16
MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ISLAM Oleh : Rasyeda Ghulam Aufa NIM 201410160311100 | PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014

Pendidikan Karakter dalam Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah yang membahas character building atau pendidikan karakter dari sudut pandang Islam. Bagaimana praktisnya serta contoh-contoh dari hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW.

Citation preview

Page 1: Pendidikan Karakter dalam Islam

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ISLAM

Oleh :

Rasyeda Ghulam Aufa

NIM 201410160311100

|

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

Page 2: Pendidikan Karakter dalam Islam

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ISLAM

Oleh :

Rasyeda Ghulam Aufa

NIM 201410160311100

|

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

Page 3: Pendidikan Karakter dalam Islam

i

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala atas

selesainya makalah yang berjudul "Pendidikan Karakter dalam Islam". Atas

semua dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,

maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

Seperti yang telah kita ketahui, pendidikan karakter hari ini sangat penting

demi membangun kembali moralitas bangsa. Ironis jika melihat mayoritas

penduduk negara ini adalah Islam, namun krisis moral yang melanda seolah tak

menunjukkan fakta tersebut. Demikian kenapa makalah ini dibuat guna

menyadarkan bahwa Islam sudah menyiapkan segala sesuatu untuk umatnya,

termasuk pendidikan karakter.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari rekan-rekan sangat

dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Malang, 27 Juni 2014

Rasyeda Ghulam Aufa

Page 4: Pendidikan Karakter dalam Islam

ii

DAFTAR ISI

Prakata ........................................................................................................... i

Daftar Isi ....................................................................................................... ii

Bab I – Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................ 2

Bab II – Isi

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter ................................................ 3

2.2 Hubungan Pendidikan Karakter dengan Akhlak ....................... 3

2.3 Pandangan Islam Mengenai Pendidikan Karakter ..................... 4

2.4 Contoh Pendidikan Karakter dalam Islam ................................ 5

2.5 Peran Pendidikan Karakter untuk Kemajuan Bangsa ............... 8

Bab III - Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan .............................................................................. 10

3.2 Saran ........................................................................................ 10

Daftar Pustaka ............................................................................................ 12

Identitas Diri ............................................................................................... 13

Page 5: Pendidikan Karakter dalam Islam

1

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan karakter (character building) dalam konteks hari ini sangat

berhubungan dengan krisis moral yang terjadi di negara ini. Krisis moral tersebut

dapat ditandai dengan banyaknya kekerasan yang ada di lingkungan remaja dan

anak-anak, kejahatan terhadap orang lain, pencurian yang dilakukan oleh para

remaja, kebiasaan menyontek yang sudah menjadi kebutuhan, penyalahgunaan

narkoba, pornografi dan pornoaksi, perusakan fasilitas milik umum ataupun orang

lain. Oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter ini.

Dilihat dari sini, sangat ironis bahwa mayoritas penduduk Indonesia yang

beragama Islam adalah kebanyakan pelaku utama dari tindakan-tindakan amoral

yang telah disebut di atas. Islam sudah mengajarkan bahwa manusia yang paling

baik adalah manusia yang berkarakter baik, dengan berdasarkan hadits dari

Rasulullah SAW berikut :

اللعبذع شب قاهـعاهللاسضىـع ى ن لفاحشاسيعيهللاصيىاىب

شا تفح ما "قه إ خاسم )اىبخاسيصحح( ".أخالقاأحسن

Yang artinya, “Dari Abdullah bin „Amr bin Ash r.a berkata: Tidaklah Rasulullah itu

orang yang keji dan tidak pula orang yang berkata keji. Dan beliau bersabda:

Sesungguhnya yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling di antara kalian

akhlaknya.” (HR. Bukhari).

Di samping itu, Islam sudah memberikan rambu-rambu mengenai pendidikan

karakter melalui perilaku-perilaku Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan hadits berikut :

ىقذ ما ة اللسسهفىن حست أس ى اللشجما اى خش رمشا مثشاالل

)األحزابسسة : ١٢(

Page 6: Pendidikan Karakter dalam Islam

2

Yang artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab:21).

