1 |Tentang Empatcopy
8 |Diksi, Suara, Laku, Dan Luka
14 |Surat Dari Sahabat
19 |Pagi Sepi
24 |Menolak Lupa
32 |Masih hidupkah yang bernama nalar ?
44 |Lulus A
55 |Langkah Dan Berpikir
59 |Kopi Item
71 |Kampus Gede Di Kabupaten Mbako
84 |Evo Bercerita Tentang Dia Dan Aku Bercerita Tentang Kamu
90 |Dia Yang Bersemayam Di Hati
94 | ‘Teko’ Kopi
101 |Memandangnya Bukan Dari Sudut Senyap
112 |Sms Ba’da Maghrib
117 |Lamunan Dalam Mimpi
121 |Secangkir Kopi Dari Mimpi
155 | Closing mark
2
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
TENTANG EMPATCOPY
FOKUS dari empatcopy ini adalah mencoba mengangkat persoalan ekonomi,
budaya, dan sosial. Ketiga hal ini dipilih bukannya tanpa alasan mendasar,
3
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
ekonomi mempunyai sejarah panjang dengan dampak cukup besar bagi
kehidupan masyarakat atau dalam skala luasnya pada suatu negara.
Budaya, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dimana
terjadi interaksi antar manusia dengan manusia, manusia dengan masyrakat,
manusia dengan apapun yang mana terjadi pertukaran (penyampain informasi)
baik verbal non verbal, dari interaksis sosial memunculkan kebiasan dalam
4
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
kehidupan masyarakat suatu wilayah yang kemudian dirawat untuk menapaki
waktu hingga ia bernama budaya. Sosial adalah hal yang memiliki hubungan
dengan manusia, jadi ekonomi, budaya, agama, politik, cinta, alam dan apapun
yang berhubungan dengan manusia adalah sosial (begitu yang saya ingat dan
pahami dari materi ‘Analisis Sosial’ yang disampaikan oleh Sang Pemateri
5
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
pada Petalihan Jurnalistik Tingkat Dasar yang diselenggarakan oleh Lembaga
Pers Mahasiswa Ekonomi ECPOSE – 28 – 30 Oktober 2011).
Point penting dalam empatcopy adalah blog bukan media untuk
mewadahi laku 'NARSIS', blog merupakan media untuk membantu memori
manusia tersimpan dan tersampaikan kepada mereka yang mau membaca.
Jangan berpikir siapa yang mau membaca ?, yang jelas adalah diri sendiri
6
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
sebagai pembaca setianya. Mungkin dapat juga di maknai sebagai media
nostalgia masa-masa Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar dimana baru
mengenal huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat, paragraph-paragraf dan
angka-angka.
7
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Jika mengaku berAgama Islam istilah 'IQRO' tak asing di telinga, karena
itu perintah Pertama Tuhan kepada Nabi dan Rasul terahir. Dalam surat Al
Qolam, menulis merupakan salah satu anjuran dalam surat tersebut. Baca dan
tulis adalah WAJIB!. []
9
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
DIKSI, SUARA, LAKU, DAN LUKA
ENTAH suara apa yang telah kau dengar, yang pada akhirnya membuat
dadamu terasa sesak. Hanya saja tidak terbersit suatu niatan apapun dariku
untuk membuatmu merasa tidak nyaman.
10
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“LUKA” Iya, memang benar, suatu kebohongan jika aku berkata bahwa
aku tidak pernah merasa terluka. Namun, “luka” itu tidak sepenuhnya tercipta
atas apa yang telah kau lakukan dan ucapkan terhadapku. “Luka” itu lebih
tepatnya adalah bentuk keangkuhanku untuk mengakui kekalahanku, “Luka”
itu adalah bentuk pembelaan dan pembenaranku atas kebodohan-kebodohan
11
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
yang telah aku lakukan, Dan “Luka” itu adalah bentuk ketidaksiapanku untuk
mengamini kebenaran-kebenaran yang telah kau tunjukkan.
Iya. “LUKA” itu… Memang terkadang terasa begitu menyakitkan.
Terutama ketika aku mendengarnya justru disaat aku butuh seseorang untuk
membesarkan hatiku. Dan disitulah kesalahan terbesarku, Aku lebih
mendahulukan emosi sesaatku, Hanya mendengar apa yang kau katakan
12
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dengan telingaku.. Melihat apa yang kau lakukan hanya dengan mataku, dan
mengabaikan hati kecilku. Dan itulah dirimu. Seorang teman yang selalu
menunjukkan perhatiannya dengan cara yang berbeda, Meski banyak
penolakan yang aku lontarkan, kau tidak pernah mengabaikanku dan berhenti
untuk mengingatkanku, Hanya saja, butuh waktu sedikit lebih lama bagiku
untuk membiasakan diriku dengan caramu. Oleh karenanya, bukan permintaan
13
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
maaf yang ingin aku terima, sebaliknya, ucapan Terimakasih-lah yang ingin
Aku sampaikan.[]
15
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
SURAT DARI SAHABAT
EH apa kabanya kamu? Uda jenuh ya? Kayaknya sih gitu. Males ngapa-
ngapain. Kenapa sih mesti males? Kan ‘eman’ waktu yang tak dimanfaatkan
untuk hal bermanfaat.
16
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Apa kabar skripsimu? Udah dari mana? Pasti seperti biasanya mbulet kayak
orangnya.
Surat ini datang dari alam kesadaran untuk nyadarin kamu yang belum
sadar. Puk-puk dulu biar bangun dari mimpi-mimpi semu, tuh liat
realitas! Eh iya ya, kamu tuh anak Bidik Misi kan? Kalau katanya Nindya
Aditya Putra, “Anaknya Negara yang kuliah dibayarin trus di kasih uang saku
17
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
lagi.” Asik nggak thu? Asiknya disyukuri dengan giat belajar! Emang kamu
udah belajar apa aja? Ngopi? Pacaran? Jomblo? Kamu sendiri yang tahu, aku
hanya kesadaran yang tak lama lagi akan menguap diterpa rutinitas tak
jelasmu.
Eh kembali ke Bidik Misi, kamu kan sudah semester delapan tho? Di
semester ini adalah batas akhir kamu lulus! Jika nggak lulus semester ini.
18
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Ada efek buble kalau kata anak-anak ekonomi. Kamu nggak ada uang
saku? Bayar sendiri SPP? Trus dapat uang dari mana coba? Kan kamu
belum kerja tho??
Nah gini maksudku sebelum aku menghilang, pesanku cuman
satu, “Cepat selesaikan Skripsimu. Bunuh malasmu”.
Wasallam
20
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
PAGI SEPI
GEMERICIK air ‘dilautan’ yang dibangun Mahapala dengan ikan-ikannya yang
tak peduli akan riuh rendah kisruh Cicak dengan buaya atau Cicak dengan
kebun binatang.
