Upload
benitulangbawang
View
4.185
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Profil Kampung Bratasena
Secara administrasi Kampung Bratasena berada di Kecamatan Dente Taladas, Tulang Bawang, Lampung
Lokasi tambak terbagi dua kampung yakni Kampung Bratasena Mandiri dan Kampung Bratasena Adiwarna
Jumlah petambak yang bermukim 3.334 Kepala Keluarga
Luas Wilayah pertambakan 16.000 Hektar
Sejarah pembentukan Organisasi Petambak Tim Pembahasan Kemitraan Petambak Plasma
(TPKPP) Mulai tahun 2010 sampai akhir 2011 Kinerja TPKPP buruk karena diintervensi dan
dipengaruhi kepentingan perusahaan PT CPB sehingga prinsip dasar kemitraan yang saling menguntungkan diabaikan
Petambak membawa aspirasi tertanggal 22 desember 2011 kepada TIM TPKPP untuk disampaikan kepada perusahaan
Setelah menerima surat dair petambak, TIM TPKPP membubarkan diri.
Pembentukan Forum Silaturahmi (FORSIL) Dengan mundurnya TIM TPKPP maka Kepala
Kampung, Seluruh Ketua RT merekomendasikan pembentukan organisasi baru yakni Forum Silaturahmi (FORSIL) tertanggal 07 Januari 2013
Forum Silaturahmi (FORSIL) resmi menjadi organisasi petambak sebagai tempat penyaluran aspirasi
FORSIL dideklarasikan pada tanggal 18 maret 2012.
Tuntutan FORSIL terhadap PT CPB Pembahasan Pinjaman Biaya Hidup (PBH) meminta
dinaikkan dari Rp. 1.200.000/bulan menjadi Rp. 2.600.000/bulan. Terealisasi Rp. 1.500.000/bulan. Mulai direalisasikan bulan april 2012
Insentif akad kredit diminta dari Rp.0 menjadi Rp.750.000 setiap kali terjadi akad kredit baru. Tuntutan ini terpenuhi. Mulai Mei 2012
Pembahasan efesiensi biaya operasional. Namun perusahaan terlebih dahulu mengeluarkan kebijakan sepihak yaitu budidadaya parameter baru, bulan juli 2012
Semenjak Budidaya Parameter Baru diberlakukan perundingan antara pihak perusahaan dengan perwakilan FORSIL tidak pernah terjadi.
Langkah – Langkah PT CPB untuk membubarkan Organisasi FORSIL
A. Pemaksaaan penandatangan Budidaya Parameter Baru (BPB)
B. Intimidasi dengan memobilisasi massaC. PHK terhadap petambak anggota FORSIL dan
Istri Petambak yang bekerja di ColdstorageD. Kriminalisasi terhadap Pengurus dan Anggota
FORSILE. Pembentukan Petambak Peduli Perusahaan
(P2K)
A. Pemaksaan Penandatangan Budidaya Parameter Baru (BPB) Pemberlakuan Budidaya Parameter Baru (BPB)
secara sepihak sejak tanggal 3 Juli 2012 Sosialisasi BPB dengan cara intimidasi untuk
menandatangani perjanjian BPB, dari tanggal 12 s/d 14 Juli 2012
Pembagian Pinjaman Biaya Hidup (BPH) sebesar 50% terhadap seluruh petambak plasma dengan syarat harus menandatangi pernyataan menerima Budidaya Parameter Baru (BPB)
Penghentian biaya hidup dan Natura serta penawaran tali kasih bagi petambak yang tidak berbudi daya, pada tanggal 14 desember 2012
Kesulitan Ekonomi Petambak FORSIL pasca diputuskan biaya hidup dan Natura
Barang bekas yang dimanfaatkan anggota FORSIL untuk memenuhi
kebutuhan hidup
Istri petambak memanfaatkan SINGKONG sebagai bahan makanan pengganti beras
B. Intimidasi dengan mobilisasi massa Koalisi perusahaan (Karyawan, Preman, Pam Swakarsa) dengan
jumlah 50an orang mendatangi sekretariat FORSIL dengan tujuan meminta paksa surat rekomendasi kepala kampung yang diberikan kepada Ketua Umum FORSIL, 06 Juli 2012
Penyegelan Sekretariat FORSIL di Adiwarna oleh kelompok P2K pada tanggal 11 Desember 2012
Penyerangan sekretariat pusat FORSIL oleh koalisi PT CPB yang berjumlah 700an dengan tuntutan pembubaran FORSIL dan Pengembalian Iuran, orang pada tanggal 17 Desember 2012
Pelarangan suplay air bersih ke anggota FORSIL 17 Januari 2013. Syarif Husein, PAM SWAKARSA melakukan penyerangan terhadap anggota FORSIL dengan menggunakan senjata tajam
Penghadangan Ketua Umum FORSIL dan Penyerangan anggota FORSIL di Kampung Bratasena Mandiri pada tanggal 12 maret 2013
Penyerangan Sekretariat FORSIL, 6 Juli 2012
50an Koalisi CPB (Karyawan, Pam Swakarsa dan Preman) yang rencana menyerang sekret FORSIL
Penyerangan sekretariat FORSIL, 17 Januari 2013
Koordinator Penyerangan, Ispitanyo dari Koalisi PT CPB
Massa dari Koalisi PT CPB berdiri depan sekretariat FORSIL
Penyerangan PAM SWAKARSA PT CPB terhadap FORSIL, 17 Februari 2013
Penyerang Syarif Husen Masih berkeliaran untuk melakukan penyerangan selanjutnya
Pisau yang digunakan PAM SWAKARSA Menyerang FORSIL
Pisau yang digunakan PAM SWAKARSA Menyerang FORSIL
Penyerangan Syarif Husen disaksikan aparat keamanan namun tidak mendapatkan
hukuman sampai sekarang
C. PHK PETAMBAK DAN KARYAWAN Pihak PT CPB mem-PHK secara sepihak
pengurus dan anggota FORSIL sebanyak 9 orang : Bibit Saputro, Tugino (Tekad), Subiyanto, Azirwan, Supriyadi (Edi Gading), Sarni, Gustam, Masri, Sutrisno Mulyono dengan alasan tidak menerima Budidaya Parameter Baru, Tertanggal 10 Agustus 2012
PT CPB mem PHK 300an istri Petambak yang bekerja di Cold Storage pada tanggal 07/01 sampai 07/03 2013
D. KRIMINALISASI TERHADAP ANGGOTA FORSIL
Pengurus dan Ketua FORSIL mendapatkan panggilan POLRES Tulang Bawang dengan tuduhan penarikan dana (iuran) terhadap petambak, pada tanggal 16 Agustus 2012.
