Upload
abrianto-nugraha
View
1.183
Download
142
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN PENGADAAN
Pokok Bahasan• Tugas-tugas bagian pengadaan• Peran bagian pengadaan dalam berkompetisi• Prosedur pengadaan• Pembelian rutin dan pembelian sistem tender dan
lelang• Faktor-faktor memilih supplier• Cara meranking supplier• Memilih supplier baru• Mengelola hubungan dengan supplier• Membina/mengembangkan kemampuan supplier• Melibatkan supplier dalam pengambangan
produk• Manfaat e-procurement bagi perusahaan
1. Bagian Pengadaan Tugas dari manajemen pengadaan
adalah: menyediakan input (barang dan jasa) yang
dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan
Menyediakan jasa (transportasi dan pergudangan, jasa konsultasi dan sebagainya)
Mendapatkan barang-barang (merchandise) yang akan dijual (resale), biasanya pada perusahaan ritel
Bagian Pengadaan (2) Klasifikasi bagian pengadaan secara
umum: Bahan baku dan komponen untuk
kebutuhan produksi Capital equipment (mesin dan peralatan
jangka panjang lainnya) Maintenance, repair and operating (MRO)
supplies, seperti suku cadang mesin dan sebagainya
Kegiatan pengadaan• 1974, kegiatan pengadaan dianggap sebagai
kegiatan pendukung (menurut Amer)• 1980-an, kegiatan pengadaan adalah
kegiatan yang strategis– Persaingan yang semakin ketat– Ikut berperan dalam menciptakan inovasi produk
dan jasa (Carter, 2007)• Keunggulan bagian pengadaan:
– Dari segi ongkos (40%-70% dari produk akhir)– Kualitas produk (dari bahan baku dan komponen)– Dari segi waktu (pemilihan supplier utk kirim
barang)
Istilah Bagian Pengadaan• Purchasing Management → Supply
Management• National Association of Purchasing
Management (NAPM) → Institute for Supply Management (ISM)
• International Federation of Puchasing and Materials Management (IFPMM) → International Federation of Purchasing and Supply Management (IFPSM)
2. Tugas-tugas Bagian Pengadaan
• Berdasarkan tujuan:– Melakukan proses pembelian barang dan jasa– Menyediakan barang dan jasa dengan harga yang
murah, berkualitas dan terkirim tepat waktu• Secara umum:
– Merancang hubungan yang tepat dengan supplier– Memilih supplier– Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang
cocok– Memelihara data item yang dibutuhkan dan data
supplier– Melakukan proses pembelian– Mengevaluasi kinerja supplier
3. Proses Pembelian• Pembelian bisa dilakukan melalui proses
tender atau pembelian rutin• Proses pembelian rutin, berlaku untuk
item-item yang suppliernya sudah jelas karena ada kesepakatan jangka panjang dengan perusahaan
• Proses pembelian tender (dan lelang), dilakukan untuk item-item yang suppliernya masih harus dipilih
Pembelian RutinSupplier Bagian
PengadaanGudang User Keuangan
(3) Kirim konfirmasi bisa
tidaknya pesanan
dipenuhi. Kalau bisa, kirim
sesuai persetujuan
(2) Buat PO dan kirim ke
Supplier. Kirim copy ke
gudang, user dan keuangan
(4) Lakukan monitoring dan
percepatan pengiriman bila
perlu
(5) Terima barang dan
lakukan inspeksi
bersama bagian kualitas
(1) Buat PR / MR dan kirim ke
bagian pengadaan
(6) Lakukan pembayaran
Pembelian dengan Tender / Lelang
