Dibangun, Waduk Jatibarang Siap Redam Banjir Semarang
Peristiwa
0
06 Mei 2014 04:00
Pembangunan Waduk Jatibarang di Semarang. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)
Liputan6.com, Semarang - Waduk Jatibarang siap meredam banjir di Kota Semarang.
Waduk tersebut telah mulai dilakukan pengisian awal atau impounding. Menteri Pekerjaan
Umum Djoko Kirmanto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang meresmikan
proses tersebut.
Menurut Djoko, pembangunan Waduk Jatibarang di Semarang didasari oleh bencana banjir
besar yang melanda kota Semarang pada tahun 1973, 1988, 1990, dan 1993. Pada tahun
1992- 1993 terciptalah master plan pembuatan waduk serba guna, yang dialiri air dari sungai
kreo.
"Pada tahun 1990 korban jiwa mencapai 47 orang. Pemerintahan Jawa Tengah kemudian
bertekad, dan membuat master plan tahun 1992-1993," ucap Djoko, Senin (5/5/2014).
Dalam pembangunan waduk yang terletak di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati itu,
untuk mengisi air dilakukan pengalihan aliran sungai Kreo. Dengan demikian Pembangunan
Bendungan terbebas dari genangan air sungai.
Pengalihan dilakukan dengan membuat terwongan pengelak (Diverdion tunnel) sepanjang
421 meter dengan diameter 5,6 meter, di mana konstruksi dimulai tahun 2010 dan selesai
2011. Setelah itu dibuat bendungan pengelak (coffer dam) sehingga air masuk ke dalam
terowongan.
Pengisian awal waduk ini, merupakan tahap uji perilaku bendungan. Jika dilakukan di musim
kemarau, dibutuhkan 7 bulan untuk mencapai elevasi air normal yaitu pada elv 149,3 meter.
Waduk ini diharapkan mampu mengurangi banjir khususnya di Semarang Kota, dengan
desain banjir 170 m3 per detik. Waduk tersebut juga mampu menampung total air sebanyak
20,4 juta m3 dan menyediakan air baku khususnya untuk wilayah Semarang Barat sebanyak
1050 liter per detik. Ada pun potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 1,5 MW
yang bisa menunjang operasional waduk.
Bangunan waduk baru itu memiliki tinggi 74 meter, panjang puncak 200 meter, dan lebar
puncak 10 meter. Dana yang dihabiskan untuk membangun waduk Jatibarang dan bangunan
perlengkapannya mencapai Rp 655 miliar bantuan dari JICA, Jepang.
http://news.liputan6.com/read/2045894/dibangun-waduk-jatibarang-siap-redam-banjir-semarang
Warga Semarang Akhirnya Punya Waduk Jatibarang 06 Mei 2014 14:48 SU Herdjoko Lingkungan dibaca: 3
Antara /
Proyek Waduk Jatibarang di Kota Semarang, Jateng.
Semarang kini jadi kota yang komplit: punya gunung, sungai, waduk,
lembah, hingga laut.
SEMARANG – Kota Semarang kini berbangga karena punya waduk. Bendungan
raksasa itu menampung aliran Sungai Kreo yang pada 1973, 1988, 1990, dan 1993
mengirim banjir besar ke wilayah Kota Semarang. Banjir bandang 1990, misalnya,
menewaskan 47 warga Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dari pengalaman pahit itulah maka Waduk Jatibarang dibangun di hulu sungai, di
kawasan Dusun Talun Kacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, di wilayah
pegunungan. Dengan adanya waduk itu, maka Semarang memang kota yang
komplit. Kota yang memiliki gunung, sungai, waduk, lembah, hingga laut.
Waduk itu berdaya tampung 20,4 juta meter kubik air secara keseluruhan. Bila
dihitung daya tampung bersih masih sekitar 13,6 juta meter kubik. Menteri
Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan pengisian awal waduk, Senin (5/5).
Tapi bukan serta-merta waduk langsung terisi dengan cepat. Untuk bisa mengisi
waduk hingga mencapai elevasi muka air normal pada elevasi 149,3 meter, butuh
waktu tujuh bulan pada musim kemarau. Artinya, air baru bisa terlihat melimpah
ruah di waduk itu kira-kita pada November 2014 nanti.
Peresmian pengisian awal waduk itu dihadiri juga para pejabat penting seperti
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Semarang Hedrar Prihadi, mantan
Gubernur Jateng Bibit Waluyo, dan Kepala Balai Besar Waduk dan Sungai Pemali-
Juwana, Iman Santoso.
