70
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016 KaryaTulisIlmiah Diajukansebagaisalahsatusyaratdalammenyelesaikanpendidikan diAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna Oleh: Rustin PSW.1B.2013.0082 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016

IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKANMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNAPERIODE JULI TAHUN 2016

KaryaTulisIlmiah

DiajukansebagaisalahsatusyaratdalammenyelesaikanpendidikandiAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna

Oleh:

RustinPSW.1B.2013.0082

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

Page 2: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Periode Juli Tahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya TulisIlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Arafah Thamrin, SST La Ome, S.Pd., M.Pd

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 3: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……………………………….)

2. Sitti Arafah Thamrin, SST (……………………………….)

3. La Ome, S.Pd., M.Pd (……………………………….)

Raha, Juli 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Arafah Thamrin, SST La Ome, S.Pd., M.Pd

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 4: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

iv

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI :

Nama : Rustin

NIM : PSW.B.2013.IB.0082

Tempat / Tanggal Lahir : Wakadia, 23 September 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Lakapodo, Kec. Watopute, Kab. Muna

II. PENDIDIKAN

A. SD : SD Negeri 3 Kusambi 2001 – 2007

B. SMP : SMP Negeri 1 Tinanggea 2007– 2010

C. SMA : SMA Negeri 1 Kontunaga 2010– 2013

D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya

tahun 2016

Page 5: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada Sang

Maha Pencipta Alloh SWT, karena hanya karena rahmat dan ridhoNya sehingga

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Identifikasi Balita yang mendapatkan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Katobu Kabupaten

MunaPeriodeJuli tahun 2016dapat selesai tepat pada waktunya.

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

penulis haturkan kepadaIbu Sitti Arafah Thamrin, SST selaku Pembimbing I dan

Bapak La Ome, S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa

waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril

maupun materil yang begitu sangat berharga.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Sowite Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna.

2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes selaku Direktur Akademi

Kebidanan Paramata Raha, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha

Page 6: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

vi

Kabupaten Muna sekaligus selaku penguji Karya Tulis Ilmiah atas keikhlasan

dan bimbingannya yang sangat berharga dan tiada henti.

3. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang

telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kepala Badan KesBang Pol dan Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Muna

yang telah membantu memberikan izin serta kesempatan kepada peneliti

untuk melakukan penelitian ini

5. Kepala Puskesmas Katobu yang telah banyak membantu penulis dalam

pemberian informasi untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Petugas Puskesmas Katobu khususnya petugas Ruang KIA/KB yang bersedia

bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian.

7. Orang tuaku Ayahanda La Alof dan Ibunda Wa Salena yang paling kucintai,

yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta

do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti

pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling

kucintai dalam balutan rohmat dan hidayah-Nya.Seluruh saudaraku

Sukarmilan, Satriawan, Nurastika dan La Ode Muhammad Faisal yang

kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama mengikuti

pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Page 7: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

vii

8. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu,

sahabat-sahabatku Nur, Nuni, Ros, Sisi, Fatimah dan Arna terima kasih atas

semangat yang kalian berikanatas persahabatan yang tulus selama ini, serta Ali

Janas yang telah membantu saya baik dalam hala materi maupun motivasi dan

semangat selama saya mengikuti pendidikian di Akbid Paramata Raha.

Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala

kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa

Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun

penulisannya, karena ”Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya itu, kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Raha, Juli 2016

Penulis

Page 8: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii

Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii

Riwayat Hidup ................................................................................................. iv

Kata pengantar ................................................................................................ v

Daftar Isi .......................................................................................................... viii

Daftar Tabel ..................................................................................................... x

Daftar Gambar.................................................................................................. xi

Daftar Lampiran ............................................................................................... xii

Intisari .......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ………………………………………………… 7

B. Landasan Teori…………………………………………………. 29

C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 31

D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 33

B. Subjek Penelitian ........................................................................ 33

C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 33

D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 33

E. Definisi Operasional ................................................................... 34

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 35

G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 35

H. Jalannya Penelitian ..................................................................... 37

Page 9: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

ix

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 38

B. Pembahasan ............................................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 46

B. Saran .......................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran – Lampiran

Page 10: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tindakan Tanpa Rujukan Segera .........................................................27

Tabel 2. Tindakan Sebelum Rujukan ................................................................ 28

Tabel 3. Tindakan Segera Pra Rujukan - Lanjutan ............................................28

Tabel 4. Distribusi Umur Balita yang Mendapatkan MTBS di PuskesmasKatobu Kabupaten MunaPeriode Juli Tahun 2016............................. 40

Tabel 5. Distribusi Berat Badan Balita yang Mendapatkan MTBS diPuskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli Tahun 2016......... 41

Tabel 6. Distribusi Terapi pada Balita yang Mendapatkan MTBS diPuskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli Tahun 2016...... ... 42

Page 11: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Penentuan Tindakan MTBS.................................................. 27

Gambar 2. Kerangka Konsep ............................................................................ 31

Page 12: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Master Tabel

Lampiran 3. Grafik Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu

Baita sakit (MTBS) di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode

Juli tahun 2016

Lampiran 4. Surat Keterangan telah Meneliti

Page 13: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

xiii

INTISARI

Rustin (PSW.B.2013.IB.0082) “Identifikasi Balita yang mendapatkanManajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Katobu KabupatenMunaPeriodeJuli tahun 2016”. Di bawah bimbingan Sitti Arafah Thamrindan La Ome

Latar belakang: Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Katobu padaperiode Juli tahun 2016 balita sakit yang di MTBS sebanyak 121 balita(100%).Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptifdengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitutotalsampling.Hasil Penelitian: Jumlah balita dari 121yang di MTBS berdasarkan umur yaitupada umur 0 - 11 bulan sebnyak 24 orang (19,8%), umur 12 - 23 bulan sebanyak35 orang (28,9%), umur 24 - 35 bulan sebanyak 25 orang (20,7%), umur 36–45bulan sebanyak 23 orang(19%),umur 46-55 bulan sebanyak 11 orang(9,1%)danumur 56 - 60bulan sebanyak 3 orang(2,5%). Berdasarkan berat badanyaitu yang ditimbangsebanyak 107 orang (88,4%) dan yang tidakditimbangsebanyak 14 orang(11,6%). Sedangkan berdasarkan terapisemua balitadiberikan terapi yaitu berupa pengobatan sesuai dengan keluhan dan penyakitnyasebanyak 121 orang(100%).Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian tentang balitayang di MTBSberdasarkan umur yang tertinggi yaitu pada umur 12 - 23 bulan sebesar 28,9%sedangkan yang terendah pada umur 56 - 60bulan sebesar 2,5%. Berdasarkanberat badan yaitu yang ditimbang sebesar 88,4% dan yang tidak ditimbang sebesar11,6%. Sedangkan berdasarkan terapisemua balita diberikan terapiyaitu berupapengobatan sesuai dengan keluhan dan penyakitnya yaitu sebesar 100%.

Kata Kunci: MTBS, Umur, Berat Badan, Terapi.Daftar Pustaka : 11 (2006 – 2015)

Page 14: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen Terpadu Asuhan Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Of

Childhood Illness (MCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam

tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan

(balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatau program kesehatan

tetapi suatu pendekatan/cara menata laksana balita sakit. Konsep pendekatan

MTBS yang pertama kali diperkenalkan oleh WHO merupakan suatu bentuk

startegi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka

kematian, kesakitan dan kecatatan bayi dan anak balita di Negara-negara

berkembang (Awi Mulyadi Wijaya, MKM, 2009).

Strategi MTBS mulai diperkenalkan di Indonesia oleh WHO pada tahun

1996. Pada tahun 1997 Depkes RI bekerja sama dengan WHO dan Ikatan Dokter

Anak Indonesia (IDAI) melakukan adaptasi modul MTBS WHO. Modul tersebut

digunakan dalam pelatihan pada bulan November tahun 1997 dengan pelatih dari

SEARO. Sejak itu penerapan MTBS di Indonesia berkembang secara bertahap

dan update modul MTBS dilakukan secara berkala sesuai perekembangan

program kesehatan di Depkes dan Ilmu kesehatan anak melalui IDAI. Depkes RI

mengupayakan strategi pelayanan MTBS secara komprehensif. Dalam upaya

tersebut mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan

manajemen pelayanan dan evaluasi cakupan MTBS termasuk supervisi yang

dilakukan oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan (Hanafiah, 2008).

Page 15: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

2

Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar

(Puskesmasdan jaringannya termasuk pustu, polindes, poskesdes, dan lain-lain).

Upaya ini tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering

menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena

meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif

(berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit

dan masalah yang terjadi pada balita.

Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan

MTBS sejak tahun 1997. Sejak itu penerapan MTBS di Indonesia berkembang

secara bertahap dan up-date buku bagan MTBS dilakukan secara berkala sesuai

perkembangan program kesehatan di Departemen Kesehatan dan ilmu kesehatan

anak melalui IDAI. Up-date buku bagan MTBS direvisi terakhir kali oleh

Departemen Kesehatan RI pada tahun 2008 (Dirjen Bina Kesehatan Anak, 2012).

