BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relefan
1. Kajian Teori
a. Keaktifan Belajar Kimia
a.1. Hakikat Keaktifan
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat
berusaha, mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan
adalah kesibukan atau kegiatan. (Fajri dan Senja, 2004: 36). Dalam
mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan
dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani maupun rohani. Keaktifan
jasmani maupun rohani melliputi (1) keaktifan indra yaitu pendengaran,
penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan
ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam sumber pembelajaran yang
merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain
(Mulyasa.,2008:158).
a.2. Hakikat Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya (Sumiati &
Asra., 2007:38). Belajar menunjuk pada apa yang dilakukan seseorang
sebagai subyek yang menerima pelajaran (peserta didik).
7
8
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, meliputi pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dam lain-lain,
aspek yang ada pada individu. (Sudjana., 2009:28). Jadi belajar
merupakan proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya
latihan khusus. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya, atau dengan
kata lain ada perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Belajar
merupakan perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku
yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah
satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan.
a.3. Keaktifan Belajar Kimia
Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk.Kata
keaktifan juga bisa berarti dengan kegiatan dan kesibukan. Yang dimaksud
dengan keaktifan disini adalah bahwa pada waktu guru mengajar harus
mengusahakan agar peseta didik aktif jasmani maupun rohani. Keaktifan
jasmani dan rohani itu meliputi:(1) Keaktifan panca indera, (2) Keaktifan
akal,(3) Keaktifan ingatan, (4) Keaktifan emosi.
Dalam penelitian ini keaktifan peserta didik yang dimaksud oleh
peneliti, antara lain :(1) Merespon motivasi yang diberikan oleh guru.
(2). Membaca atau memahami masalah yang terdapat dalam lembar kerja
9
peserta didik (LKS) . (3) Menyelesaikan masalah atau menemukan
jawaban dan cara untuk menjawab.(4) Mengemukakan pendapat.
(5) Berdiskusi / bertanya antar peserta didik maupun guru.
(6) Mempresentasikan hasil kerja kelompok. (7) Merangkum materi
yang telah didiskusikan.
Dari keterangan di atas keaktifan belajar kimia diharapkan siswa
dapat aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
peneliti.
b. Hasil Belajar Kimia
b.1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu secara
keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
(Surya 2003:25). Jadi hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan
secara individu atau kelompok. Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya
proses pembelajaran perlu dilakukan penilaian atau evaluasi, sehingga
hasil belajar dapat diukur. Penilaian juga sebagai dasar untuk umpan balik
(feed back) dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Dalam Permendiknas No. 20 tahun 2007 disebutkan bahwa
penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
10
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik dan terprogram
dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan,
pengamatan kinerja pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas
proyek dan atau produk, portopolio dan penilaian diri, Penilaian hasil
belajar oleh pendidik disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik. Penilaian hasil belajar pada dasarnya
adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan
kriteria tertentu. (Sudjana., 2009:111).
Setiap individu yang belajar tentu akan berusaha agar mendapatkan
hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran
dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai minimal sama dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Hasil yang
diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.
Menurut Kingsley dalam Sudjana (2009:45) membagi tiga macam
hasil belajar, yaitu a) ketrampilan dan kebiasaan b) pengetahuan dan
pengertian; c) sikap dan cita-cita. Dimana masing-masing golonngan dapat
diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah, Nilai hasil
belajar biasanya dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat yang
menceritakan hasil yang sidah dicapai oleh setiap peserta didik pada
perioda tertentu.
11
b.2. Hasil Belajar Kimia
Hasil belajar Kimia juga merupakan perubahan perilaku individu
secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Jadi hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan secara
individu atau kelompok. Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya proses
pembelajaran perlu dilakukan penilaian atau evaluasi, sehingga hasil
belajar dapat diukur.
