29
CAKRAWALA PRESENT APRIL 2013 NON-COMMUNICABLE DISEASE -SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL “SJSN” CHANGING BEHAVIOUR MODIFY HEALTH QUALITY

Cakrawala ed. 1 april 2013

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cakrawala ed. 1 april 2013

CAKRAWALAPRESENTPRESENT

APRIL 2013

NON-COMMUNICABLE DISEASE

-SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL-SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

“SJSN”“SJSN”

CHANGING BEHAVIOURCHANGING BEHAVIOUR

MODIFY HEALTH QUALITYMODIFY HEALTH QUALITY

Page 2: Cakrawala ed. 1 april 2013

1

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

WORLD BIGGEST KILLER OF THE CENTURY

NON-COMMUNICABLE DISEASE

Changing Behaviour, Modify Health Quality

APA ITU NON-COMMUNICABLE DISEASE ???

Noncommunicable : Tidak

bisa di bicarakan

Disease : Penyakit

JADI....

Non-Communicable Disease

: Penyakit-penyakit yang

tidak bisa di bicarakan

AHLI BAHASA,, HAFAL

SELURUH BAHASA DI

MUKA BUMI

BENER GAK TUH ??

MAU TAU ??

BUKA HALAMAN

SELANJUTNYA !!!!!

Page 3: Cakrawala ed. 1 april 2013

2

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

on-communicable Disease atau NCD adalah kondisi medis as

known as penyakit non-infektif atau tidak menular antar

orang. NCD bisa berupa penyakit patologik kronik dengan

durasi yang lama dan perkembangan yang lambat, atau

mungkin juga berupa penyakit yang menyebabkan kematian

yang cepat, seperti serangan stroke secara tiba-tiba.

PENYAKIT APA AJA SIH YANG TERMASUK NCD ??

Nah, penyakit-penyakit yang termasuk dalam ruang

lingkup NCD adalah penyakit autoimun, cardiovascular,

Stroke, berbagai tipe kanker, asthma, diabetes, penyakit ginjal kronis, osteoporosis,

Alzheimer, katarak, dan masih buaanyak lagi. NCD sendiri sering kali dianggap sebagai

“Penyakit Kronis”, tapi pernyataan ini gak bener nih, NCD adalah kumpulan penyakit

berdasarkan sifat non-infeksi (tidak menular), bukan berdasarkan durasi dari penyakit

itu sendiri. Beberapa penyakit kronis memiliki durasi yang lama, seperti HIV/AIDS,

disebabkan oleh Infeksi menular.

“LifestyLe Disease”

Non-Communicable Disease memiliki nama lain yaitu “Lifestyle Disease”. Kenapa ?

Mayoritas penyebab terjadinya NCD adalah kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang bisa

dihindari dan “dimodifikasi” menjadi kebiasaan yang memenuhi kirteria gaya hidup sehat.

Diantara kebiasaan yang dapat menyebabkan NCD adalah Merokok, Konsumsi minuman

keras, Intake makanan yang tidak sehat ( Mengandung terlalu banyak gula, lemak jenuh,

garam) , serta tidak ketinggalan, kurangnya aktivitas fisik.

N

MASIH PENASARAN NIH APA ITU

NONCOMMUNICABLE DISEASE??

SIMAK ULASAN BERIKUT INI YUUKK !!

Page 4: Cakrawala ed. 1 april 2013

3

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

Non-Communicable Disease Unique Fact

Non-Communicable Disease (NCD) memakan lebih dari 36 Juta jiwa dalam

setahun

Sekitar 80% dari total korban jiwa akbibat NCD (29 Juta Jiwa) terjadi di

negara berepenghasilan rendah dan menengah

Lebih dari 9 juta jiwa dari total seluruh kematian akibat Non-Communicable

Disease terjadi dibawah umur 60, dan 90% dari kematian “prematur” ini terjadi

di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Penyakit Cardiovaskular menduduki peringkat Pertama untuk kategori kematian

akibat Non-Communicable Disease yaitu 17 juta jiwa setiap tahunnya, diikuti oleh

kanker sebanyak 7,6 juta jiwa, Gangguan sistem pernapasan (4,2 juta), dan

diabetes (1,3 juta)

Jumlah kematian akibat keempat penyakit tersebut (Cardiovaskular, Kanker,

Gangguan Sistem Pernapasan, dan Diabetes) mencakup 80% dari total kematian

akibat Non-Communicable Disease.

Page 5: Cakrawala ed. 1 april 2013

4

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

4 Faktor Risiko Utama penyebab NCD adalah

Merokok

Kematian akibat merokok tercatat mencapai 6 juta jiwa setiap tahun (5,1

juta dikarenakan penggunaan rokok secara langsung/perokok aktif, dan

600.000 kematian akibat lingkungan/ perokok pasif) dan diperkirakan

akan terus bertambah sebanyak 8 juta jiwa --- 10% dari total kematian

tiap tahun --- pada 2030

Kurangnya Kegiatan Fisik (Olahraga, Jogging, dll.)

Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan keungkinan terserang penyakit

cardiovaskular, penyumbatan pembuluh darah oleh embolus, dll. Sebanyak

3,2 juta jiwa meninggal tiap tahunnya akibat kurang aktivitas fisik.

Konsumsi Minuman Keras (Miras)

50% dari 2,3 juta kematian karena minuman keras setiap tahunnya,

berujung pada NCD.

Konsumsi Makanan yang tidak sehat

± 1,7 juta kematian disebabkan oleh kurangnya konsumsi buah dan sayuran

segar.

Page 6: Cakrawala ed. 1 april 2013

5

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

MMMAAAUUU TTTAAAUUU LLLEEEBBBIIIHHH BBBAAANNNYYYAAAKKK

LLLAAAGGGIII ?????????

CCCHHHEEECCCKKK IIITTT OOOUUUTTT !!!!!!!!!

MAU TAU ? MAU TAU ?

OH YEAH !!!!

Page 7: Cakrawala ed. 1 april 2013

6

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

Non-Communicable Disease is “Invading” our Life

Hasil evaluasi World Health Organization (WHO) menunjukkan, NCD akan menjadi

penyebab utama kematian di DUNIA. Melingkupi lebih dari 60% dari total kematian.

Dari 36 juta jiwa yang meninggal dunia akibat NCD pada 2005, 50% diantaranya berusia

dibawah 70 tahun, dan 50% dari keseluruhan adalah perempuan. Dari 57 juta kematian

pada tahun 2008, 36 juta diantaranya dikarenakan NCD. Jumlah ini menutupi sekitar

63 % kematian secara global.

2020--2030

Jika kebiasaan hidup sedenter, Merokok, dan Intake akan alkohol yang berlebihan tetap

dipertahankan, tidak diragukan lagi, Non-Communicable Disease akan menjadi masalah

utama dunia. Jika Perkembangan Non-Communicable Disease ini tetap dipertahankan dan

tidak dilakukan langkah cepat serta berkesinambungan, pada tahun 2020, NCD akan

“menguasai” Global Cause of Death dengan perkiraan 7 dari 10 kematian dilatarbelakangi

oleh NCD, dan membunuh 52 juta orang setiap tahunnya pada tahun 2030. Sedangkan,

kematian akibat penyakit infeksius, defisiensi nutrisi serta kondisi maternal & perinatal

diperkirakan berkurang hingga 7 juta jiwa per tahun pada periode yang sama

2030

52 Juta Kematian akibat NCD

2020

7 dari 10 Kematian di

Dunia adalah akibat

NCD

2008

36 Juta Kematian

Akibat NCD

Page 8: Cakrawala ed. 1 april 2013

7

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

Non-Communicable Disease = Disease Of The Rich ?

Beberapa ahli pada awal berkembangnya Non-Communicable Disease menyimpulkan

penyakit ini sebagai penyakit yang berbanding lurus dengan perkembangan ekonomi dan

akhirnya dianggap sebagai “Disease of The Rich”.

Tapi, dengan timbulnya 4 tipe utama dari NCD di negara-negara dengan penghasilan

rendah—dan menengah, dan juga dengan 2/3 total penderita diabetes melitus (DM)

berada di negara berkembang, NCD tidak bisa lagi dianggap sebagai penyakit yang

mempengaruhi komunitas tertentu.

Siapa saja yang bisa terserang NCD ???

Umumnya SEMUA UMUR dan SEMUA WILAYAH berpotensi terkena serangan NCD.

NCD seringkali dihubungkan dengan orang-orang lanjut usia, tapi, survei World Health

Organization (WHO) akhir ini berkata lain nih, hasil dari survei ini menunjukkan 9 juta

kematian dari Jumlah keseluruhan kematian akibat NCD terjadi sebelum usia 60 tahun !!!

Nah, dari semua kematian “prematur” ini, 90% terjadi di negara dengan penghasilan

rendah-menegah nih (Termasuk Indonesia Tentunya). Anak-anak, orang dewasa, sampai

sesepuh ( Baca : Orang Tua) semuanya berkemungkinan terkena penyakit-penyakit NCD

ini nih, Karena Konsumsi makanan yang kurang/tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik,

Pengguna aktif maupun pasif rokok, atau mungkin juga karena konsumsi minuman keras.

Lanjut-lanjut..

Penyakit ini juga didorong oleh beberapa faktor lain seperti:

Peningkatan usia

Urbanisasi yang tidak terkontrol dan tidak terarah tujuannya

Pengaruh globalisasi dari Gaya hidup yang tidak sehat.

Contohnya nih, globalisasi dari gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi makanan

fastfood, Mie Instant, goreng-gorengan,dll. Bisa memicu peningkatan Tekanan darah,

peningkatan gula darah, melimpahnya lipid (lemak) dalam darah, overweight dan obesitas.

