20
PENGELOLAAN LABORATORIUM AGAMA Tugas disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Media PAI Dosen Pengampu: Dr. Sukiman M.Pd. Penyusun: Minan Zuhri (13410225) M Faruq Amna (13410227) Endar Riyanti (13410228) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Makalah ku-perjuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah ku-perjuangan

PENGELOLAAN LABORATORIUM AGAMA

Tugas disusun untuk memenuhi

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Media PAI

Dosen Pengampu: Dr. Sukiman M.Pd.

Penyusun:

Minan Zuhri (13410225)

M Faruq Amna (13410227)

Endar Riyanti (13410228)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Makalah ku-perjuangan

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam dijadikan salah satu materi pelajaran pokok di semua

jenjang pendidikan di Indonesia karena agama islam merupakan agama

mayoritas yang di peluk oleh sebagian besar masyarakat nusantara. Dengan di

ajarkannya Pendidikan Agama Islam di semua jenjang pendidikan diharapkan

dapat memberikan pedoman pada siswa supaya dapat berperilaku sesuai

dengan syari’at Islam dan membentuk kepribadian siswa, supaya menjadi

siswa yang berbudi pekerti luhur. Untuk itu, dalam pembelajaran agama Islam

disekolah tidak hanya mendengarkan guru berceramah tanpa melibatkan

aktifitas siswa dalam setiap materi yang diajarkan. Untuk menunjang

keefektifan siswa dalam belajar Agama Islam, oleh karena itu diharapkan

setiap guru PAI dapat menggunakan laboratorium Agama Islam, supaya siswa

dapat lebih memahami dan praktik ibadah langsung, sehingga hal ini dapat

membiasakan siswa beribadah diluar jam pelajaran dan melaksanakan apa

yang dianjurkan oleh Islam. Secara tidak langsung, hal ini dapat memberikan

kesadaran bahwa mengelola laboratorium sangat penting. Pengelolaan masjid

harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid

hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami

kemajuan dan akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid.

b. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Laboratorium Agama?

2. Apa sajakah konsep yang digunakan dalam Pengelolaan Laboratorium

Agama?

3. Bagaimanakah prosedur dalam penggunaan Laboratorium Agama?

4. Apa fungsi dan tujuan dengan di sediakannya Laboratorium Agama

dalam pendidikan?

5. Adakah kelelmahan dan kelebihan dengan adanya Laboratorium

Agama?

6. Seperti apakah pemanfaatan masjid sebagai Laboratorium Agama?

Page 3: Makalah ku-perjuangan

c. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Media

dan Sumber Belajar PAI

2. Untuk mengetahui konsep pengelolaan laboratorium agama.

3. Untuk mengetahui pengertian laboratorium agama.

4. Untuk mengetahui prodesur penggunaan laboratorium agama sebagai

media pendidikan.

5. Untuk mengetahui fungsi laboratorium agama.

6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan laboratorium

agama sebagai media pendidikan.

7. Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari masjid sebagai

Laboratorium Agama dalam pendidikan.

II. Pembahasan

a. Pengertian Laboratorium Agama

Sebelum kita mengetahui lebih jauh tentang apa itu laboratorium

agama hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu media pendidikan dalam

agama, karena seperti kita tahu bahwa laboratorium agama adalah salah satu

dari media dalam pembelajaran agama di dunia pendidikan. Media pendidikan

agama sendiri merupakan semua aktivitas yang ada hubungannya dengan

materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat dipragakan

maupun teknik atau metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru

agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan

agama Islam. 1Dengan demikian media pendidikan agama merupakan segala

sesuatu, baik berupa benda ataupun tempat dimana  benda atau tempat tersebut

dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang ada kaitannya dengan

pendidikan agama, selain itu juga sebagai usaha yang ditujukan untuk

memudahkan siswa dalam mempelajari pengajaran agama.. Misalnya: papan

tulis, buku pelajaran, radio pendidikan, karyawisata, masjid, dan lain

sebagainya. 2Laboratorium Agama merupakan segala macam tempat yang dapat

memungkinkan untuk menjadi media belajar materi-materi keagamaan untuk

1 Basyiruddin Usman, Media Pendidikan Agama, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 117

Page 4: Makalah ku-perjuangan

siswa. Tempat yang dimaksud bukan terbatas hanya ruang kelas saja, namun

dapat di masjid, musholla, dan tempat-tempat lainnya. Dalam tingkat sekolah

dan perguruan tinggi laboraturium agama ini biasanya berbentuk mushola

ataupun masjid yang digunakan untuk tempat ibadah, untuk pendidikan lebih

mengenai keagamaan. Untuk tingkat Perguruan Tinggi terutama di Jurusan

Tarbiyah laboratorium ini sangat berfungsi untuk menunjang kegiatan-

kegiatan dalam pengajaran. Terdiri dari peralatan Micro Teaching dan kelas

untuk praktek mengajar. Selain itu juga menjadi media untuk melakukan

eksperimen teori serta program-program yang ditemukan oleh para dosen.

