SATUAN ACARA PENYULUHAN
SINDROM NEFROTIK
Makalah/SAP ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Ajar
“ Sistem Perkemihan”
Disusun Oleh :
Mahasiswa Laki-laki
(Kelas 3A)
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKes KARSA HUSADA GARUT
2013/2014
Jl. Nusa Indah No. 24 Garut Telp. (0262) 235860
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Pengantar
Mata Kuliah : Sistem Perkemihan
Pokok Bahasan : Penyakit Sindrom Nefrotik
Sub Pokok Bahasan : Mengenali dan memahami penyakit Sindrom Nefrotik
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari/Tanggal : Selasa , 1 Oktober 2013
Waktu : 08.00 – 08.30 WIB (30 menit)
Tempat : Aula RSUD Dr. Salamet Garut
Penyuluh : Tim Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut.
2. Latar Belakang
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh peningkatan protein,
penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), edema dan serum kolesterol yang
tinggi dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia). (Brunner & Suddarth, 2001).
Insidens lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan. Mortalitas dan prognosis
anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat, luas kerusakan
ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya trerhadap pengobatan. Sindrom
nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun. Sindrom nefrotik perubahan
minimal ( SNPM ) menacakup 60 – 90 % dari semua kasus sindrom nefrotik pada anak.
Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 % dengan majunya
terapi dan pemberian steroid. Bayi dengan sindrom nefrotik tipe finlandia adalah calon
untuk nefrektomi bilateral dan transplantasi ginjal. ( Cecily L Betz, 2002 ).\
Berdasarkan hasil penelitian univariat terhadap 46 pasien, didapatkan insiden
2
terbanyak sindrom nefrotik berada pada kelompok umur 2 – 6 tahun sebanyak 25 pasien
(54,3%), dan terbanyak pada laki-laki dengan jumlah 29 pasien dengan rasio 1,71 : 1.
Insiden sindrom nefrotik pada anak di Hongkong dilaporkan 2 - 4 kasus per 100.000 anak
per tahun ( Chiu and Yap, 2005 ). Insiden sindrom nefrotik pada anak dalam kepustakaan
di Amerika Serikat dan Inggris adalah 2 - 4 kasus baru per 100.000 anak per tahun. Di
negara berkembang, insidennya lebih tinggi. Dilaporkan, insiden sindrom nefrotik pada
anak di Indonesia adalah 6 kasus per 100.000 anak per tahun. (Tika Putri,
http://one.indoskripsi.com ). Dengan adanya insiden ini, diharapkan perawat lebih
mengenali tentang penyakit nefrotik dan mengaplikasikan rencana keperawatan terhadap
pasien nefrotik.
Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tentang
Nefrotik Syndrom dalam pendidikan kesehatan yang akan diberikan pada pasien dan
keluarga pasien yang dirawat di Aula RSUD Dr. Salamet Garut.
3. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang Sindrom Nefrotik diharapkan keluarga
pasien mampu memahami tentang penyakit Sindrom Nefrotik.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien atau keluarga mampu:
1. Menyebutkan pengertian Nefrotik Syndrom
2. Menyebutkan penyebab Nefrotik Syndrom
3. Menyebutkan gejala Nefrotik Syndrom
4. Menyebutkan komplikasi Nefrotik Syndrom
5. Menyebutkan penangan Nefrotik Syndrom
3
4. Materi Penyuluhan
a. Pengertian penyakit Nefrotik Syndrom
b. Penyebab penyakit Nefrotik Syndrom
c. Gejala penyakit Nefrotik Syndrom
d. Komplikasi penyakit Nefrotik Syndrom
e. Penanganan Nefrotik Syndrom
(Terlampir)
5. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
6. Media Penyuluhan
a. Materi SAP
b. Leaflet
c. Infocus
d. Power Point
7. Kegiatan Penyuluhan
4
Tahap
KegiatanKegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
PenyuluhMetode Waktu
Pembukaan 1. Membuka acara dengan
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
Ceramah 5 menit
Penyampaian
Materi
1. Menjelaskan pengertian
penyakit Nefrotik Syndrom
2. Menyebutkan penyebab
Nefrotik Syndrom
3. Memberikan kesempatan
pada audience untuk
bertanya dan memberikan
jawaban atas pertanyaan
4. Menjelaskan gejala
Nefrotik Syndrom
5. Menjelaskan komplikasi
penyakit Nefrotik Syndrom
6. Menjelaskan penanganan
Nefrotik Syndrom
7. Memberikan kesempatan
pada audience untuk
Mendengarkan dan
menyimak
Ceramah 12 menit
5
bertanya dan memberikan
jawaban atas pertanyaan
Evaluasi 1. Meminta audience
menyebutkan pengertian
penyakit Nefrotik Syndrom
2. Meminta audience
menyebutkan penyebab
penyakit Nefrotik Syndrom
3. Meminta audience
menyebutkan gejala
penyakit Nefrotik Syndrom
4. Meminta audience
menjelaskan komplikasi
penyakit Nefrotik Syndrom
5. Meminta audiens
penanganan penyakit
Nefrotik Syndrom
1. Menyebutkan
pengertian
penyakit Nefrotik
Syndrom
2. Menyebutkan
penyebab
penyakit Nefrotik
Syndrom
3. Menyebutkan
gejala penyakit
Nefrotik Syndrom
4. Menjelaskan
komplikasi
penyakit Nefrotik
Syndrom
5. Menjelaskan
penanganan
penyakit Nefrotik
syndrome.
