22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya peranan pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan terdahulu. Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich Wilhelm August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh kelahiran 21 April 1782 ini dianggap sebagai ayah dari pendidik anak usia bayi, selain itu dikenal kerena menciptakan “garden of children” atau “kindergarden” (taman kanak-kanak) di Jerman pada 1

Tokoh Pendidikan Froebel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tokoh Pendidikan Froebel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana

memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala

sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan.

Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya

peranan pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral

dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di

setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai

upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh

perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad

silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras

para pakar pendidikan terdahulu.

Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam pengembangan

pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich Wilhelm

August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh kelahiran

21 April 1782 ini dianggap sebagai ayah dari pendidik anak usia bayi, selain

itu dikenal kerena menciptakan “garden of children” atau “kindergarden”

(taman kanak-kanak) di Jerman pada tahun 1837. Sekolah untuk anak

prasekolah yang dirancang oleh Froebel berbeda dari sekolah yang ada

sebelumnya. Model rancanagan sekolah Froebel di kemudian hari

mempengaruhi rancangan sekolah di seluruh dunia. Masing-masing individu

merefleksikan keseluruhan dari budaya mereka, sama seperti sebatang pohon

yang merefleksikan alam. Froebel memandang pendidikan dapat membantu

perkembangan anak secara wajar. Ia menggunakan taman sebagai suatu

symbol dari pendidikan anak. Apabila anak mendapat pengasuhan yang tepat,

maka seperti halnya tanaman muda atau binatang yang berkembang secara

wajar dan mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan taman kanak-kanak perlu

mengikuti sifat dari anak. Bermain dipandang sebagai suatu metode dari

1

Page 2: Tokoh Pendidikan Froebel

pendidikan dan cara dari anak untuk meniru kehidupan orang dewasa dengan

wajar.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan

pendirian taman kanak-kanak ?

1.2.2 Bagaimana konsep pendidikan menurut Froebel ?

1.2.3 Apa yang dimaksud asas-asas pendidikan dan asas perkembangan

Froebel ?

1.3 Tujuan Makalah

1.3.1 Mendeskripsikan pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan

pendirian taman kanak-kanak.

1.3.2 Mendeskripsikan konsep pendidikan menurut Froebel.

1.3.3 Menjelaskan asas-asas pendidikan dan asas perkembangan Froebel.

1.4 Manfaat Makalah

1.4.1 Mengetahui pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan

pendirian taman kanak-kanak.

1.4.2 Mengetahui konsep pendidikan menurut Froebel.

1.4.3 Mengetahui asas-asas pendidikan dan asas perkembangan Froebel.

2

Page 3: Tokoh Pendidikan Froebel

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Froebel tentang Pendidikan Anak-anak dan Pendirian

Taman Kanak-kanak

Froebel mengibaratkan anak-anak dengan blooming flower. Hal ini

didasarkan pada keyakinan bahwa anak muda memiliki berbagai sifat

bawaan yang akan terungkap secara bertahap secara natural dan juga beliau

mengungkapkan bahwa masa anak merupakan suatu fase yang sangat

penting dan berharga, dan merupakan masa pembentukan dalam periode

kehidupan manusia. Oleh karena itu, masa anak sering dipandang sebagai

masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak

merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu

karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk

pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Menurut Froebel, jika

orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang dirancang sesuai

dengan potensi dan bawaan anak, maka anak akan berkembang secara

wajar. Dengan dasar tersebut, Froebel mendirikan taman kanak-kanak yang

bertujuan untuk menyalurkan kebebasan berekspresi, kreativitas, interaksi

sosial, aktivitas motorik dan learning by doing sebagai fokusnya. Dalam

mendirikan taman kanak-kanak, hal-hal yang diperhatikan Froebel adalah

sebagai berikut:

1. Beranggapan bahwa taman kanak-kanak merupakan satu pendekatan

terhadap latihan kanak-kanak. Pendidikan yang dilakukan adalah

pembinaan watak atau peribadi kanak-kanak yang berdasarkan

keperluan dan keupayaan kanak-kanak.

