20
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October 23, 2013 BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU TEKNIK PENYIARAN FOTOGRAFI SEJARAH DAN DASAR-DASAR FOTOGRAFI DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom = TEKNIK BROADCASTING = PAKET KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO SMK NEGERI 1 PUNGGING 2013/2014

Sejarah dan dasar fotografi

Embed Size (px)

Citation preview

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU

TEKNIK PENYIARAN

FOTOGRAFI

SEJARAH DAN DASAR-DASAR FOTOGRAFI

DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom

= TEKNIK BROADCASTING =

PAKET KEAHLIAN

TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO

SMK NEGERI 1 PUNGGING

2013/2014

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

A. PENGERTIAN.

o Fotografi berasal dari kata PHOTOS = sinar dan GRAPHOS = menulis

o Fotografi berarti “ MENULIS / MENGGAMBAR DENGAN SINAR ATAU

CAHAYA

o ( The Focal Encyclopedia of Photograpy - 1969 - ).

Jadi secara umum fotografi dapat diartikan sebagai :

Setiap cara untuk menghasilkan gambar / bayangan nyata dengan

perantara sinar melalui lensa kepada film dalam kamera.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

B. JENIS / MACAM FOTOGRAFI

Fotografi dapat dikategorikanmenjadi 3 yaitu :

MONOCHROME adalah foto yang dikenal sebagai foto hitam putih.

COLOR PHOTO adalah foto berwarna.

SLIDE adalah hasil pemotretan positif yang sering disebut juga dengan

istilah “ Transparancy “

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

C. TINJAUAN SEJARAH AWAL

Kehadiran fotografi yang dikenal sekarang telah melalui perjalanan

panjang selama berabad-abad. Fotografi pada dasarnya adalah gabungan dari

dua faktor yang terpisah, kemampuan menciptakan citra dari suatu subyek

yang dapat diproyeksikan ke sebuah layar dan penemuan sebuah medium

yang dapat mewujudkan citra tersebut dalam bentuk gambar (foto).

Yang pertama ditemukan adalah proyeksi dari sebuah citra. Dalam

buku “The History of Photography” karya Alma Davenport, terbitan University

of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum

Masehi (SM), seorang lelaki berkebangsaan Cina bernama Mo Ti sudah

mengamati sebuah gejala fotografi. Apabila pada dinding ruangan yang gelap

terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu

pemandangan yang ada di luar akan terefleksikan secara terbalik lewat

lubang tadi.

Selang beberapa abad kemudian, banyak ilmuwan menyadari serta

mengagumi fenomena pinhole tadi. Bahkan pada abad ke-3 SM, Aristoteles

mencoba menjabarkan fenomena pinhole tadi dengan segala ide yang ia

miliki, lalu memperkenalkannya kepada kyalayak ramai. Aristoteles

merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, lalu digelar di atas tanah dan

memberinya jarak untuk menangkap bayangan matahari. Dalam

eksperimennya itu, cahaya dapat menembus dan memantul di atas tanah

sehingga gerhana matahari dapat diamati. Khalayak pun dibuat terperangah.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Selanjutnya, pada abad ke-10 Masehi, seorang ilmuwan muslim asal

Irak yang bernama Ibnu Al-Haitham juga menemukan prinsip kerja kamera

seperti yang ditemukan Mo Ti. Ia pun mulai meneliti berbagai ragam

fenomena cahaya, termasuk sistem penglihatan manusia. Lalu, Haitham

bersama muridnya, Kamal ad-Din, untuk pertama kali memperkenalkan

fenomena obscura kepada orang-orang di sekelilingnya. Waktu itu, obscura

yang ia maksud adalah sebuah ruangan tertutup yang di salah satu sisinya

terdapat sebuah lubang kecil sehingga seberkas cahaya dapat masuk dan

membuat bayangan dari benda-benda yang ada di depannya. Tak heran, pada

abad ke-11 M, orang-orang Arab sudah memakainya sebagai hiburan dengan

menjadikan tenda mereka sebagai kamera obscura.

Pada tahun 1490 Leonardo da Vinci menemukan camera 'obscura'

yang berarti kamar gelap dalam bahasa Italia. Versi lain mengatakan bahwa

awal fotografi ditemukan secara tidak sengaja oleh sekelompok saudagar

Arab. Pada abad ke 11 yang melihat terbentuknya citra melalui sebuah

lubang kecil di dalam kemah mereka. Mana yang benar? Penemuan terus

berlanjut hingga abad berikutnya dimana akhirnya ditemukan dan

digunakannya lensa untuk menajamkan citra yang dihasilkan.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Pada tahun 1575, para ilmuwan berhasil membuat kamera portable

yang pertama. Tapi kamera buatan yang sangat kuno ini tetap hanya bisa

digunakan untuk menggambar. Lalu pada tahun 1680 lahir kamera refleks

pertama yang penggunaannya juga masih untuk menggambar, tapi sudah

memiliki sedikit kemajuan. Tapi, lantaran bahan baku untuk mengabadikan

benda-benda yang berada di depan lensa belum ditemukan, maka kamera ini

juga masih dipakai untuk mempermudah proses penggambaran benda.

