27
PENTINGNYA ERGONOMI DI TEMPAT KERJA Alfi,Afrizal,Nuraini,Reza,Silvester,Wulan Program Studi Teknik Elektro-D3 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,Fakultas teknik Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang aspek manusia dalam kerja yaitu ditinjau secara anatomi, fidiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan produk. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia ditempat kerja, dirumah dan ditempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya. Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika, fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri. Selain itu ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, sinesis, evaluasi proses kerja dan produk bagi wiraswastawan, manajer, pemerintah, militer, dosen, dan mahasiswa Kata kunci : Ergonomi PENDAHULUAN Semakin pesatnya perkembangan teknologi seperti sekarang ini telah merubah merubah pola fikir manusia dari pemikiran primitive menjadi pola pikir modern. Karena pesatnya teknologi seperti sekarang ini sehingga teknologi menjadi kebutuhan pokok manusia terutama untuk dapat membantu pekerjaan mereka. Artinya

Pentingnya ergonomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pentingnya ergonomi

PENTINGNYA ERGONOMI DI TEMPAT KERJAAlfi,Afrizal,Nuraini,Reza,Silvester,Wulan

Program Studi Teknik Elektro-D3

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,Fakultas teknik

Universitas Negeri Yogyakarta

AbstrakErgonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang

aspek manusia dalam kerja yaitu ditinjau secara anatomi, fidiologi,

psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan produk.

Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi efisiensi, kesehatan,

keselamatan, dan kenyamanan manusia ditempat kerja, dirumah dan

ditempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem

dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi

dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan

manusianya.

Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga

digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya.

Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika,

fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri. Selain itu

ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, psikologi,

perancangan, analisis, sinesis, evaluasi proses kerja dan produk bagi

wiraswastawan, manajer, pemerintah, militer, dosen, dan mahasiswa

Kata kunci : Ergonomi

PENDAHULUANSemakin pesatnya perkembangan teknologi seperti sekarang ini

telah merubah merubah pola fikir manusia dari pemikiran primitive menjadi

pola pikir modern. Karena pesatnya teknologi seperti sekarang ini sehingga

teknologi menjadi kebutuhan pokok manusia terutama untuk dapat

membantu pekerjaan mereka. Artinya peralatan dan teknologi merupakan

penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk

berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu, disisi lain akan terjadi dampak

negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang

mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi dan tidak

akan ada risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai

risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja.

Page 2: Pentingnya ergonomi

Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja

yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus

dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja,

proses kerja, dan lingkungan kerja.

Secara umum ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia dalam

usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya. Dari

sebuah sumber menunjukan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang

dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan

ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja

meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan

efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic di segala

bidang kegiatan adalah suatu keharusan. Secara umum penerapan

ergonomic dapat dilakukan di mana saja, baik di lingkungan rumah,

perjalanan, lingkunan social maupun di lingkungan tempat kerja. Ergonomi

dapat diterapkan kapan saja dalam putaran 24 jam dalam sehari semalam,

sehingga baik pada saat bekerja, istirahat, maupun dalam berinteraksi

social kita dapat melakukan dengan sehat, aman dan nyaman. Setiap

komponen masyarakat pekerja maupun masyarakat social harus

menerapkan ergonomic dalam upaya menciptakan kenyamanan,

kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.

Untuk menerapkan ergonomic secara benar dan tepat, maka kita harus

mempelajari dan memahami ergonomi secara detail. Dalam penerapan

ergonomi diperlukan suatu seni, agar apa yang akan diterapkan dapat

diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang besar

kepadanya.

Pengalaman empiris menunjukkan bahwa pencapaian kinerja

manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi

telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan

kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah

lulus audit sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa “without

ergonomics, safety management is not enough”. Sangat disayangkan

apabila ergonomi sering disalah-artikan dan hanya dikaitkan dengan aspek

kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh manusia.

Akibatnya, aplikasi ergonomi masih belum dianggap penting, terutama di

perusahaan – perusahaan di Indonesia, sehingga banyak sekali rancangan

Page 3: Pentingnya ergonomi

sistem kerja yang tidak ergonomi. Hal ini terlihat dari ketidaksesuaian

antara pekerja dengan cara kerja, mesin, atau alat kerja yang dipakai,

lingkungan tempat kerja, atau menyangkut pengaturan beban kerja yang

tidak optimal.

