Akhir-akhir ini anak-anak muda di Indone-
sia sedang mengikuti trend baru dimana travelling
menjadi salah satu wisata yang sangat diminati.
Banyak sekali anak muda yang mulai menyukai hal
tersebut, mulai dari naik gunung, wisata pantai,
wisata sungai, dan juga wisata-wisata lainya yang
langsung berhubungan dengan alam. Wisata-
wisata tersebut tentunya dilakukan dengan mak-
sud dan tujuan tertentu. Ada yang hanya
melakukan travelling buat megisi waktu luang, ada
yang melakukanya untuk menguji adrenaline, men-
cari suasana yang beda, dan ada yang
melakukanya untuk berwisata sekaligus sambil
belajar memahami alam. Loh ko bisa berwisata
travelling sambil belajar memahami alam ? Gima-
na caranya ?
Berwisata sekaligus belajar memahami
alam bisa dilakukan dengan geowisata. Seiring
dengan bertambahnya minat anak muda untuk
berwisata alam, dan juga bertambahnya minat
mereka di dunia geologi, maka geowisata juga
menjadi suatu trend baru yang mulai diminati. Hal
ini karena, selain memberikan unsur wisata
alamnya, geowisata juga memberikan ilmu yang
sangat bermanfaat untuk memahami alam.
Salah satu geowisata yang bisa dilakukan
adalah dengan mengunjungi beberapa geopark
yang ada di Indonesia. Salah satunya ialah ge-
opark ciletuh
yang berada
di Kabupaten
Sukabumi,
Provinsi Jawa
Barat. Ciletuh
ini merupakan
suatu tempat
wisata yang memiliki unsur geologi yang sangat
kompleks karena merupakan suatu zona melange
seperti Karangsambung dan juga Bayat di Jawa Ten-
gah. Namun berbeda dengan Karangsambung dan
juga Bayat, Ciletuh ini memiliki keindahan alam yang
sangat luar biasa indah. Beberapa lokasi yang bisa
dikunjungi di Geopark Ciletuh ini ialah Curug Ci-
marinjung, Curug Awang, Puncak Darma, Bukit
Panenjoan, dan terakhir Pantai Palangpang. Lokasi
tersebut menawarkan keindahan yang berbeda-
beda. Mulai dari pantai, air terjun, bahkan per-
bukitan yang indah pun bisa kita dapatkan ketika kita
berwisata ke Geopark Ciletuh ini. Wisatawan akan
mendapatkan sensasi yang berbeda karena selain
bisa menikmati semua keindahan alam tersebut,
wisatawan akan mendapatkan ilmu-ilmu geologi
terutama mengenai zona mélange di Indonesia.
Selain geopark Ciletuh, ada beberapa objek
geowisata lainya. Tidak hanya dengan mengunjungi
geopark yang ada, geowisata juga bisa dilakukan
GEOWISATA, TREND BARU ANAK MUDA DI DUNIA GEOLOGI
2 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Green Canyon, Pangandaran
3 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
dengan mengunjungi objek –objek wisata pada
umumnya, namun dengan unsur geologi yang
cukup baik. Misalnya ialah green canyon yang be-
rada di objek wisata pantai Pangandaran, Kabu-
paten Pangandaran, Jawa Barat.
