Upload
khangminh22
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROLOG
Tanpa dapat dihindari, akhirnya Wabah Pandemi Covid-19, dalam hitungan bulan menyebar ke seluruh dunia. Setiap Negara merespon dengan caranya masing-masing
dengan dibekali pengalaman yang terbatas dalam menangani pandemi yang menyerang secara masif. Negara yang siap dengan protokol kesehatan teruji dalam
menghadapi pandemi virus serupa corona hanya sedikit dan tetap kewalahan menghadapi pandemic Covid-19. Pada akhirnya setiap Negara dipaksa untuk belajar dengan
cepat dan saling berbagi pengalaman dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Dengan berbagai dinamika yang terjadi sejak awal pandemi Covid-19 diprediksi masuk, Indonesia telah bekerja keras untuk menghadapi pandemi. Seluruh sumber daya
yang dimiliki pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat luas dikerahkan untuk menangani Covid-19. Aral rintangan terjadi, tidak sedikit konflik dan perbedaan pendapat
yang mengemuka, tapi pada akhirnya banyak pelajaran yang bisa didapat.
Kondisi pandemi Covid-19 telah mengajarkan seluruh komponen banyak hal. Birokrasi dituntut belajar untuk melayani masyarakat dengan cepat ditengah situasi
ketidakpastian, belajar untuk menghapus sekat ego sectoral antar lembaga pemerintah, belajar untuk mengoptimalkan anggaran demi kepentingan terbesar, hingga belajar
untuk saling menahan diri diantara para pemimpin bangsa.
Dunia kesehatan pun dituntut untuk kembali fokus pada kesehatan masyarakat, belajar untuk waspada terhadap setiap risiko kesehatan, belajar melawan penyakit tanpa
obat, belajar menghilangkan ego spesialistik, ego keahlian, dan yang terpenting belajar kembali makna “mencegah lebih baik dari mengobati”.
Masyarakat juga dituntut kembali belajar, belajar kembali bagaimana pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, belajar untuk kembali saling berbagi saling bertoleransi,
belajar untuk menahan diri dari sikap konsumtif, hingga belajar untuk kembali hidup dalam keluarga, dan terpenting belajar bagaimana suatu bangsa harus menghadapi
tantangan bersama tanpa melihat sekat ekonomi, sekat politik, sekat agama, hingga sekat budaya.
Disinilah Ketahanan Nasional Bangsa diuji.
Dari nilai-nilai Ideal diatas, IndoHCF bersama organisasi-organisasi terkait kesehatan lainnya menyadari bahwa seluruh pembelajaran dari wabah pandemi Covid-19 ini
hanya bermanfaat dan berguna jika segenap pemangku kepentingan, organisasi, ataupun individu berkolaborasi. Berkolaborasi tidak dimaknai sebagai koordinasi atau
kerjasama semata, kolaborasi adalah gotong royong, saling berbagi, saling berpotensiasi untuk kepentingan dan tujuan bersama.
Dengan menyelenggarakan Serial Webinar Kolaborasi Covid-19, seluruh pemangku kepentingan yang terlibat berharap seluruh pembelajaran dari setiap organisasi dan
individu dapat dibagi, diinisiasi, diadvokasi, direplikasi, dan atau didokumentasikan sebagai pustaka ilmu pengetahuan yang terkelola dengan baik (knowledge management)
sehingga bermanfaat tidak hanya untuk generasi saat ini tetapi generasi masa depan.
Harus disyukuri, dari 20 Seri Webinar Kolaborasi Covid-19 yang telah terselenggara sepanjang Medio April-Juni 2020, berhasil mengumpulkan beragam informasi/ bahan
pengetahuan dari narasumber terkait 20 topik strategis dan praktis terkait penanganan Covid-19. Webinar kolaborasi Covid-19 diikuti ratusan bahkan ribuan
individu/kelompok pada setiap serinya dan besar harapan kami, hal tersebut mampu memberikan insight berbeda bagi setiap individu/kelompok yang mendengarkannya.
Dengan segala keterbatasan yang ada, Penyelenggara Webinar Kolaborasi Covid-19 berupaya untuk menghimpun dan menyimpulkan seluruh informasi yang diperoleh
menjadi suatu bunga rampai pembelajaran yang berharga bagi para pemangku kepentingan. Ringkasan bunga rampai tersebut telah dikumpulkan dalam buku sederhana
ini dan seluruh bahan materi yang disampaikan sepanjang 20 seri Webinar Kolaborasi dapat diakses langsung di www.indohcf.com
Apresiasi tak terhingga kami berikan kepada seluruh organisasi/institusi, para narasumber dan individu yang selama ini aktif berkolaborasi mendukung jalannya Webinar
Kolaborasi. Untuk itu semoga langkah para kolaborator dalam menangani Covid-19 senantiasa dimudahkan dan menjadi benih yang bermanfaat bagi kesehatan
masyarakat.
Akhir kata, semoga seluruh pembelajaran yang dibagikan selama ini dalam Webinar Kolaborasi Covid-19 menjadi sumber informasi dan pengetahuan yang bermanfaat
bagi seluruh komponen Bangsa.
Terima Kasih.
Ketua Umum Ikessindo- IndoHCF-KREKI,
Koodinator Kolaborasi, Ketua Panitia,
Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS Dr. dr. Tb. Rachmat Sentika, Sp.A, MARS
BUKU I: SERI I‐V
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 6
Isi
1. 11
1.1 Kontijensi Plan Tim Dokter Dalam Menghadapi COVID‐19 12
1.2 Tantangan Dokter Gigi Dalam Menghadapi COVID‐19 55
1.3 Tantangan Para Tenaga Perawat Dalam Menghadapi COVID‐19 91
1.4 Rumusan Kesimpulan 103
2. 104
2.1 COVID‐19 Disease Dynamics 105
2.2 COVID‐19 Modelling Scenarios Indonesia 122
2.3 Skenario Perkembangan COVID‐19 di Indonesia 156
2.4 Rumusan Kesimpulan 162
3. 164
3.1 Standar/Persyaratan APD Bagi Petugas Kesehatan 165
3.2 Strategi Pemenuhan APD Dengan Pemberdayaan Potensi Produksi Dalam Negeri & Kendalanya 186
3.3 Pengelolaan APD Dalam Upaya Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (Studi Kasus RSUP Dr. Sardjito) 199
3.3 Rumusan Kesimpulan 231
4. 232
4.1 Pengembangan Sistem Informasi COVID‐19 di Kemenkes RI 233
4.2 SISTEM CERDAS Untuk COVID 19 :Harapan ‐ Kenyataan ‐ Solusi 252
4.3 Pencegahan Penyebaran COVID‐19 Berbasis IT & Big Data 275
4.4 Rumusan Kesimpulan 279
DAFTAR ISI
Serial I: Tantangan Dokter‐Drg‐Perawat Dalam Menghadapi COVID‐19
Serial II: Prediksi dan Skenario Plan Dalam Menghadapi COVID‐19
Serial III: Bagaimana Memenuhi Kecukupan APD & Mengantisipasi Sustainabilitasnya
Serial IV: Tantangan Mewujudkan Sistem Informasi COVID‐19 yang Terintegrasi dan Berbasis Data
5. 281
5.1 Bagaimana Mekanisme Klaim Biaya Pasien COVID‐19 di Faskes Primer & Rujukan 282
5.2 Masalah dan Solusi Pembiayaan RS Daerah di Era COVID‐19 307
5.3 Masalah dan Solusi Pembiayaan RS Swasta di Era COVID‐19 326
5.4 Rumusan Kesimpulan 336
BUKU II: SERI VI‐X
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 6
Isi
6. 11
6.1 Model Perhitungan Pembiayaan dan Prosedur Klaim COVID‐19 12
6.2 Bagaimana Menyiapkan dan Mengajukan Klaim COVID‐19 Untuk Verifikasi 26
6.3 Bagaimana Prosedur Pembayaran Klaim COVID‐19 dan Jawaban Webinar Serial 5 49
6.4 Rumusan Kesimpulan 63
7. 72
7.1 Regulasi & Kebijakan Pemerintah Tentang Peran Fasyankes Primer dalam Penanggulangan COVID‐19 73
7.2 Strategi Penggerakan Puskesmas dalam Penanggulangan COVID‐19 di DKI Jakarta 106
7.3 Pengalaman Kota Tangerang Selatan dalam Penanggulangan COVID‐19 melalui Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Fungsi Puskesmas 143
7.4 Rumusan Kesimpulan 169
8. 171
8.1 Penanganan Pasien COVID‐19, Perlindungan Diri, Orang Terdekat dan Masyarakat Dalam Perspektif Perawat 172
8.2 Upaya Perlindungan Dokter/Perawat Terhadap Diri Sendiri & Orang Terdekat Serta Bagaimana Persepsi/Sikap Masyarakat & Mengatasinya 193
8.3 Mispersepsi Masyarakat Terhadap Petugas Kesehatan COVID‐19: Bagaimana Mengatasinya? 208
8.4 Rumusan Kesimpulan 230
9. 232
9.1 Kronologis Permasalahan dan Potensi Solusi Pengadaanan Alat Kesehatan di Masa COVID‐19 233
Serial V: Prosedur, Kebijakan dan Tata Cara Klaim Biaya Pasien COVID‐19
Serial VI: Bagaimana RS Mempersiapkan Klaim Biaya Pasien COVID‐19
Serial VII: Peran Fasyankes Primer Dalam Penanggulangan COVID‐19
Serial VIII: Stigmata Petugas Kesehatan: Berdedikasi & Berjasa Tapi Ditolak Mulai Dari Kost s/d Liang Lahat
Serial IX: Pandemi COVID‐19: Alkeslab Penyelamat Nyawa ‐ Bisnis Beretika VS Mafia
9.2 Pertimbangan Etika Dalam Mengambil Keputusan di Saat Genting 241
9.3 Upaya Mencegah Tumbuhnya Mafia Dalam Pengadaanan Alat Kesehatan di Masa Pandemi COVID‐19 253
9.4 Penegakan Kepatuhan dan Anti‐Korupsi Dalam Proses Pengadaan Obat dan Alkeslab di Masa Pandemi COVID‐19 264
9.5 Rumusan Kesimpulan 301
10. 302
10.1 Simulasi Perhitungan Biaya Pelayanan COVID‐19 303
10.2 Bagaimana Perhitungan Biaya Klaim Dalam Proses Verifikasi & Mencegah Penolakan Klaim/dispute 324
10.3 Analisa Biaya Klaim Pelayanan COVID‐19: Apakah Sudah Sesuai Dengan Beban Biaya di RS? 340
10.4 Studi Kasus Analisa Biaya Klaim Pelayanan COVID‐19 353
10.5 Rumusan Kesimpulan 365
BUKU III: SERI XI‐XV
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 6
Isi
11. 11
11.1 Bagaimana Kebijakan dan Implementasi Telemedicine di Era COVID‐19 12
11.2 Kewenangan Klinis & Praktek Kedokteran dalam pemanfaatan Telemedicine di era pandemi COVID‐19 30
11.3 Kajian Terhadap SE MENKES & PERKONSIL Tentang Pemanfaatan Telemedicine di Era Pandemi COVID‐19 41
11.4 Studi Kasus: Implementasi & Pola Tarif Telemedicine dalam Pelayanan Kesehatan 51
11.5 Rumusan Kesimpulan 61
12. 63
12.1 Regulasi tentang Insentif dan Tunjangan Bagi Petugas Kesehatan yang Menangani COVID‐19 64
12.2 Tata Cara Pengajuan dan Pembayaran Insentif Petugas Kesehatan yang Menangani COVID‐19 78
12.3 Kebijakan Pemda DKI Jakarta dalam Pemberian Insentif & Santunan Duka Cita Untuk Petugas Kesehatan yang Merawat COVID‐19 110
12.4 Rumusan Kesimpulan 117
13. 119
Serial XI: Pemanfaatan Telemedicine Dalam Pelayanan Kesehatan di Era Pandemi COVID‐19
Serial X: Analisa Biaya dan Simulasi Klaim Pelayanan COVID‐19 di RS
Serial XII: Regulasi & Tata Cara Pengajuan/Pembayaran Insentif & Santunan Bagi Petugas Kesehatan yang Menangani COVID‐19
Serial XIII: Diagnosis dan Penatalaksanaan COVID‐19 ‐ Terkini
13.1 Diagnosis & Penatalaksanaan COVID‐19 di Rawat Jalan, IGD & Rawat Inap 120
13.2 Diagnosis & Penatalaksanaan COVID‐19 di Ruang Intensif 168
13.3 Rumusan Kesimpulan 193
14. 194
14.1 Kesiapan Masyarakat dalam New NormalStudi Ketaatan Masyarakat dalam PSBB 195
14.2 The New Normal Sejarah Fakta di Berbagai Negara dalam Menanggulangi COVID‐19 216
14.3 Sisi Akademis New Normal 237
14.4 Rumusan Kesimpulan 306
15. 308
15.1 Kebijakan Pemanfaatan Obat Traditional di Era Pandemi COVID‐19 309
15.2 Potensi Tumbuhan Obat Indonesia Untuk Pengembangan Anti Virus 337
15.3 Peran GP Jamu di Era Pandemi COVID‐19 372
15.4 Rumusan Kesimpulan 393
BUKU IV: SERI XVI‐XX
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 6
Isi
11. 11
16.1 Pencegahan dan Pengendalian COVID‐19di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri 12
16.2 Penerapan PSBB Transisi di Wilayah DKI Jakarta 27
16.3 Strategi Jawa Barat Memasuki Adaptasi Kehidupan Baru Pandemi COVID‐19 50
16.4 Rumusan Kesimpulan 77
17. 79
17.1 Urgensi, Variasi, Jenis dan Interpretasi Rapid Test 80
17.2 Perkembangan Produksi Rapid Test Buatan Indonesia 111
Serial XIV: Mendefinisikan New Normal di Indonesia: Apa, Kapan, Di mana, Siapa dan Bagaimana
Serial XV: Kesehatan Tradisional & Prospek Jamu Indonesia Era Pandemi COVID‐19
Serial XI: Pemanfaatan Telemedicine Dalam Pelayanan Kesehatan di Era Pandemi COVID‐19
Serial XVII: Serba Serbi Rapid Test & Kriteria/Persyaratan Perjalanan di Era COVID‐19
17.3 Kriteria dan Syarat Perjalanan di Era COVID‐19 124
17.4 Rumusan Kesimpulan 150
18. 151
18.1 Kebijakan dan Dukungan Pemerintah Terhadap Inovasi Kesehatan Menuju Kemandirian Nasional 152
18.2 Hasil Pengembangan Inovasi Kesehatan di Era Pandemi COVID‐19 168
18.3 Bagaimana Mewujudkan Inovasi Kesehatan Dalam Negeri dan Menjadi Tuan Rumah di Negara Sendiri 197
18.4 Rumusan Kesimpulan 211
19. 213
19.1 Kriteria Diagnosis Jenazah yang Dimakamkan Dengan Protokol COVID‐19 214
19.2 Kriteria,Protokol, S gma & Kendala di Lapangan:Pemakaman Jenasah COVID‐19 234
19.3 Bagaimana Resiko Penularan Pada Jenazah COVID‐19 246
19.4 Rumusan Kesimpulan 265
20. 268
20.1 Seputar COVID‐19: HOAX atau FAKTA? 269
20.2 Mengapa Timbul Stigma Negatif Terhadap COVID‐19 di Masyarakat? 304
20.3 Bagaimana Agar Masyarakat Berperilaku & Pola Pikir Positf Menghadapi COVID‐19 & New Normal? 323
20.3 Rumusan Kesimpulan 345
Serial XVIII: Peluang Inovasi Kesehatan di Era Pandemi COVID‐19 Sebagai Batu Loncatan Menuju Kemandirian
Serial XIX: Mengapa Terjadi Penolakan Prosedur Pemakaman Jenasah di Sebagian Masyarakat?
