26
ANESTETIKA Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

05 anestetika kebidanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 05 anestetika kebidanan

ANESTETIKA

Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta

Page 2: 05 anestetika kebidanan

Anestetika umum

• Obat yang dapat menimbulkan anestesia atau narkosa yakni suatu keadaan depresi umum yang bersifat reversibel dari pelbagai pusat di SSP, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga agak mirip dengan keadaan pingsan

Page 3: 05 anestetika kebidanan

Taraf-taraf Narkosa

• Analgesia: kesadaran berkurang, rasa nyeri hilang, euforia

• Eksitasi: kesadaran hilang dan timbul kegelisahan kedua taraf disebut taraf induksi

• Anestesia: pernafasan menjadi dangkal, cepat, dan teratur seperti keadaan tidur, gerakan mata dan refleks mata hilang, otot menjadi lemas

• Kelumpuhan summsum tulang: kegiatan jantung dan pernafasan berhenti

Page 4: 05 anestetika kebidanan

Premedikasi dan Postmedikasi

• Meniadakan kegelisahan

• Menghentikan sekresi ludah

• Memperkuat efek anestetika

• Memperkuat relaksasi otot

• POSTMEDIKASI dimaksudkan untuk menghilangkan efek samping, seperti perasaan gelisah dan mual

Page 5: 05 anestetika kebidanan

Penggolongan

• Anestetika inhalasi– Gas tertawa– Halotan– Eufluran– Isofluran– sevofluran

• Anestetika intravena:– Tiopental– Diazepam– Midazolam– Ketamin,– Propofol– Digunakan untuk

mendahului anestetika lokal atau memeliharanya

Page 6: 05 anestetika kebidanan

Faktor-faktor yg berpengaruh pada efek anastesi inhalasi

• Konsentrasi campuran gas yang terhirup• Ventilasi pulmoner yang menyampaikan gas

tersebut ke dalam paru-paru• Pengangkutan lewat membran (alveoli)

respiratorius ke dalam aliran darah• Kelarutan gas anestesi dalam darah• Kehilangan gas anestesi ke dalam jaringan

tubuh lain• Curah jantung atau cardiac output dan pasokan

darah ke dalam otak

Page 7: 05 anestetika kebidanan

Efek Samping• Menekan pernafasan terutama oleh halotan,

enfluran, dan isofluran, ringan pada N2O dan eter• Menekan sistem kardiovaskuler terutama oleh

halotan, enfluran, dan isofluran terutama eter menjadi lebih ringan

• Merusak hati dan ginjal terutama senyawa khloroform

• Oligouri reversible karena berkurangnya aliran darah ke ginjal bisa dihidrasi secukupnya

• Menekan sistem regulasi suhu timbul rasa kedinginan (menggigil pasca bedah)

Page 8: 05 anestetika kebidanan

Teknik pemberian obat inhalasi

• Sistem terbuka: cairan terbang diteteskan dalam selembar kain yang ditutupkan ke hidung, eter, kloroform, trikloretilen

• Sistem tertutup: dengan mesin khusus menyalurkan gas dan oksigen ke dalam kap, dimana CO2 dari ekshalasi dimasukkan kembali N2O, halotan, siklopropan

• Insuflasi: gas ditiupkan ke mulut, tenggorokan, atau trachea dengan mesin, misal untuk pembedahan tonsil

Page 9: 05 anestetika kebidanan

Zat anestetika umum

• Eter• Nitrogenoksida• Halotan• Enfluran• Propofol• Ketamin• Tiopental• Midazolam• Droperidol

Page 10: 05 anestetika kebidanan

ETER

• Khasiat analgesia dan anestetika kuat serta relaksasi otot yang baik

• Sebagian besar eter yang diinhalasi dikeluarkan melalui paru-paru, sebagian kecil dimetabolisme di hati

• Mudah melewati plasenta• Efek samping : iritasi mukosa,

meningkatnya sekresi ludah dan sekret bronki, berkurangnya urin

Page 11: 05 anestetika kebidanan

Nitrogenoksida = gas tertawa

• Gas tak berwarna dengan bau yang khas• Tidak mudah menyala dan tidak merangsang• Induksi cepat setelah melewati taraf eksitasi

