4
Minggu Pagi yang Sehat Profil Muhammad Nur Sodiq: Podi um 4 Oleh Sucipto Hadi Purnomo TANGGAL 9 Desember 2009 digelar Pemilihan Raya Mahasiswa. Lima kandidat bersaing. Dengan mengantongi 2.855 suara, terpilihlah Muhammad Nur Sodiq sebagai presiden mahasiswa. Berikut petikan perbincangan dengan Buletin Sekaran. Pengalaman organisasi: Pemimpin Umum Mathematics Journalism Club (MJC), Gubenur BEM FMIPA, Koordinator Gempar (Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi) Unnes. Muhammad Nur Sodiq agus Anda puas terhadap hasil pemilihan presiden mahasiswa? Alhamdulilah sudah, kalau melihat partisipasi tahun ini sedikit meningkat, walaupun antusiasme waktu kampanye tidak terlalu ramai seperti tahun kemarin. Selama ini ada kesan Badan Eksekutif Mahasiswa mlempem, hanya jadi event organizer dan lemah pada peran advokasi. Kalau dibilang mlempem, tidak. Kenapa? Saya juga turut bergabung dengan teman-teman BEM KM walaupun cuma di fakultas. Terbukti kemarin terakhir waktu advokasi PPL, teman-teman sangat antusias walaupun secara ada beberapa kendala sehingga belum tuntas. Advokasi ke dalam, saya rasa sudah cukup bagus. Cuma, dukungan teman-teman fakultas agak kurang. Contohnya pada kasus PPL kemarin, semua sudah diundang, ada forum advokat universitas. Cuma, ketika ada undangan untuk bergabung ke sana, hanya beberapa fakultas yang bergabung dan sokongan teman-teman fakultas belum terlalu kuat untuk advokasi di tingkat universitas. Selain itu kegiatan BEM KM kemarin cenderung keluar daripada di dalam. Terkait dengan EO, saya rasa tidak juga, Dukungan Teman Fakultas Kurang karena setiap kegiatan BEM KM bersifat pencerdasan. Tidak sekadar menyelenggarakan kegiatan, tetapi tujuannya mencerdaskan mahasiswa. Contohnya kemarin ada garda pemilu. Itu adalah salah satu usaha mencerdaskan mahasiswa tentang pemilu di Indonesia. Jadi, apa sesungguhnya peran dan fungsi BEM KM? Jelas, pertama fungsi advokasi dan kedua fungsi pencerdasan pendidikan politik. Itu titik tekannya. Beda dari UKM yang untuk pengembangan bakat dan minat. Ada yang meragukan inklusivitas Anda lantaran terlalu kental warna “hijau”... Tiga tahun sudah saya di BEM Fakultas. Saya tahu seluk-beluk antara yang dikatakan “hijau” dan teman-teman yang aktif di BEM. Ketika kita melihat sebuah kultur dinamisasi kampus, saya banyak belajar pada teman-teman fakultas. Mereka mengajari kita memanusiakan manusia. Itu yang terpenting. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara yang dikatakan hijau dan yang lain. Itu cuma sebagai dasar berpijak. Yang terpenting saatnya kita bareng-bareng untuk memberikan kontribusi terbaik kita di sana. Kemenangan Anda ditopang partai tertentu? Saya katakan tidak. Ketika kemarin maju mencalonkan diri, saya mendapatkan restu dari kedua orang tua. Itu yang jelas. MINGGU pagi hampir selalu menjadi semacam hari penebusan “dosa” bagi saya. “Dosa” terhadap anak-anak, juga “dosa” terhadap istri tercinta. Maklumlah, sepanjang Senin hingga Sabtu, waktu habis sudah untuk alasan yang kesannya mulia tapi terkadang “zalim paripurna”: mencari nafkah untuk anak-istri tapi alpa meluangkan waktu buat mereka. Ya, Minggu pagi itulah hari bagi saya menurunkan hujan perhatian. Sok care terhadap anak-anak, juga istri. Mencari ruang terbuka nyaman, bertemu dengan banyak orang, menemani anak-anak bisa leluasa bermain, itulah yang senantiasa menjadi idaman. Namun idaman macam itu kerap kali tak kesampaian. Idaman itu hampir selalu bertubrukan dengan kenyataan yang bertolak belakang. Betapa tidak, mencari ruang publik yang nyaman di Kota Semarang, susahnya bukan kepalang. Masih ada memang, Simpanglima dan Taman KB –sekadar sebut, tapi jangan terlalu berharap akan bisa mat-matan di sana. Alih-alih beroleh keleluasaan dan udara segar, kusumpekan justru yang segera menyergap. Lantas? Untunglah, sebelum sampai Simpanglima, ada Unnes di Sekaran. Untunglah ada pasar krempyeng di dekatnya. Ada pula sanggar tari dan karawitan Sekar Domas di kompleks FBS yang selalu latihan setiap Minggu pagi. Kami cukup ”cerdik” memadukannya. Memborong nasi gudangan murah-meriah di pasar krempyeng, mengudapnya di gazebo, sekaligus menunggui anak-anak karawitan atau main bola, juga hotspot- an, sungguh menjadi adonan kegembiraan yang sehat-memikat. Ya, kami tak perlu menunggu polder di dekat FBS itu menjadi ruang publik, meski angan-angan soal itu kerap kali berkelindan. Kami memang kerap kali berangan-angan, andai di dekat polder itu kelak kami bisa mengudap gudangan atau apa saja, mancing, senam, joging, juga menyaksikan band atau kuda lumping....*

Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buletin Sekaran Diterbitkan oleh UPT Pusat Hubungan Masyarakat Universitas Negeri Semarang (Unnes)

Citation preview

Page 1: Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 3

Minggu Pagi yang Sehat

ProfilMuhammad Nur Sodiq:

Podium

4

Oleh Sucipto Hadi Purnomo

TANGGAL 9 Desember 2009 digelar Pemilihan Raya Mahasiswa. Lima kandidat bersaing. Dengan mengantongi 2.855 suara, terpilihlah Muhammad Nur Sodiq sebagai presiden mahasiswa. Berikut petikan perbincangan dengan Buletin Sekaran.

Pengalaman organisasi: Pemimpin Umum Mathematics Journalism Club (MJC), Gubenur BEM FMIPA, Koordinator Gempar (Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi) Unnes.

Muhammad Nur Sodiqagus

Anda puas terhadap hasil pemilihan presiden mahasiswa?

Alhamdulilah sudah, kalau melihat partisipasi tahun ini sedikit meningkat, walaupun antusiasme waktu kampanye tidak terlalu ramai seperti tahun kemarin. Selama ini ada kesan Badan Eksekutif Mahasiswa mlempem, hanya jadi event organizer dan lemah pada peran advokasi.

Kalau dibilang mlempem, tidak. Kenapa? Saya juga turut bergabung dengan teman-teman BEM KM walaupun cuma di fakultas. Terbukti kemarin terakhir waktu advokasi PPL, teman-teman sangat antusias walaupun secara ada beberapa kendala sehingga belum tuntas.

Advokasi ke dalam, saya rasa sudah cukup bagus. Cuma, dukungan teman-teman fakultas agak kurang. Contohnya pada kasus PPL kemarin, semua sudah diundang, ada forum advokat universitas. Cuma, ketika ada undangan untuk bergabung ke sana, hanya beberapa fakultas yang bergabung dan sokongan teman-teman fakultas belum terlalu kuat untuk advokasi di tingkat universitas. Selain itu kegiatan BEM KM kemarin cenderung keluar daripada di dalam.

Terkait dengan EO, saya rasa tidak juga,

Dukungan Teman Fakultas Kurangkarena setiap kegiatan BEM KM bersifat pencerdasan. Tidak sekadar menyelenggarakan kegiatan, tetapi tujuannya mencerdaskan mahasiswa. Contohnya kemarin ada garda pemilu. Itu adalah salah satu usaha mencerdaskan mahasiswa tentang pemilu di Indonesia. Jadi, apa sesungguhnya peran dan fungsi BEM KM?

Jelas, pertama fungsi advokasi dan kedua fungsi pencerdasan pendidikan politik. Itu titik tekannya. Beda dari UKM yang untuk pengembangan bakat dan minat. Ada yang meragukan inklusivitas Anda lantaran terlalu kental warna “hijau”...

Tiga tahun sudah saya di BEM Fakultas. Saya tahu seluk-beluk antara yang dikatakan “hijau” dan teman-teman yang aktif di BEM. Ketika kita melihat sebuah kultur dinamisasi kampus, saya banyak belajar pada teman-teman fakultas. Mereka mengajari kita memanusiakan manusia. Itu yang terpenting. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara yang dikatakan hijau dan yang lain. Itu cuma sebagai dasar berpijak. Yang terpenting saatnya kita bareng-bareng untuk memberikan kontribusi terbaik kita di sana.Kemenangan Anda ditopang partai tertentu?

