Download docx - Septiana Dewi C

Transcript

MAKALAH

“BAHASA MENENTUKAN KEBERHASILAN SEORANG WIRAUSAHA”

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Septiana Dewi Cahyanti

NIM : K7614050

Prodi : Pend. Ekonomi Tata Niaga 2

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi antara yang satu dengan yang lain.

Dengan bahasa semua hal dapat dimengerti maksud dan tujuan tertentu. Bahasa

adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbriter, digunakan oleh

suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi

diri (Rohmadi, dkk : 2014).

Fungsi bahasa adalah sebagai wahana komunikasi bagi manusia, baik

komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Dalam kenyataan sehari-hari, bahasa

tidak dapat dilepaskan dari kegiatan hidup masyarakat yang di dalamnya

sebenarnya terdapat status nilai-nilai sosial. Salah satunya adalah peran bahasa

Indonesia dalam kegiatan ekonomi, yaitu sebagai alat untuk membantu

kelancaran komunikasi dan juga membantu cara berfikir yang lebih modern

dalam memberikan gagasan atau memecahkan masalah dalam bidang ekonomi.

Kegiatan ekonomi tersebut bisa berupa kewirausahaan.

Wirausaha adalah orang-orang yang mampu melihat dan menilai

kesempatan-kesempatan bisnis, memanfaatkan dan mengubah kesempatan

menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, mengumpulkan sumber-sumber

daya yang dibutuhkan, mengelola serta berani mengambil risiko dengan tujuan

untuk mendapatkan keuntungan. Keberhasilan wirausahawan tidak ditentukan

hanya oleh satu faktor, seperti menempati lokasi yang strategis atau sumber

modal yang memadai, melainkan ditentukan oleh kemampuan manajemen yang

baik untuk mengelola perusahaan dan juga keterampilan-keterampilan yang

menunjang keberhasilan suatu usaha. Salah satunya adalah keterampilan

komunikasi di bidang ekonomi. Dalam memperkenalkan dan memasarkan suatu

produk, seorang wirausaha membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi dan

berinteraksi dengan orang lain. Bahasa selalu mengikuti dan mewarnai

2

kehidupan manusia, baik sebagai anggota suku maupun bangsa. Kenyataan ini

menunjukkan betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan ini.

Melihat permasalahan-permasalahan mengenai pentingnya penggunaan

bahasa Indonesia dalam kegiatan ekonomi ini, maka saya ingin menyusun

makalah yang berjudul “Bahasa Menentukan Keberhasilan seorang

Wirausaha”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, saya memiliki beberapa

rumusan masalah, diantaranya :

1. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?

2. Bagaimana peran bahasa dalam kegiatan ekonomi ?

3. Mengapa bahasa menentukan keberhasilan seorang wirausaha ?

4. Bagaimana keterkaitan antara bahasa dengan kegagalan seorang wirausaha ?

5. Mengapa komunikasi persuasif dibutukan oleh seorang wirausaha ?

6. Mengapa dalam dunia bisnis pelesetan bahasa dikembangkan dan

didayagunakan ?

7. Bagaimana upaya yang harus dikembangkan oleh para wirausahawan dalam

berkomunikasi di era globalisasi ini ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia

2. Untuk mengetahui peran bahasa dalam dunia bisnis

3. Untuk mengetahui bahwa bahasa dapat menentukan keberhasilan seorang

wirausaha

4. Untuk mengetahui keterkaitan antara bahasa dengan kegagalan seorang

wirausaha

5. Untuk mengetahui penggunaan komunikasi persuasif oleh seorang wirausaha

6. Untuk mengetahui penggunaan “pelesetan bahasa” dalam dunia bisnis

7. Untuk mengetahui upaya yang harus dikembangkan oleh para wirausawan

dalam berkomunikasi di era globalisasi

3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Fungsi Bahasa

1. Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kedudukannya sebagai Bahasa Nasional

a. Lambang kebanggan nasional.

b. Lambang identitas nasional.

c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang

sosial dan bahasanya.

d. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.

2. Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kedudukannya sebagai Bahasa Negara atau

Resmi

a. Bahasa resmi kenegaraan.

b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.

c. Bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk

kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta

pemerintahan.

d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan serta teknologi modern.

