46
Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites LAPORAN KASUS OTITIS MEDIA AKUT DAN OTITIS EKSTERNA DISUSUN OLEH :

140820800 case-tht

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 140820800 case-tht

Homework Help

https://www.homeworkping.com/

Research Paper help

https://www.homeworkping.com/

Online Tutoring

https://www.homeworkping.com/

click here for freelancing tutoring sites

LAPORAN KASUS

OTITIS MEDIA AKUT DAN OTITIS EKSTERNA

DISUSUN OLEH :

FAIRUZ BINTI MAHAMAD RODZI

030.08.271

Page 2: 140820800 case-tht

PEMBIMBING :

DR. TIENNEKE SABOE, Sp. THT

Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan THT

Rumah sakit Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor

Periode 17 Disember 2012 – 19 Januari 2013

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas UniversitasTtrisakti

Bogor, 9 januari 2013

STATUS PASIEN THT

Tanggal : 2 Januari 2013

No. Registrasi : 25-18-95

I. IDENTIFIKASI

Nama : NIA MULYATI. NY.

Umur : 27 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumahtangga

Pendidikan : SLA

Alamat : CIOMAS RAHAYU RT02/09

Kasus ke : 1

Page 3: 140820800 case-tht

Pemeriksa : Fairuz Binti Mahamad Rodzi

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal pada tanggal 2 Januari 2013 jam

10.00 pagi di ruang poliklinik THT RSMM.

A. Keluhan utama: Telinga kanan keluar cairan berwarna kuning, lengket dan berbau

amis sejak 3 hari yang lalu

Keluhan tambahan: Demam dan telinga kanan berdengung dan nyeri. Nyeri telinga

luar sejak 1 minggu lalu.

B. Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke poliklinik THT RSMM mengeluhkan telinga kanannya keluar

cairan berwarna kuning sejak 3 hari yang lalu. Cairan keluar berbau amis dan

telinga merasa gatal. Pasien juga mengatakan bahawa ada terdengar bunyi

berdengung lebih dari 5 menit dan merasa demam. Pasien merasa nyeri pada

telinga luar sejak 1 minggu yang lalu. Pasien menyangkal adanya gangguan

pendengaran, gangguan keseimbangan.

C. Riwayat penyakit dahulu:

Pasien menyatakan bahawa tidak pernah mengalami hal seperti ini. Tidak pernah

mengkonsumsi obat – obatan rutin, tidak ada riwayat alergi dan tidak pernah

mengalami trauma ataupun operasi disekitar kepala.

D. Riwayat penyakit keluarga:

Page 4: 140820800 case-tht

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal seperti ini.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS GENERALIS

Keadaan umum: tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Kepala : normocephali, bulat, simetris, tidak ada deformitas

Mata : konjungtivas tidak anemi, sklera tidak ikterik

Leher : tidak dilakukan pemeriksaan

Toraks : tidak dilakukan pemeriksaan

Abdomen : tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstrimitas : tidak dilakukan pemeriksaan

B. STATUS THT

I. PEMERIKSAAN TELINGA

KANAN KIRI

Normotia

Nyeri tarik (+)

Nyeri tekan tragus

(+)

Daun telinga Normotia

Nyeri tarik (-)

Nyeri tekan tragus (-)

Hiperemis (-)

Fistula (-)

Oedema (+)

Nyeri tekan (+)

Sikatriks (-)

Preaurikuler Hiperemis (-)

Fistula (-)

Oedema (-)

Nyeri tekan (-)

Sikatriks (-)

Hiperemis (-) Retroaurikuler Hiperemis (-)

Page 5: 140820800 case-tht

Fistula (-)

Oedema (-)

Nyeri tekan mastoid

(-)

Fistula (-)

Oedema (-)

Nyeri tekan mastoid

(-)

Lapang

Hiperemis (+)

(+)

(-)

(-)

Liang telinga

a. Lapang/sempit

b. Warna epidermis

c. Sekret

d. Serumen

e. Kelainan lain

Lapang

Hiperemis (-)

(-)

(-)

(-)