2. Taman kanak-kanak sangat perlu dipenuhi dengan keindahan untuk

menarik perhatian kanak-kanak, seperti melukis tembok yang bertema

anak-anak dengan warna yang terang, mempunyai ruangan yang luas

dan mudah dimasuki cahaya, dan dipenuhi dengan taman-taman, serta

dilengkapi dengan kursi dan meja yang sesuai untuk kanak-kanak.

3

Page 4: Tokoh Pendidikan Froebel

3. Suasana di taman kanak-kanak hendaklah jauh dari pengaruh jahat yang

terdapat dalam lingkungan masyarakat.

4. Keadaan ruang kelas perlu dipenuhi dengan pemandangan, bunyi-

bunyian dan objek-objek untuk kanak-kanak, seperti bentuk balok,

lingkaran, segitiga dan lain-lainnya.

5. Di taman kanak-kanak perlu dipupuk dengan perkembangan mental,

fisik dan sosial kanak-kanak.

Tujuan pendidikan menurut Froebel adalah untuk mendorong dan

membimbing manusia sebagai sadar, berpikir dan memahami, serta

pendidikan harus menunjukkan kepadanya cara dan makna mencapai tujuan

tersebut.

2.2 Konsep Pendidikan menurut Froebel

2.2.1 Hakekat Pendidikan

Menurut Froebel yang dimaksud dengan pendidikan ialah apa

yang memimpin atau menuntun manusia kepada kepandaian berpikir

(segi kognitif dari manusia) dan apa yang menghantar manusia pada

kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang murni, tak

bercela (segi afeksi dari manusia). Froebel menyajikan empat prinsip

mendasar yang perlu diperhatikan dalam pendidikan. Pertama,

bahwa perkembangan alamiah menyatakan dirinya dalam

perkembangan individu dan harus ditunjukkan dalam pengajaran

tentang ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan agama. Kedua,

pendidikan harus diatur demi harmonisnya dengan perkembangan

alam yang natural dari anak-anak. Ketiga, pendidikan harus

membuka dan mengembangkan keseluruhan pribadi manusia, agama

seharusnya diajarkan dalam rangka mengolah emosi; alam harus

dipelajari sebagai pewahyuan diri Allah dan matematika harus

diapresiasikan sebagai simbol hukum universal. Bahasa juga

menghubungkan manusia dengan hukum dan ritme benda-benda

dan harus menjadi bagian dari pendidikan. Keempat, seni harus

4

Page 5: Tokoh Pendidikan Froebel

diajarkan karena merupakan talenta umum manusia dan dapat

menghadirkan keharmonisan dalam diri manusia.

2.2.2 Metode Pendidikan

Froebel menyusun metode pendidikan sesuai dengan konteks

perkembangan individu. Dalam tahapan permulaan ia menganjurkan

agar menggunakan metode yang memungkinkan ekspresi spontan

dalam diri individu. Sedangkan pada tahapan akhir dapat digunakan

metode pengawasan dan pengarahan perkembangan individu.

Dengan demikian dalam dunia anak-anak metode harus disesuaikan

dengan sifat atau dunia anak. Dalam hubungan dengan konteks anak-

anak, perlu diperhatikan perkembangan yang mengarahkan anak

pada suatu kesadaran diri dalam suasana bebas, dimana seorang

individu dibiarkan untuk menunjukkan, mengekspresikan yang ada

dalam dirinya dengan bebas. Menurut Froebel permainan merupakan

metode yang paling cocok dan penting bagi penerapan ekspresi ini.

Maka dari itu, Froebel menyusun dan mengembangkan kurikulum

pendidikan yang terecana dan sistematis. Kegiatan-kegiatan tersebut

dilakukan dengan bermain lilin, kayu dan kotak-kotak, juga dengan

menggunting-gunting kertas, menganyam, melipat kertas, dan

menusuk-nusuk kertas. Meronce mute dengan benang, menggambar,

dan menyulam juga merupakan bagian dari kegiatan di sekolah yang

di rancang Froebel.

