasan, antara lain memuat
rencana peruntukan lahan makro dan mikro, rencana perpetakan, rencana tapak,
rencana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas Iingkungan, rencana prasarana
dan sarana Iingkungan, rencana wujud visual bangunan, dan ruang terbuka hijau.
Panduan Rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara visual dan lebih
rinci rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar
implementasi rancangan dan prinsip-prinsip mengembangkan rancangan kawasan.
Deskripsi Singkat B.
Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang Rencana
Umum dan Panduan Rancangan kepada peserta melalui ceramah interaktif,
diskusi, dan latihan.
Alokasi waktu : 225 menit (5 JP)
Tujuan Pembelajaran C.
Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil
belajar, sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran, peserta diklat diharapkan mampu memahami
rencana umum dan panduan rancangan terhadap Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:
a. Rencana umum RTBL; dan
b. Panduan rancangan RTBL.
Materi dan Submateri Pokok D.
Materi dan submateri pokok dalam mata Diklat Rencana Umum dan Panduan
Rancangan ini adalah:
8 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
1. Rencana umum RTBL
a. Manfaat Rencana Umum
b. Komponen Rencana Umum
2. Panduan rancangan RTBL
a. Manfaat Panduan Rancangan
b. Ketentuan dasar implementasi rancangan
c. Prinsip-prinsip pengembangan rancangan
Estimasi Waktu E.
Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 5 (lima) JP.
10 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
RENCANA UMUM RTBL
Indikator Keberhasilan A.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami
rencana umum dalam penyusunan RTBL.
Umum B.
Pengertian rencana umum dalam penyusunan RTBL mencakup manfaat rencana
umum dan komponen rancangan.
Manfaat Rencana Umum C.
Rencana Umum merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan
Iingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan Iingkungan/kawasan
perencanaan yang Iayak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan.
Dalam struktur dan sistematika Penyusunan RTBL, Rencana Umum dan Panduan
Rancangan masuk pada tahapan perumusan dan pengembangan perancangan,
yaitu tahapan kedua dalam penyusunan RTBL. Rencana Umum terdiri dari
peruntukan lahan makro dan mikro, rencana perpetakan, rencana tapak, rencana
sistem pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan, ruang terbuka hijau, rencana
wujud visual bangunan gedung, dan rencana prasarana dan sarana.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 11
Gambar 1 Struktur dan Sistematika Penyusunan RTBL
Sumber: Permen PU No. 06/PRT/M/2007
Dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tercatum manfaat-manfaat Rencana
Umum dalam Penyusunan RTBL, Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Memberi arahan Iugas dan sistematis bagi implementasi ketentuan dasar
dari perancangan tata bangunan dan Iingkungan
2. Memberi gambaran simulasi bangunan Secara keruangan (3-dimensional)
Sebagai model penerapan seluruh arahan materi pokok rencana tata
bangunan dan Iingkungan
3. Memudahkan pengembangan desain sesuai dengan visi dan arahan
karakter Iingkungan yang telah ditetapkan.
4. Memudahkan pengelolaan, pengendalian pelaksanaan dan pengoperasian
Kawasan sesuai dengan visi dan arahan karakter Iingkungan yang telan
ditetapkan
5. Mencapai intervensi desain kawasan yang berdampak baik, terarah dan
terukur paa suatu Kawasan yang direncanakan
6. Mencapai integrasi elemen-elemen desaign yang berpengaruh pada suatu
perancangan Kawasan.
P E
R A
N
M A
S Y
A R
A K
A T
PROGRAM BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN1ANALISIS
KAWASAN DAN
WILAYAH
PERENCANAAN
VISI
PEMBANGUNAN
KONSEP DASAR
PERANCANGAN
TATA
BANGUNAN DAN
LINGKUNGANANALISIS
PENGEMBANGAN
PEMBANGUNAN
BERBASIS PERAN
MASYARAKAT
TAHAP ANALISIS
KAWASAN
PERENCANAAN
TAHAP PERUMUSAN DAN
PENGEMBANGAN
PERANCANGAN
TAHAP
PENGEMBANGAN
DUKUNGAN
PELAKSANAAN
RENCANA UMUM
DAN PANDUAN RANCANGAN2
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN
MIKRO
RENCANA PERPETAKAN
RENCANA TAPAK
RENCANA SISTEM PERGERAKAN,
RENCANA AKSESIBILITAS LINGKUNGAN
RUANG TERBUKA HIJAU
RENCANA WUJUD VISUAL BG
RENCANA PRASARANA DAN SARANA
LINGKUNGAN
RENCANA
UMUM
PANDUAN
RANCANGAN
KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI
RANCANGAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
RANCANGAN KAWASAN
3 RENCANA INVESTASI
SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI
POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI
4 KETENTUAN
PENGENDALIAN RENCANA
STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA
ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA
5 PEDOMAN PENGENDALIAN
PELAKSANAAN
ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN PELAKSANAAN
ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN
P E
R A
N
M A
S Y
A R
A K
A T
PROGRAM BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN1ANALISIS
KAWASAN DAN
WILAYAH
PERENCANAAN
VISI
PEMBANGUNAN