B. Kemampuan Berbahasa Wirausaha

1. Pengertian Kemampuan Berbahasa

a. Pengertian Bahasa

1) Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena bahasa

setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang

berbeda dari kelompok yang lain (Ferdinand De Saussure).

2) Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami,

berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur

yang logis (Wittgenstein).

3) Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut

aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua

orang yang berbicara dalam bahasa itu (William A. Havilland).

4

4) Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbriter,

digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,

berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Muhammad Rohmadi :

2014).

b. Pengertian Kemampuan

Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 707-

708) kemampuan mempunyai arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan,

dan kekayaan. Sedangkan menurut bahasa berarti kemampuan seseorang

menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa, antara

lain mencakup sopan santun memahami giliran dalam bercakap-cakap.

c. Pengertian Kemampuan Berbahasa

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berbahasa merupakan kesanggupan, kecakapan, kekayaan ucapan pikiran

dan perasaan manusia melalui bunyi yang arbriter, digunakan untuk

bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam percakapan

yang baik.

2. Pengertian Wirausaha

a. Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat

dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-

sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya

dan mengambil tindakan uang tepat guna memastikan sukses (Geoffrey

G. Meredith et al : 1995).

b. Wirausahawan adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun,

mengelola, dan mengukur risiko suatu usaha bisnis (Mas’ud Machfoedz

dan Mahmud Machfoedz : 2006)

c. Wirausawan adalah inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah

kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan

nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya, atau kecakapan

dengan tujuan mendapatkan keuntungan. (Mas’ud Machfoedz dan

Mahmud Machfoedz : 2006).

5

d. Wirausaha adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia

berani mengambil risiko untuk mengelola bisnis demi mendapatkan laba.

(Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz : 2006).

Simpulan dari beberapa pendapat diatas tentang wirausaha adalah

orang-orang yang mampu melihat dan menilai kesempatan-kesempatan

bisnis, memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat

dijual atau dipasarkan, mengumpulkan sumber-sumber daya yang

dibutuhkan, mengelola serta berani mengambil risiko dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan.

3. Pengertian Kemampuan Berbahasa Wirausaha

Kemampuan Berbahasa Wirausaha adalah kesanggupan, kecakapan,

kekayaan ucapan, pikiran, dan perasaan manusia yang dilakukan oleh

wirausaha untuk bekerjasama dan berinteraksi dalam rangka

memperkenalkan produk baru guna menarik minat konsumen.

4. Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Seorang Wirausaha

Menurut David E. Rye (1996) yang dikutip dalam buku

Kewirausahaan (2009) merumuskan karakteristik sukses bagi seorang

wirausaha, diantaranya :

a. Pengendalian diri.

b. Mengusahakan terselesaikannya urusan.

c. Mengarahkan diri sendiri.

d. Mengelola dengan sasaran.

e. Penganalisis kesempatan.

f. Pengendali pribadi.

g. Pemikir kreatif.

h. Pemecah masalah.

i. Pemikir objektif.

Menurut Murphy, ada delapan tingkatan yang meliputi keberhasilan

seorang wirausaha dalam mengembangkan bisnisnya, yaitu :

a. Kerja keras.

6

b. Kerjasama dengan orang lain.

c. Penampilan yang baik.

d. Yakin.

e. Mau menambah pengetahuan.

f. Pandai membuat keputusan.

g. Ambisi untuk maju.

h. Pandai berkomunikasi.

5. Faktor-Faktor Pemicu Kegagalan Seorang Wirausaha

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kegagalan seorang wirausaha,

diantaranya :

a. Tidak kompeten dalam manajerial.

b. Kurang berpengalaman.

c. Kurang dapat mengendalikan keadaan.

d. Gagal dalam perencanaan.

e. Lokasi yang kurang memadai.

f. Kurangnya pengawasan peralatan.

g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam usaha.

h. Ketidakmampuan dalam peralihan atau transisi kewirausahaan.

6. Bekal Pengetahuan dan Keterampilan Seorang Wirausaha

Adapun bekal pengetahuan wirausaha adalah sebagai berikut :

a. Bekal pengetahuan mengenai usaha yang akan dianalisis dan lingkungan

usaha yang ada.

b. Bekal pengetahuan mengenai peran dan tanggung jawab.

c. Bekal pengetahuan mengenai manajemen dan organisasi bisnis.