Setiap individu yang belajar tentu akan berusaha agar mendapatkan
hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran
dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai minimal sama dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dalam
penelitian ini berupa rata-rata nilai tugas dan nilai ulangan harian dengan
pencapaian KKM sebesar 75. Selain itu hasil belajar Kimia juga
diwujudkan dengan adanya pencapaian tingkat ketuntasan belajar secara
kalsikal sebesar 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai > 75.
c. Materi Hidrokarbon Dan Minyak Bumi
c.1. Pengertian Hidrokarbon
Dalam bidang Kimia, Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang
terdiri dari unsur atom Carbon (C) dan atom Hidrogen (H). Seluruh
hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hydrogen yang
berikatan dengan rantai tersebut. Senyawa hidrokarbon sampai saat ini
terdapat lebih kurang 2 juta senyawa hidrokarbon. Sifat senyawa-senyawa
12
hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan kovalen antar atom
karbon, oleh karena itu untuk memudahkan mempelajari senyawa
hidrokaron yang begitu banyak, para ahli melakukan penggolongan
hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan jenis ikatan kovalen antar atom
karbon, oleh karena itu untuk memudahkan mempelajari senyawa
hidrokarbon yang begitu bannyak para ahli melakukan penggolongan
hidrokarbon berdasarkan strukturmnya dan jenis ikatan kovalen antar atom
karbon. Berdasarkan bentuk rantai karbon, hidrokarbon digolongkan
menjadi tiga, yakni: a) hidrokarbon alifatik; alkana, alkena dan alkuna, b)
hidrokarbon alisiklik, c) hidrokarbon alisiklik dan c) hidrokarbon aromatic.
Berdasarkan jenis ikatan antar atom dibedakan a) hidrokarbon jenuh dan b)
hidrokarbon tak jenuh.
c.2.Identifikasi unsur C, H, dan O
Adanya unsure karbon dan hydrogen dalam sampel organic, secara
pasti dapat ditunjukan melalui cara kimia yaitu, dengan cara pembakaran.
Pembakaran sampel organic akan mengubah karbon C menjadi gas carbon
dioksida CO2 dan hydrogen menjadi H2O. Gas karbon dioksida dapat
dikenali berdasarkan sifatnya yang dapat megeruhkan air kapur, sedangkan
air dapat dikenali dengan kertas kobalt. Air mengubah kertas kobalt dari
biru menjadi merah muda (pink).
c.3. Kekhasan Atom Karbon
Atom Karbon Membentuk Empat Ikatan Kovalen
13
Karbon (6C) mempunyai konfigurasi electron sebagai berikut: 6C 2
4. Dalam SPU, karbon terletak pada golongan IVA dan perioda 2. Atom
karbon mempunyai 4 elektron terluar, sehingga memerlukan 4 elektron
lagi susunan elektronnya memenuhi kaidah octet (8 elektron terluar).
Atom C primer, sekunder, tersier
Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikatnya, atom karbon
dengan empat ikatan kovalen tunggal dibedakan atas atom karbon primer,
sekunder, tersier dan kuartener.
1. Atom karbon primer adalah atom karbon yang terikat langsung pada
satu atom karbon lainnya.
2. Atom karbon sekunder adalah atom karbon yang terikat langsung pada
dua atom karbon lainnya.
3. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang terikat langsung pada
tiga atom karbon lainnya.
4. Atom karbon primer adalah atom karbon yang terikat langsung pada
empat atom karbon lainnya.
2CH3 7CH3
1 │3 5 8 │ 9
CH3─ CH─CH2─CH─C─CH3
4 │ │10
6CH3 CH2
│ 11CH3
Atom karbon primer ditunjukkan oleh nomor 1, 2, 6, 7, 9, 11.
Atom karbon sekunder ditunjukkan oleh nomor 4, 10.
Atom karbon tersier ditunjukkan oleh nomor 3, 5.
14
Atom karbon kuartener ditunjukkan oleh nomor 8
c.4. Alkana, Alkena dan Alkuna
Tabel 2.1. Rumus umum senyawa hidrokarbon
Kelompok Senyawa
Rumus Umum
AlkanaAlkenaAlkuna
CnH2n+2
CnH2n
CnH2n-2
Senyawa hidrokarbon yaitu alkana, alkena dan alkuna mempunyai sifat
fisika yang mirip, yaitu tidak larut dalam air dan mempunyai massa jenis
lebih kecil dari air. Akan tetapi senyawa-senyawa ini mempunyai titik didih
dan wujud yang berbeda-beda. Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya?
