Upload
pt-wings-surya
View
210
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
MENTORING-23 (CAHAYA INJIL)
BMF collections - 2015
i | P a g e
Table of Contents PENDAHULUAN ........................................................................................................ iii
Memberikan Pipi Kiri ................................................................................................ 1
Mengasihi Musuhmu .............................................................................................. 28
Jangan Melakukan Kewajiban Agamamu Di Hadapan Orang ................................. 57
Janganlah Kamu Mengumpulkan Harta di Bumi .................................................... 84
Mata Yang Baik ....................................................................................................... 99
Jangan Kuatir ........................................................................................................ 117
Jangan Kamu Menghakimi, Supaya Kamu Tidak Dihakimi ................................... 138
Jangan Kamu Memberikan Barang Yang Kudus Kepada Anjing ........................... 157
Perumpamaan tentang Domba yang Hilang......................................................... 178
Perumpamaan tentang Pembangunan Menara ................................................... 202
Perumpamaan tentang Pembangunan Menara 2 ................................................ 223
Perumpamaan tentang Pembangunan Menara 3 ................................................ 247
Perumpamaan Tentang Kantong Kulit Yang Lama Dan Yang Baru ....................... 271
Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih .................................................. 281
Perumpamaan tentang Penabur - Dari Sudut Pandang Keselamatan .................. 309
Perumpamaan tentang Pelita ............................................................................... 333
Perumpamaan tentang Benih yang Tumbuh dengan Sendirinya ......................... 351
Perumpamaan Tentang Lalang Di Antara Gandum .............................................. 367
Perumpamaan tentang Benih Sesawi ................................................................... 388
Perumpamaan Tentang Ragi ................................................................................ 401
Perumpamaan tentang Harta yang Terpendam ................................................... 420
Perumpamaan tentang Mutiara ........................................................................... 442
Perumpamaan tentang Pukat ............................................................................... 460
Perumpamaan tentang Ahli Taurat yang Menerima Pelajaran tentang Hal Kerajaan
Surga ..................................................................................................................... 481
PENUTUP .............................................................................................................. 504
ii | P a g e
iii | P a g e
PENDAHULUAN
Apakah Injil itu? Kabar baik.
Apakah artinya bagiku?
Apakah itu penting bagiku?
Apa maknanya bagi dunia?
Bagaimana hidup tanpa Injil Kristus?
Siapakah Yesus? Apa yang Dia ajarkan? Apakah tujuanNya datang ke dunia?
Kiranya pengenalan kita akan Injil dan Kristus menjadikannya sangat berharga dan
bernilai, sehingga sama seperti rasul Paulus & Petrus kita dapat berkata:
II Korintus 2
2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di
jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana.
II Korintus 10
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang
dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
Filipi 3
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku
telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus,
II Petrus 1
1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan
Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
II Petrus 3
3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan
sampai selama-lamanya.
iv | P a g e
Tuhan Yesus memberkati.
BMF collections - 2015
1 | C A H A Y A I N J I L
Memberikan Pipi Kiri
Matius 5:38-42 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita akan mempelajari Matius 5:38-42, kita membaca:
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi
kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang
hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah
juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh
satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang
yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau
meminjam dari padamu.
Kita semua tahu bahwa ajaran ini merupakan inti dari Khotbah diatas
Bukit. Bahkan orang non-Kristen pun sangat familier dengan pasal
Alkitab ini, meski mereka tidak tahu akan hal yang lain. Mereka semua
telah mendengar tentang pasal ini. Pasal ini sangat terkenal. Mereka
tahu ada yang unik dari ajaran Yesus.
Apa Artinya Memberikan Pipi kiri?
Apa arti dari pasal ini? Bagaimana kita dapat mengerti hal ini? Mungkin
kita mendengar banyak orang berpendapat, "Ini berarti bahwa Yesus
berkata kita tidak boleh membalas." Apakah hanya itu yang ingin Yesus
katakan—bahwa kita tidak seharusnya membalas? Jika itu yang Yesus
maksudkan, mengapa Ia tidak hanya berkata, "Jika seseorang
menamparmu, janganlah kamu membalas." Mengapa Ia berkata
"Siapapun yang menampar pipi kananmu berikanlah padanya pipi
kirimu"? Bukankah ini memiliki arti lebih dari hanya tidak membalas?
Jadi sebenarnya apa yang ingin Tuhan Yesus katakan? Bagaimana kita
dapat memahami pasal ini?
Saat membaca pasal ini akan muncul banyak pertanyaan dalam benak
kita. Kita bertanya tentang: Apa manfaat, atau apa nilai spiritual jika
pipi kanan ditampar dan kita memberikan pipi kiri untuk ditampar juga?
Apa arti dari semuanya ini? Apa inti dari ajaran ini? Apa yang mau
dicapai dengan semuanya ini? Jadi kita perlu mencari maknanya. Ada
2 | C A H A Y A I N J I L
orang mengusulkan: "Artinya, di tahap yang lebih dalam, adalah anda
harus mati kepada diri sendiri." Makna itu sangat dekat dengan ajaran
Yesus: mati kepada diri sendiri.
Masalahnya adalah: Apakah maknanya "mati kepada diri sendiri"?
Dalam gereja, kita telah terbiasa menggunakan istilah-istilah, yang
artinya kita paham hanya secara samar-samar. Kita tidak begitu jelas
apa makna yang sesungguhnya dari: "mati kepada diri sendiri". Apa
maknanya? Kita sering kali menggunakan istilah-istilah yang kita pikir
bahwa kita mengerti padahal kita tidak sesungguhnya mengerti apa
yang mau disampaikan oleh istilah-istilah tersebut. Banyak orang
berpikir mereka bahwa mereka mengerti firman Tuhan, tetapi saat
dihadapkan dengan pertanyaan, mereka tidak dapat menjelaskan
pemahaman mereka, dan mereka sadar bahwa mereka tidak
sesungguhnya mengerti apa yang mereka katakan. Kita tidak ingin
berada pada posisi ini. Kita mau mengetahui dengan tepat apa yang
firman Tuhan katakan pada kita. Dan kita tidak akan puas hanya
dengan pengetahuan yang samar-samar yang sebenarnya sangat
berbahaya karena kita beranggapan bahwa kita mengerti padahal
sesungguhnya kita tidak begitu mengerti. Jika saya menanya kembali
saat anda berkata, "Kita perlu mati kepada diri sendiri", kira-kiranya
sejauh mana anda dapat menjawab, kira-kiranya sejauh mana
pemahaman anda akan artinya kalimat ini?
Memukul Dengan Punggung Tangan - Menambah Penghinaan
Untuk mengerti hal ini lebih lanjut, saya harus menunjukkan beberapa
poin teknik, untuk membantu kita mengerti pasal ini dengan lebih
tepat. Perhatikan apa yang dikatakan: "Jika siapapun menampar pipi
kananmu...". Dikatakan pipi kanan, sekarang pandanglah orang lain
dan lihat bagaimana anda dapat menampar pipi kanan seseorang.
Renungkan ini sejenak. Pipi kanannya di sebelah ini. Jika saya
menghadapnya dan saya mau menamparnya, saya menampar pipi
kirinya, bukan pipi kanannya. Satu-satunya cara saya dapat menampar
pipi kanannya adalah dengan membalikkan tangan dan memukulkan
dalam cara ini. Apakah anda memperhatikan itu? Firman Allah itu
sungguh luar biasa! Tidak ada yang sia-sia, selalu ada poin yang
sempurna di dalamnya. Anda ingin menampar pipi kanannya? Anda
coba. Anda tidak dapat menamparnya dengan cara ini: anda harus
membalikkan tangan ke belakang. Menggunakan pukulan belakang
(backstroke), atau 'backhand stroke' seperti pukulan yang digunakan
3 | C A H A Y A I N J I L
seorang pemain tenis atau bulu tangkis. Jadi untuk menampar pipi
kanannya, anda harus menggunakan punggung tangan. Adakah
signifikan dalam hal ini? Ini sangat berarti! Pukulan tersebut
merupakan pukulan yang sangat menghina, pukulan yang sangat
menyinggung. Bahkan hari ini bagi orang Arab, memukul seseorang
dengan punggung tangan merupakan penghinaan tertinggi.
Saya telah meneliti hukum Yahudi tentang hal ini sebelumnya. Topik ini
sangat menarik. Di bawah hukum Yahudi dikatakan bahwa jika anda
menghina seseorang dan menamparnya, anda harus membayar denda
atas kesalahan itu. Membayar denda sebesar 200 zuz menurut hukum
Yahudi, yaitu sebanyak 200 dinar dalam peraturan Romawi. Jika anda
memukul dengan telapak tangan, dan ia membawa anda ke pengadilan
Yahudi, di hadapan satu atau tiga hakim, pengadilan kecil Yahudi, anda
akan didenda 200 zuz. Itu jumlah yang banyak. Dengan uang 200 zuz
cukup untuk membeli sebuah jaket yang bagus. (Saya
memberitahukan anda hal ini karena zuz tidak berarti bagi anda)
Berbicara dalam bahasa modern, anda dapat membeli jaket yang
sangat sangat mahal dan bagus dengan uang 200 zuz. Anda akan
didenda dengan uang sejumlah itu. Saya tidak tahu berapa harga jaket
sekarang. Saya belum pernah belanja. Perkiraan saya mungkin sekitar
100 dolar. Saya tidak begitu yakin berapa harga sebuah jaket. Tapi
bagaimanapun kita tahu, dendanya cukup tinggi.
Tetapi, untuk sebuah tamparan yang menggunakan punggung tangan,
anda akan didenda dua kali lipat di bawah hukum Yahudi. Anda akan
dihukum dua kali lipat, yaitu, 400 zuz karena menampar seseorang
menggunakan bagian belakang tangan anda.
Jadi anda lihat, untuk memahami PB secara rinci, sering kali sangat
penting untuk kita mengerti hukum Yahudi karena itu akan membantu
kita untuk mengerti banyak hal dengan lebih jelas. Sayangnya, banyak
karya-karya teknis ini tidak tersedia bagi pemimpin-pemimpin, tapi kita
harus menguraikan detail-detail ini untuk membantu kita lebih jelas
memahami firman Tuhan.
Jadi kita lihat bahwa tamparan menggunakan punggung tangan
dianggap sebagai penghinaan ganda dengan harga denda 2 kali lipat.
Menampar seseorang bermakna merusak martabat seseorang, dan
dibawah hukum Yahudi itu satu serangan yang sangat amat terhadap
4 | C A H A Y A I N J I L
seseorang. Anda telah merusak martabatnya; anda telah merendahkan
dia. Tapi menampar dengan membalikkan tangan, anda telah
melipatgandakan penghinaan ke atasnya. Jadi ini satu poin teknis yang
perlu kita perhatikan.
Prinsip Keadilan - Mata Ganti Mata
Pada ayat 38 dikatakan: "Mata ganti mata, gigi ganti gigi". Apa itu? Ini
adalah prinsip keadilan. Prinsip keadilan ini juga terdapat dalam Taurat
Musa. Prinsip ini bukan bagian dari 10 Firman Allah, tapi terdapat
dalam Taurat Musa. "Mata ganti mata, gigi ganti gigi'. Ini adil atau
tidak adil? Bukankah kita harus memiliki keadilan? Anda mengambil
mata seseorang; anda kehilangan mata anda sendiri. Jika anda
memenggal tangan seseorang, tangan anda akan dipenggal. Jika anda
membunuh seseorang, maka anda juga mati. Nyawa ganti nyawa!
Inilah prinsip keadilan. Inilah keadilan. Ini pantas. Harus begini! Harus
ada cara untuk menegakkan keadilan di dunia. Kita tidak dapat hidup di
dunia ini jika tidak ada keadilan. Anda dapat melihat bahwa
masyarakat harus ada keadilan. Renungkan sejenak, jika tidak ada
keadilan di dunia ini, apa akan terjadi?
Pikirkan sejenak bagaimana jika tidak ada polisi. Saya dengar bahwa
polisi di Montreal pernah mogok kerja. Menakjubkan! Polisi bisa mogok
kerja! Saya belum pernah mendengarkan hal itu sebelumnya. Tapi
bagaimanapun, jika polisi mogok kerja, maka anda tahu apa akan
terjadi. Dengan segera akan ada perampokan dan akan ada
pembunuhan. Tentu saja akan terjadi banyak perampokan, karena ini
kesempatan untuk melakukannya, pecahkan saja jendela toko saat
polisi tidak ada di sana. Tiba-tiba kekacauan terjadi karena tidak ada
yang menegakkan hukum.
Seluruh prinsip hukum berdasarkan prinsip "Mata ganti mata, gigi ganti
gigi", ini tidak selalu dilakukan secara leterlek, tapi gantirugi yang
sepadan akan dituntut. Sebagai contoh saat kita mengemudi mobil dan
menabrak seseorang yang menyebabkan orang itu terluka. Nah, apa
yang pengadilan lakukan? Katakanlah anda menyebabkan matanya
yang sebelah buta, anda harus bayar denda 50,000 dolar. Wah!
Sebaiknya ambil mata anda saja. Mata anda lebih murah. Anda tidak
mampu membayar 50,000 dolar. Anda mematahkan kakinya, mereka
menghukum anda 50,000 dolar lagi, atau 100,000 dolar atau
berapapun jumlah dendanya. Saya tidak tahu pasti berapa besar denda
5 | C A H A Y A I N J I L
yang harus dibayar untuk ini. Karena itulah begitu banyak orang
membeli asuransi karena tidak ada yang sanggup membayar denda
sebesar ini. Anda tidak punya uang untuk membayar. Jadi daripada
mengambil mata anda sebagai ganti—ini masih mata ganti mata, kaki
ganti kaki, tangan ganti tangan—tapi daripada melakukannya secara
harafiah, mereka menjatuhkan denda yang menurut mereka sepadan
dengan harga kaki yang patah. Semahal mana harga sebelah kaki?
Saya tidak pasti apakah 50,000 dolar atau 100,000 dolar? Jadi prinsip
ini masih berlaku. Ia adalah dasar dari seluruh hukum. Inilah caranya.
Dalam hukum tidak ada pengampunan. Perkataan itu tidak berguna di
hadapan hakim. Mungkin anda berkata "Oh, Pak hakim saya minta
maaf! Saya tidak akan melakukan hal itu lagi. Saya sungguh- sungguh
menyesal" Dan anda berpikir hakim akan berkata "Ok! Ok! Kamu
sungguh menyesal. Lupakan semuanya!" Tapi ia akan menjawab
"Kakinya patah, aku tidak peduli seberapa besar penyesalanmu. Kamu
harus membayar gantirugi." Itulah prinsip hukum. Tidak ada
pengampunan dalam hukum. Yang ada hanya keadilan. Seperti yang
Yesus katakan dalam Mat 5:26: "Sesungguhnya engkau tidak akan
keluar dari sana sampai engkau membayar hutangmu sampai lunas".
Hukum Diperlukan untuk Mengontrol Dosa
Jadi hukum merupakan kontrol bagi dosa. Mengingat masyarakat ini
adalah masyarakat yang berdosa, anda harus menegakkan hukum
untuk mengontrol dosa. Jika tidak, dosa akan merajalela. Sifat manusia
kalau tidak dikontrol, tidak terbayangkan kejahatannya.
Saya telah mengingatkan sebelumnya, apa yang dapat manusia
lakukan secara alami saat batasan hukum tidak ada lagi. Itulah alasan
mengapa tentara yang pergi berperang di negara yang asing
berperilaku seperti binatang liar—karena mereka tidak lagi di bawah
hukum entah hukum negara mereka sendiri—karena mereka berada di
negara asing—atau negara tempat mereka berada, karena ia dalam
keadaan perang.
Tentara akan melakukan segala macam kejahatan, jika diberi
kesempatan, kecuali Panglima Tertinggi mengontrolnya dengan ketat
dan akan menghukum keras tentaranya sendiri. Bagaimanapun,
biasanya kontrol agak longgar. Mereka mengizinkan tentara untuk
memiliki cukup kebebasan, dan setelah itu apa terjadi? Pembantaian,
6 | C A H A Y A I N J I L
perampokan, pemerkosaan dan pembunuhan - segala sesuatu terjadi
atau akan terjadi karena tidak ada batasan hukum. Inilah alasannya
mengapa tentara Jepang berperilaku seperti binatang liar di Negeri
Cina, tetapi hal ini benar bagi banyak negara yang lain juga.
Jadi kalau memang ini keadaannya dan hukum adalah suatu keharusan
di dalam suatu masyarakat, maka mengapa anda berkata bahwa anda
harus memberikan pipi kiri? Itu bertentangan dengan hukum.
Bukankah ini suatu penghapusan hukum, jika anda berkata, "Ya,
hukum mewajibkan mata ganti mata dst", tapi kemudian anda tidak
mematuhi hukum dan berkata, "Aku tidak keberatan ditampar
beberapa kali, aku agak menikmatinya. Lanjutkan!" Apa ini? Apa yang
terjadi di sini? Tampaknya ada sadisme yang terbalik, dimana anda
menikmati penderitaan ketika dipukul. Jadi ajaran apa ini? Baiklah,
apakah Yesus mengajarkan hal-hal yang seperti ini? Tidak sama sekali!
Tapi bagaimana kita dapat mengerti hal ini?
Memberikan Pipi Kiri - Penalaran Tuhan lwn Penalaran Manusia
Untuk memahami pasal ini, kita harus mengerti satu prinsip spiritual.
Prinsip spiritual apa? Prinsip spiritual mengenai perbedaan di antara
penalaran manusia dan penalaran ilahi. Dan poin ini yang kita harus,
oleh kasih karunia Allah, memperjelaskan kepada setiap orang di sini-
perbedaan vital antara penalaran manusia dan penalaran ilahi. Cara
pikir Allah dan cara pikir kita, yaitu cara pikir manusia sama sekali
berbeda. Seperti yang dikatakan Yesaya, Tuhan berkata "Sebab
pikiran-Ku bukanlah pikiranmu, jalan-Ku bukanlah jalanmu." [Yes 55:8]
Apakah anda mengerti maksudnya? Lihat pasal ini dan anda akan
melihat betapa besar perbedaan di antara jalan Allah dibandingkan
dengan jalan manusia. Sama sekali berbeda! Dan pada hakikatnya
menjadi Kristen berarti seluruh pikiran kita diperbaharui, ditransformasi
dan diubahkan.
Masalahnya saat ini, gereja dipenuhi dengan orang-orang yang akal
budinya belum diubahkan. Pikiran mereka masih pikiran yang lama.
Mereka memakai pakaian baru, tapi di dalamnya masih lama. Mereka
berperilaku, berpikir, dan berbicara seperti orang non-Kristen namun
mereka mengakui diri sebagai orang Kristen. Dalam minggu-minggu
ini, hati saya merasakan sangat berat dan sakit saat saya
memperhatikan bahwa gereja kita, sama dengan gereja yang lain,
dipenuhi dengan orang-orang yang berpikiran seperti manusia lama -
7 | C A H A Y A I N J I L
pikiran duniawi, pikiran manusia. Saya tidak dapat menyembunyikan
kekecewaan dan kejijikan saya akan semunya itu. Terus terang
terkadang itu membuat saya sakit dan muak, sehingga saya mau
berhenti. Saya hanya mau menyerah. Saya mengakui kepada kalian
kelemahan saya. Terkadang saya merasa begitu frustrasi sehingga
saya ingin meninggalkan semuanya. Saya ingin mengatakan, "Lihat!
Jika kalian tidak mau diubahkan, tidak mau menjadi ciptaan yang baru,
lanjutkan saja, jalankan gereja ini dengan caramu dan aku akan keluar.
Lakukan dengan cara Tuhan atau lakukan dengan caramu sendiri dan
jangan melibatkan aku." Terdapat penghakiman, kritikan dan pikiran
manusia—kita tidak boleh terus berada di dalam gereja dalam keadaan
ini. Saudara-saudara, kita tidak dapat terus berada di dalam gereja
dalam keadaan ini, kita harus diperbaharui.
Saya ada di sini hanya untuk melakukan satu hal. Saya tidak di sini
untuk membangunkan gereja demi membangunkan gereja apa saja.
Saya tidak tertarik dengan ini. Saya di sini untuk membangun murid.
Tuhan Yesus berkata, "Pergilah dan jadikan semua bangsa murid-Ku."
[Mat 28:19] Dan apa itu murid ? Murid-murid adalah orang-orang yang
mempunyai suatu cara berpikir yang seluruhnya baru. Itulah yang mau
diajarkan oleh seluruh Khotbah di Bukit, bukan untuk memberikan kita
suatu kode etika. Khotbah di Bukit memberitahu kita bagaimana kita
berperilaku sebagai ciptaan yang baru. Saya mau bertanya pada anda:
"Apakah anda mau menjadi orang yang baru? Ini juga ditujukan pada
pemimpin-pemimpin gereja. Anda ingin menjadi orang yang baru atau
anda tidak mau menjadi orang yang baru? Jika anda tidak mau menjadi
orang yang baru, maka lanjutkan saja sendiri dan jangan libatkan saya,
karena saya tidak dapat dibeli dan saya tidak berhasrat untuk
menempuh jalan lain selain jalan Tuhan. Saya tidak peduli jika saya
menginjak kaki orang atau menyinggung perasaan semua orang di sini.
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya di Liverpool, saya akan
menyampaikan Firman Allah dan saya tidak peduli jika semua orang
merasa tersinggung dan ingin pergi. Mereka semua boleh pergi. Saya
akan tetap menyampaikan firman Tuhan tanpa kompromi. Hal yang
menggelikan adalah: mereka masih tidak mau pergi. Di Liverpool
mereka masih tetap datang, meskipun saya terus membuat mereka
tersinggung. Ada beberapa dari mereka, saya membuat mereka
tersinggung selama 2 tahun penuh, setiap minggu mereka seakan
dipukul palu. Kadang saya tertanya-tanya bagaimana mereka dapat
8 | C A H A Y A I N J I L
bertahan begitu lama. Ini sungguh membingungkan saya. Mereka akan
kembali minggu berikutnya untuk menerima pukulan demikian pula
seterusnya. Saya berpikir, "Berapa lama mereka akan bertahan
sebelum akhirnya mereka dipatahkan atau mereka pergi?
Ada dua hal yang akan terjadi di gereja ini, saudara-saudara. Seorang
itu entah sama sekali meninggalkan gereja ini atau ia akan berubah.
Tidak ada cara lain. Tidak ada yang dapat duduk lama-lama di gereja
ini dan bertahan terhadap pengajaran ini. Entah ia akan berpaling dan
berkata, "Sudah cukup! Aku tidak ingin mendengar perkataannya lagi",
atau Allah akan mengubah dia melalui Firman-Nya. Di Liverpool,
beberapa orang sanggup bertahan 2-3 tahun, dan pada akhirnya,
mereka tidak datang lagi (seperti perkiraan saya yang pertama, tapi
saya tertanya-tanya, mengapa mereka tidak pergi sejak awal?).
Sedangkan yang lainnya diubahkan. Jadi ingatlah saudara-saudara,
hanya dua hal yang akan terjadi: entah firman Tuhan sendiri yang akan
mengubahkan anda atau anda tidak ingin mendengarkan lagi
semuanya itu. Inilah yang diajarkan melalui Khotbah di Bukit -
transformasi pikiran.
Pembaharuan pikiran - Berfungsi dalam Logika Rohani
Roma 12:1-2 seharusnya lebih dikenali oleh semua orang Kristen. Saya
akan membacakan sekali lagi Roma 12:1-2. Khususnya jika anda orang
Kristen yang baru dan tidak tahu pasal ini, saya mau kalian mengenal
ayat ini dengan baik: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" - ibadahmu
yang sejati. "Janganlah kamu menjadi" - perhatikan ayat 2—"serupa
dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna". Tapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu—inilah artinya menjadi Kristen.
Saya tidak tertarik dengan sejauh mana pengetahuan anda tentang
Alkitab; saya tidak terkesan dengan semuanya itu. Saya dapat dengan
penuh keyakinan berkata bahwa saya mengenal Alkitab lebih dari
semua yang ada di sini. Saya tidak terkesan dengan pengetahuan
Alkitab. Jangan bermegah dan memberitahu pada saya dan berkata,
"Saya telah banyak membaca buku-buku penafsiran Alkitab." Jika
anda mau bermegah, maka seperti yang Paulus katakan, "Aku juga
9 | C A H A Y A I N J I L
boleh bermegah dan menjadi orang bodoh [2 Ko 11:16], saya
menghabiskan waktu selama 6 tahun untuk mempelajari dasar Alkitab
dan Teologi. Saya juga sudah banyak melakukan penelitian. Jangan
ada yang datang dan bermegah tentang pengetahuan Alkitab. Ini
bukan persoalan sebanyak mana yang anda tahu. Ini adalah persoalah
sejauh mana pikiran anda sudah diubahkan. Itulah yang penting! Jadi
kita harus memahami ini. Di sini firman Tuhan memberitahu kita—
Tuhan Yesus sedang berkata - bahwa jika kita mau mengerti pasal ini,
pikiran kita harus seluruhnya diubahkan. Bagaimana pikiran kita dapat
diubahkan? Dengan cara apakah pikiran kita dapat diubahkan?
Pertama saya akan menunjukkan cara pikir lama, yaitu cara pikir
dunia. Saya telah menggunakan istilah 'logika dunia' dan 'logika
rohani'. Logika adalah sistem, cara pikir. Logika manusia adalah
sesuatu yang masuk di akal. Berdasarkan penilaian manusia, itu sangat
masuk akal. Kita baru saja melihat bahwa ia sangat masuk akal: mata
ganti mata , gigi ganti gigi itu. Ini sangat pantas. Berdasarkan apa
yang dianggap bernilai oleh dunia, logika ini sempurna. Tidak dapat
dipersoalkan; tidak dapat dikritik. Bagaimana dunia ini jika tidak ada
hukum? Dapatkah anda bayangkan jika tidak ada polisi? Dapatkah kita
bayangkan jika tidak ada pemerintah? Tolstoy membuat kesalahan
besar. Ia berpikir bahwa dunia dapat mengambil ajaran Yesus dan
mengikut ajaran itu. Ini hanya satu impian kosong. Dunia tidak dapat
mengikuti ajaran Yesus. Ajaran Yesus di sini adalah untuk murid-
muridNya, bukan untuk dunia. Ajaran-Nya adalah untuk orang-orang
yang, menurut istilah mereka, telah 'lahir baru'. Ini bermakna sudah
diubahkan, ditransformasi. [Jangan gunakan istilah-istilah seperti 'lahir
baru' - tidak ada seorangpun yang tahu apa maknanya.]
Secara persis 'lahir baru' dapat diartikan bahwa seluruh kehidupan
anda, seluruh arah kehidupan anda telah berubah. Seluruh karakter,
seluruh sifat telah berubah. Anda telah menjadi orang yang baru. "Yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." [2 Ko
5:17]. Dan ajaran Yesus ditujukan untuk orang baru; untuk manusia
baru. Bukan untuk masyarakat umum. Bagaimana anda dapat berharap
dunia untuk hidup dalam ajaran ini? Tentu saja mereka tidak akan
dapat hidup di dalamnya. Dan Yesus tidak memberikan ajaran ini untuk
dipraktikkan oleh dunia. Ajaran ini untuk Kerajaan Allah. Sehingga
tidak timbul pertanyaan, "Bagaimana orang-orang dapat
mempraktikkannya?" Tidak ada seorangpun yang berkata bahwa dunia
10 | C A H A Y A I N J I L
dapat mempraktikkannya, jika mereka belum lahir baru, jika mereka
bukan ciptaan baru. Mereka tidak dapat mempraktikkan ajaran ini. Ini
bukan untuk dunia, tapi untuk Kerajaan Allah, jadi tidak ada masalah di
sini.
Tetapi mengertilah hal ini - bahwa dalam sistem dunia, cara pikir dunia
sangat masuk akal. Logika yang sempurna. Kita mengerti bahwa harus
ada hukum. Manusia harus memiliki hak. Jika manusia tidak memiliki
hak, ia akan diinjak-injak. Ia akan diinjak-injak di bumi. Ia harus
memiliki hak. Oleh karena itu harus ada hukum. Dan jika ada seorang
yang melanggar hak anda, yang menyebabkan anda terluka, maka
orang tersebut harus merasakan hal yang sama seperti yang ia lakukan
pada anda. Itulah logika yang sempurna dan sangat dapat diterima.
Logika Rohani Bekerja di Tingkat yang Berbeda Dengan Logika
Dunia
Mari kita lanjutkan untuk mempertimbangkan hal ini. Kita akan melihat
bahwa pikiran dunia sangat logis. Sebagai contoh: sangat logis dan
masuk akal jika dikatakan, "Saya perlu pekerjaan; saya perlu bekerja;
saya perlu membeli rumah; saya perlu menikah; saya perlu punya
anak; saya harus punya keturunan', dan seterusnya. Di dalam
sistemnya [penalaran dunia] sendiri, logikanya sangat sempurna. Tentu
saja anda membutuhkan semua itu. Itu hal yang alami. Dan anda
berkata, "Ya, saya perlu pergi bekerja; jadi saya butuh membeli mobil;
saya perlu pendidikan", dan seterusnya. Itu semuanya sangat logis.
Saat anda lulus, tentu saja anda tidak mencari pekerjaan yang buruk;
anda mencari pekerjaan yang baik. Semakin baik, lebih baik. Itu
sungguh logis. Anda tidak perlu menjadi orang yang jenius untuk
mengetahui hal itu. Di dalam sistem pikiran dunia, logikanya
sempurna. Jadi di manakah letak perbedaan logika dunia dengan logika
rohani? Logika spiritual berbeda karena ia bekerja di tingkat yang
berbeda—pahamilah hal ini! Ia beroperasi di tingkat yang berbeda
sama sekali dan anda akan menemukan bahwa di dalam tingkat logika
spiritual itu sendiri, semuanya juga sangat masuk akal.
Bagaimana mungkin kedua-duanya masuk akal pada saat yang
bersamaan? Karena keduanya beroperasi pada level yang berbeda. Ini
adalah tipe logika yang berbeda. Ia bekerja pada tingkat yang berbeda.
Karena itulah jika anda manusia rohani, anda berpikir dengan logika
rohani, maka anda akan mengalami kesulitan berbicara pada orang
11 | C A H A Y A I N J I L
non-Kristen karena pikiran mereka berdasarkan logika manusia. Ia
tidak akan mengerti apa yang anda katakan. Ia akan berkata, "Saya
tidak mengerti apa yang kamu katakan, mengapa kamu melakukan hal
ini?" Ia tidak mengerti tindakan anda, cara hidup anda, karena logika
anda, seluruh kehidupan anda beoperasi pada level yang berbeda sama
sekali. Namun ia tidak dapat menemukan kesalahan dengan hal itu. Dia
tahu bahwa entah bagaimana apa yang anda lakukan itu masuk akal
juga, tapi sulit baginya untuk mengerti hal itu, karena cara Tuhan
bukan cara manusia. Mereka berkata, "Saya tidak mengerti. Saya
dapat melihat bahwa terdapat alasan dalam cara Tuhan bekerja,
namun saya tidak dapat mengerti sepenuhnya". Tapi jika ia
sepenuhnya orang dunia, yaitu jika pikirannya hanya terbatas pada
pikiran duniawi, ia bukan saja tidak dapat mengerti pikiran anda,
barangkala ia akan menyerang pikiran anda. Ia bukan hanya akan
mengkritik pikiran anda, ia akan menyerang anda. Ia akan berkata
bahwa anda gila, bahwa anda tidak waras.
Adalah tidak mengejutkan bahwa Yesus dituduh gila. Apa yang
mengejutkan tentang hal itu? Mereka tidak dapat mengerti jalan
pikiran-Nya. Paulus juga dituduh sudah gila. John Sung juga disangka
gila. Menurut dunia mereka semua gila. Karena dunia tidak mengerti
hal yang berhubungan dengan Allah. Seperti yang dikatakan Paulus
manusia duniawi tidak menerima hal-hal rohani. Jadi kita harus
memahami adanya dua penalaran dan kedua-duanya sempurna
dengan tersendiri. Sekarang, sebagai orang yang sudah terbiasa, yang
pernah berada di dalam dunia, anda dapat memahami pikiran orang
dunia. Anda harus dapat mengerti. Seringkali kesalahan terbesar orang
Kristen adalah tidak dapat membedakan dua tipe logika ini. Jadi
mereka menggunakan logika rohani untuk berdebat dengan orang non-
Kristen.
Orang non-Kristen tidak tahu apa yang anda bicarakan. Anda tidak
dapat berkomunikasi dengan dia karena anda sedang berbicara dari
tingkat logika yang berbeda. Sebagai contoh, orang tua anda yang
tidak kenal Tuhan dan anda berbicara tentang Kristus pada mereka.
Mereka memperhatikan anda dan berkata, "Aku tidak tahu apa yang
terjadi dengan dia. Kita berpikir ia pergi ke Kanada untuk belajar
sesuatu yang masuk akal, tetapi ia kembali dan bicara tentang hal-hal
yang tidak berguna. Kita tidak mengerti dia sama sekali". Bagi mereka
semuanya sampah; tidak masuk akal, karena mereka beroperasi di
12 | C A H A Y A I N J I L
level yang berbeda. Pada kenyataannya, anda dapat mengerti mengapa
mereka berpikir bahwa anda tidak masuk akal karena anda sendiri
pernah berpikir dengan cara mereka berpikir. Jadi, karena anda tidak
mengerti bahwa mereka berfungsi di tingkat logika yang berbeda
dengan anda, maka ini sudah membuka satu jurang pemisah dalam
komunikasi dan membutuhkan banyak kemahiran spiritual untuk
menutupi jurang itu. Memerlukan banyak kemahiran untuk memahami
mengapa mereka tidak mengerti. Terkadang sangat menyedihkan
melihat seorang Kristen dan seorang non-Kristen berdebat. Mengapa?
Kesalahannya terletak pada orang Kristen. Seharusnya orang Kristen
memahami, bahwa non- Kristen tidak dapat memahami hal ini,
sehingga diperlukan cara pendekatan yang berbeda, untuk
menghilangkan jurang pemisah dalam komunikasi tersebut.
Sifat dari manusia rohani
1) Manusia Rohani Suka Memberi daripada Mengambil
Mari kita perhatikan sifat atau ciri-ciri dari cara pikir baru yang harus
dimiliki orang Kristen sejati. Kita mempunyai cara pikir yang 100%
baru. Apa itu cara pikir yang baru? Apa ciri-ciri dari logika rohani ini?
Pertama, perhatikan. Seraya kita melihat pada ajaran Tuhan (kita
harus berhati-hati dalam penguraian kita dengan melihat pada ajaran
Tuhan dan tidak mengembara ke tempat lain), mari kita melihat ini.
Bacakan sekali lagi: "Jika seseorang menampar pipi kananmu, berikan
pipi kirimu, yaitu berikan pipi yang satu lagi. Jika seseorang mengingini
bajumu, berikanlah, biarkan mereka mengambil jubahmu. Saya tidak
tahu mengapa dalam terjemahan bahasa Inggris [dan juga Indonesia]
menggunakan istilah 'jubah' ini. Kita tidak memakai jubah hari ini.
Terjemahan 'jubah' tidak berarti bagi kita. Apakah anda sedang
mengenakan jubah? Tentu tidak. Jadi manfaat apa yang diperoleh dari
terjemahan kata 'jubah'? Terkadang saya tidak mengerti sama sekali,
mengapa si penterjemah tidak menggunakan kata 'bajumu dan
jaketmu' atau sweatermu atau rompimu atau jaketmu? Bahasa itu akan
lebih mudah dimengerti. Sedangkan kata 'jubah'? Kita tidak memakai
jubah. Tidak ada gunanya menggunakan kata seperti ini. Jadi poin yang
ingin ditunjukkan di sini adalah: jika seseorang ingin mengambil baju
anda, jangan katakan, "Tunggu sebentar, baju ini sangat bagus,
harganya 15 dolar". Tidak, tidak demikian! Jika ia ingin bajumu, maka
lepaskan jaket anda dan katakan, "Kamu boleh memiliki ini juga". Ia
13 | C A H A Y A I N J I L
ingin mengambilnya-anda memberikan padanya. Anda memberinya
yang lain juga.
Jika seseorang datang pada anda dan berkata, "Kamu harus berjalan
sejauh 1 mil", ini merupakan cara orang Romawi memperlakukan umat
jajahannya, di mana orang di bawah jajahannya disyaratkan, yaitu,
diwajibkan untuk membawa barang-barang milik pemerintah untuk
jarak tertentu. Jika ada yang memaksa anda untuk berjalan sejauh 1
mil, (sesuai dengan hukum yang berlaku di waktu itu; ia tidak dapat
memaksa anda untuk berjalan lebih jauh dari jarak tersebut), dengan
senang hati anda berjalan 2 mil.
Jika seorang pengemis datang meminta pada anda karena
kebutuhannya, jangan menolak dia. Berikan padanya apa yang menjadi
kebutuhannya. Berikan kepada dia. Perhatikan apa yang ditunjukkan di
sini? Apakah anda dapat melihatnya? Tidak tahu? Ciri pikiran dunia
adalah mengambil. Sedangkan ciri dari pemikiran rohani, pikiran Allah
adalah memberi. Perhatikan perbedaan pertama. Dunia ingin
mengambil, mengambil, mengambil, dan mengambil sebanyak
mungkin! Ambillah! Pikiran rohani adalah memberi—memberi
melampaui semua alasan. Tidak masuk akal untuk memberi; anda
tidak punya apa-apa, tetapi anda masih memberi yang terbaik.
Memberi! Memberi! Memberi! Itulah pola pikir manusia rohani. Anda
masih memberi. Mengapa anda melakukannya? Karena pikiran anda
telah diubahkan. Penalaran anda sudah berubah. Anda senang
memberi.
Menguji Diri—Apakah kita Suka Memberi atau Mengambil?
Di sini saya mau anda menguji diri sendiri. Kita menuju pada hal yang
nyata. Apakah anda suka memberi? Tadi apabila saya berkata gereja
penuh dengan Kristen duniawi, penuh dengan orang yang belum
diubahkan, walaupun secara eksternal mereka mungkin Kristen, boleh
jadi anda berkata pernyataan saya tidak adil. Anda berkata, "Mungkin
ia tidak adil, memberikan pernyataan yang begitu umum". Baik, mari
kita lihat apakah itu pernyataan yang wajar atau tidak. Mari saya
bertanya kepada anda, "Apakah anda benar-benar suka memberi atau
anda lebih suka mengambil? Jujurlah pada diri sendiri, anda suka
mengambil atau anda suka memberi? Jika saya minta anda untuk
memilih. Sejujurnya mana yang menjadi pilihan anda? Memberi atau
14 | C A H A Y A I N J I L
mengambil? Saya khawatir mungkin jawabannya, anda lebih senang
menerima atau mengambil.
Perasaan saya berkecamuk ketika mendengar orang Kristen berkata,
"Oo, Tuhan sangat baik padaku, kau tahu mengapa? Aku dapat liburan
gratis, segala kebutuhanku dipenuhi. Aku tidak perlu memberi apa-
apa". Saya ingin katakan, "Saudara-saudaraku, semuanya dicukupkan?
Pasti ada yang harus membayar tagihannya". Ia lebih senang
memperoleh, dan ia berpikir itu adalah berkat Tuhan. Banyak orang
Kristen yang berkata, "Tuhan berapa banyak yang dapat Kau berikan
padaku?" Ini sama halnya dengan berapa banyak yang dapat kita ambil
dari Tuhan. "Alasan mengapa saya ada di gereja adalah karena aku
mau Tuhan memberikan aku yang ini! Tuhan berikan aku yang itu!"
Ada kasus yang menarik dan benar-benar terjadi, saat saya berbicara
dengan seorang saudara yang menurut pandangan saya adalah
seorang yang baik. Ia berkata, "Kamu tahu, Tuhan sangat baik
padaku". Saya bertanya, "Ya? Bagaimana Ia bisa begitu baik padamu?"
Ia menjawab, "Aku tidak perlu bayar apa pun untuk liburan kali ini".
"Sungguh? Bagaimana itu bisa terjadi?" "Segala kebutuhanku sudah
ditanggung. Semua orang memperhatikan dan menyediakan semua
kebutuhanku". Apakah ini sungguh baik? Tidakkah terlintas dalam
benaknya - mereka, orang lain - yang harus menyediakan segala biaya
kebutuhannya. Mereka yang harus memberi sehingga ia tidak perlu
membayar. Saya berpikir sendiri, hal seperti ini begitu lazim, begitu
lazim dalam pemikiran orang Kristen. Jika anda pergi makan malam
dan seseorang membayar untuk anda, anda berkata, "Puji Tuhan,
Tuhan sangat baik, aku bisa makan gratis". Tidak terpikirkah anda
bahwa seseorang yang harus mengeluarkan uangnya membayar untuk
anda?
Untuk apa anda bersyukur? Jika anda punya uang di kantong, anda
tidak membayar dan orang lain yang membayar untuk anda dan anda
mengatakan, "Tuhan sangat baik padaku". Inilah yang saya sebutkan
sebagai pemikiran duniawi yang dikemas dengan pakaian agama. Tapi
semuanya dilakukan tanpa mereka menyadarinya. Tetapi di sini kita
dapat melihat bahwa logikanya masih berupa logika manusia duniawi.
Berapa banyak yang dapat aku peroleh? Kesukaannya adalah dalam
memperoleh, bukan dalam memberi, dengan itu pikirannya bukan:
"Betapa bagusnya karena aku dapat memberi! Begitu bagus di mana
15 | C A H A Y A I N J I L
aku punya kesempatan untuk memberi!" Pernahkah anda merasa
bahagia dalam memberi? Mungkin tidak, anda berkata, "Mengapa aku
harus membayar untuk makanan ini? Mengapa bukan tiga orang ini,
dua orang itu, atau siapapun, mengapa bukan mereka yang
membayarnya?" Itulah pikiran yang menguasai kita. Ujilah sekarang
dan lihat sejauh mana pikiran anda benar-benar rohani.
Sifat Dosa- Selalu Mengambil!
Jadi kita dapat menguji pikiran kita untuk mengetahui ciri-ciri manusia
duniawi. Mari kita melangkah lebih jauh untuk lebih memahami hal ini -
memahami bahwa sifat dari dosa adalah selalu memperoleh dan bukan
memberi, dan kita akan mengerti mengapa manusia rohani lebih suka
memberi daripada memperoleh. "Adalah berbahagia memberi daripada
menerima." [Kisah 20:35] Anda tahu mengapa? Karena sifat dari dosa
adalah selalu mengambil. Lihat pada 10 Firman itu. Apakah 10 Firman
melarang anda untuk memberi sesuatu? Perintah mana yang melarang
anda untuk memberi? Dalam ke-10 Firman tersebut, setiapnya
melarang anda untuk mengambil sesuatu yang bukan milik anda,
karena sifat dosa bukan hanya mengambil tetapi juga mengambil apa
yang bukan menjadi hak anda.
Sifat dosa adalah selalu mengambil. Jangan mengingini, jangan
mencuri, jangan berzinah, jangan melakukan ini. Semuanya ingin kita
ambil, mengambil bahkan apa yang bukan menjadi hak kita. Sifat dosa
adalah selalu mengambil. Mengambil di luar apa yang sudah
ditentukan, itulah yang akhirnya menjadi dosa. Tetapi jika keinginan
untuk mengambil itu sudah ada dalam diri anda, anda tidak perlu pergi
terlalu jauh sebelum anda mengambil apa yang tidak menjadi hak
anda. Terdapat benda-benda yang tidak bisa anda ambil. Jika anda
bekerja di kantor, bolehkah anda mengambil barang-barang kantor?
Anda berkata, "Saya kerja di sini." Apakah itu memberi hak pada anda
untuk mengambil barang di kantor? Kapan anda melewati batas - dari
mengambil menjadi mencuri? Kapan anda melewati batas itu?
Tepatnya saat kita berpikir bahwa mengambil barang kecil, bukan
mencuri. Hanya mengambil barang yang besar, yang disebut mencuri.
Di mana letak perbedaan di antara mengambil penghapus yang
seharga beberapa sen atau mengambil mesin ketik atau mengambil
sesuatu yang lain, yang lebih berharga? Adakah perbedaan dalam
prinsip? Tidak kira besar atau kecil nilai barangnya, anda sudah
mengambil apa yang bukan menjadi milik anda.
16 | C A H A Y A I N J I L
Sifat dosa adalah selalu mau memperoleh. Inilah sifat dosa. Anda harus
memahami hal ini. Oleh karena itu, jika kita menjauhi dosa, saat kita
telah diubahkan dari sifat yang dipenuhi dosa, kita tidak tertarik lagi
untuk selalu memperoleh. Kita lebih tertarik untuk memberi. Sikap
manusia spiritual sudah berubah. Kamu mau menampar saya, silakan
tampar lagi. Saya katakan ini bukan karena menantang, "Kamu mau
menampar aku? Ayo! Ayo! Ayo pukul lagi! (dengan nada geram)". Itu
adalah tantangan. Saya melihat suami isteri bertengkar. Suami
menampar wajah isterinya. Dan isterinya tambah marah dan berkata,
"Baiklah, bunuhlah aku! Ayo! Ambil pisau! Bunuhlah aku!" "Wow", anda
berkata, "Ia memenuhi ajaran Yesus. Ia mau berjalan mil yang kedua!
Ia tidak hanya memberikan pipi kiri, bahkan ia meminta suaminya
untuk mengambil nyawanya!". Itulah sebabnya mengapa saya katakan
bukan apa yang anda lakukan, yang penting adalah dengan sikap apa
anda melakukannya. Anda mengerti? Ini berkaitan dengan sikap!
Bukan berkata, "Kemari! Engkau menampar aku. Aku tidak cukup kuat
untuk membalas, jadi ayo! Ayo! Tampar lagi!". Itu bukan sikapnya. Jadi
kita harus tahu bahwa ajaran Yesus tidak dapat dipenuhi dengan cara
ini. Ajaran Yesus melibatkan sikap batiniah dari pemikiran rohani.
2) Manusia Rohani Melepaskan Haknya
Kita harus melanjutkan kepada prinsip kedua tentang manusia rohani.
Untuk hari ini kita hanya membahas tiga poin. (Mungkin untuk poin
kedua dan poin ketiga, kita tangani dengan lebih cepat untuk
menyingkat waktu). Prinsip kedua adalah ini: dalam ayat 38 tersirat
bahwa keadilan mensyaratkan bahwa tuntutan yang sama diberikan
pada penyerang; maknanya, "Mata ganti mata, gigi ganti gigi", tetapi,
"Aku katakan padamu..." - apa yang Yesus katakan? Apakah kita tidak
punya hak untuk menuntut keadilan? Tentu, anda punya hak. Jika ia
menampar dengan punggung tangan, ia didenda dengan 400 zuz
karena kesalahannya. Denda! Apakah saya tidak berhak membawanya
ke pengadilan dan berkata, "Lihat! Ia telah menampar saya. Denda
dia!" Anda memang berhak. Itu memang hak anda. Jadi apa yang ingin
Yesus katakan? Yesus berkata, "Lepaskan hakmu. Buang hakmu!"
Bukankah itu yang Ia katakan? Ia menampar saya, saya bisa saja
menuntut keadilan, tapi saya mengesampingkan hak saya. Oo, itu
sangat sulit! Sekarang, anda paham apa artinya, "mati terhadap diri
sendiri?" Tahukah anda, kita di sini sedang berbicara tentang, "mati
terhadap diri sendiri". "Mati terhadap diri sendiri" tidak punya arti lain
17 | C A H A Y A I N J I L
kecuali seluruh pikiran kita diubahkan. Lebih baik "memberi" daripada
"menerima" - melepaskan hak kita. Jika ia berbuat seperti itu pada
saya, saya punya hak untuk membalas, tapi saya tidak akan menuntut
hak saya itu.
Terkadang saya merasa, saat saya memenuhi ajaran ini, saya merasa
seperti orang yang sepenuhnya bodoh. Di dunia ini, anda benar-benar
bodoh! Saat saya di London, saya terlibat dalam satu kecelakaan mobil
dengan seorang wanita. Saya tidak tahu apakah dia sedikit mabuk atau
menelan terlalu banyak obat yang membuat pikirannya kacau atau apa
yang telah ia lakukan. Saya mengemudi di jalan dan wanita ini muncul
dari samping dan menabrak saya. Ia tiba-tiba muncul dan langsung
menabrak samping mobil. Bang! Ia menabrak pintu mobil. Jadi, saya
memajukan mobil dan berhenti untuk melihat apa yang terjadi. Dengan
segera, dari arah belakang ia menabrak mobil saya sekali lagi. Jadi
sekarang mobil tertabrak dan hancur di bagian samping dan belakang.
Saya keluar dan berkata padanya, "Nyonya, apa yang sebenarnya anda
lakukan? Apa yang sebenarnya terjadi? Tidakkah kamu tahu bahwa
kamu tiba-tiba keluar dari cabang jalan dan menabrak pintu saya?
Saya berhenti untuk berbicara dengan anda dan anda menghancurkan
bagian belakang mobil saya. "Oh", ia berkata, "Remku rusak". Ia
sangat gugup. Seluruh tubuhnya gemetar. "Lihat, remku rusak". Saya
berkata, "Oke, Nyonya, tunggu di sini sebentar, saya akan mengatur
segala yang diperlukan". Terdapat prosedur khusus yang harus
diselesaikan dalam kasus kecelakaan di Inggris.
Polisi datang dan ia berkata, "Remku rusak". Polisi itu masuk ke dalam
mobil dan mencoba remnya dan rem itu baik-baik saja, dapat berfungsi
dengan baik. Tidak ada yang salah sedikitpun dengan remnya! Jelas
sekali, dalam kebingungannya, ia bukan menginjak rem tetapi
menginjak kopling. Saya rasa banyak yang tahu apa itu kopling.
Kopling yang memutuskan hubungan dengan mesin saat anda
memasukkan gigi. Mobil di Inggris kebanyakannya tidak punya mesin
otomatis, mobil-mobil tersebut berjalan dengan gigi. Jadi, saat ia dalam
keadaan kebingungan itulah yang ia lakukan. Itu belum terlalu buruk.
Saya pernah menyaksikan kecelakaan serius yang diakibatkan
pengendara mobil menginjak gas dan bukan rem karena salah
membedakan gas dan rem dan tentunya itu orang yang baru belajar
mengemudi. Tetapi dalam kasus ini, wanita itu tidak sedang belajar
18 | C A H A Y A I N J I L
mengemudi, dan ia melakukan hal seperti ini. Polisi mencoba remnya
dan menemukan tidak ada yang salah dengan rem itu.
Kerusakan pada mobil saya sangat-sangat serius. Dapat anda
bayangkan, biaya memperbaikinya sangat besar. Tetapi saya melihat
bahwa ia adalah orang Yahudi. Saya berbicara dengannya, dan ia
tampak begitu gugup dan bingung, saya kasihan padanya. Lagi pula ia
seorang Yahudi. Saya merasa begitu kasihan padanya dan melakukan
hal terbodoh dalam hidup saya - saya mengatakan tidak akan
menuntut gantirugi apa pun darinya. Saya ingin ia tahu bahwa saya
melakukan hal sederhana ini demi Kristus - saya berbicara padanya
tentang hal ini. Tentu saja, akhirnya, asuransi saya melambung tinggi,
harus membayar kerusakan baginya karena saya sudah melepaskan
hak saya—hak saya untuk mengklaim dari asuransinya.Terkadang
orang Kristen tampaknya melakukan hal yang bodoh di mata dunia.
Tetapi jika kesaksian saya memberi arti untuk dia, maka semua yang
saya bayar itu tidak rugi. Karena keprihatinan saya adalah
keselamatannya, bukan mobil saya, itu adalah hal yang lain. Dalam
poin kedua ini, kita melepaskan hak kita. Kita punya hak tapi kita
melepaskannya. Kita bisa saja menuntutnya, tapi kita juga dapat
melepaskannya. Menjadi Kristen adalah di mana pikiran kita
diperbaharui dan kita melepaskan hak kita secara terus-menerus. Kita
punya hak yang dapat dituntut secara legal - tetapi kita tidak perlu
menuntut hak itu.
Kita Punya Hak, tetapi Kita Memilih untuk Melepaskannya Demi
Kepentingan Kristus
Di I Korintus 9, Paulus menyatakan sesuatu yang sangat menyentuh
hati saya. Dalam pasal ini, kita tidak punya waktu untuk membacanya
sekarang, tetapi saya harap anda dapat membaca seluruh pasal ini
nanti, di I Korintus 9:3-15 seluruh pasal ini mengenai hak. Dalam pasal
ini Paulus berkata, "Tidakkah kami punya hak sebagai hamba Tuhan?
Tidakkah kami punya hak untuk untuk keluar dan bekerja untuk
membiayai hidup? Apakah menurut kamu, kami pelayan Tuhan tidak
punya hak ini—bahwa hanya kamu yang boleh mencari uang dan kami
tidak? Apakah menurut kamu pelayan Tuhan tidak mempunyai hak
untuk bernikah?" Paulus berkata, "Aku juga mempunyai hak untuk
bernikah. Apakah menurut kamu, hanya Barnabas dan aku yang entah
mengapa dihukum untuk tetap tidak bernikah?" Ia melanjutkan, "Tetapi
pada kenyataannya kami tidak menggunakan hak kami. Bukan karena
19 | C A H A Y A I N J I L
kami tidak mempunyai hak. Faktanya adalah kami tidak menggunakan
hak kami. Apakah aku sedang dikritik karena tidak menggunakan hak-
ku?"
Anda tahu, pelayan Tuhan berada di dalam posisi yang aneh, serba
salah. Jika mereka menggunakan hak mereka, mereka dikritik; jika
mereka tidak menggunakan hak mereka, mereka juga dikritik. Tadi
malam, saya sharing dengan seorang saudara bahwa tampaknya apa
yang dilakukan seorang pelayan Tuhan tidak pernah benar menurut
penilaian orang. Jika anda menggunakan hak anda, anda juga dikritik.
Tidak menggunakan hak anda, anda dikritik. Sebagai seorang pelayan
Tuhan, apakah saya tidak punya hak untuk berlibur? Apakah hanya
anda yang boleh pergi, sedangkan saya tidak? Kalau begitu, maka
mengapa apabila saya pergi berlibur, saya dikritik? Haruskah saya
bekerja sampai mati? Apakah saya tidak dizinkan untuk memulihkan
keadaan fisik? Cara pikir apa ini?
Pelayan Tuhan mempunyai hak. Tetapi kalau saya tidak menggunakan
hak itu, yang ada kalanya saya lakukan, orang berkata, "Kamu tidak
memperhatikan kesehatanmu. Kamu merusak kesehatanmu. Kamu
tidak bertanggungjawab terhadap kesehatanmu!". Eh! Seorang pelayan
Tuhan, tidak pernah benar dalam apa yang ia lakukan! Paulus - apakah
ia tidak punya hak? Dia berkata, "Apakah aku tidak punya hak?" Ia
berkata, "Tidakkah aku punya hak untuk bernikah?" Jika ia tidak
menikah [orang bertanya], "Mengapa kamu tidak bernikah? Sangat
tidak normal! Setiap orang harus bernikah!" Khususnya bagi orang
Yahudi, seorang pria diharuskan menikah. Apakah anda tahu hal itu?
Itulah sebabnya mengapa Paulus berada di bawah banyak tekanan
karena ia tidak mau menikah. Mereka mengatakan, "Kamu tidak
normal, kamu orang aneh". Mereka berpikir, "Mungkin ada masalah
seksual, mungkin harus pergi ke dokter untuk dites, mungkin ada
kelenjarnya yang tidak dapat berfungsi dengan baik?" Paulus berkata,
"Apakah kamu pikir, aku tidak punya hak untuk menikah atau apakah
aku tidak punya hak untuk melajang?" Sepertinya tidak kira apa yang
dilakukannya tidak ada yang benar!
Kemudian, Paulus menolak untuk mengambil uang dari jemaat
Korintus. Jemaat Korintus kesal padanya, "Mengapa kamu tidak mau
menerima uang dari kami? Malahan kamu keluar bekerja?" Paulus tidak
mau menerima uang dari jemaat Korintus karena mereka sangat
20 | C A H A Y A I N J I L
kedagingan, sangat bersifat duniawi. Paulus tahu bahwa pikiran mereka
belum mencapai tahap yang seharusnya dimiliki oleh seorang murid. Ia
tidak mau menerima uang mereka, sehingga mereka tidak punya
kesempatan untuk memegahkan diri. Tetapi mereka merasa terganggu
dengan hal ini. "Kamu tidak mau menerima uang kami? Kamu lebih
suka keluar kerja? Waktu yang kamu habiskan untuk bekerja di luar,
kamu bisa mengajar kami! Tetapi engkau keluar dan mencari uang.
Waktumu tidak bekerja, kamu tidak mengajar kami! Kamu hanya
mencari nafkah untuk membiayai hidup". Paulus tidak selalu mencari
nafkah untuk membiayai hidup sendiri. Tidak dicatat bahwa Paulus
menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja. Ia menerima
persembahan dari jemaat Filipi, Makedonia, yaitu orang-orang Kristen
yang sangat miskin. Ia menerima persembahan dari mereka, tetapi ia
tidak mau menerima persembahan dari satu gereja, yaitu jemaat di
Korintus. Ia menolak menerima apa pun dari mereka. Karena itu ia
berkata, "Apakah menurutmu aku merampok gereja-gereja lain untuk
melayanimu?" Mereka tidak senang mendengar hal ini. Tentu saja,
kadang-kadang ada waktu di mana uang persembahan tidak sampai
tepat waktu sehingga Paulus harus keluar mencari uang,
mengumpulkan uangnya sementara menunggu uang kiriman datang.
Tetapi orang-orang tidak senang dengannya.
Jika hari ini, saya pergi bekerja dan mencari uang, apakah saya tidak
punya hak untuk melakukannya, saudara-saudara? Apakah saya
melanggar hukum tertentu, jika saya pergi bekerja? Apakah saya harus
dihukum untuk hidup berdasarkan jumlah apa saja yang gereja dalam
kemurahannya berikan kepada saya? Apakah seorang pendeta harus
dihukum dengan cara ini? Apakah pendeta tidak punya hak? Tidakkah
anda lihat, poinnya di sini adalah manusia rohani melepaskan haknya.
Inilah yang dikatakan Paulus dalam I Korintus 9, "Aku punya hak,
tetapi aku tidak menggunakannya. Aku punya hak untuk melakukan
hal-hal ini, tetapi aku tidak harus melakukannya!" Banyak pelayan
Tuhan, melepaskan hak-hak mereka. Jika mereka tidak melepaskan
haknya, mereka tidak akan melayani anda. Jika saudara W tidak
melepaskan haknya untuk bekerja sebagai insinyur Listrik, ia tidak
akan memberitakan Injil hari ini. Satu-satunya cara ia dapat melakukan
ini adalah dengan melepaskan haknya. Ia juga dapat keluar dan
mencari banyak uang. Ia juga dapat pergi dan menikmati hidup dan
memberitakan Injil hanya di waktu luangnya.
21 | C A H A Y A I N J I L
Setiap kita mempunyai hak untuk melakukan itu. "Apakah hanya kami
- hanya aku dan Barnabas," Paulus berkata "dihukum?" Tentu saja
tidak! Alasan kami melayani karena kami telah melepaskan hak untuk
kehidupan yang lebih baik, dan segala sesuatu yang lebih baik. Saya
tinggal di rumah yang bukan milik saya. Itu rumah ibu saya. Jadi jika
saya menjual rumah itu maka 99% dari hasil penjualannya menjadi
milik ibu saya. Saya mengendarai mobil, itu bukan mobil saya. Apakah
saya tidak punya hak untuk mengendarai mobil?
Jadi saya tinggal di rumah yang bukan milik saya. Apakah saya
memiliki rumah? Dapat disebut demikian, walaupun di atas nama saya
tetapi kenyataannya bukan milik saya. Apakah saya memiliki mobil?
Dapat dikatakan demikian, tetapi pada dasarnya saya hanya
menggunakannya. Apakah kita tidak mempunyai hak? Apakah kita
bersungut-sungut? Apakah kita mengeluh akan hal ini? Tidak! "Kami
ingin", seperti yang Paulus katakan "semua orang paham bahwa aku
juga punya hak, meski aku tidak menggunakanya". Oleh karena itu,
manusia rohani mempunyai hak tapi mereka memutuskan untuk tidak
menuntut haknya. Apakah anda melihat itu? Anda juga mempunyai hak
tetapi kerohanian anda akan dilihat dalam seberapa besar kerelaan
anda untuk melepaskan hak anda. Ketika seseorang pergi untuk
memberitakan Injil, seringkali ini bukan hanya semata-mata persoalan
panggilan, sebagaimana yang suka diklaim orang. Melayani Tuhan
adalah persoalan apakah mereka mau menyerahkan hak mereka ke
atas itu dan ini, hak untuk kehidupan yang lebih baik, untuk semua
yang lebih itu.
Sebagai contoh Henry Choy, seorang saudara terkasih yang ada di
Negeri Cina. Ia banyak menolong saya dalan hal rohani. Ia dapat
dikatakan sebagai bapak rohani bagi saya. Ia menolak untuk menikah.
Apakah ia tidak boleh menikah? Tentu saja ia punya hak untuk itu. Tapi
ia tidak mau, ia melepaskan haknya. Dalam artikata tertentu,
bukannya ia tidak mau merasakan suasana rumahtangga yang
nyaman, tetapi ia menyerahkan haknya, karena ia ingin melayani
Tuhan dengan devosi yang tidak berbagi-bagi. Ia melepaskan haknya
karena ia tahu Komunis akan dengan segera berkuasa di sana. Ini
berarti akan ada banyak penderitaan yang harus dihadapi dan ia ingin
menanggungnya sendiri. Ia tidak ingin menimpakan penderitaan ke
atas istri dan anak-anaknya. Itulah hal yang menganggu kita yang
sudah bernikah ini, di mana kita harus menderita dan membuat orang
22 | C A H A Y A I N J I L
lain menderita. Adalah lebih baik menderita sendiri. Tentu saja,
pelayanan pastoral berbeda, dan Henry tidak terlibat dalam pelayanan
pastoral. Lebih baik bagi seorang Evangelis jika ia hidup lajang, karena
ia harus banyak berkeliling. Ia harus melakukan perjalanan. Jika ia
punya keluarga, ia sangat sering pergi meninggalkan keluarganya. Itu
tidak hanya menyebabkan penderitaan bagi keluarganya, tetapi ia pun
ikut menderita.
Kita memang punya hak, tetapi kita tidak harus mempertahankannya.
Henry punya hak untuk menikah. Ia sangat atraktif, tampan,
menyenangkan, pintar, tetapi ia memutuskan untuk hidup lajang demi
Kristus. Ia punya hak; ia mengesampingkan haknya itu demi Injil.
Tentu saja dalam pelayanan pastoral, ada kalanya, anda tidak
dinasehatkan untuk hidup lajang, karena jika demikain akan
menimbulkan banyak kesalahpahaman. Jika seorang pria lajang
tampak sedang berbicara dengan seorang gadis, ini akan menimbulkan
banyak pertanyaan serta menyebabkan kesalahpahaman. Dalam
pelayanan pastoral, seringkali adalah kurang bagus untuk seorang pria
tidak menikah. Sedangkan sebagai evangelis seringkali orang lebih
suka hidup lajang.
Makanya seorang manusia rohani melepaskan haknya. Jika Yesus tidak
melepaskan hak-Nya atas kemuliaan surgawi, apa yang terjadi dengan
kita? Orang seperti Henry Choy mempunyai hak untuk meninggalkan
Negeri Cina sebelum kedatangan Komunis. Tidakkah ia mempunyai hak
untuk meninggalkan Negeri Cina? Apakah hanya orang lain yang boleh
melarikan diri demi menyelamatkan nyawa mereka? Ia juga punya hak
untuk pergi. Ia melepaskan haknya untuk pergi; ia tetap tinggal di
Negeri Cina. Dan seperti yang pernah saya sharingkan sebelumnya,
betapa saya bersyukur karena ia tetap tinggal. Di manakah saya jika ia
tidak tetap tinggal di Negeri Cina? Jadi kita bersyukur kepada Allah bagi
mereka yang telah melepaskan hak-hak mereka, sebagaimana Yesus
melepaskan hak-hakNya.
Melepaskan Hak Merupakan Inti dari Pengampunan
Pahamilah hal ini: Mengapa kita melepaskan hak kita? Karena itu
adalah seluruh inti dari pengampunan! Perhatikan! Jika kita tidak
melepaskan hak kita, bagaimana mungkin kita dapat mengampuni?
Jika seseorang menginjak sepatu saya, sehingga sepatu saya menjadi
kotor, terkena lumpur, saya dapat berkata, "Lihat, anda telah
23 | C A H A Y A I N J I L
mengotori sepatu saya, anda harus membersihkannya sekarang!"
Bukankah itu hak saya untuk menyuruhnya membersihkan sepatu
saya? Tetapi anda dapat melihat bahwa inti utama dari pengampunan
adalah melepaskan hak. Itulah sebabnya mengapa manusia rohani
melepaskan haknya. Seluruh maksud dan tujuan dari pengampunan
adalah melepaskan hak. Saya berhak untuk menyuruhnya
membersihkan sepatu saya yang dia injak itu. Tapi ketika saya berkata,
"Aku memaafkanmu", ini berarti saya tidak mempertahankan hak yang
saya miliki. Saat saya mengatakan kepadanya "Lupakan saja! Tidak
apa-apa." Inilah seluruh intinya pengampunan. Manusia rohani belajar
untuk mengampuni. Itulah alasan mengapa kita tidak mempertahankan
hak kita. Jika anda menampar saya, saya punya hak untuk menuntut
anda di pengadilan, dan menuntut supaya anda dihukum 400 zuz. Tapi
saya melepaskan hak saya—saya mengampuni anda. Saya
mengampuni demi Kristus. Jadi saya tidak mempertahankan hak saya.
Mengapa kita mengampuni? Karena Allah telah mengampuni kita,
itulah alasannya. Jika Allah mempertahankan haknya, apa yang terjadi
dengan kita? Kita semua akan binasa. Kita telah menghina kemuliaan
ilahi-Nya, kita tidak hidup dalam kuasa-Nya, kita tidak menuruti
kehendak-Nya setiap hari, kita tidak memuliakan Dia. Jika Ia
mempertahankan hak-Nya, saudara-saudara, meskipun hanya atas
satu poin, maka tidak satupun di antara kita yang tersisa. Kita semua
tidak ada lagi. Tuhan tidak mempertahankan hak-Nya, seperti yang
Yesus katakan, "Sebagaimana Bapa dan Aku mengampuni, begitu juga
kamu juga harus mengampuni." Kita harus mengikuti teladan Yesus.
Bagaimana kita berani masih mempertahankan hak kita ketika dosa -
hutang kita- telah dihapuskan? Dosa dalam Alkitab disebut dengan
hutang. Jadi apa poin pertama yang telah kita perhatikan? Dosa selalu
mau memgambil dan memperoleh. Dan anehnya semakin banyak anda
mengambil, semakin besar hutang anda secara spiritual. Apakah anda
memperhatikannya? Yang kedua, pengampunan adalah penghapusan
hutang-hutang itu. "Ampunilah hutang-hutang kami" - itulah yang
dikatakan di Doa Bapa kami -"sebagaimana kami mengampuni orang
yang berhutang kepada kami." [Mat 6:12]. Manusia rohani belajar
untuk berpikir secara rohani; ia melepaskan hak-haknya. Ia tidak
mempertahankan hak-haknya karena hutangnya sendiri sudah
diampuni, inilah alasannya.
24 | C A H A Y A I N J I L
3. Manusia Rohani Terdorong untuk Mengasihi - Untuk
Menyelamatkan Orang Lain
Apa poin yang ketiga? Mengapa kita harus melakukan semuanya ini?
Mengapa saya harus memberikan pipi kiri? Apa yang sebenarnya kita
lakukan? Apakah anda memperhatikan bahwa yang kita lakukan adalah
lebih dari hanya tidak membalas? Inilah yang disebut dengan
mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Itulah yang sedang kita
lakukan. Kita menggunakan senjata rohani paling ampuh yang kita
miliki - yaitu kasih. Tahukah anda bahwa kasih dapat menghancurkan
hati yang paling keras? Dengan kasih kita dapat merobohkan semua
perlawanan yang keras terhadap Tuhan. Ia dapat melembutkan segala
hal yang keras. Seperti yang dikatakan Paulus, "Karena senjata kami
dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi melainkan senjata yang
diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup meruntuhkan
benteng-benteng." [2 Korintus 10:4] Senjata apakah itu? Senjata
kasih ilahi Allah—diberikan waktu ia akan menghancurkan hati yang
paling keras.
Ketika Stefanus dibunuh, adakah yang salah dalam perkataannya?
Adakah ia mengatakan sesuatu yang tidak Alkitabiah? Tidak ada
perkataannya yang tidak Alkitabiah! Tidak ada apa-apa yang dikatakan
oleh Stefanus yang tidak sesuai Kitab Suci! Tapi mengapa mereka
membunuhnya? Itu satu tindakan yang ilegal, bertentangan dengan
hukum. Stefanus dapat menyerukan haknya untuk melawan orang
banyak itu - tapi ia tidak melakukan apa-apa. Ia dapat berkata, "Hai
orang-orang, kutukan Allah turun atas kalian semua!" Itukah yang
dikatakannya? Tidak sama sekali! Apa yang ia katakan? "Ampunilah
mereka!" Ampunilah! Anda tahu bahwa saat perkataan ini keluar dari
mulut anda, anda telah melepaskan hak anda. Orang Kristen tidak
mempertahankan haknya karena pikirannya telah diubahkan.
Diubahkan dalam hal apa? Ia tidak ingin mengambil karena ia peduli
pada orang lain. Ia ingin agar orang lain diselamatkan, inilah
alasannya. Seperti Tuhan telah mengampuni saya, maka demi Kristus
saya mengampuni kamu. Saya ingin kamu juga diselamatkan. Saya
ingin kamu menerima kasih Allah. Karena itu saya melepaskan hak
yang saya miliki, saya mengalahkan kejahatan dengan kebaikan,
supaya kamu dapat dimenangkan. Kita tahu bahwa ini faktor yang
penting - bahwa kamatian Stefanus merupakan faktor yang sangat
penting dalam pertobatan Paulus. Faktor ini sangat penting, karena,
25 | C A H A Y A I N J I L
coba pikirkan jika Stefanus mempertahankan haknya, bagaimana ia
dapat menjadi saksi bagi Paulus? Renungkan itu.
Jika saya mempertahankan hak yang saya miliki, bagaimana saya
dapat menjadi saksi bagi orang lain? Apa yang saya lakukan tidak ada
bedanya dengan yang dilakukan oleh orang non-Kristen. Mereka semua
mempertahankan hak mereka dan saya juga melakukannya, jadi apa
bedanya? Bagaimana kasih dapat dinyatakan? Wanita tersebut
menabrak mobil saya, dan saya berkata, "Oke, ayo ke pengadilan, aku
ingin semua uangku kembali." Setiap orang non-Kristen akan
melakukan hal itu. Jadi bagaimana saya dapat bersaksi kepada wanita
itu? Apa kesaksian saya saat memberitahunya, "Tuhan mangasihimu"?
Apa kesaksian saya? Kata-kata kosong yang tidak berarti! Saya harus
membuktikan padanya, yaitu dengan melepaskan hak saya. Di mata
dunia, yang saya lakukan merupakan suatu kebodohan, karena saya
tidak menuntut ganti rugi apa pun atas kerusakan yang terjadi, tetapi
saya sama sekali tidak tertarik dengan pandangan dunia. Saya hanya
tertarik dengan pandangan Allah, saya hanya tertarik pada apa yang
seharusnya dilakukan oleh seorang murid Kristus. Saya melepaskan
hak saya karena saya ingin memenangkan dia demi Kristus. Berapa
pun jumlah uang itu - beberapa ratus pound sekalipun - apakah lebih
berharga dari keselamatannya? Saya mempertimbangkan dan
memutuskan bahwa keselamatannya lebih penting dari uang, jadi saya
melepaskan hak saya. Jika seseorang menampar wajah saya dan saya
punya hak untuk membawanya ke pengadilan, tetapi saya
mempertimbangkannya sekali lagi mana yang lebih penting? Uang, ia
membayar denda untuk pemulihan harga diri saya, atau
keselamatannya? Mana yang lebih penting?
Dengan demikian manusia rohani mempertimbangkan bagaimana
dapat memenangkan orang lain—bukan bagaimana ia memperoleh
gantirugi - tapi bagaimana ia dapat memenangkan orang lain bagi
Kristus. Sekarang bukankah kita dapat melihat saudara-saudara,
bahwa ajaran Tuhan Yesus ini sangat logis? Mengapa demikian? Dalam
konteks nilai rohani, ajaran ini sangat masuk akal dan logis. Jika anda
berpikir secara spiritual, anda harus berpikir tentang keselamatan dia.
Tapi jika anda berpikir secara duniawi, anda akan berpikir cara yang
lain—berdasarkan logika manusia. Adalah sangat logis untuk berkata,
"Ia telah menabrak mobil saya, ia harus membayar kerusakkannya,
agar lain kali ia lebih berhati-hati dalam mengendarai mobil." Itu
26 | C A H A Y A I N J I L
memang sangat logis, tapi logika saya berbeda jika saya berpikir
secara rohani. Saya berkata, "Biar ia diubahkan! Biarlah kasih Kristus
mengubah dia dan ia tidak akan lagi melakukan hal itu, karena ia telah
menjadi ciptaan yang baru". Cara mana yang lebih baik? Jenis logika
mana yang ada dalam pikiran anda? Ujilah pikiran anda. Saudara-
saudara, apakah pikiran anda sudah diperbaharui? Apakah anda
mempunyai pikiran yang baru? Sudahkah anda menjadi ciptaan yang
baru dalam Kristus?
Ini ujian- perhatikan apakah anda ciptaan baru atau bukan. Apakah
anda peduli terhadap keselamatan orang lain daripada mengenai hak
yang menjadi milik anda? Mengapa anda menemukan ajaran ini
mustahil untuk dituruti? Karena anda ingin mempertahankan hak anda.
Jika anda peduli bahwa orang itu harus diselamatkan, supaya kasih
Kristus mengubahkan orang itu, anda tidak akan begitu peduli apakah
anda mendapat ganti rugi atau tidak. Bukan masalah jika anda
menampar aku. Jika melalui kasih saya anda dapat diselamatkan, maka
tamparlah saya sekali lagi. Sungguh indah! Jika Kristus dapat mati bagi
dosa anda, jika Kristus dapat mati bagi dosa-dosa saya, tidak dapatkah
saya menahan sedikit tamparan yang membawa keselamatan bagi
seseorang? "Sebab kasih Kristus menguasai kami", kata Paulus [2 Ko
5:14], "jadi aku ditampar, dipukul beberapa kali. Aku telah dipukul dan
dipukul. Untuk apa aku bertahan terhadap semuanya ini? Supaya
mereka akan berbalik pada Kristus, supaya mereka dimenangkan,
supaya mereka juga menjadi ciptaan baru. Supaya mereka menjadi
tipe manusia yang baru, supaya mereka tidak lagi berperilaku seperti
ini". Anda boleh mengurungnya; anda boleh memukulnya; anda boleh
membalas, tetapi itu tidak akan mengubah dia. Kita mempunyai
senjata yang paling ampuh, yang dapat digunakan untuk
memenangkan orang. Apakah ini pemikiran anda?
Yang saya bagikan di sini adalah kebenaran Firman Allah. Kita
menyimpulkan dan kita telah melihat tiga poin: manusia rohani telah
memahami ciri dosa, yaitu, dosa adalah menerima dan bukan memberi.
Oleh karena itu, ia harus diubahkan. Perhatikan betapa berbedanya—
memberi dan bukan memperoleh. Dan kita melihat bahwa manusia
rohani juga tidak mempertahankan haknya karena ia telah memahami
bahwa pengampunan, inti kepada pengampunan adalah pelepasan hak.
Ketika tidak ada pelepasan hak, maka tidak ada pengampunan. Dan
karena kita telah diampuni, maka kita akan mengampuni. Dan ketiga,
27 | C A H A Y A I N J I L
kita melihat bahwa manusia rohani dimotivasikan oleh kasih Kristus; ia
mempedulikan keselamatan orang lain. Dan inilah alasannya mengapa
ia tidak menuntut hak-haknya, karena yang ia mempedulikan bukan
hidupnya sendiri, tetapi orang lain. Ia tahu bahwa kasih merupakan
senjata yang paling ampuh untuk memenangkan orang lain.
Bukan berbicara, berkhotbah dengan membanting-banting Alkitab anda
di atas mimbar—semua orang dapat melakukan itu. Kehidupan anda
dan perilaku anda yang menunjukkan orang Kristen yang bagaimana
anda sesungguhnya. Jika anda ditampar dan anda menyeret orang ke
pengadilan, setiap non-Kristen melakukan itu. Tetapi jika anda
ditampar dan anda memberikan pipi yang satu lagi dalam kasih, di
dalam sikap kasih, seolah-olah berkata, "Jika dengan tamparan ini
dapat membantu keselamatan anda, maka tamparlah lagi. Jika dengan
memberi jaketku dapat membantu anda diselamatkan, maka ambilkah
jaket saya. Jika dengan berjalan mil yang kedua dapat membantu anda
diselamatkan, aku akan berjalan mil yang kedua, bahkan jika
dibutuhkan, mil yang ketiga." Itulah sikap seorang manusia rohani,
apakah anda melihatnya?
Kesimpulan
Jadi dalam menyimpulkan, marilah setiap daripada kita menyelidiki hati
dan hidup kita di hadapan Tuhan dan melihat apakah kita
sesungguhnya telah diubahkan. Ajaran sedemikian mustahil
dipraktikkan kecuali kita telah lahir baru dan kecuali kita telah dipenuhi
oleh Roh Kudus; maka kita punya kekuatan untuk melakukannya. Jadi
jangan keluar dan berkata kepada diri sendiri, "Oke, sekarang aku
memahami ajaran Yesus." Jika anda memahaminya, maka anda perlu
melakukannya. Menjadi seorang Kristen bukan hanya memahaminya.
Ada orang yang berkata, "Aku mengenal Alkitab." Saya katakan itu
tidak mengubah apa-apa. Anda mungkin tahu semuanya, tapi semakin
anda tahu, semakin besar tanggungjawab anda. Pastikan supaya ia
diterapkan dan dilakukan di dalam kuasa-Nya karena Ia tahu kita tidak
dapat melakukannya dengan kekuatan kita sendiri. Ia tidak
mengharapkan kita untuk melakukannya di dalam kekuatan kita
sendiri. Ia memberikan Roh Kudus kepada kita justru supaya kita dapat
menjalani kehidupan Kekristenan ini. Tetapi kehidupan Kekristenan
yang dimiliki kebanyakan orang Kristen hari ini, tidak membutuhkan
Roh Kudus untuk dijalani, karena tidak ada perbedaan apa-apa pun
dari orang-orang non-Kristen. Itulah alasannya mengapa mereka tidak
28 | C A H A Y A I N J I L
membutuhkan Roh Kudus. Tetapi setelah kita menyadari bahwa
kehidupan Kekristenan yang dimaksudkan oleh Tuhan itu sangat
berbeda dari kehidupan di dunia, maka kita akan bersinar seperti
cahaya di tengah dunia karena kita begitu berbeda. Tetapi untuk hidup
dengan cara itu, anda membutuhkan kuasa—kuasa dari Allah. Semoga
Tuhan berbicara kepada setiap hati kita!
Mengasihi Musuhmu
Matius 5:43-48 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita akan belajar tentang perkataan Tuhan Yesus dalam Mat
5:43-48. Tuhan Yesus berkata demikian:
Tetapi Aku berkata padamu: Kamu telah mendengar firman:
Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu." Tetapi
Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah
kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang
baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang
yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang
mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai
juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam
kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada
perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal
Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu
sempurna, sama seperti Bapamu yang disorga adalah sempurna.
Ini adalah perkataan yang sangat memukul dan sangat penuh kuasa
dan kita harus melihat ke dalam makna dari perkataan Yesus ini. Apa
pesan yang ingin Tuhan Yesus katakan pada kita? Jelas sekarang, pasal
ini dan pasal yang sudah dibahas minggu lalu secara internal dan pada
hakekatnya berkaitan melainkan di sini, pernyataan ini dibuat lebih
positif, lebih jelas dan lebih tidak berkompromi - lebih mutlak. "Kamu
telah mendengar firman," Tuhan Yesus berkata, "'Kasihilah sesamamu
manusia dan bencilah musuhmu.' Tetapi Aku berkata kepadamu:
29 | C A H A Y A I N J I L
Kasihilah musuhmu..." Kasihilah musuhmu! Jika anda dapat mengasihi
musuhmu, tidak ada seorangpun yang anda tidak dapat mengasihi.
Dengan kata lain, seperti yang telah dibahas minggu yang lalu, menjadi
seorang Kristen bukanlah hanya soal kita pergi ke gereja atau soal kita
percaya hal-hal tertentu sebagai kebenaran. Begitu total syarat-syarat
menjadi seorang Kristen di mana ia berarti suatu perubahan yang
menyeluruh dalam seluruh cara pikiran kita. Poin ini harus kita
menanggapi.
Menjadi Seorang Kristen Adalah Memiliki Suatu Perubahan Total
Dalam Pikiran Kita
Khotbah di atas bukit bukanlah suatu rumus etika bagi kita, seperti
anggapan yang salah dari kebanyakan orang non Kristen. Seluruh
khotbah di atas bukit menyediakan bagi kita suatu deskripsi tentang
pemikiran seorang manusia baru. Seluruh sikapnya telah berubah. Ia
menguraikan kepada kita hakekat suatu cara pemikiran yang baru,
bahwa saat anda menjadi seorang Kristen, pikiran anda telah
diubahkan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi persamaan dengan
cara pikiran yang lalu ketika anda masih non Kristen. Mungkin
terdengar aneh bagi orang yang telah bertahun-tahun ke gereja tapi
belum pernah mendengar hal seperti ini. Tetapi inilah ajaran Tuhan
Yesus - ajaran Tuhan Yesus dalam seluruh khotbah di atas bukit. Tidak
heran jika khotbah di atas bukit ini jarang dikhotbahkan di masa kini.
Karena kita tidak memahami perkataan Tuhan Yesus: "Kamu ingin
menjadi muridKu? Kamu mau menjadi seorang Kristen sejati? Aku akan
memberitahu kamu bagaimana seorang Kristen sejati berpikir. Seluruh
pikirannya berubah. Sebelumnya kamu seperti ini dan sekarang kamu
seperti itu. Seluruh pikiran anda bersikap keilahian."
Minggu yang lalu telah dibahas tentang perbedaan antara pikiran
manusia dan pikiran Allah. Saya pikir sekarang anda dapat melihat
betapa pentingnya bagi kita untuk mengikuti ajaran Tuhan Yesus
minggu lepas minggu. Kalau tidak, anda akan kehilangan sesuatu
dalam sambungannya dan tentu saya tidak dapat mengulang kembali
seluruh yang telah saya sampaikan. Bagaimanapun, saya kira anda
menyadari bahwa apa yang dikatakan Tuhan Yesus adalah menjadi
muridNya bukan hanya berarti menerima doktrin-doktrin tertentu
sebagai sebuah kebenaran. Saya pikir setiap saudara yang telah datang
mengikuti pembahasan ini minggu lepas minggu, telah mulai
memahami hal ini dengan lebih jelas.
30 | C A H A Y A I N J I L
Menjadi muridNya adalah di mana seluruh proses mental kita sudah
berubah. Seluruh sikap kita berubah. Kita menjadi orang yang benar-
benar baru, bukan hanya sekedar namanya saja, tapi dalam seluruh
pikiran kita. Orang-orang Komunis berbicara tentang 'reformasi
pikiran'. Sedangkan yang kita bicarakan bukan suatu reformasi; yang
kita bicarakan adalah suatu transformasi. Revolusi dari Tuhan jauh
lebih sempurna dibandingkan dengan revolusi Komunis. Seluruh sikap
kita diubahkan secara total dan dengan sempurna. Saudara J.Chin akan
sharing pada kita suatu saat tentang waktu dia berada di China akhir-
akhir ini. Ia sangat heran, melihat kenyataan bahwa tidak ada
perubahan yang cukup besar dalam sikap mental masyarakat China
setelah kurang lebih 20 tahun, 28 tahun masa pemerintahan Komunis.
Dia tidak melihat perubahan besar di dalam sikap mental masyarakat
itu. Dia mendapati pikiran mereka sama dengan apa yang dia lihat di
luar Cina. Dan dia memikir dalam dirinya sendiri saat berbicara kepada
saya di telepon, "Sungguh heran sekali!" Dia berpikir bahwa, setelah 28
tahun di bawah pemerintahan Komunis, seharusnya ada perubahan.
Mereka yang berusia di bawah 30 tahun tidak dapat mengingat pola
pemikiran yang lain. Namun demikian, tidak ada perubahan sikap
mental yang terjadi dalam diri mereka. Pada dasarnya, anda tidak akan
dapat memperbaharui pikiran seseorang. Ini menjadi suatu pelajaran
bagi kita.
Anda dapat, oleh tekanan dari sistem tertentu, mengubah tingkah laku
yang eksternal. Sangat sulit untuk mereformasi, apalagi
memperbaharui pikiran seseorang. Tetapi apa yang Tuhan Yesus
katakan ialah: "Saat kamu menjadi seorang Kristen, janganlah kamu
hanya menerima doktrin-doktrin tertentu menjadi kebenaran, tetapi
Allah akan mengubahkan hidupmu, sehingga anda menjadi manusia
yang baru. Dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh kuasa Allah." Tanpa
kuasa Allah, jika kuasa Allah tidak bekerja, sia-sia kita memberitakan
Injil, karena itu berarti apa yang kita sampaikan hanya pemikiran yang
baik dan idealis dan mustahil untuk dipenuhi. Dalam kasus ini, mungkin
lebih baik saya mengabdikan diri mengajar di department Filsafat di
dalam suatu perguruan tinggi atau universitas. Tidak ada artinya untuk
memberitakan Injil lagi karena apa yang anda dapat sampaikan hanya
ide-ide filosofi, ide etika dan moral - semuanya itu tidak dapat
digenapi. Tetapi saya tahu bahwa Tuhan sanggup untuk memenuhinya.
Saya telah menyaksikan bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan
31 | C A H A Y A I N J I L
seseorang. Saya telah menyaksikan bagaimana Tuhan bekerja dalam
kehidupan saya pribadi. Saya tahu bahwa Allah punya kuasa untuk
mengubah orang-orang seperti sayapun. Jadi Dia pasti sanggup
mengubahkan setiap kita. Keyakinan saya akan kuasa Allah yang dapat
mengubahkan yang membuat saya masih terus memberitakan Injil
sampai ke saat ini. Karena itu Tuhan Yesus berkata, "Saat kamu
menjadi manusia baru, Aku akan menyatakan kepadamu betapa
bedanya pikiranmu dengan pikiran orang yang belum mengenal Allah,
yaitu mereka yang belum bertobat dari dosa-dosa mereka, mereka
yang belum lahir baru."
Kita tahu bahwa kalimat "lahir baru" sering digunakan, namun banyak
orang tidak dapat memahami artinya. Apakah "lahir baru" merupakan
suatu rumus legal yang eksternal, suatu syarat untuk menjadi seorang
Kristen? Anda telah dibaptis - apakah dengan baptisan berarti kita telah
`lahir baru'? Pada tahap apa dapat dikatakan anda telah `lahir baru'?
Saat anda menerima Yesus? Ketika anda percaya pada Yesus, anda
dilahirkan baru? Dan apa yang terjadi dalam diri anda? Seharusnya ada
perubahan yang mendasar, sesuatu yang sangat drastis terjadi dalam
diri anda, karena justru itulah artinya. Menjadi 'lahir baru' berarti anda
menjadi manusia baru. Itu pula yang dikatakan Paulus berulangkali.
Banyak orang Kristen tahu bahwa untuk menjadi orang Kristen sejati
harus mengalami lahir baru, tetapi kalau kita melihat orang-orang
Kristen saat ini, anda tidak melihat perbedaan yang mendasar antara
orang Kristen dan non Kristen. Bagaimana kita menyebut mereka?
Apakah mereka orang Kristen atau non Kristen? Itulah yang dibahas
dalam pasal ini. Pasal ini berkata, jika kita masih sama dengan orang
non Kristen, ini berarti kita belum memahami apa artinya menjadi
seorang anak. Anda belum memahami apa artinya menjadi seorang
anak. Menjadi seorang anak berarti ada revolusi mendasar dalam diri
anda! Anda telah diubahkan sepenuhnya. Inilah poin yang harus kita
tangkap dengan jelas ketika kita masuk dalam pemahaman pasal ini.
Apakah Yang dikatakan PL tentang "Bencilah Musuhmu'?
Mari kita berusaha untuk memahami arti yang dikatakan di sini: "Kamu
harus mengasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu". Kita
harus berhati-hati dalam eksegese kita dalam menafsirkan ayat-ayat
ini. "Kasihilah sesamamu manusia ." - kita tahu bahwa ini diajarkan di
dalam PL. Bagaimana dengan "... dan bencilah musuhmu" - apakah ini
juga diajarkan di dalam PL? Secara khusus, hal ini tidak diajarkan di
32 | C A H A Y A I N J I L
PL. Sebenarnya ajaran PL sangat bertentangan dengan ini. Jadi kutipan
di sini, ketika ia berkata, "Kamu telah mendengar firman", pernyataan
ini jelas bukan kutipan dari PL. Ini adalah pernyataan yang menunjuk
kepada pola pikiran di antara orang-orang religius pada zaman itu.
Tetapi itu tidak cukup akurat sebagai suatu eksegese, sebagai suatu
penafsiran, karena kita harus melihat suatu kenyataan yang, sebagai
contoh di dalam Kel 23:4-5 berkata: "Apabila engkau melihat lembu
musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kau kembalikan
binatang itu. Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu, karena
berat bebannya, maka janganlah enggan engkau menolongnya.
Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan
keledainya." Atau ia berkata: "Jika kamu melihat binatang milik orang
yang kau benci - keledai atau apapun - kalau ia rebah karena berat
beban yang diatasnya, maka janganlah kamu membiarkan binatang itu
rebah di bawah bebannya. Kamu harus melepaskan beban itu,
meskipun itu adalah keledai milik orang yang kamu benci." Jadi anda
dapat melihat ada beberapa ayat referensi yang menunjukkan kasih
terhadap musuh, seperti dalam Kel 23.
Apabila kita melihat di Mazmur 139:21-22, kita datang pada suatu ayat
yang mengesankan, yang menunjukkan betapa kita harus berhati-hati
dalam memahami firman Tuhan. Jika kita membaca mazmur ini, Maz
139:22, dan saya akan bacakannya kepada anda, - dan saya berpikir
mazmur seperti inilah yang telah membuat banyak orang tersandung
karena mereka tidak mengerti sikap yang ada di sini. Maz 139:22 - kita
baca mulai dari ayat 21.
Maz 139:21-22: Masakan aku tidak membenci orang-orang yang
membenci Engkau, ya TUHAN, dan tidak merasa jemu kepada
orang-orang yang bangkit melawan Engkau? 22 Aku sama sekali
membenci mereka[Aku membenci mereka dengan kebencian
yang sempurna], mereka menjadi musuhku.
Kemudian dia teruskan dengan, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah
hatiku! Ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku! Lihatlah, apakah
jalanku serong...." Menurut ayat ini, pemazmur tidak melihat ada
kejahatan apapun di dalam membenci mereka dengan benci yang
sempurna. Anda lihat, 'Bencilah musuhmu' memang muncul dari
Mazmur ini. Dan ia dinyatakan dengan sangat kuat: "Aku membenci
33 | C A H A Y A I N J I L
mereka dengan benci yang sempurna." Ini merupakan suatu kontras
yang mengesankan dengan ayat di PB: "Haruslah kamu sempurna".
Wah! Inilah kebencian yang sempurna! Anda tidak dapat lebih
sempurna dari itu:'Aku membenci mereka dengan kebencian yang
sempurna'. Sekarang perhatikan di sini. Anda berkata, "Apakah
pemazmur ini tidak pernah membaca Keluaran 23? Bagaimana ia dapat
berkata seperti itu?" Tetapi perhatikan bahwa Mazmur 139 menyatakan
bukan bahwa dia membenci musuh-musuhnya sendiri, tetapi yang dia
membenci adalah musuh-musuh Allah. Dan Keluaran 23 berkata,
"Janganlah kamu membenci musuhmu." Ini berarti, jika dia dalam
kesulitan, anda harus membantunya. Tetapi ia tidak berkata, "Kamu
jangan membenci musuh-musuh Allah." Jadi pemazmur melihat bahwa
kita harus membenci musuh-musuh Allah dengan kebencian yang
sempurna. Inilah justru mengapa ajaran Tuhan Yesus mengatakan:
Sikap itu mungkin boleh diterima di PL; tetapi ini tidak berlaku bagi PB.
Ada Ajaran di PL yang Berlaku bagi Israel, Tetapi Tidak Berlaku
bagi Kita di Masa PB
Di sini saya ingin dengan segera, tunjukkan pada anda, satu prinsip
bagi semua orang Kristen: bahwa ada banyak ajaran dalam PL yang
berlaku bagi bangsa Israel tetapi tidak berlaku bagi kita. Kita hidup
dalam periode masa yang berbeda; disebut satu 'dispensasi' yang
berbeda. Kita hidup dalam masa Dispensasi Anugrah; mereka hidup di
masa Dispensasi Hukum. Mengapa pemazmur membenci orang-orang
ini? Karena mereka telah tidak menghiraukan Hukum Allah. Mereka
tetap melakukan kejahatan. Pemazmur tidak membenci mereka
sebagai musuhnya secara pribadi. Dia tidak melakukan itu. Tetapi ia
membenci barangsiapa yang membenci Allah. Kita dapati sikap ini
sangat umum ditemukan di zaman PB.
Saat saya meneliti latar belakang dari pasal ini, saya menemukan sikap
ini sangat umum pada zaman Tuhan Yesus. Contohnya, dalam tulisan-
tulisan Qumran, mungkin anda semua sudah sering mendengar tentang
ini - tulisan-tulisan dari sekte masyarakat Laut Mati - kita melihat hal
yang sama persis di sini. Sebagai contoh, dari gulungan kitab Qumran
yang pertama, 1324, dikatakan, "Kasihilah segala yang Dia, Allah, telah
memilih dan bencilah semua yang Allah telah menolak". Jadi
masyarakat Qumran, komunitas Laut Mati diajari untuk membenci
barangsiapa yang menolak Allah dan mengasihi barangsiapa yang Allah
mengasihi.
34 | C A H A Y A I N J I L
Rabi-rabi - ajaran Tuhan Yesus seringkali ditujukan kepada rabi-rabi
Yahudi, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat (ahli-ahli Taurat
sebenarnya adalah rabi-rabi) - mereka mengajarkan hal ini di dalam
Mishnah. Apa yang diajarkan di dalam Mishnah sangatlah mengesankan
dan agak mengerikan. Dikatakan di sana bahwa jika ada seorang ibu
dari bangsa orang fasik dalam kebutuhan, janganlah kamu memberikan
dia pertolongan apapun. Kamu harus membiarkan dia mendapat celaka
dalam saat kebutuhannya. Terutama jika seorang ibu dari bangsa
orang fasik, yaitu seorang non-Yahudi, di saat ia dalam kesengsaraan,
misalnya dia akan melahirkan anaknya, dan ia sendirian, jangan
pedulikan dia. Biarkanlah dia di sana saja. Meskipun ia akan mati, ia
dan anaknya bersama. Orang-orang Yahudi tidak akan memberi
pertolongan kepada seorang ibu orang fasik di saat mereka
membutuhkan. Ini ajaran yang sangat mengerikan, dan ini ajaran
langsung dari Mishnah, buku hukum yang paling mempunyai otoritas
dari para rabi. Bahkan dikatakan juga, janganlah kamu menolong atau
memberikan makanan bagi bayinya meskipun dia kelaparan. Yaitu,
biarkanlah mereka kelaparan sampai mati, sehingga dengan demikian
kamu tidak membesarkan anak ini untuk penyembahan berhala nanti.
Sangat ngeri sekali! Jadi anda dapat melihat dalam konteks apa dan
kepada orang semacam apa Tuhan Yesus menyatakan kata-kata ini.
Anda dapat memahami bagaimana pemikiran orang-orang di masa itu.
Jika seorang ibu orang fasik sedang hamil dan dia dalam kesusahan
dan menghampiri waktu melahirkan, janganlah kamu memberikan
pertolongan apapun kepada dia. Dan jika ia mati saat melahirkan
anaknya, biarkan mereka berdua mati. Itulah sikap orang-orang yang
Tuhan Yesus menyampaikan ajaranNya pada waktu itu - kepada ahli-
ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sekarang anda dapat memahami
mengapa kadang-kadang Dia sangat keras dalam pengaduanNya
terhadap mereka. Keras terhadap mereka bukan secara pribadi tetapi
keras dalam menentang ajaran mereka yang palsu. Dan jika bayi
mereka dalam kelaparan dan tidak mempunyai makanan - tidak
disebutkan tentang sang ibu itu - bahkan bagi bayi tersebut janganlah
memberikan apapun untuk dia makan. Biarkan bayi itu kelaparan
sampai mati, maka kamu tidak akan terlibat dalam penyembahan
berhala karena membesarkan anak itu. Ini sungguh mengerikan!
Sangat menjijikkan mendengarkan ajaran seperti ini diajarkan oleh
orang-orang yang taat beragama dan orang-orang Farisi, dari orang-
35 | C A H A Y A I N J I L
orang yang menganggap diri mereka benar di hadapan Allah. Tetapi
apa yang mereka lakukan? Anda lihat, mereka sedang menggenapi
bagian ajaran yang telah kita tunjukkan tadi di Maz 139:22 - "Aku
membenci mereka dengan kebencian yang sempurna. Biarkanlah
mereka semua binasa! Biarlah mereka pergi."
Izinkan saya mengatakan ini, bahwa apa yang benar dan tepat
menurut HukumTaurat tidak semestinya benar bagi kita. Kita tidak
menghakimi mereka yang berada di bawah Hukum Taurat. Mereka
hidup berdasarkan standar yang sama sekali berbeda. Jadi jangan
menghakimi kebelakang! Kita bukan diberikan tugas untuk
menghakimi. Kita telah masuk ke suatu masa yang baru. Masa itu
adalah masa Hukum Taurat - masa pedang - di mana barangsiapa yang
berdosa akan dihukum mati tanpa belas kasihan. Dan tidak ada dosa
yang lebih serius dari membenci Tuhan dan tidak mematuhi hukum
Allah. Tetapi hari ini, Tuhan telah membawa kita masuk ke dalam suatu
masa kasih dan rahmat.
Kita Harus Mengerti Keadilan Sebelum Memahami Kasih.
Kalau kita mempelajari ajaran yang penting ini, kita akan tahu
sekarang apa maksud perkataan Tuhan Yesus: "Semua pikiranmu yang
sebelumnya, harus berubah secara radikal." Sebelumnya kamu
menganggap diri sendiri benar dalam pikiranmu, ingat hal ini: bahwa
mengasihi teman dan sesama, dan membenci musuh itu sangat masuk
akal. Adalah masuk akal seperti yang kita telah lihat. Itulah puncaknya,
itulah kesempurnaan pikiran manusia. Hal itu benar dilakukan,
khususnya jika musuh itu adalah musuh Allah. Inilah cara yang benar
untuk memperlakukan mereka. Benar dari segi keadilan. Karena itu,
seperti yang telah saya katakan, anda harus mengerti keadilan terlebih
dahulu sebelum anda dapat memahami apa itu kasih. Anda tidak dapat
menggunakan kasih hanya untuk mengkritik hukum. Kalau tidak, di
mana keadilan?
Anda akan mengatakan ini, seperti ada orang di masa kini berkata,
"Dia seorang penjahat yang telah membunuh banyak orang tetapi kita
harus memahami masalah psikologisnya." Bagaimana dengan orang-
orang yang telah dibunuh, apakah masalah psikologis mereka tidak
masuk hitungan? "Kita harus memperhatikan dan memahami orang
yang malang ini. Kita harus menepuk-nepuk pundaknya dan bersikap
baik padanya". Baiklah kalau begitu, tetapi dimanakah gambaran
36 | C A H A Y A I N J I L
keadilan? Kita sudah mengelirukan kasih dengan keadilan. Keadilan
menuntut bahwa nyawa harus diganti dengan nyawa. Seperti yang
telah dibahas minggu lalu, kita sudah melihat bahwa itu sesuatu yang
masuk akal. Mata ganti mata, tangan ganti tangan, itulah keadilan
yang harus dipenuhi." Di dalam PL, keadilan dituntut dan harus
dipenuhi. Jadi jangan pernah menggunakan kasih untuk mengkritik
keadilan. Keadilan dalam PL sangat penting dan keadilan perlu sekali
untuk kelangsungan hidup manusia. Jika kita membiarkan setiap orang
gila berkeliaran, kita tidak akan dapat bertahan hidup. Jika keadilan
dihapuskan, seperti yang kita ketahui minggu lalu, jika anda
memberhentikan kuasa polisi yang ada untuk menegakkan keadilan,
peraturan dan hukum, maka seluruh masyarakat manusia akan hancur.
Anda tidak dapat hidup di tengah-tengah masyarakat seperti ini yang
bebas hukum, tanpa polisi, tanpa keadilan apapun. Jadi jangan pernah
merasa bahwa diri anda benar dan mengkritik PL karena keadilan
adalah prinsip di dalam PL. Dan keadilan adalah dasar dari kehidupan
bermasyarakat.
Tetapi Tuhan Yesus ingin agar kita lebih memahami, Ia membawa kita
pada tingkat pemikiran yang baru, dan Ia menyatakan bahwa keadilan
sangat perlu sekali. Dia tidak mengutuknya. "Tetapi bagi kamu," Dia
berkata kepada murid-muridNya, seperti yang kita lihat di minggu lalu,
"Kamu akan berubah total dalam pemikiranmu. Mulai saat ini kamu
akan masuk dalam proses perubahan pikiran yang revolusioner, yaitu,
kamu akan mengasihi musuhmu."
Kita Mengasihi Musuh Kita Karena Allah Mengasihi MusuhNya
Saya sangat prihatin untuk menekan poin ini karena alasan inilah yang
Tuhan Yesus berikan kepada kita dalam Mat 5:45, "karena Allah
mengasihi musuhNya." Itu mengejutkan bagi kebanyakan orang:
bahwa Allah mengasihi musuhNya. Aneh sekali betapa banyak orang
Kristen yang masih belum menyadari hal ini. Mereka berpikir kita harus
mengasihi musuh kita sedangkan Allah membenci musuhNya. Jika kita
mengasihi, kita seolah-olah menjadi lebih baik dari Allah! Allah
menghukum musuhNya dan kita mengasihi mereka. Jadi dalam hal ini
kita lebih baik dari Allah. Jangan salah! Kita harus mengerti bahwa
kasih dan keadilan bukan tidak ada kecocokan. Seorang ayah yang
menghukum anaknya, menghukumnya karena mengasihi anak itu,
meskipun ia menghukum anak itu dengan keras.
37 | C A H A Y A I N J I L
Kita perlu renungkan sejenak: Kasih Tuhan pada musuhNya.
Bagaimana Tuhan Yesus dapat menetapkan pernyataan ini? Dia
menggunakan sebuah ilustrasi untuk kita dapat memahaminya sendiri.
Dia berkata, "Lihatlah, apakah matahari hanya bersinar bagi orang
Kristen saja dan tidak bersinar bagi orang non-Kristen? Kita seringkali
melihat di gambar-gambar sekolah minggu, ada sinar cahaya menyinari
seseorang - seorang kudus milik Allah. Itulah pemikiran manusia.
Kemurahan Allah difokuskan hanya pada satu orang ini saja, hanya
pada orang Kristen, dan kita senang berpikiran demikian. Kita suka jika
orang non-Kristen tidak mendapatkan apa-apa. Jadi Tuhan Yesus
berkata, sinar matahari Allah terbit atas orang-orang Kristen dan atas
orang-orang non-Kristen juga: ingatlah, "atas orang-orang baik dan
orang-orang jahat". Pernahkan anda merenungkan hal ini?
Anda perhatikanlah hujan! Apakah petani orang Kristen mendapat air
hujan lebih banyak dari pada yang non-Kristen? Tidak! Mereka
mendapat jumlah hujan yg sama. Hujan turun atas kedua-duanya. Ini
adalah hal yang sangat baik, bukan? - jikalau kita sedang berjalan dan
hujan hanya turun atas orang-orang non-Kristen, tetapi kita mendapat
sinar matahari. Aneh sekali hal seperti ini yang diharapkan oleh
kebanyakan orang Kristen. Saat saya berlibur, saya berharap cuaca
akan cerah. Tetapi saat orang non-Kristen pergi berlibur, saya berharap
dia akan menikmati hari liburnya dalam hujan. Kalau bagi saya,
cuacanya cerah! Mungkin anda berencana untuk pergi di hari Sabtu,
dan anda berkata, "Ha! Hujan turun! Aduh! Tidakkah Tuhan tahu kalau
kami adalah orang Kristen? Tidakkah Dia tahu kami adalah anggotanya
NCCF (atau apapun kita)?" Hujan deras membasahi kepala kami! Kita
hanya mau sinar matahari; itulah arah pikiran kita. Seringkali dalam
seluruh pikiran kita, kita berpikir bahwa hujan bukanlah berkat; sinar
matahari adalah berkat. Itulah cara kita berpikir. Jadi kita ingin Allah
bekerja sesuai dengan cara kita. Anda tahu, inilah yang sering terjadi.
Ada Yang Telah Membentuk Wujud Allah Tersendiri Di dalam
Pikiran Mereka Mengakibatkan Pemikiran Predestinasi
Satu prinsip yang mengkuatirkan berasal dari ini. Yaitu orang-orang
Kristen telah membentuk Allah menurut pikiran mereka sendiri. Kita
telah membuat Allah berpikir seperti cara kita berpikir. Anda tahu,
semakin rendah tingkat kerohanian anda, Allah yang anda percayai
lebih serupa dengan diri anda sendiri daripada Allah dalam PB. Apakah
anda menyadarinya? Itulah mengapa J.B. Philips pernah menulis
38 | C A H A Y A I N J I L
sebuah buku, "Allahmu terlalu Kecil". Allah seperti apa yang anda
miliki? Dalam seluruh buku itu dibahas tentang bermacam-macam Allah
yang dimiliki manusia. Ada yang berpendapat bahwa Allah seperti ini;
dan ada yang berpendapat bahwa Allah seperti itu. Dan pada akhirnya,
saat kita menguji pikiran mereka tentang Allah, kita menemukan
bahwa Allah mereka dibentuk dari gambaran mereka sendiri. Karena
anda membenci musuh anda, maka anda membuat Allah bersikap
seperti anda. Anda berharap orang tersebut akan mengalami hal yang
buruk. Ia patut dihukum oleh Allah, sehingga ia akan belajar untuk
takut! Bagaimana dengan anda? Apakah anda patut dihukum oleh Allah
saat anda melakukan kesalahan? "Tidak, tidak, tidak! Allah murah hati
terhadap aku; aku ini orang Kristen." Kita telah mengubah gambar
Allah menjadi sesuatu yang sangat menyedihkan.
Mengapa saya katakan demikian? Ketika saya mendengar beberapa
ajaran Kristen, saya ingin tahu Allah seperti apa yang sesungguhnya
mereka bicarakan. Sebagai contoh, saya menyebutkan tentang orang-
orang yang mempertahankan ajaran predestinasi yang ekstrim. Saya
sesungguhnya tertanya-tanya Allah seperti apa yang mereka bicarakan.
Ajarannya adalah seperti ini: Allah mengasihi barangsiapa yang
mengasihi Dia dan membenci barangsiapa yang menolak Dia. Mereka
semua akan masuk ke neraka. Saya bertanya-tanya di mana mereka
mendapatkan ajaran ini? Apakah berasal dari Alkitab? Dan saat mereka
menjelaskan firman "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini"
mereka berkata "dunia" bukan berarti orang-orang non-Kristen. Yang
dimaksudkan adalah "orang-orang pilihan Allah". Saya belum pernah
menemukan makna `dunia' yang seperti itu di dalam Alkitab. Mereka
telah memutarbalikkan Injil sesuai dengan apa yang mereka
kehendaki, sesuai dengan pengertian mereka sendiri tentang Allah.
Berhati-hatilah dengan ajaran predestinasi. Ada ajaran yang benar dan
ada yang salah.
Ajaran yang salah mengajarkan bahwa Allah mempredestinasikan
setiap orang - yang selamat akan diselamatkan; yang tersesat akan
tersesat; dan Allah telah mempredestinasikan mereka yang tersesat
untuk menjadi tersesat. Dengan kata lain, anda perhatikan ajaran
Yesus dan tanyakan pada diri anda, "Bagaimana anda dapat
mencocokkan ajaran seperti ini? Bagaimana anda dapat memperoleh
ajaran seperti ini dari Tuhan Yesus, bahwa ada yang ciptakan untuk
masuk neraka dan ada yang diciptakan untuk masuk surga? Apakah itu
39 | C A H A Y A I N J I L
Alkitabiah? Saya mau katakan bahwa saya akan menyerang dengan
keras ajaran seperti ini yang bertentangan dengan firman Tuhan. Jika
itu disebut Kalvinisme, dan saya tidak tahu bahwa Kalvin mengajarkan
hal seperti itu, tetapi jika anda menyebut itu Kalvinisme, maka saya
tidak mau mendengarkannya karena itu tidak berasal dari firman
Tuhan. Tuhan Yesus - apakah Ia sungguh-sungguh berkata bahwa Allah
mengasihi musuhNya atau tidak mengasihi musuhNya?
Mari kita menyelidiki pikiran kita dan mengambil keputusan tentang hal
ini. Jika Allah sungguh-sungguh tidak mengasihi musuhNya, maka
masalah ini selesai sampai di situ saja. Tetapi Tuhan Yesus berkata kita
harus mengasihi musuh kita karena itulah yang Allah lakukan!" Dan
orang-orang tersebut mengatakan bahwa Allah sebenarnya, tidak
sungguh-sungguh mengasihi musuhNya. Allah telah menciptakan
mereka untuk melemparkan mereka ke neraka. Jadi saya bertanya
pada anda, Allah seperti apa yang mereka ajarkan? Mana ajaran dalam
Alkitab yang mengajarkan pada kita untuk melakukan ini? Saya sangat
malu dengan orang-orang yang pergi ke sini sana membawa ajaran
seperti ini, itulah yang membuat saya susah.
Allah Mengasihi Musuh-musuhNya - Dia Tidak Pernah
Mempredestinasikan Seseorang ke Neraka
Saya ingin menunjukkan kepada anda bahwa firman Tuhan tidak
pernah mengatakan hal demikian. Anda tidak dapat mengatakan bahwa
Allah sungguh mengasihi musuhNya, namun Dia mentakdirkan mereka
untuk masuk neraka. Dapatkah anda berkata demikian? Penyimpangan
sikap mental yang bagaimana yang memunculkan kesimpulan seperti
ini? Jelaskan, bagaimana anda melakukan hal ini? Dengan akal mental
yang bagaimana: bahwa Tuhan sungguh-sungguh mengasihi
musuhNya dan mentakdirkan mereka masuk neraka? Saya tidak
mengerti bagaimana anda dapat melakukannya: "Aku sungguh
mengasihi musuhku, tetapi aku akan menikam dia tepat di perutnya,
ya! Oh ya! Tunggu sampai aku mendapatkan dia, aku akan menjepit
lehernya dan menikam dia." Anda berkata, "Hei! Hei! Jangan kamu ."
Dan aku berkata, "Ah! Aku sangat mengasihi dia, kamu mengerti? Dan
inilah caranya aku mengasihi dia - dengan pisau!"
Jika kita main-main seperti ini, berarti kita akan menghapuskan seluruh
makna dari kasih itu. Kita telah menghancurkan seluruh isi Alkitab.
Alasan mengapa saya mengatakan ini, dan saya menyatakan dengan
40 | C A H A Y A I N J I L
jelas posisiku di sini, bahwa saya akan mengikuti hanya apa yang
dikatakan oleh firman Tuhan. Dan saya telah berbicara dengan orang-
orang Kristen yang sungguh-sungguh tulus - yang telah menyampaikan
kepada saya hal tentang predestinasi ini: tentang predestinasi orang-
orang yang telah ditakdirkan untuk masuk neraka. Saya mau
mengatakan kepada anda dengan tegas bahwa saya tidak mau punya
hubungan apapun dengan ajaran seperti ini. Allah tidak pernah
mentakdirkan siapapun untuk masuk ke neraka. Tetapi jikalau Dia
memang melakukannya, itu berarti segala ajaran yang Tuhan Yesus
berikan kepada kita adalah sia-sia saja. Ini semua omong-kosong. Mari
kita jangan memperhaluskan kata-kata kita - ini semua adalah omong-
kosong! Anda tidak akan dapat mengasihi musuh-musuhmu dan pada
saat yang sama, mentakdirkan mereka ke neraka. Kita tidak boleh
melakukan hal seperti ini.
Saya sudah pernah mengatakan sebelum ini, dan saya mau
mengatakan sekali lagi, tidak ada satu orangpun akan ke neraka
kecuali kalau dia melewati tangan Yesus—tangan yang terbentang di
atas kayu salib. Tidak ada seorangpun yang dapat ke neraka kecuali
melewati tangan-tangan yang terbentang tersebut. Anda harus
mengabaikan tangan-tangan berdarahNya untuk tiba ke neraka. Allah
tidak pernah mentakdirkan siapapun untuk masuk ke neraka. Saya
tidak pernah membaca seperti ini di dalam Alkitab. Dia mati bagi kita,
musuh-musuhNya . kita adalah musuh-musuhNya! Jika Allah tidak
mengasihi musuhNya, apa akan terjadi pada saya sekarang? Apa akan
terjadi pada anda? Saya seorang yang pernah menertawakan orang-
orang Kristen. Saya mengolok-ngolok orang-orang Kristen! Dan
sebagai musuh Allah, saya telah menerima kemurahan Allah. Seperti
yang dikatakan Paulus: "Lihatlah aku! Aku menyalibkan orang-orang
Kristen. Aku melemparkan mereka ke dalam penjara; aku menjatuhkan
hukuman mati atas mereka, seperti yang terjadi pada Stefanus."
Paulus menganiaya orang-orang Kristen dan berkata, "Dulu aku adalah
musuh, tetapi aku menemukan anugerah." Allah mengasihi musuh-
musuhNya - yaitu, orang-orang seperti kita, orang-orang seperti aku.
Aku malu dengan sikap perlawananku terhadap orang-orang Kristen
sebelumnya." Paulus tidak pernah dapat memaafkan dirinya atas apa
yang telah ia lakukan terhadap orang-orang Kristen: kerusakan yang
dia lakukan atas gereja, atas keluarga yang karena penaniayaannya,
kehilangan ayah dan ibu mereka. Allah mengasihi musuhNya. Jangan
41 | C A H A Y A I N J I L
biarkan seorangpun menyangkal perkataan ini, karena perkataan ini
tertera, tertulis di dalam Firman Allah.
Kita Harus Menjadi Berbeda - Untuk Menjadi Anak-anak dari
Bapa di Sorga.
Kita perlu melanjutkan untuk memahami poin yang satu lagi: di sini
Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus menjadi sama sekali berbeda.
Dan di ayat 45 ini saya ingin anda memperhatikan satu kalimat khusus
ini: "karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu di
surga". Saya ingin menunjukkan kepada anda bahwa ada terjemahan
yang salah di beberapa Alkitab versi Inggris. Sayang sekali, ini adalah
tugas saya sebagai seorang pengurai firman Tuhan, untuk
menunjukkan hal-hal seperti ini, meskipun hal itu tidak menyenangkan
bagi diri saya. "Karena dengan demikian kamu adalah"? Tidak! "Karena
dengan demikian kamu menjadi" - inilah terjemahan yang benar.
Bahasa Yunani-nya dari pasal ini bukan katakerja "adalah" tetapi
katakerja "menjadi"; dan kedua kata itu memiliki makna yang sama
sekali berbeda. Kadang-kadang saya sangat bingung saat membaca
terjemahan-terjemahan ini; mengapa seorang penterjemah yang tahu
dengan pasti Bahasa Yunani - mengapa mereka mau memasukkan
kata-kata yang tidak tepat sehingga mengkompromikan terjemahan
mereka ini? Apakah itu karena kepentingan doktrin-doktrin tertentu,
sehingga mereka berkompromi dengan terjemahan tersebut, dimana
entah karena alasan apa, mereka lebih menyukai istilah "adalah"
daripada "menjadi". Seringkali saya temukan apa yang terjadi dalam
terjemahan itu adalah, kepentingan mereka sendiri mengenai doktrin
dan dogma yang lebih berpengaruh. Untuk memahami firman Tuhan
kita harus jujur sepenuhnya. Meskipun itu tampaknya bertentangan
dengan doktrin-doktrin kita sendiri, kita harus menerima firman Tuhan,
apa adanya. Jangan mempermainkan firman Tuhan! Jangan main-main
dengan firman Tuhan! Jangan membuat perubahan sedikitpun dalam
terjemahannya untuk "menyesuaikan dengan tujuan saya". Kita harus
sungguh-sungguh jujur dengan firman Tuhan. Itulah satu prinsip dasar.
Ketika anda mempelajari Alkitab, hendaklah anda jujur. Jangan
memutarbalikan firman Tuhan.
Saya mau katakan kepada anda, bahwa beberapa pengkhotbah Injili
tidak jujur dalam menguraikan firman Tuhan dan saya sangat susah
tentang hal ini. Mereka menemukan satu perikop yang tidak sesuai
dengan doktrin mereka yang tertentu, jadi mereka memutarbalikan
42 | C A H A Y A I N J I L
firman Tuhan tersebut. Mereka berkata, "Ya sesungguhnya, bukan ini
artinya; yang itu artinya. Contoh: "'Jatuh dari kasih karunia' bukan
berarti `kasih karunia yang menyelamatkan'; tetapi artinya ialah
`kasih karunia yang menguduskan'" dan hal-hal seperti itu. Cara ini
merupakan contoh memutarbalikan firman Tuhan - bagaimana anda
dapat memisahkan antara "kasih karunia yang menguduskan" dengan
"kasih karunia yang menyelamatkan"? Bagaimana anda dapat
mengatur permainan seperti ini? Di bagian mana dalam Alkitab anda
dapat memisahkan kasih karunia menjadi dua macam? Apakah kita
berhak untuk memisahkan mereka?
Jadi melalui contoh-contoh ini, saya ingin menunjukkan kepada anda
bahwa seringkali para komentator tidak sepenuhnya jujur dengan
firman Tuhan. Kita, saudara-saudaraku, harus jujur sepenuhnya
dengan firman Tuhan dan menerima firman tersebut sebagaimana
adanya, meskipun tampaknya itu menghancurkan pendirian kita
tentang doktrin tertentu. Saya mengatakan pada anda bahwa ketika
saya datang mempelajari Alkitab, saya datang dengan banyak pra-
konsepsi sebelumnya. Dan firman Tuhan itu sendiri yang mengalahkan
pendapat satu demi satu. Kadang-kadang ini suatu proses yang sangat
tidak menyenangkan. firman Tuhan itu memukul dan mengeluarkan
pra-konsepsi itu dari saya satu per satu. firman Tuhan menembus
seperti pedang. Kita dapat menghindari pedang itu dan efek
penyembuhan itu tidak akan tercapai atau kita membiarkan pedang itu
menangani kita, sebagaimana yang seharusnya. Saat anda datang
pada firman Tuhan, saya berharap anda mengizinkan Firman itu
menusuk seperti pisau bedah. Anda bisa menghindarinya dan ia tidak
akan dapat menancap ke dalam anda, tetapi itu tidak akan
menyelamatkan dan mengeluarkan kanker dalam tubuh anda. Jika
anda mau sembuh dari kanker itu, anda harus tunduk terhadap pisau
itu.
Seperti dikatakan di sini: bukan "kamu adalah" tetapi "kamu menjadi"
anak-anak Allah. Seberapapun kata itu tidak menyenangkan bagi anda,
tapi itulah firman Tuhan. Siapapun yang mengerti Bahasa Yunani,
telitilah Alkitab anda sendiri di rumah. Saya jamin bahwa apa yang
telah saya sampaikan di mimbar, tidak ada satupun yang belum saya
menyelidiki dengan teliti. Jika seseorang dapat menunjukkan pada saya
bahwa apa yang saya katakan tidak sesuai Alkitab, saya akan
sesungguhnya sangat senang dan berterima kasih sekali jika anda
43 | C A H A Y A I N J I L
bersedia menunjukkan pada saya apa kesalahan saya. Karena saya
sangat teliti dalam exposisi saya selama bertahun-tahun memberitakan
Injil, sehingga tidak pernah seorangpun yang menyalahkan saya atas
penjelasan yang keliru, meskipun orang itu begitu berpendidikan tinggi.
Tidak ada seorangpun yang pernah menantang penguraian saya,
karena saya telah meneliti setiap kata dengan detil sekali sebelum
menyampaikannya kepada saudara.
Tetapi jika anda menemukan sesuatu dari yang telah saya katakan dan
mungkin ada yang berkata, "Ya, aku tidak setuju dengan doktrinmu",
itu bukan masalah buat saya. Anda boleh saja tidak setuju dengan
firman Tuhan, tidak menjadi masalah bagi saya. Tetapi tidak berguna
anda berkata, "Aku tidak setuju dengan kamu." Saya tidak mempunyai
pendapat sendiri; saya hanya mempunyai firman Tuhan yang perlu
disampaikan. Kalau anda dapat menemukan sesuatu dari perkataan
saya yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, saya mohon,
tunjukkanlah kesalahan itu kepada saya, sebagai kewajiban Kristiani
anda dan karena kasih.
Jadi apa yang dikatakan di ayat 45, "dengan demikianlah kamu
menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga". Apa artinya? Apa makna
sesungguhnya? Setelah kita telah mengikuti pengajaran sampai sejauh
ini, kita mulai mengerti satu hal. Kita mulai mengerti poin yang telah
kita membuktikan sejauh ini, yaitu kita harus mempunyai cara pikiran
yang sama sekali baru, yaitu cara pikiran Allah: bahwa Allah mengasihi
musuh-musuhNya. Allah selalu mengasihi musuh-musuhNya. Itulah
alasan mengapa Yesus datang ke dunia untuk mati. Menurut anda apa
tujuannya Yesus datang ke dunia untuk mati? Mengapa Allah
mengadakan keselamatan yang menakjubkan ini, jika Ia tidak
mengasihi kita? "Kita mengasihi Dia," kata Rasul Yohanes, "karena Dia
terlebih dahulu mengasihi kita." [1Yoh 4:19]. Kita harus menangkap ini
dengan jelas. Kalau begitu, maka poin yang kedua di ayat 45 berkata -
saya pikir sampai saat ini jika kita telah mengikuti poin yang pertama,
poin yang kedua tidak sulit untuk dipahami - hanya kalau anda
mempunyai cara pikiran yang baru, kalau anda telah lahir baru, kalau
anda telah diperbaharui seluruhnya, hanya dengan itu anda menjadi -
anak Bapamu yang di sorga.
Anda tahu, kita tidak menjadi anak Allah hanya dengan menerima
beberapa doktrin Injili. Tidak, tidak! Menjadi seorang Kristen, tidak
44 | C A H A Y A I N J I L
begitu mudah, tidak se-simpel itu. Tidak se-simpel "Saya percaya
doktrin-doktrin tertentu sebagai kebenaran" - itu tidak menyelamatkan
siapapun! Saya katakan sekali lagi kepada anda, itu tidak akan
menyelamatkan siapapun! Janganlah anda pergi mengajarkan doktrin-
doktrin yang salah kepada orang dan berkata, "Apa yang harus kalian
semua lakukan adalah hanya percaya pada Yesus; dan terimalah
doktrin-doktrin ini sebagai kebenaran." Itu memang benar, tetapi tidak
cukup! Tidak sesederhana itu. Apa yang Yesus katakan? Bagaimana
anda dapat menjadi anak-anak Bapamu yang di surga? Dengan
pembaharuan seluruhnya, ditransformasi total!
Paulus juga mengatakan hal yang persis sama, seperti yang kita tahu
dalam Roma 12:1-2, khususnya ay 2b: "tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu". Menjadi seorang Kristen adalah diubahkan
seluruhnya. Jika anda tidak diubahkan seluruhnya, anda bukan seorang
Kristen, tidak peduli berapa kali anda telah dibaptis. Jika anda tidak
berubah anda bukan seorang Kristen. Anda harus memahami ini
dengan sepenuhnya. Bagaimana anda menjadi seorang Kristen? Hanya
dengan diperbaharui oleh kuasa Allah seluruhnya, dilahir baru. Seperti
yang kita ketahui dari ajaran Tuhan Yesus, kata 'lahir baru' sama sekali
tidak bermakna tanpa perubahan seluruh pikiran dan perubahan
seluruh sikap kita. Anda tidak mengasihi seseorang karena anda
menyukai wajahnya. Anda mengasihi orang karena sekarang ada sifat
yang baru di dalam diri anda, yaitu mengasihi. Ujilah diri anda dalam
terang ajaran ini. Apakah anda adalah anak Allah? Apakah anda
seorang anak laki-laki Allah? Apakah anda seorang anak perempuan
Allah? Jadi jangan mengucapkan selamat pada diri sendiri hanya
karena anda telah dibaptis. Baptisan memang perlu sekali tetapi jika
anda tidak diubahkan, anda tidak akan diselamatkan. Menjadi seorang
Kristen berarti anda berbeda sekali dengan orang lain. Anda menjadi
orang yang berbeda; anda menonjol di dunia ini sebagai seorang yang
sangat berbeda. Oleh itu, kita mengerti apa yang Tuhan Yesus katakan
kepada kita, bahwa kita harus menjadi berbeda sekali dari orang-orang
non-Kristen. Tantangan ini sangat besar sekali dan itu dapat dikerjakan
hanya dengan kuasa Tuhan.
Bagaimana Kita Dapat Mengasihi Musuh Kita Jika Kita Juga
Harus Terpisah Dari Mereka?
Sekarang saya harus membahas dengan singkat, satu pertanyaan.
Anda akan berkata jikalau demikian, kita harus menjadi berbeda sekali
45 | C A H A Y A I N J I L
dengan orang-orang non-Kristen, kita harus mengasihi musuh-musuh
kita, bagaimana mungkin Alkitab juga berkata kita harus memisahkan
diri dari orang-orang non-Kristen? Bagaimana kita dapat mengasihi
orang non-Kristen namun masih terpisah dari dia, tidak mempunyai
hubungan bisnis, dagang ataupun hubungan pernikahan dengan
mereka, yaitu, bahwa seorang Kristen tidak boleh menikah dengan
non-Kristen. Paulus berkata di dalam 2 Korintus 6:14-18: "Janganlah
kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang
yang tidak percaya." Saya ingin mengatakan kepada anda, saudara-
saudaraku, dan saya coba memasukkan sebanyak pengajaran
mungkin, bahwa menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tidak percaya bukan hanya bermakna apakah anda
menikah dengan dia atau tidak. Bukan hanya soal apakah anda
menikah dengan seorang yang tidak percaya atau tidak. Yang
dimaksudkan ialah anda tidak boleh bercampur gaul dengan dia dalam
hubungan bisnis-pun. Apakah anda tahu ini? Anda tidak boleh memiliki
hubungan bisnis dengan dia dalam satu partnership atau perkongsian.
Itu bukan berarti anda tidak boleh bekerja untuk dia, tetapi anda tidak
mempunyai hubungan kerja dalam penanaman modal dengan dia.
"Menjadi pasangan seimbang" berarti anda mempunyai ikatan kontrak
legal dalam bisnis atau dalam pernikahan atau dalam apapun. Kata
"pasangan" ini memiliki makna dasar yang luas dalam arti aslinya.
Beberapa orang Kristen tidak menyadari ini, dan telah terjebak dalam
kesalahan yang sangat menyedihkan. Sayang sekali akhir-akhir ini di
dalam gereja ini, ada kasus seperti ini, di mana seorang Kristen telah
mengikatkan diri dalam hal bisnis dengan seorang non-Kristen dan
berakhir dengan kehancuran - kehancuran rohani.
Kita harus terpisah dengan mereka dalam soal kehidupan, namun
mengasihi mereka dengan kasih yang tulus dari hati kita. Mungkin anda
bertanya, "Bagaimana mungkin itu dapat terjadi? Bagaimana saya
dapat memahami hal ini?" Sungguh sederhana! Sebagai contoh, jika
seseorang sedang tenggelam di pasir hanyut, bagaimana caranya anda
mengasihi dia? Apakah anda berkata, "Ok! Ini aku, aku akan melompat
ke dalam pasir hanyut itu. Aku akan menangkap dan memegang dia
erat-erat dan mengatakan padanya, 'Aku mengasihi kamu! Tahukah
kamu, aku sungguh-sungguh mengasihimu!'" sampai anda berdua
tenggelam dalam pasir hanyut itu bersama-sama? Anda berkata, "Ini
kasih yang sungguh indah. Lihatlah, orang yang malang ini sedang
46 | C A H A Y A I N J I L
tenggelam di dalam pasir hanyut dan anda sangat mengasihinya
sehingga anda melompat ke dalam pasir dan mati bersamanya. Itu
kasih yang sungguh indah!" Bagaimana anda dapat melakukan hal
seperti ini? Kasih yang seperti apakah ini? Jika anda mengasihi dia,
bukankah lebih baik anda menarik dia keluar dari pasir hanyut itu
daripada tenggelam pada waktu yang bersamaan dengan dia.
Banyak orang belum memahami bahwa untuk mengasihi, bukan berarti
kita harus masuk terlibat dalam kekacauan yang sama yang dialami
orang tersebut. Sebenarnya, jika kita mengasihi orang tersebut, satu-
satunya cara untuk menolong dia adalah dengan kita berada di luar
kekacauan yang sedang dia alami. Jadi, jika anda ingin menolong dia
untuk keluar dari pasir hanyut, yang harus dilakukan bukan dengan
melompat ke dalam pasir hanyut itu dan terlibat langsung dalam
masalahnya tetapi berdirilah di tanah yang teguh dan tariklah orang itu
keluar! Itulah kasih! Jadi anda harus memahami hal ini dengan jelas.
Banyak orang Kristen tidak mengerti benar tentang hal ini. Mereka
tidak memahami bahwa untuk menolong seseorang kita harus berdiri
pada dasar yang sama sekali berbeda dengan orang tersebut. Jadi
bagaimana anda dapat mengasihi mereka yang berada dalam
kegelapan? Anda berkata, "Aku akan mematikan terangku, sehingga
aku dapat beridentifikasi dengan mereka." Bagaimana bisa kita
memakai cara begini untuk mengasihi mereka? Mereka ingin terang itu!
Anda tidak dapat menolong mereka dengan mematikan terang dalam
diri anda. Kita harus memisahkan diri sebagai orang yang berbeda,
bukan agar kita eksklusif, tetapi supaya mereka dapat diselamatkan.
Dapatkah anda memahami? Inilah caranya Tuhan.
Jadi, ajaran Alkitab adalah kita harus memisahkan diri kita dari mereka
- apa yang terjadi? Ada saudara kita, Plymouth Brethren, apa yang
mereka lakukan? Sayang sekali! Mereka memisahkan diri dan tidak
berhubungan sama sekali dengan orang-orang non-Kristen. Mereka
tidak mau mengadakan hubungan apapun dengan orang non-Kristen.
Paulus berkata, "Jika kamu tidak mau berhubungan dengan orang non-
Kristen, hal yang terbaik untuk kamu lakukan adalah keluar dari dunia
ini sama sekali." Karena selama kamu masih di dalam dunia, kamu
akan berhubungan dengan orang-orang tersebut! Seperti Paulus
berkata dalam 1 Korintus 5:10, "Jika kamu sama sekali tidak mau
bergaul dengan orang-orang yang tidak percaya, kamu harus
meninggalkan dunia ini." Kita berada di dunia untuk melakukan suatu
47 | C A H A Y A I N J I L
tugas, yaitu menolong mereka ini. Dan satu-satunya cara anda dapat
menolong mereka, adalah kamu menjadi berbeda dari mereka. Menjadi
berbeda bukan berarti tidak berhubungan dengan mereka, tetapi
menjadi berbeda adalah satu-satunya cara yang efektif untuk anda
dapat mengasihi mereka dan menolong mereka untuk datang kepada
terang. Ketika orang itu jatuh dalam pasir hanyut, anda berdiri di atas
tanah yang teguh dan menarik dia keluar. Itulah caranya. Oleh itu,
menjadi terpisah bukan berarti, "Ok, kamu akan tenggelam dalam
pasir, selamat tinggal! Kamu pantas menerimanya, tahukah kamu?
Kamu tidak percaya pada Tuhan; inilah akibatnya bagi kamu. Sayang
sekali. Sekarang, sementara tenggelam, dengarkanlah Injil seraya saya
memberitakannya pada kamu, selagi kamu masih mempunyai
kesempatan. Nah, sekarang dengarkan, inilah jalannya." Inilah yang
disebut `kasih' oleh banyak orang Kristen.
Tempuh hari, saya dengar suatu kisah nyata, ada seorang pria di atas
sebuah pesawat yang sedang memberitakan Injil kepada semua para
pramugari saat dalam penerbangan. Dia membagikan traktat Injil dan
berkhotbah kepada mereka. Ia berkata, "Kamu harus percaya pada
Yesus." Para pramugari sangat sibuk melayani makanan penumpang
dan ia menahan mereka dan berkata, "Tidak, tidak, tidak! Tidak ada
apapun yang lebih penting daripada mendengarkan Injil. Oleh itu,
kamu berdiri saja di sini." Pramugari-pramugari tersebut tidak mau
membuat penumpang ini tersinggung, jadi mereka coba berdiri di sana
dan mendengarkan pria ini berkhotbah kepada mereka. Akhirnya ada
seorang pramugari yang mencoba untuk membuka sebuah laci yang
telah macet di dalam pesawat. Pria ini melihat dia tetapi tidak peduli
untuk menolong dia, dan ia hanya teruskan berbicara dengannya
tentang Injil. "Sekarang, kamu dengarkan ini." Pramugari itu sedang
berusaha menarik laci itu, dan ia berkata,"Jadi, apa yang dikatakan
firman Tuhan ialah ini...".
Akhirnya pramugari itu menarik laci itu dengan paksa sehingga laci itu
jatuh ke atasnya, dan ia jatuh tergeletak ke lantai. Menurut anda,
apakah pria itu pergi menolongnya untuk mengambil laci tersebut dan
membantu meletakkan barang yang tercecer ke dalamnya? Tidak sama
sekali! Ia hanya membungkuk di sisinya dan berkata, "Injil berkata, ..."
Sangat tidak masuk akal! Tidak terbayangkan seorang Kristen dapat
melakukan hal seperti ini, tetapi itulah yang dilakukannya. Semua
penumpang di atas pesawat jengkel melihat tindakan yang memalukan
48 | C A H A Y A I N J I L
yang dilakukan pria tersebut. Sebenarnya kalau dia ingin
memberitakan Injil - itulah kesempatan bagi dia. Dia bisa menolong
pramugari itu memasukkan kembali barang-barang yang tercecer di
atas lantai dan menolong dia untuk berdiri, membantu dia untuk
memasukkan kembali laci itu dan kemudian berbicara kepadanya
tentang Tuhan. Tidak, tidak, tidak, tidak! Ia hanya membiarkannya
tergeletak di lantai. Bukankah itu tidak masuk akal? Itulah kelakuan
yang sering kali dilakukan oleh banyak orang-orang Kristen. "Kamu
sedang tenggelam dalam pasir hanyut. Sekarang aku mau
memberitakan firman Tuhan kepadamu. Tetapi aku tidak akan menarik
kamu keluar dari situ dulu; aku tidak akan memberi kamu bantuan
apapun." Jadi mari kita pahami ini: Kita berbeda agar dapat membawa
keselamatan.
Kita Harus Menjadi Sempurna Dalam Kasih
Waktu kita sudah mau habis dengan cepat, dan kita harus mengakhiri.
Dikatakan di sini bahwa dalam seluruh tingkah laku kita, kita harus
menjadi berbeda. Hanya dengan demikian kita lebih menonjol dari
orang-orang non-Kristen. Dan kita harus menjadi sempurna. Dalam ay.
48: "Karena itu, haruslah kamu sempurna...". Perhatikan kata "harus".
Itu bukan suatu pilihan bagi kita. Itu bukan suatu rekomendasi bahwa
adalah ide yang baik kalau kita menjadi sempurna. Sebenarnya itu
adalah suatu perintah bahwa kita harus sempurna. Bagaimana menjadi
sempurna? Jika anda telah mengikuti pengajaran Tuhan Yesus sampai
sejauh ini, tentunya satu hal sudah jelas bagi anda dan ia adalah:
kesempurnaan di sini bukanlah kesempurnaan moral dalam pengertian
Allah adalah sempurna. Seluruh konteksnya sedang berbicara tentang
kasih, bahwa kita harus mengasihi dengan sempurna, bukan berarti
sempurna karena kita tidak mempunyai kesalahan atau tidak
mempunyai kelemahan dalam diri kita. Tetapi seluruh maknanya ialah
ini: kita harus menjadi sempurna dalam mengasihi. Inilah artinya
dalam seluruh konteks ini. Kita tidak dapat menjadi sempurna secara
moral. Kita akan selalu mempunyai kelemahan-kelemahan. Menjadi
seorang Kristen bukan berarti menjadi orang yang bermoral tanpa
kesalahan apapun. Tidak ada ajaran seperti itu dalam Alkitab. Dalam 1
Yoh 1:8, dikatakan, "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka
kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita."
Tidak ada orang Kristen yang sempurna! Tidak satupun di antara kita
yang sempurna. Kita semua punya banyak kesalahan, banyak
49 | C A H A Y A I N J I L
kelemahan, banyak kegagalan. Tetapi kita harus mempunyai tujuan,
oleh kasih karunia Tuhan, menjadi sempurna dalam kasih. Dalam
seluruh sikap kita terhadap orang lain, kita harus punya tujuan untuk
selalu sempurna dalam kasih. Jadilah sempurna, itulah kemutlakannya!
Jadi, kita harus menyimpulkan poin ini dan menyadari bahwa Allah
menghendaki dari kita kekristenan yang utuh. Bukan orang Kristen
sebagian! Tidak ada orang Kristen sebagian. Yang saya tahu hanya ada
satu macam orang Kristen dalam Alkitab - orang Kristen total. Kasih
selalu total. Kasih itu total atau tidak sama sekali. Sebagai definisi,
kasih itu total. Mungkin terkadang anda mempraktikkan kasih dan di
saat yang lain anda tidak melakukannya. Tetapi kalau itu kasih, ia
sempurna. Ia harus total. Anda tidak dapat berkata, "Aku mengasihi
kamu sedikit." Itu bukanlah kasih dalam Alkitab.
Ini membawa kita pada poin yang lain. Ada perbedaan yang sangat
penting antara kesukaan dan kasih dalam Alkitab. Dan poin ini juga
perlu disebutkan. Di ajaran ini tidak dikatakan bahwa kita harus
menyukai semua orang. Kita tidak dapat menyukai semua orang. Kita
tidak menyukai semua orang karena "suka" adalah perasaan pribadi.
Saya tidak diminta supaya perasaan saya dijadikan standart atau
ukuran bagaimana saya harus berurusan dengan orang lain. Saya
harus mengasihi orang itu. Suka itu masalah perasaan, sedangkan
kasih adalah masalah tindakan. Orang yang sedang tenggelam di
sungai, mati tenggelam, anda tidak 'menyukai' orang itu. Anda bahkan
belum pernah bertemu dengannya, bahkan anda tidak mengenal dia.
Bagaimana anda dapat menyukainya? Jadi perasaan suka itu, sama
sekali tidak berkaitan dengan hal ini. Anda melompat ke dalam sungai
untuk menyelamat kan dia, bukan karena anda meyukai dia - anda
tidak mengenal dia - tetapi karena kasih mewajibkan itu.
Kasih adalah tindakan. Suka adalah masalah perasaan. Di sini
perintahnya ialah untuk mengasihi - bahwa anda terjun masuk ke
dalam sungai untuk menolongnya. Entah apakah anda mengenal orang
ini atau tidak, apakah anda menyukai dia atau tidak, itu tidak menjadi
masalah sama sekali. Di sini kita harus memahami perbedaannya yang
sangat penting, tetapi banyak orang Kristen bingung dengan hal ini. Ini
adalah perbedaan antara menyukai dan mengasihi.
Jadi, kita harus memahami bahwa ini menunjukkan kesempurnaan
dalam kasih, bukan kesempurnaan dalam hal standart moral di dalam
50 | C A H A Y A I N J I L
diri kita, apakah kita mempunyai kesalahan atau tidak ada; itu bukan
poin yang di tunjukkan disini. Poinnya di sini adalah sikap kita terhadap
orang lain. Tetapi ada poin terakhir yang paling penting. Ketika anda
memperhatikan semua ajaran ini, mungkin anda berkata, "Bagaimana
aku dapat memenuhi ajaran-ajaran ini? Bagaimana ini dapat dilakukan?
Tampaknya ini tidak mungkin. Kamu meminta aku untuk keluar dari
tempat ini & mengasihi musuhku? Aku hampir tidak dapat mengasihi
teman-temanku. Aku hampir tidak dapat mengasihi teman sekamarku.
Mereka membuat aku merasa jengkel setiap hari. Aku hampir-hampir
tidak dapat mengasihi orang-orang ini, orang yang aku kenal, dan
bagaimana aku dapat mengasihi musuhku? Oleh karena itu, kita perlu
diubahkan. Ada prinsip di sini yang sangat menakjubkan dalam ajaran
Tuhan Yesus dan itulah yang perlu kita perhatikan sejenak.
Tuhan Yesus Selalu Menguji Iman Kita
Hal terakhir yang perlu kita pertimbangkan ialah ini. Saya akan
menunjukkan pada anda satu prinsip terakhir yang paling penting.
Yaitu, kita berbicara tentang iman dan Tuhan Yesus dalam ajaranNya
selalu menguji iman kita. Anda tidak tahu apa itu orang Kristen, jika
anda berpikir bahwa anda dapat menjadi seorang Kristen tanpa
pengujian iman. Iman seorang Kristen selalu diuji. Saya akan
memberikan beberapa contoh. Tuhan Yesus selalu bekerja dengan cara
ini.
Sebagai contoh dalam Yohanes 9, kita membaca tentang seorang yang
buta sejak lahir. Apa yang Tuhan Yesus lakukan? Ia langsung
menyembuhkan dia? Tidak! Ia menguji imannya - satu ujian yang
sangat berat! Apa yang Tuhan Yesus lakukan? Dia mengoleskan tanah
liat pada mata orang buta itu. Ingat? Dia mengaduk tanah dengan
ludahnya dan mengoleskannya pada mata orang buta itu, dan apa yang
Ia katakan? Ia berkata, "Pergilah, dan basuhlah matamu di kolam
Siloam." Pikirkan sejenak. Seorang buta dengan tanah liat di matanya
akan berjalan sejauh ½ mil. Saya telah menghitung jarak dari tempat
Tuhan Yesus berada sampai pada kolam Siloam, sedikitnya ½ mil, jika
anda menghitung dalam mil. Jika anda menyusuri jalan raya sana,
kemungkinan anda perlu berjalan kira-kira satu mil. Pikirkan apa yang
dirasakan dalam hati orang buta itu. Ada seorang Pria datang dan
mengoleskan sesuatu pada matanya dan berkata, "Ok, kamu ingin
melihat?" Dia menjawab, "Ya, tentu, aku ingin melihat." "Pergilah ke
kolam Siloam dan basuhlah matamu di dalam kolam itu." Orang buta
51 | C A H A Y A I N J I L
itu dapat saja berkata, "Jika Ia punya kuasa untuk menyembuhkan
mataku, mengapa Ia tidak berkata, 'Bukalah matamu!' dan mataku
akan melek? Untuk apa Dia mengoleskan tanah liat pada mataku?"
Kenyataannya, banyak komentator-komentator tidak dapat mengerti
hal ini. Untuk apa tanah itu? Apakah tanah liat itu obat yang manjur?
Aku belum pernah mendengar tanah liat dapat menjadi obat yang
manjur. Selain itu aku juga tidak tahu berapa banyak bakteri yang
terkandung di dalamnya karena tanah itu tercampur dengan ludah. Jadi
itu omong kosong jika dikatakan tanah liat itu adalah obat yang
manjur.
Seluruh tujuan di sini adalah iman orang itu sedang diuji. Apa yang
dapat ia lakukan? Ia dapat berkata, "Jika Ia punya kuasa untuk
mencelikkan mataku, mengapa Ia tidak melakukannya? Mengapa Ia
menyuruh aku, seorang buta untuk pergi dan membasuh diri di kolam
Siloam? Anda bayangkan seorang buta berjalan sendiri melintasi jalan
yang sesak menuju ke kolam tersebut, tentu berbagai macam hal
berkecamuk di dalam pikirannya, dan mungkin dia berpikir, "Hei, ini
pasti suatu lelucon jahat dilakukan atas saya!" Ini tidak masuk akal.
Maksud saya, ia harus menabrak ke sana ke mari mencari jalan ke
kolam Siloam. Ia harus menanyakan arah; ia harus meraba-raba untuk
mencapai tempat itu. Selama di jalan mungkin beberapa kali ia
berpikir, "Tidak, tidak, tidak, tidak! Ini pasti suatu lelucon yang jahat.
Bagaimana mungkin dengan tanah ini atas mataku, dan aku harus
membasuhnya dan kemudian mataku akan melihat? Pernahkan anda
mendengar hal seperti ini dalam hidup anda?" Saya yakin pikiran
seperti inilah yang berkecamuk di pikiran orang ini, "Dan Yesus ini,
siapakah Dia? Yesus ini menyuruh saya untuk membasuh mataku. Aku
tidak begitu mengenal siapakah Dia ini." Ingat, orang buta ini berkata,
"Aku tidak tahu siapa Yesus, tetapi Dia menyuruh aku pergi dan
membasuh mataku. Dan aku melakukannya dan sekarang aku dapat
melihat!"
Mengapa Tuhan Yesus menyembuhkan dia dengan cara ini? Mengapa?
Untuk menguji imannya! Satu ujian yang sangat berat. Ini perjalanan
yang cukup jauh bagi seorang buta untuk menempuhi. Saya yakin pasti
ada sedikit keraguan dalam pikirannya sepanjang perjalanannya. Tetapi
Allah menguji iman kita. "Apakah kamu mempunyai iman kepadaKu?
Aku ingin melihat imanmu dalam tindakan. Berjalanlah ke kolam
Siloam. Kamu mau mendengarkan Aku atau tidak?" Kita suka kalau
52 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan membuatnya lebih mudah bagi kita. "Bukalah matamu!" Ah!
Sudah melek! Sungguh baik, itu cepat sekali. Kita dapat melihat Tuhan
Yesus bekerja dengan cara yang luar biasa ini. Sepanjang waktu saya
mempelajari cara Tuhan bertindak, Dia melakukan ini berulang kali.
Lihat satu contoh lain dengan singkat, Yoh 5. Di sana kita membaca
tentang seorang yang telah lumpuh selama 38 tahun! 38 tahun ia
dalam keadaan lumpuh. Apa yang Tuhan Yesus katakan padanya? Dia
berkata, "Maukah engkau sembuh?" Ia tidak menjawab, "Ya, aku mau
disembuhkan." Tetapi ia berkata, "Tuhan, tidak ada orang yang
menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang
karena aku lumpuh. Tidak ada orang yang mengangkat aku ke sana di
waktu yang tepat."
Tuhan Yesus berkata padanya, "Bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalanlah." Dia berkata, "Hei, apakah ini suatu lelucon? Aku telah
berbaring di samping kolam ini selama 38 tahun! Aku telah lumpuh
selama 38 tahun dan Ia menyuruh aku untuk mengangkat tilamku dan
berjalanlah?" Wah! Ini benar-benar satu ujian iman. Tuhan Yesus tidak
berkata padanya, "Ok, sekarang kamu telah sembuh. Semuanya baik-
baik sekarang. Kamu jangan kuatir. Bangun sajalah!" Ia hanya berkata
secara langsung, "Angkatlah tilammu dan berjalanlah!" "Wah! Orang
lumpuh itu bisa berkata, "Apa yang Kau coba katakan padaku?
Bagaimana mungkin aku melakukannya? Ini tidak mungkin. Tidak ada
cara untuk melakukan hal seperti ini - mengangkat tilamku?
Mengangkat tubuhku sendiripun aku tidak sanggup. Lupakan saja,
bagaimana mungkin aku dapat mengangkat tilamku!" Dan mujizat
persis seperti itu yang terjadi. Dapatkah anda bayangkannya?
Kemungkinan besar ia duduk dan berpikir sejenak, "Apakah benar yang
dikatakanNya? Mengangkat tilamku?" Mungkin orang itu mulai bergerak
sedikit, berjuang sedikit. "Hmm. Aku cobalah. Aku harus
mengumpulkan tenagaku dan bangkit." Jika ia hanya duduk dan
berkata pada dirinya sendiri, "Hal ini lucu! Aku tidak pernah
mendengar hal yang tidak masuk akal seperti ini." Dan dia tidak akan
mau bergerak. Tetapi jelas apa yang ia pikirkan, "Baiklah, jika
demikian, aku akan coba. Aku akan mencobanya. Aku akan berjuang."
Dan ia mendapati ia sedang bangkit berdiri. Perlahan-lahan ia berdiri
atas kakinya. Dan berhasil! Ia mengangkat tilamnya dan berpikir,
"Apakah kamu berpikir aku akan punya kekuatan untuk mengangkat
tilam itu? Wah, ini sungguh nyata; bukan hanya aku dapat berjalan
53 | C A H A Y A I N J I L
tetapi tilamku juga dapat kuangkat." Itulah yang Tuhan Yesus lakukan
- Dia menguji iman anda. Anda ingin memiliki iman itu? Ok.
Ambil sebagai contoh, murid-muridNya. Yesus juga melakukan hal yang
sama pada Petrus dalam Lukas 5. Ia akan memanggil Petrus keluar
untuk melayani Tuhan, untuk melayani Dia, untuk memberitakan Injil.
Anda tahu apa yang Yesus katakan? Petrus bekerja seharian tetapi ia
tidak mendapatkan seekor ikanpun. Anda tahu peristiwa ini dengan
akrab. Seorang nelayan mencari ikan di malam hari. Petrus kembali di
siang hari. Tuhan Yesus bertanya, "Apa kamu menangkap sesuatu?"
Tidak sama sekali!" Tuhan berkata, "Pergi, tangkaplah ikan." "Apa! Aku
baru saja kembali! Aku baru kembali dari sana dan tidak mendapat
apapun! Dan Engkau berkata aku harus kembali lagi ke sana di siang
hari? Lihatlah, Tuan. Aku seorang nelayan. Aku mencari ikan sepanjang
kehidupanku. Apakah Engkau pernah menangkap ikan sebelumnya?
Tidak! Dan Engkau mau memberitahu aku bagaimana cara menangkap
ikan? Tidak tahukah Engkau bahwa siang hari bukan waktu yang tepat
untuk menangkap ikan? Kalau anda ingin menangkap ikan - pergilah di
malam hari! Dan inilah aku. Aku sudah bekerja sepanjang malam; aku
kembali; aku tidak menangkap seekor ikanpun; dan Engkau
mengatakan padaku bagaimana menangkap ikan? Lihatlah, jika Engkau
memberitahu aku tentang Alkitab, aku akan percaya Engkau. Tetapi
Engkau jangan berbicara kepadaku tentang bagaimana menangkap
ikan!" Bukankah Petrus akan berpikir demikian? Apa yang dikatakan
Petrus? Mungkin ia berpikir sejenak, "Siapakah yang pernah
mendengar hal seperti ini? Pergi dan menebarkan jala di siang hari?
Kamu tidak akan pernah menangkap seekor ikanpun di siang hari.
Makanya kita tidak pergi menangkap ikan pada siang hari. Namun
demikian, Petrus berpikir, "Karena Kau yang berkata, aku pergi." Jadi
Petrus pergi dan ia tidak dapat menarik jalanya, karena ikannya terlalu
banyak.
Iman adalah-"Karena Engkau yang mengatakan, aku akan
melakukannya!"
Jika anda memahami ini, anda memahami prinsip itu bahwa Tuhan
Yesus selalu menguji iman kita. Jangan anda duduk merasa nyaman
dan berkata, "Ah, hurry! Haleluya! Aku seorang Kristen sekarang!" Ia
akan menguji iman anda. Anda bertanya, "Ujian apa?" "Inilah ujiannya.
Aku akan mengatakan sesuatu pada anda: anda ingin hidup yang
kekal? Ya! Dengan kasih karuniaKu, kamu akan memperolehnya. Oleh
54 | C A H A Y A I N J I L
kuasaKu, semua menjadi mungkin. Tetapi Aku menghendaki sesuatu
darimu. Inilah syaratnya. Kamu mau mendengarnya? Pergilah dan
kasihilah musuhmu." Anda berkata, "Tuhan, aku belum dapat
mengasihi temanku-pun, dan Engkau meminta aku mengasihi
musuhku? Belum pernah mendengar sebelumnya! Ini tidak mungkin!"
Mungkinkah orang buta itu disembuhkan dengan segengam tanah?
Mungkinkah orang lumpuh mengangkat tilamnya dan berjalan?
Mungkinkah Petrus pergi di siang hari untuk menangkap dan
mendapatkan ikan sebanyak itu? "Karena Engkau yang berfirman!
Namun, jika Engkau mengatakannya, aku akan melakukannya!"
Itulah sikap seorang Kristen sejati. Saudara-saudara, itulah yang
dimaksudkan dengan iman. Iman berarti, "Karena Engkau
mengatakannya, aku akan melakukannya!" Apakah anda memiliki iman
seperti itu? "Engkau menyuruh aku untuk pergi dan mengasihi
musuhku. Itu bertentangan dengan seluruh pikiranku. Itu di luar
kekuasaanku, tetapi jika Kau menginginkan aku untuk melakukannya,
aku akan melakukan sesuai dengan perintahMu! Apakah anda
mempunyai sikap itu ketika anda datang pada ajaran Tuhan tentang
khotbah di atas bukit? Apakah anda datang dengan kesadaran itu dan
berkata, "Tuhan, karena Engkau yang memerintahnya, aku akan
melakukannya. Aku tidak punya kekuatan untuk melakukannya!"
Tetapi anda memperhatikan setiap kali mereka taat pada perintahNya,
kuasaNya datang untuk memampukan mereka supaya dapat
melakukannya. Setiap kali mereka mematuhinya, itulah yang terjadi.
Orang yang lumpuh itu tidak dapat berjalan - oleh FirmanNya ia dapat
berjalan! Dia dapat bangkit dan berjalan. "Tidak ada salahnya jika
Engkau menghendaki aku bangkit berdiri, aku akan bangkit berdiri. Aku
akan mencobanya!" Lalu Ia coba bangkit berdiri dan mendapati bahwa
dia berhasil. Itulah iman yang hidup - iman yang menyatakan, "Tuhan,
aku akan melakukan perintahMu."
Masuk Ke Dalam Satu Daerah Hidup yang Baru Dengan
Mengasihi Musuh - Seperti Masuk Ke Dalam Tanah Perjanjian!
Kita akan menemukan bahwa Allah, melalui ajaran indah ini yang
Tuhan Yesus berikan pada kita, menghendaki agar kita sebagai ciptaan
baru masuk ke dalam suatu daerah kehidupan yang baru. Daerah
kehidupan yang baru ini adalah daerah kasih. Mungkin sebagai seorang
Kristen baru maupun yang lebih senior, yang tidak pernah
mempraktekkan ajaran ini, maka untuk masuk ke dalam suasana yang
55 | C A H A Y A I N J I L
baru ini; anda belum terbiasa. Anda akan berpindah dari keegoisan dan
kebencian ke dalam suatu daerah baru, yaitu kasih, kasih Allah. Dan
anda akan merasa seperti berada di negara yang asing. Coba
lakukanlah dan anda akan mendapati, "Aku merasa seperti seorang
asing dalam hal ini. Kasih bukanlah atmosfir yang biasanya aku
menghirup. Kasih bukanlah tanah atau negara yang aku biasanya
hidup." Dan Tuhan Yeus berkata, "Aku ingin kamu pindah ke dalam
tanah yang baru ini, Tanah Perjanjian." Perhatikanlah! Untuk apa kita
keluar dari Mesir? Untuk tinggal dalam padang belantara seperti yang
di lakukan oleh kebanyakan orang Kristen? Tidak sama sekali! Untuk
masuk ke dalam negara baru, tanah yang baru, atmosfir yang baru dan
daerah yang baru, kerajaan Allah - atmosfir kasih. Di sanalah anda
akan menemukan seluruh janji Allah, tetapi hanya di dalam sana.
Apakah anda menyadarinya? Jadi kita akan keluar dari cara hidup yang
lama, keluar dari padang belantara dan masuk ke dalam Tanah
Perjanjian. Hanya di sanalah janji-janji Allah adalah ya dan amin, yaitu
di dalam atmosfir, di daerah baru kasih Allah. Seperti yang telah saya
katakan, saat anda masuk ke dalam daerah itu, pertama-tamanya anda
akan merasa seperti orang asing dan berkata, "Aku belum pernah
berada di Tanah Perjanjian sebelumnya. Aku ada di sini, tetapi aku
tidak tahu bagaimana aku harus berkelakuan disini." Tidak apa-apa!
Hanya tenang saja dan katakan, "Tuhan, Engkau telah memerintahkan
kepada aku. Inilah aku! Oleh iman aku telah telah masuk ke dalam
tanah yang penuh dengan janji-janji Allah.
Jadi kesimpulannya, mari kita perhatikan satu ayat yang
mengagumkan dan yang sangat penting untuk setiap orang Kristen
mengetahui, yaitu di dalam 1 Yohanes 4. Saya akan membacakan
untuk anda.
1 Yoh 4:16 - Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih
Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap
berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah
di dalam dia.
Saya ingin anda merenungkan kata-kata ini lebih dalam lagi di rumah.
Sifat dasar dan karakter Allah adalah kasih. Dan barangsiapa yang
tetap di dalam kasih, yaitu ia hidup dalam kasih, dia hidup dalam Allah
dan Allah hidup di dalam dia. Mari kita tinggalkan kata 'abide' (tinggal)
sekarang. Ini sebuah kata dalam bahasa Inggris kuno. Mari kita lihat di
56 | C A H A Y A I N J I L
bahasa Inggris modern. Kata 'abide' mempunyai arti sederhana, yaitu
'hidup'. Yaitu, Allah hidup dalammu dan kamu hidup dalam Allah. Wah!
Itu sungguh-sungguh adalah suatu daerah baru dalam kehidupan.
Pernahkah anda mencoba sebelumnya? Saudara-saudara sekalian,
saya pernah mencobanya. Saat pertama saya mencobanya dan masuk
ke dalam atmosfir kehidupan yang baru ini, itu adalah suatu
pengalaman yang sangat menakjubkan bagi saya. Saya ingat saat
pertama saya mengecapnya, itu sungguh-sungguh seperti masuk ke
dalam Kanaan, sejenis surga di atas bumi. Tetapi banyak orang Kristen
hidup dalam hutan belantara. Mereka tidak pernah masuk dalam Tanah
Perjanjian. Mengapa? Karena mereka belum masuk ke dalam ajaran-
ajaran Tuhan, yaitu ke dalam atmosfir yang baru ini. Inilah Tanah
Perjanjian, tanah yang penuh dengan janji-janji rohani; masuklah ke
dalamnya. Jangan habiskan waktu anda di dalam padang belantara,
karena anda akan tewas di sana. Tuhan berkata, "Pergilah dan hiduplah
seperti ini. Pergilah ke sana dan masuk ke dalam atmosfir kasih yang
baru dan hiduplah di dalam atmosfir kasih itu.
Karena barangsiapa yang hidup dalam kasih, ia akan menemukan
bahwa ia hidup dalam Allah dan Allah hidup dalam dia." Bukankah itu
intinya menjadi seorang Kristen? Jadi janganlah melekat pada negara
yang lama, cara hidup yang lama di mana anda sudah terbiasa hidup
dalamnya. Seluruh tragedi dalam Perjanjian Lama adalah karena
mereka telah hidup sedemikian lama di Mesir sehingga mereka tidak
terbiasa dengan cara hidup yang baru. Dan mereka selalu merindukan
untuk kembali ke Mesir, dan saya melihat inilah persis apa yang terjadi
pada orang-orang Kristen. Mereka hidup dalam dosa dan keegoisan
mereka sedemikian lama waktu - mereka telah di-indoktrinasi oleh
pikiran dunia ini - sehingga mereka hanya dapat memikirkan tentang
bawang prei dan bawang putih yang ada di Mesir. Mereka melekat pada
cara hidup yang lama. Tetapi jika anda mau diselamatkan, tidak cukup
hanya keluar dari Mesir. Karena keluar dari Mesir hanya membawa
anda ke dalam padang belantara. Anda harus masuk ke dalam Tanah
Perjanjian. Dan ingatlah: hanya dalam Tanah Perjanjian anda akan
mengalami janji Allah - kuasa keselamatanNya dan kehidupan yang
kekal!
57 | C A H A Y A I N J I L
Jangan Melakukan Kewajiban Agamamu Di Hadapan
Orang
Matius 6:1-8, 16-18 - Disampaikan oleh Pastor Eric Chang
Mari kita melihat ke dalam kekayaan yang terdapat didalam firman
Tuhan dalam Matius 6:1-8, 16-18 dan melihat apa artinya.
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di
hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian,
kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi
apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau
[mencanangkan hal itu - meniupkan terompet], seperti yang
dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-
lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika
engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu
apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu
diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu
berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka
mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat
dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke
dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat
yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula
dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan
orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.Jadi
janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui
apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti
orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang
melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan
58 | C A H A Y A I N J I L
cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa
engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang
ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Pertama, izinkan saya membagikan dengan anda sesuatu tentang
struktur kepada fasal ini. Matius Fasal 6 akan mengarahkan perhatian
kita kepada hubungan kita dengan Allah. Di dalam Matius Fasal 5, yang
dititikberatkan adalah hubungan kita dengan sesama manusia, yaitu,
bagaimana seorang Kristen yang sejati berhubungan dengan orang
lain? Namun di Matius Fasal 6, perhatian sekarang dialihkan kepada
hubungan kita dengan Allah, dan didalam beberapa ayat inilah terdapat
semacam transisi (peralihan) yang membawa kita ke dalam satu
hubungan yang lebih dalam dengan Allah. Pokok dari fasal ini bisa
dikatakan sebagai: apakah yang menjadi motivasi seorang Kristen yang
sejati? Apa yang memotivasikan seorang Kristen yang benar? Dan
bagaimana motivasi ini berbeda dari seorang non-Kristen atau seorang
Kristen yang munafik, dan sayangnya, ada banyak sekali orang seperti
ini disekitar kita. Dan Allah larang kita menjadi salah satu dari mereka!
Kita telah melihat bahwa Khotbah di atas Bukit bukanlah satu koleksi
ajaran etis, yang semata mengajar kita bagaimana menjadi baik, tetapi
merupakan satu deklarasi, satu konstitusi kerajaan Allah, yang
memberitahu kita apa ajaran spiritual itu. Apakah perbedaannya antara
ajaran etis dan ajaran spiritual? Ajaran etis hanya menyuruh anda
menjadi baik dan mendesak anda untuk berusaha lebih keras menjadi
baik. Itulah ajaran etis. Apabila saya berkata kepada anda, " Jangan
melakukan hal-hal yang jahat! Berusahalah menjadi baik", itu adalah
satu pernyataan etis. Tetapi ajaran spiritual jauh melebihi itu. Ajaran
spiritual tidak semata berkata kepada anda, "Jadilah baik," tetapi,
"Kamu harus samasekali diubahkan oleh kuasa Allah." Khotbah di atas
Bukit tidak dapat diterapkan tanpa kuasa Allah. Saya harap sampai
sekarang, anda telah memahami poin ini dengan jelas sekali. Ini bukan
hanya sebuah ajaran etis, ini adalah ajaran spiritual. Ini adalah ajaran
Yesus, yang berkata kepada kita: "Kamu harus menjadi seperti ini,
tetapi kamu harus menjadi seperti ini oleh kuasa Allah. Kamu tidak
dapat menjadi seperti ini dengan cara yang lain." Kecuali anda
diubahkan, dilahirkan kembali, diperbaharui, apapun istilah yang anda
gunakan, anda tidak dapat menggenapi ajaran seperti ini; adalah
mustahil. Ajaran spiritual adalah mustahil untuk digenapi karena ia
59 | C A H A Y A I N J I L
tidak hanya menyuruh anda berbuat baik; ia menyuruh anda menjadi
berbeda. Ia menyuruh anda menjadi baru. Ia menyuruh anda untuk
masuk ke dalam satu cara hidup yang baru.
Tujuh 'Jangan' Yang Membentuk Struktur Fasal
Perhatikan struktur fasal ini. Ayat 1 mengatakan, "Ingatlah, jangan
kamu melakukan kewajiban agamamu......" Kata 'jangan' ini sangatlah
penting. Mengapa kita menekankan kata 'jangan' dalam ajaran Tuhan
Yesus disini? Karena ini sangat penting untuk membantu kita
memahami seluruh struktur bagi Fasal 6 and bagian awal dari Fasal 7.
Izinkan saya menunjukkan kepada anda apa maksud saya. Matius 6:2
berbunyi, "Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau
mencanangkan hal itu....". Jadi sini diajarkan, "Janganlah, apabila
engkau memberi sedekah, menggembargemborkan hal itu."
Anda akan menemukan tujuh kali kata 'jangan' itu dipakai. Satu
struktur yang sempurna! Dalam menjelaskan arti 'jangan' yang
pertama, tujuh 'jangan' yang lain mulai mengikuti dan anda harus
melihat keindahan struktur ini. 'Jangan' yang pertama - untuk
menjelaskan 'jangan' di ayat 1 - 'jangan' yang pertama muncul di
Matius 6:2, "Janganlah engkau mencanangkan hal itu." Dan kemudian
diikuti oleh dua 'jangan' lagi yang bersangkutan. Sebenarnya, dalam
naskah asli, (hal ini agak sulit untuk dijelaskan, namun bagaimanapun)
'jangan' yang kedua terdapat dalam Matius 6:7, "Lagipula dalam
doamu itu, janganlah kamu bertele-tele.....". Tentu saja, ini
berhubungan dengan 'jangan' di Matius 6:5, yang sebenarnya kata
yang berbeda dalam bahasa asli, tetapi juga diterjemahkan sebagai
'jangan'. Jadi 'jangan' yang pertama ada di ayat 2; 'jangan' yang kedua
di ayat 7; 'jangan' yang ketiga di ayat 16: "Apabila kamu berpuasa,
janganlah murah mukamu.....". Yang keempat ada di ayat 19:
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi...." Yang kelima ada di
ayat 25: "Janganlah kuatir akan hidupmu....". 'Jangan' yang keenam
adalah: "Janganlah menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." di
Matius 7:1. Dan 'jangan' yang ketujuh adalah: "Jangan kamu
memberikan barang yang kudus kepada anjing.....", yang terdapat di
Matius 7:6. Apa artinya semua ini akan kita pelajari di waktu akan
datang. Hari ini kita hanya akan melihat tiga 'jangan' yang pertama.
Setelah Yang Negatif, Tuhan Yesus Memberikan Yang Positif
Untuk Kita Lakukan
60 | C A H A Y A I N J I L
Ini tidak berarti ajaran Tuhan itu bersifat negatif. Tidak! Anda lihat,
Tuhan Yesus berkata 'jangan' dan kemudian Ia langsung melanjutkan
untuk mengatakan apa yang harus kita lakukan. Maksud dari 'jangan'
itu adalah seperti meletakkan kain hitam untuk memberikan satu
kontras kepada kain putih yang ada didepan. Jadi kata 'jangan' tidak
mempunyai maksud negatif, tetapi dipakai untuk memperlihatkan apa
yang positif. Ia berkata, 'jangan', dan kemudian Ia berkata, "Dan Aku
beritahu kamu apa yang harus kamu lakukan, apa yang harus kamu
lakukan, apabila kamu menjadi seorang manusia baru."
Setelah melihat semua ini, Tuhan Yesus segera menyatakan apa yang
harus kita lakukan. Perhatikan kata 'tersembunyi' yang muncul
berulang-ulang kali dalam fasal ini. Tersembunyi! Ini akan berkontras
dengan apa yang tidak harus kita lakukan sebagai pameran dan apa
yang harus kita lakukan sebagai seorang Kristen - yaitu, segala sesuatu
dilakukan secara tersembunyi. Jangan keliru menangkap maksud saya.