User mendefinisikan kebutuhan barang/ jasa
User mengkomunikasikan kebutuhan tersebut ke bagian pengadaan
Bagian pengadaan dan user menentukan model tender/ lelang dan
kriteria pemilihan supplierUndang penawaran/ proposal
(RFQ/ RFP)Seleksi:
Tahap 1: lakukan seleksi awal berdasarkan aspek teknis
Tahap 2: evaluasi berdasarkan aspek finansialPutuskan
pemenang
Buat kontrak, buat dan kirim PO, monitor pengiriman dan lakukan pembayaran
Keterangan PR (Purchase Requisition) atau MR
(Material Requisition): dokumen permintaan pembelian
PO (Purchase Order) : dokumen pemesanan
RFQ (Request for Quotation) : dokumen penawaran harga barang/jasa yang jelas spesifikasinya
RFP (Request for Proposal) : dokumen penawaran harga barang/jasa yang belum jelas spesifikasinya
4. Kriteria Pemilihan Supplier Kriteria yang digunakan mencerminkan
strategi supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok
Secara umum kriteria dasar antara lain, kualitas barang yang ditawarkan, harga dan ketepatan waktu pengiriman
Kriteria lain menurut Dickson (1966) berdasarkan survey adalah sebagai berikut:
Kriteria SkorKualitas 3,5Delivery 3,4Performance history 3,0Warranties and claim policies 2,8Price 2,8Technical capability 2,8Financial position 2,5Prosedural compliance 2,5Communication system 2,5Reputation and position in industry
2,4
Desire for business 2,4Management and organization 2,3Operating controls 2,2Repair services 2,2Attidudes 2,1Impression 2,1Packaging ability 2,0Labor relations record 2,0Geographical location 1,9Amount of past business 1,6Training aids 1,5Reciprocal arragements (timbal-balik)
0,6
5. Teknik Mengurutkan/Memilih Supplier
• Salah satu metode yang digunakan dalam meranking alternatif berdasarkan beberapa kriteria yang ada adalah AHP (Analytical Hierarchy Process)– Tentukan kriteria pemilihan– Tentukan bobot masing-masing kriteria– Identifikasi alternatif (supplier) yang akan
dievaluasi– Evaluasi masing-masing alternatif dengan
kriteria di atas– Hitung nilai berbobot masing-masing supplier– Urutkan supplier berdasarkan nilai berbobot
tersebut
Urutan: S1=0.41
8 S2=0.32
7 S3=0.24
8
Supplier 1 Supplier 2 Supplier 3Inovasi
Teknologi 0.082 0.723 0.193 0.083Tim R & D 0.082 0.143 0.429 0.429
Waktu KirimJarak 0.175 0.275 0.657 0.068Kapasitas 0.074 0.260 0.633 0.106Histori 0.042 0.275 0.657 0.068
KualitasSertifikasi 0.265 0.639 0.087 0.274Praktek kualitas 0.104 0.432 0.237 0.250kesan pelanggan 0.053 0.430 0.330 0.240
KomunikasiInfrastruktur 0.027 0.193 0.083 0.723Manajer 0.018 0.320 0.280 0.400
FinansialPenawaran 0.040 0.193 0.083 0.723Potensi 0.040 0.320 0.280 0.400
Nilai Berbobot 0.418 0.327 0.248
0.079
Kriteria/ Sub-kriteria Bobot0.163
0.291
0.422
0.045
6. Menilai Kinerja Supplier• Dimonitor secara kontinyu• Dilakukan sebagai bahan evaluasi yang
digunakan untuk meningkatkan kinerja atau sebagai bahan pertimbangan mencari supplier alternatif
• Mengalokasikan order di masa depan• Penilaian kerja lebih pada kualitas,
ketepatan waktu, flesibilitas dan harga• Penilaian perlu dikomunikasikan tiap bulan,
tiga bulan, enam bulan atau tahunan.
