Download pdf - prolog - PERSI

Transcript

PROLOG

Tanpa dapat dihindari, akhirnya Wabah Pandemi Covid-19, dalam hitungan bulan menyebar ke seluruh dunia. Setiap Negara merespon dengan caranya masing-masing

dengan dibekali pengalaman yang terbatas dalam menangani pandemi yang menyerang secara masif. Negara yang siap dengan protokol kesehatan teruji dalam

menghadapi pandemi virus serupa corona hanya sedikit dan tetap kewalahan menghadapi pandemic Covid-19. Pada akhirnya setiap Negara dipaksa untuk belajar dengan

cepat dan saling berbagi pengalaman dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Dengan berbagai dinamika yang terjadi sejak awal pandemi Covid-19 diprediksi masuk, Indonesia telah bekerja keras untuk menghadapi pandemi. Seluruh sumber daya

yang dimiliki pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat luas dikerahkan untuk menangani Covid-19. Aral rintangan terjadi, tidak sedikit konflik dan perbedaan pendapat

yang mengemuka, tapi pada akhirnya banyak pelajaran yang bisa didapat.

Kondisi pandemi Covid-19 telah mengajarkan seluruh komponen banyak hal. Birokrasi dituntut belajar untuk melayani masyarakat dengan cepat ditengah situasi

ketidakpastian, belajar untuk menghapus sekat ego sectoral antar lembaga pemerintah, belajar untuk mengoptimalkan anggaran demi kepentingan terbesar, hingga belajar

untuk saling menahan diri diantara para pemimpin bangsa.

Dunia kesehatan pun dituntut untuk kembali fokus pada kesehatan masyarakat, belajar untuk waspada terhadap setiap risiko kesehatan, belajar melawan penyakit tanpa

obat, belajar menghilangkan ego spesialistik, ego keahlian, dan yang terpenting belajar kembali makna “mencegah lebih baik dari mengobati”.

Masyarakat juga dituntut kembali belajar, belajar kembali bagaimana pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, belajar untuk kembali saling berbagi saling bertoleransi,

belajar untuk menahan diri dari sikap konsumtif, hingga belajar untuk kembali hidup dalam keluarga, dan terpenting belajar bagaimana suatu bangsa harus menghadapi

tantangan bersama tanpa melihat sekat ekonomi, sekat politik, sekat agama, hingga sekat budaya.

Disinilah Ketahanan Nasional Bangsa diuji.

Dari nilai-nilai Ideal diatas, IndoHCF bersama organisasi-organisasi terkait kesehatan lainnya menyadari bahwa seluruh pembelajaran dari wabah pandemi Covid-19 ini

hanya bermanfaat dan berguna jika segenap pemangku kepentingan, organisasi, ataupun individu berkolaborasi. Berkolaborasi tidak dimaknai sebagai koordinasi atau

kerjasama semata, kolaborasi adalah gotong royong, saling berbagi, saling berpotensiasi untuk kepentingan dan tujuan bersama.

Dengan menyelenggarakan Serial Webinar Kolaborasi Covid-19, seluruh pemangku kepentingan yang terlibat berharap seluruh pembelajaran dari setiap organisasi dan

individu dapat dibagi, diinisiasi, diadvokasi, direplikasi, dan atau didokumentasikan sebagai pustaka ilmu pengetahuan yang terkelola dengan baik (knowledge management)

sehingga bermanfaat tidak hanya untuk generasi saat ini tetapi generasi masa depan.

Harus disyukuri, dari 20 Seri Webinar Kolaborasi Covid-19 yang telah terselenggara sepanjang Medio April-Juni 2020, berhasil mengumpulkan beragam informasi/ bahan

pengetahuan dari narasumber terkait 20 topik strategis dan praktis terkait penanganan Covid-19. Webinar kolaborasi Covid-19 diikuti ratusan bahkan ribuan

individu/kelompok pada setiap serinya dan besar harapan kami, hal tersebut mampu memberikan insight berbeda bagi setiap individu/kelompok yang mendengarkannya.

Dengan segala keterbatasan yang ada, Penyelenggara Webinar Kolaborasi Covid-19 berupaya untuk menghimpun dan menyimpulkan seluruh informasi yang diperoleh

menjadi suatu bunga rampai pembelajaran yang berharga bagi para pemangku kepentingan. Ringkasan bunga rampai tersebut telah dikumpulkan dalam buku sederhana

ini dan seluruh bahan materi yang disampaikan sepanjang 20 seri Webinar Kolaborasi dapat diakses langsung di www.indohcf.com

Apresiasi tak terhingga kami berikan kepada seluruh organisasi/institusi, para narasumber dan individu yang selama ini aktif berkolaborasi mendukung jalannya Webinar

Kolaborasi. Untuk itu semoga langkah para kolaborator dalam menangani Covid-19 senantiasa dimudahkan dan menjadi benih yang bermanfaat bagi kesehatan

masyarakat.

Akhir kata, semoga seluruh pembelajaran yang dibagikan selama ini dalam Webinar Kolaborasi Covid-19 menjadi sumber informasi dan pengetahuan yang bermanfaat

bagi seluruh komponen Bangsa.

Terima Kasih.

Ketua Umum Ikessindo- IndoHCF-KREKI,

Koodinator Kolaborasi, Ketua Panitia,

Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS Dr. dr. Tb. Rachmat Sentika, Sp.A, MARS

BUKU I: SERI I‐V

Kata Pengantar 2               

Daftar Isi 6               

Isi

1. 11            

1.1 Kontijensi Plan Tim Dokter Dalam Menghadapi COVID‐19 12            

1.2 Tantangan Dokter Gigi Dalam Menghadapi COVID‐19 55            

1.3 Tantangan Para Tenaga Perawat Dalam Menghadapi COVID‐19 91            

1.4 Rumusan Kesimpulan 103          

2. 104          

2.1 COVID‐19 Disease Dynamics 105          

2.2 COVID‐19 Modelling Scenarios Indonesia 122          

2.3 Skenario Perkembangan COVID‐19 di Indonesia 156          

2.4 Rumusan Kesimpulan 162          

3. 164          

3.1 Standar/Persyaratan APD Bagi Petugas Kesehatan 165          

3.2 Strategi Pemenuhan APD Dengan Pemberdayaan Potensi Produksi Dalam Negeri & Kendalanya 186          

3.3 Pengelolaan APD Dalam Upaya Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (Studi Kasus RSUP Dr. Sardjito) 199          

3.3 Rumusan Kesimpulan 231          

4. 232          

4.1 Pengembangan Sistem Informasi COVID‐19 di Kemenkes RI 233          

4.2 SISTEM CERDAS Untuk COVID 19 :Harapan ‐ Kenyataan ‐ Solusi 252          

4.3 Pencegahan Penyebaran COVID‐19 Berbasis IT & Big Data 275          

4.4 Rumusan Kesimpulan 279          

DAFTAR ISI

Serial I: Tantangan Dokter‐Drg‐Perawat Dalam Menghadapi COVID‐19

Serial II: Prediksi dan Skenario Plan Dalam Menghadapi COVID‐19

Serial III: Bagaimana Memenuhi Kecukupan APD & Mengantisipasi Sustainabilitasnya

Serial IV: Tantangan Mewujudkan Sistem Informasi COVID‐19 yang Terintegrasi dan Berbasis Data

5. 281          

5.1 Bagaimana Mekanisme Klaim Biaya Pasien COVID‐19 di Faskes Primer & Rujukan 282          

5.2 Masalah dan Solusi Pembiayaan RS Daerah di Era COVID‐19 307          

5.3 Masalah dan Solusi Pembiayaan RS Swasta di Era COVID‐19 326          

5.4 Rumusan Kesimpulan 336          

BUKU II: SERI VI‐X

Kata Pengantar 2               

Daftar Isi 6               

Isi

6. 11            

6.1 Model Perhitungan Pembiayaan dan Prosedur Klaim COVID‐19 12            

6.2 Bagaimana Menyiapkan dan Mengajukan Klaim COVID‐19 Untuk Verifikasi 26            

6.3 Bagaimana Prosedur Pembayaran Klaim COVID‐19 dan Jawaban Webinar Serial 5 49            

6.4 Rumusan Kesimpulan 63            

7. 72            

7.1 Regulasi & Kebijakan Pemerintah Tentang Peran Fasyankes Primer dalam Penanggulangan COVID‐19 73            

7.2 Strategi Penggerakan Puskesmas dalam Penanggulangan COVID‐19 di DKI Jakarta 106          

7.3 Pengalaman Kota Tangerang Selatan dalam Penanggulangan COVID‐19 melalui Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Fungsi Puskesmas 143          

7.4 Rumusan Kesimpulan 169          

8. 171          

8.1 Penanganan Pasien COVID‐19, Perlindungan Diri, Orang Terdekat dan Masyarakat Dalam Perspektif Perawat 172          

8.2 Upaya Perlindungan Dokter/Perawat Terhadap Diri Sendiri & Orang Terdekat Serta Bagaimana Persepsi/Sikap Masyarakat & Mengatasinya 193          

8.3 Mispersepsi Masyarakat Terhadap Petugas Kesehatan COVID‐19: Bagaimana Mengatasinya? 208          

8.4 Rumusan Kesimpulan 230          

9. 232          

9.1 Kronologis Permasalahan dan Potensi Solusi Pengadaanan Alat Kesehatan di Masa COVID‐19 233          

Serial V: Prosedur, Kebijakan dan Tata Cara Klaim Biaya Pasien COVID‐19

Serial VI: Bagaimana RS Mempersiapkan Klaim Biaya Pasien COVID‐19

Serial VII: Peran Fasyankes Primer Dalam Penanggulangan COVID‐19

Serial VIII: Stigmata Petugas Kesehatan: Berdedikasi & Berjasa Tapi Ditolak Mulai Dari Kost s/d Liang Lahat

Serial IX: Pandemi COVID‐19: Alkeslab Penyelamat Nyawa ‐ Bisnis Beretika VS Mafia

9.2 Pertimbangan Etika Dalam Mengambil Keputusan di Saat Genting 241          

9.3 Upaya Mencegah Tumbuhnya Mafia Dalam Pengadaanan Alat Kesehatan di Masa Pandemi COVID‐19 253          

9.4 Penegakan Kepatuhan dan Anti‐Korupsi Dalam Proses Pengadaan Obat dan Alkeslab di Masa Pandemi COVID‐19 264          

9.5 Rumusan Kesimpulan 301          

10. 302          

10.1 Simulasi Perhitungan Biaya Pelayanan COVID‐19 303          

10.2 Bagaimana Perhitungan Biaya Klaim Dalam Proses Verifikasi & Mencegah Penolakan Klaim/dispute 324          

10.3 Analisa Biaya Klaim Pelayanan COVID‐19: Apakah Sudah Sesuai Dengan Beban Biaya di RS? 340          

10.4 Studi Kasus Analisa Biaya Klaim Pelayanan COVID‐19 353          

10.5 Rumusan Kesimpulan 365          

BUKU III: SERI XI‐XV

Kata Pengantar 2               

Daftar Isi 6               

Isi

11. 11            

11.1 Bagaimana Kebijakan dan Implementasi Telemedicine di Era COVID‐19 12            

11.2 Kewenangan Klinis & Praktek Kedokteran dalam pemanfaatan Telemedicine di era pandemi COVID‐19 30            

11.3 Kajian Terhadap SE MENKES & PERKONSIL Tentang Pemanfaatan Telemedicine di Era Pandemi COVID‐19 41            

11.4 Studi Kasus: Implementasi & Pola Tarif Telemedicine dalam Pelayanan Kesehatan 51            

11.5 Rumusan Kesimpulan 61            

12. 63            

12.1 Regulasi tentang Insentif dan Tunjangan Bagi Petugas Kesehatan yang Menangani COVID‐19 64            

12.2 Tata Cara Pengajuan dan Pembayaran Insentif Petugas Kesehatan yang Menangani COVID‐19 78            

12.3 Kebijakan Pemda DKI Jakarta dalam Pemberian Insentif & Santunan Duka Cita Untuk Petugas Kesehatan yang Merawat COVID‐19 110          

12.4 Rumusan Kesimpulan 117          

13. 119          

Serial XI: Pemanfaatan Telemedicine Dalam Pelayanan Kesehatan di Era Pandemi COVID‐19

Serial X: Analisa Biaya dan Simulasi Klaim Pelayanan COVID‐19 di RS

Serial XII: Regulasi & Tata Cara Pengajuan/Pembayaran Insentif & Santunan Bagi Petugas Kesehatan yang Menangani COVID‐19

Serial XIII: Diagnosis dan Penatalaksanaan COVID‐19 ‐ Terkini

13.1 Diagnosis & Penatalaksanaan COVID‐19 di Rawat Jalan, IGD & Rawat Inap 120          

13.2 Diagnosis & Penatalaksanaan COVID‐19 di Ruang Intensif 168          

13.3 Rumusan Kesimpulan 193          

14. 194          

14.1 Kesiapan Masyarakat dalam New NormalStudi Ketaatan Masyarakat dalam PSBB 195          

14.2 The New Normal Sejarah Fakta di Berbagai Negara dalam Menanggulangi COVID‐19 216          

14.3 Sisi Akademis New Normal 237          

14.4 Rumusan Kesimpulan 306          

15. 308          

15.1 Kebijakan Pemanfaatan Obat Traditional di Era Pandemi COVID‐19 309          

15.2 Potensi Tumbuhan Obat Indonesia Untuk Pengembangan Anti Virus 337          

15.3 Peran GP Jamu di Era Pandemi COVID‐19 372          

15.4 Rumusan Kesimpulan 393          

BUKU IV: SERI XVI‐XX

Kata Pengantar 2               

Daftar Isi 6               

Isi

11. 11            

16.1 Pencegahan dan Pengendalian COVID‐19di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri 12            

16.2 Penerapan PSBB Transisi di Wilayah DKI Jakarta 27            

16.3 Strategi Jawa Barat Memasuki Adaptasi Kehidupan Baru Pandemi COVID‐19 50            

16.4 Rumusan Kesimpulan 77            

17. 79            

17.1 Urgensi, Variasi, Jenis dan Interpretasi Rapid Test 80            

17.2 Perkembangan Produksi Rapid Test Buatan Indonesia 111          

Serial XIV: Mendefinisikan New Normal di Indonesia: Apa, Kapan, Di mana, Siapa dan Bagaimana

Serial XV: Kesehatan Tradisional & Prospek Jamu Indonesia Era Pandemi COVID‐19

Serial XI: Pemanfaatan Telemedicine Dalam Pelayanan Kesehatan di Era Pandemi COVID‐19

Serial XVII: Serba Serbi Rapid Test & Kriteria/Persyaratan Perjalanan di Era COVID‐19

17.3 Kriteria dan Syarat Perjalanan di Era COVID‐19 124          

17.4 Rumusan Kesimpulan 150          

18. 151          

18.1 Kebijakan dan Dukungan Pemerintah Terhadap Inovasi Kesehatan Menuju Kemandirian Nasional 152          

18.2 Hasil Pengembangan Inovasi Kesehatan di Era Pandemi COVID‐19 168          

18.3 Bagaimana Mewujudkan Inovasi Kesehatan Dalam Negeri dan Menjadi Tuan Rumah di Negara Sendiri 197          

18.4 Rumusan Kesimpulan 211          

19. 213          

19.1 Kriteria Diagnosis Jenazah yang Dimakamkan Dengan Protokol COVID‐19 214          

19.2 Kriteria,Protokol, S gma & Kendala di Lapangan:Pemakaman Jenasah COVID‐19 234          

19.3 Bagaimana Resiko Penularan Pada Jenazah COVID‐19 246          

19.4 Rumusan Kesimpulan 265          

20. 268          

20.1 Seputar COVID‐19: HOAX atau FAKTA? 269          

20.2 Mengapa Timbul Stigma Negatif Terhadap COVID‐19 di Masyarakat? 304          

20.3 Bagaimana Agar Masyarakat Berperilaku & Pola Pikir Positf Menghadapi COVID‐19 & New Normal? 323          

20.3 Rumusan Kesimpulan 345          

Serial XVIII: Peluang Inovasi Kesehatan di Era Pandemi COVID‐19 Sebagai Batu Loncatan Menuju Kemandirian

Serial XIX: Mengapa Terjadi Penolakan Prosedur Pemakaman Jenasah di Sebagian Masyarakat?

Serial XX: Menyikapi Hoax dan Membangun Pola Pikir/Perilaku Positif Masyarakat Menghadapi COVID‐19 & New Normal

#SERIALXVI

Strategi Jawa BaratMemasuki AdaptasiKehidupan Baru

Pandemi COVID-19

13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:DR.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS–KetuaUmumIndoHCF–KREKI–

IKKESINDO

13:05–13:20 PencegahandanPengendalianCovid-19diTempatKerjaPerkantorandanIndustriOleh:drg.KartiniRustandi,M.Kes-DirekturKesehatanKerjadanOlahragaKemenkesRI

13:20–13:35 PenerapanPSBBTransisidiwilayahDKIJakartaOleh:dr.Widyastuti,MKM-KepalaDinasKesehatanProvinsiDKIJakarta

13:35–13:50 StrategiJawaBaratMemasukiAdaptasiKehidupanBaruPandemiCovid-19Oleh:dr.BerliHamdaniGelungSakti,MPPM-KepalaDinasKesehatanProvinsiJawaBarat

13:50–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:Dr.MohamadSubuh,MPPM-StafAhliBidangEkonomiKesehatanKementerianKesehatanRI/KetuaAdinkes

14:50–15:00 Rangkuman&Penutup

SUSUNANACARA

Pencegahan dan Pengendalian Covid-19diTempatKerja Perkantoran dan Industri

drg.Kartini Rustandi,M.Kes

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes RI

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI TEMPAT KERJA

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga

Disampaikan dalam Twice Weekly Webinar : Tantangan Kebijakan New Normal dan Implementasi Kepmenkes 328/2020

Jakarta, 9 Juni 2020

Minal Aidzin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Curiculum Vitae

drg. Kartini Rustandi, M.KesDirektur Kesehatan Kerja dan Olahraga

Alamat : Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4-5 Setiabudi – Jakarta 12950Tlp : 62 5274822Email : [email protected]

Riwayat pendidikanDrg – FKG Universitas TrisaktiS2 - FKM Universitas Indonesia

DAMPAK COVID-19

30 Jan 2020 Penetapan PHEIC/ KKMMD

2 Maret 2020: Indonesia2 kasus +

11 Maret 2020: Penetapan sbg Pandemi

7 April sd Juni 2020: PSBB DKI Jakarta, Jabar, Sumbar, Riau, Sumsel dan sebagaian kab/kota

5 Juni: Pelenturan PSBB dan Penerapan Tata Hidup Normal Baru

Sektor Kesehatan : • Upaya Penanganan Kasus Covid • Upaya Pemutusan Rantai Penualaran• Upaya Pelayanan Kesehatan lain terham

bat (imunisasi. TBc, DBD, Ca, dll)

PENDAHULUAN

Sektor Ekonomi: • Pertumbuhan ekonomi • Pemutusan Hubungan Kerja/Pekerja Di

rumahkan dll

TIDAK ADA PEMBATASAN

• Tempat Kerja• Sekolah• Tempat Ibadah• Tempat Fasilitas Umum• Transportasi• Kegiatan Khusus Lainnya

PROTOKOL KESEHATAN PADA SEMUA AKTIFITAS

PROTOKOL KESEHATAN

PEMBATASAN PADA• Tempat Kerja• Sekolah• Tempat Ibadah• Tempat Fasilitas Umum• Transportasi• Kegiatan Khusus

Lainnya

SEBELUM PSBB PSBB PASKA PSBB

MASA PANDEMI 321

TEMPAT KERJA YANG SEHAT DAN AMAN

HEALTHY WORKPLACE

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI TEMPAT KERJA PERKANTORAN DAN INDUSTRI

(DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA PADA SITUASI PANDEMI)

TUJUANMeningkatkan upaya tempat kerja khususnya perkantorandan industri dalam pencegahan penularan COVID-19 bagi pekerja selama masa pandemi

SASARAN1. Tempat kerja instansi pemerintah2. Perusahaan swasta3. BUMN4. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota

• Upaya selama masa PSBB• Upaya saat bekerja pasca PSBB• Apabila pekerja terpapar Covid-19

KOORDINASI TEMPAT KERJA DENGAN PEMDA

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI TEMPAT KERJA

MANAJEMEN/PEMILIK

1. Menetapkan Kebijakan

2. Memfasilitasi tempat kerja yang

aman dan sehat

3. Melakukan pemantauan kesehatan

secara proaktif

4. Sosialisasi dan edukasi pada pada

pekerja5. Berkoordinasi dengan Dinkes bila

menemukan kasus positif

6. Memantau implementasi upaya

pencegahan covid-19

7. Selalu mengikuti perkembangan

informasi tentang covid-19

PEKERJAMenerapkan protokol kesehatan1. Dirumah2. Dalam Perjalanan pergi danPulang3. Di tempat kerja4. Kembali ke rumah

PEMBINA• Menetapkan Kebijakan sesuai

kewenangan • Sosialisasi kebijakan • Monitoring dan evaluasi

(pengawasan)

SIAPA BERPERAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENULARAN COVID 19

Gunakanmasker

Cuci tangan/hand sanitizer Jaga jarak,

hindari kerumunan

Daya tahan tubuh, istirahat cukup,

olah raga, kelola stress

Konsumsigizi seimbang

PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN

Perilaku hidup bersihDan sehat,

disinfeksi lingkungan

Kelola penyakit comorbid dan memperhatikan

kelompok rentan

ATTITUDE

AWARENESS

PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN MASYARAKAT

DETECTZonasi, Titik Kritis, Kelompokberesiko, PCR/Rapid Test

RESPONBila ada yang positif covid +Tracing/pelacakan kontak, Lokalisirdaerah terkontaminasi, Disinfeksi, Rest PCR/Rapid Test, Penangananpenderita