KONSEP DASAR
PERANCANGAN
TATA
BANGUNAN DAN
LINGKUNGANANALISIS
PENGEMBANGAN
PEMBANGUNAN
BERBASIS PERAN
MASYARAKAT
PROGRAM BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN1ANALISIS
KAWASAN DAN
WILAYAH
PERENCANAAN
VISI
PEMBANGUNAN
KONSEP DASAR
PERANCANGAN
TATA
BANGUNAN DAN
LINGKUNGANANALISIS
PENGEMBANGAN
PEMBANGUNAN
BERBASIS PERAN
MASYARAKAT
TAHAP ANALISIS
KAWASAN
PERENCANAAN
TAHAP PERUMUSAN DAN
PENGEMBANGAN
PERANCANGAN
TAHAP
PENGEMBANGAN
DUKUNGAN
PELAKSANAAN
RENCANA UMUM
DAN PANDUAN RANCANGAN2
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN
MIKRO
RENCANA PERPETAKAN
RENCANA TAPAK
RENCANA SISTEM PERGERAKAN,
RENCANA AKSESIBILITAS LINGKUNGAN
RUANG TERBUKA HIJAU
RENCANA WUJUD VISUAL BG
RENCANA PRASARANA DAN SARANA
LINGKUNGAN
RENCANA
UMUM
PANDUAN
RANCANGAN
KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI
RANCANGAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
RANCANGAN KAWASAN
RENCANA UMUM
DAN PANDUAN RANCANGAN2
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN
MIKRO
RENCANA PERPETAKAN
RENCANA TAPAK
RENCANA SISTEM PERGERAKAN,
RENCANA AKSESIBILITAS LINGKUNGAN
RUANG TERBUKA HIJAU
RENCANA WUJUD VISUAL BG
RENCANA PRASARANA DAN SARANA
LINGKUNGAN
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN
MIKRO
RENCANA PERPETAKAN
RENCANA TAPAK
RENCANA SISTEM PERGERAKAN,
RENCANA AKSESIBILITAS LINGKUNGAN
RUANG TERBUKA HIJAU
RENCANA WUJUD VISUAL BG
RENCANA PRASARANA DAN SARANA
LINGKUNGAN
RENCANA
UMUM
PANDUAN
RANCANGAN
KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI
RANCANGAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
RANCANGAN KAWASAN
KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI
RANCANGAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
RANCANGAN KAWASAN
3 RENCANA INVESTASI
SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI
POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI
3 RENCANA INVESTASI
SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI
POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI
4 KETENTUAN
PENGENDALIAN RENCANA
STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA
ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA
4 KETENTUAN
PENGENDALIAN RENCANA
STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA
ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA
5 PEDOMAN PENGENDALIAN
PELAKSANAAN
ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN PELAKSANAAN
ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN
5 PEDOMAN PENGENDALIAN
PELAKSANAAN
ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN PELAKSANAAN
ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN
12 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
Komponen Rancangan D.
1. Struktur Peruntukan Lahan
Struktur peruntukan lahan dalam komponen rencana umum kawasan
perencanaan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting
dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah
ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan
dalam rencana tata ruang wilayah.
Dalam dokumen RTBL Rencana peruntukan lahan memuat arahan perencanaan
dan perancangan dalam batas-batas deliniasi kawasan perencanaan, yang
berdasarkan kerangka RTRW, RDTRK, zonasi beserta kondisi riil perkembangan
kawasan saat disusun RTBL.
Adapun manfaat dari peruntukan lahan tercantum dalam Permen PU No.
06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL, adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan keseimbangan kualitas kehidupan Iingkungan dengan
membentuk ruang-ruang kota/Iingkungan yang hidup Secara fisik dan
ekonomi Iayak huni dan seimbang, Serta meningkatkan kualitas hidup
pengguna dan kualitas Iingkungan.
b. Mengoptimalkan alokasi penggunaan dan penguasaan lahan baik Secara
makro maupun mikro.
c. Mengalokasikan fungsi/kegiatan pendukung bagi jenis peruntukan yang ada.
d. Menciptakan integrasi aktivitas ruang sosial antar penggunanya.
e. Menciptakan keragaman Iingkungan dan keseimbangan yang akan
mendorong terciptanya kegiatan-kegiatan yang berbeda namun produktif.
f. Mengoptimalkan prediksi/proyeksi kepadatan Iingkungan dan interaksi
sosial yang direncanakan.
Manfaat tersebut, tercantum dalam Permen PU No.06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Penyusunan RTBL.
Berikut merupakan contoh rencana peruntukan lahan :
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 13
Gambar 2 Contoh Rencana Tata Guna Lahan
Sumber: RTBL Konsultan
Gambar tersebut merupakan salah satu contoh rencana peruntukan lahan di
Kawasan Pelabuhan Bunaken. Peruntukan lahan dibuat sesuai hasil analisis
kawasan studi dan kawasan perencanaan pada program bangunan dan
lingkungan.
2. Rencana Perpetakan/ Intensitas Pemanfaatan Lahan
Rencana perpetakan/intensitas Pemanfaatan lahan berisi arahan bagaimana
mengatur, merencanakan bangunan dan lingkungan beresta seluruh elemen-
elemen kawasan dalam skala 1: 1000, sehingga pada desain tersebut akan
muncul jarak-jarak bangunan, jalur-jalur transportasi, tata hijau, sarana dan
prasaranana umum, serta elemen lainnya.