"Bertolak dari pengalaman banjir itulah maka Kementerian Pekerjaan Umum
menggagas pembangunan waduk ini. Waduk Jatibarang akhirnya menjadi waduk
serbaguna. Dananya mendapat pinjaman dari Pemerintah Jepang," kata Djoko.
Cadangan Air Baku
Sementara itu, Kepala Balai Besar Waduk dan Sungai Pemali-Juwana, Iman Santoso
menjelaskan, Waduk Jatibarang didesain dengan debit air 170 meter kubik per detik
untuk mengurangi dampak banjir di Kota Semarang. Volume puncak aliran air Sungai
Kreo sekitar 270 meter kubik per detik (pada musim hujan). Waduk ini akan
menampung air Sungai Kreo dan hanya mengalirkan sebanyak 100 meter kubik per
detik ke arah hilir di Semarang bawah. Dengan demikian, bila musim hujan, debit air
yang mengalir ke bawah akan terkurangi sehingga tidak akan menimbulkan banjir.
"Selain ini waduk ini juga menyediakan air baku untuk Kota Semarang dengan debit
1.050 liter per detik. Waduk ini juga mampu menghasilkan potensi Pembangkit
Listrik Tenaga Mini Hidro sebesar 1,5 Megawatt. Yang penting lagi, adalah
meningkatkan kelestarian fungsi konservasi daerah aliran sungai Kali Garang dan
meningkatkan pariwisata Kota Semarang," kata Iman.
Gua Kreo
Bila air waduk penuh, di tengah waduk akan ada semacam pulau yang berisi hutan
alam dengan hunian 248 kera ekor panjang yang memang dilestarikan di sana. Di
pulau itulah ada Gua Kreo, yang merupakan peninggalan Sunan Kalijaga, wali
penyebar agama Islam yang mendirikan Masjid Demak pada abad ke-15.
Waduk itu dibangun di lahan seluas 189 hektare. Kawasan itu sebelumnya lebih
dikenal sebagai obye wisata religius Gua Kreo. Gua itu adalah tempat bertapa Sunan
Kalijaga. Sunan ini ketika akan membangun Masjid Demak, mencari bahan kayu jati
di kawasan ini,
Bertipe bendungan urugan batu berzona dengan tinggi pondasi 74 meter, elevasi
pubcaj 157 meter, panjang puncak 200 meter, lebar puncak 10 meter.
"Pembangunan Waduk Jatibarang berkaitan dengan normalisasi Kali Garang/ Kali
Banjir Kanal Barat yang dibangun dengan biaya Rp 316 miliar, dan rehabilitasi
Bendung Simongan senilai Rp 36 miliar," kata Iman.
Sebelum pembangunan waduk, aliran Sungai Kreo (yang akan dibandung) dialihkan
lebih dulu sehingga pembangunan waduk tidak terganggu genangan air. Pegalihan
itu dengan cara membangun terowongan pengelak (diversion tunner) sepanjang 421
meter dengan diameter 5,6 meter pada tahun 2010 dan selesai 2011. Setelah
terowongan selesai dibangun, dibuat juga bendung pengelak (coffer dam) sehingga
aliran sungai masuk ke terowongan pengelak.
Baru sesudah lokasi rencana pembangunan waduk terbebas dari aliran sungai,
waduk dikerjakn sejak bukan Agustus 2011 dan selesai Desember 2013.
Setelah seluruh waduk beserta bangunan pelengkap lainnya telah diselesai
dibangun, maka mulai proses pengisian waduk. Caranya dengan menutup
terowongan pengelak. Seluruh airan Sungai Kreo akan tertampung di dalam waduk.
Seluruh kegiatan sejak awal harus melibatkan para ahli untuk melakukan
pengamatan dan pemantauan instrumen yang telah terpasang.
Gubernur Ganjar Pranowo menyambut gembira dimulainya pengisian waduk itu.
"Selain pengendali banjir, waduk ini juga menjadi tujuan wisata. Yang tidak kalah
penting adalah juga sebagai penyedia bahan baku air untuk penduduk Kota
Semarang. Jangan lagi menyedot air tanah. Sebab, permukaan tanah di pinggiran
pantai turun sekitar 10-11 sentimeter setiap tahun. Di dalam kota turun 1 sentimeter
setiap tahun. Dengan adanya waduk, saya berharap kebutuhan air bisa dipasok dari
sini," kata Ganjar.