Maka dari itu, selayaknya penduduk Indonesia mengerti bahwa mereka sudah

memiliki pedoman untuk membangun karakter yang baik dari mereka sendiri ataupun

mendidik karakter kepada anak-anak atau siswa mereka, dengan menggunakan contoh-

contoh yang sudah digunakan oleh Nabi Muhammad SAW.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis sudah membuat

beberapa rumusan masalah sebagai pembatasan dalam pembahasan bab isi.

Adapun beberapa rumusan masalah tersebut antara lain:

1) Apa pengertian dari pendidikan karakter itu?

2) Apa hubungan pendidikan karakter dengan akhlak?

3) Bagaimana pandangan Islam mengenai pendidikan karakter?

4) Bagaimana contoh pendidikan karakter yang ada di dalam Islam?

5) Bagaimana peran pendidikan karakter untuk kemajuan bangsa?

1.3 Tujuan

Dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui apa itu pendidikan karakter.

2) Untuk mengetahui apa hubungan pendidikan karakter dengan akhlak.

3) Untuk mengetahui pandangan Islam mengenai pendidikan karakter.

4) Untuk mengetahui contoh pendidikan karakter dalam Islam.

5) Untuk mengetahui peran pendidikan karakter untuk kemajuan bangsa.

Page 7: Pendidikan Karakter dalam Islam

3

Bab II

ISI

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter memiliki arti sebagai

berikut:

1) Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dari yang lain.

2) Karakter juga bisa bermakna huruf.

Bila dilihatdari asal katanya, istilah “karakter” berasal dari bahasa Yunani

karasso, yang berarti “cetak biru”, “format dasar” atau “sidik” seperti yang ada

dalam sidik jari.

Berdasar pengertian karakter tersebut, dapat didefinisikan secara sederhana

bahwa pendidikan karakter adalah segala usaha yang dapat dilakukan untuk

mempengaruhi seseorang untuk memahami dan melakukan sifat-sifat kejiwaan,

akhlak atau budi pekerti yang bersifat mendasar. Namun demikian, untuk

mengetahui pengertian pendidikan karakter yang lebih tepat, pakar pendidikan

karakter, Thomas Lickona telah menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah

upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik

(good character) berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara

objektif baik bagi individu maupun masyarakat.

Setelah dikaji secara mendalam, ternyata nilai-nilai dasar kehidupan secara

universal telah terkandung dalam ajaran-ajaran agama Islam, bahkan beberapa di

antaranya merupakan perintah agama, tidak luput pula mengenai pendidikan

karakter yang telah dicantumkan dalam kitab-kitab mengenai akhlak yang terpuji.

2.2 Hubungan Pendidikan Karakter dengan Akhlak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak berarti budi pekerti atau

kelakuan. Dilihat dari segi bahasa, istilah akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq”

Page 8: Pendidikan Karakter dalam Islam

4

yang merupakan bentuk jamak dari “khulqu” yang memiliki arti perangai, budi,

tabiat, serta adab. Secara istilah, pengertian akhlak juga berarti sifat yang ada

dalam diri seseorang untuk berbuat baik maupun berbuat jelek.

Dari sini, dapat diketahui bahwa istilah akhlak meliputi karakter. Yang

membedakan, hanyalah karakter bisa berbeda antara satu orang dengan orang

yang lain, sedangkan akhlak lebih bersifat umum. Dari hubungan karakter dan

akhlak ini, mengenai pendidikan karakter bisa diartikan pula sebagai upaya yang

dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan akhlak yang baik pada diri

seseorang. Dengan kata lain, ketika kita mendidik akhlak seseorang menuju arah

akhlak yang baik (akhlaqul karimah), maka secara otomatis kita telah melakukan

pendidikan karakter.

2.3 Pandangan Islam Mengenai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai dasar kehidupan secara universal sudah diatur dalam Islam.

Kehadiran Islam di muka bumi adalah sebagai pedoman hidup manusia dan untuk

memberikan solusi yang tegas terhadap berbagai persoalan kemanusiaan. Salah

satu persoalan kemanusiaan yang disisnggung di sini adalah persoalan

moralitas.Moralitas adalah puncak nilai keberagamaan seorang muslim. Hal ini

sejalan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa beliau

diutus untuk menyempurnakan akhlak.

