i
KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA DENGANKEMAMPUAN MENGARANG PADA SISWA KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI TEGOWANU 3KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
S K R I P S I
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang untuk memenuhisalah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
OLEH :
SITI SOLEKAHNPM 07410509
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENIIKIP PGRI SEMARANG
2010
ii
PERSETUJUAN
SKRIPSI
KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA DENGANKEMAMPUAN MENGARANG PADA SISWA KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI TEGOWANU 3KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Yang disusun dan diajukan oleh :
Siti SolekahNPM 07410509
Telah disetujui oleh Pembimbinguntuk diajukan kehadapan Dewan Penguji
Tanggal : 25 Agustus 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Ngatmini, M.Pd Dra. Asrofah, M.PdNIP 0916407121991122001 NPP 936601104
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA DENGANKEMAMPUAN MENGARANG PADA SISWA KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI TEGOWANU 3KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Yang disusun dan diajukan oleh :Siti Solekah
NPM 07410509
Telah dipertahankan di depan Dewan Pengujipada tanggal : 25 Agustus 2010
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan PengujiKetua Sekretaris
Dra. Sri Suciati, M.Hum Drs. Harjito, M.HumNIP 131918348 NPP 936501103
Penguji IDra. Ngatmini, M.Pd ( ………………………… )NIP 0916407121991122001
Penguji IIDra. Asrofah, M.Pd ( ………………………… )NPP 936601104
Penguji IIIDrs. Harjito, M.Hum ( ………………………… )NPP 936501103
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENIIKIP PGRI SEMARANG
2010
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.
(HR. Bukhori)
2. Semua permasalahan adalah bagian dari kehidupan, dan kehidupan akan terus
bergulir. Menyalahkan adalah tindakan yang tidak membangun, lebih baik
cari cara untuk menyelesaikan permasalahan.
(Steven J. Stein)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Bapak dan ibuku tercinta
2. Kakak, adik dan keponakanku tersayang.
3. Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan
4. Masku tercinta yang selalu memberi semangat
dalam mengerjakan Skripsi
v
ABSTRAK
Siti Solekah, 2004. “Korelasi antara Kemampuan Membaca denganKemampuan Mengarang pada Siswa Kelas VI SD Negeri Tegowanu 03Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009 / 2010. SkripsiPembimbing I Dra. Ngatmini, M.Pd, Pembimbing II Dra. Asrofah, M.Pd.
Siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 03 Kecamatan KarangawenKabupaten Demak cenderung melakukan teknik membaca secara monoton, tanpamemperhatikan adanya intonasi dan jeda sehingga belum mampu menyerapinformasi bacaan secara optimal. Hal ini berdampak terhadap kemampuanmerangkai kalimat menjadi paragraf utuh dalam kegiatan mengarang.Kemampuan membaca diduga menjadi salah satu faktor yang berkorelasi dengankemampuan mengarang.
Permasalahan di dalam penelitian yaitu adakah korelasi yang positif dansignifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang padasiswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 03 Kecamatan Karangawen KabupatenDemak Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Tujuan penelitian ini mendeskripsi adatidaknya korelasi yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca dengankemampuan mengarang pada siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 03 KecamatanKarangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Populasi dalampenelitian ini sebanyak 169 orang dan sampel dengan teknik purposive sampleatau sampel bertujuan berjumlah 28 orang siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu03 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
Pendekatan yang digunakan kuantitatif jenis penelitian ex-postfacto.Variabel terikat (X) adalah kemampuan membaca, dan variabel bebas (Y) adalahkemampuan mengarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik teskemampuan membaca pemahaman dan tes mengarang satu paragraf. Instrumentes telah diuji validitasnya yaitu r hitung 0,4593 > r tabel 0,374 (ts 5%) dan 0,478(ts 1%) dan uji reliabelitas diperoleh r hitung 0,629.
Uji lilifors untuk normalitas X2 hitung -0,424 < 2 tabel 0,161 danvariabel Y2 hitung -0,424 < 2 tabel 0,161. Homogenitas menggunakan ujiBartlett 2 diperoleh 0,1714 < 21,0 . Uji hipotesis Korelasi Product Moment rxy0,682 > r tabel 0,374 (ts 5%) dan 0,478 (ts 1%) sehingga hipotesis yang diajukanditerima dan taraf sangat signifikan.
Simpulan penelitian adalah rata-rata skor membaca 7,68 berada di atasstandar ketuntasan belajar dan rata-rata skor mengarang 7,43 berada di bawahstandar ketuntasan belajar 7,50. Ada korelasi positif yang signifikan antarakemampuan membaca dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI SDNegeri Tegowanu 03 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran2010 / 2011.
Untuk meningkatkan kemampuan membaca dan kemampuan mengarang,guru perlu memberi latihan secara intensif agar siswa mampu membaca danmemahami isi bacaan secara cepat.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan selesainya skripsi ini, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir batin dan melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya.
Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan, rintangan
dan kesulitan. Namun berkat bantuan berbagai pihak terutama Pembimbing,
akhirnya hal tersebut dapat diatasi. Karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada :
1. Muhdi. S.Hum., Rektor IKIP PGRI Semarang yang berkenan memohonkan
izin penelitian.
2. Dra. Suciati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
IKIP PGRI Semarang.
3. Drs. Harjito, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia IKIP PGRI Semarang.
4. Dra. Ngatmini, M.Pd., selaku pembimbing I yang selalu memberikan saran
perbaikan dalam penyusunan skripsi.
5. Dra. Asrofah, M.Pd., selaku pembimbing II yang berkenan memberikan
dukungan dan arahan.
6. Seluruh dosen IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan bekal ilmu.
7. Bapak Suradi selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tegowanu 03 yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
vii
8. Ibu Munjaenah, selaku guru pengajar kelas VI SD Negeri Tegowanu 03 yang
telah memberikan masukan, arahan dan saran selama penelitian.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil.
Kritik dan saran yang bersifat konstruktif diharapkan dari semua pihak,
sehingga karya ini bermanfaat bagi pengembangan Bahasa Indonesia bagi siswa,
guru dan praktisi pendidikan.
Semarang, 25 Agustus 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Penegasan Istilah ....................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Membaca ................................................................. 8
B. Tujuan Membaca ....................................................................... 9
ix
C. Kemampuan Membaca .............................................................. 11
D. Penilaian Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar ................. 13
E. Hakekat Mengarang .................................................................. 15
F. Kegiatan Pembelajaran Mengarang .......................................... 17
G. Unsur-unsur Mengarang ............................................................ 19
H. Hubungan antara Membaca dengan Mengarang ....................... 30
I. Kerangkan Berpikir ................................................................... 31
J. Hipotesis .................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 33
B. Variabel Penelitian .................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35
E. Teknik Analisa Data .................................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Variabel ............................................................ 42
1. Kemampuan Membaca (X) ................................................. 42
2. Kemampuan Mengarang (Y) ............................................... 44
3. Pengujian Persyaratan Analisis ........................................... 46
a. Uji Normalitas ............................................................... 46
1) Uji Normalitas Sebaran Data X ............................... 47
2) Uji Normalitas Sebaran Data Y ............................... 47
b. Uji Homogenitas ........................................................... 48
x
c. Uji Hipotesis ................................................................. 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 54
B. Saran .......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 58
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Kemampuan Membaca .............................................. 36
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Kemampuan Mengarang ........................................... 37
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Membaca (X) ........ 44
Gambar 2. Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Mengarang (Y) ...... 46
Gambar 3. Grafik Korelasi X dan Y .............................................................. 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pernyataan Keaslian Tulisan ..................................................... 58
Lampiran 2. Daftar Nama Responden SD Negeri Tegowanu 03 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 59
Lampiran 3. Keterangan Melakansakan Penelitian ....................................... 60
Lampiran 4. Tabel Kerja Uji Validitas .......................................................... 61
Lampiran 5. Tabel Kerja Uji Reliabelitas ...................................................... 62
Lampiran 6. Tabel Kerja Uji Normalitas Sebaran Data X ............................. 64
Lampiran 7. Tabel Kerja Uji Normalitas Sebaran Data Y ............................. 65
Lampiran 8. Tabel Kerja Uji Homogenitas ................................................... 66
Lampiran 9. Tabel Kerja Uji Korelasi X dan Y ............................................. 69
Lampiran 10.Karangan Siswa ........................................................................ 70
Lampiran 11. Nilai Siswa Mengarang ............................................................ 80
Lampiran 12.Kisi-kisi Soal Kemampuan Membaca ....................................... 81
Lampiran 13.Kisi-kisi Soal Kemampuan Mengarang .................................... 82
Lampiran 14.Soal Tes Kemampuan Membaca ............................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD menekankan tiga kemampuan
dasar yaitu menghitung, menulis dan membaca. Bahasa memiliki peran sentral
dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap
hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Tujuan khusus pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar
disajikan dalam komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra
yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis
(Mendiknas, 2006 : 113).
Tarigan (1994 : 4) menjelaskan bahwa antara menulis dan membaca
terdapat hubungan yang sangat erat. Bila menulis sesuatu, maka pada
prinsipnya agar tulisan itu dibaca orang. Dengan demikian hubungan antara
menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan
pembaca.
Dari uraian di atas, disampaikan bahwa hubungan antara menulis dan
membaca yaitu dapat memperkaya perbendaharaan kosakata sehingga
terampil merangkai kata menjadi kalimat yang dibutuhkan dalam penulisan.
2
Selain itu keberhasilan sebuah tulisan dapat dilihat dari pemahaman yang
tidak menyimpang oleh pembaca terhadap konteks yang merupakan
penaungan ide gagasan penulis.
Hakikat belajar adalah belajar berkomonukasi. Oleh karena itu
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan
maupun tertulis (Depdikbud, 1998 : 28).
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa sekolah dasar, masih banyak
dijumpai siswa yang tidak memiliki kemampuan membaca. Hal ini akan
berdampak terhadap perolehan atau penyerapan informasi. Salah satu upaya
meningkatkan kemampuan membaca yang sudah tertanam pada diri siswa,
maka akan berkembang menjadi suatu kebutuhan yang menimbulkan rasa
senang dengan buku-buku bacaan. Mereka akan menyadari bahwa melalui
kegiatan membaca yang dilakukan ternyata banyak sekali pengetahuan baru
yang dapat diserapnya, sehingga bermanfaat terhadap upaya pencapaian
prestasi belajar (Tarigan, 1994 : 1)
Tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku
baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa
Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan, menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan
3
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan. memperhalus budi
pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia (Mendiknas, 2006 : 113-114).
Di dalam kegiatan membaca siswa sekolah dasar cenderung monoton,
tanpa memperhatikan adanya intonasi dan jeda sebagaimana yang biasa
dilakukan oleh siswa sekolah dasar pada umumnya. Hal ini sangat
mempengaruhi tingkat pemahaman terhadap isi bacaan.
Kemampuan mengarang dipengaruhi oleh perbendaharaan kata yang
dimiliki oleh siswa. Siswa yang memiliki kekayaan perbendaraan kata,
diasumsikan lebih mampu mengolah dan menyusun berbagai kata menjadi
kalimat. Kalimat yang bervariasi ini pada akhirnya dapat dirangkai menjadi
paragraf utuh. Ada kemungkinan belum terbentuknya sikap positif terhadap
menulis dan belum terbentuknya kebiasaan menulis. Di dalam kegiatan
pelajaran menulis pada umumnya guru cenderung hanya memberikan tugas
tanpa mengadakan evaluasi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh
siswa, karena terlalu sibuk bekerja atau sibuk mengajar di tempat-tempat atau
sekolah lain.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian tentang
“Korelasi Kemampuan Membaca dengan Kemampuan Mengarang pada Siswa
Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
yaitu : Adakah korelasi positif yang signifikan antara kemampuan membaca
dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran
2009 / 2010 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan adanya korelasi positif
yang signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang
pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat memperkaya khasanah kajian
berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan membaca dan
kemampuan mengarang.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
5
a. Sebagai masukan bagi siswa bahwa kebiasaan membaca dapat
meningkatkan kemampuan mengarang.
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya
pelajaran bahasa Indonesia.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda dan untuk
mewujudkan kesatuan pandangan serta pengertian sehubungan dengan judul,
maka perlu ditegaskan beberapa istilah-istilah yang ada.
Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah : 1) korelasi 2)
kemampuan membaca, 3) kemampuan mengarang.
1) Korelasi
Kata “korelasi” berasal dari bahasa Inggris correlation. Dalam
bahasa sering diterjemahkan dengan “hubungan” atau “saling hubungan”
atau hubungan timbal balik (Sudjana; 1989 : 167) yang dimaksud
hubungan timbal balik adalah hubungan satu variabel tersebut menjadi
sebab akibat dari variabel lainnya.
2) Kemampuan Membaca
Kemampuan disini maksudnya sesuatu yang biasa dikerjakan oleh
seorang individu dan dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama
(Moeliono, 1995 : 129). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
6
disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. (Tarigan
1984 : 7).
3) Kemampuan Mengarang
Kemampuan berbahasa adalah kesanggupan atau kecakapan
mempergunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa
(Moeliono, 1995 : 622). Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran
manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang
lain, atau kepada diri sendiri dalam tulisan (Widyamartaya, 1996 : 9).