Kriminalisasi terhadap Supriyadi alias Edi Gading dengan tuduhan perusakan tanggul yang diklaim milik perusahaan pada tanggal 07 Februari 2013. Edi Gading masih dipenjara sampai sekarang di POLDA Lampung
Pemanggilan terhadap Anwari, Azirwan, Budi Prayitno, Suliyanto, Juwanto, dan Suntoro oleh POLRES Tulang Bawang dengan tuduhan perusakan dan pelaku kekerasan, pada tanggal 17 Januari 2013
E. Pembentukan Petambak Peduli Perusahaan (P2K) Pihak PT CPB memprovokasi petambak untuk
membentuk organisasi baru yakni Petambak Peduli Kemitraan (P2K) pada tanggal 04 Oktober
Deklarasikan Organisasi P2K yang didukung perusahaan pada tanggal 4 Desember 2012
Penyerangan sekretariat pusat FORSIL oleh koalisi PT CPB (P2K, Karyawan, Preman dan PAM SWAKARSA) yang berjumlah 700an dengan tuntutan pembubaran FORSIL dan Pengembalian Iuran, orang pada tanggal 17 Desember 2012
Aksi selanjutnya selalu dipelopori P2K, jadi seolah-olah konflik antara P2K dengan FORSIL, Padahal FORSIL vs Koalisi PT CPB
SKENARIO BENTROKAN BERDARAH BRATASENA Senjata sudah dipersiapkan jauh –jauh hari sebelum
terjadi bentrokan seperti ketapel, pengikat kepala dan mobil eskavator oleh PT CPB
Rencana bentrokan sudah direncanakan sejak tanggal 04 Oktober 2012 oleh Arman Zakariah Diah, Head Of CPB Site Operation dan Anggota P2K
Desain penghadangan Ketua FORSIL oleh Preman, sudah dilakukan pada tahun 2012 (berdasar rekaman 04 oktober 2012)
Pembuatan posko untuk menghadang anggota FORSIL
Pemutusan jalan kampung bratasena adiwarna
Persiapan PT CPB sebelum Bentrokan Berdarah Terjadi
POS yang dibuat untuk menghadang Anggota FORSIL
Pemutusan jalan kampung Adiwarna, 07 maret 2013
Alat Perang Koalisi PT CPB
Alat Perang dibuat jauh hari sebelum bentrokan berdarah yang digunakan oleh koalisi PT CPB (Karyawan, P2K, Pam Swakarsa dan Preman)
PROVOKASI BENTROKAN DARI KOALISI PT CPB, 12 MARET 2013
Korban Bentrokan Dari FORSIL
Eskavator dan Korban Ketapel dari FORSIL Kampung Mandiri
Korban Ketapel Besar PT CPB
Korban ketapel dengan peluru baut
Korban ketapel dengan peluru batu
Korban Bentrokan dari FORSIL
Korban Bentrokan akibat batu besar
Situasi Pasca Bentrokan Berdarah 12 Maret 2013
Media Massa dan Pihak pemerintah Daerah memojokkan FORSIL.
Pemanggilan Pihak Kepolisian terhadap pengurus dan anggota FORSIL
Bantuan Sosial dari Pemerintah tidak merata ke Petambak terutama yang tergabung dalam FORSIL
Belum ada kepastian pemutusan kontrak antara petambak FORSIL dengan PT CPB dalam bentuk tertulis, sehingga usaha petambak terabaikan kedepan.
Situasi Pasca Bentrokan Berdarah 12 Maret 2012 Petambak FORSIL kesulitan bahan pangan
karena dihentikannya Biaya Hidup dan Natura sampai sekarang. Dan Bantuan sosial hanya untuk Koalisi Perusahaan PT CPB
Jumlah aparat TNI dan POLRI menimbulkan trauma terhadap anak-anak dan kaum perempuan
Perputaran uang tidak normal seperti dulu sehingga mengganggu usaha kecil menengah seperti pedagang sayuran dan bahan sembako serta campuran lainnya
Tuntutan Petambak Forsil
1. Meminta PT CPB untuk membuat pernyataan tertulis terkait ketidaksanggupan bekerjasama dengan Anggota FORSIL
2. Meminta Pemerintah Pusat untuk membentuk tim penyelesaian konflik petambak vs PT CPB
3. Meminta KOMNAS HAM untuk publikasikan hasil investigasi lapangan
4. Meminta aparat untuk tidak mengkriminalisasi Petambak karena bentrokan sudah disetting pihak perusahaan sejak tahun 2012.