Tanya
jawab
10
menit
Terminasi 1. Mengucapkan terimakasih
atas perhatian yang
diberikan
2. Mengucapkan salam
penutup.
1. Memperhatika
2. Membalas salam
Ceramah 3 Menit
6
8. Sumber
Mansoer, Arif. Dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media
Aeusculapius
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Smelltzer C. Suzanne & Bare G Brenda. 2004. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta.
EGC
9. Setting Tempat
10. .Pengorganisasian
A. Moderator
B. Penyuluh
C. Fasilitator
RINCIAN TUGAS
i. Moderator : Bertugas memimpin jalanya penyuluhan
A
C
C
C
B
C
C
CC
D
Keterangan gambar :
A : Penyaji
B : Moderator
C : Audience/peserta
D : Fasilitator
7
ii. Penyuluh : Bertugas memberikan penjelasan tentang materi yang
akan disampaikan kepada audien.
iii. Fasilitator : Bertugas menyediakan semua alat yang diperlukan dalam
penyuluhan.
11. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
♥ Kesepakatan dengan audience. (waktu dan tempat)
♥ Kesiapan materi penyaji
b. Evaluasi Proses
o Audience bersedia di tempat sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
o Peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
o Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
c. Mahasiswa
Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
d. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
e. Evaluasi materi Penyuluhan
i. Apa pengertian dari Sindrom Nefrotik itu ?
Syndrom nefrotik adalah gangguan spesifik di mana ginjal rusak,
menyebabkan kebocoran sejumlah besar protein dari darah ke dalam urin.
ii. Apa Penyebab Sindrom Nefrotik itu ?
1. Tidak diketahui penyebabnya
8
2. Peradangan Glomerulus
3. Penyakit : kencing manis, Syndroma Lupus
4. Bawaan
iii. Apa saja Gejala Sindrom Nefrotik itu ?
1. Bengkak pada seluruh tubuh ; mata, kaki dan tangan, perut serta
lapisan paru-paru (lebih berat pada pagi hari )
2. Hipertensi
3. Kencing sedikit kadang berbusa dan berdarah
4. Kelemahan/keletihan
5. Sakit kepala
6. Mual dan tidak nafsu makan
iv. Apa saja Komplikasi Sindrom Nefrotik itu ?
1. Gagal Ginjal Akut
2. Penumpukan cairan diparu-paru
3. Infeksi
v. Apa Penanganan Sindrom Nefrotik itu ?
1. Istirahat
2. Diet tinggi protein 3-4 gram / kg BB/hari dan diet rendah garam
3. Obat untuk mengeluarkan cairan ( furosemide )
4. Obat kosticosteroid ( Metyl prednisolon )
5. Obat antibiotic ( jika ada infeksi )
6. Pungsi asites ( penyedotan cairan dalam perut )
9
Lampiran Materi
NEFROTIK SYNDROM
1. Definisi
Syndrom nefrotik adalah gangguan spesifik di mana ginjal rusak, menyebabkan
kebocoran sejumlah besar protein dari darah ke dalam urin.
Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan
protein urinaris yang massif (Donna L. Wong, 2004).
Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul dari kehilangan
protein karena kerusakan glomerulus yang difus. (Luckmans, 1996 : 953).