KAJIAN PUSTAKA1. Pengertian Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahas Latin yaitu “Ergon (Kerja)” dan

“Nomos(Hukum Alam)”. Ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia

dalam usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya

(Nurmianto,2004). Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi

untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang

digunakan baik dalam berativitas maupun istirahat dengan kemampuan

dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas

hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka,2004).

Dari pengertian ergonomi yang telah dipaparkan oleh beberapa

penulis dapat disimpulkan bahwa ergonomi merupakan ilmu yang

membahas tentang kenyamanan dilingkungan kerja sehingga dengan

adanya kenyamanan dapat tercipta nya lingkungan kera yang baik.

Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga

digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya.

Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika,

fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri

2. Tujuan ErgonomiSecara umum tujuan ergonomi adalah :

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya

pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban

kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas

kontrak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat

guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu

usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c. Menciptakan keseimbangan rasional antra berbagai aspek yaitu

aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem

Page 4: Pentingnya ergonomi

kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas

hidup yang tinggi.

3. Manfaat ErgonomiManfaat pelaksanaan ergonomi :

a. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri

pekerja dan kinerja   pekerja.

b. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja.

c. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan

pekerja saat bekerja.

d. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan

kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja..

e. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk

meningkatkan produktivitas.

f.  Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja.

g. Meningkatkan faktor keselamatan kerja.

h. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan

kesejahteraan untuk individu dan institus

4. Prinsip ErgonomiMemahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap

tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus

mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam

menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah

ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:

Bekerja dalam posisi atau postur normal;

Mengurangi beban berlebihan;

Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;

Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;

Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;

Minimalisasi gerakan statis;

Minimalisasikan titik beban;

Mencakup jarak ruang;

Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;

Page 5: Pentingnya ergonomi

Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;

Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;

Mengurangi stres.

5. Jenis-jenis Ergonomi Jenis-jenis ergonomi yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif,

ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain

yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan

ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan

suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.

a. Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,

anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang

berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam

ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material,

gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan

dan kesehatan.

b. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia,

termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai

akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem.

Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain ;

beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-

computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.

c. Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem

sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses.

Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ;

komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu kerja,

timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur

organisasi dan organisasi virtual

d. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,

kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi

lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.

Page 6: Pentingnya ergonomi

PEMBAHASAN1. Pentingnya Ergonomi di Industri

Dari pengalaman menunjukan bahwa setiap aktivitas atau

pekerjaan yang dilakukan apabila tidak ergonomis akan mengakibatkan

banyak ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat

kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan

efisiensi daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomi disegala

bidang kegiatan adalah suatu keharusan.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dibutuhkan beberapa

konsep seperti:

Efektif : bekerja dengan efektif sehingga target terpenuhi

Nyaman : pekerja tidak gampang lelah

Aman : timbul rasa aman dan tidak was-was dalam bekerja

Sehat : kondisi dimana karyawan merasa tidak sakit

Efisien : bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang

sedikit mungkin.

Konsep efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien sangat

berkaiatan dengan ergonomi untuk menciptakan metode, lingkungan dan

peralatan kerja yang mampu menstimulasi kosep tersebut sesuai dengan

pekerjaan. Jadi konsep tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai

dalam implementasi ergonomi. Konsep ini tidak hanya dirasakan oleh fisik

pekerja tetapi juga dapat dirasakan secara psikologis juga. Tubuh manusia

apabila dibebani kerja secara terus menerus (dalam keadaan statis) akan

menimbulkan rasa lelah dan bisa jadi berkembang menjadi rasa nyeri pada

bagian tubuh tertentu.

Pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan

untuk mengalami beberapa keluhan antara lain :

1.Algias: penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur

tubuhnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome pada

pembawa barang, pengantar barang & penerjun payung.

2.Osteo articulardeiatins: scoliosis pada pemain violin & operator

pekerja bangku, bungkuk (kifosis) pada buuh pelabuhan dan

pembawa/pemikul keranjang, datarnya telapak kaki pada para

penunggu, pembuat roti dan pemangkas rambut.

Page 7: Pentingnya ergonomi

3.Rasa nyeri pada otot dan tendon: rusaknya tendon achiles bagi

para penari, tendon para ekstensor panjang bagi para drummer,

tenosynovitis pada pemoles kaca, pemain piano dan tukang kayu.