21
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Hanya lantunan lagu dari Efek Rumah Kaca yang mengisi sunyi sepi
dalam ruang kubus bernama sekretariat LPME Ecpose. Melankolia judul yang
diberikan oleh sang empunya lagu, disuarakan oleh speaker Simbada yang
telah hidup lebih lama daripada kekuasaan ‘Raja Jawa’ penunggang banteng.
Kopi hanya menyisakan ampas. Hanya Toppas yang masih hidup di pagi yang
baru terlahir atau mau terlahir, karena apa arti pagi tanpa matahari?
22
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Tak harus serius”, itu kata Adi Hardianto Nugroho.
Ya ini tak serius, tapi ngawur. Tak apalah mumpung ada kesempatan
untuk ngawur, waktu ujian kuliah engkau dan aku tak memiliki kesempatan
untuk ngawur atau engkau dan aku punya kesempatan tapi memilih jalan lain
yang lebih baik dan lebih benar. Ya, mungkin hidup tak hanya berisi tumpukan
23
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
keinginan-keinginan yang perlu dilampiaskan. Baik dan benar juga hidup
dalam kehidupan, tinggal aku dan engkau menghidupkan dalam diriku, dirimu
dan kehidupan. Hal ini tak serius tak perlu dipikirkan, masih banyak
keinginan-keinginan yang perlu engkau dan aku cari pada alam mimpi.[]
25
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
MENOLAK LUPA
“Lumpukanlah ingatanku hapuskanlah tentang dia..”
Sebuah penggalan lirik dari sebuah lagu yang dipopulerkan oleh band bernama
geisha.
26
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Tak ada kesanggupan untuk mengenang sejarah yang telah dilakukan, itulah
tafsir saya ketika di ijinkan menafsirkan penggalan lirik diatas.
Kaum Romantisme bangga akan kegagahan atau keberhasilan masa
lampau dan mengenangnya merupakan sesuatu yang menyenangkan, seperti
itu ingat saya akan kalimat-kalimat dalam buku Dunia Sophie. Dunia Sophie
27
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
memang berbeda dengan realitas masa kini, nada-nada yang minor dan lagu
perselingkuhan mengatasnamakan pasar semua begitu benar.
Lirik lagu yang didengar menyerukan ‘lupakan sejarah pahitmu’,
memang tak ada salahnya tapi kapan mau belajar dari sejarah. ‘Menolak lupa’
adalah kata yang sering terdengar di kalangan Pers Mahasiswa, dan dapat
28
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dikatakan sebuah antithesis. Idealnya Tak Lupa, namun katanya Sekret
sebelah yang sudah pindah, “Manusia itu tempatnya salah dan lupa”.
14 – 17 Juni 2014, Afdeling Gunung Pasang adalah tempat orientasi
para anggota magang salah satu lembaga Pers Mahasiswa di Fakultas
Ekonomi Universitas Jember. Sebut saja si A, dia tinggi dan kurus mungkin
berat badannya kurang dari enam puluh kilogram. Dia sebagai Pimpinan
29
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Litbang di lembaga itu. Di hari terakhir project penting si Pimlit
adalah survey jalan buat acara JURIT (tak perlu dijelaskan).
Dan si Pimlit melakukan tugasnya dengan baik dan bekata “Saiki aku
ileng dalane seng biyen”. Kala itu ada salah satu pengurus yang meragukan
rasa percaya diri dan ingtannya, “Iyo a ?, ngko gek gak!”, celetukan yang
keluar di sore itu yang mulai gelap menyambut malam.
30
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Gelap menyelimuti perkebunan itu, sunyi menerpa, suara gemericik air
sungai yang terlalu bermesraan dengan jangkrik-jangkrik yang lagi ngerupi
tanpa secangkir kopi. Streamline (tali penanda) mulai dipasang di titik-
titik riskan jalan yang di gunakan JURIT. Si Pimlit adalah komandannya, di
tiga per empat jalan saya pun terhenti karena pak komandan juga berhenti.
31
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Ternyata si Pimlit yang percaya diri dengan ingatannya, pada akhirnya dia
diserang oleh yang namanya LUPA.
Rombongan pemasang streamline mengalami kegalauan karena tak tahu
arah dan tujuan. Penyakit LUPA memang datang tak di undang pulang tak
diantar, mungkin dia satuklan dengan JELANGKUNG. Aku baru tersadar si
Pimlit jika di sekret sering mendengarkan lagunya GEISHA.[]
33
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
MASIH HIDUPKAH YANG BERNAMA
NALAR ?
SORE hujan memeluk tanah yang akrab dengan tanaman tembakau, walau kala
itu padi yang tumbuh. Kalender baru terpampang di dinding tepat pada minggu
34
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
11 januari 2015. Jemari menelusuri ‘keyboard‘ untuk menuangkan pemikiran
yang kurang penting. Kurang penting, mungkin tulisan ini tak enak dibaca atau
bahkan tak bermakna. Namun jemari itu punya kehidupan sendiri ia terus
menikmati penjelahannya.
Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Ekonomi ECPOSE (LPME
ECPOSE) masih di huni sepi serta dua makhluk yang gak jelas arah dan tujuan
35
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
hidupnya. Yang jelas dua makhluk itu akan terlepas dari pelukan Sang Waktu
dan diberi singgahsana di dasar bumi. Makhluk pertama adalah Hudi
Darmawan dengan potongan rambut barunya namun isi kepalanya tak jauh
beda. Kedua, Adi Hardianto Nugroho yang memakai jaket berwarna merah
dan belum menanggalkan kejombloaannya. Maaf bukan hanya dua makhluk
yang menghuni sekret, masih ada satu Nyamuk beserta anak dan cucu-
36
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
cucunya serta Gadis berambut panjang hingga rambutnya menutupi wajah.
Mungkin keberadaan gadis itu bisa di tanyakan pada Fransiska Riski P.
Membuka lembaran Novel Dunia Sophie yang pada akhirnya bertemu
dengan sesosok bernama Plato. Plato bercerita bahwa manusia itu terdiri
dari tiga bagian, pertama otak dengan akalnya, hati dengan
perasaannya terakhir perut dengan keinginannya atau sebut saja nafsu. Akal
37
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dengan Logikanya memandang realitas harus sesuai dengan pemikirannya
(idealisme) hingga menemukan kata benar walau menurut personal. Hati
dengan rasa, dan aku tak bisa menjelaskannya mungkin bisa bertanya pada
manusia super di Metro Tv, sebut saja Mario Teguh. Ketika berbicara Nafsu
atau keinginan, aku tak tau apa itu?, ustad Maulana yang masih eksis di pagi
hari lewat Trans Tv pasti bisa menjawabnya, tapi mungkinkah mau menjawab
38
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
pertanyaanmu? Siapa kamu? Dari mana? Kenapa nanya-nanya? Emang kamu
teman facebooknya?
Manusia dengan lima indranya memandang realitas yang sama dengan
perspektif berbeda. isi otaknya beda, yang dirasakan beda, apa lagi
keinginannya?
