12
@kabarmaduranews TWITTER Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang Siapkan Jalan Akses Suramadu-Ringroad Dukung Pasar Wisata, Hindari Macet di Burneh Petani Resah Pupuk Langka Terjadi Setiap Awal Musim Tanam Tiba PDAM Dikucuri Rp 10 Miliar Diperbantukan ke Pelanggan Berpenghasilan Rendah Banyak SKPD Lalai Tuntaskan Proyek Padahal 4 Hari Lagi Tutup Anggaran Email Redaksi: [email protected] Pemilukada MINGGU 16 Desember 2012 BANGKALAN-Pasangan no- mor urut 3 Mohammad Mak- mun Ibnu Fuad-Mondir Rofii (Makmur) memperoleh suara paling besar dibandingkan peserta lain dalam Pemilu- kada Bangkalan. Pasangan Makmur meraih 26.872 suara di Kecamatan Kota. Hal tersebut sesuai dengan hasil penghitungan suara yang dilaku- kan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kota, Sabtu (15/12) kema- rin. Makmur menguasai perolehan suara pada semua desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Kota. Seperti di Desa Gebang. Makmur memperoleh 678 suara. Sedangkan pasan- gan Nikmat meraih 141 suara dan suara yang tidak sah sebanyak 260 suara. Hal yang sama juga terjadi di Desa Sabiyen. Di Sabiyen Makmur mendapat- kan 1.034 suara. Duet Momon-Mondir Kuasai Kota Total jumlah pemilik hak suara berdasarkan DPT: 61.084 pemilih Sumber: PPK Kota Bangkalan Nyaris 40 Persen Golput, Tapi Tetap Aman PAMEKASAN-Hasil seri 1-1 yang di- petik Persepam Madura United (P-MU) melawan Persebaya Divisi Utama (Perse- baya DU) Surabaya, kemarin (15/12), bukanlah hasil buruk. Pasalnya, tim dari Ibu Kota Jawa Timur tersebut memiliki materi pemain hampir setara dengan klub ISL lainnya. Sebut saja, pemain belakang Gesio Carvalho (Brasil) dan striker Jean Paul Boumsong (Kamerun). Bahkan satu pe- main belakang yang diincar P-MU justru merapat ke Persebaya DU, yakni Ahmad Hisyam Tolle. Tak heran, jika hasil tersebut tetap membuat semringah petinggi klub, ter- masuk Komisaris Utama PT Pojur Madura United, Kholilurrahman, yang saat ini juga menjabat sebagai Bupati Pamekasan. KM/TABRI S. MUNIR KHOLILURRAHMAN Komisaris Utama PT Pojur Madura United KM/TABRI S. MUNIR SELEBRASI: Kegembiraan penggawa Laskar Sape Kerap ketika Issac Jober sukses merobek jala gawang Persebaya DU di menit ke 17, pada laga yang dilangsungkan di Stadion A. Yani Sumeneo kemarin (15/12). J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 SAMPANG-Bisa jadi warga Ka- bupaten Sampang kurang mem- punyai kesadaran akan hak politik mereka. Tapi, bisa jadi pula warga Sampang dilanda kebingungan dan kebimbangan dalam memilih pemimpin mereka, akibat tebaran janji-janji manis dari para kandidat Bupati-Wakil Bupati Sampang periode 2013-2018. Diduga, dua hal itulah yang menyebabkan banyaknya angka golongan putih (golput) alias warga yang tak menggunakan hak pilihnya masing-masing. KM/ACHMAD SYAIFUL ROMADHON SUDAH DIHITUNG: Hasil rekapitulasi suara dalam rapat pleno PPK Sampang akan disampaikan ke KPU Kabupaten bersama kotak suara dan lembar administrasi lainnya. 15 Ribu Lebih Tak Memilih J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 LAHIRNYA batik di wilayah Sumenep sudah bertahun-tahun lamanya. Sejak tahun 1965 si- lam, Desa Pakandangan Barat telah dikenal sebagai Kampung Batik karena aktivitas warga di kampung itu mayoritas berkutat sebagai pembatik. Potensi mereka dalam memba- tik memang luar biasa, SAMPANG-Tiada hari tanpa banjir, di wilayah Kecamatan Kota, Sampang, saat musim penghujan. Jadi, sudah tak mengherankan lagi manakala sejumlah titik di wilayah perkotaan Sampang, tenggelam oleh genangan air, setelah guyuran hujan deras, Sabtu (15/12). Salah satu titik yang “tenggelam” itu adalah Jalan Raya Kusuma Bangsa, Kecamatan Kota, Sampang, tepatnya arah menuju Kecamatan Kedungdung. SUDAH BIASA: Sesuai semboyannya, Kota Bahari, yang bisa diartikan banjir berhari- hari, maka tak mengherankan lagi kalau Sampang selalu “tenggelam” setelah hujan deras. Hujan Deras, Kota Sampang “Tenggelam” Lagi KM/FANDRI ARDIANSYAH KM/ AHMAD AINOL HORRI PENERUS LELUHUR: Aktivitas warga Desa Pakandangan Barat membatik secara berkelompok, sudah berlangsung turun temurun. Mengunjungi Kampung Batik di Desa Pakandangan Barat Pesanan Mengalir, Pengeringan Terhambat Hujan Desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, di bagian timur laut Sumenep, dikenal sebagai Kampung Batik. Bagaimana kegiatan mereka saat musim penghujan? AHMAD AINOL HORRI, Sumenep J Bersambung ke Hal 6 Rumor Ricuh Landa Sampang SAMPANG-Pemilukada Sampang telah berlalu, dan semuanya berjalan lancar, dan aman terkendali. KM/FANDRI ARDIANSYAH BERJAGA-JAGA: Proses rekapitulasi berlangsung aman dan lancar. Meski demikian, ratusan anggota Brimob dan Tim Gegana tetap siaga. J Bersambung ke Hal 6

Edisi 16 Desember 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kabar,madura

Citation preview

Page 1: Edisi 16 Desember 2012

@kabarmaduranewsTWITTER

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

Siapkan Jalan Akses Suramadu-RingroadDukung Pasar Wisata, Hindari Macet di Burneh

Petani Resah Pupuk LangkaTerjadi Setiap Awal Musim Tanam Tiba

PDAM Dikucuri Rp 10 MiliarDiperbantukan ke Pelanggan Berpenghasilan Rendah

Banyak SKPD Lalai Tuntaskan ProyekPadahal 4 Hari Lagi Tutup Anggaran

Email Redaksi: [email protected]

Pemilukada

MINGGU 16 Desember 2012

BANGKALAN-Pasangan no-mor urut 3 Mohammad Mak-mun Ibnu Fuad-Mondir Rofii (Makmur) memperoleh suara paling besar dibandingkan peserta lain dalam Pemilu-kada Bangkalan. Pasangan Makmur meraih 26.872 suara di Kecamatan Kota.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penghitungan suara yang dilaku-kan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kota, Sabtu (15/12) kema-

rin. Makmur menguasai perolehan suara pada semua desa/kelurahan

yang ada di Kecamatan Kota.Seperti di Desa Gebang.

Makmur memperoleh 678 suara. Sedangkan pasan-gan Nikmat meraih 141

suara dan suara yang tidak sah sebanyak 260 suara. Hal yang

sama juga terjadi di Desa Sabiyen.Di Sabiyen Makmur mendapat-kan 1.034 suara.

Duet Momon-Mondir Kuasai KotaTotal jumlah

pemilik hak suara

berdasarkan DPT: 61.084

pemilih

Sumber: PPK Kota Bangkalan

Nyaris 40 Persen Golput, Tapi Tetap Aman

PAMEKASAN-Hasil seri 1-1 yang di-petik Persepam Madura United (P-MU)

melawan Persebaya Divisi Utama (Perse-baya DU) Surabaya, kemarin (15/12),

bukanlah hasil buruk. Pasalnya, tim dari Ibu Kota Jawa Timur tersebut memiliki

materi pemain hampir setara dengan klub ISL lainnya.

Sebut saja, pemain belakang Gesio Carvalho (Brasil) dan striker Jean Paul Boumsong (Kamerun). Bahkan satu pe-

main belakang yang diincar P-MU justru merapat ke Persebaya DU, yakni Ahmad

Hisyam Tolle. Tak heran, jika hasil tersebut tetap

membuat semringah petinggi klub, ter-masuk Komisaris Utama PT Pojur Madura

United, Kholilurrahman, yang saat ini juga menjabat sebagai Bupati Pamekasan.

KM

/TA

BR

I S. M

UN

IR

KHOLILURRAHMANKomisaris Utama PT Pojur Madura United

KM

/TA

BR

I S. M

UN

IR

SELEBRASI: Kegembiraan penggawa Laskar Sape Kerap ketika Issac Jober sukses merobek jala gawang Persebaya DU di menit ke 17, pada laga yang dilangsungkan di

Stadion A. Yani Sumeneo kemarin (15/12).

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

SAMPANG-Bisa jadi warga Ka-bupaten Sampang kurang mem-punyai kesadaran akan hak politik mereka. Tapi, bisa jadi pula warga Sampang dilanda kebingungan dan kebimbangan dalam memilih pemimpin mereka, akibat tebaran janji-janji manis dari para kandidat Bupati-Wakil Bupati Sampang periode 2013-2018.

Diduga, dua hal itulah yang menyebabkan banyaknya angka golongan putih (golput) alias warga yang tak menggunakan hak pilihnya masing-masing.

KM/ACHMAD SYAIFUL ROMADHON

SUDAH DIHITUNG: Hasil rekapitulasi suara dalam rapat pleno PPK Sampang akan disampaikan ke KPU Kabupaten bersama kotak suara dan lembar administrasi lainnya.

15 Ribu Lebih Tak Memilih

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

LAHIRNYA batik di wilayah Sumenep sudah bertahun-tahun lamanya. Sejak tahun 1965 si-lam, Desa Pakandangan Barat telah dikenal sebagai Kampung Batik karena aktivitas warga di kampung itu mayoritas berkutat sebagai pembatik.

Potensi mereka dalam memba-tik memang luar biasa,

SAMPANG-Tiada hari tanpa banjir, di wilayah Kecamatan Kota, Sampang, saat musim penghujan. Jadi, sudah tak mengherankan lagi manakala sejumlah titik di wilayah perkotaan Sampang, tenggelam oleh genangan air, setelah guyuran hujan deras, Sabtu (15/12).

Salah satu titik yang “tenggelam” itu adalah Jalan Raya Kusuma Bangsa, Kecamatan Kota, Sampang, tepatnya arah menuju Kecamatan Kedungdung.

SUDAH BIASA: Sesuai semboyannya, Kota Bahari, yang bisa diartikan banjir berhari-hari, maka tak mengherankan lagi kalau Sampang selalu “tenggelam” setelah hujan deras.

Hujan Deras, Kota Sampang “Tenggelam” Lagi

KM/FANDRI ARDIANSYAH

KM/ AHMAD AINOL HORRI

PENERUS LELUHUR: Aktivitas warga Desa Pakandangan Barat membatik secara berkelompok, sudah berlangsung turun temurun.

Mengunjungi Kampung Batik di Desa Pakandangan Barat

Pesanan Mengalir, Pengeringan Terhambat Hujan

Desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, di bagian timur laut Sumenep, dikenal

sebagai Kampung Batik. Bagaimana kegiatan mereka

saat musim penghujan?

AHMAD AINOL HORRI, Sumenep

Bersambung ke Hal 6

Rumor Ricuh Landa

SampangSAMPANG-Pemilukada

Sampang telah berlalu, dan semuanya berjalan lancar, dan

aman terkendali.

KM/FANDRI ARDIANSYAH

BERJAGA-JAGA: Proses rekapitulasi berlangsung aman dan

lancar. Meski demikian, ratusan anggota Brimob dan Tim Gegana

tetap siaga.

Bersambung ke Hal 6

Page 2: Edisi 16 Desember 2012

MINGGU 16 Desember 20122

Email Redaksi: [email protected]

Gajinya THL antara kurang lebih Rp 800

ribu sampai Rp 950 ribu, ter-

gantung masa kerjanya.”

AHMAT HAFIDKabag Keuangan Setda Bangkalan

TENAGA KERJA

Dukung Pasar Wisata, Hindari Macet di Burneh

BANGKALAN- Berbagai upaya terus dilakukan guna mempersiapkan bakal berop-erasinya pasar wisata yang nantinya menjadi pusat pema-saran kerajinan home industri di Kabupaten Bangkalan. Salah satu rencana memban-gun ‘jalan pintas’ yang mem-perpendek waktu tempuh dari akses Suramadu menuju pasar wisata.

Pasar wisata yang dalam proses pembangunan hingga saat ini dalam beberapa waktu ke depan akan beroperasi, letaknya dinilai cukup jauh dari akses Suramadu. Karena ini keberadaan pasar wisata nantinya diragukan menjadi destinasi wisata belanja.

Pasar wisata berada dalam satu lokasi yang sama dengan pusat perbelanjaan moder Bangkalan Plaza dan pasar tradisional Ki Lemah Duwur yang berada di jalan Halim Perdana Kusuma atau jalan ring road.

Menyiasati kondisi tersebut, kini telah mulai dipersiapkan jalur baru yang menghubung-kan akses Suramadu hingga ring road.

Kadisporabudpar Bangkalan Widjaja Krisna, menjelas-kan persiapan ini dilakukan sebagai langkah memper-pendek jarak antara akses Suramadu dan 3 pasar yang ada di Bangkalantersebut di atas. “Ya pasar wisata itu jika dimungkinkan akan selesai akhir tahun ini dan dapat beroperasi tahun depan den-gan objek pemasaran adalah kerajinan home industri ma-syarakat, selama ini tujuan belanja kerajinan di Bangka-lan dan kuliner kan Burneh, sampai-sampai tau sendiri

kan macetnya Burneh kalau akhir pekan, dengan kondisi demikian sulit bagi wisatawan untuk menuju pasar wisata, maka itu akan dibangun akses baru yang nantinya tembus di sekitar ring road sana”, papar Krisna kepada Kabar Madura.

Sementara itu, anggota Komi-si C yang membidangi pem-bangunan daerah, Mahmudi mengakui memang saat ini pemerintah sedang mengu-payakan jalan lintas yang men-ghubungkan ring road dimana terdapat dua pusat kegiatan ekonomi masyarakat, Banplaz dan pasar Ki Lemah Duwur dengan akses Suramadu, se-hingga waktu tempuh lebih singkat. “Akses jalan tersebut nanti menghubungkan 2 titik dari terminal baru yang ada di akses Suramadu, sampai ke ringroad. Gunanya untuk memecah arus di Burneh yang cukup sempit, juga untuk mempersingkat jalur menuju kota, di samping itu juga agar objek wisata belanja kita mall dan pasar wisata nantinya lebih mudah diakses”, jelas Mahmudi. “Terlebih nanti jika pelabuhan peti kemas di Socah itu sudah jadi, banyak trailer dan tronton hilir mudik, bisa 2 jam perjalanan dari kota menuju Suramadu”, imbuh Mahmudi.

Ditanya berapa jumlah anggaran proyek tersebut dan sampai mana sejauh ini perkembangannya, Mahmudi menjelaskan, mengaku tidak ingat jumlah dananya. “Saya tak berani mengira-ngira, takut salah,” ujar Mahmu-di. Mahmudi mengungkap-kan terkait sejauh mana apa pengerjaan jalan tersebut, hingga saat ini masih tahap rencana.

“Untuk pembebasan lahan pun belum dilakukan na-mun agendanya tahun 2013 ini akan dilakukan”, jelas Mahmudi. (jos/zis)

KM/FLICKER

STRATEGIS: Pasar Ki Lemah Duwur yang masih satu lokasi dengan pasar wisata di jalan Haim Perdana Kusuma atau ring road. Rencananya akan dibangun jalan yang menyingkat waktu tempuh dari akses Suramadu menuju ring road.

Siapkan Jalan Akses Suramadu-Ringroad

BANGKALAN-Pengamanan pemilu-kada Bangkalan dilakukan ekstra ketat. Tak cukup dikawal ratusan personel, ribuan petugas didatangkan ke Bang-kalan untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan selama hingga pasca pemilukada.

Bahkan hingga kemarin (15/12), dalam mengawal proses penyerahan berkas dan surat suara dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) ke KPUD, sebanyak 2-3 mobil polisi mengawal proses peny-erahan hasil pemungutan suara tersebut.

Jalan veteran yang menjadi tujuan dari ratusan kotak suara harus disteril-kan betul oleh para aparat keamanan, termasuk alun-alun Bangkalan sisi utara yang tak boleh dimasuki siapapun atas alasan keamanan.

Ketatnya penjagaan ini ternyata berim-bas terhadap anggaran pengamanan pemilukada. Kapolres Bangkalan AKBP Endar Priantoro menjelaskan dari dana pengamana awal senilai Rp 3 miliar kini harus bertambah hingga mencapai Rp 4,5 miliar atau bengkat sekitar 50 persen.

“Dengan adanya penambahan per-sonil otomatis anggaran keuangan bertambah juga. Dari dana awal sekitar Rp 3 miliar sekian ya, hingga kini total anggaran pengamanan Rp 4,5 miliar”, papar Endar.

Kapolres Bangkalan ini pun menjelas-kan dana pengamanan memang mahal. “Ini dilakukan karena perubahan situasi, dari Mabes Polri saja kita datangkan 1.500 personil, dan bantuan personil ini memang kami minta melalui Polda Jatim. Sebab potensi kerusuhan meningkat. Memang cost pengamanan itu mahal ya, tapi akan jauh lebih mahal cost-nya jika sampai terjadi kerusuhan, sebab jika sampai terjadi kerusuhan maka selain cost materi kita juga akan rugi cost psikologis masyarakat atas kerusuhan tersebut”,

imbuh perwira berpangkat AKBP ini.Endar juga menjelaskan dana itu diam-

bil dari dana tak terduga APBD yang juga

telah disepakati oleh jajaran muspida melalui rapat kordinasi. Pihaknya siap pertanggungjawabkan penggunaan ang-

garan tersebut, dimana laporan pertang-gungjawabannya juga akan diserahkan nantinya kepada pihak terkait. (jos/zis)

Pengamanan Pemilukada Ketat, Anggaran Bengkak 50%2013, Gaji THL Tidak NaikBANGKALAN-Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Bangkalan memastikan tidak akan ada kenaikan gaji bagi tenaga har-ian lepas (THL) pada tahun 2013 seperti daerah lain. Hanya saja, kemungkinan ada kenaikan bagi sebagian THL kare-na dipengaruhi masa kerja.

“ U n t u k t a h u n 2013 tidak ada ke-naikan gaji untuk THL,” terang Ke-pala Bagian Keuan-gan Setda Bangka-lan, Ahmat Hafid, pada wartawan Ka-bar Madura, Sabtu (15/12).

Ia menjelaskan, memang tidak ada kenaikan gaji bagi THL pada tahun depan secara keseluruhan. Namun, ke-mungkinan ada gaji THL yang naik. Itu dipengaruhi masa kerja, bukan yang lain.

Gaji THL di lingkungan Pemkab Bang-kalan sudah sesuai dengan upah mini-mum kabupaten/kota (UMK). Dimana gaji THL berkisar antara Rp 800 ribu hingga Rp 950 ribu.

