1
INVENTARISASI JENIS MOLUSCA DI MANGROVE INFORMATION CENTRE TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI BALI1
THE INVENTORY OF MOLLUSC SPECIES IN MANGROVE INFORMATION CENTRE
NGURAH RAI MANGROVE PARK (TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI) BALI
Ni Made Suartini1,2, Sudaryanto1, Ni Wayan Sudatri1
1Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana 2 Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis moluska di Mangrove Information Centre Taman Hutan raya Ngurah Rai Bali dan juga untuk mengetahui kesamaan jenis moluska pada mangrove alami dan mangrove hasil reboisasi di daerah tersebut. Sampel diambil dengan membuat kwadrat 1mx1m dengan tiga kali ulangan. Sampel juga diambil dengan observasi yaitu mengambil moluska yang melekat pada pohon mangrove dan pada substrat di luar kwadrat. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan morfologi kemudian dibandingkan dengan buku acuan Jutting (1952), Jutting (1956), Butot (1955), Dharma (1988) dan Dharma (1992). Tujuh belas jenis moluska ditemukan di mangrove information centre. Kesamaan moluska yang ditemukan di mangrove alami dan mangrove hasil reboisasi menunjukkan bahwa program reboisasi berhasil mendukung kehidupan moluska di daerah tersebut. Kata-kata kunci: moluska, mangrove alami, mangrove hasil reboisasi
ABSTRACT
The research was conducted to investigate the Mollusc species in Mangrove Information Centre Ngurah Rai Mangrove Park (Taman Hutan Raya Ngurah Rai), Bali and also to investigate the similarity of Mollusc in natural mangrove and mangrove planting program area. Samples of Mollusc were taken on low tide in five stations on 1 x 1 squared metres sampling plots with three replicates. Samples were also taken through observing and taking Mollusc attached on to mangroves threes, as well as on those outside sampling plots. Identification was used Jutting (1952), Jutting (1956), Butot (1955), Dharma (1988) and Dharma (1992). The result showed that seventeen species of Mollusc in Mangrove
Information Centre. The similarity of species in natural mangrove and mangrove planting programs area indicated that mangrove planting programs had been successfully supporting the life of Mollusc in the area. Key words : Species, mollusc, natural mangrove, mangrove planting programs
PENDAHULUAN
Hutan mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan untuk
menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropis yang didominasi oleh
beberapa jenis pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai
kemampuan untuk tumbuh di perairan asin (Nybakken, 1992). Berbagai fauna baik
vertebrata dan invertebrata dapat ditemukan di daerah hutan mangrove, salah satunya
adalah Molusca. Keberadaan Molusca merupakan salah satu mata rantai dari rantai
makanan di ekosistem tersebut.
2
Perkiraan luas hutan mangrove di dunia berbeda-beda begitu juga halnya
dengan perkiraan luas hutan mangrove di Indonesia. Arisandi (2007) menyatakan
bahwa luas kawasan hutan mangrove di Indonesia sekitar 3.700.000 Ha yaitu 24%
dari luas hutan mangrove dunia sedangkan menurut Pramudji (2003), luas kawasan
hutan mangrove di Indonesia adalah sekitar 4.251.060 Ha. Lebih lanjut disebutkan
bahwa pada umumnya kondisi hutan mangrove di Indonesia cukup memprihatinkan
karena beralih fungsinya hutan mangrove tersebut menjadi lahan pertambakan, seperti
kawasan hutan mangrove di Teluk Mandar Sulawesi Selatan.
Di propinsi Bali, terdapat 703.407 Ha hutan mangrove (Hachinohe dkk., 1998).