Jangan salah memahami apa yang dikatakan oleh Tuhan. Kontras itu,
tentu saja, adalah perbedaan diantara mereka yang suka menarik
perhatian orang lain dan mereka yang memperhatikan kehidupan
spiritual yang dalam. Inilah yang diartikan oleh 'tersembunyi'. Kata
'tersembunyi', tentu saja, anda sudah perhatikan banyak kali sekarang.
Anda dapat melihatnya muncul dua kali dalam ayat 4, dua kali dalam
ayat 6, dan dua kali dalam ayat 18. Makanya, ketika anda mempelajari
Alkitab, pelajarilah polanya. Terdapat satu pola yang indah. Dalam
segala sesuatu yang Allah kerjakan, terdapat satu pola. Jika anda
memperhatikan sehelai daun, anda akan melihat satu pola yang indah
pada daun tersebut. Ketika anda melihat pengajaran Tuhan, anda akan
sentiasa menemukan suatu pola yang sama. Apabila anda membaca
surat Roma, anda perhatikan suatu pola tertentu mulai muncul. Itulah
tandanya hasil perbuatan Allah. Jadi, disini kita melihat keindahan
pekerjaan tangan Allah.
Apa yang perlu kita perhatikan disini adalah bahwa yang dikontraskan
adalah motif: motif yang mendorong seorang Kristen yang sejati
melakukan segala sesuatu. Motifnya sangat berbeda. Dalam ayat 1,
perhatikan kata-kata ini: mereka melakukan kewajiban agama "supaya
dilihat orang". Supaya orang lain dapat melihat, "Oh, betapa baiknya
orang ini! Betapa benarnya orang ini!" Dengan demikian, mereka
memberikan kemuliaan kepada orang itu, "Ah, dia orang yang sangat
bagus sekali!" Betapa enaknya kita rasakan ketika orang menepuk-
61 | C A H A Y A I N J I L
nepuk di punggung kita. Itulah caranya seorang manusia duniawi
rasakan. Dan ukuran kerohanian yang sebenarnya adalah ketika orang
memuji anda, itu tidak membuat anda merasa gembira. Jika seseorang
memuji anda dan itu membuat anda merasa senang, ini menunjukkan
bahwa akar rohani anda masih tidak dalam. Ini menunjukkan anda
masih sangat duniawi. Tetapi jika orang memuji anda dan itu tidak
terlalu menganggu anda, anda mengabaikannya seolah-olah berkata,
"Puji Tuhan! Itu dari Dia!" dan tidak terlalu mempengaruhi anda, maka
anda dapat melihat bahwa kehidupan rohani anda menjadi semakin
mendalam karena rahasia kehidupan Kristen terdapat pada tempat
persembunyian Allah. Itu adalah satu rahasia! Ketersembunyian inilah
yang dititikberatkan oleh Tuhan. Maka motivasinya adalah -
bandingkan kedua ini - perbedaan antara keinginan akan publisitas dan
pujian, dan yang satu lain hanya menginginkan satu hubungan yang
tersembunyi dengan Allah. Jadi, seorang Kristen yang sejati
mempunyai akar-akar yang dalam dan ia memperhatikan akar-akar itu.
Orang-orang Munafik Menginginkan Aplus Dari Manusia
Perhatikan bahwa kata 'munafik' muncul banyak kali didalam fasal ini,
misalnya, "Janganlah seperti orang munafik....." (ayat 5). Apakah
seorang munafik? Bagaimana anda mendefinisikan seorang munafik?
Nah, definisinya diberikan tepat di dalam fasal ini. Seorang munafik
adalah seorang yang menginginkan pujian dari manusia. Ia melakukan
segala sesuatu supaya orang lain dapat memujinya. Itulah yang dia
inginkan. Anda tahu, saya ingin bagikan kepada anda, saudara-
saudara, bahwa terdapat pekerjaan-pekerjaan tertentu yang
tampaknya sangat berbahaya bagi seorang Kristen, misalnya, seorang
artis. Seorang artis kelihatannya hidup dari aplus manusia. Ia tidak
dapat hidup tanpa aplus dari manusia. Ia bekerja untuk mendapatkan
tepuk-tangan yang gemuruh. Ia bekerja keras untuk mendapatkannya.
Kelihatannya kepada saya bahwa ini adalah profesi yang sangat
berbahaya. Pada akhirnya, anda menyanyi untuk mendapatkan aplus
itu. Apakah mereka menyanyi karena mereka tidak menghiraukan
apakah anda aplus mereka atau tidak? Apakah mereka berkata, "Aku
melakukan ini demi kemuliaan Allah?" Pasti hanya sedikit penyanyi
yang seperti itu. Mereka memainkan piano dengan baik karena mereka
menginginkan aplus itu; orkes bermain untuk aplus; aktor berlakon
juga untuk aplus. Semuanya bergantung kepada aplus manusia. Profesi
62 | C A H A Y A I N J I L
seperti ini tampaknya sangat-sangat berbahaya bagi orang Kristen
karena seluruh motivasinya adalah mencari kemuliaan dari manusia.
Seorang Kristen bukanlah seorang aktor di panggung kehidupan untuk
diaplus oleh manusia. Jalankanlah kehidupan ini sedemikian rupa anda
tahu hubungan anda dengan Allah adalah baik. Tentu saja, disini juga
terdapat pencobaan yang harus kita waspadai. Saya kadang-kadang
begitu tidak menghiraukan pendapat manusia sehingga ketika mereka
mencela saya, saya tidak terganggu sama sekali. Meskipun kecaman
itu palsu dan tidak benar, saya tidak peduli. Saya sedang belajar untuk
mengubah sikap itu sedikit karena bisa saja buruk untuk tidak
menghiraukan kecaman orang. Saya ingat banyak kali Helen istri saya
berkata kepada saya, "Lihat! Hal-hal yang mereka katakan tentang
anda tidak benar. Mengapa anda tidak membela diri anda, mengapa
tidak membuat satu pernyataan umum?" Saya berkata saya tidak
kuatir sedikitpun apa pandangan mereka terhadap saya. Istri saya
menjawab, "Tapi bagaimana dengan kesaksian anda? Jika tidak benar,
anda harus meluruskan hal itu." Dan seringkali, sebagaimana dia
ketahui, saya enggan menyusahkan diri saya. Saya tidak peduli sama
sekali; mereka bisa mengatakan apa saja tentang saya. Saya tidak
terganggu sama sekali. Saya hanya diganggu oleh apa yang melukai
jemaat, apa yang melukai pekerjaan Allah, apa yang melukai Tuhanku,
dan apa yang melukai kemuliaan-Nya. Semua itu menganggu saya!
Tetapi apa yang mereka katakan tentang saya tidak menganggu saya.
Mereka bisa mengatakan apa saja yang mereka suka. Namun begitu,
kita harus juga, kadang-kadang, berhati-hati jangan-jangan kita
memberikan suatu kesan bahwa kita tidak peduli akan orang lain
samasekali, dan itu adalah salah. Jadi kita berusaha hanya untuk
menyenangkan Allah dan melakukannya dengan penuh hikmat, tetapi
jangan kita hidup untuk aplus dari manusia.
Jadi perhatikan bahwa seorang munafik adalah seseorang yang suka
memamerkan diri didepan umum. Selidikilah diri anda! Kita semua
memiliki kecenderungan untuk berbuat seperti itu dan kita harus
berhati-hati. Izinkan saya mengatakan kepada anda bahwa ancaman
terbesar kepada kehidupan Kristen adalah kemunafikan. Itulah
sebabnya Tuhan Yesus mengatakannya berulang kali. Ia
memperingatkan kita tentang kemunafikan - ragi orang Farisi dan ahli-
ahli Taurat! Ia menyuruh kita berjaga-jaga. Catatkan bahwa,
kemunafikan masuk dengan perlahan-lahan kedalam kehidupan Kristen
63 | C A H A Y A I N J I L
dan mengikis habis seluruh kehidupan Kristen kita. Pada akhirnya,
anda akan mendapati seraya kehidupan rohani anda merosot, anda
semakin memamer-mamerkan diri didepan umum. Seringkali anda
akan mendapati banyak orang Kristen memiliki segalanya diluar; tapi
kosong didalam. Kita harus pergi ke tempat persembunyian Allah.
Tempat persembunyian-Nya - ah, tempat yang menakjubkan! Berapa
banyak yang mengenal tempat persembunyian Allah?
Orang Kristen Daunan lwn Orang Kristen Berakar
Alkitab banyak berbicara tentang tempat persembunyian. Baru tadi,
dalam Mazmur 32 kita membaca kata-kata ini, "Engkaulah
persembunyian bagiku - tempat dimana aku beristirahat." Apakah anda
merasa nyaman dengan Allah? Apakah Dia yang anda dekati setiap
kali, khususnya pada malam hari? Anda beristirahat dengan Dia! Anda
beristirahat didalam Dia. Disini ada beberapa ayat: Maz. 31:20; 27:5
dan 91:1. Ayat-ayat yang indah! Allah ialah tempat persembunyian
kita: tempat dimana kita bernaung, tempat dimana kita suka tinggal
didalam.
Demikian, ini menunjukkan perbedaan diantara dua macam Kristen:
mereka yang saya sebut sebagai 'orang Kristen daunan' dan 'orang
Kristen berakar'. Orang Kristen macam apa anda, yang berdaun atau
yang berakar? Anda tahu, daun sangat cantik. Ah, saya makin lama
makin mengagumi kecantikan daun-daunan, khususnya di Kanada.
Pohon maple - saya tidak pernah melihatnya di Inggeris - daunnya
berubah menjadi begitu merah dan bentuknya begitu indah sekali dan
cantik. Daun sangat cantik! Masalahnya mereka tidak tahan lama.
Mereka layu dan jatuh. Orang Kristen daunan adalah yang tampil elok
di permukaan. Anda melihat mereka dan mereka kelihatan begitu
indah. Wow! Orang Kristen yang hebat! Lihatlah! Ia bahkan berubah
menjadi merah, seperti daun maple, menyala-nyala dengan semangat,
tanpa menyadari bahwa saat ia mulai menyala, itulah saat yang paling
berbahaya. Itu sudah mendekati waktunya ia jatuh. Saya sangat kuatir
tentang beberapa orang Kristen. Saudara-saudara, saya sangat kuatir.
Saya sangat kuatir tentang mereka yang menjadi makin aktif. Lebih
aktif mereka, lebih kuatir saya karena kelihatannya kepada
sayamereka sedang mendekati titik dimana mereka akan jatuh dengan
cepat. Siapa saja yang pernah melayani didalam gereja selama
beberapa waktu akan memperhatikan gejala ini. Astaga! Orang-orang
yang begitu bersungguh-sungguh, mereka yang begitu aktif, dimana
64 | C A H A Y A I N J I L
mereka? Sangat menakutkan. Orang-orang Kristen daunan - mereka
membimbangkan saya. Mereka kelihatan begitu indah, begitu
menyenangkan bersekutu dengan mereka pada waktu itu. Mereka
begitu aktif. Mereka menggerisik - berdesir-desau seperti daun-daun
yang ditiup angin. Ah! Mereka orang Kristen yang begitu hebat ketika
itu, tetapi mereka tidak bertahan lama. Itulah masalahnya dengan
daun.
Tetapi orang Kristen yang berakar, ah! Mereka masuk kedalam - diam
dan dalam! Anda tidak dapat melihat akar. Akar bertumbuh ditempat
yang tersembunyi! Merekalah yang hidup di tempat persembunyian,
menarik makanan, menolong orang lain, memberkati orang lain. Akar
memberi hidup kepada semua yang ada diatas. Ia memberi hidup
kepada daun-daun. Ia memberi hidup kepada seluruh pohon, namun
tanpa suara, tanpa merepotkan, tanpa memamer-mamerkan, tanpa
publisitas. Sangat indah, bukan, orang Kristen yang berakar ini? Tidak
seperti daun, akar tidak berubah pada suatu pohon. Akar tetap sama
dari tahun demi tahun. Mereka bertumbuh dan bertumbuh dan
bertumbuh. Mereka tidak berubah. Mereka tidak jatuh. Mereka tidak
layu pada musim dingin. Mereka terus bertumbuh, karena mereka
hidup. Tempat persembunyian Allah! Merekalah orang Kristen yang
berakar. Mereka meletakkan akar mereka 'dibelakang layar' seperti
yang disebutkan dalam kitab Ibrani: dibelakang tirai, yaitu tempat yang
maha kudus. (Misalnya Ibrani 9:3)
Anda orang Kristen yang bagaimana? Apakah anda mempunyai akar
dibawah? Atau apakah anda seorang Kristen daunan untuk ditonton
semua orang, untuk diaplus semua orang? Mereka semua mengenal
anda! Ah, andalah orang penting itu - orang penting di dalam
organisasi ini dan organisasi itu. Izinkan saya memberitahu anda,
ketika saya memikirkan kehidupan orang-orang yang pernah saya
kenal, saya perhatikan perbedaan antara orang Kristen daunan dan
orang Kristen berakar. Orang Kristen berakar adalah mereka yang diam
dan dalam, tetapi besar kekuatannya. Anda mengeluarkan orang-orang
Kristen berakar ini, percayalah, gereja akan roboh. Anda mengeluarkan
orang-orang Kristen daunan, tidak ada apa-apa yang terjadi. Gereja
tampak tidak begitu bagus, kurang perhiasannya, tetapi kehidupan
tetap ada disitu. Anda mengeluarkan akarnya, maka habislah, tamatlah
gereja itu. Kehidupan rohani gereja bergantung kepada orang-orang
Kristen yang berakar. Saya masih ingat seorang saudara di London. Ia
65 | C A H A Y A I N J I L
tidak tampak signifikan. Tidak ada yang perhatikan dia. Ia tidak
popular. Ia tidak menyolok. Tidak ada yang memperhatikan dia, tetapi
saya memperhatikan dia. Saya mengatakan bahwa orang ini adalah
orang Kristen yang berakar. Akarnya tumbuh jauh kedalam. Ia stabil
seperti sebuah batu. Seperti batu! Dalam pendalaman Alkitab, dalam
apa saja yang ia lakukan, ia melakukannya tanpa cacat. Secara diam-
diam, tanpa cerewet, tanpa menunjuk-nunjuk - ia melakukannya!
Seorang Kristen yang berakar! Apabila semua yang lain, dengan
bergulirnya waktu selama bertahun-tahun, telah menjadi suam-suam
kuku, bagaimana dengan dia? Saya menerima laporan tentang dia
selama ini. Tidak ada suatupun yang menganggu dia! Orang Kristen
daunanlah yang dipengaruhi oleh perubahan musim. Pada musim semi,
mereka mulai berbunga. Pada musim panas, mereka rasa enak. Pada
musim gugur, masih dapat bertahan sedikit. Pada musim dingin,
mereka hilang. Ketika pencobaan dan kesusahan datang, mereka tidak
ada lagi. Orang Kristen yang berakar menghadapi semua itu dengan
matang. Mereka tidak mengeluh. Mereka tidak memberengut. Mereka
menjadi semakin kuat.
Saudara-saudara, anda orang Kristen yang bagaimana? Saya berkata -
khususnya kepada mereka yang baru saja dibaptis - saya berdoa pada
Allah agar setiap orang menjadi orang Kristen yang berakar dan tidak
hanya orang Kristen daunan. Biarlah akar anda bertumbuh! Jauh
kedalam tempat persembunyian Allah! Anda inginkan kehidupan,
kehidupan yang berlimpahan? Anda hanya dapat menemukannya di
tempat persembunyian Allah. Dimana lagi anda dapat menemukan
hidup yang berkelimpahan jika tidak di tempat persembunyian Allah?
Jadi saya katakan khususnya kepada mereka yang baru dibaptis,
catatkan dengan berhati-hati perbedaan diantara dua macam orang
Kristen, dan berdoalah kepada Allah, "Tuhan, jadikan aku orang Kristen
yang berakar, yang tinggal di tempat persembunyian-Mu, yang
menikmati persekutuan dengan Engkau."
Berakar di Tempat Persembunyian Allah
Disini saya ingin mengingatkan khususnya kaum muda yang cenderung
mengiatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang dangkal. Saya
mengatakan ini juga khususnya kepada mereka yang baru dibaptis.
Jangan bayangkan bahwa seorang Kristen yang baik selalu melibatkan
diri dalam semua kegiatan yang sedang berlangsung. Jika ada piknik,
anda terburu-buru pergi piknik. Jika ada pendalaman Alkitab, anda
66 | C A H A Y A I N J I L
terburu-buru menghadiri pendalaman Alkitab. Apa saja, tidak apa-apa!
Jika ada kegiatan, anda pergi. Anda menghadiri semuanya! Anda pergi
menghadiri setiap pendalaman Alkitab. Inilah orang Kristen super; ia
tidak pernah absen dari satu pertemuan pun! Izinkan saya
memberitahu anda, anda menghadiri begitu banyak pertemuan, anda
tidak ada waktu untuk berdoa. Anda punya begitu banyak waktu untuk
pertemuan, tapi anda tidak punya waktu untuk Allah ditempat
persembunyian-Nya. Anda terlalu sibuk - terlalu sibuk melakukan
pekerjaan Allah sehingga anda tidak ada waktu untuk Allah! Aneh!
Bagaimana kita berakhir dalam situasi kacau-balau seperti itu? Terlalu
sibuk untuk Allah sehingga tidak ada waktu untuk Allah! Semuanya
hanya di permukaan. Jangan berpikir bahwa seorang Kristen yang
berakar adalah seorang yang terlalu aktif. Mungkin ada yang tidak
beres dengan kelenjer gondok anda. Mereka terlalu aktif. Kelenjer
gondok anda terlalu aktif, anda akan kewalahan. Ini tidak bagus!
Jadi, anda harus menjadi seorang Kristen yang mengetahui tempat
persembunyian Allah. Jika anda tidak mempunyai waktu untuk Allah,
itu akan membawa malapetaka, bukan saja bagi seorang Kristen, tapi
bagi setiap manusia Allah. Setiap manusia Allah hanya dapat bertahan
hidup apabila akarnya berada dalam tempat persembunyian Allah.
Anda akan perhatikan bahwa setiap manusia Allah, secara alami adalah
seorang yang agak pendiam. Anda akan perhatikan fakta ini seraya kita
melanjutkan pembahasan. Mengapa? Karena ia menghabiskan banyak
waktu - kesukaannya adalah - didalam kediaman hadirat Allah. Ia tidak
peduli akan keriuhan. Ia mungkin seorang yang sangat sibuk, tetapi ia
menginginkan kesepian. Saya beritahu anda saya sendiri cenderung
menarik diri ke tempat yang sepi. Setelah suatu pertemuan, setelah
semua kegiatan dan kesibukan itu berlalu, saya hanya ingin
menghabiskan waktu dengan tenang bersama Tuhan - untuk mengisi
kembali kuasa rohani. Tanpa kuasa itu, anda tidak dapat melayani. Dan
karena itulah banyak orang begitu sibuk melayani Allah sehingga
mereka kehabisan tenaga. Anda harus menempatkan akarmu ditempat
persembunyian itu. Dan karena itu, anda akan menemukan bahwa
seringkali, saya segera menarik diri seusai suatu pertemuan. Saya
hanya mau mendiamkan diri dihadapan Allah, karena disitulah
terdapatnya kekuatan.
Ada orang mendapati John Sung sangat aneh. Ia tidak banyak
berbicara dengan orang, jangankan melakukan kunjungan; ia tidak
67 | C A H A Y A I N J I L
melakukan hal-hal seperti itu. Selesai satu pertemuan, ia menghilang.
Anda bahkan tidak dapat menemukan dia untuk meminta nasihat. Ia
tidak menasihati orang lain. Ia tidak ada waktu untuk itu. Anda
berkata, "Kemana ia pergi?" Segera, seusai suatu pertemuan, ia
menarik diri ke dalam kamar dan mengunci pintu. Ia tidak berbicara
kepada siapa-siapa. Anda berkata, "Orang yang aneh! Tentu saja jika
aku punya masalah, engkau harus menasihati aku!" Tahukah anda
mengapa? Orang yang menganggap anda aneh tidak paham bahwa
tidak seorangpun dapat melayani Allah tanpa menghabiskan waktu
yang sangat, sangat lama ditempat persembunyian Allah. Anda tidak
mempunyai kekuatan untuk melakukannya. Dan karena itu John Sung
meluangkan hampir semua waktu yang ada diantara pertemuan-
pertemuan ditempat persembunyian-Nya, dan kemudian muncul untuk
pertemuan yang berikut. Ia jarang berbicara kepada orang lain pada
waktu-waktu yang sibuk dalam pelayanan.
Oleh karena itu, setiap manusia Allah adalah seorang yang
menghabiskan banyak waktu di padang gurun. Dan jika sekali-kali Allah
memimpin anda keluar kedalam padang gurun, saudara-saudaraku,
jangan mengeluh, dan jangan bersungut. Jika anda bijaksana, Allah
sebenarnya sedang memberitahu anda, "Lihat! Kamu terlalu banyak
daun! Apa yang kamu butuhkan adalah akar. Datanglah ketempat
persembunyian-Ku!" Ia akan memimpin anda keluar kedalam padang
gurun. Musa ialah seorang manusia Allah, dan Allah melatihnya selama
40 tahun - 40 tahun penuh di padang gurun menggembalakan domba-
domba - sebelum Allah mengutusnya ke Mesir dan berkata, "Biarkanlah
umat-Ku pergi!" Anda berkata, "Mengapa 40 tahun itu disia-siakan?" 40
tahun itu tidak disia-siakan. 40 tahun itu dihabiskan ditempat
persembunyian Allah, untuk mengenal Allah, untuk menarik kuasa-Nya
demi menggenapi tugas itu. Tanpa 40 tahun di padang gurun itu, ia
tidak akan dapat melakukan tugas itu. Paulus memberitahu jemaat di
Galatia bahwa ia sendiri, setelah bertemu dengan Tuhan,
menghabiskan tiga tahun di padang gurun. Anda berkata, "3 tahun
disia-siakan!" Tidak samasekali! Itulah waktunya untuk
memperdalamkan akar! Saya beritahu anda, saudara-saudara, saya
sudah menghabiskan banyak tahun di padang gurun - banyak tahun di
padang gurun - dimana Allah mengajar saya untuk memperdalamkan
akar. Tanpa akar itu, anda tidak mempunyai kuasa. Tanpa kuasa itu,
anda tidak akan menghasilkan apa-apa! Samasekali membuang tenaga
68 | C A H A Y A I N J I L
dan waktu! Sekali lagi saya berkata kepada mereka yang baru dibaptis,
perdalamkanlah akar anda. Dan apabila Allah mengesampingkan anda
untuk suatu waktu, meninggalkan anda didalam 'ketenangan' dan
sepertinya anda berada di tengah-tengah padang gurun, bersyukurlah
kepada Allah! Ia sedang mengajar anda untuk meletakkan akar anda
kedalam tempat persembunyian itu.
Dalam Menerapkan Ajaran Tuhan, Jangan Dibatasi Oleh
Penafsiran Harfiah
Sekarang, mari kita datang ke butir yang berikut. Setelah memahami
prinsip disini tentang tempat persembunyian ini, kita akan melihat tiga
hal - tiga 'jangan' itu secara singkat - dan melihat bagaimana perilaku
seorang Kristen yang berakar secara praktis. Perhatikan betapa
praktisnya ajaran Tuhan. Ajarannya tidak diluar jangkauan kita
sehingga kita bertanya, "Apa hubungannya ajaran ini dengan
kehidupan praktis?" Pengajaran Yesus - setelah menetapkan prinsipnya
- segera diterapkan kedalam kehidupan praktis, kehidupan seharian.
Itulah keindahan ajaran Yesus. Ajaran-Nya sangat praktis.
Pertamanya, dari ayat 2-4, perhatikan bagaimana dalam hal memberi
sedekah perbedaan perilaku diantara dua jenis orang Kristen, atau dua
jenis orang beragama. Yang satu memberi untuk mendapatkan
publisitas. Tentu saja, mencanangkan, atau menurut tulisan asli,
meniupkan terompet, adalah bahasa kiasa. Tidak berarti orang Farisi
mengeluarkan terompet dan mulai meniupnya, sambil berkata, "Lihat!
Aku sedang memberi uang sekarang!" Ini adalah bahasa kiasan.
Apabila anda membaca Alkitab, jangan membacanya secara harfiah.
Anda tahu, saya kadang-kadang mendapati Tuhan Yesus begitu 'lucu',
jika saya diizinkan memakai kata itu. Ia begitu gemilang dalam cara Ia
menyampaikan kata-kata-Nya, dan kadang-kadang begitu lucu,
sehingga saya berpikir Tuhan Yesus adalah seorang yang sangat lucu.
Ia sangat menakjubkan! Anda coba bayangkan bagian itu ketika Ia
berkata kepada orang-orang Farisi, "nyamuk kamu tapiskan, tapi unta
kamu telan!" Ha! Coba anda gambarkan itu dalam pikiran anda; satu
gambaran yang lucu sekali. Sangat menarik! Dan Tuhan Yesus dengan
sengaja berkata, "Bayangkan seorang yang sedang menelan seekor
unta", dan anda mau tidak mau akan tertawa. Sangat menggelikan!
Dan disini, tentu saja - orang-orang Farisi meniupkan terompet ketika
memberikan sedekah - satu gambaran yang sangat lucu! Sangat tajam
69 | C A H A Y A I N J I L
dan menusuk! Sementara anda tertawa, pesannya langsung masuk
kedalam tenggorok anda.
Saya ingat seorang dosen di Sekolah Alkitab. Ia adalah seorang yang
sangat lucu, namun sangat saleh. Dan pada umumnya ia mengajar
Sejarah Gereja, yang menurut kebanyakan orang, subyek yang paling
membosankan di dunia. Namun tidak demikian apabila ia yang
mengajar! Jika anda pernah mendengar sebuah kelas yang mana anda
terdengar suara gelak-tawa yang keras, itu pasti Dr. Fawcett sedang
mengajar Sejarah Gereja. Dan ini sangat luarbiasa. Ia tidak melakukan
itu untuk menghiburkan orang. Itu karena apa yang ia mengajar, ia
menyampaikan dengan cara yang begitu mempesonakan sehingga
dapat membantu anda mengingat dengan lebih baik. Yesus
menggunakan kisan-kiasan seperti itu - kiasan-kisan yang lucu dan
menarik - untuk membantu anda melihat gambaran itu di pikiran anda.
Sangat mudah untuk mengingat suatu gambaran yang lucu. Sangat
sulit untuk mengingat suatu gambaran yang membosankan. Dan
sementara kami semua tertawa dalam kelas Sejarah Gereja, ia tidak
pernah melepaskan kesempatan supaya sementara mulut kami masih
luas terbuka, kebenaran masuk kedalam. Ia masuk dengan cepat
sekali. Jadi sementara kami memikirkan gambaran yang lucu itu dan
kita menertawakannya, kebenaran Allah masuk kedalam hati kami.
Jadi disini kita melihat gambaran seorang munafik yang melakukan hal
seperti ini untuk mendapatkan sedikit publisitas. Apa yang ia inginkan?
Apakah motifnya? Ia menginginkan pujian manusia. Tetapi Tuhan
Yesus berkata, "Ketika kamu memberi sedekah, janganlah diketahui
tangan kirimu apa yang diperbuat oleh tangan kananmu." Biar saya
menjelaskan kepada anda dengan segera. Anda lihat, banyak orang
Kristen tidak lucu seperti Tuhan dan mereka berpikir secara harfiah,
"Bagaimana mungkin aku memberi tanpa tangan kiriku mengetahui
apa yang diperbuat oleh tangan kananku? Terlalu sulit! Maksud saya,
tentu saja jika aku memberi dengan tangan kanan, tangan kiriku tahu
karena keduanya tanganku." Jadi, mereka menyusahkan diri mereka
memikirkan hal seperti itu. Nah, janganlah begitu leterlek! Itu memang
mustahil! Tangan kanan saya selalu tahu apa yang dilakukan oleh
tangan kiri saya. Tangan kiri saya tahu apa yang dilakukan oleh tangan
kanan. Maksud saya - itu tidak mungkin dapat dilakukan!
70 | C A H A Y A I N J I L
Disini tentu saja adalah semata satu gambaran kerahasiaan
(ketersembunyian). Janganlah begitu terpengaruh dengan penafsiran
secara harfiah. Ada orang yang menerapkan hal ini dengan cara
demikian di dalam gereja juga. Mereka begitu jauh mengambil arti
harfiahnya, misalnya, apabila mereka memberikan persembahan di
dalam gereja, mereka pikir adalah tidak alkitabiah untuk menjanjikan
apa-apa. Apa yang begitu tidak alkitabiah tentang berjanji, saya tidak
tahu. Tetapi mereka berkata, "Lihat, dengan membuat janji
persembahan, orang lain akan mengetahui apa yang kamu berikan.
Dan kamu tidak harus membiarkan orang lain tahu." Nah, ini
penafsiran yang terlalu harfiah. Saya berharap sampai disini kita telah
memahami bahwa menjadi seorang Kristen yang sejati adalah satu
persoalan motif. Motif dalam memberi sedekah bukanlah untuk
mendapatkan publisitas. Bukan berarti ketika anda memberi sedekah,
tidak seorangpun boleh melihat anda memberi, sehingga ketika anda
ingin memasukkan uang kedalam kotak persembahan, anda
menunggu-nunggu dekat kotak persembahan dan sementara tidak ada
yang melihat, anda membuka jaket dan memasukkannya. Anda
berkata, "Jika aku memasukkannya pada waktu itu, seseorang mungkin
melihat aku memasukkan uang kedalam kotak persembahan." Ini
sangat merepotkan kita semua. Mungkin kita harus menyiapkan satu
kamar rahasia di suatu tempat untuk meletakkan kotak persembahan.
Dan itu juga tidak menyelesaikan masalah juga, karena jika anda
masuk kedalam kamar itu, orang akan berpikir, "Aha! Kamu
memasukkan uang kedalam kotak persembahan!" Makanya
bagaimanapun anda melakukannya, tangan kanan akan selalu tahu apa
yang dilakukan oleh tangan kiri. Kita tidak dapat menerapkan ajaran ini
secara harfiah.
Ajaran ini semata mengajarkan agar kita jangan mempunyai motif
untuk mencari publisitas. Jadi tidak ada salahnya membuat janji
persembahan di gereja. Ada beberapa orang yang menjadi kuatir
tentang hal ini, dan mengatakan, "Mungkin membuat janji
persembahan tidak alkitabiah. Aku memasukkan saja kedalam kotak
persembahan tanpa diketahui." Tetapi seraya anda memasukkan
kedalam, mungkin seseorang telah melihat anda. Kemudian anda
berpikir, "Kalau begitu aku tunggu saja sehingga semua pergi," tetapi
masalahnya mungkin saja setiap orang yang lain juga sedang
menunggu sehingga anda pergi. Jadi semua orang sedang menunggu
71 | C A H A Y A I N J I L
dan berkata, "Kapan kamu pergi supaya aku bisa memasukkan uang
kedalam kotak persembahan?" Tidak, ini bukan maksudnya.
Maksudnya adalah motif.
Berikan Kepada Orang Yang Dalam Kebutuhan
Ada satu pertanyaan yang harus saya jawab yang berhubungan dengan
hal memberi, yang muncul dalam hubungannya dengan salah satu
khotbah yang lalu di Matius 5:42, dimana Tuhan mengajarkan, "Berilah
kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang
yang mau meminjam dari padamu." Beberapa orang pernah berkata
kepada saya, "Aku bingung dengan ajaran ini. Apakah ini berarti aku
harus memberi kepada siapa saja yang meminta dariku?" Tidak, disini
dikatakan, "Berilah kepada orang yang meminta kepadamu", dan disini
saya tidak punya waktu untuk menjelaskan dengan mendetail, tetapi ia
merujuk kepada pengemis, yakni, orang yang benar-benar
membutuhkan. Tentu saja, anda tidak memberi dengan sembarangan
berdasarkan ayat ini. Ini tidak berarti bahwa siapa saja yang datang
kepada anda dan berkata, "Berikan aku $5", anda berikan dia $5. Jika
seseorang datang kepada anda dan berkata, "Berikan aku $100", anda
berkata, "Nah, Alkitab berkata, 'Berilah kepada orang yang meminta',
maka aku memberi dia $100. Jika aku tidak memberi kepadanya, aku
tidak menggenapi ajaran Alkitab." Tidak, tidak! Itu bukan maksudnya.
Dalam memahami Alkitab, anda harus memahami segala sesuatu
dengan tepat. Apa yang dimaksudkan ialah: berikan kepada orang
yang membutuhkan.
Di Israel, orang yang mengemis adalah mereka yang tidak ada
pekerjaan. Mereka tidak ada pekerjaan bukan karena mereka tidak
diizinkan bekerja atau tidak mau bekerja, tetapi karena mereka tidak
mampu bekerja. Terdapat hanya satu macam orang di Israel yang
menjadi pengemis. Mereka adalah orang-orang yang lumpuh, buta dan
cacat. Mereka tidak dapat pekerjaan. Orang tidak diizinkan untuk
menjadi pengemis profesional. Orang mengemis karena tidak ada yang
mau memperkerjakan mereka. Tidak ada pekerjaan untuk mereka yang
buta, mereka yang tidak ada sebelah tangan atau tidak ada sebelah
kaki. Tidak ada pekerjaan bagi mereka. Oleh karena itu, mereka
terpaksa mengemis.
Dan Tuhan Yesus berkata, "Jika mereka meminta dari kamu, berikan
kepada mereka," karena mereka tidak ada sarana yang lain. Jadi
72 | C A H A Y A I N J I L
apabila anda ingin memahami ajaran Alkitab, anda harus
memahaminya dengan tepat dan dengan betul. Jadi, jika seorang
pecandu narkoba datang kepada anda, dan berkata, "Bisa tidak kamu
memberiku $5?" dan anda berkata, "Tuhan Yesus berkata jangan
pertahankan apa-apa; orang ini meminta $5," jadi anda berkata,
"Tentu! Ambillah!" Anda tidak mengasihi dia; anda melukai dia. Ia akan
pergi membeli obat dengan uang itu. Dan dosis yang berikut mungkin
saja membunuhnya. Ketika seorang pemabuk datang dan berkata,
"Berikan aku $5" dan anda memberinya $5, ia akan menjadi mabuk,
dan kemabukan itu mungkin saja membunuhnya. Ia mungkin tertabrak
mobil, dan andalah yang memberikan uang $5 itu! Tidak! Tidak! Ajaran
Yesus tidak bermaksud seperti itu. Ia berkata, "Berikan kepada dia
yang meminta karena benar-benar membutuhkan." Jika anda tidak
memberi kepadanya, ia mungkin mati kelaparan malam itu juga.
Berikan kepada setiap orang yang membutuhkan. Itulah maksudnya.
Tentang Doa - Motif Kita Amat Penting
Yang kedua, kita melanjutkan kepada hal yang berikut tentang doa.
Sekali lagi, dalam ayat 5 dikatakan, "Doa tidak harus dilihat orang.
Janganlah berdoa untuk mengesankan orang lain betapa salehnya
kamu itu, atau betapa baiknya kamu itu." Anda tahu, saya sangat
kuatir dengan orang Kristen yang berdoa hanya sekali. Anda tahu
kapan? Pada persekutuan doa atau sebelum makan! Jika anda tipe
orang Kristen yang suka pergi dari satu persekutuan doa ke satu
persekutuan doa yang lain karena anda mendapati lebih mudah berdoa
dalam persekutuan doa, berjaga-jagalah, karena tentu saja dalam
persekutuan doa ada banyak orang. Boleh saja karena, anda tahu jika
Allah tidak mendengarkan anda, setidak-tidaknya ada orang lain
mendengarkan anda. Setidak-tidaknya anda tidak berbicara kepada
tembok. Jadi, ketika orang lain mendengar anda berdoa, mereka
setidak-tidaknya akan menghargai betapa pandainya anda berdoa.
Orang Kristen seperti ini sangat berbahaya. Anda mungkin
melakukannya dengan tidak sengaja, tapi ingat, ada beberapa orang
yang pergi dari satu persekutuan doa ke satu persekutuan doa yang
lain, namun kehidupan doa pribadinya tidak tahan ujian samasekali.
Banyak orang yang tidak mempunyai kehidupan doa pribadi.
Tetapi saya juga harus menyebutkan gejala yang bertentangan dengan
ini. Ada beberapa orang yang pergi ke persekutuan doa dan tidak
pernah berdoa. Anda tahu mengapa? Alasannya justru sama dengan
73 | C A H A Y A I N J I L
orang yang pertama tadi. Karena mereka kuatirkan pandangan orang
terhadap mereka, "Mungkin doaku tidak kedengaran begitu bagus!
Orang lain bisa berdoa lebih baik dariku. Jadi, apabila aku berdoa, tidak
kedengaran bagus! Apabila dia berdoa, ah, kedengaran bagus sekali -
lancar dan manis sekali. Apabila aku berdoa, aku jatuh bangun disana-
sini. Semua kalimat aku salah; ucapanku terbalik. Isinya tidak betul
secara teologis. Oh, tidak! Aku tidak bisa berdoa!" Perhatikan bahwa
orang yang berdoa dan orang yang tidak berdoa dalam persekutuan
doa bersalah dalam hal yang sama. Saya mendapati diantara orang
Tionghua, seringkali kita bersalah, khususnya pada poin yang kedua.
Dalam persekutuan doa, kita tidak berani berdoa. Kita berkata, "Biarlah
orang lain yang berdoa." Dan karena itu, selalunya penatua yang
berdoa, pemimpin pendalaman Alkitab yang berdoa, pemimpin rapat
yang berdoa, jadi dimana yang lain? Mereka tidak mau berdoa, karena
mereka terlalu takut akan pendapat orang lain.
Sekali lagi, ini menunjukkan bahwa anda belum memasuki tempat
persembunyian Allah yang paling dalam. Anda berdoa karena anda
ingin berdoa kepada Allah! Anda berdoa kepada Allah dihadapan
perkumpulan umat-Nya - untuk apa? Untuk didengar oleh Dia? Untuk
didengar oleh mereka? Bukan! Anda berdoa karena anda tahu berdoa
bersama-sama seringkali jauh lebih efektif dari berdoa seorang diri.
Itulah tujuannya persekutuan doa, bukan untuk berdoa supaya
didengarkan orang lain, tetapi supaya orang lain dapat berkata "Amen,
Tuhan!" pada apa yang didoakan. "Di mana dua atau tiga orang
berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
[Matius 18:20] Itulah tujuannya persekutuan doa. Apabila saya berdoa,
atau apabila orang lain berdoa, dan anda berkata, "Amen, Tuhan!"
yang berarti, "Aku mendukung doa itu! Aku setuju dengan doa itu." Ini
berarti doa itu akan sampai ke takhta kasih karunia. Itulah nilainya
sebuah gereja, bahwa berdoa bersama-sama dalam kesatuan jauh
lebih berkuasa dari berdoa seorang diri. Kalau tidak, kita tidak
membutuhkan gereja. Kita semua bisa berdoa sendiri-sendiri. Itulah
sebabnya kita membutuhkan gereja, supaya apabila kita berdoa
bersama-sama, dari segi kekuatan, dari segi penerimaan, doa itu akan
lebih cepat dijawab. Tuhan lebih siap menjawab doa itu karena janji-
Nya, "Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku." Ia ingin
mempersatukan kita dengan cara ini. Bukan karena Ia tidak tahu apa
74 | C A H A Y A I N J I L
yang kita butuhkan. Ia tahu apa yang kita butuhkan. Ia ingin melihat
sikap kita terhadap kebutuhan kita. Ini sangat penting.
Doa Harus Datang Dari Lubuk Hati
Akhirnya, kita perhatikan juga di ayat 7, bahwa dalam berdoa
janganlah bertele-tele. Anda tahu, ada orang yang berusaha untuk
mengesankan orang lain dalam doa, dan lebih buruk lagi, mereka
berusaha untuk mengesankan Allah. Dan karena itu, Tuhan Yesus
berkata, "Ketika anda berdoa, janganlah menumpukkan kata-kata
kosong." Janganlah menggunakan kata-kata yang sedap didengar, tapi
tidak berarti. Semuanya ditumpukkan! Semuanya mengatakan hal
yang sama, tapi disampaikan dengan cara yang berbeda. Dan kita
menumpukkan ungkapan-ungkapan seolah-olah kita dapat
mengesankan Allah, dan Allah barangkali berkata, "Wow! Itu doa yang
bagus. Aku pikir lebih baik Aku kabulkan permintaannya." Tuhan Yesus
berkata, "Jangan berdoa seperti itu!" Jangan datang dan coba
mengesankan Allah. Lupakan urusan tentang mengesankan orang lain
ini. Allah tidak terkesan samasekali. Berdoalah dari hati anda!
Biar saya memberitahu anda sesuatu, saudara-saudara, dan khususnya
kepada yang telah dibaptis dan semua yang baru menjadi orang
Kristen. Doa yang disukai Allah adalah doa yang datang dari dalam
lubuk hati kita. Satu ucapan 'terima kasih, Tuhan' dari dalam lubuk hati
jauh lebih menyenangkan Allah daripada satu pidato panjang yang
disampaikan kepada Allah. Kadang-kadang anda tidak tahu apa yang
harus dikatakan dalam doa. Berdiamlah dihadapan-Nya, dan carilah
satu ungkapan 'terima-kasih' dari dalam lubuk hati anda, dan katakan,
"Terima kasih, Tuhan!" Doa itu begitu menakjubkan. Doa itu akan
bergema di seluruh surga. Doa seperti itu sangat menyenangkan Allah
karena ia datang dari dalam lubuk hati anda. Allah kadang-kadang
menjawab doa-doa yang tak teratur kalimatnya. Tetapi doa yang lancar
dari orang yang agamawi Ia tidak mau dengar. Ia bosan
mendengarnya.
Ketika saya datang kepada Tuhan untuk pertama kalinya, saya ingat
ketika itu saya sedang duduk didalam penjara dibawah senapan
seorang tentara Komunis. Saya mempersembahkan satu doa dari lubuk
hati saya. Saya bahkan tidak tahu bagaimana untuk berdoa. Pada
waktu itu, saya bahkan bukan orang Kristen. Saya hanya berbicara
kepada Allah, dan berkata, "Oh, Tuhan, jika Engkau ada, kasihanilah
75 | C A H A Y A I N J I L
aku, seorang berdosa. Selamatkan aku dari situasi ini, dan oleh
anugerah-Mu, aku akan melayani Engkau seumur hidupku" tepat dari
dalam lubuk hati saya! Dan Allah menjawab. Bang! Seperti kilat
jawabannya datang tanpa perlu saya menunggu beberapa detikpun.
Jawabannya datang dengan segera. Hadirat Allah menutupi saya.
Dengan segera, saya berada di dalam tempat persembunyian-Nya,
tepat didalam penjara itu. Doa seperti itulah yang Allah ingin dengar
dan itulah yang Allah ajarkan kepada saya. Pelajaran yang pertama
tentang kehidupan Kristen yang saya pelajari adalah ini: Jangan
bertele-tele kepada Allah! Ia tidak ingin mendengarkan itu! Katakan
saja dari lubuk hatimu. Mungkin tidak kedengaran bagus dan mungkin
tidak betul tatabahasanya. Tatabahasa anda tidak bagus. Bahasa
Inggeris anda tidak bagus dan bahasa Cina anda tidak bagus - Ia tidak
disitu untuk memberi nilai kepada bahasa Cina anda! Ia bukan guru
bahasa. Panjatkan suatu doa kepada-Nya! Setiap hari, bukan berapa
jam anda habiskan untuk berdoa, tetapi berapa banyak anda
persembahkan dari dalam lubuk hati anda. Satu kalimat, saudara-
saudara, pada malam hari atau pagi hari, atau apa saja yang anda
doakan, adalah lebih baik dari satu pidato yang panjang kepada Allah.
Ia tidak ingin mendengarkan pidato-pidato.
Bayangkan jika anak perempuan saya datang kepada saya, dan
menyampaikan satu pidato. Saya akan tercengang dan berkata, "Apa
sudah terjadi pada dia?" Ia hanya perlu mengatakan, "Ayah, aku
mengasihimu!" Nah, itu bagus sekali! Itu saja yang saya butuhkan. Apa
lagi yang Allah inginkan dari anda? Mengapa kita berhubungan dengan
Allah seolah-olah Ia adalah semacam orang yang suka mendengar
pidato? Jika pada malam hari sebelum tidur anda hanya berkata,
"Tuhan, aku benar-benar mengasihi Kau!" atau, "Betapa besarnya
kasih-Mu terhadapku!" - itu adalah doa yang paling indah. Itulah
maksudnya! Itulah yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus: berdoalah
dari dalam hati! Disitulah tempat tersembunyi yang disebutkan itu. Dari
akar keatas - itulah doa yang harus dipersembahkan kepada Allah.
Allah Mengasihi Orang Yang Memberi Dengan Sukacita
Dan akhirnya, apabila kita melakukan sesuatu untuk Allah, seperti
berpuasa, ayat 16 keatas, janganlah kita melakukannya sebagai suatu
pertunjukan. Jangan lakukan sebagai suatu pameran. Apa saja yang
anda lakukan, lakukan dengan satu tujuan: supaya menyenangkan
Allah. Anda tahu ada beberapa orang Kristen yang benar-benar
76 | C A H A Y A I N J I L
menguatirkan saya. Saya memikirkan seorang Kristen di Liverpool dan
saya merasa lelah setiap kali berbicara dengan dia. Saya begitu letih.
Tahukah anda apa yang dia katakan setiap kali saya bertemu
dengannya? Ia berkata, "Tahukah anda berapa banyak aku serahkan
kepada Tuhan? Aku menyerahkan ini pada Tuhan dan aku
menyerahkan itu kepada Tuhan - waktu aku dan tenaga aku dan
kekuatan aku." Setelah setengah jam ia berbicara seperti itu, saya
merasa lelah sekali. Kapan dia mengingat apa yang telah Allah berikan
kepadanya? Kelihatannya ia sentiasa berbicara seperti itu, Allah pasti
banyak berhutang padanya. Ia sentiasa memikirkan apa yang telah ia
berikan kepada Allah: waktunya, tenaganya! Tentu saja, ia selalu
mengeluh tentang orang Kristen yang tidak tahu berterima kasih,
karena ia memberi. Dan mengapa ia memberi? Supaya orang Kristen
yang lain menghargai atau untuk Allah? Saya menyadari bahwa ia
menyerahkan semua itu untuk mendapatkan pujian dari manusia!
Apabila ia tidak mendapatkan pujian dari manusia, ia menjadi begitu
muak dan kecewa dengan Allah.
Karena itu, apabila kita menyerahkan apa-apa untuk Allah, lakukanlah
dengan sukacita. Dan saya ingin mengatakan kepada anda semua, apa
yang anda tidak dapat lakukan dengan sukacita, lupakan saja! Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita! Apa yang tidak dapat
anda berikan dengan sukacita, jangan berikan! Allah tidak akan
memaksa anda untuk memberi. Jika anda ingin memasukkan sesuatu
kedalam kotak persembahan, jangan berkata, "Disini Tuhan, aku telah
membayar pajakku. Ambillah!" Jika anda tidak dapat memberi dengan
sukacita, simpan saja uang itu! Ia tidak mau uang anda. Apabila anda
mempersembahkan diri anda kepada Tuhan, jangan berkata, "Nah, aku
telah diseret secara terpaksa ke tempat ini. Aku tidak ada pilihan lain
sekarang. Keadaanku memaksa aku untuk mempersembahkan diriku
kepada-Mu Tuhan." Siapa ingin memaksa anda untuk
mempersembahkan diri anda kepada Tuhan? Jika anda tidak dapat
mempersembahkan diri anda atau apa saja kepada Tuhan dengan
sukacita, apa saja yang tidak dapat diberikan dengan sukacita, jangan
menyusahkan diri anda untuk memberi.
Orang Kristen Yang Spiritual Mencari Upah Yang Spiritual
Ada satu poin lagi yang harus kita lihat sebelum kita tutup. Anda tentu
telah perhatikan bahwa kata 'upah' sering muncul dalam fasal ini.
Umpamanya, ayat 1, 2, 4, 5, 6, 16 dan 18 - begitu banyak kali!
77 | C A H A Y A I N J I L
Sebenarnya 7 kali kata itu muncul dalam fasal ini. Sebagai penutup,
saya harus menyebutkan hal ini juga. Tuhan banyak berbicara tentang
upah bukan saja dalam fasal ini; tetapi dalam semua pengajaran-Nya,
Ia banyak berbicara tentang upah. Hal ini aneh, bukan? Karena orang
Kristen masa kini selalu berpikir bahwa orang Kristen yang super tidak
mencari upah. Nah, anda keliru! Izinkan saya memberitahu anda,
dimana tidak ada upah, disitu tidak ada motivasi. Tidak ada orang yang
melakukan apa-apa tanpa upah, dan orang Kristen yang spiritual
mencari upah spiritual! Itulah perbedaannya. Bukan berarti orang
Kristen yang spiritual tidak mencari upah, tetapi orang Kristen yang
spiritual mencari upah spiritual. Manusia duniawi mencari upah
duniawi. Manusia surgawi mencari upah surgawi. Mengapa anda
berpikir seorang Kristen yang super tidak mencari upah? Atau, kita
berpikir, "Kami tidak mau upah." Izinkan saya mengatakan kepada
anda, itu tidak benar samasekali. Ini merupakan salah satu dari
pernyataan-pernyataan agamawi yang sedap didengar tetapi tidak
benar samasekali. Tidak ada orang yang melakukan apa-apa tanpa
alasan, dan melakukan sesuatu tanpa upah adalah melakukan sesuatu
tanpa alasan. Upah adalah alasan mengapa anda melakukannya.
Mengapa anda belajar? Nah, supaya mendapatkan pekerjaan. Anda
bekerja begitu keras supaya anda mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan
itu adalah upah; itulah hasil dari jerih-payah anda belajar selama
bertahun-tahun. Apakah bagus jika seorang Kristen berkata, "Aku
hanya akan belajar, tapi pada akhirnya, aku tidak mau pekerjaan"? Ia
berkata, "Aku telah tamat! Oke, aku telah tamat kuliah, jurusan
Biokimia. Selamat tinggal! Aku tidak akan mempraktekkan Biokimia
karena saya seorang Kristen yang super, mengerti?" Anda akan
berkata, " Apa yang kurang beres dengan dia?" Apakah anda
menyebut itu sebagai pemikiran rohani? Tidak masuk akal samasekali.
Anda bekerja untuk mencapai sesuatu. Dan apa yang anda capai itu
adalah upahnya. Karena itu, janganlah percaya kepada orang-orang
Kristen yang berkata, "Aku melayani Tuhan. Aku tidak mau upah."
Omong kosong! Tidak ada orang yang melayani Tuhan tanpa
menginginkan upah. Dan orang-orang yang berkata seperti itu pada
umumnya melakukan sangat sedikit untuk Tuhan, atau tidak
samasekali. Saya memberitahu anda bahwa setiap abdi Allah melayani
Allah karena matanya tertuju pada upah - satu upah yang spiritual!
Dan Alkitab banyak berbicara tentang upah.
78 | C A H A Y A I N J I L
Anda lihat, prinsipnya sangat sederhana. Jika anda mengasihi
seseorang, atau anda mengasihi Allah, kasih selalu mengklaim obyek
yang dikasihi itu. Selalu! Tidak ada pengecualian samasekali. Kasih
selalu mengklaim obyek yang dikasihinya. Itulah sebabnya orang yang
saling mengasihi saling menikahi. Kalau tidak, ada banyak orang
Kristen super yang saling mengasihi tetapi tidak pernah bernikah.
Tidak! Bukan begitu! Mereka akan berkata, "Aku mengasihimu tanpa
upah. Kamu tahu, aku hanya mengasihimu. Itu saja, dan selesai
disini!" Saya pikir dalam gereja, kita tidak akan dapat menikahkan
siapapun karena kita penuh dengan orang-orang Kristen super. Ini
berarti hanya orang Kristen yang duniawi saja yang bernikah. Astaga!
Jangan lagi pergi ke upacara pernikahan, karena orang-orang Kristen
duniawi sedang bernikah disitu. Orang Kristen super tidak bernikah
karena mereka tidak menyukai upah. Oke. Tentu saja, saya tidak akan
mengambil upah dari anda karena saya mengasihi anda, karena saya
sedang mencari upah spiritual, bukan upah dari anda. Namun itu tidak
berarti saya tidak menginginkan upah apapun. Kasih selalu ingin
memiliki obyek yang dikasihinya.
Nah, jika kasih itu adalah kasih manusia, anda mengklaim orang yang
dikasihi itu. Jika kasih itu adalah kasih akan hal-hal duniawi, anda
mengklaim hal-hal itu. Sebagai misal, 'orang yang mengasihi dunia'
berarti mereka mengasihi barang-barang yang ada didalam dunia.
Mereka mengasihi sebuah mobil; mereka mengasihi sebuah radio;
mereka mengasihi gramopon. Apa yang anda maksudkan dengan
'mengasihi sebuah radio', 'mengasihi sebuah mobil'? Anda berkata,
"Oh, kelihatan bagus sekali!", dan kemudian, "selamat tinggal!" dan
anda keluar dari toko itu. Tentu saja tidak, anda ingin memilikinya.
Itulah maksud saya. Kasih berarti anda ingin memiliki benda itu. Kasih
selalu ingin memiliki apa yang dikasihinya - itulah prinsip kasih.
Apabila saya mengasihi Yesus, apa artinya? Itu berarti saya ingin
memiliki Yesus. Saya tidak malu untuk mengatakan bahwa saya ingin
memiliki Yesus. Apa salahnya? Saya begitu mengasihi Yesus sehingga
saya menginginkan-Nya. Dialah yang saya inginkan. Saya tidak akan
berpura-pura kepada anda bahwa saya tidak menginginkan upah,
bahwa saya menyerahkan semuanya untuk melayani Tuhan karena
saya tidak menginginkan upah. Itu omong kosong belaka. Saya
mengasihi-Nya. Paulus menyatakan bahwa Dialah yang dia inginkan:
"Aku kehilangan segala sesuatu!" Untuk apa? Untuk upah itu - untuk
79 | C A H A Y A I N J I L
memperoleh Kristus! Itulah yang ia inginkan. [Filipi 3:8] Manusia
rohani mencari upah rohani. Jika itu tidak menggairahkan anda, tidak
ada apa-apa yang akan menggairahkan anda. Tidak ada orang yang
melayani Allah tanpa alasan. Ia menginginkan Allah!
Mazmur 42:1-2 adalah salah satu ayat yang paling indah dalam Alkitab.
Apa yang dikatakan disitu? Mazmur 42:1-2 berbunyi, "Seperti rusa
yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan
Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" Disini adalah seorang yang
mengasihi Allah, yang merindukan Allah. Sama seperti dua orang yang
saling mengasihi, oh, mereka saling merindukan. Anda tahu, apabila
anda tidak melihat dia selama 2 jam, tampaknya seperti 2 tahun.
Kapan kali terakhir anda saling bertemu? "Oh, 2 tahun yang lalu!"
Padahal hanya 2 jam yang lalu. Dan jika anda harus berpisah untuk
beberapa waktu, berhari-hari menjadi seperti bertahun-tahun,
bertahun-tahun seperti selama-lamanya. Oh, tiada terderita! Hati anda
merindukan - merindukan - orang itu, untuk bersama orang itu.
Makanya disini, pemazmur berkata, "Hatiku merindukan Allah!" Anda
lihat, kasih manusia ingin memiliki manusia yang dikasihi itu. Kasih
yang spiritual ingin memiliki Allah. Apa artinya pemazmur merindukan
Allah? Apakah ia semata merindukan Allah seolah-olah berkata, "Aku
tidak menginginkan Engkau, tetapi aku mengasihi Engkau. Aku
merindukan Engkau, tetapi aku tidak ingin memiliki Engkau"? Omong
kosong! Tentu saja, pemazmur rindu untuk memiliki Allah, untuk
bersekutu dengan-Nya.
Kasih Yang Sejati Tidak Hanya Ingin Memiliki, Tetapi Juga
Memberi Kepada Obyek Yang Dikasihi
Tetapi terdapat satu lagi aspek tentang kasih. Kasih yang sejati tidak
hanya ingin memiliki obyek yang dikasihi, tetapi juga memberi kepada
obyek itu. Seorang yang mengasihi sebuah mobil tidak hanya memiliki
mobil itu, tetapi memberikan waktunya kepada mobil itu. Lihatlah dia!
Pada hari minggu, ia memoles mobilnya itu. Tangannya terasa sakit
namun ia masih memoles. Ah, ia terbaring dibawah mobil dan
tangannya kotor dan bajunya penuh dengan minyak. Ia sedang
membetulkan mobilnya dengan berhati-hati, mengganti oli baru,
mengganti saringan oli dsbg. Ia memberikan dirinya kepada mobil itu.
Ia tidak peduli berapa banyak waktu yang ia habiskan. Tangannya sakit
80 | C A H A Y A I N J I L
dan luka pada akhirnya. Ia tidak menghiraukannya. Ia mencurahkan
dirinya kepada mobilnya.
Jadi, kasih selalu memiliki dua aspek ini. Ia ingin memiliki dan ia
memberikan dirinya kepada obyek yang sama itu. Dengan cara yang
sama, apabila kita ingin memiliki Yesus, kita juga memberikan diri kita
kepada Yesus. Kasih yang sejati tidak hanya ingin memiliki, tetapi juga
memberi. Jika kasih hanya ingin memiliki, itu bukan kasih namanya.
Itu adalah ketamakan. Dan itu tidak sama dengan kasih. Anda tahu ada
orangtua yang mengasihi anak mereka dengan cara itu. Mereka hanya
mengklaim bahwa anak itu, "Anak ini aku punya. Aku punya!" Apa yang
mereka berikan? Apakah kasih? Apakah pengertian? Apakah waktu?
Apakah kesabaran? Apa yang mereka berikan? Itu bukan kasih; itu
adalah ketamakan. Suka menguasai! Kita berbicara tentang kasih. Dan
semua kasih yang sejati ingin memiliki dan memberi.
Upah Yang Paling Besar Yang Diinginkan Manusia Rohani - Allah
Sendiri!
Dengan ini, maka kita menyimpulkan bahwa manusia rohani mencari
upah rohani. Dan apakah upah rohani itu? Tentu saja Allah Sendiri. Apa
lagi yang kita inginkan dalam dunia ini? Apa yang lebih berharga dari
Yesus Sendiri? Apa yang lebih bernilai dari Allah? Apa lagi yang kita
inginkan dalam dunia ini? Abraham mencari hanya satu upah. Lihatlah
Kejadian 15:1, "Semoga Allah menjadi upahnya." Ia tidak
menginginkan upah yang lain. Dan dalam Mazmur, anda melihat
berulang-ulang kali bahwa Allah adalah upah yang dicari oleh
pemazmur. Umpamanya Mazmur 16:5, "Ya TUHAN, Engkaulah bagian
warisanku dan pialaku." Dalam Mazmur 73:25-26, kita menemukan
kata-kata indah ini: "Siapa gerangan ada padaku di sorga selain
Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." Ia
merindukan Allah! Ia selanjutnya berbicara juga tentang tempat
persembunyian itu. Dan juga, Mazmur 119:57, 142:6 dan banyak ayat
yang lain lagi. Anda lihat bahwa dalam kedua Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, upah yang dicari oleh orang-orang saleh adalah Allah
Sendiri. Dan karena itu juga, upah yang mereka cari adalah pujian
yang datang dari Allah, bukan pujian dari manusia. Jadi, kita sudah
melihat bahwa pokok pembahasan hari ini adalah motivasi seorang
manusia rohani. Ia mencari Allah. Ia telah melihat keindahan Allah, ia
telah melihat kemuliaan Allah. Ia menginginkan - ia merindukan -
Allah. Ia tahu bahwa Allah kekal. Segala sesuatu didalam dunia ini akan
81 | C A H A Y A I N J I L
berlalu, tetapi Allah adalah abadi. Tidak ada apa-apapun dan tidak
seorangpun yang lebih diinginkan daripada Allah.
Dalam Wahyu 2:28, Tuhan Yesus berkata kepada barangsiapa yang
menang, "kepada-Nya akan Kukaruniakan bintang timur." Tetapi
apakah bintang timur itu? Nah, pertanyaannya bukan, "apakah bintang
timur itu?" tetapi "siapakah bintang timur itu?" Dan kalian yang
menyanyikan hymne tadi - "Dialah bunga bakung di lembah-lembah,
bintang timur yang gilang-gemilang," seharusnya tahu jawaban kepada
pertanyaan itu. Yesuslah Bintang Timur itu! Apabila Yesus berkata,
"kepada-Nya akan Kukaruniakan bintang timur", artinya Aku akan
memberikan diri-Ku sendiri sebagai upah! Dialah Bintang Timur itu.
Dalam Wahyu 22:16, Yesus disebut sebagai "bintang timur, yang
gilang-gemilang." Oh, betapa indahnya memiliki Yesus!
Allah Ialah Sumber Segala Keindahan
Tadi malam, saya melakukan renungan diatas tempat tidur. Tempat
tidur adalah tempat yang bagus untuk melakukan renungan. Pemazmur
banyak merenungkan Allah diatas tempat tidur dan saya berpikir,
"Tidak ada seorangpun yang lebih indah dari Allah. Tidak ada yang
lebih indah dari Dia. Tidak ada suatupun dan tidak seorangpun yang
lebih indah dari Allah." Tahukah anda bagaimana saya datang pada
kesimpulan itu? Ingatkah anda akan Roma 1, ketika kita mempelajari
dua prinsip yang mana kita mengenal Allah? Anda terapkan prinsip-
prinsip itu, anda akan lihat. Lihatlah keindahan ciptaan Allah - hikmat-
Nya dan kuasa-Nya. - dan bertanyalah kepada diri sendiri, "Dari mana
datangnya keindahan itu?"
Jika anda melihat keindahan sebuah lukisan, dan anda berkata, "Ah,
lukisan itu cantik sekali", apa maksud anda? Apakah ada apa-apa yang
asli pada lukisan itu? Tidak! Yang dilukiskan mungkin sebuah kapal;
mungkin gunung-gunung; mungkin air, namun anda berkata, "Cantik
sekali!" Dengan kata lain, lukisan itu cantik karena ia menggambarkan
ciptaan Allah. Itu saja yang dilakukannya. Atau anda memandang
sebuah patung pahatan. Anda berkata, "Oh, patung ini cantik sekali."
Mengapa anda berkata patung itu cantik? Mungkin itu sebuah patung
manusia atau apa saja, namun anda berkata, "Oh, patung itu cantik!"
Mengapa anda berkata patung itu cantik? Karena ia memantulkan
keindahan Allah - keindahan ciptaan Allah. Dengan kata lain, semua
keindahan berasal dari Allah - keindahan Allah. Kita mempunyai satu
82 | C A H A Y A I N J I L
gambar untuk diikuti. Kita mempunyai satu model untuk diikuti. Dan
bertanyalah kepada diri sendiri, "Dari mana Allah mendapatkan
keindahan itu?"
Anda lihat, seorang pelukis tidak semestinya cantik untuk melukiskan
sebuah lukisan yang cantik, bukankah begitu? Ia mungkin saja seorang
yang sangat jelek, tetapi ia dapat melukiskan sebuah lukisan yang
cantik karena ia tidak melukiskan dirinya. Ia sedang melukiskan
sesuatu yang lain. Boleh jadi apabila ia melukiskan dirinya sendiri, ia
melukiskan dirinya dengan cantik. Dan sekalipun ia melukiskan dirinya
sendiri - ia mempunyai sesuatu untuk diikuti. Dari situlah ia
mendapatkan kecantikan itu! Dari mana Allah mendapatkan gambaran
itu - standar keindahan itu? Dari mana? Bukan dari suatu tempat yang
lain, bukan dari seseorang yang lain. Bukan dari seorang model yang
duduk disitu. Bukan dari alam. Tapi dari diri-Nya Sendiri! Dialah asal-
usul segala keindahan. Betapa indahnya Dia Yang merupakan sumber
segala keindahan! Lihatlah pada bunga mawar, atau bunga anyelir,
atau bunga apa saja - begitu indah! Bagaimana Allah membentuknya?
Dari mana Dia mendapatkan ide yang begitu indah? Apakah Dia
menyalinnya dari suatu tempat yang lain? Tidak! Dialah sumber segala
keindahan. Keindahan datang dari Dia. Jadi apabila saya memandang
pada ciptaan, saya berkata sendiri, "O Tuhan, betapa indahnya Engkau!
Betapa besarnya kuasa Engkau! Betapa besarnya hikmat Engkau!"
Allah Adalah Indah Karena Dia Adalah Kasih
Tetapi yang kedua, keindahan-Nya dilihat dalam kasih-Nya yang kita
temukan dalam Injil. Saya mengasihi Allah karena keindahan kasih-
Nya. Kasih menjadikan segala sesuatu indah. Anda mengeluarkan kasih
dan segala sesuatu menjadi jelek. Masukkan kasih dan segala sesuatu
menjadi indah. Seperti yang saya katakan dari awal pertemuan,
keluarkan kasih dari sebuah keluarga dan keluarga itu menjadi jelek.
Tidak ada orang yang mau tinggal disitu. Tidak ada yang ingin punya
hubungan dengan keluarga itu. Masukkan kasih, dan keluarga itu
menjadi indah. Ambil seseorang - anda masukkan kasih dan orang itu
menjadi indah. Tahukah anda akan hal ini? Saya pernah mengenal
orang yang secara fisik dikatakan jelek, namun apabila saya
memperhatikan mereka, saya berpikir, "Mereka begitu cantik!" Anda
tahu mengapa? Karena keindahan Kristus diperlihatkan oleh mereka
dalam kasih. Kasih Kristus terpancar dari kehidupan mereka dan itu
menjadikan mereka begitu indah. Sangat menakjubkan! Saya ingat
83 | C A H A Y A I N J I L
seorang wanita di Shanghai yang sering saya ceritakan, yang sayang
sekali, secara manusia, sangat jelek. Namun begitu, saya sentiasa
mendapati bahwa dia sangat cantik, dan saya bertanya-tanya,
"Bagaimana mungkin seorang yang begitu jelek begitu indah?" Oh, ya,
mengapa tidak, karena mereka memancarkan keindahan Kristus,
sehingga anda tidak ingat mereka kelihatan seperti apa. Anda hanya
melihat keindahan Kristus.
Tetapi ambil seorang yang cantik dan keluarkan kasih dari orang itu,
orang itu menjadi begitu jelek! Begitu jelek! Bintang-bintang filem
semuanya tampan-tampan dan cantik-cantik, dan mereka semua saling
menikahi. Mereka mempunyai angka penceraian yang paling tinggi di
dunia! Apa masalahnya? Apakah karena kecantikan itu tidak cukup
menarik? Tidak, karena meskipun seseorang itu sangat cantik, namun
tanpa kasih, orang itu menjadi jelek. Tidak ada apa-apa lagi pada
orang itu. Sekarang pikirkan Allah. Alkitab memberitahu kita bahwa,
"Allah adalah kasih." Oh, betapa indahnya Allah itu! Apabila anda
melihat seorang Kristen yang indah, yaitu seorang Kristen yang
memancarkan kasih Kristus, anda mendapat satu gambaran betapa
indahnya Allah itu. Tetapi Allah adalah indah secara harfiah, dan indah
secara moral dan indah secara rohani. Jika seorang yang jelek dapat
dijadikan indah oleh kasih Allah, wow, seperti apa Allah itu? Itu diluar
imajinasi saya. Melalui satu proses deduksi dan induksi, saya dapat
melihat betapa indahnya Allah, bahwa orang seperti saya, yang tidak
layak dikasihi, Dia kasihi dengan satu kasih yang abadi.
Kita hampir tidak dapat memahami kasih seperti itu. Pikiran kita
diherankan olehnya. Namun Dia mengasihi kita! Dan itulah sebabnya
saya mencari upah ini, karena saya melihat bahwa segala sesuatu
dalam dunia ini sedang berlalu, tetapi Dia tetap selama-lamanya! Allah
begitu indah, tak terkatakan indahnya! Oh, Dia begitu mempesonakan!
Manusia akan berlalu, keindahan manusia akan menjadi layu, segala
yang ada didalam dunia akan pergi. Tetapi Allah tidak berubah. Berapa
banyak orang menghabiskan begitu banyak uang seraya mereka
melangkah menuju usia 40 atau 50, sehingga make-up di wajah makin
lama makin tebal? Maksud saya mereka menambalkan apa yang tidak
ada disitu. Mungkin ada diantara kita yang pernah mendengar tentang
Li Li Hua, seorang bintang filem Cina yang terkenal. Nah, saya
kebetulan bertemu dengan dia sekali di Bandara Hong Kong. Suatu
percekcokan sedang berlangsung, dan saya berkata, "Apa yang terjadi
84 | C A H A Y A I N J I L
disini?" dan ia berjalan melewati tepat dihadapan saya. Saya tidak tahu
ia adalah Li Li Hua karena saya tidak pernah menonton filem. Saya
tidak punya waktu untuk menonton filem. Dan ia berjalan melewati
saya, dan seseorang berkata, "Itu adalah Li Li Hua!" Saya berkata,
"Benar? Oh!" Anda tahu apa? Astaga! Dalam usianya yang lanjut, ia
begitu ditutupi make-up sehingga saya tidak yakin saya dapat melihat
Li Li Hua samasekali. Saya dapat melihat kemiringan tubuhnya, tetapi
saya tidak dapat melihat dia, dan ia dioperasi untuk menegangkan kulit
dahinya dan macam-macam lagi. Sekarang pembedahan plastik dapat
melakukan hal-hal yang menakjubkan. Tetapi anda lihat bahwa
kemuliaan manusia - itulah maksudnya - kemuliaan manusia menjadi
pudar. Idola-idola yang kita cintai dalam dunia ini, mereka menjadi
pudar. Mobil yang berkilau menjadi berkarat. Semuanya berlalu. Tetapi
Allah tetap sama kelmarin, maupun hari ini dan sampai selama-
lamanya. [Ibrani 13:8] Ia tidak berubah.
Jadi, saya katakan, apakah motivasi saya? Apakah motivasi anda?
Anda bekerja begitu keras mempelajari subyek-subyek itu, atau apa
saja. Bagus! Bagus! Silakan saja! Buku-buku teks anda akan menjadi
kuno dalam beberapa tahun akan datang. Anda belajar benda seperti
itu, huh! Mungkin anak-anak anda akan melihat buku-buku teks anda,
dan berkata, "Wow! Ini milik perpustakaan sejarah kuno." Semua ini
ketinggalan zaman. Tidak dipelajari lagi! Mereka sekarang mempelajari
"Matematika Baru" dan sesuatu seperti itu. Anda berkata, "Apa
'Matematika Baru' itu? Aku tidak pernah mempelajarinya." Segala
sesuatu dalam dunia ini, Alkitab mengatakan, sedang berlalu, tetapi
Allah tetap sama sampai selama-lamanya. Upah apa yang anda cari?
Apakah anda seorang yang rohani atau duniawi? Jadi sekali lagi, saya
membagikan dengan anda, jika anda menginginkan hidup yang
berkelimpahan yang kita bicarakan tadi, maka keinginan anda adalah
akan Allah! Tidak ada yang lain selain dari Allah! Marilah kita
menjernihkan motif kita menjadi orang Kristen. Marilah kita
memperdalamkan akar kita.
Janganlah Kamu Mengumpulkan Harta di Bumi
Matius 6:19-21 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang
85 | C A H A Y A I N J I L
Kita melanjutkan pelajaran kita tentang Firman Allah, di dalam Matius
6:19-21. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi
ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta
mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga
ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak
membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di
situ juga hatimu berada."
Kita akan menelaah beberapa hal yang sangat penting yang
disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada kita. Dan saatnya bertepatan
dengan Natal, di mana kita sudah semakin terbiasa dengan segala
macam tawaran barang belanjaan untuk hari Natal. Semuanya ada
tersedia. Pusat-pusat perbelanjaan dan toko-toko menjerit ke arah kita
dari segala sudut, meneriakkan potongan harga yang mereka
tawarkan. Segala macam barang belanjaan menggoda uang kita untuk
keluar dari dompet. Setelah berakhirnya semua itu, tidak banyak lagi
yang tersisa dari kita. Setidaknya bukan dalam bentuk uang. Mungkin
dalam bentuk barang-barang yang sebenarnya tidak kita perlukan,
yang masih akan ada sampai Natal tahun depan.
Tuhan Memberikan Tantangan Bagi Iman Kita
Yesus berkata kepada kita, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di
bumi." Kita perlu mempelajari dengan lebih teliti karena hal ini sangat
penting bagi kehidupan kita. Yesus di sini sedang memberikan satu
tantangan besar bagi iman kita.
Alasan mengapa kita mengumpulkan harta, uang dan kekayaan adalah
demi kepentingan keamanan. Saya dapat langsung mengatakan satu
hal kepada Anda: setiap orang yang ingin melayani Allah, namun
menguatirkan masa depannya, tidak berguna sama sekali bagi Allah
karena iman Anda tidak mampu menghadapi tantangan ini. Anda tidak
berguna bagi Allah. Pekerjaan melayani Allah boleh Anda lupakan
karena orang-orang seperti itu tidak berguna bagi pekerjaan Allah. Di
dalam ayat ini, Tuhan Yesus menghadapkan satu tantangan besar bagi
iman kita. Dan nanti Anda akan melihat apa yang dimaksudkan oleh
Tuhan Yesus. Kita akan membagi pembahasan ini ke dalam beberapa
pokok penting.
1. Harta Dunia Bersifat Sementara
Pokok yang pertama adalah ini: Tuhan Yesus mengatakan kepada kita
86 | C A H A Y A I N J I L
suatu perkara yang seharusnya amat jelas bagi setiap orang yang mau
memikirkannya. Ia berkata kepada kita, alasan bagi kita untuk tidak
mengumpulkan harta di bumi adalah karena harta di bumi itu bersifat
sementara. Harta dunia dapat rusak dan rawan pencurian. Harta dunia
dapat rusak karena ngengat dan karat dapat merusak dan
menghancurkannya. Sudah cukup sering saya berkata, lihatlah mobil
Anda yang indah itu di luar sana. Betapa cemerlangnya. Dan dalam dua
tahun, garam, karat dan air akan merampungkan pekerjaan mereka.
Dan Anda akan melihat satu lubang besar berkarat di mobil Anda.
Tidak peduli seberapa keras usaha dan perjuangan Anda, karat yang
akan menang pada akhirnya. Hanya tinggal masalah waktu saja, jika
bukan oleh karat, maka kerusakan itu diakibatkan oleh aus.
Ia rawan kehilangan karena maling atau pun perampok selalu
menunggu kesempatan untuk menyambar seperti elang. Tahun lalu,
segera sesudah saya meninggalkan Inggris, saya membaca satu berita
besar di koran tentang sekelompok perampok yang sangat ahli yang
menyusup masuk ke dalam ruang penyimpanan barang berharga milik
American Express di London. Ruang bawah tanah itu dilengkapi dengan
berbagai peralatan keamanan elektronik. Sekarang ini banyak sekali
penjahat yang ahli dalam bidang elektronik. Anda memanfaatkan
penjaga elektronik untuk melindungi harta Anda, dan mereka punya
pendobrak elektronik untuk mencuri barang Anda. Di dalam
peperangan akal ini, seringkali pihak penjahat yang menang.
Para penjahat yang disebutkan di dalam koran tersebut menyewa
sebuah tempat tinggal yang bersebelahan dengan gedung American
Express. Memang tidak ada hukum yang melarang mereka untuk
tinggal bertetangga dengan American Express. Dari sana mereka
bergerak ke bawah langsung menuju ke ruang penyimpanan milik
American Express. Mereka melumpuhkan semua peralatan elektronik di
sana. Sesudah beraksi, mereka segera pergi tanpa ada yang tahu
berapa juta dolar nilai barang yang mereka curi. Hal ini disebabkan
karena apa pun yang disimpan di dalam kotak-kotak di ruang tersebut
hanya diketahui oleh pemiliknya, pihak bank sekali pun tidak
mengetahui apa isi simpanan nasabahnya. Yang kita ketahui hanya
sebatas jumlah yang diperoleh para wartawan dari mereka yang
bersedia menyebutkan barang-barangnya yang hilang. Kebanyakan
tidak bersedia memberitahu karena mereka tidak ingin dikejar-kejar
oleh petugas pajak. Seorang wanita menjelaskan bahwa ia telah
87 | C A H A Y A I N J I L
kehilangan barang senilai seperempat juta poundsterling berupa intan,
perhiasan, emas, dan barang lainnya lagi yang disimpannya di sana.
Seperempat juta pound, pada saat itu bernilai lebih dari setengah juta
dolar. Semua simpanan dan kekayaannya ditaruh di tempat yang
dianggapnya paling aman, jauh di bawah tanah. Sekali pun ada bom
yang jatuh di sana, ruangan itu tidak akan terbuka. Tapi pencuri
mampu untuk membukanya. Tepat seperti yang dikatakan oleh ayat
yang kita bahas saat ini. Mereka menggali lubang dan masuk ke dalam,
lalu melarikan semua yang berharga dari sana. Sampai saat ini, sejauh
yang saya tahu, para penjahat itu masih belum tertangkap. Saat itu, si
wartawan mengajukan satu pertanyaan yang bagus, "Apakah barang
berharga Anda itu diasuransikan?" Tentu saja, dalam kebanyakan
kasus, barang-barang itu tidak diasuransikan karena mereka pikir
ruang penyimpanan tersebut sangat aman. Tidak ada maling yang
dapat masuk ke sana. Dan pihak maling membuktikan yang sebaliknya.
Jadi ingatlah selalu bahwa segala kekayaan di dunia ini sangat rawan
pencurian dan dapat rusak. Baik oleh karena kemalingan atau pun
kerusakan, Anda akan kehilangan kekayaan Anda. Jika Anda tidak
kehilangannya karena salah satu dari dua cara ini, maka ketika Anda
mati Anda akan meninggalkan semua itu, sebagaimana yang tertulis di
dalam Alkitab, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya." Tidak ada yang
bisa dibawa.
2. Hatimu Selalu Berada Bersama Dengan Hartamu
Ada satu lagi peristiwa yang membuat saya tersenyum setiap kali
mengingatnya. Kejadian ini diceritakan oleh ayah saya dan berlangsung
pada masa perang di Negeri Cina. Di dalam masa perang, jika Anda
tidak dirampok oleh penjahat, maka tentara musuh yang akan
melakukannya. Pada saat itu ada seorang pria yang ingin
menyembunyikan harta kekayaannya dengan cara yang sangat cerdik.
Ia menukar kekayannya dengan batangan emas yang lebih mudah
untuk dibawa-bawa. Sesudah itu, ia mendapatkan satu akal yang
hebat. Setidaknya menurut dia merupakan akal yang hebat. Ia
membeli sebatang tongkat bambu yang biasa dipakai oleh orang-orang
tua sebagai tongkat untuk berjalan. Batang bambu memiliki lubang di
tengahnya. Jadi batangan emas itu dapat disembunyikan dengan aman
di sana, tentunya harus dimampatkan supaya tidak terdengar bunyi-
bunyian jika tongkat itu digerakkan. Beres sudah, tentu tidak ada
88 | C A H A Y A I N J I L
orang yang berminat untuk merampas sebatang tongkat bambu. Benda
ini sekilas tampaknya tidak bernilai sama sekali, sangat tidak menarik
perhatian orang lain. Dan menurut dia, ini adalah akal yang sangat
cerdik. Jika Anda menaruh batangan emas itu di jaket, masih ada
orang yang berminat untuk merampas jaket, namun jika ditempatkan
di dalam tongkat bambu, agaknya ini merupakan pilihan yang jitu.
Demikianlah, ia lalu menyimpan hartanya di dalam tongkat bambu itu.
Sampai pada suatu hari ketika ia harus melewati sebuah pos penjagaan
tentara Jepang dan diharuskan untuk masuk dalam antrian orang yang
akan diperiksa. Saat berbaris menunggu giliran untuk diperiksa,
beberapa orang tampak sulit dikendalikan. Seorang perwira Jepang
datang dan memperhatikan antrian yang tidak tertib ini, lalu ia melihat-
lihat di sekitar tempat itu, mencari sesuatu. Lalu matanya sampai ke
tongkat bambu yang berisi emas itu. Segera ia merampas tongkat itu
dan mulai memukuli orang-orang agar kembali antri dengan tertib.
Anda dapat membayangkan, tentu saja, saat itu adalah saat terakhir
kalinya kawan kita ini melihat tongkat bambu miliknya, berikut segala
harta miliknya yang tersimpan di dalam tongkat itu. Begitulah nasib
harta dunia. Tidak peduli seberapa keras upaya Anda untuk
mengamankannya, ia tetap saja lenyap.
Pokok kedua yang dapat kita lihat adalah, Yesus berkata, "Di mana
hartamu berada, di situ pula hatimu berada." Jika harta Anda berada di
dalam tongkat bambu, maka hati Anda pun ikut berada di dalam
tongkat itu setiap saat. Anda akan tidur dan berjalan bersama tongkat
itu; bermimpi tentang tongkat itu; sepanjang hari Anda harus berada di
sisi tongkat itu. Ah, benar-benar tongkat yang menyusahkan pada
akhirnya.
Begitu pula halnya jika Anda menaruh harta Anda di ruang bawah
tanah, maka hati Anda ikut berada di bawah tanah. Mungkin lebih baik
membuat ruang penyimpanan di atas gedung, setidaknya pikiran Anda
mengarah ke atas dan bukannya ke bawah. Mungkin peletakan di atas
atau di bawah memiliki pengaruh bagi Anda. Tapi yang jelas,
tampaknya lebih aman jika penyimpanan itu letaknya di bawah
ketimbang di atas tanah.
3. Tidak Dapat Melayani Dua Tuan
Pokok yang ketiga yang disampaikan oleh Tuhan Yesus adalah bahwa
Anda tidak dapat melayani dua tuan. Apa itu dua tuan? Di ayat 24
89 | C A H A Y A I N J I L
Yesus berkata, "kamu tidak dapat melayani dua tuan". Di mana hati
kita berada, di situ pulalah tuan kita berada. Ia akan menyita
perhatian, tenaga, waktu dan pengabdian Anda. Coba Anda bayangkan
seberapa terikatnya orang tadi terhadap tongkat bambunya. Dapatkah
Anda bayangkan jika seluruh kekayaan Anda ditaruh di dalam sebatang
tongkat? Anda akan terikat pada tongkat itu sepanjang waktu. Orang
lain mungkin tidak mengerti apa nilai tongkat bambu itu, tetapi Anda
sangat terikat padanya. Dengan cara yang sama, segala hal yang
menyita perhatian, tenaga dan waktu Anda adalah tuan/majikan Anda.
Dan di mana harta Anda berada, maka itulah yang menjadi tuan Anda.
4. Berikan Apa Yang Tidak Kita Butuhkan
Masih ada satu pertanyaan yang perlu diajukan, yaitu bagaimana
caranya memiliki harta di surga? Bagaimana memperolehnya? Alkitab
memberi penjelasan yang sangat gamblang. Kita tidak dibiarkan dalam
keraguan akan hal ini. Di dalam Lukas 18:22, Tuhan Yesus berkata
kepada orang kaya yang muda, "juallah segala milikmu dan berikan
kepada orang miskin, maka kamu akan beroleh harta di surga".
Sekarang kita tahu bagaimana caranya agar dapat menjadi kaya di
surga. Cara untuk menjadi kaya di surga adalah dengan menjual milik
kita dan memberi kepada mereka yang membutuhkan. Dengan
melakukan itu, berarti Anda sedang memberi kepada Tuhan. Perjanjian
Lama memberitahu kita, "siapa yang memberi kepada orang miskin,
memberi kepada Tuhan". Berilah kepada saudara seiman yang
membutuhkan. Mengapa Anda menimbun apa yang tidak Anda
butuhkan sedangkan orang lain sangat membutuhkannya? Anda
memiliki terlalu banyak dan mereka terlalu sedikit. Anda menjawab,
"Begitulah kenyataan hidup di dunia." Tetapi Yesus berkata, "Bukan
begitu cara hidup di tengah jemaat." Gereja tidak boleh menjadi seperti
dunia. Gereja harus menjadi tempat di mana tidak ada orang yang
kekurangan. Kelebihan saya mencukupi kebutuhan saudara seiman
yang kekurangan. Inilah prinsip yang harus diterapkan di dalam gereja.
Di sini kita mulai melihat tantangan iman. Iman melibatkan ketaatan
kepada Allah dan perintahNya bagi kita adalah untuk saling mengasihi.
Mudah untuk mengatakan, "Aku mengasihi saudara-saudara seiman."
Kita mengira bahwa mengasihi itu berarti memberi senyum dan
berjabat tangan. Itu sudah berarti mengasihi. Akan tetapi Alkitab
memberitahu kita bahwa itu bukanlah mengasihi. Seorang non-Kristen
juga tersenyum dan menjabat tangan Anda. Mengasihi saudara berarti
90 | C A H A Y A I N J I L
Anda memperhatikan kebutuhannya. Maka berkatalah Tuhan Yesus di
dalam Lukas 18:22, kataNya, "Jadi kamu ingin beroleh harta di surga?
Aku beritahu kamu bagaimana cara mendapatkannya. Bawalah yang
lebih dari milikmu dan bantulah mereka yang kekurangan di antara
saudara-saudara seimanmu. Jika saudara-saudara seimanmu tidak
berkekurangan, jika tidak ada lagi orang di gereja yang kekurangan,
maka salurkanlah bantuanmu kepada orang non-Kristen di luar. Mereka
juga banyak yang kekurangan. Mereka juga layak menerima
bantuanmu." Kita tidak sekadar mengasihi saudara seiman saja, kita
mengasihi setiap orang yang kekurangan, termasuk musuh kita. Itulah
yang diajarkan oleh Alkitab.
Itulah cara mendapatkan harta di surga. Dapatkah Anda melihat apa
yang saya maksudkan sebagai ujian iman? Ketika Tuhan Yesus menguji
iman kita, Ia berkata, "Kamu pikir sangat mudah mentaati
pengajaranKu? Kamu pikir perkara mendapatkan harta di surga itu
gampang? Aku beritahu kamu sekarang, inilah yang Aku tuntut dari
kamu. Aku akan melihat apakah kamu benar-benar memiliki iman atau
tidak, apakah kamu siap untuk mentaati firmanKu atau tidak." Jadi,
Yesus menguji iman kita. Ia menempatkan iman kita dalam saringan.
Anda pikir masuk ke surga itu mudah, mendapatkan hidup yang kekal
itu perkara gampang, diselamatkan itu masalah kecil, menjadi murid
Yesus itu gampang, semudah mengucapkan aku percaya kepada
Yesus? Tidak begitu, Yesus tidak begitu dangkal. Banyak orang Kristen
yang dangkal, para pengajar pun banyak yang begitu, tetapi Yesus
tidak pernah dangkal. Kita boleh berterima kasih kepada Allah akan hal
itu. Ia memandang ke arah kita dan berkata, "Kamu berkata bahwa
kamu beriman kepadaKu? Baik, pergilah, kasihilah sesamamu
manusia." Anda menyahut, "bagaimana melakukannya?" Jawab Yesus,
"Kamu tahu bahwa saudaramu yang itu membutuhkan sepasang
sepatu, belikan dia sepatu." Anda menyahut, "Hei, itu urusannya
sendiri, bukan urusan saya. Sejak kapan saya jadi pengasuhnya?"
Masalahnya, pada saat kita berkata, "Saling mengasihi", pengertian
yang terkandung di situ memang menjadikan kita pengasuh bagi
saudara seiman. Kebutuhannya menjadi urusan saya. Itulah arti saling
mengasihi. Lalu Anda berkata, "Wah, jadi orang Kristen terlalu mahal.
Saya harus membelikan sepasang sepatu buat orang lain. Lupakan
saja." Itulah ciri praktis ajaran Yesus. Tapi jika Anda menginginkan
harta di surga, maka jangan katakan bahwa Yesus belum memberitahu
91 | C A H A Y A I N J I L
Anda bagaimana cara mendapatkannya. Ia sudah memberitahukannya
kepada Anda. Mungkin Anda tidak suka cara seperti itu, akan tetapi
memang cara itulah yang Ia berikan kepada Anda.
Apa Arti 'Jangan Mengumpulkan'?
Pada titik ini, saya akan membahas dengan lebih mendalam beberapa
pertanyaan yang sangat penting. Agar hidup kita tidak ditutupi oleh
kepura-puraan, maka sangatlah penting bagi kita untuk memahami
ajaran Tuhan Yesus secara benar. Sudah benarkah pemahaman kita
atas firman yang disampaikan oleh Tuhan Yesus itu? Apakah Yesus
memaksudkan apa yang dikatakanNya? Pada saat Ia berkata, "Jangan
mengumpulkan harta di bumi", apakah Ia memaksudkan apa yang
diucapkanNya itu atau tidak? Kapan Yesus pernah mengatakan sesuatu
yang tidak dimaksudkanNya? Saat Yesus berkata, "Jangan
mengumpulkan harta", adakah cara lain untuk memahami ucapanNya
ini? Dapatkah Anda memberitahu saya jika ada pengertian lain yang
terkandung di dalamnya? Adakah makna yang lain? Saya akan sangat
tertarik jika Anda dapat memberitahu saya bahwa ucapan "Jangan
mengumpulkan harta di bumi" memiliki arti yang berbeda. Mungkinkah
itu berarti bahwa mengumpulkan sedikit kelebihan masih dibolehkan?
Anda lihat, kita tidak bersedia menerima penerapan penuh dari sabda
Yesus. Membuat kita merasa tidak nyaman, bukankah demikian?
Tanggungjawab seorang pengajar adalah menyampaikan kepada Anda
apa yang Yesus katakan. Saya tidak melompati ayat ini sekali pun saya
tahu bahwa ini akan membuat banyak orang merasa tidak senang.
Barangkali ada yang berkata, "Inikan musim Natal, kita tidak ingin
membuat orang merasa tidak nyaman. Mari kita bahas ayat yang
berikutnya saja." Kita harus mempelajari pengajaran Yesus dan
menghadapinya secara jujur. FirmanNya berbicara kepada saya dan
Anda dalam pengertian yang sama. Selanjutnya kita akan menanyakan
perkara yang ini: Apa saja yang termasuk dalam pengertian
mengumpulkan? Jika Anda ingin menghadapkan saya dengan suatu
tantangan rohani, saya senang menerima tantangan itu. Lalu apa
artinya mengumpulkan?
'Mengumpulkan' Mencakup Kelebihan Dari Milik Kita dan
Keamanan Masa Depan
Mengumpulkan tentu saja berarti menaruh sesuatu di dalam tempat
penyimpanan. Saya pikir ini bukanlah sesuatu yang sulit untuk
dipahami. Akan tetapi hal apa saja yang terkait dengan perkara
92 | C A H A Y A I N J I L
mengumpulkan? Kita mengumpulkan bagian dari penghasilan kita yang
tidak kita butuhkan sekarang. Bagian dari harta milik kita yang tidak
kita butuhkan. Anda dapat menimbun harta yang tidak Anda butuhkan.
Anda tidak mungkin menimbun harta yang sedang Anda butuhkan. Apa
yang Anda butuhkan pasti Anda gunakan. Yang Anda kumpulkan
hanyalah bagian yang tidak dibutuhkan dari penghasilan Anda. Sebagai
contoh, anggaplah Anda sekarang memiliki gaji 3000 dolar sebulan.
Dan kebutuhan Anda di dalam satu bulan - tagihan listrik mau pun
keperluan pokok lainnya - paling banyak 1000 dolar. Itu berarti Anda
memiliki kelebihan sebesar 2000 dolar yang dapat Anda kumpulkan.
Anda tidak membutuhkan sisa itu. Ia menjadi lemak yang tersimpan
dalam kehidupan keuangan Anda, Anda tidak memakainya. Nah, di sini
kita dapat melihat dengan mudah apa yang dimaksudkan oleh Yesus
dengan 'mengumpulkan'.
Namun Anda mungkin berkata, "Apa yang tidak saya butuhkan
sekarang bisa saja saya butuhkan besok." Maksudnya, "Baiklah,
kebutuhan saya setiap bulan terpenuhi, tetapi bagaimana kalau nanti
saya jatuh sakit?" Lalu Anda memperhitungkan, "Jika saya sakit, saya
harus menghadapi tagihan dokter sebanyak 2000 sampai 5000 dolar.
Dan saya harus punya uang untuk itu. Jadi lebih baik sedia payung
sebelum hujan." Anda lihat, dengan alasan itu sebenarnya kita sedang
berusaha untuk menghindari pengajaran Tuhan. Apa pun alasannya,
tindakan Anda berarti mengumpulkan, bukankah demikian? Dan Yesus,
entah Anda suka atau tidak, berkata, "Kamu perlu menggunakan apa
yang kamu butuhkan saat ini. Tetapi jangan kamu mengumpulkan."
Karena mengumpulkan berarti menyiapkan untuk masa depan. Anda
tidak membutuhkan 2000 dolar sekarang ini, tetapi Anda
menyimpannya untuk masa depan. Jadi apa yang disebut sebagai
'mengumpulkan' itu selalu berhubungan dengan masa depan. Dan
justru hal itulah yang dilarang oleh Yesus, bukankah demikian?
Bukankah sangat jelas?
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, inilah tantangan iman.
Ia menusuk langsung ke dasar keyakinan kita, membuat kita
kehilangan rasa aman. Anda lihat, apa yang kita kumpulkan adalah
jaminan masa depan kita. Dan Allah menyingkirkan jaminan masa
depan kita. Kita tidak lagi merasa aman. Bukankah hal ini akan
membuat Anda merasa tidak enak? Anda tidak lagi memiliki jaminan
keamanan. Bagaimana menurut Anda? Apakah ajaran Yesus ini tidak
93 | C A H A Y A I N J I L
praktis? Apa pendapat Anda? Mungkin karena Yesus berbadan sehat, ia
tidak pernah sakit, tidak pernah memerlukan dokter. Saya bisa sakit.
Dan jika sakit, saya perlu dokter. Saya harus sedia payung sebelum
hujan. Anda sedang mencari alasan. Apa yang saya sampaikan adalah
apa yang disabdakan oleh Yesus. Saya tidak menyampaikan pendapat
pribadi saya. Pendapat pribadi saya tidak berarti sama sekali.
Perhatikan sabda Yesus. Ia menghadapkan kita dengan masa depan
dan bersamanya suatu tantangan iman yang menyingkirkan semua
jaminan duniawi. Bukankah demikian? Bukankah hal ini sangat jelas,
saudara-saudara?
Ia tidak mengijinkan kita untuk bersandar pada hal-hal duniawi sebagai
penjamin keamanan kita. Ia meletakkan kita di dalam tantangan iman
yang membuat kita bergantung sepenuhnya hanya kepada Allah. Jika
Anda sakit, demikian kata Yesus, maka Anda akan bergantung
sepenuhnya kepada Allah. Tidak ada simpanan untuk berjaga-jaga.
Apakah iman Anda sanggup menerima tantangan itu? Bersediakah
Anda menerimanya? Anda bilang Anda memiliki iman? Jika iya, maka
Yesus ingin melihatnya. Bagaimana jika diuji? Sabda Yesus menguji
Anda sampai ke titik yang sangat pedih, bukankah demikian? Anda
berkata, mengapa saya hari ini datang ke gereja ini dan mendengar
khotbah semacam ini? Saya sedang bersenang hati tadinya. Sekarang
Anda menyingkirkan jaminan keamanan saya. Saudaraku, saya minta
maaf tetapi yang menyatakan hal ini bukan saya. Anda boleh menguji
sendiri apakah ini semua Firman dari Yesus.
Sikap Kita Terhadap Jaminan Keamanan Duniawi
Mengungkapkan Siapa Diri Kita
Jadi di sini Yesus menempatkan iman kita pada ujian yang tangguh.
Kita ingin mengumpulkan demi jaminan keamanan kita. Yesus berkata,
Aku tidak mengijinkan kamu untuk memegang jaminan keamanan.
Keamananmu adalah Aku. Akulah jaminan keamananmu. Apakah Aku
tidak cukup pantas? Jika kamu tidak mempercayaiKu di dalam hidup
ini, bagaimana mungkin kamu akan percaya padaKu dalam kekekalan?
Kamu tidak percaya padaKu bagi keperluan makan dan kesehatanmu?
Bagaimana kamu akan tahu kalau Aku dapat diandalkan sepanjang
masa kekekalan? Pernahkah Anda memikirkan hal ini? Bagaimana Anda
tahu bahwa sabda Yesus itu benar bahwa Anda akan memiliki hidup
yang kekal? Bagaimana caranya? Anda tidak tahu. Karena Anda tidak
mengenal siapa yang anda percayai. Tetapi jika Anda mengenal siapa
94 | C A H A Y A I N J I L
yang Anda percayai, jika Anda mempercayaiNya bagi masa kekekalan,
mengapa Anda tidak mempercayaiNya dalam kehidupan Anda selama
beberapa tahun di bumi? Sekarang Anda dapat mengerti mengapa
orang-orang non-Kristen berkata kepada Anda, "Munafik, kamu bilang
kamu percaya kepada Allah? Saya bisa pastikan bahwa kamu tidak
percaya kepada Allah." Dan mereka benar. Anda tidak berani
meletakkan kepercayaan kepadaNya untuk masa hidup Anda yang
singkat, bagaimana Anda bisa bicara tentang mempercayaiNya untuk
masa selama-lamanya? Sekarang Anda dapat memahami apa yang
saya maksud sebagai tantangan iman. Yesus mengarahkan sinar-X
rohani dan menatap ke dalam hidup Anda. Dan Ia melihat apakah Anda
percaya kepadaNya atau tidak.
Mari kita pertimbangkan apa yang sudah dikatakan oleh Tuhan Yesus.
Ia sedang menguji iman kita. Kami mau membangun jemaat yang
orang-orangnya memiliki iman yang mampu menghadapi ujian. Dan
bagi mereka yang tidak bersedia dibawa melewati sinar-X rohani ini,
minggu demi minggu, mereka segera beralih ke gereja lain. Mereka
akan mencari gereja yang khotbahnya singkat, di mana Anda tidak
perlu duduk di atas bangku kayu sampai satu setengah jam lebih,
melewati saat-saat yang menyebalkan, ditambah lagi dengan tidak
adanya orang-orang yang akan menyanyikan satu atau dua lagu yang
manis sehabis khotbah yang melelahkan. Anda akan berkata, "Aduh,
tidak. Saya merasa sangat....sabda Yesus telah membuat saya merasa
sangat tidak nyaman. Saya mau cari gereja lain di mana saya dapat
menikmati kisah-kisah yang indah. Khotbah yang singkat, dan dua
puluh menit kemudian semua sudah selesai. Ada lagu-lagu yang manis
dari paduan suara. Sedangkan kalian di sini bahkan tidak punya
paduan suara." Baiklah, tidak ada masalah bagi saya. Tujuan saya
adalah untuk mengabarkan firman Allah. Jika tidak ada orang yang
mau mendengar firman Allah, tak jadi soal buat saya. Saya akan terus
mengabarkan firman Allah seperti yang diinginkan oleh Yesus agar saya
lakukan. Dan pada akhirnya saya yakin bahwa gereja ini hanya akan
dipenuhi oleh mereka yang tidak takut untuk diperiksa oleh sinar-X
rohani, yang benar-benar memiliki hubungan dengan Allah. Dan
dengan demikian kami akan memiliki gereja yang dibangun di atas
dasar yang teguh.
Begitu kita mengerti bahwa Yesus sedang menantang iman kita. Yesus
sedang menguji iman kita dan berkata, "Apakah kepercayaanmu itu
95 | C A H A Y A I N J I L
diberikan kepadaKu atau kepada jaminan dari dunia?" Bagaimana Anda
menjawab pertanyaan itu? Saya tidak akan terkejut jika sebagian besar
dari kita akan menjawab, "Ya, saya percaya kepada Allah dan juga
kepada jaminan keamanan dari dunia. Saya ingin keduanya. Saya ingin
memastikan bahwa masih ada jalan mundur yang tersedia. Jika Allah
tidak menolong saya keluar dari kesulitan saya maka setidaknya saya
dapat kembali kepada jaminan keamanan duniawi saya." Dan itu Anda
sebut sebagai iman. Itu adalah iman menurut definisi Anda. Tidak
heran jika dunia memandang ke arah gereja dan berkata, "Keterlaluan.
Orang-orang semacam ini berkata bahwa mereka percaya kepada
Allah," dalam hal apa Anda percaya kepada Allah?
Bergantung Sepenuhnya Kepada Allah Bukan Berarti Kemalasan
Kita melihat bahwa Allah menempatkan iman kita melalui ujian ini. Ia
ingin menguji apakah kita akan mempercayaiNya untuk memenuhi
kebutuhan kita. Atau apakah kita akan menaruh kepercayaan kita
kepada jaminan dari dunia. Dan saya katakan kepada Anda bahwa
pada saat saya sedang mengabarkan firman Allah ini, saya tidak
ngomong kosong. Saya sudah menguji firman Allah ini, jika tidak maka
saya tidak berhak untuk mengabarkannya. Saya mengenal Siapa yang
saya percayai. Saya sudah mempertaruhkan seluruh hidup saya
kepadaNya selama bertahun-tahun. Saya mengalami pemeliharaanNya
selama saya di China untuk waktu 3 tahun. Seringkali saya bangun
pagi tanpa mengetahui di mana saya akan mendapatkan makan siang
saya, jangankan sarapan pagi. Pada masa itu saya tidak pernah
sarapan pagi. Sampai hari ini, saya tidak pernah lagi sarapan pagi.
Kebiasaan makan pagi sudah hilang.
Setiap hari saya memandang kepada Allah, dan berkata, "Tuhan, inilah
anakMu. Saya tidak tahu harus pergi ke mana untuk mendapatkan
makanan. Tetapi Engkau adalah Bapaku. Saya berserah kepadaMu
untuk memenuhi kebutuhan saya." Dan Ia tidak pernah gagal
memenuhi kebutuhan saya. Berapa tahun saya tinggal di Inggris?
Pemerintah Inggris, karena saya warga negara China, tidak pernah
memberi saya ijin kerja. Akan tetapi Allah memenuhi segala kebutuhan
saya. Anda pikir saya tidak mau bekerja? Sudah tentu saya ingin
bekerja. Tetapi Allah tidak mengijinkan saya. Ia sedang mengajar saya,
tahun demi tahun, sepanjang masa kuliah saya. Segalanya, Allah
memenuhi kebutuhan saya. Saya hanya memandang kepadaNya. Allah
saya dapat dipercaya. Luar biasa hal yang sudah Ia lakukan. Pada
96 | C A H A Y A I N J I L
waktu saya pergi ke Eropa dari Hong Kong. Waktu saya keluar dari
China, saya singgah sebentar di Hong Kong. Bagaimana saya bisa
sampai ke Eropa? Saya tidak punya uang. Pemerintah China
mengijinkan saya untuk membawa 10 dolar China. Berapa lama saya
bisa tinggal di Hong Kong dengan 10 dolar China? Nilai 10 dolar China
pada waktu itu mungkin sekitar 20 atau 30 dolar Hong Kong, saya
tidak ingat persis. Bagaimana saya akan menjalani hidup di Hong Kong,
apa lagi ke Eropa? Akan tetapi saat saya berdoa dan menanti
jawabanNya, Allah telah menyatakan satu hal dengan sangat jelas
kepada saya: "Aku akan membawamu ke Eropa. Aku ingin engkau
pergi ke sana."
Jadi saya upayakan berbagai cara, mencari pekerjaan, karena saya
tahu bahwa orang Kristen tidak boleh duduk-duduk menunggu
makanan diberikan. Burung-burung tidak bertengger di pohon dan
menerima makanan. Jika berbicara tentang burung, Anda lihat mereka
terbang ke sana kemari mencari makan. Allah tidak pernah
mengajarkan kita untuk menjadi pemalas. Kemalasan adalah kejahatan
yang besar di dalam kehidupan Kristen. Saya pernah, sayang sekali,
memecat salah satu rekan sekerja saya di Inggris karena masalah
kemalasan ini. Kami tidak mentolerir kemalasan. Allah ingin kita
bekerja dan menjalankan bagian kita. Tetapi Allah mempunyai cara
untuk mengajar kita untuk percaya kepadaNya. Jadi saya mulai
mencari pekerjaan, dan namun tidak ada satu pun yang tepat, yang
dapat memberi saya uang cukup untuk berangkat jauh meninggalkan
Hong Kong. Sebuah sekolah milik lembaga Kristen menawarkan
pekerjaan dengan gaji 160 dolar Hong Kong. Bayangkan, bagaimana
Anda akan hidup di Hong Kong dengan uang sejumlah itu? Lalu saya
mendapatkan sebuah pekerjaan lain yang sangat bagus, dengan
tawaran beberapa ribu dolar Hong Kong per bulan. Tetapi Tuhan tidak
mengijinkan saya untuk mengambilnya. Pekerjaan itu adalah sebuah
pekerjaan tetap. Dan sebagai orang Kristen saya merasa bahwa saya
harus jujur kepada mereka, saya berkata bahwa saya tidak akan
tinggal lama di Hong Kong. Di Hong Kong sangat banyak
pengangguran, jadi pekerjaan yang ideal tentunya adalah pekerjaan
tetap. Dan saya hanya dapat bekerja untuk waktu satu tahun karena
Allah ingin agar saya pergi ke Eropa. Jadi saya berkata sebagai orang
Kristen, saya akan berkata yang sejujurnya, saya hanya dapat bekerja
untuk jangka waktu satu tahun. Lalu mereka meminta saya untuk
97 | C A H A Y A I N J I L
mempertimbangkan lagi, dan jika saya tidak bersedia
mempertimbangkan untuk bekerja untuk jangka waktu yang panjang,
maka saya akan kehilangan tawaran ini. Kemudian saya memutuskan
untuk mendatangi kapten-kapten kapal dan berkata, "Dapatkah Anda
memberi pekerjaan di kapal buat saya? Saya akan mengerjakan apa
pun tugas yang tersedia bagi saya di kapal, saya bermaksud berangkat
menuju Eropa." Beberapa dari antara mereka dengan ramah berkata,
"Jumlah anak buah di kapal kami sudah penuh, kami tidak bisa
membawa Anda.
Kita Benar-benar Percaya Jika Kita Mengalami Pemeliharaan
Allah
Tetapi Allah melakukan hal yang luar biasa. Melalui semua itu, Ia selalu
memberi saya pelajaran. Anda tahu apa yang dilakukan oleh Allah?
Jauh dari yang saya sangka, Ia berbicara kepada seorang wanita di
Amerika. Saya rasa saya sudah pernah bersaksi tentang hal ini kepada
sebagian dari Anda. Allah berbicara kepada wanita itu, "Aku ingin agar
kamu pergi ke Hong Kong." Wanita itu bertanya, "Untuk apa?" Jawab
Allah, "Pergilah ke sana dan Aku akan memberi tahu nanti." Allah selalu
memimpin selangkah demi selangkah. Jadi wanita ini berangkat ke
Hong Kong, dan ia bertanya, "Apa yang Tuhan inginkan untuk saya
lakukan di sini?" Wanita ini cukup kaya. Lalu akhirnya Tuhan
menjelaskan semua ini kepadanya. Tugas wanita ini adalah untuk
membiayai kepergian saya ke Eropa. Dia datang jauh-jauh dari
Amerika, dari kota Portland di Oregon, Amerika, menuju Hong Kong
untuk membereskan keperluan keberangkatan saya ke Eropa. Pada
hari saya naik ke kapal, besoknya wanita itu terbang kembali ke
Amerika, dan berkata, "Puji Allah! Sekarang saya tahu untuk apa Allah
menyuruh saya ke sini."
Saat itu saya berpikir, "Bukankah ini luar biasa? Apakah mungkin tidak
ada satu orang pun di Hong Kong yang dapat mendengar suara Allah
sehingga Allah mengirim seseorang dari Portland, Oregon, dari jauh, di
belahan bumi yang lain, hanya untuk melakukan satu tugas?" Sejak
saat itu, saya tidak pernah lagi mendapat bantuan dari wanita tersebut,
tugasnya hanya untuk memastikan bahwa saya dapat berangkat ke
Eropa. Bukankah ini luar biasa? Allah membawa saya keluar dari
Shanghai menuju Hong Kong, lalu mengirim seseorang dari Amerika,
terbang menuju Hong Kong untuk membiayai saya ke Eropa. Hanya
jika Anda tahu Jalan Tuhan, maka Anda akan melihat yang lebih hebat
98 | C A H A Y A I N J I L
lagi dari pada itu. Jika Anda mengenal Jalan Tuhan, Anda akan tahu
bahwa Ia tak pernah gagal. Jika Ia menyuruh Anda untuk melakukan
sesuatu, Ia ingin melihat Anda segera melakukannya jika Anda ingin
berjalan bersamaNya.
Allah dapat dipercaya. Namun jika Anda tidak pernah memulai,
bagaimana Anda akan tahu bahwa Ia dapat dipercaya? Apa landasan
iman Anda? Sekarang ini Yesus menantang Anda dengan berkata,
"Percayakan padaKu segala kebutuhanmu." Anda memiliki keluarga
yang harus dicukupi kebutuhannya? Sudah tentu. Begitu pula para
pengabar injil. Beberapa orang tampaknya lupa bahwa para pengabar
injil juga memiliki keluarga. Dan Allah memenuhi kebutuhan mereka.
Sebuah Prinsip Dalam Kehidupan Rohani
Apakah ini merupakan perintah dari Tuhan bahwa kita tidak boleh
mengumpulkan harta di bumi? Hal ini bukanlah perintah mutlak. Yesus
tidak berkata, "Aku melarang kamu, berdasarkan kaidah moral, untuk
mengumpulkan harta di bumi." Jika Anda mengumpulkan harta di
bumi, hal ini bukan berarti Anda sudah berdosa secara teknis. Anda
belum tentu berdosa karena sabda tersebut bukanlah suatu perintah
yang mutlak. Sekarang mungkin Anda akan berkata, "kalau begitu
baguslah. Jadi saya tidak harus mematuhinya. Bagus sekali, saya
merasa jauh lebih enak sekarang." Jangan terlalu cepat menyimpulkan.
Sekali pun bukan perintah mutlak tetapi hal ini tidak kalah pentingnya
karena kita sedang berurusan dengan prinsip kehidupan.
Anda dapat saja tidak melanggar hukum, namun Anda telah melanggar
prinsip hidup. Dan jika Anda melanggar prinsip hidup, itu berarti Anda
sedang mengancam keselamatan hidup Anda dengan akibat yang sama
atau bahkan lebih parah ketimbang melanggar hukum. Melanggar
hukum mungkin tidak membahayakan nyawa Anda. Melanggar aturan
parkir mungkin hanya menimbulkan denda sejumlah uang. Ini tidak
terlalu masalah. Akan tetapi melanggar prinsip hidup akan
membahayakan nyawa dan kehidupan kekal Anda. Sebagai contoh,
tidak ada hukum yang melarang Anda untuk merokok. Tetapi Anda
tahu bahwa merokok dapat merusak paru-paru Anda, meningkatkan
kemungkinan munculnya kanker dan serangan jantung. Jadi setiap kali
Anda merokok, apa yang terjadi? Apakah polisi akan menangkap Anda?
Tidak, karena tidak ada hukum yang Anda langgar. Akan tetapi apakah
itu berarti bahwa Anda aman? Tidak sama sekali! Karena Anda sudah
99 | C A H A Y A I N J I L
melanggar prinsip kehidupan jasmani. Anda sedang melakukan sesuatu
yang membahayakan nyawa Anda. Hal yang sama berlaku juga dengan
alkohol. Tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi jika Anda minum
minuman keras. Tidak ada polisi yang akan menangkap Anda hanya
karena Anda telah membeli lima puluh botol minuman keras yang
paling keras. Tidak ada hukum yang melarangnya. Namun jika Anda
menghabiskannya, Anda sedang melanggar satu prinsip kehidupan
jasmani. Anda sedang membahayakan nyawa Anda.
Jadi di sini Yesus sedang mengajarkan kita satu prinsip kehidupan.
Bagaimana berjalan bersama Allah? Bagaimana kita bisa tahu bahwa ia
adalah Allah yang hidup? Ia memberi Anda satu tantangan. Saya sudah
menyebutkan sebelumnya, bahwa bukan Allah yang takut terhadap
tantangan, kitalah yang mundur darinya. Ia berkata, "Ujilah Aku dan
lihatlah. Aku tidak akan pernah gagal memenuhi kebutuhanmu jika
engkau taat kepadaKu. Lakukan apa yang Kuperintahkan. Dan Aku
akan mengerjakan bagianku." Bukankah ini sebuah ujian yang adil?
Setiap orang berkata bahwa ia ingin membuktikan apakah firman Allah
itu benar. Allah memberi Anda tantangan untuk membuktikannya.
Lakukan saja. Allahku tidak pernah gagal. Saya tahu ini benar. Semoga
Allah berbicara langsung ke dalam hati kita semua. Mari kita diam
sejenak dan berdoa.
Mata Yang Baik
Matius 6:22-23 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Mari kita lanjutkan eksposisi kita akan firman Tuhan di dalam Matius 6,
dan juga Lukas 11, sebagai ayat perbandingan. Matius 6:22-23
berbunyi seperti berikut: "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu; tetapi jika matamu jahat, gelaplah seluruh
tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya
kegelapan itu!" Mari kita baca juga ayat perbandingannya. Sangatlah
penting untuk memperbandingkan ayat-ayat Alkitab tatkala
mempelajari firman Tuhan. Kita baca Lukas 11:33-36, "Tidak
seorangpun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong
rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya
100 | C A H A Y A I N J I L
semua yang masuk dapat melihat cahayanya. Matamu adalah lampu
bagi tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Tapi jika
matamu jahat, gelaplah tubuhmu, karena itu perhatikanlah supaya
terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh
tubuhmu terang dan tidak ada bagian gelap, maka seluruhnya akan
terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan
cahayanya".
Perumpamaan Tentang Penglihatan Rohani
Ketika kita membaca pernyataan di atas, kita mungkin akan bertanya
apa yang dimaksudkannya? Apa yang ingin disampaikan oleh Yesus
kepada kita? Ia menyatakan bahwa "mata adalah pelita", dan pelita itu
adalah "pelita tubuhmu". Jika matamu 'tunggal', ('tunggal' merupakan
terjemahan yang harfiah, namun telah diterjemahkan sebagai 'baik'
oleh LAI), maka seluruh tubuhmu akan menjadi terang. Tetapi jika
matamu jahat atau sakit, maka seluruh tubuhmu akan penuh dengan
kegelapan. Di sini Tuhan Yesus berbicara dalam perumpamaan, seperti
yang sering Ia lakukan untuk mengajarkan hal-hal rohani kepada kita.
Tuhan Yesus ingin menyampaikan sesuatu yang penting kepada kita.
Tidak ada hal yang tidak penting yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Ia
memberitahu kita sesuatu yang ada kaitannya dengan rahasia
penglihatan rohani.
Sebelumnya mari kita memahami kata 'mata' ini secara literal karena
itulah maksudnya sebuah perumpamaan. Kita mulai dari yang biasa,
lalu bergeser dari yang kecil sampai yang lebih besar untuk memahami
ajaran rohani yang Tuhan Yesus ingin berikan kepada kita. Bukankah
mata pelitanya tubuh? Jika kita memandang sekeliling sekarang, kita
melihat cahaya di mana-mana. Segalanya terlihat baik-baik saja.
Cahaya tersebut dibawa ke dalam tubuhmu. Yesus sekarang berbicara
secara jasmani/fisik. Mata secara fisik, adalah pelita bagi tubuh, bukan
pelita bagi akal (intelek) saya, bukan juga pelita bagi jiwa saya, tapi
pelita bagi tubuh saya. Dan selama pelita itu bekerja dengan baik, kita
mempunyai cahaya dalam tubuh kita. Coba tutup mata anda dan lihat
apa yang terjadi. Di saat anda menutup mata anda, segalanya menjadi
gelap. Seketika itu juga anda tiba-tiba berada dalam kegelapan. Lalu
anda buka mata anda, dan semuanya menjadi terang kembali. Jadi di
sini Yesus menggunakan suatu pengalaman umum untuk memberikan
ajaran rohani yang penting kepada kita. Tetapi, sungguh
mengherankan bagaimana pernyataan tersebut membuat susah banyak
101 | C A H A Y A I N J I L
orang Kristen. Mereka tidak mampu mengartikan apa yang Yesus
katakan. Tetapi Yesus mengatakan banyak hal yang penting kepada
kita melalui pernyataan tersebut. Kita semua yang pernah bermain
permainan anak-anak tahu dengan baik kalau anda menutup mata
dengan kain, semuanya menjadi gelap. Anda tidak dapat melihat
tujuan anda. Segera sesudah anda berada dalam kegelapan, anda
menjadi tersesat, anda tidak dapat melihat. Lalu, segera anda
merentangkan tangan anda dan meraba-raba. Bukannya kegelapan
yang mengelilingi anda, tetapi anda sendiri yang mengalami kegelapan
tersebut. Cahaya masih bersinar di sekitar anda, tapi anda tidak dapat
melihatnya, karena mata anda tidak diperbolehkan untuk berfungsi.
Begitu pula secara rohani, cahaya ada di sekeliling kita. Cahaya Tuhan
bersinar atas kita. Tapi jika kita tidak melihatnya, alasannya bukan
karena tidak ada cahaya. Alasannya karena ada yang kurang beres
dengan mata rohani kita.
Kita harus senantiasa memeriksa eksposisi kita dan kita temukan
bahwa kata yang diterjemahkan 'baik' oleh LAI berarti 'tunggal'.
Sangatlah penting bagi anda untuk memahami hal ini, karena itulah
kata kunci untuk seluruh nats ini. Kata tersebut berarti 'tunggal'. Jika
anda menyimak kamus bahasa Yunani, anda akan menemukan bahwa
kata tersebut pada dasarnya tidak berarti 'baik', tetapi artinya
'tunggal', yaitu, anda punya pandangan tunggal. Tahukah anda
kebalikan dari pandangan tunggal? Pandangan ganda atau pandangan
kabur. Pandangan kabur tersebut dikarenakan mata yang tidak
terfokus tajam. Anda tidak dapat melihat secara terfokus. Jika anda
dapat melihat dengan tajam, maka mata anda sehat. Jika mata anda
tidak dapat melihat sesuatu dalam lintasan yang tajam dan jelas, maka
mata tersebut kabur. Penglihatan anda tidak lagi tajam. Makin
memburuk keadaannya, makin kabur pula penglihatan anda, hingga
anda tidak mampu melihat apapun. Mereka yang memakai kacamata,
dapat membuktikannya dengan mudah. Lepaskan kacamata anda dan
penglihatan anda tidak lagi tunggal. Apa gunanya lensa mata? Lensa
mata membantu penglihatan anda menjadi tunggal, sehingga menjadi
tajam dan terfokus. Kalau anda lepaskan kacamata, langsung
penglihatan anda tidak tunggal lagi. Garis pandang menjadi kabur, dan
ada juga yang tidak dapat melihat apa-apa sama sekali. Segalanya
kelihatan kabur. Jadi Yesus bukan berbicara tentang mata yang 'baik'
102 | C A H A Y A I N J I L
dalam pengertian 'sehat' secara umum - tetapi apa yang penting bagi
mata adalah penglihatan yang tajam, atau tunggal.
Yesus sengaja menggunakan kata "kegelapan" di sini karena kegelapan
adalah lambang kebutaan dalam Alkitab. Anda dapat menemukan hal
ini di Mazmur 69:23 atau Kisah Para Rasul 13:11. Dalam Kisah Para
Rasul 13:11, seorang tukang sihir coba mencegah Paulus dari
memberitakan Injil kepada Gubernur Siprus. Akan tetapi, Paulus
menghadapinya dengan tegas dan kebutaan menimpa tukang sihir
tersebut. Alkitab mengatakan bahwa "kegelapan" (perhatikan kata itu!)
meliputinya. Orang itu harus merentangkan tangannya dan meraba-
raba mencari seseorang untuk menuntunnya. Ia tidak dapat melihat
lagi. Itu merupakan satu peringatan bagi orang-orang yang berusaha
untuk mencegah penyebaran Injil dan melawan kekuatan Tuhan.
Tiga Cara Memahami Mata
Kita ingin memahami apa yang Yesus maksudkan ketika Ia berbicara
mengenai mata karena tentu saja Ia tidak berbicara tentang hal ini
secara jasmani belaka, tetapi Ia ingin menyampaikan satu pelajaran
rohani kepada kita. Setiap kata yang digunakan di sini dalam
pengertian yang literal, herannya juga mengandungi pengertian yang
rohani dalam Alkitab. Misalnya mata, mata mempunyai arti rohani yang
penting dalam Alkitab. Mata sering digunakan dalam Alkitab bukan
untuk menunjuk kepada mata jasmani, tetapi kepada mata rohani,
yaitu kemampuan untuk melihat dan mengerti hal-hal rohani. Bahkan
sekarang pun kita sudah terbiasa menggunakan kata 'mata' bukan
untuk menunjuk pada mata jasmani, tapi mata intelektual kita. Ketika
saya berkata, "Apa anda melihat maksud saya?" Bagaimana kita dapat
melihat maksud? Tentu saya anda tidak dapat melihat dengan mata
jasmani anda. Namun anda dapat melihatnya dengan pengertian anda,
atau dengan intelek anda. Intelek anda bekerja layaknya mata. Oleh
karena itu, apabila saya berkata, "Apa anda dapat melihat maksud
saya?", saya bukannya menanyakan kalau mata anda dapat melihat
maksud saya, karena kata-kata bukanlah hal yang dapat dilihat oleh
mata. Tetapi yang saya maksudkan ialah apakah akal anda, atau mata
pikiran anda memahami apa yang saya katakan? Jadi pada umumnya
ada tiga cara untuk memahami bagaimana kata 'mata' digunakan. Ada
mata fisik, ada juga mata intelek, yang baru saya jelaskan. Anda
melihat apa yang dikatakan orang dengan mata intelek. Anda mengerti
apa yang dimaksudkan mereka. Dan yang terakhir, mata rohani yang
103 | C A H A Y A I N J I L
memungkinkan anda melihat kebenaran rohani. Dengan mata rohani,
anda melihat kemuliaan Allah.
Di dalam Alkitab berkali-kali dikatakan bahwa mata rohani kita telah
dibuka dan sekarang kita dapat melihat. Paulus ketika ditugaskan
untuk memberitakan Injil, ditugaskan untuk membuka mata orang-
orang buta. Bukannya membuka mata jasmani mereka, (itu akan ia
lakukan dari waktu ke waktu juga), tetapi untuk memampukan mereka
mengerti Firman Allah. Ingatlah juga ketika mengutip perkataan
Yesaya, Tuhan Yesus mengumumkan bahwa pelayananNya adalah
untuk membuka mata orang-orang buta. Ia tidak menunjuk pada mata
jasmani, tapi menunjuk pada pengertian rohani. Begitu juga dalam
Efesus 1:18, misalnya, kita membaca perkataan Paulus kepada jemaat
di Efesus bahwa "Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu
mengerti pengharapan apakah terkandung dalam panggilanNya". Mata
hati anda telah dibuka. Inilah intinya. Banyak orang tidak memahami
Injil, bukan karena mereka bodoh, tetapi karena mereka tidak
mempunyai penglihatan rohani. Mereka buta secara rohani, maka
mereka tidak mengerti perkara-perkara rohani. Itulah yang Yesus ingin
katakan kepada kita, yaitu untuk mengerti mengapa beberapa orang
dapat melihat, sedangkan beberapa orang tidak; mengapa seseorang
dapat melihat keindahan dan kemuliaan Kristus, sedangkan seorang
yang lain tidak dapat melihatnya. Orang tersebut tidak tahu apa yang
begitu menggairahkan anda, karena ia tidak dapat melihat apa-apa.
Saya kira kita mulai mengerti apa yang dimaksudkan Yesus. Mata yang
bekerja dengan baik harus melihat dengan tajam. Tidak ada
penglihatan yang terpecah. Tidak ada penglihatan yang kabur. Tetapi
secara rohani, apakah artinya semua ini? Kita temukan bahwa kata
'tunggal' itu digunakan dalam Perjanjian Lama untuk menunjuk kepada
kesatuan hati. Ini sangatlah penting. Namun ada satu hal lagi saya
ingin anda mengerti, yaitu sebagaimana mata bagi tubuh, demikian
jugalah roh manusia bagi jiwanya. Ini dapat ditemukan dalam Amsal
20:27, yang berbunyi "Roh manusia adalah pelita Tuhan". Itulah kunci
untuk memahami bagian dari ajaran Tuhan ini. Sebagaimana mata bagi
tubuh, demikian pula roh manusia bagi jiwanya. Sebagaimana mata
berguna bagi tubuh, demikian pula akal (intelek) manusia berguna bagi
kemampuannya dalam mengerti sesuatu. Adalah penting untuk
memahami bahwa Yesus tidak berbicara mengenai pengertian
intelektual. Ia berbicara tentang pengertian rohani. Keduanya
104 | C A H A Y A I N J I L
sangatlah berbeda. Anda hanya dapat melihat hal-hal rohani dengan
roh anda, sama halnya dengan mata jasmani anda hanya dapat melihat
hal-hal jasmani. Akal (Intelek) anda melihat hal-hal intelektual dan roh
anda melihat hal-hal rohani. Masing-masing punya fungsi tersendiri.
Saya tidak dapat menggunakan mata saya untuk melihat hal-hal
intelektual maupun kebenaran rohani dari Tuhan. Anda pun tidak dapat
menggunakan mata intelek anda jika anda buta terhadap hal-hal
jasmani. Akal anda adalah mata untuk melihat kebenaran intelektual.
Anda tidak dapat sembarangan menukarnya dan berkata, "mata saya
tidak berfungsi dengan baik, saya rabun jauh, jadi saya akan
menggunakan mata intelektual saya untuk melihat". Gampang sekali
jadinya jikalau anda dapat melakukannya, jikalau anda mampu
menukar fungsi mata tersebut. Masing-masing mata punya fungsi
sendiri-sendiri. Anda mungkin sudah punya penglihatan jasmani, dan
juga penglihatan intelektual, tapi mungkin anda tidak punya
penglihatan rohani, dan inilah yang Tuhan Yesus bicarakan. Anda
mungkin orang terpandai di dunia, tetapi secara rohani anda bisa jadi
sama butanya dengan kelelawar. Apakah anda sadar akan hal itu?
Anda mungkin punya penglihatan jasmani yang bagus, tetapi anda
terlalu bodoh sehingga tidak dapat mengerti kebenaran intelektual
sama sekali karena pikiran anda tidak mampu menangani kebenaran
intelektual tersebut. Atau mungkin seorang yang lain parah rabun-
jauhnya, namun ia mampu mengerti kebenaran intelektual, karena
pikirannya tajam. Mata pikirannya sangat tajam. Semua ini haruslah
anda mengerti untuk menangkap ajaran Tuhan supaya anda mengerti
apa yang Tuhan Yesus katakan kepada kita dengan jelas.
Kemampuan Untuk Fokus Terhadap Hal-Hal Rohani
Sekarang, kita dapat melihat mengapa ada hubungan perbandingan di
antara ketiga hal tersebut. Anda dapat menggunakan salah satunya
sebagai perbandingan atas yang lain karena ketiganya sejajar, maka
dari itu ketiganya bisa digunakan sebagai perbandingan. Kita
menyadari sekarang bahwa mata jasmani hanya dapat melihat dengan
tajam dan jelas kalau pandangannya tunggal. Inilah kata yang sangat
penting disini: 'tunggal'. Demikian pula secara rohani, jika anda ingin
melihat sesuatu secara jelas, penglihatan rohani anda haruslah juga
tunggal. Kata 'tunggal' kalau diterapkan dalam pengertian rohani
berarti pengabdian (devosi) yang tak terbagi-bagi, perhatian yang tak
terbagi-bagi, dan kemampuan untuk berfokus tajam pada hal-hal
105 | C A H A Y A I N J I L
rohani. Beberapa orang mempunyai penglihatan rohani, tetapi masih
begitu kabur. Mereka mengerti sedikit namun belum sepenuhnya
mengerti. Mereka sepertinya sedikit kebingungan. Mereka kelihatan
mengerti, tetapi saat anda menanyai mereka lebih jauh, mereka tidak
mengerti. Mereka memakai pernyataan-pernyataan dan kutipan-
kutipan yang diucapkan banyak orang Kristen dan karena mereka
memakai kutipan tersebut, mereka pikir mereka sudah mengerti. Saat
anda menanyai mereka lagi secara saksama dan menginterogasi
mereka, ternyata mereka tidak mampu menjawab. Mereka tidak terlalu
mengerti bahkan ajaran-ajaran dasar yang seharusnya diketahui.
Mereka tidak mengerti apa artinya Iman. Mereka tidak mengerti
mengapa Yesus harus mati. Mereka tidak mengerti pertanyaan-
pertanyaan penting ini. Mereka juga tidak mengerti mengapa sangat
penting bagi orang Kristen untuk hidup dalam kuasa Roh. Mereka pikir
semua ini sudah mereka pahami, tapi nyatanya tidak. Jika terang yang
ada padamu itu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu! Pastikan kalau
terang yang anda miliki itu memang benar-benar terang; dan apa yang
anda pikir anda lihat dengan jelas, anda memang melihatnya dengan
jelas. Tiada yang lebih buruk dari penipuan terhadap diri sendiri, atau
berjalan di dalam kegelapan, namun berpikir kita berjalan dalam
terang.
Jadi penglihatan tunggal tentunya adalah lawan dari penglihatan yang
terbagi. Pandangan tunggal tidak menyilang atau juling. Mata
menyilang adalah kalau kedua mata melihat ke tengah-tengah dan
juling adalah kalau kedua mata melihat ke samping. Beberapa orang
punya masalah ini dan kita janganlah mentertawakan atau mengolok-
olok mereka. Mereka adalah orang-orang yang malang. Saya tahu
bahwa kelainan ini dapat diatasi dan kita merasa senang karena
kelainan tersebut dapat dibetulkan melalui operasi. Masalahnya kalau
persoalan ini tidak dibetulkan, maka mata yang satu melihat ke arah
ini, sedangkan yang satunya lagi ke arah sana. Kita tak tahu kalau
mereka melihat ke arah kita atau tidak, bingung jadinya! Saya sering
bertanya-tanya saat Tuhan melihat kita, apakah Ia tahu kita melihat ke
arahNya atau tidak, karena mata kita yang satu melihatNya, sedangkan
mata yang lain melihat ke arah dunia. Dalam situasi seperti ini, apa
yang anda alami? Anda mengalami penglihatan ganda rohani! Saya
jamin tidak ada orang Kristen yang satu matanya melihat Tuhan,
sedangkan mata yang satu lagi melihat dunia, dapat melihat hal-hal
106 | C A H A Y A I N J I L
rohani secara jelas. Tidak mungkin anda dapat melihat dengan jelas
seperti ini. Hanya jika seluruh perhatian anda terpusat pada Tuhan,
maka pandangan anda menjadi tunggal. Hanya jika saya tidak melihat
hal-hal yang lain selain Yesus, saya dapat melihat kebenaran rohani.
Tanyailah diri anda sekarang, seperti apakah penglihatan anda
sekarang? Apakah pandangan anda terpusat pada Yesus? Ataukah
terpusat sedikit pada Yesus dan sedikit di sana-sini, sehingga anda
tidak dapat melihat apa-apa? Penglihatan anda kabur atau bingung dan
itu merupakan suatu masalah bagi banyak orang Kristen. Jadi rahasia
pertama tentang penglihatan rohani adalah bahwa anda harus fokus
seutuhnya pada Tuhan jika anda ingin melihat dengan jelas dalam
kehidupan rohani anda. Jika anda ingin melihat kemuliaan Kristus,
maka janganlah mendua hati. Orang yang mendua hati tidak dapat
melihat apapun dengan jelas.
Lebih ngeri dari itu: ketika anda berdoa, Tuhan tidak akan menjawab.
Saya mengatakan hal ini atas wewenang dari Alkitab, bukan wewenang
saya sendiri. Ketika anda berdoa dengan penglihatan yang terbagi-
bagi, Tuhan tidak akan menjawab. Ini dapat kita baca dalam Yakobus
1:8 di mana Yakobus berkata, "orang yang mendua hati janganlah
mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan". Jika orang itu
berdoa, takkan ada jawaban dari Tuhan, karena dia terombang-ambing
dalam semua jalan hidupnya. Hanya orang yang berpikiran tetap,
orang yang sepenuhnya taat akan Tuhanlah yang doanya dijawab.
Tetapi orang yang mendua hati tidak akan menerima apa-apa. Tuhan
tidak mau mendengarkan orang macam ini. Jika doa anda tak
terkabulkan, sebaiknya anda menanyai diri anda: Apakah anda taat
sepenuhnya pada Tuhan? Apakah pandangan anda terfokus pada Dia?
Ataukah anda masih mencoba main-main, melayani dua Tuan, dimana
satu kaki berada di Kerajaan Allah, sedangkan kaki yang satu lagi di
dunia? Anda tak boleh berbuat semacam itu. Tuhan tidak menerima
orang seperti itu. Saya sudah sering kali memperingatkan orang di
dalam pertemuan, konferensi, dimanapun juga bahwa hanya ada satu
jenis orang Kristen yang diterima oleh Tuhan, yaitu orang Kristen total
- seorang yang berkomitmen total pada Allah. Orang yang terbagi
hatinya tidak akan diterima oleh Allah. Jika dia berdoa, Tuhan tidak
mendengarkan. Apa gunanya jadi orang Kristen jika Allah tidak
berbicara dan mendengarkan kita?
107 | C A H A Y A I N J I L
Karakter Yang Rumit Mempengaruhi Penglihatan Rohani
Hal kedua yang perlu kita ketahui tentang kata 'tunggal' sesuai dengan
penggunaan aslinya adalah sebagai berikut: kata ini juga berarti
sederhana. Apa yang tunggal biasanya juga sederhana. Sederhana
berarti tidak rumit, tidak tercampur aduk, tidak palsu, tidak
membingungkan dan tidak sulit untuk dimengerti. Apakah anda tipe
orang yang rumit? Apakah iman anda terpusat hanya pada Tuhan?
Jikalau anda mempunyai penglihatan yang terbagi, segalanya menjadi
sangat rumit. Anda harus memilih-milih hal yang baik dari yang jahat.
Banyak orang Kristen yang terlihat bingung. Kebingungan itu
disebabkan oleh kerumitan karakter. Mereka mendapati segala-galanya
amat rumit. Mereka tidak dapat memutuskan mana yang baik dan
mana yang salah. Segalanya menjadi sangat rumit bagi anda. Kadang-
kadang ada orang bertanya pada saya. Sepertinya pertanyaan yang
diajukan itu gampang sekali, tetapi tampaknya bagi mereka sangat
sulit. Alasannya bukan karena mereka bodoh, tetapi karena mata
rohani mereka tidak terfokus. Mereka bikin bingung diri mereka sendiri.
Mereka melihat satu hal, lalu mereka melihat hal yang lain. Mereka
tidak tahu mana yang benar karena penglihatan mereka tidak tajam.
Ini ada kaitannya dengan karakter kita, yaitu tidak rumit. Orang Kristen
yang taat bukanlah orang yang rumit. Ia adalah orang yang terus
terang. Segala-galanya jelas bagi dia. Orang seperti ini, pendiriannya
sangat jelas. Tetapi orang Kristen yang mendua hati sangat rumit.
Anda tidak tahu apa pendiriannya. Orang tersebut terlalu campur aduk
pikirannya. Saya mohon kepada setiap orang Kristen agar belajar untuk
tidak menjadi orang yang rumit. Tahukah anda bahwa hampir mustahil
bagi dua orang yang rumit untuk menjalin persahabatan? Kadang-
kadang susah sekali mengerti saudara-saudara kita terutama yang
berasal dari Hong Kong. Mereka sangat rumit. Saya harap mereka bisa
lebih sederhana seperti saya. Saya orangnya sederhana. Pikiran yang
rumit tidak saya mengerti. Mereka mengucapkan sesuatu yang tidak
mereka maksudkan. Anda pikir mereka memaksudkannya lalu anda
berpegang pada kata-kata mereka dan mereka jadi tersinggung. "Hei,
apa salahku?" Mereka mengatakan sesuatu dan anda berpegang pada
kata-kata mereka dan ternyata mereka tidak memaksudkannya.
Misalnya, jika anda ingin lebih banyak nasi, janganlah berpura-pura
dan berkata, "Tidak, tidak, aku tak mau lebih banyak nasi". Namun
demi kesopanan kita berkata, "Tidak, tidak, aku tidak mau lagi."
108 | C A H A Y A I N J I L
"Makanlah sedikit lagi" "Baiklah, baiklah, sedikit lagi." Mengapa tidak
katakan saja, "Tentu saja! Bagus! Bagus! Aku suka nasi ini!" Biar kami
tahu apa pendirian anda. Pada akhirnya, anda tidak tahu apakah orang
itu semata-mata ingin tampak sopan. Apakah ia memaksudkan kata-
katanya? Saya tidak tahu berapa kali saya telah mencoba untuk
mengetahui apakah perkataan yang diucapkan seseorang itu ikhlas
atau tidak. Marilah kita menjadi orang yang lebih simpel.
Sebagai orang Kristen, kita harus jujur satu dengan sama lain. Kita
tidak perlu bermain "catur" satu sama lain, bermain siasat, "Apa saya
telah membuat langkah yang benar? Apa maksud dia? Apa yang
dinyatakan secara tidak langsung dengan pernyataan tersebut?" Ah!
Begitu rumit sekali. Beberapa orang tampaknya dibesarkan seperti itu.
Mereka telah menjadi "ahli-ahli catur". Saya yakin mereka dapat
mengalahkan saya dalam permainan catur kapan pun. Ketika anda
mengucapkan sesuatu, mereka akan berkata, "Apa sih dibalik
pernyataan itu?" walaupun saya tidak bermaksud apa-apa. Namun
mereka yakin ada sesuatu di balik kalimat yang anda ucapkan, "Tidak
ada orang berbicara dengan begitu sederhana, pasti ada sesuatu di
balik pernyataan itu." Mereka tidak dapat bayangkan kalau anda dapat
mengatakan sesuatu yang tidak mengandungi maksud lain di baliknya.
Inilah yang membuat persahabatan dengan orang seperti ini mustahil.
Saya benar-benar tidak mengerti beberapa orang. Saya putus asa
karena saya tidak dapat memahami mereka. Mereka mengatakan
sesuatu namun ternyata mereka tidak memaksudkannya. Ya ampun! Di
gereja kita harus belajar bahwa orang yang rohani adalah orang tidak
rumit. Katakan saja apa yang anda maksudkan, dan katakannya
dengan kasih, agar kita semua tahu apa pendirian masing-masing.
Begitulah sifatnya seorang yang rohani. Bukankah baik karena kita
dapat datang kepada Tuhan Yesus tanpa perlu "bermain catur"
denganNya? Bayangkan kalau kita perlu "bermain catur" dengan Yesus,
saya tidak tahu bagaimana saya bisa menang. Kita pasti akan selalu
kalah dan Ia pasti akan menang terus. Betapa senangnya kita, karena
kita bisa datang kepada Tuhan Yesus dan kita tidak perlu menerka-
nerka apa Ia punya maksud lain kalau Ia mengucapkan sesuatu.
Hubungan anda dengan Dia bisa terus terang, jujur dan penuh kasih.
Jadi mari kita waspada terhadap karakter yang rumit ini.
Kemurahan Hati Dengan Kekayaan
Yang ketiga, kata Yunani tersebut juga berarti 'murah hati', atau 'baik
109 | C A H A Y A I N J I L
hati'. Ini menarik sekali. Jika kita menerapkannya ke dalam dunia
rohani, sangat mudah untuk dimengerti. Jika mata anda hanya tertuju
kepada Allah, dan bukan kepada Mamon, anda pasti akan bermurah
hati dalam menggunakan Mamon tersebut. (Mammon artinya
kekayaan, uang atau harta milik.) Jika Allah lebih berarti bagi anda dari
uang, maka jelaslah anda tidak akan berpegang pada uang. Anda akan
berpegang pada hal yang menurut anda lebih berarti. Anda menjadi
sangat murah hati dengan benda-benda duniawi, jika Allah sudah
mengubah anda dan mata anda tertuju kepadaNya. Mata yang tertuju
kepada Allah adalah rahasia kemurahan hati. Saya perhatikan bahwa
seorang manusia Allah memang selalu seperti itu. Karena mata mereka
terpusat kepada Allah, mereka tidak tertarik dengan kekayaan dunia
ini. Mereka tidak akan mengambil kekayaan tersebut karena mereka
tidak tertarik. Saya merasa terkesan dengan Wesley, yang merupakan
seorang manusia Allah yang besar. Ketika ia mulai berkhotbah untuk
pertama kalinya di sebuah gereja kecil, ia hanya menerima 25 shilling
sebulan pada masa itu. Apabila gereja tersebut bertumbuh lebih besar,
gajinya meningkat, tetapi ia masih menggunakan gajinya terdahulu. Ia
tidak perlu lebih, sehingga sisa gajinya ia kembalikan untuk
dipergunakan dalam pekerjaan Tuhan. Ketika ia meninggal, seluruh
harta miliknya hanya satu pound sekian, sedikit lebih besar dari gaji
yang biasa diterima per bulannya. Ia tidak punya simpanan apapun,
semuanya telah habis. Ia tidak mengumpulkan harta di dunia. Kita
mengumpulkan harta di dunia karena mata kita satunya melihat pada
dunia, yang satunya lagi pada Tuhan. Mata kita tidak sepenuhnya
terpusat pada Tuhan. Kemuliaan Tuhan belum menguasai hati kita, dan
karena itu kita masih berpegang pada dunia ini.
Anda akan mendapati orang-orang saleh pada umumnya sangat murah
hatinya. Kadang-kadang begitu murah hati sehingga kita mengalami
masalah. Setiap kali saya keluar dengan saudara saya, William atau
Pendeta Yu, saya selalu merasa risih. Di setiap toko, kami seperti
orang-orang gila karena kami selalu berebut-rebut untuk membayar.
Hal ini terjadi bukannya karena adat sopan santun orang Cina. Saya
tidak mau ia membayar karena saya tahu ia hanya punya sedikit uang.
Sebaliknya, ia menganggap keperluan saya lebih besar dari
keperluannya, karena itu ia tidak mau saya membayar. Makanya kami
tidak habis-habisnya berebut-rebut di sana. Kadang-kadang ia
memakai tipu muslihat, supaya ia yang dapat bayar. Suatu hari ia pergi
110 | C A H A Y A I N J I L
ke warung makan dengan saya. Saya berkata, "kamu tidak akan bayar,
kan?" Secara mengejutkan dan dengan polosnya ia berkata, "Ok! Ok!"
sambil memberikan dompetnya kepada saya. Saya pikir, "Ini lucu, aneh
sekali!" Jadi saya masukkan dompetnya ke dalam saku celana saya.
Saya pikir kali ini saya merasa sedikit lega. Tetapi sesampainya di kasir
apa yang terjadi? Ternyata ia sudah bayar. Anda tahu apa yang dia
lakukan? Ia mengambil uangnya dari dompet, menaruhnya ke dalam
saku celananya, lalu memberikan dompet yang kosong itu kepada
saya. Sungguh suatu usaha agar ia yang membayar. Dan saya
perhatikan bahwa manusia Allah selalu seperti itu, bukan karena
mereka mau pamer, tetapi karena mereka ingin merasakan sukacita
dalam membantu orang lain. Anda menjadi murah hati, kalau mata
anda terpusat kepada Allah. Ini bukan berarti anda perlu memberi
kepada orang yang sudah kaya. Kita tidak usah bermurah hati kepada
orang kaya, karena mereka sudah punya lebih dari cukup. Mengapa
menyusahkan diri untuk memberi kepada mereka? Kepada orang
miskinlah kita perlu bermurah hati. Kita tidak perlu mengesankan
orang kaya dengan kemurahan kita. Mereka boleh saja menganggap
kita pelit, tidak apa-apa. Mereka sudah punya lebih dari cukup, tapi
orang yang perlu kita bantu adalah orang miskin. Jika anda memberi
sesuatu kepada orang yang berada, barangkali mereka akan berkata,
"apa ini?" Tetapi jika anda memberikan benda yang sama kepada orang
miskin, wow, mereka menganggapnya begitu berharga. Jadi kenapa
tidak berikan saja kepada orang miskin? Biarkan orang kaya membantu
diri mereka sendiri. Itulah prinsip saya.
Dan karena mata kita tertuju kepada Allah, maka penglihatan kita
menjadi jelas. Perhatikan ini: karakter anda menjadi tulus, tidak rumit,
mudah dimengerti, tidak saling memperdaya, tidak mempergunakan
teknik psikologis untuk saling menguasai. Saya diberitahu bahwa
kesenian diplomasi adalah mempengaruhi orang agar mau melakukan
apa yang kita mau dan membuat mereka menyukainya. Mereka pikir
mereka melakukan apa yang mereka ingin lakukan, tetapi pada
kenyataannya, mereka melakukan apa yang kita ingin mereka
lakukan. Saya diberitahu bahwa itulah puncaknya kesenian psikologi
jika diterapkan secara praktis. Kita bisa saja berbuat seperti itu, kita
susun tipu daya untuk membuat orang mau melakukan apa yang kita
mau dan membuat mereka percaya bahwa itulah yang ingin mereka
lakukan. Oh! Begitu cerdik, namun di mata Tuhan, itu suatu
111 | C A H A Y A I N J I L
kebodohan! Kita harus belajar untuk memfokuskan mata kita kepada
Tuhan, supaya karakter kita menjadi sederhana dan kemudian kita
menjadi murah hati dengan benda-benda duniawi, karena kita
sekarang sudah mengenal Allah. Ketika kita baca Mazmur 23,
"Tuhan adalah gembalaku, tidak akan kekurangan aku", apakah anda
mempercayainya atau tidak? Saya penasaran apa ada orang Kristen
yang memakai kalimat yang tidak mereka percayai? Itulah yang
disebut orang Kristen yang rumit. Itulah penglihatan terbagi, yaitu
menggunakan kata-kata tanpa memaksudkannya. Jika anda percaya
kalimat tadi, katakanlah, kalau tidak, ya tidak usah dikatakan. "Aku
tidak akan kekurangan," baik jasmani maupun rohani, kita dapat
melihat betapa benarnya hal tersebut.
Hidup Dalam Penyerahan Penuh Kepada Tuhan
Yang keempat, kata 'tunggal' itu juga bermakna 'keseluruhannya' atau
'sepenuhnya'. Jika mata kita yang satu melihat ke sini, yang lain ke
sana, anda tidak dapat melihat seluruhnya ke satu arah pada waktu
yang sama. Pandangan anda terbagi. Tetapi apa yang tunggal itu
'menyeluruh', yaitu sepenuhnya terfokus dalam satu arah. Ini sangat
penting dan inilah artinya nas ini. Dalam kedua nas ini, anda dapat
menemukan kata 'seluruh' - "seluruhnya akan terang". Dalam Lukas
11:36 kita baca, "jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian
yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita
menerangi engkau dengan cahayanya". Jadi, orang yang
berpenglihatan tunggal adalah orang yang seluruhnya dan sepenuhnya
mengarah kepada Tuhan. Saya berdoa kepada Tuhan agar setiap orang
Kristen di gereja ini menjadi orang Kristen yang total, orang Kristen
yang matanya seutuhnya terfokus pada Tuhan, agar dalam tahun yang
datang anda tidak menderita penglihatan terbagi, yang mana ketika
anda berdoa, Tuhan tidak mau mendengarkan; anda hidup dalam
kebingungan dan melarat. Keuntungan rohani apa yang anda
dapatkan? Saya menyarankan kepada anda supaya sebaiknya anda
memutuskan apakah penglihatan anda diarahkan seutuhnya kepada
Tuhan, atau seutuhnya kepada dunia. Tidak ada hal yang lebih buruk
daripada keberadaan yang tidak tentu - di sini tidak, di sana juga tidak.
Apa gunanya hidup seperti itu? Setidaknya kalau anda mau mati,
nikmatilah dulu dunia ini sebelum mati. Makanya pusatkanlah mata
anda pada dunia seutuhnya! Jangan berkompromi! Putuskan apakah
Tuhan seutuhnya atau dunia seutuhnya! Jika anda mau menikmati
112 | C A H A Y A I N J I L
dunia, silahkan! Anda masih mempunyai 15 atau 20 tahun. Akhirnya,
anda akan turun ke dunia orang mati juga. Anda akan turun ke neraka.
Buatlah pilihan anda: nikmatilah 15 tahun yang sisa itu dan tanggung
akibatnya selama kekekalan. Setidaknya anda menikmati dunia ini.
Betapa sengsaranya orang yang satu matanya di sini, satu di sana!
Hidupnya berakhir di tempat yang sama seperti orang yang pertama,
yaitu di neraka. Ia bahkan tidak mendapat 15 tahun masa kesenangan
duniawi. Saya pikir ini bukan penalaran yang baik. Saya tidak yakin
orang seperti ini tahu bagaimana mengatur kehidupannya. Bagi saya,
saya akan memilih salah satu: sepenuhnya mengabdi kepada Allah
atau sepenuhnya mengabdi kepada dunia. Maka dari itu, tentukanlah
pilihan anda!
Tetapi saya tidak berniat untuk mengabdi kepada dunia. Anda juga
tentukan pilihan anda. Mengapa menjalani tahun-tahun ke depan
dalam kebingungan rohani? Apa gunanya? Anda tidak tenang, dan tidak
ada sukacita. Mengapa susah-susah menyebut diri anda orang Kristen?
Apa yang anda capai? Apa yang anda lakukan dalam doa? Tidak ada
gunanya. Segala-galanya atau tidak sama sekali. "Jika seluruh
tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap", inilah yang disebut
orang Kristen. Tidak ada bagian yang gelap karena terang dari Allah
bersinar sepenuhnya atas kita. Kita seharusnya seperti itu! Itulah
kehidupan yang harus kita jalani. Apabila kita dipenuhi dengan terang,
kita akan menjadi terang. Yesus berkata: "Kamu adalah terang dunia".
Bagaimana kita menjadi terang? Kita menjadi terang saat kita dipenuhi
dengan terang. Tidak ada bagian dari kita yang gelap. Mengapa ada
banyak orang Kristen yang tidak dapat memberi kesaksian? Mereka
pikir bersaksi berarti mencari orang lalu berbicara kepada mereka. Kita
seharusnya bersaksi melalui kehidupan kita. Bagaimana kita bersaksi
melalui kehidupan kita? Kita bersaksi melalui kehidupan apabila seluruh
tubuh kita dipenuhi dengan terang Allah. Jadi perhatikan hal ini baik-
baik. Apakah anda dipenuhi dengan terang? Tanyalah diri anda dengan
jujur. Atau masih ada bagian yang dipenuhi oleh kegelapan? Adakah
bagian yang masih dipenuhi dosa? Adakah bagian yang penuh dengan
kebingungan rohani? Adakah bagian yang tidak dimiliki Tuhan? Biarkan
saya mengatakannya sekali lagi: Tuhan tidak akan menerima anda
seperti ini. Allah hanya menerima orang yang total, yang sepenuhnya
menyerahkan dirinya kepadaNya.
113 | C A H A Y A I N J I L
Saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepada Allah, bukan berarti anda harus bekerja full-time
untuk melayani Allah. Kita akan berbicara tentang pelayanan full-time
lain kali setelah anda belajar dulu untuk mempersembahkan dirimu
sepenuhnya kepada Allah baik itu di sekolah, di tempat kerja, di
universitas, atau dimana saja. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah bukan bermaksud kita harus hidup terasing. Orang yang rohani
tidaklah terpisah dari kehidupan sehari-hari dan dari kenyataan yang
ada. Tidak! Saya mengikuti berita setiap hari. Saya mengamati segala
yang terjadi di dunia karena orang yang rohani tidak berkhayal dalam
dunia asing. Ia berada di dunia ini, bukan di dunia akan datang, untuk
berfungsi sebagai terang bagi dunia ini. Ia berada di sini untuk
melakukan suatu pekerjaan bagi Allah. Kita tidak dapat melakukan
tugas tersebut kalau kita tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini. Saya
terkejut waktu mengetahui beberapa orang Kristen yang tidak
mendengar berita, mereka tidak pernah membaca surat kabar, mereka
sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini. Kita tidak boleh
hidup seperti itu di dunia ini. Setiap orang Kristen hidup dalam dunia
yang nyata. Kita harus berfungsi sebagai terang di sini dan pada masa
kini. Itulah tugas kita. Bagaimana kita dapat berfungsi sebagai terang?
Itu terjadi apabila kita dipenuhi dengan terang, yaitu saat terang Allah
mengalir ke dalam hati kita karena kita memusatkan perhatian
kepadaNya. Inilah rahasia penglihatan rohani.
Dosa Menyebabkan Kebutaan Rohani
Lukas 11:36 berbunyi seperti ini, "Jika kamu berpusat sepenuhnya
pada Allah, maka tidak ada bagian yang gelap. Terang akan bersinar
atas dirimu dan menjadikan kamu terang". Tetapi sudahkah anda
memiliki penglihatan rohani itu? Banyak orang berkata, "Aku akan jadi
orang Kristen yang hebat, kalau ada terang bersinar atasku. Lalu aku
akan mendapat penglihatan rohani". Itu urutannya salah saudara-
saudara! Urutannya bukan seperti itu. Pertama, terang Allah memang
sudah ada. Anda harus mengalihkan perhatian anda seluruhnya kepada
Dia. Kemudian terangNya bersinar atas kita dan menerangi kita. Habis
itu baru kita mendapat penglihatan rohani. Penglihatan rohani tersebut
sedang menunggu kita! Kita tidak perlu menunggu untuk
mendapatkannya. Saat ini juga Allah siap mengalirkan terangnya
kepada kita. Kita tidak perlu menunggunya untuk datang. Begitu pula
bagi orang non-Kristen. Mata anda gelap, anda buta secara rohani.
114 | C A H A Y A I N J I L
Mengapa? Karena dosa. Selama ada dosa dalam hidup anda, anda
takkan dapat melihat dengan jelas. Bukannya karena anda bodoh,
tetapi karena ada dosa dalam hidup anda, karena ada keegoisan dan
kesombongan dalam hidup anda, sehingga anda tidak mampu melihat.
Datanglah kepada Yesus dan Ia akan membuka mata anda, sehingga
anda dapat mengerti hal-hal rohani. Sudah banyak kali saya
menyaksikan sukacita orang yang dulunya buta rohani, tapi mereka
datang pada Tuhan. Mereka berlutut dihadapanNya dan berkata,
"Tuhan aku buta sekali! Aku mengakui semua dosa-dosaku, bukalah
mataku sehingga aku dapat melihat!" Dan Tuhan menjamah mereka,
membuka mata mereka dan mereka dipenuhi dengan terang. Mereka
berkata kepada saya, "Hal-hal yang aku tidak mengerti dulu, dapat aku
mengerti sekarang. Apakah aku bertambah pintar?" Saya jawab,
"Tidak! Anda tidak bertambah pintar." Jangan mulai merasa bangga
sekarang. Hal tersebut terjadi semata-mata karena Allah sudah
membuka mata anda sehingga anda dapat mengerti banyak perkara
rohani. Orang-orang tadi sangat senang karena mereka dapat mengerti
hal-hal yang mereka tidak mengerti sebelumnya. Penglihatan rohani
datang saat mata kita beralih kepada Allah dari dunia dan dari diri
sendiri. Saya berdoa agar Tuhan menghapuskan dosa kita agar kita
dapat berfokus secara total kepada-Nya.
Yesus juga memberikan satu peringatan yang terakhir, yang sudah
saya sebutkan sebelumnya, yaitu, "Jika terang yang ada padamu gelap,
betapa gelapnya kegelapan itu". Begitu pula Lukas berkata, "Karena itu
perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi
kegelapan." "Perhatikanlah!" berarti anda harus melakukan sesuatu.
Dalam Lukas 11:35 Yesus berkata, "Berhati-hatilah! Aku tidak
menjamin kalau terangmu akan selalu tetap terang. Kamu harus
berhati-hati!" Mengapa? Karena mata kita bisa saja berpaling lagi ke
tempat lain. Hati kita mungkin mulai mendua lagi. Mungkin mata kita
pernah suatu ketika berfokus pada Tuhan, seperti murid-murid Yesus,
tapi dunia menyeret dan menggoda kita, sehingga perhatian kita
berpaling dari Dia lagi. Saudara-saudara, saya mohon kepada anda,
jaga mata anda agar tetap terfokus pada Tuhan. Hati-hatilah karena
dunia suka mempesonakan anda. Anda berkata, "Apa yang begitu
berkilau itu tadi?" Lalu anda berbalik dan melihatnya, maka dunia
sudah mendapatkan anda dan menguasai perhatian anda. Dunia ini
penuh dengan hal-hal yang mempesonakan dan benda-benda kilau-
115 | C A H A Y A I N J I L
kemilau yang sangat menarik. Anak-anak, kita dapat mengalihkan
pandangan mereka dengan mudah. Ambil saja satu benda kecil yang
mempesonakan, dan matanya langsung menempel pada benda itu.
Kalau anda menggerakkan benda itu ke sini, matanya bergerak ke sini
juga. Anda menggerakkannya ke sana, ia bergerak ke sana juga. Saya
melihat banyak orang Kristen ditangkap dunia dengan cara yang sama.
Dunia mempamerkan beberapa benda di hadapan mereka, langsung
mereka jadi terlena. "Perhatikanlah supaya terang yang ada padamu
jangan menjadi kegelapan". Kalau tidak penglihatan sehat yang Allah
berikan itu akan merosot lagi karena dosa. Jangan menganggap enteng
hal ini!
Jangan Biarkan Siapapun Alihkan Perhatian Kita Dari Allah
Saya katakan ini khususnya kepada anak muda. Tetap fokuskan mata
kalian pada Tuhan. Biasanya anak muda punya masalah dengan pacar
kan? Orang tua punya masalah mereka tersendiri. Saya sudah lihat
banyak anak muda yang hatinya taat dan berpusat pada Tuhan, sampai
mereka punya pacar. Pada waktu malam, anda mimpi. Apa yang anda
lihat dalam mimpi? Yesus? Bukan, anda melihat wajah pacar anda itu.
Lalu saat anda bangun pagi, anda melihat wajah pacar yang cantik itu
lagi, begitu pula pas mau tidur. Sepanjang hari anda membayangkan
wajah pacar anda. Saat makan, anda melihat wajahnya. Saat
membaca, anda terlihat wajahnya. Wajahnya terlihat di mana-mana.
Saya tidak tahu mengapa mereka perlu mengalungkan foto pacar
mereka, kalau wajahnya terbayang di depan mata setiap waktu. Anda
tidak dapat melupakannya. Hati-hati! Tidak ada yang boleh mengambil
perhatian kita dari Tuhan. Tidak seorangpun boleh! Pacarpun tidak
boleh. "Tuhan! Mataku akan selalu memandang pada-Mu!" Suatu hari
nanti, penglihatan akan pacarmu itu akan lenyap, dan anda akan
ditinggalkan dalam kekosongan. Kosong! Penglihatan akan manusia
akan lenyap. Tetapi penglihatan ilahi makin lama makin jelas dan
jernih. Jangan biarkan siapapun mengalihkan pandanganmu dari
Tuhan, saya mohon! Semenarik apapun orang itu, pandanganmu harus
selalu ada pada Tuhan. Sepenuhnya! Seluruhnya! Anda berkata, "Nah,
jika demikian halnya, aku tidak akan pernah berkawin sama sekali. Aku
tidak akan pernah punya pacar karena aku tidak boleh ada imej yang
lain dalam hatiku." Tidak, tidak, tidak. Bukan itu maksud saya.
Alkitabpun tidak pernah berkata seperti itu. Maksud saya meski pun
116 | C A H A Y A I N J I L
kita perlu memperhatikan banyak hal di dunia ini, pastikan agar
perhatikanmu selalu ada pada Yesus, bukan pada orang lain.
Saya menceritakan kepada seseorang beberapa waktu yang lalu
tentang seorang saudara yang hendak melayani Tuhan. Ia menikahi
seorang gadis. Ia mengatakan kepada gadis itu bahwa ia mau melayani
Tuhan dan ia menyetujuinya pada waktu itu. Sesudah saudara ini lulus
dari pelatihan yang ia jalani dan sudah siap untuk melayani Tuhan,
istrinya malah berubah pikiran. Saudara ini mengasihi istrinya, tetapi ia
juga mengasihi Tuhan. Apa yang harus ia lakukan? Ia tidak tahu harus
berbuat apa. Ia menjadi bingung dan terbagi dua. Penglihatannya
terbagi dua. Ia memandang istrinya, tetapi ia juga memandang Tuhan.
Ia mencintai istrinya, tapi ia mencintai Tuhan juga. Dia terperangkap di
tengah-tengah. Apa yang harus ia lakukan? Saudara yang malang ini
seperti kapal karam, hancur secara rohani. Nah, apa yang akan saya
lakukan? Saya akan mengatakan dengan terus terang. Tidak kira
seberapa saya sayang kepada seseorang, kalau ia menjadi penghalang
antara saya dengan Tuhan, maka malang bagi dia. Jika seseorang
membujuk saya untuk tidak mengikuti Tuhan, maka malang sekali
bagi dia. Saya tidak mau persahabatan semacam itu. Jika ada orang
yang berusaha mengalihkan perhatian saya dari Tuhan, seberapa
menariknya orang tersebut, orang itu harus pergi. Tuhan adalah
segalanya bagi saya. Ialah yang mati bagi saya. Tidak ada orang lain
yang mengasihi saya seperti Tuhan. Saya tidak akan mau dibohongi
dan membiarkan seseorang yang lain mengambil kasih saya dari
Tuhan. Tetapi selama seseorang tidak menghalangi jalan saya dengan
Tuhan, saya akan mengasihi orang itu sebagaimana Tuhan ingin saya
mengasihi. Saya akan mengasihi orang itu dengan kasih yang tidak
pernah diberi oleh orang lain di dunia ini. Tetapi Tuhan akan selalu
menjadi penglihatan dan terang saya.
Kiranya Tuhan berbicara kepada hati kita masing-masing dan memberi
kita penglihatan rohani, sehingga mata kita menjadi tunggal, supaya
karakter kita menjadi tidak rumit, supaya kita menjadi murah hati
terhadap orang-orang yang memerlukan dan kepada gereja secara
keseluruhan dan supaya kita dapat sepenuhnya menyerahkan hidup
kita kepada Tuhan. Mari kita berdoa!
117 | C A H A Y A I N J I L
Jangan Kuatir
Matius 6:24-34 - Oleh Pastor Eric Chang
Kita akan melanjutkan pelajaran tentang firman yang hidup,
pengajaran yang indah dari Tuhan Yesus di dalam Matius 6:24-34.
"Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih
penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak
menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal
dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di
sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa
kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di
ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun
Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala
kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari
bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di
ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang
kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami
minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di
sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah
kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
118 | C A H A Y A I N J I L
Ancaman Kekuatiran Terhadap Iman Dan Kehidupan
Di dalam pengajaran Tuhan kali ini, Tuhan berbicara tentang makna
dan kualitas kehidupan. Sebagaimana yang selalu tampak dari
pengajaran Yesus, Ia membahas langsung ke persoalan mendasar dari
hidup ini. Di dalam kutipan ini, Ia mengajarkan kita tentang hal yang
menjadi penghambat utama di dalam hidup ini, khususnya dalam
kehidupan rohani. Persoalan pokok umat manusia adalah
keterikatannya dengan kekuatiran. Kekuatiran tidak semestinya
berkaitan dengan perasaan tertentu namun lebih merupakan suatu pola
pikir yang selalu cemas terhadap apa yang akan terjadi nanti. Hal
pertama yang perlu kita perhatikan adalah bahwa Yesus
membandingkan kekuatiran di satu sisi, dan iman di sisi yang lainnya.
Jika anda memiliki kekuatiran, maka itu berarti anda tidak memiliki
iman. Jika anda memiliki iman, maka berarti anda tidak memiliki
kekuatiran. Kekuatiran berarti menjadi kuatir, cemas, gelisah terhadap
hal-hal yang akan datang. Kita kuatir tentang makanan, pakaian,
maupun masa depan. "Apakah saya akan memiliki dana yang cukup
untuk menyelesaikan pendidikan? Apakah ada uang untuk membayar
dokter jika saya sakit? Apakah saya akan memiliki dana yang cukup
jika pensiun nanti?" Dan begitu seterusnya. Itulah kekuatiran,
kecemasan. Kecemasan bukan sekedar musuh bagi iman, namun
sekaligus menjadi musuh bagi kehidupan kita seluruhnya. Jadi pokok
pertama yang dapat kita lihat dalam bagian ini adalah bahaya dari
kekuatiran. Kekuatiran adalah ketidakpastian yang selalu mengancam
anda setiap saat. Kita sebagai manusia jelas tidak tahu apa yang akan
terjadi nanti. Apakah anda tahu apa yang akan terjadi besok? Atau
bahkan malam ini? Anda tidak pernah tahu apa yang dapat terjadi
karena masa depan tidak dapat dipastikan. Jadi kita selalu dicengkeram
oleh rasa ketidakpastian, dan ketidakpastian membawa rasa tidak
aman, dan rasa tidak aman menimbulkan kekuatiran.
Jangan berkata bahwa anda tidak dicekam kekuatiran. Pada saat-saat
menjelang ujian saya mengamati ada banyak orang yang tidak hadir di
gereja. Anda kuatir, anda cemas. Mengapa anda cemas? Anda cemas
kalau-kalau tidak lulus nanti, anda cemas pada kemungkinan terjadinya
kegagalan. Kekuatiran menggayuti anda setiap saat. Pelajar atau
mahasiswa yang paling pandai pun tidak yakin apakah ia akan lulus
ujian. Ia tidak dapat memastikan. Saya pernah mengenal beberapa
orang mahasiswa yang pandai, sangat cerdas, mahasiswa penerima
119 | C A H A Y A I N J I L
beasiswa yang gagal dalam ujian. Seorang jenius pun dapat saja gagal
dalam ujian. Dan ada beberapa orang yang tampaknya tidak banyak
mempersiapkan diri, ternyata mereka lulus. Salah satu sahabat
terdekat saya, seorang mahasiswa yang sangat cerdas dan sangat teliti
dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Ia mempersiapkan dirinya
dengan sangat teratur dan tampaknya sudah siap menghadapi ujian
jauh hari sebelumnya. Ketika sebagian besar dari kami masih sibuk
mempelajari bahan-bahan pelajaran, ia sudah bersantai-santai satu
minggu sebelum ujian. Orang ini membuat kami iri. Kami tidak dapat
memahami bagaimana mungkin seseorang dapat siap menghadapi
ujian satu minggu sebelumnya. Saya sendiri tidak pernah merasa siap
bahkan pada hari ujian. Sepertinya selalu saja ada bahan yang harus
dipelajari. Bagaimana seseorang dapat menghabiskan semua bahan
pelajarannya sebelum masa ujian tiba? Pada saat hasil ujian
diumumkan, mahasiswa penerima beasiswa di Cambridge (perguruan
tinggi yang sangat terkenal di Inggris, pent.) dengan kecerdasan yang
luar biasa ini ternyata gagal. Ia sangat terkejut menghadapi
kegagalannya dalam ujian tersebut. Demikianlah, masa depan selalu
berisi ketidakpastian, bukankah itu yang menjadi sebab kekuatiran
anda?
Jika anda memiliki kekuatiran semacam ini, jika anda kuatir terhadap
hasil ujian anda, jika anda kuatir akan hidup anda; hal itu menjadi satu
bukti bagi anda bahwa ada sesuatu yang kurang pada iman anda. Iman
anda tidak mencukupi. Anda tidak perlu membela diri. Bukti yang ada
jelas-jelas menunjukkan bahwa iman anda tidak memadai karena anda
kuatir akan masa depan anda. Orang Kristen memiliki satu keyakinan,
ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, namun ia
tahu Siapa yang mengendalikan masa depan. Di sinilah akar
persoalannya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Saya tidak
tahu apa yang akan terjadi dengan diri saya esok hari, namun saya
tahu Siapa yang mengendalikan masa depan. Dan hal inilah yang
menimbulkan perbedaan! Jika anda bukan orang Kristen, tentu saja
anda tidak dapat memiliki keyakinan seperti itu.
Masa Kini Adalah Satu-Satunya Masa Yang Kita Yakini
Jika anda bukan orang Kristen, saya dapat memahami kekuatiran anda.
Anda memiliki alasan yang layak untuk kuatir karena anda tidak
memiliki kepastian dan ketidaktahuan merupakan berkah. Lebih baik
kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Satu contoh sederhana:
120 | C A H A Y A I N J I L
pada malam tahun baru, kami sedang mengadakan persekutuan doa
yang sangat mengesankan, saat saya keluar saya mendapati bagian
depan mobil milik gereja, tertabrak. Kerusakannya mencapai 300 dolar.