Serial XX: Menyikapi Hoax dan Membangun Pola Pikir/Perilaku Positif Masyarakat Menghadapi COVID‐19 & New Normal
#SERIALXVI
Strategi Jawa BaratMemasuki AdaptasiKehidupan Baru
Pandemi COVID-19
13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:DR.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS–KetuaUmumIndoHCF–KREKI–
IKKESINDO
13:05–13:20 PencegahandanPengendalianCovid-19diTempatKerjaPerkantorandanIndustriOleh:drg.KartiniRustandi,M.Kes-DirekturKesehatanKerjadanOlahragaKemenkesRI
13:20–13:35 PenerapanPSBBTransisidiwilayahDKIJakartaOleh:dr.Widyastuti,MKM-KepalaDinasKesehatanProvinsiDKIJakarta
13:35–13:50 StrategiJawaBaratMemasukiAdaptasiKehidupanBaruPandemiCovid-19Oleh:dr.BerliHamdaniGelungSakti,MPPM-KepalaDinasKesehatanProvinsiJawaBarat
13:50–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:Dr.MohamadSubuh,MPPM-StafAhliBidangEkonomiKesehatanKementerianKesehatanRI/KetuaAdinkes
14:50–15:00 Rangkuman&Penutup
SUSUNANACARA
Pencegahan dan Pengendalian Covid-19diTempatKerja Perkantoran dan Industri
drg.Kartini Rustandi,M.Kes
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes RI
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI TEMPAT KERJA
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga
Disampaikan dalam Twice Weekly Webinar : Tantangan Kebijakan New Normal dan Implementasi Kepmenkes 328/2020
Jakarta, 9 Juni 2020
Minal Aidzin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Curiculum Vitae
drg. Kartini Rustandi, M.KesDirektur Kesehatan Kerja dan Olahraga
Alamat : Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4-5 Setiabudi – Jakarta 12950Tlp : 62 5274822Email : [email protected]
Riwayat pendidikanDrg – FKG Universitas TrisaktiS2 - FKM Universitas Indonesia
DAMPAK COVID-19
30 Jan 2020 Penetapan PHEIC/ KKMMD
2 Maret 2020: Indonesia2 kasus +
11 Maret 2020: Penetapan sbg Pandemi
7 April sd Juni 2020: PSBB DKI Jakarta, Jabar, Sumbar, Riau, Sumsel dan sebagaian kab/kota
5 Juni: Pelenturan PSBB dan Penerapan Tata Hidup Normal Baru
Sektor Kesehatan : • Upaya Penanganan Kasus Covid • Upaya Pemutusan Rantai Penualaran• Upaya Pelayanan Kesehatan lain terham
bat (imunisasi. TBc, DBD, Ca, dll)
PENDAHULUAN
Sektor Ekonomi: • Pertumbuhan ekonomi • Pemutusan Hubungan Kerja/Pekerja Di
rumahkan dll
TIDAK ADA PEMBATASAN
• Tempat Kerja• Sekolah• Tempat Ibadah• Tempat Fasilitas Umum• Transportasi• Kegiatan Khusus Lainnya
PROTOKOL KESEHATAN PADA SEMUA AKTIFITAS
PROTOKOL KESEHATAN
PEMBATASAN PADA• Tempat Kerja• Sekolah• Tempat Ibadah• Tempat Fasilitas Umum• Transportasi• Kegiatan Khusus
Lainnya
SEBELUM PSBB PSBB PASKA PSBB
MASA PANDEMI 321
PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI TEMPAT KERJA PERKANTORAN DAN INDUSTRI
(DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA PADA SITUASI PANDEMI)
TUJUANMeningkatkan upaya tempat kerja khususnya perkantorandan industri dalam pencegahan penularan COVID-19 bagi pekerja selama masa pandemi
SASARAN1. Tempat kerja instansi pemerintah2. Perusahaan swasta3. BUMN4. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota
• Upaya selama masa PSBB• Upaya saat bekerja pasca PSBB• Apabila pekerja terpapar Covid-19
KOORDINASI TEMPAT KERJA DENGAN PEMDA
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19
PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI TEMPAT KERJA
MANAJEMEN/PEMILIK
1. Menetapkan Kebijakan
2. Memfasilitasi tempat kerja yang
aman dan sehat
3. Melakukan pemantauan kesehatan
secara proaktif
4. Sosialisasi dan edukasi pada pada
pekerja5. Berkoordinasi dengan Dinkes bila
menemukan kasus positif
6. Memantau implementasi upaya
pencegahan covid-19
7. Selalu mengikuti perkembangan
informasi tentang covid-19
PEKERJAMenerapkan protokol kesehatan1. Dirumah2. Dalam Perjalanan pergi danPulang3. Di tempat kerja4. Kembali ke rumah
PEMBINA• Menetapkan Kebijakan sesuai
kewenangan • Sosialisasi kebijakan • Monitoring dan evaluasi
(pengawasan)
SIAPA BERPERAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENULARAN COVID 19
Gunakanmasker
Cuci tangan/hand sanitizer Jaga jarak,
hindari kerumunan
Daya tahan tubuh, istirahat cukup,
olah raga, kelola stress
Konsumsigizi seimbang
PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN
Perilaku hidup bersihDan sehat,
disinfeksi lingkungan
Kelola penyakit comorbid dan memperhatikan
kelompok rentan
ATTITUDE
AWARENESS
PRINSIP PROTOKOL KESEHATAN MASYARAKAT
DETECTZonasi, Titik Kritis, Kelompokberesiko, PCR/Rapid Test
RESPONBila ada yang positif covid +Tracing/pelacakan kontak, Lokalisirdaerah terkontaminasi, Disinfeksi, Rest PCR/Rapid Test, Penangananpenderita
PREVENTKIE, Scrining, Sosialisasi, Disinfeksi,Edukasi
UPAYA YANG DILAKUKAN PEKERJATATANAN HIDUP BARUDARI RUMAH
• Jaga kesehatan• Pastikan dalam keadaa
n sehat pada saat akanbekerja
TEMPAT KERJA• Cuci tangan• Pakai masker/APD • Bersihkan tempat kerja/alat
kerja sesering mungkin• Jaga jarak• Kurangi kontak fisik• Saling mengingatkan sesam
a pekerja
PERJALANAN• Gunakan masker• Jaga jarak (transortasi umum)• Tidak menyentuh muka• Tidak menyentuh fasilitas umu
m• Gunakan pembayaran non tuna
iSAMPAI RUMAH
• Mandi, Ganti baju• Bersihkan peralatan yang diba
wa (handphone, kacamata, tasdll)
• Meningkatkan daya tahan tubuh
1
3
2
4
5
1. SE Nomor HK.02.01/MENKES/334/2020 Tentang Protokol PencegahanPenularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Bagi Aparat YangMelaksanakan Tugas Pengamanan dan Penertiban Dalam RangkaPercepatan Penanganan Covid-19
1. SE Nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 Tentang Protokol PencegahanPenularan Corona Virus Disease (Covid-19) Di Tempat Kerja SektorJasa Dan Perdagangan (Area Publik) Dalam MendukungKeberlangsungan Usaha
PENGATURAN LAIN YANG TELAH DITERBITKAN
PENUTUPv KMK 328/2020 sebagai Panduan dalam tatanan hidup
baru untuk meningkatkan upaya tempat kerja dalampencegahan penularan covid-19 bagi pekerja selamamasa pandemi
v Penerapan Protokol Kesehatan dilaksanakan olehpemilik/manajemen, pekerja, dan pembina/pengawas
v Panduan harus diterjemahkan dalam bentuk SOP ditempat kerja sesuai dengan jenis, jumlah dan resikokegiatan yang dilakukan
v Tempat Kerja Menerapkan Upaya Pencegahan danPengendalian Covid 19, berkontribusi dalam menekandampak covid-19 serta mendukung keberlangsunganusaha pada situasi pandemi
Penerapan PSBBTransisi diWilayahDKIJakarta
dr.Widyastuti,MKM
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKIJakarta
PENERAPAN PSBB TRANSISI PROVINSI DKI JAKARTA
Disampaikan oleh :
dr. Widyastuti, MKMKepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
TWICE WEEKLY COVID-19 WEBINAR SERIAL XVISelasa, 9 Juni 2020
OUTLINE
Covid-19 On Number (Jakarta Only)
PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)
P S B B PSBB di 6 Tatanan
Infografis Protokol Kesehatan PSBB Transisi
COVID-19 On Number
Jakarta Hari Ini(source: corona.jakarta.go.id)
Perkiraan Rt dan Laporan Kasus Harian Prov. DKI Jakarta(source: Paparan Gubernur Prov. DKI Jakarta- PSBB Transisi)
COVID-19 On Number
Kasus Positif Harian dan Jumlah Kematian Harian Prov. DKI Jakarta(per tanggal 3 Juni 2020)
source: Paparan Gubernur Prov. DKI Jakarta- PSBB Transisi
COVID-19 On Number
Penerapan Wilayah Pengendalian Ketat (WPK) di Sejumlah RW
source: Paparan Gubernur Prov. DKI Jakarta-
PSBB Transisi
#
KUNINGAN BARAT
#
ROA MALAKA
#
DURI SELATAN
#
MELAWAI
#
GELORA
#
PETAMBURAN
#
RAWAJATI
#
KALIBATA
#
SUNTER AGUNG
#
CEMPAKA PUTIH TIMUR
#
TEBET BARAT
#
KEBON KACANG
#
MAPHAR
Desa.shp00.1 - 22.7722.78 - 50.3150.32 - 105.8105.9 - 373.4
N
EW
S
MAPPING COVID 19+ DKI JAKARTA PER KELURAHAN MENURUT IR PER 100.000 PENDUDUK(data sd 15-05-2020)
15 Mei 2020
KAMAL MUARA
SEMANAN
ANCOL
CAKUNG TIMUR
PONDOK BAMBU
KAMPUNG TENGAH
KEBON MELATI
SUNTER AGUNG
#
JEMBATAN BESI
# KRAMAT#
SENEN
#KOTA BAMBU UTARA
TOMANG
Desa.shp00.1 - 24.6324.64 - 49.2649.27 - 73.8973.9 - 99.65 N
EW
S
MAPPING KECEPATAN IR COVID 19 PER 100.000 PENDUDUK PER KELURAHAN DKI JAKARTA(Periode 15 - 30 Mei 2020)
15-30 Mei 2020
Indikator Pelonggaran Pembatasan Sosial
NO. INDIKATOR NILAI DIDAPAT BOBOT KATEGORI SKORING HASIL SKORING1 Penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target ≥50%) 30,1% 7,5% 30,01 - 49,9% 2 0,152 Penurunan jumlah kasus ODP + PDP selama 3 minggu terakhir dari puncak (target ≥50%) 34% 7,5% 30,01 - 49,9% 2 0,153 Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak 67 10% ≥50% 3 0,34 Penurunan jumlah meninggal dari ODP + PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak 70% 4% ≥50% 3 0,275 Penurunan jumah kasus positif yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak 60% 5% ≥50% 3 0,156 Penurunan jumlah ODP + PDP yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak selalu naik 5% Selalu naik 3 0,157 Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif selalu naik 5% Selalu naik 3 0,158 Kenaikan jumlah selesai pemantauan dan pengawasan dari ODP dan PDP selalu naik 5% Selalu naik 3 0,159 Penurunan laju Insidensi kasus per 100.000 penduduk 9,5% <2 3 0,28510 Penurunan angka kematian per 100.000 penduduk 7,5% <0.25 3 0,22511 Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama 2 minggu Fluktuatif naik 4% Fluktuatif naik 2 0,0812 Positivity rate <5% (dari seluruh sampel yang diperiksa, proporsi positif hanya 5%) 8-9 % 8,5% 5-10 % 2 0,16
13Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS rujukan mampu menampung sd >20% jumlah ODP, PDP dan positif COVID 19 1,2 8,5% ada > 1.2 3 0,255
14Jumlah tempat tidur di RS rujukan mempu menampung sd >20% jumlah ODP, PDP dan pasien positif COVID 19 1,2 8,5% ada > 1.2 3 0,255
RISIKO RENDAH 2,73
Sumber : FKM UI
Sumber : Gugus Tugas Nasional
Sosialisasikewaspadaan
Pneumonia Wuhan pada RS danPuskesmas
SE Kewaspadaan dan Penyiapan
APD untuk layanan
kesehatan
DilaporkanODP dan
PDP pertama
Dinas Kesehatan membuka
layanan Callcenter dan
Posko COVID-19 24 jam
• SE Pengelola Gedung, apartemen, perusahaan, wisatadll tentang kewaspadaan nCoV.
• Sosialisasi masif pada +_ 15.000 orang di 600 lokasi
Instruksi Gubernur No. 16 Tahun 2020 tentang
PeningkatanKewaspadaan terhadapRisiko Penularan Infeksi
COVID-19
Gubernur DKI Jakarta umumkan
sebanyak 115 ODP & 32 PDP
• Presiden RI umumkan 2 kasusCOVID-19 pertamadi Indonesia
• Kepgubpembentukan Tim Tanggap COVID-19
Menghentikanizin keramaian
dan CFD
HimbauanBelajar, Bekerja, Ibadah di rumah
PembentukanGugus Tugas
Provinsi
Labkesda DKI Jakarta mulai memeriksakan
spesimenPSBB Tahap IPSBB Tahap II
PSBB Tahap III
Fatwa MUI Sholat Ied di
rumah
Jan, 7 Jan, 22 Jan, 24 Jan, 27 Feb, 4
Mar, 1
Mar, 5Mar, 14Mar, 17
May
, 19
May
, 22
Jun, 1 Jun, 2 Jun, 3 Jun, 4 Jun, 7
rapat koordinasiForkompimda DKI
Jakarta dengan BNPB
rapat koordinasi Forkompimda DKI Jakarta dengan tim FKM UI dan tim pakar GugusTugas mengenai indikator PBSS Transisi
rapat akhirdenganBNPB
pengumumanPSBB Transisi oleh
Gubernur
sosialisasi awal indikatorkesehatan masyarakat yang
sudah disepakati BNPB
Feb, 25
Mar, 2
Mar, 23Apr, 10Mar, 17
LINIMASA
PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)
Peraturan Gubernur Prov. DKI JakartaNomor 51 Tahun 2020
TentangPelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat,
Aman dan Produktif
Penerapan PHBS Pencegahan Covid-19
Peningkatan Penanganan Kesehatan
Penyesuaian Kegiatan/Aktivitas
Masyarakat
Pengendalian Moda Transportasi
Pengawasan dan Penindakan
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Penghentian Sementara Masa
Transisi
Penerapan PHBS Pencegahan Covid 19
Peningkatan Penanganan Kesehatan
Penerapan PHBS pada 6 Tatanan:1. Rumah Tangga2. Sekolah dan/atau Institusi Pendidikan3. Rumah Ibadah4. Tempat Kerja5. Tempat/Fasilitas Umum6. Fasilitas Transportasi Publik
Penduduk Prov. DKI Jakartaa. Wajib menggunakan masker diluar rumahb. Melaksanakan GERMAS melalui
penerapan PHBS Pencegahan Covid-19c. Pimpinan/Penanggungjawab setiap
tatanan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PHBS
Penanganan Kesehatan Meliputi :1. Surveilans dan Penilaian Risiko2. Tenaga Kesehatan dan Tenaga Penunjang
Kesehatan3. Sosialisasi, Pemantauan, Pembinaan dan
Pendampingan4. Perangkat Pelindung bagi Tenaga
Kesehatan dan Tenaga Penunjang Kesehatan
5. Sarana, prasarana,obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
6. Sarana Tempat Isolasi Mandiri7. Tata Kelola Pemeriksaan8. Penelusuran Kontak Erat Konfirmasi Positif
Covid-199. Dukungan psikososial10. Sarana dan prasarana korban meninggal
akibat Covid-1911. Protokol Kesehatan OTG, ODP, PDP dan
Konfirm12. Pemeriksaan Rapid dan PCR
PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)
Penyesuaian Kegiatan / Aktivitas Masyarakat
Pengendalian Moda Transportasi
Penerapan Protokol Kesehatan pada Kegiatan / Aktivitas Masyarakat:
1. Pembelajaran di Sekolah dan / atau Institusi Pendidikan Lainnya
2. Kegiatan Keagamaan
3. Tempat Kerja
4. Tempat / Fasilitas Umum
5. Kegiatan Sosial Budaya
Pengendalian Moda Transportasi Meliputi :
1. Pengendalian pada Kendaraan Bermotor berupa sepeda motor dan mobil
2. Pengendalian pada kendaran umum massal
3. Pengendalian parkir pada luar ruang milik jalan (off street)
PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)
Pengawasan dan Penindakan
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Pengawasan dan Penindakan dilakukan oleh
Satpol PP dan didampingi dari Perangkat daerah terkait dan dapat mengikutsertakan unsur
kepolisian dan/atau TNI
Pemantauan dan Evaluasi dilakukan secara berjenjang oleh masing-masing tingkat
GUGUS TUGAS COVID-19
Hasil Pelaporan pemantauan dan evaluasi dilaporkan kepada Gubernur
PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)
Penghentian Sementara Masa Transisi
Penghentian Sementara Masa Transisi
Terjadi Peningkatan Kasus Baru Covid-19 secara Signifikan selama Masa Transisi berdasarkan hasil
pemantauan dan evaluasi Gugus Tugas Covid-19 Tingkat Provinsi
PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)
Prinsip Umum PSBB Transisi
source: Paparan Gubernur Prov. DKI Jakarta-
PSBB Transisi
PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)
Prinsip Umum PSBB Transisi
source: Paparan Gubernur Prov. DKI
Jakarta- PSBB Transisi
PSBB Transisi di Prov. DKI Jakarta(Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020)
P SB PHBS di 6 TatananH
Rumah Tangga
Sekolah dan/atau Institusi Pendidikan
Persalinan di fasilitas kesehatan
Memberi bayi ASI eksklusif
Menimbang bayi dan balita
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan pakai sabun dan
air mengalir
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik di rumah
Makan buah dan sayur setiap hari
Melakukan aktivitas fisik
setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah
Memakai masker bagi anggota keluarga yang
sakit
Memakai masker bila beraktivitas di
luar rumah
Menjaga jarak Kelola Stres
Selalu memakai masker
Jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain dan hindari berkerumun
Segera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
setelah menyentuh barang/benda yang sering
disentuh oleh banyak orang
Selalu sedia handsanitizer pribadi
Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Menggunakan jamban yang bersih
dan sehat
Olahraga yang teratur dan terukur
Memberantas jentik nyamuk/pemberantasan
sarang nyamuk (PSN)
Tidak merokok di sekolah
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Membuang sampah pada tempatnya
P SBH
Rumah Ibadah
Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan ibadah
Bagi Umat Islam diutamakan berwudhu di rumah
Membawa perlengkapan ibadah masing-masing (Kitab Suci, Sajadah, Mukena, dan lain-lain)
Memakai masker
Tidak membawa anak kecil
Lansia dan orang sakit ibadah di rumah saja
Tempat ibadah dibersihkan sebelum dan sesudah kegiatan ibadah
Kotak amal diupayakan diganti dengan yang statis (ditaruh di pintu masuk Rumah Ibadah) atau diutamakan beramal dengan memanfaatkan teknologi cashless (non tunai)
Upayakan berada di lingkungan Rumah Ibadah hanya selama ibadah inti berlangsung
Jaga jarak dan hindari kerumunan
Tidak membagikan makanan dan minuman di dalam Rumah Ibadah
Tidak berjabat tangan
Untuk Kajian, Ceramah dan Pertemuan agar tetap menjaga jarak
Untuk Tempat Ibadah agar menyiapkan masker gratis bagi jamaah yang tidak membawa
Tidak menyentuh barang/benda yang ada di Rumah Ibadah
Menandai tempat berdiri atau duduknya jamaah setidaknya 1 meter
Membuka pintu dan jendela Rumah Ibadah selama ibadah dilaksanakan agar sirkulasi udara terjaga
Bagi Rumah Ibadah yang mengharuskan jamaahnya membuka alas kaki, agar menyediakan rak untuk sepatu/sandal
PHBS di 6 Tatanan
P SBH
Tempat Kerja
Selalu memakai masker
Jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain dan hindari berkerumun
Segera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah menyentuh barang/benda yang seringdisentuh oleh banyak orang
Selalu sedia handsanitizer pribadi
Mengonsumsi makanan dan minuman sehat
Menggunakan jamban sehat
Membuang sampah di tempat sampah
Tidak merokok
Tidak menggunakan NAPZA
Tidak meludah sembarang tempat
Memberantas jentik nyamuk
Selalu pakai masker
Jaga jarak dan hindari berkerumun
Membersihkan area kerja sebelum memulai bekerja
Menyediakan handsanitizer
Membawa perlengkapan pribadi untuk menghindari pemakaian Bersama
PHBS di 6 Tatanan
P SBH
Tempat Umum
Selalu memakai masker Jaga jarak dan hindari berkerumun
Segera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah
menyentuh barang/benda yang sering disentuh oleh
banyak orang
Selalu sedia handsanitizer pribadi
Memakai baju lengan panjang/setertutup mungkin lebih baik
Menggunakan air bersih Menggunakan jamban Membuang sampah pada tempatnya
Tidak merokok di tempat umum
Tidak meludah sembarangan
Memberantas jentik nyamuk/Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN)
PHBS di 6 Tatanan
P SBH
TransportasiSelalu memakai masker Jaga jarak dan hindari
berkerumunSegera cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir setelah menyentuh barang/benda yang sering disentuh oleh
banyak orang
Selalu sedia handsanitizer pribadi
Memakai baju lengan panjang/setertutup mungkin
lebih baik
Membuang sampah pada tempatnya
Tidak merokok di dalam moda transportasi
Tidak meludah sembarangan
PHBS di 6 Tatanan
Infografis Protokol Kesehatan PSBB Transisi
Protokol Kesehatan PSBB Transisi(Tempat Kerja, Restoran/Rumah Makan, Sarana Transportasi, Kegiatan Olahraga dan Pasar)
Kesimpulan & Saran
1 Tetap selalu memakai masker diluar ruangan, cuci tangan dengansabun dan air mengalir, hindari menyentuh wajah khususnyaarea mata, hidung dan mulut
2 PSBB belum selesai
3 Melonggarkan artinya harus siap meningkatkan kapasitas testing, tracing dan fasilitas kesehatan
4 Integrasi data di tingkat pusat
Jakarta kota metropolitan
Banyak gedung tinggi indah dilihat
TERIMA KASIH saya ucapkan
Semoga bermanfaat
Strategi Jawa BaratMemasuki Adaptasi KehidupanBaru Pandemi Covid-19
dr.Berli Hamdani Gelung Sakti,MPPM
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Strategi Jawa Barat MemasukiAdaptasi Kebiasaan Baru (AKB)
Pandemi Covid-19
dr. Berli Hamdani Gelung Sakti, MPPMKepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
2020
Analisis situasi COVID-19 di Jawa Barat
Sumber: https://pikobar.jabarprov.go.id/, updated 8 Juni 2020
1
2.376 Kasus Terkonfirmasi: 779 Sembuh
158Meninggal
1.439Dalam Perawatan
9.149 Total PDP 7.707Selesai Pengawasan
1.442Proses Pengawasan
51.719 Total ODP 47.907Selesai Pemantauan
3.812Proses Pemantauan
5 Kabupaten Kota DenganTotal Kasus Tertinggi
1. Kota Depok | 5342. Kota Bekasi| 4783. Kota Bandung│303 4. Kab. Bogor│182 5. Kab. Bekasi│176
Mortality Rate: 6.6% (Jawa Barat)5.9% (Indonesia)
Sumber: Pikobar.Jabarprov.go.id per tanggal 6 Juni 2020
Analisis situasi COVID-19 di JawaBarat
2
Laju angka pertumbuhaneksponesial kasus sebesar8.4% per 9 hari
3
Jawa Barat: posisi ke-3 dengan kontribusi 8% terhadap total kasus nasional
Sumber: https://covid19.go.id/, updated 7 Juni 2020
1
2
3
RDT
PCR
STRATEGITESTING
Dinkes & RSInstansi vertikalTotal
Pelaporan
112.41514.792
127.207
Hasil Reaktif
3.192 (2,84%)335 (2,26%)
3.527 (2,77%)
Jumlah pengujian PCR: 55.152- Positif 3.986 (7,23%)- Negatif 50.373 (91,33%)- Invalid 793 ( 1,44%)
Rekap data PCR dan RDT per 5 Juni 2020. Sumber: Dinkes Provinsi dan Labkes Jabar*
Kapasitas tes COVID-19 di Jawa Barat
Sumber: Labkes Jabar, 5 Juni 2020
TOTAL SAMPLING:
55.152
NEGATIF POSITIFINVALID
50.373 3.986 793(91,33%) (7,23%) (1,44%)
UPDATE LAINNYA:- Pemprov Jabar menerima mesin PCR
dan 10.000 swab untuk pengujianwilayah PSBM. Mesin PCR ditempatkan di Lab Sentral Unpad, BSL 3.
Kapasitas tes PCR COVID-19 di Jawa Barat
Massif tes di lokasi PSBM: Desa Tanimulya, KBB
Massif tes di lokasi PSBM: Desa Nagasari, Tasik Door to door testing di Kab Subang
Persiapan PSB di Desa Kasomalang, Kab Subang Tes Massif wilayah pabrik di Kab SubangPengecekan kesiapan lab satelit Unpad utk pengujian PCR dari BNPB
Sumber: Laporan Kab/Kota di Lingkup Jabar dan Gugus Tugas Divisi PPM
Survei tes masif wilayah pasar Cileungsi, Bogor
Mobile COVID-19 test mulaiberoperasi
Penerapan PSBB di Jawa Barat
PSBB I PSBB II PSBB III PSBB IV
PSBB I
PSBB I PSBB II (Proporsional) PSBB Proporsional selain Bodebek
*Berakhir PSBB BODEBEK berdasarkan Kepgub 443/Kep.287-Hukham/2020 diperpanjanghingga 2 Juli 2020
15-28 April
22-5 Mei
6-19 Mei
29 April-12 Mei 13 - 26 Mei
20 – 29 Mei 30 Mei – 12 Juni
30 Mei – 4 Juni*
Wilayah BODEBEK
Wilayah Bandung Raya
Wilayah Prov. Jawa Barat
KETERANGAN :Durasi PSBB berdasarkan KMK No. 9 tahun 2020 adalah 14 hari dan dapat diperpanjang atas permohonan pimpinan daerah atau provinsi.
