BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – Teori Umum
2.1.1 Pemasaran
Menurut Kotler et al (2005, p6), Pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan
dan butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan orang lain.
Menurut AMA / American marketing association seperti yang di laporkan
keefe 2004:17 (Daroch et al 2004), Pemasaran merupakan sebuah fungsi organisasi
dan sekumpulan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan mengirimkan
nilai kepada pelanggan dan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan
menggunakan cara-cara yang menguntungkan organisasi dan para pemegang
sahamnya.
Menurut Ardley (2008, p537), Pemasaran pada intinya adalah penjualan, dan
penjualan yang lebih banyak dapat dicapai dengan memiliki produk yang tepat pada
harga yang tepat dan mengetahui harus menjualnya kepada siapa.
2.1.2 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler et al (2005, p6), Konsep pemasaran (marketing concept)
merupakan filosofi manajemen yang menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan
organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target
market) dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien
dari pesaing yang lain.
6
7
Murphy et al (2008, p289) mengatakan, Konsep pemasaran menyatakan
bahwa kebutuhan pelanggandan keinginan harus menjadi titik tolak untuk setiap
proses pemasaran.
Menurut Svensson (2005, p6), Konsep pemasaran menyatakan bahwa
kebutuhan dan keinginan pelanggan harus menjadi tujuan dari setiap kegiatan
pemasaran dan proses pemasaran.
Konsep pemasaran berfokus pada kepuasan pelanggan di mana perusahaan
akan memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menggunakan konsep
pemasaran yang baik dan benar.
2.1.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler et al (2005, p33-34), Bauran pemasaran atau marketing mix
adalah sekumpulan peralatan pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan
perusahaan untuk menciptakan respon yang diinginkan dalam target market. Bauran
pemasaran dapat dikelompokan menjadi 4P :
- Product (Produk)
Semua produk barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada target
market.
- Price (Harga)
Apa yang dibayarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk tersebut.
- Promotion (Promosi)
Kegiatan mengkomunikasikan produk yang ditawarkan dan membujuk calon
pelanggan untuk membelinya.
8
- Place (Tempat)
Kegiatan perusahaan yang membuat produk tersebut tersedia bagi calon
pelanggan.
2.1.4 Internet
Menurut Kotler et al (2005, p129), Internet adalah jaringan komputer yang
sangat luas, yang saling menghubungkan semua pengguna di seluruh dunia dan juga
terhubung dengan tempat penyimpanan informasi yang besar.
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1 Pengertian E- Marketing
Menurut Strauss & Frost (2012, p. 28), E-marketing adalah penggunaan
teknologi informasi untuk kegiatan marketing, dan proses untuk membuat,
berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi
pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya.
Menurut El-Gohary (2010, p216), E-marketing dapat dianggap sebagai
sebuah filosofi baru dan sebuah praktek bisnis modern yang berhubungan dengan
pemasaran barang, jasa, informasi dan ide-ide melalui internet dan media elektronik
yang lainnya. Dikatakan juga kalau sering terjadi salah pengertian antara konsep dan
definisi dari E-marketing dengan Internet Marketing (IM), E-commerce dan E-
business, banyak yang beranggapan kata-kata tersebut memiliki maksud yang sama,
dan itu tidak benar karena semuanya berbeda. Sebagai contoh, E-marketing memiliki
cakupan yang lebih luas dari Internet Marketing karena Intenet Marketing hanya
menggunakan internet, World Wide Web dan e-mail. Sementara E-marketing
9
mencakup semua itu ditambah alat-alat E-marketing yang lain seperti intranet,
extranet, dan ponsel.
Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa e-marketing adalah suatu
proses pemasaran yang menggunakan media elektronik untuk mempromosikan
produk barang, jasa, informasi dan ide-ide kepada khalayak luas.
2.2.2 Tujuh Langkah Rencana E-Marketing
Menurut Strauss & Frost (2012, p. 72), Tujuh elemen kunci perencanaan
terdiri dari analisis situasi, perencanaan strategis e-marketing, tujuan perencanaan,
strategi e-marketing, rencana implementasi, anggaran, rencana untuk mengevaluasi
keberhasilan.
2.2.2.1 Langkah 1 – Analisis Situasi
Menurut Strauss & Frost (2012, p. 74), dalam menganalisis situasi ada tiga
hal yang perlu dilakukan adalah:
- Meneliti lingkungan perusahaan dan analisis SWOT.
- Meneliti rencana marketing yang sudah ada dan informasi lainnya yang dapat
diperoleh tentang perusahaan dan mereknya.
- Meneliti tujuan e-business, strategi, dan kinerja metrik perusahaan.
2.2.2.1.1 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2006, p. 18-19), Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
10
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats).
2.2.2.1.1.1 Evaluasi Faktor Internal Perusahaan
Menurut Rangkuti (2006, p. 22), data internal dapat diperoleh dalam
perusahaan itu sendiri, seperti :
Laporan keuangan (Neraca, Laba-Rugi, Cash-flow, Struktur
pendanaan)
Laporan kegiatan sumber daya manusia (Jumlah karyawan,
pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over)
Laporan kegiatan operasional
Laporan kegiatan pemasaran
2.2.2.1.1.1.1 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal Perusahaan
Pengembangan dari sub-bab Evaluasi Faktor Internal Perusahaan yang
menjelaskan faktor-faktor yang menjadi kekuatan internal dalam perusahaan.