1. Titik Didih Senyawa Hidrokarbon Dipengaruhi Massa Molekul
Relatifnya
Tabel 2.2. Sifat-sifat Fisis Senyawa Hidrokarbon
Senyawa Struktur Mr Wujud Titik Didih (oC)
Metana
Etana
Propana
n-butana
n-pentana
n-heksana
n-heptana
n-oktana
n-nonana
n dekana
CH3
CH3CH3
CH3CH2CH3
CH3CH2CH2CH3
CH3CH2CH2CH2CH3
CH3CH2CH2CH2CH2CH3
CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH3
CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3
CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3
CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3CH2CH3
16
30
44
58
72
86
100
112
126
140
Gas
Gas
Gas
Gas
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
-164
-89
-42
-0,5
36
69
98
126
151
174
15
2. Titik Didih Senyawa Hidrokarbon Dipengaruhi Bentuk Strukturnya
Senyawa-senyawa yang memiliki Mr sama,tetapi mempunyai struktur
yang berbeda, ternyata memiliki titik didih yang berbeda pula, sebagai contoh,
perhatikan tabel berikut.
Tabel 2.3. Hubungan Struktur Hidrokarbon dengan Titik Didih
Struktur Rumus Molekul Mr Jumlah RantaiBercabang
TitikDidih (oC)
H H H H H │ │ │ │ │H─C─C─C─C─C─H │ │ │ │ │ H H H H H
H H H H │ │ │ │ H─C─C─C─C─H │ │ │ │ H CH3H H
CH3
│CH3─C─CH3
│ CH3
C5H12
C5H12
C5H12
72
72
72
0
1
2
36
28
10
3. Hubungan antara Wujud Senyawa Hidrokarbon dan Jumlah Atom C
Senyawa metana, etana, propana dan n butana berwujud gas pada suhu
kamar. Adapun senyawa n pentana hingga n-nonana berwujud cair. Sedangkan
senyawa alkana yang mempunyai jumlah atom lebih dari 17 berwujud padat.
Bukan hanya alkana, kelompok senyawa hidrokarbon lainnya (alkena dan
alkuna) juga menunjukkan fenomena yang sama.
Perhatikan tabel sifat fisik alkena berikut.
Tabel 2.4. Hubungan Wujud Senyawa Alkena dengan Titik Didih
16
Senyawa
Alkena
Rumus Molekul Mr Sifat fisika
Titik Didih Wujud
Etena
Propena
1 butena
1 pentena
1 heksena
1 heptena
1 oktena
1 nonena
1 dekena
C2H4
C3H6
C4H8
C5H10
C6H12
C7H14
4C8H16
C9H18
C10H20
28
42
56
70
84
98
112
126
140
-103
-48
-6
30
64
93
121
146
171
Gas
Gas
Gas
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Perhatikan tabel sifat fisik alkuna berikut.
Tabel 2.5. Hubungan Wujud Senyawa Alkuna dengan Titik Didih
Senyawa
Alkuna
Rumus Molekul Mr Sifat fisika
Titik Didih Wujud
Etuna
Propuna
1 butuna
1 pentuna
1 heksuna
1 heptuna
1 oktuna
1 nonuna
1 dekuna
C2H2
C3H4
C4H6
C5H8
C6H10
C7H12
C8H14
C9H18
C10H18
26
40
54
68
82
96
110
124
138
-85
-23
8
40
71
100
126
151
174
Gas
Gas
Gas
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Dalam kelompok senyawa hidrokarbon dikenal istilah isomer. Isomer
terdiri dari isomer struktur dan isomer ruang. Isomer struktur adalah kelompok
17
senyawa yang mempunyai Mr sama, tetapi berbeda strukturnya. Isomer
struktur meliputi struktur meliputi isomer kerangka (isomer rantai), isomer
tempat (isomer posisi) dan isomer fungsi. Sementara itu isomer ruang meliputi
isomer geometri (isomer cis trans) dan isomer optik.
1. Isomer pada Alkana
Alkana hanya mempunyai isomer kerangka. Isomer kerangka adalah
kelompok senyawa yang memiliki Mr sama, tetapi berbeda kerangka
karbonnya.
