13
1 Relasi kuasa Konflik Kapital VS Kearifan Lokal Studi Kritis Teori Michael Foucoult dalam Kasus perjuangan Masyarakat Sedulur Sikep Melawan Rencana Penambangan PT Semen Gresik Di Pegunungan Kendeng Kabupaten Pati Jawa Tengah Muhammad Syafiq Pusat Inovasi Kelembagaan dan SDA LAN RI Deputi Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia, E-mail [email protected] Abstrak Tulisan ini merupakan refleksi dari dinamika konflik yang terjadi di pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah. Awal mula terjadinya konflik disebabkan karena adanya rencana PT Semen Gresik Tbk untuk membangun lokasi penambangan material pembuatan semen di daerah Pegunungan Kendeng yang sebenarnya menjadi tumpuan hidup masyarakat sekitar untuk bertani terutama masyarakat Sedulur sikep yang berpegang teguh pada ajaran samin yaitu menyatunya manusia dengan alam. Oleh karena itu, munculnya rencana penambangan di Pegunungan Kendeng mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat “sedulur sikep”. Alasan yang mendasari penolakan tersebut adalah masalah lingkungan, adanya penambangan yang nantinya dilakukan oleh PT Semen Gresik dikhawatirkan akan merusak lingkungan kawasan Gunung Kendeng yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat Sedulur sikep. Penolakan yang dilakukan oleh kominitas sedulur sikep ternyata tidak serta merta diakomodasi oleh Pemerintah Kabupaten Pati sebagai pemegang otoriras kekuasaan. Pemerintah dengan otoritasnya melakukan justifikasi kebenaran melalui pentingnya pemanfaatan sumberdaya alam gunung Kendeng untuk peningkatan APBD yang pada akhirnya berkolerasi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pemerintah yang berkoalisi dengan PT Semen Gresik juga menggandeng NU (Nahdlatul Ulama) yang secara ideologi pemikiran bersinggungan dengan “komunitas sedulur sikep” yang menganut kepercayaan samin. Menggunakan Teori Michael Foucoult terkait relasi kuasa, penulis berusaha menganalisis kompleksitas konflik yang ada di kawasan Gunung Kendeng yang kaya akan sumberdaya alamnya. Oleh karena itu pembahasan selanjutnya lebih pada wacana-wacana yang dimunculkan oleh aktor-aktor yang terlibat dalam konflik untuk menjustifikasi kepentingannya. Preposisi-preposisi dari teori Michael Foucoult akan dikaji apakah mampu menjelaskan secara holistik dan komprehensif fenomena yang terjadi dalam konflik Penambangan Gunung Kendeng. Kata Kunci : Relasi Kuasa , Konflik, Teori Michael Foucoult

Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tulisan ini merupakan refleksi dari dinamika konflik yang terjadi di pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah. Awal mula terjadinya konflik disebabkan karena adanya rencana PT Semen Gresik Tbk untuk membangun lokasi penambangan material pembuatan semen di daerah Pegunungan Kendeng yang sebenarnya menjadi tumpuan hidup masyarakat sekitar untuk bertani terutama masyarakat Sedulur sikep yang berpegang teguh pada ajaran samin yaitu menyatunya manusia dengan alam. Oleh karena itu, munculnya rencana penambangan di Pegunungan Kendeng mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat “sedulur sikep”. Alasan yang mendasari penolakan tersebut adalah masalah lingkungan, adanya penambangan yang nantinya dilakukan oleh PT Semen Gresik dikhawatirkan akan merusak lingkungan kawasan Gunung Kendeng yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat “Sedulur sikep”

Citation preview

Page 1: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

1

Relasi kuasa Konflik Kapital VS Kearifan Lokal

Studi Kritis Teori Michael Foucoult dalam Kasus perjuangan Masyarakat Sedulur

Sikep Melawan Rencana Penambangan PT Semen Gresik Di Pegunungan Kendeng

Kabupaten Pati Jawa Tengah

Muhammad Syafiq Pusat Inovasi Kelembagaan dan SDA LAN RI

Deputi Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara

Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia, E-mail [email protected]