Sumber : Sinar Harapanhttp://sinarharapan.co/news/read/140506044/Warga-Semarang-Akhirnya-Punya-Waduk-Jatibarang-nbsp-
Senin, 05/05/2014 16:12 WIB
Waduk Jatibarang Mulai Difungsikan, Diharapkan Atasi Banjir SemarangAngling Adhitya Purbaya - detikNews
Halaman 1 dari 2
Semarang - Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meresmikan waduk Jatibarang Semarang dengan simbolis melakukan pengisian awal atau impounding. Dengan mulai difungsikannya waduk tersebut, diharapkan banjir di Kota Semarang akan bisa diatasi.
Djoko Kirmanto mengatakan, pembangunan waduk Jatibarang di Semarang didasari oleh bencana banjir besar yang melanda kota Semarang pada tahuun 1973, 1988, 1990, dan 1993. Pada tahun
1992 - 1993 master plan pembuatan waduk serba guna yang dialiri air dari sungai kreo.
"Pada tahun 1990 korban jiwa mencapai 47 orang. Pemerintah Jawa Tengah kemudian bertekad dan membuat master plan tahun 1992-1993," kata Djoko dalam sambutannya pada acara Pengisian Awal Waduk Jatibarang dan Memperingati Hari Air Dunia XXII di Waduk Jatibarang Semarang, Senin (5/5/2014).
Sebelum pembangunan waduk yang terletak di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati itu dimulai, dilakukan pengalihan aliran sungai kreo sehingga lokasi di Pembangunan Bendungan terbebas dari genangan air sungai. Pengalihan dilakukan dengan membuat terwongan pengelak (Diverdion tunnel) sepanjang 421 meter dengan diameter 5,6 meter di mana konstruksi dimulai tahun 2010 dan selesai 2011, setelah itu dibuat bendungan pengelak (coffer dam) sehingga air masuk ke dalam terowongan.
Setelah lokasi bendungan bebas dari aliran air sungai, pembangunan mulai dilakukan bulan Agustus 2011 lalu dan selesai bulan Desember 2013. Berikutnya dilakukan penutupan terowongan pengelak jika bendungan dan bangunan pelengkap selesai.
Pengisian awal waduk adalah proses yang sangat menentukan dalam pembangunan bendungan karena merupakan tahap uji perilaku bendungan. Pengisian waduk di musim kemarau diperkirakan memerlukan waktu sekitar tujuh bulan untuk mencapai elevasi air normal yaitu pada elv 149,3 meter.
Waduk Jatibarang nantinya akan mengurangi banjir khususnya di Semarang tengah dengan desain banjir 170 m3 per detik. Waduk tersebut juga mampu menampung total air sebanyak 20,4 juta m3 dan menyediakan air baku khususnya untuk wilayah Semarang Barat sebanyak 1.050 liter per detik. Ada pun potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 1,5 MW yang bisa menunjang operasional waduk.Next
Halaman 1 2
Next
NEXT »
Peta Kawasan Bendungan Jatibarang Kota Semarang
10:39 AM Data Geospasial No comments
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meresmikan waduk Jatibarang Semarang dengan simbolis melakukan pengisian awal atau impounding di Waduk Jatibarang dan Memperingati Hari Air Dunia XXII di Waduk Jatibarang Semarang, Senin (5/5/2014). Sebelum pembangunan waduk yang terletak di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati itu dimulai, dilakukan pengalihan aliran sungai kreo sehingga lokasi di Pembangunan Bendungan terbebas dari genangan air sungai. Pengalihan dilakukan dengan membuat terwongan pengelak (Diverdion tunnel) sepanjang 421 meter dengan diameter 5,6 meter di mana konstruksi dimulai tahun 2010 dan selesai 2011, setelah itu dibuat bendungan pengelak (coffer dam) sehingga air masuk ke dalam terowong.Setelah lokasi bendungan bebas dari aliran air sungai, pembangunan mulai dilakukan bulan Agustus 2011 lalu dan selesai bulan Desember 2013. Berikutnya dilakukan penutupan terowongan pengelak jika bendungan dan bangunan pelengkap selesai.
(Angling Adhitya Purbaya)
(View Dari Bendungan)
(View Dari Jembatan Goa Kreo)
Kebetulan kemarin baru maen-maen kesitu, yaudah bikin aja postingnya. Pada postingan ini bukan saya akan membahas desain kontruksi dari bendungan Waduk Jatibarang . Karena memang saya bukan anak teknik sipil. Saya hanya berbagi sedikit informasi yang berhubungan dengan ilmu saya di bidang geodesi, yaitu pemetaan kawasan dan SIG.