Objek wisata green canyon ini bukanlah
objek wisata yang baru di mata traveller di Indo-
nesia. Green Canyon atau masyarakat sana sering
menyebutnya ―Cukang Taneuh‖ ( cukang: jembat-
an, taneuh : tanah ) merupakan suatu objek
wisata sungai yang memiliki tebing-tebing yang
sangat bagus dimana tebing-tebing tersebut
merupakan suatu objek geologi berupa kawasan
karst. Kawasan karst di green canyon Panganda-
ran ini memiliki keindahan dan unsur geologi yang
tidak kalah dengan Grand Canyon yang ada di Ari-
zona, Amerika Serikat. Namun di Green Canyon
Pangandaran ini, kita tidak hanya bisa menikmati
keindahanya dengan berfoto saja, kita bisa menik-
matinya dengan olahraga-olahraga ekstrem sep-
erti body rafting, cliff jump atau yang mau hanya
sekedar berenang juga bisa. Tidak hanya itu, ka-
wasan karstnya juga bisa dikaitkan dengan
tatanan tektonik di pulau Jawa. Banyak para geol-
ogist yang sengaja datang dari luar negeri untuk
meneliti
keberadaan
karst terse-
but. karena
selain mere-
ka ingin
menambah
ilmu geologi mereka, mereka memanfaatkanya un-
tuk berwisata juga. Menarik bukan ? Selain
mendapatkan sensasi berwisata yang baru,
wisatawan juga bisa mendapatkan ilmu yang san-
gat banyak.
Semakin bertambahnya minat terhadap
geowisata juga didukung oleh semakin pedulinya
pemerintah terhadap objek-objek geologi Indone-
sia. Kita tahu sendiri bahwa Indonesia merupakan
salah satu Negara yang memiliki struktur geologi
yang cukup kompleks. Kepedulian pemerintah akan
beberapa objek geowisata ditunjukan dengan
didaftarkanya beberapa geopark ke lembaga situs
dunia UNESCO.
Keberadaan geopark tersebut tidak hanya
menjadikan wisatawan untung. Namun membuka
suatu lapangan kerja baru dimana lapangan kerja
akan sangat terbuka lebar. Masyarakat sekitar ge-
opark akan terbantu dengan adanya tempat wisata
tersebut. Selain itu, ahli-ahli geologi juga diper-
lukan untuk menjadi suatu guide atau pemateri di
geopark sehingga para wisatawan bisa mendapat-
kan ilmu yang langsung dari seorang ahli geologi.
Namun, dengan meningkatnya minat ter-
hadap geowisata ini, maka kesadaran wisatawan
akan pentingnya keberlangsungan suatu obje ge-
opark harus meningkat juga. Karena geopark ter-
sebut rawan sekalin oleh perusakan oleh oknum
tertentu, dan kerusakan-kerusakan yang ada tidak
akan pernah bisa diperbaiki. Jangan biarkan alam
yang sudah memberikan suatu yang indah tersebut
rusak karena kelalaian kita semua. [Miftah Faridl] Curug Cimarinjung, Ciletuh
Banyak orang
percaya bahwa berlian ter-
bentuk dari metamorfosis
batu bara. Pada ken-
yataannya, sebagian besar
berlian yang telah ditarikh
manunjukan umur jauh lebih tua dari tanaman per-
tama bumi, tanaman - sumber batubara! Itu saja
sudah menjadi bukti yang cukup untuk menutup
gagasan bahwa deposit berlian di bumi terbentuk
dari batu bara.
Intan termasuk dalam kelompok bahan gal-
ian yang terbentuk secara alami di kedalaman ter-
tentu dari permukaan bumi, termasuk dalam ke-
lompok mineral Carbon sebagai mineral utama
penyusun intan (diamond).
Mineral Carbon terdapat di alam dengan 3
bentuk dasar, yaitu sebagai : Diamond (Intan)-
Sangat Keras, dengan kristal (berwarna) jernih.
Graphite - Lunak, berwarna hitam, ter-
susun dari (unsur) karbon murni, struktur moleku-
lernya tidak padat sekuat diamond (intan), hal ter-
sebutlah yang menjadikan graphite lebih lunak
dibandingkan diamond.
Fullerite, merupakan mineral yang terbuat
dari molekul yang berbentuk bulat sempurna yang
tersusun dari 60 atom karbon.
Intan terbentuk pada kedalaman 100 mil
(161 Km) di bawah permukaan bumi, pada batuan
yang cair pada bagian mantel bumi yang memiliki
temperature dan tekanan tertentu yang memung-
kinkan untuk merubah
(mineral) karbon menjadi
intan.