Sejarah penemuan film baru dimulai pada tahun 1826. Joseph

Nicephore Niepce, seorang veteran Perancis, bereksperimen menggunakan

kamera obscura dan plat logam yang dilapisi bahan aspal untuk

mengabadikan gambar sebuah obyek. Setelah 8 jam mengekspos

pemandangan dari jendela kamarnya melalui proses “Heliogravure”, ia

berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur dan mempertahankan

gambar secara permanen. Keberhasilannya itu dianggap sebagai awal dari

sejarah fotografi. Gambar yang dibuat oleh Niepce itu diberi judul “View from

The Window at Le Gras” dan menjadi foto pertama yang pernah ada di dunia.

Kalau nama Niepce tercatat sebagai fotografer pertama yang

mengabadikan sebuah gambar, Louis J.M. Daguerre adalah orang yang

pertama kali membuat foto yang di dalamnya terdapat sosok manusia. Pada

foto yang diambil dari jarak jauh di tahun 1839 itu, tampak seseorang lelaki

sedang berdiri dan mengangkat salah satu kaki saat sepatunya sedang

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

dibersihkan oleh orang lain di pinggir sebuah jalan raya. Daguerre

dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat gambar

permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin, lalu

disinari selama satu setengah jam dengan pemanas mercuri (neon). Proses

ini disebut “daguerreotype”. Untuk membuat gambar permanen, pelat itu

dicuci dengan larutan garam dapur dan air suling.

Daguerreotype Camera

Percobaan demi percobaan terus berlanjut, sampai akhirnya William

Henry Talbott dari Inggris pada 25 Januari 1839 memperkenalkan “lukisan

fotografi” yang juga menggunakan kamera obscura, tapi ia membuat foto

positifnya pada sehelai kertas chlorida perak. Kemudian, pada tahun yang

sama Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuat dari

lembar kertas beremulsi, yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan

cara “contact print”.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Kamera Obscura

Teknik ini juga bisa digunakan untuk cetak ulang layaknya film

negatif modern. Proses ini disebut Calotype yang kemudian dikembangkan

menjadi Talbotypes. Untuk menghasilkan gambar positif, Talbot

menggunakan proses Saltprint. Gambar dengan film negatif pertama yang

dibuat Talbot pada Agustus 1835 adalah pemandangan pintu perpustakaan di

rumahnya di Hacock Abbey, Wiltshire, Inggris.

Penemuan-penemuan teknologi pun semakin bermunculan seiring

dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Tapi, lantaran orang-orang

jurnalistik belum bisa memasukkan foto ke dalam proses cetak, mereka

menyalin foto yang ada dengan menggambarnya memakai tangan. Surat

kabar pertama yang memuat gambar dengan teknik ini adalah The Daily

Graphic, yakni pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar

itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Kemudian, ditemukanlah proses cetak “half tone” pada tahun 1880

yang memungkinkan foto dimasukkan ke dalam surat kabar. Foto paling

pertama yang ada di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak

Shantytown yang muncul di surat kabar “New York Daily Graphic” di Amerika

Serikat pada tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.

Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut

Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern

adalah seorang pengusaha bernama George Eastman. Melalui perusahaannya

yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi

dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis.

Saat itu, dunia fotografi sudah mengenal perbaikan lensa, shutter, film, dan

kertas foto. Penemuan-penemuan tersebut telah mempermudah orang

mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa dan

mereproduksinya. Dengan demikian, para fotografer, baik amatir maupun

profesional, bisa menghasilkan suatu karya seni tinggi tanpa terhalang oleh

keterbatasan teknologi.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Film Roll

Pada Tahun 1900 seorang juru gambar telah menciptakan kamera

Mammoth. Ukuran kamera ini amat besar. Beratnya 1,400 pon, sedangkan

lensanya memiliki berat 500 pon. Untuk mengoperasikan atau

memindahkannya, sang fotografer membutuhkan bantuan 15 orang. Kamera

ini menggunakan film sebesar 4,5 x 8 kaki dan membutuhkan bahan kimia

sebanyak 10 galon ketika memprosesnya.