Abstrak

Tulisan ini merupakan refleksi dari dinamika konflik yang terjadi di pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah. Awal mula terjadinya konflik disebabkan karena adanya rencana PT Semen Gresik Tbk untuk membangun lokasi penambangan material pembuatan semen di daerah Pegunungan Kendeng yang sebenarnya menjadi tumpuan hidup masyarakat sekitar untuk bertani terutama masyarakat Sedulur sikep yang berpegang teguh pada ajaran samin yaitu menyatunya manusia dengan alam. Oleh karena itu, munculnya rencana penambangan di Pegunungan Kendeng mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat “sedulur sikep”. Alasan yang mendasari penolakan tersebut adalah masalah lingkungan, adanya penambangan yang nantinya dilakukan oleh PT Semen Gresik dikhawatirkan akan merusak lingkungan kawasan Gunung Kendeng yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat “Sedulur sikep”.

Penolakan yang dilakukan oleh kominitas sedulur sikep ternyata tidak serta merta diakomodasi oleh Pemerintah Kabupaten Pati sebagai pemegang otoriras kekuasaan. Pemerintah dengan otoritasnya melakukan justifikasi kebenaran melalui pentingnya pemanfaatan sumberdaya alam gunung Kendeng untuk peningkatan APBD yang pada akhirnya berkolerasi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pemerintah yang berkoalisi dengan PT Semen Gresik juga menggandeng NU (Nahdlatul Ulama) yang secara ideologi pemikiran bersinggungan dengan “komunitas sedulur sikep” yang menganut kepercayaan samin.

Menggunakan Teori Michael Foucoult terkait relasi kuasa, penulis berusaha menganalisis kompleksitas konflik yang ada di kawasan Gunung Kendeng yang kaya akan sumberdaya alamnya. Oleh karena itu pembahasan selanjutnya lebih pada wacana-wacana yang dimunculkan oleh aktor-aktor yang terlibat dalam konflik untuk menjustifikasi kepentingannya. Preposisi-preposisi dari teori Michael Foucoult akan dikaji apakah mampu menjelaskan secara holistik dan komprehensif fenomena yang terjadi dalam konflik Penambangan Gunung Kendeng. Kata Kunci : Relasi Kuasa , Konflik, Teori Michael Foucoult

Page 2: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

Pendahuluan

Sedulur sikep merupakan sebutan bagi pengikut ajaran Samin yang menyebar di

daerah Blora, Pati, Kudus, Bojonegoro, Madiun dan beberapa kawasan disekitarnya. 1

Ajaran tersebut dimunculkan oleh priyayi-petani bernama Samin Surontika (Raden Kohar)

yang pada awalnya merupakan sebuah gerakan menolak kolonialisme pada abad 19-20.

Gerakan yang dilakukan adalah melalui tindakan represif dengan tidak membayar pajak ke

penguasa yang pada masa itu terletak pada pemerintah kolonial. Pada masa orde baru

(1966-1998) “komunitas sedulur sikep” dianggap sebagai kelompok yang “anti-

developmentalisme”dan menolak masuknya instrumen-intrumen keagamaan baik itu

islamisasi atau penginjilan. 2

Di Kabupaten Pati, komunitas “sedulur sikep” menghuni di kawasan Gunung

Kendeng yang merupakan daerah perbatasan antara Kabupaten Pati dan Kabupaten

Grobogan. Gunung karst tersebut merupakan sumber pengairan 15.873,900 ha sawah di

kecamatan Sukolilo dan 9.603,232 ha di kecamatan Kayen. Dengan luas tanam 14.002 ha

pada tahun 2010, produksi padi di Kecamatan Sukolilo mencapai 82.685 ton atau 14.16%

dari total produksi dan merupakan wilayah penghasil padi terbesar di Kabupaten Pati.