Oleh karena itu, intensitas pemanfaatan lahan merupakan tingkat alokasi dan
distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan tapak dan
peruntukannya. Perbedaan peruntukan lahan/zoning menentukan intensitas
pemanfaatan lahan. Misalnya, pada lahan di pusat kota intensitasnya akan
lebih tinggi dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya.
Komponen-komponen pengaturan intensitas lahan meliputi:
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan
antar luas seluruh lantai dasar bangunan yang dapat di bangun dan luas
lahan, sehingga jika dikali dengan luas lahan akan muncul besaran luas
14 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
lantai dasar terbangun. Faktor yang menentukan besara KDB adalah lokasi
dan fungsi bangunan.
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan
antara jumlah seluruh luas lantai bangunan yang dapat dibangun dan luas
lahan. Sehingga akan menghasilkan berapa jumlah lantai yang dapat
terbangun pada lahan tersebut dan luas lantai bangunan yang akan
terbangun sehingga akan berhubungan dengan jumlah penghuni yang
dapat ditampung pada bangunan tersebut. Faktor yang menentukan
besaran KLB adalah lokasi, tipe bangunan atau kompleks bangunan yang
direncanakan dan jumlah penduduk/penghuni yang diprediksikan
menggunakannya.
c. Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan
bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanaman perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai. Merupakan perangkat yang betujuan untuk
mengendalikan jumlah perkerasan yang boleh dibuat pada sekeliling
bangunan. Sehingga memungkinkan untuk bangunan gedung memiliki area
hijau untuk sebagai darah resapan air dan menghindari kebanjiiran.
d. Koefisien Tapak Besmen (KTB), yaitu angka persentase perbandingan
antara luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daeran perencanaan
yang dikuasai. Angka tersebut akan menghasilkan luas lantai basemen
yang dapat terbangun.
e. Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas:
1) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan
diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan
peruntukan Iantai dasar yang dianjurkan. Luas Iantai bangunan yang
ditempati olen fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak
diperhitungkan dalam KLB.
2) Insentif Langsung, yaitu Insentif yang memungkinkan penambahan
luas Iantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan
fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi Iingkungan permukiman
terpadu, termasuk diantaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka
umum, dan fasilitas umum.
3) Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR=Transfer of
Development Right), yaitu hak pemilik bangunan/pengembang yang
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 15
dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung
berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan
KLB terbangun.
Dengan melakukan pehitungan intensitas peruntukan lahan ini, akan
menghasilkan manfaat bagi kawasan tersebut. Manfaat intensitas
peruntukan lahan tercantum dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007, yaitu:
1) Tencapai efisiensi dan efektivitas pernanfaatan lahan Secara adil.
2) Mendapatkan distribusi kepadatan kawasan yang selaras pada batas
daerah yang direncanakan berdasarkan ketentuan dalam rencana tata
ruang wilayah yang terkait.
3) Mendapatkan distribusi berbagai elemen intensitas Iahan
pemanfaatan lahan (Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai
Bangunan, Koefisien Daerah Hijau, dan Koeisien Tapak Besmen) yang
dapat mendukung berbagai karakter khas dari berbagai subarea yang
direncanakan.
4) Merangsang pertumbuhan Kota dan berdampak Iangsung pada
perekonomian kawasan.
5) Mencapai Keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai
elemen intensitas pemanfaatan Ianan dalam hal pencapalan kinerja
fungsi, estetis dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di
Iuarnya.
3. Tata Bangunan
Dalam Permen PU No.06/PRT/M/2007 tentang pedoman Penysusunan RTBL
menyebutkan bahwa, “Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan
bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang,
meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik
Iingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak
Iahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat
menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang
akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang
berlangsung dalam ruang-ruang publik. Tata Bangunan juga merupakan sistem
perencanaan sebagai bagian dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta
Iingkungannya, termasuk sarana dan prasarananya pada suatu Iingkungan
binaan baik di perkotaan maupun di perdesaan sesuai dengan peruntukan
Iokasi yang diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku dalam RTRW
Kabupaten/Kota, dan rencana rincinya”.
16 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
Tata bangunan dalam rencana umum memuat arahan rencana tapak bangunan
dan elemen kawasan lainnya termasuk penggunaan lahan (memanfaatkan
potensi kawasan, ramah lingkungan, dan berkarakter). Rencana tapak/tata
bangunan ini harus menyesuaikan dengan konsep pengembangan suatu
kawasan yang sebelumnya sudah diatur oleh sebuat daerah.