Pengelolaan kawasan mangrove di kota Denpasar diserahkan kepada Taman Hutan
Raya (Tahura) Ngurah Rai (Anonim, 2004; Trisia dan Hiroyuki, 2003). Kawasan
Tahura sebagian besar merupakan kawasan hasil reboisasi yang sebelumnya
dipergunakan sebagai areal tambak dan pemukiman. Proyek reboisasi dimulai pada
tahun 1992 dan sekarang ini telah menghasilkan suatu kawasan yang diharapkan
dapat mengembalikan fungsi fisik, ekologis dan juga untuk pendidikan (Anonim,
2004; Trisia dan Hiroyuki, 2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Molusca sekaligus
mengetahui kesamaan jenis Molusca yang terdapat di mangrove alami dan mangrove
hasil reboisasi di Mangrove Information Centre Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali
yang selanjutnya dapat memberikan gambaran keberhasilan reboisasi ditinjau dari
fungsinya sebagai habitat Molusca.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di kawasan Mangrove Information Centre Taman
Hutan Raya Ngurah Rai Denpasar Bali.
Metode Pengambilan Sampel
Sampel Molusca diambil di hutan mangrove alami dan hasil reboisasi. Pada
setiap hutan mangrove tersebut ditentukan lima titik pengambilan sampel yang
selanjutnya disebut stasiun penelitian.. Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut
dengan membuat kuadran ukuran 1mx1m, masing-masing dilakukan pengulangan
sebanyak tiga kali. Pengambilan sampel juga dilakukan dengan mengamati dan
3
mengambil Molusca yang melekat pada pohon mangrove untuk mengetahui jenis-
jenis yang hidup di pohon mangrove serta yang terdapat di luar kwadran yang dibuat
untuk mengetahui kemungkinan jenis lain yang hidup di sedimen hutan mangrove
Pemilahan
Setelah pengambilan sampel, dilakukan pemilahan yang bertujuan untuk memisahkan
Molusca yang terambil bersama substratnya. Pemilahan dilakukan dengan menaruh
sampel pada ember besar kemudian diisi air dan selanjutnya dilakukan penyaringan.
Setelah penyaringan, sisa substrat diamati dengan kaca pembesar atau di bawa ke
laboratorium dan diperiksa dibawah mikroskup untuk menghindari terbuangnya
Molusca dengan ukuran kecil yang terdapat pada substrat. Spesimen Molusca yang
diperoleh dari masing-masing titik pengambilan sampel, dimasukkan dalam botol
berisi aquades dan diberi kristal menthol secukupnya kemudian ditutup dan dibiarkan
semalam agar sebagian tubuh lunaknya menjulur keluar. Setelah itu aquades dibuang
dan diganti dengan alkohol 70% untuk pengawet. Pada setiap botol yang berisi
sampel Molusca, diberi label yang berisi keterangan lokasi pengambilan sampel.
Identifikasi
Untuk identifikasi jenis Molusca yang diperoleh digunakan buku panduan
lapangan pengenalan Molusca dari Jutting (1952), Jutting (1956), Butot (1955),
Dharma (1988), Dharma (1992).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Secara keseluruhan ditemukan sebanyak 17 jenis Molusca dari hasil penelitian
ini seperti tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis Molusca yang ditemukan di hutan mangrove alami dan reboisasi No. Nama Jenis Famili
1. Assiminaea brevicula Assiminaeidae 2. Cheritidea cingulata Potamididae 3. Terebralia sulcata Potamididae 4. Terebralia palustris Potamididae 5. Telescopium telescopium Potamididae 6. Cheritium kobelti Cerithiidae 7. Cheritium moniliferus Cerithiidae 8. Clypeomerus coralium Cerithiidae 9. Littorina scabra Linne Littorinidae 10. Littorina melanostoma Littorinidae