PREVENTKIE, Scrining, Sosialisasi, Disinfeksi,Edukasi

UPAYA YANG DILAKUKAN PEKERJATATANAN HIDUP BARUDARI RUMAH

• Jaga kesehatan• Pastikan dalam keadaa

n sehat pada saat akanbekerja

TEMPAT KERJA• Cuci tangan• Pakai masker/APD • Bersihkan tempat kerja/alat

kerja sesering mungkin• Jaga jarak• Kurangi kontak fisik• Saling mengingatkan sesam

a pekerja

PERJALANAN• Gunakan masker• Jaga jarak (transortasi umum)• Tidak menyentuh muka• Tidak menyentuh fasilitas umu

m• Gunakan pembayaran non tuna

iSAMPAI RUMAH

• Mandi, Ganti baju• Bersihkan peralatan yang diba

wa (handphone, kacamata, tasdll)

• Meningkatkan daya tahan tubuh

1

3

2

4

5

1. SE Nomor HK.02.01/MENKES/334/2020 Tentang Protokol PencegahanPenularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Bagi Aparat YangMelaksanakan Tugas Pengamanan dan Penertiban Dalam RangkaPercepatan Penanganan Covid-19

1. SE Nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 Tentang Protokol PencegahanPenularan Corona Virus Disease (Covid-19) Di Tempat Kerja SektorJasa Dan Perdagangan (Area Publik) Dalam MendukungKeberlangsungan Usaha

PENGATURAN LAIN YANG TELAH DITERBITKAN

PENUTUPv KMK 328/2020 sebagai Panduan dalam tatanan hidup

baru untuk meningkatkan upaya tempat kerja dalampencegahan penularan covid-19 bagi pekerja selamamasa pandemi

v Penerapan Protokol Kesehatan dilaksanakan olehpemilik/manajemen, pekerja, dan pembina/pengawas

v Panduan harus diterjemahkan dalam bentuk SOP ditempat kerja sesuai dengan jenis, jumlah dan resikokegiatan yang dilakukan

v Tempat Kerja Menerapkan Upaya Pencegahan danPengendalian Covid 19, berkontribusi dalam menekandampak covid-19 serta mendukung keberlangsunganusaha pada situasi pandemi

TERIMA KASIH SALAM SEHAT

PRODUKTIF

S E M A N G A T Niat baik –Kerja keras –Rasional – Ikhlas

Penerapan PSBBTransisi diWilayahDKIJakarta

dr.Widyastuti,MKM

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKIJakarta

PENERAPAN PSBB TRANSISI PROVINSI DKI JAKARTA

Disampaikan oleh :

dr. Widyastuti, MKMKepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

TWICE WEEKLY COVID-19 WEBINAR SERIAL XVISelasa, 9 Juni 2020

OUTLINE

Covid-19 On Number (Jakarta Only)

PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)

P S B B PSBB di 6 Tatanan

Infografis Protokol Kesehatan PSBB Transisi

COVID-19 On Number

Jakarta Hari Ini(source: corona.jakarta.go.id)

Perkiraan Rt dan Laporan Kasus Harian Prov. DKI Jakarta(source: Paparan Gubernur Prov. DKI Jakarta- PSBB Transisi)

COVID-19 On Number

Kasus Positif Harian dan Jumlah Kematian Harian Prov. DKI Jakarta(per tanggal 3 Juni 2020)

source: Paparan Gubernur Prov. DKI Jakarta- PSBB Transisi

COVID-19 On Number

Penerapan Wilayah Pengendalian Ketat (WPK) di Sejumlah RW

source: Paparan Gubernur Prov. DKI Jakarta-

PSBB Transisi

#

KUNINGAN BARAT

#

ROA MALAKA

#

DURI SELATAN

#

MELAWAI

#

GELORA

#

PETAMBURAN

#

RAWAJATI

#

KALIBATA

#

SUNTER AGUNG

#

CEMPAKA PUTIH TIMUR

#

TEBET BARAT

#

KEBON KACANG

#

MAPHAR

Desa.shp00.1 - 22.7722.78 - 50.3150.32 - 105.8105.9 - 373.4

N

EW

S

MAPPING COVID 19+ DKI JAKARTA PER KELURAHAN MENURUT IR PER 100.000 PENDUDUK(data sd 15-05-2020)

15 Mei 2020

KAMAL MUARA

SEMANAN

ANCOL

CAKUNG TIMUR

PONDOK BAMBU

KAMPUNG TENGAH

KEBON MELATI

SUNTER AGUNG

#

JEMBATAN BESI

# KRAMAT#

SENEN

#KOTA BAMBU UTARA

TOMANG

Desa.shp00.1 - 24.6324.64 - 49.2649.27 - 73.8973.9 - 99.65 N

EW

S

MAPPING KECEPATAN IR COVID 19 PER 100.000 PENDUDUK PER KELURAHAN DKI JAKARTA(Periode 15 - 30 Mei 2020)

15-30 Mei 2020

Indikator Pelonggaran Pembatasan Sosial

NO. INDIKATOR NILAI DIDAPAT BOBOT KATEGORI SKORING HASIL SKORING1 Penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target ≥50%) 30,1% 7,5% 30,01 - 49,9% 2 0,152 Penurunan jumlah kasus ODP + PDP selama 3 minggu terakhir dari puncak (target ≥50%) 34% 7,5% 30,01 - 49,9% 2 0,153 Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak 67 10% ≥50% 3 0,34 Penurunan jumlah meninggal dari ODP + PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak 70% 4% ≥50% 3 0,275 Penurunan jumah kasus positif yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak 60% 5% ≥50% 3 0,156 Penurunan jumlah ODP + PDP yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak selalu naik 5% Selalu naik 3 0,157 Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif selalu naik 5% Selalu naik 3 0,158 Kenaikan jumlah selesai pemantauan dan pengawasan dari ODP dan PDP selalu naik 5% Selalu naik 3 0,159 Penurunan laju Insidensi kasus per 100.000 penduduk 9,5% <2 3 0,28510 Penurunan angka kematian per 100.000 penduduk 7,5% <0.25 3 0,22511 Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama 2 minggu Fluktuatif naik 4% Fluktuatif naik 2 0,0812 Positivity rate <5% (dari seluruh sampel yang diperiksa, proporsi positif hanya 5%) 8-9 % 8,5% 5-10 % 2 0,16

13Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS rujukan mampu menampung sd >20% jumlah ODP, PDP dan positif COVID 19 1,2 8,5% ada > 1.2 3 0,255

14Jumlah tempat tidur di RS rujukan mempu menampung sd >20% jumlah ODP, PDP dan pasien positif COVID 19 1,2 8,5% ada > 1.2 3 0,255

RISIKO RENDAH 2,73

Sumber : FKM UI

Sumber : Gugus Tugas Nasional

Sosialisasikewaspadaan

Pneumonia Wuhan pada RS danPuskesmas

SE Kewaspadaan dan Penyiapan

APD untuk layanan

kesehatan

DilaporkanODP dan

PDP pertama

Dinas Kesehatan membuka

layanan Callcenter dan

Posko COVID-19 24 jam

• SE Pengelola Gedung, apartemen, perusahaan, wisatadll tentang kewaspadaan nCoV.

• Sosialisasi masif pada +_ 15.000 orang di 600 lokasi

Instruksi Gubernur No. 16 Tahun 2020 tentang

PeningkatanKewaspadaan terhadapRisiko Penularan Infeksi

COVID-19

Gubernur DKI Jakarta umumkan

sebanyak 115 ODP & 32 PDP

• Presiden RI umumkan 2 kasusCOVID-19 pertamadi Indonesia

• Kepgubpembentukan Tim Tanggap COVID-19

Menghentikanizin keramaian

dan CFD

HimbauanBelajar, Bekerja, Ibadah di rumah

PembentukanGugus Tugas

Provinsi

Labkesda DKI Jakarta mulai memeriksakan

spesimenPSBB Tahap IPSBB Tahap II

PSBB Tahap III

Fatwa MUI Sholat Ied di

rumah

Jan, 7 Jan, 22 Jan, 24 Jan, 27 Feb, 4

Mar, 1

Mar, 5Mar, 14Mar, 17

May

, 19

May

, 22

Jun, 1 Jun, 2 Jun, 3 Jun, 4 Jun, 7

rapat koordinasiForkompimda DKI

Jakarta dengan BNPB

rapat koordinasi Forkompimda DKI Jakarta dengan tim FKM UI dan tim pakar GugusTugas mengenai indikator PBSS Transisi

rapat akhirdenganBNPB

pengumumanPSBB Transisi oleh

Gubernur

sosialisasi awal indikatorkesehatan masyarakat yang

sudah disepakati BNPB

Feb, 25

Mar, 2

Mar, 23Apr, 10Mar, 17

LINIMASA

PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)

Peraturan Gubernur Prov. DKI JakartaNomor 51 Tahun 2020

TentangPelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat,

Aman dan Produktif

Penerapan PHBS Pencegahan Covid-19

Peningkatan Penanganan Kesehatan

Penyesuaian Kegiatan/Aktivitas

Masyarakat

Pengendalian Moda Transportasi

Pengawasan dan Penindakan

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Penghentian Sementara Masa

Transisi

Penerapan PHBS Pencegahan Covid 19

Peningkatan Penanganan Kesehatan

Penerapan PHBS pada 6 Tatanan:1. Rumah Tangga2. Sekolah dan/atau Institusi Pendidikan3. Rumah Ibadah4. Tempat Kerja5. Tempat/Fasilitas Umum6. Fasilitas Transportasi Publik

Penduduk Prov. DKI Jakartaa. Wajib menggunakan masker diluar rumahb. Melaksanakan GERMAS melalui

penerapan PHBS Pencegahan Covid-19c. Pimpinan/Penanggungjawab setiap

tatanan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PHBS

Penanganan Kesehatan Meliputi :1. Surveilans dan Penilaian Risiko2. Tenaga Kesehatan dan Tenaga Penunjang

Kesehatan3. Sosialisasi, Pemantauan, Pembinaan dan

Pendampingan4. Perangkat Pelindung bagi Tenaga

Kesehatan dan Tenaga Penunjang Kesehatan

5. Sarana, prasarana,obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai

6. Sarana Tempat Isolasi Mandiri7. Tata Kelola Pemeriksaan8. Penelusuran Kontak Erat Konfirmasi Positif

Covid-199. Dukungan psikososial10. Sarana dan prasarana korban meninggal

akibat Covid-1911. Protokol Kesehatan OTG, ODP, PDP dan

Konfirm12. Pemeriksaan Rapid dan PCR

PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)

Penyesuaian Kegiatan / Aktivitas Masyarakat

Pengendalian Moda Transportasi

Penerapan Protokol Kesehatan pada Kegiatan / Aktivitas Masyarakat:

1. Pembelajaran di Sekolah dan / atau Institusi Pendidikan Lainnya

2. Kegiatan Keagamaan

3. Tempat Kerja

4. Tempat / Fasilitas Umum

5. Kegiatan Sosial Budaya

Pengendalian Moda Transportasi Meliputi :

1. Pengendalian pada Kendaraan Bermotor berupa sepeda motor dan mobil

2. Pengendalian pada kendaran umum massal

3. Pengendalian parkir pada luar ruang milik jalan (off street)

PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)

Pengawasan dan Penindakan

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Pengawasan dan Penindakan dilakukan oleh

Satpol PP dan didampingi dari Perangkat daerah terkait dan dapat mengikutsertakan unsur

kepolisian dan/atau TNI

Pemantauan dan Evaluasi dilakukan secara berjenjang oleh masing-masing tingkat

GUGUS TUGAS COVID-19

Hasil Pelaporan pemantauan dan evaluasi dilaporkan kepada Gubernur

PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)

Penghentian Sementara Masa Transisi

Penghentian Sementara Masa Transisi

Terjadi Peningkatan Kasus Baru Covid-19 secara Signifikan selama Masa Transisi berdasarkan hasil

pemantauan dan evaluasi Gugus Tugas Covid-19 Tingkat Provinsi

PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)

Prinsip Umum PSBB Transisi

source: Paparan Gubernur Prov. DKI Jakarta-

PSBB Transisi

PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)

Prinsip Umum PSBB Transisi

source: Paparan Gubernur Prov. DKI

Jakarta- PSBB Transisi

PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)

P SB PHBS di 6 TatananH

Rumah Tangga

Sekolah dan/atau Institusi Pendidikan

Persalinan di fasilitas kesehatan

Memberi bayi ASI eksklusif

Menimbang bayi dan balita

Menggunakan air bersih

Mencuci tangan pakai sabun dan

air mengalir

Menggunakan jamban sehat

Memberantas jentik di rumah

Makan buah dan sayur setiap hari

Melakukan aktivitas fisik

setiap hari

Tidak merokok di dalam rumah

Memakai masker bagi anggota keluarga yang

sakit

Memakai masker bila beraktivitas di

luar rumah

Menjaga jarak Kelola Stres

Selalu memakai masker

Jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain dan hindari berkerumun

Segera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir

setelah menyentuh barang/benda yang sering

disentuh oleh banyak orang

Selalu sedia handsanitizer pribadi

Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Menggunakan jamban yang bersih

dan sehat

Olahraga yang teratur dan terukur

Memberantas jentik nyamuk/pemberantasan

sarang nyamuk (PSN)

Tidak merokok di sekolah

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

Membuang sampah pada tempatnya

P SBH

Rumah Ibadah

Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan ibadah

Bagi Umat Islam diutamakan berwudhu di rumah

Membawa perlengkapan ibadah masing-masing (Kitab Suci, Sajadah, Mukena, dan lain-lain)

Memakai masker

Tidak membawa anak kecil

Lansia dan orang sakit ibadah di rumah saja

Tempat ibadah dibersihkan sebelum dan sesudah kegiatan ibadah

Kotak amal diupayakan diganti dengan yang statis (ditaruh di pintu masuk Rumah Ibadah) atau diutamakan beramal dengan memanfaatkan teknologi cashless (non tunai)

Upayakan berada di lingkungan Rumah Ibadah hanya selama ibadah inti berlangsung

Jaga jarak dan hindari kerumunan

Tidak membagikan makanan dan minuman di dalam Rumah Ibadah

Tidak berjabat tangan

Untuk Kajian, Ceramah dan Pertemuan agar tetap menjaga jarak

Untuk Tempat Ibadah agar menyiapkan masker gratis bagi jamaah yang tidak membawa

Tidak menyentuh barang/benda yang ada di Rumah Ibadah

Menandai tempat berdiri atau duduknya jamaah setidaknya 1 meter

Membuka pintu dan jendela Rumah Ibadah selama ibadah dilaksanakan agar sirkulasi udara terjaga

Bagi Rumah Ibadah yang mengharuskan jamaahnya membuka alas kaki, agar menyediakan rak untuk sepatu/sandal

PHBS di 6 Tatanan

P SBH

Tempat Kerja

Selalu memakai masker

Jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain dan hindari berkerumun

Segera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah menyentuh barang/benda yang seringdisentuh oleh banyak orang

Selalu sedia handsanitizer pribadi

Mengonsumsi makanan dan minuman sehat

Menggunakan jamban sehat

Membuang sampah di tempat sampah

Tidak merokok

Tidak menggunakan NAPZA

Tidak meludah sembarang tempat

Memberantas jentik nyamuk

Selalu pakai masker

Jaga jarak dan hindari berkerumun

Membersihkan area kerja sebelum memulai bekerja

Menyediakan handsanitizer

Membawa perlengkapan pribadi untuk menghindari pemakaian Bersama

PHBS di 6 Tatanan

P SBH

Tempat Umum

Selalu memakai masker Jaga jarak dan hindari berkerumun

Segera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah

menyentuh barang/benda yang sering disentuh oleh

banyak orang

Selalu sedia handsanitizer pribadi

Memakai baju lengan panjang/setertutup mungkin lebih baik

Menggunakan air bersih Menggunakan jamban Membuang sampah pada tempatnya

Tidak merokok di tempat umum

Tidak meludah sembarangan

Memberantas jentik nyamuk/Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN)

PHBS di 6 Tatanan

P SBH

TransportasiSelalu memakai masker Jaga jarak dan hindari

berkerumunSegera cuci tangan pakai

sabun dan air mengalir setelah menyentuh barang/benda yang sering disentuh oleh

banyak orang

Selalu sedia handsanitizer pribadi

Memakai baju lengan panjang/setertutup mungkin

lebih baik

Membuang sampah pada tempatnya

Tidak merokok di dalam moda transportasi

Tidak meludah sembarangan

PHBS di 6 Tatanan

Infografis Protokol Kesehatan PSBB Transisi

Protokol Kesehatan PSBB Transisi(Tempat Kerja, Restoran/Rumah Makan, Sarana Transportasi, Kegiatan Olahraga dan Pasar)

Kesimpulan & Saran

1 Tetap selalu memakai masker diluar ruangan, cuci tangan dengansabun dan air mengalir, hindari menyentuh wajah khususnyaarea mata, hidung dan mulut

2 PSBB belum selesai

3 Melonggarkan artinya harus siap meningkatkan kapasitas testing, tracing dan fasilitas kesehatan

4 Integrasi data di tingkat pusat

Jakarta kota metropolitan

Banyak gedung tinggi indah dilihat

TERIMA KASIH saya ucapkan

Semoga bermanfaat

Strategi Jawa BaratMemasuki Adaptasi KehidupanBaru Pandemi Covid-19

dr.Berli Hamdani Gelung Sakti,MPPM

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Strategi Jawa Barat MemasukiAdaptasi Kebiasaan Baru (AKB)

Pandemi Covid-19

dr. Berli Hamdani Gelung Sakti, MPPMKepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

2020

Analisis situasi COVID-19 di Jawa Barat

Sumber: https://pikobar.jabarprov.go.id/, updated 8 Juni 2020

1

2.376 Kasus Terkonfirmasi: 779 Sembuh

158Meninggal

1.439Dalam Perawatan

9.149 Total PDP 7.707Selesai Pengawasan

1.442Proses Pengawasan

51.719 Total ODP 47.907Selesai Pemantauan

3.812Proses Pemantauan

5 Kabupaten Kota DenganTotal Kasus Tertinggi

1. Kota Depok | 5342. Kota Bekasi| 4783. Kota Bandung│303 4. Kab. Bogor│182 5. Kab. Bekasi│176

Mortality Rate: 6.6% (Jawa Barat)5.9% (Indonesia)

Sumber: Pikobar.Jabarprov.go.id per tanggal 6 Juni 2020

Analisis situasi COVID-19 di JawaBarat

2

Laju angka pertumbuhaneksponesial kasus sebesar8.4% per 9 hari

3

Jawa Barat: posisi ke-3 dengan kontribusi 8% terhadap total kasus nasional

Sumber: https://covid19.go.id/, updated 7 Juni 2020

4

Peta Sebaran Kasus Positif COVID-19 Tingkat Kecamatan Provinsi Jawa Barat (4 Juni 2020)

Kapasitas tes COVID-19

1

2

3

RDT

PCR

STRATEGITESTING

Dinkes & RSInstansi vertikalTotal

Pelaporan

112.41514.792

127.207

Hasil Reaktif

3.192 (2,84%)335 (2,26%)

3.527 (2,77%)

Jumlah pengujian PCR: 55.152- Positif 3.986 (7,23%)- Negatif 50.373 (91,33%)- Invalid 793 ( 1,44%)

Rekap data PCR dan RDT per 5 Juni 2020. Sumber: Dinkes Provinsi dan Labkes Jabar*

Kapasitas tes COVID-19 di Jawa Barat

Sumber: Labkes Jabar, 5 Juni 2020

TOTAL SAMPLING:

55.152

NEGATIF POSITIFINVALID

50.373 3.986 793(91,33%) (7,23%) (1,44%)

UPDATE LAINNYA:- Pemprov Jabar menerima mesin PCR

dan 10.000 swab untuk pengujianwilayah PSBM. Mesin PCR ditempatkan di Lab Sentral Unpad, BSL 3.

Kapasitas tes PCR COVID-19 di Jawa Barat

Massif tes di lokasi PSBM: Desa Tanimulya, KBB

Massif tes di lokasi PSBM: Desa Nagasari, Tasik Door to door testing di Kab Subang

Persiapan PSB di Desa Kasomalang, Kab Subang Tes Massif wilayah pabrik di Kab SubangPengecekan kesiapan lab satelit Unpad utk pengujian PCR dari BNPB

Sumber: Laporan Kab/Kota di Lingkup Jabar dan Gugus Tugas Divisi PPM

Survei tes masif wilayah pasar Cileungsi, Bogor

Mobile COVID-19 test mulaiberoperasi

Kapasitas Pelayanan Kesehatan

Tingkat kewaspadaan COVID-19 di Jawa Barat

Penerapan PSBB di Jawa Barat

PSBB I PSBB II PSBB III PSBB IV

PSBB I

PSBB I PSBB II (Proporsional) PSBB Proporsional selain Bodebek

*Berakhir PSBB BODEBEK berdasarkan Kepgub 443/Kep.287-Hukham/2020 diperpanjanghingga 2 Juli 2020

15-28 April

22-5 Mei

6-19 Mei

29 April-12 Mei 13 - 26 Mei

20 – 29 Mei 30 Mei – 12 Juni

30 Mei – 4 Juni*

Wilayah BODEBEK

Wilayah Bandung Raya

Wilayah Prov. Jawa Barat

KETERANGAN :Durasi PSBB berdasarkan KMK No. 9 tahun 2020 adalah 14 hari dan dapat diperpanjang atas permohonan pimpinan daerah atau provinsi.

