10
MA’RIFAH AAS SALSABILA FIRDAUSY G000142001 AWALIA RINA RAHMAWATI G000142002

Ma'rifah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ma'rifah

MA’RIFAHAAS SALSABILA FIRDAUSY G000142001AWALIA RINA RAHMAWATI G000142002

Page 2: Ma'rifah

Pengertian Al ghozali dalam ihya’ memandang bahwa ma’rifah datang

sebelum mahabbah tetapi Al Kalabi dalam al-ta’arruf menyebut dan menjelaskan ma’rifah sesudah mahabbah.

Ada pula yang berpendapat bahwa ma’rifah dan mahabbah merupakan kembar 2 yang selalu disebut bersamaan. Dengan kata lain mahabbah dan ma’rifah menggambarkan dua aspek dari hubungan rapat yang ada antara seorang sufi dengan Tuhan.

Mahabbah menggambarkan hubungan rapat dalam bentuk cinta, dan ma’rifah menggambarkan hubungan rapat dalam bentuk gnosis, pengetahuan dengan hati nurani.

Page 3: Ma'rifah

Kesimpulan

Ma’rifah : memahami sesuatu dengan memikirkan dan merenungkan terhadap pengaruhnya.

Ma’rifatullah : memahami Allah dengan memikirkan dan merenungkan pengaruh-Nya terhadap seluruh makhluk ciptaan-Nya.

Page 4: Ma'rifah

Dari leiteratur yang diberikan tentang ma’rifah, ma’rifah berarti pengetahuan Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan. Oleh karena itu orang sufi mengatakan :

Kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup, dan diketika itu yang dikihatnya hanya Allah.

Ma’rifah adalah cermin, kalau seorang arif melihat kecemin itu yang akan dilihatnya hanyalah Allah.

Yang dilihat seorang arif baik sewaktu tidur maupun sewaktu bangun hanya Allah.

Sekiranya ma’rifah mengambil bentuk materi, semua orang yang melihat padanya akan mati karena tidak tahan melihat kecantikan serta keindahannya, dan semua cahaya akan menjadi gelap disamping cahaya keindahan yang paling gemilang.

Page 5: Ma'rifah

Menurut Zunnun Al-Misrilah ada 3 macam pengetahuan tentang Tuhan :

Pengetahuan awam : Tuhan satu dengan perantara ucapan syahadat.

Pengetahuan ulama : Tuhan satu menurut logika akal. Pengetahuan sufi : Tuhan satu dengan perantara hati-

sanubari.

Pengetahuan dalam arti 1 dan 2 belum merupakan pengetahuan hakiki tentang Tuhan. Keduanya disebut ilmu bukan ma’rifah. Pengetahuan dalam arti ke-3 lah yang merupakan pengetahuan hakiki tentang Tuhan dan pengetahuan ini disebut ma’rifah. Ma’rifah hanya terdapat pada kaum sufi, yang sanggup melihat Tuhan dengan hati sanubari mereka.

Page 6: Ma'rifah

Alat penghubung dengan Tuhan Menurut al-qusyairi ada 3 alat dalam tubuh manusia yang dipergunakan sufi

dalam hubungan meraka dengan Tuhan. Al-Qolb, untuk mengetahui sifat-sifatTuhan, Ruh untuk mencintai Tuhan Sir untuk melihat Tuhan.

Sir lebih halus dari Ruh dan Ruh lebih halus dari Qalb. Qalb tidak sama dengan jantung atau heart dalam bahasa inggris karena Qalb, selain dari alat untuk merasa adalah juga alat untuk berfikir.

Perbedaan Qalb dengan Aql , ialah bahwa Aql tidak bisa memperoleh pengetahuan yang sebenarnya tentang Tuhan, sedang Qalb bisa mengetahui hakekat dari segala yang ada, dan jika dilimpahi cahaya Tuhan bisa mengetahui cahaya-cahaya Tuhan.

Kelihatannya Sir bertempat di Ruh, dan Ruh bertempat di Qalb, dan Sir timbul dan dapat menerima illuminasi dari Allah kalau Qalb dan Ruh telah suci sesuci-sucinya dan kosong sekosong-kosongnya. Kosongnya, tidak berisi apapun. Diwaktu itulah Tuhan menurunkan cahaya-Nya kepada sang sufi dan yang dilihat oleh sufi itupun hanya Allah. Disini sampailah ia ke tingkat ma’rifah.

Page 7: Ma'rifah

Memperoleh ma’rifah merupakan proses yang bersifat kontinu. Makin banyak seorang sufi memperoleh ma’rifah dari Tuhan, makin banyak yang diketahuinya tentang rahasia-rahasia Tuhan, dan ia pun makin dekat dengan Tuhan.

Tetapi memperoleh ma’rifah yang penuh tentang Tuhan, tidak mungkin karena manusia bersifat finit, sedang Tuhan bersifat infinit. Sebagai kata al-junaed “ cangkir teh tak akan bisa menampung segala air yang ada di laut”.

Ma’rifah serupa ini diakui oleh Ahli Sunnah dan Jama’ah karena ma’rifah ini diterima oleh al-ghozali. Dan al ghozali lah yang membuat tasawuf menjadi halal bagi kaum syari’at, sesudah kaum ulama memandangnya sebagai hal menyeleweng dari islam, yaitu tasawwuf sebagai yang diajarkan al bistami dan al hallaj ittihad dan hulul. Bagi al ghozali ma’rifah ialah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada.

Page 8: Ma'rifah

Ma’rifah bagi al ghozali ialah juga memandang kepada wajah Allah SWT. Tetapi bagi al ghozali ma’rifah terlebih dahulu dalam tertib dari mahabbah karena mahabbah timbul dari a’rifah. Dan mahabbah baginya bukan mahabbah sebagai yang diucapkan oleh Rabi’ah, tetapi mahabbah dalam bentuk cinta seseorang kepada yang berbuat baik kepadanya, cinta yang timbul dari kasih dan rahmat Tuhan kepada manusia yang memberi manusia hidup, rezeki, kesenangan dan lain-lain.

Menurut al ghozali ma’rifah dan mahabbah inilah setinggi-tinggi tingkat yang dapat dicapai seorang sufi. Dan pengetahuan yang diperoleh dari ma’rifah lebih tinggi mutunya dari pengetahuan yang diperoleh dengan akal.

Page 9: Ma'rifah

Urgensi Mengenal Allah

Seseorang yang mengenal Allah akan:Mengetahui tujuan hidupnya.Hidup sesuai dengan keinginan Allah.Selamat dunia akhirat.

Page 10: Ma'rifah

Hikmah mengenal Allah :

Mendapatkan kenikmatan dalam beribadah.

Mendapatkan kelapangan dalam hidupnya. QS. Thoha : 124

Mendapatkan kesungguhan hati dalam melaksanakan perintah Allah.