PSBB II PSBB III (Proporsional) PSBB IV (Proporsional)
5
Skenario Tingkat Kewaspadaan Pandemi di Provinsi JawaBarat
Level 1- Rendah
• Tidakditemukankasus positif
Level 2- Moderat
• Ditemukankasus Covid19 secarasporadis (bisakasus imporatau penularanlocal)
Level 3-Cukup Berat
• Ditemukankasus Covid 19 pada kluster tunggal
Level 4-Berat
• Ditemukankasus Covid 19 pada satu ataulebih klusterdenganpeningkatankasus signifikan
Level 5-Kritis
• Ditemukankasus Covid19 denganpenularan di komunitas
Isolasi/Karantina
Jaga jarak/Pembatasan
Aktivitas
Deteksidini/Tracing
PembatasanMobilitas Membatasi antar provinsi Memaksimalkan antar provinsi
dan Kab/KotaMemaksimalkan antar provinsi
dan Kab/Kota Membatasi dalam klaster Tinggal di rumah
Berjalan biasa (sekolah, kantor, industry, pasar, toko,
Pertanian dll)
Berjalan biasa (sekolah, kantor, industry, pasar, toko,
Pertanian dll)
Dibatasi (Pembelajaran, aktivitaskantor, keagamaan, Fasum,
Sosial-Budaya, dan pergerakanbarang/orang)
Ditutup (kecuali : Kesehatan, bahan pangan, energy,
komunikasi, Keuangan, logistic, Perhotelan, konstruksi, idustri dan
Pelayanan dasar)
Ditutup (Kecuali : Kesehatan, bahanpangan, energy,
komunikasi, logistic, danPelayanan dasar)
Pembatasan 100 org Pembatasan 75 org Pembatasan 25 org Dilarang Dilarang
Melacak kontak dan test Melacak kontak dan test Melacak kontak dan test Melacak kontak dan test Melacak kontak dan test
Dianjurkan Orang Resiko tinggi (usia>70thn) dan sakit
Orang Resiko tinggi (usia>70thn) dan sakit Pelayanan di Rumah Sakit Pelayanan di Rumah
Sakit
Normal Physical Distancing PSBB Parsial PSBB Penuh Lockdown
6
Indikator Kesehatan MasyarakatEpidemiologi
Laju ODP, PDP,Positif, Sembuh, Kematian
Tren laju transmisi dan Rt
Mobilitas penduduk
Risiko geografi
Surveilans
Proporsi ODP, PDP, kontak eratyang dites
Proporsi orang dengan riwayatkontak yang berhasil
diwawancarai oleh tim
Pelayanan Kesehatan
Proporsi kasus positif yang dirawat di rumah sakit
Ketersediaan APD, obat, dan alat kesehatan
Ketersediaan RS rujukanCOVID-19
Pemetaan sektor berdasarkan risiko kesehatandan dampak ekonomi
RisikoKesehatan
Rendah
Tinggi
Rendah Tinggi
Perjalanan pribadi, jasa(perkantoran, bank, hotel),
manufaktur, pertanian, perikanan, peternakan,
kehutanan, perkebunan, konstruksi.
Pendidikan, sosial (panti, lapas), area publik (taman,
tempat ibadah, dsb), perpustakaan
Kesehatan (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit)
Transportasi, perdagangan(mall, supermarket, pasar tradisional), pariwisata,
terminal/stasiun/bandara
Dampakekonomi
Implementasi Protokol Kesehatan SetiapTingkat Kewaspadaan
1. Menggunakan masker2. Jaga jarak (minimum 1 meter) dan tidak berkerumun3. Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir4. Pemeriksaan suhu tubuh secara berkala5. Menggunakan APD yang sesuai dengan risiko pekerjaan6. Hindari menyentuh wajah, hidung, mulut dan mata7. Melakukan etika batuk dan bersin8. Isolasi mandiri bila mengalami gejala flu, batuk, pilek, dll9. Menjaga kesehatan dengan olahraga, istirahat cukup, dan tidak panik10. Desinfeksi berkala pada area yang sering tersentuh11. Ketersediaan fasilitas cuci tangan, penerapan pembatasan, dan sebagainya12. Dan lain-lain dapat ditambahkan sesuai kebutuhan
RUMUSAN KESIMPULAN WEBINAR KOLABORASI SESI XVI
Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Hingga saat ini beberapa daerah telah bersiap untuk memasuki fase new normal pasca pandemi wabah covid-19. Jika pada masa PSBB, terdapat pembatasan pada
tempat kerja, sekolah, tempat ibadah, fasum, transportasi, dan kegiatan khususnya lainnya, maka pada masa pasca PSBB semua aktifitas baik di tempat kerja,
ibadah, fasum, transportasi, hingga kegiatan khusus lainnya dapat dilakukan namun dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19.
2. Dalam rangka memasuki fase new normal pasca masa PSBB, Menkes RI telah menerbitkan KMK nomor HK.01.07/Menkes/328/2020 (KMK 328/2020) yng
dimaksudkan untuk menjadi acuan panduan pencegahan dan pengendalian covid-19 di tempat kerja perkantoran dan indusri. Kepmenkes ini dapat digunakan
sebagai dasar pembuatan SOP di tiap tempat kerja baik di perkantoran maupun di industri (pabrik). Selain itu, untuk mendukung persiapan fase new normal juga
diterbitkan Surat Edaran Menkes antara lain:
a. SE Nomor HK.02.01/MENKES/334/2020 Tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) BagiAparat Yang Melaksanakan Tugas
Pengamanan Dan Penertiban Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19, dan
b. SE Nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 Tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (Covid-19) Di Tempat Kerja Sektor Jasa Dan Perdagangan
(Area Publik) Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha
3. Panduan KMK 328/2020 harus diterjemahkan dalam bentuk SOP di tempat kerja sesuai dengan jenis, jumlah dan resiko kegiatan yang dilakukan. Tempat Kerja
yang menerapkan Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid 19, berkontribusi dalam upaya menekan dampak covid-19 serta mendukung keberlangsungan usaha
pada situasi pandemi.
4. Dalam rangka mempersiapkan fase new normal, masing-masing pihak memiliki peran strategis dalam pencegahan dan penularan covid-19. Manajemen/Pemilik
berperan untuk menetapkan kebijakan serta memfasilitasi tempat kerja yang aman dan sehat. Manajemen juga berperan untuk melakukan pemantauan kesehatan
secara aktif dan mensosialisasikan protokol kesehatan pada pekerja. Manajemen juga wajib berkoordinasi dengan Dinkes bila menemukan kasus positif. Disisi lain
pekerja juga berperan dalam menerapkan protokol kesehatan, baik di rumah, dalam perjalanan pergi dan pulang, di tempat kerja maupun saat kembali ke rumah.
Sementara pembina dalam hal ini pemerintah daerah/instansi terkait berperan untuk menetapkan kebijakan sesuai kewenangan, melakukan sosialisasi, dan
melakukan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan.
5. Provinsi DKI menerapkan PSBB Transisi sebagai bentuk persiapan menuju fase new normal. Periode transisi ini merupakan peralihan dari masa pembatasan menuju
perluasan kegiatan sosial ekonomi produktif. Fase ini juga merupakan masa edukasi dan pembiasaan terhadap pola hidup sehat dan aman sesuai protokol covid-19.
Lama periode fase PSBB transisi bergantung pada hasil pemantaun kondisi pengendalian wabah covid-19. Kebijakan rem darurat (emergency brake policy) menjadi
kebijakan Pemprov DKI saat masa transisis dimana apabila terjadi tingkat penularan yang mengkhawatirkan Pemprov DKI bisa menghentikan semua kegiatan dan
menerapkan kembali pengetatan.
6. Selain Pemprov DKI, Pemprov Jabar juga sudah mulai mempersiapkan berbagai kebijakan menghadapi masa new normal. Pemberlakuan PSBB dimulai secara
bertahap dan berbeda antara wilayah Bodebek, Bandung Raya, dan seluruh Provinsi Jawa Barat, sehingga berakhirnya masa PSBB juga dapat berbeda. PSBB di
Bodebek sendiri telah diperpanjang hingga 2 Juli. Dalam rangka menyiapkan diri menuju fase new normal, mulai bulan Juni, Jawa Barat menyiapkan kebijakan
peningkatan kapasitas tes Covid-19 khususnya di wilayah lokasi mikro karantina, kemudian pada minggu ke 3-4 bulan Juni dilanjutkan di 17 Kab/Kota di Luar 10
wilayah PSBB Awal. Selanjutnya pada minggu ke 3-4 Juni dilakukan skrining 200 ribu Rapid test di 627 Kecamatan di Jawa Barat. pada minggu ke 4 Juni hingga
minggu awal Juli diharapkan dapat melakukan 150 ribu test swab sebagai follow up atas hasil skrining awal. Siklus skrining rapidt test dan PCR diharapkan terus
berlanjut di Bulan Juli hingga dianggap dapat selesai. Terima kasih.
#SERIALXVII
Serba Serbi RapidTest&Kriteria/Persyaratan
Perjalanan diEraCOVID-19
SUSUNANACARA
13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:Dr.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS-KetuaIKKESINDO-IndoHCF-KREKI
13:05–13:20 Urgensi,VariasiJenisdanInterpretasiRapidTestOleh:Dr.TonangDwiArdyanto,SpPK,PhD(Ist)-PERSI
13:20–13:35 PerkembanganproduksirapidtestbuatanIndonesiaOleh:Prof.dr.SofiaMubarikaHarjana,M.Med.Sc.,Ph.D.-FKKMKUGM
13:35–13:50 KriteriadanSyaratPerjalanandiEraCOVID-19Oleh: drg. R. Vensya Sitohang M.Epid - Direktur Surveilans dan KarantinaKesehatanDitjenP2PKemenkesRI
13:50–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:Dr.dr.LiaG.Partakusuma,Sp.PK(K),MM,MARS-PERSI
14:50–15:00 Rangkuman&Penutup
Tonang Dwi ArdyantoPendidikan:Dokter : S1 (UNS - 1999)PhD : S2 leading to S3 (Tottori Univ Japan - 2006)SpPK : PPDS PK UNS (2011)Luar Negeri: Singapore, Australia, Thailand, Perancis, Italia, Swiss, Vietnam
Pekerjaan/Afiliasi:Dosen FK dan Pascasarjana UNSWakil Direktur Pelayanan dan Diklit (2015-2019) Wadir Diklit (2020-2023)Konsultan UTD PMI SurakartaKompartemen JKN PP PERSI Bidang Organisasi PP PDS Patklin
Tanpagejala
Tanpagejala
TerbentukImunitas
Ringansedang
Tanpagejala
TerbentukImunitas
Ringan-sedang
Berat Tanpagejala
TerbentukImunitas
KlinisBerat
Perawatan di ruangisolasi di RS
Kritis Tanpagejala
ImunitasKritis Perawatan di ruang isolasi atauICU RS Meninggal
Gejala Dapat menularkan % kematian
0%
0%
15%
50%
Dapat menularkan
Dapat menularkan
Dapat menularkan
PopulasiMasyarakat
yang terinfeksiCovid-19
Infeksi
(data dari beberapa sumbertermasuk di slide terakhir dengan kisaran persentasemasih bervariasi, gambar sebagai ilustrasi)
(Modifikasi olehTonang, 30/3/2020)
Hari ke 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Lauer SA, Grantz KH, Bi Q, et al. The Incubation Period of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) From Publicly Reported Confirmed Cases: Estimation and
Application. Ann Intern Med. 2020; [Epub ahead of print 10 March 2020]. doi: https://doi.org/10.7326/M20-0504
Impact of non-pharmaceutical interventions (NPIs) to reduce COVID-19 mortality and healthcare demand, Imperial College COVID-19 Response Team, 16
March 2020, DOI: https://doi.org/10.25561/77482
Viral dynamics in mild and severe cases of COVID-19, Lancet Infect Dis 2020 Published Online March 19, 2020 https://doi.org/10.1016/S1473-3099(20)30232-2
Pola Umum Infeksi: Respon Imun Adekuat
Infeksi Virus Antigen AntibodiMateriGenetik
Virus baru
Masuksel
Reproduksi
Ambilalih
Hari ke ... ? Masa Inkubasi Bisa Timbul Gejala dan Tanda
Menghancurkan sel terinfeksi
Respon Imun Innate/alami
Menggunakan antibodi spesifik
Respon Imun Adaptive
Sembuh
Kekebalan
(Tonang, 21/3/2020)
Pola Umum Infeksi : Respon tidak adekuat
Infeksi Virus Virus berlipatMateriGenetik
Virus baru
Masuksel
Reproduksi
Ambilalih
Hari ke ... ? Masa Inkubasi Timbul Gejala dan Tanda, bisa berat
Gagal membersihkan
Respon Imun Innate/alami Tidak bisa berlangsung karena tidakterbentuk atau antibodinya tidakadekuat (non neutralizing antibody)
Respon Imun Adaptive
Sakit berat
Menular
(Tonang, 21/3/2020)
Metode Pemeriksaan Khusus Covid-19
Target
RNAPCR
TCM
ProteinAntigen
Antibodi
RAPID TEST
* Serologi
* Molekuler
PCR/TCM RT Antigen RT Antibodi
Metode Molekuler Serologi Antigen Serologi Antibodi
Sampel Swab Swab (standar seperti PCR) Darah
APD pengambilan sampel Cover all, masker N95, goggle, Face-shield
Cover all, masker N95, goggle, Face-shield
(standar seperti PCR)
Baju kerja (scrub) lenganpanjang, face-shield, masker bedah, sarung tangan
Sarpras minimal BSL-2, BSC-2A BSL-2, BSC-2A BSL-1
SDM Pelatihan khusus pengambilan sampel dan pemeriksaan
Pelatihan khusus untuk pengambilan sampel
Standar Ahli Teknologi Laboratorium
Waktu kerja1
+ 6 jam (PCR)+ 1 jam (TCM)
diluar waktupengerjaan sampel
+ 20 menit(diluar waktu untukswab)
+ 15-20 menit (darah lengkap)
+ 1 jam (serum, sejak pengambilansampel)
Waktu pengambilan yang sesuai
Tanpa, sebelum, atausudah ada gejala
Tanpa atau sebelum adagejala, perkiraan waktukontak maksimal 7 harisebelumnya
Setelah timbul gejala, perkiraan waktu kontakminimal 7 hari sebelumnya
Pola Kinetik Serologi Covid-19• Belum banyak laporan tentang antigen, banyak dikaitkan dengan pola viral
shedding, diduga terdeteksi segera setelah masuknya virus• Ada variasi laporan kinetika antibodi, dipengaruhi lokasi dan karakteristik
kasus• Pola normal urutan awal deteksi: total antibodi, kemudian IgM diikuti atau
hampir bersamaan dengan IgG; Selanjutnya IgM menurun, sedangkan IgG bertahan lebih lama
• Laporan “diskrepansi” dengan hasil PCR: tidak serta merta berarti salah, sesuai fase perjalanan penyakit
• Timbul salah paham dan “stigma” terhadap hasil “rapid test”• Akhir-akhir ini, laporan makin mengerucut, disesuaikan dengan laporan
tentang profil viral shedding dan masa infeksius (penularan)
Basis Pemeriksaan
https://www.medchemexpress.com/literature/article/COVID-19.html
Antigen
PCR
Antibodi
Pola Umum Infeksi dan Metode Pemeriksaan
Infeksi Virus Antigen AntibodiMateriGenetik
Virus baru
Masuksel
Reproduksi
Ambilalih
RAPID TEST ANTIGEN
Beberapa variasimetode
PCR
Hari ke ...? Masa Inkubasi Timbul Gejala dan Tanda
Menghancurkan sel terinfeksi
Respon Imun Innate/alami
Menggunakan antibodi spesifik
Respon Imun Adaptive
RAPID TEST ANTIBODI
Sembuh
Kekebalan
(Tonang, 21/3/2020)
Pengetahuan tentang apa yang terjadi pada hari ke berapa ini sangat penting dalam menentukan metode pemeriksaan laboratorium.
Pola Perjalanan Penyakit (Secara Umum)
Vir
al L
oad
ata
uti
ter
anti
bo
di
Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)
RNA Virus
Antigen IgM
IgG
IgM
IgG
Level deteksi alat test
Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer
Sel Memori
(Tonang, pertama kali disusun 24/04/2020)
Gejala / TandaInkubasi Penyembuhan
RNA Virus
(Gambar sebagai Ilustrasi)
Riwayatkontak
atau mulaiinfeksi
Pola Umum Perjalanan Penyakit Covid, dari sisi Viral Shedding dan Kinetika Serologi. Ada kasus ekstrem.
Bullard J et al., Clinical Infectious Diseases, ciaa638, 22 Mei 2020; NCID Singapore Position Statement, 23 Mei 2020; WHO Clinical Management of Covid-19, 27 Mei 2020;
Kondisi Pasien dengan Gejala
Vir
al L
oad
ata
uti
ter
anti
bo
di
Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)
RNA Virus
Antigen IgM
IgG
IgM
IgG
Level deteksi alat test
Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer
Sel Memori
(Tonang, 24/04/2020)
Gejala / TandaInkubasi
RNA Virus
PCR/TCM: pilihanterbaik
(Gambar sebagai Ilustrasi)
RT Antigen : efektif dan efisien
1. PCR/TCM bila POSITIF : pasti ada virus Covid-19; bila NEGATIF : harus diulang minimal 2 kali dengan hasil negatif
2. RT Antigen: efektif dan efisien, tapi jendela waktunya sempit, hanya pada fase ini saja
3. RT Antibodi tidak tepat, paling cepat minimal 7 hari setelahterinfeksi, lebih baik setelah hari ke 10, lebih baik lagi bila ADA GEJALA
Riwayatkontak
atau mulaiinfeksi
RT Antibodi : TIDAK TEPAT
Penyembuhan
Kondisi Pasien dengan Gejala
Vir
al L
oad
ata
uti
ter
anti
bo
di
Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)
RNA Virus
Antigen IgM
IgG
IgM
IgG
Level deteksi alat test
Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer
Sel Memori
(Tonang, 24/04/2020)
Gejala / TandaInkubasi
RNA Virus
(Gambar sebagai Ilustrasi)
1. PCR/TCM tetap lebih baik, tapi akses dankecepatan hasil menjadi pertimbangan. Syarat kesembuhan tetap dengan PCR minimal 2 kali negatif berturut-turut
2. RT tepat dan bermakna, membantudiagnosis pasti dan penapisan pasien, sambil menunggu hasil PCR bilamemungkinkan
PCR/TCM: tetappilihan terbaik, tapiakses dan kecepatanhasil kadang menjadikendala
RT Antibodi: Bermakna, membantu diagnosis pasti dan penapisan
Riwayatkontak
atau mulaiinfeksi
RT Antibodi: REAKTIF, berisikotinggi tetapi belum memastikaninfeksi Covid-19
Penyembuhan
Kondisi Pasien dengan Gejala
Vir
al L
oad
ata
uti
ter
anti
bo
di
Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)
RNA Virus
Antigen IgM
IgG
IgM
IgG
Level deteksi alat test
Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer
Sel Memori
(Tonang, 24/04/2020)
Gejala / TandaInkubasi
RNA Virus
(Gambar sebagai Ilustrasi)
1. PCR/TCM tetap lebih baik, tapi akses dankecepatan hasil menjadi pertimbangan
2. RT Antibodi tepat dan bermakna, membantudiagnosis pasti dan penapisan pasien, sambilmenunggu hasil PCR bila memangmemungkinkan
PCR/TCM: tetappilihan terbaik, tapiakses dan kecepatanhasil kadang menjadikendala
RT antibodi : Bermakna, membantu diagnosis pasti dan penapisan
Riwayatkontak
atau mulaiinfeksi
Penyembuhan
Kondisi Tanpa atau Gejala Ringan
Vir
al L
oad
ata
uti
ter
anti
bo
di
Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)
RNA Virus
Antigen IgM
IgG
IgM
IgG
Level deteksi alat test
Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer
Sel Memori
(Tonang, 24/04/2020)
TANPA GejalaInkubasi Gejala Ringan
RNA Virus
(Gambar sebagai Ilustrasi)
Riwayatkontak
atau mulaiinfeksi
PCR/TCM saja
RT Antibodi:TIDAK TEPAT
PCR/TCM lebih baik
RT : Membantu sebagaipenyaring
Non reaktif, diulang 10 hari kemudian
Bila reaktif, diperlakukan sebagaipositif sambil menunggu hasil PCR
PCR/TCM lebih baik
RT : monitoring titer/kadarnya(sudah ada dan cepat meninggi
saat re-infeksi)
RT Antigen : efektifdan efisien
Kondisi Pasien pernah ada atau tidak pernah ada gejala
Vir
al L
oad
ata
uti
ter
anti
bo
di
Hari 0 5-6 7-8 10 14 21 0 (data median)
RNA Virus
Antigen IgM
IgG
IgM
IgG
Level deteksi alat test
Infeksi Sekunder / Re-infeksiInfeksi Primer
Sel Memori
(Tonang, 24/04/2020)
Gejala / TandaInkubasi
RNA Virus
(Gambar sebagai Ilustrasi)
1. RT yang sebagai penapisan awal karena bilasudah pernah terinfeksi, maka akan tetapreaktif baik sudah pernah ada gejala maupunbelum pernah ada gejala
2. Orang dengan RT positif, dianggapi kasuskonfirmasi sampai konfirmasi PCR memungkinkan untuk dilakukan
RT sebagai pilihanpertama di daerahdengan transmisi lokalatau community transmisison
Konfrmasi PCR bilamemungkinkan
Riwayatkontak
atau mulaiinfeksi Terutama di area
dengan banyaktransmisi lokalatau Community Transmission
Rapid Test Ag dan Ab dengan Konfirmasi PCR
PCR Ag IgM IgG Pemaknaan
+ R - - Terdapat virus, dalam masa inkubasi, belum atau tidak timbulgejala, berisiko penularan
+ - R NR/R Terdapat virus, timbul gejala, fase akut.