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sebagai gambaran secara umum, penulis menyusun sistematika
penulisan yang disusun secara urut bab demi bab sehingga mudah dipahami,
mengenai perincian dari masing-masing bab dapat dilihat pada penjelasan
berikut :
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab II Landasan teori yaitu membaca meliputi pengertian membaca,
tujuan membaca, kemampuan membaca dan penilaian kemampuan membaca
di sekolah dasar. Mengarang terdiri dari hakikat mengarang, kegiatan
pembelajaran mengarang, unsur-unsur karangan, hubungan antara membaca
dan mengarang, kerangka berfikir dan hipotesis.
7
Bab III Metode Penelitian terdiri dari pendekatan penelitian, variabel
penelitian, populasi, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data dan uji hipotesis.
Bab IV menguraikan pembahasan dan analisis hasil penelitian
Bab V Penutup yang berisi simpulan dan saran
Bagian akhir dari skripsi ini berisi tentang Daftar Pustaka dan
Lampiran-lampiran.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1984 : 7).
Membaca menurut tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1984 : 62) memiliki beberapa pengertian, yakni :
a. Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau
hanya dalam hati).
b. Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis
c. Mengucapkan
d. Meramalkan
e. Mengetahui
f. Menduga
g. Memperhitungkan
h. Memahami
Anderson dalam Tarigan (1997: 8) bahwa membaca adalah suatu
kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah
lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik (suatu metode
pembelajaran membaca ucapkan ejaan berdasarkan interpretasi fonetik
terhadap ejaan biasa) menjadi atau menuju membaca lisan. Moeliono et al
9
(1998 : 72) menjelaskan bahwa membaca adalah melihat serta memahami
isi dari apa yang tertulis, dan mengeja serta melafalkannya.
Tarigan (1983:7) berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa
tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna-
makna, kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini
tidak terpenuhi maka kesan yang tersurat dan tersirat tidak bacaan,
pembaca perlu menggunakan seluruh kemampuannya, baik secara kognitif
maupun mekanik, dalam rangka mencerna isi bacaan. Dengan demikian,
membaca merupakan proses penangkapan dan pemahaman ide, curahan
jiwa dan aktivitas penulis bacaan.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata kata/bahasa tulis (Tarigan, 1983:7). Dalam
kehidupan sehari-hari, pembaca sering; dihadapkan pada bahan-bahan yang
berupa pengumuman-pengumuman, pemberitahuan, berita-berita di surat
kabar, majalah, aturan-aturan pemakaian obat, dan sebagainya.
B. Tujuan Membaca
Menurut (Marwoto, 1992 : 139) tujuan membaca adalah memperoleh
informasi yang mencakup isi dan memahami makna bacaan itu.
10
Menurut Tarigan (1984 : 9) tujuan utama membaca adalah mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna,
arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif
membaca. Lebih rinci diuraikan oleh Anderson dalam Tarigan (1984 : 9)
bahwa beberapa hal yang penting dari tujuan membaca yaitu :
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh sang tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh sang
tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini
disebut membaca untuk memperoleh fakta (reading for details or fact)
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik
dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari
atau yang dialami oleh sang tokoh, untuk mencapai tujuannya. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for
main ideas)
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi pada mula pertama, kedua,
ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan masalah,
adegan-adegan dan kejadian, kejadian untuk dramatisasi. Ini disebut
membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence organization).
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh
11
sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh, yang membuat mereka berhasil
atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan (reading for
inference).
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa,
tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau
apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify).
f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh
tokoh, atau bekerja seperti sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut
membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana
dua cerita mempunyai persaman, bagaimana sang tokoh menyerupai
pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan (reading to compare or contracs)
C. Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca menurut Tarigan (1990 : 7) adalah kecepatan
membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Selanjutnya dijelaskan
bahwa kemampuan membaca ditentukan oleh faktor-faktor pokok, yaitu :
a. Komposisi kebahasaan, meliputi pengetahuan bahasa yang dikuasai oleh
seseorang
12
b. Kemampuan mata, yaitu keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan
yang efisien
c. Penentuan informasi fokus, kemampuan menentukan terlebih dahulu
informasi yang diperlukan sebelum membaca dapat meningkatkan
efisiensi membaca. Informasi fokus dapat berupa kata kunci, pikiran
pokok, atau informasi tertentu yang bersifat khusus atau umum yang dapat
ditentukan dalam bagian tertentu dari suatu bacaan
d. Teknik-teknik dan metode membaca, yaitu cara membaca yang paling
efisien dan efektif untuk menentukan informasi fokus yang diperlukan
e. Fleksibelitas membaca, yaitu kemampuan menyesuaikan strategi membaca
dengan kondisi baca. Strategi membaca ialah teknik dan metode,
kecepatan, dan gaya membaca. Sedangkan kondisi ialah tujuan membaca
informasi fokus.
f. Kebiasaan membaca, yaitu minat dan keterampilan membaca yang baik
dan efisien yang telah berkembang dan membudaya dalam diri seseorang.
Nurgiyantoro (1995 : 247) menjelaskan bahwa kemampuan membaca
diartikan sebagai kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan
pihak lain melalui sarana tulisan. Tes kemampuan membaca dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan siswa memahami isi atau informasi yang
terdapat dalam bacaan. Pemilihan wacana hendaknya dapat
mempertimbangkan segi tingkat kesulitan, panjang pendek, isi dan jenis atau
bentuk wacana.
13
D. Penilaian Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Penilaian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematis
dalam menentukan tingkat tujuan-tujuan pengajaran oleh siswa (Supriyadi,
1992: 215). Lebih rinci ditegaskan bahwa tujuan tersebut terdiri dari
kemampuan-kemampuan yang disebut ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor.
a. Ranah Kognitif
Menurut Supriyadi (1992: 216) ranah kognitif berhubungan dengan
pengetahuan, kemampuan berpikir, dan memecahkan masalah, terbagi
dalam enam aspek, yaitu :
1) Pengetahuan
Pengetahuan dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat materi
yang telah dipelajari berupa fakta-fakta, teori, dan prinsip-prinsip.
Dalam aspek ini, pertanyaan yang dapat disusun adalah : jelaskan,
sebutkan, nyatakan dan pilihlah.
2) Pemahaman
Pemahaman dimaksudkan sebagai kemampuan menangkap
materi suatu pelajaran. Siswa diharapkan mampu menjelaskan kembali
materi yang telah dipelajari. Pertanyaan yang dapat diajukan : jelaskan
kembali dengan bahasamu sendiri, beri contoh dan menyimpulkan
tema bacaan.
3) Aplikasi
Aspek kemampuan aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan
14
menggunakan materi yang telah diterima pada situasi yang nyata.
Selain tes, pengukuran ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas.
4) Analisis
Aspek kemampuan analisis yaitu kemampuan membagi materi
menjadi bagian yang lebih sederhana, dapat dilakukan dengan
membuat kerangka diagram bacaan, membandingkan watak-watak
pelaku pada tokoh bacaan.
5) Sintetis
Kemampuan sintetis dimaksudkan dapat menggabungkan bagian-
bagian menjadi sesuatu yang baru. Contohnya siswa dapat menyusun
karangan, membuat sinopsis cerita, dan menyusun laporan bacaan.
6) Evaluasi
Kemampuan evaluasi adalah kemampuan mengambil keputusan
untuk memberikan penilaian terhadap suatu materi pelajaran. Di
antaranya dapat menunjukkan bagian cerita yang paling jelas,
menunjukkan tema, atau dapat menilai kebenaran suatu cerita.
b. Ranah Afektif
Kemampuan yang berhubungan dengan ranah afektif ditunjukkan
pada sikap dan minat siswa terhadap materi pelajaran.
c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan fisik. Ditunjukkan
dengan membaca dengan sikap yang benar, membaca dengan lafal dan
artikulasi yang baik.
15
Dari uraian di atas, kemampuan membaca pada siswa sekolah dasar
pada hakikatnya adalah kemampuan kompleks meliputi ranah kognitif,
afektif maupun psikomotor. Kemampuan ranah kognitif dalam kegiatan
membaca diwujudkan dengan mengingat fakta-fakta becaan, memahami
dan mengekspresikan dalam bentuk karangan menggunakan bahasa
sendiri. Selain itu ranah afektif ditunjukkan melalui motivasi, minat dan
kebiasaan membaca siswa dalam pembelajaran membaca. Siswa yang
menguasai ranah afektif diasumsikan aktif dan kreatif karena memiliki
kemampuan yang optimal sehingga muncul minat yang kuat dalam
kegiatan membaca. Sikap membaca dengan lafal dan artikulasi yang benar
adalah wujud penguasaan ranah psikomotor pada diri siswa.
E. Hakikat Mengarang
Menurut Rasyid (1987 : 74) bahwa mengarang adalah suatu
penyampaian pemikiran secara resmi atau teratur dalam ucapan atau tulisan
atau sesuatu perjanjian pembicaraan yang luas tentang pokok persoalan secara
lisan disertai laporan penelitian atau tulisan ilmiah, cerita, dan lain sebagainya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, mengarang adalah
suatu proses berpikir yang disampaikan secara tertulis kepada pembaca.
Mengarang mempunyai pengertian yang minat dengan menulis, yaitu dalam
hal memberikan. informasi kepada pembaca.
Liang Gie (2002 : 3) menguraikan bahwa mengarang adalah segenap
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan
16
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami.
Mengarang sebagai suatu bentuk komunikasi yang tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu, memiliki pengertian bahwa keterampilan mengarang dapat
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, dalam arti tidak
saling bertatap muka. Oleh karena itu beberapa prinsip dalam kegiatan
mengarang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tersebut (Machmoed, 1986:
28).
Dilihat dari hasilnya, maka mengarang menghasilkan bentuk fiksi
yang meliputi roman, novel, novelet, cerpen dan naskah drama. Dalam
mengarang mementingkan faktor rasa, intuisi, emosi, imajinasi, estetika, gaya
penuturan dan penggunaan dialog (Marwoto dkk.,1958:12-13).
Mengarang diartikan sebagai perbuatan atau pekerjaan merangkai
tulis-menulis, dan menyusun sebuah cerita (Moeliono, 1998 : 445).
Mengarang adalah menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran atau ide
kedalam rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis
(Ambary, 1985 : 106).
Machmoed (1986 : 28) memberikan kriteria kegiatan mengarang
sebagai berikut :
a. Menulis komposisi adalah proses timbal balik yaitu komunikasi antara
penulis dan pembaca;
b. Sumber utama sebuah komposisi adalah pengalaman penulis. Penulis
kreatif adalah penulisan tentang pengalaman yang diciptakannya di dalam
17
imajinasi.
c. Pengembangan keterampilan menulis dapat terjadi karena pelatihan
menulis. Untuk melakukan hal ini tempat yang paling baik adalah di
sekolah di bawah bimbingan guru.
d. Isi pokok persoalan hendaknya didahulukan daripada bentuk dan
komponen-komponen karangan lainnya, yang terpenting dalam program
pengajaran komposisi bukanlah bentuk komposisi, melainkan isi
komposisi itu sendiri.
Selain syarat tersebut, yang terpenting ditanamkan ke dalam diri siswa
selama proses pengajaran komposisi ialah (1) kejujuran dalam tulisan (2)
penulis harus bertanggung jawab atas tulisannya (3) dalam penggunaan
bahasa, penulis harus berhati-hati serta menunjukkan integritas maupun
kebahasaan yang halus, (4) penulis memberikan penjelasan yang lengkap
tentang pokok masalah.
F. Kegiatan Pembelajaran Mengarang
Kegiatan pembelajaran mengarang dalam pengajaran menulis
meliputi pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan. Pendekatan yang
digunakan dalam menciptakan kegiatan belajar-mengajar ialah pendekatan
hasil belajar dan pendekatan proses. Pendekatan ini menitik-beratkan
bagaimana siswa mencapai hasil belajar, bukan hasil belajarnya semata-mata.
Untuk mencapai tujuan belajar tersebut, Machmoed (1986: 28) mengajukan
enam langkah pokok secara berurutan sebagai berikut.
18
a. diskusi menentukan tema, yang dilakukan oleh guru dan siswa. Diskusi ini
dimaksudkan untuk menentukan tema yang sesuai dengan minat dan
kecerdasan siswa.
b. menulis rencana isi karangan yang dikerjakan sendiri oleh siswa
berdasarkan tema karangan yang telah ditentukan.
c. menyempurnakan karangan, dilakukan oleh siswa dan guru. Pada tahap ini
guru mencoba memperhatikan rencana isi karangan siswa untuk
disempurnakan lebih lanjut.
d. evaluasi karangan siswa dilakukan oleh guru. Pada tahap ini guru
mengevaluasi berbagai permasalahan karangan untuk didiskusikan dengan
siswa.
e. mengajarkan komposisi, dalam hal ini. didasarkan atas hasil evaluasi
karangan siswa dan berbagai kesulitan yang dihadapi siswa dalam
mengarang.
f. revisi karangan yang dilakukan oleh siswa.