Berikut merupakan contoh gambar tata bangunan sebuah kawasan:
Gambar 3 Tata Bangunan
Sumber: RTBL Konsultan
Pada gambar tersebut dapat terlihat beberap komponen penataan bangunan
yang di atur dalam tata bangunan, diantaranya yaitu: pengaturan
blok/lingkungan dan kaveling yang terdiri dari bentuk dan ukuran blok dan
kaveling, pengelompokan/konfigurasi blok dan kaveling serta ruang terbuka
hijau. Terlihat pula dalam tata bangunan tersebut pengelompokan bangunan;
yang terdiri dari letak dan orientasi bangunan, sosok massa bangunan, dan
ekspresi arsitektur bangunan. Selain itu terlihan pengaturan ketinggian/elevasi
dari tiap bangunan yang berbeda-beda dari satu kawasan yang ada pada
gambar 3.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 17
4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan,
sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan
informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat
penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir,
perencanaan jalur pelayanan iingkungan, dan sistem jaringan penghubung.
Rencana sistem sirkulasi dan jalur penghubung, memuat rencana mobilisasi dan
pergerakan dalam kawasan serta akses-akses ke kawasan lainnya secara
nyaman, efisien, dan fungsional.
Terdapat beberapa pola system sirkulasi dan jalur penghubung, diantaranya:
pola linear, sistem grid, sistem konsentris, sistem culdesac, sistem organik,
sistem radial. Perencanaan sisitem sirkulasi dan jalur penghubung harus
dirancang dengan baik dan benar rupa sehingga menghasilkan keterpaduan
antara berbagai moda system sirkulasi dan jalur penghubung yang dapat
menciptakan kenyamanan pola sirkulasi pergerakan para penggunan jalur
terseut.
Adapun manfaat dari perencanaan sistem sirkulasi dan Jalur penghung yang
tercantum dalam Permen PU No.06/PRT/M/2007 adalah sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan efisiensi pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus
pergerakan yang terjadi.
b. Mendapatkan distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan
jenis aktivitas yang diwadahi sehingga dicapai ketertiban.
c. Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari
berbagai elemen pergerakan, Iingkungan dan sosial, antara kawasan
perencanaan dan lahan di luarnya.
Untuk menghasilkan kerterpaduan yang baik pada sistem sirkulasi dan jalur
penghubung terdapat beberapa komponen penataan yang harus diatur,
meliputi: sistem jaringan jalan dan pergerakan, sistem sirkulasi kendaraan
umum, sistem sirkulasi kendaraan pribadi, sistem informasi kendaraan umum
informal setempat, sistem pergerakan transit, sistem parkir, sistem perencanaan
jalur servis, sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda, sistem jalur penghubung
terpadu, jalur evakuasi, serta jalur bagi kaum disabilitas yang perlu mendapat
perhatian khusus.
Berikut Contoh Rencana Sistem Sirkulasi dsn Jalur Penghubung Pola Radial:
18 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
Gambar 4 Rencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Pola Radial
Sumber: RTBL Konsultan
5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Permen PU No. 06/PRT/M/2007 menyebutkan bahwa sistem ruang terbuka dan
tata hijau rnerupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar
terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses
rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan Sebagai bagian
integral dari suatu Iingkungan yang lebih luas.
Sistem ruang terbuka hijau memuat arahan rencana penyediaan ruang-ruang
terbuka yang disamping memenuhi amanat Undang-Undang Tata Ruang juga
dapat berfungsi sebagai tempat interaksi masyarakat, paru-paru kota, pengarah
jalan, peneduh, dan estetika kota. Oleh sebab itu, ruang terbuka hijau bukan
lagi sekedar terbentuk sebagai elemen tambahan data elemen sisa setelah
proses rancang bangun terselesaikan. Melainkan sebagai ruang yang memang
direncanakan dan atau dirancang untuk memenuhi kebutuhan/fungsi lain bagi
sebuah kawasan. Secara tata kota disyaratkan bahwa ruang terbuka hijau
minimum 20% dari kawasan/lingkungannya.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 19
Adapun manfaat dari Rencana Ruang Terbuka Hijau tercantum dalam Permen
PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL, adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan Kualitas kehidupan ruang kota melalui penciptaan
Iingkungan yang aman, nyaman, sehat, menarik dan berwawasan ekologis.
b. Mendorong terciptanya kegiatan publik sehingga tercipta Integrasi ruang
sosial antar penggunanya.
c. Menciptakan estetika, karakter dan orientasi visuai dari suatu Iingkungan.
d. Menciptakan iklim mikro Iingkungan yang berorientasi pada kepentingan
pejalan kaki.
e. Mewujudkan Iingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan.
Selain itu, dalam Pedoman Penyusunan RTBL tersebut di sebutkan beberapa
komponen penataan dalam sistem ruang terbuka hijau, yaitu :
a. Sistem Ruang Terbuka Umum, yaitu ruang yang karakter fislknya terbuka,
bebas dan mudah diakses publik karena bukan milik pinak tertentu.
b. Sistem Ruang Terbuka Pribadi, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka
tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak
tertentu.
c. Sistem Ruang Terbuka Privat, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka,
bebas dan mudah diakses oleh publik meskipun milik pihak tertentu,
karena telah didedikasikan untuk kepentingan publik.
d. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang
disebar pada ruang terbuka publik.
e. Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter flsiknya terbuka dan terkait
dengan area yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan
publik, dan pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi.