7. Portofolio Hubungan dengan Supplier
• Tugas penting bagian pengadaan adalah menciptakan hubungan yang profesional dengan supplier
• Tidak tepat menyamakan model hubungan antara satu supplier dengan supplier yang lain
• Faktor yang bisa digunakan dalam merancang hubungan dengan supplier:– Tingkat kepentingan strategis item yang dibeli
bagi perusahaan/supply chain– Tingkat kesulitan mengelola pembelian item
8. Langkah-langkah dalam Pengembangan Supplier
Tujuh langkah pengembangan supplier oleh Handfield et al. (2000):•Identifikasi komoditi yang kritis•Identifikasi supplier yang kritis•Bentuk tim lintas fungsi•Lakukan pertemuan dengan pimpinan puncak dari supplier•Identifikasi proyek perbaikan•Definisikan alat ukur, target, milestone dan deadline•Monitor perkembangan dan lakukan perubahan strategis bila perlu
9. Keterlibatan Supplier dalam Pengembangan Produk Baru
Ide awal
Pengembangan konsep
Prototipe
Perancangan awal
Lebih awal Lebih akhir
•Supplier untuk item-item yang kompleks•Supplier untuk system atau subsystem•Supplier item-item atau teknologi yang kritis•Supplier yang merupakan aliansi strategis
•Supplier untuk item-item yang lebih simpel•Supplier untuk komponen tunggal•Supplier item-item atau teknologi yang tidak terlalu kritis•Supplier yang tidak termasuk aliansi strategis
10. Electronic Procurement (e-procurement) Didefinisikan sebagai aplikasi internet
untuk keperluan proses pengadaan Secara umum ada beberapa jenis:
E-catalogue E-auction B2B market exchange B2B Private Exchange
Keuntungan• Proses-proses administratif bisa dilangsungkan
lebih cepat, akurat dan murah• Perusahaan yang menggunakan sistem lelanng
bisa mendapatkan keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah
• Perusahaan bisa mendapatkan calon-calon supplier yang lebih banyak dan lebih berkompeten
• Perusahaan maupun supplier bisa melacak transaksi maupun proses-prose fisik (pengiriman dll)
• Bisa dilakukan di mana saja
Kritik E-auction memiliki implikasi bahwa
hubungan antara pembeli dan supplier hanya bersifat jangka pendek
E-auction juga memunculkan pemenang yang sebenarnya kurang berkompeten
TUGAS• Dikumpulkan Kamis, • Mencari satu website/aplikasi e-
procurement (e-catalogue, e-auction, B2B market exchange, atau B2B private exchange)
• Jelaskan cara penggunaan dan keunggulan website/aplikasi tersebut beserta
• Tampilkan capture websitenya• Tuliskan tanggal aksesnya• Cetak di kertas A4
MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI
1. Pendahuluan Peran jaringan distribusi dan transportasi
sangat vital Memungkinkan produk pindah dari lokasi
di mana produk diproduksi, ke lokasi konsumen/pemakai yang sering kali dibatasi oleh jarak yang sangat jauh
Menentukan produk kompetitif di pasar: Kemampuan mengirimkan produk ke
pelanggan secara tepat waktu Jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang
baik
Menciptakan keunggulan berkompetisi
Tidak hanya harus cepat, tapi juga efisien Perkembangan teknologi dan inovasi
dalam manajemen distribusi: Teknologi penyimpanan Barcoding RFID (radio frequency identification)
Teknik-teknik yang inovatif: Crossdocking Flow trough distribution Penggunaan 3PL (jasa logistik pihak ketiga)
Tradisional vs Modern Tradisional → jaringan distribusi dianggap
sebagai serangkaian fasilitas fisik, seperti gudang dan fasilitas pengangkutan dan operasi masing-masing fasilitas ini cenderung terpisah antara satu dengan yang lainnya
Modern → jaringan distribusi merupakan bagian integral dari kegiatan supply chain secara holistik dan memiliki peran strategis sebagai titik penyalur produk maupun informasi dan juga sebagai wahana untk menciptakan nilai tambah
2. Fungsi-fungsi dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi
Manajemen distribusi dan transportasi/ manajemen logistik/ distribusi fisik (physical distribution) memiliki fungsi menghantarkan produk dari lokasi di mana produk tersebut diproduksi sampai di mana mereka akan digunakan
Mencakup aktivitas: Fisik Fungsi non fisik
Untuk menciptakan pelayanan yang tinggi ke pelanggan (tingkat service level) yang dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke tangan pelanggan serta pelayanan purna jual yang memuaskan