2.2.2.1.1.1.2 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal Perusahaan
Pengembangan dari sub-bab Evaluasi Faktor Internal Perusahaan yang
menjelaskan faktor-faktor yang menjadi kelemahan internal dalam perusahaan.
11
2.2.2.1.1.1.3 Matriks Faktor-Faktor Strategi Internal (IFAS)
Tabel 2.1 contoh IFAS
Faktor-Faktor Strategi Internal BOBOT PERINGKAT BOBOT
X
PERINGKAT
Kekuatan (S)
Produk yang berkualitas
tinggi.
0.21 4 0.84
Kelemahan (W)
Produk yang kurang
bervariasi.
0.15 3 0.45
TOTAL
Menurut Rangkuti (2006, p24-25), Setelah faktor-faktor strategis internal
suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam
kerangka Strenght and Weakness perusahaan. Tahapnya adalah:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan
dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
12
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan.
2.2.2.1.1.2 Evaluasi Faktor Eksternal Perusahaan
Menurut Rangkuti (2006, p. 22), data eksternal dapat diperoleh dari
lingkungan diluar perusahaan, seperti:
Analisis pasar
Analisis kompetitor
Analisis komunitas
Analisis pemasok
Analisis pemerintah
Analisis kelompok kepentingan tertentu
2.2.2.1.1.2.1 Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal Perusahaan
Pengembangan dari sub-bab Evaluasi Faktor Eksternal Perusahaan yang
menjelaskan faktor-faktor yang menjadi peluang eksternal perusahaan.
2.2.2.1.1.2.2 Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal Perusahaan
Pengembangan dari sub-bab Evaluasi Faktor Eksternal Perusahaan yang
menjelaskan faktor-faktor yang menjadi ancaman eksternal perusahaan.
13
2.2.2.1.1.2.3 Matriks Faktor-Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Tabel 2.2 Contoh EFAS
Faktor-faktor Strategi Eksternal BOBOT PERINGKAT BOBOT
X
PERINGKAT
Peluang (O)
Pengguna internet yang
meningkat setiap tahunnya
sehingga memungkinkan
penerapan E-Marketing
untuk meningkatkan
teknologi pemasaran.
0.25 3 0.75
Ancaman (T)
Masyarakat Indonesia
masih kurang percaya
untuk berbelanja online.
0.25 2 0.5
TOTAL
14
Menurut Rangkuti (2006, p22-23), Berikut ini adalah cara-cara penentuan
Faktor Strategi Eksternal (EFAS) :
a. Susunlah dalam kolom (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1.
Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
2.2.2.1.1.3 Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2006, p31), Alat yang dipakai untuk menyusun faktor –
faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini
dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
15
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalisir kelemahan yang ada.
Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Tujuan dari masing-masing alat pencocokan adalah untuk menghasilkan
alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak
semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk
implementasi.
16
.
Gambar 2.1 Matrix SWOT (Rangkuti (2006, p31))
2.2.2.1.1.4 Matriks Internal Eksternal (IE)
Menurut Rangkuti (2006, p42), Matriks internal eksternal ini dikembangkan
dari model General Electric (GE-Model). Parameter yang digunakan meluputi
parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi.
Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat
korporat yang lebih detail.
17
Gambar 2.2 Matriks Internal Eksternal (IE)
Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi
pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama
yaitu :
a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,
2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
b. Stability strategy, adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah
strategi yang telah ditetapkan.
c. Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai kesembilan
strategi yang terdapat pada sembilan sel IE matrik tersebut diatas, berikut ini akan
dijelaskan tindakan dari masing – masing strategi tersebut.
18
1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset,
profit, atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara
menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk
atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat
meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi
perusahaan tersebut berada dalam perrtumbuhan yang cepat dan terdapat
kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk
meningkatkan pangsa pasar.
2. Strategi Pertumbuhan melalui Konsentras dan Diversifikasi
Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu
konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan
hasil penelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung
mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki
kinerja baik cenderung mengadakan diversifikasi tersebut agar dapat
meningkatkan kinerjanya.
Jika perusahaan tersebut memilih strategi konsentrasi, dia dapat
tumbuh melalui integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara internal
melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan
sumber daya dari luar.
Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi, dia dapat
tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara
19
internal melalui pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui
akuisisi. Contoh strategi pertumbuhan adalah sel 1, 2, 5, 7, dan 8.
3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi
vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier)
atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal
ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi
kompetitif pasar yang kuat dalam industri yang berdaya tarik tinggi.
Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi
kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya meminimalkan
biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengkontrol kualitas serta
distribusi produk.
4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu
kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi
yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa.
Jika, perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat atraktif
(sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan profit, dengan
cara memanfaatkan keuntungan economic sofscale baik di produksi maupun
pemasaran. Sementara jika perusahaan ini berada dalam moderate attractive
industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif
lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit.
