View
52
Download
8
Category
Preview:
DESCRIPTION
agt
Citation preview
A. Beberapa batasan yang perlu diperhatikan dalam peran
tanaman pangan terhadap perekonomian masyarakat
Indonesia antara lain :
Ketahanan pangan : kondisi terpenuhinya pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau.
I. Peran Tanaman Pangan dalam Swasembada,
Kemandirian, Ketahanan, Kedaulatan dan
Diversifikasi Pangan.
Swasembada pangan : kemampuan memenuhikebutuhan pangan dari produksi dalam negeri.
Kemandirian pangan : kondisi terpenuhinyapangan tanpa adanya ketergantungan dari pihakluar dan mempunyai daya tahan tinggi terhadapperkembangan dan gejolak ekonomi dunia.
Kedaulatan pangan : hak setiap orang masyarakat dan negara untuk mengakses dan mengontrol aneka sumberdaya produktif .
B. Prospek PengembanganTanamanPangan
1. Kebutuhan terus meningkat
2. Masih luas lahan yang dapatdikembangkan (lahan basah, gambut, dan lahan kering)
3. Dapat diolah menjadi berbagai macamproduk Industri dan
4. Terbuka peluang ekspor.
C. Hambatan dalam memproduksi pangan antara lain:
Modal dan keterampilan petaniKurangnya dukungan secara legislasi dan politik yang
berpihak kepada petani ( konpensasi, subsidi, dll)Hilangnya kesuburan tanah secara cepatRendah nya usaha untuk mempertahan kan kesuburan
tanah .Erosi
Hambatan pengembangan pangan dilahan basahSecara umum rawa meruppakan lahan yang suburwalaupun terdapat hambatan berupa keasaman dankebasaan tanah, pengelolaan air.
II. Mengenal tanaman secara botani
dan fisiologi
Botani dan fisiologi tanaman padi.Taksonomi padiMorfologi tanaman padi
Bagian vegetatif:AkarBatangDaun
Bagian generatif:Bunga padi ( sekam tajuk, stamen/benang sari, 2 kepala
putik, ovul,lodikula, rachila, pedikel)Gabah ( lemma, palea, awn dan pedicle)Beras/ caryopsis ( Perikrap, tegmen, aleoron, endosperm
dan lembaga)
Jumlah anakan perumpun sangat menentukan hasil padi, karena 90% anakan permalai. Jumlah anakan itu ditentukan oleh tindak agronomis pada fase vegetatif aktif.
Jumlah gabah permalai ditentukan pada fase reproduktif. Jumlah bunga permalai bisa mencapai 300.tetapi jumlah yang berisi sekitar 70 an, karenanya perlu pengaturan akar supaya fase tersebut tidak jatuh di musim hujan
Rata-rata berat gabah ditentukan pada fase pematangan, karenanya untuk padi 74% dari isian gabah itu diambil dari fotosintesis, hanya 26% yang diambil dari fase sebelumnya/jaringan sebelumnya karenanya fase itu harus jatuh di musim kemarau.
Padi dimusim kemarau lebih tinggi hasilnya daripada musim hujan.
Perbedaan Agronomis Indica dan
Japonica Indica
Indica jerami pendek
Daya rebah tinggi
Lekas tumbuh
Cocok untuk tanah yang kurang subur
Tahan terhadap hama dan penyakit
Japonica
Batang/jerami pendek
Tidak mudah rebah
Benih tidak lekas tumbuh
Respon terhadap pemupukan
Bentuk gabah kebulat-bulatan
Taksonomi Padi
Sistematika tanaman padi (Oryza sativa L.) :Kingdom : PhytaDivisio : SpermatophytaSub division : AngiospermaeClass : MonocotyledoneaeOrde : GraminalesFamily : GramineaeSub family : OryzadaeGenus : OryzaSpesies : Sativa, globerrimaNama ilmiah : Oryza sativa L.
Botani dan fisiologi tanaman jagung
Taksonomi jagung
Jenis-jenis jagung:
Menurut umur:
a. Umur pendek
b. Berumur sedang
c. Berumur panjang
Menurut biji:
a. Dent corn(jagung gigi kuda)
b. Flint corn (jagung mutiara)
c. Sweet corn (jagung manis)
d. Pop corn (jagung brondong)e. Flour corn (jagung lunak)f. Pod corn (jgung kulit)g. Way corn
Morfologi jagung:a. Sistim perakaran b. Batang dan daun
Botani dan fisiologi tanaman kedelai a. Jenis tanaman b. Kedelai hijau
Taksonomi Jagung
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminales (rumput-rumputan)
Familia : Gramineae
Genus : Zea
Species : mays
Nama ilmiah : Zea mays L.
Taksonomi Kedelai
Kerajaan : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : leguminales
Family : Leguminoseae
Sub family : papilionoidae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max L. ( kedelai hijau)
Glycine soja L. (kedelai hitam)
Morfologi batang dan daun tanaman
kedelai
Morfologi tanaman kedelai ( batang
bunga, daun dan polong)
Morfologi tanaman kedelai ( akar dan
biji kedelai)
Tipe perkecambahan tanaman kedelai
Morfologi tanaman jagung
Morfologi tanaman jagung ( Bunga
jantan dan Bunga jantan)
Jenis-jenis jagung
Dent Corn ( Jagung gigi kuda )
Flint Corn ( Jagung mutiara )
Sweet Corn ( Jagung manis )
Pop Corn ( Jagung Berondong )
Flour Corn ( Jagung lunak )
Waxy Corn
B. MorfologiTanaman padi bisa hidup dalam air atau genangan karena tanaman padi mempunyai akar aerenkim (rongga udara).
Batang padi, berbentuk bulat, berongga dan beruas-ruas. Kalau pertumbuhan ruas dibawah sangat rapat maka makin ke atas makin jarang atau panjang ruasnya. Pertumbuhan ruas rapat disebelah bawah disebabkan karena tempat tumbuh anakan disitu.
Anakan, anakan padi tumbuh dengan rumus tertentu disebut dengan sinkronisasi/keserempakan tumbuh antara daun dan anakan. Pada rumus ini pembilang ialah daun dan penyebut adalah anakan.
Ciri ciri morfologi pada setiap fase
pertumbuhan dan perkembangan padi
Fase vegetatif aktif yaitu dari semai sampai anakan maksimum Fase vegetatif lambat, dari anakan maksimum sampai
premordia (awal pembentukan malai didalam batang padi) Fase reproduktif, dari premordia sampai keluar malai Fase pematangan, dari mekarnya bunga padi sampai
panen. Hubungan tiap fase dengan hasil. Komponen hasil padi terdiri dari jumlah anakan, jumlah gabah permalai, berat gabah rata-rata.
Morfologi Tanaman Padi ( gabah, bagian-
bagian gabah dan bunga padi)
Buka tutupnya bunga padi
Padi itu buka jam 10 12 pagi.Untuk membuka
bunga padi lodikula membutuhkan air yang diserap
dari jaringan disekitarnya.
Setelah menyerap air dari lingkungan disekitar
lodikula menjadi tegang, karena dia membesar dan
memanjang maka lodikula menolak sekam tajuk
35,kemudian 3 menit stelah membuka jatuhlah serbuk sari ke atas kepala putik. Jatuhnya serbuk sari
ke kepala putik disebut polinasi (penyerbukan).
Morfologi tanaman padi ( malai, dan
bunga padi)
III. Syarat tumbuh tanaman pangan dan
kesesuaian lahan untuk tanaman pangan
A. Syarat Tumbuh Tanaman Pangan
1. PADI Iklim Curah hujan = 280 2000 mm/tahunTemperatur = 20 derajat C 37,7 derajat C
Aplikasi suhu = 32 34 derjat C ( untuk anakan)15 20 derajat C ( Antesis)
Fotoperiodesitas = 9 10 jamKecepatan angin = Sepoi - sepoi Intensitas cahaya = 10.000 Flux , pematangan 350
kal/cm2/hariKelembaban = 70 80 %.Zona agroklimat = B2 ( artinya bulan kering 2 4 bulan).Ketinggian tempat = 0 500 m dpl
Tanah
Kedalaman Efektif = > 75 cm
Tekstur = halus dominasi liat lebih dari
60%
Permeabilitas = lambat
pH = 5,5 7,5
Kedalaman pirit = lebih dari 100 cm
Drainase = lambat
Salinitas = < 1,500 mm/hos/cm
Gambut ketebalan lebih kecil dari 50 cm
Tanpa batuan di permukaan
2. JAGUNG
Syarat tumbuh jagung1. Iklim Curah hujan = > 1000 mm/ tahun Suhu = 20 26 derajat C Bulan kering= < dari 7,5 bulan penyinaran matahari 150-300
hari/tahun Ketinggian tempat= 2. Tanah gembur, subur kaya humus. Jenis tanah = andosol, latosol, grumosol, utisol, dll. pH = 5,6 7,5 Kemiringan = kurang dari 8 % KTK = sedang sampai tinggi C organik = > dari 0,8% Salinitas = < dari 2mm/hos/cm.