Contoh : C4H10 CH3─CH2─CH2─CH3 n butana
CH3─CH─CH3 2 metil propana │ CH3
C5H12 CH3─CH2─CH2─CH2─CH3 n pentana
CH3─CH─CH2─CH3 2 metil butana │ CH3
CH3
│ CH3─CH─CH3 2,2 dimetil butana │ CH3
2.Isomer pada Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang dapat memiliki kelima jenis
isomer. Akan tetapi, isomer alkena yang dibahas adalah isomer rangka, isomer
posisi dan isomer geometris.
a. Isomer Rangka pada alkena disebabkan oleh kerangka karbon yang berbeda.
Selain itu, isomer rangka pada alkena harus memiliki nomor ikatan rangkap
yang sama.
18
CH2═CH─CH2─CH3 1 butena dan CH2═C─CH3 2 metil 1 propena │ CH3
b. Isomer Posisi
Isomer posisi adalah kelompok senyawa isomer yang disebabkan oleh
perbedaan posisi ikatan rangkap pada rantai karbon.
Contoh; CH2═CH─CH2─CH3 1 butena dan CH3─CH═CH─CH3 2 butena
c. Isomer Geometris
Isomer geometris pada alkena adalah kelompok senyawa isomer yang
disebabkan oleh perbedaan letak geometris dari gugus yang terikat pada
atom C berikatan rangkap.
3.Isomer pada Alkuna
Pada alkuna terdapat tiga jenis isomer, yaitu isomer kerangka,
isomer posisi dan isomer fungsi. Penyebab isomer kerangka dan isomer
posisi pada alkuna sama seperti yang terjadi pada alkena.
a Isomer Posisi
Contoh; CH≡C─CH2─CH3 1 butuna dan CH3─C≡C─CH3 2 butuna
b. Isomer Rangka
CH≡C─CH2─CH2─ CH3 dan CH3─ CH─C≡CH 1 pentuna │ 2 metil 1 butuna
CH3
19
1. Reaksi Kimia pada Alkana
Sifat kimia senyawa hidrokarbon berkaitan dengan jenis ikatannya.
Senyawa alkana dapat mengalami reaksi pembakaran, substitusi dan
eliminasi.
Contoh reaksi pembakaran alkana
2C2H6 + 7O2 →4CO2 + 6H2O Contoh reaksi eliminasi alkana:
C2H6 → CH2═CH2 + H2
Contoh reaksi substitusi
C2H6 + Cl2 → C2H5Cl + HCl
2. Reaksi Kimia pada Alkena
Contoh reaksi pembakaran alkena
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Contoh reaksi adisi alkena
C2H4 + H2 → C3H6 3. Reaksi Kimia pada Alkuna
Seperti halnya pada hidrokarbon, alkena, hidrokarbon alkuna juga
dapat mengalami reaksi pembakaran dan reaksi adisi.
Contoh reaksi pembakaran alkuna
2C2H2 + 5O2 → 4CO2 +2H2O Contoh reaksi adisi alkuna
CH≡CH + Cl2 CH═CH │ │ Cl Cl
20
c.5. Minyak Bumi
Menurut teori “Dupleks”. Minyak bumi merupakan hasil pelapukan
jasad renik yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang telah mati dan
terpendam dalam lapisan kulit bumi karena pengaruh suhu dan tekanan
tinggi yang berlangsung jutaan tahun.
Komponen minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa
hidrokarbon yang terdiri atas :
1. Golongan Alifatik, yaitu golongan alkana, baik rantai lurus maupun
bercabang. Alkana rantai lurus merupakan komponen utama penyusun
minyak bumi. Contoh:
CH3 ─CH2 ─CH2 ─CH2 ─CH2 ─CH2 ─CH3 n heptana
CH3
│CH3 ─C ─CH2 ─CH2 ─CH3 2,2,4 trimetil pentana │ CH3
2. Golongan alisiklik, yaitu golongan sikloalkana (alkana rantai tertutup)
CH2 ─CH─CH3 metil siklopentana│ │CH2 CH2
\ / CH2
3. Golongan aromatic, yaitu golongan benzene
CH2 CH2
/ \\ / \\ H2C CH2 H2C CH─CH3
║ │ ║ │ H2C CH2 H2C CH2
\ // \ // CH2 CH2
Benzena Metil Benzena (toluene)
21
Pengolahan Minyak Bumi
1) Tahap Pertama, komponen minyak bumi dipisahkan dengan cara destilasi
bertingkat. Destilasi bertingkat adalah penyulingan serta pengembunan
kembali berbagai macam cairan berdasarkan titik didih yang beerbeda-
beda.
