16
Makalah Perkembangan Moral pada Remaja BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Remaja merupakan suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi : jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif. Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pad masa-masa sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa remaja. Sebab setelah melewati masa remaja ini remaja telah berubah menjadi seorang dewasa yang boleh dikatakan telah terbentuk suatu pribadi yang relative tetap. Perkembangan moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang sangat pesat pada masa remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja menjadi penentu perkembangan hal- hal tersebut. 2. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain: 1. Apakah pengertian dari perkembangan mora? 2. Bagaimana karakteristik perkembangan moral pada remaja? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral pada remaja? 4. Bagaimanakah perbedaan individu dalam perkembangan moral? 5. Bagaimana hubungan antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laku? 6. Bagaimana tahap-tahap perkembangan moral? 7. Bagaimana implementasi perkembangan moral dalam kehidupan sehari-hari? 3. TUJUAN Adapun tujuan dari makalah ini antara lain:

Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

Makalah Perkembangan Moral pada Remaja

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Remaja merupakan suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami

perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak menuju kepada masa

dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi : jasmani, rohani, pikiran, perasaan

dan sosial. Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki

tahap progresif.

Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pad masa-masa

sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa remaja. Sebab setelah

melewati masa remaja ini remaja telah berubah menjadi seorang dewasa yang boleh

dikatakan telah terbentuk suatu pribadi yang relative tetap.

Perkembangan moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang sangat pesat pada

masa remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja menjadi penentu perkembangan hal-

hal tersebut.

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:

1. Apakah pengertian dari perkembangan mora?

2. Bagaimana karakteristik perkembangan moral pada remaja?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral pada remaja?

4. Bagaimanakah perbedaan individu dalam perkembangan moral?

5. Bagaimana hubungan antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laku?

6. Bagaimana tahap-tahap perkembangan moral?

7. Bagaimana implementasi perkembangan moral dalam kehidupan sehari-hari?

3. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini antara lain:

Page 2: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

1. Mahasiswa memahami pengertian dari perkembangan moral

2. Mahasiswa mengetahui karakteristik perkembangan moral pada remaja

3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral pada

remaja

4. Mahasiswa mengetahui perbedaan individu dalam perkembangan moral

5. Mahasiswa mengetahui hubungan antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laku

6. Mahasiswa mengetahui tahap-tahap perkembangan moral

7. Mahasiswa mengetahui implementasi dari perkembangan moral dalam kehidupan sehari-hari

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PERKEMBANGAN MORAL

Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (Moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan,

peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Moral dapat juga diartikan sebagai ajaran

tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Dalam moral

diatur segala perbuatan yang dinilai baik, perlu dilakukan,dan suatu perbuatan yang dinilai

tidak baik dan perlu dihindari. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima

dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral itu, seperti:

a. Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan,

memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, dan

b. Larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum-minumanan keras dan berjudi.

Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan

yang salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku. Seseorang

dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral

yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja

adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh masyarakat dan kemudian mau membentuk

perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan

diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.

Perkembangan moral (moral development) berhubungan dengan peraturan-peraturan dan

nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan seseorang dalam interaksinya dengan orang

lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya

Page 3: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

terdapat potensi yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya

berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya), anak belajar

memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana

yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.

2. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MORAL

Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah bahwa sesuai

dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan berfikir operasional

formal, yakni:

a. mulai mampu berfikir abstrak.

b. mulai mampu memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotetis, maka pemikiran

remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan situasi,

tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka.

c. Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran akan

kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada karena dianggapnya sebagai

suatu yang bernilai walau belum mampu mempertanggungjawabkannya secara pribadi.

d. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. e.

Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan.

f. Penilaian moral menjadi kurang egosentris.

g. Penilaian secara psikologis menjadi lebih mahal.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MORAL

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral:

a. Hubungan harmonis dalam keluarga, yang merupakan tempat penerapan pertama sebagai

individu. Begitupula dengan pendidikan agama yang diajarkan di lingkungan keluarga sangat

berperan dalam perkembangan moral remaja.

b. Masyarakat, tingkah laku manusia bisa terkendali oleh kontrol dari yang mempunyai

sanksi-sanksi buat pelanggarnya.

c. Lingkungan sosial, lingkungan sosial terutama lingkungan sosial terdekat yang bisa

sebagai pendidik dan pembina untuk memberi pengaruh dan membentuk tingkah laku yang

sesuai.

d. Perkembangan nalar, makin tinggi penalaran seseorang , maka makin tinggi pula moral

seseorang.