Karbon merupakan
salah satu elemen yang pal-
ing banyak ditemukan di
kerak bumi. Unsur karbon ini ditemukan dengan
struktur atom berbeda yang dapat dikategorikan
sebagai amorf dan kristal. Bentuk yang paling umum
dari amorf karbon adalah batubara, kokas dan
arang, sedangkan grafit dan berlian adalah bentuk
dari kristalisasi elemen ini. Bentuk amorf tidak
memiliki struktur kristal yang ditemukan dalam
grafit atau berlian.
Jika batubara, berlian, dan grafit terbuat
dari karbon, mengapa semuanya terlihat berbeda?
Jawabannya adalah bahwa susunan atom karbon
dalam grafit dan berlian berbeda, ini memberinya
tampilan yang sama sekali berbeda. Atom karbon
disusun secara heksagonal pada grafit, sementara
pada berlian setiap atom karbon terkait dengan
dengan cara tetrahedral. Oleh karena itu pada grafit
terdapat seperti lembaran atom karbon yang di-
tumpuktummpuk di atas yang lain, sedangkan atom
karbon dalam berlian membentuk struktur seperti
piramida. Lembaran grafit dapat menyerap cahaya
dengan panjang gelombang yang berbeda dan kare-
nanya menghitam, sedangkan pada berlian tidak
memiliki kemampuan ini sehingga menjadi transpar-
an dan berkilau.
Asal-usul Intan
4 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
5 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Batubara yang merupakan bentuk amorf
karbon, tidak terbuat dari karbon murni. Selain
karbon, ini mengandung molekul organik dari
tanaman membusuk dan juga hewan, yang telah
dikompresi selama jutaan tahun di dalam kerak
bumi. Batubara mengalami berbagai proses ge-
ologi yang mengubah komposisi kimia untuk mem-
bentuk grafit. Proses ini memerlukan kondisi yang
sesuai dan menghabiskan waktu jutaan tahun.
Berlian terbentuk jauh di dalam bumi, di mana ter-
dapat suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Ber-
lian diangkut ke permukaan bumi dengan magma
cair.
Kebanyakan intan yang kita temukan
sekarang merupakan hasil pembentukan proses
jutaan hingga milyar tahun yang lalu, erupsi mag-
ma yang sangat kuat membawa intan-intan terse-
but ke permukaan, membentuk pipa kimberlite,
penamaan kimberlite berasal dari penemuan per-
tama pipa tempat intan berada tersebut di daerah
Kimberley, Afrika Selatan.
Intan juga dapat ditemukan di dasar
sungai sebagai endapan yang kita sebut sebagai
endapan intan alluvial, pada dasarnya intan tipe
alluvial juga berasal dari pipa Kimberlite purba
yang kemudian mengalami proses geologi lanjutan
berupa pengangkutan oleh air atau glacier yang
berlangsung pada jutaan-milyar tahun yang lalu,
sehingga intan-intan yang berasal dari pipa kim-
berlite tersebut terbawa bermil-mil jauhnya dari
tempat asalnya dan kemudian terendapkan di da-
sar sungai.
Intan ditemukan di alam dalam bentuk batu
yang masih kasar, sehingga harus melalui bebera-
pa proses terlebih dahulu agar tercipta sebagai
perhiasan yang berkilau untuk kemudian menjadi
barang yang komersil.
Sekarang jelas bahwa karbon merupakan
bahan baku utama untuk pembentukan berlian. Ter-
lepas dari karbon anorganik yang ditemukan dalam
kerak bumi, salah satu sumber karbon organik bisa
menjadi batubara. Hal ini bisa terjadi dalam kasus
subduksi, dimana material karbon berjalan menuju
mantel bumi. Bahkan, batubara bisa menjadi sum-
ber karbon. Peran batubara dalam pembentukan
berlian tidak bisa dikesampingkan. Namun, ada
kemungkinan bahwa berlian terbentuk dari batuba-
ra dalam kasus subduksi. Konversi batubara ke
berlian adalah proses alami yang memakan waktu
jutaan tahun untuk mengubah menjadi bentuk yang
hampir paling murni (grafit). Singkat kata, kemung-
kinan berlian terbentuk dari batubara sangat kecil.