MT tidak dapat

diperiksa karena ada

sekret

Membrane timpani MT intak

Pemeriksaan fungsi pendengaran

Tes penala 512Hz kanan kiri

Rinne positif positif

Page 6: 140820800 case-tht

Weber Lateralisasi kedua belah

telinga sama

Lateralisasi kedua belah

telinga sama

Schwabach Sama dengan pemeriksa memendek

Kesan: tuli sensorineural di telinga kiri

2. PEMERIKSAAN HIDUNG

Kanan Kiri (-) Deformitas (-)

Dahi (-)

Pipi (-)

Depan telinga (-)

Nyeri tekan Dahi (-)

Pipi (-)

Depan telinga (-)

(-) krepitasi (-)

RINOSKOPI ANTERIOR

Kanan Kiri

Secret (-)

Krusta (-)

Vestibulum Secret (-)

Krusta (-)

Hipertrofi (-)

Hiperemis (-)

Konka inferior Hipertrofi (-)

Hiperemis (-)

Page 7: 140820800 case-tht

Tidak terlihat Konka media Tidak terlihat

Tidak terlihat Konka superior Tidak terlihat

Pus (-)

Polip (-)

Meatus nasi Pus (-)

Polip (-)

Sempit Kavum nasi

Hiperemis (-) Mukosa Hiperemis (-)

Serosa (-) Sekret Serosa (-)

Deviasi (-) Septum Deviasi (-)

Normal Dasar hidung Normal

RINOSKOPI POSTERIOR

Koana Tidak dilakukan pemeriksaan

Mukosa konka

Sekret

Muara tuba eustachii

Adenoid

Fossa rosenmuler

Atap nasofaring

3. PEMERIKSAAN FARING

Arkus faring Simetris kanan dan kiri

Hiperemis (-)

Mukosa faring Hiperemis (-)

Page 8: 140820800 case-tht

Dinding faring Hiperemis (-)

Permukaan tidak rata (-)

Post nasal drip (-)

Uvula Simetris di tengah

Hiperemis (-)

Tonsil palatine Besar : T1 – T1

Warna : hiperemis -/-

Kripta : melebar -/-

Detritus : -/-

Perlekatan : tidak ada

Gigi geligi10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

oral hygiene baik

4. HIPOFARING

Tidak dilakukan pemeriksaan

5. PEMERIKSAAN LARING

Tidak dilakukan pemeriksaan

6. LEHER

Tidak dilakukan pemeriksaan

7. MAKSILOFASIAL

Simetris, paralisis nervus kranialis (-), nyeri tekan dahi (-), pipi (-), hidung (-), depan telinga (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan pemeriksaan penunjang

V. RESUME

Page 9: 140820800 case-tht

Seorang wanita, 27 tahun, datang dengan keluhan telinga kanan keluar cairan

berwarna kuning berbau amis sejak 3 hari yang lalu. Telinga berasa gatal. Pasien

tidak pernah mengalami sakit seperti ini. Pasien mengeluhkan ada demam dan

telinga berdengung serta nyeri telinga luar sejak 1 minggu lalu. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan. Pada pemeriksaan telinga didapatkan

ada sekret pada telinga kanan, tetapi tidak dapat ditentukan kondisi membrane

timpani karena suction tidak dapat dilakukan akibat nyeri tekan tragus dan tarik

aurikula. Pada pemeriksaan hidung didapatkan hidung dalam batas normal. Pada

pemeriksaan tenggorokan, didapatkan pemeriksaan tenggorokan dalan batas

normal.

VI. DIAGNOSA KERJA :

Otitis media akut

Otitis eksterna

Otitis media akut et causa otitis eksterna

VII. DIAGNOSA BANDING :

Otitis media akut stadium supurasi

VIII. RENCANA PENGOBATAN :

1. Medikamentosa

- Cefradoxil 500mg selama 5 hari 2 kali sehari 1 tablet

- Fludrokortison asetat 1 mg,

- Polimiksin B Sulfat 10000 iu,

- Neomisin Sulfat 5 mg,

Page 10: 140820800 case-tht

- Lidokain HCl 40 mg

- Asam mefenamat 500mg

- Metilprednisolon 4mg

2. Non-medikamentosa

- Istirahat yang cukup

- Menjaga kedua telinga pasien agar tidak kemasukan air dan jangan korek

telinga

IX. RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTAN

Skin Prick Test (Tes tusuk kulit).

Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan.