Page 4: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

e. peranan media massa dan perkembangan teknologi modern. Hal ini berpengaruh pada

moral remaja. Karena seorang remaja sangat cepat untuk terpengaruh terhadap hal-hal yang

baru yang belum diketahuinya.

4. PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PERKEMBANGAN MORAL

Setiap individu mempunyai perbedaan dalam menyikapi nilai, moral, dan sikap,

tergantung dimana individu tersebut berada. Pada anak-anak terdapat anggapan

bahwa aturan-aturan adalah pasti dan mutlak oleh karena diberikan oleh orang dewasa

atau Tuhan yang tidak bisa diubah lagi (Kohlberg,1963). Sedangkan pada anak-anak yang

berusia lebih tua, mereka bisa menawar aturan-aturan tersebut kalau disetujui oleh

semua orang.

Pada sebagian remaja dan orang dewasa yang penalarannya terhambat,

pedoman mereka hanyalah menghindari hukuman. Sedangkan untuk tingkat

kedua sudah ada pengertian bahwa untuk memenuhi kebutuhan sendiri seseorang juga harus

memikirkan kepentingan orang lain. Perbedaan perseorangan juga dapat dilihat pada latar

belakang kebudayaannya. Jadi, ada kemungkinan terdapat individu atau remaja yang

tidak mencapai perkembangan nilai, moral dan sikap serta tingkah laku yang diharapkan

padanya.

5. HUBUNGAN ANTARA NILAI, MORAL, SIKAP, DAN TINGKAH LAKU

Nilai Merupakan sesuatu yang baik, diinginkan atau dicita-citakan dan dianggap

penting oleh warga masyarakat, misalnya kebiasaan dan sopan santun. Menurut Green, sikap

merupakan kesediaan bereaksi individu terhadap suatu hal, sikap berkaitan dengan motif dan

mendasari tingkah laku seseorang. Tingkah laku adalah implementasi dari sikap yang

diwujudkan dalam perbuatan.

Dalam kaitan dengan pengamalan nilai-nilai hidup, maka moral merupakan kontrol

dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud. Dalam

hal ini aliran Psikonalisis tidak membeda-bedakan antara moral, norma dan nilai. Semua

konsep itu menurut Freud menyatu dalam konsepnya super ego. Super ego sendiri dalam teori

Freud merupakan bagian dari jiwa yang berfungsi untuk mengendalikan tingkah laku ego,

sehingga tidak bertentangan dengan masyarakat.

6. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MORAL

Page 5: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

Dari hasil penyelidikan kohlberg mengemukakan 6 tahap (stadium) perkembangan moral

yang berlaku secara universal dan dalam urutan tertentu. Ada 3 tingkat perkembangan moral

menurut kohlberg, yaitu tingkat :

I Prakonvensional

II Konvensional

III Pasca-konvensional

Masing-masing tingkat terdiri dari 2 tahap, sehingga keseluruhan ada 6 tahapan yang

berkembang secara bertingkat dengan urutan yang tetap. Tidak setiap orang dapat mencapai

tahap terakhir perkembangan moral. Dalam stadium nol, anak menganggap baik apa yang

sesuai dengan permintaan dan keinginannya. Hingga sesudah stadium ini datanglah:

Tingkat I; prakonvensional, yang terdiri dari stadiun 1 dan 2

Pada stadium 1, anak berorientasi kepada kepatuhan dan hukuman. Anak menganggap

baik atau buruk atas dasar akibat yang ditimbulkannya. Anak hanya mengetahui bahwa

aturan-aturan ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Ia harus

menurut atau kalau tidak, akan memperoleh hukuman.

Pada stadium 2, berlaku prinsip Relaivistik-Hedonism. Pada tahap ini, anak tidak lagi

secara mutlak tergantung kepada aturan yang ada di luar dirinya, atau ditentukan oleh orang

lain, tetapi mereka sadar bahwa setiap kejadian mempunyai berbagai segi. Jadi, ada

Relativisme. Relativisme ini artinya bergantung pada kebutuhan dan kesanggupan sesorang.