Lalu, pada tahun 1950, pemakaian prisma untuk memudahkan

pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR) mulai ramai. Dan di tahun

yang sama, Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan memproduksi

kamera NIKON. Di tahun 1972, kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin

Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid ini mampu menghasilkan gambar

tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Kemajuan teknologi turut memacu fotografi dengan sangat cepat.

Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang

tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu

membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

Sejarah Fotografi di Indonesia

Perkembangan fotografi di Indonesia selalu berkaitan dan mengalir

bersama momentum sosial-politik perjalanan bangsa ini, mulai dari

momentum perubahan kebijakan politik kolonial, revolusi kemerdekaan,

ledakan ekonomi di awal 1980-an, sampai Reformasi 1998.

Pada tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda bernama

Juriaan Munich mendapat perintah dari Kementerian Kolonial untuk

mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Munich diberi tugas

mengabadikan tanaman-tanaman serta kondisi alam yang ada di Indonesia

sebagai cara untuk mendapatkan informasi seputar kondisi alam. Sejak saat

itu, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah

Belanda untuk menjalankan kebijakan barunya.

Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan

dengan membangun benteng pertahanan atau penempatan pasukan dan

meriam, melainkan dengan cara menguasai teknologi transportasi dan

komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan

misionaris.

Latar itulah yang menjelaskan mengapa selama 100 tahun

keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara

eksklusif ada di tangan orang Eropa, sedikit orang Cina, dan Jepang.

Berdasarkan survei dan hasil riset di studio foto-foto komersial di Hindia

Belanda tentang foto-foto yang ada sejak tahun 1850 hingga 1940, dari 540

studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama orang Eropa, 186

orang Cina, 45 orang Jepang, dan hanya empat orang lokal Indonesia, salah

satunya adalah Kasian Cephas.

Kasian Cephas adalah warga lokal asli. Ia dilahirkan pada tanggal 15

Februari 1844 di Yogyakarta. Cephas sebenarnya adalah asli pribumi yang

kemudian diangkat sebagai anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta

philipina Kreeft, lalu disekolahkan ke Belanda. Cephas-lah yang pertama kali

mengenalkan dunia fotografi ke Indonesia. Meski demikian, literatur-literatur

sejarah Indonesia sangat jarang menyebut namanya sebagai pribumi pertama

yang berkarir sebagai fotografer profesional. Nama Kassian Cephas mulai

terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.

Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk

benar-benar mengenal dunia fotografi. Masuknya Jepang pada tahun 1942

telah menciptakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menyerap

teknologi ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei.

Pada saat itulah muncul nama Mendur Bersaudara. Merekalah yang

membentuk imaji baru tentang bangsa Indonesia.

Lewat fotografi, Mendur bersaudara berusaha menggiring mental

bangsa ini menjadi bermental sama tinggi dan sederajat. Frans Mendur

bersama kakaknya, Alex Mendur, juga menjadi icon bagi dunia fotografer

nasional. Mereka kerap merekam peristiwa-peristiwa penting bagi negeri ini,

salah satunya adalah mengabadikan detik-detik pembacaan Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia. Inilah momentum ketika fotografi benar-

benar "sampai" ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang

Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.

D. FUNGSI FOTOGAFI

Antara lain meliputi :

a. Sebagai kesenangan ( Hobby ).

b. Sebagai alat ekspresi .

c. Sebagai sarang dokumentasi – penelitian.

d. Sebagai sarana komunikasi visual.

e. Pendidikan, penerangan, promosi pemasaran dsb.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Untuk mengetahui apa saja bidang bidang garapan fotografi dapat

dilihat dari berbagai kegiatan yang memerlukan foto, sebagaimana diuraikan

dibawah ini :

Pertama, karya foto merupakan suatu dokumentasi yang bisa

disimpan dalam kurun waktu tertentu. Hampir semua aktivitas manusia

dengan berbagai kehidupannya, bisa difoto untuk dijadikan dokumentasi.

Kalau diperkantoran, aktivitas tersebut misalnya acara seminar, workshop

dan lain-lain. Sedangkan dalam lingkup keluarga seperti pesta perkawinan,

ulang tahun, kelahiran atau kematian salah seorang anggota keluarga.

Kedua, fungsi foto untuk kelengkapan administrasi kependudukan

dan lainnya, seperti pembuatan KTP, SIM, Pasport, Bukti Surat Nikah, ijazah

dan sebagainya. Untuk pengadaan foto-foto tersebut, diperlukan fotografer

yang mampu memotret wajah subjek dengan baik dan jelas. Ini tentu tidak

bisa semua fotografer mampu melakukannya.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Ketiga, pemotretan untuk pembuktian telah terjadinya suatu

masalah/perkara yang dapat dijadikan informasi/data untuk memperkuat

pembuktian di pengadilan. Pemotretan ini biasanya dilakukan oleh aparat

kepolisian, atau fotografer yang dimintai bantuannya untuk memotret

sesuatu. Pemotretan biasanya dilakukan di TKP (Tempat Kejadian Perkara)

atau terhadap barang bukti yang ditemukan.