+ - R/NR R Masih terdapat virus, melewati fase akut, masih ada gejala
- - - R Bila sebelumnya sudah pernah terbukti ada RNA virus, kemudian IgM dan/atau IgG, maka menandakan menuju fase penyembuhan, atau sudah pernah terinfeksi dan sudah sembuh, sudah adakekebalan. Bila belum pernah ada data PCR dan IgM sebelumnya, perlu pengulangan 10 hari kemudian untuk dievaluasi.
- - - - Belum pernah terpapar, belum ada kekebalan.
- - R - Kemungkinan: 1. Terjadi infeksi, virus sudah tidak terdeteksi, IgG belum muncul.2. Terjadi cross-reaction dengan virus dengue/Corona yang lain3. Terjadi infeksi, virus masih ada, false result pada PCR
(Tonang, 24/04/2020)
Patuh Standar, konseling pradan paska test
False Result?
False
Alat
Senstivitas
Spesifisitas
Salah guna
Salah waktu
Salah prosedurCross-
reactionCoVirus
lain
* Pengaturan
Tujuan: Penapis
atauSurveillance?
RUC / Youden's Index
84,3 - 100% 1 & 2
1. Hoffman , et al. J Inf Ecol Epid, 10, 20202. Whitman JD et al. 2020 pre-review
65,5 - 100%
Sensitivitas semakin tinggi, sesuai fase penyakit
Cross-Reaction?• Ada laporan beberapa kasus: IgG muncul dulu baru diikuti IgM;
diduga terjadi “cross-reaction” dengan virus corona selain covid (karena ada homologi sekuens RNA) (Wei Yee Wan et al, 2020 pre-review)
• Ada dugaan cross-reaction juga dengan virus dengue (Coronavirus Diagnostics
Mar 13, 2020)
• Prinsip dasar: Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan khusus; sebaiknya dengan konseling pra dan pasca test
Sembuh = Antibodi Covid = Kekebalan?
• Beberapa penelitian menunjukkan kekuatan netralisasi antibodi Covid-19– Percobaan para monyet, tidak timbul infeksi ketika dipaparkan virus SARS CoV 2 satu
bulan setelah sembuh dari paparan sebelumnya (Bao et a., 2020 pre-review)
– Neutralizing antibodi terdeteksi pada 79%, 92% dan 98% dari semua sampel berturut-turut pada hari ke 13-20, 21-27 dan 28-41 (FAFI-KREMER et al, 2020 pre-review)
• Sampai saat ini, belum terkonfirmasi ada re-infeksi pada manusia. Beberapa laporan positivitas PCR setelah dinyatakan negatif, adalah dari sisa RNA (Kirkclady RD et al., JAMA. 2020;323(22):2245-2246)
• Pemeriksaan dengan Plaque Reduction Neutralization Test (PRNT), tapi dengan kultur virus (minimal BSL-3). Sekarang dikembangkan metode pseudovirus (bisa di BSL-2). Diharapkan makin banyak laporan dengan metode lebih sederhana ini.
Perubahan Paradigma Rapid Test: Komunitas dan OTG
RNA Virus
(PCR
Antigen
(RT)
IgM
(RT)
IgG
(RT)
IgM
IgG
(RT)
Level deteksi alat test
Infeksi Primer
Sel Memori
(Tonang, 8/06/2020)
Jaga jarak - cuci tangan - masker (PHBS)
RNA Virus
Berisiko infeksi
Isolasi / Perawatan di Faskes - Risiko menular Tetap PHBS - pionir kekebalan bersama
Kekebalan
Masa penularan pasientanpa gejalaadalah 10 hari sejak dinyatakanpositif 1
Rata-rata gejala mulai timbul padahari ke 5 selama 11,5 hari 2
Masa penularan: 2 hari sebelum sampai 7-10 hari sejak timbulnya gejala2
Masa Perawatan sampai hari ke 21 bila tidak ada gejala lagi, walaupun PCR masih positif2
Dipulangkan 10 hari sejak timbul gejala plus 3 hari bebas gejala
Hati-hati Kondisi:Usia anak-anak dan lansia
Penyakit penyerta: DM, hipertensi, jantung, asma, obesitas
Kebiasaan: merokok, kurang olahraga, sering di ruangan tertutup dengan
ventilasi kurang
hari 0 5 10 14 21
Bullard J et al., Clinical Infectious Diseases, ciaa638, 22 Mei 2020; NCID Singapore Position Statement, 23 Mei 2020; WHO Clinical Management of Covid-19, 27 Mei 2020;
Status KUNING: WASPADA Status MERAH: SIAGA Status HIJAU: PEDULI
Tanpa Gejala, Tanpa Informasi Pasti tentangRiwayat kontak
RT Antigen1
Reaktif
Dianggappositif
Ikuti Alur TCM
Non Reaktif
Ikuti Alur RT Antibodi
RT Antibodi2
Reaktif
Ikuti alur TCM
Non Reaktif
Masa pemantuan
Ulang tes 10 harikemudian
Non Reaktif →PHBS
Reaktif→ Ikutialur TCM/PCR
TCM/PCR3
Positif
Kasus konfirmasi
Pengelolaan sesuailevel gejala, ringan,
sedang, berat
Negatif
Masa pemantauan
Alur Ulang RT Atibodi10 hari kemudian
(Tonang Dwi Ardyanto, dr. SpPK, PhD -RSUNS - 28/5/2020)
No 1, 2 dan 3 menunjukkanurutan pilihan menyesuaikankemampuan setempat
Area transmisi lokal: Komunitas dan OTG
Tanpa Gejala, Tanpa Informasi Riwayat kontak, Informasi dibutuhkan segera
RT Antigen dan RT Antibodi secara Simultan1
RT Antigen
Reaktif
Arahkan untukkonfirmasiTCM/PCR
Non Reaktif
Lihat hasil RT Antibodi
RT Antibodi
Reaktif
Arahkan untukkonfirmasi TCM/PCR
Non Reaktif
Masa pemantuan3
Arahkan untuk Ulangtes 10 hari kemudian
TCM2
Positif
Kasus konfirmasi
Negatif
Masa pemantauan4
Arahkan untuk
diteruskan RT
Antibodi di tempat
tujuan
(Tonang Dwi Ardyanto, dr. SpPK, PhD -RSUNS – 28/5/2020)
Nomor 3 dan 4 adalah kondisi dimana saat itu
belum terbukti ada infeksi Covid-19, bolehmelakukan perjalanan antarwilayah dengan tetapmematuhi protokol kesehatan covid-19.
Syarat Perjalanan dan Sejenisnya
Poin-poin• Penggunaan RT Covid secara tepat, agar memberikan data tepat
dan efektif.
• Pelaksanaan dan publikasi uji validitas untuk acuan nama dagang yang digunakan secara nasional
• Perumusan kebijakan penggunaan RT Covid agar menjadi acuan: surveillans, kepentingan lain
• Penetapan semacam HET untuk menjaga baku mutu dan kepentingan publik
• Post-marketing surveillans terhadap penggunaan RT Covid
Perkembangan Produksi RapidTestBuatan Indonesia
Prof.dr.SofiaMubarika Harjana,M.Med.Sc.,Ph.D.
FKKMKUGM
Perkembangan Produksi Rapid Test Buatan Indonesia
Sofia Mubarika Haryana FK - KMK UGM
Acara : Weekly Seminar tentang Isu Strategis COVID-19
11 Juni 2020
UniversitasAirlangga
Lab. Hepatika
COVID-19 – pandemic : sinergi & kolaborasi
• Menristek BRIN/BPPT memanggil→ Konsorsium Covid-191. Diagnostic
• PCR
• Non PCR • Sensor
2. Reagen• PCR – mobile laboratory
3. Ventilator 4. Radiologic Digital 5. Artificial Intelligence (AI)6. Whole genome sequencing (WGS)7. Dll
Diagnostik Molekular
1. Diagnostic Keberadaan Virus :
Rapid detection : PCR – berbasis DNA/RNA qRT PCR
2. Diagnostic individu ter expose Virus : Antibodi ( IgM IgG)
Rapid detection: basis Ag – Ab: Tes Serologi : ELISA, IFA , LFIA
Infeksi COVID -19 → Respons Imun
IgM – mg1 ; IgG Mg ke 2
A. Selular : Cytokines
Immunocompomised : - / delayed Ig
B. Humoral : IgM IgG spesifik
ARDS /MFOF - Cytokines storm
LFIA - Lateral Flow ImmunoAssay : IgM and IgG
• Cepat 5 – 10 ‘• Simple • Field Rapid test• Urgent – cegah
penyebaran• Unt evaluasi Herd
Immunity
Finger prick
Tim Pengembang Rapid Test IgM IgG COVID-19
• BPPT : Ketua TFRFIC-19 : DR. Ir. Soni Solistia Wirawan
• Ketua Sub Task Force Diagnostik non PCR : Irvan Faizal, PhD
• Universitas Gadjah Mada :
• Prof. dr. Sofia Mubarika Haryana, M.Med.Sc., PhD ( PI)
• Prof. dr. Tri Wibawa, PhD, Sp.MK(K)
(PIC : Uji Validasi di Yogyakarta - Solo - Semarang)
• Universitas Airlangga:
• Prof. Drh. Fedik Abdul Rantam, PhD
(PIC 1: Uji validasi di RSUA Surabaya)
• Prof. Dr. dr. Cita Rosita Prakoeswa, Sp. KK (K)
(PIC 2 :Uji validasi di RSUP DR Soetomo Surabaya)
• Laboratorium Hepatika :
• Prof. Dr. dr. Mulyanto
( PIC : produksi rapid test)
• Praktis : mudah, murah, tanpa alat tambahan, tanpa tenagaterlatih, dimana saja
• Cepat: hasil diperoleh dalam waktu 15 menit
• Spesifik: terhadap antigen Covid-19
• Dapat digunakan untuk massive/field screening masyarakatterhadap
• OTG (Orang Tanpa Gejala)
• ODP ( Orang Dalam Pengawasan)
• PDP ( Pasien dalam perawatan)
• Post Infeksi
• Mendapat gambaran herd Immunity masyarakat
• Membantu penentuan kebijakan penanganan Covid-19
Keunggulan Rapid Test IgM/IgG Indonesia
• Desain• Prototyping Validasi
Akhir Juni
Registrasi Produksi Distribusi
Industri lain Industri lain
NIEPatent License
Royalti
Aktifitas
Institusi
Luaran
Pendanaan
Masyarakat
Prototype
Tahapan Kegiatan Produk Inovasi Sampai di IndustriRapid Diagnostics Test IgG/IgM Covid-19 Buatan Indonesia
Sub TF 1
• Sensitifitas• Spesifisitas
TargetJumlah
(kit)10.000 20.000
Permintaan Kemkes, dll
Akhir Juni: 50.000
Juli: > 500.000
NIE: KEMENKES RI AKD 20303020697
Kegiatan : Mei – Agustus 2020
1. Uji validasi lapangan : Yogyakarta, Solo, Semarang ( 5 RS), dan Surabaya ( 2 RS) , Makassar
2. Uji Seroprevalence terbatas : Yogyakarta dan Surabaya
3. Pengembangan Skala besar : Juli – Agustus : untuk field screening Nasional dan Uji Seroprevalence Nasional (dibawah Koordinasi BNPB)
Standard WHO Min 1/1000 populasi
Indonesia 0.02/1000
Bangladesu 0.07/1000
Perancis 0.51/1000
German 0.65/1000
Singapura 1.11/1000
Amerika 1.71/1000
Iceland 3. 31/1000
Data per 9 Juni 2020
Penutup
1. Diperlukan Kerjasama Pemerintah, Akademisi, Public Health, Experts, Industry - seroprevalense/ Rapid Test berbasis antibodiuntuk mengetahui :• perkiraan besarnya populasi terinfeksi
• Penyebaran infeksi : di berbagai daerah / populasi berbeda
• Membuat perencanaan dan manajemen yang tepat
2. Seroprevalensi test penting dilakukan karena dapat memberiinformasi tentang infeksi COVID 1-19 di masyarakat : OTG, ODP, PDP , Post infeksi
Kriteria dan Syarat Perjalanan diEraCOVID-19
drg.R.Vensya Sitohang M.Epid
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2PKemenkes RI
Jakarta, 11 Juni 2020
drg. R. Vensya Sitohang, M.EpidDirektur Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian PenyakitKementerian Kesehatan RI
SURAT PERJALANAN ERA COVID-19(Pengawasan Pelaku Perjalanan pada
Penerapan Kehidupan Masyarakat Produktif dan Aman Terhadap Covid – 19 di Bandar Udara dan Pelabuhan)
LATAR BELAKANG
• Globalisasi → meningkatnya ancaman new emerging maupun re-emerging infectious diseases→ Penyakit/ FR kesehatan dapat bersumber dari agen biologi, kimia, nuklir, dan
pangan• Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, komitmen melaksanakan regulasi
internasional di bidang kesehatan (IHR 2005) • Public health event di suatu lokasi dapat menjadi ancaman di tempat lainnya• Berdampak pada kesehatan, sosial ekonomi, dan keamanan.• COVID – 19 telah dinyatakan sebagai PHEIC dan Pandemi oleh WHO, Presiden RI telah
menetapkan COVID-19 sebagai KKM dan Bencana Nasional.• Penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan sebagai upaya cegah tangkal penyakit dan
FR kesehatan yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, sesuai amanah UU no 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
▪ International Health
Regulations (2005)
▪ International Civil
Aviation Organization
(ICAO)
▪ International Maritime
Organization (IMO)
▪ International Air
Transport Association
(IATA)
1. Permenkes no. 356 th 2008 juncto No. 2348 th2011 ttg Organisasi dan Tata Kerja KKP
2. Permenkes no. 1501 th 2010 ttg Penyakit Menular yg Menimbulkan Wabah
3. Kepmenkes no. 425 th 2007 ttg Pedoman Penyelenggaraan Kekarantinaan di KKP
4. Kepmenkes no. 424 th 2007 ttg Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kes
5. Kepmenkes no. 612 th 2010 ttg Pedoman Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan pada Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
6. Permenkes 658 th 2009 ttg Jejaring Lab Diagnosis Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging
7. Pemenkes 59 tahun 2016 ttg Pembebasan Biaya untuk Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
8. Permenkes no. 949 th 2004 tentang SKD- KLB9. Pemenkes no. 12 th 2019 ttg Perubahan atas
Permenkes 23 tahun 2018 ttg Pelayanan dan Penerbitan Sertifikat Vaksinasi Internasional
10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
DASAR HUKUM KEKARANTINAAN KESEHATAN ▪ UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan▪ UU No. 36 Th 2009 Ttg Kesehatan▪ UU No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular▪ UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran▪ UU No.17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan▪ UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran▪ UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan▪ UU No.6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian▪ UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah▪ PP No. 40/1990 ttg Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular▪ PP 64 th 2019 ttg Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yg Berlaku
pada Kementerian Kesehatan▪ Inpres nomor 4 tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia
▪ PP no. 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
▪ Keppres nomor 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
▪ Keppres no. 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
COVID-19 Update hingga 09 Juni 2020 Pukul 16.00 WIB
Situasi Kasus di Indonesia
33.076Kasus Konfirmasi
(+1.043)
1.923(5,8%)
Kasus Meninggal
11.414Kasus Sembuh
(34,5%)
19.739Kasus Dalam
Perwatan (59,7%)
281.653Kasus dg Spesimen
Diperiksa
248.577Kasus Negatif
(88,3 % spesimen)
6.931.000Kasus Konfirmasi
400.857Kasus Meninggal
(5,8 %)
364.196Kasus Konfirmasi
9.970Kasus Meninggal
(2,7 %)
Global Regional Asia Tenggara
215Negara Terjangkit
195Negara Transmisi Lokal
STRATEGI
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat• Peningkatan Edukasi Masyarakat
mengenai COVID-19 melalui berbagai media
• Penyediaan Call Center untuk menerima keluhan dan laporan dari masyarakat mengenai COVID-19
• Protokol-protokol kesehatan dan pedoman
• Cegah Tangkal Penyakit di pintumasuk negara
• Kesiapan Laboratorium• Kesiapan RS Rujukan untuk
Penyakit Infeksi Emerging (PIE)• Pemberdayaan Masyarakat• Peningkatan Surveilans ILI, SARI• Penyediaan alat deteksi cepat
• Tatalaksana kasus• Penelusuran kontak• Peningkatan komunikasi risiko• Observasi kelompok berisiko• Kekarantinaan: social distancing-
physical distancing, isolasi
DETEKSI PENCEGAHAN RESPON
DENGAN DUKUNGAN KUAT DARI SELURUH SEKTOR
JENIS PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN YANG DILAKSANAKAN
Dalam penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di wilayah, Pemerintahtelah mengambil kebijakan untuk melaksanakan Pembatasan Sosial BerskalaBesar (PSBB) yang pada prinsipnya dilaksanakan untuk menekan penyebaranCOVID-19 semakin meluas
PP no 21 Tahun 2020 tentangPSBB dalam rangka percepatan
penanganan COVID-19
Permenkes No. 9 tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan
Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019(COVID-19).
PENERAPAN PSBB
• Pemerintah telah menetapkan beberapa Provinsi dan Kab/Kota di Indonesiasebagai wilayah yang menerapkan pemberlakuan PSBB.
• Dalam perkembangannya, evaluasi penerapan PSBB di beberapa wilayahdipandang berhasil, terdapat kecenderungan penurunan kasus dankecenderungan peningkatan kesembuhan pada situasi saat ini.
• Pemerintah saat ini tengah menyiapkan untuk penerapan tatanan kehidupanmasyarakat produktif dan aman terhadap COVID-19, guna mendorongperbaikan kondisi ekonomi di tengah pandemi COVID-19, termasuk dengandibukanya akses peningkatan perjalanan baik udara, laut, dan darat.
PENETAPAN PSBB DI PROVINSI/WILAYAH/KAB/KOTA
23 PENETAPAN(43 Wilayah Provinsi/Kab/Kota,
mencakup 81 Kab/Kota)
Pengajuan terbaru Kota Ambon (9 Juni 2020)
NO PROV/KAB/KOTA PROVINSI TANGGAL MULAI PSBB PERPANJANGAN1 DKI Jakarta DKI Jakarta 10 April 2020 PSBB Peralihan mulai 4 Juni 20202 Bodebek Jawa Barat 15 April 2020 PSBB Proporsional mulai 4 Juni 20203 Kota Tegal Jawa Tengah 24 April 2020 Tidak diperpanjang4 Kota Pekanbaru Riau 17 April 2020 Tidak diperpanjang5 Wilayah Tangerang Banten 18 April 2020 Sd. 14 Juni 20206 Kota Makassar Sulawesi Selatan 24 April 2020 Tidak diperpanjang7 Bandung Raya Jawa Barat 22 April 2020 Sd. 12 Juni 20208 Kab/kota se Sumatera Barat Sumatera Barat 22 April 2020 Sd. 7 Juni 2020 kecuali Bukittinggi9 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan 24 April 2020 Tidak diperpanjang
10 Kota Tarakan Kalimantan Utara 26 April 2020 Tidak diperpanjang11 Surabaya Raya Jawa Timur 28 April 2020 Sd. 8 Juni 202012 Kab. Gowa Sulawesi Selatan 29 April 2020 Tidak diperpanjang13 Kota Gorontalo Gorontalo 4 Mei 2020 Sd. 14 Juni 202014 Kab/kota se Jawa Barat Jawa Barat 6 Mei 2020 Sd. 12 Juni 2020 kecuali Bodebek15 Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah 11 Mei 2020 Tidak diperpanjang16 Kab. Buol Sulawesi Tengah 12 Mei 2020 Sd. 10 Juni 202017 Malang Raya Jawa Timur 17 Mei 2020 Tidak diperpanjang18 Wilayah Banjar Kalimantan Selatan 16 Mei 2020 Tidak diperpanjang19 Kota Palembang Sumatera Selatan 25 Mei 202020 Kab. Prabumulih Sumatera Selatan 25 Mei 202021 Kab/kota se Provinsi Riau Provinsi Riau 15 Mei 2020 6 kab/kota tidak perpanjang22 Kab. Kapuas Kalimantan Tengah 1 Juni 2020
PELAKSANAAN PSBB (PER 6 JUNI 2020)
Surat Menteri Kesehatan Nomor PM.03.01/Menkes/338/2020PERIHAL
Penanganan Kepulangan Warga Negara lndonesia (WNl) dan Kedatangan Warga Negara Asing(WNA) dari Luar Negeri di Bandar Udara Soekarno Hatta dan Bandar Udara Juanda
WNI dan WNA yang masuk
ke Indonesia mengikuti
prosedur kekarantinaan
Kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan tambahan
Pemeriksaan kes. Tambahan:
wawancara; pmrksaan suhu,
tanda dan gejala Covid-19;
Sat. O2; Rapid Test dan/ atau
PCR
WNI dan WNA wajib membawa
health certificate (HC) dalam
Bahasa Inggris yang berlaku
maksimal 7 hari.