Pengaturan ini untuk kawasan sebagai berikut:
1) Pantai dan Iaut, sebagai batas yang melingkupi tepian kawasan,
menentukan atmosfir dari suasana kehidupan kawasan, serta dasar
penciptaan pola tata ruang;
2) Sungai, sebagai pembentuk koridor ruang terbuka;
3) Lereng dan perbukitan, sebagai potensi pemandangan luas;
4) Puncak bukit, sebagai titik penentu arah orientasi visual, serta
memberikan Kemudahan dalam menentukan arah (tengaran alam)
20 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
f. Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi
sebagai area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk
kawasan:
1) Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija);
2) Sepanjang bantaran sungai;
3) Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta;
4) Sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi;
5) Jalur hijau yang dlperuntukkan Sebagai jalur taman kota atau hutan
Kota, yang merupakan pernbatas atau pemisah suatu wilayah.
Berikut contoh salah satu komponen penataan sistem ruang terbuka hijau:
Gambar 5 Area Jalur Hijau
Sumber: Konsultan
6. Tata Kualitas Lingkungan
Permen PU No.06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL
menyebutkan bahwa Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya
rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu kawasan atau sub area dengan sistem lingkungan yang informatif,
berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu.
Kualitas lingkungan yang tertata mencerminkan ciri-ciri yang dapat
membedakan lingkungan satu dengan lainnya, perbedaan tersebut dapat
berupa bentuk kawasan tersebut tergantung dari ciri penataan lingkungan dan
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 21
faktor lain yang mempengaruhi lingkungan tersebut. Selain itu tata kualitas
lingkungan pula berpengaruh pada wujud visual suatu bangunan, yang
berimbas pada penilaian bahwa bangunan/kawasan tersebut bagus atau tidak
ataupun layak tidak layak.
Rencana Tata Kualitas Lingkungan ini memuat arahan rencana visualisasi
kawasan kearah yang lebih baik sesuai tema yang diusung dan selaras dengan
rencana kota secara makro.
Adapun manfaat dari Rencana Tata Kualitas Bangunan tercantum dalam
Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL, adalah
sebagai berikut:
a. Mencapai kualitas lingkungan kehidupan manusia yang aman, nyaman,
sehat dan menarik, serta berorientasi kepada lingkungan mikro.
b. Menyatukan kawasan sebagai sistem lingkungan yang berkualitas dengan
pembentukan karakter dan identitas lingkungan yang spesifik.
c. Mengoptimalkan kegiatan publik yang diwadahinya sehingga tercipta
integrasi ruang sosial antar penggunanya, serta menciptakan lingkungan
yang berkarakter dan berjati diri.
d. Menciptakan estetika, karakter, dan orientasi visual, dari suatu lingkungan.
e. Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi kepada kepentingan
pejalan kaki.
Selain itu, pedoman tersebut menyebutkan komponen penataan yang diatur
pada tata kualitas bangunan, antara lain: konsep identitas lingkungan, konsep
orientasi lingkungan, dan wajah jalan. Berikut contoh tata kualitas bangunan
pada suatu kawasan:
22 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
Gambar 6 Contoh Tata Kualitas Bangunan pada Kawasan Perbelanjaan
Sumber: Konsultan
Pada gambar di atas dapat terlihat karakter/identitas dari sebuah bangunan
sehingga memudahkan penggunan kawasan untuk berorientasi dan
bersirkulasi, serta terlihat pula penanda atau identitas bangunan sebagai
sebuah retail.
7. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan
Pengertian sistem prasarana dan utilitas Iingkungan adalah kelengkapan dasar
fisik suatu Iingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu Iingkungan
dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya.
Sistem prasarana dan utilitas Iingkungan mencakup jaringan air bersih dan air
Iimbah, jaringan drainase, jaringan persarnpahan, jaringan gas dan Iistrik, serta
jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan
jalur penyelamatan atau evakuasi.
Adapun manfaat dari rencana sistem parasarana dan utilitas lingkungan
tercantum dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Penyusunan RTBL, adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Kualitas kawasan perencanaan yang menjamin
tersedianya dukungan konkret terhadap kegiatan-kegiatan fisik yang ada.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 23
b. Mencapai Keseimbangan antara kebutuhan dan daya dukung Iingkungan
sehingga terwujud sistem keberlanjutan pada Iingkungan.
Latihan E.
1. Apakah manfaat rencana umum?
2. Komponen rancangan dalam penyusunan RTBL meliputi apa saja. Jelaskan!
Rangkuman F.
Rencana Umum terdiri dari peruntukan lahan makro dan mikro, rencana
perpetakan, rencana tapak, rencana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas
lingkungan, ruang terbuka hijau, rencana wujud visual bangunan gedung, dan
rencana prasarana dan sarana.
26 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
PANDUAN RANCANGAN RTBL
Indikator Keberhasilan A.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami
panduan rancangan dalam penyusunan dokumen RTBL.
Umum B.
Panduan rancangan dalam penyusunan RTBL mencakup manfaat panduan
rancangan, ketentuan dasar implementasi program, dan prinsip-prinsip
pengembangan rancangan.
Manfaat Panduan Rancangan C.