4
11. Littorina carinifera Littorinidae 12. Nerita planospira Neritidae 13. Nerita insulpta Neritidae 14. Nerita costata Neritidae 15. Lymnaea rubiginosa Lymnaeidae 16. Pomacea canaliculata Ampullariidae 17. Bellamya javanica Viviparidae
Tabel 2. Kepadatan (individu/m2) masing-masing jenis Molusca yang ditemukan di dalam kwadran di hutan mangrove alami dan reboisasi
Nama Jenis Mangrove Alami Mangrove Reboisasi
Total SI SII SIII SIV SV SI SII SIII SIV SV
Assiminaea brevicula 87 40 86 34 51 45 43 83 35 55 559 Cheritidea cingulata 33 28 16 22 5 5 21 23 17 19 189 Terebralia sulcata 4 4 24 3 8 6 2 5 6 10 72 Terebralia palustris 2 4 16 - - 2 4 2 - 8 38 Cheritium kobelti 3 - - - 12 - - - - 7 22 Cheritium moniliferus 2 12 14 10 - - 4 - 2 4 48 Clypeomerus coralium - - - 9 4 - 2 - 4 - 19
Total 131 88 156 78 80 58 76 113 64 103 947
Tabel 3. Jenis Molusca yang ditemukan di luar kwadran serta yang melekat pada pohon mangrove di hutan mangrove alami dan reboisasi
Nama Jenis Mangrove
Alami
Mengrove
Reboisasi
Tempat ditemukan
Terebralia sulcata √ √ melekat pada akar mangrove Terebralia palustris √ √ melekat pada akar mangrove Littorina scabra √ √ melekat pada akar mangrove Littorina melanostoma √ √ melekat pada akar mangrove Littorina carinifera √ √ melekat pada akar mangrove Nerita planospira √ √ melekat pada akar mangrove Nerita insulpta √ √ melekat pada akar mangrove Nerita costata √ √ melekat pada akar mangrove Telescopium telescopium √ √ di permukaan substrat Pomacea canaliculata √ √ di permukaan substrat Bellamya javanica √ √ di permukaan substrat Lymnaea rubiginosa √ √ di permukaan substrat
5
Pembahasan
Jenis-jenis Molusca yang ditemukan, semuanya termasuk dalam kelas
Gastropoda. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Arisandi pada tahun 2007 di
kawasan mangrove Morowali (Sulawesi Tengah) yang menemukan 16 jenis dari kelas
Gastropoda maka dapat dikatakan dalam penelitian ini ditemukan cukup banyak jenis
Moluska. Akan tetapi dapat dikatakan relatif sedikit bila dibandingkan dengan jumlah
jenis yang ditemukan di beberapa daerah mangrove lainnya di Indonesia. Di Pulau
Kongsi kepulauan Seribu ditemukan 29 jenis (Wahyuni, 2000), di daerah mangrove
Telaga Teluk Piru ditemukan 32 jenis (Manuputty, 1984), di ceram hutan mangrove
Elpaputih dan Wailalae Maluku ditemukan 20 jenis (Budiman, 1985).
Famili yang ditemukan dengan jumlah jenis terbanyak adalah famili
Potamididae yaitu empat jenis karena famili tersebut mampu beradaptasi di daerah
daerah hutan mangrove. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Arisandi (2007) yang
menyatakan bahwa famili Potamididae merupakan famili yang adaptif di daerah
mangrove.
Jenis-jenis Moluska yang ditemukan dalam penelitian ini semuanya dapat
ditemukan baik di mangrove alami maupun mangrove hasil reboisasi walaupun
jumlah individu tiap jenis yang diperoleh dari tiap kwadran tidak sama. Hal tersebut
menunjukkan bahwa wilayah mangrove yang merupakan hasil reboisasi berhasil
menyediakan kebutuhan hidup atau mendukung kehidupan fauna penghuni mangrove
yang dalam hal ini adalah molusca. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi pohon-
pohon mangrove yang merupakan hasil reboisasi cukup bagus sehingga bagian
substrat di bawahnya mendapat naungan yang memberikan kelembaban yang tinggi
serta tempat berlindung yang baik bagi kehidupan molusca.