Laboratorium ini dikelola oleh seorang dosen dan asistennya.

b. Konsep dalam Pengelolaan Laboratorum Agama

Ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan diantaranya3 :

1. Pembinaan bidang Idarah (manajemen)

Dengan luasnya fungsi masjid, pengelolaan masjid harus dilakukan dengan

manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara

tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan akan

tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau Idarah dengan

meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan

pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong partisipasi  sehingga

tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam kepengurusan.

2. Pembinaan bidang Imarah (memakmurkan masjid)

Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang

mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT.

3. Pembinaan bidang Riayah (pemeliharaan masjid)

Dengan adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih,

indah dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan

2 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: penggunaan dan pembuatannya, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hal. 214

3 http://arienurdiansyah.wordpress.com/2012/01/03/4/. Di unduh pada tanggal 10 Desember 2014, pukul 11.00 WIB

Page 5: Makalah ku-perjuangan

menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah

didalamnya.

c. Prosedur dalam Penggunaan Laboratorium Agama

Langkah persiapan

Tanpa perencanaan yang matang, kegiatan belajar siswa bisa menjadi tak

terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak

melakukan kegiatan kegiatan belajar yang diharapkan

1. Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh

para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media

dan sumber belajar.

2. Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Penentuan objek

harus dipertimbangkan atas relevansinya terhadap tujuan belajar, akses

mudah, tersedia sumber- sumber belajar, keamanan bagi siwa dalam

mempelajarinya, menungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa.

3. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misal:

mencatat, observasi

4. Mempersiapkan perizinan bila diperlukan

5. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar

Langkah pelaksanaan

melakukan kegiatan belajar di tempat yang telah di tentukan sesuai dengan

rencana yang telah dipersiapkan.

Tindak lanjut

kegiatan belajar dikelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari

lingkungan.

d. Fungsi Laboratorium Agama

Secara umum fungsi semua laboratorium  adalah antara lain :

1. Sebagai tempat dilakukannya percobaan

Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin

semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan

di dalam laboratorium. Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas.

Page 6: Makalah ku-perjuangan

Dengan adanya kegiatan pembalajaran di laboratorium, siswa dapat

mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung

dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada.

2. Sebagai tempat display / pameran

Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau

display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan,

agar memberi gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk penelitian

atau percobaan yang lebih baik.

3. Sebagai tempat koleksi sejumlah species langka

Dengan adanya koleksi sejumlah species memudahkan siswa

mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit untuk

menemukannya.

4. Sebagai museum kecil

Hasil-hasil  penelitian dan sejumlah species langka di kumpulkan dan

diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai

museum kecil.

 

Adapun tujuan dengan adanya laboratorium agama bagi siswa maupun

mahasiswa yaitu :

1. Digunakan untuk tempat ibadah

2. Untuk memberikan pemahaman lebih dalam keagamaan

3. Untuk kegiatan para siswa seperti pengajian

4. Untuk kegiatan Rohis

5. Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar pada mahasiswa

6. Membuat media pembelajaran agama

7. Mengevaluasi proses belajar mengajar di PAI dan mengembangkannya

 

Untuk kegiatan di laboratorium agama dalam tingkat SD, SMP dan SMA

masih sebatas dengan sholat berjamaah, pendalaman ilmu tentang agama,

pengajian dan juga untuk kegiatan anak-anak. Sedangkan untuk jenjang

Perguruan Tinggi kegiatannya adalah:

1. Mengatur kegiatan beberapa perkuliahan di Micro Teaching.

2. Mengatur dan melaksanakan kegiatan pembekalan PPL.

3. Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen PAI.

Page 7: Makalah ku-perjuangan

4. Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori

pengajaran dan pendidikan agama.

5. Membuat modul dan media pengajaran agama Islam.

e. Kelebihan dan Kekurangan Laboratorium Agama dalam Pembelajaran

Pengunaan laboratorium agama sebagai media pendidikan

dilaksanakan pada saat jam pelajaran berlangsung atau di luar jam pelajaran,

atau sebagai penugasan. Namun penggunaan laboratorium agama ini memiliki

beberapa kelemahan dan kelebihan, diantaranya adalah:

Kelebihan

Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam

proses belajar-mengajar:

1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di

kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.

2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan

situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.

3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kayak serta lebih faktual

sehingga kebenarannya lebih akurat.

4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat

dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya, atau

wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta,

dan lain-lain.

5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat

dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan

alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.