Sehingga diyakini bahwa sebagian besar berlian
tidak terbentuk dari batubara.
[Alif Akbar]
Sholan dan Jadid, Dua Pulau Baru di Laut MerahSholan dan Jadid, Dua Pulau Baru di Laut MerahSholan dan Jadid, Dua Pulau Baru di Laut Merah
6 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Pulau
baru yang ber-
nama Sholan dan
Jadid terbentuk
di Laut Merah.
Pulau Sholan
terbentuk di ta-
hun 2011 semen-
tara sang adik,
Pulau Jadid, terbentuk di tahun 2013. Kemunculan
dua pulau baru ini erat kaitannya dengan aktivitas
tektonik yang aktif di antara Afrika dan Asia. Batas
lempeng divergen yang dikenal sebagai East Afri-
can Rift berada sepanjang Laut Merah, menjadi
batas antara Afrika dan Asia.
Scott K. Johnson, dari arstechnica.com,
mengatakan bahwa erupsi pertama yang
menghasilkan Pulau Sholan ditemukan oleh ne-
layan pada pertengahan desember 2011. Erupsi ini
berlangsung selama kurang lebih satu bulan.
Selain aktivitas endogen yang aktif, aktifi-
tas eksogen juga berpengaruh signifikan pada pu-
lau baru ini. Angin yang bertiup menghantam dan
membentuk pulau baru ini. Kawah yang terbentuk
di pulau ini juga terisi oleh air.
Pada September 2013, sekitar 8 kilometer
dari Sholan, erupsi baru kembali terjadi. Erupsi ini
berlangsung selama hampir dua bulan dan me-
lahirkan Pulau Jadid. Pulau Jadid ini mencapai
ketinggian 186
meter di atas
permukaan laut
dan memiliki luas
sekitar 0,7 kilo-
meter persegi.
Fenome-
na terbentuknya
pulau baru meru-
pakan hal yang sangat menarik. Beruntunglah
peneliti dari King Abdullah University of Science and
Technology, Wenbin Xu, Joel Ruch, dan Sigurjon
Jonsson. Para peneliti ini memanfaatkan citra
satelit dan pengukuran elevasi permukaan untuk
mengamati kelahiran pulau baru ini. Para peneliti ini
menggunakan satelit yang sensitif untuk mendeteksi
perubahan pada elevasi permukaan.
Batas Lempeng divergen di antara Afrika dan
Asia ini dikenal sebagai East African Rift. Kedua
lempeng ini bergerak saling menjauh dengan ke-
cepatan sekitar 6 mm per tahun. Di batas lempeng
ini aktivitas vulkanik sangat aktif, menyebabkan
magma keluar dan menghasilkan rangkaian gunun-
gapi di bawah laut. Jika akumulasi material vulkanik
yang keluar ini cukup, kita bisa melihat gunungapi ini
tumbuh hingga di atas permukaan laut, seperti Pulau
Sholan & Jadid yang terbentuk ini.
(Alam Satria | dikutip dari belajargeologi.com)
7 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Terminal LNG Bojonego-Terminal LNG Bojonego-Terminal LNG Bojonego-
ro : Hasil Kerjasama PT ro : Hasil Kerjasama PT ro : Hasil Kerjasama PT
Pertamina & Tokyo GasPertamina & Tokyo GasPertamina & Tokyo Gas PT Pertamina Persero dan Tokyo Gas akan
membangun terminal penerima liquefied natural
gas (LNG) di Bojonegoro untuk mendukung per-
tumbuhan ekonomi.
LNG sendiri adalah liquefied natural gas
yang merupakan gas yang di dominasi oleh gas
metan dan etana yang didinginkan hingga menjadi
cair dalam kondisi tertentu.
