31

Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Page 2: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

1. Ela Widianingsih

2. Devi Fitri Noviyanti

3. Ali Mubarok

4. Dianto

Page 3: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Page 4: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Kata pengelolaan berasal dari

kata manajemen. Sedangkan

istilah manajemen sama artinya

dengan administrasi (Oteng

Sutisna :1983). Pengelolaan

pendidikan diartikan sebagai

upaya untuk menerapkan

kaidah-kaidah administrasi

dalam bidang pendidikan.

Page 5: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Dalam pengertian yang sempit

administrasi dapat diartikan sebagai

pekerjaan yang berhubungan dengan

ketaatausahaan (clerical work)

seperti surat-menyurat.

Sedangkan dalam pengertian yang

luas dapat diartikan sebagai segala

kegiatan yang perlu dijalankan untuk

dapat mencapai suatu tujuan

tertentu yang telah dicanangkan

sebelumnya seperti menentukan

kebijakan.

Page 6: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

1. Moh. Rifai (1982)

2. Sondang P. Siagian (1983)

Page 7: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

1. Tujuan yang mesti dapat direalisasikan

2. Keterlibatan personil, material dan juga

finansial

3. Proses yang terus menerus dan

berkesinambungan yang dimulai dari hal yang

kecil dan sederhana sampai kepada hal yang

besar dan rumit.

4. Pengawasan

5. Tepat guna dan berhasil guna

6. hubungan manusiawi.

Page 8: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994)

menyampaikan beberapa alasan tentang

perlunya kaidah-kaidah administrasi diterapkan

dalam bidang pendidikan:

1.Dalam rangka mengantisipasi tuntutan

perkembangan dan juga tuntutan

pembangunan yang terjadi pada tingkat lokal,

regional atau pun global

2. Produk atau hasil dari pembangunan

pendidikan yang berbentuk fisik atau pun non-

fisik yang berupa ilmu atau pengetahuan dalam

ruang lingkup lokal, regional dan global.

Page 9: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

3. Peranan dan tugas dari lembaga pendidikan

(persekolahan) makin lama semakin bertambah

dan semakin beragam

4. Tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi dan

juga tuntutan dari hidup manusia itu sendiri

yang keduanya mesti seimbang dan selaras .

5. Tuntutan dari masyarakat terhadap lembaga

pendidikan atau persekolahan yang menuntut

peralatan dan fasilitas yang memadai serta

personil yang berkualitas

Page 10: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Sebelum diterapkan dalam objek tertentu administrasi

dapat dilihat dari sudut pandang :

1. Proses

Administrasi dapat dikatakan sebagai suatu

keseluruhan tingkatan yang mesti dilaksanakan.

2. Fungsi

Administrasi dapat dikatakan sebagai suatu

tugas atau pekerjaan atau pekerjaan yang mesti

dilaksanakan oleh individu ataupun kelompok orang.

3. Lembaga

Administrasi dapat dikatakan sebagai individu

atau kelompok pekerjaan yang melaksanakan tugas.

Page 11: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

tugas yang mesti dilaksanakan oleh individu

atau kelompok dengan urutan sebagai

berikut:

1. Membuat putusan

Oteng Sutisna (1983:149) mengemukakan

bahwa suatu putusan sebenarnya proses

memilih tindakan tertentu antara sejumlah

tindakan alternatif yang mungkin.

Page 12: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Oteng Sutisna (1983:149) mengemukakan bahwa suatu putusan sebenarnya proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin.

Langkah-langkah pembuatan putusan :

1. menentukan masalah

2. menganalisa situasi

3. mengembangkan alternatif-alternatif kemungkinan

4. menganalisa alternatif-alternatif kemungkinan

5. memilih alternatif yang paling mungkin

Page 13: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Merencanakan adalah persiapan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan.