2) Tahap kedua merupakan tahap lanjutan dari proses destilasi
1. Perangkahan (cracking), dilakukan untuk merubah struktur kimia
senyawa- senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi. Perengkahan
dilakukan dengan pemecahan hidrokarbon rantai panjang menjadi
hidrokarbon rantai pendek.
2. Reforming, adalah perubahan struktur dari hidrokrbon rantai lurus
menjadi bercabang. Proses ini dapat untuk meningkatkan mutu bensin,
3. Polimerisasi, adalah penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi
molekul besar dan lebih kompleks.
4. Treating, adalah proses penghilangan zat pengotor pada minyak bumi
dengan menambahkan NaOH atau dengan hidrogenasi.
5. Kristalisasi, adalah proses zat tak berdasarkan perbedaan titik cairnya,
misalnya solar yang bercampur dengan lilin, untuk memisahkan lilin
dilakukan kristalisasi.
Bensin
Untuk menentukan kualitas bensin digunakan bilangan oktan yaitu bilangan
yang menunjukkan jumlah iso okatana dalam bensin standar. Bensin standar
22
yaitu bensin yang dibuat dari campuran senyawa senyawa n heptana dan iso
oktana (2,2,4 tri metil pentana).
CH3─ CH2─ CH2─ CH2─ CH2─ CH2─ CH3 n heptana
CH3CH3
│ │ H3C─C ─ CH─CH2─ CH3 2,2,3 trimetil pentana │ CH3
Bensin dengan bilangan oktan 85 berarti bensin tersebut memiliki effisiens
pembakaran setara dengan bensin standar yang tersusun dari 85% iso oktana
dan 15% n heptana.
Bensin yang dihasilkan dari destilasi bertingkat pada umumnya memiliki
bilangan oktan kurang dari 80. Oleh karena itu bensin perlu dinaikkan
bilangan oktannya dengan menambahkan TEL (tetra ethyl lead) atau
Pb(C2H5 )4.
Agar sisa pembakaran yang timbul tidak mengendap pada mesin
ditambahkan senyawa 1,2 dibromo etana (C2H4Br2 ) yang berfungsi
mengikat timbal (PbBr2) yang mudah menguap dan keluar bersama-sama
asap knalpot. Senyawa timbal ini akan mencemari udara karena beracun
yang dapat merusak otak.
Untuk menghindari dihasilkan polutan senyawa timbal, maka TEL diganti
dengan MTBE (metyl tertiery buthyl ether).
CH3
│CH3─C─O─CH3 Metyl tertiery buthyl ether MTBE │ CH3
23
Berdasarkan bilangan oktan, bensin digolongkan menjadi 3, yaitu Premium
bilangan oktan 85, Pertamax bilangan oktan 92, dan Pertamax Plus bilangan
oktan 95.
d. Media Power Point
d.1. Hakekat Media
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau
pengentar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk dalam
bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga
organisasi yang memberikan batasan mengenai pengert ian media.
Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:
(1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977); (2)
Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk
teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969); (3) Alat untuk memberikan
perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs,1970); (4)
Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran
pesan (AECT, 1977); (5) Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne,1970);(6) Segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar
(Miarso, 1989).
24
d.2. Hakekat Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu
bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika
program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu
akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Adapun tujuan penggunaan media pembelajaran adalah: (1) Agar
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan
tepat dan berdaya guna. (2) Untuk mempermudah bagi guru / pendidik
dalam menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3) Untuk
mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima materi yang
disampaikan oleh guru. (4) Untuk dapat mendorong keinginan anak didik
untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan
yang disampaikan oleh guru. (5) Untuk menghindari salah pengertian atau
salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi
yang disampaikan oleh guru.
Menurut anonimos (2007, tanpa halaman) manfaat medi
pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Media pembelajaran dapat menarik
dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang
disajikan. (2) Media pembelajaran dapat menmgatasi perbedaan pengalaman
belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi. (3) Media
25
pembelajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman
belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain. (4) Media pembelajaran dapat
membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang
mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misalnya
menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa
rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film
tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan. (5)
Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk
berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan. (6)
Media pembelajaran dapat mengurangi adanya verbalisme.