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti dan mungkin saja
terjadi sesuatu saat anda pulang nanti. Apakah anda mulai merasa
cemas? Apakah anda tahu pada saat anda sedang duduk di sini atau di
tempat lain, rumah anda sedang terbakar? Bagaimana anda dapat tahu
apa yang akan terjadi esok? Bagaimana anda bisa tahu bahwa sesudah
anda keluar dari sini nanti, anda tidak akan mendapat kecelakaan? Kita
tidak tahu, itu kenyataannya! Anda tidak tahu!
Ada seorang penatua di sebuah gereja yang pernah menasihati seorang
pemuda untuk menerima Yesus. Ia berkata, "Datanglah kepada Yesus
hari ini!" Hari ini adalah satu-satunya hari yang anda miliki. Saat yang
anda miliki sekarang adalah satu-satunya saat yang dapat anda miliki
dengan kepastian. Inilah saat yang benar-benar dapat anda miliki
dengan penuh kepastian. Apakah anda dapat menikmati waktu satu
jam lagi, anda tidak tahu pasti. Apakah anda akan dapat menikmati
hari esok, anda tidak tahu pasti; dan masa satu tahun mendatang
memiliki ketidakpastian yang lebih tinggi lagi. Hanya saat inilah yang
dapat dikatakan sebagai waktu yang anda miliki dengan pasti. Inilah
satu-satunya saat bagi anda karena yang kemarin sudah berlalu dan
tidak akan kembali lagi. Saat pagi tadi sudah berlalu, dan tidak akan
kembali lagi. Apakah esok akan tiba, kita tidak tahu. Satu-satunya
yang dapat anda pastikan adalah saat sekarang, jadi manfaatkanlah
saat ini! Rebutlah itu bagi Allah, inilah yang disebut saat penebusan,
inilah waktunya, saat ini yang merupakan milik anda sepenuhnya dan
manfaatkan itu bagi kepentingan Allah karena anda mungkin tidak
mendapat tambahan waktu lagi. Pemuda ini pergi meninggalkan
gereja, berjalan kaki sekitar lima menit dan ia tewas pada saat itu.
Sebuah mobil menabraknya. Ia tidak tahu bahwa segera sesudah
meninggalkan gereja ia hanya memiliki tambahan waktu lima menit
saja. Saya bukan mau menakutkan anda, anda mungkin saja tidak
takut menghadapi kematian. Saya sendiri tidak takut menghadapi
kematian, namun fakta yang perlu diperhatikan adalah bahwa hidup
kita ini berisi ketidakpastian. Satu-satunya waktu yang kita miliki
dengan pasti adalah saat sekarang ini, yang akan berlalu juga. Masa
depan mengancam kita dengan ketidakpastian kecuali anda mengenal
Allah yang berkuasa atas masa depan.
121 | C A H A Y A I N J I L
Sia-Sianya Kekuatiran
Hal kedua yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita tentang kekuatiran
adalah sia-sianya kekuatiran. Kita sudah melihat bahaya dari
kekuatiran, ancaman dari masa depan, namun kita juga harus melihat
betapa sia-sianya kekuatiran itu. Kekuatiran, kata Tuhan Yesus di
dalam pasal 6 ayat 7, tidak menghasilkan apa-apa. Tidak ada gunanya
kita menjadi kuatir. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi namun
mencemaskan hal itu tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. Ia
berkata di ayat 27 bahwa itu semua merupakan pengetahuan umum
yang sederhana. Kadang kala Tuhan Yesus berbicara dengan cara yang
amat sederhana dan masuk akal. Ia berkata, "Apakah kamu mengira
bahwa dengan mencemaskan hal itu kamu dapat menambah beberapa
hari umurmu?" Sebaliknya, semakin kamu cemas akan semakin pendek
umurmu. Atau apakah kamu kira dengan mencemaskan hal itu kamu
dapat menambah sehasta tinggimu?" Anda tak dapat menambah
bahkan satu milimeter tinggi badan anda, apalagi sampai sehasta.
Sehasta merupakan ukuran yang hampir mencapai setengah meter;
suatu tambahan yang luar biasa bagi tinggi badan seseorang. Jika
mendapat tambahan sebanyak ini anda mungkin akan memiliki tinggi
badan mencapai dua meter lebih! Anda tidak dapat menambahnya apa-
apa. Tentu saja ini merupakan bahasa gambaran. Tuhan Yesus berkata
bahwa dengan menjadi kuatir, mencemaskan sesuatu, anda tidak
menambah apa-apa dalam hidup anda, tidak juga pada tinggi badan
anda. Kekuatiran tidak menghasilkan manfaat apapun, dan sangat sia-
sia. Ini membuktikan betapa iman adalah satu-satunya hal yang perlu
dimiliki oleh seseorang. Jika kekuatiran tidak memberi manfaat
apapun, lalu apa gunanya seseorang menjadi kuatir? Yang lebih
berguna adalah beriman kepada Allah, jika anda mengenal Allah yang
berkuasa atas masa depan. Namun hal yang aneh mengenai kekuatiran
adalah sekalipun anda memahami bahwa hal itu sangat tidak berguna
dan sia-sia, anda tetap saja kuatir, bukankah demikian? Anda tetap
kuatir.
Anda memiliki sebuah mobil yang bagus di luar, dan anda tahu bahwa
sia-sia menguatirkan apakah akan ada orang yang menabrak mobil itu.
Apa gunanya menguatirkan hal itu? Orang yang menabrak akan tetap
menabrak sekalipun anda menguatirkan hal itu sampai sakit. Namun
anda tetap kuatir. "Saya harap tidak ada orang yang menabrak mobil
saya di luar saat ini. Jangan sampai terjadi sesuatu dengan mobil saya
122 | C A H A Y A I N J I L
yang cantik!" Anda tetap saja kuatir sekalipun anda tahu hal itu tidak
ada gunanya. Suatu hal yang aneh, bukankah begitu? Tidakkah hal itu
menunjukkan kelemahan nalar manusia? Tidakkah itu menunjukkan
kelemahan dan ketidakyakinannya akan segala hal? Manusia begitu
lemah, begitu rentan, begitu menyedihkan, begitu tidak memiliki
pertahanan dalam segala hal. Masa depan selalu mengancamnya, dan
ia memang patut dikasihani. Ia tidak berdaya.
Saya mengenal banyak orang bijak dan cerdas dalam berbagai bidang,
namun berhubungan dengan tukang ramal karena mereka
menguatirkan ketidakpastian masa depan. Mereka tahu bahwa
kekuatiran itu sia-sia namun jika peramal nasib dapat memberitahu
mereka sesuatu dan memberi peringatan sebelumnya, mungkin
mereka dapat mengambil tindakan yang dibutuhkan untuk bersiap-
siap. Sayangnya, salah satu hal yang perlu diketahui tentang tukang
ramal adalah bahwa mereka dapat memberitahu anda tentang masa
depan namun mereka tidak dapat memberi jalan keluar. Mereka tidak
mengatakan kepada anda bagaimana cara mengatasinya! Seperti
pengalaman dari seorang pejabat tinggi yang diceritakan oleh ayah
saya kepada saya. Si peramal berkata bahwa pada hari tertentu ia
akan meninggal. Saya pikir, saat itu mungkin ia menyesal sudah
mendatangi si peramal. Ia pasti akan dapat merasa lebih sejahtera jika
tidak mendatangi peramal tersebut. Bagaimana menurut anda, anda
membayar sejumlah uang hanya untuk mendapat kabar bahwa anda
akan mati dalam waktu dekat! Mungkin anda akan berkata,
"Kembalikan uang saya, saya datang bukan untuk mendengar hal
seperti ini!" Sayangnya hal itu sudah terlambat. Si peramal mengamati
ini dan itu, dan berkata, "Anda akan mati pada tanggal sekian."
Mengapa ia tidak memberitahu jalan keluarnya? Karena si peramal itu
sendiri memang tidak tahu seperti apa jalan keluarnya. Jadi kekuatiran
yang ada justru semakin meningkat. Dan pejabat tinggi ini (saat itu
sedang dalam masa perang, dan ia sedang bertugas di kota Chongqing)
adalah rekan sekerja ayah saya. Chongqing adalah ibu kota China pada
masa perang. Pejabat ini berkonsultasi ke tukang ramal segera sesudah
perang berakhir. Saya tidak ingat tanggal yang disebutkan oleh si
peramal, namun yang jelas ia menyebutkan satu tanggal yang pasti.
Lalu pejabat ini memutuskan untuk mengubah nasibnya. Ia ingin
mengalahkan takdir, apapun takdir itu. Ia ingin mencoba menghindari
hal yang sudah dikatakan oleh si peramal itu. Jangan meremehkan
123 | C A H A Y A I N J I L
tukang ramal. Beberapa di antara mereka memang penipu, namun ada
juga yang sangat tangguh, yang bersekutu dengan kuasa kegelapan.
Jadi jangan main-main dengan tukang ramal. Ijinkan saya
memperingatkan anda saat ini. Ada juga orang Kristen yang sangat
memalukan, yang main-main dengan urusan ini. Mereka menyebut
dirinya Kristen akan tetapi mereka mendatangi peramal nasib. Saya
beritahu anda, jika anda pergi ke tukang ramal, kutukan Tuhan akan
menimpa diri anda dan anda akan menuai akibatnya. Saya mengenal
beberapa orang Kristen yang berkonsultasi dengan peramal secara
diam-diam, namun hal itu dinyatakan kepada saya. Jika anda
melakukan hal ini, seperti yang dilakukan oleh pejabat tersebut, apa
yang ia lakukan? Ia memutuskan untuk mencoba lari dari nasib yang
mengerikan itu. Ramalan si tukang ramal itu benar, dan ia berusaha
untuk meloloskan diri. Ia merencanakan untuk pergi dari Chongqing
beberapa hari sebelum tanggal yang disebutkan itu. Mungkin ia
mengira bahwa penguasa-penguasa kerajaan roh akan mengambil
nyawanya di dalam kota Chongqing, jadi ia menganggap dengan pergi
meninggalkan Chongqing ia akan selamat. Lalu ia merencanakan untuk
pergi ke Hong Kong dengan pesawat udara. Sayangnya, pesawat yang
diharapkan sedang tertahan di Yunan, sebuah pesawat terbang yang
berukuran kecil dan ia harus menunggu beberapa hari untuk dapat
terbang dengan pesawat tersebut. Anda tentunya tahu kondisi
penerbangan di masa perang. Tidak ada penerbangan yang terbang
sesuai dengan jadwal, dan apa akibatnya? Ia harus menjalani
penerbangan menuju Hong Kong itu pada hari yang disebutkan sebagai
hari kematiannya. Bagaimana perasaan anda jika mengalami hal itu?
Dapatkah anda membayangkan ia sedang duduk di dalam pesawat
dengan sangat gugup dan berkata, "Saya akan mendarat di tempat
yang teguh di luar jangkauan ramalan tersebut." Anda tahu apa yang
terjadi? Pesawatnya hancur. Ia menabrak sebuah gunung di Hong
Kong, gunung yang sudah terkenal karena telah menimbulkan begitu
banyak kecelakaan pesawat terbang sebelum jalur landasan di bandara
mengalami penambahan panjang lintasan. Sampai saat inipun anda
masih akan merasa seolah-olah sedang meluncur ke arah gunung
tersebut jika sedang mendarat di bandara Hong Kong, namun sekarang
tentu saja landas pacunya sudah diperpanjang. Pada masa itu, landas
pacunya belum diperpanjang dan pesawat yang ditumpangi oleh si
pejabat tersebut meluncur deras ke arah gunung itu. Ia tewas tepat
pada hari yang disebutkan oleh si tukang ramal. Mengagumkan! Jangan
124 | C A H A Y A I N J I L
memandang enteng juru ramal. Mereka yang terlibat di dalam
peperangan rohani pasti mengetahui bahwa kebanyakan dari para
peramal adalah penipu yang sebenarnya tidak tahu apa-apa sama
sekali dan sekadar mencari uang dengan mengelabui korbannya.
Namun beberapa dari para peramal ada yang benar-benar memiliki
keterlibatan yang mendalam dengan dunia roh. Dan saya mengetahui
dengan pasti beberapa orang yang memang memiliki ketelibatan
dengan dunia roh berdasarkan pengakuan mereka sendiri. Ketepatan
ramalan mereka tentunya dapat kita pahami. Si pejabat ini terbunuh
tepat di hari yang sudah disebutkan dan ia tidak tahu bagaimana cara
meloloskan diri. Semakin ia berusaha untuk lolos semakin ia mendapati
dirinya terdorong ke tengah jerat ramalan itu. Ia tidak akan dapat
menang. Si peramal dapat memberitahu anda apa yang akan terjadi
namun tidak dapat memberitahu bagaimana harus bertindak. Inilah
persoalannya. Dari sini kita dapat melihat satu lagi alasan mengapa
kekuatiran akan masa depan itu sia-sia. Percuma mengharap bahwa
dengan mengetahui apa yang akan terjadi kita dapat membuat langkah
persiapan untuk mengatasinya. Letakkan kepercayaan anda kepada Dia
yang dapat menyingkirkan segala kuasa yang sedang menjerat anda.
Jika pejabat yang malang ini, yang mencoba untuk lari dari kematian,
menempatkan dirinya di bawah kemurahan Allah, apakah anda pikir
Allah tidak dapat menyelamatkan dia? Tentu saja Allah sanggup. Allah
adalah satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkannya dari
kematian yang pasti. Namun ia justru berusaha dengan kekuatan
sendiri, dan berakhir dalam bencana. Semakin anda berusaha untuk
menyelamatkan diri anda dari ancaman masa depan, semakin ia
membunuh anda dan menghancurkan anda. Pesan yang disampaikan
oleh Injil mengatakan bahwa anda tidak dapat menyelamatkan diri
anda sendiri. Jika anda dapat melakukannya, anda tidak membutuhkan
Yesus. Anda tidak membutuhkan Allah. Yesus tidak perlu mati di atas
kayu salib. Anda tidak dapat menyelamatkan diri anda. Sia-sia
menguatirkan masa depan. Sia-sia berusaha lari dari masa depan.
Menjadi Kristen bukanlah suatu pelarian. Melainkan suatu keberanian
menghadapi masa depan dan berkata, "Baiklah, saya mengerti bahwa
masa depan itu tidak pasti dan menakutkan; sebagaimana yang sudah
disampaikan oleh saudara Clement tentang seorang hamba Allah yang
terus menerus memperingatkan kita bahwa akhir zaman sudah dekat.
Kita bukan saja diberitahu bahwa masa depan mengandung
125 | C A H A Y A I N J I L
ketidakpastian, namun juga membawa segala macam ancaman. Kita
diberitahu bahwa akhir dari segalanya adalah bencana bagi dunia.
Namun apakah itu akan membuat kita kuatir, apakah seorang Kristen
akan gemetar ketakutan menghadapi semua itu? Tidak sama sekali!!
Itu semua justru memperkuat hasrat kita untuk berpaling kepada Allah
dan berpegang kepadaNya dengan meletakkan iman kita kepada Dia
yang tidak pernah gagal! Injil bukan semacam candu rohani yang
memabukkan kesadaran kita. Injil bukanlah candu yang dipakai untuk
membuat kita melupakan sejenak ancaman masa depan. Tidak, Injil
memberi kita kejelasan visi tentang masa depan. Injil membuat kita
menatap langsung ke pusat persoalan dan berkata, "Saya tidak takut
karena Allah yang akan membawa saya melalui semua ini, dengan
kemenangan. Ia adalah Penyelamatku. Ia adalah Tuhanku."
Bodohnya Kekuatiran
Hal ketiga yang perlu kita lihat adalah bukan sekadar tidak
bermanfaatnya kekuatiran itu, kita juga harus memahami betapa
bodohnya kekuatiran itu. Bukan saja tidak berguna, menjadi kuatir itu
sangatlah bodoh. Tuhan Yesus sendiri yang menyatakan hal ini di
bagian akhir dari pengajaranNya tentang kekuatiran, yaitu sangat
bodoh jika kita memborong beban ganda. Anda sedang menghadapi
persoalan hari ini dan seolah-olah itu saja masih belum cukup, lalu
anda menambahkannya dengan persoalan hari besok. Apakah satu
beban saja tidak cukup lalu anda memerlukan dua sekaligus? Tuhan
Yesus di sini berkata, "Bukankah kesusahan hari ini cukup? Tidakkah
kesusahan yang kamu alami hari ini cukup sehingga kamu perlu
menambahkan kesusahan hari besok?!" Di sini anda dapat melihat
betapa bodohnya jika kita coba berperang langsung di dua medan
peperangan. Hitler sering berkata, "Jangan berperang di dua medan
peperangan." Orang yang bodoh melakukan hal yang tepat seperti apa
yang dia larang. Di dalam buku "Mein Kampf" yang ditulis oleh Hitler, ia
mengatakan bahwa suatu bangsa tidak boleh memasuki dua medan
perang sekaligus. Ada orang yang pandai mengajar tetapi tidak tahu
bagaimana menjalankan ajarannya sendiri. Ucapannya sangatlah bijak,
namun tindakannya justru mengkhianati petuah yang keluar dari
mulutnya sendiri. Hitler tidak sekadar memasuki dua medan perang
tetapi malahan di banyak sekali medan peperangan yang akhirnya
menjadi sumber kehancurannya sendiri. Namun banyak sekali orang
Kristen pada masa kini yang melakukan hal yang sama. Mereka
126 | C A H A Y A I N J I L
memasuki medan perang hari ini, hari esok, dan bahkan hari yang
sudah lalu. Kenangan akan masa lalu menghantui mereka,
ketidakpastian masa depan meresahkan mereka dan persoalan hari ini
menggempur mereka. Bagaimana anda akan bertempur di medan
perang macam ini? Tidak heran jika kita melihat orang Kristen yang
tidak menunjukkan sukacita dan sangat terbebani. Mereka masih
belum memperoleh pembebasan iman, mereka masih belum merdeka.
Demikianlah betapa bodohnya menjadi kuatir itu. Kebodohan itu juga
diakibatkan karena anda tidak dapat berbuat apapun terhadap hal-hal
yang belum terjadi. Anda tidak akan dapat memadamkan kebakaran
yang belum terjadi. Anda boleh berwaspada dan tentu saja kita semua
harus memiliki kewaspadaan akan tetapi kekuatiran bukanlah
kewaspadaan. Kekuatiran itu tidak menghasilkan apa-apa. Kebodohan
lain yang tampak dalam kekuatiran adalah anda mungkin menguatirkan
sesuatu yang sebenarnya tidak akan terjadi serta gagal menguatirkan
apa yang sebenarnya akan terjadi! Pernahkah anda mengalami saat-
saat ketika orang yang anda kasihi datang terlambat? Aduh! Berbagai
bayangan mulai menghantui anda. Kecelakaan? Diculik? Semakin anda
memikirkannya semakin anda jatuh dalam kekuatiran dan sejam
kemudian anda mulai berkeringat dingin, anda menjadi sangat gelisah.
Lalu ia datang dengan senyum yang lebar, menatap ke arah anda dan
berkata, "Ada masalah apa?" Anda sedang gemetar karena kegelisahan
yang mencekam, "Dari mana saja kamu? Apa kamu diculik?" "Diculik?
Ada apa dengan kamu? Saya tidak mengalami apa-apa." Begitu bodoh!
Anda menyadari kemudian bahwa selama satu jam anda sudah
menyiksa diri sendiri dengan percuma. Satu jam tidak terlalu buruk.
Ada orang yang menyiksa diri sampai hitungan hari, minggu dan bulan.
Sebagai contoh, orang yang hilang di masa perang. Tentu saja ini
merupakan satu tragedi. Mestinya kita menyerahkan persoalan ini
kepada Allah dan berkata, "Tuhan, ini persoalan yang saya hadapi, apa
yang harus saya lakukan dengan masalah ini? Engkau dapat
mengatasinya. Engkau memiliki kuasa untuk mengendalikan keadaan.
Saya tidak dapat melakukan apapun", dan dengan demikian kita
belajar untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah untuk percaya
kepada Allah, namun kita tidak melakukan hal ini, bukankah begitu?
Kita duduk terpaku sambil menggigit kuku, menjadi sangat gelisah dan
ketika kita melihat orang yang datang terlambat itu datang dengan
senyum lebar di wajahnya, hal itu justru membuat kita jadi jengkel.
127 | C A H A Y A I N J I L
"Apa yang kamu tertawakan? Kamu sudah bikin saya cemas sampai
satu jam!" Saya kira kita semua pernah mengalami hal yang seperti ini.
Dan kita tahu bahwa hal itu memang bodoh, tidak ada gunanya, namun
tetap saja kita lakukan. Kita masih belum dibebaskan. Apa yang
seharusnya dilakukan oleh seorang Kristen? Sudah semestinya ia
membawa beban itu ke hadapan Tuhan dan berserah kepadaNya. Ia
satu-satunya pribadi yang dapat mengatasi perkara ini. Saya tidak
dapat melakukan apapun. Saya kuatir, saya akan membawa kekuatiran
saya dalam doa. Saya mengubahnya menjadi kuasa doa. Perkara
seperti ini jalan keluarnya sudah baku. Kekuatiran seharusnya
mendorong hati dan pikiran kita ke dalam doa yang penuh ketekunan
kepada Allah. Segala kesukaran dan persoalan tidak boleh menekan
kita, justru seharusnya malah mendorong kita untuk semakin dekat
kepada Allah.
Sekarang kita dapat melihat bahwa iman yang sejati merupakan hal
yang indah. Iman sejati menerima tantangan kekuatiran dan
persoalan; dan semakin besar tekanan yang dihadapi justru
menjadikan iman semakin kuat. Itu jika anda memiliki iman yang
sejati. Persoalannya apakah anda memiliki iman yang sejati. Banyak
orang yang imannya runtuh akibat tekanan persoalan kecil tetapi
mereka yang memiliki iman sejati justru menjadi semakin kuat dengan
semakin bertambahnya tekanan yang dihadapi. Anda dapat melihat
pokok ini di dalam Ibrani pasal 11, "Kekuatannya meningkat di dalam
peperangan", di dalam peperangan rohani iman bertumbuh semakin
kuat. Mereka yang mengalami sedikit tekanan memiliki iman yang
lemah.
Bahaya Dari Kekuatiran
Pokok keempat yang dapat kita lihat adalah bahaya dari kekuatiran.
Kita sudah melihat ancaman, kesia-siaan dan kebodohan dari
kekuatiran, dan kita juga perlu melihat bahaya dari kekuatiran itu. Apa
bahaya yang ditimbulkan oleh kekuatiran? Bahayanya adalah ia akan
mendorong anda untuk memikirkan diri sendiri. Pernahkan anda
mengamati hal itu? Ia mendorong anda untuk memikirkan persoalan
128 | C A H A Y A I N J I L
anda sendiri. Ada beberapa orang yang sangat melelahkan. Setiap kali
anda berbicara dengan mereka, maka yang mereka bicarakan hanyalah
persoalan, kesulitan dan masalah pribadi mereka. Mereka tampaknya
tidak pernah menyadari bahwa orang lain juga memiliki persoalan.
Mereka tampaknya seperti orang yang paling tidak beruntung di dunia
ini. Pernahkan anda mengamati orang-orang seperti ini? Mereka akan
selalu membebani anda dan dari cara mereka berbicara, akan membuat
anda mengira bahwa ia tidak menyadari keberadaan orang lain atau
kalaupun orang lain itu benar-benar ada, maka mereka tidak pernah
punya persoalan. Hanya mereka saja di dunia ini yang menghadapi
persoalan hidup. Tampaknya semua persoalan di dunia ini tertumpah
ke atas jiwa-jiwa yang malang ini. Hal yang lucu adalah, kelihatannya
memang begitu keadaannya! Semakin banyak mereka berkeluh kesah
malahan semakin banyak persoalan yang menjerat mereka. Sangat
aneh! Kesulitan tampaknya selalu memiliki jalan untuk menjangkau
orang-orang yang selalu mengeluh, pernahkan anda memperhatikan
hal itu? Dan orang-orang yang terlihat bahagia sepertinya tidak pernah
menghadapi persoalan. Kenyataannya mereka menghadapi persoalan
sebanyak yang dihadapi oleh orang lain, tetapi mereka tidak pernah
membiarkan dirinya ditekan oleh persoalan. Bukannya mereka tidak
punya persoalan tetapi kenyataannya adalah mereka tetap bersukacita
di tengah persoalan, yang membuat mereka terlihat seperti tidak punya
persoalan. Sangat aneh! Sepertinya problem bergerak menjauh dari
orang-orang tidak takut menghadapinya dan mengerubungi mereka
yang gemar mengeluh. Jadi bahaya dari kekuatiran adalah bahwa ia
mendorong anda untuk mementingkan diri sendiri, ia membuat anda
menjadi terfokus pada diri sendiri dan ini bertentangan dengan ajaran
Tuhan yang menyuruh anda untuk memandang keluar dari diri. Jika
anda ingin memiliki iman, langkah pertama adalah memandang keluar
dari diri. Orang yang selalu memikirkan masalahnya sendiri adalah
orang yang sedang menghancurkan dirinya sendiri, membebani orang
lain dan menguras ketahanan orang lain serta dirinya sendiri.
Iman: Memandang Keluar Dari Diri Anda
129 | C A H A Y A I N J I L
Iman adalah pembebasan dari diri, kemerdekaan dari diri sendiri.
Lihatlah apa yang Tuhan Yesus katakan. Kata kunci yang pertama
adalah, "Pandanglah di sekitarmu! Dan lihat, perhatikan bunga bakung
di padang" seperti yang tertera di ayat 28, atau di ayat 26,
"Pandanglah burung-burung di langit." Itu hal yang bagus untuk
dilakukan. Jika anda menghadapi masalah, pandanglah keluar dari diri
anda. Lihat di sekeliling anda. Hal pertama yang mungkin anda
temukan adalah ini: saat anda mulai mengamati sekitar anda, anda
akan mendapati bahwa masih ada orang lain di bumi ini. Hal ini
mungkin sedikit mengejutkan anda, namun lihatlah orang lain juga
memikul persoalan yang tidak ringan. Ada orang yang menghadapi
persoalan yang lebih berat dari anda. Jika anda mencoba untuk
mencari tahu apa persoalan mereka, anda mungkin akan berkata,
"Bagaimana mungkin kamu bisa punya banyak persoalan seperti itu?"
Ketahuilah bahwa langkah pertama adalah memandang keluar. Anda
mengalihkan pandangan dari diri kepada segala sesuatu yang sudah
diciptakan oleh Allah.
Saya mengamati bahwa jika seseorang merasa lelah, lemah, dan lesu
maka hal terbaik yang perlu ia lakukan adalah pergi berjalan-jalan
keluar. Bagaimana anda dapat mengamati burung-burung? Tidak di
dalam ruangan ini. Begitu pula halnya dengan bunga bakung.
Bangunan gereja ini bukan tempat yang cocok untuk melihat bunga
bakung dan burung-burung. Untuk dapat melakukannya kita perlu
pergi ke tempat terbuka. Jika anda mengalami kekuatiran dan
persoalan, maka yang perlu anda lakukan adalah pergi keluar di tempat
terbuka. Saya menghabiskan banyak waktu di dalam kota dan Allah
dalam hikmatNya lalu menempatkan saya di daerah pedesaan
sekarang. Pertama kali dalam hidup saya bertempat tinggal di luar
kota. Selama ini saya terbiasa dengan kehidupan kota. Betapa
indahnya benar-benar dapat mengamati burung, bunga dan padang
rumput, memandang keluar dari diri ini. Sangat menyegarkan
perubahan yang ada ini dan memandang ke sekitar. Bukalah hati anda
kepada hal-hal yang ada di luar anda. Berhenti menutup diri. Selama
anda belum melakukan itu, anda tidak akan memiliki iman. Iman
berarti memandang keluar dari diri anda.
130 | C A H A Y A I N J I L
Pendeta William Yu, pada saat ia masih di sini, sering bepergian
bersama dengan saya ke daerah pedesaan. Seringkali kami
merebahkan diri di rerumputan, mengamati bunga-bunga padang yang
indah, yang beberapa dari antara mereka sedemikian kecilnya sehingga
harus dilihat dari jarak dekat untuk dapat diamati, bahkan
membutuhkan kaca pembesar. Hati saya terpikat oleh kecantikan
bunga-bunga yang sangat kecil yang dibicarakan oleh Tuhan Yesus itu.
Pernahkah anda mengamati dengan seksama salah satu di antaranya?
Jika belum, saatnya bagi anda untuk melakukan hal itu. Pandanglah
bunga-bunga mungil di padang. Sangat cantik, luar biasa, saya tidak
menyadari sebelumnya bahwa mereka memiliki keindahan seperti itu.
Kami berdua sering duduk-duduk mengagumi keindahan bunga-bunga
itu cukup lama sehingga orang lain mungkin memandang kami dengan
curiga, namun kami sedang terpikat oleh kecantikan warna dan bentuk
bunga bakung itu. Begitu indahnya! Mereka mendorong kami untuk
memuji dan memuliakan Allah. Jadi langkah pertama dari iman adalah
memandang keluar dari diri anda, mengamati hal-hal di sekitar anda
dan dari sana anda dapat mengarahkan pandangan anda kepada Allah.
Jika Allah sedemikian rupa mendandani bunga bakung yang tumbuh
liar di padang dengan kecantikan yang luar biasa, tidakkah Ia akan
lebih lagi memperhatikan keadaanmu? Apakah anda tidak lebih berarti
dari bunga bakung di padang? Apakah anda tidak memiliki iman? Tak
dapatkah anda mempercayai Allah yang sudah menciptakan perkara-
perkara yang sedemikian indahnya?
Memberi Tempat Tertinggi Bagi Allah Di Dalam Hidup Kita
Dari semua ini, kita melihat kesia-siaan, ketiadaan-arti, kebodohan dan
bahaya dari kekuatiran. Selanjutnya apa yang harus kita lakukan? Kita
harus mengalihkan pandangan dari segala kekuatiran ini kepada iman.
Apa itu iman? Iman berarti menempatkan Allah sebagai yang pertama,
itulah artinya. Disebutkan di sini, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah
dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu".
Ketimbang berkutat dengan kekuatiran tentang makanan, pakaian,
masa depan dan keamanan, pusatkanlah perhatian anda pada perkara-
perkara yang datang dari Allah. Allah hanya berkenan berada di tempat
131 | C A H A Y A I N J I L
pertama dalam hidup anda, dan tidak di urutan yang lain. Perhatikan
hal ini baik-baik. Apakah Ia berada di tempat yang pertama di dalam
hidup anda? Bagaimana anda bisa menyebut diri sebagai orang Kristen
namun Allah tidak menempati posisi puncak di dalam hidup anda?
Apakah Allah yang pertama kali anda pikirkan setiap hari? Apakah saat
anda bangun pagi, yang pertama kali anda pikirkan adalah Allah? Yang
pertama kali muncul di dalam benak anda mungkin, "Wah, sudah
hampir terlambat ke kantor!" Tidak ada waktu lagi untuk bersaat
teduh. Yang pertama kali terpikir adalah, "Tidak ada waktu lagi untuk
berdoa." Penempatan urutannya sangat terbalik. Jika saya sudah
selesai dengan segala urusan pribadi saya, maka Allah boleh
mendapatkan waktu luang saya. Allah berada di tempat terakhir di
dalam hidup anda. Ia hanya boleh mendapat waktu luang saja.
Kita dapati di gereja sekarang ini orang-orang Kristen yang sekadar
memanggul nama Kristen, mengapa? Karena mereka bahkan nyaris
tidak dapat menjadwalkan waktu bagi Allah dalam kegiatan mereka,
apalagi menempatkanNya sebagai yang pertama. Mereka mengira
bahwa mereka sudah melakukan hal yang baik bagi Allah dengan
meluangkan waktu lima menit hari ini. Jika anda orang Kristen yang
seperti ini, tidak heran jika keberadaan Allah menjadi tidak nyata bagi
anda. Allah tidak akan pernah nyata bagi anda. Anda
memperlakukanNya sebagai "Allah part-time" dan lalu anda berharap
agar Dia menjadi Allah yang nyata bagi anda? Anda mengira sudah
menghargaiNya secara pantas? Anda mengira sudah menunjukkan
kemurahan kepada Dia? Ia tidak butuh kemurahan anda. Allah harus
menjadi Penguasa atas hidup anda atau tidak sama sekali. Perhatikan
bahwa di dalam Alkitab tidak pernah disebut "Penyelamat dan
Penguasa" (Saviour and Lord) namun dalam urutan "Penguasa dan
Penyelamat" (Lord and Saviour). Ia tidak akan pernah menjadi
Penyelamat anda jika Ia tidak terlebih dulu menjadi Penguasa atas
hidup anda. Jangan mengira bahwa anda dapat menjadikanNya hanya
sebagai Penyelamat saja. Ia tidak menyelamatkan siapapun yang tidak
menjadikanNya sebagai Penguasa hidup mereka.
132 | C A H A Y A I N J I L
Jika anda ingin tahu apakah anda memiliki iman, anda cuma perlu
menanyakan kepada diri anda pertanyaan yang sederhana ini:
Pertama, apakah anda memiliki kekuatiran? Saya melihat banyak yang
dijerat oleh kekuatiran. Kedua, apakah anda menjadikan Allah sebagai
yang nomor satu? Saya melihat banyak yang urutannya terbalik. Allah
menempati tempat terakhir. Bagaimana cara kita melihatnya? Apabila
kita perlu menghadapi ujian, apakah Allah masih yang terutama? Allah
hanya diutamakan setelah selesai ujian, bukan sebelum selesai ujian.
Pada saat anda menghadapi ujian, ujian yang didahulukan, yang lain
dalam urutan yang kedua dan Allah entah urutan yang ke berapa. Anda
berani berkata bahwa anda memiliki iman? Saya tidak sedang
memarahi anda, saudara-saudara. Saya hadir di sini tidak untuk
memarahi anda, saya harap anda memaklumi. Karena, apakah anda
akan datang ke gereja atau tidak, tidak ada kerugian bagi saya,
demikian pula bagi Allah, anda sendiri yang rugi. Saudara-saudara
yang lain akan merasa kehilangan dengan tidak hadirnya anda, namun
itu bukan merupakan suatu kerugian secara rohani bagi mereka.
Tujuan saya bukan untuk mengecam atau menegur anda. Saya tidak
berminat dengan itu. Perhatian utama saya adalah menunjukkan
kepada anda Jalan Tuhan. Jika anda mendahulukan apapun yang lain
selain Allah, anda belum mengerti apa artinya menjadi Kristen. Anda
belum mengerti apa artinya percaya kepada Allah. Barangkali anda
berkata, "Yang wajar sajalah. Saya sedang menghadapi ujian, Allah
bisa menunggu bukan? Ia selalu ada, Dia itu Allah yang kekal bukan?
Ujian saya pada hari Senin besok, dan ujian tidak bisa menunggu saya,
tapi Allah tentu bisa menunggu saya bukan?" Demikianlah cara
kebanyakan kita berpikir. "Allah selalu ada, tetapi ujian saya hanya ada
dalam satu kesempatan. Saya tidak mau mengulangi ujian yang sama
semester depan." Lalu kita membela diri sendiri. Namun akibatnya,
anda sendiri yang rugi. Anda rugi karena anda tidak melihat apa yang
mungkin akan Allah lakukan bagi anda, jadi jangan mengeluh nanti
sambil berkata, "Mengapa Allah tidak menolong saya?" Anda
menempatkanNya di urutan terakhir tetapi anda menghendaki agar Dia
mengutamakan kepentingan anda juga?
Tempatkan Allah di urutan pertama dan yang lain akan datang sesuai
dengan gilirannya. Jika anda menghadapi ujian, jangan lupa bahwa
saya sendiri pernah mengalami hal yang sama selama enam tahun
133 | C A H A Y A I N J I L
masa kuliah saya. Saya sudah melalui banyak ujian selama itu. Tidak
ada yang perlu dikuatirkan. Saya tidak sekadar asal bicara. Saya
berbicara berdasarkan pengalaman saya pribadi dan Tuhan tidak
pernah gagal menolong saya. Saya mengalami hal itu setiap kali saya
menempatkan Tuhan sebagai yang pertama; kadangkala saya harus
memilih apakah harus memenuhi undangan berkhotbah (saya sudah
mulai berkhotbah sejak masa kuliah) atau menghadiri ujian? Apa yang
akan anda lakukan? Saya pergi dan berkhotbah, dan mempertaruhkan
masa depan akademis saya, namun Tuhan entah bagaimana selalu
meloloskan saya. Bukan karena saya tidak mau belajar ataupun malas.
Allah tidak pernah mendukung kemalasan, namun karena saya sudah
bertekad bahwa Dia harus berada di tempat pertama sekalipun saya
harus gagal dalam ujian. Apakah saya gagal? Tidak, saya tidak pernah
gagal. Tuhan selalu meloloskan saya. Demikianlah hikmat dan
kemurahanNya. Saya menekankan bahwa kita tidak boleh kuatir,
namun itu bukan berarti bahwa kita tidak perlu berusaha. Orang
Kristen adalah orang yang paling giat bekerja namun ia harus selalu
menempatkan Allah di urutan pertama. Jadi definisi iman adalah
menjadikan Allah sebagai yang nomor satu dalam hidup kita. Carilah
dahulu Allah, kerajaanNya, dan kebenaranNya. Mungkin anda akan
bertanya tentang apa artinya mencari kerajaan Allah dan
kebenaranNya, hal ini akan kita bahas dalam bagian berikutnya.
Mencari Kerajaan Allah Dan Kebenarannya
Apa arti mencari kerajaanNya? Apa itu kerajaan? Kerajaan Allah adalah
pemerintahan Allah. Allah memiliki pemerintahan yang sangat luas. Ia
adalah Raja segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan. Kita harus
mencari kerajaanNya. Lalu kemana kita mencari kerajaanNya? Di
dalam hidup kita sendiri, yaitu Allah bertakhta di dalam hidup kita. Itu
sebabnya saya menyebutkan hal ini dari awal, Allah harus menjadi Raja
di dalam hidup anda, atau jika tidak, maka Ia tidak akan menjadi
Penyelamat anda. Jangan mengira bahwa anda dapat memanfaatkan
Allah hanya untuk keselamatan, sekadar menjamin anda tidak masuk
ke neraka. Tidak demikian halnya. Allah tidak akan menyelamatkan
orang yang tidak hidup di bawah pemerintahanNya di masa hidup
orang itu. Mencari kerajaanNya berarti melakukan beberapa hal yang
dapat kita ringkas sebagai berikut: Pertama, kita harus 'berjuang'
untuk masuk ke dalam kerajaan itu. Perhatikan kata 'berjuang'. Tuhan
Yesus memakai kata ini di dalam Lukas 13:24, itu berarti saya
134 | C A H A Y A I N J I L
mengerahkan segenap tenaga, waktu, dan kekuatan untuk memasuki
kerajaan Allah, untuk masuk ke dalam cara hidup yang sesuai dengan
kehendakNya. Itulah yang menjadi perhatian saya. Perhatian saya
bukan kepada makanan, pakaian ataupun lain-lainnya. Saya
memperhatikan apakah saya dapat hidup sesuai dengan apa yang
menjadi panggilan Allah bagi saya. Saya berjuang untuk memasuki
kerajaanNya, untuk hidup di bawah pemerintahanNya, untuk menjadi
warga kerajaanNya.
Kewarganegaraan adalah hal yang luar biasa. Dan betapa luar biasa
lagi menjadi warga kerajaan Allah! Di Hong Kong, menjadi warga
British pernah menjadi hal yang sangat diinginkan. Saya tidak tahu
apakah hal itu masih menjadi kecenderungan masyarakat Hong Kong
sekarang. Setiap orang berlomba untuk menjadi warga British. Namun
pada saat anda sudah menjadi warga British, hal itu ternyata tidak
cukup bagi anda karena sekarang adanya kewargaan UK yang sangat
berbeda dengan kewargaan British. Paspor warga British tidak banyak
berharga. Anda tetap tidak mudah untuk bepergian ke Inggris. Jika
anda diijinkan untuk masuk, mereka tidak akan memberikan ijin tinggal
tetap bagi anda. Mungkin anda hanya akan diberi ijin kunjungan
selama satu atau dua minggu namun anda tidak diijinkan untuk
menetap di sana. Kemudian orang mulai mengidamkan untuk dapat
memiliki paspor UK. Terasa istimewa, anda berada satu tingkat di atas
paspor Hong Kong. Kewarganegaraan sangatlah penting, jadi tentunya
sangatlah luar biasa bisa berada di bawah pemerintahan Allah.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Paulus di surat Filipi, kewargaan
kita ada di dalam surga. Paspor kita adalah yang terbaik di antara
semua yang ada: warga kerajaan Allah.
Pertama-tama, kita harus berjuang untuk memasuki kerajaan Allah.
Ketika anda mencari kerajaan Allah itu berarti bahwa anda harus pergi
menuju ke sana, anda harus pergi mencari untuk memasukinya. Hal
yang kedua adalah bahwa, sekali anda masuk ke dalam kerajaanNya,
anda menjadi manusia baru, jadi mencari kerajaanNya sekarang
berarti, kita akan mengutamakan hal-hal yang menjadi kepentingan
kerajaan itu. Ini berarti kita mulai peduli akan kesempatan orang lain
untuk dapat memiliki hidup yang kekal juga. Dan ketiga,
pemerintahanNya mulai berlaku, bukan sekedar di dalam hidup saya
akan tetapi di dalam seluruh jemaat. Jika saya mencari kerajaan Allah
di dalam gereja maka itu berarti bahwa saya mencari kedaulatan Allah
135 | C A H A Y A I N J I L
di dalam hidup kita semua, bahwa Allah menjadi yang utama di dalam
hidup kita semua. Apa yang saya lakukan sekarang adalah mencari
kerajaanNya untuk mendirikan pemerintahanNya di tengah-tengah
kita.
Kemudian disebutkan tentang mencari kebenaranNya. Apa artinya?
Anda perlu tahu bahwa pemerintahanNya dinyatakan di dalam
kebenaranNya. Tidak boleh ada dosa di dalam gereja. Jika ada dosa,
maka tidak terdapat kebenaran. Di mana tidak terdapat kebenaran,
maka di situ tidak ada iman. Dan kedua, mencari kebenaranNya berarti
menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendakNya. Ini juga berarti
kita menanamkan kebenaranNya di dalam hidup orang lain untuk
membawa keselamatan bagi orang lain. Apakah anda melakukan
semua ini? Jika anda berkata bahwa anda menempatkan Allah sebagai
yang pertama, apa maksudnya itu? Itu berarti semua yang tersebut di
atas. Itu berarti bahwa setiap hari anda berpacu di dalam perlombaan
rohani, setiap hari anda hidup di bawah pemerintahanNya. Setiap hari
anda menjalani hidup yang penuh dengan kepastian bahwa anda
adalah anak Allah. Itu semua berarti bahwa di dalam hidup anda, anda
menunjukkan kebenaranNya dan membawa orang lain kepada
kebenaran tersebut. Dari semua ini, kita dapat melihat kekayaan
pengajaranNya.
Allah Sangat Memperhatikan Anak-Anaknya
Anda harus menempatkan Allah di atas segalanya dan itu perlu
diperlihatkan melalui kepedulian anda terhadap kerajaanNya dan
terhadap setiap warga kerajaanNya. Kita dapat menutup pembahasan
kali ini dengan pokok yang terakhir, yaitu Allah sangat memperhatikan
kita. Saya akan menutup pembahasan dengan topik tersebut. Kita
merasa sudah memperhatikan, namun mungkin kita tidak merasa
bahwa Allah memperhatikan. Mengapa anda begitu kuatir dengan ujian
anda? Karena anda begitu mempedulikan ujian anda, namun anda
mengira bahwa Allah tidak peduli dengan ujian anda, bukankah begitu?
Jujur saja, anda tidak menganggap bahwa Allah peduli apakah anda
lulus atau tidak, bukankah demikian? Jika anda menghadapi ujian lagi
di masa berikutnya, tanyakanlah pada diri anda, apakah Allah peduli
tentang ujian anda? Saya ingin tahu apa jawaban anda. Lain waktu,
pada saat anda memasuki masa ujian lagi, saya akan menanyakan
kepada anda yang menghadapi ujian, "Apakah anda percaya bahwa
Allah peduli pada kelulusan anda?" Saya ingin tahu berapa banyak dari
136 | C A H A Y A I N J I L
antara kita yang dapat menjawab dengan sejujurnya, "Ya, Allah
peduli." Atau mungkin anda pikir Allah tidak tertarik dengan urusan
seperti ini; apakah saya akan lulus atau tidak, tidak menjadi masalah
bagi Allah. Dan karena anda tidak menganggap bahwa Ia peduli, maka
anda tidak berdoa untuk ujian ini, begitu? Apa gunanya berdoa kepada
Allah, "Tolonglah saya agar dapat lulus ujian", jika Ia tidak peduli
apakah anda akan lulus atau tidak? Jadi karena anda mengira Dia tidak
peduli, maka anda menjadi kuatir. Pesan yang perlu anda dengarkan
adalah Allah peduli. Allah mempedulikan anda. Apakah Ia
mempedulikan anda ketika anda tidak punya sesuatu untuk dimakan?
Apakah anda percaya bahwa Ia peduli pada anda? Lalu mengapa anda
kuatir? Apakah anda percaya bahwa Allah memperhatikan apakah anda
memiliki pakaian atau tidak? Atau mungkin anda mengira bahwa Ia
tidak peduli pada saat anda harus menggigil kedinginan, Dia tidak
peduli? Jelas Ia peduli. Namun jika anda percaya bahwa Ia peduli,
mengapa anda kuatir?
Anak perempuan saya tidak kuatir apakah ia bisa menikmati makan
malam atau tidak. Mengapa dia tidak gelisah dan mengeluh, "Saya
tidak dapat pekerjaan, umur saya baru enam tahun, saya akan
menganggur, saya akan kelaparan!"? Saya tidak melihat ia merasa
cemas. Mengapa ia tidak kuatir? Seharusnya ia kuatir. Ia tidak kuatir
karena ia tahu bahwa saya mempedulikannya, bahwa saya akan
mengurus dia. Lalu mengapa ia tidak kuatir dengan cuaca dingin di
Kanada, bahwa ia mungkin saja akan menggelandang kedinginan?
Saya tidak melihat ia merasa kuatir. Mengapa ia tidak cemas? Karena
ia tahu bahwa kami akan mengurus segala sesuatu bagi dia jika ia
kedinginan, jadi ia tidak merasa perlu untuk kuatir.
Anda berkata bahwa anda memiliki iman? Hal itu dapat dibuktikan. Dari
perkara ujian, makanan, pakaian, pekerjaan dan masa depan. Jika
anda percaya bahwa Allah peduli, lalu mengapa anda begitu takut
untuk melayani Dia? Saya menemukan banyak orang yang tidak berani
melayani Allah karena mereka pikir mereka tidak akan dapat
memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Masa depan bagi mereka
sangat tidak pasti, mereka tidak tahu apakah akan mendapat
pekerjaan. Banyak yang berkata, "Saya tidak tahu apakah saya akan
dapat melayani Allah, saya tidak tahu pekerjaan apa yang akan saya
dapatkan? Mungkin gereja nanti tidak mempekerjakan saya, mungkin
nanti saya akan menganggur." Gereja atau Allahkah yang peduli
137 | C A H A Y A I N J I L
kepada anda? Jika Allah peduli, mengapa anda kuatir? Tidakkah anda
mengerti bahwa kekuatiran anda membuktikan bahwa anda
kekurangan iman? Betapa indahnya hidup di dunia ini sebagai anak-
anak Allah di mana orang-orang non-Kristen dapat menatap ke arah
kita dan berkata, "Mengapa anda begitu tenteram? Apa yang membuat
anda bersukacita?" Dan anda dapat menjawab, "Karena Ia peduli, Bapa
mempedulikan saya." Ia dapat mengatasi semua persoalan saya. Anak
perempuan saya tidak kuatir pada persoalan hidup karena ia tahu
bahwa saya selalu siap untuk mengatasi persoalannya. Ia menikmati
hidup yang luar biasa. Ayah akan mengatasi persoalannya, ibu pun
akan mengatasi persoalannya, jadi dia dapat menjalani hidupnya
dengan penuh sukacita.
Ada beberapa orang Kristen yang mengalami rasa bersalah akibat
menikmati sesuatu hal. Mereka belum pernah membaca firman di mana
Paulus berkata bahwa "Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan
kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." Mengapa kita harus
merasa bersalah karena sudah menikmati sesuatu? Anda jelas bersalah
jika menikmati hal-hal yang tidak diberikan oleh Allah, tetapi anda
dapat menikmati segala yang diberikan Allah kepada anda. Jadi kita
dapati bahwa sangatlah indah menjalani kehidupan di dunia di dalam
kepercayaan kepada Allah dan bagaimana Allah menyediakan apa yang
kita butuhkan secara nyata, seperti yang sudah saya saksikan kepada
anda tadi. Saya tahu bahwa Allah peduli, saya sudah membuktikan hal
itu. Bagaimana dengan anda? Allah tidak akan pernah menjadi nyata
bagi anda sampai anda dapat menguji kepedulianNya dan mendapati
bahwa Ia benar-benar peduli. Sudahkah anda membuktikan hal itu?
Kadang-kadang ada orang yang datang dan bertanya bagaimana saya
tahu bahwa Allah itu nyata? Bagaimana lagi? Dengan cara apalagi anda
dapat membuktikan bahwa Ia sangat nyata kecuali dengan
menyerahkan hidup anda kepadaNya dan mengalami bahwa Ia tak
pernah gagal. Kalau anda sudah membuktikan sendiri bahwa Ia
menopang anda, maka anda dapat hidup penuh sukacita di dalam
Allah.
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan Yesus telah
mengungkapkan kelemahan hati kita. Jika kita tidak membereskannya
di dalam hati kita sekarang juga, maka kita tidak akan pernah dapat
menjadi orang Kristen yang memiliki kuasa. Perhatian terhadap hal-hal
kebendaan adalah perkara yang menghalangi setiap orang untuk dapat
138 | C A H A Y A I N J I L
menjadi insan yang penuh kuasa Allah di dalam generasi ini. Anda tidak
berani melayani Allah karena anda takut, anda pengecut. Anda tidak
berani melayani Allah karena anda tidak yakin apakah segala
kebutuhan anda akan terpenuhi. Anda takut, sampai ada yang
mengatakan bahwa melayani Allah secara part-time sudah sangat
bagus, padahal alasan utamanya adalah mereka terlalu takut untuk
melayani Allah secara full-time. Saya tidak menyuruh semua orang
Kristen untuk melayani Allah secara full-time, asalkan alasan anda
tidak melayani full-time bukan karena menguatirkan masalah
kebutuhan hidup. Biarkan Allah menyelidiki hati kita untuk melihat
apakah kehidupan rohani kita terhalang oleh rasa takut akan masa
depan, pada keterikatan kita dengan dunia, seolah-olah dunia dapat
menyelesaikan persoalan dengan lebih baik ketimbang Allah; seolah-
olah Mamon dapat memelihara saya dengan lebih baik ketimbang Allah,
maka saya akan melayani mamon. Kiranya Allah menunjukkan kepada
kita bahwa Penyelamat kita adalah Dia yang mampu mengatasi segala
persoalan.
Jangan Kamu Menghakimi, Supaya Kamu Tidak Dihakimi
Matius 7:1-5 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini, kita mempelajari pengajaran dari Tuhan Yesus di dalam Matius
7:1-5. Dan sebagaimana yang kita baca, Tuhan Yesus berkata:
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena
dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan
dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata
saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku
mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam
matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu,
maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar
itu dari mata saudaramu."
139 | C A H A Y A I N J I L
Di sini Tuhan Yesus memberi kita beberapa pengajaran yang sangat
penting berkaitan dengan hubungan antara sesama di dalam gereja.
Minggu lalu, kita sudah membahas tentang hubungan antara setiap
orang Kristen dengan Allah. Dan hari ini, Tuhan Yesus membawa
perhatian kita ke arah lain, yakni hubungan antara sesama. Kedua hal
ini, hubungan kita dengan Allah dan hubungan kita antara sesama,
secara langsung saling berkaitan. Apa itu hubungan yang sejati di
antara orang Kristen atau haruskah setiap orang Kristen saling
berhubungan di antara sesama mereka? Di sini Ia memberi kita
peringatan dan dorongan.
Orang yang Menghakimi akan Menghadapi Penghakimannya
Sendiri
Pertama, peringatannya adalah bahwa kita seharusnya tidak
menghakimi. Berbicara soal menghakimi, saya teringat pada satu kisah
yang menggambarkan sifat dari penghakiman itu. Kisah ini tentang
seorang kritikus seni yang sudah lanjut usia. Dia cukup ahli di dalam
menilai dan mengkritik lukisan. Sudah banyak waktu yang
dihabiskannya untuk mempelajari kritik seni dan sangat banyak buku
tentang kritik seni yang sudah dibacanya, sampai-sampai kesehatan
matanya terganggu. Pada suatu hari ia mengunjungi sebuah pameran
lukisan yang besar, dan sesampainya di tempat pameran ia baru
menyadari bahwa kacamatanya tertinggal. Jadi ia harus memelototi
lukisan di sana dari jarak yang sangat dekat. Lalu ia mulai menilai
lukisan-lukisan yang dipamerkan. Tanpa henti ia mencela setiap lukisan
yang diamatinya, yang ini salah, yang itu tidak sesuai proporsinya dan
yang lain lagi tidak jelas gayanya. Setiap lukisan mendapat giliran
untuk dicela. Satu hal yang lucu dari para kritikus seni adalah seringkali
mereka sendiri tidak pernah berkarya tetapi mereka fasih dalam
mengkritik karya orang lain. Akhirnya kritikus tua ini sampai pada
sebuah pigura besar berwarna keemasan dan ia mendekatkan
wajahnya sedemikian rupa untuk mulai mengamati gambar yang ada di
dalam pigura itu. Sesudah cukup lama memandang, ia lalu mulai
menyatakan pendapatnya, "Potret ini buruk sekali! Bagaimana mungkin
sebuah lukisan yang sangat buruk dapat dipamerkan di galeri yang
berkelas? Potret ini benar-benar tidak memiliki proporsi dan wajah
yang ditampilkan pun sangat buruk". Dan ia menjadi sangat geram lalu
mulai mencela pihak galeri yang sudah memamerkan lukisan potret
yang luar biasa buruknya. Pada titik ini, saya rasa, beberapa dari Anda
140 | C A H A Y A I N J I L
mungkin sudah dapat menebak apa yang sedang ia amati di dalam
pigura itu. Yang dia amati adalah sebuah cermin, dan potret yang ia
cela di dalam cermin itu adalah wajahnya sendiri. Ketika ia sedang
memarahi pihak galeri, istrinya berkata, "Sayang, sabar dulu. Apa yang
sedang kamu lihat itu sebuah cermin." Demikianlah, pada saat ia
sedang mengkritik, pada saat ia mengira sedang mengkritik lukisan
karya orang lain, ia mengakhirinya dengan mengkritik diri sendiri dan
memamerkan kebodohannya.
Pelajaran dari perikop ini sebetulnya adalah, sambil Anda menghakimi
orang lain, Anda sedang menghakimi diri Anda sendiri. Dan Tuhan
Yesus juga menyajikan contoh yang sangat lucu di dalam ayat-ayat
tersebut. Tuhan Yesus berkata, "Mengapakah engkau melihat selumbar
di mata saudaramu", selumbar adalah benda yang sangat kecil, "kamu
sangat mampu melihat selumbar di mata saudaramu tetapi kamu tidak
mampu," di sini Tuhan Yesus menggunakan gambaran yang sangat
lucu, "melihat balok di matamu". Balok yang dibicarakan ini adalah
balok yang biasa dipakai sebagai penyangga atap. Biasanya berasal
dari batang utama sebuah pohon yang sisi-sisinya dipotong persegi dan
dipasang sebagai tiang utama. Tuhan Yesus gemar memakai kata yang
dilebih-lebihkan, sehingga perbedaan yang sangat menyolok itu akan
membuat gambaran yang diberikan menjadi sangat jelas. Gambaran
seperti itu sangat digemari oleh para kartunis karena sangat mengena
dengan pelajaran yang sedang diberikan.
Menghakimi - Cerminan Sikap Merasa Unggul
Mari kita perhatikan lebih teliti lagi pengajaran yang disampaikan oleh
Tuhan Yesus ini. Pertama, Tuhan Yesus berkata, "Jangan kamu
menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." Menghakimi merupakan
suatu kewenangan, kewenangan dari penguasa. Seorang hakim akan
bertindak sebagai orang yang memiliki kewenangan atas diri Anda. Jika
Anda berbuat salah, pemerintah akan memanggil Anda, atau menyeret
Anda ke pengadilan, atau jika ada dua orang yang berselisih, mereka
membawa persoalan tersebut kepada pihak yang memiliki kewenangan
yang lebih tinggi. Hakim merupakan perwujudan dari pihak yang
memiliki kewenangan yang lebih tinggi. Jadi pada saat Tuhan Yesus
berkata, "Jangan menghakimi", yang Ia maksudkan adalah, setiap
orang dari antara kita tidak boleh menempatkan diri di atas orang lain.
Ini adalah persoalan yang sangat mendasar di dalam hubungan sesama
manusia, setiap orang ingin menganggap bahwa dirinya sendiri lebih
141 | C A H A Y A I N J I L
baik dari orang lain dan dengan demikian merasa berhak untuk
menghakimi orang lain. Contohnya, jika Anda berkata bahwa seseorang
itu sombong, Anda secara tidak langsung sedang berkata bahwa Anda
tidak sombong dan Anda berada di dalam posisi mengumumkan
seseorang yang lain sebagai sombong. Jika Anda menyatakan
seseorang itu sebagai salah, Anda sesungguhnya sedang berkata
bahwa Anda lebih baik dari dia karena ia tidak tahu apa yang salah tapi
Anda tahu apa yang salah. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa
sikap yang sedemikian di antara orang Kristen merupakan sumber
masalah di dalam gereja. Di sini Tuhan Yesus sedang menangani suatu
sikap. Sikap merasa lebih unggul dari orang lain.
Alkitab mengajarkan bahwa kita harus belajar untuk saling
merendahkan diri antara satu dengan yang lainnya, tunduk terhadap
satu dengan lain, bukannya berlaku seperti orang penting di hadapan
yang lainnya. Itu sebabnya di dalam Yohanes 13, Tuhan Yesus
membasuh kaki murid-muridNya dan mengatakan bahwa apa yang
sudah Ia lakukan atas mereka harus mereka lakukan pula terhadap
orang lain. Membasuh kaki orang lain berarti menjadi budak orang itu
karena hal itu adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang budak
bagi tuannya; membasuh kaki majikannya. Itu sebabnya mengapa di
dalam Filipi 2:3 dan Efesus 5:21 sekaligus, Paulus berkata
"Rendahkanlah dirimu seorang akan yang lain". Jangan malah berusaha
untuk menjadi tuan atas orang lain, jadilah hamba bagi orang lain.
Untuk tujuan itulah kita dipanggil olehNya. Saya meminta Anda untuk
memikirkan bahwa kalau di dalam gereja kita benar-benar dapat hidup
seperti ini, benar-benar merendahkan diri di hadapan orang lain
dengan setulus hati, seperti apa jadinya perubahan perilaku jemaat di
dalam gereja? Seperti apa jadinya gereja jika kita tidak melirik ke arah
orang lain dan menilai bahwa kita tidak lebih buruk dari pada dia?
Mengapa kita tidak mengekang hasrat untuk membandingkan diri ini,
bukankah hal itu sepenuhnya wewenang Allah? Perilaku yang ingin
menang sendiri ditujukan untuk menaikkan harga diri, ego kita, agar
kita merasa bahwa diri kita memiliki arti di dunia ini. Namun manusia
rohani tidak peduli dengan urusan nilai harga dirinya. Ia hanya
memperhatikan apa yang Allah nilai dari dirinya dan hal itu membawa
dampak yang kekal.
Tuhan Menghargai Orang yang Rendah Hati
Ada satu pelajaran yang diberikan oleh Tuhan kepada saya sepanjang
142 | C A H A Y A I N J I L
waktu yaitu, "Jika kita ingin menjadi yang terbesar, maka kita harus
menjadi yang terkecil di antara yang lain," menjadi hamba bagi yang
lain. Jika Anda ingin menjadi yang terbesar di mata Allah, maka Anda
harus menjadi yang terkecil di antara saudara-saudara seiman.
Semakin Anda merasa berharga di dalam penilaian pribadi, atau di
mata orang lain, semakin tidak berarti diri Anda di mata Allah. Mari kita
ingat kembali pesan Natal pada waktu kita berkumpul bersama di saat-
saat yang berbahagia ini. Saya mengingatkan akan hal itu karena ada
satu kenyataan yang luar biasa yaitu bahwa Tuhan Yesus, jika kita
cermati pelayananNya, selalu menunjukkan kepedulianNya kepada
orang-orang yang dianggap tidak berarti oleh masyarakat dan tidak
pernah tertarik pada mereka yang dipandang sebagai orang penting di
tengah masyarakat. Ia menghabiskan saat senja bersama penduduk
Samaria yang dijauhi oleh orang Yahudi dan bersama perempuan
Samaria di pinggir sumur namun Ia tidak mengindahkan Herodes
sedikitpun. Raja Herodes tidak dapat mendengarkan sepatah katapun
dari Dia. Perhatikan juga bagaimana Yesus berkata kepada ahli-ahli
Taurat yang mengira diri mereka sebagai orang-orang yang sangat
terpelajar. Sebagai contoh, kita lihat dari dalam Matius 23, "Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-
orang munafik". Padahal ahli-ahli Taurat adalah mereka yang
mendalami kitab suci. Namun lihatlah betapa lembutnya Ia kepada
mereka yang sakit, lemah, remuk hati; orang-orang yang dipandang
sepele oleh masyarakat.
Sikap Yesus inilah yang harus kita teladani. Sejujurnya saya katakan,
selalu timbul rasa muak jika saya melihat gereja memberi
penghormatan kepada mereka yang dipandang penting oleh orang-
orang dunia. Saya teringat pada seorang pendeta yang saya kenal di
Inggris pada waktu saya belajar di sana. Saya beribadah di sana dan
kemudian berkenalan dengannya. Segalanya biasa-biasa saja pada
awalnya. Belakangan ia mengetahui siapa ayah saya, dan sikapnya
terhadap saya segera berubah. Bukan sekadar keramah-tamahan yang
ditunjukkannya, namun sudah menjurus ke arah mengagung-agungkan
saya. Sangat memuakkan. Secara rohani saya tidak menjadi lebih
unggul hanya karena kedudukan ayah saya. Keberadaan ayah saya
pada dasarnya tidak memberi pengaruh apa-apa bagi kedudukan saya
di tengah jemaat dalam pandangan Allah. Sekalipun ayah saya adalah
seorang Kaisar, tetap tidak membuat saya berbeda di mata Allah.
143 | C A H A Y A I N J I L
Yang kita lihat sekarang ini adalah perilaku banyak sekali orang Kristen
yang seperti orang dunia. Dan jika mereka datang ke gereja, mereka
menjadi orang-orang penting karena mereka adalah orang penting di
luar gereja. Kita tidak meneladani bagaimana Allah menilai orang. Saya
menjumpai hal semacam ini sering terjadi di dalam gereja. Wah,
seorang dokter pastilah orang yang spesial. Bagi saya seorang dokter
bukan apa-apa. Yang saya perhatikan hanya kerohanian orang itu.
Saya menyebutkan dokter karena saya melihat bahwa di Hong Kong,
para dokter memiliki kedudukan yang khusus di tengah masyarakat,
untuk alasan yang belum saya ketahui. Mungkin karena mereka
memiliki penghasilan yang lebih besar ketimbang orang lainnya. Jadi
kita dapat melihat di sini bahwa kita sudah sangat dipengaruhi oleh
cara pandang orang dunia, bahkan termasuk pendeta karena banyak
yang belum belajar untuk berpikir seperti cara Yesus berpikir. Dengan
demikian, kita menilai orang berdasarkan kedudukan mereka di dunia.
Saudara-saudaraku, hal ini sangat meracuni kehidupan gereja.
Kita harus belajar untuk menghormati terutama mereka yang paling
rendah di antara kita. Orang-orang penting itu sudah mendapat
penghormatan yang cukup dari dunia dan Anda tidak perlu menambah
besar kepala mereka. Jadi kita harus miliki sikap dasar yang satu ini,
perubahan sikap seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, yaitu kita
tidak bergiat untuk meninggikan diri atau sebaliknya menjilat orang
lain.
Tidak Menghakimi bukan Berarti Membutakan Mata terhadap
Dosa
Di sini kita perlu mempertanyakan, demi pemahaman yang lebih tepat
pada ajaran Tuhan Yesus, ketika Tuhan Yesus berkata "Jangan
menghakimi", selain dari persoalan sikap, hal apa lagi yang Ia
maksudkan? Pertama-tama perlu ditekankan sekali lagi bahwa hal
utama yang Ia maksudkan adalah perkara sikap ketimbang tindakan.
Jika Anda memiliki sikap yang benar, maka Anda tentu tidak mau
melakukan hal yang salah. Namun sekalipun Anda sudah melakukan
tindakan yang benar, belum tentu sikap Anda benar pula pada saat
melakukan hal tersebut. Jadi ketika Tuhan Yesus berkata "Jangan
menghakimi", apakah Ia sedang mengajarkan kita, sebagai contoh,
untuk membutakan mata terhadap dosa yang terjadi di tengah jemaat?
Ketika dosa terjadi di dalam gereja, saat ada perkara kesalahan yang
serius terjadi di dalam jemaat, sebagai contoh, memberi penghormatan
144 | C A H A Y A I N J I L
karena seseorang adalah orang penting di dunia, atau dosa yang lebih
parah daripada itu, apakah kita harus membutakan mata kita dan
berkata, "Saya tidak boleh menghakimi. Orang itu boleh berbuat dosa,
semua orang boleh berbuat dosa, itu semua bukan urusan saya"? Atau
mungkin ada seorang nabi palsu yang datang dan mengajarkan
kesesatan kepada kita, haruskah kita berkata, "Saya tidak dapat
menghakimi, biarkan saja dia mengajar sesuka hatinya"? Atau jika ada
serigala berbulu domba yang masuk ke tengah jemaat dan memangsa
domba-domba, kita hanya berkata, "Tidak dapat kita menghakimi dia.
Kita menyebut dia serigala berbulu domba, berarti kita sudah
menghakimi dia. Lebih baik saya tutup mulut."
Sudah pasti Tuhan Yesus tidak menghendaki kita untuk menjadi seperti
itu. Ia menyuruh kita untuk berwaspada, mampu mengenali serigala
yang menyusup dengan memakai bulu domba. Pimpinan gereja,
khususnya, memiliki tanggungjawab yang berat dalam hal ini. Dan
ketika Tuhan Yesus berkata, "Jika orang lain berbuat dosa terhadap
kamu", apa yang akan Anda lakukan? Anda akan berkata, "Biarkan
saja, saya tidak mau menghakimi dia". Apakah ini sikap yang benar?
Apakah tindakan Anda membantu menyelamatkan dia, jika Anda
menutup mata terhadap dosa yang sudah terjadi? Tidak sama sekali, di
dalam Matius 18:15 dan selanjutnya, Tuhan Yesus berkata, "Jika ada
saudaramu yang berbuat dosa terhadap kamu, maka kamu harus
mendatangi dan menegurnya, katakanlah 'Saudaraku yang kekasih,
engkau sudah berbuat dosa. Apa yang engkau lakukan itu tidak
benar'". Jika ia tetap tidak mau mendengar, maka, "bawalah seorang
atau dua orang lagi saksi untuk berbicara kepadanya". Dan Jika ia
masih tidak mendengar maka perkara ini harus dibawa ke tengah
jemaat. Dan jika ia tetap tidak mau mendengar teguran dari jemaat,
maka gereja akan mengucilkan dia, dan dia akan dipandang sebagai
orang yang tidak percaya.
Jadi kita melihat bahwa perkataan Tuhan Yesus "Jangan menghakimi"
tidak dimaksudkan agar kita menutup mata terhadap dosa. Lebih dari
itu, khususnya bagi para pengajar, ada tanggungjawab yang besar
untuk bertindak melawan dosa, melawan dosa yang hendak menjerat
jemaat secara keseluruhan. Saya teringat pada waktu saya sedang
berbicara menentang dosa di dalam jemaat, ada satu saudara yang
datang dan berkata kepada saya, "Tampaknya Anda memiliki
kesombongan yang cukup tinggi untuk menghakimi gereja". Saudara
145 | C A H A Y A I N J I L
yang terkasih ini tampaknya belum mepelajari Perjanjian Lama. Di
dalam Perjanjian Lama kita melihat para nabi, hamba-hamba Allah,
berseru kepada segenap bangsa Israel, mengutuk dosa-dosa yang
dilakukan oleh bangsa Israel. Tentu saja orang Israel tidak akan
mencintai nabi-nabi tersebut karena teguran mereka yang keras itu.
Yeremia dilemparkan ke dalam lubang dan diharapkan mati di sana,
untunglah ada orang yang datang dan menolongnya. Bangsa Israel
membenci para nabi karena mereka berteriak keras terhadap dosa-
dosa.
Berbicara dengan Sikap yang Dilandasi oleh Kasih dan
Kepedulian yang mendalam
Hal paling aneh yang tampak dari mereka yang mencela karena
keluarnya teguran terhadap dosa-dosa di dalam jemaat adalah para
pencemooh itu sendiri merupakan orang-orang yang sangat kritis di
dalam gereja. Perbedaan antara dua orang di dalam gereja bukanlah
pada apa yang mereka lakukan tetapi pada sikap yang mendasari
tindakan mereka. Yang satu berbicara menentang dosa karena kasih
dan kepeduliannya yang mendalam terhadap jemaat. Namun
sayangnya di dalam gereja ada banyak orang yang mengidap apa yang
oleh para psikolog disebut sebagai 'inferiority complex (masalah
kejiwaan akibat kurangnya rasa percaya diri, pent.)' dan mereka
merupakan orang-orang yang sangat kritis karena mereka berhasrat
sekali untuk meninggikan diri, mereka sangat berhasrat untuk
menunjukkan bahwa mereka memiliki sesuatu yang dapat
dibanggakan. Dan orang-orang semacam ini gemar mengkritik orang
lain di dalam gereja, mereka mengincar orang-orang tertentu di dalam
lingkungan gereja yang membuat mereka merasa diri mereka sebagai
orang yang paling benar. Orang-orang tersebut mengincar para tua-
tua, para pimpinan dan termasuk pendeta gereja itu sendiri. Mereka
dapat berkata kepada yang lainnya, "Lihat, saya bahkan mengkritik
pendeta. Hal yang tidak akan berani engkau lakukan!" Di sini kita dapat
membuat perbedaan berdasarkan sikap. Pertanyaannya adalah niat apa
yang melandasi ucapan Anda? Seringkali Anda menyembunyikan niat
yang sesungguhnya atau mengapa Anda mengucapkan sesuatu hal.
Jika kita mencela seseorang, kita semua gemar berkilah bahwa hal itu
demi kebaikan orang itu sendiri. Tetapi Tuhan Yesus sudah
memperingatkan kita untuk berwaspada terhadap sikap kita.
146 | C A H A Y A I N J I L
Jadi ketika Tuhan Yesus berkata "Jangan menghakimi", Ia tidak
menyuruh kita untuk membutakan mata terhadap dosa namun kita
harus menyerang dosa dengan sikap yang benar. Lebih dari itu, rasul
Paulus berkata kepada kita bahwa para pimpinan gereja memiliki
tanggungjawab untuk menghakimi jemaat. Apakah lalu kita mendapati
suatu pertentangan antara ucapan Paulus bahwa "ia menghakimi" dan
di pihak lain Yesus berkata, "Jangan menghakimi"? Di dalam 1 Korintus
5:3, rasul Paulus berkata, "Telah menjatuhkan hukuman atas dia".
Yaitu terhadap orang yang telah melakukan satu dosa besar di dalam
jemaat; melakukan hubungan seksual dengan anggota keluarga
sendiri. Paulus di sini mengumumkan penghakiman dan menjatuhkan
hukuman atas orang yang melakukan dosa yang mengerikan ini.
Bagaimana mungkin Paulus menjatuhkan hukuman padahal Tuhan
Yesus berkata "jangan menghakimi"? Itulah sebabnya mengapa kita
perlu memahami poin penting yang pertama dari pernyataan itu. "Tidak
menghakimi" menurut Tuhan Yesus berkaitan erat dengan masalah
sikap.
Poin yang kedua perlu kita pahami sejalan dengan penelaahan kita
terhadap ajaran Tuhan adalah melihat konteksnya secara keseluruhan.
Yesus berkata kepada murid-muridNya untuk tidak menghakimi,
namun di dalam lingkungan gereja ada beberapa orang yang diberi
tanggungjawab besar untuk menghakimi. Jadi, tidak menghakimi
merupakan satu pedoman umum, namun ada beberapa orang di dalam
gereja, seperti tua-tua dan para pemimpin yang lain yang memegang
tanggungjawab untuk menghakimi sebagaimana contoh yang terdapat
di dalam 1 Timotius 5:17. Tetapi Anda mungkin berkata bahwa jika
para pemimpin boleh menghakimi sementara yang lain tidak maka itu
menjadi tidak adil. Mari kita lihat lagi pengajaran Tuhan, yaitu jika
Anda menghakimi maka Anda akan menghadapi penghakiman dari
Allah. Para tua-tua dan orang-orang yang diberi tanggungjawab oleh
Allah untuk menghakimi, bukanlah orang-orang yang bertindak
sembarangan dalam melakukan tugasnya, penghakiman hanya
dilakukan jika memang benar-benar diperlukan. Setiap orang, pendeta
ataupun tua-tua, yang tidak mengasihi dan menyayangi jemaatnya
tidak layak untuk menjadi pemimpin jemaat. Bagi orang-orang seperti
itu, tanggungjawab penghakiman tidak layak mereka emban.
Dalam hal menghakimi. Kata "hakim" di sini dipahami dalam pengertian
mengutuk, yaitu menjatuhkan hukuman ke atas seseorang atau
147 | C A H A Y A I N J I L
menetapkan hukuman yang akan dijatuhkan atas seseorang. Jadi kita
dapati di sini bahwa menghakimi, mengutuk, secara jelas bertentangan
dengan keselamatan, dikaitkan dengan isi Matius pasal 7. Di dalam
Yohanes 12:47, kita dapati bahwa Tuhan Yesus datang bukan untuk
menghakimi tetapi untuk menyelamatkan. Di sini kita dapati ada
perbedaan antara menghakimi dengan menyelamatkan, antara
mengutuk dan menyelamatkan, antara mengucilkan seseorang dengan
memaafkan dosanya. Kita lihat bahwa pada saat kita menghakimi,
mengutuk seseorang, maka kita tidak sedang mempedulikan
keselamatannya. Jadi semua itu menunjukkan kepada kita bahwa sikap
kita terhadap saudara seiman tidak boleh dilandasi oleh pikiran bahwa
kita lebih baik daripada mereka. Jika seorang pendeta merasa lebih
baik daripada orang lain di dalam gereja, ia tidak layak menjadi
pendeta. Di dalam pengertian mengutuk, tidak ada seorangpun yang
diberi kewenangan untuk itu di dalam lingkungan jemaat. Namun di
dalam pengertian menyatakan penghakiman berdasarkan firman Allah,
kewenangannya diberikan kepada para hamba Allah. Akan tetapi
sekalipun demikian, pelaksanaanya tidak pernah dilakukan di dalam
semangat untuk mengutuk, melainkan untuk menyelamatkan. Jadi di
dalam 1 Korintus 5, sebagai contoh, ketika Paulus menghukum orang
tersebut dengan kebinasaan tubuh, tujuan akhirnya tetap agar supaya
rohnya dapat diselamatkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Paulus
dalam ayat yang sama. Tak seorangpun, tidak satu manusiapun diberi
kewenangan untuk mengutuk atau menjatuhkan hukuman secara final,
yang berarti memisahkan orang tersebut dari keselamatan.
Kasih kepada Diri sendiri Membutakan kita dari Kenyataan
Hidup kita
Sejalan dengan penelaahan kita atas perkara sikap ini, kita sampai
pada poin yang berikutnya, mengapa ada orang yang gemar mengutuk
orang lain? Di sini Tuhan Yesus mengajukan pertanyaan yang sangat
menarik dalam ayat yang ketiga. Tuhan Yesus mengajukan pertanyaan
ini: mengapa kamu melihat selumbar di mata saudaramu tetapi balok
di matamu sendiri tidak kau lihat? Ini adalah pertanyaan yang menarik,
mengapa? Apa jawaban Anda terhadap pertanyaan ini? Mengapa kita
begitu terampil dalam melihat kesalahan orang lain namun buta
terhadap kesalahan sendiri? Lalu apa jawaban Anda terhadap
pertanyaan Yesus ini? Jika Anda mencoba untuk mencari jawaban atas
148 | C A H A Y A I N J I L
pertanyaan ini, Anda akan mendapati bahwa Anda sedang disoroti oleh
mata rohani yang sedang menyelidiki isi hati Anda.
Hal ini mengingatkan saya pada seorang wanita di Liverpool. Ada
orang-orang yang sangat kritis dalam menanggapi segala sesuatu di
dalam gereja dan Anda akan terbiasa berhadapan dengan mereka.
Wanita ini mendatangi saya dan berkata, "Salah satu pimpinan di
dalam gereja Anda terlihat sedang berjalan sambil bergandengan
tangan dengan kekasihnya." "Benarkah begitu? Di mana hal itu
terjadi?" tanya saya. "Oh, kejadiannya di salah satu pusat
perbelanjaan. Bayangkan, seorang pimpinan gereja berjalan sambil
bergandengan tangan dengan kekasihnya, Anda bisa bayangkan hal
itu? Bagaimana mungkin orang seperti ini bisa menjadi pimpinan
gereja?" Ini merupakan hal yang sangat menakjubkan. Saya belum
melihat apakah bergandengan tangan seperti itu sudah merupakan hal
yang berdosa. Apa lagi orang yang dimaksudkan itu sedang menjelang
saat-saat pertunangan dengan kekasihnya. Akan tetapi wanita ini
sudah langsung bereaksi keras karena perkara tersebut, mungkin
dengan tujuan agar saya memecat pimpinan tersebut. Namun pribadi
wanita ini sendiri, jika Anda meneliti kehidupannya, justru
menimbulkan pertanyaan yang lebih serius ketimbang sekadar masalah
bergandengan tangan. Ia sendiri sudah bercerai dari suaminya dan
menjalani hidup serumah dengan seseorang tanpa kejelasan apakah
mereka sudah menikah atau belum. Menurut beberapa laporan, mereka
belum terikat dalam pernikahan. Saya tidak tahu kepastiannya dan
saya masih belum meminta mereka untuk menujukkan surat nikahnya.
Ia sendiri bercerai dan tinggal serumah bersama orang lain, tetapi
masih berani datang kepada saya untuk mengecam orang lain yang
berjalan bergandengan tangan. Dapatkah Anda membayangkan hal itu?
Saudara-saudara sekalian, apakah Anda mengira bahwa Tuhan Yesus
sedang membesar-besarkan masalah dalam membicarakan selumbar
dan balok? Coba pikirkan hal ini, dalam contoh tadi kita melihat
seorang dengan balok yang melekat di matanya sedang mengecam
selumbar di mata orang lain. Apa yang akan terjadi dengan Anda jika
ada balok yang melekat di mata Anda? Dapatkah Anda membayangkan
hal itu? Anda akan menjadi buta, bukankah demikian? Anda tidak akan
mampu melihat hal-hal apa pun. Lihat, orang ini, dengan balok yang
melekat di matanya, mengecam selumbar di mata orang lain. Suatu hal
yang sangat mengesankan!
149 | C A H A Y A I N J I L
Akan tetapi saudara dan saudari yang kedapatan berjalan sambil
bergandengan tangan ini, keduanya sangat setia kepada Tuhan. Saya
tidak menemukan alasan untuk meragukan kesetiaan mereka.
Sedangkan terhadap wanita tersebut pertanyaan yang muncul justru
sangat besar. Saya sangat mengenali kedua saudara tersebut, karena
mereka sudah menyerahkan hidup mereka untuk melayani Tuhan
sepenuh waktu, mereka tidak akan melakukan hal yang akan
mempermalukan nama Tuhan terutama di tempat umum. Lebih baik
mereka bergandengan tangan di muka umum ketimbang melakukan
hal yang memalukan di tempat tersembunyi. Kedua orang ini sekarang
sudah menikah dan melanjutkan pelayanan mereka dengan sangat
setia. Dan bagaimana dengan wanita yang melontarkan kecaman itu?
Ia tidak sering hadir di gereja. Jika hadir, itu pun hanya untuk
melontarkan kecaman. Atau jika ia memberikan persembahan, ia akan
memastikan bahwa semua orang melihat persembahannya.
Dilambaikannya lembaran 5 pound sambil berkata, "Lihat, saya punya
persembahan untuk gereja. Jangan beritahu siapa-siapa." Itu sebabnya
mengapa Tuhan berkata, "Munafik! Kamu tidak melihat balok yang ada
di matamu tetapi kamu merasa perlu untuk menolong orang lain". Kita
memang masih belum menjawab pertanyaan Tuhan Yesus, mengapa
kita begitu terampil mencari-cari kesalahan orang lain tetapi tidak
melihat kesalahan besar di dalam diri sendiri?
Saya beritahu Anda sesuatu, jika Anda mendengar seseorang
melontarkan kecaman, hal pertama yang dapat Anda lakukan adalah
meneliti kehidupan orang itu. Dari pengalaman saya, saya mempelajari
bahwa orang yang paling kritis adalah orang yang sedang menghadapi
persoalan rohani yang paling parah dalam hidupnya. Orang-orang
semacam ini masih belum, seperti yang sudah kita pelajari di dalam
Matius pasal 6, membereskan hubungan mereka dengan Tuhan. Ada
sesuatu yang sangat salah yang sedang terjadi dengan mereka. Tanpa
ada kasih, yang hadir adalah sekadar kekritisan. Tanpa adanya kasih
yang tulus, memang hanya kekritisan saja yang akan muncul. Jangan
pernah percaya pada orang yang berkata kepada Anda, "Aku mengasihi
kamu, itu sebabnya aku mengkritik kamu." Ini sepenuhnya adalah
kemunafikan. Jangan percaya sepatah kata pun. Orang yang mengasihi
Anda akan datang langsung kepada Anda dan berkata, "Saudara,
engkau sudah melakukan hal ini, saya sebenarnya enggan mengatakan
hal ini kepadamu, tetapi..." Dan ia tidak akan pernah mengatakan
150 | C A H A Y A I N J I L
ketidak-setujuannya dengan Anda atau tentang kelemahan Anda
kepada orang lain. Ia tidak akan pernah menyebarkan ketidak-
puasannya dengan anda kepada orang lain. Anda adalah satu-satunya
orang yang mengetahuhi hal itu. Itulah kasih! Ada orang yang berkata
kepada Anda, "Saya tidak setuju dengan Anda", tetapi mereka tidak
memberitahu apa yang tidak mereka setujui itu. Mereka membiarkan
Anda menebak dalam kegelapan. Orang lain tahu bahwa ia tidak
sepakat dengan Anda tetapi Anda sendiri tidak tahu mengapa. Itukah
yang disebut kasih? Dalam pengertian apa? Ini adalah kemunafikan
yang paling parah. Jadi Anda dapat melihat jika tidak ada kasih, maka
watak pengecam akan hadir.
Perhatikan sepasang suami istri. Pada masa awal pernikahan mereka,
oh betapa manisnya, bukankah demikian? Seperti surga di bumi,
mereka bergandengan tangan setiap saat, saling menatap, sangat
indah. Tunggu sampai dua tahun berlalu! Dan dalam kasus beberapa
pasangan, Anda malah tidak perlu menunggu sampai dua tahun. Lalu
apa yang terjadi? Mulai muncul pertengkaran kecil. "Mengapa kamu
selalu melakukan hal seperti itu?" Lalu yang satunya menyahut,
"Mengapa harus dengan cara lain?" Dan dimulailah perselisihan itu,
selanjutnya Anda akan melihat pertengkaran mereka semakin sengit.
Anda tahu mengapa? Itu karena landasan kasih yang sangat lemah.
Saya harap setiap pasangan yang akan menikah benar-benar
memastikan bahwa mereka memang saling mengasihi dan bukannya
sekadar saling menyukai. Anda yang menjadi anak-anak dari pasangan
seperti itu, atau memiliki kerabat maupun sahabat yang dasar
pernikahannya seperti itu, tentu sudah pernah melihat perselisihan
yang keras di antara mereka di saat kasih sudah memudar. Cinta
memudar dan watak pengecam menjadi pembawaan kedua pihak,
mengecam setiap saat. Komitmen asli mereka, cintanya sudah hilang.
Yang tinggal hanyalah komitmen kepada diri sendiri. Saya akan
memaksakan cara saya, itulah jalan yang harus dilakukan. Jika dua
orang sudah mulai saling memaksakan kehendak, maka itu berarti
akhir dari pernikahan mereka. Itu sebabnya mengapa di dalam 1
Korintus 13 dikatakan, "Kasih tidak mencari keuntungan sendiri, kasih
tidak akan memaksakan kehendak ke atas orang lain". Kasih akan
berkata, "Apa yang engkau inginkan?"
Kembali kepada pertanyaan, mengapa kamu melihat selumbar di mata
orang lain? Jawabannya sekarang jelas, dan jawaban itu adalah karena
151 | C A H A Y A I N J I L
Anda sebenarnya tidak pernah mengasihi orang tersebut sama sekali.
Dan mengapa Anda tidak dapat melihat balok di mata Anda sendiri? Itu
karena Anda mengasihi diri Anda sendiri. Pernahkah Anda
memperhatikan, dalam pandangan seorang ibu yang menyayangi
anaknya, si anak tidak pernah berbuat salah. Anak itu menabrak mobil
orang lain, melakukan berbagai hal yang buruk, dan si ibu akan
berkata, "Tidak mungkin, dia anak yang baik. Itu hanya sebuah
kecelakaan." Ia tidak pernah memandang anaknya bersalah. Pada saat
Anda mencintai seseorang sedemikian mesranya, segala perbuatannya
akan terlihat benar di mata Anda. Itu sebabnya mengapa dikatakan
"cinta itu buta". Buta, mereka tidak dapat melihat kesalahannya. Kasih
seperti ini, jika Anda mengasihi diri Anda sendiri sedemikian rupa, Anda
tidak akan dapat melihat kesalahan Anda sekalipun sebuah balok
melekat di mata Anda, Anda tidak akan memperhatikannya. Karena
Anda tidak mengasihi orang lain, maka semua kesalahan mereka akan
langsung tampak. Anda menyayangi anak Anda, dia tidak pernah
berbuat salah. Anak orang lain itulah yang berkelakuan buruk, orang
tua mereka tidak tahu cara mendidik anak. Semua yang lain buruk,
lihat anak saya, yang terbaik di dunia.
Kita Diharuskan untuk Mengasihi dan Bukannya untuk
Mengecam
Jadi Anda dapat memahami sekarang mengapa Tuhan Yesus
mengatakan hal ini. Alasan dalam menghakimi, alasan mengapa kita
tidak boleh menghakimi karena hal itu mengobarkan sikap mengutuk
yang tidak boleh ada dalam diri setiap murid dalam hubungan mereka
dengan orang lain. Kita hadir di dunia ini untuk saling mengasihi dan
bukannya untuk menempatkan diri di atas orang lain. Tetapi mungkin
akan ada yang berkata, "Tetapi Anda sendiri mengatakan bahwa Tuhan
Yesus tidak mengijinkan kita untuk membutakan mata terhadap dosa".
Dan tidak ada satu orang pun yang tidak berdosa, jadi Anda merasa
memiliki banyak amunisi. Tidakkah itu berarti bahwa saya boleh
menatap ke arah orang lain dan berkata, "Aha, orang ini berdosa, saya
akan mengecamnya"? Yesus berkata bahwa kita tidak boleh menutup
mata terhadap dosa. Jadi bagaimana dengan dosa Anda sendiri? Jika
Anda mendebat dengan cara ini, hal itu hanya menunjukkan sekali lagi
bahwa Anda masih belum memiliki sikap yang benar. Sikap adalah titik
awal. Anda dapat melihat hal itu di dalam cara orang bertutur kata
152 | C A H A Y A I N J I L
terhadap Anda tentang hal-hal ini. Jika kita benar-benar mengasihi
seseorang, kita tidak akan memiliki alasan untuk mengecam orang lain.
Jadi hal ini menjadi pokok yang sangat menarik bagi yang mempelajari
teologi. Penganut aliran liberal adalah kelompok yang paling kritis.
Mereka akan selalu siap untuk mengecam setiap orang. Kritik mereka
pandang sebagai kebenaran. Mereka berpendapat bahwa orang yang
belajar teologi berarti memasuki pelatihan untuk mengkritik. Jika Anda
tidak mengkritik maka Anda bukanlah teolog yang baik. Dan apa yang
mereka lakukan? Mereka mengkritik Paulus, mereka mengkritik
Yohanes. Mereka berkata bahwa Paulus plin-plan di bagian ini dan
bagian itu. Ini semua, mereka anggap sebagai tanda kecendekiawanan
mereka, dengan cara itulah kita harus berbicara. Kenyataannya, di
dalam pandangan kaum liberal, tidak ada satu orang pun yang tidak
dapat dikritik. Setiap orang dikecam dengan berbagai cara, mulai dari
para nabi sampai para rasul Perjanjian Baru. Semua orang dikritik.
Teolog liberal merasa berhak mengkritik setiap orang. Dan sejujurnya
saya katakan kepada Anda, sekalipun saya mempelajari buku-buku
mereka, buku-buku penting yang mereka tuliskan, tidak jarang saya
merasa muak sampai-sampai saya memberi catatan pinggir di dalam
beberapa buku tersebut. Orang-orang ini merasa bahwa mereka lebih
tahu dari Paulus, Yohanes, Yesaya maupun Yeremia. Mereka lebih tahu
dari setiap orang. Hal yang paling disayangkan dari orang-orang seperti
Paulus dan Yohanes adalah bahwa mereka tidak pernah mendapat
kesempatan untuk duduk bersimpuh di kaki para teolog besar abad ke
dua puluh ini. Seandainya saja mereka mendapat kesempatan itu,
maka mereka akan menjadi lebih besar dari apa yang sudah ada,
begitu menurut para teolog ini. Dan sekali kita melakukan hal yang
seperti itu, Anda tidak akan terkejut jika saya berkata bahwa Anda
akan mengkritik bahkan Yesus sendiri. Anda tidak dapat lagi melihat
batasan, sekali Anda mengambil sikap seperti itu, di mana Anda akan
berhenti?
Jadi saya beritahukan Anda, saudara-saudara, berhati-hatilah dalam
menelaah ucapan Yesus dan sikap yang benar tidak akan membuat
Anda merasa "Karena saya seorang teolog, seorang cendekiawan,
maka tugas saya adalah mengkritik orang lain." Allah tidak pernah
memberi Anda tugas seperti itu, jadi Anda boleh mempertimbangkan
untuk berhenti melakukan tugas seperti itu. Di dalam Galatia 5:15,
rasul Paulus mengingatkan jemaat di Galatia dengan kata-kata seperti
153 | C A H A Y A I N J I L
itu. Ia berkata, "Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling
menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan". Hal ini
menunjukkan bahwa orang-orang di Galatia sudah jatuh dalam
kesalahan yaitu tidak mendengarkan pengajaran Yesus ini. Mereka
merasa bahwa mereka dapat mengkritik setiap orang. Itu tidak apa-
apa, sudah tugas kita. Dan Paulus berkata, "Tetapi jikalau kamu saling
mengigit dan saling menelan", artinya saling memakan, maka kamu
semua akan menelan habis satu sama lain. Pada akhirnya tidak akan
ada yang tersisa. Paulus berkata, "Jika kamu saling menggigit seperti
hewan aduan, maka kamu akan saling memakan." Anda pikir, jika Anda
masuk di tengah jemaat seperti ini, kesaksian macam apa yang dapat
mereka tampilkan kepada orang Kristen yang baru atau kepada orang
yang bukan Kristen? Jika kita mengasihi Allah, jika kita mengasihi
umatNya, kita mengasihi jemaatNya, akankah kita datang ke gereja
dan berkata, "Saya tidak setuju dengan kamu, Saya tidak setuju
dengan kamu dan saya juga tidak senang orang itu? Kesaksian macam
apa ini? Jika Anda tidak setuju dengan seseorang, datang dan
berbicaralah kepada mereka, selesaikan persoalan tersebut dengan
mereka. Anda tidak perlu menyiarkan perkara ini kepada setiap orang
bahwa Anda sedang berselisih dengan seseorang. Apakah kita tidak
mempedulikan ketenteraman orang Kristen yang baru dan orang non
Kristen? Tidakkah Tuhan Yesus berkata, "Dengan inilah setiap orang
akan mengetahui bahwa kamu adalah muridKu, bahwa kamu sekalian
saling mengasihi." Dan kita sudah memahami bahwa di mana ada
watak pengecam, maka tidak ada kasih.
Rahasia kehidupan Kristen - Efek Timbal Balik dari Tindakan
kita
Sekarang kita sampai pada poin kesimpulan. Di sini Tuhan Yesus
memberi kita peringatan dan dorongan sekaligus, peringatannya
adalah: Ia berkata di awal Matius pasal 7, "Ukuran yang kamu pakai
untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Ukuran yang Anda
tetapkan akan menjadi ukuran yang Anda hadapi. Saya beritahukan
kepada Anda bahwa hal ini adalah prinsip penting yang menjadi
landasan yang harus diketahui oleh setiap orang Kristen. Inilah rahasia
kehidupan orang Kristen yang perlu Anda ketahui benar-benar. Apa
rahasia itu? Bagaimana cara anda bertindak akan menjadi cara yang
dipakai Allah dalam berurusan dengan Anda. Terapkanlah prinsip ini,
dan Anda akan melihat bahwa hal itu mencakup keseluruhan kehidupan
154 | C A H A Y A I N J I L
Kristen Anda. Ini adalah prinsip terpenting yang perlu dipahami oleh
setiap orang Kristen. Jika Anda tidak mengampuni seorang saudara
seiman, Anda tidak akan diampuni. Anda menghakimi saudara seiman,
maka Allah akan menghakimi Anda. Semakin berat kutukan Anda,
semakin berat pula Allah akan mengutuk Anda. Sangat mengerikan. Ini
adalah bagian peringatan dari ajaran Tuhan.
Kita dapati prinsip ini diterapkan di dalam Alkitab secara harfiah sampai
ke perinciannya. Kita lihat contohnya. Daud melakukan dosa yang
berat ketika ia merampas istri orang lain. Namun dia secara aneh dapat
lolos dari jerat hukum. Alasannya adalah karena dia seorang raja. Ia
mengambil wanita ini dari suaminya dengan cara yang tampaknya tidak
menyalahi hukum Taurat. Karena ia seorang raja dan pimpinan tertinggi
angkatan perang. Dan suami wanita ini adalah seorang prajurit dalam
pasukannya. Dan yang lebih mengerikan adalah suami wanita ini
seorang yang sangat setia dan sangat diandalkan dalam pasukan. Jadi
dalam rangka merebut istrinya, Daud menjalankan tindakan yang
jahat. Ia mengirim lelaki ini ke medan perang dengan titipan pesan
kepada panglima di lapangan untuk menempatkannya di bagian yang
paling berbahaya dalam perang. Lalu lelaki ini terbunuh. Apakah Daud
melakukan hal yang melanggar hukum? Tidak! Ia melakukannya sesuai
kewenangan yang dimiliki. Di dalam hukum manusia, ia tidak berbuat
salah. Dan tentu saja, sesudah suaminya meninggal, Daud bebas untuk
menikahi wanita ini. Sekali lagi, tidak ada pelanggaran hukum. Tidak
ada yang salah bagi seorang lelaki yang menikahi wanita yang ditinggal
mati oleh suaminya.
Tetapi mata Allah tertuju pada hatinya. Sekalipun ia tidak bersalah di
bawah hukum manusia, mata Allah melihat isi hati Daud dan apa
alasan dari semua perbuatannya. Lalu terdapat seorang hamba Allah,
Natan, orang yang tidak kita ketahui banyak tentang dirinya. Ia
bukanlah nabi yang terkenal, datang dan berbicara kepada Daud. Dan
Natan berkata, "Tuanku, saya ingin mengadukan satu perkara
kepadamu." Dan ia mulai menjelaskan perkara itu kepada Daud, yang
sebagai raja juga merupakan hakim. Daud memutuskan hukuman atas
perkara ini. Begini ceritanya. Natan bercerita tentang seseorang yang
memiliki seekor anak domba betina, dan itu satu-satunya domba
miliknya. Anak domba betina ini sangat berharga bagi orang tersebut
sehingga tidur pun di atas pangkuannya. Peliharaan yang paling
disayanginya karena memang itulah satu-satunya yang ia miliki. Lalu
155 | C A H A Y A I N J I L
ada seorang kaya yang memiliki banyak kambing domba tetapi ia
menghendaki anak domba betina si miskin ini. Lalu ia merampas anak
domba itu dari si miskin. Dan Daud menjadi sangat marah atas hal itu.
Anda lihat di sini, ia dapat melihat selumbar di mata orang tetapi tidak
dapat melihat balok yang ada di matanya sendiri. Ia sangat marah,
"Sangat keterlaluan orang ini, ia sudah punya banyak domba tetapi
masih mengambil domba si miskin." Lalu ia berkata, "Aku tetapkan
bahwa ia harus mengganti rugi empat kali lipat." Dengan kata lain, satu
anak domba yang sudah diambilnya itu, harus diganti dengan empat
ekor.
Lalu Natan menatap ke arah Daud dan berkata, "Engkaulah orang itu".
Apa yang terjadi? Daud sudah menyatakan penghakiman atas dirinya
sendiri. Daud menetapkan penghakiman dan Natan berkata "Engkaulah
orang itu". Domba yang diambil oleh Daud adalah istri perwira
tersebut. Dan Allah menjatuhkan hukuman tepat seperti yang sudah
ditetapkan oleh Daud. Daud kehilangan empat anaknya. Sungguh luar
biasa firman Allah, begitu tepat. Daud harus menebus sesuai dengan
penghakiman yang sudah ia tetapkan, yang sudah ia ucapkan sendiri.
Di dalam kenyataannya, peristiwa kematian pertama terjadi hanya
beberapa ayat kemudian di dalam 2 Samuel 12:5-6, Anda dapat
membaca bagian itu. Lalu kita dapati di dalam ayat 14 terjadi kematian
yang pertama. Belakangan kita melihat lagi peristiwa kematian anak
Daud yang dibunuh oleh putranya yang lain. Tragedi menyedihkan
yang memperlihatkan watak saling membunuh di antara sesama anak.
Dan begitulah selanjutnya sampai Daud kehilangan empat putra. Anda
lihat di sini bahwa apa yang keluar dari mulut Anda, ukuran yang Anda
pakai untuk menghakimi, akan Anda hadapi dalam penghakiman Allah.
Jadi sekarang kita dapat memahami makna dari kisah kritikus seni
yang sedang menghakimi dirinya sendiri ketika ia menatap ke arah
cermin yang dikiranya sebagai lukisan. Yang Anda amati adalah diri
Anda sendiri, saudara-saudara. Pada saat Anda mengecam saudara
seiman, Anda sedang mengumumkan penghakiman atas diri Anda
sendiri. Jadi inilah sisi negatifnya, peringatan bahwa apa yang Anda
ukurkan kepada orang lain akan diukurkan kepada Anda, Daud
menetapkan empat kali lipat dan ia kehilangan empat putranya tepat
seperti yang dia ukurkan.
156 | C A H A Y A I N J I L
Namun di sini ada juga bagian baiknya, sisi yang menghiburkan, yaitu
cara Anda mengasihi dan memperhatikan saudara-saudara yang lain
akan diukurkan juga ke dalam kasih dan perhatian Allah kepada Anda.
Dan ini berkaitan dengan pasal sebelumnya yang kita bahas minggu
lalu. Jika saudara-saudara Anda membutuhkan sesuatu dan Anda
menolongnya, Anda boleh yakin, jika Anda melakukan hal itu dengan
sikap yang benar tentunya, bahwa Allah akan memperhatikan Anda
dengan ukuran yang sama. Jadi Anda dapat melihat bahwa semakin
Anda memberi kepada Allah, semakin banyak Anda menerima dariNya
dalam pengertian kasih, perawatan dan berkat rohani. Dan Anda boleh
yakin juga bahwa jika Anda membantu saudara-saudara yang
kekurangan, maka Anda sendiri tidak akan kekurangan. Dan hal luar
biasa yang akan Anda temui adalah semakin Anda mengorbankan diri
dalam menolong saudara seiman, sampai Anda sendiri mengalami
kesulitan keuangan misalnya, Anda akan mendapati bahwa Allah tidak
pernah mengecewakan Anda. Ia akan memastikan bahwa Anda tidak
akan pernah sampai kekurangan pada saat Anda menghadapi
kebutuhan.
Dan jika Anda sudah memahami hal ini, Anda tidak akan pernah takut
dan menahan-nahan bantuan Anda terhadap orang lain. Pernah terjadi
seorang saudara seiman yang sedang membutuhkan uang mendapat
bantuan dari saudara yang lain. Dan ketika ia menerima uang itu, ia
mendapati ada saudara lain yang lebih memerlukan uang tersebut, dan
ia menyerahkan uang pinjaman itu untuk memberi pertolongan. Tidak
peduli pada keperluannya sendiri, ia memberikan uang itu kepada
orang yang lebih membutuhkan. Lalu Allah menyediakan baginya uang
lagi bagi keperluannya. Hasilnya Anda lihat sendiri, tidak pernah ada
kekurangan, semakin banyak Anda memberi semakin banyak Anda
menerima. Ini adalah prinsip yang dapat Anda uji dalam kehidupan
sehari-hari, jika Anda memiliki iman dan keberanian untuk
mencobanya, karena iman dan keberanian berjalan bersama. Banyak
orang menjadi penakut karena mereka tidak memiliki iman. Banyak
orang yang ingin tahu, bagaimana saya bisa mengetahui bahwa Allah
itu nyata? Allah sudah menyediakan satu prinsip di sini yang dapat kita
pakai untuk membuktikannya. Sangat mudah bagi Anda untuk
mencobanya. Bukankah sangat indah bahwa di dalam Alkitab, Allah
tidak menyuruh kita untuk memiliki iman yang buta? Ia menyatakan
bahwa semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda
157 | C A H A Y A I N J I L
menerima, ukuran yang Anda tetapkan menjadi ukuran yang Anda
hadapi. Anda dapat membuktikannya. Sangat mudah untuk dibuktikan,
tetapi jangan membuktikannya melalui cara Daud. Ia menetapkan
hukuman empat kali lipat dan ia mendapatkannya, jangan mencoba
bagian yang itu.
Mari kita masukkan pelajaran ini ke dalam hati kita, prinsip yang indah
ini, peringatan dan dorongannya, jalankan itu, buktikan, lihat dan
nikmati kebenaran bahwa Allah itu baik.
Jangan Kamu Memberikan Barang Yang Kudus Kepada
Anjing
Matius 7:6 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini kita melanjutkan pembahasan kita tentang Khotbah di Bukit di
dalam Matius 7:6. Di dalam ayat ini kita membaca, "Jangan kamu
memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu
melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya
dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." Kita perlu mencari
tahu apa yang sedang disampaikan oleh Tuhan Yesus di sini. Apa
artinya ini? Tuhan Yesus berkata di dalam bagian awal Matius 7 bahwa
kita tidak boleh menghakimi saudara-saudara seiman kita. Kita tidak
boleh mengutuk mereka. Tetapi apakah itu lantas berarti bahwa kita
hidup tanpa membedakan yang benar dan yang salah? Kita tidak boleh
mengutuk tetapi kita harus mengenali atau mengetahui siapa
sesungguhnya mereka. Kita harus tahu siapa mereka itu sebenarnya.
Anjing dan Babi adalah Gambaran Watak Manusia yang Dikuasai
Daging
Di sini Tuhan Yesus berkata bahwa anda tentu tidak akan mengambil
barang yang kudus dan memberikannya kepada anjing. Anda juga
tidak akan melemparkan mutiara kepada babi. Tampaknya ucapan ini
mengandung maksud bahwa ada sebagian orang yang sedang
digambarkan sebagai anjing dan babi. Pemakaian ungkapan seperti ini
tentunya sangat jauh dari kesan memuji. Kita pasti tidak suka disebut
158 | C A H A Y A I N J I L
sebagai anjing atau babi. Dalam rangka memahami makna ucapan
Tuhan Yesus ini, kita harus jelas bahwa Ia tidak sedang menghina
orang lain ketika menyampaikan kalimat ini. Namun tidak ada cara lain
yang lebih tepat dalam memberikan gambaran tentang karakter dan
sifat orang-orang tersebut selain dengan membandingkannya dengan
anjing dan babi. Anda tentunya tahu, kebenaran tidak selalu
menyenangkan untuk didengar. Kita cenderung enggan mendengarkan
kebenaran. Jika ada orang yang cara hidupnya sangat jorok, anda
mungkin akan berkata, "Wah, kamu hidup seperti babi." Anda mungkin
tidak bermaksud menghina dan menyakiti perasaan orang itu. Bahkan
terhadap anak yang sangat anda kasihi sekalipun, kadang anda
mungkin berkata, "Jorok sekali! Seperti babi saja!" Jadi terhadap orang
yang sangat kita kasihi pun, kadang kala kita kesulitan dalam mencari
padanan yang cocok untuk menggambarkan keadaannya, dan terpaksa
memakai kata-kata seperti itu.
Pada saat anda mengetahui betapa kotornya kenajisan dan kejijikan
dosa, anda akan menyadari bahwa ungkapan yang dipakai oleh Tuhan
Yesus bukanlah gambaran yang dibesar-besarkan mengenai keadaan
orang yang tenggelam dalam dosa. Kenyataannya kondisi mereka
malah lebih jorok ketimbang anjing atau babi. Kadang kala, ungkapan
perbandingan ini tampaknya akan lebih membangkitkan rasa
tersinggung pada anjing dan babi ketimbang pada orang yang sedang
berkubang dalam dosa. Mari kita bahas pernyataan yang baru saja
saya sampaikan ini. Mari kita lihat satu contoh, orang-orang yang
memasukkan jutaan orang Yahudi ke dalam kamar gas dan membunuh
mereka, jika kita menyebut mereka sebagai babi, kemungkinan besar
justru sang babilah yang akan tersinggung karena disamakan dengan
mereka. Babi tidak akan berbuat seperti itu. Jika anda pikirkan, sebagai
contoh lagi, beberapa orang di Hong Kong atau bahkan di Amerika atau
di Inggris yang menyerang sembarang orang di jalanan (orang yang
tidak tahu apa-apa) dan memukuli mereka sampai cedera parah atau
bahkan mati. Tidak ada anjing yang gemar melakukan itu, kecuali
anjing gila atau anjing galak. Anda lihat sendiri, binatang tidak
melakukan kekejaman sebagaimana yang sering dilakukan oleh orang
berdosa. Jika dikatakan bahwa hewan-hewan itu akan berbalik dan
mengoyak anda, sesama manusia pun sering melakukan hal yang
sama, tidak ada yang luar biasa dengan hal itu. Jadi sekarang kita
dapat memahami bahwa ketika Tuhan Yesus berbicara tentang sifat
159 | C A H A Y A I N J I L
orang-orang berdosa yang digambarkan seperti anjing dan babi, Ia
tidak sekadar membesar-besarkan masalah, karena sesudah kita
bandingkan sendiri, ternyata ungkapan ini pun masih kurang kuat
dalam menggambarkan permasalahan yang ada.
Menghadapi dan Mengabarkan Kebenaran Firman
Mari kita teruskan pertanyaan ini dan mencari tahu apa sebenarnya
yang sedang Tuhan Yesus katakan kepada kita melalui ucapan
tersebut? Pertama-tama, mari kita amati hewan-hewan tersebut,
anjing dan babi, dan mencoba untuk mengerti apa yang sedang Tuhan
Yesus ajarkan kepada kita melalui gambaran ini. Dari sini kita akan
segera mengerti bahwa dengan gambaran tentang anjing dan babi, Ia
sedang menguraikan watak manusia, watak kedagingan, watak orang
yang terhilang dan terjerumus di dalam dosa. Dan kita akan
mempelajari kesejajarannya setahap demi setahap, sampai kita dapat
memahami keindahan dari ajaran Tuhan Yesus dan kebenaran yang
tercakup di dalamnya, sekalipun kebenaran itu mungkin tidak membuat
kita merasa nyaman. Saya berharap agar orang-orang Kristen
bertumbuh sebagai orang yang mengutamakan dan mencari kebenaran
tanpa mempertimbangkan apakah hal itu akan membuat mereka
merasa senang atau tidak.
Saya sangat menguatirkan orang-orang yang berkata bahwa mereka
tidak senang dengan khotbah saya karena isinya terlalu keras. Mereka
tidak senang dengan khotbah saya karena selalu mengingatkan orang
akan dosa mereka. Mereka tidak senang karena isinya yang
mengandung teguran keras. Saya tidak menguatirkan penilaian mereka
terhadap saya. Apakah isinya terlalu menekan atau terlalu banyak
teguran, bukan itu persoalannya, kita tidak perlu menanyakan apakah
isi khotbah akan menyenangkan atau tidak. Yang perlu kita tanyakan
sesungguhnya adalah, "Apakah isi khotbah ini benar?" Jika ada orang
yang berkata kepada saya dan berkata, "Isi khotbah anda tidak benar",
maka sayalah yang perlu dikuatirkan. Akan tetapi jika ada orang yang
berkata, "Bukannya tidak benar, tetapi saya tidak suka isi khotbah
anda", maka orang inilah yang perlu dikuatirkan. Pernahkah Tuhan
Yesus mengajar orang dengan berkata, "Engkau sangat luar biasa!
Tidak ada lagi yang perlu disempurnakan dalam hidupmu"? Sebaliknya,
Ia berkata, sehubungan dengan watak manusia yang sudah terpuruk
dalam dosa, bahwa keadaan mereka seperti anjing dan babi. Anda
tidak suka mendengarkannya, tidak masalah. Tuhan Yesus datang
160 | C A H A Y A I N J I L
bukan untuk mengejar popularitas, demikian pula saya. Jika seseorang
sangat mengutamakan kebenaran, maka ia akan menanyakan,
"Apakah ini benar? Apakah watak manusia benar-benar seperti ini?"
Dan ketika ia melihat kebenaran ini, maka ia akan disadarkan dari
dosanya dan bertobat dan kemudian kasih karunia Allah akan datang
kepadanya.
Berkaitan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu saya bagikan
kepada anda. Di dalam 2 Timotius 4:1-4, Paulus berkata, "Di hadapan
Allah" katanya kepada Timotius, "Dan Kristus Yesus yang akan
menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan
sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-
Nya", dari sini kita dapat melihat bahwa pesan ini merupakan suatu
perintah. Di dalam ayat yang kedua, ia berkata, "Beritakanlah firman".
Tidak peduli apakah menurut anda waktunya tepat atau tidak, anda
harus memberitakannya. Tidak masalah apakah keadaannya
menyenangkan atau tidak, anda harus mengabarkan firman Allah. Lalu
Paulus melanjutkan, "Nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan
nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran", artinya kita
harus terus melakukannya sekali pun reaksi yang muncul adalah
penentangan atau penolakan dan lakukan ini dengan segala
kemampuan dan keahlian dalam pengajaran firman Allah. Hal pertama
yang disebutkan adalah 'menyatakan apa yang salah'. Kata ini
menggunakan kata yang sama dengan kata 'menginsafkan' yang ada di
dalam injil Yohanes, berkaitan dengan pekerjaan Roh Kudus
(Yoh.16:8). Sesudah yang salah itu dinyatakan, maka datanglah
'tegoran'.
Paulus berkata kepada Timotius, "Tegorlah". Dan akhirnya ia berkata,
"Nasihatilah". Nah, apakah Paulus menyuruh kita untuk selalu menepuk
pundak orang? Dengan menuruti hal ini, anda memang tidak akan
menjadi populer. Akan tetapi memang itulah perintah Paulus kepada
Timotius. Lalu ia melanjutkan pada ayat yang ketiga, "Karena akan
datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat."
Perhatikanlah, mereka tidak mau mendengarkan ajaran yang sehat,
firman Allah. Akan tetapi telinga mereka gatal. Mereka mencari orang
yang mau mengilik telinga yang gatal ini. Seperti orang yang
menggaruk punggung yang gatal. Saya teringat pada sebuah perkakas
orang China yang berbentuk seperti garpu yang panjang, sangat
menarik. Anda dapat menggaruk punggung anda sendiri dengan alat
161 | C A H A Y A I N J I L
itu, artinya, jika tidak ada orang lain yang bersedia menggaruk
punggung anda, maka anda dapat melakukannya sendiri. Demikianlah
kelakuan orang-orang yang tidak mau mendengarkan firman Allah ini.
Mereka ingin agar orang berbicara tentang hal-hal yang menyenangkan
hati mereka saja. Ini adalah tanda tentang jaman akhir. Akan tetapi
Paulus berkata kepada Timotius, "Jangan pernah melakukan hal seperti
itu. Jangan mengikuti kesenangan orang. Beritakanlah firman Allah
yang sejati." Dan itu berarti memberikan teguran jika perlu.
Menyatakan kesalahan jika dibutuhkan. Dan anda harus melakukan hal
itu sekali pun orang akan membenci anda. Hal itu bukan masalah. Dan
anda harus mengerti mengapa Paulus mengajarkan hal ini kepada
muridnya, Timotius, karena memang beginilah cara Tuhan Yesus
memberitakan firman. Dan begitu pulalah cara yang harus kita pakai
untuk memberitakan firman.
Ciri-ciri Anjing dan Babi
Kita kembali lagi ke persoalan semula. Tuhan Yesus berkata, "Sifat
yang penuh dosa, seperti apakah itu?" Suka atau tidak suka, ternyata
gambarannya seperti anjing dan babi. Jika anda masih belum berubah,
belum lahir baru dengan kuasa Allah, maka secara rohani anda akan
tampak seperti anjjing dan babi. Tidak peduli seberapa hebat dandanan
serta penampilan anda secara duniawi, Allah akan melihat ke dalam
hati anda dan berkata, "Kamu sama seperti anjing. Sama seperti babi."
Anjing pada Jaman Yesus Hidup dalam Keadaan Setengah Liar
Apa yang dapat kita pelajari sehubungan dengan anjing? Hal pertama
yang perlu kita pahami adalah bahwa pada jaman itu, anjing hidup
dalam kondisi setengah liar. Saat itu orang tidak memiliki hewan
peliharaan atau jarang sekali ada orang yang menaruh hewan
peliharaan di dalam rumah (hewan peliharaan berbeda dengan hewan
ternak). Dan kenyataannya memang sangat sedikit orang yang
memiliki hewan peliharaan. Di negara-negara yang tingkat pendapatan
rata-rata penduduknya rendah, orang tidak sanggup untuk memelihara
hewan peliharaan. Bagi anda yang pernah tinggal di China, tentunya
mengetahui bahwa penduduk sangat jarang yang memiliki hewan
peliharaan. Kebiasaan ini terlalu mewah bagi mereka. Jadi biasanya
kehidupan anjing-anjing, ada banyak anjing di sekitar pemukiman,
berada dalam kondisi liar atau setengah liar. Mirip seperti kehidupan
anjing-anjing di pedesaan China. Saya tidak tahu apakah ada di antara
anda yang pernah berkunjung ke daerah pedesaan di China. Saya tidak
162 | C A H A Y A I N J I L
tahu banyak keadaan di Guangdong. Saya tidak pernah singgah dalam
waktu yang lama di sana. Akan tetapi, di propinsi-propinsi lainnya,
anjing hidup di jalanan dalam keadaan liar atau setengah liar. Dan
beberapa di antaranya memang sangat galak. Jika kita baca
keterangan di dalam Alkitab, misalnya di dalam 2Raj.9:10, anjing-
anjing memakan daging orang yang sudah mati. Dan anjing-anjing
yang kita baca dari Mazmur 22:17 ini tentunya anjing-anjing galak
yang hidup dalam keadaan setengah liar. Ketika saya tinggal di Israel,
saya terkejut melihat kehidupan kucing-kucing di sana yang liar
sepenuhnya, berbeda dengan di negara lainnya di mana kucing
biasanya dijadikan binatang peliharaan. Kucing-kucing itu tinggal di
sekitar tumpukan sampah dekat pemukiman. Jika anda dekati, mereka
akan lari. Dan jika anda mendesaknya sampai tersudut, maka kucing
itu akan menyerang anda. Mereka hidup dari sisa-sisa makanan yang
dibuang oleh penduduk. Dan demikian pulalah kehidupan anjing pada
jaman dulu. Mereka hidup dari sisa makanan yang dibuang oleh
penduduk dan berkeliaran di jalanan.
Binatang-binatang yang Haram di Masa Perjanjian Lama
Tuhan Yesus berkata, "Jangan kamu memberikan barang yang kudus
kepada anjing". Prinsip ini tetap berlaku sekalipun terhadap anjing
peliharaan; jangan berikan barang yang kudus kepadanya. Apa artinya
ini? Di bawah hukum Yahudi, hewan yang dipersembahkan di atas
mezbah adalah barang yang suci. Imam boleh memakannya. Dan
kadang-kadang, tergantung pada jenis persembahannya, orang yang
memberikan persembahan itu dapat pula ikut memakan persembahan
tersebut. Daging dan setiap bagian dari hewan kurban adalah barang
suci. Dan hukum Taurat menegaskan bahwa anda tidak boleh
memberikan sepotong pun bagian dari hewan kurban kepada anjing,
meskipun itu hanya sepotong tulang. Dari keluaran 22, kita melihat
bahwa hanya daging yang haram, atau barang yang najis, yang boleh
diberikan kepada hewan-hewan tersebut. Ini berarti daging yang tidak
dipersembahkan dan dikhususkan bagi Allah.
Jadi kita dapat menarik beberapa pelajaran dari kehidupan anjing dan
babi. Namun perlu saya beritahukan kepada anda bahwa anjing dan
babi di dalam ayat ini menggambarkan hal yang sama. Jika anda
mengira bahwa kedua ungkapan ini dimaksudkan untuk menjelaskan
dua macam orang, maka anda sudah melakukan kesalahan mendasar.
Di dalam memahami isi Alkitab, ada beberapa hal yang diungkapkan
163 | C A H A Y A I N J I L
dengan berbagai cara namun memiliki arti yang sama atau sejajar. Dan
pemakaian gambaran anjing dan babi ini adalah salah satu contoh
kesejajaran tersebut. Ungkapan anjing dan babi ini memberitahukan
hal yang sama. Artinya, anjing dan babi di dalam ayat ini
menggambarkan keadaan orang yang sama.
1. Mengasihi Dosa dan Kejahatan
Kita dapat menarik beberapa pelajaran dari apa yang sudah
disampaikan oleh Tuhan Yesus tentang ciri-ciri orang yang dikuasai
oleh daging dengan mengamati ciri-ciri anjing dan babi. Anda tentunya
tahu bahwa babi menyukai tempat kotor dan berlumpur. Demikianlah
di dalam 2Pet.2, kita melihat gambaran tentang babi yang sudah
dibersihkan, yang kembali lagi ke kubangannya. Ungkapan yang
dipakai oleh rasul Petrus di sini sangatlah menarik. Karena di sana
digambarkan tentang orang-orang, seperti babi yang sudah
dibersihkan. Pikirkanlah itu! Anda memandikan babi. Apa gunanya
memandikan babi? Anda gosok, anda bersihkan dan anda mandikan,
sehingga babi itu tampak bersih dan cantik. Ya, selama dia tetap
tinggal di dalam ruangan, tidak akan ada masalah. Walaupun saya
tidak yakin apakah ada orang yang senang melihat babi di dalam
ruangan. Akan tetapi, jika anda membiarkannya keluar, apa yang akan
ia lakukan? Wah! Ia segera bergulingan di dalam lumpur. Jadi sekali
lagi kita melihat ungkapan yang sama, yang tidak mengenakkan, yang
kali ini digunakan oleh rasul Petrus, yang harus kita perhatikan baik-
baik. Ia berkata tentang sebagian orang Kristen yang berperilaku
seperti babi. Mereka sudah "dimandikan", sudah dibaptis. Masalahnya
adalah bahwa diri mereka sendiri masih belum diubah. Dibaptiskan
tanpa diubah, tanpa dilahirkan kembali, apa gunanya? Diri anda masih
sama dengan yang dulu. Selama anda berada di dalam gereja, wah!
Anda berlaku seperti babi bersih yang manis. Masalahnya adalah, anda
masih babi. Ketika anda pergi keluar dan melihat ada kubangan
lumpur, dan tidak ada orang lain yang melihat anda, "Aha, bagus
sekali. Mari nikmati lumpur ini sejenak." Demikianlah, rasul Petrus
menyebut orang-orang seperti ini, orang Kristen KTP, yang telah
kembali masuk ke dalam jerat dosa, mereka seperti babi yang kembali
ke kubangannya.
Demikian pula halnya dengan anjing. Anjing adalah binatang yang
jorok pula. Setiap orang yang pernah memelihara anjing tahu betapa
anjing itu harus sering dipukul agar tidak mengotori lantai. Di
164 | C A H A Y A I N J I L
Shanghai, kami memelihara seekor anjing kecil. Dan kejorokan anjing
ini benar-benar sangat luar biasa. Jika anda tidak mengawasinya
sekejap saja, ia sudah kencing atau buang hajat sembarangan. Dan
bukan hanya anjing itu, semua anjing seperti itu. Demikianlah, setiap
anjing harus dilatih keras. Harus sering dipukul agar mengerti bahwa ia
tidak boleh bertindak sembarangan. Hal ini tentu saja tidak boleh
dilakukan terhadap manusia yang beradab. Ini adalah budaya anjing,
bukan budaya manusia. Jadi, jika anda diam di antara manusia, maka
anda tidak akan berperilaku seperti itu. Dan 2 Petrus ini masih
menceritakan satu kebiasaan anjing yang menjijikkan, yang
sebenarnya tidak sopan untuk dibicarakan. Akan tetapi Alkitab
menyebutkan hal itu, anjing memiliki kebiasaan untuk memakan
kembali muntahannya. Dan setiap orang yang memiliki anjing akan
tahu bahwa hal ini memang benar sekali, entah anda menyukainya
atau tidak. Anjing dan babi, keduanya merupakan mahluk yang sangat
jorok. Mereka harus didisiplin dengan keras, akan tetapi setiap kali
anda lengah, bahkan anjing yang sangat terlatih sekalipun masih tetap
kembali ke muntahannya.
Jadi hal pertama yang dapat kita pelajari tentang ciri manusia yang
dikuasai kedagingan, yang belum diubah oleh kuasa Allah, adalah
kecintaan mereka terhadap dosa, kecintaan terhadap kotoran.
Perhatikanlah, pada saat anda masih belum menjadi Kristen, ingatlah
cara-cara berpikir anda yang dipenuhi oleh hasrat kedagingan, sangat
nikmat bukan? Apakah dosa membangkitkan rasa jijik anda? Selama
dosa belum menyakitkan, anda lebih suka untuk menikmatinya.
2. Tidak Setia
Hal kedua yang dapat kita amati dari kedua hewan ini adalah
ketidaksetiaan mereka terhadap pasangannya. Anjing jantan dan yang
betina, mereka sama-sama tidak setia terhadap satu pasangan. Babi
pun demikian. Setiap anjing akan mengawini sembarang betina. Tidak
ada rasa setia terhadap pasangan.
Sekarang ini banyak orang yang berbicara tentang moralitas baru.
Moralitas baru adalah bahwa seks itu bebas. Anda boleh melakukan
hubungan seks dengan setiap orang karena seks adalah hal yang alami
bagi manusia. Menurut moralitas baru, anda boleh tidur dengan siapa
saja. "Ini hal yang nikmat! Mengapa harus dilarang?" Kita tidak butuh
tradisi, hukum dan etika buatan manusia yang membatasi kita. Kita
165 | C A H A Y A I N J I L
bebas untuk berhubungan seks dengan siapa saja. Itulah yang mereka
sebut dengan moralitas baru. Kenyataannya, ini adalah hal yang sangat
akrab dengan kehidupan anjing. Dengan kata lain, manusia
mempelajari ini dari kehidupan anjing. Menjiplak gaya hidup anjing dan
menyebutkannya sebagai moralitas baru. Apanya yang baru? Ini
sekadar evolusi dengan arah yang terbalik. Dan sesudah meniru
perilaku anjing mereka mempromosikannya sebagai moralitas baru.
Padahal, ada beberapa hewan yang sangat setia terhadap
pasangannya. Namun bukan anjing atau babi. Di sini sekali lagi kita
melihat watak manusia. Malah, di dalam Alkitab karakteristik seperti
anjing ini sudah disebutkan di dalam Ulangan 23:18. Di situ orang-
orang dengan cara hidup yang sangat sembrono ini memang sangat
tepat digambarkan seperti anjing.
3. Agresif dan Galak
Hal ketiga yang dapat kita lihat dari watak anjing dan babi adalah
bahwa mereka sangat agresif. Galaknya anjing sudah tidak perlu kita
ragukan lagi. Akan tetapi mungkin anda akan berkata, "Babi bukan
binatang yang galak." Anda berkata seperti ini karena anda belum
mengetahui seperti apa galaknya babi. Mari saya beritahu anda, jika
anda sempat berkunjung ke sebuah peternakan babi, jangan pernah
acungkan tangan anda ke wajah babi. Karena kalau anda melakukan
hal itu, besar kemungkinan anda akan kehilangan tangan anda. Di
bulan Juli 1970, saya sedang berada di Swiss dan saya menemukan
berita yang menarik yang akan memberikan kita terang dalam
memahami ayat ini. Saya memotong lembaran koran tersebut dan
menyimpannya untuk keperluan ini. Berita itu tentang seorang
peternak yang tinggal di Pulau Sisilia (Itali), di sebuah desa di sekitar
kota Ragusa yang memelihara tujuh ekor babi. Tentunya ia bukan
seorang peternak yang kaya, karena hanya memiliki tujuh ekor babi.
Suatu hari, ia pergi ke kandang babinya untuk memberi makan seperti
biasa. Namun kali ini, tampaknya, babi-babi tesebut lebih berminat
untuk memakan si peternak ini ketimbang makanan yang dibawanya.
Lalu ketujuh ekor babi itu menyerangnya. Mereka mengerubuti dan
menggigit sekujur tubuhnya. Pada saat istrinya tiba di tempat kejadian,
ia sudah hampir mati. Ia segera dilarikan ke rumah sakit. Sayang
sekali, ia mati di tengah perjalanan. Demikianlah, anda harus berhati-
hati jika berurusan dengan babi. Saya tidak tahu mengapa babi-babi itu
menyerangnya. Mungkin mereka sangat lapar. Mungkin peternak ini
166 | C A H A Y A I N J I L
datang terlambat dan babi-babi yang pongah ini merasa tersinggung
atas keterlambatan majikannya. Ketujuh ekor babi itu menggigit
tangan yang selama ini memberi mereka makan. Dari sini jelaslah
bahwa babi tidak memiliki rasa setia, baik terhadap pasangan maupun
terhadap majikannya. Tentu saja babi dapat dijinakkan seperti anjing.
Akan tetapi, babi juga dapat menjadi sangat galak seperti anjing.
Memang, ketika pertama kali saya membaca ayat ini, "jangan kamu
melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya
dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu", saya meragukan
bagaimana mungkin babi akan mengoyak kita. Saya menganggap
bahwa babi tidak akan menyerang manusia. Di China ada banyak sekali
babi, dan mereka tampaknya sama sekali tidak berbahaya. Tetapi
sekarang kita tahu bahwa babi dapat juga menjadi sangat berbahaya.
4. Tak berguna bagi pekerjaan Allah
Hal keempat yang dapat kita pelajari adalah bahwa kedua jenis hewan
ini dinyatakan sebagai hewan yang najis karena ciri-ciri mereka yang
seperti itu. Apa artinya najis? Artinya ialah bahwa mereka menjadi
tidak berguna baik kepada manusia maupun Allah. Tidak berguna bagi
Allah, karena mereka tidak dapat dipersembahkan kepada Allah. Tidak
berguna bagi manusia karena manusia tidak dapat memakan
dagingnya. Mereka tidak dapat menjadi sumber makanan bagi
manusia.
Sekarang kita dapat melihat ciri-ciri alamiah manusia secara
keseluruhan. Kecintaannya terhadap dosa dan kejahatan. Ketidak-
setiaannya terhadap pasangan. Ciri yang kedua ini adalah dampak
yang sangat nyata dari ciri pertama, kecintaan terhadap dosa - dalam
hal berahi. Yang ketiga adalah keagresifan dan kegalakannya, hal yang
sangat sering ditonjolkan oleh manusia. Seringkali kita melihat ciri-ciri
tersebut di dalam hidup ini, bahkan dalam kehidupan orang yang
menyebut dirinya Kristen. Jika anda mengatakan sesuatu yang tidak
mereka senangi, mereka akan menyerang anda. Mereka akan memukul
dan menggigit balik, persis sebagaimana yang dikatakan oleh Alkitab.
Mereka akan berbalik, menyerang dan menggigit anda. Demikianlah
ciri-ciri ini dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan manusia,
dan - sayang sekali - di dalam diri orang yang tampaknya seperti
seorang Kristen yang sejati. Anda coba memperbaiki kesalahannya.
Lalu apa yang terjadi? Anda mengira bahwa anda sedang menolong
orang itu. Dan apa yang mereka lakukan? Mereka berbalik dan
167 | C A H A Y A I N J I L
menyerang anda. Kita dapat membacanya di Galatia 5:15, di mana
Paulus sedang memperingatkan orang-orang Galatia, ia berkata,
"Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah,
supaya jangan kamu saling membinasakan." Kata-katanya memang
sangat sinis. Maksud dari tegurannya itu adalah, "Kalian orang-orang
Galatia, barhati-hatilah, jika kalian berlaku seperti anjing dan babi,
maka kalian akan segera saling menghancurkan."
Kesimpulan apa yang dapat kita ambil dari ini semua? Dari sini kita
dapat melihat bahwa anjing dan babi merupakan gambaran tentang
ciri-ciri manusia dalam keadaannya yang terburuk. Dan jika kita
mencintai kebenaran, dan jika jujur terhadap diri kita sesudah
memahami keempat ciri ini, kita akan segera berkata, "Benar Tuhan,
saya persis seperti apa yang sudah Engkau gambarkan itu. Tuhan,
ampunilah saya, di dalam kedagingan saya, saya begitu mencintai
dosa. Saya sangat agresif dan galak. Saya sangat kotor, karena itu
saya tidak dapat datang ke hadiratMu." Kita tahu bahwa Tuhan Yesus
menyampaikan kebenaran kepada kita. Adakah ciri yang tidak tepat,
yang tidak benar penggambarannya? Ciri yang mana yang tidak tepat
dalam menggambarkan kedagingan kita? Itulah yang saya sebut
dengan keindahan dan kebenaran dari pengajaran Tuhan Yesus. Sekali
lihat kita dapat langsung mengamati keberadaan kita sebelum
dibebaskan dari kedagingan. Pada saat ada orang yang mengritik kita,
bukankah kita akan langsung menghantam balik? Kita sangat agresif
dan galak. Demikianlah kita pada waktu itu. Kita pernah menjadi
pelaku dan pemilik ciri-ciri itu.
Sifat yang Sama tapi dengan Tanggapan yang Berbeda
Anda mungkin berkata bahwa jika demikian halnya, maka kita semua
adalah anjing dan babi, kita semua tidak layak menerima barang yang
kudus. Dan jika memang demikian halnya, jika setiap orang adalah
anjing dan babi, lalu bagaimana anda dapat memberikan barang yang
kudus kepada orang lain? Nah! Ada satu perbedaan yang sangat
penting. Ada dua macam manusia. Sekalipun mereka memiliki ciri-ciri
yang sama, akan tetapi ada juga perbedaan yang besar di antara
mereka. Jenis yang pertama adalah mereka yang begitu menyadari
bahwa mereka memiliki ciri-ciri ini langsung menyesal karenanya.
Mereka meratap, "Mengapa saya bisa seperti ini?" Ini adalah jenis
orang yang dibicarakan oleh Tuhan Yesus pada bagian awal Khotbah di
Bukit, mengenai orang yang berdukacita, mereka yang berdukacita
168 | C A H A Y A I N J I L
atas dosa-dosanya. Mereka menyadari bahwa mereka jahat, bahwa
mereka galak, dan mereka sedih karena hal itu. Mereka menyesalinya.
Mereka berkata, "Tuhan, kebenaranMu sangatlah nyata. Saya sangat
serupa dengan anjing dan babi. Kasihanilah saya. Saya ingin menjadi
orang yang mencintai dan merindukan kebenaran dan kebaikan.
Keadaan saya sangat menyedihkan, Tuhan kasihanilah saya."
Dan seperti apa watak orang-orang di dalam kelompok yang kedua?
Mereka memiliki ciri-ciri yang sama tetapi tidak menyesali hal itu. Jenis
orang yang di dalam Alkitab digambarkan dengan ungkapan bahwa
mereka bermegah di dalam aib mereka. Di dalam Filipi 3:19, Paulus
berkata, "Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah
aib mereka." Sama seperti anjing dan babi, tuhan mereka ialah perut
mereka. Mereka akan mematuhi siapapun yang memberi mereka
makanan. Mereka adalah jenis orang yang bukan saja tidak bertobat,
tidak menyesal, mereka bahkan bermegah atas dosanya. Orang-orang
ini akan berkata, "Tidak perlu lahir baru." Berbeda dengan jenis yang
sebelumnya, mereka rindu untuk diubahkan. Jenis yang kedua ini,
mereka justru bangga dengan kehidupannya yang penuh dosa. "Hmm,
tahukah kamu sudah berapa gadis yang kutaklukkan?" Mereka mengira
hal ini akan menunjukkan kejantanan mereka. Saya yakin orang-orang
seperti ini kurang sukses jika bersaing dengan anjing dalam hal ini.
Mereka memang pesaing yang berimbang. Apakah mereka malu
dengan keadaannya? Tidak, mereka sangat bangga dengan watak yang
menyerupai anjing itu. Mereka sangat bangga dengan watak yang
menyerupai babi itu.
Pada waktu saya berada di dalam kapal yang sedang dalam perjalanan
dari Hong Kong menuju Eropa, saya berkenalan dengan seorang dokter
di atas kapal itu, pengalaman ini sudah beberapa kali saya saksikan
kepada beberapa orang dari antara anda. Dokter ini sangat bangga
dengan dosa-dosanya. Dia benar-benar bermegah atas dosa-dosanya.
Terdapat contoh lain dari watak yang sama. Inilah jenis orang yang
dimaksudkan oleh Tuhan Yesus ketika berbicara tentang anjing dan
babi; Ia sedang berbicara kepada para muridNya yang sudah bertobat.
Mereka dulunya juga memiliki sifat seperti itu tapi mereka sudah
bertobat. Mereka meratapi dosa-dosa mereka dan mereka telah
diubahkan. Akan tetapi jenis yang satunya lagi justru bermegah di
dalam dosa dan aib mereka, Tuhan Yesus berkata bahwa terhadap
169 | C A H A Y A I N J I L
jenis yang seperti ini, jangan melemparkan mutiara ke arahnya, jangan
beri dia barang yang kudus.
Mutiara - Gambaran dari Kekudusan
Mari kita pertimbangkan sejenak apa yang dimaksudkan oleh Tuhan
Yesus dengan "barang yang kudus" dan "mutiara". Dengan memakai
prinsip kesejajaran, anda akan melihat bahwa "mutiara" dan "barang
yang kudus" itu saling menjelaskan satu dengan yang lainnya. Jadi
mutiara menjelaskan seperti apa itu "barang yang kudus". Gambaran
apa yang bisa kita dapatkan tentang kekudusan dari ilustrasi mutiara
ini?
1. Kemurnian dan kesempurnaan
Mari kita perhatikan mutiara. Anda semua mestinya pernah mengamati
mutiara. Sebutir mutiara memiliki kemurnian dalam warna putihnya.
Murni! Kekudusan selalu dinyatakan dalam kemurnian. Kebalikannya
adalah dosa yang selalu dikaitkan dengan kekotoran. Sekarang anda
dapat segera melihat pertentangan antara watak anjing dan babi, yang
mencintai dosa dan kekotoran, dengan mutiara yang murni. Mereka
berdiri saling bertentangan. Lalu apa lagi hal yang dapat kita lihat dari
mutiara? Setiap orang tahu bahwa mutiara itu bulat. Dan bulat
merupakan ungkapan dari kesempurnaan, keutuhan. Demikianlah hal
kekudusan itu. Kekudusan adalah kesempurnaan. Ia adalah keutuhan.
Apa yang kita maksudkan sebagai kesempurnaan? Kesempurnaan,
dikaitkan dengan kekudusan, berarti keutuhan kasih dan pengabdian
kita kepada Allah. Ketika Alkitab berkata bahwa kita harus sempurna,
hal itu bukan berarti bahwa kita akan hidup tanpa berbuat dosa sama
sekali. Namun yang dimaksud adalah bahwa kita akan hidup dengan
pengabdian yang sempurna kepadaNya. Dan kesempurnaan itu
terwujud dalam kasih yang 100% kepada Allah. Dalam hal ini kita
dapat sempurna. Orang macam apa yang disebut kudus di dalam
Alkitab? Orang-orang yang mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa
dan kekuatannya. Dan orang yang mengasihi Allah dengan cara seperti
ini, dapat anda pastikan bahwa, ia tidak akan melakukan dosa secara
sengaja.
2. Buah dari penderitaan
Dan hal apa lagi yang dapat kita simpulkan dari mutiara? Hal ketiga
yang dapat kita perhatikan dari mutiara adalah, sebagaimana yang kita
ketahui, ia terbentuk melalui proses penderitaan. Anda tentunya tahu
170 | C A H A Y A I N J I L
bahwa mutiara mulai terbentuk ketika sebutir pasir masuk ke dalam
cangkang seekor kerang. Lalu kerang itu, untuk mengatasi penderitaan
akibat luka yang ditimbulkan oleh penyusupan pasir tersebut,
mengeluarkan semacam zat yang akan membungkus pasir itu dan
mengurangi penderitaannya. Jadi kita dapat melihat bahwa mutiara
yang indah ini adalah hasil dari penderitaan. Dan kita juga dapat
melihat bahwa kekudusan pun berasal dari penderitaan, penderitaan
yang kita hadapi ketika kita membayar harga tinggi menjadi murid
Tuhan, penderitaan ketika kita menyatakan perpisahan dengan dunia.
Dan ketika kita melakukan hal ini, ketika orang-orang yang kita kasihi
menentang kita, tidak memahami tindakan kita, penderitaan itu terasa
di setiap langkah di dalam kebajikan dan kebenaran. Pada saat kita
dianiaya demi kebenaran, ketika kita dicemooh karena kebenaran dan
karena kita menjadi murid Kristus. Saudara-saudara, terdapat kaitan
yang akrab di antara kesempurnaan dan penderitaan. Bagi yang belum
pernah mengalami penderitaan, akan segera terlihat bahwa sebagian
besar dari mereka hanya memahami sedikit arti kekudusan. Mereka
yang sudah mengalami penderitaan, akan segera mengetahui apa arti
kekudusan itu. Rasul Petrus mempunyai suatu pernyataan yang
menarik tentang hal ini. Ia berkata, "Barangsiapa telah menderita
penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa", mereka telah
menjadi kudus. Jika anda masih belum mengalami penderitaan badani
demi Kristus, maka anda tidak akan dapat memahami sepenuhnya
makna kekudusan dalam hidup anda. Jika anda tidak mengasihi Allah
dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan, dan anda selalu siap untuk
berkompromi dengan dunia, maka anda tidak akan pernah mengalami
penderitaan apapun. Tidak akan ada orang yang berminat untuk
menganiaya anda. Dan jika anda mengira bahwa anda sangat mujur
karena tidak mengalami aniaya, maka sebenarnya anda sangat merugi
karena hal itu. Itu sebabnya di bagian awal Khotbah di Bukit, Tuhan
Yesus menyatakan, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab
kebenaran. Bersukacitalah." Mengapa harus bersukacita? Karena anda
berada di jalur kekudusan. Karena anda berada di jalur yang sama
dengan para nabi. Semua nabi mengalami aniaya. Mereka difitnah,
diserang dan dianiaya. Setiap nabi mengalami perlakuan yang sama.
Mengapa? Karena para nabi selalu menyatakan kebenaran. Mereka
melakukan hal-hal yang persis sama dengan apa yang diajarkan oleh
Paulus kepada Timotius - menyatakan yang salah, menegur dan
mengajarkan kebenaran. Orang yang tidak mencintai kebenaran
171 | C A H A Y A I N J I L
pastilah akan membenci para nabi. Itu sebabnya Alkitab mengatakan
bahwa setiap orang yang ingin menjalani hidup yang kudus seperti
Kristus Yesus akan menderita.
3. Diperoleh dengan Pengorbanan yang besar
Hal apa lagi yang dapat kita pelajari dari mutiara? Perhatikanlah hal ini,
mutiara didapatkan dengan melalui bahaya yang besar. Mutiara tidak
begitu saja jatuh ke dalam genggaman tangan anda. Anda harus
menyelam ke dasar laut untuk mendapatkannya. Mutiara-mutiara di
Israel pada jaman itu sebagian besar diperoleh dari perairan Teluk
Persia dan Laut Merah. Dan setiap orang yang pernah datang ke Laut
Merah tahu bahwa tempat itu dipenuhi oleh ikan hiu. Para penyelam
harus menghadapi bahaya terbunuh oleh ikan hiu. Saya pernah
mengunjungi Laut Merah, dan ketika melintasi laut itu, beberapa pelaut
mencoba untuk bermain-main dengan ikan hiu. Mereka berkata, "Kami
akan melemparkan beberapa potong daging, lihatlah apa yang akan
terjadi." Lalu mereka melemparkan beberapa potong daging yang besar
ke laut. Dalam hitungan menit, tempat itu segera dipenuhi oleh ikan
hiu, karena mereka mengendus bau darah dari daging tersebut. Dan
pelaut-pelaut itu mencoba mengait ikan hiu dengan menggunakan
kaitan daging. Tentu saja, ikan-ikan tersebut sangat sulit untuk dapat
diambil karena kaitannya terlalu tajam, akan tetapi mereka terus saja
mencobanya sekadar untuk bersenang-senang. Mereka berhasil
mengait seekor ikan hiu, akan tetapi kaitan itu tidak dapat dipakai
untuk menariknya karena terlalu tajam. Jadi anda dapat memahami
bahwa mutiara-mutiara itu diperoleh dengan melewati bahaya yang
sangat besar.
Apa pelajaran yang dapat kita ambil berhubungan dengan masalah
kekudusan? Dari sini kita dapat melihat besarnya ongkos pemuridan
itu. Akan tetapi hal ini juga mengingatkan saya akan Tuhan Yesus yang
telah mengambil dan memberikan kebenaran bagi kita, bukan saja Ia
telah mempertaruhkan jiwanya akan tetapi Ia memang mengorbankan
nyawanya untuk itu.
4. Berharga karena Langka
Dan sekarang perhatikan poin yang terakhir ini. Mutiara sangatlah
mahal. Itu sebabnya beberapa waktu yang lalu kita melihat di dalam
perumpamaan yang lain betapa seorang, untuk dapat memperoleh
sebutir mutiara yang diinginkannya, harus menjual seluruh
172 | C A H A Y A I N J I L
kepemilikannya untuk dapat melakukan hal itu. Di jaman sekarang ini,
mutiara yang alami sangatlah mahal. Sekarang ini anda dapat saja
memperoleh mutiara tiruan maupun mutiara hasil budi daya. Mutiara
yang merupakan hasil budi daya juga mahal harganya. Mutiara yang
berukuran besar sekarang ini sangat jarang didapat. Mengapa mereka
sangat mahal? Bukan sekadar karena keindahannya, dan bukan
sekadar akibat bahaya yang mengancam para penyelamnya, melainkan
karena mutiara memang sangat langka. Kekudusan di jaman sekarang
ini juga sangat langka. Ada banyak anjing dan babi di jaman sekarang
ini, dan mutiara sangatlah langka. Kekudusan sangat jarang terlihat.
Dan setiap orang yang mencoba untuk hidup kudus sangat menyadari
betapa mahalnya kekudusan itu. Mahal bagi Yesus yang
mendapatkannya bagi kita. Mahal pula bagi kita yang menerimanya.
Dunia selalu mencoba untuk merampas kekudusan kita, merampok
kekudusan yang diberikan oleh Kristus di dalam hidup kita. Setan akan
terus berupaya untuk menarik kita kembali ke dalam dosa dengan
ancaman mau pun dengan tipuan.
Mutiara dan Barang yang Kudus Merujuk kepada Injil
Sekarang kita mulai memahami apa arti kekudusan dan mengapa
digambarkan dengan mutiara. Akan tetapi, apakah mutiara ini,
kekudusan ini berharga bagi anda? Seberapa berharga dia bagi anda?
Apakah ia menjadi berharga karena anda sudah memahami nilainya?
Apakah nilai yang anda pahami itu sebanding dengan apa yang dilihat
oleh si pedagang mutiara yang menjual segala miliknya untuk
memperoleh mutiara itu? Lalu mengapa banyak orang yang tidak
menyadari nilainya sedangkan pedagang ini dapat melihatnya?
Dapatkah anda mengetahui besarnya nilai mutiara itu? Dapatkah anda
memahami seberapa besar nilai injil? Mutiara mewakili barang yang
kudus, dan barang yang kudus mewakili injil, injil dari Allah, yang
diberikan kepada kita. Ia berasal dari Allah, dengan demikian ia adalah
kudus. Bagaimana kita dapat menyimpulkan bahwa mutiara ini
melambangkan injil dan kekudusan yang ditawarkan oleh Allah kepada
kita melalui injil itu? Jika anda memahami Perjanjian Baru, maka anda
akan dapat melihat alasannya. Dari segi tata bahasa, dari bahasa
sumbernya, yaitu bahasa Yunani, kata "kudus" dan "injil" masuk
kategori neuter (bukan maskulin mau pun feminin). Dengan demikian,
dapat dilakukan permainan kata-kata untuk membuat ungkapan
perlambangan. Berdasarkan alasan inilah mereka menggunakan kata
173 | C A H A Y A I N J I L
"kudus" untuk melambangkan injil. Dan penjelasannya adalah karena
kita tidak akan dapat memiliki kekudusan tanpa melalui injil Kristus.
Tidak ada jalan lain. Jika kita memahami semua ini, maka keseluruhan
makna dari pengajaran Tuhan dapat menjadi sangat jelas bagi kita.
Jangan Memaksakan Injil terhadap Orang yang tidak dapat
Mengenali Nilainya
Apa makna dari ayat itu bagi kita? Maknanya adalah Tuhan Yesus
berkata bahwa kita tidak boleh membawa injil dan memberikannya
kepada orang yang bermegah atas aibnya seperti anjing. Jangan
memberikan mutiara injil yang berharga kepada orang yang mencintai
dosa seperti babi. Mengapa jangan? Karena mereka tidak menghargai
nilai injil. Mereka memandang injil sebagai kebodohan. Alkitab
memberitahu kita di dalam 1 Korintus 2:14 bahwa manusia duniawi
tidak menerima apa yang berasal dari Allah. Semua itu mereka anggap
sebagai kebodohan. Dan bukan saja mereka tidak menghargainya,
mereka malah berbalik dan menyerang anda yang mencoba untuk
menyelamatkan mereka. Bukan saja mereka tidak tertolong, mereka
malah menambah jumlah dosa mereka. Pertanyaannya sekarang
adalah bagaimana anda dapat mengenali bahwa seseorang itu
berwatak anjing atau babi? Tentu saja Tuhan Yesus tidak menyuruh
kita untuk mengabaikan mereka dalam pekabaran injil karena jika anda
tidak mengabarkan injil kepada mereka maka anda tidak akan tahu
apakah mereka mau menerima atau tidak. Injil harus dikabarkan
kepada setiap orang. Akan tetapi jika seseorang yang sudah
mendengar injil lalu menolaknya, Tuhan Yesus memerintahkan kita
untuk tidak ngotot memberitakan kepada orang ini. Jangan
melemparkan mutiara kepadanya.
Dengan demikian anda dapat melihat hubungan antara ayat ini dengan
ayat selanjutnya dalam pengajaran Tuhan Yesus, yang akan kita bahas
minggu depan. Di situ Tuhan Yesus berkata, "Mintalah, maka akan
diberikan kepadamu." Jika anda tidak meminta, maka anda tidak akan
menerima. Ini adalah prinsip dari Allah. Inilah sebabnya mengapa
Yakobus menulis dalam suratnya, "Kamu tidak memperoleh apa-apa,
karena kamu tidak meminta". Dan di sini kita melihat penerapan dari
prinsip Allah, Ia tidak pernah mengambil injil serta menjejalkannya ke
dalam kerongkongan kita, karena itu, Tuhan Yesus berkata, "Jangan
kamu lakukan hal itu. Aku tidak memberi kamu wewenang untuk
melakukan hal itu." Ia menunjukkan injil kepada anda. DisajikanNya
174 | C A H A Y A I N J I L
injil di hadapan anda. Jika anda meminta, maka anda akan
memperoleh injil itu. Mengabarkan injil adalah seperti menampilkan
keselamatan di lemari pajangan, menampilkan mutiara untuk dilihat
oleh orang. Jika anda menghendakinya, maka anda harus masuk ke
dalam toko dan memintanya. Anda harus memperolehnya dengan iman
anda. Allah tidak akan melemparkan injil kepada anda. Jika seorang
pekerja Kristen bukan hanya mengambil, memamerkan dan, lebih dari
itu, melemparkan injil ke hadapan orang lain, maka ia sudah
menyalahgunakan injil. Bagaimana si pedagang menemukan mutiara
yang tak ternilai itu? Tentunya ia sudah pernah menyaksikan mutiara
itu di dalam suatu kesempatan. Jika ia tidak pernah melihatnya, maka
ia tidak akan mendapatkannya. Tidak disebutkan bahwa ia menggali
tanah untuk mendapatkannya. Mutiara itu terpajang di suatu tempat
yang sempat ia lalui, ia menatap mutiara tersebut dan berkata, "Wah,
mutiara ini sangat berharga." Lalu ia mengingininya, ia menawarnya. Ia
membayar harga untuk memperoleh mutiara itu.
Demikianlah, Tuhan Yesus memberi murid-muridNya suatu prinsip yang
sangat penting di dalam mengabarkan injil. Ayat ini kurang dipahami
oleh sangat banyak orang Kristen, akibatnya terjadi hal-hal yang
sangat merugikan injil. Terlalu sering terjadi di mana orang Kristen
mencoba untuk menjejalkan injil ke tenggorokan orang non-Kristen
yang sebenarnya tidak mau menerimanya. Apa akibatnya? Orang-
orang itu menjadi lebih sengit melawan injil. Berapa banyak dari antara
kita yang pernah bersekolah di lembaga pendidikan milik gereja? Saya
bersekolah di sebuah sekolah milik yayasan Katholik. Dan ketika saya
lulus dari sana, dapat dikatakan bahwa saya justru menjadi orang yang
sangat anti Kekristenan. Sekolah itu terus saja menjejalkan
Kekristenan ke diri saya. Selama bertahun-tahun sesudah itu, saya
malah tidak ingin lagi mendengar sedikitpun tentang Kekristenan. Saya
jemu mendengar hal-hal keagamaan. Mengapa? Karena mereka
berusaha untuk menjejalkan agama mereka ke dalam diri saya. Anda
lihat, hal ini seharusnya tidak kita lakukan. Beritakanlah firman dengan
ucapan dan kehidupan anda. Yang lebih penting adalah dengan
kehidupan anda ketimbang dengan mulut anda. Tampilkanlah
kekudusan Allah di dalam hidup anda. Anda adalah lemari pajangan
bagi mutiara injil. Atau dengan kata lain, sebagaimana yang diucapkan
oleh Paulus, anda adalah surat berisi injil yang membawa firman
kepada setiap orang untuk dibaca, firman hidup. Dengan demikian
175 | C A H A Y A I N J I L
setiap orang dapat melihat injil dan bagi yang menghendakinya, yang
merindukan kekudusan, mengetahui nilai mutiara ini, mereka dapat
datang kepada anda dan berkata, "Apa yang harus saya lakukan untuk
dapat memiliki hal yang sama?"
Jadi apapun yang anda lakukan, saudara-saudara, ingatlah akan prinsip
ini. Jangan menjejalkan injil ke dalam kerongkongan orang lain. Injil
sangat berharga. Jika anda melemparkannya kepada sembarang orang,
maka mereka akan memandangnya tidak berharga. Anda sedang
membuangnya ke sembarang arah. Di dalam gereja kami, sebagai
contoh, kami tidak memberikan Alkitab sebagai hadiah, bahkan kepada
mereka yang dibaptis. Watak manusia memang aneh, apa yang mereka
dapatkan dengan mudah, akan mereka anggap tidak berharga. Apapun
yang anda sebarkan kepada mereka, maka mereka akan berpikir,
"Saya tidak harus berkorban untuk mendapatkan ini. barang ini tidak
berharga." Jika anda memberikan Alkitab kepada seorang non-Kristen,
ini bisa saja merupakan hal yang menyenangkan baginya. Memberi
kutipan-kutipan ayat Alkitab juga bisa menjadi hal yang baik. Akan
tetapi, apapun yang anda lakukan, janganlah memberi gratis tanpa
sebab. Jika ia sangat menginginkan sebuah Alkitab untuk dirinya, anda
dapat saja membelikan sebuah untuknya. Akan tetapi hal terbaik yang
mestinya anda lakukan adalah membiarkannya untuk membeli sendiri
sebuah Alkitab baginya, dan itu akan menjadi barang yang sangat
berharga bagi dia. "Harga buku ini cukup mahal." Jadi ketika ada orang
yang berlaku sembarangan terhadap Alkitab, ia akan berkata, "Hati-
hati. Itu bukan barang gratisan." Watak manusia memang sangat aneh.
Bukannya saya hendak mengatakan bahwa semua orang seperti itu,
akan tetapi sebagian besar seperti itu.
Berpaling dari mereka yang Menolak Injil adalah Tindakan yang
Sesuai dengan Hikmat Allah
Sekarang kita akan menyimpulkan dengan menanyakan sebuah
pertanyaan: Apakah prinsip ini benar, yaitu bahwa Allah berpaling dari
mereka yang menolak injil? Saya akan menunjukkan kepada anda
bahwa ini adalah prinsip yang sangat mendasar dalam Alkitab. Ketika
Paulus mengabarkan injil kepada orang-orang Yahudi dan mereka
menolaknya, apa yang diucapkan oleh Paulus di dalam Kisah 13:46-51?
Ia berkata kepada mereka, "Memang kepada kamulah firman Allah
harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan
menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal.
176 | C A H A Y A I N J I L
Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain." Anda lihat, apa
yang dilakukan oleh Paulus? Mereka tidak mau mendengarkan injil,
apakah Paulus berkata, "Aku akan mengabarkan injil, dan kamu harus
duduk dan mendengarkannya"? Tidak, Paulus tidak melakukan hal itu.
Ia berkata, "Aku akan berpaling darimu." Dan tentang tindakannya
mengebaskan debu, itu memang merupakan hal yang diajarkan oleh
Tuhan Yesus. Ia berkata bahwa jika anda mengabarkan injil di suatu
tempat dan mereka menolak anda, maka anda harus pergi dari sana.
Pergi dan mengebaskan debu dari kaki anda sebagai suatu kesaksian
bagi mereka. Kesaksian apa? Kesaksian bahwa mulai saat itu, anda
tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan mereka, bahkan debu dari
desa atau kota mereka pun tidak anda sentuh lagi. Sangat keras,
bukankah demikian? Jadi ingatlah akan kemurahan Allah di satu sisi,
dan di sisi yang lain, kekerasanNya terhadap mereka yang bersikap
menolak. Akan tetapi, makna utama dari ayat ini bagi kita adalah:
Mereka yang menolak injil sepenuhnya akan berakhir di dalam
kemusnahan sepenuhnya.
Tapi perhatikanlah mereka yang menerima sebagian saja, yang
menerima secara terbatas, tidakkah mereka juga terputus dari harta
tak ternilai yaitu injil Allah? Itu sebabnya mengapa sebagian orang
menjalani kehidupan Kekristenan yang miskin secara rohani. Di dalam
kerajaan Allah, akan ada orang Kristen yang sangat kaya dan yang
sangat miskin. Akan ada orang Kristen yang memiliki setumpuk
mutiara di dalam kerajaan Allah. Dan akan ada juga orang Kristen yang
sekadar selamat masuk ke dalam kerajaan tanpa memperoleh apapun
kecuali tubuhnya sendiri. Inilah gambaran yang diberikan oleh Paulus di
dalam 1 Korintus 3, "Mereka selamat, tetapi seperti keluar dari api."
Seperti orang yang selamat dari kebakaran. Mereka lolos tetapi tidak
memiliki apa-apa lagi. Jika anda masuk ke dalam kerajaan Allah nanti,
saudara-saudara, akan seperti apa keadaan anda nanti? Apakah anda
akan menjadi orang Kristen yang tidak memiliki apa-apa lagi atau
menjadi salah satu dari antara mereka yang memiliki kekayaan rohani
yang besar?
Di dalam kerajaan Allah, saudaraku, akan ada berbagai macam orang
Kristen di sana, mulai dari yang paling miskin sampai yang paling kaya.
Jika anda menimbun harta di bumi, apa yang akan anda dapatkan di
dalam kerajaan? Jika anda membiarkan watak anjing dan babi
mengendalikan atau mendominasi kehidupan Kekristenan anda, maka
177 | C A H A Y A I N J I L
anda akan menjadi warga melarat dalam kerajaan. Anda menjadi
gembel di dalam kehidupan sekarang dan nanti. Akan tetapi jika anda
adalah orang yang mencintai kekudusan dan mampu mengenali nilai
mutiara itu, anda akan menjadi orang Kristen dengan kehidupan yang
berkelimpahan, kehidupan rohani yang kaya sekarang ini dan di dalam
kerajaan Allah nanti. Itulah hikmat! Sudahkah anda mengumpulkan
harta di surga? Apa gunanya memiliki kekayaan yang melimpah di
bumi kalau pada saat anda mati nanti tidak ada satu sen pun yang
dapat anda bawa ke sana. Anda harus meninggalkan semuanya itu,
sobat. Dan pada hari itu anda akan menyadari sepenuhnya bahwa
harta di surga sajalah yang masuk hitungan.
Jadi, saudara-saudaraku, kita semua memiliki watak anjing dan babi
secara alami. Dan karena itu, kita tidak boleh menyombongkan diri di
hadapan para pendosa. Setiap kali anda melihat seorang pendosa,
ingatlah bahwa anda juga seorang pendosa. Saya pun seorang pendosa
yang telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Tanpa kasih karunia
Allah, maka saya akan sama persis dengan anjing dan babi. Tidak ada
satu alasan pun yang dapat saya gunakan untuk bermegah di hadapan
orang lain atau mahluk lain. Ketika saya melihat ada orang yang
bermegah karena dosa-dosanya, hati saya menjadi sedih akan keadaan
orang itu. Saya tidak menganggap diri saya lebih baik dan berbangga
di atas orang tersebut. Alkitab memerintahkan saya untuk berpaling
dari mereka, jika mereka menolak injil, dan itulah yang saya lakukan
dengan sedih hati.
Mungkin dengan berpalingnya saya justru membuat mereka malah
datang kepada Kristus. Jadi jangan menganggap diri anda lebih bijak
ketimbang Tuhan Yesus. Jangan berpikir bahwa anda lebih tahu
bagaimana mengatasi situasi ketimbang Tuhan Yesus. Jangan berpikir
bahwa anda lebih baik ketimbang Tuhan Yesus. Ketika seseorang
menolak berita injil, walaupun sedih, anda harus dengan tegas
berpaling darinya. Kenyataan bahwa anda telah berpaling darinya
mungkin merupakan kesempatan terakhir baginya untuk bertobat
karena tindakan kita mungkin saja mendadak menyadarkan dia dan ia
akan berpikir, "Mungkin memang hal itu yang saya butuhkan."
Seringkali sesuatu yang sudah ditawarkan dan tidak ditawarkan
kembali, tiba-tiba menjadi sangat berharga. Pelajarilah hal ini dari
pengalaman menangani anak-anak. Ketika anda memberikan makanan
kepadanya, "Ini enak, ayo dimakan! Ayo ditelan." Semakin dirayu,
178 | C A H A Y A I N J I L
mereka semakin menolak. Lalu anda berkata, "Kalau tidak mau, saya
simpan saja." Dan mendadak ia berseru, "Saya mau! Jangan
disimpan!" Jadi jangan mengira bahwa anda lebih pandai atau lebih
baik daripada Yesus. Ini memang satu kesalahan besar yang banyak
dilakukan oleh orang Kristen. Saya sudah sering melihat orang yang
berpaling dan bertobat, yang pada awalnya tidak mau mendengarkan
injil. Tetapi ketika saya berhenti membicarakan injil dengan mereka,
mereka malah mulai mencari tahu lebih banyak lagi. Marilah kita hidup
di dalam hikmat Allah.
Sekarang anda dapat melihat hal yang tampaknya seperti sebuah
pernyataan yang sederhana dari Tuhan Yesus, ternyata mengandung
kekayaan makna sedalam itu. Kekayaan makna yang menjelaskan
bagaimana kita dapat bertumbuh di dalam kehidupan Kristen kita jika
kita sudah menyingkirkan watak anjing dan babi di dalam diri kita. Dan
selanjutnya kita dapat memperoleh mutiara yang berharga itu. Dan kita
juga mendapat pelajaran bagaimana membagikan mutiara kehidupan
ini kepada orang lain. Biarkan hati anda terbuka untuk diselidiki oleh
Allah untuk melihat apakah kita sudah diubahkan sepenuhnya, apakah
kita sudah semakin dekat dan mendekat lagi kepada Allah setiap hari di
dalam kekudusan.
Perumpamaan tentang Domba yang Hilang
- Siapakah Sesungguhnya Domba yang Hilang itu?
Lukas 15:1-7 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal
Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang firman di Lukas
15:1-7, suatu perumpamaan yang sangat terkenal, yaitu
perumpamaan tentang domba yang hilang. Ayat-ayat yang sejajar
dengan bagian ini ada di Matius 18:10-14. Isi dari Lukas 15:1-7 adalah
sebagai berikut:
179 | C A H A Y A I N J I L
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada
Yesus untuk mendengarkan dia. Maka bersungut-sungutlah orang-
orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang
berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
Lalu ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Siapakah di
antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia
kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan
puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu
sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia
meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di
rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta
berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku,
sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga
karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita
karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan."
Siapakah orang-orang berdosa menurut Perjanjian Lama?
Ini adalah salah satu perumpamaan yang indah yang disampaikan oleh
Yesus di mana "para pemungut cukai dan orang-orang berdosa ...
datang kepada Yesus untuk mendengarkan dia." Dan poin pertama
yang ingin saya sampaikan adalah, siapa itu para pemungut cukai dan
orang-orang berdosa? Para pemungut cukai adalah orang-orang yang
bekerja untuk pemerintahan Romawi, mereka mengumpulkan pajak
dari masyarakat Yahudi yang berada di bawah kekuasaan Roma pada
saat itu. Seringkali mereka dipandang sebagai pengkhianat bangsa dan
sebab itu mereka dibenci oleh masyarakat Yahudi. Mereka dikucilkan
oleh orang banyak.
Dan siapa itu orang-orang berdosa? Sangatlah penting untuk dipahami
bahwa istilah 'orang berdosa' menurut Alkitab tidak hanya menunjuk
kepada para pezinah, pembunuh dan yang sejenisnya. Sebenarnya,
istilah 'orang berdosa' di masa Perjanjian Lama mencakup kalangan
yang lebih luas lagi. Sebagai contoh, para penggembala dipandang
sebagai orang berdosa, demikian juga dengan pengendara keledai.
Pada zaman itu tidak ada truk ataupun mobil angkutan umum untuk
180 | C A H A Y A I N J I L
mengangkut barang-barang, dan para pengendara keledai menjual jasa
pengangkutan barang buat penduduk. Para penyamak kulit binatang
juga disebut orang berdosa, orang-orang yang najis. Jadi, kita perlu
memahami bahwa istilah 'orang-orang berdosa' di dalam Alkitab
mencakup makna yang sangat luas.
Mengapa orang-orang itu disebut berdosa? Karena mereka
menjalankan usaha yang biasanya dilakukan secara tidak jujur. Para
gembala dipandang sebagai orang berdosa karena kadang-kadang
mereka membawa dombanya merumput di tanah milik orang lain tanpa
minta ijin. Mereka juga dituduh sering berlaku tidak jujur. Jadi
masyarakat memandang mereka, secara pukul rata, sebagai orang-
orang berdosa, anggapan ini diberlakukan terhadap semua gembala.
Alasan lain lagi yang membuat mereka dipandang sebagai orang
berdosa adalah karena mereka sering berhubungan dengan orang
asing, orang-orang yang bukan Yahudi. Seorang pedagang yang sering
berhubungan dengan orang asing juga akan dipandang sebagai orang
berdosa, sebagai orang yang najis. Ada pemisahan yang tegas antara
orang Yahudi dengan orang asing di dalam hukum agama Yahudi.
Yesus mengidentifikasikan dirinya dengan Orang-orang berdosa
Kita harus paham akan masalah ini karena Yesus bercerita tentang
seorang gembala di dalam perumpamaan ini, seorang yang berdosa
menurut Mishnah, hukum agama Yahudi. Jadi orang-orang Farisi yang
memandang dirinya sebagai yang 'paling suci' menganggap remeh para
gembala, penyamak kulit, pengendara keledai, pedagang kaki lima,
pedagang besar dan pemungut cukai. Semua kelompok itu dipandang
sebagai orang-orang yang najis, orang-orang berdosa. Di kalangan
masyarakat mereka tergolong kelas bawah, kelas pinggiran. Ini
sebabnya mengapa Yesus memakai gambaran tentang seorang
gembala di dalam perumpamaan kali ini.
Seorang gembala adalah pekerjaan yang sangat penting di dalam
Perjanjian Lama, Allah sendiri digambarkan sebagai gembala: Tuhan
(Yahweh) adalah gembalaku(Maz.23). Namun, sejalan dengan waktu,
orang-orang Farisi dan para ahli kitab, para 'cendekiawan Alkitab' mulai
menyusun berbagai macam peraturan dan pengaturan dan tradisi
manusia sendiri, dan segera mencap sebagian anggota masyarakat,
sampai para gembala, sebagai orang-orang berdosa. Di antara yang
181 | C A H A Y A I N J I L
terkena cap tersebut, tentu saja, adalah para pemungut cukai, karena
mereka bekerjasama dengan pemerintah Romawi, dan mereka
dianggap sebagai pengkhianat. Demikianlah, Yesus menggambarkan
dirinya sebagai seorang gembala.
Perhatikan Lukas 15:2, orang-orang Farisi bersungut-sungut kepada
Yesus yang, sebagai rabi, pengajar Firman Allah, bergaul dengan
kelompok orang-orang pinggiran, kelas bawah, orang-orang yang najis.
Mereka beranggapan bahwa Yesus, sebagai seorang pengajar Alkitab
yang mesti menghargai kehormatannya, seharusnya tidak bergaul
dengan mereka. Jadi tindakan Yesus di dalam penilaian mereka
menunjukkan bahwa dia tidak menghargai kedudukannya sebagai
pengajar Alkitab, serta tidak menghargai tradisi orang-orang Farisi
serta ahli kitab. Mengapa mereka berpikir seperti itu? Orang-orang
Yahudi beranggapan bahwa untuk menjaga kemurnian mereka,
seseorang tidak boleh bergaul dengan orang-orang berdosa. Ia harus
menjaga jarak dari mereka agar tidak tercemar. Akan tetapi Yesus
tidak takut tercemar. Mengapa Yesus tidak takut tercemar? Karena
kekudusannya tidak akan dapat dicemari. Jika Anda membaca Injil,
Anda akan melihat Yesus adalah Pribadi yang sangat mudah didekati
dan setiap orang Kristen seharusnya berlaku seperti ini. Yesus tidak
pernah tinggi hati. Ia tidak memilih hanya mau berhubungan dengan
orang-orang kelas atas saja. Kenyataannya, Anda justru dapat melihat
bahwa Yesus selalu mengecam orang-orang kalangan atas. Ia adalah
seorang yang sangat luwes dan mampu bercampur dengan masyarakat
bawah, apa yang disebut kaum marhean (proletariat) sekarang ini:
para pekerja kasar, golongan rendahan. Yesus mengasihi orang-orang
ini jadi ia bertindak menjangkau mereka.