20
5. Diversifikasi Konsentris (Sel 7)
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan
oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat
tetapi nilai daya tarik industrinya sangat rendah.Perusahaan tersebut berusaha
memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien
karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan manufaktur dan
pemasaran yang baik. Prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi dengan
harapan bahwa dua bisnis secara bersama–sama dapat menciptakan lebih
banyak profit daripada jika melakukannya sendiri–sendiri.
6. Diversifikasi Konglomerat (Sel 8)
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling
berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive
position yang tidak begitu kuat dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah.
Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke dalam
perusahaan lain. Tetapi pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap
matang, perusahaan yang memiliki competitive position rata–rata cenderung
akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat sangat
diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial daripada product
market sinergy (seperti ytang terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).
2.2.2.2 Langkah 2 – Perencanaan Strategis E-marketing
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p. 73), dalam perencanaan strategis e-
marketing adalah menentukan kecocokan antara organisasi dan perencanaan
21
strategisnya dalam merubah peluang pasar. Melakukan analisis peluang pasar
(MOA), analisis permintaan dan persediaan, dan analisis pangsa pasar.
Untuk menjalankan strategi di atas, (Strauss & Frost, 2012) menggunakan strategi
tier 1:
- Segmentation
- Targeting
- Differentiation, dan
- Positioning.
2.2.2.2.1 Market Opportunity Analysis (MOA)
Market Opportunity Analysis (MOA), menurut Rayport (2003, p95-135)
merupakan alat untuk mengidentifikasi dan memperkirakan daya tarik dari
kesempatan bisnis. Market Opportunity Analysis melibatkan empat elemen kunci,
yaitu :
Pelanggan
Menganalisa lingkungan pelanggan yang sebelumnya tidak diketahui atau
kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi, seperti pasar yang ditempati.
Teknologi
Menganalisa lingkungan teknologi yang mengungkapkan kesiapan teknologi
tertentu, seperti teknologi alternatif, dimana manajer mengantisipasi
penyebaran yang ditawarkan perusahaan.
22
Perusahaan
Menganalisis lingkungan perusahaan menyediakan keadaan saat ini dari
sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Persaingan
Menaganalisa lingkungan persaingan yang mengungkapkan struktur industri
dan pasar, kompetitor kunci dalam pangsa pasar dan keuntungan relatif
perusahaan terhadap setiap pemain kunci.
2.2.2.2.2 Segmentation dan Targeting
Menurut Strauss & Frost (2012, p. 195),marketing segmentation adalah
proses menggabungkan individu atau bisnis mengacu kepada kesamaan karakteristik
yang berhubungan kepada kegunaan, konsumsi, atau keuntungan dari sebuah produk
atau jasa.
Menurut Strauss & Frost (2012, p.196), market targeting adalah proses
memilih segmen pasar yang paling menarik untuk perusahaan.
Tiga jenis market :
Business-to-business (B2B)
Business-to-consumer (B2C)
Business-to-government (B2G)
23
Tabel 2.3 Segmentation Bases and Examples of Related Variables
(Strauss & Frost, 2012, p.198)
Bases Geographics Demographics Psychographics Behavior
Identifying/
Profiling
Variable
Examples
City
County
State
Region
Country
Age
Income
Gender
Education
Ethnicity
Activities
Interests
Opinions
Personality
Values
Benefits sought
Usage level
Online engagement
User status
2.2.2.2.3 Differentiation
Menurut Strauss & Frost (2012, p.213), Differentiation adalah proses
menambahkan sebuah set yang bermakna dan perbedaan nilai untuk membedakan
penawaran perusahaan dari penawaran perusahaan pesaing.
Tabel 2.4 Internet-Specific Differentiation Strategies
(Strauss & Frost, 2001, p.215)
1. Site
Environment/Atmospherics
2. Trust 3. Efficiency and Timeliness
1. Pricing 2. CRM 3. User Generated
24
Site Environment/Atmospherics dalam penggunaan website sebagai bisnis
online, pengunjung menginginkan sebuah situs yang dapat dengan mudah dibuka,
memberikan informasi yang akurat, menunjukkan informasi produk dan jasa yang
ditawarkan dengan jelas, dan mudah navigasinya. Apabila pelanggan melihat
halaman home dan menyukai apa yang mereka lihat, maka mereka akan terus
membuka halaman selanjutnya, dan pada akhirnya menjadi pelanggan yang
membayar. Perusahaan menggunakan virtualtours, 3-D images, product image
enlargement, trial downloads, atau ulasan pelanggan, bertujuan untuk memberikan
penawaran yang lebih kelihatan bernilai.
Trust merupakan hal yang penting dalam internet, terutama ketika pelanggan
ingin melakukan pembayaran online. Dengan alasan ini, pembangunan kepercayaan
menjadi bagian yang penting dalam strategi pemasaran melalui website.