4.Iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar bagi para pengemudi

kendaraan, tukang kunci, tukang pande besi, reparasi arloji,

enjilidan buku, pemotong kaca, dan pengendara sepeda.

Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD

(Cummulative Trauma Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak

teratur. Gejala ini muncul karena terkumpulnya kerusakan kecil akibat

trauma berulang yang membentuk kerusakan cukup besar untuk

menimbulkan rasa sakit.

Trauma pada jaringan timbul karena:

Overexertion: Proses penggunaan yang berlebihan.

Overstretching: Proses peregangan yang berlebihan.

Overcompression: Proses penekanan yang berlebihan.

Contoh-contoh dari CTD:

Tendinitis (tendon yang meradang & nyeri).

Rotator Cuff Tendinitis (satu atau lebih RCT pd bahu

meradang).

Tenosynovitis (pembengkakan pada tendon & sarung tendon).

Carpal Tunnel Syndrome

Epicondylitis (peradangan pada tendon di siku).

White finger (pembuluh darah di jari rusak).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut diatas

yaitu:

1. Lingkungan kerja

2. Penerangan/cahaya

3. Temperatur/suhu udara

4. Kelembaban

5. Sirkulasi udara

6. Musik

7. Kebisingan

8. Keamanan

9. Getaran mekanis

Page 8: Pentingnya ergonomi

10. Bau tidak sedap

11. Tata warna

12. Dekorasi

Pencegahan terhadap kelelahan akibat kerja:

Menggunakan secara benar waktu istirahat kerja.

Melakukan koordinasi yang baik antara pimpinan dan

karyawan.

Mengusahakan kondisi lingkungan kerja sehat, aman,

nyaman dan selamat.

Mengusahakan sarana kerja yangg ergonomis.

Memberikan kesejahteraan dan perhatian yang memadai.

Merencanakan rekreasi bagi seluruh karyawan

2. Penerapan Ergonomi di Tempat KerjaTerdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu

ergonomi. Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:

1) Posisi Kerja,

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki

tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.

Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat

badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

a. Posisi Kerja Duduk

Keuntungan:

1. Mengurangi kelelahan pada kaki.

2. Terhindarnya sikap yg tidak alamiah.

3. Berkurangnya pemakaian energi.

Kerugian:

1. Melembeknya otot perut.

2. Melengkungnya punggung.

3. Efek buruk bagi organ bagian dalam.

Page 9: Pentingnya ergonomi

b. Posisi Kerja Berdiri

Keuntungan: Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra (ruas

tulang belakang) tidak rusak bila mengalami pembebanan.

Kerugian: Otot kaki cepat lelah.

Gambar b: Posisi Kerja Berdiri

c. Posisi Kerja Duduk - Berdiri

Posisi Duduk - Berdiri mempunyai keuntungan secara Biomekanis

dimana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih

rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus

menerus.

Gambar a : Gambar Posisi Kerja Duduk

Page 10: Pentingnya ergonomi

Gambar: Posisi Kerja Duduk-Berdiri

2) Proses Kerja.

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan

Page 11: Pentingnya ergonomi

posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus

dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

1)

Gambar: Jangkauan

Page 12: Pentingnya ergonomi

1)Tata letak tempat kerja.

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.

Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional harus lebih banyak

digunakan daripada hanya kata-kata saja.

2) Mengangkat beban.

1. Mengangkat beban. Bermacam-macam cara dalam mengangkat

beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan

sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera

tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang

berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang

ditetapkan ILO sebagai berikut:

Deskripsi

Tingkat Dewasa Tingkat Muda

Pria (Kg)Wanita

(Kg)Pria (Kg) Wanita (Kg)

Sekali-

sekali40 15 15 10-12

Terus-menerus 15-18 10 10-15 6-9

a) Organisasi kerja

Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:

- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun.

- Frekuensi pergerakan diminimalisir.

- Jarak mengangkat beban dikurangi.

Page 13: Pentingnya ergonomi

- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan

mengangkat tidak terlalu tinggi.

- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.

b) Metode mengangkat beban

Semua pekerja harus diajarkan bagaimana cara mengangkat

beban yang baik. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus

dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :

- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.

- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum

berat badan.

Gambar: Cara Mengangkat Beban

Prinsip kerja mengangkat beban:

- Posisi kaki yang benar.