Tes ini dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam, lalu alergen yang diuji ditusukkan

pada kulit dengan menggunakan jarum khusus (panjang mata jarum 2 mm), jadi tidak

menimbulkan luka, berdarah di kulit. Hasilnya dapat segera diketahui dalam waktu 30

menit Bila positif alergi terhadap alergen tertentu akan timbul bentol merah gatal.

Syarat tes ini :

Pasien harus dalam keadaan sehat dan bebas obat yang mengandung antihistamin (obat

anti alergi) selama 3 – 7 hari, tergantung jenis obatnya.

Umur yang di anjurkan 4 – 50 tahun

X. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad fungsionam: dubia ad malam

Page 11: 140820800 case-tht

Ad sanasionam: dubia ad malam

DOKTER MUDA: Fairuz Binti Mahamad Rodzi

DOKTER PENGAWAS: Dr. Tienneke Saboe

TANDATANGAN:

PENILAIAN:

PEMBAHASAN

Diagnosis Otitis Media Akut dan otitis eksterna didapatkan melalui hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisik telinga yang dilakukan. Pada anamnesis,

tergambar  jelas mengenai etiologi dan perjalanan penyakit pasien.

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien nmengeluh nyeri yang terus-menerus pada

telinga kiri selama 1 minggu. Sebelumnya telinga tersebut dibersihkan dengan cotton buds

karena terasa gatal yang kemungkinan telah terjadi trauma ringan yang menyebabkan

perubahan kulit liang telinga. Telinga kanan terasa tidak enak. Hal ini sesuai dengan gejala

otitis eksterna, yaitu nyeri pada liang telinga, rasa tidak enak pada liang telinga.

Pada pemeriksaan telinga kanan pasien didapatkan adanya tanda-tanda perandangan

meatus akustikus eksternus kanan, yaitu adanya edema dan hiperemi liang telinga. Ditemuka

n adanya sekret pada liang telinga.Pada otitis eksterna, pengobatannya amat sederhana tetapi

membutuhkankepatuhan penderita terutama dalam menjaga kebersihan liang telinga. Pember

sihan liang telingadengan mengorek-ngorek telinga dengan benda asing seperti cotton

bud tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan trauma atau iritasi. Penatalaksanaannya

dapat diberikan obat tetestelinga yang mengandung neomisin, polimiksin B dan korikosteroid

Page 12: 140820800 case-tht

juga dapat menjadi pilihan. Kadang- kadang diperlukan obat antibiotik sistematik. Rasa

nyeri padatelinga akibat proses inflamasi. 

Hasil anamnesis menunjukkan proses perjalanan penyakit yang sesuai dengan

perjalanan penyakit pada OMA mulai dari infeksi Otitis eksterna yang lalunya menyebar ke

telinga tengah yaitu, stadium

oklusituba, stadium hiperemis, stadium supurasi dan stadium perforasi saat pasien datang ber

obat ke Poliklinik.Pemeriksaan fisik telinga mengkonfirmasi adanya proses inflamasi akibat

infeksi pada telinga tengah. Tampak sekret mukopurulen pada liang telinga kanan. Masih

banyak terdapat sekret di dalam telinga tengah dan perforasi sangat kecil sehingga sekret

hanya dapat keluar sedikit demi sedikit, pada titik perforasi juga tampak mukosa yang edema

menonjol keluar dan menutupi perforasi. Dengan

keadaan ini, penekanan membran timpani oleh sekret yang menyebabkan tampakan bulging

masih terjadi. Harus dibedakan antara OMA dan OMSK. Riwayat keluhan telinga yang baru

terjadi selama 7 hari dengan sekret keluar mulai 3 hari lalu, menunjukkan adanya proses akut

pada telinga. Pasien juga mengaku sebelumnya tidak pernah keluar cairan

dari telinga kanan. Pada pemeriksaan fisik sukar melihat membrane timpani karena penuhnya

secret yang tidak bisa di suction karena nyeri tarik aurikula .Penanganan ditujukan pada

eradikasi infeksi dan simtomatis untuk mengurangi gejala yang

dirasakan pasien. Eradikasi infeksi pada OMA harus adekuat sehingga infeksi tidak menetap

dan berubah menjadi OMSK. Terapi lini pertama diberikan pada pasien ini

berupa antibiotik selama 7 hari. Pasien diminta kembali lagi untuk control setelah 7 hari

untuk melihat perkembangan terutama penutupan pada perforasi membrane

timpani. .Kontrol diperlukan untuk menilai terapi telah adekuat atau belum, agar dapat

mencegah perkembangan penyakit menjadi OMSK. Antibiotik oral diberikan pada pasien ini 

untuk menjamin adekuasi terapi. Antibiotic topikal dapat diberikan pada pasien setelah