Efficiency and Timeliness merupakan salah satu motivasi pelanggan dalam
menggunakan pembelian online adalah kemudahan dalam pemesanan. Organisasi
harus memasarkan persekutuannya dan waktu pengiriman sebagai manfaat yang
penting. Apabila perusahaan online mengikuti hal tersebut, maka perusahaan akan
membangun kesetiaan pelanggan dan kepuasan pelanggan. Salah satu cara untuk
menjamin pelanggan, adalah dengan menyediakan pengiriman email otomatis pada
masing – masing langkah, contohnya setelah pemesanan dan pengiriman dilakukan
sehingga pelanggan mendapatkan konfirmasi atas produk atau jasa yang telah
dipesan.
Pricing merupakan metode diferensiasi yang telah menjadi sorotan,
khususnya oleh webmarketers. Ketika produk pertama kali ditawarkan di web,
perusahaan cenderung menawarkan harga diskon. Sekarang ini, harga dari pengecer
25
relatif sebanding dengan harga yang ditawarkan pada web. Perusahaan harus
menggunakan metode lain untuk membuat perbedaan dengan pesaingnya, yaitu
contohnya dengan menawarkan freecontent.
CRM Perusahaan menggunakan CRM sebagai penggeseran dari diferensiasi
harga. CRM menjadi strategi utama dalam diferensiasi.Penerapan CRM ini contohnya
banyak pengecer online yang menyimpan data pembelian dan data kartu kredit
pelanggan ke dalam database, sehingga memudahkan pelanggan untuk melakukan
pemesanan lagi dan rekomendasi produk.
User-Generated Content (UGC) Setiap e-marketer dapat mengundang
pengguna untuk mengirimkan komentar pada website mereka dan blogs.
2.2.2.2.4 Positioning
Menurut Strauss & Frost (2012, p.216), Positioning adalah suatu proses
membuat image, sedangkan position adalah hasil tampilan perusahaan atau brand
dari pandangan pelanggan. Tujuan dari seorang pemasar online adalah membangun
posisi yang kuat dan bertahan pada satu bagian atau lebih yang relevan dan penting
bagi pelanggannya, dan melakukannya lebih baik dari pesaing. Perusahaan dapat
memposisikan dirinya di berbagai bidang, seperti :
Productand Service Attribute
Atribut dari produk atau jasa seperti ukuran, warna, komposisi, kecepatan
produk, dan sebagainya.
26
Technology Position
Memposisikan perusahaan dari segi teknologi akan menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut terdepan. Atribut ini penting bagi pemasar online.
Contohnya pada situs Lands’ End. Pada situs ini para wanita dapat membuat
model virtual berdasarkan bentuk fisik mereka seperti warna rambut, warna
kulit, model rambut, dan bentuk wajah. Pengguna dapat melihat apakah
pakaian Lands’ End tersebut cocok untuk mereka atau tidak melalui model
virtual tersebut. Model ini dapat dilihat dari arah depan, sisi, dan belakang.
Benefits Position
Benefitpositioning ini merupakan kebalikan dari atribut. Positioning ini
mengarah pada pandangan pelanggan mengenai apa fitur yang akan didapat
bagi pelanggan. Positioning ini biasanya merupakan dasar terkuat dari
positioning, karena terpaku pada pedoman pelanggan dalam menjawab
pertanyaan : apa yang akan mereka dapat dari produk dan jasa?
User Category Position
Tipe positioning ini bersandar pada segmen pelanggan. Positioning ini akan
sukses apabila segmen memiliki beberapa kualitas unik yang mengikat pada
manfaat produk.
Competitive Position
Banyak perusahaan mengembor-gemborkan manfaat khusus yang
memberikan keuntungan di atas penawaran yang bersaing. Perusahaan online
atau offline seringkali memposisikan dirinya terhadap seluruh industri,
perusahaan tertentu, atau berdasarkan posisi relatif industri.
27
Integrator Position
Beberapa perusahaan ingin diketahui pelanggan sebagai perusahaan yang
menyediakan kebutuhan pelanggan dari segi kategori produk, dan industri
tertentu. Strategi ini penting bagi bisnis online karena pelanggan yang sibuk
menginginkan kenyamanan dan hanya sekali berbelanja.
2.2.2.3 Langkah 3 – Tujuan/Sasaran
Menurut Strauss & Frost (2012, p. 76), secara umum, tujuan dalam
perencanaan e-marketing mengambil bentuk yang meliputi aspek-aspek berikut:
Task (apa yang harus dicapai)
Measurable quantity (berapa banyak)
Time frame (kapan)
Meskipun transaksi e-commerce adalah sebuah pendapatan produksi dan sebuah
dimensi yang menarik dari sebuah kehadiran e-business, tujuan-tujuan lain juga
bermanfaat, terutama ketika perusahaan menggunakan teknologi hanya untuk
membuat penghematan internal seperti komunikasi target pasar.
Sebenarnya, banyak rencana e-marketing bertujuan untuk menyelesaikan banyak
tujuan, seperti :
Meningkatkan pangsa pasar
Meningkatkan jumlah komentar dalam sebuah blog
Meningkatkan pendapatan penjualan
Mengurangi pengeluaran (seperti distribusi atau pengeluaran promosi)
28
Mendapatkan branding goals (seperti meningkatkan kesadaran brand)
Meningkatkan ukuran database
Mendapatkan CRM goals (seperti meningkatkan kepuasan pelanggan,
frekuensi pembelian, atau tarif penyimpanan pelanggan)
Memperbaiki supply chain management (seperti menigkatkankoordinasi
member, menambah rekan, atau mengoptimalkan level inventory).