PSBB II PSBB III (Proporsional) PSBB IV (Proporsional)

5

Skenario Tingkat Kewaspadaan Pandemi di Provinsi JawaBarat

Level 1- Rendah

• Tidakditemukankasus positif

Level 2- Moderat

• Ditemukankasus Covid19 secarasporadis (bisakasus imporatau penularanlocal)

Level 3-Cukup Berat

• Ditemukankasus Covid 19 pada kluster tunggal

Level 4-Berat

• Ditemukankasus Covid 19 pada satu ataulebih klusterdenganpeningkatankasus signifikan

Level 5-Kritis

• Ditemukankasus Covid19 denganpenularan di komunitas

Isolasi/Karantina

Jaga jarak/Pembatasan

Aktivitas

Deteksidini/Tracing

PembatasanMobilitas Membatasi antar provinsi Memaksimalkan antar provinsi

dan Kab/KotaMemaksimalkan antar provinsi

dan Kab/Kota Membatasi dalam klaster Tinggal di rumah

Berjalan biasa (sekolah, kantor, industry, pasar, toko,

Pertanian dll)

Berjalan biasa (sekolah, kantor, industry, pasar, toko,

Pertanian dll)

Dibatasi (Pembelajaran, aktivitaskantor, keagamaan, Fasum,

Sosial-Budaya, dan pergerakanbarang/orang)

Ditutup (kecuali : Kesehatan, bahan pangan, energy,

komunikasi, Keuangan, logistic, Perhotelan, konstruksi, idustri dan

Pelayanan dasar)

Ditutup (Kecuali : Kesehatan, bahanpangan, energy,

komunikasi, logistic, danPelayanan dasar)

Pembatasan 100 org Pembatasan 75 org Pembatasan 25 org Dilarang Dilarang

Melacak kontak dan test Melacak kontak dan test Melacak kontak dan test Melacak kontak dan test Melacak kontak dan test

Dianjurkan Orang Resiko tinggi (usia>70thn) dan sakit

Orang Resiko tinggi (usia>70thn) dan sakit Pelayanan di Rumah Sakit Pelayanan di Rumah

Sakit

Normal Physical Distancing PSBB Parsial PSBB Penuh Lockdown

6

Indikator Kesehatan MasyarakatEpidemiologi

Laju ODP, PDP,Positif, Sembuh, Kematian

Tren laju transmisi dan Rt

Mobilitas penduduk

Risiko geografi

Surveilans

Proporsi ODP, PDP, kontak eratyang dites

Proporsi orang dengan riwayatkontak yang berhasil

diwawancarai oleh tim

Pelayanan Kesehatan

Proporsi kasus positif yang dirawat di rumah sakit

Ketersediaan APD, obat, dan alat kesehatan

Ketersediaan RS rujukanCOVID-19

Peta Level Kewaspadaan di Jawa Barat (26 Mei 2020)

7

Pemetaan sektor berdasarkan risiko kesehatandan dampak ekonomi

RisikoKesehatan

Rendah

Tinggi

Rendah Tinggi

Perjalanan pribadi, jasa(perkantoran, bank, hotel),

manufaktur, pertanian, perikanan, peternakan,

kehutanan, perkebunan, konstruksi.

Pendidikan, sosial (panti, lapas), area publik (taman,

tempat ibadah, dsb), perpustakaan

Kesehatan (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit)

Transportasi, perdagangan(mall, supermarket, pasar tradisional), pariwisata,

terminal/stasiun/bandara

Dampakekonomi

Implementasi Protokol Kesehatan SetiapTingkat Kewaspadaan

1. Menggunakan masker2. Jaga jarak (minimum 1 meter) dan tidak berkerumun3. Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir4. Pemeriksaan suhu tubuh secara berkala5. Menggunakan APD yang sesuai dengan risiko pekerjaan6. Hindari menyentuh wajah, hidung, mulut dan mata7. Melakukan etika batuk dan bersin8. Isolasi mandiri bila mengalami gejala flu, batuk, pilek, dll9. Menjaga kesehatan dengan olahraga, istirahat cukup, dan tidak panik10. Desinfeksi berkala pada area yang sering tersentuh11. Ketersediaan fasilitas cuci tangan, penerapan pembatasan, dan sebagainya12. Dan lain-lain dapat ditambahkan sesuai kebutuhan

Konsep AKB berdasarkan Level Kewaspadaan

Terima Kasih

RUMUSAN KESIMPULAN WEBINAR KOLABORASI SESI XVI

Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hingga saat ini beberapa daerah telah bersiap untuk memasuki fase new normal pasca pandemi wabah covid-19. Jika pada masa PSBB, terdapat pembatasan pada

tempat kerja, sekolah, tempat ibadah, fasum, transportasi, dan kegiatan khususnya lainnya, maka pada masa pasca PSBB semua aktifitas baik di tempat kerja,

ibadah, fasum, transportasi, hingga kegiatan khusus lainnya dapat dilakukan namun dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19.

2. Dalam rangka memasuki fase new normal pasca masa PSBB, Menkes RI telah menerbitkan KMK nomor HK.01.07/Menkes/328/2020 (KMK 328/2020) yng

dimaksudkan untuk menjadi acuan panduan pencegahan dan pengendalian covid-19 di tempat kerja perkantoran dan indusri. Kepmenkes ini dapat digunakan

sebagai dasar pembuatan SOP di tiap tempat kerja baik di perkantoran maupun di industri (pabrik). Selain itu, untuk mendukung persiapan fase new normal juga

diterbitkan Surat Edaran Menkes antara lain:

a. SE Nomor HK.02.01/MENKES/334/2020 Tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) BagiAparat Yang Melaksanakan Tugas

Pengamanan Dan Penertiban Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19, dan

b. SE Nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 Tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (Covid-19) Di Tempat Kerja Sektor Jasa Dan Perdagangan

(Area Publik) Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha

3. Panduan KMK 328/2020 harus diterjemahkan dalam bentuk SOP di tempat kerja sesuai dengan jenis, jumlah dan resiko kegiatan yang dilakukan. Tempat Kerja

yang menerapkan Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid 19, berkontribusi dalam upaya menekan dampak covid-19 serta mendukung keberlangsungan usaha

pada situasi pandemi.

4. Dalam rangka mempersiapkan fase new normal, masing-masing pihak memiliki peran strategis dalam pencegahan dan penularan covid-19. Manajemen/Pemilik

berperan untuk menetapkan kebijakan serta memfasilitasi tempat kerja yang aman dan sehat. Manajemen juga berperan untuk melakukan pemantauan kesehatan

secara aktif dan mensosialisasikan protokol kesehatan pada pekerja. Manajemen juga wajib berkoordinasi dengan Dinkes bila menemukan kasus positif. Disisi lain

pekerja juga berperan dalam menerapkan protokol kesehatan, baik di rumah, dalam perjalanan pergi dan pulang, di tempat kerja maupun saat kembali ke rumah.

Sementara pembina dalam hal ini pemerintah daerah/instansi terkait berperan untuk menetapkan kebijakan sesuai kewenangan, melakukan sosialisasi, dan

melakukan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan.

5. Provinsi DKI menerapkan PSBB Transisi sebagai bentuk persiapan menuju fase new normal. Periode transisi ini merupakan peralihan dari masa pembatasan menuju

perluasan kegiatan sosial ekonomi produktif. Fase ini juga merupakan masa edukasi dan pembiasaan terhadap pola hidup sehat dan aman sesuai protokol covid-19.

Lama periode fase PSBB transisi bergantung pada hasil pemantaun kondisi pengendalian wabah covid-19. Kebijakan rem darurat (emergency brake policy) menjadi

kebijakan Pemprov DKI saat masa transisis dimana apabila terjadi tingkat penularan yang mengkhawatirkan Pemprov DKI bisa menghentikan semua kegiatan dan

menerapkan kembali pengetatan.

6. Selain Pemprov DKI, Pemprov Jabar juga sudah mulai mempersiapkan berbagai kebijakan menghadapi masa new normal. Pemberlakuan PSBB dimulai secara

bertahap dan berbeda antara wilayah Bodebek, Bandung Raya, dan seluruh Provinsi Jawa Barat, sehingga berakhirnya masa PSBB juga dapat berbeda. PSBB di

Bodebek sendiri telah diperpanjang hingga 2 Juli. Dalam rangka menyiapkan diri menuju fase new normal, mulai bulan Juni, Jawa Barat menyiapkan kebijakan

peningkatan kapasitas tes Covid-19 khususnya di wilayah lokasi mikro karantina, kemudian pada minggu ke 3-4 bulan Juni dilanjutkan di 17 Kab/Kota di Luar 10

wilayah PSBB Awal. Selanjutnya pada minggu ke 3-4 Juni dilakukan skrining 200 ribu Rapid test di 627 Kecamatan di Jawa Barat. pada minggu ke 4 Juni hingga

minggu awal Juli diharapkan dapat melakukan 150 ribu test swab sebagai follow up atas hasil skrining awal. Siklus skrining rapidt test dan PCR diharapkan terus

berlanjut di Bulan Juli hingga dianggap dapat selesai. Terima kasih.

#SERIALXVII

Serba Serbi RapidTest&Kriteria/Persyaratan

Perjalanan diEraCOVID-19

SUSUNANACARA

13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:Dr.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS-KetuaIKKESINDO-IndoHCF-KREKI

13:05–13:20 Urgensi,VariasiJenisdanInterpretasiRapidTestOleh:Dr.TonangDwiArdyanto,SpPK,PhD(Ist)-PERSI

13:20–13:35 PerkembanganproduksirapidtestbuatanIndonesiaOleh:Prof.dr.SofiaMubarikaHarjana,M.Med.Sc.,Ph.D.-FKKMKUGM

13:35–13:50 KriteriadanSyaratPerjalanandiEraCOVID-19Oleh: drg. R. Vensya Sitohang M.Epid - Direktur Surveilans dan KarantinaKesehatanDitjenP2PKemenkesRI

13:50–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:Dr.dr.LiaG.Partakusuma,Sp.PK(K),MM,MARS-PERSI

14:50–15:00 Rangkuman&Penutup

Urgensi,Variasi Jenis dan Interpretasi RapidTest

Dr.Tonang Dwi Ardyanto,SpPK,PhD(Ist)

PERSI

Tonang Dwi ArdyantoPendidikan:Dokter : S1 (UNS - 1999)PhD : S2 leading to S3 (Tottori Univ Japan - 2006)SpPK : PPDS PK UNS (2011)Luar Negeri: Singapore, Australia, Thailand, Perancis, Italia, Swiss, Vietnam

Pekerjaan/Afiliasi:Dosen FK dan Pascasarjana UNSWakil Direktur Pelayanan dan Diklit (2015-2019) Wadir Diklit (2020-2023)Konsultan UTD PMI SurakartaKompartemen JKN PP PERSI Bidang Organisasi PP PDS Patklin

Rapid Test Covid:Urgensi, Variasi dan Interpretasi

Tonang Dwi ArdyantoPERSI

11/06/2020

0

10

20

30

40

50

60

1 5 9 131721252933374145495357

CFR

MR

MulaiApril

Per 10 Juni 2020

13,91%

50,00%

7,31%

26,34%

10,04%

20,63%

69,32%

Tanpagejala

Tanpagejala

TerbentukImunitas

Ringansedang

Tanpagejala

TerbentukImunitas

Ringan-sedang

Berat Tanpagejala

TerbentukImunitas

KlinisBerat

Perawatan di ruangisolasi di RS

Kritis Tanpagejala

ImunitasKritis Perawatan di ruang isolasi atauICU RS Meninggal

Gejala Dapat menularkan % kematian

0%

0%

15%

50%

Dapat menularkan

Dapat menularkan

Dapat menularkan

PopulasiMasyarakat

yang terinfeksiCovid-19

Infeksi

(data dari beberapa sumbertermasuk di slide terakhir dengan kisaran persentasemasih bervariasi, gambar sebagai ilustrasi)

(Modifikasi olehTonang, 30/3/2020)

Hari ke 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Lauer SA, Grantz KH, Bi Q, et al. The Incubation Period of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) From Publicly Reported Confirmed Cases: Estimation and

Application. Ann Intern Med. 2020; [Epub ahead of print 10 March 2020]. doi: https://doi.org/10.7326/M20-0504

Impact of non-pharmaceutical interventions (NPIs) to reduce COVID-19 mortality and healthcare demand, Imperial College COVID-19 Response Team, 16

March 2020, DOI: https://doi.org/10.25561/77482

Viral dynamics in mild and severe cases of COVID-19, Lancet Infect Dis 2020 Published Online March 19, 2020 https://doi.org/10.1016/S1473-3099(20)30232-2

Pola Umum Infeksi: Respon Imun Adekuat

Infeksi Virus Antigen AntibodiMateriGenetik

Virus baru

Masuksel

Reproduksi

Ambilalih

Hari ke ... ? Masa Inkubasi Bisa Timbul Gejala dan Tanda

Menghancurkan sel terinfeksi

Respon Imun Innate/alami

Menggunakan antibodi spesifik

Respon Imun Adaptive

Sembuh

Kekebalan

(Tonang, 21/3/2020)

Pola Umum Infeksi : Respon tidak adekuat

Infeksi Virus Virus berlipatMateriGenetik

Virus baru

Masuksel

Reproduksi

Ambilalih

Hari ke ... ? Masa Inkubasi Timbul Gejala dan Tanda, bisa berat

Gagal membersihkan

Respon Imun Innate/alami Tidak bisa berlangsung karena tidakterbentuk atau antibodinya tidakadekuat (non neutralizing antibody)

Respon Imun Adaptive

Sakit berat

Menular

(Tonang, 21/3/2020)

Fokus pada pasien

Metode Pemeriksaan Khusus Covid-19

Target

RNAPCR

TCM

ProteinAntigen

Antibodi

RAPID TEST

* Serologi

* Molekuler

PCR/TCM RT Antigen RT Antibodi

Metode Molekuler Serologi Antigen Serologi Antibodi

Sampel Swab Swab (standar seperti PCR) Darah

APD pengambilan sampel Cover all, masker N95, goggle, Face-shield

Cover all, masker N95, goggle, Face-shield

(standar seperti PCR)

Baju kerja (scrub) lenganpanjang, face-shield, masker bedah, sarung tangan

Sarpras minimal BSL-2, BSC-2A BSL-2, BSC-2A BSL-1

SDM Pelatihan khusus pengambilan sampel dan pemeriksaan

Pelatihan khusus untuk pengambilan sampel

Standar Ahli Teknologi Laboratorium

Waktu kerja1

+ 6 jam (PCR)+ 1 jam (TCM)

diluar waktupengerjaan sampel

+ 20 menit(diluar waktu untukswab)

+ 15-20 menit (darah lengkap)

+ 1 jam (serum, sejak pengambilansampel)

Waktu pengambilan yang sesuai

Tanpa, sebelum, atausudah ada gejala

Tanpa atau sebelum adagejala, perkiraan waktukontak maksimal 7 harisebelumnya

Setelah timbul gejala, perkiraan waktu kontakminimal 7 hari sebelumnya

Pola Kinetik Serologi Covid-19• Belum banyak laporan tentang antigen, banyak dikaitkan dengan pola viral

shedding, diduga terdeteksi segera setelah masuknya virus• Ada variasi laporan kinetika antibodi, dipengaruhi lokasi dan karakteristik

kasus• Pola normal urutan awal deteksi: total antibodi, kemudian IgM diikuti atau

hampir bersamaan dengan IgG; Selanjutnya IgM menurun, sedangkan IgG bertahan lebih lama

• Laporan “diskrepansi” dengan hasil PCR: tidak serta merta berarti salah, sesuai fase perjalanan penyakit

• Timbul salah paham dan “stigma” terhadap hasil “rapid test”• Akhir-akhir ini, laporan makin mengerucut, disesuaikan dengan laporan

tentang profil viral shedding dan masa infeksius (penularan)

Basis Pemeriksaan

https://www.medchemexpress.com/literature/article/COVID-19.html

Antigen

PCR

Antibodi

Pola Umum Infeksi dan Metode Pemeriksaan

Infeksi Virus Antigen AntibodiMateriGenetik

Virus baru

Masuksel

Reproduksi

Ambilalih

RAPID TEST ANTIGEN

Beberapa variasimetode

PCR

Hari ke ...? Masa Inkubasi Timbul Gejala dan Tanda

Menghancurkan sel terinfeksi

Respon Imun Innate/alami

Menggunakan antibodi spesifik

Respon Imun Adaptive

RAPID TEST ANTIBODI

Sembuh

Kekebalan

(Tonang, 21/3/2020)

Pengetahuan tentang apa yang terjadi pada hari ke berapa ini sangat penting dalam menentukan metode pemeriksaan laboratorium.

Pola Perjalanan Penyakit (Secara Umum)

Vir

al L

oad

ata

uti

ter

anti

bo

di

Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)

RNA Virus

Antigen IgM

IgG

IgM

IgG

Level deteksi alat test

Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer

Sel Memori

(Tonang, pertama kali disusun 24/04/2020)

Gejala / TandaInkubasi Penyembuhan

RNA Virus

(Gambar sebagai Ilustrasi)

Riwayatkontak

atau mulaiinfeksi

Pola Umum Perjalanan Penyakit Covid, dari sisi Viral Shedding dan Kinetika Serologi. Ada kasus ekstrem.

Bullard J et al., Clinical Infectious Diseases, ciaa638, 22 Mei 2020; NCID Singapore Position Statement, 23 Mei 2020; WHO Clinical Management of Covid-19, 27 Mei 2020;

Kondisi Pasien dengan Gejala

Vir

al L

oad

ata

uti

ter

anti

bo

di

Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)

RNA Virus

Antigen IgM

IgG

IgM

IgG

Level deteksi alat test

Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer

Sel Memori

(Tonang, 24/04/2020)

Gejala / TandaInkubasi

RNA Virus

PCR/TCM: pilihanterbaik

(Gambar sebagai Ilustrasi)

RT Antigen : efektif dan efisien

1. PCR/TCM bila POSITIF : pasti ada virus Covid-19; bila NEGATIF : harus diulang minimal 2 kali dengan hasil negatif

2. RT Antigen: efektif dan efisien, tapi jendela waktunya sempit, hanya pada fase ini saja

3. RT Antibodi tidak tepat, paling cepat minimal 7 hari setelahterinfeksi, lebih baik setelah hari ke 10, lebih baik lagi bila ADA GEJALA

Riwayatkontak

atau mulaiinfeksi

RT Antibodi : TIDAK TEPAT

Penyembuhan

Kondisi Pasien dengan Gejala

Vir

al L

oad

ata

uti

ter

anti

bo

di

Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)

RNA Virus

Antigen IgM

IgG

IgM

IgG

Level deteksi alat test

Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer

Sel Memori

(Tonang, 24/04/2020)

Gejala / TandaInkubasi

RNA Virus

(Gambar sebagai Ilustrasi)

1. PCR/TCM tetap lebih baik, tapi akses dankecepatan hasil menjadi pertimbangan. Syarat kesembuhan tetap dengan PCR minimal 2 kali negatif berturut-turut

2. RT tepat dan bermakna, membantudiagnosis pasti dan penapisan pasien, sambil menunggu hasil PCR bilamemungkinkan

PCR/TCM: tetappilihan terbaik, tapiakses dan kecepatanhasil kadang menjadikendala

RT Antibodi: Bermakna, membantu diagnosis pasti dan penapisan

Riwayatkontak

atau mulaiinfeksi

RT Antibodi: REAKTIF, berisikotinggi tetapi belum memastikaninfeksi Covid-19

Penyembuhan

Kondisi Pasien dengan Gejala

Vir

al L

oad

ata

uti

ter

anti

bo

di

Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)

RNA Virus

Antigen IgM

IgG

IgM

IgG

Level deteksi alat test

Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer

Sel Memori

(Tonang, 24/04/2020)

Gejala / TandaInkubasi

RNA Virus

(Gambar sebagai Ilustrasi)

1. PCR/TCM tetap lebih baik, tapi akses dankecepatan hasil menjadi pertimbangan

2. RT Antibodi tepat dan bermakna, membantudiagnosis pasti dan penapisan pasien, sambilmenunggu hasil PCR bila memangmemungkinkan

PCR/TCM: tetappilihan terbaik, tapiakses dan kecepatanhasil kadang menjadikendala

RT antibodi : Bermakna, membantu diagnosis pasti dan penapisan

Riwayatkontak

atau mulaiinfeksi

Penyembuhan

Kondisi Tanpa atau Gejala Ringan

Vir

al L

oad

ata

uti

ter

anti

bo

di

Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)

RNA Virus

Antigen IgM

IgG

IgM

IgG

Level deteksi alat test

Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer

Sel Memori

(Tonang, 24/04/2020)

TANPA GejalaInkubasi Gejala Ringan

RNA Virus

(Gambar sebagai Ilustrasi)

Riwayatkontak

atau mulaiinfeksi

PCR/TCM saja

RT Antibodi:TIDAK TEPAT

PCR/TCM lebih baik

RT : Membantu sebagaipenyaring

Non reaktif, diulang 10 hari kemudian

Bila reaktif, diperlakukan sebagaipositif sambil menunggu hasil PCR

PCR/TCM lebih baik

RT : monitoring titer/kadarnya(sudah ada dan cepat meninggi

saat re-infeksi)

RT Antigen : efektifdan efisien

Kondisi Pasien pernah ada atau tidak pernah ada gejala

Vir

al L

oad

ata

uti

ter

anti

bo

di

Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)

RNA Virus

Antigen IgM

IgG

IgM

IgG

Level deteksi alat test

Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer

Sel Memori

(Tonang, 24/04/2020)

Gejala / TandaInkubasi

RNA Virus

(Gambar sebagai Ilustrasi)

1. RT yang sebagai penapisan awal karena bilasudah pernah terinfeksi, maka akan tetapreaktif baik sudah pernah ada gejala maupunbelum pernah ada gejala

2. Orang dengan RT positif, dianggapi kasuskonfirmasi sampai konfirmasi PCR memungkinkan untuk dilakukan

RT sebagai pilihanpertama di daerahdengan transmisi lokalatau community transmisison

Konfrmasi PCR bilamemungkinkan

Riwayatkontak

atau mulaiinfeksi Terutama di area

dengan banyaktransmisi lokalatau Community Transmission

Rapid Test Ag dan Ab dengan Konfirmasi PCR

PCR Ag IgM IgG Pemaknaan

+ R - - Terdapat virus, dalam masa inkubasi, belum atau tidak timbulgejala, berisiko penularan

+ - R NR/R Terdapat virus, timbul gejala, fase akut.