Keempat, fungsi foto sebagai pelengkap artikel di media cetak.

Pemotretan ini biasanya dilakukan oleh wartawan foto atas permintaan

redaktur. Misalnya untuk melengkapi artikel tentang terjadinya kesulitan

sebagian masyarakat dalam mendapatkan minyak tanah. Agar artikel

tersebut menarik, maka artikel tersebut dilengkapi dengan foto yang

menggambarkan antrian calon pembeli minyak tanah.

Kelima, foto jurnalistik atau foto berita dapat dikatakan suatu foto

yang mempunyai nilai berita tinggi, yang menggambarkan fakta dan isinya

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

sangat aktual peristiwanya. Foto Jurnalistik pada dasarnya bukan hanya

monopoli wartawan foto yang bisa membuatnya, masyarakat biasa pun bisa

membuat dan mengirim ke media, sepanjang foto memenuhi kaidah

jurnalistik dan memang layak untuk dimuat sebagai foto berita.

Keenam, foto-foto untuk bahan dasar pembuatan poster, poscard,

brosur, leaflet, flyer dan sebagainya. Foto-foto ini biasanya digunakan untuk

keperluan pameran dan penerangan masyarakat. Untuk menghasilkan foto-

foto tersebut, biasanya fotografer di suatu lembaga atau institusi yang

melakukan hunting langsung ke lapangan. Jika instansi tersebut tidak

memiliki fotografer yang mumpuni, biasanya akan dicari fotografer dari luar,

untuk melakukan pemotretan sesuai permintaan.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Foto PostCard

Ketujuh, fungsi foto untuk kegiatan promosi, seperti memasarkan

rumah mewah, mobil dan sepeda motor keluaran terbaru, objek wisata,

kamera, handphone dan sebagainya. Mengingat pentingnya citra dan daya

tarik suatu produk untuk menarik konsumen agar mau membeli, foto-foto

untuk bahan pembuatan iklan biasanya dibuat sangat menarik dan

sempurna, sehingga hanya beberapa gelintir fotografer saja yang mampu

memotretnya.

Kedelapan, pemotretan peragaan busana. Dalam acara ini pun tidak

semua fotografer mampu menghasilkan gambar yang baik dan menarik.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Dalam pemotretan ini sangat diperlukan gambaran yang jelas dan detail dari

hasil rancangan karya seorang designer.

Kesembilan, foto-foto untuk bahan presentase pimpinan. Misalnya di

kantor pemerintahan, perusahaan, lembaga masyarakat dan sebagainya.

Seorang pengusaha real estate/perumahan, tentu akan sangat terbantu jika

presentase kepada pihak perbankan yang memberi modal atau calon

konsumen, mampu menyajikan gambar-gambar proyek perumahan yang

sedang dibangun, dibanding jika hanya menggunakan kata-kata saja.

Kesepuluh, foto-foto untuk bahan dasar pembuatan sablon seperti

pencetakan buku-buku, spanduk, kaos, topi dan lain-lain. Pemotretan dan

pembuatan bahan cetakan dari sablon ini semakin semarak, seiring dengan

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

ramainya pemilihan kepala daerah (pilkada) di tanah air. Foto-foto tersebut

sangat diperlukan untuk kegiatan kampanye.

Kesebelas, fungsi foto untuk bahan evaluasi kegiatan. Hal ini sering

dilakukan, baik ketika proyek baru dimulai, maupun di dalam proses

pelaksanaannya. Melalui foto-foto yang dibuat dalam kurun waktu tertentu,

akan dapat diketahui, apakah pembangunan yang dibuat sesuai dengan

rencana, atau melenceng, sehingga bisa cepat diperbaiki.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Fungsi foto untuk bahan evaluasi juga sering digunakan untuk

mengetahui perkembangan pertumbuhan anak. Sebelum seorang anak

mengikuti program perbaikan Gizi, si anak diukur tinggi dan berat badannya,

setelah program berjalan 6 bulan atau 1 tahun, si anak di foto kembali

sehingga terlihat hasilnya.

Dari uraian di atas, jelas bahwa bidang kegiatan fotografi sangat

luas, dan terbuka bagi para pemotret untuk menekuninya. Tinggal,

bagaimana para pemotret meningkatkan kualitas hasil pemotretan dan

mengisi peluang menjadi fotografer seperti yang dibutuhkan masyarakat.