Adapun bekal keterampilannya adalah sebagai berikut :

a. Bekal keterampilan konsepsual dalam mengatur dan memperhitungkan

risiko.

b. Bekal keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.

c. Bekal keterampilan memimpin dan mengelola.

d. Bekal keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.

e. Bekal keterampilan teknik usaha yang akan dilakukannya.

7

7. Komunikasi Persuasif

a. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin Communicare yang

artinya memberitahukan dan berkembang ke dalam bahasa Inggris

menjadi Communication yang artinya proses pertukaran informasi,

konsep, ide, perasaan antara dua orang atau lebih, serta diindonesiakan

menjadi komunikasi yang berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau

berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat

dipahami.

Menurut Barker yang dikutip dalam buku Penyerahan dan

Pengiriman Produk (2007) komunikasi adalah proses perubahan yang

terus menerus antara orang-orang yang menyampaikan informasi, baik

berupa suatu objek, ide atau perasaan kepada orang lain. Menurut Astrid

S. Susanto, komunikasi adalah proses pengoperasian lambang-lambang

yang mengandung arti. Sedangkan menurut Benny Kaluku, komunikasi

adalah proses penyampaian pengertian yang mengandung semua unsur

prosedur yang dapat mempertemukan pemikiran yang satu dengan

pengertian yang lainnya. Simpulan dari beberapa pendapat diatas tentang

komunikasi adalah suatu proses penyampaian warta atau pesan yang

mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk

mendapatkan saling pengertian untuk mencapai tujuan.

b. Pengertian Persuasif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persuasif artinya suatu yang

bersifat membujuk agar menjadi yakin.

c. Pengertian Komunikasi persuasif

Komunikasi persuasif adalah proses komunikasi yang mengajak atau

membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan, dan

pendapat sesuai keinginan komunikator.

d. Gaya dalam komunikasi

Menurut Nawawi (2003) dalam Siregar (2006, p. 3) gaya

komunikasi yang dipergunakan atasan dapat mempengaruhi pikiran,

perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi/bawahan. Seorang

8

atasan bertanggung jawab atas ribuan orang karyawan, kemampuan

untuk menetapkan arahan dan mendelegasikan adalah yang lebih

penting dibandingkan dengan membangun tim dan memberikan

bimbingan. (Kreitner & Kinicki, 2005, p. 314).

Teori Likert membagi gaya komunikasi menjadi empat yang

terdiri dari:

1) Gaya komunikasi yang bersifat authoritarian

Atasan bersifat task oriented, memiliki tingkat struktur yang

tinggi, dan otoriter. Hubungan interpersonal tidak terlalu penting,

tingkat kepercayaannya rendah kepada bawahannya dan tidak

melibatkan bawahan dalam membuat keputusan. Bawahan

bekerja dengan iklim yang terintimidasi dan rasa takut.

Komunikasi mengalir dari atas ke bawahan (satu arah).

2) Gaya komunikasi yang bersifat controlling

Atasan bersifat task oriented, tetapi mengontrol organisasi,

dan bersifat otoriter. Atasan merendahkan bawahan, meskipun tidak

terlalu ketat, atasan menunjukkan rasa kurang percaya kepada

bawahannya. Bawahan diperbolehkan untuk mengutarakan

pendapatnya dalam sebuah pengambilan keputusan, tetapi

permasalahan organisasi tetap diselesaikan oleh atasan.

3) Gaya komunikasi yang bersifat collaborative

Atasan mengontrol bawahannya dengan bernegosiasi dan

berkolaborasi. Komunikasi mengalir relatif secara dua arah, ke

atas maupun ke bawah dalam sebuah hierarki organisasi.

4) Gaya komunikasi yang bersifat nurturing

Berkonsentrasi pada hubungan antara atasan dan

bawahan. Mereka memelihara keyakinan dan kepercayaan

bawahan dan mendorongnya dalam pengambilan keputusan.

Hasil motivasi karyawan berasal dari partisipasi mereka dalam

mencapai target organisasi. Pertukaran pesan terjadi secara bebas

dan terbuka baik dari atasan, bawahan maupun keduanya. (dalam

O’Hair, Friedrich & Dixon 2011,

9

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di dalam negara ini menurut

Depdiknas dalam pelatihan Nasional Dosen Pengembangan Kepribadian di

Perguruan Tinggi berpendapat sebagai berikut :

1. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Bahasa Indonesia digunakan sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang

identitas nasional. Alat pemersatu berbagai suku bangsa dan alat

perhubungan antardaerah dan antarbudaya.

2. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Nasional

Di dalam sebuah bangsa terdapat berbagai suku bangsa yang berbeda, namun

itu merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Ini menunjukkan

bahwa bangsa Indonesia sanggup mengatasi perbedaan yang ada.

3. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Nasional

Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat, sebuah bangsa memerlukan

identitas. Identitas tersebut bisa diwujudkan melalui bahasa, dengan adanya

bahasa Indonesia yang mengatasi berbagai bahasa yang berbeda, suku-suku

bangsa yang berbeda dapat mengidentikkan diri sebagai satu bangsa melalui

bahasa tersebut.

4. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Berbagai Suku Bangsa

Dengan adanya bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa nasional oleh

semua suku bangsa yang ada, perpecahan itu dapat dihindari karena suku-

suku bangsa tersebut merasa satu. Jika tidak ada bahasa, seperti bahasa

Indonesia, akan banyak muncul masalah perpecahan.

5. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan Antardaerah dan

Antarbudaya

Bahasa diperlukan sebagai sarana komunikasi yang dipakai oleh suku-suku

bangsa yang berbeda sehingga mereka dapat berhubungan satu sama lain.

6. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara

10

Fungsi bahasa sebagai bahasa negara ditunjukkan dengan bahasa Indonesia

yang digunakan sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam

dunia pendidikan, sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk

kepentingan pembangunan dan pemerintahan serta alat pengembangan

kebudayaan dan IPTEK.

7. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa kenegaraan

Bahasa Indonesia dipakai untuk urusan-urusan kenegaraan. Misalnya pidato-

pidato resmi, dokumen dan surat-surat resmi harus ditulis dalam bahasa

Indonesia.

8. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan

Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi

kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia.

Pemakaian lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan akan mengganggu

keefektifan pendidikan.

9. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan Pembangunan di

Tingkat Nasional untuk Kepentingan Pembangunan dan Pemerintahan.

Bahasa digunakan sebagai aat perhubungan sehingga komunikasi tidak

terhambat.

10. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Alat Pengembangan Kebudayaan dan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Untuk mengembangkan kebudayaan dan IPTEK diperlukan bahasa yang

bisa dipakai untuk keperluan tersebut dan bahasa tersebut dapat dimengerti

oleh masyarakat luar. Tanpa bahasa, pengembangan kebudayaan dan IPTEK

akan mengalami hambatan karena proses pengembangannya akan

memerlukan waktu yang lama dan hasilnya pun tidak tersebar secara luas.

B. Fungsi Bahasa sebagai Sarana Komunikasi

Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima

atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan

mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang

dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai sarana komunikasi,

bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita

11

dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia

mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan

mengarahkan masa depan kita.

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi, kita

sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin

menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin

membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi

orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita.

Jadi, dalam hal ini pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama

kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan

kebutuhan khalayak sasaran kita.

C. Peran Bahasa dalam Kegiatan Ekonomi

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, bahwa bahasa digunakan

sebagai sarana komunikasi oleh masyarakat dalam menjalin hubungan setiap

harinya, salah satunya adalah untuk berkomunikasi dalam kegiatan ekonomi.

Adapun peran dan fungsi bahasa dalam kegiatan ekonomi adalah :

1. Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia

Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi memiliki tujuan tertentu yaitu

agar apa yang kita sampaikan dapat dipahami oleh orang lain. Jadi, dalam

hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian

utama kita.

2. Sebagai alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berkelompok dan membentuk

lingkungan pergaulan yang tentunya ada masyarakat di dalamnya, saling

bekerja dan mencari kebutuhan hidup. Dari sinilah bahasa itu berfungsi

sebagai alat untuk bekerja sama satu sama lain dalam kegiatan ekonomi atau

berbisnis.

3. Sebagai alat untuk mengidentifikasi diri

Dengan bahasa, kita bisa mengidentifikasikan diri kita pada orang lain

tentang bagaimana kita, perasaan kita, keinginan kita, dsb.