- Punggung kuat dan kekar.

- Posisi lengan dekat dengan tubuh.

- Mengangkat dengan benar.

- Menggunakan berat badan.

Page 14: Pentingnya ergonomi

c) Supervisi medis

Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis

teratur.

- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan

beban kerjanya

- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan

pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.

- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,

khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.

3. Teori Kaizen5S mungkin sudah tidak asing bagi orang yang bekerja di industri

atau bagi orang yang memiliki latar belakang pendidikan teknik industri. 5S

merupakan salah satu pondasi yang penting dalam lean process. 5S

adalah pendekatan dalam memperbaiki lingkungan kerja. Melalui 5S, maka

perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat. Tanpa 5S, maka manfaat

dari lean tidak akan optimal. Namun, bukan berarti Anda tidak dapat

mengimplementasikan lean secara terpisah. 5S dapat Anda

implementasikan terpisah dari Lean Process, dan dapat meningkatkan

kinerja perusahaan Anda.

5S adalah sebuah pendekatan dalam mengatur lingkungan kerja,

yang pada intinya berusaha mengeliminasi waste sehingga tercipta

lingkungan kerja yang efektif, efisien dan produktif . Waste kadang tidak

terlihat, padahal dengan mengeliminasinya maka bisa menjadikan

pekerjaan menjadi lebih lancar. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari

metode 5S:

Meningkatkan citra perusahaan

Meningkatkan produktivitas lingkungan kerja

Menghilangkan waktu dan gerakan yang tidak berguna

Mengurangi cacat sehingga mengurangi cost of quality

Menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman

Meningkatkan semangat kerja

Page 15: Pentingnya ergonomi

Banyak perusahaan besar seperti General Motors, Toyota, hingga

Boeing yang sukses mengimplementasikan program ini. Namun,

sebenarnya pendekatan ini juga bisa digunakan di organisasi manapun jua,

bahkan organisasi kecil dengan budget yang minimum. Dalam Bahasa

Indonesia, 5S sering diterjemahkan menjadi 5R.

1) S1 –Seiri (Sort) atau Ringkas

Tahap ini meliputi memisahkan apa saja item-item yang penting dan

tidak penting. Sehingga Anda hanya menyimpan item-item yang diperlukan

saja, dan menyingkirkan yang tidak berguna. Sebelum Anda menjalankan

tahap ini, tentunya Anda memiliki item-item yang sudah tidak bermanfaat.

Dengan menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak bermanfaat, maka

Anda akan mempunyai ruang yang lebih lega.

Sebelum Anda melakukan ekspansi pabrik, maka lakukan tahap ini

terlebih dulu, sehingga Anda bisa melihat seberapa banyak ‘wasted space’

yang selama ini ada. Anda juga bisa melakukan tahap ini sebelum

memindahkan peralatan, membuat layout baru, ataupun menciptakan work

flow. Karena jika Anda tidak melakukan tahap ini duluan, maka hasilnya

tidak akan maksimal.

2) S2 – Seiton (Set in Order) atau Rapi

Tahap ini antara lain mengatur item-item yang diperlukan supaya

lebih mudah dicari dan memberikan label supaya tempat menyimpan

mudah dipahami serta mengimplementasikan control visual. Ketika Anda

sudah melakukan tahap Sort dan hanya item yang penting saja yang

berada di lingkungan kerja, maka ruangan akan lebih mudah diatur supaya

dapat tercipta layout lingkungan kerja dan work flow yang paling optimum

dan efektif.

3) S3 – Seiso (Shine) atau Resik

Aktivitas tahap ini antara lain membersihkan lingkungan kerja, dan

membuang kotoran dan debu dan menjaga segala sesuatu supaya bersih.

Pada sebagian besar organisasi, “seiso” kurang diperhatikan karena

mereka tidak menyediakan waktu ataupun memahami pentingnya menjaga

segala sesuatu tetap bersih. Sebenarnya, menjaga lingkungan kerja tetap

“seiso” menawarkan beberapa manfaat, antara lain:

Page 16: Pentingnya ergonomi

Jika lingkungan bersih, maka kondisi abnormal lebih mudah terlihat dan

bisa segera ditindaklanjuti sebelum masalahnya berlarut-larut.

Area kerja yang bersih mencitrakan kualitas tinggi.