Page 9: Cakrawala ed. 1 april 2013

8

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

Non-Communicable Disease dan Keterpurukan Ekonomi

Beberapa waktu lalu, NCD dianggap sebagai masalah utama di negara-negara

berpenghasilan tinggi , sedangkan penyakit infektif menjadi ancaman di negara

berpenghasilan rendah—menengah. Masalah-masalah yang disebabkan oleh NCD

diperkirakan mencapai 85% di negara industri, 70% di negara dengan penghasilan

menengah dan 50% di negara dengan penghasilan rendah.

Penghasilan nasional negara-negara dunia mengalami penurunan yang signifikan

dikarenkan kematian “prematur” ataupun akbiat hilangnya kemampuan bekerja yang

diakibatkan oleh diabetes, gangguan cardiovascular, dan stroke. Contohnya, Cina

diperkirakan akan mengalami kerugian sebesar 558 juta dolar amerika dalam rentan

tahun 2005-2015 akibat kematian yang lebih cepat.

Faktor Risiko Non-Communicable Disease

Kalau untuk keseluruhan sudah disebutkan sewaktu di awal mula, nah sekarang di bagian

ini kita akan membahas tentang Faktor Risiko secara Fisiologis/Metabolik.

Kondisi-kondisi ini sebenarnya adalah turunan ataupun akibat-akibat dari lifestyle yang

kurang sehat seperti yang sudah di sebutkan di atas tadi nih, jadi ini bisa disebut faktor

sekunder dari NCD. Faktor-faktor ini yaitu:

Tekanan Darah Tinggi

Obesitas

Hyperglicemia (Kadar glukosa yang tinggi dalam darah)

Hyperlipidemia (Kadar lemak yang tinggi dalam darah)

Page 10: Cakrawala ed. 1 april 2013

9

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

Tindakan World Health Organization WHO

Dalam usaha untuk mengatasi dan mengurangi akibat dari Non-Communicable Disease, World

Health Organization menjalankan suatu program yang diberi nama “The 2008-2013 Action plan of

the global strategy for the prevention and control of noncommunicable diseases”. Program ini

Membantu negara-negara anggota, WHO dan rekan dari seluruh mancanegara untuk

menangani NCD di negara mereka masing-masing.

WHO juga melakukan beberapa tindakan untuk mengurangi penyebaran dan

perkembangan faktor risiko yang berhubungan dengan NCD, yaitu :

õ Implementasi program anti-tobacco yang dicantumkan pada WHO Framework

Convention on Tobacco Control oleh negara-negara anggota dapat menekan angka

penyebaran rokok di negara-negara anggota

õ The WHO Global strategy on diet, physical activity and health

Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan dengan mmebentuk

komunitas-komunitas yang bergerak pada bidang kesehatan dengan fokus pada

pengurangan jumlah kematian dan penderita penyakit yang berhubungan dengan

Konsumsi makanan yang tidak sehat dan Kurangnya aktivitas fisik.

õ The WHO Global strategy to reduce the harmful use of alcohol

Program ini menawarkan tindakan-tindakan untuk melindungi masyarakat dari

efek samping alkohol dengan meregulasi peredaran dan pemakaiannya.

Page 11: Cakrawala ed. 1 april 2013

10

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

S.O.L.U.T.I.O.N

Pencegahan dan Kontrol Faktor Risiko

Untuk mengurangi, menghambat bahkan menetralisir keberadaan Non-Communicable

Disease, pendekatan secara komprehensif terhadap perkembangan Faktor risiko NCD

sangat diperlukan . Langkah pendekatan ini meliputi

Pembatasan penggunaan rokok di kalangan masyarakat

Mengurangi/memberhentikan konsumsi alkohol

Memperbanyak aktivitas yang melibatkan pergerakan anggota tubuh

Menghindari aktivitas dalam ruangan terlalu lama

Mengubah pola makan menjadi pola makan yang memenuhi standar intake dalam

tubuh dengan mengonsumsi makanan yang seimbang ( Cukup karbohidrat, iodium,

protein, serat, vitamin dan mineral)

Mengurangi konsumsi nasi, dan menggantikannya dengan bahan pangan lain

Community Control

Kalo untuk tindakan ini, mengandalkan orang-orang terdekat dalam suatu ruang

lingkup/komunitas supaya saling mengingatkan akan bahaya dan kemungkinan serangan

NCD, sehingga terciptalah suatu “Warning-Chain” yang akan terus menerus

berkontribusi dalam kontrol faktor risiko NCD terhadap sesama.

Page 12: Cakrawala ed. 1 april 2013

11

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

G

Masih banyak loh readers yang bingung

tentang NCD dan seluk-beluknya. And now,

some of your question are answered here !

apa itu NCD ? Non Communicable diseases atau

disingkat dengan NCD adalah

penyakit yang bukan disebabkan

oleh infeksi dan tidak menular,

berkembang secara lambat tetapi

dapat menyebabkan kematian

mendadak.