Dari sisi hulu, pengembangan LNG tidak
hanya memerlukan fasilitas produksi biasa, tetapi
memerlukan kilang yang mampu mencairkan gas
tersebut sampai suhu minus 150-200 C. Fasilitas
pendingin dan tanki kriogenik ini membutuhkan
investasi yang sangat besar.
Sementara di sisi hilir, pemanfaatan LNG
memerlukan fasilitas untuk mengubah LNG men-
jadi gas kembali, yang disebut dengan LNG regasi-
fication terminal. Saat ini Indonesia baru memiliki
satu fasilitas regasifikasi yaitu yang dioperasikan
oleh PT Nusantara Regas di Teluk Jakarta. Selain
fasilitas regasifikasi, pemanfaatan gas yang
dihasilkan juga memerlukan jaringan pipa untuk
sampai ke konsumen. Dengan kebutuhan akan
temperatur yang sangat rendah seperti ini, jelas
LNG tidak bisa diedarkan dalam bentuk tabung-
tabung layaknya LPG. Tetapi memerlukan fasilitas
regasifikasi sekaligus sistem transportasi yang
terintegrasi ke pengguna.
Terminal pen-
erima LNG
Bojonegara ,
Banten, dijad-
waklan akan
mulai beroperasi di tahun 2018. Nilai investasi ter-
minal LNG tersebut sebesar $ 810 miliar USD
dengan kapasitas penyimpanan antara 200.00
hingga 400.000 kiloliter. LNG yang disimpan nant-
inya akan disalurkan ke pabrik-pabrik domestik dan
pembangkit listrik.
Berdasarkan lansiran kantor berita Nikkei
pada awal pekan, Pertamina dan Tokyo Gas akan
mendirikan perusahan joint venture untuk men-
goperasikan terminal penerima LNG. Mitsui & Co
diharapkan ikut mengambil bagian dari perusaan
joint venture tersebut, serta Japan Bank berpoten-
si berpatisipasi.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto
mengatakan dalam kunjunganya ke Jepang, ini ada-
lah langkah pertama kerjasama strategis antara
Tokyo Gas dan Pertamina yang ditandatangani pada
bulan Februari lalu.
Terminal penerima LNG di Bojonegoro ada-
lah terminal penerima LNG pertama yang dibangun
di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia menggunakan
kapal tangker untuk menyimpan LNG sebelum
disalurkan kepada konsumen.
Sehingga dapat diharapkan, nantinya LNG
dapat berkembang baik di Indonesia sehingga
ketersediaan bahan bakar akan lebih variatif dan
tidak tergantung dengan satu bahan bakar saja.
[Wina Mahira | : migasreview.com]
8 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Sejarah
Kelompok unsur logam tanah jarang
pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh
seorang letnan angkatan bersenjata Swedia
bernama Karl Axel Arrhenius, yang mengum-
pulkan mineral ytteribite dari tambang feldspar
dan kuarsa di dekat Desa Ytterby, Swedia. Min-
eral tersebut berhasil dipisahkan oleh J. Gadoli
pada tahun 1794. Tahun 1804 Klaproth dan
timnya menemukan ceria yang merupakan ben-
tuk oksida dari cerium. Tahun 1828, Belzerius
menemukan thoria dari mineral thorit. Tahun
1842 Mosander memisahkan senyawa bernama
yttria menjadi tiga macam unsur melalui pen-
gendapan fraksional menggunakan asam oksa-
lat dan hidroksida, unsur-unsur tersebut yttria,
terbia, dan erbia. Pada tahun 1878 Boisbaudran
menemukan samarium. Tahun 1885, Welsbach
memisahkan praseodymium dan neodymium
yang terdapat pada samarium. Boisbaudran
tahun 1886 mendapatkan gadolinium dari min-
eral ytterbia yang diperoleh J.C.G de Marignac
tahun 1880. Ytterbia yang diperoleh Marignac,
pada tahun 1907 mampu dipisahkan oleh L de
Boisbaudran menjadi neoytterium dan luteci-
um. P.T. Cleve memisahkan tiga unsur dari er-
bia dan terbia yang dimiliki Marignac, diperoleh
erbium, holminium dan thalium, sementara L de
Boisbaudran memperoleh unsur lain dinamai dyspor-
sia (http://minerals.usgs.gov.)
