9
Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No. 1 : 1-6 (Halaman) THERMOREGULASI DAN RAMBUT GETAR M. Asfar Syafar*, Weny Dwi Ningtiyas ** * Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ** Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ABSTRAK Praktikum ini bertujuan untuk menentukan suhu tubuh pada mamalia dan amphibia, untuk mengetahui jenis-jenis rambut getar pada alat pencernaan katak dan pergerakannya, Kegunaannya adalah dapat mengetahui kisaran suhu tubuh pada mamalia dan amphibia, mengetahui jenis-jenis dan gerakan rambut getar pada alat pencernaan katak Metode praktikumnya yaitu mengukur suhu tubuh manusia dengan memasukkan termometer pada mulut dan ketiak selama beberapa menit lalu membaca skala yang ditunjukkan. Mengukur suhu tubuh katak dengan memasukkan termometer ke dalam mulut katak, lalu meneteskan air panas dan juga air es pada tubuhnya, membandingkan suhunya. Membuka mulut katak sehingga lidahnya terlihat dan mengorek lidah katak hingga terdapat selaput lendir pada ujung jarum. Meletakkannya di atas glass objek yang telah diteteskan dengan NaCl, mengamati gerakan rambut getar di bawah mikroskop. Rambut getar yang dihasilkan dari pengamatan di bawah mikroskop dari air liur katak adalah Chilodonella. Kesimpulan dari praktikum ini adalah suhu tubuh manusia bersifat konstan tidak dipengaruhi oleh lingkungannya sedangkan katak suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Pada mulut katak terdapat kelenjar saliva yang didalamnya terkandung rambut getar yang menimbulkan aliran dari cairan dalam mulut dan permukaan dinding cavum oris, yang memudahkan proses masuknya makanan dengan mendorong partikel makanan menuju oesophagus. Kata kunci : Thermoregulasi, Eksoterm, Endoterm, Rambut getar PENDAHULUAN 1

Termoregulasi rambut getar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Termoregulasi rambut getar

Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No. 1 : 1-6 (Halaman)

THERMOREGULASI DAN RAMBUT GETAR

M. Asfar Syafar*, Weny Dwi Ningtiyas**

*Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin**Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin

ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan suhu tubuh pada mamalia dan amphibia, untuk mengetahui jenis-jenis rambut getar pada alat pencernaan katak dan pergerakannya, Kegunaannya adalah dapat mengetahui kisaran suhu tubuh pada mamalia dan amphibia, mengetahui jenis-jenis dan gerakan rambut getar pada alat pencernaan katak Metode praktikumnya yaitu mengukur suhu tubuh manusia dengan memasukkan termometer pada mulut dan ketiak selama beberapa menit lalu membaca skala yang ditunjukkan. Mengukur suhu tubuh katak dengan memasukkan termometer ke dalam mulut katak, lalu meneteskan air panas dan juga air es pada tubuhnya, membandingkan suhunya. Membuka mulut katak sehingga lidahnya terlihat dan mengorek lidah katak hingga terdapat selaput lendir pada ujung jarum. Meletakkannya di atas glass objek yang telah diteteskan dengan NaCl, mengamati gerakan rambut getar di bawah mikroskop. Rambut getar yang dihasilkan dari pengamatan di bawah mikroskop dari air liur katak adalah Chilodonella. Kesimpulan dari praktikum ini adalah suhu tubuh manusia bersifat konstan tidak dipengaruhi oleh lingkungannya sedangkan katak suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Pada mulut katak terdapat kelenjar saliva yang didalamnya terkandung rambut getar yang menimbulkan aliran dari cairan dalam mulut dan permukaan dinding cavum oris, yang memudahkan proses masuknya makanan dengan mendorong partikel makanan menuju oesophagus.

Kata kunci : Thermoregulasi, Eksoterm, Endoterm, Rambut getar

PENDAHULUAN

Thermoregulasi merupakan proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang terlalu besar. Tidak semua hewan mampu mempertahankan suhu tubuh yang konstan. Hewan yang mampu mempertahankan suhu tubuhnya dinamakan homeoterm, sedangkan yang ridak mampu mempertahankann suhu tubuhnya disebut poikiloterm.