Apa saja yang termasuk NCD ?

Yang termasuk NCD adalah Cardiovascular

Diseases, cancer, diabetes, chronic

respiratory (PPOK)

Apa penyebab NCD ?

Ada beberapa faktor risiko penyebab NCD

diantaranya merokok, gaya hidup yang tidak

sehat, alkohol, obesitas (kurangnya aktivitas

tubuh)

Apa peranan WHO terhadap NCD ?

WHO melakukan“The 2008-2013 Action

plan of the global strategy for the prevention

and control of noncommunicable diseases”.

Program ini Membantu negara-negara

anggota, WHO dan rekan dari seluruh

mancanegara untuk menangani NCD di

negara mereka masing-masing.

Bagaimana penyebaran NCD

?

Lebih dari 9 juta jiwa dari total

seluruh kematian akibat Non-

Communicable Disease terjadi

dibawah umur 60, dan 90%

dari kematian “prematur” ini

terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan

menengah.

Bagaimana pencegahan NCD ?

Pencegahan NCD dapat dilakukan dengan

mengurangi faktor risiko dan mengontrol ruang

lingkup dalam masyarakat

Siapa saja yang berisiko terserang NCD ?

Semua umur dan semua wilayah berisiko

terserang NCD karena gaya hidup yang tidak

sehat.

umumnya menyerang ekonomi-sosial rendah

dan menengah

Apa pengaruh NCD terhadap

dunia ?

NCD merupakan penyebab

kematian terbesar didunia, dua

kali lebih besar dari penyakit

infeksi

Page 13: Cakrawala ed. 1 april 2013

12

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

Meningkatkan kesadaran

masyarakat

1. Tingkatkan prioritas politik

tentang NCD

2. Promosikan gaya hidup

sehat dan makanan pilihan

melalui edukasi yang

efektif dan melibatkan

publik

3. Sebarkan informasi yang

menarik dan akurat secara

meluas, berkelanjutan

melalui media untuk

meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang

kesehatan dan sosial

ekonomi

Meningkatkan ekonomi,

kebijakan hukum dan

lingkungan

4. Pelajari dan amati tentang

pengeluaran pemerintah

(perpajakan) terhadap

kesehatan

5. Mengembangkan dan

menerapkan kebijakan

lokal, nasional, dan

internasional tentang

perjanjian perdagangan,

termasuk peraturan

pembatasan untuk

mencegah mengkonsumsi

alkohol, tembakau dan

makanan tidak sehat.

6. Pelajari dan amati dampak

buruk terhadap kesehatan

pada produktivitas dan

pengeluaran ekonomi

Memodifikasi faktor risiko

7. Perluas langkah-langkah

yang terbukti mengurangi

penggunaan tembakau

8. Meningkatkan penyediaan

makanan sehat

9. Mempromosikan aktifitas

fisik (olah raga) untuk

semua umur

10. Memahami faktor-faktor

lingkungan & budaya

terhadap prilaku

masyarakat

Bekerjasama dengan

perusahaan atau community

11. Menjalin mitra kerja

dalam mempromosikan

pencegahan penyakit dan

kesehatan

12. Memahami dan

memonitor kode etik

yang bertanggung jawab

dengan industri

makanan, minuman dan

restoran.

13. Memberdayakan tokoh

masyarakat, tokoh agama

dan masyarakat yang

bersukarela

Mengurangi dampak

kemiskinan kesehatan dan

urbanisasi

14. pelajari dan amati

apakah kemiskinan dapat

meningkatkan faktor

risiko

15. pelajari dan amati

hubungan antara

lingkungan, urbanisasi

dan NCDs

Reorientasi sistem

kesehatan

16. Buat pengelompokan

pada sistem kesehatan

berdasarkan berat

penyakit

17. Mengusulakan tenaga

medis untuk melatih

masyarakat dan

pelatihan untuk

pencegahan penyakit

18. Memperbanyak jumlah

dan skills dari tenaga

medis tentang

pencegahan, pengobatan

dan mengontrol NCD

terutama di negara

berkembang

19. Bangun sistem kesehatan

yang berintegrasi dalam

pelayanan kesehatan

20. Perluas jaringan ke tim

medis untuk mencegah

komplikasi dari NCD

GRAND

CHALLENGES IN

NON-

COMMUNICABLE

DISEASES

Page 14: Cakrawala ed. 1 april 2013

13

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

SISTEM JAMINAN SOSIAL

NASIONAL

“ SJSN “

& Perpres No.12 Tahun 2013

APA SIH SJSN ITU ??

SIAPA AJA SIH

PENERIMANYA ?

KAPAN MULAI BERLAKUNYA ?

APA AJA MANFAATNYA ?

GIMANA CARA

KERJANYA ??

BAGAIMANA KESIAPAN

FASILITASNYA ?