Kedalaman sulfidik = lebih dari 100 cm.
3. KEDELAI
Syarat tumbuh kedelai
a. Iklim
Curah hujan = 100 1500 mm/tahun
Bulan kering = 3 7,5 bulan
Suhu rata-rata = 23 28 derajat C
Ketinggian tempat = 0- 500 m dpl
Untuk kedelai yang berbiji besar 300 500 m
dpl
Lama penyinaran = 270 hari / tahun
B. tanah
Entisol, regosol, Grumosol, Latosol, dan Andosol kurang baik
pada tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung
pasir kuarsa.
pH = 5,8 7 ( pH 5,5, pertumbuhan
bintil akar terhambat)
Kedalaman efektif = 50 cm
C organik = 0,8%
Salinitas = < dari 2,5 mm/hos/cm
Kedalaman sulfidik = lebih dari 100 cm
Kemiringan = kurang dari 3 %
Batuan permukaan = kurang dari 3%
Singkapan batuan = kurang dari 3 %.
Kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai
( lihat FAO manual 1976)
B. Kesesuian Lahan Untuk Tanaman Pangan
Lahan paling sesuai untuk padi:
Sangat sesuai/Very suitable (S1)
Lahan N1 (tidak sesuai sementara untuk
padi)
Lahan yang tidak sesuai selamanya untuk
padi (N2)
Lahan cukup sesuai S2
Lahan S3 (kurang sesuai untuk padi)
JAGUNG
Lahan
Jagung tidak membutuhkan persyaratan tanah yang khusus agar
supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan
kaya humus.
KEDELAI
Media tanam
Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak
terlalu basah, tetapi air tetap tersedia.
Ketinggian tempat
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan
dengan ketinggian 0,5 - 300m dpl.
IV. Persiapan lahan untuk budidaya
tanaman pangan
A. Persiapan Lahan Untuk Budidaya Tanaman Padi
Penyiapan lahan
Penebasan rumput belukar
Pengolahan tanah
Pelumpuran dan perataan tanah
Pembuatan drainase
B. Persiapan Lahan Untuk Budidaya Tanaman Jagung
Persiapan lahan
Pembukaan lahan
Pengolahan tanah
Pembuatan drainase
Pembentukan bedengan
Pengapuran
C. Persiapan Lahan Untuk Tanaman Kedelai
Persiapan lahan
Pengolahan / penyiapan bedengan
Pembentukan bedengan menurut panjang lahan
Pembentukan drainase menurut panjang bedeng
Pengapuran menurut pH ( 10 ton/ha untuk -1 pH
normal) pengapuran diulang 3 4 sekali.
Inokulasi
V. Tekhnik persiapan benih, persemaian
dan pembibitan tanaman pangan
A. Persiapan Benih Padi Untuk Persemaian Dan Pembibitan
Benih
Syarat benih yang dipakai dan perlakuan benih:
Bermutu tinggi (daya kecembah lebih dari 90)
Tidak tercampur dengan jenis padi atau biji
tanaman lain
Jumlah benih 30 45 kg per hektar jika sebar
langsung, 25- 30 kg / ha dengan persemaian
kering dan basah, 15 kg/ha untuk SRI
Perlakuan benih
1. Masukkan benih dalam larutan garam 2% , buang yang
mengapung ambil yang tenggelam saja.
2. Cuci 5 6 kali dengan air bersih atau direndam dalam
air yang mengalir alam goni hingga seluruh larutan
garam hilang.
3. Rendam benih selama 24 jam dalam air bersih
4. Tiriskan dan inkubasi dalam goni basah selama 2 kali 24
jam.
5. Benih siap untuk ditabur di persemaian ( ditandai
dengan sudah keluarnya akar dari benih padi).
Tipe Persemaian Padi
A. Persemaian Basah
Luas persemaian 3 5 % dari luas penanaman.
Olah tanah sampai berstruktur lumpur
Beri pupuk 10 gr Urea + 10 TSP atau 14 gr SP36 + 10 gr KCL
per meter
Taburi benih padi yang telah dikecambahkan
Jaga air tetap macak-macak sampai bibit mencapai 5cm
tingginya.
Airi persemaian sebelum dilakukan pencabutan bibit.
Bibit dicabut umur 25 30 hari setelah semai (tergantung areal
penanaman padi).
B. Persemaian Kering
Tanah diolah sampai bertektur halus
Beri pupuk 10 gr Urea + 10 TSP atau 14 gr SP36 + 10
gr KCL per meter
Taburi benih padi yang telah dicampur dengan pestisida
BenlateT20 WP sebanyak 1g/ kg benih.
Taburi benih padi 150 gr per meter ( 3 genggam)
Sirami persemaian pagi dan sore hari. Sirami
persemaian hingga basah sekali sebelum dilakukan
pencabutan bibit.
Bibit dicabut umur 25 30 hari setelah semai.
C. Persemaian Dapoq (SRI)
Kebutuhan lahan 3 5 per mil dari luas penanaman
Olah tanah hingga berstruktur halus, campur dengan kompos
dengan perbandingan 1:1 tanah diletakkan di atas lapisan kedap
dengan ketebalan 2 4 cm.
Taburi benih lebih kurang yang sudah dikecambahkan 450 gr per m2
per semaian.
Sirami pagi dan sore hari hingga tanah lembab. Sirami persemaian
sebelum bibit dibawa kepenanaman.
Penanaman bibit dilakukan pada umur 7 hari jika dihitung hari
pertama adalah hari munculnya benih ( hari ke 5 setelah semai atau
umur 12 hari jika dihitung dari hari pertama benih disemai)
Penanaman bibit dilakukan dengan mengikut sertakan tanah atau
kompos yang terangkut oleh akar ( tidak dicuci)
Persemaian basah
Persemaian kering
Persemaian dapoq
Tunggu sampai hingga 5 hari hitung daya kecambah dengan
cara menghitung jumlah kecambah normal dari 100 benih yang
dikecambahkan.
B. Persiapan Benih Jagung
Persyaratan benih
Daya kecambah diatas 90%, bebas dari varietas lain, sehat.
Penyiapan benih untuk benih yang diproduksi sendiri perlu dilakukan uji
pendahuluan untuk melihat daya kecambah
Untuk benih bersertifikat dapat langsung ditanam
Perlakuan benih untuk yang tidak bersertifikat perlu dicampiri dengan
pestida misalnya Marsal untuk melindungi benih dari jamur dan serangga
sebelum diitanam.
Untuk benih bersertifikat sudah dicampur lebih dulu dengan pestida
sebelum dikemas.
C. Persiapan Benih Kedelai
Persyaratan benih
Daya kecambah diatas 85%, sehat, seragam dan bebas dari
varietas lain.
Penyiapan benih
Sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin
Kondisi dan lama penyimpanan dapat menurunkan daya
kecambah benih
Produksi benih dapat dilakukan sendiri dengan mengikuti pola
penangkaran benih
Tujuannya adalah agar benih yang dihasilkan memenuhi standar
mutu benih kedelai.
Teknik penanaman benih
Benih ditanam 3-4 biji tiap lubang (daya tumbuh agak
rendah) atau dengan memperpendek jarak tanam (
untuk varietas determinate)
2 benih per lubang untuk varietas indeterminate.
Penanaman dilakukan oleh 3 orang sekali jalan. Satu
orang untuk menugal, satu orang untuk menaruh
pupuk dan benih dan satu orang lagi untuk menutupi
lubang.
VI. Teknik penanaman dan pola
tanaman pangan
1. PADI
Penanaman
Varietas harus sama untuk satu petak tersier ( 400 ha) diganti
tiap 3 kali musim tanam
Waktu tanam disesuaikan menurut musim/ keadaan air dilahan
Jumlah bibit disesuaikan menurut kesuburan tanah, anakan dan
sistem budidaya
Jarak tanam/ model baris dan lajur disesuaikan dengan
kesuburan tanah, varietas ( anakan) dan sistim budidaya.
Cara penanaman menurut keadaan sawah
Kedalaman lubang tanam dangkal untuk SRI dan dalam untuk
konvensional
Bentuk penanaman persegi
Mesin penanam padi jagung dan
kedelai
2. JAGUNG
Jarak tanam
Pembuatan lubang tanam ditugal atau memakai
mesin
Jumlah benih per lubang tanam tergantung jumlah
tongkol ( varietas)
Jarak tanam dan model baris/lajur tergantung
kesuburan, varietas dan pola tanam.