Saya katakan tidak. Ketika kemarin maju mencalonkan diri, saya mendapatkan restu dari kedua orang tua. Itu yang jelas.

M I N G G U pagi hampir selalu menjadi semacam hari penebusan “dosa” bagi saya. “Dosa” terhadap anak-anak, juga

“dosa” terhadap istri tercinta.Maklumlah, sepanjang Senin

hingga Sabtu, waktu habis sudah untuk alasan yang kesannya mulia tapi terkadang “zalim paripurna”: mencari nafkah untuk anak-istri tapi alpa meluangkan waktu buat mereka.

Ya, Minggu pagi itulah hari bagi saya menurunkan hujan perhatian. Sok care terhadap anak-anak, juga istri.

Mencari ruang terbuka nyaman, bertemu dengan banyak orang,

menemani anak-anak bisa leluasa bermain, itulah yang senantiasa menjadi idaman. Namun idaman macam itu kerap kali tak kesampaian. Idaman itu hampir selalu bertubrukan dengan kenyataan yang bertolak belakang.

Betapa tidak, mencari ruang publik yang nyaman di Kota Semarang, susahnya bukan kepalang. Masih ada memang, Simpanglima dan Taman KB –sekadar sebut, tapi jangan terlalu berharap akan bisa mat-matan di sana. Alih-alih beroleh keleluasaan dan udara segar, kusumpekan justru yang segera menyergap.

Lantas? Untunglah, sebelum sampai Simpanglima, ada Unnes di Sekaran.

Untunglah ada pasar krempyeng di dekatnya. Ada pula sanggar tari dan karawitan Sekar Domas di kompleks FBS yang selalu latihan setiap Minggu pagi.

Kami cukup ”cerdik” memadukannya. Memborong nasi gudangan murah-meriah di pasar krempyeng, mengudapnya di gazebo, sekaligus menunggui anak-anak karawitan atau main bola, juga hotspot-an, sungguh menjadi adonan kegembiraan yang sehat-memikat.

Ya, kami tak perlu menunggu polder di dekat FBS itu menjadi ruang publik, meski angan-angan soal itu kerap kali berkelindan. Kami memang kerap kali berangan-angan, andai di dekat polder itu kelak kami bisa mengudap gudangan atau apa saja, mancing, senam, joging, juga menyaksikan band atau kuda lumping....*

Page 2: Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 3

Unnes Bangun .....

Sambungan hlm 1

Salam Redaksi

Anda TanggapiKami Sikapi

2 Seputar Kampus

Samsudi dan Wiyanto Guru Besar Baru Unnes

tika

shp

Unnes, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan CSR beberapa lembaga. Tak kurang Bank BRI, BNI 1946, Mandiri, Bukopin,Telkom, Pertamina, Jasa Marga, dan PT Kereta Api Indonesia tergabung dalam sinergi tersebut. Relatif Komplet

Dalam sambutannya, Rek tor Unnes Prof Dr Sudijono Sastroatmo­djo MSi mengatakan, program ini merupakan sinergi yang relatif komplet.

“Yayasan Damandiri punya pengalaman luar biasa dalam memberdayakan, melatih, dan mem fasili tasi masyarakat sehingga masyarakat bisa menikmati hasilnya

secara nyata.” Dia juga mengatakan, dalam

pembangunan yang berkelanjutan, yang dibangun bukan desa atau kotanya, melainkan manusia. ”Bila yang dibangun manusia, mereka akan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada.”

Rektor juga mengungkapkan, yang akan dilakukan Unnes mencakupi empat bidang. ”Pertama, pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan serta kehutanan. Kedua, koperasi dan usaha makro kecil dan menengah (UMKM). Ketiga, pelayanan dasar masyarakat, dan keempat pemberdayaan masyarakat dan desa. Untuk itulah, Unnes menggandeng berbagai pihak.”

Adapun Prof Dr Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri menawarkan pembangunan yang diikuti sebanyak mungkin keluarga

dan penduduk, terutama keluarga miskin dan perempuan. ”Program ini mudah dilaksanakan oleh rakyat dengan fasilitas Unnes, Damandiri, dan Pemda. Unnes berperan memperkenalkan dan meyakinkan pengusaha untuk membantu melalui CSR dan pendampingan tenaga profesional. Selain itu, lewat penggunaan teknologi tepat guna oleh masyarakat desa,” katanya.