Page 15: Cakrawala ed. 1 april 2013

14

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

APA ITU SJSN ???

istem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah seperangkat peraturan,

tata cara yang mengatur tentang penyelenggaraan jaminan sosial yang

disediakan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada rakyat Indonesia.

Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak

apabila terjadi hal-hal yang yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya

pendapatan karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan

memasuki usia lanjut atau pensiun.

Sistem Jaminan Sosial Nasional ini dilandaskan pada UU No. 40 Tahun

2004 tentang Sisem Jaminan Sosial Nasional dan UU No. 24 Tahun 2011

Sebagai eksekutor dari SJSN, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) bertugas untuk melaksanakan dan memastikan bahwa SJSN telah

terlaksana dengan baik, terjangkau serta tersosialisasi ke semua lapisan

masyarakat Indonesia.

Jaminan Sosial itu apa sih ? jaminan sosial adalah bentuk perlindungan

sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar

hidupnya dengan layak.

S

Page 16: Cakrawala ed. 1 april 2013

15

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

Muke Gile

Broo !!

Ane

Ketinggalan

Inpo nih !!

PRINSIP GOTONG ROYONG

SJSN berlandaskan prinsip gotong royong, maksudnya ?

Untuk tercapainya masyarakat Indonesia yang sehat, diperlukan juga kerjasama

yang sehat antar lapisan masyarakat, hal inilah yang menjadi salah satu tujuan

SJSN. Masyarakat diwajibkan memnayar iuran untuk membantu orang yang tidak

mampu dan ketika kita tidak mampu, maka kita akan dibantu orang lain.

TRANSFORMASI SJSN

Merespon Masalah dan kebutuhan Pemberi Kerja terhadap Tenaga Kerja

Pemenuhan hak konstitusional Warga Negara

Pengaturan oleh berbagai peraturan perundangan untuk tiap lapisan

masyarakat Pengaturan 1 (satu) hukum jaminan sosial

Penyelenggaraan oleh badan pro laba Penyelenggaraan nir laba

Dokter Nantinya tidak diperkenankan lagi praktik mandiri, melainkan

bekerja/praktik di RS

Dokter akan diberi Honorarium (Imbalan) yang berkisar antara

Rp.15.500/jiwa/bulan (Kemenkeu), Rp.22.000/jiwa/bulan (Kemenkes) atau

Rp. 27.000/jiwa/bulan (DJSN)**

** Keputusan Akhir masih dalam konfirmasi

Page 17: Cakrawala ed. 1 april 2013

16

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

PARAMETER KESUKSESAN SJSN

Tolak ukur keberhasilan SJSN telah berhasil dilaksanakan BJPS adalah jumlah

orang yang dijamin. BPJS merencanakan pada tahun 2014, 70% masyarakat

Indonesia ikut dalam program ini. Target lebih tinggi dicanangkan oleh BPJS,

tahun 2017, 90% lebih rakyat Indonesia sudah mengikuti program ini.

SIAPA AJA PESERTA SJSN ?

Para Peserta Sistem Jaminan Sosial Nasional tercantum pada Peraturan Presiden

Nomor 12 Tahun 2013, yaitu :

a. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan (meliputi orang yang

tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu);

b. bukan PBI Jaminan Kesehatan (merupakan peserta yang bukan tergolong fakir

miskin dan orang yang tidak mampu).

Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan terdiri atas:

a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya (termasuk PNS,

anggota TNI, Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai

negeri, dan pegawai swasta)

b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya (pekerja di luar

hubungan kerja atau pekerja mandiri)

c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya (investor, pemberi kerja,

penerima pensiun/pejabat negara yang berhenti dengan hak pensiun,

veteran, dan perintis kemerdekaan).

“Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk,”

Pasal 6 Ayat (1) Pepres No. 12 Tahun 2013.

”Ukuran keberhasilannya adalah jika 75 persen peserta SJSN merasa puas”

Prof.dr.Hasbullah Thabrany, Guru Besar FKM-UI

Page 18: Cakrawala ed. 1 april 2013

17

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

TAHAP KEPESERTAAN SJSN

1. Tahap pertama mulai 1 Januari 2014 paling sedikit meliputi:

a. PBI Jaminan Kesehatan

b. Anggota TNI/PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota

keluarganya

c. Anggota Polri/PNS di lingkungan Polri dan keluarganya

d. Peserta Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya;

e. Peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan anggota keluarganya;

2. Tahap kedua paling lambat 1 Januari 2019 meliputi seluruh penduduk yang belum

masuk sebagai Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

PESERTA SJSN

PBI NON-PBI

FAKIR MISKIN & TIDAK MAMPU

PNS TNI PBI

Pekerja Penerima

Upah

Pekerja bukan

Penerima Upah

Bukan Pekerja

Page 19: Cakrawala ed. 1 april 2013

18

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

PROGRAM-PROGRAM SJSN

1. Jaminan Kesehatan

Program ini bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang

menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup

sehat, produktif dan sejahtera.