شة،أبع ش ا:قاهسيعيهللاصيىهللاسسهأ بعثتإ .األخالقصاىحألت

))األىبا(صـحــح , اىفشداألدب(

“Dari Abi Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. (Kitab Al-

Adab Al-Mufrad, Shahih (Al-Albani))”.

Dapat dilihat, bahwa Islam sangat mengedepankan persoalan akhlak, yang

nantinya akan berujung ke pendidikan karakter. Intinya, Islam sangat menjunjung

tinggi masalah pendidikan karakter dan telah memberikan rambu-rambu

pendidikan karakter melalui hadits-hadits dari Rasulullah SAW. Tugas utama

Page 9: Pendidikan Karakter dalam Islam

5

Nabi Muhammad SAW adalah menyempurnakan akhlak umatnya, dari asalnya

kaum yang banyak melakukan adat-adat / perilaku-perilaku jahiliyah yang

bertentangan dengan norma-norma masyarakat, menjadi kaum yang berbudi

pekerti yang melakukan kebajikan-kebajikan. Sedangkan tugas kita sebagai

umatnya adalah mengikuti semua petunjuk dan perintah terutama yang mengenai

akhlak yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Sebab, berislam yang tidak

membuahkan akhlak adalah sia-sia.

2.4 Contoh Pendidikan Karakter dalam Islam

Semua ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits-hadits shahih dari Nabi Muhammad

SAW yang mengandung hikmah tentang pendidikan karakter bisa digunakan

sebagai pedoman bagi kita, sebagai pendidik, untuk melakukan pendidikan

karakter kepada orang lain, anak atau siswa kita. Adapun beberapa contoh

pendidikan karakter dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadits adalah sebagai berikut :

1) Mendidik anak dengan cara yang amat baik, sebagaimana di dalam surat

Luqman :

إر قاه ا ىق لب اعظ باللتششكلب اىششكإ ىظي عظ

“(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya pada waktu ia

memberinya pelajaran, "Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan

Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar

merupakan kezaliman yang besar.” (QS Luqman [31] : 13).

“Yaa bunayya laa tusyrik billaah (Hai anakku, janganlah engkau

mempersekutukan Allah). Luqman memanggil putranya menggunakan

kata tasghir (perendahan makna), “yaa bunayya”. Hal demikian bukan

untuk mengecilkan atau merendahkan, namun untuk menunjukan rasa

cinta dan kasih sayang kepada anaknya. Dengan panggilan seperti itu,

diharapkan nasihat yang disampaikan lebih mudah diterima. Luqman

mengingatkan kebaikan dengan ungkapan halus yang bisa melunakkan

hati. Karena itu, dalam mendidik anaknya, Luqman menempuh cara yang

Page 10: Pendidikan Karakter dalam Islam

6

amat baik, yang bisa meluluhkan hati anaknya sehingga mau mengikuti

nasihat-nasihat yang diberikan.

2) Demikian pula, hendaklah anak berkarakter yang baik ketika berhadapan

dengan orang tuanya, ini sudah diatur dalam Al-Qur‟an surat Al-Isra‟:

قضى إاإلتعبذاألسب ل اىذ باى اإحساا إ ذكبيغ ااىنبشع أحذ اأ فالمال

اتقو لأفى ا ش قوت ا لى اق * مش

اخفض ا اىز هجاحى ت قواىشح اسب ااسح * صغشاسبام

"Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan

sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-

duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah kamu mengatakan kepada kepada keduanya perkataan „ah‟ dan

janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka

perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya

dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, sayangilah

keduanya sebagaimana mereka berdua telah menyayangi aku di waktu

kecil'." (QS. Al-Isra : 23-24).

Dari ayat ini dapat kita ambil nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang

anak. Mulai dari perkataan yang baik, menghindari kata yang tidak sopan,

larangan membentak, rendah hati, dan kasih sayang. Sebagai pendidik,

nilai-nilai inilah yang harus ditanamkan kepada anak.