Jenis-jenis media pembelajaran, menurut Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidkan Nasional (2008:8-9) banyak cara
diungkapkan untuk mengidentifikasi media serta mengklasifikasikan
karakteristik fisik, sifat. kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut control
pada pemakai. Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsure
pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets dalam Direktorat
Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidkan Nasional (2008:8-9), ada 7 (tujuh) klasifikasi media yaitu:(1)
Media audio visual gerak seperti film suara, pita video, film televise. (2)
Media audio visual diam, seperti film rangkai suara, dsb. (3) Audio semi
gerak seperti tulisan jauh bersuara. (4) Media visual bergerak,seperti vilm
bisu. (5) Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, microphone, slide
26
bisu. (6) Media audio, seperti radio, telepon, pita audio. (7) Media cetak
seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
d.3. Media Power Point
Power Point adalah salah satu Soft ware yang dirancang khusus
untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah
dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak
membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data
storage). Power Point dapat digunakan melaui beberapa t ipe penggunaan :
(1) Personal Presentation, pada umumnya Power Point digunakan untuk
presentasi dalam Classical learning. Seperti kuliah, training, seminar,
workshop, dll. Pada penyajian ini Power point sebagai alat bantu bagi
instruktur / guru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan
media Power Point. Dalam hal ini kontrol pembelajaran terletak pada guru
atau instruktur. (2) Stand Alone: pada penyajian ini, Power Point dapat
dirancang khusus untuk pembelajaran individu yang bersifat interaktif,
meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun Power Point
mampu menampilkan feed back yang sudah deprogram. (3) Web Based:
pada pola ini Power Point dapat diformat menjadi file web (html) sehingga
program yang muncul berupa browser yang dapat menampilkan internet.
Hal ini ditunjang dengan adanya fasillitas dari Power Point untuk
mempublish hasil pekerjaan yang dibuat sendiri menjadi web. Selain itu
beberapa pengembang multimedia telah membuat software-software yang
dapat mengubah file Power Point menjadi file exe atau swf. Sehingga
27
dengan ekstensi tersebut program presentasi dapat aman dari penjiblakan
dan manipulasi karena tidak dapat dimodifikasi dan ukuran file yang lebih
kecil.
e. Pembelajaran Kooperatif
e.1. Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat
juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memilliki arti yang
sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah
banyak dikembangkan berbagai macam pembelajaran dari yang sederhana
sampai model yang agak komplek dan rumit karena memerlukan banyak
alat bantu dalam penerapannya.
Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus
diantaranya adalah: (1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangannya. (2) Landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar. (3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. (4) Lingkungan belajar
yang diperlukan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan model
pembelajaran menurut Kardi dan Nur adala llima model pembelajaran yang
dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu pembelajaran
langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah,
diskusi, dan learning stategi.
28
Sebagai seorang guru harus memilih model pembelajaran yang
tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran,
guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran
serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran
dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat
pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut
Sardiman A.M. (2004:165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu
mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memilki arti yang
luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu mengasai
ketrampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran,
menjelaskan, menvariasi media, bertanya, member pengauatan, dan
sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan stategi, teori belajar dan
pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pendapat
serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan bahwa
guru harus memiliki kompetensi mengajar, merencanakan pembelajaran,
dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan
guru dalam mengajar.
Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik
yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang
berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-model pembelajaran/.
29
e.2.. Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang
dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur
kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional.
(Rustaman et al.,2003:206).
Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning
merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok
atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan
atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif
diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002:14). Hubungan kerja seperti itu
memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat
dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan
kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain
selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong
royong, yaitu: (1) Saling ketergantungan positif. (2) Tanggung jawab
perseorangan. (3) Tatap muka. (4)Komunikasi antar anggota. (5). Evaluasi
proses kelompok.
30
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya: (1) Siswa bekerja
dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis. (2) Anggota-
anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan
rendah, sedang, dan tinggi. (3) Jika memungkinkan, masing-masing anggota
kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin. (4) Sistem
penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang
harus ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu: (1) Forming
(pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk
kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma. (2)
Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina
hubungan kerja sama diantara anggota kelompok. (3) Formating
(perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan
pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari,
merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan
penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan. (4) Fermenting
(penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang
pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih
banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh
kesimpulan. http://www.sd-binatalenta.com/arsipartikel/artikel_ina.pdf.