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, setiap kali Yesus
berurusan dengan orang-orang terpelajar, dengan masyarakat kelas
atas, Anda akan melihat perlakuannya yang cenderung keras terhadap
mereka. Sebagai contoh, ketika Nikodemus, seorang pemimpin Yahudi
yang berkedudukan sangat tinggi, pejabat penting negara, datang
menemuinya, Yesus tidak menyambut dengan pesta yang meriah,
malahan dia tidak memberi muka kepada Nikodemus. Kepada orang-
orang seperti Nikodemus, pemimpin penting di antara orang-orang
Farisi itulah Yesus dengan nada yang tajam berkata, "Engkau adalah
pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?" Dia sangat
tegas menghadapi mereka. Namun dia tidak akan mematahkan "buluh
182 | C A H A Y A I N J I L
yang terkulai," kaum pinggiran. Ia tidak memadamkan sumbu yang
pudar nyalanya karena kekurangan minyak, ia lemah. Ia berlaku
sangat lembut kepada orang-orang yang terkulai dan lemah. Apakah
kita memiliki hati seperti Yesus? Ia tidak pernah takut untuk bercampur
dengan orang-orang dunia karena dia tidak takut tercemar.
Pernah, di Inggris, saya mengerahkan segenap keberanian saya untuk
mengunjungi sebuah pub [public house, tempat orang Inggris
berkumpul untuk santai dan mencicipi minuman keras]. Pub adalah
tempat orang minum-minum, tempat berkumpulnya 'orang-orang
berdosa'. Tempat mereka saling bertemu. Saya masuk dan memesan
minuman, hanya minuman ringan. Minuman ringan juga tersedia di
sana. Saat itu saya masih ingat saya bertanya-tanya apakah saya akan
tercemar atau tidak dengan masuk ke dalam pub! Saya khawatir apa
penilaian orang-orang nanti jika tahu bahwa saya sebagai seorang
Kristen malah mengunjungi pub. Kemudian saya merasa mendapat
teguran yang sangat keras karena sikap hati semacam ini. Saya
berpikir bahwa kita orang Kristen sudah menjadi sama seperti orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat. Kita sudah menganggap bahwa orang yang
pergi ke pub adalah orang-orang berdosa dan secara moral merupakan
orang kelas rendah, dengan demikian kita menjauhi orang-orang
seperti itu karena jika tidak kita akan tercemar. Kekudusan macam apa
yang kita miliki? Apakah itu termasuk jenis yang sangat mudah
dicemari? Sangat mudah dinodai?
Kekudusan Yesus Mencari dan Mengubah Orang-orang Berdosa
Tidak. Saya melihat bahwa kekudusan milik Yesus tidak akan tercemar.
Kenyataannya, kekudusan itu membuat setiap orang yang
menyentuhnya menjadi kudus. Dan ketika saya merenung tentang
kekudusan yang berkuasa untuk menaklukkan ini, pikiran saya kembali
kepada satu-satunya benda di dalam Perjanjian Lama yang
menguduskan setiap benda dan setiap orang yang menyentuhnya.
Tahukah Anda apa benda itu? Itulah mezbah persembahan tempat
kurban bakaran dipersembahkan kepada Allah. Setiap orang yang
menyentuh mezbah persembahan menjadi kudus. Dengan kata lain,
Anda tidak akan dapat mencemari mezbah persembahan dengan
menyentuhnya. Sebaliknya, justru mezbah itu menjadikan Anda kudus
sekalipun Anda dalam keadaan cemar. Sebagai contoh, kita membaca
tentang mezbah yang kudus ini di dalam Keluaran 29:37.
183 | C A H A Y A I N J I L
Kenyataannya, setiap peralatan yang dipakai di mezbah itu akan
menjadikan Anda kudus jika Anda menyentuhnya. Di Keluaran 30:29,
bahkan persembahan yang ditaruh di atas mezbah itu akan menjadikan
Anda kudus jika Anda bersentuhan dengannya. Segala sesuatu yang
berkaitan dengan mezbah tersebut akan menguduskan barangsiapa
yang menyentuhnya.
Dan di dalam Perjanjian Baru, saya menemukan bahwa Yesus adalah
perwujudan dari itu semua. Ia adalah Mezbah dan dia juga adalah
Kurban itu. Setiap orang yang menyentuhnya akan menjadi kudus.
Anda tidak akan dapat mencemari Yesus jika menyentuhnya. Ia akan
membuat Anda menjadi kudus. Itu sebabnya dia bergerak di antara
orang-orang berdosa, dia mengubah mereka menjadi orang-orang
kudus. Mereka tidak dapat membuatnya menjadi seorang berdosa, ia
justru menjadikan mereka kudus karena ia sendiri adalah Kurban
persembahan itu.
Kekudusan macam apa yang Anda miliki? Jika Anda, sebagai seorang
Kristen, telah menjadi kurban persembahan yang hidup bagi Allah
(Roma 12:1-2), maka Anda tidak akan tercemar oleh dosa-dosa orang
lain pada saat berhubungan dengan mereka. Anda seharusnya dapat
menjadikan mereka kudus dengan kuasa Allah yang bekerja melalui
Anda. Orang-orang Kristen tidak perlu bersembunyi. Sayang sekali,
orang-orang Kristen sedemikian lemah, penakut dan cenderung
menutup diri. Orang Kristen yang lemah dan cenderung menutup diri
tidak akan pernah menjadi persembahan yang tercurah bagi Allah.
Orang Kristen yang sudah menjadi persembahan bagi Allah tidak
pernah menutup diri. Ia tidak pernah takut untuk berhubungan dengan
orang dunia dan tidak takut akan kehilangan imannya, ia tidak takut
akan pencemaran. Kekudusan macam apa yang Anda miliki? Jika yang
Anda miliki adalah kekudusan mezbah persembahan karena Anda
sudah menjadi persembahan di atas mezbah Allah, maka Anda akan
menjadikan orang lain kudus. Saya memohon kepada Allah, kiranya
kita, sebagai jemaat, menjadi orang-orang Kristen yang akan
menjadikan orang lain kudus, yang tidak takut untuk berhubungan
dengan orang-orang berdosa, dengan orang-orang non-Kristen.
Mengapa kita harus takut berhubungan dengan mereka? Apakah Anda
mengira bahwa kuasa mereka lebih besar dari pada kuasa yang ada di
dalam diri Anda? Kekristenan macam apa yang kita miliki? Jika kuasa
Allah ada di dalam diri kita, Roh Kudus ada di dalam diri kita, dan kita
184 | C A H A Y A I N J I L
adalah persembahan yang hidup, bagaimana mungkin kita bisa
dicemari oleh orang-orang non-Kristen? Merekalah yang seharusnya
terpengaruh dan diubah, kecuali jika kita memandang bahwa kuasa
mereka lebih besar.
Ambillah sebagai contoh Yesus dan perempuan yang menderita
pendarahan di Markus 5:25-34. Menurut hukum agama Yahudi,
perempuan ini najis dan setiap orang yang bersentuhan dengannya
akan menjadi najis. Juga, jika dia duduk di sebuah kursi, maka kursi itu
menjadi najis, dan setiap orang yang duduk di kursi itu sesudah dia
akan menjadi najis juga. Betapa rumitnya keadaan ini. Itulah
'kenajisan yang penuh kuasa'. Ia menjadikan segalanya najis. Jadi di
bawah hukum agama Yahudi, perempuan ini akan membuat Yesus
menjadi najis jika ia menyentuh Yesus. Tetapi tidak, hal itu tidak
terjadi. Yang terjadi malah hal yang sebaliknya. Ketika dia menyentuh
Yesus, ia menjadi tahir karena kuasa dari Yesus keluar dan
mentahirkan dia. Ingatkah Anda akan apa yang diucapkan Yesus, "Ada
kuasa yang keluar dariku. Siapa yang telah menjamah aku?" Dan para
murid menjawab, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Semua orang
menyentuh engkau. Semua orang di sini berdesak-desakan di
sekitarmu." Dan Yesus berkata, "Aku tidak berbicara tentang masalah
itu. Ada orang yang telah menyalurkan kuasa dariku." Lalu perempuan
itu mengaku, "Akulah orang yang menjamah engkau dan mendapat
kesembuhan." Kekudusan Yesus adalah 'kekudusan yang penuh kuasa'.
Kekudusan yang menguduskan orang lain. Kekudusan yang memberi
perubahan. Seperti itukah kekudusan Anda?
Saya mendapati betapa banyak orang-orang Kristen yang begitu takut.
Jika ada teman yang mengundang Anda ke pesta sherry[semacam
minuman anggur yang manis], Anda lalu merasa, "Ah, jika saya ke
sana, saya akan menjadi seorang yang berdosa. Saya akan
terkontaminasi. Dan saya tidak boleh pergi ke tempat itu maupun
tempat ini." Kekudusan macam apakah yang Anda miliki? Seharusnya
Anda memiliki kekudusan yang mampu mentransformasi setiap orang
yang datang berhubungan dengan Anda, sehingga mereka akan
berkata, "Ada sesuatu dengan orang ini." Saya berdoa agar Allah
mengubah kita semua sehingga kita paham bagaimana menjadi
persembahan yang hidup. Itu sebabnya saya terus menerus berbicara
tentang komitmen total karena itulah arti persembahan. Jika Anda
sudah mempersembahkan diri Anda sepenuhnya kepada Allah, maka
185 | C A H A Y A I N J I L
Anda akan menjadi persembahan yang hidup. Lalu Anda akan memiliki
kekudusan yang mengatasi kenajisan.
Saya tidak takut untuk pergi ke pub, atau ke mana pun, karena saya
tahu bahwa kuasa Allah yang ada di dalam saya, Roh Kudus, akan
mengatasi segala kenajisan di sekitar saya. Dan bagaimanapun juga,
sudah lupakah kita bahwa kita sebelumnya juga adalah orang-orang
berdosa? Sudah lupakah kita bahwa kita sendiri tidak lebih baik dari
pada mereka? Kita harus camkan bahwa kekudusan tidak takut untuk
menjangkau orang-orang berdosa, tidak meremehkan orang lain
karena mereka belum percaya. Sangatlah memalukan jika kita
meremehkan orang-orang non-Kristen! Satu hal yang tidak dapat saya
toleransi dari Plymouth Brethern (sebuah aliran di Inggris yang
didirikan sekitar 1830an) adalah rasa superioritas mereka, semua yang
lain adalah orang-orang najis dan hanya mereka yang bersih. Mereka
tidak boleh bersentuhan dengan orang lain karena orang-orang itu
akan menajiskan mereka. Nah, jika orang lain itu najis, maka
sebetulnya mereka justru harus mentahirkan orang-orang itu. Itulah
pekerjaan orang Kristen karena ia juga dulunya adalah orang najis
akan tetapi sudah ditahirkan. Ia harus menyalurkan kekudusan yang
mentahirkan itu kepada orang lain. Itulah kehidupan seorang Kristen.
Kehidupan Kristen bukanlah kehidupan yang dengan gemetar
ketakutan bersembunyi di belakang tembok pelindung diri, harus
menyembunyikan diri, namun sebaliknya, orang Kristen seharusnya
menjangkau keluar, menaklukkan dan mentransformasi segala sesuatu
yang datang berhubungan dengannya.
Dan di dalam ayat-ayat kali ini, orang-orang Farisi tersebut sangat
mirip dengan orang-orang Kristen di zaman sekarang. Kita memandang
orang lain sebagai pendosa dan memutuskan untuk tidak berurusan
dengan mereka. Kita tidak mau berbicara dengan seorang perokok;
dengan para peminum; dengan orang yang gemar menonton film
duniawi; dan juga dengan orang-orang yang gemar membaca tabloid
pada Hari Minggu karena mereka adalah orang-orang berdosa. Karena
seluruh dunia ini penuh dengan orang-orang berdosa, lalu kita mau ke
mana? Saya rasa mungkin kita perlu mendaftarkan diri dalam
penerbangan ke bulan dan membangun pemukiman di sana! Akan
tetapi, kita ditempatkan di bumi ini untuk menjangkau orang-orang
berdosa dengan kekudusan yang berisi kuasa untuk
186 | C A H A Y A I N J I L
mentransformasikan, untuk merangkul dan memimpin mereka pada
kebenaran di dalam Kristus Yesus. Itulah kehidupan Kristen.
Allah tidak hanya berdiam di surga sana dan berkata, "Orang-orang ini
penuh dengan dosa dan Aku kudus, Aku tidak sudi berurusan dengan
mereka." Allah datang ke bumi dan berkemah di antara umatnya di
dalam diri Yesus. Allah melalui Yesus mau menjangkau orang-orang
seperti Anda dan saya - orang-orang yang diremukkan oleh dosa, yang
seharusnya tidak tertolong lagi. Dan Ia mengangkat kita keluar dari
lumpur dosa itu.
Ketika Tuhan mengangkat saya, keadaan saya secara harfiah memang
sudah hampir berada di jurang yang dalam. Sungguh luar biasa kasih
karunia-Nya! Keadaan yang saya alami sangatlah menyedihkan saat
itu. Saya jatuh dari posisi yang sangat tinggi menjunam menjadi orang
yang tenggelam dalam jurang kemiskinan. Saya kehilangan segala-
galanya di masa pemerintahan kaum komunis. Saya sudah merasakan
sendiri seperti apa hidup sebagai gelandangan. Saya tidak pernah lagi
memandang rendah orang-orang miskin karena saya sendiri sudah
pernah mengalami hidup seperti mereka. Kemudian, ketika saya
sedang tertidur di antara sepeda-sepeda di sebuah gudang, Allah
merentangkan tangannya dan membawa saya mendekat pada-Nya.
Saya tidak terlalu kotor, tidak terlalu rendah bagi Dia bahkan pada
waktu itu. Kita layak bersyukur pada Allah karena Ia melalui Yesus
adalah Gembala yang berkeliling mencari domba yang sesat, seperti
yang diceritakan dalam perumpamaan ini.
Kehidupan Gembala di zaman Yesus
Saya akan menggambarkan tentang seperti apa keadaan di zaman
Yesus itu. Mulai dari ayat ke-4 dan seterusnya, Yesus menceritakan
kepada kita tentang seorang gembala yang memiliki kawanan domba
sebanyak 100 ekor, jumlah yang menunjukkan kemakmuran tingkat
menengah menurut ukuran di Palestina zaman itu. Yang tergolong
miskin memiliki antara 20 sampai 30 ekor, sedangkan yang kaya bisa
memiliki antara 200 sampai 300 ekor domba. Menurut tradisi Yahudi di
dalam Talmud, seseorang yang memiliki kawanan domba sebanyak 300
ekor dianggap sudah sangat kaya. Gembala yang diceritakan oleh
Yesus ini memiliki 100 ekor domba, itu berarti ia masih dapat memberi
perhatian kepada setiap dombanya satu per satu. Dengan demikian
187 | C A H A Y A I N J I L
maka ia masih dapat menggembalai sendiri domba-dombanya tanpa
harus mencari pekerja upahan.
Di dalam ayat 4, kata yang diterjemahkan dengan 'padang gurun'
bukanlah padang pasir karena domba-domba tentunya tidak merumput
di padang pasir. "Padang gurun" dalam ayat ini menunjuk kepada
daerah di luar pemukiman penduduk, daerah merumput di sekitar
pemukiman yang tidak didiami. Biasanya daerah itu berupa perbukitan
di wilayah Yudea, di daerah di sekitar Yerusalem dan Bethlehem. Jika
Anda pernah mengunjungi daerah tersebut, atau pernah melihatnya di
dalam peta, Anda akan mendapatkan bahwa daerah-daerah tersebut
biasanya terdiri dari bukit-bukit dan banyak bebatuan. Secara
sederhana, dapat kita katakan bahwa 'padang gurun' yang dimaksud
dalam ayat ini adalah daerah bukit yang berbatu-batu, yang tidak bisa
dipakai untuk bercocok-tanam karena tanahnya dangkal. Akan tetapi
rerumputan yang terdapat di sana sangat cocok bagi domba-domba.
Jadi kata 'padang gurun' ini menunjuk kepada daerah perbukitan yang
berbatu-batu dan bukannya padang pasir. Sebagai orang Kristen yang
masih baru, saya tidak pernah diberitahu tentang hal ini, lalu saya
sering bertanya-tanya, apa yang dikerjakan oleh domba-domba itu di
padang pasir? Bagaimana cara memberi makan domba di padang
pasir?
Dan karena kawanan domba itu dilepas berkeliaran sambil merumput di
daerah perbukitan, sangat besar peluang seekor domba untuk bergerak
menjauh dari kawanannya. Jadi seorang gembala harus menghitung
domba-dombanya setiap hari untuk memastikan bahwa semuanya
sudah terkumpul. Seratus ekor domba memang merupakan jumlah
yang cukup banyak, akan tetapi masih bisa ditangani sendirian. Akan
tetapi Anda tidak akan dapat memastikan jumlahnya jika hanya melihat
dengan sekilas saja. Anda harus menghitung mereka satu per satu.
Biasanya, penghitungan dilakukan pada malam hari, ketika domba-
domba itu sudah dimasukkan ke dalam kandang sementara.
Apa itu kandang sementara? Kandang tersebut terbuat secara
sederhana dari batu-batu yang ditumpuk memagari sebuah tempat.
Para gembala memasukkan domba-dombanya ke tempat tersebut
setiap malam. Batu-batu sangat mudah didapatkan di Yudea, jadi para
gembala dapat membangun kandang sementara di sembarang lokasi.
Dalam waktu singkat tumpukan batu-batu itu sudah siap untuk
188 | C A H A Y A I N J I L
melindungi domba-domba yang akan ditempatkan di sana. Dengan
cara ini, si gembala bisa tidur dengan tenang, domba-dombanya tidak
akan berkeliaran selama ia tidur, dan jika ia bangun keesokan harinya,
ia tidak bangun sendirian tanpa domba di sana. Keuntungan lainnya
adalah dalam hal melindungi domba-domba dari serangan serigala.
Memang tidak banyak serigala di Yudea, akan tetapi sewaktu-waktu
bisa saja sekawanan serigala muncul dan mengincar domba-domba
tersebut. Jadi, para gembala juga harus berjaga-jaga dari kemungkinan
ancaman serigala. Pada malam hari, si gembala akan memasukkan
domba-dombanya ke dalam kandang sementara, dan saat itu ia akan
menghitung jumlah dombanya untuk memastikan bahwa semuanya
sudah terkumpul.
Ada seekor Domba yang Hilang!
Pada malam itu, ketika si gembala itu menghitung jumlah dombanya
sampai yang ke-99, ia mendapati ada satu yang hilang. Ke mana
domba yang ke seratus? Apa yang harus ia lakukan? Ia harus
meninggalkan domba-domba yang lain, mungkin ia segera mengambil
beberapa buah batu dan menumpuknya sehingga menutup jalan keluar
dari kandang sementara itu. Dengan demikian domba-domba yang
sudah terkumpul tidak dapat berkeliaran sementara ditinggalkan, lalu
ia pergi mencari domba yang hilang itu. Ini adalah kejadian yang sudah
biasa di kalangan penggembala. Peristiwa yang dimengerti oleh setiap
orang Yahudi karena begitu banyaknya jumlah domba dan
penggembala di negeri itu. Setiap orang di sana tahu cara kerja seperti
ini.
Saya rasa ada banyak di antara Anda yang pernah mendengar tentang
dokumen-dokumen dari Qumran atau yang disebut sebagai Gulungan
Naskah Laut Mati, yang ditemukan di tahun 1947. Hal yang menarik
adalah bahwa naskah-naskah itu ditemukan oleh seorang gembala
kambing yang sedang mencari kambingnya yang hilang. Di zaman
sekarang ini, banyak orang di Palestina yang lebih suka memelihara
kambing ketimbang domba karena kambing adalah hewan yang lebih
kuat. Mereka dapat memakan rumput yang lebih keras yang tumbuh di
tanah tandus dekat padang pasir. Akan tetapi kambing merupakan
hewan yang dapat merusak lingkungan karena mereka menarik rumput
sampai tercabut ke akar-akarnya. Seekor domba yang merumput akan
memotong bagian atas dari rumput yang dimakannya dan tidak
189 | C A H A Y A I N J I L
merusak akar dari rumput tersebut. Jadi, jika kambing-kambing
dibiarkan merumput di suatu tempat dalam waktu cukup lama, maka
daerah itu akan menjadi tandus karena kebiasaan kambing yang
mencabuti rumput. Ini menyebabkan para penggembala kambing di
Palestina sering berpindah-pindah tempat penggembalaan. Di tahun
1947, ketika seorang gembala cilik selesai menghitung kambingnya
yang berjumlah 55, ia mendapati bahwa kambing gembalaannya hilang
satu. Dan ia bertindak dengan cara yang sama dengan gembala domba
di dalam perumpamaan ini. Dititipkannya kambing-kambing yang
sudah terkumpul kepada seorang temannya, dan ia beranjak pergi
mencari kambing yang hilang itu. Ketika sedang mengamati daerah
bukit-bukit batu di tepian Laut Mati, ia melihat sesuatu di sekitar
sebuah gua di atas bukit dan ia berpikir bahwa kambingnya mungkin
berada di sana, karena kambing sangat pandai memanjat tebing. Lalu
ia mulai mendaki dan mecari kambingnya di sana, dan di sana ia
menemukan gua yang sekarang diberi nama "Gua Qumran nomor 1."
Diberi nomor 1 karena para arkeolog kemudian menemukan banyak
gua lagi di sana yang juga berisi banyak dokumen penting di dalamnya.
Dokumen-dokumen yang dikenal sebagai Gulungan Laut Mati ini
ditemukan oleh gembala yang sedang mencari kambingnya yang
hilang. Jadi bahkan sampai di zaman sekarang ini, kegiatan mencari
kambing atau domba yang hilang masih merupakan kegiatan yang
lazim dilakukan oleh para gembala.
Arti penting yang utama dari Gulungan Laut Mati adalah bahwa naskah-
naskah itu mengkonfirmasikan ketepatan penulisan isi Perjanjian Lama.
Isi Alkitab yang kita pegang sekarang ini sangatlah akurat karena cocok
dengan isi gulungan Laut Mati, naskah Perjanjian Lama yang berusia
paling tua, yang ditulis sejak dua abad sebelum Yesus. Demikianlah arti
penting dari dokumen-dokumen yang sangat tua itu. Tentu saja, si
gembala kambing yang menemukan gua dengan tumpukan naskah
kuno tersebut tidak memahami arti penting gulungan-gulungan
tersebut. Dia bukan seorang pakar ilmu pengetahuan, dia tidak tahu
apa arti tulisan yang ada di dalam naskah-naskah itu. Ia hanya
menganggap bahwa naskah-naskah itu mungkin dapat dijual sebagai
barang antik di Yerusalem, mungkin ada beberapa pedagang barang
antik di sana yang berminat untuk membeli hasil temuannya. Dan
ketika beberapa potong naskah yang diperdagangkan itu sampai ke
tangan seorang pakar naskah kuno di Yerusalem, pakar ini segera
190 | C A H A Y A I N J I L
mencari tahu dari mana naskah-naskah yang sangat kuno ini berasal.
Ia lalu menelusuri asal-usul naskah tersebut, sampai akhirnya ia
menemukan gua tempat penyimpanannya. Dan hasilnya, sekarang ini
kita dapat melihat Gulungan-gulungan Laut Mati yang terkenal itu.
Si Gembala Mencari Sampai Ketemu dan Menggendong Domba
itu Pulang
Hal berikut yang menarik perhatian adalah keindahan kata-kata yang
tertulis di akhir ayat ke-4, "sampai ia menemukannya". Si gembala itu
mencari terus sampai menemukan dombanya; ia tidak mau menyerah.
Ia mencari di setiap gua ataupun di setiap lubang yang ditemuinya,
mungkin saja domba itu terjatuh di salah satu lubang yang ada. Ia
mencari di setiap balik semak belukar dan di mana saja. Ia tidak
menyerah sampai akhirnya menemukan kembali domba itu. Saya
teringat pada keindahan kata-kata yang mengungkapkan kasih Yesus
pada murid-muridnya di dalam Yohanes 13:1, Ia senantiasa mengasihi
murid-murid-nya demikianlah sekarang ia mengasihi mereka sampai
kepada kesudahannya. Ia terus mencari dan mencari. Ia pantang
menyerah. Kasihnya kepada kita sangat teguh, tidak membiarkan kita
hilang.
Sesudah menemukan kembali dombanya yang hilang, si gembala itu
menggendongnya pulang. Para peternak domba memberitahu saya,
bahwa seekor domba yang tersesat akan begitu ketakutan dan
kehilangan semangat, sehingga ia hanya terduduk diam di tempatnya
tak berdaya. Domba itu tidak tahu harus berbuat apa. Jadi, alasan
mengapa si gembala itu menggendong dombanya pulang adalah
karena domba itu sedang dalam keadaan lemas ketakutan, tidak
mampu menggerakkan kakinya dan hanya duduk diam bersembunyi di
balik semak.
Selanjutnya, di ayat 5 dan 6, kita diberitahu bahwa si gembala itu tidak
menggendong dombanya kembali ke kandang di padang, akan tetapi
membawanya pulang ke rumah. Dan kalau ia telah menemukannya, ia
meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di
rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta
berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku,
sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Lukisan tentang
domba yang digendong di pundak si gembala sering terlihat dalam
191 | C A H A Y A I N J I L
karya seni Kristen. Si gembala menaruh dombanya di pundak, kaki
depan dan kaki belakangnya melingkari pundak gembala tersebut. Si
gembala memegang dua kaki di sebelah kanan dan dua lagi di sebelah
kiri serta membawanya pulang. Perlu untuk kita ingat bahwa domba
yang hilang itu dibawa pulang ke rumah di dalam perumpamaan ini.
Perumpamaan ini Bercerita tentang seorang Kristen yang
Tersesat
Mari kita masuk ke dalam makna spiritual dari perumpamaan ini. Yang
dibahas di dalam perumpamaan ini adalah seekor domba. Menurut
Alkitab, domba tidak mengacu kepada orang non-Kristen melainkan
kepada orang Kristen. Di setiap ayat dalam Perjanjian Lama yang
memakai ungkapan 'domba', rujukannya selalu kepada umat Israel,
umat Allah, dan bukan kepada umat lain di dunia. Di dalam Yehezkiel
pasal 34 sebagai contoh, Allah berbicara tentang orang-orang Israel
sebagai domba-Nya. Dan di dalam Mazmur 23, Raja Daud berkata,
"Tuhan adalah gembalaku."
Di dalam Matius 18:10-14, ayat-ayat yang paralel dengan
perumpamaan ini, perhatikanlah konteks ayat-ayat sebelum dan
sesudahnya, dan Anda akan melihat bahwa konteks tersebut berbicara
tentang orang Kristen. Seluruh Matius pasal 18 berbicara tentang orang
Kristen yang tersesat, itu sebabnya mengapa masalah tentang orang
yang jatuh ke dalam pencobaan dibicarakan di ayat-ayat sebelum ayat
10-14. Mengapa seekor domba dapat tersesat? Kemungkinan pada saat
sedang merumput, perhatiannya tertuju pada rumput hijau yang lezat
itu, jadi ia akan terus mengikuti jalur rumput yang hijau itu. Ketika ia
selesai merumput di satu jalur, ia melihat jalur lain yang ditumbuhi
oleh rumput yang segar, dan ia pergi untuk merumput di jalur itu.
Demikianlah selanjutnya, ia melihat ada lagi jalur rumput yang lain dan
berpindah lagi, ia tidak menyadari bahwa dirinya sudah terpisah jauh
dari kawanan domba yang lain. Ia tersesat karena tergoda pada apa
yang dilihatnya. Sekarang kita tahu bahwa domba yang dibahas di
dalam Matius pasal 18 itu adalah orang Kristen yang tersesat.
Perumpamaan ini tidak ada hubungan apa-apa dengan orang non-
Kristen.
Di dalam perumpamaan yang tercatat dalam Injil Lukas, kita juga
mendapati konteks yang sama di ayat-ayat sesudah dan sebelum
192 | C A H A Y A I N J I L
perumpamaan itu. Sebagai contoh, di dalam dua ayat sebelum
perumpamaan ini, Yesus berkata, "Garam memang baik, tetapi jika
garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi
gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang
membuangnya saja." Dari ayat-ayat yang sejajar di Matius 5:13,
garam itu merujuk kepada orang Kristen. Jadi Lukas 14:34-35 juga
mengacu kepada orang Kristen. Sesudah perumpamaan tentang
Domba yang Hilang, maka ayat selanjutnya berbicara tentang Anak
yang Hilang. Nah, jika si anak itu bukan milik Allah sebagai Bapa,
bagaimana mungkin ia disebut sebagai anak? Jadi, perlu untuk kita
perhatikan bahwa keseluruhan gambaran yang diberikan dalam
perumpamaan ini adalah mengenai orang Kristen yang tersesat, yang
tergoda untuk melakukan dosa yang seharusnya tidak mereka lakukan,
melakukan hal-hal yang terlarang karena dorongan kepentingan
tertentu.
Akan tetapi poin dari perumpamaan ini adalah kita tidak boleh
mengutuk atau sekadar menyalahkan mereka, melainkan harus
berbelas kasih kepada mereka. Kita tidak boleh memutuskan bahwa
mereka tidak layak lagi untuk dikasihi. Kita harus berusaha untuk
menarik mereka kembali. Dengan segenap hati, kita harus
mengupayakan kembalinya mereka itu. Kita harus pergi mencari
mereka dan membawa mereka kembali ke kandang.
Memang benar bahwa kasih Allah, yang menjangkau ke mana-mana
ini, dapat berlaku pada orang non-Kristen juga. Namun yang hendak
saya tegaskan adalah berdasarkan konteks yang ada, penerapan utama
dari perumpamaan ini adalah kepada orang Kristen, dan sesudahnya,
kasih Allah yang sama ini melebar dan menjangkau orang-orang non-
Kristen yang belum pernah menjadi milik-Nya. Anda tentunya tidak
akan dapat kehilangan sesuatu yang tidak pernah menjadi milik Anda.
Jika saya berkata bahwa jam tangan saya hilang, itu berarti bahwa
saya harus memiliki jam tangan terlebih dahulu sebelum bisa
kehilangan. Jika saya tidak pernah memiliki jam tangan, saya tidak
akan berkata, "Saya sudah menemukan kembali jam tangan saya." Jika
saya tidak pernah memilikinya, bagaimana saya dapat menemukannya
kembali? Jadi sangatlah penting untuk memperhatikan ayat 6,
"Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang
hilang itu telah kutemukan." Domba itu sejak awal memang milik Allah.
193 | C A H A Y A I N J I L
Tersesat: Tidak Tahu atau Tidak melakukan Firman Allah
Sesudah memegang prinsip ini, kita harus melanjutkan dengan
memahami mengapa seseorang dapat tersesat. Kita sudah melihat
sebelumnya bahwa hal ini berkaitan dengan godaan. Akan tetapi hal ini
mempunyai akar yang lebih mendalam.
Yesus berkata di Markus 12:24, "Kamu sesat, justru karena kamu tidak
mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah." Kata 'sesat' di dalam Injil
Markus ini, di dalam bahasa sumbernya - yaitu bahasa Yunani, sama
dengan kata 'sesat' yang tertulis di Matius 18:12, "...jika seorang
mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat..."
Mengapa seseorang tersesat? Karena mereka tidak tahu Firman Allah
dan mereka belum mengalami kuasa-Nya. Jika Anda menganali kedua
hal itu, maka dengan kasih karunia Allah, Anda tidak akan tersesat.
Banyak orang Kristen yang tidak berakar dalam Firman Allah. Itu
sebabnya mengapa saya begitu prihatin bahwa kita terus menggali
Firman Allah agar Anda mengetahui Firman-Nya. Bukan karena saya
ingin menjadikan Anda sebagai cendekiawan atau pakar Alkitab, tetapi
karena hal ini dapat mencegah Anda dari kesesatan. Anda tidak akan
tersesat jika Anda mengerti apa kata Firman-Nya berkaitan dengan
sesuatu hal. Banyak orang Kristen yang melakukan suatu tindakan
secara keliru karena mereka belum menghayati dan menyerap Firman-
Nya ke dalam kehidupan mereka agar Firman itu mengubah mereka.
Hal kedua yang menyebabkan kesesatan adalah karena mereka belum
mengalami kuasa-Nya. Sudahkah Anda mengalami kuasa-Nya? Saya
selalu berharap agar semua orang Kristen mengetahui kuasa-Nya.
"Anda tidak mengetahui Firman Allah dan juga kuasa-Nya". Jika Anda
mempraktikkan ajaran dari Firman Allah, Anda akan mengalami
pergerakan dari kuasa Allah. Hanya jika Anda mengerti Firman-Nyalah
maka Anda dapat melakukan Firman-Nya itu. Dan melalui pelaksanaan
Firman-Nya kita mengetahui kuasa-Nya.
Sebagai contoh, saya membaca di dalam Matius pasal 6 bahwa Allah
memberi makan burung-burung di udara, dan Ia mendandani bunga
bakung di padang, dan kemudian saya mempraktikkan ajaran itu ke
dalam hidup saya. Saya tidak berbicara berdasarkan teori saja. Saya
mempertaruhkan nyawa saya langsung dalam praktik. Saya berkata,
194 | C A H A Y A I N J I L
"Ya Tuhan, inilah saya. Saya akan mempercayakan kebutuhan jasmani,
makanan dan pakaian saya ke dalam pemeliharaan-Mu." Dan apa yang
saya temukan? Saya menemukan kuasa-Nya ketika saya
mempraktikkan Firman-Nya. Nah, itulah cara untuk belajar mengenali
kuasa-Nya.
Akan tetapi banyak sekali orang Kristen yang tidak melakukan kedua
hal ini. Mereka tidak mempelajari Firman-Nya dan mereka juga tidak
mempraktikkannya di dalam kehidupan mereka, akibatnya - sejalan
dengan waktu, mereka semakin menjauh, mereka tersesat. Dan sangat
sering terjadi, untuk mendapatkan dan membawa mereka kembali
merupakan hal yang sangat sulit.
Allah Menyediakan Pengampunan yang Berlimpah & sedang
Mencari mereka yang Tidak Taat
Keindahan dari perumpamaan ini adalah bahwa ia berkisah tentang
kebaikan kasih Allah, yang sekalipun kita sudah tersesat, sekalipun kita
sudah sangat jauh, Allah tetap mencari kita. Hati-Nya selalu tertuju
pada kita. Ia tetap mempedulikan kita. Mungkin orang lain sudah tidak
lagi menaruh harapan pada kita, tetapi Allah tidak begitu. Ia akan terus
mencari kita sampai memang tidak ada jalan yang tersisa. Ada satu
keindahan sifat Allah yang tercatat di dalam Alkitab. Di dalam Mikha
7:18-19, terdapat pernyataan yang sangat saya cintai, dan seringkali
saya renungkan. Inilah hal yang diucapkan oleh Mikha, seorang nabi
besar dari Allah, di dalam doanya, "Siapakah Allah seperti Engkau yang
mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa
milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk
seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali
menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan
melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut." Allah adalah
Allah yang Maha Pengampun. Ia selalu merindukan kita. Dan Ia akan
mengampuni kita.
Tidak ada yang lebih buruk dari melarikan diri ketika kita berbuat dosa
kepada Allah. Ini justru merupakan saat di mana kita paling
membutuhkan-Nya. Namun setiap kali kita berbuat dosa, kita
tenggelam dalam rasa bersalah, dan kita takut untuk kembali kepada
Allah. Pernahkah Anda merasakan hal itu ketika Anda berbuat salah
dan Anda takut untuk kembali kepada Allah? Anda berkata, "Saya tidak
195 | C A H A Y A I N J I L
berani berdoa. Allah tidak akan mendengarkan doa saya." Ingatlah
akan dua ayat di dalam Mikha 7:18-19, "Siapakah Allah seperti Engkau
yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-
sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk
seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali
menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan
melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut." Kembalilah
kepada-Nya dan Ia akan memberi pengampunan yang berlimpah.
Ayat-ayat itu mengingatkan saya pada Yesaya 55:7. Ini pun adalah
ayat yang sangat indah, di mana tertulis kata-kata "memberi
pengampunan dengan limpahnya". Tidak hanya mengampuni, akan
tetapi Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Dengan kata lain,
kita cenderung menduga bahwa Allah akan berkata, "Baiklah, kali ini
Ku-ampuni, tetapi jangan coba-coba berbuat seperti itu lagi." Anda
tentunya sudah hafal sikap manusia yang mengampuni tetapi bersifat
menghakimi pada saat memberi pengampunan. Padahal, dari yang kita
baca tentang Allah di dalam ayat ini adalah, "Baiklah orang fasik
meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya;
baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan
kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan
limpahnya." Allah akan memberi pengampunan dengan limpahnya jika
kita meninggalkan jalan kefasikan, dan juga pikiran yang jahat.
Ini membawa saya pada gambaran yang lain, yang terdapat di dalam
Yesaya 65:2 dan juga dikutip dalam Roma 10:21, ayat-ayat tentang
kasih Allah yang selalu membuat saya terharu. Roma 10:21 merupakan
gambaran tentang Allah yang dilukiskan oleh Paulus sebagai berikut,
"Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa
yang tidak taat dan yang membantah." Cobalah bayangkan bagaimana
Allah mengulurkan tangan-Nya sepanjang hari. Dapatkah Anda
membayangkan Allah sedang berdiri dan mengulurkan tangan-Nya?
Kepada siapa? Kepada bangsa yang tidak taat dan membantah. Hal ini
sangat mengharukan saya. Sebelumnya saya tidak pernah
membayangkan Allah seperti ini. Dulu saya terbiasa membayangkan
Allah sebagai Pribadi yang keras. Dari atas takhta-Nya, Ia melotot ke
arah seorang pendosa, membuat orang ini gemetar setengah mati.
Akan tetapi gambaran tentang Allah yang sedang mengulurkan tangan-
Nya kepada seorang yang tegar tengkuk sangatlah berbeda. Ini justru
gambaran tentang manusia yang sangat angkuh di hadapan Allah yang
196 | C A H A Y A I N J I L
dengan lemah lembut sedang mengulurkan tangan-Nya. Dapatkah
Anda membayangkan kejadian seperti itu di dalam benak Anda?
Berkali-kali saya harus mengakui di dalam hati ini, "Saya tidak pernah
membayangkan Allah seperti itu." Dan kemudian saya teringat pada
kata-kata dari Yesus, "Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-
anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di
bawah sayapnya" (Mat. 23:37). Tangan Allah yang terulur itu benar-
benar sangat mengharukan hati saya. Begitu besar kebaikan kasih-
Nya!
Kunci dari Perumpamaan ini: Manusia harus Bertobat
Akan tetapi Ia tidak mengampuni kita tanpa syarat. Ia tidak berkata,
"Baiklah, Aku akan membutakan mata-Ku terhadap dosa-dosamu."
Memang benar bahwa Ia akan mengampuni kita jika kita meninggalkan
jalan kefasikan. Dan hal ini membawa kita pada poin yang terakhir dari
perumpamaan ini: pertobatan. Ide kunci dari perumpamaan ini adalah
tentang pertobatan. Kita tidak boleh melewatkannya! Dan ini adalah
perbedaan utama antara manusia dengan domba. Anda dapat
menggendong seekor domba, dan domba itu tidak akan melawan, ia
memang tidak dapat melawan. Anda dapat mengangkat dan
menggendongnya pulang. Namun jika Anda mengira bahwa ini
merupakan penjelasan tentang kasih karunia yang tidak dapat
ditentang atau ditolak, maka Anda sudah keliru memahami gambaran
yang diberikan!
Perhatikan kata-kata kunci yang tertulis di bagian akhir dari
perumpamaan ini, di ayat 7, "Aku berkata kepadamu: Demikian juga
akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat,
lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar
yang tidak memerlukan pertobatan." Di ayat ini, dimasukkan ide kunci
tentang pertobatan. Seekor domba tidak dapat bertobat, akan tetapi
kita harus bertobat sebelum Yesus dapat membawa kita pulang ke
rumah Bapa. Di manakah rumah Bapa? Di surga. Ia akan membawa
kita pulang ke surga. Kita mungkin akan mengira karena seekor domba
tidak dapat bertobat, maka Yesus akan menyelamatkan kita tanpa
peduli apakah kita bertobat atau tidak. Akan tetapi hal itu tidaklah
mungkin. Itu sebabnya, di dalam Lukas 15:7, Yesus berkata, "karena
satu orang berdosa yang bertobat." Di dalam ayat ini, tercatat
sekaligus kata kerja 'bertobat' dan kata benda 'pertobatan'.
197 | C A H A Y A I N J I L
Bertobat: Berubah secara Mendasar di dalam Cara Berpikir dan
Berperilaku
Sebagai orang-orang Kristen, sangatlah penting bagi kita untuk
memahami makna dari pertobatan, dan saya akan mengurai lebih rinci
lagi tentang hal ini. Tahukah Anda apa arti pertobatan itu? Banyak
orang yang mengira bahwa pertobatan itu sekadar suatu penyesalan
atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Itu bukanlah suatu pertobatan
menurut Alkitab. Penyesalan atas dosa-dosa yang telah diperbuat
bukanlah makna dasar dari pertobatan. Pertobatan memang
berhubungan dengan rasa duka, akan tetapi bukan itu isi utamanya.
Kata 'pertobatan' di dalam bahasa sumbernya (bahasa Yunani) berarti
perubahan pikiran, metanoeia - meta, satu perubahan, noeia, pikiran.
Pertobatan adalah perubahan pikiran, perubahan dalam cara berpikir.
Jauh lebih mendalam ketimbang sekadar perubahan perasaan.
Sangatlah penting bagi kita untuk dapat memahami hal ini jika kita
ingin menjadi orang Kristen di dalam arti yang sejati. Ada begitu
banyak orang yang menjadi Kristen tanpa sesungguhnya
bertobat.
Kata pertama yang dikhotbahkan oleh Yesus adalah 'bertobat'. Ini
adalah kata kunci di dalam pemberitaan Injil. Di Matius 4:17 sebagai
contoh, dan Markus 1:15, Yesus memulai pelayanannya dengan kata-
kata, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat." Dan Lukas
5:23 menyampaikan hal yang mirip, "Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka
bertobat."
Pekabaran Injil yang dilakukan oleh para rasul juga menekankan hal
pertobatan ini. Di Kisah 2:38 dan Kisah 3:19, rasul-rasul menyatakan
tentang pertobatan dalam kedua ayat itu. Dan lagi di Kisah 17:30,
rasul Paulus memberitahu kita bahwa "Allah memberitakan kepada
manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat." Dan
Allah memerintahkan kita untuk bertobat karena Ia tidak ingin ada satu
pun di antara kita yang binasa. Jika Anda tidak bertobat, maka Anda
akan binasa. Itu sebabnya mengapa 2 Petrus 3:9 menyampaikan hal
yang sangat penting ini: Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun
ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar
terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang
198 | C A H A Y A I N J I L
binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Allah
sangat bermurah hati dan sangat sabar, Ia memberi kita waktu untuk
bertobat karena Ia menghendaki agar setiap manusia mendapat
kesempatan untuk bertobat.
Orang-orang Kristen Juga Harus Bertobat
Lebih dari itu, pertobatan bukan hanya untuk orang-orang non-Kristen.
Banyak orang yang mengira bahwa yang perlu bertobat itu hanya
orang non-Kristen saja, sedangkan orang Kristen tidak perlu. Kata
'pertobatan' berlaku bagi orang Kristen juga, sama seperti terhadap
orang non-Kristen. Dan itu sebabnya Anda mendapati begitu banyak
kata 'bertobat' dituliskan dalam surat kepada tujuh jemaat. Sebagai
contoh, di Wahyu 2:5, 16, 21, 22 dan 3:3,19, ayat-ayat itu menyuruh
orang Kristen untuk bertobat dari dosa mereka masing-masing. Kita
memang harus bertobat secara umum, akan tetapi kita juga harus
bertobat akan hal-hal yang khusus. Saya sendiri mendapati bahwa saya
harus bertobat akan berbagai macam hal dari minggu ke minggu. Saya
harus mengubah sikap saya sepenuhnya terhadap banyak hal.
Tetapi itu membawa kita kepada ide dasar dari pertobatan. Pertobatan
mencakup perubahan pikiran yang mendasar, pembaharuan akal budi,
perubahan sikap, perubahan perilaku. Itu berarti bahwa sejak saat
pertobatan, terjadi suatu perubahan di dalam watak kita. Jika Anda
mengubah sikap dan perilaku Anda, maka seluruh kepribadian Anda
akan berubah! Begitulah caranya Anda untuk dapat sampai kepada 2
Korintus 5:17, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang." Anda menjadi ciptaan baru. Anda mengalami perubahan
secara mendasar.
Pemahaman ini jelas sangat berbeda dengan pekabaran Injil yang
menyatakan bahwa Anda akan diselamatkan cukup dengan
mempercayai bahwa Yesus sudah mati bagi dosa-dosa Anda.
Mengabarkan Injil dengan cara seperti itu berarti tidak mengabarkan
pertobatan sama sekali. Berarti tidak memberitakan pesan yang
berasal dari Yesus; tidak memberitakan pesan-pesan dari para rasul
yang mengabarkan pertobatan yang bukan sekadar kepercayaan pada
hal-hal tertentu saja. Tidak seorang pun, yang sekadar percaya bahwa
Yesus telah mati bagi dosa-dosanya, akan diselamatkan. Saya mohon
199 | C A H A Y A I N J I L
Anda mau mengerti bahwa yang terpenting adalah terjadinya
perubahan secara fundamental di dalam hati Anda, di dalam sikap Anda
terhadap kehidupan ini, di dalam cara Anda menilai persoalan, di dalam
cara berpikir Anda dan di dalam cara Anda berperilaku. Jika seseorang
berkata kepada saya bahwa ia adalah seorang Kristen dan ia sudah
diselamatkan karena ia telah percaya bahwa Yesus telah mati bagi
dosa-dosanya, namun saya tidak melihat adanya perubahan di dalam
sikap dan perilakunya, saya tidak akan mempercayai perkataannya. Itu
bukanlah Kekristenan. Akan tetapi, jika saya melihat orang yang sikap
dan perilakunya berubah, maka saya segera tahu bahwa orang itu
memang orang Kristen.
Belajar Bertobat dengan Cara Memahami Mengapa Setiap Dosa
itu Berbahaya?
Nah, jika Anda merasa diri Anda adalah seorang Kristen, sudahkah
terjadi suatu perubahan yang mendasar di dalam cara berpikir Anda, di
dalam sikap Anda terhadap orang lain dan di dalam cara bertindak
Anda sejak Anda menjadi Kristen? Jika tidak, maka Anda masih belum
mengerti apa arti pertobatan yang sesungguhnya. Anda masih belum
menjadi orang Kristen sesuai dengan isi Alkitab.
Dan saya sangat prihatin akan hal ini karena belakangan ini, saya
memperhatikan adanya beberapa orang yang sudah mulai menjauhkan
diri dari Tuhan. Dan saya tahu bahwa hal itu terjadi karena mereka
belum bertobat. Mereka kembali kepada dosa-dosa yang dulu mereka
laakukan, seperti babi yang kembali ke kubangannya. Hal ini dapat
terjadi pada diri Anda juga. Anda dapat menjadi Kristen, dan untuk
beberapa waktu Anda mejauhkan diri dari dosa-dosa Anda serta tidak
melakukannya lagi. Akan tetapi berhenti melakukan hal-hal itu bukan
berarti bahwa Anda sudah bertobat, karena sikap Anda terhadap hal-
hal tersebut masih belum berubah.
Sebagai contoh, Anda mungkin menikmati beberapa bentuk pikiran
yang penuh dosa ketika masih belum menjadi Kristen. Beberapa orang
terbiasa menikmati pornografi ketika masih belum menjadi Kristen.
Sangat memuaskan hasrat mereka. Mereka sudah kecanduan pada
pornografi. Ketika menjadi Kristen, mereka berhenti melihat pornografi,
akan tetapi sikap dasar mereka terhadap pornografi masih belum
berubah, karena hati mereka masih menyukai kecabulan tersebut.
200 | C A H A Y A I N J I L
Mereka menyingkirkan barang-barang yang bersifat porno karena
merasa bahwa hal itu tidak baik, "Dapat merusak pikiran saya. Mungkin
saya harus berhenti untuk sementara waktu." Namun sikap mereka
terhadap berahi masih belum berubah secara mendasar. Kecintaan
mereka terhadap dosa masih belum mengalami perubahan
sepenuhnya. Dan suatu saat mereka akan kembali kepada dosa
tersebut. Jadi jika sikap Anda terhadap dosa-dosa Anda belum
berubah, itu berarti bahwa Anda masih belum bertobat. Tidak ada
perubahan dalam cara berpikir. Anda mungkin menyesali dosa-dosa
Anda, akan tetapi penyesalan bisa saja terjadi tanpa diikuti oleh
perubahan sikap. Anda pasti akan kembali dan melakukannya lagi pada
suatu saat, dan pada saat lainnya lagi, dan begitu seterusnya.
Dapatkah Anda melihat betapa pentingnya membedakan antara
sekadar penyesalan dengan perubahan cara berpikir? Ketika Anda
melihat ke dosa-dosa Anda dan berkata, "Tidak, semuanya sudah
berakhir! Saya tidak lagi menyukai hal-hal semacam itu lagi. Saya tidak
menyukai lagi dosa saya karena sikap saya terhadapnya sudah
berubah. Saya tidak sekadar hanya sedang menjaga jarak antara diri
saya dengan hal-hal tersebut karena jika hanya menjauhkan diri maka
jarak pemisah itu sangat mudah dihilangkan."
Jika pikiran Anda sudah berubah dan Anda tahu mengapa pikiran Anda
itu berubah, itu berarti Anda sudah bertobat. Dengan kata lain, seorang
Kristen harus memiliki sesuatu yang lebih dari sekadar dorongan
perasaan. Ia harus merenungkan benar-benar, "Saya harus mengubah
pikiran saya terhadap dosa saya dan saya harus memahami juga
mengapa saya harus mengubah pikiran saya." Sudahkah Anda
menjalankannya? Pernahkah Anda menghadapi godaan dosa dan Anda
tidak hanya sekadar berkata, "Tidak sepantasnya saya berpikir seperti
itu."? Tidak ada gunanya berkata bahwa Anda tidak boleh berpikir
seperti itu, karena Anda akan segera kembali memikirkan hal itu,
bukankah demikian? Anda harus menelaah dosa-dosa Anda,
menelitinya dan berpikir dengan tenang, "Apakah saya masih menyukai
hal ini? Ya, saya masih suka. Mengapa saya masih suka memikirkan hal
itu? Mengapa saya masih belum dapat melihat betapa kotornya dosa
itu?" Tanganilah masalah ini secara mendasar. Kendalikan situasinya.
Pisahkanlah antara yang najis dengan yang benar dan tolaklah yang
najis.
201 | C A H A Y A I N J I L
Tentu saja, seks tidak selalu berkaitan dengan dosa. Seks itu sendiri
adalah hal yang wajar. Akan tetapi jika benak Anda terisi oleh pikiran
yang najis, jika otak Anda terisi oleh percabulan dan perzinahan, atau
perbuatan-perbuatan yang melanggar batasan, maka Anda harus
segera mengatasinya. Sebaliknya, jika Anda tidak pernah berpikir
tentang seks, Anda pasti bukan manusia normal. Ada banyak orang
muda yang mengeluhkan persoalan ini kepada saya. Mereka datang
dan berkata, "Saya sangat berdosa karena berkali-kali memikirkan
masalah seks." Tidak ada yang salah dengan urusan seks selama Anda
masih mampu mengendalikannya. Kita diciptakan dengan naluri untuk
tertarik pada masalah seks dan kita tidak perlu berpura-pura untuk
tidak tertarik pada masalah itu, selama kita tidak membiarkannya lepas
kendali. Akan tetapi jika kita menghayalkan percabulan, perzinahan,
dan menikmati khayalan seperti itu atau ingin melampiaskan nafsu di
tempat pelacuran, sudah pasti ini adalah persoalan yang berbeda.
Tidak masalah jika di pikiran kita terlintas tentang seks, dan kekudusan
kita tetap terjaga. Tidak ada yang berdosa tentang hal ini sama sekali.
Saya harap Anda dapat memahami bahwa harus terjadi suatu
perubahan pikiran sehingga kita tidak terperosok lagi ke dalam dosa.
Harus ada transformasi di dalam sikap batin. Anda harus menangani
dosa. Anda harus melawan dan mengalahkannya. Hal ini sangatlah
penting.
Dengan demikian kita akan masuk ke dalam bentuk sikap seperti yang
kita baca di dalam Mazmur 45:8, mencintai keadilan dan membenci
kefasikan. Kita yang sebelumnya mencintai kejahatan dan membenci
kebenaran (Yoh.3:20), harus mengubah sikap kita menjadi seperti
yang terdapat di Mazmur 45:8 itu, di mana kita jadi membenci dosa
dan kefasikan, dan kita tahu mengapa kita membencinya. Kita
membenci dosa karena kita tahu apa yang diperbuat oleh dosa
terhadap kita. Sama seperti seorang bekas pecandu narkoba yang
belajar untuk membenci bahan yang mematikan itu. Sia-sia saja jika ia
berkata, "Memakai narkoba itu salah." Mengapa salah? Ia tidak tahu
mengapa salah. Jadi ia harus mengerti persoalannya dan mampu untuk
berkata, "Sekarang saya sudah tidak mau berurusan lagi dengan
narkoba. Dulu saya menyukainya, namun sekarang saya sudah tahu
seperti apa kehancuran yang diakibatkannya. Saya sudah tahu
seberapa besar bahaya yang ditimbulkannya terhadap saya dan orang
lain." Pandangannya berubah, pikirannya terhadap hal itu sudah
202 | C A H A Y A I N J I L
berubah. Ia sekarang tahu mengapa ia harus bersikap seperti itu
sesudah memikirkannya secara mendalam. Pertobatan yang sejati
mengubah pikiran dan perilaku orang itu sepenuhnya terhadap dosa.
Saya berdoa semoga Allah berkarya dengan penuh kuasa di dalam hati
kita semua supaya kita dapat belajar untuk benar-benar bertobat dari
segala macam dosa kita. Jangan sekadar menjauhkannya. Jangan
sekadar membungkusnya rapat-rapat, karena ia akan segera muncul
kembali. Tidak ada gunanya. Anda harus menanganinya dengan penuh
kesadaran, tekad dan dengan kasih karunia serta kuasa dari Allah.
Kemurahan dari Allah Bertujuan untuk Membawa kita kepada
Pertobatan
Sekarang kita sudah melihat, dari perumpamaan ini, di satu sisi
tentang indahnya kebaikan dan kasih Allah, dan di sisi lain, tentang
perlunya suatu pertobatan. Dan sebenarnya, seluruh perumpamaan ini
dapat kita rangkum dalam kalimat seperti yang tertulis di dalam Roma
2:4, "Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah
menuntun engkau kepada pertobatan?"
Perumpamaan tentang Pembangunan Menara
& tentang Raja yang akan Maju Berperang
Lukas 14:25-33 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal
Isi Khotbah
Mari kita kembali kepada Firman Allah, ke dalam bagian yang penting
ini karena kita ingin memahami apa artinya menjadi seorang Kristen.
Mari kita baca Lukas 14:25-33:
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam
perjalanan-nya. Sambil berpaling ia berkata kepada mereka: "Jikalau
203 | C A H A Y A I N J I L
seorang datang kepada-ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-
ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut aku, ia tidak
dapat menjadi murid-ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau
mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat
anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan
pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak
dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang
melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan,
tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang
kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk
mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup
menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh
untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-
tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari
segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-ku
Yesus tidak takut disalahpahami
Kutipan tadi berisi kata-kata yang tegas dan penuh kuasa dari Yesus!
Saat itu orang banyak sedang mengikuti Yesus, mereka tentunya
sangat berisik - setiap kerumunan orang biasanya sangat riuh, dan
seorang pengkhotbah yang dikerumuni orang sebanyak itu mungkin
akan berpikir, "Wah, saya terkenal sekarang! Saya dapat sukses besar!
Lihat kerumunan orang-orang ini!" Namun Yesus melakukan suatu hal
yang justru berpeluang besar akan membubarkan kerumunan itu. Ia
berkata, "Barangsiapa di antara kalian (kumpulan orang itu) datang
padaku dan tidak membenci ayah, ibu, istri, anak dan saudara-
saudaranya, ia tidak dapat menjadi muridku. Engkau bisa saja masuk
di dalam kumpulan banyak orang ini, engkau bisa saja ikut
bersemangat, tetapi engkau tidak dapat menjadi muridku."
Sekarang ini kita sedang mempelajari perumpamaan-perumpamaan
yang ada di dalam Injil Lukas, dan kita sampai pada dua perumpamaan
dalam kutipan hari ini. Perumpamaan tentang pembangunan menara
(ayat 28-29), dan perumpamaan tentang raja yang akan maju
berperang (ayat 31-32). Bagian yang sejajar dengan ayat-ayat ini ada
di Matius 10:38-39. Saya ingin langsung membahas isi kedua
204 | C A H A Y A I N J I L
perumpamaan itu, akan tetapi kita harus terlebih dahulu memahami
kata-kata penuh kuasa yang disampaikan oleh Yesus ketika berbicara
kepada kerumunan orang yang mengikutinya.
Perhatikan baik-baik ucapan yang disampaikan oleh Yesus di ayat 26,
"Jikalau seorang datang kepada-ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan..." Kata-kata yang sangat tegas! Siapa yang berani
berbicara seperti itu? Membenci ayah dan ibu? Tentu saja, saya tidak
akan mengencerkan kata-kata tersebut. Saya mendapati Yesus
sungguh luar biasa karena ia tidak takut menggunakan kata-kata
seperti itu. Yesus tidak takut jika ada orang yang salah paham, padahal
kata-kata seperti ini mudah sekali disalah-pahami, bukankah begitu?
Dan kita seringkali tergoda untuk menyisipkan kata-kata kita sendiri di
sini untuk membuatnya kedengaran lebih lunak.
Bagi Anda yang pernah belajar di Inggris, belajar di lembaga-lembaga
pendidikan di Inggris, Anda harus mewaspadai satu hal penting.
Tahukah Anda apa kebiasaan dari cendekiawan Inggris? Mereka
menyusun satu kalimat, lalu mereka memodifikasi pernyataan mereka,
dan tindakan ini bisa diulang-ulang sehingga pada akhirnya Anda bisa
kehilangan patokan tentang hal apa yang sedang mereka nyatakan.
Anda yang sering membaca buku-buku karangan dari cendekiawan
Inggris akan dapat melihat hal ini. Mereka begitu takut akan
disalahpahami dan akibatnya mereka terus saja memodifikasi dan
membatasi kalimat mereka. Mereka akan sering mengucapkan kata-
kata, "mungkin", "bisa jadi", "berpeluang", "dapat saja," sekalipun
pernyataan yang dibuat seharusnya memunculkan ketegasan. Satu
ketika, seorang saudara yang sedang membaca sebuah buku semacam
itu berkata, "Buku ini benar-benar tidak bisa dibaca!" Di setiap bagian
dalam buku itu, ia selalu mendapati kata-kata "mungkin", "bisa jadi"
dan "bisa saja", si penulis tampaknya tidak berani menyatakan sesuatu
hal dengan tegas. Ketika Anda mendapati suatu pernyataan yang
tampaknya sangat meyakinkan dan seharusnya disampaikan dengan
kata-kata yang mengandung penegasan seperti kata "jadi, demikianlah
halnya" atau "tentunya begini", namun Anda akan kecewa karena si
cendekiawan Inggris justru akan menyatakannya dengan kata-kata,
"mungkin bisa begini" atau "bisa jadi". Tetapi Yesus tidak takut bahwa
akan ada orang yang salah paham dengan pernyataannya di ayat 26.
Ini sangat menarik. Mengapa jadi menarik? Karena Yesus tahu bahwa
205 | C A H A Y A I N J I L
orang yang mengasihi kebenaran, yang berkomitmen kepada
kebenaran, akan dapat memahami apa maksud ucapannya. Mereka
tidak akan mempermasalahkan kata-kata yang diucapkannya karena
mereka tahu apa yang dimaksudkan olehnya. Dapatkah Anda
memahami apa maksud Yesus, atau mungkin Anda malah
mempermasalahkan firmannya? Inilah hal pertama yang ingin saya
sampaikan dari pengajaran ini. Yesus tidak pernah kuatir bahwa Anda
akan salah memahami ucapannya.
Sebagai contoh, di Yohanes 6:53 dia berkata, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan
minum darahnya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu." Wah!
Orang-orang Yahudi berkata, "Ini kanibalisme! Apakah engkau ingin
kami menjadi kanibal? Kami adalah umat yang paling beradab di dunia
ini!" Nah, Yesus tidak pernah takut kalau ucapannya akan
disalahpahami oleh orang-orang. Ia berkata, "Kalian tidak mau makan
dagingku? Tidak mau minum darahku? Maka kalian tidak akan memiliki
hidup." Wow! Orang ini kanibal! Dia pikir kita ini hidup di zaman batu,
di mana seorang manusia gua akan membunuh dan memakan daging
tetangga yang tinggal di gua berdekatan dengannya. Yesus tahu bahwa
jika Anda memang tidak peduli pada kebenaran maka Anda akan
berdebat dan mempermasalahkan kata-kata yang diucapkannya. Tidak
kira bagaimana ia memodifikasi dan merangkai kata-katanya, Anda
akan mencari dan menemukan sesuatu untuk dibantah dan
diperdebatkan. Akan tetapi, bagi seseorang yang mengasihi kebenaran,
ia akan tahu apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Kita tahu apa yang ia
maksudkan. Yesus tidak sedang berbicara tentang kanibalisme, akan
tetapi ia tidak takut bahwa Anda akan menuduhnya kanibal. Silakan
saja! Ia tidak kuatir akan hal itu. Nah, inilah kekuatan. Contoh
kekuatan yang ditunjukkan oleh Yesus ini harus kita tiru. Saya sering
melihat ada banyak pengkhotbah yang berkata, "Maksudnya begini,
sebenarnya Yesus tidak bermaksud demikian, jadi jangan kuatir."
Mereka mulai berkutat dengan urusan memodifikasi ucapan Yesus.
Yesus tidak memberi penjelasan tentang kalimatnya, jadi kita harus
melakukan itu untuk dia. Lalu pada akhirnya, Yesus sepertinya tidak
mengucapkan apa-apapun, karena setelah kita selesai memodifikasi
pernyataannya, apa yang tersisa di dalam ucapannya?
"Membenci" berarti mengasihi Allah di atas segala yang lain
206 | C A H A Y A I N J I L
Cukup menarik untuk diperhatikan bahwa para lawan Yesus jelas-jelas
tidak mempersoalkan ucapannya sampai titik ini. Jika orang-orang
Yahudi itu ingin mempersoalkan ucapannya, mereka akan berkata,
"Yesus, engkau sudah mengajarkan hal yang melanggar perintah ke
lima, perintah yang ke lima berkata 'Hormatilah ayahmu dan ibumu',
tapi engkau malah berkata, 'bencilah ayahmu dan ibumu.'" Tentunya
mereka bisa menuduhnya dengan cara itu. Bukankah cukup aneh
bahwa bahkan orang-orang Yahudi itu tidak meributkan hal ini? Mereka
yang selalu mencari kesempatan untuk mempertengkarkan ajarannya,
tidak mempermasalahkan hal ini. Mengapa? Mengapa mereka tidak
mengambil kesempatan ini untuk memperdebatkan hal ini? Yesus
sendiri tentu saja tidak takut jika mereka melakukannya. Mereka
bertengkar dengannya di Yohanes pasal 6, tentang perkara memakan
dagingnya, akan tetapi mereka tidak bertengkar dengannya dalam hal
yang satu ini. Mengapa? Karena mereka tahu apa arti kalimat itu.
Mereka tahu bahwa Yesus memakai suatu ungkapan Yahudi kuno,
"membenci", yang berarti - dalam hal ini - Anda begitu mengasihi Allah
dan kasih ini jauh lebih besar ketimbang kasih Anda terhadap yang
lainnya, Anda menempatkan Allah sebagai yang utama, sehinggakan
yang lainnya berada di peringkat yang jauh di bawah Allah di mana
seolah-olah Anda sedang "membenci" dia. Apa artinya? Mari lihat
contoh ini,
Yesus berkata, "Mari, ikutlah aku," lalu orang tua Anda berkata, "Tidak,
jangan ikut Yesus." Apa yang akan Anda lakukan?
Jika Anda berkata, "Aku akan mengikut Yesus," apa artinya itu? Artinya
adalah Anda akan meninggalkan orang tua Anda. Ini dapat diartikan
sebagai 'membenci' ayah dan ibu Anda karena Anda meninggalkan
mereka dan mengikut Yesus. Ini sebabnya mengapa Yesus tidak mau
memperlunakkan kata-kata yang dipakainya. Ia tidak takut
disalahpahami karena Anda memang akan berhadapan dengan
keadaan di mana Anda harus memilih salah satunya. Dan di dalam
menentukan pilihan ini, tindakan atau pilihan Anda dapat diartikan
sebagai membenci orang tua Anda, sekalipun Anda tidak membenci
mereka. Beberapa dari antara Anda, yang berkeinginan untuk
mengikuti pelatihan full-time, sudah mengalami hal yang demikian.
Anda ingin mengikut Yesus dan orang tua Anda berkata, "Jangan."
207 | C A H A Y A I N J I L
Anda berkata, "Saya tetap memilih Yesus."
Lalu orang tua Anda berkata, "Kamu benci pada kami, begitu kan?"
Anda menjawab, "Tidak."
Tapi mereka berkata, "Kamu pasti benci kepada kami." Lalu siapa yang
akan memenangkan perdebatan ini? Mereka berkata, "Kamu membenci
kami, buktinya kamu meninggalkan kami demi mengikut Yesus."
Anda juga boleh melanjutkan, "Tidak, saya tidak membenci kalian.
Saya mengasihi kalian."
Namun mereka berkata, "Perbuatanmu itu buktinya. Kamu benci sama
kami, itu sebabnya kamu mau meninggalkan kami."
Apakah Anda akan ngotot membenarkan diri? Silakan saja, akan tetapi
Yesus sendiri tidak membuang waktu dengan urusan seperti itu.
Bahkan orang-orang Yahudi pun mengerti apa yang dimakksudkaan
oleh Yesus di sini, sehingga mereka tidak mempersoalkan kata-katanya
di sini.
Jika keselamatan adalah karunia gratis, mengapa ia menuntut
segala-galanya dari kita?
Mari kita pahami lebih jauh lagi apa yang sedang dibicarakan oleh
Yesus. Saya yakin kebanyakan dari Anda yang sudah menjadi Kristen
tentu pernah diajari bahwa keselamatan itu cuma-cuma; keselamatan
itu karunia gratis dari Allah. Ia memberi Anda keselamatan sebagai
hadiah. Jika Anda pernah diajar seperti itu, maka Anda akan
menghadapi masalah besar dengan ayat-ayat ini. Jika keselamatan itu
gratis, mengapa Anda harus mengorbankan segalanya? Sesuatu yang
menuntut Anda untuk mengorbankan segalanya, sangat sulit disebut
sebagai hal yang gratis. Bahkan sekalipun saya membayar hanya satu
dolar untuk sesuatu hal, saya tidak akan mengatakannya sebagai
gratis, benar? Jika saya berkata bahwa mobil ini berharga 6.000 dolar,
akan tetapi Anda boleh memilikinya cukup dengan satu dolar, dapatkah
Anda mengatakannya gratis? Tidak, ada biaya sebanyak satu dolar
untuk itu. Dan jika Anda harus membayar penuh 6.000 dolar, maka
mobil itu tidak akan disebut gratis berdasarkan alasan apapun.
Perolehannya bisa disebut gratis hanya jika Anda tidak perlu
208 | C A H A Y A I N J I L
mengeluarkan uang sepeserpun untuk mobil itu. Lalu bagaimana bisa,
keselamatan itu dikatakan cuma-cuma padahal ia menuntut
pengorbanan segala-galanya? Itulah yang menjadi pertanyaannya.
Bagaiman cara gereja memecahkan pertanyaan yang sudah ada sejak
lama ini? Kita berkata bahwa Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal
dan barangsiapa yang menerima Yesus akan beroleh hidup yang kekal.
Lalu mendadak kita diberitahu bahwa kita tidak dapat menjadi murid
Yesus jika tidak mengorbankan segalanya termasuk nyawa kita! Apa
yang harus kita lakukan?
Menyingkirkan ajaran Yesus?
Akankah kita berkata, "Ini pertanyaan yang memalukan, kita lupakan
saja pengajaran Yesus, dan kita berpegang pada ajaran Paulus bahwa
keselamatan itu adalah karunia gratis"? Ini adalah salah satu cara
untuk memecahkan persoalan, dan fakta yang sangat mengejutkan
adalah banyak sekali orang Kristen yang memecahkan persoalan ini
dengan jalan membuang ajaran Yesus! Tidak heran jika sekarang ini
sangat sedikit gereja yang mengajarkan ajaran dari Yesus karena
sangat memalukan, sangat sulit untuk menjelaskan bagaimana
keselamatan dapat menjadi anugerah yang cuma-cuma sementara
Yesus berkata, "Tidak, keselamatan menuntut pengorbanan segala-
galanya darimu!" Tidakkah Yesus juga memberi kita perumpamaan
tentang pedagang mutiara? Nah, Anda dapat memiliki mutiara itu,
namun untuk membelinya, Anda harus mengorbankan segala-galanya.
Lalu bagaimana bisa disebut cuma-cuma? "Wah, kalau begitu lupakan
saja ajaran Yesus." Begitulah, setidaknya ini merupakan salah satu
cara untuk memecahkan persoalan.
Membagi keselamatan ke dalam dua tahapan?
Cara lain dalam menjawab persoalan ini adalah dengan berkata,
"Keselamatan dalam ajaran Kristen dapat dibagi menjadi dua
tahapan. Tahapan yang pertama bersifat gratis, sedangkan
tahapan yang kedua menuntut kita untuk mengorbankan segala-
galanya. Nah, persoalannya beres sekarang!" Tahapan yang
pertama itu gratis, ketika Anda menyatakan percaya kepada
Yesus, Anda lalu menerima anugerah dari Allah sebagai hadiah
yang cuma-cuma. Mungkin, beberapa tahun kemudian, jika Anda
tidak puas dengan kehidupan Anda sebagai orang Kristen, Anda
209 | C A H A Y A I N J I L
boleh memutuskan untuk menjadi seorang murid. Dan ketika
Anda menjadi seorang murid, maka itu akan menuntut
pengorbanan segala-galanya dari Anda. Persoalannya
terpecahkan sekarang! Sayang sekali, persoalannya ternyata
jauh dari selesai. Anda justru akan masuk ke dalam masalah
yang lebih ruwet lagi. Mari kita uji dengan beberapa pertanyaan:
Pertama, Anda akan masuk ke dalam persoalan
eksegetis: Bagian mana dari Alkitab yang menyatakan
adanya pembagian antara orang Kristen dengan murid?
Ayat mana dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Anda akan
menjadi orang Kristen dulu, baru kemudian menjadi murid?
Tidak ada! Anda hanya perlu melihat di dalam Kisah Para Rasul
untuk melihat berapa kali kemunculan kata "murid", dan akan
akan menemukan bahwa sebutan "Kristen" ditujukan kepada
para murid (lihat Kis.11:26). "Seorang Kristen" di dalam
Perjanjian Baru adalah sebutan bagi seorang murid. Tidak ada
bedanya di antara seorang Kristen dengan seorang murid.
Seorang murid bukan seseorang yang memiliki tingkatan lebih
tinggi dari seorang Kristen; seorang murid adalah seorang
Kristen.
Kedua, Anda akan masuk ke dalam masalah logika: Buat
apa saya masuk ke tahapan yang kedua, dan
mengorbankan segala-galanya, kalau di tahapan yang
pertama saja sudah mendapatkan keselamatan secara
cuma-cuma, cukup dengan mempercayai Yesus?
Misalnya saya memberi Anda sebuah mobil secara gratis, dan
saya berkata, "Ini adalah hadiah gratis. Ulurkan saja tanganmu
dan dengan iman ambillah. 'Iman berarti kita mengulurkan
tangan untuk menerima anugerah dari Allah.' Jadi ambillah mobil
ini." Ajaran semacam itu sudah sangat sering kita dengar, dan
kita akan membahasnya nanti. Nah, sekarang Anda sudah
memiliki mobil yang saya berikan itu.
Lalu, tiga tahun kemudian, Anda memutuskan, "Saya sudah
memakai mobil ini selama tiga tahun, sekarang saya mau
membayar harganya secara penuh."
210 | C A H A Y A I N J I L
Banyak orang akan berkata, "Ada apa dengan kamu? Kenapa
mendadak mau membayar enam ribu dolar padahal kamu sudah
memakai mobil ini selama tiga tahun dan nilai mobil itu sekarang
sudah sama dengan nilai mobil bekas?" Saya tidak yakin apakah
ada orang yang dapat memahami landasan atau logika dari
keputusan Anda itu. Apakah Anda dapat memahami logikanya?
Mengapa tiba-tiba seseorang memutuskan untuk bertindak
seperti itu? Ini adalah kekeliruan yang sangat serius dari sudut
pandang Alkitab.
Mengapa saya membahas semua ini? Karena saya ingin
memperingatkan Anda bahwa sangatlah susah untuk dapat
menerima ajaran yang benar, jika ajaran yang salah sudah
cukup lama ada di benak Anda. Bahaya dari ajaran yang sesat
adalah ia akan membutakan Anda kepada ajaran yang benar.
Ada tiga macam ajaran tentang keselamatan di zaman ini:
1. 'Keselamatan oleh takdir' adalah jenis ajaran yang
pertama. Tahukah Anda apa arti 'takdir'? Orang Tionghoa
biasa berkata, "Takdir kita sudah digariskan." Jika Anda
tanggalkan embel-embel kekafirannya dan menaruh kalimat
ini ke tengah lingkungan istilah Kristen, Anda akan
mendapatkan ungkapan 'keselamatan oleh takdir' yang
berarti bahwa Anda diselamatkan karena memang sudah
ditetapkan seperti itu (ajaran predestinasi). Allah sudah
menetapkan bahwa Anda akan diselamatkan, dengan
demikian Anda pastilah diselamatkan. Ia sudah menetapkan
jalan ini bagi Anda. Secara sederhana, jika Anda sudah
ditakdirkan untuk diselamatkan, maka tidak peduli apakah
Anda suka atau tidak, Anda tetap akan diselamatkan karena
kasih karunia Allah tidak dapat ditolak. Keselamatan oleh
takdir adalah salah satu ajaran mengenai keselamatan.
2. ‘Keselamatan oleh dorongan selera' adalah jenis
pengajaran yang kedua. Maksud dari kata selera dapat
digambarkan seperti pilihan seseorang pada jenis makanan
yang didasari oleh rasa dan penampilan dari makanan
tersebut. Mungkin Anda menyukai ayam goreng Kentucky,
babi panggang ataupun bebek panggang. Maksudnya,
211 | C A H A Y A I N J I L
keinginan Anda untuk menikmati makanan tersebut timbul
secara mendadak dan Anda segera bergegas untuk
mendapatkannya. Itulah arti dari 'keselamatan oleh
dorongan selera'.
Anda mendengarkan seorang pengkhotbah yang
mengiklankan indahnya tawaran keselamatan, mungkin
seindah mobil mewah ataupun sesuatu hal yang sangat Anda
idamkan, dan semua itu ditawarkan sebagai hadiah gratis,
dan selera Anda terdorong oleh tawaran itu. Anda berkata,
"Nah, ini dia! Bagus sekali! Dan ini gratis!" Tidak ada tawaran
yang lebih bagus dari pada itu yang dapat Anda temui di
tempat lain. Toko pakaian atau supermarket mungkin saja
menawarkan diskon 30%, atau bahkan sampai 50%, akan
tetapi pernahkah ada toko dan supermarket yang
menawarkan barang dagangan gratis? Inilah tawaran yang
Anda tunggu-tunggu! Dan jika Anda tidak tertarik dengan
tawaran ini, tentunya ada sesuatu yang salah dengan diri
Anda! Seharusnya Anda menyukai tawaran ini! Lalu
keinginan Anda tergugah, dan Anda berkata, "Wah, yang ini
luar biasa!"
Kemudian si pengkhotbah itu memberitahu Anda sesuatu hal
yang lebih menarik lagi: "Iman berarti Anda tinggal
menyodorkan tangan untuk menerima hadiah gratis
dan Anda sudah menerimanya!" Berdasarkan hal ini, saya
tidak paham mengapa ada orang yang tidak selamat. Jika
Anda tidak mempunyai akal sehat untuk hanya
merentangkan tangan untuk menerima hidup yang kekal
sebagai suatu karunia, seperti yang dijelaskan pengkhotbah
itu kepada Anda, maka itu berarti bahwa memang benar-
benar ada sesuatu yang salah di dalam diri Anda, bukan
hanya di dalam hal rohani Anda akan tetapi juga di dalam
otak Anda. Pasti ada sesuatu yang salah di dalam otak Anda
jika Anda tidak tertarik pada tawaran terhebat seumur hidup
ini! Di supermarket, dengan tawaran diskon 50%, Anda
tinggal membayar separuh dari harga normal, namun itu
tetap harus membayar. Anda tetap harus memeriksa
kantung Anda dan memastikan bahwa ada tersedia cukup
uang di sana untuk membayar yang 50% itu. Sebuah mantel
212 | C A H A Y A I N J I L
kulit seharga, misalnya, 150 dolar, ditawarkan kepada Anda
dengan harga 75 dolar. Harga 75 dolar itu sudah sangat
murah, namun apakah Anda punya uang 75 dolar? Anda
masih harus tetap menghitung biayanya. Akan tetapi jika
pemilik toko itu berkata, "Mantel kulit ini gratis, ambil saja!"
Apakah Anda akan menolaknya? Pasti ada sesuatu yang aneh
dalam diri Anda jika Anda tidak mengambilnya, karena Anda
hanya perlu mengulurkan tangan, mengambil mantel
tersebut dan berlalu, dengan barang mahal di tangan! Apa
lagi yang Anda inginkan?
Ketika Shah Iran jatuh di tahun 1979, ada sebuah restoran
Persia di Montreal yang menawarkan makanan gratis!
Tawaran itu diiklankan di radio: "Hidangan gratis! Datang
dan nikmatilah!" Jika Anda tidak datang dan menikmati
hidangan gratis di sana, tentu ada sesuatu yang aneh di
dalam diri Anda. Jika tempat tinggal Anda berjarak sangat
jauh dari restoran itu, atau jika Anda tidak ingin menunggu
dalam antrian pengunjung, alasan ini masuk di akal. Anda
dapat saja berkata, "Lupakan saja." Akan tetapi di dalam hal
tawaran keselamatan gratis tidak ada jarak yang harus
dihitung, dan tidak ada antrian yang panjang, Anda tinggal
mengulurkan tangan, dan karunia keselamatan itu akan
turun kepada Anda! Pasti ada sesuatu yang tidak beres
dengan Anda jika Anda tidak tertarik pada tawaran ini!
Satu-satunya masalah dengan ajaran ini adalah, kita akan
terantuk pada pertanyaan yang sama: Yesus berkata,
"Keselamatan itu menuntut pengorbanan segala-galanya
darimu.
3. "Keselamatan yang menuntut pengorbanan segala-
galanya", adalah jenis ajaran yang ketiga, dan ini adalah
pengajaran dari Yesus: "Demikian pulalah tiap-tiap orang di
antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala
miliknya, tidak dapat menjadi murid-ku" (Luk.14.33). Bukan
saja tidak ada diskon, akan tetapi keselamatan itu juga
menuntut saya untuk melepaskan segalanya! Saya harus
merelakan segala yang saya miliki untuk dapat membelinya!
213 | C A H A Y A I N J I L
Lalu, siapa yang benar? Si juru khotbah atau Yesus? Salah satu
dari kedua ini pasti ada yang salah di sini! Mari saya beritahukan
kepada Anda dengan sejujurnya: definisi bahwa iman itu berarti
"Anda tinggal mengulurkan tangan Anda untuk menerima
karunia atau hadiah gratis" adalah omong kosong jika
dicocokkan dengan isi Alkitab. Maaf, jika saya harus
menyampaikan kepada Anda bahwa hal itu adalah omong
kosong. Tidak ada ajaran seperti itu di dalam Alkitab. Jika Anda
mampu menunjukkan dasarnya di dalam Alkitab, saya akan
sangat berterimakasih. Sejauh ini, dari pendalaman yang saya
lakukan atas isi Alkitab, tidak saya temukan ajaran seperti itu,
akan tetapi saya terbuka jika ada orang yang dapat
menjabarkan kepada saya tentan hal ini. Alkitab tidak
mengajarkan pemahaman seperti itu sama sekali. Apa yang
salah dengan definisi itu? Saya akan memberitahukan Anda apa
yang salah dengan definisi iman seperti itu.
Iman yang alkitabiah berarti hubungan yang khusus
dengan Allah dan Anak-Nya
Tolong dipahami dengan teliti bahwa iman menurut Alkitab
selalu menunjukkan suatu hubungan pribadi dengan Allah.
Selalu! Tidak ada pengecualian! Iman tidak berarti Anda sekadar
mengulurkan tangan untuk mengambil karunia gratis. Ini
bukanlah definisi yang alkitabiah. Saya tidak tahu dari mana
definisi seperti ini bersumber akan tetapi yang jelas ini bukanlah
definisi yang alkitabiah. Di dalam Alkitab, iman selalu
'ditempatkan pada' seseorang atau satu pribadi. Dan 'iman di
dalam Kristus' berarti Anda memiliki hubungan yang khusus dan
spesial dengan dia. Iman bukanlah hubungan dalam bentuk
seadanya dengan Kristus. Definisi yang alkitabiah dari iman
adalah hubungan antara Guru atau Tuan dengan seorang murid,
hubungan antara Bapa dengan anak. Itu sebabnya mengapa
definisi iman dalam arti 'sekadar mengulurkan tangan untuk
menerima karunia' adalah suatu kesesatan! Pemahaman ini tidak
alkitabiah.
Belakangan ini, di dalam kampanye penginjilannya, beberapa
gereja Tionghoa berkata, "Keselamatan itu sama gampangnya
dengan meminum segelas air, semudah menelan sepotong roti.
214 | C A H A Y A I N J I L
Bagaimana cara Anda meminum segelas air? Anda membuka
mulut dan menuangkan airnya. Jadi iman adalah: Membuka
mulut dan menuangkan airnya." Saudaraku, ini bukanlah
pengajaran yang alkitabiah. Namun mereka mengutip ayat
Alkitab! Mereka mengutip Yohanes 7:37, "Barangsiapa haus,
baiklah ia datang kepada-ku dan minum!" Keselamatan itu
semudah kita minum air. Lalu mereka mengutip Yohanes 6:51,
"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang
makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
Keselamatan itu ternyata semudah kita makan roti!
"Datang kepadaku" berarti menundukkan diri kepada
Yesus sebagai Raja dan Tuan (Lord)
Tidak! Yesus tidak mengatakan bahwa keselamatan itu semudah
minum air atau makan roti! Perhatikan lagi baik-baik pada apa
yang Yesus katakan: "barangsiapa yang haus, baiklah ia datang
kepada-ku..." itu berarti bahwa Anda berada dalam suatu
hubungan pribadi dengan Yesus. Datang pada Yesus tidak sama
dengan datang ke toko dan menemui Yesus di sana sebagai
penjual yang sedang mengobral barang gratisan. Pahami apa
arti 'datang pada Yesus' itu. "Datang pada Yesus" berarti datang
kepadanya, menyerahkan hidup Anda kepadanya dan mengakui
dia sebagai Raja. Itulah yang dikatakan oleh Yesus di Matius
11:28. Ia berkata, "Marilah kepadaku, pikullah kuk yang
kupasang, dan jiwamu akan mendapat ketenangan." Jadi
'datang pada Yesus' berarti memikul kuk yang ia pasang.
Jelasnya, itu berarti bahwa Anda datang pada Yesus, mengakui
dia sebagai Penguasa bagi hidup Anda, dan membangun suatu
hubungan yang nyata dengan dia.
Memakan tubuh Yesus sebagai roti artinya
menundukkan diri kepada Yesus sebagai Penguasa
Sebagai contoh, perhatikan kembali Yohanes 6:51 yang berkata,
"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang
makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." Siapa orang
yang memakan roti hidup itu? Apakah Anda memakannya?
Apakah orang-orang Yahudi di dalam Yohanes pasal 6 itu yang
melakukannya? Mengapa tidak? Kepada siapakah Yesus
215 | C A H A Y A I N J I L
memberikan roti hidup, yaitu tubuhnya, dan kepada siapakah
Yesus memberikan darahnya untuk diminum? Kepada murid-
muridnya sendiri di dalam perjamuan kudus. Tidakkah Anda
menyadari hal itu? Di dalam perjamuanlah Yesus berkata, "Inilah
tubuhku yang kuberikan padamu." Apakah Yesus langsung
memberikan tubuhnya kepada orang-orang Yahudi yang tercatat
di dalam Yohanes 6 itu? Tidak, karena mereka bukanlah murid-
muridnya. Mereka tidak memiliki hubungan khusus dengan dia.
Dapatkah Anda memahami apa yang sedang dikatakan oleh
Yesus?
Benar, tubuhnya adalah roti itu, akan tetapi Anda harus menjadi
muridnya sebelum Yesus bersedia memberikannya kepada Anda.
Itu sebabnya, Anda hanya layak ikut ambil bagian di dalam
perjamuan jika sudah menjadi murid Kristus. Yang bukan murid
Kristus tidak layak untuk ambil bagian. Dan seorang murid
Kristus memiliki hubungan yang hidup dari iman kepada Yesus di
mana Yesus adalah Tuan dan Penguasanya.
Hal yang sama juga berlaku dalam hal air kehidupan. Siapakah
yang meminum air kehidupan itu? Hanya murid-murid Yesus
yang mengakui dia sebagai Tuan. Orang lain tidak meminum air
itu. Jika Anda datang padanya, maka Anda harus datang sebagai
murid, jika tidak, maka Anda tidak usah datang sama sekali.
Tidakkah itu sangat jelas? Apakah Anda memahami hal ini?
Pahamilah dengan teliti bahwa iman di dalam Alkitab tidak
meyuruh Anda sekadar merentangkan tangan untuk menerima
karunia gratisan. Iman berarti kita datang kepada Yesus,
menyerahkan diri ini sepenuhnya sebagai murid kepada dia
sehingga Yesus menjadi Tuan (Lord) dan Penguasa di dalam
hidup ini. Karunia Allah kepada kita ada di dalam Pribadi
Yesus sebagai Tuan dan sebagai Raja agar dia dapat
menjadi Juruselamat kita. Tidak ada jalan lain untuk dapat
memiliki Yesus. Yesus bukanlah semacam hadiah yang dapat
Anda kantongi di saku Anda. Yesus tidak akan berlari-lari
mengikuti Anda sebagai pelayan Anda. Dan jika Anda memiliki
Yesus, dia itulah karunia dari Allah itu. Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal (Yoh.3:16), akan tetapi Allah tidak mengaruniakan
216 | C A H A Y A I N J I L
Anak-Nya untuk menjadi penjual karunia gratisan. Ia
mengaruniakan Anak-Nya untuk menjadi Tuan, supaya di dalam
nama Yesus, kata Paulus, bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah
bumi (Filipi 2:10). Allah mengaruniakan Anak-Nya untuk menjadi
Raja kita supaya ia dapat menjadi Juruselamat kita.
Jika Anda sudah dapat memahami ajaran Alkitab ini, maka Anda
tidak akan ada masalah dalam memahami bahan pembahasan
hari ini. Anda tidak akan kebingungan dalam mencocokkan
pengajaran tentang keselamatan yang cuma-cuma dengan
keselamatan yang menuntut pengorbanan segala-galanya dari
Anda. Tidak ada kontradiksi di dalam Alkitab. Kontradiksi itu
muncul karena adanya definisi yang salah tentang iman. Itu
sebabnya mengapa saya mengatakan bahwa ajaran tersebut
salah, ajaran yang keliru, pengajaran yang tidak lengkap dan
berakibat pada munculnya masalah sehingga Anda terjebak
dalam kontradiksi yang membingungkan. Namun, jika Anda
sudah dapat memegang ajaran yang alkitabiah, maka tidak ada
lagi kontradiksi, dan keseluruhan bagian Alkitab yang sedang
kita bahas ini akan begitu mudah untuk dipahami.
Meninggalkan keluarga adalah untuk menanggapi
panggilan Allah untuk membina hubungan dengan Yesus
Mari kita perhatikan lagi Lukas 14:26, "Jikalau seorang datang
kepada-ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,..." Dapatkah
Anda mengingat bagian dari Perjanjian Lama yang berkaitan
dengan ayat ini? Dapatkah Anda mengingat bagian yang mirip
dengan syarat pemuridan ini di dalam Perjanjian lama? Kita
dapat mengambil contoh Abraham atau Elisa. Mari kita ambil
contoh Abraham, karena Paulus memakai Abraham sebagai
contoh iman berkali-kali, khususnya di Roma pasal 4: Tentang
iman Abraham (Roma 4:16). Seperti apa itu iman Abraham?
Ketika Allah memanggil Abraham, apa yang Ia lakukan? Bacalah
kejadian 12:1 dan selanjutnya. Ketika Allah memanggil
Abraham, ia langsung meninggalkan negerinya, kerabatnya dan
rumah ayahnya. Ia meninggalkan segalanya untuk mengikuti
perintah Allah. Allah berkata, "Pergilah!" dan Abraham segera
berangkat. Abraham adalah seorang murid sejati, ia memenuhi
217 | C A H A Y A I N J I L
apa yang dikatakan oleh Yesus dengan tepat: "Datang
kepadaku" (Luk.14:26). Abraham tidak mengartikan
keselamatan sebagai hadiah yang jatuh dari atas ke dalam
pangkuannya. Ia tahu bahwa iman adalah suatu hubungan
dengan Allah, bahwa ketika Allah memanggil, maka Anda akan
mengikuti dan menjadi murid-Nya. Sangat indah! Ingatlah selalu
bahwa iman itu adalah tanggapan atas panggilan Allah.
Begitulah cara kita membangun hubungan kita dengan Allah.
Punyakah Anda hubungan dengan Allah sekarang ini? Jika Anda
tidak memiliki hubungan dengan Allah, maka Anda juga tidak
memiliki keselamatan sama sekali karena keselamatan bukanlah
kado yang terbungkus dan diberi pita merah di atasnya, yang
diberikan kepada Anda saat Anda merentangkan tangan.
Keselamatan bukan satu paket. Keselamatan itu adalah
Kristus, dan untuk dapat diselamatkan oleh Kristus, Anda
harus masuk ke dalam suatu hubungan yang
menyelamatkan dengan Juruselamat Anda. Bagaimana cara
memasuki hubungan yang menyelamatkan dengan Kristus?
Melalui iman. Lalu apa itu iman? Iman adalah tanggapan
terhadap panggilan Allah yang datang kepada kita lewat Yesus.
Yesus sedang memanggil Anda sekarang, dan ia berkata,
"Ikutlah aku. Dan di dalam mengikut aku, engkau harus
mengasihiku lebih dari ayah, ibu, istri, anak-anak dan segala
yang lain. Dapatkah Anda menanggapi panggilan Yesus itu
dengan berkata, "Ya siap, aku akan mengikut engkau"? Satu-
satunya jalan supaya Anda mampu untuk berkata seperti itu
adalah dengan melalui iman. Dan di dalam mengikut Yesus,
Anda menjadi seorang murid; Anda mulai membangun
hubungan yang menyelamatkan dengan Yang Benar dan dengan
anak-Nya Yesus Kristus (1 Yoh.5:20). Hidup yang kekal
bukanlah barang yang dapat Anda kantongi. Keselamatan
adalah tentang hubungan dengan Allah dan anak-
Nya. Sudah jelaskah hal ini bagi Anda? Apakah Anda ingin
memperoleh hidup yang kekal? Anda dapat memilikinya, akan
tetapi hidup yang kekal ini bukanlah karunia gratisan yang
dijatuhkan ke pangkuan Anda. Hidup yang kekal itu ada di dalam
Allah.
218 | C A H A Y A I N J I L
Apakah Anda memiliki iman untuk mengikut Yesus sebagai
murid?
Dan Yesus sedang memanggil Anda sekarang ini. Ia berkata, "Ikutlah
aku. Namun sejujurnya kukatakan padamu, kuperingatkan bahwa di
dalam mengikut aku, maka aku menjadi yang paling utama dalam
hidupmu, aku adalah Tuanmu, baik bapa maupun ibu dan semua yang
lain yang kau kasihi dan terus engkau kasihi akan menjadi nomor dua.
Dan mereka pasti akan keberatan dengan itu, akan tetapi mereka tetap
harus menjadi yang nomor dua." Dapatkah Anda menerima tantangan
iman ini dan tetap bertahan di dalam mengikut Yesus? Itulah iman.
Keselamatan dari Allah adalah Yesus Kristus, dan dia bukanlah hadiah
gratis. Harganya sangat mahal. Ia tidak disediakan bagi orang yang
gemar menawar. Ia disediakan bagi orang yang mencintai kebenaran
yang bersedia mengorbankan apa saja demi Kristus. Dapatkah Anda
maju menerima tantangan iman ini? Itulah poin yang disampaikan di
dalam kedua perumpamaan ini.
Apa tantangan iman yang terkandung di dalam Perumpamaan tentang
Pembangunan Menara? Perumpamaan ini tidak mempersoalkan apakah
Anda akan membangun menara itu, melainkan apakah Anda dapat
menyelesaikan pembangunannya sesudah Anda memulai pekerjaan itu.
Apakah Anda memiliki iman untuk percaya bahwa Allah akan
membantu Anda menyelesaikan pembangunan menara itu?
Apa tantangan iman yang terkandung di dalam Perumpamaan tentang
Raja yang akan maju berperang? Dapatkah Anda menerima tantangan
iman untuk mempercayai Allah untuk memenangkan peperangan saat
keadaan sangat tidak mendukung. Sudahkah Anda memperhatikan
ucapannya dengan cermat? "...duduk dahulu untuk
mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup
menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?"
Sanggupkah Anda maju berperang membawa 10.000 pasukan melawan
musuh berkekuatan 5.000 orang? Ha, ini gampang! Anda akan berkata,
"Dengan sepuluh ribu orang, saya akan dapat mengalahkan lima ribu
orang sekalipun saya bukan jendral yang pandai. Pasukan saya dua kali
lipat jumlah musuh." Bagaimana dengan 10.000 lawan 10.000?
Peluang Anda berimbang. Jika jendral lawan lebih baik dari Anda, maka
dia akan mengalahkan Anda, walaupun jumlah pasukannya seimbang.
Akan tetapi perhatikan baik-baik perimbangan kekuatan yang
219 | C A H A Y A I N J I L
disebutkan dalam perumpamaan di ayat 31. Bukan satu lawan satu;
tetapi 10.000 menghadapi 20.000. Jumlah musuh dua kali lipat jumlah
pasukan Anda! Pemuridan memang bukan untuk mereka yang gemar
barang gratisan. Pemuridan ditujukan bagi mereka yang siap maju
menghadapi musuh yang lebih kuat, menghadapi lawan yang dua kali
lebih banyak. Mengapa begitu? Karena itulah yang disebut tantangan
iman. Jika saya sanggup maju melawan musuh dengan keunggulan di
pihak saya, 10.000 lawan 5.000, maka saya tidak membutuhkan iman.
Mengapa saya tidak membutuhkan iman? Karena saya berada di pihak
yang lebih kuat: dua lawan satu. Yesus tampaknya juga
memperhatikan ilmu perang. Dua lawan satu biasanya merupakan
keunggulan yang diinginkan oleh setiap jendral dalam menghadapi
lawannya. Akan tetapi di dalam perumpamaan ini, perbandingan itu
adalah dua lawan satu dengan keuntungan di pihak musuh. Yesus
sedang menyatakan bahwa jika Anda menjadi muridnya, segala
sesuatu akan berbalik menentang Anda, dengan perbandingan dua
melawan satu. Anda harus merupakan seorang jendral yang istimewa
untuk sanggup mengalahkan pasukan yang dua kali lebih besar dari
pasukan Anda, jika tidak Anda harus bertindak dengan iman. Di situlah
poinnya.
Dan di dalam ayat-ayat ini, kata 'sanggup' muncul berkali-kali. Apakah
Anda sanggup menyelesaikan pembangunan menara, atau Anda
ternyata tidak sanggup melakukannya (ay.30)? Apakah Anda sanggup
memenangkan peperangan atau Anda terpaksa merundingkan syarat-
syarat perdamaian? Itulah pertanyaannya. Poin yang sedang
disampaikan oleh Yesus adalah bahwa inilah tantangan iman untuk
dapat menjadi seorang murid. Apa itu tantangan iman? Tantangan
iman adalah ini: Dapatkah saya meraih kemenangan dalam
perimbangan kekuatan yang sangat timpang ini? Pemuridan tidak
didasarkan pada kekuatan Anda sendiri, iman adalah tindakan menaruh
kepercayaan kepada Allah untuk meraih kemenangan. Yesus tidak
berkata, "Jika engkau tidak sanggup menang dengan kekuatan sendiri,
maka menyerahlah. Lebih baik merundingkan syarat-syarat
perdamaian dengan musuh ketimbang menelan kekalahan telak."
Pemuridan tidak berlangsung atas dasar kekuatan Anda, dan di sanalah
letaknya tantangan iman, karena ketika Anda harus menghadapi lawan
yang dua kali lebih kuat daripada Anda, maka harapan yang tersisa
adalah dengan meletakkan kepercayaan kepada Allah. Memenangkan
220 | C A H A Y A I N J I L
pertempuran adalah tantangan iman. Menyelesaikan pembangunan
menara adalah tantangan iman. Kedua perumpaman ini
menggambarkannya dengan sangat indah. Dapatkah Anda memahami
tantangan itu? Secara khusus saya mengajukan pertanyaan ini kepada
mereka yang akan dibaptis minggu depan.
Di dalam Markus 9:22-23, kita membaca tentang seorang ayah yang
anaknya kerasukan setan, dan datang kepada Yesus karena murid-
muridnya gagal mengusir setan itu. Di dalam keputus-asaannya, si
ayah berkata, "Sebab itu jika engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah
kami dan kasihanilah kami." Dan apa jawaban Yesus? Yesus berkata,
"Pertanyaannya bukan apakah aku sanggup berbuat sesuatu,
tetapi apakah engkau percaya." Itulah tantangan dari pemuridan.
Pertanyaannya bukan apakah Yesus sanggup memberi kemenangan
bagi Anda. Pertanyaannya adalah apakah Anda memiliki iman kepada
Yesus untuk mengklaim kemenangan itu? Itulah tantangan dari
pemuridan. Sanggupkah Anda menghadapi tantangan itu?
Jika saya adalah seorang panglima, dan lawan saya membawa pasukan
yang dua kali lipat jumlahnya, maka saya akan maju di dalam iman
untuk memenangkan peperangan ini. Saya akan berkata, "Tuan,
jumlah musuh jauh lebih banyak. Mereka dua kali lipat dari jumlah
pasukanku. Menurut hitungan normal, saya tidak mungkin menang
dalam peperangan ini, akan tetapi dengan kekuatanmu, saya akan
maju." Itulah iman. Orang tidak dapat maju di dalam iman akan
memilih untuk menyerah. Di ayat 31-32, Yesus berkata, "Engkau harus
memutuskan. Apakah engkau memiliki iman kepada Allah untuk meraih
kemenangan? Atau apakah engkau akan menyerah saja? Jika engkau
ingin menyerah, maka lakukanlah itu sekarang juga. Jangan menunggu
sampai dikalahkan dalam peperangan."
Tantangan kepada Gideon: "Dapatkah saya mempercayai Allah
untuk menang melawan musuh yang 13 kali lebih banyak?"
Sebagai penutup, mari saya berikan gambaran tentang poin ini dari
Perjanjian Lama, suatu gambaran yang sangat indah: tentang
peperangan Gideon melawan orang-orang Midian. Alasan saya memilih
contoh ini karena saya menduga contoh ini juga yang sedang
dibayangkan oleh Yesus tentang tantangan iman, tantangan
pemuridan. Pasukan yang dimiliki Gideon berjumlah 10.000 orang, dan
221 | C A H A Y A I N J I L
orang-orang Midian maju dengan kekuatan 135.000 orang. 135.000
melawan 10.000, bagaimana perbandingannya? Ini berarti bahwa
setiap orang Israel harus melawan 13 orang Midian. Suatu
perbandingan yang benar-benar tanpa harapan. Tidak peduli seberapa
hebat pasukan Israel itu, bagaimana mungkin mereka akan maju
menghadapi pasukan yang 13 kali lebih banyak darinya? Anda dapat
membaca kisah ini di Hakim-hakim pasal 7. Dan tahukah Anda apa
yang dilakukan oleh Gideon? Menyerah? Tidak! Jadi apa yang ia
lakukan? Ia bangkit dan menjawab tantangan iman itu. Awalnya, ia
berangkat dengan 22.000 orang, dan kemudian ia memilih untuk
menguranginya menjadi 10.000. Ia berkata kepada pasukannya, "Bagi
mereka yang takut menghadapi peperangan ini, mereka yang gentar
melihat 135.000 orang di sana, sekarang saatnya bagi kalian untuk
pulang ke rumah." Dan tahukah Anda, berapa orang yang pulang?
12.000 orang memilih untuk pulang karena ketakutan, dan 10.000
bertahan mengikut Gideon. Sekarang Gideon akan maju berperang
dengan modal 10.000 orang. Mengapa? Apakah karena ia seorang
jendral yang hebat? Tidak, itu karena ia percaya kepada Allah. "Allahku
akan memberi kemenangan bagiku! Jika saya harus maju dengan
perbandingan 31 lawan 1, atau bahkan 200 lawan 1, aku akan tetap
menang karena Allahlah yang memberi kemenangan itu." Itulah iman!
Iman bukan sekadar tindakan mengulurkan tangan untuk menerima
hadiah gratisan. Iman adalah hubungan dengan Allah dengan
meletakkan kepercayaan kepada-Nya. "Engkaulah yang akan
memimpinku, ya Tuhan." Itulah iman menurut Alkitab, bukannya
semacam pemberian hadiah gratis.
Lalu apa yang terjadi? Gideon memenangkan peperangan dengan
10.000 orang? Tidak, ia memenangkannya hanya dengan 300 orang!
Sekarang seberapa besar perbandingan kekuatannya? 300 melawan
135.000? Apakah Gideon sudah gila? Tidak!
Allah berkata kepada Gideon, "Pasukanmu terlalu banyak."
Dan Gideon menjawab, "Apa? Ya Allah, tahukah Engkau betapa jumlah
mereka jauh melampaui kami? Engkau tentu tahu berapa banyak
pasukan yang mereka bawa!"
Namun Allah berkata, "Jumlah pasukanmu ada 10.000, dan itu masih
terlalu banyak." Mengapa? "Karena jika engkau menang nanti, engkau
222 | C A H A Y A I N J I L
mungkin akan berkata bahwa 10.000 orang pasukanmu lebih kuat dari
pada 135.000 pasukan mereka. Aku ingin memenangkan peperangan
ini dengan 300 orang saja!"
Saya pikir Gideon akan basah oleh keringat dingin pada saat itu. Ia
memang punya iman di dalam Allah untuk maju berperang dengan
10.000 orang. Akan tetapi Allah lalu menantang imannya: bagaimana
jika 300 melawan 135.000?! Dan Allah memang melakukannya. Itulah
yang disebut sebagai tantangan iman.
Mengikut Yesus sebagai murid memerlukan iman untuk
mengorbankan segala-galanya!
Iman bukan untuk para pengecut. Iman bukan untuk mereka yang
ingin tawar menawar ataupun ingin mendapatkan barang gratisan. Jika
itu yang Anda maksudkan dengan iman, Anda bisa saja
mendapatkannya di beberapa gereja. Akan tetapi itu bukanlah iman
menurut Alkitab, dan juga bukan iman yang diajarkan di dalam gereja
ini. Saya tidak akan memberitakan hadiah gratisan. Saya tidak
mempunyai apa-apa untuk diberikan melainkan panggilan pemuridan
dari Yesus. Dan menjadi seorang murid berarti pengorbanan segala-
galanya dari Anda. Tidak kurang dari itu. Tidak kurang sepeserpun.
Itulah panggilan dari Yesus. Punyakah Anda iman untuk menjawab
panggilannya? Jika tidak, maka Kekristenan bukan untuk Anda;
keselamatan tidak tersedia bagi Anda. Yesus tidak menawarkan barang
gratis. Saya harap Anda dapat memahami hal ini sepenuhnya, dan saya
berharap bahwa apa yang saya sampaikan ini cukup jelas. Ini bukanlah
khotbah yang diarahkan untuk menyenangkan orang banyak karena
Yesus tidak datang untuk menyenangkan orang banyak. Yesus
berpaling ke arah orang banyak dan berkata, "Kuberitahukan
kepadamu apa arti menjadi seorang murid, dan pertimbangkanlah
apakah engkau memiliki iman untuk menjawab tantangan itu." Seperti
Allah sudah memanggil Abraham untuk meninggalkan segala-galanya
dan mengikut Dia, begitu pulalah Yesus memanggil Anda sekarang
untuk berpaling dari dunia dan mengikut dia.
Dan iman adalah jalan menuju keselamatan. Anda harus menghadapi
tantangan iman dan berkata, "Yesus, aku tidak sanggup. Aku tidak
sanggup melawan 20.000 pasukan dengan 10.000 orang. Aku juga
tidak mampu menyelesaikan pembangunan menara ini. Akan tetapi aku
223 | C A H A Y A I N J I L
akan maju menghadapi tantangan iman ini karena engkau sudah
memanggilku. Sama seperti Gideon, aku akan berkata, 'Ya, Yesus,
karena engkau yang memanggilku, maka aku akan maju.'" Kemudian
Anda akan menjadi murid. Saya memohon kepada Allah supaya gereja
ini merupakan gereja para murid. Yesus tidak menghendaki orang yang
sekadar pindah agama; Ia tidak menginginkan kumpulan orang-orang
yang berkerumun demi hadiah gratis. Yang ia panggil adalah
sekumpulan pasukan murid untuk maju dalam peperangan bagi hidup
yang benar dan kebenaran. Kiranya Allah menganugerahi Anda
kasih karunia untuk dapat maju menjawab panggilan pemuridan
ini!
Perumpamaan tentang Pembangunan Menara 2
& tentang Raja yang akan Maju Berperang
Lukas 14:25-33 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal
Pemuridan menuntut pengorbanan segala-galanya!
Hari ini, kita membahas salah satu perumpamaan yang sukar dari
Yesus di Lukas 14:25-30:
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam
perjalanannya. Sambil berpaling ia berkata kepada mereka: "Jikalau
seorang datang kepada-ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-
ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut aku, ia tidak
dapat menjadi murid-ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau
mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat
anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan
pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak
dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang
224 | C A H A Y A I N J I L
melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan,
tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya."
Kita sering mengira bahwa jika sudah memulai maka itu sama artinya
dengan kita sudah menyelesaikannya, jika kita sudah membuat
keputusan bagi Kristus maka itu berarti bahwa kita sudah mencapai
titik akhir dari perjalanan keselamatan. Tapi lihatlah, betapa
berbedanya hal yang disampaikan oleh Yesus. Pada kesempatan ini,
kita akan mengupas ucapan yang sangat sulit ini.
Visi Yesus bagi gereja adalah supaya gereja diisi oleh para raksasa-
raksasa rohani. Kualitas setiap umat Allah, sekalipun ia akan menjadi
yang terkecil dalam Kerajaan, tetap harus lebih besar dari Yohanes
Pembaptis. Itulah yang diharapkan oleh Yesus dari gereja. Jika kita
mengamati keadaan gereja sekarang ini, kenyataan yang kita lihat
sangat jauh berbeda dengan apa yang diharapkan oleh Yesus. Apa yang
dapat kita lihat dari gereja sekarang ini adalah sebagian besar Jemaat
yang terdiri dari orang-orang yang sangat kerdil secara rohani.
Semuanya dijalankan dengan standar yang sangat rendah. Kasih
karunia sudah diobral sampai telah menjadi barang gratisan. Padahal di
Lukas 14:28 Yesus berkata, "Duduk dahulu membuat anggaran
biayanya." Namun kita malah sering diajari bahwa kita tidak perlu
menghitung apapun. Harganya murah. Dan bukan sekadar murah,
malahan gratis! Demikianlah, kebenaran yang utama tentang kasih
karunia Allah telah diturunkan nilainya ke tingkat yang tidak pernah
diniatkan oleh Yesus. Karena dinyatakan gratis, maka biaya apa yang
harus kita anggarkan? Akibat dari pengajaran tentang kekristenan yang
murahan, atau gratisan, maka gereja sekarang diserbu oleh para
pemburu karunia gratis. Dan gereja malah menyatakan bahwa inilah
aspek yang luar biasa dari kasih karunia Allah. Ada beberapa bagian
yang benar dari pernyataan itu. Tentu saja, ada aspek yang luar biasa
dari kasih karunia, yaitu nilainya yang tak terkira, dan karena itu kita
tidak akan mungkin dapat memperolehnya. Tetapi menurut pemikiran
kita, jika sesuatu tidak mungkin diraih, maka dengan itu ia gratis. Itulah
logika yang menjadi dasar pemahaman kita. Tetapi benarkah jika
sesuatu itu tidak dapat diperoleh, maka ia hanya dapat dimiliki jika
dijadikan barang gratisan? Ini bukan pemahaman yang alkitabiah.
Suatu benda bisa saja berharga sangat mahal sehingga kita tidak dapat
membelinya, akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa benda itu harus
gratis. Sebuah karunia mungkin satu pemberian tetapi penerimaan
225 | C A H A Y A I N J I L
karunia itu mungkin menuntut kita harus mengorbankan segala milik
kita, sehingga dari segi konsekuensinya hadiah itu sendiri ternyata tidak
dapat dipandang sebagai hal yang gratis.
Akan tetapi kita semua telah dibentuk sedemikian rupa, bahkan
termasuk diri saya dulu, oleh kekristenan yang mengajarkan kita untuk
meraih barang gratisan. Kita datang untuk menerima sesuatu yang
gratis dan kita juga dibesarkan oleh sumbangan gratis tersebut. Jika
mereka datang karena ajaran seperti itu, maka orang-orang semacam
apa yang kita harapkan akan memenuhi gereja? Kita mungkin harus
menanggung resiko dianggap telah menghina, jika kita menyebut
mereka sebagai orang "Kristen antrian". Di Tiongkok dan di Timur Jauh,
sering terjadi kelaparan hebat, dan gereja-gereja sering bertindak
memberi bantuan pangan dan lain-lain. Mereka membagikan beras dan
bahan pangan dalam jumlah besar, atas nama gereja, ke daerah-daerah
yang terserang bencana kelaparan. Dan orang banyak akan
berbondong-bondong datang ke gereja, untuk apa? Untuk mengambil
hadiah gratisan yakni beras. Dan kemudian kita mulai memandang
dengan rasa tidak senang kepada "orang-orang Kristen antrian" yang
datang ke gereja demi beras, padahal kita sendiri yang menjadikan
mereka seperti itu. Apakah kita sendiri lebih baik dari mereka? Untuk
apa kita datang ke gereja? Kita juga datang demi barang gratisan, sama
seperti mereka datang demi barang gratisan. Gereja-gereja dipenuhi
oleh mereka yang mengejar barang gratisan, tidak ada gunanya
berharap untuk mendapatkan raksasa rohani di dalam gereja. Perlu
banyak perubahan untuk mentransformasi para pemburu hadiah itu
menjadi raksasa rohani!
Hal yang saya dapatkan dari ayat-ayat ini adalah Injil menuntut
pengorbanan segala-galanya dari Anda. Kita harus meluruskan hal ini
di dalam hati dan pikiran kita. Apakah ia gratis atau tidak?
"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut aku, ia tidak dapat
menjadi murid-ku." Apa arti salib? Kematian! Kita semua tentu tahu hal
itu. Jika disampaikan dalam kata lain, maka kita dapatkan Yesus
sedang berkata, "Barangsiapa tidak memikul alat eksekusi
hukuman mati buat dirinya, ia tidak dapat menjadi muridku."
Apakah ini gratis? Salib itulah hadiah gratis yang tersedia buat Anda!
Anda tidak perlu pergi membeli salib buat Anda. Yesus sendiri tidak
membeli salib buat dirinya. Salib yang dipikul Yesus adalah hadiah yang
benar-benar gratis dari pemerintah Roma. Ia tidak perlu mengeluarkan
226 | C A H A Y A I N J I L
uang sepeserpun. Akan tetapi Yesus harus menyerahkan nyawanya!
Salib itu merupakan pemberian gratis dan sukarela dari penguasa
Yahudi dan Roma. Hanya saja, satu-satunya masalah berkaitan dengan
salib yang gratis itu adalah bahwa Anda harus menyerahkan nyawa
Anda. Yesus berkata, "Pikullah salibmu." Ia tidak menyuruh Anda untuk
membuat salib. Tidak ada orang yang disuruh untuk membuat salibnya.
Sebenarnya, ketika Anda melangkah di jalan yang sesuai dengan
panggilan Yesus bagi Anda, maka dunia akan membebankan salib ke
pundak Anda. Ia selalu berkata, "Engkau harus siap menerimanya."
Yesus tidak berkata, "Pergi dan buatlah." Salib itulah 'hadiah' gratis
buat Anda, yang diserahkan dengan senang hati oleh dunia. Kita harus
membuat keputusan. Kekristenan macam apa yang ingin kita
bicarakan? Kita diberi hadiah 'gratis' - hadiah itu berupa salib akan
tetapi kita menghendaki sesuatu yang lebih menyenangkan
dibandingkan salib. Yesus berkata, "Tanpa salib engkau tidak akan
dapat menjadi muridku. Tanpa salib engkau tidak akan memiliki
keselamatan." Bukankah itu yang sedang Yesus katakan? Bagaimana
mungkin Anda bisa mendapatkan keselamatan tanpa menjadi seorang
murid? Jika kita bisa mendapatkan keselamatan tanpa harus menjadi
seorang murid, maka kita semua bisa menjadi orang-orang Kristen
tanpa harus menjadi murid-murid, atau menjadi 'orang Kristen' tanpa
harus menjadi orang Kristen, karena ungkapan 'orang Kristen' dan
'murid' di dalam Kitab Suci memiliki arti yang sama.
Marilah kita hadapi ucapan sulit yang biasanya lebih suka dihindari oleh
sebagian besar orang:
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi
muridku." (Lukas 14.26)
O! Ucapan yang sangat mengerikan! Di antara sekian banyak ucapan
Yesus yang keras, yang satu ini termasuk yang paling keras. Di
Yohanes 6.60 dan 66, banyak di antara murid-murid yang sangat
tersinggung karena apa yang disampaikan oleh Yesus di dalam pasal 6
tersebut sehingga mereka meninggalkan Yesus. Mereka berkata, "Lihat!
Sebelum ini, engkau selalu menyampaikan hal-hal yang enak didengar,
tetapi yang kali ini benar-benar tidak dapat kami terima, dan kami
sudah tidak tahan lagi. Selamat tinggal Yesus, kami muak dengan apa
227 | C A H A Y A I N J I L
yang kami dengar barusan!" Apa sebenarnya hal yang disampaikan
oleh Yesus di Yohanes pasal 6 itu? Pada dasarnya isi pasal tersebut
masih terbilang lunak jika dibandingkan dengan yang sekarang ini.
Yang diucapkan Yesus di Yohanes 6.53-56 adalah, "Jika kalian tidak
memakan dagingku dan meminum darahku, maka kalian tidak akan
diselamatkan. Kalian tidak akan memperoleh hidup yang kekal. Hidup
yang kekal itu datang jika kalian memakan dagingku dan meminum
darahku." Pernyataan seperti ini bisa membuat perut terasa mual, akan
tetapi orang mungkin masih bisa mengatasinya karena, paling tidak,
Yesus akan memberikan hidup yang kekal sebagai anugerah 'cuma-
cuma'. Perhatikan baik-baik, Yesus sedang memberi Anda
daging dan darahnya sebagai anugerah 'cuma-cuma'! Tapi,
kenapa kita harus menanggung rasa mual untuk menerima hadiah
'gratis' ini? Anda bisa lihat di sini, bahkan hadiah atau anugerah yang
diberikan secara 'gratis' itu pun ternyata tidak mudah ditelan,
bukankah begitu? Kita cenderung lebih suka memilih hadiah 'gratis'
mengikuti selera kita sendiri, akan tetapi sebenarnya pilihan yang
tersedia adalah apa yang ia berikan, jika tidak mau berarti Anda tidak
mendapat apa-apa. Jadi inilah anugerah 'gratis' itu: Dagingnya,
darahnya, dan salib buat Anda. Apa lagi yang Anda cari? Apakah Anda
tidak menyukai hadiah-hadiah 'gratis' ini? Ketiga hal itulah anugerah
atau hadiah gratis keselamatan buat Anda.
Setiap orang perlu tahu
Banyak murid yang merasa mual mendengar pernyataan di Yohanes
6.51 itu, tetapi bagaimana dengan pernyataan yang di Lukas 14.26?
Bagi saya, membenci ayah dan ibu saya terasa jauh lebih sulit lagi!
Apakah Yesus serius dengan pernyataan ini? Pernyataan macam apa
ini? Beberapa orang akan berkata, "Akan lebih baik jika pernyataan
seperti ini tidak disampaikan dalam sebuah khotbah. Penyampaiannya
akan lebih cocok jika diberikan kepada sekumpulan orang Kristen yang
berdedikasi tinggi, di tempat yang terpisah dari orang banyak. Mereka
punya selera yang lebih bagus. Mereka sudah terbiasa menelan hal-hal
yang keras seperti ini. Jangan menyampaikan pernyataan keras seperti
ini di depan orang-orang non-Kristen dan orang banyak karena itu
malah akan membuat mereka pergi." Ide seperti ini terdengar sangat
masuk akal, sayangnya tidak cocok dengan apa yang dikisahkan oleh
ayat 25. Kepada siapa Yesus menyampaikan ucapan ini? Ia
menujukannya kepada orang banyak, kepada kerumunan orang-orang
228 | C A H A Y A I N J I L
itu. Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus
dalam perjalanannya. Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka:
"Jikalau seorang (barangsiapa, anyone) datang kepadaku dan ia
tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya...". Karena Yesus
menyatakan hal ini kepada setiap orang, bagaimana mungkin saya
berani menyatakannya hanya kepada orang-orang tertentu, kepada
mereka yang sudah teruji saja? Yesus menyampaikannya di hadapan
orang banyak. Bagaimana mungkin saya menyampaikannya dengan
cara lain?
Yang lebih mengagumkan, Yesus bahkan tidak memberi penjelasan
atas pernyataan itu sekalipun dia tahu bahwa hal ini sangat menusuk
perasaan. Ia tidak berkata, "Tunggu, sebelum kalian salah paham
dengan apa yang aku maksudkan, kalimat ini tidak harus diartikan apa
adanya. Jadi jangan salah mengerti. Jangan pergi dulu. Tunggu dulu.
Masih ada pengajaran yang enak didengar sebentar lagi." Yesus
langsung menyampaikan perkataan yang keras ini, dan itu saja. Akan
sia-sia jika Anda berusaha mencari penjelasan tambahan. Sepertinya
Yesus dengan sengaja mendorong orang-orang itu untuk pergi. Orang
berbondong-bondong mendatangi Yesus dan dia justru mendorong
mereka pergi karena Yesus tahu bahwa orang-orang yang tidak pergi
meninggalkan dia, setelah mendengar pernyataan seperti ini, pastilah
orang-orang yang memang sedang meresponi Allah yang hidup dan
yang serius mencari kebenaran.
Dukungan Alkitabiah bagi penghapusan kata 'membenci'
Begitu susah dan kerasnya pernyataan ini sehingga di dalam
terjemahannya ke dalam bahasa Tionghoa, kata 'membenci'
dihilangkan. Mereka telah mengeluarkan kata 'membenci' dan
membuangnya ke tong sampah. Terima kasih! Indah sekali! Para
penerjemah itu sangat baik! Mereka telah memutuskan bahwa karena
kita tidak akan mampu menelannya, maka mereka perlu menolong kita
dengan menyingkirkan kata yang sangat menusuk perasaan itu. Suatu
ketika, saya sedang mempersiapkan khotbah tentang perumpamaan ini
di Taiwan, dan saya terkejut, kata yang akan saya bahas ini tidak ada
di dalam Alkitab berbahasa Tionghoa karena para penerjemah itu
sudah menolong kita dengan menyingkirkan kata 'membenci' dan
menerjemahkannya dengan kata 'kurang mengasihi'. Atau dalam
suatu pengertian "mengasihi lebih". "Jika engkau mengasihi ayah dan
229 | C A H A Y A I N J I L
ibumu lebih dari aku, maka engkau tidak dapat menjadi muridku. Jika
engkau mengasihi saudaramu dan yang lain-lainnya lebih dari aku,
maka engkau tidak dapat menjadi muridku." Dengan pernyataan
seperti ini, kita pasti dapat menerimanya. Terdengar sangat adil. Anda,
tentu saja, harus lebih mengasihi Allah ketimbang yang lain-lainnya.
Bahkan orang-orang Farisi pun akan sangat setuju dengan pernyataan
seperti ini. Tidak ada yang susah dengan pernyataan ini. Jika itu yang
Yesus maksudkan, tentunya baik sekali, tidak susah untuk
menyetujuinya. Orang-orang Farisi akan bertepuk tangan dan berkata,
"Ya, itu benar sekali! Kita harus mengasihi Allah lebih dari yang
lainnya." Apakah mereka akan menjalankannya atau tidak, itu lain soal,
namun secara prinsip mereka akan setuju sekali. Para penerjemah
Alkitab berbahasa Tionghoa melakukan hal ini, mereka sudah
menyingkirkan kata 'membenci' dan menaruhnya di dalam catatan kaki
yang tercetak sangat kecil - jika Alkitab berbahasa Tionghoa milik Anda
dilengkapi dengan referensi dan catatan kaki, Anda akan menemukan
kalimat - "kata aslinya berarti 'membenci'". Namun biasanya Anda
tidak meneliti catatan kaki saat sedang membaca Alkitab. Inilah hal
yang biasa kita lakukan di gereja, ketika kita mendapati pernyataan di
dalam Firman Allah yang sangat sulit untuk diterima, kita langsung
membuangnya ke tong sampah, membuat penyelesaian yang tercepat
dan termudah. Kita merasa berhak untuk mengubah perkataan Yesus.
Anda mungkin berkata, "Jangan menuduh sembarangan. Anda sudah
memperlakukan para penerjemah dengan tidak adil karena, bagaimana
pun juga, Yesus memang berkata seperti itu di Matius 10.37. Jadi
mereka tidak salah dalam menerjemahkan Lukas 14.26 dengan kata-
kata yang lebih enak didengar." Di dalam Matius, Yesus berkata,
"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaku, ia tidak
layak bagiku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih dari padaku, ia tidak layak bagiku." Jadi, Anda akan
berkata, "Nah! Ini lebih gampang diterima. Tidak ada masalah."
Bahkan orang-orang Farisi akan senang dengan pernyataan ini.
Begitulah, para penerjemah itu merasa punya dasar dari Matius 10.37
untuk membuang kata 'membenci' di Lukas 14.26.
Masih ada lagi pembenaran lain bagi pengubahan pernyataan itu. Para
penerjemah mungkin berpikir, "Jika kita tidak mengganti kata
'membenci', maka kita akan menempatkan Yesus dalam kontradiksi
dengan pernyataannya sendiri di bagian yang lain. Ia sendiri menyuruh
230 | C A H A Y A I N J I L
kita untuk menghormati ayah dan ibu kita." Di Matius 15.3-4, Yesus
mengecam orang-orang Farisi karena memelihara tradisi yang bisa
membuat mereka tidak perlu menghormati orang tua mereka: "Tetapi
jawab Yesus kepada mereka: 'Mengapa kamupun melanggar perintah
Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah berfirman:
Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki
ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.'" Jadi, bagaimana mungkin
Yesus berkata hormatilah ayah dan ibumu di dalam satu kesempatan,
dan dalam kesempatan yang lain berkata bencilah ayah dan ibumu? Ini
adalah kontradiksi yang mutlak! Yesus tidak mungkin melakukan
kontradiksi. Jadi, walau pun Yesus menyebutkan kata 'membenci', para
penerjemah segera menyingkirkan kata itu.
Di bagian mana lagi Yesus menyuruh kita untuk menghormati orang
tua kita? Ia mengulangi perintah ini di Matius 19.19, jadi Matius 15.4
bukanlah suatu pernyataan tunggal. Ketika Yesus berbicara dengan
orang kaya yang muda, orang kaya itu bertanya, "Perintah yang
mana?" Lalu Yesus mengutip beberapa perintah, dan di antaranya
adalah, "Hormatilah ayahmu dan ibumu." Tidak perlu diragukan lagi,
orang Kristen memang harus menghormati ayah dan ibunya. Lalu
bagaimana caranya membenci orang yang dihormati? Ini pasti sebuah
'kontradiksi', dan untuk mengatasi kontradiksi itu, para penerjemah
menyingkirkan kata 'membenci'.
Keberatan-keberatan
Akan tetapi, perbuatan ini justru sangat merugikan. Ini hanya sekadar
suatu tindakan melarikan diri dari permasalahan dan bukannya
menghadapi kebenaran. Secara eksegetik, kita tidak boleh melakukan
hal itu dengan alasan-alasan berikut:
Pertama, sangat penting untuk dipahami bahwa konteks
kedua ayat, yaitu Lukas 14.26 dan Matius 10.37, tidaklah sama.
Matius 10.37 berada dalam konteks pengutusan saat kedua
belas rasul diutus, dan ucapan itu hanya disampaikan kepada
para rasul, bukannya kepada orang banyak. Berdasarkan
perhitungan waktu, beberapa cendekiawan menempatkan
peristiwa di Matius 10.37 di sekitar musim semi tahun 29
sesudah Masehi, atau kira-kira pada pertengahan dari 3 tahun
masa pelayanan Yesus. Jadi, Matius pasal 10 terjadi di tengah-
231 | C A H A Y A I N J I L
tengah masa pelayanan dan ditujukan kepada para rasul. Lukas
14.26 terletak di masa akhir pelayanan Yesus dan ditujukan
kepada orang banyak. Konteksnya menunjukkan kepada kita
bahwa ucapan ini disampaikan pada akhir masa Yesus
mengajar. Kedua ayat itu berada di dalam periode yang sangat
berbeda, dalam konteks yang sangat berbeda. Keduanya sama
sekali tidak sejajar. Langkah pertama di dalam memahami isi
Alkitab adalah bahwa Anda harus memperhatikan konteksnya.
Anda tidak dapat begitu saja mencomot beberapa ayat dan
berkata bahwa karena mereka memiliki kemiripan, maka
mereka boleh dianggap sama.
Apa artinya? Artinya bahwa seringkali, seorang pengajar
memperdalam makna sebuah kebenaran beberapa waktu
kemudian. Ia mungkin saja sedang mengajarkan hal yang sama,
akan tetapi ia menguraikannya pada tingkat yang lebih dalam.
Pada akhir masa pelayanannya, Yesus mengangkat pokok
kebenaran yang memang sama, namun pada tingkat yang lebih
mendalam. Seberapa jauh pendalamannya, kita akan melihat hal
itu sebentar lagi.
Kedua, jika hal yang ingin disampaikan oleh Yesus hanya
sekadar mengasihi Allah lebih dari kasih Anda terhadap ayah
dan ibu, pemakaian kata 'membenci' membuat ide tersebut
menjadi tidak jelas. Jika Yesus bermaksud untuk berkata,
"kurang mengasihi atau menomor-duakan (love less)",
sebagaimana yang pernah ia sampaikan sebelumnya, Yesus
dapat saja memakai ungkapan "kurang mengasihi". Jika Anda
bermaksud berkata, "kurang mengasihi", Anda tentu tidak akan
memakai kata 'membenci' karena kata 'membenci' tidak
memiliki arti 'kurang mengasihi atau menomor-duakan'. Ini
adalah suatu ungkapan yang sangat tegas, dan Anda tidak perlu
menjadi seorang ahli bahasa untuk dapat memahaminya. Kata
'membenci' adalah sebuah kata yang sangat tegas, dan akan
sangat mudah menimbulkan salah paham, jika yang
dimaksudkan oleh Yesus hanya sekadar 'menomor-duakan',
bukankah begitu? Jika niatnya hanya untuk membangunkan
orang-orang yang sedang mengantuk, sehingga ia tiba-tiba
berkata, "Jikalau seorang datang kepada-ku dan ia
tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya...,"
232 | C A H A Y A I N J I L
maka Anda akan menyatakan bahwa ini hanya sekadar
permainan kata. Orang banyak itu akan terbangun kaget dan
bertanya, "Hah? Kenapa Yesus berkata seperti itu? Apa saya
tidak salah dengar? Apakah dia memang berkata seperti itu?"
Sementara jika ia berkata 'menomor-duakan,' maka orang
banyak itu tidak terlalu mempedulikannya. Akan tetapi sangat
tidak masuk di akal bahwa Yesus akan memanfaatkan cara
seperti itu karena orang-orang sangat memperhatikan apa yang
dia ucapkan. "Perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu
adalah roh dan hidup," kata Yesus di Yohanes 6.63. Anda
sendiri tentu tidak akan memakai permainan kata seperti ini
jika sedang menyampaikan kebenaran. Perkara yang sedang
disampaikan terlalu penting untuk diucapkan hanya dengan niat
untuk menarik perhatian orang-orang.
Ketiga, metode eksegetis yang lazim adalah dengan melihat
bagaimana Yesus memakai kata 'membenci' di ayat-ayat yang
lain. Pada bagian lain dari Alkitab, saat Yesus memakai kata
'membenci', apakah dia mengartikannya sebagai 'menomor-
duakan'? Karena jika Yesus secara konsisten memakai kata
tersebut dalam artian 'menomor-duakan', maka dapat saja kata
itu memang berarti demikian. Jadi prosedur yang lazim adalah
dengan memeriksa pemakaian kata tersebut di ayat-ayat yang
lain. Dan yang perlu Anda lakukan adalah membuka buku
konkordansi serta mencari kata 'membenci atau benci' seperti
yang diucapkan oleh Yesus, dan Anda akan melihat bahwa
maknanya memang bukan 'menomor-duakan'. Setiap kali Yesus
memakai kata 'membenci', maka makna yang terkandung
memanglah 'membenci'. Mari kita periksa isi Injil Lukas sendiri.
Sebagai contoh, di Lukas 6.22 -
"Berbahagialah (diberkatilah, blessed) kamu, jika karena Anak Manusia
orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan
mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat."
Apa arti kata 'membenci'? Apakah itu berarti bahwa mereka menomor-
duakan atau kurang mengasihi Anda? Tidak sama sekali! Itu berarti
bahwa mereka mengucilkan, mencela dan memfitnah Anda: "Karena
Anak manusia...mereka...menolak namamu sebagai sesuatu yang
jahat." Apakah itu terdengar seperti 'kurang mengasihi'? Kata
'membenci' persisnya berisi hal-hal yang mengecilkan hati seperti itu.
233 | C A H A Y A I N J I L
Akan tetapi Yesus berkata, jika mereka melakukan hal-hal tersebut
kepada Anda, berbahagialah! Karena Anda diberkati di dalam hadirat
Tuhan.
Lukas 21.17 membuat makna kata ini lebih khusus lagi. Mari kita baca
dari ayat 16 untuk melihat konteksnya. Seberapa besar kebencian
mereka terhadap Anda? "Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang
tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu
dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan
dibenci semua orang oleh karena nama-ku." Perhatikan relevansi dari
ayat ini karena ia berbicara tentang ayah, ibu, saudara, kaum keluarga
dan para sahabat. Apa yang akan terjadi ketika mereka membenci
Anda? Mereka akan menyerahkan Anda. Kepada siapa? Akan tiba
saatnya ketika kebencian mereka terhadap Anda sangat besar sehingga
mereka akan mengkhianati dan menyerahkan Anda kepada para
penguasa sekalipun mereka adalah ayah, ibu, saudara, atau siapapun
juga. Hal ini sudah terjadi di Tiongkok berkali-kali, darah tidak lebih
kental dari air; tidak peduli sedekat apapun hubungan itu, orang-orang
menyerahkan sanak keluarganya kepada penguasa dan mereka dikirim
ke tempat kerja paksa. Dan bukan sekadar tempat kerja paksa, tetapi
juga "beberapa orang di antara kamu akan dibunuh" (Lukas 21.17).
Sejauh itulah mereka akan membenci Anda. Apakah Yesus memakai
kata 'membenci' dengan makna 'kurang mengasihi'? Dengan tindakan
seperti itu, mereka tidak sedang menomor-duakan, namun menomor-
sekiankan Anda karena mereka akan menyerah Anda ke dalam maut!
Anda akan dapat melihat lebih banyak contoh bagaimana Yesus
memakai kata 'membenci' di dalam Matius 10.21,22; 24.9 yang sejajar
dengan Lukas 21. Jadi, seiring dengan pemeriksaan kita terhadap
pemakaian kata 'membenci' oleh Yesus, kata ini selalu memang
bermakna 'membenci'. Tidak hanya di dalam Perjanjian Baru, akan
tetapi juga secara konsisten memiliki makna demikian di dalam
Perjanjian Lama. Kata 'membenci' sering digunakan di dalam Perjanjian
Lama, dan tidak dipakai dengan makna 'kurang mengasihi atau
menomor-duakan'.
Kata 'membenci' di Perjanjian Lama berarti penolakan,
pengabaian, dan bahkan pembunuhan
234 | C A H A Y A I N J I L
Tetapi mungkin ada orang yang akan mengingatkan kita tentang
Kejadian 29.31, kata membenci tampaknya memang bermakna 'kurang
mengasihi atau menomor-duakan' saat Yakub berkata bahwa dia
mencintai Rahel dan membenci Lea. Tidakkah kata itu bermakna
'menomor-duakan'? Setidaknya, beberapa terjemahan (termasuk
terjemahan LAI) memakai ungkapan yang bermakna 'kurang
mengasihi'. Akan tetapi jika kita memeriksa isi kejadian pasal 29, kata
'benci' di sini jelaslah tidak bermakna 'kurang mengasihi'. Tidak
diragukan lagi, kata itu bermakna suatu penolakan, ketidaksukaan, dan
malahan pengabaian. Semuanya merupakan ungkapan paralel yang
sangat tegas. Terjemahan RSV (Revised Standard Version) memakai
kata 'dislike" (tidak suka) di Ulangan 21.15-17: "Apabila seorang
mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak
dicintainya..." Anda dapat meneliti ayat itu.
Tidak sulit untuk memahami perasaan Yakub dalam persoalan ini. Ia
memang sangat mencintai Rahel, sampai-sampai ia rela bekerja selama
tujuh tahun bagi mertuanya untuk mendapatkan Rahel. Masa kerja ini
jika dinilai dengan uang nilainya tinggi. Jika memakai standar upah
paling rendah (di Kanada) untuk zaman ini, katakanlah Anda
berpendapatan $12.000 atau $13.000 per tahun, penghasilan yang
jauh di bawah pendapatan rata-rata, maka dalam waktu tujuh tahun
sudah terkumpul uang sekitar $100.000. Pengeluaran sebesar
$100.000 demi mendapatkan seorang istri bukanlah jumlah yang kecil!
Yakub benar-benar sangat mencintai Rahel sehingga baginya masa
tujuh tahun sama seperti beberapa hari saja. Akan tetapi masalahnya
kemudian menjadi rumit. Setelah bekerja selama tujuh tahun, ia
mengira akan segera mendapatkan Rahel. Jadi ketika pemimpin
upacara bertanya, "Apakah engkau bersedia menikahi perempuan ini
sebagai istrimu yang sah?" Ia segera menjawab, "Ya, saya bersedia!"
Mungkin sebelum pertanyaan itu selesai diucapkan, Yakub sudah
berkata, "Ya, saya bersedia!" Masalahnya, ketika ia mebuka kerudung
mempelainya, yang ia lihat bukanlah Rahel! Tetapi Lea! Ia tertipu oleh
mertuanya, dan yang dinikahi saat itu ternyata Lea! Dan ketika ia
menuntut penjelasan atas penipuan ini, mertuanya menjawab, "Ya,
bukan kebiasaan kami untuk menikahkan anak perempuan yang lebih
muda." Jadi, supaya bisa menikahi anak perempuan yang lebih muda,
maka ia harus bekerja selama tujuh tahun lagi! Masa kerjanya
sekarang menjadi 14 tahun! Tidak sulit untuk memahami berdasarkan
235 | C A H A Y A I N J I L
konteks ini mengapa ia membenci Lea. Karena Lea, maka ia harus
bekerja selama 14 tahun, bukannya tujuh tahun. Ia tidak pernah
mencintai Lea. Ia diperdayai untuk menikahi Lea. Jadi ia membenci
Lea, mungkin ada alasan lain selain ini, akan tetapi kemungkinan hal
inilah yang menjadi alasan utama. Jadi kata 'membenci' memiliki
makna yang jauh lebih kuat ketimbang 'kurang mengasihi'. Tentu saja
benar bahwa Yakub 'kurang mengasihi' Lea, akan tetapi perasaan itu
sedemikian kuatnya hingga mencapai tingkat ketidaksukaan dan
bahkan penolakan.
Lalu Lea mengeluh kepada Tuhan dan berkata, "Aku dibenci oleh
suamiku." Ia sedang mengungkapkan kepedihan hatinya di Kejadian
29.33. Dan Tuhan menerima keluhannya di dalam ayat 31. Tuhan
melihat bahwa Lea memang dibenci, ditolak sepenuhnya oleh Yakub.
Pemakaian kata 'benci' di kitab Kejadian ini tidak dalam artian yang
lunak. Jadi, jika Anda ingin mengambil makna dari contoh Lea ini, dan
memasukkannya ke dalam Lukas 14.26, maka ayat tersebut akan
berbunyi seperti ini: "Kecuali jika seseorang tidak
suka atau menolak ayah dan ibunya, maka ia tidak dapat menjadi
muridku." Saya tidak tahu apakah hal ini akan membuat ayat tersebut
menjadi lebih mudah Anda terima. Saya sendiri tidak melihat adanya
perbedaan makna di sini. Mungkin sedikit melunakkan ketegasannya,
akan tetapi maknanya tetap sama saja.
Di Kejadian pasal 37, ada lagi kata 'benci'. Saudara-saudara Yusuf
membenci dirinya, dan hanya karena usulan dari saudara yang tertua
sajalah maka saudara-saudara yang lain tidak membunuhnya. Anda
dapat melihat kata 'benci' ini di ayat 4, 5 dan 8, dan kemudian Anda
dapat melihat kata 'bunuh' di ayat 20,26,18 dan sebagainya. [Saya
menyusunnya dalam urutan seperti itu karena adanya beberapa kata
Ibrani yang berbeda yang dipakai untuk kata 'bunuh']. Di sini kita
mendapati bahwa 'kebencian' mengekspresikan dirinya lewat
'pembunuhan', dan dalam 'kematian'. Hal ini sangat penting untuk
dipahami karena alasan yang akan kita bahas sebentar lagi.
Ulangan 19.4-10 juga membahas hubungan antara 'kebencian' dan
'pembunuhan', tentang bagaimana menangani masalah pembunuhan
yang tidak dilandasi oleh kebencian, atau yang tidak disengaja. Pada
umumnya Anda membunuh karena dorongan kebencian, akan tetapi
bagaimana proses hukumnya jika ada peristiwa pembunuhan yang
236 | C A H A Y A I N J I L
terjadi bukan karena kebencian? Persoalan yang sama juga dibahas di
Yosua 20.3-9.
Di dalam Alkitab, kata 'benci' merupakan lawan dari kata 'cinta atau
kasih'. Definisi dari kedua kata tersebut juga menunjukkan makna yang
berlawanan. Kita dapat melihat hal itu di dalam Hakim-hakim 14.16 di
mana istri Simson berkata kepadanya, "Engkau benci saja kepadaku,
dan tidak cinta kepadaku..." Saya rasa kita tidak perlu memperbanyak
contohnya. Dari referensi tentang kata 'membenci' kita dapat
menetapkan dasar pengertiannya secara ekseget untuk dapat
memahami bahwa pemakaian kata ini, baik oleh Yesus mau pun dalam
Perjanjian Lama, memang berisi makna 'membenci', bahkan membenci
sampai ke tingkat membunuh. Hal ini tidak perlu diragukan lagi. Pada
saat ini, Anda mungkin mulai gemetaran. Anda bertanya-tanya, "Saya
harap ini bukan pernyataan bahwa Yesus menyuruh kita untuk pergi
membunuh orang tua sendiri, bukankah begitu? Anda pasti sedang
bercanda!"
Kemudian Yesus menambahkan, "bahkan membenci nyawamu sendiri."
Kalau sudah begini, berarti kita perlu melakukan bunuh diri supaya bisa
menjadi murid. Murid-murid yang terbaik pastilah pasien dokter jiwa
yang sedang mencoba untuk bunuh diri! Mungkin tempat yang paling
tepat untuk mendapatkan murid yang baik adalah di rumah sakit jiwa,
di mana kita bisa menanyakan dokter di sana, "Ada pasien dengan
kasus percobaan bunuh diri?" Selanjutnya kita segera saja
mengabarkan Injil kepada pasien tersebut karena calon yang paling
cocok untuk pemuridan adalah orang-orang seperti mereka, apa lagi
para pembunuh. Mungkin kita juga perlu datang ke penjara untuk
mencari tahanan dengan kasus pembunuhan anggota keluarga sendiri.
Kita perlu ke sana dan menginjili mereka karena mereka adalah calon
murid yang ideal. Satu-satunya masalah adalah, kemungkinan besar,
mereka harus menjadi murid di dalam penjara sampai seumur hidup,
karena mereka tidak dapat keluar dari penjara akibat beratnya kasus
mereka!
"Pengorbanan itu terjadi saat engkau mempersembahkan apa
yang sangat engkau kasihi"
Apa sebenarnya yang sedang disampaikan oleh Yesus? Apakah Yesus
sedang mengatakan bahwa hanya mereka yang membenci diri sendiri
237 | C A H A Y A I N J I L
saja yang merupakan murid yang sempurna? Haruskah kita membenci
diri sendiri karena hanya dengan cara itu kita dapat menjadi murid
yang sempurna? Jika demikian halnya, maka kita harus menjalani
hidup ini dengan cara pandang yang sangat negatif. Kita harus
memenuhi diri ini dengan kebencian supaya bisa menjadi orang Kristen
yang baik! Membenci semua orang. Membenci ayah, ibu, istri, anak-
anak, saudara dan bahkan diri sendiri! Lalu doktrin dari pengajaran
Yesus tentang kasih segera berubah menjadi doktrin membenci, dan
murid yang terbaik adalah yang bisa membenci semua orang.
Sesungguhnya, jika Anda bisa membenci ayah dan ibu Anda, maka
akan mudah bagi Anda untuk membenci orang lain di jalanan! Mereka
tidak ada hubungan apa-apa dengan Anda, jadi dengan gampang Anda
bisa membenci mereka semua. Mungkin suatu saat nanti Anda perlu
membeli sebuah senapan mesin dan menembak semua orang, untuk
membuktikan bahwa Anda adalah murid yang baik. Dan Anda bisa
berkata, "Lihat, Yesus, aku sudah memenuhi ajaranmu. Engkau
menyuruhku untuk berbuat seperti ini, dan aku sudah melakukannya."
Apa sebenarnya yang sedang disampaikan oleh Yesus? Mungkin Anda
akan berkata, "Pak Pendeta, Anda mengatakan bahwa perkataan Yesus
kali ini sangat keras, akan tetapi ternyata bukan sekadar keras,
malahan mustahil! Saya benar-benar tidak mengerti ajaran ini.
Mungkin memang sebetulnya para penerjemah alkitab bahasa Tionghoa
itu benar, dan kita memang harus membuang kata 'membenci' ini ke
dalam tong sampah supaya masalahnya bisa diatasi. Kita abaikan saja
yang satu ini, karena semakin diteliti ternyata malah semakin susah
dipahami!"
Lalu apa sesungguhnya yang sedang disampaikan oleh Yesus? Mari saya
mulai penjelasannya dengan kalimat ini: Tidak sulit untuk mengasihi
apa yang kita cintai, namun akan sangat sulit untuk membenci
apa yang kita cintai. Apa artinya ini? Dapat dibayangkan seperti jika
saya meminta sesuatu dari Anda, dan hal yang saya minta itu sangatlah
Anda cintai. Sangat sulit untuk memenuhinya bukan? Contohnya seperti
putri saya, ia punya banyak boneka binatang, semuanya diberi nama
dan merupakan milik yang sangat berharga buatnya. Kamarnya penuh
dengan boneka semacam itu, dan terkadang kita bisa mengalami
kemacetan lalu lintas di dalam kamarnya. Ia juga memberi pelajaran
buat mereka! Di kamarnya ada sebuah papan tulis, tempat ia menulis
dan mengajar mereka. Dan tentu saja, para boneka ini akan duduk
238 | C A H A Y A I N J I L
manis dan mendengarkan dengan tekun. Mereka tidak pernah berisik
ataupun memotong pembicaraan, murid-murid yang ideal. Semua
boneka binatang itu sangat berharga baginya.
Jika Anda berkata, "Bolehkah saya minta satu?"
"Ini? O! Tidak, tidak! Tidak boleh!"
"Bagaimana dengan yang itu?"
"O, tidak, tidak, tidak! Tidak boleh!" Dia mungkin tidak keberatan jika
yang diminta adalah boneka yang bukan model binatang dan yang
sudah robek, yang sudah tersingkir ke gudang. Mengapa? Karena dia
memang tidak begitu suka dengan model yang bukan binatang. Ia
sangat menyayangi binatang, jadi boneka-boneka jenis yang lain tidak
begitu diminatinya. Jadi jika Anda meminta boneka biasa, maka dia
akan berkata, "Baiklah, yang itu boleh diambil, tapi jangan yang ini."
Mengapa ia bersedia memberikan boneka itu buat Anda? Karena tidak
begitu berharga baginya. Ia tidak seberapa mengasihi barang-barang
tersebut. Akan tetapi ia sangat mengasihi boneka binatang, dan
mereka dianggap sebagai anak-anaknya.
Apa yang sedang kita bicarakan? Jika kita memang membenci hidup
kita dan kita memang berniat bunuh diri, maka akan menjadi sangat
mudah bagi kita untuk menyerahkan nyawa kita. Jika Anda membenci
diri sendiri, Anda akan berkata, "Engkau menginginkan nyawaku? Ambil
saja. Aku sendiri memang mau bunuh diri, jadi kalau engkau mau
membunuhku, itu sangat membantu. Kenapa tidak kau lakukan
sekarang saja?" Jika Anda sudah membenci diri sendiri, dengan alasan
apa pun, maka akan sangat mudah bagi Anda untuk merelakannya.
Jika Anda membenci orang tua Anda, maka akan sangat mudah untuk
merelakan orang tua Anda karena Anda memang benci kepada mereka.
"Tolong singkirkan mereka. Saya tidak suka dengan mereka. Bunuh
sajalah." Akan tetapi jika Anda mengasihi orang tua Anda, akan sangat
sulit untuk merelakan mereka, bukankah begitu? Sangat sulit sekali.
Hal yang membuat ajaran Yesus ini terasa sangat sulit adalah justru
karena saya sangat mengasihi diri saya sendiri. Memang wajar jika
saya mengasihi diri sendiri, jika tidak, maka tentu ada yang salah
dengan mental saya. Mengapa masyarakat memasukkan orang yang
punya kecenderungan untuk bunuh diri ke dalam rumah sakit jiwa?
239 | C A H A Y A I N J I L
Karena hal itu menunjukkan adanya suatu ketidak-seimbangan jiwa.
Ada yang salah dengan mereka. Dan tentu saja, Yesus tidak
menyarankan bahwa calon murid yang paling cocok adalah orang yang
punya masalah kejiwaan. Jika Anda membenci saudara Anda, dan ada
orang yang meminta kerelaan Anda untuk menyerahkannya, Anda akan
berkata, "Tidak masalah. Ambil saja. Saya tidak punya waktu untuk
dia. Dia sangat menyebalkan. Ambil saja!" Sangat mudah untuk
memberikan apa yang tidak Anda sukai.
Itu sebabnya mengapa di dalam Perjanjian Lama, pada bagian yang
mengatur tentang persembahan, hewan yang dipersembahkan kepada
Allah haruslah sempurna. Jika ada cacat sekecil apa pun, Anda tidak
boleh mempersembahkannya kepada Allah. Si gembala tidak boleh
berkata, "Dari semua dombaku, yang lumpuh itulah yang akan
kupersembahkan di bait Allah nanti." Tidak boleh begitu. Anda akan
dapat menemui ayat-ayat yang mengatur hal ini berulang kali di dalam
Perjanjian Lama. Bukan sekadar yang lumpuh, bahkan
ketidaksempurnaan sekecil apa pun sudah membuatnya tidak layak
untuk dipersembahkan. Hewan persembahan Anda harus yang tidak
bercacat. Harus yang terbaik. Hanya yang terbaik yang boleh
dipersembahkan kepada Allah. Apakah Anda mulai dapat
memahaminya?
Apa yang sedang kita bicarakan? Mari kita rangkai semua fakta ini, dan
gambarannya akan segera muncul. Pertama, jika Anda
mempersembahkan sesuatu yang memang Anda benci, itu berarti Anda
tidak mempersembahkan apa-apa. Hanya jika Anda
mempersembahkan apa yang Anda kasihi, barulah muncul suatu
pengorbanan. Yesus sedang berbicara tentang anggaran biaya di sini,
bukankah begitu? Jika Anda mempersembahkan sesuatu yang memang
Anda benci, tidak ada pengorbanan yang terjadi, Anda justru senang
akan hal itu. Jika Anda membenci sampah, apakah membuang sampah
itu suatu pengorbanan? Pengorbanan itu baru terasa jika yang Anda
korbankan adalah apa yang sangat Anda kasihi, misalnya orang tua
Anda. Semakin besar kasih Anda terhadap sesuatu, semakin sulit untuk
merelakannya. Karena saya sangat mengasihi diri sendiri, maka ketika
Yesus berkata, "Engkau harus menyangkal dirimu," urusannya jadi
sangat sulit! Jika saya muak dengan diri sendiri, tidak susah untuk
menyangkal diri ini. Semakin besar kasih pada diri sendiri, akan
semakin sulit dalam bergumul dengan ucapan yang disampaikan di sini.
240 | C A H A Y A I N J I L
Namun kasih kepada diri sendiri adalah perkara yang normal. Saya pun
mengasihi diri saya ini, dan saya tidak merasa malu untuk
menyatakannya. Apakah Anda mengasihi diri Anda sendiri? Anda
mungkin tergolong sebagai orang yang sangat munafik atau justru
punya masalah kejiwaan jika Anda mengaku tidak mengasihi diri
sendiri. Tidak ada kemungkinan yang lain. Anda pasti mengasihi diri
sendiri!
Kenyatannya, Kitab Suci memberitahu kita: Kasihilah sesamamu
manusia seperti diri sendiri. Jika saya mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri, maka semakin besar kasih ini kepada diri sendiri
seharusnya semakin besar pula kasih saya kepada sesama manusia.
Inti dari seluruh Perintah Allah, bahkan seluruh Perjanjian Lama,
dirangkum dalam pernyataan ini: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri" (Ul. 6.4, Mat. 22.37-39). Jadi di dalam
perintah Allah, mengasihi diri diperbolehkan asal dijalankan dengan
benar. Allah tidak menghendaki kita menjadi orang yang membenci diri
sendiri. Karena jika begitu, setiap kali kita merasa senang kita akan
selanjutnya dilanda rasa bersalah, saya melihat ada cukup banyak
orang Kristen yang mengalami persoalan seperti ini. Anda bangun di
pagi hari dan Anda merasa sangat senang sehingga Anda terdorong
untuk memuji Tuhan, lalu Anda mendadak berkata, "Maafkan saya
Tuhan. Seharusnya saya tidak membiarkan perasaan seperti ini
muncul. Seharusnya saya membenci diri sendiri." Atau ketika Anda
sedang berjalan di taman kota, menikmati pemandangan dan burung-
burung, sangat indah dan Anda mulai merasa senang, lalu Anda
berkata, "Aku harus membenci diri sendiri, menyangkal diri. Aku tidak
boleh menikmati pemandangan dan burung-burung. Jauhi semua ini!"
Sambil menggigit bibir, Anda menjalankan tekad itu. Ini tentu saja
omong kosong! Kita tidak perlu meminta maaf karena sudah menikmati
hidup ini, Paulus sendiri sangat menikmati hidupnya. Ia berkata,
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!" (Filipi 4.4). Seolah-olah ia khawatir bahwa Anda tidak
dapat memahami kalimat yang pertama, sampai-sampai ia berkata,
"Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Apa yang salah dengan
sukacita? Buah Roh mencakup kasih, sukacita, damai sejahtera. Lalu
241 | C A H A Y A I N J I L
bagaimana kita akan memahami hal ini? Tentu saja tidak ada salahnya
mengasihi diri sendiri jika caranya benar. Kesulitannya memang
terletak pada pernyataan Yesus, "Bencilah apa yang kau kasihi."
Dan Anda menjawab, "Saya bingung, bagaimana saya bisa membenci
apa yang saya kasihi?"
Keselamatan dan Iman Abraham: Persembahkanlah 'Ishak'-mu
kepada Allah.
Apa maksudnya membenci apa yang kita kasihi? Rahasia untuk
memahami ayat ini, Lukas 14.25-33, adalah dengan memahami apa
yang terdapat di dalam Kejadian 22.10 - Sesudah itu Abraham
mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih
anaknya. Di situ terlihat contoh klasik dari iman. Kita diselamatkan oleh
iman, dan di dalam bagian yang sedang kita pelajari ini, Yesus berkata,
"Tanpa iman, engkau tidak dapat menjadi muridku." Rasul Paulus tahu
persis apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Akan tetapi bagaimana iman
itu diwujudkan? Iman diwujudkan dengan mempersembahkan hal
yang paling Anda kasihi kepada Allah.
Allah berkata kepada Abraham, "Persembahkanlah Ishak." Jika
Abraham memang membenci Ishak, dan Allah berkata,
"Persembahkanlah Ishak," maka Abraham akan menjawab, "Beres,
Tuhan. Engkau menghendaki Ishak? Boleh saya bunuh sekarang? Apa
saya harus menunggu tiga hari lagi? Itu terlalu lama. Bagaimana kalau
sekarang saja?" Kenyataannya tidak seperti itu. Karena Abraham
sangat mencintai Ishak- 'amat sangat mengasihi' - maka Allah berkata,
"Engkau harus membenci apa yang kau kasihi-bunuhlah dia." Dan di
dalam Kejadian 22.10, Abraham mengambil pisau untuk menyembelih
anaknya. Ini merupakan ungkapan puncak dari 'kebencian'.
Perhatikan, kebencian dalam hal ini tidak dikaitkan dengan
perasaan; ia menyangkut tindakan membunuh seseorang yang
Anda kasihi. Anda tidak akan membunuh orang yang Anda kasihi,
bukankah begitu? Tentu Anda tidak mau. Akan tetapi Abraham disuruh
membunuh anak yang sangat dikasihinya; ia harus membenci apa yang
ia kasihi. Tindakan ini tidak berkaitan dengan perasaan, tetapi dengan
perbuatan. Inilah ungkapan yang paling puncak dari iman, dan diulangi
berkali-kali di dalam Perjanjian Baru. Perhatikan baik-baik: kita disuruh
membenci bukan dalam kaitannya dengan perasaan, melainkan dalam
arti mempersembahkannya kepada Allah. Kita harus membenci diri
242 | C A H A Y A I N J I L
kita, bukan dalam arti kita kemudian tidak menyukai diri kita lagi,
karena kita tidak mungkin dapat melakukannya. Hanya orang tidak
waras yang berpikiran seperti itu. Akan terdengar sangat konyol!
Terlebih lagi kita tahu bahwa di dalam Alkitab diajarkan bahwa kita
harus mengasihi, menghargai diri sendiri, istri, anak-anak, saudara dan
orang tua. Mereka pasti sangat berharga bagi kita. Akan tetapi Yesus
berkata, "Aku ingin agar engkau mempersembahkan apa yang paling
berharga bagimu, bahkan dirimu sekalian, seperti Abraham telah
mempersembahkan Ishak." Memang, Yesus tidak menyuruh kita untuk
mempersembahkan manusia atau barang-barang yang kita kasihi
secara harfiah atau jasmani.
Saya sering bertanya-tanya, dari mana Paulus mendapatkan ide
tentang kurban rohani di dalam Roma 12.1-2, ayat yang sering kita
kutip. Dari mana ia mendapat ide itu? Seringkali saya menjadi kagum
dengan kedalaman pemahaman dari Paulus. Dari peristiwa
pengorbanan Ishak itulah Paulus menguraikan pandangannya: seperti
Abraham telah mempersembahkan Ishak, maka kita juga harus
mempersembahkan segala yang kita kasihi - termasuk diri sendiri.
Mengapa saya menjelaskan seperti ini? Karena Paulus menjelaskan
berulang kali bahwa kita diselamatkan oleh iman yang seperti yang
dimiliki Abraham. Itu sebabnya mengapa Abraham sering disebut di
dalam Perjanjian Baru. Di Roma 4.16, Paulus berbicara tentang 'hidup
dari iman Abraham' atau "kita mengambil bagian dalam iman
Abraham" (RSV) karena kita diselamatkan oleh iman yang sama
dengan iman yang dimiliki oleh Abraham.
Apa arti semua ini? Reformasi gereja telah menyingkapkan satu
kebenaran besar yang sudah lama terkubur. Ketika orang-orang
berjuang mengejar keselamatan mereka dengan perbuatan baik, Martin
Luther menemukan satu pemahaman yang penting dari penelitiannya
terhadap surat Galatia secara khusus, dan juga terhadap surat Roma.
Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan yang kita lakukan, seperti
memberi sedekah, berpuasa, makan ikan di hari Jumat dan
sebagainya, akan tetapi kita diselamatkan oleh iman - dan ini adalah
satu pemahaman yang sangat tepat. Akan tetapi, sesudah
menyingkapkan betapa pentingnya iman, Reformasi itu ternyata
gagal memberi kejelasan kepada kita tentang apa arti iman itu -
dan ini berakibat sangat fatal bagi kita-hal yang belakangan ini
baru kita ketahui. Akibatnya hari ini, terdapat begitu banyak tesis
243 | C A H A Y A I N J I L
doktoral yang ditulis tentang subyek iman. Reformasi telah membuat
orang berusaha untuk menemukan apa artinya iman. Jika Anda berkata
bahwa iman itu adalah percaya, sejauh mana lingkup percaya itu?
Apakah segala macam percaya menyelamatkan? Sering kali kita
mendengar pengkhotbah mendefinisikan iman dalam pengertian
percaya. Kita percaya pada pengemudi mobil atau bis, atau pilot
pesawat, dan kita semua mempunyai iman dalam pengertian bahwa
kita percaya pada operator-operator ini.
Apa arti 'kita diselamatkan oleh iman'? Dalam artian apa kita percaya
kepada Allah? Definisi yang diberikan sangat kabur dan tidak jelas.
Dalam pengertian itu, kita tertanya-tanya apakah kita diselamatkan
dengan berbekal kepercayaan model apapun kepada Allah. Dengan
pemahaman seperti itu, akibatnya hampir setiap orang mempunyai
kepercayaan yang kabur kepada Allah. Anda nyaris dapat berkata
bahwa beberapa orang mempunyai iman yang mendekati takhyul. Ada
yang menggantung sebuah salib kecil di dalam mobilnya dengan
harapan supaya tidak mendapat kecelakaan di tengah jalan. Mereka
mengira bahwa Allah tidak akan membiarkan salib itu tertimpa
kecelakaan, dan karena mereka berada bersama salib tersebut, maka
mereka juga ikut terlindungi. Mereka pikir Allah tentu tidak akan mau
Nama-Nya dipermalukan oleh peristiwa kecelakaan yang menimpa salib
itu. Inikah iman? Mereka percaya bahwa Allah akan melindungi salib
tersebut. Inikah yang disebut percaya? Inikah iman yang
menyelamatkan? Anda mungkin akan berkata, "Tidak." Mengapa tidak?
Jawab Anda, "Ada yang salah dalam kepercayaannya." Bagaimana
salahnya? Apakah itu hanya masalah seberapa besar kepercayaan yang
harus dimiliki? Lalu, berapa besar kepercayaan yang mencukupi untuk
dapat diselamatkan?
Ini adalah persoalan yang belum dituntaskan dari Reformasi itu, dan
kita sekarang ini mewarisi persoalan itu. Penginjil merasa sangat yakin
saat berkata, "Percayalah kepada Yesus, dan Anda akan diselamatkan."
Apa arti percaya kepada Yesus? Apakah itu berarti bahwa Anda percaya
bahwa pernah ada seseorang bernama Yesus di dunia ini? Atau percaya
bahwa dia sudah mati di kayu salib? Tidak susah untuk mempercayai
hal-hal ini. Anda cukup mempelajari fakta sejarah, dan itu semua akan
dapat dibuktikan. Anda juga dapat mempercayai ia mati di kayu salib,
dan bukan sekadar itu, Yesus juga mati bagi semua orang di dunia
termasuk Anda. Apakah Anda akan percaya bahwa Yesus dibangkitkan
244 | C A H A Y A I N J I L
dari antara orang mati? Anda bisa juga mempercayai hal itu. Lalu Anda
bertanya, "Apa lagi yang harus saya percayai? Sebutkan saja, saya
bersedia mempercayainya. Saya percaya pada Kredo Nicene, Kredo
Konstantinopel, dan kredo-kredo lainnya, tinggal sebut saja, saya mau
percaya. Apa dengan begitu saya sudah diselamatkan? Apa lagi yang
harus saya lakukan?" Inilah persoalan yang kita warisi dari Reformasi.
Kenyataannya, sebagaimana yang sudah saya bahas, persoalan ini
sedemikian besar sehingga begitu banyak orang yang menulis buku
atau disertasi doktoral atas masalah ini. Saya sendiri membahas hal itu
dalam disertasi yang saya rencanakan dulu. Sekitar tiga ratus halaman
saya habiskan untuk membahas persoalan: "Arti Iman di dalam
Perjanjian Baru." Semakin saya menelitinya, semakin rumit masalah
arti iman ini, semakin saya tidak mengerti apa artinya iman. Kita
diselamatkan oleh iman, tetapi kita tidak tahu apa arti iman itu. Tentu
saja, sebagian dari Anda sudah mendengar bahwa saya tidak jadi
menyerahkan tesis itu, walau pun sudah saya selesaikan sebelum
keberangkatan saya ke Zurich. Saya harus mengesampingkan niat
untuk tinggal di Zurich selama sekitar tiga tahun karena alasan
keuangan dan yang lain-lainnya. Namun tiga ratus halaman itu masih
tersimpan rapi.
Beberapa waktu kemudian, seorang teman saya di Manchester menulis
tesis doktoralnya dengan subyek yang sama persis, arti iman. Ada
begitu banyak tesis tentang arti iman, jumlah yang akan mengejutkan
Anda. Mengapa ada begitu banyak tesis tentang hal ini disusun? Karena
tesis-tesis yang pernah disusun sebelumnya ternyata tidak
memecahkan persoalan, jadi Anda akan menemukan tesis yang baru
lagi, dan yang lebih baru lagi, sampai akhirnya semua orang menulis
tesis tentang pokok ini. Dan sekalipun seseorang tidak dapat menjawab
persoalannya, ia tetap mendapatkan gelar doktornya, karena sang
profesornya sendiri ternyata tidak tahu definisi yang pasti. Seseorang
membuat satu langkah ke depan, dan yang satu lagi menambahkan
langkah tersebut.
Akan tetapi pertanyaan, "Apa itu iman yang menyelamatkan?" tidak
dapat dibiarkan berlalu tanpa jawaban. Apa jawaban Alkitab untuk
pertanyaan ini? Apa jawaban Yesus? Jawabannya sederhana saja, jika
kita mengerti ajaran Alkitab. Iman yang menyelamatkan adalah iman
yang dimiliki Abraham. Dan inilah alasan mengapa nama Abraham
245 | C A H A Y A I N J I L
begitu sering disebut di dalam Perjanjian Baru. Iman seperti
Abraham, yang membenci apa yang dikasihinya, itulah iman
yang menyelamatkan. Mempersembahkan Ishak adalah hal yang
sangat menyedihkan hatinya karena ia sangat mengasihi Ishak. Di
dalam surat Ibrani, Abraham melakukan dua hal yang membuat dia
menjadi teladan iman. Dan Abraham dipanggil sebagai "Bapa orang-
orang beriman" di dalam Alkitab. Artinya, jika Anda adalah anak
Abraham, maka Anda akan memiliki iman seperti dia, dan melakukan
hal yang sama dengan dia. Ini adalah hal yang disampaikan oleh Yesus
kepada orang-orang Yahudi di Yohanes 8.39: "Jikalau sekiranya kamu
anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang
dikerjakan oleh Abraham."
Apa yang Abraham kerjakan? Ia melakukan dua hal, yang diambil
sebagai contoh iman di dalam Ibrani. Pertama, di Ibrani 11.8, ketika
Allah memanggilnya keluar dari Haran, ia langsung meninggalkan
Haran dan semua yang dia punyai di sana dan mengikuti perintah
Allah. Kedua, di Ibrani 11.17, ketika ia mempersembahkan Ishak.
Dalam kedua hal tersebut, langkah yang dia tempuh adalah cerminan
dari komitmen total untuk mentaati perintah Allah. Langkah yang
pertama adalah meninggalkan segalanya di belakang dan pergi dari
negerinya menuju tanah baru yang disebut Kanaan, dan langkah yang
lainnya adalah mempersembahkan Ishak. Itulah kedua contoh iman
Abraham yang dikutip di dalam Alkitab. Contoh-contoh itu juga dikutip
di surat Roma 4.12,16. Yakobus pun mengutipnya di Yak.2:21-23
sebagai contoh iman. Yakobus mengutip peristiwa Abraham
mempersembahkan Ishak sebagai contoh iman.
Dan hal inilah persisnya yang sedang disampaikan oleh Yesus, "Sama
seperti Abraham membenci apa yang dikasihinya, jadi tidak ada orang
yang dapat menjadi muridku jika ia tidak dengan komitmen yang total
membenci apa yang dikasihinya." Apakah Anda mengasihi diri Anda?
Jadi Anda harus membenci diri Anda, yaitu dengan
mempersembahkannya kepada Allah. Apakah Anda mengasihi orang
tua Anda? Persembahkanlah hubungan itu kepada Allah. Apakah Anda
mengasihi istri Anda? Alkitab menyuruh Anda untuk mengasihi istri
Anda, akan tetapi dikatakan di sini juga 'melainkan Anda membenci
istri Anda'. Alkitab menyuruh kita untuk mengasihi anak-anak kita,
tetapi di sini juga dikatakan bahwa kita harus membenci mereka. Apa
artinya itu? Kita mempersembahkan mereka kepada Tuhan. Hal ini
246 | C A H A Y A I N J I L
sangat penting. Banyak orang berkata, "Kalau saja saya tidak menikah,
saya pasti bisa melayani Tuhan." Dengan kata lain sebenarnya ia
sedang berkata, "Saya tidak melayani Tuhan karena sudah beristri."
Berarti mereka tidak memahami ajaran Alkitab. Anda harus mengasihi
istri Anda, akan tetapi kasih Anda kepada sang istri tidak boleh
menghambat jalannya pemuridan. Kasih Anda kepada Allah tidak boleh
terhalang oleh kasih Anda kepada istri. Jadi, persembahkanlah kasih
Anda terhadap sang istri itu kepada Allah. Banyak orang juga berkata,
"Seandainya saya tidak punya anak, pasti saya bisa melayani Tuhan."
Kasih Anda terhadap anak-anak harus dipersembahkan juga kepada
Allah. Membenci apa yang Anda kasihi berarti Anda harus
mempersembahkan hal itu kepada Allah supaya kasih Anda
kepada Allah tidak terhalang.
