FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PENYEBAB KEKERASAN KEKERASAN

DILINGKUNGAN SEKOLAH DILINGKUNGAN SEKOLAH

IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI UU RI No 23 Tahun 2002 UU RI No 23 Tahun 2002

TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Arist Merdeka SiraitArist Merdeka SiraitKetua Umum Komisis Nasional Perlindungan Anak Ketua Umum Komisis Nasional Perlindungan Anak

ANAK ANAK adalah seseorang yang berusia di bawah 18 adalah seseorang yang berusia di bawah 18 (delapan belas tahun) termasuk yang masih (delapan belas tahun) termasuk yang masih dalam kandungan (dalam kandungan (CRC dan UU No. 23 Tahun CRC dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak2002 tentang Perlindungan Anak))

HAK ANAK HAK ANAK ; ; adalah bagian dari hak asasi adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.pemerintah, dan negara.

SIAPA ITU ANAKSIAPA ITU ANAK

Segala bentuk perbuatan atau tindakan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,seksual, psikis/mental/emosi, dan penelantaran termasuk pemaksaan dan

merendahkan martabat

Defenisi Kekerasan terhadap Anak

dalam dan di lingkungan sekolah dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau guru, pengelola sekolah atau

teman-temannya di dalam sekolah teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga yang bersangkutan, atau lembaga

pendidikan lainnya”pendidikan lainnya”

Pasal 54 Pasal 54 UUUU No. 23 Tahun 2002 No. 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan AnakTentang Perlindungan Anak Menegaskan : Menegaskan :

DASAR HUKUM LINGKUNGAN SEKOLAH ZONA BEBAS

KEKERASAN

Pelaku Pelaku KKEKERASAN EKERASAN PSIKISPSIKIS

• Pelaku utama ada tiga : GURU, ORANG TUA dan NEGARA.

• GURU; sebagai konsewensi penanggungjawab utama kelancaran kurikulum-nasional

• ORANG TUA; merasa memiliki sehingga berhak menentukan nasib si anak sesuai selera mereka sendiri

• NEGARA; sangat yakin kebijakan yang diambil merupakan jalan strategis meningkatkan kualitas pendidikan nasional

Kekerasan Kekerasan psikis psikis di sekolahdi sekolah

• Sumber utama: kurikulum nasional • Tuntutan kurikulum relatif tinggi• Siswa harus tahu semua hal yang termuat di

kurikulum• KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan)

belum memberikan “kebebasan” sekolah• Tidak ada spesifikasi ketrampilan/keahlian siswa• Kurikulum nasional lebih tepat disebut kurikulum

nasi rames• Menerima ilmu berlimpah tapi hanya sedikit yang

dikuasai.

BullyingBullying SERINGKALI TERJADI DALAM SERINGKALI TERJADI DALAM 33 BENTUK :BENTUK :,,

1.1. Fisik Fisik (memukul .menampar, memalak, atau (memukul .menampar, memalak, atau

meminta paksa yang bukan miliknya, meminta paksa yang bukan miliknya, pengeroyokan, menjadi eksekutor perintah pengeroyokan, menjadi eksekutor perintah senior);senior);

2.2. Verbal Verbal (memaki, mengejek, menggosip, (memaki, mengejek, menggosip, membodohkan dan mengkerdilkan);membodohkan dan mengkerdilkan);

3.3. Psikologis (Psikologis (mengintimidasi, mengecilkan, mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan, mendiskrimininasikanmengabaikan, mendiskrimininasikan))..

BENTUK LAIN KEKERASAN di SEKOLAH

“BULLYING”

BullyingBullying berdampak menurunkan tes berdampak menurunkan tes kecerdasan dan kemampuan analisis siswa kecerdasan dan kemampuan analisis siswa yang menjadi korban, bahkan sampai yang menjadi korban, bahkan sampai berusaha bunuh diri.berusaha bunuh diri.BullyingBullying juga berhubungan dengan juga berhubungan dengan

meningkatnya tingkat depresi, agresi, meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai nilai akademik, dan penurunan nilai nilai akademik, dan tindakan bunuh diritindakan bunuh diri..

Pelaku Pelaku BullyingBullying berpotensi tumbuh sebagai berpotensi tumbuh sebagai pelaku kriminal dibanding yang tidak pelaku kriminal dibanding yang tidak melakukan melakukan BullyingBullying. Tindakan ini juga . Tindakan ini juga masih menjadi masalah tersebunyi yang masih menjadi masalah tersebunyi yang tidak disadari oleh para pendidik dan orang tidak disadari oleh para pendidik dan orang tua muridtua murid

DAMPAK BULLYING

• Prilaku Feodal (Pemaknaan Senior/yunior);• Puberitas pada masa Remaja (Pencarian jati

diri)• Krisis identitas• Kekerasan dalam rumah tangga dan di

sekolah• Pengawasan Prilaku Anak yang kurang dari

orangtua dan sekolah;• Imitasi dari tontonan media yang

mengandung unsur kekerasan, seksualitas/pornografi;

• Fanatisme yang berlebihan;• Pendisiplinan dengan kekerasan (rumah dan

sekolah);