Lebih lanjut Dudung A. Dasuki dan Setyo Soemantri (1994) menjelaskan bahwa merencanakan mengandung

1. pra rencana yang berisi:

A. pengumpulan dan pengolahan data

B. diagnosa dan prognosis situasi

C. perumusan kebijakan

D. estimasi kebutuhan

E. menganggarkan kebutuhan

Page 14: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

F. memilih sasaran

2. merumuskan rencana

3. perincian rencana

4. implementasi rencana

5. Evaluasi rencana

6. revisi dan perencanaan

Page 15: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Menurut Oteng Sutisna (1983) makna arti mengorganisasikan adalah sebagai kegiatan dalam menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan yang telah disepakati.

Menurut Oteng Sutisna (1983) terdapat beberapa unsur elemen yang dapat diorganisasikan supaya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan unsur-unsur diantaranya:

1. tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh para anggota organisasi

2. kewenangan

3. Pengetahuan

Page 16: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Berarti menyalurkan informasi ide, penjelasan,

perasaan, pertanyaan dari orang yang satu kepada

orang lain atau dari kelompok yang satu kepada

kelompok yang lain.

Unsur-unsur yang penting dari suatu organisasi

adalah suatu kebersamaan gerak dan langkah

untuk berupaya mencapai tujuan berorganisasi

tanpa komunikasi tidak akan berjalan dengan

semestinya tujuan-tujuan yang telah dirumuskan

tidak akan dipahami dan diterima dan anggota

organisasi akan cenderung berbuat dengan caranya

sendiri yang mungkin saja tak ke koordinasikan.

Page 17: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Oteng Sutisna (1983) mengkoordinasikan adalah serangkaian kegiatan untuk mempersatukan sumbangan dan saran dari para anggota organisasi, bahan dan sumber-sumber yang terdapat dalam organisasi itu ke arah pencapaian tujuan yang telah disepakati.

Urutan unsur-unsur koordinasi yng diihtisarkan oleh Dudung A. Dasuqi dan setyo somantri (1994) dengan urutan sebagai berikut:

1. adanya seorang kordinator

2. adanya unit yang telah dikoordinasikan

3. adanya pengertian timbal balik dari seorag koordinator dan mereka yang dikoordinir

Page 18: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Oteng Sutisna (1983) adalah suatu proses fungsi dan prinsip andministrasi untuk melihat apa yang terjadi sesuai dengan apa yang semestinya.

Oteng Sutisna (1983) mengemukakan bahwa tindakan pengawasan terdiri dari tiga langkah yang umum antara lain:

1. mengukur perbuatan

2. membandingkan perbuatan dengan standar yang telah ditetapkan

3. memperbaiki penyimpangan dengan tindakan perbaikan

Page 19: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Oteng Sutisna (1983) mengartikan penilaian sebagai

seperangkat kegiatan yang dapat menentukan baik

tidaknya program-program atau kegiatan-kegiatan

organisasi yang sedang dijalankan untuk mencapai

tujuan yang ditentukan.

Prinsip penilaian dalam pengelolaan pendidikan

menurut Dudung A. Dasuki dan Setyo Somantri

(1994):

1. Komperhensif : penilaian mencakup keseluruhan

unsur.

2. Kooperatif : melibatkan semua yang terkait.

3. Ekonomis : tidak ada pemborosan.

Page 20: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Dalam perkembangannya pendekatan-

pendekatan dalam pengelolaaan pendidikan

tidak terlepas dengan perkembangan teori

adminisrasi dan organisasi.

Page 21: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Pendekatan organisasi klasik ini sering

disebut juga dengan gerakan manajemen

ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Taylor

Gerakan ini mencari upaya untuk dapat

menggunakan orang secara efektif dalam

organisasi industri. Konsep dari gerakan ini

adalah orang dapat juga bekerja layaknya

sebagai mesin.

Page 22: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Luther Gulick menegaskkan bahwa administrasi sebagai POSDCORB (planing,organizing,staving,direkting,coordinating,reporting, budgeting).