2. Fungsi-fungsi dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi (2)
Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar: Melakukan segmentasi dan menentukan target
service level Menentukan mode transportasi yang akan
digunakan Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman Melakukan penjadwalan dan penentuan rute
pengiriman Memberikan pelayanan nilai tambah Menyimpan persediaan Menangani pengembalian (return)
3. Strategi DistribusiDirect Shipment
Warehousing
Cross-docking
Strategi 1: Direct Shipping Pelayanan Point-to-point
Menghilangkan fasilitas antara misalnya gudang dan distribution center
DSD (direct store delivery) – pabrik mengirim barang langsung ke outlet retail
Kandidat Direct shipping Barang yang mudah rusak, barang dengan
volume besar, produk spesial
Kunggulan dari Direct Shipping Inventory dalam supply chain lebih
sedikit Penanganan (handling) dan
kemungkinan kerusakan produk lebih kecil
Waktu dari produksi sampai ke toko lebih cepat
Keakuratan lebih baik – invoice sesuai dengan bukti penerimaan, produk yang tepat masuk ke toko
Tantangan dari Direct Shipping Personel toko menjadi lebih sibuk
Kiriman, berkas-berkas dan aktivitas lebih banyak Kemungkinan untuk menyebar resiko lebih
kecil Tidak ada safety stock jika ada permasalahan
dengan supplier Biaya transportasi bisa lebih tinggi Perusahaan manufaktur bisa mengeluarkan
biaya yang lebih karena harus mengambil/mengirim ke masing-masing toko
Strategi 2: Warehousing Produk disimpan terlebih dahulu di
gudang/distribution center sebelum dikirim ke toko
Kandidat warehousing Barang yang tahan lama, barang dengan
volume besar/bulky, produk dengan resiko tinggi (masalah supply dan permintaan yang tidak pasti)
Keunggulan dari Warehousing Pengaman terhadap masalah-masalah
supplier Pengaman terhadap permintaan dalam
jumlah besar yang mendadak Biaya transportasi mungkin lebih kecil
karena barang-barang dapat digabungkan untuk mencapai volume yang ekonomis
Tantangan dari warehousing Tingkat inventory di dalam supply chain
lebih tinggi Biaya penanganan (handling) lebih tinggi Biaya tenaga kerja lebih tinggi Biaya fasilitas lebih tinggi Kemungkinan kerusakan barang karena
kesalahan penanganan atau penyimpanan lebih tinggi
Strategi 3: Cross-Docking Memindahkan produk langsung dari
dermaga/tempat penerimaan ke dermaga/tempat pengiriman – tanpa penyimpanan sementara
Gue (2001), produk yang tepat ditangani dengan crossdocking adalah: Barang yang variasinya lebih sedikit dan
volume kebutuhannya banyak Hubungan yang dekat dan pertukaran
informasi yang transparan antara perusahaan pemesan dan pengirim
Keunggulan dari Cross-Docking Mempercepat aliran produk dari supplier ke toko Menghilangkan buruh dari proses
Tidak ada aktivitas penyimpanan dan penanganan Menghilangkan dua aktivitas termahal dalam operasi
distribusi (penyimpanan dan order picking) Mengurangi inventory barang jadi dalam sistem
Meningkatkan perputaran inventory Mengurangi kebutuhan terhadap fasilitas
distribusi
Tantangan dari Cross-Docking Membutuhkan kapabilitas IT dan
pembagian informasi secara real-time yang baik
Membutuhkan kerjasama dan ketepatan keputusan dari pembeli
Mungkin memerlukan tata letak fasilitas yang baru, peralatan bar code scanning, dan Warehouse Management System ($500,000)
Memastikan visibilitas produk selama produk tersebut bergerak dalam sistem
3. Strategi Distribusi (2)Strategi Pengiriman Keuntungan Kerugian
Pengiriman Langsung
Dari pabrik ke pelanggan
Pemendekan waktu kirimPengurangan inventory
Menanggung risiko yang lebih tinggi bila ketidakpastian tinggi
Pengiriman memalui Warehouse
Melewati satu atau lebih gudang atau fasilitas penyangga
Pengiriman bisa dilakukan dengan skala ekonomi yang lebih tinggi
Biaya fasilitas dan operasional akan lebih tinggiTingkat kerusakan barang bisa jadi lebih tinggi
Cross-docking Mengalir lewat fasilitas cross-docking
Pengiriman bisa relatif cepat dan tetap bisa mencapai economies transportation yang baik
Lemah dari sisi kebutuhan investasi sistem yang biasanya cukup tinggi
4. Mode Transportasi serta Keunggulan dan Kelemahannya Dalam manajemen transportasi/
pengiriman, biasanya dibedakan antara pihak yang memiliki barang dan pihak yang melakukan pengiriman.