Bentuk Penanaman Persegi
Cara penanaman dengan menggunakan mesin atau
secara manual satu orang menugal dan menutup lubang
tanam, satu orang menaruh benih dan satu orang
menaruh pupuk.
Penanaman dilakukan setelah pemanenan padi,
tergantung keadaan kelembapan tanah dan curah hujan.
3. KEDELAI
Jarak tanam tergantung dengan varietas indeterminate
30-35 cm, determinate 20-25 cm.
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan tugal
atau dengan mesin sedalam maksimum 2 cm.
Teknik penanaman menanam 2 3 biji per lubang tanam.
Penanaman model persegi
panjang pada tipe indeterminate
Untuk Pola Tanaman Pangan :
a. Curah hujan. Curah hujan merata (irigasi dapat
diatur, dapat diterapkan pola tanam monokultur dan
multipe kultur, IP : 300-400)
b. Pemilahan jenis tanaman berdasarkan curah hujan
atau keadaan air
c. Adaptasi agronomis disesuaikan menurut pola curah
hujan dan jenis tanaman
d. Pemasaran dan potensinya melalui sistim tataniaga
formal dan informal
Pola tanam tumpangsari kedelai
indeterminate dengan ubi kayu
VII. TEKNIK PEMELIHARAN TANAMAN PANGAN (1)
A. Teknik Pemupukan Tanaman Pangan
Pemupukan
Penentuan Kebutuhan Pupuk
Tergantung pada (1) tipe tanaman dan hasil yang
diharapkan, (2) ketersediaan unsur hara dari tanah,
(3) sumber-sumber unsur hara lainnya, dan (4)
kehilangan hara.
Pemupukan untuk tanaman padi perlu memperhatikan tepat
jenis, dosis, waktu, cara dan lokasi. Hal ini untuk
menghindari pengaruh buruk dari pemupukan yang tidak
tepat.
Takaran pemupukan untuk
persemaian padi
Pemupukan tanaman padi hibrida
Lanjutan...
Waktu pemupukan
Pemupukan ke 1 = sebelum tanam atau pada saat tanam
dilakukan dengan tujuan untuk memacu
pertumbuhan awal tanaman. Dilakukan dengan
pemberian pupuk organik pada saat awal
pengolahan tanah, atau waktu tanam ditujukan
untuk memberi kondisi yang tepat untuk
pertumbuhan akar padi. Sedangkan pemberian
pupuk anorganik dutujukan untuk mempercepat
pertumbuhan tanaman padi stelah pindah
kelapangan, memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah
Pemupukan ke 2 = 25-30 HST( hari setelah tanam), ditujukan
untuk merangsang anakan, dapat diberikan
pupuk anorganik berupa pupuk N saja atau
dilengkapi dengan P dan K.
Pemupukan ke 3 = 40-45 HST, ditujukan untuk merangsang
primodia bunga biasanya diberikan pupuk N
saja yaitu 1/3 dari dosis total per hektar.
Waktu pemberian pupuk pada tanaman padi
selain disesuaikan dengan fase tumbuh juga
dipengaruhi oleh kadar air dilahan.Waktu
pemupukan dilakukan pada saat air dilahan
tidak dalam keadaan tergenang. Hal ini untuk
menghindari hilangnya pupuk yang mengalir
kedalam saluran, yang dapat berpengaruh
buruk bagi lingkungan dan ekosistim.
Cara pemupukan
Cara pemupukan mempengaruhi efektifitas dan efesiensi dari
pemupukan. Cara yang tepat menyebabkan pupuk dapat
dimanfaatkan oleh tanaman dalam waktu yang tepat. Ketika
menabur pupuk air harus serendah mungkin tetapi tidak
boleh kering.
Tepat Lokasi.
Lokasi penanaman padi yang terletak didataran rendah
maupun didataran tinggi terletak pada satuan peta lahan
tertentu. Setiap satuan peta lahan mempunyai status hara
tertentu pula yang mempengaruhi dosis pemupukan
Takaran pemupukan menurut lokasi
Pemupukan Jagung
Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat
bergantung pada kesuburan tanah dan fase tumbuh
tanaman karenannya diberikan secara bertahap.
Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300
kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl =50-100 kg/ha.
Anjuran untuk pemupukan dilakukan dengan tepat
dosis, cara, waktu, jenis dan lokasi.
Dosis pemupukan jagung adalah pupuk Urea sebanyak
200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan
pupuk KCl sebanyak 50-100 kg.
Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap.
Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan
bersamaan dengan waktu tanam.
Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan
setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah
tanam.
Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan
setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah
malai keluar.
PEMUPUKAN KEDELAI
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan
dan kondisi tanah
Pemupukan pada kedelai untuk berbagai kondisi lahan.
a) Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
b) Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha,
TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c) Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha,
TSP=75 kg/ha danKCl=100 kg/ha.
d) Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk
kandang=2000-5000 kg/ha; Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75
kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
B.Teknik Pengairan Tanaman Pangan
Teknik pemberian air untuk tanaman pangan dapat
dilakukan melalui irigasi permukaan dan bawah
permukaan tanah.
Pemberian air untuk tanaman pangan harus di
berikan secara tepat jumlah, waktu, cara dan kualitas
air yang digunakan.
PADI
Pengairan untuk tanaman pangan padi secara
konvensional
Kebutuhan air (d) atau tinggi kolom air yaitu perbandingan antara
volume air yang digunakan dibagi dengan luas lahan. Tanaman padi
rata-rata evapotranspirasi sebesar 6 7 mm/hari atau 600 700
mm/musim tanam (3 bulan)
Kebutuhan air dipersemaian 150 200 mm
Kebutuhan air selama pembibitan 250 450 mm
Kebutuhan air dari penanaman panen 120 mm 1400 mm
Kebutuhan air total 1200 1400 mm/musim tanam (3 bulan)
LANJUTAN...
Ada 7 sistem cara pengairan padi secara
konvensional:
1. System terus menerus ( continue) statis dangkal 2,5 cm
2. System terus-menerus statis sedang 2,5- 7,5 cm
3. System tetus-menerus statis dalam 10 cm
4. System tetus-menerus dan mengalir
5. Irigasi bergilir
6. Irigasi selang-seling
7. Irigasi tadah hujan
Pengaturan Air untuk Padi
konvensional
Pengairan Sistim SRI
Pada sistem SRI penggenangan tidak melebihi 2 cm dengan
lama penggenangan tidak lebih dari satu minggu.
Pengeringan dilakukan hingga tanah retak-retak.
Pada fase reproduktif dilakukan pengairan dengan ketinggian
air genangan tidak melebihi 2 cm sampai 10 hari menjelang
panen.
Kekurangan air pada fase pengisian bulir yaitu sebulan
sebelum panen menyebabkan rontoknya bunga, meningkatnya
persen gabah hampa, menurunkan berat seribu biji.
Pengairan sistim SRI
Pengairan Sistim SRI
Keadaan air dilahan sebelum
tanaman berbunga
Masa pengeringan padi SRI untuk
memberi kesempatan tanah beroksidasi
Perbaikan fisik, kimia dan biologi
tanah pada sistim SRI
JAGUNG
Bila curah hujan mencukupi tidak diperlukan
pemberian air tambahan, asalkan tanah cukup
lembab terutama pada fase awal pertumbuhan,
pembungaan dan pengisian tongkol.
Optimalisasi penggunaan air dapat dilakukan
dengan penambahan bahan organik persiapan
lahan, pembuatan saluran draenase dan kemilir,
serta pemakaian mulsa.
Pengairan pada Jagung
KEDELAI
Pada awal pertumbuhan tanah harus dalam
keadaan lembab
Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari
7 hari, tanah harus diairi.
Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit (
bila tidak ada hujan selama 7 hari ) Pengairan seperti ini
diulangi setiap 7-10 hari.
Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah
terisi penuh.
Pengairan pada tanaman kedelai
Pengairan kedelai lewat permukaan melalui alur
Pengairan tanaman kedelai
dengan sprinkler pada lahan kering
VIII. TEKNIK PEMLIHARAAN TANAMAN PANGAN
(LANJUTAN)
Teknik pemeliharaan tanaman pangan lanjutan meliputi
1. Penyiangan,
2. Penjarangan,
3. Penyulaman,
4. Pembumbunan,
5. Pemberian ZPT dan
6. Vitamin
Tujuannya adalah untuk menjaga agar tanaman
mendapatkan kondisi lingkungan biofisik sesuai dengan
kebutuhan pada setiap fase tumbuh kembang tanaman.
Pemeliharaan tanaman padi
Penyulaman pada tanaman padi.
