19
EMBRIOLOGI 2014 SISTEM UROGENETALIA VERTEBRATA (IKAN, AMPHIBIA, REPTILIA, AVES DAN MAMMALIA) A. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mampu mengenali organ-organ penyususn sistem urogenetalia vertebrata 2. Mahasiswa mampu mengenali perbedaan organ-organ penyusun sistem urogenetalia vertebrata B. Teori dasar Sistem urogenetalia terdiri atas dua sistem, yaitu: sistem ekskretoria dan genetalia (sistem reproduksi). 1. Sistem Ekskretoria (Sistem Urinaria) Organ-organ yang membangun sistem ekskretoria terdiri dari: a. Ginjal, terdapat beberapa pasang bentuk lempengan/lobus b. Ureter, terdapat sepasang yang terpancar dari hilus ginjal dan berakhir pada vesika urinaria/kloaka. Bagian yang melebar dari ureter yang berhubungan dengan hilus yang disebut pelvis ginjal. c. Vesika urinaria, merupakan kantung tempat menampung urine sebelum dikeluarkan sedangkatan kloaka adalah tempat urine buangan yang bercampur dengan sistem pencernaan d. Uretra, merupakan saluran tunggal yang keluar dari vesika urinaria untuk mengeluarkan urine. Pada hewan Page | 1 PRODI BIOLOGI

Penuntun embrio

Embed Size (px)

Citation preview

EMBRIOLOGI 2014

SISTEM UROGENETALIA VERTEBRATA

(IKAN, AMPHIBIA, REPTILIA, AVES DAN MAMMALIA)

A. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mengenali organ-organ penyususn sistem urogenetalia

vertebrata

2. Mahasiswa mampu mengenali perbedaan organ-organ penyusun sistem

urogenetalia vertebrata

B. Teori dasar

Sistem urogenetalia terdiri atas dua sistem, yaitu: sistem ekskretoria dan

genetalia (sistem reproduksi).

1. Sistem Ekskretoria (Sistem Urinaria)

Organ-organ yang membangun sistem ekskretoria terdiri dari:

a. Ginjal, terdapat beberapa pasang bentuk lempengan/lobus

b. Ureter, terdapat sepasang yang terpancar dari hilus ginjal dan berakhir

pada vesika urinaria/kloaka. Bagian yang melebar dari ureter yang

berhubungan dengan hilus yang disebut pelvis ginjal.

c. Vesika urinaria, merupakan kantung tempat menampung urine sebelum

dikeluarkan sedangkatan kloaka adalah tempat urine buangan yang

bercampur dengan sistem pencernaan

d. Uretra, merupakan saluran tunggal yang keluar dari vesika urinaria untuk

mengeluarkan urine. Pada hewan jantan, uretra terdapat dalam penis.

Sedangkan pada ikan, amphibia, reptilia dan aves kloaka.

2. Sistem Genetalia (sistem reproduksi)

Sistem genetalia dibedakan menjadi sistem genetalia jantan dan sistem

genetalia betina

a. Sistem genetalia jantan, terdiri atas kelenjar dan saluran genetalia.

1) Kelenjar genetalia jantan, adalah sepasang testis, berbantuk lonjong,

dan terletak di dalam kantung kulit yang disebut skrotum.

2) Saluran genetalia jantan yang terdiri atas:

P a g e | 1 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

a) Duktus epididimis, jumlahnya sepasang, berupa saluran yang

berliku-liku yang terdiri atas:

(1) Kaput epididimis bagian anterior

(2) Kaput epididimis bagian badan

(3) Kaput epididimis bagian posterior

b) Duktus deferens, terdapat sepasang saluran yang tidak berliku-liku,

berhubungan dengan kauda epididimis dan bermuara di uretra

c) Uretra, saluran tunggal yang terentang diantara vesika urinaria dan

ujung penis. Selain itu terdapat batang penis yang merupakan alat

kopulasi, dan di dalam penis terdapat uretra

3) Kelenjar asesori (kelenjar tambahan), teridiri dari:

a) Kelenjar vesikula seminalis, bentuknya menyerupai cacing.

b) Kelenjar prostat, bentuk tidak teratur dan bermuara di uretra

c) Kelenjar Coupery (Bulbo-Uretrhalis) yang berbentuk bulat dan

ukurannya kecil

b. Sistem genetalia betina, terdiri atas kelenjar genetalia dan saluran

genetalia.