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal. (Ngastiyah, 1997).
2. Penyebab
- Tidak diketahui penyebabnya
- Peradangan Glomerulus
- Penyakit : kencing manis, Syndroma Lupus
- Bawaan
Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap
sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi.
10
Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:
1. Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Gejalanya
adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten terhadap semua
pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pencangkokan ginjal pada
masa neonatus namun tidak berhasil. Prognosis buruk dan biasanya penderita
meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
2. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh:
a. Malaria kuartana atau parasit lain.
b. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid.
c. Glumeronefritis akut atau glumeronefritis kronis, trombisis vena renalis.
d. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan
lebah, racun oak, air raksa.
e. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif
hipokomplementemik.
3. Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak diketahui sebabnya )
Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan
mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg dkk membagi dalam 4 golongan yaitu:
kelainan minimal,nefropati membranosa, glumerulonefritis proliferatif dan
glomerulosklerosis fokal segmental.
4. Gejala
Bengkak pada seluruh tubuh ; mata, kaki dan tangan, perut serta lapisan paru-paru
(lebih berat pada pagi hari )
Hipertensi
Kencing sedikit kadang berbusa dan berdarah
11
Kelemahan/keletihan
Sakit kepala
Mual dan tidak nafsu makan
5. Komplikasi
- Gagal Ginjal Akut
- Penumpukan cairan diparu-paru
- Infeksi
6. Penanganan
a. Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan keadaan
tidak berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk
mempertahankan tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat badan
yang cepat.
b. Diit. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200 ml/
hari dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis
dan edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan masukan
protein yang seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan negatif nitrogen
yang persisten dan kehabisan jaringan yang timbul akibat kehilangan protein. Diit
harus mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak yang mengalami
anoreksia akan memerlukan bujukan untuk menjamin masukan yang adekuat.
c. Perawatan kulit. Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit. Trauma
terhadap kulit dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban
harus dikurangi sampai minimum. Kantong urin dan plester harus diangkat
dengan lembut, menggunakan pelarut dan bukan dengan cara mengelupaskan.
Daerah popok harus dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum harus disokong
dengan popok yang tidak menimbulkan kontriksi, hindarkan menggosok kulit.
d. Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan
untuk mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.
e. Kemoterapi:
12
i. Prednisolon digunakan secra luas. Merupakan kortokisteroid yang
mempunyai efek samping minimal. Dosis dikurangi setiap 10 hari hingga
dosis pemeliharaan sebesar 5 mg diberikan dua kali sehari. Diuresis
umumnya sering terjadi dengan cepat dan obat dihentikan setelah 6-10
minggu. Jika obat dilanjutkan atau diperpanjang, efek samping dapat
terjadi meliputi terhentinya pertumbuhan, osteoporosis, ulkus peptikum,
diabeters mellitus, konvulsi dan hipertensi.
ii. Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk
mengangkat cairan berlebihan, misalnya obat-abatan spironolakton dan
sitotoksik ( imunosupresif ). Pemilihan obat-obatan ini didasarkan pada
dugaan imunologis dari keadaan penyakit. Ini termasuk obat-obatan
seperti 6-merkaptopurin dan siklofosfamid.
f. Penatalaksanaan krisis hipovolemik. Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan
mungkin juga muntah dan pingsan. Terapinya dengan memberikan infus plasma
intravena. Monitor nadi dan tekanan darah.
g. Pencegahan infeksi. Anak yang mengalami sindrom nefrotik cenderung
mengalami infeksi dengan pneumokokus kendatipun infeksi virus juga merupakan
hal yang menganggu pada anak dengan steroid dan siklofosfamid.
h. Perawatan spesifik meliputi: mempertahankan grafik cairan yang tepat,
penimbnagan harian, pencatatan tekanan darah dan pencegahan dekubitus.
i. Dukungan bagi orang tua dan anak. Orang tua dan anak sering kali tergangu
dengan penampilan anak. Pengertian akan perasan ini merupakan hal yang
penting. Penyakit ini menimbulkan tegangan yang berta pada keluarga dengan
masa remisi, eksaserbasi dan masuk rumah sakit secara periodik. Kondisi ini
harus diterangkan pada orang tua sehingga mereka mereka dapat mengerti
perjalanan penyakit ini. Keadaan depresi dan frustasi akan timbul pada mereka
karena mengalami relaps yang memaksa perawatan di rumah sakit.
Recommended