24
Membongkar 13 Mitos tentang Skizofrenia Diterjemahkan secara bebas oleh: Bagus Utomo [email protected] Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia

Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Membongkar 13 Mitos tentang SkizofreniaDiterjemahkan secara bebas oleh:Bagus Utomo [email protected] Peduli Skizofrenia Indonesia

Page 2: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Schizophrenia is the Leprosy of Modern World

Sudah rahasia umum untuk mengatakan, bahwa tidak adagangguan mental yang lebih terselubung misteri, kesalahpahaman dan ketakutan pada skizofrenia . Mitosnyaibaratnya "kusta di era modern"

itulah perumpamaan yang disebut psikiater riset terkenal E. Fuller Torrey, MD, mengacu pada skizofrenia dalam bukunya yang sangat bagus, Surviving Schizophrenia: A Manual for Families, Patients, and Providers.

Page 3: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Sementara 85 persen orang Amerika mengakui bahwa skizofreniaadalah gangguan, hanya 24 persen yang benar-benar akrabdengan istilah itu.

Dan menurut survei 2008 oleh Aliansi Nasional Penyakit Mental (Nami), 64 persen tidak dapat mengenali gejala-gejala atauberfikir kalau gejala-gejala itu termasuk golongan "Split personality" atau kepribadian ganda. (Padahal sama sekali bukan)

Page 4: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Selain dari ketidaktahuan, gambaran-gambaran penderitaskizofrenia yang agresif, sadis sangat banyak sekali di media. Stereotip seperti itu hanya memperburuk stigma dan menyapubersih setiap serpihan simpati terhadap individu yang menderitapenyakit ini

Page 5: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Stigma memiliki konsekuensi negatif yang mematikan. Karena halini akhirnya berakibat dengan berkurangnya kesempatanperumahan layak dan kesempatan kerja, kualitas hidupberkurang, rendah harga diri dan gejala lebih lanjut serta stres(lihat Penn, Chamberlin & Mueser, 2003)

Page 6: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Jadi sedih sekali orang dengan skizofrenia yang sedang menderitapenyakit yang dahsyat. Tapi mereka juga harus berhadapandengan kebingungan, rasa takut dan jijik dari orang lain.

Apakah seseorang yang Anda cintai telah menderita skizofreniaatau Anda hanya ingin mempelajari lebih lanjut, mendapatkanpemahaman yang lebih baik, itu sudah merupakan sebuahbantuan untuk membongkar berbagai mitos tentang penyakit inidan merupakan bantuan besar bagi mereka yang menderitaskizofrenia.

Page 7: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Di bawah ini adalah beberapa mitos yang umum - diikuti dengan fakta yang sebenarnya - tentang skizofrenia

Page 8: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Individu dengan skizofrenia semua memilikigejala yang sama

• Pertama, ada berbagai jenis skizofrenia. Bahkan orang yang didiagnosis dengansubtipe skizofrenia yang sama sering terlihat sangat berbeda. Skizofrenia adalah"cakupan orang dan masalah yang sangat-sangat besar," kata Robert E. Drake, MD, Ph.D, profesor psikiatri dan komunitas dan kedokteran keluarga di Dartmouth Medical School.

• Sebagian dari alasan bahwa skizofrenia begitu misterius adalah karena kami tidak dapat menempatkan diri dengan benar-benar pas pada posisi seseorangdengan gangguan tersebut. Cukup sulit untuk membayangkan bagaimanarasanya menjadi orang yang memiliki skizofrenia. Semua orang mengalamikesedihan, kecemasan dan kemarahan, tetapi skizofrenia tampaknya beradabegitu jauh di luar bayangan perasaan dan pengertian kami. Ini dapatmembantu untuk menyesuaikan perspektif kita.

• Dr Torrey menulis: mereka yang tidak memiliki penyakit ini harus bertanya kepadadiri sendiri, misalnya, bagaimana perasaan kita jika otak kita mulai memainkantipuan pada kita, jika suara-suara tak terlihat berteriak pada kita, jika kitakehilangan kemampuan untuk merasakan emosi, dan jika kita kehilangankemampuan untuk berpikir secara logis.

Page 9: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Orang dengan skizofrenia berbahaya, sukardiprediksi dan tak terkendali

• "Ketika penyakit mereka dirawat dengan pengobatan danintervensi psikososial, orang dengan skizofrenia(ODS) tidak lebihkasar daripada masyarakat umum," ujar Dawn I. Velligan, Ph.D, Professor dan co-direktur Divisi Skizofrenia dan Gangguan Terkaitdi Departemen Psikiatri, UT Health Science Center di San Antonio.