Penerapan MTBS di Indoenesia telah mencakup 33 propinsi di Indonesia,

namun belum seluruh Puskesmas mampu menerapkan karena berbagai sebab

belum adanya tenaga kesehatan di puskesmasnya yang sudah terlatih MTBS,

sudah ada tenaga kesehatan terlatih tetapi sarana dan prasarana belum siap, belum

adanya komitmen dari pimpinan Puskesmas. Menurut data rutin yang dihimpun

dari Dinas Kesehatan Propinsi melalui pertemuan nasional program kesehatan

anak tahun 2010 jumlah Puskesmas yang melaksanakan MTBS hingga akhir

tahun 2009 sebesar 51,55%. Puskesmasdikatakan sudah menerapkan MTBS bila

Page 16: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

3

memenuhi kriteria sudah melaksanakan (melakukan pendekatan memakai MTBS)

pada minimal 60% dari jumlah kunjungan balita sakit di puskesmas tersebut.

Berdasarkan data Penetapan Kinerja (TAPJA) tahun 2013 Propinsi Sulawesi

Tenggara, mengeluarkan riset untuk indikator kinerja kesehatan yakni tentang

persentase Puskesmas yang mengembangkan pelayanan Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) yakni mencapai 61,67%. Hal ini menunjukan bahwa

persentase penerapan MTBS untuk Sultra sangat signifikan dibandingkan dengan

propinsi lain. Ini disebabkan karena kinerja dari dinas kesehatan Propinsi Sultra

yang bekerja sama dengan Pemprov Sultra yang selalu bersinergi dalam

mensosialisasikan MTBS itu sendiri di Puskesmas-puskesmas yang ada(Propinsi

Sultra, 2013).

Berdasarkan data tahun 2013 untuk Kabupaten Muna balita sakit yang baru

sebanyak 6816 yang di MTBS 2149 (31,52%) dan yang lama sebanyak 4534

balita yang di MTBS 1215 (26,79%). Tahun 2014 balita yang di MTBS yang baru

sebanyak 2876 dan yang lama sebanyak 2148 balita, tahun 2015 balita yang sakit

baru sebanyak 5278, yang di MTBS 1765 (33,44%)dan balita sakit yang lama

sebanyak 4072 balita yang di MTBS 1463 (35,92%) sementara padaperiode

Januari-Juli tahun 2016 balita Sakit yang baru sebanyak 3291 dan yang di MTBS

1321 (40,13%)dan yang lama balita sakit sebanyak 2020 balita, yang di MTBS

831 (41,13%) (Dinkes Kab. Muna, 2016)

Berdasarkan data tahun 2013 untuk Puskesmas Katobu jumlah balita sakit

yang baru sebanyak 837, yang di MTBS 837 (100%)dan Balita Sakit yang lama

sebanyak 133 balita yang di MTBS 133 (100%). Tahun 2014 jumlah balita sakit

Page 17: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

4

yang baru sebanyak 1360, yang di MTBS 1134 (83,38%) dan jumlah balita sakit

yang lama sebanyak 363 balita yang di MTBS 184 (50,68%), tahun 2015 jumlah

balita sakit yang baru sebanyak 639 yang di MTBS 636(99,5%) dan balita sakit

yang lama sebanyak 763 balita yang di MTBS 763 (100%) sementara pada bulan

Juli tahun 2016 balitasakit yang 121 orang dan semuanya di MTBS(100%)

(Puskesmas Katobu, 2016).

Berdasarkan data yang ada maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang identifikasi balita yang mendapatkan Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Katobu Kabupaten MunaPeriodeJuli tahun

2016

B. Rumusan masalah

Berdasarkanlatar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah Identifikasi Balita yang mendapatkan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Katobu Kabupaten

MunaPeriode Juli tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi balita yang mendapatkan Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas KatobuKabupaten Muna PeriodeJuli tahun

2016

Page 18: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

5

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengindentifikasi balita yang mendapatkan MTBS berdasarkan

umur di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna periode Juli tahun 2016

b. Untuk mengindentifikasi balita yang mendapatkan MTBS berdasarkan

berat badan di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna periode Juli tahun

2016

c. Untuk mengindentifikasi balita yang mendapatkan MTBS berdasarkan

terapi di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna periode Juli tahun 2016

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi

bagi peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan

ilmu pengetahuan yang sudah ada yang terkait identifikasi balita yang

mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas

KatobuKecamatan Katobu Kabupaten Muna periodeJuli tahun 2016

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Profesi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber

informasi penentu kebijakan baik di Puskesmas Katobu, departemen

kesehatan, dinaskesehatan, dalam menyusun perencanaan pelaksanaan

program dalam menerapakan MTBS di Puskesmas KatobuKecamatan

KatobuKabupaten Muna periodeJuli tahun 2016

Page 19: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

6

b. Bagi Institusi.

Sebagai nilai tambah kepustakaan institusi dalam wawasan ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan dan kebidanan dalam aspek Manajemen

TerpaduBalita Sakit.

c. Bagi Peneliti.

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, bagi penerapan ilmu selama

masa kuliah dan penulis memperoleh pengalaman tentang bagaimana

mengidentifikasi balita yang mendapatkan Manajemen Terpadu Balita

Sakit

d. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan pada pembaca

dan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.

Page 20: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Definisi MTBS

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dalam bahasa Inggris yaitu

Integrated management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu

manajemen melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita

sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi

penyakit, status gizi, status imunisasi maupun penanganan balita sakit

tersebut dan konseling yang diberikan. Materi MTBS terdiri dari langkah

penilaian, klasifikasi penyakit, identifikasi tindakan, pengobatan, konseling,

perawatan di rumah dan kapan kembali untuk tindak lanjut. MTBS bukan

merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu

pendekatan/caramenatalaksana balita sakit (Depkes RI, 2008).

Manajemen Terpadu Balita Sakit adalah suatu manajemen untuk balita

sakit yang datang di pelayanan kesehatan, dilaksanakan secara terpadu, baik

mengenai beberapa klasifikasi penyakit, satus gizi, status imunisasi maupun

penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan. MTBS

merupakan manajemen anak sakit untuk 2 kelompok usia yaitu kelompok

usia 7 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun.

Protokol MTBS dikemas dalam satu buku bagan. Bagan tersebut

dimaksudkan untuk mempermudah petugas kesehatan mengikuti setiap

langkah untuk memeriksa balita sakit. Petugas kesehatan akanmudah

Page 21: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

8

mengikuti langkah-langkah yang ada dalam bagan tersebut. Setiap langkah

dengan maksud tertentu tertulis dalam bagan tersebut dengan bentuk tanda

khusus dalam kotak, baris dengan warna dasar tertentu dan tulisan dengan

huruf cetak biasa dan cetak tebal.

Masa bayi atau infancy yaitu umur 0-11 bulan atau satu hari sebelum

ulang tahun yang pertama. Masa post neonnatal yaitu umur 29 hari sampai 11

bulan. Masa anak dibawah lima tahun atau anak balita yaitu umur 12 bulan

sampai 59 bulan atau satu hari sebelum ulang tahun ke lima. Sedangkan masa

anak pra sekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan (Marmi dkk,

2012).

2. Materi MTBS

Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi penyakit,

identifikasi tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di rumah dan kapan

kembali.Klasifikasi dalam MTBS merupakan suatu keputusan penilaian untuk

penggolongan derajat keparahan penyakit. Klasifikasi bukan merupakan

diagnosis penyakit yang spesifik. Setiap klasifikasi penyakit mempunyai nilai

suatu tindakan sesuai dengan klasifikasi tersebut. Tiap klasifikasi mempunyai

warna dasar, yaitu merah (penanganan segera atau perlu dirujuk), kuning

(pengobatan spesifik di pelayanan kesehatan), dan hijau (perawatan di rumah)

sesuai dengan urutan keparahan penyakit (Surjono, et al, 2009).

WHO telah mengeluarkan suatu pegangan bagan MTBS generik.

MTBS generic ini dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh sebagian

besarnegara berkembang dengan kematian bayi lebih dari 40 menganjurkan

Page 22: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

9

kepada setiap negara yang akan menerapkan MTBS untuk melakukan

adaptasi sesuai dengan kondisi negara setempat. Untuk itu, WHO telah

mengeluarkan pedoman guna palaksanaan proses adaptasi tersebut.Adaptasi

MTBS tersebut diharapkan meliputi beberapa tujuanyaitu:

a. Kasus yang dimasukkan pada bagan MTBS sebaiknya merupakan

penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi, tetapi bukan berarti semua

kondisi pediatrik yang menjadi penyebab dibawanya anak tersebut ke

klinik. Hal ini tidak mungkin untuk dicakup semuanya, mengingat

semakin banyaknya materi MTBS maka waktu kursus juga akan semakin

panjang dan beban petugas kesehatan juga akan banyak. Beban yang

banyak akan menyebabkan pemahaman kurang dan semakin sulitnya

nanti dalam penerapan.

b. Adaptasi MTBS untuk penanganan kasus di rawat jalan dibuat supaya

aman dan efektif dan pembelajarannya efektif. Adaptasi MTBS harus

mempertimbangkan supaya jumlah anak yang dirujuk ke rumah sakit

berkurang, mengingat tidak semua daerah mudah melakukan rujukan

terutama pada rujukan yang dilakukan di daerah- daerah yang terpencil

dan fasilitas rawat inap yang terbatas.

c. Adaptasi sebaiknya menyediakan pedoman dengan menggunakan sedikit

mungkin tanda dan gejala klinis untuk membuat klasifikasi dan

penanganan yang tepat; sebaiknya dihindari menggunakan kombinasi

dari beberapa kondisi yang dapat membingungkan petugas kesehatan.

Tiga prinsip adaptasi tersebut harus selalu dipertimbangkan pada setiap

Page 23: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

10

proses adaptasi yang akan dilakukan oleh setiap negara.

3. Tujuan MTBS

Tujuan MTBS adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan keterampilan petugas

b. Menilai,mangklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang

timbul

c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah

d. Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit

e. Memperbaiki sistem kesehatan

f. Meningkatkan akses pelayanan balita sakit di tingkat masyarakat pada

daerah yang sulit akses terhadap pelayanan kesehatan (PMK-RI Nomor

70 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan MTBS)

4. Ruang lingkup MTBS

Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:

a. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus

balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula

memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).

b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak

program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).

c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di

rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan

pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)

5. Penerapan MTBS

Page 24: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

11

Disamping keterampilan yang harus dijaga benar oleh petugas dan pola

perawatan di rumah yang benar oleh ibu balita bagi bayi dan balitanya,

program MTBS ini juga perlu persiapan untuk penerapannya di Puskesmas.

Adapun penerapan kegiatan MTBS di Puskesmas meliputi:

a. Diseminasi informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas

puskesmas.

b. Persiapan penilaian dan penyiapan logistik, obat-obat dan alat yang

diperlukan dalam pemberian pelayanan.

c. Persiapan / pengadaan formulir

d. Persiapan dan penilaian serta pengamatan terhadap alur pelayanan sejak

penderita datang, mendapatkan pelayanan hingga konseling serta

melaksanakan pengaturan dan penyesuaian dalam pemberian pelayanan.

e. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan dan penerapan

pencatatan dan pelaporan untuk pelayanan di Puskesmas, Puskesmas

Pembantu dan Pondok Bersalin Desa/ PKD

f. Penerapan MTBS di puskesmas dilaksanakan secara bertahap

disesuaikan dengan keadaan rawat jalan di tiap puskesmas

Pada beberapa Puskesmas diadakan pemisahan khusus untuk poli

MTBS atau poli anak. Khusus penerapan pada bayi muda, penatalaksanaan

bayi muda lebih di titik beratkan pada saat petugas kesehatan (pada umumnya

bidan di desa) melakukan kunjungan neonatal yaitu 2 kali selama periode

neonatal. Kunjungan pertama dilaksanakan pada 7 hari pertama dan

kunjungan kedua pada hari 8 - 28 hari. Penerapan MTBS pada semua unit

Page 25: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

12

pelayanan terdepan yang kontak dengan anak usia 0 - 5 tahun dengan

menggunakan MTBS dalam mengelola kesehatan anak, dapat secara preventif

mendeteksi adanya kesakitan yang diderita, yang mungkin diperlukan rujukan

untuk menyelamatkan jiwa. Juga upaya promotif untuk meningkatkan

kesehatan melalui pemberian konseling gizi pada ibunya. Hal ini secara

ekonomi akan menghemat biaya dibandingkan bila anak jatuh pada kondisi

sakit yang berat.

Penerapan MTBS yang baik dapat membantu melaksanakan paling

tidak 18 SPM (Standar Pelayanan Minimal) Kabupaten Tahun 2010 yaitu:

a. KN2 90 % melalui penerapan MTBM

b. BBLR yang dilayani 100 % melalui penerapan MTBM

c. UCI 100 %

d. N/D 85 % dengan konseling gizi

e. BGM <15 % dengan mengatasi masalah pemberian makan

f. Bayi mendapat vitamin A

g. Balita mendapat vitamin A

h. PMT bagi BGM

i. Gizi buruk dilayani

j. Neonatal Risti ditangani

k. Pneumonia yang ditangani

l. Penderita DBD ditangani 100 %

m. CFR DBD < 1 %

n. Penderita diare ditangani 100 % 15. CFR diare < 1/10.000

Page 26: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

13

o. ASI Eksklusif 80 %

p. Keluarga sadar gizi 80 %

q. Malaria ditangani 100 %

Hal ini karena MTBS / IMCI ini bukan merupakan program yang

terpisah namun merupakan program terintegrasi yang secara efektif

berkolaborasi dengan program lain seperti safe-motherhood, program P2

Diare, ISPA, pneumonia, malaria, program gizi, ASI eksklusif, program

imunisasi, promosi kesehatan, Perencanaan obat, Survailans dan manajemen

serta sistim informasi kesehatan.

6. Identifikasi Tindakan MTBS

Identifikasi tindakan adalah Pengambilan suatu keputusan oleh perawat

dalam menangani diare.Identifikasi tindakan dalam MTBS terdapat tiga

rencana terapi antara lain :

a. Terapi A yaitu, terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi,

anak yang tanpa tanda gejala dehidrasi membutuhkan ekstra cairan

dangaram untuk menggantikan cairan air dan elektrolit yang hilang

selama diare. Cairan yang biasa diberikan dalam pengobatan ini adalah:

Cairan rehidrasi oralgula-garam, sayuran dan sup ayam yang

mengandung garam. Cairan tersebutdiberikan kepada anak sebanyak dia

mau sampai diare berhenti. Anak <2 tahun: 50-100 ml, anak 2-10 tahun

100-200 ml, >10 tahun diberikan cairan sebanyak diamau minum.

b. Terapi B yaitu, terapi rehidrasi oral untuk anak dengan dehidrasi sedang

Page 27: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

14

adalah dengan pemberian CRO. Jika CRO dikehendaki lebih maka dapat

diberikan lebih dari yang sudah ditentukan kecuali untuk ASI, makanan

tidak diberikan selama 4 jam pemberian rehidrasi awal, tetapi anak yang

melanjutkan pengobatan B lebih lama dari 4 jam harus diberikan

makanan setiap 3-4 jam seperti pada pengobatan A. Setelah 4 jam

kemudian ditetapkan pengobatan yang akan diberikan selanjutnya sesuai

dengan tingkat dehidrasi. Anak yang masih mengalami dehidrasi setelah

4 jam, harus diberikan RL secara intrvena (75ml/kg selama 4 jam).

c. Terapi C yaitu, pengobatan untuk pasien dengan dehidrasi berat dengan

pemberian cairan rehidrasi intravena secara cepat. Diberikan RL

100ml/kg atau larutan garam yang pertama diberikan 30ml/kg dalam 30

menit kemudian diberikan 70ml/kg diberikan dalam 2,5 jam. Pasien

dimonitor setiap 1-2 jam, jika dehidrasinya tidak berkurang maka

pemberian cairan intravena kecepatan tetesan dipercepat. Jika terapi

intravena tidak tersedia pasien diberikan CRO 20ml/kg/jam selama 6 jam

(total 120mg/kg). Jika pasien mengalami bengkak atau muntah, maka

CRO diberikan secara perlahan (Buku Panduan MTBS).

7. Konseling dalam MTBS

Konseling merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang

konselor kepada klien, bantuan di sini dalam pengertian sebagai upaya

membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri,

mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi

krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya (Yusuf&Juntika,2013).

Page 28: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

15

Pengertian konseling tidak dapat dipisahkan dengan bimbingan karena

keduanya merupakan sebuah keterkaitan. Muhamad Surya (1988:25)

mengungkapkan bahwa konseling merupakan bagian inti dari kegiatan

bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu

secara pribadi. Pemberian konseling menjadi unggulan dan sekaligus

pembeda dari alur pelayanan sebelum MTBS. Materi meliputi kepatuhan

minum obat, cara minum obat, menasehati cara pemberian makanan sesuai

umur, memberi nasehat kapan melakukan kunjungan ulang atau kapan harus

kembali segera.

Konseling MTBS merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh

konselor kepada klien sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu

memecahkan masalah yang dihadapi.Konseling bagi ibu bertujuan agar ibu

mengetahui dan dapat menilai keadaan anak secara dini, penilaian berupa :

a. Menilai Cara Pemberian Makan Anak.

Langkah yang dilakukan tenaga kesehatan,tanyakan kepada ibu

cara pemberian makanan anak sehari-hari dan selama sakit.Bandingkan

jawaban ibu dengan anjuran pemberian makan yang sesuai umur

anak.Hal yang ditanyakan :

1) Apakah ibu meneteki anak?

2) Berapa kali?

3) Apa ibu juga meneteki pada malam hari?

4) Apakah anak mendapat makanan/minuman lain?

5) Makanan/minuman apa?

Page 29: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

16

6) Berapa kali sehari?

7) Alat apa yang digunakan untuk memberi makanan?

8) Jika BB menurut umur sangat rendah,maka ditanya barapa banya

makan/minum yang diberikan?

9) Apakah anak dapat porsi tersendiri?

10) Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?

11) Selama anak sakit,apakah pemberian makan anak di ubah?bila

ya,bagaimana caranya?

b. Anjuran Makanan Selama Anak Sakit Maupun Anak Sehat.

1) 0-6 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,min 8x sehari.

2) 6-8 bulan : teruskan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI

ex:pisang,pepaya,air jeruk dan air tomat,makanan pendamping

diberikan 2x/hari,pertambahan umur diberikan bubur tim ditambah

kuning telur,tempe,tahu,ayam,ikan,daging,wortel,bayam,kacang

hijau,santan/minyak.frek 7-8 sendok/hari

3) 9-12 bulan : ASI dilanjutkan dan kenalkan makanan keluarga secara

bertahap dimulai dari bubur nasi-nasi tim dan makanan keluarga.

Berikan 3x/hari frek 9-11 sendok,dan beri makanan selingan 2x/hari

ex: bubur kacang hijau,pisang,biskuit dll diantara waktu makan.

4) 12-24 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,beri nasi lunak yang

ditambah

telur,ayam,ikan,tempe,tahu,daging,wortel,bayam,kacang,santan

minyak.Beri 3x/hari dan makanan selingan 2x/hari.

Page 30: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

17

5) > 2 tahun : makanan keluarga 3x/hari terdiri dari nasi,lauk

pauk,sayur dan buah,makanan selingan 2x/hari.

6) Jika anak diare,beri ASI lebih sering dan lebih lama. Jangan diberi

susu kental.

Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak

sakitUntuk setiap anak sakit:

1) Beri ASI lebih sering dan lebih lama

2) Tingkatkan pemberian cairan ex:beri kuah sayur dan air putih

Untuk anak diare :

1) Diberi cairan tambahan terapi A dan B sesuai pengobatan

2) Untuk anak mungkin DBD:Cairan tambahan sangat penting ex:

oralit

8. Protap Pelayanan MTBS

a. Anamnesa : Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai

keluhan utama,lamanya sakit,pengobatan yang telah diberikan dan

riwayat penyakit lainnya.

b. Pemeriksaan :

1) Untuk bayi umur 1hari-2 bulan

Periksa kemungkinan kejang,gangguan nafas,suhu tubuh, adanya

infeksi,ikterus,gangguan pencernaan,BB,status imun.Tujuan dari

pengukuran berat badan adalah mengidentifikasi dan mengantisipasi

masalah yang berhubungan dengan berat lebih rendah, memasukkan

ke grafik Berat Badan ke KDIS untuk memantau pertumbuhan,

Page 31: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

18

menghitung dosis obat dan jumlah cairan bila diperlukan serta

menilai apakah pemberian nutrisi dan cairan sudah adekuat(Sudarti,

dkk, 2010).

2) Untuk bayi 2bulan-5 tahun

Keadaan umum respirasi,derajat dehidrasi, suhu, periksa telinga,

status gizi, imun, penialaian pemberian makanan

3) Menentukan klasifikasi tindakan,penyuluhan dan konsultasi dokter.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan MTBS

a. Pendaftaran bayi/balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS

b. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan

c. Petugas melaksanakan anamnesa

d. Petugas melakukan pemeriksaan

e. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikan

dan memberikan penyuluhan

f. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedomen MTBS bila perlu

dirujuk ke ruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter

9. Proses Manajemen Kasus

Tujuan pelayanan kesehatan anak adalah untuk memfasilitasi kesehatan

yang optimal dan kesejahteraan bagi anak dan keluarganya. Hal ini

berhubungan dengan aktifitas yang saling berkaitan antara masalah survailans

dan manajemen, masalah pencegahan/preventif, promosi kesehatan dan

koordinasi pelayanan pada anak dengan kebutuhan khusus. Perhatian

tradisional yang berfokus pada diagnosis dan manajemen saat ini telah

Page 32: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

19

berkembang dengan skreening penyakit dan mendeteksi tanda tanda dini yang

asimtomatik di populasi.

Para petugas kesehatan telah mengakui manfaat dari program upaya

preventif/ pencegahan. Contohnya adalah program imunisasi masal yang

dilanjutkan dengan program imunisasi pada kegiatan rutin, juga program

deteksi dini dan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan dasar.

Penekanan yang terbaru adalah berkaitan dengan konsep promosi kesehatan

yang mengutamakan kesehatan yang optimal dan kesejahteraan anak daripada

hanya penanganan saat ada masalah. Ilmu kedokteran modern yang semakin

pesat telah meningkatkan pada populasi munculnya penyakit-penyakit

kronis,disabilitas, dan anak anak dengan kebutuhan khusus.

Para petugas di pelayanan primer berada pada posisi yang unik yang

dihadapkan pada kompleksnya perawatan anak dan perlunya fasilitasi

komunikasi secara individual yang melibatkan kasus mereka.Melayani anak

bagi para petugas adalah merupakan anugerah sekaligus tantangan yang unik

karena dihadapkan keterkaitan antara pengaruh lingkungan dan faktor

intrinsik pada diri anak untuk ditelaah faktanya dari aspek kesehatan dan

tumbuh-kembangannya.

Salah satu metode yang dikembangkan untuk perawatan anak yaitu

Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) atau diIndonesia dikenal

dengan MTBS, adalah program intervensi dalam penanganan anak terutama

balita yang menggunakan suatu algoritme, sehingga dapat mengklasifikasikan

penyakit yang dialami oleh balita, melakukan rujukan secara cepat apabila

Page 33: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

20

diperlukan, melakukan penilaian status gizi dan memberikan imunisasi

kepada balita yang membutuhkan. Selain itu ibu balita juga diberi konseling

tatacara memberi obat di rumah, pemberian nasihat mengenai makanan yang

seharusnya diberikan dan memberitahu kapan harus kembali (kunjungan

ulang) atau segera kembali untuk mendapatkan pelayanan tindak lanjut.

Strategi intervensi MTBS ini didalamnya termasuk konseling bagi ibu

untuk memberitahu : kapan ibu harus kembali untuk kunjungan ulang sesuai

dengan klasifikasi. Balita di bawa kembali untuk kunjungan ulang merupakan

bentuk perawatan balita yang baik di rumah oleh keluarga dan menunjukkan

keberhasilan konseling yang dilakukan kepada ibu tentang bagaimana

seharusnya perawatan balita dilakukan. Hal ini karena anak sakit perlu datang

lagi ke petugas kesehatan untuk pelayanan tindak lanjut pada waktu

kunjungan ulang.

Petugas kesehatan dapat menilai apakah anak membaik setelahdiberi

obat atau diperlukan diberi tindakan lainnya. Sebagai contoh, beberapa anak

mungkin tidak bereaksi atas pemberian antibiotika tertentu atau obat malaria,

sehingga diperlukan obat pilihan kedua. Anak dengan diare persisten

membutuhkan tindak lanjut untuk memastikan bahwa diare telah berhenti

sama sekali. Anak dengan demam atau infeksi mata perlu dilihat jika

keadaannya tidak membaik.

Anak dengan masalah pemberian ASI dan makanan memerlukan tindak

lanjut untuk memastikan bahwa mereka telah mendapat cukup ASI/ makanan

sehingga berat badannya bertambah. Kedatangan anak untuk kunjungan ulang

Page 34: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

21

menunjukkan bahwa konseling yang diberikan dipahami ibu dan ini akan

menentukan keberhasilan perawatan anak balita dirumah oleh keluarga dalam

pelaksanaan perawatan anak yang baik di rumah Untuk menjaga kualitas

pelayanan dan meningkatkan ketrampilan, petugas kesehatan dilatih

standarisasi MTBS dengan mempelajari materi dasar dan materi inti yang

memberikan pengetahuan dan ketrampilan klinis dalam Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) yang terdiri dari : penilaian dan klasifikasi anak sakit

umur 2 bulan sampai 5 tahun, menentukan tindakan, pengobatan, konseling

bagi Ibu, tindaklanjut serta tatalaksana bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan

(Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM). Selanjutnya untuk menjaga tetap

terpeliharanya ketrampilan petugas akan manajemen pengelolaan paripurna

pada balita, pelaksanaan di lapangan di terapkan pada formulir

MTBS/MTBM yang berupa ceklist pengamatan untuk membimbing petugas

dalam melakukan pelayanan kepada bayi dan balita.Pelatihan standarisasi

MTBS tersebut diatas dilaksanakan selama 6 hari efektif dengan sesi malam

(minimal 60 jam pelajaran), sebagaimana ketentuan dalam Keputusan Dirjen

Bina Kesehatan Masyarakat Nomor : KU.03.02/ BI.3/486/2007 tentang

petunjuk teknis penggunaan dana APBN Yang dilaksanakan di Propinsi,

Kabupaten / Kota Tahun 2007 Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan

Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

Kompetensi yang diharapkan dari pelatihan MTBS adalah petugas

kesehatan bisa melaksanakan proses manajemen kasus penanganan balita

sakit dan bayi muda di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas,

Page 35: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

22

puskesmas pembantu, pondok bersalin, klinik, balai pengobatan maupun

melalui kunjungan rumah. Dengan berpedoman pada buku bagan, petugas

menangani balita sakit dan bayi muda diantaranya dengan melakukan :

a. Menilai tanda tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi dan

pemberian vitamin A

b. Membuat klasifikasi

c. Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi anak dan memutuskan

apakah seorang anak perlu dirujuk

d. Memberi pengobatan pra rujukan yang penting, seperti dosis pertama

antibiotik, vitamin A, suntikan kinin dan perawatan anak untuk

mencegah turunnya gula darah serta merujuk anak.

e. Melakukan tindakan di fasilitas kesehatan (kuratif dan preventif) seperti

pemberian oralit, vitamin A dan imunisasi.

f. Mengajari ibu cara memberi obat di rumah (seperti antibiotik oral atau

obat anti malaria) dan asuhan dasar bayi muda

g. Memberi konseling kepada ibu mengenai pemberian makan pada anak

termasuk pemberian ASI dan kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan.

h. Melakukan penilaian ulang dan memberi perawatan yang tepat pada

saatanak datang kembali untuk pelayanan tindak lanjut

Dalam melakukan proses manajemen kasus ini,terdapat dua kelompok

umur yaitu apabila anak umur 2 bulan sampai 5 tahun menggunakan bagan

penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun Sampai 5

tahun berarti anak belum mencapai ulang tahunnya yang kelima. Kelompok

Page 36: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

23

ini termasuk balita umur 4 tahun 11 bulan, akan tetapi tidak termasuk anak

yang sudah berumur 5 tahun. Seorang anak yang berumur 3 bulan akan

masuk dalam kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun, dan bukan dalam

kelompok 1 hari sampai 2 bulan (Proses manajemen kasus dengan formulir

MTBS).

Apabila anak belum genap berumur 2 bulan, maka ia tergolong bayi

muda. Bagan yang digunakan adalah ” Penilaian, klasifikasi dan pengobatan

bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan ” Khusus mengenai bayi muda, bagan

berlaku untuk bayi muda sakit maupun sehat (Proses manajemen kasus

menggunakan formulir MTBM). Dengan menggunakan buku bagan penilaian

dan klasifikasi anak umur 2 bulan sampai 5 tahun, petugas mempraktikkan

keterampilan sebagai berikut :

a. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi

b. Memeriksa tanda bahaya umum

c. Menanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan utama seperti batuk

atau sukar bernafas, diare, demam dan masalah telinga

d. Apabila ada keluhan utama tersebut diatas maka dilanjutkan dengan :

1) Melakukan penilaian lebih lanjut gejala lain yang berhubungan

dengan gejala utama

2) Membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang

ditemukan.

3) Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi anak dan anemia.

4) Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A pada anak dan

Page 37: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

24

menentukan apakah anak membutuhkan imunisasi atau vitamin A

pada saat kunjungan tersebut.

5) Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak

6) Ketrampilan selanjutnya adalah menentukan tindakan dan memberi

pengobatan yang dibutuhkan.

Pengobatan pada anak sakit dapat dimulai di klinik dan diteruskan

dengan pengobatan lanjutan di rumah. Pada beberapa keadaan, anak yang

sakit berat perlu di rujuk ke rumahsakit untuk perawatan lebih lanjut. Dalam

hal ini perlu dilakukan tindakan pra rujukan sebelum anak dirujuk. Pada

bagian ini petugas mempunyai keterampilan untuk :

a. Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera

b. Menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan

c. Merujuk anak, menjelaskan perlunya rujukan, menulis surat rujukan

d. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak

memerlukan rujukan segera

e. Memilih obat yang sesuai dan menentukan dosis dan jadwal pemberian

f. Memberi cairan tambahan untuk diare dan melanjutkan pemberian

makan.

g. Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan.

h. Memberi suplemen vitamin A

i. Menentukan waktu untuk kunjungan ulang.

Petugas kesehatan dilatih menyediakan waktu untuk menasehati ibu

dengan cermat dan menyeluruh. Pada bagian ini adalah penting bagi petugas

Page 38: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

25

untuk memahami bahwa praktik konseling bagi ibu adalah diharapkan ibu

mampu menerapkan perawatan dirumah dengan baik. Pola perawatan di

rumah yang benar merupakan indikator keberhasilan petugas dalam

memberikan pemahaman konseling mengenai masalah kesehatan anak ibu.

Sebagai alat komunikasi penggunaan Kartu Nasehat Ibu (KNI) / Buku

KIA, akan membantu petugas untuk mempraktikkan konseling pada

ibu.Petugas akan mempraktikkan tugas konseling ini antara lain :

a. Menggunakan keterampilan komunikasi yang baik seperti :

1) Mengajari ibu cara memberikan obat oral dirumah

2) Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah

3) Mengajari ibu cara pemberian cairan di rumah

4) Melakukan penilaian pemberian ASI dan makanan anak

5) Menentukan masalah pemberian ASI dan makanan anak

6) Konseling bagi ibu tentang masalah pemberian ASI dan makanan

b. Menasehati ibu tentang :

1) Kapan kembali untuk kunjungan ulang

2) Kapan kembali segera untuk perawatan lebih lanjut

3) Kapan kembali untuk imunisasi dan pemberian vitamin A

4) Kesehatannya sendiri

Menentukan prioritas nasehat pada tiap akhir kunjungan, petugas akan

menjelaskan kapan harus kunjungan ulang. Kadang seorang anak

membutuhkan tindak lanjut untuk lebih dari satu masalah. Pada kasus seperti

ini, ibu diberitahu kapan waktu terpendek dan pasti ibu harus kembali dan

Page 39: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

26

dijelaskan juga kemungkinan anak harus kembali lebih awal jika masalah

seperti demam menetap. Keterangan waktu yang pasti dan terpendek adalah

nasehat yang diberitahukan kepada ibu balita setelah menyelesaikan

klasifikasi.

10. Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat di Rumah

Ikuti petunjuk di bawah ini setiap obat oral yang harus diberikan dirumah.

Ikuti juuga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat.

a. Tentukan obat dan sosis yang sesuai dengan berat badan atau umur anak

b. Jelaskan alasan pemberian obat

c. Peragakan cara membuat satu dosis

d. Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri satu dosis

e. Mintalah ibu memberi dosis pertama pada anak bila obat harus diberikan

di klinik

f. Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, bungkus obat secara

terpisah

g. Jelaskan bahwa semua obat harus diberikan sesuai dengan anjuran

walaupun anak telah menunjukkan perbaikan

h. Cek pemahaman ibu (Pudiastuti, 2011)

11. Penentuan Tindakan

Page 40: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

27

a. Bagan Penentuan Tindakan.

Gambar 1. Bagan Penentuan Tindakan MTBS

b. Tindakan- tindakan pada Setiap Jenis Penyakit.

Tindakan tanpa rujukan segera dalam MTBS dapat dilihat pada

Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Tindakan tanpa Rujukan SegeraNo Jenis Penyakit Tindakan1 Batuk Beritahu cara melegakan tenggorokan2 Pneumonia Antibiotic yang tepat3 Diare dengan Dehidrasi

ringan/sedanga. Beri cairan oralit/rencana terapi Bb. ASI dan makanan/minuman yang lain

tetap diberikan4 Tanpa dehidrasi a. Rencana terapi A

b. Beri cairan tambahanc. Lanjutan pemberian makanan

5 Disentri Beri antibiotik untuk Sigella (60% kasus)6 Demam (bukan malaria) a. Beri antipiretik (Paracetamol)

b. Kembali jika panas tidak turun dalam 2hari, pengobatan lain sesuai penyebab

7 Demam (mungkinDBD)

a. Beri oralitb. Beri antipiretik (Paracetamol)

8 Demam (dicurigaibukan DBD)

a. Beri antipiretik (Paracetamol)b. Segera kembali jika 2 hari masih demam

9 Campak dengankomplikasi

Berikan Vitamin A

Sumber : Pudiastuti, 2011

Penentuan tindakan segera sebelum dilakukan rujukan dalam

1. Menentukan perlunyatindakan segera

2. Menentukan tindakan

untuk anak yang tidakmemerlukan rujukansegera

3. Menentukan

tindakan prarujukan

4. Melakukan

tindakan prarujukan

5. merujuk

anak

Page 41: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

28

MTBS dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Tindakan Sebelum RujukanNo Jenis Penyakit Tindakan Sebelum Rujukan1 Pneumonia

berat/penyakit beratlainnya

Beri dosis pertama antibiotik

2 Penyakit berat dengandemam

a. Beri dosis pertama antibioticb. Pemeriksaan laboratoriumc. Tangani dehidrasi

3 Campak dengankomplikasi berat

a. Beri dosis pertama antibioticb. Vitamin Ac. Salep mata untuk mata keruh atau nanah

dari mata4 Diare persisten berat a. Perubahan diet

b. Tangani dehidrasic. Pemeriksaan laboratorium

Sumber : Pudiastuti, 2011

Tindakan segera pra rujukan - lanjutan dalam MTBS dapat dilihat

pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Tindakan Segera Pra Rujukan - LanjuutanNo Jenis Penyakit Tindakan Sebelum Rujukan1 Gizi buruk dan anemia Beri satu dosis vitamin A tanpa

menghiraukan status pemberian vitamin Asebelumnya

2 Demam berdarahdengue (DBD)

a. Tanda-tanda syokb. Kendalikan gadar glukosac. Antipiretik jika suhu >38,5oC

3 Mastoiditis Beri dosis pertama antibiotic4 Dehidrasi berat a. Rencana terapi C

b. Kendalikan gadar glukosac. Antibiotic untuk kolera

Sumber : Pudiastuti, 2011

B. Landasan Teori

Page 42: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

29

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dalam bahasa Inggris yaitu

Integrated management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu manajemen

melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang

di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi,

status imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang

diberikan. Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi penyakit,

identifikasi tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di rumah dan kapan

kembali untuk tindak lanjut. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan

tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit (Depkes RI, 2008).

Masa bayi atau infancy yaitu umur 0-11 bulan atau satu hari sebelum ulang

tahun yang pertama. Masa post neonnatal yaitu umur 29 hari sampai 11 bulan.

Masa anak dibawah lima tahun atau anak balita yaitu umur 12 bulan sampai 59

bulan atau satu hari sebelum ulang tahun ke lima. Sedangkan masa anak pra

sekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan.

MTBS merupakan manajemen anak sakit untuk 2 kelompok usia yaitu

kelompok usia 7 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5

tahunagar ia mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Pada beberapa

Puskesmas diadakan pemisahan khusus untuk poli MTBS atau poli anak. Khusus

penerapan pada bayi muda, penatalaksanaan bayi muda lebih di titik beratkan

pada saat petugas kesehatan (pada umumnya bidan di desa) melakukan kunjungan

neonatal yaitu 2 kali selama periode neonatal. Kunjungan pertama dilaksanakan

pada 7 hari pertama dan kunjungan kedua pada hari 8 - 28 hari. Penerapan MTBS

pada semua unit pelayanan terdepan yang kontak dengan anak usia 0 - 5 tahun

Page 43: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

30

dengan menggunakan MTBS dalam mengelola kesehatan anak, dapat secara

preventif mendeteksi adanya kesakitan yang diderita, yang mungkin diperlukan

rujukan untuk menyelamatkan jiwa. Juga upaya promotif untuk meningkatkan

kesehatan melalui pemberian konseling gizi pada ibunya. Hal ini secara ekonomi

akan menghemat biaya dibandingkan bila anak jatuh pada kondisi sakit yang berat

(Hanafiah, 2008).

Identifikasi tindakan dalam MTBS terdapat tiga rencana terapi antara lain :

Terapi A yaitu, terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi, anak

yang tanpa tanda gejala dehidrasi membutuhkan ekstra cairan dangaram untuk

menggantikan cairan air dan elektrolit yang hilang selama diare. Cairan yang

biasa diberikan dalam pengobatan ini adalah: Cairan rehidrasi oral gula-garam,

sayuran dan sup ayam yang mengandung garam. Cairan tersebut diberikan kepada

anak sebanyak dia mau sampai diare berhenti. Anak <2 tahun: 50-100 ml, anak 2-

10 tahun 100-200 ml, >10 tahun diberikan cairan sebanyak diamau minum.Terapi

B yaitu, terapi rehidrasi oral untuk anak dengan dehidrasi sedang adalah dengan

pemberian CRO. Jika CRO dikehendaki lebih maka dapat diberikan lebih dari

yang sudah ditentukan kecuali untuk ASI, makanan tidak diberikan selama 4 jam

pemberian rehidrasi awal, tetapi anak yang melanjutkan pengobatan B lebih lama

dari 4 jam harus diberikan makanan setiap 3-4 jam seperti pada pengobatan A.

Setelah 4 jam kemudian ditetapkan pengobatan yang akan diberikan selanjutnya

sesuai dengan tingkat dehidrasi. Anak yang masih mengalami dehidrasi setelah 4

jam, harus diberikan RL secara intrvena (75ml/kg selama 4 jam). Terapi C yaitu,

pengobatan untuk pasien dengan dehidrasi berat dengan pemberian cairan

Page 44: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

31

rehidrasi intravena secara cepat. Diberikan RL 100ml/kg atau larutan garam yang

pertama diberikan 30ml/kg dalam 30 menit kemudian diberikan 70ml/kgBB

diberikan dalam 2,5 jam. Pasien dimonitor setiap 1-2 jam, jika dehidrasinya tidak

berkurang maka pemberian cairan intravena kecepatan tetesan dipercepat. Jika

terapi intravena tidak tersedia pasien diberikan CRO 20ml/kg/jam selama 6 jam

(total 120mg/kg). Jika pasien mengalami bengkak atau muntah, maka CRO

diberikan secara perlahan (Yusuf dan Jantika, 2013).

Tujuan dari pengukuran berat badan adalah mengidentifikasi dan

mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan berat lebih rendah,

memasukkan ke grafik Berat Badan ke KDIS untuk memantau pertumbuhan,

menghitung dosis obat dan jumlah cairan bila diperlukan serta menilai apakah

pemberian nutrisi dan cairan sudah adekuat (Sudarti, dkk, 2010).

C. Kerangka Konsep

Gambar.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

D. Pertanyaan penelitian

Umur

Berat Badan

Terapi

Balita yang di MTBS

Page 45: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

32

1. Bagaimana gambaran balita yang memperoleh MTBS berdasarkan umur di

Puskesmas Katobu Kabupaten MunaperiodeJuli tahun 2016?

2. Bagaimana gambaran balita yang memperoleh MTBS berdasarkan berat

badandi Puskesmas Katobu Kabupaten MunaperiodeJuli tahun 2016?

3. Bagaimana gambaran balita yang memperoleh MTBS berdasarkan terapidi

Puskesmas Katobu Kabupaten MunaperiodeJuli tahun 2016?

BAB III

Page 46: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

33

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran

tentang suatu keadaan secara objektif (Nursalam, 2016)

B. Subjek Penelitan

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semuasemua balita yang di MTBS

sebanyak 121periode Juli tahun 2016

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek

yangditelitidandianggapmewakili seluruh populasi(Nursalam,

2016).Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tekniktotal

sampling. Sampel penelitian menggunakan data sekunder.Data sekunder yaitu

data balita yang di MTBS di wilayah kerja Puskesmas Katobu periode Juli

tahun 2016 yang tertulis di register Balita sebanyak 121 orang.

C. Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna pada tanggal

20 sampai tanggal 24Julitahun 2016.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah balita yang di MTBS. Sedangkan

varabel independent adalah umur, berat badan dan terapi.

E. Defini Operasional dan Kriteria Objektif

Page 47: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

34

1. Dependent

Balita yang di MTBS

2. Independent

a. Umur.

Umur balita yang memperoleh MTBS yang tercatat di buku register

balita kriteria obyektif :

Umur 0 – 11 bulan

Umur 12 – 23 bulan

Umur 24 – 35 bulan

Umur 36– 45 bulan

Umur 46– 55 bulan

Umur 56– 60 bulan

b. Berat Badan.

Berat badan balita yang memperoleh MTBS yang tercatat di buku

register balita kriteria obyektif :

Ya : Jika balita yang memperoleh MTBS ditimbang

Ya : Jika balita yang memperoleh MTBS tidak ditimbang

c. Terapi

Ya : Jika diberikan pengobatan

Tidak : Jika tidak diberikan pengobatan

F. Instrumen Penelitian

Page 48: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

35

Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, instrumen yang akan digunakan

adalah lembar cheklistyang berisi variabel – variabel yang diteliti

G. Pengolahan dan Cara Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis

kegiatan, yakni :

a. Memeriksa data (Editing Data).

Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan,

kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:

1) Perhitungan dan penjumlahan

Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar

pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah

yang disebarkan atau ditentukan.

2) Koreksi

Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal

sebagai berikut :

a) Memeriksa kelengkapan data

b) Memeriksa kesinambungan data

c) Memeriksa keseragaman data

b. Memberi Kode (Coding Data).

Page 49: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

36

Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data

hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya

pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu

cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah

dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data

yang sudah diklasifikasikan.

c. Tabulasi Data (tabulating).

Tabulasi datayakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa,

sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan,

disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam

pelaksanaannya dilakukan dengan cara manual dan elektronis/

komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)

2. Cara Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan

analisis univariat secara deskriptif sederhana berupa presentasi.

Rumus yang digunakan adalah :

= 100%Keterangan:f = FrekuensiP = Persentasin = Jumlah sampel (Putri Ariani, 2014)

H. Jalannya Penelitian

Page 50: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

37

1. Tahap Persiapan

Mengurus Surat Pengantar dari institusi Akbid Paramata Raha Kabupaten

Muna, kemudian surat tersebut disampaikan kepada Kepala Kesbang Pol

Kabupaten Muna sebelum melakukan pengumpulan data di Puskesmas

Katobu Kabupaten Muna.

2. Tahap Pelaksanaan

Melapor pada Kepala Puskesmas untuk melakukan penelitian dengan cara

mencatat data tentang balita yang di MTBS pada bulan Juli tahun 2016 pada

lembar cheklist yang telah disiapkan.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara manual, dianalisis dan

disajikan secara deskriptif sederhana dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini laporan disusun sesuai dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan.

BAB IV

Page 51: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis.

Secara astronomis Puskesmas Katobu terletak dibagian Selatan

Muna. Secara geografis katobu terletak dibagian selatan garis

khatulitistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan di antara 4,490 – 4500

lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara masyarakat

di Kecamatan Katobu

1) Letak teritorial

a) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Laiworu

b) Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Buton

c) Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Duruka

d) Sebelah barat berbatasan dengan Warangga

2) Wilayah kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi kelurahan Raha I, Kelurahan

Laende, Kelurahan Raha II, Kelurahan Mangga Kuning, Kelurahan

Butung – Butung, Kelurahan Watonea, Kelurahan Wamponiki, dan

Kelurahan Raha III dengan Luas daratan 12,88 km2

b. Demografis.

Page 52: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

39

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Katobu tahun 2015 sebesar

7.771 jiwa terdiri dari 14,299 jiwa laki – laki, dan 15.735 jiwa

perempuan. Adapun sarana pelayanan dan tenaga kesehatan sebagi

berikut :

1) Sarana pelayanan

Sarana pendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu terdiri

dari Puskesmas Pembantu 1 buah, posyandu 29 pos, kendaraan roda

empat 1 unit, dan kendaraan roda dua ada 6 unit.

2) Tenaga kesehatan

Pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu memiliki

beberapa tenaga kesehatan berbagai profesi seperti tenaga medis,

paramedis perawat, paramedis non perawat, tata usaha dan sopir.

Tenaga medis terdiri dari 3 orang dokter Umum dan 2 orang dokter

Gigi. Tenaga paramedis perawat 9 orang bidan, perawat 20 orang

dan gizi 4 orang. Tenaga paramedis non perawat terdiri dari kesling

3 orang, analisis 3 orang, SPK 3 orang, farmasi 2 orang, dan FKM 4

orang. Tenaga tata usaha terdiri dari tenaga ahli computer 4 orang

dan sopir 1 orang.

c. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas.

1) Terwujudnya kesadaran masyarakat Kecamatan Katobu akan hidup

sehat tahun 2015

2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang merata dan

berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat

Page 53: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

40

3) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

4) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

5) Memberikan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dan kurang

mampu secara komprehensif

6) Pelayanan persalinan yang memenuhi standar Poned kesehatan

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel yang di

teliti dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang selengkapnya

disajikan dalam bentuk tabel. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden

Berdasarkan Pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah kerja

Puskesmas Katobu bulan Juli Tahun 2016

a. Umur Balita yang di MTBS.

Berdasarkan penelitian, distribusi frekuensi umur balita yang di MTBS

dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Distribusi Umur Balita yang Mendapatkan MTBSdi Puskesmas Katobu Kabupaten Muna

PeriodeJuliTahun 2016Umur (Bulan) Frekuensi Persentase (%)

0-11 24 19,812-23 35 28,924-35 25 20,736-45 23 1946-55 11 9,156-60 3 2,5

Jumlah 121 100Sumber : Data Sekunder, 2016

Tabel 4menunjukkan bahwa dari 121 responden balita yang di

MTBS berdasarkan umur yaitu pada umur 0 - 11 bulan sebanyak 24

orang (19,8%), umur 12 - 23 bulan sebanyak 35 orang (28,9%), umur 24

Page 54: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

41

- 35 bulan sebanyak25orang (20,7%), umur 36 - 45 sebanyak23orang

(19%),umur 46-55 bulan sebanyak11orang (9,1%) danumur 46 - 55

sebanyak 3 orang (2,5%).

b. Berat BadanBalita yang di MTBS.

Berdasarkan penelitian, distribusi frekuensi berat badan balita yang di

MTBS dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Distribusi Berat BadanBalita yang Mendapatkan MTBSdi Puskesmas Katobu Kabupaten Muna

PeriodeJuli Tahun 2016Berat Badan Frekuensi Persentase (%)Ditimbang 107 88,4

Tidak Ditimbang 14 11,6Jumlah 121 100

Sumber : Data Sekunder, 2016

Tabel 5menunjukkan bahwa dari 121 responden balita yang di

MTBS berdasarkan berat badanyaitu yang ditimbang sebanyak 107 orang

(88,4%) dan yang tidak ditimbang sebanyak 14 orang (11,6%).

c. Terapi padaBalita yang di MTBS.

Berdasarkan penelitian, distribusi frekuensi terapi pada balita yang di

MTBS dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Terapi pada Balita yang Mendapatkan MTBSdi Puskesmas Katobu Kabupaten Muna

PeriodeJuli Tahun 2016Terapi Frekuensi Persentase (%)

Ya 121 100

Page 55: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

42

Tidak 0 0Jumlah 121 100

Sumber : Data Sekunder, 2016

Tabel 6menunjukkan bahwa dari 121 responden balita yang di

MTBS,seluruhnya diberikan tearpi berupa pengobatan yaitu sebesar

100%.

B. Pembahasan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dalam bahasa Inggris yaitu

Integrated management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu manajemen

melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang

di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi,

status imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang

diberikan. Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi penyakit,

identifikasi tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di rumah dan kapan

kembali untuk tindak lanjut. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan

tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit (Depkes RI, 2008).

1. Umur Balita yang di MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 4 menunjukkan

bahwa dari 121 responden balita yang di MTBS berdasarkan umur yaitu pada

umur 0 - 11 bulan sebanyak 24 orang (19,8%), umur 12 - 23 bulan sebanyak

35 orang (28,9%), umur 24 - 35 bulan sebanyak25orang (20,7%), umur 36 -

45 sebanyak23orang (19,1%),umur 46-55 bulan sebanyak11orang (9,1%) dan

umur 46 - 55 sebanyak3orang (2,5%).

Page 56: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

43

Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Hanafiah (2008) bahwa

MTBS merupakan manajemen anak sakit untuk 2 kelompok usia yaitu

kelompok usia 7 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5

tahun ia mampu memecahkan masalah yang dihadapi.Pada beberapa

Puskesmas diadakan pemisahan khusus untuk poli MTBS atau poli

anak.Khusus penerapan pada bayi muda, penatalaksanaan bayi muda lebih di

titik beratkan pada saat petugas kesehatan (pada umumnya bidan di desa)

melakukan kunjungan neonatal yaitu 2 kali selama periode neonatal.

Kunjungan pertama dilaksanakan pada 7 hari pertama dan kunjungan kedua

pada hari 8 - 28 hari. Penerapan MTBS pada semua unit pelayanan terdepan

yang kontak dengan anak usia 0 - 5 tahun dengan menggunakan MTBS dalam

mengelola kesehatan anak , dapat secara preventif mendeteksi adanya

kesakitan yang diderita, yang mungkin diperlukan rujukan untuk

menyelamatkan jiwa. Juga upaya promotif untuk meningkatkan kesehatan

melalui pemberian konseling gizi pada ibunya. Hal ini secara ekonomi akan

menghemat biaya dibandingkan bila anak jatuh pada kondisi sakit yang berat.

2. Berat Badan Balita yang di MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 5 menunjukkan

bahwa dari 121 responden balita yang di MTBS berdasarkan berat badanyaitu

yang ditimbang sebanyak 107 orang (88,4%) dan yang tidak ditimbang

sebanyak 14 orang (11,6%).

Setiap anak yang akan mendapatkan MTBS harus ditimbang terlebih

dahulu agar diketahui berat badan dari anak tersebut. Menurut teori yang

Page 57: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

44

dikemukanan oleh Sudarti, dkk (2010) tujuan dari pengukuran berat badan

adalah mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah yang berhubungan

dengan berat lebih rendah, memasukkan ke grafik Berat Badan ke KDIS

untuk memantau pertumbuhan, menghitung dosis obat dan jumlah cairan bila

diperlukan serta menilai apakah pemberian nutrisi dan cairan sudah adekuat.

Jadi, dalam MTBS setiap anak yang datang seharusnya ditimbang. Hal

ini dikarenakan pada saat petugas akan memberikan cairan atau obat untuk

anak tersebut, maka dosis dari obat atau cairan yang akan diberikan tersebut

haruslah sesuai dengan umur dan berat badan dari anak tersebut. Dengan kata

lain, pengukuran berat badan dilakukan untuk menentukan dosis yang tepat

dalam pemberian obat atau cairan untuk anak sakit.

3. Terapi pada Balita yang di MTBS

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 6 menunjukkan

bahwa dari 121 responden balita yang di MTBS,seluruhnya diberikan terapi

berupa pengobatan (100%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan

data sekunder Balita yang di MTBS 0 – 5 tahun semua diberikan MTBS

sesuai dengan penyakit – penyakit yang dialami oleh balita tersebut serta

pemberian tindakan sesuai dengan jenis penyakit yang diderita oleh balita,

namun dari MTBS ini sebenarnya ada 3 terapi yang di berikan kepada balita

yaitu terapi A, terapi B dan terapi C, namun setelah peneliti mengambil data

hanya tertulis berupa obat – obatan yang diberikan kepada balita tersebut

sesuai dengan jenis penyakit yang di derita oleh balita. Berdasarkan data yang

Page 58: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

45

diperoleh, semua balita yang di MTBS diberi pengobatan sesuai dengan

keluhan atau penyakitnya, dan pengobatan yang diberikan tersebut berhasil.

Dalam artian balita yang diberikan pengobatan tadi bisa sembuh dari

penyakitnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 59: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

46

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya

maka, dapat disimpulkan bahwa :

1. Gambaran balita yang di MTBS berdasarkan umur di Puskesmas Katobu

periode Juli tahun 2016 yaitu pada umur 0 - 11 bulan sebesar 19,8%, umur

12-23 bulan sebesar 28,9%, umur 24 - 35 bulan sebesar 20,7%, umur 36–45

bulansebesar 19%,umur 46-55 bulan sebesar 9,1%danumur 56–60

bulansebesar 2,5%.

2. Gambaran balita yang di MTBS berdasarkan berat badandi Puskesmas

Katobu periode Juli tahun 2016 yaitu yang ditimbang sebesar 88,4% dan yang

tidak ditimbang sebesar 11,6%.

3. Gambaran balita yang diMTBS berdasarkan terapidi Puskesmas Katobu

periode Juli tahun 2016 yaitusemua balita diberikan terapi yaitu berupa

pengobatan sesuai dengan keluhan dan penyakitnya yaitu sebesar 100%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan oleh

penulis adalah bagi Puskesmas Katobu khususnya petugas MTBS diharapkan

dapat memenuhi protap yang ada dalam pelaksanaan MTBS guna meningkatkan

kualitas pelayanan balita sakit dan juga agar lebih melakukan pendekatan pada ibu

dari balita sakit supaya mengerti pentingnya kepatuhan dalam kunjungan ulang

pada program MTBS. Praktik MTBS yang sudah ada sebaiknya dipertahankan

bahkan ditingkatkan pelaksanaanya agar tingkat keberhasilan praktik MTBS

tersebut juga lebih tinggi dalam pencapainnya.