Menurut Froebel, guru bartanggung jawab dalam membimbing

dan mengarahkan, dengan demikian anak menjadi kreatif dan akan

menyumbangkannya kepada masyarakatnya. Guna mencapai tujuan

tersebut, Froebel mengembangakan kurikulum pendidikan

prasekolah yang terencana dan sistematis. Dasar bagi kurikulum

tersebut adalah Gift dan occupation.

Gifts adalah obyek yang dapat dipegang dan dipergunakan

anak sesuai dengan instruksi dari guru dan dengan demikian anak

dapat belajar tentang bentuk, ukuran warna serta konsep yang

5

Page 6: Tokoh Pendidikan Froebel

diperoleh melalui menghitung, mengukur, membedakan dan

membandingkan. Gifts pertama adalah enam buah bola dari

gulungan benang, masing-masing berbeda warnanya, dan enam helai

benang yang panjang yang warnanya sama dengan warna bola yang

ada.

Sedangkan Occupation adalah materi yang dirancang untuk

mengembangkan berbagai variasi ketrampilan, yang utama adalah

psikomotor, melalui aktivitas semacam menjahit dengan papan

jahitan, membuat bentuk dengan mengikuti titik, membentuk lilin,

menggunting bentuk, meronce, menggambar, menempel dan melipat

kertas. Atas cara ini Froebel yakin bahwa bermain merupakan cara

belajar yang penting bagi anak-anak. Karena lewat gifts dan

occupation seorang anak akan mengusahakan diri yang tentu saja

diawasi ke arah pengekspresian diri yang bebas demi mencapai

perkembangan diri, ketetapan karakter dan kesadaran diri.

2.2.3 Aplikasi dari Kurikulum yang Dirancang oleh Froebel

Bermain sebagai fungsi utama pembelajaran. Anak di biarkan

mengenal fenomena yang ada lewat bermain. Pola pembelajaran

yang ditanamkan melalui seperti:

1. Mempelajari matematika melalui permainan

Saat berbaris misalnya, anak yang bertubuh tinggi diminta berada

di bagian belakang, sebaliknya yang bertubuh lebih pendek di

depan. Pola ini memberikan pemahaman bagi anak untuk mulai

belajar matematika sambil bermain.

2. Memahami perbedaan semenjak dini

Yang cukup menarik, taman kanak-kanak (TK) umumnya tidak

menggunakan seragam. Secara psikologi perkembangan, pola ini

bertujuan agar anak mulai dapat memahami tentang perbedaan

semenjak dini. Ada yang berbeda antara dirinya dan orang lain.

3. Memperkuat sikap ego anak

6

Page 7: Tokoh Pendidikan Froebel

Selain itu, pola lain yang diterapkan adalah memperkuat sifat ego

anak. Kebanyakan orang tua memasukan anaknya ke TK

bertujuan agar si anak mampu bersosialisasi. Padahal, dalam usia

dini yang harus di perkuat adalah ego anak. Anak harus dididik

berkata “inilah aku” bukan “inilah kami”. Kepercayaan diri yang

tumbuh sejak dini berdampak pada kemandirianya di masa

mendatang. Anak baru belajar bersosialisasi ketika dia masuk

sekolah dasar (SD), karena saat itu otaknya sudah mulai

berkembang dan emosinya mulai tumbuh.

4. Pelajaran musik untuk kecerdasan anak

Yang tak kalah pentingnya dalam pembelajaran anak usia dini

adalah dengan memberikan pelajaran musik. Dengan musik,

anak mengenal pola ketukan yang merupakan bantuan tersendiri

bagi pengembangan kecerdasan anak.

5. Merusak Pola

Program semacam ini sangat mungkin di anggap tabu di

Indonesia. Padahal, sejumlah negara, “merusak pola” (break the

pattern) sudah menjadi salah satu materi yang diberikan pada

usia dini. Dengan membiarkan anak melukis langit warna

kuning, gunung berwarna merah, atau laut berwarna orange,

sejatinya bertujuan mengembangkan imajinasi anak, sebab dalam

usia dini imajinasi anak sedang berkembang. Anak juga

sebaiknya dibiarkan berkhayal semaunya. Tidak perlu dikekang,

apalagi didikte dengan satu pola tertentu. Hal ini agar anak

memiliki mimpi untuk masa depannya. Tentunya, orang tua

harus membimbing anak agar khayalannya itu bisa diarahkan

pada hal positif.