Karakteristik
Unsur tanah jarang (UTJ) adalah nama yang diberikan
kepada kelompok lantanida, yang merupakan logam
transisi dari Grup 111B pada Tabel Periodik. Kelompok
lantanida terdiri atas 15 unsur, yaitu mulai dari lanta-
num (nomor atom 57) hingga lutetium (nomor atom
71), serta termasuk tiga unsur tambahannya yaitu
yttrium, thorium dan scandium (Tabel 1). Pemasukan
yttrium, torium dan skandium ke dalam golongan un-
sur tanah jarang dengan pertimbangan kesamaan
sifat. Unsur tanah jarang mempunyai sifat reaktif
tinggi terhadap air dan oksigen, bentuk senyawa sta-
bil dalam kondisi oksida, titik leleh relatif tinggi, serta
Logam Tanah Jarang: SDA yang Logam Tanah Jarang: SDA yang Logam Tanah Jarang: SDA yang
TerabaikanTerabaikanTerabaikan
9 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
sebagai bahan penghantar panas yang tinggi.
Berdasarkan variasi radius ion dan
susunan elektron, unsur tanah jarang diklasifi-
kasikan ke dalam dua subkelompok, yaitu :
Unsur tanah jarang ringan, atau sub-
kelompok cerium yang meliputi lanthanum
hingga europium.
Unsur tanah jarang berat, atau sub-
kelompok yttrium yang meliputi gadolinium
hingga lutetium dan yttrium.
Logam tanah jarang (LTJ) tidak
ditemukan di bumi sebagai unsur bebas melain-
kan paduan berbentuk senyawa kompleks. Se-
hingga untuk pemanfaatannya, logam tanah ja-
rang harus dipisahkan terlebih dahulu dari sen-
yawa kompleks tersebut.
Selama ini telah diketahui lebih dari 100
jenis mineral tanah jarang, dan 14 jenis di an-
taranya diketahui mempunyai kandungan total
% oksida tanah jarang tinggi. Mineral tanah
jarang tersebut dikelompokkan dalam mineral
karbonat, fospat, oksida, silikat, dan fluorida.
Mineral logam tanah jarang bastnaesit,
monasit, xenotim dan zirkon paling banyak
dijumpai di alam.
Bastnaesit (CeFCO3). Merupakan sen-
yawa fluoro-carbonate cerium yang mengan-
dung 60- 70% oksida logam tanah jarang
seperti lanthanum and neodymium. Mineral
bastnaesit merupakan sumber logam tanah
jarang yang utama di dunia. Bastnaesit
ditemukan dalam batuan kabonatit, breksi
olomit, pegmatit dan skarn amfibol.
Monasit ((Ce,La,Y,Th)PO3) merupakan senyawa
fosfat logam tanah jarang yang mengandung 0-70%
oksida logam tanah jarang (LTJ). Monasit umumnya
diambil dari konsentrat yang merupakan hasil pen-
golahan dari endapan pada timah aluvial bersama
dengan zirkon dan xenotim. Monasit memiliki kan-
dungan thorium yang cukup tinggi. Sehingga mineral
tersebut memiliki sinar yang bersifat radioaktif. Tho-
rium memancarkan radiasi tingkat rendah, dengan
menggunakan selembar kertas saja, akan terhindar
dari radiasi yang dipancarkan.
Xenotim (YPO4) merupakan senyawa yttrium
fosfat yang mengandung 54-65% LTJ termasuk erbi-
um, cerium dan thorium. Xenotim juga mineral yang
ditemukan dalam pasir mineral berat, serta dalam
pegmatit dan batuan beku.