WNI
WNA
Wajib membawa HC
dengan bukti PCR negatif
Membawa HC dengan
PCR Negatif
ALUR PENANGANAN KEDATANGAN LUAR NEGERI
Tidak ditemukan FR
kesehatan pada
pemeriksaan
Karantina Mandiri, Physical
Distancing, PHBS
• HC tidak mmbuktikan
PCR negatif;
• HC Masa berlaku lebih
dari 7 hri; atau
• Tidak membawa HC
Menunggu
hasil PCR
Rapid Test
non reaktif
Rapid Test
reaktif
Karantina di
tempat/
fasilitas
karantina
Rujuk ke RS darurat/
RS rujukan COVID-
19
Membawa
Tidak Membawa
Tidak ditemukan FR
kesehatan pada
pemeriksaan
Karantina Mandiri, Physical
Distancing, PHBS
s.d. hasil
PCR keluar
s.d. Rapid
Test ulang
• Cek PCR;
(di Pintu masuk
atau di Asrama
Karantina)
atau
• Cek Rapid
Test
Menunggu
hasil PCR
Rapid Test
non reaktif
Rapid Test
reaktif
Karantina di
tempat/
fasilitas
karantina
Rujuk ke RS darurat/
RS rujukan COVID-
19
s.d. hasil
PCR keluar
s.d. Rapid
Test ulang
• Cek PCR;(di Pintu masuk
atau di Asrama
Karantina)
atau
• Cek Rapid
Test
PENANGANAN DI BANDAR UDARA INT. SOEKARNO HATTA
Rapid Test Reactive
403 ORANG
( s.d. 8 Juni 2020 )
Rujuk ke RS Darurat
COVID-19
FASILITAS KARANTINA
Fasilitas Pemerintah Karantina di Hotel(biaya sendiri)
Wisma Karantina Pademangan
(Wisma Atlet C2)
INFOGRAFIS PENANGANAN KEDATANGAN WNI DAN WNA DARI LN
DI WISMA KARANTINA PADEMANGAN & HOTEL YANG DITETAPKAN
KEDATANGAN11.813
201 ORANG
POSITIF COVID-19
TOTAL SWAB
10.761 ORANG
201 ORANG
RUJUK KE RSDC COVID-19
PULANG
9.421 ORANG
Up date 8 Juni 2020
10.481ORANG
NEGATIVE COVID-19
Masih dikarantina : 2.392 ORANG
Wisma Karantina Pademangan 1.833 orangHotel 559 people
TOTAL PENERBITAN KLIERENS: 9.704
PENERBITAN KLIRENS(Surat Keterangan Sehat dan Rekomendasi Perjalanan)
Diberikan pada pelaku perjalanan yang datang dari luar negeri, yang membawa
Health Certificate yang menunjukkan hasil PCR negatif, dan pada pemeriksaan saat
kedatangan tidak ditemukan FR kesehatan
Klierens Kesehatan di Bandar Udara/
Pelabuhan
Diberikan pada pelaku perjalanan yang menjalani masa karantina dan telah
diambil swab dengan hasil menunjukkan PCR negatif, di Asrama/ Fasilitas
Karantina
Surat Keterangan Sehat dan Rekomendasi
Perjalanan
DOKUMENTASI KEGIATAN
Penerimaan saat kedatanganPengambilan Swab
Verifikasi hasil dan Penerbitan Klierens Kegiatan Disinfeksi
PROTOKOL PENGAWASAN PELAKU PERJALANAN DALAM NEGERI PADA PENERAPAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN TERHADAP COVID – 19 DI BANDAR
UDARA DAN PELABUHAN (1)
1. Seluruh penumpang dan awak alat angkut moda transportasi udara dan laut baik pribadi maupun umum dalammelakukan perjalanan dalam negeri harus dalam keadaan sehat dan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan danpengendalian penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) berupa menggunakan masker, sering mencuci tanganpakai sabun atau menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak satu sama lain (physical distancing), menggunakanpelindung mata/ wajah, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Selain menerapkan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) padaangka 1, penumpang dan awak alat angkut yang akan melakukan perjalanan dalam negeri harus persyaratan memiliki:
a. Surat keterangan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif yang berlaku paling lama 7 (tujuh) hari, atau suratketerangan hasil pemeriksaan Rapid test antigen/antibodi nonreaktif yang berlaku paling lama 3 (tiga) hari sejaksurat keterangan diterbitkan; dan
b. Kartu kewaspadaan sehat atau Health Alert Card (HAC).
3. Dikecualikan dari ketentuan angka 2 huruf a, untuk penumpang yang melakukan perjalanan rutin pulang dan pergi daritempat tinggalnya ke wilayah lain antar pulau dalam negeri (komuter), dan awak alat angkut, surat keterangan hasilpemeriksaan RT-PCR negatif atau surat keterangan hasil pemeriksaan Rapid test antigen/antibodi nonreaktif dapatdiulang paling lama setiap 14 (empat belas) hari sejak surat keterangan diterbitkan.
4. Surat keterangan pemeriksaan RT-PCR dan surat keterangan pemeriksaan Rapid test penumpang dan awak alat angkutyang melakukan perjalanan dalam negeri diterbitkan oleh fasilitas pelayanan Kesehatan milik pemerintah dan swastayang ditetapkan oleh dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota.
5. Dalam hal Dinas Kesehatan Kab/ Kota belum menetapkan fasilitas pelayanan Kesehatan yang dapat menerbitkanSurat keterangan pemeriksaan RT-PCR dan surat keterangan pemeriksaan Rapid test, pemeriksaan RT-PCR danpemeriksaan Rapid test dapat dilakukan di rumah sakit rujukan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) tertentu,laboratorium pemeriksa Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), atau rumah sakit/laboratorium lain yangditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai penyelanggarakan pelayanan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
6. Kartu kewaspadaan Kesehatan atau Health Alert Card (HAC) diperoleh dengan mengunduh aplikasi electronicHealth Alert Card (eHAC) melalui smart phone melalui Google Play/ App Store atau dengan mengakses melaluiinahac.kemkes.go.id, dan diisi pada saat keberangkatan baik secara elektronik maupun nonelektronik.
7. Pada saat pembelian tiket pesawat dan/atau kapal, penumpang yang akan melakukan perjalanan dalam negeriwajib menunjukkan surat keterangan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif atau surat keterangan hasil pemeriksaanRapid test antigen/antibodi nonreaktif kepada pihak maskapai/operator pelayaran/agen perjalanan secaraelektronik maupun non elektronik, dan telah mengunduh aplikasi electronic Health Alert Card (eHAC) serta telahmengisinya.
PROTOKOL PENGAWASAN PELAKU PERJALANAN DALAM NEGERI PADA PENERAPAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN TERHADAP COVID – 19 DI BANDAR
UDARA DAN PELABUHAN (2)
8. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandar udara atau pelabuhan keberangkatan melakukan kegiatan:
a. Pemeriksaan suhu tubuh terhadap penumpang dan awak alat angkut;
b. Validasi surat keterangan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif atau surat keterangan hasil pemeriksaan Rapid testantigen/antibodi nonreaktif milik penumpang dan awak alat angkut, dengan cara mebubuhkan paraf danstempel di sudut kanan atas;
c. Memastikan kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) secara elektronik maupun non elektronik telah diisi oleh penumpang atau awak alat angkut.
9. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandar udara atau pelabuhan kedatangan melakukan kegiatan:
10. pemeriksaan suhu tubuh terhadap penumpang dan awak alat angkut; dan
11. verifikasi kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) elektronik maupun non elektronik yang dibawa oleh penumpang .
12. Dinas kesehatan daerah provinsi/ kabupaten/kota dapat mengakses informasi kedatangan pelaku perjalanan dalamnegeri yang melalui bandara atau pelabuhan ke wilayahnya melalui aplikasi electronic Health Alert Card (eHAC).
PROTOKOL PENGAWASAN PELAKU PERJALANAN DALAM NEGERI PADA PENERAPAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN TERHADAP COVID – 19 DI BANDAR
UDARA DAN PELABUHAN (3)
Dapat di Unduh/Download di Google Play
FOR DEVICES
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kemenkes.inahac
QR Code e-HACPetugas KKP di Pelabuhan/ Bandar
Udara/ PLBDN tujuan melakukan scan QR Barcode Pelaku Perjalanan (pada
Android maupun print outnya)
Data masuk dalam sistem/ aplikasi
Pelaku perjalanan dapat melanjutkan perjalanan jika tidak
ditemukan penyaki/ FR kesehatan sesuai pengawasaan kekarantinaan kesehatans saat
kedatangan
• Hand Held Scanner• Android scanner
RUMUSAN KESIMPULAN SESI XVII
Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penggunaan Rapid Test (RT) di Indonesia saat ini mulai meningkat pesat. Selain melalui faskes, saat ini RT juga beredar terbuka di pasaran termasuk pasar online.
Masyarakat dapat mengakses langsung dan membeli RT secara bebas di pasaran. Mengacu pada kondisi tersebut, cepat atau lambat diperlukan pengaturan/standar
atas RT yang beredar luas di masyarakat.
2. Semakin luasnya penggunaan RT di faskes dan masyarakat saat ini harus dibarengi dengan penggunaan RT Covid secara tepat, agar memberikan data yang tepat
dan efektif. Hal ini sangat membantu upaya penanggulangan covid-19 secara lebih akurat.
3. Untuk mengendalikan RT yang beredar di pasar, regulasi dari sisi supply diperlukan. Perumusan kebijakan yang tepat dapat mengendalikan peredaran RT secara
lebih baik dan membantu memberikan data yang tepat. Dalam hal ini perlu dilakukan kebijakan pelaksanaan uji validitas dan publikasi hasil uji validitas untuk acuan
nama dagang yang digunakan secara nasional.
4. Selain itu perumusan kebijakan penggunaan RT Covid-19 juga diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan surveillans, maupun untuk kepentingan publik lainnya.
Dari sisi harga diperlukan Penetapan harga eceran tertentu untuk menjaga baku mutu dan kemudahan publik untuk mengakses RT. Selanjutnya juga dipelrukan
Post- surveillans pasca penggunaan RT Covid-19.
5. Saat ini sudah terdapat Rapid Test IgM/IgG Indonesia. RT buatan dalam negeri ini cenderung praktis, mudah, murah, tanpa alat tambahan, tanpa tenaga terlatih,
dan dapat dilakukan dimana saja. Hasil RT dapat diperoleh dalam waktu 15 menit dengan hasil yang spesifik terhadap antigen Covid-19. RT lokal ini dapat
digunakan untuk massive/field screening masyarakat, baik terhadap OTG (Orang Tanpa Gejala); ODP ( Orang Dalam Pengawasan); PDP ( Pasien dalam perawatan);
maupun Post Infeksi. Penggunaan RT ini akan membantu penentuan kebijakan penanganan Covid-19.
6. Untuk mengembangkan RT dalam negeri, diperlukan Kerjasama Pemerintah, Akademisi, Public Health, Experts, dan Industri. RT berbasis antibodi diperlukan untuk
mengetahui perkiraan besarnya populasi terinfeksi; penyebaran infeksi di berbagai daerah / populasi berbeda; dan untuk membuat perencanaan dan manajemen
yang tepat. RT berupa Seroprevalensi test penting dilakukan karena dapat memberi informasi tentang infeksi COVID 1-19 di masyarakat : OTG, ODP, PDP, dan Post
infeksi.
Terima kasih.
#SERIALXVIII
Peluang Inovasi Kesehatandi Era Pandemi COVID-19
Sebagai Batu Loncatan Menuju Kemandirian
13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:Dr.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS-KetuaIKKESINDO-IndoHCF-KREKI
13:05–13:20 KebijakandanDukunganPemerintahTerhadapInovasiKesehatanMenujuKemandirianNasionalOleh:Dra.EngkoSosialineMagdalene,Apt.,M.Biomed-DirekturJenderalKefarmasiandanAlatKesehatan-KemenkesRI
13:20–13:35 HasilPengembanganInovasiKesehatandiEraPandemiCOVID-19Oleh:Prof.dr.AliGhufronMukti,MSc,PhD-KetuaGugusTugasPenelitiandanInovasiCOVID-19
13:35–13:50 BagaimanaMewujudkanInovasiKesehatanMenjadiProdukDalamNegeridanMenjadiTuanRumahdiNegaraSendiriOleh:Dr.AhyahudinSodri,S.T.,M.Sc.-DirekturEksekutifASPAKI
13:50–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:drg.AriantiAnaya,MKM-SekretarisDirektoratJenderalKefarmasiandanAlatKesehatanKemenkesRI
14:50–15:00 Rangkuman&Penutup
Kebijakan dan Dukungan Pemerintah TerhadapInovasi Kesehatan Menuju Kemandirian Nasional
Dra.Engko Sosialine Magdalene,Apt.,M.BiomedDirektur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan - Kemenkes RI
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kebijakan dan DukunganPemerintah terhadap InovasiKesehatan menujuKemandirian Nasional
Melibatkan 12 K/L
INSTRUKSI PRESIDEN NO 6 TAHUN 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri
Farmasi dan Alat Kesehatan
Permenkes No17 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi PengembanganIndustri Farmasi dan Alat Kesehatan
1. Mewujudkan kemandiriandan meningkatkan dayasaing
2. Menjadi panduan bagi K/L dan industri
3. Mendorong investasi industrifarmasi dan alat kesehatanterutama untuk transfer teknologi
Menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alkes
Mendorong penguasaan teknologi dan inovasi
Meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan di dalamnegeri dan ekspor
Mempercepatkemandirian dan pengembanganproduksi
TransformasiIndustri Farmasi
Impor (API/ Active
pharmaceutical
ingredients & Eksipien)
Formulasi Manufaktur
Menjadi
Distribusi
Formulasi Manufaktur Distribusi
R&D
Inter-mediate
Uji Klinis
API
Formulation industry
Research-based
industryInnovation
Increasing added value
Innovative products / originator
Pharma self-sufficient
Import substitution / Export
Economic resilience
Target Outcome:
Competitiveness
Roadmap Pengembangan BBO di Dalam Negeri
Hingga 2019 2020Industri Farmasi Produk Bioteknologi
• Eritropoietin
Industri Farmasi Produk Vaksin
• IPVIndustri Farmasi Produk Natural
• Isolat kina dan turunannya• Ekstrak Jahe Merah• Ekstrak Biji Melinjo• Phylantin (ekstrak daun meniran)• Ekstrak Cinnamomum burmanii• Ekstrak Phaleria macrocarpa• Ekstrak Lumbricus rubellus
Industri Farmasi Produk Bahan Baku Obat Kimia
• Omeprazol• Atorvastatin• Klopidogrel• Entekavir• Lauroyl Lysine• Simvastatin• Ampicillin Natrium• Kloksasilin Natrium Hidrat• Benzil penisilin Kalium• Sulbaktam Natrium• Parasetamol• Salisinamida• Guaifenesin
2021 2022 2023 20252024
Industri FarmasiProduk
Bioteknologi
• EnoksaparinSodium
• Epidermal
Growth
Factor( EGF)• Stem Cell
• Somatropin
Industri FarmasiProduk Vaksin
• nOPV2
Industri FarmasiProduk Natural
Industri FarmasiProduk Bahan
Baku Obat Kimia
• Atapulgit• Efavirenz• Lamivudine• Tenofovir• Zidovudin
Industri FarmasiProduk
Bioteknologi
• Plasma Fractionation (albumin, immunoglobulin, faktor VIII)
• HyFC EPO
Industri FarmasiProduk Vaksin
• Vaksin MR• Thypoid Vi-Conj
Industri FarmasiProduk Natural
Industri FarmasiProduk Bahan Baku
Obat Kimia
• Amlodipin• Kandesartan• Iodium Povidon• Pantoprazol• Rosuvastatin• Pharma Salt• Niklosamid
Industri FarmasiProduk
Bioteknologi
Industri FarmasiProduk Vaksin
• Vaksin Hepatitis B• Vaksin Rotavirus• Vaksin Hepatitis A
Industri FarmasiProduk Natural
• Glukosamin
Industri FarmasiProduk Bahan Baku
Obat Kimia
• Esomeprazol• Rifampisin• Telmisartan• Valsartan• Meloksikam• Glimepirid• Bisoprolol
IndustriFarmasiProduk
bioteknologi
• Trastuzumab
• Bevacizumab
Industri FarmasiProduk Vaksin
• Hexavalent• nOPV1 • nOPV3
Industri FarmasiProduk Natural
Industri FarmasiProduk Bahan
Baku Obat Kimia
• Amoksisilin• Penicillin G
IndustriFarmasiProduk
bioteknologi
• Growth Colony Stimulating Factor (GCSF)
Industri FarmasiProduk Vaksin
• Sabin IPV • DTAP-HB-HiB• New TB
Recombinant
Industri FarmasiProduk Natural
Industri FarmasiProduk Bahan
Baku ObatKimia
Industri FarmasiProduk
Bioteknologi
• Insulin
Industri FarmasiProduk Vaksin
• Vaksin BCG
Industri FarmasiProduk Natural
• Artemisia annua
Industri FarmasiProduk Bahan Baku
Obat Kimia
• Seftriakson• Sefadroksil• Sefiksim• Seftazidim• Sefotaksim• Sefoperazon• Hidrotalsit
TANTANGAN KEMANDIRIAN FARMASI & BAHAN BAKU OBAT
. Research based industry berbiaya tinggi
Keterbatasan jumlah Industri farmasi di wilayah tengah dan timurIndonesia
. Masih terbatasnya ketersediaan bahan baku kimia dasar pembuatan bahan baku obat
. Keterbatasan jumlah OMAI (sebagaiFitofarmaka) dan pemanfaatan OMAI pada pelayanan kesehatan yang rendah
. Nilai keekonomian BBO poduksi dalam negeri
. Pemanfaatan super deduction tax secara optimal
. Redistribusi industri farmasi di wilayah timur Indonesia, terutama industri farmasi yang memproduksi sediaan cair/voluminous mengurangi biaya distribusi
. Fasilitasi pendaftaran OMAI sebagaifitofarmaka (kemudahan perizinan), peningkatan penggunaan di Faskes
. Penguatan struktur industri farmasi, pemberian insentif fiskal, penerapan TKDN
. Menciptakan ekosistem industri danmemastikan ketersediaan lokasipengembangan industri kimia dasar danintermediate mendekat ke klusterpetrokimia
PertumbuhanIndustri AlatKesehatan
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentangPercepatanPengembangan IndustriFarmasi dan AlatKesehatan
Dalam lima tahun terakhir industri alkesdalam negeri tumbuh sebesar
193 industri atau naik sebesar 82,9%
193215
242274
313
353
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2015 2016 2017 2018 2019 2020
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2015 2016 2017 2018 2019 2020
23662862
3637
5157 54276260
SARANA PRODUKSI ALKES
IJIN EDARDALAM NEGERI
Per 12 Juni 2020
KONDISI SAAT INI
• Pasar alat kesehatan di Indonesia > 80% diserap APBN/APBD
• Ketergantungan impor alat kes dan bahan baku alat kesehatan (90%)
• Kurangnya minat penggunaan alatkesehatan buatan dalam negeri
• Masih rendahnya riset alatkesehatan teknologi tinggi
• Terbatasnya sumber dayapendukung riset
Sudah mampu dibuat didalam negeri Jumlah Industri sudah berkembang pesat Sudah mampu memenuhi kebutuhan DN Beberapa produk merupakan hasil riset Sebagian sudah diekspor ke berbagai negara
Inpres no 6/2016 Roadmap Renaksi 17/2017
• Belum mampu dibuat di DN
• Perlu kerjasama untuk RISET
dan PRODUKSI
BRINKEMKES
BUMN
MODAL INVESTASI SARANA RISET
LAB UJI BAHAN BAKU
Low Tech Medium Tech High Tech
Hospital Bed
Examination Table
Stretcher
Wheel Chair
Surgical Apparel
Surgical Face Mask
Surgical Gloves
Nurse Cap
Medical LCD Monitor
Blood Glucose Monitoring System
Intra Oculer Lens
Lens Glasses
Soft lens
Blood Tubing Set
Disposable Syringe
Infusion Set
Sanitary Napkins
Adult Diapers
Dental Intraoral Camera
Incubator (Heated, CO2)
Elastic Bandage
Stethoscope
Hematological Reagents
Tooth Brush
Sphygmomanometer
Digital Tensimeter
Condom
Condom Lubricant
Medical Refrigerator
TantanganMenujuKemandirianAlat Kesehatan
Ketergantunganbahan baku impor
masih 90%
Hal ini karena kurangnya minat swastamembangun industri bahan baku alatkesehatan, sehingga perlu peranintervensi pemerintah.
Perlu pengawasan terhadapRS Pemerintah dan BUMN yang menggunakan anggaran APBN dan APBD untuk membeli produk dalam negeri jikasudah tersedia produk dalam negeri.