Pada tahun yang sama, tercatat produksi padi di Kabupaten Pati mencapai 583. 583.901

ton dengan luas panen 105.332 ha.Oleh karena itu bisa dibilang bahwa Gunung Kendeng

merupkan tumpuan hidup bagi sebagian besar penduduk sekitar yang memanfaatkannya

sebagai sumber pengairan bagi sawah mereka.3

Komunitas “sedulur sikep” yang menghuni Kecamatan Sukolilo menganggap bahwa

Gunung Kendeng merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Ajaran

Samin yang melekat secara turun temurun mengharuskan mereka untuk berprofesi

1 Koerver.1976 dalam Aziz, Munawir. 2012 . Identitas Kaum Samin Pasca Kolonial; Pergulatan Negara, Agama dan

Adat Dalam Pro-Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Kawistara, Vol.2, No.3, Desember 2012:252-263 2 Aziz, Munawir. 2012 . Identitas Kaum Samin Pasca Kolonial; Pergulatan Negara, Agama dan Adat Dalam Pro-

Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Kawistara, Vol.2, No.3, Desember 2012:252-263 3 Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa(Studi Kritis Perlawanan Hukum Masyarakat

Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8 No.1 Tahun 2012

Page 3: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

sebagai petani. Dalam ajarannya, Samin menekankan pentingnya pertanian untuk

meningkatkan taraf hidup dan melarang bisnis atau perdagangan karena banyak

memunculkan kebohongan-kebohongan. 4

Kehidupan normal dari “komunitas sedulur sikep “ terasa terusik ketika muncul

wacana penambangan oleh PT Semen Gresik di kasan Gunung Kendeng. Komunitas

“sedulur sikep” yakin dengan adanya penambangan tersebut akan merusak tatanan

kehidupan yang sudah turun temurun dalam bentuk kearifan lokal masyarakat hukum

adat. Oleh karena komunitas sedulur sikep mengadakan perlawanan dengan melakukan

tindkaan seperti demontrasi, penutupan akses jalan, dan lain-lain. Wacana tersebut

didukung penuh oleh pemerintah Kabupaten Pati serta pemerintah Propinsi Jawa Tengah

karena dari segi ekonomi akan menghasilkan banyak pemasukan bagi pemerintah. 5

Beberapa tulisan dan penelitian telah banyak mengkaji tentang konflik yang terjadi

antara komunitas “sedulur sikep” dan PT Semen Gresik yang mendapatkan dukungan dari

Pemerintah Propinsi dan Kabupaten. Avid Nurmeida dkk dalam tulisannya secara jelas

menganalisis bahwa pro-kontra masing-masing kelompok dipengaruhi oleh faktor sosial ,

politik, ekonomi dan budaya. Kelompok kontra mega proyek tersebut didasarkan atas

beberapa kekhawatiran utamayan pada ketidakjelasan ekonomi seperti peluang kerja,

peluang usaha serta kesejahteraan. Selain itu, potensi kerusakan lingkungan serta

perubahan sosial dan budaya juga menjadi kekhawatiran bagi kelompok yang kontra

penambangan. Sedangkan bagi pihak yang pro beranggapan bahwa pemanfaatan tanah

kars pegunungan Kendeng sebagai bahan baku semen dan bisa memberikan lapangan kerja

kepada penduduk sekitar calon lokasi pabrik, sehingga dampak positif dari pembangunan

daerah dapat mewujudkan masyarakat sejahtera6

Buana dalam tulisannya mengkaji tentang alasan komunitas “sedulur sikep”

menggunakan basis kearifan lokal untuk melawan hukum serta politik kebijakan yang telah

diproduksi oleh negara. Ada lima poin penting yang dihasilkan dari kajian tersebut.

4 Ibid hal

5 Ibid hal

6 Nurmeida, Avid dkk. Konflik Corporate vs. Society: Analisis terhadap Konflik dalam Kasus Pendirian Pabrik Semen

di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Semarang: Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Diponegoro

Page 4: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

Pertama, Pentingnya mata air Pegunungan Kendeng bagi sekitar 45% warga Pati sehingga

perlu dilestarikan. Kedua, Paradigma pembangunan Indonesia tidak kuat menghadapi

tawaran Globalisasi dan pengaruh Kapitalisme yang membebaskan pasar, tanpa perhatian

kesejahteraan masyarakat. Ketiga, Muncul tindakan pengabaian oleh negara akan hak-hak

dasar asasi manusia terhadap masyarakat sekitar Gunung Kendeng. Hal tersebut secara

jelas tidak sesuai dengan pasal 33 UUD NRI 1945, pasal 18B ayat (2) UUD 1945 dan

pelanggaran dasar Negara Indonesia sila kelima Pancasila. Kelima, tidak terdapat

penguatan partisipasi masyarakat terhadap akses pengelolaan sumber daya alam dan

sistem birokrasi yang sistematis dan terkoordinasi7

Perlawanan Komunitas “Sedulur Sikep” terhadap wacana pembangunan pabrik PT

Semen Gresik menurut Aprianto merupakan sebuah bentuk kesadaran masyarakat tingkat

bawah melalui perilaku politik, cita-cita ekonomi dan angan-angan budaya. Perlawanan

tersebut didasarkan pada keyakinan dan hubungan mereka dengan tanah8.