Zirkon, merupakan senyawa zirkonium silikat
yang didalamnya dapat terkandung thorium, yttrium
dan cerium.
10 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Penggunaan
Logam tanah jarang sudah banyak digunakan di berbagai macam produk. Penggunaan logam tanah
jarang ini memicu berkembangnya material baru. Material baru dengan menggunakan Logam Tanah Jarang
memberikan perkembangan teknologi yang cukup signifikan dalam ilmu material. Perkembangan material ini
banyak diaplikasikan di dalam industri untuk meningkatkan kualitas produk. Contoh perkembangan, yaitu yang
terjadi pada magnet. Logam Tanah Jarang mampu menghasilkan neomagnet, yaitu magnet yang memiliki me-
dan magnet yang lebih baik dari pada magnet biasa. Sehingga memungkinkan munculnya perkembangan
teknologi berupa penurunan berat dan volume speaker yang ada, memungkinkan munculnya dinamo yang
lebih kuat sehingga mampu menggerakkan mobil. Dengan adanya logam tanah jarang, memungkinkan muncul-
nya mobil bertenaga listrik yang dapat digunakan untuk perjalanan jauh. Oleh karenanya mobil hybrid mulai
marak dikembangkan.
Penggunaan UTJ yang lain lagi sangat bervariasi yaitu pada energi nuklir, kimia, kalatalis, elektronik,
dan optik. Pemanfaatan UTJ untuk yang sederhana seperti lampu, pelapis gelas, untuk teknologi tinggi seperti
fospor, laser, magnet, baterai, dan teknologi masa depan seperti superkonduktor, pengangkut hidrogen
(Haxel dkk, 2005). Zirkonium dapat menggantikan paduan magnesium-thorium pada pesawat ruang angkasa
(http://usgs.gov)
Dalam industri metalurgi, penambahan logam tanah jarang juga digunakan untuk pembuatan Baja
HighStrength, low alloy (HSLA), baja karbon tinggi, superalloy, dan stainless steel. Hal ini karena logam tanah
jarang memiliki sifat dapat meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan dan peningkatan
ketahanan terhadap panas. Sebagai contoh pada penambahan logam tanah jarang dalam bentuk aditif atau
alloy pada paduan magnesiaum dan alumunium, maka kekuatan dan kekerasan paduan tersebut akan mening-
kat.
Tanah jarang dapat juga dimanfaatkan untuk katalis sebagai
pengaktif, campuran khlorida seperti halnya lanthanium, sedangkan
neodymium dan praseodymium digunakan untuk katalis pemurnian
minyak dengan konsentrasi antara 1% - 5%. Campuran khlorida
logam tanah jarang ini ditambahkan dalam katalis zeolit untuk
menaikkan efisiensi perubahan minyak mentah (crude oil) menjadi
bahan-bahan hasil dari pengolahan minyak. Diperkirakan
pemakaian logam tanah jarang untuk katalis pada industri permin-
yakan akan lebih meningkat lagi di masa mendatang (Aryanto dkk.,
2008).
Pemanfaatan logam tanah jarang yang lain berupa korek
gas otomatis, lampu keamanan di pertambangan, perhiasan, cat,
dan lem. Untuk instalasi nuklir, logam tanah jarang digunakan pada
detektor nuklir, dan rod kontrol nuklir. Ytrium dapat digunakan se-
bagai bahan keramik berwarna, sensor oksigen, lapisan pelindung
karat dan panas.
Penggunaan unsur tanah jarang di Amerika untuk kepent-
ingan katalis pada otomotif 25%, katalis pada pemurnian minyak
22%, untuk imbuan dan paduan industri metalurgi 20%, pelapis
gelas dan keramik 11%, fospor-tanah jarang untuk lampu, televisi,
monitor komputer, radar dan film untuk X-ray 10%, magnet 3%,
laser untuk medis 3%, dan lain-lain 6%(http://usgs.gov, 2008).