Panduan rancangan merupakan penjelasan lebih rinci atas rencana umum yang
telah ditetapkan sebelumnya. Penjabaran materi utama melalui pengembangan
komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok bangunan, elemen
prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail visual
kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan menjadi kawasan yang layak huni,
berjati diri, produktif, berkelanjutan secara lebih terstruktur, dan mudah
dilaksanakan (design guidelines).
Ketentuan Dasar Implementasi Rancangan D.
Ketentuan dasar implementasi rancangan ini perlu ditindaklanjuti dengan
peraturan Bupati/Walikota. Namun agar dikemudian hari implementasi RTBL ini
dapat dilaksanakan secara konsisten dan tidak mengalami perubahan di kemudian
hari, maka ketentuan dasar ini perlu didiskusikan secara seksama dengan para
pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan kawasan RTBL.
Selain itu perlu diperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan lintas
sektoral agar implementasi RTBL tidak berubah dari rencana awal.
Sebagai contoh antara lain RTBL Pusat Kota Labuan Bajo, bangunan diarahkan
degan promenade menghadap view ke laut. Dalam pelaksanaanya justru yang
terjadi reklamasi pantai untuk pengembangan kawasan pelabuhan.
Peraturan Menteri PU No. 40/PRT/M/2007 Pedoman Perencanaan Tata Ruang
Kawasan Reklamasi Pantai mengatur tentang kemudahan public dan ruang public.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 27
Kemudahan publik dan ruang publik pada kawasan reklamasi pantai ditunjukkan
pada Gambar berikut:
Gambar 7 Kemudahan Publik dan Ruang Publik Sumber: Permen PU No. 40/PRT/M/2007
Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan E.
Prinsip-prinsip pengembangan panduan rancangan yang menjadi fokus untuk
diimplementasikn terdiri dari:
1. Struktur Peruntukan Lahan
Dari segi peruntukan lahan, panduan rancangan memuat panduan yang lebih
detail menyangkut batas-batas persil yang boleh terbangun dan yang tidak
boleh terbangun sesuai dengan peruntukannya. Adapun komponen yang di
atur dalam panduang rancangan segi peruntukan lahan, sebagai berikut:
a. Zonasi berdasarkan pembagian BWK dan Perda Bangunan Gedung
diperkuat dengan identitas yang tegas (zoning regulation)
b. Peruntukan lahan tidak boleh melebihi kapasitas terbangun yang telah
dipersyaratkan
c. Kawasan yang sudah tumbuh pesat & kecenderungan menjadi kumuh
harus dikendalikan lebih awal
28 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
d. Kawasan yang memiliki banyak ruang kosong sedapatnya dipacu secara
terarah dan terkonsep
e. Dijelaskan secara rinci dalam Perbub/Perwali
2. Intensitas Pemanfaatan Lahan
Dari segi intensitas pemanfaatan lahan, panduan rancangan memuat panduan
yang lebih detai yang menyangkut pengendalian dan pengontrolan
pembangunan dan pemanfaatan lahan. Adapaun komponen yang diatur dalam
panduan rancangan segi intensitas pemanfaatan lahan, sebagai berikut:
a. Garis sempadan bangunan, jalan dan sungai
b. Seberapa besar KDB maksimal yang diizinkan
c. Seberapa besar KLB maksimal yang telah ditetapkan
d. Seberapa besar KDH minimal yang telah ditentukan
e. Insentif dan disinsentif, aturan wajib dan himbauan
f. Standar-standar perparkiran yang berlaku dalam kawasan
g. Ketentuan pengaturan komponen diatas diambil dari aturan yang sudah
ada tetapi bila belum ada aturan sebelumnya maka harus dianalisa
kembali
3. Tata Bangunan
Dari segi Tata Bangunan, panduan rancangan memuat panduan lebih detail
yang menyangkut penataan pembangunan sesuai arahan rencana umum yang
telah dirumuskan. Adapun Komponen yang diatur dalam panduan rancangan
dalam tata bangunan, sebagai berikut:
a. Fungsi bangunan gedung dan bangunan lainnya (teknis & administratif)
b. Fasade bangunan yang berkarakter dan kemudahan pelaksanaan
c. Ketentuan mengenai pagar depan, samping dan belakang
d. Street furniture yang mendukung tema pengembangan kawasan
e. Mendorong idea-idea yang inovatif bagi pelaku pembangunan, memberi
contoh-contoh desain
f. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.
4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
Dari segi Sistem Sisrkulasi dan Jalur Penghubung, panduan rancangan memuat
panduan lebih detail yang menyangkut penataan sistem sirkulasi dan jalur
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 29
sirkulasi. Adapun komponen penataan yang diatur dalam panduan rancangan
segi sistem sirkulasi dan jalur penghubung, sebagai berikut:
a. Sistem sirkulasi diatur berdasarkan standar-standar transportasi,
memanfaatkan potensi lokasi, life time yang cukup awet, memberi
karakter berwawasan hemat energi
b. Penataan jalur sirkulasi yang aman, aksesibilitas bagi semua, terhindar dari
cross yang membahayakan pengendara
c. Tidak ada elemen kawasan yang saling merusak, menghalangi
pemanfaatannya
d. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.