Jumlah jenis yang diperoleh dari kwadran yang dibuat pada tiap stasiun,
terlihat berbeda baik di mangrove alami maupun reboisasi. Hal tersebut dapat
disebabkan karena pada masing-masing stasiun kondisi lingkungannya berbeda. Pada
stasiun I di mangrove alami, jumlah jenis yang ditemukan adalah paling banyak,
demikian juga halnya dengan di stasiun V mangrove reboisasi jumlah jenisnya juga
paling banyak. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena lingkungan di stasiun
tersebut lebih mendukung untuk kehidupan molusca karena dari hasil pengamatan,
kedua lokasi tersebut ternaungi oleh pohon-pohon bakau yang tumbuh di sana
6
sehingga kelembaban substrat/sedimen di bawahnya menjadi lebih tinggi. Pada
umumnya molusca menyukai tempat yang terlindung dan agak lembab.
Cheritidea cingulata dan Terebralia sulcata ditemukan pada setiap stasiun
penelitian, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Dharma (1988) yang menyatakan
bahwa kedua jenis tersebut merupakan jenis yang biasanya dapat ditemukan
melimpah di daerah mangrove.
Cheritium kobelti merupakan jenis yang paling sedikit ditemukan dan hanya
ditemukan pada stasiun yang lebih ke arah laut karena menurut Dharma (1988), jenis
tersebut merupakan penghuni laut dangkal, hal itupun hanya kadang-kadang
ditemukan. Ditemukannya jenis tersebut kemungkinan terbawa pada saat air laut
pasang naik.
Selain ditemukan di dalam kwadran, beberapa jenis molusca juga dapat
ditemukan di luar kwadran, disamping itu juga dapat ditemukan melekat pada akar
tanaman mangrove. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Dharma (1988), yang
menyatakan bahwa sebagian anggota Gastropoda yang hidup di daerah hutan
mangrove, ada yang hidup di atas tanah yang berlumpur atau tergenang airnya, ada
juga yang menempel pada akar atau batang tumbuhan mangrove bahkan ada yang
memanjatnya, misalnya dari genus Littorina, Cassidula, Cerithiidae dan yang lain.
Pernyataan tersebut juga mendukung ditemukannya genus Littorina yang hampir
semuanya ditemukan melekat pada akar tanaman mangrove dan tidak pernah
ditemukan pada sedimen hutan mangrove alami maupun hutan mangrove reboisasi.
Terebralia sulcata dan Terebralia palustris selain ditemukan pada substrat,
juga ditemukan pada akar mangrove karena pada umumnya kedua jenis tersebut
sering ditemukan menempel pada pohon mangrove (Dharma, 1988). Terebralia
palustris merupakan salah satu jenis yang mendominasi hutan mangrove di Pulau
Kongsi kepulauan Seribu (Wahyuni, 2000). Menurut Houbrick (1991) Terebralia
termasuk anggota subkelas Prosobranchia yang terdapat dalam jumlah besar dan
dominan pada permukaan substrat berlumpur di hutan mangrove.
Pomacea canaliculata atau gondang/keong murbei/keong mas merupakan
jenis yang ditemukan di luar kwadran. Jenis ini umumnya terdapat pada range
ekosistem yang luas seperti di danau, sungai, kolam bahkan di rawa (Ghesquiere,
2003) sehingga mendukung ditemukannya jenis tersebut di tempat penelitian. Lebih
lanjut disebutkan bahwa jenis tersebut mempunyai adaptasi yang baik dan juga
7
mampu memakan semua yang ada di lingkungan tempat hidupnya atau bersifat
polifagus. Selain itu, menurut Pennak (1989) substrat/sedimen hutan mangrove yang
berlumpur juga mendukung kehidupan jenis tersebut karena pada umumnya jenis
yang tergolong dalam famili Ampullariidae lebih menyukai substrat/sedimen
berlumpur.
