5
Jurnal Penelitian 2016 SMA Sri Mukti Cilacap 1 PENDAHULUAN Cacingan merupakan penyakit yang diakibatkan infeksi beberapa jenis cacing seperti cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, atau pun cacing pita. Berdasarkan data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,5 miliar orang atau sekitar 24% dari total populasi dunia menderita infeksi cacingan, dan pada umumnya menyerang anak-anak usia sekolah. Rata-rata prevalensi cacingan di Indonesia mencapai lebih dari 28% dengan tingkat yang berbeda-beda di tiap daerahnya. Tingginya prevalensi cacingan di Indonesia tidak terlepas dari iklim tropis yang memungkinkan beberapa jenis cacing tumbuh dan berkembang. Cacingan sangat berbahaya bagi anak terutama dibawah 4 tahun, karena mereka akan kehilangan golden period. Cacing yang berkoloni di dalam usus akan mengambil nutrisi dan zat penting lain nya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menghimbau orangtua untuk terus memeringatkan anak- anak mengenai pentingnya menggunakan alas kaki, serta membiasakan anak untuk hidup bersih. Selain itu, pencegahan infeksi cacingan ini juga didukung dengan lingkungan yang bersih. ( Agustina, 2015 ) Tingginya angka pengidap cacingan di kalangan anak-anak Indonesia tidak diimbangi dengan tingkat konsumsi obat cacing yang masih tergolong sangat rendah. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk mengembangkan jajanan es lilim yang sekaligus dapat menjadi obat cacing yang efektif bagi anak-anak Indonesia. Rumusan Masalah Kebiasaan jajan sembarangan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka pengidap cacingan di kalangan anak-anak di Indonesia. Oleh karena itu pertanyaan yang kami rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana meramu jajanan es lilin menjadi obat cacing yang efektif bagi anak-anak ? 2. Bagaimana efektivitas antihelmintik es lilin pembasmi cacing tersebut ? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Menemukan resep yang tepat untuk membuat es lilin yang efektif membasmi cacing. 2. Menguji efektivitas antihelmintik es lilin pembasmi cacing. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : ES LILIN PEMBASMI CACING [ Jurnal Penelitian Siswa SMA Sri Mukti Cilacap Tahun 2016 ] Krisyatin Halimah ABSTRAK Tingginya angka pengidap cacingan di kalangan anak-anak Indonesia tidak diimbangi dengan tingkat konsumsi obat cacing yang masih tergolong sangat rendah. Tujuan penelitian ini adalah membuat jajanan es lilin yang efektif membasmi cacing. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang mendasari penelitian ini adalah tanaman putri malu, wortel dan nanas memiliki kandungan antihelmintik (pembasmi cacing) sedangkan daun mangga memiliki kandungan antimikroba. Hasil uji aktivitas antihelmintik menunjukkan bahwa es lilin pembasmi cacing ini mampu membunuh cacing antara 50 detik hingga 42 menit 30 detik. Kata Kunci : antihelmintik, cacing, daun mangga, es lilin, nanas, putri malu, wortel

Es Lilin Pembasmi Cacing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Es Lilin Pembasmi Cacing

Jurnal Penelitian 2016

SMA Sri Mukti Cilacap 1

PENDAHULUAN

Cacingan merupakan penyakit yang

diakibatkan infeksi beberapa jenis cacing

seperti cacing gelang, cacing kremi, cacing

tambang, atau pun cacing pita. Berdasarkan

data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO), sekitar 1,5 miliar orang atau sekitar

24% dari total populasi dunia menderita

infeksi cacingan, dan pada

umumnya menyerang anak-anak usia

sekolah. Rata-rata prevalensi cacingan di

Indonesia mencapai lebih dari 28% dengan

tingkat yang berbeda-beda di tiap daerahnya.

Tingginya prevalensi cacingan di Indonesia

tidak terlepas dari iklim tropis yang

memungkinkan beberapa jenis cacing tumbuh

dan berkembang.