5. Sistem Ruang Terbuka Hujau
Dari segi ruang terbuka hijau, memuat panduan lebih detail yang menyangkut
penataan ruang terbuka hijau dan non hijau. Adapaun komponen yang diatur
dalam panduang rancangan segi ruang terbuka hijau, sebagi berikut:
a. Perbandingan antara hijau & non hijau (sekitar 70 : 30)
b. Panduan jenis-jenis tanaman perdu, pelindung atau penghijauan kota
c. Elemen pendukung (seperti : street furniture) yang mendukung ruang
hijau, termasuk pengerasan jalan
d. Tata cara penanaman, pemupukan dan pemeliharaan pasca konstruksi
e. Ruang terbuka hijau sedapatnya mendukung program kota hijau (delapan
atribut yang pelaksanaannya secara bertahap)
f. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.
6. Tata Kualitas Lingkungan
Dari segi tata kulaitas lingkungan, panduan rancangan memuat panduan lebih
detail yang menyangkut peningkatan kualitas lingkungan yang berkelanjutan
(sustainable). Adapun komponen yang diatur dalam panduan rancangan segi
Tata Kualitas Bangunan, sebagai berikut:
a. Menciptakan panduan detail dan skenario pola penataan menuju
lingkungan yang aman, nyaman dan bersih serta produktif dengan tidak
mengandalkan rekayasa teknis semata tetapi juga rekayasa sosial (sejalan
RPJMD)
b. Menyiapkan sarana dan prasarana kebutuhan utama masyarakat yang
bersifat umum
30 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
c. Mekanisme pengendalian pemanfaatan sarana dan prasarana yang sudah
terbangun (sesuai kompleksitasnya dapat dibentuk badan pengelola
d. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.
7. Sistem Prasarana Dan Utilitas Lingkungan
Dari segi sistem prasarana dan utilitas lingkungan, panduan rancangan
memuat panduan lebih detail yang menyangkut pengembangan sistem
prasarana utilitas lingkungan. Adapun komponen yang diatur dalam panduan
racangan dalam sistem prasarana dan utilitas bangunan, sebagai berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan sistem utilitas kawasan seperti air bersih, air
limbah, air kotor
b. Memanfaatkan potensi kawasan sebagai sumber kehidupan dan
mencegah pengrusakan lingkungan
c. Panduan rancangan fisik sistim prasarana utilitas yang berkarakter dan
sesuai tema
d. Dituangkan dalam Perbub/Perwali.
Aturan-aturan Dasar F.
Dalam Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan RTBL pada
bab Rencana Umum dan Panduan Rancangan disebutkan bahwa, pentingnya
panduan dalam RTBL dipertegas dengan pemberlakuan aturan dasar yang meliputi
aturan wajib, aturan anjuran utama dan aturan anjuran, beserta pendelegasian
kewenangan untuk memutuskan keterlibatan desain dalam konsep penataan
kawasan, serta mengontrol implementasi atas aturan dasar tersebut. Berikut
pemaparan aturan-aturan tersebut yang diatur pula dalam Permen PU No.
06/PRT/M/2007.
1. Aturan Wajib
Merupakan aturan yang disusun menurut peraturan tata Kota dan bangunan
gedung setempat ataupun aturan spesifik pengembangan kawasan yang
mengikat sesuai dengan visi Pembangunan yang ditetapkan. Aturan ini bersifat
mengikat dan wajib untuk ditaati/diikuti. Kewenangan atas pemberlakuan
Aturan Wajib ini dapat dilakukan sebagian pada jenjang tertinggi, yaitu
Gubernur/Walikota/Bupati Sebagai kepala claerah setempat, sedangkan
sebagian Iainnya dapat dilakukan pada jenjang Kepaia Dinas teknis setempat.
Aturan ini meliputi:
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 31
a. Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan
pada jenjang tertinggi seperti Gubernur/Walikota/ Bupati adalah:
1) Peruntukan Lahan;
2) Luas Lahan dan Batas Lahan;
3) Koefisien Dasar Bangunan (KDB);
4) Koefisien Lantai Bangunan (KLB);
5) Ketinggian Maksimum Bangunan;
6) Transfer KLB > 10 %;
7) Standar Perencanaan Kota.
b. Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan
dapat pada jenjang Kepala Dinas Tata teknis setempat adalah:
1) Garis Sempadan Bangunan (GSB);
2) Jarak Bebas;
3) Transfer KLB < 10% di dalam satu blok.
c. Seluruh tambahan aturan spesifik pengembangan kawasan yang mengikat
sesuai dengan visi pembangunan yang ditetapkan. Aturan tambahan ini
dimaksudkan agar pencapaian visi pembangunan sesuai dengan arahan
yang ditetapkan. Untuk itu ragam aturan pada aturan tambahan dapat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan spesifik setempat, misalnya:
1) Ketinggian Podium Maksimum;
2) Arahan Tata Bangunan;
3) dan Iain sebagainya.
2. Aturan Anjuran Utama
Merupakan aturan yang disusun menurut kaidah umum pengaturan teknis
bangunan dan Iingkungan dengan sasaran terciptanya desain kawasan dengan
arahan tampilan bangunan dan Iingkungan yang berkualitas. Aturan ini bersifat
mengikat dan dianjurkan untuk ditaati/ diikuti.