“Gajinya THL antara kurang lebih Rp 800 ribu sampai Rp 950 ribu, tergan-tung masa kerjanya,” ungkap pria asal Sumenep tersebut.

Ia menambahkan, pihaknya meminta kepada seluruh THL agar semangat dalam bekerja. Sehingga bisa memberikan etos kerja yang bagus terhadap masyarakat.

Sekadar diketahui, jumlah THL yang ada di Kabupaten Bangkalan mencapai ratusan orang. Mereka tersebar di semua satuan perangkat kerja daerah (SKPD) yang ada di lingkungan Pemkab Bangkalan. Adapun daerah lain yang menaikkan gaji THL yakni Kabupaten Madiun. (ful/zis)

KM/DOK

BENGKAK: Personel Brimob saat menghadapi aksi unjuk rasa massa pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Imam-Zein sebelum pemilukada Bangkalan 12 Desember 2012 lalu. Besarnya jumlah personel pegamanan membuat anggaran bengkak hingga 50 persen.

Page 3: Edisi 16 Desember 2012

3MINGGU 16 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

Terjadi Setiap Awal Musim Tanam Tiba

SAMPANG-Musim hujan telah tiba, pertanda musim tanam dimulai. Namun demikian, para petani di Dusun Ban-rokem Desa Sawah Tengah Kecamatan Robatal justru resah. Mereka khawatir, apabila masa tanam padi tiba, pasokan pupuk justru terganggu seperti yang terjadi sebelumnya dan juga di seumlah daerah lainnya di Madura.

Kekhawatiran ini disampaikan Saturi, 42, petani desa setempat. Saturi beserta

warga yang mayoritas mata pencaha-riannya sebagai petani musiman mulai menanami lahan sawah seluas 5 hektare miliknya. Tetapi ia mengaku masih was-was, apabila selama proses tanam, tanaman padinya justru terhambat hanya karena soal pupuk.

“ Sekarang memang masih normal. Maklum, karena musim tanam baru mau mulai. Tetapi, pada saat petani sudah mulai ramai-ramai tanam, dan sama-sama butuh pupuk, jangan sampai justru menghilang," ujarnya kepada kabar madura kemarin (15/12) pagi.

Kekhawatirannya cukup beralasan.

Pada musim tanam tahun lalu, di dae-rahnya sempat terjadi kelangkaan pu-puk. Akibatnya, petani terpaksa harus membeli dari daerah lain, meski dengan harga yang tinggi.

Masih kata Saturi, kekhawatiran terse-but tidak hanya ia rasakan, tetapi oleh petani lainnya. Mereka berharap, Pemk-ab Sampang menjamin ketersediaan pupuk setiap musim tanam, termasuk kali ini dan tahun seterusnya.

Saat ini, harga pupuk jenis Za Rp 72 ribu per saknya dengan berat 50 kg, jenis Ponska antara Rp 115-116 ribu per 50 kg. Sedangkan jenis Urea Rp 92 ribu per 50

kg. Tiga jenis pupuk inilah yang selama ini sangat dibutuhkan petani.

Dijelaskannya, biaya operasional produksi lahan seluas 5 hektare saat ini mencapai Rp 1 juta. Terdiri dari, pengo-lahan lahan, pengadaan air dan bibit, ongkos buruh tanam, pembelian pupuk dan biaya panen.

Sementara hasil maksimal mencapai 1 ton. “ Jika kondisi normal, jumlah produksi padi yang dihasilkan 1 ton, masih ada sisa. Seperti musim lalu harga gabah Rp 2,5 ribu. Hasil jual gabah bisa Rp 2,5 juta. Jadi masih sisa Rp 1,5 juta,” terangnya. (fan/zis)

KM/FANDRI ARDIANSYAH

RESAH: Sejumlah petani mulai menanam padi setelah selama beberapa pekan hujan terus mengguyur hampir seluruh wilayah Madura.

Petani Resah Pupuk Langka

SAMPANG-Setelah pleno rekapitulasi perolehan suara masing-masing pasan-gan calon bupati-calon wakil bupati di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) selesai digelar beberapa hari lalu, hari ini, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pun menggelar pleno rekapitulasi perolehan suara, Sabtu (15/12).

Pleno di tingkat PPK itu, digelar secara serentak di 14 kecamatan se-Kabupaten Sampang, yaitu Kecamatan Jrengik, Sre-seh, Tambelangan, Torjun, Pangarengan, Sampang, Kedungdung, Robatal, Keta-pang, Banyuates, Sokobanah, Karang Penang, Omben, dan Camplong.

“Sesuai tahapan, pleno rekapitulasi per-hitungan suara digelar hari ini (kemarin, red) secara serentak. Setelah itu, dijad-walkan, mulai hari Senin (17/12) pleno di tingkat KPU, sekaligus nantinya ada penetapan bupati-wakil bupati terpilih,” ujar Ketua PPK Sampang, Ahmad Nurul Hidayat, kemarin (15/12).

Nurul Hidayat menegaskan, rapat pleno rekapitulasi dan penghitungan suara tingkat kecamatan tersebut, dilaksanakan secara terbuka dan dihadiri oleh semua saksi dari masing-masing pasangan calon.

Saksi yang ditunjuk dari semua kandi-dat bekerja mencocokkan penghitungan yang berhasil dihitung pada saat pen-coblosan berlangsung, Rabu (12/12) lalu.

“Ada dua saksi yang tidak hadir dalam rapat pleno sekarang (kemarin, red), yakni saksi dari nomor urut 2 dan nomor urut 5,” ujarnya.

Namun, rapat pleno yang dipimpin Ketua PPK Sampang bersama Camat Sampang, Kapolsek Sampang, dan Dan-

ramil Kota, berjalan dengan aman dan lancar. Hal ini yang menyebabkan proses rekapitulasi suara dan penghitungan dapat selesai dalam satu hari.

“ Hari ini juga, semua sudah selesai mas, tinggal menunggu angkutan dari KPU untuk mengangkut kotak suara ini

ke gudang KPU,” ujarnya.Rencananya, usai pleno rekapitulasi dan

penghitungan suara tingkat PPK tersebut kotak suara akan segera digeser ke gu-dang KPU Sampang. Mengingat, mulai Senin depan (17/12) proses rekapitulasi tingkat KPU mulai digelar. Pergeseran kotak suara tersebut tetap mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian ber-senjata lengkap.

Berdasarkan data, hasil rekapitulasi dan penghitungan suara tingkat PPK di Kecamatan Sampang, pasangan Al-Falah (Fannan-Fadhillah) mendapatkan suara terbanyak, 28.372 suara. Disusul pasangan nomor urut 6, dengan 12.201 suara; lalu pasangan nomor urut 4, dengan 10.155 suara; pasangan nomor urut 3, dengan 8.476 suara; pasangan nomor urut 2, dengan 1.445 suara; dan terakhir, pasangan nomor urut 5 dengan 1.124 suara.

Sedangkan jumlah suara sah di PPK Sampang tercatat sebanyak 61.773 suara, dan suara tidak sah dengan 1.123 suara. Jumlah ini berasal dari pilihan masyara-kat yang tersebar di 12 desa, dan 6 kelu-rahan dengan jumlah pemilih sesuai DPT (Daftar Pemilih Tetap) sebanyak 78.028 orang. Pemilih sebanyak itu, diakomodir dengan 172 TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang tersebar diseluruh wilayah Kecamatan Sampang. (KM10/yoe)

KM/ACHMAD SYAIFUL ROMADHON

KONDUSIF: Rapat pleno rekapitulai dan penghitungan yang di tingkat PPK berjalan aman, tanpa adanya kendala yang berarti, Sabtu (12/12).

14 PPK Serentak Gelar Rekapitulasi

1. Kecamatan Jrengik Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 27334 Jumlah Suara Sah : 18257 Jumlah Suara Tidak Sah : 402 Paslon nomor urut 1 : 7812 Paslon nomor urut 2 : 293 Paslon nomor urut 3 : 2240 Paslon nomor urut 4 : 1206 Paslon nomor urut 5 : 162 Paslon nomor urut 6 : 6544

2. Kecamatan Sreseh Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 27571 Jumlah Suara Sah : 15545 Jumlah Suara Tidak Sah : 353 Paslon nomor urut 1 : 2762 Paslon nomor urut 2 : 170 Paslon nomor urut 3 : 6188 Paslon nomor urut 4 : 3059 Paslon nomor urut 5 : 59 Paslon nomor urut 6 : 33073. Kecamatan Tambelangan Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 39489 Jumlah Suara Sah : 27619 Jumlah Suara Tidak Sah : 772 Paslon nomor urut 1 : 11145 Paslon nomor urut 2 : 712 Paslon nomor urut 3 : 1053 Paslon nomor urut 4 : 4382 Paslon nomor urut 5 : 139 Paslon nomor urut 6 : 101864. Kecamatan Torjun Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : Jumlah Suara Sah : Jumlah Suara Tidak Sah : Paslon nomor urut 1 : 6907 Paslon nomor urut 2 : 604 Paslon nomor urut 3 : 2155 Paslon nomor urut 4 : 2683 Paslon nomor urut 5 : 133 Paslon nomor urut 6 : 80035. Kecamatan Pengarengan Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 15503 Jumlah Suara Sah : 11819 Jumlah Suara Tidak Sah : 211 Paslon nomor urut 1 : 4866 Paslon nomor urut 2 : 104 Paslon nomor urut 3 : 3259 Paslon nomor urut 4 : 405 Paslon nomor urut 5 : 58 Paslon nomor urut 6 : 31276. Kecamatan Sampang Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 78028 Jumlah Suara Sah : 61773 Jumlah Suara Tidak Sah : 1123 Paslon nomor urut 1 : 28372 Paslon nomor urut 2 : 1445 Paslon nomor urut 3 : 8476 Paslon nomor urut 4 : 10155 Paslon nomor urut 5 : 1124 Paslon nomor urut 6 : 122017. Kecamatan Kedungdung Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : Jumlah Suara Sah : 53154 Jumlah Suara Tidak Sah : 407 Paslon nomor urut 1 : 13045 Paslon nomor urut 2 : 2906 Paslon nomor urut 3 : 8993 Paslon nomor urut 4 : 7878 Paslon nomor urut 5 : 425 Paslon nomor urut 6 : 199078. Kecamatan Robatal Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 36081 Jumlah Suara Sah : 31271 Jumlah Suara Tidak Sah : 664 Paslon nomor urut 1 : 6158 Paslon nomor urut 2 : 1646 Paslon nomor urut 3 : 6014 Paslon nomor urut 4 : 6840 Paslon nomor urut 5 : 259 Paslon nomor urut 6 : 96909. Kecamatan Ketapang Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 63508 Jumlah Suara Sah : 58963 Jumlah Suara Tidak Sah : 881 Paslon nomor urut 1 : 10375 Paslon nomor urut 2 : 959 Paslon nomor urut 3 : 6779 Paslon nomor urut 4 : 9109 Paslon nomor urut 5 : 204 Paslon nomor urut 6 : 3065610.Kecamatan Banyuates Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : Jumlah Suara Sah : Jumlah Suara Tidak Sah : Paslon nomor urut 1 : 17039 Paslon nomor urut 2 : 965 Paslon nomor urut 3 : 12185 Paslon nomor urut 4 : 6268 Paslon nomor urut 5 : 281 Paslon nomor urut 6 : 1051611.Kecamatan Sokobanah Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 56007 Jumlah Suara Sah : 45660 Jumlah Suara Tidak Sah : 751 Paslon nomor urut 1 : 19463 Paslon nomor urut 2 : 1071 Paslon nomor urut 3 : 10237 Paslon nomor urut 4 : 4253 Paslon nomor urut 5 : 260 Paslon nomor urut 6 : 962412. Kecamatan Karang Penang Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : Jumlah Suara Sah : Jumlah Suara Tidak Sah : Paslon nomor urut 1 : 14471 Paslon nomor urut 2 : 910 Paslon nomor urut 3 : 8085 Paslon nomor urut 4 : 5715 Paslon nomor urut 5 : 455 Paslon nomor urut 6 : 1352013. Kecamatan Omben Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 59459 Jumlah Suara Sah : 43136 Jumlah Suara Tidak Sah : 783 Paslon nomor urut 1 : 8651 Paslon nomor urut 2 : 1309 Paslon nomor urut 3 : 6590 Paslon nomor urut 4 : 11262 Paslon nomor urut 5 : 276 Paslon nomor urut 6 : 1504814.Kecamatan Camplong Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) : 63014 Jumlah Suara Sah : 44253 Jumlah Suara Tidak Sah : 1071 Paslon nomor urut 1 : 12417 Paslon nomor urut 2 : 2842 Paslon nomor urut 3 : 5788 Paslon nomor urut 4 : 14223 Paslon nomor urut 5 : 414 Paslon nomor urut 6 : 8569

HASIL REKAP KESELURUHAN PPK DAN PROSENTASE PILKADA SAMPANG

Paslon nomor urut 1 : 163.483 atau 31,44 %Paslon nomor urut 2 : 15.931 atau 3,06 %Paslon nomor urut 3 : 88.044 atau 16,93 %Paslon nomor urut 4 : 87.413 atau 16,81 %Paslon nomor urut 5 : 4.249 atau 0,82 %Paslon nomor urut 6 : 160.899 atau 30,94 %

HASIL REKAPITULASI PANITIA PENYELENGGARA KECAMATAN (PPK) PEMILUKADA KABUPATEN SAMPANG

TAHUN 2012

Page 4: Edisi 16 Desember 2012

MINGGU 16 Desember 20124

Email Redaksi: [email protected]

T E R N A K

Perbaikan Sistem dan Diperbantukan ke Pelanggan PAMEKASAN-Persoalan yang membelit Perusahaan Daerah Air Minur (PDAM) Kabupaten Pamekasan mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Kabarnya, pada 2013 mendatang, PDAM akan dikucuri dana segar sebesar Rp 10 Miliar.

Itu, dilakukan untuk per-baikan sistem PDAM dan diperbantukan kepada ma-syarakat berpenghasilan rendah. Sehingga dapat membantu masyarakat dan pelanggan itu sendiri. Se-perti perbaikan pipa PDAM dan perbaikan lainnya.

”Itu masih tahun 2013 nanti Mas. Nominalnya kami juga belum tahu berapa. Tapi yang jelas, itu untuk program masyarakat berpenghasilan rendah dan perbaikan lain-nya. Banyak rinciannya,” ungkap Direktur PDAM Pamekasan Agus Bachtiar.

Pria yang aktif di banyak or-ganisasi sosial dan olahraga ini menambahkan, dirinya tidak bisa menyampaikan kucuran dana tersebut secara gamblang. Pasalnya, pro-gram tersebut masih dalam proses. ”Saya takut salah menyampaikan Mas. Soal-nya program itu masih tahun 2013,” imbuhnya.

Lebih jauh dia mengutara-kan, program tersebut san-gatlah bagus untuk mer-ingankan masyarakat atau pelanggan. Diharapkan dana tersebut mengalir lancar.

Sebab nantinya juga akan kembali lagi ke masyarakat.

”Makanya nanti setelah dana itu turun saya akan umumkan di media massa.”

Informasi yang dirangkum Kabar Madura, dana tersebut datang dari pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapa-tan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 10 Miliar. Hal itu untuk pengembangan PDAM Pamekasan.

Sementara itu, Bupati Pamekasan Kholilurrah-man mengatakan, selama ini PDAM masih terbebani dengan utang Negara yang masih tersisa sebesar Rp 1,5 Miliar. Namun sampai saat ini pembayaran utang tersebut dicicil dan sele-sai akhir tahun 2013 nanti. Dengan demikian, menurut Bupati, pengembangan dan pembangunan PDAM yang sesuai dengan harapan bisa dilakukan di tahun 2014.

Mantan DPRD Jawa Timur tersebut menambahkan, ku-curan dana Rp 10 Miliar tersebut juga akan ditopang dengan dana pendamping dari APBD sebesar Rp 3,5 Miliar. Dalam waktu dekat, Bupati meminta PDAM bisa memberikan paparan yang akan dilakukan saat dana tersebut dikucurkan tahun 2013 mendatang. Dan di-harapkan pula, PDAM tidak lagi menjadi persoalan di tengah tengah masyarakat. Utamanya ketika musim kemarau datang.

”Dalam waktu dekat saya akan mengundang Dirut PDAM untuk memaparkan rencana pembangunan 2013 itu,” ungkapnya. (jck/ed)

PDAM Dikucuri Rp 10 Miliar

KM/MARZUKIY

RUSAK : Pipa PDAM setelah diperbaiki petugas, beberapa waktu lalu

”Bunga-bunga trotoar” terus ber-munculan di sejumlah sudut Kota Pamekasan. Karena dinilai me-langgar perda, sudah berulangkali mereka ditertibkan. Namun seiring tuntutan perut, mereka gigih kem-bali mengais rezeki, sekali pun di

lokasi terlarang.

FATHOR RAHMAN, Pamekasan

PK5 (pedagang kaki lima) di sejumlah titik di Kota Pamekasan sangat mudah ditemui. Utamanya di trotoar jalan-jalan protokol. Mereka seringkali jadi sasaran penertiban penegak peraturan daerah (Perda) Kota Pamekasan.

Namun, penertiban seakan tidak ber-laku dan tidak berefek jera bagi PK5 yang kian berjubel di sejumlah sudut Kota Pamekasan. Setelah ditertibkan oleh Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja), mereka tetap kembali pada tem-patnya semula.

”Mau pindah kemana lagi Mas, hanya di sini dagangan saya yang laku. Ka-lau pindah ketempat lain yang tidak

strategis, dagangan saya malah tidak ada yang membeli. Jadi harus tetap bertahan walau pun sudah menjadi langganan penertiban petugas,” terang salah satu PK5 yang ada di Jl Kabupat-en, tanpa mau menyebutkan namanya.

Kendala tempat menjadi pemicu

utama bagi para PK5, utamanya para pedagang yang ada di Jl Kabupaten. Mereka sampai kini masih belum men-emukan tempat yang stategis untuk tempat dagangan mereka agar tidak mengganggu keindahan kota dan lan-carnya arus lalulintas.

”Sudah berulang kali ditertibkan, tapi mereka tidak bisa pindah begitu saja tanpa ada solusi tempat relokasi yang juga harus strategis untuk tempat mereka berjualan,” tukas Kasi Operasi Satpol PP Pamekasan, Misyanto.

Selain itu, dia mengkhawatirkan PK5 akan terus bertambah, kalau tidak ada tempat pengganti bagi mereka. Bukan hal yang tidak mungkin sejumlah ped-agang akan terus menghampiri trotoar untuk menjajakan dagangannya.

”Kalau masalah bertambahnya PK5 bisa dimungkinkan, tapi mau bagaima-na lagi. Karena saat ini masih belum ada tempat untuk relokasi mereka yang strategis,” ujar Misyanto.

Ditanya soal kenapa tidak segera di-carikan lokasi bagi para PK5 yang ada di Jl Kabupaten, dia menjawab bukan tugasnya. ”Kalau masalah itu bukan we-wenang kami. Kami hanya menjalankan tugas penertiban saja. Kalau itu urusan yang bersangkutan,” tambahnya.