3) Dalam suatu riwayat di Shahih Muslim diterangkan,

“Dari Abu Hurairah, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

kembali dari perang Khaibar, beliau terus berjalan di malam hari, ketika

beliau diserang kantuk, maka beliau singgah. Beliau bersabda kepada

Bilal "Hendaknya kamu yang mengawasi tidur kami malam ini!." Bilal

pun shalat sekemampuan yang ditakdirkan, sementara Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam tidur. Begitu juga dengan para sahabatnya.

Ketika mendekati fajar, Bilal bersandar kepada unta tunggangannya,

rupanya kedua mata Bilal terasa berat hingga ketiduran, dengan posisi

Page 11: Pendidikan Karakter dalam Islam

7

bersandar kepada untanya. Di pagi harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam belum juga bangun, demikian juga Bilal, dan tak satupun dari

sahabatnya yang bangun hingga mereka terbangun oleh sinar matahari

yang menyengat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akhirnya yang

pertama bangun. Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam merasa kaget

dan menyeru: "Hei Bilal!" Bilal Menjawab; "Wahai Rasulullah, tadi

nyawaku telah dipegang Dzat yang memegang nyawamu, demi ayah dan

ibuku sebagai tebusanmu! Beliau lalu bersabda: "Mari tuntunlah hewan

tunggangan kalian." Para sahabat pun menuntun hewan tunggangannya,

sesaat kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu".

Beliau lalu memerintahkan Bilal supaya mengumandangkan iqamat

shalat. Setelah itu Beliau mengimami shalat subuh bersama mereka.

Selesai shalat, beliau bersabda: "Siapa yang terlupa shalat, lakukanlah

ketika ingat, sebab Allah ta'ala berfirman "Dirikanlah shalat untuk

mengingat-Ku." QS. Toha 14.”

Dalam kondisi demikian, Nabi Muhammad SAW tidak tergesa-gesa

memarahi Bilal, hal ini menunjukkan bahwa beliau memiliki sifat sabar,

secara tidak langsung pula Rasulullah SAW mengajarkan kepada

sahabatnya untuk tetap sabar walau di dalam kondisi apapun.

Banyak sekali keteladanan berupa akhlak yang mulia (akhlaqul karimah) yang

telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW kepada seluruh umatnya,

yang patutnya kita teladani dan kita ajarkan, di antara keteladanan Rasulullah

SAW adalah sebagai berikut :

1) Sifat-sifat yang wajib bagi rasul yang sudah dicantumkan dalam Al-

Qur‟an, seperti siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh

(menyampaikan) dan fathanah (cerdas). Keempat sifat ini membentuk

dasar keyakinan umat Islam tentang kepribadian Rasulullah SAW.

2) Integritas juga menjadi bagian penting dari kepribadian Rasulullah SAW

yang telah membuatnya berhasil dalam mencapai tujuan risalahnya.

Page 12: Pendidikan Karakter dalam Islam

8

Integritas personalnya sedemikian kuat sehingga tak ada yang bisa

mengalihkannya dari apapun yang menjadi tujuannya.

3) Prinsip kesetaraan di depan hukum merupakan salah satu dasar terpenting.

4) Salah satu fakta menarik tentang nilai-nilai manajerial kepemimpinan

Rasuullah SAW adalah penggunaan konsep sahabat (bukan murid, staff,

pembantu, anak buah, anggota rakyat, atau hamba) untuk menggambarkan

pola hubungan antara beliau sebagai pemimpin dengan orang-orang yang

berada di bawah kepemimpinannya. Sahabat dengan jelas mengandung

makna kedekatan dan keakraban serta kesetaraan.

5) Keberhasilan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin tak lepas

dari kecakapannya membaca situasi dan kondisi yang dihadapinya, serta

merancang strategi yang sesuaui untuk diterapkan.

6) Tidak mengambil kesempatan dari kedudukan. Rasulullah SAW wafat

tanpa meninggalkan warisan material. Sebuah riwayat menyatakan bahwa

beliau berdoa: “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin,

matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku bersama

golongan orang-orang miskin di hari kiamat kelak.”

Itulah sebagian kecil contoh pendidikan karakter yang sudah diajarkan di

dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadits. Kiranya kita sebagai pendidik bisa

mengambil hikmah dari perilaku-perilaku tersebut di atas.