1) Kelenjar genetalia betina adalah sepasang ovarium yang berbentuk

oval

2) Saluran genetalia betina terdiri dari:

a) Oviduk (sepasang), berupa saluran berliku-liku yang pada

ujungnya terdapat lobang yang disebut ostium/ fimbriae, tempat

masuknya ovum.

b) Uterus, merupakan tempat berkembangnya embrio hingga waktu

dilahirkan (plasentalia). Sedangkan pada selain mamalia uterus

berfungsi sebagai saluran dan tempat pembentukan cangkang.

c) Vagina, merupakan tempat saluran yang merupakan jalan keluar

bayi waktu lahir dan sebagai saluran kopulasi.

Selain itu terdapat klitoris, berupa tonjolan kecil disebelah atas

lubang vagina. Klitoris ini identik dengan penis pada sistem

urogenitalia jantan.

P a g e | 2 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

3) Organ luar

a) Klitoris

b) Labium mayora dan minora

c) Kelenjar bertholini

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Seperangkat alat bedah

b. Botol untuk tempat membius

2. Bahan

a. Ikan air tawar 1 pasang yang telah dewasa seksual

b. Katak 1 pasang yang telah dewasa seksual

c. Mencit/ marmut 1 pasang yang telah dewasa seksual

d. Kapas

e. Cloroform

D. Cara Kerja

1. Pengamatan sistem uregenitalia pada ikan

a. Bedakan ikan jantan dan betina berdasarkan warna, organ asesoris

dan bentuk kepala

b. Matikan ikan dengan cara memukul pada akhir ruas kepala

(dekapitasi)

c. Letakkan ikan yang dibawa di atas papan bedah dalam keadaan mati.

d. Bedah ikan dari bagian anus kearah punggung sampai posterior

kepala, usahakan tidak merusak organ bagian dalam, kemudian

bedah kulit bagian perut dengan hati-hati tanpa merusak organ

dalam.

e. Lakukan pengamatan organ-organ yang menyusun sistem

reproduksi pada ikan.

f. Tentukan perbedaan sistem urogenetalia jantan dan betina pada

ikan tersebut

P a g e | 3 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

2. Pengamatan sistem urogenitalia pada katak

a. Keneli perbedaan latak jantan dan betina secara morfologis. Melalui

perbedaan warna pada bagian mentalis/rahang bawah

b. Bius katak dengan klorofom (dekapitasi)

c. Letakkan katak yang telah dibius diatas papan bedah dalam keadaan

ventral menghadap keatas

d. Lakukan pembedahan dari arah kloaka melalui linea alba sampai

anterior torak

e. Letakkan pengamatan organ-organ yang menyusun sistem

reproduksi pada katak.

f. Tentukan perbedaan sistem urogenitalia jantan dan betina pada

katak.

3. Pengamatan sistem urogenitalia pada mencit auat marmut

a. Kenali perbedaan mencit jantan dan betina secara morfologis

b. Lakukan dislokasi leher mencit yang akan diamati dengan cara

menekan servik dan menarik pangkal ekor mencit pada posisi

telungkup

c. Letakkan mencit yang telah didislolasi diatas papan bedah dengan

posisi ventral menghadap keatas, kemudian basahi bagian ventral

dengan sedikit air

d. Lakukan pembedahan mencit dengan posisi ventral

e. Lekukan pengamatan terhadap sistem urogenitalia mencit jantan

dan betina.

P a g e | 4 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

PERKEMBANGAN KATAK DAN AMPHIOXUS

A. Tujuan Praktikum

1. Mhasiswa mampu mngetahui proses perkembangan katak dan amphioxus

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perbedaan perkembangan katak dan

amhioxus berdasarkan model yang diberikan

3. Mahasiswa mampu menyampaikan hasil obeservasi perbedaan

perkembangan katak dan amhioxus

B. Teori Dasar

1. Perkembangan Katak

Setelah fertilisasi terjadi maka pembelahanpun dimulai. Tipe

pembelahan pada katak adalah pembelahan holoblastic radial unequal,

dimana pembelahan pertama merupakan bidang vertikal dari kutub animal

kekutub vegetal melalui daerah abu-abu hingga dihasilkan dua sel.