Tapi kalau seandainya para pedagang tersebut ada pengganti tempat yang strategis untuk menjual dagangannya, bisa dimungkinkan mereka akan mu-dah diatur. Karena saat ini belum ada pilihan tempat yang menguntungkan bagi para PK5. Sehingga walau pun mereka kerap ditertibkan, akan tetap bertahan. (ed)

KM/FATHOR RAHMAN

BERDERET: Sejumlah pedagang PK5 di Jl Kabupaten Pamekasan berjejer memenuhi trotoar sepanjang jalan protokol tersebut.

Menelusuri Keberadaan PK5 di Kawasan Kota Pamekasan

Belum Ada Alternatif Relokasi, Dikhawatirkan Terus Bertambah

TAK TERSELAMATKAN: Kanit Laka Polres Pamekasan IPDA Achmad Zainuddin menunjukkan bus yang menabrak nelayan di Jalan Talang Siring, Desa Montok, Kecamatan Larangan hingga tewas.

Diduga Pemicunya Minimnya Lampu Penerangan JalanLARANGAN-Kecelakaan maut

terjadi di Jalan Raya Talang Sir-ing, Desa Montok, Kecamatan La-rangan, Pamekasan, Sabtu (15/12) kemarin. Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) tersebut menewaskan Sunarnto, 55, warga Desa Montok yang juga seorang nelayan.

Saat kejadian, korban memang hendak berangkat melaut, seki-tar pukul 04.00. Kondisi di TKP (tempat kejadian perkara) saat itu memang masih cukup gelap. Maklum, di sepanjang jalan pro-tokol tersebut tidak ada peneran-gan jalan. Tak pelak, korban yang

mengendarai motor Fiz dengan nopol M 3084 AM tewas di TKP.

Menurut penuturan warga yang enggan disebutkan namanya, laka lantas maut tersebut terjadi saat korban hendak melaut. Tapi nahas, korban harus menghem-buskan nafas terakhirnya setelah ditabrak bus nopol N 7333 UR.

Adapun kronologis kejadian tersebut, korban yang mengenda-rai motornya datang dari arah barat dengan kecepatan sedang. Dari arah yang sama, bus melaju dengan cukup kencang. Semen-tara sopir bus yang diketahui bernama Dhofir, 48, asal Sumber Suko, Kab Lumajang, tidak bisa mengendalikan kemudinya, se-hingga tabrakan tak terhindari. Korban bersama motornya terser-et bus sarat penumpang sekitar

25 meter dari TKP semula. ”Tapi korban akhirnya bisa

lepas dari motornya. Sementara motornya terus diseret bus sam-pai kira-kira 50 meter,” kesaksian wanita paro baya kepada Kabar Madura kemarin.

Seme0ntara bus yang berangkat dari Terminal Bungurasih Suraba-ya sekitar pukul 01.00 tersebut langsung mengamankan diri ke Markas Polisi Sektor (Polsek) Pren-duan, Kabupaten Sumenep, untuk menghindari amuk massa.

Terpisah, Kasatlantas Polres Pa-mekasan AKP Mahmud melalui Kanit Laka Polres Pamekasan IPDA Achmad Zainuddin, mem-benarkan kejadian tersebut. Pi-haknya saat ini sedang menjalani pemeriksaan kepada tersangka untuk mengetahui kronologisnya

lebih dalam.”Di sepanjang jalan itu me-

mang kurang lampu penerangan. Karena jam masih pagi, mungkin jalanan masih gelap,” ujar IPDA Achmad Zainuddin.

Terkait sopir busnya yang dinilai melarikan diri, meski akhirnya menyerahkan diri ke Mapolsek Prenduan, IPDA Ach-mad Zainuddin mengaku perlu meluruskannya. Sebab sesuai pengakuan yang bersangku-tan, itu dilakukan hanya untuk mengamankan diri. Juga, untuk menghindari amuk massa.

”Karena dia juga bertanggung jawab kepada penumpangnya. Sebab penumpangnya memang penuh, katanya sekitar 50 orang,” ujarnya saat ditemui Kabar Mad-ura di ruang kerjanya. (jck/ed)

Terseret Bus 25 Meter, Nelayan TewasKM/MARZUKIY

TLANAKAN-Terminal Ronggosu-kowati sedang disorot tajam. Sebab, di terminal yang juga dikenal dengan nama Terminal Ceguk, kerap terjadi aksi pencopetan.

Kurangnya tingkat keamanan pengguna jasa terminal yang berada di wilayah Desa Ceguk, Kecamatan Tlanakan itu, tentu meresahkan masyarakat. Utamanya mereka yang kerap memanfaatkan keberadaan terminal induk Kabupaten Pame-kasan itu.

”Sekitar lima hari lalu, saudara saya kehilangan uang Rp 1 juta dan handphone. Pada saat itu, saudara saya baru tiba dari Surabaya,” ujar Mahmud, warga Desa Pademawu Barat, Kecamatan Pademawu, ke-marin (15/12).

Menurutnya, keamanan di daerah terminal sangat perlu ditingkatkan. Melihat tempat tersebut menjadi tumpuan masyarakat dari berbagai wilayah, utamanya warga kota Ger-

bang Salam sendiri.Lanjut Mahmud, terkait faktor

keamanan merupakan tugas utama

pihak keamanan. Mereka diharapak-an mengantisipasi dini, supaya masyarakat bisa lebih nyaman dan

tenang dalam melakukan aktifitas-nya di kawasan terminal.

”Kemarin juga ada orang yang ke-hilangan uang di sini (terminal, Red). Tapi orangnya tidak rame-rame, kat-anya uangnya hilang pas turun dari bus,” celetuk warga lainnya menden-gar orang bercerita kehilangan.

Tidak hanya itu, aksi pencopetan yang diduga tidak hanya dilakukan satu orang tersebut berulang kali terjadi. Dan sebagian besar dari korban, kehilangan ketika sedang turun dari bus.

Tak pelak, hal tersebut menjadi pembelajaran tersendiri kepada ma-syarakat. Oleh sebab itu, Mahmud berharap keamanan di Terminal Ceguk untuk segera ditingkatkan. Supaya masyarakat merasa nya-man dan aman. “Apalagi orang jauh, kan kasihan kalau kehilangan uang disini. Makanya harapan saya mudah mudahan keamanan dapat terkendali,” pungkasnya. (jck/ed)

KM/MARZUKIY

MERESAHKAN: Suasana Terminal Ronggosukowati atau yang juga di kenal Terminal Ceguk. Foto diambil, Sabtu (15/12) kemarin.

Terminal Ceguk Rawan Copet

KM/FATHOR RAHMAN

NEGOISASI: Pedagang dan pembeli di Pasar Keppo sedang bertransaksi ternak sapi.

Harga Sapi Berangsur TurunPAMEKASAN-Fluktuasi harga sapi

terus terjadi. Melonjak drastis jelang hari raya Idul Adha lalu, kemudian berangsur turun. Sebab langsung disusul pergantian musim. Sehingga turut mempengaruhi harga sapi di pasaran.

Tak lama berselang, harga hewan ter-nak ini kembali naik, seiring mahalnya harga daging. Termasuk karena sejum-lah peternak dan petani menyerbu pasar sapi untuk mendapatkan ternak yang diinginkannya.

”Kalau saat ini relatif turun Pak. Walau pun tidak terlalu tinggi. Berkisar antara Rp 500 ribu saja. Tapi hal itu lebih baik dari harga-harga sebelumnya,” ujar salah satu pedagang sapi, Hairuddin, yang ditemui Kabar Madura di Pasar Keppo, Kecamatan Larangan, kemarin (15/12). (ong/ed)

Page 5: Edisi 16 Desember 2012

516 Desember 2012MINGGU

Email Redaksi: [email protected]

Berbagai macam usaha su-dah digeluti Ahmad, warga

desa Ganding, Gand-ing. Mulai jadi pemulung,

tukang bangunan, bertani, hingga menjadi tukang

becak. Tentu saja setiap pekerjaan untuk menyam-

bung hidup dan membiayai sanak keluarganya selalu

ada sisi pahit manisnya. Namun dia tak penah segi-

rang tahun ini. Mengapa?

ACH. QUSYAIRI NURULLAH, Ganding

SEORANG pria tampak duduk santai di sebuah emperan toko. Sesekali ia menawarkan deretan buah

durian ranum yang ada di depannya kepada pejalan kaki yang lewat.

Pria itu bernama Ahmad. Warga desa Ganding, Keca-matan Ganding, ini terma-suk yang sedang menikmati berkah panen durian. Satu hal yang tidak pernah terbay-angkan dalam benak Ahmad saat salah seorang teman menawarinya untuk berda-gang buah durian. Tiba-tiba saja dia menyanggupinya tanpa harus berpikir panjang. Dan ternyata, durian itulah yang mampu mengangkat ekonomi keluarganya.

Mulai membuka dagan-gannya pukul 10.00 hingga pukul 15.30, Ahmad berjua-lan durian di trotoar Jalan Trunojoyo tanpa memakai terpal penutup daripanas atau hujan yang mungkin turun. Kalau sekilas mem-perhatikan, seperti tidak ada

pembeli yang menghampiri. Namun di balik sepinya pem-beli, diam-diam Ahmad bisa meraup Rp 2 juta setiap kali berdagang. ”Kadang saya lebih dari Rp. 2 juta,” aku Ahmad, kemarin.

Sepintas melihat banyaknya pendapatan dari hasil berjua-lan durian tersebut, orang sepertinya sulit percaya. Tempatnya berjualan, meni-lik gaya pakaian yang digu-nakan, serta sepinya orang yang lewat rasanya seperti mustahil membayangkan ia bisa mendapat untung sebe-sar Rp 2 juta sekali berjualan. Namun Ahmad memberikan deskripsi yang menyakinkan.

”Para pembelinya itu bukan tingkat ekonomi menengah seperti saya. Tetapi para pej-abat-pejabat pemerintahan di sini. Ada yang membeli un-tuk dijadikan kepada pimpi-nannya. Dan jumlahnya tidak

sedikit. Bahkan ada yang sampai kembali dua kali,” terangnya.

Selain itu, para pejabat tersebut memilih durian yang harganya tidak murah. Du-rian besar dan bagus seharga Rp 60 ribu menjadi buruan mereka. Apalagi, ditambah dengan mulai langkanya du-rian karena musim ini adalah musim terakhir bagi para petani buah durian. ”Apa-lagi warga Sumenep tidak ada yang menanam durian,” tuturnya.

Dengan penghasilan terse-but, hidup Ahmad tidak lagi sesulit dahulu. Ia tidak harus lagi menarik becak, menjadi pemulung, dan bekerja se-rabutan. Bahkan dia sudah mulai berani bermimpi untuk bisa berangat ibadah haji. ”Semoga dengan durian ini, saya bisa kuat naik haji,” ucapnya. (zis)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

MENUNGGU: Ahmad menjajakan durian dagangannya yang ada di sepanjang jalan Trunojoyo.

Menangguk Berkah Buah Durian yang Mulai Langka

Jadi Langganan Pejabat, Sekali Jualan Meraup Rp 2 Juta

Banyak SKPD Lalai Banyak SKPD Lalai Tuntaskan ProyekTuntaskan Proyek

Padahal Empat Hari Lagi Tutup Anggaran SUMENEP-Beberapa hari jelang

tutup anggaran tahun 2012, banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang belum menyelesaikan proyek yang menjadi tanggung jawab mereka. Di sejumlah tem-pat, hingga saat ini masih banyak proyek yang kesannya dipaksakan agar proyek tersebut selesai sebe-lum tutup anggaran.

Setidaknya ada 9 proyek nilain-ya miliaran rupiah yang hingga saat ini masih dalam tahap pe-nyelesaian. Padahal sesuai den-gan surat edaran (SE) bupati, pelayanan keuangan dan akhir penerimaan berkas keuangan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA ) tinggal empat hari lagi (20 De-sember 2012).

Sembilan proyek tersebut antara lain di dinas kesehatan, pemban-gunan dua puskesmas senilai Rp 2,9 miliar. Dinas Perikanan dan Kelautan, untuk pembangunan

kantornya Rp 1,4 miliar. PU Cipta Karya, proyek trotoar senilai Rp 1,3 miliar. Inspektorat, pembangunan gedung Rp 1,9 miliar. PU Bina Marga peningkatan jalan di 19 lokasi wilayah daratan, mencapai Rp. 25 miliar. Bagian Tata Pemerin-tahan Daerah, Rp 10 miliar. Pema-sangan marmer pendopo, bagian umum Setda, Rp 1,3 miliar.

“Dan di sejumlah satker, juga banyak yang belum selesai. Dit-ambah lagi dengan proyek reha-bilitasi gedung di dinas pendidi-kan. Semua itu tidak mungkin se-lesai hingga tanggal 20 Desember mendatang,” ujar Rinci Abu Bakar Bahrisy, Wakil Ketua Gapeksindo kepada Kabar Madura, kemarin.

Sementara itu, Ketua DPPKA Carto mengaku pendapatan dae-rah senilai Rp 1.047.420.226.342 sudah habis terbagikan bah-kan defisit. Sebab pendapatan tersebut tidak sesuai dengan belanja daerah yang menca-pai Rp 1.440.979.759.378. ”Jadi kami saat ini hanya menunggu Surat Perintah Membayar (SPM) dari dari masing-masing satker. Karena itu memang menjadi tu-

gas kami,” katanya. Selain itu, Carto menambahkan

jika ada proyek yang tidak selesai sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan, pekerjaan itu menjadi bagian dari tanggung jawab di masing-masing dinas. ”Dan saat ini saya akan membuat narasi sesuai dengan penggunaan anggaran yang sudah digunakan oleh masing-masing SKPD lalu membandingkannya dengan hasil capaian program di masa lalu. Agar terlihat jelas, apakah ada perkem-bangan atau tidak.” Jelasnya.

Di lain pihak, Ketua Cabang PMII Sumenep, Satnawi menilai bahwa pemerintah saat ini telah lalai dalam menjalani tugasnya. Menurutnya, pantauan Gapeksin-do tersebut merupakan bukti nyata bahwa pemerintah telah gagal. ”Nah, Kalau sudah begitu, biasanya proyek digenjot agar selesai tepat waktu. Tentu peker-jaannya sudah asal-asalan karena bukan kwalitas lagi yang terpikir-kan, tetapi mencapai target waktu. Ketika seperti itu, penggunaan anggaran kan terkesan main-main,” ujarnya. (aqu/zis)

DIGENJOT: Proyek perbaikan trotoar tanggung jawab Dinas PU Cipta Karya terus digenjot pelaksanaannya padahal tutup anggaran tinggal 4 hari lagi.

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

SUMENEP-Kasus sumpah pocong yang dilangsungkan di desa Gingging, Bluto pada 30 Nopember bulan lalu rupanya mulai membuat kiai setempat sedikit resah. Karena efeknya tak kunjung terlihat, masing-masing pi-hak warga merasa hal terse-but sebagai sebuah pertanda kalau merekalah yang benar dalam sumpah tersebut.

Menurut K. Zayyadi, salah tokoh agama yang melaku-kan sumpah pocong saat itu, sumpah ini selama ini tergolong ‘paling ampuh’ dan tidak boleh dibuat main-main. Sebab, balak yang ditimbulkan dari sumpah tersebut benar-benar ter-jadi dan menimpa diri yang menyumpah. ”Sudah ada 27 orang yang meninggal dari 43 yang saya sumpahi. Sementara 16 lainnya masih hidup,” ujar Kiai Zayyadi beberapa waktu lalu.

Atas dasar itu, Kiai. Moh. Khomaidi, pengasuh Pondok Pesantren Istifadah Ging-ing, Blutoh, mengungkap-kan keresahannya. Namun bukan karena tidak adanya tanda-tanda tentang keam-puhan sumpah tersebut. Riak-riak pernyataan satire tentang kedua belah pihak yang se-dang bersumpah mulai ban-

yak bertebaran di masyarakat. ”Kalau tidak terjadi apa-apa pada keduanya, bagi saya itu bagus,” katanya.

Kekhawatiran tersebut me-mang cukup beralasan. Pada beberapa bulan sebelumnya, di lokasi tersebut sudah terjadi pembunuhan sadis terhadap warga setempat yang diduga memiliki santet. Sumpah pocong yang dilakukan pada bulan sebelumnya tidak lain memang untuk menghindari kejadian yang tidak manu-siawi tersebut.

”Itu yang sangat amat kami takutkan. Sebab jika warga sudah kadung kesal. Mereka

tidak lagi takut pada hu-kum apapun. Apalagi kasus semacam santet tidak bisa dibuktikan di pengadilan,” tambah Kiai Khomaidi.

Keresahan tersebut ru-panya juga dirasakan oleh Kepala Desa Gingging Hoyyizah. Ia juga mengaku khawatir terhadap sikap warga. Apalagi, watak warga Desa Gingging yang kalem namun sering melakukan tindakan-tindakan yang di luar dugaan. ”Ya, kami tetap upayakan jalan terbaiknya. Semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. (aqu/zis)

Sumpah Pocong Tak Berefek, Kiai Resahkan Sikap Warga

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

TEGANG: Sumpah pocong yang digelar 30 November lalu.

SUMENEP-Palang pintu keluar masuk angkutan kota Sumenep selama beberapa hari terakhir kondisi patah. Akibatnya angkutan yang keluar masuk terminal terse-but hanya mengunakan satu jalur.

Akibat patahnya palang pintu tersebut, sejumlah warga pun mengeluhkan persoalan terse-but karena jalur masuk terminal hanya satu pintu. ”Kalau gini terus kita kan susah mas,” keluh Devi

saat ditemui sedang mengantar temannya ke terminal.

Terkait kondisi tersebut, Ke-pala UPT Dishub Terminal Bakri mengaku baru tahu Jum’at lalu karena ada yang melapor kalau palang tersebut sudah patah. Bahkan saat ditanya kapan tiang tersebut patah, ia malah mengaku tidak tahu apa-apa. ”Saya baru tahu tadi kalau tiang itu patah. Sebelum-sebelumnya saya tidak

tahu,” ujar Bakri.Namun demikian, Bakri me-

mang terkesan menunggu. Dir-inya baru akan mengganti tiang tersebut ketika ada konfirmasi dari wartawan. Berdasarkan keterangan penduduk setempat, tiang tersebut memang sudah kropos tetapi tidak juga segera diganti-ganti. ”Ya, besok saya usahakan tiang itu akan kami ganti,” tambahnya. (KM10/zis)

Akses Angkutan Tinggal Satu JalurKM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

DIBIARKAN: Kondisi palang pintu masuk terminal yang patah belum mendapat perhatian Dishub Sumenep.

Page 6: Edisi 16 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

6 MINGGU 16 Desember 2012

Direktur Utama/

Pemimpin Umum:Taufi q Rizqon

Direktur: Disyahmain

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL, DAN DILARANG

ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Firman Ghazali Akhmadi (plt kepala), Syaiful Islam. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala). Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy. Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Abdur Rohim, Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Manager Iklan dan Pemasaran/EO: Ahmadur Rusdi. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagi-han: Ahmad Qoyyum, Felda Yulia, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

P-MU Akan Terus BerbenahSambungan dari hal 1

”Menahan seri klub yang memiliki sejarah panjang di dunia sepak bola Indonesia seperti Persebaya adalah prestasi. Dengan hasil tersebut, Kami optimistis jika P-MU akan terus berbenah menjadi yang terbaik dalam kiprahnya di pentas ISL nanti,” demikian disampaikan oleh orang no-mor satu di PSSI Pamekasan tersebut.