39
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Rahasia untuk bahagia tidak terletak pada melakukan sesuatu yang
disukai, tapi menyukai apa yang dilakukan” – Sir James Birrie
Melakukan hal yang disukai untuk bertemu dengan bahagia, namun
bukan itu yang ‘benar’ dalam pandangan Birrie akan tetapi menyukai apa yang
40
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dilakukan. Pada dasarnya sama, untuk menemukan sesuatu yang bernama
bahagia dan bahagia itu seperti apa?
Mungkin setiap manusia yang menapaki waktu untuk mencari
kebahagiaan, dan banyak hal yang dilakukan untuk itu. Lahir, sekolah, bekerja,
dan mati sederhananya seperti itu menurut Bondan and Fade2Blade dalam
penggalan lirik lagunya. Mungkin bahagia identik dengan kesuksesan,
41
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
mungkin manusia bergumul dengan sekolah untuk meraih sukses itu, serta
begitu banyaknya buku-buku berisi tentang kiat-kiat menuju sukses. Banyak
kata-kata menembus telingaku, “sukses itu ketika dapat meraih tujuan”.
Tujuan? Apa? Kenapa memilih itu yang dituju?
Aku hanya ingin bertanya kepada diriku sendiri, apakah setiap laku
hanya berdasarkan rasa suka atau tidak suka, atau mengacu pada trend yang
42
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
berlaku, dan atau penting tidak bertentangan dengan arus. Kemanakah Nalar
dalam setiap laku? Apakah Nalar itu hanya dipeluk ketika berhadapan dengan
soal-soal UAS di Kampus? Apakah ketika berhadapan dengan persoalan-
persoalan kehidupan Nalar di ninabobok-kan? Bisa jadi.
43
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Mbak seng digawe iku isi kepalamu, duduk penampilanmu (pakaian)”,
begitulah ingatan saya terhadap kata-kata yang terucap dari Dosen pengampu
mata kuliah Ekonomi Mikro 1 di ruang kuliah 1. []
45
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
LULUS A
JIKA kuliahmu dan kuliahku, diniati sebagai media untuk ‘menambang’ ilmu,
karena kesadaranmu bahwa Tuhanmu – Agamamu mengajarkan atau
mewajibkan hal itu. Apakah ada kata “lulus” dalam sistem atau kebudayaan
pencarian ilmu dan pengetahuan?
46
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Logikaku tak mampu memahami apa yang telah terjaring oleh indraku.
Kelulusan menjadi sebuah tujuan para pencari ilmu dan pengetahuan. Apakah
kertas itu bukti kelulusan akan pencarianmu dan pencarianku? Atau itu hanya
sebuah legitimasi dari kebudayaan/institusi akan engkau dan aku dalam masa
pencarian.
47
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Jika mencoba memakai perspektif Islam, bahwa mencari Ilmu dan
Pengetahuan merupakan suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Kewajiban itu
dimulai ketika manusia berjumpa dengan yang namanya Dunia hingga “Sang
Waktu” melepasakan pelukannya terhadap manusia dan mengantarkan ke
Alam yang berbeda (bagi yang percaya).
48
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Tapi aku, engkau, dan mereka tak hanya hidup dalam kesadaran pribadi.
Kita terkadang hidup dalam kesadaran Budaya, Norma, Agama, dan Negara.,
Kita adalah bagian dari Negara. Lembaga/institusi pendidikan merupakan
produk kebudayaan dan Negara, atau malah dapat dikatakan sebagai “produk
industri”. Ketika lembaga-lembaga itu hanya menjual sistemnya yang dapat
memproduksi manusia-manusia pintar dengan berbagai gelar. Sistem itu
49
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
bukannya tanpa harga, bandrol sekian rupiah atau dollar bagi yang
menginginkannya. Bagi yang tak mampu silahkan mencari harga yang lebih
murah dengan lembaga yang berbeda pula dan kualitas sistem yang lebih
rendah, mungkin tak ada jaminan jadi pintar.
***
50
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Senin pagi ketika manusia-manusia muda itu berbanjar membentuk
barisan yang tak terlalu rapi, fajar masih memberikan kehangatan dari arah
timur, dan tiang ada di depan barisan. Seseorang yang berjenis kelamin pria
itu berjalan ala PASKIBRA memasuki lapangan dengan membawa map
bermotif batik warna coklat. Dia membacakan pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
51
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“……untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
52
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial……..”
“Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” , salah satu tujuan bengsa ini
adalah mencerdaskan seluruh masyakatnya. Kata Muhamad Sodiq (Anggota
Tetap Kelompok Studi Penelitian Ekonomi FE UNEJ),
53
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Cerdas itu tak hanya secara intelektual, namun juga dalam tataran budi
pekerti”.
Ketika saya diizinkan menfasirkan dawuh-nya Sodiq, mungkin
maksudnya manusia cerdas itu tak hanya dapat berbicara banyak hal, dan
mampu menjawab soal-soal ujian dengan benar, namun lebih luas, merambah
ke dimensi moral, etika, spiritual, dan budaya yang kemudian diterjemahkan
54
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dalam bentuk prilaku dalam kehidupan. Sudahkah menjadi manusia cerdas
walau sudah mendapatkan legitimsi kelulusan? []
56
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
LANGKAH DAN BERPIKIR
“Langkah itu masih terpaku, kemanakah kesadaranku?, apakah aku masih
diriku?, siapakah yang berkuasa atas diriku?, apakah menjadi keren dengan
trend?, dengan arus besar seperti luapan air bah?”.
57
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Mengapa indra itu kurang bersahabat dengan nalar dan rasa, hingga
yang bernama Peka telah bermigrasi entah kemana? Langka itu semakin nyata
di alam maya, begitu ramai. Tawa, tangis, serius, bercanda, penting, tidak
penting, jujur, dan bohong semua serasa hidup di alam itu. Bertanya lebih
mudah daripada menjawab, namun bertanya berawal dari Indra, Rasa dan
Pikiran.
58
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Alam tak buta akan Laku seorang manusia, Alam bersaksi, merasa dan
memberi. Lalu apa kita? yang bernama manusia dengan sejarah panjangnya,
bernama manusia Indonesia, manusia beragama, manusia berbudaya, manusia?
Berlari untuk diri sendiri dan mencapai puncak kemudian waktu melepaskan
pelukannya. Sejarah ‘mengemas’ kamu, aku, mereka, dan kita.
Malam terlalu malam, pagi terlalu pagi.[]
60
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
KOPI ITEM
NGOPI dalam sudut pandang bahasa dapat dimaknai orang yang sedang minum
kopi. Memang terlalu sempit saat kita hanya melihat dalam perspektif bahasa.
Ngopi dalam kehidupan masyarakat sudah menjadi budaya. Entah budaya
61
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
ngopi dimulai sejak kapan, Apakah sejak bangsa Belanda membawa tanaman
kopi ketanah jawa ?. Mungkin terlalu sulit menjawab ‘sejak kapan’, berbicara
tentang kebiasan disekitar kita saja, tentang Kopi atau Ngopi.