FAKTOR PENYEBAB

LINGKUNGAN SEKOLAHLINGKUNGAN SEKOLAH• MengaMengawasi perilaku siswa selama di wasi perilaku siswa selama di

sekolah:sekolah:• Civitas sekolah harus bersikap proaktif;Civitas sekolah harus bersikap proaktif;• Mengaktifkan guru BPMengaktifkan guru BP atau menyediakan atau menyediakan

konselor yang memberi bimbingankonselor yang memberi bimbingan;;• Guru harus bersikap sebagai pendengar Guru harus bersikap sebagai pendengar

yang baik bagi murid;yang baik bagi murid;• MengMengenali temperamen dan karakter enali temperamen dan karakter

masing-masing siswa;masing-masing siswa;• Mengadakan evaluasi kondisi sekolah Mengadakan evaluasi kondisi sekolah

setiap kurun waktu tertentu;setiap kurun waktu tertentu;• MMenciptakan kebersamaan sosial diantara enciptakan kebersamaan sosial diantara

civitas sekolahcivitas sekolah

MENCEGAH BULLYING

•Guru menjadi social support•Menyediakan pelatihan guru tentang cara mengintervensi bullying

•Mempunyai mekanisme/SOP penyelesaian masalah kasus bullying.

•Menyelenggarakan seminar/konferensi komunitas (ortu, guru dan Siswa), untuk menyusun finalti non fisik atau saksi memutus hak siswa sementara.

LINGKUNGAN RUMAHLINGKUNGAN RUMAH• Berikan sanksi mendidik jika anak Berikan sanksi mendidik jika anak

melakukan kesalahan;melakukan kesalahan;• Ajarkan empati sosial sejak dini;Ajarkan empati sosial sejak dini;• Adanya teguran halus pada anak jika Adanya teguran halus pada anak jika

melakukan kekerasan;melakukan kekerasan;• Jadilah orang tua tempat curhat yang Jadilah orang tua tempat curhat yang

menyenangkan;menyenangkan;• Ikut mendampingi anak, ketika menonton Ikut mendampingi anak, ketika menonton

tayangan televisi;tayangan televisi;• Orang tua harus menjadi contoh tauladan Orang tua harus menjadi contoh tauladan

bagi anak;bagi anak;

MENCEGAH BULLYING

• Buatlah aktivitas menyenangkan saat Buatlah aktivitas menyenangkan saat dirumah;dirumah;

• Ajari anak mempertahankan dan Ajari anak mempertahankan dan melindungi diri;melindungi diri;

• Cepat tanggap ketika anak terlibat Cepat tanggap ketika anak terlibat kekerasan;kekerasan;

• Melaporkan pada instansi terkait ketika Melaporkan pada instansi terkait ketika anak menjadi korban bullying;anak menjadi korban bullying;

• Mengedepankan penyelesaian Mengedepankan penyelesaian kekeluargaan jika terjadi bullying.kekeluargaan jika terjadi bullying.

Kekerasan Psikis oleh GuruKekerasan Psikis oleh Guru

• Dilakukan selama proses belajar mengajar dan sering merembet sampai anak pulang ke rumah.

• Bentuk kekerasan psikis, seperti memberi PR/tugas sampai puluhan/ratusan soal, satu hari bisa beberapa kali ulangan harian, ulangan harian mendadak, siswa dituntut HARUS BISA DAN MAMPU MENGUASAI SEMUA mata pelajaran yang diajarkan guru

• Siswa ibarat tong sampah yang dijejali berbagai macam jenis mata pelajaran

• Anak jadi malas dan bosan belajar di sekolah• Belajar bukan lagi kewajiban yang menyenangkan

Kekerasan Kekerasan psikis psikis oleholeh Orang tuaOrang tua

• Orang tua; menuntut BERLEBIHAN anak mereka. Biar menjadi anak yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama

• Anak diberi tambahan les/kursus yang sering kali tidak sesuai dengan minat dan bakat

• Kursus kadang sudah diberikan sejak anak masih balita

• Sosialisasi dan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya berkurang

• Anak seperti robot yang harus mematuhi perintah dan permintaan orang tua

KEKERASAN KEKERASAN Psikis Psikis oleh oleh NegaraNegara

• Ujian nasional (UN) contoh nyata teror psikis negara terhadap anak didik

• Keberhasilan siswa hanya ditentukan 120 menit

• Keberhasilan siswa tidak lagi ditentukan proses berkepanjangan dan berjenjang. Mengingangkari makna pendidikan sendiri

• Proses belajar jadi hafalan, kemampuan kritis siswa berkurang

• Sekolah menjadi sekadar tempat bimbingan belajar (Bimbel)

Sebab Kontrol orangtua dalam lingkungan keluarga sangat kurang atau longgar. Kontrol terhadap pola pendidikan kian lenyap, bahkan pendidikan semakin tidak memperhatikan perkembangan peserta didik. Ini disebabkan oleh beratnya beban kurikulum.

