Upload
rudi-salam-sinulingga
View
95
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
Dewasa ini upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk kemajuan masyarakat dan bangsa
BAB IIPEMBAHASAN
1. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN
Pengertian Mutu Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mutu adalah baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya (Depdiknas, 2001:768).
SECARA UMUM KUALITAS ATAU MUTU ADALAH GAMBARAN DAN KARAKTERISTIK MENYELURUH DARI BARANG ATAU JASA YANG MENUNJUKKAN KEMAMPUANNYA DALAM MEMUASKAN KEBUTUHAN YANG DIHARAPKAN ATAU TERSIRAT (DEPDIKNAS, 2002:7).
BERDASARKAN KONSEP RELATIF TENTANG KUALITAS, MAKA PENDIDIKAN YANG BERKUALITASAPABILA:
a. Pelanggan internal berkembang baik fisik maupun psikis.
b. Pelanggan eksternal:1. Eksternal primer (para siswa) 2. Eksternal sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan dan perusahan)3. Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas)
1.2. KUALITAS PENDIDIKAN YANG DIRENCANAKAN
Suksesnya perencanaan pendidikan diperlukan beberapa kondisi, yakni:
1) adanya komitmen politik,
2) Perencana pendidikan harus tahu betul apa yang menjadi hak, tugas dan tanggung-jawabnya,
3) Harus ada perbedaan yang tegas, antara area politis, teknis, dan administratif,
4) Perhatian lebih besar diberikan pada penyebaran kekuasaan untuk membuat keputusan politis,
5) Perhatian lebih besar diberikan pada pengembangan kebijakan dan prioritas pendidikan yang terarah,
6) Tugas utama perencana pendidikan adalah pengembangan secara terarah dan memberikan alternative teknis sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik pendidikan,
7) Harus mengurangi politisasi pengetahuan,
8) Harus berusaha lebih besar untuk mengetahui opini publik terhadap perkembangan masa depan dan arah pendidikan,
9) Administrator pendidikan harus lebih aktif mendorong perubahan-perubahan dalam perencanaan pendidikan,
10) Ketika pemerintah tidak menguasai lagi semua aspek pendidikan maka harus lebih diupayakan kerja-sama yang saling menguntungkan antara pemerintah-swasta-universitas yang memegang otoritas pendidikan.
Dalam perencanaan pendidikan ada dua strategi penting, yaitu: 1) penetapan target 2) penetapan prioritas.
Dalam perencanaan pendidikan, terdapat tujuh kriteria penilaian desain dan 4 implementasi kualitas program akademik, yaitu atraktif, bermanfaat, kongruen, berciri khusus, efektif, fungsional dan pertumbuhan siswa.
Program pendidikan yang berkualitas apabila:
1. Menarik atau atraktif bagi pelanggan, dan responsif terhadap kebutuhan dan ketertarikan populasi khusus saat itu atau calon siswa.
2. Memperhatikan masalah, kebutuhan dan perhatian masyarakat serta bermanfaat bagi pelanggan.
3. Kongruen, artinya terdapat kesesuaian antara yang ditawarkan dengan kenyataan.
4. Memiliki cirri khusus atau berbeda dengan lembaga pendidikan yang lain (distinctive).
5. Efektif
6. Fungsional,
7. Memperhatikan kebutuhan dan pertumbuhan peserta didik dalam segala aspeknya (kognitif, afektif, moral, sosial, fisik, dan dimensi-dimensi intrapersonal).
STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN
Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara:1. meningkatkan ukuran
prestasi akademik2. Membangun Cooperative
Learning3. Menciptakan kesembatan
dalam belajar4. Meningkatkan pemahaman
dan penghargaan belajar5. Membantu siswa dalam
mendapatkan pekerjaan
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Konsep peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah muncul dalam kerangka pendekatan manajemen berbasis sekolah. Pada hakekatnya MBS akan membawa kemajuan dalam dua area yang saling tergantung, yaitu, pertama, kemajuan program pendidikan dan pelayanan kepada siswa-orang tua, siswa-dan masyarakat. Kedua, kualitas lingkungan kerja untuk semua anggota organisasi (Nurkolis, 2003: 81).
MODEL-MODEL MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Munculnya model MBS di tiap-tiap Negara tak terlepas dari sejarah pendidikan negara tersebut. Mulanya terdapat kelemahan pada bidang tertentu yang kemudian difokuskan untuk ditingkatkan kinerjanya (Nurkolis, 2003: 86-111).
MODEL MBS DI HONGKONG
Prinsip utama system MBS Hong Kong adalah telaah ulang (review) terus-menerus terhadap dasar pembelajaan anggaran pemerintah, perlunya evaluasi yang sistematis terhadap hasil, penegasan tanggung-jawab lebih baik, hubungan yang erat antara tanggung-jawab sumber daya dan tanggung-jawab manajemen, hubungan yang jelas antara pembuat kebijakan dengan agen-agen pelaksana (Nurkolis, 2003:87-88; Ibtisam Abu-Duhou, 2002:30-31).