Jika enam langkah tersebut dilaksanakan dengan baik dalam proses
belajar menulis, akan diperoleh karangan siswa yang memenuhi kriteria
karangan yang baik. Karangan yang memenuhi kriteria tersebut hanya dapat
dicapai melalui kerja intensif dengan program yang mantap. Sekolah adalah
wadah yang paling potensial untuk melaksanakan program pengajaran menulis
yang terencana dan metodologis. Dengan demikian melalui pembelajaran
menulis di sekolah secara efektif dengan konsep yang benar akan menciptakan
kemampuan siswa menulis secara optimal.
19
Dari uraian di atas, disampaikan bahwa pembelajaran menulis diberi
penekanan pada pelatihan mengungkapkan ide dalam bahasa yang lancar,
menemukan masalah yang akan ditulis, pemilihan kata, serta pemakaian ejaan
dan tanda baca. Kemampuan menggunakan segenap komponen karangan
sebagaimana uraian tersebut, hanya dapat dicapai melalui program pengajaran
menulis dengan pelatihan yang dikerjakan dengan kesungguhan dari pihak
siswa sekolah dasar dengan bimbingan guru.
G. Unsur-Unsur Karangan
Beberapa unsur tersebut menurut Ambary (1983:186) di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Isi karangan, yaitu hal-hal yang dikarang atau gagasan yang dikemukakan
dalam wujud tulisan atau lisan;
b. Bentuk karangan, yaitu susunan atau cara bagaimana menyajikan isi
karangan yang diinginkan sehigga mudah ditangkap oleh pembaca;
c. Tata bahasa, yaitu penggunaan bentuk-bentuk tata bahasa dan kalimat;
d. Gaya bahasa, yaitu pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada
atau warna tertentu terhadap karangan itu; dan
e. Ejaan dan tanda baca, yaitu penggunaan tata cara penulisan lambang-
lambang berbahasa tertentu menurut aturan EYD yang berlaku.
Menurut Akhadiah (1992 : 115) sebuah karangan yang baik harus
memenuhi unsur-unsur, antara lain :
a. Pilihan Kata
Kata adalah unsur bahasa yang sangat penting dalam kegiatan
20
berbahasa, termasuk bahasa Indonesia. Kata atau rangkaian kata bukan
sekedar rangkaian bunyi atau huruf karena di dalamnya tersirat suatu hal
yaitu konsep atau gagasan yang berkenaan dengan benda, peristiwa atau
perasaan yang membuat pesan yang disampaikan oleh pemiliknya.
Pemakai bahasa Indonesia dalam peristiwa komunikasi pada hakikatnya
adalah pemakaian kata-kata bahasa Indonesia. Seorang penulis dituntut
dapat melakukan pemilihan kata yang tepat sesuai dengan situasi
pemakainya dalam karangan atau tulisan yang dibuatnya. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kata yang dipakai penulis dapat mewakili yang
dimaksud oleh penulis sehingga tidak akan terjadi kesalahan penafsiran
orang lain atau pembaca. Jika pembaca mempunyai tafsiran yang berbeda
dengan penafsiran penulis tentang kata atau rangkaian kata yang dipakai,
komunikasi menjadi terputus (Akhadiah, 1992 : 82). Di samping itu
pemilihan kata juga harus mendasarkan pada kebenaran bentuk yang
digunakan. Pemilihan kata harus mempertimbangkan pada kebakuan kata
yang digunakan dengan mengacu pada penyebaran kata di kalangan
pelajaran serta kebenaran bentuk yang digunakan sesuai kaidah EYD.
Dalam kaitan dengan penyusunan sebuah karangan, terlihat pentingnya
pemilihan kata dalam rangka menyusun kalimat.
Konsep dasar keberadaan kata tidak mengenal adanya kata yang
salah. Semua kata benar dan baik asalkan digunakan dalam konteks yang
sesuai dengan keberadaan kata itu. Terjadinya kesalahan penggunaan
dalam kalimat, disebabkan oleh ketidaktepatan dalam menempatkan kata
itu dalam kalimat sesuai dengan konteks secara keseluruhan. Penulis tidak
pernah mengeja kata demi kata di dalam ujarannya. Demikian pula
21
pembaca, memahami isi suatu kata dalam kalimat sebagai suatu kesatuan
bukan kata demi kata. Dengan demikian jika di dalam kesatuan kalimat
terdapat kata lepas, maka berarti terjadi kesalahan penempatan kata dan
bukan kata itu yang salah.
Dalam hal pemilihan kata, Keraf (1983 : 73) menyatakan bahwa
persoalan pemilihan kata dan pendayagunaan kata mengacu kepada
kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat
pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti yang dipikirkan atau
dirasakan oleh penulis atau pembicara.
Pemilihan kata menyangkut dua hal yaitu (1) ketepatan dan (2)
kesesuaian. Ketepatan adalah pengertian bahwa suatu kata dianggap tepat
apabila kata tersebut mencapai tujuan dengan tepat. Hal ini mengandung
arti kata-kata yang dipilih dapat menggambarkan secara cermat maksud
yang ingin dikemukakan oleh penulis secara linguistik dan sesuai
sosiolinguistik. Dalam bahasa lisan ketepatan suatu kata dapat dibantu
oleh faktor-faktor luar antara lain mimik dan gerak tubuh (kinesik). Dalam
bahasa tulis kata harus benar-benar tepat karena alat bantu hanya berupa
ejaan, tanda baca, dan konteks Adapun kesesuaian atau kecocokan
maksudnya adalah kata-kata yang digunakan harus sesuai dengan konteks
tulisan dan keadaan pembacanya.
b. Penyusunan Kalimat Efektif
Konsep kalimat efektif dikenal dalam hubungan fungsi kalimat
sebagai alat komunikasi. Dalam hubungan ini setiap kalimat terlibat di
dalam proses penyampaian dan penerimaan. Hal-hal yang disampaikan
22
dan diterima dapat berupa ide, gagasan, pesan, pengertian atau informasi.
Kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian
dan penerimaan berlangsung dengan sempurna. Keraf (1985 : 34)
mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat gagasan yang memenuhi
syarat-syarat yaitu (1) secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara atau penulis, dan (2) sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pemikiran pendengar seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
Kalimat efektif senantiasa mempersoalkan bagaimana kalimat itu
dapat mewakili secara tepat isi atau perasaan seseorang, bagaimana
kalimat itu mampu menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap
sesuatu yang dibicarakan atau dituliskan. Kalimat efektif memiliki
kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan
dalam pikiran pendengar atau pembaca identik dengan yang dipikirkan
oleh pembicara atau penulis. Selain itu kalimat efektif senantiasa memberi
penekanan pada ide pokok sehingga pembaca atap pendengar
menerimanya dengan jelas. Untuk melaksanakan fungsi itu, Akhadiah
(1998 116) menetapkan lima ciri kalimat efektif yaitu (1) kesepadanan, (2)
kesejajaran bentuk, (3) penekanan, (4) kehematan dalam mempergunakan
kata, dan (5) bervariasi dalam tutur kalimat.
(1) Kesepadanan
Syarat pertama kalimat efektif adalah mempunyai struktur
yang baik. Artinya kalimat itu harus mempunyai subjek dan
23
predikat, atau dapat juga dilengkapi dengan objek dan keterangan.
Kesepadanan kalimat memperlihatkan kemampuan struktur bahasa
dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan kepaduan
pikiran.
(2) Kesejajaran Bentuk
Kesejajaran bentuk dalam kalimat adalah penggunaan
bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi yang sama dan
dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat
dinyatakan dengan frase, maka ide-ide lain yang sederajat harus
dinyatakan dengan frase. Demikian pula apabila ide dinyatakan
dengan kata benda, kata kerja, maka ide lainnya yang sederajat
harus dinyatakan dengan kata benda atau kata kerja.
(3) Penekanan
Setiap kalimat memiliki ide pokok. Ide pokok inilah yang
pada umumnya ingin ditonjolkan oleh penulis. Ada tiga cara untuk
memberi penekanan dalam kalimat yaitu (a) posisi dalam kalimat,
(b) urutan logis, dan (c) pengulangan kata.
(4) Kehematan dalam Mempergunakan Kata
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan
dalam pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap
tidak diperlukan. Kehematan ini menyangkut masalah gramatikal
dan makna kata. Unsur-unsur kehematan yang harus diperhatikan
yaitu (a) pengulangan subjek kalimat, (b) penghindaran hiponimi,
(c) pemakaian kata depan dari dan daripada.
24
(5) Kevariasian
Kalimat yang bervariasi dapat menghindarkan pembaca atau
pendengar dari perasaan bosan. Variasi kalimat dilakukan dengan
cara (a) membalik susunan kata dari urutan yang sebenarnya, dari
aktif menjadi pasif, (b) mendahulukan anak kalimat dari induk
kalimat, (c) menggunakan kalimat periodik, yaitu kalimat yang
menyatakan sesuatu secara bertahap, (d) menggunakan kalimat-
kalimat-majemuk.
c. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf
Pengembangan ide gagasan suatu tema karangan, dilakukan melalui
pikiran utama yang diuraikan ke dalam pikiran-pikiran penjelas dalam
setiap paragraf. Karangan yang baik memerlukan keterpaduan antar
paragraf sehingga membentuk urutan cerita secara runtut. Untuk itu
diperlukan pemahaman tentang teknik penyusunan dan pengembangan
paragraf sebagai berikut :
1) Penyusunan Paragraf
Pengertian paragraf banyak diberikan oleh para pakar retorika.
Ramlan (1993 : 1) memberikan pengertian bahwa paragraf sebagai
bagian dari suatu karangan. Paragraf berfungsi untuk
mengkomunikasikan ide dan perasaan pengarang dengan cara yang
efektif. Suatu paragraf yang baik mempunyai ciri (a) kesatuan, (b)
kepaduan, dan (c) kelengkapan (Akhadiah, 1998 : 68).
25
a) Kesatuan
Di dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu gagasan pokok
atau satu topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik
tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangan paragraf tidak
terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan
topik atau gagasan pokok tersebut.
b) Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf
ialah kepaduan atau koherensi. Satu paragraf bukanlah merupakan
kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi
dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik.
Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya
kepaduan yang dititik-beratkan pada hubungan antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain. Kepaduan dalam sebuah paragraf
dapat dibangun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan : repetisi, kata
ganti, kata transisi atau ungkapan penghubung, dan
paralelisme.
Pemerincian dan urutan isi paragraf yaitu bagaimana cara
mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf, dan
bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-
pikiran penjelas dilihat dari urutan perinciannya. Perincian ini
dapat diurutkan secara kronologis, logis, menurut urutan ruang,
dan menurut proses.
26
kelengkapan yaitu suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik
atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak
lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan
pengulanganpengulangan.
2) Pengembangan paragraf
Menulis paragraf memerlukan penyusunan dan pengekspresian
gagasan-gagasan yang menunjang. Gagasan pokok sebuah paragraf
akan menjadi jelas apabila diperinci menjadi gagasan-gagasan
penunjang. Dalam pengembangannya, pikiran utama dituangkan ke
dalam kalimat utama, dan pikiran penjelas dituangkan ke dalam
kalimat-kalimat penjelas. Pola pengembangan paragraf yaitu (1)
berdasarkan teknik pengembangannya, dan (2) berdasarkan isi.
Berdasarkan teknik pengembangannya dapat dilakukan dengan (a)
secara alamiah, (b) klimaks dan antiklimaks, (c) umum-khusus, (d)
khusus-umum.
a) Secara Alamiah
Dalam pengembangan secara alamiah, penulis sekedar
menggunakan pola yang sudah ada pada objek atau kejadian
yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan
yaitu urutan ruang (spasial), dan urutan waktu (kronologis).
b) Klimaks dan Antiklimaks
27
Gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah
gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya.
Selanjutnya berangsur-angsur dengan gagasan lain sampai ke
gagasan yang paling tinggi kedudukannya.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks. Penulis
mengembangkan gagasannya dari gagasan yang paling tinggi
kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui
gagasan-gagasan yang paling rendah.
c) Umum-Khusus
Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan
paragraf baik dari umum ke khusus atau sebaliknya dari khusus
ke umum. Dalam bentuk umum ke khusus, gagasan utama
diletakkan di awal paragraf, selanjutnya diikuti dengan
perincian-perincian. Dari khusus ke umum, dimulai dengan
perincian-perincian dan diakhiri dengan kalimat topik.
Berdasarkan isi, pengembangan paragraf dapat dilakukan
dengan cara (a) perbandingan dan pertentangan, (b) analogi, (c)
sebab-akibat, (d) definisi luas, dan (e) klasifikasi.
a) Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan dan pertentangan digunakan untuk
menambah kejelasan paparan, dalam hal ini penulis berusaha
membandingkan dan mempertentangkan atau menunjukkan
persamaan dan perbedaan sesuatu hal.
28
b) Analogi
Bentuk ini digunakan untuk memperjelas generalisasi yang
sudah umum, yaitu dengan membandingkan sesuatu yang sudah
dikenal dengan yang belum dikenal.
c) Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf bentuk ini, bertolak dari
pemikiran bahwa sesuatu itu ada penyebabnya. Pikiran utama
berawal dari sebab itu dan akibat-akibat sebagai pikiran penjelas
atau sebaliknya.
d) Definisi Luas
Definisi luas dipergunakan apabila penulis ingin memberi
batasan tentang sesuatu. Agar batasan itu lebih jelas, maka
digunakan uraian dengan beberapa kalimat.
e) Klasifikasi
Prinsip pengembangan paragraf dengan klasifikasi adalah
mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan.