Bellamya javanica sering disebut dengan nama tutut jawa juga merupakan
jenis yang ditemukan di permukaan sedimen di luar kwadran. Menurut Djajasasmita
(1999), jenis tersebut sering dijumpai di danau, kolam, sungai, saluran irigasi dan
daerah mangrove. Lebih lanjut disebutkan bahwa jenis tersebut menyukai substrat
berlumpur, sehingga dapat dikatakan bahwa daerah hutan mangrove di lokasi
penelitian dengan substrat berlumpur merupakan salah satu faktor lingkungan yang
dapat mendukung kehidupan jenis tersebut.
Lymnaea rubiginosa yang terkenal dengan nama onga jawa juga ditemukan di
lokasi penelitian walaupun jumlahnya tidak banyak karena pada umumnya jenis ini
menghuni perairan yang tergenang dan berarus lambat (Djajasasmita, 1999) dan
daerah hutan mangrove adalah merupakan daerah yang tergenang air pada saat pasang
dan dilihat dari arusnya juga lambat sehingga dapat mendukung untuk kehidupan
jenis tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Ditemukan sebanyak 17 jenis Molusca yang semuanya termasuk dalam kelas
Gastropoda.
2. Terdapat kesamaan jenis yang ditemukan baik di hutan mangrove alami maupun
reboisasi sehingga menunjukkan wilayah mangrove yang merupakan hasil
reboisasi berhasil menyediakan kebutuhan hidup atau mendukung kehidupan
molusca.
Saran
Perlunya kebijakan dalam pemanfaatan hutan mangrove secara umum
mengingat hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang dihuni oleh fauna
molusca yang mempunyai peran sangat penting dilihat dari segi ekologi, parasitologi
maupun ekonomi.
8
PUSTAKA
Anonim. 2004. Penanaman 15.000 Pohon Mangrove. Available at : http://www.bali.go.id/terkini/berita/pemerintahan/040224a.htm. opened : 25-02-2004
Arisandi,P. 2007. Mangrove Jawa Timur, Hutan Pantai yang terlupakan. Ecologycal Observation and Wetlands Conservation. Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah. Available at : http://www.ecoton.or.id/tulisanlengkap.php?id=1295 opened : 7-08-2007
Budiman, A. 1985. The Molluscan Fauna in Reef Associated Mangrove Forest in Elpaputih and Wailae, Ceram, Indonesia. Cost and Tidal Wetlands of the Australian Monsoon Region. A collection of Paper Presented at a Conference Held in Darwin, Australia. 251-258.
Butot LJM. 1955. The Mollusc Fauna of Panaitan (Prinseneiland). Land and
Frehwater Molluscs. Treubia 23 (1) : 69-135.
Djajasasmita M. 1999. Keong dan Kerang Sawah. Seri Panduan Lapangan. Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor.
Dharma 1988. Siput dan Kerang Indonesia I (Indonesian Shell). PT. Sarana Graha.
Jakarta. Dharma 1992. Siput dan Kerang Indonesia II (Indonesian Shell). PT. Sarana Graha.
Jakarta. Ghesquiere,S. 2003.Apple Snails (Ampullariidae).Ecology.
http://www.applesnails.net/content/ecology.php opened: 17-4- 2004
Hachinohe, H; Suko, O. dan Ida A. 1998. Manual Persemaian Mangrove: di Bali. The Development of Sustainable Mangrove Management Project. Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI dan JICA. Bali.
Houbrick, R.S. 1991. Systematic Review and Fungtional Morphology of the Mangrove Snails Terebralia and Telescopium (Potamididae : Prosobranchia). Malacologia. 33 (1-2):289-338.
Jutting BWSS. 1952. Systematic Studies on the Non-Marine Mollusca of the Indo-Australian Archipelago. III. Critical Revisions of the Javanese Pulmonate Land Snails of the Families Ellobidae to Limacidae, with an Appendix on Helicarionidae. Treubia 28 (2) : 259-477
Jutting BWSS. 1956. Systematic Studies on the Non-Marine Mollusca of the Indo-
Australian Archipelago. V. Critical Revision of the Javanese Freshwater Gastropods. Treubia 28 (2) : 259-477.