Cacingan sangat berbahaya bagi anak

terutama dibawah 4 tahun, karena mereka

akan kehilangan golden period. Cacing yang

berkoloni di dalam usus akan mengambil

nutrisi dan zat penting lain nya untuk

pertumbuhan fisik dan perkembangan otak

anak. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia

melalui Kementerian Kesehatan menghimbau

orangtua untuk terus memeringatkan anak-

anak mengenai pentingnya menggunakan alas

kaki, serta membiasakan anak untuk hidup

bersih. Selain itu, pencegahan infeksi

cacingan ini juga didukung dengan

lingkungan yang bersih. ( Agustina, 2015 )

Tingginya angka pengidap cacingan di

kalangan anak-anak Indonesia tidak

diimbangi dengan tingkat konsumsi obat

cacing yang masih tergolong sangat rendah.

Oleh karena itu kami berinisiatif untuk

mengembangkan jajanan es lilim yang

sekaligus dapat menjadi obat cacing yang

efektif bagi anak-anak Indonesia.

Rumusan Masalah

Kebiasaan jajan sembarangan menjadi salah

satu faktor penyebab tingginya angka

pengidap cacingan di kalangan anak-anak di

Indonesia. Oleh karena itu pertanyaan yang

kami rumuskan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana meramu jajanan es lilin menjadi

obat cacing yang efektif bagi anak-anak ?

2. Bagaimana efektivitas antihelmintik es lilin

pembasmi cacing tersebut ?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ilmiah ini

adalah sebagai berikut :

1. Menemukan resep yang tepat untuk

membuat es lilin yang efektif

membasmi cacing.

2. Menguji efektivitas antihelmintik es

lilin pembasmi cacing.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

ES LILIN PEMBASMI CACING

[ Jurnal Penelitian Siswa SMA Sri Mukti Cilacap Tahun 2016 ]

Krisyatin Halimah

ABSTRAK

Tingginya angka pengidap cacingan di kalangan anak-anak Indonesia tidak diimbangi dengan

tingkat konsumsi obat cacing yang masih tergolong sangat rendah. Tujuan penelitian ini adalah

membuat jajanan es lilin yang efektif membasmi cacing. Metode penelitian yang digunakan adalah

kuantitatif. Data yang mendasari penelitian ini adalah tanaman putri malu, wortel dan nanas

memiliki kandungan antihelmintik (pembasmi cacing) sedangkan daun mangga memiliki

kandungan antimikroba. Hasil uji aktivitas antihelmintik menunjukkan bahwa es lilin pembasmi

cacing ini mampu membunuh cacing antara 50 detik hingga 42 menit 30 detik.

Kata Kunci : antihelmintik, cacing, daun mangga, es lilin, nanas, putri malu, wortel

Page 2: Es Lilin Pembasmi Cacing

Jurnal Penelitian 2016

SMA Sri Mukti Cilacap 2

1. Melestarikan obat-obat tradisional.

2. Mengenalkan sehat yang aman dan

efektif dalam membasmi cacing.

KAJIAN PUSTAKA

Es Lilin

Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar

yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas

dan sangat digemari terutama oleh anak-anak,

karena es lilin memiliki warna yang menarik

serta citarasa yang dapat memberikan

kesegaran bagi konsumen. Es lilin termasuk

salah satu produk water ice, yaitu produk

minuman tanpa lemak yang dibekukan hingga

menjadi fase padatnya. Produk es lilin juga

identik dengan harga beli yang ekonomis dan

proses pengolahannya yang sederhana,

dengan hampir 90% es lilin yang dipasarkan

ke konsumen hanya mengandung air, gula,

dan bahan aditif seperti pewarna, flavor dan

pemanis sintetis. ( Julianti, 2015 )

Aktivitas Antihelmintik Buah Nanas

Penelitian yang dilakukan oleh Mighra (2007)

menunjukkan perasan buah segar dan infus

daun nanas memiliki khasiat sebagai

antihelmintik. Hasil analisis menunjukkan

perasan buah nanas segar memiliki potensi

sebagai antihelmitik yang lebih baik

dibandingkan dengan infus daun nanas.