Penyulaman pada tanaman padi dilakukan agar tidak ada
lahan yang kosong.
Penyulaman pada tanaman padi dilakukan sebelum
tanaman mencapai umur 2 minggu setelah tanam.
Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman
yang mati, berpenyakit, terkena serangan hama dan
mengganti dengan bibit yang seumur dan sehat.
Penyiangan
Pemberian ZPT dan Vitamin
Gambar penyiangan pada padi
Penyiangan padi menggunakan rotary weeder
Penyemprotan ZPT dan vitamin pada padi
Jagung
Penjarangan dan PenyulamanTanaman Jagung
Untuk jarak tanam lebar dipelihara dua tanaman, pada jarak
tanam sempit hanya satu tanaman saja.
Hal ini dilakukan untuk memastikan tanaman mendapatkan, air,
hara, cahaya matahari dan ruang tumbuh yang cukup.
Penyulaman tanaman jagung
Penyulaman tanaman jagung dilakukan dengan mencabut
tanaman yang mati, terserang hama atau penyakit.
Penyulaman dilakukan untuk menggantikan dengan tanaman
yang seumur.
KEDELAI
Penyulaman Kedelai
Benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan
biji-biji yang baru yang telah dicampur Legin atau bakteri nitrogen.
Apabila tidak tumbuh mencapai lebih dari 10 %
Penyiangan
Penyiangan pada tanaman pangan dilakukan dua atau tiga kali selama
fase vegetatif
Penyiangan dilakukan dengan menggunakan tangan atau alat penyiang
manual maupun mekanis, dapat berupa rotary weeder atau canun
weeder.
Penyiangan bertujuan untuk memberantas gulma agar tidak bersaing
dengan tanaman utama untuk mendapatkan air, hara, sinar matahari
dan ruang untuk tumbuh
A.Teknik PenyianganTanaman Pangan
Penyiangan padi
Penyiangan padi dilakukan 2 sampai 3 kali selama fase vegetatif.
Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan kelompok
penyiang yang mencapai 20 orang untuk satu hektar lahan atau
menggunakan rotary atau cano weeder.
Penyiangan jagung
Penyiangan jagung dilakukan dengan tujuan untuk mencegah
gulma bersaing dengan tanaman utama atau menjadi inang bagi
hama dan penyakit. Penyiangan dapat dilakukan secara manual
maupun menggunakan mesin penyiang yang dapat di stel
menurut jarak tanam tanaman
Penyiangan kedelai
Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada
umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai
berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-
2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2
(pemupukan lanjutan).
Penyiangan dapat dilakukan dengan cara menggikis gulma
yang tumbuh dengan tangan atau kuret
Apabila lahannya luas,dapat juga dengan menggunakan
herbisida contoh Lasso untuk gulma berdaun sempit
dengan dosis 4 liter/ha
B. Teknik Pembubunan Tanaman Pangan
Pembubunan tanaman pangan
Pembubunan dapat meningkatkan oksidasi tanah untuk aktifitas
akar dan mikrobia tanah, selain itu pembubunan juga mencegah
tanaman rusak akibat tergerus tanah oleh air hujan dan air
siraman.
Pembumbunan harus dilakukan secara hati-hati.Luka pada akar
akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
Tanaman padi tidak dilakukan pembunbunan dalam
pemeliharaannya. Tetapi fungsi dari pembunbunan seperti
tanaman jagung dan kedelai dilakukan sekaligus oleh alat
penyiang seperti rotary weeder dan canue weeder
JAGUNG
Pembumbunan jagung
Pembumbunan pada tanaman jagung dilakukan sekaligus dengan
penyiangan yang dilakukan dua sampai tiga kali selama fase
vegetatif tanaman. Cara pembumbunan tanaman jagung
dilakukan dengan cara menggemburkan tanah 20 cm dari
perakaran dan menimbun kearah pangkal batang.
KEDELAI
Pembumbunan kedelai
Pembumbunan tanaman kedelai dilakukakan dengan
menggemburkan tanah sampai 10 cm dari pangkal batang dan
menimbun kearah pangkal batang. Pembumbunan dilakukan 2
sampai 3 kali selama fase vegetatif tanaman. Pembubunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan
C. Teknik Pemeliharaan Lainnya Untuk
Tanaman Pangan
PADI
Pemeliharaan lainnya untuk padi.
Dalam pemeliharaan tanaman padi dapat diberikan zat pengatur
tumbuh misalnya sitozim, selain itu juga dianjurkan untuk
memberikan vitamin.
JAGUNG
Pemeliharaan lainnya untuk jagung.
Pada tanaman jagung hibrida dengan populasi tinggi pemberian
vitamin dan zat pengatur tumbuh dapat meningkatkan kualitas
hasil walaupun dengan populasi yang tinggi.
KEDELAI
Pemeliharaan untuk Tanaman Kedelai.
Tanaman kedelai yang ditanam pada lahan kering
dengan populasi yang tinggi memerlukan perawatan
yang intensif
Tanaman kedelai yang terlindung akan selalu muda
sehingga proses pembentukan buah kurang baik, dan
hasilnya akan sedikit, bahkan tidak berbuah sama sekali
Penanaman yang intensif juga dilakukan penyemprotan
zat pengatur tumbuh dan vitamin untuk meningkatkan
hasil.
IX. Teknik pengendalian tanaman pangan
A. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Secara kultur
teknis
Dimulai dari tindak agronomis awal sampai pemungutan hasil
tanaman, yang meliputi:
1. Persiapan lahan
2. Menghancurkan tanaman inang yang menjadi vector bagi hama
tertentu
3. Tindakan pengairan
4. Pemberian kapur
5. Rotasi tanaman: sebaiknya menanam tanaman yang berbeda
family
6. Melakukan pengaturan musim tanam
B. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Pangan
Secara Fisik
Penggunaaan aspek fisika dalam pengendalian hama
dapat berupa suhu dingin dan panas, cahaya radiasi
sinar alpha beta dan gama perangkap hama dan lain-
lain.
Cara fisik relatif lebih aman dibandingkan dengan cara
kimia yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
akibat resistensi residu untuk jangka panjang.
C. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Pangan
Secara Kimia
Dalam pengendalian hama dapat berupa kimia organikmaupun anorganik dengan cara kerja sistemik maupun racun
kontak.
Pengendalian hama dengan cara kimia relatif lebih cepatdibanding dengan cara lainnya, namun bahan kimia anorganik,
pengaruhnya terhadap lingkungan sangat lama untuk
dineralisir.
Cara yang lebih aman adalah dengan menggunakansenyawa kimia organik
Penggunaan senyawa kimia organik dapat berupa senyawa-senyawa yang dapat diekstrak dari tumbuhan yang
mengandung bahan aktif tertentu misalnya daun mengkudu,
tomat, mahoni, oleander, nimba, dll.
D. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Pangan Dengan
Pemulian Tanaman
Dalam pengendalian hama berupa penggunaan produk
hasil pemuliaan misalnya varietas yang tahan terhadap
hama.
Untuk menjaga agar varietas tersebut tidak patah
ketahanannya dengan menyesuaikan diri terhadap
varietas unggul tersebut dan membentuk biotip yang
baru
Varietas yang mulai turun ketahanannya atau sudah
patah sama sekali ketahanannya harus ditarik dari
peredaran
E. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Pangan Secara Hayati
Dalam penggunaan tanaman pangan dapatberupa musuh alam, parasit telur, predator danlain-lain.
Bila jumlah hama dan predator dan musuhalamnya dalam keadaan seimbang maka tidakdilakukan pengendalian.
Pengendalian dilakukan bila jumlah hama, musuhalam, parasit tidak seimbang.
X. Hama Tanaman Pangan dan Cara
Pengendaliannya
A. Hama Tanaman Padi dan Pengendaliannya
Pengendalian hama
1. Pada saat pengolahan tanah
2. Penyiangan manual secara rutin mengunakan sabit
1. Penggunaan pestisida organik dan anorganik
Jenis-jenis hama padi
1. Pengerek batang
2. Ulat grayak
3. Walang sangit
4. Tikus
5. Hama putih
6. Hama putih palsu
7. Kepending tanah
8. Keong mas
B. Hama Tanaman Jagung dan pengendaliannnya
Pengendalian hama
1. Hama Lalat bibit
Pengendaliannya:
Penanaman serentak, tanaman yang diserang lalat harus segera dicabut, kebersihan disekitar areal harus dijaga.
Ulat pemotong
Pengendaliannnya:
Tanaman secara serentak pada areal yang luas,
mencari dan membunuh ulat yang ada dalam tanah,
disemprot terlebih dahulu sebelum ditanam.