Atas capaian hasil pertandinga

kemarin sore, pria yang selalu menyambangi pemain hingga ke kamar ganti ketika P-MU melakoni pertandingan, sangat berharap ja-jaran pelatih P-MU tak berhenti untuk terus memoles timnya. Se-hingga P-MU nantinya betul-betul menjelma menjadi tim terbaik dan mampu berprestasi.

”Warga Madura memiliki harapan besar terhadap P-MU. Saking cintan-ya mereka terhadap P-MU, mereka

rela meninggalkan pekerjaanya un-tuk memberikan dukungan terhadap P-MU kala bertanding. Kenyataan ini harus menjadi atensi tersendiri bagi tim pelatih serta ofisial lainnya agar memberi servis yang bagus. Salah satunya memberikan hadiah kemenangan, itu harapan terbesar mereka,” urai mantan anggota DPRD Jawa Timur tersebut.

Kenyataan jika P-MU yang saat ini menjadi klub profesional pertama di

Madura, diharapkan bisa dijadikan ajang pembibitan lahirnya banyak pemain lokal asal Madura. ”Salah satu harapan terbesar dari warga Madura terhadap P-MU adalah lahirnya pemain-pemain sepak bola asal Madura. Sehingga kelak bisa bermaterikan putra Madura terbaik. Untuk itu, secara pribadi saya sebenarnya sangat berharap agar P-MU ini nantinya megurangi ketergantungan terhadap pemain

luar. Lebih-lebih dari pemain asing. Tapi juga harus dibarengi prestasi yang baik,” harap Kholilurrahman.

Kendati demikian, keberadaan P-MU yang fenomenal sejak di-ambill alih tampuk kepemimpi-nannya sewaktu masih berkutat di Divisi II, disadari jika sempat mengalami gagap ketika mulai menapaki Divisi Utama.

”Prestasi yang melampaui batas kemampuan masyarakat Madura,

bagi suporter jangan sampai terno-dai dengan perilaku yang kurang tepat. Kritik boleh, tapi tak perlu terus menghujat pemain P-MU. Karena merekalah yang akan mem-bawa panji P-MU di ISL,” sarannya.

Jika terus ditekan, imbuh Kholilu-rahman, sama saja memposisikan pemain P-MU seperti kuda yang keberadaannya dinikmati sebagai kendaraan, tetapi terus disakiti den-gan cemeti. (bri/ed)

Dari hasil rekapitulasi suara di tingkat kecamatan, yang berlangsung Sabtu (15/12), diketahui sekitar 15 ribu lebih warga Kecamatan Sampang tidak memilih alias golput dalam Pemilukada Sampang 12-12-12 lalu.

Rekapitulasi tersebut meru-pakan agenda utama rapat pleno Panitia Pemilihan Keca-matan (PPK) Sampang, Sabtu (15/12). Yang direkapitulasi adalah hasil penghitungan suara atau rekapitulasi dari pleno di tingkat PPS (Panitia Pemungutan Suara) dan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pe-mungutan Suara).

Diketahui, warga Kecamatan Sampang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), jumlahnya 78.028 orang. Seki-tar 15.132 di antaranya, tidak memilih. Dari total 12 desa dan 6 kelurahan yang terma-suk dalam wilayah Kecamatan Sampang, jumlah tersebut dapat terbilang besar.

Namun, jumlah ini masih belum dijumlahkan dengan jumlah golput dari kecamatan lainnya di Kabupaten Sampang.

Ketua PPK Sampang, Ahmad Nurul Hidayat mengatakan, penyebab banyaknya angka golput di wilayahnya, dalam Pemilukada Sampang saat ini, masih menjadi teka-teki. Dia masih bertanya-tanya, apakah

hal tersebut disebabkan kurang-nya sosialisasi atau memang kesadaran masyarakat yang rendah, akan pentingnya me-nentukan pemimpin mereka.

Dia juga mengungkapkan, selain tingginya angka golput, jumlah suara yang dinyatakan tidak sah karena rusak saat pencoblosan, juga cukup ban-yak. Menurut dia, jumlah surat suara sah tercatat se-banyak 61.773 lembar. Se-dangkan 1.123 lembar lainnya dinyatakan tidak sah.Dalam rapat pleno tersebut didapat-kan hasil, pasangan nomor urut satu, Al-Falah (Fannan-Fadhillah) mendapatkan su-ara terbanyak, 28.372 su-ara. Disusul pasangan nomor

urut enam, Hejas (Hermanto Subaidi-Ja’far Sodiq) dengan 12.201 suara.

Berikutnya, pasangan nomor urut empat, Haryono Abdul bari-Hamidudin Ihsan, yang memperoleh 10.155 suara. Sementara, pasangan nomor urut tiga, Tjahaja Purnama (incumbent Noer Tjahja-Heri Purnomo) menduduki per-ingkat empat dengan dengan 8476 suara.

Di bawah pasangan incum-bent adalah, pasangan Yam-fa (Yahya-Faidhol M) yang mendapat 1.445 suara. Dan peringkat terakhir, pasangan nomor urut lima, Faiq (Faishol M-Triyadi Khusnul Yakin) den-gan 1.124 suara. (KM10/yoe)

Hujan Deras, Kota Sampang “Tenggelam” Lagi

15 Ribu Lebih Tak Memilih

Pantauan Kabar Madura, genan-gan air mencapai ketinggian hampir 30 centimeter.

Genangan air itu terjadi sekira

pukul 13.30, setelah hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Kota, lebih kurang, selama satu jam. Di sepanjang jalan itu, air hu-jan menggenang mulai dari depan Kantor Unit Pelayanan Teknis Di-

nas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Sampang, sampai depan Kantor Dinas PU Pengairan Kabupaten Sampang, serta masuk kawasan Perumahan Barisan Indah.

Rusdi, 47, warga setempat yang

rumahnya terendam banjir me-nuturkan kepada Kabar Madura, “dua titik itu langganan setiap hujan agak lebat pasti banjir.”

Lebih lanjut menurut Rusdi, genangan air setiap turun hujan

lebat sudah menjadi hal yang biasa di kawasan pertokoan Jalan Kusuma Bangsa. “Sudah hal biasa kalau hujan lebat ter-jadi banjir di jalan kota, karena jalan ini dataran rendah jadi air

hujan mengalir ke arah utara,” imbuhnya.

Selain karena faktor topografi, imbuh Rsudi, juga karena terba-tasnya daya tampung saluran air atau selokan. (fan/yoe)

Duet Momon-Mondir Kuasai KotaSementara pasangan Nizar Zahro-RH

Zulkifli (Nikmat) memperoleh 123 suara. Suara yang tidak sah mencapai 104. Se-lain itu, di Desa Sembilangan Makmur juga memperoleh suara cukup signifikan.

Pada kawasan paling barat di Keca-matan Kota, Bangkalan ini Makmur meraih 149 suara. Untuk pasangan Nikmat mendapatkan 121 suara. Dan suara yang dinyatakan tidak sah seban-yak 113 suara.

Ketua PPK Kota Bangkalan, Muhadjir mengatakan, sesuai daftar pemilih tetap (DPT), warga Kecamatan Kota, Bangka-lan yang memiliki hak pilih, jumlahnya mencapai 61.084 pemilih. Sedangkan warga yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 38.957 pemilih.

Sisanya, atau sebanyak 22.127 pemilih, tidak menggunakan hak pilih masing-masing, alias golput. “Hampir 40 persen (sekitar 36,2 persen) warga Kecamatan Kota tidak menggunakan hak pilihnya saat pemilukada kemarin,” ungkap Muhadjir.

Dia mengaku, tidak tahu secara pasti

mengapa banyak warga Kecamatan Kota yang tidak menggunakan hak pili-hnya masing-masing. Meski demikian Muhadjir menegaskan, secara umum pelaksanaan Pemilukada Bangkalan khususnya di Kecamatan Kota berlang-sung aman dan lancar.

Hasil rekapitulasi di Kecamatan Kota, yang sudah digelar menyebutkan, pasan-gan nomor urut dua, Nikmat mendapat-kan 4.579 suara atau sekitar 7,5 persen dari total pemilik suara. Sedangkan pasangan nomor urut tiga, Makmur memperoleh 26.872 suara, atau sekitar 44 persen dari jumlah pemilik hak pilih. Kemudian, yang dinyatakan tidak sah se-banyak 7.506 suara (sekitar 12,3 persen).

Berdasarkan hasil penghitungan su-ara di Kecamatan Kota itu, sekalipun mendominasi perolehan suara, Namun Makmur hanya menang tipis melawan bumbung kosong alias para golput.

“Jumlah suara sah dan tidak sebanyak 38.957 buah. Ada 160 warga yang tidak terdaftar dalam DPT nyoblos. Karena mereka masuk dalam DP4 (Daftar Pen-duduk Potensial Pemilih) dan mempu-

nyai KTP,” ungkapnya.Fakta serupa juga terjadi di Kelurahan

Pangeranan, Kecamatan Kota, Bangka-lan. Kelurahan itu adalah tempat calon Bupati Bangkalan periode 2013-2018, Muhammad Makmun Ibnu Fuad (Ra Momon) menggunakan hak pilihnya. Momon nyoblos di TPS (Tempat Pemun-gutan Suara) 14 Kelurahan Pangeranan.

Sebagaimana dikabarkan Jumat lalu (14/12), di Kabar Madura, suara yang diperoleh Makmur, tak “seindah” hasil hitung cepat Proximity. Mohammad Ali Muksi, Ketua PPS Kelurahan Pan-geranan mengungkapkan, dari total perolehan suara di 17 TPS wilayah tersebut, pasangan Makmur mendapat 3.004 suara. Jika dipersentasekan terha-dap jumlah pemilih, maka pasangan itu hanya mendapat 40 persen lebih sedikit.

Menyusul perolehan suara Makmur, adalah bumbung kosong alias golput, atau tidak menggunakan hak pilihnya. Menurut Ali Muksi, jumlah golput mencapai 2.771 orang, atau sekitar 37 persen dari jumlah pemilih di wilayah itu. (ful/jos/yoe)

Sambungan dari hal 1

karena karya-karya ma-syarakat Pakandangan ti-dak hanya dikenal oleh ma-syarakat Indonesia namun juga memikat warga manca negara seperti Jepang.

”Kalau dulu, untuk mema-sarkan batik dari hasil karya masyarak di sini dengan cara pemasaran di luar daerah maupun di Madura sendiri, tapi sekarang orang yang mau pesan batik langsung datang ke kampung ini. Bah-kan dari manca negara sep-erti orang Jepang juga sering datang untuk membeli batik, sehingga para pembatik di sini terkadang kekurangan stok,” tutur salah satu pembatik suk-ses, H Zaini.

Desa Pakandangan Barat memang pantas mendapat julukan Kampung Batik sebab masyarakat yang menekuni dunia batik di daerah itu mencapai 200 orang lebih. Menurut keterangan H Zaini, warga setempat menekuni batik secara kelompok mau-pun perseorangan.

”Mereka ada yang berkelom-pok ada pula yang peroran-gan,” kata H. Zaini kepada Kabar Madura, Sabtu (15/12) kemarin.

Menariknya, para pembatik di Desa Pakandangan Barat itu lebih didominasi perem-puan bahkan nyaris tidak ditemukan pria yang menjadi pembatik kecuali di bidang lain seperti tukang celup dan keperluan lainnya.

”Kalau yang pria biasanya lebih banyak membantu di pencelupan dan kebutuhan lainnya, tapi pembatiknya sendiri mayoritas perempuan, muda, tua juga ada anak-anak,” terangnya.

Untuk menjaga profesionali-tas atau kualitas produk, seba-gian pembatik rela mening-galkan pertaniannya meski-pun di daerah Pakandangan termasuk wilayah pertanian. ”Karena kalau kerja lain bi-asanya kaku ketika membatik dan hasilnya kurang bagus, tapi tidak semuanya ada juga yang tetap bertani,” cerita pria setengah baya itu dengan tersenyum.

Sementara ciri khas batik Pakandangan Barat Sumenep memilih tema atau gambar ayam cukir untuk membe-dakan dengan batik Madura lainnya seperti batik dari Pamekasan.

”Soalnya ciri khas orang Sumenep, memang ayam cukir. Namun sekarang kami tidak terpaku pada itu tapi menyesuaikan dengan ke-inginan konsumen, tapi tetap temanya ayam, seperti ayam asrama karena sekarang lagi musim,” ujarnya.

Produk batik masyarakat Pakandangan ada dua macam, ada batik yang menggunakan bahan alami seperti daun, ada pula yang menggunakan bahan kimia. Sehingga harg-anyapun berbeda-beda, mulai dari Rp 75 ribu, hingga Rp 450 ribu per lembar.

Saat ini para pembatik men-galami kendala dalam proses pembuatan batik yakni dalam proses pengeringan. Semen-tara, pesanan terus mengalir meskipun kata H Zaini kendala tersebut tidak mempengaruhi terhadap kualitas barang. (yoe)

Pesanan Mengalir, Pengeringan Terhambat Hujan

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Demikian pula proses peng-hitungan atau rekapitulasi suara di tingkat PPS (Panitia Pemungutan Suara), atau di tingkat desa/kelurahan.

Sampai kemarin (15/12), saat pelaksanaan rekapitu-lasi suara di tingkat PPK (Pa-nitia Pemilihan Kecamatan),

atau di tingkat kecamatan, suasananya masih relatif kondusif. Meski demikian, sempat beredar kabar, reka-pitulasi di Kecamatan Keta-pang, diwarnai kericuhan.

Namun kenyataannya, kabar itu ternyata hanyalah rumor atau isapan jempol belaka. Sebab, saat Kabar Madura mendatangi aula Gedung Pe-

sanggrahan Ketapang, tempat rekapitulasi itu berlangsung, ternyata tidak ada kericuhan apapun di sana.

Rekapitulasi tersebut ber-langsung lancar tak ada kendala sedikitpun. Meski demikian, ratusan perso-nel Brimob dan Tim Gegana tetap siaga berjaga-jaga di lokasi tersebut. (fan/yoe)

Rumor Ricuh Landa SampangSambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Page 7: Edisi 16 Desember 2012

Jadwal Kampanye Pemilukada Pamekasan

PAMEKASAN-Jadwal pelaksanaan kampanye 3 pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Pamekasan dalam gelaran Pemilukada 9 Januari 2013 telah ditetapkan. Masing-masing paslon akan menjalan masa kampanye yang berlangsung mulai 23 Desember 2012 dan berakhir 5 Januari 2013.

Itu berarti warga Pamekasan akan menikmati pergantian tahun kali ini dengan suguhan kampanye masing-masing paslon Pemilukada Pamekasan.

Jadwal kampanye ini telah ditetapkan setelah KPUD Pamekasan dan sejum-lah instansi terkait menggelar rapat koordinasi (rakor), Sabtu, kemarin.

Berdasarkan jadwal dibuat KPUD Pamekasan yang diperoleh Kabar Madura, kampanye akan dimulai dari tanggal 23 Desember sampai dengan tanggal 4 Januari dan tanggal 5 Januari adalah kampanye damai.

Pada jadwal kampanye pertama, kam-panye akan dilakukan dalam bentuk pe-nyampaian visi, misi dan dan program masing-masing ke tiga Paslon. Dan diakhiri dengan kampanye damai yang dilakukan dengan istighasah bersama bagi masing-masing tim kampanye di Masjid Asy-Suhadak Pamekasan.

“Yang jelas ketiga Paslon sudah sepakat dengan jadwal yang telah dibuat oleh KPU dan sudah tidak ada masalah, yaitu akan dimulai dari tang-gal 23 Desember 2012 sampai dengan tanggal 5 Januari 2013,” ujar salah satu anggota KPU, Agus Kasianto, Sabtu (15/12) kemarin.

Ditanya soal bahasan teknis dalam kampanye, Agus menyampaikan tidak membahas nya namun ada penambahan pada visi misi waktu penyampaian nanti.

Sebab dulu sudah dibahas di DPRD tentang kesepakatan pemilu damai, dan dulu pernah disepakati ketika paslon hanya dua. Dan nanti akan

dibahas lagi di MoU, karena sekarang ada tiga paslon dan akan dibahas di paripurna DPRD nanti.

“Tidak ada hal-hal teknis yang dibi-carakan, hanya saja penambahan visi-misi akan tetap dilakukan nantinya, karena kemarin sudah sempat dibuat oleh DPR, tapi saat itu paslon hanya dua. Dan keadaannya sekarang paslon ada 3, jadi harus dibahas lagi di pari-purna DPR nanti,” pungkasnya setelah

selesai rakor.Dalam rakor yang digelar oleh KPUD

Pamekasan (15/12) kemarin adalah terdiri dari juru kampanye dari ketiga paslon, Kasat Intel Polres Pamekasan, Kasatlantas Polres Pamekasan dan dari pihak Panwas.

Menurut Kasatlantas Polres Pame-kasan, AKP Mahmud, ketika kampa-nye dari salah satu paslon menggelar konvoi, harus tetap mematuhi rambu-

rambu, termasuk tetap memakai helm. Mahmud mengatakan demi menjaga keamanan, mereka akan tetap ditilang jika melanggar.

“Untuk paslon yang pendukungnya mau melakukan konvoi ketika hendak melakukan kampanye, supaya diimbau untuk tetap memakai helm. Karena ka-lau diketahui nantinya tetap melanggar, pihak kepolisian akan tetap menindak,” ujar Mahmud dalam rapat. (KM5/zis)

Email Redaksi: [email protected]

REKRUTMEN CALEG

MINGGU 16 Desember 2012 7

KM/FATHOR RAHMAN

TAHUN BARU: Rapat koordinasi KPUD Pamekasan salah satunya membicarakan jadwal kampanye bagi ketiga pasangan calon pemilukada, Sabtu (15/12).

Dilaksanakan saat Ganti Tahun

SUMENEP-Pemimpin yang bisa menahan nafsu untuk meraup uang sebanyak-banyaknya diyakini akan mampu menata bangsa lebih baik. Namun sebaliknya jika pemimpin ber-semangat untuk menjadi penguasa dan ”pengusaha” maka tidak akan mungkin memikirkan kepentingan rakyatnya.

Begitulah pandangan siswi SMAN 1 Sumenep, Qisti Bur Alisyah terhadap dunia politik.

Baginya, sudah menjadi rahasia umum, jabatan penting baik di dae-rah, provinsi maupun tingkat presiden untuk menjadi penguasa yang kaya. Hal itu dapat dinilai dari keberadaan mereka pasca menjadi pemimpin, rata-rata mereka menjadi kaya.

Jika semangat itu melekat dalam seorang pemimpin maka kecenderu-ngan korup sangat dekat karena mereka bersinggungan langsung

dengan uang rakyat, kehidupannya bergelimang uang yang melimpah dan kesempatan pun juga ada untuk melakukan perbuatan haram itu.

”Maka penting bagi para pemimpin kita untuk menahan nafsu untuk korupsi, mereka sangat mungkin melakukan itu karena kesempatan ada di depan mata,” kata Qisti Nur Alisyah, siswi kelas XI pada Kabar Madura, kemarin.