2. Jaminan Kecelakaan Kerja

Program ini bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan pelayanan dan

santunan apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan saat menuju, menunaikan

dan selesai mengerjakan tugas pekerjaan dan berbagai penyakit yang

berhubungan dengan pekerjaan

3. Jaminan Hari Tua

Program jangka panjang ini diberikan secara sekaligus sebelum peserta memasuki

masa pensiun, diberikan kepada janda/duda, anak atau ahli waris peserta yang

sah apabila peserta meninggal dunia

4. Jaminan Pensiun

Pembayaran berkala jangka panjang sebagai sunstitusi/pengganti dari

penurunan/hilangnya penghasilan karena peserta mencapai usia tua (pensiun),

mengalami cacat total permanen, atau meninggal dunia.

KAPAN NIH MULAI BERLAKUNYA SJSN ???

SJSN ini sendiri direncanakan secara nasional akan mulai di jalankan terhitung

dari 1 Januari 2014. Pada tahap awal ini target awal hingga 5 tahun kedepan

(2014-2019) adalah sebanyak 70% dari total rakyat Indonesia sudah terdaftar

menjadi peserta Sistem jaminan Sosial Nasional.

Page 20: Cakrawala ed. 1 april 2013

19

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

MANFAAT JAMINAN KESEHATAN

Manfaat jaminan kesehatan ?? banyakk sangat teman-teman !!

Manfaat Jaminan Kesehatan ini sendiri sudah dibahas pada pasal 20

Perpres No.12 Tahun 2013 ini. Bahwa seluruh peserta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan perorangan yang mencakup pelayanan bersifat promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk pelayanan obat dan bahan medis

habis pakai.

Manfaat jaminan kesehatan yang dimaksud terdiri atas manfaat medis

yang tidak ada hubungannya dengan besaran iuran yang dibayarkan, serta

manfaat non medis (meliputi akomodasi sesuai skala besaran iuran dan ambulans

untuk pasien rujukan dengan kondisi tertentu).

Adapun pelayanan kesehatan promotif dan preventif meliputi penyuluhan

kesehatan, imunisasi dasar (BCG, DPT-HB, Polio, dan Campak), keluarga

berencana, dan skrining kesehatan. Sedang, pelayanan kesehatan tingkat

pertama meliputi adminstrasi pelayanan; pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi

medis; tindakan medis; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; tranfusi

darah; dan rawat inap tingkat pertama.

Page 21: Cakrawala ed. 1 april 2013

20

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

PP NO. 109 TAHUN 2012

PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU

BAGI KESEHATAN

Tembakau... Pasti kita semua sudah sangat familiar dengan “kawan” kita yang

satu ini nih. Apa sih itu tembakau ??

Nah, dalam kesempatan yang satu ini, penulis akan coba “menjabarkan” apa-apa

saja yang diatur dalam PP No.109 tahun 2012 ini.

Yuk simak keterangan yang berikut ini !

PP No. 109 tahun 2012 ini juga mengatur tentang penyelenggaraan

pengamanan bahan-bahan yang termasuk produk tembakau

Apa sih yang dimaksud “pengamanan” dalam pasal ini ?

Check it Out !!

Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau

sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah.

Pasal 1 Ayat 1

PP No. 109 tahun 2012

Pasal 2 (1) Penyelenggaraan pengamanan penggunaan bahan yang

mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan

diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan.

Page 22: Cakrawala ed. 1 april 2013

21

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

Apa aja yang diatur Peraturan Pemerintah ini sih ?? a. Produk Tembakau;

b. tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

c. penyelenggaraan;

d. peran serta masyarakat; dan

e. pembinaan dan pengawasan.

Produk Tembakau yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi Rokok dan

Produk Tembakau lainnya yang penggunaannya terutama dengan cara dibakar dan

dihisap dan/atau dihirup asapnya, yang mengandung Zat Adiktif dan bahan lainnya

yang berbahaya bagi kesehatan (Pasal 4)

(2) Penyelenggaraan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. melindungi kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan dari bahaya bahan yang mengandung karsinogen dan Zat Adiktif dalam Produk Tembakau yang dapat menyebabkan penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas hidup;

b. melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja, dan perempuan hamil dari dorongan lingkungan dan pengaruh iklan dan promosi untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau;

c. meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya merokok dan manfaat hidup tanpa merokok;

dan

d. melindungi kesehatan masyarakat dari asap Rokok orang lain.

Page 23: Cakrawala ed. 1 april 2013

22

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

PERAN PEMERINTAH DALAM REGULASI PEREDARAN PRODUK TEMBAKAU

Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah berdasarkan kewenangannya, bertugas

untuk mengatur menyelenggarakan, membina, dan mengawasi pengamanan bahan yang

mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan. Pemerintah Pusat dan juga dibantu pemerintah daerah juga bertanggung jawab atas

ketersediaan informasi dan dan edukasi atas pengamanan bahan yang mengandung

zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.

