MAKALAH KONSEP CARING DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
“ Nursing as Informed Caring for the Well-Being of Others “
Disusun Oleh :
Nur Annisa Fitri I1B110005
Sri Untari I1B110004
Tony Cahyono adipura I1B110015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2010/20
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT Sang Penguasa sekalian alam yang maha pengasih dan maha penyayang. Shalawat serta
salam senantasa terarah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemimpin para Nabi saya serta
umat-umat, keluarga serta sahabat sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
dengan judul ”KONSEP CARING”.
Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah
konsep dasar keperawatan (KDK). Dalam penyusunan makalah ini terdapat kesulitan dan
hambatan. Berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, kami selaku penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Rina Anggraini I.S, S.Kep, Ns selaku dosen
pembimbing mata kuliah konsep dasar keperawatan. Kami selaku Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun ke arah perbaikan dikemudian hari. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan semua. Akhir kata semoga
Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
A. Latar Belakang............................................................................
B. Tujuan Penulisan.........................................................................
C. Metode Penulisan........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................
A. Pengertian....................................................................................
B. Etiologi........................................................................................
C. Tanda dan Gejala.........................................................................
D. Patofisiologi................................................................................
E. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................
F. Penatalaksanaan..........................................................................
G. Komplikasi .................................................................................
BAB III ASKEP......................................................................................
BAB IV KESIMPULAN.........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu interaksi antara perawat dan klien, perawat dan
profesional kesehatan lain. Proses interaksi manusia terjadi melalui komunikasi : verbal dan
non verbal, tertulis dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana. Komunikasi diantara
manusia menyampaikan pikiran, ide, perasaan dan informasi. Agar perawat efektif dalam
berinteraksi, mereka harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik.
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai pemberian atau pertukaran informasi dengan cara
verbal atau tertulis. Kozier dan rekan (2000) mendefinisikan komunikasi sebagai “Suatu
proses dua arah yang meliputi pengiriman dan penerimaan pesan”. Sherman (1994)
mendefinisikan komunikasi sebagai berbagai pengalaman dan berbagai perasaan dan emosi.
Konsep ini ditemukan pada komunikasi efektif. Perawat yang berkomunikasi secara efektif
lebih mampu membina hubungan yang berhasil antara diri mereka sendiri dan orang lain,
termasuk klien dan keluarga serta komponen masyarakat lainnya. Komunikasi yang efektif
juga dapat mencegah banyak kesalahan yang menyebabkan insiden legal yang berkaitan
dengan praktik keperawatan.Ciri Komunikasi yang efektif itu salah satunya adalah jika
didalamnya terdapat sikap atau perilaku “Caring” perawat yang profesional terhadap klien
atau keluarga dan orang lainnya. Sehingga tercipta hubungan yang baik antara perawat dan
klien.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting
terutama dalam praktik keperawatan. Konsep caring pun mengalami perkembangan yang
pesat.
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner
(1989), menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa
¾ pelayanan kesehatan adalah caring sedangkan ¼ adalah curing. Jika perawat sebagai suatu
kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam di rumah sakit lebih menekankan caring
sebagai pusat dan aspek yang dominan dalam pelayanannya maka tak dapat disangkal lagi
bahwa perawat akan membuat suatu perbedaan yang besar antara caring dan curing (Marriner
A-Tomey, 1998). Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah bahwa kebanyakan perawat
terlibat secara aktif dan memusatkan diri pada fenomena medik seperti cara diagnostik dan
cara pengobatan. (Wiyana, 2008)
B. TujuanPenulisan
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kan kesabaran saja. Sebagai profesi utuh, perawat harus punya “body of
knowledge” yang spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktek
keperawatan ke profesian yang didasari motivasi altruistik, punya standar kompetensi dan
kode etik profesi. Dalam makalah ini di bahas bagaimana komunikasi seorang perawat
melalui “Caring” atau kepedulian mereka terhadap klien, keluarga serta profesi lainnya.