12

D. Penggunaan Pelesetan Bahasa Dalam Dunia Bisnis

Di berbagai tempat umum, di banyak sudut jalan protokol kota, banyak

sekali ditemukan tulisan yang tidak selalu memiliki makna penuh, dan

kadangkala justru hanya permainan bahasa belaka. Selain menandai keinginan-

keinginan eksistensi di tengah-tengah kelompok masyarakat yang mewadahinya,

tulisan-tulisan semacam itu lazimnya juga syarat dengan nuansa kejenakaan.

Pembelajaran bahasa diyakini dapat membuahkan hasil optimal jika di dalamnya

divariasi dengan aneka permainan bahasa dengan segala perantinya. Alih-alih

mengajarkan komponen-komponen struktur dan ikon-ikon kebahasaan secara

konvensional, pembelajaran bahasa diyakini lebih berhasil jika dilakukan

dengan menyelipkan rupa-rupa permainan bahasa yang dapat menarik perhatian

dan tidak pernah membosankan siapa pun juga.

Oleh karena itu, tidak aneh pula jika dalam konteks niaga, permainan

bahasa semacam itu digunakan, setidaknya untuk menarik perhatian pembeli

atau pelanggan, misalnya pada iklan-iklan yang lebih banyak menggunakan

pelesetan bahasa. Dengan pelesetan yang sudah tentu memunculkan maujud

bahasa yang tidak terlalu konvensional, perhatian orang dapat ditambat dan

diikat olehnya. Pasalnya, bentuk-bentuk pelesetan bahasa yang demikian selalu

menghadirkan kebaruan-kebaruan. Sebagai contoh, di wilayah Jogyakarta,

banyak sekali ditemukan produksi kaos Dagadu, dengan tulisan-tulisan yang

serba aneh dan beraneka ragam maujudnya. Bahkan keanehan dan keragaman

bentuk bahasa itu sering kali kurang masuk akal jika dibaca sepintas, tetapi

setelah direnungkan cukup waktu, tulisan-tulisan itu memiliki makna yang

relatif jelas juga.

Dilihat dari sisi pembinaan dan pengembangan bahasa secara formal-

struktural, bentuk-bentuk pelesetan bahasa ini memang tidak sepenuhnya

mendukung pemahaman dan pendalaman makna khalayak. Tetapi, jika dilihat

dari sisi metodologi pembelajaran bahasa, para pembina dan pakar bahasa yang

sangat kreatif dan inovatif benar-benar menemukan surga dunianya, dengan

dimungkinkannya pemakaian permainan bahasa yang semacam ini di dalam

13

pembelajaran bahasa. Tidak saja pembelajaran bahasa Indonesia yang

menggunakan variasi permainan demikian, bahkan pembelajaran bahasa-bahasa

asing sekalipun sangat baik manakala disampaikan dengan peranti permainan

bahasa ini.

E. Bahasa Menentukan Keberhasilan seorang Wirausaha

Sukses tidaknya seorang wirausaha dalam mengelola usahanya tidak

hanya dipengaruhi oleh faktor banyaknya modal yang dimiliki dan fasilitas atau

koneksi dengan sumbu kekuasaan yang dapat dinikmati. Akan tetapi yang lebih

menonjol adalah karena adanya fakta bahwa usaha dapat dikelola dengan orang

yang berjiwa entrepreneur dan tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana usaha

itu harus berjalan dan dikelolanya. Menurut Murphy, ada delapan anak tangga

yang meliputi keberhasilan seorang wirausaha dalam mengembangkan

bisnisnya, yaitu :

1. Kerja keras

Kerja keras merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap

pengusaha yang sukses menempuh kerja keras yang sungguh-sungguh dalam

mengelola usahanya.

2. Kerja sama dengan orang lain

Kerja sama dapat diwujudkan dalam lingkungan pergaulan. Seorang

wirausaha harus murah hati, ramah, mudah bergaul, dan disenangi

masyarakat serta menghindari perbuatan yang merugikan orang lain.

3. Penampilan yang baik

Penampilan seorang wirausaha itu harus sesuai dengan etika dan waktu

penggunaannya. Artinya, kapanpun itu ia harus menyesuaikan keadaan.

4. Yakin

Seorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri. Keyakinan untuk

maju dilandasi ketekunan serta kesabaran.

