Upload
edis-blog
View
563
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Konervasi tanah & air
Citation preview
Windrati Kaliman
KONSERVASI TANAH DAN AIR
1.1.Tanah dan Air sbg. Unsur Sumberdaya Alam
1.2. Masalah Kerusakan Tanah 1.3. Ruang Lingkup Konservasi Tanah & Air
BAB II. MEKANISME & BENTUK EROSI2.1. Erosi Geologi & Dipercepat2.2. Mekanisme Terjadinya Erosi2.3. Bentuk-bentuk Erosi
3.1. Hujan 3.2. Karakteristik Fisik Tanah 3.3. Panjang & Kecuraman Lereng 3.4. Praktek Pengawetan Secara Mekanis 3.5. Tanaman
BAB IV. STRATEGI KONSERVASI SECARA VEGETATIF
4.1. Prinsip-prinsip metode vegetatif4.2. Tanaman Penutup Tanah
1. Energi perusak (air hujan & aliran permu-kaan sekecil mungkin sehingga tidak merusak)
2. Agregat tanah lebih tahan terhadap pukulan air hujan dan aliran permukaan
3. Menampung aliran permukaan, lalu meng-alirkannya melalui saluran yang telah disi-apkan sehingga kerusakan kecil
1. Memfokuskan pada hilangnya tanah dan pengaruhnya terhadap hasil tanaman , sehingga perhatian utamanya bukan lagi pada bangunan fisik tapi pada metode biologis utk.konservasi spt.halnya penanaman penutup tanah
2. Memadukan tindakan konservasi tanah dan air shg.masyarakat mendapat keuntungan langsung dari usaha tersebut
3. Melarang bertani di lereng bukan penyelesaian masalah. Tindakan spt. Ini tidak bisa diterima secara sosial dan politis. Yang hrs. dicari adalah metode bertani yg.bisa mempertahankan kelestarian sumberdaya tanah dan air
4. Konservasi tanah akan berhasil apabila ada partisipasi masyarakat terutama para petani.
Motivasi masyarakat akan timbul bila mereka melihat adanya keuntungan yang akan diperoleh
5. Yang terpenting lagi adalah perlu adanya pemahaman bhw. kegiatan konservasi tanah adalah bagian integral dari usaha perbaikan sistem usaha tani
Air di Bumi: +/- 1.3 – 1.4 milyard Km3 Air di seluruh Dunia : 97 % air laut 3 % air tawar Menurut Wolman (1962)
Air Tawar : 75 % sbg.es dan glasier 24 % air bawah tanah 0.3 % air danau 0.06 % sbg.soil moisture 0.36 % air di atmosfir; 0.03 % air di
sungai2 dll
Siklus hidrologi Skema daur hidrologi dan DAS
Permasalahan Pengelolaan dan Pengembangan sumberdaya air
1. Ketersediaan air bervariasi menurut iklim2. Berubahnya fungsi daerah resapan
menjadi daerah pemukiman dan industri
3. Tergantungnya fungsi kawasan sebagai penyimpan air ( rawa, danau, situ, sempadan, sungai, bendungan /dam
4. Terganggunya fungsi hutan sebagai kawasan lindung dan resapan
5. Degradasi lahan akibat erosi dan longsor
6. Kesalahan dalam pengelolaan lingkungan sungai
1. Masalah kualitas aira.Tingkat pencemaranb. Badan air sebagai pembuangan akhir
limbahc. Tingginya kadar sedimen akibat erosid. Instrusi air laut 2. Permasalahan Kependudukana. Jumlah penduduk meningkatb. Pusat-pusat pemukiman
c. Penggunaan air yang borosd. Pendidikan lingkungane. Perilaku membuang sampah di badan
sungaif. Penggunaan air melebihi daya dukungg. Sanitasi yang masih belum baik 3. Kelembagaan dan koordinasia. Kurangnya kordinasi sektor pengguna air
(domestik,dinas pengairan/irigasi, dinas pertambangan, industri, perikanan
b. Peraturan perundangan-undangan ttg. Air kurang operasional
c. Kurangnya pemantauan pemanfaatan dan efisiensi penggunaan air
d. Kurangnya informasi tentang potensi