Penggunaan mineral tanah jarang semakin selektif, hal ini
terkait dengan aspek lingkungan. Seperti monasit yang mengan-
dung thorium, meskipun sifat radioaktif thorium rendah, akan teta-
pi dengan disertai turunannya berupa radium yang mempunyai si-
fat radioaktif lebih tinggi, dan akan terakumulasi selama proses
pengolahan, maka dengan pertimbangan aspek lingkungan,
penggunaan monasit lebih terbatas dan lebih diutamakan yang
mengandung thorium rendah, seperti bastnaesit (Haxel, 2005).
[Adhelian Gufron N]
11 ROCKVISION - Desember 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”
Mulai Januari 2018 Pertamina
Kelola Blok Mahakam Selama 20
Tahun.
INDEKS SEKTORAL 29 Desember:
Vale Melonjak, Sektor Tambang
Pimpin IHSG. Pendorong utama
sektor tersebut adalah PT Vale
Indonesia Tbk (INCO) yang melesat
9,27%, diikuti oleh PT Bayan Re-
sources Tbk (BYAN) yang menguat
0,95%.
PT Adaro Energy Tbk. melalui anak
usahanya mendapatkan fasilitas
pinjaman dengan total nilai
US$320 juta.
Penjualan Alat Berat Meningkat,
Saham United Tractor (UNTR)
Naik Lagi. Seiring dengan ber-
jalannya proyek pemerintah,
sektor konstruksi menyumbang
porsi paling besar dengan kenai-
kan sekitar 62 persen. Sektor
tambang menyumbang 23 persen
dan sisanya disumbang oleh per-
tanian dan kehutanan.
Medco Bikin Sumur Jajaki Geo-
thermal di Kawah Ijen. Di lokasi
yang diduga memiliki potensi
panas bumi besar, PT Medco Ca-
haya Geothermal Jakarta
melakukan pengeboran (slim
hole).
Earth Observatory—Image of The Month ini berisi citra satelit yang bersumber
dari situs resmi NASA dan
bisa diakses melalui ala-
mat internet http://
e a r t h o b s e r v a t o -
ry.nasa.gov/.
Edisi kali ini
Rockvision memilih citra
yang menjadi bagian dari Reading The ABCs from Space oleh NASA, kali ini
adalah huruf Y.
Pada tanggal 25 Desember 2000, Ad-vanced Spaceborne Ther-mal Emission and Reflec-tion Radiometer (ASTER)
di satelit Terra NASA me-
nangkap gambar false-color Sungai Ugab yang mengalir di tengah-tengah
padang yardangs di Na-
mibia Utara.
―Letter Y: Ugab River, Namibia‖
SM-IAGI Universitas Diponegoro adalah salah satu organisasi mahasiswa di Pro-
gram Studi Teknik Geologi Undip yang memiliki visi sebagai wadah generasi muda di ka-
langan mahasiswa kebumian untuk mengajukan, mengusahakan dan menjalankan perannya
demi kedaulatan dan kesejahteraan Bangsa dan Tanah Air Indonesia. Serta menjadi SDM
yang memiliki kapabilitas untuk dapat bersaing di dunia global .
Tak terasa saat ini kita telah berada di penghujung tahun 2015, dalam dua tahun
kebelakang ini sudah 16 edisi buletin yang diterbitkan SM IAGI Undip ini senantiasa menemani
pembaca setianya. Begiitu banyak artikel yang telah tertulis baik artikel asli tulisan sendiri
dari para anggota SM IAGI Undip maupun artikel kutipan dari berbagai media massa.
Menyongsong tahun baru 2016, kepengurusan baru pun akan segera dikukuhkan.
Semoga untuk tahun ke-3 dan seterusnya Rockvision tetap bisa menjadi sahabat setia bagi
semua pembacanya. Terimakasih untuk dua tahun yang sangat luar biasa. Joko Suprayetno.
SM IAGI Undip
ROCKVISION
Image of The Month
Jiwa Muda Semangat Merdeka