Pemilik barang yang berkepentingan barangnya untuk dikirim disebut shipper
Pihak yang yang bertugas melakukan pengiriman dinamakan carrier
4. Mode Transportasi serta Keunggulan dan Kelemahannya (2)
Dasar pertimbangan mengevaluasi mode transportasi: Dilihat dari sudut pengirim/carrier
Biaya-biaya yang terlibat (biaya alat transportasi, biaya beli, sewa alat)
Biaya operasional tetap (biaya terminal/bandara) Biaya operasional variabel (biaya bahan bakar) Biaya lain (biaya overhead) Kecepatan, volume yang bisa diangkut, maupun fleksibilitas
dalam melakukan pengiriman Dari sisi shipper
Ongkos yang timbul pada supply chain Biaya transportasi Biaya persediaan Biaya loading/unloading Biaya fasilitas Tingkat service level Ketidakpastian waktu pengiriman
4. Mode Transportasi serta Keunggulan dan Kelemahannya (3)
Mode Transportasi Truk Kereta Kapal Pesawat
Paket
Volume yang bisa dikirim
Sedang Sangat banyak
Sangat banyak
Banyak Sangat sedikit
Fleksibilitas waktu kirim
Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi
Fleksibilitas rute pengiriman
Tinggi Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat tinggi
Kecepatan Sedang Sedang Rendah Sangat tinggi
Tinggi
Biaya pengiriman Sedang Rendah Rendah tinggi Sangat tinggi
Inventory (in transit) Dikit banyak Sangat banyak
Rendah Sangat rendah
5. Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman Merupakan salah satu keputusan
operasional yang sangat penting dalam manajemen distribusi
Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan ditempuh oleh setiap kendaraan akan sangat berpengaruh terhadap biaya-biaya pengiriman
Faktor yang perlu dipertimbangkan Biaya Waktu Kapasitas kendaran/ armada pengangkutan
5. Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman (2) Tujuan yang ingin dicapai:
Untuk meminimumkan biaya pengiriman → fungsi tujuan
Meminimumkan waktu (time window) → kendala (constrain)
Meminimumkan jarak tempuh → kendala (constrain)
Contoh Misalkan sebuah toko menjual item berdasarkan
order elektronik. Setiap pagi manajer akan menerima daftar order dari pelanggan. Berdasarkan truk yang tersedia, manajer harus memutuskan: Truk mana yang mengirim ke pelanggan yang mana Rute mana yang akan dilewati truk sehingga truk tidak
kelebihan barang dan janji pengiriman dapat dipenuhi.
Toko memiliki 3 truk, masing-masing dapat mengangkut 700 unit.
Misalkan koordinat gudang adalah (0, 0) dan koordinat serta besarnya pesanan masing-masing pelanggan adalah seperti tabel berikut.
Tentukan alokasi dan rute kendaraan untuk meminimalkan total jarak tempuh!
