Upload
devifitrin
View
1.028
Download
79
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
1. Ela Widianingsih
2. Devi Fitri Noviyanti
3. Ali Mubarok
4. Dianto
Kata pengelolaan berasal dari
kata manajemen. Sedangkan
istilah manajemen sama artinya
dengan administrasi (Oteng
Sutisna :1983). Pengelolaan
pendidikan diartikan sebagai
upaya untuk menerapkan
kaidah-kaidah administrasi
dalam bidang pendidikan.
Dalam pengertian yang sempit
administrasi dapat diartikan sebagai
pekerjaan yang berhubungan dengan
ketaatausahaan (clerical work)
seperti surat-menyurat.
Sedangkan dalam pengertian yang
luas dapat diartikan sebagai segala
kegiatan yang perlu dijalankan untuk
dapat mencapai suatu tujuan
tertentu yang telah dicanangkan
sebelumnya seperti menentukan
kebijakan.
1. Moh. Rifai (1982)
2. Sondang P. Siagian (1983)
1. Tujuan yang mesti dapat direalisasikan
2. Keterlibatan personil, material dan juga
finansial
3. Proses yang terus menerus dan
berkesinambungan yang dimulai dari hal yang
kecil dan sederhana sampai kepada hal yang
besar dan rumit.
4. Pengawasan
5. Tepat guna dan berhasil guna
6. hubungan manusiawi.
Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994)
menyampaikan beberapa alasan tentang
perlunya kaidah-kaidah administrasi diterapkan
dalam bidang pendidikan:
1.Dalam rangka mengantisipasi tuntutan
perkembangan dan juga tuntutan
pembangunan yang terjadi pada tingkat lokal,
regional atau pun global
2. Produk atau hasil dari pembangunan
pendidikan yang berbentuk fisik atau pun non-
fisik yang berupa ilmu atau pengetahuan dalam
ruang lingkup lokal, regional dan global.
3. Peranan dan tugas dari lembaga pendidikan
(persekolahan) makin lama semakin bertambah
dan semakin beragam
4. Tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi dan
juga tuntutan dari hidup manusia itu sendiri
yang keduanya mesti seimbang dan selaras .
5. Tuntutan dari masyarakat terhadap lembaga
pendidikan atau persekolahan yang menuntut
peralatan dan fasilitas yang memadai serta
personil yang berkualitas
Sebelum diterapkan dalam objek tertentu administrasi
dapat dilihat dari sudut pandang :
1. Proses
Administrasi dapat dikatakan sebagai suatu
keseluruhan tingkatan yang mesti dilaksanakan.
2. Fungsi
Administrasi dapat dikatakan sebagai suatu
tugas atau pekerjaan atau pekerjaan yang mesti
dilaksanakan oleh individu ataupun kelompok orang.
3. Lembaga
Administrasi dapat dikatakan sebagai individu
atau kelompok pekerjaan yang melaksanakan tugas.
tugas yang mesti dilaksanakan oleh individu
atau kelompok dengan urutan sebagai
berikut:
1. Membuat putusan
Oteng Sutisna (1983:149) mengemukakan
bahwa suatu putusan sebenarnya proses
memilih tindakan tertentu antara sejumlah
tindakan alternatif yang mungkin.
Oteng Sutisna (1983:149) mengemukakan bahwa suatu putusan sebenarnya proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin.
Langkah-langkah pembuatan putusan :
1. menentukan masalah
2. menganalisa situasi
3. mengembangkan alternatif-alternatif kemungkinan
4. menganalisa alternatif-alternatif kemungkinan
5. memilih alternatif yang paling mungkin
Merencanakan adalah persiapan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan.
Lebih lanjut Dudung A. Dasuki dan Setyo Soemantri (1994) menjelaskan bahwa merencanakan mengandung
1. pra rencana yang berisi:
A. pengumpulan dan pengolahan data
B. diagnosa dan prognosis situasi
C. perumusan kebijakan
D. estimasi kebutuhan
E. menganggarkan kebutuhan
F. memilih sasaran
2. merumuskan rencana
3. perincian rencana
4. implementasi rencana
5. Evaluasi rencana
6. revisi dan perencanaan
Menurut Oteng Sutisna (1983) makna arti mengorganisasikan adalah sebagai kegiatan dalam menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan yang telah disepakati.
Menurut Oteng Sutisna (1983) terdapat beberapa unsur elemen yang dapat diorganisasikan supaya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan unsur-unsur diantaranya:
1. tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh para anggota organisasi
2. kewenangan
3. Pengetahuan
Berarti menyalurkan informasi ide, penjelasan,
perasaan, pertanyaan dari orang yang satu kepada
orang lain atau dari kelompok yang satu kepada
kelompok yang lain.
Unsur-unsur yang penting dari suatu organisasi
adalah suatu kebersamaan gerak dan langkah
untuk berupaya mencapai tujuan berorganisasi
tanpa komunikasi tidak akan berjalan dengan
semestinya tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
tidak akan dipahami dan diterima dan anggota
organisasi akan cenderung berbuat dengan caranya
sendiri yang mungkin saja tak ke koordinasikan.
Oteng Sutisna (1983) mengkoordinasikan adalah serangkaian kegiatan untuk mempersatukan sumbangan dan saran dari para anggota organisasi, bahan dan sumber-sumber yang terdapat dalam organisasi itu ke arah pencapaian tujuan yang telah disepakati.