Menurutnya, menahan nafsu untuk korupsi uang rakyat dengan cara mere-nung dan memikirkan nasib rakyatnya, pemimpin harus ingat bahwa masih ba-nyak di antara kita yang masih kelaparan dan butuh kebijakan pemimpin.

” Kalau lupa pada rakyatnya dan selalu memikirkan bagaimana setelah berhenti menjadi pemimpin maka kemungkinan besar pemimpin itu korupsi,” ujar dara yang hobi musik ini. (rei/zis)

BANGKALAN-Hasil reka-pitulasi pemungutan suara yang dilakukan Panitia Pemilihan Ke-camatan (PPK) Socah, kemarin, berlangsung singkat.

Rekapitulasi dilaksanakan seki-tar pukul 09.00 dengan dihadiri muspika, PPK dan seluruh ketua PPS dari 11 desa.

Berdasarkan hasil rekapitu-lasi, dari total 46875 daftar pe-milih tetap (DPT) yang ada di kecamatan tersebut, pasangan Nikmat hanya mendapatkan 2.809 suara, menyusul Makmur, mencapai 25.424 suara. Sedan-gkan suara tidak sah mencapai 3.146 dan sisanya 15.496 suara memilih golput atau tidak meng-gunakan hak suaranya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PPK Socah, M. Syafii Roesman, menjelaskan dari 11 desa yang ada di Socah, ter-dapat 88 TPS, selama berlang-sung proses pemilukada tidak mendapati kendala yang berarti.

Namun demikian, 2 ketua PPS tak bisa hadir dalam acara tersebut. Dua ketua PPS tersebut yakni Bilaporah dan Sanggrah Agung. Karena tidak bisa hadir berkas rekapitulasi PPS diba-cakan oleh anggota PPK.

Sesuai jadwal, beberapa me-nit setelah penetapan hasil rekapitulasi di tingkat keca-matan tersebut, petugas PPK langsung memuat seluruh kotak suara dan perlengkapan pemungutan suara ke atas truk untuk di serahkan kepada KPUD bangkalan.

Pengawalan ekstra ketat dari pihak kepolisian dilakukan saat mengawal proses penyerahan hasil pemungutan suara terse-but. Surat suara yang diantar menuju gudang yang terletak di dalam kompleks rumah dinas wakil bupati dikawal setida-knya 3 mobil kepolisian de-ngan diikuti puluhan anggota Brimob. (jos/zis)

Sepertiga Golput, Rekap Singkat

KM

/AH

MA

D A

INO

L H

OR

RI

Pemimpin Harus Tahan Nafsu Korupsi

QISTI NUR ALISYAHQISTI NUR ALISYAH

SAMPANG–Tak jarang produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen atau pengguna jasa tidak sesuai dengan penawaran awalnya. Namun bagi mereka yang pernah menikmati layanan umrah Persada Indonesia, tawaran di awal juga pasti akan dinik-mati saat menjalankan umrah atau beribadahhaji.

Tak percaya? Tanyakan itu pada pasangan suami istri H. Rafiul Husni dan sang istri Hj. Sum-iati selama mengikuti umrah yang diselenggarakan Persada.

H. Rafiul Husni, 62, pensi-unan PT PLN Pamekasan dengan jabatan terakhir asisten man-ager keuangan,dan sang istri Hj. Sumiati, 57, guru agama di SDN Banyuanyar I, menceritakan tentang awal ketertarikan mer-eka pada layanan yang diberikan Persada. “Awalnya perkenalan kami ketika melihat Persada di salah satu mall di Surabaya, dengan cara penawarannya yang baik dan tidak mengecewakan jadi kami tertarik dan ingin men-cobanya,” ujar H. Rafiul Husni kepada Kabar Madura (15/12) saat di temui di rumahnya.

Lebih lanjut H. Rafiul menceri-takan tentang pelayannya yang

mereka nilai super istimewa dan disebutnya lain dengan jasa-jasa pemberangkatan umrah yang per-nah pakai. “Alhamdulillah kami berdua sudah pergi haji selama 4 kali, dan baru kali ini kami merasakan pelayanan yang sangat memuaskan, “ aku H. Rafiul.

“Kebetulan pada bulan Juni kemarin kami sudah berangkat umrah dan Insya Allah pada bulan Januari mendatang 2013, kami berdua akan berangkat umrah lagi dengan menggunakan Persada ini, kami merasa ketagihan den-gan pelayanan serta kami dapat beribadah di tanah suci dengan khusyuk tanpa beban pikiran yang mengganggu,” ujar pria yang su-dah enam tahun pensium dari PT PLN Pamekasan ini.

H. Rafiul mengatakan, pihaknya akan menggunakan Persada se-bagai langganan untuk mengisi hari tuanya dengan beribadah di Tanah Suci. “Jika ada rejeki lebih kami memang beriktikat untuk mendekatkan diri kepada yang maha kuasa dengan pergi umrah dari pada keliling keluar negeri, dan kami berdua selama beribadah di tanah suci selalu do’a kami di kabulkan sampai akhirnya kami bisa mendidik anak dengan

sukses,” ujar H. Rafiul. Bahkan, cerita H Rafiul, anak

mereka justru menganjurkan mereka untuk tidak memikirkan duniawi. “Memang semenjak dini kami mendidik anak dengan berpedoman kepada agama dan terbukti do’a-do’a kmi dikabulkan dengan iklas,” tuturnya.

Diceritakan pria yang akrab disapa Pak Rafi ini, layanan iba-dah haji di Persada yang pernah dijalaninya tidak mengecewakan. Ia menceritakan salah seorang temannya H. Hasir, warga NTT yang juga menggunakan Persada, mengaku juga sangat puas. H. Rafiul menceritakan H Nasir saat itu menggunakan fasilitas silver, sedang H Rafiul sendiri memakai fasilitas VIP.

Namun perbedaannya hanya ke-tika beribadah di Masjidil Haram, kalau fasilitas VIP berada 50 meter dari Masjidil Haram. “Sedangkan H. Hasir berada 250 meter di-belakang kami atau dari Masjidil Haram,” ujar H. Rafi. Karena pen-galaman mereka itulah, H Rafi be-rani menyarankan pada yang lain agar jangan percaya pada tawaran yang belum tentu sesuai dengan janjinya tapi kualitas pelayanan yang sudah teruji.(fan/zis/adv)

KM/FANDRI ARDIANSYAH

PUAS: H. Rafi ul Husni dan sang istri Hj. Sumiati saat ditemui di rumahnya di Jl Agus Salim Kota Sampang, Sabtu (15/12) kemarin.

Testimoni Layanan Haji dan Umrah Persada Indonesia

Sesuai dengan Penawaran, Akhirnya Ketagihan

Partai Harus Selektif SUMENEP- Pemilihan legislatif baru

digelar 2014 namun beberapa partai di Sumenep sudah gencar merekrut calon legislatif (caleg). Seiring dengan itu, sejumlah kalangan mengingatkan partai agar benar-benar selektif mengusung figur.

”Saya berharap kepada partai agar ti-dak mengedepankan calon yang hanya mengandalkan finansial dan basis massa, namun harus mampu menjaring dan menyeleksi calon yang benar-benar pu-nya visi perubahan,” saran Ketua Ansor Sumenep, M. Muhri, Sabtu (15/12).

Ia berharap agar untuk mencalonkan caleg terlebih dahulu mengukur sejauh mana kemampuannya dan apa yang bisa diperbuat jika menjadi anggota dewan. ”Kalau hanya mengandalkan keinginan tapi nyatanya tidak punya visi, lebih baik jangan nyalon dan partai harus tolak ca-leg yang tidak memiliki kapabilitas dan kapasitas yang mumpuni agar ke depan Sumenep tidak semakin buruk,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris PKB Kabupat-en Sumenep, Am Bahrul Ulum menyam-paikan, dalam merekrut caleg, partainya memilih mereka yang memiliki kemauan dan minat membesarkan partai, soal SDM menurutnya ada tahapan. ” Idealnya me-mang masalah SDM tapi nanti setelah caleg yang ditakdirkan menjadi dewan akan kami bina, baik kemampuan dalam kebijakan publik, kebijakan anggaran dan lainnya,” ungkap Am Bahrul Ulum.

Terpisah, Waki l Sekretar is PPP Sumenep, Juhari sangat menyayang-kan manakalala partai merekrut caleg yang tidak memilki karakter yang dapat dipertanggungjawabkan apa-lagi kemampuan yang mumpuni karena menurutnya, jabatan dewan merupakan amanat yang harus mampu membawa suara masyarakat. ”Kalau caleg itu harus orang memiliki sifat Nubuwah, Jujur, Amanah, Menyampaikan dan Terpercaya bukan hanya sekedar men-gandalkan modal untuk memenangkan pemilu, kalau nantinya jadi dewan dan tidak tahu anggaran dan keilmuan lain-nya tentang kenegaraan, mau jadi apa Sumenep ini” ungkapnya. (rei/zis)

Page 8: Edisi 16 Desember 2012

RUANG tamu itu masih seperti dulu ketika aku SMA. Kursi sofa berwarna hijau lumut yang sudah lusuh. Ada sembilan tambalan di sandaran yang salah satu tambal-annya terlepas, sehingga busanya sedikit menyembul keluar. Se-buah lemari besar menghadap pintu depan sebagai pembatas ruang tamu dan ruang keluarga. Yang berbeda hanya album foto yang diletakkan di dinding, tepat di depanku duduk sekarang. Dulu hanya ada foto Bu Marwah dan suaminya Pak Iman yang pen-siunan tentara AD itu. Kini ada foto Mas Liliek dengan pakaian Marinir lengkap.

”Sudah jadi Marinir Mas Lil-iekmu sekarang, Peng!” ujar Bu Marwah membuka pembicaraan. ”Agak tenang Ibu sekarang. Tunai sudah anak-anakku dapat kerja. Si Dido kerja di kontraktor milik mer-tuanya. Sekarang tinggal mikirkan utang-utang,” lanjutnya.

”Iya, Bu. Syukur alhamdulillah. Saya turut bangga.” Ucapku sambil menghisap kretek saya dalam-dalam.

Kemudian Bu Marwah beranjak ke dapur. Mungkin menyiapkan kopi.

Dengan keluarga ini aku sudah dianggap anak sendiri. Semasa SMA nyaris tiap hari aku bertan-dang ke rumah ukuran 36 ini. Sekadar ngobrol ngalor ngidul dengan Mas Liliek atau dengan Mas Dido, adiknya Mas Liliek. Bahkan kalau kebetulan Pak Iman dan Bu Marwah sedang ke Blitar, ke rumahnya Mbak Fatimah, ka-kak sulung Mas Liliek, aku nginap di rumah ini. Bermain domino sampai malam. Kadang juga main catur. Sesekali juga mabuk ber-sama dengan oplosan Topi Miring dicampur Fanta. Kadang ditambah alkohol 70 persen.

Aku pandangi lagi foto Mas Lil-iek. Ah, dia akhirnya bisa mewu-judkan cita-citanya jadi tentara. Be-gitu batinku. Mas Liliek memang bukan teman sebaya. Setidaknya 8 tahun lebih tua dariku. Tapi karena sekampung, kami akrab. Seingatku ini kali ke tujuh dia ikut tes tentara dan tembus. Hanya saja bukan tentara AD yang dia idam-idamkan itu. Melainkan TNI AL.

Seingatku, sudah enam kali Mas Liek ikut tes TNI AD dan selalu ga-gal. Kadang gagal di tes psikologi. Kadang di kesehatan. Malah waktu ikut tes ke enam kalinya dia sempat lolos sampai pantukir, meski akh-irnya memang harus tabah karena namanya tak ada di pengumuman daftar calon Bintara. ”Masih ada

satu kesempatan lagi umurku. Semoga kali ini lolos,” ceritanya suatu kali padaku.

”Semoga, Mas.” Jawabku men-gamini.

Pada tes ke tujuh itulah, entah mengapa dia memutuskan ikut tes TNI AL. Bukan TNI AD seperti yang ia idam-idamkan. Dan akh-irnya tembus. Namun sudah habis berjuta-juta uang dikeluarkan un-tuk itu. Kalau dikalkulasi kurang lebih Rp 200 juta habis untuk biaya ini itunya.

”Yach.. kata orang Madura meng-gulung sawah. Tapi karena bapak-ku punyanya hanya tanah warisan. Ya tanah warisan digulung.” Selo-rohnya. ”Kalau nggak pakai beking dan uang mana tembus. Semen-tara bapak kan hanya pensiunan tentara pangkat rendah.” Tambah Mas Liliek. Aku cuma manggut-manggut.

Menurut cerita dari orang-orang kampung, beking dia seorang ulama di daerah Pademawu. Ka-tanya guru spiritual jenderal TNI AL berinisial NS. Aku tak tahu pasti. Bahkan Mas Liliek sendiri ndak pernah cerita soal itu. Dia cuma cerita kalau memang pu-nya beking. Siapa-siapanya dia ndak cerita detil. Tapi dia pernah cerita uang pelicin untuk itu me-mang ada. Kurang lebih Rp 75 juta. ”Yach.. kalo dibelikan sedan dapatlah yang agak bagusan. Tapi apa bangganya punya sedan tapi ndak punya kerja.” Begitu ujarnya di waktu yang lain.

”Loh, kok malah ngelamun. Ayo diminum dulu kopinya. Mumpung masih hangat.” Bu Marwah dengan kopinya membuyarkan kenan-ganku. Kutuangkan kopi panas itu ke lepek. Aku tiup perlahan. Lalu aku seruput. Heeemmm.. nikmatnya kopi campur jahe khas Madura ini.

”Mungkin ntar lagi Mas Liliek datang. Ngantar tunangannya. Sudah janjian kan?”

”Ndak kok bu. Sengaja. Mo bikin kejutan. Kebetulan liburan kuliah. Tadi malam datang. Dengar Mas Liliek datang, saya langsung ke sini. Wah sudah tunangan pula rupanya.”

”Iya. Masih saudara dekat se-benarnya tunangannya. Biar cepet selesai tanggungan jadi orang tua. Sudah semester berapa kuli-ahnya?”

”Baru masuk tiga, Bu!””Jangan ikutan demo. Nanti

ditembaki tentara. Pemuda seka-rang memang suka bikin onar.”

Mendengar itu aku cuma mesam-

mesem. Bukannya Negara yang suka bikin onar? Dengan tentaranya meram-

pas tanah. Menembaki rakyat tak bersalah. Memerkosa perempuan-perempuan di daerah operasi mili-ter kayak di Aceh dan Timor-Timur. Beraninya cuma sama rakyat send-iri. Tapi kata-kata itu tak keluar dari mulutku. Cuma menggema di hati. Memang selalu ada tentara baik dan tidak baik? Dan tentara pangkat rendah hanyalah korban dari sistem. Mereka tak punya pili-han selain menghamba pada ‘tuan’ dan atasannya yang korup. Tapi soal itu aku tak pantas mengutara-kannya, bukan? Aku menyeruput kopi lagi. Kali ini langsung dari cangkir berhias burung Cendera-wasih itu.

Selang beberapa lama kemudian terdengar suara motor 2 tak mema-suki halaman rumah. Di luar udara mulai gerah. Matahari makin tegak lurus dengan kepala. Mas Liliek masuk ruang tamu. Berpakaian lengkap Marinier sebagaimana umumnya tentara vakansi.

”Apeng! Wah, baga imana kabarnya?”

”Baik, Mas Liek!”Kami berpelukan erat. Erat sekali.

Kurasakan seragam militer yang kasar berwarna hijau tua dengan doreng marvinas begitu hangat. Beberapa detik kemudian kami sal-ing melepas pelukan. Aku duduk kembali. Mas Liliek duduk juga di sampingku setelah meletakkan baret ungu-nya di atas lemari.

Kami bercerita ngalor-ngidul. Se-benarnya Mas Liek yang lebih ban-yak cerita. Soal pangkat-pangkat dalam kemariniran. Soal bagaima-na pada reformasi 98 Marinir jadi kesatuan TNI yang ‘melindungi’ mahasiswa. Soal bagaimana sulit-nya menjadi pasukan intai Amfibi. Sambil mendengarkan dia cerita, iseng aku bertanya.

”Liat KTA-nya dong mas!”Mas Liek ambil dompet di saku

belakang celananya. Lalu meny-erahkan kartu mirip KTP. Aku bolak-balik KTA itu. Tapi tiba-tiba dia mengambilnya lagi (tepatnya setengah merebut) dari tanganku.

”Jangan lama-lama. Ini keramat!” Katanya berseloroh sambil mema-sukkan KTA-nya ke dompetnya lagi. Aku cuma tertawa. Meski agak kaget. Dan kami ngobrol lagi.

Jam dinding di atas album foto di ruang tamu itu menunjukkan pukul 14.00. Aku memutuskan pu-lang. Kami berdua berjabat tangan.

”Setelah menikah aku akan menetap di Jakarta. Karena di-

nasku disana. Kalo ke Jakarta mampir.”

“Sip. Pasti aku kontak!”***

Di kamar aku terus berpikir kenapa Mas Liek melarang aku melihat KTA-nya. Aku ingat-ingat lagi kejadian itu. Dan aku ingat. Di KTA itu, memang ada foto Mas Liek. Tapi namanya bukan M. Liliek Sugiarto. Melainkan M. Dido Ilham. Bukankah Dido itu nama adiknya Mas Liek? Sebab aku pernah ikut melaminating ijazah Mas Dido waktu Mas Dido lulus SMEA dulu. Aku ingat betul nama di ijazah itu; M. Dido Ilham. Kenapa KTA-nya Mas Liek meng-gunakan nama Mas Dido, adik bungsunya itu?

”Peng, bantu mamakmu angkut air. Hari ini PDAM mati.” Teriakan bapakku memecah lamunanku. Aku bergegas ke luar kamar. Ketika sampai di depan rumah kulihat Mas Liek berjalan bersama temannya. Aku menghampirinya. Dia kemudian kenalkan aku den-gan temannya itu. Juga seorang Marinir. Keduanya berseragam lengkap.

”Rudi.””Apeng””Mau kemana, Mas?””Ke terminal. Hari ini aku balik

ke Jakarta.””Baru kemarin ketemu kok sudah

balik.” Ditanya begitu dia terse-nyum. Kemudian menyodorkan rokok padaku.

”Nih, rokok dulu.” Aku ambil satu batang rokok filter itu. Me-nyalakannya, lalu melanjutkan pembicaraan.

”Kapan balik ke Madura lagi?”“Enam bulan lagi mungkin. Pas

lebaran. Nanti…” belum selesai Mas Liek menyudahi percakapan-nya, Mas Rudi, teman Mas Liek yang juga berpakaian Marinir itu menyela.

”Ayo, Do. Cepetan. Nanti buss pertama keburu berangkat.”

”Oke. Aku berangkat Peng ya. Salam buat mamak dan bapakmu.

”Oyi, Mas. Sukses ya!”Kita berpisah. Aku bersicepat lari

ke gang sebelah. Tempat mamakku dan ibu-ibu di kampungku antre air. Benarkah Mas Liek gunakan identitas Mas Dido untuk tembus masuk Marinir? Ah, setiap nasib punya misterinya sendiri. Setiap kehidupan punya rahasia. Setiap masa punya cerita. Mas Liek juga.