Caranya ?? pemerintah bekerjasama dengan pihak media cetak, media penyiaran,

media teknologi informasi dan/atau media luar ruang.

Apa yang dimaksud dengan “Mengendalikan” dalam hal ini ??

a. mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan tulisan sebesar

paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari total durasi iklan dan/atau 15% (lima belas

persen) dari total luas iklan;

b. mencantumkan penandaan/tulisan “18+” dalam Iklan Produk Tembakau;

c. tidak memperagakan, menggunakan, dan/atau menampilkan wujud atau bentuk

Rokok atau sebutan lain yang dapat diasosiasikan dengan merek Produk Tembakau;

d. tidak mencantumkan nama produk yang bersangkutan adalah Rokok;

e. tidak menggambarkan atau menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat

bagi kesehatan;

f. tidak menggunakan kata atau kalimat yang menyesatkan;

g. tidak merangsang atau menyarankan orang untuk merokok;

h. tidak menampilkan anak, remaja, dan/atau wanita hamil dalam bentuk gambar

dan/atau tulisan;

i. tidak ditujukan terhadap anak, remaja, dan/atau wanita hamil;

j. tidak menggunakan tokoh kartun sebagai model iklan; dan

k. tidak bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

(Pasal 27)

Page 24: Cakrawala ed. 1 april 2013

23

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

TAMPILAN BARU ROKOK DAN KEMASANNYA

Kedepannya, pengusaha rokok diwajibkan untuk mencantumkan gambar dan tulisan

mengenai bahaya dan peringatan kesehatan yang dapat ditimbulkan rokok. Gambar

dan tulisannya ini wajib ada di kemasan maupun di setiap batang rokok yang

diproduksi. Gambar dan tulisan ini dicantumkan pada bagian atas kemasan dilihat

tegak (dari aspek lebar) bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40%,

diawali dengan kata “Peringatan” (menggunakan huruf berwarna putih dan warna

dasar hitam, dicetak dengan JELAS dan MENCOLOK, baik sebagian maupun

seluruhnya. Jenis huruf menggunakan huruf arial bold, dengan font 10 atau

proporsional dengan latar. Gambar dan tulisan ini juga tidak boleh tertutup oleh

apapun.

Untuk bagian samping, dicantumkan informasi tentang kandungan nikotin & tar ,

dibuat kotak dengan garis pinggir 1 mm ( satu milimeter), warna kontras antara

dasar dan tulisan, dan ukuran tulisan paling sedikit 3 mm (3 milimeter), sehingga bisa

dilihat jelas.

Dan Produsen juga dilarang mencantumkan keterangan atau tanda apapun yang

menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif. Contohnya ??

Kata-kata ”Light”, “Mild”, “Extra Mild”, “Ultra Light”, “Low Tar”, “Special”,

“Premium”, Full Flavour”, serta kata lain yang mengindikasikan kualitas, superioritas,

rasa aman, pencitraan, kepribadian, ataupun kata-kata dengan arti yang sama. (Pasal

24 ayat 2)

Pernyataan lain yang harus ada di sisi samping kemasan produk tembakau adalah :

Pernyataan “Dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia di bawah 18

tahun dan perempuan hamil”

Kode produksi, tanggal, bulan, dan tahun produksi, serta nama dan alamat

produsen

Untuk sisi samping sebelahnya, dicantumkan :

Pernyataan “Tidak ada batas aman”

Pernyataan “Mengandung lebih dari 4000 zat kimia berbahaya serta lebih

dari 43 zat penyebab kanker”

Page 25: Cakrawala ed. 1 april 2013

24

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

IKLAN PRODUK TEMBAKAU DI MEDIA CETAK

Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini, Iklan Produk Tembakau di media cetak

harus mematuhi beberapa hal, yaitu :

a. tidak diletakkan di sampul depan dan/atau belakang media cetak, atau halaman

depan surat kabar;

b. tidak diletakkan berdekatan dengan iklan makanan dan minuman;

c. luas kolom iklan tidak memenuhi seluruh halaman; dan

d. tidak dimuat di media cetak untuk anak, remaja, dan perempuan.

IKLAN PRODUK TEMBAKAU DI MEDIA PENYIARAN

Dan Penyiaran Iklan di Media Siaran hanya diperbolehkan tayang antara pukul 21.30

s/d pukul 05.00 waktu setempat.

IKLAN PRODUK TEMBAKAU DI MEDIA LUAR RUANG

(RUANG UMUM)

a. tidak diletakkan di Kawasan Tanpa Rokok;

b. tidak diletakkan di jalan utama atau protokol;

40%

”Peringatan.....”

X

Tampak Anterior

(Depan) Tampak Lateral

(Samping)

Informasi

kandungan

Nikotin & Tar

1 mm

“Mengandung

4000 zat kimia

berbahaya”

Page 26: Cakrawala ed. 1 april 2013

25

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

c. harus diletakkan sejajar dengan bahu jalan dan tidak boleh memotong jalan atau

melintang; dan

d. tidak boleh melebihi ukuran 72 m2 (tujuh puluh dua meter persegi).