+ - R/NR R Masih terdapat virus, melewati fase akut, masih ada gejala

- - - R Bila sebelumnya sudah pernah terbukti ada RNA virus, kemudian IgM dan/atau IgG, maka menandakan menuju fase penyembuhan, atau sudah pernah terinfeksi dan sudah sembuh, sudah adakekebalan. Bila belum pernah ada data PCR dan IgM sebelumnya, perlu pengulangan 10 hari kemudian untuk dievaluasi.

- - - - Belum pernah terpapar, belum ada kekebalan.

- - R - Kemungkinan: 1. Terjadi infeksi, virus sudah tidak terdeteksi, IgG belum muncul.2. Terjadi cross-reaction dengan virus dengue/Corona yang lain3. Terjadi infeksi, virus masih ada, false result pada PCR

(Tonang, 24/04/2020)

Patuh Standar, konseling pradan paska test

False Result?

False

Alat

Senstivitas

Spesifisitas

Salah guna

Salah waktu

Salah prosedurCross-

reactionCoVirus

lain

* Pengaturan

Tujuan: Penapis

atauSurveillance?

RUC / Youden's Index

84,3 - 100% 1 & 2

1. Hoffman , et al. J Inf Ecol Epid, 10, 20202. Whitman JD et al. 2020 pre-review

65,5 - 100%

Sensitivitas semakin tinggi, sesuai fase penyakit

Cross-Reaction?• Ada laporan beberapa kasus: IgG muncul dulu baru diikuti IgM;

diduga terjadi “cross-reaction” dengan virus corona selain covid (karena ada homologi sekuens RNA) (Wei Yee Wan et al, 2020 pre-review)

• Ada dugaan cross-reaction juga dengan virus dengue (Coronavirus Diagnostics

Mar 13, 2020)

• Prinsip dasar: Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan khusus; sebaiknya dengan konseling pra dan pasca test

Sembuh = Antibodi Covid = Kekebalan?

• Beberapa penelitian menunjukkan kekuatan netralisasi antibodi Covid-19– Percobaan para monyet, tidak timbul infeksi ketika dipaparkan virus SARS CoV 2 satu

bulan setelah sembuh dari paparan sebelumnya (Bao et a., 2020 pre-review)

– Neutralizing antibodi terdeteksi pada 79%, 92% dan 98% dari semua sampel berturut-turut pada hari ke 13-20, 21-27 dan 28-41 (FAFI-KREMER et al, 2020 pre-review)

• Sampai saat ini, belum terkonfirmasi ada re-infeksi pada manusia. Beberapa laporan positivitas PCR setelah dinyatakan negatif, adalah dari sisa RNA (Kirkclady RD et al., JAMA. 2020;323(22):2245-2246)

• Pemeriksaan dengan Plaque Reduction Neutralization Test (PRNT), tapi dengan kultur virus (minimal BSL-3). Sekarang dikembangkan metode pseudovirus (bisa di BSL-2). Diharapkan makin banyak laporan dengan metode lebih sederhana ini.

Perubahan Paradigma Rapid Test: Komunitas dan OTG

RNA Virus

(PCR

Antigen

(RT)

IgM

(RT)

IgG

(RT)

IgM

IgG

(RT)

Level deteksi alat test

Infeksi Primer

Sel Memori

(Tonang, 8/06/2020)

Jaga jarak - cuci tangan - masker (PHBS)

RNA Virus

Berisiko infeksi

Isolasi / Perawatan di Faskes - Risiko menular Tetap PHBS - pionir kekebalan bersama

Kekebalan

Masa penularan pasientanpa gejalaadalah 10 hari sejak dinyatakanpositif 1

Rata-rata gejala mulai timbul padahari ke 5 selama 11,5 hari 2

Masa penularan: 2 hari sebelum sampai 7-10 hari sejak timbulnya gejala2

Masa Perawatan sampai hari ke 21 bila tidak ada gejala lagi, walaupun PCR masih positif2

Dipulangkan 10 hari sejak timbul gejala plus 3 hari bebas gejala

Hati-hati Kondisi:Usia anak-anak dan lansia

Penyakit penyerta: DM, hipertensi, jantung, asma, obesitas

Kebiasaan: merokok, kurang olahraga, sering di ruangan tertutup dengan

ventilasi kurang

hari 0 5 10 14 21

Bullard J et al., Clinical Infectious Diseases, ciaa638, 22 Mei 2020; NCID Singapore Position Statement, 23 Mei 2020; WHO Clinical Management of Covid-19, 27 Mei 2020;

Status KUNING: WASPADA Status MERAH: SIAGA Status HIJAU: PEDULI

Tanpa Gejala, Tanpa Informasi Pasti tentangRiwayat kontak

RT Antigen1

Reaktif

Dianggappositif

Ikuti Alur TCM

Non Reaktif

Ikuti Alur RT Antibodi

RT Antibodi2

Reaktif

Ikuti alur TCM

Non Reaktif

Masa pemantuan

Ulang tes 10 harikemudian

Non Reaktif →PHBS

Reaktif→ Ikutialur TCM/PCR

TCM/PCR3

Positif

Kasus konfirmasi

Pengelolaan sesuailevel gejala, ringan,

sedang, berat

Negatif

Masa pemantauan

Alur Ulang RT Atibodi10 hari kemudian

(Tonang Dwi Ardyanto, dr. SpPK, PhD -RSUNS - 28/5/2020)

No 1, 2 dan 3 menunjukkanurutan pilihan menyesuaikankemampuan setempat

Area transmisi lokal: Komunitas dan OTG

Tanpa Gejala, Tanpa Informasi Riwayat kontak, Informasi dibutuhkan segera

RT Antigen dan RT Antibodi secara Simultan1

RT Antigen

Reaktif

Arahkan untukkonfirmasiTCM/PCR

Non Reaktif

Lihat hasil RT Antibodi

RT Antibodi

Reaktif

Arahkan untukkonfirmasi TCM/PCR

Non Reaktif

Masa pemantuan3

Arahkan untuk Ulangtes 10 hari kemudian

TCM2

Positif

Kasus konfirmasi

Negatif

Masa pemantauan4

Arahkan untuk

diteruskan RT

Antibodi di tempat

tujuan

(Tonang Dwi Ardyanto, dr. SpPK, PhD -RSUNS – 28/5/2020)

Nomor 3 dan 4 adalah kondisi dimana saat itu

belum terbukti ada infeksi Covid-19, bolehmelakukan perjalanan antarwilayah dengan tetapmematuhi protokol kesehatan covid-19.

Syarat Perjalanan dan Sejenisnya

Survei Penggunaan RT Covid secara Nasional: PDS Patklin

Poin-poin• Penggunaan RT Covid secara tepat, agar memberikan data tepat

dan efektif.

• Pelaksanaan dan publikasi uji validitas untuk acuan nama dagang yang digunakan secara nasional

• Perumusan kebijakan penggunaan RT Covid agar menjadi acuan: surveillans, kepentingan lain

• Penetapan semacam HET untuk menjaga baku mutu dan kepentingan publik

• Post-marketing surveillans terhadap penggunaan RT Covid

Terima kasih

Perkembangan Produksi RapidTestBuatan Indonesia

Prof.dr.SofiaMubarika Harjana,M.Med.Sc.,Ph.D.

FKKMKUGM

Perkembangan Produksi Rapid Test Buatan Indonesia

Sofia Mubarika Haryana FK - KMK UGM

Acara : Weekly Seminar tentang Isu Strategis COVID-19

11 Juni 2020

UniversitasAirlangga

Lab. Hepatika

COVID-19 – pandemic : sinergi & kolaborasi

• Menristek BRIN/BPPT memanggil→ Konsorsium Covid-191. Diagnostic

• PCR

• Non PCR • Sensor

2. Reagen• PCR – mobile laboratory

3. Ventilator 4. Radiologic Digital 5. Artificial Intelligence (AI)6. Whole genome sequencing (WGS)7. Dll

Diagnostik Molekular

1. Diagnostic Keberadaan Virus :

Rapid detection : PCR – berbasis DNA/RNA qRT PCR

2. Diagnostic individu ter expose Virus : Antibodi ( IgM IgG)

Rapid detection: basis Ag – Ab: Tes Serologi : ELISA, IFA , LFIA

Infeksi COVID -19 → Respons Imun

IgM – mg1 ; IgG Mg ke 2

A. Selular : Cytokines

Immunocompomised : - / delayed Ig

B. Humoral : IgM IgG spesifik

ARDS /MFOF - Cytokines storm

LFIA - Lateral Flow ImmunoAssay : IgM and IgG

• Cepat 5 – 10 ‘• Simple • Field Rapid test• Urgent – cegah

penyebaran• Unt evaluasi Herd

Immunity

Finger prick

Tim Pengembang Rapid Test IgM IgG COVID-19

• BPPT : Ketua TFRFIC-19 : DR. Ir. Soni Solistia Wirawan

• Ketua Sub Task Force Diagnostik non PCR : Irvan Faizal, PhD

• Universitas Gadjah Mada :

• Prof. dr. Sofia Mubarika Haryana, M.Med.Sc., PhD ( PI)

• Prof. dr. Tri Wibawa, PhD, Sp.MK(K)

(PIC : Uji Validasi di Yogyakarta - Solo - Semarang)

• Universitas Airlangga:

• Prof. Drh. Fedik Abdul Rantam, PhD

(PIC 1: Uji validasi di RSUA Surabaya)

• Prof. Dr. dr. Cita Rosita Prakoeswa, Sp. KK (K)

(PIC 2 :Uji validasi di RSUP DR Soetomo Surabaya)

• Laboratorium Hepatika :

• Prof. Dr. dr. Mulyanto

( PIC : produksi rapid test)

• Praktis : mudah, murah, tanpa alat tambahan, tanpa tenagaterlatih, dimana saja

• Cepat: hasil diperoleh dalam waktu 15 menit

• Spesifik: terhadap antigen Covid-19

• Dapat digunakan untuk massive/field screening masyarakatterhadap

• OTG (Orang Tanpa Gejala)

• ODP ( Orang Dalam Pengawasan)

• PDP ( Pasien dalam perawatan)

• Post Infeksi

• Mendapat gambaran herd Immunity masyarakat

• Membantu penentuan kebijakan penanganan Covid-19

Keunggulan Rapid Test IgM/IgG Indonesia

• Desain• Prototyping Validasi

Akhir Juni

Registrasi Produksi Distribusi

Industri lain Industri lain

NIEPatent License

Royalti

Aktifitas

Institusi

Luaran

Pendanaan

Masyarakat

Prototype

Tahapan Kegiatan Produk Inovasi Sampai di IndustriRapid Diagnostics Test IgG/IgM Covid-19 Buatan Indonesia

Sub TF 1

• Sensitifitas• Spesifisitas

TargetJumlah

(kit)10.000 20.000

Permintaan Kemkes, dll

Akhir Juni: 50.000

Juli: > 500.000

NIE: KEMENKES RI AKD 20303020697

Spesifikasi RI – GHA COVID-19 IgG/IgM

Kegiatan : Mei – Agustus 2020

1. Uji validasi lapangan : Yogyakarta, Solo, Semarang ( 5 RS), dan Surabaya ( 2 RS) , Makassar

2. Uji Seroprevalence terbatas : Yogyakarta dan Surabaya

3. Pengembangan Skala besar : Juli – Agustus : untuk field screening Nasional dan Uji Seroprevalence Nasional (dibawah Koordinasi BNPB)

Standard WHO Min 1/1000 populasi

Indonesia 0.02/1000

Bangladesu 0.07/1000

Perancis 0.51/1000

German 0.65/1000

Singapura 1.11/1000

Amerika 1.71/1000

Iceland 3. 31/1000

Data per 9 Juni 2020

Penutup

1. Diperlukan Kerjasama Pemerintah, Akademisi, Public Health, Experts, Industry - seroprevalense/ Rapid Test berbasis antibodiuntuk mengetahui :• perkiraan besarnya populasi terinfeksi

• Penyebaran infeksi : di berbagai daerah / populasi berbeda

• Membuat perencanaan dan manajemen yang tepat

2. Seroprevalensi test penting dilakukan karena dapat memberiinformasi tentang infeksi COVID 1-19 di masyarakat : OTG, ODP, PDP , Post infeksi

Kriteria dan Syarat Perjalanan diEraCOVID-19

drg.R.Vensya Sitohang M.Epid

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2PKemenkes RI

Jakarta, 11 Juni 2020

drg. R. Vensya Sitohang, M.EpidDirektur Surveilans dan Karantina Kesehatan

Ditjen Pencegahan dan Pengendalian PenyakitKementerian Kesehatan RI

SURAT PERJALANAN ERA COVID-19(Pengawasan Pelaku Perjalanan pada

Penerapan Kehidupan Masyarakat Produktif dan Aman Terhadap Covid – 19 di Bandar Udara dan Pelabuhan)

LATAR BELAKANG

• Globalisasi → meningkatnya ancaman new emerging maupun re-emerging infectious diseases→ Penyakit/ FR kesehatan dapat bersumber dari agen biologi, kimia, nuklir, dan

pangan• Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, komitmen melaksanakan regulasi

internasional di bidang kesehatan (IHR 2005) • Public health event di suatu lokasi dapat menjadi ancaman di tempat lainnya• Berdampak pada kesehatan, sosial ekonomi, dan keamanan.• COVID – 19 telah dinyatakan sebagai PHEIC dan Pandemi oleh WHO, Presiden RI telah

menetapkan COVID-19 sebagai KKM dan Bencana Nasional.• Penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan sebagai upaya cegah tangkal penyakit dan

FR kesehatan yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, sesuai amanah UU no 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

▪ International Health

Regulations (2005)

▪ International Civil

Aviation Organization

(ICAO)

▪ International Maritime

Organization (IMO)

▪ International Air

Transport Association

(IATA)

1. Permenkes no. 356 th 2008 juncto No. 2348 th2011 ttg Organisasi dan Tata Kerja KKP

2. Permenkes no. 1501 th 2010 ttg Penyakit Menular yg Menimbulkan Wabah

3. Kepmenkes no. 425 th 2007 ttg Pedoman Penyelenggaraan Kekarantinaan di KKP

4. Kepmenkes no. 424 th 2007 ttg Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kes

5. Kepmenkes no. 612 th 2010 ttg Pedoman Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan pada Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

6. Permenkes 658 th 2009 ttg Jejaring Lab Diagnosis Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging

7. Pemenkes 59 tahun 2016 ttg Pembebasan Biaya untuk Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

8. Permenkes no. 949 th 2004 tentang SKD- KLB9. Pemenkes no. 12 th 2019 ttg Perubahan atas

Permenkes 23 tahun 2018 ttg Pelayanan dan Penerbitan Sertifikat Vaksinasi Internasional

10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

DASAR HUKUM KEKARANTINAAN KESEHATAN ▪ UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan▪ UU No. 36 Th 2009 Ttg Kesehatan▪ UU No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular▪ UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran▪ UU No.17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan▪ UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran▪ UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan▪ UU No.6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian▪ UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah▪ PP No. 40/1990 ttg Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular▪ PP 64 th 2019 ttg Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yg Berlaku

pada Kementerian Kesehatan▪ Inpres nomor 4 tahun 2019 tentang Peningkatan

Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia

▪ PP no. 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

▪ Keppres nomor 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

▪ Keppres no. 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

COVID-19 Update hingga 09 Juni 2020 Pukul 16.00 WIB

Situasi Kasus di Indonesia

33.076Kasus Konfirmasi

(+1.043)

1.923(5,8%)

Kasus Meninggal

11.414Kasus Sembuh

(34,5%)

19.739Kasus Dalam

Perwatan (59,7%)

281.653Kasus dg Spesimen

Diperiksa

248.577Kasus Negatif

(88,3 % spesimen)

6.931.000Kasus Konfirmasi

400.857Kasus Meninggal

(5,8 %)

364.196Kasus Konfirmasi

9.970Kasus Meninggal

(2,7 %)

Global Regional Asia Tenggara

215Negara Terjangkit

195Negara Transmisi Lokal

STRATEGI

• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat• Peningkatan Edukasi Masyarakat

mengenai COVID-19 melalui berbagai media

• Penyediaan Call Center untuk menerima keluhan dan laporan dari masyarakat mengenai COVID-19

• Protokol-protokol kesehatan dan pedoman

• Cegah Tangkal Penyakit di pintumasuk negara

• Kesiapan Laboratorium• Kesiapan RS Rujukan untuk

Penyakit Infeksi Emerging (PIE)• Pemberdayaan Masyarakat• Peningkatan Surveilans ILI, SARI• Penyediaan alat deteksi cepat

• Tatalaksana kasus• Penelusuran kontak• Peningkatan komunikasi risiko• Observasi kelompok berisiko• Kekarantinaan: social distancing-

physical distancing, isolasi

DETEKSI PENCEGAHAN RESPON

DENGAN DUKUNGAN KUAT DARI SELURUH SEKTOR

JENIS PENYELENGGARAAN

KEKARANTINAAN YANG DILAKSANAKAN

Dalam penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di wilayah, Pemerintahtelah mengambil kebijakan untuk melaksanakan Pembatasan Sosial BerskalaBesar (PSBB) yang pada prinsipnya dilaksanakan untuk menekan penyebaranCOVID-19 semakin meluas

PP no 21 Tahun 2020 tentangPSBB dalam rangka percepatan

penanganan COVID-19

Permenkes No. 9 tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan

Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan

Corona Virus Disease 2019(COVID-19).

PENERAPAN PSBB

• Pemerintah telah menetapkan beberapa Provinsi dan Kab/Kota di Indonesiasebagai wilayah yang menerapkan pemberlakuan PSBB.

• Dalam perkembangannya, evaluasi penerapan PSBB di beberapa wilayahdipandang berhasil, terdapat kecenderungan penurunan kasus dankecenderungan peningkatan kesembuhan pada situasi saat ini.

• Pemerintah saat ini tengah menyiapkan untuk penerapan tatanan kehidupanmasyarakat produktif dan aman terhadap COVID-19, guna mendorongperbaikan kondisi ekonomi di tengah pandemi COVID-19, termasuk dengandibukanya akses peningkatan perjalanan baik udara, laut, dan darat.

PENETAPAN PSBB DI PROVINSI/WILAYAH/KAB/KOTA

23 PENETAPAN(43 Wilayah Provinsi/Kab/Kota,

mencakup 81 Kab/Kota)

Pengajuan terbaru Kota Ambon (9 Juni 2020)

NO PROV/KAB/KOTA PROVINSI TANGGAL MULAI PSBB PERPANJANGAN1 DKI Jakarta DKI Jakarta 10 April 2020 PSBB Peralihan mulai 4 Juni 20202 Bodebek Jawa Barat 15 April 2020 PSBB Proporsional mulai 4 Juni 20203 Kota Tegal Jawa Tengah 24 April 2020 Tidak diperpanjang4 Kota Pekanbaru Riau 17 April 2020 Tidak diperpanjang5 Wilayah Tangerang Banten 18 April 2020 Sd. 14 Juni 20206 Kota Makassar Sulawesi Selatan 24 April 2020 Tidak diperpanjang7 Bandung Raya Jawa Barat 22 April 2020 Sd. 12 Juni 20208 Kab/kota se Sumatera Barat Sumatera Barat 22 April 2020 Sd. 7 Juni 2020 kecuali Bukittinggi9 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan 24 April 2020 Tidak diperpanjang

10 Kota Tarakan Kalimantan Utara 26 April 2020 Tidak diperpanjang11 Surabaya Raya Jawa Timur 28 April 2020 Sd. 8 Juni 202012 Kab. Gowa Sulawesi Selatan 29 April 2020 Tidak diperpanjang13 Kota Gorontalo Gorontalo 4 Mei 2020 Sd. 14 Juni 202014 Kab/kota se Jawa Barat Jawa Barat 6 Mei 2020 Sd. 12 Juni 2020 kecuali Bodebek15 Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah 11 Mei 2020 Tidak diperpanjang16 Kab. Buol Sulawesi Tengah 12 Mei 2020 Sd. 10 Juni 202017 Malang Raya Jawa Timur 17 Mei 2020 Tidak diperpanjang18 Wilayah Banjar Kalimantan Selatan 16 Mei 2020 Tidak diperpanjang19 Kota Palembang Sumatera Selatan 25 Mei 202020 Kab. Prabumulih Sumatera Selatan 25 Mei 202021 Kab/kota se Provinsi Riau Provinsi Riau 15 Mei 2020 6 kab/kota tidak perpanjang22 Kab. Kapuas Kalimantan Tengah 1 Juni 2020

PELAKSANAAN PSBB (PER 6 JUNI 2020)

PENGAWASAN KEDATANGAN LUAR NEGERI

Surat Menteri Kesehatan Nomor PM.03.01/Menkes/338/2020PERIHAL

Penanganan Kepulangan Warga Negara lndonesia (WNl) dan Kedatangan Warga Negara Asing(WNA) dari Luar Negeri di Bandar Udara Soekarno Hatta dan Bandar Udara Juanda

WNI dan WNA yang masuk

ke Indonesia mengikuti

prosedur kekarantinaan

Kesehatan dan pemeriksaan

kesehatan tambahan

Pemeriksaan kes. Tambahan:

wawancara; pmrksaan suhu,

tanda dan gejala Covid-19;

Sat. O2; Rapid Test dan/ atau

PCR

WNI dan WNA wajib membawa

health certificate (HC) dalam

Bahasa Inggris yang berlaku

maksimal 7 hari.