Ngopi atau budaya ngopi bukan hanya kegiatan minum kopi. Ngopi
merupakan kebudayaan masyarakat berkumpul di warung kopi “mboh
cangkrok, mboh makelaran lan liyane lah”. Warung kopi atau cafe di
62
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
perkotaan dijadikan tempat nongkrong dengan teman, pacaran, diskusi dan
kegiatan lain oleh kaum perkotaan. Banyak cafe atau warung kopi yang tutup
hingga fajar mangkreng di ufuk timur, maklumlah kaum kota mungkin sebagian
sibuk saat gelap tiba. Dan vacum saat terang datang. Banyak manusia-
manusia yang seperti kelelawar hanya beraktivitas dimalam hari.
63
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Pada ahirnya budaya ngopi identik dengan kebisaan begadang, dan
begadang membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Walaupun
“Ngopi-nya” tidak pesan kopi, namun bergadangnya itu yang memeberi efek
buruk bagi kesehatan. Saat begadang ada maksud dan tujuan
seperti pengerjaan tugas yang memang tak bisa ditinggalkan dan dikejar oleh
deadline memang tak ada salahnya. Namun saat budaya ngopi hanya diisi
64
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dengan hal-hal yang kurang bermanfaat, “ngomong ngalur-ngidul gak onok
juntrungane”. Sangat sia-sialah waktu yang terisi hal-hal percuma, dan
kondisi badan menerima dampak buruknya.
Budaya ngopi jangan hanya dijadikan media untuk memancing
kesenangan saja, dengan bermain kartu saat ngopi atau hal yang serupa. Bagi
saya ngopi tak hanya sebatas menghilangkan stress atau sebagai media untuk
65
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
memancing munculnya rasa senang. Ngopi mempunyai ruang yang lebih luas
dan lebih bermakna.
Saya ingin mengambil contoh budaya ngopi di Desa (Desa saya – Ampel,
Wuluhan,jember), walau Desa dalam pandangan kaum ekonom atau kaum
intelektual, desa itu jauh dari kemajuan. Memang secara teknologi dan
66
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
infrastruktur Desa jauh jika dibandingkan dengan Kota. Namun secara budaya,
moralitas, dan sosial masyarakat Desa lebih jauh didepan dari pada Kota.
Ngopi dipedasaan bukan hanya waktu untuk menikmati kopi, namun
ngopi disini adalah momentum bertemunya dengan tetangga, kawan, saudara
bahwan orang yang belum dikenal. Dipedasaan ngopi sebagai media sharing
informasi tentang kedaan tanaman yang ada di sawah mereka, bercerita
67
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
tentang ternak mereka, berbicara tentang perpolitikan walau banyak yang tak
paham akan politik bermodalkan tafsir dan pemahaman masing-masing, serta
media untuk berdagang yang biasanya mereka menyebutnya makelaran. Dari
ngopi ini mereka tahu akan kondisi tetangga mereka bahkan hampir seluruh
penduduk Desa. Tak ada berita yang luput dari jaringan warung kopi, dan
68
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
hampir semua yang ngopi di warung kenal tiap-tiap manusia yang bergumul di
situ.
Kondisi berbeda Kota, hampir semua yang Ngopi didaerah perkotaan
tak kenal dengan yang lainnya(manusia diluar forum). Mereka hanya kenal
dengan komunitas-komunitasnya sendiri. Mereka enjoy dengan diri mereka
69
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
sendiri dan komunitasnya. Tak ada yang tau kabar, kondisi pekerjaan, dan
kerepotan-kerepotan tetangga mereka.
Ngopi yang seharusnya dapat menyatukan individu-individu yang ada
dalam masyarakat, toh nyatanya itu tak berlaku. “Apakah ini yang disebut
kemajuan ?”, ukuran pembangunan kota kah? Apa ini yang dinamakan keren
dan tren?. Ngopi bukan hanya sekedar tren untuk jadi apa yang dinamakan
70
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
keren. “Ngopi bagai pisau yang siap digunakan untuk apapun oleh
pemegangnya!”[]
72
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
KAMPUS GEDE DI KABUPATEN MBAKO
IKI cerito kampus nggen-ku sekolah rek. Nah seng sekolah nang kene iki di
celuk utawa diarani ‘Mahasiswa’ duh opo ae kuwi?. Jerene seh “Agent of
Changes” lan “Agent of Control” opo ae kuwi?. Lha wingi-wingi ngene lho
rek, aku iki kan gak pati paham karo rong istilah iku mau trus aku tekon-
73
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
tekon nang arek-arek kutho iku yo Mahasiswa pisan seh. Maklum rek, aku
Mahasiswa pahpoh lha ko Ndeso dewe e.
Ngene-ngene lho nggenahe, lha pas iku nang “sekretariat” e PMII. Nah
jere arek-arek seng melu PMII “Agent of Changes” iku wong seng duwe
kewajiban kanggo ngerubah kondisi seng onok luweh apikan. Ngene logikane,
kan rata-rata Mahasiswa iku enom seh. Arek enom iku bakale yo tambah
74
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
tuwek, rabi nduwe anak-putu trus mati gampangane ngunu. Arek enom seng
dadi utawa nyandang status Mahasiswa iku mau dikarepne dadi calon
Pemimpin, kasarane ngunu. Nah lek dadi pemimpin iku mangku kebijakan,
teko kebijakan pemimpin iku mau dikarepno iso ngeke’I perubahan nang
tatanan urip iki. Nah iki mau pandangane arek-arek PMII (Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia) rayon Ekonomi Kampus Gede nang Kabupaten
75
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Mbako. Mung ora arek-arek PMII wae seng ngomong ngunukui, arek
“Persma” (Pers Mahasiswa) yo gak adoh bedane mandang “Agent of
Changes”, lek nang Fakultas Ekonomi Kampus Gede iku arek “Persma” e
jenenge LPME ECPOSE (Lembga Pers Mahasiswa Ekonomi ECPOSE).
Nah iku mau lak “Agent of Changes”, kan gung mari persoalane la’an.
Persoalane, duh koyok ujian ae ngomongne soal. Tapi cen iyo iku dadi soal
76
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
seng kudu di jawab gak mung “Tekstual” tapi kudu nang “kontekstual” ben
gak ngawang nang langit (Alam Idea lek jere Mbah Plato). Nah nang
paragraph iki kudu mbahas seng jenenge “Agent of Control”, podo rek
narasumber mung rong lembaga, PMII mbi LPME ECPOSE. “Agent of Control”
iku Mahasiswa seng duweni peran utawa tanggungan ngawal kebijakan-
kebijakan seng dilakoni petinggi birokrasi Kampus Gede, Petinggi birokrasi
77
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Kabupaten Mbako, nah lek diduwurne maneh yo kebijakan seng lakoni Negara
Nusantara iki rek. Nah seng dadi persoalan maneh piye coba’ carane ngontrol
e ?, yo lek jereku seh mboh bener mboh ora, nah lek arek-arek “Persma”
ngontrole lewat tulisan-tulisane lewat media terbitane lan arek-arek Ekstra
(PMII lan sejenise-lah) iku yo iso gawe media cetak utawa “Aksi”.