Pengaturan suhu tubuh (thermoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari

homeostasis. Dalam thermoregulasi dikenal adanya hewan ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.

1

Page 2: Termoregulasi rambut getar

M. Asfar Syafar – I 111 12 286

Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga mulut katak dan mempunyai fungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavumn oris. Terdapat beberapa macam rambut getar, antara lain yaitu chilodonella, prorondon, colpoda, stensor, coleps dan tetrahymena. Atas dasar inilah dilakukan praktikum mengenai termoregulasi dan rambut getar pada katak.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk untuk mengukur suhu tubuh manusia dan katak pada berbagai kondisi, dan mengetahui bagaimana gerakan rambut getar serta pengaruhnya terhadap proses menelan.

MATERI DAN METODE

Alat-alat yang digunakan adalah mikroskop, papan, jarum pentul, pinset, scalpel, gunting bedah, pipet tetes, termometer, stopwatch, objek glass dan cover glass, mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan yaitu katak, praktikan, NaCl 0,9%, air panas, air dingin, benang, kapas, tissue, dan alkohol.

Adapun metode kerja untuk percobaan thermoregulasi diawali dengan

mengukur suhu tubuh manusia dengan memasukkan termometer pada mulut dan ketiak selama beberapa menit lalu membaca skala yang ditunjukkan, mengganti posisi dengan berbaring dan melakukan pengukuran suhu yang sama, selanjutnya berkumur dengan mengguna-kan air es dan mengukur kembali suhu tubuh melalui mulut.

Mengukur suhu tubuh katak dengan memasukkan termometer ke dalam mulut katak, lalu meneteskan air panas dan juga air es pada tubuhnya, kemudian membandingkan suhunya.

Metode kerja rambut getar diawali dengan membuka mulut katak sehingga lidahnya terlihat. mengorek lidah katak hingga terdapat selaput lendir pada ujung jarum. Lalu meletakkan lendiri tersebut di atas glass objek yang telah diteteskan dengan NaCl, mengamati gerakan rambut getar di bawah mikroskop.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a) TermoregulasiBerdasarkan hasil suhu tubuh

manusia, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Termoregulasi pada Manusia dengan Berbagai Perlakuan

KlpPerlakuan (oC)

Mulut Berkumur Air Es Ketiak

I♂35♀33

♂ 33♀ 31

♂ 36♀ 35

II♂35♀35

♂33♀32

♂36♀37

III♂35♀33

♂33♀33

♂36♀37

IV♂35♀32

♂33♀33

♂36♀37

V♂35♀35

♂33♀34

♂36♀35

Total 343 328 361Rata- rata 34 32 36

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013

Berdasarkan pada percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa suhu pada manusia pada saat thermometer ditaruh

dimulut 35oC untuk laki-laki dan 33oC untuk perempuan, dan dengan perlakuan berkumur-kumur 33oC untuk laki-laki dan

2

Page 3: Termoregulasi rambut getar

M. Asfar Syafar – I 111 12 286

31oC untuk perempuan. dan pada saat thermometer ditaruh diketiak maka suhunya 36oC untuk laki-laki dan 35oC untuk perempuan. Ini menandakan bahwa suhu manusia hampir sama pada setiap perlakuan karena manusia merupakan atau tergolong homeoterm yaitu suhu tubuhnya tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Apabila suhu lingkungannya menurun maka manusia senantiasa menjaga suhu tubuhnya, hal ini sesuai dengan pendapat Jungueria (1993), bahwa makhluk homeo-term dalam menghadapi perubahan suhu

lingkungan cenderung mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara meningkatkan adaptasi atau penyesuaian diri terhadap lingkungan, ada juga mempertahankan suhu tubuhnya karena dia mempunyai kemampuan faal untuk mengontrol suhu tubuhnya, sehingga hewan homeoterm memiliki tingkat adaptasi yang lebih dibanding hewan poikiloterm karena hewan tersebut hanya mampu untuk menyesuaikan diri.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Thermoregulasi pada Katak

KlpPerlakuan (oC)

Normal Air Panas Air Dingin I 28 38 25II 29 34 26III 28 31 22IV 27 32 25V 29 33 24