6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang

ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak

asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta

lingkungan.4

Kelemahan

Sedangkan kelemahannya biasanya bekisar pada pengaturan waktu dan

kegiatan, misalnya:

4 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: penggunaan dan…hal. 209

Page 8: Makalah ku-perjuangan

1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan

pada waktu siwa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar

yang diharapkan, sehingga ada kesan main-main.

2. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari

lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga

menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.

3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar mengajar hanya

terjadi di dalam kelas. Tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam

kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu

di antaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan

lingkungannya.

f. Masjid Sebagai Media Pembelajaran Agama (Laboratorium)

Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam

proses belajar dan mengajar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan

sebagai tempat penerima dan memberi pesan. Dengan adanya media

pembelajaran maka dapat memudahkan guru mengajar dan siswa belajar.

Sebagai alternatif  fungsi edukasi, masjid memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi

religi, fungsi sosial, dan fungsi pendidikan. Ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk memakmurkan dan mengembalikan masjid kepada fungsinya

sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim, antara lain :

1. Mengintensifkan Kajian-kajian Keislaman (Majelis Ta’lim)

Dewasa ini, masyarakat melihat bahwa keberadaan majelis ta’lim

merupakan salah satu alternatif bagi pembinaan mental keagamaan,

sesuatu yang selama ini kurang dapat diberikan oleh lembaga

pendidikan formal melalui kurikulum yang bersifat intrakurikuler.

Pada saat lembaga-lembaga pendidikan formal, baik umum maupun

agama, yang dilaksanakan pemerintah maupun swasta mulai dirasa

kurang mampu membina mental keagamaan dan penguasaan terhadap

tuntutan praktis dan ajaran agama secara memuaskan. Lembaga-

lembaga pendidikan umum dan agama, sulit menghasilkan lulusan

yang betul-betul memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran

agama dengan baik. Mereka tidak dapat membaca ayat-ayat al-Quran

Page 9: Makalah ku-perjuangan

dengan baik, melaksanakan ibadah shalat dengan baik, kurang giat

melakukan ibadah ritual, kurang dapat menjiwai ajaran dan nilai-nilai

ajaran agama serta mulai merosot akhlaknya.

Munculnya fenomena tersebut telah banyak dicarikan akar

penyebabnya. Di antaranya, kurangnya jam pelajaran agama,

kurangnya perhatian dan waktu pembinaan yang dilakukan orang tua

di rumah, tidak sebandingnya bekal agama yang dimiliki para peserta

didik dengan tantangan arus budaya global yang berdampak negatif,

lingkungan yang kurang sehat, dan bergesernya konsep pendidikan

menjadi konsep pengajaran yang lebih menekankan pada pengisian

otak si anak dengan berbagai pengetahuan.

Sejumlah alasan tersebut memberikan peluang sangat luas dan

terbuka bagi majelis taklim untuk menampilkan keberadaannya

sebagai wahana dan metode pembelajaran agama yang dinamis dan

demokratis, di tengah-tengah keformalan dan keterbatasan metode

pembelajaran agama secara klasikal dan konvensional di sekolah

sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya

2. Melibatkan para pemuda

Tidak diragukan lagi bahwa para pemuda memiliki peran yang

sangat penting dalam tatanan kehidupan manusia secara umum dan

masyarakat kaum muslimin secara khusus, karena jika mereka pemuda

yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam maka merekalah yang

akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi

nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan

dunia dan akhirat. Hal ini dikarenakan Allah telah memberikan kepada

mereka kekuatan badan dan kecemerlangan pemikiran untuk dapat

melaksanakan semua hal tersebut.

Masjid dalam hal ini tentu saja juga memiliki peran dan posisi

yang strategis guna mengawal golongan generasi muda tersebut

melewati masa peralihannya yang penuh gejolak itu dengan baik, yaitu

utamanya dalam wadah organisasi remaja masjid. Tercatat, saat ini

telah mulai banyak berdiri organisasi remaja masjid di banyak masjid

dan menjadi bagian resmi dari struktur organisasi kepengurusan

masjid. Di dalam organisasi ini, para anggota remaja Islam dibina dan

Page 10: Makalah ku-perjuangan

dibentuk karakter kepribadian dan kecerdasannya sehingga kelak

mampu menjalani kehidupan yang lebih Islami. Caranya, lewat

berbagai macam metode dan kegiatan, di mana minat, bakat, dan

kemampuan positif yang dimiliki para remaja tetap dapat diakomodasi

dan disalurkan.