78
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Nah mbalek nag Kampus Gede nang kabupaten Mbako, luweh pase nang
Fakultas Ekonomi-ne. Nang Ekonomi iku mulai jam sekolah e, eh lek
Mahasiswa iku arane kuliah dimulai jam setengah nem isuk (05.30 WIB) iki
mungguhe jadwal seng ditokne pihak kampus ngunu kui. Lan kuliah paling keri
iku masuk jam setengah pitu sore (18.30 WIB). Nah lek di delok-delok jadwal
79
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
seng ditokne iku pas banget, masuk isuk sampek sore lan ruangan kelas seng
onok nang kampus kebek kabeh, jan ketoro pas banget (Sregep).
Tapi aneh, nang jadwal pas lan ruangan kelas iku kegawe kabeh, tapi
lho mendinane iku jadwal pindah-pindah sak karepe Empune. Ruangan kuliah
akeh seng gak kegawe. Gara-gara pindah-pindah iku mau jadwal kuliah e
Mahasiswa akeh seng tempok (Kres). Nah iki seng gak pas, trus ben gak onok
80
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
seng dirugekne Mahasiswa seng jadwale tempok absen thok ae gak opo-opo.
Tapi ora mung kres-thok, nah lek Mahasiswa seng pas pertemuan awal gak
mlebu lha pas kuwi jadwale dipindah kan akhir e nggarai bingung Mahasiswa
seng gak mlebu iku mau tho. Dek e acuane jadwal teko fakultas, nang
“Empiris” e bedo banget, trus Dek e yo kudu ngelakoni “Pencarian akan
pertanyaannya”, dipindah kapan? Ruang piro? Opo’ o kok dipindah?.
81
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Dipinda o jadwal iku karo Empune “Mata Kuliah” asline yo ogak opo lek
podo sepakate antarane Mahasiwa lan Empune. Tapi opo gunane Fakultas gae
jadwal trus dipindah-pindah karepe dewe, maksute ngene lho, kat mulai TK,
SD, SMP, SMA lan sampai Kuliah kan di ajari kudu taat peraturan tho. Lha
wong sepeda motoran lek gak duwe SIM ae ditilang kog karo Pak Pol. Lha iki
ngelanggar jadwal seng digawe-gawe dewe o e.
82
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Tapi iku mung duk salah e Empune mbi Fakultas, iku salah e Mahasiswa
seng gelem wae lan wes kelangan “Nalar Kritis” e. Tapi enek seng luwe salah
ketimbang seng ana nang duwur iku mau, seng salah nemen iku seng nulis
tulisan iki, gek pentinge opo nulis koyok ngene iki?, sopo seng ape moco
tulisan gak jelas koyok ngene iki?.
83
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Nah penulis mikir sek po o sak durunge nulis “Sapere Aude” lak jere
arek-arek ECPOSE.[]
85
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
EVO BERCERITA TENTANG DIA DAN AKU
BERCERITA TENTANG KAMU
AKU memanggilmu dengan nama “Si Putih” bukan “Bawang Putih”. Ketika
melihatmu kata ‘Anggun’ yang masuk menembus tembok alam pikirku.
86
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Ku mengenalmu dari seorang lelaki bernama “Diki”, bukan nama lengkapnya.
Lebih dari tiga bulan engkau bersamanya menikmati pagi dengan sunrise-nya
dan sore dengan keelokan mega merahnya. Aku hanya bisa menatapmu
dengannya, dengan tanpa kata yang tersuarakan.
87
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Pada suatu titik dalam masa, akhirnya dia mulai bosan padamu. Hal itu
merupakan titik dimana kudapat menjalar rasaku padamu bak episentrum
gempa.
Retorika, negosiasi, diplomasi adalah jalan yang ku tempuh untuk
bersanding denganmu. Dan pada akhirnya hal itu bukanlah suatu kesia-siaan,
karena saat ini aku dapat menikmati matahari di kala senja bersamamu.
88
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“…….Cintaku tak harus miliki dirimu
Meski pernah mengiris-iris segala janji…..”, kata Dewa 19 dalam
lirik lagunya.
Tapi setiap manusia memiliki cinta, mungkin. Aku memilikinya untukmu.
Kau dapat kurasakan dengan indraku, kau dapat bergerak bersamaku.
89
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Salah satu hal yang engkau tak memilikinya, sesuatu bernama “Rasa”. Karena
kau hanya suatu pergumulan material-material yang melalui proses pemikiran
dan penerjemahan pemikiran kealam nyata. Dan kau terlahir untuk memasuki
rimbanya pasar. Kau hanya sepeda. []
91
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
DIA YANG BERSEMAYAM DI HATI
MUAK akan semua partikel-partikel yang ada di sekelilingku. Kamu, mereka,
dia, dan bahkan diriku sendiri. Muak yang hinggap dalam masa dan merupakan
bagian dari rasa. Dia bersemayam dalam hati dan dia akan menjalar kemana-
mana. Dia bagai tanaman ubi jalar yang tumbuh subur di depan rumah.
92
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Pada akhirnya aku pun muak pada rasa muak itu sendiri. Kucari belati
untuk “membunuh” muak itu. Ku tancapkan belati, muak kebal dan hanya
tersenyum sadis. Kucari amunisi dan mesin pelontarnya, muak tak bergeming.
Kucari kamu, kamu pergi.
Waktu yang terus menjauh dari titik dimana dia dilahirkan. Dia
melahirkan sebuah sejarah panjang, dan sejarah itu bak guru sebagai media
93
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
untuk belajar dalam semesta, namun terlalu banyak pengkaburan sejarah.
Mungkin itu sebabnya Guru kabur, dan menjadi pedagang walau masih ber-
title guru. Muak tak berdiri sendiri, dia dikontruksi, dia dilahirkan oleh
partikel-pertikel penyusunnya. Dan partikel-partikel itu bisa “kubunuh”.[]
95
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
‘TEKO’ KOPI
NGOPI. Minum Kopi. Serbuk kopi halus. Air mendidih. Gula pasir. Air, kopi,
dan gula menempatkan ukurannya masing-masing untuk berevolusi menjadi
sesuatu yang baru dengan rasa baru namun tak kehilangan dirinya.
96
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Air. Maha karya Sang Pencipta yang menghidupkan sesuatu yang hidup.
Walau pada dasarnya yang hidup itu dihidupkan oleh yang Maha Hidup.
Menatap biji kopi menyeret alam pikirku kedalam lembar-lembar sejarah.