9
Manuputty, A.E.W., W. Dwiono., S.A.P., dan Rahayu,D.L. 1984. Studi Pendahuluan Komposisi Biota di Sekitar daerah mangrove Telaga Teluk Piru. Oseanologi di Indonesia. 18:63-77.
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Penerjemah Eidman
dkk. PT. Gramedia. Jakarta. Pennak RW. 1989. Fresh-Water Invertebrates of the United States. Protozoa to
Mollusca. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York. Pramudji. 2003. Keanekaragaman Flora Di Hutan Mangrove Kawasan Pesisir Teluk
Mandar, Polewali, Propinsi Sulawesi Selatan. Biota Vol. VIII (3): 135-142, Oktober 2003.
Trisia, O. and Hiroyuki, H. 2003. Study on Birds in the Mangrove Information Centre. Project Report. Mangrove Information Centre Project. Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI dan JICA. Bali.
Wahyuni, S.I., Prahoro, P dan Anthoni, S.P. 2000. Keanekaragaman Keong (Gastropoda) di Pulau Tikus dan Pulau Kongsi Kepulauan Seribu Jakarta. Balai Penelitian Perikanan Laut. 66-73.
10
Daftar riwayat hidup
1. Nama : Ni Made Suartini, SSi, MSi Pangkat/Gol/NIP : Penata Tk I/ III d/ 19711028 199702 2 001 Jabatan : Lektor
2. Tempat/Tgl Lahir : Muncan/ 28 Oktober 1971
3. Alamat : Kantor : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Udayana. Kampus Bukit Jimbaran. Rumah : Jl. Siulan Gang Soka No. 3 Denpasar
4. Pendidikan : Sarjana Biologi FMIPA Universitas Udayana (1995)
Pascasarjana Biologi Institut Pertanian Bogor (2005)
5. Pengalaman Mengajar dan Praktikum: Biologi Dasar Dasar Taksonomi Taksonomi Invertebrata Anatomi Hewan Invertebrata 6. Pengalaman Penelitian
a. Morfometri dan Karakteristik Fisik Tumisi (Amphidromus Pervesus) dari Kampus Universitas Udayana, Bukit Jimbaran (2003-2005)
b. Keanekaragaman Makrozoobentos dan Kajian Moluska di Danau Beratan dan Tamblingan, Bali (2005)
c. Makrozoobenthos Di Tukad Bausan, Desa Pererenan, Kabupaten Badung, Bali (2006)
d. Keanekaragaman Jenis Molusca di Mangrove Information Centre Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali (2007)
e. Jenis-Jenis Moluska Yang Cangkangnya Dijual Sebagai Souvenir di Pantai Nusa Dua, Bali (2008)
f. Inventarisasi Psocidae (Psocoptera:Insekta) sebagai Indikator Kerusakan Lingkungan di Nusa Penida dan Kawasan Bali Timur (2009)
7. Publikasi
11
a. Sudatri, N W, N.M. Suartini, A.A Raka Dalem. 2007. Morfometri dan Karakteristik Fisik Tumisi (Amphidromus Pervesus) dari Kampus Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. Ecothropic. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol II (2).
b. Suartini, N.M, N.W Sudatri, M.Pharmawati, A.A. G. Raka Dalem. 2010. Identifikasi Makrozoobenthos di Tukad Bausan, Desa Pererenan, Kabupaten, Bali. Ecothropic. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol. V (1).
c. Suartini, N.M., A.A.G.Raka Dalem., I.W.Sudatri. 2010. The Shell of Mollusc Sold as Souvenier on Beach Southern Part of Bali. Prosiding International Conference on Bioscience and Biotechnology Pave The Way for a Better Life. Diselenggarakan oleh UNUD.