Komunikasi yang dilakukan dengan baik dapat memberikan hubungan yang baik serta
mempermudah dalam proses penyembuhan. Sehingga diharapkan pelayanan keperawatan
akan lebih bermutu. Serta setiap perawat dapat menerapkan “caring” dalam aplikasinya
dalam merawat klien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi & Teori Caring
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau
menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan.
Rubenfeld (1999), mendefinisikan “Caring” : memberikan asuhan , dukungan
emosional pada klien, keluarga dan kerabatnya secara verbal maupun non verbal. Jean
Watson (1985), “Caring” merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan
dan meningkatkan martabat manusia.
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam
keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik .
Human care merupakan hal yang mendasar dalam teori caring. Menurut Pasquali
dan Arnold (1989) serta Watson (1979), human care terdiri dari upaya untuk melindungi,
meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang
lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain
untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri .
Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa
caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima
asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh .
Lebih lanjut Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi
pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga
memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah hati. Sedangkan Sobel
mendefinisikan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain. Artinya
memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang
berpikir, bertindak dan berperasaan. Caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral)
sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian
terhadap kesehatan pasien, yang mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai
seorang manusia, bukan malah melakukan tindakan amoral pada saat melakukan tugas
pendampingan perawatan. Caring juga sebagai suatu affect yang digambarkan sebagai suatu
emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada
dalam diri setiap perawat supaya mereka bisa merawat pasien .
Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan
kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan
semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan.
Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all,
1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Caring
menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan
sosial. Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai
lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan asuhan, perawat
menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu
berada disamping klien, dan bersikap caring sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele,
Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999). Para perawat dapat diminta untuk merawat,
namun tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring .
Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati
perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan
perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya,
setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan kepada
klien .
Beberapa ahli merumuskan konsep caring dalam beberapa teori. Menurut Watson,
ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah
1. caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara interpersonal,
2. caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu
memenuhi kebutuhan manusia atau klien,
3. caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga,
4. caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja
namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya,
5. lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan
seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya sendiri,
6. caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan antara
pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna
dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit,
7. caring merupakan inti dari keperawatan (Julia,1995).
B. Aspek Caring
Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah sebuah perilaku perawatan yang
didasari dari beberapa aspek diantaranya :
1) human altruistic (mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan),
2) Menanamkan kepercayaan-harapan,
3) Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain,
4) Pengembangan bantuan dan hubungan saling percaya,
(5) meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negatif,
(6) sistematis dalam metode pemecahan masalah
(7) Pengembangan pendidikan dan pengetahuan interpersonal,
(8) meningkatkan dukungan, perlindungan mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan
spiritual
(9) Senang membantu kebutuhan manusia,
(10) menghargai kekuatan eksistensial-phenomenologikal. (Watson, 1979).
C.Variabel yang mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan
Untuk membangun pribadi Caring, perawat dituntut memiliki pengetahuan tentang
manusia, aspek tumbuh kembang, respon terhadap lingkungan yang terus berubah,
keterbatasan dan kekuatan serta kebutuhan-kebutuhan manusia. Bukan berarti kalau
pengetahuan perawat tentang Caring meningkat akan menyokong perubahan perilaku
perawat.Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat
dalam merawat pasien. Secara teoriti ada tiga kelokmpok variabel yang mempengaruhi
kinerja tenaga kesehatan diantaranya variabel individu, variabel organisasi dan psikologis.
a. Variabel Individu
Menurut Gibson(1987) yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan
ketrampilan, latar belakang dan demografi. Variable psikologi merupakan persepsi, sikap,
kepribadian, belajar dan motivasi. Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan, sumber
daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan. Dengan demikian membangun pribadi Caring
perawat harus menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan individu melalui peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan caring.
b. Variabel Organisasi
Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan pengembangan, imbalan
atau yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya effektive leadership
dalam keperawatan. Peran organisasi(rumah sakit) adalah menciptakan iklim kerja yang
kondusif dalam keperawatan melalui kepemmpinan yang efektif, perencanaan jenjang
karir perawat yang terstruktur, pengembangan system remunerasi yang seimbang dan
berbagai bentuk pencapaian kepuasan kerja perawat. Karena itu semua dapat berdampak
pada meningkatnya motivasi dan kinerja perawat dalam caring.