Ekstrak etanol buah nanas (Ananas comosus

(L.) Merr) konsentrasi 2% b/v; 4% b/v; dan

8% b/v memiliki aktivitas sebagai antelmintik

terhadap cacing gelang babi (Ascaris suum)

secara in vitro. ( Putra, 2014 )

Perasan nanas (ananas comocus) mempunyai

daya antihelmintik terhadap Ascaris

lumbricoides. Lethal Dosis 50 (LD 50)

perasan nanas (ananas comocus) adalah

20.50314%. Lethal Dosis 90 (LD 90) perasan

nanas (ananas comocus) adalah 81.05742%.

Lethal Dosis 95 (LD 95) perasan nanas

(ananas comocus) adalah 116.6979. Dapat

disimpulkan bahwa perasan nanas (Ananas

comocus) mempunyai daya antihelmintik

terhadap Ascaris lumbricoides. ( Adli, 2008 )

Aktivitas Antihelmintik Putri Malu

Pemanfaatan potensi tanaman putri malu (M.

pudica L.) sebagai obat cacing sangat

menguntungkan karena tanaman ini relatif

mudah didapatkan di Indonesia bahkan

merupakan tanaman gulma yang tidak

mempunyai nilai ekonomis. Aktivitas

anthelmintik ekstrak akarnya terlihat pada

konsentrasi 50% dan 12,5%. Kemanjuran

ekstrak akar ini pada kelompok konsentrasi

akar 100%, 50%, 25%, dan 12,5% terhadap

Hymenolepis sp. adalah 59,62%; 86,38%;

45,54 % dan 92,49%. ( Candra, 2008 )

Ekstrak putri malu (Mimosa pudica L.) juga

memiliki daya anthelmintik terhadap cacing

gelang babi (Ascaris suum L.). Konsentrasi

efektif ekstrak putri malu sebagai

anthelmintik terhadap cacing gelang babi

(Ascaris suum L.) adalah 13%. (Ratnawati,

2013)

Aktivitas Antihelmintik Wortel

Wortel (Daucus carota) merupakan salah satu

obat tradisional yang sering digunakan

sebagai obat cacing di masyarakat. Hal ini

karena ada anggapan bahwa pengobatan

tradisional lebih aman, murah, dan mudah

didapat. Quercitrin yaitu flavonoid yang

terdapat pada wortel diduga mempunyai

aktivitas antelmintik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perasan wortel 100 %,

75 %, 50 % dan 25 % mampu membunuh

cacing dengan rerata waktu berturut-turut

adalah 4,67; 5,3; 6,3 dan 8,3 jam. (Rahayu,

2007)

Aktivitas Antimikroba Daun Mangga

Bakteri patogen yang ditularkan melalui

makanan dapat menyebabkan penyakit diare,

mual, dan sakit perut, sehingga diperlukan

suatu zat yang dapat digunakan untuk

menghambat bakteri tersebut. Daun mangga

(Mangifera indica L.) mengandung senyawa

tanin, alkaloid, glikosid, steroid, dan

triterpenoid, saponin, kaumarin, komponen

fenolik, dan flavonoid dan juga mangiferin

Page 3: Es Lilin Pembasmi Cacing

Jurnal Penelitian 2016

SMA Sri Mukti Cilacap 3

mempunyai sifat antimikrobia sehingga dapat

digunakan sebagai makanan fungsional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak

daun mangga memiliki aktivitas antimikroba

terhadap bakteri Escherichia coli dengan

menggunakan pelarut etanol tertinggi sebesar

2.5 cm dan aktivitas antimikrobia terendah

sebesar 1.4 cm dengan menggunakan pelarut

air, untuk bakteri Staphylococcus aureus

dengan menggunakan pelarut etanol sebesar

2.3 cm dan aktivitas antimikrobia terendah

sebesar 1.3 cm dengan menggunakan pelarut

air. Pelarut etanol (pelarut terbaik), dapat

mendeteksi bahwa dalam ekstrak daun

mangga mengandung senyawa antimikrobia

yaitu alkaloid dan fenol. Konsentrasi

penghambatan minimal dengan menggunakan

pelarut etanol terhadap bakteri Escherichia

coli pada konsentrasi 75% yang dapat

menurunkan sebesar 4 Log cycle, dan untuk

bakteri Staphylococcus aureus dengan pelarut

etanol pada konsentrasi 75% dapat

menurunkan sebesar 3 Log cycle. ( Mone,

2013 )

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metodologi

kuantitatif dengan melakukan studi

laboratorium dan analisis wacana.