Misalnya mencuri kambing karena kelaparan. Karena perbuatan “mencuri” untuk memenuhi

kebutuhanya, maka mencuri dianggap sebagai perbuatan yang bermoral, meskipun perbuatan

mencuri itu diketahui sebagai perbuatan yang salah karena ada akibatnya, yaitu hukuman.

Tingkat II : konvensional

Stadium 3, menyngkut orientasi mengenai anak yang baik. Pada stadium ini, anak

mulai memasuki umur belasan tahun, dimana anak memperlihatkan orientasi perbuatan-

perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orag lain, masyarakat adalah sumber yang

menentukan, apakah perbuatan sesorang baik atau tidak. Menjadi “anak yang manis” masih

sangat penting daam stadium ini.

Stadium 4, yaitu tahap mempertahankan norma-norma sosial dari otoritas. Pada

stdium ini perbuatan baik yang diperlihatkan seseorang bukan hanya agar dapat diterima oleh

lingkungan masyarakatnya, melainkan bertujuan agar dapat ikut mempertahankan aturan-

aturan atau norma-norma soisal. Jadi perbuatan baik merupakan kewajiban untuk ikut

melaksanakan aturan-aturan yang ada, agar tidak timbul kekacauan.

Tingkat III: Pasca-Konvensional

Page 6: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

Stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan

lingkungan sosial, pada stadium ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan

lingkungan sosial, dengan masyarakat. Seseorang harus memperlihatkan kewajibannya, harus

sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial kerena sebaiknya, lingkungan sosial atau

masyarakat akan memberikan perlindungan kepadanya.

Stadium 6, tahap ini disebut prinsisp universal. Pada tahap ini ada norma etik

disamping norma pribadi dan subjektif. Dalam hubungan dan perjanjian antara seseorang ada

unsur subjektif ynag menilai apakah suatu perbuatan itu baik atau tidak. Dalam hal ini, unsur

etika akan menentukan apa yang boleh dan baik dilakukan atau sebaliknya. Menurut Furter

(1965), menjadi remaja berarti mengerti nila-nilai. Mengerti nilai-nilai ini tidak berarti hanya

memperoleh pengertian saja melainkan juga dapat menjelaskanya/mengamalkannya. Hal ini

selanjutnya berarti bahwa remaja sudah dapat menginternalisasikan penilaian-penilaian

moral, menjadikanya sebagai nilai-nilai pribadi. Untuk selanjutnya penginternalisasian nilai-

nilai ini akan tercemin dalam sikap dan tingkah lakunya.

7. IMPLEMENTASI PERKEMBANGAN MORAL

Adapun implementasi dari perkembangan moral pada remaja adalah:

a. Dalam bergaul, remaja sudah mulai selektif dalam memilih teman

b. Remaja sudah peka terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya dan sudah mulai

mencari solusi terhadap permasalahan tersebut

c. Sudah mulai mencoba untuk membahagiakan orang lain

d. Timbul rasa kepedulian jika melihat hal-hal yang menyentuh hati

e. Remaja sudah mulai membentuk kepribadiannya yang sesuai dengan nilai-nilai yang

diyakininya

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Menjadi remaja berarti mengerti nilai-nilai, yang berarti tidak hanya memperoleh

pengertian saja tetapi juga dapat menjalankannya atau mengamalkannya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan moral yaitu hubungan harmonis dalam keluarga, masyarakat,

Page 7: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

lingkungan sosial, perkembangan nalar, dan peranan media massa dan perkembangan

teknologi modern.

Karakteristik perkembangan moral antara lain: mulai mampu berfikir abstrak, mulai

mampu memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotetis, mulai tumbuh kesadaran akan

kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada, keyakinan moral lebih berpusat

pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah, keadilan muncul sebagai kekuatan

moral yang dominan, penilaian moral menjadi kurang egosentris, dan penilaian secara

psikologis menjadi lebih mahal.

Perbedaan individu dalam perkembangan nilai, moral dan sikap,sesuai dengan umur,

faktor kebudayaan, dan tingkat pemahamannya.

C. Perkembangan Aspek Moral

Untuk mempermudah dalam membahas perkembangan moral, prlu untuk dimengerti arti istilah tersebut.

Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial.

“Moral”berasal dari kata latinyang berarti tatacara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral- peraturan perilakuyang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan popla perilaku yang diharapkan dari seluruh

anggota kelompok.

Perilaku tak bermoral berarti perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial. perilaku demikian tidak disebabkan oleh ketidak acuhan akan harapan sosial, melainkan

ketidak setujuan dengan standart sosial atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri.