2.2.2.4 Langkah 4 – Strategi E-Marketing
Menurut Strauss & Frost (2012, p. 73), dalam langkah ini adalah:
Mengindentifikasi aliran pendapatan yang disarankan oleh model e-business,
Strategi Tier 2
Merancang strategi penawaran dasar, nilai, distribusi, komunikasi, dan
market/partner relationship management untuk menciptakan keunggulan
bersaing, dan
Merubah tujuan perusahaan sebagaimana yang ditentukan oleh perusahaan.
Menurut Strauss & Frost (2012, p.76) marketers merancang strategi mengenai
4P dan hubungan manajemen untuk mendapatkan tujuan dari rencana mengenai
offer (produk), value (price), distribution (place), dan komunikasi(promosi).
The offer (produk)
Perusahaan dapat menjual barang, jasa, ataupun iklan di dalam
situs.Perusahaan dapat menciptakan merek dagang baru dari pasar online. Apabila
perusahaan mencoba menawarkan produk dengan online, ia harus memecahkan
masalah yang berbeda, contohnya warna yang ditampilkan pada layar komputer akan
29
berbeda dengan warna sebenarnya. Perusahaan yang cerdik akan mengambil
keuntungan dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengubah penawaran
online mereka.
Value (price)
Perusahaan harus menentukan bagaimana harga produk online dapat
dibandingkan dengan harga offline. Untuk mendapat keputusan ini, perusahaan harus
menyadari perbedaan biaya pengiriman produk ke individu melalui media online.
Menurut Strauss & Frost (2012, p.77) ada 2 trend online pricing :
Dynamic pricing
Strategi dimana perusahaan dapat menawarkan harga yang berbeda ke setiap
pelanggan. Ada dua tipe dari strategi harga ini, yaitu segmented pricing, dimana
perusahaan menjual barang atau jasa pada dua harga atau lebih, berdasarkan
perbedaan segmen dan negosiasi, dimana pelanggan dapat bernegosiasi harga
dengan perusahaan.
Online Bidding
Sebuah cara mengoptimalkan inventory management. Untuk contoh,
beberapa hotel di Seattle memperbolehkan tamu untuk menawar kamar hotel
pada slow days, menginstruksikan agen reservasi untuk menerima bermacam-
macam penawaran minimum tergantung pada tingkat hunian untuk setiap given
day.
Distribution (place)
Distribusi adalah proses penyaluran barang dari 1 pihak ke pihak lainnya.
Pendistribusian dapat berupa pemasok, sponsor, dan lain – lain.
30
Banyak perusahaan menggunakan internet untuk mendistribusikan produk
atau menciptakan effisiensi antara anggota supply chain dalam saluran distribusi.
Komunikasi (promotion)
Suatu proses lintas fungsional untuk perencanaan, pengeksekusian, dan
mengawasi komunikasi yang di desain untuk perolehan yang menguntungkan,
mempertahankan dan mengembangkan pelanggan. Komunikasi merupakan lintas
fungsional karena setiap hubungan perusahaan dengan pelanggan atau agen
membantu dalam membangun brand image perusahaan.
2.2.2.5 Langkah 5 – Perencanaan Implementasi
Menurut Strauss & Frost (2012, p. 73), perencanaan implementasi meliputi:
Merancang taktik e-marketing mix:
Produk / penawaran layanan
Harga / penilaian
Distribusi / supply chain
Bauran komunikasi yang terintegrasi,
Merancang taktik relationship management,
Perancangan taktik CRM dilakukan dengan merancang dan
mengimplementasikan fitur CRM yang sesuai, sehingga perusahaan dapat
meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan.
31
Merancang taktik pengumpulan informasi.
Taktik pengumpulan informasi ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
pelanggan dengan penggunaan teknologi informasi agar dapat menjalankan
proses bisnis selanjutnya.
Merancang struktur organisasi untuk perancanaan implementasi e-marketing.
Perusahaan harus memastikan bahwa organisasi telah sesuai dengan rencana
implementasi, maka akan dilakukan perubahan pada struktur organisasi, terutama
pada bagian pemasaran.
Merancang interface pelanggan
Menurut Rayport dan Jaworski (2002 : p154), Sudah diketahui bahwa
internet telah mengubah cara pemasaran dari interaksi antar-muka menjadi
interaksi layar-muka. Cara mendesain antar-muka atau interface ini
menggunakan 7C’s yaitu :
1. Context
Konteks pada website diterjemahkan sebagai functionality dan
tampilan atau estetika website itu sendiri. Function atau usability adalah
seberapa bagus performance suatu situs dapat diakses dan digunakan oleh
usernya. Komponennya yang penting seperti: Section breakdown, How good
is your sitemap, Linking structure, Navigation tools, Speed, Reliability,
Platform independence, dan Media Accessability. Untuk tampilan, komponen
yang penting ada 2, yaitu: color scheme dan visualthemes. Konteks
diklasifikasikan menjadi 3, pertama yang dominan di tampilan atau estetika,
kedua yang dominan di fungsi dan yang ketiga gabungan kedua aspek
tersebut. Elemen ini memperhatikan sisi fungsionalitas dan estetika atas
32
perancangan website. Sisi fungsional terpenuhi karena pada web ini terdapat
menu-menu yang dibutuhkan oleh pengguna website sebagai navigasi.