Meningkatkan semangat karyawan

Oleh karena itu, perlu disediakan waktu supaya lingkungan kerja

tetap bersih. Setiap orang harus memahami perannya masing-masing

dalam mempertahankan lingkungan kerja supaya tetap bersih.

4) S4 – Seiketsu (Standardize) atau Rawat

Seiketsu artinya menggunakan metode standar untuk menjaga

supaya kondisi seiri, seiton dan seiso tetap terjaga. Praktik dan prosedur

seiketsu ini merupakan dasar dari continuous improvement atau kaizen dan

mempertahankan manfaat yang diperoleh dari seiri, seiton dan seiso.

Tanpa adanya seiketsu, maka 3 langkah pertama tidak akan berjalan

dengan lancar dan segalanya bisa kembali berjalan seperti cara lama.

Dalam melakukan seiketsu, tentu saja awalnya sulit karena

umumnya akan selalu ada penolakan terhadap perubahan. Mereka

tentunya harus melakukannya secara berulang kali, sebelum terbiasa

dengan standar dan prosedur yang baru. Kadang, bahkan orang

melakukan hal yang mereka percayai lebih baik daripada standar yang

ada. Oleh karena itu, maka manajer maupun supervisor haruslah

menggalakkan praktik standar ini secara terus menerus dan melakukan

tindakan korektif jika ada yang menyimpang dari standar. Jika manajer dan

supervisor tidak melakukan control, maka segala sesuatu akan kembali

kepada cara lama.

5) S5 – Shitsuke (Sustain/Discipline) atau Rajin

Shitsuke artinya mempraktikkan kebiasaan kerja yang baik dalam

mempertahankan S lainnya, yakni seiri, seiton, seiso, dan seiketsu.

Kedisiplinan harus ditanamkan kepada diri masing-masing individu,

sehingga tidak terjadi penyimpangan. Setiap orang harus bisa

mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan 5S,

sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Selain itu, untuk

mendisiplinkan 5S, maka komunikasikan kesuksesan 5S ini ke seluruh

organisasi.

Page 17: Pentingnya ergonomi

Jika Anda melakukan pendekatan 5S pada lingkungan kerja dengan

baik, maka tentunya Anda akan dapat memperoleh manfaat maksimal dari

5S, seperti yang sudah dikemukakan pada artikel sebelumnya. Lingkungan

kerja menjadi lebih baik, pekerjaan lebih lancar, produktivitas lebih tinggi,

dan tujuan perusahaan tercapai.

Bagi Anda yang baru pertama kali mengenal 5S ini atau mungkin

belum begitu mengenal 5S mungkin akan berpikir bahwa 5S ini hanya

sesuatu yang sederhana dan kurang penting. Jika Anda berpikir demikian

sebaiknya Anda cepat-cepat merubah pikiran tersebut karena salah satu

perusahaan otomotif terbesar di dunia dan mungkin juga diikuti

perusahaan-perusahaan lainnya menganggap bahwa 5S adalah kunci

utama agar semua proses berjalan baik.

4. Hubungan ergonomi dan 5SErgonomi adalah ilmu tentang kerja, sedangkan 5S adalah suatu

metode untuk mengatur tempat kerja untuk mengoptimalkan kerja. Dengan

5S maka akan tercapai moral kerja yang lebih baik serta yang terpenting

adalah efektifitas, efisiensi, dan produktivitas kerja meningkat dan artinya

secara umum dapat meningkatkan performa kerja. Oleh karena itu tidak

salah jika banyak orang yang menyatakan bahwa 5S sejalan dengan

ergonomi dan selain itu, 5S sebagai metode dalam perbaikan kondisi

tempat kerja akan semakin efektif jika melibatkan prinsip-prinsip ergonomi.

Namun perlu diingat bahwa saat ini beberapa pihak sudah mulai

“menyamakan” 5S dengan ergonomi. Walaupun 5S sudah dianggap

sebuah metode yang cukup jitu dan fenomenal dalam menyelesaikan

masalah di tempat kerja namun pernyataan tersebut kurang tepat karena

walaupun 5S sejalan dengan ergonomi namun pada dasarnya 5S hanya

sebuah metode atau tool untuk mengatasi beberapa jenis masalah saja di

tempat kerja sehingga tidak bisa untuk menyelesaikan atau dikaitkan

dengan seluruh jenis atau masalah atau isu dalam ergonomi. Dengan 5S

memang kita bisa mengatasi beberapa masalah kerja di suatu tempat

kerja, namun bukan berarti tempat kerja tersebut sudah terbebas 100%

dari resiko kerja seperti yang ada dalam ilmu ergonomi. Jadi secara kasar

bisa disebutkan bahwa 5S itu bukan ergonomi, 5S hanya merupakan

bagian atau tool dalam ergonomi.