Bagi masjid sendiri, keberadaan organisasi remaja masjid

sejatinya juga penting dalam mendukung tercapainya kemakmuran

masjid yang dicita-citakan. Pasalnya, kendati tanpa remaja kegiatan

masjid tetap bisa berjalan, namun secara jangka panjang tidak ada

jaminan hal tersebut akan terus berlangsung, bahkan menjadi lebih

baik dan bermutu. Bagaimanapun, keadaan masjid pada sepuluh, dua

puluh, atau tiga puluh tahun mendatang, salah satu tolok ukurnya

adalah bagaimana kondisi remajanya pada masa sekarang. Bila tidak

ada pembinaan dan proses pengkaderan yang terstruktur, berjenjang,

dan berkesinambungan sejak dini, bisa dipastikan masa depan masjid

bersangkutan akan suram.

Hal demikian kiranya yang masih kurang dipahami oleh

sementara kalangan pemimpin masjid. Tidak heran, kalaupun terdapat

organisasi remaja masjid, proses awal pembentukkannya tidak

melibatkan kalangan remaja secara aktif dan luas. Sementara, dalam

praktiknya pun organisasi ini hanya ditempatkan sekadar “pelengkap

penderita”, yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasi atau digerakkan

oleh kalangan tua untuk membantu merealisasikan aneka kegiatan

masjid. Semisal, yang kerap terjadi, dalam penyelenggaraan PHBI

(Peringatan Hari Besar Islam) dan kerja bakti di masjid

3. Membangun perpustakaan masjid[1]

Salah satu faktor penyebab mundurnya peradaban dan umat

Islam adalah jauhnya umat Islam dari ilmu pengetahuan (baca: buku).

Pembinaan umat yang selama ini berjalan cenderung hanya

menggunakan pendekatan komunikasi lisan satu arah yang justru

membuat para jamaah terbiasa dengan budaya dengar. Pembinaan

terpusat pada dai, ustadz, atau juru dakwah semata. Alhasil, jamaah

tidak termotivasi, tidak mandiri, dan menjadi pasif dalam mendalami

ajaran Islam.

Page 11: Makalah ku-perjuangan

Membaca merupakan bagian paling penting dari proses

menuntut ilmu. Dengan membaca kita jadi tahu apa yang selama ini

tidak kita ketahui. Dengan membaca inilah ilmu kita dapatkan, amal

bisa kita tegakkan, dan dakwah bisa kita suarakan, Perpustakaan

masjid sebagai perpustakaan komunitas bisa menjadi sebuah alternatif

yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. Bayangkan, jika setiap

masjid di kampung dan desa mempunyai perpustakaan, tentu akan

semakin mudah bagi masyarakat untuk mengakses bahan-bahan

bacaan, Perpustakaan masjid akan menjadi sumber bacaan yang lebih

merakyat karena tidak membutuhkan birokrasi yang rumit. Namun

kenyataannya, praktek di lapangan sering berbeda dengan kondisi ideal

yang diinginkan.

Page 12: Makalah ku-perjuangan

III. Kesimpulan

Laboratorium Agma merupakan salah satu media dalam pembelajaran di dunia

pendidikan yaitu merupakan segala macam tempat yang dapat memungkinkan

untuk menjadi media belajar materi-materi keagamaan untuk siswa. Tempat yang

dimaksud bukan terbatas hanya ruang kelas saja, namun dapat di masjid,

musholla, dan tempat-tempat lainnya.

Ada tiga bidang pembinaan yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan

laboratorium agama diantaranya: Pembinaan bidang Idarah (manajemen),

Pembinaan bidang Imarah (memakmurkan masjid), Pembinaan bidang Riayah

(pemeliharaan masjid). Prosedur penggunaannya terbagi menjadi tahap persiapan,

langkah pelaksanaan dan tindak lanjut.

Kegunaan dari laboratorium agama sendiri yaitu: Mengatur kegiatan beberapa

perkuliahan di Micro Teaching., Mengatur dan melaksanakan kegiatan

pembekalan PPL, Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen

PAI., Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori pengajaran

dan pendidikan agama, Membuat modul dan media pengajaran agama Islam.

Dalam laboratorium agama ada kekurangan dan kelebihannya, cara

pengelolaannya sendiri bisa dilakukan dengan cara mengintensifkan kajian-kajian

keIslaman (Majelis Ta’lim), Melibatkan para pemuda dan Membangun

perpustakaan masjid

Page 13: Makalah ku-perjuangan

DAFTAR PUSTAKA

Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pendidikan Agama. Jakarta: Ciputat Pers.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran: Penggunaan dan Pembuatannya.

Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nurcholish madjid, Kaki langit Peradaban Islam, 2009. Paramadina : Jakarta.

http://arienurdiansyah.wordpress.com/2012/01/03/4/. Di unduh pada tanggal 10 Desember

2014, pukul 11.00 WIB

https://alwiimawanblog.wordpress.com/ 2013/01/09. Di unduh pada tanggal 10 Desember

2014, pukul 11.15 WIB