PENGENDALIAN PROMOSI PRODUK TEMBAKAU

a. tidak memberikan secara cuma-cuma, potongan harga, hadiah Produk Tembakau,

atau produk lainnya yang dikaitkan dengan Produk Tembakau;

b. tidak menggunakan logo dan/atau merek Produk Tembakau pada produk atau

barang bukan Produk Tembakau; dan

c. tidak menggunakan logo dan/atau merek Produk Tembakau pada suatu kegiatan

lembaga dan atau perorangan

Setiap orang dilarang menyiarkan dan menggambarkan dalam bentuk gambar atau

foto, menayangkan, menampilkan atau menampakkan orang sedang merokok,

memperlihatkan batang Rokok, asap Rokok, bungkus Rokok atau yang berhubungan

dengan Produk Tembakau serta segala bentuk informasi Produk Tembakau di media

cetak, media penyiaran, dan media teknologi informasi yang berhubungan dengan

kegiatan komersial/iklan atau membuat orang ingin merokok. (Pasal 39)

KAWASAN TANPA ROKOK

Dalam rangka untuk menyelenggarakan pengamanan bahan yang mengandung Zat

Adiktif berupa Produk Temabaku bagi kesehatan, Pemerintah Pusat dan juga

Pemerintah Daerah wajib mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok

Yang termasuk Kawasan Tanpa Rokok adalah :

a. fasilitas pelayanan kesehatan;

b. tempat proses belajar mengajar;

c. tempat anak bermain;

d. tempat ibadah;

e. angkutan umum;

Page 27: Cakrawala ed. 1 april 2013

26

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

f. tempat kerja; dan

g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan

Kawasan Tanpa Rokok sendiri merupakan kawasan yang menyediakan tempat khusus

untuk merokok. Tempat Khusus untuk merokok adalah ruang terbuka yang

berhubungan dengan udara luar.

Page 28: Cakrawala ed. 1 april 2013

27

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

PONS

#1. Noncommunicable Disease

Apa Pendapat Beliau tentang Noncommunicable Disease ???

Noncommunicable Disease (NCD) atau biasa disebut dengan Lifestyle Disease ini

terjadi karena pengaruh beberapa hal, yaitu :

1. Genetik, genetik ini sendiri adalah penyebab yang diwariskan (inherited)

2. Environtment, lingkungan adalah salah satu faktor utama dalam pengembangan

faktor risiko NCD, dimana kebiasaan (habit) adalah suatu kegiatan yang dilakukan

berulang-ulang, tetapi hal ini dapat di kontrol oleh masing-masing individu, dan

Lifestyle inilah yang harus kita tekankan untuk diubah.

Dulu pernah terjadi di Cyprus, 15% dari total warganya adalah Carrirer Thalasemia,

akibatnya, pemerintah Cyprus mengeluarkan peraturan tentang larangan tidak

boleh menikah antar Carrier Thalasemia, dan jika bersikeras ingin menikah, maka

mereka harus menandatangani perjanjian yang menyatakan akan menanggung

Risiko anak yang dilahirkan dengan Thalasemia.

NCD

GENETIC

ENVIRONTMENT Metabolism

Inherited

Starring :

Dr. dr. Yuwono, M.Biomed

Page 29: Cakrawala ed. 1 april 2013

28

Buletin Kastrat “Cakrawala” 1st Edition

April 2013

#2. Sistem Jaminan Sosial

Nasional

Health Policy (Kebijakan Kesehatan) Indonesia sudah bagus, yaitu bertujuan

untuk mensejahterahkan rakyat. Yang perlu diingat adalah, dalam hal untuk

meningkatkan mutu dan kualitas dari Pelayanan Kesehatan harus

diperhatikan beberapa Aspek, yaitu :

Kesiapan Sistem Kesehatan

Tempat/Fasilitas

Akses menuju Fasilitas Kesehatan

Sosialisasi yang merata di masyarakat

Untuk SJSN ini sendiri termasuk kesatuan Sistem Kesehatan, Tujuan akhir

dari SJSN adalah terciptanya pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis,

Ya, ini adalah hal yang baik, tapi, coba kita kaji lebih dalam lagi

Jika pengobatan gratis, maka masyarakat yang tidak sakit juga akan

berobat, dan akhirnya tenaga medislah yang akan kewalahan

Dengan pengobatan yang gratis, maka pemerintah harus siap dalam

hal memenuhi stok kebutuhan obat-obatan habis pakai, seperti

antibiotik

Dengan banyaknya jumlah pasien/penerima layanan, maka tenaga

Sumber Daya Manusia juga harus siap terkuras.

Sosialisasi juga harus merata ke semua daerah, mengingat

penyelarasan ilmu pengetahuan di tiap daerah berbeda-beda

-Dr. dr. Yuwono M.Biomed.

(dengan perubahan)