C. Hama Tanaman Kedelai dan Pengendaliannya
Hama
1. Aphis SPP
Pengendaliannya:
Menanam kedelai pada waktunya, membuang bagian
tanaman yang terserang hama, menggunakan musuh
alami, penyemprotan insektisida.
2. Melano agromyza phaseoli, kecil sekali (1,5mm)
Pengendaliannya: Waktu tanam pada saat tranah masih
lembab, penyemprotan agrothion 50
EC.
3. Kumbang daun tembukur (phaedonia inclusa)
Pengendaliannya: Penyemprotan agrothion 50EC,
basudin 50 EC.
4. Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Pengendaliannya:Ditanam tepat waktunya,
penyemprotan durssban 20 EC
5. Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Pengendaliannya:Penyemprotan Surecide 25 EC
6. Lalat kaca (Ophiomyia Phasioli)
Pengendaliannya:Tanah diberi vuradan 36,
penyemprotan insectisida Azordin 15
WSC
7. Kepik hijau (Nezara Viridula)
Pengendaliannya:Azordin 15 WCS, Dursban 20 EC,
Fomodol 50 EC.
8. Ulat grayak (Prodenia Litura)
Pengendaliannya:Dengan cara sanitasi, disemprotkan
pada sore/malam hari (saat
ulat,menyerang tanaman) beberapa
insektisida yang efektif seperti dursban
20 EC, Azordin 15 WSC dan Basudin
50 EC.
Hama penggerek batang padi
Gambar Ulat Pada Tanaman Padi danHama Walang Sangit
Hama Tikus
Hama Putih
Hama Putih Palsu dan Hama kepik
Lalat Bibit pada Jagung dan Ulat
Pemotong
Kutu pada Jagung
Siklus hidup lalat
Kumbang Daun Kedelai dan Ulat
Tentara
Walang Sangit dan Kepik
Ulat Grayak pada Tanaman Kedelai
XI. Teknik pengendalian penyakit tanaman
pangan
A. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman PanganKulturTeknis
Pengendalian penyakit tanaman pangan secara kutur teknisdimulai dari:
Persiapan lahan harus dilakukan dengan cara yang tepat agarpenyakit tidak terakomulasi di lahan.
Pembuatan saluran draenase juga dapat mencegah penyakityang menyebar melalui sistem irigasi
Persiapan benih dapat dilakukan pencampuran pestisidadengan benih dan uji benih.
Penanaman dan jarak tanam
pengaturan jarak tanam pada varietas padi beranak
banyak juga dapat mengurangi penyebaran penyakit.
Selain itu juga menjaga sanitasi lahan
Pemeliharaan tanaman
Rotasi tanaman
Rotasi tanaman dilakukan dengan menanam tanaman
yang tidak dalam satu family untuk waktu tertentu
Penanaman tanaman atractan atau penarik
dan
Repellent atau penolak patogen
B. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman Pangan Secara Fisik
Pengendalian penyakit secara fisik, dilakukan dengan aplikasi aspek fisika,
berupa radiasi, panas, dingin, gaya mekanik, pengaturan kelembapan,
pengeringan, pengasapan dll.
Pengendalian penyakit secara fisik pada tanaman pangan dapat dimulai
sebelum tanam, saat persiapan lahan, pengisian bulir, panen, pasca panen,
pengolahan hasil, penggudangan.
1. Persiapan lahan: dilakukan dengan cara membolak-balikan tanah
2. Penggunaan cahaya ultraviolet yang dapat membunuh penyakit yang ada
dipermukaan benih
3. Perendaman dengan air panas dapat mengendalikan penyakit tertentu.
4. Manajemen penggudangan produk : pengaturan ventilasi gudang,
kelembaban, temperatur, dll, guna menjamin kualitas produk yang
disimpan.
C. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman
Pangan Secara Kimia
Pengendalian penyakit tanaman secara kimia dilakukan dengan
penggunaan senyawa aktif tertentu yang mempunyai efek
mempengaruhi , menekan, atau membasmi penyakit.
Senyawa kimia yang dapat digunakan dapat berupa senyawa
organik maupun anorganik.
Senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari ekstrak, hasil
fermentasi dari bahan-bahan organik yang dapat menekan
perkembangan penyakit.
Keuntungannya adalah residunya dapat segera diurai oleh mikrobia,
murah, mudah dalam proses pembuatannya, petani lebih mandiri
dalam menggendalikan penyakit, dan keamanan produk lebih terjamin
D. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman Pangan
Secara hayati
Pengendalian penyakit secara biologi dilakukan
Dengan menggunakan organisme tertentu untuk
mengendalikan penyakit tertentu pada tanaman,
Misalnya penggunaan mikoriza pada tanaman
pangan dapat mengendalikan panyakit tertentu
pada akar.
Pemanfaatan mikoriza dapat menghindari
tanaman dari penyakit fisiologis akibat
kekeringan
XII. Penyakit Tanaman Pangan dan
Cara Pengendaliannya
A. Penyakit Tanaman Padi dan cara pengendaliannya
1. Busuk leher (neck rot)
Pengendaliannya:
Diarahkan pada penanaman yang baik, menanam
varietas yang tahan, membakar sisa-sisa tanaman
yang diserang, mengurangi pemakaian N yang
berlebihan
2. Bercak coklat sempit (Cercospora oryzae)
Pengendaliannya:
Pengendalian dilakukan dengan 3x penyemprotan
fungsidan benomil (benlate 50 wp) dan Mankozep
(dithane M-45)
3. Hangus palsu
Pengendaliannya:
Terhadap penyakit ini tidak dilakukan usaha
pengendalian yang khusus, karena dianggap kurang
merugikan skleratum yang cukup besar itu dapat
dengan mudah dibersihkan.
4. Kerdil hampa
Pengendaliannya:
Penanam varietas lahan, mengusahan agar persemaian
bebas dari vektor, pemakaian insektisida.
5. Kerdil rumput
Pengendaliannya:
Penanaman varietas lahan, pola tanam, sanitasi.
6. Bercak coklat
Pengendaliannya:
Meningkatkan cara bertanam, sanitasi dan pergiliran
tanaman, perawatan biji, paenanaman varietas tahan,
penyemprotan.
7. Tungro
Pengendaliannya:
Mengendalikan sektor serangga dengan
insektisida, merendam semai dengan insektisida
sistemik, menginaktivasi virus dengan ferrulid
acid atau menekan gejala dengan karbindenzoil.
B.Penyakit Tanaman jagung Dan cara
pengendaliannya
1. Penyakit bulai (Downy mildew)
Pengendaliannya:
Penanaman dilakukan menjelang atau awal musim
penghujan, pola tanam dan pola pergiliran
tanaman, penanaman varietas unggul, dilakukan
pencabutan tanaman yang terserang, Kemudian
dimusnakan
2. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Pengendaliannya:
Mengatur kelembaban pada areal tanaman, menanam
varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap
penyakit, melakukan sanitasi pada areal pertanaman
jagung, kimiawi menggunakan pestisida seperti pada
penyakit bulai dan bercak daun.
3. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Pengendaliannya:
Mengatur kelembaban areal pertanaman jagung
Dengan cara pengeringan dan irigasi, memotong bagian
tanaman kemudian dibakar, benih yang akan ditanam
dicampur dengan fungsida secara merata hingga semua
permukaan benih terkena.
4. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Pengendaliannya:
Menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran
tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih,
penyemprotan dengan fungsida setelah ditemukan gejala
serangan.
C. Penyakit Tanaman Kedelai Dan Pengendaliannya
1. Penyakit layu bakteri (Pseudomonas sp)
Pengendaliannya:
Biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu
dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman
dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan
tanaman inang penyakit tersebut. Pembersihan belum ada.
2. Penyakit layu ( jamur tanah :scerotium rolfsil)
Pengendaliannya:
Varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan
Penyakit layu, menyemprotkan dithane M 45, dengan
dosis 2 gram/liter air.
3. Penyakit sapu (Witches Broom : virus)
Pengendaliannya:
Menyemprotkan tetracycline atau tokuthion 500 EC.
4. Penyakit anthracnose (Cendawan Colletotrichum Glycine
Mori)
Pengendaliannya:
Perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat,
penyemprotan Antracol 70 WP, Dithane M 45, Copper
Sandoz.
5. Penyakit karat (Cendawan Phakospora
Phachyrizi)
Pengendaliannya: cara menanam kedelai yang
tahan terhadap penyakit, menyemprotkan Dithane
M 45.
6. Penyakit bercak daun bakteri (Xanthomonas
Phaseoli)
Pengendaliannya:
Menyemprotkan Dithane M 45.
7. Penyakit busuk batang (Cendawan Phytium SP)
Pengendaliannya:
Memperbaiki drainase lahan, menyemprotkan Dithane
M45.