Masyarakat maupun elite seringkali mempertontonkan intoleransi sosial. Inilah cermin atau daur ulang kekerasan yang dilakukan pelajar. Komersialisasi dunia pendidikan yang semakin menggerus wibawa para pendidikan di mata siswa.

Akibatnya kekerasan di lingkungan sekolah tidak terkendali

Lemahnya pengasuhan dan ketahan keluarga (perhatian dan kasih sayang orangtua, akibat dari disfungsi keluarga/broken home/perceraian)

Tersumbatnya ruang ekspressi anak akibat dari beban berat mata pelajaran.

Tertutupnya ruang partisipasi anak, sebagai hak anak untuk didengar pendapatnya menyangkut tentang dirinya, Pemerintah, terutama Pemerintah Daerah semakin tidak peduli pada perkembangan anak maupun perkembangan pendidikan. Seringkali issu atau masalah pendidikan digunakan sebagai alat pencitraan politik dan elite penguasa.

SOLUSI SOLUSI yang perlu dilakukan yang perlu dilakukan lingkungan lingkungan SEKOLAHSEKOLAH

• Kurikulum-nasional perlu dimodifikasi• Perlu ada kurikulum wajib dan pilihan.• Kurikulum wajib berlaku semua untuk siswa• Kurikulum pilihan sesuai minat dan bakat yang

dimiliki siswa• Jumlah jam pelajaran sama namun beban

pelajaran berkurang• Belajar lebih fokus karena sesuai minat dan

bakat siswa• Beban siswa berkurang• Tidak ada mata pelajaran dianakemaskan dan

terpinggirkan.

Proses Pendidikan dan proses belajar mengajar tidak ramah pada anak (Pendidikan hanya berorientasi pada aspek kognitif) Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan dan tidak mendukung (minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid dalam kelas terlalu banyak dan padat.) Lingkungan yang anarkistis dan intolerasi social dan budaya kekerasa (premanisme elite dan jalanan, tayangan televisi, game online) Provokasi senior dan doktrin terhadap Junior untuk menjaga martabat sekolah serta untuk melakukan tawuran

Solusi Solusi yang perlu dilakukan yang perlu dilakukan GuruGuru• Merubah paradigma guru• Ada dua paradigma guru yakni paradigma juknis/juklak

(petunjuk teknis/pelaksanaan) dan paradigma mencari hidup

• Paradigma juknis, mengajar sesuai tuntutan kurikulum • Paradigma mencari hidup, mengajar supaya mendapat

upah untuk kehidupan keluarganya• Ikut kedua paradigma TIDAK SALAH• Tapi guru punya potensi untuk mengembangkan potensi

anak didik sesuai bakat dan minat mereka• mengajar dengan kasih sayang, jangan berlebihan

menuntut kemampuan siswa.• Guru tidak perlu gampang marah, kalau tidak bisa

bimbing mereka dengan kasih sayang bukan bentakan.

Solusi Solusi yang perlu dilakukan oleh yang perlu dilakukan oleh Orang tuaOrang tua

• Keberhasilan seorang anak tidak harus diukur dengan kemampuan perolehan nilai rapor

• Anak punya minat dan bakat berbeda satu sama lain

• anak jangan terlalu dituntut pandai namun belajar sesuai kemampuan maksimal mereka

• Anak perlu diajak dialog untuk mengetahui kemauan dan kemampuan mereka

• Anak diberi kesempatan mengembangkan potensi dan cita-cita mereka

Solusi Solusi yang perlu yang perlu dilakukan dilakukan NegaraNegara

• UN perlu dimodifikasi demi rasa keadilan anak didik sekolah

• Angka kelulusan disesuaikan standar kategori tempat anak belajar di sekolah

• Misal standar kelulusan sekolah potensial rata-rata 5,50 maka yang lain HARUS LEBIH TINGGI, misal SSN rata-rata 6,50 dan RSBI bisa 7,50

• Pemerintah tidak adil, sekolah semakin maju dan berkembang lebih diperhatikan

• Nilai UN bukan penentu tunggal keberhasilan anak sekolah

Akhir Akhir KataKata

• Anak ke sekolah harus senang dan gembira.

• Sekolah sebagai tempat berkumpulnya calon pemimpin bangsa.

• Sekolah bukan tempat menakutkan.• Fungsi sekolah harus dikembalikan ke

“habitatnya”• Sekolah, orang tua dan penentu kebijakan

negara harus saling berintegrasi demi kehidupan lebih baik anak-anak di masa depan.

• Buatlah aktivitas menyenangkan saat Buatlah aktivitas menyenangkan saat dirumah;dirumah;

• Ajari anak mempertahankan dan Ajari anak mempertahankan dan melindungi diri;melindungi diri;

• Cepat tanggap ketika anak terlibat Cepat tanggap ketika anak terlibat kekerasan;kekerasan;

• Melaporkan pada instansi terkait Melaporkan pada instansi terkait ketika anak menjadi korban bullying;ketika anak menjadi korban bullying;

• Mengedepankan penyelesaian Mengedepankan penyelesaian kekeluargaan jika terjadi bullyingkekeluargaan jika terjadi bullying..

STOP KEKERASAN

Kalau Tidak

Sekarang, Kapan Lagi ?