6. Bercerita atau Mendongeng

Salah satu cara yang juga efektif dilakukan dalam perkembangan

anak usia dini adalah dengan mendongeng. Pola ini juga

dilakukan untuk meningkatkan imajinasi anak. Biarkan anak-

7

Page 8: Tokoh Pendidikan Froebel

anak berkhayal kalau gajah itu bisa terbang, kelinci bisa bicara,

atau singa itu memakai mahkota karena dia raja hutan.

2.2.4 Konsep Pendidikan Modern Froebel

Dalam perwujudan tentang konsep pendidikan modern, Frobel

merumuskan tiga fase pendidikan, dengan pendekatan Ilmu Jiwa.

Dalam dasar ilmu jiwa ini Froebel tidak memberikan batas-batas

umur tertentu. Ia hanya memakai tiga tahap yaitu masa bayi, masa

kanak-kanak dan masa tanggung. Selain itu, hal itu dikatakan

Froebel karena perkembangan menurut Froebel terjadi bukan karena

umur tetapi apabila seorang anak sudah dapat memenuhi

kebutuhannya baik itu sebagai anak maupun sebagai orang dewasa.

Alasan lain Froebel tidak memakai batas-batas umur tertentu adalah

setiap tahap yang diberikan Froebel mempunyai ciri khas tertentu.

1. Masa Bayi (masa ketergantungan)

Pada bagian ini Froebel menamakannya sebagai tahap

“pendahuluan” bagian dasar pendidikan. Pada tahap ini orang tua

dituntut untuk aktif dan orang tua harus memperhatikan bayi

sebelum bayi menunjukkan tindakan atau gerakan, seperti

menangis. Hal itu perlu dilakukan untuk sang bayi agar terjadi

kesatuan baru yaitu pertumbuhan batin, dimana bayi akan

menghormati orang yang ada disekitarnya. Pada tahap

perkembangan ini bayi juga dinamakan Saugling yaitu

menghisap, maksudnya pada tahap ini bayi menangkap

keanekaragaman dari sekitarnya. Oleh karena itu, orang di sekitar

bayi tersebut mampu mengembangkan lingkungan yang sehat,

aman, menarik, dan murni. Selain itu, Froebel juga sangat

menekankan bahwa setiap gerakan bayi haruslah diperhatikan

mulai dari bayi tersebut tersenyum, sedang diam, dan juga saat

bayi tersebut ada dalam pangkuan ibu.

2. Masa kanak-kanak (masa permulaan pendidikan)

8

Page 9: Tokoh Pendidikan Froebel

Froebel mengatakan bahwa tahap ini merupakan masa permulaan

pendidikan karena pada tahap ini anak sudah mulai bisa

mengucapkan kata benda. Meskipun demikian, kata yang pertama

yang diucapkan anak tersebut biasanya sedikit salah dan

merupakan kewajiban orang tua atau pendampingnya untuk

memperbaiki perkataan tersebut dengan mengucapkan kata yang

disebutkan anak tersebut dengan benar. Selain pengucapan,

Froebel juga menekankan mengenai bermain dan menarik

hubungan antara bermain dengan pengalaman pendidikan.

Menurut Froebel, bermain merupakan proses dimana

perkembangan kepribadian sedang terjadi. Oleh karena itu, ruang

gerak anak tidak boleh dibatasi karena apabila kegiatan seorang

anak dibatasi maka itu sama dengan mengikat nalar anaknya

karena ia tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya. Masa

kanak-kanak ini berakhir apabila seorang anak sudah mempunyai

pengalaman lahiriah dan menjadikannya sebagai pengalaman

batiniah.