5. Mau menambah pengetahuan

Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang usaha, seorang

wirausaha akan menjadi lebih jeli dan cerdik dalam mengelola usahanya.

6. Pandai membuat keputusan

Artinya seorang wirausaha harus bisa berfikir kritis dalam setiap situasi.

14

7. Ambisi untuk maju

Tanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat mencapai

keberhasilan. Ambisi kuat diimbangai dengan usaha yang keras dan disiplin

diri yang baik.

8. Pandai berkomunikasi

Seorang wirausaha dapat menarik orang lain dengan tutur kata yang baik,

sopan, jujur, dan percaya diri. Begitu juga dengan penggunaan bahasa yang

mudah dipahami oleh orang lain. Dengan demikian, akan memberi kesan

kepada orang lain sehingga menjadi tertarik dan orang akan percaya dengan

apa yang disampaikan.

F. Keterkaitan antara Bahasa dengan Kegagalan seorang Wirausaha

Sering ditemui dari beberapa wirausaha yang memilih untuk mundur dari

kewirausahaan karena faktor-faktor seperti pendapatan yang tak menentu,

kerugian akibat hilangnya modal investasi, perlunya kerja keras dan waktu yang

lama serta kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.

Namun ternyata, ada faktor lain yaitu keterampilan berkomunikasi yang kurang.

Seseorang memilih menjadi wirausaha karena ia berani untuk mengambil

risiko dengan usaha yang digelutinya, salah satunya harus mengorbankan setiap

waktunya untuk memusatkan perhatiannya kepada konsumen. Seorang

wirausaha harus pandai mempromosikan produknya kepada masyarakat.

Wirausaha yang tidak cakap dalam mempromosikan produknya akan kalah

dengan wirausaha yang pandai mengolah kota untuk menarik minat konsumen.

Pemahaman yang kurang dalam pemakaian bahasa untuk berkomunikasi bisa

mengakibatkan wirausaha kehilangan kesempatan untuk selalu berhubungan

dengan konsumen. Sehingga wirausaha tersebut akan gagal di dalam pemasaran

produknya.

G. Pentingnya Komunikasi Persuasif Bagi seorang Wirausaha

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian warta atau pesan yang

mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk

mendapatkan saling pengertian untuk mencapai tujuan. Komunikasi persuasif

15

menurut Dedy Iriantara adalah komunikasi yang bersifat mempengaruhi

tindakan, perilaku, pikiran dan pendapat tanpa dengan cara paksaan baik itu

fisik, atau non fisik. Menurutnya dalam melakukan komunikasi persuasif,

argumen komunikator haruslah argumen yang masuk akal atau rasional,

sehingga dapat meyakinkan lawan bicaranya atau komunikan, sehingga

komunikan akhirnya mau berperilaku seperti yang diinginkan komunikator

(Jamaluddin, 1997).

Hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi persuasif adalah

karakteristik dari komunikator. Karena ketika komunikator berkomunikasi, yang

berpengaruh bukan hanya yang dikatakannya, tetapi keadaan komunikator itu

sendiri. Komunikator tidak dapat merubah sikap komunikan hanya dengan yang

dikatakannya. Senada dengan yang dikatakan oleh Iriantara, Komunikasi

persuasif menurut Burgon&Huffner (2002:22) dapat didefenisikan sebagai

berikut: proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan

tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator.

Pada definisi ini ‘ajakan’ atau ‘bujukan’ adalah tanpa unsur ancaman/ paksaan.

Tujuan komunikasi itu sendiri merubah sikap (attitude) dan perilaku

(behavior). Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan

merasa dalam menghadapi objek, ide,situasi atau nilai (Jamaluddin, 1997: 40).

Sedangkan tingkah laku adalah fungsi dari pada sikap. Sikap timbul dari

pengalaman, tidak dibawa sejak lahir dan merupakan proses belajar. Oleh karena

itu sikap dapat diperteguh atau dirubah.

Pembentukan sikap dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya.

Sikap terbentuk melalui hubungan antar individu, kelompok, melalui surat kabar

atau media yang lain. Bagi seorang wirausaha, komunikasi persuasif sangatlah

diperlukan. Khususnya untuk menarik minat pembeli atau pelanggan dengan

cara membujuk atau mengajak agar mereka tertarik dengan barang yang kita

tawarkan.