*(Pengelola Sanggar Bersastra Kita (SBK) Madura, Penulis Buku Kumpulan Cerpen “Selaput Dara

Lastri” (IBC, 2010))

MINGGU 16 Desember 20128

Email Redaksi: [email protected]

EDY FIRMANSYAH

Oleh:

Biodata Diri:Nama : Roby Nur IrawanLahir : Bangkalan, 4 Maret 1996Alamat : Jln. Rongkemasan Arosbaya No. 64, BangkalanDuduk di Kelas Xi IPA 3 di SMAN 1 Arosbaya. Aktif di Sanggar Teater Layang-layang

Sepertiga Malam: Untukmu

Tulislah nada itu dalam hati agar aku bisa menyanyikannya selirih rasa sayangku padamu agar aku bisa belajar dalam setiap nafas yang kuhembus-kan

Aku pernah ingin benar padamuSayap harap kecilku tak pernah lepas dari bayangan Sekalipun kau tak pernah tahu Sebab aku masih menyimpanmu dalam cerita kenangan masa lalu

Aku menangis malam ini karena tulus kasih yang telah pudar,memanggilmu, mengerjarmu.meski kupaksa kaki terus memapah

Maafkan aku harus lepas,kau tidak kehilangan kita bisa saling menyapa,dan bertemu suatu hari nanti

Entahlah, embun yang menetes, dan nafas yang kau janjikan membuka angan yang luka

aku terbangun hanya bisa bertanya, pada mimpi di sepertiga malam ini

Arosbaya, 30-08-2012 19.45 Wib

Jalan Ingatanku

Aku terlanjur memilihmu sebagai jalan ingatankuberusaha menyembunyikanmu dalam suara-suara lautyang pernah kutemui

Aku terdiam oleh bayangan yang slalu kau berikanPipimu adalah alamat di mana aku ingin menjumpainya

tiada lain di mataku untuk tak terus memikirkan apapun selain bagaimana selalu mengerti jalan pikiranmu

aku tak ingin seperti ombak yang terus menghantam kerasnya batu karangtapi, aku ingin menjadi air yang selalu mengalir di sepanjang waktu

kulihat di sana bulan selalu memberikan warnabintang-bintang mampu menghiasi malam dengan sejuta sinarnya, begitupun aku

aku tahu bahwa ini adalah jalan hidup kitaaku takkan pernah menyalahkan waktukarena aku percaya ini semua akan memiliki banyak arti

Arosbaya, 04-09-2012 19.45 wib

Pada Sebuah Jalanku Mencintaimu

Memang sakit mencintaimuMeski tak ingin kuulas beribu embun agar tidak jatuh di depanmu

aku tahu cintamu jauh dan matamu terus melukiskan lautan birudan tak mungkin untuk kujadikan nyatakarna itu aku ingin menanamnya untuk diri sendiri

keberadaanku adalah kisah-kisah kecil dimatamuyang ingin kau buang jauh-jauh

setelah ini tak ada yang ingin kuurai lagi untukmuselain degup sanggup untuk membawanya mengertike tempat dimana kita saling menjaga

aku tak tahu apa yang kau gambar di sana, begitupun akutapi aku paham bagaimana hujan ini selalu memberi kebenarantentang arah hatimu yang sesungguhnya

aku percaya tak ada jalan lurus pada sebuah arah yang begitu panjangdan aku ingin kau tahu bahwa suatu saat kau akan kubanggakan

Arosbaya, 02-09-2012 22.00 wib

Rumah Hatimu

Sejauh mana kaki melangkah dan berlariKepadanya aku kembali, disana hati begitu nyaman untuk berdiam

Ada rindu yang terus bernyawaMembawa inginku selalu kembali padanya

Semesta menjalar teduhMenguar rindu tak terbilangeja cinta tanpa tanda tanya

Rumah itu, hatimu

2012

Mas Liek Jadi Marinir

Oleh:ROBY NUR IRAWAN

ILUSTRASI UMAR SAJA

Page 9: Edisi 16 Desember 2012

PEPATAH lama mengatakan bahwa, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Secara simbolis pun, Kementerian Agama dengan atribut dan logo kebanggaannya “Ikhlas Beramal”.

Kementerian Pendidikan dan Ke-budayaan dengan semboyan yang dirilis oleh Ki Hajar Dewantara; “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Hadayani”, yang memiliki arti bahwa, di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau con-toh tindakan yang baik, di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan.

Tetapi kemudian, dalam konteks saat ini profesi sebagai guru bukan lagi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Sebab munculnya Undang-Undang, Nomor 14 Tahun 2005 Ten-tang Guru dan Dosen melahirkan angin segar bagi para guru. Tidak hanya pada ranah pengembangan keilmuan dan profesionalisme kin-erjanya. Namun juga pada sektor kesejahteraan dan jenjang karirnya.

Sebagaimana Masnur Muslich menyatakan bahwa peningkatan mutu guru lewat program sertifi-kasi ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalitasnya adalah apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan kes-ejahteraan yang bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus. Sehingga dapat membuahkan pendidikan yang bermutu pula.

Sertifikasi merupakan suatu usaha pemerintah untuk me-ningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, dengan meningkatkan kualitas guru serta kesejahteraan-nya. Tidak tebatas apakah guru tersebut adalah berstatus guru swasta, atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), apakah Guru Tidak Tetap (GTT) ataupun Guru Tetap (GT).

Diharapkan seluruh guru Indone-sia nantinya mempunyai sertifikat atau lisensi mengajar. Tentu saja dengan ukuran karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional. Hal ini merupakan implementasi dari Undang-Un-dang tentang Guru dan Dosen

Bab IV pasal 8 yang menjelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jas-mani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan na-sional (selanjutnya bisa di lihat dalam Undang-Undang, Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen).

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Guru dan Dosen Pasal 8 diperoleh melalui pendi-dikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

Kompetensi guru meliputi kom-petensi pedagogik adalah kemam-puan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepriba-dian/personal adalah kemampuan kepribadian yang mantap, be-rakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan men-dalam. Serta, kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang-tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Dalam Kamus Besar Bahasa In-donesia, profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (seperti ket-erampilan, kejuruan). Sehingga pemakaian istilah profesi ses-ungguhnya menunjuk kepada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jaw-ab dan kesetiaan terhadap profesi.

Secara teoritis, suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang sebelumnya tidak di-latih atau disiapkan untuk profesi itu sendiri. Maka, pekerjaan guru merupakan profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Artinya, pekerjaan sebagai guru ti-dak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.

Sebagaimana Moh. Uze i r Usman me-nyatakan bahwa: tu-gas profesi guru me-liputi: guru sebagai pendidik. Mendidik b e r a r t i m e n g e m -bangkan nilai-nilai k e h i d u p a n y a n g berupa penanaman akhlaqul kar imah, motivasi hidup dan lain-lain. Guru seb-agai pengajar berarti mengembangkan dan mentransformasikan

ilmu pengetahuan. Guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan pemantapan skill yang dimiliki peserta didik.

Maka kemudian, benar ketika banyak kalangan mengatakan bahwa tidak selamanya harapan sesuai kenyataan. Idealita tidak selamanya bersanding dengan realita. Kaitannya dengan pro-gram pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan bangsa Indonesia yaitu melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Bukan be-rarti pemerintah, guru dan praktisi pendidikan telah selesai pada titik ini. Namun saat ini masih banyak persoalan yang perlu dicarikan solusi alternatifnya.

Problematika pelaksanaan serti-fikasi guru dalam pelaksanaannya banyak dijumpai suatu kenyataan yang tidak seharusnya terjadi. Beri-kut ini merupakan analisa kami dan temuan fakta di lapangan yang seringkali muncul dan dialami oleh guru sertifikasi.

Pertama; kendala penyebarluasan informasi sertifikasi guru di dae-rah pelosok. Kita pahami bahwa, langkah awal proses sertifikasi ialah sosialisasi. Penyebarluasan informasi tentang sertifikasi ini merupakan “pintu gerbang per-tama” agar kemudahan akses berikutnya dapat dilaksanakan dengan baik. Guru-guru di daerah pelosok desa mengalami kesulian bagaimana caranya mendapatkan informasi tentang sertifikasi. Hal ini terdapat beberapa kemungki-nan. Kemungkinan pertama adalah

karena kondisi goegrafis yang tidak mendukung dan jauh dari akses tekhnologi. Seperti daerah kepulauan Sumenep (Ra’as, Se-pudi, Kangean dan Masalembu). Kemungkinan kedua, guru yang bersangkutan memang belum bisa mengoperasikan komputer, apa-lagi internet. Keadaan ini tidaklah terlalu mengagetkan, apabila ke-mudian sosialisasi sertifikasi guru tidak sesuai harapan. Sehingga guru-guru di pelosok akan sulit untuk memenuhi standar sertifikasi guru yang ditetapkan pemerintah. Hal ini akan berdampak terhadap tidak meratanya mutu pendidikan di beberapa wilayah.

Kedua; pola rekrutmen calon sertifikasi guru. Hal ini bisa dilihat pada fakta yang terjadi di lapangan bahwa lulusan non-pendidikan atau non-tarbiyah bisa mendaftar sertifikasi. Selain itu ada juga yang lintas jurusan. Hal ini belum ada tindak lanjut dari pihak penyelenggara, baik kementerian dan pihak LPTK.

Ketiga; lembaga penyelenggara/LPTK/Panitia Sertifikasi Guru. Ber-dasarkan analisa dan temuan kami selama mengikuti PLPG, ketika penyampaian materi sertifikasi, durasi waktunya relatif singkat dan kurang maksimal. Selain itu juga terdapat ketidak seragamannya persepsi di antara instruktur dalam penugasan (pembuatan perangkat pembelajaran RPP dan Silabus).

Keempat; kesejahteraan guru merupakan konsekwensi logis yang harus diterima oleh yang ber-sangkutan setelah menyelesaikan segala kewajiban serta tugas dan fungsinya sebagai guru. Namun fakta di lapangan, proses tunjan-gan profesi cenderung dipersulit. Bahkan di salah satu kabupaten di Madura, ada yang berindikasi pada pungutan liar (pungli) oleh atasannya.

*(Alumni PPs S2 IAIN Sunan Ampel Surabaya, Dosen Tetap

STAI NATA Sampang, Dosen STIT Al-Ibrohimy, Dosen UIM Kam-

pus III Sumber Bungur Pakong, Asisten Dosen UNIRA dan Guru

MTs Ainul Falah)

Email Redaksi: [email protected]

ANDA MEMILIKI UNEG-UNEG, SARAN, DAN KELUHAN TENTANG PELA YANAN PUBLIK (PENDIDIKAN, EKONOMI,

KEAMANAN DLL) DI SEANTERO MADURA? Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke:

Kabar Madura. Tulis pendapat Anda dan kirim ke no +6287850767325 (khusus SMS)

atau via email:[email protected], [email protected]

MINGGU 16 Desember 2012 9

Oleh:KOIRUS SHODIQIN

DEMOKRASI ditambahkan den-gan irah-irah pesta di awal per-nyataan, sehingga menjadi pesta demokrasi. Pesta demokrasi yang dianggap bukan hanya untuk me-nyampaikan aspirasi secara bebas untuk horizontal ataupun fertikal, akan tetapi pasca reformasi.

Demokrasi lebih difokuskan untuk menobatkan pemimpin negara, bah-kan sampai pada pemimpin tingkat desa. Sehingga metode penobatan (pemilihan) tidak lagi menggunakan sistem tunjuk. Tetapi lebih pada pemilihan secara LUBER.

LUBER yang diartikan, langsung-umum-bebas-rahasia. Kesemuanya nurani rakyat yang menentukan. Namun LUBER itu semakin ber-tambah masa, sikap dan kepriba-dian LUBER mulai menyusut dan kusut. Dengan banyaknnya akuntabilitas keberperanan para pemimpin yang pernah dipilihnya.

Sehingga animo yang terbangun adalah animo kecurigaan bahkan mosi tidak percaya. Sebab saat ini masyarakat sudah melek ilmu pengetahuan dan peka terhadap informasi. Sedangkan dari dua sektor yang disebut merupakan media yang sangat efektif untuk mencerdaskan rakyat. Minimalnya mengetahui tentang kasus-kasus yang disajikan oleh para pemimpin yang semakin hari bukan sema-kin berkurang. Tetapi semakin membahana sebagaimana kasus

korupsi yang tak kun-jung tuntas.

Sehingga dengan be-gitu pula, masyarakat juga tidak gentar untuk menyatakan siapapun yang mau berangkat menjadi pemimpin harus bherse (bheres dan pesse = beras dan uang). Tentunya re-daksi kecil dan ping-giran ini tidak asing lagi didengar. Namun sangat ironi jika ini tetap dipertahankan. Sebab ketika dipertahankan maka yang terjadi adalah simbiosis mutu-alisme. Tetapi dalam skop yang ti-dak sehat. Sebab ketika pemimpin yang diperah beras dan uangnya, jelas akan pontang-panting untuk mengembalikan utang yang di-habiskan sebagai cost politiknya.

Sehingga masyarakat yang me-milih, hanya akan berperan sebagai pendorong mobil mogok. Seba-tas mendapat upah sepeser saja. Sedangkan mereka yang sudah berangkat menuju puncak berge-limangan dengan dana proyek yang hitungannya tidak hanya ratusan, tapi milliar hingga triliunan. Jadi rugi buat kita selaku rakyat kecil yang semestinya setiap bulan dan tahun mempunyai hak untuk me-nikmati besaran yang disebut di atas, tahu-tahu hanya diberi Rp

100 ribu sampai Rp 200 ribu, sudah me-nyatakan inkrah dan senang untuk memili-hnya. Tidak menyadari bahwa akan tertimpa bencana besar dengan kasus mangkraknya besaran harga pereko-nomiaan rakyat yang ti-dak akan pernah stabil.

Memang bukan beru-paya untuk berperan ideal. Tetapi seyogyan-ya akan lebih arif ketika kita mendorong mereka

untuk dipilih atas kemauan nurani yang sifatnya subjektif dan obyektif terhadap person. Bukan lagi karena bherse. Tetapi karena bersih dari kasus penipuan, penganiyaan, pendzoliman ataupun dari bentuk diskriminatif atas hak inovatif dan kreatif anak bangsa guna memper-tahankan persatuan dan keasatuan negara dan daerahnya.

Maka dengan begitu, kita selaku rakyat kecil tidak akan kebingun-gan atapun maju mundur untuk mengkritisi bahkan memecatnya. Sebab orang yang kita pilih bu-kan orang yang pernah diperah uangnya. Sehingga harapan besar untuk peradaban lebih digjaya, pasti akan tercapai. Serta, jauh dari kasus-kasus korupsi. Sebab untuk saat ini, ketika mengkaji secara sepintas, mengingat pada prahara

pemilu, baik pemilukada ataupun pilpres, sangat jelas mereka para starter tidak sedikit mengeluarkan modal secara perorangan ataupun secara simpatisan. Akan jadi apa negeri ini jika pemimpin kita masih harus membayar perkepala. Dari manakah mereka harus menutup lubang yang teramat dalam itu? Mungkin itu yang harus digaris-bawahi dan selalu dijadikan bahan evaluasi bersama untuk menyam-but 100 hari masa kerja kepe-mimpinannya. Sehingga kita akan nyaman untuk mengkritisi ketika ada program kerja tidak terealisa-sikan yang bersentuhan dengan masyarakat ataupun negara.

Sehingga kiranya perlu kita se-laku insan yang sudah sadar atas LUBER dan hak hidup untuk mera-sakan kedamaiaan dan ketentra-man bersama. Jauh dari paradigma korup, sabotase fungsi APBN dan APBD sampai juga PAD, mestinya harus sangat hati-hati untuk me-milih subjek ataupun objek, yang tentunya dengan mengedepankan kesadaran no politisi busuk dan no money politik. Sebab kiranya hanya dengan cara itu mereka para pemimpin bisa fokus pada hak rakyat secara umum. Bukan fokus pada pemenuhan untuk mebayar utang piutang ataupun penebusan kepada kelompoknya.

*)Mahasiswa STAIN Pamekasan

Serukan LUBER, No Money Politik dan Politisi Busuk

Problematika PLPG: Antara Tuntutan Profesionalisme dan Tuntutan Kesejahteraan Guru

Oleh:MOH. WARDI, M.Pd. I

HASIL yang kurang baik beberepe even den ujicoba perlu dikaji ulang keberadaan Mustakim dan asistennya

Saleh, +6287750423384

AYO...Ayo...Ayo... P-MU... Ayo... Masyarakt Madura Lorengkn GOR A.Yani Sumenep Reng Madureh Settong Dhere Kabbi,Tretan Dhibi’

R@stAm4N Uyyeee, +6287854141898

P-MU akhirnya masuk ke ISL........ Kami Taretan Dhibi Tanjung Bumi mendukungmu sampai akhir hayatku.......Go Goooooooooo

WilliAm NaQ BoNeX FC, +6285851236279

AYO P-MU, tunjukkan aksimu. N cetak gol sebanyak mungkin taretan

Noriel Aolenk, +6287750619594

P-MU akhirnya masuk ISL. Ini smua berkat sporter Madura yang selalu mendoakannya.

Atieq Aredal, +628990348258

AYO P-MU buktikan Anda adalah pemain yang tangguh dan profesional. Raup poin penuh, ISL menunggumu... go ISL!!!

LORENG Mania Pakandangan Bluto Sumenep, +6282332817177.

AYO P-MU, kibarkan trus bendera Laskar Sape Kerap di pentas nasional. Berikan banyak kontribusi kepada Madura dengan cara berprestasi tinggi di kancah ISL.

Rado Si-Anak Kecil Bugih, +6287866176707

Rubrik KABAR OPINI terbit setiap hari

Bagi pembaca yang berminat mengirimkan karyanya, Silahkan kirim ke:

Kantor Redaksi KABAR MADURAdi San Diego Main Street MR-2 No. 16

(No. 95) Pakuwon City Surabaya. Diutamakan via email ke

[email protected].

Panjang tulisan maksimal dua lembar kertas ukuran folio dengan 1,5 spasi.

Nama dan alamat terang, serta foto diri harus dilampirkan.

Page 10: Edisi 16 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

MINGGU 16 Desember 201210

Kurikulum 2013 Melanggar UU?Terkait Peleburan Bahasa Daerah ke Paket Ilmu Seni dan BudayaSUMENEP-Rencana Ke-

menterian Pendidikan Nasi-onal untuk penerapan Kuri-kulum 2013 terus menuai kritik. Pasalnya, kurikulum baru yang merencanakan adanya peleburan terhadap bahasa daerah ke dalam meteri Ilmu Seni dan Budaya dianggap sebagai kebijakan yang tidak tepat.

Peleburan tersebut oleh banyak pihak dinilai seb-agai penghapusan secara sistematis terhadap bahasa daerah. Apalagi hal tersebut dianggap bertentangan den-gan amanat undang-undang pada Bab 15 Pasal 36, di-mana bahasa daerah yang dipelihara dengan baik oleh masyarakat juga dipelihara oleh negara.

”Kebijakan itu jelas sudah melanggar terhadap un-dang-undang,” tegas Suna-ryo, salah satu Dosen Bahasa di STKIP Sumenep.