Berdasarkan beberapa latarbelakang masalah dan beberapa kajian sebelumnya

terkait konflik komunitas “Sedulur Sikep” dan PT Semen Gresik, penulis berusaha untuk

menganalisis dan mengkaji secara lebih mendalam tentang relasi kuasa yang terbentuk.

Research Question yang diajukan oleh penulis tersebut masih relevan untuk dikaji untuk

memperkaya kajian-kajian sebelumnya. Teori Michael Foucoult tentang relasi kuasa

menjadi alat untuk menganalisis fenomena yang terjadi. Tulisan ini juga muncul dengan

analisis kritis teori relasi kuasa yang dibawa oleh Michael Foucoult. Apakah preposisi-

preposisi yang muncul mampu menjelaskan seluruh fenomena yang terjadi pada konflik

“Sedulur Sikep” dan PT Semen Gersik.

Kuasa Pengetahuan: Kajian Teori Michael Foucoult

Michael Foucault muncul dengan teori kekuasaan sebagai anti tesis dari teori klasik

seperti Marxisme. Menurut Michael Foucault, bahwa kekuasaan tidak hanya terletak pada

7 Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa(Studi Kritis Perlawanan Hukum Masyarakat

Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8 No.1 Tahun 2012 8 Aprianto, Tri Chandra. 2013. Perampasan Tanah dan Konflik: Kisah Perlawanan Sedulur Sikep. Jurnal Bhumi No 37

Tahun 12,April 2013

Page 5: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

negara dan kelas. Negara merupakan sebuah superstruktur dalam relasinya dengan

seluruh rangkaian jaringan kekuasaan yang menginvestasikan tubuh, seksualitas, keluarga,

hubungan kekerabatan, pengetahuan, teknologi dan seterusnya. Oleh karena itu sebuah

analisis kekuasaan diharapkan bisa melampui batas –batas negara itu sendiri. 9Asumsi

dasar yang dimunculkan oleh Foucault adalah tidak adanya struktur dalam kekuasaan.

Kekuasaan tidak terpusat pada satu titik tapi menyebar di seluruh kehidupan manusia.

Ranah bekerjanya kekuasaan terletak pada politik dan ekonomi, hubungan seksualitas,

serta penyebaran pengetahuan. Gagasan utama dari Foucault tentang kekuasaan adalah

adanya hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Sehingga individu atau kelompok

yang memiliki pengetahuan akan memiliki kekuasaan lebih dari individu atau kelompok

lainnya. Pengetahuan tersebut sebenarnya adalah keinginan untuk memperoleh

kekuasaan.10

Pemikiran Michael Foucult tentang “kebenaran” dan “kekuasaan” merupakan hasil

refleksi fenomena yang terjadi antara tahun 1955-1960. Para intelektual pada masa itu

tidak menolak menghadapi masalah pemenjaraan, pemanfaatan politis oleh psikiatri, dan

masalah-masalah yang lebih umum, yakni jaringan disiplin masyarakat. Dicontohkan

bahwa “Gulag” merupakan sebuah wilayah yang sangat tabu dibicarakan meskipun secara

jelas mengerikan. Dalam kasus lainnya juga dicontohkan seorang pemimpin partai sanggup

mengontrol massa untuk tidak membicarakan hal-hal yang dianggap merugikan. Oleh

karena itu, Foucoult berusaha untuk melihat beberapa kebisuan dari para intelektual

dalam membongkar dan mengkaji beberapa fenomena di atas. Menurutnya, dalam

beberapa bentuk pengetahuan empiris tertentu seperti biologi, ekonomi politik, psikiatri,

kedokteran, dan lain sebagainya, sebuah ritme transformasi tidak berjalan mulus layaknya

skema-skema perkembangan berkelanjutan yang biasanya diterima. Sebagai contoh, ilmu

kedokteran tidak akan mudah untuk dihancurkan meskipun dengan proposisi-proposisi