Apakah perkataan ini masih sulit ditelan? Perkataan ini akan sangat
sulit ditelan kalau Anda masih belum siap untuk menjadi seorang
murid. Anda tidak akan dapat menelannya. Namun jika Anda memiliki
iman seperti iman Abraham, yang tidak ragu-ragu untuk mematuhi
ketika Allah menyuruhnya untuk mempersembahkan anak yang sangat
ia kasihi, maka Lukas 14.26 ini tidak akan menyangkut di tenggorokan
Anda. Bencilah apa yang Anda kasihi, dan persembahkan itu kepada
Allah sepenuhnya, dan arahkan hubungan Anda kepada Allah.
Persembahkanlah apa yang Anda kasihi, berikan itu kepada Allah dan
jangan terikat lagi padanya selamanya. Hal ini dinyatakan dengan
sangat indah di dalam Ibrani 11.19: Karena ia berpikir, bahwa Allah
berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang
mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali, yakni
Abraham menerima Ishak kembali dari antara orang mati dalam
pengertian Ishak bukan lagi kepunyaannya. Ia sudah membunuh Ishak,
walaupun tidak secara jasmani. Di dalam hatinya, ia sudah membuang
keterikatan yang lama dan memandang Ishak bukan lagi sebagai
miliknya. Abraham sudah mempersembahkan Ishak kepada Allah, dan
sejak itu, maka Ishak menjadi milik Allah selamanya. Semoga kita
dapat mempersembahkan apa yang kita kasihi kepada Allah di dalam
pengertian yang sama, memutuskan sama sekali keterikatan perasaan,
membuang hasrat untuk memandangnya sebagai milik pribadi, dan
mempersembahkannya secara penuh kepada Allah. Dalam konteks
itulah Yesus menyampaikan, "Jikalau seorang datang kepada-ku dan ia
tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-
247 | C A H A Y A I N J I L
saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia
tidak dapat menjadi murid-ku."
Perumpamaan tentang Pembangunan Menara 3
dan Raja yang Maju Berperang
Lukas 14:33 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang, Montreal
"Apakah Anda sudah mati?"
Hari ini, kita akan melanjutkan pembahasan tentang ajaran Yesus, dan
saya akan mengupas pertanyaan yang tampaknya masih menjadi
persoalan di dalam benak banyak saudara-saudara. Kita harus
menuntaskan masalah makna dari mati secara rohani untuk dapat
hidup secara rohani. Kita perlu tahu apa artinya mati untuk tujuan
memperoleh kepenuhan hidup di dalam Kristus. Tampaknya sudah
menjadi masalah yang sangat meluas di kalangan orang Kristen,
mereka menjalani kehidupan yang tanpa kuasa, lemah, tanpa sukacita
dan damai sejahtera. Lalu mereka bertanya-tanya, "Apakah saya sudah
mati? Ketika dibaptis dulu, seharusnya saya sudah mati bersama
Kristus, akan tetapi perilaku dan cara bertindak saya sesudah itu
menunjukkan tanda-tanda bahwa saya sesungguhnya belum mati. Jika
saya memang sudah mati, mungkin masih belum sepenuhnya." Jika
belum mati sepenuhnya, apakah itu dapat disebut mati? Dan jika
kenyataannya memang belum mati, bagaimana mungkin mereka akan
dapat memperoleh kesempurnaan hidup di dalam Kristus yang selama
ini tidak pernah mereka alami?
Ada juga pertanyaan sejenis, "Dapatkah Anda berkomitmen secara
total tanpa mengalami kematian atas cara hidup yang lama? Jika Anda
masih belum menyerahkan diri untuk mati, bagaimana mungkin Anda
berkata sudah berserah sepenuhnya?" Demikianlah, orang-orang yang
berkata bahwa mereka sudah berkomitmen total (berserah
sepenuhnya) belakangan malah jadi ragu-ragu apakah mereka
248 | C A H A Y A I N J I L
memang sudah berkomitmen atau belum. Setiap kali mereka
mengalami kegagalan dalam menjalani kehidupan Kristennya, mereka
tenggelam dalam pertanyaan, "Apakah saya sudah diselamatkan atau
belum? Haruskah saya dibaptis ulang? Jika mereka yang 'sudah senior'
saja masih perlu waktu lama untuk menyadari bahwa mereka ternyata
masih belum mati, bagaimana dengan saya yang masih baru? Mungkin
saya harus menjalani kehidupan sampai lima belas atau dua puluh
tahun lagi, sampai suatu hari nanti saya terbangun dan memperoleh
kesadaran seperti mereka, bahwa selama ini saya bukanlah orang
Kristen sejati, bahwa selama ini manusia lama itu belum mati, bahwa
selama ini ternyata tidak ada komitmen yang sesungguhnya dari saya!"
Demikianlah, mereka yang mengaku berkomitmen total, hidup dalam
bayang-bayang ketakutan dan rasa tidak aman yang menghancurkan
bibit kehidupan itu tepat di masa awal pertumbuhannya. Ini semua
adalah pertanyaan dan persoalan yang sangat nyata yang harus segera
dihadapi.
Komitmen parsial (tidak meninggalkan karakter kita yang lama)
adalah musuh kita
Sebelumnya, mari kita bahas komentar: "Jika mereka yang 'sudah
senior' saja masih perlu waktu yang lama untuk menyadari bahwa
mereka ternyata masih belum mati, lalu bagaimana dengan saya yang
masih baru ini?" Terdapat beberapa kekeliruan dalam hal ini, dan saya
sudah berkonsultasi ke mereka yang 'sudah senior' itu untuk
memastikan fakta ini. Mereka mengaku bahwa selama ini mereka
belum pernah mati secara rohani. Dan selanjutnya mereka mengakui
bahwa pemahaman mereka tentang komitmen ternyata hanya
mencakup sebagian saja. Komitmen yang sifatnya sebagian adalah
musuh bagi komitmen yang total. Jika Anda sudah membuat komitmen
untuk satu area, lalu menganggap bahwa hal yang sebagian itu sudah
mewakili seluruh hidup Anda, maka tindakan Anda itu sangat
berbahaya, terutama Anda yang sedang memikirkan untuk menjadi
pelayan Tuhan yang full-time.
Apa yang dimaksudkan dengan bahaya dari komitmen yang parsial
(sebagian)? Sebagai contoh, seseorang melepaskan pekerjaannya dan
masuk dalam pelatihan untuk melayani Tuhan. Dengan melepaskan
pekerjaannya, ia merasa sudah menunjukkan keutuhan komitmennya.
Hal itu memang sebuah komitmen, akan tetapi apakah itu total?
249 | C A H A Y A I N J I L
Seseorang dapat saja melepaskan pekerjaannya, dan pekerjaan itu
baginya adalah hal yang sangat penting, karir adalah perkara yang
sangat penting, dan memang seharusnya begitu. Namun apa artinya
jika di dalam melepaskan pekerjaannya ataupun kekayaannya
itu, ia tidak melepaskan kebiasaan marahnya atau
keegoisannya? Apa yang sudah ia korbankan itu sebenarnya
justru lebih kecil nilainya ketimbang apa yang ia pertahankan.
Apa gunanya melepaskan pekerjaan jika Anda masih memelihara
keegoisan, kejahatan dan watak pemarah Anda? Apakah hal yang Anda
lepaskan itu dipandang berarti oleh Allah? Itulah maksud dari
pernyataan: Yang sebagian itu adalah musuh bagi yang total.
Kebanyakan orang mengira bahwa dengan mengorbankan
pekerjaannya, maka itu sudah merupakan pengorbanan segala-
galanya. Sama sekali belum, jika mereka belum mengucapkan selamat
tinggal bagi sikap mereka yang lama. Inilah poin yang harus kita
pahami. Dapatkah Anda memahaminya? Mereka masuk ke ladang Allah
dengan masih membawa sikap egoisnya, satu-satunya perbedaan
adalah bahwa mereka sudah melepaskan pekerjaannya. Banyak juga
orang yang menjadi Kristen, atau bahkan masuk dalam pelayanan full-
time, hanya untuk mengejar kepuasan batin yang tidak dapat diberikan
oleh pekerjaan mereka. Mari kita jujur saja akan hal ini. Di dalam
pemahaman seperti itu, mereka memang tidak salah. Memang cukup
benar, bahwa ada kepuasan yang didapat dari melayani Allah, suatu
hal yang tidak dapat diberikan oleh pekerjaan apapun di dunia ini!
Ketika mereka menyaksikan bagaimana kuasa Allah mengubah
kehidupan orang-orang, hal ini menimbulkan kepuasan yang tidak
dapat diberikan oleh pekerjaan apapun, tidak peduli berapa besar pun
uang yang dapat dihasilkannya. Tidak ada salahnya masuk ke ladang
Allah dengan tujuan mencari kepuasan batin, akan tetapi bahaya masih
mengancam jika mentalitas yang lama belum ditinggalkan. Hasilnya
adalah perilaku para hamba Tuhan yang perilakunya jauh menyimpang
dari apa yang seharusnya. Jika Anda berkesempatan untuk mengenali
mereka, maka Anda akan sangat terkejut melihat kelakuan mereka.
Pendapat seperti ini tidak datang dari orang-orang non-Kristen saja,
akan tetapi juga beredar di kalangan hamba Tuhan.
Ketika saya berlibur, saya mengunjungi seorang saudara, dan ia
mengundang pendetanya untuk bersama-sama bersekutu dan
berkumpul. Saudara ini dulunya adalah seorang peneliti biokimia dan ia
250 | C A H A Y A I N J I L
melepaskan gelar doktornya dalam bidang biokima dan memilih untuk
melayani Tuhan. Ia memberitahu saya bahwa ia pernah datang ke
sebuah pertemuan yang khusus bagi para pendeta dan hamba Tuhan
(jadi mereka tidak perlu berusaha menunjukkan perilaku teladan di
hadapan orang awam), dan di sana ia sangat terkejut melihat kelakuan
para pendeta dan hamba Tuhan itu. Ia baru masuk ke dalam pelayanan
selama setahun, jadi apa yang ia saksikan adalah suatu pengalaman
yang membuka matanya. Ia terpaku melihat cara mereka berbicara
satu dengan yang lainnya, cara mereka memaksakan pendapat, dan
kesombongan mereka. Dan ketika ia sudah tidak tahan lagi, ia berdiri
dan berseru kepada para pendeta itu, "Saya malu berada di tengah-
tengah Anda saat ini! Kelakuan Anda benar-benar mempermalukan
Injil!" Mengapa orang yang sudah membuat komitmen melayani secara
full-time berperilaku seperti itu? Alasannya sederhana: mereka
memang sudah membuat satu komitmen, mereka memang sudah
meninggalkan pekerjaan lamanya, akan tetapi mereka tidak
meninggalkan watak lamanya yang pemarah dan mentalitas lamanya.
Mereka membawa semua itu ke dalam pelayanan, dan hasilnya adalah
bencana!
Apa kaitannya hal ini dengan Anda? Anda mungkin sudah membuat
komitmen kepada Tuhan sewaktu dibaptis, Anda berkata, "Baik Tuhan,
saya akan menyerahkan hidup saya ke dalam tanganMu, dan mulai
sekarang diri saya ini sepenuhnya menjadi milikMu," akan tetapi Anda
membawa serta watak lama Anda - suka mencari-cari kesalahan orang
lain, penggerutu, pemarah, dan kepentingan pribadi ke dalam
'kehidupan Kristen yang baru'. Bagaimana mungkin hidup Anda
menjadi benar-benar baru jika semua sampah masa lalu ini masih Anda
pertahankan? Kemudian Anda bingung, "Mengapa saya tidak tahu
apakah saya sudah mati atau belum? Mungkinkah orang yang sudah
mati tidak tahu bahwa ia sudah mati? Atau dengan kata lain, tahukah
Anda apakah Anda sekarang ini hidup atau tidak? Saya dapat berkata
dengan terus terang tanpa takut keliru bahwa pada saat ini, saya
hidup. Saya yakin tidak akan keliru dalam membuat pernyataan
tersebut. Saya dapat berkata dengan penuh keyakinan, dengan penuh
kepercayaan, bahwa oleh kasih karunia Allah, saya masih hidup. Saya
tidak mati. Akan tetapi jika Anda tidak tahu apakah Anda mati, Anda
juga tidak tahu apakah Anda hidup, Anda tidak tahu sedang berada di
mana, jadi, orang Kristen macam apakah Anda ini? Mungkinkah ada
251 | C A H A Y A I N J I L
orang yang membuat komitmen dan tidak tahu apakah ia sudah
membuat komitmen itu atau belum? Mungkinkah seseorang masuk ke
dalam baptisan untuk mati bersama Kristus dan kemudian berkata,
"Saya tidak tahu apakah saya sudah mati atau belum"? Tampaknya
jawaban bagi pertanyaan tersebut adalah, "Ya", dan ini adalah salah
satu perkara yang aneh dalam dunia rohani! Seolah-olah perkara ini
hanya mustahil jika diterapkan dalam kehidupan jasmani, namun
menjadi mungkin jika diterapkan dalam kehidupan rohani!
Lukas 14:33 - Bayarlah semua biaya untuk menjadi murid
Hal ini membawa kita kepada pertanyaan penting lainnya: Apakah
pengudusan di dalam hidup yang baru itu bersifat seketika atau
bertahap (progresif)? Atau, apakah seorang Kristen itu akan masuk ke
dalam suatu proses kematian yang bertahap sehingga jalan hidup
seorang Kristen bukan merupakan suatu proses pertumbuhan dan
kehidupan melainkan suatu proses kematian? Lalu kita diberitahu
bahwa kemungkinan keduanya itu berjalan seiring; mungkin sebagian
waktu kita menjalani proses kematian, dan sebagian waktu yang lain
kita menjalani kehidupan; atau mungkin saat kita mati kita hidup,
apapun artinya. Konsepnya jadi sulit dipahami. Jadi, mungkin dengan
membuat komitmen yang total, saya hanya membuat satu komitmen
total untuk mati secara bertahap, perlahan-lahan dan semoga tidak
terlalu menyakitkan. Kehidupan Kristen bukan lagi urusan memasuki
hidup melainkan suatu proses kematian secara bertahap. Dan banyak
yang memberitahu kita bahwa ini mestinya menjadi sikap yang yang
benar. Lagi pula, bukankah tidak ada orang yang sempurna? Jadi, jika
kita tidak sempurna, maka itu berarti bahwa kita memiliki dosa. Jika
kita masih mempunyai dosa, maka kita harus mengalami kematian
secara bertahap terhadap dosa, dan proses ini berlangsung seumur
hidup. Dan yang kita dapatkan kemudian sangat jauh dari yang ingin
diberikan oleh Yesus, padahal Ia berkata, "Aku datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan"
(Yoh.10.10). Kenyataannya, setelah Yesus datang, yang kita dapatkan
adalah kematian, dalam segala kelimpahan! Kita hidup di zaman yang
membingungkan, bahkan dalam masalah yang paling dasar sekalipun.
Saya harap, dengan kasih karunia Tuhan, kita akan dapat
menjernihkan beberapa dari persoalan tersebut di dalam khotbah ini.
252 | C A H A Y A I N J I L
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya akan kembali
kepada pengajaran Yesus, sebagaimana yang biasa kita lakukan. Saya
tidak akan memulai dari pengajaran rasul Paulus, melainkan dari Yesus
sendiri. Mungkin Anda akan bertanya, "Di bagian mana Yesus
mengajarkan hal ini?" Saya akan memusatkan perhatian ke Lukas
14.33. Saya yakin Anda pasti sudah mengerti konteks dari ayat ini
sekarang. Kita sudah mempelajari ayat ini dan menguraikan beberapa
unsurnya secara rinci dalam dua pertemuan sebelum ini. Lukas 14.33
merupakan kesimpulan dari paragraf ini, di mana Yesus berkata,
"Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-
ku." Saya harap arti penting dari kalimat tersebut akan menjadi jelas
buat Anda seiring dengan pembahasan kita nanti. Mari kita baca sekali
lagi Lukas 14.25-33, untuk melihat seluruh kerangkanya sekaligus.
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam
perjalanan-nya. Sambil berpaling ia berkata kepada mereka: "Jikalau
seorang datang kepada-ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-
ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut aku, ia tidak
dapat menjadi murid-ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau
mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat
anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan
pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak
dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang
melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan,
tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang
kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk
mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup
menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu
orang?Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih
jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah
tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari
segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-ku.
Mari kita perhatikan lebih cermat lagi ayat 33 ini karena sebelumnya
kita mengambil seluruh perikop sebagai obyek pengamatan. Ada suatu
kemutlakan dari kalimat yang diucapkan oleh Yesus, yang segera akan
membuat kita merasa sangat tidak enak. Tuntutannya tidak sekadar
253 | C A H A Y A I N J I L
tinggi, akan tetapi mutlak. Tuntutan yang tanpa batas. Ia menuntut
segalanya. Perhatikan kata-kata, "...tiap-tiap orang di antara kamu,
yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya" - dibolak-balik
dengan cara bagaimana pun, Firman ini, pengajaran Yesus ini,
menghadapkan kita pada kata 'segala' yang membuat kita merasa
tidak nyaman. Tidak ada cara kita bisa menghindari kata 'segala' ini.
Keselamatan dari Allah adalah anugerah dari kasih karunia, akan tetapi
satu hal yang sangat tidak ingin didengar kebanyakan orang adalah,
begitu Anda menerima karunia ini, Anda harus mengorbankan segala
yang lainnya. Mutiara yang harganya tak ternilai itu, mungkin
merupakan suatu anugerah, akan tetapi Anda harus menjual segala
yang Anda miliki untuk bisa mendapatkannya. Kasih karunia yang
diberitakan dalam Alkitab sangatlah 'mahal'. Namun di zaman ini, Anda
sendiri mungkin sudah tahu, gereja malah terlalu sering memberitakan
kasih karunia yang sangat 'murah', yaitu kasih karunia yang begitu
murahnya sampai-sampai menjadi barang gratisan, obralan yang tidak
mungkin bisa disaingi oleh toko mana pun. Pemberitaan seperti ini
hanya sedikit sekali kemiripannya dengan apa yang Yesus sampaikan.
Perhatikan baik-baik kata: tiap-tiap orang di antara kamu - tidak peduli
siapa pun Anda, bukan sekadar rasul, nabi atau orang Kristen yang
punya standar tinggi, tetapi - tiap-tiap orang di antara kamu, yang
tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya...
Mengapa saya kembali kepada kalimat tersebut? Karena saya ingin
dengan sangat sederhana menyatakan kepada Anda: Terima ucapan
Yesus atau lupakan saja. Jika Anda berkata, "Saya akan menjadi orang
Kristen yang moderat. Saya tidak ingin menjadi orang Kristen yang
fanatik yang serba 'segalanya', saya mau yang sedang-sedang saja,"
maka Anda tidak akan mengalami kelimpahan yang Yesus janjikan.
Dan untuk jangka panjangnya, Anda justru harus membayar lebih
tinggi. Apa harga yang lebih tinggi itu? Kebanyakan orang Kristen
mendapati bahwa mereka justru semakin parah di dalam kematian,
dan mereka tenggelam dalam kematian yang berkelimpahan ketimbang
dalam hidup dan hidup yang berkelimpahan seperti yang dijanjikan
oleh Yesus. Ringkasnya, menolak perkataan Yesus berarti maut.
Dan di dalam keseharian Anda, pengalaman yang akan Anda dapatkan
adalah kekalahan demi kekalahan, kegagalan demi kegagalan, yang
berujung kepada maut! Sementara jika Anda menerima perkataan dari
Yesus dan menerapkannya, maka Anda akan mendapatkan bahwa apa
254 | C A H A Y A I N J I L
yang ia sampaikan di dalam Yohanes 10.10 adalah benar, "Aku datang,
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan." Namun jika Anda menghendaki hidup Allah, maka itu
akan menuntut pengorbanan segala-galanya dari Anda. Jika Anda
mencoba untuk berdiri di tengah dan berkata, "Baiklah, ajaran Yesus
sangat ekstrim, dan gereja ini terlalu ekstrim. Yang satu bilang itu
adalah hadiah gratis sementara yang satunya lagi bilang bahwa itu
akan menuntut pengorbanan segala-galanya, jadi lebih baik saya pilih
tempat yang di tengah saja supaya aman," dengan pilihan seperti itu
Anda tidak akan mendapatkan apa-apa. Anda akan masuk ke dalam
suatu kehidupan Kristen yang sangat menyedihkan, mungkin lebih baik
jika Anda kembali dalam kehidupan duniawi saja. Nikmati kehidupan
dunia selagi bisa! Kalau tidak, maka Anda hanya akan mengalami
kesengsaraan di masa kini dan juga di masa yang akan datang, pada
saat penghakiman. Paling tidak, nikmati saja hidup yang ada sekarang
ini, sekalipun Anda harus menghadapi kesengsaraan di masa nanti,
saat Penghakiman nanti. Akan tetapi jika Anda memilih untuk
menjalani kesengsaraan di masa kini sekaligus di masa yang akan
datang, sudah pasti ini adalah pilihan yang paling bodoh.
Pilihan orang dunia masih lebih bijak. Ia memperhitungkan bahwa jika
nanti harus menghadapi Penghakiman, hukuman kekal, maka ia akan
mengejar kepuasan hidup duniawi semaksimal mungkin, walau hanya
untuk 20 atau 30 tahun saja. Paling tidak, masih ada bagian kehidupan
yang bisa dinikmatinya. Namun apa gunanya menjalani kesengsaraan
di masa kini dan tetap harus menerima hukuman kekal nantinya?
Logika macam apa ini? Ini adalah suatu kebodohan! Kebebalan! Itu
sebabnya mengapa Yesus berkata, "Sebab anak-anak dunia ini lebih
cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang" (Luk.16.8).
Menyedihkan sekali jika kita nanti melihat, "anak-anak Kerajaan itu
akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap" (Mat.8.12)!
Namun masih ada juga orang Kristen yang bertanya, "Mengapa
kehidupan Kristen itu tidak seindah yang Yesus katakan?" Jawabannya
sederhana, karena Anda tidak memenuhi persyaratannya.
Segalanya: Mencakup keegoisan Anda, bukan sekadar harta
milik Anda
Setelah memeriksa kata 'segala', mari kita perhatikan kalimat, "tiap-
tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala
255 | C A H A Y A I N J I L
miliknya, tidak dapat menjadi murid-ku." Kita langsung saja: kata
'segala miliknya' tidak sekadar mengacu pada harta benda.
Kenyataanya, konteks ayat ini hanya sedikit memiliki kaitan dengan
harta benda. Seringkali, ketika kita membaca ungkapan "melepaskan
diri dari segala miliknya", maka yang segera terbayang di dalam otak
adalah rumah, rekening bank, penghasilan, uang yang saya tabung
untuk masa depan dan harta di dunia ini. Hal-hal seperti itulah yang
memenuhi isi hati kita. Ungkapan 'segala miliknya' memang mencakup
harta benda namun bukan itu rujukan utamanya. Seperti yang sudah
saya bahas sebelumnya, Anda bisa saja mengorbankan segala harta
itu, Anda bahkan bisa saja mengorbankan tubuh Anda sebagai kurban
bakaran tanpa memiliki kasih. Tidak akan ada gunanya. Dalam hal
ini, penyerahan harta benda menjadi pengganti dari penyerahan
sesuatu yang sebenarnya jauh lebih penting: cara hidup yang
mementingkan diri sendiri, jalan hidup kita selama ini. Saya
peringatkan Anda untuk memperhatikan masalah ini dengan serius,
khususnya jika Anda merasa tidak memiliki banyak harta. Sangat
mudah untuk mengorbankan harta benda jika kekayaan Anda tidak
seberapa. Jika saya hanya memiliki 100 dolar di tangan, dan Allah
berkata, "Serahkanlah segala milikmu," dengan mudah saya akan
menyerahkan yang 100 dolar itu. Dan jika pekerjaan Anda tidak terlalu
memuaskan, Anda sudah muak dengan bos Anda yang selalu menekan
bawahannya, dan juga rekan-rekan sekerja yang selalu mencekik leher
saya dengan asap rokoknya, dan memberi saya kanker paru-paru,
maka saya akan berkata, "Melepaskan pekerjaan? Haleluyah! Saya
akan meninggalkannya. Engkau juga boleh ambil 100 dolar itu. Saya
bersedia mengorbankan segalanya!" Sangat gampang, tidak terasa
sedikit pun ada kesulitan. Tetapi saya masih mempertahankan sifat
pemarah saya, keegoisan saya, dan kesombongan saya dan membawa
semua itu masuk ke dalam gereja.
Begitukah aturannya? Tidak. Anda tidak dapat berurusan dengan Allah
dengan cara seperti ini. Anda sedang berhadapan dengan Allah yang, di
dalam Kitab Suci, disebut Allah yang penuh hikmat. Ia menilik jauh
lebih dalam ketimbang sekadar harta benda dan pekerjaan Anda. Jika
Anda kira bahwa pekerjaan Anda sangat berharga, mari saya beritahu
Anda, Allah tidak memandang seperti itu. Memang berharga bagi Anda,
akan tetapi bagi Allah tidak. Yang lebih berharga adalah jiwa Anda,
hidup Anda. Anda mungkin saja sudah mengorbankan pekerjaan Anda,
256 | C A H A Y A I N J I L
tetapi tetap mempertahankan jiwa yang lama. Hal ini sangat mungkin
terjadi! Rasul Paulus sangat berduka karena hanya Timotius, di antara
semua rekan sekerjanya - perhatikan, di antara rekan sekerja dan
bukan di antara jemaat - yang dengan setulus hati mengutamakan
kepentingan jemaat (Flp.2.19). Rekan sekerja yang luar bisa! Paulus
mendapati bahwa di antara sebanyak itu orang yang melepaskan
segala harta dan pekerjaannya untuk mengikut Tuhan, hampir
semuanya masih membawa keegoisan dan keangkuhannya. Mereka
mengangkut kehidupan yang lama itu ke dalam komitmen kepada
Allah. Mari kita masuk dalam, ke bagian hidup yang masih belum
diserahkan oleh sebagian besar "orang-orang Kristen". Apakah Anda
sudah benar-benar berkomitmen total seperti yang Anda akui?
Sudahkah? Itu pertanyaan yang terpenting!
Seorang saudari pernah memberitahu saya bahwa di dalam hal
melepaskan pekerjaan dan harta benda, ia tidak mengalami kesulitan
apa-apa. Namun masalah muncul ketika ia harus melepaskan manusia
lama, cara hidup yang mementingkan diri sendiri. Jika Anda meminta
dia untuk merelakan pekerjaannya, ia akan berkata, "Boleh saja,
dengan senang hati! Tuhan boleh meminta itu. Tidak ada masalah buat
saya. Tuhan juga boleh menyuruh saya untuk melepaskan kekayaan
saya. Tidak banyak yang harus saya korbankan. Tapi memberikan diri
saya? Tidak!" Ingatlah pada apa yang Yesus katakan, "Barangsiapa
kehilangan nyawanya karena aku - [bukan harta benda, tetapi
nyawanya, kehidupannya] - ia akan memperolehnya." Akan tetapi
barangsiapa mencoba untuk mempertahankan nyawanya,
kehidupannya demi kepentingan sendiri, ia akan kehilangannya,
sekalipun ia sudah merelakan harta bendanya (Mat.16.25).
Saya akan merangkum dulu poin ini sebelum kita lanjutkan
pembahasan. Jika Anda ingin menjadi murid Yesus, jika Anda ingin
mengalami kehidupannya yang berkelimpahan, jangan berkata, "Saya
bersedia mengorbankan harta milik saya," tetapi katakanlah, "Saya
bersedia mengorbankan nyawa saya." Itu berarti bahwa sejak
sekarang, jalani hidup yang sepenuhnya bagi dia dan bagi orang
lain. Kepentingan orang lain, dan bukan kepentingan saya pribadi yang
mendapat perhatian utama. Jika pengajaran dari Yesus ini tidak
dijalankan, maka kehidupan surgawi yang berkelimpahan, hidup
berkelimpahan yang dipenuhi oleh Roh Kudus akan berada di luar
jangkauan Anda. Hanya menjadi angan-angan belaka.
257 | C A H A Y A I N J I L
Paulus berkata, "aku telah melepaskan semuanya itu," di Filipi 3.8. Ia
tidak mengucapkan hal itu dengan nada menyesal karena ia berkata,
"Dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus." Anda
mungkin berkata, "Itu berlaku untuk Paulus, (bukan saya)." Jangan
terburu nafsu. Di dalam ayat 15 ia melanjutkan, "Karena itu marilah
kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu
tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu."
Artinya, "Marilah kalian semua berpikir seperti aku. Jika kalian tidak
berpikir seperti itu, Allah - melalui Roh-Nya - akan menegur kalian dan
memperlihatkan betapa kalian memakai cara pikir yang salah. Jika
kalian adalah murid Kristus, maka kalian harus berpikir seperti aku."
Nah, apakah Anda sudah melepaskan semuanya? Apakah Anda
memandang semua itu sebagai sampah? Di dalam ayat 17, Paulus
melanjutkan, "Saudara-saudara, ikutilah teladanku," artinya,
"Kerjakanlah hal yang sama dengan apa yang aku kerjakan." Jika
Paulus diselamatkan tanpa harus mengorbankan segala-galanya, jika
dia dapat menikmati kehidupan Kristen yang berkelimpahan tanpa
harus berkorban apa pun juga, maka Paulus tentulah orang yang paling
bodoh di dunia ini karena keselamatan ternyata bisa diperoleh tanpa
adanya pengorbanan apa pun. Ada dua kemungkinan, pertama, Allah
sudah berlaku tidak adil terhadap Paulus, atau, kedua, memang Paulus
sendiri yang bodoh. Apapun kemungkinannya, tidak satupun yang
berkenan di hati. Dari sini kita melihat betapa mendalamnya Yesus
menangani masalah ini. Anda tidak dapat lari dari kedalaman dan
kuasa dari ajaran Yesus. Ia membahas perkara ini dengan cara yang
tidak memungkinkan kita untuk berkelit. Bacalah pengajarannya
dengan cermat.
Melepaskan diri: Mengucapkan selamat tinggal kepada
kehidupan yang dibelenggu oleh dosa
Sekarang perhatikan kalimat, "Demikian pulalah tiap-tiap orang di
antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya,
tidak dapat menjadi muridku" di Lukas 14.33. Kata yang diterjemahkan
dengan 'melepaskan diri' di dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia
jika diterjemahkan secara harfiah adalah 'mengucapkan selamat
tinggal', suatu ungkapan yang lazim dipakai dalam Perjanjian Baru
berbahasa Yunani. 'Selamat tinggal' adalah kata-kata yang biasanya
dipakai dalam konteks kepergian. Anda tidak akan mengatakan
'selamat tinggal' jika Anda tidak bepergian. Hanya pada saat Anda
258 | C A H A Y A I N J I L
sudah mengenakan mantel, membuka pintu dan melangkah keluar,
maka Anda akan mengucapkan, "Selamat tinggal." Dan juga, kata
Yunani yang sama dipakai di Kisah 18.18,21 dengan makna 'selamat
tinggal selama-lamanya' karena saat itu Paulus berkata, "Selamat
tinggal, kita tidak akan berjumpa lagi." Ia mengucapkan kata selamat
tinggal yang terakhir bagi jemaat-jemaat di Efesus, dalam rangkaian
perjalanannya ke Yerusalem.
Jadi, bagaimana cara memahami pernyataan, "Tiap-tiap orang di
antara kamu yang tidak mengucapkan selamat tinggal dari segala
miliknya, tidak dapat menjadi muridku"? Cara terbaik untuk
menggambarkannya adalah dengan melihat peristiwa keluarnya bangsa
Israel dari Mesir di dalam Perjanjian Lama. Banyak orang menanyakan
apa arti penting dari Perjanjian Lama? Mengapa kita masih memerlukan
Perjanjian Lama? Paulus menjelaskan hal ini di 1 Korintus 10.11 bahwa
Perjanjian Lama itu menjadi peringatan, pedoman, bagi kita semua. Di
sana tertulis hal-hal yang terjadi pada mereka yang hidup tidak sesuai
dengan ajaran Allah. Jika Anda mengira bisa menjalani hidup
berdasarkan ajaran Allah yang sudah diencerkan, lihatlah apa yang
terjadi dengan mereka!
'Keluaran' berarti kepergian. Allah berkata kepada bangsa Israel,
"Kalian akan mengikuti Aku keluar dari Mesir. Kalian harus
mengucapkan 'selamat tinggal' selama-lamanya bagi Mesir.
Meninggalkan segala-galanya di belakang." Orang-orang Israel jelas
tidak bisa membawa serta rumah mereka, sekalipun itu hanya gubuk
kecil. Akankah mereka membawa serta meja-kursi dalam perjalanan
melintasi padang gurun ini? Apakah mereka akan membawa serta kursi
kesayangan, warisan dari ayah dan kakek mereka? Tentu saja tidak!
Ketika meninggalkan Mesir, mereka harus mengucapkan selamat
tinggal kepada segala yang mereka pandang berharga di sana,
termasuk kebun sayur mereka (para budak juga boleh menggarap
kebun sayur untuk mereka sendiri). Tetapi, ternyata, yang paling
berharga buat mereka adalah bawang merah dan bawang putih, karena
selama perjalanan di padang gurun mereka merindukan aroma enak
kedua macam bawang ini! Di padang gurun mereka memang tidak
dapat menikmati bawang putih ataupun bawang merah lagi. Mereka
harus meninggalkan semua itu; mereka harus mengucapkan selamat
tinggal kepada semuanya. Di Lukas 14.33, Yesus memakai istilah
'mengucapkan selamat tinggal' bagi segala milik yang ada, yaitu
259 | C A H A Y A I N J I L
meninggalkan segala milik yang ada di belakang. Mengucapkan
selamat tinggal memiliki arti yang dinamis. Jika Anda tidak bergerak
meninggalkan sesuatu, Anda tidak perlu mengatakan selamat tinggal.
Akan tetapi jika Anda mengatakan selamat tinggal, itu berarti bahwa
Anda akan pergi. Ucapan selamat tinggal memuat pengertian suatu
perpindahan, berpindah meninggalkan sesuatu. Yesus berkata, "Kecuali
engkau mengucapkan selamat tinggal kepada segala milikmu, sama
seperti orang-orang Israel yang meninggalkan segala milik mereka di
Mesir, engkau tidak akan dapat menjadi muridku." Akan tetapi, tentu
saja, mereka tidak meninggalkan Mesir dengan telanjang. Tentunya
mereka pergi dengan berpakaian. Tetap ada barang-barang tertentu
yang tetap harus mereka bawa demi kelangsungan hidup mereka.
Yesus tidak ingin Anda tidur di jalanan dan menjadi tontonan orang
banyak. Kita keliru saat kita berpikir secara ekslusif tentang harta
benda. Kita mengucapkan selamat tinggal kepada seluruh cara hidup
kita yang lama yang terbelenggu kepada dosa. Ketika bangsa Israel
mengucapkan selamat tinggal kepada segala sesuatu yang mereka
miliki di Mesir, mereka tidak lagi berada di bawah kendali bangsa Mesir.
Ketika orang-orang Israel meninggalkan Mesir, mereka meninggalkan
segala jalan hidup mereka yang lama di Mesir. Itulah gambarannya.
Melepaskan diri: Mati bagi cara hidup yang mementingkan diri
sendiri
Kata 'keluaran/exodus' dipakai dengan membawa makna yang ganda di
dalam Perjanjian Baru. Ia dipakai saat menjelaskan kepergian bangsa
Israel dari Mesir, dan kata yang sama juga mempunyai arti kematian.
Ibrani 11.22 adalah satu contohnya, ayat ini memakai kata
'keluarnya/exodus' untuk merujuk kepada peristiwa kepergian bangsa
Israel dari Mesir. Kata yang sama (exodus) dipakai dalam menjelaskan
kematian Yesus di Lukas 9.31. Dan kata ini juga secara umum dipakai
untuk menggambarkan kematian orang-orang Kristen, Petrus memakai
kata 'exodus' dalam pengertian ini di 2 Petrus 1.15. Dengan demikian,
kata 'melepaskan diri' di Lukas 14.33 memiliki kaitan dengan kematian
karena kata Yunaninya memiliki arti 'mengucapkan selamat tinggal'
yang merujuk kepada 'exodus'.
Arti penting secara eksegetis dari semua ini adalah: keluar atau
kepergian dari Mesir itu merupakan simbol rohani bagi kematian kita
atas dunia ini. Demikianlah, di 1 Korintus 10.2, Paulus dengan sengaja
260 | C A H A Y A I N J I L
membandingkan baptisan dengan keluaran(exodus), dan di Roma 6.4,
baptisan itu dibandingkan dengan kematian. Bangsa Israel dibaptis ke
dalam Musa di Laut Merah (1 Korintus 10.2), artinya mereka yang
meninggalkan Mesir itu dibaptis ke dalam Perjanjian Lama dengan
menyeberangi Laut Merah, karena Musa mewakili Perjanjian Lama. Dan
mereka masuk ke dalam hidup yang baru di bawah kedaulatan Allah.
Ini poin yang sangat penting.
Dengan latar belakang gambaran seperti ini, bagaimana penerapannya
bagi kita? Apakah Anda mengucapkan selamat tinggal buat selama-
lamanya kepada hidup yang lama ketika Anda dibaptis, seperti yang
sudah dilakukan oleh orang-orang Israel ketika meninggalkan Mesir
dan dibaptis di Laut Merah? Jika tidak, Anda masih berada di bawah
level orang-orang Israel dari Perjanjian Lama, level Perjanjian Baru
masih terlalu jauh buat Anda! Apa yang sudah Anda tinggalkan ketika
Anda menjadi Kristen dan masuk ke dalam hidup yang baru di bawah
Allah dalam Perjanjian Baru? Apa yang sudah Anda tinggalkan? Dalam
sebagian besar kasus, mereka tidak meninggalkan apapun! Anda masih
bertahan di dalam jabatan Anda, Anda masih melanjutkan pendidikan
Anda, dan Anda juga tidak meninggalkan harta benda Anda. Lalu apa
yang sudah Anda tinggalkan? Orang-orang Israel, paling tidak, telah
meninggalkan harta bendanya. Sementara Anda tidak meninggalkan
apa-apa. Dan sekalipun Anda mungkin sudah meninggalkan pekerjaan,
kuliah mau pun harta benda Anda, tetapi Anda masih belum
meninggalkan hidup lama Anda, sebenarnya Anda tetap saja belum
meninggalkan apa-apa! Tidak heran jika Anda kalah jauh dibandingkan
dengan orang-orang dari Perjanjian Lama dalam hal kekuatan dan
semangat rohani, apalagi dengan orang-orang Perjanjian Baru!
Akhirnya, gagasan setiap orang Kristen dari Perjanjian Baru dapat lebih
besar dari Yohanes Pembaptis (lihat khotbah saya tentang Matius
11.11), jadi tinggal mimpi saja!
Mungkin ada beberapa pengajar di gereja-gereja yang memberitahu
Anda bahwa keselamatan itu adalah anugerah yang gratis, Anda tidak
perlu berkorban apa-apa. Namun apa yang dikatakan oleh Yesus akan
hal ini? Apakah kita tidak membutuhkan ajaran Yesus? Mungkin
mereka akan mengatakan bahwa pemuridan adalah Kekristenan pada
tingkat yang lebih tinggi, bahwa murid-murid adalah orang-orang elit di
kalangan Kristen. Ini adalah omong kosong yang luar biasa, jika kita
cocokkan dengan Alkitab, namun jika Anda ingin memelintir Firman
261 | C A H A Y A I N J I L
Allah, jika Anda ingin bermain-main dengan Firman Allah, Anda boleh
mengatakan hal yang seperti itu, asal ingat bahwa itu bukanlah ajaran
Alkitab! Setiap orang Kristen di dalam Alkitab adalah seorang murid
juga. Yang pertama kali mendapat sebutan sebagai orang Kristen, di
Antiokia, adalah para murid juga. Murid bukanlah orang Kristen kelas
atas. Janganlah kita menipu diri sendiri dengan memutar-balik Firman
Allah.
Setiap orang Israel, bukan hanya Musa, harus meninggalkan Mesir.
Mereka harus angkat kaki dan tidak kembali lagi. Mereka harus
meninggalkan pondok-pondok kecil mereka yang dibuat dari lumpur
kering. Bagi Anda, pondok seperti itu mungkin tidak ada artinya.
Namun bagi mereka itu adalah tempat kelahiran dan tempat bernaung
mereka. Pondok-pondok kecil itu sangat berharga buat mereka. Meja,
kursi, pisau, peralatan makan, dan segala yang tidak dapat diangkut
sangatlah berharga buat mereka, akan tetapi semua itu harus
ditinggalkan. Tentunya banyak dari antara mereka yang menangisi
perpisahan dengan segala harta benda itu. "Selamat tinggal kebunku
yang mungil dan juga pondok kecilku, sekalipun tidak besar nilainya,
tetapi kalian sangat berarti bagiku." Sesudah itu mereka segera
berangkat. Mereka harus pergi. Setiap orang Israel meninggalkan
segala hartanya di belakang kecuali pakaian yang melekat di badan,
dan beberapa barang yang mereka perlukan di perjalanan. Mereka
benar-benar meninggalkan segala miliknya.
Apa yang sudah Anda tinggalkan buat selama-lamanya? Tolong
beritahu saya, apa yang sudah Anda tinggalkan? Ada? Saya cenderung
berpikir bahwa bagi sebagian besar orang Kristen, jawaban yang jujur
adalah tidak ada yang mereka tinggalkan! Dan bagi beberapa yang
lainnya, sangat sedikit yang sudah ditinggalkan. Dan mereka bertanya-
tanya, "Mengapa Firman Tuhan tidak terwujud di dalam hidup saya?"
Yesus berkata, "Aku datang untuk memberi hidup yang
berkelimpahan." Dan Anda berkata, "Hidup saja saya tidak punya, apa
lagi berkelimpahan!" Bagaimana Anda dapat mengalami pimpinan Allah
di padang gurun sesudah pemisahan Laut Merah? Padang gurun adalah
tempat yang indah jika Allah ada bersama Anda di sana. Banyak orang
yang mengira bahwa pengembaraan bangsa Israel di padang gurun
adalah pengalaman yang mengerikan. Saya pikir tidak begitu. Padang
gurun adalah tempat yang mengerikan. Akan tetapi akan menjadi
tempat yang sangat indah jika Anda bersama Allah di sana! Dalam
262 | C A H A Y A I N J I L
perjalanan di padang gurun itu mereka mengikuti tiang api di malam
hari dan tiang awan di siang hari - jaminan keberadaan hadirat Allah
terlihat langsung oleh mata jasmani! Apakah Anda mengira bahwa itu
merupakan pengalaman yang mengerikan? Justru sangat
mengagumkan! Allah hadir memimpin di depan. Ketika bangsa itu
kehausan, air memancar keluar dari batu. Ketika mereka butuh
makanan, tersedia manna dan burung puyuh. Berjalan bersama Allah di
tengah padang gurun jelas merupakan pengalaman yang luar biasa.
Pemandangan padang gurun memang akan segera menciutkan nyali
Anda jika harus melintasinya sendirian, atau bahkan jika ditemani
banyak orang sekalipun. Namun bersama dengan Allah, seperti apa
rasanya padang gurun itu? Seperti surga itu sendiri! Taman Eden
sekalipun akan kalah dari padang gurun jika Allah hadir di padang
gurun.
Watak lama, ego mengubah padang gurun itu menjadi neraka di
bumi
Namun mengapa padang gurun yang luar biasa dengan adanya Hadirat
Allah itu menjadi tempat yang sangat mengerikan? Karena orang Israel
hanya meninggalkan harta milik mereka, uang mereka di Mesir,
sedangkan watak lamanya tetap ikut bersama mereka. Mereka
mengangkut keegoisan, semangat menggerutu dan sikap yang selalu
tidak puas ke padang gurun. Dan itu semua segera menghancurkan
pengalaman indah yang seharusnya mereka dapatkan bersama Allah di
padang gurun. Mereka membawa serta sikap lama yang mencelakakan
itu ke padang gurun, dan mengubahnya menjadi neraka. Dan
pengembaraan mereka yang seharusnya berlangsung kurang dari
setahun, akhirnya berubah menjadi 40 tahun!
Begitukah pengalaman kehidupan Kristen Anda? Jika Anda memang
sudah meninggalkan Mesir, saya katakan 'jika' karena saya tidak tahu
apakah Anda sudah melakukannya atau belum. Hanya Anda yang tahu
akan hal itu. Namun jika Anda memang sudah meninggalkan Mesir,
seperti apa kehidupan Kristen Anda sekarang? Apakah berupa padang
gurun yang gersang atau apakah hadirat Allah ada dan membuat
padang gurun dunia ini menjadi seperti Taman Eden? Apakah Anda
mengalami hadirat-Nya, tiang api dan tiang awan itu? Atau apakah
Anda selalu gagal di dalam setiap ujian yang diberikan-Nya? Orang-
orang Israel sebetulnya hanya perlu menunggu sedikit lagi sementara
263 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan menguji kesetiaan mereka. Ketika musuh menyerang, tidakkah
Allah membela mereka? Dan ketika mereka kehausan, tidakkah Ia
memberi mereka air? Apakah Anda selalu terantuk dan jatuh setiap kali
melewati batu-batu kecil dan selokan yang ada di padang gurun? Dan
apakah Anda seperti orang Israel yang berkata, "Mengapa Allah
membawa saya ke padang gurun ini?" Allah membawa orang-orang
Israel melintasi padang gurun karena Ia akan membawa mereka masuk
ke Tanah Perjanjian. Akan tetapi mereka segera lupa tujuan melintasi
padang gurun itu. Dan banyak orang Kristen sekarang ini yang
mengucapkan hal yang sama dengan orang-orang Israel itu ketika
mereka berhadapan dengan halangan dan kesulitan dan ujian.
Semangat menggerutu mereka tetap ada. "Mengapa Allah membawa
kita ke sini?" "Mengapa kita menjadi orang Kristen?" Pertanyaan yang
bagus! Mereka lupa arah tujuan mereka. Mereka kehilangan tujuan.
Mereka tidak tahu mengapa mereka harus berada di padang gurun dan
akibatnya mereka juga tidak dapat melihat bagaimana Allah akan
membuat padang gurun itu menjadi Taman Eden.
Sudahkah Anda mati?
Sudahkah Anda mati atau masih belum? Saya tidak dapat mewakili
Anda untuk menjawabnya. Namun Anda akan tahu sendiri jika Anda
memang sudah mati. Sudahkah Anda meninggalkan Mesir atau masih
belum? Sudahkah Anda meninggalkan dunia yang berada di bawah
kendali dosa dan Iblis, sang 'firaun' dari dunia ini? Jika Anda tidak tahu
apa jawaban bagi pertanyaan ini, saya tidak dapat memberkan Anda
jawaban, karena ini adalah hal yang harus Anda lakukan sendiri. Saya
tahu bahwa saya sudah meninggalkan ―Mesir‖ dunia ini. Bagaimana
dengan Anda? Tolong jangan katakan bahwa Anda tidak tahu apa
jawabannya, karena hal itu akan membuat saya mempersoalkan
kewarasan Anda, setidaknya di tingkat rohani. Jika ada orang Israel
bertanya, "Apakah saya di Mesir atau tidak di Mesir?" Maka saya akan
menduga bahwa orang ini mungkin tidak tahu tentang geografi, atau
mungkin juga ia sudah tidak waras. Saya akan berpikir, "Seharusnya
Anda tahu akan hal itu. Bagaimana mungkin Anda tidak tahu hal itu?"
Saya mohon kepada mereka yang akan dibaptis, tolong, jika Anda tidak
tahu apakah Anda sudah meninggalkan Mesir atau belum, janganlah
masuk ke Laut Merah. Karena sesudah Anda melewati Laut Merah,
suatu hari nanti Anda akan berkata, "Saya sudah melintasi Laut Merah,
264 | C A H A Y A I N J I L
tetapi sepertinya wilayah Mesir itu juga mencakup bagian di seberang
Laut Merah. Mungkin perbatasannya sudah bergeser jauh."
Kelihatannya ini merupakan keadaan yang dialami oleh sebagian besar
orang Kristen sekarang ini. Beberapa perkembangan baru telah terjadi
ketika mereka berjalan melintasi Laut Merah. Mesir telah menguasai
daerah di seberang semenanjung Laut Merah, seperti keadaan negara
itu sekarang ini. Jika Anda melintasi Laut Merah, maka Anda tetap
berada di wilayah Mesir sekarang ini. Kelihatannya dunia (wilayah dosa
dan Iblis) itu selalu memperluas diri, dan orang-orang Kristen selalu
terperangkap di dalamnya.
Mari kita rangkum dalam kesimpulan yang jelas. Mengucapkan selamat
tinggal berarti keluar dari, meninggalkan, berangkat, atau seperti
istilah Paulus, 'mati'. Jika kita berbicara tentang 'mati secara rohani',
jelas bahwa kita sedang berbicara dalam suatu perlambangan. Namun
walaupun ini adalah perlambangan, hal ini tidak mengurangi
kenyataannya. Roh tidak mungkin mati. Pada saat kita berbicara
tentang 'kematian', kita tidak memaksudkannya dalam pengertian
mati secara fisik. Anda tidak mengalami kematian fisik pada saat
dibaptis. Orang-orang yang mempercayakan saya untuk melakukan
baptisan tahu bahwa saya tidak membiarkan mereka tetap di dalam
air, kalau tidak tentunya Anda mungkin saja benar-benar mati secara
fisik. Namun paling tidak Anda bangkit (dari air) secara jasmani. Lalu
apa arti mati itu? Artinya Anda mati secara rohani. Mungkin akan lebih
jelas bagi Anda untuk memahami gambaran ini jika kita pakai
gambaran dari Keluaran di mana Anda mengucapkan 'selamat tinggal'
bagi Mesir. Anda melintasi Laut Merah dan segala kehidupan lama Anda
sekarang ditinggal di belakang; menjadi masa lalu. Inilah pengertian
baptisan menurut Paulus. Ia berkata di Galatia 6.14, "Tetapi aku sekali-
kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuan(Lord) kita Yesus
Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi
dunia." Bagi Paulus, baptisan sama dengan kematian. Ia tidak
berhubungan lagi dengan dunia. Kehidupan duniawi baginya sudah
berakhir. Sudah lewat! Ia juga berkata di Roma 6.4,13, "Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Dan janganlah kamu
menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai
265 | C A H A Y A I N J I L
sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah
sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.
Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk
menjadi senjata-senjata kebenaran."
Mati: mengucapkan selamat tinggal bagi segalanya - pekerjaan,
harta milik dan mentalitas
Apa yang terjadi ketika Anda mati? Baik dengan gambaran 'selamat
tinggal' maupun gambaran 'kematian', makna yang terkandung sama
saja. Pikirkan sendiri: jika Anda mati, apa yang akan terjadi?
Bagaimana dengan pekerjaan Anda? Uang yang Anda kumpulkan di
bank? Apa gunanya uang itu jika Anda mati? Pikirkanlah hal itu. Apa
yang akan terjadi dengan hubungan Anda dengan istri Anda? Apa yang
diperbuat oleh kematian terhadap hubungan itu? Apa yang akan terjadi
atas hubungan Anda dengan suami, anak-anak dan teman-teman
Anda? Apa yang akan terjadi dengan diri Anda? Kematian berarti
mengucapkan selamat tinggal dengan semua itu. Jadi 'selamat tinggal'
dan 'kematian' memiliki arti yang sama. Anda mengucapkan selamat
tinggal menjelang kematian, jika Anda punya cukup waktu untuk itu.
Namun entah Anda sempat mengatakan atau tidak, kematian tetap
berarti perpisahan. Dan jika Anda menerapkan hal ini ke dalam hidup
Anda, tanyakanlah lebih dahulu dengan teliti diri Anda sendiri, sebelum
menempuh baptisan: "Saya sedang melangkah untuk mati bagi
dunia, terhadap seluruh sistem yang menentang Allah. Saya
sedang mengucapkan selamat tinggal bagi semuanya - ayah,
ibu, sahabat, pekerjaan, profesi, masa depan saya di dunia ini,
kesombongan, keegoisan dan kepentingan pribadi saya. Ini
adalah perpisahan dengan semuanya. Apakah saya bersedia?"
Saya tegaskan, tidak ada yang boleh melangkah menuju baptisan
sebelum ia dengan jelas memahami pokok ini. Bacalah Galatia
6.14, Dalam salib Tuan(Lord) kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia
telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia - saya mati bagi dunia dan
dunia mati bagi saya. Berapa banyak orang Kristen yang sanggup
mengucapkan hal ini di dalam generasi kita, berapa banyak? Gereja
dipenuhi oleh orang-orang yang berkompromi dengan dunia. Mereka
melayani Allah dan mamon (termasuk berhala-berhala lainnya, barang
atau orang lain yang menggusur Allah dari hati mereka). Dan mereka
berpikir, "Ah, saya berhasil mendapat pilihan yang bagus! Saya
mendapatkan Allah, mamon dan berhala yang lainnya sekaligus!"
266 | C A H A Y A I N J I L
Namun akhirnya mereka justru tidak mendapatkan Allah, mamon
maupun berhala. Kapan Anda mau mengerti apa yang sedang
disampaikan oleh Yesus ini? Sampai kapan baru Anda mau mengerti?
"Engkau tidak akan dapat menjadi muridku jika belum mengucapkan
selamat tinggal bagi semuanya itu." Jadi, apa yang terjadi ketika
mengucapkan selamat tinggal atau mati? Tidak ada pekerjaan, tidak
ada profesi, tidak ada harta, Anda tidak lagi bisa berpikir dengan cara
biasanya, dan Anda tidak lagi mementingkan diri sendiri serta bertindak
semaunya sendiri. Tidak ada lagi yang tersisa buat Anda!
Ada sebuah kisah tentang seorang yang kaya raya dari keluarga
Borden di Boston (Amerika) yang menjadi Kristen. Pada suatu hari ia
melihat sebuah mobil mewah, dan ia mengagumi mobil itu, menurut
cerita, ia berkata pada diri sendiri, "Seandanya saja saya bisa membeli
mobil itu!" Nah, dia sendiri adalah seorang milyuner yang sangat kaya.
Ia mampu membeli mobil seperti itu sampai selusin! Namun apa yang
terjadi? Ia sudah 'mati' dan tidak lagi memiliki kekayaan itu. Semua
uangnya yang tersimpan di bank sudah tidak menjadi miliknya lagi. Ia
tidak dapat membeli mobil tersebut karena uang yang ada di bank
sudah bukan miliknya lagi. Ia hanya bertindak sebagai seorang
pelaksana kehendak Allah dan pengurus atas harta yang sedang dalam
proses untuk disingkirkan itu.
Teruslah melepaskan diri dari segala-galanya
Satu hal yang menarik adalah bahwa kata 'melepaskan diri' atau
'mengucapkan selamat tinggal' di dalam naskah sumbernya yang
berbahasa Yunani ditulis dalam present tense (bentuk kata kerja masa
sekarang), yang menunjukkan proses yang berkelanjutan. Yesus tidak
sekadar menyuruh Anda untuk mengatakan selamat tinggal bagi
segala-galanya hanya di dalam satu ketika saja, akan tetapi itu
merupakan tindakan memberi yang berkelanjutan. Kita disuruh
menjadi pengurus yang baik, jadi kita harus mengucapkan selamat
tinggal bagi segala milik kita secara bertahap, dengan persiapan yang
cukup, sama seperti orang-orang Israel harus mempersiapkan
keberangkatan mereka keluar dari Mesir.
Dan mengapa ditulis dalam present tense? Saya dapat melihat hikmat
Tuhan di sini. Sebagai contoh, misalnya saya sudah melepaskan
segala-galanya sekarang, namun kemudian tiba-tiba saya mendapat
267 | C A H A Y A I N J I L
warisan sebesar $100.000 dolar. Saya dapat saja mengatakan bahwa
saya sudah melepaskan uang saya di masa lalu, dan yang saya terima
sekarang ini tidak termasuk yang harus dilepaskan. Ini adalah bagian
yang tidak bisa dimasukkan dalam perhitungan pajak surgawi. Namun
kata 'melepaskan diri' atau 'mengucapkan selamat tinggal' yang ditulis
dalam present tense berarti terus menerus mengucapkan selamat
tinggal.
Wah! Tangan Tuhan sudah mencegat kemana pun kita mau
menghindar! Begitulah kecenderungan kita dalam berpikir, namun kita
salah jika berpikir seperti itu karena Tuhan bukanlah petugas pajak dari
surga yang sedang mengupayakan untuk memeras semua uang dari
dompet kita. Pemahaman seperti itu tidaklah benar. Yang dimaksudkan
adalah, "Barang-barang yang tidak berguna yang engkau bawa
serta keluar dari Mesir akan membinasakan kamu di padang
gurun."
Ketika saya masih bersekolah di Swiss (ayah saya bertugas di markas
PBB di Jenewa, sebelum markas itu berpindah ke New York), kami
sering bepergian selama beberapa hari dengan berjalan kaki. Jadi kami
senang membawa berbagai macam barang - kamera, obor, dan
perlengkapan lainnya. Akan tetapi guru kami biasanya berkata, "Jangan
membawa barang-barang seperti itu." Dan ketika kami tanyakan,
"Mengapa?" ia berkata, "Barang-barang yang terasa hanya setengah
kilogram sekarang ini akan terasa seberat lima kilo beberapa hari
kemudian." Murid-murid yang tidak peduli dengan peringatan itu,
belakangan sangat menyesali keputusan mereka. Pada awal
keberangkatan, beban sebuah kamera sama sekali tidak terasa. Satu
jam kemudian, tali penggantungnya terasa begitu menusuk di pundak.
Dua jam kemudian, kamera itu terasa seperti dua kilo beratnya, dan
dalam beberapa jam berikutnya, Anda sudah begitu muak dengan
kamera tersebut! Sungguh hal yang sangat menarik. Pak guru
memperingatkan, "Seiring dengan perjalanan nanti, apa yang
tampaknya tidak berat sama sekali, akan menjadi semakin berat di
sepanjang perjalanan." Dan itu jugalah alasan mengapa Allah berkata,
"Tinggalkan semuanya." Bayangkanlah, misalnya, seorang Israel
membawa serta kursi kesayangannya keluar dari Mesir ke padang
gurun. Pada hari-hari awal, kursi itu tidak menjadi beban buatnya.
Namun beberapa hari berikutnya, ia mulai merasakan betapa kursi itu
seperti menusuk pundaknya. Satu bulan kemudian, Anda boleh yakin
268 | C A H A Y A I N J I L
bahwa kursi itu telah menjadi kayu bakar, karena ia sudah muak harus
mengangkut kursi itu terus menerus. Kursi itu sudah berubah menjadi
beban. Ingatlah apa yang dikatakan dalam Ibrani 12.1, ...marilah kita
menanggalkan semua beban yang begitu merintangi kita, dan berlomba
dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Tinggalkan
semua itu. Karena dosa keserakahan, harta benda akan menjadi
sumber bencana.
Apakah mati itu terjadi dalam satu ketika atau secara bertahap?
Kita akan masuk ke satu poin final sebelum kita tutup. Bagaimana kita
akan memahami pertanyaan ini: Apakah mati itu terjadi secara
bertahap atau seketika? Apakah kita akan menghabiskan seluruh
kehidupan Kristen kita dalam kematian yang berkelanjutan bagi dosa-
dosa, sehingga kehidupan Kristen itu lebih berupa kematian ketimbang
kehidupan? Ataukah ini proses sekali mati untuk selamanya? Kita harus
menjawab pertanyaan ini dengan sangat hati-hati agar tidak salah
memahami Firman Allah.
Menurut Alkitab, manusia itu terdiri dari tubuh dan roh. Saya anjurkan
Anda untuk mempelajari konkordansi dan meneliti penjelasan di bawah
kata "roh", lihatlah seberapa sering kata ini mengacu kepada roh
manusia. Anda akan melihat bahwa roh manusia sangat sering dipakai
untuk merujuk pada manusia di dalam Alkitab. Di samping itu, kita
juga memiliki tubuh. Pembedaan ini sangatlah penting untuk dapat
memahami perkara kematian. Apanya yang mati ketika Paulus
berbicara, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam
salib Tuan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan
bagiku dan aku bagi dunia" (Gal.6.14)? Apakah tubuh Paulus
disalibkan? Tentu saja tidak. Tubuhnya tidak tergantung di salib. Lalu
apa yang disalibkan? Rohnyalah yang disalibkan. Ia mati bersama
Kristus secara rohani namun tubuhnya masih tetap hidup. Lalu, apakah
mati itu bersifat seketika? Memang bersifat seketika karena Anda
mengucapkan selamat tinggal secara tegas dan hanya sekali pada saat
dibaptis, yakni Anda mengucapkan selamat tinggal bagi dunia, mati
bagi dunia. Ini bukanlah suatu proses yang bertahap. Galatia 6.14
bukanlah suatu proses yang bertahap. "Aku telah disalibkan bagi
dunia", di dalam bentuk aorist di dalam bahasa Yunani berarti hanya
terjadi sekali untuk selamanya.
269 | C A H A Y A I N J I L
Akan tetapi tubuh tidaklah mati dan dengan demikian daging masih ada
bersama kita. Ini adalah apa yang Paulus sampaikan di Roma 7.17,
"dosa yang ada di dalam aku," yaitu di dalam tubuh ini. Mata air dosa
itu terdapat di dalam daging, jika saya boleh menyebutnya dengan
istilah "mata air", dan dia akan tetap ada bersama kita sampai tubuh
daging ini nanti mati juga. Jadi saya mati secara rohani sekali untuk
selamanya. Saya membuat komitmen dan itu adalah total. Akan tetapi
daging masih ada bersama saya, dan dosa itu masih berdiam di dalam
daging. Itu sebabnya mengapa Paulus berkata di Roma 8.13 bahwa
kita harus mematikan perbuatan daging. Jika kita terus mematikan
perbuatan daging dengan kuasa Allah di dalam Roh-Nya, dan bukan
dengan kekuatan kita, maka kita akan masuk dalam hidup. Akan tetapi
jika kita tidak mematikan perbuatan daging, kita akan mati. Itulah isi
Roma pasal 8.
Ia menyampaikan hal yang sama di dalam kolose 3.5, "Karena itu
matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi," yakni
mematikan daging. Jadi, di dalam kehidupan rohani, kematian itu
bersifat seketika dan tegas. Namun dari segi jasmani, tubuh ini masih
sangat siap untuk menanggapi godaan dan dosa, dan karena itu perlu
untuk dimatikan. Di Kolose 3.5 dan Roma 8.13, 'mematikan' ditulis
dalam present tense yang berarti suatu proses kematian yang
berkelanjutan. Lantas, kematian itu bersifat seketika atau bertahap? Ia
bersifat seketika dan terjadi hanya sekali di tingkat rohani akan
tetapi berkelanjutan di tingkat daging.
Mengalami kuasa Allah!
Tapi Anda mungkin bertanya, "Jika demikian halnya, kita ini
ditempatkan di mana?" Kita ditempatkan di dalam kemenangan, dan
inilah kemuliaannya. Mengapa? Karena menurut Alkitab, manusia
terutamanya terdiri dari roh. Ketika Paulus berkata, "Aku telah mati," ia
sedang menunjuk kepada rohnya. Saya adalah roh dan tubuh saya
adalah sesuatu yang ada bersama dengan saya. Di dalam Kitab Suci,
seseorang disamakan dengan rohnya. Ini berarti bahwa jika Anda
belum mati di dalam roh kepada 'diri', maka Anda tidak akan menang
menghadapi dosa karena dosa berdiam di dalam daging Anda;
selamanya Anda akan menjalani kehidupan yang kalah melawan dosa.
Akan tetapi jika diri Anda, roh Anda telah mati bersama dengan Kristus
(sudah secara total berkomitmen kepada Kristus dan telah
270 | C A H A Y A I N J I L
mengucapkan selamat tinggal buat selamanya kepada dunia dan
kehendak-diri), maka Anda akan hidup dalam kemenangan yang
berkelanjutan. Sekalipun dosa bermarkas di dalam daging dan secara
terus menerus dimatikan, Anda akan selalu menjalani hidup yang
berkemenangan. Anda akan memiliki hidup yang berkelimpahan.
Saudara-saudaraku, saya berkata dalam segala kerendahan hati,
karena memang hal ini bukan dari saya, bahwa saya sangat tidak
mengerti mengapa orang Kristen bisa hidup dalam kekalahan. Saya
tidak mengerti mengapa ada orang yang hidup dalam kekalahan.
Apakah saya sudah sempurna? Tentu saja tidak! Apakah hidup saya
berkemenangan? Puji syukur bagi Allah, ya, hidup saya
berkemenangan! Paulus berkata di 1 Korintus 15.57, "Tetapi syukur
kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh
Yesus Kristus, Tuan (Lord) kita." Itulah yang disebut hidup yang
berkelimpahan. Harap dipahami dengan baik-baik makna kata
'pengudusan'. Pengudusan atau kekudusan di dalam hidup Kristen
bukan berarti terhapusnya dosa-dosa, melainkan kemenangan atas
dosa. Kesalahan ini telah menimbulkan banyak kesulitan bagi mereka
yang memberitakan kekudusan. Saya ulangi sekali lagi. Kekudusan
tidak berarti terhapusnya dosa dari kehidupan seorang Kristen - kita
akan selalu memiliki dosa di dalam diri kita - kekudusan adalah
kemenangan atas dosa. Ini adalah janji Allah, seperti yang tertulis di
dalam Roma 8.2 dan di sepanjang Kitab Suci, bahwa kita tidak akan
lagi berada di bawah kuasa dosa di dalam hidup kita. Kita akan selalu
menang karena kita sudah mati bagi hidup yang lama dan menerima
hidup yang baru. Kita tidak dapat hidup di dalam kebangkitan itu jika
kita belum mati. Bukankah benar bahwa Anda tidak akan dibangkitkan
kecuali jika Anda sudah mati? Jika Anda sudah mati, Anda akan
mengalami kuasa kebangkitan. Sekalipun dosa akan tetap
bersarang di dalam daging, Anda akan secara progresif semakin
mematikan dosa di dalam daging dan mengalami kemenangan
yang terus menerus. Dan kemenangan itu tidak ada artinya tanpa
adanya perjuangan. Bagaimana mungkin Anda akan merayakan
kemenangan melainkan terdapat satu perjuangan? Justru karena kita
harus berperang melawan dosa dan daging maka kita akan mengalami
kenyataan dari kemenangan. Dan untuk dapat meraih kemenangan,
maka harus ada kuasa yang memberi kekuatan.
271 | C A H A Y A I N J I L
Mari saya sampaikan sekali lagi sebagai penutup, kuasa ini tidak akan
pernah Anda alami melainkan Anda sudah memenuhi firman dari
Yesus. Anda harus mengucapkan selamat tinggal bagi segala milik
Anda, bukan sekadar harta benda, namun seluruh manusia lama Anda
- sikap mental Anda yang berpusat pada diri sendiri dan mengikuti
kemauan sendiri. Jika Anda sudah meninggalkan semua ini, Anda akan
mengalami kuasa kebangkitan dari Allah.
Ada beberapa bagian penjelasan saya yang akan terasa sulit untuk
diipahami oleh orang-orang non-Kristen. Namun saya harap bagi Anda
yang masih belum mengenal Yesus, yang belum menjadi Kristen dan
dengan demikian belum mengetahui tentang peperangan rohani di
dalam kehidupan manusia secara pribadi, Anda mau bersabar
mendengarnya. Dan saya juga berharap agar Anda mau mengerti
bahwa saya tidak mau membuat janji-janji palsu bagi Anda yang non-
Kristen. Jika Anda menjadi Kristen, Anda akan mengalami kemenangan
dan kemuliaan di dalam kehidupan Kristen hanya jika Anda sudah
memenuhi apa yang Yesus sampaikan, "Katakan selamat tinggal
buat cara hidupmu yang lama, dan masuklah ke dalam
kesempurnaan Perjanjian Baru dengan segala kemuliaannya."
Saya mohon Anda memperhatikan baik-baik bahwa Kristus tidak akan
berdiam di dalam hidup Anda sampai Anda memenuhi perkataan
tersebut. Jika dengan kasih karunia Allah Anda telah melakukan hal
yang satu ini, Anda akan dapat segera mengalami, "Kristus tinggal di
dalam aku!" seperti yang tertulis di dalam Galatia 2.19,20. Iman yang
berkemenangan akan berkata: "Aku telah disalibkan dengan Kristus.
Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang
di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah
mengasihi aku dan menyerahkan diri-nya untuk aku."
Perumpamaan Tentang Kantong Kulit Yang Lama Dan
Yang Baru
Matius 9:14-17 - Disampaikan Oleh Pendeta Eric Chang
272 | C A H A Y A I N J I L
Pasal di Matius 9:14-17 ini merupakan suatu fasal yang sangat penting
di dalam pengajaran Yesus. Kita dapat melihat ini dari fakta bahwa
fasal ini diulang-ulangi di dalam Injil Matius, Markus dan Lukas. Mari
kita membaca fasal ini:
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata:
"Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu
tidak?"
Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai
laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi
waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada
waktu itulah mereka akan berpuasa.
Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada
baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik
baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru
tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian
kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong
itupun hancur.
Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru
pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Beberapa dari murid-murid Yohanes datang kepada murid-murid Yesus
dan berkata, "Mengapa kami berpuasa, dan orang Farisi juga berpuasa,
tetapi kamu tidak berpuasa?" Lalu Yesus menjawab, "Dapatkah
sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu
bersama mereka?"
Berpuasa mengungkapkan dukacita karena dosa. Berpuasa juga
berguna untuk mendisiplinkan diri terhadap dosa - yaitu, untuk
melawan dosa di dalam kehidupan kita. Berpuasa itu sangat berguna,
tetapi tidak pada waktu Yesus sedang bersekutu dengan murid-
muridnya. Yesus berkata, "Tetapi waktunya akan datang mempelai
itu (Yesus sendiri) diambil dari mereka (murid-muridnya) dan pada
waktu itulah mereka akan berpuasa." Dengan kata lain, Yesus berkata,
"Waktunya akan datang apabila aku tidak lagi bersama mereka secara
jasmani, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
273 | C A H A Y A I N J I L
Kemudian Yesus melanjutkan untuk berkata, "Tidak seorangpun
menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua,
karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu
makin besarlah koyaknya. Kain yang baru belum pernah susut, karena
itu apabila ditambalkan pada baju yang lama, kain yang baru itu akan
susut dan mengoyakkan yang lama. Begitu pula Anda tidak
menuangkan anggur baru ke dalam kantong yang lama karena anggur
yang baru meragi dan berkembang." Anda harus menyimpan anggur
yang baru ke dalam kantong yang baru karena kantong yang baru
masih segar dan lembut, dan masih dapat berkembang. Pada waktu
itu, mereka tidak menggunakan botol. Mereka menggunakan kulit
binatang untuk menyimpan air dan anggur. Karena itu apabila anggur
yang baru, yang masih berkembang tatkala meragi, diisikan ke dalam
kantong kulit yang baru, semuanya baik-baik saja. Tetapi jika Anda
menyimpan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, yang
telah menjadi keras dan tidak lagi fleksibel, apabila anggur yang baru
itu mengembang, ia akan menghancurkan kantong kulit itu."
Anda mungkin akan bertanya: mengapa suatu saat Yesus berbicara
tentang mempelai dan saat berikutnya berbicara tentang kain dan
anggur? Apa hubungannya satu dengan yang lain? Yesus menggunakan
bahasa kiasan tetapi apa pertaliannya di antara keduanya?
Saya selalu kagum akan pengajaran Yesus. Sebagaimana Anda tahu,
dua hal yang harus ada di dalam upacara perkawinan adalah baju baru
dan anggur baru. Anda tidak mengharapkan mempelai laki-laki atau
mempelai perempuan untuk datang ke perkawinan dengan pakaian
lama yang ditambal di sana sini. Pada setiap perkawinan, pasti ada
anggur, yang mengungkapkan rasa sukacita. Anda pasti masih ingat,
pada upacara perkawinan yang pertama kali dihadiri oleh Yesus di
Kana, mereka kekurangan anggur, dan Yesus menyediakan anggur
baru untuk mereka apabila ia mengubah air menjadi anggur.
Kalian yang pernah membaca buku tentang kebangkitan rohani di
Indonesia tahu bahwa mukjizat seperti ini masih terjadi. Allah tetap
sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Pada
waktu kebangkitan rohani di Indonesia, ribuan orang datang kepada
Tuhan, dan mereka dibaptiskan di dalam laut, dan begitu mereka ingin
mengadakan Perjamuan Kudus. Dapatkah Anda bayangkan lima atau
enam ribu orang mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus? Anda
274 | C A H A Y A I N J I L
membutuhkan roti yang banyak sekali, meskipun setiap orang hanya
mengambil sepotong yang kecil. Bagaimana dengan anggur? Mereka
tidak mendapatkan anggur merah. Dari mana anggur merah yang
mewakili darah Kristus itu harus datang? Dari mana mereka
mendapatkan anggur merah? Jadi mereka berkata, "Nah, kita akan
mengadakan Perjamuan Kudus sekarang, tetapi kita tidak bisa makan
roti dan minum air putih saja. Tetapi dari mana kita mendapatkan
anggur?"
Maka mereka berkumpul bersama dan berdoa kepada Tuhan, "Tuhan,
apa yang harus kami lakukan?" Salah seorang dari mereka yang
memiliki karunia bernubuat berkata, "Penuhkan kendi-kendi itu dengan
air." Lalu mereka berdoa selama setengah jam, dan apabila mereka
menuangkan airnya keluar, mereka mendapati anggur yang keluar. Air
telah berubah menjadi anggur merah. Hal ini terjadi bukan sekali, atau
dua kali atau tiga kali, tetapi saya percaya pada waktu laporan itu
ditulis, hal itu sudah terjadi lebih dari sepuluh kali. Buku itu ditulis oleh
seorang Jerman yang agak skeptis tentang kejadian-kejadian semacam
ini, sebagaimana kebiasaannya orang Jerman. Tetapi sesudah ia
menyaksikan kejadian-kejadian ini, ia menjadi malu dan direndahkan,
karena ia melihat dengan matanya sendiri. Yesus memang tetap sama
hari ini.
Tetapi pelajaran apa yang dapat ditarik dari peristiwa air berubah
menjadi anggur ini? Memang benar, tujuannya untuk menyediakan
anggur bagi orang-orang ini pada Perjamuan Kudus, tetapi lebih
penting adalah pelajaran bahwa Yesuslah yang mengubah kita. Itulah
sebabnya di dalam firman Tuhan, selalu disebutkan tentang anggur
baru. Mengapa anggur baru? Mengapa baju baru? Kuasa - itulah
intinya. Proses meragi digunakan untuk menunjukkan kepada kita
kuasa Injil. Untuk mengubah sesuatu, Anda membutuhkan kuasa.
Kain yang lama menunjuk kepada apa? Rasul Paulus berkata di Efesus
4:22 dan beberapa tempat yang lain bahwa kita harus menanggalkan
pakaian yang lama (yang melambangkan kehidupan yang lama) dan
mengenakan yang baru (yaitu, mengenakan Kristus). Dengan kata lain,
menjadi seorang Kristen bukan berarti menambalkan beberapa cerita
Injil kepada manusia lama itu; bukan berarti menambahkan sedikit
iman kepada karakter dan sifat Anda yang lama itu. Menjadi seorang
Kristen berarti suatu perubahan yang menyeluruh di mana Anda
275 | C A H A Y A I N J I L
menanggalkan yang lama dan mengenakan manusia yang baru. Justru
itulah yang dimaksudkan Paulus di 2 Korintus 5:15-17, menjadi
seorang Kristen berarti menjadi suatu ciptaan baru. Menjadi seorang
Kristen bukan menambahkan sedikit agama kepada manusia lama,
tetapi menjadi manusia yang baru. Melalui manusia baru inilah
kemuliaan dan kuasa Yesus diperlihatkan.
Yang mana lebih menakjubkan - mengubah air menjadi anggur, atau
mengubah seorang berdosa menjadi seorang kudus? kedua-duanya
mengherankan tetapi menurut saya mengubah seorang berdosa
menjadi seorang kudus jauh lebih berarti. Perubahan air menjadi
anggur dimaksudkan untuk mengacu kepada perkara yang jauh lebih
berarti dan lebih penting itu, yaitu perubahan seluruh karakter dan
kehidupan kita.
Ada yang hanya menghendaki Agama untuk merasa Bagus &
Aman
Jika Anda telah mengalami kuasa Allah yang mengubah kehidupan
Anda, Anda sedang dalam perjalanan untuk mengenal Dia. Menjadi
seorang Kristen tidak berarti menambahkan sedikit agama ke dalam
kehidupan Anda. Barangkali Anda berkata, "Nah, kehidupanku tidak
sempurna. Aku merasa sedikit kosong; aku ada satu lubang kecil di sini
dan satu lubang di sana, karena itu aku akan mengambil sedikit
Kekristenan dan menambal lubang-lubang itu." Yesus berkata, "Jangan
melakukan itu. Jika kamu melakukan itu, kamu akan bertambah buruk
pada akhirnya. Kamu akan bertambah terpuruk. Keadaan kamu yang
terakhir akan lebih buruk dari keadaan yang semula." Cobalah, dan
Anda akan tahu bahwa kata-kata Yesus ini adalah benar. Mereka
adalah orang-orang yang sesudah mendengar Injil, memilih apa yang
mereka suka dan menolak apa yang mereka tidak suka. Mereka
mengambil secarik Injil yang mereka sukai dan mereka berkata, "Aku
suka yang ini tetapi aku tidak suka bagian tentang komitmen total itu.
Aku tidak suka yang itu. Sedikit agama itu baik untuk aku tetapi jangan
terlalu banyak. Jika aku terlalu beragama, aku akan menjadi fanatik.
Nah, aku tidak mau menjadi fanatik!" Saya sudah mendengar banyak
orang yang berkata, "Adalah baik kalau ke gereja sekali seminggu."
Bagaimana kalau dua kali seminggu? "Ah tidak, dua kali terlalu
banyak."
276 | C A H A Y A I N J I L
Itulah alasannya mengapa gereja dipenuhi dengan pengemis. Jika Anda
melihat seseorang memakai pakaian yang ditambal di sana sini, apa
yang Anda pikirkan? Seorang pengemis! Entah pakaian Anda
berlubang-lubang entah ditambal-tambal, bagaimanapun Anda seorang
pengemis. Dan gereja penuh dengan pengemis. Mereka itu orang-
orang yang datang ke gereja dan berkata, "Bagian ini aku suka; aku
akan menerima yang ini. Bagian yang lain itu terlalu banyak, terlalu
keras untukku; aku tidak dapat menerimanya. Aku cukup menambal di
sini saja."
Ada yang bahkan Bermegah karena Iman mereka yang Tambal
Sulam
Ada juga yang sangat bermegah karena pakaian mereka yang tambal
sulam itu. Mereka berkata itulah gaya yang paling baru. Umpamanya
apabila Anda pergi ke toko-toko pakaian, Anda akan menemukan
beberapa jaket dan celana panjang yang ditambal di sana sini, dan
model yang begini jauh lebih mahal dari model yang tak ditambal-
tambal. Pernah sekali saya bertanya kepada pelayan toko, "Mengapa
pakaian ini ditambal-tambal? Mengapa begitu mahal? Dan di bagian
bawahnya, benang-benangnya sudah lepas dari hujung celana itu.
Bagaimana kamu bisa menjual barang-loak ini lebih mahal dari yang
baru?" Jawabannya ialah, "Ini bukan barang-loak; ini baru." Lalu saya
bertanya, "Mengapa ditambal-tambal?" Ia berkata, "Itulah gaya paling
baru." Lalu saya bertanya, "Mengapa lebih mahal sedangkan sudah
ditambal-tambal?" Katanya, "Nah, kamu harus membayar tenaga
kerjanya. Tenaga kerja sangat mahal pada masa sekarang. Jauh lebih
banyak tenaga kerja dibutuhkan untuk menjahit potongan-potongan
kain itu kembali. Sesudah dijahit kembali, masih harus melepaskan
benang dengan tangan agar kelihatan terkoyak."
Dunia ini benar-benar sudah terbalik. Anda harus membayar lebih
untuk kain buruk daripada pakaian yang bagus. Anda harus membayar
toko-toko itu untuk mengoyak-goyakkan celana Anda. Tetapi terdapat
begitu banyak orang Kristen di dalam gereja yang berbangga karena
iman mereka yang tambal sulam itu. Mereka bahkan berpikir mereka
tampak bagus. Dan kadang-kadang mereka merasakan bahwa celana
mereka belum cukup kotor, lalu mereka menggosok-gosoknya supaya
kelihatan lebih kotor. Mereka pikir celana mereka tampak lebih bagus
begitu.
277 | C A H A Y A I N J I L
Jangan Memilih-milih bagian yang kita mau
Kalau Anda ingin menjadi seorang Kristen yang sejati, janganlah hanya
mengutip dan memilih-milih bagian Injil yang sesuai dengan selera
Anda. Pada permulaannya, barangkali Anda berpikir celana Anda
tampak bagus; Anda menyukai tambalan itu. Akan tetapi apabila hujan
turun, Anda akan mengalami masalah. Tambalan itu kelihatan bagus
sehingga hujan turun. Apabila celana Anda mulai kering, apa terjadi
kepada tambalan itu? Kain yang belum susut itu akan mulai susut dan
mencabik-cabik Anda. Itulah sebabnya mengapa terdapat begitu
banyak korban di dalam gereja masa kini. Banyak orang pergi ke
gereja yang suka mengutip dan memilih apa yang ingin mereka
dengar, dan dalam masa dua atau tiga tahun, mereka menjadi bingung
dan akan tercabik-cabik secara rohani.
Anda harus memilih antara mengenakan seluruh pakaian keselamatan
atau tidak mengenakannya sama sekali. Alasannya adalah karena
terdapat kuasa di dalam Injil - bahkan secarik kecil yang Anda
keluarkan mempunyai kuasa. Kuasa itu cukup untuk membinasakan,
dan membuat manusia lama Anda sengsara. Orang Kristen 'satu-suku
atau tiga-suku' semacam ini akan merasa tidak nyaman dengan
berjalannya waktu. Saya pernah melihat beberapa orang yang
melakukan hal seperti ini dan mereka sedang menuai hasilnya. Pada
tahap itu, kadang-kadang sudah sangat sulit untuk menolong mereka
lagi. Injil sangat berkuasa dan sebaiknya Anda jangan bermain-main
dengannya. Sekalipun Anda mengambil sedikit darinya dan berkata,
"Sedikit ini tidak akan menyakiti aku. Jika aku mengambil terlalu
banyak, aku akan menjadi seorang fanatik. Aku akan mengambil
secarik yang kecil ini; tidak mungkin menyakiti aku." Biar saya katakan
kepada Anda, Injil sangat kuat kuasanya. Secarik yang kecil itu akan
menyebabkan Anda merasa sangat tidak nyaman. Jadi Yesus berkata,
"Kamu tidak bisa menerima keselamatan yang aku berikan sedikit demi
sedikit. Entah kamu menerima semuanya, atau jangan mengambil apa-
apa sama sekali."
Prinsip yang sama berlaku untuk kantong kulit itu. Ada banyak ayat-
ayat Perjanjian Lama mengenai pakaian yang melambangkan
kehidupan manusia. Ayat-ayat itu termasuk Yesaya 50:9, 51:8, 61:10
dan Mazmur 102:26. Dalam ayat-ayat ini, pakaian (atau baju) mewakili
kehidupan manusia.
278 | C A H A Y A I N J I L
Dari ayat-ayat ini, saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa
seringkali apabila Anda mempelajari pengajaran Tuhan dan tidak
mengertinya, itu karena Anda tidak mengerti Perjanjian Lama.
Prinsipnya ialah: Jika Anda menemukan sesuatu yang tidak Anda
mengerti, carilah di dalam Perjanjian Lama dan hal itu akan dijelaskan
kepada Anda di situ. Jika Anda tidak mengerti apa yang diwakili oleh
pakaian atau kantong kulit, maka carilah di dalam Perjanjian Lama dan
di situ Anda akan menemukan penjelasannya.
Di Ayub 32:19, kita mendapati bahwa hati manusia digambarkan
sebagai kantong kulit: Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang
tidak mendapat jalan hawa, seperti kirbat baru (atau, kantong kulit)
yang akan meletup. Di Mazmur 119:83, pemazmur menggambarkan
dirinya seperti kirbat (atau, kantong kulit) yang diasapi. Di Yeremia
13:12, penduduk Yerusalem dibandingkan dengan kantong kulit.
Anda tidak bisa mengambil anggur baru Injil dan diisikan ke dalam
kehidupan Anda yang lama karena anggur baru itu penuh kuasa;
apabila ia mengembang, ia akan meletupkan seluruh kehidupan yang
lama. Injil akan mengoyak habis kehidupan Anda yang lama.
Kehidupan yang lama dan Injil tidak dapat berjalan bersama-sama.
Dengan kata lain, Anda tidak dapat hidup di dalam dosa dan masih
percaya pada Injil. Tidak akan berhasil. Anda tidak dapat menjalankan
suatu kehidupan yang mementingkan diri, yang sombong, yang egois
dan masih berharap untuk percaya kepada Injil. Mereka tidak sepadan.
Hanya apabila Anda siap untuk berkata, "Tuhan, ubahlah aku
sepenuhnya. Aku akan menanggalkan dosa-dosaku; aku akan
menanggalkan kehidupanku yang lama." Hanya sesudah itu Anda dapat
menerima anggur baru Injil.
Apabila saya memberitakan Injil, saya tidak berbicara tentang agama;
saya berbicara tentang kuasa Allah. Saya tidak meminta Anda untuk
lebih giat beragama. Saya juga tidak meminta Anda memeluk suatu
agama atau menjadi saleh dan kudus di luar. Injil ialah kuasa Allah
yang menyelamatkan. Anda tidak dapat menyelamatkan diri Anda,
tetapi Allah dapat menyelamatkan Anda. Sesudah Anda mengalami
kuasa-Nya, Anda akan mengerti apa yang sedang kita bicarakan.
Di dalam Alkitab, pakaian baru melambangkan sukacita. Di Negeri
Tiongkok, pada perayaan Imlek, kami semua mengenakan pakaian
279 | C A H A Y A I N J I L
baru. Semua anak-anak kecil memakai pakaian baru. Mereka tidak
banyak berlari ke mana-mana karena takut mengotorkan pakaian baru
mereka. Itulah satu-satunya waktu mereka berkelakuan baik. Dan
mengapa mereka begitu bersukacita? Karena itu adalah tahun yang
baru!
Anggur juga melambangkan sukacita di dalam Alkitab. Tatkala Roh
Kudus masuk ke dalam kehidupan Anda, Anda akan mengenal apa itu
sukacita. Sebelum saya mengenal Tuhan, saya tidak pernah
mengetahui apa itu sukacita. Saya tidak mengerti apa itu sukacita.
Setiap hari saya bertanya, "Apa artinya kehidupan ini? Begitu tidak
berarti!" Sepanjang masa kanak-kanak saya, saya dibesarkan di
tengah-tengah penderitaan. Kenangan pertama tentang masa kanak-
kanak saya di Negeri Tiongkok adalah peperangan; peperangan antara
Jepang dan Tiongkok. Terjadinya begitu banyak penderitaan. Banyak
keluarga dipisahkan. Bapa saya meninggalkan kami untuk melawan
orang Jepang. Ibu saya dan saya menangis ketika kami melihatnya
harus berangkat ke medan pertempuran, tanpa mengetahui apakah
kami akan melihatnya lagi, atau entah kapan kami akan melihatnya
lagi. Ternyata saat ia kembali, saya tidak dapat mengenalnya lagi
karena saya terlalu muda saat ia pergi. Lima tahun adalah waktu yang
lama. Saya tidak pernah menikmati kehidupan kekeluargaan karena
peperangan itu.
Kemudian, tidak lama sesudah berakhirnya Perang Jepang, terjadi pula
perang saudara di Negeri Tiongkok - kali ini pihak Nationalist berperang
melawan pihak Komunis. Sekali lagi terjadinya kesengsaraan di mana-
mana. Tidak cukup makanan, tidak cukup segala sesuatu. Setiap hari
Anda melihat pengungsi di jalan-jalan, dan mereka sedang menderita.
Banyak kali saya melihat mayat-mayat terlantar di mana-mana - entah
terbunuh dalam perang atau membunuh diri karena tidak tahan lagi.
Saya dibesarkan dalam lingkungan perang, dan jika Anda bertanya
kepada saya, "Apa itu sukacita?" Saya tidak tahu. Saya tidak ada
gambaran sama sekali.
Salah satu kesan yang paling mendalam dalam benak saya adalah pada
waktu saya berdiri di luar apartemen dan melihat pesawat-pesawat
datang. Saya melihat bom-bom dijatuhkan di depan mata saya dan tiga
ribu jiwa terbunuh - tiga ribu jiwa yang telah begitu banyak menderita,
tiga ribu jiwa yang tidak tahu apa-apa tentang peperangan itu. Yang
280 | C A H A Y A I N J I L
mereka inginkan adalah suatu kehidupan yang tenteram. Jika Anda
bertanya kepada saya, "Ada apa yang memberikan kebahagiaan?" Saya
tidak dapat menjawab Anda. Apakah artinya kehidupan ini? Mengapa
kita perlu saling membunuh? Mengapa orang-orang malang yang tidak
cukup makan ini harus mati karena dibom? Kalau tidak mati pun,
mereka menjadi pincang atau buta. Tidakkah mereka sudah cukup
susah menjalani kehidupan ini apa adanya?
Kali pertama saya mengerti apa yang menyebabkan semua kekacauan
ini adalah pada saat saya mengerti Injil oleh anugerah Tuhan. Dosalah
yang menyebabkan manusia berkelakuan seperti ini. Dunia ini tidak
akan menjadi lebih baik sebelum dosa disingkirkan. Tetapi dosa begitu
berkuasa. Bagaimana mungkin kita dapat melawan dosa? Kita semua
adalah hamba-hamba dosa, dan ini termasuk pemimpin-pemimpin
dunia ini. Bagaimana mungkin mereka dapat menyeret diri mereka
keluar dari dosa? Anda bisa duduk di PBB dan merundingkan cara-cara
untuk memecahkan permasalahan dunia tetapi Anda tidak akan dapat
memecahkan persoalan dosa! Itulah sebabnya mengapa akan selalu
ada peperangan di dunia ini selama masih ada manusia. Itulah alasan
mengapa setiap hari ada perampokan, pembunuhan dan pemerkosaan.
Hal-hal ini akan terus terjadi selama masih ada manusia. Dan hanya
setelah manusia diselamatkan dari dosa, dan menjadi manusia baru
oleh kuasa Allah, barulah akan ada perubahan. Hanya kuasa Allah
dapat mengubah kejahatan di dalam manusia.
Saya tidak mengerti mengapa beberapa orang mengatakan hal-hal
yang buruk tentang apa yang saya ajarkan dari Firman Allah. Mereka
menuduh saya memberitakan keselamatan oleh perbuatan. Allah
menjadi saksi saya - kapan saya mengajarkan hal seperti itu?
Bagaimana Anda dapat menyelamatkan diri Anda dari dosa oleh
perbuatan? Tidak mungkin Anda dapat berbuat seperti itu. Tidak ada
orang waras yang akan memberitakan Injil seperti itu. Itu bukan Injil
namanya. Hanya kuasa Allah yang dapat menyelamatkan kita. Saya
merayu kepada setiap orang untuk mengalami kuasa dari Allah. Lalu
Anda akan mengenal kemuliaan Tuhan yang telah kita bicarakan
selama ini. Itulah langkah yang pertama. Tanpa langkah yang pertama
itu, Anda tidak akan pernah mengenal apa-apa lagi tentang Dia.
Kemudian Anda akan mengalami sukacita anggur yang baru. Anda bisa
tersenyum di tengah-tengah badai. Apakah Anda takut akan sesuatu?
281 | C A H A Y A I N J I L
Saya tidak takut akan suatu apapun karena Tuhan saya adalah Tuhan
langit dan bumi. Anda akan mengenal sukacita karena pakaian baru itu,
pakaian keselamatan yang Allah berikan cuma-cuma kepada Anda
karena Anda tidak mampu membelinya sendiri. Ia memberikan secara
cuma-cuma anggur baru itu. Anda tidak dapat menghasilkan anggur itu
sendiri. Lalu Anda akan mengalami apa itu sukacita.
Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih
Matius 13:18-23 (Lihat juga Lukas 8:4-8, 11-15) - Khotbah oleh
Pendeta Eric Chang
Perumpamaan Dasar
Di pesan ini, kita akan melihat apa yang ingin disampaikan oleh Yesus
melalui perumpamaan. Yesus banyak mengajar dengan memakai
perumpamaan-perumpamaan. Dengan bersandar pada kasih karunia
Tuhan, saya akan membahas setiap perumpamaan-perumpamaan
tersebut secara sistematis.
Kita akan memulai dengan perumpamaan yang disebut sebagai
Perumpamaan Dasar: yaitu Perumpamaan tentang Seorang Penabur.
Perumpamaan ini sangatlah kaya makna. Di Lukas pasal 8, dari ayat 4
sampai 8 merupakan isi dari perumpamaan tersebut, sedangkan ayat
11-15 adalah bagian penjelasannya. Ini adalah satu-satunya
perumpamaan di mana Yesus memberikan penjelasan langsung. Lewat
penjelasan itu, Yesus sedang mengajarkan para murid cara untuk
memahami perumpamaan. Mari kita baca perumpamaan di Lukas 8:4-
8:
Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-
orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus,
berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: "Adalah seorang penabur
keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur,
sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan
burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh
di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering
karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak
282 | C A H A Y A I N J I L
duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya
sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah
tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus
berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia
mendengar!"
Yesus sendiri memberi penjelasan di ayat 11-15. Dan penjelasannya
adalah sebagai berikut:
Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di
pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian
datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka,
supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah
yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka
percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman
itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh
kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka
tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik
itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya
dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Berdasarkan Markus 4:13, kita tahu bahwa ini adalah perumpamaan
foundasi karena Yesus berkata, "Tidakkah kamu mengerti
perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami
semua perumpamaan yang lain?"
Apa yang dibicarakan di dalam perumpamaan ini? Yesus berbicara
tentang seorang penabur yang sedang menaburkan benih. Ini adalah
gambaran yang sangat umum di daerah-daerah pertanian. Pada saat
seorang petani menaburkan benih, ia menghamburkannya begitu saja.
Tergantung di dadanya, adalah sebuah kantong yang digantung
melingkari bahunya, lalu ia mengambil segenggam benih dan
menebarkannya dengan agak melingkar. Ia berjalan menyusuri ladang
sambil menaburkan benih.
Pada saat benih ditabur, beberapa benih akan jatuh ke tanah yang
keras, misalnya di pematang yang merupakan tanah yang mengeras,
karena merupakan jalur umum yang melintasi ladang, dan sering
283 | C A H A Y A I N J I L
diinjak-injak oleh orang yang lalu-lalang. Benih yang jatuh di tanah
yang keras (seperti pematang itu), jelas tidak akan dapat masuk ke
dalam tanah; mereka tetap tinggal di permukaan. Dan selalunya di
mana ada petani menabur benih, pasti akan ada sekawanan burung,
yang menunggu kesempatan untuk memakan benih yang tertinggal di
permukaan. Jadi, bagi benih-benih yang jatuh di pematang, burung-
burung akan datang dan mengambilnya - benih yang bisa dijangkau
oleh burung-burung tersebut.
Lalu Yesus berkata bahwa ada lagi benih yang jatuh ke tanah yang
dangkal. Ketika hujan turun dan tanah itu mulai membungkus benih
tersebut, benih itu akan bertumbuh dengan sangat cepat. Benih itu
sepertinya bertumbuh dengan sangat baik dan bahkan menunjukkan
pertumbuhan yang luar biasa. Akan tetapi sesudah beberapa waktu,
akar itu segera tertahan oleh bebatuan di lapisan bawah. Ada batas
sejauh mana akar itu bisa menjalar. Ketika akar menyentuh lapisan
batu, pertumbuhannya terbantut. Karena dibatasi oleh bebatuan, akar
itu tidak dapat masuk lebih jauh untuk mendapatkan air dan akan
mulai layu. Tanaman itu akhirnya mati karena kekurangan air.
Ada lagi yang jatuh di tanah yang memungkinkan pertumbuhan, akan
tetapi lahannya tidak murni. Tanah ini berisi berbagai macam benih,
beragam akar dan beragam tumbuhan. Berbagai macam benih
tumbuhan ini tidak kelihatan pada awalnya, tapi mereka lalu tumbuh
bersama-sama dengan benih gandum itu dan menjepitnya. Pada waktu
menabur, Anda tidak melihat adanya semak atau tumbuhan yang lain
di sana. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, mereka mulai tumbuh
bersama dengan benih gandum. Kemudian akar semak duri itu
membelit akar gandum yang masih muda ini dan menjepitnya sehingga
tanaman gandum ini tidak mendapat asupan gizi yang dibutuhkannya.
Akhirnya gandum yang baru tumbuh ini juga mati.
Tanah Menggambarkan Hati Manusia
Benih-benih ini dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari tiga kategori atau tiga tipe. Jadi ada dua
kelompok dan tiga tipe dalam setiap kelompok. Setiap tipe di dalam
masing-masing kelompok memiliki perbedaan yang cukup nyata. Tidak
semua orang yang tidak percaya dapat dianggap sama rata, dan tidak
semua orang percaya dapat disama-ratakan pula. Kita tidak boleh
284 | C A H A Y A I N J I L
membayangkan bahwa semua orang non-Kristen memiliki kondisi hati
yang sama, memiliki kerohanian yang sama rata. Mereka masing-
masing memiliki perbedaan dalam menanggapi berita Injil.
Seperti apa ketiga tipe di dalam kelompok yang pertama? Kelompok
yang pertama adalah mereka yang tidak diselamatkan. Mereka sering
disebut sebagai orang yang tidak percaya. Akan tetapi pernyataan ini
kurang tepat, karena pada kenyataannya, hanya satu kategori dari
kelompok yang 'tidak diselamatkan' ini yang benar-benar tidak
percaya, sedangkan dua kategori atau dua tipe yang lain adalah orang-
orang percaya.
Kunci untuk Memahami Perumpamaan
Tipe yang pertama dari kelompok yang tidak diselamatkan adalah
orang-orang yang hatinya mengeras. Kunci pemahaman perumpamaan
ini sebenarnya sangat sederhana. Pertama, benih itu adalah Firman
Allah. Orang yang mengabarkan Firman Allah adalah penaburnya.
Setiap kali Anda memberi kesaksian demi Kristus atau mengabarkan
Firman Allah, maka Anda sedang menabur benih. Penabur yang
pertama adalah Yesus sendiri, namun sesudah itu, kita semua yang
mengabarkan Injil adalah penabur. Itu sebabnya para murid juga
disebut sebagai penabur benih di Matius 10. Tugas mereka adalah
menabur benih.
Benih adalah Firman Allah, atau disebut juga sebagai Firman Kerajaan
Allah atau Firman tentang Kerajaan Sorga (Matius 13:19). Kata
'kerajaan' berarti pemerintahan, pengaturan atau kehendak Allah.
Kerajaan Allah terletak di setiap tempat di mana kehendak Allah
dijalankan. "Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu." Itu sebabnya
mengapa kata 'kerajaan' dan 'kehendak' memiliki makna yang sama
karena kerajaan Allah berada di setiap tempat di mana kehendakNya
dijalankan. Firman tentang Kerajaan Sorga adalah pesan yang berisi
panggilan kepada setiap orang untuk menyerahkan hidupnya kepada
Allah.
Setiap pengajar yang tidak menjadikan hal ini sebagai pokok utama,
yang tidak mengajarkan bahwa setiap orang Kristen sejati adalah orang
yang hidup di bawah kehendak Allah, berarti tidak sedang mengajarkan
Firman Allah dengan sejujurnya. Jika kita mengabarkan keselamatan
285 | C A H A Y A I N J I L
hanya dengan mengatakan, "Datanglah kepada Yesus untuk menerima
damai sejahtera dan sukacita", maka tindakan itu bukanlah
mengabarkan Firman Allah. Pertama-tama kita harus mengatakan,
"Datanglah dan hiduplah di bawah pemerintahan Allah, di bawah
kehendak Allah. Biarkan Allah yang menjadi Raja dalam kehidupan
Anda! Biarlah Yesus menjadi Tuan dan Penguasa dalam hidup Anda!"
Itulah yang disebut mengabarkan Injil. Jika Anda hidup seperti itu,
maka akan ada damai sejahtera dan sukacita di dalam hati. Dan akan
ada juga penindasan, penganiayaan dan penderitaan, sebagaimana
yang akan kita lihat nanti. Setiap pengkhotbah yang tidak
menyebutkan hal ini sangat tidak layak untuk mengabarkan Injil
karena ia tidak mengabarkan Injil sebagaimana yang dimaksudkan oleh
Yesus. Kita dipanggil bukan untuk menjual permen. Kita dipanggil
bukan untuk menjual manisan. Kita dipanggil untuk mengabarkan
kebenaran, bukan untuk mengatakan hal-hal yang ingin didengarkan
oleh orang-orang, melainkan untuk mengatakan kebenaran kepada
mereka. Seorang dokter seringkali harus menyampaikan kebenaran
kepada pasiennya. Anda mungkin tidak suka mendengarkannya, akan
tetapi itulah kebenaran. Tidak ada orang yang senang diberitahu bahwa
ia berada dalam keadaan sakit yang parah. Jadi kita dapat melihat di
sini bahwa mengabarkan Firman Allah berarti mengabarkan kerajaan
Allah, kehidupan di bawah kedaulatanNya dan hidup di bawah
pemerintahanNya. Tidak ada orang yang layak menjadi Kristen yang
belum menyerahkan kehidupannya kepada Yesus sang Raja.
Itulah yang disebut sebagai Firman Allah, dan si penabur adalah orang
yang mengabarkan hal itu. Sebagai pendahulu, Yesus menjadi penabur
yang pertama, dan selanjutnya kitalah yang melakukannya. Setiap kali
Anda bersaksi kepada teman, setiap kali Anda berbicara tentang Firman
Allah kepada orang lain, itu berarti Anda sedang menabur benih.
Jika benih adalah Firman Allah, dan penabur adalah orang yang
mengabarkannya, lalu apa arti tanah? Tanah, yang menerima benih,
sebagaimana yang dijelaskan oleh Yesus, adalah hati. Hati seseorang
digambarkan seperti tanah, tempat benih ditabur. Hal ini dapat dilihat
di Matius 13:19. Benih ditaburkan ke dalam hati seseorang. Ini berarti
bahwa berbagai macam tanah yang digambarkan di dalam
perumpamaan ini merupakan gambaran dari berbagai macam sikap
hati.
286 | C A H A Y A I N J I L
Tipe pertama - Orang yang Menolak Injil
Sekarang kita mulai membahas 3 tipe orang yang tidak diselamatkan -
dan kita akan membahas fakta-fakta yang membedakan ketiganya.
Tipe yang pertama adalah mereka yang digambarkan seperti pematang
di mana benih itu jatuh tetapi tidak dapat memasukinya, karena tanah
pematang itu keras. Ini menggambarkan jenis orang yang hatinya
sudah dikeraskan sepenuhnya terhadap Allah. Anda sampaikan Injil
kepada orang ini dan pesan itu akan berlalu seperti air yang
menggelincir di punggung bebek. Anda seperti menabur di atas batu
karang. Tidak ada hasilnya. Benih itu tidak dapat masuk ke dalam
tanah. Orang seperti ini, hatinya sudah keras sepenuhnya; mereka
sama sekali tidak ingin berurusan dengan Injil. Hati mereka mengeras
terhadap Injil. Mereka tidak ingin mendengarkan Firman Allah. Atau
jika mendengar sekalipun, hanya untuk mencemoohkannya, untuk
kemudian menolaknya. Mereka menginjak-injak Injil di bawah kaki
mereka. Dalam hal ini, Injil benar-benar tidak dapat masuk ke dalam
hati mereka. Mereka tidak percaya sama sekali.
Tipe Kedua - 'Orang Percaya' yang Dangkal
Tipe kedua di dalam kelompok yang tidak diselamatkan ini sangatlah
berbeda. Hati mereka, di permukaannya, sangat tanggap terhadap
Injil. Yesus menggambarkan keadaan hatinya seperti tanah subur yang
dangkal dengan lapisan batu di bawahnya. Ini adalah jenis orang yang
dapat dikatakan memiliki keyakinan yang dangkal. Dan orang-orang
semacam ini selalu menjadi masalah besar bagi gereja, akan tetapi
mereka malah menjadi kesukaan para penginjil, karena mereka adalah
orang-orang yang cepat tanggap. Mereka adalah orang-orang yang
cepat mengangkat tangannya dalam setiap KKR. Mereka sepertinya
tidak mengalami pergumulan yang berarti dalam menanggapi Injil.
Seperti yang disampaikan dalam Alkitab, mereka menerima Firman
Allah "dengan gembira". Mereka dengan senang hati menerima Firman.
Ayat 13 berkata: "Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah
orang, yang setelah mendengar firman itu." Demikianlah Firman Allah -
"menerimanya dengan gembira," akan tetapi mereka tidak berakar.
Mereka tidak memiliki kedalaman. Penjelasan ini dapat dilihat dengan
sangat jelas di Matius 13:5 dalam ungkapan "tanahnya tipis".
287 | C A H A Y A I N J I L
Anda sampaikan Injil kepada mereka, mereka menerima hal itu dengan
senang hati, dan berkata, "Haleluyah! Ini luar biasa. Oh, sangat luar
biasa." Jika Anda berkata, "Setiap orang yang sudah memutuskan
untuk menerima Yesus, angkatlah tangan Anda", maka tangan mereka
akan melesat seperti roket. Mereka adalah orang-orang yang segera
meluncur ke depan. Mereka adalah orang-orang yang selalu hadir
dalam KKR. Tentu saja, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa
setiap orang yang mengacungkan tangannya dalam sebuah KKR
termasuk ke dalam kategori ini. Ada juga orang yang mengacungkan
tangannya dan memang benar-benar mengasihi Tuhan, dan yang
benar-benar memiliki kedalaman. Mereka tetap setia di dalam Tuhan
sampai pada akhirnya. Kita tidak boleh mengabaikan keberadaan
mereka.
Saya sering melihat orang yang datang kepada Tuhan dengan air mata,
dengan ketakutan dan kesungguhan. Orang-orang seperti ini seringkali
lebih mantap dan kokoh. Akan tetapi ada jenis orang yang sekadar
berlari ke depan tapi mereka tidak memiliki kedalaman. Jadi, mereka
menerima Firman Allah dengan segera dan langsung menunjukkan
tanda-tanda pertumbuhan. Mereka bertumbuh jauh lebih cepat
dibandingkan dengan yang lainnya! Para pakar menjelaskan bahwa
pertumbuhan yang cepat ini diakibatkan oleh kehangatan tambahan
yang diberikan oleh bebatuan di lapisan bawah. Demikianlah, benih itu
bertumbuh lebih cepat; mendapat tanggapan yang sangat cepat. Anda
akan melihat orang ini melesat dalam pertumbuhan, sementara yang
lainnya bertumbuh lebih lambat. Manusia jenis ini bertumbuh secepat
kilat sehingga Anda mungkin berkata, "Benar-benar orang Kristen yang
luar biasa!" Namun jika Anda berpengalaman dalam Firman Allah,
jangan langsung senang dulu. Waktu akan membuktikan apakah ada
akar di bawah sana atau tidak.
Apa yang kita lihat di dalam kategori ini adalah mereka yang
kepercayaannya dangkal. Memang ada tanggapan rohani, namun
tanggapan itu kurang mendalam. Mengapa? Karena di bawahnya ada
penolakan yang mendasar, penolakan terhadap Firman Allah. Mereka
hanya mau maju sampai batas tertentu saja. Mereka tidak berserah
sepenuhnya. Mereka menyerahkan diri, namun hanya sampai pada titik
tertentu. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan Anda bahwa iman
yang menyelamatkan yang sesuai dengan Alkitab adalah komitmen
yang total dan tanpa syarat karena jika tidak total, maka itu berarti
288 | C A H A Y A I N J I L
bahwa Anda sudah menarik suatu garis batas di dalam hati Anda. Anda
sendiri yang tahu di mana batas itu. Atau mungkin Anda sendiri tidak
tahu di mana garis batas itu, akan tetapi pada suatu hari, akar
tanaman akan menyentuh batu tersebut. Akar itu tidak dapat
bertumbuh lagi, dan apa yang akan terjadi ialah bahwa tanaman itu
layu dan mati.
Mereka yang sudah lama melayani Tuhan tentunya telah melihat
betapa banyak kerohanian yang mati dan ambruk, terlalu banyak
kejadian seperti itu. Seringkali, yang mati ini merupakan mayoritas.
Saya ingin agar Anda menguji hati Anda. Apakah Anda sudah memberi
tanggapan kepada Allah? Ya. Namun apakah tanggapan itu tanpa
syarat? Apakah Anda memiliki suatu garis batas di suatu tempat di
dalam hati Anda dan berkata, "Saya akan menjadi orang Kristen yang
baik sampai di batas ini saja. Saya tidak mengizinkan Firman Allah
untuk mendorong saya melewatinya; harus berhenti di titik ini. Selama
tidak melanggar batas ini, saya akan melayani dengan penuh
semangat. Mereka memang sangat aktif, selama batas itu tidak
dilampaui. Secara mental, atau jauh di dalam hati mereka, sudah
ditetapkan satu garis batas yang tidak ingin mereka lewati. Jika Anda
menekan lebih dalam lagi, jika Anda menguji, Anda akan mendapati
bahwa batang yang Anda tancapkan akan segera menyentuh batu dan
tidak dapat masuk lebih jauh lagi.
Perhatikanlah bahwa mereka yang masuk pada kategori kedua ini
merupakan orang-orang yang percaya. Mereka termasuk sebagai orang
"Kristen". Mereka adalah orang yang, sesudah menerima Firman Allah,
akan segera minta dibaptis, mulai menjalankan banyak hal. Jadi kita
dapat segera melihat bahwa mereka memang percaya, namun
sayangnya, seperti yang dijelaskan di dalam ayat 13, "mereka percaya
sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad". Mereka
orang percaya! Jadi tidaklah benar bahwa sekali Anda percaya, maka
Anda akan selamanya selamat. Kita diberitahu berdasarkan perkataan
Yesus sendiri bahwa "mereka percaya sebentar saja dan ... mereka
murtad". Riwayat mereka tamat!
Jangan tenggelam dalam keyakinan yang berbahaya, sambil berkata
kepada diri sendiri, "Saya baik-baik saja, saya sudah percaya. Saya
sudah dibaptis." Mungkin Anda justru masuk ke dalam kategori ini, tapi
saya harap tidak! Tapi bagaimana jika Anda memang masuk ke dalam
289 | C A H A Y A I N J I L
kategori ini? Anda sudah dibaptis, Anda sudah percaya, lalu
mendapatkan kehangatan yang cukup, Anda menjadi sangat
bersemangat untuk sementara, namun ketika penindasan datang, Anda
berpaling dan murtad. Saya berdoa kepada Allah supaya tak seorang
pun dari Anda yang masuk kategori ini. Jadi demikianlah mereka yang
masuk kategori kedua, orang yang percaya, tetapi yang percaya hanya
untuk sementara.
Tipe Ketiga - "Orang Kristen" yang Mendua Hatinya
Tipe yang ketiga ini pun termasuk yang tidak selamat. Akan tetapi
mereka berbeda dari kedua tipe sebelumnya. Kategori yang ini tidak
memiliki masalah sama sekali dengan bebatuan. Hati mereka terbuka
sepenuhnya terhadap Firman Allah. Tidak ada lapisan batu sama sekali
di dalam tanahnya. Tanah itu subur. Memiliki kedalaman. Tampaknya
baik. Lalu apa masalahnya? Ketika Firman Allah ditaburkan, mereka
menerima Firman Allah itu sepenuh hati, seperti tipe yang kedua,
namun kali ini tidak disebutkan "dengan gembira". Penerimaan mereka
lebih mendalam. Mereka mungkin menerima Firman itu dengan penuh
keraguan, mungkin dengan gemetar, dengan pergumulan keras.
Mereka tidak memberi tanggapan yang berisi sukacita. Sangat
mengagumkan jika kita perhatikan ketepatan dari pengajaran Yesus.
Yesus menambahkan keterangan 'dengan gembira' hanya kepada
mereka yang di dalam kategori kedua. Sedangkan yang di dalam
kategori ketiga tidak menerima Firman dengan cara ini.
Mungkin mereka maju ke depan dengan air mata; mereka meratap;
dan penuh keseriusan. Hati mereka terbuka kepada Allah. Tidak ada
garis batas di hati mereka, namun - apa yang menjadi masalah
mereka? Tetapi ada perkara lain di dalam hati. Hati mereka tidak murni
di dalam pengabdian dan komitmen kepada Tuhan. Mereka tidak
membuang benih-benih lain dari dalam hati mereka. Yang terjadi
adalah Firman Allah itu bertumbuh di dalam hati mereka, namun hal-
hal lainnya ikut bertumbuh dan menjepitnya. Akhirnya tanaman itu
gagal bertumbuh. Inilah tragedi besar yang dialami oleh kategori ini.
Mereka gagal untuk menjalankan firman, "Kamu tidak dapat mengabdi
kepada Allah dan kepada Mamon". (Mat.6:24, Luk.16:13). Anda tidak
dapat mencampur-adukkan keduanya! Anda tidak boleh mengabdi
kepada Allah dan kepada Belial. Anda tidak boleh mengabdi kepada
Allah sekaligus kepada berhala-berhala lainnya. Anda tidak boleh
290 | C A H A Y A I N J I L
mengabdi kepada Allah sekaligus kepada dunia. Sudahkah Anda
menetapkan pilihan? Tahukah Anda di mana posisi Anda sekarang?
Adakah hati Anda murni di hadapan Allah?
Itu sebabnya mengapa Yesus menyatakan di Matius 6:22, "Jika
matamu baik" (Mat.6:22) maka kamu tidak akan bermaslah. Tapi jika
mata Anda tidak baik atau tidak terfokus, maka Anda akan mengalami
masalah pandangan yang mendua, dan terang di dalam diri Anda akan
menjadi gelap. Dan jika terang yang ada di dalam diri Anda itu gelap,
"betapa gelapnya kegelapan itu" (ay.23). Semuanya ini karena mata
Anda tidak terfokus. Mata Anda tidak berfungsi. Anda tidak
memusatkan pandangan kepada Allah; Anda mencoba untuk melirik
dunia; Anda mencoba untuk melirik berhala; melihat-lihat kesenangan
dunia. Anda tidak akan dapat bertahan dengan keadaan seperti ini!
Anda harus sepenuhnya dan tanpa syarat berkomitmen kepada Allah
untuk dapat bertahan. Tidak ada jalan lain.
Ujilah hati Anda di hadapan Allah. Perhatikanlah bahwa tidak
disebutkan tentang dosa di sini. Tidak disebutkan bahwa hati mereka
penuh dosa. Tidak! Mereka menerima Injil dengan sukacita. Mereka
mengasihi hal-hal yang baik. Mereka mengasihi jemaat. Mereka juga
mengasihi Firman Allah. Akan tetapi Firman Allah plus ini dan itu.
Kristus plus ini dan itu. Dan sekali Anda melakukan hal seperti itu, jika
Kristus tidak menjadi segala-galanya, Anda tidak akan dapat bertahan!
Markus 4:19 berkata bahwa tanaman ini terjepit. Firman Allah
terhimpit oleh hal-hal yang lain itu. Kategori ini juga sangat
menguatirkan, karena mereka memulai dengan baik, mereka tidak
dangkal, akan tetapi mereka tidak dapat memusatkan perhatiannya,
tidak ada ketetapan hati. Hati mereka terpencar-pencar, tidak terfokus.
Anda tidak akan dapat bertahan tanpa kebulatan hati!
Tipe yang Pertama Tidak Pernah Percaya, dan Dua yang lainnya
Murtad
Ketiga tipe ini sangat berbeda. Dari ketiga macam orang yang tidak
diselamatkan ini hanya satu yang tidak percaya; dua yang lainnya
menerima Firman Allah namun kemudian murtad. Lukas memberitahu
kita bahwa "mereka percaya sebentar saja" dan kemudian mereka
"murtad". Dan kata "murtad" ini sangat mutlak sifatnya. Kata Yunani
291 | C A H A Y A I N J I L
yang sama digunakan di 1 Timotius 4:1 "sebagian orang akan murtad".
Roh Kudus menyebutkan dengan tegas bahwa di hari-hari akhir, di
akhir zaman, "sebagian orang akan murtad". Kata yang sama seperti
yang tercatat di Lukas 8:13. Di Ibrani 3:12, kita dapati lagi kata Yunani
yang sama dengan maksud yang sama.
Ayat di Ibrani 3:12 sangat penting karena ditujukan kepada orang-
orang Kristen: "Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara
kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak
percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup." Ayat-ayat ini
ditujukan pada orang-orang Kristen yang "hatinya yang jahat dan yang
tidak percaya"? Apa yang ia maksudkan dengan "hati yang jahat"? Kata
'jahat' di sini tidak dimaksudkan untuk menggambarkan tindakan
pembunuhan atau perampokan; tidak satupun orang Kristen yang mau
melakukan hal itu. Namun yang dimaksud adalah hati yang 'tidak
percaya', yaitu hati yang tidak mengizinkan Allah untuk berkuasa atau
memerintah atasnya. Mereka tidak mengizinkan Allah untuk menjadi
Raja atas kehidupan mereka - dan ini adalah satu kejahatan di mata
Allah. Hal ini merupakan kejahatan karena hal ini merupakan suatu
tindakan pemberontakan terhadap kedaulatan Allah. Akibatnya adalah
kemurtadan dari Allah yang hidup.
Di Lukas 13:27, kata Yunani yang sama digunakan lagi sebagai
ungkapan penolakan yang sangat keras: "Enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!" Kata ini diterjemahkan
dengan ungkapan 'enyah'. "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu
sekalian yang melakukan kejahatan!". "Aku tidak tahu dari mana kamu
datang". Di sini Yesus sedang berbicara pada orang yang mengaku
dirinya sebagai orang Kristen. Mereka sudah menolak Kristus di dalam
hati mereka lewat cara hidup mereka, walaupun tidak lewat mulut
mereka.
Sehubungan dengan kedua tipe ini, sekalipun mereka dikatakan murtad
tapi bukan berarti bahwa mereka tidak lagi datang ke gereja. Akan
tetapi yang menjadi makna utamanya adalah bahwa di dalam hati
mereka, sudah timbul penolakan terhadap kerajaan Allah. Kehendak
Allah sudah tidak lagi menjadi hal yang utama buat mereka. Mereka
adalah orang-orang yang masih datang ke gereja, dan sesudah ibadah
mereka bergegas pulang untuk mengejar hal-hal tidak membangun.
Seperti bermain judi, memasang taruhan di pacuan kuda atau
292 | C A H A Y A I N J I L
berbagai kegiatan terlarang lainnya. Mereka orang Kristen, tetapi
mereka melakukan hal-hal itu. Termasuk orang Kristen yang macam
apakah Anda? Pada masa yang lalu, mungkin mereka pernah menjadi
'semacam' orang Kristen. Sekarang mereka masih hadir di gereja.
Ibadah di gereja dapat saja menjadi semacam kebiasaan. Anda merasa
ada yang kurang jika tidak ke gereja pada hari Minggu. Jika Anda
sudah secara rutin mengunjungi gereja selama bertahun-tahun, hal itu
dapat menjadi kebiasaan bagi Anda. Anda tidak tahu apa yang harus
dilakukan di hari Minggu pagi atau sore, jika saat-saat itu tidak
dihabiskan di gereja. Akan tetapi hal itu tidak lagi mencerminkan
kualitas hidup Anda. Jadi makna 'kemurtadan', berdasarkan Alkitab,
tidak harus dinyatakan melalui tindakan meninggalkan gereja,
walaupun memang ada yang seperti itu. Hati mereka - harap diingat,
pokok utama yang kita bahas adalah keadaan hati seseorang - telah
meninggalkan Allah.
Itulah tiga tipe dalam kelompok yang pertama - kelompok yang tidak
diselamatkan.
Kelompok yang Diselamatkan
Kelompok yang kedua juga terdiri dari tiga tipe atau kategori.
Kelompok ini digambarkan sebagai menghasilkan buah: ada yang
tigapuluh kali, enampuluh dan seratus kali lipat dari jumlah yang
ditabur. Di sini kita melihat adanya suatu keseimbangan yang
sempurna di dalam perumpamaan ini, antara mereka yang tidak
diselamatkan dengan yang diselamatkan. Sangat perlu saya sekali lagi
mengingatkan Anda bahwa dari antara mereka yang tidak
diselamatkan, hanya kategori yang pertama saja yang benar-benar
tidak percaya, sedangkan dua kategori lainnya merupakan orang-orang
yang pada awalnya percaya. Mereka percaya, seperti kata Yesus
hanya, "sebentar saja".
Di kelompok yang kedua ini, sekalipun mereka menghasilkan buah tapi
terdapat perbedaan. Perbedaan itu terletak dalam hal kualitas. Benih
yang ditabur sama, akan tetapi benih yang sama memberikan hasil
yang berbeda sesuai dengan kesuburan tanahnya. Firman Allah yang
Anda dengarkan sama dengan yang didengar oleh John Wesley (pendiri
gerakan Metodis di Inggris). Namun, mengapa Anda tidak menjadi
seperti John Wesley? Firman Allah yang Anda dengarkan sama dengan
293 | C A H A Y A I N J I L
yang pernah didengar oleh John Sung. Akan tetapi mengapa Anda tidak
menjadi seperti John Sung? Ia membaca Alkitab yang sama dengan
yang Anda baca; ia menerima Roh Kudus yang sama dengan yang
Anda terima, tapi mengapa Anda memberi hasil yang berbeda dengan
dia? Apa yang menimbulkan perbedaan ini?
Di sini kita melihat ada yang menghasilkan seratus kali lipat, sementara
yang lain hanya tigapuluh kali lipat. Jumlah yang dihasilkan masih
kurang dari sepertiga orang yang memberi seratus kali lipat. Di mana
perbedaannya? Perbedaannya terletak pada kualitas tanahnya -
kualitas tanggapan Anda terhadap Allah. Anda cukup membaca tulisan
orang-orang seperti John Sung dan Wesley untuk memahami kualitas
tanggapan mereka. Kualitas yang berbedalah yang menjadi
penyebabnya. Dengan demikian kita dapat memahami mengapa
mereka mengalami kuasa Allah yang bekerja melalui mereka dengan
kekuatan yang sebesar itu. Semestinya hal ini menjadi tantangan bagi
kita. Ingatlah terus akan hal ini: Firman Allah yang Anda dengar sama
dengan Firman Allah yang membentuk Paulus, membentuk Augustinus,
John Wesley, John Whitfield dan sebagainya. Firman Allah yang sama!
Di mata kita, orang-orang itu seperti raksasa; sementara sebagian
besar yang lain seperti orang cebol. Yang satu menghasilkan seratus
kali lipat, dan yang lain hanya tigapuluh kali. Tentunya ini bukan salah
Firman Allah; bukan pula kesalahan Roh Allah sehingga Anda tidak
dapat menjadi seperti John Wesley. Kualitas tanggapan yang berbeda,
perbedaan kesuburan tanah, kualitas hati, itulah persoalannya.
Orang Kristen macam apakah Anda? Apakah Anda ingin menjalani
hidup bersama Allah tanpa menghasilkan apa-apa? Kita sudah
membahas hal itu ketika berbicara tentang 'keselamatan' yaitu bahwa
jika kita tidak menghasilkan buah, maka tidak akan ada keselamatan.
Kita sudah melihat di Yohanes pasal 15 bahwa setiap cabang yang tidak
menghasilkan buah akan dipotong dan dibuang ke dalam api. Hal ini
sudah sangat jelas dinyatakan. Walaupun Anda sudah menjadi cabang,
Anda tetap dipotong. Pernyataan tersebut sudah sangat jelas, dan tidak
perlu diperjelas lagi. Lalu "dicampakkan ke dalam api" (ay.6) juga
merupakan pernyataan yang sangat jelas. Tidak perlu diperjelaskan
lagi.
Sekarang pertimbangkanlah hal ini. Tanyakanlah di hadapan Allah:
"Jenis tanah yang seperti apakah hati saya ini? Seberapa jauh
294 | C A H A Y A I N J I L
tanggapan saya?" Dan jangan mengira bahwa dengan berkata, "Baiklah
saya akan mengejar yang tigapuluh kali lipat saja", maka berarti Anda
tidak meninggikan diri. Itu sama sekali bukan sikap merendah! Anda
justru sedang menghambat kuasa Firman Allah yang bekerja melalui
Anda. Benih yang seharusnya dapat menghasilkan seratus kali lipat
Anda hambat sehingga tinggal tigapuluh kali lipat saja hasilnya. Alasan
apa yang akan Anda berikan nanti? Jadi baiklah kita berdoa supaya
Allah dapat memakai kita sepenuhnya, supaya kehendak Allah dapat
dilakukan sepenuhnya di dalam hidup kita. Tanpa hambatan sama
sekali! Katakan, "Tuhan, inilah saya dengan segala kelemahan saya,
dengan segala kegagalan saya, biarlah kuasa yang daripadaMu saja,
dan bukan kekuatan saya, yang bekerja selanjutnya. Pakailah hidup
saya sepenuhnya! Genapilah kehendakMu! Hindarkanlah saya dari
kecenderungan untuk menghalangi kuasa FirmanMu."
Kunci untuk dapat Berbuah - Ketahanan Menghadapi
Penderitaan
Apa yang menjadi perbedaan utama dari kedua kelompok ini? Ini
adalah hal yang ingin saya ulas sampai ke dasarnya. Apa yang
membedakan mereka yang selamat dan yang tidak dapat bertahan?
Apa yang membedakan antara yang akan bertumbuh semakin kuat
secara rohani dan yang tidak akan menghasilkan apa-apa, sampai
kepada mereka yang akhirnya murtad.
Apa kuncinya? Inilah poin yang ingin saya tanamkan di dalam hati
Anda. Semua pembahasan ini sebenarnya berkisar pada satu hal:
apakah Anda memahami arti penderitaan dan apakah Anda bersedia
menanggungnya. Itulah hal yang akan memberi perbedaan. Saat ini
Anda mungkin masih belum memahaminya, akan tetapi saya ingin agar
Anda merenungkannya sejenak.
Kata terakhir di dalam bagian perumpamaan tentang penabur di Lukas
ini adalah "ketekunan". Kata ini mengandung makna 'ketahanan atau
daya tahan'. Kata terakhir inilah yang menjadi kuncinya. Kata terakhir
di dalam perumpamaan ini haruslah Anda ingat baik-baik. Jika Anda
tidak ingat keseluruhan isi perumpamaannya, maka paling tidak Anda
ingat pada kata 'ketekunan' ini. Kata ini menunjukkan bahwa Anda
tidak duduk diam sambil menunggu sesuatu terjadi. Kata ini
menunjukkan suatu daya tahan di dalam menjalani penderitaan.
295 | C A H A Y A I N J I L
Kita tidak perlu membuang waktu memikirkan tipe pertama yang tidak
diselamatkan karena mereka memang tidak akan mau menerima
Firman Allah. Akan tetapi kita perlu memperhatikan tipe kedua dan
ketiga itu. Mereka orang-orang yang menerima Firman Allah, yang
telah menjadi orang percaya, namun hanya sebentar saja dan
kemudian murtad. Mengapa mereka ambruk? Karena tidak tahan
menghadapi tekanan. Mereka menjadi orang Kristen mungkin karena
beberapa pengajar yang berkhotbah seperti ini: "Jika Anda datang
kepada Yesus maka Anda akan memperoleh damai sejahtera dan
sukacita". Mereka menawarkan manisan. Siapa yang tidak suka
manisan? Dan memang demikian, seringkali pekabaran Injil
berlangsung seperti obralan permen.
Kesukaran Pasti Menimpa orang Kristen
Cara Yesus mengabarkan Injil sangat jauh berbeda. Ia menyatakan
bahwa menjadi orang Kristen bukanlah perkara gampang. Anda harus
bertahan menghadapi tekanan. Anda harus melewati banyak tekanan.
Injil secara terang-terangan menyebutkan hal ini. Rasul Paulus, saat
mengabarkan Injil, tidak pernah mengobralnya seperti permen. Lihat
saja di Kisah 14:22. Apa yang terbaca di sana? "Untuk masuk ke dalam
Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Itulah
pernyataan dari Injil. Anda akan memasuki kerajaan Allah, benar, tapi
harus melalui banyak sengsara. Saya berterima kasih kepada Allah
yang membawa saya kepada para pengajar yang jujur akan hal ini.
Saya muak melihat orang yang mengobral kerajaan Allah seperti
barang murahan. Kemudian, ketika segala sesuatu mulai bermasalah,
Anda bertanya-tanya, "Hei, apa yang terjadi dengan saya? Mengapa
muncul banyak masalah justru sesudah saya menjadi Kristen?" Tepat
sekali! Ketika Anda menjadi Kristen, Anda akan mendapati bahwa
segala sesuatu di dunia ini mulai menjauhi Anda. Segala sesuatu mulai
menjadi masalah. Dengan begitu Anda akan tahu bahwa Anda sudah
menjadi Kristen. Begitulah cara untuk mengetahui apakah Anda Kristen
atau bukan. Jika Anda menyangka bahwa segala sesuatunya akan
menjadi indah buat Anda, maka Anda masih belum memahami
persoalannya. "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah," kata Paulus,
"Kita harus mengalami banyak sengsara".
Di sini Yesus mengatakan hal yang persis sama. Ia berkata bahwa
ketika benih mulai tumbuh, maka akan terjadi tiga hal. Yang pertama
296 | C A H A Y A I N J I L
tercatat di Mat.13:21, yaitu 'penindasan'. Yang kedua adalah
'penganiayaan'. Dan yang ketiga terlihat di Lukas 8:13, yaitu
'pencobaan'. Kita perlu mempelajari ketiga hal ini: (1) penindasan, (2)
penganiayaan, dan (3) pencobaan.
1. 1. Penindasan (Tekanan)
2. Ketiga hal ini akan menimbulkan tekanan yang
luar biasa atas diri Anda. Suatu tekanan yang sangat berat.
Kenyataannya, memang demikianlah arti dari penindasan di dalam
bahasa sumbernya. Kata Yunani untuk 'penindasan' pada dasarnya
berarti 'tekanan'. Berada di bawah penindasan berarti berada di bawah
tekanan. Kata yang sama digunakan pula di dalam Kisah 14:22: "Untuk
masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak
sengsara". Artinya Anda akan masuk dalam banyak rupa tekanan
sepanjang waktu. Saya yakin bahwa mereka yang baru dibaptis pasti
mulai mengalami tekanan, bukankah demikian? Jika Anda belum
mendapatkannya, maka itu akan datang segera. Tetapi, jika Anda terus
saja tidak mengalami tekanan, maka saya akan menguatirkan apakah
Anda mengerti apa arti menjadi orang Kristen. Anda pasti akan
mengalami tekanan. Inilah arti dari kata 'penindasan'.
Lalu bagaimana sikap seorang Kristen dalam hal ini? Apa yang
disampaikan oleh rasul Paulus di dalam Roma 5:3? Ini adalah kata-kata
yang perlu Anda tanamkan di dalam hati jika Anda ingin menjadi orang
Kristen sejati. Rasul Paulus berkata, "Dan bukan hanya itu saja. Kita
malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu,
bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan
menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan
pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan
di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita"
(Rom5:3-5). Perhatikan kata-kata "Kita malah bermegah juga dalam
kesengsaraan kita". Kata yang diterjemahkan dengan 'kesengsaraan'
adalah kata yang sama dengan 'penindasan' dalam bahasa Yunani.
Yaitu kata yang berarti 'tekanan': "kita bermegah di dalam tekanan".
Sekarang ini, gereja dipenuhi oleh orang-orang Kristen yang datang
untuk mencari manisan. Mereka menjadi Kristen untuk menyenangkan
297 | C A H A Y A I N J I L
hati sendiri. Tidak heran jika mereka segera mengeluh ketika tekanan
mulai berdatangan. Mereka mulai mengeluh, "Hei, apa yang terjadi?
Ada apa ini?" Ya, yang terjadi sebenarnya adalah Anda mulai
mengalami kehidupan Kristen. Jika ada pengkhotbah yang tidak
memberitahukan Anda bahwa ketika Anda menjadi Kristen, Anda akan
masuk ke dalam tekanan, pengkhotbah itu tidak layak mengabarkan
Injil. Ia tidak pantas mengabarkan Injil.
Orang-orang datang kepada saya dan mengeluh, "Mengapa? Mengapa
semuanya menjadi kacau? Ayah saya jatuh sakit; ibu saya dibelit
masalah keuangan; dan usaha saya berantakan. Saya sendiri harus
menghadapi masalah pribadi di sana-sini. Apa yang terjadi? Saya kan
sekarang sudah jadi orang Kristen! Allah seharusnya memberi saya
gula-gula!" Allah tidak pernah menjanjikan manisan kepada Anda.
Pelajarilah isi Alkitab! Jika Anda tahu apa artinya menjadi orang
Kristen, seharusnya Anda bermegah bersama rasul Paulus yang
berkata, "Bahkan lebih dari itu, kami justru bermegah di dalam
kesengsaraan." Lalu Anda menyahut, "Ada apa dengan Paulus? Apa dia
sejenis orang gila? Apa dia jenis orang yang gemar siksaan?" Bukan,
tapi Paulus adalah orang yang memahami apa arti hidup sebagai orang
Kristen; yaitu selalu berada di bawah tekanan. Saya harap Anda
mencamkan hal itu baik-baik. Maka Anda akan dapat bersyukur kepada
Allah atas tekanan yang Anda hadapi. Anda akan belajar untuk
bersama rasul Paulus berkata, "Aku bermegah". Kita bermegah atas
penderitaan, tekanan, yang harus kita tanggung.
3. 2. Penganiayaan
4. Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Anda
belum benar-benar orang Kristen jika Anda belum mengalami aniaya.
Cepat atau lambat Anda akan mengalaminya, dan bentuk aniaya yang
paling buruk adalah yang berasal dari sesama orang Kristen. Ingatlah
selalu bahwa orang yang menganiaya Yesus sebagian besar berasal dari
kalangan religius. Golongan Farisi, adalah kelompok orang yang fanatik;
golongan ahli Taurat, adalah para teolog; imam-imam di Bait Allah,
adalah para pemimpin agama di zaman itu - ketiga kelompok inilah
yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Ingatlah hal itu baik-
baik!
298 | C A H A Y A I N J I L
John Wesley, seorang hamba Allah yang luar biasa, sepanjang
hidupnya dianiaya oleh sesama orang Kristen. Tahukah Anda akan hal
itu? Bukan orang non-Kristen yang menimbulkan aniaya berat bagi
John Wesley. Ia juga mengalami aniaya dari orang non-Kristen. Akan
tetapi orang Kristenlah yang paling menyusahkannya. Pada awalnya, ia
diusir dari Gereja Inggris (gereja resmi kerajaan Inggris). Ia tidak
diizinkan untuk berkhotbah di dalam setiap cabang Gereja Inggris,
karena ia mengajar tentang kekudusan, dan Gereja Inggris tidak mau
mendengar khotbah tentang kekudusan. Mereka mengusirnya keluar
sehingga John Wesley harus berkhotbah di jalanan, karena ia tidak lagi
boleh berkhotbah di mimbar gereja. Namun syukur kepada Allah,
karena melalui John Wesley terjadi suatu kebangkitan rohani yang luar
biasa di Inggris, yang tidak pernah dapat diimbangi oleh peristiwa-
peristiwa kebangkitan rohani lainnya sepanjang sejarah Inggris. John
Wesley sadar bahwa ia akan mengalami penganiayaan. Ia tidak
menyimpan dendam terhadap mereka yang menganiaya dia. Dan
sekarang ini, Gereja Inggris sangat menyesali apa yang sudah mereka
perbuat terhadap John Wesley dahulu. Mereka sekarang mencoba
untuk merangkul Gereja Metodis agar mau kembali ke Gereja Inggris.
Ingatlah hal ini baik-baik. Bagi mereka yang melayani Tuhan. Jika Anda
setia kepada Injil, Anda akan menghadapi penganiayaan dari orang
non-Kristen sekaligus dari sesama orang Kristen. Kadang kala Anda
akan bertanya-tanya, "Mengapa saya dimusuhi semua orang?"
Di masa awal sejarah gereja, Athanasius, seorang hamba Allah yang
luar biasa dari abad ke-4, mengalami pengucilan sampai tujuh kali.
Siapa yang mengucilkannya? Sesama orang Kristen! Ia diusir keluar
dari lingkungan gereja. Hanya cabang tempat ia melayani saja yang
setia mempertahankannya. Gereja secara umum saat itu mengucilkan
dia. Namun kemudian segala sesuatu mulai berbalik. Athanasius
sekarang ini kita kenal sebagai seorang penyelamat besar di tengah
lingkungan jemaat, ia menyelamatkan jemaat dari ancaman kesesatan
yang mengerikan. Akan tetapi pada zamannya, ia sendiri malah dituduh
sebagai orang sesat.
Sekarang kita sudah mendapatkan gambaran yang semakin jelas. Kata
yang pertama adalah 'tekanan'. Kata yang kedua adalah
'penganiayaan'. Rasul Paulus berkata di 2 Tim.3:11, "Engkau telah ikut
menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita."
299 | C A H A Y A I N J I L
Dan ia melanjutkan dalam ayat berikutnya, ay.12: "Memang setiap
orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan
menderita aniaya". Anda harus menderita aniaya. Jangan mengira
bahwa Anda adalah pengecualian! Jika Anda ingin dikecualikan, jangan
menjadi orang Kristen. Saat Anda menjadi orang Kristen, sadari hal ini,
"Saya akan menderita aniaya." Namun jika Anda tidak ingin menderita
aniaya, maka kemasilah barang-barang Anda dan lupakan Kekristenan.
Anda tidak usah menjadi orang Kristen sama sekali.
3. Pencobaan
Kata yang ketiga adalah kata ‗pencobaan‘ di Lukas 8:13. Kata
'pencobaan' di dalam bahasa Yunani memiliki dua makna. Makna
pertama dari kata 'pencobaan' adalah ujian dari Allah. Jadi merupakan
tindakan Allah untuk menguji Anda. Dalam pengertian ini, terjemahan
yang dipakai bukanlah 'pencobaan'; karena merupakan ujian. Kata
Yunani yang sama dipakai di 1 Pet.4:14 dengan makna pengujian ini.
Di ayat ini, rasul Petrus berkata, "Berbahagialah kamu, jika kamu
dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada
padamu." Di sini kata tersebut diterjemahkan dengan kata 'dinista' -
menderita penistaan karena nama Kristus - dan Anda bisa saja diuji
dengan cara ini. Berada di bawah tekanan, mengalami ujian Allah -
diuji dengan api - merupakan bagian dari kehidupan orang Kristen.
Anda akan selalu menghadapi ujian. Kita akan membahas hal itu
sebentar lagi.
Makna kedua dari kata 'pencobaan' adalah digoda untuk berbuat dosa.
Di sini pengertiannya sangat jauh berbeda. Dalam maknanya kali ini,
Iblislah yang memegang peranan. Tentu saja, Iblis ikut berperan di
dalam setiap ujian, dalam arti ia selalu mencoba untuk menjatuhkan
Anda, menjauhkan Anda dari Allah. Namun, di dalam makna yang
kedua ini, ia berperan langsung, bukannya sekadar dilibatkan. Ia
menggoda Anda untuk berbuat dosa; mengumpankan dosa kepada
Anda. Ia akan memamerkan kenikmatan dosa. Ia mencoba menjerat
Anda ke dalam dosa. Ini dapat kita lihat contohnya di dalam Lukas
4:13, di mana setan mencoba untuk menggodai Yesus, mencoba untuk
menjatuhkannya.
Penderitaan - bisa Membinasakan atau Memberi Pertumbuhan
300 | C A H A Y A I N J I L
Secara keseluruhan, kita dapat melihat bahwa penderitaan memang
tidak terpisahkan dari kehidupan orang Kristen. Kita sudah melihat arti
dari ketiga kata yang dipakai oleh Yesus dalam menjelaskan mengapa
benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu layu. Perhatikan
perumpamaan ini sekali lagi. Di dalam perumpamaan ini, pernderitaan
dibandingkan dengan matahari. Sangatlah penting untuk dapat
memahami hal ini. Dikatakan bahwa ketika matahari terbit, maka benih
yang tumbuh di tanah berbatu-batu itu mati, karena mereka tidak
berakar dan tidak mendapat cukup air. Renungkanlah hal ini. Di dalam
pengajaran Yesus kali ini, matahari dibandingkan dengan penderitaan.
Hal ini sangat penting. Matahari dapat membinasakan ataupun
membantu pertumbuhan. Ini sebabnya saya nyatakan bahwa poin ini
sangat penting dalam memahami perumpamaan ini.
Tanpa matahari, tidak ada tanaman yang dapat bertumbuh. Matahari
sangatlah dibutuhkan, dalam pengertian tertentu, oleh tanaman yang
menghasilkan buah. Ia memampukan tanaman untuk dapat
menghasilkan banyak buah. Akan tetapi bagi tanaman yang tidak
berakar, matahari akan membinasakannya. Penindasan sama seperti
matahari. Ia akan membawa Anda semakin masuk dalam kerohanian,
atau akan membinasakan kerohanian Anda, dan itu semua bergantung
pada Anda, bukannya pada matahari. Kita akan menelaahnya dengan
lebih teliti sesaat lagi.
Tiga Perkara Fatal bagi Orang Kristen
Mari kita lihat satu lagi kategori orang percaya yang gagal bertahan,
yaitu benih yang tumbuh di tengah semak belukar. Pada saat benih
jatuh ke tengah semak belukar, semak itu masih tidak kelihatan. Benih
firman dan benih semak belukar itu tumbuh bersama-sama dan dengan
berjalannya waktu, semak itu mulai mencekik benih yang ditabur. Di
bagian ini, kita juga melihat ada tiga hal yang berkaitan dengan semak
belukar itu (Mk 4:19). Kita mulai dari ayat 18: "Dan yang lain ialah
yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman
itu," - sekarang perhatikan tiga hal yang disampaikanNya - "lalu
kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan
akan hal yang lain..."
Yesus menggunakan tiga kata bagi penderitaan: aniaya, tekanan dan
pencobaan sehubungan dengan mereka yang tumbuh di tanah berbatu-
301 | C A H A Y A I N J I L
batu. Selanjutnya, Yesus memakai tiga ungkapan pula dalam
hubungannya dengan mereka yang tumbuh di tengah semak belukar;
yaitu, (1) kekuatiran dunia ini, (2) tipu daya kekayaan dan (3)
keinginan-keinginan akan hal yang lain. Ketiga hal ini akan menjadi
perkara yang fatal bagi orang Kristen yang coba-coba memberi lahan
bagi hal-hal tersebut - mementingkan dunia, mementingkan masa
sekarang.
Menghindari Penderitaan berarti Mengejar Kesenangan Duniawi
Sekarang cobalah tanyakan pada diri Anda sendiri mengapa ketiga hal
tersebut akan berdampak besar bagi orang Kristen. Seseorang yang
tidak mau menderita adalah orang yang hanya ingin menikmati apa
yang disebut 'kehidupan'. Ia ingin menghindari penderitaan. Jadi, pada
dasarnya, hal yang sama berlaku di sini. Jika Anda tidak ingin
menderita, maka Anda pasti akan pergi mengejar kekayaan. Mengejar
kenikmatan duniawi. Itulah cara untuk lari dari penderitaan. Jadi
mereka yang percaya tetapi gagal bertahan sebenarnya adalah sama
persis dengan mereka yang pertama, yang tumbuh di tanah berbatu-
batu; mereka semua mau lari dari tekanan. Mereka ingin mencari
pelarian di dunia ini, mereka kuatir jika mereka tidak dapat meraih apa
yang mereka kejar di dunia ini.
Pada dasarnya, kedua-duanya memiliki mentalitas yang sama tapi
hanya pengungkapannya yang berbeda. Mengapa seorang Kristen
mencintai uang? Karena uang dapat menyingkirkan tekanan dari
pundak mereka, bukankah begitu? Uang dapat menolong mereka untuk
mendapatkan mobil mewah; uang dapat membantu mereka
mendapatkan rumah yang lebih indah; uang dapat membantu mereka
untuk meringankan beban dan penderitaan. Lagi pula, apa arti
penderitaan sesungguhnya? Penderitaan sebenarnya berarti masuk
dalam tekanan keuangan. Anda tidak mau berada di bawah tekanan
keuangan, dan untuk itu Anda berusaha untuk mendapatkan uang.
Apa artinya? Anda tidak ingin menghadapi aniaya; Anda ingin dihormati
semua orang. Bagaimana cara agar dihormati orang? Hanya jika Anda
memiliki uang! Anda dapat mengendarai mobil mewah; dapat
menjalani hidup penuh gaya. Orang akan menghormati Anda; mereka
tidak akan menganiaya Anda. Terlebih lagi, jika Anda punya banyak
uang, sangat berbahaya jika ada orang yang coba-coba menganiaya
302 | C A H A Y A I N J I L
Anda. Anda dapat membayar pengacara. Orang Kristen yang miskin
tidak dapat menyeret Anda ke pengadilan; tapi jika ia orang kaya, dan
Anda mengganggunya, maka ia akan menyeret Anda ke pengadilan. Ia
punya banyak pengacara. Jika Anda memfitnahnya, atau mengucapkan
hal-hal yang buruk tentangnya, Anda akan masuk dalam masalah
besar. Tidak ada orang yang berani mengganggu orang kaya, tapi
banyak yang berani menyerang orang miskin. Orang miskin tidak dapat
membela diri, tapi orang kaya mereka tidak berani serang.
Selanjutnya, tentu saja, Anda mulai menginginkan banyak hal karena
Anda mampu membelinya. Orang miskin tidak punya uang untuk itu; ia
hanya dapat mengkhayal tentang barang-barang mewah. Jika Anda
tidak punya uang untuk membelinya, Anda hanya bisa mengaguminya
dari balik kaca. Tetapi orang kaya, dengan uang yang dimilikinya, ia
menginginkan segalanya, karena ia memiliki kuasa untuk mendapatkan
apa yang diinginkannya. Jika ia ingin berlibur ke Florida (Amerika), ia
segera berangkat ke sana. Dapatkah Anda berlibur ke Florida? Tidak!
Itu karena Anda tidak cukup kaya. Jadi Anda hanya bisa mengagumi
Florida dari halaman majalah. Anda menikmati keindahan alam Florida
dari gambar-gambar di majalah. Ada gambar kapal layar di sana, dan
Anda membayangkan, "Wah, seperti apa rasanya berlibur di sana."
Anda hanya dapat menikmatinya dari kejauhan, lalu Anda mulai
membatin, "Saya harus mencari lebih banyak uang. Saya harus bekerja
lebih keras lagi, sehingga saya dapat menikmati hidup ini."
Jadi kategori ini pun mencoba untuk lari dari penderitaan sejauh
mungkin, dan mencari pelarian di dunia. Perbedaan di antara yang
selamat dengan yang gagal terletak pada pemahaman akan makna
penderitaan serta kesediaan untuk menanggungnya. (1) Anda mungkin
memahaminya, tetapi Anda tidak mau menerimanya, hal ini tidak
menolong Anda. (2) Anda bersedia menerimanya, dan seperti Paulus,
bermegah dalam kesengsaraan. Itulah perbedaan antara kelompok
yang selamat dengan yang tidak selamat.
Penderitaan itu Tidak Terelakkan dan Perlu
Sekarang kita sampai ke bagian kesimpulan tentang penderitaan. Hal
pertama yang berkaitan dengan penderitaan adalah: Penderitaan bagi
orang Kristen tidak mungkin dapat dihindari. Sama seperti sinar
matahari; matahari bersinar tidak hanya kepada orang non-Kristen
303 | C A H A Y A I N J I L
akan tetapi juga bersinar atas orang Kristen. Ia bersinar atas semua
orang. Ia akan membinasakan yang satu, tetapi juga membantu
pertumbuhan yang lain. Alasan mengapa satu tanaman layu terkena
sinar matahari bukan semata-mata karena terik matahari itu saja.
Matahari tidak memusatkan sinarnya kepada satu titik saja; ia bersinar
ke segala arah. Jika ia bersinar atas tanaman yang kemudian layu, ia
juga bersinar atas tanaman yang semakin subur. Jadi sia-sia jika
seseorang yang gagal lalu mengeluh, "Saya menderita lebih dari yang
lain." Anda tidak menderita lebih dari yang lain. Saya jamin bahwa
penderitaan Anda tidak ada sepersepuluh dari penderitaan Paulus atau
Kristus. Tapi perhatikanlah orang Kristen yang lemah. Ia menggerutu
setiap kali ada masalah. Selalu bertanya, "Mengapa Allah berbuat ini
kepada saya?" Ia melakukan hal itu kepada Anda karena Anda memang
membutuhkan sinar matahari. Tidak ada tanaman yang bertumbuh
tanpa sinar matahari. Anda harus dapat bertahan. Benih yang jatuh ke
tanah keras juga mendapat sinar matahari. Tentu saja ia tidak perlu
kuatir karena ia tidak akan berlama-lama di sana. Matahari bersinar ke
segala arah. Jadi dengan cara yang sama, di dalam hidup ini, tidak ada
jalan untuk menghindari penderitaan dan aniaya. Anda dapat melarikan
diri dengan mengandalkan dunia ini, namun itu hanya membuat Anda
masuk ke dalam masalah yang lain.
Dunia ini penuh dengan tipu daya. Tampaknya Anda diberi sesuatu
yang baik; lalu Anda dijerat untuk semakin jauh masuk ke dalamnya;
dan pada akhirnya Anda mendapati bahwa hal iu tetap berakhir dalam
penderitaan tapi dalam bentuk yang berbeda. Di dalam hidup ini, tidak
ada tempat untuk lolos dari penderitaan, setidaknya dalam jangka
panjang. Orang Kristen yang bijak sudah memahami hal itu. Ia tahu
bahwa mereka yang kaya juga tidak dapat tidur nyenyak karena kuatir
mungkin akan diculik demi tebusan; atau bank tempat ia menyimpan
dananya ditutup; atau perusahaan asuransi yang menjaminnya
bangkrut; atau harga saham-saham yang dibelinya ternyata anjlok;
dan masih banyak lagi kekuatiran lainnya. Kekuatiran mereka tidak ada
akhirnya. Siapa yang akan menerima warisan jika ia mati, dan apakah
keluarganya akan berkelahi memperebutkan warisan itu nantinya. Ada
yang lebih buruk lagi, yaitu mereka yang sudah kehilangan
kesehatannya sebelum menjadi kaya. Seperti yang sudah pernah saya
ceritakan kepada Anda, ada beberapa orang yang mengorbankan
kesehatannya untuk dapat memperoleh kekayaan, lalu kemudian,
304 | C A H A Y A I N J I L
sesudah menjadi kaya, mereka menggunakan kekayaan itu untuk
mengembalikan kesehatan mereka. Dan hal yang begini sering terjadi.
Selanjutnya hal kedua yang perlu kita pahami sehubungan dengan
penderitaan adalah ini: alasan mengapa Anda bermegah atas
penderitaan adalah karena Anda tahu bahwa penderitaan itu
membasmi dosa di dalam hidup Anda. Hal ini ada di 1 Pet.4:1:
"Barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti
berbuat dosa." Sangatlah penting untuk memahami bahwa:
penderitaan akan memangkas akar-akar dosa. Penderitaan merupakan
jalan untuk membasmi lalang di dalam hidup Anda, membasmi sampai
ke akarnya. Jika Anda izinkan penderitaan itu bekerja dan jika akar-
akar lalang itu dihadapkan ke matahari, maka lalang itu akan dibasmi.
Penderitaan akan memurnikan hidup Anda. 1 Pet. 1: 6,7 memberitahu
kita bahwa itulah ujian bagi iman kita, seperti emas yang diuji dengan
api sehingga menjadi semakin murni. Atau, jika kita kaitkan dengan
perumpamaan ini, sejalan dengan semakin teriknya sinar matahari,
tanaman tersebut menancapkan akarnya semakin jauh ke dalam tanah.
Kualitas kehidupan rohaninya meningkat karena ia tahu bahwa ia harus
bergerak lebih jauh lagi ke dalam untuk dapat menyerap semakin
banyak air yang dibutuhkannya.
Yang ketiga, penderitaan pada kenyataannya adalah tanda dari kasih
Allah. Sinar matahari demikian indahnya! Sinar matahari membantu
pertumbuhan tanaman. Jika Anda memiliki akar, tanaman yang
memiliki akar justru menikmati sinar matahari. Sangat luar biasa! Ia
bertumbuh justru karena sinar matahari. Ini menggambarkan kasih
Allah kepada kita, sebagai contoh di Ibrani12:10. Kita diberitahu bahwa
melalui penderitaan dan disiplin, kita dapat beroleh bagian dalam
kekudusanNya. Tahukah Anda akan hal itu? Kekudusan hanya dapat
diperoleh melalui penderitaan! Allah memberi penderitaan agar supaya
"kita beroleh bagian dalam kekudusanNya" - supaya kita dapat menjadi
serupa dengan Dia. Secara umum, Ibrani 12:3-11 berbicara tentang
fakta bahwa Allah mendisiplin kita karena Ia mengasihi kita. Saya
mendisiplin anak saya karena saya mengasihinya. Disiplin adalah
ungkapan kasih dan kepedulian saya. Saya tidak mendisiplin anak
tetangga saya, karena itu anak orang lain, jika anak itu melakukan
kenakalan, seperti merusak rumahnya sendiri, maka itu bukan
tanggung jawab saya. Saya tidak akan mendatanginya dan menegur,
"Mengapa kamu merusak rumah kamu?" Jika orang tuanya tidak
305 | C A H A Y A I N J I L
menghentikannya, mengapa saya harus melakukannya? Akan tetapi
saya mempedulikan anak saya. Jika anak saya melakukan hal itu,
maka saya akan mendisiplinnya. Hal ini akan melukai hatinya; dan
saya juga, akan tetapi penderitaan adalah ungkapan dari kasih.
Kita Dipanggil untuk Masuk dalam Persekutuan Penderitaan
Yesus
Dan terlebih lagi, kita dipanggil untuk masuk ke "persekutuan dalam
penderitaan-Nya" (Flp.3:10). Yesus berbicara tentang hal yang sama:
"Barangsiapa yang ingin mengikut Aku, ia harus memikul salibnya
setiap hari dan mengikut Aku." Anda mau mengikut Yesus? Anda harus
berjalan di belakangnya. Ia memikul salibnya; dan Anda memikul salib
Anda. Anda mengikut dia dalam - "persekutuan dalam penderitaan-
Nya". Hal ini sangat penting untuk dipahami. Dan hal ini juga
mengandung berbagai macam makna:
Pertama, itu berarti bahwa ketika Anda menanggung penderitaan,
maka Anda adalah muridnya. Anda mengikut jejaknya. Di 1 Pet.2:21
dikatakan bahwa Yesus meninggalkan teladan untuk kita mengikuti
jejaknya. Itu sebabnya ketika Anda menanggung penderitaan maka
Anda tahu bahwa Anda adalah seorang murid. Penderitaan ini adalah
buktinya.
Kedua, penderitaan ini membuktikan bahwa kita memuliakan Kristus
dengan tubuh kita. Rasul Paulus berkata bahwa ia bermegah di dalam
penderitaannya. Di Filipi 1:20 ia berkata, "Sebab yang sangat
kurindukan dan kuharapkan ialah ... Kristus dengan nyata dimuliakan
di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku." Di mana
ada orang Kristen seperti ini sekarang? Di mana kita dapat menemukan
orang seperti itu? Orang sekarang hanya ingin hidupnya saja, bukan
matinya. Paulus berkata, "Aku lebih suka mati." Ia tidak takut mati
karena "Kristus dimuliakan dengan matiku". Kita melihat bagaimana ia
berkeras untuk pergi ke Yerusalem sekalipun yang lain berusaha
mencegahnya. Ia tidak pernah takut untuk mati. Ia akan memuliakan
Allah di dalam penderitaannya.
Ketiga, kita dapati bahwa hanya melalui penderitaan kita akan dapat
mengenal Yesus sampai ke tingkat yang terdalam. Kepada orang
Kristen semacam inilah kita perlu bersekutu, sayangnya mereka
306 | C A H A Y A I N J I L
tergolong langka. Dengan mereka Anda dapat bersekutu sampai
tingkat yang terdalam. Anda tahu mengapa? Karena mereka benar-
benar mengenal Yesus. Bagaimana cara mereka mengenal Yesus? Di
mana mereka mengenal dia? Di dalam kelas penderitaan! Seorang
Kristen yang telah mengalami penderitaan akan memiliki kedalaman
yang tidak dimiliki oleh orang Kristen lainnya. Mereka memiliki
kedalaman. Mereka benar-benar mengenal Yesus - bukannya sekadar
berkata, "Aku percaya padanya." Mereka mengenal Yesus sampai ke
tingkat yang terdalam. Ini adalah jenis orang Kristen yang sudah
langka sekarang ini. Jika suatu hari nanti Anda mendapat kesempatan
untuk bertemu dengan saudara-saudara seiman di China, Anda akan
mengerti maksud saya. Orang yang sudah pernah mengalami kesulitan
di tempat kerja paksa adalah orang Kristen dengan kualitas yang
berbeda. Ia bukanlah tipe orang Kristen Hari Minggu. Bukan pula orang
Kristen yang gemar bertamasya. Ia adalah orang Kristen yang sudah
mengalami masa kerja paksa, penderitaan, pukulan dan interogasi. Ada
kualitas yang berbeda di dalam diri orang-orang ini. Mereka mengenal
Yesus secara khusus.
Inilah yang Paulus rindukan. Ia berkata, "Apakah engkau ingin
mengenal Yesus? Saya beritahu cara untuk mengenal Yesus. Kamu
dapat mengenalnya di tempat penderitaan." Jika Anda tidak ingin
menderita, maka Anda tidak akan mengenal Yesus. Anda tidak akan
dapat mengenal Yesus dengan memasuki sekolah Alkitab dan belajar di
sana. Itu bukan tempat untuk mengenal Yesus; itu tempat untuk
memperoleh pengetahuan akademis. Tidak seorang pun yang lulus dari
sekolah Alkitab memiliki pengenalan akan Yesus seperti pengenalan
yang dimiliki oleh Paulus, dengan cara sebagaimana yang sudah kita
bicarakan. Tak seorangpun lulusan dari sekolah Alkitab yang memiliki
pengenalan akan Yesus seperti saudara-saudara di China yang mungkin
tidak memiliki pendidikan tinggi. Jika Anda berbicara dengan kedua
macam orang ini, maka Anda akan melihat perbedaan seperti
perbedaan di antara langit dan bumi. Mereka merupakan dua tipe
orang yang berbeda sepenuhnya. Yang satu mengenal Yesus; yang
satunya lagi hanya memiliki pengetahuan tentang Yesus. Perbedaannya
sangatlah besar.
Yang mana yang Anda inginkan? Jika Anda ingin tahu lebih banyak
tentang teologi, ada banyak toko buku Kristen di kota Anda. Beli saja
beberapa buku dan bacalah. Anda ingin mendapat pengetahuan
307 | C A H A Y A I N J I L
teologis yang sistematis, cari bukunya dan bacalah. Namun Anda tidak
akan mengenali Yesus lebih mendalam hanya berbekalkan buku-buku
itu. Mengenal Yesus hanya dapat dilakukan di dalam kelas penderitaan,
di dalam persekutuan dalam penderitaannya. Itu sebabnya mengapa di
Filipi 3:10, rasul Paulus berkata, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia
dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya,
di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya". Ia
meletakkan semua itu di dalam satu kalimat. Mengapa? Karena
memang tidak terpisahkan. Apakah Anda ingin mengenal dia? Anda
akan dapat mengenalnya di dalam persekutuan dalam penderitaannya.
Itulah saat di mana Yesus menjadi lebih dekat kepada Anda; saat di
mana Anda paling membutuhkan dia; dan saat di mana ia akan
berbicara dengan sangat jelas kepada Anda.
Saya menyampaikan hal ini berdasarkan pengalaman. Masa tiga tahun
di China, ketika saya menghadapi kelaparan dan aniaya sampai batas
tertentu, adalah saat di mana saya melangkah di dalam persekutuan
yang termanis dan terdekat dengan Yesus. Di bawah tekananlah, di
dalam "persekutuan dalam penderitaannya" saya mengenalnya secara
mendalam - saat yang jauh lebih berharga ketimbang masa belajar di
sekolah Alkitab, ketimbang masa kuliah teologia. "Persekutuan dalam
penderitaanNya!" Saya harap semua ini membantu Anda dalam
memahami makna penderitaan, makna dan nilai dari penderitaan. Saat
menanggung penderitaan adalah masa di mana Anda mengalami
kedekatan yang paling erat dengan Yesus.
Namun itu terjadi hanya jika Anda menancapkan akar lebih jauh ke
dalam tanah. Penderitaan juga dapat menjauhkan Anda dari Tuhan,
sebagaimana yang terjadi dengan dua kategori yang murtad.
Penderitaan juga dapat menarik Anda kepada Allah, tergantung pada
Anda, pada kondisi hati Anda. Jika Anda mengalami penderitaan,
bersyukurlah kepada Allah, katakanlah, "Sekarang kesempatan saya
untuk dapat mengenalNya." Mendekatlah kepadaNya. Bertahanlah di
dalam Tuhan, maka Anda akan mendapati bahwa Tuhan mendampingi
Anda - dalam persekutuan dengan Anda. Maka Anda akan dapat
merasakan manisnya suatu persekutuan. Anda tidak akan pernah tahu
seberapa dekat Tuhan bagi Anda sampai tibanya saat penderitaan itu.
Anda akan berkata, "Tuhan, saya tidak pernah tahu sebelumnya bahwa
Engkau begitu dekat di sisi saya. Engkau selalu bersama saya setiap
308 | C A H A Y A I N J I L
saat." Di dalam setiap penderitaan Anda, Anda akan mendapati bahwa
Ia pun ikut menderita bersama Anda.
Penderitaan berat disiapkan untuk Orang-orang pilihan
Terakhir, ada satu kategori penderitaan yang saya sendiri tidak berani
menyebutkannya, karena kategori penderitaan yang satu ini disiapkan
hanya untuk orang-orang pilihan Allah, bejana kemuliaan Allah. Ini
adalah kesempatan istimewa untuk menanggung penderitaan yang
hanya disediakan bagi mereka yang sudah ditentukan oleh Allah.
Kebanyakan di antara kita tidak layak untuk menjalaninya. Anda tahu
ketika Allah memilih Paulus, inilah yang dikatakanNya di dalam Kisah
9:15-16: "Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan
nama-Ku" dan "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa
banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Apakah Anda ingin menjadi alat pilihan? Itu dia! Saya sudah
mendengar banyak orang yang berkata, "Tidak adil. Allah memilih
Paulus." Apakah Anda bersedia menanggung penderitaan hebat? Anda
dapat saja menjadi Paulus yang berikutnya. Anda berpeluang untuk itu.
Namun, sebelum saatnya tiba, jangan terlampau yakin akan hal itu. Hal
lainnya adalah, jika Dia memilih Anda, maka Anda akan memikul beban
salib yang luar biasa beratnya di pundak Anda. Paulus adalah jenis
orang yang bermegah di dalam kesengsaraan. Allah memilih dia dan
berkata, "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak
penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Saya teringat pada Wang Ming Dao sebelum ia masuk ke penjara. Ia
berkata, "Saya tidak layak untuk menderita bagi Kristus." Ia terus
menerus berkata bahwa ia tidak layak untuk menderita bagi Kristus.
Mungkin ia menyadari poin ini: dipanggil untuk menderita bagi Kristus
adalah suatu kesempatan yang sangat istimewa, yang tidak diberikan
kepada sembarang orang. Orang-orang Kristen di China tahu persis
akan hal ini. Akhirnya Wang Ming Dao mendapat kesempatan istimewa
ini. Apakah ia masih hidup sekarang ini, kita tidak tahu persis. Akan
tetapi ia, paling tidak, memahami bahwa ini adalah kesempatan
istimewa yang tidak diberikan kepada sembarang orang.
Apakah Anda melihat hal ini sebagai suatu kesempatan istimewa?
Apakah mata Anda terbuka untuk memahami makna penderitaan? Jika
ya, maka Anda akan menjadi bagian dari mereka yang tidak saja
309 | C A H A Y A I N J I L
menghasilkan buah, akan tetapi menghasilkan sampai tiga puluh, enam
puluh atau bahkan seratus kali lipat!
Perumpamaan tentang Penabur - Dari Sudut Pandang
Keselamatan
Matius 13:1-9 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang pengajaran Yesus
dengan melihat lebih jauh ke dalam perumpamaan tentang penabur ini,
namun kali ini dari sudut pendekatan yang berbeda.
Perumpamaan ini sangat kaya makna. Satu, atau bahkan dua khotbah,
mungkin masih belum cukup untuk membahas isinya. Bukankah luar
biasa melihat begitu banyak hal yang disampaikan oleh Yesus hanya
dengan satu perumpamaan? Sebagai perumpamaan yang menjadi
dasar, ia menyimpulkan ajaran Yesus tentang keselamatan dengan
tepat dan indah. Saya akan menyingkapkan beberapa kekayaan makna
dari perumpamaan ini dengan membaginya menjadi dua bagian. Di
bagian yang pertama, kita akan melihat bagaimana keselamatan yang
adalah anugerah dari Allah itu tersedia bagi kita melalui iman. Ini
berarti kita akan meneliti makna iman. Kita akan berbicara mengenai
iman dari segi komitmen, dan menguraikan bagaimana komitmen
menerangi makna iman.
Pertama-tama, mari kita tengok unsur-unsur penting dari
perumpamaan ini. Benih adalah Firman Allah dan penabur benih adalah
pengkhotbah, Yesus sendiri adalah penabur pertama. Benih ini
ditaburkan di atas tanah yang mewakili hati manusia. Semuanya sudah
jelas. Lalu apa lagi yang dapat kita pelajari lebih jauh?
Perhatikan bahwa benih itu diberikan secara cuma-cuma sebagai
anugerah. Ia jatuh ke atas permukaan tanah sebagai anugerah bagi
310 | C A H A Y A I N J I L
tanah tersebut. Tanah tidak mampu menghasilkan benih dan tidak
berhak atasnya; bahkan sebenarnya tidak layak untuk menerimanya.
Jadi benih itu juga adalah keselamatan Allah yang dianugerahkan
kepada kita sebagai hadiah dan bukan hasil usaha kita.
Benih juga disebut sebagai Firman Allah. Akan tetapi apa makna dari
Firman Allah? Yang terutama, Firman Allah berarti pesan-pesan dari
Allah, pesan tentang keselamatan, tentang kerajaan. Perhatikan juga,
bahwa Firman ini datang kepada kita dalam bentuk perumpamaan. Di
dalam Perjanjian Lama, Firman ini disebut sebagai terang. "Firman-Mu
itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" (Maz.119:105). Kita
juga sudah memahami bahwa Firman, sebagai terang, bertindak
mengungkapkan dan bukannya menyembunyikan kebenaran. Poin ini
ditegaskan oleh ayat-ayat yang dimulai dari Markus 4:21, yang
disampaikan segera sesudah pembicaraan perumpamaan tentang
penabur ini. Terang, kata Yesus, ditaruh ditempat yang menyolok.
Tidak disembunyikan, sehingga setiap orang yang datang ke rumah itu
akan dapat melihat terang tersebut. Ia melanjutkan pembicaraan
tentang terang di Lukas 8:21, segera sesudah pembicaraan tentang
penabur. "Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan
dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan
diketahui dan diumumkan." Perumpamaan bukan untuk menutupi
keselamatan, tetapi untuk mengungkapkannya.
Benih, yaitu Firman Allah, juga disebut sebagai misteri atau rahasia.
Kita melihat hal ini persis pada bagian awal dari penjelasan
perumpamaan tentang penabur. Di Matius 13:11 kita mendapatkan,
Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui
rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak."
Apa arti dari kata "rahasia" atau "misteri"? Di dalam Alkitab, banyak hal
yang digambarkan dengan kata 'rahasia' ini. Firman Allah digambarkan
sebagai 'rahasia' di Kolose 1:26. Di Efesus 6:19, Paulus berbicara
tentang rahasia Injil. Kristus sendiri digambarkan sebagai rahasia di
Kolose 2:2 - "rahasia Allah, yaitu Kristus." Ini berarti bahwa Firman
Allah, atau Injil , atau Kristus, tidak akan dapat Anda pahami dengan
berbekal cara pikir alamiah. Rahasia adalah sesuatu yang tidak Anda
mengerti sampai ia diungkapkan bagi Anda. Itu sebabnya ia disebut
rahasia. Anda tidak mengetahui tentangnya sampai Anda diberitahu.