WNI

WNA

Wajib membawa HC

dengan bukti PCR negatif

Membawa HC dengan

PCR Negatif

ALUR PENANGANAN KEDATANGAN LUAR NEGERI

Tidak ditemukan FR

kesehatan pada

pemeriksaan

Karantina Mandiri, Physical

Distancing, PHBS

• HC tidak mmbuktikan

PCR negatif;

• HC Masa berlaku lebih

dari 7 hri; atau

• Tidak membawa HC

Menunggu

hasil PCR

Rapid Test

non reaktif

Rapid Test

reaktif

Karantina di

tempat/

fasilitas

karantina

Rujuk ke RS darurat/

RS rujukan COVID-

19

Membawa

Tidak Membawa

Tidak ditemukan FR

kesehatan pada

pemeriksaan

Karantina Mandiri, Physical

Distancing, PHBS

s.d. hasil

PCR keluar

s.d. Rapid

Test ulang

• Cek PCR;

(di Pintu masuk

atau di Asrama

Karantina)

atau

• Cek Rapid

Test

Menunggu

hasil PCR

Rapid Test

non reaktif

Rapid Test

reaktif

Karantina di

tempat/

fasilitas

karantina

Rujuk ke RS darurat/

RS rujukan COVID-

19

s.d. hasil

PCR keluar

s.d. Rapid

Test ulang

• Cek PCR;(di Pintu masuk

atau di Asrama

Karantina)

atau

• Cek Rapid

Test

PENANGANAN DI BANDAR UDARA INT. SOEKARNO HATTA

Rapid Test Reactive

403 ORANG

( s.d. 8 Juni 2020 )

Rujuk ke RS Darurat

COVID-19

FASILITAS KARANTINA

Fasilitas Pemerintah Karantina di Hotel(biaya sendiri)

Wisma Karantina Pademangan

(Wisma Atlet C2)

INFOGRAFIS PENANGANAN KEDATANGAN WNI DAN WNA DARI LN

DI WISMA KARANTINA PADEMANGAN & HOTEL YANG DITETAPKAN

KEDATANGAN11.813

201 ORANG

POSITIF COVID-19

TOTAL SWAB

10.761 ORANG

201 ORANG

RUJUK KE RSDC COVID-19

PULANG

9.421 ORANG

Up date 8 Juni 2020

10.481ORANG

NEGATIVE COVID-19

Masih dikarantina : 2.392 ORANG

Wisma Karantina Pademangan 1.833 orangHotel 559 people

TOTAL PENERBITAN KLIERENS: 9.704

PENERBITAN KLIRENS(Surat Keterangan Sehat dan Rekomendasi Perjalanan)

Diberikan pada pelaku perjalanan yang datang dari luar negeri, yang membawa

Health Certificate yang menunjukkan hasil PCR negatif, dan pada pemeriksaan saat

kedatangan tidak ditemukan FR kesehatan

Klierens Kesehatan di Bandar Udara/

Pelabuhan

Diberikan pada pelaku perjalanan yang menjalani masa karantina dan telah

diambil swab dengan hasil menunjukkan PCR negatif, di Asrama/ Fasilitas

Karantina

Surat Keterangan Sehat dan Rekomendasi

Perjalanan

DOKUMENTASI KEGIATAN

Penerimaan saat kedatanganPengambilan Swab

Verifikasi hasil dan Penerbitan Klierens Kegiatan Disinfeksi

PENGAWASAN DALAM NEGERI

PROTOKOL PENGAWASAN PELAKU PERJALANAN DALAM NEGERI PADA PENERAPAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN TERHADAP COVID – 19 DI BANDAR

UDARA DAN PELABUHAN (1)

1. Seluruh penumpang dan awak alat angkut moda transportasi udara dan laut baik pribadi maupun umum dalammelakukan perjalanan dalam negeri harus dalam keadaan sehat dan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan danpengendalian penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) berupa menggunakan masker, sering mencuci tanganpakai sabun atau menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak satu sama lain (physical distancing), menggunakanpelindung mata/ wajah, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Selain menerapkan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) padaangka 1, penumpang dan awak alat angkut yang akan melakukan perjalanan dalam negeri harus persyaratan memiliki:

a. Surat keterangan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif yang berlaku paling lama 7 (tujuh) hari, atau suratketerangan hasil pemeriksaan Rapid test antigen/antibodi nonreaktif yang berlaku paling lama 3 (tiga) hari sejaksurat keterangan diterbitkan; dan

b. Kartu kewaspadaan sehat atau Health Alert Card (HAC).

3. Dikecualikan dari ketentuan angka 2 huruf a, untuk penumpang yang melakukan perjalanan rutin pulang dan pergi daritempat tinggalnya ke wilayah lain antar pulau dalam negeri (komuter), dan awak alat angkut, surat keterangan hasilpemeriksaan RT-PCR negatif atau surat keterangan hasil pemeriksaan Rapid test antigen/antibodi nonreaktif dapatdiulang paling lama setiap 14 (empat belas) hari sejak surat keterangan diterbitkan.

4. Surat keterangan pemeriksaan RT-PCR dan surat keterangan pemeriksaan Rapid test penumpang dan awak alat angkutyang melakukan perjalanan dalam negeri diterbitkan oleh fasilitas pelayanan Kesehatan milik pemerintah dan swastayang ditetapkan oleh dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota.

5. Dalam hal Dinas Kesehatan Kab/ Kota belum menetapkan fasilitas pelayanan Kesehatan yang dapat menerbitkanSurat keterangan pemeriksaan RT-PCR dan surat keterangan pemeriksaan Rapid test, pemeriksaan RT-PCR danpemeriksaan Rapid test dapat dilakukan di rumah sakit rujukan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) tertentu,laboratorium pemeriksa Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), atau rumah sakit/laboratorium lain yangditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai penyelanggarakan pelayanan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

6. Kartu kewaspadaan Kesehatan atau Health Alert Card (HAC) diperoleh dengan mengunduh aplikasi electronicHealth Alert Card (eHAC) melalui smart phone melalui Google Play/ App Store atau dengan mengakses melaluiinahac.kemkes.go.id, dan diisi pada saat keberangkatan baik secara elektronik maupun nonelektronik.

7. Pada saat pembelian tiket pesawat dan/atau kapal, penumpang yang akan melakukan perjalanan dalam negeriwajib menunjukkan surat keterangan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif atau surat keterangan hasil pemeriksaanRapid test antigen/antibodi nonreaktif kepada pihak maskapai/operator pelayaran/agen perjalanan secaraelektronik maupun non elektronik, dan telah mengunduh aplikasi electronic Health Alert Card (eHAC) serta telahmengisinya.

PROTOKOL PENGAWASAN PELAKU PERJALANAN DALAM NEGERI PADA PENERAPAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN TERHADAP COVID – 19 DI BANDAR

UDARA DAN PELABUHAN (2)

8. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandar udara atau pelabuhan keberangkatan melakukan kegiatan:

a. Pemeriksaan suhu tubuh terhadap penumpang dan awak alat angkut;

b. Validasi surat keterangan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif atau surat keterangan hasil pemeriksaan Rapid testantigen/antibodi nonreaktif milik penumpang dan awak alat angkut, dengan cara mebubuhkan paraf danstempel di sudut kanan atas;

c. Memastikan kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) secara elektronik maupun non elektronik telah diisi oleh penumpang atau awak alat angkut.

9. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandar udara atau pelabuhan kedatangan melakukan kegiatan:

10. pemeriksaan suhu tubuh terhadap penumpang dan awak alat angkut; dan

11. verifikasi kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) elektronik maupun non elektronik yang dibawa oleh penumpang .

12. Dinas kesehatan daerah provinsi/ kabupaten/kota dapat mengakses informasi kedatangan pelaku perjalanan dalamnegeri yang melalui bandara atau pelabuhan ke wilayahnya melalui aplikasi electronic Health Alert Card (eHAC).

PROTOKOL PENGAWASAN PELAKU PERJALANAN DALAM NEGERI PADA PENERAPAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN TERHADAP COVID – 19 DI BANDAR

UDARA DAN PELABUHAN (3)

Dapat di Unduh/Download di Google Play

FOR DEVICES

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kemenkes.inahac

QR Code e-HACPetugas KKP di Pelabuhan/ Bandar

Udara/ PLBDN tujuan melakukan scan QR Barcode Pelaku Perjalanan (pada

Android maupun print outnya)

Data masuk dalam sistem/ aplikasi

Pelaku perjalanan dapat melanjutkan perjalanan jika tidak

ditemukan penyaki/ FR kesehatan sesuai pengawasaan kekarantinaan kesehatans saat

kedatangan

• Hand Held Scanner• Android scanner

TERIMAKASIH

RUMUSAN KESIMPULAN SESI XVII

Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penggunaan Rapid Test (RT) di Indonesia saat ini mulai meningkat pesat. Selain melalui faskes, saat ini RT juga beredar terbuka di pasaran termasuk pasar online.

Masyarakat dapat mengakses langsung dan membeli RT secara bebas di pasaran. Mengacu pada kondisi tersebut, cepat atau lambat diperlukan pengaturan/standar

atas RT yang beredar luas di masyarakat.

2. Semakin luasnya penggunaan RT di faskes dan masyarakat saat ini harus dibarengi dengan penggunaan RT Covid secara tepat, agar memberikan data yang tepat

dan efektif. Hal ini sangat membantu upaya penanggulangan covid-19 secara lebih akurat.

3. Untuk mengendalikan RT yang beredar di pasar, regulasi dari sisi supply diperlukan. Perumusan kebijakan yang tepat dapat mengendalikan peredaran RT secara

lebih baik dan membantu memberikan data yang tepat. Dalam hal ini perlu dilakukan kebijakan pelaksanaan uji validitas dan publikasi hasil uji validitas untuk acuan

nama dagang yang digunakan secara nasional.

4. Selain itu perumusan kebijakan penggunaan RT Covid-19 juga diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan surveillans, maupun untuk kepentingan publik lainnya.

Dari sisi harga diperlukan Penetapan harga eceran tertentu untuk menjaga baku mutu dan kemudahan publik untuk mengakses RT. Selanjutnya juga dipelrukan

Post- surveillans pasca penggunaan RT Covid-19.

5. Saat ini sudah terdapat Rapid Test IgM/IgG Indonesia. RT buatan dalam negeri ini cenderung praktis, mudah, murah, tanpa alat tambahan, tanpa tenaga terlatih,

dan dapat dilakukan dimana saja. Hasil RT dapat diperoleh dalam waktu 15 menit dengan hasil yang spesifik terhadap antigen Covid-19. RT lokal ini dapat

digunakan untuk massive/field screening masyarakat, baik terhadap OTG (Orang Tanpa Gejala); ODP ( Orang Dalam Pengawasan); PDP ( Pasien dalam perawatan);

maupun Post Infeksi. Penggunaan RT ini akan membantu penentuan kebijakan penanganan Covid-19.

6. Untuk mengembangkan RT dalam negeri, diperlukan Kerjasama Pemerintah, Akademisi, Public Health, Experts, dan Industri. RT berbasis antibodi diperlukan untuk

mengetahui perkiraan besarnya populasi terinfeksi; penyebaran infeksi di berbagai daerah / populasi berbeda; dan untuk membuat perencanaan dan manajemen

yang tepat. RT berupa Seroprevalensi test penting dilakukan karena dapat memberi informasi tentang infeksi COVID 1-19 di masyarakat : OTG, ODP, PDP, dan Post

infeksi.

Terima kasih.

#SERIALXVIII

Peluang Inovasi Kesehatandi Era Pandemi COVID-19

Sebagai Batu Loncatan Menuju Kemandirian

13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:Dr.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS-KetuaIKKESINDO-IndoHCF-KREKI

13:05–13:20 KebijakandanDukunganPemerintahTerhadapInovasiKesehatanMenujuKemandirianNasionalOleh:Dra.EngkoSosialineMagdalene,Apt.,M.Biomed-DirekturJenderalKefarmasiandanAlatKesehatan-KemenkesRI

13:20–13:35 HasilPengembanganInovasiKesehatandiEraPandemiCOVID-19Oleh:Prof.dr.AliGhufronMukti,MSc,PhD-KetuaGugusTugasPenelitiandanInovasiCOVID-19

13:35–13:50 BagaimanaMewujudkanInovasiKesehatanMenjadiProdukDalamNegeridanMenjadiTuanRumahdiNegaraSendiriOleh:Dr.AhyahudinSodri,S.T.,M.Sc.-DirekturEksekutifASPAKI

13:50–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:drg.AriantiAnaya,MKM-SekretarisDirektoratJenderalKefarmasiandanAlatKesehatanKemenkesRI

14:50–15:00 Rangkuman&Penutup

Kebijakan dan Dukungan Pemerintah TerhadapInovasi Kesehatan Menuju Kemandirian Nasional

Dra.Engko Sosialine Magdalene,Apt.,M.BiomedDirektur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan - Kemenkes RI

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kebijakan dan DukunganPemerintah terhadap InovasiKesehatan menujuKemandirian Nasional

Melibatkan 12 K/L

INSTRUKSI PRESIDEN NO 6 TAHUN 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri

Farmasi dan Alat Kesehatan

Permenkes No17 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi PengembanganIndustri Farmasi dan Alat Kesehatan

1. Mewujudkan kemandiriandan meningkatkan dayasaing

2. Menjadi panduan bagi K/L dan industri

3. Mendorong investasi industrifarmasi dan alat kesehatanterutama untuk transfer teknologi

Menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alkes

Mendorong penguasaan teknologi dan inovasi

Meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan di dalamnegeri dan ekspor

Mempercepatkemandirian dan pengembanganproduksi

PENGEMBANGAN INDUSTRI FARMASI

TransformasiIndustri Farmasi

Impor (API/ Active

pharmaceutical

ingredients & Eksipien)

Formulasi Manufaktur

Menjadi

Distribusi

Formulasi Manufaktur Distribusi

R&D

Inter-mediate

Uji Klinis

API

Formulation industry

Research-based

industryInnovation

Increasing added value

Innovative products / originator

Pharma self-sufficient

Import substitution / Export

Economic resilience

Target Outcome:

Competitiveness

Roadmap Pengembangan BBO di Dalam Negeri

Hingga 2019 2020Industri Farmasi Produk Bioteknologi

• Eritropoietin

Industri Farmasi Produk Vaksin

• IPVIndustri Farmasi Produk Natural

• Isolat kina dan turunannya• Ekstrak Jahe Merah• Ekstrak Biji Melinjo• Phylantin (ekstrak daun meniran)• Ekstrak Cinnamomum burmanii• Ekstrak Phaleria macrocarpa• Ekstrak Lumbricus rubellus

Industri Farmasi Produk Bahan Baku Obat Kimia

• Omeprazol• Atorvastatin• Klopidogrel• Entekavir• Lauroyl Lysine• Simvastatin• Ampicillin Natrium• Kloksasilin Natrium Hidrat• Benzil penisilin Kalium• Sulbaktam Natrium• Parasetamol• Salisinamida• Guaifenesin

2021 2022 2023 20252024

Industri FarmasiProduk

Bioteknologi

• EnoksaparinSodium

• Epidermal

Growth

Factor( EGF)• Stem Cell

• Somatropin

Industri FarmasiProduk Vaksin

• nOPV2

Industri FarmasiProduk Natural

Industri FarmasiProduk Bahan

Baku Obat Kimia

• Atapulgit• Efavirenz• Lamivudine• Tenofovir• Zidovudin

Industri FarmasiProduk

Bioteknologi

• Plasma Fractionation (albumin, immunoglobulin, faktor VIII)

• HyFC EPO

Industri FarmasiProduk Vaksin

• Vaksin MR• Thypoid Vi-Conj

Industri FarmasiProduk Natural

Industri FarmasiProduk Bahan Baku

Obat Kimia

• Amlodipin• Kandesartan• Iodium Povidon• Pantoprazol• Rosuvastatin• Pharma Salt• Niklosamid

Industri FarmasiProduk

Bioteknologi

Industri FarmasiProduk Vaksin

• Vaksin Hepatitis B• Vaksin Rotavirus• Vaksin Hepatitis A

Industri FarmasiProduk Natural

• Glukosamin

Industri FarmasiProduk Bahan Baku

Obat Kimia

• Esomeprazol• Rifampisin• Telmisartan• Valsartan• Meloksikam• Glimepirid• Bisoprolol

IndustriFarmasiProduk

bioteknologi

• Trastuzumab

• Bevacizumab

Industri FarmasiProduk Vaksin

• Hexavalent• nOPV1 • nOPV3

Industri FarmasiProduk Natural

Industri FarmasiProduk Bahan

Baku Obat Kimia

• Amoksisilin• Penicillin G

IndustriFarmasiProduk

bioteknologi

• Growth Colony Stimulating Factor (GCSF)

Industri FarmasiProduk Vaksin

• Sabin IPV • DTAP-HB-HiB• New TB

Recombinant

Industri FarmasiProduk Natural

Industri FarmasiProduk Bahan

Baku ObatKimia

Industri FarmasiProduk

Bioteknologi

• Insulin

Industri FarmasiProduk Vaksin

• Vaksin BCG

Industri FarmasiProduk Natural

• Artemisia annua

Industri FarmasiProduk Bahan Baku

Obat Kimia

• Seftriakson• Sefadroksil• Sefiksim• Seftazidim• Sefotaksim• Sefoperazon• Hidrotalsit

TANTANGAN KEMANDIRIAN FARMASI & BAHAN BAKU OBAT

. Research based industry berbiaya tinggi

Keterbatasan jumlah Industri farmasi di wilayah tengah dan timurIndonesia

. Masih terbatasnya ketersediaan bahan baku kimia dasar pembuatan bahan baku obat

. Keterbatasan jumlah OMAI (sebagaiFitofarmaka) dan pemanfaatan OMAI pada pelayanan kesehatan yang rendah

. Nilai keekonomian BBO poduksi dalam negeri

. Pemanfaatan super deduction tax secara optimal

. Redistribusi industri farmasi di wilayah timur Indonesia, terutama industri farmasi yang memproduksi sediaan cair/voluminous mengurangi biaya distribusi

. Fasilitasi pendaftaran OMAI sebagaifitofarmaka (kemudahan perizinan), peningkatan penggunaan di Faskes

. Penguatan struktur industri farmasi, pemberian insentif fiskal, penerapan TKDN

. Menciptakan ekosistem industri danmemastikan ketersediaan lokasipengembangan industri kimia dasar danintermediate mendekat ke klusterpetrokimia

PENGEMBANGAN INDUSTRI ALAT KESEHATAN

PertumbuhanIndustri AlatKesehatan

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentangPercepatanPengembangan IndustriFarmasi dan AlatKesehatan

Dalam lima tahun terakhir industri alkesdalam negeri tumbuh sebesar

193 industri atau naik sebesar 82,9%

193215

242274

313

353

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2015 2016 2017 2018 2019 2020

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

2015 2016 2017 2018 2019 2020

23662862

3637

5157 54276260

SARANA PRODUKSI ALKES

IJIN EDARDALAM NEGERI

Per 12 Juni 2020

KONDISI SAAT INI

• Pasar alat kesehatan di Indonesia > 80% diserap APBN/APBD

• Ketergantungan impor alat kes dan bahan baku alat kesehatan (90%)

• Kurangnya minat penggunaan alatkesehatan buatan dalam negeri

• Masih rendahnya riset alatkesehatan teknologi tinggi

• Terbatasnya sumber dayapendukung riset

Sudah mampu dibuat didalam negeri Jumlah Industri sudah berkembang pesat Sudah mampu memenuhi kebutuhan DN Beberapa produk merupakan hasil riset Sebagian sudah diekspor ke berbagai negara

Inpres no 6/2016 Roadmap Renaksi 17/2017

• Belum mampu dibuat di DN

• Perlu kerjasama untuk RISET

dan PRODUKSI

BRINKEMKES

BUMN

MODAL INVESTASI SARANA RISET

LAB UJI BAHAN BAKU

Low Tech Medium Tech High Tech

Hilirisasi Hasil Riset Alat Kesehatan

Hospital Bed

Examination Table

Stretcher

Wheel Chair

Surgical Apparel

Surgical Face Mask

Surgical Gloves

Nurse Cap

Medical LCD Monitor

Blood Glucose Monitoring System

Intra Oculer Lens

Lens Glasses

Soft lens

Blood Tubing Set

Disposable Syringe

Infusion Set

Sanitary Napkins

Adult Diapers

Dental Intraoral Camera

Incubator (Heated, CO2)

Elastic Bandage

Stethoscope

Hematological Reagents

Tooth Brush

Sphygmomanometer

Digital Tensimeter

Condom

Condom Lubricant

Medical Refrigerator

TantanganMenujuKemandirianAlat Kesehatan

Ketergantunganbahan baku impor

masih 90%

Hal ini karena kurangnya minat swastamembangun industri bahan baku alatkesehatan, sehingga perlu peranintervensi pemerintah.

Perlu pengawasan terhadapRS Pemerintah dan BUMN yang menggunakan anggaran APBN dan APBD untuk membeli produk dalam negeri jikasudah tersedia produk dalam negeri.

LKPP agar memprioritaskan masuknyaalkes DN dan mempercepat waktu tayang

Mengevaluasi produk yang sdh mampudipenuhi produk dalam negeri tidak perlupenayangan produk impor

Perlu peran BRIN, perguruan tinggi dan Lembaga penelitian lain, termasukbantuan anggaran penelitian

Keterbatasankemampuan SDM

utk alkes high-tech

Modal Investasi Perlu peran BUMNPerlu Peran Lembaga Keuangan

Sarana Prasarana Pembuatan lab Uji alkes skala internasional

Ketergantunganproduk impor masih

90%

Peluang di Masa Pandemi

Bidang industri kesehatan yang

berpeluang tumbuh selama dan

pasca Pandemi Covid-19*:

1. Life sciences

2. Digital health

3. Advanced Medical

Technology

4. Medical Imaging

*Vivek Kumar, COVID-19 ACCELERATING INNOVATION OPPORTUNITIES IN HEALTHCARE, April 20, 2020 **WHO, Local Production and Technology Transfer to Increase Access to Medical Devices: Addressing the barriers and challenges in low- and middle-income countries, 2012

**

TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan RI

@KemenkesRI kemenkes_ri

Hasil Pengembangan Inovasi Kesehatan diEraPandemiCOVID-19

Prof.dr.AliGhufron Mukti,MSc,PhDKetua Gugus Tugas Penelitian dan Inovasi COVID-19

Jakarta, 16 Juni 2020

Di sampaikanOleh Ali Ghufron Mukti

&

1

HASIL PENGEMBANGAN INOVASI KESEHATAN di ERA PANDEMI COVID-19

TOPIK PAPARAN 1. Pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid 19 dan Keanggotaan

2. Realokasi Anggaran

3. Pemeriksaan Covid 19 dengan PCR

a. Dukungan LBM Eijkman,

b. Penyiapan SDM dengan program Indonesia memanggil LIPI

4. Pengembangan Test Kit Untuk Pemeriksaan Covid 19

BPPT dan PT

5. Alat Kesehatan (Ventilator), Moblie Laboratory BSL2, Powered Air Purifying Respirator

6. Suplemen, obat dan vaksin

7. Penelitian BOPTN dan Launching Skema Riset dan Inovasi Diaspora

8. Ideathon

9. Kepedulian Sosial Ristek/BRIN

1. Pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid 19

Inisiatif Kemenristek/BRIN membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-

19, adalah untuk mendukung percepatan penanganan pandemik Covid-19.

Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN diarahkan untuk membantu

mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat dalam

penanggulangan penyakit Covid-19 melalui riset dan inovasi di bidang

pencegahan (vaksin dan suplemen), skrining, diagnosis, pengobatan dan

teknologi alat kesehatan terkait Covid-19.

INISIATIF PEMBENTUKAN KONSORSIUM

3

4

1. KEANGGOTAAN

1. Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi

2. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

3. Lembaga Eijkman

4. Badan Tenaga Nuklir Nasional

5. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

6. Badan Informasi Geospasial

7. Institut Teknologi Bandung

8. Universitas Gadjah Mada

9. Universitas Indonesia

10. Universitas Airlangga

11. Institut Teknologi Sepuluh November

12. Universitas Udayana

13. Universitas Andalas

14. Universitas Sumatera Utara

15. Universitas Padjajaran

16. Universitas Brawijaya

17. Universitas Sebelas Maret

18. Universitas Hasanuddin

19. Universitas Samratulangi

20. Balai Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

21. Diaspora

22. BPOM

23. PT. Biofarma, PT Lens,

PT Indofarma

24. RSPTN, RS Syaeful Anwar/

Wismas Atlit

ANGGOTA: LPNK, BUMN, KEMKES, BPOM, DIKTI, RS, PPBT, DIASPORA DAN PT di bawah ini:

Pencegahan

• Tanaman obat (empon2, jambu biji, kulit jeruk)• Vaksin• Suplemen• Alat Pelindung Diri (APD) : Face shield, Powered Air Purifying Respirator, Hasmat dengan nanosilver atau bahan

khusus

• Handsanitizer , Disenfectant, Mobile Hand Washer, Chamber Ozon dll,

• Public education

Skrining dan Diagnosis

• Rapid Test (Early and Late Detection) berbasis anti bodi dan antigen• Test kit RT-PCR• Mobile laboratory BSL2

Terapi Multicenter Clinical Trial (Avigan, Chloroquine Phospate, Pil Kina, Tamiflu, Ivemercitin, Convalescence Plasma (serum dari pasien yang sembuh) dan Produksi Serum yang mengandung antibodiMysencheme Stem Cell

Alat KesehatanDan Pendukung

Ventilator, software data movement, Peta geospasial, Robot pemberian obat

1. Program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid 19

PROGRAM KONSORSIUM

5

6

3. Pemeriksaan Covid 19 dengan PCR

• Eijkman sudah sejak lama memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian dantes pemeriksaan Virus, seperti H5N1, SARS, Corona tentu termasuk test COVID 19

• Sekarang sudah ditunjuk sebagai Laboratorium untuk melakukan pemeriksaandiagnostik Covid 19 berbasis PCR membantu Kemenkes.

• Beban pekerjaan pemeriksaan ini luar biasa padat. Di Eijkman bekerja dalam 2kelompok secara paralel:▪ Satu kelompok per hari terdiri dari 2-3 batch dimana per batch (@5 jam)

menyelesaikan sekitar 45 specimen, sehingga sehari dengan total sebanyak180-270 specimen.

▪ Oleh karena itu mulai mendatangkan alat Laboratorium PCR dan juga robot,target kapasitas pemeriksaan bisa sampai 1000 per hari.

▪ Ristek/BRIN terus berkomitmen memperkuat dan memfasilitasi Eijkman▪ Selain pemeriksaan, Eijkman dapat mengembangkan vaksin Covid 19 bersama

dengan lembaga lain dibawah koordinasi Ristek/BRIN

7

3. a. DUKUNGAN (LBM) EIJKMAN

8

3.b. LIPI

• LIPI menyadari keterbatasan SDM yang berkompeten dalam pemeriksaan covid19 berbasis PCR sangat nyata, maka LIPI mengadakan kegiatan “ Indonesia Memanggil” dan lebih dari 800 orang telah mendaftar untuk dilatih dalampeningkatan kapasitas pemeriksaan menunggunakan PCR, karena kebutuhanSDM besar maka diadakan batch ke 2.

• Pelaksanaan meliputi online lecture dan praktek di laboratorium. Untukgelombang I, berlangsung tanggal 31 Mar-2 April 2020. Peserta dari puslitbioteknologi dan Biologi LIPI, Mabes dan Puskesad TNI AD. Kebutuhan internal LIPI 48 org. Peserta dari luar LIPI ditampung dalam online lecture 150 orang. Pengajar dari Litbangkes, LIPI, Wordbiohaztech, dan Nottingham University UK.

• LIPI dengan kelengkapan Laboratorium BSL3, telah siap menjadi tempatpemeriksaan COVID 19 berbasis PCR sampai 1000 sample per hari. Sekarangdalam proses memperoleh ijin Kementerian Kesehatan.

PROGRAM INDONESIA MEMANGGIL LIPIPELATIHAN PENANGANAN SARS CoV-2

3.b. Dukungan LIPI (2)

9

10

4.PENGEMBANGAN TEST KIT COVID 19

Non-PCR Diagnostic Test Covid 19 ada 2 yang dikembangkan:• Rapid Diagnostic Test Kit:

Berbasis antibody IgG IgM (hasil tes ini bisa dibaca secara cepat,kurang lebih 5-10 menit, sensitifitas sekitar 75%, kelemahan bisafalse negatif karena antibodi IgG dan IgM muncul setelah 6 hariinfeksi, dan masih harus dikonfirmasi dengan PCR, bermanfaatuntuk skrining dan tindakan penting berikutnya. Target 6 minggu kedepan sudah bisa produksi 100.000 Tes Kit.

• Rapid Diagnostic Test Microchip(Tes Kit berbasis antigen), dapat mendeteksi mulai hari ke-2 infeksi.Microchip sudah jadi, perlu waktu 4 bulan untuk bisa produksi.

Secara garis besar yang akan dikembangkan terdiri dari 2 jenis,yaitu:

• Non-PCR Diagnostic Test Covid 19• PCR Diagnostic Test Covid 19

DALAM RANGKA SKRINING DAN DIAGNOSIS

4. Pengembangan Tes Kit (1)

11

Institusi yang

Terlibat12

NON-PCR DIAGNOSTIC TEST

4. Pengembangan Tes Kit Non-PCR (2)

13

4. TEST KIT BERBASIS PCR

PURWARUPA (Prototype) Test Kit Covid 19 buatan Ristek/BRIN (BPPT), NUSANTICS diberinama NUSANTARA

TFRIC-19. Test Kit yang mampumendeteksi virus SARS –Cov-2 ini,

telah dilakukan uji akurasi dan validasiprotipe strain Asia dan akan

disesuaikan dengan transmisi lokalIndonesia

14

5. Progress Portable VENTILATOR

• Kebutuhan Ventilator pasien Covid 19 sangat tinggiterutama di rumah sakit rujukan penanganan Covid 19

• Konsorsium sudah mengembangan Ventilator baik oleh BPPT, Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi ataupunKonsorsium membantu memfasilitasi pembiayaan, prototyping, koneksi uji di BPFK Kemkes dan menyambungkan dengan industri PT (Seperti ITB Salman, UI, UGM, ITS, Universitas Telkom atau masyarakat, terdapat 16 kelompok dengan dua jenis CPAP (ContinousPositive Airway Pressure) dan jenis Ambu Bag

• BPPT sendiri sudah selesai pembuatan fisik ventilator dan uji Bersama tenaga dokter, sudah selesai proses ijin BPFK Kemkes untuk 18 indikator tinggal menunggu tes indurasi, Rencana tanggal 25 April akan produksi 200 unit ( diproduksi oleh PT Lens, PT Polijaya, masing2 100 unit)

Ventilator yang sudah hampir selesai

5. Alat Kesehatan – VENTILATOR (2)

15

1. Pengembangan Ventilator

Dan ada 23 pengembang lainnya (ventilatornya sedang diuji BPFK)

16

Universitas Indonesia

Industri:

PT Indofarma, PT

Pindad, PT GTM, PT

EMB, CV Bartec

ITB, UNPAD, Salman Dharma Group BPPT,

Industri:

PT Pindad, PT DI,

PT Len, PT Pura

Barutama

Industri:

PT Darma Precission Tools

(Dharma Group), Industri

Otomotif

Industri:

PT LEN,

PT Poly Jaya

CPAP, CMVCPAP Ventilator Emergency/

Pneumatic BaseVentilator Emergency

Rp. 30 jutaRp. 16 jutaRp. 20 jutaRp. 100 juta

Lulus Uji klinik, sudah ada

izin edar, mulai produksi

Uji pada hewan sudah

selesai,

siap uji klinik 18 Mei

Siap uji klinik 18

Mei Siap uji klinik 18

Mei

UGM

Industri:

GAMA SWAYASA,

INKA, TOYOTA

ICU

ventilator/Ambubag

Siap uji klinik

18 Mei

ITB (Tim 2)

Industri

INOVASI ITB, MHPS

Ventilator Emergency

Siap uji klinik 18

Mei

Rp. 18 juta

17

Robot RAISAYang bisa melayanipasien mengantar

obat dan lain2, sudahjadi Prototype, Oleh

UNAIR dan ITS

18

Alat pelindung bagi Tenaga Kesehatan untuk ambilpemeriksaan swab dan

sejenisnya, prototype sudahada, 1 minggu bisa selesai 10

unit, harga Rp 9 juta

19

6. Mobile Laboratory BSL2

• Di era Work From Home (WFH) dan keadaan biasa, maka penting untuk mendekatkan pemeriksaan laboratorium ke masyarakat pengguna,

• Dengan Mobile Lab BSL2 ini maka dapat dilakukan pemeriksaan dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) Kit Covid 19 yang hasilnya bisa dilihat setelah 10-15 menit pelaksanaan tes, pemeriksaan dengan PCR (2-3 hari) atau pemeriksaan cholesterol, darah rutin, asam urat, gula dll.

• Dengan design moble lab BSL2 ini pula pemeriksaan bisa dilakukan dengan “drive thru”.

20

6. Alat Kesehatan - Mobile Laboratory BSL-2

21

Powered Air Purifying Respirator(Alat bantu Pernafasan dg udara ygtermurnikan bagi petugas tenaga kesehatan, sudah selesai prototype), proses uji di BPFK, sudah siap 10 prototype

6. Alat Kesehatan - Powered Air Purifying Respirator

MENGUJI SELURUH OBAT HERBAL KOMERSIAL INDONESIA YANG ADA DI PASARAN SEBAGAI IMMUNOMODULATOR DAN ANTI VIRAL TRERHADAP SARS-COV-2

Ekstrak terstandar sudah tersedia dan sudah dalam bentuk OHT atau Jamu

TEMU LAWAK,KUNYIT, KAYU MANIS

SEREI, SLEDRI, CENGKEHDAUN KELOR, PACE, SIRSAK,

KULIT MANGGIS. KUIT JERUK,JAMBU BIJI dll.

SUPLEMEN

6. Suplemen, Obat, dan Vaksin

22

1. Akan dilakukan systematic review terhadap bukti atau hasil penelitiantentang tumbuhan obat yang dapat

meningkatkan daya tahan tubuh(Immunomodulator)

2. Dilakukan studi bioinformatika(pharmacophore screening dan

molecular docking) untuk memeliihjenis senyawa yang dapat

memperkuat daya tahan tubuhterhadap virus (Covid 19) seperti

Jambu Biji dan Kulit Jeruk3. Dilakukan uji klinis di Rumah Atlet

• Multicenter Clinical Trial (Avigan, Chloroquine Phospate, Pil Kina,Tamiflu, Ivemercitin, Convalescence Plasma), Multi CenterClinical Trial ini akan dipimpin langsung oleh Kemenristek/BRIN

• Untuk Pil Kina UNPAD akan sebagai main PI

• Convalescence plasma adalah serum dari orang yangsembuh Covid 19 (UB dan RS Syaiful Anwar, protocol ujisedang disiapkan

• Diupayakan juga produksi serum anti Covid 19, yangdikembangkan kerjasama dengan Biofarma, LPNK, IPB yang akandiuji klinis

• Mysencheme Stem Cell (UI) terutama untuk mengganti jaringanparu yang sudah rusak yang mengakibatkan sulit bernafas danmeninggal

Selain systematic review dan uji klinisTumbuhan obat dan suplemen maka jugaakan dilakukan:

OBAT

6. Suplemen, Obat, dan Vaksin

23

•Selection and multiplication of Virus Isolates sertaproses lanjut akan dilakukan untuk menghasilkan Seed virus candidate sampai seed vaccine proptotype, berbagai upaya dilakukan untuk dapat mandiri di dalam menghasilkan Vaksin

•Diupayakan jika bisa lebih cepat dengan kerjasamapusat penelitian internasional yang sedang atau telahmengembangkan vaksin, komunikasi dengan luarnegeri telah dilakukan

Seed Virus Candidate Selection

Seed Vaccine Prototype

VAKSIN

6. Suplemen, Obat, dan Vaksin

24

25

8. Ideathon

IDEAthon

Diproduksi sebanyak 4.000 botol (dalam kemasan 250 mL), dibagikan kepada Instansi

Kesehatan (Rumah Sakit) melalui BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

9. Kepedulian Sosial RISTEK/BRIN Terkait Covid 19

Hand Sanitizer – LIPI & BPPT

26

Diproduksi sebanyak 10 unit, diserahkan kepada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

9. Kepedulian Sosial RISTEK/BRIN Terkait Covid 19

HAND WASHER MOBILE/PORTABLE - BPPT

27

Terima Kasih

Jakarta, 16 Juni 2020

28

Bagaimana Mewujudkan Inovasi Kesehatan MenjadiProduk Dalam Negeri dan Menjadi TuanRumah di

NegaraSendiri

Dr.Ahyahudin Sodri,S.T.,M.Sc.Direktur Eksekutif ASPAKI

RUMUSAN KESIMPULAN WEBINAR KOLABORASI SESI XVIII

Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Menurut Vivek Kumar (2020), saat ini terdapat beberapa peluang bidang industri alat dan teknologi kesehatan yang dapat tumbuh pada masa pandemi maupun

pasca pandemi covid-19. Peluang tersebut antara lain: 1) Life sciences; 2) Digital health; 3) Advanced Medical Technology; dan 4) Medical Imaging._

2. Bagi Indonesia, wabah Pandemi Covid-19 seharusnya menjadi momentum untuk mempercepat implementasi Inpres no 6 tahun 2016 tentang Percepatan

Pengembangan Industri Farmasi Dan Alkes yang melibatkan peran 12 Kementerian/Lembaga. Percepatan pelaksanaan Inpres ini sangat penting untuk menjamin

ketersediaan sediaan farmasi dan alkes, serta guna mendorong penguasaan nasional atas teknologi dan inovasi.

3. Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) mengkoordinasikan beberapa pihak dari kementerian dan lembaga

pemerintah, rumah sakit, universitas, serta industri untuk merespon dan menanggulangi pandemi secara cepat. Berbekal pengalaman puluhan tahun, para

peneliti dan perekayasa yang tergabung dalam Konsorsium COVID-19 hadir dengan solusi berupa 57 inovasi untuk penanganan COVID-19. Produk-produk

tersebut meliputi instrumen pencegahan penularan COVID-19, instrumen skrining dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung, serta terapi dan obat.

4. Pada dasarnya Indonesia memiliki pasar alat kesehatan yang luas dan kuat. Pada tahun 2020 diperkirakan pasar alat kesehatan Indonesia bernilai 1,5-2 Miliar

US$. Seluruh produk terserap pada seluruh faskes di Indonesia maupun masyarakat secara langsung. Pasar kesehatan Indonesia yang mencakup 272 Juta jiwa

penduduk dengan belanja kesehatan mencapai 114,97 US$/jiwa (World Bank, 2020).

5. Namun demikian kemandirian pasar dan industri alat kesehatan di Indonesia saat ini masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Saat ini

kondisi pasar alat kesehatan di Indonesia lebih dari 80% produknya diserap oleh Pemerintah melalui APBN/APBD. Selain itu masih terjadi ketergantungan

impor alat kesehatan dan bahan baku alat kesehatan yang mencapai 90%. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat penggunaan alat kesehatan

buatan dalam negeri dari pasar kesehatan lokal (faktor trust). Penyebab lainnya adalah masih rendahnya riset alat kesehatan teknologi tinggi dan terbatasnya

sumber daya pendukung riset yang berdampak pada rendahnya output riset yang mendukung pengembangan kapasitas industri lokal.

6. Saat ini Pemerintah berusaha untuk melakukan kebijakan hilirisasi riset alat kesehatan. Hilirisasi merupakan hal yang penting diterapkan dalam industri

kesehatan, karena inovasi tidak cukup hanya penelitian saja, namun harus bisa diterapkan dan direplikasi/ didayagunakan/ diproduksi sehingga memberikan

dampak positif bagi masyarakat. Dengan demikian berbagai inovasi kesehatan dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya.

7. Berdasarkan identifikasi ASPAKI (2020) Kendala utama dalam pengembangan inovasi dalam negeri adalah kurang berkelindannya output inovasi

Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset (PT/LR) dengan inovasi industri, sehingga banyak hasil inovasi PT/LR yang tidak ekonomis saat diproduksi bahkan belum

siap diproduksi (masih prototype). KEndala lainnya adalah tidak terjadinya kesepakatan kerjasama antara PT/LR dengan industri khususnya dalam hal pembelian

hak cipta/royalti/investasi bersama. Selain itu menurut identifikasi ASPAKI (2020) terdapat beberapa kendala lainnya dalam mengembangkan inovasi di

Indonesia antara lain: inovasi perguruan tinggi dan lembaga riset yang lebih berfokus pada iptek (bukan industri); luaran inovasi perguruan tinggi dan lembaga

riset adalah HAKI dan Publikasi Ilmiah, Inovasi industri lebih berfokus pada produk (sesuai kebutuhan konsumen), dan output inovasi industri adalah produk yang

dapat dijual.

Terima kasih.

#SERIALXIX

MENGAPATERJADIPENOLAKANPROSEDURPEMAKAMANJENASAH

DISEBAGIANMASYARAKAT?

SUSUNANACARA

13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:dr.KuntjoroAdiPurjantoM.Kes–KetuaPERSI

13:05–13:25 KriteriaDiagnosisJenazahyangdimakamkandenganProtokolCOVID19Oleh:dr.BambangWibowo,Sp.OG(K),MARS-DirekturJenderalPelayananKesehatanKemenkesRI

13:25–13:45 Kriteria,Protokol,Stigma&kendaladilapangan:PemakamanJenasahCOVID-19Oleh:Ir.BerardusWisnuWidjaja,M.Sc.-DeputiBidangSistemdanStrategiBadan

NasionalPenanggulanganBencana

13:45–14:05 BagaimanaResikoPenularanpadajenazahCOVID-19Oleh:Prof.dr.TriWibawa,PhD,SpMK(K)-FKKMK-UGM

14:05–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:Dr.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS-KetuaIKKESINDO-IndoHCF-KREKI

14:50–15:00 Rangkuman&Penutup

Kriteria DiagnosisJenazah yangdimakamkandengan Protokol COVID19

dr.Bambang Wibowo,Sp.OG(K),MARSDirektur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI

K R I T E R I A D I A G N O S I S J E N A Z A H Y A N G

D I M A K A M K A N D E N G A N P R O T O K O L C O V I D - 1 9

DIREKTUR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

DATA PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 SAAT INI

LANDASAN HUKUMq UU no. 4/1984 tentang WABAH PENYAKIT MENULAR

q UU no.6/2018 tentang KEKARANTINAAN KESEHATAN

q PMK No 27/2017 tentang PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES

q SE NO.P-003/DJIII/H.k.007/04/2020 perubahan atas SE Dirjen BimasIslam tentang pelaksanaan protokol penanganan COVID 19 pada area publik di lingkungan DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

q SE Dirjen P2P no. 483 tahun 2020 tentang revisi-4 PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI CORONA VIRUS DISEASE ( COVID-19)

PRINSIP PENANGANAN JENAZAH PASIEN PDP/KONFIRMASI COVID 19

a. Persiapkan petugas yang menangani jenazah pasien yangterinfeksi dengan COVID-19

b. Petugas yang mempersiapkan jenazah harus menerapkan PPI(kewaspadaan standar)-à kebersihan tangan sebelum dansesudah bersentuhan dengan jenazah, dan kebersihan lingkungan.

c. Pastikan petugas yang berinteraksi dengan jenazah menggunakanAPD sesuai risiko, yaitu menggunakan gaun, sarung tangan danmasker bedah, bila ada kecurigaan akan terciprat dari cairantubuh, dapat memakai apron.

JENAZAH SUSPEKCOVID-19

q Jenazah dari dalam rumah sakit dengan diagnosis Infeksisaluran Pernafasan Atas, Infeksi Saluran Pernafasan Bawah,pneumonia, ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)dengan atau tanpa keterangan kontak dengan penderitaCOVID-19 yang mengalami perburukan kondisi dengan cepat

q Jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari dalam rumahsakit sebelum keluar hasil swab

q Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat Orang DalamPemantauan (ODP) atau PDP. Hal ini termasuk pasien DOA(Death on Arrival) rujukan dari rumah sakit lain

q Pasien yang telah ditetapkan sebagai ODP / PDP tetapi tidakmenjalani perawatan di rumah sakit, apabila meninggal di luarfasyankes, harus dibawa ke rumah sakit rujukan terdekatuntuk mendapatkan pengelolaan pemulasaran jenazah sesuaidengan protokol yang berlaku.