Total 141 168 122Rata-rata 28 33 24

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa suhu rata-rata pada katak yang normal adalah 28 oC, pada saat perlakuan air panas rata-rata suhunya 33oC, dan pada saat diberi perlakuan air dingin 24oC. Hal ini menunjukkan bahwa proses perubahan suhu tubuh pada katak terlihat sangat jelas, hal ini menunjukkan bahwa katak sangat responsive terhadap perubahan suhu lingkungannya. Antara manusia dan katak berbeda, hal ini disebabkan karena manusia oleh keadaan suhu lingkungannya sedang katak merupakan hewan yang termasuk hewan berdarah dingin dimana suhu tubuhnya yang dipengaruhi oleh lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Maradjo (2000), yang menyatakan bahwa poikiloterm atau hewan yang berdarah dingin suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan demikian hewan poikiloterm suhu tubuhnya sangat tergantung pada suhu lingkungannya.

Thermoregulasi merupakan proses fisiologis dalam tubuh yang menghasilkan energi panas sedangkan proses-proses yang dapat menghilangkan panas yang disebut dengan termilisis. Perubahan energi dalam tubuh merupakan pemakaian energi dan besarnya perubahan ini dipengaruhi oleh aktivitas hewan, ukuran tubuh, temperatur interna tubuh, karakteristik fisik dan lingkungan (Guyton, 1991).

Hewan mengalami pertukaran panas dengan lingkungan disekitar atau dapat dikatakan berinteraksi panas. Interaksi panas tersebut menguntungkan ataupun merugikan sekalipun demikian hewan ternyata dapat memperoleh manfaat yang besar dari peristiwa pertukaran panas ini. Interaksi panas tersebut ternyata dimanfaatkan oleh hewan sebagai cara untuk mengatur suhu tubuh mereka, yaitu untuk meningkatkan dan menurunkan pelepasan panas dari tubuh, atau sebaliknya untuk memperoleh panas (Sonjaya, 2013).

3

Page 4: Termoregulasi rambut getar

M. Asfar Syafar – I 111 12 286

Golongan hewan homeoterm yaitu hewan yang temperature tubunya relative konstan pada berbagai variasi temperatur lingkungan sedangkan golongan hewan poikiloterm yaitu hewan lingkungan yang temperatur tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Temperatur tubuh hewan adalah hasil resultase dari lingkungan pertambahan dan pertukaran panas (Sonjaya, 2013).

Pertukaran panas antara dua tubuh dapat tidak terjadi dengan adanya kondisi air. Lewatnya air dari bentuk cairan menjadi bentuk uap menjadi memerlukan suatu tambahan energi, pada waktu air meningkatkan suhu tubuh organisme dan temperaturnya 35 oC, dalam bentuk gas (uap air dikeluarkan ketika respirasi atau melalui keringat), organisme tersebut akan kehilangan energi sebesar 2430 Kj/liter. Energi panas yang dihasilkan dan energi panas yang dipakai dalam tubuh akan selalu konstan dan dalam keadaan yang dinamis.

Sebagian besar ternak memperlihat-kan metabolisme sedikit aktif (hewan-hewan bradymetabole) yang menghasilkan sedikit energi, kalori, dan suatu konduksi

panas tinggi (isolasinya jelek terhadap pengaruh lingkungannya) sehingga tempe-ratur tubuhnya bergantung seluruhnya terhadap panas yang berasal dari lingkung-annya. Kelompok ternak ini disebut eksoterm, sedangkan hewan endoterm adalah hewan yang menghasilkan banyak panas hasil oksidasi metabolisme dan isolasi termiknya sangat baik. Bila endoterm tidak permanen, hewan kelompok ini disebut heteroterm. Beberapa hewan eksoterm sebagai contoh reptile dan serangga sedang berjemur, menigkatkan suhu tubuh oleh panas eksternal dan sebagian lagi seperti ikan sedang berenang dan sedang terbang menggunakan produksi panas internal. Golongan hewan homeoterm adalah hewan yang temperatur tubuhnya adalah relatif konstan pada berbagai variasi temperatur lingkungannya (Guyton, 1991).

b) Rambut Getar

Berdasarkan hasil praktikum tentang Rambut Getar, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 1. Penampang Mulut KatakLABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013