311 | C A H A Y A I N J I L
Injil disebut rahasia karena kita tidak menerima dan memahami Injil
sebelum dinyatakan kepada kita. Injil bukan sesuatu yang dapat kita
uraikan berdasarkan hikmat dan kecerdasan manusiawi kita. Kita tidak
menemukan keselamatan Allah. Ia dinyatakan kepada kita sehingga
kita dapat memahami, menerima, mengenali dan menjadikannya milik
kita. Inilah alasan mengapa ia disebut rahasia. Sebuah rahasia di
dalam Alkitab bukanlah sesuatu yang sulit dipahami; ia adalah sesuatu
yang tidak mungkin dipahami! Itu sebabnya Injil disebut rahasia. Anda
tidak dapat mengungkapkan Injil; atau memahaminya. Ia sepenuhnya
tidak terpahami sampai Allah sendiri menyatakannya kepada kita. Coba
ingat kembali saat Anda masih belum menjadi Kristen. Sangat mudah
memahami mengapa Injil disebut rahasia. Pada waktu Anda
mendengarkan Injil kala itu, apakah hal yang Anda dengar itu terasa
masuk akal? Tidak. Terdengar seperti suatu misteri bagi Anda. Ia
tersegel, sampai, sejalan dengan pencarian dan semakin terbukanya
hati Anda kepada Allah, Ia menyatakan maknanya kepada Anda.
Kristus adalah rahasia. Kita memang tidak akan dapat memahaminya
jika Allah tidak menyatakan dia kepada kita. Tidak peduli seberapa
cerdas Anda, atau seberapa hebat akal Anda, Anda tidak akan dapat
memahami Yesus. Itu sebabnya Yesus disebut rahasia Allah.
Firman Allah adalah rahasia. Pernahkah Anda membacanya?
Lakukanlah pendalaman Alkitab maka Anda akan berhadapan dengan
rahasia juga. "Apa arti ayat ini? Saya dapat memahami kata-katanya di
dalam bahasa Inggris atau Indonesia. Bahkan di dalam bahasa Ibrani
dan Yunani. Tapi sesudah membaca kata-kata ini, saya tidak dapat
memahaminya!" Orang-orang cerdas yang membaca Alkitab tidak akan
dapat memahaminya. Saya menantang Anda untuk membawa Alkitab
Anda kepada seorang guru besar di perguruan tinggi dan memintanya
untuk membaca Alkitab. Katakan, "Profesor, apakah Anda memahami
artinya? Dapatkah Anda memahami artinya?" Ia akan membacanya,
tetapi tidak akan dapat memahaminya. Cobalah ajukan sebuah
perumpamaan. Beri persoalan yang sederhana saja. Ia akan
membacanya, akan tetapi tetap saja tidak akan dapat memahaminya.
Mengapa? Apakah ini karena ia bodoh? Tidak. Karena ia memang tidak
akan mampu memahaminya sebelum Allah mengungkapkan hal itu
padanya. Itulah rahasia Firman Allah.
312 | C A H A Y A I N J I L
Ini pokok yang sangat penting dalam kita mempelajari Alkitab. Juga
dalam hal memahami keselamatan. Setiap kali Anda membaca Alkitab,
fakta bahwa ia merupakan rahasia pasti akan melingkupi Anda karena
Anda tidak dapat memahaminya! Cobalah baca surat Kolose atau
Efesus. Jika Anda pikir Anda mampu memahaminya, cobalah baca kitab
Wahyu. Saya yakin bahwa Anda akan benar-benar sadar makna
kerahasiaan Firman Allah. Tidak ada jalan untuk dapat memahaminya
jika Allah belum mengungkapkannya kepada Anda. Saya ingat, ketika
masih baru menjadi Kristen, saya membaca kitab Wahyu berulang kali.
Saya menggaruk kepala, tidak ada satu hal pun yang dapat saya
pahami dari sana. Tidak satupun! Setidaknya saya boleh berlega
karena saya masih dapat mengikuti bagian-bagian yang menyangkut
surat-surat kepada jemaat. Itulah batas pemahaman saya. Memasuki
pasal 4 dan selanjutnya, saya benar-benar buta. Semuanya terasa
seperti misteri bagi saya.
Allah dapat mengungkapkan rahasia itu kepada kita. Saya teringat
pada saat sedang beristirahat di Swiss, ketika saya membuka lagi kitab
Wahyu di hadapan Tuhan, saya berkata, "Tuhan, ajari saya! Saya
mohon, biarlah RohMu menyatakan artinya bagi saya." Dan ketika saya
membaca lagi, saya kagum karena saya dapat memahaminya! Sangat
luar biasa. Saya mulai mengerti. Terang mulai masuk ke benak saya;
kekayaan maknanya mulai muncul. Segala sesuatu di dalam Firman
Allah adalah rahasia dan hanya dapat dipahami jika Allah
menganugerahkan maknanya kepada kita melalui Roh.
Itu sebabnya, setiap orang yang membual tentang pengetahuannya
yang hebat mengenai isi Alkitab tidak layak untuk melayani Allah. Ia
belum memahami bahwa jika ia mendapatkan suatu pengertian, itu
semua karena Roh Allah telah mengungkapkannya kepada dia. Sering
kali orang mendengarkan pembahasan saya dan berkata, "Kami belum
pernah mendengar penjelasan seperti ini." Akan tetapi saya tidak
menjadi bangga sedikitpun akan hal ini. Jika ada sesuatu yang dapat
saya lihat, maka itu terjadi karena Allah yang mengungkapkannya
kepada saya yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. Saya
tidak sedang merendah. Saya sekadar menyampaikan kebenaran. Jika
saya memandang bahwa saya cukup cerdas, atau dapat memberikan
penjelasan yang lebih baik ketimbang orang lain, maka Allah akan
menyisihkan saya dan berkata, "Sudah selesai urusanKu denganmu.
313 | C A H A Y A I N J I L
Engkau tidak berguna lagi bagiKu karena sudah menganggap dirimu
sebagai orang penting."
Kita baca di Matius 13:11, "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui
rahasia Kerajaan Sorga." Dari sini kita dapat melihat bahwa murid-
murid tidak memperolehnya berdasarkan usaha sendiri. Bukan karena
kehebatan mereka maka rahasia Allah diberikan kepada mereka,
sehingga mereka boleh berkata, "Lihatlah saya, saya orang yang
sangat baik. Dan sekarang saatnya Engkau memberitahu rahasia itu."
Tak seorang pun dari kita yang cukup layak untuk mendapatkan
rahasia Allah. Hal ini sepenuhnya merupakan karunia, kita sama sekali
tidak berhak mendapatkannya. Ini adalah anugerah Allah kepada kita.
Setiap orang yang berjalan bersama Allah tahu persis apa itu kasih
karunia, dan hanya oleh kasih karunia inilah saya dapat mengerjakan
buku ini.
Firman Menyalurkan Kehidupan
Firman Allah menyalurkan kehidupan bagi kita. Yesus dengan indah
menggambarkan Firman Allah sebagai benih. Hal yang spesial tentang
benih adalah hidup terkandung di dalamnya. Sesudah ia menyentuh
tanah, ia menjadi hidup. Tanah memberikan hasil karena adanya benih
itu. Dikaitkan dengan kehidupan ini, maka dapat dikatakan bahwa saya
tidak memiliki kehidupan di dalam jiwa saya. Tanpa kasih karunia
Allah, saya mati. Betapa indahnya penggambaran tanah itu sebagai
hati. Hati kita seringkali kotor, bukankah demikian? Bukankah tanah itu
terdiri dari lumpur, kotoran dan debu? Seperti itulah rupa hati saya.
Akan tetapi Allah menanamkan benihNya di dalam hati saya, dan
kekotoran - ketidakbenaran - ini diubah menjadi sesuatu yang sangat
produktif oleh kuasaNya yang ajaib. Itulah kuasa kasih karunia yang
mengubahkan.
Semua ini menyangkut keselamatan karena keselamatan berbicara
tentang kehidupan. Ketika Firman Allah datang ke dalam hidup Anda, ia
membawa hidup Allah ke dalam jiwa Anda sehingga Anda menjadi
manusia baru. Ketidak-benaran di dalam hati Anda diubah menjadi
lahan yang menghasilkan banyak buah bagi produksi Firman Allah
untuk memberkati yang lainnya. Anda dilahirkan kembali bukan oleh
314 | C A H A Y A I N J I L
benih yang fana melainkan oleh benih yang kekal, yaitu Firman Allah.
"Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana,
tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan
yang kekal" (1Pet.1:23). Firman Allahlah yang telah membuat Anda
lahir baru karena Firman Allah berisi kehidupan - yaitu kehidupan milik
Allah. Firman Allah itu memiliki kuasa dan daya cipta. Ia menciptakan
langit dan bumi dengan FirmanNya. Firman Allah berbeda dengan
ucapan manusia yang kosong dan sia-sia. Firman Allah memiliki kuasa
untuk mengubah. Ia sangatlah luar biasa. Demikianlah, Firman Allah
dipandang sebagai benih karena adanya hidup Allah di dalam Firman
itu yang membawa keselamatan bagi jiwa Anda sebagai anugerah dari
Allah kepada Anda, jika Anda siap dan bersedia menerimanya.
Mari kita simpulkan poin yang pertama ini. Benih itu adalah Firman
Allah. Ia adalah rahasia, anugerah dan kehidupan.
Jika kita renungkan ungkapan-ungkapan di atas, tampaklah bahwa
semua ungkapan ini dipakai untuk menggambarkan Yesus sendiri.
Yesus disebut rahasia, sebagaimana yang kita lihat di Kolose 2:2. Dan
Yesus juga adalah kehidupan: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup"
(Yoh.14:6). Selanjutnya kita mengetahui bahwa Yesus adalah anugerah
Allah bagi kita, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus. "Syukur
kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!"
(2Kor.9:15). Dan kita tidak boleh lupa akan besarnya kasih Allah
kepada dunia ini sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal
(Yoh.3:16). Demikianlah, Yesus adalah anugerah bagi kita semua. Dan
di Galatia 3:16, Yesus disebut sebagai benih. Luar biasa, bukankah
demikian? Di dalam Alkitab bahasa Indonesia, yang kita lihat adalah
kata 'keturunan'. Kata yang diterjemahkan sebagai 'keturunan' itu
sebenarnya berarti benih di dalam naskah sumbernya. Kata 'benih'
yang dipakai di Galatia 3:16 itu mirip tapi memang tidak sama dengan
yang dipakai di dalam perumpamaan tentang penabur ini. Karena yang
dibicarakan di surat Galatia itu adalah benih manusia - keturunan
manusia. Sedangkan di dalam perumpamaan ini, kita berbicara tentang
benih tanaman. Kata ini juga membuka ingatan kita pada Kejadian
3:15 di mana Allah menjanjikan kepada manusia bahwa benih
perempuan itu akan meremukkan kepala si ular.
Pesan keselamatan itu dirangkum dalam pribadi Yesus sendiri. Kita
belum mengabarkan Firman Allah jika kami tidak mengabarkan tentang
315 | C A H A Y A I N J I L
Kristus. Itu sebabnya mengapa Paulus berkata, "tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan" (1Kor.1:23). Satu hal yang
menarik adalah benih membawa kehidupan dengan cara mati terlebih
dahulu. Yesus membawa kehidupan lewat kematian di kayu salib. Tidak
heran kalau Yesus disebut sebagai benih. Yesus sendiri memang
menyamakan dirinya dengan benih: "Sesungguhnya jikalau biji gandum
tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika
ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah" (Yoh.12:24). Bukankah
luar biasa? Yesus adalah benih; anugerah sekaligus rahasia Allah. Anda
dapat menyebutnya sebagai sumber hidup. Saya akan mencoba untuk
membahas julukan-julukan tersebut agar Anda dapat melihat sekilas
kemuliaan Kristus.
Yesus adalah Alasannya
Satu-satunya alasan mengapa saya menjadi Kristen adalah Yesus. Saya
tidak tertarik dengan gereja ataupun dogma-dogma gereja.
Kenyataannya, hal-hal yang terjadi di dalam gereja seringkali membuat
orang patah arang. Sekadar contoh, mereka sering bertengkar satu
sama lain. Perilaku orang Kristen tidak menunjukkan standar yang luar
biasa, malahan banyak juga orang Kristen yang tidak mampu
berperilaku menurut standar yang biasa. Orang Kristen seharusnya
menjadi terang dunia. Namun yang lebih sering kita lihat adalah
kegelapan dalam hidup orang Kristen. Hal apakah yang dapat membuat
kita, yang sudah menjadi Kristen, untuk terus bertahan sebagai orang
Kristen? Hal apakah yang membuat orang yang tidak percaya untuk
datang kepada Yesus? Jawabannya adalah Yesus. Dialah satu-satunya
alasan bagi kita untuk bertahan dan bagi orang lain untuk datang
mendekat. Kehidupan dan perilaku banyak anggota gereja sekarang ini
memang menyedihkan kita. Seringkali saya juga merasa malu dengan
diri saya sendiri karena tidak dapat lebih memberi dan mengabdi
kepada Tuhan. Allah telah memberi saya AnakNya yang tunggal, bukan
sekadar berkat ini dan berkat itu. Kemuliaan, keindahan dan kasih
Kristus kepada saya itulah yang membuat saya bertahan sebagai orang
Kristen.
Pernahkah Anda berpikir tentang memberikan anak Anda kepada orang
lain? Bagaimana penilaian Anda jika ada seseorang yang berkata,
316 | C A H A Y A I N J I L
"Saya sangat mengasihi Anda, dan saya rela mempercayakan anak
saya kepada Anda"? Anda tentu akan memandang bahwa orang itu
mengasihi Anda tanpa batas. Demikianlah, Allah datang kepada orang
yang tidak berarti semacam saya ini dan berkata, "Inilah AnakKu.
Kuberikan dia kepadamu." Dan ketika saya menatap ke arah Yesus,
Sang Anak, kemuliaan Allah memancar dari wajahnya karena Roh Allah
telah membuka mata saya untuk dapat melihat kemuliaan itu. Ingat,
Yesus adalah rahasia Allah. Anda tidak akan dapat memahaminya jika
mengandalkan hikmat Anda sendiri. Sudahkah Allah membuka mata
Anda untuk dapat melihatnya? Paulus menyebutkan Yesus sebagai
karunia Allah yang tak terkatakan, tak terbayangkan!
Lalu, bagaimana cara saya untuk mengabarkan Kristus? Bagaimana
agar saya bisa membagikan kemuliaannya? Hanya mata yang telah
terbuka dan melihat kemuliaan itu yang dapat memahaminya.
Bagaimana caranya menjelaskan tentang Yesus? Saya dapat
menjelaskan tentang dia sebagai rahasia Allah, sebagai hidup yang
telah dianugerahkan Allah kepada saya. Yesus mengungkapkan Allah
bagi kita. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan dengan cara yang
lain. Anda harus melihat dan mengalami sendiri. Anda harus membuka
hati untuk dapat menerima pernyataan dari Roh Allah tentang Yesus.
Selanjutnya, api akan mulai menyala di dalam hati Anda.
Tidak ada yang dapat membangkitkan api di dalam hati seseorang
sedemikian kuatnya dibandingkan penglihatan tentang Yesus. Jika saya
memiliki kuasa untuk mengungkapkan kemuliaan Kristus di hadapan
Anda, hati Anda akan membara sedemikian rupa sehingga tidak ada hal
lagi yang akan dapat menghentikan pengabdian Anda kepadanya.
Namun saya tidak memiliki kuasa itu. Saya hanya dapat berbicara
tentang jalan untuk sampai pada penglihatan tentang kemuliaan itu.
Sedangkan penglihatan itu sendiri tidak berada di dalam kuasa saya.
Saya hanya dapat memberitahu tentang jalannya. Jika Anda sudah
sampai pada penglihatan itu, bila Anda sudah mulai melihat kemuliaan
Kristus, Anda tidak akan peduli lagi pada segala macam akibat yang
harus ditanggung. Anda tidak akan lagi berbicara tentang beratnya
pengorbanan yang harus dipikul karena memang tidak berarti jika
dibandingkan dengan apa yang sudah Anda lihat. Akan tetapi,
bagaimana caranya membawa orang lain untuk sampai ke penglihatan
itu? Inilah yang menjadi beban pergumulan saya sepanjang waktu.
317 | C A H A Y A I N J I L
Sudah banyak gelar yang saya hubungkan dengan Kristus - mungkin
sudah ratusan - jika dikumpulkan mungkin akan memenuhi satu buku.
Tetapi setiap kali saya mengamati gelar-gelar tersebut, saya masih
kurang puas. Banyak sekali gelar yang dikaitkan dengan Yesus. Ia
adalah Bintang Pagi, Bunga Bakung di Lembah-lembah. Ia juga adalah
Hidup. Namun, tahukah kita apa arti hidup itu sesungguhnya? Satu-
satunya cara untuk dapat memahami hidup adalah dengan
menjalaninya. Kita tidak dapat melihat hidup; kita juga tak dapat
mencium, menyentuh, mendengar atau mengecapinya. Ada orang yang
berkata bahwa mereka tidak mempercayai hal-hal yang tidak terlihat.
Nah, Anda tidak dapat melihat hidup. Anda dapat melihat perwujudan
dari kehidupan, namun Anda tidak dapat melihat wujud dari kehidupan
itu sendiri. Saya memberi Anda sebiji benih dan berkata, "Di dalamnya
ada kehidupan." Namun Anda tidak dapat mengambil pisau, membelah
biji itu dan melihat kehidupan di dalamnya. Hidup tidak dapat dilihat; ia
harus dijalani. Dan saya tidak mungkin memasukkan pengalaman
kehidupan di dalam Yesus ke dalam diri Anda. Saya hanya dapat
menunjukkan bagaimana agar Anda dapat masuk ke dalam hidup
Yesus. Hanya Allah sendiri yang dapat menyalakan api pengabdian itu
di hati setiap orang, kita tidak memiliki kuasa itu. Ini adalah karunia
Allah kepada kita. Dan karunia ini sudah diberikan olehNya; sudahkah
Anda menerimanya?
Baiklah kita lanjutkan dengan bagian kedua dari pembahasan kita.
Allah telah menganugerahkan benihNya secara cuma-cuma kepada
setiap orang. Keselamatan di dalam Kristus adalah anugerah cuma-
cuma (karunia). Tidak ada keselamatan di luar Kristus. Allah tidak
memberi keselamatan atau hidup secara terpisah. Sudahkah Anda
menerima keselamatan? Bagaimana Anda tahu? Dapatkah Anda
menunjukkan keselamatan itu? Semua karunia Allah, termasuk segala
berkatNya, hanya dapat ditemukan di dalam Kristus. Sebagaimana
halnya dengan kehidupan yang ada di dalam benih, keselamatan juga
hanya ada di dalam Kristus. Anda tidak akan dapat menemukannya di
tempat lain. Setiap orang yang menghendaki keselamatan tanpa
Kristus, atau menginginkan Kristus hanya untuk memperoleh
keselamatan, malahan tidak akan memperoleh keselamatan itu. Ia
bahkan tidak tahu apa arti keselamatan itu.
Allah begitu mengasihi dunia ini - seluruh dunia - sehingga Ia
menganugerahkan keselamatan secara cuma-cuma. Lalu, mengapa
318 | C A H A Y A I N J I L
dunia tidak terselamatkan? Rasul Yohanes menjelaskan bahwa itu
karena dunia lebih menyukai kegelapan daripada terang (Yoh.3:19).
Masalahnya adalah sekalipun anugerah Allah ini cuma-cuma, tidak
setiap hati bersedia menerimanya.
Sudah banyak penjelasan tentang iman yang kita dengar. Bahwa kita
diselamatkan oleh iman. Saya sendiri sengaja untuk tidak
menggunakan kata ini karena sudah sedemikian banyak yang
menyalahartikannya sehingga tidak ada lagi yang tahu apa arti
sejatinya. Tentu saja kita dibenarkan oleh iman. Tapi apa arti iman itu?
Sudah banyak penjelasan yang saya dengar. Penjelasan yang paling
sering disampaikan adalah kutipan yang menyatakan bahwa iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Apa artinya bagi
kita? Tidak ada. Iman disebut sebagai dasar bagi segala yang tidak
kelihatan, tetapi iman itu sendiri tidak kelihatan. Bagaimana sesuatu
yang tidak kelihatan dapat menjadi dasar bagi hal lain yang tidak
kelihatan juga? Jika Anda mencoba untuk memahami hal ini, memang
banyak pertanyaan yang akan timbul. Secara sederhana kutipan
tersebut dapat diartikan sebagai Anda menyakini apa yang memang
sudah menjadi keyakinan Anda. Ini tidak memberi kita banyak
pemahaman. Iman adalah dasar, tapi dasar dari apa?
Ayat tentang iman di atas pada dasarnya hanya menjelaskan tentang
dampak dari iman atas jiwa Anda. Jika Anda memiliki iman, maka Anda
memiliki dasar bagi hal-hal yang tidak kelihatan. Ini adalah dampak
atau efek dari iman bagi jiwa Anda. Ayat ini bukanlah definisi dari
iman. Jika Anda gagal untuk memahami hal ini, maka Anda tidak akan
sampai kepada definisi iman, akan tetapi sekadar berputar-putar dalam
tautologi (pengulangan tanpa arti). Jika Anda tidak memiliki iman,
maka Anda hanya akan memiliki satu pernyataan yang tidak ada
artinya karena Anda menyakini apa yang memang sudah menjadi
keyakinan Anda - demikianlah keadaan Anda di dalam pandangan
orang non-Kristen. Akan tetapi, orang yang memiliki iman mengerti
apa artinya karena ia memang sudah memiliki hal yang disebut sebagai
iman ini; ia sudah memiliki dasar bagi hal-hal yang tidak kelihatan.
Arti Iman yang Alkitabiah
319 | C A H A Y A I N J I L
Lalu apa arti iman itu? Para pengkhotbah sering membuat ilustrasi
tentang iman. Contoh, Charles Spurgeon (penginjil dari Inggris)
membuat gambaran tentang seorang anak di dalam rumah yang
sedang terbakar. Anak itu berdiri di samping jendela. Satu-satunya
pilihan adalah melompat keluar melalui jendela. Di luar ada seorang
dewasa yang berdiri di bawah dan berseru, "Lompatlah! Saya akan
menangkapmu!" Lalu anak itu, melihat api yang semakin mendekat,
lalu dia memberanikan diri untuk melompat ke dalam pelukan orang
itu. Inilah gambaran Spurgeon tentang iman.
Di mana letak iman dalam gambaran ini? Ilustrasi ini menyatakan
bahwa iman adalah sikap dari anak kecil tersebut yang percaya kepada
orang dewasa ini sehingga ia mau melompat keluar dari jendela ke
pelukan orang tersebut. Lalu apa arti kepercayaan itu sendiri? Rasa
percaya ini didorong oleh rasa takut terhadap api yang semakin dekat.
Rasa percaya ini diarahkan kepada orang dewasa yang dianggap
sebagai gambaran dari Yesus. Namun saya sendiri lebih cenderung
untuk menggunakan kata komitmen ketimbang percaya, karena kata
percaya kurang kuat dalam menggambarkan sikap dari anak kecil ini.
Anak ini melakukan hal yang lebih dari sekadar percaya pada orang
dewasa yang kuat tersebut. Jika orang dewasa itu gagal menangkap si
anak, mungkin akan berakibat pada kematian atau cacat pada anak itu.
Kata percaya terlampau lemah dalam menggambarkan keutuhan
komitmen si anak. Rasa percaya ini melibatkan nyawa sebagai
taruhannya. Anda harus siap mempertaruhkan nyawa Anda jika Anda
ingin berbicara tentang iman yang alkitabiah. Untuk mempercayai
bahwa Yesus sudah mati bagi Anda, tidak ada satu hal pun yang perlu
Anda pertaruhkan di situ, tidak sampai sejauh nyawa. Iman yang
alkitabiah adalah keyakinan yang ditegakkan dengan taruhan nyawa
sekalipun. Jika kita hanya sekadar percaya bahwa Yesus telah mati
bagi kita, sebenarnya kita tidak sedang mempertaruhkan apapun di
sana. Itu sebabnya saya sangat prihatin dengan penyalahgunaan kata
iman sekarang ini. Apa yang sudah Anda pertaruhkan untuk iman
Anda?
Whitelaw menyusun sebuah traktat yang berjudul The Reason
Why (Alasan Mengapa), yang merupakan traktat yang digunakan
secara luas karena mengobral kasih karunia murahan - demikianlah
komentar Dietrich Bonhoeffer dalam bukunya The Cost of
Discipleship (Harga Untuk menjadi Murid). Argumentasi yang
320 | C A H A Y A I N J I L
dikemukakan di traktat ini sangatlah memuakkan. Dikatakan jika Anda
percaya bahwa Yesus telah mati bagi Anda dan ternyata Anda keliru,
maka Anda sendiri tidak mengalami kerugian apa pun. Akan tetapi jika
Anda benar, maka Anda memperoleh hidup yang kekal. Apapun pilihan
Anda, tidak ada kerugian sedikitpun di pihak Anda karena tidak ada
yang Anda pertaruhkan di sini.
Anggaplah Anda menerima sebuah kupon lotere gratis. Jika nomor
kupon Anda tidak keluar, maka Anda tidak merugi karena kupon
tersebut Anda peroleh dengan cuma-cuma. Walaupun Anda tidak
menang, Anda juga tidak merugi karena Anda tidak mengeluarkan
biaya apapun. Namun jika nomor kupon Anda keluar sebagai
pemenang, Anda akan mendapatkan uang yang luar biasa besarnya.
Jadi, jika Anda menang maka Anda mendapatkan segalanya;
sedangkan jika Anda kalah, Anda tidak menanggung kerugian apapun.
Dapatkah ini disebut sebagai iman – di mana Anda memperoleh segala
sesuatu atau tidak kehilangan satu apa pun? Menang atau kalah, Anda
tidak merugi sama sekali.
Saya pernah mendengar ada penginjil yang berkhotbah tentang
keselamatan seperti ini: Yesus adalah anugerah Allah bagi kita. Jika
Anda menerima Yesus dan ternyata ia palsu, maka Anda tidak akan
merugi, bukankah begitu? Jadi, ini adalah pertaruhan yang
menguntungkan! Jika Yesus ternyata benar, maka Anda mendapatkan
hidup yang kekal. Hadiah yang sangat besar! Dan ini lebih bagus
ketimbang memenangkan jutaan dolar. Anda tidak akan dapat membeli
hidup yang kekal dengan jutaan dolar. Namun apakah hal ini layak kita
sebut sebagai iman? Tidak ada sesuatupun yang saya pertaruhkan di
sini dan tidak ada pengeluaran apapun yang saya lakukan. Jika Anda
membeli kupon lotere, maka Anda sudah mempertaruhkan beberapa
ribu rupiah. Di dalam kasus iman semacam ini, Anda tidak
mempertaruhkan apapun.
Renungkan gambaran tentang anak kecil itu sekali lagi. Anak yang
melompat itu mempertaruhkan hidupnya kepada orang dewasa yang
menunggu di bawah. Jika orang tersebut gagal menangkapnya, maka si
anak bisa mati. Anak ini harus mempertaruhkan kehidupannya pada
keyakinan bahwa ia akan jatuh ke pelukan tangan orang dewasa yang
kuat itu. Itulah iman di dalam gambaran Spurgeon ini. Iman ini adalah
321 | C A H A Y A I N J I L
komitmen total karena Anda harus mempertaruhkan nyawa Anda di
sini.
Apa yang Anda pertaruhkan ketika menerima Yesus sebagai Tu(h)an
(Lord) dan Penyelamat Anda? Adakah sesuatu yang Anda pertaruhkan?
Jika Yesus ternyata salah, apakah Anda merugi? Bagi kebanyakan di
antara kita, tidak ada kerugian apapun. Bahkan sekalipun Yesus
ternyata salah dan Anda sudah terlanjur rajin ke gereja setiap minggu,
tidak ada kerugian yang Anda rasakan. Menyanyikan pujian memiliki
dampak yang menenangkan. Anda bertemu dengan orang-orang yang
menyenangkan di gereja, sekalipun Yesus tidak nyata. Apa kerugian
Anda? Tidak ada. Anda masih dapat bekerja seperti biasa, masih ada
penghasilan. Dalam kenyataannya, pada banyak kasus, Anda dapat
memperoleh penghasilan yang lebih baik karena Anda seorang Kristen.
Orang-orang lebih mempercayai dan menghargai Anda karena
memandang bahwa Anda layak untuk dipercaya dan jujur. Menjadi
orang Kristen bisa mendatangkan banyak keuntungan. Apa kerugian
kita? Sekalipun Injil ternyata palsu dan Anda sudah terlanjur menjadi
Kristen seumur hidup, apakah Anda akan merugi? Tidak. Anda akan
tetap memiliki rumah Anda, mobil dan sahabat-sahabat Kristen yang
siap mendampingi Anda di saat sulit. Lalu apa yang sudah Anda
pertaruhkan sebagai orang Kristen?
Lalu apa iman itu? Bagaimana membayangkan diri ini sebagai orang
yang melompat dari gedung tersebut? Kapan Anda pernah melompat
ke dalam pelukan Yesus? Apa yang Anda pertaruhkan? Anak itu
mengambil resiko mati atau cacat. Jika Yesus tidak benar, apa
resikonya bagi Anda? Bagi kebanyakan orang, resikonya tidak ada. di
mana letak imannya? Kita dibenarkan oleh iman. Mana iman Anda? Apa
yang Anda pertaruhkan demi Yesus? Untuk mempercayai bahwa
sesuatu itu benar, tidak menuntut pengorbanan apapun. Untuk
mempercayai bahwa nomor kupon Anda yang gratis itu akan menang,
tidak menimbulkan resiko apapun. Bagaimana menerapkan ilustrasi
yang diberikan oleh Spurgeon ini ke dalam dunia nyata?
Saya akan menggunakan ilustrasi lain yang juga sering digunakan oleh
para pengkhotbah. Seorang misionaris menceritakan pengalamannya
ketika di India dalam menggambarkan iman. Sewaktu ia sedang dalam
perjalanan menuju ke sebuah tempat, ia harus menyeberang melalui
sebuah jembatan gantung di atas sebuah jurang yang dalam. Ketika ia
322 | C A H A Y A I N J I L
menatap ke arah jembatan gantung yang terayun jauh di atas sungai
tersebut, ia berkata, "Lupakan saja, saya tidak mau menyeberang."
Penduduk setempat berusaha meyakinkannya. Mereka berjalan
melintasi jembatan gantung itu bolak-balik dengan mudahnya. "Tapi
saya orang barat. Saya lebih tinggi dan lebih berat daripada kalian.
Kenyataan bahwa kalian dapat melintas dengan mudah tidak dapat
begitu saja saya jadikan bukti kekuatan jembatan ini," demikian
katanya. Karena ia menolak untuk menyeberang, maka penduduk
setempat berkata kepadanya, "Baik, Anda lebih tinggi dan lebih berat
ketimbang kami. Jadi kami akan menyeberang sekaligus dua orang.
Beban kami berdua tentunya lebih berat daripada Anda sendiri." Maka
menyeberanglah dua orang penduduk sekaligus tanpa ada masalah
apa-apa. Karena tidak ada lagi alasan untuk menolak, maka ia
mengerahkan keberanian dan mulai melangkah meniti jembatan
gantung tersebut. Dengan gemetar ia mulai menyeberangi jembatan
itu perlahan-lahan. Akhirnya ia sampai juga ke seberang. Inilah
gambarannya tentang iman. Pada mulanya ia tidak percaya bahwa
jembatan gantung itu sanggup menahan berat badannya. Namun
sebagaimana yang sudah disebutkan di dalam surat Ibrani, "Karena
kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita ... berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita" (Ibr.12:1). Dengan banyaknya saksi yang ada,
misionaris ini mengerahkan keberaniannya dan mengambil langkah
iman menyeberangi jembatan gantung itu.
Bukankah gambaran ini sama dengan kisah anak kecil yang melompat
dari jendela tersebut? Jika imannya sia-sia, jika jembatan itu putus,
apakah ia akan merugi? Ya, kehilangan segalanya, termasuk
nyawanya. Ini berarti bahwa iman yang alkitabiah menuntut Anda
untuk mempertaruhkan segalanya, tanpa itu maka tidak layak disebut
iman. Jika jembatan gantung itu tidak kuat dan putus, maka ia akan
jatuh dan mati. Ini dapat kita jadikan penjelasan tentang apa arti iman
itu.
Iman yang dikhotbahkan oleh seorang penginjil, jika tidak melibatkan
komitmen total, tidak menempatkan diri di jembatan gantung,
bukanlah iman yang alkitabiah. Sama saja dengan mendapatkan kupon
lotere gratis. Sekalipun kita tidak menang, kita juga tidak merugi.
Mengabarkan Injil seperti yang disajikan oleh Whitelaw dalam
traktatnya adalah suatu pelecehan terhadap ajaran alkitabiah. Karena
323 | C A H A Y A I N J I L
dengan jelas ia berkata, "Percayalah kepada Yesus! Jika Yesus salah,
Anda juga tidak rugi, bukankah begitu?" Sangat memalukan ucapan
seperti ini. Saya pun malu karenanya! Lebih buruk lagi, ini adalah suatu
penipuan. Jika Anda belum berkomitmen secara total kepada Kristus,
maka harapan Anda akan anugerah keselamatan itu sia-sia, karena ia
hanya diberikan kepada mereka yang memiliki iman. Kita semua
dibenarkan oleh iman, yaitu komitmen total kepada Allah dan
MesiasNya, Yesus. Inilah pemahaman yang muncul dari ilustrasi
Spurgeon dan pengertian alkitabiah.
Definisi tentang iman yang diambil dari Ibrani 11 sama sekali tidak
seperti memenangkan lotere. Setiap contoh iman yang ditampilkan
adalah contoh komitmen yang total. Abraham mempertaruhkan
segalanya di atas Firman Allah. Ia langsung berangkat setiap kali Allah
menyuruhnya pergi. Ia mempertaruhkan segalanya - kehidupan,
keluarga dan pekerjaannya. Saat Allah berkata, "Pergilah!" maka ia
segera berangkat. Ini adalah komitmen total. Jika kita baca Ibrani 11,
kita melihat bahwa dengan iman, orang-orang tersebut menaklukkan
kerajaan-kerajaan, membungkam mulut musuh dan mengatupkan
mulut singa. Jika iman tidak berkarya, Daniel tentunya sudah menjadi
santapan singa. Jika mereka tidak menaklukkan kerajaan-kerajaan,
maka merekalah yang akan ditaklukkan. Musa, demi imannya,
menganggap segala kekayaan Mesir tidak berarti. Ia menolak
kedudukan dan kekayaan yang dapat diberikan oleh Mesir serta
memilih untuk bersatu dengan umat Allah. Akibatnya, ia kehilangan
segala sesuatu. Mengapa kita membaca Ibrani 11 dengan mata
tertutup dan mengira bahwa keselamatan adalah semacam
kepercayaan intelektual pada kematian dan kebangkitan Yesus yang
tidak membutuhkan pengorbanan apapun dari kita? Jika kita mengira
bahwa kita tidak akan kehilangan apapun, maka kita sudah memegang
pemahaman yang salah.
Komitmen Total Menyelamatkan
Mari kita kembali ke perumpamaan tentang penabur. Benih adalah
anugerah Allah bagi setiap orang di dunia ini, yang terbagi dalam dua
kelompok - mereka yang diselamatkan dan yang tidak diselamatkan -
dan masing-masing kelompok terbagi lagi menjadi tiga kategori. Tiga
324 | C A H A Y A I N J I L
kategori mereka yang diselamatkan adalah yang menghasilkan tiga
puluh, enam puluh dan seratus kali lipat dari benih yang ditabur. Dari
ketiga kategori orang yang tidak diselamatkan, dua di antaranya terdiri
dari orang-orang percaya dan satu lagi orang yang tidak percaya.
Bunakah ini mengherankan? Kita terbiasa untuk menganggap bahwa
mereka yang tidak selamat adalah yang tidak percaya. Akan tetapi
Yesus justru membagi kelompok orang yang tidak diselamatkan
menjadi dua kategori orang, yang percaya dan yang tidak percaya! Ini
menunjukkan bahwa pikirannya berbeda dengan kita. Dua kategori
orang yang percaya yang tidak diselamatkan itu merupakan orang yang
menerima Firman Allah. Satu menerima dengan sukacita, akan tetapi
tidak berakar dan segera murtad, sementara yang satunya lagi
menerima akan tetapi terjepit mati oleh keinginan-keinginannya akan
dunia ini.
Mari kita periksa apa arti komitmen sebagaimana yang diajarkan oleh
Yesus. Yang menyelamatkan adalah iman yang diungkapkan dengan
komitmen yang total. Ada tiga poin yang dapat kita simpulkan tentang
komitmen berdasarkan perumpamaan ini:
Pertama, komitmen melibatkan keterbukaan. Benih dapat berakar di
tanah yang baik karena tanah tersebut sudah dibajak sehingga terbuka
untuk menerima benih. Sebaliknya, benih tidak dapat memasuki tanah
di pematang yang sudah mengeras. Burung-burung datang dan
membawanya pergi. Komitmen atau iman datang dari hati yang
terbuka bagi Firman Allah dan bagi Kristus. Namun ini baru langkah
yang pertama.
Sesudah masuk ke dalam tanah, maka benih itu harus menguasai
lahan sepenuhnya. Ini berarti bahwa Firman Allah harus menguasai hati
Anda sepenuhnya. Kita lihat bahwa beberapa orang yang telah
menerima Firman Allah tetap musnah pada akhirnya. Di sini kita
mendapatkan gambaran tentang tanah yang berbatu-batu, yang
membatasi jangkauan Firman Allah di dalam hati orang itu. Apakah hati
Anda sudah benar-benar terbuka bagi Firman Allah?
Cobalah meluangkan waktu untuk memeriksa apakah Firman Allah
telah menguasai hati Anda sepenuhnya. Atau, adakah batu dan
penolakan di dalam hati Anda? Hal yang akan membuat Anda berkata
kepada Tuhan , "Engkau sudah masuk terlalu jauh di dalam hidup saya
325 | C A H A Y A I N J I L
dan jangan lanjutkan itu - cukup sudah, hanya sebatas ini saja. Saya
tidak mau menjadi fanatik. Saya tidak mau menjadi orang yang gila
agama. Saya hanya ingin dihargai secara religius. Jangan mendorong
saya untuk menjadi seperti mereka yang melayani full-time. Coba lihat
mereka. Ada yang sesudah berjuang keras untuk mendapatkan
pendidikan yang terbaik, selanjutnya malahan mencampakkan itu
semua dan menjadi pekerja full-time di gereja! Bagi saya, garis
batasnya jelas; saya orang yang bijak. Saya akan mengambil jalan
tengah - tidak berat ke sini atau ke sana. Itulah yang disebut sebagai
keseimbangan."
Jika Anda menarik garis batas, Anda akan kecewa sendiri. Anda seolah-
olah sedang berkata kepada Tuhan, "Engkau adalah Tuhan dalam
hidupku sebatas tidak melanggar garis ini." Jika begini sikap Anda,
maka Dia tidak dapat disebut sebagai Tuhan Anda. Ia harus menjadi
Tuhan sepenuhnya atau tidak sama sekali, tidak ada pilihan lain. Anda
tidak dapat berkata kepadanya, "Jangan melewati garis batas." Jika
Anda berlaku seperti itu, lalu di mana letak kedaulatan Allah? Apakah
Anda melukiskan garis batas itu di dalam hati Anda? Mungkin Anda
tidak memasang garis batas, akan tetapi Anda membiarkan keinginan-
keinginan akan dunia ini menguasai Anda. Anda berkata, "Tuhan,
Engkau adalah Allahku yang sejati. Tetapi saya juga harus
memperhatikan berbagai macam hal yang menyangkut kepentingan
saya." Lalu Anda berakhir seperti benih yang jatuh di tanah yang
bersemak belukar. Cepat atau lambat, Anda akan terjepit oleh mereka.
Orang-orang ini tidak selamat karena komitmen mereka tidak total.
Apa yang disampaikan oleh Yesus sudah sangat tegas, tidak dapat
ditambah-tambah lagi: Jika benih tidak menguasai tanah itu
sepenuhnya - jika masih ada garis batas, masih ada kepentingan
duniawi lainnya - maka Anda tidak akan dapat bertahan. Pertama-
tama, Anda harus membuka hati di hadapan Tuhan. Kedua, Anda harus
dapat berkata kepada Tuhan, "Engkaulah yang memiliki hidup saya
sekarang. Tidak ada lagi satu pun bagian dari hidup saya yang akan
menolak kedaulatan dan pengaturan Engkau." Dapatkah Anda
mengucapkan hal ini dengan setulus hati? Di kalangan hamba Tuhan
pun, saya ragu, apakah cukup banyak yang dapat berkata seperti itu
dengan setulus hati.
326 | C A H A Y A I N J I L
F.B. Meyer adalah seorang pengkhotbah besar pada zamannya - di
awal abad yang lalu. Ia menulis banyak buku yang sangat bernilai.
Dalam sebuah bukunya ia menceritakan pengalamannya pada saat
melayani sebagai gembala di sebuah gereja. Walaupun ia sudah
berusaha keras, gereja tersebut tetap saja mati secara rohani. Lalu ia
datang ke hadapan Allah dan bertanya, "Tuhan, apa salah saya?"
Tuhan menjawab, "Ada batu di dalam hatimu. Engkau menetapkan
suatu batas. Aku bukan Tuhan yang sepenuhnya di dalam hidupmu."
Tuhan kemudian membuka matanya, dan ia menyadari bahwa ternyata
ia termasuk dalam kategori orang yang memiliki tanah yang subur di
atas tetapi mengandung batu di lapisan bawah. Ia tidak mengizinkan
Allah untuk berkarya lebih jauh dengan hidupnya. Allah berkata kepada
Meyer, "Aku tak dapat memakai kamu karena ada bagian dalam
kehidupanmu yang kau tutup dariKu." Meyer lalu berlutut di hadapan
Tuhan dan berkata, "Ya Tuhan, inilah seluruh hidupku. Inilah kunci-
kunci pintu semua ruangan di hatiku. Tidak ada yang tertutup bagiMu.
Kumohon, runtuhkan saja pintu-pintu itu sehingga kunci-kunci itu pun
dapat dibuang sekalian." Lalu Allah merobohkan semua pintu dan
menempatkan sebuah jendela yang memungkinkan terangNya
menyinari semua ruangan di dalam kehidupannya. Sejak saat itu, Allah
memakai Meyer secara luar biasa. Bagaimana dengan kehidupan Anda?
Berapa banyak pintu yang masih tertutup bagi Allah di dalam
kehidupan Anda?
Poin ketiga yang penting bagi komitmen adalah hal yang sangat
dibutuhkan oleh benih - sinar matahari. Kita semua tahu bahwa tanpa
adanya sinar matahari tidak ada yang bisa tumbuh. Sebagaimana yang
sudah saya bahas di pesan sebelumnya, Yesus dengan jelas
membandingkan sinar matahari dengan penganiayaan, penderitaan dan
pencobaan, menggunakan tiga kata yang berbeda dalam bahasa
Yunani.
Saya sering mendapat pertanyaan seperti ini, "Bagaimana saya bisa
tahu bahwa saya sudah berkomitmen total kepada Tuhan? Apakah jika
saya memasuki pelayanan full-time bagi Tuhan? Itukah satu-satunya
jalan bagi saya untuk mengetahuinya?" Tebakan yang melenceng.
Sebagaimana yang sudah kita lihat, di antara pendeta pun masih ada
yang belum berkomitmen total, seperti kesaksian pengkhotbah terkenal
F.B. Meyer tentang dirinya. Ia seorang pendeta yang sudah belajar di
sekolah tinggi Alkitab dan berbagai perguruan tinggi lainnya, akan
327 | C A H A Y A I N J I L
tetapi masih belum berkomitmen total. Saya ingin tahu berapa banyak
siswa sekolah Alkitab yang berkomitmen total kepada Tuhan. Terakhir
kali, saat saya berceramah di sekolah Alkitab, saya menantang para
siswa di sana dengan menanyakan, sejauh mana Allah dan KristusNya
sudah menjadi Tuan (lord) dalam hidup Anda? Jangan mengira bahwa
dengan mempersiapkan diri untuk menjadi penginjil, Anda sudah
berkomitmen sepenuhnya kepada Tuhan. Kesimpulannya tidak selalu
seperti itu.
Lalu bagaimana caranya Anda bisa tahu? Itu semua bergantung pada
bagaimana reaksi Anda terhadap sinar matahari. Itulah ujiannya.
Matahari dapat membinasakan atau membantu pertumbuhan tanaman.
Di dalam perumpamaan ini, matahari membinasakan tanaman yang
tidak memiliki akar. Tanaman yang lain justru bertumbuh ke arah sinar
matahari dan berbuah. Pernahkah Anda mengamati bagaimana bunga
mekar? Ia membuka ketika matahari mulai terbit dan menutup pada
saat matahari terbenam. Ia menampilkan segala keindahannya di
tengah sinar matahari. Hal yang sama berlaku pula di dalam kehidupan
orang Kristen sejati. Akan tetapi bagi orang Kristen yang tidak berakar,
yang komitmennya lemah atau tidak ada sama sekali, ia akan tersapu
musnah. Sinar matahari yang sama membawa kehidupan bagi
seseorang dan membawa kebinasaan bagi orang lain. Ia membawa
pertumbuhan dan kelimpahan bagi yang satu dan kehancuran bagi
yang lainnya. Di dalam perumpamaan ini, benih yang jatuh ke tanah
dangkal/berbatu, menjadi layu dan mati ketika matahari terbit,
sementara itu benih yang jatuh ke tanah yang baik tumbuh subur dan
menghasilkan buah - tigapuluh, enampuluh dan seratus kali lipat dari
benih yang ditaburkan.
Kita akan segera mengetahui apakah seorang Kristen itu berkomitmen
sepenuhnya atau tidak dari reaksinya terhadap ujian. Pada saat
kesukaran datang, aniaya bagi imannya, saat itulah Anda akan melihat
apakah ia seorang Kristen yang sejati atau bukan. Apakah ia akan
dapat bertahan hidup secara rohani atau tidak.
Di tahun 1904 terjadi Kebangkitan Welsh di daerah Wales (Inggris).
Saya pernah menginjil di Wales sekitar tahun 1960-an, mengabarkan
Injil di tempat kebangkitan itu pernah terjadi, dan itu merupakan suatu
pengalaman yang luar biasa bagi saya. Pada tahun 1904 itu, benih
Firman Allah ditaburkan di sana dan menghasilkan sangat banyak
328 | C A H A Y A I N J I L
buah. Begitu besarnya hasil karya Roh Allah sehingga orang yang
melintasi daerah itu pasti akan mendengar lagu pujian di setiap sudut
wilayah itu. Di jalanan atau di atas bus, semua orang menyanyikan
lagu pujian. Kalau saja hal ini terjadi di Montreal, tempat saya tinggal.
Saya membayangkan jika saya melintasi Jalan St. Catherine dan
mendengarkan banyak orang menyanyikan lagu pujian bagi Allah!
Betapa luar biasanya pemandangan itu. Semua itu terjadi pada masa
Kebangkitan Welsh. Demikian kuatnya gerakan Roh Allah sehingga
perubahan itu menjangkau sampai setiap sudut wilayah itu. Hari ini,
kerohaniannya sudah mati, sama seperti tempat-tempat yang lain.
Pernah suatu ketika saya dan rekan-rekan kerja Kristen bersaksi dari
pintu ke pintu. Saya ingat jelas pada suatu waktu salah seorang
saudara mengetuk sebuah pintu dan mulai berbicara tentang Kristus,
lalu pintu dibanting di depan mukanya. Ketika ia pulang, wajahnya
memancarkan sukacita. Saya kira ia akan menceritakan saat-saat
bersaksi yang sangat indah, jadi saya tanyakan apa yang sudah terjadi.
Ia berkata, "Haleluyah! Tadi ada pintu yang dibanting di muka saya."
Saya sangat terkejut! Rekan-rekan yang lain baru menunjukkan
sukacita jika orang yang mereka datangi mau mendengar dan
memperlakukan mereka dengan baik, mungkin dengan secangkir teh
atau ditambah dengan biskuit. Dan orang ini bersukacita karena ada
pintu yang dibanting di mukanya. Ia memperhitungkan hal itu sebagai
suatu kesempatan untuk menderita bagi Tuhan. Saya membatin,
"Orang ini akan dipakai secara luar biasa oleh Allah karena ketika
matahari bersinar atasnya; ketika aniaya datang, ia menanggapinya
dengan sukacita." Rekan saya ini melanjutkan ceritanya, "Tahukah
kamu apa yang saya katakan kepada ibu itu waktu ia membanting
pintunya? Saya berseru dari balik pintu, 'Ibu, saya mengasihi ibu. Saya
akan berdoa buat ibu.'" Kesaksian yang sangat penuh kuasa. Dapatkah
Anda membayangkan bahwa Anda adalah ibu itu, yang sesudah
membanting pintu malah mendengar seruan dari luar, "Saya
mengasihimu."? Ini adalah suatu kesaksian yang sangat kuat. Dan
untuk dapat melakukannya, dibutuhkan komitmen yang utuh.
Saat kita membaca catatan harian hamba-hamba Tuhan yang dipakai
Allah hati kita benar-benar dihiburkan. Sebagai contoh, Charles Wesley,
seorang hamba Allah yang besar yang hidup sekitar dua ratus tahun
yang lalu. Selama ia berkeliling mengabarkan injil, seringkali ia dipukuli
- sampai pakaiannya robek, rambutnya dijambak, wajahnya ditampar
329 | C A H A Y A I N J I L
dan ditinju. Namun kesan yang kita dapatkan dari membaca buku
catatan hariannya adalah kehangatan kasih. Tidak ada jejak kepahitan
terhadap mereka yang menganiaya dan menyiksanya - hanya ada
kasih. Itulah hamba Allah sejati! Ia bersyukur kepada Allah atas
kesempatan untuk menderita.
Seringkali, di Tiongkok, saudara-saudara seiman kita ditangkap oleh
pihak komunis. Namun mereka malah menjulurkan tangannya ke arah
'gong an' (polisi) dan berkata, "Saya tidak layak menerima hak
istimewa ini. Terima kasih." Para petugas tidak tahu lagi harus berbuat
apa. "Apa ini? Kalian berterima kasih karena diborgol?" tanya mereka.
Matahari bersinar atas orang-orang Kristen ini dan mereka bersyukur
kepada Allah dan bersukacita akan hal itu. Perhatikanlah rasul Paulus.
Ia jelas-jelas berkata, "Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan
kita" (Roma 5:3). Begitulah contoh orang yang berkomitmen total.
Mengapa? Mereka bersedia mempertaruhkan segalanya bagi Tuhan dan
siap untuk kehilangan segalanya. Itulah yang disebut iman!
Bagaimana Anda bisa tahu bahwa Anda sudah berkomitmen total
kepada Tuhan? Di saat segala sesuatunya mulai bermasalah -
katakanlah, sebagai contoh, orang tua atau sahabat-sahabat Anda
mulai menolak Anda, atau jika Anda dipecat karena Anda tidak mau
memalsukan laporan pajak atau melakukan kecurangan lainnya - Anda
akan segera melihat apakah Anda memiliki komitmen atau tidak. Ketika
hal-hal seperti itu terjadi, Anda dapat menilai reaksi Anda. Anda
mungkin akan bersukacita, "Haleluyah! Ini benar-benar kesempatan
yang istimewa menderita demi Kristus!" atau mungkin Anda akan
mengeluh dan berkata, "Lihatlah apa yang terjadi! Menjadi orang
Kristen bikin saya dipecat. Sesudah menjadi Kristen, yang saya dapat
hanyalah masalah!" Matahari yang bersinar terik akan menguji
komitmen kita.
Saya sudah melayani Tuhan selama bertahun-tahun dan kadang-
kadang mengalami saat kehabisan uang sama sekali. Dan saya sering
berkata, "Haleluyah! Sekarang saya dapat ikut merasakan seperti apa
menjadi murid Yesus, yang tidak memiliki tempat untuk meletakkan
kepala." Ketika orang bertanya, "Haruskah kita membayar pajak?"
Yesus tidak merogoh kantongnya. Malahan ia berkata, "Adakah
seseorang yang membawa koin di sini?" Jika Yesus membawa koin di
dalam kantongnya, pasti ia sudah mengeluarkannya. Ia tidak memiliki
330 | C A H A Y A I N J I L
uang. Ia harus meminta orang lain untuk memperlihatkan koin untuk
dapat berkata, "Gambar dan rupa siapakah yang tertera di sini?" (lihat
Lukas 20:24).
Mengalami Kasih Allah secara Pribadi
Berjalan bersama Yesus, melayani dan hidup untuk dia adalah hal yang
indah. Saya mempertaruhkan seluruh hidup saya demi kepercayaan
saya pada Allah dan KristusNya. Jika apa yang saya yakini ternyata
salah, maka saya sudah mati kelaparan. Ketika saya pergi ke Inggris
untuk belajar melayani Tuhan, saya tidak memiliki uang sama sekali. Di
sana saya juga tidak memperoleh izin kerja. Dengan demikian saya
harus menyerahkan segenap hidup dan pendidikan saya kepada Tuhan.
Jika Allah yang saya sembah bukan Allah yang hidup, saya memang
akan benar-benar mati kelaparan. Akan tetapi Allah sudah
membuktikan diriNya. Inilah yang saya maksudkan dengan mengalami
Allah. Hanya orang yang mempertaruhkan segalanya bagi Dia yang
akan mengalami kuasaNya.
Kita berkata bahwa kita dibenarkan oleh iman, dan itu benar. Anugerah
pembenaran dari Allah diberikan kepada kita secara cuma-cuma.
Namun di dalam menerima anugerah itu - menerima benih itu dalam
hidup saya - saya mempertaruhkan seluruh hidup saya kepada
anugerah dari Allah ini. Jika Allah ternyata bohong, maka besarnya
kerugian saya adalah seluruh hidup saya. Akan tetapi saya sudah
mendapatkan keyakinan akan kebenaran karena saya tahu siapa yang
saya percayai. Itu sebabnya mengapa saya berani mempertaruhkan
hidup saya demi Dia. Dan semakin banyak bidang kehidupan yang saya
serahkan kepadaNya, semakin dekat pula pengenalan saya akan
pribadiNya. Demikianlah siklus ini berjalan. Ketika Anda mulai
mempercayakan hidup Anda kepadaNya, Anda akan melihat kuasaNya
mulai bekerja dalam hidup Anda. Dengan demikian Anda akan semakin
mempercayaiNya. Dan karena Anda semakin mempercayaiNya, maka
Anda akan menyerahkan semakin banyak lagi aspek kehidupan yang
Anda serahkan ke dalam tanganNya.
331 | C A H A Y A I N J I L
Kita melihat di dalam perumpamaan ini ada yang menghasilkan
tigapuluh, enampuluh dan ada yang seratus kali lipat. Jika mereka
memiliki komitmen yang total, lalu mengapa ada perbedaan hasil?
Setiap orang dapat saja berkomitmen secara total, akan tetapi kualitas
komitmen mereka berbeda. Dalam hal keutuhan mereka berimbang,
akan tetapi dalam hal kualitas ada perbedaan. Mari kita ambil salah
satu ilustrasi yang sudah ada untuk menjelaskan hal ini. Di dalam
kesaksian tentang jembatan gantung. Setiap orang yang menyeberangi
jembatan itu pastilah memiliki komitmen yang total terhadap jembatan
gantung itu, karena jika jembatan itu putus, maka orang yang
menyeberang akan tewas. Akan tetapi kualitas komitmen mereka
sangat berbeda. Si penginjil, dengan keragu-raguannya, melangkah
penuh takut dan gemetar. Sekalipun ia berserah kepada jembatan itu,
adakah kegairahan di dalam hati dia saat menyeberangi jembatan itu?
Adakah sukacita ketika ia menyeberang? Tidak. Yang terlihat malahan
rasa takut dan keragu-raguan. Kualitas komitmennya sangat jauh jika
dibandingkan dengan penduduk setempat yang menyeberang juga.
Mereka melangkah dengan sukacita, tanpa rasa takut, dengan mudah,
mungkin sambil bernyanyi. Seorang anak kecil mungkin akan
berpegangan erat-erat di atap rumah, menangis, penuh ketakutan dan
gemetar ketika harus terjun ke bawah. Ada juga yang segera terjun
tanpa ragu-ragu dan dengan berani. Semua melakukan hal yang sama,
akan tetapi kualitas tindakan mereka berbeda. Sikap mereka berbeda.
Anda dapat menjalani kehidupan Kekristenan dengan komitmen yang
total. Dan saya sudah sering melihat perbedaan kualitas dari orang
yang berkomitmen total. Ada orang yang menyerahkan segalanya bagi
Tuhan sambil terus menerus menggerutu tentang hal itu. Mereka selalu
berkata, "Saya sudah menyerahkan segalanya bagi Tuhan. Lihatlah
beban yang saya tanggung demi Dia." Anda tidak dapat menyangkal
bahwa mereka sudah serahkan segalanya bagi Allah, akan tetapi
bagaimana kualitas kehidupan yang mereka jalani? Mereka penuh
dengan keluhan. Jika cara hidupnya seperti itu, buat apa repot-repot
menyerahkan hidup kepada Dia? Ada lagi yang menjalani komitmennya
dengan sedikit sukacita, dan ada pula yang menjalani itu dengan penuh
sukacita!
Perhatikan sekali lagi ilustrasi jembatan gantung ini. jika Anda
menyeberang dengan gemetaran, apakah hal itu akan mendorong
332 | C A H A Y A I N J I L
semangat orang lain untuk ikut menyeberang? Mereka akan berkata,
"Saat saya lihat orang ini menyeberang dengan gemetaran, saya jadi
ragu untuk menyeberang." Akan tetapi jika mereka melihat Anda
menyeberang dengan penuh sukacita, mereka akan berkata, "Baiklah,
saya akan menyeberang juga." Bagaimana cara Anda menyeberang
akan sangat berbeda, bergantung pada kualitas komitmen Anda.
Kualitas komitmen Paulus bersinar terang di hadapan kita. Ia
mempertaruhkan segenap hidupnya, dan ia bersukacita dalam
menghadapi penderitaan. Ini akan membuat orang lain berpikir, "Wah,
Paulus memang luar biasa!" Akan tetapi ada juga yang menggerutu
soal pengorbanan, gemetaran di jembatan gantung dan berpikir, "Apa
yang akan terjadi jika ... tapi akhirnya saya jalankan juga, tapi
pengorbanannya besar sekali!" Tidak heran jika orang ini akan
membuat yang lain berpikir, "Jika seperti itu kejadiannya, lebih baik
saya tidak ikut menyeberang." Kualitas kesaksian kita berbeda dan
dengan demikian buah yang dihasilkan berbeda pula. Orang yang
menyeberang dengan penuh kepercayaan akan membawa banyak
orang lain ikut menyeberang dengan penuh kepercayaan juga. Akan
tetapi orang yang menyeberang dengan ragu-ragu akan membuat
orang lain ragu-ragu pula. Itu sebabnya, ketika kita menerapkan
ilustrasi ini ke dalam perumpamaan si penabur pada bagian jumlah
buah yang dihasilkan, kita dapat melihat bahwa benih-benih itu
menghasilkan buah akan tetapi dengan jumlah yang berbeda.
Marilah kita tidak sekadar mempunyai iman yang berkomitmen total
akan tetapi juga dengan kualitas, pengaruh dan kuasa yang membuat
orang lain dapat melihat kemuliaan Tuhan di dalam diri kita. Dan
dengan demikian kita akan menghasilkan buah yang tigapuluh,
enampuluh dan seratus kali lipat!
333 | C A H A Y A I N J I L
Perumpamaan tentang Pelita
Markus 4:21-25 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Perumpamaan tentang pelita ini - Mar.4:21-25 - disampaikan langsung
sesudah perumpamaan tentang penabur benih. Pertama-tama, mari
kita lihat ayat-ayatnya:
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan
supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur,
melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu
yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu
yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai
telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang
kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di
samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak
mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari
padanya."
Saya juga ingin menyajikan ayat-ayat yang sejajar yang ada di Lukas
8:16-18 supaya Firman dari Yesus dapat disampaikan dengan lebih
jelas lagi.
Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan
tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia
menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk
ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan
dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan
diketahui dan diumumkan.
Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak
mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada
padanya
Menangkap Visinya
334 | C A H A Y A I N J I L
Saya memiliki visi tentang gereja yang menjadi terang dunia. Dapatkah
Anda membayangkannya untuk sejenak saja? Cobalah pikirkan
keadaan gereja Anda sebagai terang dunia. Bayangkan gereja
membawa terang kepada dunia yang sedang berjalan di dalam
kegelapan ini. Sebuah gereja yang memancarkan kecantikan, terang,
kehangatan, kekudusan dan hidup Allah. Dapatkah Anda
membayangkan gereja yang berfungsi seperti itu?
Ketika matahari terbenam, keadaan menjadi gelap; Anda tidak akan
dapat melihat warna-warna, sinar, atau apapun. Namun di pagi hari,
khususnya di hari yang cerah, bukalah jendela dan lihatlah. Sinar
matahari membanjiri kamar Anda, dan membawa bersamany -
keceriaan, kehangatan, dan keindahan pagi hari. Jika Anda sedang
memotret, maka Anda akan tahu bahwa ketika sinar matahari tidak
ikut berperan - sekalipun Anda memakai film dengan kualitas yang
bagus - hasilnya akan buram dan kurang warna. Tapi jika sinar
matahari, atau sinar lampu, ikut andil, maka hasilnya akan sangat
meriah dan bersinar dengan keindahan yang menawan. Dapatkah Anda
menggambarkan gereja sebagai terang dunia, yang sedang diselimuti
oleh kegelapan ini?
Saya berangan-angan tentang gereja yang seperti itu, dan saya
berharap agar visi ini dapat segera dijalankan. Jika saja kita mampu
membangun ulang gereja, dan mengembalikannnya ke posisi yang
semula. Sekarang ini tidak ada orang yang memandang gereja dan
melihatnya sebagai terang dunia. Lebih buruk lagi, dunia
meremehkannya. Gereja sudah berhenti menjadi terang dunia yang
mencurahkan kemuliaan Allah. Apa itu terang kalau bukan kemuliaan
Allah? Pada zaman dulu, orang-orang melihat ke arah murid-murid
awal Yesus, yaitu para nelayan kecil, dan berkata, "Orang-orang ini
berjalan bersama Yesus. Mereka memancarkan kemuliaan Allah."
Mereka dapat melihat bahwa para murid itu berjalan bersama Yesus.
Saya bertanya-tanya, jika orang lain melihat ke arah kita, dapatkah
mereka melihat kemuliaan Allah di dalam kita? Jika mereka tidak dapat
melihatnya, lalu kita ini sedang berfungsi sebagai apa?
Yesus berkata kita diselamatkan untuk suatu tujuan. Bukan sekadar
agar kita mendapat satu tempat pasti di surga namun kita membiarkan
dunia dalam keadaan hancur. Kita diselamatkan agar kita dapat
berfungsi sebagai terang bagi dunia ini. Ia ingin mendandani kita
335 | C A H A Y A I N J I L
dengan kemuliaan Allah. Rasul Pulus berkata, "kenakanlah Kristus."
Apa yang akan terjadi kalau kita mengenakan Kristus? Orang hanya
akan melihat Yesus di dalam diri kita.
Namun siapa sekarang ini yang masih berkhotbah tentang hal itu? Yang
gemar kita bicarakan sekarang ini adalah keselamatan yang gratis,
seperti membagi-bagikan manisan dan permen saja. Tidak peduli
apakah orang lain di dunia ini akan masuk ke neraka, yang penting diri
sendiri diselamatkan. Kita lupa bahwa kita diselamatkan untuk menjadi
terang. Namun saya masih memegang visi tentang gereja sebagai
terang dan bekerja untuk mewujudkannnya, tidak peduli apapun yang
akan terjadi nanti. Saya berdoa agar gereja dibangun ulang sehingga ia
dapat bersinar lagi sebagai terang dunia, dengan kemuliaan dan kasih
Allah terpancar darinya. Dengan begini, mereka yang dingin dan
terjerat kepahitan dan kebencian dapat dihangatkan oleh kasih Allah
yang mengalir melalui kita. Ketika orang mengenal kita, mereka akan
berkata, "Ada sesuatu yang berbeda darimu. Saya tidak tahu apa itu,
namun saya bisa melihatnya seperti kemuliaan Allah hadir melalui
kamu." Jika hal itu terjadi, maka Anda sedang berfungsi sebagaimana
harusnya seorang Kristen.
Diselamatkan untuk Satu Tujuan
Ada satu macam khotbah tentang keselamatan yang sering muncul
belakangan ini. Beberapa pengkhotbah berkata bahwa dalam urusan
keselamatan, yang penting adalah sampai ke surga. Hal yang penting
hanyalah bagaimana menyelamatkan diri Anda sendiri. Seolah-olah si
pengkhotbah itu sedang berkata, "Tidak peduli bagaimana kelakuan
Anda selanjutnya, Anda tetap akan diselamatkan. Tidak peduli apakah
Anda menekuni dosa atau tidak." Jelas sekali, tujuan Allah
menyelamatkan kita adalah supaya kita dapat dikuduskkan (Efesus
1:13-14). Menjadi kudus berarti memancarkan kemuliaan Allah melalui
kita. Karena itu kita disuruh untuk mengenakan Yesus Kristus (Efesus
4:24). Itulah perintah Paulus kepada jemaat di Efesus, ini bukan hanya
sekadar saran atau ide, tapi satu perintah.
Kita diselamatkan agar kita dapat mewujudkan kemuliaan Allah bagi
dunia. Paulus berkata, "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi
sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah
sebagai anak-anak terang" (Efesus 5:8). Itulah Injil yang layak
336 | C A H A Y A I N J I L
dikhotbahkan. Injil yang dapat mengubah gelap menjadi terang,
mengubah kebencian menjadi kasih, menjamah orang berdosa dan
menguduskannya.
Jenis injil yang dikhotbahkan sekarang ini tidak benar-benar mengubah
kita. Yang berubah hanyalah agama kita karena kehidupan kita masih
tetap saja sekalipun kita sudah mendengar injil dikhotbahkan. Kita
harus bertanya pada diri sendiri, "Apakah saya ini terang dunia?
Apakah saya bersinar? Jika orang menatap ke arah saya, apakah
mereka melihat terang itu?" Namun, pada kenyataannya, kita sering
kali melihat orang Kristen yang kalah; mereka selalu kalah melawan
kegelapan.
Ambillah sebatang lilin, lilin ulang tahun misalnya. Ia begitu tipis dan
kecil, dan hanya memberikan sinar yang redup. Nyalakanlah lilin kecil
itu di kamar pada waktu malam dan perhatikan apakah kegelapan
dapat menelan cahayanya. Walaupun lilin itu begitu kecil dan kamar
Anda jauh lebih besar, kegelapan tidak akan mampu menelan cahaya
lilin itu. Tidak ada cara bagi kegelapan untuk mengalahkan cahaya
karena terang memang tidak dapat ditelan atau dikalahkan oleh gelap
secara alami. Kegelapan pasti kalah oleh terang. Sekalipun cahaya
yang muncul itu redup dan berasal dari sebatang lilin ulang tahun yang
kecil, ia tetap tidak dapat dikalahkan oleh kegelapan.
Namun, tidak dapat disangkal, orang Kristen justru lebih sering
dikalahkan oleh dunia. Jika seseorang bersikap tidak baik kepada kita,
bagaimana reaksi kita? Wajah kita menjadi merah padam dan semakin
gelap sehingga tak seorangpun berani berbicara dengan kita sampai
dua hari. Namun Paulus berkata, "Janganlah kamu kalah terhadap
kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan" (Roma
12:21). Karena itu, kita tidak boleh membiarkan kegelapan
mengalahkan kita. Jika ada orang yang tidak baik terhadap kita, itulah
saatnya bagi kita untuk memancarkan terang yang lebih besar. Karena
terang akan menjadi semakin nyata saat berada di di tengah
kegelapan.
Beberapa orang Kristen mungkin berkata, "Tidak ada orang di kampus
saya yang Kristen." Apa gunanya mengeluh? Jika tidak ada orang
Kristen di sekitar Anda, maka keberadaan Anda lebih dibutuhkan lagi di
sana. Beberapa orang Kristen berkata, "Aku satu-satunya orang Kristen
337 | C A H A Y A I N J I L
di kantor ini." Maka seharusnya ia bersyukur kepada Allah! Jika kantor
itu dipenuhi oleh orang Kristen, apakah keberadaannya sangat
dibutuhkan di sana? Jika sebuah ruangan dipenuhi oleh cahaya, masih
perlukah diberi cahaya tambahan? Namun jika suatu ruangan tidak
mendapat cahaya, betapa berharganya sebuah cahaya yang bersinar!
Apa yang terjadi jika orang menertawai kita? Apakah sinar kita akan
memancar? Atau jika ada orang Kristen lain yang menyinggung
perasaan kita, apakah kita akan marah? Sering kita berkata, "Tidak
masalah jika yang berbuat itu bukan orang Kristen, tapi kalau yang
berbuat itu orang Kristen, awas!" Jika itu masalahnya, maka kita sudah
kalah; terang kita dipadamkan. Terang kita tidak akan padam karena
kegelapan, entah kegelapan itu berasal dari orang Kristen atau bukan.
Semua kegelapan itu sama saja. Justru kegelapan malah seharusnya
membuat terang semakin bersinar.
Saya harap kita dapat menangkap visi ini di tengah kegelapan yang
semakin pekat ini. Setiap orang memperkirakan bahwa bencana akan
datang. Bukan orang Kristen, tetapi orang non-Kristen, yang berkata
bahwa perangkat nuklir dan peralatan perang lainnya akan segera
menghancurkan dunia ini. Biarlah mereka berkata seperti itu. Poinnya
adalah bahwa mereka melihat bahwa dunia sedang bergerak ke arah
akhir dari peradaban. Sejarah umat manusia sedang menuju
malapetaka dan inilah saatnya bagi gereja untuk memancarkan sinar.
Dapatkah Anda memahaminya? Anda mungkin berkata, "Percuma saja.
Lihatlah, kita hanya sekumpulan kecil orang di tengah dunia yang
begitu besar ini. Persoalannya terlalu besar bagi kita." Memang benar
bahwa orang Kristen hanyalah sekumpulan kecil orang di tengah dunia
yang sangat besar ini. Namun apakah hal itu menjadi penyebab tidak
bersinarnya orang Krisen?
Kuasa Terang
Perang Jepang-Tiongkok terjadi ketika saya masih kecil. Walaupun
masih kecil saat itu, saya masih dapat mengingat banyak hal yang
terjadi di masa itu. Di Shanghai, kami menjadi sasaran penboman
besar-besaran - mulanya oleh armada Jepang, belakangan oleh armada
Amerika. Itulah nasib penduduk sipil yang terjerat di tengah-tengah
peperangan. Jika pemboman terjadi, biasanya kami tidak mendapat
aliran listrik. Semua cahaya di kota padam. Pusat tenaga listrik
338 | C A H A Y A I N J I L
dimatikan dan kota berada dalam kegelapan total. Jadi ketika pesawat
pembom datang, mereka mengalami kesulitan dalam mencari sasaran.
Ketika melihat ke bawah, yang ada hanyalah kegelapan, hal ini
membuat mereka menjadi sulit untuk memutuskan di mana akan
menjatuhkan bomnya. Mereka tidak dapat memastikan sasaran.
Pada saat itu, jika ada orang yang menyulut rokok akan ditembak.
Anda mungkin berkata, "Ini keterlaluan." Namun memang demikian.
Walaupun cahaya sebatang rokok sangat kecil, seorang awak pesawat
pembom yang berada ratusan meter di atas sana masih tetap dapat
melihat kedipan cahaya itu di tengah kegelapan. Kegelapan membuat
satu cahaya kecil saja akan terlihat sangat menyolok. Jika Anda
menyalakan sebatang lilin - itu cukup untuk mengundang kedatangan
pesawat pembom.
Jumlah orang Kristen sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk dunia. Namun apakah hal itu menjadi masalah? Kita hadir
untuk memancarkan sinar dan kita harus melakukannya dengan baik.
Saya merasa sangat tertantang dengan penilaian bahwa kita dianggap
sangat sedikit dan lemah. Cahaya kita mungkin sekecil cahaya
sebatang lilin ulang tahun namun kita tetap harus tampil dan
memancarkan terang. Inilah poin dari kutipan yang sedang kita bahas
sekarang.
Bagaimana kita menjalankan fungsi sebagai terang? Bagaimana kita
dapat menjadi terang dan dapat berfungsi dengan baik? Bagaimana
supaya terang kita dapat menguat? Perumpamaan ini akan menjawab
semua itu dan pembahasannya akan dibagi ke dalam tiga poin.
Pertama, pelita itu dinyalakan. Ini adalah suatu pernyataan yang
berbicara tentang fakta. Tidak peduli apakah sinarnya kecil dan redup,
pelita itu telah dinyalakan. Xin xing zhi huo ke yi liao yuan, begitulah
kami biasa menyatakannya dalam bahasa China. Artinya, cukup satu
percikan api dapat membakar seluruh padang. Kedua, jika pelita itu
sudah dinyalakan, apinya tidak boleh dipadamkan. Di sini kita akan
memeriksa, mengapa cahayanya tidak memancar? Mengapa gereja
tidak bersinar? Apa penyebabnya? Ketiga, semakin kita memancarkan
sinar, semakin terang jadinya; jika kita tidak mau bersinar, maka kita
justru akan kehilangan terang yang ada pada kita.
Pelita itu sudah dinyalakan
339 | C A H A Y A I N J I L
Poin penting pertama adalah terang sudah dinyalakan di dunia ini. "Aku
datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah aku harapkan,
api itu telah menyala" (Lukas 12:49). Pelita sudah dinyalakan.
Sekalipun mengalami saat-saat yang sangat redup, ia masih menyala
di sepanjang sejarah. Tidak peduli berapa banyak upaya sudah
dilakukan anak-anak kegelapan untuk memadamkannya dan berapa
banyak kegagalan yang terjadi di antara anak-anak terang itu sendiri,
pelita itu masih menyala. Dan kita perlu bersyukur kepada Allah akan
hal itu. Bangkitkanlah semangat karena pelita itu masih menyala, dan
akan terus menyala. Karena Yesus telah berjanji bahwa segala kuasa
dari neraka dan kegelapan tidak akan dapat memadamkan terang itu.
Terang itu, di dalam konteks perumpamaan ini, mengacu pada Firman
Allah. Namun di Matius 5, terang itu juga mengacu kepada jemaat
Allah. Kedua ayat yang sama ini dipakai dalam berbagai konteks.
Bagaimana memahaminya? Jawabannya terletak pada fakta bahwa
berbagai macam konteks tersebut saling berkaitan satu dengan
lainnya.
Urutan pemikirannya sangatlah jelas dan sederhana. Pertama, Firman
Allah adalah pelita bagi kita. "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan
terang bagi jalanku" (Mzm.119:105). Firman Allah adalah api yang
akan memancarkan sinarnya di dalam hati kita. Rasul Petrus berkata
bahwa kita dilahirkan kembali oleh Firman Allah (1 Petrus 1:23).
Firman Allahlah yang memantik cahaya kehidupan di dalam diri kita.
Dengan cara itulah kita - sebagai orang Kristen yang membentuk
Jemaat Allah - menjadi terang. Dengan kata lain, gereja adalah terang
bagi dunia.
Firman Allah bukan sekadar apa yang tertulis saja. Firman itu datang
ke dalam kehidupan kita melalui kehidupan dan pengajaran Yesus.
Sekarang ini, ada begitu banyak pengajar yang terampil berbicara.
Namun jika kita uji kehidupannya, kita akan mendapati bahwa mereka
tidak hidup sesuai dengan perkataannya. Sangat sering terjadi, mulut
dan kehidupan kita saling bertentangan antara satu dengan yang lain.
Karena itulah kita akan dipandang sebagai orang munafik karena
ketidak-cocokan ini. Sangat mudah merangkai kata-kata akan tetapi
ketika orang menguji langsung pada kehidupan kita, akankah mereka
mendapatkan cahaya di sana? Yesus bukan jenis yang seperti ini.
Bukan hanya kata-katanya saja yang merupakan Firman Allah;
340 | C A H A Y A I N J I L
kehidupannyapun demikian. Kehidupan Yesuslah yang menerangi
pengajarannya. "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia
tidak akan berjalan dalam kegelapan" (Yoh. 8:12). Firman Allah adalah
terang, baik sebagai Firman yang hidup di dalam Yesus maupun
sebagai Firman yang tertulis di dalam Alkitab. Itu sebabnya mengapa
rasul Paulus berkata, "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan
segala kekayaannya di antara kamu" (Kolose 3:16). Firman Allah
adalah terang, baik yang ada di dalam Yesus ataupun Firman yang
tertulis.
Hati adalah terang bagi kehidupan kita. Saya menyatakan ini di dalam
kaitannya dengan pengajaran Yesus di Lukas 11:34-36: Matamu adalah
pelita tubuhmu. Hati adalah mata bagi hidup seseorang, sama seperti
mata jasmani yang menjadi terang bagi tubuh jasmani. Sebagai
contoh, jika Anda buta, maka Anda berada di dalam kegelapan dan
tidak dapat melihat arah jalan. Mata Anda adalah pelita bagi tubuh
Anda dan mata Anda akan membantu Anda untuk dapat melihat ke
mana arah jalan Anda. Mata memasukkan cahaya sehingga Anda dapat
melihat dan tidak sampai terjerumus ke dalam lubang atau menabrak
tembok. Dengan cara yang sama, hati Anda menjadi terang bagi jiwa
Anda, menjadi pelita bagi hidup Anda. Dan Firman Allah adalah pelita
bagi hati Anda. Pelita itu menjangkau Anda melalui hati Anda.
Dalam menyimpulkan apa yang sudah dibicarakan, kita dapat
menjabarkan langkah demi langkah dari pernyataan itu. Pertama,
Firman Allah datang - pelita itu dinyalakan sejak kedatangan Yesus ke
dunia. Lalu terangnya sampai kepada kita melalui hati kita, dan sebagai
akibat dari masuknya terang itu, maka kita juga menjadi terang.
Tahap-tahap ini dinyatakan kepada kita di dalam Firman Allah. Dulu
kita adalah kegelapan tetapi sekarang kita adalah terang di dalam
Tuhan (Efesus 5:8)
Terang ini harus Bersinar
Kedua, ketika Allah menyalakan pelita, Ia tidak ingin pelita itu
disembunyikan. Ketika Allah memberi terang di dalam hidup kita,
terang itu bukan untuk ditutupi. Bagaimana terang itu dapat ditutupi,
jika memang terjadi? Bukan Allah yang menutupi kita, tetapi kitalah
yang menutupi diri sendiri.
341 | C A H A Y A I N J I L
Ada beberapa hal yang menghalangi fungsi kita dalam memancarkan
terang. Rasul Lukas menyebutkan tempayan: jika Anda menyalakan
pelita, Anda tidak akan menutupinya dengan tempayan. Rasul Markus
menyebut tentang gantang: jika Anda menyalakan pelita, Anda tidak
akan menutupinya dengan gantang. Markus dan Lukas menyebutkan
tempat tidur juga: jika Anda menyalakan pelita, maka Anda tidak akan
meletakkannya di bawah tempat tidur. Mereka sedang berusaha
mengatakan kepada kita bahwa kita tidak boleh membiarkan dunia
mengambil kedudukan di atas kita. Jika kita mengizinkan hal itu
terjadi, maka terang kita tidak akan bersinar. Perhatikan bahwa benda-
benda tersebut secara harfiah berada di atas pelita - tempayan,
gantang dan tempat tidur itu. Apakah kita membiarkan dunia berada di
atas kita?
Bagaimana orang memakai gantang? Pada zaman itu gantang dipakai
untuk mengangkut gandum. Gantang dipakai untuk menakar gandum,
jagung dan biji-bijian lainnya. Jika kita membiarkan perhatian kita
tersita oleh urusan perut, perkara mencari makanan, maka itu berarti
bahwa kita sedang membiarkan terang dipadamkan. Tidak heran jika
gereja sekarang ini tidak bersinar. Karena orang-orang yang
mengisinya sangat tersita perhatian oleh dunia. Mereka berusaha untuk
meraih isi dunia. Dunia sudah benar-benar merasuk ke gereja. Anda
yang rajin ke gereja akan segera melihat betapa duniawinya gereja.
Saat orang-orang Kristen berkumpul, yang sering mereka bicarakan
adalah tentang kesuksesan bisnis dan perkara uang. Sangat mudah
untuk melihat perkara apa yang menguasai pikiran mereka. Dunia
sudah berada di atas mereka; gantang sudah menutupi pelita. Bukan
ini tujuan gereja dibentuk. Karena Allah berkata, "Aku menyalakan
pelita bukan untuk menutupinya dengan gantang."
Benda kedua yang menutupi pelita, seperti yang kita lihat di Lukas
8:16, adalah tempayan. Tempayan adalah wadah yang dipakai untuk
menampung air sedangkan gantang untuk menampung bahan yang
kering. Makanan dan minuman adalah kebutuhan dasar bagi hidup dan
kita cenderung untuk menghabiskan waktu hanya untuk kedua urusan
tersebut. Karena itulah Yesus berkata kepada kita, "Jangan kuatir akan
kebutuhan jasmanimu - akan apa yang kau makan, minum dan
pakaianmu. Dan jangan kuatir juga akan pekerjaan dan pendidikanmu.
Apakah hal itu semua begitu penting bagimu? Kamu akan membuat
342 | C A H A Y A I N J I L
pelitamu padam jika membiarkan dunia mengambil kedudukan di
atasmu" (lihat Matius 6:25-34).
Dan apa arti tempat tidur? Di dalam Alkitab, tempat tidur
melambangkan pernikahan. Sangat sering pernikahan menguasai hati
seseorang dan menutupi pelita. Saat seseorang menikah, ia mulai
dikurung oleh perkara rumah tangga - urusan istri dan anak - berikut
urusan pengeluaran untuk rumah, mobil, dan sebagainya. Jika
seseorang membujang, kehidupannya lebih sederhana. Ia dapat makan
seadanya dan mungkin cukup sekali makan sehari. Ketika ia menikah,
maka ia harus memikirkan urusan istri dan anak-anak. Ia harus
bersiap-siap menyambut kunjungan dari mertua. Ia harus berusaha
untuk memberi kesan yang baik di hadapan mertuanya. Sebagai
contoh, sangat mudah baginya untuk terjebak dalam pikiran yang tidak
sehat seperti, "Saya harap mereka akan menyukai rumah saya. Dan
juga mobil saya. Itulah barang-barang yang mencerminkan keberadaan
saya dan saya harap mereka akan menilai saya sangat baik.
Bagaimanapun juga, Allah memberikan berkatNya kepada orang-orang
Kristen dan mereka tahu bahwa saya ini orang Kristen..." Begitulah,
jika kita membiarkan pikiran-pikiran tersebut menjerat kita, maka itu
berarti bahwa kita sedang meletakkan tempat tidur di atas kita.
Ada lagi cara lain yang membuat tempat tidur mengambil kedudukan di
atas kita. Kedua orang yang menjalani pernikahan akan mendapati
bahwa perbedaan kepribadian bisa menimbulkan konflik yang
menghancurkan mereka. Bagaimanapun juga, sisi tajam dari karakter
pasangan mereka dapat menimbulkan kepedihan yang mendalam dan
pertengkaran, dan mereka mungkin akan segera saling
menghancurkan. Dan sebelum mereka menyadari akan hal itu, tempat
tidur sudah mengambil posisi di atas mereka. Jika pernikahan
melahirkan banyak persoalan, itu berarti pelita sudah diletakkan di
bawah tempat tidur. Pernahkah Anda mendengar tentang orang yang
meletakkan lilin di kolong tempat tidur? Hal itu terjadi di dalam
beberapa kasus pernikahan.
Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah
tempat tidur, gantang atau tempayan. Pelita biasanya ditaruh di atas
kaki dian supaya setiap orang yang masuk ke dalam rumah dapat
melihat terangnya. Walaupun Allah sudah menyalakan pelita bagi
dunia, terangnya tidak bersinar karena gereja telah membiarkan dunia
343 | C A H A Y A I N J I L
mengambil kedudukan di atasnya. Dan akibatnya, dunia mendominasi
Gereja.
Saya sudah berkunjung ke banyak gereja dan mendapati bahwa dunia
sudah menguasai kebanyakan dari mereka. Siapa yang menjadi tua-tua
di dalam gereja? Mereka adalah para pengusaha, manajer dan direktur
perusahaan. Siapa yang menjadi anggota majelis di gereja? Mereka
adalah orang-orang kaya dari kalangan jemaat. Mereka datang kepada
pendeta dan berkata, "Kami tidak suka dengan khotbah Anda. Jika
Anda tidak melembutkannya, maka Anda harus keluar. Jika Anda
melakukan apa yang kami sarankan, maka gaji Anda kami naikkan.
Mau ikut saran kami?"
Saya kenal seseorang yang menolak untuk menjadi pendeta di sebuah
gereja di Hong Kong. Waktu saya tanyakan padanya, ia berkata,
"Karena saya tidak mau orang-orang bisnis menentukan bagaimana
saya harus mengabarkan Injil. Saya mengabarkan Injil sebagaimana
yang Allah kehendaki. Saya tidak akan membiarkan dunia mengatur
saya tentang cara mengabarkan Injil." Orang-orang seperti dia sangat
langka dan mereka biasanya dilempar keluar dari gereja. Tampaknya
setiap orang yang ingin menjadi pendeta yang baik, harus belajar
untuk bisa mengakrabi orang-orang penting di gereja. Ia harus tahu
bagaimana cara menjilat yang benar. Dunia akan segera menduduki
tempat di atas gereja karena pendeta-pendeta seperti itu cenderung
membawa masuk keduniawian dengan menunjuk orang-orang penting
dunia sebagai tua-tua gereja dan anggota majelis.
Sekarang ini, jika Anda hanya seorang pembuat sepatu atau penjaga
toko, jangan terlalu berharap untuk bisa menjadi tua-tua gereja karena
Anda mungkin tidak memenuhi syarat. Anda harus menjadi orang
besar di dunia untuk bisa memenuhi syarat. Peluang Anda untuk
menjadi tua-tua akan lebih baik jika Anda adalah seorang dokter,
insinyur atau pengacara, sebagai contoh. Peluangnya juga membaik
jika Anda sudah lama menjadi anggota gereja tersebut, dan jika Anda
memasukkan cukup uang ke dalam kotak persembahan. Jika Anda
tidak memenuhi salah satu dari hal-hal tersebut, peluang Anda untuk
menjadi anggota majelis atau tua-tua gereja akan mengecil. Mereka
yang sedang dan pernah aktif di gereja akan tahu bahwa apa yang
saya sampaikan ini benar. Beberapa dari antara kita bahkan pernah
duduk dalam posisi itu di gereja. Dan kami bersyukur kepada Allah
344 | C A H A Y A I N J I L
bahwa beberapa gereja tidak mengalami hal ini. Mereka adalah gereja-
gereja yang belum didominasi oleh dunia. Namun, berapa banyak
gereja semacam itu yang masih kita miliki sekarang?
Cara kita menanggapi Firman Allah akan membuat perbedaan besar
pada kehidupan tiap-tiap orang dari kita. Yesus berkata, "Sebab tidak
ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak
ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak
mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada
padanya" (Lukas 8:17-18). Ini adalah kata-kata penghakiman karena
Allah akan menghakimi kita jika kita membiarkan terang di dalam diri
kita ditutupi.
Pada hari penghakiman, segalanya akan diungkapkan, termasuk segala
kegagalan dan kesalahan. Tidak ada perkara tersembunyi yang tidak
akan diterangi. Jika gereja tidak menyingkapkan dosa pada dunia,
maka Allahlah yang akan melakukannya. Seperti yang disampaikan
oleh rasul Petrus, "Penghakiman itu akan dimulai dari dalam gereja"
(lihat 1 Petrus 4:17). Karena Allah adalah Allah yang adil, maka Ia
akan menghakimi gereja. Jika gereja tidak bersinar dan
menyingkapkan kegelapan, maka Allah akan menghakimi gereja. Sama
seperti caraNya dalam menangani orang Israel, maka Ia juga akan
menangani kita seperti itu.
Prinsip apa yang perlu dipegang? Yesus berkata bahwa kita harus
memperhatikan cara kita mendengar, karena Firman Allah dapat
datang kepada kita dalam bentuk kasih karunia dan keselamatan atau
dalam bentuk penghakiman dan kutukan (Lukas 8:18). Kitalah yang
akan menentukan dalam bentuk apakah FirmanNya datang kepada
kita. Bagi mereka yang memiliki, akan diberikan lebih; bagi mereka
yang tidak memiliki, bahkan apa yang anggap ada padanya akan
diambil. Tanggungjawabnya diletakkan di pundak kita.
Ayat ini - Lukas 8:18 - sedemikian pentingnya sehingga Yesus
memberikan dua perumpamaan untuk menggambarkan pokok ini.
Perumpamaan tentang talenta disimpulkan dengan kata-kata yang
sama dengan yang tertulis di Lukas 8:18 ini. Matius 25:29 berkata,
"Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
345 | C A H A Y A I N J I L
sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." Sang
majikan membagikan beberapa talenta uang sebelum ia berangkat.
Pada saat ia kembali, ia menanyakan pertanggungjawaban dari para
hambanya akan uang tersebut. Yang pertama berhasil
melipatgandakan uang yang dipercayakan dalam jumlah besar; yang
kedua juga berhasil melakukannya, walaupun lebih sedikit, sesuai
dengan jumlah yang dipercayakan padanya. Akan tetapi yang satu lagi
tidak menghasilkan apa-apa dengan satu talenta yang diberikan
padanya. Akibatnya, bahkan satu talenta yang ada padanya itu diambil
darinya. Hal ini juga terjadi di dalam perumpamaan tentang uang mina
(Lukas 19:26). Itu sebabnya kita tidak dapat berkata bahwa kita
dibiarkan dalam ketidaktahuan akan kehendak Yesus karena ia sudah
memakai kata-kata yang sangat jelas akan hal itu. Jika kita harus
menyatakan apa yang dia ucapkan dalam kalimat lain, maka
kalimatnya akan berbunyi seperti ini, "Aku sudah memberimu uang
sejumlah sekian talenta atau sekian mina ini sebagai kasih karunia
yang gratis; itu bukan hasil perjuanganmu. Akan tetapi, walaupun itu
adalah kasih karunia yang gratis, bukan berarti engkau bebas untuk
berbuat apa saja dengannya."
Karena kita telah diberikan hidup yang kekal, jangan menganggap
bahwa kita boleh terus berbuat sesuka hati. Kita akan
mempertanggungjawabkan talenta atau mina yang kita terima. Ketika
ia memberi kita terang, Ia ingin melihat apa yang akan kita lakukan
dengan terang itu. Kita dapat melipatgandakan talenta yang sudah kita
terima, atau tidak melipatgandakannya, dan ini adalah poin dari
perumpamaan itu. Jika kita mengambil pilihan yang kedua, kita akan
kehilangan sampai kepada apa yang pernah kita terima. Apa yang
terjadi dengan hamba yang disita uangnya? Ia dicampakkan ke dalam
kegelapan di luar, dan binasa, sekalipun ia adalah hamba Allah.
Pengajaran ini berasal dari Alkitab, bukan dari saya.
Menjadi Pengurus Kasih Karunia Allah
Hubungan antara kasih karunia dari Allah dengan tanggungjawab di
pihak kita adalah hal yang harus kita pahami dengan jelas karena
begitu meluasnya kesalahpahaman dan pengabaian akan hal ini.
Pandangan yang beredar sekarang ini adalah kita tidak perlu berbuat
apa-apa setelah menerima kasih karunia yang telah dianugerahkan
346 | C A H A Y A I N J I L
kepada kita. Hubungan di antara tanggungjawab di pihak kita dalam
menerima kasih kasih karunia dari Allah sudah begitu jelas ditegaskan
pada kita, dan akan merupakan suatu kebutaan yang disengajakan jika
kita mengabaikannya. Sebagai contoh, rasul Paulus berkata kepada
Timotius, seorang hamba Allah, "Karena itulah kuperingatkan engkau
untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh
penumpangan tanganku atasmu" (2 Timotius 1:6). Alkitab berbahasa
Inggris versi Revised Standard Version menyebutkan, "Rekindle the gift
of God that is within you... (Kobarkan lagi karunia Allah yang ada
padamu...)". Allah telah memberi karunia kepada Timotius, akan tetapi
tampaknya ia membiarkan karunia itu menganggur, sehingga Paulus
menyuruhnya untuk mengobarkan lagi (=rekindle) karunia itu. Karunia
dari Allah tidak secara otomatis bekerja; kita harus memakainya. Allah
mungkin telah memberikan Anda karunia tetapi jika Anda tidak
memakainya, maka Anda akan kehilangan karunia itu.
Hal yang sama berlaku juga pada keselamatan. Itu adalah karunia dari
Allah, akan tetapi Paulus berkata bahwa kita
harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar (lihat
Filipi 2:12). Jika tidak ada bahaya kehilangan, lalu mengapa kita harus
takut dan gentar? Sekalipun keselamatan adalah karunia dari Allah,
kita harus mengerjakannya. Gereja-gereja sekarang ini seringkali tidak
menyampaikan pesan keselamatan seutuhnya; mereka cenderung
memberi kita separuh saja dari pesan tersebut.
Pesan keselamatan tidak dapat disampaikan dengan lebih tegas
ketimbang apa yang disampaikan oleh rasul Petrus kepada kita: Orang
Kristen harus menjadi pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1
Petrus 4:10). Kasih karunia adalah hadiah gratis kepada kita, akan
tetapi kita tetap harus menjadi pengurus yang baik dari kasih karunia
itu. Seorang pengurus adalah orang yang mengelola sesuatu. Kasih
karunia diberikan bukan untuk kita masukkan ke dalam kantong dan
berkata, "Nah, urusannya selesai sudah." Kasih karunia diberikan
kepada kita supaya kita dapat berbuat sesuatu dengannya. Ada dua
perumpamaan yang mengingatkan kita pada akibat yang harus
dihadapi jika kita tidak melakukan apa-apa dengan kasih karunia itu, -
perumpamaan tentang talenta (Matius 25) dan perumpamaan tentang
uang mina (Lukas 19). Kedua perumpamaan itu mengingatkan kita
bahwa jika kita tidak memanfaatkan kasih karunia yang diberikan
kepada kita secara cuma-cuma itu, maka ia akan diambil dari kita.
347 | C A H A Y A I N J I L
Bukankah di dalam kehidupan jasmanipun hal ini berlaku juga? Apakah
hidup yang kita miliki ini adalah hasil dari permintaan kita? Apakah kita
meminta untuk dilahirkan? Tidak. Kehidupan yang kita jalani sekarang
ini - kemampuan untuk bekerja atau belajar, kemampuan untuk
menikmati sinar matahari, menikmati makanan dan persahabatan -
apakah itu semua hasil usaha kita? Tidak. Kehidupan yang kita miliki
sekarang ini adalah karunia. Akan tetapi, apakah itu berarti bahwa
karena saya menerima karunia hidup ini maka segalanya akan baik-
baik saja? Saya harus berbuat sesuatu dengan hidup saya. Itu
sebabnya mengapa kita belajar di universitas, supaya memperoleh
pendidikan yang lebih baik. Itu sebabnya mengapa kita berolah raga
demi mempertahankan kesehatan, dan mengikuti kursus untuk
meningkatkan keterampilan, dan belajar menyembah Tuhan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan rohani kita. Jika kita tidak memupuk
hidup ini, kita akan mengalami kemunduran secara fisik, mental dan
rohani. Kehidupan hanya mengenal bertumbuh atau mati. Terserah
pada kita untuk menjadi pengurus yang baik dari karunia itu. (Kata
'pengurus' sebenarnya adalah kata yang digunakan di dalam
perumpamaan tentang talenta dan uang mina.) Kehidupan mengalami
kemerosotan atau pertumbuhan dari satu tingkat kekuatan menuju
tingkat kekuatan yang lain.
Hal yang sama berlaku ketika Allah memberikan hidupNya - hidup yang
kekal. Sama seperti kehidupan jasmani yang berasal dari Allah,
kehidupan rohani pun demikian. Allahlah yang menghembuskan nafas
kehidupan ke hidung manusia (lihat kitab Kejadian). Kehidupan
jasmani kita adalah karunia dari Allah, dan kita adalah pengurusnya.
Kita memiliki kehidupan rohani yang merupakan karunia dari Allah
juga. Kehidupan rohani kita tidak bertumbuh secara otomatis, ia akan
merosot jika tidak dipelihara. Itu sebabnya Paulus berkata bahwa kita
harus berjuang mengejar kekudusan (Ibrani 12:14).
Paulus menggunakan gambaran tentang pemeliharaan tanaman dalam
menjelaskan kehidupan rohani kita. Ia berbicara tentang dirinya yang
menanam dan Apolos yang menyiram. Allah yang memberi
pertumbuhan. Tidak ada yang dapat ditumbuhkan jika tidak ada benih
yang ditabur dan tidak ada penyiraman. Tanpa keduanya, maka tidak
ada tanaman untuk ditumbuhkan oleh Allah.
348 | C A H A Y A I N J I L
Serupa dengan itu, kita bertanggungjawab atas kehidupan rohani kita,
yaitu hidup kekal yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Apapun
yang kita perbuat dengannya, kita harus
mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah nanti. Karena Allah
yang memberikan, maka Ia juga dapat mengambilnya kembali. Apa
yang diberikanNya, dapat diambilNya kembali, seperti yang kita lihat
dalam kasus Ayub (lihat Ayub 1:21). Lalu apa yang membuat kita
berpikir bahwa Ia tidak akan mengambil kembali apa yang telah
diberikanNya jika kita memang terbukti tidak setia? Ini adalah logika
aneh yang sangat diyakini oleh beberapa orang - bahwa Allah tidak
dapat mengambil kembali apa yang sudah diberikannya. Tuhan yang
memberi, Tuhan pula yang mengambil. Lihatlah perumpamaan-
perumpamaan tentang uang mina dan talenta. Para pengurus, dan di
dalam perumpamaan itu kehilangan talenta dan mina yang telah
diberikan ketika mereka tidak setia. Jadi, kita harus berhati-hati dalam
menjalani hidup ini. Kita sudah diingatkan untuk memperhatikan cara
kita mendengar (Markus 4:21), dan untuk berwaspada dan berdoa agar
kita tidak jatuh dalam pencobaan (Lukas 21:36).
Jika saya memiliki kesehatan yang bagus, apa yang perlu saya
lakukan? Saya harus berolah raga lebih lagi supaya saya dapat
meningkatkan kesehatan saya. Semakin saya berolah raga, semakin
baik kesehatan saya. Jika saya memiliki kekuatan dan saya
memanfaatkannya, maka saya akan menjadi lebih kuat lagi. Jika saya
memiliki sedikit kekuatan, dan saya mampu untuk mengangkat 1kg
beban. Sesudah beberapa waktu, saya akan mendapati bahwa saya
dapat mengangkat beban 10kg, dan selanjutnya saya terus melatih diri
dengan yang 10 kg ini. Anda lihat, apa yang terjadi? Dalam beberapa
waktu, kemampuan saya mungkin mencapai beban 100kg. jika Anda
terus berlatih, maka kemampuan itu akan terus meningkat, 200
bahkan 300kg. akan tetapi, dapatkah Anda langsung mengangkat
beban yang 300kg tanpa latihan? Tidak, membuatnya sedikit terangkat
saja Anda tidak akan mampu. Akan tetapi Anda dapat memulai dari
yang 1kg, meningkat kepada yang 10kg. Selanjutnya, Anda dapat terus
menaikkan beban angkatan Anda. Dan pada suatu saat, Anda dapat
berkata, "Oh, 300kg? Bisa saja." Prinsip yang sama berlaku juga di
dalam memanfaatkan karunia rohani yang diberikan oleh Tuhan kepada
kita.
349 | C A H A Y A I N J I L
Bukankah hal ini juga merupakan suatu kebenaran dalam perkara
dunia? Cobalah memecahkan suatu soal matematika. Pada awalnya
Anda harus berpikir keras. Perhatikan bagaimana seorang anak kecil
mengalami kesulitan menambahkan angka tiga dengan lima. Anda
harus duduk menunggu dia menghitung jarinya. "Satu, dua, tiga,
empat,...sembilan!" katanya. Anda menyahut, "Bukan sembilan. Coba
dihitung lagi." Akan tetapi anak ini, yang menjumlahkan angka tiga
dengan lima saja sudah kesulitan, dapat menjadi seorang jenius
matematika di kemudian hari. Di masa depannya, ia mungkin dapat
memecahkan perhitungan yang sangat rumit. Bagaimana itu bisa
terjadi? Jika Anda terus melakukan sesuatu, maka Anda akan menjadi
mahir akan hal tersebut. Sangat sederhana.
Ini adalah prinsip yang berlaku di dalam setiap aspek kehidupan kita.
Sebagai contoh, Anda mungkin pernah mendengar seorang pengusaha
berkata, "Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin."
Seseorang dengan simpanan $100.000 di bank akan mendapatkan
bunga $9.000 setiap tahunnya. Bagi orang yang tidak punya uang,
jumlah sebesar $9.000 harus diraih dengan penuh perjuangan. Akan
tetapi bagi orang kaya, ia cukup menjentikkan jarinya dan ia sudah
mendapatkan bunga $9.000. Karena kepada yang memiliki akan diberi
lebih lagi. Hal yang sama juga berlaku bagi orang yang memiliki
simpanan sejuta dolar di bank. Jika suku bunga yang berlaku adalah
9%, maka orang itu akan mendapatkan $90.000 setahun tanpa
melakukan apa pun.
Beberapa orang yang tidak punya cukup uang mengandalkan hidupnya
pada hutang. Bagi mereka, akhir bulan adalah saat yang penuh dengan
urusan tagihan. Mereka merasa mampu untuk membeli segalanya
dengan mengandalkan kartu kredit. Namun mereka tidak menyadari
bahwa kartu kredit bekerja di atas suatu prinsip yang berbahaya yaitu
jika mereka tidak mampu untuk membayar belanja mereka, maka
mereka dapat kehilangan segala yang mereka miliki.
Saat kita mengisi permohonan kartu kredit di bank, manajer bank itu
menanyakan berbagai hal kepada kita seperti, "Apakah Anda memiliki
rumah? Berapa nilainya? Berapa cicilan lagi yang harus Anda bayar
untuk rumah itu? Apakah Anda punya mobil? Berapa nilainya?" Kita
akan bertanya-tanya, "Buat apa dia menanyakan semua ini? Saya kan
hanya meminta kartu kredit saja." Ini karena jika kita tidak mampu
350 | C A H A Y A I N J I L
membayar tagihan maka bank akan mengambil segala yang kita
punyai, termasuk rumah, mobil dan yang lainnya.
Ketika Allah memberikan hidup yang kekal bagi kita, Ia ingin agar kita
bersinar di dunia ini. Jika kita tidak memanfaatkan terang yang kita
terima - dengan menaruhnya di bawah gantang atau membiarkan
dunia berada di atas kita - maka kita akan kehilangan terang itu. Tuhan
akan berkata, "Aku memberimu terang bukan untuk ditaruh di bawah
gantang. Aku juga tidak ingin terang itu kau taruh di bawah tempat
tidur. Karena engkau tidak memakai pelita itu, maka Aku akan
mengambilnya." Tidakkah kita melihat kata-kata yang sama di dalam
Wahyu? Di sini Ia memperingatkan jemaat di Efesus, "Aku akan
mengambil kaki dianmu dari tempatnya..." (lihat Wahyu 2:5). Saya
prihatin pada mereka yang diberitahu bahwa mereka akan tetap
berangkat ke surga, tidak peduli seperti apa kehidupan yang mereka
jalani, karena mereka sudah diselamatkan. Allah tidak pernah berkata
seperti itu.
Keindahan perumpamaan ini terletak pada fakta bahwa semakin Anda
bersinar, semakin terang Anda jadinya. Markus 4:25 menjelaskan
tentang ayat sebelumnya (Markus 4:24). Itu sebabnya disebutkan,
"Karena siapa yang mempunyai..." Untuk memperingatkan kita bahwa
ini adalah konsep dinamis: semakin banyak Anda memberi, semakin
banyak Anda menerima; jika Anda tidak memberi, maka Anda justru
akan kehilangan apa yang Anda miliki.
Pernahkah Anda memperhatikan sifat cahaya? Ia memancar ke segala
arah. Selain itu, ia selalu memberi; cahaya selalu memancar dan tidak
pernah menarik. Kita mungkin berkata, "Kalau saya memberi terus,
saya bisa bangkrut." Ini adalah hal yang tidak perlu kita kuatirkan.
Prinsip yang berlaku bagi terang adalah semakin banyak memberi,
semakin banyak menerima. Hal ini adalah prinsip yang berlaku dalam
kehidupan rohani. Allah tidak akan pernah kehabisan dalam
menyediakan apa yang akan kita beri. Apakah yang akan diberi itu
berupa uang, waktu, tenaga atau nyawa kita, ukuran yang kita
terapkan akan dikenakan pada kita. Sejalan dengan pemanfaatan hidup
baru yang telah diberikan oleh Allah, pastikan bahwa pemanfaatannya
berada pada tingkat maksimal, sekalipun terang yang diberikan kepada
kita mungkin sangat kecil. Jika kita memakainya pada tingkat
351 | C A H A Y A I N J I L
maksimum, maka kita akan melihat bahwa terang itu akan semakin
cerah dan kuat.
Setiap orang Kristen adalah obor. Allah telah memberi kita cahaya
kehidupan. Yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa kita
memang bersinar. Karena semakin kita bersinar, di kampus, rumah
atau tempat kerja, semakin cerah terang yang kita pancarkan. Mungkin
kita masih berupa cahaya yang redup pada saat ini, akan tetapi
semakin kita menjalani hidup dalam komitmen total kepadaNya,
semakin kuat terang milik kita memancar.
Prinsip dalam kehidupan ini adalah tidak ada hal yang tetap. Sebagai
orang Kristen, terang milik kita akan bertambah kuat atau melemah
seiring dengan waktu. Tidak ada yang berjalan begitu-begitu saja
setiap saat. Hanya ada kemungkinan untuk bersinar atau memudar di
tengah kegelapan - semuanya bergantung kepada kita. Karena
tanggungjawabnya terletak pada kita, maka kita perlu kasih karunia
Allah untuk dapat menunaikan peranan kita di dunia ini. Yaitu, untuk
menjadi terang dunia.
Perumpamaan tentang Benih yang Tumbuh dengan
Sendirinya
Markus 4:26-29 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Markus 4:26-29 berkata, "Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan
Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada
malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu
mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya
tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah,
mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh
isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu
segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
352 | C A H A Y A I N J I L
Yesus sedang berkata bahwa hal kerajaan surga itu seperti orang yang
menaburkan benih di tanah. Kemudian ia pergi tidur, dan bangun pada
esok paginya, dan ia tidur lagi malamnya, lalu bangun keesokan
harinya. Hal ini berjalan terus sepanjang musim panas sampai benih itu
mulai bertumbuh; bertunas, bertangkai, berbulir dan akhirnya berbuah.
Lalu orang itu memanen hasilnya. Benih itu tumbuh sendiri; si penabur
tidak tahu bagaimana benih itu bertumbuh. Tugasnya adalah menabur
di musim tanam dan memanen di musim tuai. Itulah isi dari
perumpamaan ini.
Anda mungkin bertanya, lalu apa yang bisa kita pelajari dari sini?
Tampaknya tidak banyak yang bisa diambil dari perumpamaan seperti
ini. Akan tetapi setiap perkataan Yesus mengandung kekayaan makna
yang sangat besar, dan perumpamaan ini bukan merupakan suatu
pengeculian. Membandingkan perumpamaan ini dengan perumpamaan
tentang penabur, kita akan melihat ada banyak poin yang mirip dan
juga terdapat banyak perbedaan juga. Apa contoh-contoh
perbedaannya?
Hal pertama yang perlu kita tanyakan adalah, siapa si penabur dalam
perumpamaan ini? Kita cenderung untuk berkata, "Oh, itu Yesus."
Tetapi orang ini menaburkan benih dan ia tidak tahu bagaimana
pertumbuhan benih itu. Apakah Anda pikir kata-kata seperti itu dapat
diterapkan pada Yesus? Ayat 27 berkata, "Pada malam hari ia tidur dan
pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas
itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu."
Setiap orang yang mempelajari ayat ini segera memahami bahwa si
penabur itu tidak dapat diartikan sebagai Yesus. Bagaimana mungkin
kita berkata bahwa Yesus tidak tahu bagaimana Firman Allah
bertumbuh?
Lagipula, ada beberapa perbedaan antara ayat ini dan Lukas 8:5, di
mana dalam ayat itu disebutkan, "Adalah seorang penabur keluar untuk
menaburkan benihnya." Di dalam perumpamaan kali ini, benih yang
ditabur tidak disebut sebagai miliknya. Ia menaburkan benih; akan
tetapi benih itu tidak harus merupakan miliknya. Jika seorang
pengkhotbah menyampaikan Firman Allah, ia tidak sedang
menyampaikan kata-kata karangannya sendiri melainkan Firman Allah.
353 | C A H A Y A I N J I L
Si penabur adalah setiap orang yang menaburkan Firman Allah. Di
dalam Perjanjian Baru, sangat sering ditemukan penabur yang bukan
Yesus. Yesus adalah penabur yang pertama; Ia adalah Penabur dengan
huruf 'P' yang besar, akan tetapi kita pun juga penabur, yang menabur
sebagai hamba atau pekerjanya. Itu sebabnya mengapa Paulus
menggambarkan dirinya sedang menanam atau menabur (1 Korintus
3:6-7). Apolos menyirami benih akan tetapi Allahlah yang memberi
pertumbuhan. Jadi siapa yang memberi pertumbuhan? Allah yang
memberi pertumbuhan. Hal ini sangat cocok dengan isi perumpamaan
di dalam Markus. Paulus tidak tahu bagaimana benih itu bertumbuh,
demikian pula halnya dengan Apolos. Yang tahu adalah Allah, karena
Dialah yang memberi pertumbuhan.
Kita mendapati ide yang sama di 2 Timotius 2:6 di mana Timotius
digambarkan seperti petani yang bekerja keras. Apa yang dikerjakan
oleh petani? Ia menabur benih. Seperti yang Paulus katakan kepada
Timotius, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik
waktunya [KJV: Preach the word; be instant in season, out of
season = cocok atau tidak cocok musimnya]" (2 Tim.4:2). Kata
cocok atau tidak cocok musimnya adalah istilah yang berkaitan dengan
bidang pertanian. Di dalam hal ini Paulus menggabungkan dua macam
gambaran yaitu hal memberitakan Firman dan menaburkan benih. Pada
umumnya kita menaburkan benih pada saat-saat yang sudah
ditentukan setiap tahun. Sebagai contoh, kita tidak akan menabur di
musim dingin. Akan tetapi jika hal ini dikaitkan dengan Firman Allah,
kita harus menabur setiap saat - cocok atau tidak cocok musimnya.
Jadi, Paulus menghendaki agar Timotius memahami bahwa
memberitakan Firman Allah itu mirip dengan menabur benih.
Gambaran yang sama diberikan di Yakobus 5:7 di mana orang Kristen
disebut sebagai petani yang menantikan panen yang akan tiba. Jadi
pandangan bahwa si penabur adalah orang Kristen - terutama yang
memberitakan Firman Allah - sangat lazim kita temui di dalam Alkitab.
Hal selanjutnya adalah si petani disebutkan tidur pada malam hari dan
bangun keesokan paginya. Tidak ada hal yang dapat ia lakukan untuk
dapat memastikan pertumbuhan benih itu selain berusaha agar kondisi
yang ada sangat mendukung bagi pertumbuhan itu, namun ia tidak
dapat menumbuhkan benih itu. Kehidupan ada di dalam benih itu. Si
petani tidak dapat berbuat apa-apa bagi kehidupan itu dan ia tidak
tahu bagaimana kehidupan bekerja namun ia dapat melihat apakah
354 | C A H A Y A I N J I L
kehidupan itu berfungsi atau tidak. Jadi apa yang dapat ia lakukan?
Kita tidak boleh beranggapan bahwa dia hanya duduk dan bersantai-
santai. Saya mengamati uraian yang diberikan oleh beberapa pengulas,
dan mereka benar-benar membuat saya sangat terkejut karena
tampaknya mereka kurang memahami kehidupan di lahan pertanian.
Dapatkah Anda membayangkan jika seorang petani menabur benih dan
selanjutnya hanya bersantai-santai saja menunggu saat panen tiba?
Yang ia lakukan hanya makan dan tidur sampai tibanya masa panen.
Ini adalah suatu pandangan yang sangat mengejutkan, dan beberapa
cendekiwan tampaknya berpegang pada pandangan ini. Saya rasa jika
Anda ingin mempelajari Firman Allah, sangatlah bermanfaat
meluangkan waktu untuk tinggal sementara bersama petani, serta
mengamati kehidupannya. Anda akan melihat betapa banyaknya hal
yang harus ia kerjakan.
Meskipun seorang petani tidak dapat menumbuhkan benih sesudah
ditanam, ia harus mengupayakan supaya benih itu tidak diganggu
hama yang akan menghentikan pertumbuhan benih tersebut. Ia harus
memastikan bahwa ladangnya mendapat air yang cukup karena di
daerah Timur Tengah memang ada hujan awal dan akhir musim namun
di antara hujan awal dan akhir itu biasanya tidak banyak hujan turun.
Para petani harus menyiram ladangnya setiap hari; tanahnya harus
diirigasi. Mereka yang pernah ke Israel tahu bahwa sebagian besar
ladang di Israel sangat mengandalkan irigasi. Anda tidak dapat hanya
bergantung pada hujan. Memang ada hujan turun, namun seringkali
hanya hujan di awal dan di akhir musim. Hujan awal dan hujan akhir
musim memang sangat penting bagi tanaman, namun petani tidak
dapat hanya bergantung kepada hujan tersebut. Ini berarti para petani
harus bekerja keras. Kegiatan Apolos yang menyirami benih adalah
suatu pekerjaan yang besar, pekerjaan mengairi tanaman. Menabur
benih adalah pekerjaan yang penting dan menyirami tanaman memiliki
nilai yang sama. Orang yang membayangkan bahwa para petani hanya
berpangku tangan menunggu masa panen adalah orang yang tidak
memahami kehidupan seorang petani. Lebih dari itu, mereka juga
harus menjaga supaya ternak tetangga tidak menginjak atau memakan
tanaman di ladang mereka. Ia harus menjaga supaya burung-burung
dan hama tumbuhan tidak memakan atau merusak tanamannya.
Mereka memasang orang-orangan, dan juga benda-benda lainnya
untuk mengamankan benih yang baru ditabur.
355 | C A H A Y A I N J I L
Bukankah itu yang dilakukan seorang pengajar dan pendeta? Tidak ada
alasan untuk berpangku tangan. Namun kebenaran yang utama tidak
boleh dilupakan yaitu jika bukan Allah yang membangun rumah, maka
sia-sialah usaha orang yang melakukannya (lihat Maz.127:1-2). Jika
Allah tidak menumbuhkan benih itu, segala upaya si petani akan sia-
sia. Walaupun petani itu tidak dapat menumbuhkan benih, akan tetapi
ia dapat mengusahakan agar lingkungan lahan itu menunjang
pertumbuhan benih dengan melindungi serta memberinya pupuk.
Bagaimanapun juga, pada saat benih itu mulai bertunas, ia tak dapat
menarik tunas itu agar bertumbuh lebih cepat. Tidak ada yang dapat
dilakukannya dalam hal kecepatan pertumbuhan ini.
Apa hal yang ingin disampaikan oleh Yesus kepada kita? Apakah yang
ingin disampaikan adalah jika benih Firman Allah sudah ditaburkan,
maka perkaranya sudah selesai dan tidak ada lagi hal yang perlu
dikerjakan? Apakah jika benih Firman Allah sudah ditaburkan di dalam
hidup Anda, maka Anda boleh duduk dan bersantai? Semuanya adalah
anugerah dan Anda tidak perlu mempertanggungjawabkan apapun?
Belakangan ini ada kecenderungan di kalangan gereja-gereja untuk
mengajarkan tentang kasih karunia di mana sama sekali tidak ada
peran manusia; manusia tidak perlu berbuat apa-apa. Ini bukanlah
pengajaran yang alkitabiah. Ada banyak ajaran yang kedengarannya
sangat rohaniah namun sebenarnya tidak alkitabiah dan tidak benar.
Berhati-hatilah terhadap ajaran yang terdengar sangat rohaniah.
Semakin banyak orang sekarang ini yang tertipu oleh pengajaran yang
kedengaran sangat rohani ketimbang oleh ajaran palsu. Tidaklah
mudah untuk menjatuhkan seorang Kristen lewat kepalsuan karena ia
setidaknya mempunyai sedikit penilaian akan apa yang salah dan yang
benar. Namun nampaknya orang mudah jatuh saat berhadapan dengan
tipuan yang kedengarannya sangat rohani padahal sesat.
Iblis mencoba perangkap ini terhadap Yesus ketika ia mengutip ayat-
ayat Alkitab. Iblis mengutip Mazmur 91 dan mencobai Yesus untuk
melompat dari atap Bait Allah. "Sebab malaikat-malaikat akan
diperintahkan untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan
menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu tidak terantuk
batu," kata Iblis mengutip Mzm.91:11-12. Adakah yang salah dengan
kutipan itu? Tidak. Saya sudah memeriksa kutipan itu ke bahasa
sumbernya dan kutipan itu memang benar, kata demi kata. Iblis tidak
memakai kata-katanya karangannya sendiri ketika ia mengutip ayat
356 | C A H A Y A I N J I L
Alkitab. Kutipan itu mengikuti ayat yang tertulis dalam Septuaginta,
kata demi kata dalam bahasa Yunani, persis sama sampai setiap
hurufnya. Tidak ada satu kata pun yang hasil karangannya sendiri. Ini
menunjukkan bahwa Iblis bukanlah makhluk yang bodoh. Ia tahu saat
berhadapan dengan Yesus, dia tidak boleh salah dalam mengutip
Alkitab. Ia tahu kutipannya itu harus akurat.
Lalu, apanya yang salah? Yang salah adalah penempatan, atau
pemakaian dari ayat Alkitab itu. Mazmur 91 berbicara bagi mereka
yang berdiam di dalam lindungan Yang Mahatinggi yang akan
mendapat perlindungan dari Allah seperti biji mataNya sendiri. Ia akan
melindungi mereka sehingga kaki mereka tidak akan terantuk batu. Ia
sangat memperhatikan mereka. Hal ini memang benar sekali jika Anda
berjalan mengikuti kehendakNya, berjalan di dalam bayang-bayang
Yang Mahatinggi. Ia akan melindungi Anda siang dan malam. Namun
ini tidak berarti bahwa dengan demikian Anda bisa melanggar
kehendakNya dan tetap berharap Ia masih akan melindungi Anda.
Tidak, ini akan berarti bahwa Anda sedang mencobai Allah, hal yang
merupakan isi dari jawaban Yesus kepada Iblis, "Aku akan berjalan di
dalam kehendak Bapaku, dan apa yang engkau katakan itu bukanlah
kehendak Bapaku. Ayat yang engkau kutip memang akurat akan tetapi
tidak berlaku, karena jika hal itu kulakukan, akibatnnya adalah aku
tidak berdiam di dalam perlindungan Yang Mahatinggi. Aku tidak
berada di dalam kehendakNya lagi." Tidak sulit untuk melihat bahwa
godaan itu sendiri ditujukan untuk mendorong ke arah kerohanian yang
salah. Cobaan ini merayu pada aspek kerohanian dari manusia. Untuk
memperjelasnya, saya akan menyampaikan kata-kata Iblis dengan
memakai kalimat yang berbeda, "Allahmu akan memperhatikanmu.
Tidakkah kau ingin mengalami langsung perlindunganNya? Tidakkah
kau ingin mengalami langsung bagaimana Dia akan bertindak untuk
melindungimu? Sekarang, lakukanlah langkah pembuktiannya:
lompatlah, dan lihat apa yang akan terjadi." Demikianlah, kita harus
waspada terhadap kata-kata yang kedengarannya rohani dan mengutip
ayat-ayat dari Alkitab keluar dari konteksnya.
Terdapat begitu banyak ajaran yang kedengarannya rohani. Sebagai
contoh, kita sering diberitahu bahwa iman adalah karunia/hadiah (gift)
dari Allah. Kedengarannya sangat rohani, akan tetapi tidak ada
kebenaran sedikitpun di dalamnya. Apakah hal ini membuat Anda
terkejut? "Jika iman adalah karunia dari Allah," sebagaimana ucapan
357 | C A H A Y A I N J I L
Sidlow Baxter dalam bukunya yang sangat penting, The New Call to
Holiness (Panggilan Baru Menuju Kekudusan, pent), "maka
keselamatan menjadi suatu lawakan yang tidak masuk akal bagi
kemanusiaan." Karena ini berarti Anda tidak akan dapat diselamatkan
jika Allah tidak memberi Anda iman. Artinya, jika Allah tidak memberi
Anda iman, maka tamatlah riwayat Anda. Anda boleh saja menjadi
orang yang baik akan tetapi jika Allah tidak ingin memberi Anda iman
itu, maka Anda tidak punya pilihan lain kecuali masuk neraka. Namun
dikatakan bahwa Allah tidak menghendaki seorangpun binasa - semua
ini akan membuat Anda merasa sedang berada di atas panggung
sandiwara yang kejam, demikianlah penegasan dari Baxter.
Alkitab tidak pernah berkata bahwa iman percaya adalah karunia dari
Allah. Jika memang demikian, ini berarti di satu kesempatan Allah
berkata bahwa Ia tidak menghendaki seorangpun binasa, namun di
satu sisi, Dia hanya memberi iman kepada sekumpulan orang saja.
Sebagian besar orang tidak memiliki iman karena Allah tidak
memberikannya kepada mereka. Apa yang sedang kita bicarakan ini?
Di satu sisi, Allah tidak menghendaki seorangpun binasa; di sisi lain, Ia
mencampakkan sebagian besar orang ke neraka! Di sini kita melihat
adanya pemahaman yang salah namun kedengaran rohani yang
mengacau-balaukan pemahaman Injil. Menjadikan Injil terlihat sangat
ngawur di mata orang yang ingin mengejar kebenaran dengan serius.
Kita harus mewaspadai ajaran yang terdengar rohani, dan sangatlah
penting memahami hubungan antara kasih karunia dengan
tanggungjawab. Jika iman adalah kasih karunia sepenuhnya, dan
manusia tidak memiliki peran apapun di sana, maka kita hanya perlu
duduk santai, dan menunggu sampai Allah memberikan kita iman itu.
Di banyak tempat, jumlah petani makin lama semakin sedikit karena
kerja di pertanian sangatlah berat. Ada banyak pekerjaan lain yang
lebih ringan. Pekerjaan seorang petani tidak ada habis-habisnya.
Banyak sekali hal yang harus dilakukan. Paulus berbicara tentang kerja
keras seorang petani di 2 Timotius 2:6. Petani bekerja tidak hanya di
saat menabur; ia bekerja keras sepanjang tahun. Setiap orang yang
tahu bagaimana kehidupan seorang petani akan memahami seperti apa
beratnya pekerjaan itu. Tanggungjawab seorang petani masih jauh dari
selesai pada saat ia sudah menabur benih. Hal yang sama berlaku bagi
setiap orang Kristen yang menginjil. Tanggungjawab mereka tidak
berakhir ketika orang sudah percaya kepada Tuhan.
358 | C A H A Y A I N J I L
Paulus adalah contoh orang yang bekerja sangat keras. Ia berkata,
"Aku bekerja lebih giat dari mereka semua. Akan tetapi aku melakukan
semua ini oleh kasih karunia Allah" (lihat 1 Korintus 15:10). Ia
berbicara tentang perjuangan siang dan malam. Di dalam gereja-gereja
sekarang ini kita melihat banyaknya orang Kristen yang malas, yang
berkata, "Semuanya berdasarkan kasih karunia Allah; tidak ada satu
hal pun yang perlu saya lakukan." Kasih karunia tidak diarahkan untuk
menimbulkan kemalasan.
Pertumbuhan Rohani bergantung pada Tanggapan kita
Mari kita lihat Kolose 1:28-29.
Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan
tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-
tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang
kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan
kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.
Ayat ini sangat dekat di hati saya, dan saya ingin agar Anda
merenungkannya. Paulus menanam dan merawat benih, yaitu Firman
Allah. Perhatikan bahwa ia tidak sekadar ingin menyelamatkan orang.
Penekanan gereja-gereja sekarang ini hanya sekadar mencari orang
yang mau mengacungkan tangan untuk menerima keselamatan.
Beberapa penginjil tampaknya hanya memikirkan perkara ini saja -
mendorong orang untuk mengambil keputusan untuk dibaptis. Sesudah
mereka dibaptis, para penginjil ini menganggap bahwa tugas mereka
sudah selesai. Akan tetapi Paulus bukanlah jenis penginjil seperti ini. Ia
tidak sekadar mencari orang yang mau berpindah agama. Ia berjuang
keras untuk memimpin setiap orang pada kesempurnaan di dalam
Kristus. Kata 'sempurna', 'dewasa' dan 'penuh' dapat diterapkan dalam
ayat ini. Jadi, ia ingin membantu setiap orang untuk dapat menjadi
sempurna, dewasa, dan penuh di dalam Kristus. Saya berdoa semoga
Allah memberi kita penginjil yang seperti Paulus sekarang ini - penginjil
yang tidak sekadar mengobral keselamatan, tidak sekadar mengejar
jumlah baptisan, namun yang ingin memimpin semua orang kepada
kesempurnaan di dalam Kristus. Dan itulah hal yang dibicarakan di
Markus 4.
359 | C A H A Y A I N J I L
Ada beberapa kata di Kolose 1:29 yang perlu kita perhatikan baik-baik.
Ayat ini menyebutkan, "Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan
dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya,..." kata
'usahakan' (toil) berarti 'mengerjakan/memperjuangkan'. Kata ini
memiliki arti dasar 'kerja keras'. Selanjutnya adalah kata
'kupergumulkan'. Adakah Anda melihat kemalasan dari Paulus? Tidak
sama sekali. Ia bergumul dengan segenap tenaganya. Dan ia berkata
bahwa tenaganya berasal dari Allah. Alkitab menyatakan Paulus
mengusahakan dengan "kuasaNya, yang bekerja dengan kuat di dalam
aku." Kalau saja kita memiliki lebih banyak lagi orang-orang seperti
Paulus di dalam generasi ini - orang-orang yang tidak lagi berkata
bahwa mempercayai Yesus adalah perkara karunia. Tentu saja hal ini
adalah kasih karunia. Namun beberapa orang hanya mendapatkan satu
karunia sementara yang lainnya mendapatkan karunia demi karunia -
yaitu karunia yang berkelimpahan.
Disebutkan bahwa "siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya" (Markus 4:25). Bagaimana kita dapat
memperoleh karunia yang berlimpah seperti yang dimiliki oleh Paulus.
Apakah Allah hanya memakai Paulus? Bagaimana Ia memakai Paulus?
Apa peran karunia? Karunia yang diterimanya membuat Paulus giat
berusaha dengan segala tenaganya. Perhatikan bahwa pemahaman
Paulus tentang karunia sangat berbeda dengan pemahaman karunia
sekarang ini. Di zaman sekarang, makna dari karunia adalah duduk
santai dan tidak berbuat apa-apa. Bagi Paulus, karunia mendorongnya
untuk mengerjakan hal-hal yang luar biasa. Ia berkata, "Segala
perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku" (Filipi 4:13). Ke mana perginya Kekristenan semacam ini
sekarang? Karunia yang mendorong kita untuk mengerjakan hal-hal
yang luar biasa, itulah artinya karunia yang alkitabiah.
Sungguh menjemukan mendengar pengajaran tentang karunia yang
menyuruh kita untuk menganggur. Ketika saya berbicara tentang
banyaknya pekerjaan, saya dibilang sebagai orang yang mengajarkan
keselamatan berdasarkan perbuatan. Apa yang Yesus ajarkan adalah
keselamatan berdasarkan karunia yang mendorong kita untuk
bertindak. Paulus berkata, "Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya" (Efesus 2:10). Allah menyelamatkan kita agar kita dapat
360 | C A H A Y A I N J I L
menghasilkan pekerjaan baik. Bagaimana kita akan melakukannya?
Dengan kasih karuniaNya, suatu kasih karunia yang dinamis. Itulah
perbedaannya. Kasih karunia yang disebut oleh Alkitab adalah kasih
karunia yang dinamis sementara kasih karunia yang dikhotbahkan
sekarang ini adalah kasih karunia yang statis yang menyuruh kita
untuk menganggur.
Yesus mengungkapkan hal ini dengan sangat luar biasa di dalam
perumpamaan ini. Perhatikan baik-baik kata-kata, "dan benih itu
mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi" di Markus 4:27. Lalu
ayat 28 mengatakan, "Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah,
mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh
isinya dalam bulir itu." Adakah Anda melihat sesuatu di sini? Benih itu
mengeluarkan tunas, ini berarti ada kehidupan di dalamnya. Namun
ayat yang selanjutnya tidak dilanjutkan dengan berkata, "Benih itu
menghasilkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian
butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu." Bukankah kalimat seperti
itu yang kita harapkan menjadi kelanjutannya? Namun kita tidak
melihat kelanjutan yang seperti itu. Sungguh
mengejutkan, bumilah yang menghasilkan buah. Jika kita menuntut
suatu konsistensi, maka kita berharap bahwa ayat 28 akan berkata,
"Dan benih itu memberikan hasil dengan sendirinya." Kata 'dengan
sendirinya' akan cocok jika dikaitkan dengan ungkapan 'tidak diketahui
orang itu' di dalam ayat 27. Benih tidak menghasilkan buah; bumilah
yang menghasilkannya. Apa arti bumi di dalam pengajaran Yesus kali
ini? Dari perumpamaan tentang penabur benih kita memahami bahwa
bumi berbicara tentang tanah yang berarti hati manusia, orang yang
menerima benih yang ditabur.
Kehidupan ada di dalam benih itu, dan benih harus bertumbuh. Akan
tetapi dapatkah ia bertumbuh di luar tanah? Jika Anda meletakkan
sebuah benih di atas meja, akankah ia bertumbuh? Bahkan benih yang
paling subur pun tidak akan tumbuh. Ia hanya dapat bertumbuh di
tanah. Pikirkanlah baik-baik. Apakah Firman Allah mau bertumbuh jika
kita membiarkannya tersimpan di dalam Alkitab, dan tidak membuka
serta membacanya? Hanya jika kita membawa Firman Allah ini dan
menaburkannya ke dalam hati, maka ia akan bertumbuh. Bumilah yang
membuatnya bertumbuh.
361 | C A H A Y A I N J I L
Benih yang ditaburkan ke dalam hati kita adalah karunia dari Allah. Ia
adalah hadiah kasih karunia. Kita tidak layak menerima benih dan
kehidupan - hidup kekal dari Allah - yang ada di dalam benih itu. Akan
tetapi kehidupan itu harus masuk ke dalam hati kita untuk dapat
menghasilkan kehidupan dalam diri kita. Jika ia tidak masuk ke dalam
hati kita, maka hidup yang kekal itu tidak dapat menghasilkan apa-apa.
Jika sebuah benih tidak ditabur, maka ia tidak bertumbuh. Namun
ketika ia ditabur, ia mati dan menghasilkan banyak buah (lihat Yohanes
12). Jika ia tidak ditabur dan tidak mati, maka ia tidak akan
menghasilkan buah. Ketika ia mati, bumi menutupinya dan melakukan
karya pengubahan, mengubah tanah yang tandus menjadi lahan yang
menghasilkan banyak buah. Dapatkah tanah - tanpa benih -
menghasilkan buah sendiri? Tidak. Tanpa benih, bumi akan menjadi
mandul. Jadi kita perlu keduanya, benih dan tanah untuk dapat
memanen di masa panen. Ini berarti bahwa diperlukan kasih karunia
Allah dan juga tanggapan dari manusia sebelum kita dapat mengambil
hasil panen.
Memegang Peran di dalam Rencana Keselamatan Allah
Jika kita berbicara tentang tanggapan, apakah kita sedang membahas tentang
keselamatan berdasarkan perbuatan? Sangat berbahaya jika berpikir seperti itu. Tidakkah
Yesus berkata, "Datanglah kepadaku"? Bukankah Yesus berdiri di muka pintu dan
mengetuk, dan menghendaki tanggapan? Jika kita tidak membuka pintu, maka Yesus
tidak akan masuk. Jelaslah bahwa kasih karunia Allah harus diimbangi dengan tanggapan
dan tanggungjawab kita.
Kita perlu memahami bahwa kasih karunia di dalam Alkitab bukanlah
hal yang statis. Kasih karunia adalah hal yang dinamis. Ketika kita
membuka hati kita pada Firman, kita akan mulai mengalami
keajaibannya. Jika kita tidak membuka hati kita pada Firman, maka ia
tidak dapat berbuat apa-apa di dalam hati kita. Yesus akan tidak
mendobrak pintu hati kita. Ia berdiri di muka pintu dan mengetuk. Jika
kita tidak membuka pintu, maka ia tidak dapat berbuat apa-apa bagi
kita.
Memang benih itu memiliki kuasa untuk mengubah. Ia mengubah
tanah mandul menjadi tanah yang penuh buah. Ketika seorang
menaburkan benih, apa yang ia harapkan? Ia tidak mengharapkan
tunas. Ia juga tidak mengharapkan tangkai. Yang diharapkan adalah
362 | C A H A Y A I N J I L
panen - buah yang keluar dari benih yang sudah melewati berbagai
tingkatan pertumbuhan itu.
Semua ini membawa kita pada satu pertanyaan penting: Pada
tingkatan mana kita akan diselamatkan? Pada tingkatan mana
keselamatan itu diteguhkan? Banyak penginjil yang berkata bahwa
seseorang diselamatkan ketika ia menerima Firman Allah. Anda
mungkin berkata, "Ya, begitulah yang benar." Betulkah demikian? Jika
benar, maka itu berarti bahwa seseorang diselamatkan ketika ia mulai
bertunas. Benih itu masuk ke dalam hidupnya dan ia mulai
menghasilkan pucuk tunas baru. Atau keselamatan terjadi, saat benih
ditaburkan dan orang itu menghasilkan tanaman yang sudah hampir
lengkap, sudah ada tangkai, daun dan akar. Saya yakin Anda sudah
sangat terbiasa dengan pemikiran seperti ini, yaitu Anda akan berkata
bahwa seseorang diselamatkan pada saat ia menerima Firman Allah.
Pikirkan sekali lagi baik-baik.
Apa arti kerajaan Allah di dalam perumpamaan? Kerajaan Allah
disebutkan di dalam Yohanes sebagai hidup yang kekal. Bagaimana kita
dapat memperoleh hidup yang kekal? Ini adalah pertanyaan yang
sedang kita gumuli sekarang - pertanyaan ini menyangkut kerajaan
Allah, keselamatan dan hidup yang kekal. Pada tingkatan yang mana
kita mendapat hidup yang kekal itu? Menurut kebanyakan penginjil di
zaman sekarang ini, seseorang diselamatkan ketika ia menerima
Firman Allah. Akan tetapi apakah Yesus berkata seperti itu?
Pada titik ini, mari kita ingat kembali apa yang disampaikan dalam
perumpamaan tentang penabur benih untuk membantu kita supaya
bisa sampai pada jawabannya. Di dalam perumpamaan ini, benih (yang
melambangkan berbagai kelompok orang) layu tersengat panas
matahari. Kata layu berarti 'mati atau mengering'. Jadi ada orang-
orang yang menerima Firman Allah dengan sukacita; mereka menerima
Firman ke dalam hati mereka. Lalu apa yang terjadi? Mereka mati
secara rohani. Apakah mereka diselamatkan? Tidak. Bagaimana dengan
mereka yang digambarkan dengan benih yang jatuh di semak belukar?
Mereka juga menerima Firman Allah; dan mereka juga bertumbuh.
Namun sejalan dengaan waktu, mereka juga murtad. (Gambaran yang
diberikan dalam perumpamaan ini adalah tentang benih yang dicekik
oleh semak belukar). Karena mereka sudah menerima Firman Allah,
apakah mereka selamat? Sekali lagi, tidak.
363 | C A H A Y A I N J I L
Sebagai orang Kristen, kita sangat mahir menciptakan teori kita
sendiri, bukankah demikian? Namun kita tidak tahu bagaimana
mencocokkannya ke dalam Firman Allah, dan semuanya berakhir dalam
kekacauan. Apa yang disampaikan oleh Yesus kepada kita? Ia berkata
bahwa hanya mereka yang digambarkan oleh benih yang jatuh ke
tanah yang baik dan menghasilkan buah - ada yang tigapuluh, enam
puluh dan seratus kali lipat - yang diperbolehkan masuk ke dalam
kerajaan Allah. Hanya mereka yang dapat masuk ke dalam kerajaan
Allah. Bagaimana dengan yang lainnya? Tidakkah mereka juga
menerima Firman Allah? Jawabannya sangat jelas.
Mengejar Kesempurnaan Rohani
Masih ada perkara yang perlu kita tuntaskan. Markus 4:29 berkata,
"Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit,
sebab musim menuai sudah tiba." Apabila buah itu sudah muncul dan
matang, si petani akan menyabit. Dan sabit dipakai untuk memanen ke
dalam kerajaan Allah. Apa makna kata panen ini? Jika Anda berkata
bahwa panen itu adalah penghakiman terakhir, maka Anda keliru. Di
Matius 13:30, kita juga melihat kata panen (tuai), namun itu adalah
panen yang mengacu kepada akhir zaman dan dilakukan oleh malaikat,
bukan manusia. Perhatikan betapa kita harus berhati-hati di dalam
mencari kejelasan. Di dalam perumpamaan ini, ketika kita membaca
kalimat, "...orang itu segera menyabit..." kita harus mengartikan kata
orang itu dengan tepat. Di dalam hal ini, orang itulah yang melakukan
panen. Apakah ia Yesus? Bukan. Orang ini tidak tahu bagaimana benih
itu bertumbuh, mungkin ia seorang pendeta atau penginjil. Jadi siapa
yang menyabit? Di sini, orang yang menabur adalah orang yang
memanen juga. Jadi orang itulah yang menyabit. Pada akhir zaman,
malaikatlah yang memanen, bukan manusia. Panen yang disebutkan di
dalam perumpamaan ini bukanlah panen yang merujuk kepada akhir
zaman, namun yang terjadi di masa ini.
Adakah panen semacam itu di dalam Alkitab? Tentu saja. Ada peristiwa
di mana Yesus berkata kepada murid-muridnya, "Bukankah kamu
mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku
berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-
ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga
penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk
hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama
364 | C A H A Y A I N J I L
bersukacita" (Yoh.4:35-36). Kita tidak perlu menunggu sampai akhir
zaman karena sekarang ini pun ada sesuatu yang harus dipanen.
"Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan
buah untuk hidup yang kekal" (ay.36).
Lalu apa yang dipanen? Itulah buah untuk kehidupan yang kekal yang
membuat penabur dan penuai bersama-sama bersukacita. Di sini yang
dipanen adalah hidup yang kekal. Buah melambangkan orang-orang
yang dibawa masuk ke dalam hidup yang kekal. Mereka adalah orang-
orang yang sudah dewasa atau sempurna di dalam Kristus. Itu
sebabnya, kita semua sekarang ini juga harus memanen. Kita menabur
sekaligus memanen di masa sekarang ini. Penginjil yang
mengkhotbahkan Firman Allah - seorang pendeta, misalnya - tidak
hanya menabur, tetapi juga memanen. Saya menikmati sukacita
menabur dan sekaligus memanen ketika orang menerima Firman Allah
dan dibaptiskan. Saya menikmati sukacita melihat kehidupan mereka
diubah. Dan saya melihat beberapa dari antaranya menghasilkan buah,
dan bertumbuh menuju kedewasaan rohani. Mereka adalah orang yang
akan dibawa masuk ke dalam kerajaan Allah, ke dalam hidup yang
kekal.
Pada titik ini, kita kembali pada pertanyaan penting: pada tingkatan
mana kita dituai dan dibawa masuk ke dalam hidup yang kekal?
Apakah pada waktu kita menerima Firman Allah? Jika demikian, maka
itu berarti pada waktu kita menghasilkan tunas. Atau, mungkin, pada
waktu kita sudah menghasilkan tangkai atau saat kita berbuah? Apa
arti buah? Ketika tanaman mencapai kedewasaannya, ia dapat
menghasilkan buah tigapuluh kali lipat, enam puluh atau bahkan
seratus kali lipat. Tidak masalah berapa banyak buah yang
dihasilkannya. Yang penting adalah bahwa ia menghasilkan buah.
Jika kita kilas balik pada Paulus yang berusaha sangat keras untuk
memimpin setiap orang ke dalam kesempurnaan (perhatikan kata
'sempurna' juga memiliki arti 'matang', selain arti lainnya seperti
'dewasa' atau 'penuh') di dalam Kristus (Kolose 1:29), maka sekarang
kita akan dapat dengan baik memahami apa yang ia maksudkan.
Karena kita tahu bahwa buah yang sudah matang itulah yang siap
untuk dipanen. Pengajaran yang sering kita dengar sekarang ini hanya
membawa kita ke tingkatan menerima Firman Allah. Akibatnya, tidak
ada dorongan untuk mengejar kesempurnaan dalam Kristus pada diri
365 | C A H A Y A I N J I L
setiap orang, malahan tidak terasa sama sekali kebutuhan akan hal itu.
Siapa yang peduli pada masalah kesempurnaan di dalam Kristus?
Kebanyakan orang Kristen cenderung berkata, "Saya sudah selamat.
Jika saya sudah diselamatkan saat ini, berarti tidak menjadi masalah
lagi bagaimana nanti kelakuan saya, juga apakah saya akan memiliki
buah Roh atau tidak, apakah kehidupan saya selanjutnya memuliakan
Allah atau tidak. Apa bedanya? Bukankah saya sudah diselamatkan?"
Sikap seperti itu menunjukkan betapa bahayanya pengajaran yang
keliru.
Kita masih belum 'dituai' ke dalam kerajaan Allah pada saat kita
menerima Firman Allah. Jangan puas dulu. Kita juga belum
diselamatkan ketika proses perubahan dimulai, dan kita mulai
menghasilkan tunas. Dan kita juga tidak dipanen pada waktu
menghasilkan tangkai. Memang kita sangat bersyukur kepada Allah
karena boleh bertunas dan menghasilkan tangkai, akan tetapi kita
harus melangkah terus menuju titik akhir panggilan kita.
Di dalam kebanyakan gereja sekarang ini, melangkah ke titik akhir
panggilan kita menjadi suatu hal yang diidamkan tetapi tidak dianggap
perlu. Memang sangat baik, akan tetapi tidak masalah jika kita tidak
berupaya menjangkaunya. Melangkah ke garis akhir tidak lagi
merupakan perkara yang penting. Kita sudah diselamatkan, tidak
masalah apakah kita berlari atau berjalan kaki dalam perlombaan ini.
Yang penting kita sudah terdaftar di surga. Akan tetapi kita akan
tersesat jika berpikiran seperti itu. Renungkanlah pengajaran Yesus
dan Anda akan memahami mengapa Paulus berbuat seperti itu. Ia
selalu berusaha untuk memimpin setiap orang ke dalam kesempurnaan
di dalam Kristus. Ia berkata, "Semoga Allah damai sejahtera
menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu
terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita" (1 Tesalonika 5:23). Mengapa ia prihatinkan
masalah itu? Jika kita sudah diselamatkan, maka kita pasti selamat.
Lalu bagaimana jika hidup yang kita jalankan sedemikian
mempermalukan gereja? Menurut mereka, kami sudah diselamatkan
karena kami sudah menerima Firman Allah, dan itu sudah cukup. Akan
tetapi apakah itu ajaran yang alkitabiah? Yang benar adalah kita belum
'dipanen' sebelum kita masuk ke dalam kasih karunia Allah, dan
buahnya terlihat di dalam kehidupan kita.
366 | C A H A Y A I N J I L
Kita melihat bahwa segera sesudah buahnya muncul, si petani mulai
menyabit. Jika Anda adalah seorang petani, maka Anda akan tahu
mengapa hal ini dilakukan. Jika buahnya sudah matang, buah itu akan
membusuk jika dibiarkan di sana. Jika hujan turun, maka buah-buah
itu akan membusuk. Atau burung-burung memakannya, karena burung
juga suka akan buah-buah yang sudah matang. Dan hewan-hewan
yang lain juga dapat saja memakannya. Jika Anda segera mulai
menyabit, maka Anda sedang memanen ke dalam hidup yang kekal.
Jadi kejarlah kesempurnaan rohani.
Jika kita berbicara tentang kedewasaan, kita tidak berkata bahwa
orang-orang Kristen disempurnakan sepenuhnya di dalam kehidupan
ini. Paulus berkata, "Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir
demikian" (Filipi 3:15). Namun ia tidak bermaksud untuk berkata
bahwa kita sudah sempurna tanpa berbuat dosa lagi. Kedewasaan
datang dari pengudusan atau komitmen total kepada Kristus yang
menghasilkan buah Roh. Dan komitmen total tidak berarti kita harus
menjadi hamba Allah yang full-time. Kita juga tidak dipaksa untuk
menjadi penginjil atau pengajar Alkitab. Setiap dari kita diperintahkan
untuk mengasihi Tuhan, Allah kita, dengan segenap hati, akal, tenaga
dan jiwa. Sama dengan perintah bagi setiap orang Israel. Namun tidak
berarti jika mereka ingin melakukan hal ini, maka mereka semua harus
menjadi hamba Tuhan. Yang penting adalah kualitas kehidupan kita.
Komitmen total kepada Tuhan adalah unsur mendasar dalam hidup
kita. Apakah kita akan menghasilkan buah atau tidak, akan ditentukan
olehnya. Untuk dapat diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal,
kita tidak boleh sekadar menerima Firman Allah. Kita memang perlu
bersyukur akan FirmanNya. Namun kita tidak boleh puas diri hanya
karena melihat telah terjadi beberapa perubahan dalam hidup kita. Kita
berterima kasih kepada Allah atas perubahan-perubahan yang terjadi
dalam hidup kita, akan tetapi kita harus maju terus sampai di garis
akhir. Paulus menyebut proses ini sebagai "menyempurnakan
kekudusan kita dalam takut akan Allah" (lihat 2 Korintus 7:1-2).
Apakah kita memiliki rasa takut akan Allah? Ia juga menyuruh kita
untuk mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar karena
Allah sedang mengerjakan keselamatan itu di dalam kita (Filipi 2:12-
13). Dan kita membutuhkan kasih karunia dari Tuhan yang dapat
mendorong dan memampukan kita untuk mengerjakan ini.
367 | C A H A Y A I N J I L
Menjadi seorang Kristen berarti diubahkan oleh Tuhan. Tidak
seorangpun yang tidak berubah kalau sudah masuk ke dalam
keselamatan ini. Paulus berkata, "Kita diubah dari satu tingkat
kemuliaan menuju ke tingkat kemuliaan yang lain oleh Roh Tuhan"
(lihat 2 Korintus 3:18). Itulah isi dari Kekristenan. Kita diubah dari satu
kemuliaan menuju kemuliaan yang lain menurut gambar AnakNya.
Paulus menyuruh kita untuk mengenakan Yesus Kristus (Efesus 4:24).
Kita harus mengenakan manusia baru yang diciptakan olehNya di
dalam gambarNya. Tidak ada orang yang boleh duduk santai di gereja
dan berkata, "Sekarang saya selamat. Saya sudah dapat karcis untuk
masuk ke surga, dan sekarang saya boleh bersantai." Renungkan
segala yang dinyatakan oleh perumpamaan ini kepada kita. Perhatikan
bahwa panen terjadi kalau sudah ada buah.
Perumpamaan Tentang Lalang Di Antara Gandum
Matius 13: 24-30 & 36-43 Khotbah oleh Pendeta Eric Chang, Montreal
Mari kita melihat Matius 13:24-30:
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada
mereka, kata-Nya:
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan
benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang
tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara
gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai
berbulir, nampak jugalah lalang itu.
Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan
berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di
ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang
musuh yang melakukannya.
368 | C A H A Y A I N J I L
Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan
supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata:
Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu
kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh
bersama sampai waktu menuai.
Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai:
Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas
untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam
lumbungku."
Penjelasan bagi perumpamaan ini mengikuti di ayat-ayat 36-43:
Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang.
Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah
kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik
ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu
anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang
menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir
zaman dan para penuai itu malaikat.
Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api,
demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala
sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan
kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan
dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat
ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar
akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Perumpamaan ini berhubungan dengan penanaman gandum dan lalang
di dalam Kerajaan Allah. Perumpamaan ini menunjukkan kepada kita
perbedaan yang dapat dilihat di antara dua jenis manusia di dalam
Kerajaan Allah. Tetapi pertama-tama marilah kita melihat beberapa
istilah di dalam perumpamaan ini sebelum kita melanjutkan untuk
berbicara tentang perumpamaan itu sendiri.
369 | C A H A Y A I N J I L
Yesus memulai dengan menyebutkan istilah 'Kerajaan Surga.' Ini
merupakan istilah yang dipakai di Injil Matius yang sejajar kepada
pemakaian istilah 'Kerajaan Allah' di Injil Lukas. Banyak orang yang
tidak mengerti istilah 'Kerajaan Allah' ini. Mereka bertanya, "Apakah
Kerajaan Allah menunjuk kepada gereja? Apakah artinya?" Pada
dasarnya, Kerajaan Allah menunjuk kepada pemerintahan atau
kedaulatan Allah.
Sama seperti kebanyakan dari perumpamaan Yesus, yang ini juga
berkenaan dengan kerajaan atau pemerintahan Allah di dunia ini. Di
Matius 21:43, Yesus berkata, "Sebab itu, Aku berkata kepadamu,
bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu (yaitu, dari bangsa
Yahudi) dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan
menghasilkan buah Kerajaan itu." Ini merupakan satu ayat yang bagus
dari mana kita dapat memahami artinya 'kerajaan'.
Kita dapat membacanya seperti ini: "Sebab itu, Aku berkata kepadamu,
bahwa pemerintahan (kekuasaan) Allah akan diambil dari padamu dan
akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan
buah pemerintahan (kekuasaan) itu." Perhatikan bahwa gereja tidak
sama dengan Kerajaan Allah. Di sini, Kerajaan Allah dapat diambil dari
sebuah bangsa dan diberikan kepada sebuah bangsa yang lain.
Kerajaan Allah diberikan pada bangsa yang baru ini - yakni gereja -
bangsa yang kudus yang dimaksudkan di 1 Petrus 2:9. Jadi, Kerajaan
Allah dapat diberikan kepada Anda, tetapi Kerajaan Allah juga dapat
diambil dari Anda. Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang dapat
dianggap menjadi milik Anda buat selama-lamanya. Kerajaan Allah
dapat diambil dari Israel dan diberikan kepada gereja.
Inilah yang dikatakan oleh Paulus dari Roma 9 hingga 11, terutamanya
di fasal 11 yang menyatakan bahwa Israel telah dipatahkan, dan kita,
yang bukan bagian dari pohon yang asli, telah dicangkokkan pada
pohon tersebut. Di sini, Paulus menggunakan gambaran yang berbeda
untuk menyatakan hal yang sama. Untuk memiliki Allah sebagai Raja
merupakan satu hak istimewa yang tertinggi karena itu berarti kita
telah masuk ke dalam suatu hubungan yang istimewa dengan Dia,
sama seperti bangsa Israel memiliki suatu hubungan yang istimewa
dengan Allah. Tidak ada bangsa lain yang memiliki Allah sebagai Raja.
Bangsa-bangsa lain memiliki raja-raja, tetapi Israel memiliki Allah
sebagai Rajanya karena Israel mempunyai hubungan yang istimewa
370 | C A H A Y A I N J I L
dengan Dia. Bangsa Israel menjadi umat-Nya, dan Ia menjadi Allah
mereka. Melalui suatu perjanjian Ia menjadi Allah umat Israel dan
mereka menjadi umat-Nya.
Demikian juga, kita melalui suatu perjanjian yang baru menjadi umat-
Nya melalui ketaatan kita kepada Yesus, Mesias dan Raja kita. Kita
yang hidup di dalam ketaatan pada Yesus telah menerima Kerajaan
Allah. Apakah Anda telah menerima Kerajaan Allah? Ini bergantung
pada apakah Anda telah memahkotakan Yesus sebagai Raja dalam
kehidupan Anda. Ini bergantung pada apakah Anda telah masuk ke
dalam suatu hubungan yang hidup bersama Allah melalui Yesus. Tidak
seorangpun dapat masuk ke dalam suatu hubungan yang hidup
bersama Allah kecuali ia terlebih dulu memahkotakan Yesus sebagai
Raja atas kehidupannya.
Menjadi anak Kerajaan, kita mengemban suatu tanggungjawab dan
penghargaan yang tertinggi. Hanya mereka yang memiliki Yesus
sebagai Raja atas kehidupan mereka memiliki semua berkat yang
dianugerahkan dari Bapa kepada mereka. Berkat-berkat seperti
kehidupan yang kekal dan semua buah Roh. Jika Anda memahkotakan
Yesus sebagai Raja atas hidup Anda, Anda mengalami damai sejahtera
dan kasih, karena dia adalah Raja damai dan kasih. Lebih dari itu, akan
ada kebenaran dan kekudusan di dalam kehidupan Anda. Namun, jika
Yesus tidak berkuasa atas kehidupan Anda, maka Anda bukan bagian
dari Kerajaan Allah. Oleh karena itu, terdapat suatu perbedaan yang
besar di antara orang-orang yang hanya Kristen pada nama dan orang-
orang Kristen yang sejati. Ini merupakan pokok yang utama dalam
perumpamaan ini.
Satu lagi hal yang perlu kita mengerti tentang Kerajaan Allah atau
Pemerintahan Allah adalah terdapat dua tahap: tahap masa kini dan
tahap masa depan. Dalam perumpamaan ini, kita berbicara tentang
tahap masa kini, dan bagian akhir dari perumpamaan berbicara tentang
tahap masa depan, ketika semua yang berbuat jahat akan dikeluarkan
dan Allah akan mendirikan Kerajaan-Nya di dalam penghakiman dan
keadilan.
Perumpamaan ini berakhir dengan kata-kata ini, "Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengar!" Yesus menggunakan kata-kata ini apabila
dia ingin mengatakan sesuatu yang amat penting. Karena ada banyak
371 | C A H A Y A I N J I L
orang yang bertelinga tetapi tidak mendengar. Itulah sebabnya Yesus
berkata, "Domba-dombaku mendengar suara-ku, dan aku mengenal
mereka, dan mereka mengikut aku" (Yohanes 10:27). Perumpamaan
ini ditujukan kepada mereka yang bertelinga untuk mendengar, dan
siap untuk menjadi domba-dombanya karena mereka siap untuk
memahkotakan Yesus sebagai Raja atas kehidupan mereka. Satu lagi
alasan mengapa perumpamaan ini penting adalah karena ini
merupakan satu dari hanya dua perumpamaan, di mana suatu
penjelasan diberikan. Perumpamaan-perumpamaan yang lain
disampaikan oleh Yesus tanpa penjelasan. Ini berarti perumpamaan ini
adalah sebuah perumpamaan fondasi (dasar), sama seperti
perumpamaan seorang penabur yang juga mempunyai penjelasan.
Ketika saya mempelajari ajaran Yesus, saya makin dikagumkan oleh
kedalaman, kekayaan dan kekuatannya. Lebih banyak saya
mempelajari ajarannya, makin saya heran mengapa ajarannya tidak
diajarkan secara sistematis hari ini. Saya telah menjadi orang Kristen
selama lebih dari 30 tahun dan saya tidak pernah mendengar ajaran
Yesus dijelaskan dengan cara ini. Anda akan mendapati banyak
pengkhotbah seringkali suka mengutip beberapa ayat dari ajaran rasul
Paulus - biasanya beberapa ayat yang sama - dan berkhotbah
seputarnya. Mereka suka berpegang pada beberapa ayat, dan
kelihatannya tidak mempunyai keyakinan untuk mengkhotbahkan ayat-
ayat yang lain di dalam Alkitab. Ini bukanlah caranya untuk
mengkhotbahkan Firman Allah karena kita akan menjadi sama sekali
tidak seimbang jika kita sentiasa memberitakan beberapa ayat yang
sama. Kita harus memberitakan seluruh maksud Allah. Itulah
sebabnya kita sedang mempelajari seluruh pengajaran Yesus, dan tidak
hanya memilih beberapa ayat di sana sini, tetapi mengambil segala
sesuatu yang diucapkan Yesus dan berusaha untuk memahaminya, di
bawah bimbingan Roh Kudus.
Ketika saya membandingkan ajaran Yesus dengan ajaran gereja, saya
perhatikan terdapat suatu jurang pemisah yang mengherankan di
antara keduanya. Jika Anda memulai dengan ajaran atau doktrin
gereja, Anda akan mendapati bahwa Anda tidak mampu untuk
memahami ajaran Yesus. Anda telah menetapkan dogma-dogma
tertentu dalam pikiran Anda yang membuat Anda tertutup untuk
memahami ajarannya yang sesugguhnya.
372 | C A H A Y A I N J I L
Hal ini benar di dalam pengalaman saya sendiri. Pada waktu saya
pertama kali mempelajari ajaran Yesus, saya tidak dapat
memahaminya. Ajarannya tertutup bagi saya, seperti suatu bahasa
yang tidak saya mengerti. Saya telah diajarkan doktrin-doktrin dan
dogma-dogma tertentu, yang tampaknya bertentangan dengan apa
yang disampaikan oleh Yesus. Akhirnya saya menyadari bahwa saya
telah menutup diri pada ajaran Yesus, yang memang sering dilakukan
oleh gereja. Anda harus datang dengan pikiran yang terbuka dan
mengesampingkan dogma-dogma dan doktrin-doktrin yang Anda
pegang selama ini, jika tidak, Anda tidak akan memahami firman
Tuhan. Banyak pendeta yang berkata, "Kita harus mengajarkan
dogma-dogma dan doktrin-doktrin." Tentu saja, kita harus, namun
dogma siapa dan doktrin siapa? Kita harus ingat bahwa dogma-dogma
adalah bentukan-bentukan (formasi-formasi) ajaran yang dibuat oleh
manusia. Setelah kita menerima dogma-dogma ini, kita tidak akan
dengan mudah menerima apapun yang lain karena pemikirannya sudah
terbentuk dengan cara yang tertentu.
Jika kita harus berbicara tentang dogma, maka saya berharap kita
hanya memiliki satu dogma: yaitu, apa saja yang Yesus katakan. Itu
cukup bagi saya dan saya akan berpegang padanya. Perkataan-
perkataan yang kukatakan adalah roh dan hidup (Yohanes 6:63) dan
saya tidak akan mengizinkan dogma atau doktrin siapapun untuk
memutuskan apakah saya menerima ajarannya atau tidak. Jika
terdapat suatu dogma yang dapat dijelaskan dalam terang ajarannya
dan tidak bertentangan, saya akan menerimanya. Tetapi saya tidak
mau kembali kepada hari-hari silam tersebut di mana pikiran saya
begitu dipenuhi dengan doktrin-doktrin dan dogma-dogma gereja
sehingga saya tidak dapat memahami ajaran yang disampaikan oleh
Yesus.
Jika Anda datang kepada firman dengan suatu pikiran bahwa suatu
doktrin tertentu adalah benar, Anda akan mendapati mustahil untuk
menerima ajaran Yesus yang bertentangan dengan doktrin Anda itu.
Misalnya, Anda mungkin telah memutuskan di dalam pikiran Anda
bahwa keselamatan diterima melalui iman yang tidak menuntut
kekudusan - yang merupakan ajaran standar di gereja masa kini – di
mana kekudusan merupakan kekristenan tingkat tinggi. Karena Anda
telah memutuskan hal ini terlebih dulu, Anda tidak akan mendengarkan
373 | C A H A Y A I N J I L
ajaran Yesus tentang kekudusan bagi setiap orang percaya. Suatu hal
yang sangat tragis!
Selanjutnya, apabila kita berbicara tentang doktrin-doktrin atau
dogma-dogma pada masa kini, kita biasanya menunjuk kepada doktrin-
doktrin Kalvin, Agustinus, atau gereja Katolik Roma. Jika Anda seorang
Katolik, Anda akan berpegang pada doktrin Katolik Roma. Dan Anda
tidak mau mendengarkan lagi apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.
Sebagai misal, jika Anda telah mempercayai adanya tempat penyucian
(purgatory), yang telah menjadi salah satu dogma gereja Katolik,
apabila Anda membaca Alkitab dan tidak menemukan tempat
penyucian di situ, apa yang Anda lakukan? Barangkali Anda berkata,
"Aku tidak peduli apakah Alkitab menyatakan adanya tempat penyucian
atau tidak. Gereja menyatakan adanya tempat penyucian, dan aku
menerima dogma itu."
Gereja Katolik juga menyatakan bahwa di luar gereja Katolik Roma,
tidak ada keselamatan. Mereka telah mengubah pernyataan ini sejak
Vatikan II. Bagaimanapun, suatu ketika dulu pernyataan ini merupakan
satu dogma. Ini menunjukkan bahwa doktrin-doktrin manusia dapat
diubah. Lalu, dogma mana yang benar? Dogma sebelum Vatikan II
atau yang sesudah Vatikan II? Kalau kita tidak kembali kepada firman
Tuhan, kita bahkan mungkin berakhir dengan kepercayaan bahwa kita
akan diselamatkan hanya oleh iman, tanpa perlunya kekudusan. Ini
tentu saja mencerminkan definisi kita akan iman! Apabila saya
berkhotbah tentang kekudusan, beberapa orang berkata, "Hei, jangan
berkhotbah tentang kekudusan!" Mereka berpikir bahwa saya
memberitakan keselamatan oleh perbuatan. Dogma kita ternyata telah
menutup pikiran kita kepada ajaran Yesus. Kita perlu pergi ke gereja
dengan hati yang terbuka. Lihatlah pada gereja-gereja pada masa kini.
Dogma dan doktrin siapa yang kita ajarkan? Orang-orang yang
berbicara tentang doktrin berkata, "Marilah kita mengajarkan doktrin-
doktrin Kalvin," seolah-olah doktrin-doktrin Kalvin sama dengan Firman
Allah. Atau jika mereka adalah Katolik Roma, mereka akan berkata,
"Marilah kita mengajarkan doktrin-doktrin gereja Katolik Roma,"
seolah-olah doktrin-doktrin Katolik Roma sama dengan firman Tuhan
atau barangkali bahkan lebih unggul dari firman Tuhan! Sebagaimana
Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Sungguh pandai kamu
mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat
istiadatmu sendiri." (Markus 7:9) 'Adat istiadatmu' dalam istilah orang-
374 | C A H A Y A I N J I L
orang Farisi berarti 'doktrinmu.' Doktrin memang telah
mengesampingkan Firman Allah. Kita hanya perlu melihat ke dalam
Misynah untuk melihat bagaimana mereka mengesampingkan Firman
Allah untuk berpegang pada doktrin-doktrin mereka.
Bagaimana dengan ajaran Yesus tentang keselamatan? Apakah gereja
mengajarkan hal yang sama? Yesus mengajarkan bahwa kita
diselamatkan oleh suatu iman yang harus diartikan sebagai satu
komitmen yang total kepada dia sebagai Raja. Ia mengungkapkan hal
ini dengan kata-kata yang tidak mungkin dapat disalahartikan:
"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut aku, ia tidak layak
bagi-ku." (Matius 10:38). Melainkan kita siap untuk menyerahkan
seluruh kehidupan kita, memberikan diri kita dengan sepenuhnya
kepada Yesus sebagai Raja, kita tidak layak baginya. Kita harus
melakukan apa saja yang diperintahkannya kepada kita, bahkan
sampai memikul salib dan disalibkan. Melainkan kita melakukan itu,
kita tidak layak baginya. Ini adalah perkataan-perkataan Yesus.
Apakah doktrin-doktrin kita telah menutup pikiran kita kepada ajaran-
ajaran semacam ini? Kita berkata, "Yesus tidak mungkin menuntut
begitu banyak. Ia mengasihi kita dan tentu saja tidak menuntut begitu
banyak dari kita." Doktrin-doktrin kita telah mencondongkan pikiran
kita untuk menolak ajarannya yang sesungguhnya. Tidak mungkin
Yesus menuntut begitu banyak dari kita. Ajaran masa kini menekankan
bahwa Allah melalui Yesus memberikan segala sesuatu kepada kita,
tetapi tidak menuntut apa-apa yang berarti dari kita. Dengan demikian,
kita mengabaikan ajaran yang disampaikan oleh Yesus di dalam Injil.
Apa terjadi apabila seseorang bertobat, memikul salibnya dan mengikut
Yesus sebagai Raja? Ia dilahirkan kembali oleh Roh Allah. Ia
diubahkan; kehidupannya dibarui; kehidupan Allah masuk ke dalam
jiwanya. Itulah regenerasi (kelahiran kembali) menurut pengertian
Firman, dan itu berarti suatu transformasi (perubahan) telah terjadi.
Anda bukan lagi pribadi yang sama seperti dulu, karena Anda telah
diubahkan.
Rasul Paulus berkata, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang." (2 Korintus 5:17) Di masa kini ayat ini diberitakan sebagai
tidak lebih dari suatu status yang baru. Satu ciptaan baru bukanlah
375 | C A H A Y A I N J I L
suatu status yang baru. Jika saya menciptakan sesuatu dari semula,
ciptaan itu mengalami perubahan di dalam dirinya. Tidak hanya suatu
perbedaan status di hadapan Allah, sebagaimana yang dititikberatkan
oleh kebanyakan penginjil pada masa kini. Demikianlah, melalui iman
yang menyerahkan diri dengan sepenuhnya pada Tuhan, Anda
diubahkan. Anda menjadi seorang manusia baru dalam Kristus. Ajaran
Yesus yang dahsyat dan dinamis ini sangat berbeda dari khotbah-
khotbah yang lemah dan remang-remang yang diberitakan hari ini.
Sebagai akibat dari perubahan ini, terjadilah suatu kelahiran yang baru
(Yohanes 3:3,5). Hal ini juga sering dikhotbahkan hari ini tetapi
kelihatannya juga diartikan tidak lebih dari hanya suatu status yang
baru, dan bukan suatu perubahan hidup. Tetapi ajaran Yesus menunjuk
pada suatu perubahan yang menyeluruh secara batiniah. Ini tidak
berarti Anda tidak lagi berbuat dosa, tetapi dari sekarang Roh Allah
mulai bekerja di dalam kehidupan Anda sampai Anda menghasilkan
buah dari sebuah kehidupan baru yang dijalankan dalam kekudusan.
Itulah sebabnya mengapa penulis kitab Ibrani berkata kita harus
mengejar kekudusan, dan tanpa kekudusan tidak seorangpun akan
melihat Tuhan (Ibrani 12:14). Kata-kata ini dengan sempurna
menyimpulkan seluruh ajaran firman Yesus. Kehidupan yang telah
diubahkan akan membuahkan kekudusan karena Roh Allah adalah
Roh Kudus. Jika Anda memiliki Roh Kudus di dalam diri Anda, Anda
akan menjadi kudus. Dan kita harus menjadi kudus sama seperti Bapa
kita di surga adalah kudus. Yesus berkata, "haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48)
Dalam firman Tuhan, kata 'sempurna' adalah kata lain untuk kata
'kudus'. Kedua ungkapan ini - 'haruslah kamu kudus' dan 'haruslah
kamu sempurna' - digunakan di dalam Perjanjian Baru.
Gandum ditabur ke dalam dunia untuk memuliakan Allah
Perumpamaan ini, pada kenyataannya, adalah sebuah nubuatan.
Perumpamaan ini memberitahu kita, dalam bentuk gambaran, apa
yang akan terjadi di dalam Kerajaan Allah. Kita dapat melihat dengan
segera bahwa ada dua jenis tumbuhan di dalam perumpamaan ini.
Pertama-tama, di manakah benih ini ditaburkan? Benih ini, tidak
seperti di perumpamaan seorang penabur, tidak mewakili firman
376 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan. Benih menunjuk kepada anak-anak kerajaan, anak-anak Allah.
Mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah pemerintahan Allah;
mereka adalah orang-orang yang ditaburkan Yesus ke dalam dunia.
Jika kita adalah anak-anak Allah, maka kita adalah benih Allah yang
ditaburkan ke dalam dunia.