Komunikasi antara pihak penjual dengan pelanggan dikatakan berhasil

apabila apa yang disampaikan komunikator (penjual) diterima dengan baik oleh

komunikannya (pelanggan), juga sebaliknya komunikator dapat menerima

umpan balik (feedback) yang disampaikan oleh komunikannya. Komunikasi

16

dikatakan berhasil apabila tujuan komunikasi yang disampaikan komunikator

mendapatkan tanggapan positif dari komunikannya. Untuk keberhasilan

komunikasi diperlukan kondisi-kondisi berikut :

1. Pesan yang disampaikan harus jelas. Bahasanya mudah dimengerti, sejauh

mungkin disampaikan dengan bahasa yang simpatik sehingga menarik

perhatian pembeli.

2. Komunikator harus menguasai materi pesan dan memiliki kepribadianyang

menarik.

3. Pesan harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan

menyarankan beberapa cara untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.

4. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang mudah dimengerti.

5. Pesan disampaikan pada komunikan dengan mempertimbangkan kondisi

yang tepat.

H. Upaya Pengembangan Komunikasi di Era Globalisasi

Banyak situasi yang menyebabkan bahasa punah. Sebuah bahasa punah

ketika bahasa itu berubah bentuk menjadi famili bahasa-bahasa lain. Orang

Indonesia kini boleh jadi tidak mengerti bahasa Melayu yang digunakan di

Indonesia awal abad ke-20. Karena bahasa Indonesia saat ini berasal dari bahasa

Melayu yang telah mengalami infusi kata-kata bahasa asing. Bisa dikatakan

bahasa Melayu bermetamorfosis dalam bahasa Indonesia. Kelak kalau bahasa

Indonesia makin berkembang dan demikian pula bahasa Melayu Malaysia

kemungkinan bahasa Melayu akan punah.

Karena pengaruh globalisasi dan IPTEK menyebabkan masyarakat

Indonesia menganggap bahasa Indonesia itu tidak gaul dan terlalu formal. Hal

tersebut mengakibatkan bahasa Indonesia sering dicampur dengan kata-kata

yang tidak formal dan itu mengakibatkan banyak anak muda Indonesia bahkan

anak kecil tidak bisa mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dalam kegiatan kewirausahaan, bahasa selalu menjadi faktor utama

dalam proses penyampaian informasi agar masyarakat mengetahui produk apa

saja yang akan kita tawarkan. Selain semangat berkewirausahaan, seorang

wirausaha harus memiliki bekal pengetahuan dan juga bekal keterampilan

17

wirausaha agar ia tak hanya terfokus dengan besarnya modal investasi, namun

juga mengacu pada bekal pengetahuan dan bekal keterampilan apa saja yang

harus dimilikinya. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang

wirausaha adalah keterampilan dalam berkomunikasi dan berinteraksi.

Komunikasi yang baik akan menentukan keberhasilan dalam proses

penyampaian informasi. Dalam berkomunikasi, seorang wirausaha memerlukan

bahasa. Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai alat komunikasi berperan

sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap

kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak

buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal

ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa nasional

dengan bahasa dunia menjadi lebih terasa perannya. Menguasai bahasa dunia

dinilai sangat penting agar dapat bertahan di era modern ini. Apalagi untuk

seorang wirausaha. Dalam menjalankan bisnisnya, ia tidak saja akan

berkecipung di dalam negeri saja. Ketika ia bisa memperkenalkan dan

memasarkan produk-produknya ke dalam lingkup ekonomi nasional, ketika itu

pula wirausaha akan merasakan kepuasan tersendiri dalam dirinya. Sebagai

seorang yang nantinya akan selalu berhubungan dengan khalayak umum,

seorang wirausaha harus bisa mempertahankan kaidah-kaidah bahasa agar dalam

penyampaian informasi, khususnya kepada pembeli atau pelanggan tidak

menimbulkan salah pengertian dan informasi yang disampaikan tetap seperti apa

yang kita kehendaki sebelumnya.

18

BAB IV

SIMPULAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan mengenai “Bahasa Penentu

Keberhasilan seorang Wirausaha” adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan Berbahasa Wirausaha adalah kesanggupan, kecakapan,

kekayaan ucapan pikiran dan perasaan manusia dilakukan oleh wirausaha

untuk bekerjasama dan berinteraksi dalam rangka memperkenalkan produk

baru guna menarik minat konsumen.