Teori-teori administrasi yang dapat digolongkan kepada pendekatan organisasi klasik adalah sebagai berikut :

1. Studi gerakan dan waktu

2. Pembagian kerja dan spesifik tugas

3. Standarisasi tugas-tugas

4. Kesatuan instruksi

5. Rentang pengawasan yang terbatas

6. Keunikan fungsi

7. Organisasi formal.

Page 23: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Pendekatan hubungan manusia adalah

gerakan yang lahir dan berkembang sebagai

reaksi terhadap pendekatan organisasi klasik.

Pendekatan hubungan manusia ini dipelopori

oleh Mary Parker Follett (1868-1933) orang

yang pertama kali mengenal pentingnya

faktor-faktor manusia dalam administrasi.

Page 24: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

J. C. S. Musaazi menyimpulkan bahwa pendekatan

hubungan manusia dalam pengelolaan pendidikan

menekankan beberapa poin berikut ini :

a. para administrator bekerja dengan melalui orang-

orang agar melakukan tujuan-tujuan organisasi, dan

sensitivitas terhadap faktor manusia

b. organisasi formal yang ada disekolah berdiri

saling berdampingan

c.administrasi adalah sebuah tanggung jwab yang

dibagi dan dengan demikian struktur organisasi

semestinya

Page 25: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

pendekatan hubungan manusia

terhadap organisasi menempatkan

konsentrasinya kepada struktur

organisasi dengann menekankan

dengan lebih besaar kepada

motivasi dan kepuasan

pekerjanya.

Page 26: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Pendekatan perilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi

Konsep-konsep struktur yang dianggap penting adalah individu, sistem kerja sama, organisasi formal, organisasi formal yang komplek, dan juga organisasi informal. Konsep-konsep dinamis yang penting, menurut Barnard, adalah kerelaan, kerjasama, komunikasi, otoritas, proses keputusan, dan keseimbangan dinamik.

Page 27: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Menurut Djam’an Satori dan Udin S. Saud

(1994) dalam buku pengelolaan pendidikan

1994 bab XVI dengan judul masalah

kontemporer Pengelolaan Sistem Pendidikan

Nasional dapat diihtisarkan bahwa

permasalahan dan pengembangan

pengelolaann pendidikan menyangkut hal-hal

sebagai berikut:

Page 28: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

penerapan sistem desentralisasi dalam

pengelolalaan pendidikan adalah salah satu

upaya untuk memberikan kepercayaan

kepada daerah dalam mengelola sistem

pendidikan yang berada di daerah tersebut

dalam rangka untuk pengembangan sumber

daya manusia yang bervariasi untuk

kepentingan pembangunan pendidikan dan

juga pembangunan nasional secara

menyeluruh.

Page 29: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Dalam pengelolaan pendidikan tinggi yang

mempercayakan sepenuhnya kepada

perguruan tinggi untuk dapat mengelola dan

mengembangkannya sendiri sesuai dengan

kebutuhan dan potensi perguruan tinggi

tersebut dan daerah masing-masing di mana

perguruan tinggi itu berada.

Page 30: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Supaya tingkat efektivitas dan efisiensi hasil

pendidikan nasional dapat dioptimalkan

untuk kepentingan masyarakat dan

kepentingan bangsa dalam mengejar

berbagai ketinggalan bangsa Indonesia

dengan bangsa lain sehingga pada akhirnya

bangsa Indonesia dapat bersaing secara sehat

dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Page 31: Wawasan dasar pengelolaan pendidikan

Kendali mutu pendidikan nasional ditentukan

terutama oleh proses pembelajaran yang

dilakukan guru dalam kelas dan juga

disekolah yang sepenuhnya terletak pada

bahu dan tanggung jawab profesional guru

dalam mengemban tugas-tugasnya dengan

demikian guru seyogyanya dituntut untuk

memiliki kepekaan tinggi terhadap masalah-

masalah dalam proses pembelajaran dan

memiliki motivasi yang tinggi untuk

memecahkan masallah-masalah yang

dirasakan itu.