Kewenangan atas pemberlakuan aturan anjuran utama ini dapat dilakukan
pada jenjang Kepala Dinas teknis setempat.
Aturan ini meliputi:
a. Komposisi peruntukan Iahan;
b. Penggabungan dan pemecanan blok menjadi subblok dan kaveling;
32 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
c. Aranan bentuk, dimensi, gubahan, dan perletakan dari suatu bangunan
serta komposisi bangunan;
d. Sirkulasi kendaraan;
e. Sirkulasi pejalan kaki;
f. Ruang terbuka dan tata nijau;
g. Perletakan dan rencana papan informasi pertandaan (Signage), pagar dan
pembatas;
h. Utilitas bangunan dan Iingkungan.
3. Aturan Anjuran
Merupakan aturan yang disusun menurut kesepakatan desain yang
disesuaikan dengan visi kawasan dan para pemangku Kepentingan terkait
sehingga bersifat mengikat serta dianjurkan untuk ditaati atau diikuti.
Aturan ini meliputi:
a. Kualitas Iingkungan, meliputi organisasi fungsi, kaitan fungsi, sirkulasi
pejalan kaki mikro, dan sirkulasi moda transportasi.
b. Kualitas visual, meliputi estetika, gubahan bentuk, kinerja arsitektural, tata
informasi (Signage), bahan/ material dan warna bangunan.
c. Kualitas Lingkungan, meliputi pencahayaan, sirkulasi udara, tata hijau dan
ruang terbuka,kepentingan umum, dan aspek sosial-budaya.
Latihan G.
1. Apakah manfaat Panduan Rancangan?
2. Jelaskan aturan wajib, aturan anjuran utama, dan aturan anjuran.
Rangkuman H.
Panduan Rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci
rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar
implementasi rancangan dan prinsip - prinsip pengembangan rancangan kawasan.
34 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
STUDI KASUS; KAWASAN MAKAM BUNG KARNO,
BLITAR
Umum A.
1. Penyusunan Rencana Umum
42 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
PENUTUP
Rencana Umum merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan
lingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan / kawasan
perencanaan yang layak huni, berjatidiri, produktif, dan berkelanjutan;
Rencana umum mempertimbangkan potensi untuk mengakomodasi komponen -
komponen rancangan suatu kawasan;
Panduan Rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci
rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar
implementasi rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan.
Panduan Rancangan memuat ketentuan dasar implementasi rancangan terhadap
kawasan perencanaan, berupa ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang
bersifat lebih detil, memudahkan dan memandu penerapan dan pengembangan
rencana umum, baik pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana
kawasan, kaveling, maupun blok.
Panduan Rancangan bersifat mengaktualisasikan tujuan penataan lingkungan /
kawasan yang layak huni, berjatidiri, produktif, dan berkelanjutan.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 43
DAFTAR PUSTAKA
1. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. UU N0. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. 3. UU No. 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya 4. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 5. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang 6. Permen PU No. 6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum RTBL
44 Rencana Umum dan Panduan Rancangan
GLOSARIUM
Lahan makro
Lahan mikro
Rencana perpetakan
Rencana tapak
Rencana sistem
pergerakan
Koefisien dasar
bangunan (KDB)
KLB, koefisien lantai
bangunan
KLH, koefisien
lahan hijau
Kawasan atau lingkungan dengan batas tertentu,
yang merupakan bagian wilayah kabupaten/ kota
dan perdesaan yang merupakan kawasan yang
lebih luas, letak kawasan perencanaan.
Kawasan terpilih dan berada dalam lingkup
kawasan kajian.
Rencana untuk sebidang lahan atau sepetak tanah
dengan batas-batas yang jelas.
Rencana penataan lingkungan buatan manusia
dan lingkungan alam guna menunjang kegiatan -
kegiatan manusia
Rencana yang mengatur pergerakan/lalu lintas
kendaraan
Angka persentase perbandingan atar luas seluruh
lantai dasar bangunan yang dapat di bangun dan
luas lahan, sehingga jika dikali dengan luas lahan
akan muncul besaran luas lantai dasar terbangun.
Faktor yang menentukan besara KDB adalah lokasi
dan fungsi bangunan.
Angka persentase perbandingan antara jumlah
seluruh luas lantai bangunan yang dapat dibangun
dan luas lahan.
Angka persentase perbandingan antara luas
seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung
yang diperuntukkan bagi pertamanan/
penghijauan dan luas tanan perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai.
Zoning
Regulation
Aturan pembagian fungsi kawasan ke dalam
beberapa zona.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 45
Fasad Bangunan
Wajah suatu bangunan atau lebih dikenal dengan
nama tampak yang menciptakan suatu karakter,
kesan, keunikan dan keindahan dari bangunan.
Street Furniture Salah satu elemen pendukung kegiatan pada suatu
ruang publik berupa ruas jalan yang akan
memperkuat karakter suatu blok perancangan yang
lebih besar.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 47
Tim Penyempurna
Ir. Antonius Budiono, MCM
Ir. Ismono Yahmo, MA
Ir. Sugeng Sentausa, MSc
Ir. Natsir Gunansyah, MM
Ir. Normansyah Machmud, MM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA