25
INSTRUMEN KEUANGAN, KAS DAN PIUTANG Instrumen Keuangan 1. Pengertian Instrumen Keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai asset atau liabilitas keuangan, terdiri dari kas dan piutang. Berikut adalah standar akuntansi yang mengatur instrument keuangan: a. PSAK 50 Instrumen Keuangan. b. PSAK 55 Instrumen Keuangan. c. PSAK 60 Instrumen Keuangan. Tidak ada pengaturan untuk industry tertentu,karena standar lebih menekankan pada substansi transaksi dan komponen yang dilaporkan bukan pada jenis industry entitas. Standar akuntansi IFRS menggunakan dasar penilaian wajar. 2. Bentuk Instrumen Keuangan Aset Keuangan Terdiri Atas : a. Kas. b. Instrument entitas yang diterbitkan entitas lain. c. Hak Kontraktual 1) Untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain. 2) Untuk mempertukarkan asset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung. d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan engan menggunakan instrument ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan : 1) Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima sejumlah yang bervariasi dari instrument yang diterbitkan entitas. 2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu atau asset keuangan lain dengan jumlah tertentu dengan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas. Liabilitas Keuangan Terdiri Atas : a. Liabilitas Kontraktual

Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

INSTRUMEN KEUANGAN, KAS DAN PIUTANG

Instrumen Keuangan

1. Pengertian

Instrumen Keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai asset atau liabilitas

keuangan, terdiri dari kas dan piutang. Berikut adalah standar akuntansi yang mengatur

instrument keuangan:

a. PSAK 50 Instrumen Keuangan.

b. PSAK 55 Instrumen Keuangan.

c. PSAK 60 Instrumen Keuangan.

Tidak ada pengaturan untuk industry tertentu,karena standar lebih menekankan pada

substansi transaksi dan komponen yang dilaporkan bukan pada jenis industry entitas. Standar

akuntansi IFRS menggunakan dasar penilaian wajar.

2. Bentuk Instrumen Keuangan

Aset Keuangan Terdiri Atas :

a. Kas.

b. Instrument entitas yang diterbitkan entitas lain.

c. Hak Kontraktual

1) Untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain.

2) Untuk mempertukarkan asset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi

berpotensi untung.

d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan engan menggunakan instrument ekuitas

yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :

1) Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima

sejumlah yang bervariasi dari instrument yang diterbitkan entitas.

2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan kas

dalam jumlah tertentu atau asset keuangan lain dengan jumlah tertentu dengan

instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.

Liabilitas Keuangan Terdiri Atas :

a. Liabilitas Kontraktual

Page 2: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

1) Unuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain kepada entitas lain.

2) Untuk mempertukarkan asset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi

berpotensi tidak menguntungkan entitas.

b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument

ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu :

1) Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menyerahkan

sejumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.

2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan kas

dalam jumlah tertentu atau asset keuangan lain dengan jumlah tertentu dengan

instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.

Instrumen Ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas asset suatu

entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

3. Konsep Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan

Saat kontrak tersebut mengindikasikan adanya suatu aliran manfaat ekonomi diterima atau

diserahkan dimasa mendatang dan diukur dengan andal, maka kontrak tersebut akan dicatat

sebagai asset atau liabilitas keuangan.

Pengukuran Aset atau Liabilitas keuangan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Untuk asset dan liabilitas keuangan yang pengukuran setelah pengakuan awal

menggunakan nilai wajar, biaya transaksinya diklasifikasikan sebagai beban periode

berjalan.

b. Untuk asset dan liabilitas keuangan yang pengukuran setelah pengakuan awal tidak

menggunakan nilai wajar, biaya transaksinya dikapitalisasi menambah nilai aseet atau

liabilitas keuangan

Asset keuangan mengalamin penurunan nilai jika nilai tercatat asset lebih tinggi

dibandingkan nilai yang dapat diperoleh kembali. Jika terjadi penutunan kembali, maka harus

dilakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dan mengakui kerugian penurunan nilai.

HTM dan AFS dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.

4. Penyajian dan Pengungkapan

PSAK 50 (revisi 2010) Instrumen Keuangan : prinsip penyajian instrument keuangan

sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus asset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinsip

keuangan ini berlaku terhadap kategori instrument keuangan dari perpektif penerbit,dalam

asset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrument ekuitas, pengategorian yang terkait dengan

Page 3: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, serta keadaan asset keuangan dan liabilitas

akan saling hapus.

PSAK 60 instrumen keuangan: pengungkapan dalam laporan keuangan yang

memungkinkan pengguna mengevaluasi signifikan instrument keuangan atas posisi dan knerja

keuangan entitas serta jenis dan besarnya risiko yang timbul dan bagaimana entitas mengelola

risiko tersebut.

Aset Keuangan

1. Klasifikasi Aset Keuangan

a. Aset Keuangan Diukur Dengan Nilai Wajar Melalui Laba Rugi

Asset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair value to profit and

loss atau FVPL) adalah asset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan dijual dan dibeli

kembali dalam waktu dekat (surat berharga diperdagangkan).

Asset keuangan diklasifikasikan sebagai FVPL jika memenuhi salah satu dari kondisi

berikut :

1) Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.

2) Pada saat pengakuan awal telah diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

FVPL dinilai pada pengakuan awal sebesar nilai wajar, yaitu nilai perolehan

investasi+biaya transaksi yang dibebankan. Pemisahan biaya transaksi dalam komponen

beban periode berjalan akan membuat perbandingan antara nilai wajar saat transaksi

dengan nilai wajar pada pengukuran setelah pengakuan awal lebih mudah dilakukan.

Setelah pengakuan awal, FVPL diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Selisih

antara nilai tercatat dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan akan dilaporkan sebagai

keutungan atau kerugian yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif (belum

direalisasi).

b. Investasi Dipegang Hingga Jatuh Tempo

Investasi dipegang hingga jatuh tempo adalah asset nonkeuangan nonderivatif dengan

pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan secara entitas

mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga

jatuh tempo.

Entitas harus menghitung tingkat suku bunga efektif untuk investasi ini. Bunga efektif

tidak selalu sama dengan bunga yang dibayarkan. Jika bunga memiliki nilai rendah

Page 4: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

dibandingkan nilai nominalnya,sehingga akan muncul diskon. Jika sebaliknya akan

muncul premium. Setelah pengakuan awal, asset akan diukur sebesar nilai amortisasi.

Amortisasi diskon akan menambah pendapatan bunga.. dan amortisasi premium akan

mengurangi pendapatan bunga.

c. Pinjaman yang Diberikan atau Piutang (loans or receivable – LR)

Adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran yang telah ditentukan dan tidak

mempunyai kuotasi pasar aktif, kecuali yang termasuk dalam tiga kategori aset keuangan

yang lain. Kelompok aset yang bukan pinjaman yang diberikan atau piutang misalnya

kepemilikan atas reksa dana, tidak dapat dikasifikasikan sebagai pinjaman.

Pada awalnya, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui sebesar harga perolehan +

biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan piutang dan pinjaman.

Setelah itu, pinjaman dan piutang ini akan diukur pada biaya perolehan diamortasasi

dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

d. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (available to sale – AFS)

Adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan tersedia untuk dijual atau tidak

diklasifikasikan sebagai FVPL, HTM, dan LR. Jika tidak termasuk ketiga kategori tersebut

akan diklasifikasikan sebagai AFS.

e. Reklasifikasi Aset Keuangan

Pada saat awal, AFS diakui sebesar nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat

diatribusikan secara langsung untuk perolehan investasi AFS dikapitalisasi menambah

nilai AFS. Setelah pengakuan awal, AFS dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan

diukur pada biaya perolehan setelah diamortisasi dengan menggunakan metode suku

bunga efektif. Selisih nilai wajar dengan nilai tercatat akan diakui sebagai keuntungan dan

kerugian dalam ekuitas dan dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif.

2. Reklasifikasi

FVPL, dapat direklasifikasi ke LR dalam situasi yang sangat langka. Larangan

rekalsifikasi FVPL dimaksud agar entitas tidak memiliki moral hazard menggunakan

reklasifikasi untuk manjamen laba.

Aset keuangan diukur nilai wajar melalui laba rugi dapat dierklasifikasi ke pinjaman yang

diberikan dan piutang (LR). Jika memenuhi ketentuan LR terdapat intensi dan kemampuan

untuk memliliki sampai jatuh tempo.

Page 5: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Aset keuangan tersedia untuk dijual keuntungan dan kerugian yang telah diakui dalam laba

komprehensif diamortisasikan untuk aset keuangan yang memiliki jatuh tempo yang tetap.

Untuk aset yang memilliki jatuh tempo yang tetap, keuntungan atau kerugian dalm laba

komprehensif akan diakui pada laporan laba rugi pada aset tersebut dijual. Jika terjadi

perubahan intensi manajemen mereklasifikasi atau menjual investasi HTM, maka investasi

harus direklasifikasi dalam AFS.

Suatu entitas tidak boleh memiliki investasi HTM jika dalam tahun berjalan atau dalam

kurun waktu dua tahun sebelumnya telah menjual atau mereklasifikasikan investasi HTM

dalam jumlah yang lebih dari tidak signifikan (tainting rule). Pengecualian untuk tainting rule

ini terjadi jika :

a. Mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali (contohnya, kurang dari tiga bulan

sebelum jatuh tempo);

b. Setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan

sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah memperoleh pelunasan dipecepat; atau

c. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang, dan

tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.

3. Penurunan Nilai

Aset keuangan yang diukur dengan harga perolehan diamortisasikan serta aset keuangan

tersedia untuk dijual dapat mengalami penurunan nilai. Sedangkan untuk aset keuangan yang

dinilai dengan nilai wajar melalui laba rugi secara otomatis akan menurun nilainya mengikuti

harga pasarnya, sehingga tidak perlu ada evaluasi penurunan nilai.

Kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila nilai tercatat atau biaya

perolehan diamortisasikan lebih tinggi daripada nilai yang dapat diperoleh kembali. Bukti

objektif penurunan nilai harus dilakukan pada setiap tanggal laporan keuangan.

Bukti objektif dapat dilihat dari beberapa indikasi berikut:

a. Kesulitan keuangan signifikan yang alami penerbit atau peminjam

b. Pelanggarn kontrak

c. Restrukturisasi atau keringanan akibat pihak peminjam mengalami kesulitan

d. Peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya

e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan

f. Kemungkinan besar bangkrut

Page 6: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Pengaruh penurunan nilai dapat diidentifikasikan terhadap aset keuangan secara individu

maupun kelompok aset.

Jumlah kerugian penurunan diakui sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai diperoleh

kembali. Nilai tersebut diukur dari nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan

menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jumlah kerugian

penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Evaluasi penurunan nilai dilakukan dengan prosedur berikut :

a. Aset keuangan yang secara individu signifikan dilakukan pengujian penurunan nilai secara

individu.

b. Jika aset keuangan yang secara individu signifikan, pada saat pengujian individual tidak

mengalami penurunan nilai, maka harus dinilai dalam kelompok aset keuangan yang

memiliki karakteristik resiko kredit yang sama.

c. Penilaian kelompok dilakukan untuk aset yang secara individual tidak signifikan dan aset

keuangan yang secara individual signifikan tetapi tidak mengalami penurunan nilai.

Untuk aset yang dinilai dari amortisasi, jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian

penurunan nilai berkurang, maka kerugian penurunan nilai yang belum diakui harus

dipulihkan.

Untuk aset keuangan yang dinilai dengan harga perolehan, jumlah kerugian penurunan

nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari

estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengenbalian yang berlaku

dipasar untuk aset keuangan serupa. Untuk aset keuangan tersedia untuk dijual, penurunan

nilai telah diakui secara langsung dalam ekuitas.

4. Penghentian Pengakuan

Pada saat kontrak berakhir, aset keuangan tidak lagi diakui dalam laporan keuangan.

Standar menjelaskan bahwa entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika hanya jika :

a. Hak kontraktual atau arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir

b. Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan

Kas

1. Definisi

Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membayar

kewajiban perusahaan.

Page 7: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Kas adalah keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas

termasuk instrumen keuangan dalam klasifikasi aset keuangan. kas merupakan alat

pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan entitas. Kas tediri dari

uang kartal yag disimpan entitas, uang tersimpan dalam rekening bank, dan setara kas. kas

yang dicadangkan dengan penggunaan khusus tidak boleh dikategorikan sebagai kas, tetapi

diklasifikasikan sebagai cadangan. Jika digunakan untuk memenuhi kewajiban kurang dai satu

tahun dana cadangan ini dikalsifikasikan sebagai aset lancar.

Setara kas termasuk kategori instruman keuangan. Setara kas adalah investasi jangka

pendek yang sangat likuid. Agar dapat diklasifikasikan setara kas harus memenuhi

karakteristik dapat konversi menjadi kas pada jumlah tertentu tanpa resiko perubahan nilai dan

jatuh temponya sangat dekat

Entitas sering kali melakukan perjanjian dengan bank terkait dengan kredit atau pinjaman.

Pinjaman yang diberikan tidak semua dapat diambil, namun harus menyisakan saldo minimum

(compensating balance). Dalam laporan keuangan, compensating balance disajikan secara

terpisah dapat sebagai aset lancar atau aset tadak lancar tergantung jangka waktu perjanjian

pinjaman. Jika pinjamannya dalam jangka panjang, akan disajikan dalam aset tidak lancar.

Sebuah entitas dapat mengalami bank overdraft yaitu kondisi dimana jumlah cek ditarik dalam

rekening melebihi saldo kas dan diklasifikasikan sebagai utang dagang

2. Pengendalian Kas

Beberapa bentuk pengendalian terhadap kas adalah :

a. Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otoritas dengan pembayaran,

pihak yang melakuan pengelolaan kas dan pencacatan, pihak pengguna dan pihak

pembayar.

b. Penggunaan lemari besi untuk menyimpan kas atau di ruang tertutup dengan akses terbatas

c. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda

d. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehinggan terdapat

pengendalian pencacatan oleh pihak lain

e. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan pengendalian pencatatan

f. Penggunaan sistem imprest kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam jumlah kecil.

g. Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank

Sistem Imprest Kas Kecil

Terdapat dua sistem kas kecil, yaitu :

Page 8: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

1) Sistem Imprest Kas Kecil adalahmekanisme kas kecil dimana dana dipertahankan

tetap. Pada awalnya dibentuk dana kas kecil dalam jumlah tertentu. Setiap ada

pengeluaran ajan dibuat bukti pengeluaran tetapi tidak dibuat jurnal. Jika jumlah kas

kecil habis, maka akan dilakukan penggantian jumlah dana yang telah dipakai.

2) Fluctuating system, dalam sistem ini tidak ditetapkan sejumlah tertentu sehingga

saldonya bervariasi dari awktu ke waktu. Penggantian tidak didasarkan pada jumlah

terpakai tetapi sering kali ditetapkan sejumlah tertentu

Dalam rangka pengendalian, sistem imprest lebih baik, karena jumlah dana kas

kecilnya bisa dikontrol dan tidak akan terjadi penumpukan dana kecil dalam unit

pembayar. Sedangkan untuk fluctuating system, jumlah dana di kasir tidak terkontrol dn

jumlahnya dapat bertambah terus jika dana tidak dipakai. Dalam kasus tertentu, pada

tanggal pelaporan saldo kas kecil perusahaan telah berkurang dan belum dilakukan

penggantian. Namun untuk menjaga konsistensi pencatatan periode, pada awal periode

dibuat jurnal pembalik sehingga memudahkan pencatatan periode berikutnya .

Rekonsiliasi Bank

Untuk kas di bank setiap akhir priode dibuat rekonsiliasi antara rekening bank dan

saldo kas menurut pencatatan entitas. Tujuan rekonsiliasi adalah untuk mencocokkan

antara pencaatan di perusahaan dan pencatatan kas yang dilakukan oleh bank yang

menegelola uang perusahaan. Rekonsiliasi ini dapat mengurangi timbulnya kesalahan

pencatatan dan hilangnya uang perusahaan.

Untuk melakukan rekonsiliasi bank, entitas harus memiliki data catatan penerimaan

dan pengeluaran kas yang dilakukan entitas. Berdasarkan data saldo awal dan mutasi kas

akan diperoleh saldo kas menurut pencatatan entitas. Entitas akan menerima rekening

koran yang berisikanb mutasi pencatatan kas oleh bank. Rekonsiliasi dilakukan dengan

membandingkan mutasi kas dalam catatan entitas dan mutasi kas dalam catatan rekening

bank jika terda[pat perbedaan baik nilai, transaksi yang ada disalah satu pihak, maka item

tersebut harus diteliti lebih lanjut.

Secara umum penyebab perbedaan saldo dalam rekening bank dengan saldo kas

menurut pencatatan entoitas ialah :

1) Penerimaan yang ndilakukan oleh bank namun belum diketahui oleh entitas

2) Penerimaan yang dilakukan oleh entitas namun belum disetorkan atau sudah disetorkan

namun belum terlihat pada rekening koran bank.

Page 9: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

3) Pengeluaran yang dilakukan oleh bank namun belum diketahui oleh entitas

4) Pengeluaran yang dilakukan oleh entitas namun belum diamboil oleh pemegang cek.

5) Kesalahan mencatat dapat terjadi baik oleh bank maupun entitas.

3. Penyajian

Kas dalam posisi laporan keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar di urutan paling

atas.

Kas dapat disajikan dalam laporan keuangan sebagai berikut :

1) kas dan setara kas [contoh penyajian di entitas terdaftar BEI]

2) kas

Giro pada Bank IndonesiaGiro pada Bank lain [contoh penyajian di entitas Bank Indonesia]

3) kas

Setara kas

4) Kas

Kas di bank

Setara Kas

4. Pengungkapan

Pengungkapan kas dan laporan keuangan meliputi pengungkapan kebijakan akuntansi dan

informasin rincian kas yang dimuiliki perusahaan. Kebijakan akuntansi kas menjelaskan

secara umum komponen kas dan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan kas. Kebijakan

akuntansi juga menjelaskan bagaimana perusahaan menyajikan cerukan.

Piutang dan Pinjaman yang Diberikan

1. Definisi dan Jenis

Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Kategori piutang dipengaruhi

oleh jenis usaha entitas.

Adapun beberapa bentuk piutang :

a. Perusahan pembiayaan selain bank, mengklafikasikan piutang menurut jenis pembiayaan

konsumen, piutang pembiayaan sewa, dan piutang pembiayaan kartu kredit.

b. Piutang yang didasarkan pada faktur dari transaksi penjualan, disebut piutang dagang.

Piutang dagang dalam penyajikan diklasifikasikan sebagai piutang dari pihak berelasi dan

piutang dari pihak ketiga.

Page 10: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

c. Piutang yang tidak terkait dengan penjualan atau pendaptan disebut piutang lainnya.

Jumlah piutang lainnya biasanya tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah piutang

dagang atau piutang usaha.

d. Kredit yang disalurkan oleh bank juga merupakan bentuk piutang

2. Wesel Tagih

Wesel tagih (promissory notes atau notes receivable) merupakan klaim perusahaan kepada

pihak ketiga yang didukung janji tertulis yang tidak bersyarat untuk membayar dalam jangka

waktu tertentu. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable) karena penerbit berjanji

untuk membayar, sedangkan penerima wesel disebut wesel tagih (notes receivable) karena

penerima memiliki hak klaim untuk menagih. Wesel tagih diterbitkan untuk membayar

penjualan, piutang jatuh tempo, dan memperoleh pinjaman. Wesel tagih ada yang berbunga

dan ada yang tidak berbunga. Wesel tagih yang berbunga akan dilakukan pencatatan pada saat

penerimaan wesel, pengakuan bunga dan pelunasan wesel.

Perbedaan obligasi dan wesel tagih terletak pada keberadaan pasar, dimana wesel tagih

dapat diperjualbelikan namun tidak memiliki pasar sedangkan obligasi diterbitkan dalam

jumlah yang besar karena diperjualbelikan di pasar modal.

Ilustrasi Transaksi Wesel Tagih

PT Sakura menerima wesel tagih dari PT Lily untuk melunasi piutang dagang yang telah jatuh

tempo. Wesel tagih tersebut memiliki nilai nominal Rp 30.000.000,- bunga 12%. Wesel

tersebut diterbitkan tanggal 1 November 2011 dan jangka waktu 120 hari. Bunga dan pokok

akan dibayarkan pada saat jatuh tempo. Wesel tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 29

Februari 2012.

a. Jurnal yang dibuat PT Sakura:

Wesel Tagih Rp 30.000.000,-

Piutang Dagang Rp 30.000.000,-

b. Pengakuan bunga berjalan 1 Nopember-31 Desember

Rp 30.000.000,- x 12% x 60/360 = Rp 600.000,-

Jurnal penyesuainnya :

Piutang Bunga Rp 600.000,-

Pendapatan Bunga Rp 600.000,-

c. Perhitungan pada saat pelunasan wesel tagih

Bunga 1 Januari-29 Februari 2012

Page 11: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Rp 30.000.000,- x 12% x 60/360 = Rp 600.000,-

Jumlah kas diterima = jumlah pokok wesel + bunga selama 120 hari

= Rp 30.000.000,- + Rp 1.200.000,-

= Rp 31.200.000,-

Jurnalnya :

Kas Rp 31.200.000,-

Pendapatan Bunga Rp 600.000,-

Piutang Bunga Rp 600.000,-

Wesel Tagih Rp 30.000.000,-

3. Pengakuan Awal

Piutang diakui dalam laporan posisi keuangan jika entitas tersebut menjadi bagian dalam

kontrak piutang. Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai

wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal

transaksi.

Jika piutang tersebut tidak berbunga, maka akan dihitung dengan menggunakan tingkat

suku bunga pasar pada saat pendapatan diterima. Referensi yang digunakan untuk menentukan

tingkat suku bunga pasar adalah bunga yang berlaku untuk piutang serupa di pasar. Dalam

praktiknya, sering digunakan tingkat suku bunga risk free ditambah risk premium.

Untuk piutang yang memiliki nilai wajar, entitas dapat menggunakan nilai wajar pada saat

pengukuran awal dan melakukan pengukuran secara konsisten dengan menggunakan nilai

wajar. Sebaliknya, jika entitas tidak memilih menggunakan nilai wajar pada pengukuran awal,

maka pada pengakuan selanjutnya tidak boleh memilih menggunakan nilai wajar.

Biaya Transaksi

Standar mengatur untuk aset keuntungan yang tidak diukur dengan nilai wajar

(termasuk piutang), pengukuran awal sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi.

Biaya transaksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan piutang.

Ilustrasi Biaya Transaksi-Biaya Mengurangi Pinjaman yang Diberikan

Bank ABC memberikan pinjaman kepada PT Mawar sebesar Rp 30.000.000.000,- dengan

tingkat bunga 8%. Bunga dibayarkan setiap akhir tahun bunga dikalikan saldo kredit dalam

kontrak. Kredit tersebut dilunasi seluruhnya pada akhir tahun kelima. Dalam rangka

pemberian pinjaman tersebut, Bank ABC membebankan biaya administrasi kepada PT

Page 12: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Mawar sebesar Rp971.916.000. Dalam perjanjian disepakati bahwa biaya administrasi

tersebut akan mengurangi jumlah pinjaman yang akan diterima oleh PT Mawar.

a. Jurnal pada saat pemberian pinjaman

Rp 30.000.000.000 – Rp 971.916.000 = Rp 29.028.084.000

Pinjaman yang diberikan Rp 29.028.084.000

Kas Rp 29.028.084.000

b. Jurnal Pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi biaya transaksi

Pendapatan bunga = Rp 29.028.084.000 x 9% = Rp 2.612.527.560

Kas yang diterima = Rp 30.000.000.000 x 8% = Rp 2.400.000.0000

Amortisasi = Rp 2.612.527.560 – Rp 2.400.000.000 = Rp 212.527.560

Kas Rp 2.400.000.000

Pinjaman yang diberikan Rp 212.527.560

Pendapatan Bunga Rp 2.612.527.560

Biaya transaksi dalam pemberian pinjaman dapat diperlakukan sebagai pengurangan

pinjaman yang diberikan.

Diskon Penjualan

Potongan penjualan dalam bentuk hargamaupun kuantitas akan mempengaruhi

pencatatan pendapatan, namun tidak mempegauhi pencatatan piutang. Piutang akan dicatat

sebesar nilai setela dikuangai dison penjualan. Nilai setelah diskon adalah harga wajar dari

prolehan piutang tersebut. Pendapatan akan diakui sebesar nilai setelah potongan/diskon.

Diskon diberikan jika pembayaran lebih cepat dari yang dijadwalkan dan dinyatkan

dalam bentuk 2/10, n/30 artinya akan diberikan diskon sebesar 2 % jika pelanggan

membayar sampa dengan 10 hari dan alam kurun waktu 30 hari.

Diskon penjuaan yang dikaitkan dengan pembayaran dapatdicatat dengan 2 metode

yaitu :

a. Metode piutang neto (net method), diasumsikan diskon diambil, sehingga ketika

mencatat penjualan an iutang ada saat terjadi penjualan sudah dikurangi diskon

tersebut. jika sebagian besar atau pelanggan menggambil diskon, aka pencatatan

dengan metode neto lebih mudah dalam proses pncatatan.

b. Metode piutag brto (groos method), piutang dagang pada saat penjualan sebesar nilai

penjualan sebelum diskon. Jika pelanggan membayar pada periode diskon akan dicatat

nilai diskonnyabegitupun sebaliknya.

Page 13: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Saat menggunakan metode bruto, nilai penjualan akan disajikan sebesar penjualan

bruto dikurangi dengan nilai diskon penjualan yang terealisasi. Sementara dengan metode

neto, penjualan akan disajikan sebesar nilai setelah diskon baik yang terealisasi maupun

tidak.

4. Pengukuran Setelah Perolehan

Piutang termasuk kategori aset keuangan pinjaman yang dibeikan dan piutang. Menurut

PSAK 55 (revisi 2011), LR dikur berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dengan

menggunakan suku bunga efektif. Setiap Tanggal pelaporan entitas mengevaluasi apakah

terdapat bukti objektif bahwa piutang engalami penurunan nilai. Jika terjadi penurna nilai

maka entitas harus melakukan penurunan nilai sesuai dengan ketentuan penurunan nilai untuk

asetkeuanga yang diukur pada biaya peroean diamortisasi

Untuk bentuk pinjaman ang diberkan, penukra setelah tanggal perolehan membutuhkan

peritungan amortisasi diskon dan preium setiap tanggal pelaporan. Amortisai ersebut akan

menyesuaikan nlai tercatat piutang, sehingga nilai piutang akan menunjukan biaya peroehan

yang diamortisasi. Dalam praktiknya, bentuk pinjaman dengan bunga banyak diberikan oleh

entitas perbankan atau lembaga keuangan. Untuk pinjaman bukan dari lembaga keuangan

bentuk in diberikan dalam bentuk weseltagih dalam jangka panjang.

5. Penurunan Nilai

Konsep Umum Penurunan Nilai

Piutang pada stiap tanggal pelaporan harus dievaluasi apakah terdapat bukti objektif

mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui

kerugianpenurunan nilai. Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah

pengakuan awal yang mrugikan dan berdampak pada aruskas dimasa depan. Peristiwa

yang menyebabkan penurunan nilai meliputi data dan informasi yan dapat diobservasi

yang menjadi perhatian pemegang aset. Beberapa contoh peristiwa yang menyebabkan

penurunan nilai adalah sebagai berikut :

a. Piutanag tidak dilunasi saat jatuh tempo.

b. Bunga dan pokok tertunggak dalam beberapa kali termin pembayaran.

c. Pihak pemberi kelonggaran memberikan kelonggaran akibat kesulitan keuangan yang

dialami pihak peminjam, dalam bentuk perpanjangan jangka waktu pelunasan atau

penurunan tingkat suku bunga.

Page 14: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

d. Peminjam diyatakan pailit oleh pengadilan.

e. Memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan membayar pihak

peminjam akan menurun.

Jika terdapat bukti objektif, jumlah kerugian diukur berdasarkan selisih antara nilai

tercatat piutang dengan nila kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk keruian

kredit masa depan yan belum terjadi, bukan estmated loss tetapi incurred loss).

Unuk Piuang dagang, bukti objektif yang dapat diobsevasi di antaranya kesulitan

signifika pelanggan dan tertundanya pembayaran dala jangka waktu yang melebihi yan

disepakati. Jika pelanggan terbukti mengalami kesulitan keuangan maka piutang tersebut

tidak dapat dibayar atau dibayar anmun waktu pembayarannya lebih lama dari yang di

janjikan.

Penentuan bukti objektif piutang pertama kali dievaluasi secara individual atas piutang

yang signifikan secara individual. Jika secara individual terdapat bukti objektif, maka

perusahaan harus menghitung arus kas masa depan dari piutang tersebut. Selisihnya akan

diakui sebagai kerugian penurunan nilai. Jika tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai

secara individual, maka piutang tersebut akan dimasukan ke dalam kelompok piutang yang

memiliki resiko kredit yang serupa dan menilai penurunan secara kolektif.

Penghitungan Penurunan Nilai

Untuk Piutang yang signifikan secara individu, penentuan penurunan nilai dihitun

secara individu. Piutang yang tidak mungkin dibayar karena kegiatan operasi pelanggan

tersebut dihentikan atau pailit dan tiak ada pihak lain yang menjamin piutang tersebut,

harus diturunkan nilanya secara keseluruhan. Jumlah penuunan nilai adalah seluruh nilai

piutang tercatat nilai jaminan yang dikuasai oleh perusahaan (jika ada). Jika tidak ada

jaminan maka semua piutanag tersebut dihapuskan dan akan diakui oleh perusahaan

sebagai beban.

Ada beberapa teknik untuk menghitung tingkat penurunan nilai dengan menggunakan

analisis statistic, di antaranya adalah metode pembebanan rata-rata (average charge

method) dan metode roll rate.

Average charge-off method, mendasarkan jumlah penurunan nilai berdasarkan data

historis rata-rata tingkat kerugian pinjaman beberapa tahun sebelumnya. Untuk masing-

masing tahun, diperoleh data saldo piutang, jumlah piutang yang harus dihapuskan, serta

jumlah piutang yang telah dihapuskan namun dapat ditagih. Dihitung jumlah pinjaman

Page 15: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

neto yang dihapuskan yaitu pinjaman neto yang dihapuskan dikurangi pinjaman neto yang

telah dihapuska namun dapat ditagih (recovery). Rata-rata kerugian pinjaman tiap tahun

dihitung dari pinjaman neto yang dihapuskan dibagi rata-rata pinjaman untuk masing-

masing tahun. Rata-rata kerugian pinjaman dihitung berdasarkan data 5 tahun. Presentase

tersebut akan digunakan untuk menilai kerugian pinjaman secara kolektif.

Metode rool rate menghitung probabilitas piutang pada periode saat ini akan tetapi

menjadi periode berikutnya. Presentase roll rate ini dihitung dalam jangka waktu 1 tahun,

untuk kemudian dihitung nilai rata-ratanya.

Nilai roll rate per tahun digunakan untuk menentukan nilai piutang tidak tertagih

untuk masing-masing umur piutang. Caranya dengan mengalikan presentase tertagih pada

periode tersebut dan setelahnya.

Kedua teknik perhitungan tersebut akan menghasilkan beban penurunan piutang

kolektif dalam 1 periode. Nilai tersebut akan ditambahkan dengan beban penurunan

piutang individu yang mengalami penuruna nilai untuk mendapatkan total beban

penurunan dalam 1 periode. Jika menggunakan metode cadangan, perhitungan penurunan

nilai dan cadangan terlihat berikut ini:

Cadangan penurunan nilai awal periode xxx

Beban penurunan nilai periode tersebut (hasil perhitungan xxx

Piutang yang dihapuskan (individu dan kolektif) (xxx)

Piutang recovery (yang sudah dihapuskan tertagih) xxx

Cadangan penurunan nilai akhir periode xxx

Teknik penurunan piutang menurut PSAK 55 (revisi 2011) berbeda dengan PSAK

sebelumnya maupun US-GAAP yang mendasarkan pada estimasi piutang tidak tertagih.

Ada 2 metode estimasi yang digunakan yaitu estimasi yang didasarkan pada nilai piutang

dan nilai penjualan.

Metode berdasarkan penjualan menghitung jumlah beban piutang tak tertagih dari

penjualan periode tersebut. Nilai penyisihan piutang diitung dari penyisihan piutang awal

periode + penyisihan piutang akhir periode tersebut – penghapusan piutang + jika ada

piutang yang recovery .metode ini sering disebut income statement approach, karena

dihitung berdasarkan item dan income statement yaitu penjualan dan nilai yang dihitung

adalah beban piutang tak tertagih periode tersebut.

Page 16: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Metode berdasarkan nilai piutang menggunakan pendekatan neraca karena perhitungan

nilai piutang dan jumlah yang dihitung adalah nilai penyisihan piutang pada akhir

periode.metode ini menghitung berapa jumlahpenyisihan piutang dari saldo piutang akhir

periode, beban penyisihan akan ditambahkan atau dikurangkan untuk mendapatkan saldo

penyisihan piutang yang diinginkan.

Jurnal Penurunan Nilai

Ada 2 metode, yaitu:

1. Metode penghapusan langsung (direct write off method), dimana piutang yang

diturunkan nilainya langsung dihapuskan tanpa dibuat akun cadangan penurunan nilai.

Metode ini memiliki pengendalian yang kurang baik. Entitas sulit memonitor jumlah

piutang yang telah diturunkan sebelumya.

2. Metode pencadangan (allowance method), diman metode ini lebih tepat digunakan

dalam mencatat penurunan nilai. Nilai cadangan penurunan nilai pada akhir periode

merupakan rekonsiliasi dari cadangan penurunan nilai pada awal periode, koreksi pada

periode sebelumnya (jika ada), penambahan penurunan nilai pada periode berjalan,

pengurangan karena penghapusan piutang, dan penambahan karena recovery pelunasan

piutang dari piutang yang telah dihapuskan.

6. Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan (derecognition) akan menyebabkan nilai piutang dan pinjaman

tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan. Terjadi ketika kontrak tersebut berakhir dan

dipenuhi.

PSAK 55 secara spesifik menyebutkan, entitas menghentikan pengakuan asset keuangan,

jika dan hanya jika :

a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari asset keuangan tersebut berakhir.

b. Entitas mentransfer asset keuangan yang memenuhi criteria penghentian pengakuan.

Transfer asset keuangan adalah transfer hak kontraktual penerimaa kas dari asset keuangan

atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima tetapi memiliki kewajiban untuk

membayar arus kas yang diterima tersebut kepada pihak lain. Penghentian pengakuan akan

dilakukan jika telah terjadi transfer manfaat dan risiko kepada ihak lain. Jika transfer manfaat

dan risiko kepada pihak lain sulit untuk diidentifikasi, makatransfer terjadi jika pengendalian

atas asset keuangan tersebut telah berpindah kepada pihak lain dengan alasan :

a. Perusahaan ingin memperoleh kas lebih cepat dari jangka waktu pelunasan.

Page 17: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

b. Perusahaan tidak mau mengurusi penagihan piutang sehingga meminta pihak lain yang

mengelola piutang.

c. Penagihan piutang sulit dilakukan.

Piutang selain dapat ditransfer untuk mendapatkan kas lebih cepat dari tanggal jatuh tempo

, juga dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Bentuk jaminan piutang

untuk memperoleh pinjaman dapat berbentuk pengikatan jaminan secara formal ataupun tidak.

Bentuk penjaminan piutang ini disebut sebagai utang dengan jaminan (secured borrowing).

Piutang yang ditransfer kepada pihak lain untuk tujuan mendapatkan kas lebih cepat,

diistilahkan sebagai anjak piutang atau factoring. Perusahaan yang melakukan transaksi anjak

piutang biasanya adalah bank atau lembaga keuangan bukan bank.

Anjak piutang dapat dipisahkan menjadi Disclosed Factoring yaitu penyerahan piutang

kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan debitur. Dan Undiclosed Factoring

yaitu penyerahan piutang kepada perusahaan anjak piutang tanpa sepengrtahuan debitur atau

notifikasi kepada pelangggan.

Transfer anjak piutang bermanfaat bagi pemilik piutang karena dapat memanfaatkan dana

lebih cepat, menghemat biaya administrasi penagihan piutang, dan menghindari potensi kredit

macet

Prosedur Anjak Piutang

(2) Review Kredit

(4) Pembayaran

di muka

(1) Memesan Barang

(5) Mengirim Barang

Prosedur diatas adalah bentuk anjak piutang dengan disclosed, bahkan sejak awal

perusahaan anjak piutag mengambil tanggung jawab piutang , sehingga pesetujuan

kreditdilakukan oleh perusahaan anjak piutang.

Perusahaan AnjakPiutang

(3) Menyetujui Kredit

Pelanggan

Retair atau Grosir

Perusahaa Penjaual

Produsen atau Debitor

Page 18: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Berdasarkan tanggung jawab setelah piutang tersebut ditransfer, transfer piutang

dibedakan menjadi Transfer Piutang dengan Jaminan (With Recourse) yaitu jika perusahaan

menjamin piutang tersebut ketika pelanggan tidak membayar piutang. Dan Transfer Piutang

Tanpa Jaminan (Without Recourse) yaitu perusahaan tidak menjamin jika piutang tersebut

tidak dibayar oleh pelanggan.

Akuntansi Transfer Piutang

Ilustrasi Transaksi Trasfer Piutang Tanpa/Dengan Jaminan

Contoh : PT Kantil pada 1 Maert 2011, mentransfer piutang dagangnya dari PT Mulia kepada

perusahaanpembiayaan PT Dahlia Finance sebesar Rp400.000.000. PT Kantil tidak menjamin

jika PT Mulia tidak dapat membayar piutang tersebut. Atas transfer piutang ini, PT Dahlia

Finance membebankan biaya (fee) sebesar 5% dan mencadangkan 4% untuk penurunan nilai

piutang.

PT Kantil PT Dahlia Finance

Kas 364.000.000

Piutang pada PT Dahlia Finance* 16.000.000

Kerugian penjualan piutang 20.000.000

Piutang Dagang 400.000.000

Piutang Dagang 400.000.000

Utang pada PT Kantil 16.000.000

Pendapatan keuangan 20.000.000

Kas 364.000.000

*dapat juga menggunakan istilah Duel to factor

TRANSFER PIUTANG

Apaah secara substansi semua risiko danmanfaat telah berpindah

TIDAK YA

Catat utang dengan jaminan

Aset tidak dihapusbukukan Catat utang yang timbul Akui beban bunga

Catat sebagai penjualan

Aset dihapusbukukan Akui asset yang diperoleh dan

utang yang timbul Akui keuntungan atau kerugian

Page 19: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Pada transfer dengan jaminan, perusahaan belum mengalihkan secara substansial semua

risiko dan manfaat atas piutang tersebut (perusahaan masih menanggung risiko untuk

membayar) kepada perusahaan anjak piutang, jika pelanggan tidak melunasi piutang tersebut.

Untuk transaksi transfer with recourse, akan diberlakukan sebagai utang dengan jaminan

piutang. Entitas akan tidak menghapusbukukan piutang tersebut, utang akan diakui akibat

perolehan uang dari perusahaan anjak piutang diakui sebagai utang sehingga akan muncul

beben bunga. Jika jangka waktu pembayaran yang dilakukan relatif lama, maka biaya bunga

harus dialokasikan ke periode yang terkait dengan menggunakan bunga efaktif, nilai kini

sebesar piutang dikurangi dengan beban bunga (kas diterima), nilai kas masa depan adalah

nilai piutang.

Bentuk transaksi transfer piutang sangat dipengaruhi oleh bentuk perjanjian antara

perusahaan yang memiliki piutang, perusahaan anjak piutang, dan pelanggan yang melakukan

transaksi penjualan. Bentuk perjanjian tersebut akan menentukan apakah sebenarnya risiko

dan manfaat telah berpindah atau masih berada pada perusahaan yang memiliki piutang.

Karena PSAK menggunakan principles based, pengetahuan atas kontrak transfer piutang dan

professional judgment sangat menentukan bagaimana transaksi akan dicatat.

7. Penyajian

Piutang dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar. Perusahaan

menyajikan piutang dalam beberapa katagori, yaitu : piutang dagang, piutang usaha dan

piutang lain. Perusahaan dalam bidang industri khusus yang memiliki klasifikasi penyajian

piutang lebih detail. Pada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, piutang disajikan

dalam katagori kredit atau pinjaman yang diberikan. Sedangkan, pada perusahaan pembiayaan

(multifinance), piutang disajikan sebagai piutang pembiayaan konsumen, pembiayaan anjak

piutang dan piutang leasing. Namun ada beberapa perusahaan tidak menyajikan dalam laporan

posisi keuangan dan cukup membuat pengungkapan dalam CALK.

Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan

kerugian penurunan nilai.

8. Pengungkapan

Pengungkapan piutang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Pengungkapan kebijakan akuntansi piutang, diletakkan bersamaan dengan pengungkapan

instrumen keuangan. Kebijakan akuntansi yang terdapat dalam kebijakan akuntansi

piutang meliputi : metode pengakuan awal, metode pengukuran setelah perolehan, metode

Page 20: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

untuk menghitung penurunan nilai, dan penjelasan mengenai penghapusan piutang.

Penjelasan piutang dalam kebijakan akuntansi dilakukan secara bersamaan dengan

instrumen keuangan yang lain.

b. Pengungkapan rincian piutang yang menjelaskan angka dalam laporan keuangan pokok,

CALK dalam rincian laporan keuangan dan penjelasan tentang piutang meliputi :

1) Jenis piutang yang dimiliki, contoh : menurut mata uang dan sifat piutang.

2) Rincian piutang yang dilakukan kepada pelanggan dengan jumlah signifikan.

3) Identifikasi piutang yang diklasifikasikan sebagai aset lancar dan aset tidak lancar.

4) Penurunan nilai piutang dan penjelasan penurunan nilai yang dilakukan secara kolektif

maupun individu.

5) Piutang yang digunakan sebagai jaminan.

6) Informasi terkait dengan risiko, yang menjelaskan :

a) Piutang yang telah jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai.

b) Nilai terbawa dari piutang yang mengalami penurunan nilai yang telah

dinegosiasikan.

c) Analisis umur piutang atas piutang yang telah jatuh tempo.

7) Nilai wajar piutang.

8) Semua konsekuensi risiko kredit atas piutang.

c. Penjelasan lain yang material dan signifikan, perbankan biasanya akan menjelaskan secara

detail kebijakan penurunan nilai yang dilakukan, baik dari cara penentuan signifikansi

maupun cara penghitungan cadangan penurunan nilai untuk piutang secara kolektif.

Secara khusus pengungkapan piutang mengikuti ketentuan dalam PSAK 50 Instrumen

Keuangan : Penyajian dan PSAK 60 Intrumen Keuangan : Pengungkapan.

9. Analisis Piutang

Entitas melakukan analisis piutang yang dimiliki perusahaan dengan menekankan pada

risiko tidak tertagihnya piutang. Dalam melakukan analisis, pertama harus dicermati kebijakan

akuntansi yang dilakukan dalam mengukur serta menilai piutang dan cadangan penurunan

nilai.

Analisis piutang dilakukan dengan cara melihat perputaran piutang dan umur piutang.

Perputaran piutang dihitung dari penjualan dalam satu periode dibagi piutang rata-rata dalam

satu tahun. Piutang rata-rata dihitung dari piutang awal ditambah piutang akhir periode dibagi

dua. Entitas dengan perputaran piutang tinggi menandakan bahwa entitas tersebut bagus.

Page 21: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

PenjualanPerputaran piutang =

Piutang rata-rata

365Umur piutang =

Perputaran Piutang

Umur piutang dihitung dengan hari dalam satu tahun dibagi dengan perputaran piutang.

Jika hasil perhitungan umur piutang 60 hari, padahal kebijakan kredit dinyatakan dalam 2/10.

n/30, maka kualitas penagihan piutang perusahaan kurang bagus.

PERSEDIAAN

Pengertian Persediaan

1. Definisi

Persediaan merupakan salah satu aset yang sangat penting bagi suatu entitas baik bagi

perusahaan ritel, manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya. PSAK 14 (revisi 2008)

mendefinisikan persediaan sebagai aset yang; (i) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha

biasa; (ii) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; (iii) dalam bentuk bahan atau

perlengkapan untuk di gunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Berdasarrkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa suatu asset diklasifikasikan sebagai

persediaan tergantung pada nature business suatu entitas.

2. Klasifikasi Persediaan

Klasifkasi persediaan antara satu entitas dengan entitas lain dapat berbeda-beda. Entitas

perdagangan baik perusahaan ritel maupun perusahaan grosir mencatat persediaan sebagai

persediaan barang dagang (merchandise inventory). Bagi entitas manufaktur, klasifikasi

persediaan relatif lebih beragam. Sedangkan bagi entitas jasa, biaya jasa yang belum diakui

pendapatanya diklasifikasikan sebagai persediaan.

Page 22: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

3. Cakupan Barang dalam Persediaan

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu entitas adalah terkait dengan

pengakuan kepemilikan atas persediaan. Secara teknis, seharusnya suatu entitas mencatat

pembelian atau penjualan atas persediaan ketika telah mendapatkan atau melepaskan hak

kepemilikan atas barang tersebut. Namun, sering kali penentuan atas perpindahan hak

kepemilikan tersebut relative sulit untuk dilakukan.

Barang dalam Transit

Dalam proses pembelian barang, dapat saja terjadi di mana barang masih berada pada

posisi transit-belum diterima oleh pembeli tetapi sudah dikirim oleh penjual-pada akhir

periode fiskal. Pada dasarnya suatu barang diakui sebagai persediaan oleh suatu entitas

yang memilki tanggung jawab financial terhadap biaya transportasi.

Penjualan Konsinyansi

Sebagai salah satu upaya meningkatkan penjualan, banyak perusahaan yang saat ini

menggunakan metode konsinyansi dalam penjualannya. Perusahaan ritel sering sekali

menerima barang-barang konsinyansi untuk dijual. Pada kerja sama penjualan konsinyansi

ini pemilik barang mengirimkan barang kepada penjual, dimana penjual setuju untuk

menerima barang tanpa ada kewajiban apa pun, kecuali perawatan dan penjagaan terhadap

kehilangan dan kerusakan, hingga barang tersebut terjual kepada pihak lain.

Barang atas Penjualan dengan Perjanjian Khusus

Sering kali dalam perjanjian penjualan barang perusahaan harus melihat substansi atas

penjualan tersebut. Ketika transaksi penjualan dilakukan dan hak kepemilikan telah

beralih, maka seharusnya risiko dan manfaat dari kepemilikan juga beralih dari penjual

kepada pembeli. Namun demikian, dapat terjadi di mana penjual masih memegang risiko

dan manfaat dari kepemilikan atas barang tersebut. Dalam kondisi tersebut maka penjual

masih harus mengakui kepemilikannya atas barang tersebut dan tidak terjadi pengurangan

ats persediaan penjual.

Pengukuran Persediaan

Salah satu masalah utama terkait dengan persediaan adalah mengukur nilai persediaan

tersebut. PSAK 14 (revisi 2008) menyatakan bahwa persediaan diukur berdasarkan biaya atau

nilai realisasi neto, mana yg lebih rendah.

Page 23: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

1. Biaya Persediaan

Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang

timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.

Biaya Pembelian

Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali

yang kemudian dapat ditagihkan kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan,

biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada

perolehan barang jadi, bahan dan jasa.

Biaya Konversi

Biaya konversi merupakan biaya yang timbul untuk memproduksi bahan baku menjadi

barang jadi atau barang dalam produksi.

Biaya Lainnya

Biaya lain yang dapat dibebankan sebagai biaya persediaan adalah biaya yang timbul

agar persediaan tersebut berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Yang termasuk biaya

lainnya misalnya biaya dsain dan biaya praproduksi yang ditujukanuntuk konsumen yang

spesifik.

2. Sistem Pencatatan Persediaan dan Asumsi Arus Biaya

Dalam melakukan pencatatan persediaan, teknis pencatatan persediaan terkait juga dengan

sistem pencatatan persediaan yang digunakan oleh entitas. Entitas dapat menggunakan sistem

periodik atau sistem perpetual.

Sistem Periodik merupakan sistem pencatatan persediaan di mana kuantitas persediaan

ditentukan secara periodik yaitu hanya pada saat perhitungan fisik yang biasanya dilakukan

secara stock opname.

Sistem Perpetual merupakan sistem pencatatan persediaan di mana pencatatan yang up-

to-date terhadap barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan nilai persediaan.

Metode Identifikasi Khusus

Identifikasi khusus biaya artinya biaya-biaya tertentu yang diatribusikan ke unit

persediaan tertentu. Berdasarkan metode ini maka suatu entitas harus mengidintifikasikan

barang yang dijual dengan tiap jenis dalam persediaan secara spesifik.

Metode Biaya Masuk Pertama Keluar Pertama

Page 24: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau first in first out (FIFO)

mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih

dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau

diproduksi kemudian.

Metode Rata-Rata Tertimbang

Metode rata-rata tertimbang digunakan dengan menghitung biaya setiap unit

berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya

unit serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode.

3. Nilai Realisasi Neto dan Penurunan Nilai Persediaan

Persediaan diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai yang berdasarkan biaya

dan nilai realisasi neto (net realizable value-NRV). Nilai realisasi neto merupakan estimasi

harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi

biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

Penggunaan Metode Lain Dalm Valuasi Persediaan

1. Metode Laba Bruto

Metode ini menghitung persediaan dengan mengestimasikan jumlah persediaan akhir

berdasarkan nilai barang yang tersedia untuk dijual, penjualan, dan presentase laba bruto.

Metode ini biasanya dipakai untuk mengestimasikan nilai persediaan ketika entitas mengalami

kebakaran atau bencana alamyang merusak sebagian besar persediaan perusahaan.

2. Metode Ritel

Metode ritel merupakan metode pengukuran nilai persediaan dengan menggunakan rasio

biaya untuk menurunkan nilai persediaan akhir yang dinilai berdasarkan nilai ritelnya menjadi

nilai biaya. Metode ini banyak dipakai oleh entitas perdagangan yang memiliki banyak sekali

jenis barang dengan nilai per barangnya tidak besar seperti supemarket dan department store.

Pengungkapan

Terkait dengan persediaan, maka dalam penyajianya pada laporan keuangan suatau entitas

harus mengungkapakan bebrapa hal sebagai berikut :

1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya

yang digunakan.

Page 25: Instrumen keuangan,kas,dan piutang

2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi

entitas.

3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.

5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurangan jumlah persediaan yang

diakui sebagai beban dalam periode berjalan.

6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang

jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.

7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemuliahn nilai persediaan yang diturunkan.

8. Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.