LKPP agar memprioritaskan masuknyaalkes DN dan mempercepat waktu tayang
Mengevaluasi produk yang sdh mampudipenuhi produk dalam negeri tidak perlupenayangan produk impor
Perlu peran BRIN, perguruan tinggi dan Lembaga penelitian lain, termasukbantuan anggaran penelitian
Keterbatasankemampuan SDM
utk alkes high-tech
Modal Investasi Perlu peran BUMNPerlu Peran Lembaga Keuangan
Sarana Prasarana Pembuatan lab Uji alkes skala internasional
Ketergantunganproduk impor masih
90%
Peluang di Masa Pandemi
Bidang industri kesehatan yang
berpeluang tumbuh selama dan
pasca Pandemi Covid-19*:
1. Life sciences
2. Digital health
3. Advanced Medical
Technology
4. Medical Imaging
*Vivek Kumar, COVID-19 ACCELERATING INNOVATION OPPORTUNITIES IN HEALTHCARE, April 20, 2020 **WHO, Local Production and Technology Transfer to Increase Access to Medical Devices: Addressing the barriers and challenges in low- and middle-income countries, 2012
**
Hasil Pengembangan Inovasi Kesehatan diEraPandemiCOVID-19
Prof.dr.AliGhufron Mukti,MSc,PhDKetua Gugus Tugas Penelitian dan Inovasi COVID-19
Jakarta, 16 Juni 2020
Di sampaikanOleh Ali Ghufron Mukti
&
1
HASIL PENGEMBANGAN INOVASI KESEHATAN di ERA PANDEMI COVID-19
TOPIK PAPARAN 1. Pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid 19 dan Keanggotaan
2. Realokasi Anggaran
3. Pemeriksaan Covid 19 dengan PCR
a. Dukungan LBM Eijkman,
b. Penyiapan SDM dengan program Indonesia memanggil LIPI
4. Pengembangan Test Kit Untuk Pemeriksaan Covid 19
BPPT dan PT
5. Alat Kesehatan (Ventilator), Moblie Laboratory BSL2, Powered Air Purifying Respirator
6. Suplemen, obat dan vaksin
7. Penelitian BOPTN dan Launching Skema Riset dan Inovasi Diaspora
8. Ideathon
9. Kepedulian Sosial Ristek/BRIN
1. Pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid 19
Inisiatif Kemenristek/BRIN membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-
19, adalah untuk mendukung percepatan penanganan pandemik Covid-19.
Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN diarahkan untuk membantu
mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat dalam
penanggulangan penyakit Covid-19 melalui riset dan inovasi di bidang
pencegahan (vaksin dan suplemen), skrining, diagnosis, pengobatan dan
teknologi alat kesehatan terkait Covid-19.
INISIATIF PEMBENTUKAN KONSORSIUM
3
4
1. KEANGGOTAAN
1. Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi
2. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
3. Lembaga Eijkman
4. Badan Tenaga Nuklir Nasional
5. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
6. Badan Informasi Geospasial
7. Institut Teknologi Bandung
8. Universitas Gadjah Mada
9. Universitas Indonesia
10. Universitas Airlangga
11. Institut Teknologi Sepuluh November
12. Universitas Udayana
13. Universitas Andalas
14. Universitas Sumatera Utara
15. Universitas Padjajaran
16. Universitas Brawijaya
17. Universitas Sebelas Maret
18. Universitas Hasanuddin
19. Universitas Samratulangi
20. Balai Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
21. Diaspora
22. BPOM
23. PT. Biofarma, PT Lens,
PT Indofarma
24. RSPTN, RS Syaeful Anwar/
Wismas Atlit
ANGGOTA: LPNK, BUMN, KEMKES, BPOM, DIKTI, RS, PPBT, DIASPORA DAN PT di bawah ini:
Pencegahan
• Tanaman obat (empon2, jambu biji, kulit jeruk)• Vaksin• Suplemen• Alat Pelindung Diri (APD) : Face shield, Powered Air Purifying Respirator, Hasmat dengan nanosilver atau bahan
khusus
• Handsanitizer , Disenfectant, Mobile Hand Washer, Chamber Ozon dll,
• Public education
Skrining dan Diagnosis
• Rapid Test (Early and Late Detection) berbasis anti bodi dan antigen• Test kit RT-PCR• Mobile laboratory BSL2
Terapi Multicenter Clinical Trial (Avigan, Chloroquine Phospate, Pil Kina, Tamiflu, Ivemercitin, Convalescence Plasma (serum dari pasien yang sembuh) dan Produksi Serum yang mengandung antibodiMysencheme Stem Cell
Alat KesehatanDan Pendukung
Ventilator, software data movement, Peta geospasial, Robot pemberian obat
1. Program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid 19
PROGRAM KONSORSIUM
5
• Eijkman sudah sejak lama memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian dantes pemeriksaan Virus, seperti H5N1, SARS, Corona tentu termasuk test COVID 19
• Sekarang sudah ditunjuk sebagai Laboratorium untuk melakukan pemeriksaandiagnostik Covid 19 berbasis PCR membantu Kemenkes.
• Beban pekerjaan pemeriksaan ini luar biasa padat. Di Eijkman bekerja dalam 2kelompok secara paralel:▪ Satu kelompok per hari terdiri dari 2-3 batch dimana per batch (@5 jam)
menyelesaikan sekitar 45 specimen, sehingga sehari dengan total sebanyak180-270 specimen.
▪ Oleh karena itu mulai mendatangkan alat Laboratorium PCR dan juga robot,target kapasitas pemeriksaan bisa sampai 1000 per hari.
▪ Ristek/BRIN terus berkomitmen memperkuat dan memfasilitasi Eijkman▪ Selain pemeriksaan, Eijkman dapat mengembangkan vaksin Covid 19 bersama
dengan lembaga lain dibawah koordinasi Ristek/BRIN
7
3. a. DUKUNGAN (LBM) EIJKMAN
8
3.b. LIPI
• LIPI menyadari keterbatasan SDM yang berkompeten dalam pemeriksaan covid19 berbasis PCR sangat nyata, maka LIPI mengadakan kegiatan “ Indonesia Memanggil” dan lebih dari 800 orang telah mendaftar untuk dilatih dalampeningkatan kapasitas pemeriksaan menunggunakan PCR, karena kebutuhanSDM besar maka diadakan batch ke 2.
• Pelaksanaan meliputi online lecture dan praktek di laboratorium. Untukgelombang I, berlangsung tanggal 31 Mar-2 April 2020. Peserta dari puslitbioteknologi dan Biologi LIPI, Mabes dan Puskesad TNI AD. Kebutuhan internal LIPI 48 org. Peserta dari luar LIPI ditampung dalam online lecture 150 orang. Pengajar dari Litbangkes, LIPI, Wordbiohaztech, dan Nottingham University UK.
• LIPI dengan kelengkapan Laboratorium BSL3, telah siap menjadi tempatpemeriksaan COVID 19 berbasis PCR sampai 1000 sample per hari. Sekarangdalam proses memperoleh ijin Kementerian Kesehatan.
Non-PCR Diagnostic Test Covid 19 ada 2 yang dikembangkan:• Rapid Diagnostic Test Kit:
Berbasis antibody IgG IgM (hasil tes ini bisa dibaca secara cepat,kurang lebih 5-10 menit, sensitifitas sekitar 75%, kelemahan bisafalse negatif karena antibodi IgG dan IgM muncul setelah 6 hariinfeksi, dan masih harus dikonfirmasi dengan PCR, bermanfaatuntuk skrining dan tindakan penting berikutnya. Target 6 minggu kedepan sudah bisa produksi 100.000 Tes Kit.
• Rapid Diagnostic Test Microchip(Tes Kit berbasis antigen), dapat mendeteksi mulai hari ke-2 infeksi.Microchip sudah jadi, perlu waktu 4 bulan untuk bisa produksi.
Secara garis besar yang akan dikembangkan terdiri dari 2 jenis,yaitu:
• Non-PCR Diagnostic Test Covid 19• PCR Diagnostic Test Covid 19
DALAM RANGKA SKRINING DAN DIAGNOSIS
4. Pengembangan Tes Kit (1)
11
13
4. TEST KIT BERBASIS PCR
PURWARUPA (Prototype) Test Kit Covid 19 buatan Ristek/BRIN (BPPT), NUSANTICS diberinama NUSANTARA
TFRIC-19. Test Kit yang mampumendeteksi virus SARS –Cov-2 ini,
telah dilakukan uji akurasi dan validasiprotipe strain Asia dan akan
disesuaikan dengan transmisi lokalIndonesia
14
5. Progress Portable VENTILATOR
• Kebutuhan Ventilator pasien Covid 19 sangat tinggiterutama di rumah sakit rujukan penanganan Covid 19
• Konsorsium sudah mengembangan Ventilator baik oleh BPPT, Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi ataupunKonsorsium membantu memfasilitasi pembiayaan, prototyping, koneksi uji di BPFK Kemkes dan menyambungkan dengan industri PT (Seperti ITB Salman, UI, UGM, ITS, Universitas Telkom atau masyarakat, terdapat 16 kelompok dengan dua jenis CPAP (ContinousPositive Airway Pressure) dan jenis Ambu Bag
• BPPT sendiri sudah selesai pembuatan fisik ventilator dan uji Bersama tenaga dokter, sudah selesai proses ijin BPFK Kemkes untuk 18 indikator tinggal menunggu tes indurasi, Rencana tanggal 25 April akan produksi 200 unit ( diproduksi oleh PT Lens, PT Polijaya, masing2 100 unit)
Ventilator yang sudah hampir selesai
1. Pengembangan Ventilator
Dan ada 23 pengembang lainnya (ventilatornya sedang diuji BPFK)
16
Universitas Indonesia
Industri:
PT Indofarma, PT
Pindad, PT GTM, PT
EMB, CV Bartec
ITB, UNPAD, Salman Dharma Group BPPT,
Industri:
PT Pindad, PT DI,
PT Len, PT Pura
Barutama
Industri:
PT Darma Precission Tools
(Dharma Group), Industri
Otomotif
Industri:
PT LEN,
PT Poly Jaya
CPAP, CMVCPAP Ventilator Emergency/
Pneumatic BaseVentilator Emergency
Rp. 30 jutaRp. 16 jutaRp. 20 jutaRp. 100 juta
Lulus Uji klinik, sudah ada
izin edar, mulai produksi
Uji pada hewan sudah
selesai,
siap uji klinik 18 Mei
Siap uji klinik 18
Mei Siap uji klinik 18
Mei
UGM
Industri:
GAMA SWAYASA,
INKA, TOYOTA
ICU
ventilator/Ambubag
Siap uji klinik
18 Mei
ITB (Tim 2)
Industri
INOVASI ITB, MHPS
Ventilator Emergency
Siap uji klinik 18
Mei
Rp. 18 juta
17
Robot RAISAYang bisa melayanipasien mengantar
obat dan lain2, sudahjadi Prototype, Oleh
UNAIR dan ITS
18
Alat pelindung bagi Tenaga Kesehatan untuk ambilpemeriksaan swab dan
sejenisnya, prototype sudahada, 1 minggu bisa selesai 10
unit, harga Rp 9 juta
19
6. Mobile Laboratory BSL2
• Di era Work From Home (WFH) dan keadaan biasa, maka penting untuk mendekatkan pemeriksaan laboratorium ke masyarakat pengguna,
• Dengan Mobile Lab BSL2 ini maka dapat dilakukan pemeriksaan dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) Kit Covid 19 yang hasilnya bisa dilihat setelah 10-15 menit pelaksanaan tes, pemeriksaan dengan PCR (2-3 hari) atau pemeriksaan cholesterol, darah rutin, asam urat, gula dll.
• Dengan design moble lab BSL2 ini pula pemeriksaan bisa dilakukan dengan “drive thru”.
21
Powered Air Purifying Respirator(Alat bantu Pernafasan dg udara ygtermurnikan bagi petugas tenaga kesehatan, sudah selesai prototype), proses uji di BPFK, sudah siap 10 prototype
6. Alat Kesehatan - Powered Air Purifying Respirator
MENGUJI SELURUH OBAT HERBAL KOMERSIAL INDONESIA YANG ADA DI PASARAN SEBAGAI IMMUNOMODULATOR DAN ANTI VIRAL TRERHADAP SARS-COV-2
Ekstrak terstandar sudah tersedia dan sudah dalam bentuk OHT atau Jamu
TEMU LAWAK,KUNYIT, KAYU MANIS
SEREI, SLEDRI, CENGKEHDAUN KELOR, PACE, SIRSAK,
KULIT MANGGIS. KUIT JERUK,JAMBU BIJI dll.
SUPLEMEN
6. Suplemen, Obat, dan Vaksin
22
1. Akan dilakukan systematic review terhadap bukti atau hasil penelitiantentang tumbuhan obat yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh(Immunomodulator)
2. Dilakukan studi bioinformatika(pharmacophore screening dan
molecular docking) untuk memeliihjenis senyawa yang dapat
memperkuat daya tahan tubuhterhadap virus (Covid 19) seperti
Jambu Biji dan Kulit Jeruk3. Dilakukan uji klinis di Rumah Atlet
• Multicenter Clinical Trial (Avigan, Chloroquine Phospate, Pil Kina,Tamiflu, Ivemercitin, Convalescence Plasma), Multi CenterClinical Trial ini akan dipimpin langsung oleh Kemenristek/BRIN
• Untuk Pil Kina UNPAD akan sebagai main PI
• Convalescence plasma adalah serum dari orang yangsembuh Covid 19 (UB dan RS Syaiful Anwar, protocol ujisedang disiapkan
• Diupayakan juga produksi serum anti Covid 19, yangdikembangkan kerjasama dengan Biofarma, LPNK, IPB yang akandiuji klinis
• Mysencheme Stem Cell (UI) terutama untuk mengganti jaringanparu yang sudah rusak yang mengakibatkan sulit bernafas danmeninggal
Selain systematic review dan uji klinisTumbuhan obat dan suplemen maka jugaakan dilakukan:
OBAT
6. Suplemen, Obat, dan Vaksin
23
•Selection and multiplication of Virus Isolates sertaproses lanjut akan dilakukan untuk menghasilkan Seed virus candidate sampai seed vaccine proptotype, berbagai upaya dilakukan untuk dapat mandiri di dalam menghasilkan Vaksin
•Diupayakan jika bisa lebih cepat dengan kerjasamapusat penelitian internasional yang sedang atau telahmengembangkan vaksin, komunikasi dengan luarnegeri telah dilakukan
Seed Virus Candidate Selection
Seed Vaccine Prototype
VAKSIN
6. Suplemen, Obat, dan Vaksin
24
Diproduksi sebanyak 4.000 botol (dalam kemasan 250 mL), dibagikan kepada Instansi
Kesehatan (Rumah Sakit) melalui BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
9. Kepedulian Sosial RISTEK/BRIN Terkait Covid 19
Hand Sanitizer – LIPI & BPPT
26
Diproduksi sebanyak 10 unit, diserahkan kepada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
9. Kepedulian Sosial RISTEK/BRIN Terkait Covid 19
HAND WASHER MOBILE/PORTABLE - BPPT
27
Bagaimana Mewujudkan Inovasi Kesehatan MenjadiProduk Dalam Negeri dan Menjadi TuanRumah di
NegaraSendiri
Dr.Ahyahudin Sodri,S.T.,M.Sc.Direktur Eksekutif ASPAKI
RUMUSAN KESIMPULAN WEBINAR KOLABORASI SESI XVIII
Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Menurut Vivek Kumar (2020), saat ini terdapat beberapa peluang bidang industri alat dan teknologi kesehatan yang dapat tumbuh pada masa pandemi maupun
pasca pandemi covid-19. Peluang tersebut antara lain: 1) Life sciences; 2) Digital health; 3) Advanced Medical Technology; dan 4) Medical Imaging._
2. Bagi Indonesia, wabah Pandemi Covid-19 seharusnya menjadi momentum untuk mempercepat implementasi Inpres no 6 tahun 2016 tentang Percepatan
Pengembangan Industri Farmasi Dan Alkes yang melibatkan peran 12 Kementerian/Lembaga. Percepatan pelaksanaan Inpres ini sangat penting untuk menjamin
ketersediaan sediaan farmasi dan alkes, serta guna mendorong penguasaan nasional atas teknologi dan inovasi.
3. Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) mengkoordinasikan beberapa pihak dari kementerian dan lembaga
pemerintah, rumah sakit, universitas, serta industri untuk merespon dan menanggulangi pandemi secara cepat. Berbekal pengalaman puluhan tahun, para
peneliti dan perekayasa yang tergabung dalam Konsorsium COVID-19 hadir dengan solusi berupa 57 inovasi untuk penanganan COVID-19. Produk-produk
tersebut meliputi instrumen pencegahan penularan COVID-19, instrumen skrining dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung, serta terapi dan obat.
4. Pada dasarnya Indonesia memiliki pasar alat kesehatan yang luas dan kuat. Pada tahun 2020 diperkirakan pasar alat kesehatan Indonesia bernilai 1,5-2 Miliar
US$. Seluruh produk terserap pada seluruh faskes di Indonesia maupun masyarakat secara langsung. Pasar kesehatan Indonesia yang mencakup 272 Juta jiwa
penduduk dengan belanja kesehatan mencapai 114,97 US$/jiwa (World Bank, 2020).
5. Namun demikian kemandirian pasar dan industri alat kesehatan di Indonesia saat ini masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Saat ini
kondisi pasar alat kesehatan di Indonesia lebih dari 80% produknya diserap oleh Pemerintah melalui APBN/APBD. Selain itu masih terjadi ketergantungan
impor alat kesehatan dan bahan baku alat kesehatan yang mencapai 90%. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat penggunaan alat kesehatan
buatan dalam negeri dari pasar kesehatan lokal (faktor trust). Penyebab lainnya adalah masih rendahnya riset alat kesehatan teknologi tinggi dan terbatasnya
sumber daya pendukung riset yang berdampak pada rendahnya output riset yang mendukung pengembangan kapasitas industri lokal.
6. Saat ini Pemerintah berusaha untuk melakukan kebijakan hilirisasi riset alat kesehatan. Hilirisasi merupakan hal yang penting diterapkan dalam industri
kesehatan, karena inovasi tidak cukup hanya penelitian saja, namun harus bisa diterapkan dan direplikasi/ didayagunakan/ diproduksi sehingga memberikan
dampak positif bagi masyarakat. Dengan demikian berbagai inovasi kesehatan dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya.
7. Berdasarkan identifikasi ASPAKI (2020) Kendala utama dalam pengembangan inovasi dalam negeri adalah kurang berkelindannya output inovasi
Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset (PT/LR) dengan inovasi industri, sehingga banyak hasil inovasi PT/LR yang tidak ekonomis saat diproduksi bahkan belum
siap diproduksi (masih prototype). KEndala lainnya adalah tidak terjadinya kesepakatan kerjasama antara PT/LR dengan industri khususnya dalam hal pembelian
hak cipta/royalti/investasi bersama. Selain itu menurut identifikasi ASPAKI (2020) terdapat beberapa kendala lainnya dalam mengembangkan inovasi di
Indonesia antara lain: inovasi perguruan tinggi dan lembaga riset yang lebih berfokus pada iptek (bukan industri); luaran inovasi perguruan tinggi dan lembaga
riset adalah HAKI dan Publikasi Ilmiah, Inovasi industri lebih berfokus pada produk (sesuai kebutuhan konsumen), dan output inovasi industri adalah produk yang
dapat dijual.
Terima kasih.
#SERIALXIX
MENGAPATERJADIPENOLAKANPROSEDURPEMAKAMANJENASAH
DISEBAGIANMASYARAKAT?
SUSUNANACARA
13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:dr.KuntjoroAdiPurjantoM.Kes–KetuaPERSI
13:05–13:25 KriteriaDiagnosisJenazahyangdimakamkandenganProtokolCOVID19Oleh:dr.BambangWibowo,Sp.OG(K),MARS-DirekturJenderalPelayananKesehatanKemenkesRI
13:25–13:45 Kriteria,Protokol,Stigma&kendaladilapangan:PemakamanJenasahCOVID-19Oleh:Ir.BerardusWisnuWidjaja,M.Sc.-DeputiBidangSistemdanStrategiBadan
NasionalPenanggulanganBencana
13:45–14:05 BagaimanaResikoPenularanpadajenazahCOVID-19Oleh:Prof.dr.TriWibawa,PhD,SpMK(K)-FKKMK-UGM
14:05–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:Dr.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS-KetuaIKKESINDO-IndoHCF-KREKI
14:50–15:00 Rangkuman&Penutup
Kriteria DiagnosisJenazah yangdimakamkandengan Protokol COVID19
dr.Bambang Wibowo,Sp.OG(K),MARSDirektur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI
K R I T E R I A D I A G N O S I S J E N A Z A H Y A N G
D I M A K A M K A N D E N G A N P R O T O K O L C O V I D - 1 9
DIREKTUR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
LANDASAN HUKUMq UU no. 4/1984 tentang WABAH PENYAKIT MENULAR
q UU no.6/2018 tentang KEKARANTINAAN KESEHATAN
q PMK No 27/2017 tentang PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES
q SE NO.P-003/DJIII/H.k.007/04/2020 perubahan atas SE Dirjen BimasIslam tentang pelaksanaan protokol penanganan COVID 19 pada area publik di lingkungan DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
q SE Dirjen P2P no. 483 tahun 2020 tentang revisi-4 PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI CORONA VIRUS DISEASE ( COVID-19)
PRINSIP PENANGANAN JENAZAH PASIEN PDP/KONFIRMASI COVID 19
a. Persiapkan petugas yang menangani jenazah pasien yangterinfeksi dengan COVID-19
b. Petugas yang mempersiapkan jenazah harus menerapkan PPI(kewaspadaan standar)-à kebersihan tangan sebelum dansesudah bersentuhan dengan jenazah, dan kebersihan lingkungan.
c. Pastikan petugas yang berinteraksi dengan jenazah menggunakanAPD sesuai risiko, yaitu menggunakan gaun, sarung tangan danmasker bedah, bila ada kecurigaan akan terciprat dari cairantubuh, dapat memakai apron.