Tidak mudah merubah perilaku seseorang dalam waktu yang singkat. Apakah orang yang
lulus pendidikan tinggi melalui pendidikan berlanjut menjadi baik perilaku caring nya ?
Apakah dengan iklim organisasi yang baik tiba-tiba seseorang perawat akan lebih Caring.
Bukan pekerjaan yang mudah untuk merubah perilaku seseorang. Yang terbaik adalah
membentuk Caring perawat sejak dini, yaitu sejak berada dalam pendidikan. Artinya
peran pendidikan dalam membangun caring perawat sangat penting. Dalam penyusunan
kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan unsur caring dalam setiap
mata kuliah.
b. Variabel Psikologis
Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen membantu
orang lain dan berbagai unsur caring yang lain harus ada dalam pendidikan perawatan.
Andaikata pada saat rekruitmen sudah ada system yang bisa menemukan bagaimana sikap
caring calon mahasiswa keperawatan itu akan membuat perbedaan yang mendasar antara
perawat sekarang dan yang akan datang dalam perilaku caring – nya. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam setiap
kontak dengan pasien. Pada akhirnya mutu asuhan keperawatan diharapkan akan terjamin
dengan peningkatan periaku caring perawat.
D.Faktor Carative Caring
Jean Watson merupakan penggagas teori yang banyak mempengaruhi pendekatan
keperawatan dan meletakkan dasar humanisme pada keseluruhan aspek bidang kajian
keperawatan. Konsep yang dikemukakan tentang esensi manusia dengan keutuhan dan sifat-
sifat kemanusiaannya serta esensi caring menjadi fondasi bagaimana seharusnya perawat
memperlakukan manusia lain (termasuk pasien/klien) dan diri sendiri. Watson meyakini
praktik caring sangatlah penting untuk keperawatan, ini adalah fokus pemersatu untuk
praktik. Dua asumsi utama yang mendasari nilai perawatan manusia dalam keperawatan :
1. Care and love merupakan energi fisik dasar dan universal
2. Care dan love adalah syarat untuk kelangsungan hidup kita dan makanan untuk
kemanusiaan
Intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia disebut faktor
Carative, yang mestinya menjadi pembentuk perilaku caring yaitu :
Watson juga menekankan dalam sikap caring ini harus tercermin sepuluh faktor karatif yang
berasal dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar. Faktor karatif
membantu perawat untuk menghargai manusia dari dimensi pekerjaan perawat, kehidupan,
dan dari pengalaman nyata berinteraksi dengan orang lain sehingga tercapai kepuasan dalam
melayani dan membantu klien. Sepuluh faktor karatif tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistic.
Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien.
Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan
pendidikan kesehatan pada klien.
2 Memberikan kepercayaan-harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan
asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku
klien dalam mencari pertolongan kesehatan
3 Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain.
Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat
menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya.
Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu
turut merasakan apa yang dialami klien. Sehingga karakter yang diperlukan dalam
faktor ini antara lain adalah kongruen, empati, dan kehangatan.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat
memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.
6. Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan.
Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan
asuhan kepada klien.
7. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri,
menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan
personal klien.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung.
Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap
kesehatan dan kondisi penyakit klien.
9. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi.Perawat perlu
mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar
perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.
10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan diri
dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seorang klien perlu
dihadapkan pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah
agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri (Julia,
1995).
Dari kesepuluh faktor karatif tersebut, Watson merumuskan tiga faktor karatif yang
menjadi filosofi dasar dari konsep caring. Tiga faktor karatif tersebut adalah: pembentukan
sistem nilai humanistik dan altruistik, memberikan harapan dan kepercayaan, serta
menumbuhkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain (Julia, 1995).Kesepuluh faktor
karatif di atas perlu selalu dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat
tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain
itu, melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami
diri sebelum memahami orang lain (Nurahmah, 2006).