3. Masa anak tanggung (masa untuk belajar)

Dalam bagian ini, anak sudah mulai mendapat pendidikan secara

formal dan sistematis baik itu di bawah bimbingan guru maupun

di bawah bimbingan orang tua. Titik beratnya ialah usaha untuk

memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang lahirial, khas, dan

khusus. Dalam tahap ini, Froebel juga menekankan bahwa anak

mempunyai kecenderungan untuk mengerjakan sesuatu dan dalam

mengerjakan sesuatu alangkah baiknya jika orangtua

memperhatika apa yang dikerjakan anak dan memberikan

dukungan dan apabila pekerjaan tersebut selesai maka orang tua

selayaknya memuji perkerjaan anak tersebut. Dalam tahap ini

juga anak sudah mulai berhubungan dengan orang-orang di

sekitarnya sebagai contoh orang-orang di sekitarnya menyadari

bahwa anak ini mempunyai sifat yang buruk. Namun demikian,

menurut Froebel sifat buruk yang muncul dari anak ini

9

Page 10: Tokoh Pendidikan Froebel

disebabkan oleh lingkungannya. Menurut Froebel, seorang anak

menjadi nakal karena di lingkungannya ia tidak diperlakukan

dengan baik.

2.3 Asas Pendidikan dan Asas Perkembangan Froebel

2.4.1 Asas Pendidikan Froebel

Melalui pengalamannya sebagai guru sekolah dasar selama bertahun-

tahun, Froebel mengemukakan beberapa asas yang dianggap

bermakna untuk berbagai tahap pendidikan. Froebel mendasarkan

pandangannya tentang pendidikan atas dua dasar, yaitu dasar teologi

dan dasar psikologi. Ia beranggapan bahwa manusia terdiri dari dua

unsur tersebut. Froebel mengatakan bahwa apabila pendidikan

terlalu menekankan salah satu sisi baik itu, sisi rohani maupun sisi

kecerdasan maka akan timpang atau berat sebelah. Oleh karena itu,

Froebel berpendapat bahwa pendidikan itu haruslah menekankan

kedua sisi tersebut.

Pengertian Teologis tentang Manusia menurut Froebel

Menurut Froebel, manusia merupakan perwujudan dari Roh

TUHAN dan setiap orang layaknya diperlakukan sebagaimana

orang tersebut merupakan perwujudan dari TUHAN. Menurut

Froebel, perwujudan ini berhubungan dengan semua ciptaan lain

karena Roh TUHAN itu meresap dalam semua ciptaannya.

Froebel juga mengatakan bahwa tujuan akhir dari manusia

sebagai Hamba TUHAN dan alam ialah untuk perwujudan Roh

TUHAN secara harmonis dan menyatu.

Tabiat Manusia:

Menurut Froebel, manusia itu mempunyai sifat yang baik hanya

saja sifat tersebut masih tertanam dalam diri manusia tersebut dan

untuk mengeluarkan sifat baik tersebut, sebagai pembimbing

harus dengan sabar mencari dan menemukan sifat baik tersebut.

Hal ini juga dikaitkan dengan keadaan sosial dalam masyarakat,

10

Page 11: Tokoh Pendidikan Froebel

Froebel mengatakan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk

memperbaiki keadaan masyarakat.

Tugas Manusia

Menurut Froebel, tugas utama manusia bukanlah membongkar

apa yang telah ada tetapi membangun apa yang telah ada, karena

hal itu menuntut pemikiran yang kreatif begitu pula dengan anak.

Froebel mengatakan bahwa anak haruslah dilatih untuk menyusun

sesuatu karena dengan menyusun maka kegiatan berpikir dari

seorang anak sedang berkembang dan di dalam kegiatan berpikir

itu muncul kreatifitas. Bagi Froebel, titik berat pendidikan bagi

anak berada pada usia bersekolah di bawah kelas Sekolah

Menengah Pertama.

Pengertian Psikologi Pendidikan menurut Froebel

Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang

khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan.