Page 13: 140820800 case-tht

dilakukan cuci telinga menggunakan H202 3% agar hasil dari penggunaan antibiotika topical

dapat maksimal. Kortikosteroid oral dan local diberikan buat mengurangi radang. Asam

mefenamat juga diberikan buat penahan sakit.

.

TINJAUAN PUSTAKA

OTITIS EKSTERNA

1. Definisi

Otitis eksterna adalah radang merata kulit liangtelinga yang disebabkan oleh kuman ma

upun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak

diliang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dankecenderungan untuk kambuhan.

Pengobatan amat sederhanatetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalammenjaga

kebersihan liang telinga.

2. Etiologi

Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang,kebanyakan

pada usia remaja dan dewasa muda.Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga

bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau

benda asing dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu

cara terjadinya otitis eksterna (swimmer’s ear).

Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis) salah satu dari satu

kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis

Page 14: 140820800 case-tht

membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga

penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan.

Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling

sering adalah

antibiotik,contohnya: neomycin, framycetyn,gentamicin, polimixin, anti bakteri (clioquinol, 

Holmes dkk, 1982) dan anti histamin.Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya

nikel yang sering muncul pada kertas

dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi merupakan 

penyakit yang paling umum dari liang telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada

lingkungan yang lembab.

 

3. Patofisiologi

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit

yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan

cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa

mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran

menumpuk disana.Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan

Page 15: 140820800 case-tht

penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah

dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

4. Klasifikasi otitis eksterna

4.1. Penyebab tidak diketahui :

•Malfungsi kulit : dermatitis seboroita, hiperseruminosis, asteotosis

•Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.

•Otitis eksterna membranosa.

•Meningitis kronik idiopatik 

•Lupus erimatosus, psoriasis

4.2. Penyebab infeksi

•Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis, erisipelas.

•Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis eksternagranulosa,

perikondritis.

•Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.

•Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.

Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster, moluskum kontangiosum, varioladan

varicella.

•Protozoa

Page 16: 140820800 case-tht

•Parasit

4.3. Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata,

ekskoriasi,neurogenik

4.4. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi

karena obat,dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.

•Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10%ichthamol dalam

glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukaninsisi pada abses dan tampon

larutan rivanol 0,1%.

•Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat.Diberikan

pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis

40-50 mg per kg BB.

•Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid (dewasa).Pada kasus-

kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaituadanya penyakit diabetes

melitus.

Otitis Eksterna Difus

adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi

bakteri.Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu

Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemisdan

udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama

dengangejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan

Page 17: 140820800 case-tht

sekretyang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret

yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.

Pengobatan

otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke

liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yangmeradang.

Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di

daerahtersebut.Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandid

aalbikans atau jamur lain.Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang

telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang

telinga. Larutan asamasetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya

dapat menyembuhkan.Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang d

iberikan secaratopikal.

5. Gejala Klinis

Rasa sakit

di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan

penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yanghebat, serta berdenyut.

Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhanini juga sering

merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknyatidak sebanding

dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan

kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan p

Page 18: 140820800 case-tht

erikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa

sakityang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan

kulitdan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga

akandihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit

yanghebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.

Rasa penuh pada telinga

merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitiseksterna difusa dan sering

mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.

Gatal

merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu

rasasakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gataldis

ertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu

otitiseksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.

Kurang pendengaran

mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut.Edema kulit liang telinga,

sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang

progresif  pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan

timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-

obatanyang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman

hantaran suara.