Page 60: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

47

Selain itu pelatihan MTBS juga perlu diadakan agar praktik MTBS yang

dilaksanakan oleh petugasnya sesuai dengan standar.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Mulyadi Wijaya (2009) Manajemen Terpadu Balita Sakit.https://www.infodokterku.com/index.php/en/96-daftar-isi-content/info

Page 61: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

48

kesehatan/helath-programs/189-manajemen-terpadu-balita-sakit-mtbsDiakses 12 Agustus 2016.

Anonim(2013)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).http://library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312038/bab2.pdf.Diakses 12 Agustus 2016)

Depkes RI (2008) Peraturan Menteri Keshatan RI No 70 Tahun 2013 tentangMTBShttp://hukor.depkes.go.id/uploads/produk.pdf. Diakses 12 agustus2016)

Hanafiah(2008)StrategiMTBS.http://library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312038/bab2.pdf. Diakses 12 Agustus 2016)

Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta : SalembaMedika

Marmi dan Rahardjo, Kukuh (2012) Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak PraSekolah. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Pudiastuti, Ratna Dewi (2011) Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Nuha Medika.Yogyakarta

Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi metodologi penelitian Kebidanan danKesehatan Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika

Ratnasari, A. dan Purwanti, S. (2011) Faktor-faktor yang MempengaruhiKepatuhan Ibu Balita untuk Mengunjungi Manajemen Terpadu BalitaSakit (MTBS) Secara Teratur. Akademi Kebidanan YLPP. Purwokerto

Siskatrisnawati (2011) Manajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS)http://siskatrisnawati17. /2011/10/manajemen-terpadu-balita-sakit-mtbs.html: Diakses 12 agustus 2016

Sudarti dan Endang Khoirunnisa (2010) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi danAnak Balita. Nuha Medika. Yogyakarta

Surjono (2009). Klasifikasi MTBS. Peraturan Menteri Keshatan RI No 70 Tahun2013 tentang MTBShttp://hukor.depkes.go.id/uploads/produk. pdf. Diakses12 agustus 2016)

Yusuf dan Juntika (2013) Konseling dalam MTBS. http://Yusuf danJantika.co.id/2011/10/manajemen-terpadu-balita-sakit-mtbs.html: Diakses12 agustus 2016

Page 62: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

MASTER TABEL

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

No Nama Anak AlamatUmur (Bulan) Berat Badan Terapi

Ket0-11 12-23 24-35 36-45 46-55 56-60 Ditimbang Tidak ditimbang Ya Tidak

1 Anak F Wamponiki √ √ √2 Anak B Raha II √ √ √3 Anak A Raha II √ √ √4 Anak M Raha III √ √ √5 Anak I Laiworu √ √ √6 Anak K Raha III √ √ √7 Anak A Wamponiki √ √ √8 Anak R Wamponiki √ √ √9 Anak A Watonea √ √ √

10 Anak F Laiworu √ √ √11 Anak R Laiworu √ √ √12 Anak Y Laiworu √ √ √13 Anak Z Butung-Butung √ √ √14 Anak A Mangga Kuning √ √ √15 Anak D Motewe √ √ √16 Anak R Raha I √ √ √17 Anak N Watonea √ √ √18 Anak I Raha III √ √ √19 Anak P Laiworu √ √ √20 Anak H Raha I √ √ √21 Anak F Butung-Butung √ √ √

Page 63: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

MASTER TABEL

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

No Nama Anak AlamatUmur (Bulan) Berat Badan Terapi

Ket0-11 12-23 24-35 36-45 46-55 56-60 Ditimbang Tidak ditimbang Ya Tidak

22 Anak A Laiworu √ √ √23 Anak R Mangga Kuning √ √ √24 Anak A Butung-butung √ √ √25 Anak S Watonea √ √ √26 Anak R Watonea √ √ √27 Anak R Watonea √ √ √28 Anak N Laiworu √ √ √29 Anak A Laiworu √ √ √30 Anak N Laiworu √ √ √31 Anak K Lasalepa √ √ √32 Anak S Laiworu √ √ √33 Anak A Laiworu √ √ √34 Anak R Mangga Kuning √ √ √35 Anak R Raha II √ √ √36 Anak R Raha II √ √ √37 Anak M Sidodadi √ √ √38 Anak N Watonea √ √ √39 Anak R Wamponiki √ √ √40 Anak F Raha III √ √ √41 Anak K Watonea √ √ √42 Anak A Raha II √ √ √

Page 64: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

MASTER TABEL

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

No Nama Anak AlamatUmur (Bulan) Berat Badan Terapi

Ket0-11 12-23 24-35 36-45 46-55 56-60 Ditimbang Tidak ditimbang Ya Tidak

43 Anak S Raha III √ √ √44 Anak A Laiworu √ √ √45 Anak Z Wamponiki √ √ √46 Anak M Butung-butung √ √ √47 Anak V Laiworu √ √ √48 Anak M Butung-butung √ √ √49 Anak I Raha II √ √ √50 Anak F Wamponiki √ √ √51 Anak N Butung-butung √ √ √52 Anak B Raha III √ √ √53 Anak A Mangga Kuning √ √ √54 Anak M Raha III √ √ √55 Anak A Raha II √ √ √56 Anak N Raha II √ √ √57 Anak A Watonea √ √ √58 Anak K Watonea √ √ √59 Anak A Raha II √ √ √60 Anak Y Laiworu √ √ √61 Anak I Laiworu √ √ √62 Anak F Laiworu √ √ √63 Anak G Mangga Kuning √ √ √

Page 65: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

AMASTER TABEL

Identifikasi Balita yang Mendaatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

No Nama Anak AlamatUmur (Bulan) Berat Badan Terapi

Ket0-11 12-23 24-35 36-45 46-55 56-60 Ditimbang Tidak ditimbang Ya Tidak

64 Anak F Raha III √ √ √65 Anak A Watonea √ √ √66 Anak M Raha III √ √ √67 Anak H Raha II √ √ √68 Anak R Wamponiki √ √ √69 Anak R Mangga Kuning √ √ √70 Anak H Raha II √ √ √71 Anak H Watonea √ √ √72 Anak L Butung-butung √ √ √73 Anak S Laiworu √ √ √74 Anak Y Laiworu √ √ √75 Anak R Wamponiki √ √ √76 Anak A Laiworu √ √ √77 Anak A Mangga Kuning √ √ √78 Anak N Wamponiki √ √ √79 Anak A Laiworu √ √ √80 Anak H Raha III √ √ √81 Anak S Raha III √ √ √82 Anak N Raha II √ √ √83 Anak F Wamponiki √ √ √84 Anak Z Mangga Kuning √ √ √

Page 66: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

MASTER TABEL

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (Mtbs)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

No Nama Anak AlamatUmur (Bulan) Berat Badan Terapi

Ket0-11 12-23 24-35 36-45 46-55 56-60 Ditimbang Tidak ditimbang Ya Tidak

85 Anak R Butug-Butung √ √ √86 Anak M Laiworu √ √ √87 Anak S Raha III √ √ √88 Anak A Raha III √ √ √89 Anak K Raha III √ √ √90 Anak A Ld √ √ √91 Anak G Raha II √ √ √92 Anak F Wawesa √ √ √93 Anak Z Laiworu √ √ √94 Anak F Raha II √ √ √95 Anak H Raha III √ √ √96 Anak M Raha II √ √ √97 Anak N Watonea √ √ √98 Anak F Laiworu √ √ √99 Anak R Raha II √ √ √

100 Anak F Raha II √ √ √101 Anak Z Mangga Kuning √ √ √102 Anak K Laiworu √ √ √103 Anak A Raha III √ √ √104 Anak A Raha II √ √ √105 Anak A Bonea √ √ √

Page 67: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

MASTER TABEL

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

No Nama Anak AlamatUmur (Bulan) Berat Badan Terapi

Ket0-11 12-23 24-35 36-45 46-55 56-60 Ditimbang Tidak ditimbang Ya Tidak

106 Anak S Wamponiki √ √ √107 Anak J Raha III √ √ √108 Anak I Laiworu √ √ √109 Anak N Laiworu √ √ √110 Anak A Raha I √ √ √111 Anak A Laiworu √ √ √112 Anak D Sidodadi √ √ √113 Anak Y Raha II √ √ √114 Anak A Wamponiki √ √ √115 Anak S Laiworu √ √ √116 Anak F Raha II √ √ √117 Anak A Watonea √ √ √118 Anak I Watonea √ √ √119 Anak K Raha II √ √ √120 Anak Z Raha III √ √ √121 Anak R Raha III √ √ √

Page 68: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016

LAMPIRAN GRAFIK

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

0

20

40

60

80

100

120

140

24

35

25

LAMPIRAN GRAFIK

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

25 23

113

107

14

121

0

LAMPIRAN GRAFIK

Identifikasi Balita yang Mendapatkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Juli

Tahun 2016

0

Umur (Bulan)

Berat Badan

Terapi

Page 69: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016
Page 70: IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIPUSKESMAS KATOBUKABUPATEN MUNA PERIODE JULI TAHUN 2016