View
24
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
DENGAN MENIKAH KITA
BAHAGIADISUSUN OLEH:
ALI HAMJAH HARAHAP
SITI SUNDARI A.UMAROH
JANNATUL WARDIAH
ARIYANTI
DEWAN SASTRA PRAJA
KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA Sebuah pepatah untuk para suami
mengatakan, “Jika kamu ingin istrimu menjadi seperti Khadîjah, maka jadilah kamu seperti Muhammad untuknya!” Nabi kita Saw. memang merupakan teladan ideal tentang bagaimana seharusnya seorang suami memperlakukan istrinya.
KUNCI KEBAHAGIAAN DALAM PERNIKAHAN
Sebagai ummat islam sudah seharusnya kunci kebahagiaan dalam pernikahan mengambil contoh dari Rumah tangga Rasullah SAW. Bagaimana Rasullah SAW dengan menikah beliau hidup Bahagia. Berikut beberapa perilaku santun dan perangai mulia Baginda Nabi dalam berumah tangga:
Lembut dan Penuh Kasih Pengakuan di Depan Publik Tempat Bersandar di Kala Susah Selalu Siaga Membantu Para Istri Bermusyawarah Sebelum Mengambil Keputusan Tetap Santun Meski Saat Marah
ROMANTIKA DAN HARMONI RUMAH TANGGA NABI SAW.
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar” (QS al-Ahzâb/33: 28-29).
KUNCI KEBAHAGIAN DALAM RUMAH TANGGA
Dalam al-Qur`an, kata paling tepat menggambarkan kebahagiaan adalah aflaha. Kata ini adalah derivasi dari akar kata falâh. Kata falâh memiliki banyak arti seperti kemakmuran, keberhasilan, pencapaian apa yang kita inginkan atau kita cari, sesuatu yang dengannya kita berada dalam keadaan baik, menikmati ketenteraman, kenyamanan, kehidupan yang penuh berkah, keabadian, kelestarian, terus-menerus, keberlajutan.
Sabda Nabi Saw.: Tidaklah seorang Mukmin mendapatkan
sesuatu yang lebih baik setelah takwa kepada Allah selain istri salehah. Jika ia memerintahnya, ia (istri) menaatinya. Jika ia memandangnya, ia (istri) membuatnya senang. Jika ia memberinya sesuatu, ia (istri) menggunakannya dengan baik. Dan jika ia tidak bersamanya, ia (istri) dapat menjaga dirinya dan harta suaminya.