“kebenaran” yang muncul dalam dunia medis saat ini. 11

9 Foucoult. Michel. 2002. Kuasa/Pengetahuan ; Selected Interviews & Other Writings1972-1977.Yogyakarta:

Bentang Budaya 10

Fakih, Mansour.2013. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar 11

Foucoult. Michel. 2002. Kuasa/Pengetahuan ; Selected Interviews & Other Writings1972-1977.Yogyakarta:

Bentang Budaya

Page 6: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

Teknik Kekuasaan

Kekuasaan menurut Foucoult tidak hanya bersifat negatif, sempit , picik , dan

tersebar luas secara luas yang hanya mengandalkan tindakan repersi. Namun, kekuasaan

juga hadir dengan memproduksi benda-benda,menginduksi wacana. 12 Oleh karena itu,

kekuasaan menurut Foucoult tidak hanya berupa dominasi dan eksploitasi namun ada

sebuah subjection atau penyerahan diri. Subjection sendiri terdiri dari single subjection dan

multi subjection Single jubjection terjadi apabila terjadi satu kepatuhan tunggal terhadap

satu wacana tertentu, dan apabila hal tersebut terjadi maka muncul rezim politik baru.

Sedangkan multi subjection apabila tidak terjadi kepatuhan tunggal.13

Kebenaran tidak pernah lepas dari kekuasaan. Setiap masyarakat memiliki

kebenarannya sendiri-sendiri dan wacana dianggap sebagai dalil dalam memperoleh suatu

kebenaran. Oleh karena itu, sebuah wacana bisa digunakan sebagai status untuk

menentukan pernyataan yang benar dan keliru. 14Dalam memahami sebuah kekuasaan

perlu untuk memahami masalah-masalah politik kaum intelektual. Kebenaran didefinisikan

12

Ibid hal 148 13

Fakih, Mansour.2013. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar 14

Ibid hal 162

Membidik

Kepatuhan

Pengawasan

Kekuasaan

Page 7: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

sebagai sebuah sistem dari prosedur-prosedur yang yang telah diatur untuk memberikan

penjelasan-penjelasan mengenai produksi,regulasi, distribusi, sirkulasi dan operasi.

15Beberapa pandangan Foucoult tersebut pada intinya adalah berusaha untuk menjelaskan

bahwa pengetahuan tidak bebas dari kekuasaan dan sebenarnya tidak bebas nilai. 16

Penambangan Gunung Kendeng ; Sebuah Upaya Peningkatan Ekonomi dan

Kesejahteraan Masyarakat

Konflik yang terjadi antara Komunitas “Sedulur Sikep” dan PT Semen Gresik

bermuara pada sikap pro-kontra penambangan Gunung Kendeng. Pihak pro penambangan

terdiri dari PT Semen Gresik yang menggalang dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pati

dan Propinsi jawa Tengah.Kelompok yang secara tidak langsung pro terhadap kapitalisme

tersebut memunculkan wacana-wacana dengan menggunakan perspektif ekonomi. Gunung

Kendeng terdiri dari tanah kars sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan

semen. Wacana yang dimunculkan kemudian adalah pentingnya eksploitasi Gunung

Kendeng melalui proses penambangan untuk menambah PAD daerah. Pundi-pundi

keuangan yang masuk kemudian akan digunakan sebesar-besar kemakmuran masyarakat.

Hal tersebut merupakan logika pemikiran yang dimunculkan oleh kelompok yang pro

penambangan.

Wacana-wacana tersebut kemudian terinstitusi ke dalam beberapa SK serta aturan

yang sebenarnya digunakan untuk menjustifikasi kepentingan mereka. Institusionalisasi

wacana tersebut kemudian diharapkan menciptakan kepatuhan dari masyarakat. Bentuk

institusionalisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 128 Tahun 2008 tentang Penetapan

Kawasan Kars Sukolilo

2) Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/27/2008, tanggal 31

Desember 2008, tentang Persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan

Pabrik Semen PT Semen Gresik di Pati

15

Ibid hal 164 16

Fathurrozy. 2013.Konsep Genealogi Michel Foucoult dan Implikasinya Terhadap Pemikiran Islam Indonesia.

Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Page 8: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

3) Surat Bupati Pati No. 131/1814/2008 terkait pertambangan dan rencana

pertambangan pabrik sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah

(RTRW) Kabupaten Pati

4) Kantor Izin Pelayanan Perizinan Terpadu (KAYANDU) dengan Izin Lokasi Nomor

591/058/2008

5) Hasil penelitian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) beberapa

perguruan tinggi dari PPLH Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang yang

mendukung eksploitasi di Pegununganan Kendeng17

Hal menarik yang perlu dikaji dalam beberapa justifikasi yang dikeluarkan oleh

pemegang otoritas pada waktu itu adalah hasil penelitian Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) dari beberapa perguruan tinggi dari PPLH Universitas

Diponegoro (UNDIP). Hasil penelitian tersebut menyatakan: “Tim merekomendasikan

rencana pembangunan pabrik sebagai layak bersyarat”. Lebih lanjut lagi, tim dari

UNDIP mengatakan bahwa penambangan tidak akan membuat masyarakat kehilangan

akan akses air, karena dari 1350 hektar daerah yang akan diberikan izin tambangnya,

hanya terdapat enam mata air non permanen yang airnya hanya ada disaat hujan, dan

dengan dua goa kering. 18. Pihak Pro penambangan menggunakan hasil penelitian dari

akademisi tersebut sebagai bahan untuk menciptakan apa yang dalam teori Michael

Foucoult disebut sebagai subjection. Namun, yang terjadi hanyalah single subjection

sehingga tidak menciptakan rezim kekuasaan yang baru. Hasil analisis tersebut hanya

dipatuhi oleh pihak yang masuk dalam pro penambangan.

Wacana-wacana lainnya yang dimunculkan oleh pihak pro penambangan adalah

terkait stigma negatif dari komunitas “Sedulur Sikep” yang selama ini mengadakan

perlawanan. Mereka dianggap kelompok pembangkang, susah diatur dan terbelakang

dan merupakan kaum adat yang terpencil sehingga perlu adanya pembinaan. 19Stigma

17

Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa(Studi Kritis Perlawanan Hukum Masyarakat Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8 No.1 Tahun 2012 18

Wibowo, Rico A. Analisa Konflik antara PT Semen Gresik dengan Warga Sukolilo (Perspektif Hukum atas Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Yogyakarta: Universitas gadjah Mada 19

Aprianto, Tri Chandra. 2013. Perampasan Tanah dan Konflik: Kisah Perlawanan Sedulur Sikep. Jurnal Bhumi No 37 Tahun 12,April 2013

Page 9: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

negatif terkait komunitas “Sedulur Sikep” tersebut merupakan sebuah bentuk relasi

kuasa.

Sumber-sumber kehidupan Gunung Kendeng : Kearifan Lokal yang Perlu

Dilestarikan

Beberapa wacana yang dimunculkan oleh kelompok pro penambangan tidak serta

merta mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat. Komunitas “Sedulur Sikep”

merupakan pihak yang menentang adanya penambangan di kawasan Gunung Kendeng.

Mereka beranggapan bahwa penambangan tersebut dapat merusak kearifan lokal yang

ada. Sharing juga sudah dilakukan dengan Kabupaten Tuban yang juga terkena dampak

penambangan PT Semen gresik. Dan kesimpulan yang didapatkan bahwa penambangan

tersebut tidak menciptakan kesejahteraan namun penderitaan. Sumber mata air yang

menjadi tumpuan hidup bagi petani untuk pengairan harus tetap lestari. Oleh karena itu,

perlawanan yang dilakukan oleh “Sedulur Sikep” sebenarnya hanyalah merupakan sebuah

upaya untuk melestarikan kearifan lokal yang ada. 20

Ajaran Samin yang dibawa oleh bernama Samin Surontika (Raden Kohar) sudah

terinternalisasi sudah menciptakan subjection dalam Komunitas Sedulur Sikep.