Keterangan:1. Maxilla2. Pallatum Molle3. Dentes4. Palatum Durum5. Pharink 6. Mandibula7. Lingua Bivida (lidah)

Preparat = Katak

Sumber: Data Hasil Prkatikum Fisiologi Ternak Dasar, 2013

4

Page 5: Termoregulasi rambut getar

M. Asfar Syafar – I 111 12 286

Dari pengamatan secara makrosko-pis dapat dilihat adanya pallatum molle dam pallatum durum pada cava oris dan kelenjar lainnya. Kedua pallatum dari katak terdiri dari dua jaringan yaitu jaringan fibrik dan selaput lendir yang mengandung rambut-rambut getar yang membantu dalam proses menelan. Pallatum durum tersusun oleh tajuk-tajuk pallatum, dari sebelah depan tulang maxillaries dan sebelah belakang tersusun oleh tajuk-tajuk pallatum, dari sebelah depan tulang maxillaries dan dibelakang pallatum inter dalam pallatum molle. Hal ini sesuai dengan pendapat Pearce (1991), yang menyatakan bahwa pallatum terdiri dari dua bagian yaitu pallatum durum dan

pallatum molle, pallatum durum terdiri atas tajuk-tajuk dari sebelah depan tulang maxillaries dan lebih ke belakang tersiri atas dua bagian pallatum. Pada pallatum juga ditemukan adanya lipatan-lipatan bergantung dan bergerak yang terdiri atas jaringan fibrious yang dikendalikan oleh ototnya sendiri. Kelenjar ludah yang dihasilakan oleh mulut katak ini dilengkapi oleh rambut getar yang memungkinkan proses pencernaan lebih mudah dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton (1991), yang menyatakan bahwa untuk memudahkan proses pencernaan pada katak maka dipergunakan dua macam ludah yaitu yang berbentuk cair dan yang berbentuk lendir.

Gambar 2. Rambut Getar Pada KatakLABORATORIUM FISIOLOGI TERNAKFAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013

Sumber: Http://masofa.wordpress.comKeterangan:

1. Gelembung Udara2. Rambut Getar3. Sitoplasma

Preparat = Saliva KatakPebesaran = 40 X

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2013

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan mempunyai fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap mangsa juga sebagai alat untuk

menelan. Saliva pada saluran pencernaan untuk memudahkan masuknya makanan ke dalam oesophagus, ada rambut getar pada jaringan epitel yang dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan kea rah epitel bersilia tersebut. Gerakan rambut getar ini didukung oleh adanya ATP,

5

Page 6: Termoregulasi rambut getar

M. Asfar Syafar – I 111 12 286

jumlah rambut banyak sekali. Didukung oleh adanya ATP, terletak pada langit-langit rahang atas terutama pada pallatum. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2013), yang menyatakan bahwa untuk memudahkan proses masuknya makanan ke dalam oesophagus ada rambut getar pada jaringan epitel yang mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah di atas epitel bersilia. Rambut getar merupakan suatu selaput lender yang terdapat dalam rongga mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris. Hal ini sesuai dengan pendapat Pearce (1991), yang menyatakan bahwa rambut getar dapat menimbulkan aluran dari cairan saluran mulut dan permukaan dinidng cavum oris.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa suhu tubuh manusia bersifat konstan, tidak dipengaruhi oleh lingkungannya sedangkan katak suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkung-annya. Pada mulut katak terdapat kelenjar saliva yang didalamnya terkandung rambut getar yang menimbulkan aliran dari cairan dalam mulut dan permukaan dinding cavum oris, yang memudahkan proses masuknya makanan dengan mendorong partikel makanan menuju oesophagus.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, C. R. 1991. Fisiologi Manusia Edisi Revisi. Penerbit:Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Jungueria, J.C. 1993. Histologi Da-sar. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Maradjo, 2000. Materi Pokok Fisio-logi Hewan. http://

massofa.wordpress.com/2008/12/21/materi-pokok-fisiologi-hewan/

Pearce. 1990. Anatomi dan Fisiolo-gi untuk Paramedis. PT.Gramedia: Jakarta.

Sonjaya, H. 2013. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakul-tas Peternakan. Universitas Ha-sanuddin,  Makassar.

6