8. Penyakit mosaik (Virus)
Pengendaliannya:
Menanam varietas yang tahan terhadap virus,
menyemprotkan Tokuthion 500 EC.
Gejala penyakit blas daun(A), blas batang(B), blas
buku(C), blas Kolar(D)
Gejala penyakit bercak daun
Gejala penyakit hangus palsu,
Kerdil hampa dan Kerdil rumput
Bercak Coklat dan Daun padi
terserang virus tungro
Penyakit bulai dan Penyakit bercak
daun
Penyakit karat, Penyakit gosong bengkak dan
Penyakit busuk tongkol
Layu bakteri, Penyakit layu dan
Penyakit sapu
Penyakit anthracnose, Penyaklit karat dan
Penyakit bercak daun bakteri
Penyakit busuk batang dan Virus
mosaik
XIII. Teknik pengendalian gulma tanaman
pangan
A. Teknik Pengendalian Gulma Secara Kultur Teknis
Dimulai dari:
Persiapan lahan: dilakukan mulai pengolahan tanah sampai
perataan tanah dengan menggunakan garu.
Pengaturan jarak tanam:jarak tanam yang tepat sesuai dengan
daya penutupan tanaman pangan menyebabkan gulma akan
tertekan pertumbuhannya
Penanaman varietas indeterminate: mempunyai cabang yang
banyak menyebabkan penutupan ruang tumbuh lebih rapat
sehingga sinar matahari yang sampai ke tanah sangat sedikit
yang menyebabkan pertumbuhan gulma tertekan.
Pemilihan bentuk penanaman: Pemilihan bentuk
penanaman persegi atau persegi panjang akan
memudahkan pengendalian gulma secara manual,
mekanik dan mesin
Pengaturan air di lahan: pada tanaman genangan air yang
tinggi dapat menekan pertumbuhan gulma.
Penggunaan mulsa: penggunaan mulsa dapat berupa
mulsa organik (jerami padi, sekam,dll) dan mulsa
anorganik (plastik).
Penyiangan dan penyulaman tanaman: gulma dapat
dikendalikan secara langsung yaitu dengan melakukan
penyiangan dan penyulaman tanaman.
B. Teknik Pengendalian Gulma Secara Kimia
Didasarkan pada pengaruh bahan aktif tertentu dalam
pengendalian gulma.
Senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma
disebut herbisida
Herbisida yang digunakan dapat berupa senyawa organik dan
anorganik bila dilihat dari stuktur kimiawinya
Penggunaan herbisida untuk memberantas gulma harus
memperhatikan fase pertumbuhan gulma dan tanaman utama
dan pengaruhnya bagi lingkungan.
Penyemprotan herbisida harus memperhatikan waktu
pemberian yang tepat, formulasi, kimiawi herbisida, selektifitas,
efek residu, persistensi dan degradasi herbisida dalam tanah dan
tubuh tanaman.
a. Waktu pemberian yang tepat: waktu yang tepat melakukan penyemprotan
herbisida adalah pada stadia roset atau sebelum mulai pembungaan.
b. Formulasi dan kimiawi herbisida : Formulasi dan kimiawi herbisida perlu
diperhatikan karena menyangkut daya kerjanya pada masing-masing jenis
gulma dan keamanan tanaman utama dan lingkungan.
c. selektifitas: Yaitu daya bunuh suatu herbisida pada salah satu jenis
tumbuhan, dalam hal ini gulma dan relatif tidak merusak tanaman
budidaya.
d. Efek residu: yaitu sisa penggunaan herbisida dalam tanah atau dalam tubuh
tumbuhan akibat kelebihan dosis penggunaan, dan dapat memberikan
dampak pada peristiwa tumbuhnya tanaman berikutnya.
e. Persistensi dan degradasi: akibat pemakaian herbisida yang berlebihan,
dapat merusak tanah karena bahan aktif herbisida tidak dapat terurai untuk
waktu puluhan tahun
C. Teknik Pengendalian Gulma Secara Fisik
Dilakukan dengan menerapkan aplikasi ilmu fisika dalam
pengendalian gulma.
Berupa penggunaan alat-alat yang memudahkan petani
untuk melakukan pengendalian gulma secara fisik,
misalnya penggunaan rotary weeder atau cano weeder.
Keuntungan penggunaan rotary weeder atau cano weeder
yaitu:
1. Dapat mengendalikan gulma pada lahan yang luas
dengan tenaga kerja yang lebih sedikit
2. Menghemat biaya pengeluaran
D. Pengendalian Gulma Secara Hayati
Dengan menggunakan mikrobia yang
menghasilkan senyawa-senyawa tertentu yang
dapat menekan perkecambahan dan pertumbuhan
gulma pada tanaman pangan.
Aplikasi mikrobia dengan frekuensi dan intensitas
tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan
gulma secara hayati.
XIV. GULMA TANAMAN PANGAN DAN CARA PENGENDALIANNYA
A. GulmaTanaman Padi dan Cara Pengendaliannya
1. Pengendalian Gulma padaTanaman Padi Sawah
a. Persiapan tanaman atau pengerjaan tanah
bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik tanah yang baik
untuk pertumbuhan tanaman dan menciptakan kondisi
persawahan yang bersih dari gulma menjelang tanaman padi
melalui pelumpuran.
b. Pengendalian pencegahan
yaitu menghindari hal-hal yang memungkinkan masuknya biji
gulma ke daerah persawahan.
c. Pengendalian secara mekanis
yaitu dengan menggunakan alat seperti lalandak atau rotary
d. Pengendalian dengan tangan (handweeding)
Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu pada umur 21 dan 24 hari
setelah tanam. Kelemahan penyiangan dengan tangan yaitu
diperlukan banyak waktu, tenaga dan biaya yang tinggi.
e. Pergiliran tanaman
Contoh pergiliran tanaman dalam satu tahun :Padi padi
palawija atau Padi palawija padi.
f. Pengaturan air
Penggenangan air yang tinggi pada padi konvensional dapat
menekan pertumbuhan gulma.
g. Persaingan tanaman
Mengusahakan tanaman yang dibudidayakan pertumbuhan baik
sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma.
h. Pemupukan
bila pemupukan N tinggi maka harus disertai dengan
penyiangan yang baik atau penyiangan mutlak
diperlukan agar tidak terjadi persaingan antara padi
dann gulma.
i. Herbisida
Cara pemberian herbisida di tanah sawah tergantung
pada formulasi herbisida.
No. Herbisida Dosis
(kg/ha)
bahan aktif
Waktu pemberian (hst)Efektif terhadap
gulma-golongan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
MCPA
2,4 D
Propanil
Oxadiazon
Ocsfixon 5 ODS
Benthiocarb
Benthiocarb/2,4-D IPE
Piperophos
Oxyflourfen G
Satunil 60 EC
0,6 - 0,8
0,6 - 0,8
1,5 - 3,0
0,8 - 1,0
0,25
2,0 - 4,5
20 - 25 prod
0,75 - 1,5
20 - 25 prod
4 - 6 prod
4 atau 28
4 atau 8
21 28
1 4
4
1 - 4
1 - 4
1 - 4
1 - 4
21
BL
BL
BL dan R
BL dan T
BL dan T
BL dan T
BL dan T
BL dan T
BL, T dan R
BL, T dan R
Macam-macam herbisida untuk padi sawah
2. Pengendalian Gulma Pada Padi Gogo/Gogo Rancah
Pertanaman tumpang sari
Yaitu dengan menanam tanaman lain di antara barisan
tanaman padi gogo, misalna kacang hijau atau kedelai.
Pemakaian serasah (mulching)
Pemakaian serasah ialah menutup permukaan tanah
diantara baris padi gogo dengan maksud menghalangi
sinar matahari jatuh ke permukaan tanah.
Penyiangan secara kimiawi
Yaitu dengan menggunakan herbisida.