Penglompokan ini kemudian diperinci ke dalam kelompok yang
lebih kecil lagi (Akhadiah, 1998 : 6.47).
d. Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam karangan sangat
penting karena dengan adanya ejaan dan tanda baca, akan memantapkan
keberadaan bahasa tulis. Ejaan dan tanda baca dibutuhkan karena di dalam
bahasa tulis unsur non bahasa seperti gerak-gerik, mimik, intonasi, irama,
29
jeda, serta unsur-unsur non bahasa lainnya tidak terekam (Akhadiah,
1998:68).
Ejaan dan tanda baca yang dipakai secara baik dapat membantu
pembaca memahami isi bacaan. Sebaliknya pemakaian ejaan dan tanda
baca yang tidak cermat dapat menimbulkan salah pengertian bagi
pembaca. Oleh sebab itu ketepatan penggunaan ejaan tanda baca menjadi
syarat utama bagi sebuah karangan. Adapun komponen ejaan yang
dimanfaatkan dalam kegiatan menulis menurut Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (1998) adalah (1) pemakaian huruf, (2) penulisan
huruf (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, (5) penulisan kata
gabung, (6) penulisan kata majemuk, (7) penulisan kata ulang, (8)
penulisan kata ganti, (9) penulisan kata depan, (10) penulisan kata
sandang, (11) penulisan, (12) penulisan singkatan dan akronim, (13)
pemenggalan kata atas sukunya, dan (14) penulisan simbol bilangan.
Komponen tanda baca yang digunakan dalam kegiatan menulis adalah (1)
tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik dua, (4) tanda hubung, (5) tanda
pisah, (6) tanda elepsis, (7) tanda tanya, (8) tanda tanya, (9) tanda seru,
(10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda
petik tunggal, (14) tanda garis miring, dan (15) tanda penyingkat.
Khusus dalam pemakaian bahasa pada karangan siswa, yang perlu
mendapat pertimbangan dalam kelima aspek tersebut adalah:
1) Isi Karangan meliputi: (1) kesesuaian isi dengan topik meliputi
relevansi dengan topik yang ditanyakan, (2) isi logis dan masuk akal,
30
dan (3) pengembangan isi mengikuti aspek kesistematisan penulisan
yaitu kesatuan paragraf, kepaduan paragraf dan pengembangan
kalimat.
2) Organisasi meliputi : (1) gagasan diungkapkan dengan jelas, (2)
susunan gagasan tertata dengan urutan yang baik, dan (3) terdapat
hubungan antarkalimat
3) Bahasa terdiri dari : (1) Pemilihan kata, (2) susunan kalimat, (3)
ungkapan, dan (4) struktur kalimat
4) Kosakata terdiri dari : (1) menggunakan pilihan kata dalam kalimat
dengan tepat dan benar, (2) menggunakan bentuk kata yaitu kata dasar
dan kata bentukan dengan tepat, dan (3) menggunakan kata
penghubung, kata depan, dan kata tugas yang tepat.
5) Ejaan terdiri dari : (1) penggunaan huruf kapital untuk nama diri dan
bukan nama diri dengan tepat, (2) penggunaan tanda baca dengan
tepat, dan (3) penggunaan kata depan, kata ulang, kata berimbuhan,
gabungan kata, singkatan, penyukuan atau pemisahan kata dengan
tepat.
Dari uraian tersebut di atas dapat disampaikan bahwa dalam
penelitian ini difokuskan pada kemampuan siswa menulis meliputi aspek
kebahasaan yaitu isi karangan, organisasi, bahasa, kosakata dan ejaan.
H. Hubungan antara Membaca dengan Mengarang
Untuk dapat mengarang seseorang harus mempunyai ide yang
31
dituangkan kedalam karangan. Ide ini tidak datang dengan sendirinya tetapi
harus senantiasa diupayakan. Salah satu upaya yaitu dengan banyak membaca.
Dengan membaca anak dapat mengetahui pikiran pengarang sambil
merangsang imajinasinya. Di samping itu bacaan yang baik, susunan kalimat,
serta gaya penyajian yang menarik akan menambah perbendaharaan kosa kata.
Tarigan (1994 : 4) menjelaskan bahwa antara menulis dan membaca
terdapat hubungan yang sangat erat. Bila menulis sesuatu, maka pada
prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca orang. Dengan demikian
hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara
penulis dan pembaca.
I. Kerangka Berpikir
Pada hakekatnya kemampuan berbahasa diperoleh melalui praktek
dan latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan
berpikir. Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir, dengan sendirinya
memiliki kemampuan membaca sehingga mudah menyerap hal-hal baru yang
diperoleh melalui kegiatan membaca. Di dalam kegiatan membaca, siswa akan
memperoleh wawasan baru berupa perbendaharaan kosakata, kalimat-kalimat
yang menarik sehingga merangsang untuk meningkatkan kemampuan
mengarang yang optimal. Yang terdapat antara kemampuan membaca dengan
kemampuan menulis yaitu bahwa bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.
Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan
pikirannya. Kemampuan menulis atau mengarang tidak lepas dari kemampuan
32
membaca, karena dari kegiatan membaca akan memperjelas pikiran tentang
hal-hal yang semula belum diketahuinya. Keterampilan membaca dan menulis
siswa yang diperoleh dari kegiatan di sekolah merupakan satu kesatuan. Dari
uraian tersebut, keterampilan membaca dan menulis diperoleh dari kegiatan
yang saling melengkapi di antara keduanya.
J. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas hipotesis yang diajukan adalah
terdapat korelasi positif yang signifikan antara kemampuan membaca dengan
kemampuan mengarang pada siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 3
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan berturut-turut pendekatan penelitian, variabel
penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisa data. Uraian selengkapnya sebagaimana dipaparkan berikut ini.
A. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan data penelitian, pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data penelitian akan diwujudkan
dalam bentuk angka-angka dengan statistik. Pengumpulan data sebanyak-
banyaknya mengenai faktor yang berhubungan dengan objek penelitian
dipergunakan untuk mendeskripsikan bahan kajian (Arikunto, 1992 : 82).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Selain itu digunakan pendekatan korelasional untuk mencari kepastian
apakah hubungan antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti/
meyakinkan/tidak signifikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian expostfacto
yaitu penelitian yang dilakukan “dari apa dikerjakan sesudah kejadian”
(Sukardi, 2003 : 165).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif untuk mendeskriptifkan atau menjelaskan data-data yang
diperoleh dalam penelitian dan menunjukkan adanya korelasi positif yang
signifikan antara kemampuan membaca dan dengan kemampuan mengarang
34
pada siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak
Desain penelitian adalah menggunakan desain hubungan tunggal
dengan dua variabel yang divisualisasikan sebagai berikut :
X Y
X : kemampuan membaca
Y : kemampuan mengarang
B. Variabel Penelitian
Didalam penelitian terdapat dua variabel bebas adalah variabel
penyebab (X) atau variabel independ dan variabel terikat adalah variabel
akibat (Y) atau variabel dependen. Variabel di dalam penelitian ini adalah
kemampuan membaca sebagai variabel bebas dan kemampuan mengarang
sebagai variabel terikat.
C. Populasi dan Sampel
Populasi siswa SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak tahun 2009/2010 berjumlah 169 orang. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak tahun Pelajaran 2009/2010 berjumlah 28
orang. Teknik penentuan sampel disesuaikan dengan tujuan untuk mengetahui
adanya korelasi kemampuan membaca dan kemampuan mengarang pada
35
siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten
Demak tahun Pelajaran 2009 / 2010.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian ini adalah hasil evaluasi kemampuan
membaca dan hasil evaluasi kemampuan mengarang pada siswa kelas VI SD
Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun
Pelajaran 2009/2010. Objek sasaran penelitian adalah kemampuan membaca
dan kemampuan mengarang.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini adalah teknik tes. Teknik tes adalah teknik yang berupa serentetan
pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur
kemampuan, ketrampilan, pengetahuan intelegensi, atau bakat yang dimiliki
individu (Arikunto, 1998 : 139).
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data berupa kemampuan
membaca dan kemampuan mengarang adalah :
a. Tes Kemampuan Membaca
Jenis tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membaca
dalam penelitian ini adalah tes kemampuan membaca tingkat pemahaman
(Nurgiantoro, 2001 : 257). Pengukuran kemampuan membaca dilakukan
dengan menjawab pertanyaan soal yang berbentuk pilihan ganda
berjumlah 25 butir soal.
36
Tabel 1. Kisi-kisi soal kemampuan membaca
No Indikator Deskriptor No. Soal Jumlah
1 Sinonim Mengetahui sinonim dalambacaan
4 1
2 Antonim Mengetahui antonim dalambacaan
5 1
3 Arti kata Mengetahui arti kata umumdan kata khusus dalambacaan.
1,2,3,6,7 5
4 Tokoh dalambacaan
Menemukan tokoh dalambacaan
10,11,12,13,16 5
5 Simpulanbacaan
Membuat simpulanberdasarkan bacaan
8,9 2
6 Pemahamaninterprestasi
Mampu menghubungkan ataumenggeneralisasikan konsepmasalah, atau pendapat dalambacaan
14,17,18,19,20,21,24,25
8
7 Gagasan dalam Mampu menemukan gagasandalam bacaan
22,23 2
Jumlah 25
Perhitungan skor akhir-akhir kemampuan membaca dengan rumus :
10025
xskorPerolehan
akhirNilai
b. Tes kemampuan mengarang
Tes kemampuan menulis yang disajikan dalam bentuk tes. Tes
kemampuan mengarang yang dijadikan sasaran penelitian ini adalah
pengekspresian ide dan gagasan melalui karangan satu paragraf,
konteksnya berupa kalimat-kalimat pengembangan dari kalimat utama
menjadi kalimat-kalimat penjelas.
Siswa yang dijadikan sampel penelitian mendapatkan tugas untuk
melakukan mengarang (menulis) dengan tema yang sudah ditentukan.
37
Jumlah atau panjang tulisan (karangan) minimal setengah halaman folio
bergaris.
Tabel 2. Kisi-kisi soal kemampuan mengarang
No Indikator Deskriptor Jumlah
1 Kesesuaianjudul dengan isi
Judul sesuai dengan isi karangan.Judul sesuai dengan sebagian isi karangan.Judul tidak sesuai dengan isi ka angan
210
2 Koherensi antarkalimat
Semua kalimat berkoherensi.Sebagian besar kalimat berkoherensi.Lebih dari setengah jumlah kalimat berkoherensi.Kurang dari setengah jumlah kalimat berkoherensi.Sebagian kecil kalimat berkoherensi.Tidak ada kalimat yang berkoherens
543210
3 Koherensi antarparagraf
Semua paragraf berkoherensi.Sebagian besar paragraf berkoherensiLebih dari setengah jumlah paragraf berkoherensi.Kurang dari setengah jurnlah paragraf berkoherensi.Sebagian kecil paragraf berkoherensi.Tidak ada paragraf yang berkoherensi.
543210
4 Diski (pilihankata)
Semua pilihan kata tepat.Sebagian besar pilihan kata tepat.Lebih dari setengah jumlah pilihan kata tepat.Kurang dari setengah jumlah pilihan kata tepat.Sebagian keel! pilihan kata tepat.Tidak ada pilihan kata yang tepat.
543210
5 Ejaan Tidak ada kesalahan ejaan.Ada sebagian kecil kesalahanAda kurang dari setengah jumlah ejaan salahAda lebih dari setengah jumlah ejaan salahSebagian besar ejaan salahSemua ejaan salah
543210
6 Kerapian Karangan terbaca, bebas coretan, tata letak rapi.Karangan terbaca, tata letak rapi, tetapi ada coretanKarangan terbaca, tata letak, tidak rapi, dan terdapatcoretan.Karangan kurang terbaca, tata letak tidak rapi dan adacoretan.
321
0
(Mendiknas, 2006 : 2)
38
Perhitungan skor akhir kemampuan menulis dengan rumus :
Nilai akhir = 10040
xDCBAskorPerolehan
Beberapa aspek tersebut menurut Djiwandono (1996:130) diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Kesesuaian judul dengan isi, yaitu aspek yang memfokuskan terhadap isi
tulisan. Isi atau tema pokok yang diungkapkan dalam tulisan memiliki
kesejajaran dengan judul tulisan atau karangan;
b. Koherensi antar kalimat, yaitu hubungan antar kalimat dengan kalimat
yang lain, hubungan antar frase, kesejajaran kalimat, dan kesamaan tema;
c. Koherensi antar paragraf, yaitu hubungan antara satu paragraf dengan
paragraf lain yang koheren atau memiliki kesejajaran akan membentuk
wacana yang utuh;
d. Diksi/pilihan kata, yaitu menempatkan pilihan kata yang tepat dalam
konteks kalimatnya, memiliki keragaman dalam penggunaan sinonim,
berkemampuan menempatkan keragaman kata, dan memiliki kemampuan
dalam menggunakan berbagai makna dalam kalimat;
e. Ejaan, yaitu penggunaan kaidah-kaidah penulisan huruf kapital, tepat
dalam menggunakan penulisan ejaan yang lain, tepat dalam penggunaan
setiap tanda baca dan mampu menggunakan tanda baca untuk membantu
pembaca memahami isi karangan (tulisan/cerita); dan
f. Kerapian, yaitu tulisan mudah dibaca, tulisan tidak banyak coretan yang
dapat mengganggu proses pembacaan karangan, dan tata letaknya rapi.