Lima C dari Caring, Roach (1984) :
1. Compassion (Kasih sayang)
2. Competence (Kompetensi)
3. Conscience (Kesadaran)
4. Confidence (Kepercayaan)
5. Commitment (Komitmen)
E. Karakteristik dan Komponen Caring
Dalam mewujudkan asuhan keperawatan bermutu diperlukan beberapa komponen
yang harus dilaksanakan oleh tim keperwatan yaitu :
(1) Terlihat sikap caring ketika harus memberikan asuhan keperawatan kepada klien
(2) Adanya hubungan perawat - klien yang terapeutik
(3) Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain
(4) Kemampun dalam memenuhi kebutuhan klien
(5) Kegiatan jaminan mutu (quality assurance).
Karakteristik “Caring”Menurut Wolf dan Barnum (1998) :
1. Mendengar dengan perhatian
2. Memberi rasa nyaman
3. Berkata Jujur
4. Memiliki kesabaran
5. Bertanggung jawab
6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
7. Memberi sentuhan
8. Memajukan sensitifitas
9. Menunjukan rasa hormat pada klien
10. Memanggil klien dengan namanya
Sedangkan menurut Meyer (1971) komponen utama “Caring” adalah :
a. Pengetahuan
b. Kesabaran
c. Kejujuran
d.Kepercayaan
e. Kerendahan Hati
f. Harapan
g. Keberanian
Madeleine Leinigner (1991) menyatakan bahwa “perawatan manusia adalah intisar
keperawatan dan nyata, dimensi pusat dan koheren, yang pada akhirna menjadi fokus utama
kita. Merawat, menembus dan memelihara jaringan hidup keperawatan. Perawat makin
menjadi ‘penulis kreatif’ bagi hidupnya sendiri, sebuah kehidupan yang tinggal dalam
hubungan dan penghubung dan saling menghubungkan dengan orang lain. ‘Caring’ adalah
cara keperawatan. Hal ini bagaimanapun perlu dijabarkan untuk mendapatkan kejelasan.
Pelajar keperawatan perlu menggal secara dalam untuk menemukan nilai yang tersimpan, arti
pribadi dari keperawatan yang akan berlanjut menjadi pemeliharaan hubungan pendekatan
yang dalam dengan orang lain, itulah keperawatan, komitmen merawat itu harus membuat
kontribusi pokok yang jelas dari perawat untuk memberikan perawatan kesehatan pada
individu, keluarga dan komunitas pada saat ini dan masa yang akan datang. (Basford, 2006)
Care sebagai sebuah ide moralCare adalah semangat, tindakan penting dari inti
keperawatan, kekuatan yang menyatakan, proses dinamik dan intisari struktural. Care adalah
nilai, caring adalah sebuah kebaikan. Mayerhoff (1971) memberikan informasi yang
berhubungan dengan nilai care. Dalam konteks kehidupan manusia, caring sebagai salah satu
cara mengatur nilai-nilainya yang lain dan aktivitas sekitarnya. Bila pengaturan ini
komprehensif, karena keterlibatan caring-nya terdapat stabilitas dasar dalam kehidupannya.
Dengan melayani caring, seseorang manusia hidup dalam kehidupan sendiri yang berarti.
Carper (1979) “Caring sebagai nilai profesional dan nilai pribadi adalah pusat penting dalam
memberikan standar normatif yang mengatur tindakan dan sikap kita untuk care kepada
siapa. Dalam suatu dunia ketika ada kesepakatan yang besar tentang kesendirian, nyeri,
penderitaan, kesakitan, dan tragedi ketika itu pula kebutuhan care menjadi penting.