Lokasi tujuan dan ukuran order
*Koordinat gudang (0,0)
Toko tujuan Koordinat X Koordinat Y Ukuran order1 10 8 3202 -3 10 853 16 - 8 3004 10 2 1505 9 1 2006 4 5 1207 10 12 1808 2 6 230
Prosedur yang dapat dipakai Saving Matrix Metodenya:
1. Tentukan matriks jarak dari gudang ke toko dan antar toko dengan menggunakan rumus jarak yang umum
2. Tentukan savings matrix3. Alokasikan toko ke kendaraan atau rute4. Urutkan toko (tujuan) dalam rute yang
sudah terdefinisi
Langkah 1: mengidentifikasikan matriks jarak
Gunakan rumus 221
221 )()( yyxxd
GudangToko
1Toko
2Toko
3Toko
4 C5Toko
6Toko
7Toko
8Toko 1
12.8 0.0Toko 2
10.4 13.2 0.0Toko 3
17.9 17.1 26.2 0.0Toko 4
10.2 6.0 15.3 11.7 0.0Toko 5
9.1 7.1 15.0 11.4 1.4 0.0Toko 6
6.4 6.7 8.6 17.7 6.7 6.4 0.0Toko 7
15.6 4.0 13.2 20.9 10.0 11.0 9.2 0.0Toko 8 6.3 8.2 6.4 19.8 8.9 8.6 2.2 10.0 0.0
Langkah 2: mengidentifikasikan Saving Matrix (matriks penghematan) Saving matriks merupakan penghematan yang
timbul dari konsolidasi dua pelanggan ke dalam satu truk. Savings dapat berupa jarak atau ukuran lain
Contoh Misalkan awalnya toko a and b dikunjungi secara terpisah, sehingga diperoleh rute berikut:
rute 1: Gudang toko a Gudangrute 2: Gudang toko b Gudang
Jika kedua pelanggan dikonsolidasikan akan diperoleh rute sbb:Gudang toko a toko b Gudang
Savings dari konsolidasi adalah:S(a,b) = Jarak (Gudang,a) + Jarak (Gudang,b) – Jarak (a,b)diasumsikan jarak (Gudang,a) = jarak (a,Gudang).
Misalkan, S(1,2) = 12.8 + 10.4 – 13.2 = 10.
Saving MatriksToko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1 0.0Toko 2 10.1 0.0Toko 3 13.6 2.2 0.0Toko 4 17.0 5.3 16.4 0.0Toko 5 14.8 4.5 15.6 17.8 0.0Toko 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0Toko 7 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0Toko 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Langkah 3: mengalokasikan toko ke kendaraan atau rute Usahakan untuk memaksimalkan savings
Awalnya setiap pelanggan dialokasikan pada rute yang berbeda
Dua rute dapat digabung menjadi satu rute yang feasibel jika total pengiriman ke kedua rute tersebut tidak melebihi kapasitas kendaraan
Pada setiap iterasi, gabungkan rute dengan savings terbesar kedalam satu rute baru yang feasibel
Ulangi sampai tidak ada lagi kombinasi yang memungkinkan
Cari nilai saving terbesarGudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1
Rute 1 0.0Toko
2Rute 2 10.1 0.0
Toko 3
Rute 3 13.6 2.2 0.0Toko
4Rute 4 17.0 5.3 16.4 0.0
Toko 5
Rute 5 14.8 4.5 15.6 17.8 0.0Toko
6Rute 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
Toko 7
Rute 7 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0Toko
8Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible Savings terbesar = 24.4, gabungkan rute
1 dan rute 7 Total beban = 320 + 120 = 500 Kapasitas sebuah truk 700 unit sehingga
rute 1 dan rute 7 feasible Rute 1: toko 1 dan toko 7
Cari nilai saving terbesar kedua
Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1
Rute 1 0.0Toko
2Rute 2 10.1 0.0
Toko 3
Rute 3 13.6 2.2 0.0Toko
4Rute 4 17.0 5.3 16.4 0.0
Toko 5
Rute 5 14.8 4.5 15.6 17.8 0.0Toko
6Rute 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
Toko 7
Rute 1 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0Toko
8Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible Savings terbesar kedua = 17.8,
gabungkan rute 4 dan rute 5 Total beban = 150 + 200 = 350
feasible Diperoleh:
Rute 1: toko 1 dan toko 7 Rute 2: toko 4 dan toko 5
Cari nilai saving terbesar ketiga
Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1
Rute 1 0.0Toko
2Rute 2 10.1 0.0
Toko 3
Rute 3 13.6 2.2 0.0Toko
4Rute 4 17.0 5.3 16.4 0.0
Toko 5
Rute 4 14.8 4.5 15.6 17.8 0.0Toko