39
Agar butir-butir soal tersebut memenuhi syarat untuk di jadikan
instrumen penelitian maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas
a. Uji validitas
Untuk menjaga validitas dan reliabilitas dilakukan uji coba (tryout)
terhadap 28 orang siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak tahun Pelajaran 2009/2010. Validitas
merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrumen. Sebuah instrumen (tes) dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. (Arikunto,
1992 : 136).
Validitas suatu tes dinyatakan dengan koefisien korelasi untuk
validitas konstruksi dapat ditentukan dengan rumus korelasi Product
Moment.
b. Realiabilitas
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut mempunyai atau
dapat memberikan hasil yang tepat dan dapat dipercaya sebagai alat
pengumpulan data. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas adalah rumus Spearman Born.
E. Teknik Analisis Data
Data akan dianalisis secara kuantitatif dan diwujudkan dalam bentuk
angka dengan menggunakan rumus statistik. Untuk mengetahui korelasi
kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI
SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun
40
Pelajaran 2009/2010. Langkah yang digunakan dalam menganalisis data
penelitian adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal
siap dilanjutkan dengan perlakuan pada sampel. Dalam penelitian ini
digunakan uji Liliefors (Sudjana, 1984:450) dengan kriteria uji normalitas
sebagai berikut:
Ho : sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha : sampel diambil tidak dari populasi yang berdistribusi normal.
Kriteria pengujian:
Jika x hitung > x tabel maka Ho ditolak, sebaliknya
jika x hitung < x tabel, maka Ho diterima.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
sampel yang diperoleh mencerminkan populasi yang homogen, sehingga
hasil analisis menjadi terpercayai. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Barlett dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Varians gabungan sampel, dihitung dengan rumus:
)(
)1( 2
2
ini
iSniS gab
2) Harga satuan B, dihitung dengan rumus:
B = (log S2gab) (ni – i)
3) Uji Barlet dengan menggunakan rumus uji x2, dihitung dengan rumus:
41
4) x2 = (ln 10) {(B– [(ni–i) log S2i]}
5) Mencari x2 tabel dengan peluang (1 – α) dan dk = (k – 1).
6) Kriteria pengujian
Jika x2 hitung < x2 tabel berarti data mempunyai varians yang
homogen, sebaliknya jika x2 hitung > x2 tabel berarti data mempunyai
varians yang tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Teknik analisis data yang dipergunakan untuk membuktikan
hipotesis adalah teknik korelasi untuk menentukan besarnya hubungan
antara dua variabel yang ada, yaitu kemampuan membaca dengan
kemampuan mengarang. Uji korelasi menggunakan teknik korelasi
product moment dari Karl Person dengan angka kasar, yang dipandang
lebih mudah dan menghindari angka-angka pecahan (Arikunto, 1944 : 58).
)})(()({(
))((r
2222xy
yyNNxXN
YXXYN
Keterangan :
r = Koefisien korelasi antara x dan y
xy = Product moment x kali y
X = Variabel X
Y = Variabel Y
N = Jumlah sample penelitian
X2 = Variabel x kuadrat
Y2 = Variabel y kuadrat
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Variabel
Data variabel yang dideskripsi dalam penelitian ini adalah (1) data
variabel bebas yaitu kemampuan membaca (X) dan (2) data variabel terikat
yaitu kemampuan mengarang (Y). Gambaran umum yang disajikan untuk
masing-masing variabel mencakup modus, medium, rata-rata, variansi,
simpangan baku, dan distribusi frekuensi yang disertai histogram.
1. Kemampuan Membaca (X)
Instrumen kemampuan membaca secara teoretis mempunyai skor
terendah 0 dan skor tertinggi 100. Berdasarkan data penelitian ini untuk
instrumen kemampuan membaca skor rata-rata dari dari pengamat I dan
pengamat II terendah 52 dan skor tertinggi 100 dan rentangan sebesar 48.
Selain itu, diperoleh modus 60, 76, 80, 84, dan 92, median 76, rata-rata
76,8.
Distribusi skor kemampuan membaca ini disajikan pada Tabel 1
berikut ini.
43
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca (X)
No. Kelas IntervalBatas Frekuensi
Bawah Atas Absolut Relatif Relatif (%)
1 52 – 59 51,5 59,5 2 0,072 7,20
2 60 – 67 59,5 67,5 5 0,179 17,90
3 68 – 75 67,5 75,5 3 0,107 10,70
4 76 – 83 75,5 83,5 8 0,286 28,60
5 84 – 91 83,5 91,5 4 0,142 14,20
6 92 – 99 91,5 99,5 5 0,178 17,80
7 100 – 107 99,5 107,5 1 0,036 3,60
Jumlah 28 1 100
Penyebaran data penelitian pada Tabel l di atas menunjukkan
akumulasi terdapat pada kelompok responden yang memiliki kemampuan
membaca cukup, yaitu pada kelompok skor antara 76 – 83 (28,60 %).
Responden yang memiliki kemampuan membaca paling rendah, berada
pada kelompok skor 52 - 59 (7,20 %), dan responden yang memiliki
kemampuan membaca paling tinggi berada pada skor 100 – 107 (3,60 %).
Dengan demikian data penelitian ini memiliki kecenderungan sebaran
yang relatif normal, seperti tergambar pada Diagram 1 histogram frekuensi
berikut ini.
Gambar 1. Diagra
2. Kemampuan Mengarang (Y)
Instrumen kemampuan mengarang secara teor
skor terendah 0 dan skor
untuk instrumen kemampuan membaca skor rata
pengamat II terendah 58 dan skor tertinggi 90 dan rentangan sebesar 32.
Distribusi skor kemampuan
berikut ini.
Gambar 1. Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Membaca (X)
Kemampuan Mengarang (Y)
Instrumen kemampuan mengarang secara teore
skor terendah 0 dan skor tertinggi 100. Berdasarkan data penelitian ini
untuk instrumen kemampuan membaca skor rata-rata dari pengamat I dan
pengamat II terendah 58 dan skor tertinggi 90 dan rentangan sebesar 32.
Distribusi skor kemampuan mengarang disajikan pada
44
Histogram Frekuensi Kemampuan Membaca (X)
etis mempunyai
sarkan data penelitian ini
rata dari pengamat I dan
pengamat II terendah 58 dan skor tertinggi 90 dan rentangan sebesar 32.
disajikan pada Tabel 2
45
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengarang (Y)
No. Kelas IntervalBatas Frekuensi
Bawah Atas Absolut Relatif Relatif (%)
1 58 – 62 57,5 62,5 3 0,107 10,20
2 63 – 67 62,5 67,5 4 0,142 14,20
3 68 – 72 67,5 72,5 4 0,142 14,20
4 73 – 77 72,5 77,5 8 0,285 28,50
5 88 – 82 77,5 82,5 3 0,107 10,70
6 83 – 87 82,5 87,5 3 0,107 10,70
7 87 – 92 87,5 92,5 3 0,107 10,70
Jumlah 28 1 100
Penyebaran data penelitian pada Tabel 2 di atas menunjukkan
akumulasi pada kelompok responden yang memiliki kemampuan
mengarang cukup, yaitu pada kelompok skor antara 79 – 77 (28,50 %).
Responden yang memiliki kemampuan mengarang paling rendah, berada
pada kelompok skor 58 – 62 (10,70 %), dan responden yang memiliki
kemampuan mengarang paling tinggi berada pada skor 88 – 92 (10,70 %).
Dengan demikian data penelitian ini memiliki kecenderungan sebaran
yang relatif normal, seperti tergambar pada Diagram 2 histogram frekuensi
berikut ini.
Gambar 2. Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Mengarang
3. Pengujian Persyaratan
Pengujian persyaratan analisis ini meliputi: (1) setiap kelompok harga
prediktor X yang diberikan dan respons Y bersifat independen dan
berdistribusi normal, (2) setiap kelompok X yang diketahui memiliki variansi
yang homogen, dan (3) memiliki keberartian korelasi.
Pengujian persyaratan analisis dilakukan pada persyaratan pertama dan
kedua, yaitu kelompok X yang memiliki variansi yang homogen dan galat
taksir X – Y berdistribusi normal
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui sampe
berdistribusi normal, dilakukan uji normalitas Teknik analisis yang
Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Mengarang
Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis ini meliputi: (1) setiap kelompok harga
prediktor X yang diberikan dan respons Y bersifat independen dan
normal, (2) setiap kelompok X yang diketahui memiliki variansi
ogen, dan (3) memiliki keberartian korelasi.
Pengujian persyaratan analisis dilakukan pada persyaratan pertama dan
kedua, yaitu kelompok X yang memiliki variansi yang homogen dan galat
Y berdistribusi normal
Uji Normalitas
Untuk mengetahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, dilakukan uji normalitas Teknik analisis yang
46
Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Mengarang (Y)
Pengujian persyaratan analisis ini meliputi: (1) setiap kelompok harga
prediktor X yang diberikan dan respons Y bersifat independen dan
normal, (2) setiap kelompok X yang diketahui memiliki variansi
Pengujian persyaratan analisis dilakukan pada persyaratan pertama dan
kedua, yaitu kelompok X yang memiliki variansi yang homogen dan galat
l yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, dilakukan uji normalitas Teknik analisis yang
47
digunakan untuk pengujian normalitas distribusi populasi dari data sampel
penelitian ini adalah uji Chi Kuadrat. Hipotesis not pengujian ini
menyatakan terdapat kesesuaian antara distribusi sampel dengan teori
tertentu, dalam hal ini adalah distribusi normal, melawan hipotesis
tandingan populasi berdistribusi tidak normal.
Kriteria pengujian ini adalah hipotesis nol diterima jika
penyimpangan terbesar memiliki kemungkinan akan terjadi lebih kecil dari
harga kritis pada taraf signifikansi.
1) Uji Normalitas Sebaran Data X
Hasil perhitungan uji normalitas sebaran data X didapat harga
X2 hitung = -0,4438 lebih kecil dari pada X2 tabel pada taraf
signifikansi 5% sebesar 0,161. Hal ini berarti hipotesis nol diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data kemampuan membaca
(X) adalah berdistribusi normal. Simpangan baku variabel X yaitu
171,95. F (Zi) – S (Zi) terakhir yaitu 0,4483. Dikonsultasikan dengan
tabel uji lilifours (N = 28 ) yaitu 0,161. Perhitungan secara rinci terdapat
pada lampiran 6.
2) Uji Normalitas Sebaran Data Y
Hasil perhitungan uji normalitas sebaran data X didapat harga X2
hitung = -0,4246 lebih kecil dari pada X 2 tabel pada taraf signifikansi
5% sebesar 0,161. Hal ini berarti hipotesis nol diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebaran data kemampuan membaca (X) adalah
berdistribusi normal. Simpangan baku variabel Y yaitu 79,10. F (Zi) –
48
S(Zi) terakhir yaitu -0,4246. Dikonsultasikan dengan tabel uji lilifours
(N = 28 ) yaitu 0,161. Perhitungan secara rinci terdapat pada Lampiran
9.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Menggunakan X2
Variabel N dk x 2 hitung x 2 tabel Normalitas
X 28 5 0, 448 0,161 Normal
Y 28 5 0, 424 0,161 Normal
b. Uji Homogenitas
Homogenitas variansi Y berdasarkan prediktor X dilakukan
menggunakan uji Bartlett. Hipotesis nol dalam pengujian ini adalah
terdapat kesamaan variansi melawan hipotesis tanding tidak terdapat
kesamaan variansi. Secara statistik hipotesis tersebut adalah sebagai
berikut: Ho: Variansi kelompok Y berdasarkan kelompok X homogen
melawan HI : Varians kelompok Y berdasarkan kelompok X tidak
homogen. Kriteria dalam pengujian ini adalah tolak hipotesis nol jika x 2
hitung > x 2 (1- (x) (k-1).
Hasil perhitungan uji homogenitas data Y atas kelompok X
menunjukkan bahwa x 2 hitung yang diperoleh sebesar 4,3730 lebih kecil
dari x 2 tabel pada = 0.05 dk = 9 sebesar 19,7. Hal ini berarti hipotesis
nol diterima. Dengan demikian varians antar kelompok Y berdasarkan X
adalah homogen. Karena x = hitung yaitu 16,3949 < x Z tabel yaitu 19,7
maka Ho diterima, berarti kelompok X homogen.
49
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dari hipotesis yaitu korelasi antara
kemampuan membaca (X) dengan kemampuan mengarang (Y) benar-
benar berarti. Berikut ini secara berturut-turut disajikan hasil pengujian
hipotesis.
Hipotesis yang diajukan adalah korelasi antara kemampuan
membaca (X) dengan kemampuan mengarang (Y) benar-benar berarti.