Urutan unsur-unsur koordinasi yng diihtisarkan oleh Dudung A. Dasuqi dan setyo somantri (1994) dengan urutan sebagai berikut:
1. adanya seorang kordinator
2. adanya unit yang telah dikoordinasikan
3. adanya pengertian timbal balik dari seorag koordinator dan mereka yang dikoordinir
Oteng Sutisna (1983) adalah suatu proses fungsi dan prinsip andministrasi untuk melihat apa yang terjadi sesuai dengan apa yang semestinya.
Oteng Sutisna (1983) mengemukakan bahwa tindakan pengawasan terdiri dari tiga langkah yang umum antara lain:
1. mengukur perbuatan
2. membandingkan perbuatan dengan standar yang telah ditetapkan
3. memperbaiki penyimpangan dengan tindakan perbaikan
Oteng Sutisna (1983) mengartikan penilaian sebagai
seperangkat kegiatan yang dapat menentukan baik
tidaknya program-program atau kegiatan-kegiatan
organisasi yang sedang dijalankan untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.
Prinsip penilaian dalam pengelolaan pendidikan
menurut Dudung A. Dasuki dan Setyo Somantri
(1994):
1. Komperhensif : penilaian mencakup keseluruhan
unsur.
2. Kooperatif : melibatkan semua yang terkait.
3. Ekonomis : tidak ada pemborosan.
Dalam perkembangannya pendekatan-
pendekatan dalam pengelolaaan pendidikan
tidak terlepas dengan perkembangan teori
adminisrasi dan organisasi.
Pendekatan organisasi klasik ini sering
disebut juga dengan gerakan manajemen
ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Taylor
Gerakan ini mencari upaya untuk dapat
menggunakan orang secara efektif dalam
organisasi industri. Konsep dari gerakan ini
adalah orang dapat juga bekerja layaknya
sebagai mesin.
Luther Gulick menegaskkan bahwa administrasi sebagai POSDCORB (planing,organizing,staving,direkting,coordinating,reporting, budgeting).
Teori-teori administrasi yang dapat digolongkan kepada pendekatan organisasi klasik adalah sebagai berikut :
1. Studi gerakan dan waktu
2. Pembagian kerja dan spesifik tugas
3. Standarisasi tugas-tugas
4. Kesatuan instruksi
5. Rentang pengawasan yang terbatas
6. Keunikan fungsi
7. Organisasi formal.
Pendekatan hubungan manusia adalah
gerakan yang lahir dan berkembang sebagai
reaksi terhadap pendekatan organisasi klasik.
Pendekatan hubungan manusia ini dipelopori
oleh Mary Parker Follett (1868-1933) orang
yang pertama kali mengenal pentingnya
faktor-faktor manusia dalam administrasi.
J. C. S. Musaazi menyimpulkan bahwa pendekatan
hubungan manusia dalam pengelolaan pendidikan
menekankan beberapa poin berikut ini :
a. para administrator bekerja dengan melalui orang-
orang agar melakukan tujuan-tujuan organisasi, dan
sensitivitas terhadap faktor manusia
b. organisasi formal yang ada disekolah berdiri
saling berdampingan
c.administrasi adalah sebuah tanggung jwab yang
dibagi dan dengan demikian struktur organisasi
semestinya
pendekatan hubungan manusia
terhadap organisasi menempatkan
konsentrasinya kepada struktur
organisasi dengann menekankan
dengan lebih besaar kepada
motivasi dan kepuasan
pekerjanya.
Pendekatan perilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi
Konsep-konsep struktur yang dianggap penting adalah individu, sistem kerja sama, organisasi formal, organisasi formal yang komplek, dan juga organisasi informal. Konsep-konsep dinamis yang penting, menurut Barnard, adalah kerelaan, kerjasama, komunikasi, otoritas, proses keputusan, dan keseimbangan dinamik.
Menurut Djam’an Satori dan Udin S. Saud
(1994) dalam buku pengelolaan pendidikan
1994 bab XVI dengan judul masalah
kontemporer Pengelolaan Sistem Pendidikan
Nasional dapat diihtisarkan bahwa
permasalahan dan pengembangan
pengelolaann pendidikan menyangkut hal-hal
sebagai berikut:
penerapan sistem desentralisasi dalam
pengelolalaan pendidikan adalah salah satu
upaya untuk memberikan kepercayaan
kepada daerah dalam mengelola sistem
pendidikan yang berada di daerah tersebut
dalam rangka untuk pengembangan sumber
daya manusia yang bervariasi untuk
kepentingan pembangunan pendidikan dan
juga pembangunan nasional secara
menyeluruh.
Dalam pengelolaan pendidikan tinggi yang
mempercayakan sepenuhnya kepada
perguruan tinggi untuk dapat mengelola dan
mengembangkannya sendiri sesuai dengan
kebutuhan dan potensi perguruan tinggi
tersebut dan daerah masing-masing di mana
perguruan tinggi itu berada.
Supaya tingkat efektivitas dan efisiensi hasil
pendidikan nasional dapat dioptimalkan
untuk kepentingan masyarakat dan
kepentingan bangsa dalam mengejar
berbagai ketinggalan bangsa Indonesia
dengan bangsa lain sehingga pada akhirnya
bangsa Indonesia dapat bersaing secara sehat
dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Kendali mutu pendidikan nasional ditentukan
terutama oleh proses pembelajaran yang
dilakukan guru dalam kelas dan juga
disekolah yang sepenuhnya terletak pada
bahu dan tanggung jawab profesional guru
dalam mengemban tugas-tugasnya dengan
demikian guru seyogyanya dituntut untuk
memiliki kepekaan tinggi terhadap masalah-
masalah dalam proses pembelajaran dan
memiliki motivasi yang tinggi untuk
memecahkan masallah-masalah yang
dirasakan itu.