Perilaku amoral berarti perilaku yang lebih disebabkan ketidak acuhan terhadap harapan kelompok sosial dari pada pelanggaran sengaja terhadap standart kelompok.

Beberapa diantara perilaku anak kecil lebih bersifat amoral dari pad takbermoral.

Pada saat lahir, tidak ada anak yang memiliki hati nurani atau skala nilai. Akibatnya, tiap bayi yang baru lahir dapat dianggap amoral. Tidak seorang anakpun dapat diharapkan

mengembangkan kode moral sendiri. Maka, tiap anak harus diajarkan standart kelompok tentang yang bernar dan yang salah.

Dalam mempelajari sikap moral, terdapat empat pokok utama:

1) Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya sebagaimana

dicantumkan dalam hukum, kebiasaan, dan peraturan.

2) Mengembangkan hati nurani.

3) Belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilaku individu tidak sesuai dengan harapan kelompok.

Page 8: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

4) Mempunyai kesempatan untuk interaksi sosial untuk belajar apa saja yang diharapkan anggota kelompok.

Pola Perkembangan Moral

Menurut Peaget, perkembangan moral terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama disebut tahap realisme moral ( moralitas oleh pembatasan”. Tahap kedua disebut moralitas otonomi ( moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik)

Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai tindakan sebagai benar atau salah atas

dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motifasi dibelakangnya. Moral anak otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir atau menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa

yang berkuasa sebagai maha kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu perbuatan benar atu salah berdasarkan hukuman bukan pada nilai moralnya.

Di tahap kedua perkembangan kognitif anak telah terbentuk sehingga dia dapat mempertimbangkan semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah tertentu. Anak

mulai dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan dapat mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan masalah.

o

Pesan Moral Yang Dapat Di Ambil Dari Olahraga

Assalamualikum WR WB

Akhirnya bisa posting juga setelah beberapa hari disibukan dengan kegiatan offline,Pesan Moral

Yang Dapat Di Ambil Dari Olahraga itulah Tema kita pada hari ini sekitar satu yang bulan sebelum

masuk pada musim liburan ane sempat ada kuliah Cross Cultural Understanding disitu dosen kami

mengajarkan bagaimana perbedaan sistem olahraga Inggris dan indonesia dan juga pesan moral

yang dapat di ambil dari olahraga. Nah pada kali ini ane wahid akan berbagi pengetahuan yang ane

dapat di kampus yaitu pesan moral yang dapat di ambil dari olahraga, ternyata olahraga bukan

hanya ladang untuk mencari kemenangan semata maupun untuk menjadi sang juara karena

olahraga juga ladang untuk membina kita untuk menjadi pribadi yang sangat baik, oleh karena tidak

Page 9: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

jarang hampir diselurung cabang olahraga pasti mempunyai pesan moral, dan ini beberapa di

antaranya :

1. Leadership

Leadership mempunyai arti kepemimpinan, seperti yang anda tahu bahwa dalam

pertandingan dimainkan dalam beberapa orang atau beregu, Nah disitulah sifat

kepemimpinan kita akan di dituntut bagaimana mengayuh teman teman kita untuk menuju

meraih kemenangan lantas bagaimana dengan olahraga perorangan??? Beregu maupun

perorangan sifat kepemimpinan harus ada dalam setiap manusia jika tidak memimpin

timnya dia harus bisa mempin dirinya sendiri

2. Diligence

Diligence berarti Rajin ataupun Tekun ,Kalau dalam pertandingan olahraga pastilah anda

ingin menang dan kemenangan itu pastinya tidak mudah karena anda harus betul betul giat

untuk mendapatkannya oleh karena itu setiap olahragawan pastilah sangt rajin dan itu

terlihat dengan prestasi prestasi yang mereka dapat di arena pertandingan

3. Solidarity

Solidarity berarti kebersamaan ataupun kekompakan, tahukah anda untuk memupuk suatu

kekompakan tim itu sangatlah sulit apalagi tim kita ada yang dari cina, nigeria, ataupun

indonesia itu pastilah sangat sulit oleh karena kekompkam tim suatu olahraga harus kita bisa

cerminkan pada kehidupan nyata kita sekarang ini

4. Patience

Patience berarti kesabaran, menang ataupun kalah itu soal biasa tapi bagiaman anda

menanggapi suatu kekalahan??? Sabarkah anda atau tidak bisa menerima kekalahan ,itu

akan menjadi sebuah pertanyaan bagi kita semua oleh karena dalam setiap pertandingan

olahraga setiap olahragawan ane yakin mereka mempunyai sifat sabar yang luar biasa hebat

dan itu patut kita contohi dalam kehidupan kita

Berikut itu adalah beberapa pesan moral yang bisa kita ambil dalam arena pertandingan atau

olahraga jika anda mempunyai pandangan lain tentang pesan moral di atas sobat bisa

menambahkannya di dalam kotak komentar, Salam Blogger Indonesia

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN

REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 10: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2011