Dari hasil penghitungan diperoleh bentuk korelasi untuk hubungan kedua
variabel yaitu r hitung 0,682 > r tabel taraf signifikansi 5 % yaitu 0,374
dan taraf signifikansi 1 % yaitu 0,478. Perhitungan secara rinci terdapat
pada lampiran 9. Korelasi sangat signifikan r hitung = 0,682 > r tabel =
0,374 (ts 5 %) dan 0,478 (ts l %).
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa korelasi sangat signifikan dan
bentuk hubungannya linier. Korelasi ini diartikan bahwa setiap kenaikan
unit skor variabel prediktor kemampuan membaca (X) diikuti oleh
kenaikan skor variabel respons kemampuan mengarang. Selanjutnya
kekuatan hubungan antara variabel prediktor kemampuan membaca (X)
dengan variabel respons kemampuan mengarang (Y) dilihat pada Gambar
1 berikut ini.
Hasil perhitungan mengenai kekuatan hubungan antara variabel
prediktor kemampuan membaca
mengarang ditunjukkan dengan korelasi rxy 0,682. Perhitungan secara
rinci terdapat
analisis signifikansi korelasi rxy dipaparkan pada
Tabel 4. Analisis Product MomentMembaca (X) dengan Kemampuan Mengarang (Y)
E SkorX
E SkorY
2.150 2.080
Hasil uji signifikansi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan kemampuan mengarang (Y) sebesar 0,682 adalah signifikan.
lni menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
penguasaan kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y).
Gambar 3. Grafik Korelasi X dan Y
Hasil perhitungan mengenai kekuatan hubungan antara variabel
kemampuan membaca (X) dengan variabel respons kemampuan
ditunjukkan dengan korelasi rxy 0,682. Perhitungan secara
rinci terdapat pada lampiran 9. Hal ini ternyata sangat signifikan. Hasil
analisis signifikansi korelasi rxy dipaparkan pada Tabel 4 berikut ini.
Analisis Product Moment untuk Korelasi antara KemampuanMembaca (X) dengan Kemampuan Mengarang (Y)
E X2 E Y2 XY r
Hitung169.392 157.405 1162.120 0,682
Hasil uji signifikansi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan kemampuan mengarang (Y) sebesar 0,682 adalah signifikan.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y).
50
Hasil perhitungan mengenai kekuatan hubungan antara variabel
(X) dengan variabel respons kemampuan
ditunjukkan dengan korelasi rxy 0,682. Perhitungan secara
nyata sangat signifikan. Hasil
4 berikut ini.
untuk Korelasi antara Kemampuan
r tabel0,05 0,010,374 0,478
Hasil uji signifikansi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan kemampuan mengarang (Y) sebesar 0,682 adalah signifikan.
dan signifikan antara
kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y).
51
Hal ini berarti makin tinggi penguasaan kosakata makin tinggi pula
kemampuan membaca pemahaman.
Untuk menentukan penafsiran rxy sebesar 0,682 lebih besar dari
r tabel taraf signifikansi 5 % yaitu r hitung 0,682 > r tabel taraf
signifikansi 5 % yaitu 0,374 dan taraf signifikansi 1 % yaitu 0,478.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa hubungan antara faktor
kemampuan membaca dengan faktor kemampuan mengarang sangat
positif dan signifikan. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa faktor kemampuan membaca memberikan kontribusi dalam
hubungannya dengan kemampuan mengarang.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang kemampuan membaca diperoleh data yaitu
siswa yang memperoleh skor 52 – 59 sejumlah 2 orang ( 7,20 %), skor 60 – 67
sejumlah 5 orang (17,90 %), skor 68 – 75 sejumlah 3 orang (10,70 %), skor 76
– 83 sejumlah 8 (28,60 %), skor 84 – 91 sejumlah 4 orang (14,20 %), skor 92
– 99 sejumlah 5 orang (17,80 %), dan skor tertinggi dicapai oleh 1 orang
(3,60%). Dengan demikian perolehan skor rata-rata kemampuan membaca
7,68 termasuk kategori baik karena iebih dari standar ketuntasan belajar yang
dibakukan yaitu 7,50.
Hasil penelitian tentang kemampuan mengarang diperoleh data yaitu
siswa yang memperoleh skor 58 – 62 sejumlah 3 orang ( 10,80 %), skor 63 –
67 sejumlah 4 orang (14,20 %), skor 68 – 72 sejumlah 4 orang (14,20 %), skor
73 – 77 sejumlah 8 (28,40 %), skor 78 – 82 sejumlah 3 orang (10,80 %), skor
52
83 – 87 sejumlah 3 orang (10,80 %), dan skor tertinggi skor 88 – 92 sejumlah
3 orang (10,80 %). Dengan demikian perolehan skor rata-rata kemampuan
mengarang 7,43 termasuk kategori sedang karena hanya terdapat selisih angka
yang kecil dari standar ketuntasan belajar yang dibakukan yaitu 7,50.
Dari uji statistik dengan teknik korelasi product moment, hipotesis
kerja (Ha) yang menyatakan "Ada korelasi positif yang signifikan antara
kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI
SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun
2009/2010 diterima. Kekuatan korelasi antara variabel prediktor kemampuan
membaca (X) dengan variabel respons kemampuan mengarang (Y)
ditunjukkan korelasi rxy sebesar 0,682.
Hasil uji signifikansi korelasi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan mengarang (Y) sebesar 0,682 adalah signifikan. Ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara faktor kemampuan
membaca (X) dengan kemampuan mengarang (Y). Hal ini berarti makin
tinggi kemampuan membaca makin tinggi pula kemampuan mengarang.
Melalui kegiatan membaca, siswa akan menambah perbendaharaan kosakata
yang pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan merangkai kalimat yang
diperlukan dalam kegiatan mengarang.
Untuk menjawab permasalahan apakah korelasi antara kemampuan
membaca dengan kemampuan mengarang benar-benar positif dan signifikan,
digunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan angka
kasar, yang dipandang lebih mudah dan menghindari angka-angka pecahan
(Arikunto, 1994 : 58)
53
Setelah dilakukan analisis, untuk menentukan koefisien korelasinya
diperoleh r hitung 0,682. Untuk selanjutnya setelah dikonsultasikan dengan
r tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan N = 28 diperoleh angka 0,374
artinya r hitung 0,682 > r tabel 0,374. Dengan demikian koefisien korelasinya
signifikan. Begitu pula setelah dikonsultasikan dengan r tabel taraf
signifikansi 1 % diperoleh angka 0,478. Dalam hal ini r hitung o,682 > r tabel
0,478. Dengan demikian koefisien korelasinya sangat signifikan.
Dari uji statistik dengan teknik korelasi product moment, hipotesis
kerja (Ha) yang menyatakan “Ada korelasi positif yang signifikan antara
kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI
SD Tegowanu III Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran
2009/ 2010 diterima”. Kekuatan korelasi antara variabel prediktor kemampuan
membaca (X) dengan variabel respons kemampuan mengarang (Y)
ditunjukkan korelasi rxy sebesar 0,682.
Hasil uji signifikansi korelasi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan mengarang (Y) r hitung sebesar 0,682 > r tabel 0,474 taraf
signifikansi 5% dan 0,478 taraf sigbnifikansi 1 %, menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara faktor kemampuan membaca
(X) dengan kemampuan mengarang (Y). Hal ini berarti makin tinggi
kemampuan membaca makin tinggi pula kemampuan mengarang. Melalui
kegiatan membaca, siswa akan menambah perbendaharaan kosakata dan
terampil merangkai kalimat menjadi suatu paragraf yang utuh.
54
BAB V
P E N U T U P
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dikemukakan
simpulan sebagai berikut.
Rata-rata skor kemampuan membaca 7,68 berada di atas standar
ketuntasan belajar yaitu 7,50 dapat dinyatakan termasuk kategori baik.
Sedangkan rata-rata skor kemampuan mengarang 7,43 tidak berbeda jauh dari
standar ketuntasan belajar yaitu 7,50 sehingga termasuk kategori cukup.
Makin tinggi skor kemampuan membaca, semakin tinggi pula skor
kemampuan mengarang yang dicapai oleh siswa.
Setelah dilakukan uji korelasi, ternyata kemampuan membaca
berkorelasi dengan kemampuan mengarang. Hal ini ditunjukkan dengan basil
korelasi yang diperoleh yaitu r hitung 0,682. Hasil analisis ini sangat
signifikan apabila dikonsultasikan dengan tabel nilai kritis r product moment
dengan N = 28 adalah 0, 478 untuk taraf signifikansi 1 %.
Dengan demikian r hitung 0,682 > r tabel 0,478 sehingga hipotesis
diterima yaitu secara nyata kemampuan membaca berkorelasi positif dan
sangat signifikan dengan kemampuan mengarang.
55
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, secara umum
penulis menyampaikan saran sebagai berikut.
Guru hendaknya memacu siswa untuk gemar membaca, karena
membaca merupakan jalan untuk menyerap ilmu pengetahuan. Tugas-tugas
membaca yang diberikan oleh guru diberikan kepada siswa, akan memacu
kreativitas dan memupuk kemampuan berpikir secara kritis.
Perpustakaan sekolah hendaknya lebih ditingkatkan dan sisi
pengadaan buku bacaan maupun kegiatan gemar membaca di kalangan siswa.
Hai ini akan menunjang sebagai sumber bacaan siswa. Kegiatan mengarang di
sekolah perlu ditingkatkan melalui pembinaan secara efektif dari guru.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain
yang diduga berkorelasi dengan kemampuan mengarang.
56
DARTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 1997. Menulis 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka Cipta.
__________ 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara.
Depdikbud. 1997. Mengarang di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Gie. The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta : Andi.
Hadi, Surtisno. 1993. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Ofsset.
Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores : Nusa Indah.
__________ 1983. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende Flores : Nusa Indah.
__________ 1995. Argumentasi dan Narasi. Ende Flores : Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta :Gramedia.
Machmoed, Zaini. 1986. Dasar-dasar Komposisi dalam Pengajaran Bahasa danSastra. Jakarta : Grafiti.
Maman Rachman, 1993. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian Pendidikan.Semarang : IKIP Semarang Press.
Moeliono et. al. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta : BPFE.
Ramlan. 1987. Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono.
Sudaryanto. 1985. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta : Dula Wacana University Press.
Sudiyono, Anas. 1990. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.
Supriyadi. 1993. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta :Universitas Terbuka.
57
Sudjana. 1996. Metode Stutitiska. Tarsito : Bandung.
Sugiyono. 1997. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Kosakata. Bandung : Angkasa.
__________ 1994. Membaca sebagai Suatu Keterangan Berbahasa. Bandung :Angkasa.
__________ 1995. Menulis Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Widyamartaya, A. Kreatif Mengarang. 1996. Yogyakarta : Kanisius.
58
Lampiran 1
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Siti Solekah
NPM : 07410509
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia
Fakultas : Pendidikan Bahasa dan Seni
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Semarang, 2010
Yang membuat Pernyataan
Siti Solekah
59
LAMPIRAN 2
DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERITEGOWANU 03 KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAKTAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
NO N A M A L / P KETERANGAN
1 Arif Riyanto L
2 Agustina Indah Melani P
3 Alfy Safira Salsabila P
4 Bagaskoro Setyowahyu N L
5 Dian Fitriani P
6 Eni Nurhayati P
7 Imam Sobirin L
8 Indah Septiani P
9 Indah Dwi Lestari P
10 Indah Wulan Sari P
11 Krisbiantoro L
12 Kholifatul Laili P
13 Laras Astriningtyas P
14 Linda Novita Dewi P
15 Lucky Ayu Kristiana P
16 Muhammad Ali Ridho L
17 Muhammad Muntasirun L
18 Muhammad Maulana Yusuf L
19 Priska Agus Triatmojo L
20 Ricky Pujianto L
21 Risa Mei Widyastuti P
22 Siti Nurqomaruain P
23 Tasya Indah Pratiwi P
24 Teguh Santoso L
25 Wahyu Anggoro L
26 Wahyu Puji Astuti P
27 Widya Astuti P
28 Wiwik Suryaningsih P
60
Lampiran 3
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
UPTD DIKPORA KECAMATAN KARANGAWEN
SEKOLAH DASAR NEGERI TEGOWANU 03
SURAT KETERANGAN
No : 421. 2 / 091 / 2010
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Tegowanu 03
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, menerangkan dengan sesungguhnya :
Nama : Siti Solekah
NPM : 07410509
Mahasiswa : IKIP PGRI Semarang
Fakultas / Jurusan : FPBS / PBSI
Alamat : Sidorejo RT 02 RW 06 Karangawen, Demak.
Telah melaksanakan penelitian pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 03 Tegowanu
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak dengan judul :
“KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN
KEMAMPUAN MENGARANG PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR
NEGERI 03 TEGOWANU KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN
DEMAK TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
Dari bulan Mei s/d Juni 2010.
Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Karangawen, 2010
Kepala Sekolah
S u r a d i, S.Pd
NIP. 19570501 197911 1 004
61
Lampiran 4
TABEL KERJA UJI VALIDITAS(RANGKUMAN ANALISIS KESAHIHAN)
NoItem
r xy r tb p Status
1 0,686 0,655 0,004 sahih2 0,698 0,665 0,003 sahih3 0,387 0,336 0,110 gugur4 0,629 0,594 0,009 sahih5 0,876 0,862 0,000 sahih6 0,750 0,721 0,001 sahih7 0,551 0,508 0,025 sahih8 0,622 0,584 0,011 gugur9 0,466 0,422 0,057 sahih
10 0,554 0,513 0,024 sahih11 0,569 0,527 0,021 sahih12 0,698 0,665 0,003 sahih13 0,622 0,584 0,011 gugur14 0,335 0,288 0,149 sahih15 0,534 0,489 0,031 sahih16 0,747 0,719 0,001 sahih17 0,878 0,868 0,000 sahih18 0,858 0,628 0,006 sahih19 0,800 0,779 0,000 sahih20 0,527 0,480 0,034 sahih21 0,647 0,609 0,008 sahih22 0,711 0,680 0,003 sahih23 0,805 0,786 0,000 sahih24 0,569 0,527 0,021 sahih25 0,587 0,546 0,017 sahih26 0,647 0,609 0,008 sahih27 0,610 0,574 0,012 sahih28 0,309 0,255 0,319 gugur29 0,910 0,900 0,000 sahih30 0,649 0,610 0,008 sahih
62
Lampiran 5
TABEL KERJA UJI RELIABELITAS
No X Y X2 Y2 XY N : 28
1 8 7 64 49 56 ∑ X : 271
2 9 6 81 36 54 ∑ Y : 267
3 7 6 49 36 42 ∑ X2 : 2736
4 12 12 144 144 144 ∑ Y2 : 2734
5 13 8 169 64 104 ∑ Xy : 2630
6 9 11 81 121 99 (∑ X)2 : 73441
7 9 5 81 25 45 (∑ y)2 : 71289
8 8 8 64 64 64
9 7 9 49 81 63
10 10 9 100 81 90
11 7 12 49 144 84
12 9 8 81 64 72
13 12 11 144 121 132
14 8 11 64 121 88
15, 11 11 121 121 121
16 9 11 81 121 99
17 10 11 100 121 110
18 12 11 144 121 132
19 9 10 81 100 90
20 9 8 81 64 72
21 7 8 49 64 56
22 11 10 121 100 110
23 9 9 81 81 81
24 10 9 100 81 90
25 13 12 169 144 156
26 12 12 144 144 144
27 12 11 144 121 132
28 10 10 100 100 100∑ 271 267 2736 2634 2630
63
rxy = 2222.
)()(.
YYNXXN
YXXYN
= 7128926342873441273628
)267()271(263028
xx
x
= 71289737527344176608
7235773640
=24633167
1283
x
=7800321
1283
= 0,4593
r11 =2
12
1
21
21
1
2
rx
rx
=4593,01
4593,02
x
= 0,629
64
Lampiran 6
TABEL KERJA UJI NORMALITAS DATA VARIABEL X( KEMAMPUAN MEMBACA )
NO Xi Zi F (Zi) S (Zi) F (Zi)-S (Zi)
1 2 3 4 5 61. 52 -0,14 0,4443 0,0357 0,40862. 56 -0,12 0,4522 0,0714 0,38083. 60 -0,09 0,4641 0,1785 0,28564. 60 -0,09 0,4641 0,1785 0,28565. 60 -0,09 0,4641 0,1785 0,28566. 64 -0,07 0,4721 0,2500 0,22217. 64 -0,07 0,4721 0,2500 0,22218. 68 -0,05 0,4801 0,3214 0,15879. 68 -0,05 0,4801 0,3214 0,158710. 72 -0,02 0,4920 0,3571 0,134911. 76 -0,00 0,5000 0,5357 -0,035712. 76 -0,00 0,5000 0,5357 -0,035713. 76 -0,00 0,5000 0,5357 -0,035714. 76 -0,00 0,5000 0,5357 -0,035715. 76 -0,00 0,5000 0,5357 -0,035716. 80 -0,01 0,5040 0,6428 -0,138817. 80 -0,01 0,5040 0,6428 -0,138818. 80 -0,01 0,5040 0,6428 -0,138819. 84 -0,04 0,5160 0,7500 -0,234020. 84 -0,04 0,5160 0,7500 -0,234021. 84 -0,04 0,5160 0,7500 -0,234022. 84 -0,05. 0,5160 0,7500 -0,234023. 92 -0,08 0,5319 0,8928 -0,360924. 92 -0,08 0,5319 0,8928 -0,360925. 92 -0,08 0,5319 0,8928 -0,360926. 96 -0,11 0,5438 0,9642 -0,420427. 96 -0,11 0,5438 0,9642 -0,420428. 100 -0,13 0,5517 1,0 -0,4483
2150
65
Lampiran 7
TABEL KERJA UJI NORMALITAS DATA VARIABEL Y(KEMAMPUAN MENGARANG )
NO Xi Zi F (Zi) S (Zi) F (Zi)-S (Zi)
1 2 3 4 5 61. 58 -0,20 0,4207 0,0357 0,38502. 59 -0,19 0,4246 0,0714 0,35323. 60 -0,18 0,4286 0,1071 0,32154. 65 -0,11 0,4602 0,1428 0,31745. 66 -0,10 0,4602 0,2142 0,24606. 66 -0,10 0,4602 0,2142 0,24607. 67 -0,09 0,4641 0,2500 0,21418. 70 -0,05 0,4801 0,2857 0,19449. 71 -0,04 0,4840 0,3571 0,126910. 71 -0,04 0,4840 0,3571 0,126911. 72 -0,02 0,4920 0,3928 0,099212. 73 -0,01 0,4960 0,5357 -0,039713. 73 -0,01 0,4960 0,5357 -0,035714. 73 -0,01 0,4960 0,5357 -0,035715. 73 -0,01 0,4960 0,5357 -0,035716. 74 0,00 0,5000 0,5714 -0,071417. 76 0,02 0,5080 0,6428 -0,134818. 76 0,02 0,5080 0,6428 -0,134819. 77 0,03 0,5120 0,6785 -0,166520. 78 0,04 0,5160 0,7500 -0,234021. 78 0,04 0,5160 0,7500 -0,234022. 82 0,09 0,5359 0,7897 -0,253623. 83 0,10 0,5398 0,8214 -0,281624. 85 0,13 0,5517 0,8571 -0,305425. 87 0,16 0,5636 0,8928 -0,329226. 88 0,17 0,5675 0,9285 -0,361027. 89 0,18 0,5714 0,9642 -0 ,392828. 90 0,19 0,5754 1,0 -0,4246
2080
66
Lampiran 8
TABEL KERJA UJI HOMOGENITAS DATAVARIABEL X DAN VARIABEL Y
NO X Y DK 1/dk Var LogVar
dk LogVar
1 52 59 02 56 60 03 60 664 60 885 60 71 2 0.5 133 2.1239 4.24766 64 727 64 65 1 1 24.5 1.3892 1.38918 68 709 68 71 1 1 0.5 -0.3010 -0.3010
10 72 76 011 76 712 76 7413 76 7314 76 8515 76 82 4 0.25 24.3 1.3856 5.542416 80 7617 80 8318 80 87 2 0.5 31 1.4914 2.982619 84 7820 84 7321 84 6622 84 73 3 0.33 24.3 1.3856 4.158623 92 6724 92 7325 92 89 2 0.5 129.3 2.1116 4.223026 96 9027 96 58 1 1 511 2.7084 2.708428 100 78 0
16 5.08 12.2949 24.9507
67
STATISTIK UJI BARLET
Var Gab = 468,25408,5
7,1292
/1
var
dk
dk
Log Var = 2,4056
B = Log Var x 1/dk
= 2,4056 x 5,08 = 12,2204
x2 hitung = (ln 10) {B- (ni -1) log 512}
= 2,3026 x (12,2204 – 12,2949)
= -0,1714
x2 tabel = (0.05) ; 12 = 21.0
Karena x2 hitung < x2 tabel, maka Ho diterima, berarti kelompok X homogen
68
Lampiran 9
TABEL KERJA UJI HIPOTESIS KORELASI X DAN Y
No X Y X2 Y2 XY N : 28
1 60 59 3600 3481 3540 ∑ X : 21502 60 60, 3600 3600 3600 ∑ Y : 20803 52 66 2704 4356 3432 ∑ X2 : 1693924 96 88 9216 7744 8448 ∑ Y2 : 1574055 84 71 7056 5041 5964 ∑ Xy : 1621206 80 72. 6400 5184 5760 (∑ X)2 : 46225007 56 65 3136 4225 3640 (∑ y)2 : 43264008 64 70 4096 4900 44809 64 71 4096 5041 4544
10 76 76 5776 5776 577611 76 77 5776 5929 585212 68 74 4624 5476 503213 92 78 8464 6084 717614 76 85 5776 7225 646015, 84 82 7056 6724 688816 80 76 6400 5776 608017 84 83 7056 6889 697218 92 87 8464 7569 800419 76 78 5776 6084 592820 68 73 4624 5329 496421 60 66 3600 4356 396022 84 73 7056 5329 613223 72 67 5184, 4489 482424 76 73 5776 5329 554825 100 89 10000 7921 890026 96 90 9216 8100 864027 92 58 8464 3364 533628 80 78 6400 6084 6240∑
2150 2080 169392 157405 162120
69
rxy = 2222.
)()(.
YYNXXN
YXXYN
= 4326400157409528462250016939228
)2080()2150(16212028
xx
x
= 4326400440734046555004742976
44720004539360
=80940120476
67360
x
=9751327440
67360
=809,98748
67360
= 0,682
70
Lampiran 10.
KARANGAN SISWA
71
72
73
74
75
Lampiran 11
HASIL NILAI MENGARANG SISWA KELAS VI SD NEGERI TEGOWANU 03KEC. KARANGAWEN KAB. DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011
NoUrut
KodeResponden
KOMPONEN MENGARANG
JmlNilai
IIsi
IIOrganisasi
IIIBahasa
IVKosa kata
VEjaan
a b c d e j a b c d j a b j a b j a b j
1 a 5 5 4 3 2 19 5 5 2 4 16 3 5 8 6 5 11 3 2 5 592 b 4 6 3 2 2 17 4 4 7 3 18 4 7 11 6 5 11 2 1 3 603 c 6 6 4 3 3 22 3 3 4 4 14 6 6 12 6 7 13 3 2 5 664 d 7 7 6 4 4 28 5 5 5 5 20 8 9 17 9 9 18 3 2 5 885 e 6 6 6 2 2 22 5 5 5 4 19 8 6 14 6 5 11 3 2 5 716 f 7 7 3 3 2 22 5 4 5 4 18 6 7 13 7 7 14 3 2 5 727 g 4 6 3 2 2 17 5 5 5 3 18 5 7 12 7 6 13 3 2 5 658 h 7 6 5 2 2 22 5 5 4 4 18 5 7 12 6 7 13 2 3 5 709 i 7 7 5 3 3 25 5 5 4 3 17 4 7 11 6 7 13 2 3 5 71
10 j 5 7 6 3 3 24 4 5 5 4 18 .6 8 14 7 7 14 2 3 5 7511 k 7 7 6 4 4 28 6 5 4 3 18 5 8 13 6 7 .13 3 2 5 7712 l 7 7 6 3 3 26 5 5 5 3 18 7 7 14 6 6 12 2 2 4 7413 m 7 7 7 3 3 27 5 5 3 4 17 6 7 13 5 6 11 2 3 5 7314 n 8 7 7 3 3 28 5 4 5 4 18 8 9 17 8 9 17 2 3 5 8515 o 7 8 6 2 3 26 5 5 5 4 19 7 9 16 II 9 17 2 2 4 8216 p 7 8 6 2 2 25 5 4 4 4 17 7 7 14 8 7 15 3 2 5 7617 q 7 8 6 3 3 27 5 5 5 4 19 7 9 16 8 8 16 3 2 5 8318 r 8 8 7 2 3 28 5 5 5 4 19 8 9 17 9 9 18 3 2 5 8719 s 6 7 6 2 2 23 5 5 4 4 18 7 8 15 8 7 15 3 2 5 7520 t 4 7 5 2 2 20 5 5 5 4 19 7 9 16 6 7 13 3 2 5 7321 u 5 7 5 3 3 23 3 3 4 3 13 7 7 14 6 6 12 2 2 4 6622 v 7 7 4 2 3 23 5 4 5 3 17 7 8 15 7 7 14 2 2 4 7323 w 4 7 3 3 3 20 4 4 4 3 15 6 7 13 8 7 15 2 2 4 6724 x 8 6 4 3 3 24 4 4 5 3 16 6 7 13 8 8 16 2 2 4 7325 y 8 8 6 4 4 30 5 4 5 5 19 8 9 17 9 9 18 3 2 5 8926 z 8 8 6 4 4 30 5 5 5 5 20 8 9 17 9 9 18 3 2 5 9027 Ab 3 4 4 2 2 15 3 4 3 3 13 6 7 13 6 7 13 2 2 4 5828 Bb 6 7 5 2 2 22 5 5 5 4 19 8 9 17 8 7 15 3 2 5 78
KETERANGANKOMPONEN YANG DINILAI
I. Isi : Skor Maximum 30a. Relevan dengan topikb. Isi Logika masuk akalc. Pengembangan isid. Kesatuan paragrafe. Kepaduan paragraf
II. ORGANISASI : Skor Maximum 20a. Tulisanb. Kerapianc. Kejelasan tulisand. Susunan kalimat
III.BAHASA : Skor Maximum 25a. Gayab. Bahasa baku
IV KOSA KATA : Skor Maximum 20I. Pemilihan kata
II. Penggunaan kata penghubungV. EJAAN : Skor Maxirnun 5
a. Penulisan ejaanb. Pemakaian tanda bacaj. Jumlah
Tingkatan Skala penilaian :0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