Kemudian disusul oleh pembelahan sel kedua, yaitu suatu bidang vertikal

yang tegak lurus pada bidang pembelahan pertama, sehingga ditemukan

empat sel. Bidang pembelahan selanjutnya merupakan bidang pembelahan

horizontal yang tegak lurus bidang sebelumnya, lebih dekat kekutub

animal, sehingga sel yang dikasilkan tidak sama besar.

Setelah mengalami beberapa kali pembelahan ditemukan stadium

morulla yang berongga, dimana sel-sel pada kutub animal akan lebih kecil

dari sel-sel pada kutub vagetal. Sel yang kecil disebut mikromer, yang

besar mikromer dan menengah mesomer. Pada stadium selanjutnya akan

ditemui perbedaan antara mikromer dan makromer yangsangat menyolok

serta telah ditemui rongga yang besar sehingga stadiaum ini disebut

stadium blastula.

Stadium neurolasi dimulai dengan terbentuknya penebalan

ektoderm neural pada bagian dorsal yang disebut “nueral plate”. Pada

perkembangan selanjutnya keping neural ini akan mebentuk lekuk neural

dan kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi bumbung neural.

P a g e | 5 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

Pada stadium selanjutnya dari luar terlihat pematangan tubuh

embrio dan terdapat tunas ekor. Pada stadium ini telah terbentuk sistem

pencernaan makanan, alat indera, sistem vaskular dan ekresi.

2. Perkembangan Amphioxus

Pembelahan pada amphioxus adalah pembelahan tipe holoblastic

radial. Alur pembelahan pertama adalah secara meridional melalui kutub

animal ke vegetal, menghasilkan 2 sel anak yang sama besar. Pembelahan

kedua masih tetap meridional, dengan spindel mitosis tegak lurus terhadap

sumbu animal vegetal. Pembelahan kedua ini terjadi secara simultan dari

kedua blastomer, menghasilkan 4 balstomer. Pembelahan ketiga terjadi

secara equatorial dan dihasilkan 8 blastomer yang sama besar pembelahan

keempat kembali secara meridional dan menghasilkan 16 blastomer yang

sama besar, pembelahan sekanjutnya menghasilkan 32,64, 128 dan 256

blastomer dengan pembelahan meridional dan equatorial secara

bergantian. Sampai akhirnya terbentuk suatu rongga yang disebut

blastocoel, jika rongga telah terbentuk berarti sudah sampai pada tahapan

blastulasi.

Blastula pada amphioxus berlapis tunggal dengan bentuk sel-sel

sperti silinder. Didalam blastula amphioxus terdaat rongga blastocoel.

Blastocoel ini mempunyai eran penting dalam gastrulasi, karena berbagai

gerakan morfogenetik terjadi dengan keberadaan rongga tersebut.

Gastrulasi pada amphioxus terjadi setelah embrio mempunyai kira-

kira 800 sel-sel blastomer. Sel-sel pada kutub animal membelah lebih cepat

dari sel-sel pada kutub vagetal. Pembelahan sel-sel mikromer yang lebih

cepat ini mendorong sel-sel makromer dari daerah equator. Sel-sel

mikromer yang membelah bergerak menyebar kearah kutun vegetal.

Gerakan menyebar sel-sel mikromer kearah kutub vagetal ini disebut

epiboli.

Neurolasi pada amphioxus terjadi dalam 3 tahap, yaitu: pemisahan

keping saraf (neural plate) dari prosfektif epidermis, pelipatan (folding)

keping saraf dan penyempurnaan pembentukan bumbung saraf.