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................... i

BAB. I

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Masalah ................................................................................... 1

C. Tujuan ..................................................................................... 1

D. Aplikasi.................................................................................... 2

BAB. II

A. Kajian Pustaka

1. Pembentukan karakter.................................................... 4

2. Sepakbola....................................................................... 5

BAB. III

B. Sintesis ................................................................. .................. 6

C. Evaluasi ................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sudah lebih dari setenggah abad bangsa Indonesia merdeka namun sampai sekarang

justru bangsa Indonesia semakin mengalami degradasi atau keterpurukan karakter dalam

masyarakat dan berolahraga, Meningkatnya ketidak percayaan antar teman, tindakan kriminal

dan semakin menjadi-jadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di bangsa ini

menunjukan bahwa masyarakat Indonesia sedang kehilangan jati diri,olah hati dan karisma,

Page 11: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

Belum lagi ancaman disintegrasi bangsa yang menggejala di berbagai daerah semakin

menguatkan bahwa bangsa ini sedang mengalami kriris moral karakter kebangsaan.

Pendidikan yang semestinya menjadi motor ”perbaikan” sekaligus ”pembentukan” karakter

justru mengalami kegagalannya. Meskipun mengalami kegagalan, pendidikan masih menjadi

sarana yang paling efektif untuk membentuk karakter dalam diri masyarakat Indonesia yang

sesungguhnya.Reorientasi pendidikan dengan mendorong peran pemerintah lebih optimal

serta revitalisasi pendidik merupakan langkah awal yang harus ditempuh untuk menjadikan

pendidikan sebagai motor perbaikan dan pembentukan karakter . Pendidikan jasmani

merupakan sebuah tawaran solutif atas implementasi pembelajaran yang berlansung baik

secara otak dan otot melalui ranah koknitif,afektif dan sikomotor yang selama ini telah

menyebabkan pendidikan terdikotomi dan parsial. Misalnya olahraga sepakbola yang

mungkin bisa mewujudkanya di tinjau dari aspek apapun olahraga sepakbola merupakan

olahraga yang bisa mempersatukan ras,suku,budaya,adat istiadat dan keyakinan berupa

agama,.

B. MASALAH

A. Bagaimana pembentukan karakter dalam olahraga sepakbola

B. TUJUAN

A. Untuk mengetahui pembentukan karakter dalam olahraga sepakbola

D. Aplikasi

Olahraga adalah bentuk kegiatan untuk melatih tubuh seseorang atau jasmani dan

rohani seseorang. Mungkin kita masih ingat akan falsafah olahraga yang tak asing lagi yaitu

didalam tubuh yang kuat akan terdapat jiwa yang sehat pula, Dengan aktivitas olahraga kita

banyak mendapatkan hal-hal yang positif, Olahraga bukan sekedar kegiatan yang berorientasi

kepada faktor fisik belaka, Dengan olahraga juga dapat melatih sikap dan mental kita baik

formal dan non formal.

Aktivitas olahraga sebaiknya juga kita tekankan kepada anak-anak baik di tingkat

SD,SMP Maupun SMA Banyak hal yang kita dapatkan apabila anak-anak didik kita dapat

melakukan aktivitas olahraga, apalagi jika si anak tersebut memiliki potensi dan bakat khusus

dibidang olahraga. Peran orang tua sangat penting untuk bisa mengantarkan dan membuka

pintu-pintu prestasi, Sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk selalu sabar dan

Page 12: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

berusaha mengontrol segala kegiatan anak didik masing-masing orang tua juga berusaha

untuk memberikan fasilitas atau alat-alat yang dibutuhkan seorang anak untuk melakukan

aktivitas olahraga.