Metode Pengumpulan & Analisis Data

Pengumpulan data-data penelitian dilakukan

dengan metode pengamatan di laboratorium

serta analisis literatur. Sample yang kami

gunakan adalah 10 ekor cacing gelang

(Ascaris lumbricoides).

Sedangkan analisis data menggunakan

metode analisis data secara induktif, yaitu

mengambil kesimpulan dari hal-hal yang

bersifat khusus menjadi kesimpulan yang

bersifat umum.

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan melakukan

formulasi ekstrak tanaman putri malu, daun

mangga, wortel dan buah nanas dengan

sediaan es lilin. Kemudian dilakukan uji

aktivitas antihemintik.

Hipotesis

Berdasarkan kajian literatur, es lilin yang

terbuat dari herbal putri malu, daun mangga,

wortel dan nanas efektif membunuh cacing

dan aman dikonsumsi.

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan di SMA Sri Mukti

Cilacap. Penelitian dimulai dari teknik

memformulasi herbal putri malu, daun

mangga, wortel dan nanas dengan sediaan es

lilin yang terdiri dari susu, gula dan air.

Herbal putri malu dan daun mangga direbus

dalam kendi tanah liat hingga mendidih dan

air tersisa 1/3-nya. Kemudian wortel dan

nanas dipotong kecil-kecil lalu diblender dan

diambil air perasannya.

Berbagai ekstrak tersebut dicampurkan dalam

rebusan susu dan gula. Setelah mendidih,

dituang dan didinginkan. Kemudian

dimasukkan ke dalam plastik es lilin lalu

difreezer.

Data-Data Penelitian

Data-data penelitian yang kami dapatkan

adalah dari hasil uji organoleptis dan hasil uji

aktivitas antihelmintik.

Tabel 1 Hasil uji organoleptis

ITEM HASIL UJI

Rasa Manis berasa nanas

Bau Agak berbau ramuan herbal

Warna Kekuningan

Bentuk Es lilin

Sumber : Data primer penelitian

Tabel 2 Hasil uji aktivitas antihelmintik

SAMPLE WAKTU MATI

1 00 menit 50 detik

2 21 menit 10 detik

3 01 menit 05 detik

4 41 menit 20 detik

5 07 menit 05 detik

6 42 menit 30 detik

Page 4: Es Lilin Pembasmi Cacing

Jurnal Penelitian 2016

SMA Sri Mukti Cilacap 4

7 06 menit 10 detik

8 38 menit 50 detik

9 08 menit 02 detik

10 03 menit 30 detik

Sumber : Data primer penelitian

Pembahasan

Cacingan adalah penyakit yang menghantui

anak-anak Indonesia. Hal ini karena wilayah

Indonesia termasuk daerah tropis. Oleh

karena itu perlunya pengawasan orang tua

terhadap anak-anak ketika bermain dan

beraktivitas. Sering kali anak-anak bermain

kotor-kotoran di tanah tanpa alas kaki,

kemudian mengambil makanan atau jajanan

lalu memakannya tanpa mencuci tangannya

terlebih dahulu.

Potensi anak-anak terinfeksi cacing sangat

besar, namun tingkat kesadaran orang tua

untuk memberikan obat cacing setiap 3 (tiga)

bulan kepada anak-anaknya masih sangat

rendah. Terlebih lagi anak-anak sangat sulit

bila disuruh meminum obat cacing.