Menurut Sunaryo, me-nyatukan pelajaran bahasa daerah ke Ilmu Seni dan Budaya justru akan semakin mempersulit proses pem-belajaran bahasa Madura. Sebab pelestarian bahasa daerah memerlukan tenaga pengajar dan proses penga-jarannya yang khusus. Tidak

seperti materi pembelajaran agama yang seluruh materi bisa di ingkludkan.

”Karena itu, saya tetap te-gas bahwa materi pelajaran bahasa daerah tetap harus terpisah dan menjadi muatan lokal wajib, sehingga tidak kabur.” terang anggota Tim Pembinaan Bahasa Madura itu, kemarin.

Selain itu, dia juga menilai bahwa kebijakan tersebut merupakan bagian anca-man terhadap bahasa lokal yang merupakan bagian dari kekayaan bahasa Indonesia. ”Lambat laun, rencana itu akan menghambat terha-dap lestarinya bahasa lokal yang ada. Dalam hal ini, justru bahasa Madura men-jadi terancam makin punah keberadaannya,” tambah Sunaryo.

Di lain pihak, Kepala SDN Pajagalan II, Nuruttaufik mengaku sama sekali tidak tertarik dengan perubahan kurikulum tersebut. Dia me-nilai adanya perubahan kuri-kulum menyimpan kepent-ingan terselubung. ”Sebab, saya melihat tidak ada yang wah dari rencana Kurikulum 2013 ini,” katanya.

Menurut Taufik –sapaan Nuruttaufik, perubahan kurikulum tersebut tidaklah tepat. Sebab masih banyak yang perlu dibenahi dari kurikulum yang ada. ”Mes-tinya Kemendiknas men-gevaluasi, kemudian meny-empurnakan. Bukan dengan mengubah kurikulum yang ada,” pungkasnya. (aqu/ed)

Seruan Antikorupsi Tak Harus Tunggu MomenSUMENEP-Korupsi yang sudah

membudaya di negeri ini, rupa-nya terus menuai sorotan. Para siswa SMAN 1 Sumenep yang tergabung dalam organisasi eks-tra turun jalan, kemarin (15/12). Aksi damai yang mengecam tin-dakan korupsi itu, dilakukan den-gan menggalang tanda tangan di spanduk sepanjang 15 meter.

”Sehabis ujian, kami langsung berkumpul di taman sekolah

untuk merencanakan aksi ini. Setelah dikomunikasikan den-gan pihak sekolah, ternyata mendapat dukungan. Karena itu, hari ini kami bisa ikut bersuara mengecam tindakan korupsi yang sudah menjamur di negeri ini,” terang Moh. Saifurrahman, salah seorang orator.

Seruan moral yang menga-jak seluruh masyarakat untuk mengecam tindakan korupsi sengaja dilakukan di luar momen hari antikorupsi. Sebab tindakan korupsi di negeri ini sudah masuk dalam taraf kritis. Karena itu, pe-nolakan terahadap tindakan keji tersebut harus tetap disuarakan sepanjang waktu.

”Karena itu, kami turun jalan,” tambah Saifurrahman.

Selain itu, Hairus, korlap aksi mengatakan, penggalangan tan-da tangan tersebut bukan untuk memperingati hari antikorupsi yang sudah lewat. Lebih dari itu, aksi tersebut adalah seruan terhadap pemerintah daerah di tahun 2013, agar ”prestasi” Sumenep sebagai kabupaten terkorup tidak lagi menempati peringkat tinggi.

”Terus terang, kami malu den-gan prestasi itu,” katanya.

Aksi damai tersebut dimulai pukul 07.00. Mereka ”longmach” dari sekolahnya menuju Taman Adipura sambil berorasi. Selain

itu, nyanyian satire terhadap pejabat-pejabat yang korup terus menerus disuarakan.

Sesampainya di depan Taman Adipura, mereka lalu memben-tangkan kain dan mulai meng-galang tanda tangan bagi pen-gendara sepeda motor yang lalu lalang di depannya.

Aksi damai tersebut berlang-sung selama tiga jam lebih. Setelah kain yang membentang panjang penuh tanda tangan, mereka langsung mengangkat kain tersebut lalu melipatnya secara bersama-sama. Tepat pada pukul 10.00, mereka membubarkan diri dari Taman Adipura. (aqu/ed)

Usai Ujian, Siswa Turun JalanKM/TABRI S. MUNIR

BERTERIAK: Para siswa berteriak menyanyikan lagu-lagu tentang korupsi usai penggalangan tanda tangan.

DPKS Gugat Pendidikan Profesi Guru

Anggap Pelecehan AkademikSUMENEP - R e n c a n a

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memberlakukan UU No-mor 14 Tahun 2005 Pasal 9 tentang Guru dan Dosen, terkait akan diberlakukan-nya Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2013, mendapat tantangan serius dari para praktisi pendidikan. Sesuai dengan amanat undang-un-dang tersebut, setiap calon guru dari lulusan perguruan tinggi harus lulus SPG sebe-lum mengajar.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) M. Kamalil Ersyad menilai, pemberlakukan PPG meru-pakan kebijakan yang asal-asalan. Sebab, PPG dalam pandangan Ersyad sama halnya dengan materi Akte Empat yang sudah termasuk dalam materi pendidikan perguruan tinggi (PT) juru-san pendidikan.

”Kalau kebijakan itu tetap dilanjutkan, pasti akan ban-yak menuai kontroversi. Se-bab PPG yang direncanakan itu berlaku untuk semua lulusan PT,” jelasnya.

Selain itu, Ersyad me-nambahkan bahwa wacana pemberlakuan PPG oleh Kemendiknas belum memi-liki indikator yang jelas dan efektifitasnya diragukan. Tidak adanya batasan yang jelas antara sarjana pendidi-kan dengan non-pendidikan, jelas merupakan kebijakan yang tidak adil.

”Kalau tidak ada pembeda antara lulusan sarjana pen-

didikan dan yang bukan pendidikan, ini kan aneh. Berarti tidak ada gunanya mereka menempuh jenjang pendidikan selama empat tahun di PT. Apalagi indi-kator orang yang lulus PPG juga masih belum jelas. Apakah lulus karena ujian tulis dengan menjawab soal-soal atau dalam praktik mengajarnya. Kalau dengan praktik mengajarnya, itu kan tidak beda dengan PPL bagi yang sudah sarjana pendidikan,” terang Ersyad.

Namun demikian Ersyad setuju bila PPG tersebut dijadikan alat untuk menin-gkatkan kwalitas guru. Se-hingga bagi guru-guru yang sudah ada, mereka bisa lebih terampil mengajar dengan mengikuti PPG tersebut.

”Jadi nantinya bentuknya ya semacam pelatihan-pela-tihan yang mampu menun-jang terahadap kompetensi guru dalam mengajar,” tegasnya.

Dilain pihak, Sekretaris Jurusan Tarbiyah INSTIKA, Fathorrahman Usman me-nilai kebijakan PPG meru-pakan pelecehan akademis terhadap PT yang memang konsen mencetak sarjana keguruan. Selain itu, dia me-nilai hal tersebut merupakan kebijakan yang membuang-buang anggaran.

”Itu kan menandakan bahwa mereka tidak per-caya lagi kepada lembaga pendidikan yang sudah bonafit. Mereka mengang-gap bahwa lulusan PT Tar-biyah seperti STKIP kwali-tasnya rendah. Sehingga tidak layak dijadikan guru. Karena itu harus ikut PPG lagi,” tandasnya. (aqu/ed)

Rebutan Cewek, Pelajar Nyaris TawuranPAMEKASAN-Segerombolan

pelajar Kota Pamekasan nyaris ben-trok. Kejadian tersebut berlangsung di Jalan Kabupaten Pamekasan, Sabtu (15/12) kemarin.

Diduga, aksi nakal pelajar tersebut dibumbuhi persoalan cewek yang menjadi incaran hatinya. ”Itu gara-gara cewek. Biasa lah zaman seka-rang,” celetuk tukang becak sembari berangkat mengayuh becaknya.

Patauan Kabar Madura di lapan-gan, segerombolan pelajar tersebut datang dari arah barat. Setiba di depan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan yang terle-tak di ruas Jalan Kabupaten, para pelajar berhenti saling cekcok mulut. Bahkan salah seorang dari mereka nyaris menerima bogem mentah dari lawannya.

Nasihat pengguna jalan lain-nya tak dihiraukan. Mereka tetap mengedepankan egonya masing-masing. Karena awak media men-gabadikan fotonya, para pelajar tersebut lari terbirit-birit.

”Awas ada wartawan ngambil foto,” teriak salah seorang pelajar mengajak temannya untuk kabur.

Pelajar yang jumlahnya puluhan

tersebut segera tancap gas motornya ke arah timur Jalan Kabupaten.

Kejadian tersebut merupakan bibit tawuran yang sebenarnya. Sehingga perlu diantisipasi oleh pihak terkait agar tak terjadi aksi serupa di kemudian hari.

Dikonformasi via telepon, Kasi Penyidikan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Pame-kasan Yusuf Wibisono kepada Kabar Madura mengatakan, pi-haknya sering kali merazia pelajar tatkala terjadi penumpukan. Hal itu dimaksudkan untuk menganti-sipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

”Operasi pelajar itu, sifatnya insidentil. Seperti kemarin, kami merazia pelajar di Arek Lancor dan di Jalan Kabupaten, setelah terjadi penumpukan pelajar. Setelah dit-anya, mereka (pelajar, Red) sudah pulang dari sekolahnya masing masing,” katanya.

Pihaknya akan terus menggiatkan pengamanan. Tidak hanya kepada pelajar, melainkan juga terkait pelanggaran terhadap peraturan daerah (perda) yang merupakan tanggung jawabnya. (jck/ed)

KM/MARZUKIY

TAK LAYAK DITIRU: Segerombolan siswa yang hendak bentrok di Jl Kabupaten Pamekasan, Sabtu (15/12) kemarin.

Calon Presma Uji ArgumentasiTLANAKAN-Para kandidat

calon Presiden Mahasiswa (Presma) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan uji argumentasi dalam debat kandidat yang diadakan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM), Sabtu (15/12) kemarin.

Acara tersebut dimak-sudkan untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing calon yang akan memotori mahasiswa STAIN ke depannya. Termasuk

juga digelar penyampaian visi dan misi masing masig pasangan calon.

Moh. Hasan, ketua KPUM dalam pelaksanaan pesta demokrasi kampus tersebut mengatakan, kegiatan yang bertempat di Auditorium STAIN Pamekasan itu, tak lebih untuk mengetahui ke-mampuan serta visi dan misi setiap pasangan calon. Sebab hal tersebut menjadi lan-dasan memajukan mahasiswa dan STAIN itu sendiri.

”Kegiatan seperti ini sangat perlu dilakukan, biar semua mahasiswa tahu visi dan misi serta kemampuan dari para kandidat. Sehingga mahasiswa tidak salah me-milih,” katanya kepada Kabar Madura kemarin.

Di samping sebagai evalu-asi terhadap semua calon, kegiatan tersebut juga men-jadi ajang adu argumentasi. ”Kalau seperti ini, nantinya mahasiswa tidak salah pilih. Artinya, memilih sesuai den-

gan hati nuraninya,” tandas-nya.

Oleh sebab itu dia ber-harap, mahasiswa dapat menggunakan hak pilihnya pada pesta demokrasi kam-pus tersebut berlangsung, yakni pada Senin (17/12) mendatang. ”Harapan saya, mahasiswa harus menggu-nakan hak pilihnya sesuai hati nuraninya, karena itu akan menentukan warna STAIN selama satu peri-ode,” pungkasnya. (jck/ed)

KM/MARZUKIY

UJI NYALI: Para kandidat ketua Dewan Ekskutif Mahasiswa (DEMA) STAIN Pamekasan adu argumentasi dalam debat kandidat, Sabtu (15/12) kemarin.

Page 11: Edisi 16 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

MINGGU 16 Desember 2012 11

Analisis Pemain S eleksi P-MU

Sering Kehilangan Bola, Terlambat

BergerakPada pertandingan uji coba kemarin, terdapat empat pemain anyar di P-MU. Tiga diantaranya adalah pemain asing Asia yang sedang ikut seleksi. Keempat pemain tersebut adalah; Fahcrudin, Fahad Al-Dossary, Hussien Akil dan Han Sang Min. Sejatinya terdapat satu lagi pe-main yang rencananya akan juga diuji pada laga tersebut. Yakni Amaobi Honest Uzowuru. Sayangnya, cedera yang dia alami menjadikan pemain tersebut terancam masuk bursa pemain yang akan dipulangkan. Berikut rangku-mam catatan TABRI S. MUNIR, wartawan Sport Kabar

Madura, terkait permainan keempatnya.

HUSSEIN AKIL

PRIA keturunan Lebanon yang lahir di Born, Australia, tersebut, dalam penampilan perdananya sangat ny-entrik, karena tampil dengan rambut kribonya. Sayangnya, tampilannya yang nyentrik tak seiring dengan permainan yang ditampilkannya. Di-mainkan oleh pelatih Mustaqim pada babak kedua, pemainn yang berpo-sisi sebagai Midfilder tersebut terli-hat letoy dan selalu kehilangan bola. Bahkan umpan-umpannya jauh dari kata sempurna, karena selalu nyantol di kaki lawan. Hanya satu kali aksinya di lapangan yang membuatnya sempat “akan” menerima aplaus dari penon-ton. Yakni ketika melakukuan tendangan ke gawang yang justru melenceng jauh dari tiang gawang yang ditujunya.

FAHAD AL- DOSSARY

MENJALANI pertandingan selama babak pertama full time, pemain yang saat ini berusia 23 tahun tersebut men-jadi salah satu pemain yang mampu merusak konsentrasi barisan balakang Persebaya DU. Dribling serta perger-akan tanpa bolanya sering mampu mengecoh lawan. Sayangnya, tampi-lannya yang terlihat belum menampil-kan performa terbaiknya, membuat pemain tersebut sering kehilangan bola serta salah umpan. Bahkan, bola yang semestinya didorong ke depan

kadang kala dibalikkan lagi pada kawan yang mengumpan-nya. Kelemahan yang sangat gampang terlihat dari pemain berambut pirang tersebut adalah tidak ngotot mengejar bola. Bahkan terlihat sering membiarkan bola lepas, yang semestinya bisa dijangkaunya.

HAN SANG MIN

PEMAIN asal Asia Selatan yang secara fisik terlihat kurang seimbang dengan tinggi badannya tersebut, hampir sama nilainya dengan Hus-sein Akil. Bahkan terlihat lebih parah. Pasalnya, beberapa kali sodokan um-pan kepadanya jarang dijemputnya dengan sempurna, kendati lawan masih jauh. Tak ada duel yang dia lakukan dan tak ada kontribusi ter-hadap pemain yang berdiri bebas di depan garis pertahanan lawan. Pemain bermata picing ini terlihat belum mampu membuka serangan bagi kawannya.

FACHRUDIN

KENDATI memiliki pengalaman sebagai bek Timnas Indonesia, pria yang sebelumnya memperkuat PSS Sleman tersebut masih belum memi-liki kepaduan dengan pemain lainnya. Duel udara jika menghalau serangan lawan terlihat mampu dia patahkan. Sayang, mungkin karena belum sem-pat ikut serta dalam latihan pemain P-MU, pemain tersebut sering mem-buat lini belakang P-MU kocar-kacir. Bahkan, gol Persebaya DU Surabaya

yang dilesakkan Boumsong kemarin terjadi ketika pemain asal Klaten tersebut masuk lapangan.

Tanggal 15-16 Desember ini, Komite Olahraga Nasional Indo-nesia (KONI) Jawa Timur meng-gelar Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov). Kalender yang berlangsung di Hotel Singhasana, Surabaya, itu untuk memilih seorang Ketua Umum baru. Menggantikan Ketua Umum lama Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Kemana suara KONI empat kabupaten di Madura?

AHMAD BAIQUNI, Surabaya

HINGGA H-1 pemilihan, empat Komite Olahraga Nasional In-donesia (KONI) kabupaten dari Madura belum menentukan figur ketua KONI Jawa Timur pilihan-nya. Beberapa calon yang dik-abarkan maju masih berpeluang untuk merebut hati empat suara dari Pulau Garam.

Hal itu disampaikan oleh Ketua KONI Sumenep Sofyan Hadi. Menurut Sofyan, keempat calon yang rencananya maju, yaitu Erlangga Satriagung, La Nyalla M. Mattalitti, Imam Oetomo dan Soekarno Marsaid, masih me-miliki peluang yang sama untuk memperebutkan empat suara dari

Madura. Terpenting baginya, figur yang akan melanjutkan pemban-gunan olahraga Jawa Timur ke depan adalah benar-benar peduli olahraga. Termasuk tidak men-campuradukkan olahraga dengan kepentingan politik.

”Sumenep tetap komit pada figur yang peduli, punya waktu dan punya akses ke semua lini. Paling penting, olahraga jangan dibawa ke politik,” ungkap Sofyan.

Hal yang sama diungkapkan M. Syafi’i. Ketua harian KONI Bangkalan itu mengaku belum

mengetahui calon yang akan dipilihnya. Namun, pria yang juga kadispenduk capil Pemkab Bangkalan itu mengaku sudah mengantongi beberapa nama di antara keempat calon.

”Kami memang belum men-jatuhkan pilihan. Tapi kami sudah memiliki beberapa nama yang memenuhi kriteria. Tergantung pertemuan nanti (tadi malam, Red.),” ungkapnya kepada Kabar Madura saat ditemui di lobi Hotel Singgasana Surabaya, lokasi ber-langsungnya Musyawarah Olah-

raga Provinsi (Musorprov) KONI Jawa Timur, kemarin.

Sementara itu, Syarifuddin, ketua KONI Sampang memberi sedikit bocoran bahwa kamungkinan besar empat suara dari Madura akan merapat pada sosok Soekarno Marsaid. Pria yang pernah menja-bat Bupati Sumenep yang saat ini sebagai ketua harian KONI Jatim itu dinilai memiliki histori dengan Pulau Garam, dibanding tiga bakal calon lainnya.

”Perkembangan terakhir, KONI Madura mengusung Soekarno Marsaid, mantan Bupati Sumenep. Tapi semua ini nanti malam akan disosialisasikan ke rekan-rekan KONI se Jatim pada umumnya dan khususnya Madura,” terang Syarifuddin dengan mimik serius.

Di tempat berbeda, Ketua KONI Pamekasan Yasir Azis mengaku belum memiliki nama yang akan dipilih. Meskipun terdapat nama Soekarno Marsaid dalam bursa calon ketua KONI Jawa Timur, namun bagi Yasir dirinya masih belum melihat figur yang benar-benar siap untuk memajukan olahraga di se antero Jawa Timur, khususnya di Pulau Madura.

”Kita masih mau melihat calon yang benar-benar siap memajukan olahraga Jawa Timur, khusunya Madura,” tegas Yasir saat dite-mui di sela-sela jamuan makan malam. (ed)

Dari Arena Musorprov KONI Jawa Timur

Empat Suara Madura Masih Wait n See

KM/AHMAD BAIQUNI

DAFTAR HADIR: Utusan tiap KONI Kabupaten/Kota se Jawa Timur mengisi absensi, sesaat sebelum acara Musorprov KONI 2012 dimulai kemarin.