Ketika barisan alfabet itu bercerita, bahwa kopi itu bukan tanaman asli bumi
nusantara. Ia dibawa oleh Alien yang kemudian menanamannya di tanah
Nusantara ini dengan media “Cultuurestelsel” yang menghisap. Dan pada
97
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
tahun ’45 pribumi mulai muak dengan para Alien yang menghisap dan
menindas. Pribumi melawan untuk kemerdekaan dan dengan cita-cita
menciptakan kesejahteraan bersama.
Alien pun pergi, namun kopi masih hidup di bumi nusantara hinga kini.
Mungkin Alien itu dapat kembali dengan wajah baru dan dengan kendaraan
baru. Mungkin, atau memang sudah terjadi?
98
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Gula dan Tebu. Gula bukan Tebu. Tebu bukan Gula. Gula dari Tebu.
Dan nusantara masih bermimpi Swasembada Gula.
Ngopi, manusia yang melakukan aktivitas minum kopi. Tapi dalam
kepala kawanku berbeda, nama kawanku Sambrun kalau aku tak lupa, karena
di mingggu ini aku telah men-downloadsebuah lagu berjudul “Lumpuhkanlah
Ingatanku”.
99
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Sambrun berceloteh panjang, “Ketika engkau ngopi pasti ada biaya
yang engkau keluarkan. Hal itu menyumbang untuk mengepulnya dapur
pemilik kedai kopi, petani kopi, dan petani tebu. Jika yang ngopi lebih banyak,
ribuanlah atau jutaanlah orang yang ngopi maka secara akumulasi terdapat
peningkatan konsumsi. Hal itu dalam pandangan Keynes,
100
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
bahwa Y=C+I+G+(X-M) maka terjadilah peningkatan konsumsi yang
kemudian memberikan efek peningkatan pada pendapatan nasional……”
Dan kala itu aku masih ingat komentarku tentang omongan si Sambron
ini, “JANCOK, omonganmu ndakik. Ngopi yo ngopi ae. Nggak usah koyok
mahasiswa ekonomi kon Brun……”[]
102
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
MEMANDANGNYA BUKAN DARI
SUDUT SENYAP
DIA disembunyikan dalam ruang dimana ruang itu tetap membuatnya hangat.
Tanpa cahaya matahari yang menembus ruang itu tanpa penghangat ruangan,
103
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
namun dia tetap hangat walau pada awalnya dia sosok yang panas bukan
hangat. Dan ketika detik dalam masa terus berjalan, dia belajar mengabdi pada
alam dan pada akhirnya dia tak menentang hukum alam. Dia kehilangan
kehangatannya, dia dingin dalam kegelapan.
Dia adalah makhluk baru, hasil pergumulan tiga makhluk yang melebur
jadi satu. Mereka bercampur menjadi makhluk tunggal berwujud berbeda dari
104
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
sebelumnya, namun mereka tak kehilangan akan sejarahnya, asal usulnya dan
jati dirinya. Mungkin aku harus belajar darinya, belajar darimanakah aku? Apa
aku? Siapa aku? Mau kemanakah aku? Kenapa aku kesana? Bagaimana
kesana? Dan belajar tetap mencari dalam kerangka sebuah kesadaran dan
tetap mempertahankan akan diriku dalam rimbanya pergumulan antar manusia.
105
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Aku tak harus menjadi orang di luar diriku untuk diterima dalam ruang yang
bernama “umum”.
Namun kenapa dimulai baru-baru ini saja aku mulai belajar darinya.
Perjumpaanku akan dirinya sudah begitu lama. Lebih lama dari pada
kekuasaan “Raja Jawa” penunggang “Banteng Bermoncong Putih”. Bapak
memperkenalkannya kepadaku ketika statusku bukanlah “Mahasiswa” tapi
106
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
masih siswa TK Muslimat NU di Dusun Kepel Desa Ampel. Aku memandang
dia tak lebih dari sesuatu yang menyebalkan karena perjumpaan awal itu yang
kurasakan hanyalah rasa pahit.
Namun saat ini aku mencoba memandang “pahit” dari sudut yang
berbeda, tapi bukan dari “sudutsenyap[dot]wordpress[dot]com” yang terlalu
pagi untuk mati ditangan pemegang kekuasan yang bernama Reza Adhitya
107
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
S.P. Terkadang dalam semesta tak hanya senang, enak, nyaman, dan elemen
sejenis yang dicari oleh manusia. Benar, baik, indah dan elemen sejenis juga
hidup dalam semesta, dalam alam pikir manusia. Sesuatu yang “pahit”
mungkin tidak enak, namun terkadang dibalik “pahit” itu ada sesuatu yang
mengajarkan tentang baik, benar dan indah. Dalam “pahit” juga mengajarkan
108
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
hidup tak hanya hanya dalam terang, namun gelap pun juga hidup dalam
kehidupan.
***
“Brun kon ngomong opo seh? Koyo e gak jelas ngunu”, sela Sudrun
dalam keasyikan Sambrun menulis tulisan tak jelasnya.
“Gak onok Drun” jawab Sambrun tanpa memperhatikan Sudrun.
109
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Cok! mataku gak merem”, nang tulisanmu iku ngomong opo?”,
bantah Sudrun dengan wajah gateli karena emosi merasukinya.
“Kon butuh jawaban a?”
“Yo iyolah, wong takon iku yo butuh dijawab!”
“Lek butuh jawaban menengo cangkemmu!” perintah Sambrun
kepada Sudrun
110
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Sudrun terdiam tanpa suara sedekitpun, dia bak hidup di Orde Baru saja
yang tak boleh bersuara atau boleh bersuara dengan catatan harus enak
didengar oleh Penguasa.
***
Dia yang lahir karena Mereka. Dia hidup tanpa suara, walau bukan di
Orde Baru dia tetap tak bersuara, bukan karena dia tak ingin tapi tak mungkin.
111
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Bagaimana mungkin dia dapat bersuara? Yang melahirkannya adalah serbuk
kopi hitam, gula pasir, dan air mendidih.
***
“Asu, bener omonganku omonganmu ga jelas cok! Tiwas tak enteni
sampek mari. Asulah….”, suara Sudrun.[]
113
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
SMS BA’DA MAGHRIB
“
Fajar mulai bosan menatap Tanah Jawa,
Ia ingin menyapa belahan bumi lainnya
114
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Dan membawakan indahnya pagi.
Gelap memeluk.
Pijar-pijar Alva Edison yang berevolusi
Membagi sinarnya untuk manusia
Malam terlalu pagi,
Sore terlalu malam
115
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Apakah yang lagi berkecamuk dalam lautan pikiranmu?
Dan apa yang menerpa hati itu ?
Mungkin sahabat sejati untuk berbagi adalah
SOSMED.
Dan Aku pun Tak mengerti kenapa Aku ini?
Apakah Aku harus bertanya pada keramain SOSMED?
116
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Sebuah jawaban muncul dan belum menjawab
“Hanya ada dua tempat untuk bertanya.
Pertama Tuhan, Kedua Hati” – Buya Hamka.