Biji gandum bertumbuh apabila ia jatuh ke dalam tanah dan mati
(Yohanes 12:24). Dari sini kita dapat melihat bahwa hanya orang yang
berkomitmen total yang siap untuk mati. Seorang Kristen yang sejati
adalah seorang yang siap untuk mati; ia telah disalibkan bagi dunia dan
telah selesai dengan kehidupan dosa ini. Hanya orang seperti ini yang
dapat menjalani sebuah kehidupan yang mewakili benih yang baik.
Oleh karena itu, kita sendiri adalah Firman Allah; kita adalah pesan
Allah kepada dunia. Dan cara kita menjalani kehidupan inilah yang
akan membuat orang berpaling kepada Tuhan.
Berikutnya, kita memusatkan perhatian pada ladang. Apakah yang
diwakili oleh ladang? Yesus memberitahu kita bahwa ladang ialah dunia
dan kita ditaburkan ke dalam dunia untuk menjadi saksi bagi dia, dan
untuk menghasilkan buah demi kemuliaan Bapa di surga. "Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di
sorga," kata Yesus di Matius 5:16. Itulah caranya kita harus bercahaya.
Sekali lagi, dogma-dogma kita dan doktrin-doktrin kita telah
menyebabkan kita untuk menganggap perbuatan baik sebagai sesuatu
yang negatif. Begitulah keadaannya di antara beberapa kelompok kaum
injili sekarang. Bagaimanapun, ayat di atas dengan jelas menunjukkan
bahwa perbuatan baik tidak dipandang sebagai sesuatu yang negatif
oleh Yesus.
Mengapa orang memberikan kemuliaan kepada Allah saat mereka
melihat perbuatan baik Anda? Mengapa tidak memberikan kemuliaan
kepada Anda? Kita harus dapat membedakan perbuatan baik macam
apa yang sedang kita bicarakan. Perbuatan baik yang dihasilkan dalam
kekudusan disertai oleh hadirat Allah di mana bahkan orang tidak
percaya dapat melihat bahwa perbuatan baik tersebut dihasilkan oleh
kuasa-Nya. Mereka tahu bahwa kekudusan yang terdapat di dalam diri
Anda bukanlah sesuatu yang berasal dari Anda, tetapi dari Allah. Di sini
letak keindahannya. Mereka mungkin tidak tahu tentang Roh Kudus,
tetapi mereka tahu kekudusan yang ada pada Anda bukanlah sesuatu
377 | C A H A Y A I N J I L
yang dihasilkan oleh Anda sendiri. Itu adalah sesuatu yang dilakukan
Allah. Perkataan Yesus di Matius 5:16 sangatlah sempurna. Lewat
pernyataan itu Yesus telah menunjukkan perbuatan baik macam apa
yang dimaksudkan olehnya. Ia sedang berbicara tentang perbuatan
baik yang datang dari Roh Allah, yang menyebabkan orang lain
memuliakan Allah, bukannya Anda.
Pernahkah Anda mengenal seorang abdi Allah yang benar? Apakah
Anda memberikan kemuliaan kepada dia? Tidak, karena Anda tahu
kekudusan di dalam kehidupannya, keindahan kehidupannya, datang
dari Allah. Seorang yang saleh mempunyai kemampuan untuk
membelokkan Anda kepada Allah tanpa perlu mengatakan sepatah kata
pun. Ujian ini akan menunjukkan apakah kekudusan Anda datang dari
Allah. Jika orang lain memuji Anda, maka ada sesuatu yang tidak
beres. Jika orang melihat Anda dan berkata, "Betapa indahnya Allah
itu!" maka Anda tahu bahwa Anda mempunyai kekudusan yang benar.
Lalang ditanamkan di antara anak-anak Allah
Lalang yang ditaburkan di dalam perumpamaan ini tidak dari semula
berada di dalam ladang, yang mewakili dunia ini. Jika lalang menunjuk
kepada orang tidak percaya, mereka sudah berada di ladang jauh
sebelum Yesus menaburkan benih yang baik ke dalam ladang. Orang
tidak percaya dan orang yang berbuat jahat telah ada di dunia jauh
sebelum kedatangan orang Kristen. Sebaliknya, benih lalang
ditaburkan sesudah benih yang baik ditaburkan, dan benih-benih
lalang ini ditaburkan di antara gandum! Benih-benih lalang dengan
sengaja ditanam di tengah-tengah gandum, dan bukannya secara
sembarangan. Orang-orang yang melakukan kejahatan, dan segala
yang menyesatkan, ada di dalam Kerajaan dan harus dikeluarkan
(Matius 13:41). Satu hal lagi yang harus diperhatikan ialah kalau
mereka berada di dalam Kerajaan Allah berarti mereka adalah orang
yang percaya. Oleh karena itu, lalang adalah orang-orang percaya yang
mengakui imannya.
Ada satu lagi hal yang sangat penting: tanaman yang diterjemahkan
sebagai 'lalang' oleh LAI, pada kenyataannya, adalah tanaman yang
sangat menyerupai gandum. Oleh karena itu, jika kita dengan saksama
membaca perumpamaan ini, kita akan perhatikan bahwa hamba-
hamba tuan ladang hanya menyadari terdapat lalang di dalam ladang -
378 | C A H A Y A I N J I L
dan banyak sekali lalangnya - setelah tanaman ini bertumbuh dan
mulai berbulir. Kita melihat ini di Matius 13:26. Lalang tidak tampak
sampai pada waktu buahnya mulai muncul. Lalang telah bertumbuh
untuk waktu yang lama sebelum hamba-hamba tuan ladang tiba-tiba
menyadari bahwa ladang gandum mereka penuh dengan lalang. "Tuan,
bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari
manakah lalang itu?", mereka bertanya. Lalang begitu menyerupai
gandum dan tidak begitu mudah dibedakan sampai mereka mulai
menghasilkan buah. Sifat lalang itu hanya terlihat atau muncul di tahap
berbuah itu.
Saya harus mengatakan sesuatu tentang terjemahan bahasa Inggris
atas perumpamaan ini berdasarkan teks Yunani. Terjemahan versi AV
(Authorized Version) sebagai 'tares' sebetulnya tidak tepat tetapi kita
tidak dapat menyalahkan penterjemah karena pada tahun 1611 mereka
ternyata tidak mengetahui arti dari kata Yunani tersebut. Kata 'tares'
tidak tepat karena 'tares' ialah semacam buncis. Mereka tergolong
dalam keluarga buncis atau kacang dan sama sekali tidak serupa
dengan gandum. Siapa saja dapat dengan segera melihat perbedaan
antara 'tares' dan gandum. Akan tetapi, di sini kita berbicara tentang
semacam rumput liar yang tidak dapat dibedakan dari gandum sebelum
biji-bijiannya muncul.
Hal yang sama berlaku juga untuk versi RSV (Revised Standard
Version). Kata tersebut diterjemahkan sebagai 'rumput liar'. Rumpat
liar, sebagaimana kita tahu, tidak menghasilkan buah dan karenanya
kita mempunyai suatu kontradiksi di sini. Pernahkah Anda melihat
rumput liar menghasilkan buah? Dalam kasus ini, besar kemungkinan
penterjemah-penterjemah RSV sengaja memilih kata ini karena mereka
tahu bahwa nama khusus bagi rumput liar semacam ini tidak dapat
dipahami oleh pembaca umum. Bagaimanapun, kebanyakan dari kita
bukanlah ahli botani (ahli tumbuh-tumbuhan) dan tidak mengetahui
nama teknis bagi rumput liar semacam ini. Akan tetapi, jika Anda ialah
seorang yang berpikir dengan mendalam, Anda akan segera bertanya,
"Sejak kapan rumput liar menghasilkan buah?"
Terjemahan bahasa Tionghoa mempunyai masalah yang sama.
Dalam guoyi atau bahasa Mandarin, terjemahannya ialah bai zi, yang
merupakan semacam rumput liar yang tumbuh di sawah padi, dan
bukan di ladang gandum. Di antara tanaman padi, terdapat semacam
379 | C A H A Y A I N J I L
rumput liar yang tampak serupa dengan tanaman padi semasa
bertumbuh, dan karena itu penterjemah bahasa Tionghoa memutuskan
untuk menggunakan istilah yang familiar tersebut. Sayang sekali, yang
sedang dibicarakan adalah ladang gandum bukan sawah padi. Jadi,
adanya semak padi yang bertumbuh di antara gandum, menimbulkan
berbagai macam kebingungan. Pada kenyataannya, nama teknis bagi
tanaman yang sedang dibicarakan di perumpamaan ini adalah "the
bearded darnel." Istilah bahasa Mandarinnya - du mai - sangatlah
berarti karena mempunyai arti 'gandum yang beracun.'
Darnel ialah tumbuhan yang lazimnya hanya bertumbuh di ladang
gandum. Darnel begitu menyerupai gandum bahkan seorang ahli akan
mengalami kesulitan membedakannya dari gandum sebelum darnel
tersebut mulai berbulir. Biji darnel berwarna hitam, dan isinya berasa
pahit. Lebih dari itu, biji darnel juga beracun. Itulah sebabnya nama
bahasa Mandarinnya - du mai (gandum beracun) – sangatlah tepat.
Darnel adalah mai karena ia kelihatan seperti gandum, dan ia
adalah du karena ia beracun. Menurut para ahli seseorang yang
termakan biji darnel akan mengalami pusin, mengantuk, mual, diare,
sawan dan ganggren, dan bisa juga berujung pada kematian!
Sampai di sini, kita harus menyadari bahwa kita sedang menangani dua
jenis tanaman yang kelihatan sangat serupa tetapi sama sekali berbeda
pada substansinya. Lalu, bagaimana kita dapat membedakan kedua
jenis tanaman tersebut? Yesus berkata, "dari buahnya pohon itu
dikenal." (Matius 12:33) Benih yang baik menghasilkan buah yang
baik; benih yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik (Matius
7:17).
Mari kita menyimpulkan pembahasan tentang rumput liar atau lalang
ini. Darnel bertumbuh di antara gandum di dalam Kerajaan Allah.
Meskipun mereka tampak seperti orang Kristen sejati, namun mereka
bukan. Buah yang dihasilkan oleh rumput liar ini berwarna hitam
sedangkan buah yang dihasilkan oleh gandum adalah keputih-putihan.
Lebih dari itu, biji-bijian dari rumput liar ini beracun sedangkan biji-
bijian yang dihasilkan oleh gandum sangat bergizi. Namun keduanya
bertumbuh di dalam gereja, yaitu Kerajaan Allah pada masa sekarang.
Pada masa sekarang, menurut perumpamaan-perumpamaan Yesus,
terdapat orang yang melakukan kejahatan di dalam Kerajaan Allah.
Ingat perumpamaan tentang perjamuan kawin? Di dalam
380 | C A H A Y A I N J I L
perumpamaan itu, ada seseorang masuk ke dalam perjamuan kawin
tanpa pakaian pesta, dan kemudiannya dicampak keluar dari
perjamuan tersebut sekalipun ia telah masuk ke dalam ruang pesta.
Hal yang berikut yang harus kita perhatikan adalah hubungan dekat
yang terjalin di antara darnel dan gandum. Keduanya saling menjalin
hubungan, dan ini menunjukkan bahwa keduanya berfungsi bersama-
sama di dalam Kerajaan Allah. Itulah sebabnya mengapa Yesus
mengingatkan bahwa mencabut darnel akan sekaligus menyebabkan
gandum ikut tercabut juga. Karena itu, darnel harus dibiarkan
bertumbuh sampai hari Penghakiman.
Dari manakah datangnya darnel tersebut? Menurut Yesus darnel
ditaburkan ke dalam Kerajaan Allah oleh seorang musuh, yaitu Iblis,
yang sedang berjuang melawan kedaulatan Allah. Darnel mewakili
semacam orang, begitu juga dengan gandum. Musuh akan menaburkan
orang-orang yang pada intinya bukan orang Kristen ke tengah-tengah
masyarakat Kristen. Dari luar orang-orang ini tampak seperti orang
Kristen; mereka bahkan berbicara dan berkelakuan seperti orang
Kristen sampai suatu titik tertentu tetapi pada intinya mereka berbeda.
Meskipun darnel bukan orang-orang Kristen sejati, itu tidak berarti
mereka tidak memikirkan diri mereka sebagai orang Kristen sejati.
Pada kenyataannya, darnel berpikir bahwa mereka adalah gandum,
karena mereka memang sangat menyerupai gandum. Mereka yakin
bahwa mereka adalah gandum. Ini merupakan tragedi yang sangat
besar. Jadi, darnel bukanlah orang-orang yang sengaja ingin
membinasakan gereja. Sama sekali bukan! Mereka adalah orang-orang
Kristen yang tidak sejati, tetapi berfungsi di dalam gereja dan mengira
diri mereka adalah seorang Kristen sejati.
Ini menimbulkan satu pertanyaan yang penting: bagaimana Anda tahu
apakah Anda sebenarnya gandum atau darnel? Bagaimana Anda
mengetahuinya? Anda mungkin mempunyai keyakinan bahwa Anda
adalah seorang Kristen yang sejati namun persoalannya ialah, apakah
Anda seorang Kristen sejati di mata Allah? Sebagaimana yang
dikatakan oleh Paulus, hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya
sendiri. (1 Korintus 11:28)
381 | C A H A Y A I N J I L
Di penjelasan bagi perumpamaan ini di Matius 13:41, kita meliha lalang
atau darnel adalah segala sesuatu yang menyesatkan di dalam gereja.
Di dalam Alkitab RSV, kata Yunani bagi 'yang menyesatkan'
diterjemahkan sebagai 'yang menyebabkan dosa' sementara kata
Yunani yang lain di ayat tersebut diterjemahkan sebagai 'pembuat
kejahatan', atau 'yang melakukan kejahatan'. Kata 'pembuat
kejahatan' bukan satu terjemahan yang tepat karena ia memberikan
satu kesan yang keliru tentang orang-orang ini. Secara harfiah, kata
Yunani itu berarti 'yang melanggar hukum'. Tentu saja, jika Anda
melanggar hukum, Anda seorang pembuat kejahatan. Tetapi, jika kita
membandingkan bagaimana kata ini digunakan di lain tempat di
Perjanjian Baru, suatu gambaran yang sangat penting tentang darnel
akan mulai terlihat. Kata Yunani yang sama digunakan di Matius 7:23
di mana kata itu menunjuk bukan kepada orang-orang tidak percaya
tetapi kepada orang-orang Kristen. Sebenarnya, kata itu digunakan
untuk menggambarkan pekerja-pekerja Kristen! Matius 7:21-23
mengatakan:
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan(Lord),
Tuhan(Lord)! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu
juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Di dalam perikop di atas, orang-orang ini mengakui Yesus sebagai Raja
atas kehidupan mereka apabila mereka memanggil-nya, "Tuhan,
Tuhan (Lord)". Namun sebagaimana yang dikatakan oleh nabi Yesaya,
"bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku" (Yesaya
29:13). Bukan setiap orang yang berseru kepada Yesus, "Tuhan,
Tuhan" akan masuk ke dalam Kerajaan Surga di masa depan
(perhatikan kata kerja masa depan 'akan masuk' dipakai di sini) tetapi
ia yang melakukan (perhatikan kata kerja masa kini dipakai di sini)
kehendak Bapa yang di surga. Pada hari Penghakiman, banyak yang
akan berkata, "Tuhan, tidakkah kami bernubuat dalam namamu dan
mengusir setan dalam namamu dan melakukan mujizat dalam
382 | C A H A Y A I N J I L
namamu?" Mereka ialah orang-orang yang bekerja dalam nama Yesus.
Dan perhatikan kata-kata yang mengerikan di ayat 23: "Pada waktu
itulah aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!" Kata 'pembuat kejahatan' di dalam perikop ini adalah kata
Yunani yang sama yang digunakan di dalam perumpamaan lalang di
antara gandum ini. Coba bayangkan - orang-orang ini yang mengusir
setan, yang bernubuat dan melakukan mujizat penyembuhan dalam
nama Yesus sebenarnya ialah pembuat kejahatan dan akan ditolak oleh
Yesus!
Di sini kita melihat arti bagi perumpamaan ini mulai terlihat. Pembuat-
pembuat kejahatan ini (atau darnel) bukanlah orang-orang tidak
percaya. Mereka memanggil Yesus 'Lord' dan barangkali Yesus memang
Raja atas hidup mereka pada suatu tahap tertentu namun kehidupan
mereka tidak dijalankan dalam ketaatan total pada ajaran Yesus.
Mereka tidak melakukan kehendak Bapa. Dari sini kita dapat melihat
bahwa tidak penting doktrin atau dogma macam apa yang Anda anuti,
selama doktrin atau dogma tersebut selaras dengan firman Tuhan. Jika
tidak, maka doktrin Anda akan membawa Anda bergabung dengan
―pembuat-pembuat kejahatan‖ ini pada hari Penghakiman.
Apakah orang-orang ini memiliki iman? Tentu saja. Tidak seorangpun
yang dapat melakukan suatu apa pun dalam nama Yesus tanpa
memiliki iman. Mereka adalah orang-orang yang mengusir setan dalam
nama Yesus, ini menunjukkan mereka percaya pada namanya dapat
mengusir setan. Apakah Anda memiliki iman seperti ini? Mereka dapat
bernubuat dalam nama Yesus. Apakah Anda mempunyai iman untuk
bernubuat? Akan tetapi, apa yang tidak dimiliki mereka ialah ketaatan
kepada kehendak Allah. Bernubuat tidak sama dengan melakukan
kehendak Allah. Melakukan mukjizat tidak sama dengan melakukan
kehendak Allah. Melakukan kehendak Allah adalah menjalani suatu
kehidupan yang kudus. Sekarang kita mulai melihat mengapa firman
Tuhan menitikberatkan kekudusan. Karena menjalankan suatu
kehidupan yang kudus menunjukkan bahwa Yesus adalah
sesungguhnya Raja atas kehidupan Anda. Inilah ajaran yang alkitabiah.
Bukankah kebenaran ini cukup jelas?
Sudah tiba waktunya untuk menyimpulkan apa yang telah dibahaskan
sejauh ini. Melainkan Anda memahkotai Yesus sebagai Raja atas
383 | C A H A Y A I N J I L
kehidupan Anda, Anda bisa saja melakukan semua mukjizat di dunia ini
tetapi Anda tidak akan diselamatkan, meskipun Anda melakukan semua
mukjizat itu dalam nama Yesus. Hanya iman yang tunduk pada
kehendak Allah yang menyelamatkan; dan bukan iman yang
melakukan mukjizat. Oleh karena itu, Anda harus dengan saksama
memahami arti dari iman yang alkitabiah. Itulah sebabnya rasul
Yakobus berkata, "Tunjukkanlah kepadaku imanmu dari perbuatan-
perbuatanmu" (Yakobus 2:18). Iman macam apa yang Anda miliki?
Jika iman Anda adalah iman yang melakukan mukjizat, itu tidak berarti
iman tersebut akan menyelamatkan Anda. Hanya iman yang mengakui
Yesus sebagai Raja atas kehidupan Anda seharian - saat demi saat -
yang menyelamatkan. Iman seperti ini barangkali tidak spektakuler
seperti melakukan mujizat, tetapi itulah yang diharapkan dari Anda.
Selain itu, jika Anda dapat juga melakukan mujizat dalam nama Yesus,
itu bagus sekali. Tetapi yang satu tidak dapat mengantikan yang lain.
Hal ini harus kita mengerti.
Siapa diri Anda, dan bukannya apa yang Anda lakukan, yang berarti
bagi Allah. Saya mengatakan ini sebagai peringatan kepada kaum
muda yang berpikir bahwa menyibukkan diri melakukan kegiatan
gereja membuktikan bahwa mereka orang Kristen yang baik. Beberapa
orang yang mulai menghadiri gereja berkata, "Aku ingin melakukan
sesuatu untuk gereja." Dan jika mereka tidak diberikan sesuatu untuk
dilakukan, mereka akan meninggalkan gereja tersebut dan mencari
gereja yang lain. Jika seseorang berpikir dengan cara ini, ia belum
mengerti bahwa pertama-tamanya Allah ingin melihat siapa dia
sebenarnya. Sangat mudah untuk menemukan pekerjaan untuk
dikerjakan orang, tetapi itu mungkin mengakibatkan lebih banyak
kerugian ketimbang keuntungan. Mereka barangkali berpikir dengan
melibatkan diri dalam banyaknya kegiatan, mereka menjadi orang
Kristen yang baik. "Aku adalah presiden persekutuan ini; aku
mengelolakan persekutuan ini; aku mengorganisir kegiatan itu; aku
memimpin PA dan aku melakukan itu dan ini." Barangkali Anda sangat
sibuk, tetapi seperti apa Anda itu? Apakah Anda tergolong sebagai
gandum atau darnel? Semua aktivitas itu membuat Anda tampak
seperti seorang Kristen yang sejati di luar, tetapi siapakah Anda di
dalam?
Sangat menyedihkan melihat orang-orang di Matius 7 ini berpikir
bahwa mereka akan diselamatkan. Pada hari Penghakiman, mereka
384 | C A H A Y A I N J I L
mungkin saja mempersembahkan pekerjaan-pekerjaan mereka sambil
berkata, "Tuhan, Tuhan, bukankah kami melakukan ini dan itu demi
namamu?" Mereka secara tulus berpikir dengan melakukan hal-hal
tersebut mereka akan diselamatkan. Mereka benar-benar menaruh
kepercayaan pada Yesus tetapi Yesus menolak mereka. Hari
Penghakiman adalah hari yang penuh dengan kejutan. Banyak orang
yang mengira, "Kursiku di surga sudah ada untukku," tetapi Yesus
malah akan berkata kepada mereka, "Aku tidak pernah mengenal siapa
kamu. Enyahlah daripadaku." Sayang sekali mereka telah dibimbing
untuk mempercayai bahwa mereka adalah orang Kristen yang sejati.
Iblis ialah bapa segala dusta. Percayakah Anda pada dustanya bahwa
Anda bisa menjadi seorang Kristen yang sejati tanpa menjadi kudus?
Percayakah Anda pada dusta bahwa Anda bisa diselamatkan tanpa
menjadikan Yesus sebagai Raja atas kehidupan Anda?
Gandum dan darnel melambangkan dua kelompok orang di dalam
gereja: mereka yang mempercayai Yesus hanya sebagai Juruselamat
(Savior) dan mereka yang mempercayai Yesus sebagai Tuan dan
Juruselamat (Lord and Savior), dan dalam urutan ini. Jika Anda
menjadi seorang Kristen karena Anda mempercayai Yesus hanya
sebagai Juruselamat, Anda telah mempercayai satu dusta. A.W. Tozer,
seorang abdi Allah yang besar yang telah menulis banyak buku yang
bagus seperti The Pursuit of God, membuat pernyataan ini dalam
bukunya, The Root of the Righteous: "Bidat paling besar dalam
pengajaran gereja masa kini adalah usaha untuk memisahkan
Juruselamat dari ketuanan Yesus atas hidup Anda (Jesus as Lord), dan
untuk mengatakan bahwa Anda bisa menerima Yesus sebagai
Penyelamat tanpa menerimanya sebagai Tuan ke atas Anda, di mana
Anda menerimanya sebagai tuan hanya pada tahap pengudusan yang
berikutnya." Bagi mereka, Anda harus menerima Yesus sebagai
Juruselamat untuk diselamatkan. Namun mereka tidak mengatakan
apa-apa tentang Yesus sebagai Raja atas kehidupan Anda. Bagi
mereka, jika Anda mau suatu hari kelak, barangkali Anda bisa
memahkotai dia sebagai Raja atas kehidupan Anda. Tetapi bagi mereka
itu adalah tahap pengudusan yang lebih tinggi. Dan tidak apa-apa jika
Anda tidak mau berbuat demikian karena Anda tetap akan
diselamatkan. Inilah yang saya maksudkan dengan dusta si Iblis. Tidak
disinggung tentang perlunya hidup di bawah pemerintahan Yesus
sebagai Raja di dalam hidup mereka. Orang-orang ini ingin
385 | C A H A Y A I N J I L
memperalatkan Yesus untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.
Barangkali satu hari nanti, mereka mungkin berkata, "Baiklah, aku
menerima Yesus sebagai Raja juga." Siapa saja yang mengajarkan ini
sedang mengajarkan dusta si Iblis, sebagaimana diperingatkan A.W.
Tozer berulang-kali. Namun begitu, tampaknya inilah ajaran yang
standar pada masa kini. Kita dibesarkan berdasarkan ajaran ini, yang
telah membutakan mata kita kepada Firman Allah.
Banyak kali ketika saya menyatakan ini, orang akan berkata, "Ha! Ia
telah mengelirukan pengudusan dan pembenaran!" Pada
kenyataannya, bukan saya yang keliru. Saya telah mempelajari cukup
banyak teologia untuk tidak melakukan kesalahan dasar seperti itu,
yaitu, untuk memisahkan kehidupan Kristen kepada dua tahap, di
mana tahap yang kedua tidak diwajibkan (boleh dipilih). Ini adalah
dusta Satan.
Mengetahui kondisi rohani kita yang sebenarnya
Dalam perumpamaan ini, darnel secara jujur percaya mereka telah
diselamatkan, dan mereka adalah orang Kristen di dalam Kerajaan
Allah. Mereka memang ada di Kerajaan, tetapi hanya sampai hari
penghakiman, setelah itu mereka akan dicampak keluar. Jadi, darnel
adalah anak-anak Iblis. Tetapi apakah mereka menyadari bahwa
mereka adalah anak-anak Iblis? Jawabnya tidak. Kita hanya perlu
membaca Yohanes 8 untuk menyadari bahwa anak-anak Iblis biasanya
tidak menyadari siapa diri mereka yang sebenarnya. Di Yohanes 8:39,
orang-orang Yahudi berkata, "Abraham adalah bapa kami." Untuk itu,
Yesus menjawab, "Iblislah yang menjadi bapamu" (Yohanes 8:44). Ia
mengatakan ini kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Farisi,
yaitu orang-orang yang paling saleh di antara orang Yahudi, dan yang
paling bersemangat dalam hal-hal agama pada waktu itu. Orang-orang
Farisi berusaha untuk menegakkan kebenaran mereka sendiri. Namun
Yesus memanggil mereka anak-anak si Iblis. Orang-orang tidak
percaya saja tidak disebutkan sebagai anak-anak si Iblis, tetapi malah
orang-orang yang taat agama ini yang disebut sebagai anak-anak si
Iblis. Bukankah sangat mengagetkan membaca hal-hal seperti ini
dalam Alkitab?
Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, yang menjadi umat pilihan
Allah, dan kepada orang-orang Farisi, pemelihara hukum Taurat yang
386 | C A H A Y A I N J I L
lebih benar dari semua, "Jika kamu anak-anak Abraham, kamu akan
mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham." Apa yang
dilakukan oleh Abraham? Ia memahkotai Allah sebagai Raja atas
kehidupannya. Apa saja yang dikatakan Allah, Abraham akan lakukan.
Kemana saja Allah mengutus dia, ia akan pergi karena Allah adalah
Raja atas kehidupannya. Itulah yang dikerjakan oleh Abraham. Dan
Yesus tidak basa basi dalam bicara. Yesus mengungkapkan kondisi
rohani mereka yang sebenarnya. Itulah sebabnya Anda harus
memberitahu seorang sakit bahwa ia sakit, kalau tidak, ia berpikir
bahwa ia sehat. Anda mungkin saja merasa sangat sehat, tetapi
sebenarnya sedang mengidap sakit kanker. Umpamanya ayah saya. Ia
merasa baik-baik saja sebelum ia meninggal karena penyakit kanker.
Ia merasa sehat dan kuat. Saat dia melakukan pengecekan rutin,
dokter berkata, "Benjolan apa itu?" Ayah saya berkata, "Apa ada
benjolan?" Dokter itu berkata, "Benjolan yang ini." Ayah saya berkata,
"Ah! Itu tidak menyakitkan. Tidak apa-apa." Dua bulan kemudian, ayah
saya meninggal dunia. Ia merasa baik-baik saja ketika ia pergi
melakukan pengecekan medis, namun merasa baik-baik saja tidak
membuktikan apa-apa sama sekali.
Tahukah Anda apa kondisi rohani Anda? Barangkali tidak. Itulah
sebabnya Yesus berkata kepada mereka, "Iblislah yang menjadi
bapamu." Yesus bukan sedang menghina mereka. Yesus sedang
berkata, "Sadarilah keadaanmu. Melainkan kamu menerima Allah
sebagai Raja atas kehidupan kamu, kamu akan menjadi anak-anak si
Iblis, dan kamu akan binasa dalam dosa-dosamu." Yesus juga berkata
kepada mereka, "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi
karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu" (Yohanes
9:41). Mereka berpikir mereka melihat, dan yang buta adalah orang
lain. Tidak ada hal yang lebih mengerikan daripada salah menilai diri
kita, dan kita ternyata salah. Itulah tragedi yang paling dahsyat.
Kiranya hal itu tidak terjadi terjadi pada kita! Kita harus datang kepada
Allah dan berkata, "Tuhan, aku hanya ingin membuka diriku kepada
Engkau. Tunjukkanlah siapa diriku yang sebenarnya."
Bagaimana kita tahu siapa diri kita yang sebenarnya? Apakah kita
ditinggalkan untuk menebak-nebak sendiri apakah kita orang Kristen
yang sejati? Tidak demikian. Yesus memberitahu kita bagaimana kita
bisa tahu. Ketika buahnya mulai tampak, kita dapat membedakan di
antara seorang Kristen yang sejati dan seorang Kristen yang pada
387 | C A H A Y A I N J I L
nama saja. Di dalam firman Tuhan, kata 'buah' menunjuk kepada buah
Roh, yaitu kekudusan di dalam kehidupan kita. Apakah kehidupan Anda
kudus? Apakah Anda sering bertengkar dengan saudara-saudara Anda,
dengan saudara-saudara seiman atau dengan pemilik kost Anda? Jika
Anda berkelakuan seperti orang tidak percaya setiap hari, apakah Anda
pikir Anda akan diselamatkan? Yesus berkata, "dari buahnyalah kamu
akan mengenal mereka." (Matius 7:20) Dari buah kehidupan Anda,
Anda dapat mengenal siapa diri Anda. Saya mengenal siapa diri saya.
Anda mungkin berpikir saya seorang Kristen yang bagus. Namun saya
mengenal siapa saya dan saya dapat melihat betapa banyaknya
kegagalan saya. Tetapi saya juga melihat betapa besarnya anugerah
Allah, yang menjadikan saya sebagaimana saya ada sekarang. Jika
saya melihat sesuatu yang baik dalam diri saya, saya hanya dapat
berkata seperti rasul Paulus, "karena kasih karunia Allah aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang" (1 Korintus 15:10) Saya tahu siapa
saya sebelumnya; saya tahu siapa saya sekarang. Saya tahu apa yang
telah Allah lakukan dalam kehidupan saya dan saya berkata, "Terima
kasih, Tuhan." Apabila orang lain mulai melihat suatu perubahan pada
Anda dan Anda tahu bahwa perubahan tersebut adalah pekerjaan Allah
di dalam hati Anda, Anda sedang menghasilkan buah Roh di dalam
kehidupan Anda. Dengan demikian Anda akan tahu bahwa Anda adalah
seorang Kristen yang sejati. Dan Roh Allah akan bersaksi dengan roh
Anda bahwa Anda adalah anak Allah (Roma 8:16).
Apakah Anda selalu meledak-ledak dalam kemarahan? Bagaimana
kelakuan Anda? Jangan berpikir bahwa hal-hal seperti ini tidak penting.
Satan mau Anda percaya bahwa Anda akan diselamatkan, tidak kira
bagaimana Anda menjalani hidup Anda. Bagaimana Anda bertingkah
laku merupakan suatu indikasi apakah Anda adalah ciptaan baru atau
tidak. Hal ini sangatlah penting. "Tanpa kekudusan, tidak seorangpun
dapat melihat Allah." Tanpa kekudusan yang dikerjakan Roh Kudus di
dalam kehidupan Anda, Anda tidak akan melihat Allah. Tanyalah diri
Anda sendiri: apakah Anda bagian dari gandum atau darnel?
Ingatlah, sekali lagi, bahwa darnel itu beracun. Itulah sebabnya darnel
harus dipisahkan dari gandum. Darnel harus dipisahkan dengan
berhati-hati. Pada kenyataannya, jika terjadinya kesalahan saat
menuai, dan beberapa dari biji darnel bercampur dengan gandum dan
digiling menjadi tepung gandum, orang yang memakan tepung gandum
ini akan menjadi sakit. Itulah sebabnya mengapa darnel harus
388 | C A H A Y A I N J I L
dipisahkan dengan berhati-hati dan dibinasakan. Saya berdoa agar
Allah akan membuka mata Anda supaya kita berkata, "Selidikilah aku,
ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang
kekal!"
Mari kita mengakhiri dengan satu poin yang terakhir. Pembuat
kejahatan bukanlah orang yang melakukan pembunuhan, perzinahan
dan hal-hal seperti itu. Karena itu janganlah berkata, "Nah, aku tidak
membunuh, aku tidak berzinah, jadi aku tidak tergolong sebagai
pembuat kejahatan." Janganlah menipu diri. Jangan lupa bahwa orang-
orang yang melakukan mukjizat disebut sebagai pembuat kejahatan
oleh Yesus. Kata 'pembuat kejahatan' juga berlaku untuk orang-orang
Farisi di Matius fasal 23. Kata tersebut berarti 'yang melanggar hukum'.
Ini berarti orang-orang Farisi tidak tunduk kepada hukum Kristus.
Mereka melakukan perkara mereka sendiri, mempercayai apa yang
ingin mereka percayai. Mereka tidak hidup dibawah ketuanan Yesus.
Rasul Paulus berbicara tentang hukum Kristus di 1 Korintus 9:21 dan
Galatia 6:2. Ia berkata, "aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena
aku hidup di bawah hukum Kristus." Mengapa tidak ada orang yang
mengkhotbahkan ayat ini? Ingatlah hal-hal ini dengan berhati-hati
supaya, sebagaimana kata Paulus, kekudusan disempurnakan di dalam
kehidupan Anda. (2 Korintus 7:1-2).
Perumpamaan tentang Benih Sesawi
Matius 13: 31-32 Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Perumpamaan tentang biji sesawi dijelaskan tepat sesudah
perumpamaan tentang lalang di antara gandum. Dengan demikian kita
dapat dikuatkan karena setelah membaca perumpamaan tentang lalang
di antara gandum mungkin kita menjadi lemah dan bertanya-tanya,
"Bagaimana masa depan Gereja jika anggota-anggotanya terisi dengan
389 | C A H A Y A I N J I L
lalang di antara gandum?" Inilah jawaban Yesus yang dijelaskan di
Matius 13:31-32.
"Hal kerajaan Allah seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan
orang di dalam ladangnya; Memang biji itu merupakan biji terkecil
diantara segala jenis biji, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu akan
lebih besar dari sayuran lain bahkan menjadi sebuah pohon, sehingga
burung-burung di udara hinggap dan membuat sarang di antara
cabang-cabangnya."
Apa maksudnya hal tersebut? Yesus selalu berbicara lewat
perumpamaan, bagi mereka yang mengenal firman Allah tidak akan
ada masalah untuk memahaminya. Kerajaan Surga atau Kerajaan Allah
adalah seperti biji sesawi yang diambil seseorang dan ditaburkan di
ladang. Hal pertama yang perlu diperhatikan ialah kita mendapatkan
lagi perumpamaan tentang biji-bijian. Ada banyak perumpamaan yang
berkaitan dengan benih. Kita mempunyai perumpamaan tentang
seorang penabur benih, perumpamaan tentang benih yang tumbuh
sendiri, perumpamaan tentang lalang diantara gandum, dan sekarang
perumpamaan tentang biji sesawi. Alasan pemilihan biji sesawi dalam
perumpamaan ini adalah karena biji sesawi merupakan biji yang
terkecil diantara biji-bijian yang ditabur. Jika Anda tahu sedikit tentang
ilmu pertanian, Anda mungkin akan berkata, "Tunggu dulu. Meskipun
biji sesawi sangatlah kecil namun bukan merupakan biji yang paling
kecil di dunia." Ya, memang benar. Biji sesawi bukanlah biji terkecil
yang pernah ada namun merupakan biji terkecil yang ditabur oleh
petani di Palestina.
Ada sebuah alasan yang sangat bagus kenapa Yesus membicarakan
biji-bijian di dalam banyak perumpamaan. Benih merupakan suatu hal
yang indah, dan makin Anda memahami ajaran mengenai benih, Anda
akan semakin memahami seluruh ajaran kitab suci mengenai
keselamatan.
Ketika benih ditaburkan ke tanah, benih itu akan mati atau hancur.
Lalu benih itu bertunas dan tubuh benih itu akan hancur sebelum ia
tumbuh kembali. Hal ini menunjukkan gambaran yanga lengkap
tentang kematian dan kebangkitan. Secara harfiah, hidup baru akan
muncul dari penguburan, kematian dan kebangkitan suatu benih. Yesus
berfirman bahwa kerajaan Allah seperti halnya satu benih - sekecil biji
390 | C A H A Y A I N J I L
sesawi - yang ditabur ke dalam tanah, yang hilang dari pandangan
mata, mati dan kemudian bangkit menjadi kehidupan baru. Sama
halnya dengan cara Yesus mati, dikubur, dan seolah-olah dia hilang
selamanya. Namun Yesus dibangkitkan oleh Allah ke dalam hidup baru.
Lalu apa yang terjadi? Ketika biji tersebut bangkit menjadi kehidupan
baru, ia akan menghasilkan sejumlah biji-bijian baru. Inilah ajaran
Yesus di Yohanes 12:24:
"Aku berkata kepadamu: sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh
kedalam tanah dan mati, ia tetap biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah."
Butir-butiran gandum menghasilkan sejumlah biji-bijian baru setelah
melewati proses kematian lalu kebangkitan. Yang terjadi adalah benih
jatuh ke dalam tanah dan menghasilkan sejumlah besar gandum atau
biji-bijian baru, dan biji-bijian baru tersebut ditabur kembali untuk
menghasilkan bijian yang lainnya. Demikianlah seterusnya. Melalui
proses kematian muncul kehidupan baru. Sama seperti Yesus, Gereja
lahir lewat kematian dan kebangkitannya.
Namun perhatikan ada hal yang lain. Kehidupan yang ada pada
sejumlah bijian yang baru tersebut diperoleh dari bijian pertama yang
telah mati. Dengan cara yang sama, kita memperoleh hidup baru -
kehidupan kita yang baru berasal dari Yesus yang telah mati dan
dibangkitkan, yang menyalurkan hidup baru ini kepada kita. Butiran
gandum juga adalah benih. Saat Anda memakan gandum, Anda sedang
memakan biji-bijian yang juga adalah benih. Jika Anda tidak
memakannya melainkan menaburnya di tanah, maka butiran gandum
tersebut akan bertumbuh dan menghasilkan sejumlah biji-bijian baru.
Anda dapat memilih untuk memakannya atau menaburkannya. Yang
dilakukan para petani ialah mengkonsumsi sebagian dari hasil panen
dan menaburkan sebagian lainnya. Setiap butiran gandum merupakan
benih. Kehidupan yang terdapat pada benih baru tersebut berasal dari
benih yang telah mati. Seperti itulah, kita memperoleh hidup baru dari
kebangkitan Kristus. Kita hidup sebab Yesus telah mati dan
dibangkitkan.
Namun kita tidak boleh berhenti di sini saja. Apa yang akan terjadi
pada biji-bijian baru tersebut? Apakah bijian tersebut memperoleh
kehidupan baru dari benih pertama hanya untuk menganggur tanpa
391 | C A H A Y A I N J I L
berbuat apa-apa? Setiap butiran gandum ditaburkan kembali dan mati
agar dapat memghasilkan butir-butiran gandum yang baru. Banyak
pengajar Injil akan berhenti pada tingkatan tersebut - yakni mereka
telah memperoleh hidup baru melalui kematian dan kebangkitan
Kristus. Namun apakah kita menyadari bahwa kita sendiri merupakan
benih yang harus mati dan kemudian dibangkitkan? Sedikit orang yang
mengerti bagian tersebut. Dari Yohanes 12:25, Anda akan melihat
bahwa hal itu ditujukan pada orang Kristen. Ayat 24 menunjuk pada
Yesus dan ayat 25 menunjuk pada umat Kristen sebab mereka juga
harus mati dan kemudian dibangkitkan.
Dengan memeriksa secara saksama Yohanes 12:24-25, kita akan
mengerti maksud Yesus. Setelah berbicara tentang biji-bijian di ayat
24, Yesus berkata: "Barang siapa mencintai nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa tidak mencintai nyawanya di
dunia ini ia akan memeliharanya untuk hidup kekal" ( ayat 25). Jika
kita tidak menjadi benih dan hidup bagi Kristus di dunia ini, sampai
kalau perlu mati bagi dia, kita tidak akan bisa memperoleh kepenuhan
hidup di dalam Kristus. Jika kita coba menyelamatkan nyawa dengan
berpegang pada hidup kita, maka kita akan kehilangan nyawa kita. Jika
kita mempunyai butiran gandum namun tidak menanamnya, maka
tidak akan terjadi apa-apa. Jika kita menyia-nyiakannya, benih
tersebut akan lapuk dan mati. Namun jika kita mengambil butiran dan
tidak membiarkannya lapuk dan mati, atau bahkan dimakan serangga
atau cacing, tapi kita menanamnya di tanah maka benih tersebut akan
menghasilkan kehidupan baru.
Semua hal tersebut berkaitan dengan biji-bijian. Di perumpamaan ini,
bijian tersebut ditabur ke dalam tanah; mati dan kemudian bangkit. Biji
sesawi merupakan gambaran dari Yesus itu sendiri dan dia adalah
kerajaan Allah. Hal ini bukan berbicara mengenai situasi yang ada di
dalam kerajaan Allah, namun berbicara mengenai pertumbuhan
kerajaan Allah itu sendiri. Dalam perumpamaan tersebut, Yesuslah
yang mati dan melalui kebangkitannya, Kerajaan Allah menjadi nyata
di dunia.
Di dalam perumpamaan gandum dan lalang. Benih yang ditaburkan
menggambarkan orang Kristen. Mereka ialah anak-anak Allah, mereka
adalah anak-anak kerajaan surga seperti yang kita lihat di Matius
13:38. Dengan kata lain, pada saat Yesus memberikan kehidupan baru
392 | C A H A Y A I N J I L
bagi kita, dia mengirim kita ke dunia untuk menjadi benih. Dan kita
akan mati yang kemudian dibangkitkan untuk menghasilkan buah.
Di perumpamaan tentang penabur, benih diumpamakan sebagai firman
Tuhan. Di dalam perumpamaan gandum dan lalang, biji-bijian (benih)
tersebut merupakan anak-anak Allah. Dan biji atau benih tersebut juga
merupakan Kristus Sendiri. Firman Allah ditaburkan ke dalam hati kita
dan kita menjadi anak-anak Allah yang akan ditaburkan ke dalam
dunia. Banyak hal yang merupakan kekayaan dan kebenaran Allah
disimpulkan lewat gambaran sebuah biji (benih).
Memiliki Hidup di dalam Kristus
Karena biji sesawi mewakili gambaran Kristus sendiri, dan biji-bijian
baru yang mekar merupakan orang-orang Kristen, mungkin akan
muncul pertanyaan: Apa maksudnya menjadi Kristen? Apakah seorang
Kristen adalah orang yang menjalani kehidupan dengan baik dan
bertingkah baik sesuai dengan tuntutan agama? Atau seorang Kristen
adalah orang yang baik dan suka memberi senyuman kepada semua
orang dan tahu bagaimana cara mengucapkan, "Doa Bapa Kami"?
Berbuat semua hal di atas tidak membuat seseorang itu Kristen.
Kekristenan bukan semata-mata apa yang kita lakukan di luar. Seorang
yang benar-benar Kristen ialah seorang yang memiliki Kristus di dalam
hidupnya. Dia akan memiliki hidup baru yang dibentuk oleh Roh Kudus
yang menjadikan dia manusia baru sepenuhnya.
Apa yang terjadi jika engkau hidup di dalam Kristus? Lihatlah pada biji
atau benih yang baru tersebut: mereka terlihat hampir sama dengan
biji yang asli. Itulah keindahannya. Pada saat Roh Kudus bekerja di
dalam kehidupan seorang Kristen, orang itu akan meyerupai Kristus.
Bahkan menjadi seperti Kristus. Jika kita benar-benar merupakan
seorang Kristen, kita akan menemukan diri kita semakin mirip Kristus
dalam setiap pikiran kita. Karena Kristus hidup bagi semua orang maka
kita juga harus hidup bagi orang lain bukan hanya bagi diri kita sendiri.
Seperti apa yang dikatakan Paulus di Roma 5:5, "Karena kasih Allah
telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus". Itu sebabnya, kita
menjadi semakin mirip seperti Kristus dan kita menjadi kudus. Rasul
Paulus mengatakan hal ini dengan sangat jelas, "Kita diubah menjadi
serupa dengan gambarnya, dalam kemuliaan yang sangat besar." (lihat
2 Korintus 3:18)
393 | C A H A Y A I N J I L
Jika kita benar-benar seorang Kristen. Keserupaan dengan Kristus
harus termanifestasikan dalam kehidupan. Kalau kita memahami hal
ini, kita akan mengerti kalimat seperti "menaburkan anak-anak Tuhan
ke dalam dunia." Kita menjadi tubuh Kristus di dunia sebab kita adalah
wakilnya. Bagaimana dunia bisa mengenal Kristus jika dunia tidak
melihat bahwa Kristus hidup di dalam kita? Benih yang lahir dengan
benar haruslah serupa dengan aslinya. Apa kita lahir serupa dengan
Kristus? Apakah Kristus bekerja secara penuh dalam kehidupan kita?
Sudahkah pikiran kita diubah dan keegoisan kita dihilangkan ketika kita
menjadi semakin serupa dengan Kristus? Karena hanya dengan cara
demikianlah kita tahu apakah kita ini biji sesawi atau bukan.
Perumpamaan biji sesawi tidak hanya mengulas ajaran tentang
keselamatan namun juga menyingkapkan kebenaran Injil.
Setiap orang harus bertanya pada diri mereka sendiri, "Apakah saya
benar-benar benih yang terlahir dari kematian dan kebangkitan benih
yang sulung yakni Kristus itu sendiri? Apakah kebangkitan Kristus ada
di dalam saya? Apakah saya menjadi serupa dengan Kristus dalam
pikiran dan perbuatan? Saya sadar bahwa saya banyak berbuat
kesalahan dan kegagalan. Namun sudahkah saya berada pada proses
perubahan seperti yang dikatakan rasul Paulus, "dalam kemuliaan yang
semakin membesar?" (lihat 2 Korintus 3:18). Mungkin tingkat
kemuliaan kita yang menunjukkan gambar Kristus masih terbatas saat
ini, namun setidaknya semakin bergerak maju, semakin bertambah
pada saat Roh Kudus mengubah kita menjadi makin serupa dengan
Kristus.
Allah Bekerja melalui Saluran yang Sederhana.
Kerajaan Allah ditabur ke dalam dunia seperti benih yang sangat kecil.
Biasanya yang kita harapkan dari sebuah benih kecil adalah tanaman
yang kecil. Lain halnya dengan benih ini, yang akan kita dapatkan ialah
tanaman besar yang akan berkembang menjadi sebuah pohon. Meski
ini sejenis rumput atau sayuran, namun ia bertumbuh dengan cepat
menjadi seukuran dengan pohon yang besar; hal ini memberi kita
gambaran pada semacam sumber kehidupan yang terkandung di dalam
bijian sekecil itu. Yesus berkata, "Bahkan burung-burung di udara
membuat sarang di pohon itu, dan tinggal di cabang-cabangnya".
Seperti itulah hal kerajaan Allah dapat diumpamakan oleh biji sesawi
dan bagaimana caranya bertumbuh. Melalui gambaran ini, Yesus secara
394 | C A H A Y A I N J I L
langsung membawa kita pada Perjanjian Lama, di Yehezkiel 31:3-14
dan Daniel 4:7-9, Kerajaan dunia diibaratkan sebagai pohon yang
sangat besar di mana burung-burung di udara akan membuat sarang,
dan segala binatang hutan bernaung dibawahnya.
Ayat yang menarik bagi kita ialah Yehezkiel 17:22-24 sebab ayat itu
menunjukkan pada Kerajaan Mesiasnik yakni Kerajaan Kristus :
"Beginilah firman Tuhan Allah: Aku sendiri akan mengambil sebuah
carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya; Aku
mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda
dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang
menjulang tinggi ke atas; diatas gunung Israel yang tinggi akan
kutanam dia, agar ia bercabang - cabang dan berbuah dan menjadi
pohon yang aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu
bersayap tinggal dibawahnya, mereka bernaung di bawah cabang -
cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui bahwa Aku,
Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang
rendah. (perhatikan kata kata berikut ini, "meninggikan pohon yang
rendah." Sekarang kita tahu bahwa biji sesawi sebenarnya belumlah
sebuah pohon namun akan berkembang menjadi pohon. Dia
meninggikan hal-hal yang rendah). Membuat pohon yang tumbuh
menjadi layu kering, dan membuat pohon yang layu kering bertaruk
kembali (mekar/ bersemi). Aku, Tuhan, yang mengatakannya dan akan
membuatnya."
Ayat-ayat ini menjelaskan dengan gamblang bahwa pohon aras ialah
pohon yang sangat kuat. Meninggikan pohon yang rendah adalah
sebuah nubuat. Yesus berbicara mengenai biji sesawi, pohon terkecil
dari semua jenis pohon yang ada pada pikiran kita. Pohon aras merah
ialah sebuah pohon yang sangat kuat yang akhirnya akan menjadi kayu
yang berkualitas pula. Pohon aras tahan air dan dapat bertahan dari
hal-hal buruk lainnya. Dibandingkan dengan pohon aras, pohon sesawi
tentunya hanya merupakan pohon yang paling kecil yang dapat
ditemukan. Begitulah Tuhan selalu mengambil hal yang rendah di dunia
ini dan meninggikannya. Dia memakai hal sederhana untuk menegur
mereka yang merasa bijaksana. Itu adalah caranya Tuhan. Ketika
Yesus datang ke Yerusalem, dia tidak memakai alat transportasi
modern bangsa Arab tetapi naik di atas seekor keledai, bentuk
angkutan yang lebih sederhana. [Di sini kita menemukan hal yang
395 | C A H A Y A I N J I L
sama. Yesus secara sengaja menunjuk ayat diYehezkiel ini kemudian
menyesuaikannya untuk menunjukkan sifat kerajaannya di zaman ini]:
Saat Yesus berbicara tentang biji sesawi, dia menunjuk kepada ramalan
yang ada pada Yehezkiel 17: 22 -24. Dia membuat penyesuaian atas
apa yang ada di Yehezkiel 17 untuk memberi kita gagasan keadaan
kerajaan Allah di waktu sekarang.
Pada saat kita melihat perumpamaan tersebut, apa maksud dari
gambaran burung-burung tinggal pada cabang-cabang pohon? Dengan
mengacu Yehezkiel 17 di atas, kita akan melihat seperti halnya di
Yehezkiel 31:6, burung di cabang menunjuk kepada bangsa-bangsa
dunia. Kerajaan Allah dimulai dari sangat kecil yang lambat laun
menjadi kekuasaan luar biasa di dunia, bahkan bangsa yang sangat
kuat pun akan berada di bawah naungannya.
Ketika para murid mendengar apa yang dikatakan Yesus mereka harus
mempercayai apa yang disampaikannya lewat iman. Pada saat itu,
tidak ada bangsa yang tinggal di bawah naungan kerajaan Allah. Pada
saat itu kerajaan Allah sama seperti biji sesawi - sesuatu yang tidak
penting sebab tidak ada seorangpun yang memperhatikan. Meskipun
Kerajaan Allah sudah mulai menggoncang orang-orang di Palestina
pada waktu itu, namun dunia luas masih belum memperhatikannya.
Sekarang semuanya sudah berbeda. Kita hidup pada masa di mana kita
merupakan saksi-saksi dari penggenapan ajaran Tuhan. Firman
berkata, "Surga dan dunia akan lenyap namun firman Allah akan tetap
kekal". Menurut firman, akan tiba saatnya bangsa-bangsa di dunia
akan berlindung di bawah cabang-cabang pohon kerajaan Tuhan. Kita
sudah melihat kegenapan nubuatan Allah tentang hal ini. Banyak
bangsa-bangsa besar di dunia sedang berlindung di bawah cabang
pohon kerajaan Allah dengan menyebut diri mereka sendiri menjadi
bangsa Kristen.
Bangsa-bangsa dunia sering memakai lambang burung. Sebagai
contoh, elang adalah lambang Amerika Serikat, dan elang ganda sering
diartikan sebagai lambang Jerman. Dalam bentuk tertentu, baik elang
ganda atau tunggal, sering dipakai untuk melambangkan negara
Jerman. Hal yang menarik ialah banyak bangsa menggambarkan
negara mereka dengan cara seperti ini. Di dalam perumpamaan ini,
burung bukanlah bagian dari Kerajaan Allah, namun mereka mencoba
396 | C A H A Y A I N J I L
untuk berlindung di bawah naungannya dan berusaha untuk
mendapatkan beberapa keuntungan darinya. Ini adalah cara lain untuk
mengatakan bahwa pengaruh Kerajaan Allah telah menjadi begitu kuat
dan ajaran Kristus telah tersebar di dunia, dan bangsa-bangsa
mengambil perlindungan dari ajarannya sekalipun mereka tidak
mempraktekkannya.
Sementara burung-burung melambangkan bangsa di dunia, biji sesawi
melambangkan kerajaan Allah. Oleh karena itu cabang/ranting
mewakili orang Kristen. Di Alkitab, kata 'cabang ranting' sangatlah
umum dipakai untuk orang Kristen, seperti yang terdapat di Yohanes
15:2,4 dan 5. Pada ayat 5, dikatakan "aku pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya". Kita adalah ranting/cabang dari pokok anggur atau
cabang dari pohon zaitun (Roma 11: 17 - 24). Apapun jenis pohonnya,
Yesus adalah pokok utama atau fondasi dari pohon, dan kita
pengikutnya, adalah cabang.
Menubuatkan Hari Esok
Yesus dengan efektif memakai cerita perumpamaan untuk
menubuatkan apa yang akan terjadi di masa depan. Apa yang sudah
diramalkan sedang terjadi dan akan berlangsung sampai pada waktu
kerajaan Kristus memerintah seluruh bumi. Hal ini sudah dinubuatkan
di Daniel 2:35. Di situ dikatakan ada gunung besar yang akan
memenuhi seluruh bumi. Di dalam perjanjian Baru, sekali lagi kita
melihat hal sama terjadi, contohnya di Wahyu 11:15. Malaikat-malaikat
menyatakan bahwa kerajaan dunia ini akan menjadi Kerajaan Allah.
Semua bangsa di dunia ini akan diperintah oleh Yesus pada saat Yesus
datang lagi. Dikatakan di Wahyu bahwa Yesus akan menjadi Raja dari
raja, Tuhan dari segala tuhan (lord of lords). Kita harus mempercayai
semua itu oleh iman sebab semua itu belum terpenuhi. Jangan pernah
lupa pada apa yang telah dinubuatkan dari awal - Allah akan mengirim
anakNya yang tunggal untuk menyelamatkan dunia dari perbudakan
dosa - dan hal itu telah menjadi kenyataan (digenapkan). Maka, kita
adalah orang-orang bodoh jika tidak mempercayai pada kegenapan
nubuatan dari perumpamaan ini.
Kata Paulus di Filipi 2, ketika Yesus datang kedua kalinya, setiap lutut
akan bertelut, dan setiap lidah akan mengaku dialah Tuhan (Lord).
Semua bangsa akan dikumpulkan di bawah penghakimannya dan Yesus
397 | C A H A Y A I N J I L
akan menghakimi mereka dengan gada besi karena semua kekuasaan
telah diberikan kepadanya oleh Allah. Setiap orang akan berdiri di
hadapan takhta penghakiman Kristus. Kali pertama, Yesus datang
sebagai Penyelamat dan kali kedua, kedatangan Yesus adalah sebagai
Hakim.
Keindahan perumpamaan tersebut adalah sebagian dari nubuat yang
luar biasa yang sudah digenapi. Terlebih lagi, sampai sekarang,
nubuatan tersebut masih terus digenapi di dalam kehidupan kita. Di
abad ke-4, orang Kristen melihat kegenapan nubuatan tersebut saat
Kekaisaran Romawi menyarungkan pedangnya di Gereja. Romawi,
bangsa besar yang tidak bisa ditaklukkan oleh negara manapun di
dunia ditaklukkan oleh Kristus, bahkan tanpa harus menghunus
pedang. Konstatin, Kaisar Kristen Romawi yang pertama,
mengumumkan penyerahan dirinya kepada Kristus dan menempatkan
dirinya untuk berlindung di bawah naungan pohon sesawi. Sejak saat
itu, bangsa-bangsa lain mulai menyusul.
Hal apa yang begitu mengesankan dari sebuah pohon sesawi? Ada
banyak pohon yang sangat besar di dunia tetapi pohon sesawi dapat
menaklukkan mereka. Orang yang mempunyai mata untuk melihat -
sekalipun dia bukan orang Kristen mereka akan dapat memahami
keluarbiasaan kerajaan Allah itu. Sama seperti keajaiban pertumbuhan
sebuah biji sesawi.
Banyak di antara kita yang berjalan dekat dengan Tuhan percaya
bahwa firman Allah tidak akan pernah gagal. Meskipun beberapa
bangsa masih belum menerima Kristus, tapi akan tiba saatnya setiap
bangsa akan bertekuk lutut di bawah kekuasaannya. Kerajaan Allah
akan terbentang dari laut ke laut, seperti nyanyian John Wesley, dan di
atas kerajaan-Nya matahari tidak akan pernah terbenam.
Pada saat perumpamaan itu diberikan, murid-murid Yesus harus
mempercayai perumpamaan ini berdasarkan iman. Yesus hanyalah
seorang tukang kayu yang mengembara di seluruh Palestina dan
berbicara tentang hal luar biasa, "Wow! Apa ini?" Orang-orang akan
berkata "Siapakah orang ini?" Seluruh dunia akan takluk pada
kerajaannya? Lihatlah gerombolan kecil orang-orang ini - dua belas
orang murid yang mengikuti dia. Pastilah mereka itu buta sebab
mereka mengikuti orang ini. Pemimpin bangsa, para pemimpin agama,
398 | C A H A Y A I N J I L
pemimpin politik, pemimpin sosial - tak ada satupun di antara mereka
mau menerima Yesus. Apa maksud seluruh percakapan tentang segala
bangsa yang berlindung di naungan pohonnya seperti burung? Kamu
pasti sedang bercanda!
Akan tetapi Yesus dengan berani berkata, "Langit dan bumi akan
lenyap; namun Firman Allah akan tetap kekal" (lihat Matius 05:18).
Tidak ada seorang pun melainkan Kristus, yang akan berani
mengatakan hal seperti itu, sebab mereka yang mengatakan hal itu
akan dikutuk. Yesus tidak takut mengatakan, "Siapakah di antaramu
yang membuktikan bahwa aku berbuat berdosa?" (lihat John 8:46). Dia
berani untuk mengatakan hal itu kepada siapa saja. Dan sejarah sekali
lagi membenarkan apa yang disampaikannya. "Ketahuilah," kata Yesus
kepada murid-murid, "Kerajaanku akan menjadi besar bukan dengan
pedang." Ada ideologi dan agama yang berusaha untuk menakluk
dengan menghunus pedang; dan seluruh bangsa ditaklukkan dengan
senapan. Namun Yesus tidak memerlukan semua itu. Tentu saja, ada
yang mencoba menekan budak mereka di bawah ancaman senapan
agar mereka takut tetapi ketika mereka hilang kendali, budak itu akan
memberontak. Seperti kata Napoleon, "Aku menaklukkan dengan
pedang; aku menaklukkan dengan pasukan. Aku menaklukkan
sebagian dunia ini tetapi Yesus tidak pernah menghunus pedang."
Sampai hari ini, kerajaan Allah yang didirikan oleh Yesus sudah
bertahan ribuan tahun, dan tetap bertahan.
Janganlah Takut Membela Kebenaran
Seorang filsuf Inggris bernama Thomas Carlyle, yang bukanlah orang
Kristen, pernah mengatakan, "Setiap gerakan luar biasa di dunia ini
dimulai dari satu hal kecil." Bahkan orang-orang dunia pun bijaksana
dan tahu hal itu. Setiap gerakan luar biasa dimulai dari hal kecil.
Seberapa benar hal itu. Rupanya Carlyle sudah belajar sesuatu dari
sejarah. Contohnya, Alexander Agung yang menaklukkan dunia.
Semuanya dimulai dengan hanya satu orang saja.
Beberapa orang, seperti Konfusius, yang punya gagasan, dia
menaklukkan Tiongkok dengan gagasan Konfusianisme, ajaran moril
tentang suatu filsafat meskipun bukanlah sebuah agama. Seluruh
Tiongkok hidup di bawah ajaran Konfusius selama bertahun-tahun dan
orang-orang memperoleh banyak keuntungan di banyak hal.
399 | C A H A Y A I N J I L
Sama dengan sejarah Gereja. Suatu ketika, ada seorang yang berdiri
melawan masyarakat. Dia dikutuk, dihukum, dipandang rendah tetapi
karena karya Allah bekerja, dia akhirnya menang. Contohnya Martin
Luther. Dia berhadapan dengan kebesaran Gereja Roma pada saat itu -
Kekaisaran Suci Roma. Hanya seorang diri - seorang bernama Luther
yang hampir tidak dikenal masyarakat - berjuang dan berbicara firman
Tuhan. Kebanyakan orang bahkan malah tidak memikirkan untuk
melakukan sesuatu seperti ini. Mereka mungkin akan berkata, "Apa
mungkin kamu seorang diri yang benar sedangkan seluruh gereja
salah? Tidak tahukah kamu bahwa Paus itu sempurna? Apakah engkau
baru dilahirkan kemarin?" Tetapi Luther berdiri dan berbicara tentang
kebenaran, menyatakan firman Tuhan. Hari ini, Gereja Katolik pun
akhirnya menyadari bahwa bagaimanapun juga Luther benar dalam
banyak hal. Sejak Vatican II, sudah ada usaha damai. Umat Katolik
tidak akan mencoba hal itu kecuali mereka juga menyadari bahwa
Luther itu benar.
Pada abad ke-18, John Wesley berdiri melawan korupsi di gereja
Anglikan dan berkhotbah tentang kesucian, seorang diri melawan
seluruh Gereja. Dia tidak boleh berkhotbah di semua gereja Anglikan;
bahkan dia tidak boleh berkhotbah di gereja ayahnya, di mana ayahnya
ialah seorang pendeta dan dia sendiri adalah seorang pendeta Gereja
Inggris yang ditahbiskan. Nyatanya, dia tidak boleh berkhotbah di
mana pun. Gereja menghukum dia agar dia diam. Tetapi dia tidak
dapat dihalangi. Dia berdiri di ladang dan berkhotbah; dia berdiri di
jalan dan berkhotbah. Dia tidak akan diam.
Bagi Wesley, ia seorang diri melawan seluruh dunia. Banyak orang
yang menyerangnya dan bertanya, "Memangnya siapa dirimu itu? Apa
mungkin kamu seorang diri yang benar sedangkan seluruh gereja
salah? Memangnya siapa kamu itu? Kamu terlalu sombong." Semua
orang mengutuknya tetapi dia terus berkhotbah karena Tuhan yang
menaruh di hatinya pesan keselamatan dan kesucian. Hari ini, aliran
Metodis, yang diserukan oleh Wesley, sudah menyebar ke seluruh
dunia dan Gereja Inggris berusaha berdamai dengan Gereja Metodis.
Mereka mau dipersatukan lagi. Itu karena mereka mengakui bahwa
banyak hal yang tepat pada aliran Metodis.
Berkali-kali di sejarah dunia, kita melihat bahwa satu biji sesawi, satu
pelayanan kecil bagi Tuhan, akan tumbuh ke menjadi hal besar.
400 | C A H A Y A I N J I L
Tentunya, pada saat awal merupakan hari kesepian ketika anak-anak
Tuhan seperti Wesley dan Luther dicela, dan dihakimi terus-menerus.
Tetapi dari biji sesawi yang kecil itu tumbuh karya Tuhan yang sangat
besar. Oleh sebab itu jangan takut menjadi kaum minoritas. Umat
Tuhan berbicara karena api yang menyala di hati mereka. Seperti kata
Luther, "Di sini aku berdiri," ketika dia disuruh menarik perkataannya
atau ia akan menghadapi pengucilan. Dia mengatakan, "Di sini aku
berdiri; aku tidak akan pindah. Aku tidak bisa menyangkal kata hatiku
di hadapan Tuhan. Tuhan yang sudah ada di hatiku, aku harus
berbicara. Kamu bisa mengucilkan aku, kamu bisa membasmiku jika
kamu suka. Lakukan apapun yang kamu suka tapi di sinilah aku berdiri
aku tidak akan pindah. Dan kita patut bersyukur karena dia berdiri
dengan kukuh. Luther adalah salah seorang yang harus membayar
harga karena imannya. Mereka mesti jatuh ke dalam tanah dan mati
agar pohon yang membawa kemuliaan itu kepada Tuhan dapat tumbuh
pesat.
Seperti halnya Yesus yang seorang diri saja. Semua pemimpin bangsa -
termasuk para ahli Taurat dan imam-imam besar - melawan dia. Di
zaman perjanjian Baru para ahli Taurat ialah orang-orang yang
terpelajar yang pada zaman modern seperti sekarang ini disebut
sebagai pengacara. Saat itu mereka mungkin mengatakan, "Bisakah
engkau disebut benar jika para ahli agama melawan Engkau?" Yang
mengikuti Yesus adalah gerombolan kecil orang-orang yang bukan
siapa-siapa. Namun oleh kasih karunia Allah, mereka mempunyai
keberanian luar biasa. Dan apa yang terjadi? Yesus mati dan
dibangkitkan, tepat seperti biji sesawi. Saat ini, banyak bangsa-bangsa
yang berlindung di bawah naungannya. Di negara seperti Kanada,
Amerika Serikat dan Jerman, Alkitab dipakai di setiap pengadilan. Dan
mereka bersumpah di atas firman Tuhan. Hal itu sungguh
menunjukkan bahwa mereka semua mau berlindung di bawah pohon
sesawi.
Saatnya akan tiba di mana setiap bangsa akan berada bawah
pemerintahan Allah. Hal itu akan segera terjadi pada saat Yesus lagi
datang. Tetapi, diperlukan iman untuk percaya bahwa hal ini akan
terjadi. Sama seperti kegenapan nubuat Allah yang sudah menjadi
kenyataan - yakni anak Allah (Kristus) yang telah datang dan lahir di
dunia maka nubuat bahwa Yesus akan kembali juga akan digenapi.
Biarlah para pengejek mengejek tetapi pada hari kedatangan Kristus
401 | C A H A Y A I N J I L
mereka akan berlutut seperti yang lain dan mengakui Yesus sebagai
Tuhan (Lord).
Nampak jelas bahwa kerajaan Allah akan menyebar di seluruh dunia.
Murid-murid Yesus kala itu pastilah benar-benar bersuka ria ketika
mereka mendengar tentang perumpamaan nubuat biji sesawi ini.
Mereka pasti bersorak, "Horee, kita akan memerintah dari laut ke laut!
Dan matahari tidak akan pernah terbenam di atas kerajaan Allah dan
kita akan memerintah dengan bersama-sama dengan Yesus" Namun,
Yesus menyeimbangkan keadaan dengan menyampaikan pada mereka
perlunya kewaspadaan. Mereka disuruh untuk berwaspada terhadap
ragi. Kita akan melihat ini di perumpamaan selanjutnya.
Perumpamaan Tentang Ragi
Matius 13:33 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Mari kita memulai dengan membaca Matius 13:33,
Dan ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka:
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang
perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai khamir seluruhnya."
Inti sari kepada perumpamaan ini adalah seperti ini: "Kerajaan Allah
akan tersebar di zaman ini ke seluruh dunia tetapi aku ingin
memberitahu kamu sesuatu yang lain," kata Yesus, "Dunia juga akan
menyebar ke dalam gereja!" Ini merupakan satu peringatan dari Yesus.
Kerajaan Allah, seraya ia menyebar ke dalam dunia, juga akan
mengakibatkan dunia menyebar ke dalam gereja. Yesus telah
meramalkan hal ini dan betapa benarnya ramalan itu, karena gereja
memang telah menjadi duniawi. Gereja telah dirusakkan oleh dunia
dengan banyak cara. Pemikiran-pemikiran dunia dan cara-cara fungsi
dunia telah berangsur-angsur mempengaruhi gereja. Ini mewujudkan
402 | C A H A Y A I N J I L
satu situasi di mana terjadinya saling pengaruh-mempengaruhi. Ini
menghasilkan suatu campuran di antara dunia dan gereja. Dan Yesus di
sini memperingatkan kita dengan keras akan hal ini.
Sangat banyak yang Yesus katakan hanya dalam satu ayat ini.
Kebanyakan dari kita membutuhkan waktu yang panjang untuk
mengatakan satu hal tetapi Yesus dapat mengatakan begitu banyak
hanya dalam satu ayat. Apa yang dapat kita lihat dari ayat ini?
Izinkan saya melukiskan gambarannya bagi Anda. Yesus sedang
mengatakan sesuatu seperti ini:
"Dapatkah kamu melihat? Lihat pada jendela itu, apakah kamu melihat
perempuan itu?"
Murid-muridnya berkata, "Ya, kami melihat dia."
"Apakah kamu melihat ia sedang membuat adonan dari tepung terigu?"
"Ya, kami dapat melihat ia sedang membuat adonan."
"Ia akan membuat beberapa buah roti atau mungkin kue."
"Ya, kami dapat melihatnya."
"Dan tahukah kamu apa yang dia lakukan sekarang? Ia mengambil
sedikit ragi, dan memasukkannya ke dalam adonan. Sekarang ia
sedang mengaduk tepung itu supaya ragi bercampur dengan adonan
sampai khamir seluruhnya," Yesus menjelaskan.
Hari ini, kita ada tepung naik-sendiri di mana ragi sudah dicampurkan
ke dalam tepung. Tetapi pada zaman itu, mereka tidak ada tepung
naik-sendiri. Bahkan pada masa sekarang di mana tepung naik-sendiri
ada tersedia, masih banyak orang yang lebih suka menggunakan ragi
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Mereka mengadukkan ragi ke
dalam tepung sehingga khamir seluruhnya. Adonan itu naik apabila
ditempatkan di suatu tempat yang tidak terlalu panas, dan tidak terlalu
dingin. Mereka yang pernah membuat roti tahu apa yang saya
maksudkan. Saya pernah membuat roti sebelumnya. Saya suka makan
roti yang saya buat sendiri. Saya mengaduk ragi ke dalam adonan dan
menempatkannya di suatu tempat yang hangat dan Anda akan melihat
adonan itu naik. Adonan itu dipenuhi dengan udara, mengembang dan
403 | C A H A Y A I N J I L
kemudian menjadi halus dan lunak. Setelah dibakar, ia menjadi lembut
dan dapat dipecahkan apabila Anda memakannya.
Melalui perumpamaan ini, Yesus sedang menunjukkan beberapa
pengajaran rohani yang penting. Terdapat hanya dua cara untuk
memandang perumpamaan ini dan saya akan menjelaskannya.
Dua Pandangan yang Bertentangan
Jika ragi diartikan sebagai pekerjaan Allah dan roti sebagai dunia, maka
perumpamaan ini merupakan satu lagi gambaran yang tidak berbeda
dengan perumpamaan biji sesawi. Ini berarti, gereja ialah ragi yang
bekerja di dalam dunia, yang dilambangkan oleh roti, dan pengaruhnya
tersebar ke seluruh dunia. Jika itulah gambarannya, maka
perumpamaan ini semata-mata mengulangi perumpamaan yang
sebelumnya tentang biji sesawi dan tidak memberitahu kita apa-apa
yang belum kita ketahui. Ia sekali lagi mengatakan bahwa pengaruh
gereja akan meresap ke dalam dunia, mempengaruhi dunia secara
menyeluruh dalam satu cara atau cara yang lain. Lebih dari itu, jika
inilah yang dimaksudkan oleh perumpamaan ini, maka pesannya malah
tidak sejelas perumpamaan yang sebelumnya karena perumpamaan
tentang ragi ini tidak memberitahu kita apa artinya pengaruh gereja
tersebar ke seluruh dunia. Dengan cara apa pengaruh gereja menyebar
ke seluruh dunia? Gambarannya terlalu samar-samar. Kita ditinggalkan
tanpa suatu definisi yang nyata. Apa yang dimaksudkan dengan
pengaruh gereja? Apakah pengaruh gereja yang bersifat rohani atau
yang moral? Apakah yang dimaksudkan adalah pengaruh kekuasaan, di
mana gereja akan menyebar ke seluruh dunia, dan menguasai
kedudukan-kedudukan penting di dunia? Atau, apakah terdapat
semacam gabungan dari semua ini? Tetapi jika yang dimaksudkan
adalah gabungan dari semua ini, maka pernyataan seperti ini tidak
semestinya benar karena pengaruh rohani dari gereja tidaklah
menyeluruh di dunia.
Cara yang lain untuk memandang perumpamaan ini adalah pandangan
yang sebaliknya, yaitu pengaruh dunia yang menyebar ke dalam
gereja. Pengertian ini, sebagaimana telah saya isyaratkan tadi, adalah
eksposisi yang betul. Saya akan memberikan alasan-alasan mengapa
saya membuat pernyataan seperti ini. Akan tetapi, hampir semua
penafsir modern mengambil pandangan bahwa perumpamaan ini hanya
404 | C A H A Y A I N J I L
satu pengulangan bagi perumpamaan yang sebelumnya, yaitu
perumpamaan biji sesawi yang menyatakan bahwa gereja sedang
menyebar ke seluruh dunia. Namun alasan-alasan eksegese yang
dikemukakan sangat tidak meyakinkan. Salah satu alasan yang
diberikan adalah perumpamaan ini menyusul dengan baik dari
perumpamaan yang sebelumnya, seolah-olah ini adalah semacam
bukti. Akan tetapi kita telah melihat berulang kali bahwa perumpamaan
yang berikutnya seringkali menyampaikan kebenaran dari lain sisi dan
tidak semata mengulangi perumpamaan sebelumnya. Sebenarnya
dalam ajaran Yesus, tidak ada perumpamaan yang hanya sekadar
mengulangi perumpamaan yang sebelumnya.
Fritz Rienecker, seorang penafsir Jerman dan seorang ahli teologi,
menyatakan dengan jelas dalam buku tafsirannya yang berjudul
"Lucas" bahwa, jika kita memandang perumpamaan ini sebagaimana
kebanyakan penafsir hari ini, perumpamaan tentang ragi ini
memberikan suatu janji yang menghiburkan. Tetapi untuk mengatakan
bahwa kita lebih menyukai pandangan ini karena ia sangat
menghiburkan bukanlah suatu dasar untuk eksegese. Tentu saja,
pandangan yang alternatif dari perumpamaan ini membuat kita merasa
sangat tidak nyaman. Agak menggoncangkan bagi kita untuk
menyetujui pernyataan bahwa pengaruh dunia sedang meresap ke
dalam gereja. Akan tetapi kita tidak boleh memutuskan suatu eksegese
berdasarkan apakah ia menyenangkan atau tidak. Itu bukan satu
alasan yang dapat diterima. Rienecker berbicara tentang janji yang
menghiburkan, tetapi janji yang menghiburkan ini telah dinyatakan
dalam perumpamaan yang sebelumnya. Apakah perlu dua janji yang
sama? Selain dari itu, tidak ada satu pun pertimbangan eksegese yang
diberikan. Eksegese berarti penjelasan firman Tuhan yang terperinci.
Firman Tuhan menjelaskan dirinya. Kita tidak perlu memasukkan
interpretasi kita sendiri. Kita tidak perlu membuat-buat satu
interpretasi baginya. Firman Tuhan itu jelas tanpa keterangan lebih
lanjut. Dan Anda harus memeriksa bagaimana Firman Tuhan
bermaksud untuk dipahami.
Banyak penafsir gagal untuk memberikan suatu alasan yang konkrit
untuk mendukung pandangan mereka tentang perumpamaan ini. Ini
sangat membingungkan karena kedua pandangan ini - bahwa gereja
menyebar ke seluruh dunia dan sebaliknya, yaitu dunia meresap ke
405 | C A H A Y A I N J I L
dalam gereja - pernah dipegang dalam gereja. Di sepanjang sejarah
gereja, kedua pandangan ini dipegang.
Sejak abad ke-20, barangkali memulai pada abad-19, pandangan
bahwa gereja yang menyebar ke seluruh dunia mulai menonjol, terima
kasih kepada ahli-ahli teologia Jerman yang tampaknya selalu
menguasai bidang teologia. Bilamana saja sekelompok ahli-ahli teologia
Jerman mengajarkan sesuatu, sangat mengherankan untuk melihat
bagaimana ahli-ahli teologia Inggris dan Amerika mengikut tanpa
perlawanan. Sangat mengherankan. Saya tidak dapat menemukan
alasannya. Anda akan mendapati bahwa dalam bidang teologia, setiap
gagasan yang besar diajukan oleh teolog Jerman. Dan ahli-ahli teologia
Inggeris, Perancis, dan Amerika selalu akan menyusul. Ini sangat
bagus apabila teolog Jerman ternyata benar. Namun bagaimana kalau
mereka salah? Ahli-ahli teologia Jerman tentu tidak sempurna.
Kesalahan dalam eksegese
Apabila saya membaca buku-buku tafsiran masa kini, saya menjadi
heran, karena setiap penafsir modern mengikuti pimpinan teolog-teolog
Jerman ini yang menyatakan bahwa alternatif pertama - yaitu
pengaruh gereja menyebar ke seluruh dunia - adalah betul. Sekalipun
hal yang sama telah disampaikan dalam perumpamaan sebelumnya,
apakah ini tidak bisa diulangi di perumpamaan tentang ragi ini?
Memang ini bukan keberatannya. Keberatannya bersifat eksegese, dan
saya ingin menunjukkan kepada Anda eksegese semacam ini tidak
dapat dipertahankan berdasarkan firman Tuhan.
Hari ini beberapa pendeta, umpamanya di gereja-gereja Tiongkok,
bergantung pada terjemahan Tionghoa karena tidak dapat membaca
bahasa Inggris. Apa yang mereka lakukan? Mereka mengandalkan pada
apa yang mereka anggap sebagai ahli, yaitu para penafsir Alkitab.
Mereka mengikuti para penafsir Alkitab ini tetapi mereka tidak tahu
bahwa para penafsir ini juga saling mengikuti. Akibatnya seperti
kawanan domba, yang saling mengikuti menuju tempat
penyembelihan. Apabila saya melihat arah gejala ini, saya dipenuhi
dengan rasa sedih. Mengapa kebutaan seperti ini menimpa gereja?
Apakah mungkin perumpamaan ini justru membuktikan apa yang baru
kita katakan - yaitu, dunia telah merembes ke dalam gereja?
Tampaknya mereka tidak dapat melihat arti perumpamaan ini
406 | C A H A Y A I N J I L
meskipun bukti-bukti eksegesenya sangat jelas. Saya hanya dapat
menyampaikan sebagian kecil dari bukti-bukti itu.
Perumpamaan ini tidak semata mengulangi perumpamaan yang
sebelumnya. Sebenarnya apa yang dikatakan justru adalah dunia
sedang mempengaruhi gereja dan Yesus sedang memperingatkan
murid-muridnya akan hal ini. Sangatlah benar hal ini - gereja zaman ini
telah dimasuki dunia. Namun selain dari pertimbangan ini, marilah kita
melihat bukti-buktinya. Karena perumpamaan ini dimulai dengan kata-
kata ini, "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi," Anda barangkali
tergoda untuk berkata, "Itulah dia. Kerajaan Allah adalah ragi yang
menembus ke dalam dunia." Inilah alasannya mengapa begitu banyak
penafsir menjadi keliru. Namun kita tidak akan membuat kekeliruan
kita jika kita mengerti prinsip yang paling mendasar dalam
menguraikan sebuah perumpamaan.
Seorang teolog Jerman yang besar, Yeremias memahami hal ini dengan
baik. Namun, kendati persepsinya yang tajam, ia gagal mengikutinya.
Yeremias menunjukkan persoalan ini dalam bukunya tentang
perumpamaan, sebuah buku yang dibaca oleh setiap ahli teologia, dan
setiap penafsir yang menulis sesuatu tentang perumpamaan membaca
dan merujuk pada karya ini. Sebenarnya, apabila Anda menyemak
buku-buku tafsiran yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit yang
terkenal, Anda akan mendapati penafsir-penafsir ini hanya mengolah
apa yang telah ditulis oleh Yeremias dalam bukunya tentang
perumpamaan. Yeremias mencatatkan bahwa kalimat "Kerajaan Allah
seumpama ragi" tidak boleh dianalisa secara terpisah dari bagian
kalimat yang lainnya. Anda tidak boleh membacanya seperti ini. Ia
seharusnya dibaca sebagai: Kerajaan Allah seumpama ragi yang
diambil seorang perempuan.... Pernyataan itu tidak bermaksud
Kerajaan Allah seumpama ragi, tetapi seluruh kalimat itu harus dibaca
tanpa selaan sampai akhir. Tergantung pada cara Anda membaca
kalimat tersebut, perbedaan yang dibuat amatlah besar.
Jika Anda membaca perumpamaan-perumpamaan fondasi - yakni,
perumpamaan-perumpamaan yang diberikan penjelasan oleh Yesus,
misalnya, "Kerajaan Allah seumpama seorang penabur keluar untuk
menabur....." Apakah ini berarti Kerajaan Allah adalah seperti seorang
penabur? Tidak, karena penabur itu, sebagaimana yang telah
diberitahukan oleh Yesus, adalah dirinya sendiri. Kalau begitu, apakah
407 | C A H A Y A I N J I L
Kerajaan Allah seperti gandum? Tidak, gandum adalah panen di akhir
zaman. Atau apakah Kerajaan Allah seperti benih? Tidak, Yesus berkata
benih melambangkan Firman Allah. Apakah ladang mewakili Kerajaan
Allah? Tidak, Yesus berkata ladang ialah dunia. Demikian sesudah Anda
melihat penjelasannya, Anda akan berkata, "Nah, yang mana satu
adalah Kerajaan Allah?" Untuk menanyakan pertanyaan itu berarti
Anda belum memahami pokok persoalannya. Tidak satupun yang
mewakili Kerajaan Allah. Seluruh perumpamaan itu menggambarkan
situasi dalam Kerajaan Allah. Anda tidak bisa berkata, "Apakah tangan
ini mewakili tubuh saya?" Tidak. "Apakah telinga saya melambangkan
tubuh saya?" Tidak. Lantas, apakah tubuh jika ia bukan tangan dan
bukan telinga? Tubuh saya adalah kesatuan semua anggota-anggota
itu - semuanya digabungkan bersama-sama adalah tubuh saya. Bukan
hanya tangan atau telinga.
Oleh karena itu, apabila Anda membaca tentang Kerajaan Allah,
janganlah membaca "Kerajaan Allah seumpama seorang penabur", lalu
Anda menyimpulkan bahwa Kerajaan Allah itu seorang penabur.
Penabur itu, kita telah diberitahu, adalah Anak Allah - Yesus sendiri.
Jika Anda tidak memahami hal ini, Anda akan berantakan dalam usaha
Anda untuk memahami perumpamaan-perumpamaan. Satu saat
Kerajaan Allah ialah Anak Allah; saat yang berikutnya, ragi. Kemudian
Kerajaan Allah ialah seorang pedagang; saat yang berikutnya menjadi
seorang perempuan. Tidak lama, Anda akan berkata, "Aku menyerah!
Apa itu Kerajaan Allah sebenarnya?"
Jika Anda membaca Matius 25:1, Anda akan mendapati Kerajaan Allah
seumpama sepuluh gadis. Dan Anda berkata, "Aku menyerah. Sebentar
Yesus, sekarang tiba-tiba menjadi sepuluh gadis." Bagaimana Anda
dapat memahami Kerajaan Allah? Anda menjadi bingung karena Anda
telah gagal untuk memahami satu prinsip dasar dalam menguraikan
Kerajaan Allah. Jangan menganggap beberapa kata permulaan ayat itu
menyediakan jawabannya - misalnya, Kerajaan Allah seumpama ragi.
Gambaran bagi Kerajaan Allah melibatkan seluruh kalimat, bukan saja
beberapa kata yang pertama.
Kerajaan Allah seumpama ragi yang diambil seorang perempuan.
Artinya tidak akan berubah jika Anda berkata Kerajaan Allah
seumpama seorang perempuan yang mengambil ragi dan
mengadukkan ke dalam adonan. Artinya tidak berubah. Atau Anda bisa
408 | C A H A Y A I N J I L
juga mengubah susunan kata-katanya dan artinya tetap sama,
misalnya, "Kerajaan Allah seumpama adonan yang diambil seorang
perempuan dan diadukkan ragi ke dalamnya." Ini merupakan satu
prinsip dasar yang harus dimengerti oleh setiap penafsir. Seperti yang
saya katakan, Yeremias melihatnya dengan baik. Ia menyadari bahwa
kalimat ini tidak berarti bahwa Kerajaan Allah seumpama ragi, tetapi
Kerajaan Allah seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan
diadukkan ke dalam adonan. Yeremias memahami hal ini dengan jelas.
Inilah pokok pertama yang saya ingin Anda perhatikan.
Ragi menggambarkan sesuatu yang jahat
Pertanyaan yang berikut ialah: apa yang diwakili oleh ragi di dalam
firman Tuhan? Firman Tuhan banyak berbicara mengenai ragi. Bukalah
konkordasi Anda, dan lihat di bawah 'ragi' di dalam Perjanjian Baru dan
Anda akan segera mendapati satu hal yang pasti: di dalam Alkitab ragi
selalu menunjuk kepada sesuatu yang jahat. Ini ialah satu fakta yang
dinyatakan oleh setiap Kamus Alkitab.
Berikutnya kita membidik para penafsir. Apakah mereka tidak
membaca buku referensi yang standar? Mengherankan sekali Yeremias,
ekspositor Jerman itu, yang pada kebiasaannya merupakan ekspositor
yang bagus, menyatakan bahwa dalam semua kasus yang lain ragi
merujuk kepada sesuatu yang jahat di dalam firman Tuhan, akan tetapi
kasus ini merupakan satu pengecualian. Pertanyaan saya ialah:
mengapa yang satu ini satu pengecualian? Yeremias seharusnya
mengajukan banyak bukti untuk mengesahkan ini sebagai satu
pengecualian tetapi ia tidak memberikan satu bukti pun untuk
mendukung pandangannya. Hanya saja ia telah menetapkan pikiran
terlebih dulu dan mengizinkan pendapatnya sendiri menentukan
eksegesenya. Itulah sebabnya saat kita mempelajari firman Tuhan, kita
tidak boleh mempunyai pendapat yang terbentuk sebelumnya. Jika kita
datang dengan pendapat yang terbentuk sebelumnya, kita telah
memutuskan terdahulu apa artinya dan kita akan berusaha untuk
membuat ayat itu berarti sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jika
kita ingin membuatnya berarti gerejalah yang merembes ke dalam
dunia, maka kita akan mengesampingkan ayat ini sebagai satu
pengecualian. Akan tetapi kita tidak dapat memberikan satu alasanpun
untuk mendukung apa yang telah kita katakan.
409 | C A H A Y A I N J I L
Apa yang lebih luarbiasa ialah kata Yunani bagi 'ragi' dalam ayat ini
justru adalah kata yang sama bagi 'ragi' dalam 1 Korintus 5:6-7, di
mana rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: "Kemegahanmu
tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri
seluruh adonan? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi
adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak
domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus."
Di sini Paulus ingin berkata bahwa orang-orang Kristen adalah seperti
roti yang tidak beragi. Kita harus membuang ragi yang lama dari
kehidupan kita. 1 Korintus 5 berbicara mengenai satu dosa yang serius
yang terjadi di dalam jemaat Korintus di mana ada orang yang hidup
dengan istri ayahnya. Ini sangat mengerikan. Dan Paulus mengatakan
kepada jemaat Korintus dalam kegeraman, "percabulan yang begitu
rupa, sangatlah menjijikkan sekali pun di antara bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah, dan kamu berani melakukan dosa seperti ini
dalam gereja?" Paulus melanjutkan untuk berkata, "Aku mengucilkan
orang ini. Lempar dia keluar dari gereja. Buanglah ragi itu dari gereja.
Keluarkan pengaruh dosa ini supaya ia tidak mengotorkan seluruh
gereja." Pada zaman itu, gereja berani menangani dosa dengan keras.
Mereka adalah gereja-gereja yang kuat dan berani menangani dosa
dengan keras. Hari ini, semuanya diam bilamana seseorang di dalam
gereja berbuat dosa karena dosa dianggap enteng. Apa salahnya jika
kita sedikit lembut dengan dosa? Tetapi Paulus tidak ada waktu untuk
hal semacam ini; ia berbicara dengan terus terang saat ia memberitahu
jemaat Korintus untuk membuang ragi itu.
Paulus menyatakan hal yang sama di Galatia 5:9. "Sedikit ragi sudah
mengkhamirkan seluruh adonan." Dalam konteks ini, ia berbicara
tentang pengaruh ajaran sesat di dalam gereja - yaitu, pengembalian
pada sunat. Sebenarnya, dalam Perjanjian Baru Yunani, kata Yunani
bagi 'ragi' digunakan hanya di dalam perumpamaan ini dan di dua ayat
yang baru saya sebutkan ini. Inilah dua kali kemunculan di luar
perumpamaan ini di mana kata Yunani yang sama digunakan. Meskipun
kebanyakan penafsir Alkitab yang menulis buku memahami bahasa
Yunani ke tahap tertentu, tampaknya mereka tidak perhatikan hal ini
sama sekali - yaitu, ragi selalu merujuk kepada sesuatu yang jahat di
dalam Alkitab. Itulah sebabnya di bawah hukum Perjanjian Lama, satu
persembahan, katakan, pada hari Paskah tidak boleh dipersembahkan
dengan ragi di dalamnya. Roti harus dipersembahkan tanpa ragi. Pada
410 | C A H A Y A I N J I L
perayaan Paskah, ragi harus dibuang dari setiap rumah orang Yahudi
sebagaimana masih dilakukan hari ini. Mereka harus memakan roti tak
beragi karena ragi adalah tanda kejahatan.
Sekarang mari kita memusatkan perhatian pada roti. Roti merujuk
kepada apa? Ketika Anda menyelidiki ajaran Firman tentang roti, Anda
akan perhatikan roti selalu mengacu pada - dan sekali lagi tanpa
pengecualian - kepada orang-orang percaya. Roti dibuat dari gandum.
Andainya kita sudah memahami perumpamaan-perumpamaan yang
sebelumnya, kita pasti sudah perhatikan hal ini. Di dalam
perumpamaan tentang seorang penabur, apa yang ditabur oleh
penabur? Gandum. Dan di dalam perumpamaan tentang lalang di
antara gandum, Yesus telah memberikan petunjuk bahwa gandum
mengacu kepada orang-orang percaya. Jadi apabila kita berbicara
tentang tepung gandum, kita berbicara tentang orang-orang percaya.
Dan ragi dimasukkan ke dalam adonan tepung gandum. Banyak
penafsir Alkitab yang tidak menyebutkan hal ini dan ini mencerminkan
kurangnya rasa tanggung jawab dalam eksposisi mereka.
Kita mendapati bahwa di dalam Alkitab, gandum, tepung gandum dan
roti selalu menunjuk kepada orang-orang Kristen. Di Yohanes 6:35, roti
adalah Kristus Sendiri: "Akulah roti hidup." Dan sebagai perpanjangan,
kita sebagai tubuh Kristus juga disebut sebagai roti. Karena itu di 1
Korintus 10:17, gereja disebutkan sebagai roti. Kita adalah roti karena
kita adalah bagian dari tubuh Kristus, yang adalah roti hidup. Seolah-
olah ini tidak cukup jelas, kita mendapati Yesus berkata kepada Petrus
di Lukas 22:31, "Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk
menampi kamu seperti gandum." Apa yang diwakili oleh gandum?
Dalam setiap contoh, gandum mewakili orang percaya. Di dalam
Alkitab, gandum tidak pernah mewakili orang tak percaya. Dan bukti-
buktinya begitu banyak.
Ragi mengembungkan (puffs up)
Hal yang berikut untuk diperhatikan adalah fungsi ragi di dalam roti.
Apakah sumbangan ragi kepada roti? Tidak ada apa-apa. Ragi hanya
menyumbangkan udara panas. Apabila ragi menjadi hangat, ia
mengeluarkan semacam gas. Ragi semata mengembungkan roti. Jika
gereja adalah ragi di dalam dunia, itu berarti gereja sebenarnya tidak
411 | C A H A Y A I N J I L
menyumbangkan apa-apa kepada dunia kecuali menjadikannya
sombong. Gagasan yang bagaimana ini?
Kata 'kembung' (puff-up) di dalam firman selalu menunjuk kepada
kesombongan dan pengaruh yang jahat. Kita baru saja melihat 1
Korintus 5:6 yang mengatakan, "buanglah ragi yang lama itu."
Beberapa ayat sebelum itu mengisyaratkan hubungan di antara ragi
dan menjadi kembung, Paulus berkata, "Sekalipun demikian kamu
kembung", atau langsung diterjemahkan oleh LAI sebagai "Sekalipun
demikian kamu sombong" (1 Korintus 5:2). Lalu beberapa ayat
kemudian ia menyuruh mereka membuang ragi yang telah
mengembungkan mereka itu. Tidakkah ini jelas? Tidakkah jelas bahwa
ragi menunjuk kepada pengaruh dunia yang tak diingini ke atas gereja?
Ia mengembungkan gereja, memenuhinya dengan kesombongan.
Banyak kali saya memandang pada gereja yang tertentu - bagaimana
mereka memperagakan permata-permata mewah, jubah-jubah adat
dengan salib-salib emas yang dihiasi dengan permata-permata dan
cincin delima dan hal-hal seperti itu - tampaknya seperti satu
gambaran menjadi ―kembung‖. Gereja telah menjadi penguasa-
penguasa dunia; gereja berkelakuan seperti dunia. Dari segi struktur,
organisasi, dan tingkah laku - saling mencium tangan dan sujud
mencium kaki dan hal-hal seperti itu - mencerminkan cara-cara dunia.
Yesus memberitahu kita: "Janganlah kamu berkelakuan seperti bangsa-
bangsa dunia ini. Di dunia ini, pembesar-pembesar berkuasa atas orang
lain. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu." (Matius 20:25-
26) Saya harus berkata saya merasa gelisah bilamana saya melihat
pemimpin-pemimpin gereja dipanggul dan dipawaikan seolah-olah
mereka tidak bisa berjalan sendiri. Saya mendapati hal-hal seperti ini
tidak dapat disetujui dan saya berbicara langsung dari hati. Dunia telah
masuk ke dalam gereja dan menjadikannya angkuh. Inilah ajaran yang
alkitabiah. Kata 'kembung' menggambarkan pekerjaan ragi di dalam
roti, demikian pula, kata 'sombong' menggambarkan pekerja ragi di
dalam jemaat.
Tidak ada yang tersembunyi dalam pekerjaan Tuhan
412 | C A H A Y A I N J I L
Berikutnya kita melihat kata 'disembunyikan'. Perumpamaan ini
berkata, ".....ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan
(atau dalam naskah asli, 'disembunyikan') ke dalam tepung terigu."
Kata 'sembunyi' menunjukkan dua hal: pertama, satu tindakan yang
bersifat rahasia, dan kedua, satu usaha untuk menutupi sesuatu. Dan
Allah tidak akan melakukan hal seperti ini. Apakah Allah
menyembunyikan Kerajaan-Nya ke dalam dunia? Dalam pengertian apa
Allah menyembunyikan Kerajaan-Nya ke dalam dunia? Kerajaan Allah
tidak datang dengan cara yang tersembunyi. Kerajaan Allah datang ke
dalam dunia agar dunia mengetahuinya. Misalnya, Paulus berkata di
Kisah 26:26, "Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku
berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada
sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara
ini tidak terjadi di tempat yang terpencil." Apa yang dilakukan Yesus
juga jelas kepada semua orang. Ia tidak berbuat apa-apa secara
rahasia. Seluruh Palestina dapat melihat apa yang dilakukannya. Ia
tidak melakukan apa-apa secara tersembunyi. Itulah sebabnya apabila
mereka datang untuk menangkap Yesus secara rahasia, Yesus berkata,
"Mengapa kamu datang menangkap aku dalam kegelapan? Padahal
tiap-tiap hari aku ada di tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah,
aku berdiri di lapangan dan berkhotbah dan kamu tidak menangkap
aku. Aku ada di tempat-tempat umum. Aku tidak menyembunyikan
diri. Jadi mengapa kamu menangkap aku secara tersembunyi?" Dunia
bertindak secara rahasia tetapi Kristus tidak bertindak secara rahasia.
Ia tidak melakukan apa-apa di tempat yang terpencil.
Dengan cara yang sama, rasul Paulus berkata di 1 Korintus 4:9, "Kami
telah menjadi tontonan bagi dunia." Apa yang menjadi tontonan tidak
disembunyikan. Seluruh dunia dapat melihatnya dan tidak ada yang
tersembunyi sama sekali. Di Kisah 17:6, para rasul dituduh
mengacaukan seluruh dunia. Itu tidak dapat disembunyikan. Dunia
menyadari bahwa ia dikacau-balaukan. Itulah sebabnya mereka
berusaha untuk membunuh Paulus; itulah sebabnya mereka
menganiaya orang-orang Kristen. Kerajaan Allah tidak tersembunyi
sama sekali.
Paulus menyatakan pernyataan ini tentang pemberitaan Injil di 2
Korintus 4:3-4, "Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga,
maka ia tertutup kepada mereka yang akan binasa." Mengapa mereka
binasa? Apakah Allah ingin mereka binasa? Tidak sama sekali. Ia
413 | C A H A Y A I N J I L
melanjutkan untuk berkata di ayat 4, "yang pikirannya telah dibutakan
oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." Dengan lain kata,
Injil tidak ditutupi oleh Allah. Jika Injil tertutup, Satanlah yang
menutupnya, yang membutakan mata mereka agar tidak dapat melihat
kemuliaan Kristus.
Gereja tidak mungkin tersembunyi
Seperti yang dikatakan juga oleh Yesus, "Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi." (Matius 5:14) Bukan gereja yang
tersembunyi di dalam dunia; tetapi dunialah yang masuk secara
rahasia ke dalam gereja. Inilah pengaruh dunia yang menyelusup
secara rahasia. Di Yudas ayat 4, disebutkan tentang orang-orang
tertentu yang masuk menyusup ke dalam gereja. Mereka adalah dunia
dan guru-guru palsu yang bekerja secara tersembunyi di dalam gereja.
Tetapi gereja sendiri tidak berfungsi secara rahasia sama sekali; gereja
berfungsi secara terbuka di dunia dan tidak menyembunyikan dirinya.
Pengaruh gereja tidak pernah bekerja dengan cara yang tersembunyi.
Sebaliknya, ia selalu berkembang dari krisis demi krisis. Apa yang kita
maksudkan dengan krisis? Mengacau-balaukan dunia adalah satu krisis.
Apabila Anda mendengar Injil, ia menantang hati Anda dan Anda mulai
merasakan satu krisis di dalam batin Anda. "Haruskah aku berpaling
dari dosa? Haruskah aku menjadi seorang Kristen atau tidak?
Beranikah aku menjadi seorang Kristen? Apa yang akan dikatakan oleh
keluargaku jika aku menjadi seorang Kristen?" Akan terjadi satu krisis
dan ini bukanlah sesuatu yang tersembunyi. Di sepanjang sejarah
gereja, Kerajaan Allah selalu berkembang dari krisis demi krisis. Pada
saat Injil mengenai Anda, Anda berhadapan dengan satu krisis, yang
tampak jelas pada siapa saja yang bergaul dengan Anda.
Sebagaimana hal ini berlaku di tingkat individu, ia berlaku juga di
tingkat gereja. Kita semua tahu bahwa gereja sentiasa dianiaya. Jika
gereja tersembunyi, ia tidak perlu dianiaya. Karena ia dianiaya, banyak
kali gereja berusaha untuk menyembunyikan diri untuk sementara
waktu, tetapi sangat sulit untuk gereja menyembunyikan diri. Kota
yang terletak di atas bukit tidak mungkin tersembunyi. Pemerintah
Romawi dapat menemukan mereka dengan mudah sekali. Hanya minta
mereka mempersembahkan kemenyan kepada Kaisar, dan siapa saja
414 | C A H A Y A I N J I L
yang enggan mempersembahkan kemenyan kepada Kaisar atau
berhala, dengan segera Anda bisa mengenali dia sebagai orang Kristen.
Bahkan di Negeri Tiongkok apabila Anda berbicara tentang gereja-
gereja dibawah tanah, apa yang dimaksudkan dengan 'bawah tanah'?
Dulu saya anggota gereja bawah tanah di Tiongkok. Setiap anggota
Komunis tahu bahwa saya adalah orang Kristen. Satu-satunya cara
saya dapat menyembunyikan diri ialah tidak mengakui nama Yesus.
Akan tetapi, tidak ada orang Kristen yang akan melakukan itu karena
kita diamanatkan untuk bersaksi bagi Kristus.
Umpamanya teman saya yang dibaptis bersama saya. Ia seorang ahli
bedah. Ketika Komunis menyuruhnya berhenti bersaksi kepada pasien-
pasiennya, ia berkata, "Aku tidak dapat berbuat yang lain. Aku
diperintahkan untuk bersaksi. Kristus mengatakan kepada aku bahwa
aku harus memberitakan Injil sampai ke ujung dunia. Aku harus terus
bersaksi." Barangsiapa yang percaya di dalam hatinya dan mengaku
dengan mulutnya akan diselamatkan. (Roma 10:9) Definisi ini tidak
memungkinkan Anda untuk bersembunyi. Anda tidak dapat
bersembunyi, setidaknya tidak untuk jangka waktu yang panjang. Oleh
karena itu, gereja adalah kota di atas bukit. Ia bersinar dan semua
orang dapat melihatnya.
Jika kita berbicara tentang gereja yang tersembunyi di dunia, ini
menunjukkan kita sama sekali gagal untuk memahami ciri gereja
sebagaimana yang diajarkan dalam Perjanjian Baru. Barangkali itulah
yang dilakukan oleh gereja masa kini; barangkali gereja sedang
menyembunyikan diri di dalam dunia. Itu mungkin. Tetapi kita sedang
berbicara tentang gereja Perjanjian Baru yang tidak mungkin
tersembunyi. Ia berdiri tegak dengan penuh kemuliaan dan tidak
gentar. Sebagaimana Yesus katakan, "Janganlah kamu takut" (Matius
10:28). Nasehat semacam ini hanya dapat diberikan kepada mereka
yang tidak takut untuk membela dan memberitakan kebenaran.
Menyelusup ke dalam gereja
Bagaimana dunia menyusup ke dalam gereja? Kita telah melihat bahwa
bukan gereja yang bersembunyi di dalam dunia; tetapi dunia yang
bersembunyi di dalam gereja dan bekerja dari dalam untuk
mengembungkannya, dan merusakkannya dari dalam. Itulah yang
415 | C A H A Y A I N J I L
diperingatkan oleh Yesus saat dia berkata, "Berjaga-jagalah dan
berdoalah agar kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan."
Pada masa sekarang, tidak seorangpun yang berbicara tentang ini lagi.
Apakah tidak ada orang yang jatuh ke dalam pencobaan atau sekalipun
mereka jatuh, tidak menjadi masalah. Namun Yesus memperingatkan,
"Janganlah jatuh ke dalam pencobaan. Waspadalah terhadap ragi dunia
yang akan menyusup ke dalam kehidupan kamu." Kebanyakan orang
Kristen tidak jatuh karena penganiayaan. Penganiayaan bukanlah hal
yang menyebabkan kejatuhan kebanyakan orang. Saya pernah melihat
orang Kristen bertahan terhadap penganiayaan dengan tabah. Ada
yang diusir dari keluarga mereka, dan kehilangan warisan sebanyak
berjuta-juta dollar. Ini bukanlah sesuatu yang saya besar-besarkan.
Saya ada seorang teman yang merupakan anak kepada seorang
pemilik perkebunan karet di Malaysia. Ketika ia bertobat, orangtuanya
tidak mengakuinya lagi. Ia diminta untuk membuat satu pilihan:
berhenti menjadi orang Kristen, atau namanya dihapus dari surat
wasiat. Teman saya memilih untuk mengikut Tuhan dan sebagai akibat
dari keputusannya itu, ia diusir dari keluarga, diburu dan dianiaya,
namun ia menerima semua perlakuan itu dengan tabah. Akan tetapi,
tahukah Anda apa yang menghancurkan dia pada akhirnya? Pengaruh
dunia yang tersembunyi. Yang ini lebih berbahaya dari apa saja yang
lain.
Yesus tahu bahwa orang-orang Kristen dapat bertahan terhadap
penganiayaan. Kebanyakan dari mereka tidak akan menyerah. Ada
beberapa orang mungkin akan menyangkal tetapi kebanyakan tidak
akan. Saya pernah melihat mereka di Tiongkok, mereka berdiri seperti
pohon yang dilanda badai - tergoncang tetapi tidak roboh. Bahkan
dahan-dahannya patah semua, semuanya ditiup angin, tetapi pohon itu
tetap berdiri berakar dalam Tuhan.
Akan tetapi, tahukah Anda apa yang dilakukan dunia? Dunia mengirim
serangga-serangga kecil, sedikit hama, yang masuk ke dalam melalui
kulit kayu, memakan serat pohon, dan merusakkannya dari dalam
untuk membunuhnya. Jamur yang bertumbuh di luar juga merusakkan
pohon itu. Apa yang tidak dapat dilakukan oleh badai, pengaruh jahat
yang diam-diam dan tersembunyi ini dapat. Inilah yang ingin Yesus
sampaikan kepada kita melalui perumpamaan yang singkat tetapi
416 | C A H A Y A I N J I L
penting ini: waspadalah terhadap ragi yang akan membinasakan Anda
jika Anda tidak berhati-hati.
Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi
Apakah ragi itu? Yesus tidak meninggalkan kita dalam kegelapan. Ia
menjelaskan dirinya dengan sempurna. Saya mendapati Yesus sangat
menakjubkan. Ia tidak meninggalkan kita untuk menebak; semuanya
ada di situ. Yesus memberitahu murid-muridnya di Matius 16:6,11,12
untuk "berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi." Ia
memperingatkan murid-muridnya untuk, "berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." Oleh karena itu,
inilah ragi yang harus kita waspadai. Kata Yesus kepada murid-
muridnya, "Aku yakin kamu akan bertahan menghadapi hari-hari yang
mengerikan di depan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama
dengan aku dalam segala pencobaan yang aku alami." Tetapi Yesus
melanjutkan dengan berkata, "Aku mau kamu berjaga-jaga terhadap
satu hal - pengaruh jahat yang tersembunyi yang dapat
membinasakan kamu dari dalam: berjaga-jagalah terhadap ragi orang
Farisi dan orang Saduki."
Kalau begitu, apakah ragi orang Farisi? Di Lukas 12:1, ragi orang Farisi
adalah kemunafikan. Kemunafikan bukanlah sesuatu yang datang
dengan tiba-tiba. Anda bisa dihanyutkan pelan-pelan sampai Anda
menjadi seorang munafik. Tidak ada yang memulai dengan niat untuk
menjadi seorang munafik. Orang Farisi bukanlah orang yang tidak jujur
yang berniat untuk menjadi orang munafik, setidaknya tidak dari
permulaan. Jika Anda berpikir demikian, Anda telah salah mengerti
orang Farisi. Orang Farisi adalah orang yang tulus, setidaknya pada
permulaan. Seperti begitu banyak orang Kristen, mereka sangat tulus
apabila mereka menyerahkan hidup mereka kepada Kristus, tetapi
setelah beberapa waktu, berangsur-angsur mereka hanyut dibawa
arus. Itulah sebabnya Paulus berkata di Kolose 1:23, "tetap teguh dan
tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang
telah kamu dengar." Digeser itu adalah satu proses yang terjadi secara
berangsur-angsur. Anda pelan-pelan menjauhi, dihanyutkan oleh arus,
mungkin oleh arus air. Atau mungkin karena ditiup angin atau apa saja
yang menyebabkan penggeseran itu. Anda digeser pelan-pelan, tak
terasa dan kemudian kemunafikan perlahan-lahan menyusup masuk.
Kemunafikan adalah penyakit yang telah membunuh banyak orang
417 | C A H A Y A I N J I L
Kristen. Mereka memulai sebagai orang Kristen sejati tetapi lama-
kelamaan mereka menjadi dingin, dan kemudian satu hari apa terjadi?
Mereka telah menjadi orang munafik! Dan gereja masa kini sudah
dipenuhi dengan orang-orang munafik. Mereka adalah orang-orang
tidak memulai dengan niat untuk menjadi munafik tetapi tanpa mereka
sadari telah bergeser sehingga pada akhirnya hanya bentuk luarnya
yang tersisa, sementara di dalamnya kosong. Mereka memuliakan Allah
dengan bibir mereka tetapi hati mereka jauh dari-Nya.
Bahaya menjadi suam-suam kuku
Tahukah Anda bagaimana ragi bekerja? Ragi bekerja hanya dalam satu
suasana, yaitu, suasana yang suam-suam. Anda yang pernah membuat
roti tahu akan hal ini. Jika Anda memasukkan ragi ke dalam suatu
tempat yang dingin, ia tidak akan berbuat apa-apa. Jika Anda
memasukkannya ke dalam suatu tempat yang terlalu panas, ragi akan
binasa. Ragi tidak akan mengkhamiri apa-apa dalam keadaan panas.
Beberapa orang yang membuat kue memasukkan ragi terlalu cepat;
lalu menyorongkannya ke dalam tanur. Kemudian mereka berkata,
"Hei, mengapa tidak naik?" Ragi tidak menggembung karena ia dibakar
sampai mati di dalam. Terlalu panas. Anda harus menyediakan
keadaan yang suam-suam kuku. Tidak terlalu panas, tidak terlalu
dingin.
Akan tetapi, ini bukanlah caranya gereja bekerja. Gereja tidak
seharusnya beragi. Gereja harus dingin atau panas. Sebagaimana
dikatakan di Wahyu 3:16, "Karena engkau suam-suam kuku, dan tidak
dingin atau panas." Mereka begitu dikhamiri sehingga mereka tidak lagi
panas atau dingin. Karenanya, mereka telah meninggalkan kasih yang
semula untuk Tuhan.
Terdapat juga apa yang dinamakan ragi orang Saduki. Dan kita belajar
dari Lukas 20:27, ragi orang Saduki ialah ketidak-percayaan. Ragi
orang Saduki ialah ketidak-percayaan yang telah masuk ke dalam
gereja. Ini adalah hal yang menakutkan. Ada banyak orang Kristen
yang tidak percaya pada masa kini seraya ketidak-percayaan
merembes dengan pelan-pelan ke dalam gereja. Bagaimana ini bisa
terjadi? Anda mulai dengan sedikit keraguan dalam pikiran Anda.
Apabila Anda tidak menangani keraguan-keraguan ini, mereka menjadi
makin besar dan berangsur-angsur memakan iman Anda. Anda ada
418 | C A H A Y A I N J I L
pertanyaan tetapi Anda tidak tahu bagaimana untuk menjawabnya.
Sedikit demi sedikit, ketidak-percayaan mengambil-alih. Anda harus
tahu bagaimana untuk melawan keraguan-keraguan tersebut.
Saya pernah melihat bagaimana orang dimakan oleh ketidak-
percayaan. Mereka membaca beberapa buku filsafat dan mereka
menjadi bingung. Iman mereka mulai goyah. Apabila mereka membaca
tentang gagasan ini dan gagasan itu, mereka diombang-ambingkan
oleh rupa-rupa angin pengajaran dan tidak lama kemudian iman
mereka dihanyutkan oleh ketidak-percayaan. Saya pernah melihat
banyak mahasiswa teologi yang pergi ke seminari dengan niat untuk
melayani Allah dan mereka keluar dalam keadaan iman yang
tergoncang, belum lagi beberapa yang sama sekali hancur. Karena
mereka harus menangani begitu banyak ketidak-percayaan di seminari,
begitu banyak ketidakpercayaan di fakultas Teologia di universitas.
Mereka tidak dapat bertahan. Mereka tidak mempunyai iman yang
cukup rohani atau yang cukup dalam di mana mereka dapat menarik
kekuatan dari Allah untuk mengatasi persoalan-persoalan ini.
Saya dilatih di fakultas Teologi yang liberal di sebuah universitas dan
berhadapan dengan ketidak-percayaan setiap hari. Saya diserang dan
dihantam oleh ketidak-percayaan dan ajaran liberal setiap hari. Tetapi
syukur kepada Allah, itu tidak menggores saya sedikitpun. Ini karena
saya mengenal siapa yang saya percaya. Dan saya dapat melihat
bahwa orang-orang ini tidak mengenal siapa yang mereka percaya.
Mereka sendiri mengaku mereka tidak mengenal Allah.
Akhir sekali, kita melihat "ragi Herodes". Di Markus 8:15, dikatakan,
"awaslah terhadap ragi Herodes." Yesus tidak meninggalkan kita dalam
keraguan akan artinya ragi ini. Herodes adalah seorang yang sangat
mementingkan diri sendiri. Seorang yang mementingkan diri sendiri
adalah seorang yang duniawi; dan karena ia mementingkan diri sendiri,
ia adalah seorang yang oportunis (suka mengambil kesempatan).
Orang yang oportunis adalah mereka yang melentur mengikut angin;
mereka yang tidak ada pendirian. Mereka takut untuk membela Kristus
di sekolah karena mereka takut ditertawakan orang. Mereka tidak mau
berdoa apabila ada orang lain yang duduk di samping karena mereka
tidak mau ditertawakan. Dan orang lain memandang mereka dan
berkata, "Lihatlah dia. Ia sudah menjadi saleh, sok suci; sudah menjadi
sedikit sinting." Nah, kita takut akan semua ini. Kita adalah oportunis.
419 | C A H A Y A I N J I L
Umpamanya, jika seseorang bertanya, "Kamu sedang apa?", Anda
mungkin menjawab, "Ah, mataku sedikit capek. Aku harus menggosok
mataku sendikit." Anda takut untuk berdoa karena Anda kuatir akan
pendapat orang lain. Anda takut orang lain akan mentertawakan Anda.
Jadi, ragi Herodes ialah paham oportunis. Anda harus membaca sejarah
Herodes untuk melihat bagaimana ia berubah pihak. Memang luar
biasa. Suatu saat ia bersahabat dengan orang ini dan kemudian apabila
bangsa yang lain datang mengalahkan Palestina, ia menjadi sahabat
Roma, dan kemudian ia menjadi sahabat Mesir. Ia menjadi sahabat
setiap orang. Selama Anda tetap menjadikan dia raja atas kerajaannya,
dia tidak peduli siapa sahabatnya. Ia akan berperang untuk Anda jika
Anda mau, asal saja Anda sedang menang. Selama Anda berada di
pihak sedang menang, ia akan berperang untuk Anda; tetapi jika Anda
sedang kalah, ia akan meninggalkan Anda. Itulah caranya seorang
oportunis berfungsi.
Bukankah orang Kristen juga oportunis? Mereka menginginkan yang
terbaik dari dunia ini dan juga yang terbaik dari Kerajaan Allah. Dengan
kata lain, mereka ingin memiliki semuanya. Mereka mau menempatkan
satu kaki di dalam Kerajaan Allah dan satu lagi kaki di dunia, dan
berharap Kerajaan Allah akan menerima mereka apabila kuburan
dibuka nanti. Kekristenan macam apa ini? Ini adalah paham oportunis.
Ini merupakan sesuatu yang mengerikan. Dan seperti apa orang
Kristen seperti ini? Mereka selalu mementingkan diri sendiri. Mereka
ingin melakukan perkara mereka sendiri; mereka ingin mengikut
kemauan mereka sendiri. Dan dunia masuk ke dalam kehidupan
mereka melalui kehendak mereka. Itulah caranya dunia bekerja di
dalam kehidupan kita - dengan mempengaruhi kehendak kita,
keinginan kita. Barangkali Anda tergoda untuk berpikir, "Kamu harus
punya pendirian. Lakukan saja apa yang kamu inginkan. Mengapa
kamu harus lakukan apa saja yang Tuhan katakan? Maksudku, ini tidak
lagi praktis pada masa kini. Tidak ada gunanya mengasihi semua
orang. Kamu mengasihi mereka, tetapi mereka menampar kamu di
wajah. Ini bukan caranya untuk menjalani kehidupan ini. Kekristenan
macam ini tidak baik. Tidak praktis. Kita harus lebih praktis. Jika ia
menampar wajahmu, kamu hajar dia dua kali. Itulah caranya.
Kembalikan kepada dia dengan bunganya sekali. Itulah hikmat. Kamu
masih bisa menjadi orang Kristen. Tentu saja, pergilah ke gereja. Akan
tetapi, jika ada orang yang berani menampar kamu, kamu tinju dia dua
420 | C A H A Y A I N J I L
kali. Dan jika ia lebih kuat dari kamu, pergilah belajar kung-fu dan
setelah kamu menguasainya, kamu hajar dia kembali."
Apakah kamu menginginkan yang terbaik dari segala sesuatu? Dan
apabila Anda mulai berpikir demikian, "Aku ingin mempertahankan
kepentingan diriku. Yesus tidak praktis. Aku menyukai ajarannya
kadang-kadang, tetapi ajarannya tidak terlalu praktis. Jadi aku akan
melakukan perkaraku sendiri. Aku tidak keberatan dibaptis, selagi aku
bisa melakukan perkaraku sendiri. Tidak apa-apa. Aku masih suka
menjadi orang Kristen, karena orang Kristen agak menyenangkan.
Selagi aku bisa melakukan kehendakku sendiri, tidak apa-apa." Dengan
cara ini, 'ragi Herodes' telah meresap ke dalam dan Anda menjadi
seorang oportunis.
Kita dapat melihat bagaimana pengaruh dunia masuk ke dalam
kehidupan kita. Inilah yang diperingatkan oleh Yesus kepada kita.
Barangkali penganiayaan tidak akan mematahkan Anda tetapi
pengaruh dunia yang halus akan menghasilkan apa yang tidak dapat
dihasilkan oleh penganiayaan. Marilah kita berjaga-jaga. Marilah kita
berwaspada. Saya tidak takut akan penganiayaan. Saya percaya tidak
ada orang Kristen, khususnya mereka yang menjadi Kristen di
Tiongkok, yang takut akan penganiayaan. Kami menantikan
penganiayaan. Tetapi pengaruh dunia yang tersembunyilah yang akan
mematikan Anda. "Pentingkanlah diri kamu sedikit. Tahukah kamu
betapa menyenangkan dunia ini? Lihatlah pada benda-benda yang
ditawarkan oleh dunia; mereka kelihatan menawan dan
menyenangkan. Mengapa tidak mencobanya?" Sebelum kita
menyadarinya, kita telah hanyut dibawa arus dunia.
Perumpamaan tentang Harta yang Terpendam
Matius 13:44 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Saya tidak henti-henti dibuat kagum saat mempelajari firman yang
disampaikan oleh Yesus. Perumpamaan tentang harta terpendam ini
421 | C A H A Y A I N J I L
disampaikan hanya dalam satu ayat, namun terkandung di dalamnya
begitu banyak kekayaan. Penyampaian perumpamaan ini begitu tepat
dan jelas!
Inilah ajaran Yesus di Matius 13:44.
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang,
yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab
sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang
itu
Yesus berkata bahwa hal kerajaan Surga itu seperti orang ini yang
sedang berjalan melintasi ladang. Mungkin ia bekerja di sana atau
mungkin pula sekadar melewatinya. Hal ini tidak diberitahukan kepada
kita. Kita anggap saja dia hanya sekadar melintas di ladang itu. Ketika
sedang berjalan, ia melihat ada sebuah benda yang terlihat seperti
batu karang, namun benda ini terlihat jauh lebih halus dibandingkan
dengan karang atau batu. Ia mulai tertarik dan mendekati untuk
mengamatinya. Apa yang ia temukan? Bukannya batu karang atau batu
biasa, akan tetapi sebuah guci, wadah dari tanah liat. Lalu orang ini
segera menyadari apa artinya penemuan itu.
Guci atau bejana tanah liat dipakai sebagai wadah untuk memendam
harta di dalam tanah pada zaman itu. Harta kekayaan yang disimpan
biasanya berupa koin, baik emas, perak, batu permata, serta barang
berharga lainnya. Barang-barang itu dimasukkan ke dalam guci, yang
sering dipakai sebagai wadah penampungan air. Guci ini selalunya
kedap air dan cukup kuat dan karena itu dapat dipakai sebagai wadah
untuk menyimpan barang. Barang beharga dapat disimpan dengan
aman di dalam guci, yang kemudian ditutup rapat dan dikubur. Pada
zaman itu belum ada bank yang menyediakan fasilitas kotak safe
deposit, jadi memendamkan harta merupakan cara yang lazim dipakai
untuk menyimpan harta kekayaan.
Nilai uang tidak pernah dapat bertahan. Di tengah inflasi (penurunan
daya beli dari uang atau kenaikan harga barang) yang tiada akhir ini,
sangatlah berbahaya untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk uang.
Jadi, biasanya orang membeli barang-barang berharga yang nilainya
tetap tinggi, misalnya emas karena harga emas cenderung naik terus
dibandingkan dengan daya beli uang yang cenderung menurun.
422 | C A H A Y A I N J I L
Sebagai investasi, orang akan menukarkan uangnya dengan barang-
barang berharga seperti batu permata dan emas. Dengan demikian
orang tidak kehilangan nilai kekayaannya. Orang yang tinggal di
Shanghai merasakan ini saat Jepang menyerang Tiongkok. Pada saat
Anda menerima gaji, Anda harus segera bergegas mendatangi penukar
uang dan menukarkan uang kertas dengan uang perak. Jika tidak,
uang Anda akan menjadi setumpuk kertas yang hanya dapat dipakai
untuk membeli sepotong roti. Jika uang kertas Anda sempat ditukar
dengan koin emas, maka nilai gaji Anda aman.
Penduduk di Palestina pada zaman itu pada umumnya tidak mau
berinvestasi dalam bentuk rumah karena seringkali terjadi perang. Saat
terjadi perang, rumah Anda bisa saja dibakar atau dihancurkan oleh
musuh. Jadi orang tidak berinvestasi dalam bentuk properti selama ada
perang. Jika Anda membeli rumah, Anda tidak dapat membawanya
sesuka hati Anda tetapi barang berharga dapat Anda bawa.
Di dalam perumpamaan ini, orang-orang pada zaman itu melakukan
hal yang sama: mereka berusaha mengamankan kekayaannya baik
dari segi nilai maupun fisik dalam bentuk barang berharga yang
dikubur dalam bejana tanah liat. Mereka menguburkan harta itu di
ladang mereka. Tentu saja mereka perlu mengingat dengan persis di
mana harta itu dikubur. Biasanya dengan memakai suatu patokan
khusus - misalnya, 20 atau 30 langkah ke arah tertentu dari sebatang
pohon ek. Akan tetapi, jika kemudian pohon tersebut ditebang oleh
orang lain, si pemilik harta akan mendapat masalah besar untuk
mengingat-ingat di mana letak hartanya karena patokannya arahnya
sudah hilang. Ini adalah penyebab mengapa ada banyak harta
terpendam pada zaman itu yang tidak dapat lagi dilacak oleh
pemiliknya. Si pemilik mungkin sudah terbunuh dalam perang atau
ditawan ke tempat lain, suatu hal yang sering menimpa orang Yahudi
pada zaman itu. Ada pula yang mengubur hartanya dan tidak
memberitahukan kepada orang lain. Ketika ia jatuh sakit dan mati,
atau terbunuh, maka tidak ada orang lain yang tahu di mana hartanya.
Harta-harta terpendam itu sangat sering ditemukan oleh para ahli
arkeologi. Di zaman sekarang ini pun, kadang kala orang awam yang
sedang menggarap ladangnya dapat saja menemukan harta terpendam
itu. Kadang-kadang, buldoser yang sedang meratakan tanah di Israel
secara tidak sengaja membongkar guci atau penyimpanan harta yang
mungkin saja berisi koin emas kekaisaran Romawi atau barang-barang
423 | C A H A Y A I N J I L
berharga lainnya.Yesus bercerita tentang kejadian yang sudah umum
terjadi pada zaman itu.
Kita kembali pada perumpamaan semula, orang ini sedang berjalan di
ladang dan dia melihat ada bagian guci yang menyembul di tanah dan
mengamatinya lebih dekat. Ia dapati bahwa benda itu adalah guci yang
tertutup rapat, dan ia tahu apa arti penemuannya itu. Ini adalah harta
terpendam! Atau dia bisa saja sedang bekerja di ladang tersebut.
Ketika ia sedang membajak, cangkulnya terantuk sebuah benda keras.
Dia berhenti dan mengamati, dan mendapatkan harta terpendam itu.
Dengan penuh kegembiraan ia kemudian menjual segala miliknya dan
membeli ladang itu.
Tentu saja muncul beberapa pertanyaan. Mengapa dia tidak langsung
menggali dan mengambil harta itu? Tidak dibutuhkan terlalu banyak
usaha untuk menggali dan mengambil guci itu. Namun, kalau dia
melakukan itu dia akan terkena masalah hukum. Menggali ladang milik
orang adalah suatu tindak pelanggaran hak milik orang lain dan Anda
dapat dituntut ke pengadilan. Terlebih lagi, jika Anda tertangkap
sedang menggali guci itu, si pemilik ladang selain dapat menuntut Anda
dengan tuduhan menyerobot ladang orang lain, juga berhak menuntut
hak pemilikan atas harta terpendam itu, dan Anda terpaksa
merelakannya. Karena yang berhak ke atas harta itu adalah pemilik
ladang itu.
Setelah memahami permasalahan hukumnya kita dapat memahami
mengapa orang itu tidak langsung saja menggali harta itu dan
membawanya. Karena orang pasti akan bertanya dari mana dia
mendapatkan harta itu, dan dia akan ketahuan sudah menyerobot
ladang orang lain. Di situlah sumber persoalannya, yaitu masalah
penyerobotan lahan dan mungkin juga tuduhan mencuri.
Akan tetapi, masih ada sisi lain dari persoalan ini. Apakah harta itu
tidak secara otomatis menjadi milik pemilik ladang? Di bawah hukum
Yahudi, harta itu tidak otomatis menjadi milik empunya ladang, karena
ketika ia membelinya, yang dibeli adalah ladangnya. Karena ia tidak
tahu apa yang terdapat di sana, ia tidak dapat membeli sesuatu yang
tidak diketahuinya berada di sana. Anda tidak dapat mengklaim harta
itu sebagai milik Anda jika Anda tidak tahu bahwa harta itu memang
ada di sana. Begitulah ketetapan hukum Yahudi. Dengan demikian,
424 | C A H A Y A I N J I L
harta ini tidak otomatis menjadi milik empunya ladang sampai ia
sendiri menemukannya.
Di dalam hal ini, karena ladang itu secara resmi masih menjadi milik
orang lain (dijelaskan dari fakta bahwa si penemu harta lalu membeli
ladang itu), maka jelaslah bahwa tindakan yang diambil oleh orang ini
dalam rangka mendapatkan harta itu dilakukannya sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku. Ia tahu bahwa harta itu tidak menjadi hak
si pemilik ladang, tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak boleh begitu saja
menggali lalu mengambil harta itu. Kadang-kadang jalur pematang
memang melintasi ladang, sebagaimana yang dapat Anda perhatikan
dari keterangan di dalam Alkitab. Sebagai contoh, murid-murid berjalan
di ladang gandum dan mereka memetik bulir-bulir gandum untuk
dimakan, sesuatu hal yang diperbolehkan menurut hukum Yahudi.
Anda boleh berjalan melintasi ladang, akan tetapi Anda tidak boleh
menggarap ladang itu. Dan menggali harta di ladang orang termasuk
tindakan menggarap ladang orang tanpa izin. Jadi, satu-satunya cara
yang sesuai aturan agar dapat memperoleh harta tersebut adalah
dengan membeli ladangnya. Tidak ada cara yang lain lagi. Jika kita
sudah memahami dasar aturan ini, maka tindakan yang diambil oleh
orang tersebut dengan mudah dapat kita pahami. Orang tersebut
mendapatkan harta terpendam ini dengan cara yang patut dan sesuai
aturan.
Prasangka-prasangka akan Menghalangi Pemahaman kita
Apa yang sedang disampaikan oleh Yesus kepada kita? Hanya ada dua
cara untuk dapat memahami arti perumpamaan ini. Pertama, harta itu
diartikan sebagai Yesus dan kita adalah orang yang menemukannya -
di ladang, yang adalah gambaran bagi dunia. Atau, yang kedua, kitalah
harta terpendam itu dan Yesus menjadi orang yang menemukan harta
itu di ladang - di dunia. Penjelasan yang mana yang benar?
Saya ingin menegaskan bahwa pemahaman Alkitab bukanlah masalah
selera atau pendapat. Firman Allah tidak dapat diputuskan dengan
pendapat, ada yang senang dengan penjelasan yang ini sementara
yang lain memilih penjelasan yang itu. Ada prosedur yang ketat dan
baku di dalam mempelajari Firman Allah. Sama halnya dengan
memahami surat-surat resmi, tidak boleh diartikan berdasarkan
pendapat pribadi. Ada aturan baku untuk memahami suatu pernyataan
425 | C A H A Y A I N J I L
hukum. Demikian pula dengan Alkitab. Pemahaman Alkitab bukanlah
perkara tebak-tebakan ataupun selera.
Kecenderungan umum yang berlaku sekarang ini adalah mengartikan
harta terpendam itu sebagai Yesus, dan kita adalah orang yang
menemukan harta itu. Saya dulu sempat mengira bahwa ini adalah
pandangan yang tepat. Namun sesudah mempelajari dan menganalisa
perumpamaan ini lebih lanjut, saya harus menolak pandangan yang
umum ini. Saya akan memberitahukan alasan-alasannya dan
menyerahkan penilaiannya kepada Anda. Penjelasan saya bukan
berdasarkan pendapat pribadi atau selera, tetapi bukti-bukti dari Kitab
Suci sendiri. Saya sendiri sempat bertanya-tanya, mengapa hal ini
tidak saya lihat sebelumnya? Ini terjadi karena kuatnya prasangka
yang ada di dalam hati kita. Sering kali prasangka atau mungkin juga
ajaran yang kita terima di masa lalu menghambat pemahaman kita
akan Firman Allah.
Pada saat saya mempelajari perumpamaan ini, saya membuang
prasangka di dalam hati dan meneliti kedua pandangan ini secara
cermat dan jujur agar dapat sampai pada kesimpulan yang benar. Saya
berkata pada diri sendiri, "Saya tidak akan memihak. Saya tidak
keberatan untuk menerima pandangan mana pun yang akan terbukti
benar nantinya. Saya hanya ingin memperoleh pemahaman tentang
apa yang disampaikan dalam Firman Allah. Saya tidak memihak pada
siapa-siapa dalam hal ini. Biarlah Tuhan saja yang berbicara langsung
ke dalam hati saya dan semoga hati saya terbuka sepenuhnya
sehingga saya boleh mendengarkan apa yang ingin Tuhan sampaikan."
Dan hasilnya sangat mengejutkan, saya melihat bahwa prasangka yang
ada di dalam hati saya ternyata lebih besar dari yang saya duga
sebelumnya.
Mari kita mulai dengan meneliti pandangan bahwa harta terpendam ini
adalah Yesus, dan kita adalah orang yang menemukan harta itu. Baru-
baru ini saya mencoba untuk mengangkat lagi pandangan ini tetapi
tidak bisa. Macet. Itulah hal yang saya alami berkaitan dengan Firman
Allah: jika suatu pandangan sudah jelas-jelas salah, maka pandangan
itu langsung macet. Dan Anda harus maju dengan membabi-buta jika
ingin terus memaksakan pandangan tersebut karena memang tidak
ada kecocokan dengan makna sebenarnya. Mari saya jelaskan apa
yang saya maksudkan.
426 | C A H A Y A I N J I L
Kesulitan yang muncul sangatlah besar jika kita menerima pandangan
bahwa Yesuslah harta terpendam itu. Pertama, perumpamaan ini akan
memiliki kesamaan makna dengan perumpamaan yang selanjutnya -
perumpamaan tentang mutiara. Ini berarti dua perumpamaan ini
merupakan pengulangan dari suatu pokok pembahasan. Mengapa
Yesus melakukan hal seperti ini? Apakah Yesus orang yang gemar
bertele-tele? Itu adalah poin yang pertama. Akan tetapi hal ini tidak
terlalu menjadi masalah. Adalah mungkin untuk Yesus mengulang
suatu pokok pembahasan. Ia memiliki kebebasan dan hak untuk
berbicara seperti itu jika ia mau. Jadi poin ini bukanlah masalah besar
walaupun dapat saja menimbulkan keberatan karena selama ini Yesus
bukanlah pribadi yang gemar berbicara secara bertele-tele.
Kedua, mari kita perhatikan apa makna dari ladang itu. Beberapa ayat
sebelumnya, di Matius 13:28, ladang diartikan sebagai dunia. Dengan
demikian, berdasarkan pandangan pertama ini, Yesus tersembunyi di
dunia ini. Makin Anda coba untuk memahami lewat pandangan ini,
semakin nyata kerancuannya. Kita tahu Allah tidak menyembunyikan
Yesus di dunia. Jika Yesus adalah harta terpendam, berarti ada orang
yang memendamkan harta itu. Dengan demikian, orang yang
memendam harta itu pastilah Allah. Namun apakah Allah akan
menyembunyikan Yesus di dunia?
Allah tidak menyembunyikan Injil ataupun keselamatan-Nya. Karena Ia
ingin agar kita semua diselamatkan, untuk apa Allah menyembunyikan
rencana keselamatan-Nya? Yesus adalah Juruselamat. Dapatkah Anda
menemukan pengajaran di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa
Yesus bersembunyi di dunia ini? Saya tidak menemukan hal ini.
Tanpa memberikan alasan, beberapa komentator berkata bahwa Allah
menyembunyikan kerajaan-Nya di dunia ini. Namun menurut Paulus,
jika Injil itu tersembunyi, itu bukan karena Allah menyembunyikannya,
namun karena ilah zaman ini membutakan mata mereka yang akan
binasa (2 Kor.4:3-4). Jadi kita tidak boleh mengaitkan pekerjaan Iblis
kepada Allah. Jika ada aspek kerajaan Allah yang tersembunyi, maka
itu terjadi bukan karena Allah menyembunyikannya. Iblislah yang
menyembunyikan kerajaan tersebut dari mata kita dengan jalan
membutakan kita. Itulah yang diajarkan Alkitab. Tidak pernah
disebutkan bahwa kerajaan Allah disembunyikan dengan sengaja oleh
Allah. Yesus datang ke dunia untuk menjadi terang dunia, matahari
427 | C A H A Y A I N J I L
yang menerangi dunia (Yoh.8:12). Ia datang untuk menyatakan terang
Allah, bukan untuk menutupi-Nya. Dan terang dunia tidak
disembunyikan. "Tidak ada orang yang menaruh pelitanya di bawah
gantang. Aku tidak menyalakan pelita untuk disembunyikan namun
untuk menyatakan terang, menerangi mereka yang di dalam rumah,"
demikian kata Yesus.
Yesus tidak akan Pernah dapat Disembunyikan
Sekalipun Yesus kadang menghindari orang banyak, namun ia tak
dapat sembunyi. Itulah yang terlihat di dalam Injil. Ia juga pernah,
secara jasmani, bersembunyi untuk sementara waktu dari orang-orang
yang mencarinya hanya untuk menikmati mukjizat. Namun Markus
7:24 berkata, "...kedatangan-nya tidak dapat dirahasiakan."
Sedemikian menyoloknya keberadaan Yesus sehingga Anda tidak dapat
menyembunyikan dia. Dan ia sendiri juga tidak dapat bersembunyi,
sekalipun sudah dicoba. Alkitab menyatakan dengan sangat jelas
bahwa Allah tidak menyembunyikan Yesus. Pelita bukan untuk ditaruh
di bawah gantang melainkan untuk dipakai menerangi ruangan.
Tidak disebutkan di dalam Alkitab tentang Yesus yang disembunyikan.
Ia datang untuk menjadi terang dunia. Pada puncak perayaan Pondok
Daun, Yesus berdiri dan berseru kepada banyak orang, "Barangsiapa
haus, baiklah ia datang kepadaku dan minum!" (Lihat Yoh. 7:37-38).
Yesus juga berkata, "Tiap-tiap hari aku duduk mengajar di Bait Allah
(suatu tempat umum yang paling menyolok, tidak ada tempat umum
yang lebih menyolok ketimbang tempat ibadah), dan kamu tidak
menangkap aku. Lalu kamu datang malam-malam untuk menangkap
aku, namun aku tidak melakukan apa-apa dalam kegelapan" (Lihat
Matius 26:55). Dengan demikian kita dapat melihat bahwa pandangan
yang mengartikan Yesus sebagai harta yang terpendam tidak memiliki
dasar alkitabiah; tidak ada penjelasan alkitabiah yang dapat dipakai
untuk mendukungnya.
Kesukarannya menjadi semakin parah saat kita berusaha memahami
tindakan orang yang menemukan harta tersebut lalu memendamnya
kembali. Di dalam perumpamaan itu disebutkan bahwa harta itu
"ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi." Secara alkitabiah, hal ini
sulit dijelaskan. Ini akan berarti sesudah Anda mendapatkan Yesus lalu
Anda menyembunyikan dia dari pengamatan orang lain. Sesudah itu,
428 | C A H A Y A I N J I L
Anda lalu menjual segala milik Anda dan menggunakan uang hasil
penjualan itu untuk memiliki harta terpendam itu secara sah.
Bagaimana menjelaskan hal itu? Jika Anda sudah menemukan harta
tersebut, untuk apa Anda menyembunyikannya lagi? Ketika Anda
menjadi Kristen, apakah Anda melakukan hal-hal seperti itu? Apakah
Anda menyembunyikan harta terpendam itu?
Seorang komentator dari Jerman, Schteer, berusaha membahas
persoalan ini. Usahanya untuk menjelaskan perkara ini juga tidak
berhasil. Ia berkata, "Secara nyata kita memang menyembunyikan
Yesus di dalam hati kita." Di satu pihak, harta itu disebutkan
disembunyikan di ladang, kemudian disebutkan bahwa tempat
penyembunyiannya adalah di hati kita. Ini hanya sebuah upaya
permainan kata agar perumpamaan ini tetap dapat dijelaskan dengan
pandangan tersebut. Kita tahu bahwa harta itu disembunyikan di
ladang (yaitu, di dunia), dan bukannya di dalam hati Anda. Kita tak
dapat memelintir makna kata yang sudah jelas.
Lalu persoalannya menjadi semakin kacau lagi. Sesudah
menyembunyikan kembali harta itu di dunia, orang ini menjual segala
miliknya untuk dapat membeli ladang tersebut, yaitu dunia! Bagaimana
menghubungkan pemahaman ini dengan pengalaman hidup orang
Kristen? Apakah ini berarti bahwa kita menemukan Yesus,
menyembunyikannya lagi di dunia dan menjual segala milik kita untuk
dapat membeli dunia? Secara alkitabiah, persoalannya sangat besar.
Schteer berkata arti ladang dalam perumpamaan ini sekarang berubah
menjadi gereja. Akan tetapi tidak ada pernyataan di dalam Alkitab yang
mengartikan ladang sebagai gereja. Beberapa ayat sebelum
perumpamaan ini, Yesus sudah menjelaskan bahwa ladang berarti
dunia. Apa hak kita untuk mengartikan ladang itu sebagai gereja? Dan
apa artinya kita menjual segala milik kita untuk dapat membeli gereja?
Menurut Schteer, kita menjadikan gereja sebagai milik kita. Yang benar
adalah gerejalah yang menjadikan kita miliknya dan kita menjadi
bagian dari gereja, bukannya kita yang menjadikan gereja milik kita.
Gereja tidak menjadi milik saya, malah sebaliknya sayalah yang
menjadi bagian dari gereja. Inilah masalah utama bagi pandangan
bahwa harta terpendam itu adalah Yesus. Terlebih lagi, ladang tidak
pernah diartikan sebagai gereja. Tidak pernah ada penjelasan seperti
itu di dalam Alkitab. Ladang adalah dunia. Di dalam perumpamaan
429 | C A H A Y A I N J I L
yang sebelum ini, gandum adalah gereja dan lalang ditaburkan di
antara gandum, atau gereja. Tentunya hasil panen adalah gereja,
kerajaan Allah, karena ladang tetap tinggal. Hasil panenlah yang
diambil, bukannya ladang.
Menghalalkan segala Cara demi Mencapai Tujuan
Satu-satunya pilihan untuk mempertahankan pandangan ini adalah
dengan mengabaikan makna ladang dan berkata, "Sebaiknya kita tidak
usah terlalu mempersoalkan hal itu." Namun jika Anda mempelajari
perumpamaan yang lainnya, seperti kedua perumpamaan dasar itu,
setiap aspek perumpamaan-perumpamaan tersebut memiliki arti. Lagi
pula, ladang adalah salah satu unsur dalam perumpamaan yang
maknanya sudah dijelaskan dengan nyata. Apa hak kita untuk
menyingkirkan sebuah unsur yang maknanya sudah diuraikan
sebelumnya?
Kesimpulan cara pandang ini adalah: Yesus adalah harta terpendam
yang kita temukan di dunia. Sesudah menemukan Yesus, kita lalu
menyembunyikannya lagi di dunia – apa pun maknanya - dan
kemudian kita menjual segala milik kita serta memakai hasil penjualan
itu untuk membeli ladang - atau dunia ini. Bukankah ini hal yang
mustahil? Sulit untuk dapat menerimanya tanpa melakukan
penyimpangan makna dan memberi pengertian yang berbeda dengan
yang sudah diberikan oleh Yesus sendiri mengenai beberapa unsur di
dalam perumpamaan ini!
Selanjutnya, kita akan membahas dari sudut pandang yang berbeda
yakni, Yesus bukanlah harta yang terpendam itu. Di dalam
perumpamaan yang berikutnya, Yesus memang adalah mutiara, namun
di dalam perumpamaan ini kitalah - gereja - yang merupakan harta
terpendam itu.
Makin saya mempelajari perumpamaan ini, semakin saya bertanya-
tanya: mengapa dulu saya menolak penjelasan yang sangat gamblang
dari Yesus ini? Alasannya adalah karena saya bertumbuh dengan
berpegang pada doktrin tentang dosa asal yang memandang manusia
sebagai makhluk yang benar-benar busuk, rusak, penuh dosa, sakit
dan jahat. Nilai apa yang dapat saya lihat dari manusia yang saya
yakini sudah sangat merosot, yang mewarisi dosa asal, yang sudah
430 | C A H A Y A I N J I L
membusuk di pusat batinnya dan yang sakitnya sudah tak
tersembuhkan lagi?
Sebagai contoh, saya dapat melihat nilai dari sekotak apel yang
semuanya bagus dan segar. Namun, dapatkah Anda melihat nilai dari
sekotak apel yang semuanya busuk dengan bau yang menyengat?
Karena semuanya sudah tidak berguna, maka Anda cenderung akan
membuangnya ke tong sampah. Saya bertumbuh dengan pola pandang
seperti ini terhadap orang berdosa. Tidakkah Anda juga bertumbuh
dengan cara pandang seperti ini? Saya bersyukur kepada Allah karena
adanya firman dari Yesus ini. Seperti sebilah pedang yang menusuk
jauh ke dalam hati dan menguji niat serta pemahaman saya, dan
mengungkapkan sikap saya terhadap mereka yang belum
diselamatkan.
Saya merasa malu karena memiliki sikap seperti itu. Pada dasarnya,
saya menilai orang yang belum diselamatkan sebagai orang-orang yang
tidak memiliki nilai apa pun. Bagaimana untuk mengasihi mereka?
Tidak ada keinginan untuk bergaul dengan mereka. Mereka sudah
benar-benar rusak dan akan dibuang. Inilah pola pikir kebanyakan
orang Kristen yang membuat kita tidak menghargai orang non-Kristen.
Aliran-aliran tertentu, terutama Plymouth Brethren, memiliki
pandangan ekstrim ini. Ada beberapa aliran yang bahkan memutuskan
segala bentuk hubungan dengan masyarakat umum, supaya mereka
tidak tercemar. Mereka merasa perlu untuk memisahkan diri
sepenuhnya dari masyarakat. Dengan penuh penyesalan, saya
mengakui sikap saya yang salah terhadap orang non-Kristen, yang
selama ini saya anggap bukan saja sudah rusak akan tetapi juga
terkutuk oleh Allah untuk dibuang ke dalam neraka.
Orang Kristen yang berpandangan demikian pasti melihat orang-orang
non-Kristen sebagai najis dan akan meremehkan mereka. Ia akan
cenderung berpikir, "Aku, orang terpilih, berjalan di tengah dunia yang
dipenuhi oleh orang-orang yang berdosa yang sudah ditetapkan untuk
dibinasakan." Doktrin seperti ini sangat tidak sesuai dengan pengajaran
alkitabiah, namun inilah doktrin yang saya anut pada masa
pertumbuhan awal saya sebagai orang Kristen. Saya bersyukur kepada
Allah karena firman ini telah mengungkapkan kesombongan rohani di
dalam hati saya. Keselamatan adalah kasih karunia dan tentu saja Allah
431 | C A H A Y A I N J I L
tidak menghendaki kita untuk malah menjadi sombong setelah
menerima kasih karunia ini.
Semua Berharga di Mata Tuhan
Semakin saya telaah ajaran Yesus, semakin saya dikejutkan dengan
kenyataan bahwa Yesus tidak memandang orang non-Kristen sebagai
apel busuk. Malahan, semua manusia itu berharga. Hanya saat kita
memandang orang-orang ini lewat mata Yesus, maka kita akan dapat
menjangkau mereka dengan kasih. Hanya setelah kita berhasil
menyingkirkan doktrin sesat yang telah merusak pikiran kita serta
menanamkan kesombongan rohani ini barulah kita dapat memandang
mereka dengan kasih. Keselamatan itu adalah kasih karunia, namun
kasih karunia tidak menghasilkan kesombongan!
Bangsa Israel terjatuh dalam lubang ini dan kita perlu berdoa agar
tidak jatuh di tempat yang sama. Orang-orang Israel menyebut diri
mereka umat Allah yang terpilih dan berkedudukan jauh di atas
manusia yang lain – yang massa damnata atau orang-orang
terkutuk. Massa damnata adalah ungkapan yang dipakai oleh Augustine
dalam bahasa Latin. Kata-kata yang dengan beraninya dia pakai -
dengan segala hormat baginya - adalah kata-kata yang sangat
mengerikan. Apa maksudnya jika Anda berkata 'kumpulan orang-orang
yang terkutuk'? Yang Anda sebut dengan terkutuk itu dipandang
sebagai harta terpendam oleh Yesus. Ketika Allah membuka
pemahaman saya akan hal ini dan saya menyelidikinya sekali lagi, saya
sangat terkejut saat menyadari bahwa Allah tidak pernah memandang
mereka yang terhilang, orang-orang yang tidak diselamatkan dengan
cara seperti ini.
Lihatlah perumpamaan yang ada di Lukas 15. Perumpamaan pertama
di Lukas 15 adalah tentang domba yang hilang. Perumpamaan yang
kedua adalah tentang dirham yang hilang. Perumpamaan yang ketiga
adalah tentang anak yang hilang. Semua yang hilang itu sangatlah
berharga. Yesus mati bagi umat manusia yang "tidak berharga" ini.
Mengapa Allah mengasihi orang-orang yang sudah tidak memiliki
kebaikan ini? Kita masih belum mendapat penjelasannya. Di Mazmur
8:5, si pemazmur berkata, "Apakah manusia, sehingga Engkau
mengingatnya?" Ayat ini memberitahu kita bahwa Allah sangat peduli
432 | C A H A Y A I N J I L
dengan umat manusia. Si pemazmur sangat kagum bahwa Allah yang
Mahabesar mau peduli dengan manusia. Namun itulah kenyataannya.
Ayat yang selanjutnya, ayat 6, memberi kita petunjuk, "Namun Engkau
telah membuatnya hampir sama seperti Allah". Tidak heran jika Allah
sangat peduli kepada manusia. Inilah penjelasan mengapa Allah
mengasihi kita. Karena Allah menciptakan kita sama dengan gambar
dan rupa Dia, dan Allah menghendaki agar kita menjadi anak-anak-
Nya. Kita sangat berharga di mata Allah. Itulah yang disampaikan oleh
Yesus lewat perumpamaan harta terpendam ini.
Pemazmur berkata di Mazmur 115:12, "TUHAN telah mengingat kita."
Maknanya sangat jelas. Allah mengasihi kita karena kita berharga
dimata-Nya. Hal ini disampaikan dengan sangat tegas di Perjanjian
Lama, "Siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya"
(Zak.2:8). Allah menyampaikan hal ini kepada suatu bangsa yang tegar
tengkuk dan kerap memberontak. Di mata Allah, mereka masih sangat
berharga. Di Hosea 2:1,18,19, Allah menyebut bangsa yang tegar
tengkuk ini sebagai istri-Nya. Adakah yang lebih berharga bagi
seseorang dibandingkan dengan istrinya? Dan Ia menyebut bangsa ini
sebagai istri-Nya, istri yang dikasihi dan masih terus dikasihi sehingga
Ia bersedia melakukan segalanya demi membebaskannya dari dosa.
Gambaran di Perjanjian Baru tidaklah berbeda. Setiap kali Yesus
berbicara tentang mereka yang hilang, dia menyebut mereka sebagai
sesuatu yang berharga, seperti domba, dirham dan bahkan anak.
Ambillah perumpamaan tentang dirham yang hilang sebagai contoh
(Luk.15:8-10). Di sini Lukas mempribadikan perumpamaan itu dengan
menggambarkan setiap orang berdosa sebagai satu keping dirham
yang hilang. Pikirkanlah sejenak. Jika Anda menemukan semua dirham
yang hilang itu apa yang Anda dapatkan? Harta yang banyak. Inilah hal
yang sedang dibahas oleh Matius. Matius membahasnya secara
keseluruhan, berbeda dengan Lukas yang membahas di tingkat
individu. Setelah mengumpulkan semua dirham itu, Anda mendapatkan
harta karun yang terpendam itu!
Kitalah Harta yang Hilang itu
Sekarang jelaslah apa yang dimaksudkan sebagai harta terpendam itu.
Kitalah harta yang hilang. Dalam kenyataannya, perumpamaan ini
memang berbicara tentang harta yang hilang, sama dengan
433 | C A H A Y A I N J I L
perumpamaan dirham yang hilang tetapi dari sudut pandang yang
berbeda. Makna dari perumpamaan ini akan muncul jika kita sudah
menyingkirkan prasangka kita yang melihat pada orang yang terhilang
sebagai sesuatu yang tidak berharga yang hanya cocok untuk dibuang
ke neraka.
Anda mungkin bertanya, "Namun bagaimana dengan lalang yang
disebutkan dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang?" Di
dalam kasus ini, lalang itu memang tidak berharga. Akan tetapi,
mereka bukanlah orang yang tidak percaya; mereka adalah orang
Kristen palsu. Lalu bagaimana dengan sekam? Sekam juga
melambangkan orang Kristen palsu. Sekam pada awalnya berada di
tengah-tengah gandum. Dan gandum di dalam Alkitab selalu merujuk
kepada orang Kristen. Satu-satunya jenis orang yang tidak berharga
secara rohani di mata Allah adalah mereka yang munafik, yang baginya
tidak tersedia lagi pengampunan. Dibandingkan dengan orang Kristen
palsu (munafik), maka orang-orang yang tidak percaya jauh lebih
berharga di mata Allah. Walaupun mereka terhilang, mereka tetaplah
harta Allah yang terhilang yang ingin Allah temukan dan karena itu
Allah mengutus Yesus. Kita yang percaya adalah bagian dari harta yang
hilang itu, yang sudah ditemukan kembali oleh Allah oleh kasih
karunia-Nya.
Gambarannya perumpamaan ini sangatlah indah. Pertama-tama,
perumpamaan ini mengungkapkan isi hati Allah terhadap umat manusia
yang terhilang. Mereka semua adalah harta-Nya, walaupun terhilang.
Dan Allah mengutus Yesus dengan tujuan untuk mendapatkan mereka
kembali. Anda dan saya pernah menjadi bagian dari harta yang hilang
itu.
Perhatikan juga keindahan dari penggunaan istilah harta yang hilang
untuk melambangkan orang-orang yang terhilang. Harta ini hilang dan
terkubur di dalam dunia. Keadaan terkubur selalu melambangkan
kematian di dalam Alkitab: kita dulunya mati di dalam dosa-dosa dan
pelanggaran, dan kita terhilang serta tersembunyi di dalam dunia.
Namun Yesus tetap mencari kita.
Pada titik ini, mari kita pelajari kata "harta". Harta itu terdiri dari emas,
perak dan barang-barang berharga lainnya yang disimpan dalam
bejana tanah liat yang dikuburkan. Hal yang sangat menyolok adalah
434 | C A H A Y A I N J I L
Paulus memakai istilah yang persis sama saat merujuk kepada orang
Kristen. Paulus berkata, "Harta ini kami punyai dalam bejana tanah
liat" (2 Kor.4:7). Perbedaan antara orang Kristen dengan yang non-
Kristen adalah orang Kristen adalah harta yang sudah ditemukan
kembali sedangkan yang non-Kristen adalah harta yang masih
terhilang. Namun sekarang kita memiliki harta yang dibicarakan oleh
Paulus ini. Harta itu adalah Injil di dalam kita. Kita sekarang menjadi
lebih berharga lagi di mata Allah sesudah menerima Injil. Kita berharga
bukan karena keberadaan diri kita, melainkan kerana Allah sudah
menempatkan harta di dalam diri kita.
Kata kedua yang akan kita pelajari adalah kata 'ditemukan'. Kita telah
melihat bahwa kata 'harta' menunjuk kepada manusia, dan secara
khusus kepada gereja (2 Kor.4:7). Jika kita cermati isi Alkitab, Allah
berkali-kali mencari kita. Berikut adalah kata-kata yang indah dari
Mazmur 119:176, "Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah
hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan." Apakah
hal itu mengingatkan Anda akan sebuah perumpamaan yang
disampaikan oleh Yesus? Si pemazmur sudah sesat, akan tetapi ada
perintah-perintah Allah yang masih tinggal di dalam dirinya. Tidakkah
hal itu mengingatkan Anda akan salah satu perumpamaan?
Allah mencari yang Tersesat
Ini mengingatkan saya akan hal yang dikatakan oleh Paulus, "Sebab di
dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi ... aku menjadi
tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku"
(Rom7:22-23). Ketika Paulus masih menjadi budak dosa, ia tahu apa
yang baik. Pernahkah Anda bertemu dengan orang non-Kristen yang
memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang baik, sama seperti
yang dipahami oleh orang Kristen? Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa
orang non-Kristen juga memiliki hati nurani (Rom 2:26) dan juga
sering melakukan perbuatan baik dengan dorongan hati nuraninya,
bukan oleh karena ingin menyelamatkan dirinya atau untuk membela
ajaran tertentu? Orang non-Kristen juga memberi kepada orang miskin.
Tanpa dukungan orang non-Kristen, banyak organisasi sosial yang akan
bangkrut. Dengan akal budinya orang non-Kristen mengejar apa yang
baik sekalipun ia hidup di dalam belenggu dosa karena ia tidak memiliki
kuasa untuk mengalahkan dosa. Inilah hal yang dengan tepat
digambarkan oleh Paulus sebagai kondisi 'tersesat'. Di sisi lain, tentu
435 | C A H A Y A I N J I L
saja, ada orang non-Kristen yang memang hatinya jahat dan tetap
bertahan dalam kejahatan itu. Begitulah kenyataannya, ada yang
memang jahat tetapi ada juga yang masih memiliki hati nurani. Allah
mencari semua yang tersesat. Si pemazmur menyatakannya dengan
sangat jelas ketika ia memohon, "Carilah hambamu ini, sebab aku
tersesat."
Hal yang sama ditemukan di Yehezkiel 34:11,12,16 saat Allah berulang
kali berkata bahwa Ia mencari domba-Nya yang sesat: "Aku akan
mencari domba-domba yang tersesat itu." Di Yehezkiel 34:22, Yahweh
berkata, "Aku akan menolong domba-dombaKu." Tujuan dari mencari
adalah untuk menyelamatkan. Kita sudah melihat hal ini dari
perumpamaan di Lukas 15. Di setiap zaman, di setiap generasi, Allah
mencari orang-orang ini. Di generasi sekarang pun, Ia tetap mencari
orang-orang tersebut. Ia sedang mencari domba-domba-Nya, apakah
Anda salah satu di antaranya?
Di dalam setiap generasi, Allah mencari orang-orang yang bersedia
untuk melayani-Nya, untuk berfungsi sebagai terang dunia, membawa
orang lain kepada keselamatan. Hal ini dengan indahnya dinyatakan
oleh Allah di Yehezkiel: "Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang
yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu
di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak
menemuinya" (Yeh.22:30). Allah tidak menemukan orang yang dicari-
Nya pada generasi itu dan karena itu Israel menjadi binasa.
Allah sekarang juga sedang mencari orang-orang yang hendak
membangun tembok untuk menyelamatkan dunia ini, dan
menyelamatkan gereja. Kita diselamatkan untuk menyelamatkan orang
lain, bukan sekadar menyelamatkan diri sendiri. Di 1 Samuel 13:14,
kita dapati firman yang indah ini saat Allah mendapatkan seseorang
yang cocok dan orang itu adalah Daud: TUHAN telah memilih seorang
yang berkenan di hati-Nya, orang yang akan melakukan segala
kehendakNya. Dapatkah Yahweh menemukan orang seperti itu di
zaman sekarang ini?
Di Yoh. 4:23 Yesus memberitahu kita bahwa penyembah Allah,
menyembah Dia di dalam roh dan kebenaran. Di kalimat selanjutnya
dikatakan, "Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian."
Allah mencari orang-orang yang tahu bagaimana menyembah-Nya di
436 | C A H A Y A I N J I L
dalam roh dan kebenaran. Saat Allah menemukan orang-orang seperti
itu, Ia sama seperti mendapatkan harta karun. Allah menemukan harta
karun di saat dia mendapatkan orang yang bersedia berpaling dari
dosa-dosanya dan dibersihkan oleh darah Kristus, dimurnikan dan
dibebaskan dari belenggu dosa, agar dapat menyembah-Nya dalam roh
dan kebenaran. Allah sedang mencari orang-orang seperti itu sekarang
ini. Itu sebabnya jika seorang berdosa bertobat, seluruh malaikat di
surga bersorak-sorai. Sedemikian berharganya setiap orang berdosa di
mata Allah sampai surga berpesta saat orang berdosa bertobat. Sangat
sulit untuk dapat menerima hal ini kalau menurut pemahaman kita
orang berdosa itu tidak bernilai. Namun pada kenyataannya mereka
sangat berharga!
Bersembunyi dari Allah
Selanjutnya, kita akan melihat kata "sembunyi" dan "tersembunyi di
dalam dunia". Saat Anda melakukan pengamatan yang cermat akan
kata 'sembunyi', Anda akan mendapati bahwa kata 'sembunyi' selalu
berkaitan dengan dosa. Tanpa pengecualian kata ini selalu berkaitan
dengan dosa atau merupakan konsekuensi dari dosa. Dimulai dari masa
awal ketika Adam berbuat dosa, dan ia bersembunyi dari hadapan Allah
(Kej.3:10). Dosa menyembunyikan kebenaran Allah dari kita.
Disebutkan bahwa mata mereka tertutup dan mereka tidak dapat
memahami kebenaran. Kebenaran tersembunyi dari mereka, bukan
karena Allah ingin menyembunyikannya namun karena mereka sudah
mengeraskan hati mereka terhadap kebenaran dari Allah. Namun,
"Sekalipun engkau mencoba untuk bersembunyi dari-Ku, penghakiman-
Ku akan tetap mendapatkanmu" (lihat Amos 9:3).
Adam mencoba untuk bersembunyi. Bukankah setiap kali Anda berbuat
dosa, Anda akan cenderung untuk bersembunyi dari Allah? Bukannya
Allah yang bersembunyi dari Anda. Ketika Adam berbuat dosa, bukan
Allah yang bersembunyi dari Adam; Adamlah yang bersembunyi dari
Allah. Bukan Allah yang menyembunyikan keselamatan-Nya namun
kitalah yang bersembunyi dari Allah dan dengan demikian Ia
tersembunyi dari pandangan kita. Kebenaran-Nya tidak dapat tiba pada
kita lagi karena kita menyembunyikan diri. Karena kita bersembunyi
dari terang-Nya, bagaimana mungkin kita dapat melihat terang-Nya?
437 | C A H A Y A I N J I L
Alkitab, khususnya Mazmur, berulang kali memberitahu kita bahwa
Allah menyembunyikan diri-Nya. Ia menyembunyikan diri-Nya dari kita
karena dosa-dosa kita, ia menyembunyikan diri-Nya, keselamatan-Nya,
kebenaran-Nya, karena dosa-dosa kita. Akan tetapi, sesungguhnya
dosa-dosa kitalah yang menjadikannya demikian, bukan karena Ia ingin
melakukannya. Beberapa rujukan tentang Allah menyembunyikan
wajah-Nya ada di Mazmur 13:1 dan 27:9.
Jika kita berhenti bersembunyi dari Allah, maka kita berada di jalur
keselamatan. Jika kita mendekat kepada-Nya, Dia juga akan mendekat
kepada kita. Ia berada jauh dari kita hanya jika kita menjauh dari-Nya.
Salah satu ayat yang indah tentang ini ada di dalam Perjanjian Lama,
di Mazmur 32:5 saat si pemazmur berkata, "Dosaku kuberitahukan
kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan." Saat Anda
berhenti bersembunyi dari Allah - ketika Ia mencari Anda dan Anda
tidak melarikan diri dari-Nya - maka Anda akan masuk ke jalur
keselamatan. Tidak seperti Adam, yang bersembunyi, si pemazmur ini
tidak bersembunyi: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-
pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku."
Keselamatan terjadi, saat Allah memanggil Anda dan Anda tidak
bersembunyi, saat Anda mengaku dosa dan tidak membuat alasan-
alasan seperti Adam. Saya yakin, kita semua pernah berkata, "Ini gara-
gara dia; dia membuat saya jadi berdosa." Jika kita bersedia berkata,
"Saya tidak akan menutupi dosa-dosa saya dari-Mu, Tuhan. Saya orang
berdosa. Kumohon pengampunan-Mu. Tidak ada yang saya
sembunyikan dari-Mu," maka Tuhan akan mengampuni kita.
Jika kita berhenti bersembunyi, maka kita sudah mengambil langkah
pertama untuk keselamatan. Ketika "harta" itu keluar dari
persembunyiannya, ia akan melangkah menuju keselamatan. Penting
untuk kita memahami bahwa 'ketersembunyian' ini selalu berkaitan
dengan dosa.
Melindungi kita dari Bahaya
Bagaimana dengan bagian tentang kita disembunyikan lagi. Sesudah
menemukan harta itu, orang itu memendamnya lagi. Apa artinya? Kita
lihat, bahwa ketika kita memandang harta ini sebagai Yesus, kita tidak
dapat menarik satupun kesimpulan yang masuk akal. Namun ketika
438 | C A H A Y A I N J I L
harta ini kita artikan sebagai gereja, maka maknanya menjadi sangat
jelas. Mengapa kita harus menyembunyikan sesuatu? Mengapa harta
itu terpendam dulunya? Selalunya harta dipendam untuk
melindunginya dari kemungkinan hilang. Inilah tujuannya kenapa harta
itu dipendamkan lagi.
Injil memberitahu kita bahwa kita disembunyikan untuk beberapa
alasan. Pertama, untuk melindungi kita dari penghakiman Allah, dari
murka-Nya atas dosa. Sebagai contoh, Yesus berkata, "Berkali-kali aku
rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam
mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya" (lihat Lukas 13:34).
Apa yang membuat seekor induk ayam mengumpulkan anak-anaknya?
Untuk melindungi mereka dari ancaman elang di udara, yang terbang
sambil mengintai mereka. Jadi Yesus menyembunyikan umat Allah dari
kebinasaan penghakiman. Ini berarti bahwa ketika kita diselamatkan,
Yesus menyembunyikan kita di dalam dirinya, atau lebih tepatnya,
Yesus menyembunyikan kita di dunia ini di dalam dirinya. Kita masih di
dunia ini; kita ditinggalkan di dunia ini tetapi di bawah
perlindungannya.
Kenyataannya, di Mazmur 83:4, orang-orang Kristen atau lebih
tepatnya umat kudus Allah, baik di dalam Perjanjian Lama maupun
Baru, disebut orang-orang yang disembunyikan (dilindungi dalam
terjemahan Indonesia, dalam KJV, katanya adalah, hidden
ones atau yang disembunyikan). Di dalam bahasa Ibrani, istilah yang
dipakai adalah disembunyikan - yaitu, disembunyikan oleh Allah.
Sebagaimana di dalam perumpamaan, harta itu ditemukan, lalu
dipendam kembali oleh orang yang menemukannya. Ternyata orang-
orang kudus Allah disebut sebagai orang-orang yang disembunyikan. Di
dalam Alkitab berbahasa Inggris RSV, kata ini diterjemahkan dengan
yang dilindungi (the protected ones), kata Ibrani yang dipakai memiliki
makna "sembunyi". Wahyu 12:6 juga memberitahu kita bahwa
perempuan yang melambangkan gereja atau kerajaan Allah
disembunyikan oleh Allah di padang gurun.
Kedua, kita disembunyikan untuk melindungi kita dari yang jahat. Hal
ini digambarkan dengan sangat indahnya di dalam peristiwa di taman
Getsemani ketika orang-orang datang untuk menangkap Yesus. Yesus
menyerahkan dirinya namun dia melindungi murid-muridnya dengan
berkata, "Akulah dia. Jika aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini
439 | C A H A Y A I N J I L
pergi" (Yoh.18:8). Ini adalah gambaran yang persis sama dengan
gambaran induk ayam yang melindungi anak-anaknya di bawah kepak
sayapnya. Semua ini dilakukannya di dunia ini. Dengan demikian kita
dapat memahami bahwa ini adalah hal yang secara terus menerus
dilakukan oleh Allah - yaitu melindungi milik-Nya (Maz. 27:5, 31:20)
Ketiga, kita disembunyikan dari musuh. Paulus berkata, "Hidupmu
tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah" (Kol.3:3). Namun
kita disembunyikan di dalam dunia ini. Kita harus ingat bahwa tubuh
Kristus ada di dunia ini karena kitalah tubuh Kristus itu. Demikianlah
perkataan Yesus kepada murid-muridnya, "Semuanya itu kukatakan
kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam aku. Dalam
dunia kamu menderita penganiayaan" (Yoh.16:33). Jadi kita sekaligus
berada di dalam dunia dan di dalam dia. Sekarang ini, Yesuslah yang
menyembunyikan kita; kita tidak tersesat lagi, akan tetapi
disembunyikan olehnya. Ia melindungi kita sekalipun kita berada di
dunia ini.
Ungkapan 'pergilah ia' di dalam perumpamaan ini memiliki makna yang
mendalam. Kata 'pergi' di dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata
yang sama dengan yang dipakai oleh Yesus dalam menggambarkan
kepergiannya dari dunia ini. Kata ini selalu dipakai. Kata yang sama
digunakan di Yoh.13:3, 33, 36 dan banyak lagi ayat lainnya. Yesus
berkata kepada murid-muridnya, "Aku harus pergi. Aku harus
meninggalkan kalian di dunia ini. Ke mana aku akan pergi, kalian tidak
dapat mengikutiku. Kalian harus tinggal di dunia ini. Aku akan
melindungi kalian di dunia ini. Jangan takut. Aku tidak akan
meninggalkan kalian seperti anak yatim di dunia ini, tapi aku sendiri
harus pergi." Dan itulah hal yang memang dilakukan oleh Yesus. Apa
yang dilakukan Yesus ketika pergi? Di dalam perumpamaan ini, Yesus
pergi untuk 'membeli ladang itu'. Perhatikan kata 'membeli' ini. Kata
'membeli' dan 'pergi' memiliki arti 'mati'. Jadi Yesus pergi ke Bapa
melalui kematiannya; Ia pergi menuju Bapa.