• Juga, "Orang dengan skizofrenia(ODS) cenderung lebih seringmenjadi korban daripada pelaku kekerasan meskipun penyakitmentalnya tidak diobati dan adanya penyalahgunaan zatsering meningkatkan risiko perilaku agresif," kata Irene S. Levine, Ph.D, psikolog dan penulis mitra buku Schizophrenia for Dummies.

Page 10: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Skizofrenia merupakan salah satucacat karakter

• Malas, kurang motivasi, lesu, mudah bingung ... daftar"gambaran" Orang dengan skizofrenia (ODS) yang semacam itutampaknya telah beredar terus di masyarakat.

• Namun, gagasan bahwa skizofrenia adalah cacat karakter"tidak lebih realistis dari menyatakan bahwa seseorang bisamencegah serangan epilepsi jika ia benar-benar ingin ataubahwa seseorang dapat 'memutuskan' untuk tidak memilikikanker jika ia makan makanan yang tepat.

• Apa yang sering muncul sebagai cacat karakter justru adalahgejala-gejala skizofrenianya, "tulis Levine dan penulis mitraJerome Levine, MD, dalam Schizophrenia for Dummies.

Page 11: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Penurunan kognitif adalah gejala utamaskizofrenia

• Tampaknya individu yang kelihatan tidak termotivasikemungkinan besar mengalami kesulitan kognitif denganpemecahan masalah, perhatian, memori dan pemrosesan. Mereka mungkin lupa untuk minum obat mereka. Merekamungkin mengoceh dan tampak tidak masuk akal. Merekamungkin memiliki kesulitan mengorganisasikan pikiran mereka.

• Sekali lagi, justru inilah gejala skizofrenia, yang sama sekali tidakada hubungannya dengan karakter atau kepribadian.

Page 12: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Ada orang non-psikotik dan psikotik - Ada orang normal dan ada orang gila

• Orang awam dan dokter memiliki kesamaan dalam melihatpsikosis sebagai sebuah kategori - Anda psikotik atau andabukan psikotk - bukannya melihatnya sebagai sebuah gejalaberkesinambungan, kata Demian Rose, MD, Ph.D , direktur medisdari University of California, San Francisco, Program PART dandirektur Klinik UCSF Awal Psikosis.

• Misalnya, kebanyakan orang akan setuju bahwa individu tidaktertekan atau bahagia begitu saja. Ada derajat dari depresi, mulai dari melankolis ringan satu hari sampai depresi klinismendalam, yang melumpuhkan.

Page 13: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Lanjutan..

• Demikian pula, gejala skizofrenia bukan merupakan proses otakyang secara fundamental saling berbeda, tapi terletak padasebuah kesinambungan dengan proses kognitif yang normal, kata Dr Rose.

• Halusinasi auditori/pendengaran mungkin tampak sangatberbeda tapi seberapa sering Anda memiliki lagu terjebak di kepala Anda yang bisa anda dengar dengan cukup jelas?

Page 14: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Skizofrenia berkembang dengancepat/mendadak

• "Sangat langka terjadi adanya penurunan drastis fungsi," kata Dr Rose.

• Skizofrenia cenderung untuk berkembang perlahan. Tanda-tandaawal biasanya muncul pada masa remaja. Tanda-tanda ini biasanyatermasuk penurunan prestasi sekolah, sosial dan pekerjaan, kesulitanmengelola hubungan dan masalah dengan mengorganisir informasi, katanya.

• Sekali lagi, gejala-gejalanya berada dalam sebuah rentang waktupanjang. Pada tahap awal skizofrenia itu, seseorang mungkin tidakmendengar suara-suara. Sebaliknya, ia mungkin mendengar bisikan, yang tidak bisa keluar. Pada periode "prodromal" atau “fase tidur” ini -sebelum timbulnya skizofrenia - adalah waktu yang tepat untukadanya campur tangan dan mencari bantuan medis.

Page 15: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Skizofrenia adalah murni genetik

• "Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam sepasang kembaridentik (yang berbagi genom identik) prevalensi penyakitberkembang adalah 48 persen," kata Sandra De Silva, Ph.D , co-direktur pengobatan psikososial dan direktur outreach di StaglinMusic Festival Center for the Assessment and Prevention of Prodromal States ( CAPPS ) di UCLA, departemen psikologi danpsikiatri.

• Karena faktor-faktor lain juga terlibat, sangat mungkin untukmengurangi risiko berkembangnya penyakit, ia menambahkan. Ada berbagai program prodromal yang berfokus padamembantu remaja - orang dewasa di usia resiko.

Page 16: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Lanjutan..

• Seiring dengan faktor genetika, penelitian telah menunjukkanbahwa stres dan lingkungan keluarga dapat memainkan peranbesar dalam meningkatkan kerentanan seseorang untukterjadinya psikosis.