6. Tanda-tanda Klinis

Page 19: 140820800 case-tht

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :

1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga

menyempit

2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat

positif

3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak 

4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema

positif.Menurut Senturia HB (1980) :Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan

edema kulit liang telinga merupakan tanda-tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau

busuk dari sekret tidak terjadi. Otitis eksternadiffusa dapat dibagi atas 3 stadium

yaitu: 

1. “Pre Inflammatory“

2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)

3. Radang kronik 

7. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain

meliputi :

- Otitis eksterna nekrotik 

- Otitis eksterna bullosa

Page 20: 140820800 case-tht

- Otitis eksterna granulose

- Perikondritis yang berulang

- Kondritis

- Furunkulosis dan karbunkulosis

-dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis seboroika.

Karsinoma liang telinga luar yang mungkin tampak seperti infeksi stadium dini

diragukan dengan proses infeksi, sering diobati kurang sempurna. Tumor ganas yang

palingsering adalah squamous sel karsinoma, walaupun tumor primer seperti seruminoma,

kistaadenoid, metastase karsinoma mamma, karsinoma prostat, small (oat) cell“ dan

karsinoma selrenal.

Adanya rasa sakit pada daerah mastoid terutama dari tumor ganas dan dapatdisingkirkan

dengan melakukan pemeriksaan biopsi.

  

OTITIS MEDIA AKUT

1. Definisi

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga, tuba Eustachius,

antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

2. Epidemiologi

Faktor-faktor yang mempenfaruhi angka kejadian otitis media yaitu usia, jeniskelamin,

ras, latar belakang genetik, status sosioekonomi, jenis susu saat bayi, derajat paparan terhadap

rokok, ada tidaknya alergi pada sistem respirasi, musim, dan statusvaksinasi pneumokokus

3.  Patofisiologi

Page 21: 140820800 case-tht

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang

tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.

Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran

tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan

datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel sel darah putih akan

membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai  hasilnya

terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar 

saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di

belakang gendang telinga. Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat

terganggu karena gendang telinga dan tulang-

tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak

dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel

(bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran

hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.

Dan yang paling berat, cairan yangterlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang

telinga karena

tekanannya.OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala 

berangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene,

terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang

baik.a.Factor pencetus terjadinya otitis media akut. Terganggunya factor pertahanan tubuh,

yaitu terganggunya silia pada mukosa tuba Eustachius Sumbatan tuba Eustachius

 

Page 22: 140820800 case-tht

Infeksi saluran napas atas, semakin sering terkena ISPA maka makin besar kemungkinan

anak mengalami OMA.

Pada anak anatomi tuba Eustachius juga terlibat mempermudah terjadinya OMA.

Bakteri piogenik merupakan penyebab utama OMA (otitis media akut),seperti

Streptococcus haemolyticus, stafilococcus aureus,pneumakokus. Kadang-kadang

 Haemophylus influenza ditemukan juga.

Membagi OMA dalam beberapa 5 stadium :

1. StadiumOklusi TubaEustachius

 – Retraksi membran timpani karena adanya tekanan negatif ditelinga tengah akibat absorpsi

udara. 

–kadang membran timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat –efusi tidak dapat

dideteksi 

–stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa karenavirus atau alergi

2. stadiumhiperemis (pre-supurasi)

 – Pelebaran pembuluh darahdi membran timpani tampak hiperemis dan edem

 – Terbentuk sekret yang mungkin bersifat eksudat serosa sukar terlihat

3. Stadium supurasi

 – Edema hebat pada mukosa telinga tengah, sel epitel superfisialis

hancur, terbentuk eksudat purulen di kavum timpanimembran timpani menonjol ke arah

telinga luar

Page 23: 140820800 case-tht

 –Pasien terlihat sangat sakit, peningkatan nadi dan suhu, pertambahan nyeri telinga

 – Jika tekanan di kavum tidak berkurang karena tekanan nanah iskemik, tromboflebitis pada

vena-vena kecil, nekrosis mukosadan submukosadaerah ini tampak kekuningan dan lebih

lembek akan terjadi rupture

4. stadium perforasi

 – Ruptur membran timpani sekret mengalir ke liang telinga luar.Anak menjadi tenang dan

dapat tidur nyenyak stadium resolusi

 – Bila membran timpani tetap utuh akan kembali normalsecara perlahan-lahan –Dapat terjadi

tanpa pengobatan bila daya tahan tubuh baik atauvirulensi kuman rendah

 – Bila peeforasi menetap dan sekret keluar terus-menerus atauhilang timbulOMSK 

 – Bila skret menetap dalam kavum timpani dan tidak terjadi perforasi OM serosa

4.Gejala Klinik OMA

➢Tergantung pada stadium penyakit dan usia pasien

➢Pada bayi: suhu tinggi mencapai 39,5˚C (pada stadium supurasi),gelisah, sukar tidur 