Narasumber lainnya Koordinator Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Area IV PT Pertamina HM Yacoeb, Kepala Bagian Bisnis Mikro PT BRI Bagyo Mujiharjo, Manager CDC PT Telkom Kantor Pusat Divisi Regional Jateng Agus Suhartantanto, dan Drs AT Sugeng Priyanto MSi yang menyampaikan rancangan Unnes dalam program mbangun desa.

”TULISAN pada ‘Podium’ menggunakan varian bahasa yang indah tapi tidak estetis (etis? –Red). Sebab, menurut saya, diksi (maaf –Red) masturbasi dan lemah syahwat tidak terlalu nyaman disandingkan dengan berita-berita di Sekaran.”

Itu salah satu bunyi SMS, sesaat setelah buletin Sekaran terbit dan beredar. SMS yang lain berbunyi, ”Kok Sekaran gak memuat SMS yang berisi keluhan mahasiswa, dosen, dan karyawan Unnes?”

Terhadap SMS yang ditulis pertama, kami telah mendiskusikan dengan beberapa teman, terutama kalangan akademisi dari berbagai disiplin. Apa kata mereka? Tak seorang pun, dengan melihat konteks kalimat dan wacana, bersetuju bahwa dua kata tersebut tidak estetis ataupun tidak estis.

Ah, jangan-jangan mereka sungkan karena yang bertanya adalah penulis esai pendek itu. Boleh jadi begitu...

Namun terhadap SMS kedua, kami baru bisa menjawab: kami belum tergoda untuk mengembangkan journalism by SMS, kami tak mau ingkari prinsip cover both side, dan kami tak ingin media ini jadi alat buat memfitnah siapa pun. Itu saja.

Mengawali orasi ilmiahnya, Prof Wiyanto memaparkan rendahnya kontribusi penelitian ilmuwan Indonesia terhadap pengembangan dunia ilmu. ”Kontribusinya setiap tahun hanya 0,012%,” papar Wiyanto mengutip hasil survei Scientific American.

Pembantu Dekan Bidang Akademik FMIPA ini menyitir data BPS yang menyatakan semakin tinggi pendidikan semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya. ”Padahal, kewirausahaan dan penelitian menuntut penggunaan kompetensi memecahkan masalah, bekerja sama dalam tim, dan berkomunikasi. Jadi, kedua data tersebut dapat dijadikan indikator bahwa pendidikan kita belum mampu secara optimal mengembangkan ketiga kompetensi tersebut,” katanya.

Karena itu, lanjut Wiyanto, perlu diupakan pembelajaran yang dirahkan untuk mengembangkan kompetensi

unggul. ”Pelajaran fisika, secara sengaja dan terencana, semestinya diarahkan ke sana.”Kebingungan Sistemik

Dalam orasinya, Samsudi menengarai terjadi kebingungan sistemik setiap tahun yang melanda kepala SMK, guru, dan terutama siswa kelas III. ”Demi menghadapi Ujian Nasional (UN) teori, Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia, semua pelajaran program produktif, yakni praktik dan magang kerja, direduksi dan disiasati.”

Akibatnya, kata Samsudi, pembelajaran program produktif dikorbankan demi kelulusan UN teori. ”Kebingungan itu kian bertambah semenjak 2006/2007 ketika Depdiknas memberlakukan UN kompetensi produktif, yang ternyata belum didukung kesiapan SMK,” ungkap Asisten Direktur I Pascasarjana Unnes ini.

Menurutnya, ada permasalahan serius terkait dengan pembentukan dan pengembangan kompetensi siswa SMK. ”Secara internal, pengelola SMK perlu menyadari bahwa mereka sejatinya mengemban amanah untuk membentuk dan mengembangkan kompetensi siswa sehingga mendapatkan pengakuan dunia usaha dan dunia industri, bukan sekadar pengakuan Depdiknas.”

GURU besar Unnes bertambah lagi. Itu setelah Dr Wiyanto MSi, dosen Jurusan Fisika FMIPA dan Dr Samsudi MPd, dosen Teknik Mesin FT dikukuhkan sebagai guru besar. Pengukuhan keduanya digelar Selasa (15/12), di auditorium kampus Sekaran.