X V V X V V V X X X X
X V V X V V V X X X X
X V V X V V V X X X X
X V V X V V V X X X X
X V V X V V V X X X X
X V V X V V V X X X X
X = tanaman padi gogo X = serasah
a. Tumpangsari b. Pemakaian Serasah
V = tanaman kedelai/kacang hijau = serasah jerami, alang-alang atau sisa tanaman lainnya
Herbisida Dosis ba
(kg/ha)
Waktu pemberian
(hst)
Efektif terhadap
gulma golongan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Oxadiazon
Butachlor
Rifit
Benthiocarb/Prometryne
Benthicarb/Propenil
Satunil
0,25 - 0,75
1,0 - 1,5
0,75 - 1,0
7 - 8 prod
6 - 8 prod
6 - 8 1/ha prod
2 - 4
2 - 4
2 - 4
2 - 4
21 - 28
21 - 28
BL
BL dan R
R dan BL
BL dan T
R dan B
BL, T dan R
Keterangan : ba : bahan aktif BL : berdaun lebarProd : produk bahan dagang R : rumputHst : hari setelah tanam padi T : teki
Jenis herbisida untuk padi gogo/gogo rancah
B. Gulma Tanaman Jagung Dan Cara Pengendaliannya
Pengedalian gulma pada tanaman jagung dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain:
a. Penyiangan dengan tangan / dengan kored
Penyiangan dilakukan pada saat tanaman jagung
berumur 21 dan 42 hari setelah tanam.
b. Pengolahan tanah dalam baris (strip tillage)
Pengolahan tanah hanya dikerjakan selebar 40 cm pada
baris yang ditanami jagung, dan gulma (alang-alang)
dibabat lalu dipakai sebagai serasah diantara baris
jagung.
c. Tumpangsari
Yaitu dengan menanam tanaman lain di antara
barisan tanaman jagung, misalnya tanaman
kacang hijau atau kedelai
d. Penyiangan secara kimiawi
Pemakaian herbisida pra tumbuh, bertujuan
menggantikan penyiangan dengan tangan.
Herbisida
Dosis prod
(kg/ha)
Waktu
pemberian
(hst)
Efektif untuk
membenamkan
gulma golongan
1
2
3
4
5
6
Atrazine
Alachor
Benthiocarb/Prometryne
Paraquat
Dalapon
Glyphosate
2 - 6
4 - 6
7,5
2,5
7 - 8
2 4
1
1
1
3 hbt atau 42
3 hbt
7 hbt
BL, T, R
R, T
BL, T, R
BL, T , R
R
BL, R, T
Keterangan : hst = hari setelah tanamhbt = hari sebelum tanamBL = berdaun lebarR = rumputT = tekiProd = produk bahan perdagangan
Herbisida yang dapat dipakai untuk jagung
C. Gulma Tanaman Kedelai Dan Cara
Pengendaliannya
Cara pengendalian gulma antara lain:
a. Penyiangan dengan tangan
Penyiangan ini dilakukan dua kali, yaitu pada
saat tanaman berumur 21 dan 42 hari.
b. Pemakaian serasah jerami padi (pada pertanaman
bekas padi sawah)
Pemakaian serasah dapat menekan
perkecambahan / pertumbuhan biji-biji gulma.
c. Penyiangan secara kimiawi
Pengolahan tanah minimun dan menggunakan
herbisida paraquat dengan dosis 2,5 L/ha
d. Herbisida pra tumbuh
Pengolahan tanah dilakukan seperti biasa
(normal tillage) atau pengolahan tanah
minimum, kemudian 1-3 hari setelah tanam
disemprot dengan herbisida.
Herbisida
Dosis
(kg/ha)
Waktu
Pemberian
(hst)
Efektif
memberantas
gulma golongan
Hasil biji
kering bersih
(ku/ha)
1
2
3
4
5
Alachor
Chlorbromuron
Metalochlor
Benthiocarb/Prometryne
Disiang 2 kali
4
1,5
3,0
7,5
-
1
1
1
1
21 dan 42
R dan T
R dan BL
R dan T
BL, R, T
-
15,29
14,45
14,18
14,58
12,47
Pengaruh herbisida terhadap hasil biji kedelai
Pengendalian Gulma pada Persawahan Pasang Surut
Pada umumnya petani daerah pasang surut didalam
usaha tani padi menekankan pada persiapan tanam
Proses persiapan tanam ini merupakan bagian yang
memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya, sebab
pada periode ini gulma yang tumbuh sangat lebat
Pembagian herbisida guna mengendalikan gulma
dilakukan pada saat persiapan tanam yaitu dengan
menggunakan herbisida pra tanam, seperti Paraquat.
Perlakuan persiapan tanam
Dosis produk
(kg/ha)
Waktu aplikasi (hbt) Hasil gabah kering bersih (kg/ha)
MT 76/77 MT 76/78 MT 76/77MT
77/78
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Paraquat
Paraquat dd paraquat
Paracol
Paracol dd paracol
Dalapon dd paraquat
Dalapon dd paracol
Paraquat dd tebas
Paracol dd tebas
Dalapon dd paraquat dd tebas
Dalapon dd paracol dd tebas
Paraquat + 2,4 D amine, 2 kali
Paracol + 2,4 D amine, 2 kali
Tebas-puntal-balik-hampar (kebiasaan
petani)
3,0
1,5 ; 1,5
3,0
1,5 ; 1,5
7,9 ; 3,0
7,0 ; 3,0
3,0
3,0
7,0 ; 3,0
7,0 ; 3,0
(1,5 + 1,0);
(1,5 + 1,0)
(1,5 + 1,0);
(1,5 + 1,0
3
10 - 3
14
21 - 14
10 - 3
21 - 14
14 - 3
14 - 3
21 - 14 - 3
21 - 14 - 3
21 - 14
21 - 14
50 - 30
7
14 7
14
21 14
10 3
21 14
14 7
14 7
21 - 14 - 7
21 - 14 - 7
21 - 14
(1,5 + 1,0)
21 - 14
(1,5 + 1,0)
15 - 1
1411
1711
2044
2378
1778
2044
2022
2289
2311
2489
2556
2378
1687
1766
1703
1312
1172
1406
766
2281
2016
2156
2016
1719
2281
1312
Keterangan : hbt = hari belum tanamdd = diikuti denganMT = Musim Tanam
Pengaruh Pemakaian herbisida Pra Tanam Terhadap Hasil padi Sawah Pasang Surut Delta Upang(Palembang)
Dikutip dari Sudiman dkk. (1979)
Gulma Cyperus rotundus
dan Gulma Agropyron repens (L.)
Cyperus rotundus dan Gulma air
pada padi sawah
Gulma Abutilon theophrasti, Gulma Amrosia sp
dan Gulma Agropyron smithii
Gulma Brassica sp, Cynodon
dactilon dan Cyperus esculentus
Gulma Digitaria sanguinalis, Echinochloa
crusgalli dan Helianthus sp.
Gulma Imperata cylindrical, Poa sp
dan Bidara upas
Gulma Portulaca quadrifida L
XV. TEKHNIK PEMANENAN TANAMAN PANGAN
A. Teknik Pemanenan Tanaman Padi
1. Panen Padi Sawah
Panen dilakukan pada saat tanaman padi menunjukkan tanda-tanda yaitu
sebagian besar gabah (90%) sudah berwarna kuning, bila digigit gabah
patah.
Panen dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu Sabit bergerigi,
Reaper, Stripper.
2. Panen Padi Gogo
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada fase masak panen dengan ciri
kenampakan 90% gabah sudah menguning.
Panen dilakukan dengan sabit bergerigi dan perontokan dengan pedal
tresher.
Perontokan dengan memukul-mukul batang padi akan menyebabkan
kehilangan hasil yang cukup besar yaitu sampai 3,4%.
No. saat-saat panen % besarnya kehilangan
a. 1 minggu sebelum masak 0,77
b Saat masak yang tepat 3,35
c 1 minggu setelah masak 5,63
d 2 minggu setelah masak 8,64
e 3 minggu setelah masak 40,7
f 4 minggu setelah masak 60,45
Waktu panen dan kehilangan gabah
PROSES PENANGANAN PASCA PANEN PADI
Penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan
yaitu:
a. penentuan saat panen
Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan pengamatan
visual (dengan cara melihat kenampakan padi) dan pengamatan
teoritis (melihat deskripsi varietas padi).
b. Pemanenan
Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat,
menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi persyaratan
teknis, kesehatan, ekonomi, serta menerapkan sistem panen
yang tepat.
Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. 90 95 % gabah dari malai tampak kuning.
b.Malai berumur 30 35 hari setelah berbunga
merata.
c.Kadar air gabah 22 26 % yang diukur dengan
moisture tester.
Berikut ini adalah cara-cara pemanen padi dengan menggunak
an ani-ani, sabit biasa/bergerigi, reaper dan stripper
Cara Panen padi dengan ani-ani
Cara Pemotongan padi dengan
sabit
Cara Pemanenan Padi dengan Reaper
Cara Pemanenan padi dengan Reaper Binder
c. penumpukan dan pengumpulan gabah/padi
d.perontokan,
e. pengeringan gabah,
f. penyimpanan gabah dan penggilingan.
B. Teknik Pemanenan Tanaman Jagung
Pungutan Hasil Panen
a. Panen Pasca-Panen
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
a. Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.
b. Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering
yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian
lembaga.
c. Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.
Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum
bijinya terisi penuh.
Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu
Jagung untuk makanan pokok, pakan ternak, benih, tepung dan lain-
lain dipanen jika sudah matang fisiologis.
b. Cara Panen
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara
memutar tongkol berikut kelobotnya.
Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat
mesin pemetikan.
c. Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak
dapat menyebabkan penurunan kualitas
d. Prakiraan Produksi
Di Indonesia produksi pada tingkat optimal yang dilakukan oleh
petani, baru memberikan hasil 17 ton/ha.
C. Teknik Pemanenan Tanaman KedelaiPANEN
Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun
sudah menguning, buah mulai berubah warna dari hijau
menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, batang
berwarna kuning agak coklat dan gundul.
Umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110
hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat.
Untuk konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari,
sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur
100-110 hari.
Cara Panen
a) Pemungutan dengan cara mencabu
b) Pemungutan dengan cara memotong
Periode Panen
Agar hasil produksinya tidak menurun pemetikan
sebaiknya dilakukan secara bertahap yaitu beberapa
kali.
Prakiraan Produksi
Produksi kedelai yang dihasilkan para petani Indonesia
rata-rata 600-700 kg/ha.
XVI . TEKHNIK PENGELOLAAN HASIL DAN LIMBAH SERTA
PEMASARAN TANAMAN PANGAN
A. Penelolaan Hasl Tanaman Pangan
Padi
Pasca panen padi sawah
Penggelolaan pasca panen padi meliputi:
Pengumpulan (penumpukan): tahap penanganan pasca panen setelah
padi dipanen
Perontokan: tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan,
penumpukan dan pengumpulan padi
1) Perontokan padi dengan cara digebot
2) Perontokan padi dengan pedal thresher
3) Perontokan padi dengan power thresher
Pembersihan Gabah
Tujuan pembersihan gabah adalah agar gabahnya lebih tahan disimpan,
mengurangi kerusakan, mempertinggi efisiensi processing dan
mempertinggi harga jual per satuan berat
Pengeringan Gabah
Proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai tertentu
sehingga siap untuk diolah/digiling.
1) Pengeringan Padi dengan Cara Penjemuran
2) Pengeringan Padi dengan Pengering Buatan
(a) Flat Bed Dryer
(b) Continuous Flow Dryer
(c) Solarcell dryer
Penyimpanan
Tindakan untuk mempertahankan gabah/beras agar tetap
dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu
1. Penyimpanan Gabah dengan Sistem Curah
2. Penyimpanan Gabah dengan Kemasan/Wadah
Penggilingan
Proses untuk mengubah gabah menjadi beras.
Proses penggilingan gabah meliputi pengupasan sekam,
pemisahan gabah, penyosohan, pengemasan dan
penyimpanan.
Jagung
Pascapanen jagung meliputi:
Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang, agar kadar air dalam
tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga
kadar air 9% -11 % atau dengan mesin pengering.
Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama
selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas
panenan.
Pengolahan
Jagung dapat diolah menjadi minyak goreng, gula
jagung, dextrim, crimer, tepung biskuit, es krim dan
lain-lain.
Kedelai
Pascapanen kedelai meliputi:
1. Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen
hendaknya segera dijemur, saat penjemuran sebaiknya
dilakukan pembalikan berulang kali sampai kandungan
airnya 10-15%.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Dilakukan dengan cara memukul-mukul tumpukan
brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau
dengan alat pemotong padi
Biji yang bersih dijemur sampai kadar air 9-
11%.
Penyimpanan dan pengemasan
kedelai disimpan di tempat kering dalam
karung.
Perontokan padi dengan cara gebot dan
Perontokan padi dengan pedal thresher
Pengeringan padi dengan lantai
jemur dan Flat bed dryer
Pengeringan padi dengan continuous flow dryer
dan Penyimpanan gabah dengan silo
Mesin Pengupas Kulit Gabah dan Mesin Penyosoh
Pengemasan dan penyimpanan beras dan Tata Niaga
Beras antar Provinsi, Pulau dan negara
Kehilangan hasil pada proses pasca panen padi
Kegiatan panen & pascapanen Versi BULOG (%) Versi FAO (%)
Panen 2 1 3
Perontokan 2 2 6
Pengeringan 1,5 1 5
Pengemasan 3
Penyimpanan gabah 1 2 6
Penyimpanan beras 1,5
Pengolahan 1,5 2 7
Pengangkutan dari sawah 1 2 10
Pengangkutan/penjualan 1,5
Total penyusutan 15 10 37
Mutu Gabah
Komponen Mutu
Kualitas
I II III
Kadar air ( % maksimum ) 14 14 14
Gabah hampa ( % maksimum ) 1 2 3
Butir rusak + Butir kuning( % maksimum ) 2 5 7
Butir mrngapur + Gabah muda ( % maksimum ) 1 5 10
Butir merah ( % maksimum ) 1 2 10
Benda asing ( % maksimum ) - 0,5 4
Gabah Varietas lain ( % maksimum ) 2 5 1
Mutu Beras
No. Komponen MutuSatuan (%)
I II III IV V
1Derajat Sosoh 100 100 100 95 85
2 Kadar Air Maksimum 14 14 14 14 15
3Beras Kepala 100 95 84 73 60
4 Butir Utuh Minimum 60 50 40 35 35
5 Butir Patah 0 5 15 25 35
6 Butir Manis 0 0 1 2 5
7 Butir Merah 0 0 1 3 3
8Butir Kuning/Rusak Maksimum 0 0 1 3 5
9 Butir Mengapur 0 0 1 3 5
10Benda Asing 0 0 0,02 0,05 0,2
11 Butir Gabah (Butir/100kg) 0 0 1 2 3
Tahapan pengolahan biji kedelai menjadi produk
primer, skunder dan tersier.
Kedelai hijau (edamame) dan kedelai yang telah diolah
menjadi susu, tahu dan kecap
B. Pengelolaan Limbah Tanaman Pangan
PADI
Limbah sisa-sisa panenan padi berupa jerami, kulit gabah, bekatul,
dedak, abu dapat digunakan untuk pengolaan produk-produk
tertentu.
Bekatul sisa penggilingan beras dapat digunakan untuk pakan unggas
dan ternak yang bermutu sebagai pakan ternak olahan lainnya.
Dedak sisa penggilangn padi juga dapat digunakan untuk makanan
ternak, baik ruminansia maupun unggas.
Abu sisa pembakaran kulir gabah dapat digunakan untuk menaikkan
pH tanah bila diberikan dilahan pertanian.
Sisa tanaman padi seperti jerami, merang, dan kulit gabah dapat
dibuat menjadi pupuk organik padat, cair, dan pestisida organik,
serta dapat dibuat sebagai bahan bagunan.
Limbah padi dapat dibuat silage/silase: Silase adalah
jerami kering yang digunakan untuk pakan ternak.
Limbah padi untuk Mulsa: Limbah padi dapat
digunakan sebagai mulsa organik, dengan cara
meletakan jerami kering dipermukaan tanah setelah
diolah sebelum melakukan penananman tanaman.
Limbah padi berupa jerami, merang dan sekam dapt
digunakan untuk berbagai media tumbuh tanaman.
Limbah tanaman pangan
Limbah Tanaman Pangan yang dimanfaatkan
Untuk Media Tumbuh Jamur
JAGUNG
Limbah jagung dapat berupa daun, batang, dan bunga,
kelobot, dan sisa tongkol serta tongkol sekunder.
Limbah yang basah dapat digunakan sebagai pakan ternak
ruminansia, bahan baku untuk pupuk kompos dll.
Limbah kering dapat digunakan sebagai mulsa untuk
menutupi lahan agar dapat menekan evapotranspirasi
serta dapat digunakan untuk bahan baku kerajinan.
KEDELAI
Limbah kedelai dapat berupa batang , daun,
polong, kulit biji, dan bungkil kedelai
Sebagai bahan baku mulsa yang bermutu
tinggi, juga dapat digunakan dalam industri
pupuk organik cair
Limbah kedelai mempunyai sifat tinggi N ,
tinggi kecernaan, mempunyai bulkdensity.
Limbah kedelai sisa pengolahan
kecap
C. Pemasaran Hasil tanaman Pangan
Teknik pemasaran hasil dan produk
limbah tanaman pangan.
Teknik pemasaran: keterampilan
menggunakan enstrumen pasar untuk
memperbesar demant (kebutuhna
konsumen) menjadi kunci kesuksesan
produk dipasaran.
Skema Distribusi beras dari Petani ke
Konsumen
Proyeksi kebutuhan jagung nasional
2010-2014
Contoh Alur Tata Niaga Jagung di
Beberapa Wilayah
Produksi kedelai nasional tahun 2000-
2009
SEKIAN
TERIMAKASIH
Recommended