(tertawa)• Sifat analgetis kuat, anestetika rendah dan tidak

mempunyai sifat relaksasi otot• Resorpsinya setelah inhalasi cepat • Efek samping: hipoksia, bila lama menyebabkan

anemia megalobaster• Depresif terhadap pernafasan, dan sistem

kardiovaskuler

Page 12: 05 anestetika kebidanan

Efek Samping

• Depresi sistem saraf pusat

• Halusinasi

• Mual

• Hipoksia

• Berkaitan dengan pajanan lama

• Efek pada reproduksi

Page 13: 05 anestetika kebidanan

Halotan = fluothane

• Cairan dengan sifat seperti kloroform, bau rasa, warna, tidak mudah menyala dan tidak eksplosif

Page 14: 05 anestetika kebidanan

Anestetika lokal

• Zat yang dengan penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls-impuls syaraf ke SSPdan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau rasa dingin.

• Efek lain: – Menekan SSP– Menekan kardiovaskuler– Vasodilatasi

Page 15: 05 anestetika kebidanan

Efek samping

• Efek depresi SSp

• Efek kardiodepresif

• Reaksi hipersensitif : exantema, urticaria, bronchospasme

• Syok anafilakstik

Page 16: 05 anestetika kebidanan

Persyaratan

• Tidak merangsang jaringan• Tidak mengakibatkan kerusakan permanen

terhadap susunan syaraf• Toksisitas sistemik rendah• Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan

setempat atau selaput lendir• Mulai bekerjanya sesingkat mungkin dan

bertahan untuk jangka waktu lama • Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan

yang stabil, juga terhadap sterilisasi

Page 17: 05 anestetika kebidanan

Cara Pemberian

• Anestetika permukaan• Injeksi subkutan/intradermal• Blok saraf• Analgesia intraspinal• Anestesia epidural• Anestesia spinal/intratekal• Analgesia gabungan spinal-epidural• Analgesia spinal

Page 18: 05 anestetika kebidanan

Anestetika permukaan

• Pengolesan dengan anestetika lokal akan memberikan pengurangan rasa sakit pada tempat yang terkena pungsi vena, pemasangan kateter,

• Dihindari pada dermatitis kontak, membran mukosa, daerah luka

Page 19: 05 anestetika kebidanan

Injeksi subkutan/intradermal

• Fungsi anestesi daerah yang relatif kecil

• Lidokain/lignokain, untuk perinium dan episiotomi, penyuntikan tanpa sengaja ke neonatus berbahaya apnea, tonus otot yang menghilang dan dilatasi.

• Biasa diberi vasokontriktor adrenalin supaya efek lebih lama dosis adrenalin mencapai 500mikrogram

Page 20: 05 anestetika kebidanan

Blok syaraf

• Obat disuntikkan ke blok suatu syaraf

• Digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada pengambilan bayi dengan alat, penjahitan luka, pengeluaran plasenta dengan manual

• Resiko infeksi besar dari dokter/bidan

Page 21: 05 anestetika kebidanan

Analgesia intraspinal

• Disuntikkan ke medula spinalis

• Efek samping dan efek obat dalam penelitian

• Kemungkinan efek samping lebih besar

Page 22: 05 anestetika kebidanan

Anestesi epidural

• Disuntikkan ke jaringan lemak antara duramater dan kanalis tulang

• Obat akan masuk sebanding dengan jumlah obat kemudian menjalar ke tubuh janin.

• Absorpsi akan meningkat bila janin sedang dikeluarkan atau ibu mengejan

Page 23: 05 anestetika kebidanan

Anestesi spinal

• Disuntikkan ke dalam subarachnoid,

• Efek samping hipotensi dan sakit kepala

• Efek anestesi spinal dikombinasi dengan epidural lebih disukai pada sectio caessaria

Page 24: 05 anestetika kebidanan

Penggunaan anestetika lokal

• Topikal pemasangan infus• Subkutan/intradermapada penjahitan

luka• Infiltrasi disekitar serabut syaraf tunggal• Epidural, pada permukaan duramater bagi

persalinan dan sectio caessaria• Spinal (intratekal), ke dalam cairan

serebrospinal dan subarachnoid persalinan dan sectio caessaria

Page 25: 05 anestetika kebidanan

Obat anestetika lokal

• Kokain• Benzokain• Prokain• Lidokain• Mepivakain• Etilklorid• Fenol• Benzilalkohol

Page 26: 05 anestetika kebidanan