Menyaksikan fenomena yang demikian

mirisnya, kami berkeinginan memadukan

antara ramuan herbal (jamu-jamuan) dengan

jajanan anak yang murah dan disukai agar

tingkat kesukaan anak terhadap obat cacing

lebih meningkat dan orang tua pun lebih

mudah dalam memberikannya kepada anak-

anaknya.

Tanaman putri malu dan wortel kami gunakan

sebagai bahan utama herbal pembasmi cacing

(antihemintik) dan disinergikan dengan daun

mangga yang berfungsi menjaga keamanan

pangan dari pencemaran beberapa bakteri

yang menyebabkan sakit perut, seperti

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Perasa dan pewarna alami yang kami gunakan

adalah buah nanas yang juga memiliki

kemampuan aktivitas antihelmintik yang

cukup bagus.

Hasil uji aktivitas antihelmintik menunjukkan

bahwa sinergi antara rebusan putri malu, daun

mangga, wortel dan nanas memiliki

kemampuan membunuh cacing gelas (Ascaris

lumbricoides) dengan durasi waktu antara 50

detik hingga 42 menit 30 detik.

Kesimpulan

Es lilin merupakan jajanan anak yang murah

dan disukai anak-anak. Teknik pembuatan es

lilin yang efektif membasmi cacing adalah

dengan memformulasi rebusan putri malu dan

daun mangga dengan perasan wortel dan

nanas serta air, gula dan susu.

Uji aktivitas antihemintik menunjukkan

bahwa es lilin pembasmi cacing ini benar-

benar efektif membunuh cacing, terutama

spesies cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

Saran

Anak-anak perlu selalu diawasi ketika

beraktivitas karena kebanyakan penyakit yang

diderita oleh anak karena lemahnya

pengawasan orang tua terhadap anak-

anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Adli, Jeri. 2008. “Daya Antihelmintik Nanas

(Ananas comocus) terhadap Ascaris

lumbricoides secara In Vitro.”

Mutiara Medika. Edisi Khusus Vol.

8 No. 2: 107 - 112, Oktober 2008

Agustina, Dina. 2015. “Cacingan Bukan Lagi

Penyakit Kampungan.” CNN

Indonesia.

http://www.cnnindonesia.com/gaya

-hidup/20151105194633-255-

89764/cacingan-bukan-lagi-

penyakit-orang-kampung/

Candra, A.A. 2008. “Potensi Anthelmintik

Akar Tanaman Putri Malu

(Mimosa pudica L.) terhadap

Hymenolepis nana pada Mencit.”

Media Peternakan Politeknik

Negeri Lampung.

Julianti, E. 2015. “Kajian Mutu Fisikokimia

dan Sensori Produk Es Lilin Dari

Campuran Sari Bit Merah dan

Nenas Dengan Penambahan

Page 5: Es Lilin Pembasmi Cacing

Jurnal Penelitian 2016

SMA Sri Mukti Cilacap 5

Gelatin” Universitas Sumatera

Utara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream

/123456789/54324/5/Chapter%20I.

pdf

Mone, Angelina Thiodora. 2013. “Aktivitas

Antimikroba Daun Mangga

(Mangifera indica L.) Terhadap

Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus.” Prodi

Teknologi Pangan, Fakultas

Teknologi Industri, UPN Veteran

Surabaya.

Putra, B.P.A. 2014. “Uji In Vitro Ekstrak

Etanol Buah Nanas (Ananas

comosus (L.) Merr) Terhadap Daya

Mortalitas Cacing Gelang Babi

(Ascaris suum Goeze). Jurnal

Farmasi Universitas Udayana.

Rahayu, Semmy Damarjatie. 2007. “Efek

Antelmintik Perasan Wortel

(Daucus carota)

terhadap Ascaridia galli.” Mutiara Medika

Edisi Khusus Volume 7 No. 1

Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Ratnawati, Devi. 2013. “Aktivitas

Anthelmintik Ekstrak Tanaman

Putri Malu (Mimosa Pudica L)

Terhadap Cacing Gelang Babi

(Ascaris suum. L).” Prosiding

Semirata FMIPA Universitas

Lampung.

PROSES PEMBUATAN & PENGUJIAN