Bagaimana dengan kata 'membeli' di dalam perumpamaan ini. Kata
Yunani untuk 'membeli' dipakai di 1 Korintus 6:20 dan 7:23. Kedua
ayat ini dapat dirangkum menjadi: "Dirimu bukanlah milikmu lagi.
Engkau sudah dibeli dengan harga yang mahal. Dan yang membeli
adalah Yesus." Inilah tepatnya hal yang dinyatakan di dalam
perumpamaan itu. Yesus membeli Anda dan menebus Anda.
440 | C A H A Y A I N J I L
Pernyataan yang sama ada di 2 Petrus 2:1 saat orang-orang Kristen
palsu menyangkal Tuhan yang menebus mereka.
Ini membawa kita kepada satu poin penting di dalam perumpamaan ini.
Orang itu menjual segala miliknya untuk membeli ladang tersebut. Dan
kita sudah tahu bahwa ladang menggambarkan dunia. Dan memang,
itulah hal yang dilakukan oleh Yesus. Ia mati bukan hanya untuk orang
Kristen akan tetapi bagi dosa seluruh dunia. Inilah ajaran yang
alkitabiah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Yohanes, "Dan ia adalah
pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia" (1 Yoh.2:2). Yesus membeli
seluruh ladang ini. Dengan kata lain, Yesus membeli segala harta
terpendam di dunia ini; semua orang berdosa yang terhilang adalah
miliknya sesuai dengan pembeliannya. Tidak heran jika Yesus sangat
bersukacita jika ada satu orang yang bertobat. Ia mati bagi dosa setiap
orang di mana saja. Ia tidak mati hanya untuk dosa kita saja, akan
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Ini adalah hal yang sangat
berbeda dengan doktrin predestinasi yang berkata bahwa Yesus mati
hanya bagi orang-orang benar. Tidak disebutkan di dalam Alkitab
tentang ide tersebut. Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus telah
membeli seluruh dunia.
Yesus menjual segala miliknya untuk membeli dunia. Ia menyerahkan
nyawanya untuk menebus dunia baginya. Kata 'menjual' berarti Yesus
menyerahkan segalanya bagi kita. "Bahwa ia, yang oleh karena kamu
menjadi miskin, sekalipun ia kaya" (2Kor.8:9). Yesus menjual segala
miliknya, dan itu membuatnya miskin. Ia menyerahkan segalanya
untuk menebus kita. Sekalipun Yesus kaya, tapi demi kita dia mau
menjadi miskin 'supaya kamu menjadi kaya oleh karena
kemiskinannya'. Kata-kata 'oleh karena kemiskinannya' sangat
menyentuh hati saya karena Anak Allah menjadi miskin bagi kita
supaya ia dapat menebus kita.
Lebih jauh lagi, Yesus mati bagi kita ketika kita masih menjadi orang
berdosa dan masih merupakan musuhnya (Kolose 1:21-22). Pada saat
kita masih menolaknya, dia sudah bersedia mati bagi kita, mati bagi
dosa dunia. Bayangkanlah, Yesus telah mati bagi dosa-dosa saya
bahkan sebelum saya percaya kepadanya, ketika saya masih menjadi
musuhnya. Sangat indah bukan? Dalam perumpamaan ini, seluruh Injil
dinyatakan secara ringkas.
441 | C A H A Y A I N J I L
Dunia berada di Tangan Iblis
Sekalipun seluruh ladang sudah dibeli, bukan berarti ladang ini sudah
menjadi milik Yesus. Benar bahwa Yesus sudah mati bagi dosa dunia
(1Yoh.2:2), dan dengan demikian ladang ini menjadi hak miliknya.
Namun Iblis masih memiliki kuasa atas ladang ini. Kenyataannya, Iblis
masih mendominasi dunia. Ia telah datang dan merampas ladang ini.
Jadi seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat (1Yoh.5:19). Itu
sebabnya mengapa Yesus datang untuk menebus kita; karena dunia ini
berada di bawah kuasa si jahat dan tidak dapat membebaskan dirinya
sendiri. Hanya Allah lewat pengorbanan Yesus yang dapat
membebaskan kita.
Yesus menjual segalanya demi membeli kita. Yesus berkata kepada
kita, "Kamu sudah dibeli dengan harga yang mahal. Kamu tidak berhak
atas dirimu lagi. Jangan menjalani hidup ini dengan anggapan bahwa
itu adalah milikmu." Segala milik dan keberadaan Anda sudah menjadi
miliknya. Setiap waktu milik Anda - bahkan setiap tarikan nafas Anda -
adalah miliknya. Karena Yesus sudah membeli kita, kita sudah menjadi
harta miliknya. Alkitab berbicara tentang umat Allah sebagai harta
khusus yang telah ditebus bagi-Nya. Kita sudah membaca dari
Perjanjian Lama - sebagai contoh di dalam Keluaran 129:5, Maleakhi
3:17 - bahwa kita adalah milik kesayangan-Nya. Dan kita menemukan
hal yang sama di 1 Petrus 2:9 bahwa kita adalah umat Allah, milik
kesayangan yang sangat berharga bagi-Nya.
Poin yang paling berharga dari perumpamaan ini adalah tentang kasih
Yesus dan Allah kepada kita. Allah lewat Yesus, telah menempuh segala
penderitaan demi mencari kita. Dan ini harusnya mengubah sikap kita
terhadap orang non-Kristen. Mereka berharga di mata Allah, sama
seperti kita. Semua yang terhilang adalah harta di mata Allah dan ini
memberi kita kekuatan untuk mengasihi mereka karena Allah
mengasihi mereka. Doktrin yang memandang mereka sebagai
kumpulan orang-orang terkutuk, doktrin yang memandang mereka
sebagai orang-orang yang sudah ditetapkan untuk dibinasakan adalah
doktrin yang tidak pantas dikaitkan dengan Kekristenan. Karena bukan
saja berlawanan namun sangat menyelewengkan kebenaran.
Saya berdoa semoga Anda dan saya mendapat pelajaran bagaimana
kita harus memandang dunia - orang-orang berdosa yang tersesat di
442 | C A H A Y A I N J I L
dunia ini - sebagaimana Yesus memandang mereka. Fakta bahwa
Yesus sangat mengasihi dunia adalah sesuatu hal yang tidak saya
pahami di dalam masa awal pertumbuhan rohani saya. Saya harap
Anda sekarang dapat memahaminya.
Perumpamaan tentang Mutiara
Matius 13:45-46, Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Perumpamaan ini disampaikan hanya dalam satu kalimat - Matius
13:45-46.
Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang
pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah
ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual
seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.
Yesus berkata bahwa hal kerajaan Surga dapat dibandingkan seperti
seorang pedagang. Kata 'pedagang' di sini berarti seorang pengusaha;
dan dalam kasus ini si pedagang itu adalah seorang pengusaha besar
yang sedang mencari mutiara yang indah, bukan sembarang mutiara.
Dan ketika sudah menemukan satu mutiara yang sangat berharga, ia
segera menjual segala miliknya. Sebagai seorang pengusaha besar,
tentunya ia memiliki banyak harta yang dapat dijual. Ia memiliki
kekayaan yang besar, namun semua itu dijualnya untuk dapat membeli
mutiara tersebut, sesuatu tindakan yang menunjukkan betapa besar
nilai mutiara itu.
Tidak banyak orang yang ahli dalam menilai mutiara. Saya sendiri
termasuk yang tidak tahu juga. Jika Anda meletakkan beberapa
mutiara di hadapan saya, saya harus mengatakan bahwa saya tidak
tahu membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Jika Anda
meletakkan mutiara plastik yang sudah dipoles indah, mutiara dari
bahan gula, mutiara hasil budi daya serta mutiara asli hasil alam di
hadapan saya, maka saya akan sangat kesulitan dalam membedakan
semuanya. Mungkin mutiara dari bahan gula masih dapat dikenali
443 | C A H A Y A I N J I L
dengan cara menjilatnya. Namun jika harus memastikan apakah suatu
mutiara itu alami atau terbuat dari plastik, sangat sulit bagi saya.
Sekarang ini, teknologi plastik sudah sangat maju sehingga kadang-
kadang sangat sulit untuk mengenalinya sebagai plastik. Dalam hal
mutiara hasil budi daya dengan mutiara hasil alam, saya benar-benar
tidak tahu bagaimana membedakannya. Jadi, ini adalah hal yang perlu
kita ingat baik-baik. Mutiara adalah barang yang sangat berharga, akan
tetapi Anda harus memiliki keahlian dalam menilai sebuah mutiara.
Zaman sekarang ini, para wanita memiliki berbagai macam mutiara
dari yang berharga beberapa dolar sampai yang ribuan dolar. Dan terus
terang, saya tidak tahu bagaimana membedakan mutiara-mutiara
tersebut. Saya tidak tahu bagaimana cara mengenali mutiara yang asli.
Apakah harus digigit, diperiksa dengan mikroskop atau memakai kaca
pembesar, atau bagaimana? Saya rasa, tidak ada cara yang banyak
membantu karena saya sendiri tidak tahu apanya yang harus diperiksa.
Namun orang yang di dalam perumpamaan ini memiliki pemahaman
yang sangat baik; ia tahu apa itu mutiara.
Pada zaman Yesus, orang-orang belum mengenal plastik, jadi mereka
tidak dapat membuat mutiara tiruan. Mereka juga belum membudi-
dayakan mutiara, seperti yang dilakukan oleh orang Jepang di sekarang
ini, yaitu dengan memasukkan butiran pasir ke dalam kerang mutiara.
Jadi, mereka hanya dapat mencari mutiara alami, yang terdapat di
sekitar Laut Merah, Teluk Persia dan Samudera Hindia. Dan lokasi Laut
Merah dipenuhi oleh ikan hiu, yang berarti bahwa seorang penyelam
mutiara di tempat ini harus menyelam sampai pada kedalaman tertentu
dengan mempertaruhkan nyawanya. Saya tidak tahu bagaimana cara
mereka menghindari serangan ikan hiu pada waktu itu, namun saya
pernah pergi ke Laut Merah dan saya dapat mengatakan kepada Anda
bahwa jika sepotong daging dilemparkan ke laut, maka dalam
beberapa menit saja tempat itu segera dipenuhi oleh ikan hiu. Saya
pernah menyaksikan hal itu dengan mata saya sendiri. Namun para
penyelam mutiara harus menyusur sampai jauh ke dalam laut. Anda
harus ingat bahwa pada waktu itu, mereka tidak menyelam dengan
tabung oksigen atau peralatan canggih lainnya. Mereka harus menahan
nafas, menyelam, mencari kerang mutiara, sambil berjaga-jaga
terhadap ikan hiu.
444 | C A H A Y A I N J I L
Sekalipun kita bukan ahli, tetapi kita tahu bahwa terdapat berbagai
macam mutiara. Ada yang bernuansa merah muda, ada yang kebiru-
biruan dan ada pula yang putih polos. Ada yang kecil, dan ada pula
yang sangat besar. Nilai mutiara ditentukan oleh warna, ukuran,
bentuk dan kemulusannya - mutiara yang dicari adalah yang mulus,
bulat sempurna dan yang berukuran besar.
Mutiara selalu dihargai dengan mahal. Pada zaman yang berdekatan
dengan zaman Perjanjian Baru, Kaisar pernah menghadiahkan mutiara
senilai seperempat juta dolar kepada sahabat ibunya. Ini adalah salah
satu mutiara yang termahal pada waktu itu. Menurut sejarawan kuno,
Plinius, Kleopatra memiliki sebutir mutiara yang nilainya mencapai lima
juta dolar. Jika sebuah mutiara bernilai sampai lima juta dolar, maka
mutiara itu tentunya memiliki ukuran dan keindahan yang luar biasa.
Dari sini kita tahu bahwa mutiara pada jaman itu sangat dihargai oleh
masyarakat. Mutiara dengan keindahan yang sempurna - berukuran
besar, bentuk bulat sempurna dengan pancaran sinar yang sempurna -
tentulah akan sangat mahal harganya!
Jika kita sudah memahami nilai yang tinggi dari sebuah mutiara, maka
kita dapat mengerti betapa mahalnya nilai mutiara di dalam
perumpamaan ini, lebih tinggi dari nilai harta terpendam. Karena di
dalam perumpamaan ini, Yesus memberitahu kita bahwa yang sedang
mencari mutiara yang indah itu adalah seorang pedagang - atau
seorang pengusaha besar dengan bisnis yang besar pula. Tentunya, ini
bukanlah kali pertama ia berjual-beli mutiara karena yang dicarinya
sekarang adalah mutiara yang indah. Ketika ditemukannya satu
mutiara yang indah, ia harus merelakan hartanya yang lain untuk
dapat memperoleh mutiara itu. Kalau pedangang ini hidup di zaman
sekarang ini, mungkin ia harus merelakan rumah, kapal pesiar dan
mobil mewahnya, untuk dapat membeli mutiara yang, mungkin,
berharga lima juta dolar ini. Dia haruslah seorang pengusaha besar,
jika tidak, bagaimana mungkin ia dapat membayar harga mutiara yang
mahal itu? Yang kita bicarakan ini bukanlah mutiara hasil budi daya
dari Kyoto, akan tetapi mutiara langka yang sangat mahal. Sekarang
Anda dapat saja pergi ke toko dan membeli mutiara hasil budi daya
yang sangat indah dengan harga beberapa ratus dolar. Namun mutiara
yang ada di dalam perumpamaan ini mahalnya luar biasa, sampai-
sampai pedagang tersebut harus merelakan segalanya.
445 | C A H A Y A I N J I L
Lalu apa arti mutiara di dalam pengajaran Yesus kali ini? Bagaimana
kita bisa tahu apa yang ingin Yesus sampaikan pada kita di dalam
perumpamaan ini? Pemahaman Alkitab bukanlah perkara tebak
menebak. Juga bukan perkara menyampaikan hal yang pertama
terlintas di dalam benak. Ia haruslah berupa - jika ingin dijalankan
secara bertanggung jawab - tindakan pemeriksaan silang yang cermat.
Kita tidak dibiarkan meraba-raba dalam kegelapan karena kita dapat
melihat bagaimana Yesus memakai kata ini. Ia menggunakan kata
'mutiara' sebanyak dua kali. Matius 13 adalah kali kedua kemunculan
kata ini, kemunculannya yang pertama ada di dalam Matius 7:6
Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan
jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya
jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik
mengoyak kamu
Dua hal muncul jika Anda mempelajari ayat ini. Pertama, perhatikan
prinsip kesejajaran (paralelisme) dalam Alkitab. Kata 'mutiara'
dipasang sejajar dengan kata 'barang yang kudus'. Kata 'barang yang
kudus' menerjemahkan hanya satu kata dalam bahasa Yunaninya. Kata
'mutiara' dalam bagian ini dikaitkan secara khusus dengan kata 'kudus'.
Jadi ayat itu dapat dinyatakan sebagai berikut: Jangan kamu
memberikan barang yang kudus kepada anjing; jangan melemparkan
mutiaramu kepada babi. Kata 'kudus' dan 'mutiara' berdiri sejajar,
sama halnya dengan kata 'anjing' dan 'babi'. Ini adalah cara alkitabiah
yang sangat lazim dipakai dalam mengungkapkan hal-hal yang sejajar.
Cara penyampaian ini sering ditemui di Amsal dan Mazmur, dan kita
segera dapat melihat apa maksudnya ketika Yesus berbicara tentang
mutiara, Ia sedang membicarakan sesuatu yang kudus.
Hal kedua yang dapat ditarik dari prinsip paralelisme ini adalah barang
yang kudus itu harus dikenali, sama halnya dengan nilai mutiara yang
harus dikenali atau diketahui. Kita semua tahu bahwa anjing tidak
dapat membedakan barang yang kudus dengan yang najis. Itu
sebabnya Yesus berkata, "Jangan kamu memberikan barang yang
kudus kepada anjing."
Dan kita juga tidak boleh memberi mutiara kepada babi karena mereka
tidak tahu nilai mutiara. Jika Anda memberi mereka mutiara, maka
mereka mungkin akan berbalik dan menyerang Anda sesudah
446 | C A H A Y A I N J I L
menginjak-injak mutiara itu. Ini terjadi karena mutiara tidak dapat
dinikmati sebagai makanan dan babi hanya tertarik pada makanan. Jika
Anda berikan nasi kepada mereka, maka mereka akan menghargainya
karena mereka tahu bahwa nasi rasanya enak. Nasi juga berwarna
putih dan berbentuk bulat (beras di China berbentuk bulat sedangkan
yang di negara-negara barat berbentuk lonjong). Berikanlah nasi
kepada babi, maka mereka akan menghargainya karena mereka tahu
rasanya. Namun jika Anda memberi mereka mutiara, yang nilainya
jauh di atas nasi, mereka akan menyerang Anda karena mereka
merasa tertipu karena tidak dapat memakan mutiara itu. Mereka tidak
tahu bahwa kalau mutiara itu Anda jual, maka hasilnya dapat dipakai
untuk membeli segudang beras, atau bahkan bergudang-gudang beras.
Jadi intinya adalah bahwa mutiara, sebagaimana barang yang kudus,
harus dikenali; nilainya harus dipahami. Dan ini memberi kita petunjuk
yang kita butuhkan. Kita segera menyadari bahwa mutiara yang
sedang dibicarakan di sini, di dalam ucapan langsung Yesus, mewakili
sesuatu yang kudus, dan karena ia kudus, maka tentunya mutiara ini
merujuk kepada sesuatu yang rohani. Dan yang disebut sesuatu yang
rohani selalu membutuhkan pemahaman atau pengenalan. Paulus
berkata di 1 Korintus 2:14 dan seterusnya bahwa perkara rohani harus
dipahami secara rohani pula. Seekor anjing atau babi tidak memiliki
pemahaman rohani dan dengan demikian tidak mengetahui apakah
sesuatu itu kudus atau tidak. Orang non-Kristen juga tidak tahu barang
yang kudus, yang rohani, karena mereka tidak memiliki pemahaman
rohani. Itu adalah hal yang disampaikan oleh Paulus di 1 Korintus 2.
Dari semua ini, kita mulai memahami bahwa mutiara adalah gambaran
dari sesuatu yang kudus yang rohani, dan hanya manusia rohani yang
dapat mengenalinya.
Hal ketiga yang perlu kita perhatikan di dalam kutipan dari Matius 7:6
adalah Yesus berbicara tentang "mutiaramu". Mutiara itu adalah
sesuatu yang dapat kita miliki, dapat dijadikan milik kita. "Jangan
melemparkan mutiaramu kepada babi." Hal ini memberi kita banyak
petunjuk. Lalu, apa yang dilambangkan oleh mutiara?
Langkah pembahasan selanjutnya, kita akan melihat ke dalam
Perjanjian Lama untuk mencari apakah ada pemakaian kata mutiara di
sana. Dan tentu saja kita akan mendapatkannya di sana. Jika kita
melihat di Amsal 3:13-15, kita akan mulai melihat sesuatu sejalan
447 | C A H A Y A I N J I L
dengan ini. ayat 13 berkata: Berbahagialah orang yang mendapat
hikmat, orang yang memperoleh kepandaian. Perhatikan kata
'mendapat' dan 'memperoleh' dan apa yang didapatnya adalah hikmat
dan kepandaian rohani. Ayat 14-15 berkata: karena keuntungannya
melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia (yaitu
hikmat) lebih berharga dari pada permata; apapun yang kau inginkan,
tidak dapat menyamainya.
Dengan kata lain, ayat ini berkata bahwa hikmat atau kepandaian
rohani lebih berharga ketimbang emas atau permata. Lebih berharga
ketimbang apapun yang Anda idamkan. Hikmat adalah yang paling
berharga. Jika Anda teruskan membaca Amsal, Anda akan melihat
bahwa melalui hikmat Anda akan dapat mengenal Allah. Melalui
hikmatlah Anda akan dapat memiliki hidup yang kekal di dalam Allah.
Tidak heran jika hikmat menjadi sangat berharga.
Mari kita lihat Ayub 28:12. Di sini kita akan mendapatkan hal yang
senada. Saya harap Anda sekarang dapat melihat kata-kata yang
sedang kita bahas, yaitu 'kepandaian' dan 'hikmat'. Kedua kata itulah
yang dirujuk oleh mutiara. Itulah perkara-perkara yang harus dipahami
secara rohani. Keduanya merupakan hal yang kudus karena membawa
kita kepada Allah. Dan inilah hal yang disampaikan oleh penulis Amsal
berkaitan dengan hikmat.
Di Ayub 28:12, kita baca: Tetapi di mana hikmat dapat
diperoleh? Perhatikan sekali lagi, orang yang sedang mencari hikmat
sama seperti orang yang sedang mencari mutiara yang indah, yang
segera mengingatkan kita pada perumpamaan tentang mutiara. Karena
inila hal yang dipikirkan oleh si pedagang mutiara itu, "Di mana akan
kudapatkan mutiara yang indah?" Hal yang sama yang ditanyakan oleh
Ayub, ―di mana hikmat dan akal budi dapat ditemukan?‖ Perhatikan
bahwa hikmat dan akal budi atau kepandaian ini merujuk kepada
pengetahuan atau pemahaman rohani.
Ayub 28:13 berkata: Jalan ke sana tidak diketahui manusia, dan tidak
didapati di negeri orang hidup. Hikmat rohani tidak dapat ditemukan di
dalam dunia. Ayat 14-15 berkata: Kata samudera raya: Ia tidak
terdapat di dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada padaku. Untuk
gantinya tidak dapat diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat
ditimbang dengan perak. Kembali lagi hikmat di sini dibandingkan
448 | C A H A Y A I N J I L
dengan emas, perak dan permata. Di ayat 16 disebutkan: Ia tidak
dapat dinilai dengan emas Ofir(emas yang terbaik dan termahal),
ataupun dengan permata krisopras yang mahal atau dengan permata
lazurit. Permata krisopras dan lazurit adalah permata yang sangat
mahal. Di ayat 17-18 kita diberitahu bahwa emas ataupun kaca tidak
dapat mengimbanginya, demikian pula halnya dengan permata dari
emas tua. Gewang dan hablur (kristal) tidak dapat menyamainya.
Bahkan nilai hikmat melebihi mutiara. Perhatikan kata 'mutiara' hadir di
dalam ayat 18 ini: memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara.
Ayat 19 berkata: Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya,
ia tidak dapat dinilai dengan emas murni. Lalu ayat 20
menanyakan: Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di
manakah tempatnya?
Di dalam perumpamaan, pedagang ini sedang mencari mutiara rohani.
Di mana kita dapat menemukannya? Kerajaan Allah serupa dengan hal
ini, kata Yesus. Seseorang sedang mencari hikmat yang kekal dan
pengetahuan menuju hidup yang kekal di dalam Allah. Lalu di mana
kita akan dapat menemukannya? Perjanjian Lama tidak kekurangan
jawaban akan hal ini. Mazmur 19:8 memberitahu kita bahwa ia ada di
dalam Firman Allah. Di sanalah akan Anda temukan - di dalam Firman
Allah, yang dalam ayat ini dituliskan sebagai taurat Tuhan, peraturan
Tuhan dan titah Tuhan. Semua itu hanya berbagai macam ungkapan
bagi Firman Allah.
Mazmur 19:8 berkata: Taurat TUHAN itu sempurna. Ingatkah Anda akan kata
'sempurna'? Ia bermakna tanpa cacat, tanpa noda - seperti mutiara
yang sempurna tanpa setitik cacatpun. Tidak mengandung satu
kesalahan pun di dalamnya. Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan
jiwa - memberi kehidupan bagi jiwa. Peraturan TUHAN itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Perhatikan
kata 'hikmat'. Ia hadir dalam ungkapan 'memberi hikmat'. Dan ayat 9
berkata: Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu
murni, membuat mata bercahaya. Ingatlah akan sukacita yang akan
kita peroleh ketika mendapatkan mutiara yang berharga ini. Ayat 10-11
berkata: Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya;
hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada
emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada
madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. Dari sini kita
449 | C A H A Y A I N J I L
dapat melihat bahwa Firman Allah lebih berharga ketimbang emas
bahkan dari emas tua.
Sejalan dengan penelaahan kita tentang masalah ini di dalam Alkitab,
kita mulai melihat bahwa mutiara ini merujuk kepada Firman Allah.
Dengan demikian kita mulai memahami apa yang disampaikan di
Matius 7:6: Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada
anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi. Dari
sini kita mengerti bahwa Firman Allah adalah sesuatu yang sangat
berharga bagi mereka yang mencarinya, namun bagi mereka yang
tidak menginginkannya, kita tidak boleh menjejalkannya ke dalam
kerongkongan mereka, karena mereka toh tidak akan menghargainya.
Malahan Anda akan menimbulkan permusuhan yang tidak bermanfaat
baik bagi Anda maupun mereka. Dari ayat ini, tidak diragukan lagi
bahwa mutiara di dalam pengajaran Yesus ini merujuk kepada Firman
Allah. Ini adalah barang yang kudus, yang harus dipahami secara
rohani dan juga merupakan hal yang dapat kita jadikan milik kita -
mengumpulkan Firman Allah di dalam hati kita. seperti yang dikatakan
oleh Paulus, "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala
kekayaannya di antara kamu" (lihat Kolose 3:16). Kita dapat memiliki
Firman Tuhan di dalam diri kita; kita dapat menjadikan Firman itu
sebagai milik kita.
Yesus adalah Perwujudan Firman Allah
Namun kita masih belum selesai dalam mempelajari perkara mutiara
ini, karena kita segera menyadari bahwa seperti yang sudah kita lihat
di dalam perumpamaan sebelumnya - perumpamaan tentang penabur
benih - bahwa Firman Allah itu, dalam kenyataannya, diwujudkan
dalam satu pribadi, yaitu Yesus Sendiri. Yesus adalah perwujudan
nyata dari Firman Allah. Firman Allah terungkap dalam diri Yesus dan
dialah Pribadi yang kita ketahui memiliki hikmat, pengetahuan dan akal
budi rohani yang kita cari itu. Ia adalah mutiara yang sangat berharga
itu, inilah gambaran yang paling nyata dari Kolose 2:3. Disebutkan
dalam ayat ini bahwa segala hikmat, segala kekayaan, harta
pengetahuan, pemahaman dan akal budi Allah tersimpan di dalam
Kristus. Kita tidak perlu tebak menebak. Alkitab memberi kita petunjuk
satu demi satu untuk dapat memahami apa arti mutiara. Kita harus
mengikutinya selangkah demi selangkah sampai kita dapat memahami
450 | C A H A Y A I N J I L
maknanya. Dan ternyata Yesus sendirilah mutiara yang sangat
berharga itu!
Keunikan dari mutiara ini adalah hal yang harus kita perhatikan. Ia
bukan sekadar satu di antara sekian banyak mutiara. Yesus adalah
mutiara yang tak ada bandingnya. Tiada yang dapat dibandingkan
dengan dia. Perumpamaan ini berkata 'satu' atau ' one' (dalam Alkitab
berbahasa Inggris KJV - tidak ada dalam terjemahan bahasa
Indonesia, pent.) mutiara yang sangat berharga. Kata 'satu'
menekankan keunikan dari mutiara ini. Tidak ada mutiara lain yang
seperti ini. Dari sekian banyak mutiara, inilah yang sangat berharga.
Kata 'satu' ini membuat kita teringat pada kejadian ketika Yesus
berkata kepada Marta, ""Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan
diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu" (lihat
Luk.10:41). Tidak banyak hal yang kita perlukan, hanya satu. Ini
berarti bahwa kehidupan Anda harus menjadi suatu kehidupan yang
sangat terfokus. Banyak orang yang menjalani kehidupan yang kacau
tanpa arah atau tujuan yang jelas. Namun orang di dalam
perumpamaan ini tahu apa yang sedang dicarinya. Ia mencari dengan
saksama, didapatnya, dan segera dibelinya - mutiara yang
menghabiskan seluruh miliknya itu.
Apakah Anda bersedia berkata bahwa merelakan segala sesuatu demi
sebutir mutiara adalah bijak? Mengapa tidak membeli beberapa mutiara
yang lebih murah dan masih cukup indah? Bukankah masih cukup
bagus memiliki koleksi mutiara yang tidak terlalu mahal sehingga Anda
dapat mempertahankan mobil, rumah, ladang, usaha dan hal-hal
lainnya? Baiklah, mutiara-mutiara yang lain tidak terlalu berharga
namun tidakkah cukup sekadar mengumpulkan yang biasa-biasa saja?
Bukankah jalan pikiran seperti ini ada di dalam benak sebagian besar
orang? Hal ini menunjukkan bahwa kita masih belum memahami firman
Tuhan, "Kamu menguatirkan banyak perkara, tetapi hanya satu saja
yang perlu. Pusatkanlah perhatian pada yang satu itu" (lihat lagi Lukas
10:41).
Cukup sering, seseorang yang mencoba untuk melakukan banyak hal
akhirnya malah tidak dapat mengerjakan satu hal pun. Namun kala ia
belajar untuk berkonsentrasi dan menjadi mahir dalam satu perkara, ia
akan mengalami banyak terobosan dan menjadi lebih ahli lagi. Saya
451 | C A H A Y A I N J I L
mendapati bahwa prinsip ini berlaku di dalam setiap aspek kehidupan
kita. Jika Anda ingin dapat melakukan sesuatu dengan baik, maka Anda
harus berkonsentrasi pada satu hal saja.
Mari kita ambil sebuah contoh yang nyata, seperti latihan judo. Ini
adalah seni bela diri dengan berbagai macam teknik pegangan dan
kuncian. Ada bantingan melalui kaki, melalui pinggul, maupun bahu,
dan juga gerakan-gerakan lainnya. Sebagai orang yang selalu ingin
menguasai sepenuhnya suatu persoalan, saya tidak puas hanya
sekadar dapat mempelajari sesuatu, namun ingin sampai dapat
menjadi mahir dalam hal apapun yang sedang saya pelajari. Secara
alami, saya juga menerapkan prinsip ini di dalam latihan judo saya
ketika masih muda dulu. Saya sempat bertanya dalam hati, "Ada
begitu banyak pegangan, kuncian dan gerakan. Bagaimana caranya
saya bisa menjadi mahir dalam judo? Apakah saya harus menguasai
semua teknik bantingan?" Kemudian saya mengalami pencerahan,
yaitu jika saya menguasai satu teknik sampai sempurna, maka akan
sangat sulit bagi orang lain untuk dapat mengalahkan saya. Lalu saya
memutuskan untuk menguji teori ini secara langsung.
Dengan banyak berlatih, saya akhirnya menguasai teknik bantingan
melalui bahu - menarik lengan lawan dan berputar untuk kemudian
membantingnya melewati bahu Anda. Ini adalah bantingan yang sangat
melumpuhkan, dan alasan itu adalah salah satu sebab mengapa saya
memilih untuk menguasai teknik yang ini. Jika Anda terbanting dengan
teknik ini, maka Anda tidak akan dapat bangun lagi - paling tidak
memerlukan waktu cukup lama untuk dapat bangkit lagi, kecuali jika
Anda adalah seorang ahli judo. Saya mendapati bahwa teknik
bantingan melalui kaki sangat mudah dipakai untuk menjatuhkan
lawan, Anda tinggal menjegalnya. Namun ia akan segera bangkit lagi
dan menyerang Anda. Jika Anda membantingnya melewati pinggul,
yang ini cukup tinggi namun tidak cukup tinggi untuk dapat
melumpuhkan perlawanannya. Lagi pula, pertahanan terbaik adalah
dengan segera melumpuhkan perlawanan musuh Anda, bukannya
membuang waktu dalam menghadapinya. Jadi saya merasa bahwa
bantingan melalui bahu jauh lebih efektif ketimbang yang lain. Tidak
seperti teknik bantingan lainnya yang menuntut Anda harus memegang
pakaian lawan, maka teknik ini tidak mengharuskan Anda berbuat
seperti itu. Anggaplah di tengah musim panas Anda harus menghadapi
seseorang yang sedang memakai kaos tipis, bagian pakaian yang mana
452 | C A H A Y A I N J I L
yang akan Anda pegang? Jika Anda ngotot menarik kaosnya, maka
Anda hanya akan mendapatkan kaos itu tanpa dapat membantingnya.
Teknik bantingan melalui bahu, sebagaimana yang saya dapati,
memiliki keunggulan yang nyata dibandingkan teknik bantingan
lainnya, sehingga saya memutuskan untuk menguasainya. Anda tidak
perlu memegangi pakaian lawan Anda; Anda hanya perlu memegang
tangan atau lengannya. Dan selanjutnya, dalam satu gerakan - Anda
menangkap lengannya, detik berikutnya ia sudah melayang. Ia sudah
terbang dan terbanting keras. Teknik ini sangat cocok dengan tujuan
saya jadi saya habiskan banyak waktu untuk menguasai teknik
bantingan ini saja. Saya melatih setiap gerakan secermat mungkin -
bagaimana harus bergerak untuk dapat mengatasi setiap gerakan yang
mungkin dilakukan oleh lawan. Saya melatih ini sampai sempurna
sehingga saya menjadi mahir dalam satu teknik ini. Saya mengenali
teknik-teknik bantingan lainnya, namun yang saya mahirkan hanya
yang satu ini.
Kemudian tiba saatnya untuk menguji hasil latihan ini. Saya tidak ingin
menguji teori saya terhadap lawan yang setingkat dengan saya, namun
terhadap ahlinya langsung. Saya ingin tahu apakah saya dapat
membantingnya, apakah gerakan saya sudah cukup mulus untuk dapat
membanting orang yang paling tangguh. Jadi ketika pelatih saya,
seorang yang tinggi besar, sekitar 1,8 meter dan ia pemegang ban
hitam, datang ke tempat latihan, saya merasa bahwa inilah saatnya
untuk mencoba teknik saya. Keadaannya seperti Daud melawan Goliat
- pelatih yang berbadan tinggi besar penuh otot di sana-sini,
berhadapan dengan saya yang jauh lebih kecil. Ia juga seorang
olahragawan angkat berat, jadi Anda dapat membayangkan betapa
besar kekuatannya. Ia dapat saja dengan mudah mengangkat tubuh
saya dan melemparkannya sesuka hati. Namun itu tentunya bukan
suatu pertandingan, dan hanya akan menjadi semacam pameran
angkat berat, bukannya judo. Jadi saya pikir saya akan mencoba teknik
saya terhadapnya saja.
Lalu saya mendatanginya dan berkata, "Bolehkah saya berlatih dengan
Anda?" Ia menjawab, "Tentu saja." Ia adalah seorang pelatih dengan
ban hitam, dan-dua. Jadi kami mulai berlatih dan saya segera mencari
kesempatan saya. Saya menyerang dengan cepat, dan wajahnya
menunjukkan rasa terkejut yang luar biasa, ketika ia melayang di
udara dan terhempas di tatami (matras) dengan suara keras -
453 | C A H A Y A I N J I L
badannya yang seberat seratus kilogram itu! Dia benar-benar sangat
kaget. Dan saya berkata dalam hati, "Berhasil! Benar-benar berhasil!"
Dan saya mulai belajar dari pengalaman ini, bukan sekadar untuk
urusan judo saja melainkan untuk kehidupan saya seluruhnya.
Seseorang harus berkonsentrasi pada satu hal saja jika ia ingin benar-
benar menjadi mahir. Jangan dikacaukan dengan berbagai urusan yang
lain. Karena pada akhirnya Anda tidak akan dapat menguasai satu pun
di antaranya. Jika saya mencoba semua teknik bantingan, saya tidak
akan dapat menguasai satupun teknik-teknik itu kecuali jika saya
habiskan banyak waktu saya untuk latihan. Namun dengan
berkonsentrasi pada satu saja teknik yang efektif, saya dapat
melatihnya sampai sempurna sehingga saya dapat memakainya untuk
mengalahkan seorang ahli judo.
Menyempurnakan Karunia yang Anda Miliki
Hal yang sama berlaku dalam kehidupan rohani. Saya melihat banyak
kehidupan orang Kristen yang tidak terkonsentrasi atau terpecah belah
perhatiannya. Mereka tidak akan dapat menguasai satu bidang pun.
Jika Anda ingin menjalani kehidupan Kristen secara efektif, Anda harus
menanyakan diri Anda di hadapan Allah, "Karunia apa yang saya miliki?
Saya akan berkonsentrasi pada karunia tersebut sehingga saya dapat
melayani Tuhan dengan baik melalui karunia itu." Jika setiap orang
Kristen berpikir seperti ini, gereja akan dipenuhi oleh orang-orang
dengan kualitas luar biasa.
Seseorang mungkin menjadi penyanyi yang luar biasa, dan melayani
Tuhan dengan suaranya. Setiap orang dapat menyanyi dengan cukup
baik, namun Anda akan menjadi yang terbaik. Anda sudah menguasai
satu bidang dengan sempurna. Jika itu adalah karunia Anda - yaitu
menyanyi - maka latihlah itu! Latihlah diri Anda setiap hari, tingkatkan
sasaran prestasi setiap saat. Di manapun Anda berada, dapatkan
sebuah piano - meskipun yang sudah rusak - dan berlatihlah dengan
keras. Menyanyilah dengan iringan piano itu sampai Anda menjadi
mahir. Tumbuhkan keahlian Anda sampai Anda menjadi yang luar
biasa.
Terlebih lagi, Anda akan menemukan hal-hal yang menarik di sana.
Jika Anda sudah mahir dalam satu hal, maka Anda akan mudah
454 | C A H A Y A I N J I L
menguasai hal yang lainnya juga. Kemajuan di satu bidang akan
mendorong standar kemampuan Anda ke tingkat yang lebih tinggi
secara umum dan Anda akan mendapati bahwa Anda juga ternyata
berada di atas rata-rata dalam hal kemampuan lainnya. Akan tetapi
kemampuan istimewa Anda hanya pada satu bidang saja.
Sebagai contoh, jika Anda mendapati bahwa memimpin pemahaman
Alkitab adalah karunia Anda, maka latihlah hal itu. Pelajari cara-cara
untuk memahami Firman Allah dengan lebih mendalam, dan bagaimana
cara menyajikannya dengan lebih efektif. Berusahalah untuk menjadi
ahli dalam pemahaman Alkitab. Ini adalah tujuan saya. Selama
bertahun-tahun saya melatihnya, belajar memahami Firman Allah, dan
bagaimana mendalaminya. Dan sesudah memahaminya, saya akan
menyampaikannya kepada orang lain.
Tidak seorangpun di tengah jemaat yang tidak memiliki karunia dari
Tuhan. Anda mungkin dapat menulis dengan baik. Jika ini adalah
kasusnya, maka latihlah kemampuan menulis Anda; tingkatkan itu.
Jangan puas dengan hasil yang biasa-biasa saja. Yang penting adalah
secara konsisten melatih karunia apa pun yang Anda miliki. Jika
karunia milik Anda adalah dalam hal penulisan, maka berlatihlah
memperbaiki susunan kalimat dan bagaimana menyusun kalimat
dengan lebih jelas, serta bagaimana meningkatkan penyajian pesan
Anda melalui sebuah tulisan. Setiap orang memiliki karunia yang dapat
dipakainya untuk melayani Tuhan di dalam bidang tertentu.
Berkonsentrasilah pada karunia tersebut. Namun, di atas
segalanya,apa yang perlu menjadi pusat perhatian seorang Kristen
adalah untuk dapat memperoleh mutiara yang sangat berharga ini.
Alasan mengapa kita harus berkonsentrasi dalam menyempurnakan
karunia milik kita adalah dalam rangka mencapai tujuan akhir tersebut.
Saya berkonsentrasi pada satu teknik bantingan bukan karena saya
ingin membanting semua orang dengan teknik ini. Saya melakukan hal
ini dalam rangka belajar ilmu bela diri. Alasan kita semua mempelajari
judo dan seni bela diri lainnya tentu untuk melindungi diri bukan?
Tujuan penyempurnaan teknik tersebut adalah agar dapat segera
melumpuhkan setiap penyerang dalam setiap keadaan. Tentu saja,
saat itu saya belum menjadi Kristen. Sekarang ini saya pikir saya akan
bereaksi lain tentunya. Pada masa lalu saya selalu siap bertindak
dengan tangan saya, dengan aksi. Namun sekarang, saya akan
455 | C A H A Y A I N J I L
bertindak menghadapi keadaan yang mengancam itu berdasarkan
keberadaan saya sebagai hamba Allah. Dengan kata lain, alasan
mengapa saya menyempurnakan satu teknik adalah dengan tujuan
yang lebih luas agar mampu membela diri dalam setiap keadaan. Jadi
penyempurnaan satu teknik bantingan adalah untuk mencapai
perlindungan diri yang efektif.
Di dalam melayani Allah, sebagai contoh, mengapa kita ingin
melakukannya dengan sangat baik? Bukankah untuk menyenangkan
hati Allah yang kita kasihi, untuk dapat berkenan kepadaNya? Mengapa
kita ingin melakukan hal ini? Karena kita mengasihiNya. Tidak ada
gunanya kita duduk-duduk dan berkata "Aku mengasihi Tuha." Kita
harus berbuat sesuatu untuk menyatakan kasih kita kepadaNya.
Tidakkah kita seharusnya menyenangkan hatiNya jika kita
mengasihiNya? Sebagai contoh, jika kita bernyanyi di paduan suara
gereja, dengan menyempurnakan kemampuan menyanyi kita sudah
merupakan hal yang dapat dipakai untuk menyenangkan hatiNya,
memenangkan mutiara yang sangat berharga. Atau jika kita memimpin
pemahaman Alkitab, tujuan kita adalah untuk membawa berkat bagi
orang lain dan dengan demikian menyenangkan hatiNya. Dan hal ini
dapat dijadikan alat untuk mengejar tujuan besar yang ada di depan
mata. Jadi, di dalam kehidupan Kristen, sesuai dengan ajaran Tuhan,
prinsip yang berlaku adalah semuanya atau tidak sama sekali.
Kehilangan Segalanya untuk Memperoleh Yesus
Orang yang di dalam perumpamaan ini menjual segala miliknya.
Demikian terpusatnya konsentrasi orang ini agar dapat mencapai
tujuan memperoleh mutiara itu. Ia merelakan segalanya. Ia
memandang semua yang lain sebagai sampah demi memperoleh
mutiara yang luar biasa dan sangat berharga ini. Apa yang sedang
diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya dalam perumpamaan ini?
Pada intinya, inilah hal yang sedang Yesus sampaikan: "Jangan
membagi-bagi perhatian Anda. Jangan sekali-kali mengasihi dunia,
hidup mengikuti keduniawian, membangun sarang di dunia, sambil
mencoba mendapatkan mutiara ini. Engkau tak akan dapat
melakukannya! Mutiara ini menuntut pengorbanan segala-galanya. Jika
engkau tidak mau mengorbankan segala-galanya, maka engkau tak
akan mendapatkannya. Sesederhana itu." Melalui perumpamaan ini,
Yesus berkata bahwa jika Anda menginginkan mutiara ini, Firman Allah
456 | C A H A Y A I N J I L
yang terwujud dalam diri Kristus, maka mutiara ini harus ditebus
dengan segala-galanya. Saya pikir ada begitu banyak orang Kristen
yang tidak memahami poin ini. Mereka mengira bahwa mereka dapat
memperoleh yang terbaik dari dunia ini sambil tetap memperoleh hidup
yang kekal - mutiara itu. Ini adalah hal yang mustahil, menurut ajaran
Yesus.
Yesus berkata, "Jika kamu ingin menjadi muridku, juallah segala
milikmu dan ikutlah aku." Di Matius 19:21, Yesus mengatakan hal yang
serupa kepada orang muda yang kaya itu, "Kalau kamu hendak
mengikut aku, kalau kamu hendak sempurna..." Dan kesempurnaan
adalah syarat minimum, jika Anda memahami ajaran yang alkitabiah.
Bukan kesempurnaan moral, akan tetapi kesempurnaan komitmen -
komitmen total - yang merupakan syarat minimum bagi keselamatan.
Ketika Yesus berkata kepada orang muda yang kaya itu, "Jikalau
engkau hendak sempurna," Yesus tidak sedang membicarakan
kesempurnaan moral. Kita tidak akan pernah dapat menjadi sempurna
secara moral di dalam hidup ini; kita tidak akan pernah menjadi tanpa
dosa. Menurut pengajaran Yesus, satu hal yang dapat kita lakukan jika
kita ingin sempurna adalah dengan mengasihi Allah dengan segenap
hati, jiwa, pikiran dan kekuatan kita. Itulah arti kesempurnaan menurut
Alkitab - kasih yang sepenuhnya kepada Allah.
Lalu Yesus berkata kepada orang muda yang kaya itu, "Juallah segala
milikmu dan datanglah, ikutlah Aku." Sebelumnya, orang muda itu
bertanya, "Apa yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang
kekal? Aku sudah menuruti perintah Tuhan." Yesus menjawab, "Kamu
sudah tahu apa perintah Tuhan; lakukanlah itu." Tapi, perintah yang
mana? Beginilah cara Yesus menyimpulkan perintah-perintah itu:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan
segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri." Itulah hal yang disampaikan Yesus dengan gambalng kepada
orang muda ini - mengasihi Allah dengan segenap hati dan sesama
manusia seperti diri sendiri. Dan bagaimana ia harus melakukannya?
Yesus menyuruhnya untuk menjual segala miliknya, lalu datang untuk
mengikut dia. Dengan cara yang sama, Yesus juga berkata kepada
murid-muridnya, "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena
Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. Juallah segala
milikmu dan berikanlah sedekah!" (lihat Lukas 12:32-33).
457 | C A H A Y A I N J I L
Seberapa tinggi nilai mutiara ini bagi Anda? Apakah Anda menghendaki
mutiara itu dengan cuma-cuma? Itu bukanlah ajaran yang alkitabiah
karena mutiara ini menuntut Anda untuk mengorbankan segalanya.
Sebelum Anda mengorbankan segalanya, Anda tidak akan memperoleh
mutiara itu. Anda mungkin sudah menemukan mutiara itu, seperti
pedagang ini, akan tetapi menemukan mutiara itu bukan berarti bahwa
Anda sudah memilikinya. Si pedagang mutiara ini, sesudah
menemukannya, masih harus menjual segala miliknya untuk dapat
membeli mutiara itu.
Lalu apa arti semua ini? Secara sederhana, artinya adalah komitmen
total kepada Allah - mengasihi Dia dengan segenap keberadaan Anda,
dan akhirnya mengkonsentrasikan seluruh hidup Anda kepadaNya. Jika
Anda tidak melakukan ini, kehidupan Kristen Anda tidak akan berarti
apa-apa di dunia ini. Kesaksian hidup Anda bagi Kristus nyaris tak
terhitung. Tidak heran jika banyak orang Kristen yang menjalani
hidupnya tanpa mampu menjadi saksi yang efektif bagi Tuhan. Dengan
berperilaku seperti orang non-Kristen, dan berpikir seperti mereka,
orang-orang Kristen ini mengira mereka layak untuk menjadi terang
dunia. Padahal mereka hanya sekadar lebih religius ketimbang orang
non-Kristen, itu saja. Ini bukanlah yang dimaksud sebagai orang
Kristen menurut Alkitab. Berkomitmen sepenuhnya kepada Tuhan,
berarti kemanapun Anda pergi, dedikasi Anda, komitmen dan kasih
Anda yang penuh terhadap Allah tampak sedemikian hingga setiap
orang tahu bahwa Anda berkomitmen kepada Allah dan ajaran Kristus
dan sudah merelakan segalanya untuk mengikut teladan Yesus.
Ini bukan sesuatu yang dikhususkan bagi hamba Tuhan full-time. Saya
sedang berbicara tentang sikap hati. Ada banyak orang di dalam
pelayanan full-time yang tidak berkomitmen total kepada Allah. Bagi
mereka, menjadi pendeta adalah sebuah profesi untuk mengganjal
perut mereka atau merupakan periuk nasi mereka. Tidak ada kaitannya
dengan komitmen total; itu adalah pekerjaan mereka. Adalah baik jika
mereka menjalankan pekerjaan ini sambil berkomitmen sepenuhnya
kepada Allah, akan tetapi kedua hal ini (pelayanan dan komitmen)
tidak selalu muncul bersamaan.
Pedagang di dalam perumpamaan ini mutiara itu memiliki komitmen
yang total. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mencari perkara
yang sangat berharga secara rohani? Jika yang Anda cari hanya isi
458 | C A H A Y A I N J I L
dunia, maka perumpamaan ini tidak berguna bagi Anda karena
perumpamaan ini disampaikan kepada mereka yang mencari
kekekalan.
Mencari Dia dengan Segenap Hati dan Jiwa Anda
Sekarang, mari kita lihat Ulangan 4:29, yang mungkin merupakan ayat
rujukan Yesus dalam perumpamaan ini. Kata-kata yang ada di ayat ini
adalah ucapan Musa kepada orang Israel.
Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan
menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu
Anda akan menemukan Allah asal Anda mencariNya dengan segenap
hati dan jiwa Anda. Itulah janjinya. Jika Anda belum menemukan Allah,
ingatlah firman tersebut. Anda mungkin sedang mencari Dia, tetapi
belum dengan segenap hati dan jiwa Anda. Tekad Anda dalam hal ini
mungkin masih kurang. Allah akan didapatkan oleh mereka yang
mencariNya dengan segenap hati dan jiwa, dan dengan komitmen total
untuk mencari kebenaran dan berkata, "Jika saya dapat menemukan
Allah, saya bersedia melepaskan segala-galanya." Jika Allah tidak
memiliki arti setinggi itu dalam penilaian Anda, lalu apa gunanya Anda
mencari Dia?
Apa arti Yesus bagi Anda? Apakah dia sekadar sebutir mutiara di antara
banyak mutiara yang lainnya? Jika demikian, maka Anda masih belum
memahami nilai mutiara ini dan tidak layak untuk mendapatkannya.
Yesus sudah sangat jelas saat dia berkata, "barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, yang tidak menyangkal dirinya dalam
mengikut Aku, maka ia tidak layak bagiKu." Kita tidak sedang berbicara
tentang kepercayaan pada sebuah ajaran agama atau kepercayaan
pada ajaran guru-guru agama. Kita sedang membicarakan Allah yang
hidup yang telah mengutus Mesias untuk kita. Anda tidak dapat
menempelkan label harga pada hal ini, karena hal ini tak ternilai. Jika
Anda belum memahami hal ini, maka jelaslah Anda pasti akan berpikir
bahwa apa yang Anda miliki sekarang ini jauh lebih berharga
ketimbang mutiara itu.
Jika pedagang di dalam perumpamaan ini berpikir bahwa harta
miliknya lebih berharga ketimbang mutiara itu, maka tentunya ia tidak
459 | C A H A Y A I N J I L
akan menjual segala hartanya untuk dapat membeli mutiara tersebut,
bukankah demikian? Apa yang dia lakukan sebenarnya tidak harus
dilakukannya. Jika Anda pergi ke toko perhiasan dan menemukan
sebutir mutiara yang berharga 300 dolar, Anda mungkin akan
memeriksa jumlah uang Anda dan berkata, "Tidak masalah, membayar
300 dolar tidak menuntut saya untuk menjual segala harta saya untuk
dapat membeli mutiara itu." Akan tetapi jika Anda melihat sebutir
mutiara dengan label harga 300.000 dolar, masalahnya pasti berbeda!
Anda akan segera menyadari bahwa untuk dapat memperoleh mutiara
senilai itu menuntut Anda untuk mengorbankan seluruh milik Anda!
Berapa nilai yang Anda taksir bagi Allah? Bagi kebanyakan orang
Kristen, Allah tidak terlalu berharga buat mereka. Mereka bersedia
mengorbankan satu atau dua jam di hari Minggu buat Dia. Mungkin ada
yang menambah satu atau dua jam lagi di malam Sabtu atau bahkan
sampai lima atau enam jam dalam seminggu. Mungkin mereka
bersedia memberiNya beberapa dolar di hari Minggu, atau bahkan
ratusan dolar setiap bulan. Namun apakah Dia berarti segala-galanya
bagi orang-orang ini? Di situ letak pertanyaannya. Mutiara ini hanya
dijual kepada orang yang rela melepaskan segalanya, yang
berkomitmen total. Itulah Kekristenan yang diajarkan oleh Yesus.
Mungkin berbeda dengan Kekristenan yang sudah pernah Anda
dengarkan, namun itulah Kekristenan yang diajarkan oleh Yesus.
Bagaimana kehidupan Kristen Anda dibandingkan dengan pengajaran
itu? Dapatkah Anda berkata bersama-sama dengan Paulus di dalam
Filipi 3:8 bahwa "segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan
akan Kristus Yesus, Tuhanku (my Lord), lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena pengorbanan dialah aku telah melepaskan
semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus"? Bagi Paulus, mutiara ini adalah segala-galanya buat dia.
Malahan, segala yang pernah dianggapnya berharga dulu, sekarang
dipandangnya sebagai sampah, bukan sekadar tidak berharga, supaya
ia dapat memperoleh Kristus, mutiara itu.
Pandanglah mutiara yang indah ini sebagai gambaran dari Yesus. Kita
dapat mengatakannya begini: bulatan mutiara ini mewakili
kesempurnaannya. Warna putih mutiara ini mewakili kekudusannya.
Kilauan cahaya mutiara ini - perhatikanlah kilauan cahaya mutiara ini
jika Anda menatapnya - mewakili keindahannya. Dan di atas
460 | C A H A Y A I N J I L
segalanya, kita tak boleh melupakan nilainya yang luar biasa,
menegaskan betapa luar biasanya kepribadian sang Mesias. Lebih jauh
lagi, ingatlah bahwa mutiara ini adalah buah dari penderitaan. Jadi,
kekudusan Yesus adalah buah dari penderitaan. "Sekalipun Ia Anak, Ia
disempurnakan melalui penderitaan" (lihat Ibr.5:8). Dapatkah Anda
memandang Yesus sebagai mutiara yang indah ini yang bernilai segala-
galanya bagi Anda? Hanya jika Anda menilainya seperti itu maka Anda
layak memperoleh mutiara ini.
Perumpamaan tentang Pukat
Matius 13:47-50, Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Kita melanjutkan pendalaman kita tentang ajaran Yesus di Matius
13:47-50. Ini adalah perumpamaan tentang pukat:
"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang
dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.
Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah
mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan
yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman:
Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang
benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah
akan terdapat ratapan dan kertakan gigi"
Ini adalah perumpamaan yang terakhir dari kumpulan perumpamaan di
Matius 13. Memanglah pantas hal penghakiman Allah dititik-beratkan di
perumpamaan yang terakhir di bagian ini. Sama seperti perumpamaan
lainnya dari Matius 13, perumpamaan ini mengenai kerajaan Allah atau
pemerintahan Allah. Kata 'kerajaan' dapat diterjemahkan sebagai
'pemerintahan'. Dengan demikian kerajaan Allah dapat kita pahami
sebagai pemerintahan Allah. Namun hal yang pokok adalah bagaimana
kita dapat masuk ke dalam kerajaan Allah?
461 | C A H A Y A I N J I L
Masuk ke dalam kerajaan Allah berarti berada di dalam jalur menuju
kehidupan. Kita tertarik untuk dapat mewujudkan pemerintahan Allah
di dalam hidup kita. Menjadikan Allah sebagai raja dalam kehidupan
kita - karena hanya itu jalan untuk memperoleh hidup kekal. Ini adalah
hal yang diajarkan oleh Yesus. Hanya mereka yang hidup di bawah
pemerintahan Allah, yang menjadikan Allah sebagai Raja mereka, yang
akan menikmati hidup yang Dia berikan. Sangatlah jelas bahwa jika
kita tidak hidup di bawah pemerintahan Allah, kita tidak bisa berharap
untuk ikut menikmati berkat-berkat dari pemerintahan-Nya.
Sebagai contoh, jika Anda bukan warga Kanada, maka Anda tidak akan
dapat tinggal dan menikmati kehidupan di Kanada. Namun ketika Anda
masuk ke Kanada ataupun negara lainnya maka Anda langsung terikat
pada aturan hukum yang berlaku di sana. Sekalipun Anda hanya
seorang pengunjung, jika Anda melanggar peraturan seperti misalnya
melanggar aturan parkir, Anda tetap harus membayar denda. Tidak
peduli apakah Anda seorang warga Kanada atau bukan. Jika Anda
berada di Kanada, maka Anda berada di bawah peraturan hukum
Kanada.
Serupa dengan itu, ketika Anda memasuki kerajaan Allah maka Anda
berada di bawah peraturan Allah, di bawah hukum Kristus. Jika Anda
ingin menikmati keuntungan-keuntungan dari keberadaan Anda di
dalam kerajaan Allah, maka Anda harus menempatkan diri di bawah
pengaturan atau pemerintahan-Nya. Saya selalu teringat kata-kata dari
Konfusius: Luan bang bu ru. Artinya, Anda tidak akan pergi ke negeri
yang kacau dan tidak diperintah dengan baik. Jika Anda ingin
menikmati kehidupan yang baik, Anda tentunya memilih untuk pergi ke
negeri yang pemerintahannya baik, atau yang dipimpin dengan baik.
Hal yang sama berlaku jika Anda menyerahkan hidup Anda kepada
Tuhan dan hidup di bawah pemerintahan-Nya. Anda akan menikmati
keuntungan dari hidup yang diisi oleh kebenaran, damai sejahtera,
suka cita, kasih, saling pengertian dan kekudusan. Dan di kerajaan
Allah-lah, semua hal ini dapat ditemukan.
Yesus berkata bahwa hal kerajaan surga itu seperti pukat yang
dilabuhkan di laut dan mengumpulkan ikan dari segala macam jenis.
Jika kita kembali pada apa yang baru saja kita bicarakan - tentang
negara yang stabil dibawah pemerintahan yang baik - Anda akan
melihat bahwa memang pemerintahan yang baiklah yang akan menarik
462 | C A H A Y A I N J I L
banyak orang untuk berdatangan. Bukan hanya rakyat yang baik dan
yang taat hukum yang tertarik dengan pemerintahan yang baik. Cukup
aneh, bahkan seorang penjahat pun cenderung memilih untuk tinggal
di negara yang pemerintahannya baik. Itu sebabnya kita mendapati
bagaimana negeri-negeri yang makmur juga memiliki masalah moral
yang rumit. Setiap orang akan tertarik untuk tinggal di negara yang
standar ekonominya tinggi. Dan standar kehidupan akan meningkat
seiring dengan pemerintahan yang baik. Setiap orang sangat ingin
untuk menikmati standar kehidupan yang tinggi. Jika suatu
pemerintahan buruk, maka standar ekonomi akan menurun. Ini adalah
alasan mengapa masalah ekonomi memegang peran penting di dalam
suatu pemilihan umum. Mereka yang memegang pemerintahan harus
membuktikan bahwa di bawah pemerintahan mereka standar
kehidupan telah meningkat dan inflasi mengalami penurunan; setiap
pemerintah berusaha membuktikan hal itu. Setiap kali angka inflasi dan
pengangguran meningkat, maka pemerintah akan menghadapi
kesulitan. Rakyat akan berkata, "Kami tidak senang dengan pemerintah
yang sekarang. Mereka tidak memerintah dengan baik; kami ingin
menjatuhkan mereka, karena standar kehidupan kami terpuruk." Tidak
heran jika rakyat di mana-mana menyukai pemerintahan yang baik.
Demikianlah kerajaan Allah itu seperti pukat yang dilabuhkan di laut
dan mengumpulkan berbagai macam jenis ikan. Kebanyakan dari kita
bukanlah nelayan. Saya cukup sering memancing, namun saya
bukanlah ahli memancing, apalagi jika menggunakan pukat. Akan
tetapi, saya dapat membayangkan Yesus mengajarkan perumpamaan
ini, mungkin, di tepi danau Galilea di mana orang-orang baru saja
menyaksikan para nelayan menarik pukatnya. Hal apa yang
sebenarnya sedang mereka amati? Gambaran apa yang sedang mereka
lihat di sana?
Izinkanlah saya menyajikan gambaran tersebut bagi Anda.
Penangkapan ikan ini adalah dengan menggunakan jaring yang besar
atau dengan pukat. Di dalam menjaring dengan pukat, sebuah jaring
yang sangat panjang ditarik oleh dua perahu di laut. Salah satu
ujungnya mungkin dipatok dekat pantai dan ujung yang lain ditarik
oleh sebuah perahu yang bergerak menyapu pinggiran pantai, dengan
arah gerakan yang semakin mendekati patok dan menutup jaring
tersebut serta menjaring berbagai macam jenis ikan dalam jumlah
besar. Dengan salah satu ujungnya terpatok di pantai, ujung yang lain
463 | C A H A Y A I N J I L
dari jaring itu ditarik oleh sebuah kapal yang bergerak menyapu ke
arah tengah laut dan kembali menyisir ke tepi pantai, menggiring ikan-
ikan yang terjebak di dalamnya menuju ke pantai.
Ada banyak cara untuk melakukan hal ini. Anda dapat memakai dua
kapal. Keduanya berlayar sejajar dan kemudian membentuk gerakan
melingkar, menutup celah sehingga ikan-ikan terjebak di dalam
lingkaran jaring. Lalu kedua kapal itu bersama-sama pulang ka pantai,
menarik semua ikan yang tertangkap di dalam jaring. Bagian atas
jaring harus mengambang. Dan bagian bawahnya harus cukup dalam
sampai menyentuh dasar laut atau danau. Ini berarti Anda tidak dapat
memakai cara tersebut di perairan yang dalam. Dan memang, pukat ini
biasanya dipakai di daerah-daerah dekat pantai. Dengan demikian,
pukat tersebut dapat menjangkau mulai dari permukaan sampai ke
dasar dengan memasang pelampung untuk menahan bagian atasnya
dan memberi pemberat untuk memastikan bahwa bagian bawahnya
sampai ke dasar laut atau danau, sehingga tidak banyak ikan yang
dapat lolos dari jaring ini. Pukat ini lalu ditarik oleh satu atau dua kapal
dengan gerakan menyisir pantai. Dalam proses ini, pukat tersebut akan
menyapu semua ikan yang berada di jalur lintasannya.
Di zaman sekarang ini, cara penangkapan dengan memakai pukat atau
perahu pemayang masih banyak dilakukan. Banyak pengusaha kapal
ikan yang menggunakan pukat dalam menangkap ikan. Di danau
Galilea, sampai sekarang ini, penggunaan pukat masih dijalankan oleh
nelayan di sana. Ketika kapal sampai ke pantai, pukat itu akan ditarik
naik ke darat, dan semua ikan di dalamnya - besar ataupun kecil, yang
bagus maupun yang buruk - terperangkap di dalamnya. Ikan-ikan itu
lalu diangkat semua. Di daratan, ikan-ikan itu mulai dipisah-pisahkan.
Sebagian dari ikan-ikan itu lalu dibuang. Yang dibuang adalah ikan-ikan
yang sudah rusak, yang terlalu kecil dan yang sudah mati; ikan-ikan
yang mati saat terjerat di dalam pukat, dan juga ikan-ikan yang terlalu
kurus, lemah atau perutnya sudah membuncit. Karena itu berbagai
macam ikan yang akan dibuang oleh para nelayan. Mereka tidak
berminat untuk mengambil ikan yang nilainya terlalu rendah karena
ukurannya kecil ataupun yang sudah rusak. Seperti itulah gambaran
penangkapan ikan dengan menggunakan pukat. Jika Anda sudah dapat
membayangkan kegiatan orang-orang yang menggunakan pukat, maka
Anda akan dapat membayangkan gambaran yang terdapat di dalam
perumpamaan ini.
464 | C A H A Y A I N J I L
Di dalam Alkitab, ikan seringkali digunakan sebagai lambang bagi
manusia. Manusia digambarkan sebagai ikan yang berenang di laut,
sambil memakan ikan yang lebih kecil. Orang Tionhoa memiliki
pepatah: ikan besar memakan ikan kecil, dan ikan kecil memakan ikan
yang lebih kecil lagi. Kehidupan kita sering dibandingkan dengan
kehidupan ikan. Di dalam perumpamaan ini disebutkan tentang
berbagai-bagai jenis ikan, artinya adalah segala macam jenis manusia.
Ikan sangat mirip manusia dalam beberapa hal, dan keragaman jenis
ikan menggambarkan perbedaan kebangsaan dan jenis-jenis manusia
di dunia. Dan memang ada berbagai macam jenis ikan di lautan. Di
danau Galilea saja, menurut penelitian, ada 24 macam jenis ikan yang
hidup di sana. Sedangkan di lautan, ada ratusan jenis ikan dapat kita
jumpai di sana, keragaman yang mirip dengan keragaman jenis
manusia. Ada ikan yang berukuran besar, ada yang kecil; beberapa
ikan memiliki gigi yang tajam dan gemar menyerang sesamanya,
sementara yang lain ada pula yang berwatak pendamai dan hanya
memakan serangga, kepiting serta udang kecil. Ada banyak macam
ikan, sama seperti manusia, dengan berbagai macam kebiasaan dan
bentuk. Setiap jenis ikan memiliki bentuk dan rancangan yang
tersendiri. Demikianlah, mereka terdiri dari berbagai macam bentuk
dan ukuran.
Di dalam Alkitab, di Habakuk 1:14-15 sebagai contoh, bangsa-bangsa
dan orang-orang digambarkan seperti ikan. Di ayat 15 disebutkan
bahwa orang Kasdim, suatu bangsa yang agresif dan berkuasa pada
zaman itu, menarik bangsa-bangsa lain ke dalam pukatnya, mirip
dengan ucapan Yesus dalam perumpamaan ini. Ungkapan "ditangkap
dengan pukatnya" menggambarkan tindakan bangsa ini di dalam
menaklukkan bangsa-bangsa lainnya, menangkap mereka ke dalam
kuasa dan pengaruhnya.
Di dalam perumpamaan kali ini, kerajaan Allah digambarkan seperti
pukat yang bergerak melintasi dunia, dan menjaring orang-orang ke
dalamnya. Di dalam hal ini, yang terjadi adalah penaklukan rohani,
bukannya jasmani. Hamba-hamba Allah digambarkan sebagai penjala
manusia, sebagaimana yang tertulis di Matius 4:19.
Edersheim, seorang cendekiawan, memberitahu kita bahwa bagi orang
Yahudi, sudah merupakan hal yang lazim dalam membandingkan
manusia dengan ikan. Di Yehezkiel 12:13, khususnya di dalam
465 | C A H A Y A I N J I L
terjemahan Symmacus dari Perjanjian Lama berbahasa Yunani, kita
melihat gambaran tentang Allah yang memasukkan bangsa Israel
sebagai tawanan ke dalam jaring orang Kasdim. Di sini kita melihat
gambaran tentang Allah sendiri yang menangkap Israel dengan jaring.
Ada satu hal yang terkait dengan peristiwa terjaringnya ikan, yaitu
dalam tingkatan tertentu, mereka tertangkap tanpa menyadarinya. Ada
gerakan dari kerajaan Allah, Firman Allah; satu kuasa yang menarik
mereka ke dalam. Inilah gambaran yang kita dapatkan dari
perumpamaan ini. Kita diberi tahu bahwa ketika pukat itu sudah penuh,
lalu ditarik ke darat (Matius 13:48).
Di dalam perumpamaan ini, penuhnya isi pukat itu mengingatkan kita
pada perumpamaan tentang pesta pernikahan (Matius 22), di mana
Yesus membahas tentang ide yang sama. Di sini Yesus berkata, "Maka
pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang
yang dijumpainya di jalan-jalan, (perhatikan kesejajaran ini)orang-
orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan
perjamuan kawin itu dengan tamu" (Mat.22:10). Dalam perumpamaan
yang ini dibicarakan tentang orang yang sedang mengundang semua
orang untuk datang ke pesta pernikahan. Dibandingkan dengan
gambaran jaring yang menangkap banyak macam jenis ikan,
perumpamaan tentang pesta pernikahan ini memakai gambaran
hamba-hamba yang pergi mengundang banyak orang ke dalam pesta
tersebut. Kebanyakan orang menyukai pesta pernikahan sama seperti
mereka menyukai negeri dengan pemerintahan yang baik, dan itu
menjelaskan mengapa mereka datang ke pesta tersebut. Mereka yang
datang ke pesta, bagaimanapun juga, terdiri dari orang baik dan juga
orang jahat yang datang dengan harapan untuk dapat memperoleh
sesuatu dari sana.
Di dalam perumpamaan tentang pukat, kita melihat ada kata
'mengumpulkan' (Mat.13:47) yang digunakan dalam kalimat
'mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan'. Kata Yunani yang
diterjemahkan dengan 'mengumpulkan' juga dipakai di Matius 25:32.
Di sini sekali lagi kita mendapatkan arti yang sama di mana segala
bangsa dikumpulkan di hadapannya dan dia akan memisahkan yang
baik dari yang jahat - memisahkan domba dengan kambing. Dan kata
'memisahkan' juga kita dapati dalam perumpamaan tentang pukat ini.
Jadi ada beberapa perumpamaan yang memiliki makna yang mirip
dengan perumpaman tentang pukat ini, yang berarti bahwa makna
466 | C A H A Y A I N J I L
yang terkandung di dalamnya memegang peranan yang sangat penting
di dalam pengajaran Yesus.
Pukat itu ditarik ke pantai ketika sudah penuh. Hal ini mengingatkan
kita pada Roma 11:25 di mana Paulus berkata bahwa jika jumlah yang
penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk, maka itu adalah tanda
bahwa kita telah sampai pada akhir zaman. Namun karena Allah masih
juga bekerja hingga saat ini Anda mungkin bertanya, "Mengapa akhir
zaman - hari kiamat - itu belum juga tiba?" Ini karena pukat tersebut
masih belum penuh. Jika pukat itu sudah penuh - ketika segala tujuan
Allah sudah tercapai - maka hari akhir itu akan tiba dan pukat tersebut
akan ditarik ke darat.
Ungkapan 'mengumpulkan' cukup menarik perhatian karena kata
Yunani yang dipakai untuk itu dapat juga berarti 'menyambut atau
memberi tumpangan'. Kata tersebut dipakai dengan makna seperti ini
di Matius 25:35, 38 dan 43, di mana kata tersebut diterjemahkan
dengan 'memberi tumpangan'. Di dalam ayat-ayat itu, Yesus berkata
bahwa ketika ia sedang di dalam penjara, kelaparan, dan sebagainya,
orang-orang tersebut tidak memberinya tumpangan. Bagi mereka yang
masuk ke dalam golongan domba, Ia berkata, "Kamu memberi Aku
tumpangan." Kata Yunani yang diterjemahkan dengan 'memberi
tumpangan' (welcome) adalah kata yang sama yang diterjemahkan
dengan 'mengumpulkan' (to gather).
Ini berarti bahwa kerajaan Allah merentangkan tangan menyambut
kedatangan semua orang. Ia tidak pilih-pilih dalam mengundang orang-
orang. Setiap orang diundang untuk masuk ke dalam kerajaan Allah.
Jika Anda bukan seorang Kristen maka Anda juga diundang hari ini
untuk memasuki kerajaan itu. Kebanyakan negara sekarang ini,
menerapkan aturan imigrasi yang sangat ketat. Anda baru diterima jika
Anda merupakan orang yang memiliki keistimewaan, dan memenuhi
standar imigrasi mereka. Akan tetapi kerajaan Allah menerima setiap
orang. Bukan berarti bahwa penerimaannya tanpa syarat akan tetapi
undangannya memang demikian. Allah begitu mengasihi dunia
sehingga siapapun yang bersedia untuk datang akan diterima.
Namun bukan berarti bahwa karena Anda sudah berada di dalam
kerajaan Allah maka Anda sudah selamat. Jika demikian, maka setiap
orang yang sudah masuk ke dalam kerajaan Allah secara otomatis
467 | C A H A Y A I N J I L
diselamatkan. Ini bukanlah makna yang terkandung di dalam
perumpamaan ini. Ada orang yang baik dan yang jahat di dalam
kerajaan Allah. Dan yang jahat akan dibuang keluar pada akhir zaman
nanti, bukan sekarang. Kita melihat ada banyak orang, di dalam gereja
sekarang ini, yang terlihat seperti orang Kristen atau yang mengaku
sebagai orang Kristen namun akan dibuang oleh Allah pada hari akhir
nanti. Itulah peringatan yang diberikan oleh perumpamaan ini. Jangan
mengira bahwa karena kita sudah bergereja, karena kita sudah
menyebut diri sebagai orang Kristen, maka kita sudah selamat.
Sekarang kita sampai pada poin penting dari perumpamaan ini. Hal apa
yang membedakan antara ikan yang baik dan yang tidak baik? Apa itu
ikan yang baik? Hal apa yang akan memberi kejelasan tentang orang
Kristen yang sejati dan yang palsu? Orang Kristen macam apakah kita
ketika menyebut diri sebagai orang Kristen? Apakah kita mengira
bahwa kita pasti selamat karena kita sudah berada di dalam kerajaan
Allah? Kita harus mendengarkan baik-baik apa yang ingin disampaikan
oleh Yesus. Ia memperingatkan kita bahwa keberadaan kita di dalam
kerajaan Allah tidak menjamin bahwa kita akan diselamatkan pada hari
akhir nanti. Hal itu bergantung pada sesuatu yang lain. Apakah itu?
Sebelum saya masuk ke dalam bagian ini, mari kita perhatikan
beberapa unsur dari perumpamaan ini untuk melihat apa artinya. Kita
mulai dengan mengartikan apa arti laut. Di dalam Alkitab, laut
seringkali dipakai untuk menggambarkan dunia dan sistem yang
berkaitan dengannya (sebagaimana yang Anda lihat, Yesus memakai
unsur-unsur gambar di dalam perumpamaannya). Pemahaman ini
diambil karena laut selalu dilihat sebagai tempat yang tidak stabil, tidak
menentu, tidak ada kepastian dan tidak dapat diduga. Jika Anda
mendayung perahu di sebuah danau yang besar, Anda akan dapat
memahami maksud saya. Ketika angin mendadak bertiup kencang,
perahu Anda akan diombang-ambingkan oleh ombak ke sana-ke mari.
Di danau Galilea, hal ini sudah menjadi ciri khasnya, cuaca di sana
sangat sulit diduga. Anda tidak akan tahu kapan badai akan datang.
Tampaknya hari sangat cerah, dan matahari bersinar terang. Lalu
dalam beberapa menit sebuah badai menyapu danau tersebut, dan
seorang nelayan yang sudah ahlipun akan tenggelam dihantam badai
itu. Ketidakpastian merupakan ciri khas lautan. Jika Anda
mengamatinya Anda akan mengerti bahwa laut memang tidak stabil,
dan Anda mungkin bertanya-tanya apa saja isi lautan ini.
468 | C A H A Y A I N J I L
Jika Anda pernah berenang jarak jauh, Anda akan memahami dengan
lebih jelas apa yang sedang saya bicarakan. Pernahkah Anda menduga-
duga hal apa saja yang ada di balik permukaan laut yang sedang Anda
renangi itu? Suatu kali, ketika saya sedang berenang di Hunan, China,
saya menyeberangi sebuah sungai yang cukup lebar. Saya terus saja
memikirkan apa kira-kira yang terdapat di dasar sungai itu. Makhluk-
makhluk aneh mungkin saja tiba-tiba muncul dan menggigit kaki Anda.
Lagi pula, seringkali kita mendengar tentang perenang-perenang
tangguh yang hilang tanpa bekas di lautan. Sangat mungkin seorang
perenang yang sedang berenang sendirian melintasi jarak yang jauh di
lautan bertanya-tanya apa saja yang terdapat di dalam laut yang
sedang direnanginya.
Paulus bercerita tentang bahaya-bahaya yang dihadapi orang di lautan
(lihat 2 Korintus 11:25). Lautan menyimpan banyak bahaya; lautan
adalah tempat yang sangat berbahaya di mana segala hal yang tak
terduga bisa terjadi. Sebagaimana yang kita ketahui, kapal yang
sangat besar pun dapat hilang di lautan. Lihatlah Titanic sebagai
contoh. Ketika mereka membangun kapal ini, mereka membangunnya
dalam bentuk ruang-ruang yang bersekat, dan menyombongkan bahwa
kapal ini tidak akan tenggelam. Namun kapal ini tenggelam justru pada
pelayarannya yang pertama. Ia hanya berlayar sekali dan tidak pernah
kembali lagi. Dihantam oleh sebuah unsur laut yang tidak terduga -
sebuah gunung es, benda yang sangat sulit dilihat karena sebagian
besar bagiannya terbenam di bawah permukaan air.
Lautan, dalam Alkitab, seringkali dipandang seperti monster yang harus
dikendalikan. Sebagai contoh di Ayub 38:8-11, lautan, atau samudera
digambarkan dengan cara seperti ini - seperti monster yang harus
dijaga agar tetap berada di balik jeruji, yang telah ditentukan oleh Allah
karena lautan dapat mengancam jiwa Anda sekalipun Anda berada di
daratan. Anda tidak harus berada di tengah laut untuk disapu olehnya.
Kita sudah pernah mendengar berita-berita tentang gelombang-
gelombang besar yang menghancurkan desa-desa. Ribuan orang tewas
tersapu oleh gelombang besar yang melanda desa-desa tepi pantai.
Banjir adalah peristiwa yang sudah umum terjadi sekarang ini. Bahkan
di Quebec, Kanada, tempat saya menetap, ada kalanya tiba-tiba datang
badai dan banjir yang melanda seluruh kota. Penduduk mendapati
dirinya sekarang justru berada di bawah air. Kadang-kadang, danau
469 | C A H A Y A I N J I L
dan sungai meluap tinggi. Kita sering mendengar tentang kota-kota di
Amerika yang terbenam oleh banjir semacam ini, yang mengakibatkan
kerugian sampai jutaan dolar.
Selanjutnya kita akan melihat arti dari pantai. Pantai adalah batas,
pintu, yang ditetapkan terhadap lautan. Ini berarti bahwa gambaran
pantai dipakai di dalam perumpamaan ini untuk memberitahu kita
bahwa ia menjadi lambang dari akhir zaman. Lautan akan berakhir di
pantai.
Tidak ada jalan lolos dari penghakiman Allah
Kita baca dari Mazmur 114:3 bahwa lautan melarikan diri ketika Allah
turun tangan menyelamatkan umatNya. Kenyataannya, Ia membuka
jalan di laut sebagai lintasan bagi umatNya, sebagaimana yang kita
baca di Mazmur 136:13 dan Yesaya 43:16. Di sana, Allah membelah
laut, memberi jalan bagi umatNya, membebaskan mereka dari kuasa
laut - yang dapat membenamkan dan menghancurkan mereka.
Karena dunia ini penuh dengan kekacauan dan ketidak-stabilan, maka
kita dapat mengerti mengapa laut sangat cocok untuk dijadikan
lambang dari dunia. Anda dapat saja melihat badai di satu bagiannya
dan melihat ketenangan di bagian yang lainnya. Ia menggambarkan
kegelisahan terus menerus dari dunia ini. Namun apakah itu berarti
bahwa kita akan lolos dari penghakiman Alah jika kita bersembunyi di
dalam dunia? Pemazmur berkata, "Jika aku terbang dengan sayap
fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu
akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku"
(Maz.139:9-10). Jangan pernah berpikir bahwa kita tidak akan terkena
penghakiman Allah hanya karena kita tidak mempercayai-Nya.
Ketidak-percayaan bukanlah dasar bagi keselamatan. Karena kita tidak
percaya akan sesuatu bukan berarti bahwa hal itu tidak benar. Itu
hanya menunjukkan bahwa kita menganggapnya tidak benar. Ketidak-
percayaan itu sebetulnya mencerminkan siapa kita. Tidak ada
hubungannya dengan fakta. Jika kita tidak mempercayai adanya
kebakaran di gedung ini ketika kebakaran sedang terjadi, ketidak-
percayaan kita tidak akan memadamkan api itu. Saya harap bisa
begitu, tetapi kenyataannya memang tidak bisa. Api penghakiman Allah
tidak akan berlalu hanya karena kita tidak percaya akan penghakiman
470 | C A H A Y A I N J I L
itu. Ketidak-percayaan tidak akan mempengaruhi fakta. Ia hanya
menentukan sikap kita terhadap fakta itu.
Sebagai contoh, saya mungkin saja percaya bahwa rumah ini sedang
terbakar ketika ada orang yang berseru, "Kebakaran!" Sekalipun saya
tidak melihat adanya asap atau api, saya bisa mempercayai
kebenarannya jika orang yang berseru itu dapat dipercaya. Saya akan
menatapnya dan berkata, "Orang ini tidak pernah berbohong, jadi jika
ia berkata bahwa gedung ini terbakar, pastilah itu benar." Jadi saya
akan bergegas keluar dari gedung melalui pintu darurat dan
menghindar dari kemungkinan terbakar hidup-hidup.
Ketika Yesus berkata kepada kita bahwa pada hari akhir nanti akan ada
penghakiman, apa tanggapan kita? Kita dapat saja berkata, "Ia tidak
pernah berdusta. Jika nanti akan ada penghakiman, lebih baik kita
bersiap-siap untuk menghadapinya," atau Äku tidak percaya."
Penghakiman itu tidak akan berlalu karena kita tidak mempercayainya.
Ketidak-percayan hanya akan mempengaruhi sikap dan tanggapan kita
terhadap sesuatu hal. Sering kali ketika saya berbicara dengan orang
yang tidak percaya, mereka sering menanggapi dengan, "Saya tidak
percaya." Apakah mereka akan terhindar dari penghakiman Allah
karena mereka tidak percaya akan adanya penghakiman tersebut?
Saya percaya pada ucapan Yesus karena saya sudah menguji
firmannya. Saya sudah menguji apa yang diajarkan Yesus selama dua
puluh tahunan dan semuanya tidak ada yang gagal. Itu sebabnya, saya
tahu bahwa jika Yesus berkata tentang sesuatu, pastilah itu benar.
Tidak pernah terbukti hal yang sebaliknya, tidak satu kalipun. Hanya
Yesus yang berani berkata, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi
perkataanku tidak akan berlalu" (lihat Mat.5:18). Ketika Yesus berkata
bahwa akan ada penghakiman nanti, maka itu pasti akan terjadi. Ia
tidak pernah keliru.
Lebih baik kita mulai memikirkan apa yang harus dilakukan saat
penghakiman itu datang. Jika kita menunggu sampai harinya tiba baru
akan bertindak, maka hal itu sangatlah terlambat. Sekaranglah saatnya
bertindak demi menghadapi penghakiman itu. Tidak ada gunanya
mencoba lari dari bangunan jika api sudah mengurung kita. Ketika api
belum mengurung kita itulah saatnya untuk meloloskan diri. Inilah
peringatan yang diberikan oleh perumpamaan itu. Yesus berkata bahwa
471 | C A H A Y A I N J I L
pada hari akhir nanti ketika kita sudah sampai di pantai, maka jaring
akan ditarik ke darat.
Yesus sangatlah teliti dan akurat dalam menyampaikan sesuatu. Saya
tidak pernah berhenti mengagumi bagaimana dia memakai hanya
beberapa kata untuk mengungkapkan begitu banyak hal. Ketika kita
mencoba untuk membahas pokok yang Yesus sampaikan, kita harus
menghabiskan begitu banyak waktu untuk dapat mengungkapkan
semua maknanya. Ia hanya menggunakan satu kata Yunani - di dalam
Matius 13:48 - untuk membicarakan tentang 'pukat itu pun diseret
orang ke pantai'. Namun tidak ada padanan kata yang sama di dalam
bahasa Indonesia. Kata Yunani yang diterjemahkan dengan anak
kalimat 'pukat itupun diseret orang ke pantai' jika diterjemahkan
secara literer akan berarti 'mengangkat' pukat. Kata ini memang
sangat langka karena di dalam Perjanjian Baru berbahasa Yunani, kata
ini hanya muncul satu kali.
Apa arti penting dari 'mengangkat pukat'? Arti pentingnya akan sangat
terasa jika kita bandingkan ayat ini dengan Kisah 24:15, yang
mengatakan, "Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti
mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik
orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar." Jadi
kita akan dibangkitkan nanti. Sekalipun Yesus menitikberatkan akan hal
ini, kita mungkin masih berpikir, "Karena saya tidak percaya dengan
ajaran Yesus, maka jika saya mati nanti, semuanya akan berakhir,
tidak penting lagi." Jika akhir ceritanya akan seperti itu, maka Anda
boleh berlega hati. Akan tetapi, akhir ceritanya tidak seperti itu.
Pukat itu akan diangkat. Perhatikan bahwa di dalam perumpamaan ini
disebutkan bahwa pukat itu diseret ke pantai. Semua ikan akan
diangkat dari pukat. Ini adalah gambaran yang luar biasa dari
kebangkitan di mana Yesus menggunakan kata Yunani yang langka
untuk menyatakan bahwa semua orang - yang baik dan yang jahat -
akan dibangkitkan pada hari kebangkitan nanti. Bahkan mereka yang
mati sebelum kedatangan Yesus yang pertama akan dibangkitkan pada
hari itu untuk menghadapi penghakiman. Akan tetapi banyak orang
yang berharap untuk dapat menghindari penghakiman dengan
beranggapan bahwa jika mereka tidak mempercayai hal itu, maka
penghakiman tidak akan diadakan terhadap mereka. Karena mereka
menolak untuk bertobat atas dosa-dosanya, mereka mengira bahwa
472 | C A H A Y A I N J I L
mereka akan mati, dikuburkan, dan itulah akhir dari ceritanya. Sayang
sekali, akhir ceritanya bukan begitu. Mereka akan dibangkitkan pada
hari itu untuk menghadapi penghakiman Allah. Poinnya adalah bahwa
kerajaan Allah - pemerintahan Allah - menjangkau sampai ke seluruh
dunia. Hanya karena kita tidak mengakui pemerintahan-Nya bukanlah
alasan bagi-Nya untuk tidak menghakimi kita.
Sebagai contoh, jika seorang penjahat di Montreal (Kanada) tidak
tunduk terhadap aturan hukum di Kanada, hal itu tidak membuat dia
bebas dari peraturan hukum negara Kanada. Sebaliknya, justru karena
dia tidak menghargai hukum Kanada, maka hukum yang diberlakukan
terhadap dia akan lebih berat jika ia melakukan kejahatan.
Demikianlah, setiap orang akan jatuh ke dalam penghakiman Allah
karena Ia bukan sekadar Raja bagi gereja, namun juga Raja atas dunia
karena Dialah yang menciptakan dunia ini dan Dia juga sudah
menyediakan penebusan bagi setiap orang di dunia ini. Ia sudah
menyediakan pengampunan di dalam Kristus bagi setiap orang yang
berdosa. Tidak ada maaf bagi mereka yang tetap berdiam di dalam
dosa.
Mari kita rangkum apa yang sudah kita bahas sejauh ini. Melalui
perumpamaan yang tampaknya sederhana ini, kita mendapat kunci
untuk memahami berbagai gambaran. Kita melihat bahwa laut
menggambarkan dunia, ikan adalah manusia dan peristiwa diangkatnya
pukat dan dikeluarkannya dari laut ke pantai adalah gambaran dari
kebangkitan.
Lalu apa arti pukat itu sendiri? Yesus menggunakan ungkapan 'pukat
yang dilabuhkan (cast = ditebarkan) di laut' dalam ayat 47. Di dalam
pengajarannya, Yesus telah menngunakan kata ini berulang kali di
dalam kesempatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, di awal pasal
13, ada perumpamaan tentang penabur benih, dan di dalam
perumpamaan itu Yesus juga menggunakan kata 'cast (menabur)', di
mana benih yang ditabur itu adalah Firman Allah. Dan di dalam
perumpamaan tentang biji sesawi, ia juga berbicara tentang benih yang
ditaburkan. Setiap kali ungkapan tentang benih yang ditaburkan itu
disebut, hal itu selalu berkaitan dengan pemberitaan Firman Allah. Di
dalam perumpamaan ini, pekabaran Firman Allah digambarkan sebagai
pukat yang menarik orang-orang ke dalamnya. Melabuhkan pukat
473 | C A H A Y A I N J I L
berarti mengabarkan Firman Allah. Dan Firman Allah itulah yang
menarik kita ke dalam kerajaan Allah.
Orang-orang menghendaki keselamatan dengan berbagai macam
alasan dan motivasi. Mungkin saja alasannya sangat egois, hanya
sekadar ingin mendapat jatah tempat di surga. Atau mungkin juga
dengan alasan yang lebih mendalam yaitu karena jenuh atas
kebusukan dosa di dalam hidup kita, dan dengan demikian
menghendaki kesembuhan dan perubahan supaya dapat berguna bagi
sesama manusia di dunia. Ini adalah motivasi yang tidak egois. Atau
kita mungkin memulai dengan motivasi yang egois namun secara
perlahan Allah mengubahnya menjadi yang tidak egois. Yang
terpenting adalah bahwa perubahan harus terjadi. Jika perubahan itu
tidak terjadi, maka kita akan berakhir sebagai ikan jelek - yang akan
dibuang. Kata aslinya dalam bahasa Yunani berarti dibuang keluar dari
kerajaan Allah.
Apa artinya ikan yang bagus dan yang jelek? Sangat mudah bagi kita
untuk dapat memahami apa itu ikan yang bagus. Akan tetapi
bagaimana dengan ikan yang jelek? Ketika kita membahas
perumpamaan tentang gandum dan lalang, kita melihat ada dua
macam orang di dalam kerajaan Allah. Gandum mewakili orang Kristen
yang baik - murid sejati. Dan lalang (dari jenis yang mirip gandum)
memiliki penampilan seperti gandum namun pada dasarnya sangat
berbeda. Malahan, lalang jenis ini mengandung racun, sama seperti
orang Kristen palsu yang mencelakai dunia. Mereka yang sekadar
menyebut diri Kristen ini adalah orang yang sangat merbahaya. Banyak
orang yang menolak untuk menjadi Kristen karena melihat mereka ini.
Apakah perumpamaan ini memiliki kesamaan dengan perumpamaan
gandum dan lalang? Ya, keduanya mirip namun tidak sama. Dan
perbedaannya sangatlah signifikan. Lalang memiliki keserupaan bentuk
dengan gandum. Di dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang,
Iblislah yang menaburkan lalang itu ke tengah gereja, ke dalam
kerajaan Allah. Kita melihat bahwa lalang mewakili orang Kristen palsu
yang tidak pernah berubah karakternya. Mereka beribadah di gereja
dan belajar untuk berbicara serta berperilaku seperti orang Kristen;
mereka tahu semua istilah yang dipakai oleh orang Kristen dalam
percakapan. Mereka sudah dibaptis, dan bahkan ikut dalam perjamuan.
Mereka melakukan segala yang dilakukan oleh orang Kristen, namun
474 | C A H A Y A I N J I L
tidak ada perubahan di dalam hati mereka. Mereka masih tetap seperti
yang dulu. Jauh di dalam hati mereka, tidak pernah ada komitmen
untuk menyerahkan hidup kepada Allah. Mereka adalah orang-orang
yang belum lahir baru, belum diubah. Secara sederhana, mereka
adalah orang non-Kristen yang berpenampilan seperti orang Kristen.
Mereka memiliki watak berdosa dan tetap seperti itu. Satu-satunya
perubahan adalah dari segi penampilan mereka. Sebagaimana yang
Yesus katakan, mereka adalah 'kuburan yang dilabur putih' (Matius
23:27). Dalam hatinya, mereka penuh dengan kebusukan namun di
luarnya mereka cat dengan kapur putih.
Ada banyak orang yang masuk Kristen namun tidak berbeda dengan
orang yang non-Kristen karena di dalam hatinya mereka tidak pernah
berubah. Mereka tidak pernah menjadi ciptaan baru sebagaimana yang
Paulus bicarakan di 2 Korintus 5:17. Mereka adalah orang-orang yang
menimbulkan kerusakan besar bagi gereja, termasuk merusak nama
baik gereja. Sangat mudah bagi orang non-Kristen untuk melihat
bahwa orang-orang Kristen palsu ini berperilaku sama seperti mereka.
Kenyataannya, mereka lebih buruk ketimbang orang non-Kristen
karena setidaknya orang-orang non-Kristen tidak berpura-pura tampil
benar atau religius. Akan tetapi, mereka yang sekadar menyebut diri
Kristen ini memiliki tampilan luar seperti orang Kristen yang religius;
mereka berjalan berkeliling dengan Alkitab mereka yang besar,
beribadah ke gereja, berbicara seperti orang yang taat beragama.
Namun di dalam hatinya, mereka penuh dengan kebusukan, pada
dasarnya mereka adalah orang non-Kristen yang terburuk.
Apa perbedaan di antara perumpamaan ini dengan perumpaman lain
yang serupa? Untuk dapat memahaminya, kita perlu melihat ke Alkitab
berbahasa Yunani untuk dapat melihat kata-kata kuncinya. Sekalipun
kata ini, yang kita dapatkan di ayat 48, diterjemahkan dengan 'yang
tidak baik', ia bukanlah kata yang umum dipakai untuk menyatakan
sesuatu yang tidak baik dalam percakapan sehari-hari sekarang ini.
Kata 'tidak baik' yang digunakan di perumpamaan ini selalu
mengandung makna ―kebusukan‖ atau ―kerusakan‖ saat digunakan
dalam pengajaran Yesus di dalam bagian lain di Alkitab
Yesus menggunakan kata 'tidak baik (rotten = busuk)' sebagai contoh
di Matius 7; Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan
pohon yang tidak baik (rotten) menghasilkan buah yang tidak baik
475 | C A H A Y A I N J I L
pula. Kata tidak baik di sini pada dasarnya mengandung makna busuk
atau rusak. Hal ini dapat Anda periksa dengan memakai kamus-kamus
bahasa Yunani standar. Jika Anda memeriksa pemakaian kata ini Anda
akan mendapati bahwa karakter kata ini berbeda dengan kata lain yang
mengandung makna tidak baik. 'Busuk' berarti sesuatu yang pada
awalnya baik namun kemudian mengalami kerusakan. Sebagai contoh,
apel yang busuk pada awalnya adalah apel segar yang baik yang
mengalami kebusukan sejalan dengan waktu. Ulat-ulat mulai
memakannya, mengubah sesuatu yang tadinya baik menjadi rusak.
Kata ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang
jatuh sakit. Sebagai contoh, kita dapat mengatakan bahwa
orang yang tadinya sehat dan kemudian jatuh sakit;
kesehatannya dirusak oleh penyakit.
Kata ini juga dipakai untuk menggambarkan penuaan dalam
artian tentang sesorang yang tadinya muda kemudian mulai
dimakan oleh usia. Pernahkah Anda melihat orang tua yang
mulai lamban, kesulitan dalam bergerak? Mereka mulai dimakan
oleh berbagai penyakit, jalan pikiran mereka mulai lamban, dan
ingatan mereka mulai lemah. Seseorang yang tadinya sehat dan
kuat mulai berkurang kekuatannya; ia menjadi lemah sebagai
akibat dari kerusakan ini, jatuh sakit dan akhirnya mati. Ini
berarti bahwa kata ini dipakai untuk menjelaskan tentang
sesuatu yang tadinya baik dan kemudian menjadi tidak baik.
Dari penjelasan di atas, kita segera melihat perbedaan antara makna
kata 'tidak baik' di dalam perumpamaan ini dengan makna yang
dikaitkan dengan lalang. Sejak awalnya, lalang tidak pernah baik,
selalu tidak baik. Sejak awalnya sudah berupa lalang, yang beracun
dan tidak dapat dimakan. Namun di dalam perumpamaan ini, kita
berbicara tentang sesuatu yang pada awalnya baik dan mengalami
kerusakan. Itu sebabnya mengapa di dalam membicarakan ikan yang
tidak baik, kita tidak berbicara tentang ikan yang berasal dari jenis
yang tidak baik maupun yang haram. Ikan yang haram - sejalan
dengan aturan di dalam Perjanjian Lama - tentu saja tidak akan
dimakan oleh orang Yahudi. Ikan-ikan yang haram adalah ikan-ikan
yang tidak bersisik, yang secara agama dianggap sebagai haram. Sejak
awalnya mereka sudah haram dan tidak ada perubahan dalam keadaan
mereka. Karena itu istilah ikan yang tidak baik di perumpamaan ini
476 | C A H A Y A I N J I L
tidak dapat diterapkan pada golongan ikan yang haram. Saya terkejut
dengan adanya beberapa ulasan dari para penulis, yang seharusnya
lebih tahu, yang menjelaskan bahwa ikan yang tidak baik ini adalah
ikan yang haram. Kata Yunani yang dipakai - sapros - tidak
menunjukkan kaitan apapun dengan keadaan halal atau haram. Di
dalam Perjanjian Lama pun kata ini tidak memiliki kaitan dengan
makna haram. Ia selalu menunjukkan tenang sesuatu yang tadinya
baik yang menjadi tidak baik.
Jadi, perumpamaan ini bukanlah sekadar pengulangan dari
perumpamaan tentang gandum dan lalang sekalipun akhir ceritanya
sama dengan perumpamaan tersebut. Ia membawa satu unsur baru
yang penting, yakni ikan-ikan ini menjadi rusak karena pembusukan;
ikan yang tadinya baik. Jadi di dalam perumpamaan tentang pukat ini,
ikan yang dibuang keluar adalah ikan yang sudah mengalami
kerusakan, yang dulunya sehat tetapi telah menjadi sakit dan ada yang
bahkan telah mati.
Para cendekiawan Jerman sangat memahami hal ini. Schteer, sebagai
contoh, menyatakan, "Ikan yang dibicarakan ini adalah ikan yang
semestinya dapat dimakan, akan tetapi sayangnya telah mati di dalam
penjaringan, dan mengalami kebusukan." Apa yang dikatakan oleh
Schteer adalah bahwa pukat itu menimbulkan - ketika ikan-ikan
terkurung rapat di dalamnya - kesesakan yang berakibat pada
kematian banyak ikan. Hal ini sering terjadi pada hewan-hewan; ketika
mereka terkurung, mereka saling mendesak dan menginjak sehingga
ada beberapa yang tergencet mati.
Cendekiawan Jerman yang lain, Meier berpendirian sama ketika ia
membahas kata "tidak baik" ini: "...yang sudah mati dan mulai
membusuk ketika terjaring oleh pukat ini." Kedua cendekiawan Jerman
ini memahami dengan baik bahwa kata "tidak baik" bermakna sesuatu
yang pada awalnya baik namun mengalami kerusakan selama
penjaringan berlangsung.
Jenis orang yang digambarkan oleh ikan yang tidak baik ini adalah
mereka yang tertarik masuk ke dalam kerajaan Allah. Namun di dalam
perumpaman tentang gandum dan lalang, Iblislah yang menaburkan
benih orang Kristen palsu ke dalam kerajaan. Di dalam perumpamaan
tentang pukat, orang-orang ini bukan benih yang ditabur oleh Iblis;
477 | C A H A Y A I N J I L
mereka tertarik masuk oleh pukat (yaitu Firman Allah). Mereka
menanggapi Firman Allah dan tertarik olehnya. Namun sesudah mereka
menanggapi Firman Allah, apa yang terjadi? Perlahan-lahan mereka
berpaling. Ini adalah persoalan yang umum terjadi di dalam Perjanjian
Baru karena memang akan ada orang yang kasihnya menjadi dingin
sampai ke titik di mana mereka murtad dari imannya yang semula.
Di dalam pengajaran Alkitab, seperti di 1 Timotius 4:1, Paulus
memberitahu Timotius bahwa Roh telah mengungkapkan bahwa di
hari-hari akhir nanti (ketika pukat itu mulai ditarik ke pantai) banyak
orang akan murtad. Anda tidak akan dapat murtad jika Anda
sebelumnya tidak beriman. Tidak ada gunanya berbicara tentang
kemurtadan kecuali jika Anda tadinya memiliki iman.
Gambaran ini kita dapatkan dengan tepat di dalam perumpamaan
tentang pukat ini. Kita melihat orang-orang yang pada awalnya
menanggapi Allah, yang bahkan pernah sangat aktif di gereja. Saya
teringat dengan gereja di London tempat saya beribadah dahulu.
Orang-orang mudanya sangat bersemangat melayani Tuhan. Yang satu
sibuk melakukan ini, yang lainnya sibuk berbuat itu. Beberapa di antara
mereka membentuk persekutuan orang Kristen Tionghoa di sana-sini.
Kami memulai dari Hong Kong House, ada pula yang membentuknya
di Malaysian Hall, semua sibuk berbuat ini dan itu. Kami semua
memiliki banyak kegiatan dalam membangun gereja Allah. Akan tetapi,
di mana orang-orang itu sekarang? Saya tidak sedang membesar-
besarkan masalah jika berkata bahwa sekitar 90% dari mereka sudah
meninggalkan imannya. Beberapa dari antara mereka masih beribadah
ke gereja namun menjalani kehidupan yang tidak berbeda dengan
orang non-Kristen. Apa yang sudah terjadi?
Api yang tadinya membakar kuat di dalam hati mereka sudah dingin.
Kesehatan rohaniah yang tadinya mereka nikmati sudah rusak. Mereka
jatuh ke dalam pembusukan rohani (spiritual degeneration). Ini adalah
hal yang diperingatkan oleh rasul Yohanes kepada jemaat-jemaat:
"Engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah
betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi
apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan
datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari
tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat" (lihat Wahyu 2:4-5). Dan
inilah yang terjadi di dalam perumpamaan ini. Ikan-ikan itu pada
478 | C A H A Y A I N J I L
mulanya sehat. Seperti yang disampaikan oleh Schteer, mulanya
mereka dapat dimakan tapi sekarang mereka sudah busuk. Mereka
sudah mati secara rohani di dalam pukat.
Baiklah saya bacakan bagi Anda kutipan dari John Chrisostom*,
penginjil besar yang dipakai oleh Allah secara luar biasa pada abad
keempat. Kata 'christosom' berasal dari bahasa Yunani chris (emas)
dan stoma (mulut) dan ia sering digambarkan sebagai penginjil dengan
'mulut emas'. Ini adalah hal yang disampaikannya di dalamHomily yang
ke-47 (khotbah tentang Matius yang ke-47): ".., janganlah kita berpuas
hanya karena Injil diberitakan, dan janganlah berpikir bahwa iman
saja sudah cukup bagi keselamatan. Ia (Yesus) juga menyampaikan
sebuah perumpamaan yang mengerikan. Perumpamaan apa itu? Itulah
perumpamaan tentang pukat.
Saat Christosom berkata "janganlah berpuas hanya karena Injil
diberitakan" ia sedang menyampaikan bahwa kita tidak boleh mengira
bahwa kita sudah selamat karena kita sudah menanggapi Injil (yaitu
masuk ke dalam jaring). "Janganlah berpikir bahwa iman saja sudah
cukup bagi keselamatan" mengingatkan kita bahwa iman di mana kita
sekadar percaya namun tidak kita jalani dengan masuk ke dalam
kehidupan yang benar dan kudus tidak akan menyelamatkan kita.
Kemudian Christosom melanjutkan, "Di mana letak perbedaan
perumpamaan ini dengan perumpamaan tentang lalang? Karena di
sana juga disebutkan bahwa yang satu selamat sedangkan yang
lainnya binasa. Tetapi di situ (di dalam perumpamaan tentang gandum
dan lalang), terjadi karena mereka memilih doktrin yang sesat (orang-
orang itu memang sudah sesat dari awalnya dan tidak pernah
berubah), sedangkan yang di sini menjadi sesat dalam kehidupannya,
menjadi yang paling celaka dari antara yang lainnya. (Ikan yang
dibuang adalah orang-orang yang menjadi jahat dalam kehidupannya -
yaitu, mereka pada mulanya baik akan tetapi mengalami pembusukan
dan menjadi rusak. Mereka tidak hidup di dalam kekudusan
lagi.) Sesudah mendapatkan pengetahuan tentang Dia (yaitu
pengetahuan tentang Kristus), dan sesudah tertangkap oleh Kristus di
dalam pukat ('tertangkap' adalah ungkapan yang lazim dalam bahasa
Yunani - di sini diartikan sebagai masuk ke dalam kerajaan Allah) akan
tetapi sekarang sudah tidak dapat lagi diselamatkan. Sekalipun mereka
sudah mengenal Yesus, sekalipun mereka sudah masuk dalam jemaat,
479 | C A H A Y A I N J I L
mereka masih tidak dapat diselamatkan. Menurut Christosom, mereka
adalah yang paling celaka dibandingkan dengan yang lainnya.
(*John Christosom adalah seorang hamba Allah yang besar. Ia adalah
seorang pimpinan jemaat di bagian timur kekaisaran Roma, dan
merupakan Uskup Agung di Konstantinopel. Hamba Allah yang besar ini
kemudian dihukum mati karena mengecam keras kejahatan yang
berlangsung di dalam gereja yang dipimpinnya).
Lalu Christosom melanjutkan dengan berkata, "Bagi yang kurang
mengerti, (ia maksudkan jika Anda masih juga belum memahami
seriusnya masalah di dalam perumpamaan ini) mereka akan
membuang yang busuk, janganlah beranggapan bahwa ikan yang tidak
baik itu tidak berada di bawah ancaman bahaya." Belakangan ini ada
banyak orang yang memandang remeh perkara dibuang keluar,
mengira bahwa itu hanya berakibat pada kita tidak akan dapat
menikmati berkat-berkat khusus, namun tidak berarti bahwa Anda
kehilangan keselamatan. Christosom berkata bahwa jika Anda mengira
bahwa dibuang keluar itu tidak berbahaya, "dengan interpretasinya, ia
(Kristus) menegaskan adanya hukuman dengan berkata, 'mereka akan
dicampakkan ke dalam dapur api'"
Apa yang akan terjadi dengan ikan yang tidak baik? Apakah mereka
akan dibuang kembali ke laut? Tidak. Perhatikan baik-baik pada apa
yang dikatakan oleh perumpaman ini kepada kita: "lalu mencampakkan
orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan
kertakan gigi" (Matius 13:50). Kebinasaan yang mengerikan adalah hal
yang harus mereka hadapi.
Akhirnya Christosom merangkum semua ini di dalam kata-kata,
"Perhatikanlah baik-baik, ada berapa jalan menuju kebinasaan? Dengan
tanah yang berbatu, tanah pematang, tanah yang bersemak duri,
lalang, dan sekarang dengan pukat. Bukannya tanpa alasan jika
Ia (Yesus) berkata, 'karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang
menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang pergi melaluinya'"
(Matius 7:13).
Sekalipun mengutip Matius 7:13, di dalam bahasa Yunani - dan tentu
saja Christosom berkhotbah dalam bahasa Yunani - ia secara sengaja
menggunakan kata yang berbeda. Ia menggunakan kata 'go away by
480 | C A H A Y A I N J I L
it (pergi melaluinya)' ketimbang memakai kata yang ada di dalam
Alkitab, yaitu 'masuk melaluinya'. Matius 7:13 mengatakan, "karena
lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan
banyak orang yang masuk melaluinya." Namun di dalam
pembahasannya tentang perumpamaan ini Christosom memakai
ungkapan: mereka pergi menuju kebinasaan. Ia secara sengaja
memakai kata 'pergi'. Dan dengan pergi meninggalkan Kristus, maka
mereka sudah murtad.
Christosom, seperti halnya bapa-bapa gereja pada masa awal
pertumbuhan gereja, jelaslah bukan orang yang berkata bahwa sekali
Anda diselamatkan, maka Anda akan tetap selamat, tidak peduli betapa
jahatnya kehidupan Anda sesudah itu. Ia tidak akan mengatakan hal
semacam itu. Itu sebabnya ia menyimpulkan dengan berkata
demikian: Sesudah menyampaikan semua itu, dan menyimpulkan
pembahasannya dengan nada untuk menimbulkan rasa takut, dan
menegaskan bahwa ini adalah hal yang paling banyak terjadi, karena
(itu) Yesus lebih banyak berbicara tentang hal ini, ia berkata,
"Mengertikah kamu semuanya itu?"
Di sini, sebagaimana yang disinggung oleh John Christosom, Yesus
menyimpulkan ketujuh perumpamaan di Matius 13 dengan sebuah
catatan yang membangkitkan rasa takut di hati pembacanya. Rasa
takut terhadap pembusukan jika Anda sudah dimasukkan ke dalam
kerajaan Allah, jika Anda sudah menerima hidup yang baru, jika Anda
sudah dibebaskan dari belenggu dosa. Ini akan seperti, sebagaimana
yang dituliskan oleh Petrus, "Seperti anjing yang kembali ke
muntahannya, seperti babi yang kembali ke kubangan." (lihat 2
Pet.2:22).
Apa yang dikatakan oleh Yesus di dalam penutupan perumpamaan ini?
Mereka yang benar akan dipisahkan dari yang jahat (ay.49). Ia tidak
berbicara tentang orang yang percaya dan yang tidak percaya, akan
tetapi tentang mereka yang jahat dan yang benar. Siapa yang akan
diselamatkan? Hanya orang benar yang akan diselamatkan.
481 | C A H A Y A I N J I L
Perumpamaan tentang Ahli Taurat yang Menerima
Pelajaran tentang Hal Kerajaan Surga
Matius 13:51-52 - Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami
mengerti." Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap
ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Surga itu
seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang
lama dari perbendaharaannya."
Perumpamaan ini dapat kita baca di Matius 13:51-52. Di sini, Yesus
bertanya kepada murid-muridnya, "Mengertikah kamu akan ketujuh
perumpamaan yang baru diajarkan ini?" Dan mereka menjawab, "Ya."
Lalu Yesus berkata, "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima
pelajaran dari hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang
mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari
perbendaharaannya."
Hal apa yang dapat kita pelajari dari kutipan di atas itu? Para murid
merasa bahwa mereka sudah mengerti perumpamaan-perumpamaan
tersebut, sampai sebatas hal-hal yang menarik minat mereka. Namun
tentu saja, yang ingin memahami segala yang perlu dimengerti sampai
mencakup semua kekayaan makna perumpamaan ini, akan mendapati
bahwa pemahaman mereka masih kurang.
Yesus berkata, "Karena itu..." (ay.52). Apa arti dari 'karena itu'? Yesus
berkata bahwa jika mereka telah mengerti pengajarannya, mereka
akan seperti ahli Taurat yang menerima pelajaran tentang hal kerajaan
surga. Kata 'menerima pelajaran' berarti 'menjadi murid dari
seseorang'. Itu sebabnya, para murid akan menerima pelajaran
tentang hal kerajaan surga. Sejalan dengan penelaahan kita di Matius
13:51-52, kita akan melihat beberapa prinsip penting yang akan
tampil.
482 | C A H A Y A I N J I L
Yesus mengucapkan beberapa kata yang sangat penting ketika dia
megirim murid-muridnya ke seluruh dunia. Yesus mendekati mereka
dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di
bumi. Karena itu pergilah (dengan dasar kuasa ini karena Allah telah
memberinya segala kuasa itu), jadikanlah semua bangsa murid-
Ku (kata jadikan murid atau make disciples, diterjemahkan dari kata
Yunani yang sama dengan kata 'menerima pelajaran' atau "trained"
dalam perumpamaan ini - 'menerima pelajaran' dari hal Kerajaan
Surga) dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18-20).
Yesus mengirim murid-muridnya untuk pergi memuridkan.
Demikianlah, Yesus tidak mengirim kita hanya untuk mencari penganut
agama baru - sekadar menambah keanggotaan gereja, sekadar
memperbesar jumlah anggota gereja. Kita semua mampu melakukan
ini dengan berbagai macam metode dan rayuan. Jika kita membentuk
kegiatan-kegiatan yang bersifat menghibur - seperti konser, tamasya,
dan berbagai kegiatan rekreasi lainnya - kita dapat saja menarik
berbagai macam orang ke dalam gereja karena orang-orang memang
senang dihibur. Akan tetapi kita disuruh pergi bukan untuk menghibur
orang, apalagi sekadar menambah penganut agama, melainkan untuk
memuridkan.
Dapatkah kata-kata dari Yesus itu diterapkan pada kita? Kita
menyampaikan kepada orang-orang, "Lihat, jika Anda percaya kepada
Yesus, maka dosa-dosa Anda akan diampuni." Kita mungkin dapat
memperoleh banyak penganut agama dengan cara seperti ini. Namun
seorang penganut agama bukanlah seorang murid. Di dalam Alkitab,
seorang murid sering digambarkan sebagai seorang prajurit, jauh
melebihi sekadar penganut agama. Memang dapat dipastikan bahwa
jika kita memakai Empat Hukum Rohani (traktat yang diterbitkan
khusus untuk menjangkau jiwa baru), kita akan dapat memperoleh
banyak penganut agama. Akan tetapi kita diutus untuk memuridkan.
Tahukah kita bagaimana cara memenuhi pengajaran itu?
Di masa Perjanjian Lama, hanya ada dua kelompok orang - ahli Taurat
dan para nabi - yang memiliki murid. Para ahli Taurat cukup sering
disebutkan di dalam Perjanjian Lama. Di dalam bahasa Mandarin, ahli
483 | C A H A Y A I N J I L
Taurat disebut wen shi. Apa itu ahli Taurat? Sebelum kita meneliti lebih
jauh tentang mereka, mari kita lihat dulu apa yang menjadi pusat
perhatian gereja pada masa-masa awal. Mereka lebih mementingkan
upaya untuk memenuhi ajaran Yesus, bukannya sekadar menambah
penganut agama, yang akan segera menghilang begitu masalah
datang. Sebagai contoh, jika kita berkeinginan untuk membangun
gereja yang dipenuhi oleh penganut agama, maka kami akan
menjalankan segala sesuatunya dengan cara yang berbeda dengan
yang selama ini kami jalankan. Kami akan memakai cara-cara yang
sudah terkenal ampuh untuk menarik minat banyak orang agar datang
memenuhi gereja. Hiburan rohani akan menjadi sarana yang akan kami
pakai. Saya sempat mengunjungi banyak gereja di Amerika sejak
pindah ke Kanada bertahun-tahun yang lalu. Saya sangat terkejut
melihat bagaimana sarana hiburan dipakai untuk menarik kedatangan
banyak orang di beberapa gereja. Memang benar bahwa hiburan itu
bersifat rohani, namun tetap saja sekadar hiburan. Dilengkapi dengan
penyanyi, pemain musik dan MC, jadilah sudah. Anggota gereja-gereja
itu sangat terlatih untuk menghibur. Dan mereka juga memiliki
berbagai macam kegiatan yang dapat menarik minat orang-orang yang
mungkin tidak terlalu bersemangat pada masalah rohani. Dengan cara
seperti ini, Anda pasti akan dapat menghimpun banyak orang. Anda
akan dapat menciptakan kerumunan besar orang-orang. Namun, pada
saat persoalan datang, misalnya penganiayaan, orang-orang itu akan
segera lenyap secepat kedatangan mereka.
Ketika kaum komunis memenangkan Tiongkok, saya berada di sana
pada saat itu. Saya melihat langsung apa yang terjadi dengan gereja-
gereja di sana. Saya melihat bagaimana gereja-gereja yang besar -
yang biasanya kaya - yang tadinya dipenuhi oleh jemaat, menjadi
kosong ketika kaum komunis datang. Orang-orang itu tidak berani
datang ke gereja lagi. Dan gereja tersebut tidak lagi menjadi tempat
hiburan yang menyenangkan; tidak lagi menjadi tempat bertemu
dengan teman-teman untuk saling mengobrol. Ketika tidak ada lagi
orang yang hadir di sana, gereja itu terpaksa tutup.
Mencari Murid, bukan mencari Penganut Agama
Yang kita perlukan adalah memenuhi perintah untuk menjadikan murid.
Untuk dapat melakukan itu, sebuah gereja harus menjadi gereja yang
mengajarkan Firman Allah. Dan itulah hal yang memang dilakukan oleh
484 | C A H A Y A I N J I L
para murid. Kita lihat Paulus dan Barnabas melakukan hal ini di Kisah
14:21. Mereka pergi kemana-mana, memuridkan. Di sini kita
mendapatkan kata Yunani yang sama (di dalam ayat 21 ini
diterjemahkan dengan 'memperoleh banyak murid') dengan yang
digunakan di dalam Matius 28:19, seperti yang dipakai juga di dalam
perumpamaan ini (Matius 13:51-52, di sini diterjemahkan dengan
'menerima pelajaran dari hal kerajaan surga'). Di Matius 27:57,
kembali kita membaca tentang murid, yaitu Yusuf dari Arimatea yang
menjadi murid Yesus. Ia tidak menjadi penganut agama, ia menjadi
murid. Dan ia adalah seorang yang sangat berpengaruh, merupakan
anggota dari ke-71 orang Sanhedrin, Mahkamah Agama di Israel. Para
murid berdatangan dari mana-mana, termasuk dari kalangan yang
tertinggi di tengah masyarakat Israel.
Secara keseluruhan, ungkapan 'menjadikan murid' atau 'memuridkan'
(make disciples)' muncul sebanyak empat kali di dalam Alkitab, tetapi
kata 'murid' sendiri muncul ratusan kali. Keempat-empatnya sudah kita
lihat di atas. Menjadikan murid berarti bahwa orang-orang tersebut
diberi pelajaran tentang hal kerajaan surga. Mereka tidak sekadar
disuruh hadir di gereja; mereka harus diajar atau dilatih.
Murid-murid tidak pernah berjumlah banyak karena Anda akan lebih
mementingkan kualitas, bukannya jumlah, jika Anda mendidik murid.
Sangat berbeda dengan kegiatan mengumpulkan banyak orang ke
dalam gereja. Jika yang Anda pertimbangkan adalah jumlah
pengunjung, maka Anda tidak akan mencari murid karena sangat
membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk dapat mendidik orang.
Dan orang-orang semacam apa yang akan Anda latih? Tidak lain adalah
ahli-ahli Taurat atau ahli-ahli kitab. Itu sebabnya mengapa Yesus
berkata, "...Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari
hal Kerajaan Surga..." Alasannya adalah bahwa sebelum Anda memulai
pelatihan murid-murid, Anda harus mendidik ahli-ahli Taurat yang akan
dilengkapi dengan kemampuan untuk melatih orang lain. Itulah
maksudnya. Bagaimana mungkin Anda dapat membangun gereja yang
berisi murid-murid tanpa adanya ahli-ahli Taurat yang telah menerima
pelajaran tentang hal kerajaan surga?
Peran seorang ahli Taurat
485 | C A H A Y A I N J I L
Siapakah ahli Taurat itu? Ia adalah seorang guru. Dari kisah 13:1, kita
melihat bahwa gereja mula-mula memiliki nabi-nabi dan guru-guru,
yang merupakan istilah lain dari ahli-ahli Taurat. Paulus dan Barnabas
adalah ahli-ahli Taurat, dan mungkin juga nabi karena Anda dapat saja
menjadi nabi sekaligus ahli Taurat sekalipun keduanya tidak selalu
sama. Kita mengetahui dari Kisah 13:1 bahwa Barnabas mungkin
adalah nabi atau ahli Taurat atau bahkan keduanya sekaligus.
Sedangkan Paulus, kita mengetahui bahwa dia adalah seorang ahli
Taurat. Ia adalah seorang rabi, yang merupakan istilah orang Yahudi
bagi guru. Dan Paulus memiliki murid sendiri (Kisah 9:25), yang
menunjukkan bahwa ia adalah seorang ahli Taurat karena ahli Taurat
memiliki murid sendiri. Murid-murid Paulus (Kisah 9:25) mungkin
sudah menjadi muridnya sebelum dia bertobat dan menjadi Kristen
karena Kisah 9:25 menceritakan peristiwa yang sangat berdekatan
waktunya dengan pertobatannya. Sepertinya terlalu cepat baginya
untuk mempunyai murid-murid Kristen di waktu itu. Kelihatannya
mereka adalah murid-muridnya sebelum ia menjadi seorang Kristen.
Paulus adalah seorang rabi yang sangat terpelajar sebelum ia menjadi
Kristen. Jadi ia memiliki banyak murid, karena mereka cenderung
mencari rabi yang terpelajar. Ketika ia menjadi Kristen, tampaknya
banyak dari antara muridnya yang ikut menjadi Kristen bersamanya.
Jadi jelaslah bahwa Paulus adalah seorang ahli Taurat yang telah
menerima pelajaran tentang hal kerajaan surga.
Apa tepatnya hal yang dilakukan oleh seorang ahli Taurat? Pada
dasarnya ia menjalankan tiga hal. Pertama, ahli Taurat mempelajari
hukum. Sebelum Anda dapat mengajar, Anda harus mempelajari dulu
hukum itu. Seorang ahli Taurat adalah seorang rabi, dan ia
mempelajari hukum Allah dan menjadi ahli di bidang ini. Pada masa itu,
kata 'hukum' tidak memiliki arti yang sama dengan 'hukum' sekuler
sekarang ini. Ia mengacu kepada hukum Allah, atau Taurat, yang
merupakan hukum Allah. Sebagaimana yang Anda ketahui,
keseluruhan Perjanjian Lama disebut dengan hukum Taurat dan kitab
nabi-nabi. Kadangkala dibagi menjadi tiga bagian: bagian hukum,
bagian tulisan-tulisan hikmat, dan bagian nabi-nabi.
Sebagai ahli dalam hukum Taurat, seorang ahli Taurat harus
mempelajari Hukum Allah dengan teliti. Itu sebabnya mengapa Yesus
berkata kepada mereka, "Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab
486 | C A H A Y A I N J I L
kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal"
(Yoh.5:39). Kata 'menyelidiki' mencerminkan dengan jelas bagaimana
para ahli Taurat mempelajari hukum Taurat. Ia tidak sekadar membaca
Alkitab - setiap orang melakukan hal itu - namun ia menyelidiki Alkitab.
Ia mempelajarinya secara mendalam. Ia menelaah Firman Allah sampai
jauh ke dalam. Jadi, ia adalah seorang ekspositor atau seorang
ekseget. Dan ia mengurai Firman Allah.
Kata Yunani yang sama dengan 'menyelidiki' ini dipakai di Yohanes
7:52. Ketika Nikodemus cenderung mempercayai Yesus, pimpinan
imam dan kaum Farisi berkata kepadanya, "Selidikilah Kitab Suci dan
engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."
Mereka tidak tahu bahwa Yesus lahir di Betlehem, bukan di Galilea,
sekalipun ia besar di Galilea. Kata Yunani yang sama dipakai lagi di 1
Petrus 1:11, di mana nabi-nabi menyelidiki nubuat-nubuat untuk
mengetahui saat kedatangan Kristus. Kata yang mirip dipakai di dalam
1 Petrus 1:10 di mana Petrus berbicara tentang menyelidiki Alkitab dan
nubuat secara teliti.
Ini adalah tugas pertama dari seorang ahli Taurat. Ia harus
mempelajari Alkitab secara teliti. Niat setiap orang untuk menjadi ahli
Taurat sangatlah beragam. Akan tetapi, jika ia adalah seorang ahli
Taurat yang benar, ia akan menyelidiki Alkitab karena ia tahu bahwa
hanya di dalam Alkitablah akan dapat ditemui Firman yang hidup.
Tidak ada mata pelajaran yang lebih penting untuk dipelajari selain
Firman Allah. Ada banyak alasan untuk mempelajari sesuatu. Mungkin
karena Anda ingin mencari nafkah. Jadi pilihan Anda mempelajari
bidang teknik, hukum, biokimia, atau yang lainnya, Anda lakukan untuk
membantu Anda mencari pekerjaan. Mungkin itulah alasan utama
Anda. Alasan kedua, mungkin Anda memang tertarik dengan bidang
pelajaran itu. Ada beberapa orang yang bahkan tidak tertarik sama
sekali dengan bidang studi yang di dalaminya; mereka belajar di situ
karena mungkin itulah satu-satunya bidang yang dapat menjamin
pekerjaan bagi mereka. Mungkin ada permintaan yang cukup besar di
pasar tenaga kerja bagi satu jenis profesi. Akibatnya, Anda memilih
bidang studi tersebut untuk mengamankan kehidupan Anda.
Akan tetapi tidak ada bidang studi di dunia ini yang lebih penting
dibandingkan dengan pelajaran Firman Allah karena di sini kita
487 | C A H A Y A I N J I L
berurusan dengan kekekalan. Segala sesuatu akan berlalu kecuali
Firman Allah. Ilmu pengetahuan yang Anda pelajari sekarang ini akan
menjadi usang dalam hitungan tahun. Semua itu akan berlalu. Buku-
buku pelajaran yang kita pakai sekarang ini akan menjadi ketinggalan
zaman dalam beberapa tahun. Ilmu pengetahuan akan berlalu dan kita
akan tertinggal di belakang jika kita tidak terus menerus belajar
tentang perkembangan terbaru di bidang tersebut. Hal yang sama juga
berlaku dalam bidang kedokteran. Jika seorang dokter tidak selalu
mengikuti kemajuan terbaru, maka praktek yang ia jalankan akan
ketinggalan jaman. Segala sesuatu bersifat sementara kecuali Firman
Allah karena firman ini berurusan dengan kekekalan. Tidak ada subyek
di dunia ini yang lebih penting, dan ini adalah hal yang dipahami
dengan jelas oleh seorang ahli Taurat.
Fungsi kedua dari seorang ahli Taurat adalah untuk mengajarkan
hukum Taurat. Jadi ia tidak sekadar belajar demi memuaskan hasrat
pribadi untuk mengetahui jalan menuju hidup kekal, melainkan untuk
membantu orang lain memasuki jalan itu. Jika dia adalah seorang ahli
Taurat yang baik, maka ia akan mempelajari Firman Allah untuk dapat
membantu dan mengajar orang lain. Itu sebabnya mengapa ahli Taurat
disebut guru hukum Taurat atau teachers of the law (Lukas 5:17).
Dalam bahasa Yunani, dipakai satu kata saja untuk sebutan tersebut -
guru hukum Taurat.
Dengan cara yang sama, jika kita belajar untuk menjadi ahli Taurat di
dalam kerajaan Allah, semua ini adalah dalam rangka membantu orang
lain untuk masuk ke dalam jalur menuju hidup, menunjukkan kepada
mereka jalan menuju hidup kekal. Itu sebabnya mengapa Paulus
memandang para tua-tua yang mengabarkan dan mengajar Firman
Allah di gereja dengan penghormatan yang tertinggi (1 Timotius 5:17).
Karena mereka menjalankan fungsi yang paling penting di dalam
gereja - mencari dan membentuk murid.
Ahli Taurat mengajar tidak sekadar dengan memberikan pengetahuan
tentang Alkitab akan tetapi mereka juga diharapkan untuk dapat
menjadi contoh melalui kehidupan mereka. Unsur yang satu ini
biasanya sudah diabaikan di dalam pengajaran Firman Allah sekarang
ini. Seorang pelajar yang masuk ke dalam kelas di sekolah Alkitab,
biasanya tidak peduli dengan kehidupan yang dijalani oleh
pengajarnya. Sang guru berdiri di sana karena ia memiliki kualifikasi
488 | C A H A Y A I N J I L
yaitu bahwa ia sudah memiliki bekal pendidikan yang memadai yang
memberinya hak untuk mengajar satu topik khusus dari Alkitab. Akan
tetapi cara ini salah jika diterapkan dalam hal pengajaran Firman Allah.
Itu sebabnya mengapa Paulus berkata, "Jadilah
pengikutku (imitators=peniru), sama seperti aku juga menjadi
pengikut (imitator =peniru) Kristus" (1 Korintus 11:1). Paulus
memberitahu jemaat di Korintus untuk meniru dia. Dengan demikian,
seluruh hidupnya menjadi contoh yang harus ditiru.
Adalah merupakan tugas seorang ahli Taurat juga bahwa ia harus
menegakkan hukum yang diajarkannya itu. Hal ini ia lakukan dengan
menjadi hakim di tengah-tengah masyarakat. Ahli-ahli Taurat seringkali
dipilih sebagai hakim di Israel karena mereka memahami hukum Taurat
Allah dan dengan demikian menjadi yang paling layak untuk menjadi
hakim atas setiap perkara pribadi maupun kriminal. Seorang anggota
jemaat mungkin tidak tahu apa yang harus diperbuat, akan tetapi
seorang ahli Taurat yang telah menerima pelajaran tentang Firman
Allah tahu apa yang harus dilakukan dan dengan demikian akan
menetapkan penghakiman atas sebuah kasus jika terjadi perselisihan.
Sebagai contoh, ia akan menetapkan perkara warisan, batas tanah,
perkara sehari-hari, aturan tentang hari Sabat, dan lain-lainnya.
Ahli-ahli Taurat juga sangat terlibat di dalam penghakiman atas
perkara kriminal. Ketika Stefanus dihukum mati (Kisah 7), para saksi
meletakkan jubah mereka di kaki Paulus (yang ketika itu bernama
Saulus). Ini berarti bahwa ia bertindak sebagai seorang hakim yang
memutuskan perkara Stefanus, yang kemudian dijatuhi hukuman mati
atas persetujuan Paulus. Jadi Paulus adalah seorang ahli Taurat yang
kala itu mengambil peran sebagai hakim dalam kasus Stefanus. Dari
tulisan-tulisannya kemudian hari, kita melihat bahwa hal ini selalu
mengusik hati nuraninya dan ia tidak pernah dapat melupakan masalah
ini. Ia merasa bahwa ia adalah seorang berdosa yang paling buruk
karena telah menghukum mati murid-murid Kristus. Pada masa itu ia
tidak tahu apa yang sedang ia lakukan dan belakangan ia memohon
pengampunan dari Tuhan atas apa yang sudah ia lakukan.
Peran ahli Taurat Kristen sangatlah mirip. Sebagai seorang ahli Taurat
Allah yang telah menerima pelajaran tentang hal kerajaan, dia
diharapkan untuk bertindak sebagai hakim di tengah jemaat. Sebagai
contoh, Paulus menegur jemaat di Korintus karena mereka membawa
489 | C A H A Y A I N J I L
perkara mereka kepada pengadilan duniawi (1 Korintus 5:12, 6:5). Ia
berkata kepada mereka, "Tidak adakah orang di antara kalian yang
mampu menghakimi, untuk memutuskan perkara di antara saudara
seiman? Tidak adakah ahli Taurat di antara kalian yang memahami
Firman Allah dengan cukup baik untuk dapat bertindak sebagai hakim?
Apakah kalian harus membawa perkara ini kepada orang-orang yang
tidak mengenal kebenaran, ke pengadilan duniawi, yang akan
mempermalukan nama Yesus sedemikian rupa?" Paulus sangat marah
kepada jemaat di Korintus atas apa yang mereka lakukan - sesama
orang Kristen saling menuntut di pengadilan duniawi, dihakimi oleh
orang dunia. Ia menginginkan agar di tengah-tengah mereka ada
seseorang ahli Taurat yang akan dapat bertindak sebagai hakim untuk
memutuskan perkara di antara mereka. "Hai, orang-orang Kristen,"
katanya, "kalian bertanggungjawab untuk menghakimi mereka yang
berada di tengah jemaat." Dalam hal 'menghakimi' di sini, ia tidak
bermaksud menyuruh kita untuk saling mengkritik satu dengan yang
lain. Ia mengacu pada tindakan menetapkan atau memutuskan suatu
perkara sesuai dengan Firman Allah.
Masa Kelaparan itu telah Tiba
Peran para ahli Taurat sangatlah penting karena beberapa alasan. Di
masa itu, tidak ada lagi nabi di tengah kalangan Israel dan tugas untuk
melatih murid-murid menjadi tanggungjawab para ahli Taurat. Serupa
dengan itu, kita merasakan adanya kebutuhan untuk melatih murid-
murid di tengah jemaat sekarang ini. Tanpa adanya ahli Taurat, siapa
yang akan dapat mengajar orang-orang tentang Firman Allah? Akan
ada kelaparan besar bagi Firman Allah. Saya teringat dengan kata-kata
yang tertuang di Amos 8:11 di mana Amos berkata bahwa Allah akan
mendatangkan masa kelaparan atas Israel. Bukan kelaparan akan
makanan dan minuman namun akan Firman Allah; orang-orang akan
pergi ke ujung dunia untuk mencari Firman Allah tetapi mereka tidak
menemuinya.
Saya rasa masa kelaparan itu sudah terjadi sekarang ini. Saya sudah
mengabarkan Firman Allah di sebagian besar kota-kota di Kanada, di
antara Montreal dan Vancouver, dan tanggapan yang saya dapatkan
seringkali sama. Orang-orang berkata kepada saya, "Kami belum
pernah mendengar Firman Allah disampaikan seperti ini." Tanggapan
seperti ini khususnya muncul jika saya menjelaskan tentang apa arti
490 | C A H A Y A I N J I L
komitmen kepada Tuhan, apa arti menjadi orang Kristen, dan apa arti
menjadi seorang murid. Saya disambut dengan reaksi yang sama di
hampir setiap kesempatan. Beberapa dari antara mereka, secara
sederhana, berkata demikian, "Kami kelaparan. Kami lapar akan
Firman Allah karena selama ini kami tidak diberi makan. Kapan Anda
akan kembali lagi?" beberapa dari antara mereka adalah jemaat dari
gereja-gereja yang pendetanya memegang gelar sekolah Alkitab cukup
tinggi. Namun, di mana orang-orang yang akan membagikan roti
kehidupan? Hati saya trenyuh melihat keadaan mereka karena
sekarang ini orang-orang yang menerima pelajaran tentang Firman
bukanlah ahli Taurat. Mereka hanya sekadar orang-orang yang
memiliki pengetahuan akademis mengenai isi Alkitab, namun bukanlah
ahli Taurat sebagaimana yang dimaksudkan di dalam Alkitab.
Jika kita amati masa Perjanjian baru, kita mendapati keadaan yang
sama sedang terjadi pada bangsa Israel. Mengapa demikian? Paulus
memberitahu Timotius untuk terus memberitakan Firman Allah baik
atau tidak baik waktunya (2 Timotius 4:2) karena waktunya akan
datang di mana orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat. Sangat
menakutkan jika kita memikirkan hal ini. Bayangkanlah apa jadinya
jika orang tidak mau lagi mendengar kebenaran, lebih senang
mendengarkan guru-guru yang menyenangkan hati mereka, menghibur
dan menyampaikan hal-hal yang senang mereka dengarkan saja.
Kebanyakan orang tidak senang ditegur sekalipun dengan cara yang
paling halus. Akan tetapi, guru yang baik cenderung bersikap tegas
dalam artian mereka menolak untuk melunakkan Firman Allah agar
mudah diterima oleh orang-orang, Tidak seperti beberapa penginjil dan
pengkhotbah yang menyajikan Firman Allah mengikuti selera kita.
Ketika orang tidak mau mendengarkan Firman Allah seperti apa
adanya, kelaparan itu akan mencapai puncaknya. Tidak ada lagi
peluang untuk mendengarkan Firman Allah. Sangat susah sekarang ini
bagi orang yang ingin mengikut Tuhan dengan tulus, keadaan ini sama
seperti yang berlangsung pada masa itu.
Setiap Murid adalah Seorang ahli Taurat
Yang diinginkan oleh Yesus adalah agar setiap orang Kristen berusaha
untuk menjadi murid yang mampu mengajarkan Firman Allah. Untuk
itu, Yesus mendidik ahli-ahli Taurat bagi kerajaan surga. Sebagaimana
yang dikatakan oleh penulis Ibrani, "Seharusnya kamu sudah menjadi
491 | C A H A Y A I N J I L
pengajar, tetapi kamu masih juga menyusu" (lihat Ibrani 5:12).
Sebagai seorang ahli Taurat dan pengajar hukum Taurat serta Firman
Allah yang cakap, Paulus memberi teguran yang sangat keras kepada
jemaat. Sebagaimana yang dapat kita lihat, ia bukanlah jenis orang
yang mau memuaskan telinga para pendengarnya dan ia memilih kata-
kata yang keras di dalam tegurannya. Dan saya sendiri juga sering
dituduh memakai kata-kata yang keras karena saya tidak sudi untuk
sekadar menjadi penghibur telinga orang-orang.
Mari kembali ke kutipan dari Ibrani untuk melihat apa yang diharapkan
dari setiap orang Kristen. Saya akan menambahkan keterangan di
dalam tanda kurung untuk memperjelas permasalahannya. Di dalam
ayat-ayat sebelumnya, penulis Ibrani berbicara tentang raja sekaligus
imam, Melkisedek. Dan di Ibr.5:11 ia berkata, "Tentang hal
itu (Melkisedek) banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar
untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal
mendengarkan." Sekalipun teguran semacam ini terasa kurang
diplomatis akan tetapi penulis Ibrani memang bukan jenis orang yang
gemar mengilik telinga orang. Izinkan saya menyampaikan apa yang
diucapkannya di Ibr.5:11-13 dengan kalimat yang berbeda. "Kamu
telah menjadi lamban dalam hal mendengarkan. Kamu telah merosot
secara rohani dan telingamu tidak peka lagi dalam memahami perkara-
perkara rohani. Sekalipun seharusnya kamu sudah menjadi pengajar
(di zaman sekarang ini ia menghendaki agar setiap orang Kristen - dan
saya harap Anda dapat memahami poin ini - menjadi pengajar) pada
saat ini, kamu masih juga membutuhkan pengajaran tentang prinsip-
prinsip dasar Firman Allah sekali lagi. Yang kamu perlukan masih susu,
belum makanan keras (kamu masih merupakan bayi rohani). Setiap
orang yang hidup dari susu bukanlah orang yang terlatih (ahli Taurat
adalah orang yang terlatih) dalam Firman mengenai kebenaran
(perhatikan bahwa di sini ia menyebut Firman Allah dengan ajaran
mengenai kebenaran) karena ia masih bayi."
Alkitab sangat memperhatikan masalah kebenaran. "Tanpa kekudusan
tidak seorangpun akan melihat Tuhan" (lihat Ibrani 12:14). Akan
tetapi pengajaran di banyak gereja sekarang ini mengabaikan
kebenaran sebagai hal yang pokok di dalam keselamatan. Alkitab
adalah ajaran tentang kebenaran dan orang yang masih memerlukan
susu tidak terlatih di dalam ajaran mengenai kebenaran ini karena ia
masih bayi. Penulis surat Ibrani mengungkapkan dengan baik ketika ia
492 | C A H A Y A I N J I L
berkata bahwa makanan keras hanya buat yang sudah dewasa, buat
mereka yang sudah terlatih (perhatikan kata terlatih) melalui praktek
untuk membedakan yang baik dan yang jahat (Ibr.5:14).
Berjalan Setiap Hari bersama Allah
Seorang ahli Taurat bukan sekadar orang yang mengumpulkan gelar
dari sekolah Alkitab atau dari lembaga pendidikan sejenisnya. Ia adalah
seorang yang bekal pendidikannya diperoleh dari praktek dan
pengalaman dalam membedakan yang baik dan yang jahat. Menurut
Perjanjian Baru, kualifikasi bagi seorang guru di dalam kerajaan Allah
bukanlah sekadar telah memiliki ijazah pendidikan agama, namun yang
memiliki pemahaman rohani dalam membedakan yang baik dan yang
jahat. Kita tidak sedang berbicara masalah akademis di sini karena
Alkitab adalah ajaran tentang kebenaran yang berkaitan dengan
kebaikan dan kejahatan. Dan kita tidak mempelajari hal itu dengan
jalan mengejar ijazah teologi. Kita mempelajari hal itu di dalam kelas
kehidupan dengan menjalani hidup bersama Allah. Inilah gambaran ahli
Taurat dan murid yang diinginkan oleh Yesus. Mereka adalah hamba-
hamba Allah yang berjalan bersama Allah setiap hari dan belajar
membedakan yang baik dan yang jahat setiap hari pula. Itulah hamba-
hamba Allah yang dikehendaki oleh Yesus; mereka bukan sekadar
orang-orang yang menjejalkan pengetahuan ke dalam kepala mereka.
Ada perbedaan yang sangat nyata di antara kedua jenis orang ini.
Syarat kerohanian dari seorang ahli Taurat atau pengajar di dalam
Perjanjian Baru sangatlah tinggi. Jika kita melihat ayat-ayat di mana
Paulus berbicara kepada muridnya Timotius, kita akan akan
mendapatkan gambaran yang jelas tentang persoalan ini. Timotius,
yang dididik langsung oleh Paulus, terbukti merupakan murid yang
sangat luar biasa dan ia juga menjadi seorang ahli Taurat yang cakap.
Inilah hal yang dikatakan oleh Paulus kepada Timotius, "Engkau telah
mengikuti ajaranku (kata mengikuti ini - di dalam bahasa
Inggris, observe = mengamati - menunjukkan bahwa Timotius bukan
sekadar mempelajari ajaran Paulus, tetapi juga mengamati kehidupan
Paulus), cara hidupku" (lihat 2 Timotius 3:10). Paulus menyuruh
Timotius untuk mengamati cara hidup atau perilakunya. Ini
menunjukkan betapa pentingnya kualitas kehidupan seorang ahli
Taurat.
493 | C A H A Y A I N J I L
Sangat sedikit orang di sekolah tinggi Alkitab, seperti yang sudah saya
sampaikan, yang peduli pada masalah perilaku. Akan tetapi jika kita
ingin melatih orang sesuai dengan standar Perjanjian Baru, kita harus
menjalani hidup yang sesuai dengan yang diharapkan dari seorang
pengajar. Jika kita tidak dapat hidup seperti itu, maka kita tidak
memiliki kewenangan untuk mengajar orang lain di gereja. Demikianlah
Timotius, mengikuti pengajaran, perilaku, tujuan hidup, iman,
kesabaran, kasih dan keteguhan Paulus. Paulus berani menjadikan
dirinya sebagai contoh karena ia berada di dalam kasih karunia Allah.
Sebagaimana adanya dia, Paulus dibimbing oleh kasih karunia Allah.
Roh Kudus di dalam dirinya menjadikan dia sebagaimana adanya saat
itu. Dan ia menyuruh Timotius untuk mengamati dan menirunya.
Sebagai contoh, jika Paulus takut untuk maju berperang, maka
Timotius akan terbawa untuk takut berperang juga. Seorang murid
tidak akan melebihi gurunya. Apa yang terjadi pada sang guru akan
berlaku pula pada muridnya. Sekarang ini kita memiliki lembaga-
lembaga pendidikan akan tetapi murid sejati tidak dihasilkan dari
lembaga-lembaga pendidikan. Yang kita butuhkan adalah hamba-
hamba Allah yang berpengalaman dalam peperangan rohani di garis
terdepan. Merekalah orang-orang yang layak kita pelajari
kehidupannya.
Dan Paulus juga berbagi pengalaman dengan Timotius dalam hal
menerima perlindungan Tuhan dari penganiayaan dan penderitaan (2
Timotius 3:11). Ia melanjutkan dengan berkata, "Tetapi hendaklah
engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima
(yang engkau terima dariku) dan engkau yakini (perhatikan kata-kata
ini), dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya
kepadamu" (ay.14). Gamblangnya, Paulus sedang berkata, "Kamu tahu
dari siapa kamu mempelajari semua ini; jadi berpegang teguhlah pada
semua itu." Ini adalah kata-kata yang sangat tegas, dan saya
bertanya-tanya berapa banyak pengajar di zaman sekarang ini yang
berani mengajar dan berbicara seperti itu. Jika Paulus adalah jenis
orang yang menjalankan kerendahan hati yang palsu, ia tentunya akan
berkata, "Oh, saya masih kurang layak untuk ditiru. Jangan tiru
perilaku saya." Jika kita akan mengarungi dunia dan mencari murid,
jangan berpikir bahwa kewajiban kita hanya sebatas mengajarkan teori
kepada orang lain karena mereka akan mengamati kehidupan kita
juga, dan akan belajar dari contoh yang kita berikan. Tidak ada
494 | C A H A Y A I N J I L
gunanya berkata, "Jadilah murid Kristus, tapi jangan tiru saya." Kita
tidak akan dapat membentuk murid dengan cara seperti itu. Kita harus
memilih antara memuridkan atau tidak. Jika kita ingin memuridkan,
maka kita harus menjalani kehidupan yang sesuai dengan yang
diharapkan oleh Yesus. Kita harus memikul salib dan mengikut dia. Ini
adalah tuntutan yang tinggi terhadap seorang ahli Taurat Perjanjian
Baru.
Di masa Perjanjian Baru, para ahli Taurat disebut juga ahli hukum.
Gelar 'ahli hukum' adalah nama lain dari ahli Taurat. Sebagai sarjana
Alkitab, ahli Taurat sekaligus juga merupakan ahli dalam hukum
agama. Mereka disebut 'rabi' di kalangan masyarakat, Yesus mengajar
dengan penuh kuasa, tidak seperti kebanyakan ahli Taurat pada masa
itu yang gemar mengutip pendapat sesama mereka. Yesus mengajar
dengan kuasa yang berasal dari atas, dan hal itu juga dia kehendaki
agar dijalankan oleh ahli Taurat Perjanjian Baru. Dan inilah perbedaan
pokok antara ahli Taurat Perjanjian Baru dengan ahli Taurat zaman
dulu di Israel.
Pada zaman dulu, ahli Taurat berasal dari berbagai kalangan
masyarakat. Sama seperti cendekiawan pada zaman sekarang ini.
Mereka dapat saja berasal dari keluarga yang kaya ataupun miskin.
Ada ahli Taurat yang memegang jabatan imam besar atau pedagang
besar, ada pula yang berprofesi sebagai tukang kayu. Rabi besar
Yahudi yang bernama Shammai adalah seorang tukang kayu, sama
seperti Yesus. Kadang kala seorang ahli Taurat berasal dari kalangan
yang sangat rendah dalam masyarakat, yaitu seorang buruh harian.
Guru besar Hillel adalah seorang buruh, yang menunggu tawaran
pekerjaan harian di pasar setiap pagi. Ia akan melakukan semua
pekerjaan kasar - biasanya di ladang-ladang - karena ia tidak memiliki
pekerjaan tetap.
Beberapa ahli Taurat malahan bukan keturunan Yahudi. Sebagai
contoh, rabi besar Shemaiah dan Abtalian bukanlah orang Yahudi asli.
Mereka adalah keturunan proselit - orang asing yang masuk agama
Yahudi. Jadi, tidak peduli dari keluarga manapun seorang ahli Taurat
itu berasal, dan tidak peduli apakah ia seorang keturunan Yahudi asli
ataupun bukan, satu hal yang memastikan kedudukannya di tengah
masyarakat Israel adalah pengetahuannya tentang Firman Allah
(Perjanjian Lama) dan hukum Taurat.
495 | C A H A Y A I N J I L
Untuk menjadi seorang ahli Taurat pada masa itu, seorang harus
menjalani pelatihan yang sangat lama. Beberapa dari antara mereka
memulai pelatihan itu sejak usia belia dan ada pula yang memulainya
lebih kemudian. Sebagai contoh, sejarawan Josephus - yang juga
seorang ahli Taurat - memulai pendidikannya sejak usia 14 tahun.
Masa pendidikan dapat menyita banyak waktu dan seorang ahli Taurat
belum dipandang sebagai ahli yang resmi sampai ia berusia 30 tahun di
masa Yesus, dan 40 tahun pada masa-masa sesudah itu. Jika
seseorang mulai belajar pada usia seperti Josephus, yaitu 14 tahun,
maka ia harus menunggu sampai lebih dari 15 tahun sebelum diakui
sebagai seorang ahli Taurat yang resmi. Seorang ahli Taurat
ditahbiskan dengan upacara penumpangan tangan, mirip dengan
penumpangan tangan bagi seorang calon pendeta. Pada waktu ia
ditahbiskan menjadi seorang ahli Taurat di usia sekitar 30 tahun, ia
menjadi ahli Taurat yang diakui secara resmi oleh masyarakat, seorang
sarjana penuh. Sebelum itu, ia dipandang sebagai seorang ahli Taurat
yang belum ditahbis resmi. Ia tetap diakui sebagai seorang ahli Taurat,
namun bukan yang sudah ditahbis.
Kewenangan yang dipercayakan kepada Seorang ahli Taurat
Sesudah pentahbisan, dia dapat memulai prakteknya sebagai ahli
Taurat, mengambil keputusan di dalam perkara kriminal dan
memutuskan perselisihan di antara warga. Ia berhak untuk masuk
Mahkamah Agama, dan menjadi anggota Sanhedrin jika memang
terpilih. Dan ia juga boleh memiliki murid sendiri, hal yang dilakukan
oleh sebagian besar ahli Taurat. Begitu mereka ditahbiskan, maka
pengajaran, penetapan dan keputusan seorang ahli Taurat dipandang
sejajar dengan Firman Allah sendiri oleh masyarakat Yahudi. Bahkan,
kadang kala, ajaran dari sang ahli Taurat malah lebih dituruti
ketimbang Taurat itu sendiri, yang merupakan hukum Allah. Hal ini
tentu saja merupakan suatu hujatan terhadap Allah akan tetapi kasus
ini menunjukkan kepada kita betapa tingginya penilaian masyarakat
terhadap ajaran seorang ahli Taurat. Ajaran mereka dipandang sebagai
Firman Allah; apa yang mereka sampaikan harus dipatuhi. Mereka
memiliki kuasa untuk mengikat atau melepaskan.
Yesus memberikan kuasa seperti itu kepada murid-muridnya, yang
diharapkan dapat menjadi ahli Taurat bagi kerajaan. Ia membuat
pernyataan yang mengejutkan ketika Yesus berkata kepada mereka,
496 | C A H A Y A I N J I L
"Apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang
kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga" (lihat Matius 18:18).
Karena itu, apa yang menjadi keputusan mereka akan mewakili
kehendak Allah. Demikian besarnya kewenangan yang dipercayakan
kepada para murid, ahli-ahli Taurat yang baru, karena mereka
sekarang hidup di bawah kuasa dan kendali Roh Kudus. Mereka tidak
akan membuat keputusan yang berdasarkan kepentingan pribadi
melainkan berdasarkan pimpinan dan kuasa Roh Kudus.
Orang Yahudi memandang para ahli Taurat dengan sangat hormat
karena kewenangan yang dilekatkan kepada mereka. Keanggotaan
Sanhedrin, Mahkamah Agung di zaman itu, hanya dapat diisi dari
kalangan imam-imam besar, keluarga penguasa dan ahli-ahli Taurat.
Sedemikian tingginya penghormatan masyarakat Israel terhadap
seorang ahli Taurat sehingga jika seorang ahli Taurat melintas di jalan,
maka semua orang akan berdiri memberikan hormat. Orang yang
diizinkan untuk tidak ikut berdiri hanya mereka yang sedang
melakukan pekerjaannya. Sebagai contoh, seorang pengrajin tanah liat
yang sedang mengerjakan sebuah periuk, ia tidak perlu menghentikan
pekerjaannya dan ikut berdiri. Masyarakat memaklumi keadaannya
saat itu, akan tetapi setiap orang yang lain harus berdiri pada saat
seorang ahli Taurat melintas.
Ahli Taurat memiliki penampilan khusus dengan pakaian yang menjadi
seragam mereka. Pakaian ini berupa jubah yang panjang dan mirip
dengan toga yang dipakai oleh calon lulusan perguruan tinggi pada
upacara wisuda kesarjanaan mereka. Sama seperti toga yang memberi
semacam kebanggaan khusus bagi seorang calon sarjana, pakaian
khusus bagi ahli Taurat ini pun membuat sang pemakai menjadi sangat
peka dengan statusnya yang tinggi.
Saya teringat pada waktu ketika saya belajar di sekolah tinggi teologia
di Inggris, para siswa disuruh memakai jubah kampus berwarna hitam,
yang bagi saya malah sangat merepotkan. Seragam ini memiliki lengan
yang sangat panjang dan sering tersangkut di kursi. Jika saya berdiri
dari kursi saya, kursi itu biasanya ikut terbawa. Kadang kala saya
tersangkut di meja dan akibatnya sangat berantakan. Yang lebih buruk
lagi ialah bahwa dengan seragam itu kami harus berjalan melintasi
jalanan di London jika akan pergi ke jurusan lain dari sekolah tinggi ini.
Anda dapat membayangkan kami berjalan di jalan-jalan kota London
497 | C A H A Y A I N J I L
dengan memakai jubah hitam ini, dihinggapi oleh rasa bangga sebagai
insan akademis dengan seragam ini. Tentu saja kami bukanlah orang
yang gemar membanggakan hal-hal semacam itu akan tetapi pada saat
kami memakai jubah tersebut, kami benar-benar merasa seperti
berada beberapa tingkat di atas orang lain. Jika Anda pernah mengikuti
upacara wisuda sarjana dan saat itu giliran andalah yang memakai toga
kesarjanaan tersebut, Anda akan mendadak merasa lebih tinggi
beberapa tingkat di atas umat manusia lainnya.
Kira-kira seperti itulah rasanya menjadi seorang ahli Taurat. Ketika ia
berjalan melintas di jalanan Yerusalem, sambil memakai jubah
khususnya, maka orang-orang akan berdiri menghormat kepadanya,
kepada seorang yang cakap di bidang Firman Allah. Kenyataannya, dia
memang sangat dihormati sampai melebihi orang tuanya sendiri. Ia
mendapat kursi kehormatan di dalam sinagoga - kursi yang
menghadap ke arah jemaat. Hal ini mengingatkan saya dengan
beberapa gereja yang memasang kursi-kursi kehormatan yang
menghadap ke arah jemaat. Orang-orang penting di gereja itu akan
duduk dengan kaki bersilang, menatap ke arah jemaat di bawah.
Begitu pulalah para ahli Taurat menerima kehormatan di sinagoga.
Mereka juga mendapat kehormatan untuk diundang berkhotbah di
mimbar sinagoga karena mereka jelas lebih paham ketimbang jemaat
awam. Jadi mereka adalah orang-orang yang mendapat status tinggi
lewat pemahaman mereka akan hukum Taurat dan penghormatan dari
masyarakat kepada mereka sangat tinggi. Beberapa dari mereka
bahkan dipandang memiliki kuasa rohani yang sangat besar -
setidaknya demikianlah keyakinan masyarakat.
Menjadi seorang ahli Taurat dengan Niat yang Keliru
Alasan saya dalam menggambarkan penghormatan yang diterima oleh
seorang ahli Taurat adalah untuk menunjukkan kepada Anda bahwa
orang dapat saja menjadi ahli Taurat dengan alasan yang salah. Ada
peluang bagi seorang yang berasal dari keluarga kalangan rendah
untuk mengejar penghormatan yang tinggi dari masyarakat dengan
jalan mempelajari hukum Taurat. Orang dapat saja mempelajari Alkitab
dengan niat yang menyimpang, yang tentunya sangat berbahaya.
Untuk mencegah hal ini, seorang ahli Taurat dilarang mengutip uang
dari para muridnya. Namun hal ini tetap tidak menyurutkan semangat
orang yang mengejar kedudukan sebagai ahli Taurat demi harga diri
498 | C A H A Y A I N J I L
karena penghormatan yang diberikan masyarakat kepada ahli Taurat
sedemikian tingginya, seperti undangan pesta dan duduk di kursi
kehormatan, dan lain sebagainya.
Ini berarti bahwa di setiap tempat di mana gereja menjadi lembaga
yang sangat dihormati oleh masyarakat, orang dapat saja menjadi
imam atau pendeta dengan niat yang salah. Pernahkah Anda
perhatikan bagaimana penghormatan yang diberikan oleh masyarakat
kepada seorang imam atau pastor gereja Katholik di Irlandia? Mungkin
kita tidak terlalu menghormatinya di Kanada akan tetapi di negara-
negara Katholik seperti Irlandia, Sepanyol, Portugal atau Itali, seorang
imam dihormati sebagaimana layaknya seorang ahli Taurat dahulu.
Akibatnya, beberapa orang mungkin mengejar kedudukan imam atau
pastor di gereja Katholik dengan niat yang salah, khususnya di negara-
negara yang sangat menghormati imam dan pastor-pastor tersebut.
Seorang teman saya, seorang imam Katholik, berkata kepada saya,
"Ada banyak orang yang menjadi imam dengan niat yang keliru."
Namun jika mereka sudah menjadi imam, tidak mudah untuk mengusir
mereka keluar sekalipun Anda tahu bahwa mereka masuk dengan
tujuan yang salah.
Ada orang yang tidak dapat mengikuti pelajaran di universitas lalu
mendaftar di sekolah Alkitab. Standar akademis di sekolah Alkitab
tidaklah terlalu tinggi dan untuk dapat lulus di sini tidak susah. Saya
belum pernah mendengar adanya orang yang tidak lulus pendidikan di
sekolah Alkitab. Saya tidak yakin mereka akan tidak meluluskan
seorang siswanya. Peluang untuk dapat lulus dan menggondol ijazah
sangat tinggi. Siapa tahu, suatu hari nanti, sebuah gereja besar yang
kaya mengundang siswa tersebut untuk ikut dalam tim pastoral mereka
setelah lulus nanti. Hanya seorang pendeta yang dapat
menandatangani berbagai surat penting sekarang ini, dan mereka
dipandang dengan status yang sejajar dengan dokter ataupun
pengacara oleh masyarakat. Sangat menyedihkan jika ada orang yang
menjadi pendeta demi uang dan status. Sayangnya orang-orang seperti
itu memang ada. Saya menekankan poin ini supaya Anda dapat melihat
kemiripan antara seorang ahli Taurat dengan Pendeta karena seorang
pendeta memang sekaligus seorang ahli Taurat juga sekalipun ada
yang tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
499 | C A H A Y A I N J I L
Kenyataannya, ada beberapa ahli Taurat yang bersedia untuk hidup
miskin. Tidak semua ahli Taurat adalah orang kaya. Ada banyak ahli
Taurat yang sangat miskin dan beberapa dari antara mereka bahkan
harus hidup dari belas kasihan orang lain, yaitu mereka yang benar-
benar mencurahkan hidupnya untuk mengajar. Mereka tidak
dibenarkan untuk mengutip uang bagi pengajaran mereka. Sekalipun
murid-murid diperbolehkan untuk memberi sumbangan kepada
gurunya, namun mereka tidak boleh mengaitkan pemberian itu dengan
pengajaran yang diberikan oleh gurunya. Ini berarti bahwa jika seorang
ahli Taurat yang miskin dikerumuni oleh murid-murid yang miskin pula
sehingga tidak dapat memberikan apapun kepadanya, maka ahli Taurat
ini akan semakin miskin. Ada yang bekerja sebagai hakim di
pengadilan, dan mereka biasanya mendapat banyak penghasilan,
namun juga tidak memiliki banyak waktu untuk mengajar.
Sekarang kita dapat memahami berbagai macam niat orang untuk
menjadi ahli Taurat. Ada yang karena mengejar kehormatan yang akan
diberikan oleh masyarakat sekalipun penghasilannya rendah, ada pula
yang karena dorongan niat untuk mengenal Firman Allah, dan melalui
itu dapat mengenal Allah sendiri. Ada ahli Taurat yang benar-benar
baik; kita tidak boleh menganggap bahwa semua ahli Taurat itu buruk.
Namun sayangnya, seperti yang terjadi dalam bidang yang lain, jumlah
yang baik ini kalah jauh dibandingkan dengan yang buruk.
Bagaimana seorang dapat menjadi ahli Taurat pada masa itu? Satu-
satunya cara ialah dengan jalan belajar dari ahli Taurat yang lain.
Dengan kata lain, Anda harus menjadi murid seorang ahli Taurat. Ada
ahli Taurat yang memiliki banyak murid. Sebagai contoh, Hillel,
seorang ahli Taurat yang terkenal, memiliki lebih dari 80 murid. Para
pengajar ini, khususnya yang ternama, sangat mementingkan kualitas
murid. Mereka menyeleksi calon-calon muridnya dengan sangat teliti.
Orang-orang yang sangat rindu untuk dapat memahami Firman Allah
rela menghadapi kesukaran untuk dapat belajar kepada ahli-ahli
Taurat. Beberapa contoh dari perjuangan mereka sangatlah menyentuh
hati. Hillel, yang belakangan menjadi seorang pengajar terkenal,
adalah salah satu contohnya. Saat memulai pendidikannya, ia adalah
seorang yang sangat miskin, yang menempuh perjalanan jauh dari
Babilon ke Yerusalem untuk dapat ikut duduk dan mendengarkan
pengajaran dari dua orang pengajar terbesar saat itu - Shammaiah dan
500 | C A H A Y A I N J I L
Abtaliah (mereka bukanlah keturunan Yahudi asli). Hillel berjalan dari
Babilon ke Yerusalem selama berminggu-minggu, melintasi daerah-
daerah berbahaya. Ia berjalan kaki sejauh ribuan mil dari tanah subur
di Babilon untuk dapat bersimpuh di kaki guru-guru besar itu.
Sesampainya di Yerusalem, ia bekerja sebagai buruh harian dan
memperoleh setengah dinar sehari. Dari setengah dinar itu, ia harus
menyisihkan separuh buat membayar uang sekolahnya. Anda mungkin
heran, "Bukankah seorang rabi tidak boleh memungut bayaran?" Yang
memungut bayaran itu adalah pengurus sekolah, bukannya rabi.
Seorang rabi yang memiliki banyak murid tidak akan mampu
menampung mereka semua di dalam rumahnya. Dengan jumlah murid
sekitar 80 orang, akan sangat sulit untuk dapat belajar dengan nyaman
di dalam rumah sang rabi. Karena itu mereka menyewa ruangan kelas
yang dapat menampung semua murid dalam satu ruang, dan yang
membayar sewa ruang kelas itu adalah para murid, bukannya rabi.
Karena sang rabi sendiri biasanya tidak mempunyai cukup uang,
jadinya para muridlah yang harus membayar sewa ruangan kelas itu.
Pada suatu ketika, Hillel tidak mendapat pekerjaan, karena itu ia tidak
memperoleh upah hariannya yang setengah dinar itu. Akan tetapi ia
tidak rela untuk kehilangan saat belajarnya. Ia sangat lapar akan
Firman Allah sehingga ia rela untuk duduk di luar ruang kelas dan
menyimak pelajaran dari jendela, karena ia tidak dapat masuk. Waktu
itu sedang musim dingin, orang-orang mendapati Hillel setengah
membeku kedinginan di luar, namun ia masih tekun menyimak Firman
Allah! Tidak heran jika ia kemudian menjadi seorang pengajar besar di
Israel. Banyak pengajar besar lainnya yang memiliki kerinduan yang
sama terhadap Firman Allah. Sekarang ini, saya pikir para pelajar
jaman sekarang sudah cenderung manja. Akan tetapi para ahli Taurat
pada jaman dulu adalah orang-orang yang rela menghadapi kesukaran
dan kelaparan demi mempelajari Firman Allah.
Rabi Elieazar adalah contoh orang yang hampir mati kelaparan saat
menempuh pendidikan untuk menjadi ahli Taurat, karena ia pergi
belajar kepada rabi Johanan (nama Ibrani bagi Yohanes) tanpa
persetujuan ayahnya. Tanpa dukungan dari keluarganya dan harus
sering mengalami kelaparan, guru Elieazar kemudian mendapat tahu
tentang keadaannya yang menderita kelaparan demi mempelajari
Firman Allah. Jadi, ada sebagian orang yang memang benar-benar
501 | C A H A Y A I N J I L
lapar akan Firman Allah. Mereka adalah orang-orang yang dicari oleh
Yesus untuk dijadikan ahli Taurat bagi kerajaan Allah.
Saya mendapati bahwa di dalam rata-rata gereja sekarang ini, sangat
susah untuk mendapatkan seseorang yang memahami pengajaran
tentang Firman Allah, apa lagi yang membina murid. Apa yang
diajarkan seseorang biasanya didapat dari buku-buku yang dibelinya
dari toko buku. Di mana ahli Tauratnya? Paulus menyuruh Timotius,
muridnya yang kemudian menjadi seorang ahli Taurat bagi kerajaan
Allah, untuk mencari murid. Ia berkata, "Apa yang telah engkau dengar
dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-
orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain" (2
Timotius 2:2). Apapun yang sudah diajarkan oleh Paulus, menjadi
tanggungjawab Timotius untuk mengajarkannya kembali kepada orang
lain. Dengan cara inilah gereja berkembang - melalui proses pewarisan
kebenaran dari seseorang kepada orang yang lain. Di dalam memahami
hal ini, kita perlu untuk bertanya kepada diri sendiri, "Tahukah saya
cara untuk membina murid? Ibrani 5:12 berkata bahwa dilihat dari segi
waktu kita seharusnya sudah menjadi seorang pengajar akan tetapi
ternyata masih harus diberi susu. Apakah kata-kata itu mengena pada
diri saya?"
Ketika saya masih belajar di sekolah teologi di London, seorang wanita
bertanya kepada saya, "Apa yang kamu pelajari?" Saya menjawab,
"Saya belajar tentang Firman Allah." Ia berkata, "Benarkah? Sungguh
luar biasa. Tolong dengarkan saya. Pelajarilah Firman Allah dengan
mendalam." Lalu saya tanyakan kepadanya, "Mengapa Anda
mengharapkan seperti itu?" Jawabnya, "Karena saya sendiri sudah
menjadi seorang Kristen untuk waktu yang cukup lama namun saya
tidak mengerti Alkitab. Dan karena saya tidak mengerti Alkitab, saya
menjadi tidak berguna bagi Allah." Wanita ini memahami persoalannya.
Jika kita tidak terdidik menjadi murid-murid dari kerajaan, kita tidak
akan dapat memuridkan orang lain.
Di dalam perumpamaan ini kita mendapati bahwa seorang ahli Taurat
yang menerima pelajaran tentang hal kerajaan surga adalah seperti
seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang
lama dari perbendaharaannya. Dan dari yang kita baca di 2 Korintus
4:7 kita mengetahui bahwa harta itu adalah Injil. Kita memiliki harta
ini, kata Paulus, tersimpan di dalam bejana tanah liat, namun itu belum
502 | C A H A Y A I N J I L
menjelaskan segalanya. Injil disampaikan melalui terang Kristus, itu
sebabnya ia disebut cahaya injil tentang kemuliaan Kristus (2 Korintus
4:4). Dan Injil memiliki kuasa untuk mengubah seseorang.
Dua Ciri Kembar dari Kebenaran
Ketika Yesus berkata, "mengeluarkan harta yang lama dan yang baru
dari perbendaharaannya," apa arti dari yang lama dan yang baru itu?
Kebenaran selalu merupakan hal yang lama dan baru sekaligus. Ia
bukanlah hal yang ditemukan di masa lalu. Ia ada sejak lama akan
tetapi selalu baru. Ini adalah hal yang luar biasa dari kebenaran. Ia
selalu memiliki kualitas lama dan baru sekaligus. Jika ia merupakan
sesuatu yang baru, maka ia bukanlah kebenaran karena kebenaran
bukan barang temuan baru. Ia selalu benar. Ia selalu ada. jika ia
sesuatu yang baru, maka itu bukan kebenaran. Jika ia sesuatu yang
lama dan sudah berlalu, atau bersifat sementara; maka itu pun bukan
kebenaran. Kebenaran itu kekal, selalu ada selamanya. Kebenaran
Allah tidak pernah berubah; ia selalu kekal selamanya. Itu sebabnya, ia
disebut baru dan lama sekaligus. Ia tidak pernah berhenti menjadi
kebenaran di zaman apapun Anda hidup. Ia merupakan kebenaran di
tahun 2000 SM dan juga merupakan kebenaran di tahun 2004 ini. ia
sekaligus baru dan lama.
Kita mendapati prinsip ini diterapkan dengan sempurna dalam perkara
rohani. Di 1 Yoh.2:7, kita mendapati hal ini di dalam perintah untuk
mengasihi. Rasul Yohanes berkata, "Saudara-saudara yang kekasih,
bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah
lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah
firman yang telah kamu dengar" (1 Yoh.2:7). Ia merupakan perintah
yang lama, akan tetapi juga merupakan perintah yang baru. Kebenaran
selalu merupakan hal yang lama sekaligus baru.
Dapatkah Anda membagikan Injil di dalam prinsip-prinsip kebenaran
dan kuasa Allah? Yesus memanggil kita untuk menjadi pengajar,
walaupun tidak harus menjadi pengajar full-time seperti menjadi
pekerja-pekerja di gereja. Ada peringatan bagi mereka yang
menggampangkan pekerjaan pengajar full-time karena persyaratan
untuk menjadi pengajar jauh lebih tinggi ketimbang menjadi murid
(Yakobus 3:1). Akan tetapi Yesus mengharapkan agar setiap orang
dapat menjadi pengajar, sekalipun tidak menjadi pengajar di gereja
503 | C A H A Y A I N J I L
dalam artian menjadi pendeta ataupun pengkhotbah. Kiranya ajaran ini
akan dapat digenapi jika kita memiliki hasrat untuk dapat menjadi ahli
Taurat bagi kerajaan Allah, yang memimpin orang lain memasuki jalan
menuju hidup kekal.
504 | C A H A Y A I N J I L
PENUTUP
Hendaklah kita menjaga iman pengetahuan
dan pengenalan kita yang benar akan Tuhan
dan karyaNya, sehingga dengan demikian
hidup kita tidak menyimpang, dan tidak
dibelokkan oleh filsafat dan pemikiran
manusiawi yang sangat terbatas.
Janganlah kita menyimpang dari kebenaran.
Para rasul sudah mengingatkan kita sejak
abad pertama.
I Timotius 6
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.
I Timotius 6
6:21 karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian
telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!
II Timotius 2
2:18 yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa
kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman
sebagian orang.
Yakobus 5
5:19 Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari
kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,
Tuhan Yesus memberkati.