Tujuan yang penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi.
31
Ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana
banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang
saling bergantung satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya
semakin beragam (Ibrahim,dkk,2000:9). Sedangkan menurut Linda Lungren
(1994:120) dalam (Ibrahim,dkk.,2000:18) ada beberapa manfaat
pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan berprestasi belajar yang rendah,
yaitu: (1) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. (2) Rasa harga diri
menjadi lebih tinggi. (3) Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah. (4)
Memperbaiki kehadiran . (5) Angka putus sekolah menjadi rendah. (6)
Penererimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar. (7) Perilaku
mengganggu menjadi lebih kecil. (8) Konflik antar pribadi berkurang. (9)
Sikap apatis berkurang. (10) Pemahaman yang lebih mendalam. (11)
Motivasi lebih besar. (12) Hasil belajar lebih tinggi. (13) Retensi lebih lama.
(14) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.Jadi
Pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusuia belajar
dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil
membantu siswa belajar ketrampilan social yang penting, sementara itu
secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan ketrampilan
berpikir logis. (http://aadesanjaya.blogspot.com2011/01.pembelajaran-
kooperatif-tipejigsaw.html
32
2. Hasil Penelitian Yang Relefan
2.1. Desi11 Dosen FKIP Universitas Sriwijaya e-mail:[email protected]
“Peningkatan Multimedia Dalam Pembelajaran Kimia SMA Negeri 10
Palembang. Keaktifan siswa dalam belajar dapat dillihat dari
keikutsertaannya dalam melaksakan tugas belajarnya. Keaktifan siswa dalam
belajar dapat berwujud perilaku-perilaku yang muncul dalam proses
pembelajaran, seperti perhatian terhadap ulasan materi pelajaran, respon
terhadap suatu masalah dalam pembelajaran, dan kedisiplinam dalam
mengikuti pembelajaran. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan keaktifan siswa melalui penggunaan multimedia dalam
pembelajaran kimia. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa yang
meningkat dari 58,59% pada pertemuan pertama menjadi 72,51% pada
pertemuan kedua.
2.2.Harsidi Side, 2009, “Penggunaan Media Animasi dalam Model
Pembelajaran Langsung Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII3 SMP
Negeri 13 Makassar”, Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. Aktivitas siswa seperti
mendengarkan penjelasan guru, bertanya, menjawab atau menanggapi
pertanyaan, menulis materi penting, bekerja sama dalam kelompok, membaca
buku paket atau materi, mengalami peningkatan persentase dari setiap siklus .
Dari hasil penellitian ini disimpulkan bahwa penggunaan media animasi
dalam model pembelajaran langsung meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIII3 SMP Negeri 13 Makassar, dari nilai rata-rata 70,32 menjadi 76,34.
33
B. Kerangka Berfikir
Berikut adalah gambaran singkat penelitian tindakan kelas
peningkatan keaktifan dan hasil belajar kimia materi hidrokarbon dan minyak
bumi melalui pembelajaran koperatif berbantuan media power point,
GURU SISWA
KONVENSIONAL PASIF
Hasil Belajar Rendah
Gambar 2.1.Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan
KONDISIAWAL
KONDISI
Diduga melaluipembelajaran kooperatif dapat meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Hidrokarbon dan Minyak bagi siswa kelas X7 semester 2 SMAN 1 Kedungwuni
TINDAKAN PEMBELEJARAN
KOOPERATIF
SIKLUS 1 Pembelajaran Kooperatif 3 Kelompok Besar Terdiri dari 11 atau 12 siswa
SIKLUS 2 Pembelajaran Kooperatif 6 Kelompok Kecil Terdiri dari 5 atau 6 siswa
34
Berdasarkan kerangka pikir dan tinjauan pustaka diatas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut.
1. Melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat
meningkatkan keaktifan belajar kimia materi hidrokarbon dan minyak bumi
bagi siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun 2012/2013.
2. Melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media power point dapat
meningkatkan prestasi belajar kimia materi hidrokarbon dan minyak bumi bagi
siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun 2012/2013.