4.3. Penanaman Dalam Strip 4.4. Pertanaman Berganda 4.5. Penggunaan Mulsa 4,6, Reboisasi
BAB V. STRATEGI KONSERVASI SECARA MEKANIS
5.1. Prinsip-prinsip Metode Mekanis5.2. Pengolahan Tanah
5.3. Penterasan 5.4. Saluran Pembuangan Air 5.5. Bendungan Pengendali
BAB VI. STRATEGI KONSERVASI SECARA
KIMIA
6.1. Prinsip-prinsip Metode Kimia
BAB VII. KEMAMPUAN LAHAN7.1. PengertIan Kemampuan Lahan7.2. Klasifikasi Kemampuan Lahan7.3. Kelas-kelas Kemampuan Lahan7.4. Faktor-faktor Untuk Klasifikasi
BAB VIII. STRATEGI KONSERVASI ALAM INDONESIA
1. KONSERVASI SUMBERDAYA TANAH DAN AIR
Kar. Ir. Ananto Kusuma Seta, Penerbit Kalam Mulia
2. Ilmu Tanah 3. Kar. Siapa saja4. Pengelolaan Sumberdaya dan
lingkungan
Konservasi tanah: penempatan sebi-dang tanah pada cara penggunaan yg sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat2 yang diperlukan agar tanah tersebut tidak cepat rusak
Konservasi air : (a)memelihara jumlah dan kualitas air melalui cara pengelolaan dan penggunaan tanah yang baik , (b) memaksimalkan manfaat air melalui cara2 yang efisien(Renne, 1960)
Konservasi tanah dilakukan agar:
a. Energi perusak (air hujan dan aliran permukaan) sekecil mungkin sehingga tidak merusak
b. Agregat tanah lebih tahan terhadap pukulan air hujan dan aliran permukaan
Berdasarkan kedua hal tersebut, ada 3 pendekatan dalam konsevasi tanah
1. Memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar tahan terhadap penghancuran dan pengangkutan, serta lebih besar daya menyerap airnya
2. Menutup tanah dengan tanaman atau sisa2 tumbuhan agar terlindung dari pukulan langsung air hujan
3. Mengatur aliran permukaan sehingga mengalir dengan kekuatan tidak merusak
1. Erosi geologi dan accelerated erosion
Erosi geologi : proses pengikisan kulit bumi yg terjadi secara alami, tanpa campur tangan manusia
Accelerated erosion ( erosi dipercepat): erosi yang disebabkan oleh kegiatan manusia yg cenderung mempercepat laju erosi
2.2. Mekanisme terjadinya erosi
Ada 3 proses yg terjadi secara beruntun dalam mekanisme erosi:
a. Penghancuran agregat dan pelepasan partikel2 tanah dari masa tanah
b. Pengangkutan
c. pengendapan
Erosivitas dan erodibilitas Erosivitas : kemampuan hujan untuk
menimbul-kan erosi yg. Merupakan fungsi dari curah hujan, lama hujan , intensitas hujan, ukuran butir hujan dan kecepatan jatuh butir hujan
Erodibilitas: kemudahan suatu tanah untuk mengalami erosi
Sifat Fisik Tanah; tekstur, struktur,BO Sifat kimia Tanah; Kandungan UH
makro dan mikroUpaya Konservasi Tanah harus
memperhatikan sifat fisik & kimia
vegetatif
Latar Belakang
Lahan Kritis
Penambangan
Revegetatif dg.
Membangun Hutan Rakyat
Rehabilitasi
Ina: 33,534,420.85 HaJateng: 822,241 HaKlaten: 6145.92 HaKemalang:
Kritis; 350 HaPotensi kritis:
3,050.88 Ha
Potensi pasir
Menambah pendapatan masy.
Menampung tenaga kerja
PAD
Baru sebagian yg menanami kembali
Tanpa memperbaikkondisi tanahnya
revegetatif (penghijauan), merupakan salah satu teknik vegetatif yang dapat diterapkan dalam upaya merehabilitasi lahan-lahan yang rusak. Tujuannya tidak saja untuk memperbaiki lahan-lahan yang labil dan tidak produktif serta mengurangi erosi permukaan, tetapi juga dalam jangka panjang diharapkan dapat memperbaiki iklim mikro, memulihkan biodiversitas dan meningkatkan kondisi lahan kearah yang lebih produktif (Setiadi 1996)