2.4.2 Asas Perkembangan Froebel

Froebel pada perubahan dalam semua makhluk sebagai hasil

kekuatan batin yang mendorong setiap makhluk itu untuk mencapai

kemungkinan rohani yang terdapat di dalamnya. Froebel menulis

satu hukum yang menentukan bagaimana setiap makhluk akan

berkembang dan menjadi sempurna, dan yang tetap berlaku secara

mutlak di mana saja sebagai hubungan yang wajar antara ciptaan dan

pencipta, serta ia mampu menerapkannya di bidang pendidikan. Satu

hal penting yang dikemukakan Froebel adalah perkembangan

menyempurnakan apa yang sudah ada dalam diri pelajar daripada

menambahkan sesuatu yang tidak ada.

Ada empat pola perkembangan yang tampak dalam pendidikan

yaitu:

1. Benih yang kelak menghasilkan kedewasaan yang sudah ada

dalam diri anak. Jadi pendidik perlu mengembangkan bakat

yang tersembunyi dalam gen setiap anak.

11

Page 12: Tokoh Pendidikan Froebel

2. Hubungan dari bagian dengan keutuhan, dalam arti guru

memperhatikan anak sebagai pribadi yang unik namun perlu

memperoleh tempat yang sehat dalam kelompok. Hal ini

dikemukakan Froebel sebab ia melihat dalam dunia alam setiap

satuan berhubungan dengan sesuatu yang lebih utuh lagi, tidak

ada apa-apa yang sama sekali terpisah dari sesuatu yang lain.

Proses pertumbuhan itu mencakup cara menghubungkan

perseorangan (Glied) dengan Kelompok (Ganze), dan setiap

kelompok berhubungan dengan sauna yang lebih luas lagi.

3. Yang batiniah didorong menjadi lahiriah, dalam arti mendidik

itu mencakup usaha untuk menolong anak menyampaikan

pikiran, perasaan, kekuatan jasmani dan imannya yang telah ada

secara batin, agar menjadi kelihatan (lahiriah) berupa buah nalar

yaitu pikiran, perasaan dalam bentuk seni, kekuatan jasmani

melalui berbagai ketrampilan, dan iman melalui tindakan

bermoral dan pelayanan terhadap sesama manusia.

4. Asas perlawanan, tampak dalam alam dan menyoroti gaya hidup

dinamis dan tidak statis. Hukum Frobel adalah asas dinamis

yang mencakup tiga pokok, yakni aksi, reaksi, dan seimbangan.

Menurut Froebel, alam dunia bukanlah pikiran atau gagasan

murni, dan juga bukanlah kekuatan jasmani, melainkan alam

dunia adalah organisme rohani yang mewujudnyatakan diri, baik

dalam kekuatan yang tampak dalam dunia jasmani, maupun

dalam pikiran dunia nalar.

12

Page 13: Tokoh Pendidikan Froebel

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Froebel beranggapan bahwa anak merupakan blooming flower, yang

artinya anak-anak yang sedang berkembang. Di mana harus masa

perkembangan anak tersebut harus diisi dengan pendidikan yang baik

dan benar.

2. Menurut Froebel dalam konsep pendidikannya, pendidikan ialah apa

yang memimpin atau menuntun manusia kepada kepandaian berpikir

(segi kognitif dari manusia) dan apa yang menghantar manusia pada

kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang murni, tak

bercela (segi afeksi dari manusia).

3. Dalam proses pendidikan, metode pendidikan harus disesuaikan dengan

sifat atau dunia anak. Sehingga dalam metode pendidikan, Froebel

menggunakan Gift dan occupation sebagai dasar kurikulum. Serta

mengaplikasikan semua kegiatan pembelajaran melalui permainan.

4. Pada asas pendidikan, Froebel mendasarkan pandangannya tentang

pendidikan atas dua dasar, yaitu dasar teologi dan dasar psikologi. Pada

asas pengembangan, Froebel beranggapan bahwa perkembangan

menyempurnakan apa yang sudah ada dalam diri pelajar daripada

menambahkan sesuatu yang tidak ada.

13

Page 14: Tokoh Pendidikan Froebel

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net

http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Fr%C3%B6bel

www.ejournal-unisma.net

14