MODEL MBS DI KANADA
Ciri-ciri MBS di Kanada sebagai berikut: penentuan alokasi sumber daya ditentukan sekolah, anggaran pendidikan diberikan secara lumpsum, alokasi anggaran pendidikan tersebut dimasukkan ke dalam anggaran sekolah, adanya program efektivitas guru dan adanya program pengembangan profesionalisme tenaga kerja (Nurkolis, 2003:89).
MODEL MBS DI AMERIKA SERIKATkarakteristik MBS di Amerika Serikat Nampak pula dengan adanya sekolah-sekolah khusus (semacam sekolah kejuruan). Inti dari sekolah khusus terdiri dari elemen-elemen berikut : pilihan pendidikan bagi para siswa, orang tua dan guru; sekolah khusus menganut serta mewujudkan proses demokrasi di sekolah umum; desentralisasi; keseimbangan otonomi dan akuntabilitas melalui sekolah khusus; dan sistem lebih digerakkan oleh pasar (Muholland, 1993, dalam Ibtisam AbuDuhou, 2002:48-49).
MODEL MBS DI INGGRIS
Di Inggris penerapan MBS dilindungi dan dikondisikan dengan adanya komitmen politik dengan adanya Undang-undang Pendidikan yang mengatur penetapan kurikulum, pelaksanaan ujian nasional, dan pengelolaan pendidikan yang melibatkan berbagai unsure masyarakat luas.
MODEL MBS DI AUSTRALIA
Karakteristik MBS di Australia dapat dilihat dari aspek kewenangan sekolah yang meliputi :
Pertama, menyusun dan mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Kedua, melakukan pengelolaan sekolah dapat dipilih di antara tiga kemungkinan, yaitu Standard Flexibility Option (SO), Enhanced Flexibility Option – 1 (EO 1), dan Enhanced Flexibility Option – 2 (EO 2).
Ketiga, membuat perencanaan, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan.
Keempat, adanya akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS. Kelima, menjamin dan mengusahakan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan. Keenam, adanya fleksibilitas dalam penggunaan sumber daya sekolah (Nurkolis, 2003:95).
MODEL MBS DI PERANCIS
Terjadi perubahan mendasar pada tahun 1982-1984, di mana otoritas lokal memiliki tanggung-jawab terhadap dukungan finansial. Kekuasaan badan pengelola sekolah menengah atas diperluas ke beberapa area.
MODEL MBS YANG IDEAL
Gagasan lain tentang MBS yang ideal adalah menerapkan pada keseluruhan aspek pendidikan melalui pendekatan sistem. Konsep ini didasarkan pada pendekatan manajemen sebagai suatu sistem (Daniel C. Kambey, 2003:23; Made Pidarta, 2004:23).
PERAN MASING-MASING PIHAK DALAM MBS
Pihak-pihak yang dimaksud dalam manajemen berbasis sekolah adalah kantor pendidikan pusat, kantor pendidikan daerah kabupaten atau kota, dewan sekolah, pengawas sekolah, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat luas (lih. Uraian selengkapnya dalam Nurkolis, 2003: 115-128). 12
PERAN KANTOR PENDIDIKAN PUSAT DAN DAERAH
Peran pemerintah daerah adalah menfasilitasi dan membantu staf sekolah atas tindakannya yang akan dilakukan sekolah, mengembangkan kinerja staf sekolah dan kinerja siswa dan seleksi karyawan. Dalam kaitannya dengan kurikulum, menspesifikasi tujuan, sasaran, dan hasil yang diharapkan dan kemudian memberikan kesempatan kepada sekolah menentukan metode untuk menghasilkan mutu pembelajaran
PERAN DEWAN SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH
1. Dewan sekolah (komite sekolah) memiliki peran: menetapkan kebijakankebijakan yang lebih luas,
2. Pengawas sekolah berperan sebagai fasilitator antara kebijakan pemda kepada masing-masing sekolah antara lain menjelaskan tujuan akademik dan anggarannya serta memberikan bantuan teknis ketika sekolah menghadapi masalah dalam menerjemahkan visi pemda.
PERAN KEPALA SEKOLAH
Kepala sekolah memiliki banyak fungsi antara lain : 1. sebagai evaluator
melakukan pengukuran
2. sebagai manajer3. sebagai
administrator 4. sebagai supervisor 5. sebagai leader
PERAN PARA GURU
Menurut Cheng (1996) peran para guru adalah sebagai rekan kerja, pengambil keputusan, dan pengimplementasi program pengajaran (Nurkolis, 2003:123).
PERAN PARA ADMINISTRATOR
Cheng (1996) juga mengemukakan bahwa peran administrator sekolah dalam MBS adalah pengembang dan pemimpin dalam mencapai tujuan.
PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT
Peran orang tua dan masyarakat secara kelembagaan adalah dalam dewan sekolah atau komite sekolah. Filosofi yang menjadi landasan adalah bahwa pendidikan yang pertama dan utama adalah dalam keluarga (orang tua) dan masyarakat adalah pelanggan pendidikan yang perkembangannya dipengaruhi oleh kualitas para lulusan
KESIMPULAN
MBS sangat potensial untuk mendukung paradigma baru manajemen pendidikan dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu khususnya di Indonesia, konsep Manajemen Berbasis Sekolah, perlu mendapat tanggapan dan apresiasi yang antusias dan bijak dari semua pihak untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.