Laskar Sape Kerap Mundur dari Piala Gubernur

BANGKALAN-Jadwal pelaksanaan yang terlalu mepet dengan dimulainya kompetisi Indonesia Super League (ISL), memaksa Persepam Madura United (P-MU) menarik diri dari Piala Gubernur Jawa Timur 2012. Un-tungnya, masih ada tim Madura lain sebagai penggantinya. Yakni Perseba

Perseba Super Gantikan P-MU

SUMENEP-Laga Persepam Madura United (P-MU) kontra Persebaya Divisi Utama (Perse-baya DU) Surabaya, yang digelar di Stadion A. Yani Sumenep, ke-marin (15/12), terus menambah catatan buram perilaku suporter P-MU di mata ”pasukan” pen-gamanan pertandingan.

Lemparan botol air mineral yang dilakukan suporter masih sempat terjadi pada pertandingan kema-rin. Bahkan juga dibumbui sedikit kericuhan yang memicu ketegan-gan di tribun barat, yang biasa ditempati pemegang tiket VVIP.

Pada laga sebelumnya, ketika P-MU melakoni pertandingan kontra Persebaya Selection yang juga ditempatkan di Stadion A.

Yani Sumenep, juga sempat terjadi pelemparan botol mineral ke tengah lapangan. Bahkan sempat menga-rah ke ke bench ofisial P-MU.

Suara sumbang dari sejumlah suporter agar pelatih P-MU saat ini, Mustaqim dipecat dari posisinya se-bagai pelatih P-MU menjadi menu ucapan sejumlah suporter yang memadati tribun di dekatnya becnh pemain. Keberadaan P-MU yang saat ini terus menelan kekalahan dalam berbagai pertandingan pra-ISL, menjadi salah satu pemicunya.

”Kami ingin agar P-MU terus menang. Pecat Mustaqim dan kembalikan Winedy,” teriak be-berapa suporter.

Pemicu teriakan tersebut, menurut sejumlah suporter P-MU, salah sa-

tunya menurut Erwin, sebenarnya dilakukan beberapa orang saja. Persisnya mereka yang duduknya tersebar di beberapa titik. Terutama yang berada di dekat bench ofisial.

”Pemicu hujatan terhadap pela-tih sebenarnya berawal dari keti-daktahuan suporter jika pada pertandingan tadi sebagai per-tandingan uji coba untuk men-guji sejumlah pemain yang baru merapat ke P-MU. Mereka ingin-nya P-MU meraih kemenangan tanpa tahu jika pembentukan tim saat ini masih proses,” jelas Erwin.

Kendati demikian, Erwin dengan lantang menyatakan akan terus memantau terhadap perkemban-gan tim P-MU. Karena pihaknya selaku koordinator Taretan Mania

tidak ingin P-MU terjerumus kem-bali ke Divisi Utama.

”Memang kurang tepat jika se-jumlah suporter terus menuntut pelatih mundur ketika masih be-lum sama sekali berlaga di ISL. Berikan kesempatan dulu kepada pelatih untuk meracik pemain yang didatangkan menajemen P-MU. Karena beberapa pemain yang turun dalam pertandingan tadi ma-sih seleksi,” ulas Erwin mencoba menjelaskan pertandingan yang berlangsung kemarin tersebut.

Diakuinya, dirinya akan siap menjadi garda depan terhadap tuntutan agar pelatih mundur, jika PMU sudah menapaki ISL, dan P-MU sendiri terus menelan kekalahan. (bri/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

CINTA MATI: Menyadari prestasi P-MU pada beberapa laga terakhir mengecewakan, beberapa suporter melontarkan protes agar Head Coach Mustaqim dilengserkan.

Lagi, Suporter P-MU “Kisruh”

KM/DOK

Super. Tim yang sebentar lagi akan berkompetisi di kasta Divisi Utama ini, memang tengah men-cari lawan tanding dari klub ISL.

Kepastian itu disampaikan lang-sung pemilik baru Perseba Super, Vigit Waluyo. Kepada Kabar Madura, pria yang juga ayah kan-dung manajer klub Ayu Sartika itu menyampaikan, di even ini Perseba Super menghuni Grup B bersama Arema Cronous dan Persela Lamongan.

”Semua pertandingan di Grup B akan main di Stadion Kanju-ruhan Malang,” ungkap Vigit kemarin (15/12).

Disinggung kans Perseba Super mengimbangi dua lawannya di Grup B, Vigit memilih rasional. Menurutnya, kualitas Arema

Cronous dan Persela memang sudah teruji dibanding klubnya yang merupakan klub promosi Divisi Utama.

”Sangat berat tentunya. Tapi kita tetap berusaha memberikan perlawanan dari dua klub ISL itu. Saya yakin kami masih bisa merepotkan mereka dengan ma-teri yang kami miliki,” imbuh pria asal Sidoarjo itu.

Sementara itu, Perseba Super dipastikan masih akan diperkuat dua pemain asing andalannya. Yaitu Danilo Fernando dan George Mitchell. Mengingat menurut informasi yang diterima dari manajemen Perseba Super, ked-uanya sudah terikat kontrak den-gan klub berlisensi Gelora Dewata itu. (bai/ed)

TURUN MINUM: Penggawa Perseba Super menuju pinggir lapangan saat jeda pertandingan lawan Persebaya DU Surabaya di Stadion 10 November Tambaksari Surabaya beberapa waktu lalu.

FOTO-FOTO: KM/TABRI S. MUNIR

Page 12: Edisi 16 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

MINGGU 16 Desember 201212

Ditahan 1-1 oleh Persebaya DU di Kandang

SUMENEP-Bemain di kandang sendiri tak menjamin Persepam Madura United (P-MU) tampil trengginas. Buktinya pada laga uji coba melawan Persebaya Divisi Utama (Persebaya DU) Surabaya, kemarin (15/12) sore. Partai yang dilangsungkan di Stadion A. Yani Panglegur, Sumenep tersebut, berkesudahan 1-1 (1-0).

Ikhwal P-MU harus berbagi gol dengan Bajul Ijo tersebut, setelah gol keunggulan P-MU yang dile-sakkan Issac Jober pada menit ke-17, harus disamakan oleh Jean Paul Boumsong, striker Persebaya DU pada menit ke 56.

Ditilik dari peluang, P-MU se-benarnya sangat mungkin me-menangkan laga kontra tim Divisi Utama ini. Apalagi

sejak menit ke 73, Persebaya DU harus bermain 10 orang. Itu me-nyusul Carvalho yang dikartu merah oleh wasit. Sayang, meski P-MU unggul jumlah pemain, mereka tetap tak mampu menam-bah pundi golnya.

Yang terjadi, sejak dikeluarkan-nya kartu merah tersebut, permain-an malah menjurus kasar. Sebab kartu merah tersebut dikeluarkan setelah Tassiou Bako yang sedang membawa bola diganjal keras oleh Boumsong. Sehingga Tassio harus ditandu keluar lapangan.

Tak berselang dua menit kemudian, giliran Micehl Orah yang meladeni permainan kasar yang ditampilkan Uston Nawawi dan kawan-kawan. Akibat insiden tersebut, sempat ter-jadi keributan di lapangan.

Jalannya pertandingan pada ba-bak pertama sebenarnya berjalan menarik. Kedua tim beda kasta kompetisi ini saling adu serangan

dengan taktik yang memang

disiapkan kedua pelatih. P-MU sendiri mencoba aneka

pola serangan. Baik menusuk dari sisi sayap dan umpan matang dari lini tengah. Lewat komando Steven Mennoh, variasi serangan itu berjalan dengan baik. Tak heran jika pada babak per-tama ini, P-MU mampu menciptakan setidaknya empat shot on goal.

Namun baru pada menit ke 17, lewat shooting ker-asnya Issac Jober, setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Persebaya DU, P-MU mampu merubah papan skor menjadi 1-0. Kejelian pemain P-MU bernomor punggung 7 ini, mengingatkan aksi kepahlawa-nannya saat P-MU menang 1-0 atas Gresik Selection pada laga Bupati Bangkalan Cup.

Kedudukan tersebut terus ber-tahan hingga babak pertama usai. Memasuki babak kedua, pemain

seleksi P-MU dimainkan. Yakni Hussein Akil dan Han Sang Min. Sementara di lini belakang, Firly Apriyansyah ditarik dan diganti-kan Fachrudin. Tak berselang dari

satu menit terjadinya pergantian tersebut, P-MU harus kebob-

olan. Itu setelah striker Persebaya Boumsong mampu menanduk bola

hasil tendangan pojok. Skor berubah 1-1.Tak hanya kebobolan satu gol, percobaan memainkan pemain seleksi tersebut

juga memengaruhi permainan P-MU. Terlihat selama sisa babak kedua berlangsung, salah komu-nikasi dan salah umpan kerap dilakukan pemain anyar ini.

Hussein Akil, kendati memiliki pengalaman sebagai pemain Timnas U-23 Lebanon, kualitasnya sangat jauh dari kata memuaskan. Salah umpan serta sering merusak rencana serangan yang dibangun, kerap

tersaji pada pertandingan kemarin.Demikian juga dengan Han Sang

Min. Pemain asal Cina tersebut terlihat tak mampu mengimbangi pergerakan pemain belakang Perse-baya DU. Salah umpan serta membi-arkan bola yang seharusnya menjadi tanggug jawabnya, menjadikan permainan P-MU tak enak ditonton.

Apalagi permainan berubah men-jurus kasar. Praktis sepanjang sisa pertandingan kerap terjadi adu sepakan serta saling mengganjal dengan keras. Tak heran, hingga peluit babak kedua ditiup, tak satupun gol tambahan tercipta. Kedudukan pun tetap 1-1.

Hasil seri yang diterima P-MU pada pertandingan perdana pasca menerima tiga kali kekalahan di Turnamen Inter Island Cup (IIC) itu, disebut-sebut sebagai salah satu faktor kurang lepasnya pemain P-MU melakoni pertand-ingan kemarin. Tekanan psikis atas tuntutan harus menang men-

jadikan penggawa P-MU terlihat gugup dalam memainkan bola.

”Kami memang masih belum bisa bermain lepas tadi. Sebab berbagai problem psikis masih kami alami. Terutama tuntutan untuk menang. Lebih-lebih kami juga harus mem-beri kesempatan kepada sejumlah pemain seleksi untuk menampil-kan kemampuannya,” jelas salah satu pemain yang tak ingin dise-butkan namanya.

Memetik hasil imbang di kan-dang, tak menampakkan wajah kekesalan bagi Mustaqim, sang pelatih kepala P-MU. Pasalnya, pada laga tersebut Mustaqim memang berupaya mengukur ke-mampuan tiga pemain asing yang sedang ikut seleksi.

”Dari ketiga pemain tersebut, saya melihat Fahad memiliki kemam-puan lebih daripada lainnya. Untuk mengetahui kualitas mereka, harus dilakukan melalui pertandingan seperti ini,” jelas Mustaqim. (bri/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

KURANG HAUS GOL: Diduetkan dengan Osas Saha di barisan depan P-MU, Fahad Al- Dossary (kiri) belum mampu membuktikan sebagai ujung tombak tajam.

gan ituTak r-

it er-ahut

satu meterse

o

mh

SkTgope

SURABAYA-Sikap sportif dipilih Head Coach Persepam Madura United (P-MU) Mustaqim. Merasa terus disudutkan penilaian suporter Laskar Sape

Kerap terkait

prestasi timnya akhir-

akhir ini, Taqim -sapaannya, memilih

mundur dari jabatannya. Informasi tersebut diterima Kabar Madura

dari Manajer P-MU, Achsanul Qosasi. Me-lalui pesan singkat yang dikirim, AQ –sa-paan Achsanul, menulis terkait keputusan pelatih yang baru seumur jagung menu-kangi P-MU tersebut.

”Mustaqim memilih mundur. Keputusan manajer malam ini (tadi malam, Red) me-nerima dengan lapang dada mundurnya Mustaqim.”

Atas kebersamaannya selama ini, manaje-men sebagaimana diakui AQ, tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Taqim.

”P-MU belum bisa bermain kolektif dan kompak. Mustaqim mungkin belum memi-liki faktor pojur di P-MU,” imbuh AQ.

Dengan demikian, mulai Senin (16/12) besok, Mustaqim sudah tidak lagi melatih P-MU. Sementara, mandat melatih P-MU diserahkan ke Jamrawi, asisten Mustaqim di P-MU. Mandat tersebut berlaku sampai ada pelatih definitif di P-MU. ”Semoga hal ini menjadi kebaikan untuk semuanya,” terang AQ.

Terkait riak dimaksud, AQ meminta semua pemain tetap konsentrasi penuh. Sebagai pemain profesional, dan juga sebagai klub profesional, masa-masa seperti ini harus dilewati. Untuk itu, AQ juga berharap semua pihak tetap membantu kemajuan PMU, demi nama Madura.

”Tidak perlu saling mencerca, saling menghina. Karena cercaan dan hinaan tidak disukai Tuhan. Inilah langkah radikal P-MU menghadapi ISL. Masih ada waktu. Bantu-lah kami, bantulah Madura, tetaplah dijaga kebersamaan dan persatuan Madura,” pungkasnya. (ed)

Tak Pojur, Taqim Mundur

COME BACK usai menjalani perawatan panjang cederanya, Osas Marvelous Ik-pefua Saha sepertinya masih didera problem “mandul” membobol gawang lawan. Ketaja-man yang diperlihatkan Osas ketika baru pertama bergabung dengan P-MU beberapa waktu lalu, masih belum terlihat. Termasuk ketika melakoni pertandingan kontra Perse-baya DU kemarin (15/12).

Selama 90 menit keterlibatannya di lapangan Stadion A. Yani Panglegur Sumenep, tak satu-pun memberi hadiah gol bagi para suporter Laskar Sape Kerap.

Masih mandulnya pemain asal Nigeria tersebut, terus menambah catatan rekor bu-ruk penampilannya bersama P-MU. Praktis, sejak P-MU menerima kekalahan 0-3 atas Arema Cronous, striker andalan P-MU ini tak satupun bisa melesakkan gol ke gawang lawan-lawannya.

Bahkan pada penampilannya kemarin, penampilan perdana Osas yang baru sembuh dari cedera, terlihat jauh dari perform normal-nya. Beberapa kali Osas harus jatuh bangun menghadapi hadangan pemain belakang Persebaya DU yang bermaterikan Carvalho dan Hisyam Tolle.

Masih terus didera problem sepakan kakinya

yang masih belum bertuah gol, Osas Saha mengakui jika tampilan dirinya masih jauh dari performa aslinya. ”Mungkin masih belum waktunya mencetak gol. Karena pada pertad-ingan kemarin, praktis hanya saya yang dijaga ketat oleh pemain belakang,” tandas Osas Saha usai melakoni pertandingan kemarin.

Tak hanya Osas Saha, striker seleksi anyar yang baru bergabung ke P-MU dua hari lalu, Fahad Al Dossary, juga masih belum mampu menahbiskan namanya dalam catatan pencetak gol P-MU. Pemain yang rambutnya disemir pirang tersebut terlihat tak menampakkan performa sebagai striker berkelas, Kerjasama antara Osas dengan Fahad di lini depan hanya membuahkan cibiran suporter. Sebab keduanya tak mampu melesakkan gol sebagaimana tugas utamanya sebagai duet striker.

Belum adanya gol yang dicetak pemain de-pan P-MU, makin memperpanjang catatan buruk lemahnya eksekusi akhir pemain P-MU. Praktis hingga pertandingan kema-rin, sudah tujuh laga pemain depan P-MU masih bertahan mandul.

Ketajaman mereka justru kalah dari lini tengah, terutama dari pemain sayap Issac Jober. (bri/ed)

Perpanjang Rekor Buruk Lini Depan Sape Kerap

KM/TABRI S. MUNIR

)

EKS TIMNAS: Menyandang status sebagai salah satu penggawa Timnas Garuda Senior di Turnamen AFF Cup lalu, Fachrudin tidak serta merta langsung diterima menjadi salah satu skuadra Laskar Sape Kerap.

BANGKALAN-Keputusan Persepam Madura United (P-MU) menggaet pemain belakang Timnas Indone-sia, yakni Fachrudin, terbi-lang tepat. Hal itu merujuk pada penampilan yang di-peragakannya saat berlaga di ajang AFF Cup beberapa waktu lalu.

Sayang, seorang squad Timnas Garuda, Valentino Telaubun, akhirnya gagal bergabung dengan tim keban-gaan masyarakat Madura ini.

Uniknya, saat dalam penja-jagan, kedua pemain tersebut tidak mempermasalahkan keti-ka harus ”hijrah”. Tidak hanya dari klubnya masing-masing. Tapi juga dari liga yang mer-eka ikuti sebelumnya.

Fachrudin dan Valentino mengaku rela pindah dari IPL (Indonesia Premire League) ke ISL (Indonesia Super League). Padahal posisi ked-uanya di Tim Nasional Indo-nesia sudah aman.

Fachrudin yang sebelumnya memperkuat PSS Sleman dan Valentino (Bontang FC), men-gaku pasrah meskipun masa depannya di Timnas teran-cam berakhir setelah pindah ke P-MU, yang notabenenya klub ISL.

Seperti diketahui sebe-lumnya, klub-klub ISL sepakat untuk tidak me-lepas pemainnya yang di-panggil memperkuat Tim-nas. Alasannya, karena Timnas saat ini berada di bawah binaan PSSI Djo-har Arifin. Tercatat, hanya Bambang Pamungkas yang membelot dari klubnya, Per-sija Jakarta, yang jelas-jelas

memberi larangan untuk memperkuat Timnas.

In i merupakan buntut dari belum berakhirnya kis-ruh yang dialami oleh elit sepak bola nasional. Sehing-ga, Timnas Garuda Senior yang turun dalam AFF Cup beberapa pekan lalu bukan-lah skuad terbaik yang dimil-iki Tanah Air.

Namun berbeda ceritanya di P-MU. Kemungkinan tim berjuluk Laskar Sapeh Kerap akan memberikan izin bagi kedua pemain apabila kembali dipanggil Timnas. Kepastian tersebut disampaikan lang-sung Achsanul Qosasih. Me-wakili manajemen, pria yang akrab disapa AQ tersebut men-gaku siap memberikan izin bagi Fachrudin dan Valentino yang gagal bergabung, apabila yang bersangkutan kembali mendapatkan panggilan untuk berseragam Timnas.

”Kalau memang keduanya dibutuhkan kembali mem-perkuat Timnas, kami tak punya alasan untuk melarang-nya. Kami akan berikan izin,” tegas Achsanul.

Tak hanya Fachrudin dan Valentino, pemain P-MU lain juga akan mendapat hak yang sama untuk membela Timnas Garuda.

Informasi tersebut, diakui Achsanul sekaligus menepis anggapan bahwa direkrutnya kedua pemain tersebut meru-pakan upaya untuk penggem-bosan Timnas. ”Artinya, isu tentang P-MU memiliki misi khusus untuk melemahkan Elie Eiboy dan kawan-kawan, adalah sangat tidak benar,” pungkasnya. (bai/ed)

P-MU ”Kurangi” Skuad Garuda?

HANYA BISA SERI

MUSTAQIM