Konsep estetika pada website diperlihatkan dengan kesederhanaan tampilan
halaman yang ada dan penggunaan warna yang sesuai dengan image yang
diciptakan untuk perusahaan (Rayport dan Jaworski, 2002: p156).
2. Content
Konten adalah semua informasi yang ditampilkan di website, dapat
berupa text, audio, video, image, dan lain-lain. Untuk mengevaluasi suatu
konten dapat digunakan cara berikut.
Offering Mix, suatu website biasanya menawarkan 3 tipe konten:
produk, informasi, dan servis atau jasa.Offering mix biasanya memadukan
ketiga tipe konten tersebut.Appeal Mix, adalah referensi sederhana untuk
pesan promosi. Multimediamix, acuan untuk paduan gambar, text, video dan
audio pada website tersebut.Timelinessmix, kenten yang mengatur tentang
berita terkini sekitar atau berita tentang keadaan terkini dari website.
Konten diklasifikasikan menjadi: product dominant, sesuai namanya
yang dominan adalah produk yang ditawarkan, yang mempunyai tipe sebagai
berikut: superstore, category killer dan specialty store. Klasifikasi yang
berikutnya adalah information-dominant, pada klasifikasi ini website
mempunyai informasi yang sanagat banyak atau luas, dan mempunyai tools
untuk mencari informasi tersebut, baik membuat informasi sendiri atau
digabungkan dari sumber informasi lain. Klasifikasi yang terakhir adalah
service dominant, pada klasifikasi ini seusia dengan namanya adalah website
yang menyediakan servis bagi para usernya, dan biasanya user harus
33
membayar atas servis yang disediakan dari website tersebut, contohnya
website yang menyediakan tiket untuk armada kapal terbang. Website yang
menyediakan wadah untukpara pembeli dan penjual juga termasuk dalam
klasifikasi jenis ini, jadi website memfasilitasi bagi para penjual dan pembeli
suatu produk atau jasa meskipun website itu tidak menjual secara langsung
produk atau jasa (Rayport dan Jaworski, 2002 : p159).
3. Community
Komunitas di sini adalah wadah antar user dari website, baik interaksi
one-to-one atau one-to-many. Klasifikasi komunikasi terdiri dari; nonexistent,
artinya dariklasifikasi ini adalah wadah komunitas pada webiste ini sama
sekali tidak ada, userwebsite tidak bisa berinteraksi dengan cara one-to-one
ataupun one-to-many. Klasifikasikedua yaitu limited, artinya wesbite yang
memberikan fitur informasi yang dapatdibaca dan user dapat mem-posting
informasi tersebut, tetapi user tidak dapat berinteraksiantar user. Klasifikasi
yang terakhir yaitu strong, pada klasifikasi ini user dapatberinteraksi dengan
user lain pada chat rooms atau message boards untuk mendapat informasi
atau memberikan informasi kepada user lain (Rayport dan Jaworski, 2002 :
p165).
4. Customization
Kustomisasi website dapat dilakukan oleh penggunanya
(personalization) atau oleh pengelola websitenya (tailoring). Klasifikasi dari
kustomisasi adalah generic, meskipun pada masa sekarang sudah banyak cara
untuk mengkostumisasi sebuah website namuan website dengan klasifikasi ini
hanya memakai tampilan yang biasa, dikarenakan lebh mengutamakan
informasi yang ada di kontennya, contohnya seperti website dari
34
pemerintahan, website dari koran dan lain-lain. Klasifikasi kedua yaitu
moderately customized, pada klasifikasi ini website menyediakan pilihan
produk atau jasa bagi para user berupa “drop-down menu” yang kemudian
dapat direkam pilihan tersebut melalui “cookie” sehingga tiap user
mempunyai pilihan sendiri.
Klasifikasi ini biasa digunaan pada website e-commerce seperti
contohnya website yang menyediakan berbagai jenis produk. Klasifikasi
terakhir adalah highly customized, pada klasifikasi ini website memberikan
fitur kepada user untuk merubah tampilan sesuai keinginan masing-masing
user dan konten didalamnya, seperti contoh portal Yahoo atau Amazon.com
memberikan pilihan warna untuk user, maupun apa yang ingin ditampilkan
pada halaman muka website tersebut (Rayport dan Jaworski, 2003: p170).