Kita harus secara serius bercermin pada apa yang kita inginkan dan apa yang kita cari. Dan
ini adalah dasar dari caring kita. Berdasarkan Greene (1990) caring adalah dasar keberadaan
etik. Ia menyatakan bahwa “Praktek yang digambarkan dalam pelayanan manusia harus
dimulai dari kesadaran terhadap situasi, khususnya perasaan dan kepedulia. Harapannya
adalah bahwa makin dan makin banyak praktisi akan berespons terhadap pentingnya caring
imperatif dan berpikir apa artinya memilih diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan
kebutuhannya.Olsen (1993) “baik caring dan keadilan berbicara tentang rasa moral kebaikan
kita”. Mungkin saja tidak ada kebaikan yang tidak dapat mensintesis kedua konsep tersebut,
memahami dan menghormati orang lain adalah penting dalam tugas ini. Ini mengikuti bahwa
faktor yang lebih luas atau dasar seorang menggunakan care terhadap orang lain, orang lain
akan lebih care.
F. Membangun pribadi Caring
Untuk membangun pribadi Caring, perawat dituntut memiliki pengetahuan tentang manusia,
aspek tumbuh kembang, respon terhadap lingkungan yang terus berubah, keterbatasan dan
kekuatan serta kebutuhan-kebutuhan manusia. Bukan berarti kalau pengetahuan perawat
tentang Caring meningkat akan menyokong perubahan perilaku perawat.
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam
merawat pasien. Secara teoritik ada tiga kelokmpok variabel yang mempengaruhi kinerja
tenaga kesehatan diantaranya:
a. Variabel Individu
b. Variabel Psikologis
b. Variabel Organisasi.
Menurut Gibson(1987) yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan ketrampilan,
latar belakang dan demografi. Variable psikologi merupakan persepsi, sikap, kepribadian,
belajar dan motivasi. Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan, sumber daya, imbalan
struktur dan desain pekerjaan. Dengan demikian membangun pribadi Caring perawat harus
menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan individu melalui peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan caring. Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan
pengembangan, imbalan atau yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya
effektive leadership dalam keperawatan. Peran organisasi(rumah sakit) adalah menciptakan
iklim kerja yang kondusif dalam keperawatan melalui kepemmpinan yang efektif,
perencanaan jenjang karir perawat yang terstruktur, pengembangan system remunerasi yang
seimbang dan berbagai bentuk pencapaian kepuasan kerja perawat. Karena itu semua dapat
berdampak pada meningkatnya motivasi dan kinerja perawat dalam caring.
Akan tetapi tidak mudah merubah perilaku seseorang dalam waktu yang singkat. Bukan
pekerjaan yang mudah untuk merubah perilaku seseorang. Yang terbaik adalah membentuk
Caring perawat sejak dini, yaitu sejak berada dalam pendidikan. Artinya peran pendidikan
dalam membangun caring perawat sangat penting. Dalam penyusunan kurikulum pendidikan
perawatan harus selalu memasukkan unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada
humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur
caring yang lain harus ada dalam pendidikan perawatan. Andaikata pada saat rekruitmen
sudah ada system yang bisa menemukan bagaimana sikap caring calon mahasiswa
keperawatan itu akan membuat perbedaan yang mendasar antara perawat sekarang dan yang
akan datang dalam perilaku caring – nya.
Kesipulan
Kesimpulan
1. Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien. Secara teoriti ada tiga kelokmpok variabel yang mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan diantaranya variabel individu, variabel organisasi dan psikologis. Menurut Gibson(1987) yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografi. Variable psikologi merupakan persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan, sumber daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan. Dengan demikian membangun pribadi Caring perawat harus menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan individu melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caring. Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan pengembangan, imbalan atau yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya effektive leadership dalam keperawatan. Peran organisasi(rumah sakit) adalah menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam keperawatan melalui kepemmpinan yang efektif, perencanaan jenjang karir perawat yang terstruktur, pengembangan system remunerasi yang seimbang dan berbagai bentuk pencapaian kepuasan kerja perawat. Karena itu semua dapat berdampak pada meningkatnya motivasi dan kinerja perawat dalam caring.
2. Untuk menjadi perawat yang profesional dan bermutu,perawat harus memiliki caring yang baik.Menurut Orlando ada lima konsep utama yang perlu diperhatikan untuk menjadi perawat yang profesional,yaitu: fungsi perawat profesional,mengenal perilaku pasien,respon internal atau kesegaraan,disiplin proses keperawatan serta kemajuan/peningkatan.