Beberapa alasan yang perlunya kita fahami adalah anak-anak memiliki rasa yang

kecenderungan senang terhadap berbagai macam permainan. Oleh karenanya orang tua dapat

mengarahkan dan memberikan pilihan-pilihan bentuk permainan yang ada di aktivitas

olahraga, syukur jika kita dapat memasukkan anak dalam club-club olahraga yang ada di

tempat sekitar kita.

Misalnya sepakbola maupun olahraga lain yang mendukung. Cara-cara ini akan

mendidik dan berlatih anak untuk mengenal diri sendiri dan bersosialisasi kepada sesamanya

dengan saling menghargai, mempercayai,bekerjasama dalam mencapai prestasi tinggi. Selain

itu melalui latihan- latihan yang rutin anak juga terdidik untuk melakukan program

pembiasaan yaitu saling berjabat tangan pada saat memulai dan mengakhiri latihan, baik

dengan teman, orang tua serta dengan semua yang hadir di tempat latihan. Pembiasaan lain

adalah melatih kedisiplinan anak untuk menghargai waktu, jika ada diantara anak yang

datang tidak tepat waktu tanpa alasan yang jelas, maka anak diberikan punishment atau

hukuman yang bersifat positif. Bentuk-bentuk hukuman seperti lari mengelilingi lapangan

dan push up atau sejenisnya adalah hal yang biasa dalam dunia olahraga. Self-diciplin

diharapkan dapat terbentuk.

Hal lain yang dapat kita peroleh dari aktivitas olahraga adalah melatih anak untuk memiliki

semangat juang yang tinggi baik pada saat latihan ataupun pada saat menghadapi

pertandingan-pertandingan yang resmi. Nilai-nilai mental lain juga terbentuk, mengakui

kemenangan orang lain dan menerima kekalahan adalah bentuk penanaman nilai berupa

penghargaan dan nilai keadilan,rasa sosial yang besar dalam pembentukan karakter.

Page 13: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembentukan karakter

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli

psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan

tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu

dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk

kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak

memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang

terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata

lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.

Dalam buku The Psychology of Moral Development (1927), Lawrence Kohlberg

menyimpulkan terhadap hasil penelitian empiriknya terhadap perkembangan moralitas anak-

anak dari berbagai latar belakang agama, yaitu Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, dan Islam,

bahwa agama dan institusi agama tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan moral

seseorang. Teori yang dihasilkan dari penelitian Kohlberg dikenal dengan teori kognitif-

developmental, yaitu 3 (tiga) tingkatan dan 6 (enam) tahapan perkembangan moral yang

menegaskan bahwa pada intinya moralitas mewakilil seperangkat pertimbangan dan putusan

rasional yang berlaku untuk setiap kebudayaan, yaitu prinsip kesejahteraan dan prinsip

keadilan. Menurutnya, prinsip keadilan merupakan komponen pokok dalam proses

perkembangan moral yang kemudian diterapkan dalam proses pendidikan moral.

Sementara jauh sebelumnya, Sigmund Freud memilik i pendapat tentang potensi pada

diri manusia yang sangat berpengaruh terhadap karakternya, yaitu: id, ego, dan superego (es,

ich, ueberich). Menurutnya, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang

Page 14: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psiko-seksual tertentu pada enam

tahun pertama dalam kehidupannya. Berdasarkan teorinya tersebut, Freud menyimpulkan

bahwa moralitas merupakan sebuah proses penyesuaian antara id, ego, dan superego. Titik

lemah terbesar Freud dan para penganutnya bukan pada kesalahan teorinya, tetapi adalah

over generalisasi dari teori tersebut, sehingga dalam kacamata Freud, manusia dapat

dikatakan tidak berbeda dengan binatang, bahkan lebih menderita karena tidak sebebas

binatang dalam melampiaskan nafsunya.

B. Sepakbola

Menurut wikipediaSepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim

dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Olahraga ini sangat terkenal dan

dimainkan di 200 negara. Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-

banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci. Lapangan yang digunakan

dalam permainan ini memiliki lebar 50-100 yard dan panjang 100-300 yard. Gawang tempat

mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8

kaki dan lebar 24 kaki.