5. Communication
Komunikasi di sini merujuk pada interaksi antara user website dan
pengelola website maupun antar sesama user website. Jenis komunikasi ini
dapat berupa:
• Broadcast Communication, adalah komunikasi satu arah antara pengelola
website terhadap user website. Contoh komunikasi ini adalah Mass
Mailings, FAQs, Email Newsletters, Content-update Reminders dan
Webcast Events
• Interactive Communication, adalah jenis komunikasi dua arah. Contoh
komunikasi pada jenis ini adalah E-commerce Dialoque, Costumer Service,
User Input. Komunikasi diklasifikasikan menjadi one-to-many
(nonresponding user), dimana pada klasifikasi ini komunikasi bisa dalam
35
bentuk broadcast messages kepada user website tetapi user tersebut tidak
bisa merespon atau me-replymessages tersebut. Klasifikasi kedua adalah
one-to-many (responding user), dimana komunikasi bisa dalam bentuk
broadcast messages kepada user website dan user website dapat merespon
messages tersebut.
Klasifikasi yang ketiga adalah one-to-one (nonrespondinguser), dimana
komunikasi bisa berbentuk personal messages kepada user website namun
user tersebut tidak bisa merespon messages tersebut. Klasifikasi yang
terakhir adalah one-to-one (responding user), dimana komunikasi dapat
berbentuk personalmessages dan tiap user dapat merespon messages
tersebut (Rayport dan Jaworski, 2002: p174).
6. Connection
Koneksi diartikan sebagai komponen yang mengatur link ke website
lain. Ada 4 jenis koneksi, yaitu:
• Outside Links, adalah link ini yang menghubungkan user dengan website
lain dan membawa user keluar dari website sebelumnya.
• Framed Links, adalah link yang sama dengan sebelumnya tetapi website lain
tetap berada dalam jendela yang sama dengan website sebelumnya.
• Pop-up Windows, adalah link yang membuka website lain dengan cara
memunculkan jendela browser baru tanpa merubah jendela browser website
sebelumnya.
• Outsourced Content, adalah link yang membuka produk atau jasa dari
rekanan website tanpa harus pindah ke website lain. Koneksi
36
diklasifikasikan menjadi destination site, dimana website memberikan link
dalam bentuk konten kepada website lain dan bersifat berbayar. Klasifikasi
kedua yaitu hub site, dimana website membuat konten dan memberikan link
konten tersebut kepada website lain yang sejenis. Dan yang terakhir adalah
klasifikasi portalsite, dimana konten pada website ini adalah berasal dari
konten website lain (Rayport dan Jaworski, 2002: p176).
7. Commerce
Komponen ini digunakan oleh user untuk dapat melakukan transaksi
keuangan pada website. Media untuk memungkinkan hal tersebut bermacam-
macam seperti credit-card approval, one-click shopping, add to basket dan
lain-lain. Commerce diklasifikasikan menjadi low, dimana pada klasifikasi ini
website menyediakan fitur untuk bertransaksi namun user diharuskan isi
sebuah form untuk pesan produk atau jasa yang dibuthkan lalu kemudian
website menghubungi user tersebut untuk memberikan prosedur pembayaran
dan pengiriman. Klasifikasi yang kedua yaitu medium, dimana website
menyediakan fasilitas transaksi namuan tidak semua fitur tersebut tersedia.
Dan klasifikasi yang terakhir yaitu high, dimana pada klasifikasi ini website
menyediakan seluruh fitur transaksi pada website, dan user diwajibkan untuk
mengikuti prosedur yang ditentukan oleh website tersebut (Rayport dan
Jaworski, 2002: p180).
2.2.2.6 Langkah 6 – Budget
Menurut Strauss & Frost (2012, p : 79-80), bagian kunci dari segala rencana
strategis adalah untuk mengtahui perkiraan pengembalian dari investasi yang telah
37
dilakukan. Dalam langkah tersebut (Strauss & Frost, 2012) membaginya ke dalam
empat, yakni:
- Perkiraan pendapatan,
Dalam bagian ini, perusahaan menggunakan sebuah metode penetapan
peramalan penjualan untuk menetapkan pendapatan sampingan dalam hal
pendek, menengah, dan panjang. Data sejarah perusahaan, laporan industry, dan
tindakan kompetitif semuanya dimasukan di dalam proses ini.
- Keuntungan tidak berwujub,
Keuntungan tidak nyata dari strategi e-marketing akan lebih sulit untuk
dihitung daripada keuntungan tidak nyata dari dunia brick-and-mortar. Contoh
dari keuntungan tidak nyata dari strategi e-marketing adalah besarnya ekuitas
merk dan tingkat brand awareness.
- Penghematan biaya,
Penghematan biaya melalui efisiensi internet dilakukan dengan memotong
jalur distribusi, karena perusahaan dapat langsung menjual ke pelanggan tanpa
melalui perantara.
- Biaya e-marketing
E-marketing memerlukan banyak biaya, meliputi biaya untuk karyawan,
hardware, software, programming, dan lain-lain.
38
Berikut ini beberapa biaya untuk pengembangan e-marketing :
Biaya teknologi
Biaya ini terdiri dari biaya software, hardware, akses internet atau
jasa hosting, pelatihan dan materi pembelajaran, dan biaya operasional situs
dan biaya pemeliharaan.
Rancangan situs
Situs web memerlukan perancang grafis untuk merancang tampilan
web, grafis dan foto.