Page 3: Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 3

Pelaporan Nilai KKN

Taktik Peroleh Beasiswa Luar Negeri

AgendaLomba HUT X

Dharma WanitaUnnes

Seputar Kampus

Mengemudi sambil Telepon, Diancam Tiga Bulan

3

Pelatihan Ekonomi Syariah

Beasiswa ke Prancis

agus

hon

Ketua Dharma Wanita Persatuan Unnes Ny Hj Sri Hapsarining R Sudijono SA SPd MM memberikan sambutan pada perayaan HUT Dharma Wanita Unnes.

Iptu Andi Mayasari hon

tika

hon

SEBELUM mengendarai sepeda motor, pastikan memba-wa surat izin mengemudi (SIM). Sebuah saran yang klise kedengarannya.

Tapi tunggu dulu. Menge-mu dikan kendaraan tanpa mem-bawa SIM bisa dikenai denda maksimal Rp1 juta atau pidana kurungan paling lama empat bulan.

Demikian dikatakan Iptu Andi Mayasari, Kanit Regident Lantas Res Semarang Selatan dalam Sosialisasi Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sosialisasi diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas, di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Univer sitas kampus Sekaran, Kamis (10/12).

”Jangan pula menelepon sambil mengendarai motor. Bisa terjerat Pasal 283, yakni bagi yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan mela-kukan kegiatan lain atau dipe-nga ruhi oleh suatu keada an yang mengakibatkan gang gu-an konsentrasi dalam menge-mudi di jalan, dapat dipidana dengan pidana kurungan

paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Rp750.000,” kata Mayasari.

Maya juga mengatakan, pengendara sepeda motor harus menyalakan lampu utama siang dan malam hari. Kalau tidak, bisa kena pelanggaran pidana dengan kurungan paling lama 15 hari atau denda paling banyak Rp100.000.”

SELAIN sabar dan bersungguh-sungguh, harus pantang putus asa untuk mengajukan permohonan. Itulah kunci untuk mendapatkan beasiswa keluar negeri .

Demikian dikemukakan Drs Ahmad Sofwan PhD, penerima beasiswa Australia dari Dikti satu tahun dan AUSAID empat tahun dalam Seminar Scholarship “Quicky Wacky Ways to Get Scholarships, Scholarships’re Everywhare, Scholarships’re Easy to Conquere”, Senin (14/12) di ruang bundar dekanat FBS Unnes Sekaran.

Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FBS Unnes itu juga menjelaskan, peraih beasiswa adalah duta bangsa dengan konsekuensi ilmu yang didapatkan akan digunakan

kembali untuk bangsa dan negaranya. “Selain itu, beasiswa itu pada hakikatnya menopang kita agar mendapatkan pendidikan di negara yang lebih maju daripada Indonesia,” katanya.

Dalam seminar yang dis-elenggarakan oleh English Student Association (ESA) itu, Sofwan juga menun-jukkan sumber-sumber bea-siswa luar negeri yang da-pat dengan mudah diakses melalui internet. Antara lain Fullbright Scholar-ship (AMINEF), AUSAID (ADS), IIEF, Dikti Depdik-nas, organisasi internasional (Rotary, AFS, dll), PT di luar negeri, DAAD (Jerman), serta kerja sama antara PT dalam negeri dan luar negeri.

SEJUMLAH lomba kewanitaan menjadi ba-gi an dari perayaan HUT X Dharma Wanita. Me-nurut Ketua Dharma Wa-nita Persatuan Unnes Sri Hapsarining R Sudi jono, perayaan itu di lak sanakan dengan sederhana. Meski begitu, bukan berarti tak ada makna di dalamnya. “Ke giatan yang diadakan mengarah pada bidang kewanitaan seperti me-rias wajah dan lomba me-masak,” kata dia pada pembukaan lomba di Auditorium Unnes, belum lama ini.

Lomba memasak yang dilaksanakan bertema ma-sa kan nonberas. Dalam salah satu kreasi masakan ditampilkan puding ja-gung manis sutra. Masak dengan tampilan manis itu dibuat dari rebusan jagung, air gula, dan daun pandan. Untuk membuat hidangan tersebut biaya maksimal ditentukan Rp-50.000. Melalui kegi at-an ini diharapkan a kan ditingkatkan pe ran wanita dalam mendampingi tugas suami.

KARENA yudisium semester gasal makin dekat, mahasiswa yang nilai mata kuliah KKN-nya belum masuk di sistem database Sikadu, kecuali KKN periode 2009, diharapkan melapor. Laporan dapat disampaikan ke P2KKN LP2M Unnes Gedung G lantai I (eks ruang LPM) paling lambat 18 Desember 2009. Demikian Kepala Pusat P2KKN LP2M Unnes Drs Sutaryono MPd mengabarkan hal itu.