JENAZAH SUSPEKCOVID-19
q Jenazah dari dalam rumah sakit dengan diagnosis Infeksisaluran Pernafasan Atas, Infeksi Saluran Pernafasan Bawah,pneumonia, ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)dengan atau tanpa keterangan kontak dengan penderitaCOVID-19 yang mengalami perburukan kondisi dengan cepat
q Jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari dalam rumahsakit sebelum keluar hasil swab
q Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat Orang DalamPemantauan (ODP) atau PDP. Hal ini termasuk pasien DOA(Death on Arrival) rujukan dari rumah sakit lain
q Pasien yang telah ditetapkan sebagai ODP / PDP tetapi tidakmenjalani perawatan di rumah sakit, apabila meninggal di luarfasyankes, harus dibawa ke rumah sakit rujukan terdekatuntuk mendapatkan pengelolaan pemulasaran jenazah sesuaidengan protokol yang berlaku.
SAAT MENERIMA JENAZAH DARI RUANGAN DENGANPASIEN KONFIRMASI COVID -19:
MenghindarI manipulasi yang tidak perlu pada tubuh jenazah
Menggunakan APD sesuai risiko
Kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan jenazah
Dekontaminasi lingkungan termasuk seluruh permukaan benda dan alatdengan desinfektan
Kewaspadaan terhadap transmisi airborne harus dilakukan terhadapprosedur yang menimbulkan aerosol
Menyiapkan kantong jenazah yang tahan bocor
Tidak melakukan pembalseman
PENANGANAN JENAZAH DI RUANG PERAWATAN(sebelum ditransfer)
a. Saat mempersiapkan jenazah untuk pemindahan/transportasi terlebih dahulu lepas semuaperalatan medis, termasuk kateter urine, IVFD dan alat medis lainnya.
b. Petugas memastikan cairan yang keluar dari jenazah tertampung dan tidak mengalamikebocoran dengan menutup lubang hidung dan mulut menggunakan kapas
c. Sebelum dibawa ke kamar jenazah, à lakukan swab nasopharing oleh petugas yangditunjuk apabila diperlukan
d. Jenazah dibungkus dengan kain dan tidak perlu dimasukkan dalam kantong jenazah. Apabila dikhawatirkan terjadi rembesan cairan tubuh, sebaiknya menggunakan kantongjenazah yang kedap air.
e. Setelah jenazah dibungkus dalam kantong jenazah, desinfeksi terhadap permukaankantong jenazah
f. Petugas kamar jenazah mengambil jenazah yang ada di ruang rawat
PROTOKOL DI KAMAR JENAZAH
§ Jenazah dipulasaran di kamar jenazah.
§ Tindakan pemandian jenazah hanya dilakukan setelahtindakan desinfeksi.
§ Petugas pemandi jenazah menggunakan APD standar.
§ Petugas pemandi jenazah dibatasi hanya sebanyak dua orang. Keluarga yang hendak membantu memandikan jenazahhendaknya juga dibatasi serta menggunakan APD sebagaimana petugas pemandi jenazah.
§ Jenazah dimandikan sesuai dengan agama dan kepercayaanyang dianutnya.
PROTOKOL OTOPSI BILA DIPERLUKAN• Otopsi jenazah dengan suspek atau konfirmasi COVID-19 harus dilakukan di ruang isolasi
infeksi airborne yaitu dengan tekanan negatif di sekitar areanya, dan mempunyai pertukaranudara (ACH) minimal 12x/jam
• Pengambilan spesimen berupa nasopharingeal swab pada pasien yang telah meninggal dengancuriga atau konfirmasi COVID-19 tetap memerlukan penggunaan APD yang sesuai denganrisiko penularan, minimum APD yang digunakan adalah:
– Sarung tangan nitrile non steril. Bila ada kemungkinan mempunyai risiko mengenai luka,tertusukdapat menambahkan sarung tangan tebal diatas sarung tangan tersebut, Gaun, Apron,Respirator (N95 atau > tinggi), Pelindung mata (googles) atau pelindung wajah (face shield) , Pelindung kepala, Sepatu pelindung atau boots
• Diperlukan kehati-hatian dalam pelepasan APD untuk mencegah kontaminasi ke diri sendiri. APD yang sudah digunakan bila disposibel dibuang dikantong infeksius, sedangkan APD yang reuse harus dibersihkan dulu dengan sabun sebelum dimasukan dalam wadah limbah.
• Lakukan kebersihan tangan
PEMBERSIHAN DAN PENGENDALIANLINGKUNGAN
• Virus coronaà dapat bertahan di permukaansampai 9 jam
• Kamar mayat harus bersih dan mempunyaiventilasi yang baikà lakukan desinfeksidiantara otopsi
• Instrumen yang telah digunakanà segera di desinfeksi
• Lingkungan tempat penyiapan jenazahdibersihkan dengan sabun dan airàdesinfektan dengan klorin 0.1.% atau alcohol 70%,diamkan selama 1 menit
• Gunakan APD
Sumber: Medscape, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/32035997
DI KAMAR JENAZAH§ Petugas kamar jenazah harus memberikan penjelasan kepada keluarga
mengenai tatalaksana pada jenazah yang meninggal dengan penyakitmenular, terutama akibat penyakit virus corona menular untuk itu harusdilakukan desinfeksi lingkungan dan kantong jenazah terlebih dahulu.
§ Dilakukan desinfeksi pada kantong jenazah dan lingkungan sekitarnyamenggunakan formaldehide atau klorin dengan pengenceran 1:9 atau 1: 10
§ Bahan desinfeksi jenazah dengan penyakit menular menggunakan larutanformaldehyde 10% atau lebih dengan paparan minimal 30 menit denganteknik intraarterial (bila memungkinkan), intrakavitas dan permukaan saluranpernapasan. Setelah dilakukan tindakan desinfeksi, dipastikan tidak ada cairanyang menetes atau keluar dari lubang-lubang tubuh.
§ Semua lubang hidung dan mulut ditutup/disumpal dengan kapas hinggadipastikan tidak ada cairan yang keluar.
§ Pada jenazah yang masuk dalam kriteria mati tidak wajar, maka desinfeksijenazah dilakukan setelah prosedur forensik selesai dilaksanakan
§ Dilakukan desinfeksi pada kantong jenazah dan lingkungan sekitarnyamenggunakan formaldehide atau klorin dengan pengenceran 1:9 atau 1: 10
q Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan/diberi pakaian, jenazah dapatdimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik dandiikat rapat. Kantong jenazah tidak diperlukan sepanjang dapat diyakinibahwa tidak ada kebocoran.
q Keluarga tidak dianjurkan untuk memegang, mencium atau memelukjenazah
q Sholat jenazah bagi yang muslim dapat dilakukan walaupun dilakukan oleh1 orang
q Pada jenazah non muslim, jenazah dimasukkan ke dalam peti jenazah danditutup rapat. Tidak diperlukan pembungkusan peti jenazah dengan plastik
C. JENAZAH DARI RUMAH SAKIT KE PEMAKAMANa. Transportasi jenazah dari rumah sakit ke tempat pemakaman dapat
melalui darat menggunakan mobil jenazah atau melalui udara.
b. Jenazah yang akan ditransportasikan dengan jalur darat harusmenggunakan mobil jenazah.
c. Persyaratan transportasi menggunakan jalur udara mengikuti peraturankargo udara yang telah ditetapkan
d. Jenazah yang akan ditransportasikan sudah menjalani prosedurdesinfeksi dan telah dimasukkan ke dalam kantong jenazah ataudibungkus dengan plastik yang diikat rapat, serta ditutup semua lubang-lubang tubuh.
PEMAKAMAN
a. Pemakaman jenazah dilakukan segera mungkin (4 Jam) denganmelibatkan pihak RS dan dinas pertamanan.
b. Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umumc. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan pada
kondisi darurat.d. Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga dekat dengan jumlah tidak
lebih dari 10 orang dan tetap memperhatikan physical distancing,maupun kewaspadaan standar.
e. Setiap individu pelayat / keluarga yang menunjukkan gejala COVID-19tidak boleh hadir
f. Pelayat dengan usia> 60 tahun atau dengan immunosupresi tidakdianjurkan ke pemakaman
PEMAKAMAN
• Jenazah yang menggunakan peti, harus dipastikan peti tersebut telah ditutup dengan erat.
• penguburan jenazah dengan cara memasukkan jenazah bersama peti kedalam liang kubur tanpaharus membuka peti, plastik dan kain kafan
• Petugas pemakaman harus menggunakan APD standar terdiri dari masker bedah dan sarungtangan tebal
PEMAK AIAN APD SESUAI AKTIVITASProsedur HH Sarung
tanganMasker bedah
Respirator/N.95
GowntanganPanjang
kedap air
Face shield
Penanganan jenazah diruang isolasi
V V V V V
Memindahkan jenazah dari ruang rawat/ruang isolasi
V V V V V
Pemulasaran /perawatan jenazah
V V V V V
Otopsi jenazah V V V V VPetugas pemakaman
V V
Tabel.1 APD yang digunakan dalam proses pemulasaran jenazahSumber: (PAHO, WHO, Dead body management in the context of the novel coronavirus (COVID-19),2020)
Kriteria,Protokol,Stigma&kendala dilapangan:Pemakaman Jenasah COVID-19
Ir.Berardus Wisnu Widjaja,M.Sc.Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan NasionalPenanggulangan Bencana
Kriteria, Protokol, Stigma & Kendala di lapangan: Pemakaman Jenasah
COVID-19
Deputi Bidang Sistem dan Strategi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Surat Edaran Nomor: P-002/DJ.III/Hk.00.7/03/2020 tentang Imbauan dan Pelaksanaan Protokol PenangananCOVID-19 pada Area Publik di Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Mengapa Jenazah COVID-19 Harus di Proses Sesuai dengan Protokol Kesehatan
• Mencegah Penularan Covid-19 (droplet atau cairan yang keluar dari hidung dan mulut, dan rembesandari luang tubuh lainnya)
• Keselamatan dan kesehatan setiap orang di dekat jenasah adalah prioritas.
• Martabat, budaya dan agama jenasah dan keluarganya harus tetap dihormati dan dilindungi.
• Jenasah tidak direkomendasikan untuk diawetkan oleh WHO, maka pemakaman sebaiknya dilakukandalam 4 jam pertama.
Catatan: Kematian pasien Covid-19 dapat terjadi di RS atau Luar RS, petugas agar dapat mengelola situasidengan baik (menjaga keseimbangan : hak keluarga, kebutuhan penyelidikan, penyebab kematian, dan risiko penularan).
Stigma di Masyarakat terkait Jenazah COVID-19
• Keluarga korban menggangap jenazah covid di RS tidak proses secara benar oleh petugas, sehinggabanyak yg meminta secara paksa
• Lamanya menunggu kepastian hasil test positif atau negatifnya dari jenazah
• Di beberapa komunitas juga tercipta stigma terhadap korban meninggal akibat COVID-19 harusdi hindari dan dipisahkan dengan pemakaman yang lain
• Masyarakat juga ada meyakini bahwa protokolpenanganan COVID-19 berlebihan dan tidak sesuaisyariat agama
• Masyarakat menganggap RS mendapat keuntungan/ uang jika semua jenasah dianggap pasien Covid-19
STIGMA PENOLAKAN• Kekhawatiran jenazah menjadi sumber
penularan
• Kekhawatiran proses pemakaman memicuproses penularan (dari yang menghadiri/ melaksanakan pemakaman)
"Jadi sikap penolakan terhadap jenazah covid ini, Masyarakat kita ini terlalu banyak mendapatkaninformasi itu hanya dari medsos, tetangga dan bukan sumber resmi yang memiliki otoritas"
Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas), 2 April 2020
• Minimnya pemahaman/edukasi• Masyarakat lebih mempercayai informasi
dari media sosial/sumber tidak resmi
Sumber: (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
”Stigma terjadi akibat mispersepsi tentang penyakitdan hal-hal yang diasosiasikan dengan penyakittersebut"
Pakar Kesehatan UNPAD, 8 April 2020
Kendala di Lapangan
• Penolakan warga di lokasi tempat pemakamankarena takut tertular
• Penjemputan paksa jenazah korban COVID-19 di beberapa daerah di Indonesia
• Kerumuman warga saat proses pemakaman
• Lahan pemakaman terbatas
• Proses pemakaman kurang cepat karenaterbatasnya petugas
Kesimpulan
• Perlu komunikasi risiko yang baik terkait kegiatan penanganan Jenazah COVID-19 harus di proses sesuai protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penularan.• Libatkan tokoh agama (Ustadz, Kyai, Pendeta, Pastor, dsb) melalui mimbar dan media tentang
dasar kedaruratan penanganan jenazah, yaitu kaidah “tidak membahayakan diri dan orang lain”
• Keselamatan dan kesehatan orang di dekat jenazah adalah prioritas utama sehinggapemakaman harus dilakukan oleh petugas yang ahli
• Keterbukaan informasi (dokumentasi proses pengurusan jenazah, dsb)
• Pengurusan administrasi pemakaman dilakukan mengikuti tata cara pemakamanyang diatur oleh Pemda.
• Pemda membantu menetapkan lokasi tempat Pemakaman bagi jenazah pasienyang meninggal akibat COVID-19
Bagaimana Resiko Penularan pada jenazah COVID-19
Prof.dr.TriWibawa,PhD,SpMK(K)Fakultas Kedokteran,Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM
Risiko PenularanSARS-CoV-2 dariJenazah PasienCOVID-19
Tri WibawaDepartemen Mikrobiologi
FK-KMK
Universitas Gadjah Mada
https://www.forbes.com/sites/enriquedans/2020/02/19/why-the-coronavirus-is-a-great-opportunity-to-really-put-remote-working-to-thetest/#353f914e1bcb
Penularan SARS-CoV-2
• Droplet respirasi (ukurandiameter > 5-10 μm)
• Fomite: dari lingkungan yang terkontaminasi
• Kontak langsung
• Airborne ?? (droplets nuclei, ukuran diameter <5μm )
• Fecal oral ??
https://www.freepik.com/free-photos-vectors/mask
Biodistribusi SARS-CoV-2 pada Jaringan Tubuh1070 specimens collected from 205 patients
Wang et al., JAMA May 12, 2020
BagaimanaPotensi
penularanpada Kondisi
Post-Mortem?
• Droplet → tidak adakemungkinan, kecuali pada prosedur autopsi
• Kontak langsung→masihmungkin
• Menyentuh permukaanyang terkontaminasi→masih mungkin
Penatalaksanaan Jenazah Pasien
COVID-19
• Petugas harus memiliki penilaian klinis yang cermat untuk menangani, berdasarkan data yang ada
• Petugas harus menghindari kemungkinankontak langsung tanpa APD
• Petugas harus menghindari kemungkinan untukterbentuknya aerosol pada saat menangani
• Kewaspadaan juga berlaku pula untuk semuaorang yang menyelenggarakan pemulasaranjenazah terkonfirmasi/curiga COVID-19
“To date there is no evidence of persons having become infected from exposure to the
bodies of persons who died from COVID-19”
WHO, 24 March 2020
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untukPemulasaran Jenazah• Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika menangani pasien
yang meninggal akibat penyakit menular.
• APD harus digunakan petugas sesuai terlampir (lampiran 17) yang menangani jenazahjika pasien tersebut meninggal.
• Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah yang tidak mudah tembussebelum dipindahkan ke kamar jenazah.
• Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong jenazah. Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah setelah meninggal dunia.
• Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya sebelumjenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan APD.
• Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khususbagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Sensitivitas agama, adat istiadatdan budaya harus diperhatikan ketika seorang pasien dengan penyakit menularmeninggal dunia.
• Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
• Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika diijinkan oleh keluarga dan Direktur Rumah Sakit.
• Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
• Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
• Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam disemayamkan di pemulasaraanjenazah.
• Perlakuan ini juga diperuntukkan bagi jenazah dengan status PDP yang belummendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium COVID-19.
• Selenggarakan jenazahdengan menghormatikultur, sensitifitas, dan kepercayaan
• Terapkan protokolKesehatan:• Pembatasan akses
keluarga• Cuci tangan dan
desinfeksi orang• Pergunakan APD
• Terapkan pembatasan sosial• Terapkan pembatasan fisik• Perlakukan sebagai COVID-
19 jika tidak ada konfirmasi
Ringkasan
• Potensi penularan SAR-CoV-2 dari jenazah terkonfirmasi dan diduga COVID-19 masih ada
• Perlu dilakukan protokolKesehatan pada pemulasaranjenazah
https://www.pngwave.com/png-clip-art-gxrrb
RUMUSAN KESIMPULAN WEBINAR KOLABORASI SESI XIX
Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Potensi penularan virus SAR-CoV-2 dari jenazah terkonfirmasi dan diduga Covid-19 masih ada dan dapat terjadi melalui kontak langsung dan menyentuh
permukaan yang terkontaminasi. Oleh karenanya protokol kesehatan dan penatalaksanaan pada saat pemulasaran jenazah menjadi sangat penting untuk
diperhatikan.
2. Risiko terbesar berada pada petugas yang melakukan penatalaksanaan jenazah pasien Covid-19. Untuk itu dalam penatalaksanaan jenazah pasien Covid-19,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan khususnya oleh petugas yang bertanggungjawab. Hal-hal tersebut antara lain:
a. petugas harus memiliki penilaian klinis yang cermat untuk menangani berdasarkan data yang ada;
b. petugas harus menghindari kemungkinan kontak langsung tanpa APD;
c. petugas harus menghindari kemungkinan untuk terbentuknya aerosol pada saat menangani;
d. kewaspadaan juga berlaku pula untuk semua orang yang menyelenggarakan pemulasaran jenazah terkonfirmasi/curiga Covid-19;
e. selenggarakan jenazah dengan menghormati jenazah dengan menghormati kultur, sensitifitas, dan kepercayaan;
f. terapkan protokol kesehatan (pembatasan akses keluarga, cuci tangan dan disinfeksi orang, dan pergunakan APD);
g. terapkan pembatasan sosial;
h. terapkan pembatasan fisik; dan
i. memperlakukan jenazah sebagai covid-19 jika tidak ada konfirmasi.
3. Terdapat beberapa kriteria jenazah dianggap suspek covid-19, antara lain:
a. Jenazah dari dalam rumah sakit dengan diagnosis Infeksi saluran Pernafasan Atas, Infeksi Saluran Pernafasan Bawah, pneumonia, ARDS (Acute
Respiratory Distress Syndrome) dengan atau tanpa keterangan kontak dengan penderita COVID-19 yang mengalami perburukan kondisi dengan
cepat;
b. Jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari dalam rumah sakit sebelum keluar hasil swab;
c. Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau PDP. Hal ini termasuk pasien DOA (Death on Arrival) rujukan dari
rumah sakit lain; dan
d. Pasien yang telah ditetapkan sebagai ODP / PDP tetapi tidak menjalani perawatan di rumah sakit, apabila meninggal di luar fasyankes, harus dibawa
ke rumah sakit rujukan terdekat untuk mendapatkan pengelolaan pemulasaran jenazah sesuai dengan protokol yang berlaku.
4. Salah satu yang seringkali menimbulkan polemik di masyarakat adalah proses aat pemakaman. Dalam hal pemakaman, terdapat beberapa prosedur yang
harus diperhatikan dan disosialisasikan ke publik, antara lain:
a. Pemakaman jenazah harus dilakukan segera mungkin (4 Jam) dengan melibatkan pihak RS dan dinas pertamanan;
b. Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umum;
c. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan pada kondisi darurat;
d. Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga dekat dengan jumlah tidak lebih dari 10 orang dan tetap memperhatikan physical distancing, maupun
kewaspadaan standar;
e. Setiap individu pelayat / keluarga yang menunjukkan gejala COVID-19 tidak boleh hadir; dan
f. Pelayat dengan usia> 60 tahun atau dengan immunosupresi tidak dianjurkan ke pemakaman. Pemahaman publik atas prosedur pemakaman diatas
menjadi sangat penting untuk diedukasi/sosialisasi sehingga dapat mengurangi risiko penularan dari jenazah.
5. Edukasi dan sosialisasi kepada publik menjadi urgen untuk terus digalakkan mengingat banyaknya permasalahan penanganan jenazah Covid-19 di lapangan
yang terkait erat dengan pemahaman masyarakat. Salah satu contoh kasus yang banyak terjadi dan menjadi pemberitaan luas adalah penolakan
pemakaman jenazah covid-19 di pemakaman umum dan pengambilan paksa jenazah pasien suspek covid-19 oleh warga. kedua contoh tersebut berkembang
karena munculnya stigma di masyarakat seperti:
a. Keluarga korban mengganggap jenazah covid di RS tidak proses secara benar oleh petugas, sehingga banyak yg meminta secara paksa;
b. Lamanya menunggu kepastian hasil test positif atau negatifnya dari jenazah;
c. Di beberapa komunitas juga tercipta stigma terhadap korban meninggal akibat COVID-19 harus dihindari dan dipisahkan dengan pemakaman yang lain;
d. Masyarakat juga ada meyakini bahwa protokol penanganan COVID-19 berlebihan dan tidak sesuai syariat agama; dan 5) Masyarakat menganggap RS
mendapat keuntungan/ uang jika semua jenasah dianggap pasien Covid-19.