Pegunungan kendeng bagi “ Sedulur Sikep” tidak hanya merupakan sebuah tanah sebagai

lahan.Namun tanah juga memberikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Menurut

Gunarti (tokoh Pemuda Sedulur Sikep) bahwa orang sering menyebut dengan istilah Ibu

Pertiwi. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban seluruh manusia termasuk di dalamnya

20

Kristianto, Erwin Dwi. 2012. Perlawanan Masyarakat Pegunungan Kendeng Utara. Asasi edisi Juli-Agustus 2012

Page 10: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

‘Sedulur Sikep” untuk menjaganya. Semua masyarakat tunduk dan patuh terhadap wacana-

wacana yang sudah terinstitusi dalam ajaran yang dibawa oleh raden Kohar.21

Komunitas “Sedulur Sikep” mendapatkan dukungan dari beberapa pihak

diantaranya adalah Peneliti UGM, UPN dan ASC UPN serta Kounitas Pendukung Sikep

Samin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh UGM, UPN dan ASC UPN membantah hasil

temuan Tim UNDIP Sebelumnya. Tim peneliti UGM, UPN dan ASC UPN menemukan 79

mata air aktif dan debit air dari 39 mata air yang telah diukur menghasilkan 1.009,36 liter

per detik, selain itu juga menemukan 24 Goa dan 15 diantaranya memiliki sumber air,

dimana 15 goa sumber air tersebut, 12 goa diantaranya ternyata dimasukkan ke kawasan

eksploitasi. 22

Kelompok kontra penambangan juga membantah beberapa aturan serta keputusan

yang digunakan untuk menjustifikasi rencana pembuatan pabrik PT Semen Gresik di

kawasan Gunung Kendeng. Aturan-aturan serta kajian yang dijadikan sebagai tandingan

dari kelompok pro penambangan adalah sebagai berikut:

Pasal 18B ayat (2) UUD 1945“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-

kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih

hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia”;

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 1456

K/20/MEM/2000 tentang paten Pati dan Kecamatan Brati, Kecamatan Grobogan,

Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Wirosari, Kecamatan Ngaringan di Kabupaten

Grobogan serta Kecamatan Todanan, di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah

sebagai kawasan kars Sukolilo (Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral

21

Aprianto, Tri Chandra. 2013. Perampasan Tanah dan Konflik: Kisah Perlawanan Sedulur Sikep. Jurnal Bhumi No 37 Tahun 12,April 2013 22

Wibowo, Rico A. Analisa Konflik antara PT Semen Gresik dengan Warga Sukolilo (Perspektif Hukum atas Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Yogyakarta: Universitas gadjah Mada

Page 11: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

Republik Indonesia Nomor 0398 K/40/MEM/2005 tentang Penetapan Kawasan

Kars Sukolilo112

Penelitian Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta yang dilakukan pada

tahun 1994,2006 dan 2008 meliputi Kabupaten Pati, Grobogan telah ditemukan 156

sumber air yang berada di semua level ketinggian 5450 mdpl dan 71 goa yang

sebagian besar adalah gua berair. Berdasarkan penelitian ini dinyatakan bahwa

kawasan karst Kendeng Utara Adalah Kawasan Karst Aktif ;

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh Universitas Gadjah Mada dan

Universitas Pembangunan Yogyakarta yang menyatakan bahwa pegunungan

kendeng adalah kawasan karst.23

Perjuangan Komunitas “Sedulur Sikep”dengan kearifan lokalnya akhirnya

membuahkan hasil. Wacana penambangan di Gunung Kendeng berhasil digagalkan dengan

bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Kegagalan juga diwarnai dengan pembatalan

dokumen perijinan yang dikeluarkan Kantor Pelayanan dan Perijinan Terpadu (Kayandu)

Kabupaten Pati oleh Mahkamah Agung (MA) pada tahun 2010 24

Perjuangan Komunitas “Sedulur Sikep” tidak berhenti sampai pada penggagalan

pembangunan pabrik PT Semen Gresik tersebut. Karena, perusahaan lainnya yaitu PT

Sahabat Mulia Sakti (SMS) yang ditengarai merupakan anak perusahaan PT Indocement

Tunggal Prakarsa berusaha meneruskan wacana yang tadinya dimunculkan oleh PT Semen

Gresik.