Menurut humanities Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan

menyepak bola kian kemari untuk diperebutkan di antara pemain-pemain yang mempunyai

tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar

tidak kemasukan bola. Di dalam permainan sepak bola, setiap pemain diperbolehkan

menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang atau

kiper yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan. Sepak bola merupakan

permainan beregu yang masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain. Biasanya permainan

sepak bola dimainkan dalam dua babak (2x45 menit) dengan waktu istirahat (10 menit) di

antara dua babak tersebut. Mencetak gol ke gawang merupakan sasaran dari setiap

kesebelasan. Suatu kesebelasan dinyatakan sebagai pemenang apabila kesebelasan tersebut

dapat memasukkan bola ke gawang lebih banyak dan kemasukan bola lebih sedikit jika

dibandingkan dengan lawannya.

Menurut wordpress Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di

dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang

masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-

masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga

dinamakan kesebelasan.

Page 15: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

BAB III

SINTESIS DAN EVALUASI

A. SINTESIS

Dalam mengajarkan Etika dan Nilai moral sebaiknya lebih bersifat contoh, pepatah

mengatakan bahwa tindakan lebih baik baik dari kata-kata. Lutan mengatakan Nilai Moral itu

beraneka macam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek, keramahan,

integritas, keadilan, kooperasi, tugas dll. Lebih lanjut dikatakan ada 4 nilai moral yang

menjadi inti dan bersifat universal yaitu :

1. Keadilan.

Keadilan ada dalam beberapa bentuk ; distributif, prosedural, retributif dan

kompensasi. Keadilan distributif berarti keadilan yang mencakup pembagian

dan beban secara relatif. Keadilan prosedural mencakup persepsi terhadap g dinilai sportif

atau fair dalam menentukan hasil. Keadilan retributif mencakup persepsi yang fair

sehubungan dengan hukuman yang dijatuhkan bagi pelanggar hukum. Keadilan kompensasi

mencakup persepsi mengenai kebaikan atau keuntungan yang diperoleh penderita atau yang

diderita pada waktu sebelumnya.

Seorang wasit bila ragu memutuskan apakah pemain penyerang berada pada posisi off-side

dalam sepakbola, ia minta pendapat penjaga garis. Semua pemain penyerang akan protes,

meskipun akhirnya harus dapat menerima, jika misalnya wasit dalam kasus lainnya

memberikan hukuman tendangan penalti akibat pemain bertahana menyentuh bola dengan

tanganya, atau sengaja menangkap bola di daerah penalti. Tentu saja ia berusaha berbuat

seadil mungkin. Bila ia kurang yakin, mungkin cukup dengan memberikan hukuman berupa

tendangan bebas.

2. Kejujuran

Kejujuran dan kebajikan selalu terkait dengan kesan terpercaya, dan terpercaya selalu

terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu atau memperdaya. Hal ini terwujud dalam tindak

dan perkataan.

Semua pihak percaya bahwa wasit dapat mempertaruhkan integritasnya dengan

membuat keputusan yang fair. Ia terpercaya karena keputusannya mencerminkan kejujuran.

3. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang atlet harus

Page 16: Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra

bertanggung jawab kepada timnya, pelatihnya dan kepada permainan itu sendiri. Tanggung

jawab ini merupakan nilai moral terpenting dalam olahraga.

4. Kedamaian

Kedamaian mengandung pengertian : a)tidak akan menganiaya, b)mencegah

penganiayaan, c) menghilangkan penganiaan, dan d)berbuat baik. Bayangkan bila ada pelatih

yang mengintrusksikan untuk mencederai lawan agar tidak mampu bermain?

Dengan menekankan 4 nilai diatas pembentukan karakter akan mudah dicapai seperti

apa yang kita harapkan. Karena 4 nilai di atas merupakan kunci utama untuk membentuk

karakter seseorang.

B. EVALUASI

Dari uraian di atas maka kita bisa menghasilkan pengetahuan baru melalui penelitian

peningkatan pada aktivitas manusia menyebabkan peningkatan kinerja manusia, kesehatan

dan kualitas hidup. perkembangan karakter menjadi bagian yang krusial dalam pengalaman

olahraga pada level anak didik menuju remaja yang berkualitas, Olahraga adalah sebuah

lingkungan yang menyimbolkan nilai-nilai budaya dan menjadi media dimana orang muda

dapat belajar tentang pengalaman banyak nilai-nilai inti yang terkandungnya. Karakter dapat

diajarkan dan dipelajari dalam setting olahraga. Pengalaman olahraga dapat membangun

karakter, kecuali jika lingkungannya dibentuk, dinyatakan, dan direncanakan untuk mencapai

tujuan mengembangkan karakter.