6Rute 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
Toko 7
Rute 1 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0Toko
8Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Tidak digabung karena sudah dialokasikan
Mencari rute yang feasible Saving terbesar ketiga = 16.4,
gabungkan rute 3 ke rute 4 dan rute 5 Total beban = 300 + 150 + 200 = 650
feasible Diperoleh:
Rute 1: toko 1 dan toko 7 Rute 2: toko 3, toko 4 dan toko 5
Cari nilai saving terbesar keempat
Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1
Rute 1 0.0Toko
2Rute 2 10.1 0.0
Toko 3
Rute 4 13.6 2.2 0.0Toko
4Rute 4 17.0 5.3 16.4 0.0
Toko 5
Rute 4 14.8 4.5 15.6 17.8 0.0Toko
6Rute 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 0.0
Toko 7
Rute 1 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 0.0Toko
8Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 0.0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible Saving terbesar keempat = 12.9,
gabungkan rute 2 ke rute 1 dan rute 7 Total beban = 85 + 320 + 180 = 585
feasible Rute terakhir adalah rute 6 dan 8 Total beban = 120 + 230 = 350 Diperoleh:
Rute 1: toko 1, toko2, dan toko 7 (beban 585) Rute 2: toko 3, toko 4 dan toko 5 (beban 650) Rute 3: toko 6 dan toko 8 (beban 350)
Langkah 4: mengurutkan tujuan pengiriman dalam rute Tujuan: Meminimalkan jarak yang dilalui
setiap kendaraan• Dua metode: Metode nearest insert dan
Metode nearest neighbor• Rute yang berbeda dapat mempengaruhi
jarak tempuh, misalnya: Gudang – Toko 1 – Gudang = 25.6 (dihitung
dari 12.8+12.8) Gudang – Toko 2 – Gudang = 20.8 (dihitung
dari 10.4+10.4) Gudang – Toko 7 – Gudang = 31.2 (dihitung
dari 15.6+15.6)
Metode Nearest Insert Metode nearest insert menggunakan prinsip memilih
customer yang kalau dimasukkan ke dalam rute yang sudah ada menghasilkan tambahan jarak yang minimum: Langkah 1: hitung jarak dari gudang ke gudang = 0 Langkah 2: lihat berapa jarak yang terjadi dengan
menambahkan masing-masing pelanggan ke rute yang sudah ada. Hasilnya adalah sebagai berikut: G – 1 – G = 25.6 G – 2 – G = 20.8 jarak terpendek, dipilih rute G – 2 – G G – 7 – G = 31.2
Langkah 3: dengan cara sama pilih toko mana yang akan dikunjungi: G – 2 – 1 – G = 10.4 + 13.2 + 12.8 = 36.4 jarak terpendek G – 2 – 7 – G = 10.4 + 13.2 + 15.6 = 39.4
Langkah 4: tambahkan toko terakhir, diperoleh rute sbb: G – 2 – 1 – 7 - G = 43.2
Metode Nearest Neighbor Prinsipnya kita selalu menambahkan customer yang
jaraknya paling dekat dengan customer yang kita kunjungi terakhir
Di awal, berangkat dari gudang cari toko yang jaraknya terdekat dari gudang
Di antara 3 toko, yang terdekat adalah toko 2 dengan jarak 10.4
Selanjutnya yang terdekat dengan toko 2 adalah toko 1 dan toko 7 dengan jarak yg sama 13.2 Pilih salah satu toko, misal toko 1
Terakhir kunjungi toko 7 dan akhirnya kembali ke gudang
Kedua algoritma menghasilkan rute yang sama dengan jarak 43.2 tidak selalu terjadi
Bandingkan beberapa algoritma yang berbeda kemudian memilih yang memberikan total jarak minimum
6. Melakukan Monitoring Pengiriman Melacak posisi barang dalam perjalanan
serta mengevaluasi apakah kiriman bisa sampai tepat waktu sesuai jadwal atau tidak
Membutuhkan teknologi yang bisa secara real time melaporkan posisi barang setiap saat Komunikasi radio Satelit Barcoding Intellegent messaging, dsb.,
6. Melakukan Monitoring Pengiriman (2) Manfaat melakukan monitoring dan
pengiriman: Perusahaan pengiriman bisa melakukan
pemetaan posisi geografis armada mereka dalam suatu peta elektronik
Terjadi pengurangan waktu pengiriman Bisa melakukan perubahan tujuan atau
tempat Perusahaan pengirim maupun pemesan
bisa mendapatkan kepastian yang lebih tinggi terhadap kedatangan barang
SAMPAI JUMPA