Page 18: Pentingnya ergonomi

5. Akibat Tidak ErgonomiPenerapan ergonomi pada tata letak fasilitas tentu akan

menimbulkan beberapa manfaat yang menunjang kepentingan pekerja

maupun perusahaan atau pabrik tempat kerjanya. Begitu pula sebaliknya,

sistem ergonomi yang tidak diterapkan akan menimbulkan beberapa akibat

negatif, yang kemudian dapat menimbulkan penurunan produktivitas kerja.

Akibat yang dimaksud yaitu seperti :

Kejenuhan pada pekerja

Kejenuhan termasuk kelelahan secara psikis. Kejenuhan pada pekerja

ini dapat muncul karena kondisi ruang yang sama. Dimana seluruh

fasilitasnya, seperti komputer, meja, lemari, atau lainnya berada diposisi

yang sama. Hal ini akan memberikan kebosanan/kejenuhan tersendiri bagi

pekerja yang berada diruangan tersebut. Padahal agar sel-sel otak bisa

bekerja dengan giat, kita membutuhkan ruang kerja yang nyaman, memiliki

privasi, sekaligus inspiratif.

Kelelahan

Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya pasti terjadi

kelelahan, apa lagi didukung tata letak fasilitas kerja yang tidak

menerapkan sistem ergonomi. Kelelahan yang dimaksud disini adalah

kelelahan dari segi fisik.

Timbul penyakit akibat kerja

Para pekerja yang sudah merasakan kelelahan, namun tidak

melakukan upaya untuk kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahannya

itu, maka sudah dipastikan penyakit akibat kerjapun akan muncul.

Contohnya seperti para pekerja yang terus-terusan berada di depan

komputer, maka tidak menutup kemungkinan penglihatannya akan

terganggu.

Kematian

Kematian merupakan dampak yang paling fatal, hal ini tentu bisa

terjadi hanya karena tata letak yang salah di lingkungan kerja. Misalnya bila

tata letak mesin pengepres tidak sesuai prosedur dan kaidah ergonomi,

maka berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang menelan korban

jiwa.

Page 19: Pentingnya ergonomi

6. Contoh Kasus ErgonomiTerdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi.

Kasus-kasus tersebut antara lain:

Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang

yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan

tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan

berdiri atu duduk.

Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan

kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator

komputer.

Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-

pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.

Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari

menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak

nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya

sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu,

pergelangan tangan, dan pinggang.

Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali

mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat

mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL).

Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator

reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang

disampaikan oleh display terutama pada saat situasi

darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut

sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering

juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi

banyak display pada waktu yang bersamaan.

PENUTUPKesimpulan

Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat

bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan

sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,

kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah

Page 20: Pentingnya ergonomi

dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung

jawab jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai

peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja serta menjalin

kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam

pembinaannya.

Resiko ergonomi yang menyebabkan kecelakaan kerja kebanyakan

disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak manajemen,

karena pekerja tidak hati hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan

kerja yang telah di buat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor

penyebab yang di timbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya

alat alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak

manajemen masih belum mempertimbangkan segi ergonominya.

DAFTAR PUSTAKAhttp://managementfile.com/journal.php?

id=36&sub=journal&page=quality&awal=40

(di unduh pada tanggal 28 September 2014)

http://purnama-bgp.blogspot.com/2012/12/manfaat-pelaksanaan-ergonomi-

dalam.html

(di unduh pada tanggal 29 september 2014)

Tarwaka,dkk.2004.Ergonomi Untuk keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Produktivitas.UNIBA PRESS.Surakarta.

Kroemer,K.H.E.,dkk.1994.Ergonomics Design For Ease and Efficiency.

Prentice Hall Internasional,Inc.USA.

Rodgers,Suzanne H.1986.Ergonomic Design For People At Work.Van

Nostrand Reinhold Company.New York.

Nurmianto,E.2008.Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.2nd ed.Guna

Widya.Jakarta