➢Pada anak yang sudah dapat berbicara: nyeri di dalam telinga dandemam, biasanya terdapat

riwayat batuk pilek sebelumnya

➢Pada anak yang lebih besar atau dewasa: nyeri di dalam telinga, rasa penuh di telinga, rasa

kurang dengar 

➢Tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang, dankadang memegang telinga

yang sakit

5. Diagnosis OMA

Page 24: 140820800 case-tht

harus memenuhi 3 hal berikut ini :

1.Penyakit ini onsetnya mendadak (akut)

2.Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) ditelinga

tengah. Efusi dibuktikan dengan memperhatikan tanda berikut:

a.Mengembangnya gendang telinga 

b.Terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga

c.Adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga

d.Cairan yang keluar dari telinga

3.Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah yang dibuktikan dengan adanyasalah satu

diantara tanda berikut :

a. Kemerahan pada gendang telinga 

b.Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normalAnak dengan OMA dapat

mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan

dari telinga,

berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah serta rewel. Namungejala

-gejala ini tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada

riwayat semata.

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop untuk melihat dengan jelas

keadaangendang telinga/membrane timpani yang menggembung, eritema bahkan kuning

dansuram serta adanya cairan berwarna kekuningan di liang telinga.

Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatic (alatuntuk

melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilairespon

gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara). Gerakan gendang telingayang kurang

Page 25: 140820800 case-tht

dapat dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai pemeriksaan

tambahan untuk memperkuat diagnosis OMA. Namun

umunyaOMA sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan otoskop biasa.(subcomitee of OM

A,2004)

Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukanterhadap

gendang telinga). Namun pemeriksaan ini tidak dilakukan pada sembaranganak. Indikasi

perlunya timpanosentesis anatara lain OMA pada bayi berumur di bawah 6 minggu dengan

riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguankekebalan tubuh, anak yang

tidak member respon pada beberapa pemberian antibioticatau dengan gejala sangat berat dan

komplikasi.

6. Terapi

 Penatalaksanaan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium

awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik,

dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik. Tujuan pengobatan pada otitis media

adalah untuk menghindari komplikasi intrakranial dan ekstrakranial

yang mungkin terjadi, mengobati gejala, memperbaiki fungsi tuba Eustachius

,menghindari perforasi membran timpani, dan memperbaiki sistem imum lokal dan sistemik.

Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba

eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak

<12 thn dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau

dewasa, antihistamin bila ada tanda-tanda alergi, serta antipiretik. Selain itu, sumber infeksi

juga harus diobati dengan memberikan antibiotik selama 7 hari:

•Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari atau

Page 26: 140820800 case-tht

•Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari atau

•Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari

Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan

analgesik. Bila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.

Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin, selama10-14 hari:

•Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari atau

Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari atau

•Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari

Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin.

Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah.

Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100

mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau

eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari. Kemudian diberikan obat tetes hidung nasal dekongestan

maksimal 5 hari, antihistamin bila ada tanda-tanda alergi, antipiretik, analgetik dan

pengobatan simtomatis lainnya.

Pada stadium supurasi terjadi edema yang hebat pada mukosa telinga

tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di

kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga

luar.pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di

telinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka

terjadi iskemi, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-

Page 27: 140820800 case-tht

vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat

sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan, di tempat ini akan terjadi ruptur.

Bila tidak dilakukan insisi membrane timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka

kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan nanah keluar ke liang telinga.

Dengan dilakukan miringotomi luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi

ruptur, maka lubang tempat rupture (perforasi) tidak mudah menutup kembali. Miringotomi

dilakukan jika membrane timpani masih utuh. Selain miringotomi, diberikan juga

antibiotik pada stadium ini, yaitu:

•Amoxyciline : Dewasa 3x 500mg/hari, Bayi/anak 50mg/kgBB/hari

•Erythromycine : Dewasa/ anak sama dengan dosis amoxyciline

•Cotrimoxazole : (kombinasi trimethroprim 80mg dan sulfamethoxazole 400mg-

tablet) untuk dewasa 2x2 tablet, Anak ( trimethroprim 40mg dansulfamethoxazole 200mg)

suspense 2x1 cth.