• "Meskipun kami tidak dapat mengubah kerentanan genetik, kitadapat mengurangi jumlah stress dalam kehidupan seseorang, membangun ketrampilan menghadapi untuk memperbaiki carakita menanggapi stress, dan menciptakan kunci pelindungterendah, lingkungan keluarga yang tenang tanpa banyakkonflik dan ketegangan, dengan harapan untuk mengurangirisiko pengembangan penyakit, "kata De Sliva.

Page 17: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Skizofrenia yang tak tersembuhkan

• "Meskipun skizofrenia tidak dapat disembuhkan, ini merupakanpenyakit kronis yang bisa dirawat dan dikelola secara nyata, sama seperti diabetes atau penyakit jantung," kata Levine.

• Kuncinya adalah mendapatkan pengobatan yang tepat untukkebutuhan anda. Lihat Hidup dengan Skizofrenia(http://psychcentral.com/lib/2010/living-with-schizophrenia/) di sini untuk mendapat info lebih rinci.

Page 18: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Penderita perlu dirawat jangka panjang di rumah sakit

• Kebanyakan individu dengan skizofrenia "hidup baik dalammasyarakat dengan pengobatan rawat jalan," kata Velligan.

• Sekali lagi, kuncinya adalah pengobatan yang tepat danmengikuti pengobatan itu, terutama minum obat yang diresepkan.

Page 19: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Orang dengan skizofrenia tidak dapat menjalanikehidupan yang produktif

• "Banyak orang dengan skizofrenia bisa menjalani kehidupan yang bahagiadan produktif," kata Velligan.

• Dalam studi 10 tahun dari 130 individu dengan skizofrenia danpenyalahgunaan zat - yang terjadi bersamaan pada hampir 50 persenpasien - dari New Hampshire Dual Diagnosis study, banyak yang meraihkendali atas kedua jenis gangguan tersebut, mengurangi episode kambuhmereka dan kecenderungan tunawisma, hidup mandiri dan mencapaikualitas hidup yang lebih baik (Drake, McHugo, Xie, Fox, Packard & Helmstetter, 2006).

• Secara khusus, "62,7 persen dapat mengendalikan gejala skizofrenia; 62,5 persen mencapai remisi secara aktif dari penyalahgunaan zat; 56,8 persendalam situasi hidup mandiri; 41,4 persen dipekerjakan secara kompetitif; 48,9 persen telah melakukan kontak sosial biasa dengan yang bukan pelakupenyalahgunaan zat, dan 58,3 persen menyatakan kepuasan hidup secarakeseluruhan. "

Page 20: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Pengobatan membuat penderita seperti zombie

• Ketika kita berpikir tentang obat antipsikotik untuk skizofrenia, kami akan secara otomatis memikirkan kata sifat seperti lesu, lesu, tidak ada perhatian dan kosong. Banyak yang percayaobat-obatan lah yang menyebabkan gejala macam ini.

• Namun, umumnya gejala-gejala ini baik dari skizofrenia itusendiri atau bisa juga karena dosis yang kurang tepat. Reaksiseperti Zombie "relatif kecil, dibandingkan dengan jumlah pasienyang belum pernah dicoba untuk diberi pengobatan yang tersedia," menurut Dr Torrey dalam buku Surviving Skizofrenia.

Page 21: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Obat antipsikotik lebih buruk daripadapenyakit itu sendiri

• Obat adalah terapi utama skizofrenia. Obat antipsikotik secaraefektif mengurangi halusinasi, delusi, pikiran dan perilaku anehmembingungkan.

• Senyawa ini dapat memiliki efek samping yang berat dan bisaberakibat fatal, tapi hal ini sangat jarang sekali terjadi.

• "Obat antipsikotik, sebagai kelompok, adalah salah satukelompok obat paling aman yang digunakan umum danmerupakan kemajuan terbesar dalam pengobatan skizofreniayang telah terjadi sampai saat ini," tulis Dr Torrey.

Page 22: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Orang dengan skizofrenia tidak pernah dapatkembali berfungsi normal

• Tidak seperti demensia, yang memburuk dari waktu ke waktuatau tidak membaik, orang dengan skizofrenia bisa baikkembali, kata Dr Rose.

• Tidak ada garis batas yang seandainya setelah diseberangimengakibatkan tidak ada harapan lagi untuk orang denganskizofrenia, ia menambahkan.

Page 23: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Referensi

• Drake, R.E., McHugo, G.J., Xie, H., Fox, M., Packard, J., & Helmstetter, B. (2006). Ten-Year Recovery Outcomes for Clients With Co-Occurring Schizophrenia and Substance Use Disorders>. Schizophrenia Bulletin, 32, 464-473.

• Penn, D.L., Chamberlin, C., & Mueser, K.T. (2003). The effects of a documentary film about schizophrenia on psychiatric stigma. Schizophrenia Bulletin, 29, 383-391.

Page 24: Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia

Terima kasih