2.5 Peran Pendidikan Karakter untuk Kemajuan Bangsa

Umat muslim Indonesia patut bersyukur karena dapat bersatu dalam jumlah

yang besar dan menjadi mayoritas di negeri ini. Pembangunan karakter bangsa

pada hakekatnya adalah pembangunan karakter umat, yaitu umat Islam. Dan kalau

bangsa Indonesia memiliki karakter, berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang

luhur, sudah tentu umat muslimlah yang paling berkepentingan.

Negara kita terbelakang / lemah / miskin bukan karena umur negara kita yang

relatif masih muda atau tingkat intelegensi kita yang rendah ataupun kekurangan

ketersediaan sumber daya alam atau alam yang kejam kepada kita. Kita

Page 13: Pendidikan Karakter dalam Islam

9

terbelakang karena perilaku kita yang kurang / tidak baik. Kita kekurangan

kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang

sebetulnya terkandung dalam nilai-nilai Pancasila yang juga diajarkan oleh

Rasulullah SAW sebagai akhlaqul karimah. Dengan mengamalkan dan

mengajarkan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari akan memungkinkan

masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara kita.

Apabila umat muslim Indonesia dapat menjadi muslim yang baik maka

jayalah Indonesia, secara otomatis akan mendongkrak kemajuan bangsa dari sisi

moralitas, yang pada akhirnya memajukan masyarakat dan ekonomi negara

Indonesia. Namun, fakta yang sebaliknya, kondisi bangsa Indonesia yang banyak

mengalami krisis dan keterpurukan mencerminkan muslim Indonesia belum

menjadi sebagaimana yang diharapkan.

Page 14: Pendidikan Karakter dalam Islam

10

Bab III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal. Yang

pertama, Islam sudah menyediakan rambu-rambu bagi umatnya untuk mencegah

dan menghadapi persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat secara universal,

meliputi pendidikan akhlak yang menghasilkan terbentuknya karakter yang baik.

Yang kedua, sosok Rasulullah adalah sosok sempurna yang bisa dijadikan

suri tauladan bagi umat muslim terkait perilaku-perilaku beliau yang berdampak

positif bagi orang-orang sekitarnya secara khusus dan umat muslim secara umum.

Dengan demikian, pakar pendidik cukup menyontoh dari Rasulullah SAW dalam

membangun karakter seseorang.

Yang ketiga, ketika karakter penduduk bangsa ini sudah terbentuk, Insya

Allah, maka akan memajukan masyarakat itu sendiri dan berdampak pada

kemajuan bangsa di bidang lainnya.

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih ada kekurangan baik dari

segi bahasa, tata penulisan, maupun beberapa dasar pendapat yang belum

tercantum karena terbatasnya kesempatan dan waktu dari penulis. Itu semua

adalah kekurangan penulis sebagai manusia biasa. Maka, untuk keperluan

penulisan makalah yang akan datang, segala kekurangan yang ada di makalah ini

supaya bisa terpenuhi dan menjadi makalah yang baik dan berlandaskan teori

yang kuat.

Makalah ini akan tetap menjadi sekedar tulisan ketika pembaca belum bisa

mengamalkan dan meneruskan pesan-pesan yang terkandung dalam makalah ini.

Page 15: Pendidikan Karakter dalam Islam

11

Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim dan sebagai penduduk Indonesia yang

benar-benar mencintai negara ini, marilah kita amalkan dan kita teruskan pesan-

pesan ini kepada keluarga, sahabat, dan seluruh masyarakat di lingkungan kita

masing-masing.

Semua dalil yang dicantumkan di makalah ini diambil dari Al-Qur‟an dan Al-

Hadits dari Rasulullah SAW, semua dapat diketahui dari sumbernya secara

langsung dan dapat dipertanggungjawabkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi

pembaca. Aamiin.

Page 16: Pendidikan Karakter dalam Islam

12

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Lorens (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia,.

Lickona, Thomas (1991). What Works In Character Education: A research-driven

guide for educators. Washington DC: Character Education Partnership.

Sulistyo, Iwan (2013). Pengertian Akhlak Arti Makna dan Definisi Akhlak. From

http://www.iwansulistyo.info/2013/01/pengertian-akhlak-arti-makna-dan.html, 27

Juni 2014.