76
Lampiran 12
KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN MEMBACA
No Indikator Deskriptor No. Soal Jumlah
1 Sinonim Mengetahui sinonim dalambacaan
4 1
2 Antonim Mengetahui antonim dalambacaan
5 1
3 Arti kata Mengetahui arti kata umumdan kata khusus dalambacaan.
1,2,3,6,7 5
4 Tokoh dalambacaan
Menemukan tokoh dalambacaan
10,11,12,13,16 5
5 Simpulanbacaan
Membuat simpulanberdasarkan bacaan
8,9 2
6 Pemahamaninterprestasi
Mampu menghubungkan ataumenggeneralisasikan konsepmasalah, atau pendapat dalambacaan
14,17,18,19,20,21,24,25
8
7 Gagasan dalam Mampu menemukan gagasandalam bacaan
22,23 2
Jumlah 25
77
Lampiran 13
KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN MENGARANG
No Indikator Deskriptor Jumlah
1 Kesesuaianjudul dengan isi
Judul sesuai dengan isi karangan.Judul sesuai dengan sebagian isi karangan.Judul tidak sesuai dengan isi ka angan
210
2 Koherensi antarkalimat
Semua kalimat berkoherensi.Sebagian besar kalimat berkoherensi.Lebih dari setengah jumlah kalimat berkoherensi.Kurang dari setengah jumlah kalimat berkoherensi.Sebagian kecil kalimat berkoherensi.Tidak ada kalimat yang berkoherens
543210
3 Koherensi antarparagraf
Semua paragraf berkoherensi.Sebagian besar paragraf berkoherensiLebih dari setengah jumlah paragraf berkoherensi.Kurang dari setengah jurnlah paragraf berkoherensi.Sebagian kecil paragraf berkoherensi.Tidak ada paragraf yang berkoherensi.
543210
4 Diski (pilihankata)
Semua pilihan kata tepat.Sebagian besar pilihan kata tepat.Lebih dari setengah jumlah pilihan kata tepat.Kurang dari setengah jumlah pilihan kata tepat.Sebagian keel! pilihan kata tepat.Tidak ada pilihan kata yang tepat.
543210
5 Ejaan Tidak ada kesalahan ejaan.Ada sebagian kecil kesalahanAda kurang dari setengah jumlah ejaan salahAda lebih dari setengah jumlah ejaan salahSebagian besar ejaan salahSemua ejaan salah
543210
6 Kerapian Karangan terbaca, bebas coretan, tata letak rapi.Karangan terbaca, tata letak rapi, tetapi ada coretanKarangan terbaca, tata letak, tidak rapi, dan terdapatcoretan.Karangan kurang terbaca, tata letak tidak rapi dan adacoretan.
321
0
78
Lampiran 14
SOAL TES KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENGARANG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPROPINSI JAWA TENGAH
TES KEMAMPUAN DASARTAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Satuan Pendidikan : SD / MIMateri : Membaca dan MengarangKelas : VIHari, Tanggal : Jum’atWaktu : Pukul 07.30 – 09.30 WIB.Alokasi Waktu : 120 MenitJumlah Soal : 25 butir dan MengarangBentuk Soal : I. Pilihan Ganda
II. Mengarang
I. Kemampuan Membaca
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang palingtepat pada lembar jawaban yang disediakan !
Bacaan untuk soal nomor 1 s.d. 5
Seno rajin merawat tanaman. Tanaman hias di halaman rumah, bunga ditaman, baik yang di pot maupun di tanah ia rawat dengan baik. Seno jugamerawat tanaman hidroponik. Tanaman ini membutuhkan perawatan lebih,sebab tanaman hidroponik tidak menggunakan tanah.
Anak semata wayang dari Pak Sastro dan Harni itu benar-benar terampilmerawat tanaman. Selain terampil, Seno juga memiliki jiwa pengabdian yangluar biasa.
1. Apakah arti kata terampil dalam bacaan di atas ?a. cakap dalam bekerjab. selalu ingin bekerjac. memiliki kebanggan bekerjad. tidak pernah diam
79
2. Istilah hidroponik dalam bacaan di atas berarti ?a. taman di halamanb. tanaman di tanahc. bertanam tanpa tanahd. bertanam bunga indah
3. Apakah arti ungkapan anak semata wayang dalam bacaan di atas ?a. anak kesayanganb. anak laki-lakic. anak pertamad. anak tunggal
4. Kata merawat dalam bacaan di atas bersinonim dengan kata ....a. menaarib. memeliharac. menemukand. menyirami
5. Lawan kata rajin dalam bacaan di atas yaitu ….a. pandaib. malasc. segand. sungkan
Perhatikan !
Bacaan untuk nomor 6 s.d. 9
Cara Penggunaan Obat
Obat batuk ABG manjuruntuk segala usia.Dosis pemakaian :
a. Dewasa (di atas 15 tahun)3 x 2 sendok teh sehari.
b. Anak-anak (10 - 15 tahun)3 x 1 sendok teh sehari.
c. Anak-anak di bawah 10 tahun.3 x ½ sendok teh sehari.Setelah 1 minggu batuk berlanjuthubungi dokter.
80
6. Apakah arti kata dosis dalam bacaan di atas ?a. diukurb. daftarc. takarand. resep
7. Kata manjur dalam kalimat di atas artinya sama dengan ....a. mujarabb. kuatc. berkhasiatd. cocok
8. Pernyataan di bawah.ini yang sesuai dengan petunjuk penggunaan obat diatas yaitu ....a. Orang dewasa harus minum obat batuk ABG setiap hari.b. Orang dewasa harus minum ABG 3 sendok teh setiap hari.c. Anak-anak di atas 10 tahun dranjurkan minum 3 sendok teh setiap kali
minumd. Adi berumur 7 tahun, maka ia minum ABG 3 x ½ sendok makan per
hari
9. Manakah yang merupakan simpulan bacaan di atas ?a. Obat batuk ABG menjamin kesembuhan penderita batuk yang
mentaati aturan.b. Obat batuk ABG harus diminum sesuai petunjuk dan dalam jangka
waktu tertentu.c. Semua jenis batuk dapat diatasi dengan minum ABG secara rutin
selama satu minggu.d. Obat batuk ABG tidak menimbulkan efek samping bagi penderita baik
dewasa maupune. anak-anak.
Bacaan untuk soal nomor 10 s.d. 15
Rajin Belajar
Hamid kelas 3 SD. Waktu kelas 2 ia jarang sekali belajar. Membaca bukujuga tidak pernah ia lakukan. Ia hanya belajar kalau dipaksa oleh orangtuanya. Itu sebabnya waktu kelas 2 Hamid tidak pandai.
Semenjak kelas 3, Hamid rajin belajar. Tiap hari ia membaca bukupelajaran. Ia juga tidak segan-segan bertanya pada guru, orang tua, dan kepadatemannya yang pandai. Toni dan Faisal merupakan teman Hamid yang seringmembantu belajar. Selain Toni, sesekali Risda juga membantu Hamid.
81
Keuletan Hamid makin hari makin kuat. Di perpustakaan ia membacabuku. Di kelas ia belajar bersama kawan. Di rumah ia belajar dibantu olehorang tua. Tidak heran kalau pada tes semesteran ia mendapat nilai amatbagus.
10. Siapa yang berubah dari malas belajar menjadi rajin belajar ?a. Tonib. Risdac. Hamidd. Faisal
11. Di mana Hamid memperkaya ilmunya ?a. di perpustakaanb. di rumahc. di kelasd. di sekolah
12. Berapa kawan Hamid yang sering membantu belajar ?a. 1 orangb. 2 orangc. 3 orangd. 4 orang
13. Mengapa waktu kelas dua Hamid tidak pandai ?a. karena Hamid masih kecilb. sebab Hamid sering membacac. karena Hamid malas belajard. sebab Hamid malas menulis
14. Manakah pertanyaan yang sesuai dengan isi cerita di atas ?a. Bagaimana cara Hamid belajar ?b. Di mana Hamid membeli jajanan ?c. Apakah ayah Hamid masih hidup ?d. Kapan Hamid meminjam buku teman?
15. Jawaban Hamid belajar bersama kawannya di dalam kelas.Pertanyaan :a. Berapa teman Hamid belajar ?b. Mengapa Hamid belajar ?c. Ke mana Hamid belajar ?d. Di mana Hamid belajar ?
82
Bacaan untuk soal nomor 16 s.d. 19
Murid Baru
Toni baru pindah dari kota lain. Di SD Harapan Toni merasa senang. Iatidak takut bergaul dengan anak-anak lain.
Kebetulan sekali anak-anak SD Harapan memiliki sikap ramah. Merekamau menerima Toni dengan senang hati. Anak-anak kelas 3, semua senangmendapat kawan baru. Ani, Dodi, Neni, dan Fikar adalah anak-anak kelas 3yang pertama akrab dengan Toni.
"Hai, siapa kamu?" tanya Bogi, anak kelas VI kepada Toni."Toni,"jawab Toni." Toni siapa ? " Bogi bertanya lagi."Toni Very Sanjaya," jawab Toni."Anak baru ya ? " Bogi agak terkejut.Toni menganggukkan kepala. Bogi merasa tidak enak bersikap galak.
Buru-buru ia meminta maaf kepada Toni.............................................................................................................................................................................................................................................................
16. Tokoh utama dalam cerita di atas adalah ....a. Bogib. Tonic. Dodid. Ani
17. Urutan cerita di atas secara ringkas yaitu ....a. - Di sekolah baru
- Murid sekolah baru ramah-ramah- Berkenalan dengan anak kelas VI
b. - Sekolah baru- Berkenalan dengan murid baru- Anak baru yang baik hati
c. - SD Harapan- Bertemu dengan Doni- Murid baru di sekolahku.
d. - Berkenalan dengan murid baru- Taman-teman yang ramah- Mengenal anak baru
18. Kalimat yang dapat digunakan untuk mengawali cerita di atasa. Toni murid SD Harapan yang ramah.b. Toni sudah lama bersekolah di SD Harapan.c. Toni adalah murid baru di SD Harapan.d. SD harapan sangat terkenal di daerahku.
83
19. Manakah kalimat yang dapat dipakai untuk melanjutkan cerita di atas ?a. Toni tidak lagi malas belajar bersama teman.b. Toni dengan senang hati memaafkan Bogi.c. Di sekolah itu Toni memiliki banyak teman.d. Teman-teman mengejek anak yang baru itu.
20. Perhatikan !1) Setelah menyapu halaman, Anita segera mandi.2) Anita selalu bangun pagi hari.3) Anak kelas tiga itu menyapu halaman.4) Ia segera mengambil sapu lidi.
Supaya menjadi bacaan yang runtut kalimat-kalimat di atas harusdiurutkan menjadi ....a. 2 – 3 – 4 – 1b. 2 – 4 – 3 – 1c. 2 – 4 – 1 – 3d. 4 – 3 – 1 – 2
21. Perhatikan1) Bahkan gedung cor pun roboh oleh kedahsyatan angin itu.2) Angin bertiup sangat kencang.3) Banyak pohon ditumbangkan.4) Kekuatannya sangat besar.Jika diurutkan menjadi paragraf, kalimat yang semestinya berada di bagianawal yaitu kalimat bernomor ....
a. 1b. 2c. 3d. 4
Perhatikan !
Bacaan untuk saat nomor 22 s.d. 23
Anita rajin menabung. Tiga kali sebulan ia menabung di bank. Anitabukan orang kaya. Uang yang ditabung itu sebenarnya uang saku sekolahyang dihemat.
22. ….., yang rajin menyisihkan uang saku ?a. apab. berapac. siapad. kapan
84
23. Anita dikatakan anak rajin ?a. siapab. di manac. kapand. mengapa
24.
Kata-kata di atas dapat disusun menjadi kalimat bermakna yaitu ..a. Adi menggambar bunga anggrek.b. Adi anggrek menggambar bunga.c. Anggrek Adi menggambar bunga.d. Bunga anggrek menggambar Adi.
25. Adi - di - mengapa - menangis - dalam - kelas ?Susunan kalimat tanya di atas seharusnya ....a. Mengapa di menangis Adi dalam kelas ?b. Mengapa Adi menangis di dalam kelas ?c. Adi di mengapa dalam kelas menangis ?d. Mengapa dalam di kelas Adi menangis ?
II. MengarangBuatlah cerita berdasarkan gambar di di bawah ini !.Tulislah dengan tulisan bersambungPanjang cerita lebih kurang ½ halaman folio.
Anggrek Adi Bunga Menggambar