Kesimpulan

Konflik antara Komunitas “Sedulur Sikep” dan PT Semen Gresik menggambarkan

akan kuasa pengetahuan. Pihak pro dan kontra pertambangan memproduksi wacana-

23

Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa (Studi Kritis Perlawanan Hukum Masyarakat Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8 No.1 Tahun 2012 24

Kristianto, Erwin Dwi. 2012. Perlawanan Masyarakat Pegunungan Kendeng Utara. Asasi edisi Juli-Agustus 2012

Page 12: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

wacana yang pada intinya hanya untuk menjustifikasi kepentingan masing-masing. Oleh

karena itu teori Michael Foucoult bahwa pengetahuan tidak bebas nilai terbukti benar.

Dalam relasi kuasa yang terjadi tidak muncul rezim pengetahuan yang baru karena

yang terjadi adalah multi subjection. Wacana pengetahuan yang muncul tidak menyebabkan

kepatuhan tunggal. Kepatuhan hanya muncul pada tatanana internal masing-masing

kelompok. Kekuasaan juga terbukti tidak hanya pada struktur kelas sosial dan negara

namun menyebar di mana-mana. Bahkan otoritas negara pada kasus wacana pembangunan

pabrik PT Semen Gresik kalah dengan kelompok minoritas yaitu Komunitas “Sedulur

Sikep”.

Keberhasilan Komunitas “Sedulur Sikep” dalam menggagalkan penambangan PT

Semen Gresik memberikan sumbangsih bagi demokrasi. Kekuasaan terlihat

mengakomodasi wacana-wacana dari individu-individu meskipun hanya merupakan kaum

minoritas. Oleh karena itu, kajian teori Michael Foucoult bisa dikatakan memberikan andil

untuk mendefinisikan demokrasi.

Kekurangan yang ada dalam teori Michael foucoult adalah ketidakmampuan

preposisi-preposisi yang ada dalam menjelaskan fenomena konflik antara Komunitas

“Sedulur Sikep” dengan PT Semen Gresik. Teori tersebut tidak mampu menjelaskan relasi

kuasa secara holistik antar wacana-wacana pengetahuan yang muncul. Meskipun

menjelaskan adanya dominasi namun tidak secara jelas mengurai wacana-wacana yang

akan mendominasi dan terdeterminasi.

Daftar Pustaka

Buku

Fakih, Mansour.2013. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Foucoult. Michel. 2002. Kuasa/Pengetahuan ; Selected Interviews & Other

Writings1972-1977.Yogyakarta: Bentang Budaya

Page 13: Relasi kuasa konflik kapital vs kearifan lokal (syafiq 2014)

Jurnal

Aziz, Munawir. 2012 . Identitas Kaum Samin Pasca Kolonial; Pergulatan Negara,

Agama dan Adat Dalam Pro-Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Sukolilo, Pati,

Jawa Tengah. Kawistara, Vol.2, No.3, Desember 2012:252-263

Buana, Dian Chandra. 2012. Kearifan Lokal Versus Otoritas Penguasa(Studi Kritis

Perlawanan Hukum Masyarakat Adat Sikep Terhadap Pendirian Pabrik Semen Di

Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati). Jurnal Politika Vol.8

No.1 Tahun 2012

Koerver.1976 dalam Aziz, Munawir. 2012 . Identitas Kaum Samin Pasca Kolonial;

Pergulatan Negara, Agama dan Adat Dalam Pro-Kontra Pembangunan Pabrik

Semen di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Kawistara, Vol.2, No.3, Desember 2012:252-263

Wibowo, Rico A. Analisa Konflik antara PT Semen Gresik dengan Warga Sukolilo

(Perspektif Hukum atas Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Yogyakarta:

Universitas gadjah Mada

Aprianto, Tri Chandra. 2013. Perampasan Tanah dan Konflik: Kisah Perlawanan

Sedulur Sikep. Jurnal Bhumi No 37 Tahun 12,April 2013

Artikel dan Majalah

Kristianto, Erwin Dwi. 2012. Perlawanan Masyarakat Pegunungan Kendeng Utara.

Asasi edisi Juli-Agustus 2012

Fathurrozy. 2013.Konsep Genealogi Michel Foucoult dan Implikasinya Terhadap

Pemikiran Islam Indonesia. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Nurmeida, Avid dkk. Konflik Corporate vs. Society: Analisis terhadap Konflik dalam

Kasus Pendirian Pabrik Semen di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Semarang:

Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Diponegoro