P a g e | 6 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

C. Alat dan Bahan

1. Model perkembangan katak

2. Model perembangan amphioxus

D. Cara Kerja

1. Pelajarilah model perkembangan katak dan amphioxus mulai dari morulla

sampai tahapan gastrulasi akhir

2. Buat hasil pengamatan anda

3. Carilah perbedaan perkembangan katak dan amphioxus

P a g e | 7 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

REGENERASI

A. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mengetahui proses regenerasi pada hewan

invertebrata dan vertebrata

2. Mahasiswa mampu mengetahui daya regenerasi bagian tubuh yang

dipotong pada hewan invertebrata dan vertebrata

B. Teori Dasar

Regenerasi dalam biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh

yang rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan

plathyhemintes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi

individu baru paling sempurna. Pada anelida kemampuan itu menurun. Daya

tunggal sedikit dan terbatas pada bgaian ujung anggota pada amphibi dan

reptil. Pada mamalia daya itu paling kecil, terbatas pada penyembuhan luka.

Regenerasi berlangsung melelui dua cara, yaitu:

1. Epimorphosis

Apabila perbaikan disebabkan oleh proliferasi yang disebut blastema

di atas jaringan lama. Regenerasi dengan cara ini berlangsung melalui tiga

tahap, yaitu fase penutupan luka, degenerasi dan rediferensiasi.

2. Morfalaksis

Apabila perbaikan pada tubuh disebabkan oleh reorganisasi jaringan

lama.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Kuas

b. Pisau silet

c. Bejana-bejana yang berisi air kolam jernih yang ditutup dengan kertas

atau kain hitam agar tidak terkena cahaya matahari.

2. Bahan

Berudu tidak berkaki dan berudu berkaki

P a g e | 8 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

D. Cara kerja

Berudu katak

a. Berudu tidak berkaki

1) Ukur dan catat panjang ekor awal bebrapa ekor berudu.

2) Potonglah ekor berudu beberapa cm dari pangkal ekor

3) Ukur dan catat panjang ekor berudu yang tinggal

4) Taruh kembeli berudu kedalam air yang jernih. Jaga kebersihan air

dengan mengganti airnya setiap hari

5) Amati dan ukur pertambahan panjang ekor berudu setelah 5 hari

pengamatan

6) Catat hasil pengamatan anda

b. Berudu berkaki

1) Potonglah kaki beberaa ekor berudu

2) Taruh kembali berudu kedalam air yang jernig. Jaga kebersihan air

dengan mengganti airnya setiap hari

3) Setelah 5 hari amati apakah kaki berudu masih tumbuh atau tidak?

4) Catat hasil pengamatan anda

P a g e | 9 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

PENGAMATAN BEBERAPA KELAINAN PERKEMBANGAN

A. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mengenali kelainan perkembangan

2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab terjadinya kelainan

perkembangan

3. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya kelainan

perkembangan

B. Teori Dasar

Kelainan perkembangan merupakan bentuk perkembangan abnormal

yang timbul karena faktor internal dan eksternal selama masa perkembangan

makhlus hidup tersebut. faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam

tubuh induknya sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan di

luar tubuh induk. Kelainan-kelainan perkembangan ini dapat diamati secara

makroskopi dan mikroskopi. Untuk mengatahui perbandingan perkembangan

yang normal dan abnormal, dapat dilakukan pengamatan di laboraturium

menggunakan spesimen-spesimen.

C. Alat dan Bahan

1. Mikroskop Stereo

2. Loop

3. Kaca arloji

4. Foto

D. Cara Kerja

1. Lakukan pengamatan terhadap spesimen yang ada

2. Amati kelainan yang terjadi dan gambarkan kelainan yang diamati tersebut

P a g e | 10 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

MELIHAT BINTIK OVULASI (OVULATION SPOT)

DAN TIPE-TIPE TELUR

A. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu membedakan tipe-tipe telur pada beberapa hewan

2. Mahasiswa mampu membedakan struktur telur

3. Mahasiswa mampu mengetahui bintik ovulasi dan bintik fertilisasi

B. Teori Dasar

1. Ovulasi

Ovulasi pada beberapa hewan baru akan terjadi bila dirangsang oleh

hewan jantan, tidak seperti halnya manusia. Perangsangan secara buatan

dilakukan dengan pemberian hormon HCG. Pada tempat ovulasi ini akan

meninggalkan bekas berupa bintik merah pada permukaan ovulasi.