SAAT MENERIMA JENAZAH DARI RUANGAN DENGANPASIEN KONFIRMASI COVID -19:

MenghindarI manipulasi yang tidak perlu pada tubuh jenazah

Menggunakan APD sesuai risiko

Kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan jenazah

Dekontaminasi lingkungan termasuk seluruh permukaan benda dan alatdengan desinfektan

Kewaspadaan terhadap transmisi airborne harus dilakukan terhadapprosedur yang menimbulkan aerosol

Menyiapkan kantong jenazah yang tahan bocor

Tidak melakukan pembalseman

PENANGANAN JENAZAH DI RUANG PERAWATAN(sebelum ditransfer)

a. Saat mempersiapkan jenazah untuk pemindahan/transportasi terlebih dahulu lepas semuaperalatan medis, termasuk kateter urine, IVFD dan alat medis lainnya.

b. Petugas memastikan cairan yang keluar dari jenazah tertampung dan tidak mengalamikebocoran dengan menutup lubang hidung dan mulut menggunakan kapas

c. Sebelum dibawa ke kamar jenazah, à lakukan swab nasopharing oleh petugas yangditunjuk apabila diperlukan

d. Jenazah dibungkus dengan kain dan tidak perlu dimasukkan dalam kantong jenazah. Apabila dikhawatirkan terjadi rembesan cairan tubuh, sebaiknya menggunakan kantongjenazah yang kedap air.

e. Setelah jenazah dibungkus dalam kantong jenazah, desinfeksi terhadap permukaankantong jenazah

f. Petugas kamar jenazah mengambil jenazah yang ada di ruang rawat

PROTOKOL DI KAMAR JENAZAH

§ Jenazah dipulasaran di kamar jenazah.

§ Tindakan pemandian jenazah hanya dilakukan setelahtindakan desinfeksi.

§ Petugas pemandi jenazah menggunakan APD standar.

§ Petugas pemandi jenazah dibatasi hanya sebanyak dua orang. Keluarga yang hendak membantu memandikan jenazahhendaknya juga dibatasi serta menggunakan APD sebagaimana petugas pemandi jenazah.

§ Jenazah dimandikan sesuai dengan agama dan kepercayaanyang dianutnya.

PROTOKOL OTOPSI BILA DIPERLUKAN• Otopsi jenazah dengan suspek atau konfirmasi COVID-19 harus dilakukan di ruang isolasi

infeksi airborne yaitu dengan tekanan negatif di sekitar areanya, dan mempunyai pertukaranudara (ACH) minimal 12x/jam

• Pengambilan spesimen berupa nasopharingeal swab pada pasien yang telah meninggal dengancuriga atau konfirmasi COVID-19 tetap memerlukan penggunaan APD yang sesuai denganrisiko penularan, minimum APD yang digunakan adalah:

– Sarung tangan nitrile non steril. Bila ada kemungkinan mempunyai risiko mengenai luka,tertusukdapat menambahkan sarung tangan tebal diatas sarung tangan tersebut, Gaun, Apron,Respirator (N95 atau > tinggi), Pelindung mata (googles) atau pelindung wajah (face shield) , Pelindung kepala, Sepatu pelindung atau boots

• Diperlukan kehati-hatian dalam pelepasan APD untuk mencegah kontaminasi ke diri sendiri. APD yang sudah digunakan bila disposibel dibuang dikantong infeksius, sedangkan APD yang reuse harus dibersihkan dulu dengan sabun sebelum dimasukan dalam wadah limbah.

• Lakukan kebersihan tangan

PEMBERSIHAN DAN PENGENDALIANLINGKUNGAN

• Virus coronaà dapat bertahan di permukaansampai 9 jam

• Kamar mayat harus bersih dan mempunyaiventilasi yang baikà lakukan desinfeksidiantara otopsi

• Instrumen yang telah digunakanà segera di desinfeksi

• Lingkungan tempat penyiapan jenazahdibersihkan dengan sabun dan airàdesinfektan dengan klorin 0.1.% atau alcohol 70%,diamkan selama 1 menit

• Gunakan APD

Sumber: Medscape, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/32035997

DI KAMAR JENAZAH§ Petugas kamar jenazah harus memberikan penjelasan kepada keluarga

mengenai tatalaksana pada jenazah yang meninggal dengan penyakitmenular, terutama akibat penyakit virus corona menular untuk itu harusdilakukan desinfeksi lingkungan dan kantong jenazah terlebih dahulu.

§ Dilakukan desinfeksi pada kantong jenazah dan lingkungan sekitarnyamenggunakan formaldehide atau klorin dengan pengenceran 1:9 atau 1: 10

§ Bahan desinfeksi jenazah dengan penyakit menular menggunakan larutanformaldehyde 10% atau lebih dengan paparan minimal 30 menit denganteknik intraarterial (bila memungkinkan), intrakavitas dan permukaan saluranpernapasan. Setelah dilakukan tindakan desinfeksi, dipastikan tidak ada cairanyang menetes atau keluar dari lubang-lubang tubuh.

§ Semua lubang hidung dan mulut ditutup/disumpal dengan kapas hinggadipastikan tidak ada cairan yang keluar.

§ Pada jenazah yang masuk dalam kriteria mati tidak wajar, maka desinfeksijenazah dilakukan setelah prosedur forensik selesai dilaksanakan

§ Dilakukan desinfeksi pada kantong jenazah dan lingkungan sekitarnyamenggunakan formaldehide atau klorin dengan pengenceran 1:9 atau 1: 10

q Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan/diberi pakaian, jenazah dapatdimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik dandiikat rapat. Kantong jenazah tidak diperlukan sepanjang dapat diyakinibahwa tidak ada kebocoran.

q Keluarga tidak dianjurkan untuk memegang, mencium atau memelukjenazah

q Sholat jenazah bagi yang muslim dapat dilakukan walaupun dilakukan oleh1 orang

q Pada jenazah non muslim, jenazah dimasukkan ke dalam peti jenazah danditutup rapat. Tidak diperlukan pembungkusan peti jenazah dengan plastik

C. JENAZAH DARI RUMAH SAKIT KE PEMAKAMANa. Transportasi jenazah dari rumah sakit ke tempat pemakaman dapat

melalui darat menggunakan mobil jenazah atau melalui udara.

b. Jenazah yang akan ditransportasikan dengan jalur darat harusmenggunakan mobil jenazah.

c. Persyaratan transportasi menggunakan jalur udara mengikuti peraturankargo udara yang telah ditetapkan

d. Jenazah yang akan ditransportasikan sudah menjalani prosedurdesinfeksi dan telah dimasukkan ke dalam kantong jenazah ataudibungkus dengan plastik yang diikat rapat, serta ditutup semua lubang-lubang tubuh.

PEMAKAMAN

a. Pemakaman jenazah dilakukan segera mungkin (4 Jam) denganmelibatkan pihak RS dan dinas pertamanan.

b. Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umumc. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan pada

kondisi darurat.d. Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga dekat dengan jumlah tidak

lebih dari 10 orang dan tetap memperhatikan physical distancing,maupun kewaspadaan standar.

e. Setiap individu pelayat / keluarga yang menunjukkan gejala COVID-19tidak boleh hadir

f. Pelayat dengan usia> 60 tahun atau dengan immunosupresi tidakdianjurkan ke pemakaman

PEMAKAMAN

• Jenazah yang menggunakan peti, harus dipastikan peti tersebut telah ditutup dengan erat.

• penguburan jenazah dengan cara memasukkan jenazah bersama peti kedalam liang kubur tanpaharus membuka peti, plastik dan kain kafan

• Petugas pemakaman harus menggunakan APD standar terdiri dari masker bedah dan sarungtangan tebal

PEMAK AIAN APD SESUAI AKTIVITASProsedur HH Sarung

tanganMasker bedah

Respirator/N.95

GowntanganPanjang

kedap air

Face shield

Penanganan jenazah diruang isolasi

V V V V V

Memindahkan jenazah dari ruang rawat/ruang isolasi

V V V V V

Pemulasaran /perawatan jenazah

V V V V V

Otopsi jenazah V V V V VPetugas pemakaman

V V

Tabel.1 APD yang digunakan dalam proses pemulasaran jenazahSumber: (PAHO, WHO, Dead body management in the context of the novel coronavirus (COVID-19),2020)

TERIMA KASIH

Kriteria,Protokol,Stigma&kendala dilapangan:Pemakaman Jenasah COVID-19

Ir.Berardus Wisnu Widjaja,M.Sc.Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan NasionalPenanggulangan Bencana

Kriteria, Protokol, Stigma & Kendala di lapangan: Pemakaman Jenasah

COVID-19

Deputi Bidang Sistem dan Strategi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Permasalahan Penanganan JenazahCovid-19 di Lapangan

Surat Edaran Nomor: P-002/DJ.III/Hk.00.7/03/2020 tentang Imbauan dan Pelaksanaan Protokol PenangananCOVID-19 pada Area Publik di Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Mengapa Jenazah COVID-19 Harus di Proses Sesuai dengan Protokol Kesehatan

• Mencegah Penularan Covid-19 (droplet atau cairan yang keluar dari hidung dan mulut, dan rembesandari luang tubuh lainnya)

• Keselamatan dan kesehatan setiap orang di dekat jenasah adalah prioritas.

• Martabat, budaya dan agama jenasah dan keluarganya harus tetap dihormati dan dilindungi.

• Jenasah tidak direkomendasikan untuk diawetkan oleh WHO, maka pemakaman sebaiknya dilakukandalam 4 jam pertama.

Catatan: Kematian pasien Covid-19 dapat terjadi di RS atau Luar RS, petugas agar dapat mengelola situasidengan baik (menjaga keseimbangan : hak keluarga, kebutuhan penyelidikan, penyebab kematian, dan risiko penularan).

Stigma di Masyarakat terkait Jenazah COVID-19

• Keluarga korban menggangap jenazah covid di RS tidak proses secara benar oleh petugas, sehinggabanyak yg meminta secara paksa

• Lamanya menunggu kepastian hasil test positif atau negatifnya dari jenazah

• Di beberapa komunitas juga tercipta stigma terhadap korban meninggal akibat COVID-19 harusdi hindari dan dipisahkan dengan pemakaman yang lain

• Masyarakat juga ada meyakini bahwa protokolpenanganan COVID-19 berlebihan dan tidak sesuaisyariat agama

• Masyarakat menganggap RS mendapat keuntungan/ uang jika semua jenasah dianggap pasien Covid-19

STIGMA PENOLAKAN• Kekhawatiran jenazah menjadi sumber

penularan

• Kekhawatiran proses pemakaman memicuproses penularan (dari yang menghadiri/ melaksanakan pemakaman)

"Jadi sikap penolakan terhadap jenazah covid ini, Masyarakat kita ini terlalu banyak mendapatkaninformasi itu hanya dari medsos, tetangga dan bukan sumber resmi yang memiliki otoritas"

Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas), 2 April 2020

• Minimnya pemahaman/edukasi• Masyarakat lebih mempercayai informasi

dari media sosial/sumber tidak resmi

Sumber: (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

”Stigma terjadi akibat mispersepsi tentang penyakitdan hal-hal yang diasosiasikan dengan penyakittersebut"

Pakar Kesehatan UNPAD, 8 April 2020

Kendala di Lapangan

• Penolakan warga di lokasi tempat pemakamankarena takut tertular

• Penjemputan paksa jenazah korban COVID-19 di beberapa daerah di Indonesia

• Kerumuman warga saat proses pemakaman

• Lahan pemakaman terbatas

• Proses pemakaman kurang cepat karenaterbatasnya petugas

PROSES PENERIMAAN BERITA BURUK

Kesimpulan

• Perlu komunikasi risiko yang baik terkait kegiatan penanganan Jenazah COVID-19 harus di proses sesuai protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penularan.• Libatkan tokoh agama (Ustadz, Kyai, Pendeta, Pastor, dsb) melalui mimbar dan media tentang

dasar kedaruratan penanganan jenazah, yaitu kaidah “tidak membahayakan diri dan orang lain”

• Keselamatan dan kesehatan orang di dekat jenazah adalah prioritas utama sehinggapemakaman harus dilakukan oleh petugas yang ahli

• Keterbukaan informasi (dokumentasi proses pengurusan jenazah, dsb)

• Pengurusan administrasi pemakaman dilakukan mengikuti tata cara pemakamanyang diatur oleh Pemda.

• Pemda membantu menetapkan lokasi tempat Pemakaman bagi jenazah pasienyang meninggal akibat COVID-19

TERIMAKASIH

Bagaimana Resiko Penularan pada jenazah COVID-19

Prof.dr.TriWibawa,PhD,SpMK(K)Fakultas Kedokteran,Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM

Risiko PenularanSARS-CoV-2 dariJenazah PasienCOVID-19

Tri WibawaDepartemen Mikrobiologi

FK-KMK

Universitas Gadjah Mada

https://www.forbes.com/sites/enriquedans/2020/02/19/why-the-coronavirus-is-a-great-opportunity-to-really-put-remote-working-to-thetest/#353f914e1bcb

Penularan SARS-CoV-2

• Droplet respirasi (ukurandiameter > 5-10 μm)

• Fomite: dari lingkungan yang terkontaminasi

• Kontak langsung

• Airborne ?? (droplets nuclei, ukuran diameter <5μm )

• Fecal oral ??

https://www.freepik.com/free-photos-vectors/mask

SARS-CoV-2 pada Lingkungan Rumah Sakit

Ye et al., Journal of Infection, 2020

Biodistribusi SARS-CoV-2 pada Jaringan Tubuh1070 specimens collected from 205 patients

Wang et al., JAMA May 12, 2020

ViabilitasSARS-CoV-2

pada aerosols

van Doremalen et al, 2020

Viability of SARS-CoV and SARS-CoV-2 in

Various Surfaces

van Doremalen et al, 2020

BagaimanaPotensi

penularanpada Kondisi

Post-Mortem?

• Droplet → tidak adakemungkinan, kecuali pada prosedur autopsi

• Kontak langsung→masihmungkin

• Menyentuh permukaanyang terkontaminasi→masih mungkin

Penatalaksanaan Jenazah Pasien

COVID-19

• Petugas harus memiliki penilaian klinis yang cermat untuk menangani, berdasarkan data yang ada

• Petugas harus menghindari kemungkinankontak langsung tanpa APD

• Petugas harus menghindari kemungkinan untukterbentuknya aerosol pada saat menangani

• Kewaspadaan juga berlaku pula untuk semuaorang yang menyelenggarakan pemulasaranjenazah terkonfirmasi/curiga COVID-19

“To date there is no evidence of persons having become infected from exposure to the

bodies of persons who died from COVID-19”

WHO, 24 March 2020

WHO, 24 March 2020https://pngimg.com/imgs/miscellaneous/coronavirus/

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untukPemulasaran Jenazah• Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika menangani pasien

yang meninggal akibat penyakit menular.

• APD harus digunakan petugas sesuai terlampir (lampiran 17) yang menangani jenazahjika pasien tersebut meninggal.

• Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah yang tidak mudah tembussebelum dipindahkan ke kamar jenazah.

• Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong jenazah. Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah setelah meninggal dunia.

• Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya sebelumjenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan APD.

• Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khususbagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Sensitivitas agama, adat istiadatdan budaya harus diperhatikan ketika seorang pasien dengan penyakit menularmeninggal dunia.

• Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.

• Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika diijinkan oleh keluarga dan Direktur Rumah Sakit.

• Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.

• Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.

• Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam disemayamkan di pemulasaraanjenazah.

• Perlakuan ini juga diperuntukkan bagi jenazah dengan status PDP yang belummendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium COVID-19.

• Selenggarakan jenazahdengan menghormatikultur, sensitifitas, dan kepercayaan

• Terapkan protokolKesehatan:• Pembatasan akses

keluarga• Cuci tangan dan

desinfeksi orang• Pergunakan APD

• Terapkan pembatasan sosial• Terapkan pembatasan fisik• Perlakukan sebagai COVID-

19 jika tidak ada konfirmasi

Ringkasan

• Potensi penularan SAR-CoV-2 dari jenazah terkonfirmasi dan diduga COVID-19 masih ada

• Perlu dilakukan protokolKesehatan pada pemulasaranjenazah

https://www.pngwave.com/png-clip-art-gxrrb

Terima Kasih

RUMUSAN KESIMPULAN WEBINAR KOLABORASI SESI XIX

Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Potensi penularan virus SAR-CoV-2 dari jenazah terkonfirmasi dan diduga Covid-19 masih ada dan dapat terjadi melalui kontak langsung dan menyentuh

permukaan yang terkontaminasi. Oleh karenanya protokol kesehatan dan penatalaksanaan pada saat pemulasaran jenazah menjadi sangat penting untuk

diperhatikan.

2. Risiko terbesar berada pada petugas yang melakukan penatalaksanaan jenazah pasien Covid-19. Untuk itu dalam penatalaksanaan jenazah pasien Covid-19,

terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan khususnya oleh petugas yang bertanggungjawab. Hal-hal tersebut antara lain:

a. petugas harus memiliki penilaian klinis yang cermat untuk menangani berdasarkan data yang ada;

b. petugas harus menghindari kemungkinan kontak langsung tanpa APD;

c. petugas harus menghindari kemungkinan untuk terbentuknya aerosol pada saat menangani;

d. kewaspadaan juga berlaku pula untuk semua orang yang menyelenggarakan pemulasaran jenazah terkonfirmasi/curiga Covid-19;

e. selenggarakan jenazah dengan menghormati jenazah dengan menghormati kultur, sensitifitas, dan kepercayaan;

f. terapkan protokol kesehatan (pembatasan akses keluarga, cuci tangan dan disinfeksi orang, dan pergunakan APD);

g. terapkan pembatasan sosial;

h. terapkan pembatasan fisik; dan

i. memperlakukan jenazah sebagai covid-19 jika tidak ada konfirmasi.

3. Terdapat beberapa kriteria jenazah dianggap suspek covid-19, antara lain:

a. Jenazah dari dalam rumah sakit dengan diagnosis Infeksi saluran Pernafasan Atas, Infeksi Saluran Pernafasan Bawah, pneumonia, ARDS (Acute

Respiratory Distress Syndrome) dengan atau tanpa keterangan kontak dengan penderita COVID-19 yang mengalami perburukan kondisi dengan

cepat;

b. Jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari dalam rumah sakit sebelum keluar hasil swab;

c. Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau PDP. Hal ini termasuk pasien DOA (Death on Arrival) rujukan dari

rumah sakit lain; dan

d. Pasien yang telah ditetapkan sebagai ODP / PDP tetapi tidak menjalani perawatan di rumah sakit, apabila meninggal di luar fasyankes, harus dibawa

ke rumah sakit rujukan terdekat untuk mendapatkan pengelolaan pemulasaran jenazah sesuai dengan protokol yang berlaku.

4. Salah satu yang seringkali menimbulkan polemik di masyarakat adalah proses aat pemakaman. Dalam hal pemakaman, terdapat beberapa prosedur yang

harus diperhatikan dan disosialisasikan ke publik, antara lain:

a. Pemakaman jenazah harus dilakukan segera mungkin (4 Jam) dengan melibatkan pihak RS dan dinas pertamanan;

b. Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umum;

c. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan pada kondisi darurat;

d. Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga dekat dengan jumlah tidak lebih dari 10 orang dan tetap memperhatikan physical distancing, maupun

kewaspadaan standar;

e. Setiap individu pelayat / keluarga yang menunjukkan gejala COVID-19 tidak boleh hadir; dan

f. Pelayat dengan usia> 60 tahun atau dengan immunosupresi tidak dianjurkan ke pemakaman. Pemahaman publik atas prosedur pemakaman diatas

menjadi sangat penting untuk diedukasi/sosialisasi sehingga dapat mengurangi risiko penularan dari jenazah.

5. Edukasi dan sosialisasi kepada publik menjadi urgen untuk terus digalakkan mengingat banyaknya permasalahan penanganan jenazah Covid-19 di lapangan

yang terkait erat dengan pemahaman masyarakat. Salah satu contoh kasus yang banyak terjadi dan menjadi pemberitaan luas adalah penolakan

pemakaman jenazah covid-19 di pemakaman umum dan pengambilan paksa jenazah pasien suspek covid-19 oleh warga. kedua contoh tersebut berkembang

karena munculnya stigma di masyarakat seperti:

a. Keluarga korban mengganggap jenazah covid di RS tidak proses secara benar oleh petugas, sehingga banyak yg meminta secara paksa;

b. Lamanya menunggu kepastian hasil test positif atau negatifnya dari jenazah;

c. Di beberapa komunitas juga tercipta stigma terhadap korban meninggal akibat COVID-19 harus dihindari dan dipisahkan dengan pemakaman yang lain;

d. Masyarakat juga ada meyakini bahwa protokol penanganan COVID-19 berlebihan dan tidak sesuai syariat agama; dan 5) Masyarakat menganggap RS

mendapat keuntungan/ uang jika semua jenasah dianggap pasien Covid-19.

6. Saat ini Pemerintah telah menyiapkan protokol pengurusan jenazah Covid-19 baik secara Islam, Hindu, Budha, hingga Katolik. Protokol ini disiapkan dengan

melibatkan organisasi keagamaan masing-masing. Protokol dimaksud menjadi panduan dasar bagi para pemangku kepentingan untuk melakukan edukasi dan

sosialisasi.

7. Jenazah covid-19 harus diproses sesuai dengan protokol kesehatan guna mencegah penularan covid-19 serta guna menjamin keselamatan dan kesehatan

setiap orang di dekat jenazah. Untuk memastikan masyarakat dapat memahami pentingnya protokol kesehatan dalam proses penanganan jenazah covid-19,

diperlukan komunikasi risiko yang baik dengan melibatkan para tokoh agama.

8. Pengurusan administrasi pemakaman dilakukan mengikuti tata cara pemakaman yang diatur oleh Pemda. Oleh karenanya para pemangku kepentingan di

daerah juga harus memastikan keterbukaan informasi seperti dalam hal dokumentasi pengurusan jenazah sehingga masyarakat tidak berasumsi dan

menimbulkan polemik.

Terima kasih.