6. Saat ini Pemerintah telah menyiapkan protokol pengurusan jenazah Covid-19 baik secara Islam, Hindu, Budha, hingga Katolik. Protokol ini disiapkan dengan
melibatkan organisasi keagamaan masing-masing. Protokol dimaksud menjadi panduan dasar bagi para pemangku kepentingan untuk melakukan edukasi dan
sosialisasi.
7. Jenazah covid-19 harus diproses sesuai dengan protokol kesehatan guna mencegah penularan covid-19 serta guna menjamin keselamatan dan kesehatan
setiap orang di dekat jenazah. Untuk memastikan masyarakat dapat memahami pentingnya protokol kesehatan dalam proses penanganan jenazah covid-19,
diperlukan komunikasi risiko yang baik dengan melibatkan para tokoh agama.
8. Pengurusan administrasi pemakaman dilakukan mengikuti tata cara pemakaman yang diatur oleh Pemda. Oleh karenanya para pemangku kepentingan di
daerah juga harus memastikan keterbukaan informasi seperti dalam hal dokumentasi pengurusan jenazah sehingga masyarakat tidak berasumsi dan
menimbulkan polemik.
Terima kasih.
#SERIALXX
MENYIKAPIHOAX&MEMBANGUNPOLAPIKIR/
PERILAKUPOSITIFMASYARAKATMENGHADAPICOVID-19&NEWNORMAL
13:00–13:05 Pembukaan&PengantarOleh:Dr.dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS-KetuaIKKESINDO-IndoHCF-KREKI
13:05–13:25 SeputarCOVID-19:HOAXatauFAKTA?Oleh:Drs.AnthoniusMalau,M.Si-Plt.DirekturPengendalianAplikasiInformatika–KEMENKOMINFORI
13:25–13:45 MengapaTimbulStigmaNegatifTerhadapCOVID-19diMasyarakat?Oleh:Dr.dr. Fidiansyah, Sp.Kj,MPH -DirekturP2MKeswaNapza,DitjenP2P–KEMENKESRI
13:45–14:05 BagaimanaAgarMasyarakatBerperilaku&PolaPikirPositfMenghadapiCOVID-19&NewNormal?Oleh:Dra.RatihAndjayaniIbrahim,MM–Psikolog–IPK(IkatanPsikologKlinis)
14:05–14:50 DiskusidanTanyaJawabModerator:drg.NaydialRoesdal,MSc(PH),FICD-Ketua1–IKKESINDO
14:50–15:00 Rangkuman&Penutup
SUSUNANACARA
Seputar COVID-19:HOAXatau FAKTA?
Drs.Anthonius Malau,M.Si
Plt.Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika – KEMENKOMINFORI
PERAN PEMERINTAH DALAM PENANGANAN HOAKS
Jakarta, 22 Juni 2020
Anthonius MalauPlt. Direktur Pengendalian APTIKA
sumber : https://sosmedkini.wordpress.com/pengertian-media-sosial/
MEDIA SOSIAL
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung untuk berbagi informasi dan komunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, WhatsApp, Instagram, Youtube dan Twitter.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan member kontribusi dan feedback / umpan balik secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Subdit Pengendalian Konten Internet
sumber : https://smartschoolonline.id/materi/detail/65/Jejak%20Digital
JEJAK DIGITAL
Jejak digital adalah rekam atau bukti yang ditinggalkan setelah beraktifitas di internet yang berpotensi untuk dicari, dilihat, disalin, dicuri, dipublikasi dan diikuti oleh orang lain.
Jejak digital dapat membentuk citra diri seseorang. Jejak digital buruk dapat merugikan diri sendiri.
Subdit Pengendalian Konten Internet
Sumber : https://www.slideshare.net/banyumurti/materi-4-tot-literasi-digital-jejak-digital-dan-konten-positif
CONTOH JEJAK DIGITAL
Postingan di media sosial
Riwayat pencarian situs web yang dikunjungi
Konten tontonan di Youtube
Transaksi belanja
Situs web yang dikunjungi
Riwayat email, telp, dan video call
dan sebagainya.
Subdit Pengendalian Konten Internet
Penegakan Hukum Isu HoaksCovid-19
KeteranganPenegakan hukum kasus berita bohong / hoaks terkait Covid-19 pada POLRI s.d. 21 Juni 2020104 kasus pada 28 wilayah Polda
21 Juni 2020
Subdit Pengendalian Konten Internet
KLARIFIKASIPEMBLOKIRAN
PENINDAKAN HUKUMEdukasi dan pemberian wawasan
kepada masyarakat terkait pemanfaatan Internet
Penggunaan berbagai media untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi terhadap isu hoaks di
masyarakat
Website : IG @Misslambehoaks, kominfo.go.id dan stophoax.id
Penutupan situs dan konten penyebar hoaks dan ujaran
kebencian
Pelaksanaan proses Penegakan Hukum terhadap pelaku pembuat
dan penyebar hoaks dan ujaran kebencian bekerjasama dengan
POLRI
LITERASI DIGITAL
PENCEGAHAN DAN PENINDAKAN
Subdit Pengendalian Konten Internet
• Patroli Siber Tim AIS Kominfo
• Penanganan aduan isu hoaks oleh Tim AIS Kominfo
• Verifikasi dan klarifikasi fakta melalui stophoax.id
• Telegram Chatbot Antihoaks
• Siaran Pers
• Kerjasama publikasi rutin penanganan konten hoaks
dengan media nasional
• Miss Lambe Hoaks
• LINE Kolibri Stop Hoax
• Pembatasan jumlah forward message pada platform WhatsApp
• Literasi Digital
MANAJEMEN PENANGANAN HOAKS
Subdit Pengendalian Konten Internet
Cyber Patrol
Laporan Masyarakat
Pelaporan Institusi
Tahap Pelaporan Tahap Verifikasi Tahap Persetujuan
PENANGANAN ADUAN KONTEN NEGATIF
Subdit Pengendalian Konten Internet
K/L Kementerian Kominfo
Platform Media SosialLainnya
Penanganan Konten/Akun
KERJASAMA DENGAN PLATFORM MEDIA SOSIAL
Subdit Pengendalian Konten Internet
Mengapa Timbul StigmaNegatif Terhadap COVID-19diMasyarakat?
Dr.dr.Fidiansyah,Sp.Kj,MPH
Direktur P2MKeswa Napza,Ditjen P2P– KEMENKESRI
Mengapa Timbul Stigma Negatif
Terhadap COVID-19 di MasyarakatDR. Dr. Fidiansjah, Spkj, MPH
Direktur P2 Makeswa Dan Napza, Ditjen P2PKementerian Kesehatan Ri
WHY IS COVID-19 CAUSING SO MUCH STIGMA?
Stigma is associated with a lack of knowledgeabout how COVID-19 spreads, a need toblame someone, fears about disease anddeath, spreads rumors and myths.
The level of stigma associated with COVID-19is based on three main factors:
1) it is a disease that’s new and for whichthere are still many unknowns;
2) we are often afraid of the unknown; and
3) it is easy to associate that fear with‘others’.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/reducing-stigma.html
Pengertian Stigma• Scheid & Brown (2010)
Stigma ini ialah sebuah fenomena yang terjadi pada saat seseorang
diberikan labeling, stereotip, separation, serta mengalami diskriminasi.
• Pemberitaan media terkait informasi yang utuh soal penularan virus yang tidak sampai ke masyarakat sangat mempengaruhi stigma terhadap orang terkait Covid-19 baik itu OTG, ODP, PDP, pasien positif dan keluarga pasien serta Nakes.
• Media yang hanya fokus pada pertumbuhan kasus & kurangnya keterbukaan informasi perihal penanganan Covid-19.
Stigmatisasi tersebut sangat berdampak terhadap imunitas
seseorang yang terkait Covid-19 dan akan
berpengaruh dalam proses penyembuhan
Corona.
ASIMETRI INFORMASI
Tragedi/Bencana harus digunakan sebagai sumber kekuatan. Seberapapun
kesulitannya, seberapapun sakitnya pengalaman tersebut, jika kita
kehilangan harapan, saat itulah bencana yang sesungguhnya.
"Kekuatan tidak berasal dari kemenanganmu, perjuanganmulah yang mengembangkan
kekuatanmu. Ketika kamu melewati waktu-waktu sulit dan memilih untuk tidak menyerah, itulah
arti dari kekuatan.“
(5). Maka sesungguhnya BERSAMA kesulitan itu
ada kemudahan,
(6). Dan sesungguhnya BERSAMA kesulitan itu ada
kemudahan.
( Surat Al-Insyiroh/94, Ayat 5 – 6 )
erdas intelektual, emosional
dan spiritual
mpati dalam berkomunikasi
efektif
ajin beribadah sesuai agama
dan keyakinan
nteraksi yang bermanfaat bagi
kehidupan
sah, Asih dan Asuh Tumbuh
Kembang dalam Keluarga &
Masyarakat
TERIMA
KASIH
MARI LAWAN COVIDDENGAN CERDIK - CERIA
Bagaimana AgarMasyarakat Berperilaku &PolaPikir Positf Menghadapi COVID- 19&NewNormal?
Dra.Ratih Andjayani Ibrahim,MM
Psikolog – IPK(Ikatan Psikolog Klinis)
Twice Weekly COVID19 Webinar
Selasa, 23 Juni 202013.00 – 15.00 WIB
Ratih Ibrahim, M.M., PsikologPengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis Indonesia
Membangun Perilaku & Pola Pikir PositifMenghadapi Kenormalan Baru
Founder & CEO Personal GrowthCounseling and People Development
Psikolog Klinispengalaman praktik lebih dari 25 tahun
Consultant, KOL, Brand Expertuntuk berbagai produk premium
Narasumberuntuk berbagai seminar, pelatihan, dan media nasional
Pengurus PusatIkatan Psikolog Klinis Indonesia
Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)
Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis
FEAR ZONE
LEARNING ZONE
GROWING ZONE
Panic buying
Easily get annoyed
Start releasingthe control
Recognize that we are all facing
a complicatedsituation
Trying to make ourselves
feel good
Think about others and how
to help them
Be grateful
Live in the present
WHERE ARE WEDURING
COVID-19?Find a purpose
The pandemic change us
Anda ada di zoneyang mana?
Kategori Gangguan Psikologis selama Pandemi COVID-19(Data Konseling Online Gratis Personal Growth Periode Maret-Mei 2020)
(N=216)
Terdapat total 327 keluhanyang dikategorikan ke
dalam 22 kategori. 33% dari keluhan
berhubungan denganpandemi COVID-19
3 gangguan terbanyak: ● kecemasan● permasalahan karir
atau terkait pekerjaan● stress
Faktor Risiko Gangguan Psikologis Terkait Pandemi COVID-19(BALITA)
Anak terpisah dari orang tua karena physical distancing → pembentukan attachment terganggu
(Preston, 2020; Thakur, Kumar, & Sharma, 2020)
Keterbatasan waktu bermain dengan teman → mempengaruhi perkembangan kemampuan sosial
dan sense of morality
Faktor Risiko Gangguan Psikologis Terkait Pandemi COVID-19(Anak Usia Sekolah)
Banyak menghabiskanwaktu di depan TV dan internet → meningkatkan risikomengalami masalahpsiko-sosial
(Centofanti, 2020; Thakur, Kumar, & Sharma, 2020)
Menghabiskan banyak waktu di rumah → lebih rentan mengalamiefek indoor air pollution → mempengaruhi perkembangan otak& menghambat perkembangankognitif
Interaksi denganpeer berkurang → mempengaruhiperkembangansosio-emosional
Menggunakaninternet secaraberlebihan → memicu internet addiction disorder
Mengalami kekerasan dalam rumahtangga → memicu kecemasan, PTSD
1 2 3
4 5
Faktor Risiko Gangguan Psikologis Terkait Pandemi COVID-19(Dewasa)
Dampakperekonomian → sumber dayafinansial berkurang, PHK.
(Centofanti, 2020; Thakur, Kumar, & Sharma, 2020)
Kewalahan dalam menyesuaikan diridengan perubahan rutinitas atautuntutan
Kehilangan anggotakeluarga/kerabatakibat COVID-19
Bosan dan kesepian
Perasaan takut berlebihan dan frustasi dengan ketidakpastian
1 2 3
4 5
“You cannot control what happens to you, but you can control your attitudetoward what happens to you, and in that, you will be mastering change
rather than allowing it to master you.” - Brian Tracy
Change is inevitable
The Circle of Concern, Influence, and Control(Choice Theory; A New Psychology of Personal Freedom, 1998)
Circle of ConcernHal-hal yang kita sadari dalam hidup yang
berdampak pada kita atau yang kita minati
Circle of InfluenceHal-hal yang dapat kita pengaruhi, yang ditentukan
oleh relasi & networking kita
Circle of Control à FOCUS!Hal-hal yang dapat kita kendalikan langsung melalui
pilihan dan tindakan kita
Concern
Influence
Control
Persiapan Psikologis Menuju Kenormalan Baru
Pembekalan/pelatihan untuk mendukung ketersediaan psikolog klinis profesional dengan kemampuan intervensi yang mumpuni serta mampu mengoptimalkan
teknologi. sebagai sarana
Psikoedukasi kepada orang tua terkait perkembangan anak, ketahanan keluarga dan kesehatan mental bagi orang tua dan masyarakat luas.
Menjamin ketersediaan Psychological First Aid (PFA) untuk berbagai kalanganmasyarakat atau organisasi.
Menjamin ketersediaan dukungan psikologis untuk pihak-pihak yang membutuhkan, seperti tenaga kesehatan, dll.
“Kami tidak hanya memerangiepidemi, kami sedang berjuangmelawan infodemik” - Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director General of The World Health Organization (WHO)
Definisi Hoaks
1. Tidak benar; bohong (tentang berita pesan dan sebagainya)
2. Berita bohong
HO.AKS (KBBI)
(KBBI daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hoaks)
Tema Hoaks terkait COVID-19(MAFINDO, Bijak Memilah Informasi, 2020)
7
21
17
81
22
53
Politik
Agama
Etnis/Sara
Kesehatan/Nutrisi
BencanaKesehatan
Lain-Lain
Jumlah Berita
201HOAKS
Saluran Penyebaran Hoaks COVID-19(MAFINDO, Bijak Memilah Informasi, 2020)
13
87
30
4
51
0
6
0
10
Online News Media
Line
Lain-lain
Tanpa penjelasan
Lebih dari satu saluran Jumlah Berita
Bagaimana HOAKS bekerja?It’s all about perception!
MindsetPersepsi
Mental Health
PERILAKU
(Ratih Ibrahim)
“..HOAKS dapat menyerang satu generasidan tidak ada jaminan ia akan sembuh
di generasi berikutnya”
(Ratih Ibrahim; Masyarakat Anti Fitnah Indonesia)
HOAKSmeracuni nalarmu
HOAKS adalah Racun Otak
Dampak Hoaks bagi Individu(Lau, 2011)
Daya Critical Thinking
Terganggu
Critical thinking = kemampuan untuk berpikir secara jelas dan rasional mengenai apa yang akan dilakukan
atau dipercaya
Ciri-ciri orang berpikir kritis:
Mampu memahami informasi & ide secara logis
Mengidentifikasi & mengevaluasi suatu argumen
Mendeteksi ketidakkonsistensi & kesalahan suatu ide
Menyelesaikan masalah secara sistematis
Mengidentifikasi relevansi & pentingnya suatu ide
Langkah Mengatasi Hoaks(Ratih Ibrahim)
Psikoedukasimasyarakattentang bahayahoaks, buat kontranarasinya
Buat konten yang benar: narasi, tampilan, dan bahasa sesuaidengan target
Sosialisasi secaraintensif dalamjangka waktu yang selama-lamanyake masyarakat
Membuat gerakan-gerakankampanye jangka panjang
Libatkan semua unsur masyarakat: pemuka masyarakat, pemukaagama, komunitas, ruangpertemuan, ruang ibadah, sekolah, dll
1 2 3
4 5
Sumber tulisan tidak jelas7
Siapa yang membagikannya Baca judulnya Baca narasi
postingannya1 2 3
Lihat alamat URL-nya
Lihat nama penulis & susunan tim redaksinya
Isi artikel sejalan/tidak dengan narasi dan judul
4 5 6
7 Cara Mengenali Hoaks(MAFINDO)
RUMUSAN KESIMPULAN WEBINAR KOLABORASI SESI XX
Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Salah satu yang perlu diperhatikan pada saat pandemi covid-19 adalah faktor risiko gangguan psikologis pada penduduk. Berdasarkan data konseling online
gratis personal growth, 33% keluhan yang diterima sepanjang Maret-Mei 2020 berhubungan dengan kondisi pandemi covid-19. Dari keluhan yang masuk,
masalah psikologis terbanyak terkait dengan kecemasan, karir, dan stres.
2. Terdapat potensi risiko pada setiap jenjang usia baik anak balita, anak, hingga dewasa. Pada anak balita, terdapat dua kondisi yang perlu dicatat,antara lain:
a. kondisi anak yang terpisah dari orangtua karena syarat physical distancing yang berdampak pada terganggunya pembentukan attachment pada anak,
dan
b. keterbatasan waktu bermain dengan teman yang mempengaruhi perkembangan kemampuan sosial dan sense of morality anak.
3. Pada anak usia sekolah, beberapa kondisi yang harus diperhatikan adalah:
a. anak akan banyak menghabiskan waktu di depan TV dan internet sehingga meningkatkan risiko mengalami masalah psiko-sosial,
b. Interaksi dengan teman sebaya berkurang sehingga mempengaruhi perkembangan sosio-emosional,
c. Menggunakan internet secara berlebihan sehingga memicu internet addiction disorder,
d. Menghabiskan banyak waktu di rumah sehingga lebih rentan mengalami efek indoor air pollution dan dapat mempengaruhi perkembangan otak &
menghambat perkembangan kognitif,
e. Mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang dapat memicu kecemasan, PTSD.
4. Selain pada anak, faktor risiko gangguan psikologis terkait pandemi covid-19 juga terjadi pada usia dewasa. Faktor risiko tersebut antara lain mencakup:
a. Dampak perekonomian yang menimbulkan sumber daya finansial berkurang, PHK.
b. Kehilangan anggota keluarga/kerabat akibat COVID-19,
c. rasa bosan dan kesepian,
d. Kewalahan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan rutinitas atau tuntutan, dan
e. Perasaan takut berlebihan dan frustasi dengan ketidakpastian.
5. Dalam mempersiapkan new normal, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh para pemangku kepentingan, agar tidak meningkatkan faktor risiko
gangguan psikologis di masyarakat, diantaranya:
a. Menjamin ketersediaan Psychological First Aid (PFA) untuk berbagai kalangan masyarakat atau organisasi,
b. Menjamin ketersediaan dukungan psikologis untuk pihak-pihak yang membutuhkan, seperti tenaga kesehatan, dll,
c. Pembekalan/pelatihan untuk mendukung ketersediaan psikolog klinis profesional dengan kemampuan intervensi yang mumpuni serta mampu
mengoptimalkan teknologi, dan
d. Pemberian Psikoedukasi kepada orang tua terkait perkembangan anak, ketahanan keluarga dan kesehatan mental bagi orang tua dan masyarakat luas.
6. Hal lain yang harus diperhatikan pada era covid-19 adalah semakin berkembangnya hoaks di masyarakat. Hoaks pada dasarnya berdampak bagi Individu,
dimana daya critical thinking individu terganggu. Dalam hal ini kemampuan seseorang untuk berpikir jelas dan rasional mengenai apa yang akan dilakukan atau
dipercaya menjadi berkurang. Secara akumulatif, dampak hoaks bagi individu akhirnya berdampak juga pada masyarakat. Bagi masyarakat sendiri, dampak
hoaks akan menimbulkan rasa ketakutan, kebencian, dan khayalan yang tidak nyata di masyarakat.
7. Pemberitaan hoaks menimbulkan informasi asimetris di masyarakat dan mengganggu upaya sosialisasi covid-19. Hal ini mengingat pemberitaan media
informasi yang utuh soal penularan virus harus sampai di masyarakat. Informasi yang tidak sampai ke masyarakat sangat mempengaruhi stigma terhadap
orang terkait Covid-19 baik itu OTG, ODP, PDP, pasien positif dan keluarga pasien serta Nakes. Media selama ini hanya fokus pada pertumbuhan kasus &
kurangnya keterbukaan informasi perihal penanganan Covid-19.
8. Berdasarkan data Kemenkominfo, sepanjang periode Agustus 2018 hingga 21 Juni 2020, terdapat 5.937 temuan isu hoaks, dimana temuan terbanyak
sekira 1191 Isu Hoaks terkait dengan isu kesehatan. Sejak Presiden mengumumkan ada korban yang positif Corona di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020,
Kominfo mendeteksi terjadinya peningkatan jumlah temuan isu hoaks corona yang beredar di masyarakat. Hoaks yang beredar di masyarakat tersebar
menggunakan platform media sosial dan aplikasi messenger atau pesan singkat seperti WhatsApp, dll.
9. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan untuk mengatasi hoaks, antara lain: 1) Psikoedukasi masyarakat
tentang bahaya hoaks, dan membuat kontra narasinya; 2) membuat konten yang benar: narasi, tampilan, dan bahasa sesuai dengan target; 3) Sosialisasi
secara intensif dalam jangka waktu yang selama-lamanya ke masyarakat; 4) Membuat gerakan-gerakan kampanye jangka panjang; dan 5) melibatkan semua
unsur masyarakat: pemuka masyarakat, pemuka agama, komunitas, ruang pertemuan, ruang ibadah, sekolah, dll.