•Jika kuman sudah resisten (infeksi berulang): kombinasi amoxyciline dan asamclavulanic,

dewasa 3x625 mg/hari. Bayi /anak, disesuaikan dengan BB dan usia.Antibiotik diberikan 7-

10 hari, pemberian yang tidak adekuat dapatmenyebabkan kekambuhan. Penderita yang alerg

i penicillin dapat diberikangolongan makrolid (Azithromicine, Roxythromicine).

Pada stadium perforasi, sering terlihat sekret banyak keluar,kadang secara berdenyut

atau pulsasi. Diberikan obat cuci telinga (ear toilet )H2O2 3% (4-5 tetes sehari)

selama 3 sampai dengan 5 hari serta antibiotik yang adekuat, berupa ciprofloxacin 200 mg

(2x1) selama 3-14 hari. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan

menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10 hari.

Page 28: 140820800 case-tht

Pada stadium resolusi, membran timpani berangsur normal kembali,sekret tidak ada

lagi, dan perforasi menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya sekret mengalir di liang

telinga luar melalui perforasi di membrane timpani. Antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3

minggu. Bila keadaan ini berterusan, mungkin telah terjadi mastoiditis.

Sekitar 80% kasus OMA sembuh dalam 3 hari tanpa pemberian antibiotik. Observasi

dapat dilakukan. Antibiotik dianjurkan jika gejala tidak membaik dalam dua sampai tiga hari,

atau ada perburukan gejala. Ternyata pemberian antibiotik yang segera dan dosis sesuai dapat

terhindar dari tejadinya komplikasi supuratif seterusnya. Masalah yang muncul adalah risiko

terbentuknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik meningkat. Menurut American

Academy of Pediatrics (2004), mengkategorikan OMA yang dapat diobservasi dan yang

harus segera diterapi dengan antibiotik sebagai berikut.

Usia Diagnosis pasti Diagnosis meragukan

Kurang dari 6 bulan Antibiotik Antibiotik

6 bulan sampai 2 tahun Antibiotik Antibiotik jika gejala berat

2 tahun ke atas Antibiotic jika gejala berat Observasi

Diagnosis pasti OMA harus memiliki tiga kriteria, yaitu bersifat akut,terdapat

efusi telinga tengah, dan terdapat tanda serta gejala inflamasi telinga

tengah. Gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam kurang dari

39°C dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang-

berat atau demam 39°C. Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan

pada anak usia enam bulan sampai dengan dua tahun, dengan gejala ringan saat pemeriksaan,

atau diagnosis meragukan pada anak di atas dua tahun.

Page 29: 140820800 case-tht

 Follow-up dilaksanakan dan pemberian analgesia seperti asetaminofen dan ibuprofen tetap

diberikan pada masa observasi. Menurut American Academic of Pediatrik (2004),

amoksisilin merupakan first-line terapi dengan pemberian 80mg/kgBB/hari sebagai terapi

antibiotik awalselama lima hari. Amoksisilin efektif terhadap Streptococcus penumoniae

.Jika pasien alergi ringan terhadap amoksisilin, dapat diberikan sefalosporin seperti

cefdinir .Second-line terapi seperti amoksisilin-klavulanat efektif terhadap Haemophilus

influenza Dan Moraxella catarrhalis, termasuk Streptococcus penumoniae. Pneumococcal

7- valent conjugate vaccine dapatdianjurkan untuk menurunkan prevalensi otitis media

Pembedahan Terdapat beberapa tindakan pembedahan yang dapat menangani OMA

rekuren, seperti miringotomi dengan insersi tuba timpanosintesis, dan adenoidektomi.

1. MiringotomiMiringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membrane timpani, supaya

terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Syaratnya adalah harus

dilakukan secara dapat dilihat langsung, anak harus tenang sehingga membran timpani dapat

dilihat dengan baik. Lokasi miringotomi ialah di kuadran posterior-inferior.Bila terapi yang

diberikan sudah adekuat, miringotomi tidak perludilakukan, kecuali jika terdapat pus di

telinga tengah. Indikasi miringostomi pada anak dengan OMA adalah nyeri berat, demam,

komplikasi OMA seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis,labirinitis, dan infeksi sistem

saraf pusat. Miringotomi merupakan terapi third-line pada pasien yang mengalami kegagalan

terhadap dua kaliterapi antibiotik pada satu episode OMA. Salah satu tindakan miringotomi

atau timpanosintesis dijalankan terhadap anak OMA yangrespon kurang memuaskan terhadap

terapi second-line, untuk menidentifikasi mikroorganisme melalui kultur.

2. Timpanosintesis merupakan pungsi pada membran timpani,dengan analgesia lokal

supaya mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan. Indikasi timpanosintesis adalah terapi

antibiotik tidak memuaskan, terdapat komplikasi supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien

Page 30: 140820800 case-tht

yang sistem imun tubuh rendah. Menurut Buchman (2003), pipatimpanostomi dapat menurun

morbiditas OMA seperti otalgia, efusitelinga tengah, gangguan pendengaran secara signifikan

dibandingdengan plasebo dalam tiga penelitian prospertif, randomized trial yang telah

dijalankan.

3. AdenoidektomiAdenoidektomi efektif dalam menurunkan risiko terjadi

otitismedia dengan efusi dan OMA rekuren, pada anak yang pernah menjalankan

miringotomi dan insersi tuba timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan. Pada

anak kecil dengan OMA rekuren yangtidak pernah didahului dengan insersi tuba, tidak

dianjurkan adenoidektomi, kecuali jika terjadi obstruksi jalan napas dan rinosinusitis rekuren

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Charismawati, Anisa, Otitis Media Akut, Kepaniteraan Klinik lab/SMF IlmuFarmasi

Fakultas Kedokteran UNS / RSUD DR. MOERWADI. Surakarta.2011

2. Djaafar, Zainul A., Helmi, Ratna D. Restuti. Kelainan Telinga Tengah.Dalam: Buku 

Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala &Leher Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia;2007. h. 65-68.

3. Hafifa. Tatalaksana Otitis Media Akut (OMA) Pada Stadium Perforasi.

2011(Online) (http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php? page=TATALAKSANA+

OTITIS+MEDIA+AKUT+(OMA)+PADA+STADIUM+PERFORASI, diakses

tanggal 29 Agustus 2011)

4. Fikri S., Ahmad. Penanganan Otitis Media Akut (OMA) Stadium

PerforasiPada Wanita Usia 25 Tahun. 2011 (Online)(http://www.fkumyecase.net/

Page 31: 140820800 case-tht

wiki/index.php? page=PENANGANAN+OTITIS+MEDIA+AKUT+%28OMA

%29+STADIUM+PERFORASI+PADA+WANITA+USIA+25+TAHUN,diakses

tanggal 1 September 2011).

5. Harmdji S, Soepriyadi, Wisnubroto, Otitis Media Supuratif Akut. Dalam: TimRevisi

PDT RSUD dr. Soetomo. Surabaya. 2005. h. 10-3

6. Oghalai, J.S. 2003.Otitis Eksterna Available from : http://www. bcm.tme.edu/oto/

grand/101295.htm. Accessed : 2008, March 28.

7. Abdullah, F. 2003.Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan

Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut Available from 

:www.usudigitallibrary.com. Accessed : 2008, March 28.

8. Kotton, C. 2004.Otitis Eksterna.Available from : http:savondrugs.com/shop/

templates/encyclopedia/ ENCY/ artcle/000622. asp. Accessed : 2008, March28.

9. Carr, MM. 2000.Otitis Eksterna.Available from : http://www.icarus.med.utoronto.ea/

carr/manual/otitisexterna. htm. Accessed : 2008, March 28.

10. Fatih, M. 2007.Otitis Eksterna.Available from :http://hennykartika.wordpress.com/

2007/12/29/otitis-eksterna/. Accessed : 2008, March27.

11. Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan Telinga Luar dalamBuku Ajar Ilmu

KesehatanTelinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher Ed. ke-5. Fakultas

Kedokteran UniversitasIndonesia. Jakarta.

12. Anonim. 2006.Otitis Eksterna.Available from :http://www.kalbe.co.id. Accessed :

2008,March 27.

13. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga,

Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK

Unud.Denpasar