Gaji
Perusahaan harus menggaji semua karyawan yang bekerja dalam
bagian pengembangan dan pemeliharaan web.
Pengembangan situs
Biaya lain yang tidak termasuk dalam biaya teknologi atau gaji, akan
dimasukkan dalam kelompok biaya ini.
Marketing communication
Semua biaya periklanan, public relation dan aktivitas promosi baik
online maupun offline. Biaya lainnya adalah biaya online directory,
penyewaan daftar e-mail dan lainya.
Biaya lain
Semua biaya khusus untuk proyek seperti biaya telepon, travel,
peralatan pencetakan untuk menambah URL baru dan lainnya.
39
2.2.2.7 Langkah 7 – Perancanaan Evaluasi
Menurut Strauss & Frost (2012, p. 80), kunci keberhasilan e-marketing
tergantung pada evaluasi yang dilakukan terus menerus. E-marketer harus
menyiapkan sistem pelacakan sebelum portal dibuka.
Setelah rancangan e-marketing diimplementasikan, keberhasilannya
tergantung pada evaluasi secara berkala. Tipe evaluasi ini berarti e-marketing harus
mempunyai sistem pelacakan di tempat sebelum pintu elektronik terbuka.
2.3 Kerangka Pikir
42
1. Pengidentifikasian Masalah
Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi pada perusahaan, dimana masalah tersebut merupakan hal yang ingin
diselesaikan dan penyebab sistem yang tidak tercapai seperti yang
diharapkan.
2. Pengumpulan dan Penganalisisan Data
Sesudah masalah teridentifikasi, dikumpulkan data-data yang berkaitan
dengan masalah denganmenggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan
mencari dari buku-buku yang relevan, observasi dengan mendatangi langsung
ke lokasi, wawancara kepada perusahaan dan membagikan kuesioner kepada
pelanggan maupun calon pelanggan. Berdasarkan data-data yang
dikumpulkan dilakukan analisis yang berguna dalam pemecahan masalah
yang dihadapi.
3. Perumusan Strategi Pemecahan Masalah
Selanjutnya membuat langkah-langkah strategi sebagai solusi untuk
menangani masalah yang ada pada pengidentifkasian masalah yang telah
dilakukan sebelumnya.Strategi yang digunakan adalah 7 langkah E-
Marketing.
4. Langkah 1 : Analisis Situasi
Langkah pertama dari 7 langkah E-Marketing adalah melakukan analisis
terhadap peluang pasar dengan menggunakan analisis SWOT,
Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan.
43
5. Langkah 2 : Perencanaan Strategi e-marketing
Langkah keduanya adalah melakukan perencanaan strategi e-marketing
perusahaan dengan menggunakan MOA, segmentation, targeting,
differentiation, positioning.
6. Langkah 3 : Tujuan dan Sasaran
Langkah ketiga adalah tujuan dan sasaran perusahaan dalam
pengimplementasian e-marketing, dengan menentukan target pencapaian.
Nantinya target tersebut merupakan pemicu dalam melakukan tugas-tugas
agar perusahaan mampu mencapai sasaran yang terukur.
7. Langkah 4 : Strategi e-marketing
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, barulah merancang strategi
perusahaan dengan mengacu kepada 4Ps marketing mix yaitu Product, Price,
Place, dan Promotion. Perusahaan juga dapat merancang Relationship
Management Strategies untuk menambah jumlah pelanggan, meningkatkan
penjualan, dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
8. Langkah 5 : Perencanaan Implementasi
Setelah merancang strategi e-marketing, barulah merencanakan implementasi
system dengan menentukan goal yang ingin dicapai, strategi yang diterapkan
perusahaan, dan fitur website yang diinginkan. Lalu dibuatlah rancangan
hubungan antarmuka dengan pelanggan melalui website, dimana website
44
yang dirancang menggunakan 7C’s Frameworkyaitu : context, content,
community, customization, communication, connection, dan commerce.
9. Langkah 6 : Budget
Langkah berikutnya adalah merencanakan budget yang akan dikeluarkan,
karena dalam e-marketing bagian penting dari perencanaan adalah harapan
laba dari investasi. Menentukan revenue forecast yang berguna untuk
memperkirakan pendapatan yang akan diterima perusahaan, intangible
benefits yang berguna untuk memperkirakan keuntungan yang tak terukur,
cost savings yang berguna untuk penghematan biaya, dan e-marketing costs
yang berguna untuk memperkirakan biaya implementasi e-marketing.
10. Langkah 7 : Perencanaan Evaluasi
Langkah terakhir dari 7 langkah E-Marketing adalah mengevaluasi secara
keseluruhan mengenai kelebihan dan kekurangan dari hasil implementasi
program pemasaran yang telah diterapkan. Evaluasi dapat dilakukan dengan
pengukuran costumer perspective, internal perspective, learning and growth
perspective, dan financial perspective.
11. Simpulan dan Saran
Hasil analisis dan perancangan disimpulkan kedalam simpulan dan saran.
Simpulan berupa penjelesan mengenai output yang dihasilkan dari hasil
evaluasi yang dilakukan serta saran berupa masukan yang diberikan guna
melakukan perbaikan yang lebih baik.
Recommended