2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

a. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.

b. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional.

c. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional.

d. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa.

e. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan antardaerah dan

antarbudaya.

f. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

g. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa kenegaraan.

h. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia

pendidikan.

i. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan pembangunan di

tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan.

j. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai alat pengembangan kebudayaan dan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Keberhasilan wirausahawan tidak ditentukan hanya oleh satu faktor, seperti

menempati lokasi yang strategis atau sumber modal yang memadai,

melainkan ditentukan oleh kemampuan manajemen yang baik untuk

mengelola perusahaan dan pengetahuan serta keterampilan yang harus

dimiliki oleh seorang wirausaha.

19

4. Dalam segala aktivitas yang dilakukan oleh seorang wirausaha, khususnya

dalam hal berkomunikasi, seorang wirausaha memerlukan bahasa untuk

dapat berhubungan dengan masyarakat luas.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat saya sampaikan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Bagi semua para wirausahawan diharapkan untuk mulai memperhatikan

penggunaan bahasa dalam kegiatan bisnisnya, agar unsur-unsur bahasa itu

tidak punah.

2. Dalam penyampaian informasi, misalnya melalui media iklan, promosi,

nama-nama barang / merk hendaknya tetap memperhatikan kaidah-kaidah

penulisan dan pengucapan bahasa Indonesia, tidak hanya mengacu pada

penggunaan plesetan bahasa yang justru lebih diharapkan oleh wirausahawan

agar konsumen atau pembeli tertarik dengan produknya.

20

DAFTAR PUSTAKA

Aang, Mazuki. ‘Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi’.November 2012.http://aang-uzumaki-aang.blogspot.com/2012/11/bahasa-indonesia-dalam-era-globalisasi.html

Adhyfha, Fredy Purbaya.’Fungsi dan Peran Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi’.24

April 2012.https://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2012/04/24/fungsi-dan-peran-

bahasa-indonesia-dalam-era-globalisasi/

Aryono, Agung Adi.”Panduan Kewirausahaan”.Februari 2012.

http://panduankewirausahaan.blogspot.com/2012/02/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi.html

Bestari, Anggun.2012.’Pengaruh Kualitas Layanan, Motivasi dan Komunikasi Persuasif

Terhadap Kepuasan Pelanggan’.Jurnal Komunikasi.13 Desember 2014.

Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Hidayati, Wachit Nur.’Sejarah Dan Fungsi Kedudukan Bahasa’.25 September

2013.http://coretanwnh.blogspot.com/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-

bahasa.html

Kreitner, R. & Kinicki, A. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Machfoedz, Mas’ud dan Machfoedz Mahmud.2005.Kewirausahaan.Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Malik., Djamaluddin, Dedy., Iriantara, Yosal., 1997. Komunikasi Persuasif. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Memeyda.’Peran Bahasa Di Bidang Bisnis”.13 Maret

2012.http://heylookatmee.blogspot.com/2012/03/peran-bahasa-di-bidang-

bisnis.html.

Meredith, Geoffrey G. Et al.1995.Kewirausahaan. Jakarta: PT Pustaka Pressindo.

21

O’Hair, D. Friedrich, G & Dixon, L. 2011. Strategic Communication in Bussiness

and The Professions. Pearson: Pearson Education.

Puspasari, Winda.Vol 2 No. 2 tahun 2014.’Pengaruh Gaya Komunikasi Center Direct

terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan’.Jurnal E-Komunikasi.13 Desember 2014.

Rahardi, Kunjana.2006.Dimensi-Dimensi Kebahasaan.Yogyakarta: Erlangga.

Rohmadi, M., Sugiri, Eddy., Nugraheni, Aninditya Sri.2014.Belajar Bahasa

Indonesia.Surakarta: Cakrawala Media.

Siregar, K. 2006. Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Kepuasan Kerja

Karyawan. Bogor.

Suryana.2003.Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses.Jakarta : Salemba Empat.

Sutrisno dan Ruswandi, Kusmawan.2007.Penyerahan atau Pengiriman

Produk.Sukabumi : Yudhistira

Zimmerer, W. Thomas, Norman M.Scarborough.1996.Entrepreneurship and The New

Venture Formation New Jersey : Prentice Hall International Inc.

22