Peta Situasi Bendungan Waduk Jatibarang Kota Semarang :
Musibah banjir yang sering terjadi belakangan ini merupakan tantangan bagi kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah Kota Semarang yang dialiri beberapa sungai besar merupakan wilayah yang rawan terkena banjir. Salah satu penyebab banjir adalah meluapnya air dari sungai pada waktu musim hujan yang menyebabkan daerah disekitar sungai tergenang, seperti banjir bandang yang pernah terjadi di Kota Semarang akibat meluapnya Sungai Garang yang terjadi pada Januari 1990. Sebagai upaya untuk melakukan pencegahan terhadap banjir kedepan serta upaya pengendalian daya rusak air yang diamanahkan oleh UU No. 7 tahun 2004, Pemerintah Kota Semarang menyetujui rencana pembangunan Waduk Jatibarang, yang proses pembangunannya sampai sekarang ini sudah selesai. Pembangunan waduk tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi bencana banjir. Waduk tersebut digunakan untuk mengatur debit air yang keluar menuju Sungai Sungai Banjir Kanal Barat sehingga diharapkan mampu untuk mencegah terjadinya banjir.
( Genangan Rob yang terjadi di Jalan Lingkar Utara Kota Semarang )
(Kejadian banjir Sungai Beringin di Pantura ( Kendal - Semarang) Semarang Barat)
Pembangunan Waduk Jatibarang meliputi lokasi tempat dimana waduk dibangun (dam
axis), areal genangan, sabuk hijau (green belt) dan jalan penghubung (access road) yang
terletak di 4 (empat) kelurahan dalam 2 (dua) kecamatan sebagai berikut:
1. Kelurahan Kedungpane : Kecamatan Mijen
2. Kelurahan Jatibarang : Kecamatan Mijen
3. Kelurahan Kandri : Kecamatan Gunungpati
4. Kelurahan Jatirejo : Kecamatan Gunungpati.
Dalam areal waduk khususnya di Kelurahan Kandri terdapat kawasan wisata “Goa Kreo”. Berdasarkan perhitungan para staff ahli genangan tertinggi tidak akan menggenangi objek utama kawasan wisata ini. 28 Sungai utama yang dibendung untuk keperluan Waduk Jatibarang adalah Kali Kreo. Waduk (dam axiz) membendung Kali Kreo di Dusun Talun Kacang, Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati atau tepatnya disebelah utara lokasi wisata Goa Kreo.
(Master Plan Bendungan Waduk Jatibarang)
(Master Plan Bendungan Waduk Jatibarang)
View Bendungan Waduk Jatibarang Dari Google Earth
Berdasarkan masterplan rencana pembangunan Waduk Jatibarang, tujuan pembangunan
Waduk Jatibarang adalah
1) mengurangi kerusakan akibat banjir di sepanjang Sungai Garang/Banjir Kanal Barat
2) mengembalikan potensi sumber air untuk memenuhi kebutuhan air baku, khususnya
wilayah Semarang bagian barat
3) mengurangi kerusakan akibat intrusi, amblesan dan genangan air rob di sebagian Kota
Semarang bagian bawah
4) memperbaiki kualitas lingkungan di sepanjang sungai dan daerah permukiman
5) meningkatkan kelestarian fungsi konservasi di daerah hulu Sungai Garang dan Sungai
Kreo.
Berdasarkan analisis hidrologi yang dilakukan CTI Engineering International Co., Ltd (konsultan yang menangani studi pembangunan Waduk Jatibarang) terkait dengan fungsi waduk sebagai pengendali banjir, dihasilkan bahwa dengan debit banjir rencana kala ulang
50 tahun, debit banjir di hilir Sungai Garang (Sungai Banjir Kanal Barat) adalah sebesar 970 m3/s pada kondisi tidak terdapat Waduk Jatibarang. Jika dibandingkan dengan debit banjir setelah terdapat Waduk Jatibarang, terjadi penurunan debit menjadi 740 m3/s. Secara matematis dapat diketahui seberapa besar kontribusi pembangunan Waduk Jatibarang tersebut dalam mengurangi debit banjir.
Peta Master Plan Drainase Kota Semarang
http://yoghaken.blogspot.com/2014/05/peta-kawasan-bendungan-jatibarang-kota.html