KELOMPOK Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi (KSEI FE) Unnes akan menyelenggarakan Syariah Economic Training (SET 1) dengan tema “Success Examination with Esya”, Minggu (20/12), di gedung C3 114-115. Acara terdiri atas kontekstualisasi ESya dalam meraih kesuksesan diri, ke-KSEI-an, kerja tim, dan manajemen energi dalam diri. Informasi pada telepon 085740114345. agus

agus

tika

PEMERINTAH Prancis melalui Kedutaan Besar Prancis di Jakarta memberikan beasiswa kepada warga Indonesia untuk tahun 2010. Beasiswa ini diperuntukkan bagi pegawai negeri, dosen, dan mahasiswa. Ada dua jenis program, yaitu pendidikan master (full scholarship) dan doktoral (full scholarship - 18 bulan). Juri akan memberikan prioritas kepada yang telah melakukan identifikasi. Aplikasi harus diserahkan paling lambat 31 Maret 2010. Info bisa diakses via http://indonesia.campusfrance.org/.

Page 4: Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 3

Edisi 3 17 Desember 2009 www.unnes.ac.id

Dengan menggandeng berbagai lembaga, Unnes ambil bagian mewujudkan program ”Bali Desa Mbangun Desa”. Gayung bersambut.

Lewat corporate sosial responsibility (CSR), sejumlah lembaga bonafide siap bergabung.

Susunan RedaksiPelindung: Rektor Pembina: Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II, Pembantu Rektor III, Pembantu Rektor IV Pemimpin Redaksi: Sucipto Hadi Purnomo Redaksi: Kartika Fajar Cahyani, Sihono, Dwi Sulistiawan, Ariyani Widyastuti, Agus Setyo Purnomo Administrasi: Hendarni WidowatiAlamat Redaksi: UPT Pusat Humas Unnes Lantai II Gedung H Unnes Kampus Sekaran, Telepon 024­8508093, E­mail: [email protected]

Redaksi menerima kiriman berita dan artikel sesuai dengan rubrikasi Buletin SEKARAN Bersambung hlm 2

Rektor Unnes Prof Dr Sudijono Sastroatmodjo MSi (kiri) mengalungkan samir ke Prof Dr Wiyanto MSi (tengah) dan Prof Dr Samsudi MPd. Berita di halaman 2.

BULETIN UNNES

Diterbitkan oleh UPT Pusat Hubungan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Sehat Unggul Sejahtera

Indikator

grafis: agus

Meningkat, Honor Pembimbing PPL

Sumber : BAPR Unnes

Unnes Bangun Sinergi untuk

“Mbangun Desa”

hon

FOCUS Group Discussion (FGD) yang digelar Senin 14 Desem­ber 2009, di ruang Vicom Ge­dung H Unnes kampus Se­

ka ran, kian memperkukuh niat itu. ”Program ‘Bali Desa Mbangun Desa’ merupakan program yang dicanangkan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dengan karakteristik mengarah pada pengembangan wilayah perdesaan. Namun realitasnya, masyarakat masih menunggu­nunggu implementasi pro­gram ini,” ungkap Drs Sunyoto MSi, ketua penyelenggara.

Dia juga mengatakan, masyarakat belum merasakan perbedaan nyata antara sebelum dan sesudah ada program ”Bali Desa Mbangun Desa”. ”Karena itu, Unnes merasa terpanggil untuk berpartisipasi aktif dalam membangun Jawa Tengah sejalan dengan program Gubernur.”

FGD itu sendiri digelar untuk merancang program bersama antara

KABAR baik buat para dosen pembimbing Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Mulai pengujung 2010 ini, honor dosen pembimbing PPL Unnes meningkat. Honor dosen pembimbing PPL yang semula Rp90.000, berubah jadi Rp125.000 per mahasiswa. Honor dosen koordinator yang semula Rp250.000 per sekolah menjadi Rp300.000. Guru pamong yang semula Rp90.000 naik menjadi Rp125.000.

Tahun ini, mahasiswa yang melakukan PPL 2.757 orang. Mereka tersebar di lima kabupaten/kota, yakni Kabu­paten Semarang di 80 sekolah, Kendal (35 sekolah), Batang (25), Grobogan (26), dan Kota Magelang (27 sekolah).

hon

Sumber: Pusat PPL Unnes grafis: agus