#SERIALXX

MENYIKAPIHOAX&MEMBANGUNPOLAPIKIR/

PERILAKUPOSITIFMASYARAKATMENGHADAPICOVID-19&NEWNORMAL

13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:Dr.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS-KetuaIKKESINDO-IndoHCF-KREKI

13:05–13:25 SeputarCOVID-19:HOAXatauFAKTA?Oleh:Drs.AnthoniusMalau,M.Si-Plt.DirekturPengendalianAplikasiInformatika–KEMENKOMINFORI

13:25–13:45 MengapaTimbulStigmaNegatifTerhadapCOVID-19diMasyarakat?Oleh:Dr.dr. Fidiansyah, Sp.Kj,MPH -DirekturP2MKeswaNapza,DitjenP2P–KEMENKESRI

13:45–14:05 BagaimanaAgarMasyarakatBerperilaku&PolaPikirPositfMenghadapiCOVID-19&NewNormal?Oleh:Dra.RatihAndjayaniIbrahim,MM–Psikolog–IPK(IkatanPsikologKlinis)

14:05–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:drg.NaydialRoesdal,MSc(PH),FICD-Ketua1–IKKESINDO

14:50–15:00 Rangkuman&Penutup

SUSUNANACARA

Seputar COVID-19:HOAXatau FAKTA?

Drs.Anthonius Malau,M.Si

Plt.Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika – KEMENKOMINFORI

PERAN PEMERINTAH DALAM PENANGANAN HOAKS

Jakarta, 22 Juni 2020

Anthonius MalauPlt. Direktur Pengendalian APTIKA

sumber : https://sosmedkini.wordpress.com/pengertian-media-sosial/

MEDIA SOSIAL

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung untuk berbagi informasi dan komunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, WhatsApp, Instagram, Youtube dan Twitter.

Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan member kontribusi dan feedback / umpan balik secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Subdit Pengendalian Konten Internet

sumber : https://smartschoolonline.id/materi/detail/65/Jejak%20Digital

JEJAK DIGITAL

Jejak digital adalah rekam atau bukti yang ditinggalkan setelah beraktifitas di internet yang berpotensi untuk dicari, dilihat, disalin, dicuri, dipublikasi dan diikuti oleh orang lain.

Jejak digital dapat membentuk citra diri seseorang. Jejak digital buruk dapat merugikan diri sendiri.

Subdit Pengendalian Konten Internet

Sumber : https://www.slideshare.net/banyumurti/materi-4-tot-literasi-digital-jejak-digital-dan-konten-positif

CONTOH JEJAK DIGITAL

Postingan di media sosial

Riwayat pencarian situs web yang dikunjungi

Konten tontonan di Youtube

Transaksi belanja

Situs web yang dikunjungi

Riwayat email, telp, dan video call

dan sebagainya.

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

TEMUAN ISU HOAKS

Subdit Pengendalian Konten Internet

TEMUAN ISU HOAKS PER KATEGORI

Subdit Pengendalian Konten Internet

Penegakan Hukum Isu HoaksCovid-19

KeteranganPenegakan hukum kasus berita bohong / hoaks terkait Covid-19 pada POLRI s.d. 21 Juni 2020104 kasus pada 28 wilayah Polda

21 Juni 2020

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

CONTOH TEMUAN ISU HOAKS & DISINFORMASI COVID 19

Subdit Pengendalian Konten Internet

CONTOH TEMUAN ISU HOAKS & DISINFORMASI COVID 19

Subdit Pengendalian Konten Internet

CONTOH TEMUAN ISU HOAKS & DISINFORMASI COVID 19

Subdit Pengendalian Konten Internet

KLARIFIKASIPEMBLOKIRAN

PENINDAKAN HUKUMEdukasi dan pemberian wawasan

kepada masyarakat terkait pemanfaatan Internet

Penggunaan berbagai media untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi terhadap isu hoaks di

masyarakat

Website : IG @Misslambehoaks, kominfo.go.id dan stophoax.id

Penutupan situs dan konten penyebar hoaks dan ujaran

kebencian

Pelaksanaan proses Penegakan Hukum terhadap pelaku pembuat

dan penyebar hoaks dan ujaran kebencian bekerjasama dengan

POLRI

LITERASI DIGITAL

PENCEGAHAN DAN PENINDAKAN

Subdit Pengendalian Konten Internet

• Patroli Siber Tim AIS Kominfo

• Penanganan aduan isu hoaks oleh Tim AIS Kominfo

• Verifikasi dan klarifikasi fakta melalui stophoax.id

• Telegram Chatbot Antihoaks

• Siaran Pers

• Kerjasama publikasi rutin penanganan konten hoaks

dengan media nasional

• Miss Lambe Hoaks

• LINE Kolibri Stop Hoax

• Pembatasan jumlah forward message pada platform WhatsApp

• Literasi Digital

MANAJEMEN PENANGANAN HOAKS

Subdit Pengendalian Konten Internet

Cyber Patrol

Laporan Masyarakat

Pelaporan Institusi

Tahap Pelaporan Tahap Verifikasi Tahap Persetujuan

PENANGANAN ADUAN KONTEN NEGATIF

Subdit Pengendalian Konten Internet

JALUR ADUAN KONTEN

Subdit Pengendalian Konten Internet

MITRA KERJASAMA DALAM PENANGGULANGAN KONTEN NEGATIF

Subdit Pengendalian Konten Internet

K/L Kementerian Kominfo

Platform Media SosialLainnya

Penanganan Konten/Akun

KERJASAMA DENGAN PLATFORM MEDIA SOSIAL

Subdit Pengendalian Konten Internet

TIPS :Saring sebelum sharing (forward) informasi di Internet

Subdit Pengendalian Konten Internet

TERIMA KASIH

Mengapa Timbul StigmaNegatif Terhadap COVID-19diMasyarakat?

Dr.dr.Fidiansyah,Sp.Kj,MPH

Direktur P2MKeswa Napza,Ditjen P2P– KEMENKESRI

Mengapa Timbul Stigma Negatif

Terhadap COVID-19 di MasyarakatDR. Dr. Fidiansjah, Spkj, MPH

Direktur P2 Makeswa Dan Napza, Ditjen P2PKementerian Kesehatan Ri

WHY IS COVID-19 CAUSING SO MUCH STIGMA?

Stigma is associated with a lack of knowledgeabout how COVID-19 spreads, a need toblame someone, fears about disease anddeath, spreads rumors and myths.

The level of stigma associated with COVID-19is based on three main factors:

1) it is a disease that’s new and for whichthere are still many unknowns;

2) we are often afraid of the unknown; and

3) it is easy to associate that fear with‘others’.

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/reducing-stigma.html

Pengertian Stigma• Scheid & Brown (2010)

Stigma ini ialah sebuah fenomena yang terjadi pada saat seseorang

diberikan labeling, stereotip, separation, serta mengalami diskriminasi.

COVID-19

ODGJ

HIV/AIDS

*UNDP, 2012

LAHIR Sekarang

Bayi

Balita

Remaja

Usia Lanjut

MENGAPA TIMBUL STIGMA ??

TINJAUAN NEUROSCIENCE

• Pemberitaan media terkait informasi yang utuh soal penularan virus yang tidak sampai ke masyarakat sangat mempengaruhi stigma terhadap orang terkait Covid-19 baik itu OTG, ODP, PDP, pasien positif dan keluarga pasien serta Nakes.

• Media yang hanya fokus pada pertumbuhan kasus & kurangnya keterbukaan informasi perihal penanganan Covid-19.

Stigmatisasi tersebut sangat berdampak terhadap imunitas

seseorang yang terkait Covid-19 dan akan

berpengaruh dalam proses penyembuhan

Corona.

ASIMETRI INFORMASI

11

PERLUAS AKSES DUKUNGAN PSIKOSOSIAL & KESEHATAN JIWA

http:bit.ly/sosialisasi DKJPS

APRESIASI

Tragedi/Bencana harus digunakan sebagai sumber kekuatan. Seberapapun

kesulitannya, seberapapun sakitnya pengalaman tersebut, jika kita

kehilangan harapan, saat itulah bencana yang sesungguhnya.

"Kekuatan tidak berasal dari kemenanganmu, perjuanganmulah yang mengembangkan

kekuatanmu. Ketika kamu melewati waktu-waktu sulit dan memilih untuk tidak menyerah, itulah

arti dari kekuatan.“

IQ: Mudah

EQ: Indah

AQ: Kuat

SQ : TER ARAH

KECERDASAN HOLISTIK

HIKMAH MUSIBAH COVID-19

(5). Maka sesungguhnya BERSAMA kesulitan itu

ada kemudahan,

(6). Dan sesungguhnya BERSAMA kesulitan itu ada

kemudahan.

( Surat Al-Insyiroh/94, Ayat 5 – 6 )

erdas intelektual, emosional

dan spiritual

mpati dalam berkomunikasi

efektif

ajin beribadah sesuai agama

dan keyakinan

nteraksi yang bermanfaat bagi

kehidupan

sah, Asih dan Asuh Tumbuh

Kembang dalam Keluarga &

Masyarakat

TERIMA

KASIH

MARI LAWAN COVIDDENGAN CERDIK - CERIA

Bagaimana AgarMasyarakat Berperilaku &PolaPikir Positf Menghadapi COVID- 19&NewNormal?

Dra.Ratih Andjayani Ibrahim,MM

Psikolog – IPK(Ikatan Psikolog Klinis)

Twice Weekly COVID19 Webinar

Selasa, 23 Juni 202013.00 – 15.00 WIB

Ratih Ibrahim, M.M., PsikologPengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis Indonesia

Membangun Perilaku & Pola Pikir PositifMenghadapi Kenormalan Baru

Founder & CEO Personal GrowthCounseling and People Development

Psikolog Klinispengalaman praktik lebih dari 25 tahun

Consultant, KOL, Brand Expertuntuk berbagai produk premium

Narasumberuntuk berbagai seminar, pelatihan, dan media nasional

Pengurus PusatIkatan Psikolog Klinis Indonesia

Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)

Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis

FEAR ZONE

LEARNING ZONE

GROWING ZONE

Panic buying

Easily get annoyed

Start releasingthe control

Recognize that we are all facing

a complicatedsituation

Trying to make ourselves

feel good

Think about others and how

to help them

Be grateful

Live in the present

WHERE ARE WEDURING

COVID-19?Find a purpose

The pandemic change us

Anda ada di zoneyang mana?

Kategori Gangguan Psikologis selama Pandemi COVID-19(Data Konseling Online Gratis Personal Growth Periode Maret-Mei 2020)

(N=216)

Terdapat total 327 keluhanyang dikategorikan ke

dalam 22 kategori. 33% dari keluhan

berhubungan denganpandemi COVID-19

3 gangguan terbanyak: ● kecemasan● permasalahan karir

atau terkait pekerjaan● stress

Faktor Risiko Gangguan Psikologis Terkait Pandemi COVID-19(BALITA)

Anak terpisah dari orang tua karena physical distancing → pembentukan attachment terganggu

(Preston, 2020; Thakur, Kumar, & Sharma, 2020)

Keterbatasan waktu bermain dengan teman → mempengaruhi perkembangan kemampuan sosial

dan sense of morality

Faktor Risiko Gangguan Psikologis Terkait Pandemi COVID-19(Anak Usia Sekolah)

Banyak menghabiskanwaktu di depan TV dan internet → meningkatkan risikomengalami masalahpsiko-sosial

(Centofanti, 2020; Thakur, Kumar, & Sharma, 2020)

Menghabiskan banyak waktu di rumah → lebih rentan mengalamiefek indoor air pollution → mempengaruhi perkembangan otak& menghambat perkembangankognitif

Interaksi denganpeer berkurang → mempengaruhiperkembangansosio-emosional

Menggunakaninternet secaraberlebihan → memicu internet addiction disorder

Mengalami kekerasan dalam rumahtangga → memicu kecemasan, PTSD

1 2 3

4 5

Faktor Risiko Gangguan Psikologis Terkait Pandemi COVID-19(Dewasa)

Dampakperekonomian → sumber dayafinansial berkurang, PHK.

(Centofanti, 2020; Thakur, Kumar, & Sharma, 2020)

Kewalahan dalam menyesuaikan diridengan perubahan rutinitas atautuntutan

Kehilangan anggotakeluarga/kerabatakibat COVID-19

Bosan dan kesepian

Perasaan takut berlebihan dan frustasi dengan ketidakpastian

1 2 3

4 5

“You cannot control what happens to you, but you can control your attitudetoward what happens to you, and in that, you will be mastering change

rather than allowing it to master you.” - Brian Tracy

Change is inevitable

The Circle of Concern, Influence, and Control(Choice Theory; A New Psychology of Personal Freedom, 1998)

Circle of ConcernHal-hal yang kita sadari dalam hidup yang

berdampak pada kita atau yang kita minati

Circle of InfluenceHal-hal yang dapat kita pengaruhi, yang ditentukan

oleh relasi & networking kita

Circle of Control à FOCUS!Hal-hal yang dapat kita kendalikan langsung melalui

pilihan dan tindakan kita

Concern

Influence

Control

Persiapan Psikologis Menuju Kenormalan Baru

Pembekalan/pelatihan untuk mendukung ketersediaan psikolog klinis profesional dengan kemampuan intervensi yang mumpuni serta mampu mengoptimalkan

teknologi. sebagai sarana

Psikoedukasi kepada orang tua terkait perkembangan anak, ketahanan keluarga dan kesehatan mental bagi orang tua dan masyarakat luas.

Menjamin ketersediaan Psychological First Aid (PFA) untuk berbagai kalanganmasyarakat atau organisasi.

Menjamin ketersediaan dukungan psikologis untuk pihak-pihak yang membutuhkan, seperti tenaga kesehatan, dll.

“Kami tidak hanya memerangiepidemi, kami sedang berjuangmelawan infodemik” - Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director General of The World Health Organization (WHO)

Definisi Hoaks

1. Tidak benar; bohong (tentang berita pesan dan sebagainya)

2. Berita bohong

HO.AKS (KBBI)

(KBBI daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hoaks)

Tema Hoaks terkait COVID-19(MAFINDO, Bijak Memilah Informasi, 2020)

7

21

17

81

22

53

Politik

Agama

Etnis/Sara

Kesehatan/Nutrisi

BencanaKesehatan

Lain-Lain

Jumlah Berita

201HOAKS

Contoh Tema Hoaks terkait COVID-19(MAFINDO, Bijak Memilah Informasi, 2020)

Bencana Sara

Saluran Penyebaran Hoaks COVID-19(MAFINDO, Bijak Memilah Informasi, 2020)

13

87

30

4

51

0

6

0

10

Online News Media

Facebook

Twitter

Instagram

Whatsapp

Line

Lain-lain

Tanpa penjelasan

Lebih dari satu saluran Jumlah Berita

Bagaimana HOAKS bekerja?It’s all about perception!

MindsetPersepsi

Mental Health

PERILAKU

(Ratih Ibrahim)

“..HOAKS dapat menyerang satu generasidan tidak ada jaminan ia akan sembuh

di generasi berikutnya”

(Ratih Ibrahim; Masyarakat Anti Fitnah Indonesia)

HOAKSmeracuni nalarmu

HOAKS adalah Racun Otak

Dampak Hoaks bagi Individu(Lau, 2011)

Daya Critical Thinking

Terganggu

Critical thinking = kemampuan untuk berpikir secara jelas dan rasional mengenai apa yang akan dilakukan

atau dipercaya

Ciri-ciri orang berpikir kritis:

Mampu memahami informasi & ide secara logis

Mengidentifikasi & mengevaluasi suatu argumen

Mendeteksi ketidakkonsistensi & kesalahan suatu ide

Menyelesaikan masalah secara sistematis

Mengidentifikasi relevansi & pentingnya suatu ide

Dampak Hoaks bagi Masyarakat(Ratih Ibrahim)

3KKetakutan

Kebencian

Khayalan tidak nyata

Langkah Mengatasi Hoaks(Ratih Ibrahim)

Psikoedukasimasyarakattentang bahayahoaks, buat kontranarasinya

Buat konten yang benar: narasi, tampilan, dan bahasa sesuaidengan target

Sosialisasi secaraintensif dalamjangka waktu yang selama-lamanyake masyarakat

Membuat gerakan-gerakankampanye jangka panjang

Libatkan semua unsur masyarakat: pemuka masyarakat, pemukaagama, komunitas, ruangpertemuan, ruang ibadah, sekolah, dll

1 2 3

4 5

Sumber tulisan tidak jelas7

Siapa yang membagikannya Baca judulnya Baca narasi

postingannya1 2 3

Lihat alamat URL-nya

Lihat nama penulis & susunan tim redaksinya

Isi artikel sejalan/tidak dengan narasi dan judul

4 5 6

7 Cara Mengenali Hoaks(MAFINDO)

RUMUSAN KESIMPULAN WEBINAR KOLABORASI SESI XX

Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Salah satu yang perlu diperhatikan pada saat pandemi covid-19 adalah faktor risiko gangguan psikologis pada penduduk. Berdasarkan data konseling online

gratis personal growth, 33% keluhan yang diterima sepanjang Maret-Mei 2020 berhubungan dengan kondisi pandemi covid-19. Dari keluhan yang masuk,

masalah psikologis terbanyak terkait dengan kecemasan, karir, dan stres.

2. Terdapat potensi risiko pada setiap jenjang usia baik anak balita, anak, hingga dewasa. Pada anak balita, terdapat dua kondisi yang perlu dicatat,antara lain:

a. kondisi anak yang terpisah dari orangtua karena syarat physical distancing yang berdampak pada terganggunya pembentukan attachment pada anak,

dan

b. keterbatasan waktu bermain dengan teman yang mempengaruhi perkembangan kemampuan sosial dan sense of morality anak.

3. Pada anak usia sekolah, beberapa kondisi yang harus diperhatikan adalah:

a. anak akan banyak menghabiskan waktu di depan TV dan internet sehingga meningkatkan risiko mengalami masalah psiko-sosial,

b. Interaksi dengan teman sebaya berkurang sehingga mempengaruhi perkembangan sosio-emosional,

c. Menggunakan internet secara berlebihan sehingga memicu internet addiction disorder,

d. Menghabiskan banyak waktu di rumah sehingga lebih rentan mengalami efek indoor air pollution dan dapat mempengaruhi perkembangan otak &

menghambat perkembangan kognitif,

e. Mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang dapat memicu kecemasan, PTSD.

4. Selain pada anak, faktor risiko gangguan psikologis terkait pandemi covid-19 juga terjadi pada usia dewasa. Faktor risiko tersebut antara lain mencakup:

a. Dampak perekonomian yang menimbulkan sumber daya finansial berkurang, PHK.

b. Kehilangan anggota keluarga/kerabat akibat COVID-19,

c. rasa bosan dan kesepian,

d. Kewalahan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan rutinitas atau tuntutan, dan

e. Perasaan takut berlebihan dan frustasi dengan ketidakpastian.

5. Dalam mempersiapkan new normal, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh para pemangku kepentingan, agar tidak meningkatkan faktor risiko

gangguan psikologis di masyarakat, diantaranya:

a. Menjamin ketersediaan Psychological First Aid (PFA) untuk berbagai kalangan masyarakat atau organisasi,

b. Menjamin ketersediaan dukungan psikologis untuk pihak-pihak yang membutuhkan, seperti tenaga kesehatan, dll,

c. Pembekalan/pelatihan untuk mendukung ketersediaan psikolog klinis profesional dengan kemampuan intervensi yang mumpuni serta mampu

mengoptimalkan teknologi, dan

d. Pemberian Psikoedukasi kepada orang tua terkait perkembangan anak, ketahanan keluarga dan kesehatan mental bagi orang tua dan masyarakat luas.

6. Hal lain yang harus diperhatikan pada era covid-19 adalah semakin berkembangnya hoaks di masyarakat. Hoaks pada dasarnya berdampak bagi Individu,

dimana daya critical thinking individu terganggu. Dalam hal ini kemampuan seseorang untuk berpikir jelas dan rasional mengenai apa yang akan dilakukan atau

dipercaya menjadi berkurang. Secara akumulatif, dampak hoaks bagi individu akhirnya berdampak juga pada masyarakat. Bagi masyarakat sendiri, dampak

hoaks akan menimbulkan rasa ketakutan, kebencian, dan khayalan yang tidak nyata di masyarakat.

7. Pemberitaan hoaks menimbulkan informasi asimetris di masyarakat dan mengganggu upaya sosialisasi covid-19. Hal ini mengingat pemberitaan media

informasi yang utuh soal penularan virus harus sampai di masyarakat. Informasi yang tidak sampai ke masyarakat sangat mempengaruhi stigma terhadap

orang terkait Covid-19 baik itu OTG, ODP, PDP, pasien positif dan keluarga pasien serta Nakes. Media selama ini hanya fokus pada pertumbuhan kasus &

kurangnya keterbukaan informasi perihal penanganan Covid-19.

8. Berdasarkan data Kemenkominfo, sepanjang periode Agustus 2018 hingga 21 Juni 2020, terdapat 5.937 temuan isu hoaks, dimana temuan terbanyak

sekira 1191 Isu Hoaks terkait dengan isu kesehatan. Sejak Presiden mengumumkan ada korban yang positif Corona di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020,

Kominfo mendeteksi terjadinya peningkatan jumlah temuan isu hoaks corona yang beredar di masyarakat. Hoaks yang beredar di masyarakat tersebar

menggunakan platform media sosial dan aplikasi messenger atau pesan singkat seperti WhatsApp, dll.

9. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan untuk mengatasi hoaks, antara lain: 1) Psikoedukasi masyarakat

tentang bahaya hoaks, dan membuat kontra narasinya; 2) membuat konten yang benar: narasi, tampilan, dan bahasa sesuai dengan target; 3) Sosialisasi

secara intensif dalam jangka waktu yang selama-lamanya ke masyarakat; 4) Membuat gerakan-gerakan kampanye jangka panjang; dan 5) melibatkan semua

unsur masyarakat: pemuka masyarakat, pemuka agama, komunitas, ruang pertemuan, ruang ibadah, sekolah, dll.