118
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
LAMUNAN DALAM MIMPI
“
Diatas aspal keras yang belum kering dari tangisan langit
Mulai menyepi dari deru bising knalpot
119
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Menyisakan udara penuh sesak emisi karbon
Membumbung keangkasa menjebol selimut bumi
Pepohonan dan hutan termarjinalakan
Atas nama industri dan ekonomi
Tak mampu lagi merubah emisi jadi suci kembali
Ahhg…
120
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Manusia itu pemilik bumi terserah mau apa
Ini zaman hak asasi
Tuhan disembunyikan dalam simbol-simbol dan ritus
Laku yang jauh dari Tuhan
Malam menuju pagi dan esok tak pasti pagi
Yang pasti adalah ketidak pastian itu sendiri
122
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
SECANGKIR KOPI DARI MIMPI
“Bagaimana mungkin manusia di luar dari dirimu, diriku, dan dirinya mengerti
dan memahami apa yang terpikirkan dan terasa? Tanpa adanya penyuaran
pikiran dan rasa itu. Lewat suara dengan barisan diksi atau lewat laku dengan
123
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
kompleksitasnya. Ngopi media untuk bertemu antara manusia dengan manusia,
berdialog dan menemukan sebuah irisan”.
Jalan masih ramai dengan alunan knalpot-knalpot yang begitu produktif
menghasilkan karbon monoksida. Langit bagian barat mementaskan keelokan
mega merahnya. Detik dalam masa terus berjalan tanpa tahu kapan akan
124
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
berhenti. Mungkin hingga pemilik masa yang sesungguhnya menghentikannya.
Gelap menyelimuti tanah yang akrab dengan tanaman tembakau. Karya Alva
Edison membagi sinarnya dan memecah gelap.
Sesosok manusia keluar dari ruang kubus, membawa tas ransel hitam
yang tak terlihat hitam lagi, kelabu karena terlalu sering bergumul dengan
debu-debu jalanan dan teriknya surya. Langkanya terus menjauh
125
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
meninggalkan ruang kubus, seratus langkah lebih hingga akhirnya ia mencapai
ruang kubus berikutnya. Ruang kubus yang berbeda dari sebelumnya, tak ada
bangku-bangku berjajar, dan tak ada barisan diksi tentang “Teori Ekonomi”
yang disuarakan oleh Sang Empu. Tembok dalamnya berwarnakan kuning
dan orange dibagian luar.
126
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Dia masuk, matanya tertuju pada papan kayu yang menempel ditembok
ruang itu. Dia membaca.
Aku
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorangkan merayu
127
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Tidak juga kau
Tak pernah sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang dan menerjang
128
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Luka dan bisa kubawa lari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
129
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Brun, lapo koen nang sekret dewean?”, tanya Sudrun.
“Gak onok, iku moco puisi nang tembok”, jawab Sambrun.
“Pak Ipul piye?, golek tahu anget”
“Ngopi ae Drun! Lapo golek tahu jal?”, balas Sambrun.
130
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Cok, Pak Ipul gak bakulan tahu tok, yo sak dulure pisan. Salah sijine
kopi. Gak kenal mbi pak Ipul yo?. Kakean ndelok sinetron koen!”
“Gak onok hubungane lah ndelok sinetron mbi gak kenal karo Pak Ipul”,
sanggah Sambrun.
“Tak jelasne On The Spot waelah, ayo budal !”, ajak Sudrun dengan
ekspresi memaksa.
131
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
***
Ruang berganti. Warung Kopi Pak Ipul, tanpa Free WiFi dengan
dekorasi warung super simple, hanya ada satu meja dan beberapa bangku
mengelilingi mejanya. Tak ada hiasan apapun kecuali senyum langka dari
pemilik warung. Dan anehnya kenapa Sudrun maksa banget ngajak
132
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Sambrun nyambangi Pak Ipul. Apa mungkin karena saat itu akhir bulan
maret?
“Koen opo cok?”, tanya Sudrun.
“Aku yo menungsolah”
“Jancok, koen pesen opo maksute?”, nada tinggi Sudrun.
“Kopi campur gulo trus ditambahi banyu umup”, jawab Sambrun.
133
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Asu tenan arek iki”, gumam Sudrun dalam hati.
“Eh Drun!”
“Opo?”
“Kan Ngene tho. Awake dewe iki mung urip nang tulisan iki. Lan seng
nulis yo ngawur pisan. Gak onok sensor. Cak-cok an thok isine. Gek
opo enek seng moco coba?”, Tanya Sambrun.
134
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Paling seng nulis iki ngarep-ngarep wong khilaf lan nanggur banget
trus gelem moco! ”, jawab Sudrun sambil nyamil tahu yang baru
diangkat dari penggorengan seakan lidahnya mati rasa terhadap panas.
“SMS-en penulise. Ojok jowoan ae dialog e. Direken kabeh manungso
ngerti jowo. Ora kan!”
135
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Sek Tak SMS-e”, celoteh Sudrun sambil mengeluarkan Nokia 1208
yang mulai punah.
***
Dan SMS dari Hand Phone yang hampir punah milik Sudrun itu telah
terkirim ke penulis. Penulispun mulai berpikir mau diapakan dan
136
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dibagaimanakan tulisannya yang pada awalnya tanpa arah dan tujuan yang
jelas.
“Eh Drun, kenapa kamu ngajak aku ngopi? Kan ngopi itu buang-buang
waktu? Tak jelas arah dan tujuannya? Beda ketika aku mengerjakan
tugas kuliahku Drun, aku ikhlas mengerjakan tugas kuliahku dan itu tak
137
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
terlepas dar keikhlasanku untuk mendapatkan nilai baik dari Bapak atau
Ibu Dosen?”, tanya Sambrun untuk menambah barisan diksi penulis.
“Nilai baik! Baiknya kamu dapat nilai apa Mbrun?”, tanya balik Sudrun.
“Ya dapat A lah. Kan aku sudah ikhlas”
“Kamu ikhlas dapat A?”, tanya Sudrun dengan raut muka serius.
138
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Ya iyalah Drun. Memang ada mahasiswa yang dapat nilai A terus dia
tak ikhlas?”
“Ya kalau ada, berarti banyak mahasiswa goblok Mbrun. Tapi
masalahnya begini Mbrun, ketika kamu memperoleh nilai A dan kamu
menganggapnya itu adalah semiotika (tanda penanda) bahwa kamu
adalah manusia pintar dalam mata kuliah yang kamu tempuh tersebut,
139
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
namun apakah ketika mendapat B, C, D, atau E kamu berubah menjadi
bodoh seketika itu?”, tanya Sudrun untuk memulai ‘peperangan’.
“Ya ndak juga. Ketika Sang Empu memberiku A, B, C, D, dan atau E ya
pemahamanku terhadap ilmu dan pengetahuan yang aku terima juga
nggak berubah sebelum aku mendapatkan nilai itu. Jadi tidak ada
140
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
perubahan atau meningkatnya pemahamanku. Tapi kepuasan dan
kebanggaannya itu Drun!”, jawab Sambrun.