2. Tipe-tipe telur

Sel telur selama masa perkembangannya di dalam ovarium mengalami

penimbunan dutoplasma atau yolk di dalam ooplasmanya. Hal ini

diperlukan sebagai makanan cadangan untuk pertumbuhan embrionya

dikemudian hari. Penyebaran yolk di dalam ooplasma berbeda-beda

sehingga dengan demikian didapat beberapa tipe telur berdasarkan

penyebaran dan jumlah yolk.

Tipe-tipe telur berdasarkan penyebaran dan jumlah yolk

a. Tipe telur isolesital.

Yolk sedikit jumlahnya dan tersebar merata. Contoh telur bintang laut yang

diameterna 0,1 mm dan telur manusia.

Telur Isolesital

P a g e | 11 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

b. Tipe telur telolesital

Yolk, banyak penyebarannya tidak merata terutama terhimpun di satu

daerah yaitu daerah vegetatif. Umunya telur-telur telolesital mempunyai

ukuran lebih besar dari telur isolesital. Contohnya telur katak.

Umunya pada daerah animal telur katak terdapat suatu lapisan

pigmen dan mengelilingi seluruh telur terdapat dua lapisan selaput lendir.

Setelah telur dilepaskan dan masuk kedalam air, selaput lendir akan

menyerap air dan kemudian akan mengembang, dengan demikian telur

akan tetap teraung dalam air.

Penampang telur telolesital

c. Tipe telur megalesital

Yolk banyak sekali dan tersebar merata sehingga nukleus dengan

sedikit ooplasma disekelilingnya terdesak kepermukaan sel telur dan

disebut keping lembaga. Tipe telur ini umunya berukuran besar.

Contohnya: telur ayam dan telur insekta.

Seperti halnya telur katak, telur ayam dikelilingi oleh selaput telur

yang dikenal dengan albumen cair. Telur ayam dikeluarkan di darat maka

sel telur sama-sama dengan albumennya perlu dilindungi oleh selaput yang

kokoh dan tidak dapat ditembus air akan tetapi dapat dilalui udara, yaitu

selaput cangkang dan cangkang kapur. Kedua lapisan yang terakhir ini

didapat ketika sel telur dan albumen berada dalam oviduk.

3. Pengamatan Struktur Telur

P a g e | 12 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

Untuk mengamati telur, dapat dilakukan pembelahan telur itik yang

direbus atau telur puyu. Dengan melakukan pembelahan tersebut akan

dapat diamati dari struktur terluar/primer, sekunder atau tersier.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Mikroskop streo

b. Kaca arloji

c. Petridish

d. Seperangkat alat bedah

2. Bahan

a. Telur ayam yang belum direbus

b. Telur ayam yang telah direbus

c. Telur katak

d. Telur ikan

e. Telur puyu

D. Cara Kerja

1. Telur ayam yang belum direbus

a. Pecahkan telur dan letakkan dalam kaca arloji atau petridish

b. Amati bagian-bagian telur tersebut

c. Catat hasil pengamatan anda

2. Telur ayam telah direbus

a. Belah dua telur dengan pisau tanpa dibuka cangkangnya

b. Amati dan kenali bagian-bagian dari telur tersebut

P a g e | 13 PRODI BIOLOGI

EMBRIOLOGI 2014

c. Catat hasil pengamatan

d. Carilah perbedaan antara telur ayam mentah dan telur ayam yang telah

direbus

e. Tentukan tipe telurnya

3. Telur katak

a. Amati telur katak yanga anda bawa mikroskop stereo dan kenali

bagian-bagiannya

b. Catat hasil pengamatan

c. Tentukan tipe telur katak tersebut

4. Telur ikan

a. Amati telur ikan yang anda bawa dibawa di bawah mikroskop stereo

dan kenali bagian-bagiannya

b. Catat hasil pengamatan anda dalam lembar pengamatan

c. Tentukan tipe telur ikan tersebut

5. Telur Puyu

a. Pecahkan telur puyu yang anda bawa dan letakkan daam kaca arloji

atau petridish

b. Lakukan pengamatan pada telur puyu tersebut

c. Catat hasil pengamatan

d. Tentukan tipe telur tersebut

e. Carilah perbedaan antara telur ayam dan telur puyu

P a g e | 14 PRODI BIOLOGI