“Oww… Puas dan bangga. Jadi utamanya untuk mencari kepuasan dan
kebanggaan? Katamu Mahasiswa itu agent of changes dan agent of
control, tapi kamu kok hanya mencari kepuasan dan kebanggaan buat
141
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dirimu sendiri Mbrun?”, Imbuh Sudrun sambil menggiling tahunya yang
kesepuluh.
“agent of changes dan agent of control itu kan idealnya. Dan aku
terlalu sering mendengar bahwa menjadi mahasiswa merupakan ruang
untuk membangun idealisme-nya, namun ketika memasuki rimbanya
dunia kerja idealisme itu harus kamu ‘bunuh’ karena bertentangan
142
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
dengan iklim yang ada. Jadi percuma jika saat ini aku menjadi manusia
yang berjuang membangun idealismeku sendiri, toh akan aku bunuh
sendiri. Kelihatan bodohnya tho aku?”, Jawab Sambrun.
“ Ya kamu cukup bodoh. Mungkin ibu tahu akan hal itu maka kamu
dikirim ke perguruan tinggi, ben enek legitimasi bahwa kamu pintar
143
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
yaitu dengan nilai A yang telah kamu koleksi dalam gudang Transkrip
Nilai”
“Drun, masalah kuliah dan nilai jangan kita yang membahasnya! Biarlah
para Empu yang memikirkan hal itu, biar nggak percuma gaji yang
diterima”, kata Sambrun sambil menyeruput pesanannya tadi.
144
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Iyolah, kita mah apa? Dua manusia hayalan yang cuman hidup dalam
barisan diksi sedikit ngawur yang ditulis oleh penulis ngawur. Dan
dialog yang kita lakukan kanyaknya melenceng dari tema tho Mbrun?”,
tanya Sudrun.
“Ngopi dan Secangkir Dialektika, itu temanya. Ini kopinya mana?, tanya
balik Sambrun.
145
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Nah itu yang menjadi pertanyaanku. Biar tak anyakan pada penulis”,
jawab Sudrun sambil ngetik SMS di 1208-nya.
***
Dering suara 1208-nya Sudrun. Ada pesan yang hinggap disana.
“Lek masalah kopi Drun, Koen tako’o nang Pak Ipul ae!”, sebuah pesan
dari penulis.
146
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Jancok penulis iki”, Gumam Sudrun dalam hati.
“Pak Pul, gimana pandangan sampean tentang Ngopi?”, tanya Sudrun
sembari mengambil nasi bungkus di meja.
“Terserahkan jawabannya? Tidak harus seperti Ujian Akhir
Semesternya kamu yang harus baik dan benar?”, tanya balik pemilik
kedai.
147
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Sak karepmu wes Pak Pul, feel free”, jawab Sudrun diiringi
keasyikannya melahap nasi bungkus.
“Ngopi bagiku merupakan penyambung nafas. Ya karena aku pedagang
kopi, dan dari sinilah dapur rumah saya mengepul”, jawab Pak Ipul
sambil mengaduk-aduk kopi pesanan pelangggan kedainya.
“Mek ngunu thok Pak Pul”
148
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Selain itu dari kedai inilah saya dipertemukan dengan banya manusia.
Dari setiap manusia-manusia yang saya jumpai semuanya memiliki
karakter yang berbeda. Umur yang berbeda, bahasa, asal-asul, dan
topik obrolan yang berbeda pula. Ada yang diskusi disini, berbicara
tentang Jokowi dan kebijkankannya, mengkaji perpolitikan Indonesia
yang semakin tak jelas juntrungannya. Ya kedaiku mirip panggung
149
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
seminar di kampusmulah, cuman yang membedakannya disini topiknya
terserah dan bebas, tak ada pemateri yang didatangkan khusus.
Pematerinya mereka sendiri”, Jelas Pak Ipul yang mulai bosan
menjawab pertanyaan Sudrun.
“Moderatornya Sampean?”, tanya Sudrun lagi.
150
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Tak ada moderator. Mereka tahu kapan harus bicara dan kapan harus
mendengarkan teman bicaranya. Tapi topik yang dibicarakan tidak
melulu hal-hal yang serius. Ada juga yang ngopi sekedar menikmati
kopi dan curhat-curhatan tentang asmara, dan itu membuat perut saya
sakit”, tegas Pak Ipul.
“Lha kenapa kok sakit perut?”
151
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
“Menye-menye bahasannya. Hal itu menyeretku ke alam kenanganku”,
Jawab Pak Ipul yang mulaimenikmati obrolan dengan Sudrun.
“Jadi ngopi itu bisa dikatakan keren dan juga bisa tidak, tergantung mau
diisi apa forum ngopinya. Juga mirip dengan kuliah. Ada yang serius dan
sadar bahwa itu merupakan amanah dari orang tua dan perintah Tuhan
untuk mencari ilmu, namun ada juga mahasiswa ketika masuk ruang
152
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
kubus dikampus masih sibuk dengan Gadget dan Sosial Medianya, yang
penting absensinya gak bolong dan dengan itu kemungkinan dapat nilai
A seperti harapannya Sambrun dapat terbuka lebar”, komentar Sudrun.
“Kuliah dan Ngopi ibarat pisau. Dapat digunakan memasak di dapur dan
dapat juga melukai kamu dan orang lain”, celoteh pak ipul menanggapi
Sudrun.
153
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
Dan tiba-tiba ada suara menggelegar seperti suara bom atom yang
jatuh di Hirosima dan Nagasaki. Pandangan Pak Ipul, Sudrun, dan Sambrun
menjadi putih tak terlihat apapun.
***
Ruang berganti. Sesosok laki-laki yang tertidur dikursi bersandar pada
meja didepannya mulai menggerakkan tangannya. Tangannya menggenggam
154
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
pena. Dia terbangun kemudian berdiri mengambil kertas, dia mulai menulis.
Diawali dengan judul “Secangkir Kopi Dari Mimpi”.[]
156
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
CLOSING MARK
215-216 | Tuhan Pun ‘Berpuasa’ | Emha Ainun Nadjib | Kompas Media Nusantara |
2012
157
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
…Kalau Ibrahim di masa sebelumnya mengasah kapak dan menghancurkan
berhala-berhala Fir’aun, dalam cara berpikir kita sekarang itu adalah subversi
dan anarkis. Juga radikalisme yang kejam. Padahal bukankah kebudayaan
manusia sekarang ini sangat membutuhkan ‘Ibrahim-Ibrahim’ yang berkata
dan berlaku lugas-karena kebanyakan manusia sudah tidak pernah bergaul
dengan kelembutan? Karena pada umumnya manusia sudah tidak tidak
158
Resume empatcopy | Edisi Barisan Diksi
memahami sindiran? Karena ‘dicolok matanya’ tidak menjadi mengerti, apalagi
disindir-sindir?..